Anda di halaman 1dari 590

LECTU RE NOTES

Kardiologi
HUON H. GRAY
KEITH D. DAWKINS
JOHN M. MORGAN
IAIN A- SIMPSON

Edisi Keempat
Pengamhilan Anamnesis
Kardiovaskular

Pendahuluan, 1 Anamnesls tambahan. 7


Gejala khusus, 2

yang sulit mengenai terapi. Pemeril<saan


Pendahuluan
klinis kadang-l<adang memerlukan infor-
Di era dengan telcnik pencitraan dan masi dari keluarga atau teman-teman
diagnostik yang meningkat dan canggih, pasien, yang mampu menilai lebih objektif
terdapat l<ecenderungan pemeriksaan mengenai hambatan aktivitas pasien
klinis pasien dianggap kurang relevan. Hal sehari-hari.
ini keliru karena nilai pemeriksaan klinis Pemeriksaan klinis terdiri atas anam-
tidak dapat dikesampingkan. Walaupun nesis untuk mengetahui gejala, dan me-
banyal< sekali informasi yang dapat di- lakukan pemeriksaan fisik untuk melihat
peroleh dengan berbagai peralatan pe- tanda-tanda dari penyakit l<ardiovaskular.
nunjang, namun keputusan tentang tata Bab ini membahas prinsip-prinsip umum,
laksana yang tepat untul< pasien harus tetapi gejala dan tanda-tanda yang ber-
tetap berdasar pada pemeriksaan klinis hubungan dengan kondisi khusus akan
menyeluruh yang baik. Merupakan diuraikan lebih rinci pada bab-bab yang
praktik tak terpuji jika dalam menegakkan berhubungan dengan lcondisi tersebut.
diagnosis dan merencanakan terapi, Seni membuat anamnesis yang baik
pasien diperiksa dengan pemeriksaan pe- termasuk membiarkan pasien mencerita-
nunjang yang melebihi kebutuhan kan kisahnya, dan pada waktu yang sama
minimal, di mana beberapa di antaranya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
akan menyulitkan dan mengandung risiko. mengarah pada gejala-gelala l<linis yang
Seorang klinisi yang baik akan memilih dapat memberikan informasi yang ber-
lenis pemeriksaan penunjang dengan hati- hubungan dengan usaha menegakkan
hati, selalu mempertimbangkan nilai diagnosis dan menetapkan terapi. Sering
potensi informasi yang akan diperoleh secara tidak sadar pasien memberitahu-
dibanding risiko, biaya, dan ketidak- kan informasi klinis yang amat diperlul<an
nyamanan pasien. dengan ungkapan sepele yang mungkin
Pemeriksaan klinis merupakan saat tidak akan diperoleh jika pengambilan
awal untuk menjalin hubungan dokter- anamnesis ini berupa pertanyaan-per-
pasien yang baik dan mendapat keper- tanyaan yang sudah disiapkan sebelum-
cayaan dari pasien, yang sangat penting nya, atau lebih parah lagi, berupa kue-
untuk tahap berikutnya, ketika kadang- sioner yang harus diisi pasien. Kesabaran
kadang terdapat informasi yang kurang mendapatkan anamnesis yang jelas dari
menyenangkan dan perlu dibicarakan ber- kata-kata pasien sendiri dan dalam waktu
sama, serta dalam mengambil keputusan yang cukup bebas, merupakan bagian
Bab l: Anamnesis Kardiovaskular

i Boks i. i Gejala Penyakit &oks t.3 Penyebab Dispnu


i Kardiovaskular
i Penyebab iantung
I

i Keluhan yang paling sesrraj dalanr Akut


I anamnesis: r Iskemia atau infark miokard
i. Dispnu, batuk, dan hemoptisis . Regurgitasi mrtral aklbat ruptur korda
|' NYerl dada r Terjadinya AF pada penyakit katup
I.
i'
Sinkoo mitral atalr aorta
il_o Palpitasi
Kronrs
I
. Pembengkakan pergeiangar kaki r Disfungsr ventrikel kiri
io Letrh
r Penyakit katup mltral atau aorta
i . Sianosis o Miksoma atnum
' Ktaudikasio
|L.*_*-_-_
Nonjantung
Akut
&sk$ l.? Rincian Gejala r Emboli paru
Informasi berlkut harus diperoleh untuk
. Pneumoloraks

setlap gejala yang sesuai:


r Asma
r Slfat dal derajat keparahan r Sindromhiperventilasi
r Kronologi Kronis
. Onset dan durasi r Penyakit paru obstruktif atau restrikttf
o Faktor-faktor pemicu, yang . Hipertensi pulmonal
memperberat, dan yang meringankan r Kelainar d rd'ng dade'
o Gelala yang berhubungan r Anemia
r Lokasi dan penyebaran setiap nyeri . Kegemukan dan kurang fit

penting dalam latihan klinis. Dengan tas fisik. Gejala ini berbeda dengan sesak
semakin meningl<atnya l<eterampilan se- napas pada ansietas di mana pernapasan
orang klinisi, proses di atas dapat dicapai sadar meningl<at mencapai hiperventilasi,
dalam wal<tu yang relatif pendek. Ber- dan gelala sesak napas ini memburuk
dasarkan pengalaman, informasi yang ber- pada wal<tu istirahat atau siruasi stres.
guna juga dapat diperoleh dari sumber Hiperventilasi luga menyebabkan gejala-
lain, seperti sikap pasien, tinglcah laku, gejala lain (banyal< di antaranya karena
emosi, dan palcaian. penurunan FCO, dan alkalosis), seperti
parastesi perioral dan perifer, penurunan
i.$Sl*hl uu#ffi kesadaran, nyeri tajam pada dada l<iri di
bawah payudara, dan pada lcasus ekstrem,
Karena l<erja jantung sangat berhubungan
tetani. Semakin parah lcelainan jantung
dengan alctivitas fisik, beberapa gejala yang mendasari, dispnu akan muncul pada
jantung memburuk saat aktivitas fisil< dan
al<tivitas yang lebih ringan dan akhirnya
perlu dicari secara spesifik. pada waktu istirahat. Lihat Bol<s 1.3
untul< penyebab dispnu.
Dispnu Dispnu karena penyal<it jantung ter-
Didefinisil<an sebagai pernapasan sadar jadi karena kongesti vena pulmonalis"
yang abnormal dan tidal< nyaman, mal<a Adanya tekanan pada atrium kiri akan
dispnu merupakan gejala umum dari menimbulkan tel<anan vena pulmonalis,
penyakit jantung dan penyal<it pernapasan yang normalnya berkisar 5 mmHg. Jika
dan paling terlihat menonjol pada alctivi- meningkat, seperti pada penyal<it katup
Gelala khusus

mitral dan aorta atau disfungsi ventrikel Btrks 1"4 Klasifikasi NYHA
kiri, vena pulmonalis akan teregang dan
Menjelaskan tingkat disabilitas akibat
dinding bronkus teriepit dan mengalami
dispnu karena penyakit iantung:
edema, menyebabkan batuk iritatif non- r Kelas 1-Pasien densan Penyakit
produktif dan mengi. Jika tekanan vena jantung tetapi tanpa dispnu selama
pulmonalis naik lebih laniut dan melebihi aktivitas normai
tekanan onkotik plasma (sekitar 25 o Kelas Z-Penyakit jantung dengan
mmHg), jaringan paru meniadi lebih kaku dispnu ringan/sedang dalam aktivitas
karena edema interstisial (peningl<atan normal
otot pernapasan untuk mengem-
l<eria . Kelas 3-Dispnu berat pada
bangkan paru dan timbul dispnu), aklvilas biasa
. Kelas 4-Settap aktivitas menyebab
transudat akan terl<umpul dalam alveoli
kan drspnu atau gejala gelala Pada
yang mengakibatkan edema paru. Jika
waktu istilahat
l<eadaan berlanjut, akan teriadi produksi
sputum yang berbuih, yang dapat ber-
warna kemerahan al<ibat pecahnya pem- Lihat Boks 1.4 untuk klasifilosi New York
buluh darah halus bronl<us yang mem- Heart Association (NYHA): merupakan
bawa darah ke dalam cairan edema. klasifikasi yang paling banyak digunakan
Dispnu jantung akan memburuk untuk menunlukl<an deralat disabilitas
dalam posisi berbaring telentang akibat dispnu karena penyakit jantung.
(ortopnu), dan dapat membangunkan
pasien pada dini hari (disertai keringat Nyeri dada
dan ansietas-dispnu nokurnal parokis-
Nyeri dada atau rasa tercekik yang di-
mal (paroxismal nocturnal dyspnoea)),
sebabkan oleh iskemia (angina), ,secara
dan akan berkurang jika duduk tegak atau
khas mempunyai karakteristil< tertentu:
berdiri. Aliran balil< vena sistemik lce
jantung kanan meningkat pada posisi rasa tidak nyaman di daerah retrosternal

setengah duduk (recumbent), terutama


yang berat, rasa tercelcil<, seperti diikat
pada dini hari ketika volume darah paling atau kadang-l<adang seperti dibakar, ter-
tinggi, menyebabkan aliran darah paru jadi terutama pada al<tivitas fisil< dan
meningkat dan disertai pula peningkatan sembuh dalam beberapa menit dengan
lebih laniut tekanan vena pulmonalis. istirahat atau pemberian nitrat sublingual.
Tetapi jika kontral<si ventrikel kanan Pasien biasanya menielaskannya sebagai
sangat tergansSu, sePerti pada kardio- rasa tidak nyaman bukan sebagai rasa
miopati dilatasi atau infark ventril<el nyeri sebenarnya. Rasa tidal< nyaman ini
l<anan, ortopnu dapat berl<urang karena dapat menialar ke salah satu lengan
jantung kanan tidak dapat meningkatkan (paling sering sebelah kiri), l<e leher dan
aliran darah paru sebagai resPons ter- rahang, atau melewati Punggung atau
hadap peningkatan aliran balil< vena. perut. Serangan biasanya berlangsung
Mesl<ipun dispnu iantung dapat ter- cepat, sampai 20 menit. Angina l<adang-
jadi akut, umpamanya akibat gagal ven- kadang atipikal, menyebabkan rasa tidak
tril<el kiri pascainfark miokard akut, nyaman pada leher, tenggorokan, rahang,
dispnu lebih sering memiliki onset gradual punggung, atau perut tanpa geiala pada
dan bersifaf kronis, memburuk dengan dada.
lambat selama beberapa minggu atau Angina disebabkan ketidakseimbangan
bulan. Pada dispnu yang timbul mendadal< pasol<an oksigen miokard (aliran darah
harus dipertimbangl<an sebab-sebab lain l<oroner) dengan kebutuhannya (kon-
seperti pneumotoraks atau emboli paru. sumsi oksigen miokard). Penyebab ter-
Bab l: Anamnesis Kardiovaskular

sering angina adalah penyakit arteri akibat iskemia miokard. Lihat Boks 1.5
koroner, tapi dapat juga terjadi pada untu k klasifikasi Canadian Cardiouascular
arteri koroner normal dalam kondisi Society (CCS): klasifikasi yang paling
hipertrofi atau dilatasi ventrikel kiri berat banyak digunakan untuk menerangkan
di mana kebutuhan oksigen miokard derajat disabilitas yang disebabkan angina.
tinggi (lihat Bab 8). Angina yang terjadi Hampir setiap struktur dalam dada
waktu istirahat atau cepat memburuk di- dapat menyebabkan nyeri dada, tapi yang
sebut 'angina tak stabil' (unstable angina) lebih sering dicantumkan dalam Boks 1.6.
dan biasanya menunjukkan penyakit Umumnya anamnesis yang mendalam
koroner yang kritis. Nyeri angina yang akan memilah sebab-sebab tersebut.
berlangsung lebih dari tiga puluh menit Barangkali pemilahan yang paling sering
dan terutama disertai dengan berke- ditemukan adalah membedakan antara
ringat, mual, dan muntah, perlu dicurigai nyeri jantung dan spasme atau refluks
sebagai infark miokard. Nyeri seperti esofagus. Karakter nyeri akibat spasme
tusukan atau episode nyeri yang ber- esofagus mungkin tidak dapat dibedakan
langsung hanya beberapa detik menuniuk- dengan angina dan dapat disembuhkan
kan penyebab muskuloskeletal yang dengan vasodilator, seperti nitrat. Nyeri
dikenal sebagai "musculoskeletal pain". yang berasal dari esofagus berlangsung
Pasien biasanya lebih sering menyara- lebih lama dari episode angina, jarang
kan sesak napas pada waktu aktivitas berkaitan dengan aktivitas fisik, dan
daripada nyeri dada, tetapi jika didesak refluks esofagus akan memburuk jika
lebih rinci, seringkali keluhan tersebut
merupakan rasa berat di tengah dada
(angina) yang menyebabkan l<esulitan ffi*ke l.* Penyebab Nonmiokard pada
mengembangkan dada. Akan tetapi sesak Nyeri Dada
napas ini dapat juga berl<aitan dengan Akut
disfungsi ventrikel kiri yang terjadi pada . Spasme esofagus: amat mirip
'dengan
isl<emia miokard. Gejala lain yang dapat angina tetapi lebih lama dan
tidak terkait dengan aktivitas fisrk
berkaitan dengan iskemia miokard ter-
o Diseksi aorta torakalis: brasanya
masuk cegukan, kembung, mual, dan
dirasakan tnterskapular
pusing, dengan tetap terl<ait pada aktivitas r Pneumonia: Biasanya pleuritik
fisil<. Gejala yang terjadi di atas rahang tetapi nyeri dapat lebih difus
dan di bawah pusar .jarang merupakan r Pneumotoraks. Lokal, intens,
pleuritlk
r Emboli paru: nyeri pleuritlk dan lokal
i -------- atau rasa tldak nyaman tumpul sentral
I

i ffi*ks $,5 Klasifikasi CCS r Perikarditis. Berbeda-beda


tergantung posisi dan pernapasan
\4enjelaskan tlngkat dtsabilltas yang
drsebabkan angrna: Kronis
r Kelas l-Angina hanya terjadi saat r Kostokondritis (sindrom Tletze):
aktivitas berat atau lama lokal dan nyerl tekan di dlndlng dada
o Kelas 2-Keterbatasan ringan aklbat r Ulkus peptikum
angina pada aktivitas normal . Penyakit kandung empedu:
o Kelas 3-Keterbatasan berat akibat biasanya disertai gejala abdominal
angina pada aktivitas brasa r Penyakit pankreas
r Kelas 4-Tidak mampu melakukan r Penyakit tulang belakang
aktivitas fisik. Terjadl angina pada i servikalis atau torakalis: berkaitan i
waktu istirahat d.ngrn gerakan
*___*i IL*_-*****_
--*__,,__-_,*i
j
Gejala khusus

membungkuk atau tiduran. Nyeri dada ft#iqs $"F Penyebab Kardiovaskular


fungsional atau psikogenik (sindrom pada Sinkop dan Presinkop
DaCosa) dapat teriadi pada pasien yang
takut terkena penyakit jantung, umPama-
. Stenosis aorta (aortic stenosis/AS):
biasanva terladi pada aldivitas, atau istirahat
nya karena terdapat riwayat keluarga bersamaan dengan onset fibnlasi atrium
dengan infark' miokard. Muncul sebagai (atrial fil:rillatianlA4 atau blok lantung
nyeri tumpul persisten di daerah apeks . Obstruksi alur keluar ventrikel kiri
jantung selama berlam-jam atau berhari- (left ventricular outflow ftact ohstruc-
hari dan sering diselingi episode nyeri tionlLVOTO): lerladi bersama kardiomio
pati obstruktif hipertrofik (hypertrophic ob
tusuk yang lebih berat. Nyeri ini dapat
structive cardiomyopathylHOClM). Sinkop
berkaitan dengan hiperventilasi, palpitasi, mungkin disebabkan arltmta yang bersama-
dan serangan panik. Nyeri dada luga an dan LVOTO
sering dilelaskan pasien yang mengalami r Takiaritmia: dapal berhubungan
prolaps katup mitral meskipun sebab- dengan kesadaran palpitasi
sebabnya tidak diketahui.
r Blok jantung: pasien mungktn me
nyadari adanya bradikardia atau ieda
. Obat hipotensi: gejala sering posturai
Sinkop o Sindrom vasovagal. seling terjadi
Hilang kesadaran dapat disebabkan be- pada situasi yang menyakitkan, sesudah ber-

berapa gangguan kardiovaskular, namun diri tegak atau lama berdiri, dengan stres
emosional. Serangan sering terjadi selama
semuanya berakhir pada berkurangnya
beberapa tahun
aliran darah ke otak. Anamnesis yang e Sindrom sinus karotis: sensitlvitas si-
teliti sering dapat menunjukkan penyebab nus karotis terhadap gerakan leher atau pai-
dasar tetapi ada sejumlah pasien yang pitasi menyebabkan terjadinya slimulasl
mengalami pusing sementara atau ePi- vagal, menyebabkan btadikardia dan hipo-
tensi
sode sinkop bukan karena sebab kardio-
r Iskemia miokard: jarang menyebab
vaskular dan neurologis. Lihat Boks 1.7 kan sinkop tanpa adanya penyakit jantung
untuk penyebab sinkop dan presinkop 'larn (seperti
stenosis aolta), kecuali iika
akibat kardiovasku lar. cabang arteri koroner mengalami stenosis
Sinkop karena lantung biasanya teriadi . Hipertensi pulmonal berat: blasanya
cepat, tanpa aura, dan biasanya tidak ber- pada aktivitas. Mekanisme sama dengan
hipertensi atau AS. Obstruksl menetap ter
kaitan dengan konvulsi atau inkontinensia.
hadap sirkulasi allran dalah
Kesembuhan secara khas berlangsung o Emboli paru akut: hanya jlka emboli
cepat (tidak seperti penyembuhan yang masif menimbulkan obstruksi strkulasi
lambat pada penyebab neurologis yanS o Sindrom curian subklavia (sub-
dapat menyebabkan kebingungan pasca- clavian steal syndrome): disebabkan
, srenosis atau oklusi arLel sLbklavia. Terjadl
sinkop), dan mungkin berkaitan dengan
vasodilatasi hebat karena pasokan darah
i bersamaan dengan gerakan lengan ipsilatetai
. Penyakit serebrovaskular: sering me-
kembali ke arteriol yang sudah mengalami nyebabkan serangan puslng (episode transien
dilatasi akibat akumulasi metabolit lokal. lskemik), dan terutama pada manula
Penurunan kesadaran bertahap lebih oMiksoma atrium: jarang. Mungkin bet-
mengarah pada sinkop vasodepresor atau hubungan sikap tubuh berdiri (postural). \,4e-
mmbulkan obstruksi intermiten katup mitral
hipotensi postural.

Palpitasi penting untuk mengetahui sensasi yang


Gejala ini sering ditemukan dan didefinisi- dijelaskan pasien. Mungkin kesadaran
kan sebagai detak jantung yang disadari akan adanya detak jantung yang lebih kuat
dan tidak menyenangkan. Pada awalnya dari biasa, lebih cepat, lebih lambat, tidak
Bab l: Anamnesis Kardiovaskular

teratur, atau gabungan semua hal tesebut. gagal jantung kanan sebagai konsekuensi
o Kesadaran iantung berdebar keras hipertensi pulmonal, penyakit ventrikel
dapat menandakan isi sekuncup yang kanan, atau penyakit perikarditis
meningkat (misalnyaregurgitasi aofta atau konstriktiva.
mitral) atau . hanya menggambarkan r Edema karena obstruksi vena kava
peningkatan kesadaran seseorang ter- superior (biasanya disebabkan keganas-
hadap jantungnya. an), terbatas pada kepala, leher, dan
o Palpitasi cepat menun jukkan taki- lengan.
kardia. o Adanya riwayat edema periorbital
r Palpitasi tak teratur dapat cepat, khas untul< penyakit ginjal (sindrom
seperti pada fibrilasi atrium, atau lebih nefrotik dan nefritik).
lambat, seperti pada denyut ektopik. r Edema unilateral ekstremitas me-
o Dengan ektopik berarti pasien me- nunjukkan obstruksi vaskular atau limfatik
nyadari 'denyut ekstra' (ektopik) yang lokal, seperti pada pascatrombosis vena
prematur, jeda kompensasi sesudah dalam atau insufisiensi vena kronis karena
elctopik, yang memberi sensasi 'denyut varises vena.
hilang', atau denyut pascaektopik yang o Penyebab edema lain termasuk
l<eras dan dirasakan'lebih keras' karena, edema siklik yang terjadi perimenstrual
sebagai susulan, mempunyai isi sekuncup dan edema angioneurotik yang terjadi
yang lebih besar dari denyut sinus atau sebagai reaksi alergi terhadap stimuli,
ektopik sebelumnya. termasuk mal<anan laut.
Palpitasi yang berkaitan dengan nadi
pelan dapat disebabkan blok atrio- Letih
ventrikel atau penyal<it nodus sinus. Gejala ini nonspesifik tetapi seringteriadi
Palpitasi cepat biasanya mulai dan ber- pada penyakit jantung. lni dapat terladi
henti mendadak, dan disebabkan taki- karena curah jantung yang rendah atau
kardia atrium, nodus atrioventrikel atau ketidakmampuan meningkatkan curah
tal<ikardia ventrikel. Penghentian palpitasi jantung pada waktu aktivitas fisik. Terapi
bertahap lebih terkait dengan takikardia obat dapat menyebabkan keletihan, bail<
sinus. langsung seperti penyel<at B, atau tidak
langsung seperti akibat hipokalemia pada
Edema terapi diuretik.
Peningkatan tekanan jantung kanan akan
menambah tekanan vena sistemik di vena Sianosis
kava inferior dan superior, dan keadaan Walaupun merupakan tanda yang harus
ini paling berat pada bagian-bagian tubuh dicari pada pemeril<saan, pasien dapat
yang mengtantung, paling sering di kaki mengeluhkan adanya perubahan warna
dan pergelangan l<aki. Dapat juga di l<ulit dan membran mukosa menjadi
daerah sakral, bagi mereka yang terbaring kebiruan, sehingga sianosis sebagai
di tempat tidur. Edema terjadi bila tekan- tampilan gejala. Perubahan warna ke-
an onkotik plasma dilampaui oleh tekanan biruan ini terjadi karena meningkatnya
intravaskular, yang diperberat oleh hipo- hemoglobin terdeoksigenasi dalam darah
albuminemia. yang masuk jaringan. Sianosis dapat
o Peningkatan tekanan .iantung l<anan dibedakan menladi 'sentral' dan 'perifer',
dapat sekunder akibat penyakit jantung suatu istilah yang mengindikasil<an
l<iri (gagal ventrikel kiri, penyakit katup penyebab, bukan lokasi.
mitral atau aorta) atau dapat disebabkan o Sianosis sentral ditandai dengan
Anamnesis tambahan

pengurangan saturasi oksigen arteri, di- Klaudikasio


sebabl<an pencampuran darah vena- Merupakan nyeri pada kaki, biasanya otot
arteri, pada l<ondisi pirau kanan-ke-l<iri, betis, teriadi setelah beberapa gerakan
atau penyakit paru yang menyebabkan otot dan disebabkan iskemia otot skelet
gangguan pengambilan oksigen. Pirau akibat penyakit vaskular perifer. Karena
kanan-ke-kiri dapat berasal dari intrakar- hampir selalu bersifat ateromatosa, ada-
diak (penyakit iantung sianotik kongenital nya klaudikasio harus mengingatkan kita
dengan tidak adanya sePtum interven- tentant kemungkinan pasien ini juga
trikel atau septum interatrium aau defek mempunyai dasar penyakit arteri
pada keduanya) atau ekstral<ardial< (mal- koroner.
formasi arteriovena pulmonalis). Sianosis
sentral paling baik dicari pada pemeriksa-
an membran mukosa oral dan secara Anamnesis ambahan
klinis muncul lil<a terdapat Hb terdeoksi-
Riwayat medis pasien yang semPurna
genasi >40 g/L. Sianosis sentral biasanya
harus diperoleh; dalam Boks 1.8 ter-
tidak mengalami perbaikan iika diberikan
cantum semua rincian yang harus di-
oksigen inspirasi l<onsentrasi tinggi, tidak
dapatkan.
seperti sianosis perifer. Pada individu ber-
kulit gelap, sianosis baru terlihat sampai
l<adar Hb-redul<si lebih tinggi. Sianosis
dapat terjadi, walaupun iarang, akibat ficks l.S Riwayat Penyakit Pasien

adanya pigmen Hb abnormal sePerti Anamnesis riwayat penyakit pasien yang


methemoglobinemia. lengkap. harus mencakuP:
. Sianosis perifer biasanya karena vaso- r Telaah sistem: gejala-gejala urinali,
l<onstriksi kulit, bail< karena paianan ter- menstruasi, dan gastlointestinal
hadap dingin atau fenomena Raynaud.
r Riwayat penggunaan obat-obat-
an: obat kardiovaskular tertentu, p1l I(8,
Sianosis paling mudah terlihat iil<a curah 'oilat
obat larn (antara lain terapi gang-
lantung berkurang al<ibat berbagai sebab. guan pencernaan)
Sementara sianosis sentral biasanya al<an . Riwayat penyakit sebelumnYa:
memburul< waktu aktivitas fisil<, sianosis TBC, de'nam reuma, diabeLes mel"us.
perifer biasanya tidak berubah lika curah hlpertensi, stroke, penyakit venereai atau
jantung jelel<, atau mungl<in membail< lropikar, penyakil l,ro'd, asma, ooerasi
bersama refleks vasodilatasi iika ganSSuan yang petnah dialaml
utamanya karena l<elainan vasokonstriksi. o Riwayat sosial: aktivitas fisik, pe-
kerjaan, metokok, penggunaan alkohol,
Bila terdapat gangguan sentral sebagai
keluarga/mrtra
penyebab sianosis, sianosis perifer harus
r Riwayat keluarga: penyakit kardio
ada juga, sedangl<an sianosis l<arena pe- vaskular atau kemungkinan penyakit yang
nyebab perifer tidak akan menyebabkan diturunkan secara qenetlk
sianosis pada membran mul<osa.
Pemeriksaan Sistem
Kardiovaskular

Pendahuluan, B Pemeriksaan paru, 27


Pendekatan umum, B Pemeriksaan abdomen, 28
Pemeriksaan kepala dan leher, B Pemeriksaan tunctkai, 28
Pemeriksaan jantuncr, 16

Pendahuluan memeriksa dada, abdomen, dan tungkai


pasien tanpa gangguan pakaian, dan men-
Pemeriksaan seorang pasien harus jaga agar pasien tidal< ragu-ragu menggu-
lengl<ap, tetapi lika dilaksanakan dalam nal<an pal<aian pemeril<saan yang tersedia
praktik rutin yang sibul< harus dil<erjakan dan mudah dibul<a. Pemeriksa seharusnya
dengan cepat. Tujuan pemeriksaan adalah sudah membuat observasi umum tentang
mendapatkan informasi klinis yang mem- sikap, keragu-raguan, ataupun tingkat
bantu diagnosis dan bukan hanya sekadar kerjasama pasien. Pada saat pasien sudah
pel<erjaan mengulangi tugas-tugas rutin. berbaring dengan nyaman, lakukan obser-
Pemeril<sa seharusnya memahami vasi spesifik, seperti pola pernapasan,
mengapa suatu pemeriksaan sesuai adanya depresi, keadaan umum, dan
dengan pasien tersebut dan bagaimana habitus pasien. Sebagai contoh, pasien
mengartikan kelainan-kelainan fisik yang mungkin tampak jelas mengalami sindrom
ditemukan. Marfan (tinggi dan rentang tangan lebih
Ada berbagai cara dalam memeriksa panjang dari tinggi badan, araknodaktili
sistem kardiovaskular, pola cara peme- dan cacat sl<eletal seperti 'dada merpati'
riksaan merupakan hal yang l<urang (pektus karinatum), kifosl<oliosis), atau
penting dibanding konsistensi dan ke- terlihat tirotol<sik atau dismorfik (misal-
utuhannya. Di bawah ini (Tabel 2.1) ada- nya sindrom Down). Pasien mungkin
lah pendekatan yang disarankan untuk mempunyai kelainan fisik gemuk atau
mendapatkan tanda-tanda kardiovaskular kaheksik, mungkin terdapat kemerahan
dan observasi yang harus dilakukan. malar (penyakit katup mitral, lupus erite-
matosus sistemik (systemic lupus erythe-
matosus/SlE)) atau secara umum tidal<
Pendekaan umum (tihac Tabet 2. t
sehat.
dan 2.2)

Dalam melakukan pendekatan kepada


Pemeriksaan kepala dan leher
pasien, pemeriksa perlu memperkenalkan
(tihat Tabel 2.1 dan 2.2)
diri dengan baik dan berusaha agar pasien
dalam keadaan tenang. Pasien diminta Tangan dan lengan
berbaring setengah duduk (kemiringan Pasien diminta untuk mengangkat lengan,
30-40") dan pemeriksa harus yakin dapat membentangkannya dengan telapak
Pemeril<saan kepala dan leher 9

7 Pendekatan umum
Perkenalkan diri Anda
Posisikan pasien
Yakinkan pasien merasa nyaman
Buat observhsi umum-dispnu, distres, struktur dan sifat tubuh

Pemeriksaan lengan, kepala, dan leher


Tangan Jari tabuh, perdarahan splinter, sianosts,
warna bekas nikotin
Lengan Denyut radialis dan braklalts, skar, tekanan
darah, xantoma
Walah Kemerahan malar (malar flush)
Mata Anemia, iktedk, arkus kornea, fundoskopi,
xantelasma
I\4ulut Paiatum, gigi, stanosis
Leher Tlrord, denyut karotis, denyut vena lugularts

Pemeriksaan jantung
Inspeksi dinding dada depan Bentuk umum, skar
Palpasi prekordium lmpuls jantung, gelaran, denyut apeks
Auskultasi Bunyi jantung (S1, 52, bunyr tambahan)
Slstol (murmur)
Diastol (murmur)
Pemeriksaan dada
Inspeksi dinding dada belakang (punggung) Bentuk umum, skar
Palpasi Pengembangan paru
Perkusi Efusi pleura
Der napasan bronktal. 11^pi'as.
Auskultasi

Pemeriksaan abdomen
Raba Hati, 1impa, ginjal, aotta
Perkusl Asites
Auskultasr dising usus, bruit

Pemeriksaan tungkai
Den!'ut Keberadaan, keseiramaan femoro radial, brult
Edema
Jari-jemari Perdarahan splinter, jari tabuh

Tabel 2.1 Rangkuman ploses pemerlksaan. jantung (keteraturan). Rabalah siku untuk
memastikan erupsi xantomatosa, lihatlah
tangan ke bawah dan iemari diperiksa fosa antekubiti untuk mencari skar (bekas
untul< mencari jari tabuh (clubbing), per- kateterisasi iantung yang lalu) dan rabalah
darahan splinter, lesi Janeway, sianosis denyut nadi brakialis untuk memastil<an
perifer (lihat Bab l), atau xantoma (hi- keberadaan dan sifatnya. Pemeriksaan
perkolesterolemia) pada tendon eksten- tekanan darah merupakan bagian penting
sor. Perhatikan sisa-sisa warna "nil<otin" dalam pemeriksaan kardiovaskular dan
bekas perokok berat, dan karenanya perlu l<ehati-hatian untuk memastikan
terdapat kemungkinan penyakit Pem- bahwa bahan sfigmomanometer ter-
buluh darah koroner dan perifer. Rabalah l<embang di atas tekanan sistolik sebelum
kedua denyut nadi radialis untuk me- dikempiskan perlahan (lihat Bab 4).
mastikan keberadaannya, dan Sunakan dari l0 mmHg antara
Perbedaan lebih
salah satunya untuk menilai laju dan irama kedua lengan memberikan kecurigaan
t0 Bab 2: Sistem Kardiovaskular

Tanda-tanda Sebab Komentar

Jari tabuh Endokarditis infellrif Biasanya terlihat sebagai jari tabuh


Penyakit jantung sianotik pada jari tangan, tetapi dapat luga
Penyakit paru supuratif pada jarl kakl
Karsinoma bronkus
Penyakit gastrointestina.l
Idlopatik

Perdarahan splinter Endokarditis infektif Jarang akibat trauma llka terlihat dl


(subungual) Trauma lokal dekal akar kuku, bukan ulung kuku

Lesi Janeway Endokarditis infektif Lesi hemoragik, tidak sakit, sedikit


menonjol, di telapak tangan dan kaki

Sianosrs perifer Vasokonstriksi Vasokonstriksi karena dingin atau


Curah janiung rendah fenomena Raynaud

Slanosis sentral Pencampuran darah vena-arteri Pirau intrakardiak dan ekstrakardtak

Kemerahan malar Sienosis mitral Mekanisme tidak jelas. SLE


SLE berkaitan dengan penyakit katup
dan endokarditis steril

Dismorfisme wajah Srndrom Down Berkaitan dengan berbagai kelainan


Sindrom Turner lantunq konqenital
Sindrom Noonan

Wajah Cushlngoid Hiperadrenalisme Hipertensi, edema

Tengkorak Paget atau Penyakit Paget Gagal jantung dengan curah jantung
tulang panjang linggi

Wajah miopatik Miopati dan distrofi otot Berbagar jenis (distrofi miotonika,
ataksi Friedrlch, Duchenne, Becker,
facioskapulohumeral) berkaitan
denqan kardiomlopati

Walah akromegali Akromegali Berkaitan dengan kardiomlopati

Penampilan tirotoksik Hipertiroidisme Sinus takikardia, palpilasi, fibrilasi


atrium, jika berat terjadi kardiomiopati
dengan curah jantung tinqgi

Penampilan hipotiroid Hipotiroidisme Sinus bradikardia, kardiomiopati


dilatasi, penyakit koroner berkartan
dengan hiperkolesterolemia

Arkus kornea Hiperlipidemia Sangat pentinq jika ditemukan


Penuaan pada usia <60 tahun

Katarak Penuaan Rubela bersamaan dengan duktus


Rubela kongenital paten, ASD, alau stenosis pulnonal

Dislokasi lensa Sindrom Marfan Bersamaan dengan aortopati dan


prolaps katup mitral
I

i Cincin Kayser Fleischer Penyakrt Wrlson Kelebihan tembaga dan jarang


I
I
menyebabkan kardiomiopati
L-__*_-_._--
Pemeriksaan kepala dan leher il

Tanda-tanda

Pupil Argyll-Robertson Slfilis Dapat bersamaan dengan aortopati

Bintik Roth Endokarditis ffektif Perdarahan retina dekat diskus dan


dengan bintik putih di tengah

Angioid streaks Pseudoxantoma elastlkum Streaks retina pink dan/atau pewarnaan


dan sklera biru biru pada sklera. Bersamaan dengan
aortopati dan/atau lesr koroner

ASD, defek septum atrium; SLE, lupus erltematosus sistemik

Tabel 2.2 Tanda-tanda frsik nonjantung dalam


penyakit kardiovaskular.
Leher
Palpasilah tiroid dan lika dicurigai adanya
adanya obstruksi (diseksi intima, steno- gondok, auskultasilah kelenjar tiroid
sis) pada aorta, inominata, arteri sub- untuk mencari bising (bruit), kemudian
klavia, atau arteri brakialis. Jika dicurigai periksalah denyut nadi karotis dan gelom-
koarktasio aorta, ukurlah tekanan darah bang vena jugularis.
kaki sebagai pembanding.
Denyut nadi karotis (lihat Gambar 2.1
Kepala dan 2.2)
Lakukan observasi umum (kemerahan Dengan menggunakan ibu jari, rabalah
malar, gambaran dismorfik" cushingoid a. karotis pada kedua sisi secara terpisah
atau akromegalik, eksoftalmus) dan untuk memastikan keberadaannya dan
kemudian periksalah mata. Perhatikan juga menilai sifat-sifatnya. Bentuk gelom-
kulit yang melingkari bagian medial mata bang yang normal terdiri dari gerakan
untuk xantelasma (hiperkolesterolemia), ke atas, puncal<, gerakan turun yang
perhatikan konjungtiva (anemia, ikterik), kurang curam daripada gelombang naik
dan bagian anterior mata (arkus kornea, dan diinterupsi segera setelah puncak
katarak dislokasi lensa, dan kelainan lain oleh insisura (akik dikrotik) yang ber-
sepefti sklera berwarna biru, cincin samaan dengan penutuPan katup aorta.
Kayser-Feischer, dan pupil Argyll Ro- Berbagai kelainan dapat luga terdeteksi.
bertson) dan kemudian gunakan oftal- Denyut nadi dapat naik lambat karena
moskop untuk memeriksa fundus (re- stenosis aorta atau obstruksi subaorta
tinopati diabetik atau hipertensif, bintik (kardiomiopati membran subaorta atau
Roth, angioid streaks). Periksalah mulut kardiomiopati obstruktif hipertrofik),
untuk sianosis mukosa (sianosis sentral), dengan satu puncak susulan dan lebih
perhatikan gigi geligi (keadaan gigi yang lama dari biasa, dan biasanya bersamaan
jelek merupakan predisposisi untuk dengan thrill (getaran yang dapat diraba).
endokarditis bakteri) dan adanya pala- Satu takik dapat terjadi pada gelombang
tum berarkus tinggi (sindrom Marhn). naik (takik anakrotik) dan dapat begitu
Edema walah dan penonlolan vena leher menyolok sehingga membentul< 2 puncak
dapat terjadi pada obstruksi vena kava terpisah (pulsus anakrotik). Pada pasien
superior. manula, dinding a. karotis dapat tidak
t2 Bab 2: Sistem Kardiovaskular

(pukulan air) atau pulsus Corr@n) mem-


punyai gelombang naik cepat dan tiba-
tiba kolaps dan ini terjadi khusus pada
regurgitasi aorta. Jika berat/parah dapat
sis'|or berhubungan dengan selumlah tanda-
I I tanda klinis lain seperti bunyi tembakan
pistol pada denyut nadi femoralis (tanda
Traube), suatu murmur diastolik yang
dapat didengar di atas a. femoralis yang
dikompresi (tanda Duroziez) dan pulsasi
yang terlihat pada kapiler kuku (tanda
Quincke), pembuluh retina (tanda
Becker), dan uvula (tanda Mueller).
Denyut nadi bisferiens mempunyai
dua puncak sistolik (perkusi dan gelom-
bang pasang) dipisahkan oleh lekuk mid-
sistolik. lni terjadi bila isi sekuncup di-
ejeksikan dengan cepat keluar dari ventri-
kel kiri (regurgitasi aorta atau gabuntan
stenosis dan regurgitasi aorta), dan
menghilang setelah terjadi gagal jantung.
Berlawanan dengan apa yang dipelajari,
tidak mudah diketahui secara klinis pada
kardiomiopati hipertrofik, kecuali dengan
menggunakan manuver Valsalva,,meski-
pun hanya dapat dilihat dengan pencatat-
an tekanan intraarterial, di mana eleksi
ventrikel kiri terhenti saat aliran keluar
ventrikel terhambat (hipertrofi septal),
dan diikuti oleh gelombang pantulan
(pasang).
Denyut nadi dikrotik terjadi jika
lekukan dikrotik berlebihan, seperti ke-
tika isi sekuncup yang sedikit dipompakan
Gambar 2.7 Gelombarg denlut arteri. (a) Normal. ke dalam aorta yang elastis dengan tekan-
(b) Naik Lambat. (c) Naik tajam ('pukulan air'). (d)
Bisferiens. 51, bunyi lantung pertama; 52, bunyi
an yang lebih rendah dari biasa, yaitu
jantung kedua. pada keadaan seperti tamponade jantung,
gagal jantung berat, dan syok hipo-
elastis sehingga gelombang naik mungkin volemik. Hal ini jarang terlihat jika tekan-
tampak normal walaupun ada stenosis an sistolik lebih dari 120 mHg.
aorta yang ielas. Gelombang sistolik karotis normal ber-
Denyut nadi mungkin memiliki kurang tetapi takik dikrotik tetap, se-
volume rendah karena curah jantung hingga memberikan puncak ganda pada
rendah karena sebab apapun, atau denyut nadi yang teraba, satu pada sis-
volume tinggi (hiperdinamik) karena tolll< dan satu pada awal diastolik. Ke-
keadaan curah jantung tinggi (demam, adaan ini jangan dikelirukan dengan
hamil, anemia, hipertiroid). Suatu denyut denyut bisferiens di mana kedua puncak
nadi yang kolaps (water hammer adalah sistolik.
Pemeriksaan kepala dan leher t3

trt]
6
:E
B0l
gE (a)
tr
.d
d

o 120- Gambar 2.2 (a) Pulsus


F
alternans denyut nadi dengan
,*-l amplitudo bergantian tinggi
dan rendah. (b) Pulsus
80-l
paradoksus pengecllan
(b) F_- lnspirasi
amplltudo denyut nadi yang
-*{ tajam selama inspilasi.

Pulsus alternans, terdiri atas gelom- nurunan ini >10 mmHg selama respirasi
bang denyut nadi yang silih berganti kuat tenang, maka dianggap abnormal dan bah-
dan lemah pada setiap denyut dan me- kan dapat diketahui dengan palpasi iika
rupakan tanda disfungsi ventrikel kiri lebih dari 25 mmHg. lni khas untuk tam-
berat. lntensitas bergantian dapat juga ponade perikard, diiumpai pada l<urang
didengar pada sfigmomanometer. Hal ini lebih 50% pasien dengan konstriksi
dapat diketahui secara klinis iika tekanan perikard dan juga pasien dengan kondisi
sistolik berbeda >20 mmHg antara tiap tekanan intratorakal yang bervariabi lebar
denyut dan paling mudah diketahui (asma, emfisema), atau iarang pada syok
dengan respirasi yang ditahan guna meng- h.ipovolemik, emboli paru, kehamilan, dan
hindarkan pengaruh siklus respirasi pada kegemukan berlebihan. Sebaliknya, pe-
isi sekuncup. ningkatan tekanan sistolik waktu inspirasi
Pulsus bigeminus disebabkan oleh dapat terjadi pada kardiomiopati obstruk-
denyut ektopik, biasanya ventrikel, teriadi tif hipertrofik.
sesudah setiap denyut sinus. Denyut Setelah palpasi karotis, perlu iuga di-
ektopik lebih lemah daripada denyutan auskultasi. Jika arteri >50% mengalami
sinus sebelumnya, dan teriadi sebelum stenosis, bunyi aliran darah yang me-
waktunya (berlawanan dengan pulsus lewati segmen stenotik pada sistol dapat
alternans di mana denyut yang lebih terdengar (bruit). Jika penyakit katup
lemah teriadi pada wal<tu denyut yang aorta juga ada, biasanya sulit membeda-
diharapkan). Denyut sinus sesudah kan murmur sistolik yang menialar dan
denyut ektopik dapat lebih kuat dari biasa stenosis arterial intrinsik, dan mungkin
karena aksentuasi pascaektopik (post- perlu pemindaian ultrasonografi karotis.
e cto p i c ac c e n tu ati o n).
Pulsus paradoksus merupakan eksa- Denyut vena jugulafis
gerasi fenomena yang normal. Tekanan Kedua vena jugularis interna terdapat
sistolik biasanya sedikit turun bersamaan lauh di dalam otot sternokleidomastoid.
dengan inspirasi karena efek tekanan Pembuluh jugularis interna kanan meng-
intratoraks negatif pada aorta dan pada alirkan darah langsung ke SVC sedangkan
isi sekuncup ventrikel kiri, tetapi jika pe- yang kiri pertama masuk ke vena ino-
t4 Bab 2: Sistem Kardiovaskular

minata, selaniutnya ke SVC untuk dialir- komplians diastolik ventrikel kanan,


kan langsung ke atrium kanan. Maka penlakit perikard, hipervolemia, hiper-
kolom darah dalam vena jugularis me- tensi paru) atau bila SVC tertekan (biasa-
mungkinkan pengukuran klinis tekanan nfa karena adanya tumor mediastinum).
atrium kanan di tempat tidur pasien. Jika JVP sangat tinggi mungkin sulit me-
Observasi yang teliti pada denyut vena lihat puncak kolom darah vena tetapi
jugularis perlu dilakukan, tetapi secara akan lebih mudah jika pasien diminta
klinis agak sukar dilihat dengan kasat duduk vertikal. Pulsasi akan terlihat dekat
mata apa yang dijelaskan di bawah ini sudut rahang atau daun telinga ber-
dan mahasiswa jangan cepat putus asa denyut. Jika pasien gemuk atau pria
jika masih banyak observasi yang masih dengan leher pendek dan tebal mungkin
belum jelas. Namun dengan memahami sulit melihat pembengkakan vena jugularis
tekanan vena jugularis flVP) dengan walaupun melebar. Biasanya JVP turun
bentuk gelombangnya akan membantu sesuai dengan inspirasi sebagai akibat ke-
banyak dalam memahami fisiologi jantung. naikan tekanan negatif intratorakal, mem-
JVP: JVP normal adalah <4 cm HrO permudah pengembalian darah vena.
di atas sendi manubriosternal (angulus Suatu keanehan, kenaikan tekanan JVP
sternalis), saat pasien berbaring setengah abnormal pada inspirasi (anda Kussmaul)
tidur telentang (30-40'), di mana ujung dapat teriadi jika jantung kanan tidak
atas kolom vena sistemik berada d! dapat menyesuaikan diri dengan aliran
bawah atau hanya kelihatan sedikit di atas balik vena (venous return) tambahan.
angulus sternalis. Ujung atas kolom vena Secara klasik ini terjadi pada konstriksi
akan terlihat lebih mudah jika pasien perikard tetapi juga dapat pada tampon-
mengubah posisi lebih horizontal dan ada ade perikard.
yang menganjurkan menggunakan refl uks Bentuk gelombang v. jugularis
hepatojugularis. Manuver ini tidak begitu (Gambar 2.3): pada irama sinus normal,
menyenangkan karena menggunakan gelombang terdiri dari dua bagian
tangan pemeriksa menekan agak keras penting, yaitu gelombang 'a' dan 'v'.
di atas hipokondrium kanan pasien se- Gelombang 'a' bertepatan dengan
lama l0-30 detik. Tindakan ini akan me- kontraksi atrium kanan, terdiri dari satu
naikkan JVP 3 cm HrO, kadang-kadang puncak diikuti bagian turun (penurunan
membuat JVP dapat terlihat pada tekanan 'x'), terjadi tepat sebelum bunyi jantung
normal atau rendah. Secara sederhana pertama (S I )(penutupan katup trikuspid
konfirmasi JVP rendah dapat diketahui dan mitral).
dengan memberikan tekanan secukupnya Gelombang'c' yang kecil terjadi pada
pada pangkal leher pasien dengan meng- penurunan 'x' dan bersamaan dengan
gunakan bagian ulung ulnar dari tangan pulsasi karotis, tetapi tidak begitu penting
pemeriksa. Dengan cara ini, drainase vena dan biasanya tidak dapat dideteksi pada
dari v. jugularis terhambat dan vena di pemeriksaan di samping tempat tidur
atas tekanan terlihat terisi dari atas dan pasien (bed side).
membengkak. Dengan melepaskan kom- SVC bermuara langsung ke atrium
presi pemeriksa akan dapat melihat kanan tanpa katup perantara, sehingga
dengan jelas bahwa kolom vena meng- kontraksi atrium kanan menyebabkan pe-
hilang dengan cepat karena mengalir ke ningkatan SVC sementara dan peningkat-
SVC, membuktikan tekanan normal. an tekanan vena jugularis. Gelombang 'a'
JVC meningkat pada l<ondisi yang me- semakin jelas jika terdapat resistensi pada
nyebabkan peningkatan tekanan atrium pengosongan atrium kanan (hipertrofi
kanan (g4gal jantung kanan, penurunan ventrikel kanan, restriksi ventrikel kanan,
Pemeriksaan kepala dan leher t5

Gerakan ke bawah
penulunan y
(a) Normal membedakannya dengan
denyut arleri

(b) Stenosis trikuspid


Hipertrofi RV Gelombang 'a' raksasa
Penurunan y iambat

(c) Regurgitasi trikuspid Transmisi tekanan denl,rrt


RV ke leher

(d) Tamponade Penurunan tajam awal


Perikardiiis sistoi ketika RV terisl
konstrrktrf tanpa
klasiflkasl

Penulunan y tajam dengan


'rebound'
(e) Perikarditis konstriktif

(f) Kontraksi atrium


selama slstoi RV Gelombanq meriam

Gambar 2.3 Bentuk gelombang denyut vena bersamaan dengan efek kontraksi ven-
jugularis dalam hubungan dengan 51 dan 52. trikel kanan (sistol RV) yang cenderung
menarik cincin atrioventrikel kanan dan
hipertensi paru, stenosis trikuspid (TS). menutup katup trikuspid ke arah bawah.
Jika atrium kanan berkontraksi selagi Penurunan 'x'akan cepat dalam kondisi
katup trikuspid tertutup akan teriadi apa di mana gelombang 'a' meningkat ber-
yang disebut'gelombang meriam', timbul kaitan dengan pembesaran ventrikel
kadang-kadang pada disosiasi atrio- l<anan karena kelebihan beban volume,
ventrikel (blok lantung komplet). Ge- khas terladi pada defek septum atrium
lombang 'a' tidak didapatkan pada fibrilasi dan pirau kiri-ke-kanan yang bermakna.
atrium karena tidak ada kontraksi atrium Gelombang 'Y' yang menaik terjadi
yang terkoordinasi. Penurunan 'x' timbul bertepatan dengan paruh-kedua diastol
sebagai akibat relaksasi atrium kanan atrium, ketika atrium kanan lebih ter-
(diastol atrium) pada akhir kontraksinya distensi dengan darah vena. Selantutnya
t6 Bab 2: Sistem Kardiovasl<ular

diikuti penurunan 'y' yang bertepatan karinatum (dada merpati) dan kifo-
dengan terbukanya katup trikuspid dan skoliosis dapat berkaitan dengan sindrom
pengosongan pasif atrium kanan ke Marfan. Adanya skar sternotomi median
ventrikel kanan pada awal sistol atrium. menunjukkan adanya operasi jantung
lni teriadi setelah bunyi jantung kedua sebelumnya (operasi grafting katup atau
(S2). Berikutnya pada diastol, kontraksi pintas koroner) atau aorta asenden
atrium terjadi lagi (gelombang 'a') dan (aneurisma, diseksi aorta). Aneurisma
siklus itu berulang kembali. ventrikel atau aorta yang besar dapat
Pada inkompetensi katup trikuspid menyebabkan pulsasi yang terlihat, dan
ringan atau sedang, darah mengalami re- obstruki v. kaya superior atau inferior
gurgitasi ke atrium kanan sewaktu sistol dapat menghasilkan saluran kolateral vena
ventrikel (diastol atrium) dan menyebab- dinding dada yang terlihat jelas.
kan aksentuasi gelombang 'v'. Pada in-
kompetensi trikuspid berat, aksentuasi
Palpasi (lihat Tabel 2.3)
ini terjadi lebih awal pada diastol atrium
Dengan penggunaan radiografi toraks dan
menyebablcan gelombang 'c' yang dalam
pemeriksaan-pemeriksaan penunjang
keadaan normal tidak terlihat menjadi
pada jantung yang lebih khusus, perkusi
nyata, penurunan 'x' menghilang dan me-
prekordium menjadi jarang dilakukan.
nimbulkan apa yang disebut gelombang
Pertama, carilah posisi denyut apeks
'cv'. Penurunan ty' yang cepat merupa-
dengan ujung lari, l<emudian rabalah
kan tanda khas pada konstriksi perikard
dengan telapak tangan untuk menentu-
tetapi juga terjadi pada regurgitasi tri-
kan sifut denyut. Denyut apeks biasanya
kuspid dan kondisi yang berkaitan dengan
terdiri atas impuls ventrikel kiri, umum-
dilatasi dan disfungsi ventrikel kanan.
nya terletak sedikit di medial dan di atas
Penurunan lambat, khas pada stenosis
ruang interkostal ke lima di garis mid-
trikuspid.
klavikular. Seringkali denyutnya tidak
Denyut vena jugularis biasanya dapat
teraba pada posisi telentang, terutama
dibedakan dari pulsasi karotis berdasar-
pada manula, tapi lebih mudah dirasakan
kan bentuk gelombang ganda (jika dalam
jika pasien dimiringkan ke kiri. Denyut
irama sinus), kemampuan pemeril<sa
menghilangkan pulsasi vena dengan pene-
apeks terdiri atas gerakan ke depan
sesaat, diikuti gerakan ke dalam yang
kanan eksternal ringan-sedang, dan ada-
lebih lama. Pada hipertrofi ventrikel kiri
nya kenyataan bahwa tekanan vena dapat
sedang atau berat, dorongan keluar ini
terlihat berubah sesuai dengan fase-fase
menetap selama ejeksi (heave atau lift
siklus pernapasan dan posisi pasien.
ventrike / kiri), meskipun ini akan lebih
nyata iika ventrikel kiri mengalami dilatasi
Fgmg-rt ,.iin .'.,,, :',.; ',,,,,..,'1 atau aneurisma, di mana lft ini meluas di
atas daerah yang lebih lebar dan meng-
lnspeksi (lihat Tabel 2.3) geser ke lateral. lmpuls apikal akan ber-
Nilailah kecepatan pernapasan dan per- kurang jika volume sekuncup menurun.
hatikan deformasi toraks, sepefti pektus Pada stenosis mitral (MS) bermakna,
ekskavatum (sternum cekung), yang denyut apeks tersebut berbentuk sebagai
dapat menggeser apeks jantung ke kiri 'ketukan' (ketukan atau' tapping! disebab-
dan memberikan kesan palsu adanya kan aksentuasi penutupan katup mitral),
kardiomegali, atau menyebabkan murmur atau dapat berupa impuls ganda pada kar-
aliran ejeksi 'inosen' akibat kompresi diomiopati obstruktif hipertrofi k. Palpasi-
ringan alur keluar ventrikel kanan. Pektus lah pada sisi prekordial lainnya dengan
Pemeriksaan jantung t7

Tugas Observasi Asosiasi

Inspeksi Kifoskollosis atau pektus karinatum Sindrom Marfan


Spondilitis ankilosa (kifosls) Regurgrtasi aorta
Jarak puting susu melebar Srndrom Turner
Sindrom Noonan
Skar sternolomi median Teknik sebagian besar operasi jantung modern
Skar iorakotomi latelal Valvotomi mitral klasik atau teknik sekarang
dalam operasi koarktasio, duktus paten, atau
aneurisma aorta torakalis desenden
Laju pernapasan Normal 16 20 per menit saat istirahat

Palpasl Denyut apeks bergeser Dilatasl atau aneurisma ventrikel kiri


Heave (lift) aplkal Hipertrofi atau dilatasl ventrtkel k1n
Ketukan apeks Stenosis mitral
Impuls apikal ganda Kardiomlopati obstruktif hipertlofik
Heave parasternal kiri Dliatasi ventrikel kanan
Prekordium hiperdinamik Regurgitasi mitral atau aorta belat, pirau besar
klri ke kanan, demam, hipertiroidisme
Pulsasi ICS kedua kanan Aorta melebar
Pulsasi ICS ketiga k1d Aiteri pulmonalis utama melebar
Sensasi krockjlg Katup jartung prosleL-k rrekants

lCS, jntercostal space = ruang sela iga

Tabel 2.3 Penemuan pada inspeksi dan praktik klinis, nilainya kurang. Sebelum
auskultasi prekordral. menjelaskan tanda-tanda yang ditemukan
d4lam penyakit iantung, akan bemanfaat
jika diielaskan siklus jantung normal dan
menggunakan bagian ulnar telapak tangan apa-apa yang terjadi.
dimaksudkan untuk mengetahui antara
lain heave parasternal kiri, hiperdinamika Sr'IrIus jant,.zng (lihat Gambar 2.4)
prekordial umum, atau pulsasi abnormal
Pengosorgan da-ah atrium ke ventrikel
pada daerah tertentu. Katup prostetik
dimulai k ,.ila karup atrioventrikel (mitral
mekanis jantung dapat menimbulkan
dan trikuspidi terbuka dan hampir se-
bunyi, sering dapat dirasakan dengan
panjang \ ';!<tu ini darah mengalir pasif
palpasi pada dinding dada.
dari atriu ,, melewati katup-katup. Fase
selanjutnya adalah kontraksi atrium aktif
Auskultasi (sistol atrium), ketika kurair,: lebih 20%
Auskultasi jantung merupakan keahlian dari akhir pengosorrgan atriitrri dan Peng-
yang paling sulit dipelajari mahasiswa dan isian ventrikel terakhir terjadi. Dalam
tidak ada cara-cara lain untuk mendalami- keadaan normal terbukanya katup atrio-
nya selain pengalaman. Semakin sering ventrikel pada pemeriksaan klinis tidak
dan banyak variasi kondisi-kondisi jantung dapat didengar.
yang didengarkan semakin mudah dan Pada akhir kontraksi atrium, atrium
piawai pemeriksa tersebut. Secara teo- mulai berelaksasi (diastol atrium), tekan-
retis pengetahuan ini penting tetapi tanpa an intra-atrium mulai turun dan tekanan
kemampuan menempatkannya dalam diastol ventrikel akan melebihi tekanan
t8 Bab 2: Sistem Kardiovaskular

Gambar 2.4 Bunyi jantung


dan kaitannya dengan LV dan
denyut tekanan aorta (den1,ut
RV terjadi 10-2A menit
6
:c kemudian). Kejadian sebelah
E kiri mendahului bagian kanan
E
kecualr kontraksL RA (nodus sr
;60
G nus pada RA). Kejadran dalam
d
d
daerah berwarna plnk tidak ter-
O
F dengar pada waktu normal
tetapi dapat terdengar dalam
keadaan patologik. 54 dan A,
bunyi atrium (kanan dan kiri);
51, bunyi pertama-komponen
mitral (M) dan trikuspid (T); Et,
bunyi ejeksi (pulmonal dan
aortik); 52, bunyi kedua kom-
ponen aorta (A) dan pul,r onalis
(P\: OS. opentng snap dali
katup mitral dan trikuspid; 53,
bunyl ketlga (kiri dan kanan).
Hanya bunlr-bunyl yang meiuas
di area arsir yang terdengar
pada subjek sehat.

atrium. Karena adanya perubahan dalam walau tidak ada stenosis. Segera setelah
besarnya gradien tekanan, katup atrio- katup aorta terbuka, isi sekuncup ventri-
ventrikel (AV) menutup. Penutupan l(el kiri (kurang lebih 45 ml/mz) segera
l<atup-katup AV ini akan menimbulkan dikeluarkan dan tekanan aorta meningkat
S I , yang terdiri atas komponen mitral hingga mencapai puncal< (sama dengan
(Ml) dan trikuspid (Tl) dan penutupan tel<anan darah sistolik, sekitar I l0-140
mitral terjadi sesaat sebelum trikuspid. mmHg).
Segera kemudian kontraksi ventrikel Saat ventrikel kiri mulai relaksasi,
dimulai (sistol ventrikel). tekanan ventrikel dan aorta turun dan
Sesaat sebelum dimulainya sistol katup aorta menutup, membentuk kom-
ventrikel kiri, tekanan ventrikel kiri ponen aorta (A2) dari bunyi jantung
rendah (5-10 mmHg), tetapi dengan kedua (S2). Sesaat kemudian komponen
cepat meningkat pada awal sistol sampai pulmonal (P2) menyusul. Diastol ventri-
melebihi tekanan diastolik aorta (kira- kel mulai pada 52 dan beberapa saat
kira 80 mmHg) dan pada saat itu katup kemudian tekanan diastol ventrikel, mes-
aorta terbuka. Fase yang pendek pada kipun turun, tetap lebih tinggi dari tekan-
awal sistol ini, ketika tekanan ventrikel an atrium. Waktu yang pendek ini, ketika
kiri naik tetapi katup aorra masih ter- katup atrioventrikel (mitral, trikuspid)
tutup, disebut'kontraksi isovolumik' dan katup ventrikuloarterial (aorta,
karena volume darah di ventrikel kiri pulmonal) tertutup, disebut relaksasi
tidak berubah. Pembukaan katup bikus- isovolumik sebab volume ventrikel tetap
pid, berlawanan dengan trikuspid normal, konstan. Prinsip ini juga berlaku untuk
akan menimbulkan bunyi 'klik eieksi' fungsi ventrikel kanan kecuali tekanan
Pemeriksaan jantung t9

ventrikel kanan sangat rendah, kurang Manuver Valsalva: merupakan ekspi-


lebih 20% dari ventrikel kiri, dan kejadian rasi yang dipaksakan dalam keadaan glotis
siklus jantung biasanya terjadi sesaat se- tertutup diikuti periode istirahat, dan
telah kejadian yang sama pada jantung dapat digunakan untuk mempengaruhi
kiri. intensitas dan waktu beberapa murmur
dan bunyi tambahan. Terdiri atas 4
Prinsip auskultasi (empat) fase berurutan.
Stetoskop mempunyai dua komponen, . fase I berkaitan dengan peningkatan
corong dan diafragma. Bunyi frekuensi tekanan darah;
rendah akan lebih baik terdengar dengan . fase 2 dengan penurunan aliran balik
corong dan frekuensi tinggi dengan vena sistemik dan tekanan darah, dan
diafragma. Jika menggunakan corong, suatu refleks takikardia;
cukup ditekan sedikit agar kulit ber- . hse 3 dimulai saat berakhirnya fase
singgungan dengan tepinya. Tekanan yang aktif (straining) dan ekspirasi mulai ter-
terlalu kuat akan menegangkan kulit dan ladi, dan bersamaan dengan sedikit pe-
membuatnya seperti diafragma. nurunan aliran balik vena dan tekanan
Pernapasan: inspirasi meningkatkan darah lebih lanjut;
jumlah jaringan paru di sekitar iantung, . fase 4 menyusul di mana terjadi pe-
dan jika tidak dihalangi faktor-faktor lain, ningkatan tekanan darah (overshoot) dan
akan meredam bunyi dan bising refleks bradikardia.
(murmur) jantung. Tetapi inspirasi juga Pengaruh bentuk tubuh dan aktivi@s:
meningkatkan tekanan negatif intratorakal berbaring mendadak dari sikap berdiri
dan meningkatkan aliran balik vena atau mengangkat kaki akan meningkatkan
sistemik. Untuk beberapa siklus jantung aliran balik vena sistemik. Pada awalnya,
hal ini mengakibatkan peningkatan volu- hal ini akan menambah isi sekuncup ven-
me dan tekanan iantung kanan, dan mem- trikel kanan dan beberapa siklus jantung
perlambat penutupan katup pulmonal selanjutnya juga akan meningkatkan isi
(P2) yang menyebabkan peningkatan pe- sekuncup ventrikel kiri. Perubahan men-
mecahan (splitting) 52. Murmur jantung dadak dari berdiri ke posisi 'longkok'
kanan (stenosis dan regurgitasi trikuspid, akan meningkatkan aliran balik vena
stenosis dan regurgitasi pulmonal) dan sistemik dan resistensi vaskular sistemik
bunyi tambahan akan lebih menonjol oleh dengan serentak, meningkatkan baik isi
efek inspirasi pada aliran balik vena, tetapi sekuncup maupun tekanan darah.
ditiadakan oleh efek 'peredaman' akibat Latihan menggempal tangan (latihan
peningkatan volume paru. Kesimpulan- isometrik) akan menyebabkan peningkat-
nya, murmur sisi kanan dan bunyi tam- an resistensi vaskular sistemik, denyut
bahan dapat lebih menoniol atau tidak jantung, dan curah iantung. Tes treadmill
hilang pada inspirasi. Sebaliknya, untuk atau latihan sepeda ruangan akan me-
beberapa siklus jantung pertama setelah ningkatkan kecepatan jantung dan tekan-
inspirasi, volume jantung kiri tidak ber- an darah secara gradual.
ubah dan murmur sisi kiri dan bunyi
tambahan akan berkurang karena efek Komentar umum
peredaman dari volume paru yang me- Daerah prekordial sering disebut'mitral',
ningkat. Pada ekspirasi penuh, efek pe- 'trikuspid', 'aortik', dan 'pulmonal'. lni
redaman ini akan berkurang dan murmur cenderung menyatakan bahwa murmur
jantung kiri dan bunyi tambahan semakin yang berasal dari katup-katup ini selalu
jelas. lebih jelas didengar di daerah tersebut,
20 Bab 2: Sistem Kardiovaskular

Hal ini tidak selalu demikian dan barang- memperkeras bunyi dan murmur dari
kali cara yang lebih baik menjelaskannya katup aorta dan pulmonal, dan mungkin
berdasar lokasi anatomis pada dinding katup trikuspid, pasien sebaiknya miring
dada di mana murmur tertentu paling ke depan dan untuk katup mitral agar
baik terdengar, seperti sisi sternal kiri badan miring ke kiri. Pada setiap posisi,
bawah, sisi sternal kanan atas, atau apeks fase pernapasan (inspirasi atau ekspirasi)
jantung. Pendekatan demikian akan men- perlu dimanfaatkan untuk mendapatkan
dorong pemeriksa menetapkan sumber data yang maksimal. Setelah murmur
murmur berdasarkan sifatnya, bukan ber- ditemukan, perlu ditetapkan penyebaran-
dasar tanda atau letaknya di permukaan nya. Regurgitasi mitral dapat menyebar
yang tidak pasti. Dengan menempatkan ke belakang ke arah ketiak atau ke depan
pasien pada berbagai posisi (telentang, ke arah sternum bergantung pada daun
setengah duduk, membungkuk ke depan, katup yang rusak, dan stenosis aorta
atau dekubitus lateral) diharapkan me- umumnya menyebar ke arah sisi sternum
ningkatkan kemungkinan mendapatkan kanan atas dan karotis. Kaitan waktu ke-
data aukultasi sebanyak mungkin dan se- jadian dengan siklus jantung dapat dibantu
telah fase awal pembelajaran, pemeriksa dengan mengetahui Sl yang kira-kira ber-
akan menemukan pendekatan yang flek- tepatan dengan denyut karotis.
sibel, memilih posisi, dan menetapkan pe-
nyebaran murmur sehingga mampu me- Bunyi jantung (lihat Tabel 2.5 dan
ngenal asalnya. Pendekatan ini hanya akan Gambar 2.5)
diperoleh melalui latihan dalam praktik. Bunyi jantung adalah getaran dengan
berbagai intensitas (kekerasan), frekuensi
Memulai auskultasi (lihat Tabel 2.4) (tinggi nada) dan kualitas (warna suara).
Ketika melakukan auskultasi keadaan Sl menunjukkan mulainya sistol ventrikel
lingkungan sekitar harus tenang dan dan 52 menunjukkan mulainya diastol
mulailah dengan mendengarkan dengan ventrikel.
cepat di atas prekordium dengan meng- Sl: merupakan bunyi nada tinggi dari
gunakan diafragma dan corong, pasien komponen mitral dan trikuspid dan di-
dengan sikap setengah duduk (40"); hal sebabkan oleh pengencangan mendadak
ini akan memberikan kesan awal. Untuk dari otot papilaris katup tersebut. Paling
baik didengar pada bagian batas sternum
Tabel 2.4 Auskultasi murmur lantung. kiri bawah. M I dominan dan timbul tepat,

Posisi pasien Fase pernapasan Corong atau diafragma

Aorta Duduk condong ke depan Ekspirasi Diafragma


Mitral Berbaring di sisi kld Ekspirasi MS : Corong, MR = Dialragma
Pulmonai Duduk condong ke depan Inspirasi PS = Diafragma, PR : Corong
atau diafiagma tergantung
tekanan PA
Trikuspid Duduk condong ke depan Inspirasi TS : Corong, TR = Diafragma

itvMR, regmrgitasi mitral; MS, stenosis mitral; PA, arteri pulmonalis; PR, regurqitasi puLmonal, PS,
stenosis pulmonal; TR Iegurgitasi trikuspid; TS, stenosis trikuspid.
L--,
Pemeriksaan iantung 2l

Bunyi jantung Meningkat Berkurang

S1 N{S atau TS MS atau TS berat jika


katup imobil
K11k ejeksr Katup aorta bikuspid AS atau PS berat jika
DQ katup rmobrl
Katup prostetik mekanis aorta
Bunyi mrd (tengah) Prolaps katup mitral
dan late (akhir) sistolik

JL
lntensrtas Hipertensr slstemik (A2) Stenosis aorta atau pulmonal
Hipertensi paru (P2) dengan kaiup imobil
Pecah (sp/iltrng) Meningkat pada inspirasi dan Berkurang pada ekspirasr,
pada blok cabang serabut kanan hipertensl paru
Pemecahan tetap pada defek Pemecahan terbalik (reversed
septum atrium spJit) pada blok cabang
serabut krri, pacu lantung
ventrikel kanan

Bunyl awal diastolik


Opening snap Stenosis mrtral atau trikuspid MS atau TS berat dengan
katup imobil
Lain lain Katup mekanis aorta
Konstriksl perlkard
N4iksoma atrium
Bunyi mid (tengah)
dan lare (akhu) diastollk

S3 Olang muda
Disfungsi ventrrkel
Manula
Fibrosrs atau hlpertrofi LV

AS, stenosls *rtrJ".""-*t.rt l

LIJ:IT*1 i

Tabel 2.5 Bunyi jantung. distimulasi oleh katup prostetil< mel<anis


aorta (bola dan sangkar atau variasi
sebelum Tl, yang sering tidak terdengar. diskus miring) yang menimbulkan bunyi
M I
lebih kuat pada stenosis mitral saat pada wal<tu membuka.
l<atup masih dalam l<eadaan bergeral<. Bunyi mid sampai akhir sistolik yang
Stenosis trikuspid larang tetapi juga akan paling banyak terdengar adalah klik mi-
memPerl<uat T I . tral karena adanya prolaps katup mitral,
Bunyi awal sistolik klik ejeksi aorta terjadi karena geral<an penghentian men-
dan pulmonal mempunyai frekuensi tinggi dadak dari komponen katup mitral yang
dan biasanya terladi karena kelainan prolaps.
kongenital, seperti stenosis katup aorta 52: (Gambar 2.6) bunyi nada tinggi
bikuspid atau stenosis pulmonal. Terjadi ini terdiri atas komponen aorta dan pul-
bersamaan dengan posisi l<atup yang monal, dengan komponen aorta (A2)
terbuka sempurna dan katup masih mem- lebih kuat dan terjadi lebih awal diban-
punyai kemampuan bergerak untuk dingl<an pulmonal (P2). A2 terdengar
menghasilkan bunyi. Terdengarnya l<lik lebar tetapi biasanya paling keras pada
22 Bab 2: Sistem Kardiovaskular

1.2A

Bunyi atrlal (keempat)

Gambar 2.5 tsunyi pengisian


ventrikel.

batas sternum kanan atas, sedang P2 kiri (LV) selama pengosongan diastolil<
paling keras pada batas sternum kiri atas. relatif rendah dalam ukuran absolut.
Masing-masingnya bersamaan dengan Karena itu, murmur diastolik dan opening
penutupan katup bersangkutan yang juga snap MS bernada rendah, terdengar pa-
bersamaan dengan takik dikrotik (dicrotic ling baik selama inspirasi menggunakan
notch) pada tekanan menurun pembuluh corong stetoskop yang diletakkan pada
besar bersangkutan (aorta atau pulmo- apeks dengan pasien dimiringkan,ke l<iri.
nal). Bunyi A2 dan P2 yang terpecah ter- Opening snap terjadi karena gerakan
dengar pada individu normal dan dapat membuka daun anterior katup mitral
lebih tinggi (inspirasi, blok cabang serabut yang berhenti mendadak pada awal
kanan), berl<urang (ekspirasi, hipertensi diastol dan katup yang tebal itu tidak
paru), tetap (defek septum atrium), atau dapat terbuka penuh. Timbul bunyi
dapat pindah ke arah yang berlawanan menggelegar yang diperkuat oleh pe-
(bunyi pecah terbalik - reversed splitting) ningkatan tekanan atrium kiri. Untul< ter-
di mana pemecahan bunyi berkurang jadinya opening snap, katup harus dapat
pada inspirasi (blok komplit cabang se- mempertahankan mobilitas, mobilitas ini
rabut kiri, pacu jantung ventrikel kanan). dapat menghilang ketika proses stenotik
Komponen bunyi kedua dapat hilang jika semakin berat. Semakin tinggi tekanan
katup yang bersangkutan tidak bergerak atrium kiri, semakin berat MS dan ter-
(stenosis aorta, stenosis pulmonal), atau jadinya opening snap lebih awal setelah
meningkat ((hipertensi sistemik (A2), bunyi lantung kedua. Jarak antara 52 dan
hipertensi paru (P2)) opening snap dapat digunakan sebagai
Bunyi awal diastolik terbanyak adalah indikator keparahan MS.
opening snap dari MS. Tekanan atrium Bunyi diastolik lain yang jarang dite-
kiri normalnya rendah (sekitar 5 mmHg) mukan antara lain 'ketukan (knock) perl-
dan bahkan pada MS berat hanya naik kard' (konstriksi perikard) dan 'tumor
menjadi l5-25 mmHg. Jika tekanan lebih plop' (mikoma atrium). Suatu bunyi awal
tinggi merupakan predisposisi terjadinya diastolik pembuka dapat didengar jika ada
edema paru. Jadi, bahkan pada MS berat katup prostesis mitral mekanis (bola dan
gradien tekanan atrium kiri dan ventrikel sangkar atau diskus miring).
Pemeriksaan jantung 23

Normal

P2 (T1 juga terlambat


(b)

W
Blok cabang pada sebagian besar
serabrlt kanan
kasus)

(c) Stenosrs P2 akhir dan haius


pulmonal

(d)
Ekspirasi
iW P2 akhir dan kuat (isr
sekuncup RV
menrngkat)

Perlambatan A2 dan
lnspirasl
-{|--ttffi1-- P2 menyebabkan
pemecahan tampak
nlenetap

A2 lebrh awal karena


Regurgitasl j+lrmr**rr**rlr+r*r*rltl+l-r- pemendekan sistol LV
mitral
'Pemecahan terbahk'

Blok cabang Pemecahan makslmal


serabut kiri pada ekspirasi, hllang
Stenosis aorta
pada insprrasr ketlka P2
terLambat

{r-*F
Hlpertensr slstolik
P2 lebih keras dari A2
(s) Hipertensr
di daerah pulmonal
paru
dan dipancarkan ke
daerah milrai

Gambar 2.6 32 sepertr yang terdengar pada efek penghisapan) dan gradien tekanan
daerah pLllmonal. positif yang ada antara atrium dan
ventrikel. Pengisian cepat pada fase ini
berkaitan dengan bunyi ketiga (S3). Fase
Bunyi mid dan akhir diastolik bunyi kedua (diastasis) pendek dan kontri-
tambahan yang terjadi sesudah bunyi businya relatif tidak penting pada peng-
diastolik amat awal bertepatan dengan isian ventrikel. Fase ketiga bertepatan
tiga fase pengisian diastolik ventrikel. Fase dengan kontral<si atrium dan bila pengisi-
pertama disebut'pasif yaitu ketika an ventrikel terjadi cepat selama periode
ventrikel terisi akibat interaksi kompleks ini, maka bunyi keempat (S4) dapat
antara relaksasi ventrikel (menyebabkan terdentar.
74 Bab 2: Sistem Kardiovaskular

Keseluruhan bunyi tambahan diastolik Murmur (lihat Tabel 2.6 dan Gambar
ini paling baik didengar dengan diafragma 2.7)
stetoskop dan dapat berasal dari masing- Pendahuluan
masing ventrikel. Anal<-anak dan orang Murmur merupakan bunyi aliran darah
dewasa muda dapat mempunyai 53 dalam struktur vaskular, dan digolongkan
fisiologis tapi'bukan 54, dan pada manula menurut tujuh sifat sepefti pada Boks
54 dapat terjadi terutama setelah aktivitas 2. l. Sebagian murmur adalah inosen,
fisik. 53 pada orang dewasa biasanya l<arena turbulensi aliran, tetapi iika pa-
patologis (disfungsi ventril<el) dan 54
biasanya berkaitan dengan ventrikel
fibrotil< penyakit arteri l<oroner atau I I

I ffi**$<s ?.! Sifat Murmur I

hipertrofil< (hipertensi). Karena bunyi ini


menunjul<l<an peningl<atan tel<anan yang . Intensitas (kekerasan): derajat 1-6 l

(murmur deralat 4 6 btasanya teraba clan


cepat pada pengisian ventril<el, kebe-
terdengar)
radaannya menunjul<kan katup atrioven-
. Kualitas istilah deskriptlf sepeltt ber-
trikel yang tidal< mengalami obstruksi trup, kasar, melodr, dan sebagainya
pada sisi jantung yang bersangkutan. Jilca . Frekuensi (tinggi nada): derajat tlnggi
ada 53 atau 54 akan rnenyebabkan irama atau rendah
galop atau tripel. Jika terdengar 53 dan o Lama. pe10e{ arau panjarg
54, irama itu disebut kuadrupel dan iil<a r Konfigurasi: untuk mulmul sistollk
denyut lantung meningkat, 53 dan 54 konfrgurasinya kresendo, dekresendo,
dapat bersatu membentul< bunyi sumasi kresendo-dekresendo (bentuk watik), datal
(rata), dan variabel (tidak rata). Murmur
(summation sound). l

dlastolik blasanya dekresencio I

o Waktu berkartan dengan siklus jantung I

i . Penyebaran.
't aIaL ke mana mu-mu- ,

Tabel 2.6 Murmur Jantung ! merambat i

Murmur Penyebab

Ejeksi (mid) srstolik AS, PS, HOCM, atau turbulensl ahran inosen
Holosistohk MR atau TR,VSD
Akhlr sistolik Prolaps MV
Srstoiik aiteilal Peningkatan aliran, belokan alteri atau turbulensi inosen,
arleriosklerosis, koarktasio aorta
Awal diastolik AR atau PR
Mrd-diasiolik MS atau TS, allran diastolik cepat
Akhir diastolik MS dalam irama sinus, murmul Austin Flint darl AR berat
Kontinyu Duktus arteriosus paten
Ruptur sinus Valsalva
Kolateral aortopulmonal
Fistula arteriovenosa
Anoma]l a. koroner
Malformasi arteliovenosa pulmonai

AR, regurgltasi aorta; AS, stenosts aorta, HOCM, kardlomiopatr obstruktif hipelttofik; MR, regurgitasi
mitral, MS, stenosis mitral; MV, katup mitral; PR, regulgitasi pulmonal; PS, stenosis pulmonal; TR,TB i

I reprgitasi trikuspid; TS, stenosis tdkuspid, VSD, defek septum ventrikel


I
I

L____*__**.**,*_ --------t
Pemeril<saan jantung 25

I
t
I
.-J

Stenosrs (aorta dan


(a) Ejeksi midsistolik pulmonal), HOCh4
(ftekuensi tinclc{i) rsi sekuncup
meningkat, fisiologis
jika lemah
(b) Holosistolik Regurgltasl (illitral,
(fiekuensi tinggr) trrkuspld), VSD

(c) Regu:rgitasl erwal (aorta


Regurgrtasi ii,
dlastolik Can pulmonal) rtlr
(frekuensr tinugr) lii

'''
ii
(e)
ili_,i:+;"Tl;rl,i
Pengisian ventrlkel
n:ffi:
(mltral dan tnkusprd)

Ptrau kirt ke kanan


,ii
rli
ji
i

akibat penrngkatari Regurgrtasr mrtral ,:l


aliran atau turbLllensl liiri
i i:i
(fiekuensi rendah)
,it
PDA
:rl (f) Kontinyu
PrraLr AV
it:i
l|r: .ri
iti r!
1ii1i1lj,;$riirFii+iriiiii',iilii 111l.1fi,rii.rr,iiiliiilriiiifiirj ir i'r' trijrirr;. iri i

Gambar 2.7 Mlirmur dan hubungannya dien tel<anan relatif kecil, murmur ber-
dengan denyut tekanan darah. nada rendah dan paling mudah didengar
dengan corong stetosl<op. Contohnya
tologis biasanya terkait dengan adanya murmur diastolik stenosis mitral dan
gradien tekanan antarruang di mana stenosis trikuspid. Nada murmur terkait
da.rah mengalir l<e ruang tersebut atau stenosis pulmonal (sistolil<) atau regur-
pada pembuluh darah yang dituju. Jika gitasi (diastolik) akan bergantung pada
gradien tekanan besar, murmur akan ber- besar tel<anan ventrikel kanan dan a. pul-
nada tinggi dan paling jelas terdengar monalis.
dengan diafragma stetosl<op. Contohnya Suatu murmur akan menghilang jika
murmur sistolil< pada stenosis aorta, tekanan dalam kedua ruang telah sama
regurgitasi mitral dan defek septum dan aliran antara l<eduanya berhenti.
ventrikel, dan murmur diastolil< pada re- Misalnya, pada AR berat sejumlah besar
gurgitasi aorta (AR). Sebaliknya iil<a gra- darah akan berbalik dari aorta lce LV
26 Bab 2: Sistem Kardiovaskular

sejak katup aorta akan menutup (A2). situation) (yaitu aliran melewati katup
Pada mid diastol kombinasi dari aliran pulmonal pada pirau kiri-ke-kanan,
regurgitasi besar dan aliran ke depan me- demam, hamil, tirotoksikosis), atau
lalui katup mitral dapat meningkatkan murmur inosen (rnnocent flow murmur),
tekanan ventrikel sedemikian rupa yaitu murmur mid-sistolik yang vibratif,
sehingga sama dengan tekanan diastolik terutama pada pasien dengan diameter
aorta yang rendah (akibat AR). Pada titik anteroposterior dada yang kecil.
ini pengisian lanjutan LV berhenti dan Murmur holosistolik mulai pada awal
murmur regurgitasi aorta berhenti. sistol ventrikel (Sl) dan berakhir pada
Karena itu dalam situasi ini adanya atau segera setelah 52. Dengan kata lain
murmur diastolik pendek menunjukkan ini terjadi sepanjang sistol (bahasa Yunani
adanya penyakit katup yang berat. holos = seluruh). lstilah holosistolik lebih
Sebaliknya pada MS berat tekanan atrium banyak digunakan daripada pansistolil<
kiri akan tetap tinggi dibanding tekanan karena kata teral<hir menekankan pan-
ventrikel kiri selama sistol dan karena- intensitas (intensitas sama selama sistol),
nya akan terdengar murmur diastolik sedangkan murmur yang disebabkan
yang panjang. Di sini murmur diastolik regurgitasi mitral atau trikuspid atau
yang panjang, bul<an pendek, menunjuk- defek ventrikuloseptal adalah khas
kan adanya masalah katup yang berat. holosistolil<, tidak selalu pan-intensiras.
Menetapkan terjadinya murmur ber- Sesungguhnya murmur regurgitasi mitral
kaitan dengan siklus jantung merupakan hal yang paling sering disebut 'pansistolik',
penting dan merupalcan dasar klasifikasinya: kadang-kadang dapat terjadi terutama
O sistolik (mulai pada atau sesudah Sl pada awal sistol (MR berat), atau antara
dan berakhir pada atau sebelum 52 terlcait mid hingga alchir sistol tergantung pada
pada sisi asalnya. (ii) diastolik (mulai pada faktor-faktor yang ditentukan oleh
atau sesudah 52 dan beral<hir sebelum Sl prolapsnya daun katup, dan dalam kasus-
terkait pada sisi asalnya); atau (iii) kontinyu kasus ini bukan holosistolik atau pan-
(mulai pada sistol dan berlanjut tanpa henti intensitas.
sepanjang diastol). Gesekan perikard Murmur akhir sistolik mulai pada mid
termasuk di sini meskipun tidak seutuhnya sampai akhir sistol dan berakhir pada
sebagai murmur. atau segera sesudah 52. Contoh paling
khas adalah murmur prolaps katup mitral
Murmur sistolik yang sering mulai setelah klil< mid hingga
Murmur ejeki (mid) sistolik tidak mulai akhir sistolil<.
pada awal sistol ventrikel (Sl) karena Murmur sistolik arterial dapat terladi
kontraksi terjadi sebelum katup aorta pada arteri normal jika terdapat pening-
atau pulmonal (dinamakan katup semi- katan aliran atau pembuluh terpuntir,
lunaris) terbuka, di mana pada saat ter- atau dalam keadaan abnormal penyempit-
sebut tidak ada gerakan darah (fase an arteri. Biasanya berbentuk wajik dan
isovolumik sistol). Segera setelah katup sering terdengar kebetulan pada fosa
semilunaris terbuka, murmur secara per- supraklavikularis pada anak-anak dan
lahan meningkat intensitasnya dan dewasa muda, yang dapat lenyap dengan
kemudian menurun, berakhir tepat se- ekstensi bahu. Pada pasien lebih tua
belum A2 atau P2. Penyebabnya antara biasanya menandakan ateroskelorosis.
lain stenosis aora dan stenosis pulmonal, Koarktasio aorta menimbulkan murmur
obstruksi alur keluar ventrikel (yaitu sistolik yang dapat didengar di daerah
HOCM), situasi arus tingg;i (high flow i nterskap u laris.
Pemeriksaan paru 27

Murmur diastolik Murmur kontinyu


Murmur awal diastolik dimulai segera Murmur ini mulai pada sistol dan ber-
sesudah 52 dengan konfigurasi berbentuk lanjut sampai 52 ke seluruh atau sebagian
dekresendo. Penyebab paling sering diastol. Jarang ditemukan dan biasanya
adalah AR. Regurgitasi pulmonal jarang mudah didengar dengan menggunakan
terjadi tetapi dapat terjadi pada MS berat. diafragma stetoskop. Contoh antara lain
(murmur Graham Steell), ketika hiper- duktus arteriosus paten, sinus aorta
tensi paru sekunder sudah terjadi. Valsalva yang pecah, kolateral aortapul-
Murmur mid-diastolik memulai inter- monalis pada atresia paru, anomali arteri
val kosong sesudah 52 dan contoh paling
koroner yang bercabang dari cabang
besar pulmonalis, fistula arterioyenosa
sering adalah murmur diastolik lemuruh'
termasuk pirau iatrogenik yang dibuat
dekresendo nada rendah pada MS dengan
untuk hemodialisis, dan malformasi
fibrilasi atrium. Dalam irama sinus suatu
arteriovenosa pulmonalis.
murmur stenosis mitral sering mem-
punyai aksentuasi kresendo akhir dias-
Gesekan perikard
tolil< (presistolik) disebabkan oleh ter- Merupakan bunyi seperti 'garukan' di-
jadinya kontraksi atrium yang memberi-
timbulkan oleh lapisan viseral dan pari-
kan pola umum dekresendo-kresendo. etal perikard yang meradang dan saling
TS menghasilkan murmur yang sama bergesekan satu sama lain (perikarditis
tetapi jarang terjadi. Murmur mid-dias- lihat Bab l3). Biasa terdengar setelah
tolik dapat terjadi bersamaan dengan operasi jantung dan sering terjadi ber-
katup atrioventrikel yang tidal< tersumbat sama perikarditis viral atau setelah inhrk
karena aliran darah yang keras melaluinya miokard. Gesekan biasanya memiliki
(misalnya regurgitasi mitral atau defek komponen sistolik dan diastolik dan
ventrikuloseptal yang menyebabkan aliran paling mudah didengar dengan dia?ragma
kuat diastolik melintas melalui katup stetosl<op. Sangat bergantung pada posisi
mitral dan regurgiasitrikuspid atau defek pasien dan kadang-kadang menghilang jika
atrioseptal yang besar sehingga terjadi pasien duduk condong lce depan.
aliran tinggi melewati katup trikuspid.)
Murmur akhir diastolik teriadi segera
if-A#d.rt ,$e?tl,r'.i'.'.'i.,r'ii..,,i'.'.
sebelum S I dan mengil<uti kontraksi
atrium. Dengan demikian jarang ditemu- Dinding dada belakang harus diinspeksi
kan pada pasien fibrilasi atrium di mana terutama untuk skar torakotomi yang
lcontraksi atrium tidak terjadi. Biasanya menunjukkan adanya pembedahan kar-
berasal dari mitral dan disebabkan MS diotorasik sebelumnya. Pendekatan
dalam irama sinus (lihat atas). Namun, bedah posterolateral kiri dibandingkan
murmur akhir diastolik mitral dapat ter- sternotomi median yang biasa (bedah
jadi pada AR berat ketika sejumlah darah katup, koroner, atau aorta asenden) di-
yang mengalami refluks menimbulkan pe- gunakan untuk operasi distal dari arkus
ningkatan tekanan diastolik ventrikel kiri aorta (koarkasio) atau aorta torakalis
sehingga penutupan parsial katup mitral desenden (aneurisma, diseksi aorta) dan
terjadi sebelum onset kontral<si atrium. dulu juga untuk valvotomi bedah mitral
Jika selanjutnya terjadi kontraksi atrium, (Ms).
akan melawan orifisium mitral yang se- El<spansi paru perlu dinilai dengan
tengah tertutup, menimbulkan murmur palpasi dengan memperhatikan ketidal<-
akhir diastolik (murmur Austin Flint). sesuaian kedua sisi. Perkusi basis paru
28 Bab 2: Sistem Kardiovasl<ular

yang redup mungkin menuniukkan efusi


Bnks ?.? Pemeriksaan Abdomen
pleura, yang tidak jarang terjadi pada
gagal jantung lanjut atau pada awal r Hati: jlka terdapat pembesaran dan
periode pascaoperasi sesudah pembedah- nyeri tekan (gagal jantung kanan, regur
an jantung. gitasi trikuspld, konstriksi perikard) dan
pulsasi (regurgitasi trikuspidalis)
Dengan auskultasi dapat didengar
o Asites: (gagal jantung kanan)
krepitasi dan ronki halus yang disebabkan
r Limpa, pembesaran (endokarditis
cairan dalam bronkiol yang timbul ketika
infektif, ganggman infiltratif)
tekanan vena pulmonalis meningkat di r Ginjal: hipertensl karena gagal ginjal
atas tekanan onl<otik plasma. lni terjadi dan renovaskular berkaitan dengan sistem
pada penyakit jantung kiri (penyakit katup kardiovaskular. Ginjal dapat membesar
mitral atau aorta, disfungsi ventrikel kiri). (penyakit polikistLk), mungkin ada brult
Krepitasi dapat didengar umumnya pada arterl renalis (aterosklerosls, dlsplasra
ekspirasi akhir pada basis paru, tapi fibromuskular, drseksr aorta), atau paslen
semakin memburuknya edema paru akan sudah mengalami transplaniasi ginjal
terdengar lebih luas dan berkaitan dengan
. Aorta abdominalis: harus diraba (an
eurisma aorta) dan didengar (bruit) (atero
mengi yang disebabkan edema peri- sklerosis) dan inspeksi abdomen untuk
bronkial yang mengal<ibatkan bron- mendapatkan bekas pembedahan aorta
kokontriksi. Menurunnya bunyi napas dan abdominal atau arteri fenioralis
pernapasan bronl<ial dapat didengar
berl<aitan dengan efusi pleura. Karena
vena pleuralis mengalir l<e sirl<ulasi vena
teraba atau lambat, menuniukkan atero-
sistemik dan pulmonal, hipertensi vena
sklerosis atau koarktasio aorta (jarang).
pada satu sistem tidal< akan menimbulkan
pengumpulan cairan pleura sebagaimana
jika koarktasio dicurigai, adanya per-
lambatan radio-femoral harus dibul<tikan
hipertensi pada kedua sistem. Jadi efusi
dengan membandingkan denyut radialis
pleura karena penyakit jantung paling
dan femoralis secara bersamaan. A. Fe-
banyal< terlihat pada gagal jantung
moralis juga harus diauskultasi untuk me-
l<ongestif (kanan dan lciri).
nemukan bruit sistolik yang amat sering
diakibatkan oleh penyakit aterosklerosis.
Kelainan arteri femoralis memiliki rele-
vansi jika pasien al(an mengalami kate-
Selain kelainan abdomen umum yang terisasi jantung, yang sering dilakukan me-
diperiksa sesuai dengan riwayat pasien, lalui pendel<atan femoral. Juga aneurisma
hati, adanya asites, limpa, ginjal, dan aorta arteri femoralis (palsu) dapat terjadi
abdominalis harus diperiksa sebab me- akibat kateterisasi dan dapat diraba dan
milil<i relevansi l<husus terhadap sistem menimbulkan bruit.
kardiovaskular, lihat Boks 2.2 untuk pen- Denyut perifer (popliteal dan l<aki)
lelasan rinci. perlu diraba, l<elemahannya atau l(e-
tiadaannya yang menunjukl<an penyakit
vaskular perifer.
Edema perifer biasanya pitting dan
lni merupakan bagian teral<hir pemerik- terjadi pada gagal iantung kanan dan
saan l<ardiovasl(ular dan hal-hal berikut trombosis vena dalam, sebagai efel<
perlu pengamatan khusus. samping obat antagonis kalsium (ter-
Denyut femoralis harus diraba untuk utama nifedipin), dan pada tempat di
keyakinan l<eberadaannya dan jil<a tidak mana vena savena dalam ukuran cul<up
Pemeril<saan tungkai 29

paniang diambil untuk bedah tandur alih Jari kaki perlu diperhatikan untuk me-
pintas arteri koroner (coronary arcery mastikan adanya jari tabuh dan per-
bypass graft, surgery). Sebab lainnya darahan sPlinter, yang keduanya sama-
termasuk efek gravitasi pada pasien yang sama berkaitan dengan kelainan iari
relatif tidak bergerak, vena varikosa, tangan yang bersangkutan.
hipoproteinemia, atau obstruksi limfatik.
Pencitraan

Pendahuluan, 30 Ekokardrografr tiga dimensr, 43


Radiografi toraks, 3ll KateierLsasl lantung dan angrogLaii koroncr, 43
Ekokerrdiografr, 32 Arteriografl koroner, 50
Ekokardiografi transesofageal, 39 Pemindaian CT dan l\4RI, 52
Ekokardrografi kontras, 42 Kardiologr nuklir, 54
Ekokardlografi stres, 42

Pendahuluan
i ffi*kx 3"i Teknik Pencitraan Jantung
I

Pencitraan telah menjadi bagian penting


i . Radiografl toraks
dalam diagnosis kardiologi modern dan r TTE
terdiri dari berbagai prosedur pemeriksa- r TEE
an, pilihan paling optimal tergantung pada o Kateterisasi jantung
l<eadaan klinis. Lihat Boks 3.1 untuk o Arteriografi koroner
rangl<uman teknik pencitraan jantung.
o Pemrndaian CT
o MRI
Penting untuk dimengerti kelebihan dan
o Ventrrkulografi radionukllda
kekurangan masing-masing teknik ter- o Pemrndaian nuklrr perfusi miokard
sebut. o Tomografr emisl positron

Radiografi toraks

Meskipun radiografi toraks tetap bernilai,


jantung yang membentuk bayangan
banyak kelebihannya telah diungguli oleh
jantung diilustrasikan pada gambar ter-
teknil< pencitraan potongan melintang sebut. Harus disadari bahwa ventrikel
seperti ekolcardiografi dua-dimensi dan l<anan tidal< memberi lcontribusi dalam
pencitraan resonansi magnetik (magnetic pembentukan bayangan jantung pada
resonance imaginglYlRl). Meskipun radiografi PA, namun dapat dilihat pada
demikian, radiografi toraks dengan film lateral tepat di belakang sternum
lcualitas yang bagus bisa sangat membantu
(Gambar 3.2). Interpretasi radiografi
penegakan diagnosis dan pemeril<saan toraks harus meliputi penilaian ukuran
jantung secara keseluruhan, bukti adanya
serial efek terapi.
pembesaran ruang jantung spesifik, dan
perubahan apapun pada lapangan paru.
Bayangan jantung Ukuran jantung harus lebih kecil dari 50%
Sebuah contoh dari radiografi toral<s diameter l<ardiotoraksik dan harus diukur
posterior-anterior (PA) normal diper- dari titil< terlebar pada bayangan jantung.
lihatkan pada Gambar 3.1. Strul<tur Pembesaran ventrikel kiri (left ventriclel
Radiografi toraks 3t

Gambar 3.1 Radlografi toraks PA normal dengan Gambar 3.2 Radiografi toraks lateral normal
ilustrasi struktur bayangar jaltung. SVC, vena kava dengan ilustrasr struktur bayangan lantung. LA,
superior; RA, atnum kanan; LV, ventrikel k1n; LAA, atlium kiri; RV ventrtkel kanan.
apendiks atrrum kiti; PA, arterl pulmonalis; AO,
aorta.

LV) menyebabl<an gambaran yang lebih kalsifikasi katup mitral serta aorta, yang
besar dan bundar pada batas bawah kiri sulit terlihat pada radiografi toraks PA
jantung, namun bukti adanya pembesaran standar. Kalsifikasi katup dengan'mudah
ventrikel kiri mungkin tidak terlalu diidentifikasi pada pemeriksaan ekokar-
terlihat. Gambaran radiografi dari dilatasi diografi namun kalsifikasi perikard lebih
atrium kiri antara lain bayangan ganda sulit dinilai, dalam keadaan ini radiografi
pada batas jantung kanan, mengisi ruang- toraks lateral dapat sangat membantu
an dan kemudian membengkak pada pada beberapa kasus tercentu.
daerah di bawah arteri pulmonalis utama
karena pembesaran apendiks atrium kiri Lapangan paru
(left atrium appendagelLAA), serta pem- Tidak ada katup di antara vena pulmo-
besaran sudut karina pada bifurkasio nalis dan atrium kiri (/eft atriumlLA), se-
trakea. Dilatasi atrium kiri sering dikait- hingga peningkatan tekanan atrium kiri
kan dengan pembesaran arteri pulmonalis akan menyebabkan distensi vena pul-
utama karena hipertensi arteri pulmonalis monalis dan peningkatan tekanan kapiler
sekunder. Kombinasi ini menyebabl<an paru. Hal ini akan menyebabkan distensi
pelurusan batas iantung kiri, suatu tanda vena pada lobus atas paru dan selaniutnya
yang sering dikaitkan dengan penyakit menjadi edema paru (Gambar 3.3) (di-
katup jantung signifikan. kenali dari opasifikasi lapangan paru bila-
Pembesaran ventrikel kanan hanya teral difus), dan distensi limfe, yang di-
bisa dinilai dari radiografi toraks lateral sebut garis Kerley B. Didapatkan kardio-
di mana bayangan jantung lebih berhadap- megali dan mungkin terdapat efusi pleura
an penuh dengan sternum. Radiografi ringan.
toraks lateral juga berguna dalam meng- Edema paru juga dapat disebabkan
identifikasi adanya kalsifikasi perikard atau oleh penyebab nonjantung, seperti hipo-
32 Bab 3: Pencitraan

a ekokardiografi M-mode;
a el<ol<ardiografi dua-dimensi;
a ultrasonografi (ekokardiografi)
Doppler;
pemetaan aliran Doppler berwarna.

Ekokardiografi M-mode
Gelombang ultrasonografi al<an dipantul-
kan dari pertemuan jaringan manapun
dan sinyal pantulan ini dapat digunakan
untuk membentuk gambaran struktur
lantung. Jika digunakan gelombang tunggal
dari ultrasonografi pulsasi dan sinyal yang
Gambar 3.3 Radrografi toraks edema paru.
dipantulkan direkam pada kertas yang
bergerak, mal<a dapat direkonstruksi satu
albuminemia dan yang disebut sebagai citra dari satu saluran melalui jantung
sindrom 'syok paru' (distres pernapasan dari dinding dada ke struktur jantung
pada orang dewasa), atau gambarannya posterior seperti atrium kiri dan perikard
dapat serupa dengan kondisi lain seperci posterior yang terletak jauh dalam dada.
bronkopneumonia, fibrosis paru, atau Hal ini dikenal sebagai ekol<ardiografi M-
karsinomatosis limfangitis. Maka, edema mode dan, dengan menggerakkan trans-
paru pada radiografi toraks tidak selalu duser membentuk sudut pada berbagai
menandakan gagal jantung kiri, dan bila arah dari basis jantung menuju apeks,
disebabkan oleh penyebab jantung sering citra hasil ekokardiografi M-mode bisa
sulit ditentukan kelainan jantung yang didapatlcan setinggi katup aorta Uengan
mendasari dari radiografi polos. Gambar- LA di belakang, setinggi katup mitral, dan
an radiografi toralcs serial dapat berguna setinggi potongan ventrikel kanan dan
dalam mengawasi perkembangan penyakit kiri (Gambar 3.4). lnformasi struktural
dan keberhasilan intervensi terapeutik. ditampillcan selama beberapa waktu se-
hingga didapatkan beberapa sil<lus jantung
pada satu penelusuran. Ekokardiografi M-
mode telah digantikan oleh pencitraan
Diagnosis iantung noninvasif telah meng- dua-dimensi, namun tetap berguna untuk
alami revolusi sejak ditemukannya el<o- mengukur dimensi ruang jantung, rer-
kardiografi yang menghasillcan citra dua- utama untuk tuluan klinis pada akhir-
dimensi beresolusi tinggi dan pada waktu diastol dan pada puncak sistol. Penilaian
sebenarnya (real time) dari struktur fungsi ventrikel kiri yang cul<up akurat
jantung dan fungsi jantung. Tidak hanya didapatkan dari visualisasi miokard ven-
merupakan pemeriksaan yang tidak me- trikel dan dari perubahan dimensi ven-
nyebabkan nyeri, ekokardiografi juga trikel selama sistol.
dapat diulang sesering yang dibutuhkan
sehingga ideal bagi pemeriksaan serial Ekokardio g r af i du a- dime nsi
pada pasien dengan berbagai kelainan Keterbatasan ekokardiografi M-mode
jantung. Terdapat selumlah modalitas terlihat dengan cepat. Pencitraan dari
pencitraan berbeda yang digabungkan satu titil< dalam jantung jauh dari ideal,
untuk mendapatkan pemeriksaan ultra- kebanyakan karena abnormalitas struktur
sonografi jantung yang komprehensif: dan fungsi seringkali kompleks terutama
Ekol<ardiografi 33

IVS

'::rr'r
' i'i:ll

tr IV
: l,::,,

i,it;l
TVPW - --
Iriitii
,1, ril:
(a) ,:r,l,i" rii:iif,iii

Gambar 3.4
(a) Representasi
skematis ekokardiografi
M-mode setlnggl
ventrikel klri. (b) Cirra
klinrs pasien dengan
disfungsi ventrikel krri.
CW, dinding dada; FV
ventrikel kanan, IVS,
septlrm interventJtkel;
LV ventrikel kirr; LVPW,
dindrng postenor
ventrikel klrl.

pada penyakit jantung l<ongenital. Pen- struktur jantung dalam format dinamis
citraan lantung dua-dimensi bisa didapat- dan berguna untuk menilai fungsi miokard
kan dengan dua metode dasar. Pertama, global dan regional, dimensi ruang
sejumlah elemen ultrasonografi (sering- jantung, dan kelainan katup jantung. Citra
kali hingga 64 elemen individual) dapat struktur jantung yang didapat dengan
diakumulasikan dalam satu transduser. ekol<ardiografi memililci alcurasi tinggi,
Tiap elemen mentransmisikan pulsa ultra- serta bisa didapatl<an pula beberapa
sonografi secara sel<uensial sehingga informasi mengenai fungsi miokard dari
membentuk citra potongan melintang citra jantung pada beberapa titik siklus
lantung. Atau, kristal ultrasonografi jantung. Akan tetapi lebih sedikit infor-
secara mekanik disapukan melintasi masi yang didapatkan mengenai signifi-
jantung sehingga menghasilkan efek kansi fungsional penyakit katup jantung
serupa. Citra dua-dimensi yang dihasil- atau lesi jantung lcongenital.
kan (Gambar 3.5) dikonstrul<si dari satu
seri garis M-mode individual. lnformasi UIft asonognfi (Ekokardiografi)
didapatkan culcup cepat sehingga me- Doppler
mungkinkan konstrul<si 25 frame per Ultrasonografi Doppler merupakan
detik, sehingga menghasilkan citra real tel<nik ultrasonografi yang lebih maju yang
time. Citra ini memungkinkan penilaian memungkinkan evaluasi ultrasonografi
34 Bab 3: Pencitraan

Gambar 3.5 Crtra


ekokardrografi dua dim-"nsi
pada sunrbu panjang
jantuncJ.

mengenai kecepatan aliran darah dalam resolusi Doppler gelombang pulsasi,


jantung dan pembuluh darah besar, tidal< namun pada penyakit jantung dan ter-
hanya memberikan informasi struktural utama penyakit katup jantung, kecepat-
seperti yang didapatl<an dari ekokardio- an dapat melebihi 6 m/det sehingga
grafi melainkan informasi hemodinamik Doppler pulsasi gelombang tidak mampu
katup dan fungsi ruang-ruang jantung, mengukur nilai kecepatan maksimum. Hal
misalnya, fungsi sistolik dan diastolil< ini dapat diatasi dengan menggunakan
ventrikel. Doppler gelombang kontinyu tetapi tetap
Efel< Doppler sebetulnya sangat dengan resolusi spasial sehingga tidak
familiar dengan kita semua meskipun dapat diketahui titik jantung mana yang
mungkin kita tidal< mengetahuinya. Ketika menghasill<an sinyal kecepatan tinggi.
sebuah kereta atau mobil mendekati se- Biasanya ini tidak menjadi masalah karena
seorang, nada suara akan meninggi dan pemeriksaan ekokardiografi dua-dimensi
ketika menjauh dari pengamat, nadanya sering memperlihatkan dengan jelas letak
menurun. Hal ini disebabkan karena ge- lcelainan jantung yang bermakna, misalnya,
lombang suara terkompresi pada satu katup aorta yang menebal dan mengalami
arah dan meregang pada arah lain, yang l<alsifikasi.
disebabl<an gerakan kereta atau mobil. lnformasi dari ultrasonografi Doppler
Semakin cepat gerakannya, semakin ditampilkan dalam format sebagaimana
banyak tinggi nada suara berubah. Karena diilustrasikan dalam Gambar 3.6. Tampil-
perubahan frekuensi proporsional dengan an spekral ini memperlihatkan nilai ke-
kecepatan struktur yang bergerak, dalam cepatan pada sumbu y dan waktu pada
hal ini aliran darah, maka kecepatan aliran sumbu x, fase siklus jantung terlihat pada
darah dapat diukur dengan akurat. Ultra- elektrokardiogram. lntensitas sinyal pro-
sonografi Doppler dapat dilakukan porsional terhadap jumlah sel darah yang
dengan Doppler gelombang pulsasi atau berjalan pada kecepatan tertentu. Karena
l<ontinyu. Doppler gelombang pulsasi ultrasonografi Doppler juga bisa me-
memiliki satu l<eterbatasan besar, yaitu nentukan arah aliran darah, sinyal
kecepatan malcsimum yang dapat diukur. spektral dapat ditampilkan di atas garis
Pada jantung normal, kecepatan biasanya kecepatan-nol, l<etika aliran darah meng-
sebesar I midet, yang berada dalam batas arah ke transduser, dan di bawah garis
El<ol<ard iografi 35

Gambar 3.6 lanrpil"n op^\


ral .r otrds J dsonoglafl
DoppLer dengan kecepatan
pada sumbu Y da4 waktu pada
sumbu X. hrtensltas tamprlan
spektral mengrndrkaslkan ke
kLratan srnyal. Arah rnenjauh
O I Idr..rLrdr d otdo
dengan srnyal dr bawah garis
kecepatan nol (sepertl pada
srstol) sedangkan yang menuju
transduser sebagar sinyaL yang
terlelak dr atas gans kecepalan
nol (seperti -vang terlihat pada
diastol)

tersebut bila aliran darah meniauh dari sonografi Doppler memiliki aplikasi l<linis
transduser. yang luas dalam diagnosis jantung
modern. Terutama penting dalam penilai-
Pemetaan alfuan Doppler berwatna an fungsi ventril<el, penyakit katup
Dengan menggunakan informasi Doppler jantung, dan penyakit lantung kongenital,
gelombang pulsasi terkode warna untuk yang memberil<an penilaian komprehensif
arah aliran dan lcecepatan darah, dan me- tentang struktur dan fungsi jantung. El<o-
nempatl<an tampilan ini di atas ekokar- l<ardiografi cenderung lebih berguna
diogram struktural dua-dimensi, bisa dalam menilai fungsi ventrikel, sementara
diperoleh citra komposit termasul< infor- teknik Doppler spektral lebih banyal<
masi strul<tural dan l<ecepatan, warna memberikan informasi l<uantitatif pada
merah menun.jukkan arah aliran darah pisien dengan penyakit katup jantung.
l<e arah transduser, yang semal<in me-
ningkat intensitas warnanya bila semakin Penilaian fungsi ventrikel
del<at. Sedangkan aliran darah yang men- Ekokardiografi dapat memberikan penilai-
iauhi transduser ditunlukkan oleh warna an kuantitatif fungsi ventrikel dengan
biru dengan intensitas yang semal<in akurat, bail< pada pasien dengan disfungsi
meningl<at. Semakin tinggi lcecepatan,
intensitas warna semakin meningkat.
Warna hijau ditambahkan bila ada kisaran
nilai kecepatan seperti yang ada pada iet
turbulen l<ecepatan tinggi yang berkaitan
dengan stenosis atau regurgitasi katup.
Kecepatan jet turbulen yang tinggi seperti
itu menghasilkan pola mosaik multiwarna
yang khas pada peta aliran berwarna dan
mudah dibedakan dari normal yang
warnanya biru atau merah akibat aliran
normal laminar (Gambar 3.7).

Aplikasi klinis Gambar 3.7 Citra peta aliran Dopper berwarna


Teknik-teknik ekokardiografi dan ultra- dari regurcJitasi mitral.
36 Bab 3: Pencitraan

menyeluruh seperti kardiomiopati di- di mana AP adalah gradien tekanan pada


latasi, atau disfungsi ventrikel regional katup stenosis dalam mmHg, dan V
sepefti pada infark miokard. Pemahaman adalah kecepatan maksimum dalam satu-
mengenai disfungsi miokard menyeluruh an m/det (meter/det) yang diukur dengan
lebih mudah diinterpretasi pada pen- Doppler gelombang kontinyu.
citraan dua-djmensi dan teknik ini juga
lebih baik dibandingkan dengan M-mode Stenosr's mitral
dalam menilai disfungsi ventrikel pada Diagnosis stenosis mitral (mitral steno-
pasien dengan defek regional di mana sis/MS) biasanya diduga secara klinis
lebih banyak LV yang dapat ditampilkan namun ekokardiografi dapat mengkon-
secara simultan. Pada infark miokard, firmasi adanya katup yang menebal dan
ekokardiografi M-mode tidak dapat me- seringkali mengalami kalsifikasi, dengan
lihat segmen infark dan menilai-rendah menurunkan pembukaan baik pada pen-
besar sesungguhnya disfungsi ventrikel citraan ekokardiografi M-mode maupun
kiri. Jika kursor M-mode melewati bagian dua-dimensi. Kuantifikasi derajat keparah-
miokard tersebut, fungsi ventrikel ke- an MS lebih sulit ditentukan dengan pe-
seluruhan dapat terlihat lebih buruk dan meriksaan ekokardiografi saja. Doppler
representasi fungsi ventrikel yang lebih spektral dapat memperkirakan derajat
tepat hanya bisa didapatkan dengan pen- keparahan MS dengan akurat dari pe-
citraan dua-dimensi. ningkatan kecepatan melalui katup mi-
tral dan penurunan laju kecepatan ini
Penyakit katup jantung kembali ke nilai dasar (Gambar 3.8).
Teknik ekokardiografi dan Doppler me- Tingkat penurunan kecepatan mitral se-
miliki efek terbesar pada penyakit katup lama diastol dapat diukur dalam milidetik
jantung pada orang dewasa. Sebelum di- (mdet) sebagai waktu-paruh tekahan mi-
l<enal ekokardiografi dan Doppler, banyak tral. Waktu ini adalah waktu yang di-
informasi yang sekarang didapatkan dari butuhkan oleh kecepatan puncak awal
ultrasonografi jantung didapatkan dari aliran mitral menjadi setengah dari
kateterisasi jantung. Peran ekokardiografi penurunan tekanan mitral awal, dihitung
dan Doppler dalam penilaian penyakit dengan rumus Bernoulli yang dimodifi-
katup jantung dibagi dalam dua kategori kasi. Waktu-paruh tekanan mitral penting
utama: (i) konfirmasi diagnosis; dan (2) karena tidak dipengaruhi oleh perubahan
kuantifikasi derajat keparahan lesi katup curah jantung sehingga memberikan
tertentu. refleksi akurat dari derajat stenosis se-
Penilaian derajat keparahan kelainan benarnya, bukan hanya gradien melalui
katup, terutama stenosis katup, dengan l<atup, yang tergantung pada aliran darah
ultrasonografi Doppler berkaitan dengan yang melewatinya. Sebagai akibatnya,
prinsip bahwa kecepatan meningkat me- dapat diperkiral<an area katup mitral
lalui orifisium yang menyempit dan bahwa (mitral valve arealYYA) dalam cm2 dari
peningkatan kecepatan ini secara langsung waktu-paruh tekanan mitral dengan
proporsional dengan derajat obstruksi. menggunakan rumus MVA = 22Olwaktu-
Dapat diperkirakan dengan cukup akurat paruh tekanan.
gradien tekanan yang melalui katup ste-
nosis dengan menggunakan modifikasi Stenosis aorta
persamaan Bernoulli Adanya katup yang menebal dan meng-
alami kalsifikasi umumnya dapat dilihat
LP=4V pada ekokardiografi, namun penilaian
Ekol<ardiografi 37

Gambar 3.8 (a) Dop


pler spektral datri ahran
mitral normal dan (b)
stenosls mitral. Pada
aliran norma], kecepatan
puncak hanya 0,8 m/det
dan turun menuju nol
dengan cepat dengan
peningkatan diasiolik
akhir karena kontraksi
atrium, sementara pada
stenosls mitral kecepatan
puncak awai lebih tinggi,
hampir 2 m/dei, dan
turun lebih lambat se
hingga mempertahankan
kecepatan yang iinggi
sepanjang diastol se
belum peningkatan se
kunder yang disebabkan
oleh kontraksr atrium.

derajat obstruksi tidak jelas bila hanya mitral, terutama pada anak-anak. Regur-
didasarl<an pada pencitraan saia. Ultra- gitasi ini tidal< terdetel<si secara klinis
sonografi Doppler dapat memperl<irakan dan tidak memiliki arti l<linis, meskipun
derafat keparahan stenosis aorta (aortic hubungan regurgitasi 'fisiologis' ini dan
stenosis/As) dari peningkatan kecePatan penggunaan profilal<sis antibiotik untuk
melalui katup aorta yang stenotik. endokarditis tetap harus ciitegakkan. Saat
Gambar 3.9 mengilustrasikan gambaran ini, profilaksis antibiotik tidak direkomen-
ultrasonografi Doppler dari l<atup aorta dasikan untuk pasien-pasien ini. Baik
normal dan dari pasien dengan AS berat. regurgitasi mitral (Gambar 3.7 dan 3.10)
Seperti pada MS, persamaan Bernoulli dan aorta (aortic regurgitationl AR)
yang dimodifikasi dapat digunakan untuk (Gambar 3.6 dan 3.1 l) mudah terlihat
memperkirakan gradien tekanan melalui pada Doppler spektral dan pemetaan
katup aorta. Pemetaan aliran Doppler aliran Doppler berwarna. Bila mengguna-
berwarna tidal< terlalu memberil<an infor- kan pemetaan aliran Doppler berwarna,
masi tambahan yang berguna pada se- penting untuk tidak mengasumsikan
bagian besar pasien dengan AS. bahwa ukuran jet aliran berwarna secara
langsung mereflel<sikan derajat l<eparahan

Regurgitasi katup regurgitasi karena jet ini dapat di-


pengaruhi oleh berbagai faktor instru-
Ultrasonografi Doppler sangat sensitif
mentasi dan hemodinamik.
dalam mendeteksi regurgitasi katup dan
bahkan lesi katup trivial dengan mudah
dapat dideteksi. Faktanya, bahkan satu Keterbatasan ekokard iografi
regurgitasi ringan dapat dideteksi pada Meskipun ekokardiografi telah me-
orang normal melalui katup trikuspid dan revolusi evaluasi anatomi dan fungsi
pulmonal, dan kadang melalui katup jantung, ekokardiografi tetap memiliki
38 Bab 3: Pencitraan

Gamba,r 3"9 (:r) Dcp-pbr


spektral dari aLrran aorta
normal dan (b) stenosrs
aorla. Perhatrken bahwa ke
cepatan puncak normaL
sekrtar 1 midet drbandrngy
kan dengan kecepatan
pr-Lncak sebesar hamplr 4
m/'del pada ltasLen denqan
stenosrs aorta bermaLina.

Gamllar 3.110 Rekaman


Dopplcr spektral pada re-
gurgitasi mrtral. Perhatikan
kecepatan let panststolrk
yang tlnggi cli bawah garLs
kecepatan no1

seiumlah l(eterbatasan. Ultrasonografi serta subjel<tivitas dalam interpretasi. Ke-


tidal< dapat menembus kavitas berisi cepatan aliran yang melalui katup srenotik
udara seperti jaringan paru, dan hal ini atau regurgitas dapat terul<ur lebih
membatasi lapang pandang ekokardiografi rendah dengan ultrasonografi Doppler
pada prekordium untuk pencitraan eko- lika arah gelombang ultrasonografi berada
kardiografi. Selain itu, juga diperlukan pada sudut yang besar terhadap aliran
latihan-latihan l<husus dalam mendapat- darah atau jika jet yang sempit tidak pada
kan citra ekokardiogra{i berkualitas tinggi, posisi yang tepat dengan sinyal Doppler.
El<ol<ardiografi transesofageal 39

Gambar 3.11 Citra peta


aliran Doppler berwarna dari
regurgltasi aorta.

Perkiraan tinggi (over estimation) ke- real time dengan informasi kecepatan
cepatan aliran lebih jarang teriadi, namun aliran dari ultrasonografi Doppler
gradien l<atup instantaneus yang didapat- spektral dan informasi kecepatan spasial
kan dengan ultrasonografi Doppler dari pemetaan aliran Doppler berwarna.
gelombang kontinyu dapat lebih tinggi Citra transesofageal lebih ielas di-
secara bermakna dibandingkan dengan bandingkan citra yang dihasilkan oleh
gradien yang didapatkan dengan mem- ekolcardiografi transtorasik karena
bandingl<an telcanan puncak setelah frekuensi transduser lebih tinggi serta
menarik kateter melalui katup (gradien fakta bahwa ultrasonografi tidak perlu
puncak-ke-puncak) pada kateterisasi menembus melalui struktur dinding dada.
jantung. Pengukuran yang dilakukan pada Citra terbaik didapatkan dari struktur
berbagai waktu dan/atau dalam keadaan yang terletal< dekat esofagus: LA, vena
fisiologis yang berbeda akan menghasilkan pulmonalis, katup mitral dan aorta, serta
nilai yang bervariasi bermakna. septum interatrial. Atrium kanan (right
atriumlRA) umumnya dapat terlihat
dengan bail< namun l<atup tril<uspid,
Ekokardiografi transesofageal ventrikel kanan, katup pulmonal, dan alur
(lihat Boks 3.2) keluar ventrikel kanan agak jauh dari eso-
fagus dan seringlcali terlihat lebih bail<
Ekokardiografi transesofageal (transeso- dengan pencitraan transtorasik. Teknik
phageal echocardiograph/TEE) meng- transesofageal sangat sensitif sehingga
atasi berbagai keterbatasan ekokardio- telcnik ini juga bisa mengidentifikasi aliran
grafi transtorasik, terutama masalah pe- darah yang sanSat pelan seperti efek
netrasi akustik melalui jaringan paru, kontras menyerupai asap (smoke-like
namun merupakan teknil< yang lebih in- appearance) dalam ruang lantung, paling
vasif. Prosedur ini, sama dengan endos- sering dalam LA, yang lebih dikenal
kopi, biasanya dilakukan dengan sedasi dengan istilah LASEC (left-atrial
intravena dan anestesia topikal faring spontaneous echo contrasr). Umumnya
lokal. Seperti ekokardiografi transtorasik penyebabnya adalah MS, meskipun hal
(tran sth o rac i c e ch o ca r d i o gra p hylTT E\, tersebut juga didapatkan pada dilatasi LA
pencitraan transesofageal menggabu ngkan sekunder karena disfungsi ventrikel kiri,
pencitraan struktur jantung dua-dimensi terutama pada kardiomiopati dilatasi.
40 Bab 3: Pencicraan

Bsk$ 3.? lndikasi TEE berat karena kardiomiopati dilatasi. TTE


dapat mendeteksi kelainan jantung mayor
r Citra ekokardiografi transtorasik jelek namun tetap tidak sensitif dalam me-
r Sumber emboli dari jantung
ngetahui adanya trombus dalam LV, atau
. Dugaan dlseksi aorla rorakalis
. atrium, terutama LAA yang sering meng-
Regurgitaqi aorta
e Penilaian unluk bedah rekonstruksi hasill<an trombus namun jarang didapat-
mitraL kan pada pencitraan transtorasil< kon-
r Hiporensi setelah pembedahan vensional. Mal<a TEE (Gambar 3. l2) amat
janl u ng penting dalam pemeriksaan kelompol<
o Regurgitasi milral pasien ini untul< mencari sumber emboli.
o Tumor inLrakadiak Pada TEE sering ditemukan foramen
o Endokardrt is infekr.jt ovale paten antara atrium kanan dan kiri,
. Penyakit jantung kongenital pada
dan hal ini ditemukan pada25% individu
orang dewasa
r Fungsi Kalup prostetik normal. Pentingnya temuan ini pada
pasien dengan TIA atau stroke tidak
pasti, namun kemampuan untul< terjadi-
nya pirau melalui foramen dari kanan ke
Sumber emboli jantung lciri memungl<inkan trombus vena masuk
Pada sebagian besar pasien dengan ke- l<e sisi kiri jantung dan menyebabl<an ter-
jadian serebrovasl<ular atau serangan jadinya emboli sistemik (atau trombus
iskemil< transien (transient ischemic at- paradol<s). Hal ini jarang teriadi, namun
tacldTlA), jantung tidak terlibat. Namun pada pasien tanpa sumber emboli lainnya
pada pasien muda di mana l<ejadian kemungkinan ini harus dipikirlcan, ter-
serebrovaskular tidak diantisipasi, atau utama jil<a pasien memiliki tekanan
pada mereka yang mengalami TIA pada jantung kanan yang tinggi atau kecende-
lebih dari satu daerah arteri serebri, rungan untuk mengalami trombosis vena.
harus dilal<ul<an pencarian sumber em- Pencitraan transesofageal dapat mem-
boli. Pencitraan transtorasik umumnya visualisasi seluruh aorta torakalis, maka
tidal< membantu dalam pemeriksaan pemeril<saan ini dapat mendemonstrasi-
pasien seperti ini l<ecuali pada pasien yang kan adanya ateroma aorta. Ateroma aorta
memilil<i penyakit jantung yang jelas merupalcan sumber emboli terutama jil<a
seperti MS atau disfungsi ventril<el l<iri ateroma ini mobil dan berpedunkel.

Gambar 3.12 Citra


ekokardrografi
lransesofageal
memperlihatkan
trombus daiam
apendiks atrium kiri.
LA. atrium kiri
El<okard iografi transesofageal 4t

Dugaan diseksi aorta rang lebih sering dikerjakan dibanding-


TEE dapat memvisualisasilcan hampir kan dengan penggantian katup mitral pada
seluruh aorta torakalis, walaupun seper- pasien dengan regurgitasi mitral terisolasi,
tiga pertama arkus aorta sebagian ter- TEE mempunyai dua peran utama dalam
halang oleh bronkus utama kiri yang evaluasi pasien-pasien ini. Pertama, TEE
lewat di antaia aorta dan esofagus. Di- preoperatif dapat memberikan citra
seksi yang terbatas pada bagian aorta ini resolusi tinggi dan abnormalitas struk-
jarang dan paling sering terjadi pada aorta tural katup mitral. Abnormalitas ini biasa-
asenden atau pada aorta desenden bagian nya prolaps satu atau dua daun katup
atas tepat di distal asal arteri subklavia mitral dengan atau tanpa ruptur korda
kiri, kedua area ini divisualisasi dengan dan TEE dapat dengan tepat mernper-
baik pada TEE. Diseksi aorta terlihat se- lihatkan morfologi katup, derajat ke-
bagai flap intima dalam aorta, membagi parahan regurgitasi, dan kecocokan untuk
aorta menjadi lumen palsu dan lumen pembedahan perbailcan lcatup mitral
selati (Gambar 3.13). Keuntungan utama (Gambar 3.14). Kedua, TEE sekarang
TEE adalah kecepatan dialnosis di mana banyak digunakan dalam ruang operasi
hanya diperlukan waktu beberapa menit untul< mengevaluasi keberhasilan re-
untuk melakukan pemeriksaan begitu lconstruksi katup mitral dengan segera,
el<okardiogram transtorasik selesai di- sehingga bila tetap ada regurgitasi mitral
kerjakan. Selain itu, pemerik$aan ini juga bermakna, pasien dapat langsung men-
dapat dikerlakan di ruang uni{perawatan jalani penggantian katup mitral.
intensif dan tidak membutuhkan pemin-
dahan pasien dari tempat Aerawatan Ekokardiografi transesofageal dalam
spesialis lce tempat pemerikslan. Jika unit perawatan intensif
dugaan klinis diseksi aorta padS aorta
Pasien pra- dan terutama pascaoperasi
asenden kemungkinannya besaf, atau
yang terbaring telentang dan mengguna-
telah dilihat dengan TTE, pencitraan kan ventilasi sulit dicitra menggunakan
transesofageal bahkan dapat dilakukan di
TTE konvensional. Selain itu, balutan pre-
ruang pembiusan sementara paisien
kordial di atas belcas luka sternotomi
dipersiapkan untuk menjalani operasi.
akan membatasi aksesibilitas pencitraan
Pembedahan katup mitral transtorasik. Sebagai perbandingan, TEE
Pembedahan rekonstruksi mitral seka- sangat mudah dilakukan pada pasien

Gambar 3.13 Cltra


ekokardiografi transesofageal
pada pasren dengan dlseksi
aorta asenden.
42 Bab 3: Pencitraan

Gambar 3.14 Crtra


ekokardrografi transesofageal
pada pasien dengan prolaps
katup miiral dan regurgjtasi
mitral bermakna sebelum
perbarkan katup mitral.
Perhatikan jet regurgitasi
berputar di sekitar drnding
lateral atrirm krri

dengan ventilasi dan memberikan citra pencitraan ekokardiografi kontras. Meski-


anatomi serta fungsi jantung dinamis pun masih berada dalam tahap perkem-
beresolusi tinggi. bangan dini, kemampuan untul< mencitra
perfusi miokard dengan ekokardiografi
diperkuat-kontras akan memperbaiki pe-
Ekokardiografi kontras
nilaian noninvasif l<ebermaknaan fungsi-
Ekokardiografi kontras telah menladi onal lesi arteri koroner dan memung-
standar pemeriksaan ekokardiografi kinkan metode sederhana dan noninvasif
selama beberapa tahun, namun sejak pe- ini untuk mengidentifil<asi miokard viabel
ngenalan pemetaan aliran Doppler ber- pada pasien dengan penyakit iantung
warna, teknik ekokardiografi kontras l<oroner serta disfungsi ventrikel kiri ber-
lebih jarang digunakan. Penyuntikan intra- makna yang akan mendapat manfaat
vena larutan garam fisiologis yang diagitasi tambahan dari revaskularisasi koroner.
atau agen kontras komersial al<an me-
nyebabkan pantulan eko dari gelembung Ekokardiografi stres
mikro di ruang jantung l<anan. Gelem-
bung mikro ini normalnya tidak melewati Untuk meningkatkan sensitivitas dan spe-
sirkulasi pulmonal, sehingga opasifikasi sifitas deteksi penyakit jantung koroner
struktur jantung kiri menandakan adanya (PJ K) digunakan kombinasi ekokardiografi

pirau. Teknik ini berguna pada pasien stres fisik atau farmakologik dengan pe-
dengan penyakit jantung kongenital atau nilaian ekokardiografi fungsi LV regional
stroke embolik, dan pada penyelam ko- dan menyeluruh. Ventrikel kiri dan kanan
mersial atau rekreasional dapat mem- dibagi menjadi l6 segmen dengan tiap
perlihatkan adanya foramen ovale paten segmen diberikan satu nilai berdasarkan
dengan mendeteksi adanya pirau kanan- adanya abnormalitas gerakan dinding, di
ke-kiri selama manuver Valsalva pada saat mana normal = l, hipokinesis = 2, aki-
penyuntikan kontras. nesis = 3, diskinesis = 4. lndeks skor
Sekarang, agen kontras baru yang gerakan dinding yang didapatkan dengan
dapat melewati sirkulasi pulmonal dan membagi total nilai dengan jumlah
memungkinkan opasifikasi struktur segmen memberikan penilaian semi-kuan-
jantung kiri dengan penyuntikan intravena titatif fungsi global ventril<el kiri. Segmen
telah menyebabkan digunakannya kembali individual diperil<sa saat istirahat dan se-
Kateterisasi iantung dan angiografi koroner 43

lama stres untuk mengidentifikasi abnor-


malitas gerakan dinding yang timbul, me-
i &mi'"s 3.3 lndikasi Angiografi Koroner
nandal<an adanya iskemia pada daerah r Diagnosis penyaklt arteri koroner
tersebut. . Angina yang trdak terkontrol dengan
o Abnormalitas gerakan dinding ante- pengobatan
rior biasanya rnenandal<an penyakit ber-
r Penilalan kesesuaian untuk rntervensi
koroner
makna pada arteri desenden anterior kiri
r Rekurensr angina setelah angioplasti
(l eft ante rio r LAD).
d es cen de nl
koroner atau tandur allh pintas koroner
o Abnormalitas geral<an dinding lateral r Tes latrhan sangat positif dan/atau
berkaitan dengan arteri koroner sirl<um- respons tekanan darah jelek terhadap latih-
fleks dan arteri inferior. an
o Abnormalitas ventrikel kanan me- r Penilaian preoperatif pada pasien yang
nandakan penyakit pada arteri koroner menjalanr pembedahan penyaklt katup
jantung
kanan (right. coronary arteryl{CA)
meskipun mungkin ada sedikit tumpang
tindih terutama pada daerah miokard
yang dipasok oleh arteri koroner sirl<um-
ffi*ks F.4 lndikasi Kateterisasi Jantung
fleks dan arteri koroner kanan.
o Penilaian fungsr ventrrkel kiri
o Penrlaian hemodrnamik pada penyakit
Ekokardiogr'*ft tiga*di mens i katup lantung
r Ttauma aotta
Rekonstrul<si tiga-dimensi dari citra elco- o Emboh.paru masif
kardiografi dua-dimensi, bail< didapatkan o Perikarditrskonstriktlf
dari ekol<ardiografi transtorasik maupun o Defek seplum ventnkel pascainfark
TEE sekarang dapat dilakulcan. Keuntung- miokard
an potensial dari citra tiga-dimensi jelas . Regurgrtasi mitral lskemik akut
selcali pada kasus seperti penyal<it jantung . Lesi jantung kongenital
kongenital kompleks namun juga me-
j

mungkinkan penilaian dinamik struktur


jantung yang lebih bail< pada berbagai penting pada pasien yang informasi non-
keadaan lantung termasul< l<elainan katup. invasifnya tidak adekuat, misalnya, pada
Ekokardiografi tiga-dimensi juga me- pasien dengan penyakit katup jantung
mungkinkan citra struktural dan fungsi- yang merupakan sublel< eko yang jelel<.
onal dilihat dari berbagai arah sehingga Selain itu, dalam penilaian disfungsi ven-
dokter bedah jantung dapat melihat trikel kiri atau derajat keparahan penyakit
kelainan jantung yang rumit dari pers- katup jantung, evaluasi klinis dan pe-
pektif yang sama dengan yang dilihat meriksaan noninvasif tidak selalu sama
dalam ruang operasi. dan mungkin diperlukan kateterisasi
jantung untuk mendapatl<an informasi
diagnostik yang lebih tepat.
Kateterisasi jantung dan angiografi
Meskipun indikasi pemeri l<saan
koroner (lihat Boks 3.3 dan 3.4) jantung invasif sangat luas dan bervariasi,
Meskipun sebagian besar pasien menjalani indikasi ini dikelompokkan ke dalam tiga
kateterisasi jantung untul< menentukan kategori dasar:
ada tidaknya penyakit jantung l<oroner I penilaian hemodinamik;
dan derajat keparahannya, kateterisasi 2 angiografi; dan
jantung tetap merupakan pemeriksaan 3 arteriografi koroner.
Bab 3: Pencitraan

Penilaian hemodinamik dan angiografi tiga lubang (three-way) untuk memudah-


dapat dilakul<an pada sisi kanan dan sisi kan pengukuran tekanan dan pengambil-
kiri sirkulasi, sementara arteriografi ko- an sampel darah. Tekanan dan sampel
roner hanya dapat dilakukan dari sirkulasi darah biasanya didapatkan dari posisi
sistemik. Semua prosedur ini memiliki berikut dengan bantuan skrining radio-
risiko minimai di tangan ahli yang ber- grafi:
pengalaman, namun harus diingat bahwa . vena kava inferior dan superior;
tidak ada prosedur invasif yang sepenuh- . atrium kanan;
nya bebas risiko, dan hal ini merupakan o ventrikel kanan;
satu faktor penting yang harus dipikirkan . arteri pulmonalis utama;
pada pasien yang akan menjalani katete- r arteri pulmonalis kiri;
risasi jantung. r arteri pulmonalis kanan;
o pulmonary capillary wedge.
Kateterisasi jantung kanan Posisi pulrnon ary capillary wedge ber-
Kateterisasi jantung kanan merupakan kaitan dengantitik di mana kateter di-
prosedur teraman dari prosedur katete- letakkan pada PA distal. Karena tidak
risasi karena tidak memasuki sirkulasi ada katup antara posisi ini dan LA,
sistemik kecuali pasien memiliki hubung- tekanan pulmonary capillary wedge me-
an kongenital antara sirkulasi sistemik dan rupakan pengukuran tidak langsung dari
pulmonal, seperti defek septum atrium. tekanan atrium kiri. Jika satu sampel
Kateterisasi ini biasanya dilakukan melalui darah diambil pada titik ini, sampel ter-
vena femoralis, melalui vena sefalika atau sebut akan tersaturasi sempurna karena
vena brakialis pada fosa antekubiti, atau darah kapiler paru yang diambil, sebalik-
dengan pungsi vena subl<lavia. nya sampel darah terdesaturasi didapat-
Kanulasi vena femoralis dilakukan kan dari posisi vena lainnya. Pengukuran
dengan teknik Seldinger dengan pungsi saturasi oksigen harus serupa pada tiap
vena langsung di bawah anestesia lokal. posisi kateter dengan pengecualian posisi
Kateter jantung kanan tersedia dalam pulmonary capillary wedge, seperti yant
berbagai bentuk berbeda. Hal ini didesain dijelaskan sebelumnya. Jika terdapat pe-
untuk memungkinkan pasase melalui ningkatan saturasi oksigen pada posisi
jantung kanan ke arteri pulmonalis dan mana pun di sirlculasi pulmonal, hal ini
memungkinkan pengukuran tekanan serta menandakan adanya transfer atau 'pirau'
pengambilan sampel darah. Sampel darah darah sirkulasi sistemik ke sirkulasi pul-
digunakan untuk mengukur saturasi monal. 'Pirau' darah biasanya dari kiri
oksigen darah pada tiap posisi kateter. (lantung) ke kanan (iantung) karena
Pada sisi kanan jantung, normalnya darah tekanan yang lebih tinggi pada sirkulasi
mengalami desaturasi dari oksigen (= sistemik dibandingkan dengan sirl<ulasi
70%) dibandingkan dengan sirkulasi sis- paru. Posisi'peningkatan' oksigen dapat
temik (= 99%). Kateter berlubang tunggal diidentifikasi dari posisi kateter pada
dengan ujung melengkung ideal untuk ka- skrining radiografi dan bentuk gelombang
teterisasi jantung kanan, meskipun tekanan. Jumlah darah sistemik yang me-
mungkin diperlulcan kateter beru jung masuki sirkulasi paru dapat dihitung dari
balon Swan-Ganz untuk memasuki arteri derajat'peningkatan' oksigen. Karena
pulmonalis pada dilatasi jantung kanan pirau dari kiri-ke-kanan akan menyebab-
bermakna dan hipertensi paru berat. kan lebih banyak darah mengalir melalui
Kateter berisi cairan dihubungkan dengan sirkulasi paru dibandingkan dengan sir-
transduser tekanan melalui keran katup kulasi sistemil<, ukuran pirau biasanya
Kateterisasi jantung dan angiografi koroner 45

dinyatakan sebagai rasio aliran pulmonal Kelainan yang sefing dijumpai pada
terhadap aliran sistemik, yang disebut se- penelusuran tekanan jantung kanan
bagai rasio Qp : Qs. Rumus perhitungan Kelainan jantung kanan yang tersering
rasio Qp : Qs dari saturasi oksigen adalah ditemukan pada kateterisasi jantung
sebagai berikut: kanan orang dewasa adalah hipertensi
pulmonal. Biasanya hipertensi pulmonal
Saturasi ini sekunder karena kelainan jantung kiri,
Saturasi - campuran terutama penyakit katup jantung atau
Rasioarteri vena disfungsi ventrikel kiri. Hipertensi pul-
QP:Qs= monal luga sering dikaitkan dengan
Saturasi Saturasi
vena - arteri penyakit paru primer atau dengan em-
pulmonalis pulmonalis boli paru berat. Pada keadaan ini, bentuk
gelombang tidak berubah namun peng-
ukuran tekanan aktual meningkat. Pada
awdnya, tekanan sistolik PA dan ventrikel
Saturasi campuran vena merefl ekikan kanan meningkat namun lika ventrikel
saturasi oksigen pada sistem vena prok- kanan mulai gagal dengan afterload yang
simal terhadap titik pirau dan biasanya meningkat, maka tekanan diastol ven-
diperkirakan dari rerata dua sampel SVC tril<el kanan dan kemudian tekanan
dan satu sampel lVC. Sebagai contoh, atrium l<anan meningkat. Dilatasi
jika saturasi arteri sistemik sebesar 99%, ventrikel kanan dapat menyebabkan re-
saturasi campuran vena sebesar 69%, gurgitasi trikuspid fungsional dengan
saturasi vena pulmonalis sebesar 99%, gelombang 'v' besar pada penelusuran
dan saturasi PA sebesar 89%, rasio atrium kanan.
Qp : Qs adalah 3: l. Obstruksi aliran pada titik mana pun
Tekanan atrium kanan rendah (0-5 pada jantung kanan akan menyebabkan
mmHg), dan memiliki gelombang'a' dan perbedaan tekanan antara kedua sisi
'{v' yang berasal dari sistol atrium dan obstruksi. Misalnya, pada stenosis katup
pengisian atrium selama sistol ventrikel. pulmonal, tekanan sistol ventrikel kanan
Tekanan sistol ventrikel kanan biasanya akan lebih tinggi dibandingkan dengan
antara l5 dan 25 mmHg dan harus sama tekanan sistol PA, merefleksil<an suatu
dengan tekanan sistol pada PA, yaitu saat obstruksi pada tingkat l<atup pulmonal.
katup pulmonal terbuka. Tekanan diastol Namun, obstruksi jantung kanan jarang
di ventrikel kanan sama dengan tel<anan didapatkan pada orang dewasa. Obstruksi
atrium kanan, karena katup trikuspid ter- paling sering adalah stenosis katup pul-
buka dan ada keseimbangan tekanan monal residual sebagai konsekuensi dari
atrium dan ventrikel selama diastol. Te- stenosis katup pulmonal kongenital.
kanan diastol PA biasanya antara 5 dan Stenosis katup pulmonal dan/atau tri-
l5 mmHg, dan bila tidak ada penyakit kuspid akibat penyakit iantung reuma
paru sama dengan tekanan pulmonary atau sindrom l<arsinoid sangat iarang
capillary wedge. Karena tekanan pulmo- ditemukan.
nary capillary wedge merupakan peng-
ukuran tidak langsung dari tekanan Kateterisasi iantung kiri
atrium kiri, tekanan ini memiliki gelom- Tempat masuk ke sirkulasi sistemil< untuk
bang 'a' dan 'v'yang serupa dengan te- tujuan kateterisasi jantung l<iri dilakukan
kanan atrium kanan, dengan tekanan re- dari arteri femoralis atau arteri brakialis
rata antara 5 dan l0 mmHg. kanan, atau lebih umum dari arteri ra-
46 Bab 3: Pencitraan

dialis kanan atau arteri brakialis kiri. tasikan derajat keparahan (Gambar 3.15).
Kateterisasi jantung kiri merupakan satu Meskipun gradien tekanan sebesar 50
prosedur yang aman bila dilakukan oleh mmHg atau lebih merupakan indikasi AS
ahli yang berpengalaman, dengan tingkat bermakna, yang biasanya membutuhkan
kematian kurang dari 0,2%. Komplikasi intervensi bedah, interpretasi gradien
kateterisasi jantung l<iri serius lainnya tekanan dalam konteks fungsi ventrikel
seperti stroke, infark miokard, atau arit- kiri harus dilal<ukan dengan hati-hati,
mia maligna juga jarang ditemukan. karena pasien dengan AS berat dan fungsi
Kanulasi arteri femoralis biasanya ventrikel l<iri yang jelek mungkin tidak
dilakukan dari sisi kanan walaupun lika dapat menghasilkan gradien tekanan yang
pulsasi arteri femoralis kanan menghilang, tinggi. Kesalahan potensial ini dapat
kanulasi dapat dilakukan dari a. femoralis diatasi dengan menilai fungsi ventrikel lciri
kiri. Teknik ini serupa dengan yang di- dengan ekokardiografi, atau pada saat
jelaskan di atas untul< kateterasi jantung kateterisasi jantung kiri menggunakan
kanan, dengan pelapis arterial, biasanya angiografi ventrikel kiri. Selain itu, curah
berukuran 6 atau 7 French, dimasukkan jantung dapat diukur dan digabungkan
ke dalam afteri femoralis. Seperti pada dengan gradien tekanan aorta untul<
kateteresasi jantung kanan, pelapis di- mendapatkan penilaian area fungsional
lepaskan pada akhir prosedur dan hemo- katup aorta, dengan area seluas 0,8 cm2
stasis didapatl<an dengan kompresi atau kurang menandakan adanya AS ber-
langsung arteri femoralis di atas tempat makna. Gradien telcanan dapat dlukur
pungsi arteri, atau dengan penggunaan dalam LV sendiri sebagai akibat dari
alat penutup arteri femoralis perl<utan. hipertrofi, terutama pada pasien dengan
Jika dilakukan kompresi, l<ompresi diper- kardiomiopati hipertrofik. AS supra-
tahankan selama minimal l0 menit karena valvular jarang didapatkan, namun meng-
telcanan arteri femoralis yang relatif hasilkan gradien tekanan dalam aorta
tinggi, dan pasien diminta istirahat di asenden tepat di atas katup aorta, dan
tempat tidur minimal 6 jam setelah pro- koarktasio aorta juga dapat menghasilkan
sedur, bahkan biasanya selama semalam gradien tekanan yang biasanya berlokasi
bila digunal<an pelapis arterial yang ber- di distal arl<us aorta serta bagian atas
ukuran lebih besar. Kateterisasi lantung aorta torakalis desenden.
kiri melalui arteri bral<ialis membutuhkan
pengirisan arteri, dan langsung dijahit Curah jantung
pada al<hir prosedur.
Terdapat tiga metode utama dalam
Kateterisasi jantung l<iri biasanya me-
mengukur curah jantung pada kateterisasi
libatkan gabungan angiografi (aortografi jantung:
dan/atau angiografi ventrikel kiri) dan
I teknik dilusi-termodilusi dan dilusi
arteriografi koroner. Akses langsung pada
Pewarna;
sirkulasi arteri memungkinkan pengukur-
2 estimasi curah jantung Fick dan
an tekanan dalam aorta dan, bila kateter
3 curah iantung dengan angiografi.
dilewatkan secara retrograd melalui
Pada praktik klinis sehari-hari, curah
katup aorta, dapat mengukur tel<anan
jantung termodilusi atau Fick merupakan
ventril<el kiri. Dengan menggunakan me-
tode ini, tiap perbedaan tekanan sistolil< telcnik yang paling sering digunakan.
antara LA dan aorta menandal<an suatu
obstruksi aliran sebagai akibat AS, dengan Teknik dilusi
deralat perbedaan tekanan merepresen- Termodilusi mungkin merupal<an metode
Kateterisasi jantung dan angiografi koroner 47

AO

I 'l ti : : i

Gambar 3.15 Penelusuran tekanan darl ventrikel dengan perubahan suhu seperti pada
krri ke aorta pada stenosis aorta memperlihatkan teknil< termodilusi.
gradren tekanan melalur katup aolta.

Curah iantung Fick


estimasi curah jantung yang paling sering Dengan mengul<ur saturasi oksigen pada
digunal<an dan salah satu yang paling darah arteri (aorta) dan vena sistemik
dapat dipercaya. Volume tertentu (biasa- (vena kava), lumlah ol<sigen yang dikon-
nya l0 cc) garam fisiologis dingin (atau sumsi oleh metabolisme jaringan dapat
dekstrosa) disuntikkan dengan cepat ke dihitung. Jika tingkat konsumsi oksigen
dalam RA melalui lubang proksimal jaringan (reflel<si tingkat metabolik) di-
kateter Swan-Ganz. Probe suhu pada ketahui, mal<a lumlah darah yang me-
ujung distal diletakkan di PA memonitor lewati jaringan (curah jantung) dapat di-
perubahan suhu dan kurva perubahan hitung. Aspek tersulit dari metode Fick
suhu yang didapatkan dari komputer ini adalah estimasi akurat konsumsi
dapat digunal<an untuk menghitung curah oksigen. Secara tradisional, hal ini dilalcu-
jantung. Prinsipnya, semakin cepat suhu l<an dengan mengukur gas el<spirasi
turun dan kembali ke nilai dasar di PA, selama beberapa waktu, namun hal ini
semakin besar curah jantung. Efek serupa jarang dilakukan dan l<ebanyakan labo-
bisa didapatkan dengan menyuntikkan ratorium/rumah sakit menggunakan nilai
sejumlah bahan pewarna (indosianin 'asumsi' konsumsi oksigen, dihitung dari
hijau) ke dalam vena perifer dan meng- usia, jenis kelamin, dan luas permukaan
ambil sampel dari arteri sistemik untuk tubuh. Tel<nik Fick memilil<i beberapa
mendapatkan kurva dilusi-pewarna ber- lcetidakakuratan namun dianggap lebih
dasarkan timbul dan hilangnya pewarna berguna pada curah jantung yang sangat
dalam wal<tu tertentu dibandingkan rendah, pada fibrilasi atrium, atau pada
48 Bab 3: Pencitraan

regurgitasi trikuspid bermakna, di mana diastolil< (Gambar 3.16). Angiografi ven-


tel<nik cermodilusi mungkin tidak dapat trikel kiri biasanya dilakukan pada
diandall<an. proyeksi oblil< anterior kanan, meskipun
untul< pemeriksaan abnormalitas dinding
Curah jantung dengan angiognfi regional yang lebih menyeluruh iuga dapat
lsi sekuncup' dapat diperlcirakan dari digunal<an proyeksi oblil< anterior l<iri
angiogram ventrikel l<iri, citra pada akhir ortogonal. Fraksi ejeksi, suatu perkiraan
diastolik dan akhir sistolik, dan perl<iraan persentase volume akhir diastolik yang
volume dari citra ini dengan mengasumsi- diejeksikan dengan tiap denyutan, me-
l<an bentuk geometril< LV. Curah jantung
rupakan satu pengul<uran fungsi ventrikel
kernudian dihitung dari produk isi se- kiri keseluruhan yang berguna, namun
kuncup dan denyut nadi. Dapat timbul pada pasien derrgan penyal<it jantung
kesalahan bermakna pada pasien dengan koroner, abnormalitas regional lebih
abnormalitas segmental fungsi ventril<el
kiri seperti yang umum terladi pada
penyalcit jantung koroner. Teknil< ini
jarang digunal<an dibandingkan tel<nil< lain
yang telah dijelaslcan, kecuali bila ada
penyakit katup jantung bermakna dengan
regurgitasi aorta atau mitral di mana
terjadi l<esalahan dengan tel<nik Fick.

Angiografi
Penyuntilcl<an kontras radio-opak lce
dalam sirl<ulasi memungl<inkan penilaian
dinamil< real tirne strul<tur kardiovaskular
dan hubungan aliran darah pada berbagai
lcondisi patofisiologis. Dua pemeriksaan
angiografi yang paling banyak dilakukan
pada kardiologi dewasa adalah angiografi
ventril<el kiri dan aortografi, keduanya
dilakul<an melalui kateterisasi jantung l<iri
seperti yang telah dijelaskan. Digunakan
kateter muiti lubang, biasanya dengan
desain prg-rail', untuk menyuntikkan
l<ontras dengan cepat tanpa menggeser
lcateter. Biasanya disuntil<kan antara 30
dan 50 mL selama 2 detil< pada kebanyal<-
an angiografi sirlculasi arteri sistemik.

Angiograli venftikel kiri


Penyuntil<l<an media kontras ke dalam
LV memungkinkan penilaian fungsi ven-
trilcel lciri secara menyeluruh dan regi-
onal, dan fral<si eleksi ventrikel kiri dapat
Gambar 3.16 (a) AkhLr sistollk dan (b) akhir
dihitung dari citra al<hir sistolik dan akhir diastollk pada angrograrl venlnkel kin normal.
Kateterisasi lantung dan angiografi koroner 49

sering terjadi. Fungsi segmen miokard aorta mungkin terlihat flap intima.
individual sering diklasifikasikan sebagai Namun, resolusi tinggi yang didapatkan
normal, hipokinetik, akinetik, atau dis- pada teknik pencitraan modern seperti
kinetik (aneurismal). Penilaian regional ini TEE, pemindaian CT, dan MRI telah
memungkinkan perbandingan abnorma- mengalahkan aortografi dalam keadaan
litas gerakan 'dinding dengan luas dan tersebut. Angiografi kontras yang volu-
distribusi penyakit jantung koroner, yang metrik tetap mempertahankan peran
dinilai pada arteriografi koroner. aortografi dalam kuantifikasi AR. Seperci
Selain pemeril<saan fungsi miokard angiografi ventrikel kiri dan regurgitasi
pada penyakit lantung koroner, angiografi mitral, aorcografi memungkinkan penilai-
ventrikel kiri dapat memberikan infor- an derajat keparahan regurgitasi melalui
masi mengenai abnormalitas otot primer, katup aorta. Walaupun banyak informasi
seperti kardiomiopati dilatasi di mana tentang derajat keparahan regurgitasi
terjadi dilatasi LV dengan fungsi umum yang didapatkan secara klinis dan dari
yang jelek meskipun tidak ada penyakit teknik pencitraan lain yang lebih tidak
jantung koroner, atau kardiomiopati invasif, namun aortografi tetap merupa-
hipertrofik di mana obliterasi ruanS ven- kan pemeriksaan konfirmatif dan
trikel kiri dapat terjadi selama kontralcsi diagnostik pada kasus yang meragukan
sistolik. atau sulit.
Angiografi ventrikel kiri juga berguna
dalam penilaian dan kuantifikasi regur- Angiografi paru
gitasi mitral. Penyuntikan kontras ke Pada kardiologi dewasa, angiografi paru
dalam LV dengan regurgitasi melalui hampir hanya digunakan untuk diagnosis
katup mitral selama sistolik akan me- emboli paru masif akut, meskipun bahkan
nyebabkan ruang atrium kiri opak dengan pada kasus ini teknik pencitraan ieperti
berbagai derajat, tergantung pada derajat pemindaian CT heliks secara perlahan
l<eparahan regurgitasi. Meskipun banyak mulai menggantikannya. Emboli paru
informasi mengenai deralat l<eparahan re- masif akut menandakan bahwa terdapat
gurgitasi mitral bisa didapatkan secara obstruksi parsial atau lengkap di satu atau
l<linis dan dariteknik pencitraan non- lebih cabang arteri pulmonalis utama.
invasif, angiografi ventrikel kiri masih Pemeriksaan ini dilakukan dengan meng-
tetap merupakan pemeriksaan konfi rmatif gunakan kateter multilubang'pig-tail' atau
yang penting. Meskipun terjadinya gam- NIH (National lnstitute of Health)
baran kubah (doming) dari katup aorta dengan penyuntikan kontras langsung ke
stenotik dapat terlihat selama angiografi dalam arteri pulmonalis utama dan
ventrikel lciri, bila berdiri sendiri hal ini cabangnya. Emboli yang relatif kecil dapat
tidak dapat digunakan untuk menentukan divisualisasikan pada cabang arteri pul-
derajat keparahan dan tidak pernah di- monalis perifer dengan tel<nik ini namun
gunakan sebagai penilaian kuantitatif yang hanya diindikasikan pada keadaan di mana
akurat mengenai deralat keparahan AS. hipoksia atau penurunan hemodinamik
membutuhkan intervensi dini. Meskipun
Aortografi emboli paru sering berkaitan dengan
Aortografi umumnya digunakan untuk trombus di vena pelvik, jarang ditemukan
penilaian patologi pangkal aorta atau AR. kesulitan dalam mengarahkan kateter
Keberadaan dan luas dilatasi pangkal dengan aman melalui pendekatan perku-
aorta dapat divisualisasi dengan akurat, tan vena femoralis atau menggeser trom-
dan pada pasien dengan dugaan diseksi bus lebih jauh dalam proses tersebut.
50 Bab 3: Pencitraan

Setelah mendorong kateter di vena kava diposisikan dalam ostium arteri koroner,
inferior, melalui RA, melewati katup tri- 5-l0 mL media kontras disuntikkan
kuspid, melalui ventrikel kanan lce dalam dengan tangan melalui kateter untuk
PA utama melewati katup pulmonal, mengopasifikasi arteri koroner dengan
dapat diukur secara langsung tekanan PA citra yang diperoleh sebagai putaran
dan disuntikkan 40-50 mL kontras. radiograf yang dapat direkam dan diputar
Angiografi ventrikel kanan dan paru kembali untuk analisis lebih lanjut. Be-
kadang digunakan dalam penilaian pe- berapa pandangan dari tiap arteri koro-
nyakit jantung kongenital dewasa ter- ner diperoleh dengan manuver kamera
utama bila rekonstruksi bedah alur keluar radiografi di sekitar pasien untuk men-
ventrikel kanan sebelumnya telah dilaku- dapatkan citra dari sudut yang berbeda.
kan. Selain itu, angiografi ventrikel kanan Hal ini memungkinkan penilaian perjalan-
luga diindikasikan pada pasien dengan an semua arteri koroner epikard mayor.
aritmia ventrikel di mana diduga displasia Derajat keparahan stenosis pembuluh
ventrilcel kanan merupakan substrat darah koroner dapat dinilai secara visual
aritmia, namun sekali lagi tel<nil< pencitra- oleh operator yang telah berpengalaman
an lain seperti MRI dan pemindaian CT atau dapat digunakan angiografi kuantitatif
sel<arang memberikan informasi serupa. untuk mendapatkan penilaian komputer
mengenai derajat keparahan lesi, di-
ii':.iliirtiifi bandingkan dengan segmen arteri nor-
mal. Derajat keparahan lesi koroner di-
Arteriografi l<oroner, meskipun invasif, desl<ripsikan sebagai persentase steno-
merupakan prosedur berisilco rendah sis, dengan >50% biasanya dikatakan
dengan risiko kematian dan stroke se- sebagai stenosis bermakna. Gambar 3.1 7
kitar 0,2% pada pasien elektif, meskipun memperlihatkan angiogram koroier dari
risiko ini meningkat pada pasien dengan arteri koroner kiri dan kanan normal.
iskemia miokard atau fungsi ventril<el kiri Segmen pertama arteri koroner kiri,
jelek pada saat prosedur, atau pasien cabang utama kiri, adalah cabang komunis
dengan penyakit katup berat. Prosedur yang muncul dari sinus aorta pada kuspis
ini biasanya dilakukan bersama l<atete- koroner kiri katup aorta dan segera ber-
risasi jantung kiri seperti yang telah di- cabang menjadi dua cabang utamanya,
jelaskan. Akses langsung ke sirkulasi arceri LAD dan arteri koroner sirkum-
arteri didapatkan di bawah pengaruh fleks kiri (LCx, left circumflex). LAD
anestesia lokal melalui pendekatan femo- menyilang bagian depan jantung pada
ralis fludkins) atau brakialis (Sones), yang sulkus interventrikel dan memasok se-
pertama lebih sering digunakan. Dengan bagian besar permukaan anterior iantung
adanya sistem pencitraan radiografi digi- dan sekitar dua pertiga septum inter-
tal beresolusi tinggi, ukuran kateter fe- ventrikel (interventricular septumllYS).
moral telah sangat berkurang sehingga LCx berjalan di aspek lateral kiri jantung
sekarang banyak dilakukan arteriografi pada sulkus atrioventrikel dan memasok
dengan kateter 6 atau bahkan 5 French. dinding lateral jantung dan biasanya me-
Kateter itu sendiri dibuat dari poliuretan rupakan yang terkecil dari tiga pembuluh
atau polietilen dan hanya digunakan se- darah koroner utama. RCA memiliki asal
kali, langsung dibuang, serta telah di- yang berbeda dari sinus pada kuspis
bentuk sebelumnya untuk memungkin- koroner kanan katup aorta. Pembuluh
kan intubasi yang lebih mudah di ostium darah ini berjalan pada sulkus atrio-
arteri koroner kiri dan kanan. Sesudah ventrikel di sisi kanan dan memasok per-
Arteriografi koroner 5t

(b)

Gambar 3.17 (a) Angrogram koroner krri normal Gambar 3.18 (a) Arteri koroner kanan normal
dan (b) arterr koroner kanan. dan (b) satu arteri dengan penyempitan berat dl
segmen proksrmal pembuluh darah.

mukaan inferior jantung serta ventrikel arteri koroner sirkumfleks merupakan


l<anan. Pada sekitar 90% pasien, RCA arteri dominan dan RCA relatif kecil
dikatakan'dominan' karena memasok serta tidak dominan.
arteri menuiu nodus AV dan memberi Contoh dari lesi berat RCA diper-
cabang arteri desenden posterior (poste- lihatkan pada Gambar 3. 18. Penyakit
rior descending afterylPDA) yang ber- jantung koroner sering diklasifikasikan se-
jalan di sulkus interventril<el posterior bagai penyakit l-pembuluh, 2-pembuluh,
dan memasok sepertiga-posterior lVS. atau 3-pembuluh, tergantung pada distri-
Pada sisa l0%, PDA muncul dari arteri busi lesi bermakna pada tiga pembuluh
LCx (anatomi dominan kiri). RCA darah koroner utama. Klasifikasi ini ber-
memasok seluruh bagian inferior miokard guna karena pasien dengan penyakit
ventrikel kiri namun pada beberapa kasus multipembuluh memiliki prognosis yang
52 Bab 3: Pencitraan

lebih buruk dan rekomendasi terapi spasial di antara struktur-struktur jantung


seringkali juga didasarkan pada luas dan yang lebih baik, dan format cine-loop
parahnya penyakit jantung koroner serta pada citra yang dikonstruksi sepanjang
fungsi ventrikel kiri sebagaimana dasar siklus jantung dapat memberikan
simtomatil<. penilaian dinamik dari fungsi dan aliran
jantung. Tidak semua laboratorium/
Biopsi endomiokard rumah sakit memiliki keduanya (pen-
citraan CT dan MRI) namun banyak
Biopsi miokard ventrikel kadang dilaku-
informasi klinis yang didapatkan dengan
kan pada saat kateterisasi jantung, baik
kedua teknik ini sebanding dan cukup
untuk membantu diagnosis kardiomio-
digunakan salah satu dari kedua.teknik
pati, terutama miopati infiltratif seperti
ini pada pasien individual. Namun masing-
amiloid lantung, atau pada pasien yang
masing mempunyai kelebihan dan ke-
menjalani transplantasi jantung di mana
l<urangannya sendiri yang patut
dibutuhkan biopsi jantung reguler untuk
didiskusikan.
memonitor penolakan jaringan. Biopsi di-
lakukan melalui pelapis luar panjang yang
dimasukkan ke dalam ventrikel kanan Pencitraan rcsonansi magnetik
atau kiri, dengan biotom dimasukkan me-
(magnetic res onance imaging/MRl)
lalui pelapis untuk mendapatkan contoh MRI menggunakan magnet yang sangat
endokard. Biasanya diambil beberapa kuat (biasanya 0,5- 1,5 Tesla) yang harus
biopsi, dan meskipun risiko tindakan ini diletakkan di lingkungan terlindung untuk
kecil, risikonya antara lain aritmia ven- alasan keamanan, jauh dari benda-benda
trikel, nyeri dada, efusi perikard, dan ferro-magnetil< dan medan magnet ini
perforasi jantung dengan tamponade. dapat merusak kartu kredit. Medan
magnetik yang kuat akan menangkap
proton-proton di tubuh manusia, dan di-
gunakan sinyal-sinyal frekuensi radio yang
Pencitraan potongan melintang jantung diberikan pada penampang-penampang
menggunakan pemindaian CT atau MRI yang diperlukan akan merekonstruksi pe-
semakin berperan dalam pencitraan jan- nampang tubuh dari sinyal yang diterima.
tung terutama dengan adanya pemindai- Sekuensi (sederetan) gelombang fre-
an CT helil<al ultra-cepat. Dengan meng- kuensi radio (RF) yang berbeda dapat
gunakan ECG-gating untuk mencitra digunakan untul< menyorot atau me-
gerakan jantung selama siklus jantung bisa najamkan tipe jaringan atau aliran darah
didapatkan citra potongan melintang teftentu. Citra dari ECG-gated konven-
jantung beresolusi tinggi. Pemindaian CT sional, atau pencitraan eko-spin, meng-
dan MRI tidak dipengaruhi oleh habitus hasilkan citra potongan melintang statik
tubuti, tidak seperti TTE, meskipun dengan jaringan jantung ditampilkan pada
mungkin tidak bisa menempatkan pasien berbagai intensitas. Darah, yang tidak
yang sangat gemuk ke dalam mesin pe- menghasilkan sinyal ditampilkan sebagai
meriksaan. Dihasilkan citra statik, biasa- warna hitam (Gambar 3. l9). Pada for-
nya pada pandangan aksial, sagital, atau mat cine-loop, atau pencitraan eko gra-
koronal, meskipun citra off-axis iuga dien, yang menampilkan gerakan jantung
dapat dihasilkan, biasanya untul< mena- dan aliran darah dinamik sepanjang siklus
jamkan pencitraan pembuluh besar. Re- jantung, darah memiliki sinyal yang tinggi
konstruksi tiga-dimensi dapat dilalcukan dan ditampilkan sebagai warna putih dan
untuk mendapatkan penilaian hubungan jaringan jantung terlihat pada intensitas
Pemindaian CT dan MRI 53

nyebabkan timbulnya arterfak bermakna,


biasanya terlihat sebagai lubang hitam
pada citra, saat menggunakan teknik pen-
citraan cine-loop dipertajam-aliran. Ke-
cepatan aliran dalam lantung dan pem-
buluh darah besar dapat diukur dengan
akurat oleh beberapa pemindai (MRl),
meskipun informasi ini seringkali mudah
diperoleh dengan teknik ekokardiografi
dan ultrasonografi Doppler.

Pemindaian CT
Gambar 3.19 MRI jantung satu pasien Pemindaian CT menggunakan radiasi
dengan kardiomiopati hipertrofik memperllhat pengion untuk mengkonstruksi pencitra-
kan ventnkel kiri (LV) pada potongan mehntang
dengan penebalan bermakna septum rnterven-
an penampang melintang jantung. Pe-
trlkel (WS). Perhatlkan bahwa darah dalam mindaian CT helikal ultra-cepat sekarang
ventrikel ditampilkan sebagai warna hitam, memberikan pencitraan resolusi tinggi
tanpa sinyal. jauh lebih cepat, pemindaian total dilaku-
kan dengan satu tahanan napas untuk
yang lebih rendah (Gambar 3.20). Kua- meminimalkan artefak pernapasan. Ada-
litas citra dapat dipengaruhi secara ter- nya kalsifikasi dideteksi lebih baik dengan
balik dengan adanya aritmia jantung ka- CT dibandingkan dengan MRI dan,
rena kebutuhan ECG-gating. Adanya klip contohnya, mungkin lebih berguna pada
vaskular di otak dan alat pacu jantung pasien dengan penyakit perikard dj mana
merupakan kontraindikasi absolut peme- dapat terjadi kalsifikasi tanpa banyak
riksaan MRl. Katup jantung prostetik, klip penebalan perikard atau efusi. Pemindaian
l<ardiovaskular, dan kawat sternal bukan CT luga dilakukan pada pasien di mana
kontraindikasi MRI namun dapat me- MRI dikontraindikasikan (lihat Boks 3.5).

Gambar 3.20 MRI cine-


Joop drpertajam-aliran
memperhhatkan potongan
mehntang ventrikel kiri pada
berbagai periode waktu
sepanlang siklus jantung
dari drastol dl gambar kiri
atas hingga slstol dan
drastol d, gambar kanan
bawah. Perhatikan bahwa
dengan MRI dipertajam
aliran (f1ow enchanced MRI),
darah memberikan sinyal
dengan intensrtas tlnggi.
54 Bab 3: Pencitraan

ffi*ks 3-5 lndikasi Klinis Umum untuk


CT dan MRI Jantung
o Penyakit aorta (aortopatr, diseksr)
e Penyakrt perikard
ir Hipertensi paru/emboh paru
r
ii,---- Penyaklt iantung kongenital pada
-r, ,-
, orano dewasa
j r Ka-rdiomiopatl terutama hipertrofrk dan I

inf"trarjf
j o Tumor dan massa parakardiak i

t-* _-." __-__"_____,*"_":_"__.___*-.--_.__.__-i

Gambar 3.21 Pindaian CT hellkal dari satu


Penyakit aorta pasren dengan penyakit penkard. Perikard yang
Pemindaian CT dan MRI dapat mem- mengalami kalsifikasi terllhat jelas sebagal prta
putih yang mengelilingi tantung.
berikan citra seluruh aorta torakalis dan
abdominalis yang dapat membantu pada
pasien dengan diseksi aorta luas. Pada oleh jantung atau paru. Banyal< penyebab
pasien yang tidak stabil hemodinamiknya, jantung seperti gagal ventrikel kiri kronis
TEE merupakan pemeriksaan yang lebih atau penyakit katup mitral dapat terlihat
tepat karena dapat dilakukan di unit pe- dengan ekokardiografi, namun pemin-
rawatan intensif atau ruang anestesia. daian CT terutama berguna dalam meng-
Namun pada pasien stabil atau pasien evaluasi penyebab paru atau pada pasien
yang tidak memerlukan operasi segera, dengan dugaan hipertensi paru primer
CT atau MRI mungkin merupakan pe- di mana CT tidak hanya membantu me-
meriksaan yang lebih baik karena sering nyingkirkan berbagai patologi naniun juga
dapat memberikan informasi tambahan, dapat mendemonstrasikan efek hipertensi
terutama bila diseksi meluas lebih dari paru pada pembuluh darah paru dan
aorta torakalis. jantung kanan.
Pemindaian CT helil<al ultra-cepat
Penyakit pefikard terbukti berguna dalam diagnosis emboli
Efusi perikard mudah diidentifikasi paru akut dan kronis. Resolusi pembuluh
dengan ekokardiografi namun evaluasi darah yang tinggi mulai dari pembuluh
penebalan pleura dan/atau kalsifikasi darah paru utama hingga perifer me-
sangat sulit sehingga dapat digunakan mungkinkan diagnosis emboli paru,
pemindaian CT maupun MRl. Pemindaian bahkan yang kecil, dengan akurat dan
CT memiliki keunggulan lebih mudah dengan cepat akan melampaui pengguna-
mengidentifilcasi adanya kalsifikasi an pemindaian radionuklida V/Q.
(Gambar 3.2 l). Keterlibatan tumor
perikard, biasanya dari karsinoma paru
*ukfir
atau payudara, luga dapat diperlihatkan
di mana pemeriksaan ekokardiografi Terdapat sejumlah teknik nuklir yang
dapat dengan mudah melewatkannya. telah mapan maupun yang sedang ber-
kembang yang berperan penting dalam
Hipertensi paru/emboli paru diagnosis jantung. Teknik nuklir ini ter-
Banyak penyebab hipertensi paru, dan bagi ke dalam empat kategori:
CT/MRI dapat membantu penegakan I pencitraan kumpulan darah (blood
diagnosis hipertensi paru yang disebabkan pool);
Kardiologi nul<lir 55

2 pencitraan infark;
3 pencitraan perfusi miokard; dan
4 tomografi emisi positron.

Pencitraan kumpulan danh


Dasar dari pencitraan l<umpulan darah
adalah untuk 'melabel' sel darah merah
dengan isotop radionuklida sehingga pen-
citraan dapat dilakukan ketika sel darah
merah yang sudah terlabel pertama kali
melewati ruang jantung, sehingga disebut
'first pass', atau ketika sel
pencitraan
darah merah yang terlabel seimbang
dengan komponen lain dalam sirkulasi. Gambar 3.22 Citra akhir dlastolik dan akhir
Karena nilai dari teknik ini adalah peme- sistohk dari ventrlkulogram radionuklida
menggunakan pencitraan teknetlum-99m. Pasien
riksaan fungsi ventrikel global dan re-
memiliki aneurisma ventrikel klrl, dan cttra
gional, sering dikenal sebagai ventri- diastolik serta sistolik diperlihatkan sebelum
kulografi radionuklida (RVG). Teknetium- (atas) dan sesudah (bawah) reseksi bedah.
99m merupakan penelusur radioaktif
yang digunakan untuk pelabelan sel darah
merah. Pencitraan kamera gamma di atas Pencitraan infark miokard
jantung memungkinkan akuisisi citra se- Tel<netium pirofosfat merupakan pe-
panjang siklus jantung sehingga citra nelusur radionuklida yang digunakan
akhir-sistolik dan akhir-diastolik (Gambar untuk pencitraan pindaian tulang. Ke-
3.22) dapat digunakan untuk mengukur matian sel miokard memungkinkan agen
fraksi ejeksi dari perbedaan antara lumlah ini masuk ke kalsium intraselular di
'hitung' nuklir yang didapatkan sebagai daerah nekrosis miokard dan potensial
berikut: digunakan untuk mendiagnosis, me-
lokalisir, dan menilai luas infark miokard.
Fraksi ejeksi %
Namun pemeriksaan ini hampir tidak
pernah digunakan dalam praktik klinis
Hitungakhir Hitung akhir
karena beberapa alasan:
diastolik sistolik o Dibutuhkan area kerusakan miokard
x 100
Hitung akhir diastolik yang cukup luas untuk menghasilkan
pindaian positif, dibutuhkan aliran darah
Meskipun teknik ini memiliki ke- ke daerah nekrotik sehingga agen dapat
unggulan dibandingkan dengan ekokardio- dihantarkan, dan waktu pemindaian
grafi dalam hal tidak terpengaruh oleh optimal adalah 24 jam setelah onset
faktor-fakor sepefti penetrasi ultrasono- infark, waktu di mana manfaat potensial
grafi dan habitus tubuh, tetapi karena trombolitil< dan teknik reperfusi lain telah
teknik ekokardiografi dan MRI semakin menghilang.
canggih, kebutuhan pencitraan kumpulan o Kemudian, penanda biokimiawi pada
darah nuklir telah berkurang. Sekarang kerusakan miokard yang lebih baru
pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan seperti Troponin T dan Troponin I lebih
penilaian fungsi ventrikel lini kedua bila mudah dan lebih cepat memberikan
teknik pencitraan lain sulit dilakukan, informasi kerusakan miokard. Maka,
tidak tersedia, atau dikontraindikasikan. meskipun pencitraan infark miokard bisa
56 Bab 3: Pencitraan

dilakukan dengan teknik pencitraan untuk konfirmasi atau menggugurkan


nuklir, teknik ini hanya menarik perhatian diagnosis penyakit jantung koroner. Pen-
dari segi seiarah. citraan perfusi miokard luga dapat di-
lakukan pada pasien dengan penyakit
Pencitraan pertusi miokard jantung koroner yang telah diketahui
Tidak seperti pencitraan infark, perfusi untuk mendeteksi daerah miokard yang
menyebabkan gejala iskemia, dan/atau
miokard merupakan teknik pencitraan
klinis yang telah rnapan dan digunakan memberikan perkiraan luas miokard
dalam bahaya akibat penyakit pada pem-
dengan luas. Terdapat seiumlah isotop
buluh darah koroner tunggal sebagai satu
berbeda yang dapat digunakan, paling
I atau tek- cara dalam membantu pengambil4n ke-
umum adalah thalium-20
netium-99m 2-metoksi-isobutil isonitril putusan mengenai intervensi koroner
(MlBl). Digunakan berbagai teknik pen- dengan angioplasti atau pembedahan
pintas arteri koroner.
citraan, termasuk pencitraan bidang
tunggal multipel hingga pencitraan tomo-
grafi menggunakan tomografi komputer Tomografi emisi positron
emisi foton tunggal (single photon emis- Pemindaian tomografi emisi positron
sion compufed tomography/SPECT), (positron emission tomographylPET)
namun teknik dasarnya sama. lsotop ber- tidak tersedia luas karena membutuhkan
akumulasi pada miokard viabel dengan adanya akselerator linear untuk meng-
perfusi normal. Daerah otot iskemik atau hasilkan isotop yang tepat, seringkali be-
infark tidak memperlihatkan akumulasi rupa analog terkait-glukosa atau terkait-
isotop dengan derajat yang sama dan di- oksigen, yang memiliki masa kerja pendek
tandai pada pindaian sebagai area dengan sehingga harus dihasilkan dekat pemindai.
ambilan isotop yang menurun. Untuk Pemindaian PET merupakan metoiJe yang
menginduksi iskemia, dilakukan pemin- menempelkan radioaktif metabolit intra-
daian di bawah kondisi stres mengguna- selular dalam miokard sehingga pencitra-
lcan infus dobutamin, arbutamin, adenosis, an yang didapat tergantung hanya pada
atau dipiridamol. Kemudian pemindaian adanya otot yang hidup atau viabel. Ke-
diulang dalam kondisi istirahat untuk mampuan memberikan informasi via-
mendeteksi daerah'iskemia reversibel' bilitas miokard, terlepas dari perfusi mio-
(lihat Bab 8). Defek 'nonreversibel'yang kard, atau fungsi otot memiliki potensi
terjadi pada keadaan istirahat dan stres klinis cukup bail<. Pasien dengan arteri
biasanya merefleksikan adanya infark mio- koroner yang tersumbat dan penurunan
kard meskipun mungkin saja area infark atau hilangnya fungsi otot mungkin masih
juga dikelilingi atau dekat dengan area memiliki miokard viabel yang akan pulih
miokard lain yang reversibel. begitu perfusi miokard dikembalikan
Pemindaian perfusi miokard dapat di- dengan trombolisis, angioplasti, atau
gunakan dengan berbagai cara. Pencitraan bedah pintas koroner. Pemindaian PET
ini dapat memberikan tambahan berguna merupakan 'standar emas' saat ini untuk
pada tes latihan konvensional, memper- menentukan adanya miokard viabel pada
bail<i sensitivitas dan spesifisitas detel<si segmen jantung yang tidak berfungsi
penyakit jantung koroner bermakna. namun biaya pemeriksaannya menyebab-
Namun sekitar 20% pasien akan negatif kan pemindaian PET tidak digunakan
palsu atau positif palsu dan mungkin dalam praktik klinis rutin saat ini.
masih diperlukan angiografi koroner
Hipertensi

PendahuLuan, 57 Hlpertensi dipercepat, 64


Pengukuran tekanan darah, 57 Tatalaksana hipertensi, 64
Hlpertensr pnmer, 58 Bacaan lebih lanjut, 69
Hipertensi sekunder, 62

menilai respons terhadap terapi, karena


,Ptni|. i rr# ,:- .:'' ' lrri:r-,,,t-i",", .., cara ini telah terbukti mempunyai
Dalam masyarakat barat, tekanan darah korelasi yang lebih tepat dengan kerusak-
(TD) meningkat sesuai dengan umur dan an organ target (end o4gan) dibanding
distribusi nilai TD ini dalam masyarakat perkiraan dokter dan merupakan alat
merupakan variabel kontinyu di mana bantu yang lebih baik untuk meramalkan
rentang normal didefinisikan sebagai nilai masalah kardiovaskular. Hal-hal berikut
ujung dan nilai yang lebih tinggi atau ke- sebagian besar berdasarkan rekomendasi
adaan hipertensi mulai. Pentingnya batas- British Hypertension Society (1999).
an hipertensi muncul dari angka mor-
biditas yang berhubungan dengan riwayat Pengukuran tekanan darah
hipertensi yang tidak terkontrol. Pasien
biasanya tidak menunjukkan gelala dan Pasien dibiarkan istirahat dalam kamar
diagnosis hipertensi selalu dihubungkan yang tenang, kurang lebih selama 5- l0
dengan kecenderungan penggunaan obat menit. Beberapa jam sebelumnya tidak
seumur hidup dan implikasi berdasarkan dibenarkan minum zat perangsang
analisis risiko dari asuransi liwa, sehingga (stimulan) seperti teh, kopi, dan minuman
definisinya amat diperlukan. Tekanan ringan yang mengandung kafein. Karet
darah sangat bervariasi tergantung pada lingkar lengan sfigmomanometer memiliki
keadaan, akan meningkat saat aktivitas ukuran lebar 12,5 cm dan harus menutup
fisik, emosi, dan stres, dan turun selama paling sedikit 2/3 bagian atas lengan,
tidur. Sebelum dibuat diagnosis hipertensi karena karet yang lebih kecil dengan ca-
diperlukan pengukuran berulang paling kupan yang kecil akan memberikan angka
tidak pada tiga kesempatan yang berbeda yang lebih tinggi. Pada pasien gemuk
selama 4-6 minggu. Pengukuran di rumah barangkali perlu menggunakan karet
dapat dilakukan pasien dengan mengguna- untuk paha yang lebih lebar di lengan
kan sfigmomanometer yant tepat se- atas sebagai pengganti ukuran standar.
hingga menambah jumlah pengukuran Pasien duduk dengan lengan setinggi
untuk analisis. Teknik pengukuran TD jantung. Rabalah denyut nadi radialis pada
ambulatori 24 iam dikerlakan bila ter- sisi ipsilateral dan kembangkan karet
dapat keraguan diagnosis dan untuk sfigmomanometer secara bertahap
58 Bab 4: Hipertensi

sampai tekanan sistolik 20 mmHg di atas Pada saat tersebut, beberapa mekanisme
titik di mana denyut nadi radialis meng- fisiologis kompensasi sekunder telah di-
hilang. Auskultasilah pada a. brakialis dan mulai sehingga kelainan dasar curah
kempiskan karet kurang lebih 2 mmHg jantung atau resistensi perifer tidak di-
per detik, catat titik pertama pulsasi yang ketahui dengan jelas. Pada hipertensi yang
terdengar (bunyi Korotkoff pertama) baru mulai curah jantung biasanya nor-
yang merupakan tekanan darah sistolik mal atau sedikit meningkat dan resistensi
dan titik di mana bunyi pulsasi menghilang perifer normal. Pada tahap hipertensi
(bunyi Korotkoff ke-5) yang sekarang lanjut, curah jantung cenderung menurun
secara universal diakui sebagai tekanan dan resistensi perifer meningkat. Adanya
diastolik, bukannya bunyi gemuruh hipertensi juga menyebabkan penebalan
(Korotkoff ke-4) yang digunakan dalam dinding arteri dan arteriol, mungkin se-
definisi lama. Ukurlah TD minimal 2 kali bagian diperantarai oleh faktor yang
dan pastikan tidak ada perbedaan antara dikenal sebagai pemicu hipertrofi vaskular
kedua lengan. Jika terdapat perbedaan, dan vasokonstriksi (insulin, katekolamin,
lengan yang mempunyai angl<a yang lebih angiotensin, hormon pertumbuhan), se-
tinggi digunakan sebagai patokan untuk hingga menjadi alasan sekunder mengapa
pengukuran yang berikutnya. Dalam terjadi kenaikan tekanan darah. Adanya
setiap kesempatan pengukuran TD harus mekanisme kompensasi yang kompleks
diusahakan 2 kali dengan jarak cukup ini dan konsekuensi sekunder dari hiper-
lama (paling sedikit 5- l0 menit). Kanulasi tensi yang sudah ada telah menyebabkan
intraarterial dapat digunakan untuk penelitian etiologinya semakin sulit dan
mengukurkan TD-nya secara langsung observasi ini terbuka untuk berbagai
tetapi jarang sekali dipakai kecuali dalam interpretasi. Kelihatannya terdapat kerja-
penelitian. Semua orang dewasa harus sama bermacam-macam faktor dan yang
mengukurkan TD-nya secara teratur mungkin berbeda antarindividu.
setidaknya setiap 5 tahun sampai umur Beberapa faktor yang pernah dikemu-
80 tahun. Jika hasilnya berada pada nilai kakan relevan terhadap mekanisme pe-
batas, pengukuran perlu dilakukan setiap nyebab hipertensi adalah sebagai berikut:
3- l2 bulan. Genetik. Dibanding orang kulit putih,
orang kulit hitam di negara barat lebih
:l
.r:l banyak menderita hipertensi, lebih tinggi
tingkat hipertensinya, dan lebih besar
Juga disebut hipertensi 'esensial' atau tingkat morbiditas maupun mortalitasnya,
'idiopatik' dan merupakan 95% dari sehingga diperkirakan ada kaitan hiper-
kasus-kasus hipertensi. Selama 75 tahun tensi dengan perbedaan genetik. Be-
terakhir telah banyak penelitian untuk berapa peneliti mengatakan terdapat ke-
mencari etiologinya. Tekanan darah me- lainan pada gen angiotensinogen tetapi
rupakan hasil curah jantung dan resistensi mekanismenya mungkin bersifat poli-
vaskular, sehingga tekanan darah mening- genik.
kat jika curah jantung meningkat, resis- Geografi dan lingkungan. Terdapat
tensi vaskular perifer bertambah, atau perbedaan tekanan darah yang nyata
keduanya. Meskipun mekanisme yang antara populasi kelompok daerah kurang
berhubungan dengan penyebab hipertensi makmur dengan daerah maju, seperti
melibatkan perubahan-perubahan ter- bangsa lndian Ameril<a Selatan yang te-
sebut, hipertensi sebagai kondisi klinis kanan darahnya rendah dan tidak banyak
biasanya diketahui beberapa tahun sete- meningkat sesuai dengan peftambahan
lah kecenderungan ke arah sana di mulai. usia dibanding masyarakat Barat.
Hipertensi primer 59

Janin. Faktor ini dapat memberikan berapa tahun silam, terutama pada pasien
pengaruh karena berat lahir rendah gemuk. lnsulin merupakan zat penekan
tampaknya merupakan predisposisi hiper- karena meningkatkan kadar katekolamin
tensi di kemudian hari, barangkali karena dan reabsorpsi natrium.
lebih sedikitnya jumlah nefron dan lebih Disfungsi sel endotel. Penderita hiper-
rendahnya kemampuan mengeluarkan tensi mengalami penurunan respons va-
natrium pada bayi dengan berat lahir sodilatasi terhadap nitrat oksida, dan en-
rendah. dotel mentandung vasodilatator seperti
kelamin Hipertensi lebih jarang
Jenis endotelin-|, meskipun kaitannya dengan
ditemukan pada perempuan pra-meno- hipertensi tidak jelas.
pause dibanding pria, yang menunjukkan
adanya pengaruh hormon. Riwayat penyakit
Natrium. Banyak bukti yang men-
Penderita hipertensi biasanya tidak me-
dukung peran natrium dalam terjadinya
nunjukkan gejala, kenaikan tekanan darah
hipertensi, barangkali karena ketidak-
mampuan mengeluarkan natrium secara
baru diketahui sewaktu pemeriksaan
skrining kesehatan, dengan tujuan masuk
efisien baik diturunkan atau didapat. Ada
kerja ataupun asuransi kesehatan. Gejala
yang berpendapat bahwa terdapat
hormon natriuretik (de Wardener) yang umum hipeftensi (sakit kepala, pusing,
menghambat aktivitas sel pompa natrium
tinitus, pingsan) hampir sama dengan ke-
(ATPase natrium-kalium) dan mempunyai banyakan orang normotensi. Adanya sakit
efek penekanan. Berdasarkan studi kepala ternyata tidak banyak berkorelasi
populasi, seperti Studi INTERSALT dengan tekanan darah. Kerusakan organ,
(1988) diperoleh korelasi antara asupan terutama jantung, otak, dan ginjal, ber-
natrium rerata dengan TD, dan penurun- kaitan dengan derajat keparahan, hiper-
an TD dapat diperoleh dengan me- tensi. Perubahan-perubahan utama or-
ngurangi konsumsi taram. gan yang terlihat termasuk seperti di
Sistern renin-angiotensln. Renin me- bawah ini.
micu produksi angiotensin (zat penekan) Jantung. Hipertrofi ventrikel kiri
dan aldosteron (yang memacu natrium menyebabkan peningkatan kekakuan
dan terjadinya retensi air sebagai akibat). dinding terhadap pengisian diastolik dan
Beberapa studi telah menunjukkan se- gelombang 'a' (sistol atrium) yang me-
bagian pasien hipertensi primer mem- nonjol pada ekol<ardiografi. Gagal ven-
punyai kadar renin yang meningkat, tetapi trikel kiri (disfungsi sistolik dan diastolik)
sebagian besar normal atau rendah, di- dapat teriadi, seringkali tanpa dilatasi
sebabkan efek homeostatik dan mekanis- ventrikel. Terapi dengan antihipertensi
me umpan balik karena l<elebihan beban terutama penghambat enzim peng-
volume dan peningkatan TD di mana konversi angiotensin (angiotensin con-
keduanya diharapkan akan menekan verting enzyme/ACE), telah terbukti
produksi renin. mengurangi hipertrofi ventrikel kiri jika
Hiperaktivitas simpatis. Dapat terlihat tekanan darah diturunkan. Penyakit
pada hipertensi umur muda. Katekolamin jantung koroner sering terjadi pada
akan memacu produksi renin, menyebab- hipertensi, dan bersama dengan disfungsi
kan konstriksi arteriol dan vena dan ventrikel kiri mungkin menyebabkan
meningkatkan curah jantung. tingginya angka kematian penyakit
Reslsfensi insulin/hiperinsulinemia. lantung. Risiko kejadian lantung (ke-
Kaitan hipertensi primer dengan resis- matian, infark miokard, gagal lantung,
tensi insulin telah diketahui sejak be- aritmia ventrikel) akan berkurang jika
60 Bab 4: Hipertensi

hipertensi diturunkan. Jika tekanan dias-


tolik diturunkan di bawah 80 mmHg,
risiko akan mulai meningkat lagi, disebut
sebagai kurva berbentuk J, meskipun
pengamatan ini masih diperdebatkan.
Peningkatan gejala penyakit jantung pada
tekanan diastolik yang rendah mungkin
disebabkan karena rendahnya tekanan
perfusi koroner, yang dengan miokard
yang menebal disertai resistensi arteriol
yang meninggi akibat proses hipertensi,
menyebabkan iskemia jantung terutama Gambar 4.1 Perubahan fundus pada retlnopatj
pada malam hari ketika tekanan darah hiperlensi deralai 4.
biasanya paling rendah.
G i nj al. T eriadinya kerusakan dan gagal
ginjal secara perlahan sering ditemukan gsks 4- i Retinopati pada Hipertensi
pada hipertensi menahun, khususnya . Derajat 1: penyempitan ringan atau
dengan kontrol yang tidak teratur, dan sklerosis lumen arteriol retina, memberi-
lebih sering pada orang kulit hitam. kan efek 'kawat perak (silver wiring)'
Hilangnya kemampuan pemekatan urin r Derajat 2: sklerosis arteriol sedang
akan menyebabkan terjadinya nokturia. atau berat, terlihat sebagai ('nipping') N-
Mikroalbuminuria berlanjut dengan pro- teriovenosa.
teinuria yang lebih hebat dan penurunan
. Derajat 3: perubahan progresif retrna
mengakibatkan edema, bintik'cotton
bersihan kreatinin. Akhirnya, dapat ter-
jadi gagal ginjal tahap akhir dan memerlu-
wool' , dan perdarahan
o Derajat 4: semua data di atas dengan
kan dialisis. Pada hipertensi hebat yang edema papil
dipercepat (lihat di bawah dalam bab ini), (lihat Gambar 4.1)
gagal ginjal akut sering terjadi dan me-
rupakan penyebab utama kematian jika
hipertensi tidak diterapi dengan tepat. dan Gambar 4. l). Derafat 3 dan 4 sering
Kejadian demikian merupakan suatu terlihat pada hipertensi hebat yang di-
kedaruratan medis. percepat sedangkan derajat I dan 2 ber-
Otak Stroke dan serangan iskemik korelasi kuat dengan kerusakan organ
transien lebih sering ditemukan pada pen- target lain pada hipertensi kronis.
derita hipertensi. Selama stroke, tekanan
darah dapat meningkat secara akut dan Penilaian
perlu kehati-hatian untuk menurunkannya Semua pasien yang dicurigai menderita
terlalu cepat atau mendadak. Resistensi hipertensi atau pasien yang sudah pasti
vaskular serebral akan meningkat karena hipertensi, harus diambil anamnesis yang
efek hipeftensi jangka panlang, juga ke- menyeluruh dan pemeriksaan fisik penuh,
mungkinan efek akut edema serebral, dan namun hanya beberapa pemeriksaan
reduksi berlebihan tekanan per"fusi ar- penunjang rutin yang perlu (lihat Boks
teri serebral dapat meningkatkan iskemia 4.2); pada sebagian besar, ini biasanya
serebral. normal.
lndikasi kerusakan organ target dapat Beberapa pasien akan memerlukan
diperoleh dengan memeriksa fundus mata pemeriksaan penunjang yang lebih
untuk menemukan perubahan yang ber- kompleks dan dirujuk ke spesialis, seperti
kaitan dengan hipertensi (lihat Boks 4. I pasien dengan:
Hipertensi primer 6l

BokE 4.2 Pemeriksaan Penunjang untuk Hipeftensi


Tes Alasan
o Urinalisis untuk darah dan protein, Dapat menunjukkan penyakit ginjal baik
elektrolit dan kreatinin darah sebagai penyebab atau disebabkan oieh
hipertensi, atau (jarang) dapat dlanggap
hipertensi adrenal (sekunder)
la Glukosa darah Untuk menyingkirkan diabetes atau
I

i intoleransl glukosa
I

lr Kolesteroi HDL dan kolesterol Membantu memperkrrakan rislko kardio-


I
I
total serum vaskular di masa depan
ta
I
EKG Untuk menetapkan adanya hrpertrofi
I

I ventrlkel kiri

r hipertensi dipercepat (maligna) (lihat mereka dengan diastolik kurang dari 80-
di bawah dalam teks); 85 mmHg di mana risikonya cukup
. dugaan hipertensi sekunder (lihat di rendah. Di antara dua nilai ini, 85-95
bawah dalam teks); mmHg, hipertensi nilai batas (borderline)
e masalah terapi atau kegagalannya; dan hipercensi ringan masih akan melipat-
o keadaan khusus (misalnya kehamilan). gandakan risiko relatif l<ejadian-kejadian
merugikan di masa depan, meskipun fre-
lndikasi terapi kuensi kejadian-kejadian tersebut masih
Dari beberapa studi, telah jelas bahwa rendah secara absolut. Sekitar 60% pen-
morbiditas dan mortalitas yang berkaitan derita hipertensi termasuk dalam kate-
dengan hipertensi akan meningkat secara
gori ini, mencakup jumlah individu yang
progresif seiring peningkatan keparahan, sangat besar, dan masih diperdebatkan
dengan peningkatan sistolik setidaknya bagaimana strategi kesehatan populasi
memiliki risikb sama besar dengan pe- yang biayanya efisien untuk memberikan
ningkatan diastolik. Selain itu, manfaat terapi kepada semua orang.
paling besar didapatkan dengan menurun- Studi Framingham yang besar-besaran
kan TD pada pasien dengan tekanan dan data epidemiologi telah menunjukkan
darah tertinggi. Penelitian meta-analisis sejumlah fakor risiko independen yang
yang melibatl<an lebih dari 420.000 pasien menimbulkan penyakit vaskular dini (lihat
telah menuniukl<an hubungan yang Boks 4.3).
kontinyu dan independen antara tekanan Telah diperhitungkan bahwa seorang
darah dengan stroke dan penyakit jantung pria berusia 55 tahun dengan tekanan
koroner. Peningkatan tekanan diastolik darah sistolik 160 mmHg, mempunyai
> l0 mmHg dalam jangka panjang akan risiko masalah vaskular dalam l0 tahun
meningkatkan risiko stroke sebesar 56% mendatang sekitar l4%, sedangkan pria
dan penyakit jantung koroner sebesar yang sama dengan tekanan darah yang
37%. Saat tekanan diastolik naik di atas sama, tetapi memiliki semua faktor risiko
95-100 mmHg, risiko kejadian serebral dalam Boks 4.3 akan memiliki risiko 60%.
dan jantung di masa datang menjadi Semakin tinggi risiko keseluruhan se-
bermakna dan terapi obat-obatan harus harusnya semakin besar usaha untuk
diberikan jika perubahan gaya hidup tidal< menurunkan tekanan darah dan untuk
dapat memberikan kontrol yang memuas- pasien hipertensi ringan terapi sudah
kan. Terapi jelas tidak diperlukan bagi harus dipertimbangkan pada ambang
62 Bab 4: Hipertensi

ffi-k#5 F"k ii.,k"l"dd"d"" l o adanya diabetes melitus;


".
dalam Perkembangan Penyakit
. adanya komplikasi kardiovaskular
yang nyata (riwayat serangan stroke atau
Vaskular Dini
penyakit jantung iskemik);
r Usia lanjut
o jika risiko penyakit jantung koroner
r Pemngkatan kolesterol total serum
r Penurunan kadar kolesterol HDL (ntqft
dalam l0 tahun sebesar l5% atau lebih.
density l,poprorejn) ser um
r Peningkatan glukosa serum Hipertensi pada manula
o Perokok
. Hipertrofi ventrikel kiri pada kriteria Baik pria maupun wanita hidup lebih lama
voltase elekrokardiografi dan 50% dari mereka yang berusia di
atas 60 tahun akan menderita hipertensi
sistolik terisolasi (TD sistolik 160 mmHg
tekanan darah yang terendah. Algoritme
dan diastolik 90 mmHg). Karena risiko
telah disebarluaskan (lihat rekomendasi
kardiovaskular meningkat sesuai usia,
Joint British untuk mencegah penyakit maka pasien usia lanjut dengan tekanan
jantung koroner dalam praktik klinis,
darah seperti ini akan lebih memerlukan
dalam Bacaan Lebih Lanlut) untuk me-
terapi daripada pasien usia lebih muda.
ngetahui risiko kardiovaskular di masa
Dengan menurunkan tekanan darah telah
yang akan datang berdasarkan tekanan
terbukti mengurangi insidensi gagal
darah, kolesterol, dan ada tidaknya
diabetes. iantung, mengurangi demensia, dan dapat
membantu mempertahankan fungsi
Sebagai pedoman umum, hampir
kognitif, dan dari data studi menunjuk-
semua pasien yang diberi terapi harus
kan bahwa terapi ini memberikan manfaat
memiliki tekanan diastolik <85-90 mmHg
sampai usia 80 tahun. Hanya sedikit data
dan sistolik <140-149 mmHg, dan pada
studi pada pasien yang lebih tua dari 80
pasien diabetes target tekanan darah
tahun, tetapi jika terapi sudah dimulai
haruslah < 140/80. Dalam praktiknya nilai
pada usia lebih awal, maka seharusnya
ideal ini sering tidak dapat dicapai.
tetap dilaniutkan pada pasien manula ini.

Hipertensi ringan atau hipertensi


nilai batas Hipertensi sekunder
Terdapat kesulitan untuk mengambil ke-
putusan terapi untuk pasien dengan Sekitar 5% kasus hipertensi telah di-
ketahui penyebabnya, dan dapat dike-
tekanan sistolik 140-149 mmHg dan/atau
lompokkan seperti di bawah ini.
tekanan diastolik 90-99 mmHg, walaupun
Penyakit parenkim ginjal (3%). Setiap
nilai ini sangat sering ditemukan. Umum-
penyebab gagal ginjal (glomerulonefritis,
nya tidak semua pasien mempunyai risiko
kardiovaskular tinggi, terutama pada pielonefritis, sebab-sebab penyumbatan)
yang menyebabkan kerusakan parenkim
kelompok usia muda. Dalam buku pe-
tunjuk dari British Hypertension Society akan cenderung menimbulkan hipertensi
disebutl<an bahwa jika perubahan gaya dan hipertensi itu sendiri akan meng-
hidup tidak efektil terapi obat sudah akibatkan kerusakan ginjal.
diindikasikan berdasarkan pertimbangan Penyakit renovaskular (I%). f erdiri
berikut: atas penyakit yang menyebabkan gang-
r jika terdapat kerusakan organ target guan pasokan darah ginjal dan secara
(retinopati, proteinuria, hipertrofi ventri- umum dibagi atas aterosklerosis, yang
kel kiri); terutama mempengaruhi sepertiga bagian
Hipertensi sekunder 63

proksimal arteri renalis dan paling sering dari tumor ini ganas, dan l0% adenoma
terjadi pada pasien usia lanjut, dan fibro- adrenal adalah bilateral. Feokromositoma
displasia yang terutama mempengaruhi dicurigai jika tekanan darah berfluktuasi
2i3 bagian distal, dijumpai paling sering tinggi, disertai takikardia, berkeringat,
pada individu muda, terutama perempu- atau edema paru karena gagal jantung.
an. Penurunarl pasokan darah ginjal akan Diagnosis dengan pengukuran metanefrin
memacu produksi renin ipsilateral dan total (metabolit katekolamin) pada urin
meningkatkan tekanan darah. Keadaan ini sewaktu atau 24 jam, meskipun kadar
perlu dicurigai jika hipertensi terjadi men- ini dapat dipengaruhi oleh obat-obat anti-
dadak, secara umum sukar diterapi tetapi hipertensi tertentu, terutama labetalol.
kembali normal dengan penghambat Jika metanefrin ekuivokal, ukurlah kadar
ACE, lika berat atau meningkat, dan jika norepinefrin (noradrenalin) plasma se-
bruit abdominal dapat didengar. telah diberikan satu dosis klonidin (peng-
Endokrin ( I %). Pertimbangkan a/do- hambat adrenergik). Setelah diagnosis
steronisme primer (sindrom Conn) iika ditegakkan, perlu usaha mencari tumor
terdapat hipokalemia bersama hipertensi. yang mengeluarkan sekresi dengan meng-
Tingginya kadar aldosteron dan renin gunakan CT, MR, atau pemindaian radio-
yang rendah akan mengakibatkan kelebih- isotop. Terapi yang optimal adalah
an (overload) natrium dan air. Biasanya reseksi tumor jika dimungkinkan.
disebabkan adenoma jinak soliter atau Koarktasio aorra (lihat Bab l5).
hiperplasia adrenal bilaterd. Diagnosis di- Paling sering mempengaruhi aorta pada
bantu dengan pemindaian tomografi atau distal dari arteri subklavia kiri dan
komputer (CT) atau pencitraan resonansi menimbulkan hipertensi pada lengan dan
magnetik (MR), dan terapinya adalah menurunkan tekanan di kaki, dengan
dengan reseksi tumor atau menggunakan denyut nadi arteri femoralis lemah atau
antagonis aldosteron, spironolakton. tidak ada. Vasokonstriksi arteri sistemik
Sindrom Cushing disebabkan oleh (apat terladi karena stimulasi sistem
hiperplasia adrenal bilateral yang disebab- renin-angiotensin (karena tekanan perfusi
kan oleh adenoma hipofisis yang meng- arteri renalis rendah) dan hiperaktivitas
hasilkan ACTH (adrenocorticotrophic simpatis. Diagnosis dengan pemindaian
hormone) pada dua pertiga kasus, dan CT atau MR daniatau aortografi kontras.
tumor adrenal primer pada sepertiga Hipertensi dapat menetap bahkan se-
kasus. Perlu dicurigai jika terdapat hiper- sudah reseksi bedah yang berhasil, ter-
tensi bersama dengan obesitas, kulit tipis, utama jika hipertensi telah terjadi lama
kelemahan otot, dan osteoporosis. Diag- sebelum operasi.
nosis diketahui dengan pemeriksaan kor- Kaitan dengan kehamilan. Hipertensi
tisol urin 24 jam dan tes supresi deksa- gestasional terjadi sampai l0% kehamilan
metason, dilanjutkan CT atau pemindai- pertama, lebih sering pada ibu muda, di-
an MR kelenjar hipofisis dan adrenal jika perkirakan karena aliran uteroplasental
kortisol abnormal. yang kurang baik dan umumnya terjadi
Hiperplasia adrenal kongenital me- pada trimester terakhir atau awal perio-
rupakan penyebab hipertensi pada anak de postpartum. Terdapat proteinuria, pe-
(jarang). ningkatan kadar urat serum, dan pada
Feokromositoma disebabkan oleh tu- kasus yang berat menyebabkan sindrom
mor sel kromafin asal neural yang men- pre-eklamsia. Kelahiran akan mengakhiri
sekresikan katekolamin, 90% berasal dari hipertensi. Kehamilan juga dapat mem-
kelenjar adrenal. Kurang lebih l0% terjadi perburuk hipertensi primer sebelumnya
di tempat lain dalam rantai simpatis, l0% dan variasi 'akut pada kronis' ini lebih
64 Bab 4: Hipertensi

sering terjadi pada ibu multipara usia dan mengalami dilatasi, menyebabkan
lanjut, dan biasanya telah tampak sebelum hiperperfusi serebral dan edema serebral
kehamilan berusia 20 minggu. Obat-obat (ensefalopati hipertensif), dengan gelala
antihipertensi sedapat mungkin dihindari sakit kepala, iritabilitas, dan gangguan ke-
selama kehamilan dan hipertensi diterapi sadaran. Jika tidak diterapi, hipertensi di-
dengan istirahat dan pengawasan janin, percepat ini akan mengakibatkan ke-
dengan persalinan bilamana perlu. rusakan ginjal yang progresif, hiperaldo-
Namun, jika penggunaan obat diperlukan, steronisme karena iskemia ginjal, anemia
digunakan metildopa dan labetalol sebagai hemolitik mikroangiopati, dan koagulasi
pilihan yang terbaik. intravaskular diseminata. Pada kasus
Akibat obat Penggunaan obat yang laniut seperti ini, tingkat mortalitas tinggi.
paling banyak berkaitan dengan hipertensi
adalah pil kontrasepsioral (OCP), dengan
5% perempuan mengalami hipertensi
dalam 5 tahun sejak mulai penggunaan.
Nilai tambah dari terapi
Perempuan usia lebih tua (>35 tahun)
lebih mudah terkena, begitu pula dengan Sejak lama penelitian telah dilakukan
perempuan yang pernah mengalami hi- untuk menilai manfaat terapi dan karena-
pertensi selama hamil. Pada 50% tekan- nya sebagian besar data yang ada ber-
an darah akan kembali normal dalam 3- kaitan dengan penggunaan obat antihi-
6 bulan sesudah penghentian pil. Tidak pertensi lama, terutama penyekat B (B-
blocker) dan diuretik. Meta-analisis dari
lelas apakah hipertensi ini disebabkan
oleh pil atau apakah penggunaan itu me- studi terapi besar menunjukkan 40% pe-
munculkan predisposisi yang selama ini nurunan stroke dan I 6% penurunan
tersembunyi. Penggunaan estrogen pasca- kasus jantung
menopause bersifat kardioprotektif dan
tidak meningkatkan tekanan darah. Obat Modifikasi gaya hidup
lain yang terkait dengan hipertensi terma- Semua pasien dan individu dengan
suk siklosporin, eritropoietin, dan kokain. riwayat keluarga hipertensi perlu di-
nasehati mengenai perubahan gaya hidup,
seperti menurunkan kegemukan, asupan
garam (total <5 g/hari), asupan lemak
jenuh dan alkohol (pria <2 I unit dan
Juga dikenal sebagai hipertensi maligna,
terjadi lika tekanan darah naik cepat se- perempuan < l4 unit per minggu), banyak
hingga diastolik di atas 130-140 mmHg. makan buah dan sayuran (setidaknya 7
Te{adi pada < I % pasien dengan hiper- porsi/hari), tidak merokok, dan berolah-
tensi primer, tetapi lebih sering pada raga teratur; semua ini terbukti dapat
kasus-kasus hipertensi sekunder, ter- merendahkan tekanan darah dan dapat
utama feokromositoma dan kondisi pe- menurunkan penggunaan obat-obatan.
nyebab gagal ginjal progresif cepat. Per- Bagi penderita hipertensi ringan atau nilai
darahan retina dan eksudat sering di- batas tanpa komplikasi, pengaruh per-
temukan disertai terjadinya edema papil. ubahan ini dapat dievaluasi dengan peng-
Pada awalnya pembuluh serebral me- awasan selama 4-6 bulan percama.
nyempit dengan peningkatan hipertensi
(autoregulasi) tetapi pada kasus-kasus Terapi obat
cepat, pembuluh darah akhirnya tidak Jika penggunaan obat dirasakan perlu,
tahan pada tekanan yang menaik cepat gunakan dosis awal paling rendah dan
Tatalaksana hipertensi 65

secara bertahap ditingkatkan, tergantung nurunkan kadar kalium serum dan cen-
respons terhadap terapi, dengan mem- derung meningkatkan glukosa, asam urat,
biarkan 4 minggu untuk melihat efek, insulin, kolesterol, dan kalsium darah.
kecuali jika penurunan tekanan darah itu Hampir 25% pria menderita impotensi
memanS amat diperlukan. UmumnYa, sebagai efek samping. Untuk terapi
obat diminurn pada waktu pagi hari, hipertensi gunakan tiazid kerja panjang,
bukan pada malam hari untuk meng- seperti hidroklorotiazid ( 12,5-50 mg/hari)
hindari eksaserbasi penurunan TD men- atau bendrofluazid (2,5-5,0 mg/hari),
dadak di pagi hari yang mungkin meru- barangkali dengan tambahan obat hemat
pakan fal<tor yang berkontribusi pada kalium seperti amilorid, kecuali jika peng-
tingginya insidensi kejadian kardiovaskular hambat ACE juga digunakan. lndapamid
antara iam 05.00-08.00 pagi. Banyak adalah diuretik sulfonamid dengan kerja
dokter masih cenderung meresepkan seperti tiazid tetapi dengan efek ringan
diuretik atau penyekat B sebagai terapi pada glukosa dan kolesterol. Tiazid me-
lini pertama karena berdasarl<an riset rupakan obat pilihan pertama pada
memberikan hasil yang mendukung. Pen- manula.
tingnya hipertensi sistolik amat ditekan-
kan walaupun sebenarnya sama penting- Penghamhat adrenergik
nya dengan tekanan darah diastolil< Obat-obat ini dapat bekerja sentral pada
sebagai prediktor risiko kardiovaskular. pusat vasomotor di batang otak, di peri-
Diuretik fer pada pelepasan katekolamin neuron,
atau menyekat reseptor o atau B, atau
Semua diuretik akan menurunkan tekan-
keduanya. Contoh dari masing-masing
an darah secara alcut dengan pengeluaran
obat diberikan pada Tabel 4. l, sedangkan
garam dan air, tetapi setelah 4-6 minggu
obat-obat dalam kurung sekarang jarang
l<eseimbangan kembali dan tel<anan darah
digunakan lagi. Pada otot polos vaskular,
kembali ke nilai asal. Namun, tiazid mem-
stimulasi alfa menyebabkan vasokonstriksi
punyai efek vasodilatasi langsung pada
dan stimulasi beta menyebabkan relak-
arteriol yang menyebabkan efek hipo-
sasi. Pada pusat vasomotor, arus simpatik
tensif berkelanjutan. Tiazid akan me-
dihambat oleh stimulasi alfa. Efel< sentral
Tabel 4.1 Obat-obatan penghambat adrenergrk. penyekat B kurang jelas.

Pusat vasomotor Reseptor 0 Reseptor p Reseptor cr dan p

Metil dopa (Reserpin) (Fenoksibenzamln) Acebutalol* Labetalol


(Klonidln) (Guanetidin) (Fentolamln) Atenolol* Carvediloi
(Betanidin) Prazosin Bisoprolol*
(Debrisokuin) Doksasosin Metoprolol*
Terazosin Esmolol*
Celiprolol*
Nadolol
Pindolol
Timolol
Propanolol

*Penyekat
B dengan selektivitas yang lebih besar lerhadap reseptor B lantung
66 Bab 4: Hipertensi

Penyekat B digunakan secara luas dapat terkait dengan sindrom lupus jika
sebagai antihipertensi. Efektivitas semua digunakan dengan dosis tinggi dan minok-
obat ini hampir sama dalam menurunkan sidil biasanya menyebabkan hirsutisme.
tekanan darah tetapi sebagian ada yang
mempunyai selektivitas lebih besar ter- Antagonis kalsium
hadap reseptor B jantung (lihat Tabel Sekarang merupakan obat antihipertensi
4.1) dibanding obat lain yang tidak kardio- yang paling sering digunakan. Pilihan obat
selektif. Juga beberapa penyekat B mem- tergantung pada efek yang berbeda, pada
punyai aktivitas simpatomimetik intrinsik perlambatan denyut jantung (krono-
(lSA) (pindolol, oxprenolol, acebutalol tropisme negati|, mengurangi kontrak-
dan celiprolol), suatu sifat yang me- tilitas miokard (inotropisme negatifl dan
nyebabkan lebih sedikit penurunan kemampuan menyebabkan efek samping
denyut jantung, curah jantung, dan renin seperti muka merah, edema perifer, dan
untuk perubahan tekanan darah yang konstipasi. Contoh obat teftua terdapat
sama jika dibandingkan dengan penyekat pada Tabel 4.2,tetapi yang lain termasuk
B tanpa lSA. Penyekat B dapat mem- nisoldipin, nikardipin, amlodipin dan felo-
perberat bronkospasme, klaudikasio, dan dipin. Antagonis kalsium mempunyai efek
gagal jantung kongestif yang tidak diterapi samping ringan pada lipid dan glukosa.
dan relatif merupakan kontraindikasi Antagonis kalsium dihidropiridin (misal-
untuk keadaan tersebut. Gejala hipogli- nya nifedipin) mungkin merupakan obat
kemia pada diabetes mungkin tidak ter- pilihan kedua, setelah diuretik untuk
lihat dan lcontrol glukosa semakin jelek hipertensi manula.
karena gangguan sensitivitas insulin. Efek
samping dapat berupa kelelahan, insom- P engh amh at re nin- angiote nsin
nia, mimpi burul<, halusinasi, depresi, dan Penyekat reseptor adrenergik Yneng-
impotensi. Relatif tidak efektif pada hiper- hambat produksi renin ginial dari apara-
tensi manula. tus jukstaglomerulus dan mungkin me-
nyekat konversi substrat renin menjadi
Vasodilator langsung angiotensin. Namun, obat yang paling
Obat ini menurunkan tekanan darah banyak digunakan dari kelompok ini
dengan mengurangi resistensi vaskular untuk terapi hipertensi adalah peng-
perifer. Contoh kelompok obat ini adalah hambat ACE, seperti captopril, nelapril,
obat oral hidralazin, prazosin, dan minok- lisinopril, dan ramipril, dan yang paling
sidil, dan obat intravena diazoksid dan akhir dikembangkan penyekat reseptor
nitr oprusid. Semuanya cenderung me- angiotensin ll seperti losartan dan valsar-
nimbulkan takikardia reflektif, hidralazin tan. Angiotensin ll adalah vasokonstriktor
dan memacu produksi aldosteron, se-
Tabel 4.2 Efek relatif dari antaoonis kalsium. hingga menyekat produksinya (peng-

Kronotropisme Inotropisme Muka merah/


negatif negatif edema

Nifedipin 0
Verapamil ++

Dlltiazem
Tatalaksana hipertensi 67

hambat ACE) atau terikat pada resePtor- kologis serta efek samping obat. Namun
nya (penyekat reseptor A ll), menurun- bila tidak ada obat yang benar-benar di-
kan resistensi vaskular perifer, dengan indikasikan atau dikontraindikasikan,
efek minimal atau tanpa efek terhadap diuretik tiazid harus dipilih karena
denyut iantung, curah jantunS, atau kelompok ini efektil menurunkan kom-
volume cairan tubuh. Penghambat ACE plikasi hipertensi jangka panjang, dapat
dapat menyebabkan hilangnya rasa Pe- ditoleransi dengan baik, dan harganya ter-
ngecapan, kulit merah, dan biasanya me- iangkau.
nyebabkan batuk kering iritatif, yang
mungkin disebabkan peningkatan kadar
Krisis hipertensi
bradikinin. Batuk dan efek samping lain-
nya tidak banyak terjadi pada penyekat Jika tekanan darah meningkat dalam be-
reseptor A ll. Penghambat ACE amat berapa hari sampai sekitar 180/120
berguna untuk nefropati diabetik, di mana mmHg, maka gagal ginjal dan ensefalopati
dilatasi arteriol eferen memperlambat hipertensif dapat terjadi. Penurunan
penurunan progresif fungsi ginial dan tekanan darah amat penting, tetapi di-
dapat mengurangi proteinuria. Juga dapat lakukan dengan terkontrol dan bertahap,
memperbaiki sensitivitas insulin dan tanpa karena jika penurunan terlalu cepat akan
efek pada lipid atau urat dalam serum. mengakibatkan penurunan perfusi
(underpertusion) otak dan ginjal. Obat
intravena seperti labetalol, diazoxid,
Pilihan obat
esmalol, nikardipin, dan natrium nitro-
Banyak pasien hipertensi memerlukan
prusida digunakan meskipun penggunaan
kombinasi obat untuk mendapatkan yang terakhir harus dibatasi untuk be-
kontrol tekanan darah yang kuat.
berapa hari karena risiko akumulasi tio-
Golongan-golongan obat umumnya mem-
sianat.
punyai efek tambahan pada tel<anan darah
jika diresepkan bersama, sehingga dosis
submaksimal dari kedua obat akan meng- Terapi obat tambahan
hasilkan respons tekanan darah yang lebih
Aspirin
besar. Pendekatan ini dapat berkaitan
dengan pengurangan efek samping di- Aspirin digunakan secara luas dalam
banding dosis maksimal obat tunggal. pencegahan sekunder penyakit kardio-
Kombinasi rasional dari golongan-golong- vaskular. Penelitian Hypertension
an obat termasuk: Optimal Treatment (HOT) pada pasien
o diuretik tiazid dan penyekat B; hipertensi, 75 mg aspirin mengurangi
o diuretik tiazid dan penghambat ACE; kejadian kardiovaskular mayor, tetapi
r penyekat B dan antagonis kalsium; bukan kejadian fatal, sebesar l5% namun
. antagonis kalsium dan penghambat dengan peningkatan perdarahan ber-
ACE; makna. Secara umum Brltlsh Hyperten-
r penghambat ACE dan penyekat cr; sion Society menganjurkan aspirin tidak
r penyekat cx dan antagonis kalsium. digunakan untuk profilaksis rutin, tetapi
digunakan untuk:
Setiap pasien hipertensi perlu per-
lakuan berbeda dalam menemukan pilihan . pencegahan primer pada pasien hiper-
terapi (lihat Tabel 4.3), pilihan ditetapkan tensi terkontrol <50 tahun yang mem-
tergantung faktor-faktor seperti usia, punyai bukti kerusakan organ target,
komorbiditas (misalnya diabetes, penyakit diabetes, atau risiko kardiovaskular l0
tahun sebesar > l5%:
lantung koroner, asma), dan profil farma-
68 Bab 4: Hipertensi

(!
d
(! o
ji-o o
6
c ii
':omqr
-i
-E --
FS
rd a;
o r>>_€
(6 =d6s
-X b b != q 6E
c dgP
'l(
E c tr
I - I >= ! i::P
d 3 E:Cs
4=
Cr
E;;o
<!
6;d i6

=
E EF EF E";
*ooooaY,c:!
B;6 ox a5
aJ
v "= }4A I40- frx
OC

@od
'l{
++
U) ooo
'ECC co
ooo
o,a,Q, @-o
iY !6 6 C G >baD
q - Or b d=!
d -==5n--
J( Io id
- d ;6 E' .g -r
3
6
!.^ .g
CH
oox o
o
d>
'==-g@q = o
gllPO#d=o)
h t! - =!o
4g xE E E! .cJ: E
d q
i d
o.lca!2r'i;CE.i;
s9 99. + Fdo
xxct
o
qt
M A MA I
=02q,o-.9!-oOOl U !G L V O O !qo tl
o
E.
o
d o
=!x
C6E o
o_ d>- a4
.go
c--
od
dn
'dl! a qiib) I
,14
u* a'ii c6 oi
c
A
*- co H
ai
Q)
6
F
c.:
t+,C
!50
.l -O O
L:
i -gH
lcl
a
O
odE E
u :Hts : !o
(! 9 !q 5tr
4w
@ .q
s 9.5 EgE G 'e! '.1:i

7 AAU_U
fi5 E# P 3'E OdcJ
Pdo
tr
na
.^o@
d
'd
@
6
F]
O c.:o s
.IJ
d
d
.a do! n
'co E o q.9-
(6 !s E ",tr9 O
+ =S
F=C
(6 Es Z Eao o
o
Eoo9
=Eq=E C\F -
E . P;€ ; E E€
(!
= EY- 5 *E :3 sFi -
m
(!
A Aui= s
F L o
ii;
a ai d o
do
-tr1 o d
5
g a-9rX 5 + + 5 ;6 .=
'}l
8 PET = * E g E,= P =E d
.a
d aaz o: 5 o
i
S,HR 6
b)
o
a.
qtr
r.1a
t) if <Fc 6
d 4O 'FO i
a^
d.= dt
i<o i<j5 Eca A
tr
xd!d
,^=
d
y
Eg: e?
trt d bo ly $
o Orl O) o aJ
o
6.= d d - 66+i
AO.U 0)
U o
Oi
o
tr.
!c
<d
o
oi <p <a tr €d
F{
Bacaan lebih lanlut 69

. pencegahan sekunder pasien hiper- adanya penyakit kardiovaskular dan


tensi di mana ada bukti penyakit kardio- kolesterol total puasa >5,0 mmol/L.
vaskular (misalnya angina, infark
miokard).
i.8. fi*i
iri:!::i:i!l:i ;:r:i:i t: l

Statin Elliott P., StamlerJ, Nichols R et a/. lntersalt


Golongan obat penurun-lipid akan me- revisited: further analyses of 24 h so-
ngurangi kejadian koroner, mortalitas dium excretion and blood pressure within
umum, dan stroke pada pasien dengan and across population. BMJ 1996; 312
penyakit jantung koroner, dan meskipun t249-53.
pasien hipertensi tidak diperilcsa secara Hansson L, Zanchetti A, Carruthers SG et
a/. Effects of intensive blood pressure
khusus, bukti-bukti mendukung peng-
lowering and low dose aspirin in patients
gunaannya pada kasus hipertensi yang
with hypertension: principal result of the
risiko kardiovaskular l0 tahunnya >6%. Hypertension Optimal Treatment (HOT)
Namun, lebih 50% penderita hipertensi randomized trial. Lancet I 998; 35 l: I 755-
masuk dalam kategori ini dan jika semua 62.
mendapatkan statin biayanya akan sangat Joint British recommendations on preven-
tinggi. Dengan memperhatikan hal ter- tion of coronary heart disease in clinical
sebut Erlash Hypertension Society mem- practice. Hearc 1998;80 (Suppl.2): l-29.
buat rekomendasi pragmatis, yaitu statin Ramsay LE, Williams B, Johnston DG et al.
digunakan untuk hipertensi dengan keluh- Guidelines for the management of hy-
an sebagai berikut: pertension; report of the Third Work-
o pencegahan primer pada pasien usia ing Party of the British Hypertension
<70 tahun dengan kolesterol total puasa Society. J Human Hypercens 1999; 13:
s69-92.
>5,0 mmol/L dan risiko kardiovaskular
Ramsay LE, Willams B, Johnston DG et al
I 0 tahun >30%,
British Hypertension Society guidelines
o pencegahan sekunder hipertensi pada ' for hypertension management 1999: a
pasien usia <75 tahun dengan bukti summary. BMJ 1999;319: 630-5.
Miokard

Pendahuluan, 70 Kardiomiopati restrildif, 77


Miokarditis, 72 Laln lain, 78
Kardiomiopati dllatasi, 73 Konoisi l,ondisr reu-omiopa .ix hered'-e'. 79
Kardiomiopati hlpertrofik, 75

.'f." |ffi,,,t' "ir,' r subendokard miokard. Selama sistol,


'-,ii ,1.',',.
1' '1ii.' .

pemendekan serat menyebabkan kon-


Struktur dan fungsi miokard traksi ventrikel secara sirkumferensial
Miokard ventrikel kiri dan kanan dapat dan longitudinal, masing-masing mengu-
menghasilkan curah jantung antara 5 dan
rangi diameter sumbu pendek dan
panjang LV.
20 Umen tertantung kondisi fisiologis,
dan kontraksi tergantung pada sel jantung
yang sangat khusus, yaitu miosit. Miosit Kontraksi dan relaksasi
saling terhubung dengan diskus inter- Stimulasi elektrik miosit menyebabkan
kalasi, suatu membran yang memfasilitasi influks kalsium melalui saluran kalsium
transmisi elektrik dan kimia antarsel. Tiap pada tubulus T. Tubulus T adalah in-
miosit mengandung antara 100 dan 150 vaginasi membran sel yang berhubungan
miofibril tipis dengan tiap miofibril ter- dengan tiap sarkomer dan influks kalsium
susun dari sarkomer multipel, suatu unit menyebabkan pelepasan lebih lanjut
dasar fungsi kontraktil miokard. Gambar kalsium intraselular dari retikulum endo-
5.1 mengilustrasikan komponen dasar plasma. Peningkatan kalsium intraselular
unit sarkomer. Satu unit sarkomer terdiri menyebabkan kepala miosin bergerak di
dari filamen tipis yang disebut aktin dan sepanjang sarkomer sehingga menghasil-
filamen tebal disebut miosin. Ujung-ulung kan kontraksi miokard, konversi ATP
aktin terikat pada suatu area yang disebut menjadi ADP memberikan energi yang
garisZ, yant tersusun dari molekul aktin dibutuhkan. Peningkatan konsentrasi kal-
dan protein tropomiosin dan tropin. sium intraselular mengaktivasi pompa
Filamen miosin yang tebal saling ter- kalsiumiATP-ase, mengembalikan kalsium
hubung dengan filamen aktin dan 'kepala' ke dalam retikulum endoplasma dan juga
miosin berinteraksi dengan filamen aktin mengaktifkan saluran pertukaran kalsium
tergantung pada konsentrasi kalsium tergantung natrium yang mengeluarkan
intraselular. Kebanyakan arah serat kalsium ke ruang ekstraselular. Penurun-
miokard berorientasi secara sirkum- an kalsium intraselular menyebabkan
ferensial di sekitar ventrikel kiri (LV) relaksasi miokard. Miosit memiliki sangat
namun juga terdapat serat dengan banyak mitokondria dan pelepasan energi
orientasi arah longitudinal, banyak dari dari jalur metabolik meregenerasi ATP
serat ini yang ditemukan pada regio dari ADP dan fosfat.
Pendahuluan 7t

Zona H

Plta A (1,5 pm)

Gambar 5.1 Diagram


skematik eiemen sarkomer
Sisterna terminal Trrbuhis transversal
mrofibrrl dalam miosit
-,-,:-.-r-.q."-.,i-i--.-J-,-;...!-;---J-.,-.-."-.----:.-!.---'-Ji-.:-.,.,i."."---.--:,-J
lantung.

Preload dan hubungan Frank-Starling


Preload adalah beban pada ventrikel
sebelum kontraksi sistol dan dihasilkan
oleh volume akhir-diastolik ventrikel, pe-
ningkatan preload terjadi bersamaan
dengan peningkatan volume. Peningkatan @,

preload menghasilkan peningkatan


kontraksi ventrikel dan peningkatan isi 6
co
sekuncup. Hubungan antara preload dan |4
peningkatan isi sekuncup dikenal sebagai
hukum Starling (Gambar 5.2). Preload
yang meningkat meregangkan setiap unit
sarkomer dan memperkuat kontraksi Fengisian venttikel kill
dengan mengoptimalkan panjang sar-
komer dan meningkatkan sensitivitas ter- Gambar 5.2 Kurva Frank-Starling memper
hadap kalsium. Setelah titik tertentu, pe- Lihatkan hubungan antara pengisian ventrikel
kiri dan kontraktrlitas.
nambahan peregangan menyebabkan pe-
nurunan isi sekuncup ventrikel.

sistolik. Determinan utama afterload


Afterload adalah tekanan darah arteri dan
Afterload merupakan beban atau stres komplians dinding arteri. Pada sebagian
yang dialami oleh ventrikel ketika ven- besar keadaan l<linis, perubahan tekanan
trikel berkontraksi selama ejeksi ventrikel darah merupakan indikator perubahan
kiri, dan timbul setelah onset kontraksi afterload yang berguna. Namun, stres
72 Bab 5: Miokard

dinding miokard, dan akibatnya afterload, Hipertrofi dan dilatasi miokard


juga dapat meningkat karena stenosis Miokard ventrikel kiri merespons ke-
aorta (AS), di mana impedansi (atau lebihan beban tekanan dan volume
resistensi) terhadap ejeksi meningkat dengan cara yang berbeda:
walau tekanan darah arteri bisa normal Kelebihan beban tekanan: seperti
atau bahkan rbndah. Afterload meningkat yang terjadi pada hipertensi arterial atau
dengan dilatasi ventrikel kiri (Hukum AS. Keadaan ini menyebabkan hipertrofi
Laplace) dan berkurang pada hipertrofi ventrikel tanpa perubahan dimensi
ventrikel kiri. ventrikel kiri keseluruhan. Hal ini disebut
hipertrofi konsentrik yang menyebabkan
Kontrakilitas pengurangan ukuran ruang jantung
Kontraktilitas, atau keadaan inotropik karena otot ventrikel menebal. Hipertrofi
miokard, merupakan kekuatan kontraksi miokard timbul sebagai akibat peningkat-
miokard yang tidak tergantung pada an ketebalan miosit jantung individual
faktor hemodinamik lainnya seperti (hiperplasia), karena peningkatan jumlah
denyut jantung, preload, atau afterload. miofibril dan bukannya peningkatan
Kontraktilitas diketahui dapat meningkat jumlah miosit. Hipertrofi ini merupakan
dengan stimulasi adrenergik, kalsium, atau kompensasi peningkatan tekanan aorta
agen inotropik positif lainnya seperti atau impedansi dan mempertahankan
digoksin atau dobutamin, sementara agen stres dinding keseluruhan tetap normal.
seperti penyekat B dan penyekat saluran Kelebihan beban volume: seperti yang
kalsium adalah agen inotropik negatif dan terjadi pada kondisi seperti regurgitasi
menurunkan kontraktilitas. Karena peng- aorta atau mitral. Keadaan ini menyebab-
ukuran kontraktilitas harus terbebas dari kan peningkatan preload dan menghasil-
faktor hemodinamik lain, hampir tidak kan dilatasi ventrikel kiri. Hal ini disebab-
mungkin untuk mengukur kontraktilitas kan karena elongasi miosit yang dihasilkan
dalam kondisi klinis. Namun konsep ini dari proliferasi sarkomer longitudinal
penting, terutama karena penurunan pada miofibril. Peningkatan dimensi inter-
kontraktilitas seringkali merupakan nal ventrikel kiri meningkatkan stres
abnormalitas primer yang menyebabkan dinding dan terdapat hipertrofi miosit
gagal jantung pada penyakit miokard kompensatorik, meskipun minimal, yang
primer. hanya cukup untuk menormalisasi stres
dinding al<ibat dilatasi.
Penggunaan oksigen miokard
Penentu konsumsi oksigen miokard
(myocardial oxygen consumptionl
MVO2) penting karena merupakan faktor Miokarditis akut relatif jarang ditemukan
utama dalam terjadinya iskemia miokard, dan diagnosis seringkali hanya dugaan
terutama di mana penghantaran oksigen berdasarkan gejala dan tanda klinis,
miokard berkurang seperti yang terjadi meskipun sebenarnya miokarditis adalah
pada penyakit jantung koroner bermakna. diagnosis histologis berdasarkan adanya
Empat penentu MVO, yang utama adalah: nekrosis miosit dan infiltrasi peradangan.
Riwayat penyekat miokarditis akut sangat
I denyut iantung;
bervariasi. Pada banyak pasien, kondisi
2 preload;
ini ringan dan sembuh sendiri dan
3 afterload; dan mungkin asimtomatik. Namun, pada be-
4 kontraktilitas. berapa pasien, miokarditis berat dapat
Kardiomiopati dilatasi 73

menyebabkan gagal iantunS berat dan perikarditis yang menyertainya, sebagai


kematian. Jika pasien selamat dari epi- bagian dari mioperikarditis, meskipun
sode miokarditis akut berat, perbaikan banyak pasien akan mendeskripsikan
sangat bervariasi. Beberapa Pasien akan penyakit prodromal seperti flu. Pasien
mengalami peradangan kronis dan gagal mungkin mengeluh rasa lelah umum dan
jantung, sementara pada pasien lain letargi atau kadang palpitasi sebagai akibat
proses peradangan akan membaik, me- dari aritmia ventrikel atau fibrilasi atrium
ninggalkan kardiomiopati dilatasi dengan (atrial fibrillationlAF). Dispnu biasanya
berbagai deralat. Etiologi miokarditis merupakan tanda penyakit yang lebih
seringkali tidak diketahui dan disebut serius dengan adanya disfungsi miokard
sebagai'idiopatik', meskipun diketahui atau efusi perikard bermakna. Pada
adanya penyebab infektif dan noninfektif. kasus-kasus yang berat, presentasi klinis
Hampir tiap infeksi (bakteri, virus, iamur, mungkin berupa gambaran edema paru
protozoa, dan lain-lain) dapat menyebab- akut dan penurunan hemodinamik berat
kan miokarditis akut, meskipun infeksi yang membutuhkan dukungan sirkulasi.
virus, terutama Coxsackie, sering di-
dapatkan di Eropa dan Amerika Serikat, Tatalaksana
sementara tripanosomiasis (penyakit Meskipun diagnosis terutama berdasar-
Chagas) sering didapatkan di Amerika kan histologis, biopsi miokard jarang di-
Selatan. Miokarditis akut juga dapat ter- lakukan pada kasus-kasus ringan dan
jadi sebagai manifestasi infeksi HIV baik mungkin tidak dilakukan pada miokarditis
secara langsung atau sebagai akibat dari berat karena tidak ada bukti bahwa obat-
infeksi oportunistik. Lihat Boks 5.1 untuk obat antiinflamasi, dalam bentuk terapi
penyebab miokarditis yang noninfektif. steroid atau imunosupresif, mempe-
ngaruhi prognosis. Maka, saat ini, hasil
Gambaran klinis biopsi tidak mempengaruhi tatalaksana
Gambaran klinis miokarditis sangat ber- pasien meskipun memungkinkan pe-
variasi dan dapat dikenali hanya karena negakan diagnosis dengan tepat.
Tatalaksana utama adalah suportil
dengan dukungan sirkulasi dan terapi
gagal jantung pada kasus berat. Jika ter-
ffi$ks 5. I Penyebab Noninfekif
dapat efusi perikard atau tamponade
Miokarditis jantung bermakna, diindikasikan drainase
Kelainan autoimun perikard dan hal ini dapat membantu me-
. Artritrs reumatord nentukan etiologi. Pada kasus ringan, obat
r Lupus eritematosus sistemik antiinflamasi nonsteroid sering diresep-
o Polimiositis kan untuk menghilangkan nyeri perikard.
r Sklerosis sistemik
Obat-obatan steroid dan imunosupresif
r Tirotoksikosis
e diberikan pada kasus berat, meskipun ke-
Sarkoidosis
o Diabetes melitus berhasilannya belum terbukti.

Reaksi hipersensitif
. Logam berat lGrdiomiopati dilatasi
. Obat-obalan (terutama antrasiklin,
siklofosfamld, fluorourasil) Kardiomiopati dilatasi ditandai oleh di-
r Radiasi latasi ventrikel dan geiala dan tanda gagal
o Listrrk ventrikel. Umumnya penyebabnya'idio-
o Penolakan transplan patik', sehingga menyingkirkan disfungsi
74 Bab 5: Miokard

ventrikel sekunder akibat iskemia atau Pemeriksaan penuniang


penyakit katup jantung, atau hiperrensi.
Elektrokardiogram (EKG) mungkin tidak
Gambaran klinis serupa dapat timbul
spesifik namun dapat mengkonfirmasi
pada iskemia kronis di mana terjadi dis-
adanya aritmia atrium atau ventrikel.
fungsi ventrikel kiri berat dengan atau (r'
Progresi gelombang yang lelek di /ead
tanpa angina simtomatik, namun keadaan
dada anterior sering ditemukan sebagai
ini lebih sering disebut sebagai 'kardio- akibat dilatasi ventrikel. Radiografi toraks
miopati iskemik'. Etiologi kardiomiopati
sering memperlihatkan kongesti vena
dilatasi'idiopatik' tetap tidak ielas. paru atau edema paru. Ekokardiografi
Progresi dari miokarditis viral menjadi
biasanya memperlihatkan dilatasi baik
kardiomiopati dilatasi mengimplikasikan
ventrikel kiri maupun kanan, dengan
etiologi virus pada beberapa pasien. Di-
fungsi global ventrikel yang jelek dan
ketahui bahwa kardiomiopati dilatasi sering disertai distensi atrium dan regur-
mungkin bersifat familial dan dapat timbul
gitasi katup atrioventrikel (AV). Karak-
sebagai akibat penggunaan alkohol, atau
ter global disfungsi ventrikel penting
pada perempuan pada masa postpaftum.
karena adanya disfungsi regional al<an
Apakah hal tersebut merupakan keadaan
mendukung penyakit jantung iskemik
autoimun dasar atau predisposisi genetik
sebagai kemungkinan etiologi. Aliran
masih belum jelas.
darah yang lambat dalam ventrikel kiri
yang mengalami dilatasi dan dengan
Gambaran klinis kontraksi yang jelek akan menyebabkan
Gambaran klinis dari kardiomiopati di- pembentul<an trombus terutama pada
latasi berkaitan dengan disfungsi ventrikel apeks ventrikel, sering dapat dilihat
kiri dan/atau kanan. Didapatkan rasa dengan ekokardiografi dua-dimensi. Tes
lelah, letargi, dan dispnu umum dan latihan dengan penilaian konsumsi
kadang pasien datang dengan edema paru oksigen menggunakan analisis gas per-
yang jelas. Gagal jantung kanan dapat napasan dapat memberikan penilaian
mendominasi dengan didapatkan pening- kapasitas fungsional yang objektif, serta
katan tekanan vena jugularis Qugularis mendemonstrasikan abnormalitas EKG
vein pressurel)VP), asites, dan edema dasar yang dapat merefleksikan iskemia
perifer, terutama jika terdapat regurgitasi miokard.
trikuspid bermakna sebagai akibat dari Pengukuran tekanan arteri pulmonal
dilatasi ventrikel kanan, meskipun biasa- dapat dilakukan dengan kateterisasi
nya terlihat pada akhir kondisi ini. Pal- jantung. Tekanan pulmonary capillary
pitasi akibat aritmia atrium atau wedge dan tekanan akhir-diastolik
ventrikel dapat timbul, terutama AF ventrikel kiri memungkinkan evaluasi
yang merupakan penyefta yang sering. derajat keparahan hemodinamik dan
Dapat terjadi embolisasi sistemik atau membantu pemilihan terapi medis yang
paru sekunder akibat pembentukan sesuai. Angiografi ventrikel kiri, selanlut-
trombus atrium atau ventrikel, terutama nya menandai karakter dan luas disfungsi
jika ada AF. Pulsus alternans mungkin ventrikel kiri serta dera.jat keparahan re-
ditemukan, apeks ventrikel kiri bergeser, gurgitasi mitral fungsional dan angiografi
dan dapat didengar bunyi jantung ketiga koroner menyingkirkan penyakit jantung
ventrikel kiri atau kanan. Mungkin di- iskemik sebagai etiologi dasar. Biopsi
temukan bukti klinis edema paru dan miokard kadang dapat membantu, ter-
regurgitasi mitral dan/atau trikuspid utama pada infiltrasi miokard (lihat di
fungsional. bawah).
Kardiomiopati hipertrofik 75

Tatalaksana terbukti menurunkan morbiditas dan


mortalitas.
Tatalaksana kardiomiopati dilatasi di-
dasarkan pada tatalaksana gagal jantung
(lihat Bab 6). . $tpb "ri'r::,
Diuretik, digoksin, penghambat enzim
pengkonversi' angiotensin (penghambat Kardiomiopati hipertrofi k (hypertroph ic
ACE), dan nitrat kerja paniang. Semua cardiomyopathylHCY) ditandai oleh
obat ini memiliki peran dalam tatalaksana hipertrofi ventrikel kiri yang tidak dapat
kardiomiopati dilatasi, dengan peng- dijelaskan, biasanya berbercak-bercak,
hambat ACE menjadi obat yang penting dan kadang hipertrofi miokard ventrikel
karena efek tambahannya pada morta- kanan. Kardiomiopati hipertrofik teriadi
litas. tanpa adanya penyebab sekunder hiper-
Penyekat B. Metoprolol dan carve- trofi ventrikel seperti AS atau hipertensi
dilol, misalnya, juga efektif pada beberapa sistemik dan sering terlokalisasi di bagian
pasien meskipun mekanisme kerjanya atas septum interventikel (lVS) dan
tetap tidak jelas dan mungkin luas. Obat- dinding anterior bebas LV. Jika ventrikel
obatan antiaritmia terbatas karena kanan terlibat, hampir selalu berkaitan
banyak yang memiliki efek inotropik dengan penyakit ventrikel kiri. Secara
negatif dan dapat memperburuk gagal histologis, terdapat hipertrofi dengan
jantung. kekacauan susunan sel miokard dan
Amiodaron. Umum diresepkan untuk disrupsi komponen miofibrilar dalam
aritmia atrium dan ventrikel karena miosit yang mengalami hipertrofi. Biasa-
efektif dan ditoleransi dengan baik, relatif nya disertai fibrosis penyerta dengan
bebas dari efek inotropik negatif. Aritmia derajat yang bervariasi.
ventrikel agresif dan mengancam hidup HCM diturunkan sebagai kelainan
kadang membutuhkan insersi defibrilator
dominan autosomal dan beberapa mutasi
internal meskipun saat ini tidak banyak genetik penyebab telah diisolasi, ter-
terdapat bukti pengaruhnya pada pasien- masuk rantai berat (heavy charn) miosin
pasien tersebut. jantung B pada kromosom 14 dan gen
Antikoagu lan Umum direkomendasi- troponin T jantung pada kromosom I,
kan pada pasien dengan kardiomiopati yang merupakan sebagian besar mutasi
dilatasi terutama bila disertai dengan genetik yang telah diisolasi saat ini. Maka,
aritmia atrium atau adanya trombus mungkin terdapat riwayat keluarga pada
ventrikel. Namun demikian, banyak yang keadaan ini, meskipun seringkali tidak,
menyarankan untuk tetap memberikan mengimplikasikan bahwa beberapa kasus
antikoagulan pada pasien disfungsi ven- mungkin disebabkan oleh mutasi
trikel kiri dan/atau dilatasi atrium berat sPontan.
walau tidak ditemukan bukti adanya
aritmia atau trombus.
Transplantasi jantung. Dilakukan pada
Gambaran klinis
pasien berusia muda dengan inkapasitas Gejala antara lain dispnu, nyeri dada, pal-
fungsional berat atau gagal jantung yang pitasi, rasa pusing, atau sinkop. Kadang
memburuk. Kesulitan dalam mendapat- kematian mendadak merupakan tampilan
kan donor telah menyebabkan pengem- klinis pertama. Tanda klinis HCM
bangan teknik bedah alternatif, seperti mungkin minimal. Paling sering didengar
kardiomioplasti dan bedah reduksi murmur ejeksi sistolik pada batas sternal
ventrikel, namun teknik-teknik ini belum kiri. Denyut nadi biasanya nomal, meski-
76 Bab 5: Miokard

pun peningkatan denyut yang cepat '{me- dengan TTE konvensional, ekokardiografi
lompat' bisa didapatkan. Denyutan apeks transesofageal (TEE) atau pencitraan
mungkin dipertahankan sebagai fungsi resonansi magnetik (MRl) memberikan
hipertrofi ventrikel. konfirmasi diagnosis alternatif yang
berguna.
Pemeriksaan penunjang EKG dapat memperlihatkan sejumlah
Ekokardiografi transtorasik (TTE) me- abnormalitas-kompleks QRS lebar dan
rupakan pemeriksaan diagnostik utama berbentuk aneh, mungkin terdapat
(Gambar 5.3) yang paling banyak men- kriteria voltase untuk hipertrofi ventrikel
demonstrasikan hipertrofi septal asi- kiri, perubahan segmen ST-T yang me-
metrik pada LV, meskipun hipertrofi yang lebar, defek konduksi interventrikel dan
terbatas pada dinding apikal atau poste- AF-meskipun EKG normal pada sekitar
rior juga dapat terladi. Ultrasonografi 5 hingga 25% pasien. Pada pasien dengan
(ekokardiografi) Doppler dapat menilai HCM yang telah terkonfirmasi, peng-
derajat keparahan obstruksi alur keluar awasan EKG ambulatori (Holter) penting
ventrikel kiri, meskipun obstruksi yang karena adanya aritmia ventrikel ber-
paling bermakna biasanya timbul pada makna dapat timbul pada 25% dewasa
akhir sistol setelah sebagian besar ejeksi dan asimtomatik. Adanya aritmia ven-
ventrikel kiri telah terjadi. Timbul gerak- trikel bermakna dikaitkan dengan pe-
an anterior sistolik katup mitral yang ningkatan mortalitas.
lebih dikenal sebagai SAM (syscolic Kateterisasi jantung mungkin diperlu-
anterior motion), yaitu keadaan anterior kan, terutama pada pasien dengan nyeri
ujung daun katup mitral aposisi terhadap dada, untuk menentukan apakah terdapat
septum interventrikel, dan terjadi regur- penyakit jantung koroner yang terjadi
gitasi mitral dengan berbagai derajat secara bersamaan. Angiografi ventrikel
umum. Pada keluarga dengan HCM, kiri sering memperlihatkan obliterasi
diagnosis dapat ditegakkan pada skrining ruang ventrikel kiri selama sistol. Peng-
ekokardiografi dan, pada beberapa kasus, ukuran gradien pada alur keluar ventrikel
dapat diidentifikasi secara tidak sengala kiri dapat dilakukan, untuk mengkonfir-
pada pasien yang menjalani ekokardiografi masi derajat keparahan obstruksi alur
untuk alasan lain. Bila diagnosis tidak jelas keluar.

Gambar 5.3 Ekokardiocrram


dua-dimensr dari pasten
dengan kardiomiopati
hlpertrofik. Perhatikan
septum interventrlkel (WS)
yang nenebal dibandingkan
dengan dinding posterior
ventrike] kiri yang normal.
Kardiomiopati restriktif

Tatalaksana lain yang kadang terjadi pada orang


dewasa:
Tatalaksana bertujuan untuk menghilang-
kan gejala dan terapi aritmia yang potensial I amiloid;
mengancam nyawa. Gejala bisa disebabkan 2 sarkoid; dan
oleh relaksasi miokard yang jelek, fungsi 3 hemokromatosis.
sistolik yang hiperdinamik dengan
obstruksi alur keluar ventrikel kiri Gambaran klinis
bermakna, aritmia, terutama AF, atau ada-
Gambaran klinis disebabkan oleh dis-
nya regurgitasi mitral bermakna. Karena
fungsi diastolik dengan relaksasi ventrikel
adanya hipertrofi ventrikel yang berat dan
terbatas. Kontraksi sistolik biasanya di-
luas, gejala iskemia bermakna dapat timbul
pertahankan tetap baik hingga akhir per-
meskipun arteri koroner normal.
jalanan penyakit di mana terjadi dilatasi
Penyekat B dan penyekat saluran
dan disfungsi ventrikel. Dispnu dan into-
kalsium, terutama verapamil, dapat di-
leransi latihan mendominasi dan tanda
gunakan untuk membantu relaksasi mio-
klinis terutama berkaitan dengan disfungsi
kard dan mengurangi obstruki alur keluar
ventrikel kanan seperti peningkatan JVP
ventrikel kiri. Bila obstruksi alur keluar
dengan peningkatan lebih lanlut pada
ventrikel kiri merupakan gejala yang
inspirasi (tanda Kussmaul), edema perifer,
utama, miomektomi bedah mungkin ber-
hepatomegali, dan asites. Mungkin ter-
guna. Penggantian katup mitral mungkin
dengar suara jantung ketiga dan/atau ke-
diperlukan pada MR berat. Pacu iantung
empat. Edema paru iarang timbul hingga
dua ruang (dual chamber cardiac pacing)
juga telah direkomendasikan pada beberapa
akhir proses penyakit.
pasien; perubahan pada aktivasi listrik
atrium dan ventrikel dapat memperkuat Pemeriksaan penunjang
pengisian ventrikel dan mengurangi Temuan EKG dan radiografi toraks tidak
obstruksi alur keluar. Aritmia ventrikel spesifik meskipun adanya kalsifikasi peri-
sering diterapi dengan amiodaron meskipun kard mengarahkan diagnosis perikarditis
pada beberapa kasus risiko tinggi, peran konstriktif dan bukannya kardiomiopati
implan defibrilator masih diteliti. restriktif. Pada ekokardiografi, miokard
biasanya menebal dengan pengisian ven-
trikel kiri abnormal pada ultrasonografi
Doppler. Pada amiloidosis, deposisi mio-
kard menghasilkan gambaran tekstur
Kardiomiopati restriktif merupakan jenis 'ground-glass' yang khas pada miokard
kardiomiopati terjarang kecuali di daerah yang menebal. Ventrikel biasanya tidak
geografis tertentu, seperti Afrika, di mana mengalami dilatasi hingga tahap akhir
fibrosis endomiokard lebih sering ditemu- penyakit namun terdapat dilatasi biatrial
kan. Presentasi kardiomiopati restriktif dini yang dapat meniadi cukup besar
sering serupa, jika tidak identik, dengan ('atria raksasa'). lnformasi penting bisa
gambaran perikarditis konstriktif. Pem- didapatkan dari pemindaian MRI jantung.
bedaan kedua keadaan ini penting karena Penebalan perikard dapat dilihat pada
perikarditis konstriktif dapat diterapi perikarditis konstriktif dan pemindaian
dengan baik dengan pembedahan, semen- CT paling baik untuk mengkonfirmasi.
tara tatalaksana kardiomiopati restriktif Kateterisasi jantung mendemonstrasi-
terutama bersifat suportif. Terdapat se- kan peningkatan tekanan atrium kanan
jumlah penyebab kardiomiopati restriktif dengan gelombang 'a' yang nyata dan
78 Bab 5: Miokard

penurunan 'x' serta'y' yangcepat. Tekan- dipahami. Kardiomiopati yang ditandai


an pengisian ventrikel kiri dan kanan oleh dilatasi keempat ruang jantung
abnormal dengan penurunan awal tekan- timbul di akhir penyakit dan berkaitan
an secara cepat pada onset diastol, diikuti dengan peningkatan kadar hormon per-
oleh peningkatan tekanan diastolik secara tumbuhan (GH), yang ketika dikoreksi,
cepat pada kedua ventrikel hingga plato menghasilkan perbaikan disfungsi jantung.
yang meningkat sepanjang sisa diastol, Disproporsi pembesaran jantung, di-
yang disebut dengan gambaran 'dip-and- bandingkan dengan organ lain, timbul
plateau' atau 'square root'. Pola serupa pada 75% pasien. Pemeriksaan histologis
juga terlihat pada perikarditis konstriktil memperlihatkan peningkatan kolagen dan
meskipun pada konstriksi tekanan dias- jaringan ikat fibrosa yang menyebabkan
tolik ventrikel sangat serupa sementara kontraktilitas yang jelek. Hipertensi
tekanan ini sering berbeda pada restriksi. sistemik timbul pada 30% pasien dengan
Dalam praktik, sangat sulit membedakan akromegali dan hal ini dapat menyebab-
keduanya berdasarkan hemodinamik saja. kan hipertrofi ventrikel kiri. Manifestasi
Biopsi miokard merupakan bagian diag- jantung lainnya termasuk gangguan
nostik penting dari kateterisasi jantung. konduksi, aritmia, hiperlipidemia (dengan
Adanya amiloid, sarkoidosis, atau hema- adanya diabetes melitus yang merupakan
kromatosis biasanya dapat diidentifikasi komplikasi pada l5-20% kasus), dan
dari bahan biopsi ventrikel kiri atau kanan. penyakit koroner aterosklerosis. Terapi
ditujukan untuk menekan peningkatan
Tatalaksana sekresi hormon pertumbuhan dengan
pembedahan atau radiasi adenoma hipo-
Tatalaksana umumnya bersifat suportif
fisis, bersama dengan terapi konvensional
dengan terapi untuk retensi cairan dan
untuk gagal jantung.
aritmia. Penyekat saluran kalsium dapat
memperbaiki relaksasi ventrikel. Per-
jalanan klinis biasanya perburukan pro- Hipotiroidisme
gresif meskipun onset dan kecepatannya Hipotiroidisme dapat dikaitkan dengan
sering bervariasi. Pada hemokromatosis, kardiomiopati yang ditandai oleh dilatasi
vena seksi dan penggunaan agen kelat keempat ruang jantung dengan peningkat-
mungkin berguna. Jika dari pemeriksaan an fibrosis interstisial dan pembengkakan
penunjang kemungkinan konstriksi miofibril pada pemeriksaan histologis.
perikard tidak dapat disingkirkan, maka Pengurangan fungsi sistolik yang di-
mungkin tepat mempertimbangkan tora- akibatkannya menyebabkan sesak dan
kotomi el<splorasi, karena pasien dengan retensi cairan. Efusi perikard sering di-
konstriksi dapat memberi respons baik temukan, terjadi pada sekitar 30% pasien.
terhadap perikardiektomi dan kondisi Tampaknya hanya ada sedikit korelasi
yang dapat diterapi ini sebaiknya tidak antara derajat keparahan kekacauan bio-
terlewat. Pada restriksi, transplantasi kimiawi dan derajat keparahan kardio-
lantung harus dipertimbangkan untuk miopati atau besar efusi. Gambaran elek-
pasien dengan penyakit sangat berat. trokardiografi termasuk sinus bradikardi,
voltase rendah, abnormalitas konduksi,
dan perubahan repolarisasi tidak spesifik.
Aritmia jantung (termasuk takikardi
ventrikel) bisa juga didapatkan. Hipo-
Akromegali tiroidisme yang tidak diterapi dikaitkan
Efek akromegali pada jantung tidak terlalu dengan peningkatan kolesterol yang dapat
Kondisi-kondisi neuromiopatik herediter 79

meniadi predisposisi penyakit jantung atrium merupakan manifestasi jantung


koroner dini. Terapinya antara lain pem- yang langka.
berian penggantian tiroid dengan hati-
hati menggunakan tiroksin (T4), awalnya Distrofi otot Duchenne
dengan dosis 25 pg, ditingkatkan secara
Merupakan kelainan resesif terkait-X.
progresif setelah beberapa minggu hingga
Memiliki onset dini dan progresif cepat
kadar TSH kembali normal.
dengan kelemahan otot skeletal dan
distrofi. Onset lambat dan bentuk yang
Penyakit jaringan ikat kurang progresif (distrofi Becker) juga
Sejumlah penyakit jaringan ikat termasuk ditemukan. Otot jantung dapat terkena
artritis reumatoid dan lupus eritematosus oleh fibrosis distrofi dan infiltrasi ber-
sistemik dapat mempengaruhi miokard, lemak menyebabkan peningkatan gambar-
menyebabkan disfungsi ventrikel, meski- an klinis yang berkaitan dengan kardio-
pun keadaan-keadaan tersebut lebih miopati. Semua struktur jantung dapat
sering menyebabkan perikarditis dan efusi terkena, termasuk abnormalitas sistem
perikard. Sklerosis sistemik sering me- konduksi terspesialisasi, arteri koroner,
rupakan penyebab fibrosis miokard dan otot papilaris, serta miokard.
seperti yang didapatkan pada otopsi Aritmia, penyakit katup jantung, serta dis-
(80%) namun ini biasanya tidak cukup fungsi sistolik dan diastolik ventrikel
menyebabkan disfungsi ventrikel simto- dapat terlihat.
matik. Dapat timbul kardimiopati
restriktif ataupun dilatasi. Distrofi miotonika
Kondisi ini diturunkan secara dominan
autosomal dan merupakan salah satu dari
kelainan neuromuskular yang sering
ditemukan. Kelemahan otot-otot fleksor
leher dan sternokleidomastoideus me-
Distrofi Erb's limb girdle
rupakan manifestasi klinis awal. Abnor-
Kondisi ini diturunkan secara resesif malitas iantung antara lain termasuk pe-
autosomal yang paling sering manifestasi- nyakit pada sistem konduksi His-Purkinje
nya pada usia dekade kedua dan ketiga terspesialisasi dan kardiomiopati dilatasi.
kehidupan. Kelemahan progresif otot
ekstremitas dan gelang panggul adalah Ataksia Friedreich
gambaran klinis utama. Keterlibatan
jantung biasanya terbatas pada abnor- Penyakit degeneratif spinoserebelar ini
diturunkan sebagai sifat resesif autosomal
malitas fungsi nodus sinus dan nodus AV
serta sistem konduksi.
dan memiliki spektrum manifestasi
neurologis, yang diklasifi kasikan berdasar-
kan manifestasi klinisnya. Keterlibatan
Distrofi fasioskapulohumeral jantung sering ditemukan dan seringkali
Merupakan dominan autosomal langka merupakan penyebab kematian. Beberapa
dengan kelemahan nyata pada otot wajah, pasien mengalami disfungsi ventrikel
lengan, dan bahu, dan biasanya timbul regional, beberapa lainnya hipokinesia
pada akhir dekade percama kehidupan. global, dan lainnya mengalami kardio-
Tidak adanya gerakan atau aktivitas miopati hipertrofik.
Gagal Jantung

Epidemiologi, 80 Konterpulsasi balon intraaorta, 94


Etiologi, 80 Alat bantu ventrlkel, 95
Patofisiologl, B2 Transplantasi jantung, 95
Gambaran klinis, 84 Kardlomiopatl, 96
Prognosis, BG Pembedahan reduksi ventrikel klrl, 96
Pemenksaan penunjang, 87 Gagal jantung kiri akut, 96
Tatalaksana, 88 Bacaan lebih lanjut, 97
Terapi obat, 89

'$idemuffi,' .:, i..: 1,,


',,,. ,. , populasi dan perbaikan ketahanan hidup
setelah infark miokard akut. Di lnggris,
Gagal jantung merupakan suatu kondisi sekitar 100.000 pasien dirawat di rumah
yang telah diketahui selama berabad-abad sakit setiap tahun untuk gagal jantung,
namun penelitian epidemiologi sulit di- merepresentasikan 5% dari semua pe-
lakukan karena tidak adanya definisi rawatan medis dan menghabiskan lebih
tunggal kondisi ini. Ketika masih sedikit dari l% dana perawatan kesehatan
pemeriksaan jantung yang tersedia, de- nasional.
finisi gagal jantung cenderung ke arah
patofisiologi, lalu kemudian definisi di- ftiologi (lihat Boks 6.2)
tempatkan pada penekanan pada gagal
lantung sebagai suatu diagnosis klinis Gagal jantung merupakan keadaan klinis
(lihat Boks 6. l). Sementara kondisi ini dan bukan suatu diagnosis. Penyebabnya
memang merupakan suatu sindrom klinis, harus selalu dicari.
diagnosis dapat sulit ditegakkan pada Gagal jantung paling sering disebabkan
tahap dini karena relatif tidak ada gejala. oleh gagal kontraktilitas miokard, seperti
Maka definisi terbaru membutuhkan bukti yang terjadi pada infark miokard, hiper-
pendukung dari pemeriksaan jantung. Pe- tensi lama, atau kardiomiopati. Namun,
meriksaan penunjang yang paling sering pada kondisi tertentu, bahkan miokard
digunakan adalah ekokardiografi , dengan dengan kontraktilitas yang baik tidak
disfungsi ventrikel kiri biasanya didefinisi- dapat memenuhi kebutuhan darah
kan sebagai fraksi eleksi < 30-45% pada sistemik ke seluruh tubuh untuk meme-
kebanyakan survei epidemiologi. nuhi kebutuhan metabolik tubuh. Kondisi
Sekitar 3-20 per 1000 orang pada ini disebabkan misalnya masalah mekanik
populasi mengalami gagal jantung, dan seperti regurgitasi katup berat dan, lebih
prevalensinya meningkat seiring per- jarang, fistula arteriovena, defisiensi
tambahan usia ( I 00 per I 000 orang pada tiamin (beriberi), dan anemia berat.
usia di atas 65 tahun), dan angka ini akan Keadaan curah jantung yang tinggi ini
meningkat karena peningkatan usia sendiri dapat menyebabkan gagal jantung,
Etiologi 8t

i1 koroner (peningkatan l<olesterol, hiper-


ffimkr S" I Definisi G4gal Jantung
tensi, dan diabetes) ditambah adanya
'Suatu keadaan patofisiologis di mana hipertrofi ventrikel kiri (/eft ventricular
jantung gagal mempertahankan sirkulasi hypertrophyllVH) pada elektrokardio-
adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun
gram (EKG) istirahat. Bila terdapat pada
tekanan penglsian cukup.' (Paul Wood,
hipertensi, LVH dil<aitkan dengan l4 kali
1958)
risiko gagal jantung pada orang berusia
'Suatu sindrom di mana disfungsi jantung lebih dari 65 tahun. Selain itu, prevalensi
berhubungan dengan penurunan toleranst faktor etiologi telah berubah seiring per-
iatihan, rnsidensi aritmia yang tinggi, dan lalanan wal<tu. Data kohort dari studi
penurunan harapan hidup.' (Jay Cohn, Framingham, yang dimulai tahun 1940-
19BB) an, mengidentifikasi riwayat hipertensi
pada >75% pasien dengan gagal jantung,
'Adanya gejala gagal jantung, yang re
sementara penelitian yang lebih baru me-
versibel dengan terapi, dan bukti objektrf
nyatakan prevalensi yang lebih rendah
adanya dlsfungsi jantung.' (European So
(10- I 5%), mungkin karena terapi hiper-
ciety af Cardjology, 1995)
tensi yang lebih bail<. Dari telaah studi
klinis pada hipertensi, terapi efektif dapat
i---"--- :---:- ----*----*--*-*'l
I m"a* 6.? Faktor Etiologi i
mengurangi insidensi gagal jantung se-
besar 50%.
r Hipertensi (10 15%)
Berbagai faktor dapat menyebabkan
o Kardiomropati(dilatasr, hipertrofik,
restdktif)
atau mengeksaserbasi perkembangan
r Penyakit katup jantung (mitral dan gagal jantung pada pasien dengan penyakit
aorta) jantung primer.
r Kongenrtal (defek septum atrium . Obat-obatan seperti penyekat'B dan
(atnal septal defectlASD) VSD (ven antagonis kalsium dapat menekan kon-
trjcle septal defect)) traktilitas miokard dan obat kemotera-
r Aritmia (perslsten) peutil< seperti doksorubisin dapat me-
o Alkohol i

o Obat obatan nyebabkan kerusakan miokard.


r Kondisi curah jantung tinggi
i

i
. Alkohol bersifat lcardiotoksil<, ter-
o Perikard (konstriksi atau efusi) I
utama bila dikonsumsi dalam jumlah
n Gagal jantung kanan (hipertensr paru) i besar.
o Aritmia mengurangi efisiensi jantung,
seperti yang teriadi bila kontral<si atrium
tetapi bila tidal< terlalu berat dapat hilang (fibrilasi atrium, AF) atau disosiasi
mempresipitasi gagal jantung pada orang- dari kontraksi ventrikel (blok jantung).
orang dengan penyal<it jantung dasar. Takikardia (ventrikel atau atrium) me-
Prevalensi faktor^ etiologi tergantung nurunkan walctu pengisian ventrikel, me-
dari populasi yang diteliti, penyakit ningl<atkan beban l<erja miol<ard dan
jantung lcoroner dan lripertensi merupa- l<ebutuhan ol<sigen menyebablcan iskemia
kan penyebab tersering pada masyaral<at miolcard, dan bila terjadi dalam waktu
Barat (>90% l<asus), sementara penyal<it larna, dapat menyebabl<an dilatasi ven-
l<atup jantung dan defisiensi nutrisi tril<el serta perburulcan fungsi ventrikel.
rnungkin lebih penting di negara ber- Aritmia sendiri merupakan l<onsekuensi
l<embang. Fal<tor risiko independen untul< gagal jantung yang umum terjadi, apapun
terjadinya gagal jantung serupa dengan etiologinya, dengan AF dilaporkan pada
falctor risiko pada penyakit jantung 20-30% l<asus gagal jantung. Aritmia
82 Bab 6: Gagal Jantung

ventril<el merupakan penyebab umum elemen kontraktil dan memperbaiki


kematian mendadak pada keadaan ini. kontraksi sistolik, namun juga meningkat-
kan kekakuan dinding ventrikel, me-
nurunkan pengisian ventrikel dan fungsi
Patofisiologi
diastolik.
Bila terjadi gbngguan l<ontraktilitas mio- Penurunan perfusi ginjal menyebabkan
kard primer atau beban hemodinamik stimulasi sistem renin-angiotensin-aldo-
berlebih diberikan pada ventrikel normal, steron (RAA) yang menyebabkan pe-
jantung akan mengadakan sejumlah meka- ningkatan kadar renin, angiotensin ll
nisme adaptasi untuk mempertahankan plasma, dan aldosteron. Angiotensin ll
curah jantung dan tekanan darah (lihat
Boks 6.3).

Mekanisme adaptif
Tiap mekanisme kompensasi jantung
berikut memberikan manfaat hemo- r Aktrvasr sisten renin-angiotensin,
dinamik segera namun dengan konse- aldosteron
l<uensi merugikan dalam jangl<a panjang,
r Aktivasi srstem saraf simpatik
yang berperan dalam perkembangan gagal
e Peptida natriuretik, ADH, dan
endotelin
jantung kronis (Gambar 6. l). Misalnya, jo Mekanisme Frank-stariing
hipertrofi miokard meningkatkan massa I

# funosi oisl u.os miot<ard

Penrbahan
rl
neurohormonal
tttttt
fYtttl
I

Aktlvasi simpatik(katekolamin) |
(vagal)
Penunrnan tonus parasimpatik
|
Disfungsi baroreseptor I
Aktlvasi sistem renin anglotensln-aldosteron (angiotensin II aldosteron)l
Pelepasan peptida natriuretik (ANP, BNP) |
Gambar 6.1
Peningkatan hormon antidiuretik (vasopresin) Dlagram rni
|
Peningkatan endotehn memperlhatkan
I
Efek lain pada prostaglandln, bradikinin, nitrat okstda I
hubungan
antara fungsr
mlokard,
Efet neJoatnamik
ll I mekanisme
adaptlf yang
trmbul pada
Tonus vaskular (tekanan darah) gagal jantung
jantung)
Keseimbangan garam air (tekanan pengrsran
I

dan
Kontraktilitas miokard (inotroprsme)
I
I
konsekuensi
Denyut jantung hemodinamik
Curah lantung dari interaksi
tersebut.
Patofisiologi 83

merupakan vasokonstriktor kuat pada retensi air dan hiponatremia.


arteriol eferen (dan sistemik) ginjal, yang Endotelin merupakan peptida vaso-
menstimulasi pelepasan norepinefrin (no- konstriktor poten yang disekresikan oleh
radrenalin) dari uiung saraf simpatik, sel endotelial vaskular yang membantu
menghambat tonus vagal, dan membantu retensi natrium di ginjal.
pelepasan aldosteron dari adrenal, me- Konstriksi vena sistemik dan retensi
nyebabkan retensi natrium dan air serta natrium serta air meningkatkan tekanan
ekskresi kalium di ginjal. Gangguan fungsi atrium dan tekanan serta volume akhir-
hati pada gagal jantung dapat menurun- diastolik ventrikel, pemanjangan sar-
kan metabolisme aldosteron, sehingga komer, dan kontraksi miofibril diperkuat
meningkatkan kadar aldosteron lebih (mekanisme Frank-Starling)
lanjut. Dengan interaksi kompleks dari
Aktivasi sistem saraf simpatik pada faktor-faktor yang saling mempengaruhi
gagal lantung kronis melalui baroresep- ini, curah jantung pada keadaan istirahat
tor, menghasilkan peningkatan kontrak- merupakan indeks fungsi jantung yang
tilitas miokard pada awalnya, namun relatif tidak sensitif, karena mekanisme
kemudian pada aktivasi sistem RAA dan kompensasi ini bekerja untuk memper-
neurohormonal berikutnya menyebabkan tahankan curah jantung ketika miokard
peningkatan tonus vena (preload jantung) gagal namun tiap mekanisme kompensasi
dan arteri (afterload lantung), meningkat- ini memiliki konsekuensinya. Misalnya,
kan norepinefrin plasma, retensi progresif konstriksi yang diinduksi katekolamin dan
garam dan air, dan edema. Stimulasi sim- angiotensin akan meningkatkan resistensi
patik kronis menghasilkan regulasi-turun vaskular sistemik dan cenderung mem-
reseptor-B jantung, menurunkan respons pertahankan tekanan darah namun me-
jantung terhadap stimulasi. Kejadian ini, ningkatkan kerja jantung dan kor,rsumsi
bersama dengan gangguan baroreseptor, oksigen miokard.
kemudian akan menyebabkan peningkat-
an stimulasi simpatik lebih lanjut. Kelainan nonjantung
Peptida natriuretik memiliki berbagai
Endotelium vaskular berperan penting
efek pada jantung, ginjal, dan sistem saraf
dalam regulasi tonus vaskular, secara
Pusat. lokal melepaskan faktor konstriksi dan
r Peptida natriuretik atrial (atrial natri-
relaksasi. Peningkatan tonus vaskular pe-
uretic peptidelANP) dilepaskan dari
rifer pada pasien dengan gagal jantung
atrium jantung sebagai respons terhadap
kronis disebabkan peningkatan aktivitas
peregangan, menyebabkan natriuresis dan
simpatik, aktivasi sistem RAA, dan
dilatasi.
gangguan pelepasan faktor relaksasi dari
o Pada manusia, peptida natriuretik
endotelium (endothelium derived
otal<(brain natriuretic pepfidelBNP) luga
relaxing factorlEDRF atau nitrat oksida).
dilepaskan dari jantung, terutama dari
Beberapa efek tambahan dari latihan dan
ventrikel, dan dengan keria yang serupa
terapi obat tertentu (penghambat enzim
dengan ANP. Peptida natriuretik bekerja
pengkonversi angiotensin (ACE))
sebagai antagonis fisiologis terhadap efek
mungkin disebabkan karena perbaikan
angiotensin ll pada tonus vaskular,
fungsi endotelial.
sekresi aldosteron, dan reabsorpsi
natrium ginjal.
Kadar hormon antidiuretik (vaso- Disfungsi miokard diastolik
presin) juga meningkat, menyebabkan Gangguan relaksasi miokard, karena pe-
vasokonstriksi dan berperan dalam ningkatan kekakuan dinding ventrikel dan
84 Bab 6: Gagal Jantung

penurunan komplians, menghasilkan


gangguan pengisian diastolik ventrikel.
Fibrosis iskemik miokard (penyakit Gambaran klinis relatif dipengaruhi oleh
jantung koroner) dan LVH (hipertensi, tiga faktor:
kardiomiopati hipertrofik) merupakan I kerusakan jantung;
penyebab tensering, tetapi dapat iuga 2 kelebihan beban hemodinamik; dan
disebabkan oleh infiltrasi miokard, misal- 3 mekanisme kompensasi sekunder
nya, amiloid. Disfungsi diastolik sering yang timbul saat gagal jantung terjadi.
timbul bersama gagal sistolik namun juga
Pada awalnya mekanisme kompensasi
bisa berdiri sendiri pada 20-40% pasien
bekerja efektif dalam mempertahankan
gagal jantung. Diagnosis disfungsi diastolik
curah jantung dan gejala gagal iantung
biasanya dibuat dengan pengukuran
hanya timbul saat aktivitas. Kemudian
ekokardiografi (profil kecepatan aliran
gejala timbul saat istirahat seiring dengan
diastolik mitral Doppler). Perbedaan
perburukan kondisi.
antara kedua komponen gagal jantung ini
Manifestasi klinis juga dipengaruhi
tidak memiliki tatalaksana yang terlalu
oleh tingkat progresivitas penyakit dan
berbeda karena masih belum jelas bagai-
apakah terdapat waktu untuk berkem-
mana tatalaksana fungsi diastolik yang
bangnya mekanisme kompensasi. Sebagai
terbaik.
contoh, perkembangan regurgitasi mitral
yang mendadak ditoleransi dengan buruk

Remodeling miokard, hibernasi, dan dan menyebabkan gagal jantung akut,


sementara perkembangan regurgitasi mi-
stunning
tral dengan derajat yang sama secara per-
Setelah infark miokard luas, proses re- lahan-lahan dapat ditoleransi dengan be-
modelling terjadi dengan hipertrofi re- berapa gejala. Pada tahap awil gagal
gional dari segmen noninfark serta
iantung, gejala mungkin tidak spesifik
penipisan dan dilatasi daerah yang infark. (malaise, letargi, lelah, dispnu, intoleransi
Akibat dari proses remodeling terjadi aktivitas) namun begitu keadaan mem-
perubahan bentuk dan ukuran ventrikel buruk, gambaran klinis dapat sangat jelas
kiri. Hal ini paling terlihat ketika arteri menandakan penyakit jantung. AF terladi
koroner yang terkait infark tetap ter- pada l0-50% pasien dengan gagal jantung,
oklusi dan tidak mengalami rekanalisasi. dan onset AF dapat memperberat per-
Bahkan setelah reper'fusi yang berhasil, burukan akut. Adtmia ventrikel (ektopik,
pemulihan miokard dapat tertunda VT) semakin banyak ditemui seiring
(stunning miokard). Hal ini berlawanan dengan perkembangan gagal jantung.
dengan hibernasi miokard, yang men- Gagal jantung dapat mempengaruhi
deskripsikan disfungsi miokard lebih per- jantung kiri, jantung kanan, atau keduanya
sisten saat istirahat, sekunder karena (biventril<el), namun dalam praktik
penurunan perfusi miokard, bahkan bila jantung kiri sering terkena. Gagal jantung
miosit jantung tetap viabel dan kontrak- kanan terisolasi dapat terjadi karena em-
tilitas membaik dengan revaskularisasi. bolisme paru mayor, hipertensi paru,
Miokard yang mengalami stunning atau atau stenosis pulmonal. Dengan adanya
hibernasi tetap responsif terhadap sti- septum interventrikel, disfungsi salah satu
mulasi inotropik, dan dapat dinilai dengan ventrikel potensial dapat mempengaruhi
ekokardiografi stres, pemindaian perfusi fungsi yang lain. Pasien sering datang
miokard radionuklida, atau tomografi dengan campuran gejala dan tanda yang
emisi positron (PET). berkaitan dengan kedua ventrikel, namun
Gambaran klinis 85

untuk memudahkan dapat dianggap ter- Esk$ 6.4 Gambaran Klinis Gagal
jadi secara terpisah.
Jantung Kiri

Gagal jantung kiri (lihat Boks 6.4) Gejala


r Penurunan kapasitas aktivitas
Peningkatan tekanan atrium kiri mening- . Dispnu (mengi, ortopnu, PND)
katkan tekanan vena pulmonalis dan me- r Batuk (hemoptisis)
nyebabkan kongesti paru dan akhirnya . Letargi dan kelelahan
edema alveolar, mengakibatkan sesak r Penurunan nafsu makan dan berat
napas, batuk, dan kadang hemoptisis. badan
Dispnu awalnya timbul pada aktivitas
Tanda
namun bila gagal ventrikel kiri berlanjut
r Kulit lembap
dapat terjadi saat istirahat, menyebabkan
r Tekanan darah (iinggi, rendah, atau
dispnu nokturnal paroksismal (paroxys-
normal)
mal nocturnal dyspnoealPND). Pemerik- . Denyut nadi (volume normal atau
saan fisik seringkali normal, namun rendah) (alternans/takrkardia/aritmia)
dengan perkembangan gagal jantung hal- o Pergeseran apeks
hal berikut dapat ditemukan: . Regurgitasi mitral fungsronal
o kulit lembap dan pucat menandakan . Krepitasi paru
vasokonstri ksi perifer; r (+ Efusi pieura)
. tekanan darah dapat tinggi pada kasus
penyakit jantung hipertensi, normal, atau
rendah dengan perburul<an disfungsi Gagal jantung kanan (lihat Boks 6.5)
jantung; Gejala mungkin minimal, terutama jika
. denyut nadi mungkin memiliki volume telah diberikan diuretik. Gejala yang
l<ecil dan irama mungkin normal, atau timbul antara lain:
iregular karena ektopik atau AF. Pulsus o pembengkakan pergelangan l<al<i;

alternans dapat ditemukan. o dispnu (namun bukan ortopnu atau


Sinus takikardia saat istirahat dapat PND);
menandakan gagal jantung berat atau se- . penurunan l<apasitas aktivitas.
bagian merupakan refleks karena vaso- Bila tel<anan ventril<el kanan (RV)
dilatasi yang diinduksi obat. Tekanan vena meningkat atau RV menjadi lebih dilatasi,
normal pada gagal jantung l<iri terisolasi. sering ditemukan nyeri dada.
Pada palpitasi, apeks bergeser ke lateral Pada pemeriksaan denyut nadi me-
(dilatasi LV), dengan denyut dipertahan- miliki kelainan yang sama dengan gagal
kan (hipertrofi LV), atau diskinesia jantung kiri, tekanan vena jugularis sering
(aneurisma LV). Pada auskultasi, mungkin meningkat, kecuali diberikan terapi diu-
didapatkan bunyi jantung l<etiga (S3), retik, dan memperlihatkan gelombang sis-
galop dan murmur total dari regurgitasi tolik besar pada regurgitasi trikuspid.
mitral sekunder karena dilatasi anulus Edema perifer, hepatomegali, dan asites
mitral. Murmur lain mungkin menandakan dapat ditemukan. Pada palpasi mungkin
penyakit katup iantung intrinsil<. Suara didapatkan gerakan bergelombang
P2 dapat lebih keras karena tekanan (heave) yang menandakan hipertrofi RV
arteri pulmonalis meningkat sekunder dan/atau dilatasi, serta pada auskultasi
karena hipertensi paru sekunder. Ter- didapatkan bunyi jantung 53 atau 54
jadi krepitasi paru karena edema alveo- ventrikel kanan. Efusi pleura dapat terjadi
lar dan edema dinding bronkus dapat pada gagal jantung kanan atau l<iri. Paling
menyebabkan mengi. sering, gagal jantung kanan terjadi akibat
86 Bab 6: Gagal lantunfl

Soks S.S Gambaran Klinis Gagal


Jantung Kanan Jantung (NYHA)
Ge1a1a r Kelas I: tldak ada batasan aktlvltas
. Pembengkakan pergelangan kak' flsik
r Dispnu (namun bukan ortopnu atau r Kelas II: sedlklt batasan pada ak-tivitas
PND) (rasa lelah, dispnu)
o Penurunan kapasitas aktiviias o Kelas III: batasan aktrvitas bermakna
o Nyerl dada (nyaman saat istirahat namun sedlkit
aktrvitas menyebabkan gejala)
Tanda r Kelas W: gejala saat lstllahat
o Denyut nadi (aritmia takikardia)
o Peningkatan WP (tTR)
. Edema
a Hepatomegali dan asites tahun rerata sebesar 30% bila semua
a Gerakan bergelombang parasternal pasien dengan gagal jantung dikelompol<-
a 53 atau 34 RV kan bersama, dan lebih dari 60% pada
a (Efusi pleura) I
!
l
\
NYHA kelas lV. Maka kondisi ini memiliki
prognosis yang lebih buruk daripada se-
bagian besar l<anker. Kematian terjadi
karena gagal jantung progresif atau secara
gagal lantung kiri, namun miol<arditis dan
mendadak (diduga karena aritmia) dengan
kardiomiopati dilatasi dapat mem-
frekuensi yang kurang lebih sama. Se-
pengaruhi keduanya. Bila gagal jantung
jumlah faktor yang berkaitan dengan
kanan terjadi cukup berat, gejala dan
prognosis pada gagal jantung:
tanda gagal jantung kiri bisa menghilang
karena ketidakmampuan jantung kanan I klinis: semakin buruk gejala' pasien,
untuk mempertahankan curah jantung l<apasitas aktivitas, dan gambaran klinis,
yang cukup untuk menjaga tekanan peng- semakin buruk prognosis;
isian sisi kiri tetap tinggi. 2 hemodinamik semakin rendah indel<s
Penurunan curah jantung dan pe- jantung, isi sekuncup, dan fraksi ejeksi,
nurunan perfusi organ seperti otak, ginlal, semakin buruk prognosis;
dan otot skelet, baik disebabkan oleh 3 biokimia: terdapat hubungan terbalik
gagal jantung kiri atau kanan berat, me- yang kuat antara norepinefrin, renin,
nyebabkan gejala umum seperti ke- vasopresin, dan peptida natriuretik
bingungan mental, rasa lelah dan cepat plasma. Hiponatremia dikaitkan dengan
capek, serta penurunan toleransi akti- prognosis yang lebih buruk; dan
vitas. Ihe New York Heart Association 4 aritmia: fokus ektopik ventrikel yang
(NYHA) telah mengklasifikasikan batasan sering atau takikardia ventrikel pada
fungsional (lihat Boks 6.6). pengawasan EKG ambulatori menanda-
kan prognosis yang buruk. Tidak jelas
apakah aritmia ventrikel hanya merupa-
,Prp-bn$sis .,t . ..,r"" .',. l,'-i, ,' "i'"tt, kan penanda prognosis yang buruk atau
apakah aritmia merupakan penyebab
I
Mortalitas tahun pada pasien dengan
kematian.
gagal jantung cukup tinggi (20-60%) dan
berkaitan dengan derajat keparahannya.
Data Framingham yang dikumpulkan Stroke dan tromboemboli
sebelum penggunaan vasodilatasi untuk lnsidensi keseluruhan tahunan stroke
gagal jantung menunjukkan mortalitas I atau tromboemboli pada gagal lantung
Pemeriksaan penunjang 87

sebesar 2%. Faktor predisposisi antara . Elektrokardiografi memperlihatkan


lain adalah imobilitas, curah jantung beberapa abnormalitas pada sebagian
rendah, dilatasi ventrikel atau aneurisma, besar pasien (80-90%), termasuk gelom-
dan AF. Risiko tahunan stroke pada bang Q, perubahan ST-T, hipertrofi LV,
penelitian gagal jantung sekitar 1,5% pada gangguan konduksi, aritmia.
gagal jantung iingan/sedang dan 4% pada r Ekokardiografi harus dilakukan pada
yang berat, dibandingkan dengan 0,5% semua pasien dengan dugaan klinis gagal
pada kontrol. jantung. Dimensi ruang jantung, fungsi
ventrikel (sistolik dan diastolik), dan ab-
normalitas gerakan dinding dapat dinilai,
dan penyakit katup jantung dapat di-
singkirkan. Regurgitasi mitral seringkali
. Radiografi toraks seringkali menun- disebabkan pembesaran ventrikel kiri
jukkan kardiomegali (rasio kardiotorasik
yang menyebabkan dilatasi anulus mitral.
(CTR) >50%), terutama bila gagal jantung . EKG ambulatori harus dilakukan jika
sudah kronis. Ukuran jantung yang nor- diduga terdapat aritmia.
mal tidak menyingkirkan diagnosis dan o Tes darah direkomendasikan untuk
bisa didapatkan pada gagal jantung kiri menyingkirkan anemia dan menilai fungsi
akut, seperti yang terjadi pada infark mio- ginjal sebelum terapi dimulai. Disfungsi
kard, regurgitasi katup akut, atau defek tiroid (baik hiper- maupun hipotiroidis-
septum ventrikel (VSD) pascainfark. Kar- me) dapat menyebabkan gagal jantung
diomegali dapat disebabkan oleh dilatasi sehingga pemeriksaan fungsi tiroid harus
ventrikel kiri atau kanan, LVH, atau selalu dilakukan. Di masa datang, peng-
kadang oleh efusi perikard. Derajat ukuran penanda biokimiawi (seperti pep-
kardiomegali tidak berhubungan dengan tida natriuretik) dapat terbukti berguna
fungsi ventrikel kiri. dalam diagnosis gagal jantung dan me-
Normalnya, perfusi paru terlihat lebih monitor progresivitasnya.
banyak di basis paru, namun dengan o Pencitraan radionuklida menyediakan
kongesti vena paru (gagal LV) timbul metode lain untuk menilai fungsi ventrikel
diversi lobus atas dan, ketika tekanan (ventrikulograf) dan sangat berguna
vena pulmonalis meningkat melebihi 20 ketika citra yang memadai dari eko-
mmHg, terjadi edema interstisial yang kardiografi sulit diperoleh. Pemindaian
menyebabkan garis septal (Kerley B) ter- perfusi miokard dapat membantu dalam
utama pada basis. Ketika tekanan menilai kebermaknaan fungsional
meningkat melebihi 25 mmHg, terjadi penyakit jantung koroner.
edema hilar dengan distribusi kupu-kupu . Kateterisasi jantung harus dilakukan
atau sayap kelelawar, dan edema peri- pada dugaan penyakit jantung koroner,
vaskular menyebabkan gambaran awan pada kasus kardiomiopati atau miokar-
pada pembuluh darah. Pembesaran vena ditis yang jarang, yang membutuhkan
kava superior (superior vena cavalSYC) biopsi miokard, atau bila penilaian resis-
dan vena azigos dapat terlihat. Bila gagal tensi vaskular paru dibutuhkan sebelum
jantung menyebabkan efusi pleura, maka mempertimbangkan transplantasi jantung.
biasanya bilateral namun bila unilateral Bila kateterisasi jantung diindikasikan,
cenderung lebih sering terjadi pada sisi biasanya dilakukan ventrikulografi kontras
kanan. Efusi sisi kiri unilateral harus mem- dan juga memberikan pengukuran fungsi
buat seorang doker berpikir mengenai LV lain.
kemungkinan penyebab lain seperti ke- o Tes latihan fisik seringkali dilakukan,
ganasan atau infark paru. untuk menilai adanya iskemia miokard
88 Bab 6: Gagal Jantung

dan pada beberapa kasus untuk meng- ffiok* S.7 Tatalaksana Gagal Jantung j

ukur konsumsi oksigen maksimum (VO,


Faktor umum dan faktor gaya hidup
maks). lni adalah kadar di mana konsumsi
oksigen lebih lanjut tidak akan meningkat r Aktivrtas fislk
meskipun terdapat peningkatan latihan
r Oksigen
r Merokok
lebih lanjut. VO, maks merepresentasikan
r Alkohol
batas toleransi latihan aerobik dan sering r Vaksinasi
menurun pada gagal jantung. . Nutrisi
r Garam dan air
tfaUi tg$ ,6 r:rr'I'i-.' Terapi setiap penyebab dasar
r Penyakit koroner
Faktor umum dan fakor gaya hidup . Hipertensi
. Aktivitas fisik harus disesuaikan o Kardiomiopati
dengan tingkat gejala. Al<tivitas yang se-
suai menurunkan tonus simpatik, men- Koreksi setrap faktor pemberat
dorong penurunan berat badan, dan Terapi obat-obatan
memperbaiki gejala, rasa sehat, dan to- r Diuretrk
leransi aktivitas pada gagal jantung ter- r Dlgoksin
kompensasi dan stabil. Aktivitas tidak r Vasodilator
memperbail<i kontraktilitas miokard atau r Simpatomimetik
ketahanan hidup. Bila terjadi perburukan r Penyekat F
akut pada gagal jantung, diperlukan satu o Antlkoagnrlasi
periode masa istirahat. Duduk dalam
o Antiaritmia
posisi tegak akan menghilangkan gejala Lainnya
l<ongesti vena pulmonal (ortopnu, PND), o Konterpulsasi ba.lon intraaorta
dan istirahat di tempat tidur meningkat- r (Alat bantu ventrikel)
kan aliran darah ginjal serta membantu r (Kardiomioplasti)
menginduksi diuresis. r (Pembedahan reduksi ventrikel
o Oksigen merupakan vasorelaksan
paru, menurunkan afterload RV, dan
memperbaiki aliran darah paru. Gagal jantung merupakan predisposisi
. Merokok cenderung menurunkan infeksi paru, sehingga pasien harus di-
curah jantung, meningkatkan denyut pertimbangkan untuk mendapatkan vak-
jantung, dan meningkatkan resistensi sinasi terhadap influenza dan pneumo-
vaskular sistemik dan pulmonal, dan kokus.
harus dihentikan. Beberapa pasien dengan gagal jantung
o Konsumsi alkohol mengubah kese- kronis memiliki risiko malnutrisi l<arena
imbangan cairan, inotropik negatif, dan nafsu makan yang jelel<, malabsorpsi, dan
dapat memperburuk hipertensi, serta peningkatan tingkat metabolik basal
mempresipitasi aritmia (terutama AF). (sekitar 20%), sehingga nutrisi yang cukup
Penghentian konsumsi alkohol memper- sangat penting. Begitu pula pada mereka
lihatkan perbaikan gejala dan hemo- yang kegemukan, penurunan berat badan
dinamik bermal<na. Maka konsumsi yang sukses dapat memberikan perbaikan
alkohol harus tetap dijaga dalam batas gejala bermakna. Sebelum penemuan
minimal atau bahkan dihindari, terutama diuretik, Kempner mendeskripsikan diet
bila dipertimbangkan merupakan pe- nasi dan buah untul< terapi hipertensi
nyebab kardiomiopati. dan gagal jantung yang terbukti efektif
Terapi obat 89

pada banyak kasus. Dengan pengenalan Koreksi fakor pemberat


diuretik dan terutama dengan diuretik Perhatian harus diberikan pada faktor
loop poten, restriksi natrium dari diet manapun yang dapat memperberat atau
menjadi tidak terlalu bermakna. Namun, mengeksaserbasi gagal jantung (misalnya
gejala membaik bila asupan Na* harian infeksi, perubahan terapi obat, angina
(3-6 g/hari) ,dikurangi. Garam meia, yang memburuk, gangguan elektrolit).
makanan yang diproses (keju, sosis, Bradikardia bermakna harus diterapi
coklat, makanan kaleng, ikan asap) dan dengan pacu jantung permanen (lihat Bab
makanan bergaram (keripik, kacang, dan 9) dan pemasangan pacu jantung biven-
lain-lain) harus dihindari, dan konsumsi trikel pada beberapa pasien dengan gagal
buah, sayuran, dan ikan segar ditingkat- jantung berat merupakan hal yang me-
kan. Kalium klorida (KCl) dapat diguna- narik saat ini. Aritmia atrium atau ven-
kan sebagai pengganti dalam masakan. trikel harus diterapi dan defibrilator
Biasanya disarankan untuk membiarkan implan dapat digunakan bila diduga ter-
asupan cairan sesuai penilaian pasien dapat aritmia yang mengancam nyawa.
namun pada gagal jantung lanjut hormon
antidi u reti k (anti d i u reti c h o rm on el ADH)
meningkat dan pasien tidak mampu $
mengekskresikan beban cairan, menye-
Diuretik (lihat Boks 6.8)
babkan hiponatremia dilusi. Jadi asupan
cairan harus dibatasi jika natrium serum
o Diuretik loop (bumetanid, furosemid
di bawah 125- 190 mmol/l. Terapi (frusemid)) meningkatkan ekskresi
natrium dan cairan ginjal dengan tempat
diuretik iuga memungkinkan modifikasi
kerja pada ansa Henle asenden, namun
hal ini dan memberikan perbaikan gelala
efeknya bila diberikan secara oral dapat
pada gagal lantung.
menghilang pada gagal jantung berat
karena gangguan absorpsi usus. Diuretik
Terapi penyebab dasar ini menyebabkan hilangnya kalium dan
Penyebab dasar yang umum (penyakit dapat menyebabkan hiperurisemia.
iantung koroner, hipertensi, kardiomio- o Diuretik tiazid (bendroflumetiazid
pati) harus diterapi dengan optimal (lihat (bendrofluazid), klorotiazid, hidrokloro-
Bab 4, 5, dan 8). Pada pasien dengan tiazid, mefrusid, metolazon) menghambat
penyakit jantung koroner, revaskularisasi reabsorpsi garam di tubulus distal dan
(tandur alih pintas arteri koroner (coro- membantu reabsorpsi kalsium. Diuretik
nary artery bypass graftlCABG) atau ini kurang efektif dalam mengurangi
angioplasti koroner transluminal per- garam dan cairan pada gagal jantung di-
kutan (percutaneous transluminal coro- bandingkan dengan diuretik loop dan
nary angioplastylPT CA) dapat memper- sangat tidak efektif bila laju filtrasi glo-
baiki fungsi jantung dengan mengurangi merulus turun di bawah 30% (umum
iskemia, dan memperpanjang harapan pada manula). Penggunaan kombinasi diu-
hidup. Pembedahan juga menguntungkan retik loop dan tiazid bersifat sinergis.
bila ada penyakit katup jantung bermakna Tiazid memiliki efek vasodilatasi langsung
(biasanya aorta atau mitral). Jika diduga pada arteriol perifer dan dapat menye-
disfungsi diastol, penggunaan penyekat B, babkan intoleransi karbohidrat, sedikit
antagonis kalsium pembatas laiu (rate- peningkatan kadar kolesterol dan tri-
limiting) (verapamil, diltiazem), atau peng- gliserida, dan hiperurisemia.
hambat ACE (menurunkan hipertrofi LV) r Diuretik hemat kalium terbagi men-
secara teoretis dapat membantu. jadi dua kelompok (i) antagonis aldo-
90 Bab 6: Gagal Jantung

&*ks S.S Diuretik dan Dosis


Bumetanid 1-5 mg perhari i

Furosemid (fiusemid) 20-120 mg per hari i

Bendroflumetiazid (bendrofluazid) 2,5-10 mg per hari i

Hidroklorotiazid 25 50 mg per hari i

Indapdmid 2,5 mg sekallsehari I

Xipamid 20-80 mg per hari


50-100 mg per hari
i

Klortalidon j

Mefrusid 25 100 mg per hari I

Metolazon 2,5 10 mg per hari i

Spironolakton 25-400 mg per hari i

Amiiorld 5-20 mg per hari j

Triamteren 100-250 mg per hari (dosis terbaqi) j

Manitol
:T:jiT'*:1'_1"'"-_ ___',

steron (spironolakton); dan (ii) peng- tidak direabsorpsi atau dimetabolisasi


hambat l<onduksi natrium pada duktus oleh ginjal.
pengumpul (amilorid, triamteren) yang Diuretik sering memperbaiki gejala
menghilangkan sekresi kalium dan ion namun tidak memperbaiki tingl<at ke-
hidrogen ginjal. Obat-obat ini umumnya tahanan hidup kecuali untul< bukti
digunakan untuk mengimbangi efel< ke- suportif terbaru pada spironolal<ton.
hilangan kalium dan magnesium dari
diuretik loop. Defisiensi magnesium Digoksin
mungkin timbul lebih sering daripada yang Pada tahun 1785, William Withering dari
diharapkan karena, sebagai ion yang ter- Birmingham menemukan penggunaan
utama berada dalam intraselular, kadar ekstrak foxglove (Digitalis purpurea).
dalam darah dipertahanl<an dengan me- Glikosida seperti digoksin meningkatkan
ngurangl kadar dalam intraselular. Biopsi kontraksi miokard yang menghasilkan
otot dapat memperkiral<an kadar inotropisme positif. Mekanisme kerjanya
magnesium intraselular namun jarang belum jelas namun digoksin merupakan
dilakukan l<arena invasif dan menimbulkan penghambat yang poten pada aktivitas
rasa sakit. Defisiensi dapat meningkatkan pompa saluran natrium, yang menyebab-
risiko aritmia dan menyebabkan kelemah- kan peningkatan pertukaran Na-Ca dan
an otot serta kelelahan. Suplemen paling peningl<atan kalsium intrasel u lar. Efeknya
baik diberikan secara intravena karena adalah peningkatan ketersediaan ion
absorpsi usus jelek. Efek samping spiro- kalsium untuk elemen kontraktil miokard
nolakton, yaitu ginekomastia, membuat pada saat coupling eksitasi-kontraksi. Efek
pemakaiannya pada lal<i-laki terbatas. eletrofisiologi klinis yang utama adalah
o Diuretik osmotik (manitol) mampu pelambatan konduksi melalui nodus AV,
mempertahanlcan aliran urin pada laju meskipun pada dosis tol<sik dapat terjadi
fi ltrasi glome rular (glomerular filtration berbagai aritmia atrium dan ventrikel.
racelGFR) yang rendah sehingga dapat Digoksin tidak menyebabkan per-
digunakan pada gagal jantung berat akut, ubahan curah jantung pada subjek nor-
seperti yang terjadi pada tahap awal mal karena curah jantung ditentukan
pascapembedahan pintas koroner. tidal< hanya oleh kontraktilitas namun
Manitol difiltrasi oleh glomerulus namun luga oleh beban dan denyut lantung. Pada
Terapi obat 9r

gagal jantung, digoksin dapat mem- butuhan oksigen miokard, menurunkan


perbaiki kontraktilitas dan menghilangkan konsumsi oksigen miokard, dan mening-
mekanisme kompensasi sekunder yang katkan curah jantung. Vasodilator dapat
dapat menyebabkan gejala. Studi bekerla pada sistem vena (nitrat) atau
RADIANCE dan PROVED melaporkan arteri (hidralazin) atau memiliki efek cam-
adanya manfaat simtomatik, dan studi puran venodilator dan dilator arteri
Digitalis lnvestigation Group's (DlG) (penghambat ACE, antagonis reseptor
mengkonfi rmasi manfaat simtomatik dan angiotensin, prazosin, dan nitroprusida).
penurunan perawatan rumah sakit, Dilator arterial cenderung meningkat-
namun tidak ada perbaikan mortalitas kan curah jantung dan venodilator
bermakna. Digoksin amat berguna bila cenderung menurunkan kongesti vena
terdapat AF, karena efeknya dalam mem- pulmonalis. Karena sebagian besar pasien
perlambat laju ventrikel. Digoksin tidak memiliki kedua masalah ini, obat pilihan
boleh digunakan pada kardiomiopati biasanya yang memiliki kerja campuran
hipertrofik di mana kontraktilitas yang atau kombinasi obat dari kedua kelom-
meningkat dapat meningkatkan obstruksi pok. Venodilator menurunkan preload
alur keluar ventrikel kiri, dan pada dan pada pasien yang memakan diuretik
penyakit amiloid jantung di mana digoksin dosis tinggi, dapat menurunkan curah
berakumulasi dalam miokard. Kekurang- jantung dan menyebabkan hipotensi pos-
an magnesium atau kalium meningkatkan tural. Namun, pada gagal jantung kronis,
risiko aritmia yang diinduksi digoksin. penurunan tekanan pengisian yang meng-
Kisaran terapeutik serum untuk di- untungkan biasanya mengimbangi pe-
goksin sempit (l-2,0 ng/ml), dengan pe- nurunan curah jantung dan tekanan
ningkatan toksisitas umum teriadi pada darah. Pada gagal jantung sedang atau
kadar >2,5 ng/ml. Toksisitas digoksin berat, vasodilator arteri iuga dap,at me-
menyebabkan anoreksia, mual, sakit nurunkan tekanan darah.
kepala, rasa lelah, malaise, kebingungan, Kombinasi hidralazin dan isosorbid
dan berbagai gangguan visual termasuk pada gagal jantung ringan (studi VHeFT
perubahan penglihatan warna. Terapi l) memperbaiki tingkat ketahanan hidup,
antara lain dengan deteksi dini, koreksi dan kemudian penghambat ACE enalapril
abnormalitas biokimia, dan lidokain (lig- (studi CONSENSUS dan SOLVD) serta
nokain) atau fenitoin untuk aritmia. captopril (Captopril Multicenter Heart
Penyekat B kadang membantu. Hindari Failure Trial) memperbaiki tingkat
kardioversi arus searah (direct current I ketahanan hidup cukup baik (penurunan
DC) iika mungkin, yang dapat me- 20-30%), pada gagal jantung sedang/berat.
nyebabkan fi brilasi ventrikel. Kardioversi VHeFT I menunjukkan bahwa enalapril
DC aman bila kadar digoksin dalam lebih baik daripada kombinasi hidralazin
kisaran terapeutik namun pada awalnya dan isosorbid. Efek dari studi-studi ini
harus digunakan terapi keiut energi cukup baik, penghambat ACE sekarang
rendah. Pada overdosis berat, dapat di- dipertimbangkan diberikan untuk semua
gunal<an antibodi spesifik glikosida iantung pasien dengan disfungsi ventrikel kiri.
dan fragmen Fab-nya. Bahkan pasien asimtomatik dengan dis-
fungsi LV menunjukkan perbaikan tingkat
Vasodilator ketahanan hidup (studi SOLVD-P) dan
Vasodilator menurunkan afterload terdapat bukti kuat mengenai manfaat
jantung dan tegangan dinding ventrikel, prognostik obat-obat ini setelah infark
yang merupakan determinan utama ke- miokard (GlSSl-lll, SMILE, lSlS-4, SAVE,
92 Bab 6: Gagal jantung

AIRE, TRACE). Penurunan mortalitas sehingga menurunkan kebutuhan oksigen


tampaknya disebabkan oleh penurunan miokard. Penghambat ACE luga mening-
kematian akibat gagal jantung progresif katkan densitas reseptor B pada miokard.
dan bukannya penurunan kematian Cenderung meningkatkan kalium serum
karena aritmia. sehingga harus hati-hati bila digunakan
o Natrium . nitroprusida merupakan bersama diuretik hemat kalium. Agen ini
vasodilator vena dan arteri yang memiliki relatif dikontraindikasikan pada pasien
kerja sangat pendek dan dapat berguna dengan gagal ginjal atau stenosis arreri
pada gagal lantung akut. Asam hidrosianik renalis bilateral dan bila terdapat hipo-
dilepaskan sehingga dapat menyebabkan tensi berat (tekanan darah sistolik <90
keracunan Cn bila digunakan lebih dari mmHg). Efek samping pada fungsi ginjal
2-3 hari. umumnya didapatkan pada pasien dengan
r PenShambat ACE (lihat Tabel 6.1) hiponatremia, pasien dengan diuretik
(misalnya captopril, cilazapril, enalapril, dosis tinggi, dan diabetes. Penghambat
lisinopril, perindropil, quinapril, ramipril, ACE harus dimulai dengan dosis rendah
trandolapril) merupakan dilator vena dan dan kemudian ditingkatkan secara per-
arteri namun bekerja terutama pada lahan hingga dosis maksimum yang di-
anyaman arteriol. Penghambat ACE me- toleransi, studi ATLAS menunjukkan per-
nyebabkan penurunan angiotensin ll, me- baikan mortalitas semua penyebab
ningkatkan renin dan efeknya pada ACE dengan dosis tinggi dibandinglcan dosis
jaringan sebagaimana ACE plasma juga rendah lisinopril. Efel< samping peng-
penting. Obat ini menginterfensi pe- hambat ACE antara lain batuk l<ering,
mecahan vasodilator bradikinin dan me- rasa pusing, perburukan fungsi ginjal, dan
nurunkan katekolamin dalam sirkulasi yang jarang adalah edema angioneurotik.
darah (angiotensin ll mempromosikan . AntaSonis reseptor angietensin
pelepasan dan menghambat pengambilan (misalnya candesartan, irbesartan, losar-
kembali norepinefrin (noradrenalin) pada tan, valsartan) baru-baru ini dikembang-
sistem saraf simpatik), sehingga memberi- kan dan memiliki efek serupa dengan
kan mekanisme vasodilator tambahan. penghambat ACE serta memiliki lebih
Efeknya untuk menurunkan resistensi sedikit efek samping. Tempatnya dalam
ginjal dan vaskular, meningkatkan aliran tatalal<sana gagal jantung belum jelas
darah ginjal, dan menurunkan tekanan namun merupal<an alternatif terhadap
darah namun tanpa refleks takikardia pasien yang tidak dapat mentolerir

Dosis awal (mg) Dosis rumatan (mg)

Captopril 6,25 rid 25-50 rid


Enalaprll 2,5 od 10-20 brd
Lisinopdl 2,5 od 5-20 od
Perindopril 2,0 od 4,0 od
Ouinapril 2,5-5,0 0d 5-10 bid
Ramipril 1,25-2,5 od 2,5-5,0 bid
Trandolapril 0,5 od 2.0-4.0 od

od, sekah sehari; bid, dua kall sehad; tid, tiga kali sehan Tabel 6.1 Dosis
penohambat ACE
Terapi obat 93

penghambat ACE, karena munculnya Obat-obatan simpatomimetik


efek samping seperti batuk. Efek alami amin simpatomimetik yang
. Nitrat (gliseril trinitrat, isosorbid tidak diinginkan telah membatasi peng-
dinitrat (30- 120 mg dalam dosis terbagi) gunaannya secara intravena. Efek ini
atau mononitrat (20- 120 mg dalam dosis antara lain peningkatan denyut jantung
terbagi) bekerja terutama sebagai (epinefrin (adrenalin) dan isoprenalin) dan
venodilator pada dosis terapeutik biasa. vasokonstriksi (norepinefrin (noradrena-
Toleransi nitrat cenderung timbul lin)), perkembangan toleransi, dan regu-
dengan penggunaan langka panjang lasi-turun reseptor B pada miokard yang
sehingga terapi intermiten merupakan gagal. Namun, dua obat intravena (do-
terapi yang ideal. Penggunaannya ter- pamin dan dobutamin) menyebabkan
utama pada pasien gagal jantung dengan lebih sedikit takikardia dan efek vaskular
angina atau yang tidak bisa mentolerir sistemik pada gagal iantung berat, ter-
penghambat ACE dan antagonis resep- utama bila akut.
tor angiotensin. o Dopamin merupakan katekolamin
r Hidralazin (25-50 mg dua kali sehari) endogen dan prekursor segera nore-
bekerla langsung pada otot polos arteri pinefrin. Dopamin bekerla langsung pada
namun sering menimbulkan efek samping reseptor B- I pada miokard dan secara
(sakit kepala, rasa panas, mual, bercak tidak langsung pada miokard dengan
pada kulit) dan obat ini dapat menyebab- melepaskan norepinefrin dari ujung saraf.
kan sindrom seperti-lupus. Sekarang Vasodilatasi sekunder akibat aktivasi
jarang digunakan dengan adanya peng- spesifik reseptor dopaminergik pada
hambat ACE dan antagonis reseptor dinding arceri merupakan efek tergantunt
angiotensin. dosis, dengan dosis yang lebih tinggi (>5
o Prazosin ( 1,5- I 5 mg dalam dosis pg/kg/men) menyebabkan vasokoirstriksi
dan penurunan aliran darah ginjal karena
terbagi) merupakan penyekat B dengan
stimulasi serotonin dan reseptor cX,-l.
kerja terbatas pada reseptor g- I vaskular
dan sedikit efek pada reseptor a-2 pre-
o Dobutamin (dosis 2,5- 10 pg/kg/men)
merupakan amin simpatomimetik sintetik
sinaptik. Prazosin bekerja pada pembuluh
yang menstimulasi reseptor B- I, B-2, dan
darah vena maupun arteri namun
cI namun tidak mengaktivasi reseptor
sekarang jarang digunakan dengan ter-
dopaminergik serta tidak melepaskan
sedianya penghambat ACE.
norepinefrin dari ujung saraf. Dobutamin
o Antagonis kalsium (nifedipin, vera- menurunkan resistensi vaskular sistemik
pamil, diltiazem, amlodipin (5-10 mg dan meningkatkan curah jantung. Dobu-
sekali sehari), felodipin) merupakan obat-
tamin bukan merupakan vasodilator ginjal
obat vasodilator namun juga cenderung dan dapat menginduksi aritmia pada dosis
inotropik negatif, dapat menyebabkan lebih tinggi yang dapat menyebabkan
edema perifer dan tidak umum digunakan masalah. Obat ini dapat menurunkan
dalam terapi gagal jantung. Studi terbaru kalium serum.
mengenai amlodipin (PRAISE) dan . Penghambat fosfodiesterase (amri-
felodipin (VHeFT lll) mendukung adanya non, milrinon, enoksimon) merupakan
efek yang menguntungkan dan bahwa obat inotropik positif dan menyebabkan
penggunaannya aman, sehingga merupa- vasodilatasi dengan menghambat fosfo-
kan obat yang secara potensial berguna diesterase lll yang bertanggung jawab atas
bila terdapat hipertensi atau angina ber- pemecahan cAMP sehingga meningkatkan
sama gagal jantung. kadar cAMP intraselular. Masih digunakan
94 Bab 6: Gagal Jantung

secara intravena namun studi mengenai untuk mendapatkan rasio normalisasi


penggunaan oral memperlihatkan pe- internasional (international normalized
ningkatan mortalitas karena sifat aritmo- raflo/lNR) sebesar 2,5-3,0. Pasien dengan
genisitasnya. disfungsi ventrikel kiri berat, pasien yang
relatif imobil, dan pasien dengan riwayat
Penyekat p' kejadian emboli juga harus dipertimbang-
kan mendapat terapi antikoagulan. Pe-
Penyekat p-adrenoreseptor biasanya di-
nelitian yang ada menunjukkan aspirin
hindari pada gagal jantung karena kerja
tidak memberikan keuntungan yang sama
inotropik negatifnya. Namun, stimulasi
dengan antikoagulan.
simpatik jangka panjang yang terjadi pada
gagal jantung menyebabkan regulasi-turun
pada reseptor B lantung. Dengan mem- Obat antiaritmia
blok paling tidak beberapa aktivitas Mempertahankan irama sinus pada gagal
simpatik, penyekat B dapat meningkat-
iantung memberikan keuntungan simto-
kan densitas reseptor p dan menghasil- matik dan amiodaron merupakan obat
kan sensitivitas jantung yang lebih tinggi yang paling efektif dalam mencegah AF
terhadap stimulasi inotropik katekolamin dan memperbaiki kesempatan keber-
dalam sirkulasi. Juga mengurangi aritmia hasilan kardioversi bila AF tetap ada. Bila
dan iskemi miokard. Perbobaan acak AF kronis, digoksin (0,125-0,25 mg per
carvedilol terbaru (US Multicenter hari) merupakan obat paling sesuai untuk
Carvedilol Study), bisoprolol (ClBlS I dan
mengontrol laju ventrikel. Aritmia ventri-
ll) dan metoprolol (MERIT-HF) me-
kel merupakan penyebab umum kematian
laporkan bahwa kombinasi penyekat p
pada gagal jantung berat dan dapat dice-
dengan terapi konvensional (digoksin,
tuskan oleh hipokalemia, hipomagnese-
diuretik, penghambat ACE) menghasilkan
mia, toksisitas digoksin, iskemia miokard,
penurunan perawatan rumah sakit, mem-
dan obat yang mempengaruhi stabilitas
perbaiki gelala, fungsi LV, dan ketahanan
elektrisitas (efek proaritmia dari obat
hidup. Meta-analisis mengenai efek
antiaritmia dan beberapa obat anti-
penyekat B pada mortalitas menunjukkan
depresan). Kebanyakan studi menuniuk-
penurunan risiko keseluruhan sebesar
kan tidak ada perbaikan ketahanan hidup
38%. Secara umum, penyekat B harus
dimulai dengan dosis sangat rendah dari amiodaron empiris pada pasien
dengan gagal jantung, kecuali mungkin
(carvedilol 3,125 mg, bisoprolol 1,25 mg,
metoprolol 5 .g), dengan pengawasan pada kasus kardiomiopati noniskemik
medis ketat dan dititrasi naik selama (studi GESICA, studi CHF-STAT). Se-
beberapa bulan. baiknya pemberian amiodaron dipersiap-
kan pada pasien gagal jantung dan aritmia
ventrikel simtomatik, yang juga harus di-
Antikoagulan pada gagal jantung
pertimbangkan untuk pemasangan defi bri-
Risiko emboli sistemik dan emboli paru lator kardioverter implan otomatis (auto-
meningkat pada gagal jantung namun matic implantable cardioverter defibril-
peran antikoagulan oral (warfarin) untuk latorlAICD\.
mencegah emboli kurang jelas. Pasien
dengan AF atau stenosis mitral, dan
pasien dengan bukti trombus intrakardiak
pada pemeriksaan penunjang harus
diberikan antikoagulan kecuali bila ter- Pada disfungsi ventrikel kiri berat, di
dapat kontraindikasi, yang bertujuan mana ada kemungkinan perbaikan pe-
Transplantasi jantung 95

nyakit dasar (misalnya pascapembedah- dengan drainase dari atrium kiri ke


an jantung dini atau infark miokard, pada pompa mekanik yang dijalankan secara
miokarditis akut, atau kadang pada angina pneumatik, outputnya dikembalikan ke
tidak stabil), penggunaan konterpulsasi aorta asenden. Kemiripannya dengan
balon aorta dapat membantu sirkulasi pintas kardiopulmonal sangat ielas, pada
untuk beber2rpa hari sampai beberapa kasus ini diberikan bantuan murni pada
minggu. Konterpulsasi balon aorta juga ventrikel kiri dan bukannya memberikan
dapat digunakan sementara sebelum dukungan sirkulasi total.
transplantasi jantung, sambil menunggu
donor yang tepat. Balon panlang diinsersi-
kan perkutan, biasanya melalui arteri
femoralis, dan diposisikan agar terletak Pada pasien dengan gejala yang berat
di antara bagian atas aorta torakalis de- akibat disfungsi miokard, transplantasi
senden, tepat di belakang awal afteri jantung merupakan satu-satunya metode
subklavia kiri, dan bagian suprarenal aorta untuk memperbaiki morbiditas dan mor-
abdominalis. Sejumlah gas inert yang talitas jangka panlang. Ketersediaan
sebelumnya sudah ditentukan volumenya jantung donor terbatas sehingga pemilih-
digunakan untuk mengisi balon dan inflasi an pasien yang tepat sangat penting.
(pengembangan) yang sesuai dengan Pasien yang berusia tua (usia >60 tahun)
pompa disinkronisasi dengan EKG agar lebih kecil kemungkinannya dicalonkan
terjadi pada saat diastol, dan deflasi ter- menerima donor jantung, begitu pula
jadi pada onset sistol. Dengan demikian, dengan pasien dengan gangguan fungsi
tekanan perfusi koroner meningkat pada ginjal, memiliki komorbiditas lain, atau
diastol dan afterload ventrikel kiri ber- memilik resistensi pulmonal yang tinggi
kurang saat sistol. Pasien harus diberikan saat dilakukan kateterisasi jantung. Begitu
antikoagulan dengan heparin intravena jantung donor diperoleh dan ditranspor
sementara balon ln siru. Setelah menge- pada pasien, prosedur operasinya sendiri
luarkan balon, hemostasis dicapai dengan cukup cepat. Pasien diletakkan dalam
tekanan femoral lokal atau perbaikan pintas kardiopulmonal, jantung diangkat
arteri secara bedah. dengan meninggalkan potongan pada
atrium kiri dan kanan pasien, pada atrium
Alat banu,r ventrikel kiri termasuk vena pulmonalis. Aorta dan
arteri pulmonalis utama ditranseksi, se-
Berbagai alat mekanik telah didesain hingga memungkinkan iantung diangkat
untuk mendukung fungsi ventrikel sebagai dan anastomosis jantung donor dapat di-
perantara sebelum terapi yang lebih de- lakukan pada sisa jaringan atrium dan
finitif, seperti transplantasi jantung. pembuluh darah besar.
Pompa ini dapat terletak eksternal dan Tingkat ketahanan hidup setelah
dihubungkan dengan sirkulasi pasien transplantasi jantung sekitar 85% pada I
dengan tabung, atau diimplantasi inter- tahun dan 60-70% pada 5 tahun di rumah
nal. Pada pasien dengan disfungsi ven- sakit-rumah sakit terbaik. Pascaoperasi,
trikel kiri berat, di mana pompa balon semua pasien mendapatkan terapi imuno-
intraaorta tidak cukup mempertahankan supresif untuk menekan penolakan dan
sirkulasi yang adekuat, alat bantu ven- ternyata hal ini men jadi sumber pe-
trikel (ventricular assist devlceAlAD) kiri ningkatan risiko infeksi, terutama infeksi
dapat digunakan. Alat bantu ventrikel kiri virus (misalnya sitomegalovirus). Siklo-
ini membutuhkan pemasangan bedah sporin A merupakan obat antipenolakan
96 Bab 6: Gagal Jantung

utama, meskipun azatioprin dan metil- pada pasien dengan gejala stabil dan
prednisolon mungkin juga dibutuhkan restriktif yang tidak cocok untuk men-
terutama selama masa pascaoperasi awal, lalani transplantasi jantung.
atau untuk terapi suatu episode penolak-
an. Untuk mengidentifikasi kemungkinan
timbulnya penolakan pada tahap awal,
semua pasien menjalani biopsi jantung Karena tegangan dinding meningkat
transvena teratur untuk penilaian histo- sebagai fungsi dari diameter ruang
logis. Komplil<asi lain transplantasi jantung jantung, beberapa ahli telah mencoba
adalah terjadinya penyakit jantung mengurangi ukuran ruang ventrikel kiri
koroner pada jantung yang ditransplan- pada pasien dengan dilatasi berat dengan
tasikan, dan komplikasi akibat terapi reseksi bedah pada bagian elips besar
imunosupresif seperti infeksi, gagal ginjal, dinding bebas ventrikel kiri dan pen-
diabetes tergantung insulin, keganasan
iahitan batas yang dekat dengan defek
(terutama limfoma), katarak, dan os- (operasi Battista). Tidak ada data jangka
teoporosis. panjang mengenai hasil operasi ini dan
sampai saat ini prosedur ini hanya di-
lakukan di sedikit tempat. Dikatakan
bahwa manfaat prognostik dan simto-
Karena kesulitan dalam mendapatkan matik prosedur ini analog dengan yang
jantung donor untuk transplantasi didapatkan dengan penghambat ACE,
jantung, telah dilakukan berbagai usaha namun ekstrapolasi ini tidak terbukti dan
untuk mengembangkan metode terapi mungkin terlalu disederhanakan.
alternatif seperti kardiomioplasti. Konsep
dari operasi ini adalah menggunakan otot
skelet latisimus dorsi untuk memberikan
otot tambahan bagi kontraksi jantung.
Satu lapisan latisimus dorsi dibungkus di Prinsip tatalaksana gagal jantung sisi kiri
sekitar ventrikel kiri dengan memindah- akut dengan onset mendadak serupa
kan otot melalui dada kiri pada pedikel dengan gagal jantung kronis. Namun, bila
arterinya. Satu pacu jantung digunakan jantung tetap berada dalam serangan akut
untul< memicu kontraksi otot skelet dan sistem kardiovaskular dan neurohor-
memperkuat kontraktilitas miokard. Ke- monal hanya memiliki sedikit waktu
sulitannya adalah otot skelet mudah lelah untul< beradaptasi dan memulai perubah-
dan tidak cocok untuk kontraksi repetitif an kompensasi. Maka pasien mentolerir
dalam jangka panjang. Namun, setelah 6 gagal jantung akut lebih buruk dibanding-
minggu, otot skelet dapat dikondisikan kan bila gangguan jantung terladi per-
agar bersifat seperti otot jantung dengan lahan-lahan. Radiografi toraks dapat
stimulasi elektrik repetitif. Selama masa
ini tidak terdapat penguatan fungsi
miokard bermakna. Pasien yang diper- Bsks 6.9 Penyebab Gagal Jantung
timbangkan akan sesuai untuk kardio- Kiri Akut
mioplasti harus cukup memiliki cadangan r Infark miokard
miokard untul< menjalani operasi jantung . lvlroKardrtrs
tanpa adanya tambahan manfaat pada o Arirmia berlanjul
masa pascaoperasi awal. Prosedur ini . Regurgitasl katup akut (mltral, aorta)
jarang dilakukan dan umumnya terbatas . VSD pascainfark
Bacaan lebih lanjut 97

Mortalitas rumah
sakir (%)

Kelas I T,idak ada tanda disfungsi LV 0 6%

Kelas II Galop 53 dengan atau 30%


tanpa kongestr paru
Kelas III Edema paru beratakut 4AVo Tabel 6.2 Klaslfrkasi
Kelas IV Syok kardiogenik >80% Kilhp mengenai deiajat
keparahan gagal jantung

memperlihatkan ukuran jantung yang oksigen, morfin, vasodilator, dan inotro-


normal bila jantung sebelumnya normal pik. Penggunaan obat-obatan ini seperti
karena terjadinya dilatasi membutuhlcan yang telah dilelaskan sebelumnya dalam
wal<tu. Pasien datang dengan ansietas, tatalal<sana gagal jantung kronis, meski-
takikardia, dispnu, hipotensi, dan oliguria. pun pada keadaan akut obat-obatan lebih
Penyebab tersering diperlihatkan dalam sering diberikan secara intravena. Pasien
Boks 6.9. idealnya harus ditatalalcsana dalam unit
Pasien dengan gagal jantung akut perawatan intensif atau high care dan
dengan syol< kardiogenik dengan gejala dipertimbangkan penggunaan kateter urin
pucat, kulit lembap, hipotensi (sistolik (untuk memonitor keluaran urin per
<90 mmHg), oliguria (urin <30 ml/lam), iam), kateter flotasi arteri pulmonalis
edema paru, dan curah jantung rendah (Swan-Ganz) untuk pengawasan, hemo-
dikatal<an memiliki syok kardiogenik dan dinamik, dan pompa balon intraaorta
memilil<i prognosis yang buruk. Klasifikasi serta penggunaan ventilasi mel<anik. Bila
derajat keparahan gagal jantung menurut masalahnya adalah penyakit katup atau
Killip, dan perkiraan tingkat rnortalitas VSD akut, harus dipertimbangkan pem-
untuk tiap kelas diperlihatkan pada Tabel bedahan jantung.
6.2.
Gagal jantung akut harus dinilai dan
diterapi dengan cepat. Kelainan yang
mendasarinya harus diidentifikasi dan di- Gibbs CR, Davies MK, Lip GYH, eds. The
tatalaksana dan status hemodinamik ABC of Heart Failure. London: BMJ Pub-
pasien diperbaiki dengan diuretik loop, lishing Group, 2000.
Tromhosl's pada
P eny akit Kar diov askul ar

Patofisiologi, 98 Kondisi kardiovaskular khusus, 102


Obat antitombotik, 99 Bacaan lebih lanjut, 106
Obat tromboiitik, 101

an ikat subendotelial terpajan darah,


menstimulasi penempelan platelet. Ko-
lagen vaskular dan fibronektin berin-
Endotel vaskular
teraksi dengan platelet, terutama dengan
memiliki pengaruh
Sel endotelial vaskular glikoprotein membrannya (la/lla dan lc/
penting pada tonus vasomotor dan he- lla), dan dibutuhkan faktor von
mostasis lokal. Mekanisme pembawa Willebrand untuk adhesi platelet kolagen,
pada membran sel endotelial secara trombin dan norepinefrin (noradrenalin),
spesifi k mentranspor substansi vasoaktif akan mengaktivasi platelet yang menem-
nukleotida serotonin, adenosin, dan pel dan kemudian mengekspresikan
adenin, dan enzim pengkonversi angio- reseptor platelet lainnya serta melepas-
tensin pada permukaan luar sel mengin- kan beberapa mediator (kalsium, ade-
aktivasi vasodilator bradikinin. Sel nosin difosfat (adenosine diphosphatel
endotelial sendiri mensintesis substansi ADP), serotonin, dan tromboksan Ar)
vasoaktif seperti prostasiklin, faktor yang merupakan penginduksi kuat
relaksasi (nitrat oksida) atau konstriksi agregasi platelet lebih lanjut. Glikoprotein
(endotelin) dari endotel, dan faktor peng- membran platelet llb-llla berinteraksi
aktivasi platelet (platelet activati ng hctor| dengan fibrinogen plasma dan protein
PAF). Sebagai respons terhadap cedera adesif lainnya seperti fibronektin untuk
vaskular, otot polos pada arteriol dan memperkuat agregasi platelet.
venula berkontraksi dan produksi pros-
tasiklin distimulasi oleh kontak dengan
Koagulasi
platelet atau leukosit yang teraktivasi.
Prostasiklin memiliki kemampuan anti- Kaskade koagulasi tradisional terbagi ke
platelet dan vasodilator yang kuat dalam jalur 'intrinsik' dan 'ekstrinsik'
sehingga merupakan antagonis biologis walaupun terdapat interaksi antara kedua
terhadap vasokonstriktor yang berasal jalur ini.
dari platelet, yaitu tromboksan Ar. o Pada ialur intrinsik, semua faktor png
Dikatakan bahwa defisiensi produksi terlibat (kininogen, prekalikrein, kali krein,
prostasiklin endotel berperan dalam kalsium, faktor Vllla, lX, Xl, Xll) ada
patogenesis aterosklerosis. dalam sirkulasi darah dan reaksi urutan
kejadian diawali oleh platelet yang ter.
Platelet aktivasi.
Cedera pembuluh darah membuat iaring- o Pada sistem ekstrlnsik hkor jaringan
Obat antitrombotik 99

yang terikat membran memulai rantai . sePsts;


kejadian yang membutuhkan kalsium dan r obesitas;
faktor Vll, lX, Xl. . angina tidak stabil;
Kedua jalur ini akhirnya akan men- r infark miokard akut.
stimulasi faktor X yang kemudian akan Peningkatan konsentrasi PAI-l
mengaktivas'i protrombinase (satu sistemik maupun lokal dapat memiliki
asosiasi antara faktor Va dan faktor Xa peran patogenik dalam perkembangan
pada fosfolipid), yang membelah pro- penyakit aterosklerosis.
trombin untuk menghasilkan trombin.
Trombin merepresentasikan kulmi-
Obat antitrombdik
nasi kaskade koagulasi dan begitu ter-
stimulasi memperkuat produksi trombin Heparin
itu sendiri dengan mekanisme umpan
Heparin tidak terfraksi merujuk tidak
balik positif. Trombin bekerla pada
pada satu struktur tunggal namun lebih
fibrinogen polimer untuk menghasilkan
kepada satu keluarga rantai mukopolisa-
fibrinogen monomer. Sejumlah protein
karida. Keluarga rantai mukopolisakarida
ber-sirkulasi dalam darah untuk meng-
hambat kaskade koagulasi, terutama anti-
ini mengakselerasi kerja antitrombin lll
dan, pada dosis tinggi, kofaktor heparin
trombin lll (diperkuat oleh heparin) dan
protein C dan S. Namun, trombin, yang
ll yang ada secara alami. Dalam plasma,
dibutuhkan sekitar 20 kali lebih banyak
terikat pada fibrin, dilindungi dari anti-
heparin tidak terfraksi untuk mengin-
trombin lll, dan pelepasan bentuk ter-
aktivasi trombin terikat fibrin daripada
lindung ini selama trombolisis dapat men-
untuk menginaktivasi trombin bebas. Hal
stimulasi retrombosis.
ini menjelaskan mengapa lebih banyak he-
parin yang dibutuhkan untuk mencegah
Fibrinolisis ekstensi trombosis vena daripada untuk
Fibrinolisis diregulasi oleh aktivasi dan rirencegah pembentukan trombus awal.
penghambatan terkontrol (lihat Gambar Heparin tidak diabsorpsi melalui mukosa
7.1). Peningkatan tingkat aktivitas PAI-|, gastrointestinal. Ketika berada dalam
yang menyebabkan penurunan kapasitas aliran darah setelah pemberian paren-
fibrinolitik, telah dilaporkan pada be- teral, heparin mengikat sel endotelial,
berapa keadaan trombotik termasuk: makrofag mononuklear, dan sejumlah
r tromboembolismevena; protein plasma. Peningkatan kadar pro-

Aktrvator plasminogen tipe jaringan


Aktivator plasminoqen tipe-uroklnase

Penghambat aktivat$ plasminogen 1


l*
I

(PAr 1)
I Penghambat aktivatu plasminagen 2
Plasminogen-plasmin (PAr-2)

l.-'
v
0'z-antiplasmin

Fibrin-produk degradasi frbnn (FDP)

:;--;:i::;-.-i;;. Gambar 7.1 Jalur fibrinolitik


"r--r--,.
100 Bab 7: Trombosis pada Penyakit Kardiovaskular

tein-protein ini menjelaskan perbedaan pasien dan bervariasi pada satu pasien
dosis individu heparin yang dibutuhkan dalam waktu yang berbeda. Kerjanya
untuk menghasilkan efek antitrombotik dipengaruhi oleh banyak obat, makanan,
serupa, dan'resistensi heparin' didapat- dan penyakit lain yang sedang diderita
kan pada pasien dengan penyakit pe- seperti gagal hati, gagal jantung, dan
radangan dan' keganasan. hipertiroidisme. Tes laboratorium yang
Farmakokinetik heparin tidak ter- digunakan untuk memonitor efeknya
fraksi sangat kompleks dan dosis (biasa- adalah waktu protrombin, saat ini telah
nya 24.000-36.000 iu/24 jam) harus distandardisasi menjadi rasio normalisasi
dimonitor, paling sering dengan waktu internasional (international normalized
tromboplastin parsial teraktivasi (acti- raf,o/lNR).
vate d pa rci al th ro m bo pl asti n ti m el aPTT). Pada awal terapi warfarin waktu pro-
Efek samping heparin yang paling umum trombin memanjang namun jalur intrinsik
dijumpai adalah perdarahan, yang lebih sementara masih belum terpengaruh. Hal
tinggi bila heparin tidak terfraksi diberi- ini adalah alasan mengapa dalam meng-
kan secara intermiten (14%) dibandinglon ubah terapi heparin menjadi warfarin,
dengan infus kontinyu (7%) atau subkutan heparin harus tetap dilanlutkan selama
(4%). Trompositopenia yang diindul<si minimal 24 iam setelah didapatkan INR
heparin terjadi pada 2,4% pasien yang yang adekuat. Dosis rumatan umum
mendapatkan dosis terapeutik. Beberapa adalah l-12 mg sehari sekali. Perdarahan
batasan penggunaan heparin tidak ter- merupakan efek samping paling umum
fraksi dapat diatasi dengan heparin berat terjadi dan dipengaruhi oleh faktor lain
molekul rendah (low molecular weighd seperti usia, hipertensi, pembedahan
LMW) (misalnya enoksaparin) yang lebih dalam waktu dekat, dan penyakit ke-
sedikit memiliki pengikatan protein, pe- ganasan. Secara rata-rata, risiko per-
nurunan bersihan plasma, lebih sedikit darahan tahunan keseluruhan adalah 6%
efek pada platelet, dan lebih sedikit dengan episode mayor dan fatal masing-
komplikasi perdarahan. Waktu paruh masing sebesar 2% dan 0,8%. Komplikasi
yang panjang dan respons antikoagulan yang jarang terjadi adalah nekrosis kulit
yang dapat diduga terhadap dosis yang yang diinduksi oleh kumarin, etiologinya
disesuaikan berat badan, memungkinkan tidak diketahui dan terjadi pada hari
pemberian subkutan satu atau dua kali ketiga hingga kedelapan setelah terapi
sehari tanpa pengawasan laboratorium. dimulai. Kumarin melintasi plasenta dan
Dosis enoksaparin yang biasa diberikan dapat bersifat teratogenik, terutama
untuk profilaksis trombosis vena dalam selama trimester percama kehamilan.
(deep venous thrombosislDVT) adalah
20-40 mg per hari, dan untuk anti- Penghambat platelet (lihat Boks 7. l)
koagulan yang lebih sempurna (misalnya
sebagai terapi DVT, angina tidak stabil)
o Dosis ideal aspirin pada penyakit
kardiovaskular tidak jelas namun dosis
adalah 0,75- 1,0 mg/kgi l2 jam.
antara I dan 2 mg/kg tiap hari meng-
hasilkan hambatan platelet sempurna.
Antiko4gulan oral Sediaan lepas-lambat berlapis enterik
War{arin dan obat-obat terkait kumarin memberikan lebih sedikit efek samping
menghambat produksi faktor pembekuan gastrointestinal.
tergantung vitamin K yang dibentul< oleh r Tiklopidin dan klopidogrel adalah
hati (ll, Vll, lX, X) dan protein C dan S. derivat tenopiridin yang merupakan bio-
lntensitas efek warfarin berbeda di antara prekursor, membutuhkan produksi
Obat trombolitik r0t

Boks 7. I Menurunkan Aktivitas


hari) dan aktif bila diberikan per oral,
meskipun tempatnya dalam praktik klinis
Platelet
ketika diberikan per oral masih harus
o Penghambatan oleh sintesis dibulctikan.
prostaglandln (asplrin, sulfinpirazon,
f Jurbiprofen, indobufen)

. Penghambatan oleh sintesls Penghambat trombin spesifik


tromboksan (aspjrin)
o Blokade reseplol endoperoksida- Hirudin relcombinan didapatkan dari E

tromboksan
coli dan ragi. Tidal< sepefti heparin, yang
r Penghambatan oleh jalur aktivasi atau membutuhkan kofaktor endogen (anti-
giikoproteln IIb/Iila (tiklopldln, klopidogrel) trombin lll, l<ofaktor heparin ll), tidak
memasuki trombus dan tidak menurun-
kan deposisi platelet, hirudin aktif meng-
hambat trombin tanpa l<ofaktor, berpe-
paling tidak satu metabolit aktif in vivo. netrasi ke dalam trombus, menetralisasi
Klopidogrel kurang lebih enam kali lebih trombin yang teril<at pada fibrin, dan me-
aktif dibandingkan tiklopidin dalam meng- nurunkan deposisi platelet serta per-
hambat agregasi platelet manusia. Efek- kembangan trombus. Hirulog merupakan
tivitas tiklopidin telah terbukti dalam se- analog sintetis hirudin. Keduanya tidak
jumlah kasus klinis (penyakit isl<emia se-
memiliki antidot namun waktu paruhnya
rebral, penyakit iskemia jantung) namun sekitar 2 jam. Obat-obatan ini digunal<an
dapat menyebabl<an supresi sumsum dalam beberapa studi namun jarang
tulang (leukopenia, trombositopenia, dalam praktik klinis.
pansitopenia) pada selcitar l% pasien yang
diterapi, sehingga membutuhkan tes
darah secara teratur. Klopidogrel (75 mg
per hari) dikembangkan karena tidak
toksik terhadap sumsum tulang, namun
tidak banyak tersedia banyak data me- . Streptokinase merupakan protein
ngenai penggunaannya saat ini. nonenzim yang dihasilkan oleh beberapa
Pajanan terhadap reseptor gliko- strain streptokol<us hemolitik dan secara
protein llb/llla pada permukaan platelet tidak langsung menginaktivasi l<onversi
merupakan titik akhir semua jalur menuju plasminogen menjadi plasmin. Kebanyak-
agregasi. Rekombinan antibodi mono- an orang memilil<i antibodi terhadap
klonal abciximab merupakan penghambat streptokinase, karena adanya pajanan ter-
reseptor llb/llla spesifik pertama yang di- hadap streptokokus sebelumnya,
kembangkan, dan menurunkan tingkat sehingga harus diinfuskan dosis dalam
kematian serta titik akhir kardiovaskular jumlah yang cukup untuk mengatasi resis-
primer setelah angioplasti 'risiko tinggi' tensi ini. Titer antibodi meningkat dengan
sebanyak 35%, walaupun dengan kom- cepat beberapa hari setelah pemberian
plikasi perdarahan. Antibodi monoklonal streptokinase, sehingga dosis lebih lanlut
ini diberikan secara intravena. Peng- kurang efektif dan menghasilkan respons
hambat llb/llla sintetis (fradafiban, tiro- alergi jika diberikan dalam 4-6 bulan.
fiban, lamifiban) merupal<an antagonis o Anisoylated plasminogen-streptoki-
reseptor reversibel dan memiliki ke- nese activator complex (APSAC) di-
unggulan dibandingkan obat monoklonal kembangkan untul< mendapatkan efel<
karena memiliki durasi kerja yang lebih trombolitik yang lebih mudah diprediksi.
pendek (3 lam dibandingkan dengan 3 ASPAC membutuhl<an deasilasi in vivo
102 Bab 7: Trombosis pada Penyakit Kardiovaskular

sebelum efektif mengubah plasminogen menurunkan risiko hingga sekitar <7%,


menjadi plasmin, dan antibodi terhadap pada pasien dengan angina stabil menjadi
streptokinase juga bereaksi silang dengan <3%, dan pada pasien asimtomatik men-
ASPAC. iadi 0,7%. Penurunan risiko-relatif sama,
o Urokinase, suatu protease serin namun penurunan risiko-absolut sangat
seperti-tripsin', dapat diisolasi dari urin berbeda. Yang penting dalam intervensi
atau dari kultur sel ginlal embrionik yang efektif adalah penurunan risiko
manusia. Digunakan sebagai alternatif dari absolut.
streptokinase di Amerika Serikat namun
jarang digunakan di lnggris. Prourikinase
Angina tidak stabil (lihat Bab 8)
rekombinan telah diproduksi setelahnya.
r Aktivator plasminogen tipe-jaringan Obat-obatan antiplatelet menurunkan
rekombinan (recombinant tissue-type keiadian infark miokard akut, dan me-
.t.-P A) merupakan nurunkan mortalitas jangka pendek mau-
plasminogen aaivaarl
protease serin yang dikonversi meniadi pun jangka panjang. Aspirin merupakan
plasmin dengan hidrolisis in vivo. Adanya obat yang paling sering digunakan, namun
fibrin memperkuat efisiensi aktivasi plas- tiklopidin luga efektif. Heparin menghasil-
minogen oleh rt-PA sebesar dua atau kan efek serupa, bahkan mungkin sedikit
tiga kali. Fibrin akan meningkatkan afinitas lebih baik namun kombinasinya dengan
rt-PA terhadap plasminogen sehingga me- aspirin hanya menghasilkan sedikit efek
mungkinkan aktivasi bekuan fibrin, tanpa tambahan. Namun, aspirin menurunkan
aktivasi plasminogen dalam plasma. kecenderungan protrombotik berulang
bila heparin dihentikan, dan pada praktik
rutin baik heparin dan aspirin biasanya
Kondisi kardiovaskular khusus digunakan bersama. Hirudin juga telah
dipelajari namun ternyata memiliki insi-
Penurunan risiko
densi komplikasi perdarahan yang tinggi.
Dari semua faktor risiko kejadian kar- Obat-obatan trombolitik tidak memberi
diovaskular (lipid, merokok, hipertensi, keuntungan.
riwayat keluarga, dan lain-lain), yang
paling penting dalam prediksi kelanjutan
penyakit adalah adanya komorbiditas.
lnfark miokard akut (lihat Bab 8)
Maka, strategi penurunan risiko lebih Kelompok kolaboratif The Fibrinolytic
mungkin berhasil bila penyakit sudah Therapy Trialists' (FTT) melaporkan
timbul (pencegahan sekunder) dibanding- telah lebih dari 58.000 pasien yang ber-
kan sebelumnya (pencegahan primer). gabung dalam studi infark miokard dan
Hal ini bukan berarti pencegahan primer menemukan penurunan mortalitas ke-
tidak efektif, hanya saja pengaruhnya seluruhan sebesar l8%, sehingga me-
kurang. Misalnya, pada angina tidak stabil nurunkan risiko absolut dari I 1,5% men-
risiko kejadian kardiovaskular berulang iadi 9,6%. Spesifisitas bekuan rt-PA di-
adalah sebesar 6-10% per tahun, pada bandingkan dengan streptokinase me-
angina stabil sekitar 2-4o/o per tahun, dan rupakan satu keuntungan tambahan,
pada orang yang tidak memiliki penyakit namun rt-PA lebih mahal dan dikaitkan
jantung koroner kurang lebih sebesar l%. dengan risiko stroke hemoragik yang
Jika aspirin dipercaya dapat menurunkan lebih tinggi. Di lnggris, streptokinase
risiko kejadian kardiovaskular sebesar 25- cenderung digunakan sebagai obat lini
30%, maka terapi pada semua angina pertama, diikuti oleh rt-PA bila dibutuh-
tidak stabil yang berisiko tinggi akan kan trombolisis lebih lanjut pada masa
Kondisi kardiovaskular khusus t03

perawatan yang sama atau dalam 6 bulan dan 75 mg tiap hari selama 2-4 minggu
kemudian. Yang harus ditekankan adalah pascaprosedur), dan dengan tingkat
pemberian obat trombolitik dini dan komplikasi perdarahan yang lebih rendah
bukannya pilihan obat yang akan diberi- secara bermakna.
kan. fupirin memberikan hasil trombo-
litik dengan keuntungan yang lebih besar, Penyakit koroner stabil (lihat Bab 8)
peningkatan penurunan risiko relatif
moftalitas menjadi 42% pada studi lSlS-
o Aspirin (75-300 mg) menurunkan
2. Sebagian besar data mendukung peng-
mortalitas sebesar l3%, tingkat re-infark
gunaan rutin heparin sebelum era trom- sebesar 3 I %, dan stroke nonfatal sebesar
42% setelah infark miokard akut.
bolitik, namun harus dipertimbangkan
pada pasien risiko tinggi yang mengalami
. Warfarin juga menurunkan frekuensi
komplikasi tersebut, namun tidak diguna-
infark luas (terutama anterior), pasien
kan secara rutin karena manfaatnya tidak
dengan fibrilasi atrium (AF), dan pasien
dengan gagal jantung kongestif. Heparin
lebih besar daripada aspirin, lebih tidak
nyaman digunakan, serta lebih mahal.
ajuvan meningkatkan keuntungan rt-PA.

Tandur alih pintas koroner (lihat Pencegahan primer


Bab 8) Karena bukti manfaatnya dalam pen-
Studi awal Mayo Clinic pada tandur alih cegahan sekunder, aspirin telah diteliti
koroner vena safena memperlihatkan dalam dua penelitian besar mengenai pen-
bahwa aspirin dan dipiridamol menurun- cegahan primer yang melibatkan praktisi
kan risiko tingkat oklusi dini tandur alih medis laki-laki di Amerika Serikat dan
dari l0% menjadi 2%. Aspirin (75-300 lnggris. Tidak diperoleh manfaat pada
mg) biasanya diberikan untuk seterusnya. studi di lnggris, namun diperoleh pe-
Dipiridamol tidak lagi digunakan secara nurunan infark miokard dari 0,4% men-
rutin. Tiklopidin atau klopidogrel dapat iddi 0,2% pada studi di Amerika Serikat,
digunakan sebagai alternatif pada pasien meskipun keuntungan ini terbatas pada
yang tidak dapat mentolerir aspirin. mereka yang berusia lebih dari 50 tahun.
Seperti yang bisa dilihat, penurunan risiko
relatif tidak banyak. Tidak ada data yang
Angioplasti dan stent kononer
tersedia untuk perempuan.
(lihat Bab 8)
Terapi dengan aspirin (75-300 mg) dan
Trombosis atrium pada penyakit
heparin periprosedural jangka panjang
umum digunakan, namun ekstrapolasi katup
data menunjukkan manfaat pada keadaan Terjadi terutama pada pasien dengan
klinis lain daripada studi random pada penyakit katup mitral, dan terutama pada
angioplasti. Antagonis reseptor platelet pasien dengan stenosis mitral (MS) pada
glikoprotein llb/llla memperlihatkan pe- AF. Ekokardiografi transesofageal (TEE)
nurunan komplikasi akut setelah pro- memberikan data yang bermanfaat
sedur risiko tinggi. Antikoagulan oral dulu karena menghasilkan citra atrium kiri
digunakan selama 3 bulan setelah pe- (LA) dan apendiks atrium kiri (tAA) yang
masangan stent namun tingkat trombosis sangat bagus, serta dapat memperlihatkan
stent akut yang lebih baik diperoleh bukti adanya aliran darah yang lambat
dengan kombinasi aspirin (150 mg) dan (lihat Bab 3). Dengan dasar penelitian
klopidogrel (150 mg) sebelum prosedur hasil otopsi pada pasien dengan penyakit
104 Bab 7: Trombosis pada Penyakit Kardiovaskular

jantung reuma tanpa pemberian anti* o stroke sebelumnya;


koagulan, sekitar 50% pasien dengan AF r TIA serebral.
memiliki trombus atrium dibandingkan Prediktor ekokardiografi peningkatan
dengan 15% pada pasien dengan irama risiko antara lain pembesaran LA dan
sinus. Hingga 75% episode emboli dari gangguan fungsi ventrikel kiri. TEE me-
trombus LA yang secara klinis bermal<na rupakan pemeriksaan penunjang yang
melibatkan sirkulasi otak. Tanpa AF, re- sangat berguna untuk stratifikasi pasien
gurgitasi mitral (MR) murni memiliki insi- dengan risiko.
densi episode embolik rendah. Prolaps Pasien tanpa faktor risiko tambahan
katup mitral dan penyakit katup aorta harus disarankan untuk menggunakan
memiliki insidensi yang sangat rendah. aspirin harian (300 mg) dan pasien
Tidak ada studi prospektif yang me- dengan faktor risiko tambahan harus di-
neliti manfaat antikoagulan oral pada MS, berikan antil<oagulan (lNR 2,0-3,0). Tidak
mungkin karena terapi ini secara klinis ada data mengenai antikoagulan pada
bermanfaat selama bertahun-tahun pasien berusia >75 tahun, yang memiliki
sehingga tidak etis untuk merandomisasi risiko tinggi, karena insidensi komplikasi
pasien untuk tidak mendapatkan anti- perdarahan yang lebih tinggi, sehingga
l<oagulan. Pasien dengan MS padaAF me- efek samping lebih besar daripada
miliki risiko tertinggi dan harus diberi manfaatnya.
antikoagulan hingga mencapai INR
sebesar 2,5-3,5. Pasien dengan campuran
MS dan MR atau MR murni berat harus
Kardioversi
dipertahankan pada INR sebesar 2,0-3,0. Embolisasi sistemik merupakan kom-
Pasien dengan prolaps katup mitral dan plikasi kardioversi elektrik dan farma-
riwayat serangan iskemik transien (TlA) kologis, di mana kontraksi atrium yang
harus diterapi dengan aspirin, namun tidak efektif dikonversi ke irama sinus
pasien yang mengalami stroke, tanpa ada yang lebih efektif secara mekanik. Belum
penyebab alternatif, harus dipertimbang- ada studi acak yang telah dilakukan,
kan diberi antikoagulan (lNR 2,0-3,0). namun bila tidak ada kontraindikasi,
Antikoagulan tidak diperlukan pada umumnya diterima bila semua pasien
penyakit katup aorta atau endokarditis dengan AF lebih lama dari 48 lam harus
infektif, kecuali bila terdapat AF. diberi antikoagulan (lNR 2,5-3,5) selama
3 minggu sebelumnya, dan paling tidak 3
AF nonvalvular minggu setelah kardioversi yang berhasil.
Hanya ada sedikit data mengenai pasien
AF menyebabkan peningkatan risiko
dengan AF <48 jam, namun kebanyakan
kejadian stroke embolik bahkan ketika
tidak ada penyakit katup-hingga sebesar
al<an diberi antikoagulan heparin.
Sekarang penggunaan ekokardiografi pada
5% per tahun pada manula (enam kali
keadaan ini untul< membantu menentu-
lebih tinggi dari risiko normal). Namun,
kan apakah terdapat trombus intra-
risiko absolut emboli pada AF idiopatik
kardiak semakin meningkat.
sangat tergantung pada keberadaan faktor
risiko lain, yang berkorelasi positif
dengan: Trombus Yentrikel
r peningkatan usia; Trombus ventrikel kiri timbul pada
o adanya hipertensi sistemik; sekitar 30% infark miokard anterior di-
o diabetes; bandingkan dengan hanya5% pada pasien
o gagal jantung baru; dengan infark miokard inferior. Faktor
Kondisi kardiovaskular khusus t05

prediksi perkembangan trombus antara koagulasi (lNR 2,0-4,0) disarankan bila


lain fraksi ejeksi yang buruk (<35%), tidak ada kontraindikasi pada semua
ukuran infark, dan adanya AF. Dengan pasien yang dipengaruhi oleh kondisi ini.
mengkombinasikan data dari beberapa Karena beberapa alasan, risiko emboli
studi besar, didapatkan risiko stroke (dari lebih rendah pada kardiomiopati iskemik
berbagai sebab) setelah infark miokard dan antikoagulan diindikasikan hanya pada
sekitar 2,9%, meskipun tampaknya pasien dengan AF, pasien dengan emboli
sekarang sudah berkurang dengan peng- sebelumnya, dan pasien dengan fraksi
gunaan luas obat trombolitik. Trombus ejeksi yang buruk bersama dengan
ventrikel biasanya terjadi dalam 7 hari trombus LV yang terlihat pada eko-
peftama setelah infark. Sekitar 75-90% kardiografi.
akan terdeteksi pada ekokardiografi
transtorasik (TTE). Meta-analisis dari se- Katup jantung prostetik
jumlah studi besar menunjukkan bahwa
Risiko tromboemboli bervariasi ter-
antikoagulan menurunkan risiko emboli.
gantung pada jenis katup (bioprostetik
Selama perawatan rumah sakit, banyak
atau mekanik), desain tertentu (misalnya
yang menyarankan penggunaan heparin
StarrEdwards, St Jude, Carbomedics, dan
subkutan ( 12.500 lU dua kali sehari)
lain-lain), posisi peletakan (mitral atau
untuk semua pasien dengan infark ante-
aorta), dan keberadaan faktor lain (AF,
rior, dan antikoagulan oral (lNR 2,0-3,0)
disfungsi LV, emboli sebelumnya, dan lain-
setelah keluar dari rumah sakit pada
lain). Secara keseluruhan, terdapat pe-
pasien dengan infark anterior luas.
nurunan risiko pembentukan trombus
Pada 3 bulan pertama setelah infark,
pada katup prostetik karena desainnya
aneurisma ventrikel kiri memiliki risiko
semakin baik, sehingga antikoagulan yang
embolisasi sebesar l0% dan antikoagulan
dibutuhkan cenderung menurun. Selalu
oral disarankan selama masa ini.
ada keseimbangan antara proteksi opti-
Aneurisma ventrikel kiri kronis memiliki
mum dari perkembangan trombus dan
risiko embolisasi jangka panjang yang
meminimalkan risiko komplikasi per-
rendah dan tidak membutuhkan anti-
darahan. Mungkin hal terpenting pada
koagulan rutin. Pasien dengan aneurisma
pasien yang membutuhkan antikoagulan
dan disfungsi ventrikel kiri global,
adalah untuk mempertahankan anti-
trombus mobil dalam ventrikel kiri (LV),
koagulan yang seadekuat dan sekonsisten
atau pasien dengan riwayat emboli se-
mungkin.
belumnya harus diberi antikoagulan
jangka panjang (lNR 2,0-3,0). Telah disetujui secara umum bahwa
semua penggunaan prostesis mekanik
harus diberi antikoagulan, dengan risiko
Kardiomiopati dilatasi emboli lebih tinggi pada katup di posisi
Pada kardiomiopati dilatasi (idiopatik) mitral daripada di aorta. INR sebesar
penelitian otopsi memperlihatkan risiko 2,5-3,5 cukup bagi pasien tanpa faktor
tinggitrombus mural (50% di LY,25% di emboli lainnya, namun harus didapatkan
ventrikel kanan, 20% di atrium kanan INR sebesar 3,0-4,5 pada pasien dengan
(RA), 8% di LA). Pasien yang tidak men- risiko lebih tinggi. Beberapa studi me-
dapatkan antikoagulan memiliki risiko nunjukkan tingkat emboli dan kematian
keseluruhan kejadian embolik sekitar l8% lebih rendah bila obat-obatan antiplatelet
(14% iika dalam irama sinus dan 33% (biasanya aspirin) dikombinasikan dengan
dengan AF). Risiko meningkat dengan pe- warfarin, namun manfaat tambahan ini
nambahan keparahan disfungsi LV. Anti- sebagian besar mungkin disebabkan
t06 Bab 7: Trombosis pada Penyal<it Kardiovaskular

penurunan tingkat infark miokard pada normal selama operasi, dan dimulai
pasien ini. Bila tidak ada faktor risiko kembali begitu hemostasis memuaskan.
lain, bioprostesis tidak memerlukan Pasien dengan katup prostetik yang
antikoagulan jangka panjang, meskipun mendapatkan antikoagulan dan meng-
beberapa menyarankan pemberian anti- alami stroke harus menjalani pemindaian
koagulan selama 3 bulan (lNR 2,0-3,0) CT atau MRI kepala. Jika stroke adalah
setelah pembedahan, masa di mana risiko stroke embolik dan berukuran me-
pembentukan trombus pada prostesis nengah, antikoagulasi harus diteruskan
lebih tinggi. kecuali sementara dikontraindikasikan
Pada pasien dengan katup prostetik oleh hipertensi sistemik berat, dan harus
yang membutuhkan antikoagulan, anti- dipertimbangkan penambahan obat anti-
koagulan tidak boleh dihentikan kecuali platelet lebih lanjut. Jika stroke adalah
benar-benar perlu. Bila pasien menjalani stroke hemoragik atau disebabkan infark
pembedahan nonjantung dan antiko- emboli besar, antikoagulan dihentikan
agulan dirasakan akan membahayakan, selama 5-7 hari.
warfarin dapat dihentikan selama 3-4 hari
sebelum pembedahan dilakukan dan di- Bacaan lebih lanjut
substitusi dengan heparin untuk mem-
Fuster V, Verstraete M. Haemostasis, throm-
pertahankan rasio aPTT sebesar 2,5-2,5
bosis, fibrinolysis and cardiovascular
kali lebih tinggi dari normal. Kemudian disease. ln: Braunwald E, ed. Heart
heparin dapat dihentikan 4-6 jam sebelum Dlsease. London: WB Saunders Co, 1997:
operasi, sehingga didapatkan koagulasi r 809-43,
Penyakit Jantung
Koroner

Epldemiologi, 107 Pemerrksaan penunjang, 116


Faktor risiko, 108 Tatalaksana medis, 123
Patofisiologi, lll Revaskularrsasi koroner, 132
Angina: sindrom klinls, 112 Infark miokard akut. 135
Diagnosrs banding, 116

Barat, hanya dilampaui oleh lrlandia di


Eropa. Di lnggis, terdapat perbedaan
Di lnggris, penyakit kardiovaskular mem- regional, sosio-ekonomi, dan etnik yang
bunuh satu dari dua penduduk dalam bermakna dalam prevalensi PJK, pre-
populasi, dan menyebabkan hampir valensi tertinggi di utara lnggris dan
sebesar 250.000 kematian pada tahun Skotlandia, pada pekerja manual, dan
1998. Satu dari empat laki-laki dan satu pada orang Asia.
dari lima perempuan meninggal per Salah satu target ambisius pemerintah
tahunnya karena PJK, yang merepresen- lnggris adalah menurunkan tingkat ke-
tasikan sekitar setengah kematian akibat matian akibat PJK, seperti tertulis dalam
penyakit kardiovaskular. Merupakan koran The Health of the Nation,
konsep yang salah bahwa PJK jarang ter- (Department of Health, 1996). The
jadi pada perempuan: faktanya, tidak Health Survey for England (Department
banyak perbedaan antara perempuan di- of Health, 1996) mengatakan bahwa 3%
bandingkan laki-laki dalam insidensi penduduk dewasa menderita angina dan
penyakit ini dihitung berdasarkan harapan 0,5% penduduk dewasa telah mengalami
hidup yang lebih panjang. infark miokard dalam l2 bulan terakhir,
Meskipun PJK tetap merupakan pe- masing-masing sama dengan 1,4 juta dan
nyebab utama kematian dini di lnggris, 246.000 orang. PJK merupakan penyebab
tingkat kematian turun secara progresif sekitar 37" perawatan rumah sakit-yaitu
selama 20 tahun terakhir. Penurunan ini sebesar 284.292 perawatan dengan masa
terutama pada kelompok usia yang lebih rawat selama 6,6 hari.
muda, di mana, sebagai contoh, terdapat PJK menghabiskan dana sebesar 1630
penurunan sebesar 33% pada laki-laki juta poundsterling lnggris per ohun. Dari
berusia 35-74 tahun dan penurunan se- biaya ini, perawatan rumah sakit meng-
besar20% pada perempuan dengan kisar- habiskan 54%, dan pencegahan primer
an usia serupa dalam l0 tahun terakhir. hanya l% (I2 juta poundsterling). Enam
Banyak negara lain termasuk Australia, puluh lima juta hari kerja hilang tiap tahun
Swedia, Perancis, dan AS, melebihi tingkat karena PJK, merepresentasikan 9% dari
penurunan mortalitas lnggris. seluruh kehilangan hari kerja. Maka,
Tingkat kematian akibat PJK di lnggris beban ekonomi total akibat PJK di lnggris
tetap merupakan yang tertinggi di dunia sekitar 10.000 juta poundsterling per
I 08 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

tahun. Ketentuan untuk pemeriksaan . Pada laki-laki, kolesterol darah rerata


penunjang dan terapi pasien dengan PJK sebesar 5,8 mmol/L.
di lnggris tertinggal jauh dari Eropa, o Pada perempuan sebesar 6,0 mmol/
dengan minoritas populasi bermakna L.
tidak memilil<i akses segera terhadap r Sel<itar sepertiga populasi lnggris
spesialis kardiolog di rumah sakit lokal. memiliki kadar kolesterol yang melebihi
National Service Framework for Coro- 6,5 mmol/L yang dinilai tinggi.
nary Heart Dlsease (Department of Kolesterol ditranspor dalam darah
Health, 2000) yang baru saja diterbitkan dalam bentuk lipoprotein, 757o merupa-
menetapkan sejumlah target pemeriksaan kan lipoprotein densitas rendah (/ow
penunjang dan terapi untul< pasien density lipoproteinlLDl) dan 20% me-
dengan PJK, sejak perawatan primer rupakan lipoprotein densitas tinggi (hrgh
hingga tersier; dokumen ini juga mencoba density lipoproteinl{DL). Kadar koles-
menstandard isasi akses ke fasilitas-fasii itas terol LDL yang rendah memiliki peran
di seluruh lnggris. yang baik pada PJK dan terdapat hubung-
an terbalik antara l<adar HDL dan insi-
densi PJK.
Bsks 8"1 Fakor Risiko Tertentu
Peranan trigliserida sebagai faktor
untuk PJK
risiko PJK masih kontroversial. Kadar
o Penrngkatan kolesterol trigliserida yang meningkat banyak dikait-
r Rokok kan dengan pankreatitis dan harus di-
e Obesitas terapi. Hiperlipidemia gabungan (misal-
. Diabetes melrtus nya pada diabetes) membutuhkan inter-
r Hipertensi sistemik
vensi, namun kekuatan trigliserida sebagai
r Jenrs kelamin laki laki
satu faktor risiko jika kolesterol kembali
I 'o RrwaYat keluarga
normal adalah lemah.
I Kepribadiar
I

Akttvitas fislk . Peningkatan kadar lipoprotein (a) me-


ij 'r rupakan faktor risiko independen untuk
Oangquan pembekuan
I PJK. Fungsi protein ini rnasih belum jelas,
namun diimplikasikan pada risiko PJK
familial dan dapat ditemukan pada plal<
aterosklerotik dan berhubungan dengan
fibrinogen.
Lipid dan diet
Persentase energi makanan yang didapat- Merokok
kan dari lemak dalam diet lnggris turun Sekitar 24% kematian akibat PJK pada
secara perlahan selama 20 tahun terakhir laki-laki dan I l% pada perempuan di-
dari 42% menjadi 39%.Yang lebih meng- sebabkan kebiasaan merokok. Meskipun
agumkan adalah perubahan asupan dari terdapat penurunan yang progresif pro-
lemak tersaturasi dari 20% meniadi l6%. porsi pada populasi yang merokok sejak
Perbedaan regional bermakna dalam hal tahun I 970-an, pada tahun l,996 29%
asupan lemak diimbangi oleh peningkatan laki-laki dan 28% perempuan masih
konsumsi buah dan sayuran segar di merokok. Salah satu hal yang menjadi
selatan, terutama pada kelas profesional. perhatian adalah prevalensi kebiasaan
Terdapat hubungan langsung antara merokok yang meningkat pada remaja,
risil<o PJK dan kadar kolesterol darah. terutarna pada remaja perempuan. Orang
Di lnggris, kadar kolesterol tinggi. yang tidal< merokok dan tinggal bersama
Faktor risiko I 09

perokok (perokok pasif) memiliki pening- populasi yang diklasifikasikan sebagai obes
katan risiko sebesar 20-30% dibandingkan (indeks massa tubuh (body mass indexl
dengan orang yang tinggal dengan bukan BMI) >30 kg/m2) Ai lnggris telah me-
perokok. Risiko terjadinya PJK akibat ningkat secara progresif dalam 20 tahun
merokok berkaitan dengan dosis di mana terakhir. Sekitar 17% laki-laki dan 20%
orang yang nrerokok 20 batang rokok perempuan tergolong obes, dan sebanyak
atau lebih dalam sehari memiliki risiko 45% laki-laki serta 33% perempuan di-
sebesar dua hingga tiga kali lebih tinggi katakan memiliki berat badan lebih (over-
daripada populasi umum untuk meng- weight) (BMl 25-30 kg/rt).
alami kejadian koroner mayor.
Peran rokok dalam patogenesis PJK
Diabetes melitus
merupakan hal yang kompleks, di antara-
Penderita diabetes menderita PJK yang
nYa:
o timbulnya aterosklerosis;
lebih berat, lebih progresif, lebih
r peningkatan trombogenesis dan vaso-
kompleks, dan lebih difus dibandingkan
konstriksi (termasuk spasme arteri kelompok kontrol dengan usia yang
sesuai. Secara umum, penyakit jantung
koroner);
r peningkatan tekanan darah (TD) dan
koroner terjadi pada usia lebih muda
denyut iantung;
pada penderita diabetes dibandingkan
o provokasi aritmia jantung; pada penderita nondiabetik. Pada diabe-
o peningkatan kebutuhan oksigen tes tergantung insulin (IDDM), penyakit
miokard; koroner dini dapat dideteksi pada studi
. penurunan kapasitas pengangkutan populasi sejak dekade keempat, dan pada
oksigen.
usia 55 tahun hingga sepertiga pasien
meninggal karena komplikasi PJK; adanya
Risiko terladinya PJK akibat merokok
mikroalbuminemia atau nefropati diabetik
turun menjadi 50% setelah satu tahun
berhenti merokok, dan menjadi normal meningkatkan risiko PJK secara ber-
makna.
setelah 4 tahun berhenti.
Rokok juga merupakan faktor risiko
Risiko terjadinya PJK pada pasien
dengan NIDDM adalah dua hingga empat
utama dalam terjadinya:
o kanker paru; kali lebih tinggi daripada populasi umum
. obstruksi aliran panas kronis (bron- dan tampaknya tidak terkait dengan
kitis kronis dan emfisema); derajat keparahan atau durasi diabetes,
o penyakit vaskular serebral dan perifer;
mungkin karena adanya resistensi insulin
r aneurisma aorta abdominalis; dapat mendahului onset gejala klinis l5-
. angina berulang pascaprosedur revas-
25 tahun sebelumnya.
kularisasi koroner (tandur alih pintas Diabetes, meskipun merupakan
arteri koroner (coronary arcery faktor risiko independen untuk PJK, juga
bypass
graftinglCABG) dan angioplasti koroner). berkaitan dengan adanya abnormalitas
metabolisme lipid, obesitas, hipertensi
sistemik, dan peningkatan trombogenesis
Obesitas (peningkatan ringkat adhesi platelet dan
Terdapat saling keterkaitan antara berat peningkatan kadar fibrinogen). Hasil
badan, peningkatan tekanan darah, pe- CABG jangka panjang tidak terlalu baik
ningkatan kolesterol darah, diabetes me- pada penderita diabetes, dan pasien
litus tidak tergantung insulin (non-rnsulln- diabetik memiliki peningkatan mortalitas
dependent diabetes mel/ituslNIDDM), dini serta risiko stenosis berulang
dan tingkat aktivitas fisik rendah. Proporsi pascaangioplasti koroner.
I l0 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

Hipertensi sistemik (lihat Bab 4) usia kurang dari 70 tahun merupakan


faktor risiko independen untuk terjadinya
Risiko PJK secara langsung berhubungan
PJK, dengan rasio odd dua hingga empat
dengan tekanan darah: untuk setiap pe-
kali lebih besar daripada populasi kontrol.
nurunan tekanan darah diastolik sebesar
Agregasi PJK keluarga menandakan ada-
5 mmHg risiko PJK berkurang sekitar
l6%. Nilai TD pada populasi lnggris nya predisposisi genetil< pada keadaan
umumnya tinggi: sekitar l0% laki-laki dan
ini. Terdapat beberapa bukti bahwa
riwayat keluarga yang positif dapat mem-
8% perempuan menderita hipertensi,
pengaruhi usia onset PJK pada keluarga
yang didefinisikan sebagai TD sistolik
dekat.
lebih dari 160 mmHg, serta tekanan
darah diastolik lebih dari 95 mmHg.
Ras

Jenis kelamin dan hormon seks lnsidensi kematian dini akibat PJK pada
Morbiditas akibat PJK pada laki-laki dua orang Asia yang tinggal di lnggris lebih
tinggi dibandingkan dengan populasi lokal,
kali lebih besar dibandingkan pada
perempuan dan kondisi ini terjadi hampir
dan juga angka yang rendah pada ras
l0 tahun lebih dini pada laki-laki daripada Afro-Karibia.
perempuan. Estrogen endogen bersifat
protektif pada perempuan, namun setelah Geografi
menopause insidensi PJK meningkat Tingkat kematian akibat PJK lebih tinggi
dengan cepat dan sebanding dengan insi- di lrlandia Utara, Skotlandia, dan bagian
densi pada laki-laki. Perokok mengalami utara lnggris, dan dapat merefleksikan
menopause lebih dini daripada bukan pe- perbedaan diet, kemurnian air, merokok,
rokok. Gejala PJK pada perempuan dapat struktur sosio-ekonomi, dan kehidupan
atipikal: hal ini, bersama dengan bias urban.
jender, kesulitan dalam interpretasi pe-
meriksaan standar (misalnya tes latihan
Kelas sosial
treadmill) menyebabkan perempuan lebih
jarang diperiksa dibandingkan laki-laki. Perbedaan sosio-ekonomi pada morta-
Selain itu, manfaat prosedur revasku- litas PJK melebar, seperti tingkat ke-
larisasi lebih menguntungl<an pada laki- matian dini akibat PJK tiga kali lebih tinggi
laki dan berhubungan dengan tingkat pada pekerja kasar laki-laki terlatih di-
komplikasi perioperatif yang lebih tinggi bandingkan dengan kelompok pekerja
pada perempuan. kelas profesi (misalnya dokter,
Penggunaan kontrasepsi oral mening- pengacara). Selain itu, frekuensi istri
katkan risiko PJK sekitar tiga kali lipat pekerja kasar paling tidak dua kali lebih
tetapi beberapa bukti menuniukkan besar mengalami kematian dini akibat PJK
bahwa risiko dengan preparat generasi daripada istri pekerja nonmanual. Faktor
ketiga terbaru lebih rendah. Terdapat hu- risiko lain saling berkaitan, antara lain
bungan sinergis antara penggunaan diet, konsumsi rokok, obesitas, aktivitas,
kontrasepsi oral dan merokok, dengan dan lain-lain.
risiko relatif infark miokard lebih dari 20: l.
Kepribadian
Riwayat keluarga Stres, baik fisik maupun mental, merupa-
Riwayat keluarga PJK pada keluarga yang kan faktor risiko untuk PJK. Pada masa
langsung berhubungan darah yang ber- sekarang, lingkungan kerja telah menjadi
Patofisiologi I I I

penyebab utama stres, dan terdapat Alkohol


hubungan yang saling berkaitan antara
Meskipun ada satu dasar teori mengenai
stres dan abnormalitas metabolisme lipid.
efek protektif alkohol dosis rendah
Perilaku yang rentan terhadap ter-
hingga moderat, hal ini masih kontro-
jadinya penyakit koroner (l<epribadian
versial. Alkohol dalam dosis rendah me-
tipe A) antara lain sifat agresif, kompetitif, ningkatkan trombolisis endogen, mengu-
kasar, sinis, keinginan untuk dipandang,
rangi adhesi platelet, dan meningkatkan
keinginan untuk mencapai sesuatu, kadar HDL dalam sirkulasi, namun tidak
gangguantidur, kemarahan di jalan, dan semua literatur mendukung konsep ini.
Iain-lain. Baik ansietas maupun depresi
Peningkatan dosis alkohol dikaitkan
merupakan prediktor penting bagl PJK.
dengan peningkatan mortalitas kardiovas-
kular karena aritmia, hipertensi sistemik,
Aktivias fisik dan kardiomiopati dilatasi.
Aktivitas aerobik teratur menurunkan
risiko PJK, meskipun hanya I l% laki-laki
dan 4% perempuan memenuhi target
pemerintah untuk berolahraga. Diper- Angina pektoris terjadi sebagai konse-
kirakan sepertiga laki-laki dan dua per- kuensi dari iskemia miokard. Pasokan
tiga perempuan tidak dapat memper- oksigen tagal memenuhi kebutuhan
tahankan irama langkah yang normal pada oksigen, selalu karena penurunan pasok-
kemiringan gradual (3 mph pada gradien an sebagai akibat gangguan aliran arteri
5%). Olahraga yang teratur berkaitan koroner. Faktor utama yang mempenga-
dengan penurunan insidensi PJK sebesar ruhi konsumsi oksigen miokard (MVO2)
20-40%. antara lain tegangan dinding sistolik,
keadaan kontraktil, dan denyut jantung.
Pembekuan darah Subendokard paling sensitif terhadap
Beberapa faktor pembekuan darah dapat iskemia, dan redistribusi perfusi miokard
mempengaruhi insidensi PJK, termasuk pada stenosis koroner dapat berperan
kadar fibrinogen, aktivitas fibrinolitik dalam suseptibilitas infark subendokard.
endogen, viskositas darah, dan kadar Adanya hipertrofi ventrikel merupakan
Faktor Vll dan Vlll. Penghambat aktivator faktor tambahan yang mempengaruhi ke-
plasminogen (misalnya penghambat akti- mungkinan timbulnya iskemia subendo-
vator plasminogen- I (PAl- l)) tampak me- kard.
ningkat pada beberapa pasien dengan PJK.
Peningkatan insidensi PJK pada pasien Obstruksi tetap
homosistinuria, yang merupakan kelainan Efek stenosis aterosklerosis pada dina-
resesif autosomal, terjadi karena gang- mika aliran koroner sangat kompleks dan
guan pembekuan. dapat dipengaruhi oleh berbagai variabel
termasuk derajat keparahan lesi, kom-
lnfeksi pleksitas, panjang lesi, tonus v?iskular
lnfeksi oleh Chlamydia pneumoniae, koroner, tekanan pada lesi, titik per-
suatu organisme Gram negatif intra- cabangan pembuluh darah, turbulensi,
selular dan penyebab umum penyakit dan lain-lain. Pengurangan diameter
saluran napas, tampaknya berhubungan lumen >75% akan mempengaruhi aliran
dengan adanya penyakit koroner atero- koroner secara bermakna pada saat
sklerotik. istirahat, akan tetapi, pengurangan dia-
I I 2 Bab 8: Penyakit Janrung Koroner

meter lumen sebesar 30% saja sudah misalnya selama oklusi balon sebuah
dapat mengurangi aliran maksimal saat pembuluh darah dalam angioplasti
beraktivitas fisik. Pada praktik klinis, lesi koroner.
>50% pada arteriogram koroner dil<ata-
kan 'bermakna.'
F sura plak
Perubahan pola angina yang mendadak
Spasme arteri koroner dari stabil menjadi tidak stabil atau ter-
Perubahan tonus vaskular koroner me- ladinya infark miokard akut, biasanya ber-
lalui produksi nitrat oksida endogen hubungan dengan adanya fisura plak. Pada
dapat berperan banyak dalam salah satu titik dengan stres regangan tinggi
variasi 'ambang' angina antara satu pasien (misalnya pada batas akut arteri koroner
dengan pasien lain, dan pada satu hari kananl rigth coronary arrery (RCA)), dan
dengan hari lain. Banyak faktor me- seringkali dalam hubungannya dengan plak
modulasi tonus arteri koroner termasuk aterosklerosis minor, dinding arteri (lamina
hipoksia, katekolamin endogen, dan elastik internal) robek, dan konstituen
substansi vasoaktif, yang bisa dihasilkan trombogenik dinding arteri terpajan pada
dari platelet (misalnya serotonin, lumen (Gambar 8. l). Hal ini menyebab-
adenosin difosfat) atau dari endotel kan deposit platelet, pembentukan
(misalnya faktor relaksan endotel). trombus, dan penurunan aliran darah
koroner dengan cepat: maka satu lesi
minor dapat berkembang menjadi diseksi
Pembuluh darah kolateral
koroner dalam waktu beberapa menit
Adanya pembuluh darah kolateral mem- (Gambar 8.2a & b) dan terjadi oklusi
berikan rute alternatif perfusi miokard akut.
bila arteri koroner epikard mayor meng-
alami stenosis atau oklusi. Saluran ini
dorman dalam keadaan normal namun
dalam beberapa jam kolateral yang ada
mengalami dilatasi dan mengembangkan
karakteristik pembuluh darah matur. Angina stabil
Banyak faktor yang mempengaruhi Dengan diagnosis klinis nyeri dada dan
respons kolateral terhadap iskemia, gejala lainnya yang dicetuskan oleh
namun jelas bahwa aliran darah kolateral sejumlah stimulus (lihat di bawah), angina
dapat berkembang dengan sangat cepat, stabil hilang dengan istirahat atau peng-
hentian stimulus. Gejala dicetuskan oleh
iskemia miokard, biasanya muncul sebagai
akibat gangguan pasokan darah miokard
sebagai konsekuensi dari stenosis (baik
tetap atau dinamis) bermakna (>50%)
arteri koroner epikard. Pada angina stabil,
gelala bersifat reversibel dan tidak
progresif.

Angina tidak stabil


Terminologi 'angina tidak stabil' harus
dibatasi untuk mendeskripsikan sejumlah
Gambar 8.1 Fisura plak kecil pasien yang memperlihatkan angina
Angina: sindrom klinis I I3

kerusakan miokard minimal (minimal


myocardial damagelYlYlD)) menjadi
l<abur.

Iskemia tanpa gejala (silent


ischaemia)
Pengawasan ambulatori (Holter) pada
pasien dengan PJK sering menunjukkan
episode depresi segmen S-T yang lama
dan benmakna (> I mm). Episode ini ter-
jadi dengan atau tanpa gejala yang me-
nyertainya, dan terdapat bukti bahwa
terdapat kelainan metabolisme miolcard
yang reversibel (dibuktikan dengan pe-
mindaian tomografi emisi position/PET)
dan kelainan fungsi miokard (diastolik dan
sistolik) yang reversibel bahkan bila tidal<
ada gejala. Dikatakan bahwa episode
depresi segmen S-T asimtomatik
('isl<emia sunyi' (si/ent ischaemia))
mungl<in merupal<an pertanda episode
simtomatik yang terjadi l<emudian dalam
perjalanan alami penyakit. lskemia tanpa
(b)
gejala rnemperlihatkan variasi diurnal,
Gambar 8.2 (a) Drseksr arteri koroner. dengan frekuensi lebih tinggi pada jam-
(b) Histologr tahap awal drseksr koroner dengan
jam awal, dan dapat terjadi pada keadaan
alur darah masuk ke dalam dindrnq arierr.
disfungsi otonom (misalnya pada pende-
rita diabetes) atau setelah infarl< miokard.
dengan frel<uensi dan derajat keparahan
yang meningkat, dengan serangan yang Sindrom X
lebih lama dan hanya hilang sebagian Sindronr ini hanya untul< mendeskripsi-
dengan nitrat sublingual. Riwayat penyakit lcan pasien dengan gejala angina tipikal,
biasanya pendek (beberapa minggu) dan sering tidal< berkaitan dengan al<tivitas,
prognosis burul<; dengan l<emungkinan namun diprovolcasi oleh emosi, ansietas,
bermal<na untuk berl<embang menjadi atau memiliki l<aralcteristik diurnal,
infarl< miokard alcut atau l<ematian men- dengan arteri koroner epikard yang
dadak. Gejala berhenti dengan cepat normal pada arteriogram. Keadaan ini
seperti infarl< miol<ard al<ut, meslcipun kemungkinan memilil<i etiologi heterogen,
pembedaan dengan sindrom l<oroner namun tidak boleh digunakan untuk
akut risiko-tinggi menengah (misalnya pasien dengan gejala atipil<al. Pada
keadaan tidak adanya penyakit arteri ko-
i
roner besar, mikrovaskular kemungkin-
I meUs *.X Klasifikasi Angina I
an mengalami abnormalitas, baik dalam
j
io Angina stabil i
I
strul<tur maupun integritas. Tampaknya
i. Angina tidak stabil
I
!
ada hubungan antara hipertrofi ventril<el,
ir Slndrom X hipertensi sistemik, intoleransi glul<osa,
I .lnorna
I lr:*"_'i]_ ! dan resistensi insulin. Skintigrafi miokard
I 14 Bab 8: Penyakit jantung Koroner

mungkin abnormal pada pasien dengan (paling sering pada sisi kiri), rahang, atau
sindrom X. leher, dan lebih jarang pada epigastrium.
Angina cenderung menyebar dari aksila
Angina v*ian Pfinzmetal ke arah bawah menuju bagian dalam
Dideskripsikan oleh Prinzmetal pada lengan dan bukannya ke arah aspek
tahun 1959, 'angina varian adalah gejala lateral lengan, yang lebih khas untuk nyeri
angina saat istirahat dan elevasi segmen muskoloskeletal yang berasal dari tulang
S-T pada elektrokardiogram (EKG) yang belakang servikal. Gejala sensorik pada
menandakan iskemia transmural. Keada- lengan (rasa baal, rasa berat, dan hilang-
an yanS tidak biasa ini tampaknya ber- nya fungsi) sering didapatkan.
hubungan dengan adanya tonus arteri Nyeri angina berlangsung cepat,
koroner yang bertambah, yang dengan kurang dari5 menit, dan biasanya di-
cepat hilang dengan pemberian nitro- provokasi oleh aktivitas fisik, emosi,
gliserin dan dapat diprovokasi oleh ase- makanan, ansietas, perubahan temperatur
tilkolin. Angina varian dapat terjadi pada sekitar, atau merokok. Aktivitas fisik
arteri koroner yang strukturnya normal, dengan menggunakan lengan (misalnya
pada penyakit arteri koroner campuran mencukur, menggosok gigi) tampaknya
'tetap', atau dalam keadaan stenosis sangat potensial dalam memprovokasi
oklusif koroner berat. angina. Toleransi aktivitas dapat ber-
kurang saat berjalan sesudah makan
Riwayat klinis (nyeri post-prandial) karena dibutuhkan
Mendapatkan riwayat klinis yang baik peningkatan curah iantung untuk pen-
pada pasien yang menderita angina cernaan. Yang khas dari nyeri dada angina
pektoris merupakan dasar penegakan adalah serangan hilang dengan istirahat,
diagnosis yang akurat mengenai kemung- penghilangan stimulus emosionil, atau
kinan PJK. Hal ini terutama penting dengan pemberian nitrat sublingual.
karena sulitnya menegakkan diagnosis Serangan yang lebih lama menandakan
dari pemeriksaan fisik karena sedikitnya adanya angina tidak stabil atau infark
tanda klinis. Tanda khasnya adalah adanya miokard yang mengancam. Pada
nyeri dada. perempuan, serangan dapat lebih atipikal,
terjadi saat istirahat atau pada malam
Nyeri dada hari, dengan, pada saat lain, toleransi
Banyak pasien memberikan deskripsi aktivitas normal. Angina saat berbaring
gejala yang mereka alami tanpa kata (angina dekubitus) terjadi sebagai akibat
'nyeri': 'rasa ketat', 'rasa berat', 'tekanan', peningkatan aliran balik vena dan curah
dan 'sakit' semua merupakan penielas jantung, dan nyeri malam hari lebih
sensasi yang sering berlokasi di garis umum terjadi selama fase REM tidur atau
tengah, pada regio retrosternal. Petunjuk berkaitan dengan mimpi. Beberapa pasien
nonverbal, misalnya tangan yang terkepal dapat melewati periode nyeri (second
atau terlapak tangan yang diletakkan wind phenomenon) l<arena penggunaan
dengan kuat pada dada, membantu se- pembuluh darah kolateral.
bagai tanda tambahan dalam diagnosis.
Nyeri yang terlokalisasi dengan baik, Sesak napas
nyeri superfisial, dan rasa tidak enak Ansietas, berkeringat, dan sesak napas
dinding dada yang terasa nyeri pada pe- dapat terjadi bersamaan dengan nyeri
rabaan bukan tanda khas iskemia mio- dada. Kadang, sesak napas tanpa nyeri
kard. Gejala dapat terlokalisasi di lengan dada dapat terjadi pada pasien dengan
Angina: sindrom klinis il5

penyakit koroner berat atau berhubung- tentu merupakan tanda hiperlipidemia.


an dengan disfungsi ventrilcel kiri, sebagai Xantelasma (deposit lipid intraselular,
akibat dari peningkatan tekanan akhir- biasanya di sekitar mata) berkaitan
diastolik ventrikel kiri (left ventricular dengan kadar trigliserida namun sering
end-diastolic pressurelLYEDP) dan pe- didapatkan pada pasien dengan kadar lipid
nurunan tranSien komplians paru. normal. Xantoma tuberosa, tendinosa,
dan eruptif harus dicari di siku, lutut,
Gangguan kesadaran tendon Achilles, dorsum manus, dan
Sinkop jarang terjadi pada angina dan tempat lain karena merupakan tanda
apabila terjadi harus diwaspadai akan hiperlipidemia.
diagnosis lainnya. Rasa pusing atau pre-
sinkop yang berhubungan dengan palpitasi Tekanan darah sistemik
dapat mengindikasikan adanya aritmia. Peningkatan TD merupakan faktor risiko
penting PJK.

Tanda fisik
Denyut nadi
Bila riwayat klinis pada pasien dengan Denyut nadi sering normal pada pasien
angina merupakan kunci diagnosis, mal<a
dengan angina stabil. Selama serangan
pemeriksaan fisik sering tidak memberi-
akut, takikardia atau aritmia transien
kan hasil apapun kecuali bila gejala terjadi
(misalnya fibrilasi atrium (AF), takikardia
sebagai akibat satu kondisi lain selain PJK
ventrikel) dapat terjadi. Takikardia saat
(Boks 8.3). Pemeriksaan pasien selama istirahat atau pulsus alternans dapat
satu episode nyeri dada dapat membantu
mengindikasikan disfungsi miokard
dalam menunjukl<an adanya bunyi jantung
iskemik berat sebagai akibat infark
tambahan transien (bunyi jantung ketiga
sebelumnya.
(S3) atau keempat (S4)) atau murmur
(misalnya sekunder karena regurgitasi Tekanan vena
mitral (MR)). Normal pada angina tanpa komplikasi
namun tel<anan vena dapat meningkat
Stigmata hiperlipidemia sebagai akibat infark miokard sebelum-
Arkus senilis kornea dapat bermakna nya-
pada pasien usia muda, namun dapat
merupakan temuan normal pada pasien Palpasi prekordial
berusia lebih dari 40 tahun dan belum Apeks yang mengalami diskinesia atau
pergeseran letak dapat merupakan tanda
&cks S"3 Penyakit yang Berkaitan infark miokard sebelumnya dengan di-
dengan Angina Pekoris latasi ventrikel atau adanya aneurisma
ventrikel l<iri, selain itu pemeriksaan pre-
o Penyakit jantung koroner aterosklerotil<
. kordium normal.
Spasme arleri koroner
. Arteritis koroner (mlsalnya SLE,
Kawasaki)
Auskultasi
r Ektasra arteri koroner Selama serangan angina, penurunan
. Stenosis aorta komplians ventrikel menyebabkan pe-
. Regurgitasi aorta ningkatan tekanan atrium kiri dengan 54
o Kardiomiopati hipertrofik yang dapat terdengar. Ejeksi ventrikel
. Hipertensi paru primer yang memanjang dapat menghasilkan pe-
r Stenosis pulmonal 0arang) misahan paradoksal (terbalik) bunyi
e Stenosis mitral (iarang) jantung kedua (S2). 53 tidak umum di-
il6 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

dapatkan pada pasien dengan angina (sindrom Tietze) jarang terjadi. Nyeri
kecuali telah ada kerusalcan miokard se- dada sisi kiri lebih sering dikeluhkan
belumnya. lskemi otot papilaris atau ab- mungkin karena kebanyakan pasien sadar
normalitas konfigurasi otot papilaris (yang bahwa jantung mereka berada di sisi kiri.
dapat transien) bisa menyebabkan mur- Penyakit tulang belakang servikal dapat
mur akhir sistolik akibat MR ringan. Yang menyebabkan nyeri di atas dada ante-
menarik adalah murmur mid-diastolik rior, aksila, dan lengan, namun biasanya
yang terdengar pada batas sternal kiri disertai dengan keterbatasan gerak,
dan di apeks al<ibat stenosis arteri temuan klinis adanya penurunan per-
koroner proksimal. gerakan, kelemahan otot, dan hilang atau
bertambahnya refleks pada ekstremitas
Bukti penyakit vaskular lain atas.
Pemeriksaan fisik pasien dengan penyakit Nyeri gastrointestinal dapat menye-
koroner harus meliputi pemeriksaan babl<an kesulitan jika timbul sebagai
pembuluh darah perifer dan ekstrakranial bagian gejala angina, dan nitrat sublingual
untuk mencari adanya bruit atau denyut dapat menghilangkan spasme esofageal.
nadi yang hilang. Pulsasi abdominal Hubungan antara patologi gastrointesti-
abnormal dari pembentukan aneurisma nal (misalnya hiatus hernia, gastritis, ul-
aorta juga bisa didapatkan. serasi peptik, penyakit kandung empedu,
dan kolik bilier) dengan memakan
tffi ii l**r
rnakanan tertentu, adanya dispepsia, dan
hilangnya rasa nyeri dengan antasid,
semua membantu mengarahkan diagno-
Setelah mendapatkan riwayat klinis yang
al<urat, jarang ada keraguan bahwa pasien
sis ke traktus gastrointestinal. Keter-
sediaan endoskopi dan tes motilitas eso-
menderita angina. Nyeri dan penyebaran
fagus dapat membantu mengl<onfirmasi
yang khas, hubungan waktu dengan al<ti-
diagnosis.
vitas fisil< atau faktor pemicu lain, dan
hilangnya gejala saat istirahat atau nitrat
sublingual sangat khas. Nyeri dinding dada
biasanya terlokalisasi dengan jelas, talam,
singl<at, jarang terletak di garis tengah,
dan mungl<in postural. Jenis nyeri ini juga Elekrokardiogram istirahat
berhubungan dengan ansietas, rasa EKG istirahat yang normal tidak menying-
pusing, rasa lelah, napas terdengar berat, kirkan diagnosis angina, meskipun ter-
dan hiperventilasi (astenia neurosirku- dapat bukti infark miokard yang telah
latori atau sindrom Da Costa). Nyeri ada sebelumnya (gelombang Q, inversi
dan pembengkakan kartilago kosta gelombang T, LBBB). Sebaliknya, adanya
abnormalitas segmen ST-T minor (re-
polarisasi) umum ditemukan pada ke-
&olts S.4 Diagnosis Banding Angina
banyakan populasi dan belum tentu me-
. Nyeri dinoing dada nandakan penyakit l<oroner. Sensitivitas
Sindrom Da CosLa EKG istirahat (bila dibandingkan dengan
Sindrom Tietze arteriografi koroner) sekitar 50% dan
r Pleuritls
spesifisitas sekitar 70%. Perubahan re-
e Emboli paru
versibel pada EKG dasar yang terjadi saat
. Penyaklt tulang belakang servikal
r Patologi gastrointestlnal
episode nyeri dada (pergeseran segmen
S-T, inversi gelombang T) merupakan
Pemeriksaan penunjang |7
* ' -*---*-' -* - *- *' *"i

&mus S-a Pemeriksaan Penunjang pada B#k$ #"6 lndikasi Tes Latihan i
: Angina Sabil r Penilaian toleransi aktrviias objektif
i o EKG istirahat r
'

I
Terdapat gelala yang membatasi
!i" .' Hadlooralr aktivltas (nyeri dada, lelah, sesak
. . Radrogra[i LoraKs
Loraks
,EiKG aktivir.as napas, dan lain-lain)
i'l
i r +Ekokardiogram i
r Evaluasi respons hemodinamik
I . + Pindaian radjonukljda terhadap latihan
i . + Arteriografi koroner
r Dokumentasi perubahan segmen
i
L_,-_,___-_._'_,-,_-. *-*_.-_*_**_''-*_-,-.,,.-i S T yang terjadi selama latihan atau
masa pemulihan
tanda penyakit oklusif koroner. Perubah-
r Evaluasi aritmia yang drinduksi latlhan
r Dokumentasi hasil prosedur bedah,
an EKG yang luas dikaitan dengan prog-
PCI, atau terapl medrs
nosis yang buruk karena berhubungan r Straiifikasl risiko pascainfark
dengan penyakit koroner yang berat dan miokard akut
difus. r Tuntunan rehabllltasl pascainfark
miokard akut
Radiografi toraks
. SLJatifikasi nsiko pad" pasien
dengan kardiomiopati hipertrofik
Radiografi toraks biasanya normal pada
pasien dengan angina. Pembesaran
jantung dan/atau peningkatan tekanan vena I

dapat menandakan adanya infark miokard Selks &.7 Kontraindikasi Tes Latihan
i

atau disfungsi ventrikel kiri sebelumnya. stalril


I

'r Angina tidak I

Kadang, adanya aneurisma ventrikel kiri Perlkarditis akut


menyebabkan pembengkakan khas atau r Miokarditis akut
kalsifikasi dalam bayangan jantung 'r Tekanan darah tidak terkontrol
(Gambar 8. 18) namun temuan radiografi Gaga] jantung
.r Stenosis aorta kritis
ini kadang tidak dapat diandalkan.
r Arilmia ventrikel berlanjut
r Blok atrioventnkel derajat tinggi
Tes latihan o Penyakil sislemik akul
Tes latihan teadmill penting dalam pe-
meriksaan penunjang pasien dengan nyeri
dada. Pemeriksaan ini harus dilihat lndikasi dan kontraindikasi tes latihan
sebagai perluasan alami dari pemeriksaan dicantumkan dalam Boks 8.6 dan 8.7.
klinis, dan memungkinkan pengambilan Tes latihan harus diawasi oleh dokter
keputusan kebutuhan invasif lebih lanjut atau tenaga medis yang terlatih dalam
(arteriografi koroner). Tes latihan yang pemberian bantuan hidup lanjut di area
maksimum, dibatasi gelala dan dengan yang dilengkapi dengan fasilitas resusitasi
pengawasan ketat menggunakan protokol lengkap. Protokol latihan harus dapat di-
standar memungkinkan stratifikasi risiko aplikasikan pada berbagai pasien, ter-
kejadian kardiak masa datang. masuk anak-anak dan manula, serca me-
Sejumlah parameter dievaluasi selama mungkinkan ambang aerobik dicapai
tes, dan meskipun terdapat penekanan dalam beberapa menit. Tersedia sejumlah
pada perubahan EKG, keadaan pasien, protol<ol, namun dalam praktiknya
gejala, TD dan respons denyut jantung, modifikasi protokol Bruce paling banyak
serta jumlah kerja yang dicapai penting digunakan di pusat-pusat kesehatan
dalam menentukan prognosis. (Tabel 8.1). Pada kebanyakan laborato-
lt8 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

Prctokol Bruce penuh (standar)


Tahap Kecepatan (mph) Gradien(%) Durasi (men)

I 1,7 10 3
I 2,5 12 3
n 3,4 14 3
iV 4,2 16 3
V 5,0 18 3
VI 5,5 20 3
VI] 60 22 3

Protokol Bruce dimodifikasi


Tahap Kecepatan (mph) Gradien(%) Durasi (men)

r 1,7 0 3
II 1.,7 5 3
il 1.,7 10 3
M 2,5 12 3
v 3,4 14 3
vt 4,2 16 3
vII 5,0 18 3 Tabel 8.1 Protokol ies
stres latlhan.

rium-latihan digunakan treadmill bukan- begitu pula dengan waktu yang diperlukan
nya sepeda ergometri sebagai stimulus untuk normalisasi.
latihan. Treadmill memiliki keunggulan Pada pasien dengan PJK, iskemia
karena berada di bawah pengawasan miokard direfleksil<an dengan depresi
supervisor bisa menghasilkan kadar segmen S-T, yang sering terlihat pada
aktivitas tercapai yang lebih tinggi. lead dengan gelombang R tertinggi
Latihan fi sik menghasilkan peningkatan (biasanya V5). Kriteria untuk depresi
kebutuhan oksigen miokard (MVO2), segmen S-T 'bermakna'
yang akan memprovokasi angina pada merepresentasikan kompromi antara
pasien dengan PJK bermakna. Selama sensitivitas dan spesifisitas (Gambar 8.3).
latihan dinamik, peningkatan MVO, ber- Sebagian besar mendefinisikan positif
kaitan secara linear dengan peningkatan sebagai depresi segmen planar
curah jantung yaitu terutama akibat pe- (horizontal) atau menurun > I mm yang
ningkatan denyut jantung. TD meningkat diukur 80 mdet setelah titik J (Gambar
selama latihan, dan terutama peningkatan 8.4). Perubahan morfologi gelombang T
TD sistolik. Kedua hal ini (denyut iantung dapat diprovokasi oleh pernapasan atau
puncak x TD sistolik puncak) berkorelasi perubahan postur dan tidak pasti
baik dengan MVO, puncak. EKG l2 lead menandakan iskemia miokard. Begitu
harus direkam selama latihan dan setelah pula, depresi titik J menyertai takikardia
penghentian tes pada interval hingga karena pemendekan interval regurgitasi
denyut jantung dan TD kembali ke pulmonal (pulmonary regu rgiutionlPR)
tingkat pretes. Perubahan EKG yang dan repolarisasi atrium. Aberansi yang
terjadi selama periode pemulihan (sesuai tergantung denyut merupakan indikator
dengan waktu hutang oksigen) merupa- iskemia yang tidak dapat diandalkan. Be-
kan indikator yang sensitif adanya PJK, berapa pasien memperlihatkan elevasi
Pemeriksaan penunjang I l9

+----->
Anqioqram neqatif Tingkat skrinlng 1 mm
Tingkat skrining 1,5

,o
mm
I

l
I
6
I
I Angiogram positif

[]
I

i' .
Depresi,,segl4gn, $-t Gambar 8.3 Hubungan
,
l'
t
: , ,t,

,i
antara sensittvitas dan
3
spesifisitas depresi segmen
il --;!d";;J
j
S-T pada tes latihan.

:"
,1
-"" - - '
i m*ks *.9 Alasan Penghentian Tes S$iqs #,'t Penyebab Hasil Tes Latihan
Latihan 'Positif Palsu'
o Timbulnya gejala (nyeri dada, sesak o Hipertensi sistemlk
napas, lelah) o Stenosis aorta
o Tekanan darah sistemtk turun r Kardiomiopati
o Insufisiensi slrkulasi perlfer r Prolaps katup mitral
(klaudikasio) r Preeksitasr
r Antmia berlanjut (misalnya . Hiperventrlasi
takrkardia ventrikel) . Hipoglikemla
e Blok jantung simtomatik o Hipokaiemia
. Kegagalan alat treadmill atau EKG o Digoksin
r Diagnosis pergeseran segmen S-T . Anemia
. Denyut jantung atau derajat latihan . Regurgitasl mitral
target tercapal . Regurgitasi aorta
o Peningkatan tekanan darah ekstrem !
L.*__,_
>2!0 mmHg)
L(rl.:?l'k
Pencitraan radionuklida tidak selalu di-
segmen S-T,'pseudonormalisasi' ge- perlukan dalam pemeriksaan rutin pasien
lombang T terbalik, atau peningkatan am- angina, namun dapat berguna pada
plitudo gelombang R, semuanya dapat di- kelompok teftentu (Boks8. l0). Pasien
provokasi oleh iskemia. menjalani latihan dengan protolcol
Alasan penghentian tes latihan di- standar dan radionuklida (misalnya 20lTl
cantumkan pada Boks 8.8. Sejumlah atau eemTc-sestamibi) yang disuntikkan
keadaan lain dapat menyebabkan per- ke dalam vena perifer, yang kemudian
ubahan repolarlsasi pada latihan (Boks diambil oleh miokard yang terperfusi.
8.e). Pasien kemudian dipindai menggunakan
kamera gamma dan satu seri pencitraan
tomografi (single photon emission com-
Skintigrafi radionu klida p ute d to m ographylSPECT) yang di rekam
I 20 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

liiil,ii

Gambar 8.4 (a) EKG 12 tead (lstlrahat) (b) EKG 12 lead (latihan) menunjukkan depresr segmen S'T
inferolateral.

ini kemudian dibandingkan dengan seri sibel dapat didemonstrasikan dan dilo-
kedua saat istirahat yang direkam dari kalisasi. Berikan perhatian pada detil
sudut yang sama (Gambar 8.5). Maka teknis dan interpretasilah citra dengan
area iskemia dan/atau infark yang rever- teliti, hati-hati pelaporan berlebih jika
Pemeriksaan penunjang l2t

I mmks g.a* lndikasi Pencitraan Stres


i
i Radionuklida i

o Pasien trdak mampu melakukan


latihan
r Pasien dengan konduksi abnormal
pada EKG istirahat (misalnya LBBB)
o Peniiaian rskemia miokard regional
pada pasien dengan lesi arieri koroner
menengah
r Stratifikasi risiko akurat pada pasien
dengan penyaklt arten koroner atau

Gambar 8.5 Skintigrafi radionuklida mengguna


kan thalium dan adenosin sebagai agen pemicu
stres: (a) saat istlrahat; (b) redistribusl; dan (c)
jetak reinteksi. dur/juta di Perancis dan 644 I prosedur/
juta di Jerman.
ingin menghindari 'positif palsu'. Stres far-
o Di AS, sekarang lebih dari 1,5 iuta
makologis menggunakan berbagai agen angiogram dilakukan setiap tahun,
dapat membantu pada pasien yang tidak sementara di Eropa laju pemeriksaan pe-
mampu melakukan latihan (misalnya ade- nunjang dan terapi PJK tampaknya statis
nosin, arbutamin, dobutamin, dan dipiri- (Gambar 8.6).
damol). Arteriografi koroner, meskipun me-
rupakan pemeriksaan penunjang invasil
merupakan prosedur berisiko rendah
Ekokardiografi stres
dengan morbiditas sebesar 0,8% dan
Lihat Bab 3.
mortalitas 0,12% pada pasien elektif.
Komplikasi lebih tinggi pada pasien yang
Arceriografi koroner tidak stabil, pasien dengan penyakit katup
Arteriografi koroner saat ini merupakan aorta tambahan dan dalam keadaan infark
satu-satunya metode yang menggambar- miokard akut atau syok kardiogenik.
l<an anatomi koroner dengan akurat. Arteriografi koroner paling sering dilaku-
Kebanyakan studi klinis bergantung pada kan menggunakan pendekatan femoral
demonstrasi anatomi koroner untuk perkutan, teknikJudkins, di mana kateter
menentukan prognosis, dan arteriografi dimasukkan secara retrograd ke dalam
merupakan suatu keharusan yang di- ventrikel kiri, dan masing-masing lce
butuhkan sebelum CABG atau angioplasti dalam kedua cabang arteri koroner ber-
l<oroner. gantian. Pendekatan alternatif dilakukan
Di lnggris, jumlah kardiolog dan ke- dari arteri brakialis, akses didapatkan
tersediaan laboratorium kateterisasi yang dengan memotong (modifikasi teknik
relatif sedikit membatasi jumlah arterio- Sones) atau menggunakan rute perkutan.
gram koroner yang dilakukan setiap Anatomi koroner bervariasi pada
tahun. setiap pasien. Terdapat dua arteri koro-
o Tahun 1998, diperkirakan 1429 ner, kiri dan kanan (Gambar 8.7). Segmen
prosedurijuta populasi dilal<ukan di pertama arteri koroner kiri, batang kiri
lnggris, bandingkan dengan 3584 prose- utama, merupakan trunkus komunis yang
122 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

Gambar 8.6 Penyakit


lantung koroner:
pemeriksaan penunjang dan
terapi di Eropa.

biasanya dikombinasikan dengan ventri-


kulografi untuk menilai fungsi sistolik
ventrikel dan abnormalitas gerakan
dinding.
lndikasi penilaian invasif akan berbeda
dari satu pusat ke pusat lain, namun ada
konsensus umum bahwa arteriografi
koroner diindikasikan pada beberapa ke-
lompok pasien (Boks 8.1 l).

Klinik nyeri dada 'akses terbuka'


Gambar 8.7 Anatomi koroner (RCA, arteri
koroner kanan; LAD, anierior desenden kin; Beberapa tahun terakhir, banyak klinik
LCx, sirkumfleks krri). menawarkan akses terbuka untuk peme-
riksaan pasien dengan nyeri dada. Pasien
terbagi menjadi: cabang anterior, ante- ditangani oleh tim yang berdedikasi
rior desenden kiri (/eft anterior descen- (termasuk kardiolog atau dokter, tel<nisi,
dingLAD), dan cabang posterior (sir- dan perawat), yang akan melakukan
kumfleks kiri). RCA biasanya tidak me- anamnesis, tes latihan treadmill, skrining
miliki cabang utama, namun memasok faktor-faktor risiko, dan menyarankan
arteri nodus AV dan arteri desenden modifikasi faktor risiko. Dokter umum
posterior pada 90% kasus (anatomi kemudian diberitahu mengenai pilihan
dominan kanan). Pada sisa l0% pasien, terapi yang disarankan dan l<ebutuhan
arteri desenden posterior muncul dari pemeriksaan penunjang lebih lanlut.
sirkumfleks kiri (anatomi dominan kiri). Dengan keberhasilan klinik-klinik ter-
Terminologi'penyakit tiga pembuluh sebut, terjadi peningkatan kebutuhan
darah' merujuk pada keterlibatan ketiga akan fasilitas dan tenaga yang mampu
cabang utama (yaitu LAD, sirkumfleks melakukan kateterisasi jantung dan
kiri, dan RCA). Arteriografi koroner revasku larisasi koroner.
Tatalaksana medis 123

koroner belum ada, namun terdapat


S*!m #. [ $ lndikasi Arteriografi
hubungan saling terkait yang jelas antara
Koroner
obesitas, hipertensi sistemik, dan abnor-
. Gejala penyaklt arteri koroner meski- malitas lipid. Karena pasien yang berhenti
pun teiah mendapat terapi medrs adekuat merokok biasanya bertambah berat
o Penentuan prognosis pada pasien badan, mereka harus diberitahu bahwa
dengan penyaklt arteri koroner
risiko jantung mantan perokok yang
o Nyeri dada stabll dengan perubah
kelebihan berat badan lebih kecil secara
an iskemik bermakna pada tes latihan
o Iskemia reversibel luas pada bermakna dibandingkan perokok kurus.
plndalan perfusi mrokard
r Pasien dengan nyeri dada tanpa Olahraga dan gaya hidup
etiologi yang jelas Olahraga teratur menurunkan risiko PJK,
. Sindrom koroner tidak stabil dan dikaitkan dengan gaya hidup yang
(terutama dengan pemngkatan troponin
lebih sehat. Olahraga memiliki efek kar-
T atau I)
r Pascainfark mlokard nongelombang O
dioprotel<tif dan terapeutik pascainfark
o Pascainfark miokard gelombang O miokard akut.
pada pasien rlsiko tinggl (ditentukan
dengan tes latrhan atau pemindaran Terapi spesifik (lihat Boks 8.12)
perfusl miokard)
. Selamat dari kemaiian mendadak Aspirin
o Paslen dengan arltmia berlanlut atau Semua pasien dengan angina harus men-
berulang (misalnya takikardia ventrikel) dapatkan aspirin kecuali bila terdapat
. Gejala berulang pascaintervensi kontraindikasi khusus. Variasi dosis di-
koroner (PCI atau CABG) gunakan pada berbagai sttidi, namun dosis
n Pada pasien yang menjalani kecil 75 mg per hari adekuat dan jarang
pembedahan penyaklt katup jantung
berhubungan dengan efek samping
o Sebelum pembedahan koreksr gastrointestinal. Aspirin menurunkan
terhadap rnfark yang berhubungan
densan defek septun ventrikei atau
derajat adhesi platelet dan memper-
ruptur otot papllaris al<ibat infark panjang waktu perdarahan. Klopidogrel,
o Pada pasren dengan gagal lantung meskipun mahal, merupakan agen platelet
di mana etiologi tidak jelas yang lebih poten dan sesuai untuk pasien
r Untuk menentukan penyebab nyeri yang intoleran atau alergi pada aspirin.
dada pada kardromiopati hipertroflk Obat ini digunakan secara luas dalam
intervensi l<oroner perkutan (lihat hal.
r 33).
Tatalaksana medis
Nitrat
Umum Mekanisme kerja nitrat bersifat kompleks
Merokok dan meliputi penurunan preload karena
a-__--_--___--*-____
Bukti epidemiologi menunjukkan bahwa
risiko infark miokard pada pasien yang ir
#mkx &. i2 Teraoi Medis oada
menderita angina berl<urang bila berhenti
Angina Stabil
merokok (lihat hal. 108).
ti
!^1
:

i 'r Aspirin
i Penyekat B
Diet dan penurunan berat badan ! o Antagonis kalsium
Bukti bahwa penurunan berat badan per i . Nikorandil
i
I r t Terapl penurun lipid
se mempengaruhi penurunan risiko
124 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

pengumpulan darah di pembuluh darah tidak terlalu dimengerti, umum terjadi


vena kapasitans, penurunan afterload bila tidak ada periode bebas nitrat selama
dan penurunan TD sistemik, dilatasi paling tidak 8 jam setiap 24 iam.
koroner epikard secara langsung pe-
ningkatan tekanan perfusi koroner, dan Penyekat B
redistribusi aliran darah miokard. Nitrat
Obat-obatan penyekat B tetap merupa-
luga meningkatkan aliran darah kolateral kan dasar terapi obat pada angina,
miokard.
meskipun dalam beberapa tahun terakhir
Tersedia sejumlah preparat nitrat ter-
antagonis kalsium memberikan pengaruh
masuk sublingual, bukal, oral, transkutan,
bermakna dan sekarang digunakan se-
dan sediaan intravena (Tabel 8.2).
bagai monoterapi pada sejumlah pasien.
Nitrat sublingual tetap merupakan Obat-obatan penyekat B merupakan
salah satu bentuk obat yang efektif dan
penghambat kompetitif dalam pengikatan
tidak menyusahkan untuk serangan angina katekolamin pada reseptor B. Obat-
akut. Semprotan aerosol terukur me- obatan ini menurunkan MVO, dengan
miliki keuntungan dengan masa simpan dua cara: (i) kerja langsung pada miokard
3 tahun, sementara tablet GTN memiliki
menurunkan tekanan sistolik LV, dan pe-
masa simpan hanya 2 bulan yang dapat ningkatan laju tekanan (6p/6t) (yaitu
diperpanjang hingga 6 bulan dalam pen- kontraktilitas), dan (ii) penurunan nilai
dinginan. Keunggulan sediaan tablet 'produk ganda' (denyut jantung x TD
adalah tablet yang setengah mencair sistolik) sebagai respons pada saat latihan/
dapat dikeluarkan dari mulut begitu stres fisik. Obat-obatan penyekat B
serangan berakhir, sehingga mengurangi efektif dalam menurunkan frekuensi dan
efek samping sakit kepala, flush, dan rasa derajat keparahan serangan angina serta
pusing postural. Efek samping dapat memperbaiki prognosis dengan mengu-
diminimalkan dengan memakan obat rangi insidensi serangan jantung mayor.
sambil duduk. Banyak pasien tidak di- ' Pemilihan sediaan penyekat 0 yang
berikan instruksi yang cukup mengenai tepat tergantung pada sejumlah faktor,
penggunaan nitrat, yang dapat dan harus antara lain dosis, kardioselektivitas, dan
diberikan baik untuk profilaksis dan efek samping. Efek samping yang cukup
menghilangkan serangan angina begitu kuat yang bisa menyebabkan penghentian
timbul; bila digunakan dengan cara ini pengobatan terjadi pada 5- I 0% pasien.
efeknya dapat bertahan hingga I jam. Penyekat B dikontraindikasikan pada
Pemberian nitat sublingual dapat berguna pasien dengan obstruksi saluran napas
sebagai tes diagnostik untuk membeda- berat, blok atrioventrikel derajat tinggi,
kan angina dan penyebab nyeri dada lain. atau penyakit vaskular perifer berat.
Kadar puncak obat ini terjadi dalam 2 Banyak karakteristik sekunder lain
menit dengan waktu-paruh plasma 7 dari penyekat B (misalnya aktivitas agonis
menic 75% pasien mengalami perbaikan parsial, aktivitas stabilisasi membran, dan
gejala dalam 3 menit dan 15% lainnya kerja anestesia lokal) tidak terlalu me-
dalam l5 menit. miliki kepentingan klinis. Solubilitas lipid
Mononitrat kerla paniang telah di- yang rendah bermanfaat, sehingga sulit
gantikan oleh dinitrat karena bioavaila- melintasi sawar otak darah dan menurun-
bilitasnya yang lengkap tanpa kerugian kan kemungkinan timbulnya efek samping
metabolisme lintas-pertama hati yang SSP.
ekstensif. Toleransi terhadap nitrat kerja Sediaan yang umum digunakan di-
panjang, yang merupakan fenomena yang cantumkan pada Tabel 8.3.
Tatalaksana medis t25

rl

A A^^ ^G6^
=XOO@.-@*@
"'ooo\-N
'
x ,.
x- /- X * * X X x
9?^o:tso,oE'?o
*=-ccc
.^trOOOO
s@!oooo@
ON+-N
(! o@so@
tt oN@so@rN604 o-
(g 1 10-N- o@ =air-rr
ooo-oo--@
auaauuaqqaa

fJ
'=J!
=fit
.:? n

6 qo .9
=cGd -
c.:.:t:d
-.-^ c
e FI=
!-:v.Y
p .geg s d

9, 6s= ?Pp ? .a
@^:'Lr':oooo o
o Y-o ss SSSP S
cr
O
u5 @
N N
T
@ .-
.',i J+ J+ JO: E o
N
G

= O
a
d
d
o
6 o
p"

0 b.d ;
o E a.
?e co -j
bm.Y 6g o
o
o --A
dd-d
o
a
5 ocoo: EE OOcia< O
o
6
p.
E
o
d E[ !
J L A
t'
P6 ^€E .j
6i.-+!-62 g ! ho€ d
"q
o
2i ze 3 :fic
a

ib Rz E ; r!=E d
B, :o ir 0 "E ;.0
c(d
t')
.?.
J.= E; .=
.<i 3 -
€iE
F--U
d
t)

fr-.
(d

d Eg"-=E=H
t2s iE-tE 5€FE F€5
!ll>
d

d 5 qq3 H: €-8€ E id
2 c) rVtVA d.2 c)14 l4 14 u
ou
d- d
de
d a t1

d tr
9E
o..q d
d o d
17 p.
Q o !h o
d 'd E o]
'd 5 -o, N
(! €o .a 5g d
o a
o
@
6 q)
6 o o €
z @ @ *O
F
126 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

664666c6=oo
sNN@ONoi:No
x x x xl. x^ x x., x x
brt))bb*bo)-l)O
FFEEE'EEE'EE
O@OO-OOOO
@N.OxSN@@-
fi-6O@OrOo
___ d
6
-a
6<r@OorNO<$$
si <oojo--_+oN o
aqHaqQQqqa E
cd

'd g
a c

n^;d
5a 466 6
pt!-F=6-:
(udddcd H
6
H (u .!J (u d
-C-q3c?!;c^
.-o.-co9x-o.: a
q-q.-.-.- -Y"t)
6dod:oi l<
6cbjrr-<i]!F
O--O- d
OFULA;OL
ooxooooxo.g
cY ,:
Lbqbbb-5
OEO O
NOVOOO,^A
'_AONO@N:.1 $O
,-Nm-ON@
ol ol,^l
OOOOOOO'1 OO o
VN_N6$@N@N
d
a,
E
a
q
6 gsgs d
odQd
515 isblStiSb-bl5S
::c:c:ctrb: 6
oa *^qoFo:ooc:
a= ErtZE4Z&::Fc< 4
a

d
,ld !o
a
OJ: g
ic
dt 6
p.
E
!4u O
'd
5',
q
6 .j
d
.q
O
@
A1
o d
c)
.A
d
b)

o d
@
'o
!C
!o ;6
b)

t'l
e;3
OO

::5'a )@
Er
F>'-.E* 9ci-
3 ca
G -H-oq"i
19:o.dil=9tu
c !? o c.d o in _* a.= dJ o
(B .)oJqgoog-oa du O
2 @FL4F-mOF>mCA p.
9E c
O
p.
o
Jtr
(6
g E=-Eoo o
'd;iaE-9=6- o9
(g ;:c.dF9H:q9 cd

(6
*F3ps:a;iie
up.:di=--._ '. d o q
H g0)
2 <<mJ>ZOo.o-F *O
F{
Tatalaksana medis 127

Antagonis kalsium angina. Properti antagonis kalsium sangat


Antagonis kalsium merupakan kelompok berbeda (Tabel 8.4).
obat heterogen yang menghambat salur-
an arus lambat, yang digunakan ion kal- Terapi penwun lipid
sium untuk memasuki sel untuk memulai Peningkatan kolesterol darah merupakan
kontraksi otot polos dan konduksi intra- faktor risiko penting untuk PJK, namun
kardiak. Maka, pemberian penyekat salur- harus dipertimbangkan pula dalam
an kalsium menghasilkan relaksasi otot konteks faktor risiko lain sepefti me-
polos, menurunkan afterload, dan me- rokok, peningkatan TD, dan kurangnya
miliki efek langsung terhadap tonus vaso- olahraga. Dengan diet rendah lemak dan
motor koroner, sehingga mengurangi penurunan berat badan sala sejumlah
spasme afteri koroner. Antagonis kal- pasien menunjukkan perbaikan yang
sium tidak terlalu mempengaruhi pem- signifikan, namum hingga 40% pasien
buluh darah vena kapasitans. Semua anta- membutuhkan terapi penurun lipid tam-
gonis kalsium bersifat inotropik negatii bahan; terutama pada pasien dengan
yang dalam praktik klinis efek ini dapat riwayat keluarga PJK. Pasien yang telah
ditutupi oleh efek vasodilator. Terdapat menjalani prosedur revaskularisasi harus
keprihatinan mengenai kemungkinan diterapi dengan agresif karena terdapat
peningkatan mortalitas kardiak bila pasien bukti jelas bahwa fungsi tandur alih jangka
hipertensi atau pasien dengan PJK di- panlang setelah CABG dan tingkat re-
terapi dengan nifedipin. Menurut se- stenosis setelah angioplasti koroner
lumlah studi, jelas harus dihindari peng- transluminal perkutan (PTCA) dapat
gunaan nifedipin sebagai monoterapi membaik dengan terapi penurun lipid.
tanpa penyekat B konkomitan. Diltiazem The Standing Medical Advisory Com-
ditoleransi dengan baik dan mungkin me- mittee di lnggris mengatakan 'bahwa
rupakan antagonis kalsium generasi- statin yang merupakan kelompok obat
pertama yang digunakan dalam terapi penurun lipid yang paling efektif harus

Nama obat Nama dagang Dosis Harga*

Amlodipin Istin 5-10 mg (om) 111,85 (5 mg x 28)


Diltiazem Adizem, Angitil, Dilzem, 60-120 ms (rid) 17,50 (60 mcr x 100)
Slozem, Tildiem, Vlazem XL

Felodipin Plendil 5-10 mg (om) f8,12 (5 mq x 28)


Nicardipin Cardene 20-40 mg (rid) e8,38 (20 mg x b6)
Nifedipin Adalat, Adipine, 5-20 mg (bid atau trd) 17,74 (A mg x g0)
Angioplne, Cardilate,
Coracten, Fortipine LA, Tensipine
Nisoldipin Syscor 10 40 mg (om) fl9,36 (10 mg x 28)
Verapamil Cordllox, Securon, Unrver 80,120 mg (rid) e0,33 (40 mg x 20)

* Harga untuk preparat termurah.

om, tiap pagl; bid, dua kali sehari; tid, tiga kali sehari

Tabel 8.4 Antaqonis kalsium


r28 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

diberikan untuk pasien yang menderita Terapi obat 'berjenjang' dalam


angina dengan kolesterol total 5,5 mmol/ tatalaksana angina stabil
L atau lebih. Untuk orang-orang tanPa Semua pasien harus diterapi dengan
gejala PJK, yang memiliki kadar kolesterol aspirin 75 mg per hari. Untuk episode
tinggi, terapi dengan statin hanya diberi- angina yang sangat iarang terjadi, nitrat
kan pada pasien dengan risiko serangan sublingual cukup membantu. Kebanyakan
jantung mayor (infark miokard atau pasien membutuhkan terapi dengan
kematian mendadak) sebesar 3% per penyekat B kardioselektif, atau antagonis
tahun atau lebih, karena kolesterol yang kalsium. Pada l0-20% pasien, dibutuhkan
tinggi saja merupakan prediktor lemah obat tambahan dalam bentuk nitrat oral
risiko koroner. Tabel Sheffield untuk kerja panjang atau antagonis kalsium yang
pencegahan primer PJK memperlihatkan ditambahkan pada penyekat B. Pasien
bahwa kolesterol serum dalam kaitannya yang resisten mungkin membutuhkan
dengan faktor-faktor risiko lain yang 'terapi tripel' (penyekat F + antagonis
mencakup risiko PJK 3% per tahun harus kalsium + nitrat) atau 'terapi kuartet'
diterapi dengan statin (Gambar 8.8) ('terapi tripel' + Nicorandil) yang mem-
Klasifikasi hiperlipidemia dan algoritma butuhkan penelitian revaskularisasi.
terapi sederhana diperlihatkan pada
Tabel 8.5, dengan perubahan lipid serta Tatalaksana medis angina tidak
lipoprotein yang diharapkan pada Tabel srabil (lihat Boks 8.13)
8.6. Berkaitan dengan risiko dini infark
miokard akut atau kematian mendadak,
Obat lain pasien dengan angina tidak stabil harus
Nicorandil merupakan alternatif terapi dirawat di rumah sal<it, diberikan aspi-
yang bermanfaat dalam terapi angina, rin, heparin (baik yang merupakhn ienis
biasanya dalam kombinasi dengan obat tidak terfraksi atau berat molekul rendah
lain. Penyekat saluran kalium ini me- (LMW)) dan nitrat intravena, serta peng-
relaksasi otot polos serta menyebabkan obatan antiangina oral tambahan, dengan
vasodilatasi arteri koroner. Efek samping pertimbangan untuk pemeriksaan penun-
sama dengan nitrat oral. jang invasif dini dan revaskularisasi. Data
Tanpa adanya gangguan fungsi ven- awal menunjukkan bahwa antagonis ll/
trikel l<iri, penghambat enzim pengkon- llla antiplatelet kuat (misalnya Abciximab,
versi angiotensin (ACE) tidak memiliki Eptifibatide, Tirofiban) berperan penting
peran dalam terapi angina. Yang menarik, dalam terapi pasien dengan angina tidak
penghambat ACE ternyata menurunkan stabil dan infark miokard nongelombang-
risiko jangka panjang perkembangan Q, serta menurunkan risiko intervensi
angina pektoris atau kematian mendadak
pada pasien dengan disfungsi ventrikel
kiri. I

I mffi[cs #. {3 Terapi Medis pada Angina


Terapi sulih hormon (TSH-hormone
Tidak Stabil
replacement therapy [HRT]) menurun-
kan risiko infark miokard akut dan ke- . Aspirin
matian mendadak jantung Pada
. Heparin (LMW)
perempuan pascamenopause. Semua . Nitrat intravena
perempuan dengan riwayat penyakit
. Antagonis kalsium
koroner, atau yang memiliki faktor risiko
PJK lain, harus mendapatkan TSH kecuali
bila ada kontraindikasi spesifik.
Tatalaksana medis 129

;ffi
'tl

fl TC,: HDI* r,

.DIABiEYSS

{]sit 40 Ehwi 'P6Fkoh


z,t0 .2!0
, :40 ,t6 ffi
'rga JS

1t0 10
l1€o
l?fl .6 170
6 rao fi,, t,16! 1m
F tr, ' ,sd
tsr
r 140 140 140
134 i3o 10 13n

'q0 irn lg
,1lt
:a 9101112 q 115, u.r $ .4t.6: t ,:t:.Sj,9 :t0 11 jA
mtfitL ;ufiil,l9,1l.,
usi*60t{hun Eufrr; {sta $0 lattff
.:,u0 i?td .,rrr,fatb
200 2ql ,1 ;tito
,ts
': iis
.i,
190

1m 1iq 1&
,- 1t0 1. 1) ;':;.lro
n, 160 1S Orm
: l5S
' tbo
'va 140 t,t r 1s
'$a x30 m
. 120
, .tg
110
, rl1b
l f ,i I .4 l 9rJ,,Si.e'rr1o il,la I A b,g.:tg g t0lit1,
. {6: {iDL ' l{9i::H}r
eurr*ipePtir* ,?1ft
t1l 210
, 20s
rrsft

,', tw rs0 im
' ,t80 ,iw
180

. , 1:tt ,@1,
17p
1&l
E r't* :190

E* ts . 15C

t4{ :140
140
l3! 13t
'40
I l2\3 12

!:10 11"0
g lt1f1!
a'
!C i HDI

?$ rabotrl ?ef,lprt t.;r,' rP*p peii*O!], rl UsE ?0 tal4! F*rdkql


?xo 21o1*:
t':ot 2oo.l
, 19! '

r80 lE!
110 1tq, l.r, :' r?b

ff*o
E rst
,1Bo

ffi
ff
E"
,ro
tso
140 140
130 139

r.ffi"*'n
!2p 120
110 110
31,4 6 r? ,* rg .lKlill u
KimL: Tbiijt!l:'I.

(a)

Gambar 8.8 Grafik prediksl risiko koroner: (a) taki laki, (b) perempuan
I 30 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

(b)

Gambar 8.8 Jartutan


Tatalaksana medis 13 I

o
-Ho
d@
oO d
F!
:40 so
E*=
G-a
o.69 a,

=E,E
ci
b
di6
@
o E
o
o o.
FeA
i1 Y) :l
a
o
d:o
a O
6
Io
6x.a
ohi d
-u=t1 d e
o
q E-6H€ d
'd
d
d
d
,! =Xo.iri
=;?, d 0.
;6!?6
oi39o
!
o
(d
d
odEo cd d
ctr*tr
ooxo c E
o
cd
trtr;ic
od:!d
a
d cd
(5 XX m X

d
*
c)
q
6
U)
i5+
;
F
h
+Z+++i
o
()
q
0)
o
M

dvt
dtr
EO tJ) o
trQ O-OO
O6OO
69 Fb
6 !'!b$*'
D

u
^d-dcd-o--G
rEOC-a@LOtr
UP
co
hi tr
CO
!3
dO :o
UB -3
-O cO
tr3
HO
tr br OE =8
OE cc6 Od oG
o
E
p.
(!5 3F= E_C
:t
d
o.
'69 O s g w Q .- -c6
Jo-m oor

=e E* C
iO Ab o c6
OY cii
VE :t< S* tr5 c
o
O

g
o E
trd a
d
o,o
oq SZ
e.* b
cd
o:/ q)
Ed tj
!(d
F
132 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

Lipid (% perubahan)

Kolesterol Trigliserida

Statin .lzo-33v0 Jto-so.t I2E-+Evo T2*7ao/"


Fibrat Ito-zov" Jeo*so,/, Iza-zsv" Tto-25v"
Asam nikotinat Jrs-gor Jzo-oo.z Jts-+o,z ln-zav"
Probucol Js-ts.z. Jo-s"2, Ja*ts./. Lto-zsot"
Mrnyak ikan JT Jto-oo'z J1 ts-tooz"

Tabel 8"6 Perubahan lipid darah yang e penyakit pembuluh darah kecil difus;
diharapkan dengan terapl obai. o faktor lingkungan dan institusional,
termasuk pilihan pembedahan.
koroner perkutan selanjutnya. Jika pasien Komplikasi dini antara lain infark mio-
distabilisasi di rumah sakit dan dikirim kard perioperatif, perdarahan, stroke,
ke rumah terdapat kemungkinan besar infeksi luka, dan aritmia atrium. Setelah
rekurensi gejala atau serangan jantung pembedahan yang sukses, 75-90% pasien
mayor. bebas angina. Tandur alih vena mengalami
oklusi dengan laju 2-5% per tahun,
sementara patensi tandur alih arteri
Revaskularisasi koroner
torakalis interna kiri untuk LAD >95%
dalam l0 tahun (Gambar 8.9).
Tandur alih pintas afteri koroner
Pada kelompok pasien dengan ana-
(coronary aftety bypass gzftind tomi koroner risiko-tinggi, CABG mem-
Revaskularisasi bedah menggunakan perbaiki prognosis: termasuk pasien
CABG pertama kali dilakukan awal tahun dengan stenosis batang-utama kiri,
I 960-an dan sekarang merupakan salah penyakit tiga pembuluh darah, penyakit
satu prosedur pembedahan yang paling dua pembuluh darah termasuk stenosis
sering dilakukan. Di lnggris, dilakukan proksimal LAD, penyakit dua pembuluh
lebih dari 25.000 prosedur CABG selama darah, dan gangguan fungsi ventrikel.
tahun 1998. Selama bertahun-tahun vena
safena merupakan media donor tandur Angioplasti/stent koroner
alih, tetapi angka patensi media arterial
PTCA pertama kali dilakukan oleh
yang lebih baik (misalnya arteri torakalis
Andreas Gruentzig tahun I 977, dan pada
interna) menyebabkan banyak pasien me-
tahun 1990 jumlah prosedur PTCA di
nerima paling tidak satu tandur alih seluruh dunia melebihi jumlah operasi
arterial. Mortalitas perioperatif dini untuk
CABG. Data terbaru memperlihatkan
CABG elektif sekitar l-3%. Faktor risiko
bahwa tahun 1997 iumlah prosedur
kematian antara lain:
PTCA di seluruh dunia telah meningkat
r fungsi miokard yang jelek; hingga 1.210.000 dengan 50% dilakukan
r infark miokard sebelumnya; di AS, 3 I % di Eropa, 9% di Jepang, dan
o instabilitas hemodinamik; l0% di negara-negara lain. Di rumah
r usia lanjut; sakit-rumah sakit yang berpengalaman,
. PeremPuan; mortalitas dini sekitar l% tergantung
o diabetes melitus; pada campuran kasus, dan tingkat
Revaskularisasi l<oroner t33

..,.i,. .i:: it j : :l (a) Aterosklerosis


tandur alih difus pada tandur
ahh vena lama. (b) Tandur
alih arteri torakalis rnterna.
(a)

komplikasi mayor (kematian, infark pembuluh darah target. Restenosis timbul


miokard, dan CABG darurat) biasanya karena migrasi fibroblas dan jaringan ikat
antara 3 hingga 5%. Awalnya PTCA ke area barotrauma akibat dilatasi balon
digunakan untuk terapi lesi tunggal, dan disrupsi intima. Restenosis lebih
proksimal, pendek, jelas, tidak ter- sering terjadi pada subset pasien ter-
kalsifikasi pada arteri besar (diameter >3 tentu, antara lain pasien dengan:
mm). PTCA dilakukan di rumah sal<it- o lesi LAD proksimal;
rumah sakit dengan fasilitas bedah di o penyakit tandur alih vena;
tempat (masih merupal<an pilihan yang o lesi panjang;
lebih disukai) karena adanya risiko pe- . angina tidak stabil;
nutupan pembuluh darah mendadak se- r diabetes;
telah dilatasi yang berhasil pada 5% o lesi restenosis; dan
pasien. Penutupan pembuluh darah men- o pasien yang tetap merokok atau me-
dadak terladi sebagai akibat diseksi arteri miliki hiperkolesterolemia yang tidak
dan/atau pembentukan trombus me- diterapi.
nyebabkan perlunya CABG darurat, Tidak ada terapi obat yang dapat
infark miokard akut, atau kematian men- menurunkan insidensi restenosis setelah
dadak. Masalah lanjut utama PTCA adalah PTCA.
restenosis, yang terlihat secara klinis pada lmplan stent intrakoroner manusia
15-20% pasien yang mengalami angina percama kali dilakukan tahun 1986. Per-
berulang, atau definisi dengan angiografi kembangan ini merupakan penanda dalam
sebagai restenosis >50% diameter pada kardiologi intervensional karena dengan
I 34 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

ditemukannya stent intrakoroner ini me- llb/llla (misalnya Abciximab), yang telah
nurunkan insidensi penutupan mendadak terbukti menurunkan risiko kejadian
pembuluh darah, infark miokard akut, kardiak lanjut.
kematian mendadak, dan kebutuhan PTCA efektif dalam mengurangi atau
CABG darurat (Gambar 8.10). Kenyataan menghilangkan serangan angina pada
bahwa stent menurunkan insidensi re- pasien tertentu dengan lesi yang cocok
stenosis lanjut dibandingkan dengan untuk dilatasi balon. Saat ini, hanya ada
angioplasti balon sederhana menjadi sedikit bukti bahwa PTCA meningkatkan
semakin jelas setelah studi BENESTENT harapan hidup bila dibandingkan dengan
dan STRESS. Tahun 1997,600.000 stent terapi medis, dan mungkin morbiditas
diimplantasi di seluruh dunia, 57% di AS, dan mortalitas hampir sama dengan
30% di Eropa,5% di Jepang, dan 8% di CABG bila dibandingkan pada kelompok
negara lain. Penggunaan stent telah me- pasien yang sama. Studi awal yang mem-
ningkatkan penggunaan intervensi per- bandingkan PTCA dan CABG sebelum
kutan pada subset pasien lain termasuk pengenalan stent menunjukkan tingkat
pada penyakit multi-pembuluh darah, lesi pengulangan tindakan yang tinggi pada
panjang, dan tandur alih vena. Terapi anti- kelompok PTCA, dengan jumlah signi-
platelet pada pasien yang menjalani stent fikan pasien dengan gejala berulang yang
meliputi preterapi dengan aspirin dan membutuhkan pembedahan. Baru-baru
Klopidogrel, heparin periprosedural, dan ini, terdapat sejumlah studi yang mem-
Klopidogrel pascaprosedur selama I bandingkan penggunaan stent vs. CABG
bulan dan aspirin dosis rendah diterus- pada penyakit multi-pembuluh darah.
kan selamanya. Dengan rejimen antipla- Hingga hasil studi ini tersedia, PTCAJ
telet saat ini, trombosis stent dini teriadi stent cenderung dilakukan pada pasien
pada sekitar 0,5% pasien. Subkelompok pada ujung'sederhana' spektrum dengan
risiko tinggi (misalnya penderita diabetes, satu atau dua lesi, dan pasien dengan
pasien dengan pembuluh darah kecil penyakit tiga pembuluh darah diterapi
(diameter <3,0 mm), pasien yang dengan CABG. Dalam banyak hal, dua
menjalani intervensi multi-pembuluh teknik revaskularisasi ini harus dipandang
darah) sering diterapi dengan antagonis sebagai l<omplemen ketimbang sebagai
kompetitor. Perbandingan kedua teknik
ini diperlihatkan pada Tabel 8.7.

PMR/TMR
Saat ini sedang diteliti kegunaan revas-
kularisasi perkutan dan transmiokard
(percutaneous and transmyocardial
revas cu I arizafion IPM R/TM R])meng-
gunakan energi laser sebagai satu metode
untuk meningkatkan perfusi miokard
langsung dari ruang ventrikel kiri. Saluran
dengan diameter kecil, l-2 mm, dibuat
dengan menggunakan laser karbon
dioksida, baik dari epikard melalui ruang
ventrikel melalui torakotomi terbuka
Gambar 8.10 Stenosis proksrmal berat (anterior dinding dada kiri, atau baru-baru ini dari
desenden lc,ri), sebelum dan sesudah insersi stent. ruang ventrikel kiri ke miokard meng-
lnfark miokard akut t3s

Percutaneous coronaty inteffention (PCI) Coronary artery bypass gnfting (CABG)

Indikasi
Penyakit pembuluh darah iunggal diskret Penyakit mulii-pembuluh darah drfus
Penyakit multr pembuluh darah Pembuluh darah berkaliber kecil
Penyakit kompleks (misalnya brfurkasio) Lesr panjang
Oklusi total kronis Penyakit cabang utama kiri (+)
Penyakit cabang utama klrl (+) Pembedahan katup tambahan
PCI primer (IMA)
PCI penolong (IMA)
PCI penyelamatan (syok kardiogenik)

Ma.nfaat
Masa perawatan rumah sakit pendek Revaskularisasr lebih lengkap
Penghrndaran pembedahan mayor Penghliangan gejala yang baik
Lebih sedikit keladian serebral ? Perbaikan prognosis
Lebih sedikit infark periprosedural

Kerugian
Revaskularisasr kurang lengkap Masa perawatan rumah sakit lebih lama
Rekurensi gejala Peningkatan biaya awai
Prosedur lanjutan lebih banyak Komplikasi penprosedural

Tabel 8.7 Perbandrngan antara intervensi koroner rendah berdasarkan riwayat klinis, tes
perkutan (percutaneous corcnary intewentianlPcl)
latihan treadmill, dan arteriografi arteri.
dan tandur alih pintas arteri koroner (coronary
artery bypass grafting I CABG). Lebih lanjut, modifikasi agresif 'faktor
risiko bersama dengan terapi obat yang
efektif serta metode revasl(ularisasi yang
gunakan pendekatan arteri retrograd berhasil telah menurunl<an risiko dan
perkutan. Saat ini, penelitian yang dilaku- memperbaiki prognosis. Prognosis pada
kan terbatas pada pasien yang tidak dapat pasien per individu sulit diperl<irakan
menialani revaskularisasi konvensional namun bervariasi dengan mortalitas per
(CABG/PTCA). Didapatkan perbaikan tahun sebesar l-2% untuk penyakit pem-
gejala setelah prosedur pada mayoritas buluh darah tunggal, 3,5-7,5% untuk
pasien, dikonfirmasi secara obiektif penyakit tiga pembuluh darah, hingga l0-
dengan tes latihan. Data yang menuniuk- I 3% untuk penyakit arteri kiri utama.
kan prognostik masih kurang, dan hasil
studi DIRECT yang baru diterbitkan me-
nuniukkan bahwa revaskularisasi laser lnhrk miokard akut
tidak lebih baik dibandingkan plasebo
pada sebagian besar pasien. Epidemiologi
lnsidensi sesungguhnya dari infarl< mio-
Perialanan penyakit kard akut tidak diketahui namun sekitar
Dari literatur jelas bahwa prognosis 150.000 kematian akibat PJK terjadi di
pasien dengan angina stabil telah mem- lnggris tahun 1995. lnsidensi dan mor-
baik dengan berlalunya wal<tu. Sekarang talitas infark miokard akut membaik se-
pasien dapat dengan mudah diklasifikasi- iring waktu sebagai hasil dari usaha-usaha
kan ke dalam subset risiko tinggi dan yang ditargetkan pada pencegahan primer
I 36 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

dan pengurangan faktor risiko, kesadaran Spasme artefi koroner


pasien, tenaga paramedis ambulans, unit Pada sebagian kecil pasien (5%), infark
perawatan koroner, terapi obat (misalnya miokard akut teriadi pada arteri koroner
aspirin, penyekat B, penghambat ACE), yang normal. Diasumsikan bahwa spasme
trombolisis, rehabilitasi, stratifi kasi pasca- arteri koroner berperan dalam beberapa
infark dan revaskularisasi (PTCA, CABG). kasus ini. Spasme ini juga dapat menutupi
penyakit aterosklerotik'tetap' yang dapat
Patofisiologi menyebabkan oklusi kritis, sering dengan
tambahan trombus sehingga cukup untuk
lnfark miokard akut terjadi ketika iskemia
menimbulkan infark.
miokard, yang biasanya timbul sebagai
akibat penyakit aterosklerotik arteri Pembuluh danh kolateral
koroner, cukup untuk menghasilkan Salah satu determinan utama perluasan
nekrosis ireversibel otot jantung.
nekrosis miokard adalah adanya pasokan
darah kolateral ke area yang mengalami
Trombosis koroner infark. Pada pasien yang menderita infark
Studi angiografi dan postmortem pada miokard akut, setelah riwayat lama an-
pasien yang dilakukan segera setelah
gina stabil kronis, pembuluh darah kola-
onset gejala menunjukkan insidensi tinggi
teral dapat terbentuk sehingga ukuran
(>85%) trombus oklusif pada arteri
infark kecil. Pada pasien muda dengan
penyebab (Gambar 8.1 l). Trombus ini
oklusi mendadak LAD, biasanya menye-
merupakan gabungan bekuan putih (kaya
babkan infark anterior luas karena
platelet) dan merah (kaya fibrin/eritrosit).
sedikitnya pembuluh darah kolateral.
Bahkan tanpa terapi, insidensi trombosis
turun hingga 65% dalam 24 jam, me-
nandakan bahwa terjadi trombolisis Riwayat klinis (lihat Boks 8.14)'
spontan iika pasien selamat. Nyeri dada
Mayoritas pasien (>80%) datang dengan
Fisura plak nyeri dada. Gejala khas dan dapat di-
Trombosis koroner umumnya terjadi bandingkan dengan serangan memanjang
dalam kaitan dengan fisura plak (lihat angina berat, sementara serangan angina
halaman I l2). tidak khas berlangsung selama 5- l0
menit, nyeri dada pada infark miokard
biasanya berlangsung minimal 30 menit.
Nyeri atau rasa berat menekan dan bisa
disertai keringat dingin atau rasa takut.
Meskipun nyeri dapat menyebar ke
lengan atau rahang, kadang gelala ter-

ffi*ks S.i4 Gejala lnfark Miokard


Akut
. Nyeri dada memanjang
r Ansrelas, rasa gelisah
r Berkeringat
o Sesak napas

Gambar 8.11 Trombosis koroner


r Muai
lnfarl< miokard akut l 37

utama timbul dari epigastrium, yang dapat Mungkin terdapat gangguan PernaPas-
menyebabkan kesulitan diagnostik. Pada an yang jelas dengan takipnu dan sesak
manula dan penderita diabetes, nyeri naPas.
mungkin hanya sedikit atau tidak ada Demam derajat sedang dengan suhu
sama sekali. kurang dari 38oC timbul l2-24 jam se-
lnfark mibkard akut teriadi setelah telah infark dan mungkin berguna untuk
aktivitas berat atau emosi ekstrem, jarang diagnosis jika pemeriksaan enzim jantung
pada puncak aktivitas. Hingga 50% pasien belum tersedia.
terbangun dari tidur karena nyeri dada
dan sekitar sepertiga pasien melaniutkan Denyut nadi dan TD
aktivitasnya meskipun mengalami nyeri Sinus takikardia ( 100- 12O/menit) terladi
dada. Saat ditanyakan, pasien mengakui pada sepertiga pasien; dengan analgesik
adanya gejala tidak jelas beberapa hari adekuat, denyut nadi biasanya melambat
atau minggu sebelum kejadian termasuk kecuali bila terdapat syok kardiogenik
malaise, lelah, atau nyeri dada tidak yans mengancam.
spesifik. Denyut jantung rendah mengindikasi-
kan sinus bradikardia atau blok iantung
Sesak napas sebagai sebagai komplikasi dari infark.
Sesak napas dapat disebabkan oleh pe- Peningkatan TD moderat disebabkan
ningkatan mendadak tekanan akhir oleh pelepasan katekolamin.
diastolik ventrikel kiri, mengindikasikan Hipotensi timbul sebagai akibat akti-
ancaman gagal ventrikel, dan kadang vitas berlebih vagus, dehidrasi, infark ven-
terjadi sebagai manifestasi satu-satunya trikel kanan, atau dapat merupakan tanda
infark miokard. syok kardiogenik.
Ansietas dapat menyebabkan hiper-
ventilasi. Pada infark tanpa gejala, sesak Pemeriksaan jantung
napas lanjut merupakan tanda disfungsi Palpasi prekordium dapat menunlukkan
ventrikel kiri bermakna. area dengan diskinesia, terutama pada
pasien yang mengalami infark anterior
Ge jala g astrointe stinal luas berlanjut.
Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan Bunyi jantung 54 sering didapatkan,
mual dan muntah dan dikatakan lebih namun mungkin transien. Banyak dis-
sering terjadi pada infark inferior. fungsi ventrikel kiri berat disertai oleh
Stimulasi diafragmatik pada infark in- 53, dan/atau sp/lt terbalik 52.
ferior juga dapat menyebabkan cegukan. Murmur akhir sistolik MR ringan
hilang timbul tergantung kondisi pem-
Gejala lain bebanan ventrikel.
Termasuk palpitasi, rasa pusing, atau Gesekan friksi perikard jarang ter-
sinkop dari aritmia ventrikel, dan gelala dengar hingga hari kedua atau ketiga, atau
akibat emboli arteri (misalnya stroke, lebih lama lagi (hingga 6 minggu) sebagai
iskemia ekstremitas). gambaran dari sindrom Dressler (lihat
hal.227).

Pemeriksaan fisik Pemefiksaan paru


Tampilan umum Ronki akhir pernapasan dapat terdengar,
Pasien tampak pucat, berkeringat, dan bahkan bila tidak terlihat edema paru
gelisah karena aktivitas berlebih simpatis. pada radiografi.
I 38 Bab 8: Penyakit Jantung Koloner

Edema paru yang jelas didapatkan lanjut infark miokard: peningkatan kadar
sebagai komplikasi infark luas, biasanya dapat dideteksi dalam 24 iam, memuncak
anterior. dalam 3-6 hari dengan peningkatan yang
tetap dapat dideteksi selama 2 minggu.
Gambaran lain lsoenzimnya LDH, lebih spesifik namun
Bukti klinis hiperlipidemia, penyakit vas- penggunaan klinisnya telah dilampaui oleh
kular perifer, diabetes, dan retinopati pengukuran troponin (lihat di bawah).
hipertensif mungkin ditemukan. Pengukuran serial enzim jantung di-
ukur tiap hari selama 3 hari pertama:
Pemeriksaan penunjang (lihat Boks peningkatan bermakna didefinisikan
8.rs) sebagai dua kali batas tertinggi nilai
Enzim jantung laboratorium normal. Kurva waktu-
aktivitas pada berbagai enzim diperlihat-
Setelah kematian jaringan miokard, kon-
kan dalam Gambar 8. 12.
stituen sitoplasma sel miokard dilepaskan
ke dalam sirkulasi. Kreatin fosfokinase
(creatine phosphokinaselCPK) dapat di-
Troponin
deteksi 6-8 jam setelah infark miokard
Troponin (T&l) merupakan protein
dan memuncak dalam 24 jam serta regulator yang terletak dalam aparatus
kembali menjadi normal setelah 24 iam kontraktil miosit. Keduanya merupakan
selanjutnya. lsoenzim (CPK-MB) spesifik cedera sel miokard petanda spesifik dan
untuk otot iantung, namun juga dapat dapat diukur dengan alat tes di sisi
dilepaskan pada kardiomiositis, rrauma tempat tidur (bedslde). Troponin tam-
jantung, dan setelah syok yang melawan paknya meningkat baik pada infark
aliran langsung (direct currendDC). miokard akut dan pada beberapa pasien
Aspaftat amino transferase (AAT), suatu risiko tinggi dengan angina tidali stabil
enzim nonspesifik umumnya diperiksa bila kadar CPK tetap normal. Kriteria
sebagai bagian skrining biokimiawi, dapat diagnostik untuk infark miokard akut
dideteksi dalam l2 jam, memuncak pada baru-baru ini didefinisikan kembali ber-
36 jam, dan kembali ke normal setelah dasarkan pengukuran troponin (lihat Eur
4 hari. Kongesti hati, penyakit hati Heart J 2000; 2l: 1502-1513).
primer, dan emboli paru dapat menye-
babkan peningkatan AAT. Seperti CPK, Tes darah lain
AAT juga ditemukan pada otot skelet. Perubahan nonspesifik pada tes darah
Peningkatan enzim nonspesifik laktat rutin meliputi peningkatan jumlah sel
dehidrogenase (LDH) terjadi pada tahap darah putih setelah 48 jam, khasnya l0-
15.000, terutama sel-sel polimorfik, dan
peningkatan laju endah darah (LED)
serta protein reaktif-C (CRP) yang
1
me*<s S" 15 Pemeriksaan Penunjang j
memuncak dalam 4 hari dengan puncak
Akut
pada lnfark Miokard kedua sebagai gambaran sindrom
,ij . DPL LED, CRP
I

Dressler. Hiperglikemia ringan sebagai


i

r EKG istirahat akibat dari intoleransi karbohidrat dapat


o Enzim jantung berlangsung selama beberapa minggu.
o Troponin I atau T Pelepasan katekolamin, tirah baring, dan
r Ekokardiografi I
perubahan diet mempengaruhi perkiraan
r Tes latihan
. + Arterioqrafi
j kadar lipid, sehingga harus ditunda
koroner I
I
.-*--J selama 4-6 minggu.
lnfark miokard akut 139

Gambar 8.12 Kurva enzim-


enzim 1antung menunjukkan
hubungan waktu-akttvitas.

Elektrokardiogrcti didapatkan pada kardiomiopati dan hiper-


Kombinasi riwayat penyakit yang khas trofi ventrikel.Pada sepertiga pasien,
dan peningkatan kadar enzim jantung gelombang Q kembali normal dalam l8
lebih dapat diandalkan daripada EKG bulan setelah keladian akut tersebut.
dalam diagnosis infark miokard akut. EKG Sebanyak 20% pasien yang mengalami
memiliki tingkat akurasi prediktif positif infark dengan kriteria klinis dan enzim
sekitar 80%; maka EKG normal tidak me- mengalami infark pada area tArsebut
nyingkirkan diagnosis infark. EKG serial namun secara eletrik pada EKG l2 lead
bernilai dalam dokumentasi evolusi permukaan tidak menunjukkan kelainan.
gangguan elektrik. Perubahan EKG ber- Hubungan antara EKG dan derajat
langsung dalam susunan yang jelas keparahan patologis infark tidak dapat
(Gambar 8.13). Repolarisasi inkomplet diandalkan, maka, seorang pasien dengan
miokard yang rusak menyebabkan elevasi gelombang Q mungkin memiliki infark
segmen S-T pada daerah yang mengalami transmural atau subendokard berlanjut.
infark. Pada EKG pasien segera setelah Hal yang sama berlaku untuk pasien
infark, gelombang T yang tinggi dan dengan depresi segmen S-T atau gelom-
simetris dapat terlihat dan terbalik ketika bang T yang tetap terbalik (infark non-
segmen S-T mengalami elevasi. Depresi gelombang Q), yang tidak spesifik untuk
segmen S-T resiprokal didapatkan pada infark subendokard. Meskipun kemung-
lead yang berlawanan dengan infark. kinan infark subendokard untuk menye-
Segmen S-T kembali ke garis isoelektrik babkan syok kardiogenik atau ruptur
dalam beberapa hari tergantung pada miokard kecil, infark miokard kecil dapat
besar infark, diikuti oleh terbaliknya menyebabkan kematian mendadak akibat
gelombang T yang bisa tetap selamanya. aritimia ventrikel atau menjadi penanda
Kemudian, gelombang Q patologis, di- infark transmural berikut (yang disebut
definisikan sebagai gelombang Q dengan sebagai infark'stuttering'). Prognosis
durasi >30 mdet dan amplitudo >25% infark nongelombang Q lebih jelek dari-
gelombang R, timbul pada daerah infark. pada infark gelombang Q.
Gelombang Q tidak spesifik karena bisa
t40 Bab 8: Penyal<it Jantung Koroner
lnfark miokard al<ut l4l

Ekokardiografi tanpa nyeri dada.


Setelah infark miokard, abnormalitas . Nyeri pleuritik dan hemoptisis dapat
gerakan dinding regional, penurunan pe- menyertai emboli perifer.
mendekan fraksional dan fraksi eieksi, r Peningkatan tekanan vena, 53 sisi
trombus mural, cairan perikardial, dan kanan, gesekan pleural.
abnormalitas fungsi katup dapat dideteki r Hipoksemia arterial, EKG khas, radio-
dengan ekokardiografi potongan me- grafi toraks oligemik.
lintang (lihat Bab 3). r Konfirmasi dengan pindaian V/Q, CT
spiral, arteriografi paru (lihat Bab I 6).
Skintigrafi ndionuklida
Skintigrafi infark miokard dengan radio- Nyeri dinding dada
nuklida menggunakan penanda dengan o Dibedal<an berdasarkan riwayat klinis.
wal<tu-paruh pendek (ee'Tc-pirofosfat) . Nyeri superfisial, terlokalisir, sering
dapat digunakan untuk membuat penilai- transien, dapat diprovokasi oleh aktivitas
an semikuantitatif ukuran infark namun atau perubahan postur. Memberi respons
tidak digunakan sebagai pemeriksaan pada analgesik minor atau OAINS. Gejala
rutin (lihat Bab 3). serupa dari kosto-kondritis (sindrom
Tietze) terlokalisasi di perbatasan kosto-
Arteriograti koroner kondral (sering perbatasan kedua).
Arteriografi koroner darurat kadang di-
perlukan bila tetap ada keraguan me- an g astr ointe stin aI
KeI a in
ngenai diagnosis pasien dengan gejala Kelainan traktus Gl atas (refluks eso-
tipikal tanpa ada perubahan EKG yang fageal, spasme, hiatus hernia, ulserasi
khas. Arteriografi koroner biasanya di- peptik, pankreatitis akut) dapat me-
lakukan pada pasien yang menjalani PTCA nyebabkan kesulitan diagnostik pada be-
primer atau pemasangan stent. berapa pasien.
o. Perubahan gelombang ST-T dan
Diagnosis banding respons terhadap nitrat dapat timbul
pada spasme esofageal, pankreatitis, kole-
Diseksi aorta
sistitis.
Nyeri retrosternal yang menyebar ke
punggung, dengan bulcti klinis penurunan
e Riwayat klinis dan pemeriksaan pe-
nunjang yang teliti pada traktus Gl akan
atau hilangnya denyut nadi daniatau
membantu penegakan diagnosis.
regurgitasi aorta.
Diagnosis dikonfi rmasi dengan tomo-
grafi terkomputerisasi (CT)/pemindaian Terapi (lihat Boks 8.16)
resonansi magnetik (MRl) atau ekokar- Umum
diografi transesofageal (lihat Bab 3). Segera setelah masuk rumah sakit, pasien
harus ditransfer dengan cepat ke unit
Perikarditis akut perawatan koroner. Di beberapa rumah
. Nyeri dada hilang dengan posisi sakit, trombolisis diberikan di Ruang
duduk ke depan. Gawat Darurat; di rumah sakit lain,
o lnfeksi virus sebelumnya, demam, pasien dimasukkan ke unit perawatan
gangguan sistemik, gesekan friksi, dan jantung (cardiac care unidCCU) terlebih
EKG khas (lihat Bab l3). dulu. Cara manapun yang dilakukan, tidak
boleh ada keterlambatan dalam me-
Emboli paru akut monitor gangguan irama jantung pada
. Sesak napas nyata dengan sedikit atau pasien, dan kanula vena diinsersikan
142 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

biasanya menghilang dalam 24 jam pada


Ssks #.{S Terapi lnfark Miokard I
1
pasien golongan Killip l. Nyeri berulang
Akut I
I
!
setelah beberapa hari mungkin meru-
. Analgesik (oplat) pakan tanda perikarditis, atau kemudian,
. Aspirin sindrom Dressler, keduanya paling baik
r Heparin (LMW)
diterapi dengan OAINS.
r Trombollsis
. Pasien yang merasa cemas bisa men-
Penyekat F
dapatkan manfaat dari benzodiazepin
io + Diuretlk
jo +PenghambatACE kerja pendek (misalnya lorazepam 0,5-
io Oksigen 1,0 mg). Tirah baring hanya diperlukan
i_______*-___*_*__
selama pasien merasa nyeri, atau bila
terdapat bukti aritmia atau gangguan
untuk mendapat akses vaskular. Daripada hemodinamik.
menjalankan prosedur administratif for- Hanya ada sedikit bukti bahwa su-
mal, lebih baik bila pasien dimasukkan plementasi oksigen diperlukan pada infark
ke CCU dan kemudian dipindahkan ke tanpa komplikasi, meskipun banyak
bangsal lain bila ternyata salah diagnosis. pasien yang akan mendapatkan manfaat
Kanulasi vena sentral dan akses arteri psikologis dari oksigen. Kanula nasal yang
tidak diperlukan pada pasien yang tidak menghantarkan 7-4 L/menit oksigen
mengalami komplikasi (Killip l). lembap nyaman digunakan, meskipun
Tes darah rutin harus meliputi he- penghantaran oksigen bervariasi. Pada
matologi dan tes skrining biokimiawi ter- pasien dengan edema paru, monitor
masuk tes enzim jantung. Radiografi oksigen transkutan sangat membantu dan
toraks portabel (AP) dibuat bersama perkiraan gas darah arteri biasanya tidak
dengan EKG harian. Tergantung pada ke- diperlul<an.
tersediaan tempat tidur RS, pasien tanpa
komplikasi biasanya tetap di CCU selama Terapi antiplatelet
24-48 iam dan dikeluarkan dari rumah Manfaat pemberian dini aspirin 300 mg
sakit setelah 5-7 hari. telah terdokumentasi dalam sejumlah
studi klinis (misalnya lSlS-2). Terapi
Analgesik aspirin jangka panjang setelah infark mio-
Analgesik adekuat dan jika perlu sedasi kard juga menurunkan mortalitas ber-
ringan penting diberikan, karena ke- bagai penyebab, termasuk reinfark dan
mungkinan mengalami aritmia lebih kecil stroke nonfatal. Efek aspirin yang meng-
pada pasien yang tenang dan relaks, dan untungkan terutama jelas pada infark
penurunan katekolamin endogen akan miokard nongelombang Q. Dosis
menurunkan kemungkinan iskemia su- minimum efektif dan paling baik di-
bendokard. Opiat intravena dosis kecil toleransi adalah 75 mg per hari yang
(diamorfin 2,5-5,0 mg atau morfin sulfat harus diteruskan selamanya. Data dari
5- l0 mg) merupakan analgesik efektif studi CURE menunjukkan bahwa kom-
dengan kemampuan vasodilatasi tambah- binasi aspirin 75 mg dan klopidogrel 75
an, yang terutama berguna pada pasien mg lebih baik daripada aspirin saja pada
yang menderita edema paru. Karena infark nongelombang Q.
memiliki efek samping mual dan muntah,
harus diberikan antiemetik profilaksis Antikoagulan
(proklorperazin l0 mg, metoklopramid Heparin menurunkan risiko emboli
l0 mg, atau siklizin 50 mg). Nyeri awal sistemik dan emboli paru dan memfa-
lnfark miol<ard akut 143

silitasi resolusi trombus apikal yang ter- dapat diandalkan. Normalisasi segmen S-
lihat pada ekokardiografi. Banyak data T bukan merupakan tanda patensi afteri,
mendukung penggunaan rutin heparin meskipun bila dikombinasikan dengan
sebelum ditemukannya trombolitik. He- hilangnya nyeri dada dan aritimia 'reper-
parin dapat diberikan dengan rute sub- fusi' (misalnya peningkatan irama idio-
kutan maupun intravena; heparin LMW ventrikel) sangat sugestif akan restorasi
cocok diberikan karena tidak membutuh- patensi arteri.
kan pengawasan rutin. Antikoagulasi
dengan heparin diikuti warfarin hanya di- Penyekat B
berikan pada pasien dengan infark mio- Obat-obatan penyekat B menurunkan
kard luas, syok kardiogenik, aneurisma denyut jantung, TD sistemik, dan curah
ventrikel kiri, atau aritmia atrium ber- jantung. Kerja jantung dan puncak 6p/6t
lanjut. Pada studi GUSTO-|, hasil klinis turun, sehingga terdapat penurunan ber-
terapi heparin setelah infark miokard makna MVO'. Pada sejumlah studi klinis,
sangat berkaitan dengan kadar anti- penyekat B terbukti menurunkan mor-
koagulan: kisaran optimal untuk waktu talitas semua penyebab, termasuk ke-
tromboplastin parsial teraktivasi (aPTT) matian mendadak dan infark nonfatal.
sebesar 50-70, antikoagulan yang lebih Manfaat absolut terutama jelas terlihat
agresif dihubungkan dengan peningkatan pada manula, diabetes melitus, disfungsi
risiko perdarahan. ventrikel kiri, dan instabilitas elektrik.
Penyekat B ditoleransi dengan sangat baik
Terapi trombolitik pada sebagian besar pasien. Meskipun
Mortalitas dini dan keluaran jangka terdapat penggunaan luas obat lain pasca-
panjang setelah infark miokard akut ber-
infark (misalnya aspirin, penghambat
hubungan dengan reperfusi dini dan ACE), terdapat bukti bahwa penyekat B
lengkap sebagaimana dinilai dengan aliran memberikan manfaat tambahan diban-
normal (TlMl-3) pada arteri target. d.ingkan obat lain. Kebanyakan manfaat
Pemberian obat-obatan trombolitik ini terlihat pada tahun pertama setelah
intravena cepat memperbaiki prognosis infark, namun kematian mendadak yang
pada sejumlah uji klinis (misalnya lSlS-3, tertunda berkurang dengan penggunaan
GISSI-2, GUSTO-I). Patensi arteri pada penyekat F, y"ng mengimplikasikan
90 menit setelah pemasangan infus bahwa penggunaan obat ini harus diterus-
tampaknya merupakan determinan utama kan dalam jangka panjang. Obat-obatan
keluaran jangka panjang: pembuluh darah penyekat B selektif sekali sehari (misalnya
paten mendukung perbaikan ketahanan atenolol 25-50 mg per hari) umum di-
hidup, fungsi ventrikel, dan insidensi berikan.
kematian mendadak yang tercunda. Se-
jumlah obat-obatan trombolitik cukup Nitrat
efektif (Tabel 8.8), dan meskipun t-PA Sebagian besar data mengenai efek meng-
terakselerasi lebih baik daripada strep- untungkan nitrat didapatkan dari era pre-
tokinase, penggunaan rutin t-PA tidak trombolitik. Nitrat biasanya digunakan
beralasan. untuk menghilangkan nyeri dada dan ter-
Semua pasien harus dipertimbangkan utama efektif bila dikombinasikan dengan
untuk mendapatkan terapi trombolitik heparin dalam tatalaksana pasien dengan
setelah infark miokard dengan kontra- angina tidak stabil atau angina pascainfark
indikasi relatif sedikit (Boks 8.17). Penting Nitrat merupakan dilator vena dan
untuk ditekankan bahwa penilaian klinis arteriol yang efektif sehingga dapat di-
(di samping tempat tidur) reperfusi tidak gunakan untuk mengontrol hipertensi
t44 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

Nama dagang

Alteplase Actrlyse 100 mg IV selama 90 menlt e135,00 (1 pak, 10 mg)


(gejala <6 jam) atau selama
3 tam (gejala 6 12 jam)

Anistreplase Eminase 30 unit IV selama 4-5 menit 1495,00 (1 pak, 30 unit)


(gejala <6 jam)

Reteplase Rapilysln 2 x 10 unrt IV selama <2 menit, L716,25 (1. pak, 20 unit)
terprsah 30 menit (gejala <12 jam)

Streptokinase Kabrklnase 1,5 juta unit IV selama 1 lam t81,18 (1,5 juta unit)

1,5 juta unit IV selama 1 1am 189,72 (1,,5 jLlta unit)

Tabel 8.8 Obat-obatan fibrinolitrk yang Penghambat ACE harus diberikan


digunakan pada infark miokard akut.
segera (dalam 24 iam) dan paling meng-
untungkan pada manula, dan pada pasien
sistemik, atau untuk mengurangi beban dengan bukti klinis gagal jantung atau
miokard pada pasien dengan syok kardio- disfungsi ventrikel kiri pada ekokardio-
genik. Jika nitrat digunakan pada pasien grafi. Penghambat ACE ditoleransi
pascainfark, lebih dipilih pemberian dengan baik dengan efek samping (misal-
secara intravena dengan dosis yang cukup nya hipertensi sistemil<, syok kardiogenik,
untuk menurunkan TD sistolik hingga disfungsi ginjal) terjadi hanya pada se-
100 mmHg. bagian kecil pasien. Manfaat penghambat
ACE juga tampak dengan l<ombinasi
Penghambat ACE bersama penyekat B.
Telah diteliti penggunaan berbagai peng-
hambat ACE setelah infark miokard akut Penyekat saluran kalsium
dengan berbagai rejimen dosis, baik pada Antagonis kalsium merupakan kelompok
pasien yang tidak diseleksi (misalnya pada obat heterogen dengan kemampuan klinis
studi CONSENSUS ll, GISSI-3, lSlS-4) yang berbeda. Dihidropiridin kerja
atau pasien dengan risiko tinggi yang pendek (misalnya nifedipin) tidak memiliki
diseleksi (misalnya studi SAVE, AIRE). peran dalam terapi pasien pascainfark,
Secara umum, studi-studi tersebut mem- kecuali kemungkinan dalam kombinasi
perlihatl<an penurunan morcalitas pada dengan penyekat B. Bila digunakan
semua penyebab secara bermakna, ter- sendiri, sejumlah studi menunjukkan
masuk kematian mendadak yang tertunda bahwa nifedipin dan obat serupa dapat
dan reinfark. Titik akhir sekunder juga meningkatkan mortalitas dibandingkan
menunjukkan penurunan bermakna dengan plasebo. Diltiazem mungkin me-
insidensi gagal jantung dan kebutuhan miliki peran pada pasien dengan infark
revaskularisasi dini. miokard nongelombanS Q, dan verapamil
lnfark miokard akut t45

Ob at - ob at an anti afitmi a
#*ks Kontraindikasi
S" €? I
Lihat Bab 9.
Trombolisis
j

Absolut Magnesium
r Stroke hemoragik sebelumnya Lihat Bab 9.
(kapanpun)
o Stroke atau keladian serebrovaskulat
larnnya (dalam 1 tahun) Dukungan mekanik
. Neoplasmaintrakranial Lihat Bab 6.
o Perdarahan internal aktif
. Dugaan diseksi aorta Kardioversi DC
Lihat Bab 9.
Relatrf
r Hipertensi slstemik berat atau tidak
terkontrol (TD >180/110 mmHg) Pacu jantung endokard
o Riwayat kejadlan serebrovaskular Lihat Bab 9.
sebelumnya
r Sedang dalam penggunaan Angiopl asti / stent pr im er
antrkoagulan
Sejumlah studi klinis skala kecil telah
r Diatesis perdarahan yang diketahui
. Trauma mayor belum lama, termasuk menunjul<kan aliran TlMl-3 (yaitu nor-
cedera kepala (dalam 4 mrnggu) mal) pada pasien yang menjalani angio-
r Pembedahan mayor belum lama plasti primer, dengan atau tanpa stent,
(dalam 4 minggu) setelah infark miokard lebih baik bila
. Resusrtasi jantung paru lama dibandingkan dengan penggunaan se-
. Pungsi vaskular yang tidak dapat jumlah obat-obatan trombolitik. Patensi
dikompresi (terutama arteli) pembuluh darah, penyelamatan miokard,
. Perdarahan rnternal baru (dalam 4 reinfark, dan insidensi perdarahan
minggu)
serebral, lebih baik setelah angioplasti
r Pemberran streptokinase atau reakst
balon. Tidal< ada keraguan bahwa stra-
alergi terhadap streptokinase atau
anistreplase sebelumnya tegi intervensi primer membutuhkan
r Ulserasr peptrk aktif sumber daya yang banyak, termasul< tim
ir Kehamrlan yang berdedikasi dan berpengalaman,
ketersediaan laboratorium kateter 24
jam, dan mekanisme akses cepat untuk
pada pasien yang memiliki kontraindikasi memungkinkan intervensi secepat
pada pengobatan penyekat B. Kedua obat mungkin dari onset nyeri dada hingga
ini biasanya ditoleransi dengan baik tercapainya restorasi patensi arteri. Pen-
meskipun efek samping gagal jantung, dekatan ini hanya akan dapat diaplikasi-
hipotensi, atau blok jantung simtomatik kan pada sebagian kecil pasien di lnggris,
kadang dapat dilihat. dan tetap menjadi masalah dalam me-
nentukan yang mana yang akan men-
Diuretik dapatkan manfaat terbesar pada sistem
Lihat Bab 6. perawatan kesehatan dengan sumber
daya yang terbatas.
Vasodilator lain
Lihat Bab 6.
Komplikasi
Dukungan inotropik Aritmia
Lihat Bab 6. Lihat Bab 9.
146 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

Syok kardiogenik hanya memiliki pasokan darah tunggal se-


Lihat Bab 6. hingga lebih rentan terhadap cedera is-
kemik. Khasnya, pasien terlihat dengan
Regurgitasi miftal akut edema paru akut (Gambar 8. 15) atau
MR ringan setelah infark miokard di- syok kardiogenik dalam l0 hari pertama
dapatkan pada 50% pasien dan timbul setelah infark; kematian mendadak juga
sebagai akibat kelainan geometris otot dapat terladi. Bisa terdapat murmur pan-
papilaris, susunan kuspis mitral yang tidak sistolik, yang bisa hampir tidak terdengar
tepat, atau dilatasi anular. Khasnya, dan tidak dapat dibedakan, berdasarkan
murmur akhir sistolik datang dan pergi latar belakang klinis, dengan defek
tergantung pada kondisi pembebanan. septum ventrikel (VSD) akibat infark.
MR berat akibat ruptur otot papilaris Diagnosis dengan ekokardiografi potong-
jarang terjadi (Gambar 8.14), terjadi pada an melintang memperlihatkan daun katup
< l% seluruh infark. Paling sering didapat- yang "menggantung" mengalami prolaps
kan sebagai komplikasi infark inferior ke dalam atrium kiri bersama dengan pe-
karena otot papilaris posteromedial lepasan semua bagian aparatus subvalvar.
Tanpa intervensi bedah (perbaikan atau
penggantian katup) lebih dari 75% pasien
meninggal dalam24 lam. Mortalitas pem-
bedahan sekitar l0%, tergantung pada
kondisi pasien.

Detek septum venftikel


VSD didapat timbul pada l-3% kasus
infark miokard akut (Gambar 8.16). VSD
yang mengkomplikasi infark anterior lebih
umum daripada yang terjadi pada infark
inferior, meskipun infark inferior memiliki
mortalitas bedah yang lebih buruk. Otot

Gambar 8.15 Radiografi toraks memperlihatkan


Gambar 8.14 (a) Infark transmurai yang melibat-
edema paru akut pada pasren dengan ruptur otot
kan satu otot papilaris. (b) Ruptur otot paprlaris. papilaris (perhatikan ukuran jantung yang kecil).
lnfark miokard akut t47

Gambar 8.16 Infark miokard


anterior yang dlkomplikasl
oleh VSD akut.

yang nekrotik menyebabkan defek I -2 pasien bertahan hidup setelah kejadian


cm pada septum muskularis, sering ber- akut sebagai akibat dari tamponade
sama dengan aneurisma ventrikel kiri. tertutup atau pembentukan pseudo-
Kebanyakan pasien dengan VSD akut me- aneurisma. Diagnosis biasanya jelas pada
miliki infark berukuran luas, sementara ekokardiografi dan pilihan terapi adalah
pasien dengan MR akut sering hanya pembedahan.
mengalami infark kecil yang melibatkan
otot papilaris. Diagnosis dikonfirmasi Tromboemboli sistemik
dengan pencitraan potongan melintang, Bahkan dengan adanya trombus mural
dengan Doppler jelas terlihat aliran dari yang dilihat pada ekokardiografi,
ventrikel kiri ke kanan. Kateterisasi tromboemboli sistemik jarang terjadi,
jantung biasanya diperlukan untuk doku- ti.mbul pada kurang dari 5% keseluruhan
mentasi anatomi koroner dan/atau untuk pasien. Emboli sistemik biasanya melewati
memasukkan balon intraaorta. Mortalitas sirkulasi serebral. Antikoagulasi formal
pembedahan sekitar 20-30% di rumah (heparin diikuti war"farin) harus dicadang-
sakit-rumah sakit yang telah berpenga- kan untuk pasien dengan fungsi ventrikel
laman, dan fungsi ventrikel kanan me- kiri yang jelek (fraksi ejeksi <40%),
rupakan determinan utama ketahanan aneurisma ventrikel kiri, atau aritmia
hidup akhir. Resusitasi segera dan rujukan atrium (terutama AF).
bedah menurunkan kemungkinan kegagal-
an multiorgan yang terjadi sebagai akibat Emboli paru
curah jantung rendah. dari penggunaan heparin
Sebagai akibat
dan obat-obatan trombolitik, disertai
Ruptur dinding-bebas dengan mobilisasi cepat, insidensi em-
Hingga l5% pasien meninggal mendadak boli paru telah turun. Jika terladi emboli
setelah infark miokard akibat ruptur paru harus diterapi dengan cara rutin
dinding-bebas anterior (Gambar 8. l7). (lihab Bab l6).
Komplikasi ini tampaknya telah berkurang
karena penggunaan rutin penyekat B. Perikarditis dan sindrom
Ruptur jantung lebih sering terjadi pada pascainfark miokard
manula, pada perempuan, dan setelah Perikarditis dini (dalam I minggu setelah
infark transmural luas. Seiumlah kecil infark) ditandai oleh nyeri perikarditis
I 48 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

Gambar 8.17 Ruptur


dindinq bebas ventrikel kirl

khas (lihat Bab I 3) dan gesekan friksi di mana terladi pergerakan paradoksikal
yang terdengar yang berkaitan dengan (yaitu perluasan sistolik), sehingga me-
perubahan gelombang ST-T. Keadaan ini nurunkan fungsi ventrikel keseluruhan.
lebih sering terjadi setelah infark trans- Gejala nyeri dada berulang, sesak napas,
mural luas, namun tampaknya terjadi aritmia yang sulit ditangani, dan trombo-
lebih jarang sejak ditemukannya terapi emboli sistemik, khas didapatkan. Gam-
trombolitik. Gejala berespons cepat baran klinis antara lain dilatasi jantung,
terhadap terapi OAINS pada sebagian diskinesia apeks atau paradoksikal apeks,
besar pasien. 53, dan mungkin MR. Kasus kronis me-
Sindrom pascainfark miokard miliki gambaran khas pada radiografi
(sindrom Dressler) terdiri dari pleuro- toraks, seringkali dengan kalsifikasi dalam
perikarditis yang timbul 2-6 minggu dinding aneurisma (Gambar 8.18). Diag-
setelah infark miokard, bersama dengan nosis dapat dikonfirmasi dengan eko-
demam, peningkatan LED, CRP, dan sel kardiografi potongan melintang (yang
darah putih. Kondisi ini sepertinya me- sering mendemonstrasikan trombus
miliki dasar imunologis, dan dapat terjadi
tanpa perikarditis sebelumnya. Sejumlah
kecil pasien mengalami efusi perikard, dan
kadang dilaporkan tamponade atau
konstriksi perikard. Sindrom ini tidak
dapat dibedakan dengan sindrom pasca-
kardiotomi setelah prosedur pintas
kardiopulmonal. Gejala biasanya memberi
respons dengan cepat terhadap pem-
berian steroid oral langka pendek.

Aneurisma ventrikel kiri


lnfark apikal transmural sangat rentan
terhadap pembentukan aneurisma. Per-
luasan infark dini dapat dikaitkan dengan
penipisan, dilatasi, dan fibrosis miokard Gambar 8.18 Radiografi toraks pada pasien
sehingga terbentuk penonjolan yang jelas, d^nqan dne rrisma venrrikel ki-i.
lnfark miokard akut t49

dalam aneurisma), pemindaian resonansi Penurunan kolesterol dengan statin sama


magnetik, atau cine-angiografi . efektifnya dengan aspirin dan penyekat
Penggunaan penghambat ACE dan p dalam menurunkan mortalitas setelah
obat-obatan trombolitik dini telah me- infark miokard. Total kolesterol puasa
nurunkan insidensi pembentukan lebih dari 5,2 mmol/L harus diterapi
aneurisma. Pembentukan aneurisma dengan statin. Pada pasien dengan hiper-
ventrikel kiri + CABG memiliki morta- lipidemia kombinasi, fibrat merupakan
litas dini kurang dari 5% pada rumah sakit pendekatan alternatif, yang efektif dalam
yang telah berpengalaman. menurunkan trigliserida meskipun kurang
efektif dibandingkan dengan statin dalam
Rehabilitasi dan modifikasi fakor menurunkan kolesterol.
risiko
Tes tungsional dan strafikasi risiko
Sebelum meninggalkan rumah sakit, Tes latihan pascainfark merupakan tes
pasien harus dikonsulkan pada perawatan
noninvasif sederhana yang akan meng-
rehabilitasi jantung. Selama masa rawat, identifikasi adanya iskemia terinduksi se-
pasien akan reseptif terhadap penentra- hingga mampu menstratifikasi risiko
man hati dan pemberian dorongan, serta pasien dan perlunya arteriografi koroner.
koreksi faktor risiko. Penting diberikan Kebanyakan penelitian tes latihan pasca-
penjelasan sehingga terbentuk harapan infark dilakukan pada era pretrombolitik.
yang realistis pada periode pemulihan Karena kebanyakan penelitian memper-
pascainfark. Sebaiknya diberikan saran lihatkan mortalitas yang sangat rendah
spesifik mengenai diet, rokok, aktivitas (l-2% pada satu tahun) pada pasien yang
fisik, seks, dan rencana kembali bekerja. menerima trombolitik, perlunya tes latih-
J
ika fasi itas tersedia, program rehabi litasi
I
an rutin sekarang dipertanyakan, ter-
formal dan aktivitas kelompok harus di- utama dalam kaitan dengan 'positif palsu'.
dorong dengan peningkatan progresif Namun, tes latihan sebelum pasien di-
latihan dinamik (isotonik) (misalnya pulangkan atau 6 minggu pascainfark
berjalan, berenang, bersepeda). memberikan informasi yang berguna dan
dapat menentukan kebutuhan pemerik-
Pemeriksaan penuniang pascainfark saan lanjutan (Boks 8. I 8).
Lipid
Penentuan kadar lipid darah dapat tidak
Arteriograti koroner dan
representatif segera setelah infark mio-
rcvaskularisasi
Penggunaan rutin arteriografi koroner
kard. Maka direkomendasikan profil lipid
puasa diperiksa 4-6 minggu setelah ke- dan revaskularisasi setelah infark miokard
jadian akut. Pemeriksaan ini dapat diatur
pada kunjungan pertama pascainfark.
Sekitar 75% pasien yang memiliki infark #mks S.lS Tes Latihan Setelah lnfark
miokard akan memiliki profil lipid ab- Miokard
normal. Penurunan kolesterol total Gambaran prognostik buruk:
agresif dengan statin setelah infark mio- . Nyeri dada diinduksi Iatihan (angina)
kard secara bermakna menurunkan mor- . Depresi segmen S-T
talitas pada semua penyebab, reinfark, r Respons tekanan darah abnormal
disfungsi ventrikel (gagal jantung), pe- ir Respons den\,'ut jantung datar (inkom- |

rawatan rumah sakit kembali, stroke, dan I petensi kronotropik)


kebutuhan revaskularisasi berikutnya. . Aritmia ventrrkel
iL---**.--*- diinduksr latihan
i

i
t50 Bab 8: Penyakit lantung Koroner

tidak memperbaiki prognosis pada Killip. Faktor-faktor yang berkaitan


kelompok pasien tidak terseleksi. lndikasi dengan prognosis buruk dicantumkan
primer untuk pemeriksaan invasif adalah dalam Boks 8.19.
iskemia berulang simtomatik, aritmia
intraktabel (yang sulit ditangani), atau
perfoma buruk pada tes latihan dengan
i ffimnqs m. gP Faktor-faktor yang
i
treadmill. i Berkaitan dengan Prognosis Buruk
Setelah lnfark Miokard
Perjalanan penyakit dan prognosis o Peningkatan usia
Mortalitas dini 30 hari dan lanjut setelah . Jenis kelamin perempuan
infark miokard berhubungan dengan . Infark luas (drtentukan dengan
lokasi infark dan luas perubahan EKG. enzim jantung atau perubahan EKG
luas)
lnfark inferior terbatas memiliki tingkat
r Kompllkasi mekanis pada lnfark
mortalitas 30 hari dan l2 bulan masing-
miokard (misalnya VSD, ruptur dinding-
masing sebesar 45% dan 6,7%, sementara
bebas, regurgitasi mitral akut)
infark anterior dengan elevasi segmen S- r Infark anterior
T luas dan blok cabang serabut memiliki . lnfark inferior dengan keterlibatan
mortalitas masing-masing 19,6% dan ventrikei kanan
25,6%. lnformasi tambahan bisa didapat- o Diabetes melitus
kan dari klasifikasi menurut kelas hemo- . Angina atau infark miokard
dinamik (Killip): sebelumnya
o mayoritas pasien (85%) tidak memiliki
o Ganggnran fungsi ventrikel (S3,
edema paru)
bukti gagal jantung (Killip l);
. Kegagalan perfusi dengan trombolisis
r 53 dan ronki bibasal tercakup dalam o Infark anterior berkaitan dengan
Killip ll (10%); blok atrioventrikel
o Edema paru jelas (Killip ll) dan syok r Infark/iskemia beruiaag sementara
kardiogenik (Killip lV) semuanya hanya 'pasien masih dirawat di rumah sakit
mencakup 5% pasien. . Instabilitas elektrlk (misalnya VT,{/F
sekunder)
Determinan utama prognosis setelah 'o Variabilitas denyut jantung menurun
infark miokard adalah usia, TD sistolik, I
;o Potensial akhir abnormal
denyut jantung, lokasi infark, dan kelas i
Pacu Jantung dan
Elektrotisiologi

Pendahuluan, 151 Takikardia re-entri atrioventrikel, 171


tuitmia, 153 Takikardia re-entri nodus atrloventrikel, 174
Pemeriksaan elektrofisiologis, 154 Kematian jantung mendadak, 176
Bradikardia, 157 Ektopik ventrikel, 177
Takikardia, 164 Takrkardia ventdkel, 177
Fibrilasi atrium, 169 Aritmia ventnkel lain, 184
Flutter atrium, 171 Bacaan leblh lanjut, 187

Pendahuluan variasi gradien dengan waktu pada tiap


elektroda pencatat. Elektroda perekam
Kontraksi miosit jantung menghasilkan dapat bipolar atau unipolar, dan perbeda-
tenaga mekanik sistol atrium dan ven- an potensial yang direkam sesuai standar
trikel. pada bidang frontal maupun koronal.
o Kontraksi miosit individual merupa- Maka, penjumlahan aktivitas elektrik
kan hasil akhir suatu kompleks aliran ion pada jantung digunakan untuk meng-
yang menyebabkan depolarisasi dan hasilkan elektrokardiogram (EKG)
repolarisasi membran sel. permukaan.
r Perubahan voltase transmembran
(konsekuensi aliran ion melalui membran
sel) yang terjadi selama proses ini dapat
Sistem konduksi (Gambar 9.2)

direkam menggunakan teknik tertentu Denyut lantung dan koordinasi kontraksi


dan diilustrasikan sebagai potensial aksi atrioventrikel (AV) ditentukan oleh
(Gambar 9.1). sistem kontrol elektrik yang terdiri dari:
Depolarisasi dan repolarisasi mem- . nodus sinus (sinus nodelSN));
bran sel memicu aktivasi dan relaksasi . saluran konduksi atrium;
kompleks aktin/miosin. Koordinasi o nodus atrioventrikel (atrioventricular
aktivitas mekanik miosit di seluruh nodelAVN));
jantung dicapai melalui sistem konduksi . sistem His-Purkinye.
jantung, yang merupakan pengaturan Penyakit pada tiap sistem ini atau
kompleks sel-sel yang mengalami depo- pada miokard atrium atau ventrikel dapat
larisasi dan repolarisasi. menyebabkan abnormalitas denyut jan-
Gradien potensial, dihasilkan oleh tung atau inkoordinasi kontraksi jantung.
depolarisasi miokard, dapat dideteksi SN terletak pada aspek superior
oleh elektroda permukaan tubuh. atrium kanan (RA), dekat dengan SVC.
Gradien potensial ini kemudian diter- Terdiri dari jaringan pacu jantung khusus
jemahkan menjadi inskripsi elektronik yang mengalami depolarisasi spontan.
atau pena dan tinta yang memperlihatkan Lalu depolarisasi spontan ini diatur oleh
t52 Bab 9: Pacu lantung dan Elektrofisiologi

Arus natrium

Arus kalsium tipe L

Arus kalsium tipe T

Pertukaran Na Ca
---_
Iro,, (sensitif 4 AP)

Iror (teraktivasi oleh Ca)

t-.

IKr

I"u,

lcr aiau IKp

Io, (rnward rectifier) _


i
t"acr'il"orp
i"
i t, , {utur pacu iantung)

i.,-. -,-,*.-:*, .--,--.;.,*J:;'iiit'.---,ii:',--;


(a)

Gambar 9.1 (a) Hubungal antara gradren voltase terlalu cepat terhadap takiaritmia atrium
transmembran dan waktu menggambarkan
potensial aksi, komponen arus yang dlperllhatkan. (terutama fibrilasi atrium (AF)). Gelom-
Arus keluar berwatna abu abu, altran masuk, bang eksitasi kemudian keluar melalui
hitam. (b) Skema fase potensial aksi. sistem His-Purkinye, melewati serabut
konduksi kiri dan kanan sebelum me-
sifat intrinsik selular, katekolamin ekso- nyebar turun ke arah distal ke sistem
gen, dan tonus saraf otonom. Gelom- konduksi dan miokard ventrikel. Segera
bang eksitasi menyebar dari area SN ke sesudah muncul dari serabut utama, se-
atrium di sepanjang saluran konduksi rabut kiri terbagi menjadi fasikulus ante-
khusus. AVN kemudian teraktivasi rior dan posterior. Repolarisasi atrium
namun konduksi melalui AVN lambat dan ventrikel terorganisasi sedemikian
karena sifat konduksi dekrementalnya rupa sehingga area yang terdepolarisasi
yang khas (semakin besar frekuensi de- terlebih dahulu mengalami repolarisasi
polarisasi semakin lambat konduksi terakhir, suatu pengaturan yang dapat
melalui jaringan nodus AV). Hal ini me- menghindari reaktivasi miokard akibat
lindungi ventrikel dari laiu respons yang depolarisasi miokard di sekitarnya.
Aritmia r53

Fase 1

Gamlrar 9.7 lanjutan. sering karena abnormalitas irama, namun


kadang hanya kekhawatiran berlebih, atau
peningkatan isi sekuncup (misalnya regur-
Aritmia gitasi aorta atau mitral) atau sinus taki-
kardia (misalnya ansietas, demam, hiper-
Abnormalitas irama jantung tiroidisme). Tidak semua pasien meng-
o Takikardia: denyut cepat abnormal hubungkan takikardia dengan palpitasi dan
dapat menggunakan terminologi tersebut
(didefinisikan sebagai lebih dari 100
denyut per menit). untuk mendeskripsikan iregularitas
o Bradikardia: denyut lambat abnormal
denyut jantung yang terjadi, misalnya,
dengan aktivitas ektopik ventrikel.
(didefinisikan sebagai kurang dari 60
denyut per menit).
. Rasa pusing, presinkop, atau sinkop
o lrama iregular. dapat terjadi pada hipotensi arterial sis-
temik yang menyebabkan hipoperfusi
otak. Meskipun penilaian gejala ini mem-
Gejala butuhkan penyingkiran penyebab non-
. Palpitasi: denyut jantung yang disadari, jantung, hipotensi arterial sistemik bisa
t54 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

Fasrl<ulus
posterior
Gambar 9.2 Srstem
konduksi jantung.

merupakan konsekuensi dari takikardia,


bradikardia, kurangnya volume intra-
vaskular, dilatasi arteri, atau curah
jantung rendah. r EKG
o Gejala nonspesifik seperci malaise, r EKG rerata-sinyal
toleransi latihan buruk, dan dispnu dapat r Rekaman 24 jam dan perekam yang
terjadi pada bradikardia persisten. Dispnu diaktivasi oleh pasien
. Perekam loop implan
dan nyeri dada, seperti nyeri angina,
r Tes pemirinoan meja
dapat terjadi pada takikardia. . Pijatan sinus karotis
o Studielektrofisiologis
Pemeriksaan elektrofisiologis
,{SOk J}:'.;ri,r,'
r,.r.,i;r,-rr',.rljr:t-r;i!"; .;::t1rl.

AVN. Defleksi elektrokardiografi


EKG permukaan (Gambar 9.3) dinamakan:
Ruang atrium berdinding tipis. Atrium o Gelombang P (depolarisasi massa
memiliki sistem konduksi yang kurang atrium);
terspesialisasi dibandingkan ventrikel, . QRS (depolarisasi massa ventrikel);
yang memiliki massa otot lebih besar dan r Gelombang T (repolarisasi massa
sistem His-Purkinye yang berasal dari ventrikel); dan
Pemeriksaan elektrofi siologis t55

P ,1 T
-l\lr_
I o 5 GelombangT
I F(+l
'<-+OHS#' '
Interval Segmen
PR ST 100 mm/s

Gambar 9.3 Komponen EKG. gelombang P, unipolar yang berorientasi pada bidang
depolarisasi atrium; ORS, depolarisasi ventrikei;
horizontal.
gelombang T, repolarisasi ventrikel.
Orientasi vektor lead ini diilustrasi-
kan pada Gambar 9.4. Boks 9.2 men-
definisikan enam lead dada. Abnormalitas
o Gelombang U (asalnya masih diper-
EKG yang disebabkan penyakit jantung
debatkan).
struktural didiskusikan pada bab yang
Ventrikel terdiri dari tiga massa otot: berkaitan dengan kelainan jantung
(i) septum interventrikel; (ii) ventrikel spesifik.
kanan (RV); dan (iii) ventrikel kiri (LV).
Bagian pertama massa ventrikel yang
EKG rerata-sinyal
mengalami depolarisasi adalah pada sisi
EKG rerata-sinyal menggunakan, analisis
kiri septum interventrikel dengan penye-
komputer rekaman EKG untuk meng-
baran aktivasi berikutnya dari kiri ke
identifikasi potensial akhir aktivitas elek-
kanan melalui septum. Kemudian teriadi
trik yang berkaitan dengan depolarisasi
depolarisasi simultan dari permukadn
miokard di daerah abnormalitas miokard,
subendokard menuiu permukaan epikard
yang dapat menjadi substrat untuk aritmia
baik pada massa otot ventrikel kanan
re-entri ventrikel.
dan kiri. Massa ventrikel kiri yang besar
menghasilkan voltase yang lebih besar
sehingga mendominasi defleksi QRS.
Gambaran tepat defleksi QRS normal di' ffi*ks 9.3. Segitiga Einthoven dan
tentukan oleh orientasi lead pencatat. Lead Dada
Tiap lead pencatat EKG memiliki kutub
Enam ]ead dada ditetapkan oleh
positif dan negatif. konvensr internasional:
. Lead standar l, ll, dan lll adalah 1 sela lga keempat pada kanan
bipolar dan berorientasi pada bidang bawah sternum
koronal. 2 sela iga yang sama pada batas
r Lead AVR, AVL, dan AVF ('A' untuk sternum klri
augmented karena diperlukan augmen- 3 pertengahan antara 2 dan 4
tasi instrumental karena potensial yang 4 sela iga keempat garls
mid klavrkularis
rendah pada ekstremitas) merupakan 5 ketingglan yang sama pada garis
aksilaris anterior
lead unipolar yang berorientasi pada
6 ketinggian yang sama pada garis
bidang koronal. mid-aksilaris
o Lead Vl hingga V6 merupakan lead i___-
!
I 55 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

Gambar 9.4 Segltiga Einthoven: terdapat tiga lead ekstremitas bipolar 'standar' (I ilI) dan tlga lead
ekstremitas unipolar augmentasi (AVR, A\T', dan AVL).
Bradikardia 157

Pengawasan EKG ambulatori refleks vagotonik.


Alat ini (monitor Holter) merupakan pe- Pasien dengan sindrom hipersensiti-
rekam EKG mini, dengan ukuran kurang vitas sinus karotis mungkin juga meng-
lebih sebesar stereo personal (walkman). alami kardioinhibisi vagal atau stimulasi
Monitor Holter terus merekam dua lead sinus karotis tanpa sengaja. Pemijatan
EKG via elektroda yang ditempelkan pada sinus karotis dalam kondisi terkontrol
dinding dada anterior selama 24 iam, dan setelah penilaian penyakit arteri
pada saat di mana pasien tetap melakukan
karotis dapat menunjukkan hal ini.
aktivitas hariannya. Mereka mencatat
semua gejala yang dapat dikorelasikan Tes stres latihan fisik
dengan EKG. Tes stres latihan akan memperlihatkan
ketidakmampuan SN untuk meningkatkan
Perekam yang diaktivasi oleh pasien denyut jantung sebagai respons terhadap
Alat yang teraktivasi oleh pasien akan
kebutuhan fisiologis (inkompetensi
kronotropik).
merekam lead EKG tunggal yang dapat
dianalisis kemudian atau ditransmisikan
dengan telepon ke stasiun perekam Studi elekrofisiologis
pusat. Alat ini terutama berguna dalam Kateter yang ditempel dengan elektroda
penilaian pasien yang gejalanya tidak perekam dimasukkan melalui vena fe-
sering namun rekaman EKG-nya sering moralis atau subklavia dengan teknik
berkualitas jelek. standar Seldinger dengan anestesia lokal.
Kateter ini dimasukkan ke jantung dengan
Alat perekam implan teknik kateterisasi jantung standar serta
Alat perekam kecil dapat diimplantasi
diposisikan di atrium, AVN, dan RV.
Aktivitas elektrik dari endokard yang ada
subkutan dengan prosedur bedah minor.
EKG disimpan dalam alat sebelum aktivasi
di belakang elektroda disaring, di-
amplifikasi, dan direkam pada konfigurasi
pasien sehingga kejadian yang menyebab-
unipolar atau bipolar sebagai elektro-
kan kehilangan kesadaran mendadak
kardiogram. Waktu aktivitas elektrik yang
dapat segera direkam setelah kejadian.
direkam dari permukaan endokard (elek-
Sifat ini bersama dengan masa hidup alat
trokardiogram) pada tempat-tempat ini
yang panjang memfasilitasi perekaman
dan respons aktivitas elektrik terhadap
kejadian yang jarang terjadi.
pacu jantung dan ekstrastimulasi (tam-
bahan denyut pacu prematur selama laju
Tes pemiringan meia dan pijat pacu tetap) memungkinkan penilaian
sinus karotis sinus dan aktivitas nodus atrioventrikel
Pasien berbaring di satu meja yang dapat dan integritas sistem konduksi. Teknik
dimiringkan (kepala di atas) hingga 60'. ekstrastimulasi juga digunakan untuk
Dilakukan pengawasan kontinyu tekanan menilai induksibilitas dan mekanisme
darah, denyut iantung, dan EKG. Pe- takikardia.
miringan biasanya dilakukan selama 45
menit namun dihentikan bila timbul bradi-
kardia (kardioinhibisi) atau hipotensi
. |.r,1.,'liil'ilt
(vasodepresi). Pada beberapa pusat, Bradikardia bisa merupakan gambaran
mungkin diberikan nitrat sublingual atau sekunder pada sejumlah kelainan
isoprenalin intravena untuk menekan nonjantung:
I 58 Bab 9: Pacu jantung dan Elektrofisiologi

o hipotiroidisme; kiri atau kanan. Blok cabang serabut


o peningkatan tekanan intrakranial; kanan (right bundle branch b/ocl</RBBB)
o ikterus. dapat terjadi pada jantung normal. Blok
Penyebab jantung pada bradikardia cabang serabut kiri (/eft bundle branch
antara lain: b/ocl</LBBB) biasanya dipandang sebagai
o penyakit 'SN dengan laju atrium penanda penyakit jantung dasar, meski-
rendah; pun kadang sulit untuk menentukan pe-
o penyakit nodus atrioventrikel dengan nyebabnya. Blok cabang serabut terisolasi
penurunan frekuensi nodus dan depola- tidak memiliki efek pada denyut lantung
risasi ventrikel sebagai respons terhadap dan tidak membutuhkan terapi bila hanya
laju atrium normal; ditemukan sendiri. Penyakit cabang
r abnormalitas fungsi otonom (sindrom serabut kanan dan fasikulus anterior kiri
vasovagal). dengan blok jantung derajat satu (yang
disebut'blok tri-fasikular') memiliki risiko
tinggi mengalami blok lantung lengkap
Penyebab bradikardia dan dianggap sebagai salah satu indikasi
Penyakit nodus sinus implantasi pacu jantung ventrikel pro-
Penyakit ini mungkin merupakan penyakit filaktik.
degeneratif SN, yang sering terjadi seiring
pertambahan usia, atau akibat penyakit Blok jantung derajat satu
iskemik jantung atau infeksi virus atau Pemanjangan interval P hingga QRS (PR)
penyakit autoimun seperti lupus. SN >200 mdet pada EKG permukaan. Me-
dapat terdepolarisasi lambat atau terjadi rupakan tanda penyakit AVN. Bila di-
keterlambatan aktivitas elektrik yang me- temukan sendiri, tidak membutuhkan
ninggalkan SN ('blok keluar'). terapi namun bisa hanya merupakan
manifestasi penyakit konduksi pada
Penyakit nodus atrioventrikel d.an pasien dengan blok iantung komplet
penyakit konduksi intermiten.
Penyakit AVN menyebabkan blok
jantung. Blok jantung dapat disebabkan Blok jantung derajat dua
oleh atau setelah: . Tipe l: terdapat pemanjangan inter-
o penyakit iskemik iantung; val PR berturut-turut yang diakhiri
o penyakit autoimun (misalnya lupus dengan kegagalan konduksi gelombang P
atau terkait dengan aortopati pada Reiter pada satu seri (gelombang P tidak diikuti
atau spondilitis ankilosa); oleh kompleks QRS). Sekali lagi, bila
r sarkoidosis; ditemukan sendiri tidak membutuhkan
r destruksi oleh infeksi (abses pangkal terapi namun bisa hanya merupakan
aorta); manifestasi satu-satunya dari penyakit
o insersi katup mitral atau aorta pro- konduksi pada pasien dengan blok
stetik. lantung deralat lebih tinggi yang bersifat
lnterupsi konduksi AVN dapat in- intermiten.
komplet dan menghasilkan berbagai . Tipe 2: terdapat kegagalan konduksi
derajat blok. Penyakit konduksi distal ter- gelombang P melalui AVN yang inter-
hadap AVN dapat menyebabkan ganggu- miten tetapi teratur (hubungan gelom-
an konduksi AV atau gangguan pola bang P terhadap QRS tetap l:2ll:3ll:4,
depolarisasi ventrikel dengan gangtuan dan lain-lain) dengan bradikardia, laju
konduksi cabang serabut (bundle branch\ ventrikel l12, l13, atau l14, dan lain-lain
Bradikardia t59

dari laju atrium. lmplantasi pacu iantung dan vasodepresi yang akan mengakibat-
profilaktik diindikasikan apapun status kan hipotensi arteri sistemik berat. Sinus
simtomatiknya, karena progresi menjadi bradikardia dapat merupakan temuan
blok jantung komplet dengan risiko irama normal pada individu yang sehat dan
denyut spontan ventrikel lambat atau tonus vagus yang meningkat. Latihan fisik
bahkan asistbl umum terjadi. berlebih dapat menyebabkan tonus vagus
berlebih dan satu kondisi yang dalam
Blok jantung derajat komplet (blok bahasa sehari-hari disebut sebagai
jantung deraiat tiga) 'jantung atlet' di mana pasien rentan
Terdapat kegagalan konduksi nodus terhadap aspek sindrom vasovagal.
atrioventrikel sehingga terdapat disosiasi
AV lengkap. Laju ventrikel selalu lebih Pemeriksaan penunjang untuk
lambat dibandingkan dengan laju atrium
bradikardia
(perhatikan bahwa disosiasi AV bukan
merupakan blok jantung komplet bila laju Stu di elek trofi siologi s
atrium lebih lambat daripada laju ven- Studi elektrofisiologis invasif dapat me-
trikel seperti yang dapat terjadi pada pe- nilai performa SN, AVN, dan sistem
ningkatan tonus vagus). konduksi. Kombinasi dari rekaman elek-
trogram dan teknik ekstrastimulasi me-
Sindrom vasovagal mungkinkan penilaian integritas fungsional
Terdapat hubungan kompleks antara nodus sinus dan atrioventrikel serta
denyut jantung dan tonus vasomotor sistem elektrik khusus.
untuk mempertahankan tekanan arteri
sistemik. Tonus otonom merupakan Pengawasan ambulatofi atau
determinan denyut jantung dan tonus
perekam yang diaktivasi pasien
vasomotor. Peningkatan tonus Episode bradikardia spontan karena
vagus
penyakit SN atau kegagalan konduksi AV
dapat memperlambat denyut iantung atau
dapat diidentifikasi dan harus dikorelasi-
menyebabkan vasodilatasi atau keduanya
dan masing*masing mekanisme tersebut kan dengan gejala pasien menggunakan
dapat menyebabkan penurunan tekanan catatan pasien.
arreri sistemik. Peningkatan tonus v4gus
mendadak dapat menyebabkan pe- Perekam implan
nurunan mendadak tekanan arteri dengan
Tersedia alat yang bisa diimplan, yang
penyebab utama bradikardia (karena merekam EKG secara kontinyu. Aktivasi
kardioinhibisi) atau vasodilaasi (karena alat ini menggunakan unit kontrol
genggam yang diaktivasi pasien, dan dapat
depresi tonus vasomotor). Peningkatan
tonus vagus dapat terjadi setelah stimulus
merekam EKG hingga 42 menit.
eksternal, misalnya yang terjadi pada
individu yang takut pada jarum atau me- lmplantasi pacu iantung dan terapi
lihat darah, atau dapat terjadi secara obat pada bradikardia
spontan, yang dinamakan sindrom vaso-
Terapi obat
vagal.
Terapi obat tidak cukup untuk meng-
Sindrom sinus karotis merupakan
hilangkan gejala penyakit SN simtomatik
penyakit serupa. Sensitivitas sinus karotis
atau penyakit konduksi jangka panjang,
terhadap tekanan mekanik merupakan
namun isoprenalin yang diberikan secara
penyebab peningkatan tonus, yang
parenteral atau sublingual bisa ber-
kemudian menyebabkan kardioinhibisi
manfaat dalam keadaan darurat. Bila
160 Bab 9: Pacu lantung dan Elel<trofisiologi

dipertimbangkan perlu terapi, implantasi


pacu jantung biasanya merupakan terapi
pilihan. Sindrom vasovagal mungkin mem-
beri respons parsial terhadap terapi
dengan penyekat F yung, dengan mengu-
rangi tonus simpatik, membantu melawan
penurunan tonus vasomotor yang dapat
merupakan gambaran Peningkatan vago-
tonia. Baru-baru ini diteliti obat-obat yang
bekerja pada sistem saraf pusat dan ber-
tujuan menemukan kelainan neurologis
dasar.

Pacu jantung (Gambar 9.5)


lmplantasi pacu jantung permanen Per-
tama kali dilakukan pada manusia tahun
1958. Sejak saat itu, implan pacu iantung
permanen menjadi inti terapi bradikardia Gambar 9.5 Pacu jantung lmplan
dengan 20.000 alat diimplan Per tahun
di lnggris. Pacu jantung dapat diimplantasi mengkomunikasikan l<emampuan pacu
untuk mengkoreksi bradikardia simto-
lantung dan sejak itu telah diperbaharui
matik atau untuk bekeria sebagai pro- sebagai respons terhadap kebutuhan cara
filaksis terhadap kematian mendadak kategorisasi kemampuan pacu iantung
asistolik (blok AV tanpa irama pelarian yang semakin canggih.
ventrikel). Pacu jantung diklasifikasikan
menurut: Pacu jantung ruang tunggal
I kemampuan deteksi; Pacu jantung ini mendeteksi dan memacu
2 kemampuan pacu; satu ruang jantung (baik RA atau RV).
3 tampilan kemampuan untuk di- Histeresis dapat digunakan di mana ge-
program (yang menentukan respons pacu nerator diset untuk memacu pada tingkat
jantung terhadap keiadian yang diterima); yang lebih tinggi daripada denyut iantung
dan (laju deteksi) di mana pacu jantung diset
4 kemampuannya untuk meningkatkan untuk terpicu.
denyut jantung secara sPontan sebagai
respons terhadap akivitas fisik (pacu Pacu jantung ruang ganda
jantung responsif terhadap denyut). Pacu jantung ini mempertahankan sin-
Depolarisasi miokard ventrikel di- kronitas AV. Maka, atrium dan ventrikel
capai dengan menghantarkan arus elek- dapat dideteksi, dipacu, atau keduanya,
trik via elektroda pacu unipolar atau tergantung pada pemrograman pacu
bipolar. Perbedaan potensial sekecil 0, I jantung dan aktivitas lantung sPontan.
mV seringkali cukup untuk menghasilkan lnterval antara pemacuan atrium dan
penyebaran aktivasi gelombang. ventrikel (AV delay) dapat diatur untuk
Klasifikasi pacu jantung menurut lhe mengoptimalkan fungsi iantung karena
British Pacing and Electrophysiology terdapat bukti bahwa durasi AV delay
Group (BPEG)/Norrh American Society dapat mempengaruhi dinamika pengisian
of Pacing and Electrophysiologl (NASPE) ventrikel dan mempengaruhi fungsi
(Tabel 9.1) dibuat sebagai alat untuk ventrikel.
Bradikardia r6t

ilI tV

Kategori Ruang yang Ruang yang Respons Kemampuan Fungsi


dipacu dideteksi terhadap untuk diprogram antiaritmia
pendeteksian

0, tidak ada 0, tldak ada 0, tidak ada 0, tidak ada 0, tidak ada

A, atrium A, atrium T, dipicu P, pemrograman P, pemacuan


sederhana (antitakikaldia)

V ventrikel V ventrikel I, inhibisi M, pemrograman S, syok


multi
I

D, ganda (A+V) D, ganda (A+V) D, ganda (T+I) C, komunikasi D ganda (P+S) i

S unggal S, tLlnggal R, modulasi laju


I
!

Tabel 9.1 Kode pacu jantung genenk BPEG/ switching'. Pada saat jantung dalam irama
NASPE
sinus, mode pacu jantung adalah sinkron
AV, namun mode otomatis berubah
menjadi pacu ventrikel ruang tunggal pada
Pacu jantung responsif terhadap denyut onset aritmia atrium.
jantung
Pacu jantung ini meningkatl<an laju pacu- Pacu jantung temporer
nya sebagai respons terhadap aktivitas Blok jantung komplet yang merupakan
fisik. Hal ini dicapai dengan alat yang komplikasi infark miokard dapat bersifat
menghasilkan arus sebagai respons ter- temporer dan dapat kembali normal ke
hadap vibrasi (misalnya kristal piezo- kondul<si AV hingga I -2 minggu
elektrik) atau dengan kerja akselero- kemudian. Jika pasien mengalami blok
meter yang meningkatkan laju pemacu jantung dan gangguan hemodinamik,
sebagai respons terhadap kejadian fisio- dapat digunakan pacu jantung temporer
logis yang dideteksi, seperti pemendekan RV (t RA) melalui lead pacu temporer
interval QT yang terjadi bersama pening- ke jantung kanan, dihubungkan ke ge-
l<atan tonus simpatik atau perubahan la.iu nerator pacu elcsternal yang dibawa
pernapasan. Kemampuan pemrotraman pasien sampai dilakukan implantasi pacu
hubungan antara peningkatan denyut jantung permanen atau terjadi pemulihan
jantung dan parameter aktivitas fisiologis konduksi AV.
yang'dideteksi', memungkinkan laju pacu
yang sesuai dengan kebutuhan fisiologis Pacu jantung untuk sindrom
individu. vasovagal
Ketika bradikardia akibat kardioinhibisi
Pacu jantung mode-switching merupakan komponen utama sindrom
Pasien yang menjalani ablasi nodus AV vasovagal, implantasi pacu jantung dapat
(lihat hal. 168) untuk fibrilasi/flutter berfungsi untuk menyembuhkan atau
atrium paroksismal mendapat manfaat menghilangkan gejala. Pacu jantung satu
dari implantasi pacu jantung 'mode- ruang dapat memperburuk sindrom
167 Bab 9: Pacu Janrung dan Elel<trofisiologi

vasovagal melalui mekanisme yang serupa


dengan sindrom pacu jantung. Maka
&ak* S.3 lndikasi Nonbradikardia
untuk Terapi Pacu Jantung
sinkronitas AV harus selalu dipertahan-
kan dalam terapi sindrom vasovagal. Saat r Pacu iantung antiiakikardla
ini sedang dievaluasi pentingnya peng- r Pacu jantung stabilisasr atrium (pacu
gunaan pacu jantung yang spesifik mening* atrlum multitempat)
katkan denyut bila vasodilatasi merupa-
r Pacu jantung untuk mengoptimaikan
fungsi ventrikel
kan komponen utama penyebab gelala.
Begitu pula peningkatan tonus vagus
dapat terjadi setelah stimulasi sinus
karotis yang hipersensitif. Fenomena ini Gagal jantung
tampaknya umum terjadi pada pasien usia Pacu jantung biventrikel, dengan modulasi
tua dan pemilatan sinus karotis merupa- waktu kontraksi ruang melalui peng-
kan pemeriksaan penting pada pasien aturan Pacu yang tePat, dapat meng-
sinkop atau presinkop tua atau pada imbangi beberapa konsekuensi hemo-
pasien dengan riwayat pingsan tidak jelas. dinamik sampingan dari disfungsi ven-
trikel. Pacu ventrikel kiri dicapai melalui
Indikasi nonbradikardia untuk pacu akses sistem vena koroner via sinus
jantung (Boks 9.3) koroner. Pemacuan epikard pervena
Pacu jantung antitakikardia kemudian digunakan untuk menstimulasi
Sistem pacu jantung menghantarkan LV. Pacu ini mungkin paling bermanfaat
denyut pacu ke jantung dengan lalu yang pada pasien dengan blok cabang serabut
lebih besar daripada denyut dari meka- kiri (LBBB).
nisme takikardia re-entri. Hal ini me-
mungkinkan'penangkapan' sirkuit re- Kard i o m i o pati h ip e rtrofi k
entri seperti pada berhentinya pemacuan Pacu jantung ruang ganda dengan variasi
takikardia diterminasi. Namun, ini tidak dalam interval AV yang dipacu, bersama
selalu berhasil dan pasien harus mampu dengan pemacuan dari lokasi spesifik di
mentoleransi denyut alat pacu jantung. RV, dapat mempengaruhi gambaran sistol
Teknik ini dilakukan pada alat pacu anti- dan diastol ventrikel sehingga meng-
takikardia untuk takikardia supraventri- optimalkan hemodinamik. Namun, efek
kel namun jarang digunakan akibat ke- pada kesehatan dan prognosis pasien
tersediaan teknik ablatif kuratil namun tidak jelas.
memiliki peran penting pada terapi de-
fibrilator kardioverter implan. Pacu Pilihan generator pacu jantung
jantung temporer juga dapat digunakan lni ditentukan oleh mekanisme yang
untuk menghentikan aritmia terutama menyebabkan bradikardia dan kebutuhan
takilcardia ventrikel (VT), bila terapi obat individual pasien. Pemilihan pacu jantung
tidak efektil tidak ada, atau menunggu membutuhkan pertimbangan matang.
terapi intervensional lain. Salah satu pendekatan adalah memberi
pacu jantung paling canggih untuk me-
Pacu atrium multitempat liputi semua kemungkinan kejadian klinis,
lni merupakan kemungkinan terapi untuk namun hal ini akan memberikan risiko
AF paroksismal. Peletakan alat-alat pacu prosedural tambahan bagi pasien (pro-
di RA dan di atau dekat sinus koronarius sedur implan yang lebih kompleks) dan
(secara efektif atrium kiri (LA)) mem- mahal. Strategi ekstrem lain adalah mem-
pengaruhi suseptibilitas RA terhadap AF. beri semua pasien pacu jantung paling
Bradikardia r63

sederhana yang cukup untuk meniamin di jaringan subkutan sedikit di bawah kla-
terapi bradikardia yang efektii namun hal vikula, agak medial untuk menghindari
ini mengacuhkan terapi optimal pada gangguan pada pergerakan lengan. Gene-
banyak pasien dan memajankan pasien rator pacu iantung kadang menghasilkan
pada komplikasi seperti sindrom pacu sedikit rasa tidak nyaman pada per-
lantung. Penggunaan pacu jantung ruang gerakan lengan ipsilateral dan begitu pula
tunggal untuk terapi kardioinhibisi pada dengan sebagian besar insersi pada
sindrom vasovagal dikontraindikasikan daerah prepektoral kiri, karena ke-
karena pacu Wl dapat memperburuk banyakan pasien menggunakan tangan
kondisi tersebut melalui mekanisme kanan. Aktivitas otot (lihat di bawah
refleks. untuk komplikasi) dapat mempengaruhi
Di lnggris penerimaan sistem pacu fungsi pacu lantung (mioinhibisi) meski-
jantung canggih agak terlambat dibanding- pun jarang sehingga penting untuk mem-
kan dengan negara-negara Eropa lain. perhatikan detil lokasi pacu jantung. Berat
Pilihan pacu jantung dirangkum dalam pacu jantung dapat mencapai 20 g. Lead
Boks 9.4. pacu jantung (elektroda) dimasukkan ke
dalam ruang lantung (RA dan/atau RV)
Pilihan elekftoda pemacu melalui vena-vena besar. Akses vena di-
Lead pacu jantung dan keluaran pemro- dapat dengan menggunakan teknik
graman pacu jantung bisa bipolar atau Seldinger melalui vena subl<lavia atau
unipolar. dengan melihat langsung melalui vena
o Lead unipolar memiliki elektroda sefalika. Pacu jantung ruang tunggal hanya
terminal dan menggunakan boks genera- membutuhkan satu kawat pemacu
tor pacu jantung sebagai kutub lain tunggal; sebagian besar pacu iantung
sirkuit. ruang ganda membutuhl<an dud kawat
r Elektroda bipolar mendeteksi aktivi- pemacu meskipun pada beberapa alat
tas elektril< dari sel yang mengalami terbaru baik elektroda pemacu atrium
depolarisasi yang terletak dekat dengan dan ventrikel diletakkan pada satu lead.
elektroda, yang membantu meminimalkan Di bawah pengawasan fluoroskopi, lead
deteksi tidal< tepat dari sinyal yang jauh. dimasukkan ke dalam ruang jantung dan
Konfigurasi ini memungkinkan kejadian diposisikan pada tempat anatomi yang
elektrik nonjantung dideteksi dengan memuaskan di mana pengetesan elek-
tidak tepat (misalnya lihat di bawah). troda memberikan paramater pemacuan
yang memuaskan. Pengetesan pacu
Implantasi pacu jantung jantung dilakukan pada saat implantasi
Hampir semua pacu jantung diimplantasi (Boks 9.5).
dalam satu kantung prepektoral di bawah Kawat pemacu dan konstruksi
pengaruh anestesia, seringkali dengan elektroda
sedasi tambahan. Dibuat satu ruang l<ecil Kawat difiksasi ke dalam trabekulasi RV
(moderator band) atau apendiks RA, baik
dengan kerja penambatan ujung (proyeksi
plastik terminal) atau dengan mekanisme
pemutaran terekstensi (lead fiksasi aktif)
pada ujung elektroda. Sebagian besar
elektroda terbuat dari titanium dengan
permukaan luar dari poliuretan. Ujung
elektroda terbuat dari metal namun
164 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

Follow-up pacu jantung


ffi*ks $.S Parameter yang Dites Saat
Masa pakai pacu jantung bervariasi ter-
lmplantasi Pacu Jantung
gantung jenis pacu jantung dan seberapa
r Deteksi amplitudo gelombang R banyak digunakan. Masa hidup baterai
atau P generator dapat mencapai l0 tahun.
r Ambang batas pemacuan (dalam mV Setelah implan umum dilakukan peme-
atau mA dengan lebar pulsasi 0,05 mdet) riksaan fungsi pacu jantung pada satu
. Impedansi lead pacu jantung
bulan dan kemudian tiap tahun. lnterval
r Stabilrtas lead pacu jantung pada
pemeriksaan ditentukan baik oleh kapa-
inspirasi dalam/batuk
r Stimulasi otot/stimulasi diafragma sitas baterai dan karakter elektrik pacu
pada keluaran maksimum alat jantung. Kemunduran fungsi iuga dapat
terladi pada lead pacu jantung, baik
karena degradasi gradual struktur lead
atau karena perubahan leadipermukaan
dapat memiliki ulung yang mengeluarkan endokard sehingga properti elektrik lead
steroid untuk membantu mengurangi atau ambang pacu berubah dan tidak
peradangan pada permukaan endokard dapat diterima oleh alat pacu iantung.
yang bila tidak akan mempengaruhi Jarang terjadi, lead pecah akibat patah-
l<arakteristik pemacuan. nya kawat pemacu, biasanya pada titik
di mana sering terjadi stres seperti di
Komplikasi pacu jantung bawah klavikula atau melewati katup
Sindrom pacu jantung trikuspid.
Selama pemacuan Wl, jil<a laiu gelom-
bang P spontan dan laju pacu iantung Menyetir setelah implantasi pacu iantung
ventrikel sama dapat terjadi kontraksi The Driving and Vehicle Licensing
atrium asli dan ventrikel dipacu secara Agency (DVLA) bertanggung jawab untuk
simultan, kontraksi atrium timbul saat regulasi pemegang lisensi menyetir di
katup AV tertutup karena sistol ventrikel. lnggris. Saat ini, pengguna pacu jantung
Terjadi refluks darah atrium ke dalam diminta memberitahu DVLA mengenai
vena-vena kava dapat menimbulkan geiala terapi yang didapatkan dan merel<a tidak
seperti malaise, pembengkakan, dispnu, diperbolehkan menyetir selama I minggu
dan rasa tidak nyaman pada dada. sejak implantasi pacu iantung. Setelah
pemeriksaan Pacu iantunS yang memuas-
Takikardia yang disebabkan pacu iantung kan mereka dapat kembali menyetir
Pemrograman pacu jantung yang tidak dengan pembaruan lisensi tiap tiga tahun.
bagus dapat menyebabkan teriadinya ta-
kikardia. Konduksi retrograd dari ven-
trikel ke atrium melalui nodus AV (yang i;j,,iii:t:: rl,::, r,r:r::,

dapat teriadi pada penyakit SN atau blok


Sinus takikardia
AV anterograd yang jarang) bisa meng-
akibatkan depolarisasi atrium sebelum Sinus takikardia dapat merupakan
depolarisasi SN/pemacuan atrium. Jika respons fisiologis terhadap latihan atau
pacu jantung dapat mendeteksi depo- stres namun automatisitas abnormal, baik
larisasi atrium dini ini, pacu iantung akan dari SN atau fokus ektopik di atrium
menghasilkan denyut pacu ventrikel mauPun ventrikel, atau mekanisme
dengan pengulangan siklus dan kemudian eksitasi re-entri dapat menyebabkan
takikardia. takikardia nonfisiologis.
Tal<ikardia t65

Takikardia otomatis disebabkan oleh t---


properti pemacuan jantung yang abnor- I m*As g.* Klasifikasi Takikardia
f

mal baik pada jaringan pacu iantung Supraventrikel


khusus atau jaringan jantung biasa yang r Terpicu: taklkardia atrium ektopik/AF
kemudian berubah menladi bersifat sel fokal
pacu jantung sebagai konsekuensi dari
r Re-entri. AF/takikatdia atrium re entrl
makro
penyakit. Sebagai contoh adalah takikar-
r Takikardra re-entri A-V
dia atrium ektopik yang timbul pada anak- o Takikardia re-entn nodus A-V
anal< dengan penyakit jantung kongenital
atau VT yang mengkomplikasi iskemia Ventrikel
miokard akut. r Terpicu: VT kiri idiopatik/takikardia
Sirkuit re-entri diilustrasikan pada alur keluar ventrikel kanan/aktivitas
Gambar 9.6. Untuk teriadinya re-entri ektopik ventrikel/torsades de pointes
suatu sirkuit harus ada penghalang ana- i . Re-entri mikro: takikardia fasikular iI
: . Re entrimakro: VT (monomorftk aLaL,
tomis konduksi elektrik dan daerah ;

I poJlmorfikltibrilasi ventnkel)
dengan konduksi yang lambat, sehingga l" i

L*''--*,- --*--i
periode refrakter (masa pemulihan eksi-
tabilitas setelah depolarisasi) lebih singkat jenis takikardia pada subbab berikutnya.
daripada waktu konduksi total di sekitar
Klasifikasi obat antiaritmia oleh Vaughan-
sirkuit re-entri. Dengan cara ini miokard
Williams (Tabel 9.2) merupakan dasar
kembali bisa mengalami depolarisasi pada
dari pendekatan klinis pemilihan obat
saat gelombang eksitasi sirkular me-
antiaritmia, meskipun klasifikasi ini tentu
nyelesaikan sirkuit. Sirkuit re-entri dapat
memiliki batasan-batasan dan baru-baru
merupakan mekanisme takikardia pada
ini diperbaiki oleh klasifikasi 'Sicilian Gam-
takikardia supraventrikel (su praventri cu -
bit' (Tabel 9.3). Dalam banyak keadaan,
lar tachycardialSVT) maupun ventrikel terapi obat antiaritmia merupakan terapi
(VT). 'sekunder atau aiuvan terapi ablatif atau
Takikardia dapat diklasifikasikan
terapi dengan alat.
sebagai SVT atau VT (Boks 9.6).
o SVT dapat mulai atau membutuhkan Teknik ablasi kateter
partisipasi di sirkuit re-entri jaringan
Prosedur kateterisasi jantung dapat
jantung di atas anulus AV.
menginduksi blok jantung total sebagai
o Aritmia ventrikel dimulai di miokard komplikasinya, sehingga mulai disukai
ventril<el dan pemeliharaan takikardia
prosedur ablatif yang efek destruktifnya
tidak membutuhkan keterlibatan jaringan
minimal. Prosedur ablasi merusak se-
konduksi di anulus AV.
bagian kecil daerah miokard, yang penting
dalam mekanisme aritmia, dengan meng-
Terapi takikardia gunakan pendekatan kateter endokard
Terapi termasuk terapi obat antiaritmia, perkutan. Jaringan target Penting untuk
terapi alat (pacu lantung antitakikardia, terjadinya aritmia atau bagian dari sistem
defibrilator implan) dan terapi ablasi konduksi.
kuratif (baik bedah maupun menggunakan o Kerusakan pada nodus AV dan sistem
teknik fulgurasi kateter). konduksi khusus menurunkan laju
respons ventrikel terhadap aktivitas
Terapi obat antiaritmia atrium atau, dalam kasus ablasi nodus
Penggunaan obat-obatan antiaritmia di- AV, menyebabkan blok jantung lengkap
diskusikan dalam kaitannya dengan tiap iatrogenik. Dibutuhkan implantasi pacu
t65 Bab 9: Pacu Jantung dan Elel<trofisiologi

Penghalang tetap terhadap


konduksi (pada kasus ini
anulus MV)

Blok satu arah


(pada kasus ini
lalur aksesorlus)

I
--\
1)
,r/
/*)
.:
.i l-.^* I

Daerah konduksi "

Iambat (pada kasus


ini nodus AV)

SVT antidromik
ffi
:J....:...
SVT ortodromik

Gambar 9.6 Sirkuit re-entn mendemostrasikan lesi dengan menciptakan gradien voltase.
takrkardia antidromik dan ortodromik pada sindrom
Meskipun efektif, prosedur ini memiliki
Wolff-Parklnson White.
kerugian yang tidak dapat diterima:
. ukuran lesi besar, tidak terkontrol;
o disfungsi ventrikel lanjut l<arena baro-
jantung untuk mempertahankan laiu trauma akibat keiutan;
ventril<el yang adekuat, l<arena irama . rasa tidak nyaman karena prosedur
spontan ventrikel biasanya lambat atau sehingga harus digunakan anestesia
tidak ada. umum.
Prosedur awal menggunakan keiutan Sistem kejutan arus searah (DC syok)
elektrik tenaga tinggi yang dihantarl<an energi rendah menghasilkan lebih sedikit
pada daerah endokard untuk mengablasi barotrauma dan memiliki risiko kompli-
miokard. Sistem energi ini mengal<ibatkan l<asi lebih rendah, namun masih sulit
Tal<ikardia I 67

Prototipe

Kerja anestetik loka1 Ouinidin


mengurangi arus Na

I Blokade B Propanolol

Tabel 9.2 Klasifikasl obat m Prolongasi potenslal aksi Amiodaron


antiarltmia Vaughan
Williams.
N Blokade saluran kalslum Verapamil

Mekanisme aritmia Efek antiaritmia Target arus ion

1 lrisiasi automatisitas impuls abnomal


A Normal diperkuat Penurunan depolarisasi fase 4 11, Igu'' (blok)
B Abnormal Penurunan depolarisasr fase 4 I.o"n (aktrvasr)
atau potensial diastollk IK, IKAch (aktivasi)
maksimum I.u,, Iru (biok)

Pefl]rcuan aktivitas karena

A Eaily after-depolarization (EAD) Memendekkan potensial aksr I" (aktivasl)


atau menekan EAD

B Delayed aft er-depolailzation Menurunkaa kelebihan beban I"u,, I*u (blok)


(DAD) kalsium atau menekan DAD I"",, (blok)

Konduksi abnormal
Re-entri tergantung pada saluran Na

A Gangguan konduksi pnmer Menurunkan eksitabilitas dan INa (blok)


(jarak eksitasi panjang) konduksl

B Pengaruh konduksi pada Pemanlangan periode refiakror. Io (blok)


masa refraktori (jarak
eksitasi pendek)

Re'entri tergantung pada Menurunkan eksitabilitas lca L (blok)


saluran Ca dan konduksi

3 Mekanisme lain

Refleksi Menurunkan eksitabilitas I.u-r, I*, (blok)

Parasistol Menurunkal depolarisasi fase 4 \ (blok jika MDP


tinssi)

Tabel 9.3 Klasifikasi obat antiaritmia berdasarkan mekanisme kerla pada tingkat saluran ion
'Sicrhan Gambit'.
I 68 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

untuk mentitrasi tingkat energi yang antara takikardia ini seluruhnya terletak
dibutuhkan sesuai ukuran lesi, dan pada pola aktivasi atrium yang direkam
teknik ini pun membutuhkan anestesia pada studi elektrofisiologis.
umum. Re-entri SN biasanya menghasilkan
Energi radiofrekuensi (RF) mem- takikardia sekitar 130 denyut per menit
butuhkan arus voltase rendah frekuensi dan memiliki gambaran diagnostik
tinggi untuk mengablasi miokard melalui berikut:
kateter dengan ujung mengandung elek- r diawali oleh pemacuan atrium atau
troda, yang dapat diarahkan. Lesi target ventrikel, dan dengan ekstrastimulus
diskret dan akurat bisa dicapai. Miokard atrium dan ventrikel prematur;
dirusak dengan kombinasi pemanasan o pola aktivasi atrium sama dengan
resistif dan kondul<tif. Energi ini sekarang irama sinus;
merupakan pilihan untuk prosedur ablasi o tidak dipengaruhi oleh manuver blok
kateter. nodus AV namun melambat sebagai
respons terhadap tonus vagal. Terapi
Implantasi alat untuk takikardia farmakologis biasanya gagal.'Modifikasi'
Pacu jantung antitakikardia mampu meng- SN atau ablasi dengan teknik kateter
hentikan SVT dan VT jenis tertentu. dapat menghilangkan sirkuit re-entri
Prosedur ablasi telah melampaui peng- sehingga menghentikan takikardia, namun
gunaan pacu iantung antitakikardia dalam kerusakan SN kemudian menyebabkan
terapi takikardia supraventrikel dan perlunya insersi pacu jantung. Prosedur
pemacuan antitakikardia, karena VT me- ini jarang dibutuhkan.
miliki risiko akselerasi takikardia, atau
bahkan induksi fibrilasi ventrikel. Maka, Takikardia re-entri intra-atrium
alat pacu jantung antitakikardia untuk melibatkan miokard atrium yang j4uh dari
pacu-penghentian VT biasanya dikom- SN. Takikardia ini:
binasi dengan kemampuan untuk meng-
o jarang diinduksi oleh ekstrastimulasi
hantarkan kejutan defi brilasi-defi brilator v'entrikel;
jantung implan otomatis (automatic im- o berkaitan dengan keterlambatan kon-
plantable cardiac defi brillatorl AICD). duksi intra-atrium (tidak seperti re-entri
SN), yang diperlukan untuk induksi re-
entri intra-atrium;
Takikardia supraventrikel
o pola aktivasi atrium berbeda dengan
Re-entri nodus sinus, rc-entri pola pada irama sinus;
intra-atrium, dan takikardia r biasanya lebih cepat dari re-entri SN
atrium ektopik (sekitar 140-240 denyut per menit);
Dengan pengecualian flutter atrium 'yang r kurans responsif terhadap manuver
biasa', semua ini merupakan takikardia vagal dibandingkan dengan re-entri SN.
yang jarang. Sirkuit re-entri intra-atrium Terapi farmakologis biasanya gagal
dapat terletak di mana pun pada atrium. meskipun verapamil dan adenosin kadang
Secara umum sirkuit dapat dibagi menjadi dapat berhasil menghentikan satu epi-
sirkuit yang menghasilkan pola depolari- sode takikardia. Teknik ablasi kateter
sasi atrium yang sangat dekat, dan kadang digunakan untuk menginterupsi re-entri
identik, dengan sirkuit yang dihasilkan namun pengalaman dengan teknik ini
oleh SN (re-entri SN) dan yang tidak terbatas.
(re-entri intra-atrium). Tidak jelas apakah
SN sendiri mampu berfungsi sebagai Takkardia atrium ektopik:
bagian dari sirkuit re-entri. Pembedaan o biasanya berkaitan dengan penyakit
Fibrilasi atrium 169

jantung organik atau ketidakseimbangan dengan struktur normal. Sirkuit re-entri


metabolik; mikro atau area pemicu fokal pada atrium
o lebih sering terjadi pada anak-anak; menyebabkan eksitasi berulang miokard
. tidak selalu diawali oleh teknik atrium. Atrium berhenti berkontraksi
Pemacuan; dengan cara yant terkoordinasi. Aktivasi
o pola aktfuasi atrium berbeda dari atrium yang sering dan iregular meng-
irama sinus; akibatkan terbombardirnya AVN oleh
r tidak responsif terhadap manuver gelombang depolarisasi. Karena kon-
vagal; duksinya yang khusus nodus AV tidak
o kadang disupresi oleh pemacuan dapat mengalami depolarisasi sebagai
berlebih. respons terhadap tiap gelombang eksitasi,
Terapi obat sering gagal. Pembedahan sehingga laju respons ventrikel terhadap
dan ablasi kateter takikardia mungkin AF ditentukan oleh kemampuan konduksi
merupakan terapi pilihan, terutama untuk nodus AV.
anak-anak. Substrat takikardia dapat Penyebab AF antara lain:
'menghilang' selama masa remaja. Ke- r fokus pemicu (idiopatik);
rusakan fungsi ventrikel telah diketahui . miopati atrium;
berkaitan dengan takikardia konstan, r tekanan atrium atau kelebihan beban
namun seringkali kembali normal dengan volume karena penyakit iantung
eliminasi takil<ardia. Perburukan fungsi struktural.
ventrikel merupakan indikasi utama Terapi obat antiaritmia dapat di-
terapi invasif. tujukan untuk mengontrol laju respons
ventrikel terhadap AF dengan meng-
nu* air.i.ll ',':,.,.:,'.',. -, -
ganggu kemampuan konduksi nodus AV
(digoksin, verapamil, penyekat B) atau
AF dapat merupakan konsekuensi stabilisasi atrium untuk mencegah ter-
penyakit elektrik primer atrium (ter- jadinya AF-di antara properti lainnya,
utama, AF 'fokal' diperkirakan merupakan sotalol, amiodaron, dan dofetilid mem-
konsekuensi dari fokus pemicu ektopik perpanjang potensial aksi sehingga me-
abnormal), sekunder karena penyakit ningkatkan masa refrakter di miokard
jantung struktural yang menyebabkan atrium, membuat sirkuit re-entri atrium
atriopati atau komplikasi dari kondisi kurang dapat bertahan. Obat-obatan
sistemik seperci hipertiroidisme. kelas I memperlambat konduksi atrium
AF diklasifi kasikan menjadi: dan dengan mekanisme ini juga dapat
o paroksismal (spontan kembali ke membantu mempertahankan irama sinus.
irama sinus); Jika laju respons ventrikel terhadap AF
o persisten (irama sinus didapat dengan tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan
intervensi); penghambat nodus AV, atau efek samping
. permanen (irama sinus tidak dapat obat tidak dapat diterima, atau sensasi
dicapai bahkan dengan intervensi). subjektif AF tidak dapat diterima pasien,
Secara umum, AF paroksismal men- maka konduksi nodus AV dapat diputus
ladi lebih sering, dan akhirnya maPan, permanen dengan ablasi. Maka pacu jan-
seiring dengan perkembangan penyakit tung permanen diperlukan untuk mem-
atrium. Hipertrofi dan dilatasi atrium se- pertahankan laju ventrikel yang adekuat,
kunder karena penyakit iantung struk- dan terdapat risiko jangka panjang mor-
tural sering merupakan penyebab AF, biditas atau kematian terkait dengan
namun AF dapat timbul pula pada iantung prosedur ini. 'Modifikasi' nodus AV dapat
170 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

mengurangi laju respons ventrikel ter- kejutan dengan energi antara 50 dan 360
hadap AF tanpa interupsi komplet J. Tingkat energi tinggi (>300 J) sering
konduksi AV sehingga menghindari diperlukan untuk menghentikan AF.
kebutuhan pacu jantung permanen, Penggunaan digoksin bukan merupakan
namun pasien masih akan merasakan kontraindikasi kardioversi, meskipun
sensasi palpitasi karena denyut ventrikel dengan adanya toksisitas digoksin, ke-
iregular yang persisten. jutan DC dikatakan meningkatkan risiko
fibrilasi ventrikel. Karena risiko emboli-
Obat antiko4gulan dan obat
sasi, pasien diberikan antikoagulan se-
antiplatelet
lama 6 minggu sebelum kardioversi di-
AF menyebabkan atrium, terutama lakukan. Bahkan bila kardioversi berhasil
apendiks atrium kiri, rentan terhadap mengembalikan irama sinus, antikoa-
pembentukan trombus intra-atrium. gulan harus diteruskan selama 2 minggu
Trombus ini dapat menyebabkan ter- karena begitu'stunning' atrium meng-
jadinya embolisme, konsekuensi paling hilang bahkan pasien dengan irama sinus
berbahaya adalah kejadian serebro- rentan terhadap pembentukan trombus
vaskular (stroke). Risiko paling besar intra-atrium selama waktu ini. Defibri-
pada pasien dengan: lator implan endokard atrium yang dapat
r penyakit katup mitral; diaktivasi oleh pasien sedang dalam
r pembesaran LA atau penyakit jantung penilaian. Kardioversi internal dengan
struktural lainnya; dan menggunakan teknik melalui vena untuk
o riwayat adanya emboli sistemik, dia- meletakkan elektroda kateter defibrilasi
betes melitus, atau hipertensi sebelum- dalam RA atau sinus koronarius dan ge-
nya, dan pada pasien berusia lebih dari lombang keiut energi rendah, merupa-
65 tahun. kan alternatif terhadap kardioversi
Pada kelompok risiko tinggi ini, anti- eksternal. Penggunaannya dibatasi oleh
koagulan warfarin (lNR 2-4) menurunkan p,erlunya mendapatkan akses vaskular
risiko stroke lima kali. Pada kelompok dan peletakan elektroda intrakardiak,
pasien risiko rendah lainnya (AF parok- namun dapat dilakukan dalam pengaruh
sismal pada jantung dengan struktur sedasi tanpa anestesia umum dan
normal), terapi dengan aspirin saja sudah memiliki tingkat keberhasilan yang lebih
cukup. Ekokardiografi transesofageal tinggi pada pasien yang refrakter ter-
berperan dalam mengidentifikasi pasien hadap kardioversi eksternal.
dengan trombus intra-atrium, meskipun
perannya dalam membantu penatalaksa-
Ablasi fibrilasi atrium
naan pasien jika tidak terlihat adanya
trombus atrium belum jelas. Pembuatan skar linear pada miokard
atrium dengan pembedahan untuk men-
Kardioversi cegah terbentuknya sirkuit re-entri
Kejutan DC (DC syok) eksternal diguna- dengan membagi atrium menjadi be-
kan untuk mengkonversi AF persisten berapa kompartemen dapat menghilang-
menjadi irama sinus bila dipertimbangkan kan AF, dan terapi ini telah mapan namun
pasien akan tetap dalam irama sinus jarang digunakan karena morbiditas kon-
dalam jangka panjang, dengan atau tanpa komitan pasien. Teknik ablasi kateter
tambahan obat untuk menstabilkan fokus pemicu AF atau untuk menciptakan
atrium dan mengurangi kemungkinan lesi linear panjang untuk menyerupai
reversi ke AF. Kardioversi dilakukan di pembentukan kompartemen bedah
bawah anestesia umum dan diberikan sedang diteliti.
Takikardia re-entri atrioventrikel t7l

i ,:ti ii.u t I ini terjadi, penurunan laju respons ven-


trikel dengan obat-obatan yang mem-
Flutter atrium baru-baru ini diklasifikasi- blokade nodus AV seringkali tidak efektif
l<an kembali (Boks 9.7). Laju flutter l<arena bahkan penurunan pada blok 3:l
atrium tipikal adalah 300 denyut per dapat menghasilkan takikardia sebesar
menit; konduksi 2: I melalui AVN akan 100 denyut per menit. Pasien biasanya
menghasilkan laju respons ventrikel se- menjalani kardioversi DC, dan obat-
besar I 50 denyut per menit. Terapi obat obatan stabilisator atrium (sotalol/
antiaritmia dapat memodifikasi baik dofetilid/amiodaron) dapat mencegah
respons ventrikel maupun laju flutter atau mengurangi frekuensi rel<urensi.
atrium. Takikardia atrium re-entri makro Untuk CCAMT persisren atau CCAMT
berlawanan arah jarum iam (counter- paroksismal yang sering, ablasi sirkuit re-
clockwise macro re-entrant atrial tachy- entri dengan cepat menjadi pilihan terapi
cardialCCYIAT) atau 'flutter umum' dengan membuat lesi linear pada lokasi
menyumbang sekitar 90% kasus flutter penting di sirlcuit flutter atrium, biasanya
atrium, pola flutter atrium 'gigi gergaji' pada katup trikuspid/ismus vena kava
yang khas terlihat pada lead standar in- inferior. Alternatif lainnya adalah ablasi
ferior dan lead augmentasi (ll, lll, dan nodus AV, seperti untuk AF, dengan
aVF) pada EKG (Gambar 9.7a). Sirkuit implantasi pacu jantung.
re-entri melibatkan ismus jaringan pada
RA bawah antara ostium sinus koro-
narius dan daun katup septal katup tri- ,
-
Ta{<il€iidiat errff i.f,tl.ior n#i$bk,
kuspid. Flutter atrium lain (10%) dikata-
Hubungan AV aksesorius merupakan
kan sebagai 'tidak umum' dan digunakan
serabut otot yang menghubungkan mio-
lead dengan orientasi berbeda yang tidak
kard atrium dan ventrikel melah-li anulus
memberikan tampilan EKG gigi gergaji.
'Takikardia insisional' merupakan AV. Meskipun hubungan ini berkembang
selama embriogenesis dan telah ada selak
sirkuit re-entri atrium makro yang ber-
lahir, takikardia paroksismal dapat tidak
putar di sekitar jaringan skar akibat pem-
muncul hingga masa anak-anak lanjut,
bedahan pada atrium, dan sesuai untuk
masa remaja, atau bahkan masa dewasa.
terapi ablasi. Manifestasi tersering adalah
Meskipun ada pada sel<itar I dari 3000
flutter atrium pada pasien dengan
penyakit jantung kongenital setelah pem-
individu, perkiraan sangat bervariasi
karena proporsi (10-95%) dari individu
bedahan paliatif.
tersebut yang akan mengalami AVRT
Flutter atrium biasanya paroksismal
namun dapat menjadi 'persisten'. Bila hal
simtomatik. Jalur yang mampu meng-
konduksikan secara anterograd (atrium
ke ventrikel) biasanya nyata pada EKG
permukaan (pre-eksitasi) (Gambar 9.7b).
S$ks LY Klasifikasi Flutter Atrium
Re-entri Makro Satu bagian massa ventrikel tereksitasi
oleh gelombang eksitasi yang melewati
o Flutter atrium tipikal:
jalur aksesorius. Bagian massa ventrikel
Flutter atrium ltptkad counterclock-
wjse (berlawanan arah jarum jam); ini mengalami depolarisasi dini relatif ter-
Flutter atrium tipikal ciockwise hadap sisa massa ventrikel lainnya yang
(searah jarum jam) terdepolarisasi melalui sistem konduksi
r Fhttter atnum ash normal, karena tidak seperti nodus AV
i. skar takikarclia atrium re-entri pada yang memiliki AV delay, tidak ada keter-
i pembedahan lambatan konduksi pada lalur aksesorius.
172 Bab 9: Pacu Jantung dan Elel<trofisiologi

@^
-oX! -d
HE
.daoo
tr6d!
at E 3
v6-:
!de-H

g y_l Ht o
o c.! "'
dgdts
AE E€
i.l!
on* 6 o
E
OJFG
'a
a..yHo:
tl a. cn a2
- -3=E
E 3
+*o 5k
d
t ," ?''d e
N o U ;-!E
ir v 3._
E Fs3-8
x 6t
=
H
b 5r
66,i'-
€5
*9trH)
E E
o ,.;
E:
oo@t
_i:=i?
'-- o II

Ei s6 Bd 6EOQ
+vGE

i+'d€
:= 3 3

-!q,5
\z @ qb)
t:lcH'F
^ Q.a X
sdH*
;*€E
ti nE"*
tr -q4
EFHH
udlE
Tal<ikardia re-entri atrioventrikel 173

i
I A\q
i
i
i
i
1AW,
i
j
!
i

iew
l
j

I
jv1
I

.v2
:

iv3
i
:

tv4
r
i
j

i
I

iv5
I
:

ivo
I

i
I
I
I

(b)

Gambar 9.7 lanjutan


174 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

Namun, bagian ventrikel yang mengalami hingga menyebabkan sirkuit re-entri tidak
pre-eksitasi ini menyebarkan gelombang dapat berlanjut. Maka, obat-obatan yang
eksitasi melalui miokard dengan konduksi memperlambat konduksi nodus AV atau
yang lambat, menimbulkan defleksi yang hubungan aksesorius (penyekat p, anta-
tidak jelas pada permulaan kompleks gonis kalsium, obat-obatan kelas l, atau
QRS (gelombang delta). Konduksi jalur amiodaron), dapat menurunkan laju ven-
selama takikardia dapat berasal dari trikel bila timbul takikardia paroksismal,
atrium ke ventrikel (AVRT antidromik) atau frekuensi serangan. Kebebasan
dengan konduksi retrograd melalui no- penuh dari takikardia paroksismal sulit
dus AV (Gambar 9.8). Hal ini tidak umum didapat dengan terapi obat. Ablasi ka-
terjadi dan menghasilkan takikardia teter jalur aksesorius sekarang merupa-
dengan kompleks lebar. Yang lebih umum kan terapi pilihan pada pasien simtomatik
terjadi, konduksi retrograd pada jalur dan memiliki tingkat keberhasilan yang
aksesorius dan anterograd melalui no- tinggi (sekitar 95%) dan morbiditas
dus AV, menghasilkan takikardia dengan terkait yang rendah.
kompleks sempit.
Beberapa pasien dapat memperlihat-
kan kedua jenis AVRT dan sekitar l0% Takikardia re-entri nodus
pasien dengan AVRT memiliki jalur atrioventrikel
multipel dengan mekanisme takikardia
Penyebab takikardia re-entri ini terdapat
yang kompleks. Sebagai tambahan ter-
sejal< lahir namun mungkin tidak me-
hadap takikardia re-entri, adanya jalur
nyebabkan takikardia simtomatik hingga
aksesorius merupakan predisposisi AF.
masa dewasa. Lebih sering terjadi pada
Hal ini mungkin disebabkan oleh kon-
perempuan muda dan merupakan taki-
duksi retrograd dari ventrikel ke atrium
kardia yang lebih umum terjadi dibanding-
selama masa rentan atrium. AF dapat
kan AVRT. Sirkuit re-entri ada dalam,
mengancam nyawa pada beberapa pasien
atau berhubungan dekat dengan nodus
dengan pre-eksitasi jika jalur aksesorius
AV dan jaringan terkait namun terbebas
memiliki karakteristil< konduksi antero-
dari ventrikel. Konduksi AV selama irama
grad cepat yang memungkinkan laju
sinus timbul melalui dua 'ialur' yang me-
respons ventrikel sangat cepat terhadap
miliki karakteristik konduksi yang berbeda:
AF (ventrikel kehilangan proteksinya dari
. satu'jalur' memiliki kecepatan
AY delay) dan kemudian dapat terjadi
konduksi lambat namun dengan masa
fibrilasi ventrikel. Meskipun tidak umum,
refrakter pendek;
ini merupakan mekanisme di mana terjadi
o 'jalur' lain memiliki konduksi yang
kematian mendadak pada pasien yang
lebih cepat namun masa refrakter yang
memiliki jalur aksesorius. Jalur Mahain
lebih panjang.
adalah hubungan tidak umum antara
Lokasi tepat dan karakter jaringan
jaringan nodus AV dan RV. Mekanisme
dari 'jalur-jalur' ini masih diperdebatkan
terjadinya takikardia serupa. Jalur akse-
dan sebagian sekunder akibat prosedur
sorius sering didapatkan pada anomali
ablasi kateter. Sirkuit re-entri meng-
Ebstein.
gunakan kedua konduksi lambat dan
cepat ini (Gambar 9.9). Didapatkan dua
Terapi jenis AVNRT: umum dan tidak umum.
Obat-obatan antiaritmia dapat digunakan Pada jenis umum (90%) konduksi
untuk memodifi kasi kemampuan konduk- retrograd melalui jalur cepat dan pada
si nodus AV atau jalur aksesorius se- sisanya sirkuit terbalik.
Takikardia re-entri nodus atrioventrikel 175

Fa..
do
Ftr
ox
!O
lj<
dbi
otr
6>=
oA
c;i

EE
e-
a'?
co
Od
@o
Ud
rd
fuU
6^
Fr6
-P
oc
co
oc
cntr
c!
@H
'd^
dtl
an
oE
d
.-t
>in -d
I
d<,
d

O tst)
OO
!.d

;6
tb
dd
d9
;d

as
*>
Ea
Od
-q
o9l
t
o-
i
{
s!E
E^U
t ! l-
j:
i
=ts4
do -

otE
osod6
Lga
(66Yi
.a ^6
ud.d
I 76 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

fr
tl ,

111

AVR
AIT-
4vn

uI
\r2
rVS

V4
V5

r/6

!lRf! D
T{IS D

RV&
CSD. -ll
tit1ll
C$3;4
cs 5.6

I csl; e
1i
Ii CSF. *li
I

i
i, Ji j
i--*-:----

Gambar 9.9 Sirkuit re-entri pada takikardia re- dengan destruksi selektif sebagian nodus
entri nodus AV Panah menunjukkan karakter AV atau jaringan yang bersebelahan
aklivasi atrium yang srmultan (dai pola elektrogram
atrium) pada atrium kanan maupun kiri karena dengannya.
penyebaran aktivasi dari sirkurt re entri A\TtrRT di r Ablasi 'jalur lambat' mempeftahankan
nodus Av/trlgonum Koch. Perhatikan luga aberanst konduksi anterograd nodus AV normal.
cabang serabut kanan terkalt laju pada EKG per r Ablasi 'jalur cepat' menyebabkan
mukaan pada pasien lni.
pemanjangan interval PR yang merefleksi-
kan kerusakan kemampuan normal no-
Terapi dus AV.
Obat-obatan yang mempengaruhi Maka, ablasi jalur lambat merupakan
konduksi nodus AV dapat memodifikasi prosedur ablasi yang paling sering dilaku-
kemampuan konduksi sirkuit re-entri kan. Blok jantung komplet terjadi pada
(terutama antagonis kalsium, penyekat B, l% kasus dan membutuhkan pacu jantung
dan obat-obatan kelas l), namun sulit di- Permanen.
dapatkan kebebasan penuh dari taki-
kardia. Prosedur ablasi sekarang merupa- Kematian ianturE mendedak
kan terapi pilihan. Ablasi kateter jalur
lambat atau cepat (keduanya disebut Kematian jantung mendadak didefi nisikan
'modifikasi' nodus AV) bisa didapatkan sebagai kematian akibat penyebab jantung
Takikardia ventrikel 177

dalam I jam setelah onset gejala. Ke- kan risiko kematian jantung mendadak.
matian jantung mendadak merupakan pe- Bahkan uji klinis obat untuk menilai efek
nyebab utama mortalitas di dunia Barat, supresi aktivitas ektopik dengan obat-
bertanggung jawab terhadap 60.000 obatan kelas lc setelah infark miokard
kematian per tahun di lnggris. Meskipun menunjukkan peningkatan tingkat ke-
sebagian kerhatian ini terjadi setelah matian mendadak pada kelompok yang
infark miokard akut, beberapa meninggal 'berhasil' diterapi. Hal ini mungkin me-
karena aritmia primer yang tidak ber- refleksikan potensi proaritmia dari be-
hubungan dengan infark. Sebanyak dua berapa obat antiaritmia.
pertiga kematian jantung mendadak
mungkin disebabkan oleh aritmia ven-
Takikardia Yentrikel
trikel, penyebabnya adalah miokard yang
mengalami skar yang menghasilkan VT, VT monomorfik memiliki morfologi QRS
yang kemudian dapat memburuk menjadi yang konstan (Gambar 9. I 0) sedangkan
fibrilasi ventrikel. Stratifikasi risiko bagi VT polimorfik memiliki variasi kontinyu
mereka yang diperkirakan rentan ter- morfologi QRS. Takikardia kontinyu ber-
hadap aritmia ventrikel melibatkan peng- Ianjut selama minimal 30 detik dan taki-
awasan Holter, EKG rerata-sinyal, studi kardia nonkontinyu berhenti sendiri
elektrofisiologis, dan penilaian fungsi ven- dalam 30 detik. Diferensiasi EKG dari
trikel. EKG rerata-sinyal merupakan satu takikardia kompleks lebar lainnya di-
teknik yang melibatkan analisis komputer ilustrasikan pada Gambar 9. ll.
dari rekaman lead EKG permukaan untuk
mengidentifikasi depolarisasi pada bagian
Mekanisme
akhir QRS (potensial akhir) yang
dipertimbangkan merupakan indikasi Re-entri (lihat Gambar 9.6) di dalam dan
pelambatan konduksi miokard dan ada- di sekitar skar miokard merupakan me-
nya sumber aritmia. Semua pemeriksaan kanisme tersering rekurensi VT mono-
di atas memiliki sensitivitas dan morfik berlanjut. Namun perubahan
spesifisitas yang relatif rendah. Pasien metabolik akut berat pada miokard, ter-
yang selamat dari kematian jantung masuk yang disebabkan oleh iskemia akut,
mendadak memiliki prognosis buruk, dapat menyebabkan depolarisasi mem-
dengan mortalitas 2 tahun sebesar 30%. bran sel spontan. Maka, 'depolarisasi
Pasien ini harus diperiksa untuk akhir dini' disebabkan oleh abnormalitas
mengetahui adanya penyakit arteri aliran ionik selama fase repolarisasi yang
koroner dasar dan dipertimbangkan kemudian dapat menghasilkan VT poli-
untuk mendapat terapi dengan AICD. morfik.

Studi elekrofisiologis VT (Gambar


Ektopik ventrikel e.t2)
Meskipun merupakan fenomena yang 'Protokol induksi' elektrofisiologis
umum dan sebagian besar jinak, aktivitas standar telah terbukti dapat memulai VT
ektopik ventrikel yang sering dapat pada pasien yang memiliki substrat arit-
menandakan adanya penyakit jantung mia yang dibutuhkan. Namun, karakter
struktural dasar. Tidak ada bukti bahwa reproduksibilitas, sensitivitas, dan spesi-
supresi aktivitas ektopik ventrikel dengan fisitas studi ekstrastimulasi ventrikel
terapi obat antiaritmia memperbaiki paling baik ditemukan pada pasien dengan
prognosis penyakit dasar atau menurun- aritmia ventrikel sebagai komplikasi pe-
178 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

c
od
-Oo
@ *^
t\ Y']!
-; o

o.xd

> E:
tr-d

_E

l=
=ao o
cl--l

o--o
--D-
6: >>
tr-io
-!!c

a64.9
2 P
gEEE
-T
c*
-
-EV6t
-E! -
'd*42

60g.d
Ntsdi

fi63R
-adE

HO;

E€!.)
;c9o
Takikardia ventrikel t79

Tidak ada kompleks RS pada semua lead prekordial

Tidak

VT
_1 V
Pertanyaan ben-kut

Interval R-S > 160 mdet pada satu lead prekordial

Tidak
v
*/" Pertanyaan berikut

VT

Disosiasl atrioventrikel

*/
Tidak
V
/* Pertanyaan berikut
VT

Kliteria morfologi untuk VT ada pada


lead prekordial V1 2 dan V6

Tidak

SVT dengan konduksi aberan


: i :ril i,":, ,

Gambar 9.11 Diagnosis EKG untuk VT.


an ekstrastimulus prematur tunggal se-
telah tiap drive train. lnterval antara
nyembuhan infark miokard. Peran 'pro- denyut terakhir drive train dan ekstra-
tokol induksi' dalam menilai prognosis stimulus prematur berkurang dalam
atau efikasi simtomatik obat-obatan atau tahapan kecil (biasanya l0 mdet) hingga
terapi lain pada kardiomiopati dilatasi, ekstrastimulus gagal menghasilkan satu
aritmogenik atau hipertrofi belum jelas. kompleks QRS, menandakan kegagalan
Protokol induksi tipikal menggunakan menangkap miokard ventrikel lokal.
pacu jantung ventrikel konstan pada Ekstrastimulus kedua, dan kemudian ke-
apeks ventrikel kanan dengan laju pacuan tiga, diberikan dan kemudian proses di-
100 denyut per menit selama tujuh ulangi pada laju pacuan yang lebih cepat
denyut (drive train), dengan penghantar- (biasanya 150 denyut per menit). Skema
I 80 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

o as4
tsJE*
o# > c
o! !:i
o -i^-
{ Ef;.g
-€ 6
1
*sEP

ti
qtsoFI:
c TO -(9 -
I d:Yi nl
bEU ! o
o! i! F
EAda^
d=EF!

\ G F -'C'-
OE.-tsd
dc.-
i :560 g
.<-' + e -< s
gE=E 9
c
=c
) I <'d'i o

ti
=ilGoo
I O-*
-
t n) 4 ur -i
!tr.-!q
6t6E
l be n) ul
=
F o; o.-

i -; d * u
! Y d+

''l ,-\ J 9?dg-


Y' d a)O O
'" !
,1 daa?

iil
f,)
.,'{
...i
,'l
li 8i
-l
I
I m*? E H
sHdE>
!-trV.^
db*--

6\OVO
s^-=
o > b=
esd6+
t!do-
o

sE#dE
tj ,tu o Y-
6;.F -P
.1
I
t€iqH
'l \
) =atcdY
tr-trmo
6agrE
'i ,d: qtr ii o 6

li
g
EOEEb
! 6I,E E I
O
oi ?,
d o -c
i=!u-u

ffi : i
,,;,,,,,..1t.,;, s 3 4d
il i:r
ii lLr"l
rijlii
1.,'
sl
ti:;:r,;l:lt:rli,
,r 'r l'pr
ua
tl(J
si
o
tr4,
r=c)d!
d n Eo
,;,'ji:ti:' :::l1. () H,Ag E
Takikardia ventrikel l8l

SN

o
O
J

is ,,'t
JL
w!
{N EJ
Ei
i=
J N,i
J
g,r
6,1
oi
Fqt $i
l@l
t(}1 sj
t82 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

ini digunakan baik pada tempat pemacuan simtomatik. Pengawasan Holter pada
apikal ventrikel kanan dan alur keluar kelompok pasien yang terpilih bisa sama
ventrikel kanan. Beberapa protokol juga akurat dengan studi elektrofisiologis
menggunakan isoprenalin atau obat- dalam memprediksi efikasi obat-obatan
obatan proaritmia lainnya. Tujuan akhir antiaritmia.
studi adalah induksi aritmia ventrikel atau Amiodaron dapat memperbaiki prog-
penyelesaian protokol studi tanpa induksi nosis pada beberapa kelompok pasien
aritmia. tertentu (misalnya kardiomiopati hiper-
Namun, induksi VT polimorfik atau trofik) namun untuk sebagian besar
fibrilasi ventrikel dapat tidak spesifik dan pasien dengan aritmia ventrikel, tidak
tidak dapat diulangi. Maka relevansi jenis- memberikan manfaat prognostik meski-
jenis aritmia ini pada satu skenario klinis pun umum diresepkan secara empiris
tertentu sulit ditentukan. lnduksi VT pada praktik di lnggris. Data mengenai
monomorfik mengkonfirmasi adanya manfaat prognostik yang diberikan oleh
substrat untuk VT, baik apakah VT yang terapi amiodaron untuk semua substrat
diinduksi memiliki atau tidak memiliki penyakit yang menyebabkan aritmia ven-
morfologi QRS yang sama dengan taki- trikel kompleks dan tidak jelas. Namun,
kardia yang terdokumentasi secara klinis. industri obat-obatan aritmia secara
lnduksibilitas dapat digunakan sebagai umum dan amiodaron lebih khususnya
panduan supresi aritmia oleh obat-obatan tidak dapat mengklaim manfaat prog-
atau takikardia yang diinduksi dapat nostik sebagai indikasi terapi obat. Obat-
'dipetakan' untuk mengidentifikasi lokasi obatan kelas l, ll, dan lll (lihat Tabel 9.2)
sirkuit re-entri untuk ablasi kateter atau dapat digunakan untuk menurunkan
reseksi bedah. Pilihan terapi sebagian frekuensi palpitasi simtomatik.
akan ditentukan oleh penyakit dasar. Ke- Kegagalan terapi obat untuk, mem-
banyakan aritmia ventrikel merupakan perbaiki prognosis dengan desain pene-
konsekuensi dari skar miokard kom- litian yang teliti telah mendorong pen-
plikasi dari penyakit jantung koroner dan carian terapi lain. Sekarang termasuk
infark miokard. Obat-obatan antiaritmia teknik ablasi kateter, reseksi bedah
dan terapi alat dapat digunakan apapun susbtrat aritmia, dan implantasi AICD.
etiologi substrat aritmia, sementara Terapi obat antiaritmia masih memiliki
aplikasi terapi pembedahan dan ablasi peran sebagai ajuvan terhadap terapi-
terbatas. terapi tersebut.

Terapi obat Terapi AICD


Terapi obat untuk VT merupakan area AICD diciptakan oleh Dr. M. Mirowski
dengan opini yang dengan cepat berubah, di AS, dengan implan pertama dilakukan
namun praktik standar adalah untuk me- pada manusia tahun 1982. AICD me-
lakukan studi elektrofisiologis dasar pada rupakan alat canggih yang mampu men-
pasien yang diketahui menderita VT deteksi dan menghentikan VT atau
monomorfik atau dugaan kuat aritmia. fibrilasi. Alat ini mampu untuk memacu-
Perbaikan prognosis ditunjukkan dari hentikan W (Gambar 9.13), mengkardio-
hilangnya sifat induksibilitas setelah di- versi VT, atau defibrilasi pada fibrilasi
terapi dengan obat-obatan antiaritmatia ventrikel. Terapi ini menawarkan terapi
tertentu dibandingkan dengan terapi obat bertingkat dan pendeteksian aritmia
empiris yang dituntun klinis atau tanpa canggih yang dapat diprogram. Alat
terapi, dan penurunan frekuensi palpitasi generasi pertama membutuhkan peletak-
Takil<ardiaventril<el 183

Q@
PcE
cO
6
d
6A
s E€
*tr
CC
OC
rO
o!
a=
G
'a .c q)
o oo
E oC
? tD 1-
a
b -t7
t bg
.=d
N CE
O^
o
a E^
H
;&
* 6
c FrC

-QA
a)c

3tri
66

E@
o
o?i
d
Hg
b.
EO
u
t-
fr a)t
t
O
N
#6
ts;!
I!d
fc 6G
!T
gd
I do
€ !s

:t >
F:-qE
--
o>H
r50

* ,"- I *', € ": l ,' ,,, ,g $:,,$ 'S: . E


trah o
=-
184 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

an bagian elektroda defibrilator epikard 30% tingkat keberhasilan primer pada


dengan torakotomi namun inovasi ter- pasien dengan penyakit jantung koroner)
baru memungkinkan peletakan endokard dalam ablasi substrat aritmia ventrikel
elektroda pengeiut dengan cara yang karena sistem ablasi menghasilkan lesi
analog dengan implantasi alat pacu yang seringkali terlalu dangkal untuk
jantung. Selain itu, alat ini awalnya di- menginterupsi sirkuit re-entri. Namun,
implan di kantung abdominal dengan terapi ini berkembang dengan cepat dan
elektroda yang ditembuskan secara sub- kemungkinan teknik ablasi akan lebih
kutan dari tempat masuk di vena (biasa- banyak dilakukan di masa depan, dibantu
nya subklavia), sementara alat sekarang oleh perkembangan cepat teknologi
cukup kecil untuk memungkinkan implan- dalam teknik pemetaan dan penciptaan
tasi subkutan prepektoral. lnovasi antara lesi.
lain kombinasi berbagai fungsi pacu
jantung untuk bradikardia dalam unit
AICD dan meningkatkan kemampuan Aritmia ventrikel lain
telemetri.
Fibrilasi ventrikel
Pembedahan aritmia VF mengkomplikasi iskemia atau infark
miokard akut (merefleksikan instabilitas
Penghilangan jaringan skar dengan pem-
elektrik yang disebabkan oleh ketidakse-
bedahan bersama dengan insisi endo-
imbangan biokimiawi pada miokard). VT
miokard yang lebih dalam atau aplikasi
monomorfik dan polimorfik dapat mem-
krioprobe untuk menginterupsi sirkuit
buruk menjadi fibrilasi ventrikel yang me-
re-entri dapat menghasilkan penyembuh-
nyebabkan kematian. Namun, di luar
an VT akibat penyembuhan infark
konteks iskemia miokard akut, VF lebih
miokard. Pendekatan ini membutuhkan
jarang terjadi dibandingkan dengan VT
pembedahan jantung terbuka dan di-
sebagai kejadian primer. VF kemungkinan
kaitkan dengan morbiditas dan mortalitas
merupakan aritmia dasar pada mayoritas
bermakna, dan risiko yang menyebabkan
pasien dengan kematian jantung men-
gangguan lebih lanjut fungsi ventrikel.
dadak.
Maka, untuk meniadi kandidat terapi ini
pasien harus memiliki fungsi ventrikel
yang masih baik dan VT harus dapat me- Takikardia alur keluar ventrikel kanan
mungkinkan teknik pemetaan yang mem- Substrat aritmia terletak pada alur keluar
buat elektrofisiolog dapat memandu pen- ventrikel kanan dan mungkin merupakan
dekatan bedah. Pasien dengan VT sirkuit re-entri terlokalisasi. Biasanya
multipel, yang memiliki toleransi hemo- tidak didapatkan penyakit jantung struk-
dinamik buruk, dan dengan gangguan tural yang jelas pada pemeriksaan penun-
fungsi ventrikel berat tidak sesuai untuk jang. Takikardia ini merupakan aritmia
terapi pembedahan. Hanya sebagian kecil jinak dan sesuai untuk ablasi kateter.
pasien dengan VT akan sesuai menjalani
intervensi bedah dan sebagian besar akan Takikardia fasikular
mengalami penyakit jantung koroner.
Kondisi ini mengkomplikasi beberapa
penyakit jantung kongenital dan penyakit
Ablasi kateter VT jantung koroner. Relatif merupakan
Teknologi baru hanya menawarkan ke- bentuk linak W dan sesuai untuk ablasi
berhasilan yang terbatas (saat ini sekitar kateter. Substratnya mungkin sirkuit re-
Aritmia ventrikel lain 185

A
=)
.
.
d
L
()
E-
,io
^-
@ra

d
I 86 Bab 9: Pacu Jancung dan Elel<trofisiologi

a
O

6
o,
o
]J
o
tl
a
E
e
6
'd
d

6
F
-a

6'
cq
cq
4
d
d
d

,
-a
d
o
@
b)
cd
.a
d
O
o

iis
o, bi
-s)
d@
'da
:c
tE

oE
UO
so
PE
4-
.dh
o,tr
!-
-P,

d-

rZ.
60
F:
o!
-=
-6
aH"
oc
!d

6i
Bacaan lebih lanjut 187

entri mikro yang melibatkan hemifasiku- pemanjangan interval QT pada irama


lus posterior kiri, menghasilkan konfigu- sinus dan dikaitkan dengan mekanisme
rasi EKG permukaan yang khas selama repolarisasi abnormal. Mekanisme tepat
takikardia pada mor{ologi cabang serabut aritmia masih belum jelas. Sindrom ini
kanan dan aksis superior (Gambar 9.14a). dapat merupakan komponen dari
sindrom herediter yang dikaitkan dengan
ketulian (Romano-Ward) namun dapat
Takikardia re-entri cabang serabut
mempersulit penggunaan obat-obatan
Takikardia ini disebabkan oleh sirkuit re- antiaritmia yang memperpanjang re-
entri yang melibatkan jaringan serabut polarisasi miokard (kerja Kelas lll).
konduksi sebagai bagian dari sirkuit re-
entri. Ablasi kateter kaki cabang serabut
sirkuit dapat menghilangkan aritmia. Bacaan lebih lanjut

Bendia DG, Benson DW, eds. Cardiac Pre-


Torsade de pointes excitation Syndromes: Origins, Evaluation,
and Treatmenc. Dordrecht: Kluwer Aca-
Sindrom AT panjang demic Publishers, 1986.
Dorongan simpatik dan variasi irama Ellenbogen KA, Kay GN, Wilkoff BL, eds.
jantung merupakan presipitan takikardia Clinical Cardiac Pacing and Defibrillation.
torsade de pointes pada pasien dengan London: WB Saunders Co, 2000.
abnormalitas transpor ionik membran Josephson VE. Clinical Cardiac Electrophysi-
ology: Techniques and Interpretation, 2nd
yang diperkirakan merupakan dasar dari
edn. London: Lea & Febiger, 1993.
sindrom QT panjang. Karakteristik Zipes DP, Jalife, eds. Cardiac Electrophysio-
gambaran EKG jenis VT polimorfik ini logy: from Celt to Bedside, 3'd edn. Lon-
(Gambar 9.14b) dihubungkan dengan don: WB Saunders Co, 1999.
Resusitasi
Jantung Paru

Pendahuluan, 1BB Tatalaksana arltmia, 196


Bantuan hidup dasar, 189 Durasl resusltasi, 197
Bantuan hidup lanjutan, 190 Resusitasr yang berhasil, 198
Terapi obat, 194 Bacaan lebih lanjut, 199

darah akut untuk organ vital secara


akurat. Hal ini paling sering disebabkan
Henti jantung atau sirkulasi dapat teriadi oleh aktivitas lantung yang tidak efektif
pada berbagai keadaan. Pasien dapat ber- atau menghilang tiba-tiba akibat iskemia
ada di rumah sakit atau di luar rumah miokard akut. Selain itu luga bisa terjadi
sakit, mungkin ada petugas medis terlatih setelah obstruksi mayor aliran darah
ataupun tidak di tempat keiadian, dan sirkulasi sentral (misalnya emboli paru
fasilitas yang tersedia berkisar dari tidak masif akut) atau dalam konteks obstruksi
ada hingga ketersediaan pintas kardio- yang lebih kronis (misalnya stenosis
pulmonal. Suatu pendekatan resusitasi jantung, penyakit vaskular paru). Yang
harus cukup fleksibel untuk semua per- lebih jarang, pasokan darah ke organ vital
bedaan situasi tersebut. Dari semua ke- tetap namun oksigenasi tidak memadai,
matian akibat infark miokard, 60% seperti yang dapat terjadi pada obstruk-
(60.000/tahun) terjadi sebelum pasien si saluran napas mayor mendadak.
mencapai rumah sakit dan kebanyakan Namun, segera sesudah onset oksigenasi
akibat aritmia yang dapat dikoreksi. Dua yang tidak adekuat, jantung sendiri men-
intervensi yang jelas terbukti memper- jadi tidak efektif dan henti sirkulasi
baiki harapan hidup setelah henti iantung terjadi.
adalah bantuan hidup dasar (basic life Ketika seseorang mengalami kolaps,
supportlBlS) dan defibrilasi: ini men- atau'panggilan henti lantung' disebarkan
dukung perlunya meyakinkan sebanyak di rumah sakit, belum tentu henti jantung
mungkin masyarakat untuk mempelaiari telah terjadi. Pasien mungkin tidak sadar
teknik BLS dan menyebarkan lebih karena berbagai sebab, misalnya trauma
banyak defibrilator. Keberhasilan ber- kepala, kejadian serebrovaskular, over-
tahan hidup dari henti jantung paling dosis obat, atau pingsan biasa. Penting
besar bila: untuk mempertimbangkan hipoglikemia
o ada yang menyaksikan kejadian; sebagai penyebab potensial hilangnya ke-
r ada yang segera memulai resusitasi; sadaran karena keadaan ini dengan
o aritmia berupa fibrilasi ventrikel (VF); mudah diterapi. Sisa bab ini terutama
o defibrilasi dilakukan secepat mungkin. membahas mengenai tatalaksana henti
Pentingnya resusitasi timbul karena jantung, dan didasarkan pada rekomen-
tidak cukupnya/tidak adekuatnya pasokan dasi dari European Resuscitation Council
Bantuan hidup dasar t89

(1998). Resusitasi jantung paru (RJP) me- o Singkirkan semua obstruksi yang lelas
libatkan beberapa manuver yang paling dari mulut, termasuk gigi palsu yang
baik dipelajari dengan melihat demon- longgar namun tinggalkan satu yang pas
strasinya daripada dideskripsikan. Mereka dengan baik karena keberadaannya mem-
yang tidak familiar dengan teknik ini harus bantu pemberian bantuan udara per-
menghadiri kursus pelatihan yang sesuai. napasan ekspirasi (mulut ke mulut) lebih
mudah.

: , o Lihatlah pergerakan dada, dengarkan,


Bantuan hiftp, dasar- "' dan rasakan udara pernapasan dengan
pipi Anda.
BLS merujuk pada pemeliharaan jalan
napas dan bantuan pernapasan serta
o Amati selama l0 detik sebelum me-
mutuskan tidak ada pernapasan-jika tidak
sirkulasi tanpa peralatan (selain alat salur-
ada, berikan dua pernapasan bantuan
an napas sederhana atau pelindung
efektif.
protektif). Algoritma yang mendeskrip'
sikan urutan kejadian dalam BLS diper-
lihatkan pada Gambar 10. l. Tersedak
o Singkirkan semua obstruksi yang jelas
dan bila perlu pukul individu di punggung
Jalan napas dan pernapasan lima kali.
r Bukalah jalan napas dengan men- o Jika tidak berhasil pertimbangkan
dongakkan kepala ke arah belakang dan manuver'hentakan abdomen'.
mengangkat dagu. o Jika subjek menjadi tidak sadar dan

Nilailah respons (quncanq dan tellak)


I
v
Bukalah jalan napas (dongakkan kepala, angkat dagu)
Jika paslen bernapas letakkan pasien dalam posisi pemulLhan
I
v
Periksalah pernapasan (lihat, dengarkan, rasakan)
Jlka tidak bernapas (tidak ada trauma), mungkin perlu dtletakkan
terlentang di atas permukaan yang rata
I
v
Berikan pernapasan (2 pernapasan ekspirasi efektrf)

t
sirkulasi ,to ott'u]

,r/Nlt"it"n \
Ada sirkulasi Tidak ada sirkulasi

Teruskan pernapasan
t +
Pukulan prekordial dan mulai
bantuan kompresi dada
i
(100/menit dan rasio 15
i,,
kompresr : 2 napas)
i' (Kirim atau minta pertolongan secepat mungkin) Gambar 10.1 Algoritma
lr- r"r', l , lr bantuan hidup dasar.
190 Bab l0: Resusitasi Jantung Paru

obstruksi belum lepas, usahakan berikan bagian depan dada korban dengan tangan
ventilasi udara karena kehilangan ke- terkepal.
sadaran dapat menyebabkan relaksasi o Pukulan ini dapat mengubah VF/taki-
otot-otot di sekitar laring dan me- kardia ventrikel (VT) dini menjadi irama
mungkinkan udara lewat. sinus.
r Di rumah.sakit pertimbangkan kri-
kotirotomi bila obstruksi berlanjut. Kompresi dada
Kompresi dada sebelumnya dinamakan
Posisi pemulihan
'pemijatan dada', dengan keyakinan yang
o Jika pasien bernapas, dan kecuali jika salah bahwa kompresi dada menyebabkan
akan memperparah cedera, singkirkan ekspulsi darah jantung ke dalam arteri
benda-benda yang mengganggu (misalnya besar. Sekarang dipercaya bahwa hal ter-
kacamata) dan posisikan korban ke posisi sebut tidak terjadi karena ekokardiografi
pemulihan. memperlihatkan bahwa katup jantung
. Posisi ini membantu rnenjamin jalan mengalami regurgitasi selama henti
napas tetap terbuka dan menghindari jantung, dan karena batuk saja dapat
jatuhnya lidah ke belakang dan meng- menghasilkan sirkulasi yang memper-
obstruksi jalan napas. tahankan hidup. Teori '.pompa toraks'
o Posisi ini juga meminimalkan risiko saat ini menjelaskan bahwa kompresi
inhalasi isi lambung. dada, dengan meningkatkan tekanan
intratoraks, mendorong darah keluar dari
Bantuan udara pernapasan ekspirasi
toraks, dengan aliran berikutnya teriadi
('mulut-ke-mulut') karena vena besar dalam toraks kolaps
. Dengan korban berbaring rata pada karena kompresi sementara arteri tetap
permukaan yang keras, berikan l0 napas lebar. Mekipun dilakukan dengan opti-
per menit dari udara ekspirasi dengan mal, kompresi dada tidak mencapai lebih
kontak mulut-ke-mulut, memencet bagian dari 30% curah jantung normal.
lunak hidung korban untuk menjamin o Carilah lokasi setengah bawah
udara yang diberikan mengisi paru korban sternum, dengan jari-jari tangan saling
sehingga dinding dada bergerak naik mengunci, dan dengan menggunakan
turun sesuai napas. kedua telapak tangan, tekan sternum
. Bantuan pernapasan ini biasanya me- secara veftikal sedalam 4-5 cm.
merlukan volume tidal sekitar 400-600 r Rekomendasi terbaru adalah melaku-
mL pada orang dewasa. kan 100 kompresi dada per menit.
o Jika Anda merupakan penolong satu-
Sirkulasi
satunya, setelah I 5 kali kompresi dada,
r Lihat apakah ada pergerakan korban, berikan dua bantuan napas ekspirasi
termasuk menelan atau bernapas, dan efektif.
rabalah denyut karotis selama 5 detik r Jika terdapat dua atau lebih penolong,
sebelum menentukan ada atau tidaknya berikan lima kali kompresi tiap satu kali
denyutan. bantuan napas, hentikan kompresi saat
r Periksalah kembali denyut tiap l0 diberikan ventilasi.
napas selama resusitasi.
t rt*nlffi. ':,,i'r;-',:.,i'
Pukulan prekordial
o Jika tidak ada denyut yang teraba, Bila RJP dilakukan di rumah sakit, manu-
berikan pukulan keras mendadak pada ver BLS biasanya tumpang tindih dengan
Bantuan hidup lanjutan t9t

bantuan hidup lanlutan (advanced life o lntubasi hanya boleh dilakukan oleh
suppordALS). Tatalaksana ALS dapat orang yang kompeten, jika tidak akan
dibagi menjadi tiga tahap. menyebabkan kehilangan waktu vital dan
I Resusitasi pasien dengan mengem- peningkatan hipoksemia. Pada keadaan
balikan pasokan darah yang cukup ter- ini, pasien lebih baik mendapat ventilasi
oksigenasi kd organ vital dengan melaku- udara pernapasan efektif.
kan kompresi dada dan bantuan ventilasi r Jika dilakukan intubasi, ventilasi ade-
udara pernapasan. kuat kedua paru harus dikonfirmasi
2 Restorasi curah jantung spontan, dengan stetoskop.
biasanya dengan defibrilasi. o Selama henti jantung dan resusitasi,
3 Telaah kemungkinan penyebab henti terladi perubahan karakteristik paru
jantung dan pemeriksaan lebih laniut yang karena peningkatan ruang rugi dan edema
mungkin diperlukan (Boks l0.l). paru yang akan menurunkan komplians
Algoritma ALS diberikan pada Paru.
Gambar 10.2. . Oksigenasi merupakan tujuan primer
sehingga harus menggunakan oksigen
Ventilasi
inspirasi 100% (FiO2). COryang kembali
Prinsip untuk menjamin dan memper-
ke paru dibatasi selama periode awal
tahankan saluran napas dan ventilasi sama
henti jantung sehingga volume tidal se-
seperti BLS, namun pasien harus diintu-
besar 400-600 mL mencukupi. Volume
basi dengan tabung endotrakeal bila
menit yang adekuat juga penting untuk
mungkin.
membersihkan CO, dan mencegah asi-
r ldealnya dilakukan intubasi namun
dosis hiperkarbik, terutama setelah pem-
masker saluran napas laringeal (laringeal
berian CO2 yang menghasilkan penyangga
mask) merupakan alternatif yang dengan
seperti natrium bikarbonat.
mudah dapar digunakan.

I &nks {S. ! Telaah Kemungkinan Penyebab

Kemungkinan penyebab Tindakan


henti jantung/sirkulasi
Infark mlokard akut ? Tromboiisis
Penyakit katup berat ? Pembedahan segera
Drseksi aorta ? Rujuk ke unit kardiotoraks
Tamponade Perikardiosentesis
Emboli paru masif akut ? Trombolisis atau embolektomi
Pneumotoraks Drainase dada
Obstruksi saluran napas ? Bronkod i lator/bronkoskopi
Perdarahan Transfusi darah, carilah sumber perdarahan
Kejadran serebrovaskular ? Rujuk ke unit bedah saraf
Syok septik ? Vasokonstrrktor/antlbiotik
Syok anafilaktik Adrenalin (epinefrin)/steroid
Krisis Addison Kortikosteroid
Toksisitas obat (mlsalnya penyekar B) ? AntidoL/l.ingkal"kan ekskresi
(aminofilin atau giukagon tingkatkan
I

I cAMP)
j Gangguan elektrolit/glukosa Petbarki gangguan dengan tepat
192 Bab l0: Resusitasi Jancung Paru

Algontma BLS (jika drpellukan)

Pukulan prekordral (jtka diperlukan)

*
Pasang monlior deflbrilator

*
Nilailah ]rama/periksalah
denyut nadi
\T/VT

r
* Selama RJP
Defibrilasi 3x, Perbaikr kemungkinan penyebab
sesual kebutuhan Perlksalah posisi dan kontM pada elektroda
Coba/verifikasi: lalan napas, oksigenasi, akses i.v.
Benkan adrenalin (eplnefiin) 1 mg i.v. tiap 3 mentt
Periimbangkan: antraritmia, atropln, pacu jantung,
larutan penyangga asam-basa
Y
R.lP 1 menit
RJP 3 memt
(1 menit bila segera
sesudah defibrilasi)

Gambar 10.2 Algoritma bantuan hidup lanjutan

r Pengambilan sampel darah arteri untuk prosedur lain seperti kanulasi vena
(femoralis atau radialis), untuk pengukur- sbntral.
an gas darah dan pH harus diawasi secara . Tanda terbaik dari restorasi aliran
periodik (tiap 5- l0 menit) dan elektrolit darah teroksigenasi ke jaringan adalah
serta glukosa plasma harus diukur. pergerakan spontan pasien, usaha napas,
dan ukuran pupil yang kecil (mesl<ipun
pupil yang mengalami dilatasi tidak selalu
Sirkulasi
berarti kegagalan lika telah diberikan
Bila henti jantung terladi di rumah sakit,
atropin dan katekolamin selama henti
banyak staf biasanya cepat datang ke jantung).
tempat kejadian sehingga lima kompresi o Bila BLS efektif telah dilakukan, beri-
dada harus diberikan untuk tiap satu kan perhatian pada terapi aritmia.
ekspansi paru.
. Orang pertama yang datang di tempat
Aritmia
kejadian harus memeriksa denyut nadi
dan bila tidak ada, melakukan pukulan Pada orang dewasa, aritmia primer ter-
prekordial di dada pasien. sering adalah VF atau W tanpa denyut,
. Kompresi dada dan ventilasi yang dan sebagian besar yang selamat berasal
efektif merupakan kunci untuk memak- dari kelompok ini.
simalkan kemungkinan resusitasi yang Tingkat ketahanan hidup sangat ter-
berhasil, implementasi yang efektif hanya gantung pada situasi klinis di mana terjadi
boleh diinterupsi dalam waktu singkat VFA/T. Misalnya, VF pada saat kateterisasi
Bantuan hidup lanjutan I 93

iantung pasien risiko rendah dapat diatasi overdosis obat.


dengan sukses dan cepat pada hampir Lakukan pemeriksaan EKG sesegera
semua kasus karena defibrilasi segera. mungkin.
Sebaliknya, resusitasi yang sukses sering o Bantalan defibrilator seringkali ber-
tidak berhasil kapan pun dilakukan jika fungsi sebagai elektroda pengawasan,
telah terdapat disfungsi ventrikel kiri. namun lead ekstremitas standar harus
Maka tingkat ketahanan hidup harus di- digunakan untuk perekaman kontinyu.
interpretasi sesuai konteks keadaan klinis. r ldealnya, elektroda standar harus
Prospek ketahanan hidup pada VF/ ditempelkan pada monitor defibrilator
VT menghilant tiap 5% keterlambatan sehingga kardioversi tersinkronisasi dapat
defibrilasi, bahkan bila telah dilakukan BLS dilakukan bila perlu (misalnya pada
yang benar. Semakin lama terjadi aritmia takikardia ventril<elA/T).
ventrikel akan semakin memburuk kare- o Jika terdapat keraguan, kardioverter
na peningkatan iskemi miokard dan se- harus diubah menjadi moda tidak tersin-
makin sulit aritmia dikardioversi. Defibri- kronisasi, karena kegagalan dalam men-
lator segera meningkatkan ketahanan deteksi gelombang R pada EKG dapat
hidup. mencegah kardioversi dan menyebabkan
Disosiasi elektromekanik (electrome- keterlambatan.
chanical dissociationlEMD) merupakan o Penting untuk diingat bahwa garis
suatu terminologi yang digunakan untuk lurus pada monitor dapat disebabkan pe-
menyatakan tidak adanya aktivitas me- masangan alat atau koneksi yang salah,
kanik atau aktivitas yang tidak dapat di- bukannya asistol.
deteksi meskipun didapatkan gelombang Ketika defibrilasi diindikasikan,
kontinyu terkoordinasi pada elektro- urutannya sebagai berikut:
kardiogram (EKG). o 200 Joule (J), diikuti 200 J kemudian
o Hal ini biasanya disebabkan oleh 350J diberikan dengan urutan yang cepat
terapi obat, hipovolemia, atau masalah jika yang pertama tidak berhasih
mekanik seperti tamponade jantung, . tiap defibrilasi berikutnya harus meng-
emboli paru masif, obstruksi intrakardiak hantarkan energi sebesar 360 J. Terdapat
(tumor atau trombus), atau ruptur bukti bahwa cedera miokard lebih besar
miokard. pada energi yang lebih besar, namun
r Juga dapat terjadi setelah infark dalam konteks resusitasi hal ini tidak ter-
miokard, terutama pada dinding bawah. lalu penting dibandingkan dengan penting-
Mekanismenya tidak jelas namun asidosis nya melal<ukan kardioversi;
intraselular dan efek otonom diduga o hanya sebagian kecil energi listrik yang
memiliki peran dalam hal ini. dihantarkan melewati miokard selama
Asistol dan EMD merupakan aritmia defibrilasi transtoraks. Energi ini dapat
yang tidak umum terjadi pada henti jan- dimaksimalkan dengan peletakan bantalan
tung di luar rumah sakit (<10%) namun yang benar (tepat di bawah klavikula
terjadi pada hingga 25% henti jantung di kanan dan tepat di lateral apeks jantung),
rumah sakit. Asistol dan EMD memiliki dengan menjamin kontak erat dengan
prognosis yang jauh lebih buruk diban- dada, dan penggunaan koplan seperti alas
dingkan VFA/T, dengan tingkat ketahanan elektroda antara bantalan dan dinding
hidup <5% bila aritmia terjadi akibat dada untuk memperbaiki kontak elektrik.
penyakit jantung. Tingkat ketahanan Jika tidak berhasil, dapat dicoba posisi
hidup lebih baik bila henti jantung ter- bantalan di anteroposterior;
jadi akibat tenggelam, hipotermia, atau o bila melakukan defibrilasi, yakinkan
194 Bab l0: Resusitasi Jantung Paru

semua yanS ada menjauh dari pasien dan gunakan dan vasopresin secara eksperi-
tidak terdapat kontak dengan pasien, men telah terbukti memiliki efek yang baik
tempat tidur pasien, atau Peralatan. r Aktivitas vasokonstriksi alfa-adrener-
gik dari epinefrin menurunkan pengum-
pulan darah di sirkulasi perifer yang
terjadi selama vasoparalisis terinduksi
asidosis, dan mengarahkan kembali darah
Penghantaran obat
ke otak dan jantung.
Selama henti jantung banyak obat akan r Efek beta-adrenergik epinefrin me-
digunakan, meskipun tidak ada yang ter- ningkatkan aktivitas sinus, nodus A-V, dan
bukti memperbaiki tingkat keselamatan. aktivitas idioventrikel, serta memberikan
Pemberian melalui vena masih merupa- stimulasi inotropik.
kan rute pilihan meskipun keputusan r lsoprenalin, meskipun memiliki efek
untuk memasang akses vena sentral atau beta-adrenergik yang tidak terlawan, me-
memberi obat melalui kanula vena perifer miliki aktivitas serupa dengan epinefrin
tergantung pada pengalaman orang yang namun lebih menyebabkan vasodilatasi
memasang jalur vena dan kecepatan daripada vasokonstriksi.
PemasanSannya. o Hati-hati menggunakan agen simpato-
o lnsersi akses vena tidak boleh me- mimetik bila henti jantung merupakan
nunda defibrilasi atau menginterupsi BLS akibat dari penyalahgunaan pelarut,
dalam waktu lama. kokain, atau obat simpatomimetik.
o Jika obat diberil<an melalui rute vena
perifer, tiap penyuntikan harus diikuti
Obat-obatan antiaritmia
oleh 20 mL bolus larutan garam fisiologis
untuk mendorong obat lebih dekat ke Belum terdapat bukti yang lengkap yang
sirkulasi sentral. menyokong rekomendasi penggunaan
. Penghantaran obat intratrakeal me- obat-obat antiaritmia, walaupun banyak
rupakan pilihan lini kedua karena farma- pengalaman klinis mengenai penggunaan
kodinamik yang tidak terduga. Obat-obat lidokain. Efek lidokain pada ambang de-
yang dapat diberikan melalui rute ini fibrilasi iantung dan apakah secara klinis
antara lain epinefrin (adrenalin), lignokain bermanfaat selama resusitasi masih di-
(lidokain), dan atropin. Dosis yang di- perdebatkan. Penggunaan atropin (3,0 mg
gunakan dua hingga tiga kali dosis vena intravena) untuk bradiaritmia telah
standar dan obat dilarutkan dengan larut- banyak digunakan dan menghasilkan blok
an garam fisiologis hingga volume minimal vagal sempurna pada durasi normal usaha
l0 mL. Setelah memasukkan obat melalui resusitasi.
trakea, berikan lima kali ventilasi untuk
meningkatkan dispersi ke percabangan Larutan pen)tangga asam-b:ura
bronkial, yang akan membantu absorpsi.
Pada orang yang sebelumnya sehat,
Penghantaran obat intrakardiak hanya
analisis gas darah arteri tidak menunjuk-
boleh dilakukan oleh staf berpengalaman
kan asidosis cepat atau berat selama
pada situasi khusus.
henti iantung, bila dilakukan BLS yang
[epat. Hanya mengukur tensi gas arteri
Vasopresor dapat menyesatkan dan hanya memiliki
Obat yang paling sering digunakan dalam sedikit hubungan dengan lingkungan in-
henti jantung adalah epinefrin meskipun ternal miokard atau nilai intraselular
norepinefrin (noradrenalin) kadang di- serebral. Peran agen penyangga-paling
Terapi obat t9s

Epinefrin (adrenalin) 1mg 1-20 pg/menlt


Aminofilin 5 mg/kg selama 20 menit
Armodaron 5 mg/kg 10-20 mg/kg/hari
Atropin 0,6-3,0 mg
Bretilium tosilat 200 400 mg 1-2 mg/menit
Kalsium klorida (10%) 5-10 mL
Digoksin 0,5 mg 0,5 1,0 mg/hari
Disopiramid 50-150 mg 0,4-1,0 mg/kg/jaur
Dobutamin 2,5-10,0 pg/kg/menit
Dopamin 1-20 pLg/kg/men1t
Flekainid 100 150 mg 0,15-0,25 mg/kg/jarr
Glukagon 2,5-7,5 mg/kg/jam
Gliseril trinitrat 100-200 pg/menit
Isoprenalin 1-2 mg 1-10 pg/menii
Isosorbrd dinitrat 1-10 mg/1am
Labetalol 50-200 mg 15-50 mg/1am
Lidokain (lignokain) 100 200 mg 1-4 mg/menit
Metoksamin 5-10 mg
Metoprolol 1-15 mg
Meksiletin 50-250 ms 0,5 2,0 mg/kg/jam
Natrium bikarbonat (8,4%) 50 mL atau lebih sesuai pH
Natrium nilroprustda 10-300 pg/menit
Noreplnefrin (noradrenalin) 100 200 ps 1-20 ll,q/menit
Ouabain 0,25-1,0 mg
Fenilefrin 100-500 ps 1-20 pg/menit
Fenitoin 50-500 mg 400 600 mg/hari
Prokainamid 50-200 mg 2-6 mg/menit
Propanolol 1-10 mg
Salbutamol 250 pg 3-20 trrg/menit
Streptokinase 1,5 juta unit seiama 1 jam
Verapamil 5-15 mg

dan harus d*elaah u'1ans kemudian


*::::'::::_T::1:'ir:i::T:i::1::1T:"T:ma ,l i

Tabel 10.1 Obat obatan kardiovaskular.

umum 8,4% natrium bikarbonat-masih r Sekarang disarankan untuk memberi


belum jelas, dan l<ebanyakan bul<ti yang penyangga hanya jika terladi asidosis
tidak mendul<ung penggunaan larutan berat (pH afteri <7,1 dan kelebihan basa
penyangga dihasilkan dari penelitian (base excess) <-10) atau pada situasi
dengan menggunakan natrium bikarbonat teftentu seperti henti jantung berkaitan
dari hewan; ekstrapolasi pada situasi dengan hiperkalemia atau setelah over-
henti jantung manusia sulit dilakukan. dosis antidepresan trisiklik.
Konsekuensi beban natrium selanjutnya o Berikan 50 mL NaHCO, 8,4% 1= 59
dapat berbahaya, dan obat bisa menjadi mmol) dan periksalah kembali pH arteri,
tidak aktif (misalnya dopamin dan kate- berikan lagi bila perlu.
kolamin) atau terpresipitasi (misalnya
kalsium klorida dan kalsium glukonat) bila Kalsium intravena
diberikan melalui jalur intravena yang Selama bertahun-tahun, kalsium intravena
sama dengan natrium bikarbonat. diberikan bersama epinefrin pada henti
196 Bab l0: Resusitasi Jantung Paru

jantung, namun sekarang timbul opini . Setelah pemberian kejutan, monitor


bahwa pemberian tersebut dikontra- EKG sering memperlihatkan garis lurus
indikasikan. isoelektrik selama beberapa detik, iadi
o Kadar ion kalsium serum normal atau tunggu beberapa saat sebelum menilai
meningkat selama henti jantung, dan efeknya.
setelah pembei^ian kalsium dapat mening- Lebih dari 80% pasien yang selamat
kat hingga kadar toksik. mengalami kardioversi VF pada satu dari
r Beberapa studi acak, meskiPun ter- tiga pemberian kejutan percama.
buka pada kritik, memperlihatkan tidak r Jika aritmia tetap berlanjut, maka
ada manfaat tambahan kalsium dibanding- identifikasi dan koreksi semua faktor re-
kan garam fisiologis. versibel (hipoksemia, hiperkalemia, asi-
o Namun, kalsium tambahan mungkin dosis berat) dan berikan epinefrin secara
bersifat protektif terhadap aritmia bila intravena (l rng =I mL dari larutan
terdapat hiperkalemia, dan harus diper- l:1000 atau l0 mL dari larutan l:10.000)
timbangkan bila pasien menerima trans- tiap 2-3 menit selama teriadi VF/VT
fusi darah sebelumnya (kalsium dapat untuk memperbaiki perfusi koroner dan
dikelasi oleh sitrat pada darah simpanan), serebral.
atau bila pasien telah mendapat antagonis o Lanjutkan kompresi dada selama I

kalsium dosis tinggi. menit, kemudian coba defibrilasi lagi


r Walaupun begitu, karena pasien hingga berhasil atau usaha resusitasi gagal.
sering mengalami hiperkalemia selama o Setelah dua atau tiga kali siklus satu
henti jantung dan terapi obat sebelumnya menit gagal, pertimbangkan untuk mem-
tidak diketahui, indikasi kalsium intravena beri obat antiaritmia seperti lidokain
masih belum jelas. (lignokain) (100 mg i.v.)
o Bila diberikan, kalsium klorida (5-10 Tidak ada bukti konklusif bahwh suatu
mL larutan l0%) lebih dipilih daripada obat dapat menghilangkan VF, bahkan bila
kalsium glukonat karena kadar darah si.rkulasi dipertahankan dengan BLS. Bre-
pada kalsium terionisasi lebih dapat tilium tosilat, merupakan alternatif lido-
diperkirakan. kain dan secara eksperimen terbukti me-
miliki sifat antifibrilasi yang baik, namun
Hiperkalemia memerlukan 20-30 menit untuk men-
Hiperkalemia paling baik dikoreksi capai efek maksimumnya. Obat lain ter-
dengan mendapatkan sirkulasi dan masuk fenitoin dan disopiramid. Semua
oksigenasi laringan yang adekuat, namun obat antiaritmia memiliki potensi efek
bila berat membutuhkan insulin (10 lU samping yang tidak diinginkan, seperti
i.v.) dan glukosa ( l0 g i.v. = 20 mL larutan inotropik negatif. Kita sebaiknya memilih
50%), diikuti dengan pengukuran teratur beberapa obat dari kelas yang berbeda
pH plasma, kalium, dan glukosa. (klasifikasi Vaughan-Williams) dan kita
seharusnya familiar dengan reiimen dosis
serta farmakologinya, serta lebih memilih
menggunakan obat yang sudah mapan
Fibrilasi ventrikel sampai produk baru terbukti lebih baik.
o Defibrilasi (200 J) harus dilakukan Meskipun penggunaan amiodaron
secepat mungkin. semakin populer, bioavailabilitas dan
o Jika defibrilasi tidak berhasil, berikan onset kerianya tidak dapat diprediksi dan
energi lanjutan sebesar 200 J, kemudian waktu-paruhnya panjang. Pada henti
360 J bila VF masih terladi. lantung, hampir tidak mungkin untuk
Durasi resusitasi 197

memprediksikan keberhasilan obat apa- peralatan monitor harus diperiksa, dan


pun pada pasien individual serta terdapat dicoba lead EKG yang berbeda untuk
kecenderungan ke arah polifarmasi meyakinkan asistol tersebut sebenarnya
sebagai usaha terakhir. bukan VF halus. Jika asistol dikonfirmasi,
Setelah kardioversi berhasil, sering harus diberikan atropin (3 mg i.v.) untuk
terjadi ektopik ventrikel atau berlaniut menghilangkan depresi kolinergik yang
menjadi takikardia ventrikel yant me- secara eksperimen terjadi setelah infark
rupakan indikasi untuk menggunakan miokard.
infus lidokain (l-4 mg/menit). Manfaat r Kemudian dilanlutkan dengan epi-
praktik ini belum terbukti dan peng- nefrin (l mg i.v.) tiap 3 menit.
gunaan rutin infus lidokain setelah kardio- Pacu jantung yang dilakukan segera
versi yang berhasil tanpa adanya aritmia setelah onset asistol pada pasien dengan
tidak diindikasikan. penyakit nodus atau penyakit jaringan
konduksi dominan biasanya sangat ber-
Takikardia ventrikel tanpa denyut hasil, namun lebih mengecewakan pada
tatalaksana asistol pada pasien dengan
Tatalaksana VT tanpa denyut sama
penyakit miokard.
dengan VF. Namun, tipe VT tertentu, r Aliran transvena diarahkan atau kawat
terutama varietas yang lebih lambat, pacu jantung temporer lain dapat di-
memberikan curah jantung yang lebih masukkan tanpa penuntun, namun
baik dibandingkan dengan yang dihasilkan seringkali gagal menangkap karena
oleh kompresi dada. peletakan yang tidak tepat atau skar
r Jika salah satu dari irama ini ter- miokard.
bentuk, mungkin lebih baik menunggu r Usaha pacu jantung ventrikel via eso-
selama beberapa saat untuk perbaikan fagus biasanya tidak berhasil.
oksigenasi jaringan dan asidosis, yang o Sekarang, pacu jantung eksternal dari
kemudian akan memperbaiki tingkat bantalan elektronik kulit terbukti efektif
kemungkinan keberhasilan defibrilasi lebih
untuk pacu jantung temporer elektif,
lanjut. namun hasilnya tidak terlalu bagus bila
o Penting untuk tidak terobsesi pada dilakukan selama resusitasi.
monitor EKG dan mengacuhkan efek o Pada bradikardia persisten, bila
aritmia pada sirkulasi pasien. lrama VT atropin yang dilanjutkan dengan pem-
mana yang menghasilkan curah iantung berian isoprenalin gagal meningkatkan
yang cukup baik dan mana yang tidak denyut jantung, maka harus diper-
tergantung pada berbagai faktor, seperti timbangkan pemasangan pacu iantung
lajunya, keadaan miokard dasar, terapi temPorer.
obat konkomitan, elektrolit plasma, pH,
dan gas darah.
Disosiasi elektromekanik
Tatalaksana ditujukan pada koreksi pe-
Asistol
nyebab yang diidentifikasi dan pemberian
Asistol dapat terjadi sebagai gangguan intravena epinefrin. Vasokonstriktor lain,
irama primer, terutama bila ada penyakit seperti norepinefrin, bisa digunakan
miokard, obat antiaritmia termasuk sebagai usaha terakhir.
penyekat p, hipoksia, dan gangguan elek-
trolit, namun juga bisa merupakan hasil
akhir dari VF yang berlanjut.
o Jika diduga asistol, hubungan dengan Tidak ada peraturan yang tegas dan cepat
r98 Bab l0: Resusitasi Jantung Paru

mengenai durasi usaha resusitasi karena ',:Resu$bsi',ygng berhasit :'''',,.' i

situasi individual dapat sangat berbeda.


o Selama ini, pupil yang mengalami di- Kecuali dipertimbangkan secara spesifik,
latasi adalah indikator kerusakan serebral tahap telaah setelah usaha resusitasi yang
namun dapat juga disebabkan kadar berhasil dapat dilakukan dalam suasana
katekolamin endogen yang tinggi atau gembira yang cenderung timbul. Setelah
penyuntikan eksogen, terapi atropin, atau curah jantung spontan adekuat tercapai,
iskemia bilik anterior mata sehingga tidal< perlakuan terapeutik segera diputuskan,
selalu menandakan prognosis buruk. kemungkinan penyebab henti jantung,
o Sebelum menghentikan usaha re- tatalaksananya, dan pemeriksaan lain
susitasi, orang yang memimpin tata- harus dipikirkan. Pemeriksaan penunlang
laksana henti jantung harus merasa puas pada Boks 10.2 dapat membantu.
dengan usahanya, sejauh mungkin, dengan
kemungkinan penyebab henti jantung i

diketahui dan tidak ada indikasi terapi &*ks t*.e


I m*ru l*"?' Pemerikaan
eer Penunjang
lanjutan spesifik. i Pascaresusitasi
o Bila tidak ada indikasi jelas untuk
I

r Radiografi toraks: carllah tanda-


menghentikan usaha resusitasi lebih awal, tanda pneumotoraks, aspirasi, efusi
seperti penyakit terminal, lanjutkan usaha perlkard, posisi tabung endotrakeal dan
resusitasi selama kurang lebih 30 menit, nasogastrik, akses vena sentral, dan
yang terbukti telah menyediakan oksi- kawat pacu jantung
genasi jaringan yang adekuat (yaitu pH r EKG: carrlah tanda tanda infark
dan gas darah memuaskan). Jika masih mjokard, embol1 paru, gangguan irama.
penyakit konduksl
belum ada aktivitas jantung spontan
setelah 30 menit, resusitasi lebih lanjut ir Ekokardiogram: carrlah tanda,tanda
tamponade, disfungsl ventrlkel kiri,
sangat tidak bermanfaat. I
r Pengecualian hal tersebut adalah henti j penvakit katup
jantung yang berkaitan dengan tenggelam,
r
i pH dan gas arteri: konfirmasr
yang baik
hipotermia, dan overdosis obat tertentu, I oksiUenasi
i o
Elektrolit: carilah hlperkalemia,
di mana survival dapat terjadi bahkan I

I hipokalemia, qaqal ginjal


setelah masa resusitasi yang lama.
o Tanpa oksigenasi adekuat, kerusakan
i . Glukosa: canlah tanda
i hipogrikemia. hjporgl1k.rn u
otak ireversibel dimulai setelah 3 menit . Hitung darah lengkap: catilatr
dan usaha resusitasi yang berhasil setelah ;
tanda tanda perdarahan
I
lebih dari l0 menit l<emungkinan besar
menderita cacat.
Penuntun durasi RJP yang paling Penilaian neurologis
membantu adalah dokter atau perawat Penilaian neurologis setelah usaha re-
senior yang mengetahui pasien, serca susitasi yang berhasil kadang sulit di-
catatan lcasus yang informatif. Usaha lakukan. Hipoksia menyebabkan edema
resusitasi yang lelas tidak sesuai berkaitan serebral, yang diperburuk oleh hiper-
dengan usia pasien atau kondisi medis kapnia, karena ventilasi yang tidak ade-
dasar yang tidak hanya menyebabkan kuat atau pelepasan lokal karbon dioksida
frustasi bagi tim RJP namun luga potensial setelah pemberian bikarbonat. Pasien
berbahaya untuk pasien serta dapat me- yang sadar penuh dan komunikatif setelah
nyebabkan kesedihan mental pada henti jantung singkat memiliki prognosis
keluarga pasien. yang baik, sementara pasien yang tidak
Bacaan lebih lanjut r99

sadar dan gagal memberi respons ter- Efek antagonis kalsium dan kortiko-
hadap stimulus (tanpa sedasi atau obat steroid yang mungkin bermanfaat masih
pelumpuh) setelah resusitasi yang lama belum terbukti.
memiliki prognosis yang lebih buruk.
Selain kedua keadaan ekstrem ini, prog-
nosis jauh lebih tidak jelas, terutama pada
tahap dini setelah resusitasi. Secara The 1998 European Resuscitation Council
umum, dilakukan kebijakan 'lihat dan guidelines for adult single rescuer basic
tunggu' dan konsultasi neurologis se- life support. BMJ 1998; 3 l6: 1870- 1876.
belum menentukan prognosis. Kerusak- The 1998 European Resuscitation Council
an serebral setelah henti lantung dapat guidelines for adult life support. BM/
diminimalkan dengan memberi perhatian 1998;316: 1863-1869.
lebih pada pH, gas, dan elektrolit darah.
Penyakit Katup Jantung

Patogenesis penyakit katup jantung, 200 Endokarditls lnfektif, 215


Demam reuma, 200 Penyakit katup pulmonal, 215
Penyakit katup aorta, 201 Penyakjt kalup lr kuspro. 2 r
Penyakit katup mitral, 208 Murmur lnosen, 216

Utara selama beberapa dekade terakhir,


terutama disebabkan oleh perbaikan
Di Eropa dan Amerika Utara, penyakit kondisi sosio-ekonomi serta pengenalan
katup degeneratif sekarang lebih sering dan penggunaan antibiotik secara luas.
ditemukan daripada penyakit katup Namun, di seluruh dunia, terdapat l5-
jantung yang terjadi akibat infeksi (misal- 20 juta kasus baru demam reuma per
nya demam reuma, sifilis). Pada beberapa tahun, dan di negara-negara berkembang
pasien mungkin terdapat kelainan katup insidensi demam reuma sekitar 25-50%
kongenital dasar (misalnya katup aorta perawatan penyakit jantung di rumah
bikuspid) atau abnormalitas jaringan ikat sakit. Terdapat bukti peningkatan
(misalnya prolaps katup mitral). Dengan insidensi demam reuma pada populasi
peningkatan usia populasi, kalsifikasi kelas menengah di Eropa dan AS.
'senillis' katup normal (misalnya stenosis Demam reuma akut merupakan satu
aorta kalsifikasi) yang timbul pada dekade penyakit pada masa anak-anak dengan
ketuluh dan kedelapan merupakan insidensi puncak antara usia 5 dan I I
indikasi penggantian katup yang sering tahun; 207" kasus dapat terjadi pada
didapatkan. lntervensi bedah telah orang dewasa.
memodifikasi perjalanan'alami' penyakit
katup jantung. Sementara komponen Patogenesis
miokard penyakit katup jantung, sampai Patogenesis demam reuma berkaitan
saat ini, merupakan penyebab utama dengan respons imunologis terhadap an-
mortalitas, perbaikan atau penggantian tigen membran sel streptokokus grup A
dini katup pada pasien risiko rendah telah Lancefield. Sejumlah faktor dapat mem-
menghasilkan preservasi fungsi miokard pengaruhi suseptibilitas terhadap ke-
dengan tingkat ketahanan hidup jangka rusakan jantung, antara lain:
panjang yang lebih baik. . usia;
o kondisi sosio-ekonomi;
. etnis;
o faktor genetik;
lnsidensi o iklim.
Insidensi demam reuma telah sangat Demam reuma menyerang seluruh
berkurang di Eropa Barat dan Amerika lapisan jantung (pankarditis) dengan satu
Penyakit katup aorta 20t

lesi patognomonik, badan Aschoff, yang Terapi


merupakan komponen massa sel, Terapi bertujuan untuk eradikasi strep-
kolagen yang berubah, dan jaringan ikat tokokus, mengontrol rasa nyeri, dan
di subendokard yang menyembuh dan mengurangi proses peradangan. Selain itu,
membentuk skar fibrosa. Organ lain pasien mungkin membutuhkan terapi
yang dapat terkena demam reuma gagal jantung dan manifestasi nonjantung
antara lain kulit, sendi, paru, dan sistem akibat infeksi ini (misalnya korea) serta
saraf pusat. komplikasi lain.

Diagnosis Pencegahan
Diagnosis demam reuma kadang sulit Terdapat persetujuan umum bahwa pro-
ditegakkan. Kriteria Jones yang direvisi filaksis jangka panjang setelah serangan
(Tabel I l.l) berfungsi sebagai penuntun demam reuma akut menurunkan mor-
dan mengurangi kemungkinan over- talitas akhir dan kemungkinan infeksi ber-
diagnosis. Dibutuhkan dua kriteria ulang. Pada populasi di mana kepatuhan
mayor atau satu kriteria mayor dan dua berobat merupakan masalah, direko-
kriteria minor, dengan bukti infeksi mendasikan pemberian penisilin benzatin
streptokokus sebelumnya untuk me- intramuskular 1,2 iuta unit tiap 4 minggu,
negakkan diagnosis demam reuma. namun rejimen yang biasa diberikan
Namun, tidak ada manifestasi yang adalah penisilin G oral 0,25 juta unit dua
spesifik. Karena kriteria bersifat klinis, kali sehari. Untuk pasien yang alergi ter-
penting untuk melakukan pemeriksaan hadap penisilin, diberikan eritromisin 250
yang teliti dan berulang, terutama karena mg dua kali sehari. Profilaksis antibiotik
beberapa tanda (misalnya murmur harus diteruskan selama 5 tahun setelah
lantung) mungkin transien. demam reuma akut atau hingga usia 30
tahun (mana yang lebih lama).

Follow-up iangka paniang


Dengan terapi yang tepat, mortalitas l0
tahun telah berkurang dari 25% menjadi
I % dibandingkan dengan era sebelum

Karditis antibiotik ditemukan. Selain itu, dapat di-


Poliartritis harapkan lebih dari 90% akan memiliki
Korea Sydenham jantung normal pada follow-up l0 tahun.
Eritema marglnatum
Nodul subkutan
Penyakk katup aora
Manifestasi minat
Demam
Artralgra Stenosis aorta
Demam reuma sebelumnya (atau penyakit Patogenesis
jantung reuma)
Peningkatan reaklan fase akut (LED, CRP)
Katup aorta normal terdiri dari tiga
Pemarlangan interval PR kuspis semilunaris berukuran sama
dengan area potongan melintang sebesar

CRP, protein reaktif C, LED, laju endap I


3-4 cm2. Obstruksi (stenosis) pada
1 daralr tingkat katup dapat kongenital atau di-
L--,*_*,- ___._l dapat. Katup aorta bikuspid merupakan
Tabel 11.1 Kntena Jones yang direvrsi untuk di salah satu kelainan kongenital tersering
agnosis demam reuma. (insidensi 0,9-2,5%) dengan dominansi
202 Bab I l: Penyakit Karup Jantung

laki-laki (4:l). Pola stenosis aorta didapat


pada orang dewasa berubah karena
prevalensi demam reuma yang turun
disertai oleh peningkatan usia populasi.
Stenosis aorta merupakan konsekuensi
demam reuma yang tidak umum terladi
di lnggris (2% kasus) dan pada kasus ini
katup mitral seringkali ikut terlibat.
Kalsifikasi sekunder katup aorta
bikuspid kongenital (Gambar ll.l) dan
degenerasi primer katup normal
(Gambar I 1.2) merupakan sebagian besar
kasus penyakit stenosis katup aorta de-
wasa. Hanya 40% pasien usia menengah Gambar 11.1 Katup aorta bikuspid
dengan stenosis aorta memiliki katup
bikuspid, namun jenis stenosis aorta ini
menyumbang 70-80% kasus pada manula.
Kalsifikasi pertama terjadi pada tepi bebas
kuspis dan berkembang ke arah basis.
Sekitar 50% pasien dengan katup aorta
bikuspid akan mengalami stenosis aorta
bermakna di kemudian hari.
Pada kalsifikasi 'senilis' katup normal,
kalsium mengendap pertama kali di ba-
sis katup dan berkembang hingga me-
libatkan tepi bebas. Kalsifikasi 'senillis'
jarang mengalami ulserasi atau embolisasi
namun cukup untuk menyebabkan mur-
mur sistolik aorta, yant dilaporkan terjadi
pada 65% subjek normal pada dekade Gambar 11.2 Katup aorta senil (trikuspid).
kesembilan.
Stenosis aorta pada orang dewasa
berkembang perlahan. Restriksi orifisium Geiala (lihat Boks I l. l)
menghasilkan resistensi aliran keluar Sebagian besar pasien asimtomatik
ventrikel kiri dan penurunan mobilitas sampai area katup aorta berkurang hingga
kuspis. Seiring dengan peningkatan gra- menjadi 1,0- 1,5 cm2. Nyeri dada, sinkop,
dien aliran keluar, curah lantung di- dan sesak napas merupakan trias gejala
augmentasi oleh hipertrofi kompensasi klasik; begitu gejala telah timbul, prog-
ventrikel kiri. Fungsi sistolik dipertahan- nosis buruk. Harapan hidup pasien
kan meskipun terdapat peningkatan dengan nyeri dada atau sinkop adalah 3

kelebihan beban tekanan namun ventrikel tahun dan kurang dari 2 tahun pada
akhirnya menladi kaku dan nonkomplians. pasien dengan sesak napas. Kematian
Gangguan fungsi diastolik yang terjadi mendadak terjadi pada semua kelompok
meningkatkan konsumsi okigen miokard, umur namun paling sering pada pasien
memendekkan periode pengisian arteri yang simtomatik.
koroner diastolik, dan menurunkan
tekanan perfusi miokard, yang kemudian Tanda fisrk (lihat Boks I 1.2)
menyebabkan iskemia subendokard. Tanda fisik yang paling penting dari steno-
Penyakit katup aona 203

sis aorta adalah karakter denyut, paling


baik dinilai dengan palpasi arteri karotis
(atau brakialis). Denyut karotis memiliki
tekanan denyut yang kecil dengan pe-
ningkatan perlahan yang disebabkan oleh
ejeksi yang memanjang. Takik yang dapat
dipalpasi (anakrotik) selain getar sistolik
Gambar 11.3 Temuan auskultasi pada stenosis
hampir selalu menandakan stenosis aorta aorta.
berat.
Pada pasien tua, penurunan elastisitas
pasien dengan stenosis aorta kritis tidak
arteri perifer dapat menutupi abnor-
memiliki murmur karena aliran maju yang
malitas denyut bila lesi berat. Kalsifikasi
rendah, sehingga diagnosis dapat dengan
dan rigiditas katup aorta menurunkan in-
mudah terlewat. Banyak pasien dengan
tensitas bunyi jantung kedua aorta (A2),
stenosis aorta (dengan etiologi apapun)
dan peningkatan tekanan atrium kiri me-
juga mengalami regurgitasi aorta yang
nyebabkan bunyi jantung keempat (S4).
seringkali ringan.
Karena katup kaku, klik ejeksi sistolik,
sangat umum pada anak-anak, jarang
terdengar pada manula.
Pemeriksaan penunjang
Meskipun 70-80% pasien dengan srenosis
Murmur stenosis aofta kresendo-de-
aorca memiliki elektrokardiogram (EKG)
kresendo yang khas ('ejeksi') dimulai
yang abnormal, EKG normal tidal< me-
setelah bunyi iantung pertama (Sl) dan
nyingkirkan kemungkinan penting steno-
berakhir sebelum bunyi jantung kedua
(S2) (Gambar I 1.3). Baik intensitas mau-
sis aorta. Hipertrofi ventrikel kiri dengan
pun panjang murmur tidak terkait dengan
kriteria voltase dapat dihubungkan
derajat keparahan lesi katup. Kadang, dengan pola yang disebut'strain'
(Gambar I 1.4); inversi gelombang T saja
merupakan temuan yang tidak dapat di-
percaya pada manula.
i H.k- il;
Gejala Stenosis Aorta i
Pada stenosis aorta tanpa komplikasi,
ukuran jantung normal pada radiografi
. Nyeri dada
o Sinkop eksersional toraks namun didapatkan dilatasi pasca-
e Sesak napas stenosis pada aorta desenden pada 80%
r Perdarahan gastrolntestinal dapat pasien (Gambar I 1.5). Kalsifikasi katup
tlmbul pada pasien dengan stenosis aorta sering terlihat pada radiografi
aofia berkaitan dengan angiodisplasia toraks lateral (Gambar I I .6) tanpa
kolon gradien bermakna; sebaliknya, stenosis
r Komplikasi lain termasuk aofta tanpa kalsifikasi katup sangat jarang
endokarditls infektif, serangan iskemia pada manula.
tlansien (amaurosis fugaks klasrk) dan
Ekokardiografi M-mode dan potongan
stroke
melintang merupakan pemeriksaan yang
berguna dalam menilai akibat stenosis
i-"-*--* aorta, seperti hipertrofi dinding ventrikel
i ffisks { i"? Tanda Stenosis Aorta
kiri dengan penurunan volume ventrikel
r Volume denyut nadi kecil dan gangguan fungsi diastolik. Gerakan
o Peningkatan perlahan daun katup yang terbatas pada pencitraan
i o 52 tunggal i
dapat menandakan stenosis aorta atau
| . Murmur ejeksi (+ klik ejeksi)
aliran maju yang rendah sekunder akibat
204 Bab I l: Penyakit Katup Jantung

Gambar 11.4 Hlpertrofl ventrtkel ktrr dan sfrajn' menandakan penyempitan orifisium
pada pasren dengan stenosls aorIa.
katup.
Ekokardiografi Doppler terbukti
sangat berguna dalam menilai stenosis
aorta (lihat Bab 3). Perbedaan tel<anan
sistolik maksimum melalui l<atup (tekanan
puncak instan) dapat dihitung dari ke-
cepatan maksimum yang dideteksi oleh
Doppler sebagai gradien (mmHg) = 4v2
mdet-1. Perkiraan tidal< dapat dipercaya
pada pasien dengan curah iantung rendah.
Pada keadaan ini, gradien Doppler se-
besar 40-50 mmHg mungkin bermakna.
Kateterisasi jantung dilakukan ter-
utama pada pasien yang datang dengan
Gambar 11.5 Radiografi toraks pada stenosis nyeri dada untuk delineasi anatomi
aorta. koroner.

gangguan fungsi ventrikel. Eko multipel Diagnosis banding


dapat timbul dari katup pada pasien Bentuk obstruksi alur l<eluar lain, ter-
dengan kalsifikasi katup dan tidak selalu utama kardiomiopati obstruktif hipertro-
Penyakit katup aorta 205

jantung, gradien katup absolut tidak harus


menentukan kebutuhan intervensi bedah;
namun gradien puncak instan pada
Doppler sebesar 70 mmHg atau lebih
(ekuivalen dengan gradien kateterisasi
puncak-ke-puncak sebesar 50 mmHg)
biasanya menandakan perlunya pem-
bedahan. Jika fungsi ventrikel telah
menurun, nilai gradien puncak instan yang
lebih rendah sudah cukup bermakna
untuk perlunya pembedahan.

Penggantian katup aorta


Prostesis mekanik (6aik disk tilting
maupun jenis bola dan rangka) sesuai
untuk sebagian besar pasien (Gambar
I 1.7). Katup biologis (porcine xenograft"
Gambar 11.6 Radiografi toraks (1atera1) pada
stenosls aorta.
homograft, atau perikard) (Gambar I 1.8)
dapat ditanam pada perempuan usia
reproduksi atau manula (>70 tahun), di
fik, dapat menyerupai stenosis aorta. mana penggunaan antikoagulan mungkin
Ekokardiografi dan pemeriksaan Doppler tidak diinginkan. Mortalitas dini peng-
biasanya dapat menegakkan diagnosis, gantian katup aorta sekarang kurang dari
walaupun adanya pola asimetrik hiper- 5%. Faktor risiko tambahan termasuk
trofi pada beberapa pasien dengan steno- status fungsional preoperatif dan
sis katup aorta menandakan adanya peningkatan usia, meskipun usia bukan
tumpang tindih antara stenosis aorta .merupakan faktor risiko kuat pada
dengan kardiomiopati hipertrofi k. rumah sakit yang telah berpengalaman.
CABG yang dilakukan bersamaan tidak
Tatalaksana meningkatkan mortalitas di rumah sakit
Terapi medis hanya sedikit membantu dan bahkan menurunkan risiko dini.
begitu pasien menunjukkan gejala. Steno- Perubahan gejala dan tingkat ketahanan
sis aorta merupakan masalah mekanik lanjut sangat bagus dan lebih baik pada
dan baik diuretik maupun vasodilator pasien yang dilal<ukan penggantian katup
dapat menurunkan preload atau after- mitral. Tingkat ketahanan hidup lima
load yang secara efektif mengurangi tahun sebesar 70-90% dan ketahanan
fungsi ventrikel kiri atau meningkatkan hidup l0 tahun sebesar 70-75% sangat
gradien. khas untuk kasus-kasus yang dilaporkan.
Pasien asimtomatik dengan stenosis
aorta harus diperiksa tiap 6 atau l2 bulan Valvuloplasti aorta halon
dengan menggunakan elektrokardiografi Terdapat peningkatan ketertarikan pada
serial dan eko-Doppler. Bila pasien dilatasi dengan balon untuk katup aorta
menjadi simtomatik, rujukan bedah tepat terutama pada pasien tua dengan stenosis
dilakukan. Masalah yang lebih sulit adalah aorta. Penelitian yang telah dipublikasi
tatalaksana pasien yang tetap asimtomatik mengatakan bahwa prosedur ini memiliki
dengan gradien aorta bermakna. Karena risiko rendah (<5%) dengan perbaikan
gradien aorta tergantung pada curah gejala, terutama bila gradien dapat
206 Bab I l: Penyakit Katup Janrung

matik dengan kondisi mengancam nyawa


Iain seperti karsinoma.

Regurgitasi aora
Patogenesis
Beberapa mekanisme dapat menyebab-
kan regurgitasi aorta, baik proses pe-
nyakit yang mempengaruhi kuspis katup
atau pangkal aorta.
Meskipun terdapat penurunan insi-
Gambar 11.7 Prostesis katup mekanik densi sifilis, regurgitasi aorta sebagzii kon-
sekuensi aortopati meningkat, sebanyak
sepeftiga pasien yang menjalani pem-
bedahan.
Regurgitasi aorta akut dapat disebab-
kan ruptur atau perforasi kuspis sekun-
der akibat infeksi, diseksi aorta, dan,
walaupun jarang, trauma dada tertutup.
Penyakit jaringan ikat (misalnya
sindrom Marfan) kadang juga menyebab-
kan regurgitasi aorta akut.
Penyebab regurgitasi aorta kronis di-
cantumkan pada Tabel I 1.2. Pada pe-
nyakit pangkal aofta, kuspis sendiri dapat
terlihat normal namun peningkatan dia-
meter pangkal menyebabkan hilangnya
Gambar 11.8 Katup jaringan (xenograft) tumpang-tindih (koaptasi) kuspis yang
normal, menghasilkan perkembangan jet
regurgitan sentral.
Derajat regurgitasi tergantung pada
dikurangi sebesar 50%atau lebih. Namun, area katup aorta, denyut jantung, dan
pada sebagian besar pasien, prosedur ini gradien tekanan diastolik antara ventrikel
tidak lebih hanya merupakan prosedur kiri dan aorta. Pada awal penyakit, ven-
paliatif dengan stenosis berulang terjadi trikel kiri mempertahankan keluaran
dalam 6- l8 bulan setelah dilatasi balon dengan hipertrofi namun akhirnya ke-
yang berhasil. Lebih lanjut, tampaknya lebihan beban diastolik menghasilkan
perjalanan alami stenosis aorta tanpa dilatasi ventrikel kiri yang diikuti oleh
terapi tidak dimodifikasi oleh valvuloplasti penurunan aliran ke depan (forward) dan
balon. Hasil yang mengecewakan dengan hipertensi vena pulmonalis. Perubahan
teknik ini tidak mengejutkan karena denyut iantung atau resistensi vaskular
penyebab reduksi aliran pada mayoritas sistemik dapat mempengaruhi fraksi
pasien adalah kalsifikasi kuspis katup dan regurgitan.
bukannya fusi komisura.
Dengan risiko operasi yang rendah Gejala (lihat Boks I 1.3)
dan hasil fungsional yang bagus pada Sama seperti regurgitasi mitral, regur-
penggantian katup aorta, valvuloplasti gitasi aorta dapat ditoleransi dengan baik.
aorta harus dibatasi pada pasien simto- Tatalaksana yang tepat dipersulit oleh
Penyakit katup aorra 207

Abnormalitas kuspis
Perforasi Endokarditis infektlf
Reduksi area Penyakit reuma
Spondilitis ankilosa reumatoid

Penyakit pangkal aorta


Distorsi pangkai Spondilitis ankrlosa reumatold
Sifilis
Uretritis nonspesifik
Aortitis nonspesifik
Dilatasi pangkal Sifilis
Sindrom Marfan
Sindrom Ehlers Danlos i
Tabel 11.2 Penyebab regurgitasl I
Pseudoxantoma elastikum
I

aorta kronis. I
L_._*,-_.
I

timbulnya geiala pada tahap lanlut, biasa- :

nya setelah terjadi kerusakan ventrikel i m*iqs * t"4 Tanda Regurgiasi Aorta i

yang cukup besar dan tidak dapat di- 1o Tekanan denyut nadi lebar i

kembalikan dengan intervensi bedah. . Apeks hiperdinamik


Restriksi toleransi latihan akibat sesak Ir Murmur awal diasrol'k i

napas dan rasa lelah diikuti oleh ortopnu


dan edema paru sebagai akibat dari
i: ":'::::":'i:T'"1. -- i

hipertensi vena pulmonalis.


dimulai segera sesudah A2 dan terdengar
Tanda fisilr (lihat Boks I 1.4)
pada batas sternal kiri dan basis; panjang
Pemeriksaan dapat memperlihatkan
murmur, daripada derajat kekerasan
bahwa regurgitasi aorta timbul sebagai
suara, berkaitan dengan derajat ke-
bagian dari kelainan sistemik (misalnya
parahan. Murmur aliran sistolik tambahan
artritis reumatoid, spondilitis ankilosa,
sering dapat didengar dan tidak selalu
dan sindrom Marfan). Pada regurgitasi
menandakan stenosis aorta tambahan.
aorta akut, bisa juga ditemukan gambaran
Bagitu pula dengan murmur aliran mid-
diseksi aorta atau endokarditis.
diastolik (murmur Austin-Flint) dapat
Tekanan nadi yang lebar dan aliran
terdengar bila regurgitasi aorta berat
diastolik yang cepat menyebabkan be-
(Gambar I 1.9). Semua tanda ini dapat
berapa tanda fisik, yang direfleksikan pada
tidak ada pada regurgitasi aorta akut
denyut apel<s yang aktif, hiperdinamik,
karena penyamaan tel<anan akhir-diastolik
dan seringkali bergeser ke lateral. Yang
ventrikel kiri dan tekanan diastolik aorta.
l<has, murmur awal diastolik nada tinggi
Pada situasi ini, pasien terlihat sesak dan
tidak sehat dengan sinus takikardia
-__ -___--r_*-_ _- -'_ --i
namun jantung terdengar pelan.
i ffio,cs I e.3 Gejala Regurgitasi Aorta '
Pemeriksaan penunjang
I
ll
o Kelelahan
EKG jarang normal pada regurgitasi aorta
1
l'l
r Sesak naoas
Ir Ortopnu
kronis dan sering menunjukkan per-
Io ubahan repolarisasi bermakna. Pada re-
I

Disnnu nok.urnal I

L_-,_ _-_--,-*-" -___*__*-*-**_ --,-i gurgitasi aorta akut EKG dapat normal.
208 Bab I l: Penyakit Karup Jantung

visualisasi seluruh aorta. MRI juga dapat


i
memberi informasi yang berguna bagi ahli
i, S bedah untuk menghindari kateterisasi
I

l lut
)
lr-- jantung.

Tatalaksana medis
Lebih dari 50% pasien dengan regurgitasi
ir
i
S;1 S2 S1
aorta yang tidak diterapi hidup setelah
i
i
I l0 tahun, maka biasanya dilakukan terapi
konservatif. Pasien asimtomatik dengan
iol
il regurgitasi aorta ringan harus diperiksa
i.r,-*--.-
ulang setiap 6 atau I 2 bulan dengan eko-
Gambar 11.9 Temuan auskultasi pada regurgitasi Doppler serial. Adanya dilatasi ventrikel
aorta. (a) Murmur awal diastolik. (b) Murmur aliran kiri dengan atau tanpa penurunan fungsi
sistolik dan murmur mid diastoLik (Austin Fhnt). ventrikel mengindikasikan perlunya
pembedahan. Terapi diuretik dan vasodi-
lator (misalnya penghambat enzim peng-
Dilatasi ventrikel kiri dapat menyebabkan
konversi angiotensin (ACE)) dapat di-
pembesaran jantung progresif pada radio-
gunakan sebagai manuver holding. Karena
grafi toraks. Meskipun aorta asenden
lesi katup ini juga rentan terhadap endo-
umumnya prominen, etiologi lesi l<atup
karditis infektil higiene gigi harus baik dan
tidak dapat ditentukan. Pada ekokardio-
semua pasien diberikan antibiotik pada
grafi regurgitasi aorta akut, dimensi ven-
prosedur dental serta operasi minor.
trikel kiri normal, seringkali berkaitan
dengan hipertrofi ventrikel kiri ringan.
Kontraktilitas baik dan berlebihan. Bila Intervensi bedah
regurgitasi aorta dibiarkan tanpa dilatasi,
Mortalitas dini dan lanjut setelah peng-
akan terjadi dilatasi ventrikel kiri dengan
gantian l<atup aorta sama dengan hasil
penurunan progresif fungsi sistolik, me- penggantian katup pada stenosis aorta
nyebabkan tampilan ventrikel kiri yang
(lihat hal.205). Pada pembedahan
jantung, sekarang ini penggantian pangkal
serupa dengan kardiomiopati hipertrofi k.
Abnormalitas pangkal aorta (seperti pada aorta tidak lagi merupakan faktor risiko
sindrom Marfan) juga dapat terlihat pada mortalitas dini.
ekokardiografi.
Ekokardiografi Doppler, terutama Penyakit katup mitral
pemetaan aliran berwarna, sangat sensitif
dan dapat mendeteksi regurgitasi aorta Penyakit katup mitral reuma
derajat rendah serta memetakan arah jet
yang dapat memberikan informasi Patogenesis
tambahan mengenai deralat keparahan Stenosis mitral merupakan konsekuensi
lesi. Kebanyakan ahli bedah meminta lanjut tersering setelah karditis reuma.
pasien menjalani aortografi sebelum Periode laten selama 20 tahun antara
mempertimbangkan intervensi bedah. infeksi akut dan disfungsi katup simto-
Ekokardiografi transtorasik (TTE) kon- matik tidak jarang terjadi dengan pasien
vensional pada orang dewasa memper- datang pada dekade keempat atau kelima.
lihatkan bagian proksimal pangkal aorta Pada pasien dari Timur Jauh dan Amerika
pada pencitraan, sementara ekokardio- Selatan, penyakit katup berat dapat ter-
grafi transesofageal (TEE) dapat mem- iadi pada awal usia duapuluhan.
Penyakit katup mitral 209

Abnormalitas patologis stenosis mi- pasien, terutama pasien dengan stenosis


tral antara lain fusi komisura, skar fib- mitral berat, tekanan arteri pulmonalis
rosa, dan obliterasi arsitektur katup yang meningkat secara tidak proporsional,
normalnya berlapis sebagai akibat dari yang disebut sebagai hipertensi paru re-
penyembuhan valvulitis dan fibrosis su- aktif. Gejala gagal jantung kanan mungkin
perimposed.'Jembatan fi brosa progresif mendominasi pada pasien ini (lihat hal.
melalui komisura katup dapat menghasil- 2rs).
kan deformitas 'mulut ikan' yang kaku
sehingga menyebabkan orifisium kaku, Tanda fisik (lihat Boks I 1.6)
yang mengalami stenosis dan regurgitasi. Tanda fisik terpenting yang seringkali di-
Daun katup menjadi terkalsifikasi dan abaikan pada stenosis mitral adalah ak-
korda tendinae menebal, mengalami fusi, sentuasi Sl. Tegangan mendadak pada
serta memendek. daun katup mitral karena aparatus sub-
valvar daun katup mitral dan penghentian
Gejala (lihat Boks I 1.5) mendadak pergerakan ke bawah katup
Gambaran klinis stenosis mitral ditentu- mitral menyebabkan opening snap nada
kan oleh tekanan atrium kiri, curah tinggi pada awal diastol, 40- 120 mdet
jantung, dan resistensi vaskular paru. setelah 52 (Gambar I l.l0). Jika katup
Dengan peningkatan tekanan atrium kiri, masih mobil, interval antara 52 dan
komplians paru berkurang sehingga opening snap bervariasi terbalik de.ngan
pasien menjadi lebih sesak. Awalnya, tekanan atrium kiri rerata. Murmur
sesak napas hanya terjadi bila denyut rumbling diastolik nada rendah klasik
jantung meningkat, contohnya selama sering terlokalisasi di apeks atau aksila;
latihan, stres, dan demam. Bila derajat durasinya pendek bila lesi katup ringan.
keparahan lesi meningkat pasien menjadi Durasi, dan bukan kerasnya rhurmur,
ortopnu. Sebelum onset dispnu parok- berkaitan dengan derajat l<eparahan lesi.
sismal, batuk nokturnal mungkin merupa- . Fasies mitral biasanya merupakan
kan satu-satunya gelala peningkatan tanda stenosis mitral lama yang berkaitan
tekanan atrium kiri. Saat ini, hemoptisis dengan hipertensi paru. Gambaran fisik
jarang ditemukan. Palpitasi karena fibrilasi lain termasuk tanda edema paru (ronki
atrium menjadi lebih sering terjadi seiring paru basal), bersama dengan retensi
penambahan usia;80% pasien yang ber- cairan, kongesti hepar, dan regurgitasi
usia di atas 50 tahun memiliki komplikasi trikuspid.
ini.
Tekanan arteri pulmonalis meningkat Pemeriksaan penunjang
paralel dengan peningkatan tekanan Pada sebagian besar pasien, penyakit
atrium kiri, pada sebagian besar pasien katup mitral dapat dinilai dengan adekuat
menjadi lebih tinggi l0-12 mmHg dari secara noninvasif namun kadang diperlu-
tekanan atrium kiri. Pada beberapa kan kateterisasi jantung dan pemeriksaan

ffieks ! l.S Gejala Stenosis Mitral "_^*--_.*-*---i


r Rasa lelah
&*ks *i"6 Tanda Stenosis Mitral i

r Sesak napas
!

51 keras
r Ortopnu I
l. Murmur mid-diastolik
. Dispnu nol<turnal l. + opening snap i
o + Palpitasi (fibrilasi atrlum) I

+ Edema paru
I
L: ___,__-.,_-._. _
I
l
2t0 Bab I l: Penyal<it Katup Jantung

32 OS

Gambar 11.10 Temuan auskultasr pada stenosls


mitral.

hemodinamik. Gambaran stenosis mitral


pada EKG tidak spesifik; jika pasien
memiliki irama sinus, gelombang P bifasik Gambar 11.11 Radiografi toraks (PA) pada steno-
yang lebar didapatkan pada 90% pasien s1s mitral.
dengan stenosis mitral. Morfologi gelom-
bang P berkaitan dengan dilatasi atrium
kiri dan bukannya hipertrofi. rior juga mengalami tethering dan ber-
Pada stenosis mitral murni, ukuran gerak ke anterior (bukan ke posterior)
jantung pada radiografi toraks normal selama diastol. Dimensi atrium kiri me-
kecuali hipertensi paru yang lama telah ningkat dan kadang dapat dilihat trombus
menyebabkan dilatasi ruang sisi kanan. pada apendik atrium kiri. TEE lebih dapat
Atrium kiri membesar secara selektif, dipercaya untuk identifikasi trombus
menyebabkan dilatasi pada bronkus intrakavitas. Drop tekanan pad4 katup
utama kiri, yang mungkin lebih mudah mitral dengan Doppler gelombang
dilihat pada film penetrasi (Gambar kontinyu berhubungan baik dengan
I I .l l). Pada manula, kalsifikasi katup giadien hemodinamik yang diukur dengan
mitral (terlihat pada pandangan lateral) kateterisasi jantung, namun sebagai peng-
harus dibedakan dari kalsifikasi anulus ukuran gradien langsung, gradien Dop-
mitral. Bila tekanan atrium kiri meningkat, pler sangat tergantung pada denyut
terdapat distensi vena pulmonalis diikuti lantung. Waktu-paruh tekanan merupa-
oleh diversi darah lobus atas dan tanda kan indeks derajat keparahan stenosis
radiografi edema interstisial dan alveo- mitral yang lebih reliabel (lihat Bab 3).
lar. Penilaian invasif dengan kateterisasi
Ekokardiografi dikombinasikan jantung terbatas untuk subgrup pasien
dengan pemeriksaan Doppler merupakan tertentu, misalnya, untuk menggambar-
pemeriksaan penunjang tunggal yang kan anatomi koroner, dan tidak lagi
paling berguna pada pasien dengan merupakan keharusan sebelum pem-
penyakit katup mitral. Ekokardiografi bedahan katup mitral.
dapat dengan baik menentukan apakah
prosedur konservatif (misalnya valvotomi Tatalaksana medis
atau perbaikan katup) cocok dilakukan. Tujuan dari terapi medis pada stenosis
Baik ekokardiografi M-mode maupun mitral adalah mengontrol denyut ventrikel,
ekokardiografi potongan melintang me- menurunkan tekanan atrium kiri, dan
nuniukkan penebalan katup dan penurun- mencegah tromboemboli sistemik.
an laju penutupan mid-diastolik pada Onset fibrilasi atrium, yang biasanya
daun katup anterior. Daun katup poste- timbul pada dekade keenam, sering
Penyakit katup mitral 2l I

dikaitkan dengan perburukan gejala yang belumnya, di mana risiko antikoagulan


cepat. Digoksin merupakan obat pilihan mungkin melampaui potensi manfaat.
dengan dosis yang cukup untuk mem-
pertahankan denyut ventrikel istirahat Pembedahan katup mitral
antara 60 dan 70 denyut per menit, Bila pasien tetap mengalami keterbatasan
biasanya 0, I 25-0,25 mg/hari tergantung fisik bermakna walaupun diberikan terapi
pada usia, berat badan, dan fungsi ginjal. diuretik dan kontrol denyut ventrikel,
Meskipun efektif pada saat istirahat, di- harus dipertimbangkan intervensi bedah
goksin sering mengecewakan dalam atau valvuloplasti balon. Kadang, pasien
mengontrol denyut ventrikel selama akti- dengan tromboemboli berulang, meski-
vitas. Toksisitas dapat timbul jika pasien pun telah diberikan antikoagulan adekuat,
mengalami hipokalemia. Kesulitan membutuhkan operasi. Namun, harus
mengontrol denyut mungkin mem- diingat bahwa hasil pembedahan katup
butuhkan tambahan penyekat B dosis mitral jangka panjang lebih jelek di-
kecil (misalnya atenolol 25 mg sekali bandingkan dengan hasil penggantian
sehari) atau antagonis kalsium (misalnya katup aorta, terutama karena perburukan
verapamil 40 mg dua kali sehari). Obat gejala terjadi perlahan pada penyakit
alternatif antara lain penyekat B saja atau katup mitral.
amiodaron. Prosedur konservatif pada katup
Kardioversi elektrik atau kimia jarang mitral mungkin dilakukan pada sebagian
mengembalikan irama sinus jangka kecil pasien. Biasanya pasien yang berusia
panjang pada pasien dengan stenosis muda, memiliki irama sinus, dan tanpa
mitral bermakna. bukti keterlibatan aparatus subvalvar oleh
Retensi cairan memberi respons baik proses reumatik pada ekokardiografi.
terhadap terapi diuretik, akan tetapi, Sebagian besar pasien yang dipertimbang-
edema paru timbul sebagai konsekuensi kan menjalani valvotomi mitral terbuka
obstruksi anatomik dan terapi diuretik sesuai untuk valvuloplasti balon mitral
berlebih bisa menyebabkan hipovolemia, (lihat di bawah).
hipokalemia, dan azotemia prerenal. Penggantian katup mitral dengan
Diuretik loop dosis besar harus dihindari prostesis mekanik biasanya tepat, karena
pada pemberian tiazid atau diuretik pasien akan membutuhkan antikoagulan
kombinasi. pada semua kasus fibrilasi atrium. Katup
Pada pasien dengan fibrilasi atrium prostesis jaringan (bioprostesis) dapat di-
karena penyakit katup mitral reuma, pertimbangkan untuk pasien yang sangat
terdapat peningkatan risiko stroke akibat tua atau perempuan usia reproduksi di
tromboemboli sistemik sebesar l5-20 mana antikoagulasi bisa menjadi masalah.
kali, tertinggi pada onset fibrilasi atrium. Mortalitas dini penggantian katup mitral
Pasien dengan stenosis mitral bermakna, sebesar 6-8% dengan mortalitas lanjut
terutama jika terdapat pembesaran yang berkaitan dengan katup sebesar 3-
atrium kiri yang terlihat dengan eko- 5% per tahun, angka ini tidak berhu-
kardiografi , membutuhkan antikoagulasi bungan dengan jenis katup. Komplikasi
dengan warfarin yang bertujuan untuk tromboemboli dengan katup mekanik
mempertahankan international normal- terjadi dengan laju 3-5% per pasien-rahun
ized ratio (lNR) antara 2,0 dan 2,5. Pe- follow up.
ngecualian untuk pasien berusia lebih dari
70 tahun, yang datang untuk pertama Valvuloplasti halon mitral
kali tanpa riwayat tromboemboli se- Dilatasi balon katup mitral merupakan
212 Bab I l: Penyal<it Katup Jantung

alternatif yang cocok selain pembedahan ruptur otot papilaris. Regurgitasi berat
pada pasien tertentu. Trombus atrium mendadak menghasilkan edema paru akut
kiri harus disingkirkan dengan TEE, re- dini dan syok kardiogenik; tanPa PenS-
gurgitasi mitral harus minimal, dan hasil gantian katup mitral segera, 75% pasien
dilatasi mitral lebih baik bila katup tidak meninggal dalam 24 iam. Tidak sePerti
mengalami kalsifikasi tanpa bukti adanya regurgitasi mitral kronis, di mana ter-
fusi dan pemendekan korda. Balon lnoue dapat cukup waktu untuk mekanisme di-
dimasukkan dengan anestesia dari vena latasi atrium lciri dan ventrikel kiri kom-
femoralis kanan dan melalui pendekatan pensasi untuk beradaptasi pada beban
transseptal dari atrium kanan ke atrium volume. Penyebab lain regurgitasi mitral
kiri; balon kemudian didilatasi secukupnya akut antara lain destruksi katup (perforasi
sehingga menyebabkan pemisahan komi- kuspis atau ruptur korda) karena endo-
sura yang mengalami fusi (Gambar I l.l2). karditis infektif, ruptur otot papilaris
Mortalitas dini rendah dengan angka parsial, dan ruptur korda spontan.
kurang dari l% dan morbiditas sebesar
2-4%. Pengalaman awal menuniukkan
Regurgitasi mitral nonreuma kronis
bahwa hasil valvuloplasti balon mitral
sama dengan valvulotomi mitral, bahkan
Patogenesis
pada manula.
Degenerasi miksomatosa katup mitral
mengakibatkan abnormalitas katup ber-
Penyakit katup mitral degeneratif
kisar dari prolaps kuspis deraiat ringan,
Regurgitasi mitral akut timbul pada 5% populasi, hingga 'katup
Dalam 14 hari setelah infark miokard floppy' karena elongasi atau ruptur korda
akut, 0,4-0,5% pasien meninggal karena menyebabkan regurgitasi mitral ber-
regurgitasi mitral akut sekunder akibat makna.

Gambar 11.12 Vahuloplasti


balon mitral.
Penyakit katup mitral 213

Geiala (lihat Boks I 1.7)


Banyak pasien tetap asimtomatik hingga
timbulnya onset mendadak dari rasa Apeks hlperdlnamrk
lelah, sesak napas, dan palpitasi yang + Getar sistohk
timbul sebagai denyut jantung hiper- Murmur pansistolik
)1ik
i

dinamik, ekstrasistol, atau fibrilasi atrium.


+ K|k sistolik i
i

Tanda fisik (lihat Boks I 1.8)


berhubungan dengan inversi gelombang
Denyut dan tekanan vena tampaknya
T.
normal pada regurgitasi mitral murni,
Pada regurgitasi mitral sedang hingga
kecuali bila ada hipertensi paru sekunder.
berat, terdapat bukti dilatasi atrium kiri
Palpasi prekordium merupakan pemerik-
dan ventrikel kiri pada radiografi toraks.
saan yang penting dalam menilai derajat
Pembesaran atrium kiri dapat mencapai
keparahan regurgitasi mitral. Jika ringan,
proporsi aneurisma. Kongesti vena pul-
impuls prekordial tenang namun, seiring
monalis dan edema interstisial timbul
dengan perburukan derajat keparahan
pada akhir perjalanan penyakit.
regurgitasi mitral, apeks jantung menjadi
Pemeriksaan eko-Doppler serial telah
hiperdinamik dan tergeser ke lateral,
menggantikan radiografi dalam pemerik-
seringkali disertai getar sistolik.
saan laniutan pasien dengan regurgitasi
Regurgitasi mitral derajat ringan
mitral. Prolaps satu atau kedua daun
karena prolaps katup mitral ditandai oleh
katup dapat terlihat begitu pula dengan
murmur akhir sistolik tenang, berkaitan
jaringan kuspis redundan yang khas dari
dengan satu atau lebih klik sistolik. Ketika
katup 'floppf. Selain itu dapat dilihat
regurgitasi mitral menjadi lebih berat,
ruptur korda meskipun mungkin sulit
durasi murmur memaniang, menutupi
membedakan antara vegetasi dan mar-
bunyi 52 dan klik sistolik (Gambar I l.l3).
gin kuspis tergulung yang didapatkan pada
Lokasi murmur, khasnya pada apeks,
ruptur korda parsial. Pada penyakit yang
mungkin tidak dapat dipercaya karena
ringan, dimensi ventrikel kiri dan atrium
jet yang mengarah ke anterior dapat
kiri normal namun dengan peningkatan
terdengar pada basis dan menyebar ke
derajat keparahan regu rgitasi, pergerakan
leher.
ventrikel kiri dan septal menjadi lebih
kuac akhirnya ventrikel kiri mengalami
Pemeriksaan penunjang
dilatasi dengan penurunan fungsi sistolik.
EKG mungkin normal pada regurgitasi
Ultrasonografi (ekokardiograafi)
mitral ringan hingga sedang. Seiring
Doppler merupakan metode akurat dan
dengan pembesaran atrium kiri, gelom-
bang P menjadi bifasik. Kemudian, saat
atrium kiri mengalami dilatasi ke ante-
rior, voltase menjadi prominen, sering

,'"'.._
i ffi**as F$.7 Gejala Regurgiasi
I
Mitral
j o Rasa le1ah
j r Sesak napas
j . Ortopnu
o Dispnu nokturnal
o Palpitasi (fibrilasi atrium) Gambar 11.13 Temuan auskuitasi nada
regurgitasi mltral nonreuma.
214 Bab I l: Penyakit Katup Jantung

sensitif dalam mendeteksi regurgitasi iskemia atau infark miokard membentuk


mitral. Baik arah dan besar iet regurgitan kelompok risiko tinggi, dengan mor-
dapat dipetakan dengan teknik aliran ber- talitas dini sebesar 10-20% yang me-
warna, sehingga memungkinkan penilai- refleksikan gangguan fungsi ventrikel
an semi kuantitatif deraiat keparahan lesi pada pasien ini.
(lihat Bab 3). '
Penilaian hemodinamik biasanya hanya Sindrom prolaps katup mitral
diperlukan sebelum pembedahan katup Prolaps katup mitral, yang merupakan
mitral, bila diperlukan kateterisasi jantung varian normal terladi pada 5-10% popu-
untuk mendokumentasi anatomi koroner. lasi, dapat dihubungkan dengan spektrum
gejala jantung dan noniantung yang luas.
Tatalaksana medis
Antara lain:
Pasien dengan regurgitasi mitral ringan
mungkin hanya membutuhkan profi laksis
. nyeri dada;
antibiotik (lihat hal. 225). Seiring dengan
o palpitasi;
perburukan derajat keparahan penyakit,
e ansietas;
diuretik atau vasodilator ringan (misal-
r rasa lelah;
nya penghambat enzim pengkonversi
. letargi;
angiotensin (ACE)) sama efektif. Hanya
o' ketidakmampuan berkonsentrasi;
bila pengobatan ini gagal menghilangkan
o intoleransi latihan;
gejala, atau bila terdapat bukti dilatasi
.

o overeksitasi postural.
Karena luasnya gelala, dokter cen-
ruang progresif pada ekokardiografi,
derung menganggap geiala tidak memiliki
maka dipertimbangkan intervensi bedah.
dasar organik. Penting untuk melakukan
Fibrilasi atrium harus diterapi seperti
anamnesis yang teliti dan mengkonfir-
pada stenosis mitral (lihat hal. 2l l).
masikan diagnosis prolaps katup' mitral
lnsidensi tromboemboli sistemik rendah
dengan ekokardiografi . Bukti pre-eksitasi
pada regurgitasi mitral murni, namun
atau perubahan repolarisasi inferior yang
pada pasien dengan fibrilasi atrium dire-
bervariasi dapat ditemukan pada EKG
komendasikan terapi dengan warfarin.
istirahat dan respons latihan 'positif palsu'
Intervensi bedah tidak larang didapatkan. Ektopik atrium
Gejala progresif rasa lelah atau sesak dan ventrikel dapat didokumentasikan
napas, atau bukti dilatasi ventrikel kiri dengan pengawasan Holter.
pada ekokardiografi (bahkan bila tanpa Prinsip terapi adalah memberikan
gejala) mengindikasikan kebutuhan penjelasan teliti kepada pasien dan me-
intervensi bedah. Hasil jangka panlang nenangkan pasien. Penghindaran stimulasi
rekonstruksi katup mitral lebih baik (misalnya teh dan kopi) dapat membantu
dibandingkan dengan penggantian katup dan, pada beberapa pasien, penyekat B
dengan mortalitas dini serupa sebesar dosis rendah (misalnya atenolol 25 mg
0-2%. Hasil terutama bagus pada per- sehari sekali) dapat bermanfaat. Pe-

baikan prolaps daun katup posterior. meriksaan penunjang biasanya berhenti


Reseksi kuspis sering dikombinasi dengan sebelum tes invasif kecuali terdapat
pemendekan korda, diperkuat dengan kecurigaan bahwa terdapat penyakit
beberapa jenis anuloplasti. Komplikasi lantung koroner tambahan.
lanjut yang berhubungan dengan trombo-
embolisme atau antikoagulan dihindari Kalsifikasi anulus mitral
dengan perbaikan katup. Pasien dengan lni merupakan satu kondisi pada manula
regurgitasi mitral sebagai akibat dari di mana kalsium didepositkan di anulus
Penyakit katup trikuspid 215

mitral dan kadang menyebar sehingga Gejala


melibatkan jaringan konduksi dan me- Pada sebagian besar pasien, gejala sisi
nyebabkan blok jantung, atau ke daun kiri mendominasi (sesak napas, orropnu,
katup mitral sendiri dan menyebabkan dispnu nokturnal). Pasien dapat mengeluh
regurgitasi mitral. Perempuan lebih sering adanya pulsasi di leher yang terlihat
terkena dibhndingkan laki-laki dan ter- akibat peningkatan tekanan vena, retensi
dapat hubungan dengan hiperkalsemia, cairan (pembengkakan abdomen dan
diabetes melitus, dan hipertensi sistemik. ekstremitas bawah), nyeri kuadran kanan
Gejala tidak umum meskipun kalsifikasi atas (kongesti hepar), anoreksia, dan pe-
dapat menjadi sumber tromboembolisme nurunan berat badan.
atau menjadi substrat endokarditis
infektif. Diagnosis dapat dikonfirmasi Tanda fisik
dengan ekokardiografi atau pada radio- Tekanan vena yang meningkat dengan
grafi toraks lateral, anulus yang meng- gelombang sistolik 'v' yang jelas khas di-
alami kalsifikasi terlihat sebagai bayangan temukan, bersama dengan murmur pan-
berbentuk J lengkung atau U (lihat sistolik. Lokalisasi murmur dan pening-
Gambar 19.5). katan intensitas dengan inspirasi mungkin
tidak bermanfaat dalam praktik klinis.
Kemudian, pulsasi hepatik dapat terjadi
'Endbleefditis'i ',,':-.,:'',,.,it'r., pada akhir perjalanan penyakit yang me-
refl eksikan beratnya regurgitasi.
Lihat Bab I 2.

Pemeriksaan penunjang
i.:iiirii: l',r:, Fibrilasi atrium pada EKG umum
ditemukan dan radiografi toraks hampir
Lihat Bab I 8. selalu menunjukkan pembesaran jantung
dengan tambahan gambaran penyakit sisi
'kiri.
..'P,sn ' il' Ekokardiografi mendemonstrasikan
dilatasi ruang-ruant sisi kanan, sering ber-
Patogenesis dan etiologi sama dengan geral<an septum paradok-
Katup trikuspid terdiri dari tiga daun sikal. Penyakit organik katup (misalnya
katup dengan ukuran yang berbeda. vegetasi) bisa terlihat. Pemeriksaan
Anulus katup merupakan struktur Doppler memungkinkan penilaian semi-
dinamis yang berubah ukurannya selama kuantitatif derajat keparahan regurgitasi,
siklus jantung. Regurgitasi trikuspid bersama dengan kalkulasi tekanan sistolik
paling sering merupakan regurgitasi ventrikel kakan. Banyak subjek normal
'fungsional', yaitu katup bocor sebagai memiliki regurgitasi trikuspid ringan pada
akibat dilatasi ventrikel kanan sekunder pemetaan aliran berwarna.
terhadap kelebihan beban tekanan,
sebagai contoh, akibat penyakit katup Tatalaksana
mitral atau aorta, atau kor pulmonal. Regurgitasi trikuspid dapat ditoleransi
Penyebab regurgitasi trikuspid lain yang dengan baik. Tatalaksana masalah sisi kiri
jarang adalah infark ventrikel kanan, (misalnya penggantian katup mitral) tepat
endokarditis infektii trauma, karsinoid, dilakukan, yang biasanya menghasilkan pe-
atau demam reuma. Stenosis trikuspid nurunan tekanan ventrikel kanan sehingga
sangat jarang di Eropa dan Amerika Utara mengurangi derajat keparahan regurgitasi
dan hampir selalu dikaitkan dengan trikuspid. Mungkin diperlukan anuloplasti
penyakit katup mitral. trikuspid tambahan pada kasus berat.
216 Bab I l: Penyakit Katup Jantung

Penggantian katup trikuspid jarang di- normal. Murmur kresendo-dekresendo


lakukan saat ini karena masalah trom- ('ejeksi') khas yang terlokalisasi dengan
bosis katup. Pada pasien dengan endo- baik dapat didengar pada batas sternal
karditis infektil mungkin diperlukan pen- kiri dan dapat diperkeras oleh keadaan
dekatan konservatif (misalnya debride- yang meningkatkan curah iantung (misal-
men katup ddn/atau anuloplasti) untuk nya anemia, demam, kehamilan). Murmur
mengembalikan kompetensi katup. ini dipikirkan timbul akibat turbulensi
pada alur keluar ventrikel kanan. Diag-
nosis biasanya dengan pada pemeriksaan
U i.fitr1"..,i",.1l.6 klinis saja; jika perlu, ekokardiografi dan
,'n
pemeriksaan Doppler dapat mengkon-
Murmur mid-sistolik inosen pendek atau firmasi tidak adanya penyakit lantung
fisiologis dapat didengar padaS% populasi struktural.
Endokard

Fungsi dan patofisiologi, 217 Penyakit endomiokard eosinofillk, 218


Karsinoid, 217 Fibroelastosis endokard, 219
Sindrom karsinold, 218 Endokarditis lnfektif, 219
Karsrnoid lantung, 218 Profilaksls antibiotik, 226
Fibrosls endomiokard, 218

trombus, selain menurunkan kemungkin-


an deposit dan multiplikasi mikro-
Endokard merupakan lapisan tipis yang organisme yang menyebabkan endo-
meliputi seluruh permukaan dalam karditis infektif.
jantung. Struktur dan ketebalan endokard Penebalan endokard terlokalisasi
bervariasi dari satu ruang ke ruang lain dapat disebabkan oleh ketidalcteraturan
dan dari satu regio ke regio lain dalam hemodinamik katup jantung: lesi 'jet'
satu ruang. Endokard lebih tebal pada dapat dilihat sebagai akibat daii regur-
atrium dibandingkan dengan ventrikel dan gitasi aorta atau mitral, dan lesi friksi
lebih tebal pada ruang sisi kiri daripada .ventrikel dapat terjadi pada prolaps katup
sisi kanan. Endokard berkembang dengan mitral atau pada pasien dengan kardio-
baik pada alur keluar ventrikel kiri, mem- miopati obstruktif hipertrofik karena
bentuk lima lapisan yang jelas: (i) lapisan pergerakan anterior sistolik katup mi-
endokard; (ii) jaringan ikat dalam; (iii) tral.
jaringan elastik; (iv) otot polos; (v) lapisan
jaringan ikat luar. Ketebalan total endo-
kard pada saluran keluar ventrikel kiri
adalah 200 pm, namun juga ada yang Patologi
setebal 50 pm pada regio lain di daerah Tumor karsinoid berasal dari jaringan
ini. Endokard tertebal ditemukan pada krista saraf (sel Kulchitsky). Paling umum,
atrium kiri di mana tebalnya mencapai sel tumor primer timbul di usus halus,
900 pm. Dengan peningkatan usia, ke- terutama ileum terminal dan usus buntu,
tebalan endokard meningkat dan men- meskipun tumor karsinoid juga didapat-
jadi lebih opak karena proliferasi elastin kan di bronkus, duktus pankreatikus, ova-
dan kolagen. rium, testis, rektum, dan lambung. Tu-
Jaringan ikat endokard bersambungan mor karsinoid yang timbul di usus buntu
dengan interstisium miokard dan daun biasanya tetap terlokalisasi; penyebaran
katup. lntegritas endokard penting karena tumor ke kelenjar getah bening regional
merupakan alat untuk menurunkan de- atau hepar dapat mengakibatkan sindrom
posisi platelet dan pembentukan karsinoid.
218 Bab 12: Endokard

Sindrom karsinoid bila drainase vena dari tumor memintas


hepar (misalnya tumor bronkus dan
Gejala sindrom karsinoid hanya teriadi ovarium). Deposit jaringan fibrosa pada
bila tumor primer bermetastasis ke katup pulmonal mengakibatkan stenosis
kelenjar getah bening regional atau hati. yang lebih dominan, meskipun kadang
Gejala klasik adalah kulit memerah timbul regurgitasi tambahan. Penempelan
(flushing) yang terutama teriadi pada daun katup trikuspid pada septum
wajah, kepala, dan leher, namun juga da- ventrikel mengakibatkan regurgitasi
pat berkembang l<e seluruh batang tubuh. trikuspid, deposit fibrosa plak pada daun
Gambaran lain termasuk bronko- katup posterior dan septal dapat me-
konstriksi, penurunan berat badan, diare nyebabkan stenosis trikuspid. Patogenesis
berat, dan nyeri abdomen. Tumor kar- plak karsinoid tidak jelas. Debridemen
sinoid memetabolisme asam amino trip- bedah katup yang terkena atau Peng-
tofan dan menghasilkan amin vasoaktif gantian katup kadang diperlukan walau
5-hidroksitriptamin (serotonin) yang di- iarang teriadi.
perkirakan bertanggung iawab untuk
sebagian besar gambaran klinis sindrom
ini. Ekskresi urin dari asam asetat 5- tfiibi.6}i$t'afldb .",'-ii.t,',..,,'
hidroksiindol (5-HIAA) merupakan
Fibrosis endomiokard (endomyocardial
penanda keadaan ini, namun kadar meta-
fibrosislEYlF) merupakan satu kondisi
bolit yang tinggi juga dapat timbul akibat
yang paling sering ditemukan di daerah
ingesti makanan yang mengandung banyak
5-hidroksitriptamin (5-HT) (misalnya tropis dengan laporan sporadik dari iklim
yang lebih sedang.
pisang, nenas, dan kacang walnut). Jika
Penebalan dan fibrosis progrgsif en-
mungkin, harus dilakukan konfirmasi
dokard mempengaruhi ventrikel kiri atau,
histologis dengan biopsi baik pada tu-
lebih sering, kedua ventrikel mengakibat-
mor primer maupun sekunder. Terapi
antara lain pengontrolan diare (misalnya
kan hemodinamik yang tidak dapat
dibedakan dengan kardiomiopati restriktif
kodein fosfat, difenoksilat), bersama
bersama dengan regurgitasi katup atrio-
dengan pemberian antagonis 5-HT
(siproheptadin, metisergid) dan penyekat ventrikel.
Obliterasi apikal kedua ventrikel oleh
B (misalnya fenoksibenzamin) untuk trombus dapat menghasilkan emboli
geiala flushing. Prognosis bervariasi.
sistemik atau paru. Eosinofilia sedang me-
Banyak tumor tumbuh dengan pelan dan
bermetastasis lanjut.
nandakan hubungan dengan penyakit
endomiokard eosinofilik (lihat di bawah)
namun bisa saja hanya infeksi parasit
Karsinoid jantung konkomitan yang ditemukan di daerah
tropis. Terapi terdiri dari diuretik,
Pada penyakit iantung karsinoid terdapat dengan perbaikan atau penggantian katup
penebalan seperti plak fokal atau difus mitral atau trikuspid, serta reseksi
pada endokard, yang hampir selalu ter- endokard pada pasien tementu.
batas pada jantung kanan.
lnaktivasi 5-HT oleh paru meruPa-
kan salah satu penyebab mengapa iantung ,. *pkii.''e*Uomomrc' eotinofilik.,'
sisi kiri tidak terkena.
Keterlibatan iantung hanya didapatkan Satu kondisi yang berkembang dengan
pada pasien dengan gangguan hepar atau cepat, pertama kali dideskripsikan oleh
Endokarditisinfektif 219

Loeffler, di mana endomiokarditis eosi- pakan penyakit yang menyerang orang


nofilik dikaitkan dengan gangguan siste- dewasa muda namun sekarang usia rerata
mik seper-ti anoreksia, penurunan berat yang terkena adalah 50-60 tahun, dengan
badan, batuk, dan mengi. laki-laki lebih banyak terkena dibanding-
Tidak seperti EMF, keadaan ini lebih kan perempuan (2:l). Sekitar 300 kasus
sering diteinukan di daerah beriklim baru dilaporkan per tahun di lnggris dan
sedang. Wales. Fal<tor-faktor yang menyebabkan
Terdapat tiga tahap pada kondisi ini: perubahan pola penyakit ini antara lain
(i) tahap nekrotik dini; (ii) tahap trom- penggunaan antibiotik yang luas dan dini,
bosis; dan (iii) tahap fibrosis. Tahap peningkatan jumlah pasien yang menjalani
fibrosis secara patologis tidak dapat pembedahan jantung, dan peningkatan
dibedal<an dari histologi EMF. Biopsi penyalahgunaan obat intravena. Hanya
endomiol<ard mungkin dapat menegakkan ada sedikit bukti untuk menyokong pen-
diagnosis pada tahap nel<rotik dini, me- dapat bahwa prognosis membaik, dengan
nunjulcl<an kombinasi nekrosis miokard tingkat fatalitas keseluruhan sel<itar 30%.
dan infiltrasi eosinofilik. Secara khas, Penggunaan antibiotik luas dan tidak sis-
eosinofil darah perifer mengalami degra- tematik telah menyebabkan peningkatan
nulasi dengan konsep bahwa protein yang frekuensi endokarditis kultur negatif, yang
dikandung dalam granula dilepasl<an dan dihubungkan dengan prognosis yang lebih
kardiotoksik. Terapi awal dengan steroid burul<.
dan obat imunosupresif dapat menurun- Meskipun beberapa bentuk endo-
kan kadar eosinofil dalam sirkulasi yang karditis lebih virulen dibandingkan yang
akan menyebabkan resolusi miokarditis. lain, terapi antibiotik telah memodifikasi
Kadang beberapa pasien membutuhkan perjalanan klinis penyakit hingga suatu
penggantian katup atrioventrikel (AV) titik di mana terminologi 'akut' dan 'sub-
atau reseksi endokard. akut' tidal< lagi dapat diaplikasikan. Ter-
.minologi 'infektif lebih dipilih dibanding-
Fibroelastosis endokard kan 'bakterial' untuk bentuk bakterial
(misalnya marantik pada keganasan lanjut,
Suatu kondisi pada masa bayi dan kanak- Libman-Sachs pada lupus sistemik) yang
kanak dengan etiologi yang tidak jelas, kadang dapat ditemukan.
ditandal oleh penebalan endokard oleh
bahan putih homogen berkilat dan biasa-
Tempat masuk (Portal of entry)
nya melibatkan atrium kiri dan ventrikel.
Mikroorganisme memasuki aliran darah
Keadaan hemodinamik serupa dengan
melalui beberapa rute (Tabel I 2. l),
yang ditemukan pada kardiomiopati
meskipun cara masuk hanya dapat
dilatasi dengan gangguan fungsi sistolik,
ditentukan pada sepertiga pasien. Kurang
meskipun kadang beberapa pasien datang
dari l5% pasien memiliki riwayat peng-
dengan defek restriktif. Diagnosis banding
obatan gigi sebelumnya.
antara lain penyakit penyimpanan (misal-
nya Pompe), kardiomiopati dilatasi idio-
Patogenesis
patik, EMF, dan anomali arteri koroner.
Kerusakan endotel timbul sebagai akibat
Prognosis penyakit ini buruk.
turbulensi (misalnya katup aorta bikuspid,
rtndokrnAigt,n i'.,i,.-r,',,,'-'::.',r,. stenosis katup pulmonal, prolaps katup
mitral) dan juga dapat berhubungan
Gambaran klinis dengan titik tegangan tinggi (misalnya
Di masa lalu, endokarditis infektif meru- defek septum ventrikel (VSD), duktus
220 Bab I 2: Endokard

Pengobatan gigl <15


Traktus genitourmarius 4 Streptococcus spp. 60
Gasfiointestina-l 4 Staphylococcus spp. 20
Pernapasan 3 Orqanisme usus
Kulit 3 (misalnya Strep. faecalis) 15
Pembedahan laniungr 3
Pembedahan vaskular 3
Penyalahgunaan obat 1

Kehamilan <1
Fraktur <1,

Tidak diketahui 64

Tabel 12.1 Endokarditis rnfektif: tempat masuk.

Tabel 72.2 Organisme umum penyebab


endokarditis infektif.
arteriosus paten (PDA), koarktasio aorta,
kardiomiopati hipertrofik). Area cedera
endotel menjadi fokus untuk pembentuk- intravena terinfeksi oleh Staphylococcus
an agregasi platelet-fibrin di mana satu spp. pada 50% kasus, Pseudomonas spp.
fokus kecil bakteri yang bersirkulasi ter- pada l5%, dan jamur (seringkali Candida
lebak di dalamnya dan bermultiplikasi. spp.) pada 5%.Pada pasien dengan katup
Bakteremia transien menyulitkan, misal- iantung prostetik dini, infeksi oleh Staphy-
nya, prosedur bedah dan kemudian me- lococcus spp. merupakan sebagian besar
nyebabkan destruksi jaringan, emboli kasus.
septik, dan deposisi kompleks imun; tiga ' Endokarditis kultur negatif paling
mekanisme kerusakan jaringan pada sering terjadi (>60% kasus) sebagai akibat
pasien dengan endokarditis infektif. terapi antibiotik sebelumnya. Penyebab
lain ialah organisme anaerobik (misalnya
Organisme Bacteroides spp.) atau organisme sulit
Hanya dengan pengetahuan mengenai lainnya (misalnya Brucella spp.), endo-
organisme yang bertanggung iawab untuk karditis nonbakterial (misalnya Coxiella
endokarditis infektif maka terapi anti- burnetii atau demam 'Q'), infeksi jamur
biotik yang sesuai dapat dilakukan. Hal (misalnya Candida, Aspergillus spp.), atau
ini terutama penting bila terapi harus di- endokarditis noninfektif (trombosis).
mulai segera karena perburukan hemo- Endokarditis pada pasien H|V-seropositif
dinamik, sebelum organisme penyebab biasanya berhubungan dengan penyalah-
dapat diisolasi. Tabel 12.2 mencantumkan gunaan obat intravena atau infeksi kateter
organisme yang umum menyebabkan vena yang terpasang lama sehingga pada
endokarditis infekif. Spektrum organisme kebanyakan pasien disebabkan oleh
dapat berbeda pada beberapa subgrup Staphylococcus spp.
pasien. Belakangan ini kelompok
organisme HACEK (Haemophilus, Acti- Gejala (lihat Boks 12. l)
nobacillus, Cardiobacterium, Eikenella, Endokarditis infektif merupakan diagno-
Kingella spp.) semakin meningkat sebagai sis yang seringkali terlewat karena per-
penyebab infeksi. Penyalah-guna obat jalanan alami penyakit yang tersembunyi.
Endokarditis infektif 221

Malaise umum, anoreksia, penurunan Gambaran klasik lain adalah jari tabuh
berat badan, sakit kepala, berkeringat, (Gambar 12.2), pembesaran limpa, dan
dan rigor selama 4-8 minggu seringkali hematuria.
dikatakan sebagai penyakit virus yang Banyak gambaran klinis ini mungkin
'berkepanjangan'. tidak ditemukan, sehingga terjadi keter-
Gejala'lain berhubungan dengan lambatan diagnosis pada banyak pasien.
tromboembolisme sistemik yang Perjalanan klinis pada pasien tua bisa
mengenai setiap pembuluh darah besar sangat tidak khas dan pasien tetap tidak
atau deposisi kompleks imun yang me- mengalami demam sepanjang penyakit-
nyebabkan cedera vaskular pada kulit, nya.
sendi, ginlal, dan sistem saraf pusat (SSP). Manifestasi jantung antara lain taki-
Destruksi jaringan katup dapat me- kardia yang berkaitan dengan demam dan
nimbulkan gejala yang diakibatkan oleh anemia, bersama dengan murmur baru
peningkatan tekanan vena pulmonal atau murmur yang berubah. Keterlibatan
misalnya sesak napas, ortopnu, atau katup mitral teriadi pada 30-45% pasien
dispnu nokturnal. Perburukan gejala dan katup aorta l5-25%. Tanda khas re-
dapat terjadi dengan cepat bila katup gurgitasi mitral dan aorta mungkin tidak
aorta terinfeksi. jelas karena onset destruksi laringan yang
cepat. Kadang, pasien datang dengan re-
Tanda fisik (lihat Boks 12.2) gurgitasi katup berat tanpa ada murmur
Tanda fisik umum antara lain astenia, yang dapat dideteksi. Murmur lain ber-
demam, dan anemia. kaitan dengan lesi jantung dasar (misalnya
Banyak manifestasi perifer dari PDA, VSD).
kondisi ini yang diakibatkan oleh deposit Pada l0-15% pasien dengan endo-
kompleks imun di kulit (misalnya petekie, karditis infektii gejala utama addlah kom-
perdarahan' splintey' subungual (Gambar
12. l), nodus Osler, bercak Roth, dan
lesi Janeway).

i** " ---


j m*Us l?. $ Geiala Endokarditis lnfektif
o Malaise
o Anoreksia
r Penurunan berat badan
r Berkeringat
. Rigor
Gambar 12.1 Perdarahan spiinret

**ks {?"}. Tanda Endokarditis lnfektif I

r Demam I

i
. Anemia I

o Jari tabuh (belakangan) l

r
I

Xlurmur jantung I

. Splenomegali
I

o Deposit kompleks imun I

r Tromboembolisme I

Gambar 12.2 Jari tabuh


--_.*_l
222 Bab 12: Endokard

plikasi neurologis dan SSP yang teriadi komplemen hemolitik (Ca, C4, CHs0)
pada l5-30% pasien selama perjalanan berkurang pada 30% pasien.
penyakitnya. Mortalitas pada kelompok Mikroskopi urin menuniukkan hema-
pasien ini dua kali pasien tanpa komplikasi turia mikroskopik (kristal sel darah
neurologis. Komplikasi SSP endokarditis merah) dan proteinuria pada minimal
infektif antara'lain abses serebral, an- 50% pasien.
eurisma mikotik, meningitis, serebritis, Ekokardiografi tetap merupakan pe-
dan perdarahan subaraknoid. meriksaan penunjang utama untuk diag-
nosis endokarditis infektif, pengawasan
Pemeriksaan penunjang terapi, dan saat penentuan pembedahan.
Lalu endap darah (LED) yang tinggi (50- Ekokardiografi memungkinkan peng-
100 mmijam) dan protein reaktif-C gambaran anatomi termasuk adanya re-
(CRP) khas ditemukan, bersama dengan gurgitasi katup, ruptur korda, perforasi
leukositosis ringan dan anemia normo- kuspid, vegetasi, pembentukan abses,
sitik normokromik. Anemia hemolitik hubungan abnormal (pirau), dan efek he-
atau trombositopenia luga dapat ditemu- modinamik keseluruhan pada fungsi
kan meskipun jarang. ventrikel. Ekokardiografi transtorasik
Bakteremia pada endokarditis infektif harus dilengkapi oleh pemeriksaan trans-
bersifat kontinyu, sehingga tidak diperlu- esofageal yang meningkatkan sensitivitas
kan pengambilan kultur darah tidak harus dan detil anatomi (lihat Bab 3). Hasil

pada saat yang bersamaan dengan puncak visualisasi vegetasi meningkat dari sekitar
demam. Selain itu, tidak ada manfaat dari 65% menjadi 95% dengan pendekatan
pengambilan darah arteri, darah vena transesofageal.
sentral, atau sumsum tulang untuk kultur.
Enam set kultur darah yang diambil dalam Terapi antibiotik
waktu 60 menit sudah cukup. Dibuat Terapi antibiotik harus disesuaikan
kultur aerobik dan anaerobik dan kultur dgngan organisme penyebab (jika di-
tambahan yang mengandung penisilinase, ketahui) (Tabel 12.3 dan 12.4). Secara
jika penisilin telah diberikan dalam 48 umum, digunakan kombinasi antibiotik
jam sebelumnya. intravena selama 4 minggu, dengan peng-
Harus ada kerja sama erat antara awasan kadar antibiotik terhadap orga-
klinisi dan departemen mikrobiologi nisme secara in vitro di laboratorium.
rumah sakit untuk tatalaksana oPtimal Untuk organisme yang sensitif sePerti
pasien dengan endokarditis. Ahli mikro- Streptococcus spp., diberikan penisilin G
biologi dapat memberikan saran menge- l2-18 juta unitl24 iam dalam dosis ter-
nai kultur, pilihan antibiotik, pengawasan bagi yang dikombinasikan dengan netil-
kadar antibiotik, dan respons organisme misin I mg/kg tiap 8 jam, untuk mem-
in vitro. Pada rumah sakit regional, ahli pertahankan konsentrasi < I pg/ml. Peng-
mikrobiologi juga akan berhubungan gunaan aminoglikosida dapat dihentikan
dengan rumah sakit rujukan dan meng- setelah 2 minggu. Vankpmisin 30 mg/kg
atur transfer organisme bila dibutuhkan. per 24 jam dalam 2 dosis direkomenda-
Pada kasus endokarditis infektif sikan untuk pasien yang alergi terhadap
dengan kultur positif, organisme akan antibiotik B laktam. Untuk Enterococci
diisolasi dari kultur darah pertama pada spp., ampisilin 12 gl24 iam dalam dosis
60-90% kasus dalam 48 iam. terbagi dikombinasikan dengan netilmisin
Kompleks imun yang bersirkulasi di- (dosis seperti di atas). Staphylococcus
dapatkan pada 80-95% pasien dan kadar spp. harus ditirapi dengan flukloksasilin
Endokarditisinfektif 223

Organisme Reiimen antibiotik

Streptokokus viridans Sangat sensitif terhadap penisilin (MIC <0,1 mg/L)


Streptocbccus oralis, mjtis, Benzilpenisilin 7,1 g per harl i.v. dalam 6 dosis ierbagl
sangur's, mutans, saljvaius untuk 2/52, ditambah
Netilmisin B0 mg i.v dalam 2 dosis
(NB. monitor kadar dalam darah)

Penurunan sensitivitas terhadap penisilin (MIC >100 mg/L)


Benzilpenisilin 7,2 g per hari i.v. dalam 6 dosts terbagi
unruk 4/52 ditambah
Netihnisin B0 mg i.v. dalam 2 dosis untuk 4/b2
(NB. monltor kadar dalam darah)

Strcptococcus bovis Seperti di atas


Enterokokus Organisme sensitif terhadap netilmisin atau resisten
Entero coc cus fae cali s, tingkat rendah (MIC <100 mg/L)
faecium Ampisilin atau amoksisilin 12 g p$ hari i.v. dalam 6 ctosis ierbagi
unruk 4/52, ditambah
Netilmisin B0 mg i.v. dalam 2 dosis untuk 4/52
(NB. monitor kadar dalam darah)

Sangat resisten terhadap netilmisin (MIC >2000 mgil)


Ampisilin atau amoksisilln 12 g per hari i.v. dalam 6 dosis ierbagi
untuk 6/52, ditambah
Streptomisin (jlka strain sensitif)

Stafilokokus Sensitif terhadap penisilin


St aphyloc o c cus aureus, Benzllpenisilin 7,2 g per hari i.v. dalam 6 dosis terbagi untuk
laqdunensis 4/52, ditambah
Netilmisin 80-120 mq i.v. dalam 3 dosis untuk 1/b2
(NB. monitor kadar dalam darah)

Resisten terhadap penisilin, sensitif terhadap metisilin


Flukloksasi 12 g i.v. dalam 6 dosis terbagi untuk 4/S2, ditambah
Netilmisin 80-120 mg i.v. dalam 3 dosis unruk 1/b2
(NB. monitor kadar dalam darah)

Resisten terhadap penisilin dan metisilin


Vankomisin awalnya 1 g i.v. selama 100 menit dua kali sehari
untuk 4/52 (NB. monitor kadar dalam darah untuk
mendapatkan kadar puncak pascarnfus sebesar 30 mg/L dan
kadar yang dtpertahankan sebesar 5-10 mg/L), clitambah
Netilmisin B0 120 mg i.v. dalam 3 dosls untuk 1/52
(NB. monitor kadar dalam darah)
i

I
I

._,*-_-*___**J
Tabel 12.3 Rekomendasi saat ini mengenal terapi antibiotik untuk endokardltis infektif

2 g tiap 4 jam yang dikombinasikan vankomisin (dosis seperci di atas). Pada


dengan netilmisin (dosis seperti di atas). bahan prostetik (misalnya katup jantung),
Staphylococcus spp. yang resisren ter- direkomendasil<an kombinasi netilmisin,
hadap metisilin harus diterapi dengan vankomisin, dan rifampisin 300 mg per
724 Bab l2: Endokard

Streptokokus vividans Awal vankomlsrn 1 g i.v. selama 100 menit dua kali
Steptococcus anlis, mitis, sehari untuk 4/52
sanguis, mutans, salivailus (NB. monitor kadar dalam darah untuk mencapai kadar
puncak pascainfus sebesar 30 mg/L dan kadar terendah
sebesar 5-10 mg/L), atau

sfieptococcus bovis Teikoplanin 400 mg 1.v. tiap 12 iam untuk 3 dosts dar
dosls rumatan sebesar 400 mg per hari, ditambah
Netilmisin B0 mg Lv. dalam 2 dosis untuk 2/52
(NB. monitor kadar dalam darah)

Enterokokus Awal vankomisin 1 g i.v. selama 100 menit dua kali


Enterocaccus faecahs, sehari untuk 4/52
faecium (NB. monitor kadar daiam darah untuk mencapai kadar
puncak pascarnfus sebesar 30 mg/L dan kadar terendah
sebesar 5-10 mg/L), ditambah
Netilmisin 80 mg i.v. dalam 2 dosis untuk 4/52
(NB. monitor kadar dalam darah)

Stafilokokus Awal vankomisin 1 g i.v. selama 100 menit dua kali


Staphylococcus aueus, sehari untuk 4/52
lagrdurelsrs (NB. monitor kadar dalam darah untuk mencapai kadar
puncak pascatnfus sebesar 30 mgil dan kadar terendah
sebesar 5 10 mg/L), ditambah
Netihnisin B0 120 mg i.v. dalam 3 dosis untuk 1/52
(NB. monitor kadar dalam darah)

Diadaptasi dart Working Party of the Biltish Society of Antjmicrobjal Chemothetapy. Antibiotic
I fieatment of streptococcal, enterococcal, and slaphylococcal endocarditis. Heart 1.998 79. 207 10.
'..-_.-...'

Tabel 12.4 Reiimen terapi untuk orang dewasa


Vang alergl terhadap penisllin.
Pengobatan gigi
oral. Organisme HACEK paling baik Ekstraksi, pembersihan karang gigi, atau
penyakit periodontal (terapi gigi memiliki
diterapi dengan kombinasi sefotaksim 2
kecenclerungan melusak batas gusi)
g i.v. sekali sehari, bersama dengan
ampisilin l2 El24 jam dalam dosis terbagi Pembedahan atau instrument asi
saluran napas atas
dan netilmisin (dosis seperti di atas).
Bronkoskopi, larrngoskopt
Endokarditis kultur negatif harus diterapi
Pembedahan atau instrumentasi genitowinaila
dengan kombinasi ampisilin, flukloksasilin,
Sistoskopi, prostatektomi
dan netilmisin (dosis seperti di atas).
Prosedur obstetri dan ginekalogi
Dosis antibiotik di atas dengan asumsi
Persalinan, bedah Caesar, histerektomi, D & C
fungsi hati dan ginial normal. Dosis dapat
dikurangi pada manula dan menurut Pros e dur g astrointe stin al
Endoskopi gastrointestinal bagtan atas,
massa tubuh tanpa lemak. kolonoskopi

Intervensi bedah D & C. drlatasi dan kuretase


lntervensi bedah harus dipertimbangkan
pada kelompok pasien risiko tinggi. Risiko
tinggi termasuk: Tabel 12.5 Indikasi profilaksis antibiotik
Endokarditisinfektif 225

Organisme Rejimen antibiotik

Pengobatan,gigl Amoksisilin 3 g dosis tunggal oral 1 jam sebelum terapr


Prosedur pada saiuran napas atas
Pengobatan gigi (alergi terhadap penisilin) Erltromisin stearat 1,5 g per oral 1-2 jam sebelum ierapi,
ditambah
Prosedur pada saluran napas atas Eritromisin stearat 0,5 g per oral 6 jam kemudran, atau
(alergl terhadap penisilin) Klindamisin 600 mg dosis tunggal oral 1 jam sebelum
terapl

Pasien risiko khusus Amoksisilin 1 g 1.m. tepat sebelum induksi, ditambah


1 Pasien dengan katup prostetik Netrlmisin 120 mg i.m. tepat sebelum induksr,
yang menjalani anestesia Lunum kemudian
2 Pasien yang akan menlalani Amoksisilin 0,5 g per oral 6 jam kemudan
anestesia umum dan alergi terhadap
penisilin atau mendapatkan penisilln
bulan sebelumnya
3 Pasren yang sebelumnya mengalami
endokarditis infellif
4 Paslen yang menjalani prosedur
genitourmaria
5 Pasien yang menjalani prosedur
obstetri dan ginekologi
6 Pasien yang menlalani prosedur
gastrolntestinal

Pasien risiko khusus (seperti di atas) Vankomisin 1 g dengan hfus perlahan selarloa 1 jam,
(alergi terhadap penisilln) ditambah
Netihrisin 120 mg i.m. tepat sebeium nduksi

i * NB. Turunkan dosis secara proporsional pada anak anak


I

Tabel 12.6 Rekomendasr saat inr mengenai bedah harus dilakukan dini, sebelum ter-
rejimen profilaksis antibiotlk terhadap endokardltis
jadi gangguan ginjal, resistensi/toksisitas
infektif.
antibiotik, dan perluasan infeksi intra-
kardiak. Regurgitasi aorta terutama harus
r infeksi katup jantung prostetik; diterapi dengan penggantian katup se-
. regurgitasi katup aorta atau mitral belum terjadi perburukan hemodinamik.
yang bermakna secara hemodinamik; Pada endokarditis infektif, penggantian
o infeksi dengan Staphylococcus spp.; katup aorta berhubungan dengan mor-
o endokarditis jamur; talitas perioperatif sebesar 4-8%, peng-
r pirau; gantian katup mitral dengan mortalitas
o pembentukan abses; sebesar 5-10%, dan tingkat pembedahan
o blok atrioventrikel; kembali sebesar 5-10%. Terdapat bukti
. vegetasi besar (diameter >10 mm) bahwa penggantian katup menggunakan
Penentuan waktu pembedahan sangat katup jaringan lebih unggul daripada
penting dan tergantung pada penilaian katup prostetik pada keadaan infeksi aktif.
klinis, termasuk penilaian pasien secara Pasien yang dibedah dini segera setelah
keseluruhan. Secara umum, intervensi komplikasi serebral (abses, stroke trom-
226 Bab 12: Endokard

boemboli, serebritis) memiliki prognosis Hanya sedikit bukti yang menunjuk-


buruk. kan prognosis endokarditis infektif telah
membaik selama 25 tahun terakhir,
Prognosis dengan mortalitas keseluruhan sebesar
Pada sebagian besar pasien, demam dan I 5-30% pada kasus yang dilaporkan.

gejala konstitusional menghilang dalam Prognosis sampingan dikaitkan dengan


waktu I minggu setelah dimulainya terapi Staphylococcus spp., Enferococcus spp.
antibiotik. Demam yang menetap lebih dan endokarditis infektif kultur negatif.
dari 2 minggu menandakan resistensi atau Faktor bermakna lainnya adalah pening-
rejimen antibiotik yang tidak sesuai, de- katan usia, gangguan ginjal, keterlibatan
posisi kompleks imun yang sedang ber- katup aorta, dan komplikasi serebral.
langsung, atau sepsis fokal. Demam per-
sisten dikaitkan dengan prognosis yang
buruk dan dapat merupakan indikasi
tffib $k""'' :r': :,rr'i.i'

intervensi bedah. Demam yang meng- The British Society of Antimicrobial Che-
hilang dan kemudian timbul kembali motherapy telah membuat satu susunan
setelah 2-3 minggu biasanya menandakan penuntun yang berkaitan dengan peng-
reaksi terhadap antibiotik; demam dapat gunaan profilaksis antibiotik yang tepat
dihubungkan dengan peningkatan kedua pada pasien dengan risiko endokarditis
pada LED atau CRP. Baik suhu maupun infektif. Tabel 12.5 mencantumkan
penanda peradangan abnormal mengalami indikasi profilaksis antibiotik dan Tabel
normalisasi pada saat antibiotik di- 12.6 mencantumkan rejimen obat ter-
hentikan. baru.
Perikard

Anatomi dar fungsi, 227 Efusi perikard dan tamponade lantung, 230
Perrl<arditls akut, 227 Bacaar lebih lanjrt. 232
Penkarditis konstriktif, 229

an) tidak mempengaruhi fungsi jantung


secara bermakna.
Kantung perikard mengelilingi jantung di
mediastinum. Perikard juga mengelilingi:
r pangkal aorta;
. arteri pulmonalis utama;
o asal vena pulmonalis dan vena kava.
Tunika adventisia pembuluh darah o ldiopatik
menempel pada perikard dan ligamennya o lnfeksi virus (terutama Coksackie)
memanjang hingga sternum, kolumna o lnfeksi bakteri (terutama tuberku-
vertebra, dan diafragma, juga menempel . losis)
pada jantung selama perubahan posisi o lnfark miokard
tubuh. r Penyakit autoimun (lupus eritema-
Perikard terdiri dari lapisan viseral tosus sistemik (systemic lupus erythe-
dan parietal. Perikard viseral merupakan matosuslSLE), reumatoid, sklerosis
membran serosa, menempel pada per- sistemik)
mukaan jantung dan terdiri dari satu o Uremia
lapisan sel mesotelial. Lapisan tersebut r Neoplasia
berbalik sendiri sehingga melapisi per- . Trauma.
mukaan dalam perikard parietal, yang Proses autoimun dapat dipicu oleh
merupakan jaringan fibrosa yang terbuat pajanan antigen jantung pada sistem imun,
dari serat kolagen dan elastin. Selapis dan juga bisa terjadi setelah pembedahan
tipis cairan disekresikan ke dalam ruang- jantung (sindrom pascakardiotomi) atau
an antara kedua lapisan perikard, me- infark miokard (sindrom Dressler).
minyaki permukaan epikard jantung,
memfasilitasi gerakan dalam kantung peri- Gambaran klinis
kard, dan mengurangi friksi dengan organ
di sekitarnya. Perlekatan perikard dapat Gejala
menahan iantung selama perubahan posisi I Nyeri prekordial kiri:
tubuh. Hilangnya perikard (kongenital o persisten;
atau setelah dibuang dengan pembedah- o biasanya posisional (hilang dengan
728 Bab I 3: Perikard

duduk condong ke depan dan diper- Pemeriksaan penuniang


buruk dengan berbaring telentang); Elektrokardiogram (EKG) dapat mem-
r biasanya tajam dan menyebar ke perlihatkan perubahan karakteristik seg-
leher atau bahu. men ST yang mengalami elevasi konveks
2 Dispnu (sering merupakan konse- pada semua lead (Gambar l3.l). Bila
kuensi dari napas pendek atau menanda- tidak ada efusi perikard bermakna maka
kan perkembangan efusi perikard). radiografi toraks dan ekokardiogram
3 Gambaran peradangan sistemik tidak membantu. Penyebab dasar dapat
(seperti demam, malaise, dan artralgia). diketahui dengan virologi atau skrining
autoimun. Titer ASTO meningkat pada
Tanda fisik demam reuma dan aglutinin dingin pada
o Mungkin tidak ada infeksi mikoplasma. Tes fungsi tiroid
o Auskultasi 'gesekan perikard' (nada harus dilakukan untuk menyingkirkan
tinggi, bunyi garukan) dengan komponen hipotiroidisme dan dilakukan estimasi
yang dapat terdengar sepanjang siklus fungsi ginjal (perikarditis uremik). Jika ter-
iantung, intensitas bervariasi dengan dapat riwayat pembedahan jantung atau
posisi, seringkali pendek. infark miokard tidak lama sebelumnya,
Gambaran klinis tamponade jantung dapat dideteksi antibodi spesifik jantung.
dapat terlihat bila efusi perikard mening- Aspirasi cairan perikard, dalam jumlah
katkan tekanan intraperikard secara ber- yang cukup, kadang dapat dilakukan untuk
makna. mendiagnosis etiologi bakterial atau
fungal.

Gambar 13.1 EKG pada penkardrtis akut.

STRIP IRAMA: 1I
25 mm/detik, 1 cm/mV
Perikarditis konstriktif 229

Tatalaksana o Tuberkulosis (perikarditis akut tanpa


Terapi ditujukan pada kondisi yang men- gelala dengan progresi menjadi
dasari dan untuk mengontrol gejala. konstriksi)
Respons terhadap obat antiinflamasi
o Penyebab autoimun perikarditis akut
nonsteroid biasanya dramatis. Penyakit dan sklerosis sistemik
biasanya menghilang dalam waktu 7-14
o Penyakit keganasan (infiltrasi ganas

hari, meskipun pada sebagian kecil dapat atau radioterapi)


diikuti oleh perikarditis kronis atau peri-
karditis berulang. Jika nyeri tidak dapat Gambaran klinis
dikontrol dengan cepat, pertimbangkan I Gelala-gelala penyakit dasar.
terapi steroid. 2 Gejala-gejala peningkatan pengisian
atrium kanan dan kiri yang mengakibat-
Komplikasi kan gejala:
Perdarahan ke dalam kantung perikard . rasa tidak nyaman abdomen (dengan
dapat terjadi, terutama pada pasien yang pembesaran hati dan usus);
mendapatkan terapi antikoagulan. Epi- o sakit kepala;
sode perdarahan akut dapat berkembang o dispnu;
menjadi tamponade perikard, perikarditis . penurunan toleransi latihan.
konstriktif, atau perikarditis kronis Tekanan vena dapat meningkat di atas
(relaps). Perikarditis relaps dapat timbul rahang, dan kecuali pasien diperiksa
dalam hitungan bulan atau tahun dan sambil duduk, tanda klinis ini dapat
mungkin membutuhkan terapi steroid terlewat. Terdapat pengisian diastolik
jangka panjang atau imunosupresif. fase awal yang cepat diikuti oleh peng-
akhiran yang mendadak karena, ketidak-
Perikarditis konstriktif mampuan ruang jantung untuk berdilatasi
.lebih lanjut, menghasilkan penurunan 'x'
Patofisiologi dan 'y' dan tanda Kussmaul positif ketika
memeriksa tekanan vena jugularis. Dapat
Perikarditis lconstriktif biasanya dimulai
didengar ketukan perikard diastolik
dengan satu episode perikarditis akut.
(suara pengisian), yang timbul lebih dini
Penebalan fibrotik pada kantung perikard
daripada bunyi jantung ketiga (S3).
mengganggu pengisian ruang jantung
selama diastol. Kalsifil<asi atau fibrosis
perikard dapat membatasi pengisian dias-
tolik yang secara mendadak berakhir Smks l$.l Temuan Klinis pada
selama awal diastol pada volume yang Perikarditis Konstriktif
dibatasi oleh perikard nonkomplians. o Penurunan cepat
Gangguan pengisian diastolik menyebab- lekanan vena
kan penurunan curah jantung dengan r Tanda Kussmaul positif
tekanan diastolik yang tinggi, dan biasanya . Ketukan perikard
sama pada keempat ruang jantung.

ftiologi Pemeriksaan penunjang


r ldiopatik (mungkin setelah satu epi- Radiografi toraks dapat normal namun
sode perikarditis akut yang tidak ter- kalsifikasi perikard atau peningkatan
deteksi) ukuran jantung dapat terlihat. Perubahan
230 Bab I 3: Perikard

EKG tidak spesifik, termasuk fibrilasi monalis (pulmonary capillary wedge).


atrium, kompleks voltase rendah, dan ab- lnfus larutan garam fisiologis intravena
normalitas gelombang ST-T. Ekokardio- mungkin diperlukan untuk men-
grafi dapat menunjukkan fungsi diastolik demonstrasikan gambaran hemodinamik
abnormal. Visualisasi perikard yang tersebut.
menebal tidak dapat diandalkan. Pe-
mindaian CT biasanya merupakan alat Tatalaksana
terbaik dalam pencitraan perikard, namun
Tanpa reseksi bedah perikard, mayoritas
MRI merupakan alternatif yang baik serta
pasien simtomatik akan mengalami per-
mungkin dapat memperlihatkan fungsi
jantung dengan lebih baik. burukan progresif. Reseksi bedah peri-
Pada kateterisasi jantung perekaman
kard merupakan prosedur mayor dan
seringkali sulit. Terapi alternatif paliatif
tekanan intrakavitas simultan selama
jukkan keseimbangan dengan diuretik tidak dapat bertahan
diastol menun
lama.
tekanan dalam keempat ruang jantung.
Terdapat penurunan cepat 'x' dan 'y'
pada gelombang atrium kanan, dan peng- Efusi perikard dan tamponade
isian diastolik ventrikel dapat memper- jantung
lihatkan tanda 'square root' (Gambar
13.2). Mungkin ditemukan elevasi ringan Etiologi
tekanan arteri pulmonalis dan vena pul- Efusi perikard dapat terjadi sebagai
respons terhadap peradangan perikard
parietal. Bila calran efusi berakumulasi
Gambar 13.2 Tanda square root pada perrkarditis di bawah tekanan (karena volume yang
konstriktif.
Efusi perikard dan tamponade jantung 23 I

banyak atau perikard yang tidak dapat


terdistensi, atau keduanya), tekanan Eorss i3.? Temuan Klinis pada ,

diastolik atrium kanan dan ventrikel Tamponade Jantung


I

kanan dapat dilampaui oleh tekanan i o Tidak ada penurunan 'y' dan
kantung perikard. Gradien tekanan trans- j eksagerasi penurunar 'x' pada tekanan i

mural menurun menjadi nol dan timbul i vena i

tamponade, menyebabkan: ili r Bunvi iantuno oelan


. penurunan pengisian diastolik; I r Pulsus paradoksus i

. penurunan isi sekuncup; L __***.__* ***_ ____i

. penurunan curah iantung;


. gangguan pengembalian vena.
Pemeriksaan penunjang
Seringkali efusi perikard tidak tampak r Radiografi toraks mungkin mem-
secara klinis, namun seiring dengan pem-
perlihatkan peningkatan ukuran jantung
besarannya, timbul tamponade jantung.
bila cairan perikard >250 mL, seringkali
Gejala muncul bila volume efusi besar
memberikan tampilan iantung yang agak
atau volume yang lebih sedikit ber- globular.
akumulasi dengan cepat, tanpa adanya o EKG mungkin menunjukkan gambar-
waktu untuk terladinya distensi kantung
an perikarditis, atau bila efusi besar, bisa
perikard, atau bila perikard abnormal dan
terjadi alternansi elektrik QRS (karena
tidak dapat mengalami distensi. Kantung perubahan denyut-ke-denyut pengisian
perikard normal mengandung l5-30 mL ventrikel kanan dan kiri) dan voltase
cairan. Dapat terjadi efusi hingga 2 L kecil.
tanpa gambaran hemodinamik tampo- r Ekokardiografimemperlihatkan
nade jika akumulasi efusi bertahap, kolaps diastolik ventrikel kanan dan
namun cairan sebanyak 250 mL yang ber- atrium kanan pada awal tamponade.
akumulasi dengan cepat dapat memberi- Tidak adanya efusi menyingkirkan diag-
kan konsekuensi hemodinamik. Setelah 'nosis
namun efusi perikard posterior ter-
pembedahan jantung, mungkin didapatkan lokulasi dapat sulit dicitra pada eko-
darah dan bekuan darah dalam ruang kardiografi transtorasik, terutama pada
perikard. Efek osmotik bekuan darah pasien pascaoperasi.
dapat menyebabkan pengisian cepat . Kateterisasi jantung tidak banyak ber-
kantung perikard. peran, meskipun dapat menentukan
kuantitas gangguan hemodinamik. Jika
Gambaran klinis diagnosis efusi dibuat berdasarkan
Efusi sedang, terutama bila kronis, bisa temuan ekokardiografi dan ada gambaran
tidak memberikan tanda, namun seiring klinis tamponade maka dibutuhkan peri-
dengan akumulasi volume, pasien akan kardiosentesis.
menjadi sesak napas, mengalami penurun-
an toleransi latihan, dan mungkin me- Tatalaksana
nyadari adanya pembesaran vena leher. Perikardiosentesis (pengambilan cairan
Tekanan arteri sistemik turun, tekanan perikard) menghilangkan gangguan hemo-
vena meningkat, penurunan !' meng- dinamik. Perikardiosentesis biasanya di-
hilang dan penurunan Y mengalami eksa- lakukan dengan teknik perkutan, satu
gerasi. Bunyi jantung pelan, laju pernapas- jarum dimasukkan ke ruang perikard di
an dan denyut nadi meningkat, dan dapat bawah pengawasan fluoroskopik atau
ditemukan pulsus paradoksus. ultrasonografi, dan teknik Seldinger,
232 Bab I 3: Perikard

diadaptasi untuk jalannya kateter drainase kateter dalam sedasi. Penyuntikan agen
ke dalam ruang perikard dengan kawat sklerosing ke dalam ruang perikard
penuntun menggunakan pendekatan setelah drainase tidak banyak memiliki
subxifoid atau transtorasik. Efusi ber- nilai dalam mencegah reakumulasi.
ulang, seperti yang terjadi pada keterlibat-
an perikard pada tumor ganas, mungkin Bacaan lebih lanjut
membutuhkan pembuatan satu jendela
antara ruang perikard dan pleural atau Baue AE, ed. G/enn's Thoracic and Cardio-
abdominal, menggunakan pendekatan vascular Surgery. Appleton and Lange,
bedah formal dengan mini-torakotomi. Tsamford, Connecticut, 1996.
Laserasi kantung perikard oleh balon Grossman W, Baim DS, eds. Cardiac Cathe-
terization, Angiography, and lnteryention.
yang dikembangkan dalam kantung
London: Lea & Febiger, 1991.
perikard dan kemudian diavulsi ke dalam
Soler-Soler J, Permanyer-Miralda G, Sagrista-
ruang pleural telah diterima sebagai Sauleda ), eds. Pericardial Disease: New
alternatif terhadap pembedahan formal lnsights and Old Dilemmas. London:
dan dilakukan dalam laboratorium Kluwer Academic, 1990.
Tumor Jantung

Miksoma, 233 Rabdomioma, 234


Sarkoma, 234 Tumor metastatik. 234

,MikSOme ,,:,,. ',::l,,,,1:1t


i : ,.. .
., snap pada katup mitral yang mengalami
stenosis (patognomonik);
Miksoma merupakan tumor yang biasa- o pemisahan bunyi jantung pertama
nya terlihat sebagai massa intrakardiak (st);
berpedunkel, batangnya seringkali muncul . aksentuasi komponen pulmonal bunyi
dari septum atrium (miksoma atrium). jantung kedua;
Miksoma adalah: . menemani murmur aliran mit.ral
o bentuk tumor jantung yang paling (biasanya murmur diastolik namun juga
umum namun jarang ganas; murmur sistolik regurgitan).
r paling sering ditemukan dalam atrium Murmur atrium kanan dapat menye-
kiri (sekitar 90% kasus), kemudian atrium ' rupai stenosis katup trikuspid sementara
kanan dan ventrikel, namun jarang miksoma ventrikel dapat menghambat
terdapat pada lebih dari satu ruang; aliran keluar darah dari ventrikel. Mik-
r asalnya neoplastik namun asal sel yang soma sangat jarang berkembang sangat
sesungguhnya masih belum terdefinisi; besar sampai menempati seluruh ruang
. secara histologis merupakan stroma jantung.
mukoid dengan sel berbentuk stelata dan Konsekuensi embolisasi tumor
nukleus polimorfik; umumnya jelas (kejadian serebrovaskular,
. lebih sering pada keluarga dekat oklusi aliran arteri ke ekstremitas). Patut
individu yang terkena. dicatat kemungkinan hipertensi paru,
Miksoma dapat secara langsung mem- yang merupakan komplikasi dari obs-
pengaruhi aliran darah melalui ruang truksi susunan arteri pulmonalis. Gejala
jantung dan menimbulkan gejala akibat sistemik antara lain artralgia, anemia,
gangguan hemodinamik (tergantung pada demam, gejala konstitusional, dan pe-
ruang jantung yang terlibat). Bila massa nurunan berat badan. Peningkatan laju
tumor berada di atrium kiri, massa tu- endap darah (LED) sering didapatkan
mor dapat menyebabkan gelala klinis yang namun LED yang normal tidak menying-
menyerupai stenosis mitral. Pada peme- kirkan diagnosis. Jika ditemukan bersama
riksaan klinis, gambaran auskultasi antara murmur jantung, gejala klinis ini dapat
lain: menandakan diagnosis banding endokar-
r 'plop tumor', analog dengan opening ditis bakterial.
234 Bab 14: Tumor Jantung

Ekokardiografi merupakan pemeriksa- o berasal dari jaringan embrionik


an penunjang pilihan. Miksoma biasanya iantung;
terlihat pada pendekatan transtorasik e ditemukan sama banyak pada kedua
namun citra yang lebih baik didapatkan ventrikel, dan hampir semua multipel;
dengan ekokardiografi transesofageal. o ditemukan di kedua atrium (sekitar
lntervensi bedah segera harus dilakukan. 30%);
Eksisi bedah membuang pedikel tumor . sangat berkaitan dengan sklerosis
dan jaringan sekitar di sekelilingnya. Pem- tuberosa (sindrom familial ditandai oleh
bedahan biasanya kuratif namun disaran- hamartoma berbagai organ, epilepsi,
kan untuk melakukan pemeriksaan jangka gangguan mental, dan adenoma sebasea).
panjang karena mungkin terjadi rekurensi Meskipun jinak, tatalaksana bedah
lanjut. mungkin membutuhkan reseksi yang
cukup luas.

Sarkoma
Tumor metastatik
Sarkoma:
o jarang terjadi di iantung; Metastasis jaringan kanker ke jantung
o timbul paling sering di atrium kanan; merupakan keluhan utama yang jarang
. umumnya datang dengan gelala yang pada penyakit keganasan namun kadang
berkaitan dengan obstruksi aliran vena. terjadi pada neoplasma, terutama:
Definisi jenis tumor bergantung pada r karsinoma bronkus;
komponen selular primer dan termasuk o karsinoma payudara;
angiosarkoma, fibrosarkoma, atau rab- r melanoma malignan;
domiosarkoma. Terapi bersifat paliatif. o leukemia;
Eksisi bedah dapat dicoba namun biasanya o limfoma.
terbatas karena luasnya kerusakan bedah
. Konsekuensi jantung tersering dari
yang akan terjadi.
penyakit metastasis adalah:
o aritmia (biasanya fibrilasi atrium atau
tt-,,,tr,.,.,
Arnlomi: .,:,'lt .;.,t,.,:rt' blok jantung);
r efusi perikard maligna (terbentuk
Rabdomioma: perlahan dan dapat mencapai volume
. merupakan tumor jantung tersering besar sebelum memberikan efek hemo-
pada bayi dan anak-anak; dinamik).
Penyakit Aorta

Pendahuiuan, 235 Artentis sel raksasa, 240


Diseksi aorta akut, 235 Aortitis sifilis, 240
Aneurisma aorta, 238 Cedera traumatlk aofia, 240
Sindrom Marfan, 239 Emboli aorta, 241
Aortitis Takayasu, 239 Bacaan lebih laljut, 241

,ft661i61g[6il.it'.,. inominata, karotis kiri, dan subklavia kiri).


Di mediastinum superior aorta berputar
Aorta merupakan arteri utama yang 180" dari arah kranial menjadi kaudal,
menghubungkan jantung dengan sistem pada arah anteroposterior dan sedikit
vaskular sistemik. Dindingnya memiliki ke kiri. Aorta torakalis desenden berjalan
tiga lapisan: ke kaudal pada mediastinum posterior
I tunika intima (lapisan tipis sel dari arkus aorta, dan menjadi aorta ab-
endotel); dominalis pada diafragma.
2 tunika media (jaringan elastik ber-
lamina yang tersusun secara spiral);
3 tunika adventisia (terutama terdiri
atas kolagen namun juga mengandung Diseksi aorta akut merupakan kelainan
pembuluh darah adventisia dan limfe). yang membahayakan dan sering me-
Pada tunika media jaringan elastik do- nyebabkan kematian mendadak. Robekan
minan dengan sedikit otot polos sehingga pada tunika intima aorta memungkinkan
tenaga kontraktil tersimpan pada dinding aorta mengalami diseksi atau tercarik
aorta ketika sistol berkembang dan ber- pada lapisan subintimanya. Proses ini
kurang ketika diastol. Dengan cara ini, dapat diawali oleh perdarahan spontan
aorta memainkan peranan pentint dalam pada satu area dinding aorca diikuti oleh
mempertahankan tenaga sirkulasi dias- robekan tunika intima, atau robekan
tolik. Terdapat struktur sensorik selular dapat disebabkan tenaga regangan dari
khusus pada aorta asenden dan arkus dalam lumen aorta.
aorta yang berperan dalam regulasi resis-
tensi vaskular sistemik melalui pusat
vasomotor sentral dan nervus vagus. Klasifikasi
Pangkal aorta memiliki diameter Klasifikasi Stanford (Gambar l5.l) mem-
sekitar 3 cm dan memberikan cabang bagi diseksi menladi:
sinus-sinus koroner dekat anulus aorta. r tipe A (melibatkan aorta asenden);
Juga memberikan cabang aorta asenden . tipe B (tidak melibatkan aorta
yang kemudian menjadi arkus aorta dan asenden).
memberikan cabang brakiosefalika (arteri Prognosis dan tatalaksana berhubung-
236 Bab 15: Penyakit Aorta

Fi*il.r.
*fl
I *9
*+F -,.d'"'
i ,'4iifl'
lrg _"!
i .. dtr .

';F.#
1

;
j
I
i
l
q,

Tipe A

,'i
.n
!
.:n
li i!
:l{ l1
i:i
!f
tn
4t!
jr*
*x
it!
f r"i

+i
f{
e4

Gambar 15.1 Klasifikasi


Stanford tentang diseksi
aorta. Tipe A melibatkan
fipe B
aorta asenden, tipe B hanya
.l- .,,.. ...::. melibatkan aorta desenden.

an dengan keterlibatan aorta asenden aorta karena adanya keterlibatan jaringan


pada diseksi, dan untuk alasan ini, penulis ikat. Kadang, diseksi terjadi setelah
merekomendasikan penttunaan klasifikasi disrupsi plak ateromatosa atau arteritis
sederhana ini. aorta.

Etiologi Gambaran klinis


Terdapat kelemahan tunika media aorta Pasien terbanyak adalah laki-laki (66%)
dengan kerusakan jaringan elastik dan pada dekade keenam dan ketujuh. Gejala
kolagen (degenerasi kistik). Degenerasi berupa:
yang berkaitan dengan usia, mungkin . nyeri berat mendadak (seperti di-
dipercepat oleh hipercensi, merupakan robek, lokasi interskapular atau di dada
proses paling sering, namun sindrom depan);
Marfan, Ehlers-Danlos, dan Noonan juga . mual;
dapat menimbulkan komplikasi diseksi r muntah;
Diseksi aorta akut 237

o diaforesis; lakukan bila diagnosis diseksi aorta telah


. sinkop. ditegakkan karena hasilnya tidak akan
Diseksi yang melibatkan arteri koro- mempengaruhi tatalaksana.
ner dapat menyebabkan iskemia miokard, . Ekokardiografi transtorasik dapat
dan bila diseksi ruptur ke dalam perikard memperlihatkan pangkal aorta abnormal
terjadi tamponade akut. atau adanya flap intima. Definisi citra
sangat bagus dan risiko diagnosis positif
Temuan tisik palsu atau negatif palsu sangat rendah
o Pada pemeriksaan, hipertensi sering dan dapat dibandingkan dengan citra
ditemukan tanpa tamponade. angiografi. Ekokardiografi transtorasik
r Denyut nadi hilang atau melemah memiliki keuntungan karena relatif non-
sering ditemukan (terutama di kepala, invasif dan dapat dilakukan dalam ruang
leher, dan pembuluh darah lengan). Re- operasi bila dirasakan perlu dilakukan
gurgitasi aorta iuga umum didapatkan pembedahan segera.
(menandakan bahwa diseksi tipe A telah o Pada kondisi yang tidak terlalu
terjadi dengan dilatasi pangkal aorta atau ekstrem, pencitraan MRI atau pemindaian
disrupsi anulus aorta menyebabkan re- CT (Gambar 15.2) mungkin merupakan
gurgitasi aorta (AR), meskipun diseksi pemeriksaan penunjang pilihan dan dapat
tipe A dapat terjadi tanpa AR. Jika AR memperlihatkan titik masuk dan keluar
berat, bisa terjadi gagal ventrikel kiri. diseksi. Kekurangannya adalah MRI dan
. Efusi pleura dapat menandakan ruptur pemindaian CT membutuhkan kerja sama
ke dalam ruang pleura.
Kadang, diseksi aorta akut tidak di-
kenali, dan jika pasien selamat, diagnosis
baru ditegakkan beberapa tahun
kemudian karena AR yang semakin berat
atau didapatkan secara tidak sengaja pada
pemeriksaan radiografi toral<s atau pe-
meriksaan penuniang lain.

Pemeriksaan penunjang
r Pemeriksaan laboratorium rutin
sering tidak membantu diagnosis. Krea-
tinin yang meningkat bisa disebabkan oleh
penyakit ginjal yang telah ada sebelumnya,
hipertensi kronis, juga timbul secara akut
karena iskemia ginjal sebagai konsekuensi
dari diseksi yang meluas ke dan me-
libatkan arteri ginjal.
o Radiografi toraks sering memperlihat-
kan pelebaran mediastinum, meskipun
lm portabel anteroposterior cenderung
fi
memperbesar dimensinya.
. Aortografi kontras merupakan peme- (b)
ril<saan penunjang pilihan namun sekarang
Gambar 15.2 Diseksi aorta tipe A: (a) Prndaian
telah dilampaui oleh teknik pencitraan CT; (b) Pindaian MRL Panah menunjukkan lumen
noninvasif. Aortografi koroner jarang di- 'palsu' pada aona torakalis asenden dan desenden.
238 Bab I 5: Penyakit Aorta

pasien untuk mendapatkan citra yang gangguan organ vital (misalnya ginlal,
bagus (pasien harus diam) dan akses usus), perdarahan, atau bukti diseksi
pasien sulit didapatkan pada saat diperlu- lanjutan. Terapi antihipertensi jangka
kan dukungan hemodinamik serta re- panjang diindikasikan untuk semua pasien.
susitasi.

Tatalaksana Aneurisma aorta


o Pasien harus diberikan analgesia Aneurisma'sebenarnya' merupakan
dalam dosis cukup. dilatasi aorta terlokalisasi di mana dinding
. Hipertensi harus dikontrol dengan aneurisma memiliki semua lapisan nor-
ketat. mal dinding aorta. Aneurima 'palsu' me-
Resepkan: rupakan satu kandungan ruptur, dengan
o kombinasi penyekat B untuk me- dinding aneurisma terdiri dari tunika
nurunkan tekanan darah dan mengurangi adventisia dan jaringan fibrosa periaorta.
laju peningkatan kecepatan aliran aofta- Aneurisma dapat disebabl<an oleh trauma
dV/dT; atau (transeksi aorta) atau diseksi kronis.
o penyekat B dan u labetalol atau vaso- Degenerasi aorta aterosklerosis merupa-
dilator seperti prazosin, hidralazin, dan kan penyebab tersering aneurisma aorta
beberapa antagonis kalsium; torakalis. Dilatasi pangkal aorta ter-
. atau obat yang bekerja secara sentral, lokalisasi juga sering terjadi dan meskipun
metildopa. sering idiopatik, berlawanan dengan yang
Natrium nitroprusida intravena sering disebabkan oleh sindrom yang sudah
digunakan sebagai pengobatan jangka diketahui seperti Marfan, diperkirakan di-
pendek. Hindari penghambat enzim akibatkan oleh abnormalitas jaringan ikat
pengkonversi angiotensin (ACE) l<arena tunika media. Aortitis sekarang' jarang
adanya kemungkinan perluasan diseksi menyebabkan pembentukan aneurisma di
hingga melibatkan arteri ginjal. negara-negara maju karena penurunan
prevalensi sifilis namun dapat dihubung-
Tatalaksana bedah kan dengan penyakit reumatoid, penyakit
Tatalaksana bedah untuk diseksi tipe A Reiter, dan arteritis sel raksasa.
dikaitkan dengan perbaikan ketahanan Aneurisma aorta membesar perlahan-
hidup dan harus dilakukan sebagai pro- lahan dan kemudian mengalami ruptur.
sedur darurat karena mortalitas tinggi Semakin besar aneurisma, semakin besar
dalam 24 jam pertama sejak diagnosis. pula risiko ruptur. Lokasi tersering
Selumlah prosedur bedah dapat dilaku- aneurisma adalah aorta asenden (45%),
lcan, termasuk penggantian katup aorta, aorta torakalis desenden (35%), arkus
penggantian pangkal aorta dengan reim- aorta (10%), dan torakoabdominalis
plantasi koroner, dan rekonstruksi aorta (10%).
menggunakan lapisan pembungkus atau
tandur alih pengganti. Bila diperlukan Gambaran klinis
pembedahan aorta torakalis, kerusakan Pasien dengan aneurisma sebenarnya
pembuluh darah spina kordalis dapat sering asimtomatik. Bila timbul gejala,
mengakibatkan kerusakan neurologis dan nyeri merupakan manifestasi tersering
bahkan paraparesis. Untuk pasien di dan dapat akut atau kronis. Letak nyeri
mana terapi medis merupakan pilihan tergantung pada lokasi aneurisma namun
pertama, pembedahan mungkin diperlu- seringkali prekordial dan dapat menye-
kan bila terdapat komplikasi seperti bar ke leher dan rahang bila aorta tora-
Aortitis Takayasu 239

kalis terkena atau di antara sl<apula bila gunakan tandur alih yang dapat diletakkan
aneurisma di aorta desenden. Gelala secara endovaskular untuk menstabilkan
dapat muncul setelah kompresi struktur dinding aorta.
di sekitarnya. Peregangan saraf laringeus Pasien dengan dilatasi pangkal aorta
rekuren pada aneurisma di arkus dapat >5 cm atau aorta torakalis di mana pun
menghasilkan suara serak. Seringkali tidak >6 cm asimtomatik harus dipertimbang-
ada tanda fisik, hanya ditemukan hiper- kan untuk menjalani pembedahan karena
tensi yang menyertai. Bila aorta desenden dapat terjadi ruptur.
terl<ena, dilatasi pangkal aorta dapat
menyebabkan regurgitasi aorta.
Sindrom Marhn
Teknik pencitraan Terdapat kelainan genetik jaringan ikat
Radiografi toraks polos dapat memasti- yang mungkin dominan autosomal namun
lcan diagnosis namun penilaian yang lebih tidak terekspresi secara sempurna. Per-
detil mengenai lokasi aneurisma, ukuran, jalanan alami abnormalitas jaringan ikat
dan keterlibatan cabang besar penting bervariasi begitu pula manifestasi feno-
dalam tatalaksana keadaan ini. Aortografi tipik. Kisaran gambaran klinis ini antara
kontras merupakan pemeriksaan penun- lain:
jang pilihan namun sekarang telah diganti- r abnormalitas skelet;
l<an oleh pemindaian MRI dan CT, yang r araknodaktili;
juga digunakan untuk pemeriksaan lanjut- . subluksasi lensa;
an setelah intervensi bedah. o penyakit katup aorta dan mitral;
o penyakit aorta.
Tatalaksana Kerentanan terhadap dilatasi aneuris-
Teknik bedah bervariasi termasuk peng- ma aorta, terutama pangkal aorta, dan
gantian pembuluh darah aorta dengan diseksi aorta merupakan gambaran utama
tandur alih sintetis. Pembedahan memiliki penyakit aorta. Dilatasi pangkal aorta
risiko mortalitas atau morbiditas pasca- harus diawasi dengan baik dan peng-
operasi yang tinggi. Tergantung pada gantian pangkal aorta dilakukan bila
lokasi aneurisma dan pengalaman ahli dilatasi berkembang lebih lanjut. Dimensi
bedah, mortalitas berkisar antara 57" pangkal aorta absolut mungkin bukan
hingga sekitar 50%, dengan risiko ter-
merupakan penuntun risiko ruptur yang
besar untuk aneurima pada arkus aorta. akurat, namun tegangan dinding propor-
Penyebab tersering morbiditas adalah sional terhadap diameter pembuluh darah
sekuele neurologis, terutama paraplegia
(Hukum Laplace). Sebagian besar klinisi
dan paraparesis bila aneurisma melibat-
akan merekomendasikan pembedahan bila
kan aorta torakalis desenden, kerusakan
diameter pangkal aorta melebihi 5 cm.
serebral pada aneurisma di arkus aorta,
dan gagal ginjal setelah perbaikan aorta
torakalis desenden atau aorta torakoab- .' : i,''.tt,,"t,,,,,t',".t,.,
dominalis. Ketahanan hidup l0 tahun
sekitar 40% dan mungkin diperlukan r Penyakit ini, meskipun jarang, terjadi
pembedahan kembali selama pemeriksaan di seluruh dunia.
lanjutan karena dilatasi aneurisma pada o Sering pada perempuan Oriental
lokasi anastomosis antara tandur alih muda (rasio laki-laki:perempuan l:9).
sintetis dan aorta asli. Kemajuan terbaru Etiologi tidak diketahui namun di-
menawarkan kemungkinan pendekatan hubungkan dengan penyakit jaringan ikat
bedah dan intervensi baru dengan meng- dan kelainan autoimun.
240 Bab l5: Penyakit Aorca

Gambaran histologis aorta adalah: Aprffs sifilis


o proliferasi tunika intima yang ber-
makna; Sifilis sekarang jarang menjadi penyebab
o fibrosis; aortitis. lnfeksi spirokaeta pada tunika
o degenerasi serat elastin pada tunika media arteri, biasanya selama fase kedua
media; infeksi sifilis, memicu proses peradangan
o infiltrasi sel bundar; kronis. Hal ini menyebabkan kelemahan
o penebalan tunika intima dan adven- aorta dan destruksi komponen muskular
tisia; dan elastik dinding aorta, serta dilatasi
r destruksi vasa vasora. aneurisma, paling sering pada aorta
Pada akhirnya, proses ini mengakibat- asenden. Khasnya, tunika intima yang me-
kan perubahan obliteratif aorta dan lapisinya menebal dan memiliki tampilan
cabang-cabangnya dengan pembentukan rigi 'tree bark'. Geiala dan tanda disebab-
aneurisma, stenosis arteri, dan dilatasi kan aneurima aorta. Tes serologi sifilis
pascastenosis. Penyakit ini dapat diklasi- harus dilakukan secara rutin pada pasien
fikasikan menurut pola keterlibatan aorta. dengan dilatasi aorta asenden, dan bila
Presentasi awal sering pada masa remaja, positif, diindikasikan pemberian antibiotik
dan pada sebagian besar pasien, gambaran (biasanya benzilpenisilin). Tidak ada bukti

penyakit sistemik dengan malaise, bahwa ini membalik atau menghentikan


demam, artralgia, keringat malam, dan progresi penyakit aorta. lndikasi inter-
vensi bedah, baik reseksi aneurisma yang
nyeri pleuritik dapat menandai onsetnya.
melebar atau untuk regurgitasi aorta, me-
Komplikasi keadaan ini berkaitan dengan
rupakan terapi untuk aneurisma aorta
konsekuensi dari gangguan pasokan darah
lain.
arteri ke organ vital yang dapat disertai
oleh hipertensi sistemil<. Terapi diarahkan
pada etiologinya, yaitu penekanan sistem Ce*ra :treumatik,aorta'
imun dengan steroid dan imunosupresan.
serta terapi simtomatil< pada komplikasi Ruptur aorta dapat terjadi pada trauma
arteri yang timbul. deselerasi, biasanya akibat trauma dada.
Diagnosis biasanya diduga dari hasil
pemeriksaan penunjang yang dilakukan
,ftgri*S **nO,r,:,:,;:,,.,rl:.1.:rii..i untuk cedera pasien. Pelebaran medias-
tinum dan distorsi aorta dapat terlihat
Penyakit ini merupakan arteritis yang ter- pada radiografi toraks. Jika terdapat
utama timbul pada dekade keenam atau dugaan diagnosis, aortografi torasik me-
lebih. Penyebabnya tidak diketahui namun rupakan pemeriksaan penunjang pilihan
penyakit ini terutama melibatlcan arteri untuk memperlihatkan transeksi ruptur
berukuran sedang. Aorta dan cabang- aorta. Lokasi tersering transeksi aorta
cabang utamanya dapat terlibat pada se- adalah pada titik perlekatannya dengan
bagian kecil kasus. Khasnya, terdapat ligamentum arteriosum, sisa dari duktus
infiltrasi granulomatosa tunika media arteriosus, dan biasanya tepat di distal
arteri dan seringkali terdapat pula infiltrat asal arteri subklavia kiri. Sering terjadi
sel radang eosinofil. Aorta yang menjadi kematian segera pada cedera akibat per-
lemah kadang dapat mengakibatkan pem- darahan masif, namun beberapa pasien
bentukan aneurisma. Pasien mungkin selamat karena supresi ruptur oleh tunika
mengalami demam, malaise, dan sakit adventisia aorta. Bila tidak terdiagnosis,
kepala. hal ini akan menyebabkan pembentukan
Bacaan lebih lanjut 24|.

aneurisma palsu kronis. Bila didiagnosis, obstruksi (nyeri, pucat, paraestesia, tidak
perbaikan bedah harus segera dilakukan ada denyut nadi, paralisis, atau serebro-
kecuali bila dikontraindikasikan karena vaskular). Pada 25% kasus, emboli ter-
cedera pasien, terutama yang melibatkan letak pada bifurkasio aorta (emboli
kepala. pelana). Embolektomi biasanya dapat
dilakukan dengan menggunakan kateter
Fogarty. Kateter ini merupakan alat ber-
Emboli aorta
ulung balon yang dimasukkan ke dalam
Kebanyakan emboli aorta (90%) ter- arteri yang terkena, ujungnya dimasukkan
bentuk dalam jantung kiri, keadaan- di distal emboli dan balon dikembangkan
keadaan yang mendorong terjadinya sebelum menarik kateter, sehingga me-
emboli ini adalah infark miokard dengan lepaskan emboli dengan tarikan balon.
pembentukan trombus mural, gangguan Atau, pelepasan dengan melihat langsung
ventrikel berat atau aneurima ventrikel, diperlukan dan mungkin membutuhkan
fibrilasi atrium dengan penyakit jantung diseksi bedah luas, hal ini dikaitkan
struktural, atau katup jantung prostetik. dengan mortalitas pembedahan sebesar
Sisa lO%-nya berasal dari sumber yang l5-20%. Karena risiko emboli berulang,
tidak diketahui, paling tidak beberapa pasien harus mendapatkan antikoagulan
mungkin berasal dari aterom pada oral jangka panjang.
dinding aorta. Meskipun emboli yang
berasal dari aorta ini kemungkinan ber-
ukuran kecil, emboli ini dapat menyebab-
Bae ,,l*bih llan

kan stroke, terutama bila aorta telah Baue, AE, ed. G/enn's Thoracic and Cardio-
disilang dan diklem selama pembedahan. vascular Surgery, 6'h edn. Maidenhead:
Bila emboli besar tersangkut di aorta Appleton and Lange, I 996.
atau cabang besarnya, gambaran klinis Svensson LG, Crawford ES. Cadiovascular
adalah gejala iskemia mendadak yang . and Vascular Drseases of the Aorta.
mempengaruhi jaringan di distal lokasi London: WB Saunders Co, 1996.
Hipertensi Paru dan
Tromboemholi Paru

Hipertensi parLt,, 242 Trombosis vena da1am, 252


Emboli paru, 246 Bacaan lebih lanlfi, 254

o l-triptofan;
. hipertensi portal;
Pendahuluan o kelainan jaringan ikat (sindrom kalsi-
Sirkulasi paru merupakan sistem berte- nosis, Raynaud, esofagus, sklerodaktili,
kanan rendah dengan tekanan arteri pul- teleangiektasia (CREST));
monalis rerata saat istirahat <20 mmHg. e infeksi HIV;
Tekanan akan lebih tinggi sementara pada r sindrom keracunan oli.
latihan atau di ketinggian namun bila PH sangat jarang dan dapat disebabkan
tekanan terus-menerus >20 mmHg oleh oklusi progresif vena pulmonalis,
dalam keadaan istirahat akan terjadi bukannya pada pembuluh arteri (penyakit
hipertensi paru rten si o nl veno-oklusif paru), yang tidak diketahui
Qtu I m o nary hype
PH). Bila respons arteriol sistemik ter- etiologinya.
hadap hipoksia adalah vasodilatasi, pem- . Penyebab PH sekunder antara lain:
buluh darah paru iustru mengalami vaso- o penyakit paru obstruktif kronis
konstriksi. Bila terjadi PH tanpa adanya (PPOK);
penyebab yang jelas, maka dinamakan o fibrosis paru;
'primer' atau idiopatik. Bila ditemukan o gagal napas karena abnormalitas
sebab yang jelas, PH disebut'sekunder'. dinding dada;
. apnu tidur (s/eep apnoea)i
Etiologi o penyakit tromboemboli paru kronis;
PH primer merupakan satu kondisi yang o penyakit jaringan ikat;
langka, terdapat pada perempuan mini- . .hidup di daerah tinggi:
mal dua kali lebih sering dibandingkan r penyakit jantung sisi kiri (misalnya
laki-laki dan biasanya terjadi pada dekade katup mitral, gagal ventrikel kiri kronis);
kedua dan ketiga. Etiologinya tidak di- o penyakit jantung kongenital dengan
ketahui namun faktor-faktor yang di- aliran darah paru tinggi kronis (defek
laporkan mempengaruhi antara lain: septum ventrikel (VSD), defek septum
o obat-obatan anoreksia (misalnya fen- atrium (ASD), duktus paten).
fluramin);
o kokain; Patotisiologi
o obat-obatan kemoterapi (misalnya Sirkulasi paru normal bereaksi terhadap
mitomisin C, bleomisin, siklofosfamid, peningkatan aliran darah yang berhubung-
karmustin); an dengan latihan fisik dengan cara
Hipertensi paru 243

vasodilatasi dan rekruitmen pembuluh lanjut, maka gejala akan meliputi gejala
darah yang tidak mengalami perfusi saat PH primer.
istirahat. Penurunan resistensi pembuluh Apapun etiologinya, tanda-tanda PH
darah paru (pulmonary vascular resis- adalah:
tancelPVR) memungkinkan ventrikel r peningkatan tekanan vena jugularis
kanan yang normal mengakomodasi per- flVP);
ubahan besar pada pengembalian vena r takikardia sinus atau AF;
(venous return) tanpa meningkatkan r tekanan darah sistemik normal atau
tekanannya. Peningkatan PVR mensti- rendah;
mulasi perkembangan hipertrofi ventrikel r sirkulasi perifer buruk (ekstremitas
kanan (RV) dan selama beberapa saat, dingin);
aliran darah paru normal dapat diper- o sianosis sentral dan/atau perifer;
tahankan dengan PH. Ventrikel kanan o bunyijantung ketiga/keempat RV (S3/
yang semakin mengalami hipertrofi mem- s4);
butuhkan aliran darah miokard yang lebih o komponen paru (P2) bunyi iantung
banyak yang tidak dapat dipenuhi oleh kedua terdengar keras;
pasokan l<oroner, sehingga mengakibat- . regurgitasi trikuspid;
kan iskemia miokard dan nyeri dada. r edema;
Seiring dengan perburukan PH maka r mungkin pembesaran hati dan asites.
ventrikel kanan mengalami dilatasi dan Jari tabuh dapat dilihat pada penyakit
gagal mempertahankan aliran paru paru kronis tertentu dan penyakit jantung
normal. Curah jantung turun dan to- kongenital sianotik, sementara tanda
leransi latihan memburuk dengan pro- tambahan spesifik untuk abnormalitas
gresif hingga muncul gejala saat istirahat. jantung dasar dapat ditemukan. Penting
PH lanjut, terutama jenis 'primer', dapat diingat bahwa pada PH lanjut karena pada
menyebabkan aritmia atrium (fibrilasi pirau kiri-ke-kanan yang lama (sindrom
atrium) dan aritmia ventrikel (takikardia .Eisenmenger), murmur jantung mungkin
ventrikel, fibrilasi ventrikel) dan pasien tidak ada karena ekualisasi tekanan paru
memiliki risiko kematian mendadak. dan sistemik. Hipoksemia sebagian dapat
Aliran darah paru yang lambat dan poli- membaik dengan inspirasi oksigen 100%
sitemia sekunder akibat hipoksemia me- (FO2), kecuali pada keadaan pencampur-
ningkatkan risiko trombosis paru in situ. an arteriovenosa (pirau jantung konge-
nital) di mana darah vena pulmonalis
Gamhann klinis telah teroksigenisasi secara maksimal.
Meskipun progresi PH primer sangat ber- Pada anak-anak, perbedaan respons ter-
variasi, pasien biasanya tidak menladi hadap peningkatan FiO, ini membantu
simtomatik hingga kondisi lanjut. Dispnu membedakan penyebab hipoksemia
sering terjadi, dan rasa tidak enak di dada jantung dari paru. Apnu tidur, karena
seperti angina yang terletak di sentral obstruksi nasofaring intermiten, terjadi
serta sinkop dapat timbul pada latihan. terutama pada individu obesitas, me-
Pasien mungkin menyadari sianosis nyebabkan dengkur dan kualitas tidur
jaringan. Sebaliknya, pasien dengan PH buruk. Hipoksemia nokturnal kronis
sekunder biasanya datang dengan gejala mengakibatkan dan dapat menyebabkan
berkaitan dengan etiologi dasar PH PH sekunder.
(misalnya penyakit paru, penyakit jantung
kongenital, trombosis vena, dan emboli Diagnosis
paru (pulmonary embolism). Jika PH telah Elektrokardiogram (Gambar I 6.l)
244 Bab l6: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru

Garnbar 16.1 EKG dari pasren dengan PH kronis


memperlihatkan gelombalg p pulmonal, hipertlofl
RV dengan pola sfrarn, dan deviasi aksis ke kanan.

mungkin memperlihatkan deviasi aksis ke


kanan, hipertrofi atrium kanan atau RV
namun seringkali tidak signifikan. Adanya
dada emfisema (barrel chesr) pada pe-
nyakit paru kronis mengurangi voltase
elektrik pada elektrokardiogram (EKG)
dan dapat menutupi tanda-tanda hiper-
trofi.
Pada radiografi toraks (Gambar 16.2)
bisa ditemukan dilatasi arteri pulmonalis
Gambar 16.2 Radiografi toraks pada pasien
utama pada semua penyebab PH, bukti dengan PH kronis memperlihatkan pembesaran
penyakit paru dasar, atau defek perfusi arteri pulmonalls utama.
paru berbercak (PH tromboemboli
kronis).
Tes fungsi paru akan menunjukkan paru dasar. Kapasitas difusi karbon
kelainan pada pasien dengan penyakit monoksida sangat rendah bila ada PH.
Hipertensi paru 245

Pemindaian ventilasi-perfusi (V/Q) gejala. Tidak ada bukti bahwa suplemen-


paru mungkin memperlihatkan emboli tasi oksigen mengubah prognosis.
paru (perfusi berbercak). Pada PH primer, terapi bersifat paliatif
Pemindaian tomografi terkompute- karena tidak ada terapi yang menunjuk-
risasi (CT), terutama CT spiral (helikal) kan perbaikan prognosis dengan
yang lebih modern, semakin banyak di- meyakinkan selain transplantasi paru atau
gunakan untuk mencitra arteri pulmonalis paru-jantung. Obat vasodilator, terutama
dan mencari bukti penyakit parenkim antagonis kalsium nifedipin, telah diguna-
paru dasar. Abnormalitas jantung kan untuk memperbaiki gejala dan
kongenital juga dapat terlihat. mungkin diperlukan dalam dosis tinggi.
Ekokardiografi mem perl i hatkan Terapi vasodilator harus dilakukan
penyakit jantung dasar (kongenital atau dengan hati-hati dan di bawah pengawas-
didapat) dan tingkat tekanan arteri pul- an medis karena bila PVR meningkat
monalis dapat diperkirakan dari kalkulasi bermakna obat vasodilator dapat menye-
tekanan sistolik RV puncak yang dapat babkan vasodilatasi sistemik namun tidak
dibuat jika regurgitasi trikuspid dapat di- vasodilatasi paru, sehingga mengakibatkan
deteksi. penurunan bermakna tekanan darah
Kateterisasi jantung kanan dapat di- sistemik jika peningkatan curah jantung
lakukan untuk mengkonfi rmasi diagnosis kompensasi tidak dapat dihasilkan karena
PH, menilai derajat keparahan dan PVR yang tetap. Respons simtomatik atau
respons vasodilatasi terhadap obat atau hemodinamik yang baik dari penggunaan
oksigen inspirasi konsentrasi tinggi, dan vasodilator menandakan bahwa pem-
arteriografi pulmonal juga dapat mem- buluh darah paru masih mampu melaku-
perlihatkan bukti penyakit tromboemboli. kan sedikit vasodilatasi dan dapat meng-
identifikasi pasien pada proses penyakit
Terapi tahap dini daripada pasien dengan PVR
Untuk penyebab sekunder PH, terapi . yang sudah menetap.
harus ditujukan pada etiologi dasar. Vasodilatasi jangka panjang dengan
Penyakit paru memberikan respons ter- epoprostenol (prostasiklin) intravena
hadap steroid, bronkodilator, oksigen digunakan sementara pasien menunggu
domisilier, antibiotik, dan defek jantung transplantasi. Terapi ini mahal namun
didapat dapat dikoreksi dengan pem- terbukti membantu mempertahankan
bedahan atau diperbaiki dengan sejumlah stabilitas pasien. Terapi bedah untuk PH
medikamentosa. PH karena PPOK dapat primer terdiri dari berbagai lenis pro-
berkembang perlahan (3 mmHg per sedur, misalnya transplantasi paru tunggal
tahun) namun mengimplikasikan prog- atau ganda, dengan atau tanpa transplan-
nosis yang buruk. Apnu tidur dapat mem- tasi jantung, dan untuk PH tromboemboli
beri respons pada suplementasi oksigen kronis termasuk disobliterasi arteri
dan tekanan saluran napas positif pulmonal proksimal dengan trombo-
kontinyu (continuous positive airway endarterektomi. Hasil dari semua
pressurelCPAP) melalui masker wajah prosedur pembedahan ini meyakinkan
yang melekat dengan erat. namun seleksi kasus sangat penting.
Oksigen merupakan vasodilator paru Hanya ada sedikit data bahwa anti-
poten, dan untuk semua penyebab PH, koagulan oral dapat memperbaiki ke-
pemberian oksigen domisiliar suplemen- tahanan hidup pada PH primer namun,
ter baik dengan
menggunakan silinder gas karena kondisi ini jarang, lumlah pasien
atau pemekat udara, dapat memperbaiki yang diteliti pada studi klinis terapi apa-
246 Bab l6: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru

pun sedikit sehingga kesimpulan yang kehamilan, terapi sulih hormon, dan
diambil tidak terlalu pasti. Namun, opini keadaan lain yang lebih jarang (misalnya
saat ini mendukung antikoagulasi dengan sindrom hiperviskositas, sindrom
warfarin pada pasien dengan PH primer nefrotik).
untuk mendapatkan INR sebesar 2,5-3,0. Beberapa pasien dengan EP memiliki
Tidak ada bukti bahwa antikoagulan abnormalitas pembekuan primer dasar
memberi manfaat pada pasien dengan PH yang memudahkan mereka mengalami
namun mungkin hal ini disebabkan karena hiperkoagulasi, seperti defek fibrinolisis,
penggunaan antikoagulan belum terlalu peningkatan kadar antibodi antifosfolipid,
banyak diteliti hingga sekarang. dan defisiensi kongenital antitrombin lll,
protein C, protein A, atau plasminggen.
r, iili;i,.l'.,..,,;,',:
Abnormalitas koagulasi ini jarang dan tes
,;t'.i.,
skrining rutin tidak efektif dari segi biaya,
Pendahuluan kecuali untuk pasien yang berusia kurang
Di AS, terdapat sekitar 600.000 kasus dari 50 tahun, pasien dengan riwayat
emboli paru (EP, pulmonary embolisml keluarga dengan tromboemboli, dan
PE) simtomatik tiap tahun, menyebabkan pasien dengan episode EP berulang
kematian 60.000 pasien dan memberi tanpa adanya penyebab yang jelas. Re-
kontribusi pada kematian 200.000 lainnya. sistensi terhadap protein C teraktivasi,
Di lnggris, sekitar 20.000 pasien yang disebabkan oleh mutasi gen faktor
meninggal tiap tahun di rumah /,akit V (mutasi Leiden), telah diidentifikasi.
karena EP dan sekitar 40.000 mengalami Resistensi ini dapat terjadi pada 5%
episode nonfatal. Tiap tahun sekitar I populasi, meningkatkan risiko trombosis
per 1000 populasi lnggris akan meng- sebesar 8- l0 kali pada kelompok ini,
alami EP, terutama selama atau segera dan ditemukan pada 20% pasien dengan
sesudah masa perawatan di rumah sakit; trombosis.
insidensi meningkat seiring penambahan
usia. Di rumah sakit umum akut, EP Patolisiologi
memberi kontribusi pada l% dari seluruh Efek klinis EP tergantung pada:
perawatan dan 15-20% kematian.
o deraiat obstruksi vaskular paru;
o pelepasan agen humoral vasoaktif dan
Etiologi bronkokonstriksi dari platelet teraktivasi
Trias klinis klasik yang merupakan pre- (misalnya serotonin, tromboksan A2);
disposisi tromboemboli paru dideskripsi- o penyakit kardiopulmonal sebelumnya;
kan oleh Rudolph Virchow tahun 1856, r usia dan kesehatan umum pasien.
yaitu: Afterload RV meningkat secara ber-
I trauma lokal pada dinding pembuluh makna bila lebih dari 25% sirkulasi paru
darah; mengalami obstruksi. Awalnya hal ini
2 hiperkoagulabilitas; mengakibatkan peningkatan tekanan RV,
3 stasis darah. kemudian diikuti oleh dilatasi RV dan
Sebagian besar pasien dengan EP me- regurgitasi trikuspid, dan dengan mulai
miliki kondisi klinis yang berkaitan dengan gagalnya ventrikel kanan, terjadi penurun-
faktor-faktor predisposisi ini, seperti an tekanan RV. Ventrikel kanan yang
trauma mayor, pembedahan dalam waktu normal tidak mampu meningkatkan
dekat sebelumnya, obesitas dan imo- tekanan arteri pulmonalis lebih banyak
bilitas, merokok, peningkatan usia, di atas 50-60 mmHg sebagai respons ter-
penyakit keganasan, pil kontrasepsi oral, hadap obstruksi mayor mendadak pada
Emboli paru (EP) 247

sirkulasi paru, sementara pada trombo-


emboli kronis atau PH primer tekanan j #*ics 16.I Diagnosis Banding EP

RV dapat meningkat secara bertahap o lnfark miokard


hingga tingkat suprasistemik (> 100 r Pneumonia
mmHg). Kombinasi dari penurunan aliran r Asma
darah paru dan pergeseran septum inter- o Pneumotoraks
ventrikel ke ruang ventrikel kiri akibat o Edema paru akut
ventrikel kanan yang mengalami dilatasi,
o Diseksi aorta
o Pleuritis
menurunkan pengisian ventrikel kiri. o Fraktur iqa
Maka, dispnu pada pasien dengan obs- . Nyerimuskuloskeletal
truksi berat akut sirkulasi paru dapat di- r Penyakit jantung kanan atau kiri
kurangi dengan manuver yang meningkat- r Kor pulmonal
kan aliran balik vena sistemik dan preload
ventrikel kiri, seperti berbaring datar,
mendongak dengan kepala ke bawah, dan
akibat hemodinamik embolus; namun,
infus koloid intravena. Hal ini berlawanan
banyal< emboli yang berukuran lebih l<ecil
dengan dispnu pada pasien dengan gagal
tidak dapat dideteksi secara klinis.
ventrikel kiri, yang gelalanya berkurang EP minor akut merupakan akibat dari
dengan manuver yang menurunkan obstruksi arteri pulmonalis kecil distal,
preload ventrikel kiri, seperti duduk sering mengakibatkan infark parenkim
tegak dan terapi diuretik. paru. Bila timbul gejala, dapat berupa
takipnu, nyeri dada pleuritik, dan hemop-
Gambaran klinis tisis. Biasanya tidak ada gangguan hemo-
Perbedaan klinis antara berbagai presen- dinamik dan pemeriksaan klin[s sering
tasiEP diberikan pada Tabel 16. l. Diag- normal namun bisa didapatkan takikardia,
nosis banding EP luas dan termasuk gesekan pleural, dan demam ringan.
keadaan ansietas minor hingga penyakit ' EP mayor akut disebabkan oleh
yang mengancam nyawa (Boks 16. l). obstruksi bermakna pada arteri pul-
Banyak pasien dengan EP memiliki monalis proksimal dan biasanya me-
penyakit konkomitan atau sedang dalam nyebabkan dispnu berat, nyeri dada
masa penyembuhan dari prosedur bedah sentral tumpul, takikardia, irama derap,
yang mempersulit interpretasi temuan peningkatan tekanan vena, dan takipnu.
fisik. Sebagai contoh, vena-vena kaki yang Bila obstruksi afteri pulmonalis men-
digunakan untuk pembedahan pintas dadak dan berat, dapat terjadi sinkop
koroner mengakibatkan pembengkakan atau kematian.
dan rasa nyeri pada kaki yang dioperasi, PH tromboemboli kronis jarang, ter-
merupakan gambaran yang kompatibel jadi pada sekitar 0,1% pasien yang
dengan trombosis, bahkan bila tidak ada berhasil selamat dari EP akut. Biasanya
trombosis vena dalam (deep venous muncul dengan dispnu yang memiliki
thrombosislDVT). Pasien pembedahan onset bertahap, dengan atau tanpa
jantung seringkali mengalami dispnu dan riwayat trombosis vena atau emboli paru
mengalami nyeri dada pascapembedahan, sebelumnya. PH tromboemboli kronis
sehingga membuat diagnosis EP lebih merupakan hasil dari obstruksi arteri
sulit. pulmonalis yang bertambah secara kronis,
EP menyebabkan berbagai derajat disebabkan oleh emboli yang tidak meng-
gangguan hemodinamik. Klasifikasi klinis hilang atau emboli berulang, atau
telah diajukan untuk mendeskripsikan trombosis in situ. Dapat timbul rasa tidak
248 Bab l6: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru

EP akut minol EP akut mayor EP kronis

Dispnu Ringan Berat Kronis, progreslf


Nyeri dada Pleuritik Akut, tumpul, senffal Eksersional, tumpul, sentral
Takikardia Ringan Biasanya bermakna Bervariasi
Tekanan darah Normal Rendah Normal hirrgga lanjut
Sianosis Tidak Umum Umum
Edema Tidak Tidak akut Umum
.]VP Normal Meningkat Meningkat
Bunyi jantung Normal S3 S3, 54, P2+
Radiografi toraks Sering normal Biasanya abnormal Abnormal
EKG Biasanya normal Biasanya abnormal Abnormal
TD sistolik PA Normal 30 50 mmHg >70 mmHg

TD, tekaran darah; EKG, elektrokardiogram; J\F, tekanan vena lugmlaris; P2, suara pulmonai kedua
PA, arteri pulmonalis; EP, emboli paru; 33, bunyi lantung ketiga; 34, bunyi iartung keempat.

Tabel 16.1 Perbedaan khnis antara berbagai kanan. Bila terlihat foramen ovale Paten
presentasl EP atau ASD, berikan perhatian khusus pada
tatalaksana kemungkinan embolisme
paradoksikal dari sirkulasi vena ke
nyaman di dada saat aktivitas fisik dan sistemik.
temuan klinis yang didapatkan meruPa- Perubahan radiografi toraks. sering
kan akibat dari kelebihan beban tekanan nonspesifik. Dilatasi arteri pulmonal
RV. proksimal mayor, dan area oligemia paru
dapat menandakan adanya obstruksi
Pemefiksaan penuniang arteri mayor. Gambaran opak berbentuk
Elektrokardiografi mu ngkin memperlihat- baji di lapangan paru perifer karena infark
kan sinus takikardia atau normal pada paru, dengan atau tanpa efusi pleura kecil,
EP minor, namun memperlihatkan ab- dapat terjadi pada EP minor. Pada PH
normalitas khas pada sekitar 30% pasien tromboemboli kronis, rasio l<ardiotorasik
dengan EP masif. Abnormalitas ini antara dapat meningkat dan mungkin ada
lain pola S I, Q3, T3 (gelombang S di gambaran yang menandakan dilatasi RV,
lead l, gelombang q dan gelombang T oligemia berbercak, dan dilatasi arteri
terbalik di lead lll), blok cabang serabut pulmonalis utama. Bila diduga EP, radio-
kanan, p pulmonal, dan deviasi aksis ke grafi toraks normal pada pasien yang
kanan. Perubahan nonspesifik, antara lain mengalami sesak napas akut dan hipok-
sinus takikardia, AF, dan inversi Selom- semia meningkatkan kemungkinan diag-
bang T di lead anteroseptal (Vl-V3), nosis EP. Radiografi toraks sering lebih
didapatkan pada 80-90% kasus EP. membantu bila mengindikasikan diagno-
Ekokardiografi: bisa terlihat dilatasi sis alternatif (misalnya pneumonia
iantung kanan dan perkiraan tekanan RV lobaris).
mungkin dilakukan bila dideteksi regur- Pemindaian paru V/Q isotop radio-
gitasi trikuspid. Adanya disfungsi RV di- nuklida (Gambar 16.3): pindaian perfusi
kaitkan dengan keluaran yang buruk. normal menyingkirkan EP bermakna.
Kadang, trombus bisa dilihat di jantung Namun, per{usi abnormal timbul pada
Emboli paru (EP) 249

# "#.
'&#

Gambar 16.3 Prndalan radronuklida V/O paru


memperlihatkan ventilasi normal (PV) namun
terdapat defek perfusl berbercak (PO) karena EP.

keadaan lain selain EP, seperui penyakit Gambar 16.4 Angiogranr paru memperlihatkan
EP masif menempati sebagian besar arteri
paru kronis dan pneumonia, dan bila pe-
pulmonahs utama kanan.
nilaian ventilasi dibuat secar'a simultan,
bukti adanya ketidal<seimbangan V/Q
sangat meningkatkan kemungkinan EP se- membantu menentukan apakah terdapat
bagai penyebab penurunan perfusi. EP.
Pindaian radionuklida biasanya dilaporkan o-dimer: pada keadaan di mana ter-
sebagai kemungkinan EP rendah, sedang, bentuk trombus, proteolisis fibrin yang
atau tinggi. Bila sugestif EP, pemindaian dimediasi oleh plasmin melepaskan frag-
radionuklida cenderung untuk menilai- men o-dimer. Peningkatan kadar o-dimer
rendah derajat keparahan angiografi dan ditemukan pada 90% pasien dengan EP
gangguan hemodinamik EP. yang dibuktikan dengan pemindaian V/Q
Angiografi paru (Gambar 16.4): pasien paru. Peningkatan kadar ini walaupun
dengan pindaian perfusi isotop normal sensitif untuk EP, namun tidak spesifik.
sangat tidak mungkin mengalami EP. Kadar o-dimer juga meningkat hingga I
Diagnosis EP dianggap dapat ditegakkan minggu pascapembedahan, pada infark
pada pasien dengan indeks kecurigaan miokard, sepsis, dan penyakit sistemik
klinis EP tinggi dan pindaian isotop me- lain. Dalam kaitannya dengan penilaian
nunjukkan kemungkinan EP. Kedua klinis, o-dimer normal memiliki tingkat
kelompok pasien ini kadang-kadant mem- akurasi prediktif negatif sebesar 97%
butuhkan angiografi. Namun, bila indeks sehingga dapat berguna dalam menying-
l<ecurigaan l<linis sedang atau tinggi dan kirkan keberadaan trombosis vena.
pindaian isotop ekuivokal, angiografi
harus dipertimbangkan. Tatalaksana (Gambar 16.5)
Magnetic resonance imqgrng (MRl) Anamnesis gejala dan faktor risiko pasien
dan pemindaian CT, terutama CT spiral harus didapatkan dengan jelas. Dengan
(helilal) diperkuat kontras, semakin sedikit pengecualian, pasien yang diduga
banyak digunakan dan dapat mendeteksi mengalami EP harus mendapatkan pe-
emboli yang tidak diduga secara klinis. meriksaan radiografi toraks dan EKG dan
Pemindaian CT merupakan pemeriksaan dirujuk untuk pemindaian V/Q paru. Bila
pilihan pada pasien dengan dugaan EP indeks kecu rigaan l<l i nis ti nggi, antikoagu l-
yang juga memiliki penyakit paru se- an haru.9 dirnulai, tanpa menunggu hasil
belumnya karena memungkinkan penilai- pemeriksaan penun jang. Selain terapi
an penyakit paru tersebut, selain juga suporcif (misalnya analgesia dan oksigen),
250 Bab l6: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru

r:, .rii , : ,r: ,:1 I r:fi i i :, :

Penilaian klin$, radlosraft toraks, dan EKG

*
Pindaian V/O paru
f
Probabilitas menengah
*
Probabilltas tinggi

Kecurigaan kiinis Kecurigaan klinis


rendah tlnggi

lr Plndalan CT atau angiogram balu

,l,T
Bukan EP
i ,1.

Terapi untuk EP

I
Terapi
EP minu akut anajqesia, oksigen, hepalin, warfarln
EP mayu akut koloid i.v. okslgen, heparin, (inotrop)
trombolisis (emblolektomi), warfarin

Gambar 16.5 Aigoritma tatalaksana untuk


dugaan EP akut. (aPTT). Heparin berat molekul lendah
(LMW) setidaknya memiliki efektivitas
yang sama dengan heparin tidak terfraksi
tiga pilihan terapi segera untuk EP adalah dalam tatalaksana pasien EP dengan
antikoagulasi dengan heparin, terapi hemodinamik stabil dan kurang meng-
trombolitik, dan embolektomi paru. alami pengikatan daripada heparin tidak
Antikoagulasi: heparin mempercepat ter{ral<si, sehingga tidak terjad i resistensi.
kerja antitrombin lll dan mencegah de- Waktu-paruhnya juga lebih panjang,
posit fibrin lebih lanjut, sehingga me- respons dosis lebih dapat diprediksi dan
mungkinkan sistem fibrinolitik tubuh me- lebih sedikit menyebabkan efek samping
lisiskan klot yang ada. Terdapat kecen- perdarahan. Satu studi acak membanding-
derungan untuk kurang melakukan anti- kan heparin dengan plasebo dalam
koagulasi pada pasien. Pasien dengan tatalaksana EP; studi tersebut menyimpul-
DVT dan EP mungkin membutuhkan kan bahwa heparin tidak menurunkan
lebih banyak heparin tidak terfraksi untuk mortalitas segera EP namun mungl<in me-
mencapai antikoagulasi yang adekuat di- nurunkan kematian yang disebabkan oleh
bandingkan dengan pasien tanpa emboli selanjutnya. Untuk pasien dengan
trombosis aktil karena adanya konsen- gangguan hemodinamik bermakna yang
trasi faktor Vll dalam plasma dan pro- disebabkan oleh EP, heparin harus di-
tein pengikat heparin yang tinggi. Bila di- pandang sebagai terapi ajuvan dan bukan-
perlukan dosis tinggi, pengawasan kadar nya terapi tunggal.
heparin plasma lebih disarankan daripada Trombolisis: studi-studi klinis
waktu tromboplastin parsial teraktivasi terkontrol yang membandingkan obat-
Emboli paru (EP) 25 I

obatan trombolitik dengan heparin telah kard, memiliki mortalitas tinggi.


menyimpulkan bahwa emboli paru hilang Emboli paru masif akut kadang dapat
lebih cepat dengan terapi trombolitik. didisrupsi dengan sukses menggunakan
Studi-studi tersebut juga menunjukkan kateter yang dimasukkan ke dalam arteri
bahwa mortalitas cenderung lebih rendah pulmonalis. Klot dapat terfragmentasi
pada paslen yang diterapi dengan sebagian dan memperbaiki aliran darah
trombolisis dibandingkan dengan heparin. paru, dan fragmen yang lebih kecil
Namun, populasi sampel kecil dan kemudian dapat memberi respons
hasilnya tidak bermakna secara statistik. dengan cepat terhadap trombolisis.
Diupayakan resolusi EP yang lebih cepat Prosedur pada vena kava inferior
karena gangguan hemodinamik yang ber- (lVC): ketika EP telah terjadi,.trombus
kepanjangan akan membahayakan pasien residual hampir selalu ada pada vena
dan, jika terjadi emboli lebih lanlut, dalam, seperti yang ditemukan pada
emboli tersebut akan memiliki efek he- otopsi pada lebih dari 90% kasus. Usaha
modinamik yang lebih sedikit jika emboli untuk mencegah emboli lebih lanjut telah
sebelumnya sebagian telah mengalami dibuat dengan interupsi bedah atau
lisis. Trombolisis harus dipertimbangkan aplikasi IVC; namun, insersi perkutan alat-
pada pasien dengan EP mayor yang meng- alat seperti filter dan payung @mbrella)
alami sinkop, hipotensi, atau hipoksemia lebih umum dilakukan. Teknik ini kurang
berat. Manfaat kedua dari trombolisis luas digunakan di lnggris daripada negara
adalah bahwa trombus vena iliofemoral Eropa lain dan AS. Tingkat rekurensi EP
yang potensial berbahaya dapat dilisiskan, dengan rejimen terapi yang tidak me-
meskipun hal ini dapat menyebabkan pe- libatkan alat-alat ini sangat rendah (sekitar
lepasan trombus dari dinding pembuluh 5%), dan iarang teriadi pasien yang men-
darah, mengakibatkan EP lebih lanjut. dapat terapi meninggal akibdt emboli
Tidak ada bukti bahwa terapi trombolitik lebih lanjut setelah l<eluar dari rumah
menghasilkan perbaikan aliran darah paru . sakit atau penyakitnya berl<embang men-
jangka panjang yang lebih baik dibanding- jadi PH tromboemboli kronis. Untuk
kan dengan terapi heparin. pasien dengan risiko tinggi emboli lebih
Embolektomi paru: beberapa pasien laniut, atau pada pasien dengan emboli
dengan gantguan hemodinamik berat berulang meskipun telah mendapat anti-
mungkin tidak dapat diselamatkan oleh koagulasi yang adekuat, filter IVC
terapi trombolisis yang membutuhkan mungkin bermanfaat. Pada fase akut EP
waktu l-2 jam untuk bekerja. Selain itu, masif, tiap prosedur pada IVC yang me-
trombolisis juga' dikontraindikasikan pada nurunkan aliran balik vena potensial ber-
beberapa pasien, dan lainnya memburuk bahaya.
meskipun diberikan trombolitik. Untuk
sebagian kecil pasien dengan EP masif
EP minor akut
yang masuk ke dalam kelompok ini, em-
bolektomi paru mungkin dapat me- Pasien dengan gangguan hemodinamik
nyelamatkan jiwa. Jika dipertimbangkan harus diberikan analgesia, oksigen, dan
dilakukan embolektomi, harus dilakukan heparin; kombinasi ini lebih baik di-
angiografi Paru untuk memperlihatkan bandingkan pemberian antikoagulan saja.
lokasi dan luas obstruksi arteri pulmo- Dosis antikoagulan yang dibutuhkan
nalis dan, yang terpenting, untuk me- harus mencukupi untuk mengontrol
yakinkan diagnosis telah tepat. Pasien aPTT tetap dalam kisaran 2,5-3,0 kali nilai
yang salah menjalani embolektomi bedah kontrol. Pemberian antikoagulan oral
untuk diagnosis lain, seperti infark mio- biasanya dilakukan secara simultan. Satu
752 Bab l6: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru

strategi yang beralasan adalah memberi- respons terhadap terapi. Jika pengawasan
kan 100 lU/lg heparin sebagai dosis awal, vena sentral tidak dapat dilakukan, oksi-
diikuti oleh infus 1000-2000 lU/iam. metri arteri transkutan dapat mem-
Risiko perdarahan lebih rendah dengan berikan penilaian resolusi. Jika mungkin,
infus heparin intravena kontinyu di- insersi infus arteri harus dihindari bila
bandingkan derigan dosis bolus intravena diberikan trombolisis.
intermiten. Heparin LMW dapat diguna- EP masif memiliki mortalitas dini yang
kan pada pasien dengan hemodinamik tinggi dan terapi segera harus dilakukan.
stabil ( I 50-200 mgi lg berat badan, sekali Kecuali dikontraindikasikan, berikan 1,5
sehari). Bila warfarin dimulai selama juta U streptokinase selama 2 iam,
trombosis aktif, kadar protein C dan dengan atau tanpa hidrokortison.(100
protein S turun, menghasilkan potensi mg), diikuti oleh streptokinase 100.000
trombogenik. Maka pemberian warfarin lU/iam i.v. selama 24-72 iam dan
oral harus diimbangi dengan heparin kemudian warfarin dan heparin, hingga
simultan i.v selama 4-5 hari. Antikoagulan didapatkan antikoagulasi oral yang
oral diberikan untuk mencapai INR se- adekuat. Di AS urokinase lebih dipilih
besar 2,5-3,0 dan biasanya dilanjutkan daripada streptokinase dan telah di-
selama 3-6 bulan, meskipun durasi ideal bandingkan dengan aktivator plasminogen
terapi tidak diketahui. Jika koagulopati jaringan (tPA). Studi-studi mengimplikasi-
primer diidentifikasi, terapi jangka paniang kan resolusi trombus paru yang lebih
dengan war"farin harus diteruskan. cepat dengan tPA i.v. 100 mg selama 2
jam dibandingkan dengan urokinase,
EP mayor akut namun efeknya serupa setelah 12-24 iam.
lnfus tPA arteri pulmonalis telah terbukti
Bila perlu, resusitasi harus dilakukan
tidak lebih baik daripada pemberian
sebelum pemeriksaan penuniang. Pasien
intravena.
didongakkan pada posisi dengan posisi
kepala di bawah, diberikan oksigen, dan
dipindahkan ke unit perawatan intensif PH tromboemboli kronis
(intensive care unitACU) atau unit Karena perjalanannya yang tidak jelas, PH
dependensi tinggi (high dependency unitJ tromboemboli kronis umumnya muncul
HDU) di mana dapat dilakukan peng- lanjut, pada tahap di mana hanya ada
awasan hemodinamik dan respirasi. sedikit alternatif dari tromboendarterek-
Akses vena sentral harus dimasukkan tomi paru atau transplantasi paru atau
untuk mengukur tekanan vena dan me- jantung-paru. Meskipun vasodilator telah
mungkinkan pemberian koloid intravena digunakan untuk terapi PH kronis, vaso-
dengan berhati-hati dan inotropik serta dilator tidak efektif jika kelainan primer
trombolitik. Jika direncanakan pemberian adalah oklusi arteri pulmonalis yang di-
terapi trombolitik, gunakan pendekatan sebabkan oleh trombus yang menetap,
jugular daripada infraklavikular. Bila akses meskipun dapat membantu rekruit
vena sentral didapatkan, pemasangan pembuluh darah paru sisanya. Oksigen
kateter arteri pulmonalis termodilusi domisilier dapat membantu mengurangi
harus dipertimbangkan karena memung- gejala.
kinkan pengukuran serial curah iantung
dan pengawasan tekanan arteri pulmo-
nalis serta saturasi oksigen vena campur-
an, yang membantu menilai laiu resolusi Jika diagnosis EP telah ditegakkan, hanya
obstruksi arteri pulmonalis sebagai sedikit yang bisa didapatkan dari peme-
Trombosis vena dalam 253

riksaan vena-vena dalam karena hampir trombosis vena proksimal namun kurang
semua pasien mengalami DVT, meskipun sensitif (80% pada pasien simtomatik dan
banyak yang tidak memberikan geiala. 40-50% pada pasien asimtomatik) dalam
Pada pemeriksaan otopsi pasien yang mendeteksi trombosis vena betis. Jika
meninggal karena EP, 83% mengalami hasilnya normal namun dugaan klinis
DW tungkai namun hanya 19% yang me- trombosis vena tinggi, tes harus diulang
nunjukkan gejala. Begitu pula, EP dapat setelah 3-5 hari. Pemeriksaan yang nor-
asimtomatik pada pasien dengan DVT. mal dan nilai o-dimer plasma normal
Pada studi terapi DVT tungkai proksimal, hampir selalu menyingkirkan trombosis.
40% pasien mengalami EP asimtomatik, Diagnosis trombosis vena berulang
diagnosis EP didasarkan pada pindaian seringkali sulit karena pemeriksaan dapat
V/Q abnormal. abnormal sebagai akibat dari episode
sebelumnya. Bila tidak ada penyebab
Pemeriksaan penunjang DVT yang jelas, keganasan yang ter-
Jika diagnosis EP kurang jelas, atau pe- sembunyi harus dicari, terutama bila
mindaian radionuklida paru atau angio- terjadi DVT berulang. Prosedur bedah
grafi paru tidak tersedia, pemeriksaan memiliki risiko DVT tertinggi termasuk
vena-vena dalam dapat membantu. Jika operasi pelvis, panggul, dan lutut; tanpa
kecurigaan klinis EP dan pemindaian paru profilaksis, 60-80% pasien ini mengalami
radionuklida ekuivokal, pemeriksaan DVT. Pasien yang menderita trauma
penunjang mengimplikasikan adanya DVT, mayor, infark miokard, stroke, dan ke-
terutama di proksimal betis, meng- lainan trombofilik juga memiliki risiko.
indikasikan perlunya antikoagulan. Sekitar Pada pasien-pasien ini, heparin subkutan
75% pasien yang datang dengan dugaan dosis rendah (5000 lU dua atau tiga kali
klinis DVT tidak mengalami DVT. Hanya sehari), stoking antiembolisme, dan kom-
50% pasien dengan DVT memperlihatkan presi tungkai pneumatik intermiten dapat
gejala klasik berupa betis yang mem- . bermanfaat. Penggunaan heparin sub-
bengkak dan nyeri tekan dengan tanda kutan perioperatif dapat mencegah 66%
Homan positif dan gejala-gelala ini dapat DVT, dan bermakna mengurangi EP fatal.
ada pada pasien tanpa DVT. Maka, iika Heparin LMW dapat bermanfaat dan
diduga DVT, diperlukan pemeriksaan digunakan sebagai profilaksis pada pasien
penunjang lebih lanjut. ortopedi.
Venografi kontras merupakan peme-
riksaan baku emas standar yang meniadi Terapi
titik sandar penilaian teknik pletismografi Antiko4gulan: terapi untuk DVT prok-
impedansi, pemindaian tungkai radio- simal adalah heparin intravena, mulanya
fibrinogen, dan Dupleks (penilaian aliran diberikan sebagai bolus dengan dosis
Doppler dikombinasikan dengan pe- 5000 lU dan dilanjutkan dengan infus
mindaian ultrasonografi) yang lebih baru. kontinyu minimal 30.000 lU/hari selama
Akurasinya dalam mendeteksi DVT ter- 4-7 hari. Dosis harus disesuaikan ber-
gantung pada pengalaman operator. dasarkan hasil tes laboratorium. Pasien
Ultzsonografi lebih tidak invasif dari- yang mendapatkan heparin dengan dosis
pada venografi dan lebih akurat daripada antikoagulasi subterapeutik dalam 24 iam
pletismografi impedansi. Oleh orang yang peftama mengalami l5 kali tingkat reku-
berpengalaman, dan dengan penggunaan rensi trombotik daripada pasien yang
Doppler dupleks berwarna, ultrasono- mendapatkan antikoagulan adekuat. Pem-
grafi vena femoralis, popliteal, dan betis berian heparin subkutan intermiten,
sangat sensitif (>90%) untuk mendeteksi 17.500 lU dua kali sehari, terutama
2s4 Bab 16: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru

dengan LMW, juga efektif dan me- geiala nyeri, pembengkakan, dan kadang
mungkinkan pasien keluar dari rumah ulserasi tungkai bawah. Sindrom ini
sakit lebih cepat. Tiga meta-analisis data terjadi pada lebih dari 50% pasien dengan
dari studi-studi yang membandingkan DVT proksimal dan pada sekitar 33%
LMW dengan heparin tidak terfraksi pasien dengan trombosis vena betis.
konvensional' mengimplikasikan bahwa Terapi DVT betis masih kontro-
heparin LMW lebih efektif dalam men- versial. Studi diagnostik mengimplikasi-
cegah rekurensi dan menyebabkan lebih kan bahwa hanya20% trombus vena betis
sedikit efek samping perdarahan. Sedikit meluas ke vena proksimal dalam 2
penurunan jumlah platelet umum terjadi minggu sejak pasien datang. Sisanya
pada tahap awal terapi heparin tidak ter- mungkin kecil dan mengalami resolusi
fraksi namun hanya3% pasien mengalami tanpa konsekuensi apapun. Satu studi
trombositopenia imun yang dimediasi mengimplikasikan bahwa tingkat mor-
oleh imunoglobulin G (lgc) yang dapat biditas lebih rendah pada pasien yang
berat dan harus diduga bila jumlah plate- mendapat antikoagulan untuk DVT betis
let di bawah 100.000/mm3 atau kurang dibandingkan dengan pasien yang tidak
dari 50% kadar terendah. Penggunaan he- mendapatkannya namun jumlah pasien
parin LMW menurunkan kejadian kom- yang diteliti sedikit. Jika antikoagulan tidak
plikasi ini secara bermakna. diberikan, ekstensi trombus di proksimal
Antikoagulasi oral dengan war{arin betis dapat dinilai dengan ultrasonografi.
harus segera dimulai, ditujukan agar
mendapatkan INR sebesar 2,5-3,0. Durasi
optimal terapi antikoagulan oral tidak
jelas. Hasil dari tiga studi acak mereko- American Thoracic Society. The diagnostic
mendasikan bahwa terapi diberikan approach to acute venous thromboem-
minimal 3 bulan dan mungkin selama 6 bolism. Am/ Respir Crit Care Med 1999:
bulan. Pasien dengan episode berulang 160: 1043-66,
harus mendapat warfarin jangka panjang. Arcosaoy S. Thrombolyric therapy for pul-
Perempuan hamil yang membutuhkan monary embolism. A comprehensive
antikoagulan harus diterapi dengan hepa- review of current evidence. Chest 1999;
rin tidak terfraksi atau LMW, yang tidak l15:1695-707.
melintasi plasenta dan aman untuk janin; British Thoracic Society. Suspected pulmo-
warfarin dapat menyebabkan perdarahan
nary embolism: a practical approach.
Thorax 1997;52 (suppl 4): Sl-S52.
janin dan potensial teratogenik. Heparin
Guidelines on diagnosis and management of
yang digunakan lebih dari 4 minggu dapat
acute pulmonary embolism. Task Force
menyebabkan osteoporosis. on Pulmonary Embolism, European So-
Obat-obatan trombolitik bisa meng- ciety of Cardiology. Eur Hearc J 2000:
hasilkan resolusi DVT yang lebih cepat 2l: l30l-1336.
daripada heparin namun tidak menurun- Hirsh J, Hoak J. Management of deep vein
kan rekurensi atau menurunkan gejala thrombosis and pulmonary embolism.
pascatrombosis dibandingkan dengan Circulation 1996; 93: l2l2-45.
antikoagulan standar. Sindrom pasca- Peacock AJ. Pulmonary Circulation: a Hand-
trombolisis, disebabkan oleh hiperrensi book for Clinicians. London: Chapman
vena karena inkompetensi katup vena and Hall, 1996.
dan obstruksi vena residu, merupakan Rubin LJ. Primary pulmonary hypertension.
komplikasi kronis DVT dan terdiri dari Chest 1993; 104: 236-50.
Kehamilan dan Jantung

Kehamilan normal, 255 Kardiomlopati, 256


Penyakit jantung kongenital, 255 Hipertensi, 257
Hipertensi paru primer, 256 Aritmia, 257
Penyakit lantung reuma, 256 Profilaksis antibiotik pada kehamilan, 257

o lelah
. penurunan toleransi latihan
Kehamilan dan waktu nifas berkaitan r dispnu
dengan sejumlah perubahan-perubahan . ortoPnu
kardiovaskular. Volume darah meningkat o pusing
sampai 50% dan lebih besar dari kenaikan . kadang-kadang sinkop
massa sel darah merah, sehingga terjadi Pada pemeriksaan diperoleh tanda-
pengenceran hemoglobin. Hematokrit tanda:
dapat turun sampai 35% dan kadar hemo- r takikardia
globin menjadi sekitar ll0-120 g/1. lsi o tekanan denyut lebar
sekuncup dan curah .jantung meningkat o edema perifer
sampai 30-50% tetapi biasanya paling o tekanan vena jugularis (JVP)
rendah dalam posisi supine karena kom- meningkat
presi vena kava oleh uterus hamil me- o impuls ventrikel kanan teraba
nyebabkan pengembalian vena berkurang. . bunyi jantung pertama (Sl) keras
Tekanan darah sistemik turun ke titil< o peningkatan pemecahan bunyi jantung
nadir pada trimester kedua karena va- kedua (S2)
sodilatasi tetapi kemudian meningkat . murmur aliran mid-sistolik.
sampai mendekati kelahiran dan terutama
Elektrokardiogram (EKG) dapat me-
karena adanya rangsangan nyeri dan rasa
nunjukkan deviasi aksis QRS dan per-
cemas waktu melahirkan. Tekanan
ubahan gelombang T, dan ekokardiografi
diastolik turun lebih besar dari sistolik
memperlihatkan peningl<atan dimensi
menyebabkan peningkatan tekanan
ventrikel kiri dan kanan, sedikit pening-
denyut nadi. Denyut jantung biasanya
katan ukuran atrium, regurgitasi fungsi-
meningkat l0-20 denyut per menit pada
onal mitral dan trikuspid ringan, dan
trimester akhir. Kelahiran per vaginam
sedikit efusi perikard.
menimbulkan stres hemodinamik seperti
seksio Caesaria dan bukanlah opsi yang
aman untuk perempuan dengan penyakit
jantung yang sudah ada sebelumnya.
Selama kehamilan normal, gejala- Pasien-pasien dengan penyakit iantung
gejala antara lain: nonsianotik umumnya dapat diberikan
256 Bab 17: Kehamilan dan Jantung

pelayanan kesehatan sampai melahirkan :..a:ata.l .r:


dengan sukses meskipun perubahan-per-
ubahan hemodinamik biasanya memberi- Keberhasilan kehamilan tergantung pada
kan perburukan gejala-gejala. Keluaran keadaan dan parahnya penyakit katup.
yang tidak baik dapat diramalkan pada Lesi yang paling banyak ialah stenosis
penyakit iantung sianotik, yakni penderita mitral (MS), dengan efek hemodinamik-
hipertensi paru berat dan pasien dengan nya akan lebih jelek jika terjadi peningkat-
gejala-gejala yang cukup parah sebelum an volume darah. Pasien dapat diharapkan
hamil. Tindakan induksi elektif tepat pada melahirkan per vaginam kecuali MS berat
waktu janin sudah sempurna dan dengan (luas katup < I cm2). Anestesia epidural
menggunakan pengawasan hemodinamik lebih baik karena vasodilatasi yang terjadi
dan layanan medis khusus akan mem- dan adanya penurunan tekanan atrium
perbaiki keluaran. Seksio Caesaria harus kiri dan arteri pulmonal. Pada MS berat
dipertimbangkan pada hampir semua dengan perburukan hemodinamik, telah
wanita dengan kelainan jantung kongenital
dilaporkan juga keberhasilan tindakan
bedah valvotomi tertutup dan valvulo-
apapun selain kelainan jantung kongenital
plasti mitral balon perkutan. Perlu per-
sederhana (misalnya defek septum
hatian untuk memperkecil paparan radiasi
atrium/ASD). Perlunya antibiotik untuk
bagi ibu hamil dan jika prosedur dengan
profilaksis masih dipersoalkan, tetapi
radiasi diperlukan, perlu ditangguhkan
banyak yang merasa bahwa risiko pem-
sedapat mungkin sampai akhir kehamilan.
berian antibiotik ini begitu kecil dibanding
Pembedahan katup mitral terbuka (valvo-
konsekuensi endokarditis yang mungkin
tomi atau penggantian) mengandung
terjadi dan amat berbahaya, dengan risiko pada ibu atau ianin. Pasien dengan
pengecualian ASD sekunder, semua
regurgitasi mitral atau aorta dan pasien
pasien penyakit jantung kongenital harus
dengan penyakit lain kecuali stenosis
diberi profi laksis antibiotik. aorta berat, dapat mentoleransi ke-
hamilan dengan baik. Umumnya untuk
penderita penyakit katup dianjurkan
pemberian profilaksis antibiotik, pada
persalinan vaginal ataupun seksio.
Penyakit ini penyebab mortalitas yang Antikoagulan oral berpotensi teratogenik
tinggi selama hamil (40%), yang idealnya dan tatalaksana pasien hamil yang
harus dihindarkan atau dipertimbangkan memerlukan antikoagulan untuk katup
untul< terminasi. Karena kontrasepsi oral asli atau prostetik perlu melibatkan
mungkin merupakan faktor penyebab, spesialis kardiologi dan hematologi.
maka sterilisasi dengan ligasi tuba me-
rupakan metode yang lebih baik untuk
pembatasan kelahiran. Jika kehamilan
harus diteruskan dengan alasan apapun, Sebagian besar pasien dengan kardiomio-
terapi yang diberikan sama seperti untuk pati hipertrofik (HCM) dapat ditata
kondisi dasar dengan induksi kelahiran laksana selama hamil dengan baik, meski-
per vaginam. Jika dipertimbangkan seksio, pun beberapa gejala cenderung ber-
maka jenis anestesia yang mungkin dapat tambah buruk dan risiko aritmia ventrikel
menyebabkan hipotensi hebat (ino- meningkat. Terapi yang diberikan sama
tropisme negatif, vasodilatasi sistemik) seperti pada perempuan tidak hamil
harus diperhatikan. dengan kondisi ini, yaitu menghindari
Profilaksis antibiotik pada kehamilan 257

obat yang mungkin teratogenik atau


memperburuk hemodinamik janin. Risiko
''fi tiidi .,8$,
gi',,,,,,;,,,,,:.', ..,

endokarditis meningkat pada HCM, Kehamilan berkaitan dengan peningkatan


terutama tipe obstruktif dan umumnya insidensi aritmia dengan atau tanpa
dianjurl<an profilaksis antibiotik pada penyakit lantung yang sudah ada sebelum-
waktu mdlahirkan. Kardiomiopati nya. Pada perempuan sehat, ektopik ven-
peripartum merupakan kasus yang iarang trikel atau atrium dapat terjadi. Palpitasi,
dilumpai, dengan sebab yang tidak di- pusing, dan bahkan pingsan dapat teriadi
ketahui, dengan angka kejadian l: I 0.000 selama kehamilan normal dan ini larang
kehamilan, tertinggi di Afrika (sampai berkaitan dengan aritmia yang tercatat.
l%). lnsidensi lebih besar pada kehamilan Flutrer dan fibrilasi atrium jarang, tetapi
kembar, usia ibu di atas 30 tahun, dan takikardia re-entri biasanya mengeksa-
multipara. Keadaan menyebabkan ini serbasi kehamilan. Obat antiaritmia se-
kardiomiopati dilatasi (DCM) yang dapat dapat mungkin dihindarkan meskipun
menjadi berat dan mengancam nyawa, digoksin, kuinidin, lidokain (lignokain),
dengan gejala bermula pada trimester dan adenosin dianggap aman. Kardioversi
terakhir, kadang-kadang tidak diketahui arus searah (DC) dapat dikerjakan jika
dan berlanjut sampai tahap akhir aritmia berlangsung lama atau hemo-
kehamilan normal. Jadi, diagnosis baru dinamik buruk.
dapat ditegakkan setelah melahirkan.
Terapi yang diberikan sama seperti pada
Profi laksis antibiotik dalam
pasien gagal jantung, hidralazin sebagai .t:,
.,159ftffifCh,:,r;-:,,',,r,r::
-,
:,,.,,,,.,.1r. .
r.,1.,
.r
i,,r",,
vasodilator yang aman selama kehamilan.
Beberapa pasien sedemikian parah r Ampisilin i.v. atau i.m. 2,0 g dengan
sehingga perlu transplantasi jantung, gentamisin 1,5 mgikg (tidak >80 mg) 30
meskipun umumnya dapat sembuh dalam menit sebelum tindakan/partus, dengan
beberapa tingkatan yang sulit diramalkan amoksisilin 1,5 g per oral 6 jam kemudian
pada waktu bayi dilahirkan. Kehamilan atau i.v. 8 jam l<emudian.
selanjutnya seharusnya dilarang karena r Untuk yang alergi terhadap penisilin,
l<ondisi ini dapat berulang. gunakan vankomisin i.v. 1,0 g selama I
jam dengan gentamisin i.m. 1,5 mgi kg
i (bukan >80 mg) I jam sebelum tindakan
I::,lrltpeffi ',,.,'i .,,,
it, ..'.,, i,t .',
il+,,,' dan diulangi 8 jam kemudian.
Lihat Bab 4. . Untuk pasien risiko rendah 3,0 g
amoksisilin per oral I jam sebelum
tindakan dan I,5 g 6 jam sesudahnya,
sudah cukup.
Penyakit Jantung
Kongenital pada Pasien
Dewasa

Pendahuluan, 258 Lesi tidak umum dan kompleks, 266


Lesi umum, 258

lF"dd ,
tepat untuk memisahkan lesi umum dan
tidak umum, dan apakah pasien sebelum-
Penyakit jantung kongenital jarang di- nya telah menjalani pembedahan. Dalam
temukan pada pasien dewasa namun fre- kategori ini, lesi dapat melibatkan baik
kuensinya berubah karena perbaikan ke- pirau ataupun obstruksi aliran darah, atau
tahanan hidup setelah pembedahan dan kombinasi keduanya.
kecenderungan yang lebih besar ke arah Lihat Boks 18. I untuk rangkuman lesi
pembedahan korektif daripada pem- umum dan Boks 18.2 untuk lesi tidak
bedahan paliatif pada awal kehidupan. umum dan kompleks.
Morbiditas dan mortalitas prosedur pem-
bedahan terbaru belum dapat dinilai hasil
jangka panjangnya dan perkembangan se-
lanjutnya penyakit kardiovaskular didapat
Lesi pirau
tambahan, seperti hipertensi sistemik,
penyakit iantung koroner, dan penyakit Pirau menandakan adanya hubungan
katup degeneratif, dapat lebih lanjut langsung antara jantung kiri, atau sirkuit
meningkatkan kompleksitas penyakit. arteri sistemik (darah teroksigenasi), dan
lnsidensi lesi jantung kongenital jantung kanan, atau sirkuit arteri pul-
sekitar 0,8% dari kelahiran hidup. Tidak monalis (darah terdeoksigenasi). Hubung-
semua pasien akan mencapai usia dewasa. an ini paling umum terjadi antara struktur
Selain itu, banyak lesi sederhana membaik sisi kiri dan struktur kanan pada level
pada saat pasien mencapai usia dewasa. yant sama dalam sirkulasi, misalnya
Sebagai contoh, defek septum ventrikel antara atrium (ASD), ventrikel (VSD),
(VSD) dapat menutup secara spontan atau pembuluh-pembuluh darah besar
atau duktus arteriosus paten (PDA) (hubungan aorto-pulmonal). Kadang,
dapat ditutup secara bedah atau dengan pirau terjadi antara level yang berbeda,
alat yang dimasukkan perkutan pada masa misalnya dari aorta ke atrium kanan atau
anak-anak, tanpa perlu pemeriksaan ventrikel (ruptur sinus Valsalva) atau
lanjutan jangka panjang. antara ventrikel kiri dan atrium kanan
Secara tradisional, lesi jantung (defek septum ventrikel membranosa
kongenital diklasifikasikan menurut ada Gerbode). Begitu pula, fistula arteri
atau tidaknya sianosis namun ini tidak koroner ke atrium kanan atau arteri
lagi membantu pada pasien dewasa. Lebih pulmonalis iuga dapat menjadi penyebab
Lesi umum 259

i ubahan bermakna pada jantung kanan,


ffiq:$es iS"B Lesi Umum
peningkatan aliran darah paru yang ber-
Pirau langsung kronis akan menyebabkan pe-
o Foramen ovale paten (PFO) ningkatan hipertensi paru, dan, akhirnya,
r ASD dan aneurisma
pirau akan membalik dan menjadi
r Anomali drarnase vena pulmonalls
dominan 'kanan-ke-kiri'. Hal ini meng-
o VSD
r Duktus arteriosus paten (persisten) akibatkan sianosis karena jumlah darah
terdesaturasi bermakna yang memintas
Lesi obstruktit paru dan memasuki sirkulasi sistemik.
. Stenosis pulmonal (PS) Pada titik ini, hipertensi paru menjadi
r Stenosis aorta ireversibel dan terjadi sindrom Eisen-
o Koarktasio aorta menger. Terminologi kompleks Eisen-
menger umumnya digunakan untuk
Lain-Iain
pembalikan pirau sebagai akibat dari VSD
o Sindrom Marfan
besar karena hal ini merupakan kondisi
t--*---"-- -"'.----'--- asli yang dideskripsikan. Begitu sindrom
.

, ffisns t8"? Lesi Tidak Umum Eisenmenger ter.jadi, intervensi bedah


dan
i Kompleks
I
untuk menutup defek bukan merupakan
i
terapi yang tepat dan akan menyebabkan
r Transposrsi arteri besar (TGA) perburukan hipertensi paru, gagal jantung
r Transposisiterkoreksi kanan, dan kematian.
o Atresia trikuspid/ventrlkel kanan tidak
Komplilcasi utama defek jantung
ada
o Aneutisma sinus Vaisalva kongenital adalah:
o Fistula arteri koroner r hipertensi paru;
r Tetra]ogi Fallot . endokarditis infel<tif;
o Anomali Ebstein r gagal iantung;
. Eisenmenger dan kompllkasi slanosrs .. sianosis sentral;
r Displasia ventnkel kanan o aritmia atrium dan ventrikel;
r gagal jantung kanan;
hubungan antara sirkuit sistemik dan . regurgitasi katup.
pulmonal.
Pada awalnya, darah cenderung me- Foramen ovale paten
nsalir terutama dari iantung kiri ke Foramen ovale paten (PFO) sebenarnya
jantung kanan l<arena perbedaan tekanan, tidak sepenuhnya merupakan abnorma-
meskipun mungkin terdapat sejumlah litas kongenital namun merupakan satu
kecil aliran dua arah pada banyak kasus. variasi normal yang terdapat pada 25%
Pirau'kiri-ke-kanan' ini meningkatkan populasi dewasa. PFO diduga pada pasien
aliran darah paru sehingga lebih banyak muda dengan stroke emboli karena em-
darah mengalir di sekitar paru dibanding- bolisasi paradoksal trombus dari vena-
kan dengan sirkuit sistemik. Rasio aliran vena pelvis atau tungkai dapat terjadi me-
darah antara kedua sirkuit (normalnya lewati hubungan interatrial, ke dalam
l:l)
dapat diukur pada kateterisasi jantung kiri dan kemudian ke otak. Tidak
jantung (lihat Bab 3) dengan rasio paru ada tanda klinis dan elektrokardiografi
terhadap sistemik (Qp:Qs) sebesar 2: I (EKG), radiografi toraks, serta ekokar-
umumnya dianggap memiliki kebermakna- diografi transtorasik (TTE) normal. Di-
an hemodinamik. Bila tidak dikoreksi, agnosis biasanya ditegakkan dengan eko-
pirau sebesar ini akan menyebabkan per- kardiografi transesofageal (TEE) di mana
260 Bab l8: Penyal<it lantung Kongenital pada Pasien Dewasa

dapat dilihat aliran antara lapisan sep- sangat jarang pada orang dewasa, dan
tum atrium (Gambar 18. l)atau kontras meskipun dapat terjadi secara terpisah,
dilihat berjalan dari kanan-ke-kiri melalui lebih umum dilihat sebagai komponen
septum atrium yang seharusnya utuh atrium dalam satu spektrum defek
selama manuver Valsalva yang meningkat- septum atrioventrikel (defek saluran AV).
kan tekanan'atrium kanan. PFO juga
penting pada penyelam laut dalam karena Gambaran klinis
dekompresi yang cepat, sebagai akibat ASD dapat timbul pada hampir semua
naik ke permukaan terlalu cepat, meng- umur. Gejala seringkali minimal, baik
akibatkan pembentukan gelembung nitro- dispnu latihan ringan atau palpitasi karena
gen dalam darah vena, yang kemudian aritmia atrium. Anak-anak sering me-
masuk ke dalam sirkulasi sistemik dan laporkan bahwa mereka kurang mampu
menyebabkan sekuele neurologis. Pada berolahraga atau bermain dengan teman-
beberapa kasus, dibutuhkan penutupan temannya di sekolah.
defek dengan alat perkutan atau pem- Tanda-tanda klinis juga tidak jelas dan
bedahan (lihat di bawah). dibutuhkan pemeriksaan teliti. Bunyi
jantung kedua (S2) sangat terpecah dan
Defek septum afiium pemisahan kedua komponen (bunyi
Terdapat tiga tipe dasar ASD, diklasi- kedua aorta (A2)-bunyi kedua pulmonal
fikasikan menurut posisinya: (P2)) tidak bervariasi dengan respirasi.
I defek sekundum; Ventrikel kanan dapat dipalpasi dan biasa-
2 defek sinus venosus; dan nya terdapat murmur aliran sistolik
3 defek ostium primum. karena peningkatan aliran darah yang me-
Defek sekundum merupakan defek lewati katup pulmonal. ASD dapat di-
yang paling sering ditemukan dan paling kaitkan dengan prolaps katup mitral dan
baik teridentifikasi oleh ekokardiografi beberapa regurgitasi mitral.
serta jelas tervisualisasi dengan TEE . EKG mungkin memperlihatkan blok
(Gambar 18.2). Defek sinus venosus cabang serabut kanan (right bundle
dapat sulit dicitra dengan TTE konven- branch b/ocl<tRBBB) parsial atau komplet,
sional dan mungkin hanya bisa dilihat dan radiografi toraks memperlihatkan
dengan pencitraan transesofageal arteri pulmonalis dan pletora pulmonal
(Gambar 18.3). Defek ostium primum yang prominen akibat peningkatan aliran

Gambar 18.1 Ekokardiogram


transesofageal pada pasien
dengan PFO. Perhatikan
warna merah antara lapisan-
lapisan septum atrium.
Lesi umum 261

Gambar 18.2 Ekokardiogram


transesofageal pada pasien
dengan ASD sekundum
tipikal, mendemonstrasikan
satu lubang besar antara
atrium kui (LA) dan atrium
kanan (RA) pada bagian
tengah septum atrium.

Gambar 18.3 Ekokardioglafi


transesofageal darr ASD sinus
v-anoslts

darah paru. Ekokardiografi, terutama sesuai, biasanya pada defek sekundum


transesofage, mendemonstrasikan posisi berukuran menengah.
defek dan dilatasi jantung kanan. Katete- Setelah keberhasilan pembedahan
risasi jantung sekarang jarang dilakukan atau penutupan dengan alat, komplikasi
untuk ASD sederhana. langka panjang jarang terladi dan ter-
utama ditentukan oleh ukuran pirau kiri-
Tatalaksana ke-kanan sebelum pembedahan serta
Defek kecil yang tidak cukup besar untuk lama intervensi. Semakin besar pirau dan
menyebabkan dilatasi bermakna jantung semakin lama saat penutupan defek, maka
kanan mungkin tidak membutuhkan semakin besar kemungkinan dilatasi
intervensi. Biasanya direkomendasikan jantung kanan bermakna dan hipertensi
bahwa defek yang lebih besar ditutup paru. Masalah jangka panjang yang paling
kecuali pada pasien berusia tua. Pem- sering terjadi adalah timbulnya aritmia
bedahan memiliki morbiditas dan mor- atrium, terutama fibrilasi atrium, yang
talitas rendah namun penutupan dengan mungkin membutuhkan pengobatan
alat yang dimasukkan perkutan sekarang antiaritmia dan/atau antikoagulasi jangka
merupakan alternatif pada pasien yang panjang. Risiko endokarditis infektif pada
262 Bab l8: Penyakit Jantung Kongenital pada Pasien Dewasa

ASD yang tidak dikoreksi sangat rendah dan ukuran pirau tergantung pada ukuran
sehingga profilaksis antibiotik tidak di- defek dan resistensi pembuluh darah
perlukan kecuali terdapat defek terkait paru. Defek yang besar menyebabkan
lainnya. dispnu dan gagal tumbuh dan membutuh-
kan intervensi bedah segera. Bila tidak
Anomali drainase vena pulmonalis diterapi, defek yang besar akan me-
Drainase satu atau lebih vena pulmonalis nyebabkan hipertensi paru berat dengan
secara langsung ke atrium kanan dapat volume pirau yang secara perlahan-lahan
terjadi sebagai abnormalitas tersendiri berkurang, dan akhirnya pembalikan pirau
atau berhubungan dengan ASD. Karena menjadi dari kanan-ke-kiri dengan timbul-
efek hemodinamiknya identik dengan nya sianosis. Defek kecil secara paradoks
yang diakibatkan oleh ASD, presentasi menyebabkan murmur pansistolik yang
dan gambaran klinisnya tidak dapat di- keras dan pirau kiri-ke-kanan yang kecil.
bedakan. TEE merupakan pemeriksaan Hipertensi paru tidak terjadi dan banyak
penunjang pilihan. Bila cukup untuk me- defek kecil menutup spontan selama
nyebabkan dilatasi jantung kanan, atau masa anak-anak.
bila berhubungan dengan ASD bermakna,
Gambaran klinis
vena yang abnormal dapat diarahkan
kembali ke atrium kiri pada saat Pem-
Diagnosis mungkin telah ditegakkan
selama masa anak-anak namun beberapa
bedahan.
orang dewasa akan datang dengan dispnu
Aneutisma septum afiium atau didiagnosis secara tidak sengaja
lni disebabkan oleh adanya jaringan sep- setelah pemeriksaan radiografi toraks
tum atrium yang berlebih dan diiden- atau pemeriksaan medis rutin. Kadang,
tifikasi sebagai tampilan aneurisma sep- presentasi pertama adalah dengan,endo-
tum yang mobil pada ekokardiografi. karditis infektif. Pada pemeriksaan,
Tidak terdapat pirau dan tidak diperlukan mungkin didapatkan murmur pansistolik
terapi. Namun, aneurisma septum atrium ydng keras pada batas sternal kiri bawah,
telah diidentifikasi sebagai kemungkinan sering bersama dengan getar yang teraba.
sumber emboli dari lantung dan pada Bunyi jantung normal kecuali terdapat
pasien yang datang dengan serangan hipertensi paru yang sedang berkembang
iskemia transien atau stroke emboli, ada- dengan P2 terdengar keras. Ventrikel
nya aneurisma septum atrium dapat kanan dapat teraba, menandakan VSD
mengindikasikan kebutuhan antikoagulan. bermakna secara hemodinamik.
EKG dan radiografi toraks mem-
Defek septum ventrikel berikan hasil yang normal pada defek
VSD dapat terjadi sebagai abnormalitas kecil namun bila abnormal pada pirau
tersendiri atau sebagai bagian dari besar, merefleksikan perkembangan
penyakit jantung kongenital yang lebih dilatasi ventrikel kanan dan hipertensi
kompleks. VSD dapat tunggal atau multi- paru. Ekokardiografi melokalisasi defek
pel, mengenai alur masuk, alur keluar, dan membantu menilai ukuran defek.
atau bagian muskular septum ventrikel Pengukuran kecepatan Doppler dapat
dan memiliki ukuran yang bervariasi dari membantu memperkirakan tekanan ar-
defek yang ukuran kecil hingga defek teri pulmonalis. Sekarang jarang dilaku-
dengan ukuran besar yang secara hemo- kan kateterisasi jantung kecuali terdapat
dinamik bermakna. VSD umumnya di- keraguan mengenai derajat keparahan
diagnosis pada masa anak-anak. Pada hipertensi paru atau adanya defek
awalnya pirau terutama dari kiri-ke-kanan kongenital terkait.
Lesi umum 263

Tatalaksana oksigenasi sebelum intervensi bedah


Tidak seperti ASD, penutupan dengan korektif. Duktus besar biasanya dikenali
alat perkutan belum terbukti bermanfaat pada masa anak-anak dan ditutup baik
secara klinis dan membutuhkan penutup- dengan pembedahan atau pemasangan
an bedah langsung. Pembedahan dilaku- alat perkutan. PDA kecil ditutup untuk
kan untuk'defek besar, pasien dengan menghilangkan risiko endokarditis
ganSguan hemodinamik bermakna dengan infektif.
bukti hipertensi paru, atau pada pasien
yang sebelumnya mengalami endokarditis Gambaran klinis
infektif dengan VSD kecil. Kadang, defek Bila PDA dideteksi pada masa dewasa,
yang terletak tepat di bawah katup aorca pasien biasanya asimtomatik. Murmur
(defek subarterial) dapat mempengaruhi kontinyu dapat didengar pada batas ster-
dukungan terhadap katup dan menyebab- num kiri atas, 52 biasanya normal namun
kan regurgitasi aorta progresif, yang dapat terjadi pemecahan tunggal atau
dapat membutuhkan intervensi bedah. terbalik. EKG biasanya normal, radiografi
Semua pasien dengan VSD harus disaran- toraks dapat memperlihatkan dilatasi
kan mendapatkan profilaksis antibiotik arceri pulmonalis dan pletora paru, begitu
untuk endokarditis infektif. pula dengan dilatasi atrium kiri dan
ventrikel kiri pada kasus dengan pirau
Duktus attefiosus paten kiri-ke-kanan bermakna. Ekokardiografi
Duktus arteriosus menghubungkan aorta mendemonstrasikan dilatasi atrium kiri
dengan arteri pulmonalis utama dan dan kadang dilatasi ventrikel kiri pada
biasanya menutup segera sesudah lahir. pirau yang bermakna dan aliran duktil
Duktus arteriosus paten merupakan mudah divisualisasikan dengan ultraso-
abnormalitas kongenital yang umum nografi (ekokardiografi) Doppler dan
terjadi pada anak-anak namun jarang pemetaan aliran berwarna Doppler dalam
terjadi untuk pertama kali pada orang . arteri pulmonalis (Gambar 18.4).
dewasa. Pada penyakit jantung kongenital
kompleks, adanya duktus yang persisten Tatalaksana
dapat bernilai dalam memungkinkan Penutupan PDA dapat dilakukan baik
darah mengalir dalam jumlah yang cukup dengan pembedahan maupun dengan
ke sirkulasi paru untuk mempertahankan menggunakan alat yang dimasukkan per-

Gambar 18.4 Citra peta


ahran berwarna Doppler dari
arteri pul'nonalis utama
mendemonstraslkan aliran
turbulen dengan kecepatan
tinggi dari duktus arteriosus
palen.
264 Bab lg: Penyakit Jantung Kongenital pada Pasien Dewasa

kutan. Dibutuhkan profilaksis antibiotik dengar halus atau tidak ada. Bisa ditemu-
terhadap endokarditis infektif kecuali bila kan getar ventrikel kanan yang dapat
defek telah tertutup secara sempurna. teraba dan mungkin terdapat peningkatan
tekanan vena jugularis flVP) dengan
gelombang 'a' yang dominan.
Lesi obstrukif
EKG dapat menuniukkan hipertrofi
Stenosis aotta ventrikel kanan dan didapatkan ge-
Abnormalitas kongenital katup aorta lombang 'p' dengan puncak yang tinggi
sering didapatkan, lika termasuk katup dari dilatasi atrium kanan pada kasus
aorta bikuspid (dan bukannya trikuspid) berat. Radiografi toraks dapat mem-
yang terjadi pada 4% populasi. Hal ini perlihatkan dilatasi arteri pulmonalis
tidak berarti bahwa 4% populasi akan pascastenosis dan bukti dilatasi atrium
mengalami stenosis aorta karena banyak kanan. Abnormalitas ekokardiografi
di antara katup ini yang tetaP berfungsi antara lain:
adekuat sepanjang hidup. Namun, abnor- o penebalan dan restriksi pembukaan
malitas kongenital katup aorta menjadi katup pulmonal;
predisposisi untuk perkembangan steno- o hipercrofi ventrikel kanan;
sis aorta bermakna karena penebalan o dilatasi atrium kanan;
progresif katup, fusi, dan kalsifikasi kuspis. r dilatasi arteri pulmonalis pascasteno-
Presentasi klinis, diagnosis, dan tata- s is.
laksana dijelaskan lebih detil pada Bab
Pengukuran kecepatan ultrasonografi
I 0. Penetapan waktu pembedahan ter-
Doppler dapat memperkirakan gradien
utama didasarkan pada kombinasi gejala,
melewati katup pulmonal dan meng-
derajat keparahan anatomi stenosis aorta,
indikasikan deralat keparahan PS. Kadang,
dan efek pada ventrikel kiri. Semua pasien
diperlukan TEE untuk membedakan ste-
dengan stenosis aorta dengan tingkat
nosis katup pulmonal dari penyempitan
keparahan apapun disarankan mendapat-
infundibular alur keluar ventrikel kanan,
kan profilaksis antibiotik untuk endo-
satu pembedaan yang penting karena
karditis infektif.
mempengaruhi tatalaksana.
Stenosis pulmonal
Tatalaksana
Tidak seperti stenosis aorta, PS hampir
selalu merupakan kelainan kongenital dan Pada kasus stenosis katup murni atau
dapat merupakan bagian dari sindrom dominan, berkebalikan dengan penyem-
yang lebih umum (misalnya Noonan). pitan infundibular, seringkali obstruksi
Kadang, sindrom karsinoid dapat mem- dapat dihilangkan dengan dilatasi balon
pengaruhi katup pulmonal namun keter- perkutan katup pulmonal. Di sini, gradien
libatan reumatik hampir tidak pernah di- melalui katup dapat diukur secara
dapatkan di negara Barat. langsung dan efek dilatasi balon dinilai
baik dengan pengukuran gradien dan
Gambaran klinis angiografi. Pada katup yang sangat meng-
Pasien biasanya asimtomatik kecuali pada alami distorsi, atau bila terdapat steno-
PS berat. Kadang, dapat teriadi dispnu sis infundibular bermakna, mungkin
jika beraktivitas fisik, rasa pusing, atau diperlukan intervensi bedah untuk reseksi
sinkop. Murmur ejeksi sistolik yang ielas otot infundibular yang berlebihan.
pada batas sternum kiri atas akan ter- Valvotomi pulmonal bedah akan meng-
dengar, sering dikaitkan dengan klik eieksi hilangkan obstruksi katup dan dapat di-
sistolik. Komponen paru 52 dapat ter- lakukan pada saat yang sama. Disarankan
Lesi umum 265

pemeriksaan lanjutan jangka panlang pada stenosis. Ekokardiografi dapat me-


pasien dengan valvotomi bedah atau nunjukkan hipertrofi ventrikel kiri dan
valvuloplasti sebelumnya. Bisa didapatkan katup aorta ,.bikuspid dalam jantung.
regurgitasi pulmonal dan jika progresif Visualisasi kohrktasio seringkali sulit pada
dapat menyebabkan dilatasi atau gagal orang dewasa. Peningkatan kecepatan
ventrikel kenan. ldentifikasi dini memung- pada aorta desenden dapat menandakan
kinkan pemberian penghambat enzim adanya koarktasio namun secara ber-
pengkonversi angiotensin (ACE) untuk makna dapat menilai-rendah derajat ke-
mengurangi beban ventrikel kanan namun parahan anatomi lesi sebenarnya jika
kadang diperlukan reintervensi dengan terdapat aliran darah kolateral yang ter-
perbaikan bedah. Restenosis dapat terjadi bentuk dengan baik. Pencitraan resonansi
dan harus dilakukan penilaian ekokardio- magnetik (magnetic resonance imaging
grafi tahunan atau dua-tahunan. Pasien MRI) merupakan pemeriksaan penunjang
dengan PS harus mendapatkan profilaksis pilihan (Gambar 18.5) dan telah mengu-
antibiotik untuk endokarditis infektif. rangi kebutuhan kateterisasi jantung. Tes
latihan dapat membantu pasien dengan
Koarktasio aotta penyempitan sedang dan tekanan darah
Pada orang dewasa dengan koarktasio istirahat normal di mana respons hiper-
yang terdiagnosis sebelumnya, segmen tensif terhadap latihan menandakan
aorta yang menyempit hampir selalu perlunya perbaikan koarktasio.
terdapat pada bagian atas aorta torakalis
desenden, tepat di distal asal arteri sub- Tatalaksana
klavia kiri. Jarang simtomatik dan biasanya Koarktasio dapat ditatalaksana dengan
terjadi pada orang dewasa muda karena dilatasi balon atau pembedahan. Pening-
adanya hipertensi paru atau murmur katan risiko berkembangnya lneurisma
ejeksi sistolik. Seringkali dikaitkan dengan aorta pada tempat dilatasi balon telah
katup aorta bikuspid kongenital. . menyebabkan banyak rumah sakit
menyarankan perbaikan bedah untuk
Gambaran klinis koarktasio pada awal aorta, sedangkan
Gambaran klinis termasuk:
o denyut nadi femoralis lemah;
r keterlambatan radiofemoral;
r hipertensi sistemik (lihat Bab 4);
. murmur ejeksi sistolik di atas pre-
kordium kiri dan di atas sela iga ketiga
atau keempat di posterior.
Murmur sistolik dari stenosis aorta
bikuspid terkait dapat didengar.
EKG dapat menunjukkan hipertrofi
ventrikel kiri. Radiografi toraks dapat
memperlihatkan takik iga pada bagian
bawah iga karena erosi akibat arteri
interkostalis yang membesar yang me-
nyediakan aliran kolateral. Dilatasi pasca-
stenosis pada aorta desenden bagian atas
dapat menyebabkan 3 tanda dengan '3'
Gambar 18.5 MRI pada pasien dengan koarktasio
terdiri dari buku aorta dan dilatasi pasca- aorta.
266 Bab 18: Penyakit Jantung Kongenital pada Pasien Dewasa

dilatasi balon untuk pasien yang meng- Transposisi arteri besar


alami rekoarktasio lanjut. Disarankan (tmnsposition of the great
perbaikan dini koarktasio bermakna. arteriedfGA\
Beberapa pasien dengan hipertensi akan
TGA merupakan abnormalitas kongenital
tetap hipertensif setelah pembedahan,
di mana arteri-arceri besar mengalami
bahkan lika tekanan darah dan respons
transposisi, mengakibatkan aliran darah
tekanan-darah terhadap latihan kembali
teroksigenasi mengalir dari ventrikel kiri
normal setelah intervensi, pasien dengan
ke arteri pulmonalis, kembali ke ventrikel
koarktasio lebih mungkin mengalami
kiri melalui paru (Gambar 18.6). Aliran
hipertensi sistemik di masa datang,
darah vena terdeoksigenisasi dari ven-
dengan risiko jangka panjang yang
trikel kanan mengalir ke dalam dorta,
terkait.
melalui sirkulasi sistemik dan kembali ke
Rekoarktasio aorta dapat terjadi
jantung kanan. Bila tidak ada defek terkait
setelah operasi yang berhasil. Jika aliran
lain seperti ASD atau VSD, ketahanan
kolateral telah signifikan, tanda-tanda
hidup pada jam-jam dan hari-hari awal
klinis dari rekoarktasio dapat minimal,
setelah kelahiran tergantung pada aliran
sehingga direkomendasikan untuk me-
melalui duktus arteriosus, yang dapat di-
lakukan pencitraan serial pada lokasi
pertahankan tetap terbuka dengan infus
koarktasio dengan ekokardiografi atau
prostasiklin.
MRI.
Dibutuhkan intervensi neonatal se-
gera. Septostomi atrium balon pada kate-
Kondisi kongenital umum lainnp terisasi jantung menciptakan ASD iatro-
Sindrom Mafian genik yang memungkinkan pencampuran
darah teroksigenasi dan terdeoksigenisasi
Sindrom Marfan merupakan kondisi
pada tingkat atrium. Tindakan ini meru-
dominan autosomal yang melibatkan
pakan tindakan sementara sebelum inter-
mutasi gen fibrilin pada kromosom 15.
vensi bedah definitif. Banyak pasien yang
Mutasi ini menyebabkan kelainan multi-
mencapai usia dewasa menjalani pembe-
sistem termasuk abnormalitas muskulo-
dahan Mustard atau Senning. Kedua pem-
skeletal dan okular namun manifestasi
bedahan ini memperbaiki arah sirkulasi
jantung sangat penting karena merupa-
sistemik dan vena pada tingkat atrium.
kan penyebab umum kematian pada 'Baffle' atrium dihasilkan dari perikard
pasien dengan sindrom Marfan. Dilatasi untuk mengarahkan darah vena sistemik
pangkal aorta (lihat Bab l2) merupakan terdeoksigenisasi melalui katup mitral ke
predisposisi diseksi aorta akut. Prolaps ventrikel kiri dan kemudian ke afteri
katup mitral juga dikaitkan dengan pulmonalis yang posisinya salah. Begitu
sindrom Marfan dan kadang dibutuhkan pula, darah vena pulmonalis teroksi-
perbaikan atau penggantian katup mitral genisasi diarahkan kembali melalui katup
jika regurgitasi berat. trikuspid ke dalam ventrikel kanan dan
kemudian ke aorta asenden yang meng-
alami transposisi. lni akan mengembalikan
sirkulasi 'normal' namun dengan mor-
Terdapat sejumlah lesi kongenital lain fologi ventrikel kanan harus menghasilkan
yang tidak umum yang dapat mencaPai tekanan darah sistemik. Gagal ventrikel
usia dewasa tanpa intervensi bedah pada kanan, regurgitasi trikuspid fungsional,
masa anak-anak dan membutuhkan aritmia atrium, dan obstruksi atau de-
perhatian. hisensi parsial baffle atrium dapat terjadi.
Lesi tidak umum dan kompleks 267

4F3

-*,:

i
l.- :, ."**

Gambar 18.6 Diagram skematik TGA. (a) akibat dari inversi ventrikel sehingga
Hemodinamik. (b) Saturasi oksrgen dan tekanan
(dilingkari). Dari: Leatham et al. Lecture Nates on
ventrikel kanan terdapat di kiri, dialirkan
Cardiology, 3rd edn. Blackwell Scientific Publica dari atrium kiri dan mengalir ke aorta,
tions, 1991, Gambar 9.27. sehingga berfungsi sebagai ventrikel
sistemik. Ventrikel kiri berada di kanan,
Dengan masalah ini, perbaikan bedah terhubung dengan atrium kanan dan
TGA telah berubah dengan radikal pada arteri pulmonalis. Bila tidak ada abnor-
tahun-tahun belakangan dengan penge- malitas kongenital terkait lainnya, keadaan
nalan prosedur 'pemindahan arceri'. Hal ini dapat tidak terdiagnosis hingga dewasa
ini melibatkan transeksi aorta dan arteri karena pasien dapat asimtomatik.
pulmonalis dan memindahkannya kembali Namun, masalah dapat muncul pada de-
ke posisi anatomisnya. Juga dibutuhkan kade kedua, ketiga, atau bahkan keempat
reimplantasi arteri koroner ke aorta. dengan gagal ventrikel kanan progresif.
Prosedur ini merupakan pembedahan Hal ini terjadi karena ventrikel kanan
yang secara teknik menantang namun di morfologi (sistemik) mendapatkan
tantan ahli yang telah berpengalaman tekanan yang lebih tinggi daripada se-
hasilnya sangat baik dan komplikasi jangka harusnya dan akhirnya teriadi dekompen-
panjang yang berhubungan dengan peng- sasi. Selain itu, dapat terjadi regurgitasi
arahan kembali aliran darah pada tingkat bermakna katup atrioventrikel kiri (tri-
atrium dapat dihindari. kuspid), biasanya sebagai akibat dari di-
latasi fungsional anulus trikuspid akibat
gagal ventrikel kanan.
Transposisi terkorelsi secara Tatalaksana ditujukan pada terapi
kongenital gagal ventrikel kanan dengan diuretik dan
Transposisi terkoreksi timbul sebagai penghambat ACE, meskipun jika masalah
268 Bab 18: Penyakit Jantung Kongenital pada Pasien Dewasa

yang utama adalah regurgitasi katup, nyebabkan regurgitasi aorta atau ruptur
perbaikan bedah atau penggantian katup aneurisma. Ruptur aneurisma sinus
kadang diindikasikan. Karena teknik Valsalva dapat terjadi pada semua usia
bedah terus berkembang, pembedahan namun biasanya pada laki-laki muda
'pemindahan ganda' dapat dilakukan pada sebelum usia 30 tahun. Ruptur yang besar
masa anak-anak untuk mengarahkan dapat menyebabkan gangguan hemo-
kembali darah dari atrium kanan ke dinamik dramatis segera namun perforasi
ventrikel kanan, menghubungkan kembali kecil dapat asimtomatik dan hanya di-
ventrikel kanan ke arteri pulmonalis dan kenali dengan adanya murmur kontinyu
mengarahkan kembali sirkulasi sistemik pada batas sternum kiri. Direkomendasi-
untuk mengembalikan ventrikel kiri kan pembedahan bahkan untuk perforasi
anatomik pada sirkulasi sistemik. Hal ini yang relatif kecil karena risiko perburuk-
mencegah gagal ventrikel kanan di masa an dan endokarditis infektif.
datang.
Fistula arteri koroner
Atresia trikuspid dan ventrikel Fistula dari sirkulasi koroner biasanya
kanan tidak ada mengalir langsung ke atrium kanan, si-
Pada kondisi ini, darah yang mengalir nus koroner, atau arteri pulmonalis.
melalui ventrikel kanan hanya sedikit atau Arteri koroner yang terlihat biasanya
tidak ada sama sekali. Ventrikel kanan sangat terdilatasi dan terpuntir, karena
dapat tidak ada atau alur masuknya ter- aliran darah yang tingti. Meskipun iarang,
oklusi oleh kegagalan pembentukan katup dapat timbul sebagai murmur kontinyu
trikuspid secara normal (atresia trikus- atau dengan gejala iskemia miokard,
pid), yang kemudian mengakibatkan per- sebagai akibat dari fenomena curian
kembangan ruang ventrikel kanan men- koroner (coronary steal phenom'enon),
jadi rudimenter. Bila tidak ada PDA, ASD, di mana perfusi ke bagian miokard ber-
atau septostomi atrium iatrogenik, kon- kurang karena aliran berlebih ke sirkulasi
disi ini tidak memungkinkan kehidupan. fistula dengan resistensi rendah. Umum-
Pembedahan Fontan melibatkan nya diperlukan pembedahan iika gejala
anastamosis atrium kanan dengan arteri membatasi dan mengganggu.
pulmonalis kanan sebagai metode untuk
mengarahkan kembali darah vena Tetralogi Fallot
sistemik ke sirkulasi paru. Darah yang Keadaan ini merupakan lesi jantung
mengalir ke arteri pulmonalis sebagian kongenital sianotik tersering pada anak-
tergantung pada kontraksi atrium se- anak setelah pada bayi dan pada orang
hingga perkembangan aritmia atrium dewasa, meskipun sebagian besar kasus
dapat menyebabkan gangguan hemo- tetralogi Fallot pada orang dewasa telah
dinamik dramatis. Pembentukan trombus didiagnosis dan menjalani pembedahan
dan penyakit tromboemboli juga merupa- pada masa anak-anak. Morfologinya di-
kan komplikasi penting. perlihatkan pada Gambar 18.7. Terdapat
VSD subaorta besar, overriding aorta
Aneurisma sinus Valsalva sehingga dikaitkan dengan ventrikel kanan
Aneurisma sinus-sinus Valsalva pada dan kiri, obstruksi alur keluar ventrikel
pangkal aorta dapat tidak dikenali kecuali kanan, biasanya infundibular * obstruksi
dideteksi secara tidak sengaja dengan katup pulmonal, dan hipertrofi ventrikel
ekokardiografi. Masalah hanya muncul di kanan. Gelala dan derajat sianosis sangat
mana distrosi anulus katup aorta me- tergantung pada derajat keparahan obs-
Lesi tidak umum dan kompleks 269

kRp:
I

Gambar 18.7 Diagram skematik tetralogi Fa]]ot. terdisplasi ke arah apikal ke dalam ven-
(a) Pirau ventnkel kanan ke kid. (b) Saturasi oksigen
dan tekanan (dilingkari). Dari: Leatham et a.l.
trikel kanan, menghasilkan ruang ven-
Lecturc Nates on CardioJagy,3Id edn. Biackwell trikel kanan fungsional yang kecil. Bagian
Scientific Publicatrons, 1991, Gambar 9.23. ventrikel kanan di atas katup mengalami
'atrialisasi' dan berfungsi secara fungsional
sebagai atrium kanan. Anomali Ebstein
truksi alur keluar ventrikel kanan. Sir- sering dikaitkan dengan ASD, sehingga
kulasi paru 'dilindungi' oleh obstruksi ini siasnosis dapat teriadi karena pirau
dan hipertensi paru tidak berkembang. kanan-ke-kiri. Sindrom Wolff-Parkinson-
Hampir semua pasien disarankan untuk White tipe B juga merupakan abnorma-
menjalani koreksi bedah total setelah litas terkait. Bentuk yang ringan dapat
diagnosis ditegakkan, dengan penutupan asimtomatik, namun aritmia atrium, re-
VSD dan membebaskan obstruksi alur gurgitasi trikuspid, dan gagal ventrikel
keluar infundibular ventrikel kanan. Kasus kanan umum didapatkan pada orang
yang tidak dibedah jarang ditemukan pada dewasa yang datang dengan anomali
orang dewasa, karena hanya sekitar 6% Ebstein. Bentuk ringan mungkin tidak
pasien yang tidak menjalani pembedahan membutuhkan terapi apapun. Teknik
akan bertahan hidup setelah usia 30 pembedahan untuk reduksi atrium dan
tahun. Gagal ventrikel kanan dan/atau kiri rekonstruksi katup trikuspid yang mem-
akhirnya akan terjadi sehingga disaran- baik memungkinkan peningkatan inter-
kan koreksi bedah bahkan bila kasus vensi bedah yang berhasil pada kasus-
datang terlambat. kasus berat di masa anak-anak.

Anomali Ebstein Sindrom Eisenmenger


Katup trikuspid mengalami elongasi dan Pasien dengan defek kongenital yang tidak
displasi dengan orifisium katup trikuspid dikoreksi dengan pirau kiri-ke-kanan yang
270 Bab lg: Penyakit lantunq Kongenital pada Pasien Dewasa

besar akhirnya akan mengalami hipertensi plikasi sindrom Eisenmenger termasuk:


paru berat ireversibel dan pembalikan o kematian mendadak;
pirau dari kanan-ke-kiri dengan konse- o polisitemia;
kuensi perkembangan sianosis sentral. r trombosis;
Pada tahap ini, koreksi bedah tidak ber-
manfaat dan berbahaya. Satu-satunya
o abses serebral;
pembedahan korektif potensial adalah
r gagal jantung kanan;
transplantasi jantung dan paru. Kom- r hemoptisis berat.
Penyakit Jantung
pada Manula

Perubahan demografi, 271 Pola penyakit jantung pada manuJa,272


Penuaan jantung normal, 271 Intervensi pada pasien manula,276

Perubehan derno , '' "


terjadi alamiah sebagai bagian dari proses
penuaan dengan penyakit yang biasa
Dengan pertumbuhan penduduk nol di didapat pada usia lanjut. Penyakit degene-
lnggris, proporsi pasien manula me- ratif jaringan penyambung dan kalsifikasi
ningkat cepat dalam tahun-tahun yang katup aorta trikuspid yang berstruktur
akan datang. Pasien di atas usia 65 tahun normal merupakan hal normal yang me-
pada tahun 2003 diperkirakan akan ber- nyertai proses penuaan; amiloid jantung
tambah dua kali lipat akibat peningkatan dan kalsifikasi anulus mitral merupakan
harapan hidup (Gambar 19. l). Peningkat- contohnya, sedangkan penyakit jantung
an kelompok penduduk ini paling besar koroner bukan. Gagal jantung karena
dibanding kelompok lain sehingga, kardiomiopati dilatasi dikenal sebagai hal
dibarengi dengan peningkatan harapan yang umum terjadi pada manula, pre-
hidup, akan menjadi beban utama dan valensinya meningkat dari l% pada
beban yang semakin meningkat dalam dekade kelima menjadi l0% pada pasien
pelayanan kesehatan. Terdapat kesulitan di atas usia 80 tahun.
dalam mencapai kelompok pasien ini
secara efektif, karena kurangnya data
Penuaan jantung normal (lihat
studi yang berkaitan dengan manula, juga
kesulitan untuk membuktikan manfaat Boks l9.l)
dalam hal perbaikan harapan hidup, ke- Mekanisme penuaan belum banyak di-
tahanan hidup kejadian jantung, dan lain- ketahui; tidak ada satu hipotesis pun yang
lain; yang penting untuk pasien usia 80- memuaskan untuk menerangkan per-
tahunan adalah kualitas hidup, bukan ubahan-perubahan yang terjadi. Faktor-
panjangnya umur.
faktor penting yang berpengaruh ter-
Tren penuaan di lnggris, Eropa, dan masuk:
Ameril<a Utara tidak tergambar pada
populasi lain yang harapan hidupnya
r pengaruh genetik;
mungkin jelek. Selanjutnya, di negara-
r faktor eksternal (misalnya pajanan
negara dengan angka kelahiran amat pada radiasi ionisasi, racun, diet);
rendah (misalnya Jepang) proporsi pasien r mutasi;
manula mungkin lebih dramatis. r hormon;
Untuk mengerti penyakit pada usia r faktor-faktorautoimun;
lanjut, perlu dibedakan kondisi yang o kematian sel terprogram (apoptosis).
272 Bab l9: Penyakic Jantung pada Manula

*- t at<i lahr (65 74 tahun)


-l- Laki-Laki (75 tahun dan lebih)
50
{ Pe'erpuar (6\ /4'ahu-)
Perempuan (75 tahun dan lebih)

40

30

2A

Gambar 19.1 Angka


kematian berdasar jenls
1S61 , ,1S7X ii981 1g9t 2001 2011 kelamrn dan usia di Inggris

!l jaringan konduksi mungkin berhubungan


I m*As !S"i Penuaan Kardiovaskular I
dengan hilangnya sel pacu jantung pada
Normal nodus sinoatrium (SA).
o Arteri (dilatasl, pembengkakan) Perubahan patofi siologis termasuk:
. Ruang jantung (ukuran tuang o hilangnya elastisitas aorta;
ventrlkel berkurang, perubahan bentuk o tekanan darah sistolik meningkat;
dan komplians atrium kui, dilatasi . regurgitasi katup ringan;
atrium)
r Janngan konduksi (fibtosis selabut
o abnormalitas konduksi intrakardiak.
dan nodus, sel pacu lantung SA
menghilang)
r Miokard (hiperLrofi, fibrosis, fula lpeny-akit iantung pada
akumulasr kolagen)
. Katup (kalsifikasi, infiitrasl lemak, manuh
i elongasi dan ruptur korda)
Meskipun pemerintah memfokuskan
L____,_
perlunya revaskularisasi, peningkatan
umur populasi dihasilkan oleh tindakan
Terdapat sejumlah perubahan-per- penggantian katup, yang merupakan pro-
ubahan struktural yang dapat dianggap porsi prosedur pembedahan yang ber-
bukan patologik tetapi sebagai bagian dari makna dan semakin meningkat. (Gambar
proses penuaan alamiah. Peningkatan 19.2). Degenerasi 'senil' dari katup aorta
massa jantung karena hipertrofi ventrikel (trikuspid) yang secara anatomi normal
berkaitan dengan reduksi volume ruang menladi bertambah penting pada populasi
ventrikel. Perubahan-perubahan ini meng- tua, seperti pengapuran hebat pada
akibatkan peningkatan kekakuan ventrikel stenosis aorta yang sekarang dialami l-
sehingga tidak elastis lagi. Secara mikro- 3% manula. Regurgitasi akibat aortopati
skopik terlihat bukti hipertrofi miosit, degeratif sekarang menjadi penyebab
kerusakan miosit, dan peningkatan paling banyak regurgitasi aorta pada
deposit fibrosis dan kolagen. Kalsium di- populasi tua. Demikian iuga, pada po-
deposit pada daun katup dan di tempat pulasi manula lnggris, regurgitasi mitral
lain (misalnya anulus), dan fibrosis sebagai konsekuensi katup'floppy' lebih
Pola penyakit lantung pada manula 773

Gambar 19.2 Usia dan


mortalitas awa] dari CABG
(tandur alih pintas arteri
koroner) dan operasi
penggantian katup.

sering terjadi daripada penyakit katup Kardiomiopati hipertrofi k (lihat


mitral reuma. Bab 5)
Satu subgrup pasien dengan kardio-
Hipertensi sistemik (lihat Bab 4) miopati hipertrofik (HCM) merupakan
Tekanan darah bertambah sesuai usia. bagian dalam kelompok usia lanjut ini.
Namun jelas bahwa sejumlah besar Gejala dan tandanya sama dengan pasien
pasien manula memiliki peningkatan muda, meskipun hipertrofi,ventrikel
tekanan darah patologis yang berkaitan kurang jelas, kematian mendadak jarang
dengan mortalitas kardiovaskular dan dan prognosis lebih baik. Perempuan
terapi yang berhasil terbukti bermanfaat ' lebih banyak jumlahnya dan banyak yang
untuk mereka. Pada beberapa kasus yang menderita hipertensi. Pilihan terapi sama
dilaporkan, 30-70% orang usia 65 tahun dengan pasien muda.
atau lebih memiliki kenaikan tekanan
darah cukup bermakna (sistolik > 160
Gagal jantung (lihat Bab 6)
mmHg, diastolik >90 mmHg). Dalam
terapi hipertensi manula, tujuannya Gagal jantung kongestif merupakan pe-
adalah rejimen obat yang sederhana, nyebab akut paling banyak perawatan
dapat ditolerir, dan terjangkau. Peng- manula di rumah sakit. Gejala khas be-
obatan sekali sehari tanpa efek samping rupa sesal< napas, ortopnu, dispnu
postural mungkin termasuk penyekat B nokturnal, dan retensi cairan dapat tidak
dosis rendah, penghambat ACE selektif, terjadi; namun ada keluhan lelah, ano-
atau antagonis kalsium kerja panlang. reksia, dan penurunan berat badan se-
Bahkan terapi pada hipertensi sistolik hingga membuat diagnosis sukar. Pre-
terisolasi telah menunjukkan penurunan valensi gagal jantung meningkat dari l%
mortalitas kardiovaskular (infark mio- pada pasien muda menjadi l0% pada
kard) dan serebrovaskular (stroke). Ada- pasien usia 80 tahun atau lebih. Disfungsi
nya hipertrofi ventrikel kiri pada eko- ventrikel (baik diastolik ataupun sistolik)
kardiografi merupakan faktor risiko tam- sering tidak terdeteksi pada manula, se-
bahan dan dapat mengindikasikan perlu- hingga terapi menjadi kurang memadai;
nya intervensi. hal ini tidak dapat dimaafkan karena eko-
274 Bab l9: Penyakit Jantung pada Manula

kardiografi banyak tersedia. Sebagian Pengalaman dengan penyekat B dosis


besar pasien dengan gagal jantung mem- rendah semakin meningkat.
punyai kardiomiopati dilatasi atau PJK
ringan. Stenosis aorta yang tidak di- Penyakit jantung koroner (lihat
ketahui dengan tanda-tanda klinis yang Bab 8)
minimal memerlukan kewaspadaan.
PJK menyebabkan kematian pada kurang
Kardiomiopati restriktif sebagai akibat
lebih sepertiga manula. Presentasi tidak
infiltrasi amiloid (Gambar 19.3) biasanya
khas pada kelompok umur ini, disertai
diketahui dengan pembuktian ekokardio-
juga dengan kesulitan pembuktian terapi
gram. Gejala gagal jantung berkaitan
yang efektif, menyebabkan PJK menjadi
dengan konduksi yang abnormal. Ami-
penyebab kematian utama pasien-pasien
loidosis jantung tidak dapat diterapi dan
ini. Observasi ini cukup mengecewakan
50% pasien meninggal dalam 6 bulan.
karena berbagai terapi (termasuk aspirin,
Pasien manula dengan gagal jantung
penyekat B, penghambat ACE, dan trom-
dapat mengalami perbaikan secara dra-
bolisis) sebenarnya cukup cukup efektif
matis bila diterapi meskipun dalam prog-
pada manula dibanding pasien yang usia-
nosis perbaikan itu lebih sukar didefinisi-
nya lebih muda (lihat Boks 19.2).
kan. Penggunaan diuretik, penghambat
Angina pada manula sering atipikal,
ACE, dan penghambat ACE selektif
dengan nyeri dada ringan dan lebih sering
secara hati-hati adalah pokok terapi.
sulit bernapas, dan gelala nonspesifik
Digoksin sebaiknya dihindarkan kecuali
seperti lelah dan penurunan kesadaran
pada pasien dengan fibrilasi atrium.
(somnolensi). Morbiditas dan mortalitas
sama pada pasien dengan gejala yang khas
ataupun tidak khas. Demikian pula, EKG
hanya memperlihatkan perubahan re-
polarisasi 'nonspesifik' atau blok cabang
serabut kiri (LBBB). Penting diketahui
adanya perubahan prevalensi PJK pada
perempuan tua yang sama seringnya
dengan laki-laki. Komorbiditas termasuk
diabetes, hipertiroid, anemia, hipertensi
sistemik, dan stenosis aorta yang tak
terdeteksi yang semuanya memberikan
kontribusi pada terjadinya iskemia mio-
kard. Pemeriksaan penunjang rutin
seperti tes latihan treadmill tidak

i-"*-**"*"
mmas l$"3
i ffisks obat-obaan yang
lw"x Obat-obaan yang i

i Kurang Digunakan pada Manula


Manula i
Pascainfark Miokard i
I
i
o Asplrln i
o Penghambat ACE i
. Penyekat B j

. Heparin i
Gambar 19.3 Amiloid jantung: (a) Pewarnaan . Trombolisis i
merah Congo. (b) Mikroskopi elektron. ..**-'-**---*': i
Pola penyakit jantung pada manula 775

mungkin karena kesulitan bergerak. Pada dikelirukan dengan nyeri yang timbul dari
kelompok usia ini, pemindaian perfusi saluran pencernaan atau emboli paru.
miokard menggunakan obat-obatan Sesak napas merupakan keluhan utama
farmakologis (misalnya adenosin) akibat disfungsi ventrikel kiri, atau epi-
mungkin dapat menolong. Kateterisasi sode gangguan kesadaran akibat aritmia
jantung mungkin dihubungkan dengan yang tidak diketahui setelah infark mio-
kesulitan teknik terkait dengan akses kard ringan. Perubahan ringan pada pe-
arteri, pemuntiran arteri, dan ekstasia rasaan, bingung, atau gejala konstitusional
arteri, dikombinasikan dengan bahaya juga ditemukan. Pada manula, perubahan
nefrotoksisitas akibat zat kontras karena elektrokardiografi k akibat infark miokard
fungsi ginjal yang terganggu. Terapi sering berupa S-T depresi bukan elevasi;
standar dengan antiangina harus selaniutnya, kadar enzim jantung rendah.
disesuaikan dengan perubahan yang Peningkatan usia merupakan determinan
terjadi pada metabolisme obat pada utama kematian, diperkuat oleh studi
manula. Hal ini antara lain: GISSI dan GUSTO (Gambar 19.4).
. gangguan absorpsi;
. penurunan massa tubuh tanpa lemak;
. gangguan metabolisme hati dan ginjah
Aritmia dan penyakit konduksi
. (lihat Bab 9)
gangguan pengil<atan protein;
. penurunan l<epadatan reseptor. Fibrilasi atrium merupakan aritmia yang
lntervensi koroner perkutan dan paling banyak terjadi pada manula dengan
tandur alih pintas arteri koroner (CABG) prevalensi l0% pada pasien usia 70 tahun,
merupal<an strategi efektif pada pasien meningkat menjadi 15% pada usia 80
tertentu (lihat di bawah). tahun. Meskipun terapi obat umumnya
Ditemukan sejumlah kesulitan untuk digunakan untuk kontrol lalu ,ventrikel,
menetapkan diagnosis pasti infark mio- setidaknya kardioversi arus searah (DC)
kard akut pada manula. Sampai 40% atau kimiawi biasanya berguna. Data studi
pasien tidak merasakan nyeri dada sama menunjukkan bahwa terdapat risiko
sekali dan sebagian kecil di antaranya tromboemboli bermakna pada manula
berupa nyeri yang tidak khas dan dapat yang dapat dikurangi dengan antikoagulan

i,,
| ,:'r
! r,
Ia
icd
l,6l
1-
iE,
15
i;rr
ir, ,

1 ,.''
|t,,",r
t,
Gambar 19.4 Mortalitas [:

l::,, ,
berdasarkan usra setelah l:l ,l t,ri';lirK40r 41*46. 46-50,,6X,--.t{fr56.60fi-6$r66-.0 i?t*T f,;$ ','r,8$..
infark miokard. i,ti,
276 Bab l9: Penyakit Jantung pada Manula

warfarin dosis rendah (target rasio nor-


malisasi internasional (lNR) 2,0-2,5).
Pasien dengan kontraindikasi penggunaan
antikoagulan, sebagai alternatif dapat di-
berikan aspirin walaupun kurang efektif.
Peran obat antiplatelet yang lebih kuat
sebagai alternatif (misalnya klopidogrel)
belum jelas.
Pemasangan pacu jantung permanen
merupakan prosedur yang paling eko-
nomis, dan harus diberikan kepada semua
pasien dengan blok atrioventrikel derajat
3, atau penyakit SA simtomatik. Golong-
an terakhir mungkin memerlukan medi-
kamentosa antiaritmia untuk terapi
aritmia atrium konkomitan.

Penyakit katup jantung (lihat Bab I l)


Murmur sistolik sering terjadi pada
manula dan tidak selalu menunlukkan
Gambar 19.5 Kalsifikasi anulus mltral
patologi yang penting. Murmur ejeksi (radLografi toraks lateral).
sistolik terjadi karena penebalan atau
sklerosis katup aorta dan murmur akhir
sistolik berkaitan dengan regurgitasi
atau dengan ekokardiografi, kalsifikasi
mitral ringan sekunder karena elongasi
anulus mitral dapat dikaitkan dengan
korda, ruptur, atau geometri otot papi-
regurgitasi mitral ringan dan dapat men-
laris yang abnormal. Semakin bertambah
jadi penyebab tromboembolisme meski-
umur populasi, kalsifikasi katup aorta
pun jarang.
yang strukturnya normal menladi pe-
nyebab terbanyak stenosis aorta yang
hemodinamik bermakna. Kalsifikasi katup
bikuspid kongenital biasanya terdapat
pada pasien usia 60-an, sedangkan kal- Penyakit iantung pada manula masih saja
sifikasi katup dengan struktur normal kurang diteliti dan kurang diterapi. Tidak
terjadi pada pasien usia 70 tahun atau dapat dihindarkan bahwa peningkatan
lebih. Terapi medis tidak banyak me- beban finansial dalam terapi populasi
nolong. Penggantian katup, biasanya manula menjadi target pelayanan kesehat-
dengan menggunakan katup biologis, di- an, seiring dengan kenaikan umur rerata
siapkan untuk pasien dengan gejala-gejala populasi. Umur biologis, bukan krono-
(sesak napas, nyeri dada, atau sinkop). logis, merupakan determinan utama pe-
Mortalitas perioperatif pada pasien nilaian keberhasilan setelah intervensi,
khusus berkisar 3-8% pada populasi ini. bersama dengan adanya komorbiditas
Stroke merupakan komplikasi utama dan preprosedural. Untuk pasien-pasien ter-
ditakuti, dapat terjadi pada 5- I 0% pasien. tentu, hasil tindakan yang biasa dikerja-
Kalsifikasi anulus mitral biasanya asim- kan, termasuk CABG, angioplasti
tomatik tetapi mudah diketahui dengan koroner, dan penggantian katup, sedikit
radiografi toraks lateral (Gambar 19.5) berbeda dengan populasi yang lebih
lntervensi pada pasien manula 277

Gambar 19.6 Pacu jantung


permanen: usia saat
pemasangan rmplan pacu
jantung.

muda. Terdapat sedikit kenaikan iumlah mortalitas yang tertunda akan menurun,
stroke periprosedural dan disfungsi ginjal, sebagai akibat berkurangnya infark mio-
namun ini seharusnya tidak mengurangi kard, gagal lantung, dan stroke.
intervensi pasien yang cukup sesuai. Akhir-akhir ini perhatian terhadap
Banyak bentuk intervensi medis, ter- risiko stroke tromboembolik pada pasien
masuk trombolisis, penggunaan aspirin, fibrilasi atrium telah banyak memacu
penyekat B, dan penghambat ACE pada penggunaan antikoagulan, termasuk pada
pasien pascainfark miokard, yang efektif manula (lihat Bab I l). Pemasangan pacu
untuk manula. Demikian pula adanya jantung permanen merupakan tindakan
hipertensi sistemik bermakna (biasanya yang paling banyak digunakan pada
hipertensi sistolik) harus diterapi karena manula. (Gambar 19.6).
terdapat bukti bahwa morbiditas dan
Kardiologi, Hukum, dan
Pekerjaan

Kardiologl dan mengemudi, 278 Aspek medrko-legal: tanggung lawab dokter, 279
Kecelakaan 1alu lintas, 278 Sekolah lisensi mengemudl, 279
Legislasi berkaitan dengan mengemudi Penyakit kardiovaskular, 279
di Inggris, 278 Kardiologi dan peker;aan, 280

Kardiologi dan mengemudi dara berusia lanjut pada tahun-tahun


terakhir: jumlah pengemudi pria di atas
Pengaruh penyakit berkaitan dengan usia 65 tahun naik 200% antara tahun
syarat legal untuk mengendarai kendara- 1965 dan 1985, dan jumlah pengemudi
an bermotor di lnggris ditetapkan dalam perempuan dalam kelompok usia yang
buku Medical Aspects of Fitness to Drive: sama dalam periode yang sama naik
A Guide for Medical Practitioners (di- sampai 600%. Perempuan di atas usia 74
terbitkan oleh The Medical Commission tahun merupakan kelompok terbanyak
on Accident Prevention). Edisi terakhir mengalami l<ecelakaan.
(ke-5, tahun I 995) telah dipengaruhi oleh
adanya lisensi mengemudi dari Uni Eropa.
At a Glance Guide to the Current Medi- Legislasi berkaian dengan
cal Standards of Fitness to Drive telah mengemudi di lnggris
diperbarui (Maret 2001), dan dapat di-
Sekretaris Negara untuk Transportasi
peroleh dari Driver and Vehicle Licen-
(The Secretary of State for Transporc)
sing Agency (DVLA) (The Medical
mempunyai tanggung jawab hukum untuk
Advisor, Drivers Medical UnlA DVLA,
perizinan surat izin mengemudi, yang di-
Longview Road, Morriston, Swansea
berikan oleh DVLA di Swansea. Merupa-
SA99 lTU. Juga dapat menghubungi
kan tanggung jawab pemohon untul<
dmu.dvla@gtnet.gov.u k).
menjelaskan semua kondisi medis yang
dapat berpengaruh pada kemampuan
Kecelakaan lalu lintas mengemudi secara aman. Sekiranya
pemegang SIM mengalami kondisi yang
Kondisi medis jarang menjadi penyebab mempengaruhi keamanan berkendaraan,
kecelakaan kendaraan bermotor, dengan ini merupakan tanggung jawabnya untuk
jumlah kira-kira I perawatan rumah sakit memberitahukan pada petugas lisensi.
dari 250 kecelakaan yang serius. Dari Merupakan isu pokok di lnggris di mana
jumlah ini, yang paling banyak (39%) surat izin mengemudi dapat berlaku tanpa
terjadi berkaitan dengan epilepsi grand diperbarui mulai usia l7-70 tahun.
mal, sedangkan kondisi jantung hanya Sekretaris Negara dapat meminta laporan
menyumbang l0% kecelakaan termasuk medis dari dokter atau memaksa pasien
kolaps di dalam kendaraan. Terdapat tertentu melakukan pemeriksaan medis
kenaikan dramatis dalam jumlah pengen- jika ada keraguan atas kemampuannya
Penyakitkardiovasl<ular 279

mengemudi. Pasien dengan kondisi medis barang ringan), dan pengemudi Kelompok
yang progresif dapat diberi surat izin ll (kendaraan barang berat muatan > 3,5
terbatas yang berlaku l, 2, atau 3 tahun. ton, bus, dan pengemudi pelatih). Kriteria
Setelah usia 70 tahun, lisensi biasanya untuk Kelompok ll lebih berat dibanding
diperbarui untuk 3 tahun sekali. Kasus- surat izin mengemudi biasa (Kelompok
kasus tertentu dipertimbangkan oleh tim r).
penasihat medis di DVLA dan ada hak
menuntut melalui pengadilan jika lisensi
Fenyakit kardiovaskular
ditolak atau dikembalikan.
Dalam kasus penyakit jantung, ke- Sejak edisi pertama Medical Aspects of
tidakmampuan yang biasa dituliskan Fitness to Drive: A Guide for Medical
yang mungkin merupakan hambatan Practitioners, terdapat kemudahan pe-
dalam mengemudi berkaitan dengan tunluk berkaitan dengan mengemudi dan
serangan mendadak rasa mau iatuh atau penyakit jantung, terutama pada bidang
pingsan akibat penyakit jantung yang penggantian katup, revaskularisasi (bedah
mendasari. pintas jantung (CABG) dan angioplasti
koroner transluminal perkutan (PTCA)),
Aspek mediko-legal: anggung dan pacu jantung permanen. Akhir-akhir
jawab doker ini pengemudi dengan implan defibrilator
dan pacu iantung antitakikardia telah
DVLA, bukan dokter, yang menetapkan dibolehkan mendapatkan surat izin
kemampuan seseorang untuk menge- mengemudi Kelompok l.
mudi. Meskipun dokter mungkin diminta Umumnya pengemudi Kelompok I
menyiapkan laporan untuk DVLA, pen- tidak boleh mengemudi I bulan setelah
dapat tentang kemampuan mengemudi keladian jantung (misalnya infafk miokard
tidak akan pernah diminta. akut, tandur alih pintas arteri koroner-
Dokter yang menyiapkan laporan lihat Boks 20.1) dan baru kemudian boleh
untuk perusahaan asuransi mobil harus meneruskan mengemudi tanpa mem-
menyadari bahwa ada kemungkinan dia beritahu DVLA selama tidak ada keiadian
menyatakan seseorang pantas untuk disabilitas. Pengemudi Kelompok ll harus
mengemudi dan selanjutnya terjadi ke- memberitahu DVLA setera setelah
celakaan, jika ternyata nasehat dokter di kejadian dan surat izin dapat ditahan
luar petunjuk nasional. Seorang dokter tergantung laporan dokter ahli jantung.
harus merahasiakan keadaan pasien tetapi Pemeriksaan penunjang dalam keadaan
kadang-kadang dokter mungkin merasa ini biasanya termasuk tes latihan treadmill
perlu untuk memberitahu DVLA lika terbatas-ge.jala maksimum menggunakan
pasien tetap terus mengemudi walaupun protokol Bruce ketika pasien tidak dalam
kondisi medisnya tidak memungkinkan pengobatan kardioaktif. Hasil yang
atau lisensinya dicabut. Dalam keadaan memuaskan diperoleh setelah selesai
ini, dokter pertama-tama harus menase- tahap lll protokol Bruce lengkap (9 menit
hati pasien sebelum memberitahu DVLA. latihan) tanpa ada gejala lantung, respons
hemodinamik yang sesuai, tidak terlihat
peningkatan segment S-T bermakna, dan
Sekolah lisensi pengemudi
tidak ada aritmia yang ditimbulkan latihan.
Di lnggris, terdapat perbedaan medis Kateterisasi jantung (arteriografi
antara pengemudi Kelompok I (sepeda koroner) tidak lagi diperlukan untuk
motor, mobil dan minibus, dan kendaraan perizinan kembali surat izin mengemudi
280 Bab 20: Kardiologi, Hukum, dan Pekerjaan

Kelompok ll kecuali dalam keadaan apakah izin dapat diberikan, ditangguhkan,


khusus. atau ditolak, atau dalam beberapa kasus,
Petunjuk untuk pemegang surat izin diterbitkan dengan batasan tertentu.
mengemudi dengan penyakit kardio- Petunjuk detil dikeluarkan oleh CAA
vaskular diperlihatkan pada Tabel 20. l. untuk kondisi jantung yang paling sering
ditemukan.

Kardiologi dan pekeriaan


Pekerjaan lain
Pilot dan menerbangkan pesawat Sejumlah pekerjaan lain harus memenuhi
Di lnggris, tanggung lawab sertifikasi standar medis terkait dengan penyakit
untuk pilot dan pengatur lalu lintas udara jantung. Dalam hal ini termasuk polisi,
terletak pada Civil Aviation Authority pemadam kebakaran, pengemudi taksi,
(CAA) (Safety Regulation Group, Medi- pelaut, masinis kereta, pekerla di tambang
cal Department, Aviation House, minyak lepas pantai, dan penyelam. Biasa-
Gatwick Airport South, West Sussex, nya terdapat afiliasi antara petugas medis
RH6 OYR. Juga pada caa.aeromed- dengan kelompok tertentu yang me-
sect@srg.caa.co.uk). Masalah lantung merlukan syarat-syarat teftentu yang di-
pada pilot cenderung diatur per individu. butuhkan untuk tetap bekerja, atau untuk
Pemeril<saan awal untuk pilot komersil menyandang lisensi tertentu.
(Kelas I dan ll) biasanya dilakukan oleh
departemen medis CAA, sedangkan i Solqs **" I
t
evaluasi pilot swasta (Kelas lll) merupa- I

Pengemudr mobrl yang menderjta hal.hal


kan tanggung jawab dokter umum yang
ditunjuk dengan pendidikan bidang medis I berftut Lidak dapat mengemudi untuk salr-'
I brlan:
penerbangan (Authorized Medical Exa-
I . Infark miokard akut
miners (AME)). Panel penasihat medis I

. Pembedahan jantung (CABG, peng


(Medical Advisory Panel) merupakan I
I qantian katup)
arbiter akhir proses pembuat keputusan l__,_
Kardiologi dan pekerjaan 28r

-O.@a
dao
o
E:=
r60 -TJ
A
;
.,oo d5
*cc Fl
i900
o
>N
o,@
g>
N
@ N
6
pbl
i" ;o
o
a- ib 6-r: d
o
-!€!@!@!@
NE NE N --
i:@ H+ CF
N s
@@@ Edo o
!6GO
tdtr d
66r
-Qo) Eb
i6t dat d t od 5E d
So-a-a
Eb E 5 ai - a
6G5Q=6=r .r d., o
ud d iIjci4 o o"
gE 7E :E =+r
qE E;EH co "q
-9 -E6 9o
=x :',x
,..-:=oi=i:=xs
9.o
:',i<
-5
Y'a
@col
o H oo {O -
6

;-Y- o.- o o 'd


O.-O.o 6 d
ildo -o.-d -c :=
6
i:qa: cd..! ds
J.C 5)c
qfiatro9 .d .h.i
N! P N ! N : N
tr:=ilr:1:=-4-.f=-4::=
= !lo
or q,u2d= !r?-; "q?! oii
a-a-
o d =
E
,,v,-v o O
fO:iOdXoo;oEU, diddb)
c a: tr o.: tr p.: tr o.c tl)
d
O
dY
,ooci!_i-rJrhtE
=o.=d-.=G-.=dd oeoE -G
c qY ;,Y-FE.-t E
g e P- 2iEg E€ Ed F ia;i
"c"ir - =a
d'd
EE9*d6=Edsdo
o.Yl " @ !1. - d.Yi- o.! o
vOvP
G 46 o .a
cd
-o
at
Fa.:o.:o.:oo
Fcd t-cl t-ct-
869
FcdEi
E
o =oo)
dc( EE6
.. c
h ?aQo

.EEE n
l-s3
6
i7

EE
St
S 3 *s
a_ E *E'
B.
56-
s,Y;
o
o
'd

EE
Eg
;iE: fiE sJ 5l^
P3{
EF
o L_,>
d

r! 5 tr i 6s d
g:(u L*
G'd
E
)qc.Y fl
eE; Io5 c
O
o
se E=B ::: i' E.Aq
e3
riR ---t: 5E^
Hpx
;:ob
.r go
g
co

$q=l=
-*€:€
$= 3=;: g+* I=;E5 o;:
q={
'd

s-jE= :5 E€r* 3=!=:€XgY * d


Es0:q ;a
=r: 5F;E .9=;#=;Egp
E.=69
;EAE=E.9f,; H'S
r]I;
..6 A
'd

!=-!
:Y!
d Et, ! !
E€-=Ea4 " F..=E6 = E€ o
ei=?o 7,
g:EgE gE d:*dg=nEiEz==i
g?+E.-:,**3d5r5d Etg
^!>t4
p"
E
o
c-*E - c* : .- o .q
9c*Pt Px Px-tSsrEePtrFE
"65JEi€!gP5:PP
:6 EE=E =: :E E: :-*?34;EE;=
E< 3,eE_E g5 6< 5Hg
9Ci;
=d

H q<
a
o
3,< 3< .<l
-- cJ.<J
3< ,ql <a
:
c4.YiEJ c - tr
AgBaB se
-r odE

AAg-g-E-EgBg s F<t !
t
d
tt)
o
iE .- o E
>s O
6ffo o
o o 6 6*
Fq -< B<.R c
O .q1 €o* :J
(")
d
b
Eo
Ei 6.=
-e
CO
o-
>E F td.i F
i1
o
Ed
@(h
a
g
d)v
F.
6O
o pE*
EOG
^

OV
"-o< o
N
Y'S -E EA. -e
a) - ! q)
:]c a <e
--a) tq
< Eo F
(d
Penilaian untuk
Anestesia

Pendahuluan, 282 Penanda khusus nsiko anestesia, 282


Penilaian pasren dengan penyakit jantung, 282

PendChuluan ,i , Penihian pasienr deng4r1,,peny*it


jamung
Penyakit jantung dapat menjadi kontra-
indikasi relatif atau absolut terhadap Pendekatan berikut rutin dikerjakan
anestesia umum. Perubahan hemo- untuk pasien penyakit iantung yang sudah
dinamik selama anestesia dapat me- diketahui sebelum anestesia:
nimbulkan gangtuan sirkulasi karena o penilaian anamnesis;
mengubah kemampuan jantung memper- o pemeriksaan klinis;
tahankan sirkulasi tersebut. Obat-obatan r hematologi dan biokimiawi dasar
anestesia juga dapat memberikan efek (terutama hemoglobin, K*, dan kadar
supresi langsung pada miokard. Dengan urea);
demikian, kehilangan darah dan perubah- o .analisls gas darah;
an pada volume sirkulasi, gangguan hemo- r radiografi toraks;
dinamik yang terkait dengan ventilasi r elektrokardiogram (EKG);
mekanik, dan fungsi miokard yang ter- o ekokardiogram (untuk penyakit
tekan, semuanya akan menimbulkan jantung struktural yang dicurigai arau yang
bahaya pada anestesia. Aritmia jantung sudah pasti).
dapat muncul akibat fenomena yang se-
rupa. Namun, penggunaan obat-obatan Penanda khusus risiko anestesia
yang dapat mengubah resistensi vaskular
sistemik atau paru, sifat inotropi miokard, Gangguan fungsi ventrikel
dan denyut jantung, akan memberikan Penyakit ventrikel kiri akan membahaya-
peluang kepada ahli anestesia untuk kan kemampuan sirkulasi selama pem-
mengatasi seluruh atau sebagian perubah- bedahan atau pascabedah dan dapat me-
an tersebut. Namun demikian, pem- rupakan penanda risiko aritmia yang ber-
berian anestesia kepada pasien penyakit bahaya (khususnya aritmia ventrikel).
jantung akan selalu mengandung risiko Anestesia spinal atau regional memberi-
tambahan. Pertimbangan atas peningkat- kan sedikit keuntungan karena hemo-
an risiko ini harus diseimbangkan dengan dinamik sirkulasi hanya sedikit dipenga-
risiko pasien lika tidak diberi tindakan ruhi oleh anestesia (akibat interferensi
atau dioperasi dengan anestesia spinal dengan refleks autonom) dibandingkan
atau lokal. anestesia umum.
Penanda khusus risiko anestesia 283

Hipertensi paru Aritmia ventrikel


Obstruksi sirkulasi paru (penyebab hiper- Terjadinya aritmia ventrikel selama anes-
tensi paru) memerlukan pasien tetap tesia dapat mengakibatkan gangguan
mempunyai volume yang cukup. Pe- sirkulasi berat tetapi umumnya menanda-
ngurangan volume akan menimbulkan kan adanya penyakit jantung struktural
turunnya'curah jantung pada waktu dasar.
induksi anestesia.
Aritmia supraventrikel
Penyakit katup jantung Keadaan ini jarang menjadi ancaman
Penyakit katup jantung dalam bentuk apa- penting untuk anestesia sepanjang tidak
pun mengandung risiko besar. Kasus ada penyakit jantung struktural. Sebagian
stenosis aorta baik sedang maupun berat, besar takikardia re-entri atrioventrikel
meskipun pasien asimtomatik, merupa- selama anestesia dapat dicegah dengan
kan faktor risiko utama. Perubahan penggunaan bolus adenosin intravena.
hemodinamik atau irama dapat menim- Fibrilasi atrium merupakan risiko umum
bulkan ketidakseimbangan sirkulasi anestesia dan memerlukan tatalaksana
koroner, menyebabkan kolaps curah konvensional.
jantung atau aritmia ventrikel akibat
iskemia miokard. Stenosis mitral, dengan
Penyakit konduki atrioventrikel
pengaruhnya pada sirkulasi paru, dapat
Tidak jarang diminta pemasangan semen-
menyebabkan hipotensi sistemik atau
edema paru yang mengacaukan para- tara alat pacu jantung selama periode
operasi atau perioperatif pada pasien
meter sirkulasi.
dengan berbagai deralat penyakit kon-
duksi. Pada umumnya, adanyi kelainan
Kardiomiopati hipertrofik dan penyakit konduksi sudah cukup menjadi
restriktif alasan pemasangan sementara pacu
Untuk mempertahankan curah jantung jantung, karena anestesia umum biasa-
diperlukan tekanan pengisian diastolik nya mengizinkan alat pacu berdasarkan
yang tinggi karena kelemahan ventrikel. prognosis, meskipun pada pasien yang
Volume yang mendadak turun dengan asimtomatik (lihat Bab l4). Akan tetapi,
gangguan pengisian ventrikel dapat me- obat anestesia mempunyai efek kardio-
nyebabkan kolaps hemodinamik diikuti aktif penting dan dapat memacu atau
aritmia. Perlu dijaga agar pasien tersebut memperberat penyakit konduksi ter-
aman dalam sirkulasi intravaskular. tentu.

Aritmia Penyakit nodus sinus


Riwayat adanya aritmia jantung merupa- Pasien hanya memerlukan alat pacu
kan tanda peringatan yang penting. jantung jika ada gelala-gejala (pusing, pre-
sinkop atau sinkop) dan tidak perlu
tindakan penlagaan khusus.
Daftar Singkatan

ACE ;i,rgimr**si|r-s*:r; u*rfritg # rlzy ft't #, enzi m pengkonversi angiotensi n


ACTH -a dren*eq:i'rf c* rr*p hic * #r'.rt*rts, h o rm on ad re n o ko rti kotro p i k

ADH ei*{i*r.sri* ii*r"n:**e, ho rmon antid u reti k


;:r: i

ADP ad*s*sir"r* d;p&*spfra**, adenosin difosfat


AF -:rn*l fifurrli*ri*g, fi brilasi atrium
AICD 'artt*matie' #npla$l-':fu1* ierdir:,rer.f*t- defi#rjfj,tr*:n defibrilator
kardioversi implan otomatis
ALS *dva***# lif* s*pp*rr, bantuan hidup laniutan
ANP afr-icJ *al*ur**lc p*p*ls'*, peptida natriuretik atrium
APSAC a*isi:yi":r*d pla.r;rtinr:g*n-grre***J<rn*se arfivar*l c*:*ipl*x, kompleks
pengaktivasi plasminogen-streptokinase yang tidak terisolasi
aPTT acrivai*# ;:arrr*l rft r*:rcs*:p[lsl:n fi*r*, waktu tromboplastin parsial
teraktivasi
AR a*rrrr- r*g*rgi**ri**, regurgitasi aorta
AS **rfr( si*nsrsis, stenosis aorta
ASD ;:rr"i*i s*pr;*l defe*;, defek septum atrium
ASO mrr{r.sfxfirf{'flsirt-#, antistreptolisin-o
AV ;?tri{i'r€r?tr"ir#far, atrioventrikel
AVN arnsvsmrri*uiar **#e, nodus atrioventrikel
BLS fuas;r /ife ${ipp#rt, bantuan hidup dasar
BMI **dy n;*s.e ;r'rd*x, indeks massa tubuh (lMT)
BNP b,,xrn l'l;l*-ir.rr**ir pepride, peptida natriuretik otak
CAA f,iril,4. rrinrio*,4ur,/:*:riry
CABG c#ii:fiaf# arre:y Crtrpass gi'afr, tandur alih pintas arteri koroner
cAMP *;.elrr; .:#*neisin* nt*n*pfu osp$;:**, adenosi n monofosfat siklik
ccs #ans#i*rl f*rriipvxser#*r Seici*ty
CCMAT c***rer*i*eklrrise n"racrm r€-eftfrafff ;t*t.yaf mrJr;rc*rdia, tal<ikardia atrium
re-entri makro berlawanan arah jarum jam
CPAP **nrfn*cus F#sifiv# airway pi-ess#r*, tekanan .ialan napas positif
kontinyu
CPK tri-e#fir?€ p,il*sp&*lci*ase, kreatin fosfokinase
CRP #-re,reilv* pr-*reir:, Protein reaktif-C
CT r#,"$pi;f #i-rr*d t* m *grap h y {scanrii*g}, tomografi terkom Puterisas i

(pemindaian)
CTR *a;'drerrfo *rarrc ratri*, ras io l<ard iotorasi k
CW efu*sr w;rff, dinding dada
x Daftar Singkatan

D& C dilati*n and e*ri-*fag'e, dilatasi dan kuretase


DC directr cur"i-enr, arus searah
DIC dissernrnaredrnrreyasc*/ar coagulation,koagulasiintravaskular
diseminata
DVT deep venoe;s rilr*mb*sis, trombosis vena dalam
EDRF *ndatkelium derived relaxlng facrcr, faktor relaksasi dari endotelium
EKG elektrokardiogram, electrr-*eardiogram{ECS)
EMD elecfr'$rnerfianiral diss*ciarion, disosiasi elektromekanik
EMF end*myacardialfbrosrs,fibrosisendomiokard
EP emboli paru, p*lrnonary embolrsm {Pfi}
FTT Fibrinalytic Therapy lrialisrs
GFR glon"terular filtration rare, laju filtrasi glomerulus
HBD hydroxybutyrar* dehy#roger:ase, hidroksibutirat dehidrogenase
HCM hypertraphitc*rde*rmyoparhy,kardiomiopatihipertrofik
HDL hrgh densiry lipaproiein, lipoprotein densitas tinggi
HIV htuman immun*de$cienty virus, virus imunodefisiensi manusia
HOCM hypertrophic ofisrr#erive cardioinyopar&y kardiomiopati obstruktif
hipertrofik
HOT fdyperrer:sf*n #prinraf lrearrnenr {sre;cy}, Terapi Optimal Hipertensi
(studi)
INR internati*nal n*rmalizedrfrfis, rasio normalisasi internasional
ICS rnteirosfal spac€, ruang sela iga
ISA rnrrinsic sympathfrrnirrl*ria activity, aktivitas simpatomimetik intrinsik
lSlS lrct*rnatianal Sr*dy o{ fn{arst Suryiv*l Studi lnternasional tentang
Ketahanan Hidup pada lnfark
IVC inferrpr yefifr c*yir, vena kava inferior
IVS interv*ntriculan sepfu*r, septum interventrikel
JVP lugular ye$o{rs pr€ssur"e, tekanan vena jugularis
LA /eff arri*rn, atrium kiri
LAA lek atria! apBendage, apendiks atrium kiri
LAD /efr anrerior dese*ndrng, anterior desenden kiri
LBBB f*ft bundle branch */*ck, blok cabang serabut kiri
L Cx f*fl* erreunrfex, sirkumfleks kiri
LDH facra*e d*fuyd;'ogenase, laktatdehidrogenase
LDL l*w densiry *poprorern, lipoprotein densitas rendah
LED laju endap darah, *ryrhr-r:cyre sedirn€nra#on r"arc {[SR)
LMW /erw n':ol*c*lar werghr, berat molekul rendah
LV feft ycnrncl*, ventrikel kiri
LVEDP lek v*ntricuiar snd-#,asrolrr pr€ss{:re, tekanan akhir-diastolik ventrikel
kiri
LVH leff venrric*lar hyp*rtrr:phy, hipertrofi ventrikel kiri
LVOTO f*ft ventrirular aut{law rreef o&sfru;cfi*n, obstruksi alur keluar
ventrikel kiri
LVPW le{t ventrirular prsrericr wa{ dinding posterior ventrikel kiri
MlBl rnerfioxy-iso&uty! isonitrile. metoksi-isobutil isonitril
MIC mlnimum inhibit*ry concerrarion, konsentrasi inhibisi minimal
MMD minimal rnyoeardial damage, kerusakan miokard minimal
Daftar Singkatan xi

MRI fftagneti€ resonance irnaging, Pencitraan resonansi magnetik


MR mitra! regurgirarfon, regurgitasi mitral
MS rnifral sfenosis, stenosis mitral
MV rnitral valve, katup mitral
MVA mirral valve area, area katup mitral
NIDDM non-insuJin-dependenr diaberes n,eflitus, diabetes melitus tidak
tergantung insulin
NIH Fdational fnsfie$res *f Fleafrh
NYHA Sdew York Heart Assaciation
OCP oral confraceptive pilf, pil kontrasepsi oral
PA posteriar-anteru'or, postero-anterior
PA pulmanary arr.ery, arteri pulmonalis
PAF plarefee ac#vating facror, faktor pengaktivasi Platelet
PAI p/asrninogen aetivator inhibitot",penghambataktivatorplasminogen
PDA patefit ducrus arrerf*sus, duktus arteriosus paten
PDA poscerior descendlng artery, arteri desenden Posterior
PET poslfron emtssi*n t*wograpky, tomografi emisi positron
PFO pat€tlr foranren cvafe, foramen ovale Paten
PH pulmonary hyperrension, hipertensi pulmonal
PJK penyakit jantung koroner, tora{tary h*arr disease iCHn}
PND par*xysma! nacturna! dyspn*ea, dispnu nokturnal paroksismal
PPOK penyakit paru obstruktif kronis, chronic clhsffl.icrive pulmanary dtsease
{coFD}
PR pulmonaty regurgita$*n, regurgitasi pulmonal
PS pulrn*nary srenosis, stenosis pulmonal
PTCA perc#f,aneous transluminal caranaty angi*plasty,angioplasti koroner
transluminal perkutan
PVR pufinonary vascr.rlar resisfance, resistensi vaskular pulmonal
RA righr atrium, atrium kanan
RAA renrn-angiorensin-a/dosferone, renin-angiotensin-aldosteron
RBBB rigl'rt bundle &ranc$ bJsc&, blok cabang serabut kanan
RCA righr, caranary artery, arteri koroner kanan
RJP resusitasi jantung paru, cardiopufm*nary rescusrrrarfon {CPR.}
rt-PA recornbttranf ri$sue-fyp€ pfasminogen acffvafsr, aktivator plasminogen
tipe-laringan rekombinan
RV rlght v*ntride, ventrikel kanan
RVG radior:ucJide v*nerice;lograpft5 ventrikulografi radionuklida
SA sincafrial, sinoatrium
SLE sysrernlc iup*s erythemarssus, lupus eritematosus sistemil<
SN sinlts nsde, nodus sinus
SPECT single phorcn *nirssron ccmpuf€d t*m*graphy, CT emisi foton tunggal
SVC superior vena fftya, vena kava superior
TD tekanan darah, blosd pressure {SP)
TGA frnnspositr*,n of r&e greae arferies, transPosisi arteri besar
TIA transienf lscfiaernic atcack, serangan iskemik transien
tPA rissue plasrninoS'efl arfivfifor, aktivator plasminogen iaringan
TEE fransesophagealechacardi*graBhsekokardiografi transesofageal
xii Dafcar Singkatan

TR l:r-ir:i;.rpi#,.,.,:.Ll"i;i-g:{..Ji:r;:;r, regurgitasi trikuspid


TS lr'rr:r;:l:'lr,f ti:i:r:t*.i,,s, stenosis trikuspid
TSH terapi sulih hormon, iii,:i':i:it::j{;: ,,''.:,f,Jr;ilr":i::,::i,,i llir:rr,;:::-r' ii'iir,l:
TTE :r';iilj!i;,.ii.]:':?!.:ir: t':::h:,tt:::t-i:t.s:ti';l#i.,14 ekOkardiOgrafi tfanStOrasik
VAD'0";*ir'ji:'r.i'.ii',r.'':.:iitif C{:y'j{:rj, alat bantu ventrikel
VF r'*nr;-i*-iij.:r' i.'ri:rii:'i;ri*'r:, fibrilasi ventrikel
VSD vr:r':iiir'-"i.;i,lr ie,:;.rt;l ci*,il*g defek septum ventrikel
VT u#.?i,'r:i"r.rjii i:,'i{:it'r.,::;nril-,,x, takikardia ventrikel
Indeks

Simbol angioplasti 103, 132, 145 (AAr) r38


99mTc-pirofosfat l4 I angioplasti koroner transluminal aspirin 67, 100, 102, 103,
perkutan 89, 132, 134 t23, t42
A angiosarkoma 234 ascenia neurosirkulatori I l6
a.femoralis 12, 28 anisoylated plasminogen- ataksia Friedreich 79
ablasi I 65 streptoki nase activato r atenolol 2 l4
ablasi fibrilasi 170 atrium complex (APSAC) l0l ateroma aorta 40
ablasi 'jalur cepat' 176 anomali drainase vena aterosklerosis 28, 62
ablasi 'jalur lambat' 176 pulmonalis 262 ATPase natrium-kalium 59
ablasi kateter VT 184 anomali Ebstein 174,269 atresia paru 27
abnormalitas fungsi otonom 158 antagonis 5-HT 218 atresia trikuspid 268
adrenalin 93 antagonis aldosteron 89 auskultasi I 9
AF nonvalvular 104 antagonis kalsium 66,93, 127 AV delay 160
afterload 7l antagonis reseptor angiotensin azatioprin 96
akromegali 10, 78 9t,92
aksentuasi pascaektopik I 3 antiaritmia 94, 165, 167, 194 B
aktin 70 antibodi monoklonal l0l 'baffle'atrium 266
alat bantu ventrikel 95 antikoagulan 94, 142, 170, 253 balon lnoue 212
alat perekam implan 157 antikoagulan oral 100, 256 balon Swan-Ganz 44
aldosteronisme primer 63 antikoagulasi 250 bantuan hidup dasar (BLS)
alfa-adrenergik I 94 antiplatelet 142, 170 t88, t89
aliran balik vena l4 antitrombotik 99 bantuan hidup laniutan (ALS)
amiloidosis 77 anuloplasti trikuspid 215 t90, t92
amilorid 65, 90 anulus aorta 215, 235 bantuan udara pernapasan
amiodaron 94, 182, 196 aorta 235 ekspirasi I 90
amlodipin 66, 93 aorta torakalis desenden 235 bayangan jantung 30
amoksisilin 257 aortitis 238 bedah pintas arteri koroner 29
ampisilin 257 aortitis sifilis 240 bedah valvotomi teftutup 256
amrinon 93 aortitis Takayasu 239 bendrofluazid 89
analgesik 142 aortografi 49 bendroflumetiazid 89
anamnesis I aortopati degeratif 272 Bernoulli 36
anamnesis tambahan 7 apeks I l5 beta-adrenergik I 94
anemia I I apnu tidur 243 bintik Roth I I

anestesia spinal 282 aritmia 81, 192, 234, 257, 283 bioprostesis 2 I I

aneurima'palsu' 238 aritmia supraventrikel 283 biopsi endomiokard 52


aneurisma aorta 238 aritmia transien I 15 biopsi miokard 78
aneurisma'sebenarnya' 238 aritmia ventrikel 165, 283 bisoprolol 94
aneurisma septum atrium 262 arkus kornea 10, I I blok atrioventrikel 6
aneurisma sinus Valsalva 268 arkus senilis kornea I l5 blok cabang serabut kanan
aneurisma ventrikel l6 arteriografi koroner 50, l2l, (RBBB) rs8
aneurisma ventrikel kiri 148 t23, t49 blok cabang serabut kiri
angina 3 arteritis sel raksasa 238, 240 (LBBB) rs8
angina dekubitus I 14 arcritis reumatoid 79 blok lantung 5, 158
angina pektoris I ll, l15 asam asetat S-hidroksiindol (5- blok tri-fasikular I 58
angina stabil l12, l17 H|AA) 2r8 bradikardia 153,157
angina tidak stabil 4, 102, l12 asistol 193, 197 bretilium tosilat 196
angina varian Prinzmetal I 14 asites 28, 85 British Hypertension Society 67
angiografi 48 asma l3 bruit ll, l3
angioid streaks I I aspartat amino transferase bruit sistolik 28
lndeks 285

bumetanid 89 diabetes melitus 109 EKG permukaan 154


bunyi awal diastolik 22 diastasis 23 EKG rerata-sinyal 155
bunyi awal sistolik 2l diastol atrium 17 ekokardiografi 32, 33, 23 I, 245
bunyi jantung 20 diastolik26 ekokardiografi dua-dimensi 32
bunyi keempat 23 diazoksid 66 ekokardiografi kontras 42
bunyi ketiga 23 dicrotic notch 72 ekokardiografi M-mode 32
bunyi pecah terbalik 22 diet 108,123 ekokardiografi stres 42, l2l
bunyi sumasi 24 digoksin 90, 2l I ekokardiografi tiga-dimensi 43
dihidropiridin 144 ekokardiografi transesofageal
c dilatasi atrium kiri 3 I 39, 208
CABG 29,89, t33, t35 dilatasi ventrikel kiri 72 ekokardiografi transtorasik
candesartan 92 dilator arteri 9l 39, 208
captopril 66, 91,92 diltiazem 93, 127 ektopik atrium 214
cardiac care unit l4l dip-and-plateau 78 ektopik ventrikel 177
carvedilol 94 direct current (DC) 138,257 elektroda bipolar 163
Canadian Cardiovascular diseksi aorta 41, l4l elektrofisiologis 159, 177
Soclety (CCS) 4 diseksi aorta akut 235 elekcrokardiografi serial 205
Chlamydia pneumoniae lll disfungsi miokard diastolik 83 elektrokardiogram 228, 243,
cilazapril 92 disfungsi sel endotel 59 255
cincin Kayser-Fleischer 10, I I disfungsi ventrikel 273 embolektomi 241
Coxsackie 73 diskinesia I I5 embolektomi paru 250, 25 I

CREST 242 lensa 10. I I


dislokasi emboli aorca 241
CT helikal ultra-cepat 52 dismorfik I I emboli paru (EP\ 54, 147,
CT spiral 245 dismorfisme l0 246
curah jantung 46 disopiramid 196 emboli paru akut 5, l4l,247,
cushingoid 10, I I disosiasi elektromekanik 251--252
(EMD) te3, 197 emboli paru masif akut 49
D dispnu 2, 3, 85, 228 emfisema l3
o-dimer 249 dispnu nokturnal paroksismal emisi foton tunggal 56
de Wardener 59 3, 85 enalapril 92
defek ostium primum 260 distrofi Becker 79 endokard 217
defek sekundum 260 distrofi Erbt limb girdle 79 endokarditis bakterial 233
defek septum atrium 81, 260 distrofi fasioskapulohumeral 79 endokarditis infektif I 0, I l,
defek septum ventrikel 25, distrofi miotonika 79 219,220
146, 258,262 distrofi otot I 0 endokrin 63
defek sinus venosus 260 distrofi otot Duchenne 79 endomiokard eosinofilik 218
defek ventrikuloseptal 26 diuretik 64, 65, 89 endotelin 83
defibrilasi 188, 193, 196 dobutamin 93 endotelium vaskular 83, 98
defibrilator implan 89 dopamin 93 energi radiofrekuensi I 68
defi brilator jantung implan
Doppler 33 enoksaparin 100
otomatis (AICD) 168, drainase perikard 73 enoksimon 93
r82 drive train 179 enzim Jantung I 38, I 39
defi brilator kardioverter duktus arteriosus paten 27, epinefrin 93
implan otomatis 94 263 esofagus 242
deformitas 'mulut ikan' 209 estrogen endogen I l0
degenerasi kistik 236 E
F
degenerasi'senil' 272 edema 6
demam reuma 200 edema interstisial 3 faktor relaksasi dari
denyut apeks I 6 edema paru 3, 3 1, 1 38 endotelium 83
denyut ekstra 6 edema perifer 28, 85 faktor risiko I 08
denyut femoralis 28 edema periorbital 6 faktor von Willebrand 98
denyut nadi 12, I 15 edema unilateral 6 fasies mitral 209
denyut nadi bisferiens 12 efek supresi 282 felodipin 66, 93
denyut nadi dikrotik l2 efusi perikard 230 fenomena curian koroner 268
denyut nadi karotis I I efusi pleura 28, 237 fenomena Raynaud 7
denyut perifer 28 Ehlers-Danlos 236 feokromositoma 63
denyut vena Jugularis I 3 ejeksi ventrikel I 15 fibrilasi atrium 15, I 15, 159,
depolarisasi I 5 I EKG 230, 23 I 2t0,2t4,2s7,275
destruksi katup 212 EKG ambulatori 157 fibrilasi ventrikel 184, 196
286 lndeks

fibrin I 02 hiperaktivitas simpatis 59 I


fibrinolisis 99 hiperinsulinemia 59 jalan napas 189
fibrinolitik 144 hiperkalemia 196 jalur intrinsik 98
fibrodisplasia 63 hiperkoagulasi 246 falur Mahain 174
fibroelastosis endokard 219 hiperkolesterolemia 9, I I jari tabuh 9, 10, 29,243
fibrosarkoma 234 hiperlipidemia 10, 108, ll5 Judkins 50
fibrosis endomiokard 218 hiperplasia adrenal kongenital
fistula arteri koroner 268 63 K
fistula arteriovenosa 27 hipertensi 58-64, 91, 257 kalsifikasi anulus mitral 210,
fisuraplak I 12, 136 hipertensi arteri pulmonalis 3 I 2t4, 276
flutter 257 hipertensi paru 5, 6, 14, 15, kalsifikasi katup 3 I
flutter atrium 17l, 172 45, 54, 233, 242-256, 283 kalsifikasi katup mitral 210
flutter umum l7l hipertensi sistemik I l0 kalsium intravena 195
follow-up pacu jantung 164 hipertensif I I kalsium klorida 196
foramen ovale paten 259 hipertiroidisme l0 kanulasi arteri femoralis 46
fraksi ejeksi 48, 55 hipertrofi konsentrik 72 kanulasi vena femoralis 44
Frank-Starling 71,83 hipertrofi miokard 72 kardiologi nuklir 54
Fredickson I 3 I hipercrofi septal 12 kardiomegali 87
furosemid 89 hipertrofi ventrikel kanan 14 kardiomiopati 256
hipertrofi ventrikel kiri 59 kardiomiopati dilatasi 73, 105
G hiperventilasi 2 kardiomiopati hipertrofik 75,
gagal ginjal akut 60 hipervolemia l4 t62, 256, 273, 283
gagal jantung 80,81, 162,273 hipoksemia nokturnal kronis kardiomiopati iskemik 74
gagal jantung berat 12 143 kardiomiopati membran
gagal jantung kanan 14,28, hipotensi 137 subaorta I I

85, 85 hipotensi postural 5 kardiomiopati obstruktif


gagal jantung kiri 85 hipotiroidisme 10, 78 hipertrofik I l, l3
gagal jantung kiri akut 96 hirudin l0l, 102 kardiomiopati peripartum 257
gagal jantung kongestif 273 hirulog l0 I kardiomiopati restriktil 77, 27 4
galop 24 hormon antidiuretik 83, 89 kardiomioplasti 96
gangguan kesadaran l15 hormon natriuretik 59 kardioversi 104,170
garis Kerley B 3l hubungan aorto-pulmonal 258 kardioversi arus searah 91,
gaya hidup 123 hukum Laplace 72, 239 257. 275
gejala gastrointestinal l'37 hypertension optimal treat- kardioversi elektrik 2l I

gelombang'a' 14 ment (HOr) 67 karditis reumatik 208


gelombang 'c' 14 karsinoid 217
gelombang 'cv' l6 I karsinoid jantung 218
gelombang meriam l5 idiopatik l0 karsinoma bronkus l0
gelombang P 154 ikterik I I katarak 10, I I

gelombang sistolik'v' 215 implantasi pacu jantung I 59, I 63 kateter Fogarty 241
gelombang T 154 indapamid 65 kateter Swan-Ganz 47
gelombang U 155 indeks massa tubuh (BMl) 109 kateterisasi jantung 43
gelombang 'v' l5 infark miokard 4, 27 kateterisasi jantung kanan 44,
gesekan perikard 27, 228 ilnfark miokard akut 102, 135 245
ginjal 28, 60 international normalized ratio kateterisasi jantung kiri 45
gliseril trinitrat 93 (rNR) r00 katup aorta bikuspid 203
gradien potensial l5l intervensi koroner perkutan katup atrioventrikel 17, l8
t35. 275 katup floppy 212,213
H intubasi I 9 I katup jantung prostetik 105
HACEK 220,223 irama iregular 153 katup trikuspid 215
heparin 99, 102, 142,250, irbesartan 92 kecelakaan lalu lintas 278
252 iskemia miokard 4, 5, I I I kehamilan 255
heparin berat molekul rendah iskemia subendokard I ll kelainan gastrointestinal l4l
(LMW) r00, 2s0, 2s2 iskemia sunyi I l3 kelas sosial ll0
hepatomegali 85 iskemia tanpa gejala I l3 kelebihan beban tekanan 72
hibernasi miokard 84 iskemia transmural I l4 kelebihan beban volume 72
hidralazin 66, 93 isoprenalin 93, 194 kematian jantung mendadak I76
hidroklorotiazid 89 isosorbid 9 I kemerahan malar 10, I I
hiperadrenalisme l0 isosorbid dinitrat 93 kepribadiantipeA lll
lndeks 287

ketukan (knock) perikard 2i- lipoprotein densitas tinggi mutasi Leiden 246
kifoskoliosis l6 (HDL) r08
Killip 142 lisinopril 66, 92 N
klasifikasi Canadian Cardiovas- Loeffler 219 natrium 59
cular Society 4 losartan 66, 92 natrium bikarbonat 195
klasifi kasi fungsional gagal low molecular webht (LMVU natrium nitroprusida 92, 238
lantung 86 r00 nelapril 66
klasifikasi Killip 97 lupus eritematosus sistemik nicorandil I 28
klasifikasi New York Hean 8. 79 nifedipin 66, 93, 144
Association 3 nikardipin 66
klasifikasi 'Sicilian Gambit' 165 M nisoldipin 66
klasifikasi Stanford 235 Magnetic resonance imaging nitrat 123,125,143
klasifi kasi Vaughan-Williams (MRr) s2, 26s nitrat oksida 83
t67, t96 malformasi arteriovena nitroprusida 66, 9 I

klaudikasio 7 pulmonalis 7, 27 nodus atrioventrikel 6, l5l


klik ejeksi 18, 2l manitol 90 nodus sinus 15l
klik mitral 2l manula 271 Noonan 236,264
klopidogrel 100, l0l, 123 manuver holding 208 noradrenalin (norepinefrin)
klorotiazid 89 manuver Valsalva 12, 19, 260 92. 93
koagulasi 98 masker saluran napas laringeal nutrisi 88
koarktasio aorra 26,28, 63,265 t9t nyeri angina I 14
kolesterol 108 mefrusid 89 nyeri dada 3, I 14, 136
kompresi dada 190 merokok 88, 108, 123 nyeri dinding dada I 16, l4l
konstriksi perikard 22 metastasis 234 nyeri gastrointestinal I l6
konsumsi oksigen miokard 72 methemoglobinemia 7 nyeri post-prandial I 14
konterpulsasi balon aorta 95 metilprednisolon 96 nyeri prekordial 227
kontinyu 26 metisergid 2 l8
kontraksi isovolumik l8 metolazon 89 o
kontraksi miokard 70 metoprolol 94 obat hemat kalium 65
kontraktilitas 72 mikroalbuminuria 60 obat untuk hipertensi 68
Korotkoff 58 miksoma 233 obat-obatan kardiovaskular 195
kreatin fosfokinase (CPK) I 38 miksoma atrium 5, 22, 233 obat-obatan trombolitik 254
krisis hipertensi 67 milrinon 93 obesitas 109
kriteria Jones 20 I mini-torakotomi 232 obstruksi alur keluar ventrikel
kriteria mayor 201 minoksidil 66 26
kriteria minor 201 miokarditis 72 obstruksi alur keluar ventrikel
kuadrupel 24 miopati l0 kiri 5
kumarin 100 miopatik l0 obstruksitetap lll
miosin 70 obstruksi vena kava 6, l6
L miosit 70 oksigenasi I 9 I

labetalol 238 monitor Holter 157 opening snap 22


laktat dehidrogenase 138 mononitrat kerja panjang 124 operasi Battista 96
larutan penyangga asam-basa murmur 20, 24, I 15 ortopnu 3
t94 murmur jantung l9 ovetweight 109
latihan isometrik l9 murmur atrium kanan 233
LDH I38 murmur Austin-Flint 27, 207 P
lead dada 155 murmur diastolik 25, 27 pacu atrium multi-tempat 162
lead unipolar 163 murmur ejeksi sistolik 264,276 pacu jantung 89, 160-162,197
laju endapan darah (LED) 233 murmur Graham Steell 27 pacu-terminasi VT 183
left ventricular heave 16 murmur holosistolik 26 palpasi karotis I 3
lesi Janeway 9, l0 murmur inosen 26 palpasi prekordial I 15, 213
lesi obstrul<tif 259, 264 murmur kontinyu 27 palpitasi 5, 74, 153
lesi pirau 258 murmur kresendo-dekresendo pangkal aorta 235
letih 6 2t6 pankarditis 200
Iift 16 murmur mid-diastolik 27, I l6 pansistolik 26
lipid 108 murmur mid-sistolik inosen 2 l6 paraparesis 239
lipoprotein 108 murmur rumbling diastolik 209 paraplegia 239
lipoprotein densitas rendah murmur sistolik 25, 26, 276 pektus ekskavatum l6
(LDL) r08 murmur stenosis aorta 203 pektus karinatum l6
288 lndeks

pembedahan aritmia 184 penyakit Paget l0 pukulan prekordial 190


pembedahan Fontan 268 penyakit parenkim ginial 62 pulmonary capillary wedge
pembedahan katup mitral 4l penyakit paru supuratif l0 44,74
pembedahan Mustard atau penyakit perikard 14,54 pulsasi karotis 16
Senning 266 penyakit Reiter 238 pulsus alternans I 3, 74, 85
pembekuan darah II I penyakit renovaskular 62 pulsus anakrotik I I
pembesaran ventrikel kanan 3l penyakit reumatoid 238 pulsus bigeminus 13
pembesaran ventrikel kiri 30 penyakit serebrovaskular 5 pulsus Corrigan 12
pembuluh darah kolateral penyakit SN 158 pulsus paradoksus 13
I 12, 136 penyakit vaskular perifer 28 pupil Argyll Robertson I I

pemetaan aliran Doppler penyakit veno-oklusif paru 242


berwarna 35 penyakit ventrikel kanan 6 a
pemindahan arteri 267 penyakit Wilson l0 QRS 154
pemindahan ganda 268 penyekat P 64, 66,94, 124, quinapril 92
pemindaian CT 52, 53, 230, 126, 143,214
249 penyekat reseptor angiotensin R
pemindaian MRI 239 ll 66 rabdomioma 234
pemindaian ventilasi-pedusi (V/ penyekat saluran kalsium 144 rabdomiosarkoma 234
Q) paru 245 peptida natriuretik 83 radiografi toraks 30
pencitraan infark miokard 55 perdarahan splinter 10, 29 ramipril 66, 92
pencitraan kumpulan darah 55 perekam implan 159 Raynaud 242
pencitraan perfusi miokard 56 perekam yang diaktivasi oleh re-entri intra-atrium 168
pencitraan stres radionuklida pasien 157 re-entri nodus sinus 168
l2l perikard 227 recombinant tissue-type
pengawasan Holter 182 perikard parietal 227 plasminogen activator (ra-
penghambat ACE 59, 66, 91, perikard viseral 227 PA) 102
92, 128, 144,214,767 perikardiosentesis 231 regurgitasi aort^ 12,25,206,
penghambat adrenergik 65 perikarditis 147 237
penghambat aktivator perikarditis akut 141,227 regurgitasi aorta kronis 207
plasminogen I I I perikarditis konstriktif 229 regurgitasi 'fungsional' 215
penghambat fosfodiesterase 93 perikarditis relaps 229 regurgitasi katup 37
penghambat llb/llla sintetis l0l perikarditis viral 27 regurgiusi micral 25, 26
penghambat platelet 100 perindropil 92 regurgitasi mitral akut 146,212
penghambat renin-angiotensin perlambatan radio-femoral 28 regurgitasi mitral nonreumatik
66 pernapasan 189 kronis 212
pengukuran tekanan darah 57 pijat sinus karotis 157 regurgitasi pulmonal 27
penilaian neurologis 198 pil l<ontrasepsi oral 64 regurgitasi trikuspid 215
peningkatan tonus vagus 159 pirau jantung kongenital 243 reimplantasi koroner 238
penuaan kardiovaskular 272 pirau kanan-ke-kiri 7 relaksasi isovolumik 18
penurunan berat badan 123 pirau kiri-ke-kanan 44,259 relaksasi miokard 70
penyakit aorta 54 plasebo 250 remodeling miokard 84
penyakit Chagas 73 platelet 98 renin-angiotensin-aldosteron 82
penyakit gastrointestinal l0 pletismografi impedansi 253 repolarisasi l5l
penyakit jantung koroner 59, plop tumor 233 resistensi insulin 59
107,274 pompa toraks 190 restriksi ventrikel kanan 14
penyakit jantung reuma 256 posisi pemulihan I 90 resusitasi jantung paru (RJP) 89 I

penyakit jantung sianotik l0 potensial al<si 152 retinopati 60


penyakit katup jantung 276, prazosin 66, 91, 93 retinopati diabetik I I

283 preload 7 I revaskularisasi 149


penyakit katup mitral 8 presinkop 5, I 15, 153 revaskularisasi koroner 132
penyakit katup mitral reumatik Prinzmetal ll4 risiko anestesia 282
208 prosedur pada vena kava Romano-Ward 187
penyakit konduksi inferior 251 ronki 137
atrioventrikel 283 prostesis mekanik 205 rubela kongenital l0
penyakit koroner stabil 103 proteinuria 60, 63 Rudolph Virchow 246
penyakit nodus atrioventrikel protokol Bruce 117,279 ruptur aorta 240
158 protokol induksi 177 ruptur dinding-bebas 147
penyakit nodus sinus 6, 58, I protrombinase 99 ruptur otot papilaris parsial 2 2 I

283 pseudoxantoma elastikum I I ruptur sinus Valsalva 258


lndeks 289

S sirkuit arteri sistemik 258 takikardia re-entri intra-atrium


Sl 20 sirkuit re-entri 165 168
52 2l sirkulasi 190, 192 takikardia re-entri nodus
saluran konduksi atrium l5l sistem ekstrinsik 98 atrioventrikel 174
saluran konduksi khusus 152 sistem His-Purkinyel5l, 152 takikardia supraventrikel (SVT)
sarkoma 234 sistem keiutan arus searah 166 165, 168
sarkomer 7Q sistem konduksi l5l takikardia ventrikel (W) 6,
saturasi oksigen arteri 7 sistem renin-angiotensin 59 ll5, 177
second wind phenomenon ll4 sistem saraf simpatik 83 takikardia ventrikel
segitiga Einthoven 155, 156 sistol atrium l7 monomorfik 178
seksio Caesaria 256 sistol ventrikel 18 takikardia ventrikel tanPa
sekuele neurologis 239 sistolik 26 denyut 197
sel Kulchitsky 217 situasi arus tinggi 26 takikardia yang disebabkan
sel pompa natrium 59 sklera biru I I pacu jantung 164
septostomi atrium balon 266 sklerodaktili 242 tamponade jantung 12, 231
serangan iskemik transien 40, sklerosis sistemik 79 tamponade perikard 13
60 sklerosis tuberosa 234 tanda Becker 12
sesak napas ll4, 137 Sones 50 tanda Duroziez 12
sianosis 6 spasmearteri koroner I 12, 136 tanda Homan 253
sianosis perifer 7,9, l0 spironolakton 90 tanda Kussmaul 14
sianosis sentral 6, 10, I I square root 78 tanda Mueller 12
sifilis ll, 240 statin 69 tanda Quincke 12
siklosporin A 95 stenosisaorta 5,25,26,36,72, tanda'square root 230
siklus jantung 17 201,203,264,274,283 tanda Traube 12
sindrom Conn 63 stenosis mitral 10, 16, 25, 36, tandur alih pintas arteri
sindrom curian subklavia 5 208, 209, 283 koroner (CABG) 29,89,
sindrom Cushing 63 stenosis pulmonal 26,264 132, 135
sindrom Da Costa 5, l16 stenosis trikuspid 15,25,215 tanduralih pintas koroner 103
sindrom Down 8, l0 stent koroner 103 tekanan atrium kiri 22
sindrom Dressler 138,148,227 stent primer 145 tekanan darah (TD) 57
sindrom Eisenmenger 243, stigmata hiperlipidemia I 15 tekanan darah sistemik I 15
259,269,270 streptokinase l0l, 102 tekanan saluran napas positif
sindrom kalsinosis 242 streptokokus kelompok A kontinyu (CPAP) 245
sindrom karsinoid 217,218 Lancefield .200 tekanan vena I 15
sindrom Marfan 8, 10, I l, stroke 60, 86 tekanan vena lugularis 14, 85,
236,239,266 stunning miokard 84 264
sindrom Noonan l0 syok hipovolemik 12 tekanan vena pulmonalis 2, 3
sindrom pacu jantung 164 syok kardiogenik 97 teknetium-99m 56
sindrom pascainfark miokard teknik dilusi 46
147, 148 T teknik Judkins l2l
sindrom pascakardiotomi 227 tabel Sheffield 128 teknik Seldinger 44, 231
sindrom pascatrombolisis 254 takiaritmia 5 teleangiektasia 242
sindrom prolaps katup mitral takik dikrotik I l, 22 tengkorak Paget l0
214 takikardia I 15, 153, 164-169 terapi sulih hormon (TSH)
sindrom QT panjang 187 takikardia alur keluar ventrikel 128
sindrom sinus karotis 5, 159 kanan 184 termodilusi 46
sindrom'syok paru' 32 takikardia atrium 6 tersedak 189
sindrom Tietze I 16, l4l takikardia atrium ektopik 168 tes fungsi paru 244
sindrom Turner l0 takikardia atrium re-entri tes latihan 255
sindrom vasovagal 5, 159 makro berlawanan arah tes latihan treadmill ll7
sindrom Wolff-Parkinson- jarum jam l7l tes pemiringan mela 157
White 166, 269 takikardia fasikular 184, 185 tes stres latihan fisik 157
sindrom X I 13 takikardia insisional l7l tetralogi Fallot 268,269
sinkop 5, I I 5, I 53 takikardia ortodromik I 75 thalium-20l 56
sinkop vasodepresor 5 takikardia otomatis 165 The New York Heart
sinus aorta Valsalva 27 takikardia re-entri Assocciation (NYHA) 3,86
sinus node l5l atrioventrikel l7l thrill ll
sinus takikardia 85, 137, 164 takikardia re-entri cabang tiazid 65
sirkuit arteri pulmonalis 258 serabut 187 tiklopidin 100
290 lndeks

tirotoksik l0 trombosis koroner I 36 valvuloplasti balon mitral 2l I

tomografi emisi positron 56 trombosis vena dalam 28, 252 valvuloplasti mitral balon
tomografi komputer 56 trombus ventrikel 104 perkutan 256
tonus otonom 159 tropin 70 vankomisin 257
torakotomi eksplorasi 78 tropomiosin 70 vasodilator 9l
torsade de Pointes 186, 187 troponin I 38 vasodilator langsung 66
trandolapril 92 tubulus T 70 vasopresin 83
transeksi aorta 238 tumor mediastinum l4 vasopresor 194
transposisi arteri besar (TGA) rumor metastatik 234 vena jugularis 13, l6
266 tumor plop 22 vena pulmonalis 3
transposisi sederhana 267 tunika adventisia 235 venodilator 9l
transposisi terkoreksi secara tunika intima 235 venografi kontras 253
kongenital 267 tunika media 235 ventilasi I 9 I

trauma lokal l0 verapamil 93


triamteren 90 U
trigliserida I 08 ultrasonografi (ekokardiografi ) w
tripanosomiasis 73 Doppler 76
tripel 24 urokinase 102
waktu tromboplastin parsial
trombin 99
teraktivasi (aPTT) 100
tromboemboli 85 V waktu-paruh tekanan mitral 36
tromboemboli sistemik 147 vaksinasi 88 warfarin 94, 100, 103
tromboendarterektomi 245 water hammer 12
valsartan 66, 92
tromboendarterektomi paru valvotomi 265
252 valvotomi mitral terbuka 2l I X
trombolisis 250 valvuloplasti 265 xantelasma ll, l15
trombolitik l0l , I 02, 143 valvuloplasti aorta balon 205 xantoma 9
LECTU RE NOTES

Kardiologi
HUON H. GRAY
KEITH D. DAWKINS
JOHN M. MORGAN
IAIN A- SIMPSON

Edisi Keempat
Pengamhilan Anamnesis
Kardiovaskular

Pendahuluan, 1 Anamnesls tambahan. 7


Gejala khusus, 2

yang sulit mengenai terapi. Pemeril<saan


Pendahuluan
klinis kadang-l<adang memerlukan infor-
Di era dengan telcnik pencitraan dan masi dari keluarga atau teman-teman
diagnostik yang meningkat dan canggih, pasien, yang mampu menilai lebih objektif
terdapat l<ecenderungan pemeriksaan mengenai hambatan aktivitas pasien
klinis pasien dianggap kurang relevan. Hal sehari-hari.
ini keliru karena nilai pemeriksaan klinis Pemeriksaan klinis terdiri atas anam-
tidak dapat dikesampingkan. Walaupun nesis untuk mengetahui gejala, dan me-
banyal< sekali informasi yang dapat di- lakukan pemeriksaan fisik untuk melihat
peroleh dengan berbagai peralatan pe- tanda-tanda dari penyakit l<ardiovaskular.
nunjang, namun keputusan tentang tata Bab ini membahas prinsip-prinsip umum,
laksana yang tepat untul< pasien harus tetapi gejala dan tanda-tanda yang ber-
tetap berdasar pada pemeriksaan klinis hubungan dengan kondisi khusus akan
menyeluruh yang baik. Merupakan diuraikan lebih rinci pada bab-bab yang
praktik tak terpuji jika dalam menegakkan berhubungan dengan lcondisi tersebut.
diagnosis dan merencanakan terapi, Seni membuat anamnesis yang baik
pasien diperiksa dengan pemeriksaan pe- termasuk membiarkan pasien mencerita-
nunjang yang melebihi kebutuhan kan kisahnya, dan pada waktu yang sama
minimal, di mana beberapa di antaranya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
akan menyulitkan dan mengandung risiko. mengarah pada gejala-gelala l<linis yang
Seorang klinisi yang baik akan memilih dapat memberikan informasi yang ber-
lenis pemeriksaan penunjang dengan hati- hubungan dengan usaha menegakkan
hati, selalu mempertimbangkan nilai diagnosis dan menetapkan terapi. Sering
potensi informasi yang akan diperoleh secara tidak sadar pasien memberitahu-
dibanding risiko, biaya, dan ketidak- kan informasi klinis yang amat diperlul<an
nyamanan pasien. dengan ungkapan sepele yang mungkin
Pemeriksaan klinis merupakan saat tidak akan diperoleh jika pengambilan
awal untuk menjalin hubungan dokter- anamnesis ini berupa pertanyaan-per-
pasien yang baik dan mendapat keper- tanyaan yang sudah disiapkan sebelum-
cayaan dari pasien, yang sangat penting nya, atau lebih parah lagi, berupa kue-
untuk tahap berikutnya, ketika kadang- sioner yang harus diisi pasien. Kesabaran
kadang terdapat informasi yang kurang mendapatkan anamnesis yang jelas dari
menyenangkan dan perlu dibicarakan ber- kata-kata pasien sendiri dan dalam waktu
sama, serta dalam mengambil keputusan yang cukup bebas, merupakan bagian
Bab l: Anamnesis Kardiovaskular

i Boks i. i Gejala Penyakit &oks t.3 Penyebab Dispnu


i Kardiovaskular
i Penyebab iantung
I

i Keluhan yang paling sesrraj dalanr Akut


I anamnesis: r Iskemia atau infark miokard
i. Dispnu, batuk, dan hemoptisis . Regurgitasi mrtral aklbat ruptur korda
|' NYerl dada r Terjadinya AF pada penyakit katup
I.
i'
Sinkoo mitral atalr aorta
il_o Palpitasi
Kronrs
I
. Pembengkakan pergeiangar kaki r Disfungsr ventrikel kiri
io Letrh
r Penyakit katup mltral atau aorta
i . Sianosis o Miksoma atnum
' Ktaudikasio
|L.*_*-_-_
Nonjantung
Akut
&sk$ l.? Rincian Gejala r Emboli paru
Informasi berlkut harus diperoleh untuk
. Pneumoloraks

setlap gejala yang sesuai:


r Asma
r Slfat dal derajat keparahan r Sindromhiperventilasi
r Kronologi Kronis
. Onset dan durasi r Penyakit paru obstruktif atau restrikttf
o Faktor-faktor pemicu, yang . Hipertensi pulmonal
memperberat, dan yang meringankan r Kelainar d rd'ng dade'
o Gelala yang berhubungan r Anemia
r Lokasi dan penyebaran setiap nyeri . Kegemukan dan kurang fit

penting dalam latihan klinis. Dengan tas fisik. Gejala ini berbeda dengan sesak
semakin meningl<atnya l<eterampilan se- napas pada ansietas di mana pernapasan
orang klinisi, proses di atas dapat dicapai sadar meningl<at mencapai hiperventilasi,
dalam wal<tu yang relatif pendek. Ber- dan gelala sesak napas ini memburuk
dasarkan pengalaman, informasi yang ber- pada wal<tu istirahat atau siruasi stres.
guna juga dapat diperoleh dari sumber Hiperventilasi luga menyebabkan gejala-
lain, seperti sikap pasien, tinglcah laku, gejala lain (banyal< di antaranya karena
emosi, dan palcaian. penurunan FCO, dan alkalosis), seperti
parastesi perioral dan perifer, penurunan
i.$Sl*hl uu#ffi kesadaran, nyeri tajam pada dada l<iri di
bawah payudara, dan pada lcasus ekstrem,
Karena l<erja jantung sangat berhubungan
tetani. Semakin parah lcelainan jantung
dengan alctivitas fisik, beberapa gejala yang mendasari, dispnu akan muncul pada
jantung memburuk saat aktivitas fisil< dan
al<tivitas yang lebih ringan dan akhirnya
perlu dicari secara spesifik. pada waktu istirahat. Lihat Bol<s 1.3
untul< penyebab dispnu.
Dispnu Dispnu karena penyal<it jantung ter-
Didefinisil<an sebagai pernapasan sadar jadi karena kongesti vena pulmonalis"
yang abnormal dan tidal< nyaman, mal<a Adanya tekanan pada atrium kiri akan
dispnu merupakan gejala umum dari menimbulkan tel<anan vena pulmonalis,
penyakit jantung dan penyal<it pernapasan yang normalnya berkisar 5 mmHg. Jika
dan paling terlihat menonjol pada alctivi- meningkat, seperti pada penyal<it katup
Gelala khusus

mitral dan aorta atau disfungsi ventrikel Btrks 1"4 Klasifikasi NYHA
kiri, vena pulmonalis akan teregang dan
Menjelaskan tingkat disabilitas akibat
dinding bronkus teriepit dan mengalami
dispnu karena penyakit iantung:
edema, menyebabkan batuk iritatif non- r Kelas 1-Pasien densan Penyakit
produktif dan mengi. Jika tekanan vena jantung tetapi tanpa dispnu selama
pulmonalis naik lebih laniut dan melebihi aktivitas normai
tekanan onkotik plasma (sekitar 25 o Kelas Z-Penyakit jantung dengan
mmHg), jaringan paru meniadi lebih kaku dispnu ringan/sedang dalam aktivitas
karena edema interstisial (peningl<atan normal
otot pernapasan untuk mengem-
l<eria . Kelas 3-Dispnu berat pada
bangkan paru dan timbul dispnu), aklvilas biasa
. Kelas 4-Settap aktivitas menyebab
transudat akan terl<umpul dalam alveoli
kan drspnu atau gejala gelala Pada
yang mengakibatkan edema paru. Jika
waktu istilahat
l<eadaan berlanjut, akan teriadi produksi
sputum yang berbuih, yang dapat ber-
warna kemerahan al<ibat pecahnya pem- Lihat Boks 1.4 untuk klasifilosi New York
buluh darah halus bronl<us yang mem- Heart Association (NYHA): merupakan
bawa darah ke dalam cairan edema. klasifikasi yang paling banyak digunakan
Dispnu jantung akan memburuk untuk menunlukl<an deralat disabilitas
dalam posisi berbaring telentang akibat dispnu karena penyakit jantung.
(ortopnu), dan dapat membangunkan
pasien pada dini hari (disertai keringat Nyeri dada
dan ansietas-dispnu nokurnal parokis-
Nyeri dada atau rasa tercekik yang di-
mal (paroxismal nocturnal dyspnoea)),
sebabkan oleh iskemia (angina), ,secara
dan akan berkurang jika duduk tegak atau
khas mempunyai karakteristil< tertentu:
berdiri. Aliran balil< vena sistemik lce
jantung kanan meningkat pada posisi rasa tidak nyaman di daerah retrosternal

setengah duduk (recumbent), terutama


yang berat, rasa tercelcil<, seperti diikat
pada dini hari ketika volume darah paling atau kadang-l<adang seperti dibakar, ter-
tinggi, menyebabkan aliran darah paru jadi terutama pada al<tivitas fisil< dan
meningkat dan disertai pula peningkatan sembuh dalam beberapa menit dengan
lebih laniut tekanan vena pulmonalis. istirahat atau pemberian nitrat sublingual.
Tetapi jika kontral<si ventrikel kanan Pasien biasanya menielaskannya sebagai
sangat tergansSu, sePerti pada kardio- rasa tidak nyaman bukan sebagai rasa
miopati dilatasi atau infark ventril<el nyeri sebenarnya. Rasa tidal< nyaman ini
l<anan, ortopnu dapat berl<urang karena dapat menialar ke salah satu lengan
jantung kanan tidak dapat meningkatkan (paling sering sebelah kiri), l<e leher dan
aliran darah paru sebagai resPons ter- rahang, atau melewati Punggung atau
hadap peningkatan aliran balil< vena. perut. Serangan biasanya berlangsung
Mesl<ipun dispnu iantung dapat ter- cepat, sampai 20 menit. Angina l<adang-
jadi akut, umpamanya akibat gagal ven- kadang atipikal, menyebabkan rasa tidak
tril<el kiri pascainfark miokard akut, nyaman pada leher, tenggorokan, rahang,
dispnu lebih sering memiliki onset gradual punggung, atau perut tanpa geiala pada
dan bersifaf kronis, memburuk dengan dada.
lambat selama beberapa minggu atau Angina disebabkan ketidakseimbangan
bulan. Pada dispnu yang timbul mendadal< pasol<an oksigen miokard (aliran darah
harus dipertimbangl<an sebab-sebab lain l<oroner) dengan kebutuhannya (kon-
seperti pneumotoraks atau emboli paru. sumsi oksigen miokard). Penyebab ter-
Bab l: Anamnesis Kardiovaskular

sering angina adalah penyakit arteri akibat iskemia miokard. Lihat Boks 1.5
koroner, tapi dapat juga terjadi pada untu k klasifikasi Canadian Cardiouascular
arteri koroner normal dalam kondisi Society (CCS): klasifikasi yang paling
hipertrofi atau dilatasi ventrikel kiri berat banyak digunakan untuk menerangkan
di mana kebutuhan oksigen miokard derajat disabilitas yang disebabkan angina.
tinggi (lihat Bab 8). Angina yang terjadi Hampir setiap struktur dalam dada
waktu istirahat atau cepat memburuk di- dapat menyebabkan nyeri dada, tapi yang
sebut 'angina tak stabil' (unstable angina) lebih sering dicantumkan dalam Boks 1.6.
dan biasanya menunjukkan penyakit Umumnya anamnesis yang mendalam
koroner yang kritis. Nyeri angina yang akan memilah sebab-sebab tersebut.
berlangsung lebih dari tiga puluh menit Barangkali pemilahan yang paling sering
dan terutama disertai dengan berke- ditemukan adalah membedakan antara
ringat, mual, dan muntah, perlu dicurigai nyeri jantung dan spasme atau refluks
sebagai infark miokard. Nyeri seperti esofagus. Karakter nyeri akibat spasme
tusukan atau episode nyeri yang ber- esofagus mungkin tidak dapat dibedakan
langsung hanya beberapa detik menuniuk- dengan angina dan dapat disembuhkan
kan penyebab muskuloskeletal yang dengan vasodilator, seperti nitrat. Nyeri
dikenal sebagai "musculoskeletal pain". yang berasal dari esofagus berlangsung
Pasien biasanya lebih sering menyara- lebih lama dari episode angina, jarang
kan sesak napas pada waktu aktivitas berkaitan dengan aktivitas fisik, dan
daripada nyeri dada, tetapi jika didesak refluks esofagus akan memburuk jika
lebih rinci, seringkali keluhan tersebut
merupakan rasa berat di tengah dada
(angina) yang menyebabkan l<esulitan ffi*ke l.* Penyebab Nonmiokard pada
mengembangkan dada. Akan tetapi sesak Nyeri Dada
napas ini dapat juga berl<aitan dengan Akut
disfungsi ventrikel kiri yang terjadi pada . Spasme esofagus: amat mirip
'dengan
isl<emia miokard. Gejala lain yang dapat angina tetapi lebih lama dan
tidak terkait dengan aktivitas fisrk
berkaitan dengan iskemia miokard ter-
o Diseksi aorta torakalis: brasanya
masuk cegukan, kembung, mual, dan
dirasakan tnterskapular
pusing, dengan tetap terl<ait pada aktivitas r Pneumonia: Biasanya pleuritik
fisil<. Gejala yang terjadi di atas rahang tetapi nyeri dapat lebih difus
dan di bawah pusar .jarang merupakan r Pneumotoraks. Lokal, intens,
pleuritlk
r Emboli paru: nyeri pleuritlk dan lokal
i -------- atau rasa tldak nyaman tumpul sentral
I

i ffi*ks $,5 Klasifikasi CCS r Perikarditis. Berbeda-beda


tergantung posisi dan pernapasan
\4enjelaskan tlngkat dtsabilltas yang
drsebabkan angrna: Kronis
r Kelas l-Angina hanya terjadi saat r Kostokondritis (sindrom Tletze):
aktivitas berat atau lama lokal dan nyerl tekan di dlndlng dada
o Kelas 2-Keterbatasan ringan aklbat r Ulkus peptikum
angina pada aktivitas normal . Penyakit kandung empedu:
o Kelas 3-Keterbatasan berat akibat biasanya disertai gejala abdominal
angina pada aktivitas brasa r Penyakit pankreas
r Kelas 4-Tidak mampu melakukan r Penyakit tulang belakang
aktivitas fisik. Terjadl angina pada i servikalis atau torakalis: berkaitan i
waktu istirahat d.ngrn gerakan
*___*i IL*_-*****_
--*__,,__-_,*i
j
Gejala khusus

membungkuk atau tiduran. Nyeri dada ft#iqs $"F Penyebab Kardiovaskular


fungsional atau psikogenik (sindrom pada Sinkop dan Presinkop
DaCosa) dapat teriadi pada pasien yang
takut terkena penyakit jantung, umPama-
. Stenosis aorta (aortic stenosis/AS):
biasanva terladi pada aldivitas, atau istirahat
nya karena terdapat riwayat keluarga bersamaan dengan onset fibnlasi atrium
dengan infark' miokard. Muncul sebagai (atrial fil:rillatianlA4 atau blok lantung
nyeri tumpul persisten di daerah apeks . Obstruksi alur keluar ventrikel kiri
jantung selama berlam-jam atau berhari- (left ventricular outflow ftact ohstruc-
hari dan sering diselingi episode nyeri tionlLVOTO): lerladi bersama kardiomio
pati obstruktif hipertrofik (hypertrophic ob
tusuk yang lebih berat. Nyeri ini dapat
structive cardiomyopathylHOClM). Sinkop
berkaitan dengan hiperventilasi, palpitasi, mungkin disebabkan arltmta yang bersama-
dan serangan panik. Nyeri dada luga an dan LVOTO
sering dilelaskan pasien yang mengalami r Takiaritmia: dapal berhubungan
prolaps katup mitral meskipun sebab- dengan kesadaran palpitasi
sebabnya tidak diketahui.
r Blok jantung: pasien mungktn me
nyadari adanya bradikardia atau ieda
. Obat hipotensi: gejala sering posturai
Sinkop o Sindrom vasovagal. seling terjadi
Hilang kesadaran dapat disebabkan be- pada situasi yang menyakitkan, sesudah ber-

berapa gangguan kardiovaskular, namun diri tegak atau lama berdiri, dengan stres
emosional. Serangan sering terjadi selama
semuanya berakhir pada berkurangnya
beberapa tahun
aliran darah ke otak. Anamnesis yang e Sindrom sinus karotis: sensitlvitas si-
teliti sering dapat menunjukkan penyebab nus karotis terhadap gerakan leher atau pai-
dasar tetapi ada sejumlah pasien yang pitasi menyebabkan terjadinya slimulasl
mengalami pusing sementara atau ePi- vagal, menyebabkan btadikardia dan hipo-
tensi
sode sinkop bukan karena sebab kardio-
r Iskemia miokard: jarang menyebab
vaskular dan neurologis. Lihat Boks 1.7 kan sinkop tanpa adanya penyakit jantung
untuk penyebab sinkop dan presinkop 'larn (seperti
stenosis aolta), kecuali iika
akibat kardiovasku lar. cabang arteri koroner mengalami stenosis
Sinkop karena lantung biasanya teriadi . Hipertensi pulmonal berat: blasanya
cepat, tanpa aura, dan biasanya tidak ber- pada aktivitas. Mekanisme sama dengan
hipertensi atau AS. Obstruksl menetap ter
kaitan dengan konvulsi atau inkontinensia.
hadap sirkulasi allran dalah
Kesembuhan secara khas berlangsung o Emboli paru akut: hanya jlka emboli
cepat (tidak seperti penyembuhan yang masif menimbulkan obstruksi strkulasi
lambat pada penyebab neurologis yanS o Sindrom curian subklavia (sub-
dapat menyebabkan kebingungan pasca- clavian steal syndrome): disebabkan
, srenosis atau oklusi arLel sLbklavia. Terjadl
sinkop), dan mungkin berkaitan dengan
vasodilatasi hebat karena pasokan darah
i bersamaan dengan gerakan lengan ipsilatetai
. Penyakit serebrovaskular: sering me-
kembali ke arteriol yang sudah mengalami nyebabkan serangan puslng (episode transien
dilatasi akibat akumulasi metabolit lokal. lskemik), dan terutama pada manula
Penurunan kesadaran bertahap lebih oMiksoma atrium: jarang. Mungkin bet-
mengarah pada sinkop vasodepresor atau hubungan sikap tubuh berdiri (postural). \,4e-
mmbulkan obstruksi intermiten katup mitral
hipotensi postural.

Palpitasi penting untuk mengetahui sensasi yang


Gejala ini sering ditemukan dan didefinisi- dijelaskan pasien. Mungkin kesadaran
kan sebagai detak jantung yang disadari akan adanya detak jantung yang lebih kuat
dan tidak menyenangkan. Pada awalnya dari biasa, lebih cepat, lebih lambat, tidak
Bab l: Anamnesis Kardiovaskular

teratur, atau gabungan semua hal tesebut. gagal jantung kanan sebagai konsekuensi
o Kesadaran iantung berdebar keras hipertensi pulmonal, penyakit ventrikel
dapat menandakan isi sekuncup yang kanan, atau penyakit perikarditis
meningkat (misalnyaregurgitasi aofta atau konstriktiva.
mitral) atau . hanya menggambarkan r Edema karena obstruksi vena kava
peningkatan kesadaran seseorang ter- superior (biasanya disebabkan keganas-
hadap jantungnya. an), terbatas pada kepala, leher, dan
o Palpitasi cepat menun jukkan taki- lengan.
kardia. o Adanya riwayat edema periorbital
r Palpitasi tak teratur dapat cepat, khas untul< penyakit ginjal (sindrom
seperti pada fibrilasi atrium, atau lebih nefrotik dan nefritik).
lambat, seperti pada denyut ektopik. r Edema unilateral ekstremitas me-
o Dengan ektopik berarti pasien me- nunjukkan obstruksi vaskular atau limfatik
nyadari 'denyut ekstra' (ektopik) yang lokal, seperti pada pascatrombosis vena
prematur, jeda kompensasi sesudah dalam atau insufisiensi vena kronis karena
elctopik, yang memberi sensasi 'denyut varises vena.
hilang', atau denyut pascaektopik yang o Penyebab edema lain termasuk
l<eras dan dirasakan'lebih keras' karena, edema siklik yang terjadi perimenstrual
sebagai susulan, mempunyai isi sekuncup dan edema angioneurotik yang terjadi
yang lebih besar dari denyut sinus atau sebagai reaksi alergi terhadap stimuli,
ektopik sebelumnya. termasuk mal<anan laut.
Palpitasi yang berkaitan dengan nadi
pelan dapat disebabkan blok atrio- Letih
ventrikel atau penyal<it nodus sinus. Gejala ini nonspesifik tetapi seringteriadi
Palpitasi cepat biasanya mulai dan ber- pada penyakit jantung. lni dapat terladi
henti mendadak, dan disebabkan taki- karena curah jantung yang rendah atau
kardia atrium, nodus atrioventrikel atau ketidakmampuan meningkatkan curah
tal<ikardia ventrikel. Penghentian palpitasi jantung pada waktu aktivitas fisik. Terapi
bertahap lebih terkait dengan takikardia obat dapat menyebabkan keletihan, bail<
sinus. langsung seperti penyel<at B, atau tidak
langsung seperti akibat hipokalemia pada
Edema terapi diuretik.
Peningkatan tekanan jantung kanan akan
menambah tekanan vena sistemik di vena Sianosis
kava inferior dan superior, dan keadaan Walaupun merupakan tanda yang harus
ini paling berat pada bagian-bagian tubuh dicari pada pemeril<saan, pasien dapat
yang mengtantung, paling sering di kaki mengeluhkan adanya perubahan warna
dan pergelangan l<aki. Dapat juga di l<ulit dan membran mukosa menjadi
daerah sakral, bagi mereka yang terbaring kebiruan, sehingga sianosis sebagai
di tempat tidur. Edema terjadi bila tekan- tampilan gejala. Perubahan warna ke-
an onkotik plasma dilampaui oleh tekanan biruan ini terjadi karena meningkatnya
intravaskular, yang diperberat oleh hipo- hemoglobin terdeoksigenasi dalam darah
albuminemia. yang masuk jaringan. Sianosis dapat
o Peningkatan tekanan .iantung l<anan dibedakan menladi 'sentral' dan 'perifer',
dapat sekunder akibat penyakit jantung suatu istilah yang mengindikasil<an
l<iri (gagal ventrikel kiri, penyakit katup penyebab, bukan lokasi.
mitral atau aorta) atau dapat disebabkan o Sianosis sentral ditandai dengan
Anamnesis tambahan

pengurangan saturasi oksigen arteri, di- Klaudikasio


sebabl<an pencampuran darah vena- Merupakan nyeri pada kaki, biasanya otot
arteri, pada l<ondisi pirau kanan-ke-l<iri, betis, teriadi setelah beberapa gerakan
atau penyakit paru yang menyebabkan otot dan disebabkan iskemia otot skelet
gangguan pengambilan oksigen. Pirau akibat penyakit vaskular perifer. Karena
kanan-ke-kiri dapat berasal dari intrakar- hampir selalu bersifat ateromatosa, ada-
diak (penyakit iantung sianotik kongenital nya klaudikasio harus mengingatkan kita
dengan tidak adanya sePtum interven- tentant kemungkinan pasien ini juga
trikel atau septum interatrium aau defek mempunyai dasar penyakit arteri
pada keduanya) atau ekstral<ardial< (mal- koroner.
formasi arteriovena pulmonalis). Sianosis
sentral paling baik dicari pada pemeriksa-
an membran mukosa oral dan secara Anamnesis ambahan
klinis muncul lil<a terdapat Hb terdeoksi-
Riwayat medis pasien yang semPurna
genasi >40 g/L. Sianosis sentral biasanya
harus diperoleh; dalam Boks 1.8 ter-
tidak mengalami perbaikan iika diberikan
cantum semua rincian yang harus di-
oksigen inspirasi l<onsentrasi tinggi, tidak
dapatkan.
seperti sianosis perifer. Pada individu ber-
kulit gelap, sianosis baru terlihat sampai
l<adar Hb-redul<si lebih tinggi. Sianosis
dapat terjadi, walaupun iarang, akibat ficks l.S Riwayat Penyakit Pasien

adanya pigmen Hb abnormal sePerti Anamnesis riwayat penyakit pasien yang


methemoglobinemia. lengkap. harus mencakuP:
. Sianosis perifer biasanya karena vaso- r Telaah sistem: gejala-gejala urinali,
l<onstriksi kulit, bail< karena paianan ter- menstruasi, dan gastlointestinal
hadap dingin atau fenomena Raynaud.
r Riwayat penggunaan obat-obat-
an: obat kardiovaskular tertentu, p1l I(8,
Sianosis paling mudah terlihat iil<a curah 'oilat
obat larn (antara lain terapi gang-
lantung berkurang al<ibat berbagai sebab. guan pencernaan)
Sementara sianosis sentral biasanya al<an . Riwayat penyakit sebelumnYa:
memburul< waktu aktivitas fisil<, sianosis TBC, de'nam reuma, diabeLes mel"us.
perifer biasanya tidak berubah lika curah hlpertensi, stroke, penyakit venereai atau
jantung jelel<, atau mungl<in membail< lropikar, penyakil l,ro'd, asma, ooerasi
bersama refleks vasodilatasi iika ganSSuan yang petnah dialaml
utamanya karena l<elainan vasokonstriksi. o Riwayat sosial: aktivitas fisik, pe-
kerjaan, metokok, penggunaan alkohol,
Bila terdapat gangguan sentral sebagai
keluarga/mrtra
penyebab sianosis, sianosis perifer harus
r Riwayat keluarga: penyakit kardio
ada juga, sedangl<an sianosis l<arena pe- vaskular atau kemungkinan penyakit yang
nyebab perifer tidak akan menyebabkan diturunkan secara qenetlk
sianosis pada membran mul<osa.
Pemeriksaan Sistem
Kardiovaskular

Pendahuluan, B Pemeriksaan paru, 27


Pendekatan umum, B Pemeriksaan abdomen, 28
Pemeriksaan kepala dan leher, B Pemeriksaan tunctkai, 28
Pemeriksaan jantuncr, 16

Pendahuluan memeriksa dada, abdomen, dan tungkai


pasien tanpa gangguan pakaian, dan men-
Pemeriksaan seorang pasien harus jaga agar pasien tidal< ragu-ragu menggu-
lengl<ap, tetapi lika dilaksanakan dalam nal<an pal<aian pemeril<saan yang tersedia
praktik rutin yang sibul< harus dil<erjakan dan mudah dibul<a. Pemeriksa seharusnya
dengan cepat. Tujuan pemeriksaan adalah sudah membuat observasi umum tentang
mendapatkan informasi klinis yang mem- sikap, keragu-raguan, ataupun tingkat
bantu diagnosis dan bukan hanya sekadar kerjasama pasien. Pada saat pasien sudah
pel<erjaan mengulangi tugas-tugas rutin. berbaring dengan nyaman, lakukan obser-
Pemeril<sa seharusnya memahami vasi spesifik, seperti pola pernapasan,
mengapa suatu pemeriksaan sesuai adanya depresi, keadaan umum, dan
dengan pasien tersebut dan bagaimana habitus pasien. Sebagai contoh, pasien
mengartikan kelainan-kelainan fisik yang mungkin tampak jelas mengalami sindrom
ditemukan. Marfan (tinggi dan rentang tangan lebih
Ada berbagai cara dalam memeriksa panjang dari tinggi badan, araknodaktili
sistem kardiovaskular, pola cara peme- dan cacat sl<eletal seperti 'dada merpati'
riksaan merupakan hal yang l<urang (pektus karinatum), kifosl<oliosis), atau
penting dibanding konsistensi dan ke- terlihat tirotol<sik atau dismorfik (misal-
utuhannya. Di bawah ini (Tabel 2.1) ada- nya sindrom Down). Pasien mungkin
lah pendekatan yang disarankan untuk mempunyai kelainan fisik gemuk atau
mendapatkan tanda-tanda kardiovaskular kaheksik, mungkin terdapat kemerahan
dan observasi yang harus dilakukan. malar (penyakit katup mitral, lupus erite-
matosus sistemik (systemic lupus erythe-
matosus/SlE)) atau secara umum tidal<
Pendekaan umum (tihac Tabet 2. t
sehat.
dan 2.2)

Dalam melakukan pendekatan kepada


Pemeriksaan kepala dan leher
pasien, pemeriksa perlu memperkenalkan
(tihat Tabel 2.1 dan 2.2)
diri dengan baik dan berusaha agar pasien
dalam keadaan tenang. Pasien diminta Tangan dan lengan
berbaring setengah duduk (kemiringan Pasien diminta untuk mengangkat lengan,
30-40") dan pemeriksa harus yakin dapat membentangkannya dengan telapak
Pemeril<saan kepala dan leher 9

7 Pendekatan umum
Perkenalkan diri Anda
Posisikan pasien
Yakinkan pasien merasa nyaman
Buat observhsi umum-dispnu, distres, struktur dan sifat tubuh

Pemeriksaan lengan, kepala, dan leher


Tangan Jari tabuh, perdarahan splinter, sianosts,
warna bekas nikotin
Lengan Denyut radialis dan braklalts, skar, tekanan
darah, xantoma
Walah Kemerahan malar (malar flush)
Mata Anemia, iktedk, arkus kornea, fundoskopi,
xantelasma
I\4ulut Paiatum, gigi, stanosis
Leher Tlrord, denyut karotis, denyut vena lugularts

Pemeriksaan jantung
Inspeksi dinding dada depan Bentuk umum, skar
Palpasi prekordium lmpuls jantung, gelaran, denyut apeks
Auskultasi Bunyi jantung (S1, 52, bunyr tambahan)
Slstol (murmur)
Diastol (murmur)
Pemeriksaan dada
Inspeksi dinding dada belakang (punggung) Bentuk umum, skar
Palpasi Pengembangan paru
Perkusi Efusi pleura
Der napasan bronktal. 11^pi'as.
Auskultasi

Pemeriksaan abdomen
Raba Hati, 1impa, ginjal, aotta
Perkusl Asites
Auskultasr dising usus, bruit

Pemeriksaan tungkai
Den!'ut Keberadaan, keseiramaan femoro radial, brult
Edema
Jari-jemari Perdarahan splinter, jari tabuh

Tabel 2.1 Rangkuman ploses pemerlksaan. jantung (keteraturan). Rabalah siku untuk
memastikan erupsi xantomatosa, lihatlah
tangan ke bawah dan iemari diperiksa fosa antekubiti untuk mencari skar (bekas
untul< mencari jari tabuh (clubbing), per- kateterisasi iantung yang lalu) dan rabalah
darahan splinter, lesi Janeway, sianosis denyut nadi brakialis untuk memastil<an
perifer (lihat Bab l), atau xantoma (hi- keberadaan dan sifatnya. Pemeriksaan
perkolesterolemia) pada tendon eksten- tekanan darah merupakan bagian penting
sor. Perhatikan sisa-sisa warna "nil<otin" dalam pemeriksaan kardiovaskular dan
bekas perokok berat, dan karenanya perlu l<ehati-hatian untuk memastikan
terdapat kemungkinan penyakit Pem- bahwa bahan sfigmomanometer ter-
buluh darah koroner dan perifer. Rabalah l<embang di atas tekanan sistolik sebelum
kedua denyut nadi radialis untuk me- dikempiskan perlahan (lihat Bab 4).
mastikan keberadaannya, dan Sunakan dari l0 mmHg antara
Perbedaan lebih
salah satunya untuk menilai laju dan irama kedua lengan memberikan kecurigaan
t0 Bab 2: Sistem Kardiovaskular

Tanda-tanda Sebab Komentar

Jari tabuh Endokarditis infellrif Biasanya terlihat sebagai jari tabuh


Penyakit jantung sianotik pada jari tangan, tetapi dapat luga
Penyakit paru supuratif pada jarl kakl
Karsinoma bronkus
Penyakit gastrointestina.l
Idlopatik

Perdarahan splinter Endokarditis infektif Jarang akibat trauma llka terlihat dl


(subungual) Trauma lokal dekal akar kuku, bukan ulung kuku

Lesi Janeway Endokarditis infektif Lesi hemoragik, tidak sakit, sedikit


menonjol, di telapak tangan dan kaki

Sianosrs perifer Vasokonstriksi Vasokonstriksi karena dingin atau


Curah janiung rendah fenomena Raynaud

Slanosis sentral Pencampuran darah vena-arteri Pirau intrakardiak dan ekstrakardtak

Kemerahan malar Sienosis mitral Mekanisme tidak jelas. SLE


SLE berkaitan dengan penyakit katup
dan endokarditis steril

Dismorfisme wajah Srndrom Down Berkaitan dengan berbagai kelainan


Sindrom Turner lantunq konqenital
Sindrom Noonan

Wajah Cushlngoid Hiperadrenalisme Hipertensi, edema

Tengkorak Paget atau Penyakit Paget Gagal jantung dengan curah jantung
tulang panjang linggi

Wajah miopatik Miopati dan distrofi otot Berbagar jenis (distrofi miotonika,
ataksi Friedrlch, Duchenne, Becker,
facioskapulohumeral) berkaitan
denqan kardiomlopati

Walah akromegali Akromegali Berkaitan dengan kardiomlopati

Penampilan tirotoksik Hipertiroidisme Sinus takikardia, palpilasi, fibrilasi


atrium, jika berat terjadi kardiomiopati
dengan curah jantung tinqgi

Penampilan hipotiroid Hipotiroidisme Sinus bradikardia, kardiomiopati


dilatasi, penyakit koroner berkartan
dengan hiperkolesterolemia

Arkus kornea Hiperlipidemia Sangat pentinq jika ditemukan


Penuaan pada usia <60 tahun

Katarak Penuaan Rubela bersamaan dengan duktus


Rubela kongenital paten, ASD, alau stenosis pulnonal

Dislokasi lensa Sindrom Marfan Bersamaan dengan aortopati dan


prolaps katup mitral
I

i Cincin Kayser Fleischer Penyakrt Wrlson Kelebihan tembaga dan jarang


I
I
menyebabkan kardiomiopati
L-__*_-_._--
Pemeriksaan kepala dan leher il

Tanda-tanda

Pupil Argyll-Robertson Slfilis Dapat bersamaan dengan aortopati

Bintik Roth Endokarditis ffektif Perdarahan retina dekat diskus dan


dengan bintik putih di tengah

Angioid streaks Pseudoxantoma elastlkum Streaks retina pink dan/atau pewarnaan


dan sklera biru biru pada sklera. Bersamaan dengan
aortopati dan/atau lesr koroner

ASD, defek septum atrium; SLE, lupus erltematosus sistemik

Tabel 2.2 Tanda-tanda frsik nonjantung dalam


penyakit kardiovaskular.
Leher
Palpasilah tiroid dan lika dicurigai adanya
adanya obstruksi (diseksi intima, steno- gondok, auskultasilah kelenjar tiroid
sis) pada aorta, inominata, arteri sub- untuk mencari bising (bruit), kemudian
klavia, atau arteri brakialis. Jika dicurigai periksalah denyut nadi karotis dan gelom-
koarktasio aorta, ukurlah tekanan darah bang vena jugularis.
kaki sebagai pembanding.
Denyut nadi karotis (lihat Gambar 2.1
Kepala dan 2.2)
Lakukan observasi umum (kemerahan Dengan menggunakan ibu jari, rabalah
malar, gambaran dismorfik" cushingoid a. karotis pada kedua sisi secara terpisah
atau akromegalik, eksoftalmus) dan untuk memastikan keberadaannya dan
kemudian periksalah mata. Perhatikan juga menilai sifat-sifatnya. Bentuk gelom-
kulit yang melingkari bagian medial mata bang yang normal terdiri dari gerakan
untuk xantelasma (hiperkolesterolemia), ke atas, puncal<, gerakan turun yang
perhatikan konjungtiva (anemia, ikterik), kurang curam daripada gelombang naik
dan bagian anterior mata (arkus kornea, dan diinterupsi segera setelah puncak
katarak dislokasi lensa, dan kelainan lain oleh insisura (akik dikrotik) yang ber-
sepefti sklera berwarna biru, cincin samaan dengan penutuPan katup aorta.
Kayser-Feischer, dan pupil Argyll Ro- Berbagai kelainan dapat luga terdeteksi.
bertson) dan kemudian gunakan oftal- Denyut nadi dapat naik lambat karena
moskop untuk memeriksa fundus (re- stenosis aorta atau obstruksi subaorta
tinopati diabetik atau hipertensif, bintik (kardiomiopati membran subaorta atau
Roth, angioid streaks). Periksalah mulut kardiomiopati obstruktif hipertrofik),
untuk sianosis mukosa (sianosis sentral), dengan satu puncak susulan dan lebih
perhatikan gigi geligi (keadaan gigi yang lama dari biasa, dan biasanya bersamaan
jelek merupakan predisposisi untuk dengan thrill (getaran yang dapat diraba).
endokarditis bakteri) dan adanya pala- Satu takik dapat terjadi pada gelombang
tum berarkus tinggi (sindrom Marhn). naik (takik anakrotik) dan dapat begitu
Edema walah dan penonlolan vena leher menyolok sehingga membentul< 2 puncak
dapat terjadi pada obstruksi vena kava terpisah (pulsus anakrotik). Pada pasien
superior. manula, dinding a. karotis dapat tidak
t2 Bab 2: Sistem Kardiovaskular

(pukulan air) atau pulsus Corr@n) mem-


punyai gelombang naik cepat dan tiba-
tiba kolaps dan ini terjadi khusus pada
regurgitasi aorta. Jika berat/parah dapat
sis'|or berhubungan dengan selumlah tanda-
I I tanda klinis lain seperti bunyi tembakan
pistol pada denyut nadi femoralis (tanda
Traube), suatu murmur diastolik yang
dapat didengar di atas a. femoralis yang
dikompresi (tanda Duroziez) dan pulsasi
yang terlihat pada kapiler kuku (tanda
Quincke), pembuluh retina (tanda
Becker), dan uvula (tanda Mueller).
Denyut nadi bisferiens mempunyai
dua puncak sistolik (perkusi dan gelom-
bang pasang) dipisahkan oleh lekuk mid-
sistolik. lni terjadi bila isi sekuncup di-
ejeksikan dengan cepat keluar dari ventri-
kel kiri (regurgitasi aorta atau gabuntan
stenosis dan regurgitasi aorta), dan
menghilang setelah terjadi gagal jantung.
Berlawanan dengan apa yang dipelajari,
tidak mudah diketahui secara klinis pada
kardiomiopati hipertrofik, kecuali dengan
menggunakan manuver Valsalva,,meski-
pun hanya dapat dilihat dengan pencatat-
an tekanan intraarterial, di mana eleksi
ventrikel kiri terhenti saat aliran keluar
ventrikel terhambat (hipertrofi septal),
dan diikuti oleh gelombang pantulan
(pasang).
Denyut nadi dikrotik terjadi jika
lekukan dikrotik berlebihan, seperti ke-
tika isi sekuncup yang sedikit dipompakan
Gambar 2.7 Gelombarg denlut arteri. (a) Normal. ke dalam aorta yang elastis dengan tekan-
(b) Naik Lambat. (c) Naik tajam ('pukulan air'). (d)
Bisferiens. 51, bunyi lantung pertama; 52, bunyi
an yang lebih rendah dari biasa, yaitu
jantung kedua. pada keadaan seperti tamponade jantung,
gagal jantung berat, dan syok hipo-
elastis sehingga gelombang naik mungkin volemik. Hal ini jarang terlihat jika tekan-
tampak normal walaupun ada stenosis an sistolik lebih dari 120 mHg.
aorta yang ielas. Gelombang sistolik karotis normal ber-
Denyut nadi mungkin memiliki kurang tetapi takik dikrotik tetap, se-
volume rendah karena curah jantung hingga memberikan puncak ganda pada
rendah karena sebab apapun, atau denyut nadi yang teraba, satu pada sis-
volume tinggi (hiperdinamik) karena tolll< dan satu pada awal diastolik. Ke-
keadaan curah jantung tinggi (demam, adaan ini jangan dikelirukan dengan
hamil, anemia, hipertiroid). Suatu denyut denyut bisferiens di mana kedua puncak
nadi yang kolaps (water hammer adalah sistolik.
Pemeriksaan kepala dan leher t3

trt]
6
:E
B0l
gE (a)
tr
.d
d

o 120- Gambar 2.2 (a) Pulsus


F
alternans denyut nadi dengan
,*-l amplitudo bergantian tinggi
dan rendah. (b) Pulsus
80-l
paradoksus pengecllan
(b) F_- lnspirasi
amplltudo denyut nadi yang
-*{ tajam selama inspilasi.

Pulsus alternans, terdiri atas gelom- nurunan ini >10 mmHg selama respirasi
bang denyut nadi yang silih berganti kuat tenang, maka dianggap abnormal dan bah-
dan lemah pada setiap denyut dan me- kan dapat diketahui dengan palpasi iika
rupakan tanda disfungsi ventrikel kiri lebih dari 25 mmHg. lni khas untuk tam-
berat. lntensitas bergantian dapat juga ponade perikard, diiumpai pada l<urang
didengar pada sfigmomanometer. Hal ini lebih 50% pasien dengan konstriksi
dapat diketahui secara klinis iika tekanan perikard dan juga pasien dengan kondisi
sistolik berbeda >20 mmHg antara tiap tekanan intratorakal yang bervariabi lebar
denyut dan paling mudah diketahui (asma, emfisema), atau iarang pada syok
dengan respirasi yang ditahan guna meng- h.ipovolemik, emboli paru, kehamilan, dan
hindarkan pengaruh siklus respirasi pada kegemukan berlebihan. Sebaliknya, pe-
isi sekuncup. ningkatan tekanan sistolik waktu inspirasi
Pulsus bigeminus disebabkan oleh dapat terjadi pada kardiomiopati obstruk-
denyut ektopik, biasanya ventrikel, teriadi tif hipertrofik.
sesudah setiap denyut sinus. Denyut Setelah palpasi karotis, perlu iuga di-
ektopik lebih lemah daripada denyutan auskultasi. Jika arteri >50% mengalami
sinus sebelumnya, dan teriadi sebelum stenosis, bunyi aliran darah yang me-
waktunya (berlawanan dengan pulsus lewati segmen stenotik pada sistol dapat
alternans di mana denyut yang lebih terdengar (bruit). Jika penyakit katup
lemah teriadi pada wal<tu denyut yang aorta juga ada, biasanya sulit membeda-
diharapkan). Denyut sinus sesudah kan murmur sistolik yang menialar dan
denyut ektopik dapat lebih kuat dari biasa stenosis arterial intrinsik, dan mungkin
karena aksentuasi pascaektopik (post- perlu pemindaian ultrasonografi karotis.
e cto p i c ac c e n tu ati o n).
Pulsus paradoksus merupakan eksa- Denyut vena jugulafis
gerasi fenomena yang normal. Tekanan Kedua vena jugularis interna terdapat
sistolik biasanya sedikit turun bersamaan lauh di dalam otot sternokleidomastoid.
dengan inspirasi karena efek tekanan Pembuluh jugularis interna kanan meng-
intratoraks negatif pada aorta dan pada alirkan darah langsung ke SVC sedangkan
isi sekuncup ventrikel kiri, tetapi jika pe- yang kiri pertama masuk ke vena ino-
t4 Bab 2: Sistem Kardiovaskular

minata, selaniutnya ke SVC untuk dialir- komplians diastolik ventrikel kanan,


kan langsung ke atrium kanan. Maka penlakit perikard, hipervolemia, hiper-
kolom darah dalam vena jugularis me- tensi paru) atau bila SVC tertekan (biasa-
mungkinkan pengukuran klinis tekanan nfa karena adanya tumor mediastinum).
atrium kanan di tempat tidur pasien. Jika JVP sangat tinggi mungkin sulit me-
Observasi yang teliti pada denyut vena lihat puncak kolom darah vena tetapi
jugularis perlu dilakukan, tetapi secara akan lebih mudah jika pasien diminta
klinis agak sukar dilihat dengan kasat duduk vertikal. Pulsasi akan terlihat dekat
mata apa yang dijelaskan di bawah ini sudut rahang atau daun telinga ber-
dan mahasiswa jangan cepat putus asa denyut. Jika pasien gemuk atau pria
jika masih banyak observasi yang masih dengan leher pendek dan tebal mungkin
belum jelas. Namun dengan memahami sulit melihat pembengkakan vena jugularis
tekanan vena jugularis flVP) dengan walaupun melebar. Biasanya JVP turun
bentuk gelombangnya akan membantu sesuai dengan inspirasi sebagai akibat ke-
banyak dalam memahami fisiologi jantung. naikan tekanan negatif intratorakal, mem-
JVP: JVP normal adalah <4 cm HrO permudah pengembalian darah vena.
di atas sendi manubriosternal (angulus Suatu keanehan, kenaikan tekanan JVP
sternalis), saat pasien berbaring setengah abnormal pada inspirasi (anda Kussmaul)
tidur telentang (30-40'), di mana ujung dapat teriadi jika jantung kanan tidak
atas kolom vena sistemik berada d! dapat menyesuaikan diri dengan aliran
bawah atau hanya kelihatan sedikit di atas balik vena (venous return) tambahan.
angulus sternalis. Ujung atas kolom vena Secara klasik ini terjadi pada konstriksi
akan terlihat lebih mudah jika pasien perikard tetapi juga dapat pada tampon-
mengubah posisi lebih horizontal dan ada ade perikard.
yang menganjurkan menggunakan refl uks Bentuk gelombang v. jugularis
hepatojugularis. Manuver ini tidak begitu (Gambar 2.3): pada irama sinus normal,
menyenangkan karena menggunakan gelombang terdiri dari dua bagian
tangan pemeriksa menekan agak keras penting, yaitu gelombang 'a' dan 'v'.
di atas hipokondrium kanan pasien se- Gelombang 'a' bertepatan dengan
lama l0-30 detik. Tindakan ini akan me- kontraksi atrium kanan, terdiri dari satu
naikkan JVP 3 cm HrO, kadang-kadang puncak diikuti bagian turun (penurunan
membuat JVP dapat terlihat pada tekanan 'x'), terjadi tepat sebelum bunyi jantung
normal atau rendah. Secara sederhana pertama (S I )(penutupan katup trikuspid
konfirmasi JVP rendah dapat diketahui dan mitral).
dengan memberikan tekanan secukupnya Gelombang'c' yang kecil terjadi pada
pada pangkal leher pasien dengan meng- penurunan 'x' dan bersamaan dengan
gunakan bagian ulung ulnar dari tangan pulsasi karotis, tetapi tidak begitu penting
pemeriksa. Dengan cara ini, drainase vena dan biasanya tidak dapat dideteksi pada
dari v. jugularis terhambat dan vena di pemeriksaan di samping tempat tidur
atas tekanan terlihat terisi dari atas dan pasien (bed side).
membengkak. Dengan melepaskan kom- SVC bermuara langsung ke atrium
presi pemeriksa akan dapat melihat kanan tanpa katup perantara, sehingga
dengan jelas bahwa kolom vena meng- kontraksi atrium kanan menyebabkan pe-
hilang dengan cepat karena mengalir ke ningkatan SVC sementara dan peningkat-
SVC, membuktikan tekanan normal. an tekanan vena jugularis. Gelombang 'a'
JVC meningkat pada l<ondisi yang me- semakin jelas jika terdapat resistensi pada
nyebabkan peningkatan tekanan atrium pengosongan atrium kanan (hipertrofi
kanan (g4gal jantung kanan, penurunan ventrikel kanan, restriksi ventrikel kanan,
Pemeriksaan kepala dan leher t5

Gerakan ke bawah
penulunan y
(a) Normal membedakannya dengan
denyut arleri

(b) Stenosis trikuspid


Hipertrofi RV Gelombang 'a' raksasa
Penurunan y iambat

(c) Regurgitasi trikuspid Transmisi tekanan denl,rrt


RV ke leher

(d) Tamponade Penurunan tajam awal


Perikardiiis sistoi ketika RV terisl
konstrrktrf tanpa
klasiflkasl

Penulunan y tajam dengan


'rebound'
(e) Perikarditis konstriktif

(f) Kontraksi atrium


selama slstoi RV Gelombanq meriam

Gambar 2.3 Bentuk gelombang denyut vena bersamaan dengan efek kontraksi ven-
jugularis dalam hubungan dengan 51 dan 52. trikel kanan (sistol RV) yang cenderung
menarik cincin atrioventrikel kanan dan
hipertensi paru, stenosis trikuspid (TS). menutup katup trikuspid ke arah bawah.
Jika atrium kanan berkontraksi selagi Penurunan 'x'akan cepat dalam kondisi
katup trikuspid tertutup akan teriadi apa di mana gelombang 'a' meningkat ber-
yang disebut'gelombang meriam', timbul kaitan dengan pembesaran ventrikel
kadang-kadang pada disosiasi atrio- l<anan karena kelebihan beban volume,
ventrikel (blok lantung komplet). Ge- khas terladi pada defek septum atrium
lombang 'a' tidak didapatkan pada fibrilasi dan pirau kiri-ke-kanan yang bermakna.
atrium karena tidak ada kontraksi atrium Gelombang 'Y' yang menaik terjadi
yang terkoordinasi. Penurunan 'x' timbul bertepatan dengan paruh-kedua diastol
sebagai akibat relaksasi atrium kanan atrium, ketika atrium kanan lebih ter-
(diastol atrium) pada akhir kontraksinya distensi dengan darah vena. Selantutnya
t6 Bab 2: Sistem Kardiovasl<ular

diikuti penurunan 'y' yang bertepatan karinatum (dada merpati) dan kifo-
dengan terbukanya katup trikuspid dan skoliosis dapat berkaitan dengan sindrom
pengosongan pasif atrium kanan ke Marfan. Adanya skar sternotomi median
ventrikel kanan pada awal sistol atrium. menunjukkan adanya operasi jantung
lni teriadi setelah bunyi jantung kedua sebelumnya (operasi grafting katup atau
(S2). Berikutnya pada diastol, kontraksi pintas koroner) atau aorta asenden
atrium terjadi lagi (gelombang 'a') dan (aneurisma, diseksi aorta). Aneurisma
siklus itu berulang kembali. ventrikel atau aorta yang besar dapat
Pada inkompetensi katup trikuspid menyebabkan pulsasi yang terlihat, dan
ringan atau sedang, darah mengalami re- obstruki v. kaya superior atau inferior
gurgitasi ke atrium kanan sewaktu sistol dapat menghasilkan saluran kolateral vena
ventrikel (diastol atrium) dan menyebab- dinding dada yang terlihat jelas.
kan aksentuasi gelombang 'v'. Pada in-
kompetensi trikuspid berat, aksentuasi
Palpasi (lihat Tabel 2.3)
ini terjadi lebih awal pada diastol atrium
Dengan penggunaan radiografi toraks dan
menyebablcan gelombang 'c' yang dalam
pemeriksaan-pemeriksaan penunjang
keadaan normal tidak terlihat menjadi
pada jantung yang lebih khusus, perkusi
nyata, penurunan 'x' menghilang dan me-
prekordium menjadi jarang dilakukan.
nimbulkan apa yang disebut gelombang
Pertama, carilah posisi denyut apeks
'cv'. Penurunan ty' yang cepat merupa-
dengan ujung lari, l<emudian rabalah
kan tanda khas pada konstriksi perikard
dengan telapak tangan untuk menentu-
tetapi juga terjadi pada regurgitasi tri-
kan sifut denyut. Denyut apeks biasanya
kuspid dan kondisi yang berkaitan dengan
terdiri atas impuls ventrikel kiri, umum-
dilatasi dan disfungsi ventrikel kanan.
nya terletak sedikit di medial dan di atas
Penurunan lambat, khas pada stenosis
ruang interkostal ke lima di garis mid-
trikuspid.
klavikular. Seringkali denyutnya tidak
Denyut vena jugularis biasanya dapat
teraba pada posisi telentang, terutama
dibedakan dari pulsasi karotis berdasar-
pada manula, tapi lebih mudah dirasakan
kan bentuk gelombang ganda (jika dalam
jika pasien dimiringkan ke kiri. Denyut
irama sinus), kemampuan pemeril<sa
menghilangkan pulsasi vena dengan pene-
apeks terdiri atas gerakan ke depan
sesaat, diikuti gerakan ke dalam yang
kanan eksternal ringan-sedang, dan ada-
lebih lama. Pada hipertrofi ventrikel kiri
nya kenyataan bahwa tekanan vena dapat
sedang atau berat, dorongan keluar ini
terlihat berubah sesuai dengan fase-fase
menetap selama ejeksi (heave atau lift
siklus pernapasan dan posisi pasien.
ventrike / kiri), meskipun ini akan lebih
nyata iika ventrikel kiri mengalami dilatasi
Fgmg-rt ,.iin .'.,,, :',.; ',,,,,..,'1 atau aneurisma, di mana lft ini meluas di
atas daerah yang lebih lebar dan meng-
lnspeksi (lihat Tabel 2.3) geser ke lateral. lmpuls apikal akan ber-
Nilailah kecepatan pernapasan dan per- kurang jika volume sekuncup menurun.
hatikan deformasi toraks, sepefti pektus Pada stenosis mitral (MS) bermakna,
ekskavatum (sternum cekung), yang denyut apeks tersebut berbentuk sebagai
dapat menggeser apeks jantung ke kiri 'ketukan' (ketukan atau' tapping! disebab-
dan memberikan kesan palsu adanya kan aksentuasi penutupan katup mitral),
kardiomegali, atau menyebabkan murmur atau dapat berupa impuls ganda pada kar-
aliran ejeksi 'inosen' akibat kompresi diomiopati obstruktif hipertrofi k. Palpasi-
ringan alur keluar ventrikel kanan. Pektus lah pada sisi prekordial lainnya dengan
Pemeriksaan jantung t7

Tugas Observasi Asosiasi

Inspeksi Kifoskollosis atau pektus karinatum Sindrom Marfan


Spondilitis ankilosa (kifosls) Regurgrtasi aorta
Jarak puting susu melebar Srndrom Turner
Sindrom Noonan
Skar sternolomi median Teknik sebagian besar operasi jantung modern
Skar iorakotomi latelal Valvotomi mitral klasik atau teknik sekarang
dalam operasi koarktasio, duktus paten, atau
aneurisma aorta torakalis desenden
Laju pernapasan Normal 16 20 per menit saat istirahat

Palpasl Denyut apeks bergeser Dilatasl atau aneurisma ventrikel kiri


Heave (lift) aplkal Hipertrofi atau dilatasl ventrtkel k1n
Ketukan apeks Stenosis mitral
Impuls apikal ganda Kardiomlopati obstruktif hipertlofik
Heave parasternal kiri Dliatasi ventrikel kanan
Prekordium hiperdinamik Regurgitasi mitral atau aorta belat, pirau besar
klri ke kanan, demam, hipertiroidisme
Pulsasi ICS kedua kanan Aorta melebar
Pulsasi ICS ketiga k1d Aiteri pulmonalis utama melebar
Sensasi krockjlg Katup jartung prosleL-k rrekants

lCS, jntercostal space = ruang sela iga

Tabel 2.3 Penemuan pada inspeksi dan praktik klinis, nilainya kurang. Sebelum
auskultasi prekordral. menjelaskan tanda-tanda yang ditemukan
d4lam penyakit iantung, akan bemanfaat
jika diielaskan siklus jantung normal dan
menggunakan bagian ulnar telapak tangan apa-apa yang terjadi.
dimaksudkan untuk mengetahui antara
lain heave parasternal kiri, hiperdinamika Sr'IrIus jant,.zng (lihat Gambar 2.4)
prekordial umum, atau pulsasi abnormal
Pengosorgan da-ah atrium ke ventrikel
pada daerah tertentu. Katup prostetik
dimulai k ,.ila karup atrioventrikel (mitral
mekanis jantung dapat menimbulkan
dan trikuspidi terbuka dan hampir se-
bunyi, sering dapat dirasakan dengan
panjang \ ';!<tu ini darah mengalir pasif
palpasi pada dinding dada.
dari atriu ,, melewati katup-katup. Fase
selanjutnya adalah kontraksi atrium aktif
Auskultasi (sistol atrium), ketika kurair,: lebih 20%
Auskultasi jantung merupakan keahlian dari akhir pengosorrgan atriitrri dan Peng-
yang paling sulit dipelajari mahasiswa dan isian ventrikel terakhir terjadi. Dalam
tidak ada cara-cara lain untuk mendalami- keadaan normal terbukanya katup atrio-
nya selain pengalaman. Semakin sering ventrikel pada pemeriksaan klinis tidak
dan banyak variasi kondisi-kondisi jantung dapat didengar.
yang didengarkan semakin mudah dan Pada akhir kontraksi atrium, atrium
piawai pemeriksa tersebut. Secara teo- mulai berelaksasi (diastol atrium), tekan-
retis pengetahuan ini penting tetapi tanpa an intra-atrium mulai turun dan tekanan
kemampuan menempatkannya dalam diastol ventrikel akan melebihi tekanan
t8 Bab 2: Sistem Kardiovaskular

Gambar 2.4 Bunyi jantung


dan kaitannya dengan LV dan
denyut tekanan aorta (den1,ut
RV terjadi 10-2A menit
6
:c kemudian). Kejadian sebelah
E kiri mendahului bagian kanan
E
kecualr kontraksL RA (nodus sr
;60
G nus pada RA). Kejadran dalam
d
d
daerah berwarna plnk tidak ter-
O
F dengar pada waktu normal
tetapi dapat terdengar dalam
keadaan patologik. 54 dan A,
bunyi atrium (kanan dan kiri);
51, bunyi pertama-komponen
mitral (M) dan trikuspid (T); Et,
bunyi ejeksi (pulmonal dan
aortik); 52, bunyi kedua kom-
ponen aorta (A) dan pul,r onalis
(P\: OS. opentng snap dali
katup mitral dan trikuspid; 53,
bunyl ketlga (kiri dan kanan).
Hanya bunlr-bunyl yang meiuas
di area arsir yang terdengar
pada subjek sehat.

atrium. Karena adanya perubahan dalam walau tidak ada stenosis. Segera setelah
besarnya gradien tekanan, katup atrio- katup aorta terbuka, isi sekuncup ventri-
ventrikel (AV) menutup. Penutupan l(el kiri (kurang lebih 45 ml/mz) segera
l<atup-katup AV ini akan menimbulkan dikeluarkan dan tekanan aorta meningkat
S I , yang terdiri atas komponen mitral hingga mencapai puncal< (sama dengan
(Ml) dan trikuspid (Tl) dan penutupan tel<anan darah sistolik, sekitar I l0-140
mitral terjadi sesaat sebelum trikuspid. mmHg).
Segera kemudian kontraksi ventrikel Saat ventrikel kiri mulai relaksasi,
dimulai (sistol ventrikel). tekanan ventrikel dan aorta turun dan
Sesaat sebelum dimulainya sistol katup aorta menutup, membentuk kom-
ventrikel kiri, tekanan ventrikel kiri ponen aorta (A2) dari bunyi jantung
rendah (5-10 mmHg), tetapi dengan kedua (S2). Sesaat kemudian komponen
cepat meningkat pada awal sistol sampai pulmonal (P2) menyusul. Diastol ventri-
melebihi tekanan diastolik aorta (kira- kel mulai pada 52 dan beberapa saat
kira 80 mmHg) dan pada saat itu katup kemudian tekanan diastol ventrikel, mes-
aorta terbuka. Fase yang pendek pada kipun turun, tetap lebih tinggi dari tekan-
awal sistol ini, ketika tekanan ventrikel an atrium. Waktu yang pendek ini, ketika
kiri naik tetapi katup aorra masih ter- katup atrioventrikel (mitral, trikuspid)
tutup, disebut'kontraksi isovolumik' dan katup ventrikuloarterial (aorta,
karena volume darah di ventrikel kiri pulmonal) tertutup, disebut relaksasi
tidak berubah. Pembukaan katup bikus- isovolumik sebab volume ventrikel tetap
pid, berlawanan dengan trikuspid normal, konstan. Prinsip ini juga berlaku untuk
akan menimbulkan bunyi 'klik eieksi' fungsi ventrikel kanan kecuali tekanan
Pemeriksaan jantung t9

ventrikel kanan sangat rendah, kurang Manuver Valsalva: merupakan ekspi-


lebih 20% dari ventrikel kiri, dan kejadian rasi yang dipaksakan dalam keadaan glotis
siklus jantung biasanya terjadi sesaat se- tertutup diikuti periode istirahat, dan
telah kejadian yang sama pada jantung dapat digunakan untuk mempengaruhi
kiri. intensitas dan waktu beberapa murmur
dan bunyi tambahan. Terdiri atas 4
Prinsip auskultasi (empat) fase berurutan.
Stetoskop mempunyai dua komponen, . fase I berkaitan dengan peningkatan
corong dan diafragma. Bunyi frekuensi tekanan darah;
rendah akan lebih baik terdengar dengan . fase 2 dengan penurunan aliran balik
corong dan frekuensi tinggi dengan vena sistemik dan tekanan darah, dan
diafragma. Jika menggunakan corong, suatu refleks takikardia;
cukup ditekan sedikit agar kulit ber- . hse 3 dimulai saat berakhirnya fase
singgungan dengan tepinya. Tekanan yang aktif (straining) dan ekspirasi mulai ter-
terlalu kuat akan menegangkan kulit dan ladi, dan bersamaan dengan sedikit pe-
membuatnya seperti diafragma. nurunan aliran balik vena dan tekanan
Pernapasan: inspirasi meningkatkan darah lebih lanjut;
jumlah jaringan paru di sekitar iantung, . fase 4 menyusul di mana terjadi pe-
dan jika tidak dihalangi faktor-faktor lain, ningkatan tekanan darah (overshoot) dan
akan meredam bunyi dan bising refleks bradikardia.
(murmur) jantung. Tetapi inspirasi juga Pengaruh bentuk tubuh dan aktivi@s:
meningkatkan tekanan negatif intratorakal berbaring mendadak dari sikap berdiri
dan meningkatkan aliran balik vena atau mengangkat kaki akan meningkatkan
sistemik. Untuk beberapa siklus jantung aliran balik vena sistemik. Pada awalnya,
hal ini mengakibatkan peningkatan volu- hal ini akan menambah isi sekuncup ven-
me dan tekanan iantung kanan, dan mem- trikel kanan dan beberapa siklus jantung
perlambat penutupan katup pulmonal selanjutnya juga akan meningkatkan isi
(P2) yang menyebabkan peningkatan pe- sekuncup ventrikel kiri. Perubahan men-
mecahan (splitting) 52. Murmur jantung dadak dari berdiri ke posisi 'longkok'
kanan (stenosis dan regurgitasi trikuspid, akan meningkatkan aliran balik vena
stenosis dan regurgitasi pulmonal) dan sistemik dan resistensi vaskular sistemik
bunyi tambahan akan lebih menonjol oleh dengan serentak, meningkatkan baik isi
efek inspirasi pada aliran balik vena, tetapi sekuncup maupun tekanan darah.
ditiadakan oleh efek 'peredaman' akibat Latihan menggempal tangan (latihan
peningkatan volume paru. Kesimpulan- isometrik) akan menyebabkan peningkat-
nya, murmur sisi kanan dan bunyi tam- an resistensi vaskular sistemik, denyut
bahan dapat lebih menoniol atau tidak jantung, dan curah iantung. Tes treadmill
hilang pada inspirasi. Sebaliknya, untuk atau latihan sepeda ruangan akan me-
beberapa siklus jantung pertama setelah ningkatkan kecepatan jantung dan tekan-
inspirasi, volume jantung kiri tidak ber- an darah secara gradual.
ubah dan murmur sisi kiri dan bunyi
tambahan akan berkurang karena efek Komentar umum
peredaman dari volume paru yang me- Daerah prekordial sering disebut'mitral',
ningkat. Pada ekspirasi penuh, efek pe- 'trikuspid', 'aortik', dan 'pulmonal'. lni
redaman ini akan berkurang dan murmur cenderung menyatakan bahwa murmur
jantung kiri dan bunyi tambahan semakin yang berasal dari katup-katup ini selalu
jelas. lebih jelas didengar di daerah tersebut,
20 Bab 2: Sistem Kardiovaskular

Hal ini tidak selalu demikian dan barang- memperkeras bunyi dan murmur dari
kali cara yang lebih baik menjelaskannya katup aorta dan pulmonal, dan mungkin
berdasar lokasi anatomis pada dinding katup trikuspid, pasien sebaiknya miring
dada di mana murmur tertentu paling ke depan dan untuk katup mitral agar
baik terdengar, seperti sisi sternal kiri badan miring ke kiri. Pada setiap posisi,
bawah, sisi sternal kanan atas, atau apeks fase pernapasan (inspirasi atau ekspirasi)
jantung. Pendekatan demikian akan men- perlu dimanfaatkan untuk mendapatkan
dorong pemeriksa menetapkan sumber data yang maksimal. Setelah murmur
murmur berdasarkan sifatnya, bukan ber- ditemukan, perlu ditetapkan penyebaran-
dasar tanda atau letaknya di permukaan nya. Regurgitasi mitral dapat menyebar
yang tidak pasti. Dengan menempatkan ke belakang ke arah ketiak atau ke depan
pasien pada berbagai posisi (telentang, ke arah sternum bergantung pada daun
setengah duduk, membungkuk ke depan, katup yang rusak, dan stenosis aorta
atau dekubitus lateral) diharapkan me- umumnya menyebar ke arah sisi sternum
ningkatkan kemungkinan mendapatkan kanan atas dan karotis. Kaitan waktu ke-
data aukultasi sebanyak mungkin dan se- jadian dengan siklus jantung dapat dibantu
telah fase awal pembelajaran, pemeriksa dengan mengetahui Sl yang kira-kira ber-
akan menemukan pendekatan yang flek- tepatan dengan denyut karotis.
sibel, memilih posisi, dan menetapkan pe-
nyebaran murmur sehingga mampu me- Bunyi jantung (lihat Tabel 2.5 dan
ngenal asalnya. Pendekatan ini hanya akan Gambar 2.5)
diperoleh melalui latihan dalam praktik. Bunyi jantung adalah getaran dengan
berbagai intensitas (kekerasan), frekuensi
Memulai auskultasi (lihat Tabel 2.4) (tinggi nada) dan kualitas (warna suara).
Ketika melakukan auskultasi keadaan Sl menunjukkan mulainya sistol ventrikel
lingkungan sekitar harus tenang dan dan 52 menunjukkan mulainya diastol
mulailah dengan mendengarkan dengan ventrikel.
cepat di atas prekordium dengan meng- Sl: merupakan bunyi nada tinggi dari
gunakan diafragma dan corong, pasien komponen mitral dan trikuspid dan di-
dengan sikap setengah duduk (40"); hal sebabkan oleh pengencangan mendadak
ini akan memberikan kesan awal. Untuk dari otot papilaris katup tersebut. Paling
baik didengar pada bagian batas sternum
Tabel 2.4 Auskultasi murmur lantung. kiri bawah. M I dominan dan timbul tepat,

Posisi pasien Fase pernapasan Corong atau diafragma

Aorta Duduk condong ke depan Ekspirasi Diafragma


Mitral Berbaring di sisi kld Ekspirasi MS : Corong, MR = Dialragma
Pulmonai Duduk condong ke depan Inspirasi PS = Diafragma, PR : Corong
atau diafiagma tergantung
tekanan PA
Trikuspid Duduk condong ke depan Inspirasi TS : Corong, TR = Diafragma

itvMR, regmrgitasi mitral; MS, stenosis mitral; PA, arteri pulmonalis; PR, regurqitasi puLmonal, PS,
stenosis pulmonal; TR Iegurgitasi trikuspid; TS, stenosis trikuspid.
L--,
Pemeriksaan iantung 2l

Bunyi jantung Meningkat Berkurang

S1 N{S atau TS MS atau TS berat jika


katup imobil
K11k ejeksr Katup aorta bikuspid AS atau PS berat jika
DQ katup rmobrl
Katup prostetik mekanis aorta
Bunyi mrd (tengah) Prolaps katup mitral
dan late (akhir) sistolik

JL
lntensrtas Hipertensr slstemik (A2) Stenosis aorta atau pulmonal
Hipertensi paru (P2) dengan kaiup imobil
Pecah (sp/iltrng) Meningkat pada inspirasi dan Berkurang pada ekspirasr,
pada blok cabang serabut kanan hipertensl paru
Pemecahan tetap pada defek Pemecahan terbalik (reversed
septum atrium spJit) pada blok cabang
serabut krri, pacu lantung
ventrikel kanan

Bunyl awal diastolik


Opening snap Stenosis mrtral atau trikuspid MS atau TS berat dengan
katup imobil
Lain lain Katup mekanis aorta
Konstriksl perlkard
N4iksoma atrium
Bunyi mid (tengah)
dan lare (akhu) diastollk

S3 Olang muda
Disfungsi ventrrkel
Manula
Fibrosrs atau hlpertrofi LV

AS, stenosls *rtrJ".""-*t.rt l

LIJ:IT*1 i

Tabel 2.5 Bunyi jantung. distimulasi oleh katup prostetil< mel<anis


aorta (bola dan sangkar atau variasi
sebelum Tl, yang sering tidak terdengar. diskus miring) yang menimbulkan bunyi
M I
lebih kuat pada stenosis mitral saat pada wal<tu membuka.
l<atup masih dalam l<eadaan bergeral<. Bunyi mid sampai akhir sistolik yang
Stenosis trikuspid larang tetapi juga akan paling banyak terdengar adalah klik mi-
memPerl<uat T I . tral karena adanya prolaps katup mitral,
Bunyi awal sistolik klik ejeksi aorta terjadi karena geral<an penghentian men-
dan pulmonal mempunyai frekuensi tinggi dadak dari komponen katup mitral yang
dan biasanya terladi karena kelainan prolaps.
kongenital, seperti stenosis katup aorta 52: (Gambar 2.6) bunyi nada tinggi
bikuspid atau stenosis pulmonal. Terjadi ini terdiri atas komponen aorta dan pul-
bersamaan dengan posisi l<atup yang monal, dengan komponen aorta (A2)
terbuka sempurna dan katup masih mem- lebih kuat dan terjadi lebih awal diban-
punyai kemampuan bergerak untuk dingl<an pulmonal (P2). A2 terdengar
menghasilkan bunyi. Terdengarnya l<lik lebar tetapi biasanya paling keras pada
22 Bab 2: Sistem Kardiovaskular

1.2A

Bunyi atrlal (keempat)

Gambar 2.5 tsunyi pengisian


ventrikel.

batas sternum kanan atas, sedang P2 kiri (LV) selama pengosongan diastolil<
paling keras pada batas sternum kiri atas. relatif rendah dalam ukuran absolut.
Masing-masingnya bersamaan dengan Karena itu, murmur diastolik dan opening
penutupan katup bersangkutan yang juga snap MS bernada rendah, terdengar pa-
bersamaan dengan takik dikrotik (dicrotic ling baik selama inspirasi menggunakan
notch) pada tekanan menurun pembuluh corong stetoskop yang diletakkan pada
besar bersangkutan (aorta atau pulmo- apeks dengan pasien dimiringkan,ke l<iri.
nal). Bunyi A2 dan P2 yang terpecah ter- Opening snap terjadi karena gerakan
dengar pada individu normal dan dapat membuka daun anterior katup mitral
lebih tinggi (inspirasi, blok cabang serabut yang berhenti mendadak pada awal
kanan), berl<urang (ekspirasi, hipertensi diastol dan katup yang tebal itu tidak
paru), tetap (defek septum atrium), atau dapat terbuka penuh. Timbul bunyi
dapat pindah ke arah yang berlawanan menggelegar yang diperkuat oleh pe-
(bunyi pecah terbalik - reversed splitting) ningkatan tekanan atrium kiri. Untul< ter-
di mana pemecahan bunyi berkurang jadinya opening snap, katup harus dapat
pada inspirasi (blok komplit cabang se- mempertahankan mobilitas, mobilitas ini
rabut kiri, pacu jantung ventrikel kanan). dapat menghilang ketika proses stenotik
Komponen bunyi kedua dapat hilang jika semakin berat. Semakin tinggi tekanan
katup yang bersangkutan tidak bergerak atrium kiri, semakin berat MS dan ter-
(stenosis aorta, stenosis pulmonal), atau jadinya opening snap lebih awal setelah
meningkat ((hipertensi sistemik (A2), bunyi lantung kedua. Jarak antara 52 dan
hipertensi paru (P2)) opening snap dapat digunakan sebagai
Bunyi awal diastolik terbanyak adalah indikator keparahan MS.
opening snap dari MS. Tekanan atrium Bunyi diastolik lain yang jarang dite-
kiri normalnya rendah (sekitar 5 mmHg) mukan antara lain 'ketukan (knock) perl-
dan bahkan pada MS berat hanya naik kard' (konstriksi perikard) dan 'tumor
menjadi l5-25 mmHg. Jika tekanan lebih plop' (mikoma atrium). Suatu bunyi awal
tinggi merupakan predisposisi terjadinya diastolik pembuka dapat didengar jika ada
edema paru. Jadi, bahkan pada MS berat katup prostesis mitral mekanis (bola dan
gradien tekanan atrium kiri dan ventrikel sangkar atau diskus miring).
Pemeriksaan jantung 23

Normal

P2 (T1 juga terlambat


(b)

W
Blok cabang pada sebagian besar
serabrlt kanan
kasus)

(c) Stenosrs P2 akhir dan haius


pulmonal

(d)
Ekspirasi
iW P2 akhir dan kuat (isr
sekuncup RV
menrngkat)

Perlambatan A2 dan
lnspirasl
-{|--ttffi1-- P2 menyebabkan
pemecahan tampak
nlenetap

A2 lebrh awal karena


Regurgitasl j+lrmr**rr**rlr+r*r*rltl+l-r- pemendekan sistol LV
mitral
'Pemecahan terbahk'

Blok cabang Pemecahan makslmal


serabut kiri pada ekspirasi, hllang
Stenosis aorta
pada insprrasr ketlka P2
terLambat

{r-*F
Hlpertensr slstolik
P2 lebih keras dari A2
(s) Hipertensr
di daerah pulmonal
paru
dan dipancarkan ke
daerah milrai

Gambar 2.6 32 sepertr yang terdengar pada efek penghisapan) dan gradien tekanan
daerah pLllmonal. positif yang ada antara atrium dan
ventrikel. Pengisian cepat pada fase ini
berkaitan dengan bunyi ketiga (S3). Fase
Bunyi mid dan akhir diastolik bunyi kedua (diastasis) pendek dan kontri-
tambahan yang terjadi sesudah bunyi businya relatif tidak penting pada peng-
diastolik amat awal bertepatan dengan isian ventrikel. Fase ketiga bertepatan
tiga fase pengisian diastolik ventrikel. Fase dengan kontral<si atrium dan bila pengisi-
pertama disebut'pasif yaitu ketika an ventrikel terjadi cepat selama periode
ventrikel terisi akibat interaksi kompleks ini, maka bunyi keempat (S4) dapat
antara relaksasi ventrikel (menyebabkan terdentar.
74 Bab 2: Sistem Kardiovaskular

Keseluruhan bunyi tambahan diastolik Murmur (lihat Tabel 2.6 dan Gambar
ini paling baik didengar dengan diafragma 2.7)
stetoskop dan dapat berasal dari masing- Pendahuluan
masing ventrikel. Anal<-anak dan orang Murmur merupakan bunyi aliran darah
dewasa muda dapat mempunyai 53 dalam struktur vaskular, dan digolongkan
fisiologis tapi'bukan 54, dan pada manula menurut tujuh sifat sepefti pada Boks
54 dapat terjadi terutama setelah aktivitas 2. l. Sebagian murmur adalah inosen,
fisik. 53 pada orang dewasa biasanya l<arena turbulensi aliran, tetapi iika pa-
patologis (disfungsi ventril<el) dan 54
biasanya berkaitan dengan ventrikel
fibrotil< penyakit arteri l<oroner atau I I

I ffi**$<s ?.! Sifat Murmur I

hipertrofil< (hipertensi). Karena bunyi ini


menunjul<l<an peningl<atan tel<anan yang . Intensitas (kekerasan): derajat 1-6 l

(murmur deralat 4 6 btasanya teraba clan


cepat pada pengisian ventril<el, kebe-
terdengar)
radaannya menunjul<kan katup atrioven-
. Kualitas istilah deskriptlf sepeltt ber-
trikel yang tidal< mengalami obstruksi trup, kasar, melodr, dan sebagainya
pada sisi jantung yang bersangkutan. Jilca . Frekuensi (tinggi nada): derajat tlnggi
ada 53 atau 54 akan rnenyebabkan irama atau rendah
galop atau tripel. Jika terdengar 53 dan o Lama. pe10e{ arau panjarg
54, irama itu disebut kuadrupel dan iil<a r Konfigurasi: untuk mulmul sistollk
denyut lantung meningkat, 53 dan 54 konfrgurasinya kresendo, dekresendo,
dapat bersatu membentul< bunyi sumasi kresendo-dekresendo (bentuk watik), datal
(rata), dan variabel (tidak rata). Murmur
(summation sound). l

dlastolik blasanya dekresencio I

o Waktu berkartan dengan siklus jantung I

i . Penyebaran.
't aIaL ke mana mu-mu- ,

Tabel 2.6 Murmur Jantung ! merambat i

Murmur Penyebab

Ejeksi (mid) srstolik AS, PS, HOCM, atau turbulensl ahran inosen
Holosistohk MR atau TR,VSD
Akhlr sistolik Prolaps MV
Srstoiik aiteilal Peningkatan aliran, belokan alteri atau turbulensi inosen,
arleriosklerosis, koarktasio aorta
Awal diastolik AR atau PR
Mrd-diasiolik MS atau TS, allran diastolik cepat
Akhir diastolik MS dalam irama sinus, murmul Austin Flint darl AR berat
Kontinyu Duktus arteriosus paten
Ruptur sinus Valsalva
Kolateral aortopulmonal
Fistula arteriovenosa
Anoma]l a. koroner
Malformasi arteliovenosa pulmonai

AR, regurgltasi aorta; AS, stenosts aorta, HOCM, kardlomiopatr obstruktif hipelttofik; MR, regurgitasi
mitral, MS, stenosis mitral; MV, katup mitral; PR, regulgitasi pulmonal; PS, stenosis pulmonal; TR,TB i

I reprgitasi trikuspid; TS, stenosis tdkuspid, VSD, defek septum ventrikel


I
I

L____*__**.**,*_ --------t
Pemeril<saan jantung 25

I
t
I
.-J

Stenosrs (aorta dan


(a) Ejeksi midsistolik pulmonal), HOCh4
(ftekuensi tinclc{i) rsi sekuncup
meningkat, fisiologis
jika lemah
(b) Holosistolik Regurgltasl (illitral,
(fiekuensi tinggr) trrkuspld), VSD

(c) Regu:rgitasl erwal (aorta


Regurgrtasi ii,
dlastolik Can pulmonal) rtlr
(frekuensr tinugr) lii

'''
ii
(e)
ili_,i:+;"Tl;rl,i
Pengisian ventrlkel
n:ffi:
(mltral dan tnkusprd)

Ptrau kirt ke kanan


,ii
rli
ji
i

akibat penrngkatari Regurgrtasr mrtral ,:l


aliran atau turbLllensl liiri
i i:i
(fiekuensi rendah)
,it
PDA
:rl (f) Kontinyu
PrraLr AV
it:i
l|r: .ri
iti r!
1ii1i1lj,;$riirFii+iriiiii',iilii 111l.1fi,rii.rr,iiiliiilriiiifiirj ir i'r' trijrirr;. iri i

Gambar 2.7 Mlirmur dan hubungannya dien tel<anan relatif kecil, murmur ber-
dengan denyut tekanan darah. nada rendah dan paling mudah didengar
dengan corong stetosl<op. Contohnya
tologis biasanya terkait dengan adanya murmur diastolik stenosis mitral dan
gradien tekanan antarruang di mana stenosis trikuspid. Nada murmur terkait
da.rah mengalir l<e ruang tersebut atau stenosis pulmonal (sistolil<) atau regur-
pada pembuluh darah yang dituju. Jika gitasi (diastolik) akan bergantung pada
gradien tekanan besar, murmur akan ber- besar tel<anan ventrikel kanan dan a. pul-
nada tinggi dan paling jelas terdengar monalis.
dengan diafragma stetosl<op. Contohnya Suatu murmur akan menghilang jika
murmur sistolil< pada stenosis aorta, tekanan dalam kedua ruang telah sama
regurgitasi mitral dan defek septum dan aliran antara l<eduanya berhenti.
ventrikel, dan murmur diastolil< pada re- Misalnya, pada AR berat sejumlah besar
gurgitasi aorta (AR). Sebaliknya iil<a gra- darah akan berbalik dari aorta lce LV
26 Bab 2: Sistem Kardiovaskular

sejak katup aorta akan menutup (A2). situation) (yaitu aliran melewati katup
Pada mid diastol kombinasi dari aliran pulmonal pada pirau kiri-ke-kanan,
regurgitasi besar dan aliran ke depan me- demam, hamil, tirotoksikosis), atau
lalui katup mitral dapat meningkatkan murmur inosen (rnnocent flow murmur),
tekanan ventrikel sedemikian rupa yaitu murmur mid-sistolik yang vibratif,
sehingga sama dengan tekanan diastolik terutama pada pasien dengan diameter
aorta yang rendah (akibat AR). Pada titik anteroposterior dada yang kecil.
ini pengisian lanjutan LV berhenti dan Murmur holosistolik mulai pada awal
murmur regurgitasi aorta berhenti. sistol ventrikel (Sl) dan berakhir pada
Karena itu dalam situasi ini adanya atau segera setelah 52. Dengan kata lain
murmur diastolik pendek menunjukkan ini terjadi sepanjang sistol (bahasa Yunani
adanya penyakit katup yang berat. holos = seluruh). lstilah holosistolik lebih
Sebaliknya pada MS berat tekanan atrium banyak digunakan daripada pansistolil<
kiri akan tetap tinggi dibanding tekanan karena kata teral<hir menekankan pan-
ventrikel kiri selama sistol dan karena- intensitas (intensitas sama selama sistol),
nya akan terdengar murmur diastolik sedangkan murmur yang disebabkan
yang panjang. Di sini murmur diastolik regurgitasi mitral atau trikuspid atau
yang panjang, bul<an pendek, menunjuk- defek ventrikuloseptal adalah khas
kan adanya masalah katup yang berat. holosistolil<, tidak selalu pan-intensiras.
Menetapkan terjadinya murmur ber- Sesungguhnya murmur regurgitasi mitral
kaitan dengan siklus jantung merupakan hal yang paling sering disebut 'pansistolik',
penting dan merupalcan dasar klasifikasinya: kadang-kadang dapat terjadi terutama
O sistolik (mulai pada atau sesudah Sl pada awal sistol (MR berat), atau antara
dan berakhir pada atau sebelum 52 terlcait mid hingga alchir sistol tergantung pada
pada sisi asalnya. (ii) diastolik (mulai pada faktor-faktor yang ditentukan oleh
atau sesudah 52 dan beral<hir sebelum Sl prolapsnya daun katup, dan dalam kasus-
terkait pada sisi asalnya); atau (iii) kontinyu kasus ini bukan holosistolik atau pan-
(mulai pada sistol dan berlanjut tanpa henti intensitas.
sepanjang diastol). Gesekan perikard Murmur akhir sistolik mulai pada mid
termasuk di sini meskipun tidak seutuhnya sampai akhir sistol dan berakhir pada
sebagai murmur. atau segera sesudah 52. Contoh paling
khas adalah murmur prolaps katup mitral
Murmur sistolik yang sering mulai setelah klil< mid hingga
Murmur ejeki (mid) sistolik tidak mulai akhir sistolil<.
pada awal sistol ventrikel (Sl) karena Murmur sistolik arterial dapat terladi
kontraksi terjadi sebelum katup aorta pada arteri normal jika terdapat pening-
atau pulmonal (dinamakan katup semi- katan aliran atau pembuluh terpuntir,
lunaris) terbuka, di mana pada saat ter- atau dalam keadaan abnormal penyempit-
sebut tidak ada gerakan darah (fase an arteri. Biasanya berbentuk wajik dan
isovolumik sistol). Segera setelah katup sering terdengar kebetulan pada fosa
semilunaris terbuka, murmur secara per- supraklavikularis pada anak-anak dan
lahan meningkat intensitasnya dan dewasa muda, yang dapat lenyap dengan
kemudian menurun, berakhir tepat se- ekstensi bahu. Pada pasien lebih tua
belum A2 atau P2. Penyebabnya antara biasanya menandakan ateroskelorosis.
lain stenosis aora dan stenosis pulmonal, Koarktasio aorta menimbulkan murmur
obstruksi alur keluar ventrikel (yaitu sistolik yang dapat didengar di daerah
HOCM), situasi arus tingg;i (high flow i nterskap u laris.
Pemeriksaan paru 27

Murmur diastolik Murmur kontinyu


Murmur awal diastolik dimulai segera Murmur ini mulai pada sistol dan ber-
sesudah 52 dengan konfigurasi berbentuk lanjut sampai 52 ke seluruh atau sebagian
dekresendo. Penyebab paling sering diastol. Jarang ditemukan dan biasanya
adalah AR. Regurgitasi pulmonal jarang mudah didengar dengan menggunakan
terjadi tetapi dapat terjadi pada MS berat. diafragma stetoskop. Contoh antara lain
(murmur Graham Steell), ketika hiper- duktus arteriosus paten, sinus aorta
tensi paru sekunder sudah terjadi. Valsalva yang pecah, kolateral aortapul-
Murmur mid-diastolik memulai inter- monalis pada atresia paru, anomali arteri
val kosong sesudah 52 dan contoh paling
koroner yang bercabang dari cabang
besar pulmonalis, fistula arterioyenosa
sering adalah murmur diastolik lemuruh'
termasuk pirau iatrogenik yang dibuat
dekresendo nada rendah pada MS dengan
untuk hemodialisis, dan malformasi
fibrilasi atrium. Dalam irama sinus suatu
arteriovenosa pulmonalis.
murmur stenosis mitral sering mem-
punyai aksentuasi kresendo akhir dias-
Gesekan perikard
tolil< (presistolik) disebabkan oleh ter- Merupakan bunyi seperti 'garukan' di-
jadinya kontraksi atrium yang memberi-
timbulkan oleh lapisan viseral dan pari-
kan pola umum dekresendo-kresendo. etal perikard yang meradang dan saling
TS menghasilkan murmur yang sama bergesekan satu sama lain (perikarditis
tetapi jarang terjadi. Murmur mid-dias- lihat Bab l3). Biasa terdengar setelah
tolik dapat terjadi bersamaan dengan operasi jantung dan sering terjadi ber-
katup atrioventrikel yang tidal< tersumbat sama perikarditis viral atau setelah inhrk
karena aliran darah yang keras melaluinya miokard. Gesekan biasanya memiliki
(misalnya regurgitasi mitral atau defek komponen sistolik dan diastolik dan
ventrikuloseptal yang menyebabkan aliran paling mudah didengar dengan dia?ragma
kuat diastolik melintas melalui katup stetosl<op. Sangat bergantung pada posisi
mitral dan regurgiasitrikuspid atau defek pasien dan kadang-kadang menghilang jika
atrioseptal yang besar sehingga terjadi pasien duduk condong lce depan.
aliran tinggi melewati katup trikuspid.)
Murmur akhir diastolik teriadi segera
if-A#d.rt ,$e?tl,r'.i'.'.'i.,r'ii..,,i'.'.
sebelum S I dan mengil<uti kontraksi
atrium. Dengan demikian jarang ditemu- Dinding dada belakang harus diinspeksi
kan pada pasien fibrilasi atrium di mana terutama untuk skar torakotomi yang
lcontraksi atrium tidak terjadi. Biasanya menunjukkan adanya pembedahan kar-
berasal dari mitral dan disebabkan MS diotorasik sebelumnya. Pendekatan
dalam irama sinus (lihat atas). Namun, bedah posterolateral kiri dibandingkan
murmur akhir diastolik mitral dapat ter- sternotomi median yang biasa (bedah
jadi pada AR berat ketika sejumlah darah katup, koroner, atau aorta asenden) di-
yang mengalami refluks menimbulkan pe- gunakan untuk operasi distal dari arkus
ningkatan tekanan diastolik ventrikel kiri aorta (koarkasio) atau aorta torakalis
sehingga penutupan parsial katup mitral desenden (aneurisma, diseksi aorta) dan
terjadi sebelum onset kontral<si atrium. dulu juga untuk valvotomi bedah mitral
Jika selanjutnya terjadi kontraksi atrium, (Ms).
akan melawan orifisium mitral yang se- El<spansi paru perlu dinilai dengan
tengah tertutup, menimbulkan murmur palpasi dengan memperhatikan ketidal<-
akhir diastolik (murmur Austin Flint). sesuaian kedua sisi. Perkusi basis paru
28 Bab 2: Sistem Kardiovasl<ular

yang redup mungkin menuniukkan efusi


Bnks ?.? Pemeriksaan Abdomen
pleura, yang tidak jarang terjadi pada
gagal jantung lanjut atau pada awal r Hati: jlka terdapat pembesaran dan
periode pascaoperasi sesudah pembedah- nyeri tekan (gagal jantung kanan, regur
an jantung. gitasi trikuspld, konstriksi perikard) dan
pulsasi (regurgitasi trikuspidalis)
Dengan auskultasi dapat didengar
o Asites: (gagal jantung kanan)
krepitasi dan ronki halus yang disebabkan
r Limpa, pembesaran (endokarditis
cairan dalam bronkiol yang timbul ketika
infektif, ganggman infiltratif)
tekanan vena pulmonalis meningkat di r Ginjal: hipertensl karena gagal ginjal
atas tekanan onl<otik plasma. lni terjadi dan renovaskular berkaitan dengan sistem
pada penyakit jantung kiri (penyakit katup kardiovaskular. Ginjal dapat membesar
mitral atau aorta, disfungsi ventrikel kiri). (penyakit polikistLk), mungkin ada brult
Krepitasi dapat didengar umumnya pada arterl renalis (aterosklerosls, dlsplasra
ekspirasi akhir pada basis paru, tapi fibromuskular, drseksr aorta), atau paslen
semakin memburuknya edema paru akan sudah mengalami transplaniasi ginjal
terdengar lebih luas dan berkaitan dengan
. Aorta abdominalis: harus diraba (an
eurisma aorta) dan didengar (bruit) (atero
mengi yang disebabkan edema peri- sklerosis) dan inspeksi abdomen untuk
bronkial yang mengal<ibatkan bron- mendapatkan bekas pembedahan aorta
kokontriksi. Menurunnya bunyi napas dan abdominal atau arteri fenioralis
pernapasan bronl<ial dapat didengar
berl<aitan dengan efusi pleura. Karena
vena pleuralis mengalir l<e sirl<ulasi vena
teraba atau lambat, menuniukkan atero-
sistemik dan pulmonal, hipertensi vena
sklerosis atau koarktasio aorta (jarang).
pada satu sistem tidal< akan menimbulkan
pengumpulan cairan pleura sebagaimana
jika koarktasio dicurigai, adanya per-
lambatan radio-femoral harus dibul<tikan
hipertensi pada kedua sistem. Jadi efusi
dengan membandingkan denyut radialis
pleura karena penyakit jantung paling
dan femoralis secara bersamaan. A. Fe-
banyal< terlihat pada gagal jantung
moralis juga harus diauskultasi untuk me-
l<ongestif (kanan dan lciri).
nemukan bruit sistolik yang amat sering
diakibatkan oleh penyakit aterosklerosis.
Kelainan arteri femoralis memiliki rele-
vansi jika pasien al(an mengalami kate-
Selain kelainan abdomen umum yang terisasi jantung, yang sering dilakukan me-
diperiksa sesuai dengan riwayat pasien, lalui pendel<atan femoral. Juga aneurisma
hati, adanya asites, limpa, ginjal, dan aorta arteri femoralis (palsu) dapat terjadi
abdominalis harus diperiksa sebab me- akibat kateterisasi dan dapat diraba dan
milil<i relevansi l<husus terhadap sistem menimbulkan bruit.
kardiovaskular, lihat Boks 2.2 untuk pen- Denyut perifer (popliteal dan l<aki)
lelasan rinci. perlu diraba, l<elemahannya atau l(e-
tiadaannya yang menunjukl<an penyakit
vaskular perifer.
Edema perifer biasanya pitting dan
lni merupakan bagian teral<hir pemerik- terjadi pada gagal iantung kanan dan
saan l<ardiovasl(ular dan hal-hal berikut trombosis vena dalam, sebagai efel<
perlu pengamatan khusus. samping obat antagonis kalsium (ter-
Denyut femoralis harus diraba untuk utama nifedipin), dan pada tempat di
keyakinan l<eberadaannya dan jil<a tidak mana vena savena dalam ukuran cul<up
Pemeril<saan tungkai 29

paniang diambil untuk bedah tandur alih Jari kaki perlu diperhatikan untuk me-
pintas arteri koroner (coronary arcery mastikan adanya jari tabuh dan per-
bypass graft, surgery). Sebab lainnya darahan sPlinter, yang keduanya sama-
termasuk efek gravitasi pada pasien yang sama berkaitan dengan kelainan iari
relatif tidak bergerak, vena varikosa, tangan yang bersangkutan.
hipoproteinemia, atau obstruksi limfatik.
Pencitraan

Pendahuluan, 30 Ekokardrografr tiga dimensr, 43


Radiografi toraks, 3ll KateierLsasl lantung dan angrogLaii koroncr, 43
Ekokerrdiografr, 32 Arteriografl koroner, 50
Ekokardiografi transesofageal, 39 Pemindaian CT dan l\4RI, 52
Ekokardrografi kontras, 42 Kardiologr nuklir, 54
Ekokardlografi stres, 42

Pendahuluan
i ffi*kx 3"i Teknik Pencitraan Jantung
I

Pencitraan telah menjadi bagian penting


i . Radiografl toraks
dalam diagnosis kardiologi modern dan r TTE
terdiri dari berbagai prosedur pemeriksa- r TEE
an, pilihan paling optimal tergantung pada o Kateterisasi jantung
l<eadaan klinis. Lihat Boks 3.1 untuk o Arteriografi koroner
rangl<uman teknik pencitraan jantung.
o Pemrndaian CT
o MRI
Penting untuk dimengerti kelebihan dan
o Ventrrkulografi radionukllda
kekurangan masing-masing teknik ter- o Pemrndaian nuklrr perfusi miokard
sebut. o Tomografr emisl positron

Radiografi toraks

Meskipun radiografi toraks tetap bernilai,


jantung yang membentuk bayangan
banyak kelebihannya telah diungguli oleh
jantung diilustrasikan pada gambar ter-
teknil< pencitraan potongan melintang sebut. Harus disadari bahwa ventrikel
seperti ekolcardiografi dua-dimensi dan l<anan tidal< memberi lcontribusi dalam
pencitraan resonansi magnetik (magnetic pembentukan bayangan jantung pada
resonance imaginglYlRl). Meskipun radiografi PA, namun dapat dilihat pada
demikian, radiografi toraks dengan film lateral tepat di belakang sternum
lcualitas yang bagus bisa sangat membantu
(Gambar 3.2). Interpretasi radiografi
penegakan diagnosis dan pemeril<saan toraks harus meliputi penilaian ukuran
jantung secara keseluruhan, bukti adanya
serial efek terapi.
pembesaran ruang jantung spesifik, dan
perubahan apapun pada lapangan paru.
Bayangan jantung Ukuran jantung harus lebih kecil dari 50%
Sebuah contoh dari radiografi toral<s diameter l<ardiotoraksik dan harus diukur
posterior-anterior (PA) normal diper- dari titil< terlebar pada bayangan jantung.
lihatkan pada Gambar 3.1. Strul<tur Pembesaran ventrikel kiri (left ventriclel
Radiografi toraks 3t

Gambar 3.1 Radlografi toraks PA normal dengan Gambar 3.2 Radiografi toraks lateral normal
ilustrasi struktur bayangar jaltung. SVC, vena kava dengan ilustrasr struktur bayangan lantung. LA,
superior; RA, atnum kanan; LV, ventrikel k1n; LAA, atlium kiri; RV ventrtkel kanan.
apendiks atrrum kiti; PA, arterl pulmonalis; AO,
aorta.

LV) menyebabl<an gambaran yang lebih kalsifikasi katup mitral serta aorta, yang
besar dan bundar pada batas bawah kiri sulit terlihat pada radiografi toraks PA
jantung, namun bukti adanya pembesaran standar. Kalsifikasi katup dengan'mudah
ventrikel kiri mungkin tidak terlalu diidentifikasi pada pemeriksaan ekokar-
terlihat. Gambaran radiografi dari dilatasi diografi namun kalsifikasi perikard lebih
atrium kiri antara lain bayangan ganda sulit dinilai, dalam keadaan ini radiografi
pada batas jantung kanan, mengisi ruang- toraks lateral dapat sangat membantu
an dan kemudian membengkak pada pada beberapa kasus tercentu.
daerah di bawah arteri pulmonalis utama
karena pembesaran apendiks atrium kiri Lapangan paru
(left atrium appendagelLAA), serta pem- Tidak ada katup di antara vena pulmo-
besaran sudut karina pada bifurkasio nalis dan atrium kiri (/eft atriumlLA), se-
trakea. Dilatasi atrium kiri sering dikait- hingga peningkatan tekanan atrium kiri
kan dengan pembesaran arteri pulmonalis akan menyebabkan distensi vena pul-
utama karena hipertensi arteri pulmonalis monalis dan peningkatan tekanan kapiler
sekunder. Kombinasi ini menyebabl<an paru. Hal ini akan menyebabkan distensi
pelurusan batas iantung kiri, suatu tanda vena pada lobus atas paru dan selaniutnya
yang sering dikaitkan dengan penyakit menjadi edema paru (Gambar 3.3) (di-
katup jantung signifikan. kenali dari opasifikasi lapangan paru bila-
Pembesaran ventrikel kanan hanya teral difus), dan distensi limfe, yang di-
bisa dinilai dari radiografi toraks lateral sebut garis Kerley B. Didapatkan kardio-
di mana bayangan jantung lebih berhadap- megali dan mungkin terdapat efusi pleura
an penuh dengan sternum. Radiografi ringan.
toraks lateral juga berguna dalam meng- Edema paru juga dapat disebabkan
identifikasi adanya kalsifikasi perikard atau oleh penyebab nonjantung, seperti hipo-
32 Bab 3: Pencitraan

a ekokardiografi M-mode;
a el<ol<ardiografi dua-dimensi;
a ultrasonografi (ekokardiografi)
Doppler;
pemetaan aliran Doppler berwarna.

Ekokardiografi M-mode
Gelombang ultrasonografi al<an dipantul-
kan dari pertemuan jaringan manapun
dan sinyal pantulan ini dapat digunakan
untuk membentuk gambaran struktur
lantung. Jika digunakan gelombang tunggal
dari ultrasonografi pulsasi dan sinyal yang
Gambar 3.3 Radrografi toraks edema paru.
dipantulkan direkam pada kertas yang
bergerak, mal<a dapat direkonstruksi satu
albuminemia dan yang disebut sebagai citra dari satu saluran melalui jantung
sindrom 'syok paru' (distres pernapasan dari dinding dada ke struktur jantung
pada orang dewasa), atau gambarannya posterior seperti atrium kiri dan perikard
dapat serupa dengan kondisi lain seperci posterior yang terletak jauh dalam dada.
bronkopneumonia, fibrosis paru, atau Hal ini dikenal sebagai ekol<ardiografi M-
karsinomatosis limfangitis. Maka, edema mode dan, dengan menggerakkan trans-
paru pada radiografi toraks tidak selalu duser membentuk sudut pada berbagai
menandakan gagal jantung kiri, dan bila arah dari basis jantung menuju apeks,
disebabkan oleh penyebab jantung sering citra hasil ekokardiografi M-mode bisa
sulit ditentukan kelainan jantung yang didapatlcan setinggi katup aorta Uengan
mendasari dari radiografi polos. Gambar- LA di belakang, setinggi katup mitral, dan
an radiografi toralcs serial dapat berguna setinggi potongan ventrikel kanan dan
dalam mengawasi perkembangan penyakit kiri (Gambar 3.4). lnformasi struktural
dan keberhasilan intervensi terapeutik. ditampillcan selama beberapa waktu se-
hingga didapatkan beberapa sil<lus jantung
pada satu penelusuran. Ekokardiografi M-
mode telah digantikan oleh pencitraan
Diagnosis iantung noninvasif telah meng- dua-dimensi, namun tetap berguna untuk
alami revolusi sejak ditemukannya el<o- mengukur dimensi ruang jantung, rer-
kardiografi yang menghasillcan citra dua- utama untuk tuluan klinis pada akhir-
dimensi beresolusi tinggi dan pada waktu diastol dan pada puncak sistol. Penilaian
sebenarnya (real time) dari struktur fungsi ventrikel kiri yang cul<up akurat
jantung dan fungsi jantung. Tidak hanya didapatkan dari visualisasi miokard ven-
merupakan pemeriksaan yang tidak me- trikel dan dari perubahan dimensi ven-
nyebabkan nyeri, ekokardiografi juga trikel selama sistol.
dapat diulang sesering yang dibutuhkan
sehingga ideal bagi pemeriksaan serial Ekokardio g r af i du a- dime nsi
pada pasien dengan berbagai kelainan Keterbatasan ekokardiografi M-mode
jantung. Terdapat selumlah modalitas terlihat dengan cepat. Pencitraan dari
pencitraan berbeda yang digabungkan satu titil< dalam jantung jauh dari ideal,
untuk mendapatkan pemeriksaan ultra- kebanyakan karena abnormalitas struktur
sonografi jantung yang komprehensif: dan fungsi seringkali kompleks terutama
Ekol<ardiografi 33

IVS

'::rr'r
' i'i:ll

tr IV
: l,::,,

i,it;l
TVPW - --
Iriitii
,1, ril:
(a) ,:r,l,i" rii:iif,iii

Gambar 3.4
(a) Representasi
skematis ekokardiografi
M-mode setlnggl
ventrikel klri. (b) Cirra
klinrs pasien dengan
disfungsi ventrikel krri.
CW, dinding dada; FV
ventrikel kanan, IVS,
septlrm interventJtkel;
LV ventrikel kirr; LVPW,
dindrng postenor
ventrikel klrl.

pada penyakit jantung l<ongenital. Pen- struktur jantung dalam format dinamis
citraan lantung dua-dimensi bisa didapat- dan berguna untuk menilai fungsi miokard
kan dengan dua metode dasar. Pertama, global dan regional, dimensi ruang
sejumlah elemen ultrasonografi (sering- jantung, dan kelainan katup jantung. Citra
kali hingga 64 elemen individual) dapat struktur jantung yang didapat dengan
diakumulasikan dalam satu transduser. ekol<ardiografi memililci alcurasi tinggi,
Tiap elemen mentransmisikan pulsa ultra- serta bisa didapatl<an pula beberapa
sonografi secara sel<uensial sehingga informasi mengenai fungsi miokard dari
membentuk citra potongan melintang citra jantung pada beberapa titik siklus
lantung. Atau, kristal ultrasonografi jantung. Akan tetapi lebih sedikit infor-
secara mekanik disapukan melintasi masi yang didapatkan mengenai signifi-
jantung sehingga menghasilkan efek kansi fungsional penyakit katup jantung
serupa. Citra dua-dimensi yang dihasil- atau lesi jantung lcongenital.
kan (Gambar 3.5) dikonstrul<si dari satu
seri garis M-mode individual. lnformasi UIft asonognfi (Ekokardiografi)
didapatkan culcup cepat sehingga me- Doppler
mungkinkan konstrul<si 25 frame per Ultrasonografi Doppler merupakan
detik, sehingga menghasilkan citra real tel<nik ultrasonografi yang lebih maju yang
time. Citra ini memungkinkan penilaian memungkinkan evaluasi ultrasonografi
34 Bab 3: Pencitraan

Gambar 3.5 Crtra


ekokardrografi dua dim-"nsi
pada sunrbu panjang
jantuncJ.

mengenai kecepatan aliran darah dalam resolusi Doppler gelombang pulsasi,


jantung dan pembuluh darah besar, tidal< namun pada penyakit jantung dan ter-
hanya memberikan informasi struktural utama penyakit katup jantung, kecepat-
seperti yang didapatl<an dari ekokardio- an dapat melebihi 6 m/det sehingga
grafi melainkan informasi hemodinamik Doppler pulsasi gelombang tidak mampu
katup dan fungsi ruang-ruang jantung, mengukur nilai kecepatan maksimum. Hal
misalnya, fungsi sistolik dan diastolil< ini dapat diatasi dengan menggunakan
ventrikel. Doppler gelombang kontinyu tetapi tetap
Efel< Doppler sebetulnya sangat dengan resolusi spasial sehingga tidak
familiar dengan kita semua meskipun dapat diketahui titik jantung mana yang
mungkin kita tidal< mengetahuinya. Ketika menghasill<an sinyal kecepatan tinggi.
sebuah kereta atau mobil mendekati se- Biasanya ini tidak menjadi masalah karena
seorang, nada suara akan meninggi dan pemeriksaan ekokardiografi dua-dimensi
ketika menjauh dari pengamat, nadanya sering memperlihatkan dengan jelas letak
menurun. Hal ini disebabkan karena ge- lcelainan jantung yang bermakna, misalnya,
lombang suara terkompresi pada satu katup aorta yang menebal dan mengalami
arah dan meregang pada arah lain, yang l<alsifikasi.
disebabl<an gerakan kereta atau mobil. lnformasi dari ultrasonografi Doppler
Semakin cepat gerakannya, semakin ditampilkan dalam format sebagaimana
banyak tinggi nada suara berubah. Karena diilustrasikan dalam Gambar 3.6. Tampil-
perubahan frekuensi proporsional dengan an spekral ini memperlihatkan nilai ke-
kecepatan struktur yang bergerak, dalam cepatan pada sumbu y dan waktu pada
hal ini aliran darah, maka kecepatan aliran sumbu x, fase siklus jantung terlihat pada
darah dapat diukur dengan akurat. Ultra- elektrokardiogram. lntensitas sinyal pro-
sonografi Doppler dapat dilakukan porsional terhadap jumlah sel darah yang
dengan Doppler gelombang pulsasi atau berjalan pada kecepatan tertentu. Karena
l<ontinyu. Doppler gelombang pulsasi ultrasonografi Doppler juga bisa me-
memiliki satu l<eterbatasan besar, yaitu nentukan arah aliran darah, sinyal
kecepatan malcsimum yang dapat diukur. spektral dapat ditampilkan di atas garis
Pada jantung normal, kecepatan biasanya kecepatan-nol, l<etika aliran darah meng-
sebesar I midet, yang berada dalam batas arah ke transduser, dan di bawah garis
El<ol<ard iografi 35

Gambar 3.6 lanrpil"n op^\


ral .r otrds J dsonoglafl
DoppLer dengan kecepatan
pada sumbu Y da4 waktu pada
sumbu X. hrtensltas tamprlan
spektral mengrndrkaslkan ke
kLratan srnyal. Arah rnenjauh
O I Idr..rLrdr d otdo
dengan srnyal dr bawah garis
kecepatan nol (sepertl pada
srstol) sedangkan yang menuju
transduser sebagar sinyaL yang
terlelak dr atas gans kecepalan
nol (seperti -vang terlihat pada
diastol)

tersebut bila aliran darah meniauh dari sonografi Doppler memiliki aplikasi l<linis
transduser. yang luas dalam diagnosis jantung
modern. Terutama penting dalam penilai-
Pemetaan alfuan Doppler berwatna an fungsi ventril<el, penyakit katup
Dengan menggunakan informasi Doppler jantung, dan penyakit lantung kongenital,
gelombang pulsasi terkode warna untuk yang memberil<an penilaian komprehensif
arah aliran dan lcecepatan darah, dan me- tentang struktur dan fungsi jantung. El<o-
nempatl<an tampilan ini di atas ekokar- l<ardiografi cenderung lebih berguna
diogram struktural dua-dimensi, bisa dalam menilai fungsi ventrikel, sementara
diperoleh citra komposit termasul< infor- teknik Doppler spektral lebih banyal<
masi strul<tural dan l<ecepatan, warna memberikan informasi l<uantitatif pada
merah menun.jukkan arah aliran darah pisien dengan penyakit katup jantung.
l<e arah transduser, yang semal<in me-
ningkat intensitas warnanya bila semakin Penilaian fungsi ventrikel
del<at. Sedangkan aliran darah yang men- Ekokardiografi dapat memberikan penilai-
iauhi transduser ditunlukkan oleh warna an kuantitatif fungsi ventrikel dengan
biru dengan intensitas yang semal<in akurat, bail< pada pasien dengan disfungsi
meningl<at. Semakin tinggi lcecepatan,
intensitas warna semakin meningkat.
Warna hijau ditambahkan bila ada kisaran
nilai kecepatan seperti yang ada pada iet
turbulen l<ecepatan tinggi yang berkaitan
dengan stenosis atau regurgitasi katup.
Kecepatan jet turbulen yang tinggi seperti
itu menghasilkan pola mosaik multiwarna
yang khas pada peta aliran berwarna dan
mudah dibedakan dari normal yang
warnanya biru atau merah akibat aliran
normal laminar (Gambar 3.7).

Aplikasi klinis Gambar 3.7 Citra peta aliran Dopper berwarna


Teknik-teknik ekokardiografi dan ultra- dari regurcJitasi mitral.
36 Bab 3: Pencitraan

menyeluruh seperti kardiomiopati di- di mana AP adalah gradien tekanan pada


latasi, atau disfungsi ventrikel regional katup stenosis dalam mmHg, dan V
sepefti pada infark miokard. Pemahaman adalah kecepatan maksimum dalam satu-
mengenai disfungsi miokard menyeluruh an m/det (meter/det) yang diukur dengan
lebih mudah diinterpretasi pada pen- Doppler gelombang kontinyu.
citraan dua-djmensi dan teknik ini juga
lebih baik dibandingkan dengan M-mode Stenosr's mitral
dalam menilai disfungsi ventrikel pada Diagnosis stenosis mitral (mitral steno-
pasien dengan defek regional di mana sis/MS) biasanya diduga secara klinis
lebih banyak LV yang dapat ditampilkan namun ekokardiografi dapat mengkon-
secara simultan. Pada infark miokard, firmasi adanya katup yang menebal dan
ekokardiografi M-mode tidak dapat me- seringkali mengalami kalsifikasi, dengan
lihat segmen infark dan menilai-rendah menurunkan pembukaan baik pada pen-
besar sesungguhnya disfungsi ventrikel citraan ekokardiografi M-mode maupun
kiri. Jika kursor M-mode melewati bagian dua-dimensi. Kuantifikasi derajat keparah-
miokard tersebut, fungsi ventrikel ke- an MS lebih sulit ditentukan dengan pe-
seluruhan dapat terlihat lebih buruk dan meriksaan ekokardiografi saja. Doppler
representasi fungsi ventrikel yang lebih spektral dapat memperkirakan derajat
tepat hanya bisa didapatkan dengan pen- keparahan MS dengan akurat dari pe-
citraan dua-dimensi. ningkatan kecepatan melalui katup mi-
tral dan penurunan laju kecepatan ini
Penyakit katup jantung kembali ke nilai dasar (Gambar 3.8).
Teknik ekokardiografi dan Doppler me- Tingkat penurunan kecepatan mitral se-
miliki efek terbesar pada penyakit katup lama diastol dapat diukur dalam milidetik
jantung pada orang dewasa. Sebelum di- (mdet) sebagai waktu-paruh tekahan mi-
l<enal ekokardiografi dan Doppler, banyak tral. Waktu ini adalah waktu yang di-
informasi yang sekarang didapatkan dari butuhkan oleh kecepatan puncak awal
ultrasonografi jantung didapatkan dari aliran mitral menjadi setengah dari
kateterisasi jantung. Peran ekokardiografi penurunan tekanan mitral awal, dihitung
dan Doppler dalam penilaian penyakit dengan rumus Bernoulli yang dimodifi-
katup jantung dibagi dalam dua kategori kasi. Waktu-paruh tekanan mitral penting
utama: (i) konfirmasi diagnosis; dan (2) karena tidak dipengaruhi oleh perubahan
kuantifikasi derajat keparahan lesi katup curah jantung sehingga memberikan
tertentu. refleksi akurat dari derajat stenosis se-
Penilaian derajat keparahan kelainan benarnya, bukan hanya gradien melalui
katup, terutama stenosis katup, dengan l<atup, yang tergantung pada aliran darah
ultrasonografi Doppler berkaitan dengan yang melewatinya. Sebagai akibatnya,
prinsip bahwa kecepatan meningkat me- dapat diperkiral<an area katup mitral
lalui orifisium yang menyempit dan bahwa (mitral valve arealYYA) dalam cm2 dari
peningkatan kecepatan ini secara langsung waktu-paruh tekanan mitral dengan
proporsional dengan derajat obstruksi. menggunakan rumus MVA = 22Olwaktu-
Dapat diperkirakan dengan cukup akurat paruh tekanan.
gradien tekanan yang melalui katup ste-
nosis dengan menggunakan modifikasi Stenosis aorta
persamaan Bernoulli Adanya katup yang menebal dan meng-
alami kalsifikasi umumnya dapat dilihat
LP=4V pada ekokardiografi, namun penilaian
Ekol<ardiografi 37

Gambar 3.8 (a) Dop


pler spektral datri ahran
mitral normal dan (b)
stenosls mitral. Pada
aliran norma], kecepatan
puncak hanya 0,8 m/det
dan turun menuju nol
dengan cepat dengan
peningkatan diasiolik
akhir karena kontraksi
atrium, sementara pada
stenosls mitral kecepatan
puncak awai lebih tinggi,
hampir 2 m/dei, dan
turun lebih lambat se
hingga mempertahankan
kecepatan yang iinggi
sepanjang diastol se
belum peningkatan se
kunder yang disebabkan
oleh kontraksr atrium.

derajat obstruksi tidak jelas bila hanya mitral, terutama pada anak-anak. Regur-
didasarl<an pada pencitraan saia. Ultra- gitasi ini tidal< terdetel<si secara klinis
sonografi Doppler dapat memperl<irakan dan tidak memiliki arti l<linis, meskipun
derafat keparahan stenosis aorta (aortic hubungan regurgitasi 'fisiologis' ini dan
stenosis/As) dari peningkatan kecePatan penggunaan profilal<sis antibiotik untuk
melalui katup aorta yang stenotik. endokarditis tetap harus ciitegakkan. Saat
Gambar 3.9 mengilustrasikan gambaran ini, profilaksis antibiotik tidak direkomen-
ultrasonografi Doppler dari l<atup aorta dasikan untuk pasien-pasien ini. Baik
normal dan dari pasien dengan AS berat. regurgitasi mitral (Gambar 3.7 dan 3.10)
Seperti pada MS, persamaan Bernoulli dan aorta (aortic regurgitationl AR)
yang dimodifikasi dapat digunakan untuk (Gambar 3.6 dan 3.1 l) mudah terlihat
memperkirakan gradien tekanan melalui pada Doppler spektral dan pemetaan
katup aorta. Pemetaan aliran Doppler aliran Doppler berwarna. Bila mengguna-
berwarna tidal< terlalu memberil<an infor- kan pemetaan aliran Doppler berwarna,
masi tambahan yang berguna pada se- penting untuk tidak mengasumsikan
bagian besar pasien dengan AS. bahwa ukuran jet aliran berwarna secara
langsung mereflel<sikan derajat l<eparahan

Regurgitasi katup regurgitasi karena jet ini dapat di-


pengaruhi oleh berbagai faktor instru-
Ultrasonografi Doppler sangat sensitif
mentasi dan hemodinamik.
dalam mendeteksi regurgitasi katup dan
bahkan lesi katup trivial dengan mudah
dapat dideteksi. Faktanya, bahkan satu Keterbatasan ekokard iografi
regurgitasi ringan dapat dideteksi pada Meskipun ekokardiografi telah me-
orang normal melalui katup trikuspid dan revolusi evaluasi anatomi dan fungsi
pulmonal, dan kadang melalui katup jantung, ekokardiografi tetap memiliki
38 Bab 3: Pencitraan

Gamba,r 3"9 (:r) Dcp-pbr


spektral dari aLrran aorta
normal dan (b) stenosrs
aorla. Perhatrken bahwa ke
cepatan puncak normaL
sekrtar 1 midet drbandrngy
kan dengan kecepatan
pr-Lncak sebesar hamplr 4
m/'del pada ltasLen denqan
stenosrs aorta bermaLina.

Gamllar 3.110 Rekaman


Dopplcr spektral pada re-
gurgitasi mrtral. Perhatikan
kecepatan let panststolrk
yang tlnggi cli bawah garLs
kecepatan no1

seiumlah l(eterbatasan. Ultrasonografi serta subjel<tivitas dalam interpretasi. Ke-


tidal< dapat menembus kavitas berisi cepatan aliran yang melalui katup srenotik
udara seperti jaringan paru, dan hal ini atau regurgitas dapat terul<ur lebih
membatasi lapang pandang ekokardiografi rendah dengan ultrasonografi Doppler
pada prekordium untuk pencitraan eko- lika arah gelombang ultrasonografi berada
kardiografi. Selain itu, juga diperlukan pada sudut yang besar terhadap aliran
latihan-latihan l<husus dalam mendapat- darah atau jika jet yang sempit tidak pada
kan citra ekokardiogra{i berkualitas tinggi, posisi yang tepat dengan sinyal Doppler.
El<ol<ardiografi transesofageal 39

Gambar 3.11 Citra peta


aliran Doppler berwarna dari
regurgltasi aorta.

Perkiraan tinggi (over estimation) ke- real time dengan informasi kecepatan
cepatan aliran lebih jarang teriadi, namun aliran dari ultrasonografi Doppler
gradien l<atup instantaneus yang didapat- spektral dan informasi kecepatan spasial
kan dengan ultrasonografi Doppler dari pemetaan aliran Doppler berwarna.
gelombang kontinyu dapat lebih tinggi Citra transesofageal lebih ielas di-
secara bermakna dibandingkan dengan bandingkan citra yang dihasilkan oleh
gradien yang didapatkan dengan mem- ekolcardiografi transtorasik karena
bandingl<an telcanan puncak setelah frekuensi transduser lebih tinggi serta
menarik kateter melalui katup (gradien fakta bahwa ultrasonografi tidak perlu
puncak-ke-puncak) pada kateterisasi menembus melalui struktur dinding dada.
jantung. Pengukuran yang dilakukan pada Citra terbaik didapatkan dari struktur
berbagai waktu dan/atau dalam keadaan yang terletal< dekat esofagus: LA, vena
fisiologis yang berbeda akan menghasilkan pulmonalis, katup mitral dan aorta, serta
nilai yang bervariasi bermakna. septum interatrial. Atrium kanan (right
atriumlRA) umumnya dapat terlihat
dengan bail< namun l<atup tril<uspid,
Ekokardiografi transesofageal ventrikel kanan, katup pulmonal, dan alur
(lihat Boks 3.2) keluar ventrikel kanan agak jauh dari eso-
fagus dan seringlcali terlihat lebih bail<
Ekokardiografi transesofageal (transeso- dengan pencitraan transtorasik. Teknik
phageal echocardiograph/TEE) meng- transesofageal sangat sensitif sehingga
atasi berbagai keterbatasan ekokardio- telcnik ini juga bisa mengidentifikasi aliran
grafi transtorasik, terutama masalah pe- darah yang sanSat pelan seperti efek
netrasi akustik melalui jaringan paru, kontras menyerupai asap (smoke-like
namun merupakan teknil< yang lebih in- appearance) dalam ruang lantung, paling
vasif. Prosedur ini, sama dengan endos- sering dalam LA, yang lebih dikenal
kopi, biasanya dilakukan dengan sedasi dengan istilah LASEC (left-atrial
intravena dan anestesia topikal faring spontaneous echo contrasr). Umumnya
lokal. Seperti ekokardiografi transtorasik penyebabnya adalah MS, meskipun hal
(tran sth o rac i c e ch o ca r d i o gra p hylTT E\, tersebut juga didapatkan pada dilatasi LA
pencitraan transesofageal menggabu ngkan sekunder karena disfungsi ventrikel kiri,
pencitraan struktur jantung dua-dimensi terutama pada kardiomiopati dilatasi.
40 Bab 3: Pencicraan

Bsk$ 3.? lndikasi TEE berat karena kardiomiopati dilatasi. TTE


dapat mendeteksi kelainan jantung mayor
r Citra ekokardiografi transtorasik jelek namun tetap tidak sensitif dalam me-
r Sumber emboli dari jantung
ngetahui adanya trombus dalam LV, atau
. Dugaan dlseksi aorla rorakalis
. atrium, terutama LAA yang sering meng-
Regurgitaqi aorta
e Penilaian unluk bedah rekonstruksi hasill<an trombus namun jarang didapat-
mitraL kan pada pencitraan transtorasil< kon-
r Hiporensi setelah pembedahan vensional. Mal<a TEE (Gambar 3. l2) amat
janl u ng penting dalam pemeriksaan kelompol<
o Regurgitasi milral pasien ini untul< mencari sumber emboli.
o Tumor inLrakadiak Pada TEE sering ditemukan foramen
o Endokardrt is infekr.jt ovale paten antara atrium kanan dan kiri,
. Penyakit jantung kongenital pada
dan hal ini ditemukan pada25% individu
orang dewasa
r Fungsi Kalup prostetik normal. Pentingnya temuan ini pada
pasien dengan TIA atau stroke tidak
pasti, namun kemampuan untul< terjadi-
nya pirau melalui foramen dari kanan ke
Sumber emboli jantung lciri memungl<inkan trombus vena masuk
Pada sebagian besar pasien dengan ke- l<e sisi kiri jantung dan menyebabl<an ter-
jadian serebrovasl<ular atau serangan jadinya emboli sistemik (atau trombus
iskemil< transien (transient ischemic at- paradol<s). Hal ini jarang teriadi, namun
tacldTlA), jantung tidak terlibat. Namun pada pasien tanpa sumber emboli lainnya
pada pasien muda di mana l<ejadian kemungkinan ini harus dipikirlcan, ter-
serebrovaskular tidak diantisipasi, atau utama jil<a pasien memiliki tekanan
pada mereka yang mengalami TIA pada jantung kanan yang tinggi atau kecende-
lebih dari satu daerah arteri serebri, rungan untuk mengalami trombosis vena.
harus dilal<ul<an pencarian sumber em- Pencitraan transesofageal dapat mem-
boli. Pencitraan transtorasik umumnya visualisasi seluruh aorta torakalis, maka
tidal< membantu dalam pemeriksaan pemeril<saan ini dapat mendemonstrasi-
pasien seperti ini l<ecuali pada pasien yang kan adanya ateroma aorta. Ateroma aorta
memilil<i penyakit jantung yang jelas merupalcan sumber emboli terutama jil<a
seperti MS atau disfungsi ventril<el l<iri ateroma ini mobil dan berpedunkel.

Gambar 3.12 Citra


ekokardrografi
lransesofageal
memperlihatkan
trombus daiam
apendiks atrium kiri.
LA. atrium kiri
El<okard iografi transesofageal 4t

Dugaan diseksi aorta rang lebih sering dikerjakan dibanding-


TEE dapat memvisualisasilcan hampir kan dengan penggantian katup mitral pada
seluruh aorta torakalis, walaupun seper- pasien dengan regurgitasi mitral terisolasi,
tiga pertama arkus aorta sebagian ter- TEE mempunyai dua peran utama dalam
halang oleh bronkus utama kiri yang evaluasi pasien-pasien ini. Pertama, TEE
lewat di antaia aorta dan esofagus. Di- preoperatif dapat memberikan citra
seksi yang terbatas pada bagian aorta ini resolusi tinggi dan abnormalitas struk-
jarang dan paling sering terjadi pada aorta tural katup mitral. Abnormalitas ini biasa-
asenden atau pada aorta desenden bagian nya prolaps satu atau dua daun katup
atas tepat di distal asal arteri subklavia mitral dengan atau tanpa ruptur korda
kiri, kedua area ini divisualisasi dengan dan TEE dapat dengan tepat mernper-
baik pada TEE. Diseksi aorta terlihat se- lihatkan morfologi katup, derajat ke-
bagai flap intima dalam aorta, membagi parahan regurgitasi, dan kecocokan untuk
aorta menjadi lumen palsu dan lumen pembedahan perbailcan lcatup mitral
selati (Gambar 3.13). Keuntungan utama (Gambar 3.14). Kedua, TEE sekarang
TEE adalah kecepatan dialnosis di mana banyak digunakan dalam ruang operasi
hanya diperlukan waktu beberapa menit untul< mengevaluasi keberhasilan re-
untuk melakukan pemeriksaan begitu lconstruksi katup mitral dengan segera,
el<okardiogram transtorasik selesai di- sehingga bila tetap ada regurgitasi mitral
kerjakan. Selain itu, pemerik$aan ini juga bermakna, pasien dapat langsung men-
dapat dikerlakan di ruang uni{perawatan jalani penggantian katup mitral.
intensif dan tidak membutuhkan pemin-
dahan pasien dari tempat Aerawatan Ekokardiografi transesofageal dalam
spesialis lce tempat pemerikslan. Jika unit perawatan intensif
dugaan klinis diseksi aorta padS aorta
Pasien pra- dan terutama pascaoperasi
asenden kemungkinannya besaf, atau
yang terbaring telentang dan mengguna-
telah dilihat dengan TTE, pencitraan kan ventilasi sulit dicitra menggunakan
transesofageal bahkan dapat dilakukan di
TTE konvensional. Selain itu, balutan pre-
ruang pembiusan sementara paisien
kordial di atas belcas luka sternotomi
dipersiapkan untuk menjalani operasi.
akan membatasi aksesibilitas pencitraan
Pembedahan katup mitral transtorasik. Sebagai perbandingan, TEE
Pembedahan rekonstruksi mitral seka- sangat mudah dilakukan pada pasien

Gambar 3.13 Cltra


ekokardiografi transesofageal
pada pasren dengan dlseksi
aorta asenden.
42 Bab 3: Pencitraan

Gambar 3.14 Crtra


ekokardrografi transesofageal
pada pasien dengan prolaps
katup miiral dan regurgjtasi
mitral bermakna sebelum
perbarkan katup mitral.
Perhatikan jet regurgitasi
berputar di sekitar drnding
lateral atrirm krri

dengan ventilasi dan memberikan citra pencitraan ekokardiografi kontras. Meski-


anatomi serta fungsi jantung dinamis pun masih berada dalam tahap perkem-
beresolusi tinggi. bangan dini, kemampuan untul< mencitra
perfusi miokard dengan ekokardiografi
diperkuat-kontras akan memperbaiki pe-
Ekokardiografi kontras
nilaian noninvasif l<ebermaknaan fungsi-
Ekokardiografi kontras telah menladi onal lesi arteri koroner dan memung-
standar pemeriksaan ekokardiografi kinkan metode sederhana dan noninvasif
selama beberapa tahun, namun sejak pe- ini untuk mengidentifil<asi miokard viabel
ngenalan pemetaan aliran Doppler ber- pada pasien dengan penyakit iantung
warna, teknik ekokardiografi kontras l<oroner serta disfungsi ventrikel kiri ber-
lebih jarang digunakan. Penyuntikan intra- makna yang akan mendapat manfaat
vena larutan garam fisiologis yang diagitasi tambahan dari revaskularisasi koroner.
atau agen kontras komersial al<an me-
nyebabkan pantulan eko dari gelembung Ekokardiografi stres
mikro di ruang jantung l<anan. Gelem-
bung mikro ini normalnya tidak melewati Untuk meningkatkan sensitivitas dan spe-
sirkulasi pulmonal, sehingga opasifikasi sifitas deteksi penyakit jantung koroner
struktur jantung kiri menandakan adanya (PJ K) digunakan kombinasi ekokardiografi

pirau. Teknik ini berguna pada pasien stres fisik atau farmakologik dengan pe-
dengan penyakit jantung kongenital atau nilaian ekokardiografi fungsi LV regional
stroke embolik, dan pada penyelam ko- dan menyeluruh. Ventrikel kiri dan kanan
mersial atau rekreasional dapat mem- dibagi menjadi l6 segmen dengan tiap
perlihatkan adanya foramen ovale paten segmen diberikan satu nilai berdasarkan
dengan mendeteksi adanya pirau kanan- adanya abnormalitas gerakan dinding, di
ke-kiri selama manuver Valsalva pada saat mana normal = l, hipokinesis = 2, aki-
penyuntikan kontras. nesis = 3, diskinesis = 4. lndeks skor
Sekarang, agen kontras baru yang gerakan dinding yang didapatkan dengan
dapat melewati sirkulasi pulmonal dan membagi total nilai dengan jumlah
memungkinkan opasifikasi struktur segmen memberikan penilaian semi-kuan-
jantung kiri dengan penyuntikan intravena titatif fungsi global ventril<el kiri. Segmen
telah menyebabkan digunakannya kembali individual diperil<sa saat istirahat dan se-
Kateterisasi iantung dan angiografi koroner 43

lama stres untuk mengidentifikasi abnor-


malitas gerakan dinding yang timbul, me-
i &mi'"s 3.3 lndikasi Angiografi Koroner
nandal<an adanya iskemia pada daerah r Diagnosis penyaklt arteri koroner
tersebut. . Angina yang trdak terkontrol dengan
o Abnormalitas gerakan dinding ante- pengobatan
rior biasanya rnenandal<an penyakit ber-
r Penilalan kesesuaian untuk rntervensi
koroner
makna pada arteri desenden anterior kiri
r Rekurensr angina setelah angioplasti
(l eft ante rio r LAD).
d es cen de nl
koroner atau tandur allh pintas koroner
o Abnormalitas geral<an dinding lateral r Tes latrhan sangat positif dan/atau
berkaitan dengan arteri koroner sirl<um- respons tekanan darah jelek terhadap latih-
fleks dan arteri inferior. an
o Abnormalitas ventrikel kanan me- r Penilaian preoperatif pada pasien yang
nandakan penyakit pada arteri koroner menjalanr pembedahan penyaklt katup
jantung
kanan (right. coronary arteryl{CA)
meskipun mungkin ada sedikit tumpang
tindih terutama pada daerah miokard
yang dipasok oleh arteri koroner sirl<um-
ffi*ks F.4 lndikasi Kateterisasi Jantung
fleks dan arteri koroner kanan.
o Penilaian fungsr ventrrkel kiri
o Penrlaian hemodrnamik pada penyakit
Ekokardiogr'*ft tiga*di mens i katup lantung
r Ttauma aotta
Rekonstrul<si tiga-dimensi dari citra elco- o Emboh.paru masif
kardiografi dua-dimensi, bail< didapatkan o Perikarditrskonstriktlf
dari ekol<ardiografi transtorasik maupun o Defek seplum ventnkel pascainfark
TEE sekarang dapat dilakulcan. Keuntung- miokard
an potensial dari citra tiga-dimensi jelas . Regurgrtasi mitral lskemik akut
selcali pada kasus seperti penyal<it jantung . Lesi jantung kongenital
kongenital kompleks namun juga me-
j

mungkinkan penilaian dinamik struktur


jantung yang lebih bail< pada berbagai penting pada pasien yang informasi non-
keadaan lantung termasul< l<elainan katup. invasifnya tidak adekuat, misalnya, pada
Ekokardiografi tiga-dimensi juga me- pasien dengan penyakit katup jantung
mungkinkan citra struktural dan fungsi- yang merupakan sublel< eko yang jelel<.
onal dilihat dari berbagai arah sehingga Selain itu, dalam penilaian disfungsi ven-
dokter bedah jantung dapat melihat trikel kiri atau derajat keparahan penyakit
kelainan jantung yang rumit dari pers- katup jantung, evaluasi klinis dan pe-
pektif yang sama dengan yang dilihat meriksaan noninvasif tidak selalu sama
dalam ruang operasi. dan mungkin diperlukan kateterisasi
jantung untuk mendapatl<an informasi
diagnostik yang lebih tepat.
Kateterisasi jantung dan angiografi
Meskipun indikasi pemeri l<saan
koroner (lihat Boks 3.3 dan 3.4) jantung invasif sangat luas dan bervariasi,
Meskipun sebagian besar pasien menjalani indikasi ini dikelompokkan ke dalam tiga
kateterisasi jantung untul< menentukan kategori dasar:
ada tidaknya penyakit jantung l<oroner I penilaian hemodinamik;
dan derajat keparahannya, kateterisasi 2 angiografi; dan
jantung tetap merupakan pemeriksaan 3 arteriografi koroner.
Bab 3: Pencitraan

Penilaian hemodinamik dan angiografi tiga lubang (three-way) untuk memudah-


dapat dilakul<an pada sisi kanan dan sisi kan pengukuran tekanan dan pengambil-
kiri sirkulasi, sementara arteriografi ko- an sampel darah. Tekanan dan sampel
roner hanya dapat dilakukan dari sirkulasi darah biasanya didapatkan dari posisi
sistemik. Semua prosedur ini memiliki berikut dengan bantuan skrining radio-
risiko minimai di tangan ahli yang ber- grafi:
pengalaman, namun harus diingat bahwa . vena kava inferior dan superior;
tidak ada prosedur invasif yang sepenuh- . atrium kanan;
nya bebas risiko, dan hal ini merupakan o ventrikel kanan;
satu faktor penting yang harus dipikirkan . arteri pulmonalis utama;
pada pasien yang akan menjalani katete- r arteri pulmonalis kiri;
risasi jantung. r arteri pulmonalis kanan;
o pulmonary capillary wedge.
Kateterisasi jantung kanan Posisi pulrnon ary capillary wedge ber-
Kateterisasi jantung kanan merupakan kaitan dengantitik di mana kateter di-
prosedur teraman dari prosedur katete- letakkan pada PA distal. Karena tidak
risasi karena tidak memasuki sirkulasi ada katup antara posisi ini dan LA,
sistemik kecuali pasien memiliki hubung- tekanan pulmonary capillary wedge me-
an kongenital antara sirkulasi sistemik dan rupakan pengukuran tidak langsung dari
pulmonal, seperti defek septum atrium. tekanan atrium kiri. Jika satu sampel
Kateterisasi ini biasanya dilakukan melalui darah diambil pada titik ini, sampel ter-
vena femoralis, melalui vena sefalika atau sebut akan tersaturasi sempurna karena
vena brakialis pada fosa antekubiti, atau darah kapiler paru yang diambil, sebalik-
dengan pungsi vena subl<lavia. nya sampel darah terdesaturasi didapat-
Kanulasi vena femoralis dilakukan kan dari posisi vena lainnya. Pengukuran
dengan teknik Seldinger dengan pungsi saturasi oksigen harus serupa pada tiap
vena langsung di bawah anestesia lokal. posisi kateter dengan pengecualian posisi
Kateter jantung kanan tersedia dalam pulmonary capillary wedge, seperti yant
berbagai bentuk berbeda. Hal ini didesain dijelaskan sebelumnya. Jika terdapat pe-
untuk memungkinkan pasase melalui ningkatan saturasi oksigen pada posisi
jantung kanan ke arteri pulmonalis dan mana pun di sirlculasi pulmonal, hal ini
memungkinkan pengukuran tekanan serta menandakan adanya transfer atau 'pirau'
pengambilan sampel darah. Sampel darah darah sirkulasi sistemik ke sirkulasi pul-
digunakan untuk mengukur saturasi monal. 'Pirau' darah biasanya dari kiri
oksigen darah pada tiap posisi kateter. (lantung) ke kanan (iantung) karena
Pada sisi kanan jantung, normalnya darah tekanan yang lebih tinggi pada sirkulasi
mengalami desaturasi dari oksigen (= sistemik dibandingkan dengan sirl<ulasi
70%) dibandingkan dengan sirkulasi sis- paru. Posisi'peningkatan' oksigen dapat
temik (= 99%). Kateter berlubang tunggal diidentifikasi dari posisi kateter pada
dengan ujung melengkung ideal untuk ka- skrining radiografi dan bentuk gelombang
teterisasi jantung kanan, meskipun tekanan. Jumlah darah sistemik yang me-
mungkin diperlulcan kateter beru jung masuki sirkulasi paru dapat dihitung dari
balon Swan-Ganz untuk memasuki arteri derajat'peningkatan' oksigen. Karena
pulmonalis pada dilatasi jantung kanan pirau dari kiri-ke-kanan akan menyebab-
bermakna dan hipertensi paru berat. kan lebih banyak darah mengalir melalui
Kateter berisi cairan dihubungkan dengan sirkulasi paru dibandingkan dengan sir-
transduser tekanan melalui keran katup kulasi sistemil<, ukuran pirau biasanya
Kateterisasi jantung dan angiografi koroner 45

dinyatakan sebagai rasio aliran pulmonal Kelainan yang sefing dijumpai pada
terhadap aliran sistemik, yang disebut se- penelusuran tekanan jantung kanan
bagai rasio Qp : Qs. Rumus perhitungan Kelainan jantung kanan yang tersering
rasio Qp : Qs dari saturasi oksigen adalah ditemukan pada kateterisasi jantung
sebagai berikut: kanan orang dewasa adalah hipertensi
pulmonal. Biasanya hipertensi pulmonal
Saturasi ini sekunder karena kelainan jantung kiri,
Saturasi - campuran terutama penyakit katup jantung atau
Rasioarteri vena disfungsi ventrikel kiri. Hipertensi pul-
QP:Qs= monal luga sering dikaitkan dengan
Saturasi Saturasi
vena - arteri penyakit paru primer atau dengan em-
pulmonalis pulmonalis boli paru berat. Pada keadaan ini, bentuk
gelombang tidak berubah namun peng-
ukuran tekanan aktual meningkat. Pada
awdnya, tekanan sistolik PA dan ventrikel
Saturasi campuran vena merefl ekikan kanan meningkat namun lika ventrikel
saturasi oksigen pada sistem vena prok- kanan mulai gagal dengan afterload yang
simal terhadap titik pirau dan biasanya meningkat, maka tekanan diastol ven-
diperkirakan dari rerata dua sampel SVC tril<el kanan dan kemudian tekanan
dan satu sampel lVC. Sebagai contoh, atrium l<anan meningkat. Dilatasi
jika saturasi arteri sistemik sebesar 99%, ventrikel kanan dapat menyebabkan re-
saturasi campuran vena sebesar 69%, gurgitasi trikuspid fungsional dengan
saturasi vena pulmonalis sebesar 99%, gelombang 'v' besar pada penelusuran
dan saturasi PA sebesar 89%, rasio atrium kanan.
Qp : Qs adalah 3: l. Obstruksi aliran pada titik mana pun
Tekanan atrium kanan rendah (0-5 pada jantung kanan akan menyebabkan
mmHg), dan memiliki gelombang'a' dan perbedaan tekanan antara kedua sisi
'{v' yang berasal dari sistol atrium dan obstruksi. Misalnya, pada stenosis katup
pengisian atrium selama sistol ventrikel. pulmonal, tekanan sistol ventrikel kanan
Tekanan sistol ventrikel kanan biasanya akan lebih tinggi dibandingkan dengan
antara l5 dan 25 mmHg dan harus sama tekanan sistol PA, merefleksil<an suatu
dengan tekanan sistol pada PA, yaitu saat obstruksi pada tingkat l<atup pulmonal.
katup pulmonal terbuka. Tekanan diastol Namun, obstruksi jantung kanan jarang
di ventrikel kanan sama dengan tel<anan didapatkan pada orang dewasa. Obstruksi
atrium kanan, karena katup trikuspid ter- paling sering adalah stenosis katup pul-
buka dan ada keseimbangan tekanan monal residual sebagai konsekuensi dari
atrium dan ventrikel selama diastol. Te- stenosis katup pulmonal kongenital.
kanan diastol PA biasanya antara 5 dan Stenosis katup pulmonal dan/atau tri-
l5 mmHg, dan bila tidak ada penyakit kuspid akibat penyakit iantung reuma
paru sama dengan tekanan pulmonary atau sindrom l<arsinoid sangat iarang
capillary wedge. Karena tekanan pulmo- ditemukan.
nary capillary wedge merupakan peng-
ukuran tidak langsung dari tekanan Kateterisasi iantung kiri
atrium kiri, tekanan ini memiliki gelom- Tempat masuk ke sirkulasi sistemil< untuk
bang 'a' dan 'v'yang serupa dengan te- tujuan kateterisasi jantung l<iri dilakukan
kanan atrium kanan, dengan tekanan re- dari arteri femoralis atau arteri brakialis
rata antara 5 dan l0 mmHg. kanan, atau lebih umum dari arteri ra-
46 Bab 3: Pencitraan

dialis kanan atau arteri brakialis kiri. tasikan derajat keparahan (Gambar 3.15).
Kateterisasi jantung kiri merupakan satu Meskipun gradien tekanan sebesar 50
prosedur yang aman bila dilakukan oleh mmHg atau lebih merupakan indikasi AS
ahli yang berpengalaman, dengan tingkat bermakna, yang biasanya membutuhkan
kematian kurang dari 0,2%. Komplikasi intervensi bedah, interpretasi gradien
kateterisasi jantung l<iri serius lainnya tekanan dalam konteks fungsi ventrikel
seperti stroke, infark miokard, atau arit- kiri harus dilal<ukan dengan hati-hati,
mia maligna juga jarang ditemukan. karena pasien dengan AS berat dan fungsi
Kanulasi arteri femoralis biasanya ventrikel l<iri yang jelek mungkin tidak
dilakukan dari sisi kanan walaupun lika dapat menghasilkan gradien tekanan yang
pulsasi arteri femoralis kanan menghilang, tinggi. Kesalahan potensial ini dapat
kanulasi dapat dilakukan dari a. femoralis diatasi dengan menilai fungsi ventrikel lciri
kiri. Teknik ini serupa dengan yang di- dengan ekokardiografi, atau pada saat
jelaskan di atas untul< kateterasi jantung kateterisasi jantung kiri menggunakan
kanan, dengan pelapis arterial, biasanya angiografi ventrikel kiri. Selain itu, curah
berukuran 6 atau 7 French, dimasukkan jantung dapat diukur dan digabungkan
ke dalam afteri femoralis. Seperti pada dengan gradien tekanan aorta untul<
kateteresasi jantung kanan, pelapis di- mendapatkan penilaian area fungsional
lepaskan pada akhir prosedur dan hemo- katup aorta, dengan area seluas 0,8 cm2
stasis didapatl<an dengan kompresi atau kurang menandakan adanya AS ber-
langsung arteri femoralis di atas tempat makna. Gradien telcanan dapat dlukur
pungsi arteri, atau dengan penggunaan dalam LV sendiri sebagai akibat dari
alat penutup arteri femoralis perl<utan. hipertrofi, terutama pada pasien dengan
Jika dilakukan kompresi, l<ompresi diper- kardiomiopati hipertrofik. AS supra-
tahankan selama minimal l0 menit karena valvular jarang didapatkan, namun meng-
telcanan arteri femoralis yang relatif hasilkan gradien tekanan dalam aorta
tinggi, dan pasien diminta istirahat di asenden tepat di atas katup aorta, dan
tempat tidur minimal 6 jam setelah pro- koarktasio aorta juga dapat menghasilkan
sedur, bahkan biasanya selama semalam gradien tekanan yang biasanya berlokasi
bila digunal<an pelapis arterial yang ber- di distal arl<us aorta serta bagian atas
ukuran lebih besar. Kateterisasi lantung aorta torakalis desenden.
kiri melalui arteri bral<ialis membutuhkan
pengirisan arteri, dan langsung dijahit Curah jantung
pada al<hir prosedur.
Terdapat tiga metode utama dalam
Kateterisasi jantung l<iri biasanya me-
mengukur curah jantung pada kateterisasi
libatkan gabungan angiografi (aortografi jantung:
dan/atau angiografi ventrikel kiri) dan
I teknik dilusi-termodilusi dan dilusi
arteriografi koroner. Akses langsung pada
Pewarna;
sirkulasi arteri memungkinkan pengukur-
2 estimasi curah jantung Fick dan
an tekanan dalam aorta dan, bila kateter
3 curah iantung dengan angiografi.
dilewatkan secara retrograd melalui
Pada praktik klinis sehari-hari, curah
katup aorta, dapat mengukur tel<anan
jantung termodilusi atau Fick merupakan
ventril<el kiri. Dengan menggunakan me-
tode ini, tiap perbedaan tekanan sistolil< telcnik yang paling sering digunakan.
antara LA dan aorta menandal<an suatu
obstruksi aliran sebagai akibat AS, dengan Teknik dilusi
deralat perbedaan tekanan merepresen- Termodilusi mungkin merupal<an metode
Kateterisasi jantung dan angiografi koroner 47

AO

I 'l ti : : i

Gambar 3.15 Penelusuran tekanan darl ventrikel dengan perubahan suhu seperti pada
krri ke aorta pada stenosis aorta memperlihatkan teknil< termodilusi.
gradren tekanan melalur katup aolta.

Curah iantung Fick


estimasi curah jantung yang paling sering Dengan mengul<ur saturasi oksigen pada
digunal<an dan salah satu yang paling darah arteri (aorta) dan vena sistemik
dapat dipercaya. Volume tertentu (biasa- (vena kava), lumlah ol<sigen yang dikon-
nya l0 cc) garam fisiologis dingin (atau sumsi oleh metabolisme jaringan dapat
dekstrosa) disuntikkan dengan cepat ke dihitung. Jika tingkat konsumsi oksigen
dalam RA melalui lubang proksimal jaringan (reflel<si tingkat metabolik) di-
kateter Swan-Ganz. Probe suhu pada ketahui, mal<a lumlah darah yang me-
ujung distal diletakkan di PA memonitor lewati jaringan (curah jantung) dapat di-
perubahan suhu dan kurva perubahan hitung. Aspek tersulit dari metode Fick
suhu yang didapatkan dari komputer ini adalah estimasi akurat konsumsi
dapat digunal<an untuk menghitung curah oksigen. Secara tradisional, hal ini dilalcu-
jantung. Prinsipnya, semakin cepat suhu l<an dengan mengukur gas el<spirasi
turun dan kembali ke nilai dasar di PA, selama beberapa waktu, namun hal ini
semakin besar curah jantung. Efek serupa jarang dilakukan dan l<ebanyakan labo-
bisa didapatkan dengan menyuntikkan ratorium/rumah sakit menggunakan nilai
sejumlah bahan pewarna (indosianin 'asumsi' konsumsi oksigen, dihitung dari
hijau) ke dalam vena perifer dan meng- usia, jenis kelamin, dan luas permukaan
ambil sampel dari arteri sistemik untuk tubuh. Tel<nik Fick memilil<i beberapa
mendapatkan kurva dilusi-pewarna ber- lcetidakakuratan namun dianggap lebih
dasarkan timbul dan hilangnya pewarna berguna pada curah jantung yang sangat
dalam wal<tu tertentu dibandingkan rendah, pada fibrilasi atrium, atau pada
48 Bab 3: Pencitraan

regurgitasi trikuspid bermakna, di mana diastolil< (Gambar 3.16). Angiografi ven-


tel<nik cermodilusi mungkin tidak dapat trikel kiri biasanya dilakukan pada
diandall<an. proyeksi oblil< anterior kanan, meskipun
untul< pemeriksaan abnormalitas dinding
Curah jantung dengan angiognfi regional yang lebih menyeluruh iuga dapat
lsi sekuncup' dapat diperlcirakan dari digunal<an proyeksi oblil< anterior l<iri
angiogram ventrikel l<iri, citra pada akhir ortogonal. Fraksi ejeksi, suatu perkiraan
diastolik dan akhir sistolik, dan perl<iraan persentase volume akhir diastolik yang
volume dari citra ini dengan mengasumsi- diejeksikan dengan tiap denyutan, me-
l<an bentuk geometril< LV. Curah jantung
rupakan satu pengul<uran fungsi ventrikel
kernudian dihitung dari produk isi se- kiri keseluruhan yang berguna, namun
kuncup dan denyut nadi. Dapat timbul pada pasien derrgan penyal<it jantung
kesalahan bermakna pada pasien dengan koroner, abnormalitas regional lebih
abnormalitas segmental fungsi ventril<el
kiri seperti yang umum terladi pada
penyalcit jantung koroner. Teknil< ini
jarang digunal<an dibandingkan tel<nil< lain
yang telah dijelaslcan, kecuali bila ada
penyakit katup jantung bermakna dengan
regurgitasi aorta atau mitral di mana
terjadi l<esalahan dengan tel<nik Fick.

Angiografi
Penyuntilcl<an kontras radio-opak lce
dalam sirl<ulasi memungl<inkan penilaian
dinamil< real tirne strul<tur kardiovaskular
dan hubungan aliran darah pada berbagai
lcondisi patofisiologis. Dua pemeriksaan
angiografi yang paling banyak dilakukan
pada kardiologi dewasa adalah angiografi
ventril<el kiri dan aortografi, keduanya
dilakul<an melalui kateterisasi jantung l<iri
seperti yang telah dijelaskan. Digunakan
kateter muiti lubang, biasanya dengan
desain prg-rail', untuk menyuntikkan
l<ontras dengan cepat tanpa menggeser
lcateter. Biasanya disuntil<kan antara 30
dan 50 mL selama 2 detil< pada kebanyal<-
an angiografi sirlculasi arteri sistemik.

Angiograli venftikel kiri


Penyuntil<l<an media kontras ke dalam
LV memungkinkan penilaian fungsi ven-
trilcel lciri secara menyeluruh dan regi-
onal, dan fral<si eleksi ventrikel kiri dapat
Gambar 3.16 (a) AkhLr sistollk dan (b) akhir
dihitung dari citra al<hir sistolik dan akhir diastollk pada angrograrl venlnkel kin normal.
Kateterisasi lantung dan angiografi koroner 49

sering terjadi. Fungsi segmen miokard aorta mungkin terlihat flap intima.
individual sering diklasifikasikan sebagai Namun, resolusi tinggi yang didapatkan
normal, hipokinetik, akinetik, atau dis- pada teknik pencitraan modern seperti
kinetik (aneurismal). Penilaian regional ini TEE, pemindaian CT, dan MRI telah
memungkinkan perbandingan abnorma- mengalahkan aortografi dalam keadaan
litas gerakan 'dinding dengan luas dan tersebut. Angiografi kontras yang volu-
distribusi penyakit jantung koroner, yang metrik tetap mempertahankan peran
dinilai pada arteriografi koroner. aortografi dalam kuantifikasi AR. Seperci
Selain pemeril<saan fungsi miokard angiografi ventrikel kiri dan regurgitasi
pada penyakit lantung koroner, angiografi mitral, aorcografi memungkinkan penilai-
ventrikel kiri dapat memberikan infor- an derajat keparahan regurgitasi melalui
masi mengenai abnormalitas otot primer, katup aorta. Walaupun banyak informasi
seperti kardiomiopati dilatasi di mana tentang derajat keparahan regurgitasi
terjadi dilatasi LV dengan fungsi umum yang didapatkan secara klinis dan dari
yang jelek meskipun tidak ada penyakit teknik pencitraan lain yang lebih tidak
jantung koroner, atau kardiomiopati invasif, namun aortografi tetap merupa-
hipertrofik di mana obliterasi ruanS ven- kan pemeriksaan konfirmatif dan
trikel kiri dapat terjadi selama kontralcsi diagnostik pada kasus yang meragukan
sistolik. atau sulit.
Angiografi ventrikel kiri juga berguna
dalam penilaian dan kuantifikasi regur- Angiografi paru
gitasi mitral. Penyuntikan kontras ke Pada kardiologi dewasa, angiografi paru
dalam LV dengan regurgitasi melalui hampir hanya digunakan untuk diagnosis
katup mitral selama sistolik akan me- emboli paru masif akut, meskipun bahkan
nyebabkan ruang atrium kiri opak dengan pada kasus ini teknik pencitraan ieperti
berbagai derajat, tergantung pada derajat pemindaian CT heliks secara perlahan
l<eparahan regurgitasi. Meskipun banyak mulai menggantikannya. Emboli paru
informasi mengenai deralat l<eparahan re- masif akut menandakan bahwa terdapat
gurgitasi mitral bisa didapatkan secara obstruksi parsial atau lengkap di satu atau
l<linis dan dariteknik pencitraan non- lebih cabang arteri pulmonalis utama.
invasif, angiografi ventrikel kiri masih Pemeriksaan ini dilakukan dengan meng-
tetap merupakan pemeriksaan konfi rmatif gunakan kateter multilubang'pig-tail' atau
yang penting. Meskipun terjadinya gam- NIH (National lnstitute of Health)
baran kubah (doming) dari katup aorta dengan penyuntikan kontras langsung ke
stenotik dapat terlihat selama angiografi dalam arteri pulmonalis utama dan
ventrikel lciri, bila berdiri sendiri hal ini cabangnya. Emboli yang relatif kecil dapat
tidak dapat digunakan untuk menentukan divisualisasikan pada cabang arteri pul-
derajat keparahan dan tidak pernah di- monalis perifer dengan tel<nik ini namun
gunakan sebagai penilaian kuantitatif yang hanya diindikasikan pada keadaan di mana
akurat mengenai deralat keparahan AS. hipoksia atau penurunan hemodinamik
membutuhkan intervensi dini. Meskipun
Aortografi emboli paru sering berkaitan dengan
Aortografi umumnya digunakan untuk trombus di vena pelvik, jarang ditemukan
penilaian patologi pangkal aorta atau AR. kesulitan dalam mengarahkan kateter
Keberadaan dan luas dilatasi pangkal dengan aman melalui pendekatan perku-
aorta dapat divisualisasi dengan akurat, tan vena femoralis atau menggeser trom-
dan pada pasien dengan dugaan diseksi bus lebih jauh dalam proses tersebut.
50 Bab 3: Pencitraan

Setelah mendorong kateter di vena kava diposisikan dalam ostium arteri koroner,
inferior, melalui RA, melewati katup tri- 5-l0 mL media kontras disuntikkan
kuspid, melalui ventrikel kanan lce dalam dengan tangan melalui kateter untuk
PA utama melewati katup pulmonal, mengopasifikasi arteri koroner dengan
dapat diukur secara langsung tekanan PA citra yang diperoleh sebagai putaran
dan disuntikkan 40-50 mL kontras. radiograf yang dapat direkam dan diputar
Angiografi ventrikel kanan dan paru kembali untuk analisis lebih lanjut. Be-
kadang digunakan dalam penilaian pe- berapa pandangan dari tiap arteri koro-
nyakit jantung kongenital dewasa ter- ner diperoleh dengan manuver kamera
utama bila rekonstruksi bedah alur keluar radiografi di sekitar pasien untuk men-
ventrikel kanan sebelumnya telah dilaku- dapatkan citra dari sudut yang berbeda.
kan. Selain itu, angiografi ventrikel kanan Hal ini memungkinkan penilaian perjalan-
luga diindikasikan pada pasien dengan an semua arteri koroner epikard mayor.
aritmia ventrikel di mana diduga displasia Derajat keparahan stenosis pembuluh
ventrilcel kanan merupakan substrat darah koroner dapat dinilai secara visual
aritmia, namun sekali lagi tel<nil< pencitra- oleh operator yang telah berpengalaman
an lain seperti MRI dan pemindaian CT atau dapat digunakan angiografi kuantitatif
sel<arang memberikan informasi serupa. untuk mendapatkan penilaian komputer
mengenai derajat keparahan lesi, di-
ii':.iliirtiifi bandingkan dengan segmen arteri nor-
mal. Derajat keparahan lesi koroner di-
Arteriografi l<oroner, meskipun invasif, desl<ripsikan sebagai persentase steno-
merupakan prosedur berisilco rendah sis, dengan >50% biasanya dikatakan
dengan risiko kematian dan stroke se- sebagai stenosis bermakna. Gambar 3.1 7
kitar 0,2% pada pasien elektif, meskipun memperlihatkan angiogram koroier dari
risiko ini meningkat pada pasien dengan arteri koroner kiri dan kanan normal.
iskemia miokard atau fungsi ventril<el kiri Segmen pertama arteri koroner kiri,
jelek pada saat prosedur, atau pasien cabang utama kiri, adalah cabang komunis
dengan penyakit katup berat. Prosedur yang muncul dari sinus aorta pada kuspis
ini biasanya dilakukan bersama l<atete- koroner kiri katup aorta dan segera ber-
risasi jantung kiri seperti yang telah di- cabang menjadi dua cabang utamanya,
jelaskan. Akses langsung ke sirkulasi arceri LAD dan arteri koroner sirkum-
arteri didapatkan di bawah pengaruh fleks kiri (LCx, left circumflex). LAD
anestesia lokal melalui pendekatan femo- menyilang bagian depan jantung pada
ralis fludkins) atau brakialis (Sones), yang sulkus interventrikel dan memasok se-
pertama lebih sering digunakan. Dengan bagian besar permukaan anterior iantung
adanya sistem pencitraan radiografi digi- dan sekitar dua pertiga septum inter-
tal beresolusi tinggi, ukuran kateter fe- ventrikel (interventricular septumllYS).
moral telah sangat berkurang sehingga LCx berjalan di aspek lateral kiri jantung
sekarang banyak dilakukan arteriografi pada sulkus atrioventrikel dan memasok
dengan kateter 6 atau bahkan 5 French. dinding lateral jantung dan biasanya me-
Kateter itu sendiri dibuat dari poliuretan rupakan yang terkecil dari tiga pembuluh
atau polietilen dan hanya digunakan se- darah koroner utama. RCA memiliki asal
kali, langsung dibuang, serta telah di- yang berbeda dari sinus pada kuspis
bentuk sebelumnya untuk memungkin- koroner kanan katup aorta. Pembuluh
kan intubasi yang lebih mudah di ostium darah ini berjalan pada sulkus atrio-
arteri koroner kiri dan kanan. Sesudah ventrikel di sisi kanan dan memasok per-
Arteriografi koroner 5t

(b)

Gambar 3.17 (a) Angrogram koroner krri normal Gambar 3.18 (a) Arteri koroner kanan normal
dan (b) arterr koroner kanan. dan (b) satu arteri dengan penyempitan berat dl
segmen proksrmal pembuluh darah.

mukaan inferior jantung serta ventrikel arteri koroner sirkumfleks merupakan


l<anan. Pada sekitar 90% pasien, RCA arteri dominan dan RCA relatif kecil
dikatakan'dominan' karena memasok serta tidak dominan.
arteri menuiu nodus AV dan memberi Contoh dari lesi berat RCA diper-
cabang arteri desenden posterior (poste- lihatkan pada Gambar 3. 18. Penyakit
rior descending afterylPDA) yang ber- jantung koroner sering diklasifikasikan se-
jalan di sulkus interventril<el posterior bagai penyakit l-pembuluh, 2-pembuluh,
dan memasok sepertiga-posterior lVS. atau 3-pembuluh, tergantung pada distri-
Pada sisa l0%, PDA muncul dari arteri busi lesi bermakna pada tiga pembuluh
LCx (anatomi dominan kiri). RCA darah koroner utama. Klasifikasi ini ber-
memasok seluruh bagian inferior miokard guna karena pasien dengan penyakit
ventrikel kiri namun pada beberapa kasus multipembuluh memiliki prognosis yang
52 Bab 3: Pencitraan

lebih buruk dan rekomendasi terapi spasial di antara struktur-struktur jantung


seringkali juga didasarkan pada luas dan yang lebih baik, dan format cine-loop
parahnya penyakit jantung koroner serta pada citra yang dikonstruksi sepanjang
fungsi ventrikel kiri sebagaimana dasar siklus jantung dapat memberikan
simtomatil<. penilaian dinamik dari fungsi dan aliran
jantung. Tidak semua laboratorium/
Biopsi endomiokard rumah sakit memiliki keduanya (pen-
citraan CT dan MRI) namun banyak
Biopsi miokard ventrikel kadang dilaku-
informasi klinis yang didapatkan dengan
kan pada saat kateterisasi jantung, baik
kedua teknik ini sebanding dan cukup
untuk membantu diagnosis kardiomio-
digunakan salah satu dari kedua.teknik
pati, terutama miopati infiltratif seperti
ini pada pasien individual. Namun masing-
amiloid lantung, atau pada pasien yang
masing mempunyai kelebihan dan ke-
menjalani transplantasi jantung di mana
l<urangannya sendiri yang patut
dibutuhkan biopsi jantung reguler untuk
didiskusikan.
memonitor penolakan jaringan. Biopsi di-
lakukan melalui pelapis luar panjang yang
dimasukkan ke dalam ventrikel kanan Pencitraan rcsonansi magnetik
atau kiri, dengan biotom dimasukkan me-
(magnetic res onance imaging/MRl)
lalui pelapis untuk mendapatkan contoh MRI menggunakan magnet yang sangat
endokard. Biasanya diambil beberapa kuat (biasanya 0,5- 1,5 Tesla) yang harus
biopsi, dan meskipun risiko tindakan ini diletakkan di lingkungan terlindung untuk
kecil, risikonya antara lain aritmia ven- alasan keamanan, jauh dari benda-benda
trikel, nyeri dada, efusi perikard, dan ferro-magnetil< dan medan magnet ini
perforasi jantung dengan tamponade. dapat merusak kartu kredit. Medan
magnetik yang kuat akan menangkap
proton-proton di tubuh manusia, dan di-
gunakan sinyal-sinyal frekuensi radio yang
Pencitraan potongan melintang jantung diberikan pada penampang-penampang
menggunakan pemindaian CT atau MRI yang diperlukan akan merekonstruksi pe-
semakin berperan dalam pencitraan jan- nampang tubuh dari sinyal yang diterima.
tung terutama dengan adanya pemindai- Sekuensi (sederetan) gelombang fre-
an CT helil<al ultra-cepat. Dengan meng- kuensi radio (RF) yang berbeda dapat
gunakan ECG-gating untuk mencitra digunakan untul< menyorot atau me-
gerakan jantung selama siklus jantung bisa najamkan tipe jaringan atau aliran darah
didapatkan citra potongan melintang teftentu. Citra dari ECG-gated konven-
jantung beresolusi tinggi. Pemindaian CT sional, atau pencitraan eko-spin, meng-
dan MRI tidak dipengaruhi oleh habitus hasilkan citra potongan melintang statik
tubuti, tidak seperti TTE, meskipun dengan jaringan jantung ditampilkan pada
mungkin tidak bisa menempatkan pasien berbagai intensitas. Darah, yang tidak
yang sangat gemuk ke dalam mesin pe- menghasilkan sinyal ditampilkan sebagai
meriksaan. Dihasilkan citra statik, biasa- warna hitam (Gambar 3. l9). Pada for-
nya pada pandangan aksial, sagital, atau mat cine-loop, atau pencitraan eko gra-
koronal, meskipun citra off-axis iuga dien, yang menampilkan gerakan jantung
dapat dihasilkan, biasanya untul< mena- dan aliran darah dinamik sepanjang siklus
jamkan pencitraan pembuluh besar. Re- jantung, darah memiliki sinyal yang tinggi
konstruksi tiga-dimensi dapat dilalcukan dan ditampilkan sebagai warna putih dan
untuk mendapatkan penilaian hubungan jaringan jantung terlihat pada intensitas
Pemindaian CT dan MRI 53

nyebabkan timbulnya arterfak bermakna,


biasanya terlihat sebagai lubang hitam
pada citra, saat menggunakan teknik pen-
citraan cine-loop dipertajam-aliran. Ke-
cepatan aliran dalam lantung dan pem-
buluh darah besar dapat diukur dengan
akurat oleh beberapa pemindai (MRl),
meskipun informasi ini seringkali mudah
diperoleh dengan teknik ekokardiografi
dan ultrasonografi Doppler.

Pemindaian CT
Gambar 3.19 MRI jantung satu pasien Pemindaian CT menggunakan radiasi
dengan kardiomiopati hipertrofik memperllhat pengion untuk mengkonstruksi pencitra-
kan ventnkel kiri (LV) pada potongan mehntang
dengan penebalan bermakna septum rnterven-
an penampang melintang jantung. Pe-
trlkel (WS). Perhatlkan bahwa darah dalam mindaian CT helikal ultra-cepat sekarang
ventrikel ditampilkan sebagai warna hitam, memberikan pencitraan resolusi tinggi
tanpa sinyal. jauh lebih cepat, pemindaian total dilaku-
kan dengan satu tahanan napas untuk
yang lebih rendah (Gambar 3.20). Kua- meminimalkan artefak pernapasan. Ada-
litas citra dapat dipengaruhi secara ter- nya kalsifikasi dideteksi lebih baik dengan
balik dengan adanya aritmia jantung ka- CT dibandingkan dengan MRI dan,
rena kebutuhan ECG-gating. Adanya klip contohnya, mungkin lebih berguna pada
vaskular di otak dan alat pacu jantung pasien dengan penyakit perikard dj mana
merupakan kontraindikasi absolut peme- dapat terjadi kalsifikasi tanpa banyak
riksaan MRl. Katup jantung prostetik, klip penebalan perikard atau efusi. Pemindaian
l<ardiovaskular, dan kawat sternal bukan CT luga dilakukan pada pasien di mana
kontraindikasi MRI namun dapat me- MRI dikontraindikasikan (lihat Boks 3.5).

Gambar 3.20 MRI cine-


Joop drpertajam-aliran
memperhhatkan potongan
mehntang ventrikel kiri pada
berbagai periode waktu
sepanlang siklus jantung
dari drastol dl gambar kiri
atas hingga slstol dan
drastol d, gambar kanan
bawah. Perhatikan bahwa
dengan MRI dipertajam
aliran (f1ow enchanced MRI),
darah memberikan sinyal
dengan intensrtas tlnggi.
54 Bab 3: Pencitraan

ffi*ks 3-5 lndikasi Klinis Umum untuk


CT dan MRI Jantung
o Penyakit aorta (aortopatr, diseksr)
e Penyakrt perikard
ir Hipertensi paru/emboh paru
r
ii,---- Penyaklt iantung kongenital pada
-r, ,-
, orano dewasa
j r Ka-rdiomiopatl terutama hipertrofrk dan I

inf"trarjf
j o Tumor dan massa parakardiak i

t-* _-." __-__"_____,*"_":_"__.___*-.--_.__.__-i

Gambar 3.21 Pindaian CT hellkal dari satu


Penyakit aorta pasren dengan penyakit penkard. Perikard yang
Pemindaian CT dan MRI dapat mem- mengalami kalsifikasi terllhat jelas sebagal prta
putih yang mengelilingi tantung.
berikan citra seluruh aorta torakalis dan
abdominalis yang dapat membantu pada
pasien dengan diseksi aorta luas. Pada oleh jantung atau paru. Banyal< penyebab
pasien yang tidak stabil hemodinamiknya, jantung seperti gagal ventrikel kiri kronis
TEE merupakan pemeriksaan yang lebih atau penyakit katup mitral dapat terlihat
tepat karena dapat dilakukan di unit pe- dengan ekokardiografi, namun pemin-
rawatan intensif atau ruang anestesia. daian CT terutama berguna dalam meng-
Namun pada pasien stabil atau pasien evaluasi penyebab paru atau pada pasien
yang tidak memerlukan operasi segera, dengan dugaan hipertensi paru primer
CT atau MRI mungkin merupakan pe- di mana CT tidak hanya membantu me-
meriksaan yang lebih baik karena sering nyingkirkan berbagai patologi naniun juga
dapat memberikan informasi tambahan, dapat mendemonstrasikan efek hipertensi
terutama bila diseksi meluas lebih dari paru pada pembuluh darah paru dan
aorta torakalis. jantung kanan.
Pemindaian CT helil<al ultra-cepat
Penyakit pefikard terbukti berguna dalam diagnosis emboli
Efusi perikard mudah diidentifikasi paru akut dan kronis. Resolusi pembuluh
dengan ekokardiografi namun evaluasi darah yang tinggi mulai dari pembuluh
penebalan pleura dan/atau kalsifikasi darah paru utama hingga perifer me-
sangat sulit sehingga dapat digunakan mungkinkan diagnosis emboli paru,
pemindaian CT maupun MRl. Pemindaian bahkan yang kecil, dengan akurat dan
CT memiliki keunggulan lebih mudah dengan cepat akan melampaui pengguna-
mengidentifilcasi adanya kalsifikasi an pemindaian radionuklida V/Q.
(Gambar 3.2 l). Keterlibatan tumor
perikard, biasanya dari karsinoma paru
*ukfir
atau payudara, luga dapat diperlihatkan
di mana pemeriksaan ekokardiografi Terdapat sejumlah teknik nuklir yang
dapat dengan mudah melewatkannya. telah mapan maupun yang sedang ber-
kembang yang berperan penting dalam
Hipertensi paru/emboli paru diagnosis jantung. Teknik nuklir ini ter-
Banyak penyebab hipertensi paru, dan bagi ke dalam empat kategori:
CT/MRI dapat membantu penegakan I pencitraan kumpulan darah (blood
diagnosis hipertensi paru yang disebabkan pool);
Kardiologi nul<lir 55

2 pencitraan infark;
3 pencitraan perfusi miokard; dan
4 tomografi emisi positron.

Pencitraan kumpulan danh


Dasar dari pencitraan l<umpulan darah
adalah untuk 'melabel' sel darah merah
dengan isotop radionuklida sehingga pen-
citraan dapat dilakukan ketika sel darah
merah yang sudah terlabel pertama kali
melewati ruang jantung, sehingga disebut
'first pass', atau ketika sel
pencitraan
darah merah yang terlabel seimbang
dengan komponen lain dalam sirkulasi. Gambar 3.22 Citra akhir dlastolik dan akhir
Karena nilai dari teknik ini adalah peme- sistohk dari ventrlkulogram radionuklida
menggunakan pencitraan teknetlum-99m. Pasien
riksaan fungsi ventrikel global dan re-
memiliki aneurisma ventrikel klrl, dan cttra
gional, sering dikenal sebagai ventri- diastolik serta sistolik diperlihatkan sebelum
kulografi radionuklida (RVG). Teknetium- (atas) dan sesudah (bawah) reseksi bedah.
99m merupakan penelusur radioaktif
yang digunakan untuk pelabelan sel darah
merah. Pencitraan kamera gamma di atas Pencitraan infark miokard
jantung memungkinkan akuisisi citra se- Tel<netium pirofosfat merupakan pe-
panjang siklus jantung sehingga citra nelusur radionuklida yang digunakan
akhir-sistolik dan akhir-diastolik (Gambar untuk pencitraan pindaian tulang. Ke-
3.22) dapat digunakan untuk mengukur matian sel miokard memungkinkan agen
fraksi ejeksi dari perbedaan antara lumlah ini masuk ke kalsium intraselular di
'hitung' nuklir yang didapatkan sebagai daerah nekrosis miokard dan potensial
berikut: digunakan untuk mendiagnosis, me-
lokalisir, dan menilai luas infark miokard.
Fraksi ejeksi %
Namun pemeriksaan ini hampir tidak
pernah digunakan dalam praktik klinis
Hitungakhir Hitung akhir
karena beberapa alasan:
diastolik sistolik o Dibutuhkan area kerusakan miokard
x 100
Hitung akhir diastolik yang cukup luas untuk menghasilkan
pindaian positif, dibutuhkan aliran darah
Meskipun teknik ini memiliki ke- ke daerah nekrotik sehingga agen dapat
unggulan dibandingkan dengan ekokardio- dihantarkan, dan waktu pemindaian
grafi dalam hal tidak terpengaruh oleh optimal adalah 24 jam setelah onset
faktor-fakor sepefti penetrasi ultrasono- infark, waktu di mana manfaat potensial
grafi dan habitus tubuh, tetapi karena trombolitil< dan teknik reperfusi lain telah
teknik ekokardiografi dan MRI semakin menghilang.
canggih, kebutuhan pencitraan kumpulan o Kemudian, penanda biokimiawi pada
darah nuklir telah berkurang. Sekarang kerusakan miokard yang lebih baru
pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan seperti Troponin T dan Troponin I lebih
penilaian fungsi ventrikel lini kedua bila mudah dan lebih cepat memberikan
teknik pencitraan lain sulit dilakukan, informasi kerusakan miokard. Maka,
tidak tersedia, atau dikontraindikasikan. meskipun pencitraan infark miokard bisa
56 Bab 3: Pencitraan

dilakukan dengan teknik pencitraan untuk konfirmasi atau menggugurkan


nuklir, teknik ini hanya menarik perhatian diagnosis penyakit jantung koroner. Pen-
dari segi seiarah. citraan perfusi miokard luga dapat di-
lakukan pada pasien dengan penyakit
Pencitraan pertusi miokard jantung koroner yang telah diketahui
Tidak seperti pencitraan infark, perfusi untuk mendeteksi daerah miokard yang
menyebabkan gejala iskemia, dan/atau
miokard merupakan teknik pencitraan
klinis yang telah rnapan dan digunakan memberikan perkiraan luas miokard
dalam bahaya akibat penyakit pada pem-
dengan luas. Terdapat seiumlah isotop
buluh darah koroner tunggal sebagai satu
berbeda yang dapat digunakan, paling
I atau tek- cara dalam membantu pengambil4n ke-
umum adalah thalium-20
netium-99m 2-metoksi-isobutil isonitril putusan mengenai intervensi koroner
(MlBl). Digunakan berbagai teknik pen- dengan angioplasti atau pembedahan
pintas arteri koroner.
citraan, termasuk pencitraan bidang
tunggal multipel hingga pencitraan tomo-
grafi menggunakan tomografi komputer Tomografi emisi positron
emisi foton tunggal (single photon emis- Pemindaian tomografi emisi positron
sion compufed tomography/SPECT), (positron emission tomographylPET)
namun teknik dasarnya sama. lsotop ber- tidak tersedia luas karena membutuhkan
akumulasi pada miokard viabel dengan adanya akselerator linear untuk meng-
perfusi normal. Daerah otot iskemik atau hasilkan isotop yang tepat, seringkali be-
infark tidak memperlihatkan akumulasi rupa analog terkait-glukosa atau terkait-
isotop dengan derajat yang sama dan di- oksigen, yang memiliki masa kerja pendek
tandai pada pindaian sebagai area dengan sehingga harus dihasilkan dekat pemindai.
ambilan isotop yang menurun. Untuk Pemindaian PET merupakan metoiJe yang
menginduksi iskemia, dilakukan pemin- menempelkan radioaktif metabolit intra-
daian di bawah kondisi stres mengguna- selular dalam miokard sehingga pencitra-
lcan infus dobutamin, arbutamin, adenosis, an yang didapat tergantung hanya pada
atau dipiridamol. Kemudian pemindaian adanya otot yang hidup atau viabel. Ke-
diulang dalam kondisi istirahat untuk mampuan memberikan informasi via-
mendeteksi daerah'iskemia reversibel' bilitas miokard, terlepas dari perfusi mio-
(lihat Bab 8). Defek 'nonreversibel'yang kard, atau fungsi otot memiliki potensi
terjadi pada keadaan istirahat dan stres klinis cukup bail<. Pasien dengan arteri
biasanya merefleksikan adanya infark mio- koroner yang tersumbat dan penurunan
kard meskipun mungkin saja area infark atau hilangnya fungsi otot mungkin masih
juga dikelilingi atau dekat dengan area memiliki miokard viabel yang akan pulih
miokard lain yang reversibel. begitu perfusi miokard dikembalikan
Pemindaian perfusi miokard dapat di- dengan trombolisis, angioplasti, atau
gunakan dengan berbagai cara. Pencitraan bedah pintas koroner. Pemindaian PET
ini dapat memberikan tambahan berguna merupakan 'standar emas' saat ini untuk
pada tes latihan konvensional, memper- menentukan adanya miokard viabel pada
bail<i sensitivitas dan spesifisitas detel<si segmen jantung yang tidak berfungsi
penyakit jantung koroner bermakna. namun biaya pemeriksaannya menyebab-
Namun sekitar 20% pasien akan negatif kan pemindaian PET tidak digunakan
palsu atau positif palsu dan mungkin dalam praktik klinis rutin saat ini.
masih diperlukan angiografi koroner
Hipertensi

PendahuLuan, 57 Hlpertensi dipercepat, 64


Pengukuran tekanan darah, 57 Tatalaksana hipertensi, 64
Hlpertensr pnmer, 58 Bacaan lebih lanjut, 69
Hipertensi sekunder, 62

menilai respons terhadap terapi, karena


,Ptni|. i rr# ,:- .:'' ' lrri:r-,,,t-i",", .., cara ini telah terbukti mempunyai
Dalam masyarakat barat, tekanan darah korelasi yang lebih tepat dengan kerusak-
(TD) meningkat sesuai dengan umur dan an organ target (end o4gan) dibanding
distribusi nilai TD ini dalam masyarakat perkiraan dokter dan merupakan alat
merupakan variabel kontinyu di mana bantu yang lebih baik untuk meramalkan
rentang normal didefinisikan sebagai nilai masalah kardiovaskular. Hal-hal berikut
ujung dan nilai yang lebih tinggi atau ke- sebagian besar berdasarkan rekomendasi
adaan hipertensi mulai. Pentingnya batas- British Hypertension Society (1999).
an hipertensi muncul dari angka mor-
biditas yang berhubungan dengan riwayat Pengukuran tekanan darah
hipertensi yang tidak terkontrol. Pasien
biasanya tidak menunjukkan gelala dan Pasien dibiarkan istirahat dalam kamar
diagnosis hipertensi selalu dihubungkan yang tenang, kurang lebih selama 5- l0
dengan kecenderungan penggunaan obat menit. Beberapa jam sebelumnya tidak
seumur hidup dan implikasi berdasarkan dibenarkan minum zat perangsang
analisis risiko dari asuransi liwa, sehingga (stimulan) seperti teh, kopi, dan minuman
definisinya amat diperlukan. Tekanan ringan yang mengandung kafein. Karet
darah sangat bervariasi tergantung pada lingkar lengan sfigmomanometer memiliki
keadaan, akan meningkat saat aktivitas ukuran lebar 12,5 cm dan harus menutup
fisik, emosi, dan stres, dan turun selama paling sedikit 2/3 bagian atas lengan,
tidur. Sebelum dibuat diagnosis hipertensi karena karet yang lebih kecil dengan ca-
diperlukan pengukuran berulang paling kupan yang kecil akan memberikan angka
tidak pada tiga kesempatan yang berbeda yang lebih tinggi. Pada pasien gemuk
selama 4-6 minggu. Pengukuran di rumah barangkali perlu menggunakan karet
dapat dilakukan pasien dengan mengguna- untuk paha yang lebih lebar di lengan
kan sfigmomanometer yant tepat se- atas sebagai pengganti ukuran standar.
hingga menambah jumlah pengukuran Pasien duduk dengan lengan setinggi
untuk analisis. Teknik pengukuran TD jantung. Rabalah denyut nadi radialis pada
ambulatori 24 iam dikerlakan bila ter- sisi ipsilateral dan kembangkan karet
dapat keraguan diagnosis dan untuk sfigmomanometer secara bertahap
58 Bab 4: Hipertensi

sampai tekanan sistolik 20 mmHg di atas Pada saat tersebut, beberapa mekanisme
titik di mana denyut nadi radialis meng- fisiologis kompensasi sekunder telah di-
hilang. Auskultasilah pada a. brakialis dan mulai sehingga kelainan dasar curah
kempiskan karet kurang lebih 2 mmHg jantung atau resistensi perifer tidak di-
per detik, catat titik pertama pulsasi yang ketahui dengan jelas. Pada hipertensi yang
terdengar (bunyi Korotkoff pertama) baru mulai curah jantung biasanya nor-
yang merupakan tekanan darah sistolik mal atau sedikit meningkat dan resistensi
dan titik di mana bunyi pulsasi menghilang perifer normal. Pada tahap hipertensi
(bunyi Korotkoff ke-5) yang sekarang lanjut, curah jantung cenderung menurun
secara universal diakui sebagai tekanan dan resistensi perifer meningkat. Adanya
diastolik, bukannya bunyi gemuruh hipertensi juga menyebabkan penebalan
(Korotkoff ke-4) yang digunakan dalam dinding arteri dan arteriol, mungkin se-
definisi lama. Ukurlah TD minimal 2 kali bagian diperantarai oleh faktor yang
dan pastikan tidak ada perbedaan antara dikenal sebagai pemicu hipertrofi vaskular
kedua lengan. Jika terdapat perbedaan, dan vasokonstriksi (insulin, katekolamin,
lengan yang mempunyai angl<a yang lebih angiotensin, hormon pertumbuhan), se-
tinggi digunakan sebagai patokan untuk hingga menjadi alasan sekunder mengapa
pengukuran yang berikutnya. Dalam terjadi kenaikan tekanan darah. Adanya
setiap kesempatan pengukuran TD harus mekanisme kompensasi yang kompleks
diusahakan 2 kali dengan jarak cukup ini dan konsekuensi sekunder dari hiper-
lama (paling sedikit 5- l0 menit). Kanulasi tensi yang sudah ada telah menyebabkan
intraarterial dapat digunakan untuk penelitian etiologinya semakin sulit dan
mengukurkan TD-nya secara langsung observasi ini terbuka untuk berbagai
tetapi jarang sekali dipakai kecuali dalam interpretasi. Kelihatannya terdapat kerja-
penelitian. Semua orang dewasa harus sama bermacam-macam faktor dan yang
mengukurkan TD-nya secara teratur mungkin berbeda antarindividu.
setidaknya setiap 5 tahun sampai umur Beberapa faktor yang pernah dikemu-
80 tahun. Jika hasilnya berada pada nilai kakan relevan terhadap mekanisme pe-
batas, pengukuran perlu dilakukan setiap nyebab hipertensi adalah sebagai berikut:
3- l2 bulan. Genetik. Dibanding orang kulit putih,
orang kulit hitam di negara barat lebih
:l
.r:l banyak menderita hipertensi, lebih tinggi
tingkat hipertensinya, dan lebih besar
Juga disebut hipertensi 'esensial' atau tingkat morbiditas maupun mortalitasnya,
'idiopatik' dan merupakan 95% dari sehingga diperkirakan ada kaitan hiper-
kasus-kasus hipertensi. Selama 75 tahun tensi dengan perbedaan genetik. Be-
terakhir telah banyak penelitian untuk berapa peneliti mengatakan terdapat ke-
mencari etiologinya. Tekanan darah me- lainan pada gen angiotensinogen tetapi
rupakan hasil curah jantung dan resistensi mekanismenya mungkin bersifat poli-
vaskular, sehingga tekanan darah mening- genik.
kat jika curah jantung meningkat, resis- Geografi dan lingkungan. Terdapat
tensi vaskular perifer bertambah, atau perbedaan tekanan darah yang nyata
keduanya. Meskipun mekanisme yang antara populasi kelompok daerah kurang
berhubungan dengan penyebab hipertensi makmur dengan daerah maju, seperti
melibatkan perubahan-perubahan ter- bangsa lndian Ameril<a Selatan yang te-
sebut, hipertensi sebagai kondisi klinis kanan darahnya rendah dan tidak banyak
biasanya diketahui beberapa tahun sete- meningkat sesuai dengan peftambahan
lah kecenderungan ke arah sana di mulai. usia dibanding masyarakat Barat.
Hipertensi primer 59

Janin. Faktor ini dapat memberikan berapa tahun silam, terutama pada pasien
pengaruh karena berat lahir rendah gemuk. lnsulin merupakan zat penekan
tampaknya merupakan predisposisi hiper- karena meningkatkan kadar katekolamin
tensi di kemudian hari, barangkali karena dan reabsorpsi natrium.
lebih sedikitnya jumlah nefron dan lebih Disfungsi sel endotel. Penderita hiper-
rendahnya kemampuan mengeluarkan tensi mengalami penurunan respons va-
natrium pada bayi dengan berat lahir sodilatasi terhadap nitrat oksida, dan en-
rendah. dotel mentandung vasodilatator seperti
kelamin Hipertensi lebih jarang
Jenis endotelin-|, meskipun kaitannya dengan
ditemukan pada perempuan pra-meno- hipertensi tidak jelas.
pause dibanding pria, yang menunjukkan
adanya pengaruh hormon. Riwayat penyakit
Natrium. Banyak bukti yang men-
Penderita hipertensi biasanya tidak me-
dukung peran natrium dalam terjadinya
nunjukkan gejala, kenaikan tekanan darah
hipertensi, barangkali karena ketidak-
mampuan mengeluarkan natrium secara
baru diketahui sewaktu pemeriksaan
skrining kesehatan, dengan tujuan masuk
efisien baik diturunkan atau didapat. Ada
kerja ataupun asuransi kesehatan. Gejala
yang berpendapat bahwa terdapat
hormon natriuretik (de Wardener) yang umum hipeftensi (sakit kepala, pusing,
menghambat aktivitas sel pompa natrium
tinitus, pingsan) hampir sama dengan ke-
(ATPase natrium-kalium) dan mempunyai banyakan orang normotensi. Adanya sakit
efek penekanan. Berdasarkan studi kepala ternyata tidak banyak berkorelasi
populasi, seperti Studi INTERSALT dengan tekanan darah. Kerusakan organ,
(1988) diperoleh korelasi antara asupan terutama jantung, otak, dan ginjal, ber-
natrium rerata dengan TD, dan penurun- kaitan dengan derajat keparahan, hiper-
an TD dapat diperoleh dengan me- tensi. Perubahan-perubahan utama or-
ngurangi konsumsi taram. gan yang terlihat termasuk seperti di
Sistern renin-angiotensln. Renin me- bawah ini.
micu produksi angiotensin (zat penekan) Jantung. Hipertrofi ventrikel kiri
dan aldosteron (yang memacu natrium menyebabkan peningkatan kekakuan
dan terjadinya retensi air sebagai akibat). dinding terhadap pengisian diastolik dan
Beberapa studi telah menunjukkan se- gelombang 'a' (sistol atrium) yang me-
bagian pasien hipertensi primer mem- nonjol pada ekol<ardiografi. Gagal ven-
punyai kadar renin yang meningkat, tetapi trikel kiri (disfungsi sistolik dan diastolik)
sebagian besar normal atau rendah, di- dapat teriadi, seringkali tanpa dilatasi
sebabkan efek homeostatik dan mekanis- ventrikel. Terapi dengan antihipertensi
me umpan balik karena l<elebihan beban terutama penghambat enzim peng-
volume dan peningkatan TD di mana konversi angiotensin (angiotensin con-
keduanya diharapkan akan menekan verting enzyme/ACE), telah terbukti
produksi renin. mengurangi hipertrofi ventrikel kiri jika
Hiperaktivitas simpatis. Dapat terlihat tekanan darah diturunkan. Penyakit
pada hipertensi umur muda. Katekolamin jantung koroner sering terjadi pada
akan memacu produksi renin, menyebab- hipertensi, dan bersama dengan disfungsi
kan konstriksi arteriol dan vena dan ventrikel kiri mungkin menyebabkan
meningkatkan curah jantung. tingginya angka kematian penyakit
Reslsfensi insulin/hiperinsulinemia. lantung. Risiko kejadian lantung (ke-
Kaitan hipertensi primer dengan resis- matian, infark miokard, gagal lantung,
tensi insulin telah diketahui sejak be- aritmia ventrikel) akan berkurang jika
60 Bab 4: Hipertensi

hipertensi diturunkan. Jika tekanan dias-


tolik diturunkan di bawah 80 mmHg,
risiko akan mulai meningkat lagi, disebut
sebagai kurva berbentuk J, meskipun
pengamatan ini masih diperdebatkan.
Peningkatan gejala penyakit jantung pada
tekanan diastolik yang rendah mungkin
disebabkan karena rendahnya tekanan
perfusi koroner, yang dengan miokard
yang menebal disertai resistensi arteriol
yang meninggi akibat proses hipertensi,
menyebabkan iskemia jantung terutama Gambar 4.1 Perubahan fundus pada retlnopatj
pada malam hari ketika tekanan darah hiperlensi deralai 4.
biasanya paling rendah.
G i nj al. T eriadinya kerusakan dan gagal
ginjal secara perlahan sering ditemukan gsks 4- i Retinopati pada Hipertensi
pada hipertensi menahun, khususnya . Derajat 1: penyempitan ringan atau
dengan kontrol yang tidak teratur, dan sklerosis lumen arteriol retina, memberi-
lebih sering pada orang kulit hitam. kan efek 'kawat perak (silver wiring)'
Hilangnya kemampuan pemekatan urin r Derajat 2: sklerosis arteriol sedang
akan menyebabkan terjadinya nokturia. atau berat, terlihat sebagai ('nipping') N-
Mikroalbuminuria berlanjut dengan pro- teriovenosa.
teinuria yang lebih hebat dan penurunan
. Derajat 3: perubahan progresif retrna
mengakibatkan edema, bintik'cotton
bersihan kreatinin. Akhirnya, dapat ter-
jadi gagal ginjal tahap akhir dan memerlu-
wool' , dan perdarahan
o Derajat 4: semua data di atas dengan
kan dialisis. Pada hipertensi hebat yang edema papil
dipercepat (lihat di bawah dalam bab ini), (lihat Gambar 4.1)
gagal ginjal akut sering terjadi dan me-
rupakan penyebab utama kematian jika
hipertensi tidak diterapi dengan tepat. dan Gambar 4. l). Derafat 3 dan 4 sering
Kejadian demikian merupakan suatu terlihat pada hipertensi hebat yang di-
kedaruratan medis. percepat sedangkan derajat I dan 2 ber-
Otak Stroke dan serangan iskemik korelasi kuat dengan kerusakan organ
transien lebih sering ditemukan pada pen- target lain pada hipertensi kronis.
derita hipertensi. Selama stroke, tekanan
darah dapat meningkat secara akut dan Penilaian
perlu kehati-hatian untuk menurunkannya Semua pasien yang dicurigai menderita
terlalu cepat atau mendadak. Resistensi hipertensi atau pasien yang sudah pasti
vaskular serebral akan meningkat karena hipertensi, harus diambil anamnesis yang
efek hipeftensi jangka panlang, juga ke- menyeluruh dan pemeriksaan fisik penuh,
mungkinan efek akut edema serebral, dan namun hanya beberapa pemeriksaan
reduksi berlebihan tekanan per"fusi ar- penunjang rutin yang perlu (lihat Boks
teri serebral dapat meningkatkan iskemia 4.2); pada sebagian besar, ini biasanya
serebral. normal.
lndikasi kerusakan organ target dapat Beberapa pasien akan memerlukan
diperoleh dengan memeriksa fundus mata pemeriksaan penunjang yang lebih
untuk menemukan perubahan yang ber- kompleks dan dirujuk ke spesialis, seperti
kaitan dengan hipertensi (lihat Boks 4. I pasien dengan:
Hipertensi primer 6l

BokE 4.2 Pemeriksaan Penunjang untuk Hipeftensi


Tes Alasan
o Urinalisis untuk darah dan protein, Dapat menunjukkan penyakit ginjal baik
elektrolit dan kreatinin darah sebagai penyebab atau disebabkan oieh
hipertensi, atau (jarang) dapat dlanggap
hipertensi adrenal (sekunder)
la Glukosa darah Untuk menyingkirkan diabetes atau
I

i intoleransl glukosa
I

lr Kolesteroi HDL dan kolesterol Membantu memperkrrakan rislko kardio-


I
I
total serum vaskular di masa depan
ta
I
EKG Untuk menetapkan adanya hrpertrofi
I

I ventrlkel kiri

r hipertensi dipercepat (maligna) (lihat mereka dengan diastolik kurang dari 80-
di bawah dalam teks); 85 mmHg di mana risikonya cukup
. dugaan hipertensi sekunder (lihat di rendah. Di antara dua nilai ini, 85-95
bawah dalam teks); mmHg, hipertensi nilai batas (borderline)
e masalah terapi atau kegagalannya; dan hipercensi ringan masih akan melipat-
o keadaan khusus (misalnya kehamilan). gandakan risiko relatif l<ejadian-kejadian
merugikan di masa depan, meskipun fre-
lndikasi terapi kuensi kejadian-kejadian tersebut masih
Dari beberapa studi, telah jelas bahwa rendah secara absolut. Sekitar 60% pen-
morbiditas dan mortalitas yang berkaitan derita hipertensi termasuk dalam kate-
dengan hipertensi akan meningkat secara
gori ini, mencakup jumlah individu yang
progresif seiring peningkatan keparahan, sangat besar, dan masih diperdebatkan
dengan peningkatan sistolik setidaknya bagaimana strategi kesehatan populasi
memiliki risikb sama besar dengan pe- yang biayanya efisien untuk memberikan
ningkatan diastolik. Selain itu, manfaat terapi kepada semua orang.
paling besar didapatkan dengan menurun- Studi Framingham yang besar-besaran
kan TD pada pasien dengan tekanan dan data epidemiologi telah menunjukkan
darah tertinggi. Penelitian meta-analisis sejumlah fakor risiko independen yang
yang melibatl<an lebih dari 420.000 pasien menimbulkan penyakit vaskular dini (lihat
telah menuniukl<an hubungan yang Boks 4.3).
kontinyu dan independen antara tekanan Telah diperhitungkan bahwa seorang
darah dengan stroke dan penyakit jantung pria berusia 55 tahun dengan tekanan
koroner. Peningkatan tekanan diastolik darah sistolik 160 mmHg, mempunyai
> l0 mmHg dalam jangka panjang akan risiko masalah vaskular dalam l0 tahun
meningkatkan risiko stroke sebesar 56% mendatang sekitar l4%, sedangkan pria
dan penyakit jantung koroner sebesar yang sama dengan tekanan darah yang
37%. Saat tekanan diastolik naik di atas sama, tetapi memiliki semua faktor risiko
95-100 mmHg, risiko kejadian serebral dalam Boks 4.3 akan memiliki risiko 60%.
dan jantung di masa datang menjadi Semakin tinggi risiko keseluruhan se-
bermakna dan terapi obat-obatan harus harusnya semakin besar usaha untuk
diberikan jika perubahan gaya hidup tidal< menurunkan tekanan darah dan untuk
dapat memberikan kontrol yang memuas- pasien hipertensi ringan terapi sudah
kan. Terapi jelas tidak diperlukan bagi harus dipertimbangkan pada ambang
62 Bab 4: Hipertensi

ffi-k#5 F"k ii.,k"l"dd"d"" l o adanya diabetes melitus;


".
dalam Perkembangan Penyakit
. adanya komplikasi kardiovaskular
yang nyata (riwayat serangan stroke atau
Vaskular Dini
penyakit jantung iskemik);
r Usia lanjut
o jika risiko penyakit jantung koroner
r Pemngkatan kolesterol total serum
r Penurunan kadar kolesterol HDL (ntqft
dalam l0 tahun sebesar l5% atau lebih.
density l,poprorejn) ser um
r Peningkatan glukosa serum Hipertensi pada manula
o Perokok
. Hipertrofi ventrikel kiri pada kriteria Baik pria maupun wanita hidup lebih lama
voltase elekrokardiografi dan 50% dari mereka yang berusia di
atas 60 tahun akan menderita hipertensi
sistolik terisolasi (TD sistolik 160 mmHg
tekanan darah yang terendah. Algoritme
dan diastolik 90 mmHg). Karena risiko
telah disebarluaskan (lihat rekomendasi
kardiovaskular meningkat sesuai usia,
Joint British untuk mencegah penyakit maka pasien usia lanjut dengan tekanan
jantung koroner dalam praktik klinis,
darah seperti ini akan lebih memerlukan
dalam Bacaan Lebih Lanlut) untuk me-
terapi daripada pasien usia lebih muda.
ngetahui risiko kardiovaskular di masa
Dengan menurunkan tekanan darah telah
yang akan datang berdasarkan tekanan
terbukti mengurangi insidensi gagal
darah, kolesterol, dan ada tidaknya
diabetes. iantung, mengurangi demensia, dan dapat
membantu mempertahankan fungsi
Sebagai pedoman umum, hampir
kognitif, dan dari data studi menunjuk-
semua pasien yang diberi terapi harus
kan bahwa terapi ini memberikan manfaat
memiliki tekanan diastolik <85-90 mmHg
sampai usia 80 tahun. Hanya sedikit data
dan sistolik <140-149 mmHg, dan pada
studi pada pasien yang lebih tua dari 80
pasien diabetes target tekanan darah
tahun, tetapi jika terapi sudah dimulai
haruslah < 140/80. Dalam praktiknya nilai
pada usia lebih awal, maka seharusnya
ideal ini sering tidak dapat dicapai.
tetap dilaniutkan pada pasien manula ini.

Hipertensi ringan atau hipertensi


nilai batas Hipertensi sekunder
Terdapat kesulitan untuk mengambil ke-
putusan terapi untuk pasien dengan Sekitar 5% kasus hipertensi telah di-
ketahui penyebabnya, dan dapat dike-
tekanan sistolik 140-149 mmHg dan/atau
lompokkan seperti di bawah ini.
tekanan diastolik 90-99 mmHg, walaupun
Penyakit parenkim ginjal (3%). Setiap
nilai ini sangat sering ditemukan. Umum-
penyebab gagal ginjal (glomerulonefritis,
nya tidak semua pasien mempunyai risiko
kardiovaskular tinggi, terutama pada pielonefritis, sebab-sebab penyumbatan)
yang menyebabkan kerusakan parenkim
kelompok usia muda. Dalam buku pe-
tunjuk dari British Hypertension Society akan cenderung menimbulkan hipertensi
disebutl<an bahwa jika perubahan gaya dan hipertensi itu sendiri akan meng-
hidup tidak efektil terapi obat sudah akibatkan kerusakan ginjal.
diindikasikan berdasarkan pertimbangan Penyakit renovaskular (I%). f erdiri
berikut: atas penyakit yang menyebabkan gang-
r jika terdapat kerusakan organ target guan pasokan darah ginjal dan secara
(retinopati, proteinuria, hipertrofi ventri- umum dibagi atas aterosklerosis, yang
kel kiri); terutama mempengaruhi sepertiga bagian
Hipertensi sekunder 63

proksimal arteri renalis dan paling sering dari tumor ini ganas, dan l0% adenoma
terjadi pada pasien usia lanjut, dan fibro- adrenal adalah bilateral. Feokromositoma
displasia yang terutama mempengaruhi dicurigai jika tekanan darah berfluktuasi
2i3 bagian distal, dijumpai paling sering tinggi, disertai takikardia, berkeringat,
pada individu muda, terutama perempu- atau edema paru karena gagal jantung.
an. Penurunarl pasokan darah ginjal akan Diagnosis dengan pengukuran metanefrin
memacu produksi renin ipsilateral dan total (metabolit katekolamin) pada urin
meningkatkan tekanan darah. Keadaan ini sewaktu atau 24 jam, meskipun kadar
perlu dicurigai jika hipertensi terjadi men- ini dapat dipengaruhi oleh obat-obat anti-
dadak, secara umum sukar diterapi tetapi hipertensi tertentu, terutama labetalol.
kembali normal dengan penghambat Jika metanefrin ekuivokal, ukurlah kadar
ACE, lika berat atau meningkat, dan jika norepinefrin (noradrenalin) plasma se-
bruit abdominal dapat didengar. telah diberikan satu dosis klonidin (peng-
Endokrin ( I %). Pertimbangkan a/do- hambat adrenergik). Setelah diagnosis
steronisme primer (sindrom Conn) iika ditegakkan, perlu usaha mencari tumor
terdapat hipokalemia bersama hipertensi. yang mengeluarkan sekresi dengan meng-
Tingginya kadar aldosteron dan renin gunakan CT, MR, atau pemindaian radio-
yang rendah akan mengakibatkan kelebih- isotop. Terapi yang optimal adalah
an (overload) natrium dan air. Biasanya reseksi tumor jika dimungkinkan.
disebabkan adenoma jinak soliter atau Koarktasio aorra (lihat Bab l5).
hiperplasia adrenal bilaterd. Diagnosis di- Paling sering mempengaruhi aorta pada
bantu dengan pemindaian tomografi atau distal dari arteri subklavia kiri dan
komputer (CT) atau pencitraan resonansi menimbulkan hipertensi pada lengan dan
magnetik (MR), dan terapinya adalah menurunkan tekanan di kaki, dengan
dengan reseksi tumor atau menggunakan denyut nadi arteri femoralis lemah atau
antagonis aldosteron, spironolakton. tidak ada. Vasokonstriksi arteri sistemik
Sindrom Cushing disebabkan oleh (apat terladi karena stimulasi sistem
hiperplasia adrenal bilateral yang disebab- renin-angiotensin (karena tekanan perfusi
kan oleh adenoma hipofisis yang meng- arteri renalis rendah) dan hiperaktivitas
hasilkan ACTH (adrenocorticotrophic simpatis. Diagnosis dengan pemindaian
hormone) pada dua pertiga kasus, dan CT atau MR daniatau aortografi kontras.
tumor adrenal primer pada sepertiga Hipertensi dapat menetap bahkan se-
kasus. Perlu dicurigai jika terdapat hiper- sudah reseksi bedah yang berhasil, ter-
tensi bersama dengan obesitas, kulit tipis, utama jika hipertensi telah terjadi lama
kelemahan otot, dan osteoporosis. Diag- sebelum operasi.
nosis diketahui dengan pemeriksaan kor- Kaitan dengan kehamilan. Hipertensi
tisol urin 24 jam dan tes supresi deksa- gestasional terjadi sampai l0% kehamilan
metason, dilanjutkan CT atau pemindai- pertama, lebih sering pada ibu muda, di-
an MR kelenjar hipofisis dan adrenal jika perkirakan karena aliran uteroplasental
kortisol abnormal. yang kurang baik dan umumnya terjadi
Hiperplasia adrenal kongenital me- pada trimester terakhir atau awal perio-
rupakan penyebab hipertensi pada anak de postpartum. Terdapat proteinuria, pe-
(jarang). ningkatan kadar urat serum, dan pada
Feokromositoma disebabkan oleh tu- kasus yang berat menyebabkan sindrom
mor sel kromafin asal neural yang men- pre-eklamsia. Kelahiran akan mengakhiri
sekresikan katekolamin, 90% berasal dari hipertensi. Kehamilan juga dapat mem-
kelenjar adrenal. Kurang lebih l0% terjadi perburuk hipertensi primer sebelumnya
di tempat lain dalam rantai simpatis, l0% dan variasi 'akut pada kronis' ini lebih
64 Bab 4: Hipertensi

sering terjadi pada ibu multipara usia dan mengalami dilatasi, menyebabkan
lanjut, dan biasanya telah tampak sebelum hiperperfusi serebral dan edema serebral
kehamilan berusia 20 minggu. Obat-obat (ensefalopati hipertensif), dengan gelala
antihipertensi sedapat mungkin dihindari sakit kepala, iritabilitas, dan gangguan ke-
selama kehamilan dan hipertensi diterapi sadaran. Jika tidak diterapi, hipertensi di-
dengan istirahat dan pengawasan janin, percepat ini akan mengakibatkan ke-
dengan persalinan bilamana perlu. rusakan ginjal yang progresif, hiperaldo-
Namun, jika penggunaan obat diperlukan, steronisme karena iskemia ginjal, anemia
digunakan metildopa dan labetalol sebagai hemolitik mikroangiopati, dan koagulasi
pilihan yang terbaik. intravaskular diseminata. Pada kasus
Akibat obat Penggunaan obat yang laniut seperti ini, tingkat mortalitas tinggi.
paling banyak berkaitan dengan hipertensi
adalah pil kontrasepsioral (OCP), dengan
5% perempuan mengalami hipertensi
dalam 5 tahun sejak mulai penggunaan.
Nilai tambah dari terapi
Perempuan usia lebih tua (>35 tahun)
lebih mudah terkena, begitu pula dengan Sejak lama penelitian telah dilakukan
perempuan yang pernah mengalami hi- untuk menilai manfaat terapi dan karena-
pertensi selama hamil. Pada 50% tekan- nya sebagian besar data yang ada ber-
an darah akan kembali normal dalam 3- kaitan dengan penggunaan obat antihi-
6 bulan sesudah penghentian pil. Tidak pertensi lama, terutama penyekat B (B-
blocker) dan diuretik. Meta-analisis dari
lelas apakah hipertensi ini disebabkan
oleh pil atau apakah penggunaan itu me- studi terapi besar menunjukkan 40% pe-
munculkan predisposisi yang selama ini nurunan stroke dan I 6% penurunan
tersembunyi. Penggunaan estrogen pasca- kasus jantung
menopause bersifat kardioprotektif dan
tidak meningkatkan tekanan darah. Obat Modifikasi gaya hidup
lain yang terkait dengan hipertensi terma- Semua pasien dan individu dengan
suk siklosporin, eritropoietin, dan kokain. riwayat keluarga hipertensi perlu di-
nasehati mengenai perubahan gaya hidup,
seperti menurunkan kegemukan, asupan
garam (total <5 g/hari), asupan lemak
jenuh dan alkohol (pria <2 I unit dan
Juga dikenal sebagai hipertensi maligna,
terjadi lika tekanan darah naik cepat se- perempuan < l4 unit per minggu), banyak
hingga diastolik di atas 130-140 mmHg. makan buah dan sayuran (setidaknya 7
Te{adi pada < I % pasien dengan hiper- porsi/hari), tidak merokok, dan berolah-
tensi primer, tetapi lebih sering pada raga teratur; semua ini terbukti dapat
kasus-kasus hipertensi sekunder, ter- merendahkan tekanan darah dan dapat
utama feokromositoma dan kondisi pe- menurunkan penggunaan obat-obatan.
nyebab gagal ginjal progresif cepat. Per- Bagi penderita hipertensi ringan atau nilai
darahan retina dan eksudat sering di- batas tanpa komplikasi, pengaruh per-
temukan disertai terjadinya edema papil. ubahan ini dapat dievaluasi dengan peng-
Pada awalnya pembuluh serebral me- awasan selama 4-6 bulan percama.
nyempit dengan peningkatan hipertensi
(autoregulasi) tetapi pada kasus-kasus Terapi obat
cepat, pembuluh darah akhirnya tidak Jika penggunaan obat dirasakan perlu,
tahan pada tekanan yang menaik cepat gunakan dosis awal paling rendah dan
Tatalaksana hipertensi 65

secara bertahap ditingkatkan, tergantung nurunkan kadar kalium serum dan cen-
respons terhadap terapi, dengan mem- derung meningkatkan glukosa, asam urat,
biarkan 4 minggu untuk melihat efek, insulin, kolesterol, dan kalsium darah.
kecuali jika penurunan tekanan darah itu Hampir 25% pria menderita impotensi
memanS amat diperlukan. UmumnYa, sebagai efek samping. Untuk terapi
obat diminurn pada waktu pagi hari, hipertensi gunakan tiazid kerja panjang,
bukan pada malam hari untuk meng- seperti hidroklorotiazid ( 12,5-50 mg/hari)
hindari eksaserbasi penurunan TD men- atau bendrofluazid (2,5-5,0 mg/hari),
dadak di pagi hari yang mungkin meru- barangkali dengan tambahan obat hemat
pakan fal<tor yang berkontribusi pada kalium seperti amilorid, kecuali jika peng-
tingginya insidensi kejadian kardiovaskular hambat ACE juga digunakan. lndapamid
antara iam 05.00-08.00 pagi. Banyak adalah diuretik sulfonamid dengan kerja
dokter masih cenderung meresepkan seperti tiazid tetapi dengan efek ringan
diuretik atau penyekat B sebagai terapi pada glukosa dan kolesterol. Tiazid me-
lini pertama karena berdasarl<an riset rupakan obat pilihan pertama pada
memberikan hasil yang mendukung. Pen- manula.
tingnya hipertensi sistolik amat ditekan-
kan walaupun sebenarnya sama penting- Penghamhat adrenergik
nya dengan tekanan darah diastolil< Obat-obat ini dapat bekerja sentral pada
sebagai prediktor risiko kardiovaskular. pusat vasomotor di batang otak, di peri-
Diuretik fer pada pelepasan katekolamin neuron,
atau menyekat reseptor o atau B, atau
Semua diuretik akan menurunkan tekan-
keduanya. Contoh dari masing-masing
an darah secara alcut dengan pengeluaran
obat diberikan pada Tabel 4. l, sedangkan
garam dan air, tetapi setelah 4-6 minggu
obat-obat dalam kurung sekarang jarang
l<eseimbangan kembali dan tel<anan darah
digunakan lagi. Pada otot polos vaskular,
kembali ke nilai asal. Namun, tiazid mem-
stimulasi alfa menyebabkan vasokonstriksi
punyai efek vasodilatasi langsung pada
dan stimulasi beta menyebabkan relak-
arteriol yang menyebabkan efek hipo-
sasi. Pada pusat vasomotor, arus simpatik
tensif berkelanjutan. Tiazid akan me-
dihambat oleh stimulasi alfa. Efel< sentral
Tabel 4.1 Obat-obatan penghambat adrenergrk. penyekat B kurang jelas.

Pusat vasomotor Reseptor 0 Reseptor p Reseptor cr dan p

Metil dopa (Reserpin) (Fenoksibenzamln) Acebutalol* Labetalol


(Klonidln) (Guanetidin) (Fentolamln) Atenolol* Carvediloi
(Betanidin) Prazosin Bisoprolol*
(Debrisokuin) Doksasosin Metoprolol*
Terazosin Esmolol*
Celiprolol*
Nadolol
Pindolol
Timolol
Propanolol

*Penyekat
B dengan selektivitas yang lebih besar lerhadap reseptor B lantung
66 Bab 4: Hipertensi

Penyekat B digunakan secara luas dapat terkait dengan sindrom lupus jika
sebagai antihipertensi. Efektivitas semua digunakan dengan dosis tinggi dan minok-
obat ini hampir sama dalam menurunkan sidil biasanya menyebabkan hirsutisme.
tekanan darah tetapi sebagian ada yang
mempunyai selektivitas lebih besar ter- Antagonis kalsium
hadap reseptor B jantung (lihat Tabel Sekarang merupakan obat antihipertensi
4.1) dibanding obat lain yang tidak kardio- yang paling sering digunakan. Pilihan obat
selektif. Juga beberapa penyekat B mem- tergantung pada efek yang berbeda, pada
punyai aktivitas simpatomimetik intrinsik perlambatan denyut jantung (krono-
(lSA) (pindolol, oxprenolol, acebutalol tropisme negati|, mengurangi kontrak-
dan celiprolol), suatu sifat yang me- tilitas miokard (inotropisme negatifl dan
nyebabkan lebih sedikit penurunan kemampuan menyebabkan efek samping
denyut jantung, curah jantung, dan renin seperti muka merah, edema perifer, dan
untuk perubahan tekanan darah yang konstipasi. Contoh obat teftua terdapat
sama jika dibandingkan dengan penyekat pada Tabel 4.2,tetapi yang lain termasuk
B tanpa lSA. Penyekat B dapat mem- nisoldipin, nikardipin, amlodipin dan felo-
perberat bronkospasme, klaudikasio, dan dipin. Antagonis kalsium mempunyai efek
gagal jantung kongestif yang tidak diterapi samping ringan pada lipid dan glukosa.
dan relatif merupakan kontraindikasi Antagonis kalsium dihidropiridin (misal-
untuk keadaan tersebut. Gejala hipogli- nya nifedipin) mungkin merupakan obat
kemia pada diabetes mungkin tidak ter- pilihan kedua, setelah diuretik untuk
lihat dan lcontrol glukosa semakin jelek hipertensi manula.
karena gangguan sensitivitas insulin. Efek
samping dapat berupa kelelahan, insom- P engh amh at re nin- angiote nsin
nia, mimpi burul<, halusinasi, depresi, dan Penyekat reseptor adrenergik Yneng-
impotensi. Relatif tidak efektif pada hiper- hambat produksi renin ginial dari apara-
tensi manula. tus jukstaglomerulus dan mungkin me-
nyekat konversi substrat renin menjadi
Vasodilator langsung angiotensin. Namun, obat yang paling
Obat ini menurunkan tekanan darah banyak digunakan dari kelompok ini
dengan mengurangi resistensi vaskular untuk terapi hipertensi adalah peng-
perifer. Contoh kelompok obat ini adalah hambat ACE, seperti captopril, nelapril,
obat oral hidralazin, prazosin, dan minok- lisinopril, dan ramipril, dan yang paling
sidil, dan obat intravena diazoksid dan akhir dikembangkan penyekat reseptor
nitr oprusid. Semuanya cenderung me- angiotensin ll seperti losartan dan valsar-
nimbulkan takikardia reflektif, hidralazin tan. Angiotensin ll adalah vasokonstriktor
dan memacu produksi aldosteron, se-
Tabel 4.2 Efek relatif dari antaoonis kalsium. hingga menyekat produksinya (peng-

Kronotropisme Inotropisme Muka merah/


negatif negatif edema

Nifedipin 0
Verapamil ++

Dlltiazem
Tatalaksana hipertensi 67

hambat ACE) atau terikat pada resePtor- kologis serta efek samping obat. Namun
nya (penyekat reseptor A ll), menurun- bila tidak ada obat yang benar-benar di-
kan resistensi vaskular perifer, dengan indikasikan atau dikontraindikasikan,
efek minimal atau tanpa efek terhadap diuretik tiazid harus dipilih karena
denyut iantung, curah jantunS, atau kelompok ini efektil menurunkan kom-
volume cairan tubuh. Penghambat ACE plikasi hipertensi jangka panjang, dapat
dapat menyebabkan hilangnya rasa Pe- ditoleransi dengan baik, dan harganya ter-
ngecapan, kulit merah, dan biasanya me- iangkau.
nyebabkan batuk kering iritatif, yang
mungkin disebabkan peningkatan kadar
Krisis hipertensi
bradikinin. Batuk dan efek samping lain-
nya tidak banyak terjadi pada penyekat Jika tekanan darah meningkat dalam be-
reseptor A ll. Penghambat ACE amat berapa hari sampai sekitar 180/120
berguna untuk nefropati diabetik, di mana mmHg, maka gagal ginjal dan ensefalopati
dilatasi arteriol eferen memperlambat hipertensif dapat terjadi. Penurunan
penurunan progresif fungsi ginial dan tekanan darah amat penting, tetapi di-
dapat mengurangi proteinuria. Juga dapat lakukan dengan terkontrol dan bertahap,
memperbaiki sensitivitas insulin dan tanpa karena jika penurunan terlalu cepat akan
efek pada lipid atau urat dalam serum. mengakibatkan penurunan perfusi
(underpertusion) otak dan ginjal. Obat
intravena seperti labetalol, diazoxid,
Pilihan obat
esmalol, nikardipin, dan natrium nitro-
Banyak pasien hipertensi memerlukan
prusida digunakan meskipun penggunaan
kombinasi obat untuk mendapatkan yang terakhir harus dibatasi untuk be-
kontrol tekanan darah yang kuat.
berapa hari karena risiko akumulasi tio-
Golongan-golongan obat umumnya mem-
sianat.
punyai efek tambahan pada tel<anan darah
jika diresepkan bersama, sehingga dosis
submaksimal dari kedua obat akan meng- Terapi obat tambahan
hasilkan respons tekanan darah yang lebih
Aspirin
besar. Pendekatan ini dapat berkaitan
dengan pengurangan efek samping di- Aspirin digunakan secara luas dalam
banding dosis maksimal obat tunggal. pencegahan sekunder penyakit kardio-
Kombinasi rasional dari golongan-golong- vaskular. Penelitian Hypertension
an obat termasuk: Optimal Treatment (HOT) pada pasien
o diuretik tiazid dan penyekat B; hipertensi, 75 mg aspirin mengurangi
o diuretik tiazid dan penghambat ACE; kejadian kardiovaskular mayor, tetapi
r penyekat B dan antagonis kalsium; bukan kejadian fatal, sebesar l5% namun
. antagonis kalsium dan penghambat dengan peningkatan perdarahan ber-
ACE; makna. Secara umum Brltlsh Hyperten-
r penghambat ACE dan penyekat cr; sion Society menganjurkan aspirin tidak
r penyekat cx dan antagonis kalsium. digunakan untuk profilaksis rutin, tetapi
digunakan untuk:
Setiap pasien hipertensi perlu per-
lakuan berbeda dalam menemukan pilihan . pencegahan primer pada pasien hiper-
terapi (lihat Tabel 4.3), pilihan ditetapkan tensi terkontrol <50 tahun yang mem-
tergantung faktor-faktor seperti usia, punyai bukti kerusakan organ target,
komorbiditas (misalnya diabetes, penyakit diabetes, atau risiko kardiovaskular l0
tahun sebesar > l5%:
lantung koroner, asma), dan profil farma-
68 Bab 4: Hipertensi

(!
d
(! o
ji-o o
6
c ii
':omqr
-i
-E --
FS
rd a;
o r>>_€
(6 =d6s
-X b b != q 6E
c dgP
'l(
E c tr
I - I >= ! i::P
d 3 E:Cs
4=
Cr
E;;o
<!
6;d i6

=
E EF EF E";
*ooooaY,c:!
B;6 ox a5
aJ
v "= }4A I40- frx
OC

@od
'l{
++
U) ooo
'ECC co
ooo
o,a,Q, @-o
iY !6 6 C G >baD
q - Or b d=!
d -==5n--
J( Io id
- d ;6 E' .g -r
3
6
!.^ .g
CH
oox o
o
d>
'==-g@q = o
gllPO#d=o)
h t! - =!o
4g xE E E! .cJ: E
d q
i d
o.lca!2r'i;CE.i;
s9 99. + Fdo
xxct
o
qt
M A MA I
=02q,o-.9!-oOOl U !G L V O O !qo tl
o
E.
o
d o
=!x
C6E o
o_ d>- a4
.go
c--
od
dn
'dl! a qiib) I
,14
u* a'ii c6 oi
c
A
*- co H
ai
Q)
6
F
c.:
t+,C
!50
.l -O O
L:
i -gH
lcl
a
O
odE E
u :Hts : !o
(! 9 !q 5tr
4w
@ .q
s 9.5 EgE G 'e! '.1:i

7 AAU_U
fi5 E# P 3'E OdcJ
Pdo
tr
na
.^o@
d
'd
@
6
F]
O c.:o s
.IJ
d
d
.a do! n
'co E o q.9-
(6 !s E ",tr9 O
+ =S
F=C
(6 Es Z Eao o
o
Eoo9
=Eq=E C\F -
E . P;€ ; E E€
(!
= EY- 5 *E :3 sFi -
m
(!
A Aui= s
F L o
ii;
a ai d o
do
-tr1 o d
5
g a-9rX 5 + + 5 ;6 .=
'}l
8 PET = * E g E,= P =E d
.a
d aaz o: 5 o
i
S,HR 6
b)
o
a.
qtr
r.1a
t) if <Fc 6
d 4O 'FO i
a^
d.= dt
i<o i<j5 Eca A
tr
xd!d
,^=
d
y
Eg: e?
trt d bo ly $
o Orl O) o aJ
o
6.= d d - 66+i
AO.U 0)
U o
Oi
o
tr.
!c
<d
o
oi <p <a tr €d
F{
Bacaan lebih lanlut 69

. pencegahan sekunder pasien hiper- adanya penyakit kardiovaskular dan


tensi di mana ada bukti penyakit kardio- kolesterol total puasa >5,0 mmol/L.
vaskular (misalnya angina, infark
miokard).
i.8. fi*i
iri:!::i:i!l:i ;:r:i:i t: l

Statin Elliott P., StamlerJ, Nichols R et a/. lntersalt


Golongan obat penurun-lipid akan me- revisited: further analyses of 24 h so-
ngurangi kejadian koroner, mortalitas dium excretion and blood pressure within
umum, dan stroke pada pasien dengan and across population. BMJ 1996; 312
penyakit jantung koroner, dan meskipun t249-53.
pasien hipertensi tidak diperilcsa secara Hansson L, Zanchetti A, Carruthers SG et
a/. Effects of intensive blood pressure
khusus, bukti-bukti mendukung peng-
lowering and low dose aspirin in patients
gunaannya pada kasus hipertensi yang
with hypertension: principal result of the
risiko kardiovaskular l0 tahunnya >6%. Hypertension Optimal Treatment (HOT)
Namun, lebih 50% penderita hipertensi randomized trial. Lancet I 998; 35 l: I 755-
masuk dalam kategori ini dan jika semua 62.
mendapatkan statin biayanya akan sangat Joint British recommendations on preven-
tinggi. Dengan memperhatikan hal ter- tion of coronary heart disease in clinical
sebut Erlash Hypertension Society mem- practice. Hearc 1998;80 (Suppl.2): l-29.
buat rekomendasi pragmatis, yaitu statin Ramsay LE, Williams B, Johnston DG et al.
digunakan untuk hipertensi dengan keluh- Guidelines for the management of hy-
an sebagai berikut: pertension; report of the Third Work-
o pencegahan primer pada pasien usia ing Party of the British Hypertension
<70 tahun dengan kolesterol total puasa Society. J Human Hypercens 1999; 13:
s69-92.
>5,0 mmol/L dan risiko kardiovaskular
Ramsay LE, Willams B, Johnston DG et al
I 0 tahun >30%,
British Hypertension Society guidelines
o pencegahan sekunder hipertensi pada ' for hypertension management 1999: a
pasien usia <75 tahun dengan bukti summary. BMJ 1999;319: 630-5.
Miokard

Pendahuluan, 70 Kardiomiopati restrildif, 77


Miokarditis, 72 Laln lain, 78
Kardiomiopati dllatasi, 73 Konoisi l,ondisr reu-omiopa .ix hered'-e'. 79
Kardiomiopati hlpertrofik, 75

.'f." |ffi,,,t' "ir,' r subendokard miokard. Selama sistol,


'-,ii ,1.',',.
1' '1ii.' .

pemendekan serat menyebabkan kon-


Struktur dan fungsi miokard traksi ventrikel secara sirkumferensial
Miokard ventrikel kiri dan kanan dapat dan longitudinal, masing-masing mengu-
menghasilkan curah jantung antara 5 dan
rangi diameter sumbu pendek dan
panjang LV.
20 Umen tertantung kondisi fisiologis,
dan kontraksi tergantung pada sel jantung
yang sangat khusus, yaitu miosit. Miosit Kontraksi dan relaksasi
saling terhubung dengan diskus inter- Stimulasi elektrik miosit menyebabkan
kalasi, suatu membran yang memfasilitasi influks kalsium melalui saluran kalsium
transmisi elektrik dan kimia antarsel. Tiap pada tubulus T. Tubulus T adalah in-
miosit mengandung antara 100 dan 150 vaginasi membran sel yang berhubungan
miofibril tipis dengan tiap miofibril ter- dengan tiap sarkomer dan influks kalsium
susun dari sarkomer multipel, suatu unit menyebabkan pelepasan lebih lanjut
dasar fungsi kontraktil miokard. Gambar kalsium intraselular dari retikulum endo-
5.1 mengilustrasikan komponen dasar plasma. Peningkatan kalsium intraselular
unit sarkomer. Satu unit sarkomer terdiri menyebabkan kepala miosin bergerak di
dari filamen tipis yang disebut aktin dan sepanjang sarkomer sehingga menghasil-
filamen tebal disebut miosin. Ujung-ulung kan kontraksi miokard, konversi ATP
aktin terikat pada suatu area yang disebut menjadi ADP memberikan energi yang
garisZ, yant tersusun dari molekul aktin dibutuhkan. Peningkatan konsentrasi kal-
dan protein tropomiosin dan tropin. sium intraselular mengaktivasi pompa
Filamen miosin yang tebal saling ter- kalsiumiATP-ase, mengembalikan kalsium
hubung dengan filamen aktin dan 'kepala' ke dalam retikulum endoplasma dan juga
miosin berinteraksi dengan filamen aktin mengaktifkan saluran pertukaran kalsium
tergantung pada konsentrasi kalsium tergantung natrium yang mengeluarkan
intraselular. Kebanyakan arah serat kalsium ke ruang ekstraselular. Penurun-
miokard berorientasi secara sirkum- an kalsium intraselular menyebabkan
ferensial di sekitar ventrikel kiri (LV) relaksasi miokard. Miosit memiliki sangat
namun juga terdapat serat dengan banyak mitokondria dan pelepasan energi
orientasi arah longitudinal, banyak dari dari jalur metabolik meregenerasi ATP
serat ini yang ditemukan pada regio dari ADP dan fosfat.
Pendahuluan 7t

Zona H

Plta A (1,5 pm)

Gambar 5.1 Diagram


skematik eiemen sarkomer
Sisterna terminal Trrbuhis transversal
mrofibrrl dalam miosit
-,-,:-.-r-.q."-.,i-i--.-J-,-;...!-;---J-.,-.-."-.----:.-!.---'-Ji-.:-.,.,i."."---.--:,-J
lantung.

Preload dan hubungan Frank-Starling


Preload adalah beban pada ventrikel
sebelum kontraksi sistol dan dihasilkan
oleh volume akhir-diastolik ventrikel, pe-
ningkatan preload terjadi bersamaan
dengan peningkatan volume. Peningkatan @,

preload menghasilkan peningkatan


kontraksi ventrikel dan peningkatan isi 6
co
sekuncup. Hubungan antara preload dan |4
peningkatan isi sekuncup dikenal sebagai
hukum Starling (Gambar 5.2). Preload
yang meningkat meregangkan setiap unit
sarkomer dan memperkuat kontraksi Fengisian venttikel kill
dengan mengoptimalkan panjang sar-
komer dan meningkatkan sensitivitas ter- Gambar 5.2 Kurva Frank-Starling memper
hadap kalsium. Setelah titik tertentu, pe- Lihatkan hubungan antara pengisian ventrikel
kiri dan kontraktrlitas.
nambahan peregangan menyebabkan pe-
nurunan isi sekuncup ventrikel.

sistolik. Determinan utama afterload


Afterload adalah tekanan darah arteri dan
Afterload merupakan beban atau stres komplians dinding arteri. Pada sebagian
yang dialami oleh ventrikel ketika ven- besar keadaan l<linis, perubahan tekanan
trikel berkontraksi selama ejeksi ventrikel darah merupakan indikator perubahan
kiri, dan timbul setelah onset kontraksi afterload yang berguna. Namun, stres
72 Bab 5: Miokard

dinding miokard, dan akibatnya afterload, Hipertrofi dan dilatasi miokard


juga dapat meningkat karena stenosis Miokard ventrikel kiri merespons ke-
aorta (AS), di mana impedansi (atau lebihan beban tekanan dan volume
resistensi) terhadap ejeksi meningkat dengan cara yang berbeda:
walau tekanan darah arteri bisa normal Kelebihan beban tekanan: seperti
atau bahkan rbndah. Afterload meningkat yang terjadi pada hipertensi arterial atau
dengan dilatasi ventrikel kiri (Hukum AS. Keadaan ini menyebabkan hipertrofi
Laplace) dan berkurang pada hipertrofi ventrikel tanpa perubahan dimensi
ventrikel kiri. ventrikel kiri keseluruhan. Hal ini disebut
hipertrofi konsentrik yang menyebabkan
Kontrakilitas pengurangan ukuran ruang jantung
Kontraktilitas, atau keadaan inotropik karena otot ventrikel menebal. Hipertrofi
miokard, merupakan kekuatan kontraksi miokard timbul sebagai akibat peningkat-
miokard yang tidak tergantung pada an ketebalan miosit jantung individual
faktor hemodinamik lainnya seperti (hiperplasia), karena peningkatan jumlah
denyut jantung, preload, atau afterload. miofibril dan bukannya peningkatan
Kontraktilitas diketahui dapat meningkat jumlah miosit. Hipertrofi ini merupakan
dengan stimulasi adrenergik, kalsium, atau kompensasi peningkatan tekanan aorta
agen inotropik positif lainnya seperti atau impedansi dan mempertahankan
digoksin atau dobutamin, sementara agen stres dinding keseluruhan tetap normal.
seperti penyekat B dan penyekat saluran Kelebihan beban volume: seperti yang
kalsium adalah agen inotropik negatif dan terjadi pada kondisi seperti regurgitasi
menurunkan kontraktilitas. Karena peng- aorta atau mitral. Keadaan ini menyebab-
ukuran kontraktilitas harus terbebas dari kan peningkatan preload dan menghasil-
faktor hemodinamik lain, hampir tidak kan dilatasi ventrikel kiri. Hal ini disebab-
mungkin untuk mengukur kontraktilitas kan karena elongasi miosit yang dihasilkan
dalam kondisi klinis. Namun konsep ini dari proliferasi sarkomer longitudinal
penting, terutama karena penurunan pada miofibril. Peningkatan dimensi inter-
kontraktilitas seringkali merupakan nal ventrikel kiri meningkatkan stres
abnormalitas primer yang menyebabkan dinding dan terdapat hipertrofi miosit
gagal jantung pada penyakit miokard kompensatorik, meskipun minimal, yang
primer. hanya cukup untuk menormalisasi stres
dinding al<ibat dilatasi.
Penggunaan oksigen miokard
Penentu konsumsi oksigen miokard
(myocardial oxygen consumptionl
MVO2) penting karena merupakan faktor Miokarditis akut relatif jarang ditemukan
utama dalam terjadinya iskemia miokard, dan diagnosis seringkali hanya dugaan
terutama di mana penghantaran oksigen berdasarkan gejala dan tanda klinis,
miokard berkurang seperti yang terjadi meskipun sebenarnya miokarditis adalah
pada penyakit jantung koroner bermakna. diagnosis histologis berdasarkan adanya
Empat penentu MVO, yang utama adalah: nekrosis miosit dan infiltrasi peradangan.
Riwayat penyekat miokarditis akut sangat
I denyut iantung;
bervariasi. Pada banyak pasien, kondisi
2 preload;
ini ringan dan sembuh sendiri dan
3 afterload; dan mungkin asimtomatik. Namun, pada be-
4 kontraktilitas. berapa pasien, miokarditis berat dapat
Kardiomiopati dilatasi 73

menyebabkan gagal iantunS berat dan perikarditis yang menyertainya, sebagai


kematian. Jika pasien selamat dari epi- bagian dari mioperikarditis, meskipun
sode miokarditis akut berat, perbaikan banyak pasien akan mendeskripsikan
sangat bervariasi. Beberapa Pasien akan penyakit prodromal seperti flu. Pasien
mengalami peradangan kronis dan gagal mungkin mengeluh rasa lelah umum dan
jantung, sementara pada pasien lain letargi atau kadang palpitasi sebagai akibat
proses peradangan akan membaik, me- dari aritmia ventrikel atau fibrilasi atrium
ninggalkan kardiomiopati dilatasi dengan (atrial fibrillationlAF). Dispnu biasanya
berbagai deralat. Etiologi miokarditis merupakan tanda penyakit yang lebih
seringkali tidak diketahui dan disebut serius dengan adanya disfungsi miokard
sebagai'idiopatik', meskipun diketahui atau efusi perikard bermakna. Pada
adanya penyebab infektif dan noninfektif. kasus-kasus yang berat, presentasi klinis
Hampir tiap infeksi (bakteri, virus, iamur, mungkin berupa gambaran edema paru
protozoa, dan lain-lain) dapat menyebab- akut dan penurunan hemodinamik berat
kan miokarditis akut, meskipun infeksi yang membutuhkan dukungan sirkulasi.
virus, terutama Coxsackie, sering di-
dapatkan di Eropa dan Amerika Serikat, Tatalaksana
sementara tripanosomiasis (penyakit Meskipun diagnosis terutama berdasar-
Chagas) sering didapatkan di Amerika kan histologis, biopsi miokard jarang di-
Selatan. Miokarditis akut juga dapat ter- lakukan pada kasus-kasus ringan dan
jadi sebagai manifestasi infeksi HIV baik mungkin tidak dilakukan pada miokarditis
secara langsung atau sebagai akibat dari berat karena tidak ada bukti bahwa obat-
infeksi oportunistik. Lihat Boks 5.1 untuk obat antiinflamasi, dalam bentuk terapi
penyebab miokarditis yang noninfektif. steroid atau imunosupresif, mempe-
ngaruhi prognosis. Maka, saat ini, hasil
Gambaran klinis biopsi tidak mempengaruhi tatalaksana
Gambaran klinis miokarditis sangat ber- pasien meskipun memungkinkan pe-
variasi dan dapat dikenali hanya karena negakan diagnosis dengan tepat.
Tatalaksana utama adalah suportil
dengan dukungan sirkulasi dan terapi
gagal jantung pada kasus berat. Jika ter-
ffi$ks 5. I Penyebab Noninfekif
dapat efusi perikard atau tamponade
Miokarditis jantung bermakna, diindikasikan drainase
Kelainan autoimun perikard dan hal ini dapat membantu me-
. Artritrs reumatord nentukan etiologi. Pada kasus ringan, obat
r Lupus eritematosus sistemik antiinflamasi nonsteroid sering diresep-
o Polimiositis kan untuk menghilangkan nyeri perikard.
r Sklerosis sistemik
Obat-obatan steroid dan imunosupresif
r Tirotoksikosis
e diberikan pada kasus berat, meskipun ke-
Sarkoidosis
o Diabetes melitus berhasilannya belum terbukti.

Reaksi hipersensitif
. Logam berat lGrdiomiopati dilatasi
. Obat-obalan (terutama antrasiklin,
siklofosfamld, fluorourasil) Kardiomiopati dilatasi ditandai oleh di-
r Radiasi latasi ventrikel dan geiala dan tanda gagal
o Listrrk ventrikel. Umumnya penyebabnya'idio-
o Penolakan transplan patik', sehingga menyingkirkan disfungsi
74 Bab 5: Miokard

ventrikel sekunder akibat iskemia atau Pemeriksaan penuniang


penyakit katup jantung, atau hiperrensi.
Elektrokardiogram (EKG) mungkin tidak
Gambaran klinis serupa dapat timbul
spesifik namun dapat mengkonfirmasi
pada iskemia kronis di mana terjadi dis-
adanya aritmia atrium atau ventrikel.
fungsi ventrikel kiri berat dengan atau (r'
Progresi gelombang yang lelek di /ead
tanpa angina simtomatik, namun keadaan
dada anterior sering ditemukan sebagai
ini lebih sering disebut sebagai 'kardio- akibat dilatasi ventrikel. Radiografi toraks
miopati iskemik'. Etiologi kardiomiopati
sering memperlihatkan kongesti vena
dilatasi'idiopatik' tetap tidak ielas. paru atau edema paru. Ekokardiografi
Progresi dari miokarditis viral menjadi
biasanya memperlihatkan dilatasi baik
kardiomiopati dilatasi mengimplikasikan
ventrikel kiri maupun kanan, dengan
etiologi virus pada beberapa pasien. Di-
fungsi global ventrikel yang jelek dan
ketahui bahwa kardiomiopati dilatasi sering disertai distensi atrium dan regur-
mungkin bersifat familial dan dapat timbul
gitasi katup atrioventrikel (AV). Karak-
sebagai akibat penggunaan alkohol, atau
ter global disfungsi ventrikel penting
pada perempuan pada masa postpaftum.
karena adanya disfungsi regional al<an
Apakah hal tersebut merupakan keadaan
mendukung penyakit jantung iskemik
autoimun dasar atau predisposisi genetik
sebagai kemungkinan etiologi. Aliran
masih belum jelas.
darah yang lambat dalam ventrikel kiri
yang mengalami dilatasi dan dengan
Gambaran klinis kontraksi yang jelek akan menyebabkan
Gambaran klinis dari kardiomiopati di- pembentul<an trombus terutama pada
latasi berkaitan dengan disfungsi ventrikel apeks ventrikel, sering dapat dilihat
kiri dan/atau kanan. Didapatkan rasa dengan ekokardiografi dua-dimensi. Tes
lelah, letargi, dan dispnu umum dan latihan dengan penilaian konsumsi
kadang pasien datang dengan edema paru oksigen menggunakan analisis gas per-
yang jelas. Gagal jantung kanan dapat napasan dapat memberikan penilaian
mendominasi dengan didapatkan pening- kapasitas fungsional yang objektif, serta
katan tekanan vena jugularis Qugularis mendemonstrasikan abnormalitas EKG
vein pressurel)VP), asites, dan edema dasar yang dapat merefleksikan iskemia
perifer, terutama jika terdapat regurgitasi miokard.
trikuspid bermakna sebagai akibat dari Pengukuran tekanan arteri pulmonal
dilatasi ventrikel kanan, meskipun biasa- dapat dilakukan dengan kateterisasi
nya terlihat pada akhir kondisi ini. Pal- jantung. Tekanan pulmonary capillary
pitasi akibat aritmia atrium atau wedge dan tekanan akhir-diastolik
ventrikel dapat timbul, terutama AF ventrikel kiri memungkinkan evaluasi
yang merupakan penyefta yang sering. derajat keparahan hemodinamik dan
Dapat terjadi embolisasi sistemik atau membantu pemilihan terapi medis yang
paru sekunder akibat pembentukan sesuai. Angiografi ventrikel kiri, selanlut-
trombus atrium atau ventrikel, terutama nya menandai karakter dan luas disfungsi
jika ada AF. Pulsus alternans mungkin ventrikel kiri serta dera.jat keparahan re-
ditemukan, apeks ventrikel kiri bergeser, gurgitasi mitral fungsional dan angiografi
dan dapat didengar bunyi jantung ketiga koroner menyingkirkan penyakit jantung
ventrikel kiri atau kanan. Mungkin di- iskemik sebagai etiologi dasar. Biopsi
temukan bukti klinis edema paru dan miokard kadang dapat membantu, ter-
regurgitasi mitral dan/atau trikuspid utama pada infiltrasi miokard (lihat di
fungsional. bawah).
Kardiomiopati hipertrofik 75

Tatalaksana terbukti menurunkan morbiditas dan


mortalitas.
Tatalaksana kardiomiopati dilatasi di-
dasarkan pada tatalaksana gagal jantung
(lihat Bab 6). . $tpb "ri'r::,
Diuretik, digoksin, penghambat enzim
pengkonversi' angiotensin (penghambat Kardiomiopati hipertrofi k (hypertroph ic
ACE), dan nitrat kerja paniang. Semua cardiomyopathylHCY) ditandai oleh
obat ini memiliki peran dalam tatalaksana hipertrofi ventrikel kiri yang tidak dapat
kardiomiopati dilatasi, dengan peng- dijelaskan, biasanya berbercak-bercak,
hambat ACE menjadi obat yang penting dan kadang hipertrofi miokard ventrikel
karena efek tambahannya pada morta- kanan. Kardiomiopati hipertrofik teriadi
litas. tanpa adanya penyebab sekunder hiper-
Penyekat B. Metoprolol dan carve- trofi ventrikel seperti AS atau hipertensi
dilol, misalnya, juga efektif pada beberapa sistemik dan sering terlokalisasi di bagian
pasien meskipun mekanisme kerjanya atas septum interventikel (lVS) dan
tetap tidak jelas dan mungkin luas. Obat- dinding anterior bebas LV. Jika ventrikel
obatan antiaritmia terbatas karena kanan terlibat, hampir selalu berkaitan
banyak yang memiliki efek inotropik dengan penyakit ventrikel kiri. Secara
negatif dan dapat memperburuk gagal histologis, terdapat hipertrofi dengan
jantung. kekacauan susunan sel miokard dan
Amiodaron. Umum diresepkan untuk disrupsi komponen miofibrilar dalam
aritmia atrium dan ventrikel karena miosit yang mengalami hipertrofi. Biasa-
efektif dan ditoleransi dengan baik, relatif nya disertai fibrosis penyerta dengan
bebas dari efek inotropik negatif. Aritmia derajat yang bervariasi.
ventrikel agresif dan mengancam hidup HCM diturunkan sebagai kelainan
kadang membutuhkan insersi defibrilator
dominan autosomal dan beberapa mutasi
internal meskipun saat ini tidak banyak genetik penyebab telah diisolasi, ter-
terdapat bukti pengaruhnya pada pasien- masuk rantai berat (heavy charn) miosin
pasien tersebut. jantung B pada kromosom 14 dan gen
Antikoagu lan Umum direkomendasi- troponin T jantung pada kromosom I,
kan pada pasien dengan kardiomiopati yang merupakan sebagian besar mutasi
dilatasi terutama bila disertai dengan genetik yang telah diisolasi saat ini. Maka,
aritmia atrium atau adanya trombus mungkin terdapat riwayat keluarga pada
ventrikel. Namun demikian, banyak yang keadaan ini, meskipun seringkali tidak,
menyarankan untuk tetap memberikan mengimplikasikan bahwa beberapa kasus
antikoagulan pada pasien disfungsi ven- mungkin disebabkan oleh mutasi
trikel kiri dan/atau dilatasi atrium berat sPontan.
walau tidak ditemukan bukti adanya
aritmia atau trombus.
Transplantasi jantung. Dilakukan pada
Gambaran klinis
pasien berusia muda dengan inkapasitas Gejala antara lain dispnu, nyeri dada, pal-
fungsional berat atau gagal jantung yang pitasi, rasa pusing, atau sinkop. Kadang
memburuk. Kesulitan dalam mendapat- kematian mendadak merupakan tampilan
kan donor telah menyebabkan pengem- klinis pertama. Tanda klinis HCM
bangan teknik bedah alternatif, seperti mungkin minimal. Paling sering didengar
kardiomioplasti dan bedah reduksi murmur ejeksi sistolik pada batas sternal
ventrikel, namun teknik-teknik ini belum kiri. Denyut nadi biasanya nomal, meski-
76 Bab 5: Miokard

pun peningkatan denyut yang cepat '{me- dengan TTE konvensional, ekokardiografi
lompat' bisa didapatkan. Denyutan apeks transesofageal (TEE) atau pencitraan
mungkin dipertahankan sebagai fungsi resonansi magnetik (MRl) memberikan
hipertrofi ventrikel. konfirmasi diagnosis alternatif yang
berguna.
Pemeriksaan penunjang EKG dapat memperlihatkan sejumlah
Ekokardiografi transtorasik (TTE) me- abnormalitas-kompleks QRS lebar dan
rupakan pemeriksaan diagnostik utama berbentuk aneh, mungkin terdapat
(Gambar 5.3) yang paling banyak men- kriteria voltase untuk hipertrofi ventrikel
demonstrasikan hipertrofi septal asi- kiri, perubahan segmen ST-T yang me-
metrik pada LV, meskipun hipertrofi yang lebar, defek konduksi interventrikel dan
terbatas pada dinding apikal atau poste- AF-meskipun EKG normal pada sekitar
rior juga dapat terladi. Ultrasonografi 5 hingga 25% pasien. Pada pasien dengan
(ekokardiografi) Doppler dapat menilai HCM yang telah terkonfirmasi, peng-
derajat keparahan obstruksi alur keluar awasan EKG ambulatori (Holter) penting
ventrikel kiri, meskipun obstruksi yang karena adanya aritmia ventrikel ber-
paling bermakna biasanya timbul pada makna dapat timbul pada 25% dewasa
akhir sistol setelah sebagian besar ejeksi dan asimtomatik. Adanya aritmia ven-
ventrikel kiri telah terjadi. Timbul gerak- trikel bermakna dikaitkan dengan pe-
an anterior sistolik katup mitral yang ningkatan mortalitas.
lebih dikenal sebagai SAM (syscolic Kateterisasi jantung mungkin diperlu-
anterior motion), yaitu keadaan anterior kan, terutama pada pasien dengan nyeri
ujung daun katup mitral aposisi terhadap dada, untuk menentukan apakah terdapat
septum interventrikel, dan terjadi regur- penyakit jantung koroner yang terjadi
gitasi mitral dengan berbagai derajat secara bersamaan. Angiografi ventrikel
umum. Pada keluarga dengan HCM, kiri sering memperlihatkan obliterasi
diagnosis dapat ditegakkan pada skrining ruang ventrikel kiri selama sistol. Peng-
ekokardiografi dan, pada beberapa kasus, ukuran gradien pada alur keluar ventrikel
dapat diidentifikasi secara tidak sengala kiri dapat dilakukan, untuk mengkonfir-
pada pasien yang menjalani ekokardiografi masi derajat keparahan obstruksi alur
untuk alasan lain. Bila diagnosis tidak jelas keluar.

Gambar 5.3 Ekokardiocrram


dua-dimensr dari pasten
dengan kardiomiopati
hlpertrofik. Perhatikan
septum interventrlkel (WS)
yang nenebal dibandingkan
dengan dinding posterior
ventrike] kiri yang normal.
Kardiomiopati restriktif

Tatalaksana lain yang kadang terjadi pada orang


dewasa:
Tatalaksana bertujuan untuk menghilang-
kan gejala dan terapi aritmia yang potensial I amiloid;
mengancam nyawa. Gejala bisa disebabkan 2 sarkoid; dan
oleh relaksasi miokard yang jelek, fungsi 3 hemokromatosis.
sistolik yang hiperdinamik dengan
obstruksi alur keluar ventrikel kiri Gambaran klinis
bermakna, aritmia, terutama AF, atau ada-
Gambaran klinis disebabkan oleh dis-
nya regurgitasi mitral bermakna. Karena
fungsi diastolik dengan relaksasi ventrikel
adanya hipertrofi ventrikel yang berat dan
terbatas. Kontraksi sistolik biasanya di-
luas, gejala iskemia bermakna dapat timbul
pertahankan tetap baik hingga akhir per-
meskipun arteri koroner normal.
jalanan penyakit di mana terjadi dilatasi
Penyekat B dan penyekat saluran
dan disfungsi ventrikel. Dispnu dan into-
kalsium, terutama verapamil, dapat di-
leransi latihan mendominasi dan tanda
gunakan untuk membantu relaksasi mio-
klinis terutama berkaitan dengan disfungsi
kard dan mengurangi obstruki alur keluar
ventrikel kanan seperti peningkatan JVP
ventrikel kiri. Bila obstruksi alur keluar
dengan peningkatan lebih lanlut pada
ventrikel kiri merupakan gejala yang
inspirasi (tanda Kussmaul), edema perifer,
utama, miomektomi bedah mungkin ber-
hepatomegali, dan asites. Mungkin ter-
guna. Penggantian katup mitral mungkin
dengar suara jantung ketiga dan/atau ke-
diperlukan pada MR berat. Pacu iantung
empat. Edema paru iarang timbul hingga
dua ruang (dual chamber cardiac pacing)
juga telah direkomendasikan pada beberapa
akhir proses penyakit.
pasien; perubahan pada aktivasi listrik
atrium dan ventrikel dapat memperkuat Pemeriksaan penunjang
pengisian ventrikel dan mengurangi Temuan EKG dan radiografi toraks tidak
obstruksi alur keluar. Aritmia ventrikel spesifik meskipun adanya kalsifikasi peri-
sering diterapi dengan amiodaron meskipun kard mengarahkan diagnosis perikarditis
pada beberapa kasus risiko tinggi, peran konstriktif dan bukannya kardiomiopati
implan defibrilator masih diteliti. restriktif. Pada ekokardiografi, miokard
biasanya menebal dengan pengisian ven-
trikel kiri abnormal pada ultrasonografi
Doppler. Pada amiloidosis, deposisi mio-
kard menghasilkan gambaran tekstur
Kardiomiopati restriktif merupakan jenis 'ground-glass' yang khas pada miokard
kardiomiopati terjarang kecuali di daerah yang menebal. Ventrikel biasanya tidak
geografis tertentu, seperti Afrika, di mana mengalami dilatasi hingga tahap akhir
fibrosis endomiokard lebih sering ditemu- penyakit namun terdapat dilatasi biatrial
kan. Presentasi kardiomiopati restriktif dini yang dapat meniadi cukup besar
sering serupa, jika tidak identik, dengan ('atria raksasa'). lnformasi penting bisa
gambaran perikarditis konstriktif. Pem- didapatkan dari pemindaian MRI jantung.
bedaan kedua keadaan ini penting karena Penebalan perikard dapat dilihat pada
perikarditis konstriktif dapat diterapi perikarditis konstriktif dan pemindaian
dengan baik dengan pembedahan, semen- CT paling baik untuk mengkonfirmasi.
tara tatalaksana kardiomiopati restriktif Kateterisasi jantung mendemonstrasi-
terutama bersifat suportif. Terdapat se- kan peningkatan tekanan atrium kanan
jumlah penyebab kardiomiopati restriktif dengan gelombang 'a' yang nyata dan
78 Bab 5: Miokard

penurunan 'x' serta'y' yangcepat. Tekan- dipahami. Kardiomiopati yang ditandai


an pengisian ventrikel kiri dan kanan oleh dilatasi keempat ruang jantung
abnormal dengan penurunan awal tekan- timbul di akhir penyakit dan berkaitan
an secara cepat pada onset diastol, diikuti dengan peningkatan kadar hormon per-
oleh peningkatan tekanan diastolik secara tumbuhan (GH), yang ketika dikoreksi,
cepat pada kedua ventrikel hingga plato menghasilkan perbaikan disfungsi jantung.
yang meningkat sepanjang sisa diastol, Disproporsi pembesaran jantung, di-
yang disebut dengan gambaran 'dip-and- bandingkan dengan organ lain, timbul
plateau' atau 'square root'. Pola serupa pada 75% pasien. Pemeriksaan histologis
juga terlihat pada perikarditis konstriktil memperlihatkan peningkatan kolagen dan
meskipun pada konstriksi tekanan dias- jaringan ikat fibrosa yang menyebabkan
tolik ventrikel sangat serupa sementara kontraktilitas yang jelek. Hipertensi
tekanan ini sering berbeda pada restriksi. sistemik timbul pada 30% pasien dengan
Dalam praktik, sangat sulit membedakan akromegali dan hal ini dapat menyebab-
keduanya berdasarkan hemodinamik saja. kan hipertrofi ventrikel kiri. Manifestasi
Biopsi miokard merupakan bagian diag- jantung lainnya termasuk gangguan
nostik penting dari kateterisasi jantung. konduksi, aritmia, hiperlipidemia (dengan
Adanya amiloid, sarkoidosis, atau hema- adanya diabetes melitus yang merupakan
kromatosis biasanya dapat diidentifikasi komplikasi pada l5-20% kasus), dan
dari bahan biopsi ventrikel kiri atau kanan. penyakit koroner aterosklerosis. Terapi
ditujukan untuk menekan peningkatan
Tatalaksana sekresi hormon pertumbuhan dengan
pembedahan atau radiasi adenoma hipo-
Tatalaksana umumnya bersifat suportif
fisis, bersama dengan terapi konvensional
dengan terapi untuk retensi cairan dan
untuk gagal jantung.
aritmia. Penyekat saluran kalsium dapat
memperbaiki relaksasi ventrikel. Per-
jalanan klinis biasanya perburukan pro- Hipotiroidisme
gresif meskipun onset dan kecepatannya Hipotiroidisme dapat dikaitkan dengan
sering bervariasi. Pada hemokromatosis, kardiomiopati yang ditandai oleh dilatasi
vena seksi dan penggunaan agen kelat keempat ruang jantung dengan peningkat-
mungkin berguna. Jika dari pemeriksaan an fibrosis interstisial dan pembengkakan
penunjang kemungkinan konstriksi miofibril pada pemeriksaan histologis.
perikard tidak dapat disingkirkan, maka Pengurangan fungsi sistolik yang di-
mungkin tepat mempertimbangkan tora- akibatkannya menyebabkan sesak dan
kotomi el<splorasi, karena pasien dengan retensi cairan. Efusi perikard sering di-
konstriksi dapat memberi respons baik temukan, terjadi pada sekitar 30% pasien.
terhadap perikardiektomi dan kondisi Tampaknya hanya ada sedikit korelasi
yang dapat diterapi ini sebaiknya tidak antara derajat keparahan kekacauan bio-
terlewat. Pada restriksi, transplantasi kimiawi dan derajat keparahan kardio-
lantung harus dipertimbangkan untuk miopati atau besar efusi. Gambaran elek-
pasien dengan penyakit sangat berat. trokardiografi termasuk sinus bradikardi,
voltase rendah, abnormalitas konduksi,
dan perubahan repolarisasi tidak spesifik.
Aritmia jantung (termasuk takikardi
ventrikel) bisa juga didapatkan. Hipo-
Akromegali tiroidisme yang tidak diterapi dikaitkan
Efek akromegali pada jantung tidak terlalu dengan peningkatan kolesterol yang dapat
Kondisi-kondisi neuromiopatik herediter 79

meniadi predisposisi penyakit jantung atrium merupakan manifestasi jantung


koroner dini. Terapinya antara lain pem- yang langka.
berian penggantian tiroid dengan hati-
hati menggunakan tiroksin (T4), awalnya Distrofi otot Duchenne
dengan dosis 25 pg, ditingkatkan secara
Merupakan kelainan resesif terkait-X.
progresif setelah beberapa minggu hingga
Memiliki onset dini dan progresif cepat
kadar TSH kembali normal.
dengan kelemahan otot skeletal dan
distrofi. Onset lambat dan bentuk yang
Penyakit jaringan ikat kurang progresif (distrofi Becker) juga
Sejumlah penyakit jaringan ikat termasuk ditemukan. Otot jantung dapat terkena
artritis reumatoid dan lupus eritematosus oleh fibrosis distrofi dan infiltrasi ber-
sistemik dapat mempengaruhi miokard, lemak menyebabkan peningkatan gambar-
menyebabkan disfungsi ventrikel, meski- an klinis yang berkaitan dengan kardio-
pun keadaan-keadaan tersebut lebih miopati. Semua struktur jantung dapat
sering menyebabkan perikarditis dan efusi terkena, termasuk abnormalitas sistem
perikard. Sklerosis sistemik sering me- konduksi terspesialisasi, arteri koroner,
rupakan penyebab fibrosis miokard dan otot papilaris, serta miokard.
seperti yang didapatkan pada otopsi Aritmia, penyakit katup jantung, serta dis-
(80%) namun ini biasanya tidak cukup fungsi sistolik dan diastolik ventrikel
menyebabkan disfungsi ventrikel simto- dapat terlihat.
matik. Dapat timbul kardimiopati
restriktif ataupun dilatasi. Distrofi miotonika
Kondisi ini diturunkan secara dominan
autosomal dan merupakan salah satu dari
kelainan neuromuskular yang sering
ditemukan. Kelemahan otot-otot fleksor
leher dan sternokleidomastoideus me-
Distrofi Erb's limb girdle
rupakan manifestasi klinis awal. Abnor-
Kondisi ini diturunkan secara resesif malitas iantung antara lain termasuk pe-
autosomal yang paling sering manifestasi- nyakit pada sistem konduksi His-Purkinje
nya pada usia dekade kedua dan ketiga terspesialisasi dan kardiomiopati dilatasi.
kehidupan. Kelemahan progresif otot
ekstremitas dan gelang panggul adalah Ataksia Friedreich
gambaran klinis utama. Keterlibatan
jantung biasanya terbatas pada abnor- Penyakit degeneratif spinoserebelar ini
diturunkan sebagai sifat resesif autosomal
malitas fungsi nodus sinus dan nodus AV
serta sistem konduksi.
dan memiliki spektrum manifestasi
neurologis, yang diklasifi kasikan berdasar-
kan manifestasi klinisnya. Keterlibatan
Distrofi fasioskapulohumeral jantung sering ditemukan dan seringkali
Merupakan dominan autosomal langka merupakan penyebab kematian. Beberapa
dengan kelemahan nyata pada otot wajah, pasien mengalami disfungsi ventrikel
lengan, dan bahu, dan biasanya timbul regional, beberapa lainnya hipokinesia
pada akhir dekade percama kehidupan. global, dan lainnya mengalami kardio-
Tidak adanya gerakan atau aktivitas miopati hipertrofik.
Gagal Jantung

Epidemiologi, 80 Konterpulsasi balon intraaorta, 94


Etiologi, 80 Alat bantu ventrlkel, 95
Patofisiologl, B2 Transplantasi jantung, 95
Gambaran klinis, 84 Kardlomiopatl, 96
Prognosis, BG Pembedahan reduksi ventrikel klrl, 96
Pemenksaan penunjang, 87 Gagal jantung kiri akut, 96
Tatalaksana, 88 Bacaan lebih lanjut, 97
Terapi obat, 89

'$idemuffi,' .:, i..: 1,,


',,,. ,. , populasi dan perbaikan ketahanan hidup
setelah infark miokard akut. Di lnggris,
Gagal jantung merupakan suatu kondisi sekitar 100.000 pasien dirawat di rumah
yang telah diketahui selama berabad-abad sakit setiap tahun untuk gagal jantung,
namun penelitian epidemiologi sulit di- merepresentasikan 5% dari semua pe-
lakukan karena tidak adanya definisi rawatan medis dan menghabiskan lebih
tunggal kondisi ini. Ketika masih sedikit dari l% dana perawatan kesehatan
pemeriksaan jantung yang tersedia, de- nasional.
finisi gagal jantung cenderung ke arah
patofisiologi, lalu kemudian definisi di- ftiologi (lihat Boks 6.2)
tempatkan pada penekanan pada gagal
lantung sebagai suatu diagnosis klinis Gagal jantung merupakan keadaan klinis
(lihat Boks 6. l). Sementara kondisi ini dan bukan suatu diagnosis. Penyebabnya
memang merupakan suatu sindrom klinis, harus selalu dicari.
diagnosis dapat sulit ditegakkan pada Gagal jantung paling sering disebabkan
tahap dini karena relatif tidak ada gejala. oleh gagal kontraktilitas miokard, seperti
Maka definisi terbaru membutuhkan bukti yang terjadi pada infark miokard, hiper-
pendukung dari pemeriksaan jantung. Pe- tensi lama, atau kardiomiopati. Namun,
meriksaan penunjang yang paling sering pada kondisi tertentu, bahkan miokard
digunakan adalah ekokardiografi , dengan dengan kontraktilitas yang baik tidak
disfungsi ventrikel kiri biasanya didefinisi- dapat memenuhi kebutuhan darah
kan sebagai fraksi eleksi < 30-45% pada sistemik ke seluruh tubuh untuk meme-
kebanyakan survei epidemiologi. nuhi kebutuhan metabolik tubuh. Kondisi
Sekitar 3-20 per 1000 orang pada ini disebabkan misalnya masalah mekanik
populasi mengalami gagal jantung, dan seperti regurgitasi katup berat dan, lebih
prevalensinya meningkat seiring per- jarang, fistula arteriovena, defisiensi
tambahan usia ( I 00 per I 000 orang pada tiamin (beriberi), dan anemia berat.
usia di atas 65 tahun), dan angka ini akan Keadaan curah jantung yang tinggi ini
meningkat karena peningkatan usia sendiri dapat menyebabkan gagal jantung,
Etiologi 8t

i1 koroner (peningkatan l<olesterol, hiper-


ffimkr S" I Definisi G4gal Jantung
tensi, dan diabetes) ditambah adanya
'Suatu keadaan patofisiologis di mana hipertrofi ventrikel kiri (/eft ventricular
jantung gagal mempertahankan sirkulasi hypertrophyllVH) pada elektrokardio-
adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun
gram (EKG) istirahat. Bila terdapat pada
tekanan penglsian cukup.' (Paul Wood,
hipertensi, LVH dil<aitkan dengan l4 kali
1958)
risiko gagal jantung pada orang berusia
'Suatu sindrom di mana disfungsi jantung lebih dari 65 tahun. Selain itu, prevalensi
berhubungan dengan penurunan toleranst faktor etiologi telah berubah seiring per-
iatihan, rnsidensi aritmia yang tinggi, dan lalanan wal<tu. Data kohort dari studi
penurunan harapan hidup.' (Jay Cohn, Framingham, yang dimulai tahun 1940-
19BB) an, mengidentifikasi riwayat hipertensi
pada >75% pasien dengan gagal jantung,
'Adanya gejala gagal jantung, yang re
sementara penelitian yang lebih baru me-
versibel dengan terapi, dan bukti objektrf
nyatakan prevalensi yang lebih rendah
adanya dlsfungsi jantung.' (European So
(10- I 5%), mungkin karena terapi hiper-
ciety af Cardjology, 1995)
tensi yang lebih bail<. Dari telaah studi
klinis pada hipertensi, terapi efektif dapat
i---"--- :---:- ----*----*--*-*'l
I m"a* 6.? Faktor Etiologi i
mengurangi insidensi gagal jantung se-
besar 50%.
r Hipertensi (10 15%)
Berbagai faktor dapat menyebabkan
o Kardiomropati(dilatasr, hipertrofik,
restdktif)
atau mengeksaserbasi perkembangan
r Penyakit katup jantung (mitral dan gagal jantung pada pasien dengan penyakit
aorta) jantung primer.
r Kongenrtal (defek septum atrium . Obat-obatan seperti penyekat'B dan
(atnal septal defectlASD) VSD (ven antagonis kalsium dapat menekan kon-
trjcle septal defect)) traktilitas miokard dan obat kemotera-
r Aritmia (perslsten) peutil< seperti doksorubisin dapat me-
o Alkohol i

o Obat obatan nyebabkan kerusakan miokard.


r Kondisi curah jantung tinggi
i

i
. Alkohol bersifat lcardiotoksil<, ter-
o Perikard (konstriksi atau efusi) I
utama bila dikonsumsi dalam jumlah
n Gagal jantung kanan (hipertensr paru) i besar.
o Aritmia mengurangi efisiensi jantung,
seperti yang teriadi bila kontral<si atrium
tetapi bila tidal< terlalu berat dapat hilang (fibrilasi atrium, AF) atau disosiasi
mempresipitasi gagal jantung pada orang- dari kontraksi ventrikel (blok jantung).
orang dengan penyal<it jantung dasar. Takikardia (ventrikel atau atrium) me-
Prevalensi faktor^ etiologi tergantung nurunkan walctu pengisian ventrikel, me-
dari populasi yang diteliti, penyakit ningl<atkan beban l<erja miol<ard dan
jantung lcoroner dan lripertensi merupa- l<ebutuhan ol<sigen menyebablcan iskemia
kan penyebab tersering pada masyaral<at miolcard, dan bila terjadi dalam waktu
Barat (>90% l<asus), sementara penyal<it larna, dapat menyebabl<an dilatasi ven-
l<atup jantung dan defisiensi nutrisi tril<el serta perburulcan fungsi ventrikel.
rnungkin lebih penting di negara ber- Aritmia sendiri merupakan l<onsekuensi
l<embang. Fal<tor risiko independen untul< gagal jantung yang umum terjadi, apapun
terjadinya gagal jantung serupa dengan etiologinya, dengan AF dilaporkan pada
falctor risiko pada penyakit jantung 20-30% l<asus gagal jantung. Aritmia
82 Bab 6: Gagal Jantung

ventril<el merupakan penyebab umum elemen kontraktil dan memperbaiki


kematian mendadak pada keadaan ini. kontraksi sistolik, namun juga meningkat-
kan kekakuan dinding ventrikel, me-
nurunkan pengisian ventrikel dan fungsi
Patofisiologi
diastolik.
Bila terjadi gbngguan l<ontraktilitas mio- Penurunan perfusi ginjal menyebabkan
kard primer atau beban hemodinamik stimulasi sistem renin-angiotensin-aldo-
berlebih diberikan pada ventrikel normal, steron (RAA) yang menyebabkan pe-
jantung akan mengadakan sejumlah meka- ningkatan kadar renin, angiotensin ll
nisme adaptasi untuk mempertahankan plasma, dan aldosteron. Angiotensin ll
curah jantung dan tekanan darah (lihat
Boks 6.3).

Mekanisme adaptif
Tiap mekanisme kompensasi jantung
berikut memberikan manfaat hemo- r Aktrvasr sisten renin-angiotensin,
dinamik segera namun dengan konse- aldosteron
l<uensi merugikan dalam jangl<a panjang,
r Aktivasi srstem saraf simpatik
yang berperan dalam perkembangan gagal
e Peptida natriuretik, ADH, dan
endotelin
jantung kronis (Gambar 6. l). Misalnya, jo Mekanisme Frank-stariing
hipertrofi miokard meningkatkan massa I

# funosi oisl u.os miot<ard

Penrbahan
rl
neurohormonal
tttttt
fYtttl
I

Aktlvasi simpatik(katekolamin) |
(vagal)
Penunrnan tonus parasimpatik
|
Disfungsi baroreseptor I
Aktlvasi sistem renin anglotensln-aldosteron (angiotensin II aldosteron)l
Pelepasan peptida natriuretik (ANP, BNP) |
Gambar 6.1
Peningkatan hormon antidiuretik (vasopresin) Dlagram rni
|
Peningkatan endotehn memperlhatkan
I
Efek lain pada prostaglandln, bradikinin, nitrat okstda I
hubungan
antara fungsr
mlokard,
Efet neJoatnamik
ll I mekanisme
adaptlf yang
trmbul pada
Tonus vaskular (tekanan darah) gagal jantung
jantung)
Keseimbangan garam air (tekanan pengrsran
I

dan
Kontraktilitas miokard (inotroprsme)
I
I
konsekuensi
Denyut jantung hemodinamik
Curah lantung dari interaksi
tersebut.
Patofisiologi 83

merupakan vasokonstriktor kuat pada retensi air dan hiponatremia.


arteriol eferen (dan sistemik) ginjal, yang Endotelin merupakan peptida vaso-
menstimulasi pelepasan norepinefrin (no- konstriktor poten yang disekresikan oleh
radrenalin) dari uiung saraf simpatik, sel endotelial vaskular yang membantu
menghambat tonus vagal, dan membantu retensi natrium di ginjal.
pelepasan aldosteron dari adrenal, me- Konstriksi vena sistemik dan retensi
nyebabkan retensi natrium dan air serta natrium serta air meningkatkan tekanan
ekskresi kalium di ginjal. Gangguan fungsi atrium dan tekanan serta volume akhir-
hati pada gagal jantung dapat menurun- diastolik ventrikel, pemanjangan sar-
kan metabolisme aldosteron, sehingga komer, dan kontraksi miofibril diperkuat
meningkatkan kadar aldosteron lebih (mekanisme Frank-Starling)
lanjut. Dengan interaksi kompleks dari
Aktivasi sistem saraf simpatik pada faktor-faktor yang saling mempengaruhi
gagal lantung kronis melalui baroresep- ini, curah jantung pada keadaan istirahat
tor, menghasilkan peningkatan kontrak- merupakan indeks fungsi jantung yang
tilitas miokard pada awalnya, namun relatif tidak sensitif, karena mekanisme
kemudian pada aktivasi sistem RAA dan kompensasi ini bekerja untuk memper-
neurohormonal berikutnya menyebabkan tahankan curah jantung ketika miokard
peningkatan tonus vena (preload jantung) gagal namun tiap mekanisme kompensasi
dan arteri (afterload lantung), meningkat- ini memiliki konsekuensinya. Misalnya,
kan norepinefrin plasma, retensi progresif konstriksi yang diinduksi katekolamin dan
garam dan air, dan edema. Stimulasi sim- angiotensin akan meningkatkan resistensi
patik kronis menghasilkan regulasi-turun vaskular sistemik dan cenderung mem-
reseptor-B jantung, menurunkan respons pertahankan tekanan darah namun me-
jantung terhadap stimulasi. Kejadian ini, ningkatkan kerja jantung dan kor,rsumsi
bersama dengan gangguan baroreseptor, oksigen miokard.
kemudian akan menyebabkan peningkat-
an stimulasi simpatik lebih lanjut. Kelainan nonjantung
Peptida natriuretik memiliki berbagai
Endotelium vaskular berperan penting
efek pada jantung, ginjal, dan sistem saraf
dalam regulasi tonus vaskular, secara
Pusat. lokal melepaskan faktor konstriksi dan
r Peptida natriuretik atrial (atrial natri-
relaksasi. Peningkatan tonus vaskular pe-
uretic peptidelANP) dilepaskan dari
rifer pada pasien dengan gagal jantung
atrium jantung sebagai respons terhadap
kronis disebabkan peningkatan aktivitas
peregangan, menyebabkan natriuresis dan
simpatik, aktivasi sistem RAA, dan
dilatasi.
gangguan pelepasan faktor relaksasi dari
o Pada manusia, peptida natriuretik
endotelium (endothelium derived
otal<(brain natriuretic pepfidelBNP) luga
relaxing factorlEDRF atau nitrat oksida).
dilepaskan dari jantung, terutama dari
Beberapa efek tambahan dari latihan dan
ventrikel, dan dengan keria yang serupa
terapi obat tertentu (penghambat enzim
dengan ANP. Peptida natriuretik bekerja
pengkonversi angiotensin (ACE))
sebagai antagonis fisiologis terhadap efek
mungkin disebabkan karena perbaikan
angiotensin ll pada tonus vaskular,
fungsi endotelial.
sekresi aldosteron, dan reabsorpsi
natrium ginjal.
Kadar hormon antidiuretik (vaso- Disfungsi miokard diastolik
presin) juga meningkat, menyebabkan Gangguan relaksasi miokard, karena pe-
vasokonstriksi dan berperan dalam ningkatan kekakuan dinding ventrikel dan
84 Bab 6: Gagal Jantung

penurunan komplians, menghasilkan


gangguan pengisian diastolik ventrikel.
Fibrosis iskemik miokard (penyakit Gambaran klinis relatif dipengaruhi oleh
jantung koroner) dan LVH (hipertensi, tiga faktor:
kardiomiopati hipertrofik) merupakan I kerusakan jantung;
penyebab tensering, tetapi dapat iuga 2 kelebihan beban hemodinamik; dan
disebabkan oleh infiltrasi miokard, misal- 3 mekanisme kompensasi sekunder
nya, amiloid. Disfungsi diastolik sering yang timbul saat gagal jantung terjadi.
timbul bersama gagal sistolik namun juga
Pada awalnya mekanisme kompensasi
bisa berdiri sendiri pada 20-40% pasien
bekerja efektif dalam mempertahankan
gagal jantung. Diagnosis disfungsi diastolik
curah jantung dan gejala gagal iantung
biasanya dibuat dengan pengukuran
hanya timbul saat aktivitas. Kemudian
ekokardiografi (profil kecepatan aliran
gejala timbul saat istirahat seiring dengan
diastolik mitral Doppler). Perbedaan
perburukan kondisi.
antara kedua komponen gagal jantung ini
Manifestasi klinis juga dipengaruhi
tidak memiliki tatalaksana yang terlalu
oleh tingkat progresivitas penyakit dan
berbeda karena masih belum jelas bagai-
apakah terdapat waktu untuk berkem-
mana tatalaksana fungsi diastolik yang
bangnya mekanisme kompensasi. Sebagai
terbaik.
contoh, perkembangan regurgitasi mitral
yang mendadak ditoleransi dengan buruk

Remodeling miokard, hibernasi, dan dan menyebabkan gagal jantung akut,


sementara perkembangan regurgitasi mi-
stunning
tral dengan derajat yang sama secara per-
Setelah infark miokard luas, proses re- lahan-lahan dapat ditoleransi dengan be-
modelling terjadi dengan hipertrofi re- berapa gejala. Pada tahap awil gagal
gional dari segmen noninfark serta
iantung, gejala mungkin tidak spesifik
penipisan dan dilatasi daerah yang infark. (malaise, letargi, lelah, dispnu, intoleransi
Akibat dari proses remodeling terjadi aktivitas) namun begitu keadaan mem-
perubahan bentuk dan ukuran ventrikel buruk, gambaran klinis dapat sangat jelas
kiri. Hal ini paling terlihat ketika arteri menandakan penyakit jantung. AF terladi
koroner yang terkait infark tetap ter- pada l0-50% pasien dengan gagal jantung,
oklusi dan tidak mengalami rekanalisasi. dan onset AF dapat memperberat per-
Bahkan setelah reper'fusi yang berhasil, burukan akut. Adtmia ventrikel (ektopik,
pemulihan miokard dapat tertunda VT) semakin banyak ditemui seiring
(stunning miokard). Hal ini berlawanan dengan perkembangan gagal jantung.
dengan hibernasi miokard, yang men- Gagal jantung dapat mempengaruhi
deskripsikan disfungsi miokard lebih per- jantung kiri, jantung kanan, atau keduanya
sisten saat istirahat, sekunder karena (biventril<el), namun dalam praktik
penurunan perfusi miokard, bahkan bila jantung kiri sering terkena. Gagal jantung
miosit jantung tetap viabel dan kontrak- kanan terisolasi dapat terjadi karena em-
tilitas membaik dengan revaskularisasi. bolisme paru mayor, hipertensi paru,
Miokard yang mengalami stunning atau atau stenosis pulmonal. Dengan adanya
hibernasi tetap responsif terhadap sti- septum interventrikel, disfungsi salah satu
mulasi inotropik, dan dapat dinilai dengan ventrikel potensial dapat mempengaruhi
ekokardiografi stres, pemindaian perfusi fungsi yang lain. Pasien sering datang
miokard radionuklida, atau tomografi dengan campuran gejala dan tanda yang
emisi positron (PET). berkaitan dengan kedua ventrikel, namun
Gambaran klinis 85

untuk memudahkan dapat dianggap ter- Esk$ 6.4 Gambaran Klinis Gagal
jadi secara terpisah.
Jantung Kiri

Gagal jantung kiri (lihat Boks 6.4) Gejala


r Penurunan kapasitas aktivitas
Peningkatan tekanan atrium kiri mening- . Dispnu (mengi, ortopnu, PND)
katkan tekanan vena pulmonalis dan me- r Batuk (hemoptisis)
nyebabkan kongesti paru dan akhirnya . Letargi dan kelelahan
edema alveolar, mengakibatkan sesak r Penurunan nafsu makan dan berat
napas, batuk, dan kadang hemoptisis. badan
Dispnu awalnya timbul pada aktivitas
Tanda
namun bila gagal ventrikel kiri berlanjut
r Kulit lembap
dapat terjadi saat istirahat, menyebabkan
r Tekanan darah (iinggi, rendah, atau
dispnu nokturnal paroksismal (paroxys-
normal)
mal nocturnal dyspnoealPND). Pemerik- . Denyut nadi (volume normal atau
saan fisik seringkali normal, namun rendah) (alternans/takrkardia/aritmia)
dengan perkembangan gagal jantung hal- o Pergeseran apeks
hal berikut dapat ditemukan: . Regurgitasi mitral fungsronal
o kulit lembap dan pucat menandakan . Krepitasi paru
vasokonstri ksi perifer; r (+ Efusi pieura)
. tekanan darah dapat tinggi pada kasus
penyakit jantung hipertensi, normal, atau
rendah dengan perburul<an disfungsi Gagal jantung kanan (lihat Boks 6.5)
jantung; Gejala mungkin minimal, terutama jika
. denyut nadi mungkin memiliki volume telah diberikan diuretik. Gejala yang
l<ecil dan irama mungkin normal, atau timbul antara lain:
iregular karena ektopik atau AF. Pulsus o pembengkakan pergelangan l<al<i;

alternans dapat ditemukan. o dispnu (namun bukan ortopnu atau


Sinus takikardia saat istirahat dapat PND);
menandakan gagal jantung berat atau se- . penurunan l<apasitas aktivitas.
bagian merupakan refleks karena vaso- Bila tel<anan ventril<el kanan (RV)
dilatasi yang diinduksi obat. Tekanan vena meningkat atau RV menjadi lebih dilatasi,
normal pada gagal jantung l<iri terisolasi. sering ditemukan nyeri dada.
Pada palpitasi, apeks bergeser ke lateral Pada pemeriksaan denyut nadi me-
(dilatasi LV), dengan denyut dipertahan- miliki kelainan yang sama dengan gagal
kan (hipertrofi LV), atau diskinesia jantung kiri, tekanan vena jugularis sering
(aneurisma LV). Pada auskultasi, mungkin meningkat, kecuali diberikan terapi diu-
didapatkan bunyi jantung l<etiga (S3), retik, dan memperlihatkan gelombang sis-
galop dan murmur total dari regurgitasi tolik besar pada regurgitasi trikuspid.
mitral sekunder karena dilatasi anulus Edema perifer, hepatomegali, dan asites
mitral. Murmur lain mungkin menandakan dapat ditemukan. Pada palpasi mungkin
penyakit katup iantung intrinsil<. Suara didapatkan gerakan bergelombang
P2 dapat lebih keras karena tekanan (heave) yang menandakan hipertrofi RV
arteri pulmonalis meningkat sekunder dan/atau dilatasi, serta pada auskultasi
karena hipertensi paru sekunder. Ter- didapatkan bunyi jantung 53 atau 54
jadi krepitasi paru karena edema alveo- ventrikel kanan. Efusi pleura dapat terjadi
lar dan edema dinding bronkus dapat pada gagal jantung kanan atau l<iri. Paling
menyebabkan mengi. sering, gagal jantung kanan terjadi akibat
86 Bab 6: Gagal lantunfl

Soks S.S Gambaran Klinis Gagal


Jantung Kanan Jantung (NYHA)
Ge1a1a r Kelas I: tldak ada batasan aktlvltas
. Pembengkakan pergelangan kak' flsik
r Dispnu (namun bukan ortopnu atau r Kelas II: sedlklt batasan pada ak-tivitas
PND) (rasa lelah, dispnu)
o Penurunan kapasitas aktiviias o Kelas III: batasan aktrvitas bermakna
o Nyerl dada (nyaman saat istirahat namun sedlkit
aktrvitas menyebabkan gejala)
Tanda r Kelas W: gejala saat lstllahat
o Denyut nadi (aritmia takikardia)
o Peningkatan WP (tTR)
. Edema
a Hepatomegali dan asites tahun rerata sebesar 30% bila semua
a Gerakan bergelombang parasternal pasien dengan gagal jantung dikelompol<-
a 53 atau 34 RV kan bersama, dan lebih dari 60% pada
a (Efusi pleura) I
!
l
\
NYHA kelas lV. Maka kondisi ini memiliki
prognosis yang lebih buruk daripada se-
bagian besar l<anker. Kematian terjadi
karena gagal jantung progresif atau secara
gagal lantung kiri, namun miol<arditis dan
mendadak (diduga karena aritmia) dengan
kardiomiopati dilatasi dapat mem-
frekuensi yang kurang lebih sama. Se-
pengaruhi keduanya. Bila gagal jantung
jumlah faktor yang berkaitan dengan
kanan terjadi cukup berat, gejala dan
prognosis pada gagal jantung:
tanda gagal jantung kiri bisa menghilang
karena ketidakmampuan jantung kanan I klinis: semakin buruk gejala' pasien,
untuk mempertahankan curah jantung l<apasitas aktivitas, dan gambaran klinis,
yang cukup untuk menjaga tekanan peng- semakin buruk prognosis;
isian sisi kiri tetap tinggi. 2 hemodinamik semakin rendah indel<s
Penurunan curah jantung dan pe- jantung, isi sekuncup, dan fraksi ejeksi,
nurunan perfusi organ seperti otak, ginlal, semakin buruk prognosis;
dan otot skelet, baik disebabkan oleh 3 biokimia: terdapat hubungan terbalik
gagal jantung kiri atau kanan berat, me- yang kuat antara norepinefrin, renin,
nyebabkan gejala umum seperti ke- vasopresin, dan peptida natriuretik
bingungan mental, rasa lelah dan cepat plasma. Hiponatremia dikaitkan dengan
capek, serta penurunan toleransi akti- prognosis yang lebih buruk; dan
vitas. Ihe New York Heart Association 4 aritmia: fokus ektopik ventrikel yang
(NYHA) telah mengklasifikasikan batasan sering atau takikardia ventrikel pada
fungsional (lihat Boks 6.6). pengawasan EKG ambulatori menanda-
kan prognosis yang buruk. Tidak jelas
apakah aritmia ventrikel hanya merupa-
,Prp-bn$sis .,t . ..,r"" .',. l,'-i, ,' "i'"tt, kan penanda prognosis yang buruk atau
apakah aritmia merupakan penyebab
I
Mortalitas tahun pada pasien dengan
kematian.
gagal jantung cukup tinggi (20-60%) dan
berkaitan dengan derajat keparahannya.
Data Framingham yang dikumpulkan Stroke dan tromboemboli
sebelum penggunaan vasodilatasi untuk lnsidensi keseluruhan tahunan stroke
gagal jantung menunjukkan mortalitas I atau tromboemboli pada gagal lantung
Pemeriksaan penunjang 87

sebesar 2%. Faktor predisposisi antara . Elektrokardiografi memperlihatkan


lain adalah imobilitas, curah jantung beberapa abnormalitas pada sebagian
rendah, dilatasi ventrikel atau aneurisma, besar pasien (80-90%), termasuk gelom-
dan AF. Risiko tahunan stroke pada bang Q, perubahan ST-T, hipertrofi LV,
penelitian gagal jantung sekitar 1,5% pada gangguan konduksi, aritmia.
gagal jantung iingan/sedang dan 4% pada r Ekokardiografi harus dilakukan pada
yang berat, dibandingkan dengan 0,5% semua pasien dengan dugaan klinis gagal
pada kontrol. jantung. Dimensi ruang jantung, fungsi
ventrikel (sistolik dan diastolik), dan ab-
normalitas gerakan dinding dapat dinilai,
dan penyakit katup jantung dapat di-
singkirkan. Regurgitasi mitral seringkali
. Radiografi toraks seringkali menun- disebabkan pembesaran ventrikel kiri
jukkan kardiomegali (rasio kardiotorasik
yang menyebabkan dilatasi anulus mitral.
(CTR) >50%), terutama bila gagal jantung . EKG ambulatori harus dilakukan jika
sudah kronis. Ukuran jantung yang nor- diduga terdapat aritmia.
mal tidak menyingkirkan diagnosis dan o Tes darah direkomendasikan untuk
bisa didapatkan pada gagal jantung kiri menyingkirkan anemia dan menilai fungsi
akut, seperti yang terjadi pada infark mio- ginjal sebelum terapi dimulai. Disfungsi
kard, regurgitasi katup akut, atau defek tiroid (baik hiper- maupun hipotiroidis-
septum ventrikel (VSD) pascainfark. Kar- me) dapat menyebabkan gagal jantung
diomegali dapat disebabkan oleh dilatasi sehingga pemeriksaan fungsi tiroid harus
ventrikel kiri atau kanan, LVH, atau selalu dilakukan. Di masa datang, peng-
kadang oleh efusi perikard. Derajat ukuran penanda biokimiawi (seperti pep-
kardiomegali tidak berhubungan dengan tida natriuretik) dapat terbukti berguna
fungsi ventrikel kiri. dalam diagnosis gagal jantung dan me-
Normalnya, perfusi paru terlihat lebih monitor progresivitasnya.
banyak di basis paru, namun dengan o Pencitraan radionuklida menyediakan
kongesti vena paru (gagal LV) timbul metode lain untuk menilai fungsi ventrikel
diversi lobus atas dan, ketika tekanan (ventrikulograf) dan sangat berguna
vena pulmonalis meningkat melebihi 20 ketika citra yang memadai dari eko-
mmHg, terjadi edema interstisial yang kardiografi sulit diperoleh. Pemindaian
menyebabkan garis septal (Kerley B) ter- perfusi miokard dapat membantu dalam
utama pada basis. Ketika tekanan menilai kebermaknaan fungsional
meningkat melebihi 25 mmHg, terjadi penyakit jantung koroner.
edema hilar dengan distribusi kupu-kupu . Kateterisasi jantung harus dilakukan
atau sayap kelelawar, dan edema peri- pada dugaan penyakit jantung koroner,
vaskular menyebabkan gambaran awan pada kasus kardiomiopati atau miokar-
pada pembuluh darah. Pembesaran vena ditis yang jarang, yang membutuhkan
kava superior (superior vena cavalSYC) biopsi miokard, atau bila penilaian resis-
dan vena azigos dapat terlihat. Bila gagal tensi vaskular paru dibutuhkan sebelum
jantung menyebabkan efusi pleura, maka mempertimbangkan transplantasi jantung.
biasanya bilateral namun bila unilateral Bila kateterisasi jantung diindikasikan,
cenderung lebih sering terjadi pada sisi biasanya dilakukan ventrikulografi kontras
kanan. Efusi sisi kiri unilateral harus mem- dan juga memberikan pengukuran fungsi
buat seorang doker berpikir mengenai LV lain.
kemungkinan penyebab lain seperti ke- o Tes latihan fisik seringkali dilakukan,
ganasan atau infark paru. untuk menilai adanya iskemia miokard
88 Bab 6: Gagal Jantung

dan pada beberapa kasus untuk meng- ffiok* S.7 Tatalaksana Gagal Jantung j

ukur konsumsi oksigen maksimum (VO,


Faktor umum dan faktor gaya hidup
maks). lni adalah kadar di mana konsumsi
oksigen lebih lanjut tidak akan meningkat r Aktivrtas fislk
meskipun terdapat peningkatan latihan
r Oksigen
r Merokok
lebih lanjut. VO, maks merepresentasikan
r Alkohol
batas toleransi latihan aerobik dan sering r Vaksinasi
menurun pada gagal jantung. . Nutrisi
r Garam dan air
tfaUi tg$ ,6 r:rr'I'i-.' Terapi setiap penyebab dasar
r Penyakit koroner
Faktor umum dan fakor gaya hidup . Hipertensi
. Aktivitas fisik harus disesuaikan o Kardiomiopati
dengan tingkat gejala. Al<tivitas yang se-
suai menurunkan tonus simpatik, men- Koreksi setrap faktor pemberat
dorong penurunan berat badan, dan Terapi obat-obatan
memperbaiki gejala, rasa sehat, dan to- r Diuretrk
leransi aktivitas pada gagal jantung ter- r Dlgoksin
kompensasi dan stabil. Aktivitas tidak r Vasodilator
memperbail<i kontraktilitas miokard atau r Simpatomimetik
ketahanan hidup. Bila terjadi perburukan r Penyekat F
akut pada gagal jantung, diperlukan satu o Antlkoagnrlasi
periode masa istirahat. Duduk dalam
o Antiaritmia
posisi tegak akan menghilangkan gejala Lainnya
l<ongesti vena pulmonal (ortopnu, PND), o Konterpulsasi ba.lon intraaorta
dan istirahat di tempat tidur meningkat- r (Alat bantu ventrikel)
kan aliran darah ginjal serta membantu r (Kardiomioplasti)
menginduksi diuresis. r (Pembedahan reduksi ventrikel
o Oksigen merupakan vasorelaksan
paru, menurunkan afterload RV, dan
memperbaiki aliran darah paru. Gagal jantung merupakan predisposisi
. Merokok cenderung menurunkan infeksi paru, sehingga pasien harus di-
curah jantung, meningkatkan denyut pertimbangkan untuk mendapatkan vak-
jantung, dan meningkatkan resistensi sinasi terhadap influenza dan pneumo-
vaskular sistemik dan pulmonal, dan kokus.
harus dihentikan. Beberapa pasien dengan gagal jantung
o Konsumsi alkohol mengubah kese- kronis memiliki risiko malnutrisi l<arena
imbangan cairan, inotropik negatif, dan nafsu makan yang jelel<, malabsorpsi, dan
dapat memperburuk hipertensi, serta peningkatan tingkat metabolik basal
mempresipitasi aritmia (terutama AF). (sekitar 20%), sehingga nutrisi yang cukup
Penghentian konsumsi alkohol memper- sangat penting. Begitu pula pada mereka
lihatkan perbaikan gejala dan hemo- yang kegemukan, penurunan berat badan
dinamik bermal<na. Maka konsumsi yang sukses dapat memberikan perbaikan
alkohol harus tetap dijaga dalam batas gejala bermakna. Sebelum penemuan
minimal atau bahkan dihindari, terutama diuretik, Kempner mendeskripsikan diet
bila dipertimbangkan merupakan pe- nasi dan buah untul< terapi hipertensi
nyebab kardiomiopati. dan gagal jantung yang terbukti efektif
Terapi obat 89

pada banyak kasus. Dengan pengenalan Koreksi fakor pemberat


diuretik dan terutama dengan diuretik Perhatian harus diberikan pada faktor
loop poten, restriksi natrium dari diet manapun yang dapat memperberat atau
menjadi tidak terlalu bermakna. Namun, mengeksaserbasi gagal jantung (misalnya
gejala membaik bila asupan Na* harian infeksi, perubahan terapi obat, angina
(3-6 g/hari) ,dikurangi. Garam meia, yang memburuk, gangguan elektrolit).
makanan yang diproses (keju, sosis, Bradikardia bermakna harus diterapi
coklat, makanan kaleng, ikan asap) dan dengan pacu jantung permanen (lihat Bab
makanan bergaram (keripik, kacang, dan 9) dan pemasangan pacu jantung biven-
lain-lain) harus dihindari, dan konsumsi trikel pada beberapa pasien dengan gagal
buah, sayuran, dan ikan segar ditingkat- jantung berat merupakan hal yang me-
kan. Kalium klorida (KCl) dapat diguna- narik saat ini. Aritmia atrium atau ven-
kan sebagai pengganti dalam masakan. trikel harus diterapi dan defibrilator
Biasanya disarankan untuk membiarkan implan dapat digunakan bila diduga ter-
asupan cairan sesuai penilaian pasien dapat aritmia yang mengancam nyawa.
namun pada gagal jantung lanjut hormon
antidi u reti k (anti d i u reti c h o rm on el ADH)
meningkat dan pasien tidak mampu $
mengekskresikan beban cairan, menye-
Diuretik (lihat Boks 6.8)
babkan hiponatremia dilusi. Jadi asupan
cairan harus dibatasi jika natrium serum
o Diuretik loop (bumetanid, furosemid
di bawah 125- 190 mmol/l. Terapi (frusemid)) meningkatkan ekskresi
natrium dan cairan ginjal dengan tempat
diuretik iuga memungkinkan modifikasi
kerja pada ansa Henle asenden, namun
hal ini dan memberikan perbaikan gelala
efeknya bila diberikan secara oral dapat
pada gagal lantung.
menghilang pada gagal jantung berat
karena gangguan absorpsi usus. Diuretik
Terapi penyebab dasar ini menyebabkan hilangnya kalium dan
Penyebab dasar yang umum (penyakit dapat menyebabkan hiperurisemia.
iantung koroner, hipertensi, kardiomio- o Diuretik tiazid (bendroflumetiazid
pati) harus diterapi dengan optimal (lihat (bendrofluazid), klorotiazid, hidrokloro-
Bab 4, 5, dan 8). Pada pasien dengan tiazid, mefrusid, metolazon) menghambat
penyakit jantung koroner, revaskularisasi reabsorpsi garam di tubulus distal dan
(tandur alih pintas arteri koroner (coro- membantu reabsorpsi kalsium. Diuretik
nary artery bypass graftlCABG) atau ini kurang efektif dalam mengurangi
angioplasti koroner transluminal per- garam dan cairan pada gagal jantung di-
kutan (percutaneous transluminal coro- bandingkan dengan diuretik loop dan
nary angioplastylPT CA) dapat memper- sangat tidak efektif bila laju filtrasi glo-
baiki fungsi jantung dengan mengurangi merulus turun di bawah 30% (umum
iskemia, dan memperpanjang harapan pada manula). Penggunaan kombinasi diu-
hidup. Pembedahan juga menguntungkan retik loop dan tiazid bersifat sinergis.
bila ada penyakit katup jantung bermakna Tiazid memiliki efek vasodilatasi langsung
(biasanya aorta atau mitral). Jika diduga pada arteriol perifer dan dapat menye-
disfungsi diastol, penggunaan penyekat B, babkan intoleransi karbohidrat, sedikit
antagonis kalsium pembatas laiu (rate- peningkatan kadar kolesterol dan tri-
limiting) (verapamil, diltiazem), atau peng- gliserida, dan hiperurisemia.
hambat ACE (menurunkan hipertrofi LV) r Diuretik hemat kalium terbagi men-
secara teoretis dapat membantu. jadi dua kelompok (i) antagonis aldo-
90 Bab 6: Gagal Jantung

&*ks S.S Diuretik dan Dosis


Bumetanid 1-5 mg perhari i

Furosemid (fiusemid) 20-120 mg per hari i

Bendroflumetiazid (bendrofluazid) 2,5-10 mg per hari i

Hidroklorotiazid 25 50 mg per hari i

Indapdmid 2,5 mg sekallsehari I

Xipamid 20-80 mg per hari


50-100 mg per hari
i

Klortalidon j

Mefrusid 25 100 mg per hari I

Metolazon 2,5 10 mg per hari i

Spironolakton 25-400 mg per hari i

Amiiorld 5-20 mg per hari j

Triamteren 100-250 mg per hari (dosis terbaqi) j

Manitol
:T:jiT'*:1'_1"'"-_ ___',

steron (spironolakton); dan (ii) peng- tidak direabsorpsi atau dimetabolisasi


hambat l<onduksi natrium pada duktus oleh ginjal.
pengumpul (amilorid, triamteren) yang Diuretik sering memperbaiki gejala
menghilangkan sekresi kalium dan ion namun tidak memperbaiki tingl<at ke-
hidrogen ginjal. Obat-obat ini umumnya tahanan hidup kecuali untul< bukti
digunakan untuk mengimbangi efel< ke- suportif terbaru pada spironolal<ton.
hilangan kalium dan magnesium dari
diuretik loop. Defisiensi magnesium Digoksin
mungkin timbul lebih sering daripada yang Pada tahun 1785, William Withering dari
diharapkan karena, sebagai ion yang ter- Birmingham menemukan penggunaan
utama berada dalam intraselular, kadar ekstrak foxglove (Digitalis purpurea).
dalam darah dipertahanl<an dengan me- Glikosida seperti digoksin meningkatkan
ngurangl kadar dalam intraselular. Biopsi kontraksi miokard yang menghasilkan
otot dapat memperkiral<an kadar inotropisme positif. Mekanisme kerjanya
magnesium intraselular namun jarang belum jelas namun digoksin merupakan
dilakukan l<arena invasif dan menimbulkan penghambat yang poten pada aktivitas
rasa sakit. Defisiensi dapat meningkatkan pompa saluran natrium, yang menyebab-
risiko aritmia dan menyebabkan kelemah- kan peningkatan pertukaran Na-Ca dan
an otot serta kelelahan. Suplemen paling peningl<atan kalsium intrasel u lar. Efeknya
baik diberikan secara intravena karena adalah peningkatan ketersediaan ion
absorpsi usus jelek. Efek samping spiro- kalsium untuk elemen kontraktil miokard
nolakton, yaitu ginekomastia, membuat pada saat coupling eksitasi-kontraksi. Efek
pemakaiannya pada lal<i-laki terbatas. eletrofisiologi klinis yang utama adalah
o Diuretik osmotik (manitol) mampu pelambatan konduksi melalui nodus AV,
mempertahanlcan aliran urin pada laju meskipun pada dosis tol<sik dapat terjadi
fi ltrasi glome rular (glomerular filtration berbagai aritmia atrium dan ventrikel.
racelGFR) yang rendah sehingga dapat Digoksin tidak menyebabkan per-
digunakan pada gagal jantung berat akut, ubahan curah jantung pada subjek nor-
seperti yang terjadi pada tahap awal mal karena curah jantung ditentukan
pascapembedahan pintas koroner. tidal< hanya oleh kontraktilitas namun
Manitol difiltrasi oleh glomerulus namun luga oleh beban dan denyut lantung. Pada
Terapi obat 9r

gagal jantung, digoksin dapat mem- butuhan oksigen miokard, menurunkan


perbaiki kontraktilitas dan menghilangkan konsumsi oksigen miokard, dan mening-
mekanisme kompensasi sekunder yang katkan curah jantung. Vasodilator dapat
dapat menyebabkan gejala. Studi bekerla pada sistem vena (nitrat) atau
RADIANCE dan PROVED melaporkan arteri (hidralazin) atau memiliki efek cam-
adanya manfaat simtomatik, dan studi puran venodilator dan dilator arteri
Digitalis lnvestigation Group's (DlG) (penghambat ACE, antagonis reseptor
mengkonfi rmasi manfaat simtomatik dan angiotensin, prazosin, dan nitroprusida).
penurunan perawatan rumah sakit, Dilator arterial cenderung meningkat-
namun tidak ada perbaikan mortalitas kan curah jantung dan venodilator
bermakna. Digoksin amat berguna bila cenderung menurunkan kongesti vena
terdapat AF, karena efeknya dalam mem- pulmonalis. Karena sebagian besar pasien
perlambat laju ventrikel. Digoksin tidak memiliki kedua masalah ini, obat pilihan
boleh digunakan pada kardiomiopati biasanya yang memiliki kerja campuran
hipertrofik di mana kontraktilitas yang atau kombinasi obat dari kedua kelom-
meningkat dapat meningkatkan obstruksi pok. Venodilator menurunkan preload
alur keluar ventrikel kiri, dan pada dan pada pasien yang memakan diuretik
penyakit amiloid jantung di mana digoksin dosis tinggi, dapat menurunkan curah
berakumulasi dalam miokard. Kekurang- jantung dan menyebabkan hipotensi pos-
an magnesium atau kalium meningkatkan tural. Namun, pada gagal jantung kronis,
risiko aritmia yang diinduksi digoksin. penurunan tekanan pengisian yang meng-
Kisaran terapeutik serum untuk di- untungkan biasanya mengimbangi pe-
goksin sempit (l-2,0 ng/ml), dengan pe- nurunan curah jantung dan tekanan
ningkatan toksisitas umum teriadi pada darah. Pada gagal jantung sedang atau
kadar >2,5 ng/ml. Toksisitas digoksin berat, vasodilator arteri iuga dap,at me-
menyebabkan anoreksia, mual, sakit nurunkan tekanan darah.
kepala, rasa lelah, malaise, kebingungan, Kombinasi hidralazin dan isosorbid
dan berbagai gangguan visual termasuk pada gagal jantung ringan (studi VHeFT
perubahan penglihatan warna. Terapi l) memperbaiki tingkat ketahanan hidup,
antara lain dengan deteksi dini, koreksi dan kemudian penghambat ACE enalapril
abnormalitas biokimia, dan lidokain (lig- (studi CONSENSUS dan SOLVD) serta
nokain) atau fenitoin untuk aritmia. captopril (Captopril Multicenter Heart
Penyekat B kadang membantu. Hindari Failure Trial) memperbaiki tingkat
kardioversi arus searah (direct current I ketahanan hidup cukup baik (penurunan
DC) iika mungkin, yang dapat me- 20-30%), pada gagal jantung sedang/berat.
nyebabkan fi brilasi ventrikel. Kardioversi VHeFT I menunjukkan bahwa enalapril
DC aman bila kadar digoksin dalam lebih baik daripada kombinasi hidralazin
kisaran terapeutik namun pada awalnya dan isosorbid. Efek dari studi-studi ini
harus digunakan terapi keiut energi cukup baik, penghambat ACE sekarang
rendah. Pada overdosis berat, dapat di- dipertimbangkan diberikan untuk semua
gunal<an antibodi spesifik glikosida iantung pasien dengan disfungsi ventrikel kiri.
dan fragmen Fab-nya. Bahkan pasien asimtomatik dengan dis-
fungsi LV menunjukkan perbaikan tingkat
Vasodilator ketahanan hidup (studi SOLVD-P) dan
Vasodilator menurunkan afterload terdapat bukti kuat mengenai manfaat
jantung dan tegangan dinding ventrikel, prognostik obat-obat ini setelah infark
yang merupakan determinan utama ke- miokard (GlSSl-lll, SMILE, lSlS-4, SAVE,
92 Bab 6: Gagal jantung

AIRE, TRACE). Penurunan mortalitas sehingga menurunkan kebutuhan oksigen


tampaknya disebabkan oleh penurunan miokard. Penghambat ACE luga mening-
kematian akibat gagal jantung progresif katkan densitas reseptor B pada miokard.
dan bukannya penurunan kematian Cenderung meningkatkan kalium serum
karena aritmia. sehingga harus hati-hati bila digunakan
o Natrium . nitroprusida merupakan bersama diuretik hemat kalium. Agen ini
vasodilator vena dan arteri yang memiliki relatif dikontraindikasikan pada pasien
kerja sangat pendek dan dapat berguna dengan gagal ginjal atau stenosis arreri
pada gagal lantung akut. Asam hidrosianik renalis bilateral dan bila terdapat hipo-
dilepaskan sehingga dapat menyebabkan tensi berat (tekanan darah sistolik <90
keracunan Cn bila digunakan lebih dari mmHg). Efek samping pada fungsi ginjal
2-3 hari. umumnya didapatkan pada pasien dengan
r PenShambat ACE (lihat Tabel 6.1) hiponatremia, pasien dengan diuretik
(misalnya captopril, cilazapril, enalapril, dosis tinggi, dan diabetes. Penghambat
lisinopril, perindropil, quinapril, ramipril, ACE harus dimulai dengan dosis rendah
trandolapril) merupakan dilator vena dan dan kemudian ditingkatkan secara per-
arteri namun bekerja terutama pada lahan hingga dosis maksimum yang di-
anyaman arteriol. Penghambat ACE me- toleransi, studi ATLAS menunjukkan per-
nyebabkan penurunan angiotensin ll, me- baikan mortalitas semua penyebab
ningkatkan renin dan efeknya pada ACE dengan dosis tinggi dibandinglcan dosis
jaringan sebagaimana ACE plasma juga rendah lisinopril. Efel< samping peng-
penting. Obat ini menginterfensi pe- hambat ACE antara lain batuk l<ering,
mecahan vasodilator bradikinin dan me- rasa pusing, perburukan fungsi ginjal, dan
nurunkan katekolamin dalam sirkulasi yang jarang adalah edema angioneurotik.
darah (angiotensin ll mempromosikan . AntaSonis reseptor angietensin
pelepasan dan menghambat pengambilan (misalnya candesartan, irbesartan, losar-
kembali norepinefrin (noradrenalin) pada tan, valsartan) baru-baru ini dikembang-
sistem saraf simpatik), sehingga memberi- kan dan memiliki efek serupa dengan
kan mekanisme vasodilator tambahan. penghambat ACE serta memiliki lebih
Efeknya untuk menurunkan resistensi sedikit efek samping. Tempatnya dalam
ginjal dan vaskular, meningkatkan aliran tatalal<sana gagal jantung belum jelas
darah ginjal, dan menurunkan tekanan namun merupal<an alternatif terhadap
darah namun tanpa refleks takikardia pasien yang tidak dapat mentolerir

Dosis awal (mg) Dosis rumatan (mg)

Captopril 6,25 rid 25-50 rid


Enalaprll 2,5 od 10-20 brd
Lisinopdl 2,5 od 5-20 od
Perindopril 2,0 od 4,0 od
Ouinapril 2,5-5,0 0d 5-10 bid
Ramipril 1,25-2,5 od 2,5-5,0 bid
Trandolapril 0,5 od 2.0-4.0 od

od, sekah sehari; bid, dua kall sehad; tid, tiga kali sehan Tabel 6.1 Dosis
penohambat ACE
Terapi obat 93

penghambat ACE, karena munculnya Obat-obatan simpatomimetik


efek samping seperti batuk. Efek alami amin simpatomimetik yang
. Nitrat (gliseril trinitrat, isosorbid tidak diinginkan telah membatasi peng-
dinitrat (30- 120 mg dalam dosis terbagi) gunaannya secara intravena. Efek ini
atau mononitrat (20- 120 mg dalam dosis antara lain peningkatan denyut jantung
terbagi) bekerja terutama sebagai (epinefrin (adrenalin) dan isoprenalin) dan
venodilator pada dosis terapeutik biasa. vasokonstriksi (norepinefrin (noradrena-
Toleransi nitrat cenderung timbul lin)), perkembangan toleransi, dan regu-
dengan penggunaan langka panjang lasi-turun reseptor B pada miokard yang
sehingga terapi intermiten merupakan gagal. Namun, dua obat intravena (do-
terapi yang ideal. Penggunaannya ter- pamin dan dobutamin) menyebabkan
utama pada pasien gagal jantung dengan lebih sedikit takikardia dan efek vaskular
angina atau yang tidak bisa mentolerir sistemik pada gagal iantung berat, ter-
penghambat ACE dan antagonis resep- utama bila akut.
tor angiotensin. o Dopamin merupakan katekolamin
r Hidralazin (25-50 mg dua kali sehari) endogen dan prekursor segera nore-
bekerla langsung pada otot polos arteri pinefrin. Dopamin bekerla langsung pada
namun sering menimbulkan efek samping reseptor B- I pada miokard dan secara
(sakit kepala, rasa panas, mual, bercak tidak langsung pada miokard dengan
pada kulit) dan obat ini dapat menyebab- melepaskan norepinefrin dari ujung saraf.
kan sindrom seperti-lupus. Sekarang Vasodilatasi sekunder akibat aktivasi
jarang digunakan dengan adanya peng- spesifik reseptor dopaminergik pada
hambat ACE dan antagonis reseptor dinding arceri merupakan efek tergantunt
angiotensin. dosis, dengan dosis yang lebih tinggi (>5
o Prazosin ( 1,5- I 5 mg dalam dosis pg/kg/men) menyebabkan vasokoirstriksi
dan penurunan aliran darah ginjal karena
terbagi) merupakan penyekat B dengan
stimulasi serotonin dan reseptor cX,-l.
kerja terbatas pada reseptor g- I vaskular
dan sedikit efek pada reseptor a-2 pre-
o Dobutamin (dosis 2,5- 10 pg/kg/men)
merupakan amin simpatomimetik sintetik
sinaptik. Prazosin bekerja pada pembuluh
yang menstimulasi reseptor B- I, B-2, dan
darah vena maupun arteri namun
cI namun tidak mengaktivasi reseptor
sekarang jarang digunakan dengan ter-
dopaminergik serta tidak melepaskan
sedianya penghambat ACE.
norepinefrin dari ujung saraf. Dobutamin
o Antagonis kalsium (nifedipin, vera- menurunkan resistensi vaskular sistemik
pamil, diltiazem, amlodipin (5-10 mg dan meningkatkan curah jantung. Dobu-
sekali sehari), felodipin) merupakan obat-
tamin bukan merupakan vasodilator ginjal
obat vasodilator namun juga cenderung dan dapat menginduksi aritmia pada dosis
inotropik negatif, dapat menyebabkan lebih tinggi yang dapat menyebabkan
edema perifer dan tidak umum digunakan masalah. Obat ini dapat menurunkan
dalam terapi gagal jantung. Studi terbaru kalium serum.
mengenai amlodipin (PRAISE) dan . Penghambat fosfodiesterase (amri-
felodipin (VHeFT lll) mendukung adanya non, milrinon, enoksimon) merupakan
efek yang menguntungkan dan bahwa obat inotropik positif dan menyebabkan
penggunaannya aman, sehingga merupa- vasodilatasi dengan menghambat fosfo-
kan obat yang secara potensial berguna diesterase lll yang bertanggung jawab atas
bila terdapat hipertensi atau angina ber- pemecahan cAMP sehingga meningkatkan
sama gagal jantung. kadar cAMP intraselular. Masih digunakan
94 Bab 6: Gagal Jantung

secara intravena namun studi mengenai untuk mendapatkan rasio normalisasi


penggunaan oral memperlihatkan pe- internasional (international normalized
ningkatan mortalitas karena sifat aritmo- raflo/lNR) sebesar 2,5-3,0. Pasien dengan
genisitasnya. disfungsi ventrikel kiri berat, pasien yang
relatif imobil, dan pasien dengan riwayat
Penyekat p' kejadian emboli juga harus dipertimbang-
kan mendapat terapi antikoagulan. Pe-
Penyekat p-adrenoreseptor biasanya di-
nelitian yang ada menunjukkan aspirin
hindari pada gagal jantung karena kerja
tidak memberikan keuntungan yang sama
inotropik negatifnya. Namun, stimulasi
dengan antikoagulan.
simpatik jangka panjang yang terjadi pada
gagal jantung menyebabkan regulasi-turun
pada reseptor B lantung. Dengan mem- Obat antiaritmia
blok paling tidak beberapa aktivitas Mempertahankan irama sinus pada gagal
simpatik, penyekat B dapat meningkat-
iantung memberikan keuntungan simto-
kan densitas reseptor p dan menghasil- matik dan amiodaron merupakan obat
kan sensitivitas jantung yang lebih tinggi yang paling efektif dalam mencegah AF
terhadap stimulasi inotropik katekolamin dan memperbaiki kesempatan keber-
dalam sirkulasi. Juga mengurangi aritmia hasilan kardioversi bila AF tetap ada. Bila
dan iskemi miokard. Perbobaan acak AF kronis, digoksin (0,125-0,25 mg per
carvedilol terbaru (US Multicenter hari) merupakan obat paling sesuai untuk
Carvedilol Study), bisoprolol (ClBlS I dan
mengontrol laju ventrikel. Aritmia ventri-
ll) dan metoprolol (MERIT-HF) me-
kel merupakan penyebab umum kematian
laporkan bahwa kombinasi penyekat p
pada gagal jantung berat dan dapat dice-
dengan terapi konvensional (digoksin,
tuskan oleh hipokalemia, hipomagnese-
diuretik, penghambat ACE) menghasilkan
mia, toksisitas digoksin, iskemia miokard,
penurunan perawatan rumah sakit, mem-
dan obat yang mempengaruhi stabilitas
perbaiki gelala, fungsi LV, dan ketahanan
elektrisitas (efek proaritmia dari obat
hidup. Meta-analisis mengenai efek
antiaritmia dan beberapa obat anti-
penyekat B pada mortalitas menunjukkan
depresan). Kebanyakan studi menuniuk-
penurunan risiko keseluruhan sebesar
kan tidak ada perbaikan ketahanan hidup
38%. Secara umum, penyekat B harus
dimulai dengan dosis sangat rendah dari amiodaron empiris pada pasien
dengan gagal jantung, kecuali mungkin
(carvedilol 3,125 mg, bisoprolol 1,25 mg,
metoprolol 5 .g), dengan pengawasan pada kasus kardiomiopati noniskemik
medis ketat dan dititrasi naik selama (studi GESICA, studi CHF-STAT). Se-
beberapa bulan. baiknya pemberian amiodaron dipersiap-
kan pada pasien gagal jantung dan aritmia
ventrikel simtomatik, yang juga harus di-
Antikoagulan pada gagal jantung
pertimbangkan untuk pemasangan defi bri-
Risiko emboli sistemik dan emboli paru lator kardioverter implan otomatis (auto-
meningkat pada gagal jantung namun matic implantable cardioverter defibril-
peran antikoagulan oral (warfarin) untuk latorlAICD\.
mencegah emboli kurang jelas. Pasien
dengan AF atau stenosis mitral, dan
pasien dengan bukti trombus intrakardiak
pada pemeriksaan penunjang harus
diberikan antikoagulan kecuali bila ter- Pada disfungsi ventrikel kiri berat, di
dapat kontraindikasi, yang bertujuan mana ada kemungkinan perbaikan pe-
Transplantasi jantung 95

nyakit dasar (misalnya pascapembedah- dengan drainase dari atrium kiri ke


an jantung dini atau infark miokard, pada pompa mekanik yang dijalankan secara
miokarditis akut, atau kadang pada angina pneumatik, outputnya dikembalikan ke
tidak stabil), penggunaan konterpulsasi aorta asenden. Kemiripannya dengan
balon aorta dapat membantu sirkulasi pintas kardiopulmonal sangat ielas, pada
untuk beber2rpa hari sampai beberapa kasus ini diberikan bantuan murni pada
minggu. Konterpulsasi balon aorta juga ventrikel kiri dan bukannya memberikan
dapat digunakan sementara sebelum dukungan sirkulasi total.
transplantasi jantung, sambil menunggu
donor yang tepat. Balon panlang diinsersi-
kan perkutan, biasanya melalui arteri
femoralis, dan diposisikan agar terletak Pada pasien dengan gejala yang berat
di antara bagian atas aorta torakalis de- akibat disfungsi miokard, transplantasi
senden, tepat di belakang awal afteri jantung merupakan satu-satunya metode
subklavia kiri, dan bagian suprarenal aorta untuk memperbaiki morbiditas dan mor-
abdominalis. Sejumlah gas inert yang talitas jangka panlang. Ketersediaan
sebelumnya sudah ditentukan volumenya jantung donor terbatas sehingga pemilih-
digunakan untuk mengisi balon dan inflasi an pasien yang tepat sangat penting.
(pengembangan) yang sesuai dengan Pasien yang berusia tua (usia >60 tahun)
pompa disinkronisasi dengan EKG agar lebih kecil kemungkinannya dicalonkan
terjadi pada saat diastol, dan deflasi ter- menerima donor jantung, begitu pula
jadi pada onset sistol. Dengan demikian, dengan pasien dengan gangguan fungsi
tekanan perfusi koroner meningkat pada ginjal, memiliki komorbiditas lain, atau
diastol dan afterload ventrikel kiri ber- memilik resistensi pulmonal yang tinggi
kurang saat sistol. Pasien harus diberikan saat dilakukan kateterisasi jantung. Begitu
antikoagulan dengan heparin intravena jantung donor diperoleh dan ditranspor
sementara balon ln siru. Setelah menge- pada pasien, prosedur operasinya sendiri
luarkan balon, hemostasis dicapai dengan cukup cepat. Pasien diletakkan dalam
tekanan femoral lokal atau perbaikan pintas kardiopulmonal, jantung diangkat
arteri secara bedah. dengan meninggalkan potongan pada
atrium kiri dan kanan pasien, pada atrium
Alat banu,r ventrikel kiri termasuk vena pulmonalis. Aorta dan
arteri pulmonalis utama ditranseksi, se-
Berbagai alat mekanik telah didesain hingga memungkinkan iantung diangkat
untuk mendukung fungsi ventrikel sebagai dan anastomosis jantung donor dapat di-
perantara sebelum terapi yang lebih de- lakukan pada sisa jaringan atrium dan
finitif, seperti transplantasi jantung. pembuluh darah besar.
Pompa ini dapat terletak eksternal dan Tingkat ketahanan hidup setelah
dihubungkan dengan sirkulasi pasien transplantasi jantung sekitar 85% pada I
dengan tabung, atau diimplantasi inter- tahun dan 60-70% pada 5 tahun di rumah
nal. Pada pasien dengan disfungsi ven- sakit-rumah sakit terbaik. Pascaoperasi,
trikel kiri berat, di mana pompa balon semua pasien mendapatkan terapi imuno-
intraaorta tidak cukup mempertahankan supresif untuk menekan penolakan dan
sirkulasi yang adekuat, alat bantu ven- ternyata hal ini men jadi sumber pe-
trikel (ventricular assist devlceAlAD) kiri ningkatan risiko infeksi, terutama infeksi
dapat digunakan. Alat bantu ventrikel kiri virus (misalnya sitomegalovirus). Siklo-
ini membutuhkan pemasangan bedah sporin A merupakan obat antipenolakan
96 Bab 6: Gagal Jantung

utama, meskipun azatioprin dan metil- pada pasien dengan gejala stabil dan
prednisolon mungkin juga dibutuhkan restriktif yang tidak cocok untuk men-
terutama selama masa pascaoperasi awal, lalani transplantasi jantung.
atau untuk terapi suatu episode penolak-
an. Untuk mengidentifikasi kemungkinan
timbulnya penolakan pada tahap awal,
semua pasien menjalani biopsi jantung Karena tegangan dinding meningkat
transvena teratur untuk penilaian histo- sebagai fungsi dari diameter ruang
logis. Komplil<asi lain transplantasi jantung jantung, beberapa ahli telah mencoba
adalah terjadinya penyakit jantung mengurangi ukuran ruang ventrikel kiri
koroner pada jantung yang ditransplan- pada pasien dengan dilatasi berat dengan
tasikan, dan komplikasi akibat terapi reseksi bedah pada bagian elips besar
imunosupresif seperti infeksi, gagal ginjal, dinding bebas ventrikel kiri dan pen-
diabetes tergantung insulin, keganasan
iahitan batas yang dekat dengan defek
(terutama limfoma), katarak, dan os- (operasi Battista). Tidak ada data jangka
teoporosis. panjang mengenai hasil operasi ini dan
sampai saat ini prosedur ini hanya di-
lakukan di sedikit tempat. Dikatakan
bahwa manfaat prognostik dan simto-
Karena kesulitan dalam mendapatkan matik prosedur ini analog dengan yang
jantung donor untuk transplantasi didapatkan dengan penghambat ACE,
jantung, telah dilakukan berbagai usaha namun ekstrapolasi ini tidak terbukti dan
untuk mengembangkan metode terapi mungkin terlalu disederhanakan.
alternatif seperti kardiomioplasti. Konsep
dari operasi ini adalah menggunakan otot
skelet latisimus dorsi untuk memberikan
otot tambahan bagi kontraksi jantung.
Satu lapisan latisimus dorsi dibungkus di Prinsip tatalaksana gagal jantung sisi kiri
sekitar ventrikel kiri dengan memindah- akut dengan onset mendadak serupa
kan otot melalui dada kiri pada pedikel dengan gagal jantung kronis. Namun, bila
arterinya. Satu pacu jantung digunakan jantung tetap berada dalam serangan akut
untul< memicu kontraksi otot skelet dan sistem kardiovaskular dan neurohor-
memperkuat kontraktilitas miokard. Ke- monal hanya memiliki sedikit waktu
sulitannya adalah otot skelet mudah lelah untul< beradaptasi dan memulai perubah-
dan tidak cocok untuk kontraksi repetitif an kompensasi. Maka pasien mentolerir
dalam jangka panjang. Namun, setelah 6 gagal jantung akut lebih buruk dibanding-
minggu, otot skelet dapat dikondisikan kan bila gangguan jantung terladi per-
agar bersifat seperti otot jantung dengan lahan-lahan. Radiografi toraks dapat
stimulasi elektrik repetitif. Selama masa
ini tidak terdapat penguatan fungsi
miokard bermakna. Pasien yang diper- Bsks 6.9 Penyebab Gagal Jantung
timbangkan akan sesuai untuk kardio- Kiri Akut
mioplasti harus cukup memiliki cadangan r Infark miokard
miokard untul< menjalani operasi jantung . lvlroKardrtrs
tanpa adanya tambahan manfaat pada o Arirmia berlanjul
masa pascaoperasi awal. Prosedur ini . Regurgitasl katup akut (mltral, aorta)
jarang dilakukan dan umumnya terbatas . VSD pascainfark
Bacaan lebih lanjut 97

Mortalitas rumah
sakir (%)

Kelas I T,idak ada tanda disfungsi LV 0 6%

Kelas II Galop 53 dengan atau 30%


tanpa kongestr paru
Kelas III Edema paru beratakut 4AVo Tabel 6.2 Klaslfrkasi
Kelas IV Syok kardiogenik >80% Kilhp mengenai deiajat
keparahan gagal jantung

memperlihatkan ukuran jantung yang oksigen, morfin, vasodilator, dan inotro-


normal bila jantung sebelumnya normal pik. Penggunaan obat-obatan ini seperti
karena terjadinya dilatasi membutuhlcan yang telah dilelaskan sebelumnya dalam
wal<tu. Pasien datang dengan ansietas, tatalal<sana gagal jantung kronis, meski-
takikardia, dispnu, hipotensi, dan oliguria. pun pada keadaan akut obat-obatan lebih
Penyebab tersering diperlihatkan dalam sering diberikan secara intravena. Pasien
Boks 6.9. idealnya harus ditatalalcsana dalam unit
Pasien dengan gagal jantung akut perawatan intensif atau high care dan
dengan syol< kardiogenik dengan gejala dipertimbangkan penggunaan kateter urin
pucat, kulit lembap, hipotensi (sistolik (untuk memonitor keluaran urin per
<90 mmHg), oliguria (urin <30 ml/lam), iam), kateter flotasi arteri pulmonalis
edema paru, dan curah jantung rendah (Swan-Ganz) untuk pengawasan, hemo-
dikatal<an memiliki syok kardiogenik dan dinamik, dan pompa balon intraaorta
memilil<i prognosis yang buruk. Klasifikasi serta penggunaan ventilasi mel<anik. Bila
derajat keparahan gagal jantung menurut masalahnya adalah penyakit katup atau
Killip, dan perkiraan tingkat rnortalitas VSD akut, harus dipertimbangkan pem-
untuk tiap kelas diperlihatkan pada Tabel bedahan jantung.
6.2.
Gagal jantung akut harus dinilai dan
diterapi dengan cepat. Kelainan yang
mendasarinya harus diidentifikasi dan di- Gibbs CR, Davies MK, Lip GYH, eds. The
tatalaksana dan status hemodinamik ABC of Heart Failure. London: BMJ Pub-
pasien diperbaiki dengan diuretik loop, lishing Group, 2000.
Tromhosl's pada
P eny akit Kar diov askul ar

Patofisiologi, 98 Kondisi kardiovaskular khusus, 102


Obat antitombotik, 99 Bacaan lebih lanjut, 106
Obat tromboiitik, 101

an ikat subendotelial terpajan darah,


menstimulasi penempelan platelet. Ko-
lagen vaskular dan fibronektin berin-
Endotel vaskular
teraksi dengan platelet, terutama dengan
memiliki pengaruh
Sel endotelial vaskular glikoprotein membrannya (la/lla dan lc/
penting pada tonus vasomotor dan he- lla), dan dibutuhkan faktor von
mostasis lokal. Mekanisme pembawa Willebrand untuk adhesi platelet kolagen,
pada membran sel endotelial secara trombin dan norepinefrin (noradrenalin),
spesifi k mentranspor substansi vasoaktif akan mengaktivasi platelet yang menem-
nukleotida serotonin, adenosin, dan pel dan kemudian mengekspresikan
adenin, dan enzim pengkonversi angio- reseptor platelet lainnya serta melepas-
tensin pada permukaan luar sel mengin- kan beberapa mediator (kalsium, ade-
aktivasi vasodilator bradikinin. Sel nosin difosfat (adenosine diphosphatel
endotelial sendiri mensintesis substansi ADP), serotonin, dan tromboksan Ar)
vasoaktif seperti prostasiklin, faktor yang merupakan penginduksi kuat
relaksasi (nitrat oksida) atau konstriksi agregasi platelet lebih lanjut. Glikoprotein
(endotelin) dari endotel, dan faktor peng- membran platelet llb-llla berinteraksi
aktivasi platelet (platelet activati ng hctor| dengan fibrinogen plasma dan protein
PAF). Sebagai respons terhadap cedera adesif lainnya seperti fibronektin untuk
vaskular, otot polos pada arteriol dan memperkuat agregasi platelet.
venula berkontraksi dan produksi pros-
tasiklin distimulasi oleh kontak dengan
Koagulasi
platelet atau leukosit yang teraktivasi.
Prostasiklin memiliki kemampuan anti- Kaskade koagulasi tradisional terbagi ke
platelet dan vasodilator yang kuat dalam jalur 'intrinsik' dan 'ekstrinsik'
sehingga merupakan antagonis biologis walaupun terdapat interaksi antara kedua
terhadap vasokonstriktor yang berasal jalur ini.
dari platelet, yaitu tromboksan Ar. o Pada ialur intrinsik, semua faktor png
Dikatakan bahwa defisiensi produksi terlibat (kininogen, prekalikrein, kali krein,
prostasiklin endotel berperan dalam kalsium, faktor Vllla, lX, Xl, Xll) ada
patogenesis aterosklerosis. dalam sirkulasi darah dan reaksi urutan
kejadian diawali oleh platelet yang ter.
Platelet aktivasi.
Cedera pembuluh darah membuat iaring- o Pada sistem ekstrlnsik hkor jaringan
Obat antitrombotik 99

yang terikat membran memulai rantai . sePsts;


kejadian yang membutuhkan kalsium dan r obesitas;
faktor Vll, lX, Xl. . angina tidak stabil;
Kedua jalur ini akhirnya akan men- r infark miokard akut.
stimulasi faktor X yang kemudian akan Peningkatan konsentrasi PAI-l
mengaktivas'i protrombinase (satu sistemik maupun lokal dapat memiliki
asosiasi antara faktor Va dan faktor Xa peran patogenik dalam perkembangan
pada fosfolipid), yang membelah pro- penyakit aterosklerosis.
trombin untuk menghasilkan trombin.
Trombin merepresentasikan kulmi-
Obat antitrombdik
nasi kaskade koagulasi dan begitu ter-
stimulasi memperkuat produksi trombin Heparin
itu sendiri dengan mekanisme umpan
Heparin tidak terfraksi merujuk tidak
balik positif. Trombin bekerla pada
pada satu struktur tunggal namun lebih
fibrinogen polimer untuk menghasilkan
kepada satu keluarga rantai mukopolisa-
fibrinogen monomer. Sejumlah protein
karida. Keluarga rantai mukopolisakarida
ber-sirkulasi dalam darah untuk meng-
hambat kaskade koagulasi, terutama anti-
ini mengakselerasi kerja antitrombin lll
dan, pada dosis tinggi, kofaktor heparin
trombin lll (diperkuat oleh heparin) dan
protein C dan S. Namun, trombin, yang
ll yang ada secara alami. Dalam plasma,
dibutuhkan sekitar 20 kali lebih banyak
terikat pada fibrin, dilindungi dari anti-
heparin tidak terfraksi untuk mengin-
trombin lll, dan pelepasan bentuk ter-
aktivasi trombin terikat fibrin daripada
lindung ini selama trombolisis dapat men-
untuk menginaktivasi trombin bebas. Hal
stimulasi retrombosis.
ini menjelaskan mengapa lebih banyak he-
parin yang dibutuhkan untuk mencegah
Fibrinolisis ekstensi trombosis vena daripada untuk
Fibrinolisis diregulasi oleh aktivasi dan rirencegah pembentukan trombus awal.
penghambatan terkontrol (lihat Gambar Heparin tidak diabsorpsi melalui mukosa
7.1). Peningkatan tingkat aktivitas PAI-|, gastrointestinal. Ketika berada dalam
yang menyebabkan penurunan kapasitas aliran darah setelah pemberian paren-
fibrinolitik, telah dilaporkan pada be- teral, heparin mengikat sel endotelial,
berapa keadaan trombotik termasuk: makrofag mononuklear, dan sejumlah
r tromboembolismevena; protein plasma. Peningkatan kadar pro-

Aktrvator plasminogen tipe jaringan


Aktivator plasminoqen tipe-uroklnase

Penghambat aktivat$ plasminogen 1


l*
I

(PAr 1)
I Penghambat aktivatu plasminagen 2
Plasminogen-plasmin (PAr-2)

l.-'
v
0'z-antiplasmin

Fibrin-produk degradasi frbnn (FDP)

:;--;:i::;-.-i;;. Gambar 7.1 Jalur fibrinolitik


"r--r--,.
100 Bab 7: Trombosis pada Penyakit Kardiovaskular

tein-protein ini menjelaskan perbedaan pasien dan bervariasi pada satu pasien
dosis individu heparin yang dibutuhkan dalam waktu yang berbeda. Kerjanya
untuk menghasilkan efek antitrombotik dipengaruhi oleh banyak obat, makanan,
serupa, dan'resistensi heparin' didapat- dan penyakit lain yang sedang diderita
kan pada pasien dengan penyakit pe- seperti gagal hati, gagal jantung, dan
radangan dan' keganasan. hipertiroidisme. Tes laboratorium yang
Farmakokinetik heparin tidak ter- digunakan untuk memonitor efeknya
fraksi sangat kompleks dan dosis (biasa- adalah waktu protrombin, saat ini telah
nya 24.000-36.000 iu/24 jam) harus distandardisasi menjadi rasio normalisasi
dimonitor, paling sering dengan waktu internasional (international normalized
tromboplastin parsial teraktivasi (acti- raf,o/lNR).
vate d pa rci al th ro m bo pl asti n ti m el aPTT). Pada awal terapi warfarin waktu pro-
Efek samping heparin yang paling umum trombin memanjang namun jalur intrinsik
dijumpai adalah perdarahan, yang lebih sementara masih belum terpengaruh. Hal
tinggi bila heparin tidak terfraksi diberi- ini adalah alasan mengapa dalam meng-
kan secara intermiten (14%) dibandinglon ubah terapi heparin menjadi warfarin,
dengan infus kontinyu (7%) atau subkutan heparin harus tetap dilanlutkan selama
(4%). Trompositopenia yang diindul<si minimal 24 iam setelah didapatkan INR
heparin terjadi pada 2,4% pasien yang yang adekuat. Dosis rumatan umum
mendapatkan dosis terapeutik. Beberapa adalah l-12 mg sehari sekali. Perdarahan
batasan penggunaan heparin tidak ter- merupakan efek samping paling umum
fraksi dapat diatasi dengan heparin berat terjadi dan dipengaruhi oleh faktor lain
molekul rendah (low molecular weighd seperti usia, hipertensi, pembedahan
LMW) (misalnya enoksaparin) yang lebih dalam waktu dekat, dan penyakit ke-
sedikit memiliki pengikatan protein, pe- ganasan. Secara rata-rata, risiko per-
nurunan bersihan plasma, lebih sedikit darahan tahunan keseluruhan adalah 6%
efek pada platelet, dan lebih sedikit dengan episode mayor dan fatal masing-
komplikasi perdarahan. Waktu paruh masing sebesar 2% dan 0,8%. Komplikasi
yang panjang dan respons antikoagulan yang jarang terjadi adalah nekrosis kulit
yang dapat diduga terhadap dosis yang yang diinduksi oleh kumarin, etiologinya
disesuaikan berat badan, memungkinkan tidak diketahui dan terjadi pada hari
pemberian subkutan satu atau dua kali ketiga hingga kedelapan setelah terapi
sehari tanpa pengawasan laboratorium. dimulai. Kumarin melintasi plasenta dan
Dosis enoksaparin yang biasa diberikan dapat bersifat teratogenik, terutama
untuk profilaksis trombosis vena dalam selama trimester percama kehamilan.
(deep venous thrombosislDVT) adalah
20-40 mg per hari, dan untuk anti- Penghambat platelet (lihat Boks 7. l)
koagulan yang lebih sempurna (misalnya
sebagai terapi DVT, angina tidak stabil)
o Dosis ideal aspirin pada penyakit
kardiovaskular tidak jelas namun dosis
adalah 0,75- 1,0 mg/kgi l2 jam.
antara I dan 2 mg/kg tiap hari meng-
hasilkan hambatan platelet sempurna.
Antiko4gulan oral Sediaan lepas-lambat berlapis enterik
War{arin dan obat-obat terkait kumarin memberikan lebih sedikit efek samping
menghambat produksi faktor pembekuan gastrointestinal.
tergantung vitamin K yang dibentul< oleh r Tiklopidin dan klopidogrel adalah
hati (ll, Vll, lX, X) dan protein C dan S. derivat tenopiridin yang merupakan bio-
lntensitas efek warfarin berbeda di antara prekursor, membutuhkan produksi
Obat trombolitik r0t

Boks 7. I Menurunkan Aktivitas


hari) dan aktif bila diberikan per oral,
meskipun tempatnya dalam praktik klinis
Platelet
ketika diberikan per oral masih harus
o Penghambatan oleh sintesis dibulctikan.
prostaglandln (asplrin, sulfinpirazon,
f Jurbiprofen, indobufen)

. Penghambatan oleh sintesls Penghambat trombin spesifik


tromboksan (aspjrin)
o Blokade reseplol endoperoksida- Hirudin relcombinan didapatkan dari E

tromboksan
coli dan ragi. Tidal< sepefti heparin, yang
r Penghambatan oleh jalur aktivasi atau membutuhkan kofaktor endogen (anti-
giikoproteln IIb/Iila (tiklopldln, klopidogrel) trombin lll, l<ofaktor heparin ll), tidak
memasuki trombus dan tidak menurun-
kan deposisi platelet, hirudin aktif meng-
hambat trombin tanpa l<ofaktor, berpe-
paling tidak satu metabolit aktif in vivo. netrasi ke dalam trombus, menetralisasi
Klopidogrel kurang lebih enam kali lebih trombin yang teril<at pada fibrin, dan me-
aktif dibandingkan tiklopidin dalam meng- nurunkan deposisi platelet serta per-
hambat agregasi platelet manusia. Efek- kembangan trombus. Hirulog merupakan
tivitas tiklopidin telah terbukti dalam se- analog sintetis hirudin. Keduanya tidak
jumlah kasus klinis (penyakit isl<emia se-
memiliki antidot namun waktu paruhnya
rebral, penyakit iskemia jantung) namun sekitar 2 jam. Obat-obatan ini digunal<an
dapat menyebabl<an supresi sumsum dalam beberapa studi namun jarang
tulang (leukopenia, trombositopenia, dalam praktik klinis.
pansitopenia) pada selcitar l% pasien yang
diterapi, sehingga membutuhkan tes
darah secara teratur. Klopidogrel (75 mg
per hari) dikembangkan karena tidak
toksik terhadap sumsum tulang, namun
tidak banyak tersedia banyak data me- . Streptokinase merupakan protein
ngenai penggunaannya saat ini. nonenzim yang dihasilkan oleh beberapa
Pajanan terhadap reseptor gliko- strain streptokol<us hemolitik dan secara
protein llb/llla pada permukaan platelet tidak langsung menginaktivasi l<onversi
merupakan titik akhir semua jalur menuju plasminogen menjadi plasmin. Kebanyak-
agregasi. Rekombinan antibodi mono- an orang memilil<i antibodi terhadap
klonal abciximab merupakan penghambat streptokinase, karena adanya pajanan ter-
reseptor llb/llla spesifik pertama yang di- hadap streptokokus sebelumnya,
kembangkan, dan menurunkan tingkat sehingga harus diinfuskan dosis dalam
kematian serta titik akhir kardiovaskular jumlah yang cukup untuk mengatasi resis-
primer setelah angioplasti 'risiko tinggi' tensi ini. Titer antibodi meningkat dengan
sebanyak 35%, walaupun dengan kom- cepat beberapa hari setelah pemberian
plikasi perdarahan. Antibodi monoklonal streptokinase, sehingga dosis lebih lanlut
ini diberikan secara intravena. Peng- kurang efektif dan menghasilkan respons
hambat llb/llla sintetis (fradafiban, tiro- alergi jika diberikan dalam 4-6 bulan.
fiban, lamifiban) merupal<an antagonis o Anisoylated plasminogen-streptoki-
reseptor reversibel dan memiliki ke- nese activator complex (APSAC) di-
unggulan dibandingkan obat monoklonal kembangkan untul< mendapatkan efel<
karena memiliki durasi kerja yang lebih trombolitik yang lebih mudah diprediksi.
pendek (3 lam dibandingkan dengan 3 ASPAC membutuhl<an deasilasi in vivo
102 Bab 7: Trombosis pada Penyakit Kardiovaskular

sebelum efektif mengubah plasminogen menurunkan risiko hingga sekitar <7%,


menjadi plasmin, dan antibodi terhadap pada pasien dengan angina stabil menjadi
streptokinase juga bereaksi silang dengan <3%, dan pada pasien asimtomatik men-
ASPAC. iadi 0,7%. Penurunan risiko-relatif sama,
o Urokinase, suatu protease serin namun penurunan risiko-absolut sangat
seperti-tripsin', dapat diisolasi dari urin berbeda. Yang penting dalam intervensi
atau dari kultur sel ginlal embrionik yang efektif adalah penurunan risiko
manusia. Digunakan sebagai alternatif dari absolut.
streptokinase di Amerika Serikat namun
jarang digunakan di lnggris. Prourikinase
Angina tidak stabil (lihat Bab 8)
rekombinan telah diproduksi setelahnya.
r Aktivator plasminogen tipe-jaringan Obat-obatan antiplatelet menurunkan
rekombinan (recombinant tissue-type keiadian infark miokard akut, dan me-
.t.-P A) merupakan nurunkan mortalitas jangka pendek mau-
plasminogen aaivaarl
protease serin yang dikonversi meniadi pun jangka panjang. Aspirin merupakan
plasmin dengan hidrolisis in vivo. Adanya obat yang paling sering digunakan, namun
fibrin memperkuat efisiensi aktivasi plas- tiklopidin luga efektif. Heparin menghasil-
minogen oleh rt-PA sebesar dua atau kan efek serupa, bahkan mungkin sedikit
tiga kali. Fibrin akan meningkatkan afinitas lebih baik namun kombinasinya dengan
rt-PA terhadap plasminogen sehingga me- aspirin hanya menghasilkan sedikit efek
mungkinkan aktivasi bekuan fibrin, tanpa tambahan. Namun, aspirin menurunkan
aktivasi plasminogen dalam plasma. kecenderungan protrombotik berulang
bila heparin dihentikan, dan pada praktik
rutin baik heparin dan aspirin biasanya
Kondisi kardiovaskular khusus digunakan bersama. Hirudin juga telah
dipelajari namun ternyata memiliki insi-
Penurunan risiko
densi komplikasi perdarahan yang tinggi.
Dari semua faktor risiko kejadian kar- Obat-obatan trombolitik tidak memberi
diovaskular (lipid, merokok, hipertensi, keuntungan.
riwayat keluarga, dan lain-lain), yang
paling penting dalam prediksi kelanjutan
penyakit adalah adanya komorbiditas.
lnfark miokard akut (lihat Bab 8)
Maka, strategi penurunan risiko lebih Kelompok kolaboratif The Fibrinolytic
mungkin berhasil bila penyakit sudah Therapy Trialists' (FTT) melaporkan
timbul (pencegahan sekunder) dibanding- telah lebih dari 58.000 pasien yang ber-
kan sebelumnya (pencegahan primer). gabung dalam studi infark miokard dan
Hal ini bukan berarti pencegahan primer menemukan penurunan mortalitas ke-
tidak efektif, hanya saja pengaruhnya seluruhan sebesar l8%, sehingga me-
kurang. Misalnya, pada angina tidak stabil nurunkan risiko absolut dari I 1,5% men-
risiko kejadian kardiovaskular berulang iadi 9,6%. Spesifisitas bekuan rt-PA di-
adalah sebesar 6-10% per tahun, pada bandingkan dengan streptokinase me-
angina stabil sekitar 2-4o/o per tahun, dan rupakan satu keuntungan tambahan,
pada orang yang tidak memiliki penyakit namun rt-PA lebih mahal dan dikaitkan
jantung koroner kurang lebih sebesar l%. dengan risiko stroke hemoragik yang
Jika aspirin dipercaya dapat menurunkan lebih tinggi. Di lnggris, streptokinase
risiko kejadian kardiovaskular sebesar 25- cenderung digunakan sebagai obat lini
30%, maka terapi pada semua angina pertama, diikuti oleh rt-PA bila dibutuh-
tidak stabil yang berisiko tinggi akan kan trombolisis lebih lanjut pada masa
Kondisi kardiovaskular khusus t03

perawatan yang sama atau dalam 6 bulan dan 75 mg tiap hari selama 2-4 minggu
kemudian. Yang harus ditekankan adalah pascaprosedur), dan dengan tingkat
pemberian obat trombolitik dini dan komplikasi perdarahan yang lebih rendah
bukannya pilihan obat yang akan diberi- secara bermakna.
kan. fupirin memberikan hasil trombo-
litik dengan keuntungan yang lebih besar, Penyakit koroner stabil (lihat Bab 8)
peningkatan penurunan risiko relatif
moftalitas menjadi 42% pada studi lSlS-
o Aspirin (75-300 mg) menurunkan
2. Sebagian besar data mendukung peng-
mortalitas sebesar l3%, tingkat re-infark
gunaan rutin heparin sebelum era trom- sebesar 3 I %, dan stroke nonfatal sebesar
42% setelah infark miokard akut.
bolitik, namun harus dipertimbangkan
pada pasien risiko tinggi yang mengalami
. Warfarin juga menurunkan frekuensi
komplikasi tersebut, namun tidak diguna-
infark luas (terutama anterior), pasien
kan secara rutin karena manfaatnya tidak
dengan fibrilasi atrium (AF), dan pasien
dengan gagal jantung kongestif. Heparin
lebih besar daripada aspirin, lebih tidak
nyaman digunakan, serta lebih mahal.
ajuvan meningkatkan keuntungan rt-PA.

Tandur alih pintas koroner (lihat Pencegahan primer


Bab 8) Karena bukti manfaatnya dalam pen-
Studi awal Mayo Clinic pada tandur alih cegahan sekunder, aspirin telah diteliti
koroner vena safena memperlihatkan dalam dua penelitian besar mengenai pen-
bahwa aspirin dan dipiridamol menurun- cegahan primer yang melibatkan praktisi
kan risiko tingkat oklusi dini tandur alih medis laki-laki di Amerika Serikat dan
dari l0% menjadi 2%. Aspirin (75-300 lnggris. Tidak diperoleh manfaat pada
mg) biasanya diberikan untuk seterusnya. studi di lnggris, namun diperoleh pe-
Dipiridamol tidak lagi digunakan secara nurunan infark miokard dari 0,4% men-
rutin. Tiklopidin atau klopidogrel dapat iddi 0,2% pada studi di Amerika Serikat,
digunakan sebagai alternatif pada pasien meskipun keuntungan ini terbatas pada
yang tidak dapat mentolerir aspirin. mereka yang berusia lebih dari 50 tahun.
Seperti yang bisa dilihat, penurunan risiko
relatif tidak banyak. Tidak ada data yang
Angioplasti dan stent kononer
tersedia untuk perempuan.
(lihat Bab 8)
Terapi dengan aspirin (75-300 mg) dan
Trombosis atrium pada penyakit
heparin periprosedural jangka panjang
umum digunakan, namun ekstrapolasi katup
data menunjukkan manfaat pada keadaan Terjadi terutama pada pasien dengan
klinis lain daripada studi random pada penyakit katup mitral, dan terutama pada
angioplasti. Antagonis reseptor platelet pasien dengan stenosis mitral (MS) pada
glikoprotein llb/llla memperlihatkan pe- AF. Ekokardiografi transesofageal (TEE)
nurunan komplikasi akut setelah pro- memberikan data yang bermanfaat
sedur risiko tinggi. Antikoagulan oral dulu karena menghasilkan citra atrium kiri
digunakan selama 3 bulan setelah pe- (LA) dan apendiks atrium kiri (tAA) yang
masangan stent namun tingkat trombosis sangat bagus, serta dapat memperlihatkan
stent akut yang lebih baik diperoleh bukti adanya aliran darah yang lambat
dengan kombinasi aspirin (150 mg) dan (lihat Bab 3). Dengan dasar penelitian
klopidogrel (150 mg) sebelum prosedur hasil otopsi pada pasien dengan penyakit
104 Bab 7: Trombosis pada Penyakit Kardiovaskular

jantung reuma tanpa pemberian anti* o stroke sebelumnya;


koagulan, sekitar 50% pasien dengan AF r TIA serebral.
memiliki trombus atrium dibandingkan Prediktor ekokardiografi peningkatan
dengan 15% pada pasien dengan irama risiko antara lain pembesaran LA dan
sinus. Hingga 75% episode emboli dari gangguan fungsi ventrikel kiri. TEE me-
trombus LA yang secara klinis bermal<na rupakan pemeriksaan penunjang yang
melibatkan sirkulasi otak. Tanpa AF, re- sangat berguna untuk stratifikasi pasien
gurgitasi mitral (MR) murni memiliki insi- dengan risiko.
densi episode embolik rendah. Prolaps Pasien tanpa faktor risiko tambahan
katup mitral dan penyakit katup aorta harus disarankan untuk menggunakan
memiliki insidensi yang sangat rendah. aspirin harian (300 mg) dan pasien
Tidak ada studi prospektif yang me- dengan faktor risiko tambahan harus di-
neliti manfaat antikoagulan oral pada MS, berikan antil<oagulan (lNR 2,0-3,0). Tidak
mungkin karena terapi ini secara klinis ada data mengenai antikoagulan pada
bermanfaat selama bertahun-tahun pasien berusia >75 tahun, yang memiliki
sehingga tidak etis untuk merandomisasi risiko tinggi, karena insidensi komplikasi
pasien untuk tidak mendapatkan anti- perdarahan yang lebih tinggi, sehingga
l<oagulan. Pasien dengan MS padaAF me- efek samping lebih besar daripada
miliki risiko tertinggi dan harus diberi manfaatnya.
antikoagulan hingga mencapai INR
sebesar 2,5-3,5. Pasien dengan campuran
MS dan MR atau MR murni berat harus
Kardioversi
dipertahankan pada INR sebesar 2,0-3,0. Embolisasi sistemik merupakan kom-
Pasien dengan prolaps katup mitral dan plikasi kardioversi elektrik dan farma-
riwayat serangan iskemik transien (TlA) kologis, di mana kontraksi atrium yang
harus diterapi dengan aspirin, namun tidak efektif dikonversi ke irama sinus
pasien yang mengalami stroke, tanpa ada yang lebih efektif secara mekanik. Belum
penyebab alternatif, harus dipertimbang- ada studi acak yang telah dilakukan,
kan diberi antikoagulan (lNR 2,0-3,0). namun bila tidak ada kontraindikasi,
Antikoagulan tidak diperlukan pada umumnya diterima bila semua pasien
penyakit katup aorta atau endokarditis dengan AF lebih lama dari 48 lam harus
infektif, kecuali bila terdapat AF. diberi antikoagulan (lNR 2,5-3,5) selama
3 minggu sebelumnya, dan paling tidak 3
AF nonvalvular minggu setelah kardioversi yang berhasil.
Hanya ada sedikit data mengenai pasien
AF menyebabkan peningkatan risiko
dengan AF <48 jam, namun kebanyakan
kejadian stroke embolik bahkan ketika
tidak ada penyakit katup-hingga sebesar
al<an diberi antikoagulan heparin.
Sekarang penggunaan ekokardiografi pada
5% per tahun pada manula (enam kali
keadaan ini untul< membantu menentu-
lebih tinggi dari risiko normal). Namun,
kan apakah terdapat trombus intra-
risiko absolut emboli pada AF idiopatik
kardiak semakin meningkat.
sangat tergantung pada keberadaan faktor
risiko lain, yang berkorelasi positif
dengan: Trombus Yentrikel
r peningkatan usia; Trombus ventrikel kiri timbul pada
o adanya hipertensi sistemik; sekitar 30% infark miokard anterior di-
o diabetes; bandingkan dengan hanya5% pada pasien
o gagal jantung baru; dengan infark miokard inferior. Faktor
Kondisi kardiovaskular khusus t05

prediksi perkembangan trombus antara koagulasi (lNR 2,0-4,0) disarankan bila


lain fraksi ejeksi yang buruk (<35%), tidak ada kontraindikasi pada semua
ukuran infark, dan adanya AF. Dengan pasien yang dipengaruhi oleh kondisi ini.
mengkombinasikan data dari beberapa Karena beberapa alasan, risiko emboli
studi besar, didapatkan risiko stroke (dari lebih rendah pada kardiomiopati iskemik
berbagai sebab) setelah infark miokard dan antikoagulan diindikasikan hanya pada
sekitar 2,9%, meskipun tampaknya pasien dengan AF, pasien dengan emboli
sekarang sudah berkurang dengan peng- sebelumnya, dan pasien dengan fraksi
gunaan luas obat trombolitik. Trombus ejeksi yang buruk bersama dengan
ventrikel biasanya terjadi dalam 7 hari trombus LV yang terlihat pada eko-
peftama setelah infark. Sekitar 75-90% kardiografi.
akan terdeteksi pada ekokardiografi
transtorasik (TTE). Meta-analisis dari se- Katup jantung prostetik
jumlah studi besar menunjukkan bahwa
Risiko tromboemboli bervariasi ter-
antikoagulan menurunkan risiko emboli.
gantung pada jenis katup (bioprostetik
Selama perawatan rumah sakit, banyak
atau mekanik), desain tertentu (misalnya
yang menyarankan penggunaan heparin
StarrEdwards, St Jude, Carbomedics, dan
subkutan ( 12.500 lU dua kali sehari)
lain-lain), posisi peletakan (mitral atau
untuk semua pasien dengan infark ante-
aorta), dan keberadaan faktor lain (AF,
rior, dan antikoagulan oral (lNR 2,0-3,0)
disfungsi LV, emboli sebelumnya, dan lain-
setelah keluar dari rumah sakit pada
lain). Secara keseluruhan, terdapat pe-
pasien dengan infark anterior luas.
nurunan risiko pembentukan trombus
Pada 3 bulan pertama setelah infark,
pada katup prostetik karena desainnya
aneurisma ventrikel kiri memiliki risiko
semakin baik, sehingga antikoagulan yang
embolisasi sebesar l0% dan antikoagulan
dibutuhkan cenderung menurun. Selalu
oral disarankan selama masa ini.
ada keseimbangan antara proteksi opti-
Aneurisma ventrikel kiri kronis memiliki
mum dari perkembangan trombus dan
risiko embolisasi jangka panjang yang
meminimalkan risiko komplikasi per-
rendah dan tidak membutuhkan anti-
darahan. Mungkin hal terpenting pada
koagulan rutin. Pasien dengan aneurisma
pasien yang membutuhkan antikoagulan
dan disfungsi ventrikel kiri global,
adalah untuk mempertahankan anti-
trombus mobil dalam ventrikel kiri (LV),
koagulan yang seadekuat dan sekonsisten
atau pasien dengan riwayat emboli se-
mungkin.
belumnya harus diberi antikoagulan
jangka panjang (lNR 2,0-3,0). Telah disetujui secara umum bahwa
semua penggunaan prostesis mekanik
harus diberi antikoagulan, dengan risiko
Kardiomiopati dilatasi emboli lebih tinggi pada katup di posisi
Pada kardiomiopati dilatasi (idiopatik) mitral daripada di aorta. INR sebesar
penelitian otopsi memperlihatkan risiko 2,5-3,5 cukup bagi pasien tanpa faktor
tinggitrombus mural (50% di LY,25% di emboli lainnya, namun harus didapatkan
ventrikel kanan, 20% di atrium kanan INR sebesar 3,0-4,5 pada pasien dengan
(RA), 8% di LA). Pasien yang tidak men- risiko lebih tinggi. Beberapa studi me-
dapatkan antikoagulan memiliki risiko nunjukkan tingkat emboli dan kematian
keseluruhan kejadian embolik sekitar l8% lebih rendah bila obat-obatan antiplatelet
(14% iika dalam irama sinus dan 33% (biasanya aspirin) dikombinasikan dengan
dengan AF). Risiko meningkat dengan pe- warfarin, namun manfaat tambahan ini
nambahan keparahan disfungsi LV. Anti- sebagian besar mungkin disebabkan
t06 Bab 7: Trombosis pada Penyal<it Kardiovaskular

penurunan tingkat infark miokard pada normal selama operasi, dan dimulai
pasien ini. Bila tidak ada faktor risiko kembali begitu hemostasis memuaskan.
lain, bioprostesis tidak memerlukan Pasien dengan katup prostetik yang
antikoagulan jangka panjang, meskipun mendapatkan antikoagulan dan meng-
beberapa menyarankan pemberian anti- alami stroke harus menjalani pemindaian
koagulan selama 3 bulan (lNR 2,0-3,0) CT atau MRI kepala. Jika stroke adalah
setelah pembedahan, masa di mana risiko stroke embolik dan berukuran me-
pembentukan trombus pada prostesis nengah, antikoagulasi harus diteruskan
lebih tinggi. kecuali sementara dikontraindikasikan
Pada pasien dengan katup prostetik oleh hipertensi sistemik berat, dan harus
yang membutuhkan antikoagulan, anti- dipertimbangkan penambahan obat anti-
koagulan tidak boleh dihentikan kecuali platelet lebih lanjut. Jika stroke adalah
benar-benar perlu. Bila pasien menjalani stroke hemoragik atau disebabkan infark
pembedahan nonjantung dan antiko- emboli besar, antikoagulan dihentikan
agulan dirasakan akan membahayakan, selama 5-7 hari.
warfarin dapat dihentikan selama 3-4 hari
sebelum pembedahan dilakukan dan di- Bacaan lebih lanjut
substitusi dengan heparin untuk mem-
Fuster V, Verstraete M. Haemostasis, throm-
pertahankan rasio aPTT sebesar 2,5-2,5
bosis, fibrinolysis and cardiovascular
kali lebih tinggi dari normal. Kemudian disease. ln: Braunwald E, ed. Heart
heparin dapat dihentikan 4-6 jam sebelum Dlsease. London: WB Saunders Co, 1997:
operasi, sehingga didapatkan koagulasi r 809-43,
Penyakit Jantung
Koroner

Epldemiologi, 107 Pemerrksaan penunjang, 116


Faktor risiko, 108 Tatalaksana medis, 123
Patofisiologi, lll Revaskularrsasi koroner, 132
Angina: sindrom klinls, 112 Infark miokard akut. 135
Diagnosrs banding, 116

Barat, hanya dilampaui oleh lrlandia di


Eropa. Di lnggis, terdapat perbedaan
Di lnggris, penyakit kardiovaskular mem- regional, sosio-ekonomi, dan etnik yang
bunuh satu dari dua penduduk dalam bermakna dalam prevalensi PJK, pre-
populasi, dan menyebabkan hampir valensi tertinggi di utara lnggris dan
sebesar 250.000 kematian pada tahun Skotlandia, pada pekerja manual, dan
1998. Satu dari empat laki-laki dan satu pada orang Asia.
dari lima perempuan meninggal per Salah satu target ambisius pemerintah
tahunnya karena PJK, yang merepresen- lnggris adalah menurunkan tingkat ke-
tasikan sekitar setengah kematian akibat matian akibat PJK, seperti tertulis dalam
penyakit kardiovaskular. Merupakan koran The Health of the Nation,
konsep yang salah bahwa PJK jarang ter- (Department of Health, 1996). The
jadi pada perempuan: faktanya, tidak Health Survey for England (Department
banyak perbedaan antara perempuan di- of Health, 1996) mengatakan bahwa 3%
bandingkan laki-laki dalam insidensi penduduk dewasa menderita angina dan
penyakit ini dihitung berdasarkan harapan 0,5% penduduk dewasa telah mengalami
hidup yang lebih panjang. infark miokard dalam l2 bulan terakhir,
Meskipun PJK tetap merupakan pe- masing-masing sama dengan 1,4 juta dan
nyebab utama kematian dini di lnggris, 246.000 orang. PJK merupakan penyebab
tingkat kematian turun secara progresif sekitar 37" perawatan rumah sakit-yaitu
selama 20 tahun terakhir. Penurunan ini sebesar 284.292 perawatan dengan masa
terutama pada kelompok usia yang lebih rawat selama 6,6 hari.
muda, di mana, sebagai contoh, terdapat PJK menghabiskan dana sebesar 1630
penurunan sebesar 33% pada laki-laki juta poundsterling lnggris per ohun. Dari
berusia 35-74 tahun dan penurunan se- biaya ini, perawatan rumah sakit meng-
besar20% pada perempuan dengan kisar- habiskan 54%, dan pencegahan primer
an usia serupa dalam l0 tahun terakhir. hanya l% (I2 juta poundsterling). Enam
Banyak negara lain termasuk Australia, puluh lima juta hari kerja hilang tiap tahun
Swedia, Perancis, dan AS, melebihi tingkat karena PJK, merepresentasikan 9% dari
penurunan mortalitas lnggris. seluruh kehilangan hari kerja. Maka,
Tingkat kematian akibat PJK di lnggris beban ekonomi total akibat PJK di lnggris
tetap merupakan yang tertinggi di dunia sekitar 10.000 juta poundsterling per
I 08 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

tahun. Ketentuan untuk pemeriksaan . Pada laki-laki, kolesterol darah rerata


penunjang dan terapi pasien dengan PJK sebesar 5,8 mmol/L.
di lnggris tertinggal jauh dari Eropa, o Pada perempuan sebesar 6,0 mmol/
dengan minoritas populasi bermakna L.
tidak memilil<i akses segera terhadap r Sel<itar sepertiga populasi lnggris
spesialis kardiolog di rumah sakit lokal. memiliki kadar kolesterol yang melebihi
National Service Framework for Coro- 6,5 mmol/L yang dinilai tinggi.
nary Heart Dlsease (Department of Kolesterol ditranspor dalam darah
Health, 2000) yang baru saja diterbitkan dalam bentuk lipoprotein, 757o merupa-
menetapkan sejumlah target pemeriksaan kan lipoprotein densitas rendah (/ow
penunjang dan terapi untul< pasien density lipoproteinlLDl) dan 20% me-
dengan PJK, sejak perawatan primer rupakan lipoprotein densitas tinggi (hrgh
hingga tersier; dokumen ini juga mencoba density lipoproteinl{DL). Kadar koles-
menstandard isasi akses ke fasilitas-fasii itas terol LDL yang rendah memiliki peran
di seluruh lnggris. yang baik pada PJK dan terdapat hubung-
an terbalik antara l<adar HDL dan insi-
densi PJK.
Bsks 8"1 Fakor Risiko Tertentu
Peranan trigliserida sebagai faktor
untuk PJK
risiko PJK masih kontroversial. Kadar
o Penrngkatan kolesterol trigliserida yang meningkat banyak dikait-
r Rokok kan dengan pankreatitis dan harus di-
e Obesitas terapi. Hiperlipidemia gabungan (misal-
. Diabetes melrtus nya pada diabetes) membutuhkan inter-
r Hipertensi sistemik
vensi, namun kekuatan trigliserida sebagai
r Jenrs kelamin laki laki
satu faktor risiko jika kolesterol kembali
I 'o RrwaYat keluarga
normal adalah lemah.
I Kepribadiar
I

Akttvitas fislk . Peningkatan kadar lipoprotein (a) me-


ij 'r rupakan faktor risiko independen untuk
Oangquan pembekuan
I PJK. Fungsi protein ini rnasih belum jelas,
namun diimplikasikan pada risiko PJK
familial dan dapat ditemukan pada plal<
aterosklerotik dan berhubungan dengan
fibrinogen.
Lipid dan diet
Persentase energi makanan yang didapat- Merokok
kan dari lemak dalam diet lnggris turun Sekitar 24% kematian akibat PJK pada
secara perlahan selama 20 tahun terakhir laki-laki dan I l% pada perempuan di-
dari 42% menjadi 39%.Yang lebih meng- sebabkan kebiasaan merokok. Meskipun
agumkan adalah perubahan asupan dari terdapat penurunan yang progresif pro-
lemak tersaturasi dari 20% meniadi l6%. porsi pada populasi yang merokok sejak
Perbedaan regional bermakna dalam hal tahun I 970-an, pada tahun l,996 29%
asupan lemak diimbangi oleh peningkatan laki-laki dan 28% perempuan masih
konsumsi buah dan sayuran segar di merokok. Salah satu hal yang menjadi
selatan, terutama pada kelas profesional. perhatian adalah prevalensi kebiasaan
Terdapat hubungan langsung antara merokok yang meningkat pada remaja,
risil<o PJK dan kadar kolesterol darah. terutarna pada remaja perempuan. Orang
Di lnggris, kadar kolesterol tinggi. yang tidal< merokok dan tinggal bersama
Faktor risiko I 09

perokok (perokok pasif) memiliki pening- populasi yang diklasifikasikan sebagai obes
katan risiko sebesar 20-30% dibandingkan (indeks massa tubuh (body mass indexl
dengan orang yang tinggal dengan bukan BMI) >30 kg/m2) Ai lnggris telah me-
perokok. Risiko terjadinya PJK akibat ningkat secara progresif dalam 20 tahun
merokok berkaitan dengan dosis di mana terakhir. Sekitar 17% laki-laki dan 20%
orang yang nrerokok 20 batang rokok perempuan tergolong obes, dan sebanyak
atau lebih dalam sehari memiliki risiko 45% laki-laki serta 33% perempuan di-
sebesar dua hingga tiga kali lebih tinggi katakan memiliki berat badan lebih (over-
daripada populasi umum untuk meng- weight) (BMl 25-30 kg/rt).
alami kejadian koroner mayor.
Peran rokok dalam patogenesis PJK
Diabetes melitus
merupakan hal yang kompleks, di antara-
Penderita diabetes menderita PJK yang
nYa:
o timbulnya aterosklerosis;
lebih berat, lebih progresif, lebih
r peningkatan trombogenesis dan vaso-
kompleks, dan lebih difus dibandingkan
konstriksi (termasuk spasme arteri kelompok kontrol dengan usia yang
sesuai. Secara umum, penyakit jantung
koroner);
r peningkatan tekanan darah (TD) dan
koroner terjadi pada usia lebih muda
denyut iantung;
pada penderita diabetes dibandingkan
o provokasi aritmia jantung; pada penderita nondiabetik. Pada diabe-
o peningkatan kebutuhan oksigen tes tergantung insulin (IDDM), penyakit
miokard; koroner dini dapat dideteksi pada studi
. penurunan kapasitas pengangkutan populasi sejak dekade keempat, dan pada
oksigen.
usia 55 tahun hingga sepertiga pasien
meninggal karena komplikasi PJK; adanya
Risiko terladinya PJK akibat merokok
mikroalbuminemia atau nefropati diabetik
turun menjadi 50% setelah satu tahun
berhenti merokok, dan menjadi normal meningkatkan risiko PJK secara ber-
makna.
setelah 4 tahun berhenti.
Rokok juga merupakan faktor risiko
Risiko terjadinya PJK pada pasien
dengan NIDDM adalah dua hingga empat
utama dalam terjadinya:
o kanker paru; kali lebih tinggi daripada populasi umum
. obstruksi aliran panas kronis (bron- dan tampaknya tidak terkait dengan
kitis kronis dan emfisema); derajat keparahan atau durasi diabetes,
o penyakit vaskular serebral dan perifer;
mungkin karena adanya resistensi insulin
r aneurisma aorta abdominalis; dapat mendahului onset gejala klinis l5-
. angina berulang pascaprosedur revas-
25 tahun sebelumnya.
kularisasi koroner (tandur alih pintas Diabetes, meskipun merupakan
arteri koroner (coronary arcery faktor risiko independen untuk PJK, juga
bypass
graftinglCABG) dan angioplasti koroner). berkaitan dengan adanya abnormalitas
metabolisme lipid, obesitas, hipertensi
sistemik, dan peningkatan trombogenesis
Obesitas (peningkatan ringkat adhesi platelet dan
Terdapat saling keterkaitan antara berat peningkatan kadar fibrinogen). Hasil
badan, peningkatan tekanan darah, pe- CABG jangka panjang tidak terlalu baik
ningkatan kolesterol darah, diabetes me- pada penderita diabetes, dan pasien
litus tidak tergantung insulin (non-rnsulln- diabetik memiliki peningkatan mortalitas
dependent diabetes mel/ituslNIDDM), dini serta risiko stenosis berulang
dan tingkat aktivitas fisik rendah. Proporsi pascaangioplasti koroner.
I l0 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

Hipertensi sistemik (lihat Bab 4) usia kurang dari 70 tahun merupakan


faktor risiko independen untuk terjadinya
Risiko PJK secara langsung berhubungan
PJK, dengan rasio odd dua hingga empat
dengan tekanan darah: untuk setiap pe-
kali lebih besar daripada populasi kontrol.
nurunan tekanan darah diastolik sebesar
Agregasi PJK keluarga menandakan ada-
5 mmHg risiko PJK berkurang sekitar
l6%. Nilai TD pada populasi lnggris nya predisposisi genetil< pada keadaan
umumnya tinggi: sekitar l0% laki-laki dan
ini. Terdapat beberapa bukti bahwa
riwayat keluarga yang positif dapat mem-
8% perempuan menderita hipertensi,
pengaruhi usia onset PJK pada keluarga
yang didefinisikan sebagai TD sistolik
dekat.
lebih dari 160 mmHg, serta tekanan
darah diastolik lebih dari 95 mmHg.
Ras

Jenis kelamin dan hormon seks lnsidensi kematian dini akibat PJK pada
Morbiditas akibat PJK pada laki-laki dua orang Asia yang tinggal di lnggris lebih
tinggi dibandingkan dengan populasi lokal,
kali lebih besar dibandingkan pada
perempuan dan kondisi ini terjadi hampir
dan juga angka yang rendah pada ras
l0 tahun lebih dini pada laki-laki daripada Afro-Karibia.
perempuan. Estrogen endogen bersifat
protektif pada perempuan, namun setelah Geografi
menopause insidensi PJK meningkat Tingkat kematian akibat PJK lebih tinggi
dengan cepat dan sebanding dengan insi- di lrlandia Utara, Skotlandia, dan bagian
densi pada laki-laki. Perokok mengalami utara lnggris, dan dapat merefleksikan
menopause lebih dini daripada bukan pe- perbedaan diet, kemurnian air, merokok,
rokok. Gejala PJK pada perempuan dapat struktur sosio-ekonomi, dan kehidupan
atipikal: hal ini, bersama dengan bias urban.
jender, kesulitan dalam interpretasi pe-
meriksaan standar (misalnya tes latihan
Kelas sosial
treadmill) menyebabkan perempuan lebih
jarang diperiksa dibandingkan laki-laki. Perbedaan sosio-ekonomi pada morta-
Selain itu, manfaat prosedur revasku- litas PJK melebar, seperti tingkat ke-
larisasi lebih menguntungl<an pada laki- matian dini akibat PJK tiga kali lebih tinggi
laki dan berhubungan dengan tingkat pada pekerja kasar laki-laki terlatih di-
komplikasi perioperatif yang lebih tinggi bandingkan dengan kelompok pekerja
pada perempuan. kelas profesi (misalnya dokter,
Penggunaan kontrasepsi oral mening- pengacara). Selain itu, frekuensi istri
katkan risiko PJK sekitar tiga kali lipat pekerja kasar paling tidak dua kali lebih
tetapi beberapa bukti menuniukkan besar mengalami kematian dini akibat PJK
bahwa risiko dengan preparat generasi daripada istri pekerja nonmanual. Faktor
ketiga terbaru lebih rendah. Terdapat hu- risiko lain saling berkaitan, antara lain
bungan sinergis antara penggunaan diet, konsumsi rokok, obesitas, aktivitas,
kontrasepsi oral dan merokok, dengan dan lain-lain.
risiko relatif infark miokard lebih dari 20: l.
Kepribadian
Riwayat keluarga Stres, baik fisik maupun mental, merupa-
Riwayat keluarga PJK pada keluarga yang kan faktor risiko untuk PJK. Pada masa
langsung berhubungan darah yang ber- sekarang, lingkungan kerja telah menjadi
Patofisiologi I I I

penyebab utama stres, dan terdapat Alkohol


hubungan yang saling berkaitan antara
Meskipun ada satu dasar teori mengenai
stres dan abnormalitas metabolisme lipid.
efek protektif alkohol dosis rendah
Perilaku yang rentan terhadap ter-
hingga moderat, hal ini masih kontro-
jadinya penyakit koroner (l<epribadian
versial. Alkohol dalam dosis rendah me-
tipe A) antara lain sifat agresif, kompetitif, ningkatkan trombolisis endogen, mengu-
kasar, sinis, keinginan untuk dipandang,
rangi adhesi platelet, dan meningkatkan
keinginan untuk mencapai sesuatu, kadar HDL dalam sirkulasi, namun tidak
gangguantidur, kemarahan di jalan, dan semua literatur mendukung konsep ini.
Iain-lain. Baik ansietas maupun depresi
Peningkatan dosis alkohol dikaitkan
merupakan prediktor penting bagl PJK.
dengan peningkatan mortalitas kardiovas-
kular karena aritmia, hipertensi sistemik,
Aktivias fisik dan kardiomiopati dilatasi.
Aktivitas aerobik teratur menurunkan
risiko PJK, meskipun hanya I l% laki-laki
dan 4% perempuan memenuhi target
pemerintah untuk berolahraga. Diper- Angina pektoris terjadi sebagai konse-
kirakan sepertiga laki-laki dan dua per- kuensi dari iskemia miokard. Pasokan
tiga perempuan tidak dapat memper- oksigen tagal memenuhi kebutuhan
tahankan irama langkah yang normal pada oksigen, selalu karena penurunan pasok-
kemiringan gradual (3 mph pada gradien an sebagai akibat gangguan aliran arteri
5%). Olahraga yang teratur berkaitan koroner. Faktor utama yang mempenga-
dengan penurunan insidensi PJK sebesar ruhi konsumsi oksigen miokard (MVO2)
20-40%. antara lain tegangan dinding sistolik,
keadaan kontraktil, dan denyut jantung.
Pembekuan darah Subendokard paling sensitif terhadap
Beberapa faktor pembekuan darah dapat iskemia, dan redistribusi perfusi miokard
mempengaruhi insidensi PJK, termasuk pada stenosis koroner dapat berperan
kadar fibrinogen, aktivitas fibrinolitik dalam suseptibilitas infark subendokard.
endogen, viskositas darah, dan kadar Adanya hipertrofi ventrikel merupakan
Faktor Vll dan Vlll. Penghambat aktivator faktor tambahan yang mempengaruhi ke-
plasminogen (misalnya penghambat akti- mungkinan timbulnya iskemia subendo-
vator plasminogen- I (PAl- l)) tampak me- kard.
ningkat pada beberapa pasien dengan PJK.
Peningkatan insidensi PJK pada pasien Obstruksi tetap
homosistinuria, yang merupakan kelainan Efek stenosis aterosklerosis pada dina-
resesif autosomal, terjadi karena gang- mika aliran koroner sangat kompleks dan
guan pembekuan. dapat dipengaruhi oleh berbagai variabel
termasuk derajat keparahan lesi, kom-
lnfeksi pleksitas, panjang lesi, tonus v?iskular
lnfeksi oleh Chlamydia pneumoniae, koroner, tekanan pada lesi, titik per-
suatu organisme Gram negatif intra- cabangan pembuluh darah, turbulensi,
selular dan penyebab umum penyakit dan lain-lain. Pengurangan diameter
saluran napas, tampaknya berhubungan lumen >75% akan mempengaruhi aliran
dengan adanya penyakit koroner atero- koroner secara bermakna pada saat
sklerotik. istirahat, akan tetapi, pengurangan dia-
I I 2 Bab 8: Penyakit Janrung Koroner

meter lumen sebesar 30% saja sudah misalnya selama oklusi balon sebuah
dapat mengurangi aliran maksimal saat pembuluh darah dalam angioplasti
beraktivitas fisik. Pada praktik klinis, lesi koroner.
>50% pada arteriogram koroner dil<ata-
kan 'bermakna.'
F sura plak
Perubahan pola angina yang mendadak
Spasme arteri koroner dari stabil menjadi tidak stabil atau ter-
Perubahan tonus vaskular koroner me- ladinya infark miokard akut, biasanya ber-
lalui produksi nitrat oksida endogen hubungan dengan adanya fisura plak. Pada
dapat berperan banyak dalam salah satu titik dengan stres regangan tinggi
variasi 'ambang' angina antara satu pasien (misalnya pada batas akut arteri koroner
dengan pasien lain, dan pada satu hari kananl rigth coronary arrery (RCA)), dan
dengan hari lain. Banyak faktor me- seringkali dalam hubungannya dengan plak
modulasi tonus arteri koroner termasuk aterosklerosis minor, dinding arteri (lamina
hipoksia, katekolamin endogen, dan elastik internal) robek, dan konstituen
substansi vasoaktif, yang bisa dihasilkan trombogenik dinding arteri terpajan pada
dari platelet (misalnya serotonin, lumen (Gambar 8. l). Hal ini menyebab-
adenosin difosfat) atau dari endotel kan deposit platelet, pembentukan
(misalnya faktor relaksan endotel). trombus, dan penurunan aliran darah
koroner dengan cepat: maka satu lesi
minor dapat berkembang menjadi diseksi
Pembuluh darah kolateral
koroner dalam waktu beberapa menit
Adanya pembuluh darah kolateral mem- (Gambar 8.2a & b) dan terjadi oklusi
berikan rute alternatif perfusi miokard akut.
bila arteri koroner epikard mayor meng-
alami stenosis atau oklusi. Saluran ini
dorman dalam keadaan normal namun
dalam beberapa jam kolateral yang ada
mengalami dilatasi dan mengembangkan
karakteristik pembuluh darah matur. Angina stabil
Banyak faktor yang mempengaruhi Dengan diagnosis klinis nyeri dada dan
respons kolateral terhadap iskemia, gejala lainnya yang dicetuskan oleh
namun jelas bahwa aliran darah kolateral sejumlah stimulus (lihat di bawah), angina
dapat berkembang dengan sangat cepat, stabil hilang dengan istirahat atau peng-
hentian stimulus. Gejala dicetuskan oleh
iskemia miokard, biasanya muncul sebagai
akibat gangguan pasokan darah miokard
sebagai konsekuensi dari stenosis (baik
tetap atau dinamis) bermakna (>50%)
arteri koroner epikard. Pada angina stabil,
gelala bersifat reversibel dan tidak
progresif.

Angina tidak stabil


Terminologi 'angina tidak stabil' harus
dibatasi untuk mendeskripsikan sejumlah
Gambar 8.1 Fisura plak kecil pasien yang memperlihatkan angina
Angina: sindrom klinis I I3

kerusakan miokard minimal (minimal


myocardial damagelYlYlD)) menjadi
l<abur.

Iskemia tanpa gejala (silent


ischaemia)
Pengawasan ambulatori (Holter) pada
pasien dengan PJK sering menunjukkan
episode depresi segmen S-T yang lama
dan benmakna (> I mm). Episode ini ter-
jadi dengan atau tanpa gejala yang me-
nyertainya, dan terdapat bukti bahwa
terdapat kelainan metabolisme miolcard
yang reversibel (dibuktikan dengan pe-
mindaian tomografi emisi position/PET)
dan kelainan fungsi miokard (diastolik dan
sistolik) yang reversibel bahkan bila tidal<
ada gejala. Dikatakan bahwa episode
depresi segmen S-T asimtomatik
('isl<emia sunyi' (si/ent ischaemia))
mungl<in merupal<an pertanda episode
simtomatik yang terjadi l<emudian dalam
perjalanan alami penyakit. lskemia tanpa
(b)
gejala rnemperlihatkan variasi diurnal,
Gambar 8.2 (a) Drseksr arteri koroner. dengan frekuensi lebih tinggi pada jam-
(b) Histologr tahap awal drseksr koroner dengan
jam awal, dan dapat terjadi pada keadaan
alur darah masuk ke dalam dindrnq arierr.
disfungsi otonom (misalnya pada pende-
rita diabetes) atau setelah infarl< miokard.
dengan frel<uensi dan derajat keparahan
yang meningkat, dengan serangan yang Sindrom X
lebih lama dan hanya hilang sebagian Sindronr ini hanya untul< mendeskripsi-
dengan nitrat sublingual. Riwayat penyakit lcan pasien dengan gejala angina tipikal,
biasanya pendek (beberapa minggu) dan sering tidal< berkaitan dengan al<tivitas,
prognosis burul<; dengan l<emungkinan namun diprovolcasi oleh emosi, ansietas,
bermal<na untuk berl<embang menjadi atau memiliki l<aralcteristik diurnal,
infarl< miokard alcut atau l<ematian men- dengan arteri koroner epikard yang
dadak. Gejala berhenti dengan cepat normal pada arteriogram. Keadaan ini
seperti infarl< miol<ard al<ut, meslcipun kemungkinan memilil<i etiologi heterogen,
pembedaan dengan sindrom l<oroner namun tidak boleh digunakan untuk
akut risiko-tinggi menengah (misalnya pasien dengan gejala atipil<al. Pada
keadaan tidak adanya penyakit arteri ko-
i
roner besar, mikrovaskular kemungkin-
I meUs *.X Klasifikasi Angina I
an mengalami abnormalitas, baik dalam
j
io Angina stabil i
I
strul<tur maupun integritas. Tampaknya
i. Angina tidak stabil
I
!
ada hubungan antara hipertrofi ventril<el,
ir Slndrom X hipertensi sistemik, intoleransi glul<osa,
I .lnorna
I lr:*"_'i]_ ! dan resistensi insulin. Skintigrafi miokard
I 14 Bab 8: Penyakit jantung Koroner

mungkin abnormal pada pasien dengan (paling sering pada sisi kiri), rahang, atau
sindrom X. leher, dan lebih jarang pada epigastrium.
Angina cenderung menyebar dari aksila
Angina v*ian Pfinzmetal ke arah bawah menuju bagian dalam
Dideskripsikan oleh Prinzmetal pada lengan dan bukannya ke arah aspek
tahun 1959, 'angina varian adalah gejala lateral lengan, yang lebih khas untuk nyeri
angina saat istirahat dan elevasi segmen muskoloskeletal yang berasal dari tulang
S-T pada elektrokardiogram (EKG) yang belakang servikal. Gejala sensorik pada
menandakan iskemia transmural. Keada- lengan (rasa baal, rasa berat, dan hilang-
an yanS tidak biasa ini tampaknya ber- nya fungsi) sering didapatkan.
hubungan dengan adanya tonus arteri Nyeri angina berlangsung cepat,
koroner yang bertambah, yang dengan kurang dari5 menit, dan biasanya di-
cepat hilang dengan pemberian nitro- provokasi oleh aktivitas fisik, emosi,
gliserin dan dapat diprovokasi oleh ase- makanan, ansietas, perubahan temperatur
tilkolin. Angina varian dapat terjadi pada sekitar, atau merokok. Aktivitas fisik
arteri koroner yang strukturnya normal, dengan menggunakan lengan (misalnya
pada penyakit arteri koroner campuran mencukur, menggosok gigi) tampaknya
'tetap', atau dalam keadaan stenosis sangat potensial dalam memprovokasi
oklusif koroner berat. angina. Toleransi aktivitas dapat ber-
kurang saat berjalan sesudah makan
Riwayat klinis (nyeri post-prandial) karena dibutuhkan
Mendapatkan riwayat klinis yang baik peningkatan curah iantung untuk pen-
pada pasien yang menderita angina cernaan. Yang khas dari nyeri dada angina
pektoris merupakan dasar penegakan adalah serangan hilang dengan istirahat,
diagnosis yang akurat mengenai kemung- penghilangan stimulus emosionil, atau
kinan PJK. Hal ini terutama penting dengan pemberian nitrat sublingual.
karena sulitnya menegakkan diagnosis Serangan yang lebih lama menandakan
dari pemeriksaan fisik karena sedikitnya adanya angina tidak stabil atau infark
tanda klinis. Tanda khasnya adalah adanya miokard yang mengancam. Pada
nyeri dada. perempuan, serangan dapat lebih atipikal,
terjadi saat istirahat atau pada malam
Nyeri dada hari, dengan, pada saat lain, toleransi
Banyak pasien memberikan deskripsi aktivitas normal. Angina saat berbaring
gejala yang mereka alami tanpa kata (angina dekubitus) terjadi sebagai akibat
'nyeri': 'rasa ketat', 'rasa berat', 'tekanan', peningkatan aliran balik vena dan curah
dan 'sakit' semua merupakan penielas jantung, dan nyeri malam hari lebih
sensasi yang sering berlokasi di garis umum terjadi selama fase REM tidur atau
tengah, pada regio retrosternal. Petunjuk berkaitan dengan mimpi. Beberapa pasien
nonverbal, misalnya tangan yang terkepal dapat melewati periode nyeri (second
atau terlapak tangan yang diletakkan wind phenomenon) l<arena penggunaan
dengan kuat pada dada, membantu se- pembuluh darah kolateral.
bagai tanda tambahan dalam diagnosis.
Nyeri yang terlokalisasi dengan baik, Sesak napas
nyeri superfisial, dan rasa tidak enak Ansietas, berkeringat, dan sesak napas
dinding dada yang terasa nyeri pada pe- dapat terjadi bersamaan dengan nyeri
rabaan bukan tanda khas iskemia mio- dada. Kadang, sesak napas tanpa nyeri
kard. Gejala dapat terlokalisasi di lengan dada dapat terjadi pada pasien dengan
Angina: sindrom klinis il5

penyakit koroner berat atau berhubung- tentu merupakan tanda hiperlipidemia.


an dengan disfungsi ventrilcel kiri, sebagai Xantelasma (deposit lipid intraselular,
akibat dari peningkatan tekanan akhir- biasanya di sekitar mata) berkaitan
diastolik ventrikel kiri (left ventricular dengan kadar trigliserida namun sering
end-diastolic pressurelLYEDP) dan pe- didapatkan pada pasien dengan kadar lipid
nurunan tranSien komplians paru. normal. Xantoma tuberosa, tendinosa,
dan eruptif harus dicari di siku, lutut,
Gangguan kesadaran tendon Achilles, dorsum manus, dan
Sinkop jarang terjadi pada angina dan tempat lain karena merupakan tanda
apabila terjadi harus diwaspadai akan hiperlipidemia.
diagnosis lainnya. Rasa pusing atau pre-
sinkop yang berhubungan dengan palpitasi Tekanan darah sistemik
dapat mengindikasikan adanya aritmia. Peningkatan TD merupakan faktor risiko
penting PJK.

Tanda fisik
Denyut nadi
Bila riwayat klinis pada pasien dengan Denyut nadi sering normal pada pasien
angina merupakan kunci diagnosis, mal<a
dengan angina stabil. Selama serangan
pemeriksaan fisik sering tidak memberi-
akut, takikardia atau aritmia transien
kan hasil apapun kecuali bila gejala terjadi
(misalnya fibrilasi atrium (AF), takikardia
sebagai akibat satu kondisi lain selain PJK
ventrikel) dapat terjadi. Takikardia saat
(Boks 8.3). Pemeriksaan pasien selama istirahat atau pulsus alternans dapat
satu episode nyeri dada dapat membantu
mengindikasikan disfungsi miokard
dalam menunjukl<an adanya bunyi jantung
iskemik berat sebagai akibat infark
tambahan transien (bunyi jantung ketiga
sebelumnya.
(S3) atau keempat (S4)) atau murmur
(misalnya sekunder karena regurgitasi Tekanan vena
mitral (MR)). Normal pada angina tanpa komplikasi
namun tel<anan vena dapat meningkat
Stigmata hiperlipidemia sebagai akibat infark miokard sebelum-
Arkus senilis kornea dapat bermakna nya-
pada pasien usia muda, namun dapat
merupakan temuan normal pada pasien Palpasi prekordial
berusia lebih dari 40 tahun dan belum Apeks yang mengalami diskinesia atau
pergeseran letak dapat merupakan tanda
&cks S"3 Penyakit yang Berkaitan infark miokard sebelumnya dengan di-
dengan Angina Pekoris latasi ventrikel atau adanya aneurisma
ventrikel l<iri, selain itu pemeriksaan pre-
o Penyakit jantung koroner aterosklerotil<
. kordium normal.
Spasme arleri koroner
. Arteritis koroner (mlsalnya SLE,
Kawasaki)
Auskultasi
r Ektasra arteri koroner Selama serangan angina, penurunan
. Stenosis aorta komplians ventrikel menyebabkan pe-
. Regurgitasi aorta ningkatan tekanan atrium kiri dengan 54
o Kardiomiopati hipertrofik yang dapat terdengar. Ejeksi ventrikel
. Hipertensi paru primer yang memanjang dapat menghasilkan pe-
r Stenosis pulmonal 0arang) misahan paradoksal (terbalik) bunyi
e Stenosis mitral (iarang) jantung kedua (S2). 53 tidak umum di-
il6 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

dapatkan pada pasien dengan angina (sindrom Tietze) jarang terjadi. Nyeri
kecuali telah ada kerusalcan miokard se- dada sisi kiri lebih sering dikeluhkan
belumnya. lskemi otot papilaris atau ab- mungkin karena kebanyakan pasien sadar
normalitas konfigurasi otot papilaris (yang bahwa jantung mereka berada di sisi kiri.
dapat transien) bisa menyebabkan mur- Penyakit tulang belakang servikal dapat
mur akhir sistolik akibat MR ringan. Yang menyebabkan nyeri di atas dada ante-
menarik adalah murmur mid-diastolik rior, aksila, dan lengan, namun biasanya
yang terdengar pada batas sternal kiri disertai dengan keterbatasan gerak,
dan di apeks al<ibat stenosis arteri temuan klinis adanya penurunan per-
koroner proksimal. gerakan, kelemahan otot, dan hilang atau
bertambahnya refleks pada ekstremitas
Bukti penyakit vaskular lain atas.
Pemeriksaan fisik pasien dengan penyakit Nyeri gastrointestinal dapat menye-
koroner harus meliputi pemeriksaan babl<an kesulitan jika timbul sebagai
pembuluh darah perifer dan ekstrakranial bagian gejala angina, dan nitrat sublingual
untuk mencari adanya bruit atau denyut dapat menghilangkan spasme esofageal.
nadi yang hilang. Pulsasi abdominal Hubungan antara patologi gastrointesti-
abnormal dari pembentukan aneurisma nal (misalnya hiatus hernia, gastritis, ul-
aorta juga bisa didapatkan. serasi peptik, penyakit kandung empedu,
dan kolik bilier) dengan memakan
tffi ii l**r
rnakanan tertentu, adanya dispepsia, dan
hilangnya rasa nyeri dengan antasid,
semua membantu mengarahkan diagno-
Setelah mendapatkan riwayat klinis yang
al<urat, jarang ada keraguan bahwa pasien
sis ke traktus gastrointestinal. Keter-
sediaan endoskopi dan tes motilitas eso-
menderita angina. Nyeri dan penyebaran
fagus dapat membantu mengl<onfirmasi
yang khas, hubungan waktu dengan al<ti-
diagnosis.
vitas fisil< atau faktor pemicu lain, dan
hilangnya gejala saat istirahat atau nitrat
sublingual sangat khas. Nyeri dinding dada
biasanya terlokalisasi dengan jelas, talam,
singl<at, jarang terletak di garis tengah,
dan mungl<in postural. Jenis nyeri ini juga Elekrokardiogram istirahat
berhubungan dengan ansietas, rasa EKG istirahat yang normal tidak menying-
pusing, rasa lelah, napas terdengar berat, kirkan diagnosis angina, meskipun ter-
dan hiperventilasi (astenia neurosirku- dapat bukti infark miokard yang telah
latori atau sindrom Da Costa). Nyeri ada sebelumnya (gelombang Q, inversi
dan pembengkakan kartilago kosta gelombang T, LBBB). Sebaliknya, adanya
abnormalitas segmen ST-T minor (re-
polarisasi) umum ditemukan pada ke-
&olts S.4 Diagnosis Banding Angina
banyakan populasi dan belum tentu me-
. Nyeri dinoing dada nandakan penyakit l<oroner. Sensitivitas
Sindrom Da CosLa EKG istirahat (bila dibandingkan dengan
Sindrom Tietze arteriografi koroner) sekitar 50% dan
r Pleuritls
spesifisitas sekitar 70%. Perubahan re-
e Emboli paru
versibel pada EKG dasar yang terjadi saat
. Penyaklt tulang belakang servikal
r Patologi gastrointestlnal
episode nyeri dada (pergeseran segmen
S-T, inversi gelombang T) merupakan
Pemeriksaan penunjang |7
* ' -*---*-' -* - *- *' *"i

&mus S-a Pemeriksaan Penunjang pada B#k$ #"6 lndikasi Tes Latihan i
: Angina Sabil r Penilaian toleransi aktrviias objektif
i o EKG istirahat r
'

I
Terdapat gelala yang membatasi
!i" .' Hadlooralr aktivltas (nyeri dada, lelah, sesak
. . Radrogra[i LoraKs
Loraks
,EiKG aktivir.as napas, dan lain-lain)
i'l
i r +Ekokardiogram i
r Evaluasi respons hemodinamik
I . + Pindaian radjonukljda terhadap latihan
i . + Arteriografi koroner
r Dokumentasi perubahan segmen
i
L_,-_,___-_._'_,-,_-. *-*_.-_*_**_''-*_-,-.,,.-i S T yang terjadi selama latihan atau
masa pemulihan
tanda penyakit oklusif koroner. Perubah-
r Evaluasi aritmia yang drinduksi latlhan
r Dokumentasi hasil prosedur bedah,
an EKG yang luas dikaitan dengan prog-
PCI, atau terapl medrs
nosis yang buruk karena berhubungan r Straiifikasl risiko pascainfark
dengan penyakit koroner yang berat dan miokard akut
difus. r Tuntunan rehabllltasl pascainfark
miokard akut
Radiografi toraks
. SLJatifikasi nsiko pad" pasien
dengan kardiomiopati hipertrofik
Radiografi toraks biasanya normal pada
pasien dengan angina. Pembesaran
jantung dan/atau peningkatan tekanan vena I

dapat menandakan adanya infark miokard Selks &.7 Kontraindikasi Tes Latihan
i

atau disfungsi ventrikel kiri sebelumnya. stalril


I

'r Angina tidak I

Kadang, adanya aneurisma ventrikel kiri Perlkarditis akut


menyebabkan pembengkakan khas atau r Miokarditis akut
kalsifikasi dalam bayangan jantung 'r Tekanan darah tidak terkontrol
(Gambar 8. 18) namun temuan radiografi Gaga] jantung
.r Stenosis aorta kritis
ini kadang tidak dapat diandalkan.
r Arilmia ventrikel berlanjut
r Blok atrioventnkel derajat tinggi
Tes latihan o Penyakil sislemik akul
Tes latihan teadmill penting dalam pe-
meriksaan penunjang pasien dengan nyeri
dada. Pemeriksaan ini harus dilihat lndikasi dan kontraindikasi tes latihan
sebagai perluasan alami dari pemeriksaan dicantumkan dalam Boks 8.6 dan 8.7.
klinis, dan memungkinkan pengambilan Tes latihan harus diawasi oleh dokter
keputusan kebutuhan invasif lebih lanjut atau tenaga medis yang terlatih dalam
(arteriografi koroner). Tes latihan yang pemberian bantuan hidup lanjut di area
maksimum, dibatasi gelala dan dengan yang dilengkapi dengan fasilitas resusitasi
pengawasan ketat menggunakan protokol lengkap. Protokol latihan harus dapat di-
standar memungkinkan stratifikasi risiko aplikasikan pada berbagai pasien, ter-
kejadian kardiak masa datang. masuk anak-anak dan manula, serca me-
Sejumlah parameter dievaluasi selama mungkinkan ambang aerobik dicapai
tes, dan meskipun terdapat penekanan dalam beberapa menit. Tersedia sejumlah
pada perubahan EKG, keadaan pasien, protol<ol, namun dalam praktiknya
gejala, TD dan respons denyut jantung, modifikasi protokol Bruce paling banyak
serta jumlah kerja yang dicapai penting digunakan di pusat-pusat kesehatan
dalam menentukan prognosis. (Tabel 8.1). Pada kebanyakan laborato-
lt8 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

Prctokol Bruce penuh (standar)


Tahap Kecepatan (mph) Gradien(%) Durasi (men)

I 1,7 10 3
I 2,5 12 3
n 3,4 14 3
iV 4,2 16 3
V 5,0 18 3
VI 5,5 20 3
VI] 60 22 3

Protokol Bruce dimodifikasi


Tahap Kecepatan (mph) Gradien(%) Durasi (men)

r 1,7 0 3
II 1.,7 5 3
il 1.,7 10 3
M 2,5 12 3
v 3,4 14 3
vt 4,2 16 3
vII 5,0 18 3 Tabel 8.1 Protokol ies
stres latlhan.

rium-latihan digunakan treadmill bukan- begitu pula dengan waktu yang diperlukan
nya sepeda ergometri sebagai stimulus untuk normalisasi.
latihan. Treadmill memiliki keunggulan Pada pasien dengan PJK, iskemia
karena berada di bawah pengawasan miokard direfleksil<an dengan depresi
supervisor bisa menghasilkan kadar segmen S-T, yang sering terlihat pada
aktivitas tercapai yang lebih tinggi. lead dengan gelombang R tertinggi
Latihan fi sik menghasilkan peningkatan (biasanya V5). Kriteria untuk depresi
kebutuhan oksigen miokard (MVO2), segmen S-T 'bermakna'
yang akan memprovokasi angina pada merepresentasikan kompromi antara
pasien dengan PJK bermakna. Selama sensitivitas dan spesifisitas (Gambar 8.3).
latihan dinamik, peningkatan MVO, ber- Sebagian besar mendefinisikan positif
kaitan secara linear dengan peningkatan sebagai depresi segmen planar
curah jantung yaitu terutama akibat pe- (horizontal) atau menurun > I mm yang
ningkatan denyut jantung. TD meningkat diukur 80 mdet setelah titik J (Gambar
selama latihan, dan terutama peningkatan 8.4). Perubahan morfologi gelombang T
TD sistolik. Kedua hal ini (denyut iantung dapat diprovokasi oleh pernapasan atau
puncak x TD sistolik puncak) berkorelasi perubahan postur dan tidak pasti
baik dengan MVO, puncak. EKG l2 lead menandakan iskemia miokard. Begitu
harus direkam selama latihan dan setelah pula, depresi titik J menyertai takikardia
penghentian tes pada interval hingga karena pemendekan interval regurgitasi
denyut jantung dan TD kembali ke pulmonal (pulmonary regu rgiutionlPR)
tingkat pretes. Perubahan EKG yang dan repolarisasi atrium. Aberansi yang
terjadi selama periode pemulihan (sesuai tergantung denyut merupakan indikator
dengan waktu hutang oksigen) merupa- iskemia yang tidak dapat diandalkan. Be-
kan indikator yang sensitif adanya PJK, berapa pasien memperlihatkan elevasi
Pemeriksaan penunjang I l9

+----->
Anqioqram neqatif Tingkat skrinlng 1 mm
Tingkat skrining 1,5

,o
mm
I

l
I
6
I
I Angiogram positif

[]
I

i' .
Depresi,,segl4gn, $-t Gambar 8.3 Hubungan
,
l'
t
: , ,t,

,i
antara sensittvitas dan
3
spesifisitas depresi segmen
il --;!d";;J
j
S-T pada tes latihan.

:"
,1
-"" - - '
i m*ks *.9 Alasan Penghentian Tes S$iqs #,'t Penyebab Hasil Tes Latihan
Latihan 'Positif Palsu'
o Timbulnya gejala (nyeri dada, sesak o Hipertensi sistemlk
napas, lelah) o Stenosis aorta
o Tekanan darah sistemtk turun r Kardiomiopati
o Insufisiensi slrkulasi perlfer r Prolaps katup mitral
(klaudikasio) r Preeksitasr
r Antmia berlanjut (misalnya . Hiperventrlasi
takrkardia ventrikel) . Hipoglikemla
e Blok jantung simtomatik o Hipokaiemia
. Kegagalan alat treadmill atau EKG o Digoksin
r Diagnosis pergeseran segmen S-T . Anemia
. Denyut jantung atau derajat latihan . Regurgitasl mitral
target tercapal . Regurgitasi aorta
o Peningkatan tekanan darah ekstrem !
L.*__,_
>2!0 mmHg)
L(rl.:?l'k
Pencitraan radionuklida tidak selalu di-
segmen S-T,'pseudonormalisasi' ge- perlukan dalam pemeriksaan rutin pasien
lombang T terbalik, atau peningkatan am- angina, namun dapat berguna pada
plitudo gelombang R, semuanya dapat di- kelompok teftentu (Boks8. l0). Pasien
provokasi oleh iskemia. menjalani latihan dengan protolcol
Alasan penghentian tes latihan di- standar dan radionuklida (misalnya 20lTl
cantumkan pada Boks 8.8. Sejumlah atau eemTc-sestamibi) yang disuntikkan
keadaan lain dapat menyebabkan per- ke dalam vena perifer, yang kemudian
ubahan repolarlsasi pada latihan (Boks diambil oleh miokard yang terperfusi.
8.e). Pasien kemudian dipindai menggunakan
kamera gamma dan satu seri pencitraan
tomografi (single photon emission com-
Skintigrafi radionu klida p ute d to m ographylSPECT) yang di rekam
I 20 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

liiil,ii

Gambar 8.4 (a) EKG 12 tead (lstlrahat) (b) EKG 12 lead (latihan) menunjukkan depresr segmen S'T
inferolateral.

ini kemudian dibandingkan dengan seri sibel dapat didemonstrasikan dan dilo-
kedua saat istirahat yang direkam dari kalisasi. Berikan perhatian pada detil
sudut yang sama (Gambar 8.5). Maka teknis dan interpretasilah citra dengan
area iskemia dan/atau infark yang rever- teliti, hati-hati pelaporan berlebih jika
Pemeriksaan penunjang l2t

I mmks g.a* lndikasi Pencitraan Stres


i
i Radionuklida i

o Pasien trdak mampu melakukan


latihan
r Pasien dengan konduksi abnormal
pada EKG istirahat (misalnya LBBB)
o Peniiaian rskemia miokard regional
pada pasien dengan lesi arieri koroner
menengah
r Stratifikasi risiko akurat pada pasien
dengan penyaklt arten koroner atau

Gambar 8.5 Skintigrafi radionuklida mengguna


kan thalium dan adenosin sebagai agen pemicu
stres: (a) saat istlrahat; (b) redistribusl; dan (c)
jetak reinteksi. dur/juta di Perancis dan 644 I prosedur/
juta di Jerman.
ingin menghindari 'positif palsu'. Stres far-
o Di AS, sekarang lebih dari 1,5 iuta
makologis menggunakan berbagai agen angiogram dilakukan setiap tahun,
dapat membantu pada pasien yang tidak sementara di Eropa laju pemeriksaan pe-
mampu melakukan latihan (misalnya ade- nunjang dan terapi PJK tampaknya statis
nosin, arbutamin, dobutamin, dan dipiri- (Gambar 8.6).
damol). Arteriografi koroner, meskipun me-
rupakan pemeriksaan penunjang invasil
merupakan prosedur berisiko rendah
Ekokardiografi stres
dengan morbiditas sebesar 0,8% dan
Lihat Bab 3.
mortalitas 0,12% pada pasien elektif.
Komplikasi lebih tinggi pada pasien yang
Arceriografi koroner tidak stabil, pasien dengan penyakit katup
Arteriografi koroner saat ini merupakan aorta tambahan dan dalam keadaan infark
satu-satunya metode yang menggambar- miokard akut atau syok kardiogenik.
l<an anatomi koroner dengan akurat. Arteriografi koroner paling sering dilaku-
Kebanyakan studi klinis bergantung pada kan menggunakan pendekatan femoral
demonstrasi anatomi koroner untuk perkutan, teknikJudkins, di mana kateter
menentukan prognosis, dan arteriografi dimasukkan secara retrograd ke dalam
merupakan suatu keharusan yang di- ventrikel kiri, dan masing-masing lce
butuhkan sebelum CABG atau angioplasti dalam kedua cabang arteri koroner ber-
l<oroner. gantian. Pendekatan alternatif dilakukan
Di lnggris, jumlah kardiolog dan ke- dari arteri brakialis, akses didapatkan
tersediaan laboratorium kateterisasi yang dengan memotong (modifikasi teknik
relatif sedikit membatasi jumlah arterio- Sones) atau menggunakan rute perkutan.
gram koroner yang dilakukan setiap Anatomi koroner bervariasi pada
tahun. setiap pasien. Terdapat dua arteri koro-
o Tahun 1998, diperkirakan 1429 ner, kiri dan kanan (Gambar 8.7). Segmen
prosedurijuta populasi dilal<ukan di pertama arteri koroner kiri, batang kiri
lnggris, bandingkan dengan 3584 prose- utama, merupakan trunkus komunis yang
122 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

Gambar 8.6 Penyakit


lantung koroner:
pemeriksaan penunjang dan
terapi di Eropa.

biasanya dikombinasikan dengan ventri-


kulografi untuk menilai fungsi sistolik
ventrikel dan abnormalitas gerakan
dinding.
lndikasi penilaian invasif akan berbeda
dari satu pusat ke pusat lain, namun ada
konsensus umum bahwa arteriografi
koroner diindikasikan pada beberapa ke-
lompok pasien (Boks 8.1 l).

Klinik nyeri dada 'akses terbuka'


Gambar 8.7 Anatomi koroner (RCA, arteri
koroner kanan; LAD, anierior desenden kin; Beberapa tahun terakhir, banyak klinik
LCx, sirkumfleks krri). menawarkan akses terbuka untuk peme-
riksaan pasien dengan nyeri dada. Pasien
terbagi menjadi: cabang anterior, ante- ditangani oleh tim yang berdedikasi
rior desenden kiri (/eft anterior descen- (termasuk kardiolog atau dokter, tel<nisi,
dingLAD), dan cabang posterior (sir- dan perawat), yang akan melakukan
kumfleks kiri). RCA biasanya tidak me- anamnesis, tes latihan treadmill, skrining
miliki cabang utama, namun memasok faktor-faktor risiko, dan menyarankan
arteri nodus AV dan arteri desenden modifikasi faktor risiko. Dokter umum
posterior pada 90% kasus (anatomi kemudian diberitahu mengenai pilihan
dominan kanan). Pada sisa l0% pasien, terapi yang disarankan dan l<ebutuhan
arteri desenden posterior muncul dari pemeriksaan penunjang lebih lanlut.
sirkumfleks kiri (anatomi dominan kiri). Dengan keberhasilan klinik-klinik ter-
Terminologi'penyakit tiga pembuluh sebut, terjadi peningkatan kebutuhan
darah' merujuk pada keterlibatan ketiga akan fasilitas dan tenaga yang mampu
cabang utama (yaitu LAD, sirkumfleks melakukan kateterisasi jantung dan
kiri, dan RCA). Arteriografi koroner revasku larisasi koroner.
Tatalaksana medis 123

koroner belum ada, namun terdapat


S*!m #. [ $ lndikasi Arteriografi
hubungan saling terkait yang jelas antara
Koroner
obesitas, hipertensi sistemik, dan abnor-
. Gejala penyaklt arteri koroner meski- malitas lipid. Karena pasien yang berhenti
pun teiah mendapat terapi medrs adekuat merokok biasanya bertambah berat
o Penentuan prognosis pada pasien badan, mereka harus diberitahu bahwa
dengan penyaklt arteri koroner
risiko jantung mantan perokok yang
o Nyeri dada stabll dengan perubah
kelebihan berat badan lebih kecil secara
an iskemik bermakna pada tes latihan
o Iskemia reversibel luas pada bermakna dibandingkan perokok kurus.
plndalan perfusi mrokard
r Pasien dengan nyeri dada tanpa Olahraga dan gaya hidup
etiologi yang jelas Olahraga teratur menurunkan risiko PJK,
. Sindrom koroner tidak stabil dan dikaitkan dengan gaya hidup yang
(terutama dengan pemngkatan troponin
lebih sehat. Olahraga memiliki efek kar-
T atau I)
r Pascainfark mlokard nongelombang O
dioprotel<tif dan terapeutik pascainfark
o Pascainfark miokard gelombang O miokard akut.
pada pasien rlsiko tinggl (ditentukan
dengan tes latrhan atau pemindaran Terapi spesifik (lihat Boks 8.12)
perfusl miokard)
. Selamat dari kemaiian mendadak Aspirin
o Paslen dengan arltmia berlanlut atau Semua pasien dengan angina harus men-
berulang (misalnya takikardia ventrikel) dapatkan aspirin kecuali bila terdapat
. Gejala berulang pascaintervensi kontraindikasi khusus. Variasi dosis di-
koroner (PCI atau CABG) gunakan pada berbagai sttidi, namun dosis
n Pada pasien yang menjalani kecil 75 mg per hari adekuat dan jarang
pembedahan penyaklt katup jantung
berhubungan dengan efek samping
o Sebelum pembedahan koreksr gastrointestinal. Aspirin menurunkan
terhadap rnfark yang berhubungan
densan defek septun ventrikei atau
derajat adhesi platelet dan memper-
ruptur otot papllaris al<ibat infark panjang waktu perdarahan. Klopidogrel,
o Pada pasren dengan gagal lantung meskipun mahal, merupakan agen platelet
di mana etiologi tidak jelas yang lebih poten dan sesuai untuk pasien
r Untuk menentukan penyebab nyeri yang intoleran atau alergi pada aspirin.
dada pada kardromiopati hipertroflk Obat ini digunakan secara luas dalam
intervensi l<oroner perkutan (lihat hal.
r 33).
Tatalaksana medis
Nitrat
Umum Mekanisme kerja nitrat bersifat kompleks
Merokok dan meliputi penurunan preload karena
a-__--_--___--*-____
Bukti epidemiologi menunjukkan bahwa
risiko infark miokard pada pasien yang ir
#mkx &. i2 Teraoi Medis oada
menderita angina berl<urang bila berhenti
Angina Stabil
merokok (lihat hal. 108).
ti
!^1
:

i 'r Aspirin
i Penyekat B
Diet dan penurunan berat badan ! o Antagonis kalsium
Bukti bahwa penurunan berat badan per i . Nikorandil
i
I r t Terapl penurun lipid
se mempengaruhi penurunan risiko
124 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

pengumpulan darah di pembuluh darah tidak terlalu dimengerti, umum terjadi


vena kapasitans, penurunan afterload bila tidak ada periode bebas nitrat selama
dan penurunan TD sistemik, dilatasi paling tidak 8 jam setiap 24 iam.
koroner epikard secara langsung pe-
ningkatan tekanan perfusi koroner, dan Penyekat B
redistribusi aliran darah miokard. Nitrat
Obat-obatan penyekat B tetap merupa-
luga meningkatkan aliran darah kolateral kan dasar terapi obat pada angina,
miokard.
meskipun dalam beberapa tahun terakhir
Tersedia sejumlah preparat nitrat ter-
antagonis kalsium memberikan pengaruh
masuk sublingual, bukal, oral, transkutan,
bermakna dan sekarang digunakan se-
dan sediaan intravena (Tabel 8.2).
bagai monoterapi pada sejumlah pasien.
Nitrat sublingual tetap merupakan Obat-obatan penyekat B merupakan
salah satu bentuk obat yang efektif dan
penghambat kompetitif dalam pengikatan
tidak menyusahkan untuk serangan angina katekolamin pada reseptor B. Obat-
akut. Semprotan aerosol terukur me- obatan ini menurunkan MVO, dengan
miliki keuntungan dengan masa simpan dua cara: (i) kerja langsung pada miokard
3 tahun, sementara tablet GTN memiliki
menurunkan tekanan sistolik LV, dan pe-
masa simpan hanya 2 bulan yang dapat ningkatan laju tekanan (6p/6t) (yaitu
diperpanjang hingga 6 bulan dalam pen- kontraktilitas), dan (ii) penurunan nilai
dinginan. Keunggulan sediaan tablet 'produk ganda' (denyut jantung x TD
adalah tablet yang setengah mencair sistolik) sebagai respons pada saat latihan/
dapat dikeluarkan dari mulut begitu stres fisik. Obat-obatan penyekat B
serangan berakhir, sehingga mengurangi efektif dalam menurunkan frekuensi dan
efek samping sakit kepala, flush, dan rasa derajat keparahan serangan angina serta
pusing postural. Efek samping dapat memperbaiki prognosis dengan mengu-
diminimalkan dengan memakan obat rangi insidensi serangan jantung mayor.
sambil duduk. Banyak pasien tidak di- ' Pemilihan sediaan penyekat 0 yang
berikan instruksi yang cukup mengenai tepat tergantung pada sejumlah faktor,
penggunaan nitrat, yang dapat dan harus antara lain dosis, kardioselektivitas, dan
diberikan baik untuk profilaksis dan efek samping. Efek samping yang cukup
menghilangkan serangan angina begitu kuat yang bisa menyebabkan penghentian
timbul; bila digunakan dengan cara ini pengobatan terjadi pada 5- I 0% pasien.
efeknya dapat bertahan hingga I jam. Penyekat B dikontraindikasikan pada
Pemberian nitat sublingual dapat berguna pasien dengan obstruksi saluran napas
sebagai tes diagnostik untuk membeda- berat, blok atrioventrikel derajat tinggi,
kan angina dan penyebab nyeri dada lain. atau penyakit vaskular perifer berat.
Kadar puncak obat ini terjadi dalam 2 Banyak karakteristik sekunder lain
menit dengan waktu-paruh plasma 7 dari penyekat B (misalnya aktivitas agonis
menic 75% pasien mengalami perbaikan parsial, aktivitas stabilisasi membran, dan
gejala dalam 3 menit dan 15% lainnya kerja anestesia lokal) tidak terlalu me-
dalam l5 menit. miliki kepentingan klinis. Solubilitas lipid
Mononitrat kerla paniang telah di- yang rendah bermanfaat, sehingga sulit
gantikan oleh dinitrat karena bioavaila- melintasi sawar otak darah dan menurun-
bilitasnya yang lengkap tanpa kerugian kan kemungkinan timbulnya efek samping
metabolisme lintas-pertama hati yang SSP.
ekstensif. Toleransi terhadap nitrat kerja Sediaan yang umum digunakan di-
panjang, yang merupakan fenomena yang cantumkan pada Tabel 8.3.
Tatalaksana medis t25

rl

A A^^ ^G6^
=XOO@.-@*@
"'ooo\-N
'
x ,.
x- /- X * * X X x
9?^o:tso,oE'?o
*=-ccc
.^trOOOO
s@!oooo@
ON+-N
(! o@so@
tt oN@so@rN604 o-
(g 1 10-N- o@ =air-rr
ooo-oo--@
auaauuaqqaa

fJ
'=J!
=fit
.:? n

6 qo .9
=cGd -
c.:.:t:d
-.-^ c
e FI=
!-:v.Y
p .geg s d

9, 6s= ?Pp ? .a
@^:'Lr':oooo o
o Y-o ss SSSP S
cr
O
u5 @
N N
T
@ .-
.',i J+ J+ JO: E o
N
G

= O
a
d
d
o
6 o
p"

0 b.d ;
o E a.
?e co -j
bm.Y 6g o
o
o --A
dd-d
o
a
5 ocoo: EE OOcia< O
o
6
p.
E
o
d E[ !
J L A
t'
P6 ^€E .j
6i.-+!-62 g ! ho€ d
"q
o
2i ze 3 :fic
a

ib Rz E ; r!=E d
B, :o ir 0 "E ;.0
c(d
t')
.?.
J.= E; .=
.<i 3 -
€iE
F--U
d
t)

fr-.
(d

d Eg"-=E=H
t2s iE-tE 5€FE F€5
!ll>
d

d 5 qq3 H: €-8€ E id
2 c) rVtVA d.2 c)14 l4 14 u
ou
d- d
de
d a t1

d tr
9E
o..q d
d o d
17 p.
Q o !h o
d 'd E o]
'd 5 -o, N
(! €o .a 5g d
o a
o
@
6 q)
6 o o €
z @ @ *O
F
126 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

664666c6=oo
sNN@ONoi:No
x x x xl. x^ x x., x x
brt))bb*bo)-l)O
FFEEE'EEE'EE
O@OO-OOOO
@N.OxSN@@-
fi-6O@OrOo
___ d
6
-a
6<r@OorNO<$$
si <oojo--_+oN o
aqHaqQQqqa E
cd

'd g
a c

n^;d
5a 466 6
pt!-F=6-:
(udddcd H
6
H (u .!J (u d
-C-q3c?!;c^
.-o.-co9x-o.: a
q-q.-.-.- -Y"t)
6dod:oi l<
6cbjrr-<i]!F
O--O- d
OFULA;OL
ooxooooxo.g
cY ,:
Lbqbbb-5
OEO O
NOVOOO,^A
'_AONO@N:.1 $O
,-Nm-ON@
ol ol,^l
OOOOOOO'1 OO o
VN_N6$@N@N
d
a,
E
a
q
6 gsgs d
odQd
515 isblStiSb-bl5S
::c:c:ctrb: 6
oa *^qoFo:ooc:
a= ErtZE4Z&::Fc< 4
a

d
,ld !o
a
OJ: g
ic
dt 6
p.
E
!4u O
'd
5',
q
6 .j
d
.q
O
@
A1
o d
c)
.A
d
b)

o d
@
'o
!C
!o ;6
b)

t'l
e;3
OO

::5'a )@
Er
F>'-.E* 9ci-
3 ca
G -H-oq"i
19:o.dil=9tu
c !? o c.d o in _* a.= dJ o
(B .)oJqgoog-oa du O
2 @FL4F-mOF>mCA p.
9E c
O
p.
o
Jtr
(6
g E=-Eoo o
'd;iaE-9=6- o9
(g ;:c.dF9H:q9 cd

(6
*F3ps:a;iie
up.:di=--._ '. d o q
H g0)
2 <<mJ>ZOo.o-F *O
F{
Tatalaksana medis 127

Antagonis kalsium angina. Properti antagonis kalsium sangat


Antagonis kalsium merupakan kelompok berbeda (Tabel 8.4).
obat heterogen yang menghambat salur-
an arus lambat, yang digunakan ion kal- Terapi penwun lipid
sium untuk memasuki sel untuk memulai Peningkatan kolesterol darah merupakan
kontraksi otot polos dan konduksi intra- faktor risiko penting untuk PJK, namun
kardiak. Maka, pemberian penyekat salur- harus dipertimbangkan pula dalam
an kalsium menghasilkan relaksasi otot konteks faktor risiko lain sepefti me-
polos, menurunkan afterload, dan me- rokok, peningkatan TD, dan kurangnya
miliki efek langsung terhadap tonus vaso- olahraga. Dengan diet rendah lemak dan
motor koroner, sehingga mengurangi penurunan berat badan sala sejumlah
spasme afteri koroner. Antagonis kal- pasien menunjukkan perbaikan yang
sium tidak terlalu mempengaruhi pem- signifikan, namum hingga 40% pasien
buluh darah vena kapasitans. Semua anta- membutuhkan terapi penurun lipid tam-
gonis kalsium bersifat inotropik negatii bahan; terutama pada pasien dengan
yang dalam praktik klinis efek ini dapat riwayat keluarga PJK. Pasien yang telah
ditutupi oleh efek vasodilator. Terdapat menjalani prosedur revaskularisasi harus
keprihatinan mengenai kemungkinan diterapi dengan agresif karena terdapat
peningkatan mortalitas kardiak bila pasien bukti jelas bahwa fungsi tandur alih jangka
hipertensi atau pasien dengan PJK di- panlang setelah CABG dan tingkat re-
terapi dengan nifedipin. Menurut se- stenosis setelah angioplasti koroner
lumlah studi, jelas harus dihindari peng- transluminal perkutan (PTCA) dapat
gunaan nifedipin sebagai monoterapi membaik dengan terapi penurun lipid.
tanpa penyekat B konkomitan. Diltiazem The Standing Medical Advisory Com-
ditoleransi dengan baik dan mungkin me- mittee di lnggris mengatakan 'bahwa
rupakan antagonis kalsium generasi- statin yang merupakan kelompok obat
pertama yang digunakan dalam terapi penurun lipid yang paling efektif harus

Nama obat Nama dagang Dosis Harga*

Amlodipin Istin 5-10 mg (om) 111,85 (5 mg x 28)


Diltiazem Adizem, Angitil, Dilzem, 60-120 ms (rid) 17,50 (60 mcr x 100)
Slozem, Tildiem, Vlazem XL

Felodipin Plendil 5-10 mg (om) f8,12 (5 mq x 28)


Nicardipin Cardene 20-40 mg (rid) e8,38 (20 mg x b6)
Nifedipin Adalat, Adipine, 5-20 mg (bid atau trd) 17,74 (A mg x g0)
Angioplne, Cardilate,
Coracten, Fortipine LA, Tensipine
Nisoldipin Syscor 10 40 mg (om) fl9,36 (10 mg x 28)
Verapamil Cordllox, Securon, Unrver 80,120 mg (rid) e0,33 (40 mg x 20)

* Harga untuk preparat termurah.

om, tiap pagl; bid, dua kali sehari; tid, tiga kali sehari

Tabel 8.4 Antaqonis kalsium


r28 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

diberikan untuk pasien yang menderita Terapi obat 'berjenjang' dalam


angina dengan kolesterol total 5,5 mmol/ tatalaksana angina stabil
L atau lebih. Untuk orang-orang tanPa Semua pasien harus diterapi dengan
gejala PJK, yang memiliki kadar kolesterol aspirin 75 mg per hari. Untuk episode
tinggi, terapi dengan statin hanya diberi- angina yang sangat iarang terjadi, nitrat
kan pada pasien dengan risiko serangan sublingual cukup membantu. Kebanyakan
jantung mayor (infark miokard atau pasien membutuhkan terapi dengan
kematian mendadak) sebesar 3% per penyekat B kardioselektif, atau antagonis
tahun atau lebih, karena kolesterol yang kalsium. Pada l0-20% pasien, dibutuhkan
tinggi saja merupakan prediktor lemah obat tambahan dalam bentuk nitrat oral
risiko koroner. Tabel Sheffield untuk kerja panjang atau antagonis kalsium yang
pencegahan primer PJK memperlihatkan ditambahkan pada penyekat B. Pasien
bahwa kolesterol serum dalam kaitannya yang resisten mungkin membutuhkan
dengan faktor-faktor risiko lain yang 'terapi tripel' (penyekat F + antagonis
mencakup risiko PJK 3% per tahun harus kalsium + nitrat) atau 'terapi kuartet'
diterapi dengan statin (Gambar 8.8) ('terapi tripel' + Nicorandil) yang mem-
Klasifikasi hiperlipidemia dan algoritma butuhkan penelitian revaskularisasi.
terapi sederhana diperlihatkan pada
Tabel 8.5, dengan perubahan lipid serta Tatalaksana medis angina tidak
lipoprotein yang diharapkan pada Tabel srabil (lihat Boks 8.13)
8.6. Berkaitan dengan risiko dini infark
miokard akut atau kematian mendadak,
Obat lain pasien dengan angina tidak stabil harus
Nicorandil merupakan alternatif terapi dirawat di rumah sal<it, diberikan aspi-
yang bermanfaat dalam terapi angina, rin, heparin (baik yang merupakhn ienis
biasanya dalam kombinasi dengan obat tidak terfraksi atau berat molekul rendah
lain. Penyekat saluran kalium ini me- (LMW)) dan nitrat intravena, serta peng-
relaksasi otot polos serta menyebabkan obatan antiangina oral tambahan, dengan
vasodilatasi arteri koroner. Efek samping pertimbangan untuk pemeriksaan penun-
sama dengan nitrat oral. jang invasif dini dan revaskularisasi. Data
Tanpa adanya gangguan fungsi ven- awal menunjukkan bahwa antagonis ll/
trikel l<iri, penghambat enzim pengkon- llla antiplatelet kuat (misalnya Abciximab,
versi angiotensin (ACE) tidak memiliki Eptifibatide, Tirofiban) berperan penting
peran dalam terapi angina. Yang menarik, dalam terapi pasien dengan angina tidak
penghambat ACE ternyata menurunkan stabil dan infark miokard nongelombang-
risiko jangka panjang perkembangan Q, serta menurunkan risiko intervensi
angina pektoris atau kematian mendadak
pada pasien dengan disfungsi ventrikel
kiri. I

I mffi[cs #. {3 Terapi Medis pada Angina


Terapi sulih hormon (TSH-hormone
Tidak Stabil
replacement therapy [HRT]) menurun-
kan risiko infark miokard akut dan ke- . Aspirin
matian mendadak jantung Pada
. Heparin (LMW)
perempuan pascamenopause. Semua . Nitrat intravena
perempuan dengan riwayat penyakit
. Antagonis kalsium
koroner, atau yang memiliki faktor risiko
PJK lain, harus mendapatkan TSH kecuali
bila ada kontraindikasi spesifik.
Tatalaksana medis 129

;ffi
'tl

fl TC,: HDI* r,

.DIABiEYSS

{]sit 40 Ehwi 'P6Fkoh


z,t0 .2!0
, :40 ,t6 ffi
'rga JS

1t0 10
l1€o
l?fl .6 170
6 rao fi,, t,16! 1m
F tr, ' ,sd
tsr
r 140 140 140
134 i3o 10 13n

'q0 irn lg
,1lt
:a 9101112 q 115, u.r $ .4t.6: t ,:t:.Sj,9 :t0 11 jA
mtfitL ;ufiil,l9,1l.,
usi*60t{hun Eufrr; {sta $0 lattff
.:,u0 i?td .,rrr,fatb
200 2ql ,1 ;tito
,ts
': iis
.i,
190

1m 1iq 1&
,- 1t0 1. 1) ;':;.lro
n, 160 1S Orm
: l5S
' tbo
'va 140 t,t r 1s
'$a x30 m
. 120
, .tg
110
, rl1b
l f ,i I .4 l 9rJ,,Si.e'rr1o il,la I A b,g.:tg g t0lit1,
. {6: {iDL ' l{9i::H}r
eurr*ipePtir* ,?1ft
t1l 210
, 20s
rrsft

,', tw rs0 im
' ,t80 ,iw
180

. , 1:tt ,@1,
17p
1&l
E r't* :190

E* ts . 15C

t4{ :140
140
l3! 13t
'40
I l2\3 12

!:10 11"0
g lt1f1!
a'
!C i HDI

?$ rabotrl ?ef,lprt t.;r,' rP*p peii*O!], rl UsE ?0 tal4! F*rdkql


?xo 21o1*:
t':ot 2oo.l
, 19! '

r80 lE!
110 1tq, l.r, :' r?b

ff*o
E rst
,1Bo

ffi
ff
E"
,ro
tso
140 140
130 139

r.ffi"*'n
!2p 120
110 110
31,4 6 r? ,* rg .lKlill u
KimL: Tbiijt!l:'I.

(a)

Gambar 8.8 Grafik prediksl risiko koroner: (a) taki laki, (b) perempuan
I 30 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

(b)

Gambar 8.8 Jartutan


Tatalaksana medis 13 I

o
-Ho
d@
oO d
F!
:40 so
E*=
G-a
o.69 a,

=E,E
ci
b
di6
@
o E
o
o o.
FeA
i1 Y) :l
a
o
d:o
a O
6
Io
6x.a
ohi d
-u=t1 d e
o
q E-6H€ d
'd
d
d
d
,! =Xo.iri
=;?, d 0.
;6!?6
oi39o
!
o
(d
d
odEo cd d
ctr*tr
ooxo c E
o
cd
trtr;ic
od:!d
a
d cd
(5 XX m X

d
*
c)
q
6
U)
i5+
;
F
h
+Z+++i
o
()
q
0)
o
M

dvt
dtr
EO tJ) o
trQ O-OO
O6OO
69 Fb
6 !'!b$*'
D

u
^d-dcd-o--G
rEOC-a@LOtr
UP
co
hi tr
CO
!3
dO :o
UB -3
-O cO
tr3
HO
tr br OE =8
OE cc6 Od oG
o
E
p.
(!5 3F= E_C
:t
d
o.
'69 O s g w Q .- -c6
Jo-m oor

=e E* C
iO Ab o c6
OY cii
VE :t< S* tr5 c
o
O

g
o E
trd a
d
o,o
oq SZ
e.* b
cd
o:/ q)
Ed tj
!(d
F
132 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

Lipid (% perubahan)

Kolesterol Trigliserida

Statin .lzo-33v0 Jto-so.t I2E-+Evo T2*7ao/"


Fibrat Ito-zov" Jeo*so,/, Iza-zsv" Tto-25v"
Asam nikotinat Jrs-gor Jzo-oo.z Jts-+o,z ln-zav"
Probucol Js-ts.z. Jo-s"2, Ja*ts./. Lto-zsot"
Mrnyak ikan JT Jto-oo'z J1 ts-tooz"

Tabel 8"6 Perubahan lipid darah yang e penyakit pembuluh darah kecil difus;
diharapkan dengan terapl obai. o faktor lingkungan dan institusional,
termasuk pilihan pembedahan.
koroner perkutan selanjutnya. Jika pasien Komplikasi dini antara lain infark mio-
distabilisasi di rumah sakit dan dikirim kard perioperatif, perdarahan, stroke,
ke rumah terdapat kemungkinan besar infeksi luka, dan aritmia atrium. Setelah
rekurensi gejala atau serangan jantung pembedahan yang sukses, 75-90% pasien
mayor. bebas angina. Tandur alih vena mengalami
oklusi dengan laju 2-5% per tahun,
sementara patensi tandur alih arteri
Revaskularisasi koroner
torakalis interna kiri untuk LAD >95%
dalam l0 tahun (Gambar 8.9).
Tandur alih pintas afteri koroner
Pada kelompok pasien dengan ana-
(coronary aftety bypass gzftind tomi koroner risiko-tinggi, CABG mem-
Revaskularisasi bedah menggunakan perbaiki prognosis: termasuk pasien
CABG pertama kali dilakukan awal tahun dengan stenosis batang-utama kiri,
I 960-an dan sekarang merupakan salah penyakit tiga pembuluh darah, penyakit
satu prosedur pembedahan yang paling dua pembuluh darah termasuk stenosis
sering dilakukan. Di lnggris, dilakukan proksimal LAD, penyakit dua pembuluh
lebih dari 25.000 prosedur CABG selama darah, dan gangguan fungsi ventrikel.
tahun 1998. Selama bertahun-tahun vena
safena merupakan media donor tandur Angioplasti/stent koroner
alih, tetapi angka patensi media arterial
PTCA pertama kali dilakukan oleh
yang lebih baik (misalnya arteri torakalis
Andreas Gruentzig tahun I 977, dan pada
interna) menyebabkan banyak pasien me-
tahun 1990 jumlah prosedur PTCA di
nerima paling tidak satu tandur alih seluruh dunia melebihi jumlah operasi
arterial. Mortalitas perioperatif dini untuk
CABG. Data terbaru memperlihatkan
CABG elektif sekitar l-3%. Faktor risiko
bahwa tahun 1997 iumlah prosedur
kematian antara lain:
PTCA di seluruh dunia telah meningkat
r fungsi miokard yang jelek; hingga 1.210.000 dengan 50% dilakukan
r infark miokard sebelumnya; di AS, 3 I % di Eropa, 9% di Jepang, dan
o instabilitas hemodinamik; l0% di negara-negara lain. Di rumah
r usia lanjut; sakit-rumah sakit yang berpengalaman,
. PeremPuan; mortalitas dini sekitar l% tergantung
o diabetes melitus; pada campuran kasus, dan tingkat
Revaskularisasi l<oroner t33

..,.i,. .i:: it j : :l (a) Aterosklerosis


tandur alih difus pada tandur
ahh vena lama. (b) Tandur
alih arteri torakalis rnterna.
(a)

komplikasi mayor (kematian, infark pembuluh darah target. Restenosis timbul


miokard, dan CABG darurat) biasanya karena migrasi fibroblas dan jaringan ikat
antara 3 hingga 5%. Awalnya PTCA ke area barotrauma akibat dilatasi balon
digunakan untuk terapi lesi tunggal, dan disrupsi intima. Restenosis lebih
proksimal, pendek, jelas, tidak ter- sering terjadi pada subset pasien ter-
kalsifikasi pada arteri besar (diameter >3 tentu, antara lain pasien dengan:
mm). PTCA dilakukan di rumah sal<it- o lesi LAD proksimal;
rumah sakit dengan fasilitas bedah di o penyakit tandur alih vena;
tempat (masih merupal<an pilihan yang o lesi panjang;
lebih disukai) karena adanya risiko pe- . angina tidak stabil;
nutupan pembuluh darah mendadak se- r diabetes;
telah dilatasi yang berhasil pada 5% o lesi restenosis; dan
pasien. Penutupan pembuluh darah men- o pasien yang tetap merokok atau me-
dadak terladi sebagai akibat diseksi arteri miliki hiperkolesterolemia yang tidak
dan/atau pembentukan trombus me- diterapi.
nyebabkan perlunya CABG darurat, Tidak ada terapi obat yang dapat
infark miokard akut, atau kematian men- menurunkan insidensi restenosis setelah
dadak. Masalah lanjut utama PTCA adalah PTCA.
restenosis, yang terlihat secara klinis pada lmplan stent intrakoroner manusia
15-20% pasien yang mengalami angina percama kali dilakukan tahun 1986. Per-
berulang, atau definisi dengan angiografi kembangan ini merupakan penanda dalam
sebagai restenosis >50% diameter pada kardiologi intervensional karena dengan
I 34 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

ditemukannya stent intrakoroner ini me- llb/llla (misalnya Abciximab), yang telah
nurunkan insidensi penutupan mendadak terbukti menurunkan risiko kejadian
pembuluh darah, infark miokard akut, kardiak lanjut.
kematian mendadak, dan kebutuhan PTCA efektif dalam mengurangi atau
CABG darurat (Gambar 8.10). Kenyataan menghilangkan serangan angina pada
bahwa stent menurunkan insidensi re- pasien tertentu dengan lesi yang cocok
stenosis lanjut dibandingkan dengan untuk dilatasi balon. Saat ini, hanya ada
angioplasti balon sederhana menjadi sedikit bukti bahwa PTCA meningkatkan
semakin jelas setelah studi BENESTENT harapan hidup bila dibandingkan dengan
dan STRESS. Tahun 1997,600.000 stent terapi medis, dan mungkin morbiditas
diimplantasi di seluruh dunia, 57% di AS, dan mortalitas hampir sama dengan
30% di Eropa,5% di Jepang, dan 8% di CABG bila dibandingkan pada kelompok
negara lain. Penggunaan stent telah me- pasien yang sama. Studi awal yang mem-
ningkatkan penggunaan intervensi per- bandingkan PTCA dan CABG sebelum
kutan pada subset pasien lain termasuk pengenalan stent menunjukkan tingkat
pada penyakit multi-pembuluh darah, lesi pengulangan tindakan yang tinggi pada
panjang, dan tandur alih vena. Terapi anti- kelompok PTCA, dengan jumlah signi-
platelet pada pasien yang menjalani stent fikan pasien dengan gejala berulang yang
meliputi preterapi dengan aspirin dan membutuhkan pembedahan. Baru-baru
Klopidogrel, heparin periprosedural, dan ini, terdapat sejumlah studi yang mem-
Klopidogrel pascaprosedur selama I bandingkan penggunaan stent vs. CABG
bulan dan aspirin dosis rendah diterus- pada penyakit multi-pembuluh darah.
kan selamanya. Dengan rejimen antipla- Hingga hasil studi ini tersedia, PTCAJ
telet saat ini, trombosis stent dini teriadi stent cenderung dilakukan pada pasien
pada sekitar 0,5% pasien. Subkelompok pada ujung'sederhana' spektrum dengan
risiko tinggi (misalnya penderita diabetes, satu atau dua lesi, dan pasien dengan
pasien dengan pembuluh darah kecil penyakit tiga pembuluh darah diterapi
(diameter <3,0 mm), pasien yang dengan CABG. Dalam banyak hal, dua
menjalani intervensi multi-pembuluh teknik revaskularisasi ini harus dipandang
darah) sering diterapi dengan antagonis sebagai l<omplemen ketimbang sebagai
kompetitor. Perbandingan kedua teknik
ini diperlihatkan pada Tabel 8.7.

PMR/TMR
Saat ini sedang diteliti kegunaan revas-
kularisasi perkutan dan transmiokard
(percutaneous and transmyocardial
revas cu I arizafion IPM R/TM R])meng-
gunakan energi laser sebagai satu metode
untuk meningkatkan perfusi miokard
langsung dari ruang ventrikel kiri. Saluran
dengan diameter kecil, l-2 mm, dibuat
dengan menggunakan laser karbon
dioksida, baik dari epikard melalui ruang
ventrikel melalui torakotomi terbuka
Gambar 8.10 Stenosis proksrmal berat (anterior dinding dada kiri, atau baru-baru ini dari
desenden lc,ri), sebelum dan sesudah insersi stent. ruang ventrikel kiri ke miokard meng-
lnfark miokard akut t3s

Percutaneous coronaty inteffention (PCI) Coronary artery bypass gnfting (CABG)

Indikasi
Penyakit pembuluh darah iunggal diskret Penyakit mulii-pembuluh darah drfus
Penyakit multr pembuluh darah Pembuluh darah berkaliber kecil
Penyakit kompleks (misalnya brfurkasio) Lesr panjang
Oklusi total kronis Penyakit cabang utama kiri (+)
Penyakit cabang utama klrl (+) Pembedahan katup tambahan
PCI primer (IMA)
PCI penolong (IMA)
PCI penyelamatan (syok kardiogenik)

Ma.nfaat
Masa perawatan rumah sakit pendek Revaskularisasr lebih lengkap
Penghrndaran pembedahan mayor Penghliangan gejala yang baik
Lebih sedikit keladian serebral ? Perbaikan prognosis
Lebih sedikit infark periprosedural

Kerugian
Revaskularisasr kurang lengkap Masa perawatan rumah sakit lebih lama
Rekurensi gejala Peningkatan biaya awai
Prosedur lanjutan lebih banyak Komplikasi penprosedural

Tabel 8.7 Perbandrngan antara intervensi koroner rendah berdasarkan riwayat klinis, tes
perkutan (percutaneous corcnary intewentianlPcl)
latihan treadmill, dan arteriografi arteri.
dan tandur alih pintas arteri koroner (coronary
artery bypass grafting I CABG). Lebih lanjut, modifikasi agresif 'faktor
risiko bersama dengan terapi obat yang
efektif serta metode revasl(ularisasi yang
gunakan pendekatan arteri retrograd berhasil telah menurunl<an risiko dan
perkutan. Saat ini, penelitian yang dilaku- memperbaiki prognosis. Prognosis pada
kan terbatas pada pasien yang tidak dapat pasien per individu sulit diperl<irakan
menialani revaskularisasi konvensional namun bervariasi dengan mortalitas per
(CABG/PTCA). Didapatkan perbaikan tahun sebesar l-2% untuk penyakit pem-
gejala setelah prosedur pada mayoritas buluh darah tunggal, 3,5-7,5% untuk
pasien, dikonfirmasi secara obiektif penyakit tiga pembuluh darah, hingga l0-
dengan tes latihan. Data yang menuniuk- I 3% untuk penyakit arteri kiri utama.
kan prognostik masih kurang, dan hasil
studi DIRECT yang baru diterbitkan me-
nuniukkan bahwa revaskularisasi laser lnhrk miokard akut
tidak lebih baik dibandingkan plasebo
pada sebagian besar pasien. Epidemiologi
lnsidensi sesungguhnya dari infarl< mio-
Perialanan penyakit kard akut tidak diketahui namun sekitar
Dari literatur jelas bahwa prognosis 150.000 kematian akibat PJK terjadi di
pasien dengan angina stabil telah mem- lnggris tahun 1995. lnsidensi dan mor-
baik dengan berlalunya wal<tu. Sekarang talitas infark miokard akut membaik se-
pasien dapat dengan mudah diklasifikasi- iring waktu sebagai hasil dari usaha-usaha
kan ke dalam subset risiko tinggi dan yang ditargetkan pada pencegahan primer
I 36 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

dan pengurangan faktor risiko, kesadaran Spasme artefi koroner


pasien, tenaga paramedis ambulans, unit Pada sebagian kecil pasien (5%), infark
perawatan koroner, terapi obat (misalnya miokard akut teriadi pada arteri koroner
aspirin, penyekat B, penghambat ACE), yang normal. Diasumsikan bahwa spasme
trombolisis, rehabilitasi, stratifi kasi pasca- arteri koroner berperan dalam beberapa
infark dan revaskularisasi (PTCA, CABG). kasus ini. Spasme ini juga dapat menutupi
penyakit aterosklerotik'tetap' yang dapat
Patofisiologi menyebabkan oklusi kritis, sering dengan
tambahan trombus sehingga cukup untuk
lnfark miokard akut terjadi ketika iskemia
menimbulkan infark.
miokard, yang biasanya timbul sebagai
akibat penyakit aterosklerotik arteri Pembuluh danh kolateral
koroner, cukup untuk menghasilkan Salah satu determinan utama perluasan
nekrosis ireversibel otot jantung.
nekrosis miokard adalah adanya pasokan
darah kolateral ke area yang mengalami
Trombosis koroner infark. Pada pasien yang menderita infark
Studi angiografi dan postmortem pada miokard akut, setelah riwayat lama an-
pasien yang dilakukan segera setelah
gina stabil kronis, pembuluh darah kola-
onset gejala menunjukkan insidensi tinggi
teral dapat terbentuk sehingga ukuran
(>85%) trombus oklusif pada arteri
infark kecil. Pada pasien muda dengan
penyebab (Gambar 8.1 l). Trombus ini
oklusi mendadak LAD, biasanya menye-
merupakan gabungan bekuan putih (kaya
babkan infark anterior luas karena
platelet) dan merah (kaya fibrin/eritrosit).
sedikitnya pembuluh darah kolateral.
Bahkan tanpa terapi, insidensi trombosis
turun hingga 65% dalam 24 jam, me-
nandakan bahwa terjadi trombolisis Riwayat klinis (lihat Boks 8.14)'
spontan iika pasien selamat. Nyeri dada
Mayoritas pasien (>80%) datang dengan
Fisura plak nyeri dada. Gejala khas dan dapat di-
Trombosis koroner umumnya terjadi bandingkan dengan serangan memanjang
dalam kaitan dengan fisura plak (lihat angina berat, sementara serangan angina
halaman I l2). tidak khas berlangsung selama 5- l0
menit, nyeri dada pada infark miokard
biasanya berlangsung minimal 30 menit.
Nyeri atau rasa berat menekan dan bisa
disertai keringat dingin atau rasa takut.
Meskipun nyeri dapat menyebar ke
lengan atau rahang, kadang gelala ter-

ffi*ks S.i4 Gejala lnfark Miokard


Akut
. Nyeri dada memanjang
r Ansrelas, rasa gelisah
r Berkeringat
o Sesak napas

Gambar 8.11 Trombosis koroner


r Muai
lnfarl< miokard akut l 37

utama timbul dari epigastrium, yang dapat Mungkin terdapat gangguan PernaPas-
menyebabkan kesulitan diagnostik. Pada an yang jelas dengan takipnu dan sesak
manula dan penderita diabetes, nyeri naPas.
mungkin hanya sedikit atau tidak ada Demam derajat sedang dengan suhu
sama sekali. kurang dari 38oC timbul l2-24 jam se-
lnfark mibkard akut teriadi setelah telah infark dan mungkin berguna untuk
aktivitas berat atau emosi ekstrem, jarang diagnosis jika pemeriksaan enzim jantung
pada puncak aktivitas. Hingga 50% pasien belum tersedia.
terbangun dari tidur karena nyeri dada
dan sekitar sepertiga pasien melaniutkan Denyut nadi dan TD
aktivitasnya meskipun mengalami nyeri Sinus takikardia ( 100- 12O/menit) terladi
dada. Saat ditanyakan, pasien mengakui pada sepertiga pasien; dengan analgesik
adanya gejala tidak jelas beberapa hari adekuat, denyut nadi biasanya melambat
atau minggu sebelum kejadian termasuk kecuali bila terdapat syok kardiogenik
malaise, lelah, atau nyeri dada tidak yans mengancam.
spesifik. Denyut jantung rendah mengindikasi-
kan sinus bradikardia atau blok iantung
Sesak napas sebagai sebagai komplikasi dari infark.
Sesak napas dapat disebabkan oleh pe- Peningkatan TD moderat disebabkan
ningkatan mendadak tekanan akhir oleh pelepasan katekolamin.
diastolik ventrikel kiri, mengindikasikan Hipotensi timbul sebagai akibat akti-
ancaman gagal ventrikel, dan kadang vitas berlebih vagus, dehidrasi, infark ven-
terjadi sebagai manifestasi satu-satunya trikel kanan, atau dapat merupakan tanda
infark miokard. syok kardiogenik.
Ansietas dapat menyebabkan hiper-
ventilasi. Pada infark tanpa gejala, sesak Pemeriksaan jantung
napas lanjut merupakan tanda disfungsi Palpasi prekordium dapat menunlukkan
ventrikel kiri bermakna. area dengan diskinesia, terutama pada
pasien yang mengalami infark anterior
Ge jala g astrointe stinal luas berlanjut.
Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan Bunyi jantung 54 sering didapatkan,
mual dan muntah dan dikatakan lebih namun mungkin transien. Banyak dis-
sering terjadi pada infark inferior. fungsi ventrikel kiri berat disertai oleh
Stimulasi diafragmatik pada infark in- 53, dan/atau sp/lt terbalik 52.
ferior juga dapat menyebabkan cegukan. Murmur akhir sistolik MR ringan
hilang timbul tergantung kondisi pem-
Gejala lain bebanan ventrikel.
Termasuk palpitasi, rasa pusing, atau Gesekan friksi perikard jarang ter-
sinkop dari aritmia ventrikel, dan gelala dengar hingga hari kedua atau ketiga, atau
akibat emboli arteri (misalnya stroke, lebih lama lagi (hingga 6 minggu) sebagai
iskemia ekstremitas). gambaran dari sindrom Dressler (lihat
hal.227).

Pemeriksaan fisik Pemefiksaan paru


Tampilan umum Ronki akhir pernapasan dapat terdengar,
Pasien tampak pucat, berkeringat, dan bahkan bila tidak terlihat edema paru
gelisah karena aktivitas berlebih simpatis. pada radiografi.
I 38 Bab 8: Penyakit Jantung Koloner

Edema paru yang jelas didapatkan lanjut infark miokard: peningkatan kadar
sebagai komplikasi infark luas, biasanya dapat dideteksi dalam 24 iam, memuncak
anterior. dalam 3-6 hari dengan peningkatan yang
tetap dapat dideteksi selama 2 minggu.
Gambaran lain lsoenzimnya LDH, lebih spesifik namun
Bukti klinis hiperlipidemia, penyakit vas- penggunaan klinisnya telah dilampaui oleh
kular perifer, diabetes, dan retinopati pengukuran troponin (lihat di bawah).
hipertensif mungkin ditemukan. Pengukuran serial enzim jantung di-
ukur tiap hari selama 3 hari pertama:
Pemeriksaan penunjang (lihat Boks peningkatan bermakna didefinisikan
8.rs) sebagai dua kali batas tertinggi nilai
Enzim jantung laboratorium normal. Kurva waktu-
aktivitas pada berbagai enzim diperlihat-
Setelah kematian jaringan miokard, kon-
kan dalam Gambar 8. 12.
stituen sitoplasma sel miokard dilepaskan
ke dalam sirkulasi. Kreatin fosfokinase
(creatine phosphokinaselCPK) dapat di-
Troponin
deteksi 6-8 jam setelah infark miokard
Troponin (T&l) merupakan protein
dan memuncak dalam 24 jam serta regulator yang terletak dalam aparatus
kembali menjadi normal setelah 24 iam kontraktil miosit. Keduanya merupakan
selanjutnya. lsoenzim (CPK-MB) spesifik cedera sel miokard petanda spesifik dan
untuk otot iantung, namun juga dapat dapat diukur dengan alat tes di sisi
dilepaskan pada kardiomiositis, rrauma tempat tidur (bedslde). Troponin tam-
jantung, dan setelah syok yang melawan paknya meningkat baik pada infark
aliran langsung (direct currendDC). miokard akut dan pada beberapa pasien
Aspaftat amino transferase (AAT), suatu risiko tinggi dengan angina tidali stabil
enzim nonspesifik umumnya diperiksa bila kadar CPK tetap normal. Kriteria
sebagai bagian skrining biokimiawi, dapat diagnostik untuk infark miokard akut
dideteksi dalam l2 jam, memuncak pada baru-baru ini didefinisikan kembali ber-
36 jam, dan kembali ke normal setelah dasarkan pengukuran troponin (lihat Eur
4 hari. Kongesti hati, penyakit hati Heart J 2000; 2l: 1502-1513).
primer, dan emboli paru dapat menye-
babkan peningkatan AAT. Seperti CPK, Tes darah lain
AAT juga ditemukan pada otot skelet. Perubahan nonspesifik pada tes darah
Peningkatan enzim nonspesifik laktat rutin meliputi peningkatan jumlah sel
dehidrogenase (LDH) terjadi pada tahap darah putih setelah 48 jam, khasnya l0-
15.000, terutama sel-sel polimorfik, dan
peningkatan laju endah darah (LED)
serta protein reaktif-C (CRP) yang
1
me*<s S" 15 Pemeriksaan Penunjang j
memuncak dalam 4 hari dengan puncak
Akut
pada lnfark Miokard kedua sebagai gambaran sindrom
,ij . DPL LED, CRP
I

Dressler. Hiperglikemia ringan sebagai


i

r EKG istirahat akibat dari intoleransi karbohidrat dapat


o Enzim jantung berlangsung selama beberapa minggu.
o Troponin I atau T Pelepasan katekolamin, tirah baring, dan
r Ekokardiografi I
perubahan diet mempengaruhi perkiraan
r Tes latihan
. + Arterioqrafi
j kadar lipid, sehingga harus ditunda
koroner I
I
.-*--J selama 4-6 minggu.
lnfark miokard akut 139

Gambar 8.12 Kurva enzim-


enzim 1antung menunjukkan
hubungan waktu-akttvitas.

Elektrokardiogrcti didapatkan pada kardiomiopati dan hiper-


Kombinasi riwayat penyakit yang khas trofi ventrikel.Pada sepertiga pasien,
dan peningkatan kadar enzim jantung gelombang Q kembali normal dalam l8
lebih dapat diandalkan daripada EKG bulan setelah keladian akut tersebut.
dalam diagnosis infark miokard akut. EKG Sebanyak 20% pasien yang mengalami
memiliki tingkat akurasi prediktif positif infark dengan kriteria klinis dan enzim
sekitar 80%; maka EKG normal tidak me- mengalami infark pada area tArsebut
nyingkirkan diagnosis infark. EKG serial namun secara eletrik pada EKG l2 lead
bernilai dalam dokumentasi evolusi permukaan tidak menunjukkan kelainan.
gangguan elektrik. Perubahan EKG ber- Hubungan antara EKG dan derajat
langsung dalam susunan yang jelas keparahan patologis infark tidak dapat
(Gambar 8.13). Repolarisasi inkomplet diandalkan, maka, seorang pasien dengan
miokard yang rusak menyebabkan elevasi gelombang Q mungkin memiliki infark
segmen S-T pada daerah yang mengalami transmural atau subendokard berlanjut.
infark. Pada EKG pasien segera setelah Hal yang sama berlaku untuk pasien
infark, gelombang T yang tinggi dan dengan depresi segmen S-T atau gelom-
simetris dapat terlihat dan terbalik ketika bang T yang tetap terbalik (infark non-
segmen S-T mengalami elevasi. Depresi gelombang Q), yang tidak spesifik untuk
segmen S-T resiprokal didapatkan pada infark subendokard. Meskipun kemung-
lead yang berlawanan dengan infark. kinan infark subendokard untuk menye-
Segmen S-T kembali ke garis isoelektrik babkan syok kardiogenik atau ruptur
dalam beberapa hari tergantung pada miokard kecil, infark miokard kecil dapat
besar infark, diikuti oleh terbaliknya menyebabkan kematian mendadak akibat
gelombang T yang bisa tetap selamanya. aritimia ventrikel atau menjadi penanda
Kemudian, gelombang Q patologis, di- infark transmural berikut (yang disebut
definisikan sebagai gelombang Q dengan sebagai infark'stuttering'). Prognosis
durasi >30 mdet dan amplitudo >25% infark nongelombang Q lebih jelek dari-
gelombang R, timbul pada daerah infark. pada infark gelombang Q.
Gelombang Q tidak spesifik karena bisa
t40 Bab 8: Penyal<it Jantung Koroner
lnfark miokard al<ut l4l

Ekokardiografi tanpa nyeri dada.


Setelah infark miokard, abnormalitas . Nyeri pleuritik dan hemoptisis dapat
gerakan dinding regional, penurunan pe- menyertai emboli perifer.
mendekan fraksional dan fraksi eieksi, r Peningkatan tekanan vena, 53 sisi
trombus mural, cairan perikardial, dan kanan, gesekan pleural.
abnormalitas fungsi katup dapat dideteki r Hipoksemia arterial, EKG khas, radio-
dengan ekokardiografi potongan me- grafi toraks oligemik.
lintang (lihat Bab 3). r Konfirmasi dengan pindaian V/Q, CT
spiral, arteriografi paru (lihat Bab I 6).
Skintigrafi ndionuklida
Skintigrafi infark miokard dengan radio- Nyeri dinding dada
nuklida menggunakan penanda dengan o Dibedal<an berdasarkan riwayat klinis.
wal<tu-paruh pendek (ee'Tc-pirofosfat) . Nyeri superfisial, terlokalisir, sering
dapat digunakan untuk membuat penilai- transien, dapat diprovokasi oleh aktivitas
an semikuantitatif ukuran infark namun atau perubahan postur. Memberi respons
tidak digunakan sebagai pemeriksaan pada analgesik minor atau OAINS. Gejala
rutin (lihat Bab 3). serupa dari kosto-kondritis (sindrom
Tietze) terlokalisasi di perbatasan kosto-
Arteriograti koroner kondral (sering perbatasan kedua).
Arteriografi koroner darurat kadang di-
perlukan bila tetap ada keraguan me- an g astr ointe stin aI
KeI a in
ngenai diagnosis pasien dengan gejala Kelainan traktus Gl atas (refluks eso-
tipikal tanpa ada perubahan EKG yang fageal, spasme, hiatus hernia, ulserasi
khas. Arteriografi koroner biasanya di- peptik, pankreatitis akut) dapat me-
lakukan pada pasien yang menjalani PTCA nyebabkan kesulitan diagnostik pada be-
primer atau pemasangan stent. berapa pasien.
o. Perubahan gelombang ST-T dan
Diagnosis banding respons terhadap nitrat dapat timbul
pada spasme esofageal, pankreatitis, kole-
Diseksi aorta
sistitis.
Nyeri retrosternal yang menyebar ke
punggung, dengan bulcti klinis penurunan
e Riwayat klinis dan pemeriksaan pe-
nunjang yang teliti pada traktus Gl akan
atau hilangnya denyut nadi daniatau
membantu penegakan diagnosis.
regurgitasi aorta.
Diagnosis dikonfi rmasi dengan tomo-
grafi terkomputerisasi (CT)/pemindaian Terapi (lihat Boks 8.16)
resonansi magnetik (MRl) atau ekokar- Umum
diografi transesofageal (lihat Bab 3). Segera setelah masuk rumah sakit, pasien
harus ditransfer dengan cepat ke unit
Perikarditis akut perawatan koroner. Di beberapa rumah
. Nyeri dada hilang dengan posisi sakit, trombolisis diberikan di Ruang
duduk ke depan. Gawat Darurat; di rumah sakit lain,
o lnfeksi virus sebelumnya, demam, pasien dimasukkan ke unit perawatan
gangguan sistemik, gesekan friksi, dan jantung (cardiac care unidCCU) terlebih
EKG khas (lihat Bab l3). dulu. Cara manapun yang dilakukan, tidak
boleh ada keterlambatan dalam me-
Emboli paru akut monitor gangguan irama jantung pada
. Sesak napas nyata dengan sedikit atau pasien, dan kanula vena diinsersikan
142 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

biasanya menghilang dalam 24 jam pada


Ssks #.{S Terapi lnfark Miokard I
1
pasien golongan Killip l. Nyeri berulang
Akut I
I
!
setelah beberapa hari mungkin meru-
. Analgesik (oplat) pakan tanda perikarditis, atau kemudian,
. Aspirin sindrom Dressler, keduanya paling baik
r Heparin (LMW)
diterapi dengan OAINS.
r Trombollsis
. Pasien yang merasa cemas bisa men-
Penyekat F
dapatkan manfaat dari benzodiazepin
io + Diuretlk
jo +PenghambatACE kerja pendek (misalnya lorazepam 0,5-
io Oksigen 1,0 mg). Tirah baring hanya diperlukan
i_______*-___*_*__
selama pasien merasa nyeri, atau bila
terdapat bukti aritmia atau gangguan
untuk mendapat akses vaskular. Daripada hemodinamik.
menjalankan prosedur administratif for- Hanya ada sedikit bukti bahwa su-
mal, lebih baik bila pasien dimasukkan plementasi oksigen diperlukan pada infark
ke CCU dan kemudian dipindahkan ke tanpa komplikasi, meskipun banyak
bangsal lain bila ternyata salah diagnosis. pasien yang akan mendapatkan manfaat
Kanulasi vena sentral dan akses arteri psikologis dari oksigen. Kanula nasal yang
tidak diperlukan pada pasien yang tidak menghantarkan 7-4 L/menit oksigen
mengalami komplikasi (Killip l). lembap nyaman digunakan, meskipun
Tes darah rutin harus meliputi he- penghantaran oksigen bervariasi. Pada
matologi dan tes skrining biokimiawi ter- pasien dengan edema paru, monitor
masuk tes enzim jantung. Radiografi oksigen transkutan sangat membantu dan
toraks portabel (AP) dibuat bersama perkiraan gas darah arteri biasanya tidak
dengan EKG harian. Tergantung pada ke- diperlul<an.
tersediaan tempat tidur RS, pasien tanpa
komplikasi biasanya tetap di CCU selama Terapi antiplatelet
24-48 iam dan dikeluarkan dari rumah Manfaat pemberian dini aspirin 300 mg
sakit setelah 5-7 hari. telah terdokumentasi dalam sejumlah
studi klinis (misalnya lSlS-2). Terapi
Analgesik aspirin jangka panjang setelah infark mio-
Analgesik adekuat dan jika perlu sedasi kard juga menurunkan mortalitas ber-
ringan penting diberikan, karena ke- bagai penyebab, termasuk reinfark dan
mungkinan mengalami aritmia lebih kecil stroke nonfatal. Efek aspirin yang meng-
pada pasien yang tenang dan relaks, dan untungkan terutama jelas pada infark
penurunan katekolamin endogen akan miokard nongelombang Q. Dosis
menurunkan kemungkinan iskemia su- minimum efektif dan paling baik di-
bendokard. Opiat intravena dosis kecil toleransi adalah 75 mg per hari yang
(diamorfin 2,5-5,0 mg atau morfin sulfat harus diteruskan selamanya. Data dari
5- l0 mg) merupakan analgesik efektif studi CURE menunjukkan bahwa kom-
dengan kemampuan vasodilatasi tambah- binasi aspirin 75 mg dan klopidogrel 75
an, yang terutama berguna pada pasien mg lebih baik daripada aspirin saja pada
yang menderita edema paru. Karena infark nongelombang Q.
memiliki efek samping mual dan muntah,
harus diberikan antiemetik profilaksis Antikoagulan
(proklorperazin l0 mg, metoklopramid Heparin menurunkan risiko emboli
l0 mg, atau siklizin 50 mg). Nyeri awal sistemik dan emboli paru dan memfa-
lnfark miol<ard akut 143

silitasi resolusi trombus apikal yang ter- dapat diandalkan. Normalisasi segmen S-
lihat pada ekokardiografi. Banyak data T bukan merupakan tanda patensi afteri,
mendukung penggunaan rutin heparin meskipun bila dikombinasikan dengan
sebelum ditemukannya trombolitik. He- hilangnya nyeri dada dan aritimia 'reper-
parin dapat diberikan dengan rute sub- fusi' (misalnya peningkatan irama idio-
kutan maupun intravena; heparin LMW ventrikel) sangat sugestif akan restorasi
cocok diberikan karena tidak membutuh- patensi arteri.
kan pengawasan rutin. Antikoagulasi
dengan heparin diikuti warfarin hanya di- Penyekat B
berikan pada pasien dengan infark mio- Obat-obatan penyekat B menurunkan
kard luas, syok kardiogenik, aneurisma denyut jantung, TD sistemik, dan curah
ventrikel kiri, atau aritmia atrium ber- jantung. Kerja jantung dan puncak 6p/6t
lanjut. Pada studi GUSTO-|, hasil klinis turun, sehingga terdapat penurunan ber-
terapi heparin setelah infark miokard makna MVO'. Pada sejumlah studi klinis,
sangat berkaitan dengan kadar anti- penyekat B terbukti menurunkan mor-
koagulan: kisaran optimal untuk waktu talitas semua penyebab, termasuk ke-
tromboplastin parsial teraktivasi (aPTT) matian mendadak dan infark nonfatal.
sebesar 50-70, antikoagulan yang lebih Manfaat absolut terutama jelas terlihat
agresif dihubungkan dengan peningkatan pada manula, diabetes melitus, disfungsi
risiko perdarahan. ventrikel kiri, dan instabilitas elektrik.
Penyekat B ditoleransi dengan sangat baik
Terapi trombolitik pada sebagian besar pasien. Meskipun
Mortalitas dini dan keluaran jangka terdapat penggunaan luas obat lain pasca-
panjang setelah infark miokard akut ber-
infark (misalnya aspirin, penghambat
hubungan dengan reperfusi dini dan ACE), terdapat bukti bahwa penyekat B
lengkap sebagaimana dinilai dengan aliran memberikan manfaat tambahan diban-
normal (TlMl-3) pada arteri target. d.ingkan obat lain. Kebanyakan manfaat
Pemberian obat-obatan trombolitik ini terlihat pada tahun pertama setelah
intravena cepat memperbaiki prognosis infark, namun kematian mendadak yang
pada sejumlah uji klinis (misalnya lSlS-3, tertunda berkurang dengan penggunaan
GISSI-2, GUSTO-I). Patensi arteri pada penyekat F, y"ng mengimplikasikan
90 menit setelah pemasangan infus bahwa penggunaan obat ini harus diterus-
tampaknya merupakan determinan utama kan dalam jangka panjang. Obat-obatan
keluaran jangka panjang: pembuluh darah penyekat B selektif sekali sehari (misalnya
paten mendukung perbaikan ketahanan atenolol 25-50 mg per hari) umum di-
hidup, fungsi ventrikel, dan insidensi berikan.
kematian mendadak yang tercunda. Se-
jumlah obat-obatan trombolitik cukup Nitrat
efektif (Tabel 8.8), dan meskipun t-PA Sebagian besar data mengenai efek meng-
terakselerasi lebih baik daripada strep- untungkan nitrat didapatkan dari era pre-
tokinase, penggunaan rutin t-PA tidak trombolitik. Nitrat biasanya digunakan
beralasan. untuk menghilangkan nyeri dada dan ter-
Semua pasien harus dipertimbangkan utama efektif bila dikombinasikan dengan
untuk mendapatkan terapi trombolitik heparin dalam tatalaksana pasien dengan
setelah infark miokard dengan kontra- angina tidak stabil atau angina pascainfark
indikasi relatif sedikit (Boks 8.17). Penting Nitrat merupakan dilator vena dan
untuk ditekankan bahwa penilaian klinis arteriol yang efektif sehingga dapat di-
(di samping tempat tidur) reperfusi tidak gunakan untuk mengontrol hipertensi
t44 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

Nama dagang

Alteplase Actrlyse 100 mg IV selama 90 menlt e135,00 (1 pak, 10 mg)


(gejala <6 jam) atau selama
3 tam (gejala 6 12 jam)

Anistreplase Eminase 30 unit IV selama 4-5 menit 1495,00 (1 pak, 30 unit)


(gejala <6 jam)

Reteplase Rapilysln 2 x 10 unrt IV selama <2 menit, L716,25 (1. pak, 20 unit)
terprsah 30 menit (gejala <12 jam)

Streptokinase Kabrklnase 1,5 juta unit IV selama 1 lam t81,18 (1,5 juta unit)

1,5 juta unit IV selama 1 1am 189,72 (1,,5 jLlta unit)

Tabel 8.8 Obat-obatan fibrinolitrk yang Penghambat ACE harus diberikan


digunakan pada infark miokard akut.
segera (dalam 24 iam) dan paling meng-
untungkan pada manula, dan pada pasien
sistemik, atau untuk mengurangi beban dengan bukti klinis gagal jantung atau
miokard pada pasien dengan syok kardio- disfungsi ventrikel kiri pada ekokardio-
genik. Jika nitrat digunakan pada pasien grafi. Penghambat ACE ditoleransi
pascainfark, lebih dipilih pemberian dengan baik dengan efek samping (misal-
secara intravena dengan dosis yang cukup nya hipertensi sistemil<, syok kardiogenik,
untuk menurunkan TD sistolik hingga disfungsi ginjal) terjadi hanya pada se-
100 mmHg. bagian kecil pasien. Manfaat penghambat
ACE juga tampak dengan l<ombinasi
Penghambat ACE bersama penyekat B.
Telah diteliti penggunaan berbagai peng-
hambat ACE setelah infark miokard akut Penyekat saluran kalsium
dengan berbagai rejimen dosis, baik pada Antagonis kalsium merupakan kelompok
pasien yang tidak diseleksi (misalnya pada obat heterogen dengan kemampuan klinis
studi CONSENSUS ll, GISSI-3, lSlS-4) yang berbeda. Dihidropiridin kerja
atau pasien dengan risiko tinggi yang pendek (misalnya nifedipin) tidak memiliki
diseleksi (misalnya studi SAVE, AIRE). peran dalam terapi pasien pascainfark,
Secara umum, studi-studi tersebut mem- kecuali kemungkinan dalam kombinasi
perlihatl<an penurunan morcalitas pada dengan penyekat B. Bila digunakan
semua penyebab secara bermakna, ter- sendiri, sejumlah studi menunjukkan
masuk kematian mendadak yang tertunda bahwa nifedipin dan obat serupa dapat
dan reinfark. Titik akhir sekunder juga meningkatkan mortalitas dibandingkan
menunjukkan penurunan bermakna dengan plasebo. Diltiazem mungkin me-
insidensi gagal jantung dan kebutuhan miliki peran pada pasien dengan infark
revaskularisasi dini. miokard nongelombanS Q, dan verapamil
lnfark miokard akut t45

Ob at - ob at an anti afitmi a
#*ks Kontraindikasi
S" €? I
Lihat Bab 9.
Trombolisis
j

Absolut Magnesium
r Stroke hemoragik sebelumnya Lihat Bab 9.
(kapanpun)
o Stroke atau keladian serebrovaskulat
larnnya (dalam 1 tahun) Dukungan mekanik
. Neoplasmaintrakranial Lihat Bab 6.
o Perdarahan internal aktif
. Dugaan diseksi aorta Kardioversi DC
Lihat Bab 9.
Relatrf
r Hipertensi slstemik berat atau tidak
terkontrol (TD >180/110 mmHg) Pacu jantung endokard
o Riwayat kejadlan serebrovaskular Lihat Bab 9.
sebelumnya
r Sedang dalam penggunaan Angiopl asti / stent pr im er
antrkoagulan
Sejumlah studi klinis skala kecil telah
r Diatesis perdarahan yang diketahui
. Trauma mayor belum lama, termasuk menunjul<kan aliran TlMl-3 (yaitu nor-
cedera kepala (dalam 4 mrnggu) mal) pada pasien yang menjalani angio-
r Pembedahan mayor belum lama plasti primer, dengan atau tanpa stent,
(dalam 4 minggu) setelah infark miokard lebih baik bila
. Resusrtasi jantung paru lama dibandingkan dengan penggunaan se-
. Pungsi vaskular yang tidak dapat jumlah obat-obatan trombolitik. Patensi
dikompresi (terutama arteli) pembuluh darah, penyelamatan miokard,
. Perdarahan rnternal baru (dalam 4 reinfark, dan insidensi perdarahan
minggu)
serebral, lebih baik setelah angioplasti
r Pemberran streptokinase atau reakst
balon. Tidal< ada keraguan bahwa stra-
alergi terhadap streptokinase atau
anistreplase sebelumnya tegi intervensi primer membutuhkan
r Ulserasr peptrk aktif sumber daya yang banyak, termasul< tim
ir Kehamrlan yang berdedikasi dan berpengalaman,
ketersediaan laboratorium kateter 24
jam, dan mekanisme akses cepat untuk
pada pasien yang memiliki kontraindikasi memungkinkan intervensi secepat
pada pengobatan penyekat B. Kedua obat mungkin dari onset nyeri dada hingga
ini biasanya ditoleransi dengan baik tercapainya restorasi patensi arteri. Pen-
meskipun efek samping gagal jantung, dekatan ini hanya akan dapat diaplikasi-
hipotensi, atau blok jantung simtomatik kan pada sebagian kecil pasien di lnggris,
kadang dapat dilihat. dan tetap menjadi masalah dalam me-
nentukan yang mana yang akan men-
Diuretik dapatkan manfaat terbesar pada sistem
Lihat Bab 6. perawatan kesehatan dengan sumber
daya yang terbatas.
Vasodilator lain
Lihat Bab 6.
Komplikasi
Dukungan inotropik Aritmia
Lihat Bab 6. Lihat Bab 9.
146 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

Syok kardiogenik hanya memiliki pasokan darah tunggal se-


Lihat Bab 6. hingga lebih rentan terhadap cedera is-
kemik. Khasnya, pasien terlihat dengan
Regurgitasi miftal akut edema paru akut (Gambar 8. 15) atau
MR ringan setelah infark miokard di- syok kardiogenik dalam l0 hari pertama
dapatkan pada 50% pasien dan timbul setelah infark; kematian mendadak juga
sebagai akibat kelainan geometris otot dapat terladi. Bisa terdapat murmur pan-
papilaris, susunan kuspis mitral yang tidak sistolik, yang bisa hampir tidak terdengar
tepat, atau dilatasi anular. Khasnya, dan tidak dapat dibedakan, berdasarkan
murmur akhir sistolik datang dan pergi latar belakang klinis, dengan defek
tergantung pada kondisi pembebanan. septum ventrikel (VSD) akibat infark.
MR berat akibat ruptur otot papilaris Diagnosis dengan ekokardiografi potong-
jarang terjadi (Gambar 8.14), terjadi pada an melintang memperlihatkan daun katup
< l% seluruh infark. Paling sering didapat- yang "menggantung" mengalami prolaps
kan sebagai komplikasi infark inferior ke dalam atrium kiri bersama dengan pe-
karena otot papilaris posteromedial lepasan semua bagian aparatus subvalvar.
Tanpa intervensi bedah (perbaikan atau
penggantian katup) lebih dari 75% pasien
meninggal dalam24 lam. Mortalitas pem-
bedahan sekitar l0%, tergantung pada
kondisi pasien.

Detek septum venftikel


VSD didapat timbul pada l-3% kasus
infark miokard akut (Gambar 8.16). VSD
yang mengkomplikasi infark anterior lebih
umum daripada yang terjadi pada infark
inferior, meskipun infark inferior memiliki
mortalitas bedah yang lebih buruk. Otot

Gambar 8.15 Radiografi toraks memperlihatkan


Gambar 8.14 (a) Infark transmurai yang melibat-
edema paru akut pada pasren dengan ruptur otot
kan satu otot papilaris. (b) Ruptur otot paprlaris. papilaris (perhatikan ukuran jantung yang kecil).
lnfark miokard akut t47

Gambar 8.16 Infark miokard


anterior yang dlkomplikasl
oleh VSD akut.

yang nekrotik menyebabkan defek I -2 pasien bertahan hidup setelah kejadian


cm pada septum muskularis, sering ber- akut sebagai akibat dari tamponade
sama dengan aneurisma ventrikel kiri. tertutup atau pembentukan pseudo-
Kebanyakan pasien dengan VSD akut me- aneurisma. Diagnosis biasanya jelas pada
miliki infark berukuran luas, sementara ekokardiografi dan pilihan terapi adalah
pasien dengan MR akut sering hanya pembedahan.
mengalami infark kecil yang melibatkan
otot papilaris. Diagnosis dikonfirmasi Tromboemboli sistemik
dengan pencitraan potongan melintang, Bahkan dengan adanya trombus mural
dengan Doppler jelas terlihat aliran dari yang dilihat pada ekokardiografi,
ventrikel kiri ke kanan. Kateterisasi tromboemboli sistemik jarang terjadi,
jantung biasanya diperlukan untuk doku- ti.mbul pada kurang dari 5% keseluruhan
mentasi anatomi koroner dan/atau untuk pasien. Emboli sistemik biasanya melewati
memasukkan balon intraaorta. Mortalitas sirkulasi serebral. Antikoagulasi formal
pembedahan sekitar 20-30% di rumah (heparin diikuti war"farin) harus dicadang-
sakit-rumah sakit yang telah berpenga- kan untuk pasien dengan fungsi ventrikel
laman, dan fungsi ventrikel kanan me- kiri yang jelek (fraksi ejeksi <40%),
rupakan determinan utama ketahanan aneurisma ventrikel kiri, atau aritmia
hidup akhir. Resusitasi segera dan rujukan atrium (terutama AF).
bedah menurunkan kemungkinan kegagal-
an multiorgan yang terjadi sebagai akibat Emboli paru
curah jantung rendah. dari penggunaan heparin
Sebagai akibat
dan obat-obatan trombolitik, disertai
Ruptur dinding-bebas dengan mobilisasi cepat, insidensi em-
Hingga l5% pasien meninggal mendadak boli paru telah turun. Jika terladi emboli
setelah infark miokard akibat ruptur paru harus diterapi dengan cara rutin
dinding-bebas anterior (Gambar 8. l7). (lihab Bab l6).
Komplikasi ini tampaknya telah berkurang
karena penggunaan rutin penyekat B. Perikarditis dan sindrom
Ruptur jantung lebih sering terjadi pada pascainfark miokard
manula, pada perempuan, dan setelah Perikarditis dini (dalam I minggu setelah
infark transmural luas. Seiumlah kecil infark) ditandai oleh nyeri perikarditis
I 48 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner

Gambar 8.17 Ruptur


dindinq bebas ventrikel kirl

khas (lihat Bab I 3) dan gesekan friksi di mana terladi pergerakan paradoksikal
yang terdengar yang berkaitan dengan (yaitu perluasan sistolik), sehingga me-
perubahan gelombang ST-T. Keadaan ini nurunkan fungsi ventrikel keseluruhan.
lebih sering terjadi setelah infark trans- Gejala nyeri dada berulang, sesak napas,
mural luas, namun tampaknya terjadi aritmia yang sulit ditangani, dan trombo-
lebih jarang sejak ditemukannya terapi emboli sistemik, khas didapatkan. Gam-
trombolitik. Gejala berespons cepat baran klinis antara lain dilatasi jantung,
terhadap terapi OAINS pada sebagian diskinesia apeks atau paradoksikal apeks,
besar pasien. 53, dan mungkin MR. Kasus kronis me-
Sindrom pascainfark miokard miliki gambaran khas pada radiografi
(sindrom Dressler) terdiri dari pleuro- toraks, seringkali dengan kalsifikasi dalam
perikarditis yang timbul 2-6 minggu dinding aneurisma (Gambar 8.18). Diag-
setelah infark miokard, bersama dengan nosis dapat dikonfirmasi dengan eko-
demam, peningkatan LED, CRP, dan sel kardiografi potongan melintang (yang
darah putih. Kondisi ini sepertinya me- sering mendemonstrasikan trombus
miliki dasar imunologis, dan dapat terjadi
tanpa perikarditis sebelumnya. Sejumlah
kecil pasien mengalami efusi perikard, dan
kadang dilaporkan tamponade atau
konstriksi perikard. Sindrom ini tidak
dapat dibedakan dengan sindrom pasca-
kardiotomi setelah prosedur pintas
kardiopulmonal. Gejala biasanya memberi
respons dengan cepat terhadap pem-
berian steroid oral langka pendek.

Aneurisma ventrikel kiri


lnfark apikal transmural sangat rentan
terhadap pembentukan aneurisma. Per-
luasan infark dini dapat dikaitkan dengan
penipisan, dilatasi, dan fibrosis miokard Gambar 8.18 Radiografi toraks pada pasien
sehingga terbentuk penonjolan yang jelas, d^nqan dne rrisma venrrikel ki-i.
lnfark miokard akut t49

dalam aneurisma), pemindaian resonansi Penurunan kolesterol dengan statin sama


magnetik, atau cine-angiografi . efektifnya dengan aspirin dan penyekat
Penggunaan penghambat ACE dan p dalam menurunkan mortalitas setelah
obat-obatan trombolitik dini telah me- infark miokard. Total kolesterol puasa
nurunkan insidensi pembentukan lebih dari 5,2 mmol/L harus diterapi
aneurisma. Pembentukan aneurisma dengan statin. Pada pasien dengan hiper-
ventrikel kiri + CABG memiliki morta- lipidemia kombinasi, fibrat merupakan
litas dini kurang dari 5% pada rumah sakit pendekatan alternatif, yang efektif dalam
yang telah berpengalaman. menurunkan trigliserida meskipun kurang
efektif dibandingkan dengan statin dalam
Rehabilitasi dan modifikasi fakor menurunkan kolesterol.
risiko
Tes tungsional dan strafikasi risiko
Sebelum meninggalkan rumah sakit, Tes latihan pascainfark merupakan tes
pasien harus dikonsulkan pada perawatan
noninvasif sederhana yang akan meng-
rehabilitasi jantung. Selama masa rawat, identifikasi adanya iskemia terinduksi se-
pasien akan reseptif terhadap penentra- hingga mampu menstratifikasi risiko
man hati dan pemberian dorongan, serta pasien dan perlunya arteriografi koroner.
koreksi faktor risiko. Penting diberikan Kebanyakan penelitian tes latihan pasca-
penjelasan sehingga terbentuk harapan infark dilakukan pada era pretrombolitik.
yang realistis pada periode pemulihan Karena kebanyakan penelitian memper-
pascainfark. Sebaiknya diberikan saran lihatkan mortalitas yang sangat rendah
spesifik mengenai diet, rokok, aktivitas (l-2% pada satu tahun) pada pasien yang
fisik, seks, dan rencana kembali bekerja. menerima trombolitik, perlunya tes latih-
J
ika fasi itas tersedia, program rehabi litasi
I
an rutin sekarang dipertanyakan, ter-
formal dan aktivitas kelompok harus di- utama dalam kaitan dengan 'positif palsu'.
dorong dengan peningkatan progresif Namun, tes latihan sebelum pasien di-
latihan dinamik (isotonik) (misalnya pulangkan atau 6 minggu pascainfark
berjalan, berenang, bersepeda). memberikan informasi yang berguna dan
dapat menentukan kebutuhan pemerik-
Pemeriksaan penuniang pascainfark saan lanjutan (Boks 8. I 8).
Lipid
Penentuan kadar lipid darah dapat tidak
Arteriograti koroner dan
representatif segera setelah infark mio-
rcvaskularisasi
Penggunaan rutin arteriografi koroner
kard. Maka direkomendasikan profil lipid
puasa diperiksa 4-6 minggu setelah ke- dan revaskularisasi setelah infark miokard
jadian akut. Pemeriksaan ini dapat diatur
pada kunjungan pertama pascainfark.
Sekitar 75% pasien yang memiliki infark #mks S.lS Tes Latihan Setelah lnfark
miokard akan memiliki profil lipid ab- Miokard
normal. Penurunan kolesterol total Gambaran prognostik buruk:
agresif dengan statin setelah infark mio- . Nyeri dada diinduksi Iatihan (angina)
kard secara bermakna menurunkan mor- . Depresi segmen S-T
talitas pada semua penyebab, reinfark, r Respons tekanan darah abnormal
disfungsi ventrikel (gagal jantung), pe- ir Respons den\,'ut jantung datar (inkom- |

rawatan rumah sakit kembali, stroke, dan I petensi kronotropik)


kebutuhan revaskularisasi berikutnya. . Aritmia ventrrkel
iL---**.--*- diinduksr latihan
i

i
t50 Bab 8: Penyakit lantung Koroner

tidak memperbaiki prognosis pada Killip. Faktor-faktor yang berkaitan


kelompok pasien tidak terseleksi. lndikasi dengan prognosis buruk dicantumkan
primer untuk pemeriksaan invasif adalah dalam Boks 8.19.
iskemia berulang simtomatik, aritmia
intraktabel (yang sulit ditangani), atau
perfoma buruk pada tes latihan dengan
i ffimnqs m. gP Faktor-faktor yang
i
treadmill. i Berkaitan dengan Prognosis Buruk
Setelah lnfark Miokard
Perjalanan penyakit dan prognosis o Peningkatan usia
Mortalitas dini 30 hari dan lanjut setelah . Jenis kelamin perempuan
infark miokard berhubungan dengan . Infark luas (drtentukan dengan
lokasi infark dan luas perubahan EKG. enzim jantung atau perubahan EKG
luas)
lnfark inferior terbatas memiliki tingkat
r Kompllkasi mekanis pada lnfark
mortalitas 30 hari dan l2 bulan masing-
miokard (misalnya VSD, ruptur dinding-
masing sebesar 45% dan 6,7%, sementara
bebas, regurgitasi mitral akut)
infark anterior dengan elevasi segmen S- r Infark anterior
T luas dan blok cabang serabut memiliki . lnfark inferior dengan keterlibatan
mortalitas masing-masing 19,6% dan ventrikei kanan
25,6%. lnformasi tambahan bisa didapat- o Diabetes melitus
kan dari klasifikasi menurut kelas hemo- . Angina atau infark miokard
dinamik (Killip): sebelumnya
o mayoritas pasien (85%) tidak memiliki
o Ganggnran fungsi ventrikel (S3,
edema paru)
bukti gagal jantung (Killip l);
. Kegagalan perfusi dengan trombolisis
r 53 dan ronki bibasal tercakup dalam o Infark anterior berkaitan dengan
Killip ll (10%); blok atrioventrikel
o Edema paru jelas (Killip ll) dan syok r Infark/iskemia beruiaag sementara
kardiogenik (Killip lV) semuanya hanya 'pasien masih dirawat di rumah sakit
mencakup 5% pasien. . Instabilitas elektrlk (misalnya VT,{/F
sekunder)
Determinan utama prognosis setelah 'o Variabilitas denyut jantung menurun
infark miokard adalah usia, TD sistolik, I
;o Potensial akhir abnormal
denyut jantung, lokasi infark, dan kelas i
Pacu Jantung dan
Elektrotisiologi

Pendahuluan, 151 Takikardia re-entri atrioventrikel, 171


tuitmia, 153 Takikardia re-entri nodus atrloventrikel, 174
Pemeriksaan elektrofisiologis, 154 Kematian jantung mendadak, 176
Bradikardia, 157 Ektopik ventrikel, 177
Takikardia, 164 Takrkardia ventdkel, 177
Fibrilasi atrium, 169 Aritmia ventnkel lain, 184
Flutter atrium, 171 Bacaan leblh lanjut, 187

Pendahuluan variasi gradien dengan waktu pada tiap


elektroda pencatat. Elektroda perekam
Kontraksi miosit jantung menghasilkan dapat bipolar atau unipolar, dan perbeda-
tenaga mekanik sistol atrium dan ven- an potensial yang direkam sesuai standar
trikel. pada bidang frontal maupun koronal.
o Kontraksi miosit individual merupa- Maka, penjumlahan aktivitas elektrik
kan hasil akhir suatu kompleks aliran ion pada jantung digunakan untuk meng-
yang menyebabkan depolarisasi dan hasilkan elektrokardiogram (EKG)
repolarisasi membran sel. permukaan.
r Perubahan voltase transmembran
(konsekuensi aliran ion melalui membran
sel) yang terjadi selama proses ini dapat
Sistem konduksi (Gambar 9.2)

direkam menggunakan teknik tertentu Denyut lantung dan koordinasi kontraksi


dan diilustrasikan sebagai potensial aksi atrioventrikel (AV) ditentukan oleh
(Gambar 9.1). sistem kontrol elektrik yang terdiri dari:
Depolarisasi dan repolarisasi mem- . nodus sinus (sinus nodelSN));
bran sel memicu aktivasi dan relaksasi . saluran konduksi atrium;
kompleks aktin/miosin. Koordinasi o nodus atrioventrikel (atrioventricular
aktivitas mekanik miosit di seluruh nodelAVN));
jantung dicapai melalui sistem konduksi . sistem His-Purkinye.
jantung, yang merupakan pengaturan Penyakit pada tiap sistem ini atau
kompleks sel-sel yang mengalami depo- pada miokard atrium atau ventrikel dapat
larisasi dan repolarisasi. menyebabkan abnormalitas denyut jan-
Gradien potensial, dihasilkan oleh tung atau inkoordinasi kontraksi jantung.
depolarisasi miokard, dapat dideteksi SN terletak pada aspek superior
oleh elektroda permukaan tubuh. atrium kanan (RA), dekat dengan SVC.
Gradien potensial ini kemudian diter- Terdiri dari jaringan pacu jantung khusus
jemahkan menjadi inskripsi elektronik yang mengalami depolarisasi spontan.
atau pena dan tinta yang memperlihatkan Lalu depolarisasi spontan ini diatur oleh
t52 Bab 9: Pacu lantung dan Elektrofisiologi

Arus natrium

Arus kalsium tipe L

Arus kalsium tipe T

Pertukaran Na Ca
---_
Iro,, (sensitif 4 AP)

Iror (teraktivasi oleh Ca)

t-.

IKr

I"u,

lcr aiau IKp

Io, (rnward rectifier) _


i
t"acr'il"orp
i"
i t, , {utur pacu iantung)

i.,-. -,-,*.-:*, .--,--.;.,*J:;'iiit'.---,ii:',--;


(a)

Gambar 9.1 (a) Hubungal antara gradren voltase terlalu cepat terhadap takiaritmia atrium
transmembran dan waktu menggambarkan
potensial aksi, komponen arus yang dlperllhatkan. (terutama fibrilasi atrium (AF)). Gelom-
Arus keluar berwatna abu abu, altran masuk, bang eksitasi kemudian keluar melalui
hitam. (b) Skema fase potensial aksi. sistem His-Purkinye, melewati serabut
konduksi kiri dan kanan sebelum me-
sifat intrinsik selular, katekolamin ekso- nyebar turun ke arah distal ke sistem
gen, dan tonus saraf otonom. Gelom- konduksi dan miokard ventrikel. Segera
bang eksitasi menyebar dari area SN ke sesudah muncul dari serabut utama, se-
atrium di sepanjang saluran konduksi rabut kiri terbagi menjadi fasikulus ante-
khusus. AVN kemudian teraktivasi rior dan posterior. Repolarisasi atrium
namun konduksi melalui AVN lambat dan ventrikel terorganisasi sedemikian
karena sifat konduksi dekrementalnya rupa sehingga area yang terdepolarisasi
yang khas (semakin besar frekuensi de- terlebih dahulu mengalami repolarisasi
polarisasi semakin lambat konduksi terakhir, suatu pengaturan yang dapat
melalui jaringan nodus AV). Hal ini me- menghindari reaktivasi miokard akibat
lindungi ventrikel dari laiu respons yang depolarisasi miokard di sekitarnya.
Aritmia r53

Fase 1

Gamlrar 9.7 lanjutan. sering karena abnormalitas irama, namun


kadang hanya kekhawatiran berlebih, atau
peningkatan isi sekuncup (misalnya regur-
Aritmia gitasi aorta atau mitral) atau sinus taki-
kardia (misalnya ansietas, demam, hiper-
Abnormalitas irama jantung tiroidisme). Tidak semua pasien meng-
o Takikardia: denyut cepat abnormal hubungkan takikardia dengan palpitasi dan
dapat menggunakan terminologi tersebut
(didefinisikan sebagai lebih dari 100
denyut per menit). untuk mendeskripsikan iregularitas
o Bradikardia: denyut lambat abnormal
denyut jantung yang terjadi, misalnya,
dengan aktivitas ektopik ventrikel.
(didefinisikan sebagai kurang dari 60
denyut per menit).
. Rasa pusing, presinkop, atau sinkop
o lrama iregular. dapat terjadi pada hipotensi arterial sis-
temik yang menyebabkan hipoperfusi
otak. Meskipun penilaian gejala ini mem-
Gejala butuhkan penyingkiran penyebab non-
. Palpitasi: denyut jantung yang disadari, jantung, hipotensi arterial sistemik bisa
t54 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

Fasrl<ulus
posterior
Gambar 9.2 Srstem
konduksi jantung.

merupakan konsekuensi dari takikardia,


bradikardia, kurangnya volume intra-
vaskular, dilatasi arteri, atau curah
jantung rendah. r EKG
o Gejala nonspesifik seperci malaise, r EKG rerata-sinyal
toleransi latihan buruk, dan dispnu dapat r Rekaman 24 jam dan perekam yang
terjadi pada bradikardia persisten. Dispnu diaktivasi oleh pasien
. Perekam loop implan
dan nyeri dada, seperti nyeri angina,
r Tes pemirinoan meja
dapat terjadi pada takikardia. . Pijatan sinus karotis
o Studielektrofisiologis
Pemeriksaan elektrofisiologis
,{SOk J}:'.;ri,r,'
r,.r.,i;r,-rr',.rljr:t-r;i!"; .;::t1rl.

AVN. Defleksi elektrokardiografi


EKG permukaan (Gambar 9.3) dinamakan:
Ruang atrium berdinding tipis. Atrium o Gelombang P (depolarisasi massa
memiliki sistem konduksi yang kurang atrium);
terspesialisasi dibandingkan ventrikel, . QRS (depolarisasi massa ventrikel);
yang memiliki massa otot lebih besar dan r Gelombang T (repolarisasi massa
sistem His-Purkinye yang berasal dari ventrikel); dan
Pemeriksaan elektrofi siologis t55

P ,1 T
-l\lr_
I o 5 GelombangT
I F(+l
'<-+OHS#' '
Interval Segmen
PR ST 100 mm/s

Gambar 9.3 Komponen EKG. gelombang P, unipolar yang berorientasi pada bidang
depolarisasi atrium; ORS, depolarisasi ventrikei;
horizontal.
gelombang T, repolarisasi ventrikel.
Orientasi vektor lead ini diilustrasi-
kan pada Gambar 9.4. Boks 9.2 men-
definisikan enam lead dada. Abnormalitas
o Gelombang U (asalnya masih diper-
EKG yang disebabkan penyakit jantung
debatkan).
struktural didiskusikan pada bab yang
Ventrikel terdiri dari tiga massa otot: berkaitan dengan kelainan jantung
(i) septum interventrikel; (ii) ventrikel spesifik.
kanan (RV); dan (iii) ventrikel kiri (LV).
Bagian pertama massa ventrikel yang
EKG rerata-sinyal
mengalami depolarisasi adalah pada sisi
EKG rerata-sinyal menggunakan, analisis
kiri septum interventrikel dengan penye-
komputer rekaman EKG untuk meng-
baran aktivasi berikutnya dari kiri ke
identifikasi potensial akhir aktivitas elek-
kanan melalui septum. Kemudian teriadi
trik yang berkaitan dengan depolarisasi
depolarisasi simultan dari permukadn
miokard di daerah abnormalitas miokard,
subendokard menuiu permukaan epikard
yang dapat menjadi substrat untuk aritmia
baik pada massa otot ventrikel kanan
re-entri ventrikel.
dan kiri. Massa ventrikel kiri yang besar
menghasilkan voltase yang lebih besar
sehingga mendominasi defleksi QRS.
Gambaran tepat defleksi QRS normal di' ffi*ks 9.3. Segitiga Einthoven dan
tentukan oleh orientasi lead pencatat. Lead Dada
Tiap lead pencatat EKG memiliki kutub
Enam ]ead dada ditetapkan oleh
positif dan negatif. konvensr internasional:
. Lead standar l, ll, dan lll adalah 1 sela lga keempat pada kanan
bipolar dan berorientasi pada bidang bawah sternum
koronal. 2 sela iga yang sama pada batas
r Lead AVR, AVL, dan AVF ('A' untuk sternum klri
augmented karena diperlukan augmen- 3 pertengahan antara 2 dan 4
tasi instrumental karena potensial yang 4 sela iga keempat garls
mid klavrkularis
rendah pada ekstremitas) merupakan 5 ketingglan yang sama pada garis
aksilaris anterior
lead unipolar yang berorientasi pada
6 ketinggian yang sama pada garis
bidang koronal. mid-aksilaris
o Lead Vl hingga V6 merupakan lead i___-
!
I 55 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

Gambar 9.4 Segltiga Einthoven: terdapat tiga lead ekstremitas bipolar 'standar' (I ilI) dan tlga lead
ekstremitas unipolar augmentasi (AVR, A\T', dan AVL).
Bradikardia 157

Pengawasan EKG ambulatori refleks vagotonik.


Alat ini (monitor Holter) merupakan pe- Pasien dengan sindrom hipersensiti-
rekam EKG mini, dengan ukuran kurang vitas sinus karotis mungkin juga meng-
lebih sebesar stereo personal (walkman). alami kardioinhibisi vagal atau stimulasi
Monitor Holter terus merekam dua lead sinus karotis tanpa sengaja. Pemijatan
EKG via elektroda yang ditempelkan pada sinus karotis dalam kondisi terkontrol
dinding dada anterior selama 24 iam, dan setelah penilaian penyakit arteri
pada saat di mana pasien tetap melakukan
karotis dapat menunjukkan hal ini.
aktivitas hariannya. Mereka mencatat
semua gejala yang dapat dikorelasikan Tes stres latihan fisik
dengan EKG. Tes stres latihan akan memperlihatkan
ketidakmampuan SN untuk meningkatkan
Perekam yang diaktivasi oleh pasien denyut jantung sebagai respons terhadap
Alat yang teraktivasi oleh pasien akan
kebutuhan fisiologis (inkompetensi
kronotropik).
merekam lead EKG tunggal yang dapat
dianalisis kemudian atau ditransmisikan
dengan telepon ke stasiun perekam Studi elekrofisiologis
pusat. Alat ini terutama berguna dalam Kateter yang ditempel dengan elektroda
penilaian pasien yang gejalanya tidak perekam dimasukkan melalui vena fe-
sering namun rekaman EKG-nya sering moralis atau subklavia dengan teknik
berkualitas jelek. standar Seldinger dengan anestesia lokal.
Kateter ini dimasukkan ke jantung dengan
Alat perekam implan teknik kateterisasi jantung standar serta
Alat perekam kecil dapat diimplantasi
diposisikan di atrium, AVN, dan RV.
Aktivitas elektrik dari endokard yang ada
subkutan dengan prosedur bedah minor.
EKG disimpan dalam alat sebelum aktivasi
di belakang elektroda disaring, di-
amplifikasi, dan direkam pada konfigurasi
pasien sehingga kejadian yang menyebab-
unipolar atau bipolar sebagai elektro-
kan kehilangan kesadaran mendadak
kardiogram. Waktu aktivitas elektrik yang
dapat segera direkam setelah kejadian.
direkam dari permukaan endokard (elek-
Sifat ini bersama dengan masa hidup alat
trokardiogram) pada tempat-tempat ini
yang panjang memfasilitasi perekaman
dan respons aktivitas elektrik terhadap
kejadian yang jarang terjadi.
pacu jantung dan ekstrastimulasi (tam-
bahan denyut pacu prematur selama laju
Tes pemiringan meia dan pijat pacu tetap) memungkinkan penilaian
sinus karotis sinus dan aktivitas nodus atrioventrikel
Pasien berbaring di satu meja yang dapat dan integritas sistem konduksi. Teknik
dimiringkan (kepala di atas) hingga 60'. ekstrastimulasi juga digunakan untuk
Dilakukan pengawasan kontinyu tekanan menilai induksibilitas dan mekanisme
darah, denyut iantung, dan EKG. Pe- takikardia.
miringan biasanya dilakukan selama 45
menit namun dihentikan bila timbul bradi-
kardia (kardioinhibisi) atau hipotensi
. |.r,1.,'liil'ilt
(vasodepresi). Pada beberapa pusat, Bradikardia bisa merupakan gambaran
mungkin diberikan nitrat sublingual atau sekunder pada sejumlah kelainan
isoprenalin intravena untuk menekan nonjantung:
I 58 Bab 9: Pacu jantung dan Elektrofisiologi

o hipotiroidisme; kiri atau kanan. Blok cabang serabut


o peningkatan tekanan intrakranial; kanan (right bundle branch b/ocl</RBBB)
o ikterus. dapat terjadi pada jantung normal. Blok
Penyebab jantung pada bradikardia cabang serabut kiri (/eft bundle branch
antara lain: b/ocl</LBBB) biasanya dipandang sebagai
o penyakit 'SN dengan laju atrium penanda penyakit jantung dasar, meski-
rendah; pun kadang sulit untuk menentukan pe-
o penyakit nodus atrioventrikel dengan nyebabnya. Blok cabang serabut terisolasi
penurunan frekuensi nodus dan depola- tidak memiliki efek pada denyut lantung
risasi ventrikel sebagai respons terhadap dan tidak membutuhkan terapi bila hanya
laju atrium normal; ditemukan sendiri. Penyakit cabang
r abnormalitas fungsi otonom (sindrom serabut kanan dan fasikulus anterior kiri
vasovagal). dengan blok jantung derajat satu (yang
disebut'blok tri-fasikular') memiliki risiko
tinggi mengalami blok lantung lengkap
Penyebab bradikardia dan dianggap sebagai salah satu indikasi
Penyakit nodus sinus implantasi pacu jantung ventrikel pro-
Penyakit ini mungkin merupakan penyakit filaktik.
degeneratif SN, yang sering terjadi seiring
pertambahan usia, atau akibat penyakit Blok jantung derajat satu
iskemik jantung atau infeksi virus atau Pemanjangan interval P hingga QRS (PR)
penyakit autoimun seperti lupus. SN >200 mdet pada EKG permukaan. Me-
dapat terdepolarisasi lambat atau terjadi rupakan tanda penyakit AVN. Bila di-
keterlambatan aktivitas elektrik yang me- temukan sendiri, tidak membutuhkan
ninggalkan SN ('blok keluar'). terapi namun bisa hanya merupakan
manifestasi penyakit konduksi pada
Penyakit nodus atrioventrikel d.an pasien dengan blok iantung komplet
penyakit konduksi intermiten.
Penyakit AVN menyebabkan blok
jantung. Blok jantung dapat disebabkan Blok jantung derajat dua
oleh atau setelah: . Tipe l: terdapat pemanjangan inter-
o penyakit iskemik iantung; val PR berturut-turut yang diakhiri
o penyakit autoimun (misalnya lupus dengan kegagalan konduksi gelombang P
atau terkait dengan aortopati pada Reiter pada satu seri (gelombang P tidak diikuti
atau spondilitis ankilosa); oleh kompleks QRS). Sekali lagi, bila
r sarkoidosis; ditemukan sendiri tidak membutuhkan
r destruksi oleh infeksi (abses pangkal terapi namun bisa hanya merupakan
aorta); manifestasi satu-satunya dari penyakit
o insersi katup mitral atau aorta pro- konduksi pada pasien dengan blok
stetik. lantung deralat lebih tinggi yang bersifat
lnterupsi konduksi AVN dapat in- intermiten.
komplet dan menghasilkan berbagai . Tipe 2: terdapat kegagalan konduksi
derajat blok. Penyakit konduksi distal ter- gelombang P melalui AVN yang inter-
hadap AVN dapat menyebabkan ganggu- miten tetapi teratur (hubungan gelom-
an konduksi AV atau gangguan pola bang P terhadap QRS tetap l:2ll:3ll:4,
depolarisasi ventrikel dengan gangtuan dan lain-lain) dengan bradikardia, laju
konduksi cabang serabut (bundle branch\ ventrikel l12, l13, atau l14, dan lain-lain
Bradikardia t59

dari laju atrium. lmplantasi pacu iantung dan vasodepresi yang akan mengakibat-
profilaktik diindikasikan apapun status kan hipotensi arteri sistemik berat. Sinus
simtomatiknya, karena progresi menjadi bradikardia dapat merupakan temuan
blok jantung komplet dengan risiko irama normal pada individu yang sehat dan
denyut spontan ventrikel lambat atau tonus vagus yang meningkat. Latihan fisik
bahkan asistbl umum terjadi. berlebih dapat menyebabkan tonus vagus
berlebih dan satu kondisi yang dalam
Blok jantung derajat komplet (blok bahasa sehari-hari disebut sebagai
jantung deraiat tiga) 'jantung atlet' di mana pasien rentan
Terdapat kegagalan konduksi nodus terhadap aspek sindrom vasovagal.
atrioventrikel sehingga terdapat disosiasi
AV lengkap. Laju ventrikel selalu lebih Pemeriksaan penunjang untuk
lambat dibandingkan dengan laju atrium
bradikardia
(perhatikan bahwa disosiasi AV bukan
merupakan blok jantung komplet bila laju Stu di elek trofi siologi s
atrium lebih lambat daripada laju ven- Studi elektrofisiologis invasif dapat me-
trikel seperti yang dapat terjadi pada pe- nilai performa SN, AVN, dan sistem
ningkatan tonus vagus). konduksi. Kombinasi dari rekaman elek-
trogram dan teknik ekstrastimulasi me-
Sindrom vasovagal mungkinkan penilaian integritas fungsional
Terdapat hubungan kompleks antara nodus sinus dan atrioventrikel serta
denyut jantung dan tonus vasomotor sistem elektrik khusus.
untuk mempertahankan tekanan arteri
sistemik. Tonus otonom merupakan Pengawasan ambulatofi atau
determinan denyut jantung dan tonus
perekam yang diaktivasi pasien
vasomotor. Peningkatan tonus Episode bradikardia spontan karena
vagus
penyakit SN atau kegagalan konduksi AV
dapat memperlambat denyut iantung atau
dapat diidentifikasi dan harus dikorelasi-
menyebabkan vasodilatasi atau keduanya
dan masing*masing mekanisme tersebut kan dengan gejala pasien menggunakan
dapat menyebabkan penurunan tekanan catatan pasien.
arreri sistemik. Peningkatan tonus v4gus
mendadak dapat menyebabkan pe- Perekam implan
nurunan mendadak tekanan arteri dengan
Tersedia alat yang bisa diimplan, yang
penyebab utama bradikardia (karena merekam EKG secara kontinyu. Aktivasi
kardioinhibisi) atau vasodilaasi (karena alat ini menggunakan unit kontrol
genggam yang diaktivasi pasien, dan dapat
depresi tonus vasomotor). Peningkatan
tonus vagus dapat terjadi setelah stimulus
merekam EKG hingga 42 menit.
eksternal, misalnya yang terjadi pada
individu yang takut pada jarum atau me- lmplantasi pacu iantung dan terapi
lihat darah, atau dapat terjadi secara obat pada bradikardia
spontan, yang dinamakan sindrom vaso-
Terapi obat
vagal.
Terapi obat tidak cukup untuk meng-
Sindrom sinus karotis merupakan
hilangkan gejala penyakit SN simtomatik
penyakit serupa. Sensitivitas sinus karotis
atau penyakit konduksi jangka panjang,
terhadap tekanan mekanik merupakan
namun isoprenalin yang diberikan secara
penyebab peningkatan tonus, yang
parenteral atau sublingual bisa ber-
kemudian menyebabkan kardioinhibisi
manfaat dalam keadaan darurat. Bila
160 Bab 9: Pacu lantung dan Elel<trofisiologi

dipertimbangkan perlu terapi, implantasi


pacu jantung biasanya merupakan terapi
pilihan. Sindrom vasovagal mungkin mem-
beri respons parsial terhadap terapi
dengan penyekat F yung, dengan mengu-
rangi tonus simpatik, membantu melawan
penurunan tonus vasomotor yang dapat
merupakan gambaran Peningkatan vago-
tonia. Baru-baru ini diteliti obat-obat yang
bekerja pada sistem saraf pusat dan ber-
tujuan menemukan kelainan neurologis
dasar.

Pacu jantung (Gambar 9.5)


lmplantasi pacu jantung permanen Per-
tama kali dilakukan pada manusia tahun
1958. Sejak saat itu, implan pacu iantung
permanen menjadi inti terapi bradikardia Gambar 9.5 Pacu jantung lmplan
dengan 20.000 alat diimplan Per tahun
di lnggris. Pacu jantung dapat diimplantasi mengkomunikasikan l<emampuan pacu
untuk mengkoreksi bradikardia simto-
lantung dan sejak itu telah diperbaharui
matik atau untuk bekeria sebagai pro- sebagai respons terhadap kebutuhan cara
filaksis terhadap kematian mendadak kategorisasi kemampuan pacu iantung
asistolik (blok AV tanpa irama pelarian yang semakin canggih.
ventrikel). Pacu jantung diklasifikasikan
menurut: Pacu jantung ruang tunggal
I kemampuan deteksi; Pacu jantung ini mendeteksi dan memacu
2 kemampuan pacu; satu ruang jantung (baik RA atau RV).
3 tampilan kemampuan untuk di- Histeresis dapat digunakan di mana ge-
program (yang menentukan respons pacu nerator diset untuk memacu pada tingkat
jantung terhadap keiadian yang diterima); yang lebih tinggi daripada denyut iantung
dan (laju deteksi) di mana pacu jantung diset
4 kemampuannya untuk meningkatkan untuk terpicu.
denyut jantung secara sPontan sebagai
respons terhadap akivitas fisik (pacu Pacu jantung ruang ganda
jantung responsif terhadap denyut). Pacu jantung ini mempertahankan sin-
Depolarisasi miokard ventrikel di- kronitas AV. Maka, atrium dan ventrikel
capai dengan menghantarkan arus elek- dapat dideteksi, dipacu, atau keduanya,
trik via elektroda pacu unipolar atau tergantung pada pemrograman pacu
bipolar. Perbedaan potensial sekecil 0, I jantung dan aktivitas lantung sPontan.
mV seringkali cukup untuk menghasilkan lnterval antara pemacuan atrium dan
penyebaran aktivasi gelombang. ventrikel (AV delay) dapat diatur untuk
Klasifikasi pacu jantung menurut lhe mengoptimalkan fungsi iantung karena
British Pacing and Electrophysiology terdapat bukti bahwa durasi AV delay
Group (BPEG)/Norrh American Society dapat mempengaruhi dinamika pengisian
of Pacing and Electrophysiologl (NASPE) ventrikel dan mempengaruhi fungsi
(Tabel 9.1) dibuat sebagai alat untuk ventrikel.
Bradikardia r6t

ilI tV

Kategori Ruang yang Ruang yang Respons Kemampuan Fungsi


dipacu dideteksi terhadap untuk diprogram antiaritmia
pendeteksian

0, tidak ada 0, tldak ada 0, tidak ada 0, tidak ada 0, tidak ada

A, atrium A, atrium T, dipicu P, pemrograman P, pemacuan


sederhana (antitakikaldia)

V ventrikel V ventrikel I, inhibisi M, pemrograman S, syok


multi
I

D, ganda (A+V) D, ganda (A+V) D, ganda (T+I) C, komunikasi D ganda (P+S) i

S unggal S, tLlnggal R, modulasi laju


I
!

Tabel 9.1 Kode pacu jantung genenk BPEG/ switching'. Pada saat jantung dalam irama
NASPE
sinus, mode pacu jantung adalah sinkron
AV, namun mode otomatis berubah
menjadi pacu ventrikel ruang tunggal pada
Pacu jantung responsif terhadap denyut onset aritmia atrium.
jantung
Pacu jantung ini meningkatl<an laju pacu- Pacu jantung temporer
nya sebagai respons terhadap aktivitas Blok jantung komplet yang merupakan
fisik. Hal ini dicapai dengan alat yang komplikasi infark miokard dapat bersifat
menghasilkan arus sebagai respons ter- temporer dan dapat kembali normal ke
hadap vibrasi (misalnya kristal piezo- kondul<si AV hingga I -2 minggu
elektrik) atau dengan kerja akselero- kemudian. Jika pasien mengalami blok
meter yang meningkatkan laju pemacu jantung dan gangguan hemodinamik,
sebagai respons terhadap kejadian fisio- dapat digunakan pacu jantung temporer
logis yang dideteksi, seperti pemendekan RV (t RA) melalui lead pacu temporer
interval QT yang terjadi bersama pening- ke jantung kanan, dihubungkan ke ge-
l<atan tonus simpatik atau perubahan la.iu nerator pacu elcsternal yang dibawa
pernapasan. Kemampuan pemrotraman pasien sampai dilakukan implantasi pacu
hubungan antara peningkatan denyut jantung permanen atau terjadi pemulihan
jantung dan parameter aktivitas fisiologis konduksi AV.
yang'dideteksi', memungkinkan laju pacu
yang sesuai dengan kebutuhan fisiologis Pacu jantung untuk sindrom
individu. vasovagal
Ketika bradikardia akibat kardioinhibisi
Pacu jantung mode-switching merupakan komponen utama sindrom
Pasien yang menjalani ablasi nodus AV vasovagal, implantasi pacu jantung dapat
(lihat hal. 168) untuk fibrilasi/flutter berfungsi untuk menyembuhkan atau
atrium paroksismal mendapat manfaat menghilangkan gejala. Pacu jantung satu
dari implantasi pacu jantung 'mode- ruang dapat memperburuk sindrom
167 Bab 9: Pacu Janrung dan Elel<trofisiologi

vasovagal melalui mekanisme yang serupa


dengan sindrom pacu jantung. Maka
&ak* S.3 lndikasi Nonbradikardia
untuk Terapi Pacu Jantung
sinkronitas AV harus selalu dipertahan-
kan dalam terapi sindrom vasovagal. Saat r Pacu iantung antiiakikardla
ini sedang dievaluasi pentingnya peng- r Pacu jantung stabilisasr atrium (pacu
gunaan pacu jantung yang spesifik mening* atrlum multitempat)
katkan denyut bila vasodilatasi merupa-
r Pacu jantung untuk mengoptimaikan
fungsi ventrikel
kan komponen utama penyebab gelala.
Begitu pula peningkatan tonus vagus
dapat terjadi setelah stimulasi sinus
karotis yang hipersensitif. Fenomena ini Gagal jantung
tampaknya umum terjadi pada pasien usia Pacu jantung biventrikel, dengan modulasi
tua dan pemilatan sinus karotis merupa- waktu kontraksi ruang melalui peng-
kan pemeriksaan penting pada pasien aturan Pacu yang tePat, dapat meng-
sinkop atau presinkop tua atau pada imbangi beberapa konsekuensi hemo-
pasien dengan riwayat pingsan tidak jelas. dinamik sampingan dari disfungsi ven-
trikel. Pacu ventrikel kiri dicapai melalui
Indikasi nonbradikardia untuk pacu akses sistem vena koroner via sinus
jantung (Boks 9.3) koroner. Pemacuan epikard pervena
Pacu jantung antitakikardia kemudian digunakan untuk menstimulasi
Sistem pacu jantung menghantarkan LV. Pacu ini mungkin paling bermanfaat
denyut pacu ke jantung dengan lalu yang pada pasien dengan blok cabang serabut
lebih besar daripada denyut dari meka- kiri (LBBB).
nisme takikardia re-entri. Hal ini me-
mungkinkan'penangkapan' sirkuit re- Kard i o m i o pati h ip e rtrofi k
entri seperti pada berhentinya pemacuan Pacu jantung ruang ganda dengan variasi
takikardia diterminasi. Namun, ini tidak dalam interval AV yang dipacu, bersama
selalu berhasil dan pasien harus mampu dengan pemacuan dari lokasi spesifik di
mentoleransi denyut alat pacu jantung. RV, dapat mempengaruhi gambaran sistol
Teknik ini dilakukan pada alat pacu anti- dan diastol ventrikel sehingga meng-
takikardia untuk takikardia supraventri- optimalkan hemodinamik. Namun, efek
kel namun jarang digunakan akibat ke- pada kesehatan dan prognosis pasien
tersediaan teknik ablatif kuratil namun tidak jelas.
memiliki peran penting pada terapi de-
fibrilator kardioverter implan. Pacu Pilihan generator pacu jantung
jantung temporer juga dapat digunakan lni ditentukan oleh mekanisme yang
untuk menghentikan aritmia terutama menyebabkan bradikardia dan kebutuhan
takilcardia ventrikel (VT), bila terapi obat individual pasien. Pemilihan pacu jantung
tidak efektil tidak ada, atau menunggu membutuhkan pertimbangan matang.
terapi intervensional lain. Salah satu pendekatan adalah memberi
pacu jantung paling canggih untuk me-
Pacu atrium multitempat liputi semua kemungkinan kejadian klinis,
lni merupakan kemungkinan terapi untuk namun hal ini akan memberikan risiko
AF paroksismal. Peletakan alat-alat pacu prosedural tambahan bagi pasien (pro-
di RA dan di atau dekat sinus koronarius sedur implan yang lebih kompleks) dan
(secara efektif atrium kiri (LA)) mem- mahal. Strategi ekstrem lain adalah mem-
pengaruhi suseptibilitas RA terhadap AF. beri semua pasien pacu jantung paling
Bradikardia r63

sederhana yang cukup untuk meniamin di jaringan subkutan sedikit di bawah kla-
terapi bradikardia yang efektii namun hal vikula, agak medial untuk menghindari
ini mengacuhkan terapi optimal pada gangguan pada pergerakan lengan. Gene-
banyak pasien dan memajankan pasien rator pacu iantung kadang menghasilkan
pada komplikasi seperti sindrom pacu sedikit rasa tidak nyaman pada per-
lantung. Penggunaan pacu jantung ruang gerakan lengan ipsilateral dan begitu pula
tunggal untuk terapi kardioinhibisi pada dengan sebagian besar insersi pada
sindrom vasovagal dikontraindikasikan daerah prepektoral kiri, karena ke-
karena pacu Wl dapat memperburuk banyakan pasien menggunakan tangan
kondisi tersebut melalui mekanisme kanan. Aktivitas otot (lihat di bawah
refleks. untuk komplikasi) dapat mempengaruhi
Di lnggris penerimaan sistem pacu fungsi pacu lantung (mioinhibisi) meski-
jantung canggih agak terlambat dibanding- pun jarang sehingga penting untuk mem-
kan dengan negara-negara Eropa lain. perhatikan detil lokasi pacu jantung. Berat
Pilihan pacu jantung dirangkum dalam pacu jantung dapat mencapai 20 g. Lead
Boks 9.4. pacu jantung (elektroda) dimasukkan ke
dalam ruang lantung (RA dan/atau RV)
Pilihan elekftoda pemacu melalui vena-vena besar. Akses vena di-
Lead pacu jantung dan keluaran pemro- dapat dengan menggunakan teknik
graman pacu jantung bisa bipolar atau Seldinger melalui vena subl<lavia atau
unipolar. dengan melihat langsung melalui vena
o Lead unipolar memiliki elektroda sefalika. Pacu jantung ruang tunggal hanya
terminal dan menggunakan boks genera- membutuhkan satu kawat pemacu
tor pacu jantung sebagai kutub lain tunggal; sebagian besar pacu iantung
sirkuit. ruang ganda membutuhl<an dud kawat
r Elektroda bipolar mendeteksi aktivi- pemacu meskipun pada beberapa alat
tas elektril< dari sel yang mengalami terbaru baik elektroda pemacu atrium
depolarisasi yang terletak dekat dengan dan ventrikel diletakkan pada satu lead.
elektroda, yang membantu meminimalkan Di bawah pengawasan fluoroskopi, lead
deteksi tidal< tepat dari sinyal yang jauh. dimasukkan ke dalam ruang jantung dan
Konfigurasi ini memungkinkan kejadian diposisikan pada tempat anatomi yang
elektrik nonjantung dideteksi dengan memuaskan di mana pengetesan elek-
tidak tepat (misalnya lihat di bawah). troda memberikan paramater pemacuan
yang memuaskan. Pengetesan pacu
Implantasi pacu jantung jantung dilakukan pada saat implantasi
Hampir semua pacu jantung diimplantasi (Boks 9.5).
dalam satu kantung prepektoral di bawah Kawat pemacu dan konstruksi
pengaruh anestesia, seringkali dengan elektroda
sedasi tambahan. Dibuat satu ruang l<ecil Kawat difiksasi ke dalam trabekulasi RV
(moderator band) atau apendiks RA, baik
dengan kerja penambatan ujung (proyeksi
plastik terminal) atau dengan mekanisme
pemutaran terekstensi (lead fiksasi aktif)
pada ujung elektroda. Sebagian besar
elektroda terbuat dari titanium dengan
permukaan luar dari poliuretan. Ujung
elektroda terbuat dari metal namun
164 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

Follow-up pacu jantung


ffi*ks $.S Parameter yang Dites Saat
Masa pakai pacu jantung bervariasi ter-
lmplantasi Pacu Jantung
gantung jenis pacu jantung dan seberapa
r Deteksi amplitudo gelombang R banyak digunakan. Masa hidup baterai
atau P generator dapat mencapai l0 tahun.
r Ambang batas pemacuan (dalam mV Setelah implan umum dilakukan peme-
atau mA dengan lebar pulsasi 0,05 mdet) riksaan fungsi pacu jantung pada satu
. Impedansi lead pacu jantung
bulan dan kemudian tiap tahun. lnterval
r Stabilrtas lead pacu jantung pada
pemeriksaan ditentukan baik oleh kapa-
inspirasi dalam/batuk
r Stimulasi otot/stimulasi diafragma sitas baterai dan karakter elektrik pacu
pada keluaran maksimum alat jantung. Kemunduran fungsi iuga dapat
terladi pada lead pacu jantung, baik
karena degradasi gradual struktur lead
atau karena perubahan leadipermukaan
dapat memiliki ulung yang mengeluarkan endokard sehingga properti elektrik lead
steroid untuk membantu mengurangi atau ambang pacu berubah dan tidak
peradangan pada permukaan endokard dapat diterima oleh alat pacu iantung.
yang bila tidak akan mempengaruhi Jarang terjadi, lead pecah akibat patah-
l<arakteristik pemacuan. nya kawat pemacu, biasanya pada titik
di mana sering terjadi stres seperti di
Komplikasi pacu jantung bawah klavikula atau melewati katup
Sindrom pacu jantung trikuspid.
Selama pemacuan Wl, jil<a laiu gelom-
bang P spontan dan laju pacu iantung Menyetir setelah implantasi pacu iantung
ventrikel sama dapat terjadi kontraksi The Driving and Vehicle Licensing
atrium asli dan ventrikel dipacu secara Agency (DVLA) bertanggung jawab untuk
simultan, kontraksi atrium timbul saat regulasi pemegang lisensi menyetir di
katup AV tertutup karena sistol ventrikel. lnggris. Saat ini, pengguna pacu jantung
Terjadi refluks darah atrium ke dalam diminta memberitahu DVLA mengenai
vena-vena kava dapat menimbulkan geiala terapi yang didapatkan dan merel<a tidak
seperti malaise, pembengkakan, dispnu, diperbolehkan menyetir selama I minggu
dan rasa tidak nyaman pada dada. sejak implantasi pacu iantung. Setelah
pemeriksaan Pacu iantunS yang memuas-
Takikardia yang disebabkan pacu iantung kan mereka dapat kembali menyetir
Pemrograman pacu jantung yang tidak dengan pembaruan lisensi tiap tiga tahun.
bagus dapat menyebabkan teriadinya ta-
kikardia. Konduksi retrograd dari ven-
trikel ke atrium melalui nodus AV (yang i;j,,iii:t:: rl,::, r,r:r::,

dapat teriadi pada penyakit SN atau blok


Sinus takikardia
AV anterograd yang jarang) bisa meng-
akibatkan depolarisasi atrium sebelum Sinus takikardia dapat merupakan
depolarisasi SN/pemacuan atrium. Jika respons fisiologis terhadap latihan atau
pacu jantung dapat mendeteksi depo- stres namun automatisitas abnormal, baik
larisasi atrium dini ini, pacu iantung akan dari SN atau fokus ektopik di atrium
menghasilkan denyut pacu ventrikel mauPun ventrikel, atau mekanisme
dengan pengulangan siklus dan kemudian eksitasi re-entri dapat menyebabkan
takikardia. takikardia nonfisiologis.
Tal<ikardia t65

Takikardia otomatis disebabkan oleh t---


properti pemacuan jantung yang abnor- I m*As g.* Klasifikasi Takikardia
f

mal baik pada jaringan pacu iantung Supraventrikel


khusus atau jaringan jantung biasa yang r Terpicu: taklkardia atrium ektopik/AF
kemudian berubah menladi bersifat sel fokal
pacu jantung sebagai konsekuensi dari
r Re-entri. AF/takikatdia atrium re entrl
makro
penyakit. Sebagai contoh adalah takikar-
r Takikardra re-entri A-V
dia atrium ektopik yang timbul pada anak- o Takikardia re-entn nodus A-V
anal< dengan penyakit jantung kongenital
atau VT yang mengkomplikasi iskemia Ventrikel
miokard akut. r Terpicu: VT kiri idiopatik/takikardia
Sirkuit re-entri diilustrasikan pada alur keluar ventrikel kanan/aktivitas
Gambar 9.6. Untuk teriadinya re-entri ektopik ventrikel/torsades de pointes
suatu sirkuit harus ada penghalang ana- i . Re-entri mikro: takikardia fasikular iI
: . Re entrimakro: VT (monomorftk aLaL,
tomis konduksi elektrik dan daerah ;

I poJlmorfikltibrilasi ventnkel)
dengan konduksi yang lambat, sehingga l" i

L*''--*,- --*--i
periode refrakter (masa pemulihan eksi-
tabilitas setelah depolarisasi) lebih singkat jenis takikardia pada subbab berikutnya.
daripada waktu konduksi total di sekitar
Klasifikasi obat antiaritmia oleh Vaughan-
sirkuit re-entri. Dengan cara ini miokard
Williams (Tabel 9.2) merupakan dasar
kembali bisa mengalami depolarisasi pada
dari pendekatan klinis pemilihan obat
saat gelombang eksitasi sirkular me-
antiaritmia, meskipun klasifikasi ini tentu
nyelesaikan sirkuit. Sirkuit re-entri dapat
memiliki batasan-batasan dan baru-baru
merupakan mekanisme takikardia pada
ini diperbaiki oleh klasifikasi 'Sicilian Gam-
takikardia supraventrikel (su praventri cu -
bit' (Tabel 9.3). Dalam banyak keadaan,
lar tachycardialSVT) maupun ventrikel terapi obat antiaritmia merupakan terapi
(VT). 'sekunder atau aiuvan terapi ablatif atau
Takikardia dapat diklasifikasikan
terapi dengan alat.
sebagai SVT atau VT (Boks 9.6).
o SVT dapat mulai atau membutuhkan Teknik ablasi kateter
partisipasi di sirkuit re-entri jaringan
Prosedur kateterisasi jantung dapat
jantung di atas anulus AV.
menginduksi blok jantung total sebagai
o Aritmia ventrikel dimulai di miokard komplikasinya, sehingga mulai disukai
ventril<el dan pemeliharaan takikardia
prosedur ablatif yang efek destruktifnya
tidak membutuhkan keterlibatan jaringan
minimal. Prosedur ablasi merusak se-
konduksi di anulus AV.
bagian kecil daerah miokard, yang penting
dalam mekanisme aritmia, dengan meng-
Terapi takikardia gunakan pendekatan kateter endokard
Terapi termasuk terapi obat antiaritmia, perkutan. Jaringan target Penting untuk
terapi alat (pacu lantung antitakikardia, terjadinya aritmia atau bagian dari sistem
defibrilator implan) dan terapi ablasi konduksi.
kuratif (baik bedah maupun menggunakan o Kerusakan pada nodus AV dan sistem
teknik fulgurasi kateter). konduksi khusus menurunkan laju
respons ventrikel terhadap aktivitas
Terapi obat antiaritmia atrium atau, dalam kasus ablasi nodus
Penggunaan obat-obatan antiaritmia di- AV, menyebabkan blok jantung lengkap
diskusikan dalam kaitannya dengan tiap iatrogenik. Dibutuhkan implantasi pacu
t65 Bab 9: Pacu Jantung dan Elel<trofisiologi

Penghalang tetap terhadap


konduksi (pada kasus ini
anulus MV)

Blok satu arah


(pada kasus ini
lalur aksesorlus)

I
--\
1)
,r/
/*)
.:
.i l-.^* I

Daerah konduksi "

Iambat (pada kasus


ini nodus AV)

SVT antidromik
ffi
:J....:...
SVT ortodromik

Gambar 9.6 Sirkuit re-entn mendemostrasikan lesi dengan menciptakan gradien voltase.
takrkardia antidromik dan ortodromik pada sindrom
Meskipun efektif, prosedur ini memiliki
Wolff-Parklnson White.
kerugian yang tidak dapat diterima:
. ukuran lesi besar, tidak terkontrol;
o disfungsi ventrikel lanjut l<arena baro-
jantung untuk mempertahankan laiu trauma akibat keiutan;
ventril<el yang adekuat, l<arena irama . rasa tidak nyaman karena prosedur
spontan ventrikel biasanya lambat atau sehingga harus digunakan anestesia
tidak ada. umum.
Prosedur awal menggunakan keiutan Sistem kejutan arus searah (DC syok)
elektrik tenaga tinggi yang dihantarl<an energi rendah menghasilkan lebih sedikit
pada daerah endokard untuk mengablasi barotrauma dan memiliki risiko kompli-
miokard. Sistem energi ini mengal<ibatkan l<asi lebih rendah, namun masih sulit
Tal<ikardia I 67

Prototipe

Kerja anestetik loka1 Ouinidin


mengurangi arus Na

I Blokade B Propanolol

Tabel 9.2 Klasifikasl obat m Prolongasi potenslal aksi Amiodaron


antiarltmia Vaughan
Williams.
N Blokade saluran kalslum Verapamil

Mekanisme aritmia Efek antiaritmia Target arus ion

1 lrisiasi automatisitas impuls abnomal


A Normal diperkuat Penurunan depolarisasi fase 4 11, Igu'' (blok)
B Abnormal Penurunan depolarisasr fase 4 I.o"n (aktrvasr)
atau potensial diastollk IK, IKAch (aktivasi)
maksimum I.u,, Iru (biok)

Pefl]rcuan aktivitas karena

A Eaily after-depolarization (EAD) Memendekkan potensial aksr I" (aktivasl)


atau menekan EAD

B Delayed aft er-depolailzation Menurunkaa kelebihan beban I"u,, I*u (blok)


(DAD) kalsium atau menekan DAD I"",, (blok)

Konduksi abnormal
Re-entri tergantung pada saluran Na

A Gangguan konduksi pnmer Menurunkan eksitabilitas dan INa (blok)


(jarak eksitasi panjang) konduksl

B Pengaruh konduksi pada Pemanlangan periode refiakror. Io (blok)


masa refraktori (jarak
eksitasi pendek)

Re'entri tergantung pada Menurunkan eksitabilitas lca L (blok)


saluran Ca dan konduksi

3 Mekanisme lain

Refleksi Menurunkan eksitabilitas I.u-r, I*, (blok)

Parasistol Menurunkal depolarisasi fase 4 \ (blok jika MDP


tinssi)

Tabel 9.3 Klasifikasi obat antiaritmia berdasarkan mekanisme kerla pada tingkat saluran ion
'Sicrhan Gambit'.
I 68 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

untuk mentitrasi tingkat energi yang antara takikardia ini seluruhnya terletak
dibutuhkan sesuai ukuran lesi, dan pada pola aktivasi atrium yang direkam
teknik ini pun membutuhkan anestesia pada studi elektrofisiologis.
umum. Re-entri SN biasanya menghasilkan
Energi radiofrekuensi (RF) mem- takikardia sekitar 130 denyut per menit
butuhkan arus voltase rendah frekuensi dan memiliki gambaran diagnostik
tinggi untuk mengablasi miokard melalui berikut:
kateter dengan ujung mengandung elek- r diawali oleh pemacuan atrium atau
troda, yang dapat diarahkan. Lesi target ventrikel, dan dengan ekstrastimulus
diskret dan akurat bisa dicapai. Miokard atrium dan ventrikel prematur;
dirusak dengan kombinasi pemanasan o pola aktivasi atrium sama dengan
resistif dan kondul<tif. Energi ini sekarang irama sinus;
merupakan pilihan untuk prosedur ablasi o tidak dipengaruhi oleh manuver blok
kateter. nodus AV namun melambat sebagai
respons terhadap tonus vagal. Terapi
Implantasi alat untuk takikardia farmakologis biasanya gagal.'Modifikasi'
Pacu jantung antitakikardia mampu meng- SN atau ablasi dengan teknik kateter
hentikan SVT dan VT jenis tertentu. dapat menghilangkan sirkuit re-entri
Prosedur ablasi telah melampaui peng- sehingga menghentikan takikardia, namun
gunaan pacu iantung antitakikardia dalam kerusakan SN kemudian menyebabkan
terapi takikardia supraventrikel dan perlunya insersi pacu jantung. Prosedur
pemacuan antitakikardia, karena VT me- ini jarang dibutuhkan.
miliki risiko akselerasi takikardia, atau
bahkan induksi fibrilasi ventrikel. Maka, Takikardia re-entri intra-atrium
alat pacu jantung antitakikardia untuk melibatkan miokard atrium yang j4uh dari
pacu-penghentian VT biasanya dikom- SN. Takikardia ini:
binasi dengan kemampuan untuk meng-
o jarang diinduksi oleh ekstrastimulasi
hantarkan kejutan defi brilasi-defi brilator v'entrikel;
jantung implan otomatis (automatic im- o berkaitan dengan keterlambatan kon-
plantable cardiac defi brillatorl AICD). duksi intra-atrium (tidak seperti re-entri
SN), yang diperlukan untuk induksi re-
entri intra-atrium;
Takikardia supraventrikel
o pola aktivasi atrium berbeda dengan
Re-entri nodus sinus, rc-entri pola pada irama sinus;
intra-atrium, dan takikardia r biasanya lebih cepat dari re-entri SN
atrium ektopik (sekitar 140-240 denyut per menit);
Dengan pengecualian flutter atrium 'yang r kurans responsif terhadap manuver
biasa', semua ini merupakan takikardia vagal dibandingkan dengan re-entri SN.
yang jarang. Sirkuit re-entri intra-atrium Terapi farmakologis biasanya gagal
dapat terletak di mana pun pada atrium. meskipun verapamil dan adenosin kadang
Secara umum sirkuit dapat dibagi menjadi dapat berhasil menghentikan satu epi-
sirkuit yang menghasilkan pola depolari- sode takikardia. Teknik ablasi kateter
sasi atrium yang sangat dekat, dan kadang digunakan untuk menginterupsi re-entri
identik, dengan sirkuit yang dihasilkan namun pengalaman dengan teknik ini
oleh SN (re-entri SN) dan yang tidak terbatas.
(re-entri intra-atrium). Tidak jelas apakah
SN sendiri mampu berfungsi sebagai Takkardia atrium ektopik:
bagian dari sirkuit re-entri. Pembedaan o biasanya berkaitan dengan penyakit
Fibrilasi atrium 169

jantung organik atau ketidakseimbangan dengan struktur normal. Sirkuit re-entri


metabolik; mikro atau area pemicu fokal pada atrium
o lebih sering terjadi pada anak-anak; menyebabkan eksitasi berulang miokard
. tidak selalu diawali oleh teknik atrium. Atrium berhenti berkontraksi
Pemacuan; dengan cara yant terkoordinasi. Aktivasi
o pola aktfuasi atrium berbeda dari atrium yang sering dan iregular meng-
irama sinus; akibatkan terbombardirnya AVN oleh
r tidak responsif terhadap manuver gelombang depolarisasi. Karena kon-
vagal; duksinya yang khusus nodus AV tidak
o kadang disupresi oleh pemacuan dapat mengalami depolarisasi sebagai
berlebih. respons terhadap tiap gelombang eksitasi,
Terapi obat sering gagal. Pembedahan sehingga laju respons ventrikel terhadap
dan ablasi kateter takikardia mungkin AF ditentukan oleh kemampuan konduksi
merupakan terapi pilihan, terutama untuk nodus AV.
anak-anak. Substrat takikardia dapat Penyebab AF antara lain:
'menghilang' selama masa remaja. Ke- r fokus pemicu (idiopatik);
rusakan fungsi ventrikel telah diketahui . miopati atrium;
berkaitan dengan takikardia konstan, r tekanan atrium atau kelebihan beban
namun seringkali kembali normal dengan volume karena penyakit iantung
eliminasi takil<ardia. Perburukan fungsi struktural.
ventrikel merupakan indikasi utama Terapi obat antiaritmia dapat di-
terapi invasif. tujukan untuk mengontrol laju respons
ventrikel terhadap AF dengan meng-
nu* air.i.ll ',':,.,.:,'.',. -, -
ganggu kemampuan konduksi nodus AV
(digoksin, verapamil, penyekat B) atau
AF dapat merupakan konsekuensi stabilisasi atrium untuk mencegah ter-
penyakit elektrik primer atrium (ter- jadinya AF-di antara properti lainnya,
utama, AF 'fokal' diperkirakan merupakan sotalol, amiodaron, dan dofetilid mem-
konsekuensi dari fokus pemicu ektopik perpanjang potensial aksi sehingga me-
abnormal), sekunder karena penyakit ningkatkan masa refrakter di miokard
jantung struktural yang menyebabkan atrium, membuat sirkuit re-entri atrium
atriopati atau komplikasi dari kondisi kurang dapat bertahan. Obat-obatan
sistemik seperci hipertiroidisme. kelas I memperlambat konduksi atrium
AF diklasifi kasikan menjadi: dan dengan mekanisme ini juga dapat
o paroksismal (spontan kembali ke membantu mempertahankan irama sinus.
irama sinus); Jika laju respons ventrikel terhadap AF
o persisten (irama sinus didapat dengan tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan
intervensi); penghambat nodus AV, atau efek samping
. permanen (irama sinus tidak dapat obat tidak dapat diterima, atau sensasi
dicapai bahkan dengan intervensi). subjektif AF tidak dapat diterima pasien,
Secara umum, AF paroksismal men- maka konduksi nodus AV dapat diputus
ladi lebih sering, dan akhirnya maPan, permanen dengan ablasi. Maka pacu jan-
seiring dengan perkembangan penyakit tung permanen diperlukan untuk mem-
atrium. Hipertrofi dan dilatasi atrium se- pertahankan laju ventrikel yang adekuat,
kunder karena penyakit iantung struk- dan terdapat risiko jangka panjang mor-
tural sering merupakan penyebab AF, biditas atau kematian terkait dengan
namun AF dapat timbul pula pada iantung prosedur ini. 'Modifikasi' nodus AV dapat
170 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

mengurangi laju respons ventrikel ter- kejutan dengan energi antara 50 dan 360
hadap AF tanpa interupsi komplet J. Tingkat energi tinggi (>300 J) sering
konduksi AV sehingga menghindari diperlukan untuk menghentikan AF.
kebutuhan pacu jantung permanen, Penggunaan digoksin bukan merupakan
namun pasien masih akan merasakan kontraindikasi kardioversi, meskipun
sensasi palpitasi karena denyut ventrikel dengan adanya toksisitas digoksin, ke-
iregular yang persisten. jutan DC dikatakan meningkatkan risiko
fibrilasi ventrikel. Karena risiko emboli-
Obat antiko4gulan dan obat
sasi, pasien diberikan antikoagulan se-
antiplatelet
lama 6 minggu sebelum kardioversi di-
AF menyebabkan atrium, terutama lakukan. Bahkan bila kardioversi berhasil
apendiks atrium kiri, rentan terhadap mengembalikan irama sinus, antikoa-
pembentukan trombus intra-atrium. gulan harus diteruskan selama 2 minggu
Trombus ini dapat menyebabkan ter- karena begitu'stunning' atrium meng-
jadinya embolisme, konsekuensi paling hilang bahkan pasien dengan irama sinus
berbahaya adalah kejadian serebro- rentan terhadap pembentukan trombus
vaskular (stroke). Risiko paling besar intra-atrium selama waktu ini. Defibri-
pada pasien dengan: lator implan endokard atrium yang dapat
r penyakit katup mitral; diaktivasi oleh pasien sedang dalam
r pembesaran LA atau penyakit jantung penilaian. Kardioversi internal dengan
struktural lainnya; dan menggunakan teknik melalui vena untuk
o riwayat adanya emboli sistemik, dia- meletakkan elektroda kateter defibrilasi
betes melitus, atau hipertensi sebelum- dalam RA atau sinus koronarius dan ge-
nya, dan pada pasien berusia lebih dari lombang keiut energi rendah, merupa-
65 tahun. kan alternatif terhadap kardioversi
Pada kelompok risiko tinggi ini, anti- eksternal. Penggunaannya dibatasi oleh
koagulan warfarin (lNR 2-4) menurunkan p,erlunya mendapatkan akses vaskular
risiko stroke lima kali. Pada kelompok dan peletakan elektroda intrakardiak,
pasien risiko rendah lainnya (AF parok- namun dapat dilakukan dalam pengaruh
sismal pada jantung dengan struktur sedasi tanpa anestesia umum dan
normal), terapi dengan aspirin saja sudah memiliki tingkat keberhasilan yang lebih
cukup. Ekokardiografi transesofageal tinggi pada pasien yang refrakter ter-
berperan dalam mengidentifikasi pasien hadap kardioversi eksternal.
dengan trombus intra-atrium, meskipun
perannya dalam membantu penatalaksa-
Ablasi fibrilasi atrium
naan pasien jika tidak terlihat adanya
trombus atrium belum jelas. Pembuatan skar linear pada miokard
atrium dengan pembedahan untuk men-
Kardioversi cegah terbentuknya sirkuit re-entri
Kejutan DC (DC syok) eksternal diguna- dengan membagi atrium menjadi be-
kan untuk mengkonversi AF persisten berapa kompartemen dapat menghilang-
menjadi irama sinus bila dipertimbangkan kan AF, dan terapi ini telah mapan namun
pasien akan tetap dalam irama sinus jarang digunakan karena morbiditas kon-
dalam jangka panjang, dengan atau tanpa komitan pasien. Teknik ablasi kateter
tambahan obat untuk menstabilkan fokus pemicu AF atau untuk menciptakan
atrium dan mengurangi kemungkinan lesi linear panjang untuk menyerupai
reversi ke AF. Kardioversi dilakukan di pembentukan kompartemen bedah
bawah anestesia umum dan diberikan sedang diteliti.
Takikardia re-entri atrioventrikel t7l

i ,:ti ii.u t I ini terjadi, penurunan laju respons ven-


trikel dengan obat-obatan yang mem-
Flutter atrium baru-baru ini diklasifikasi- blokade nodus AV seringkali tidak efektif
l<an kembali (Boks 9.7). Laju flutter l<arena bahkan penurunan pada blok 3:l
atrium tipikal adalah 300 denyut per dapat menghasilkan takikardia sebesar
menit; konduksi 2: I melalui AVN akan 100 denyut per menit. Pasien biasanya
menghasilkan laju respons ventrikel se- menjalani kardioversi DC, dan obat-
besar I 50 denyut per menit. Terapi obat obatan stabilisator atrium (sotalol/
antiaritmia dapat memodifikasi baik dofetilid/amiodaron) dapat mencegah
respons ventrikel maupun laju flutter atau mengurangi frekuensi rel<urensi.
atrium. Takikardia atrium re-entri makro Untuk CCAMT persisren atau CCAMT
berlawanan arah jarum iam (counter- paroksismal yang sering, ablasi sirkuit re-
clockwise macro re-entrant atrial tachy- entri dengan cepat menjadi pilihan terapi
cardialCCYIAT) atau 'flutter umum' dengan membuat lesi linear pada lokasi
menyumbang sekitar 90% kasus flutter penting di sirlcuit flutter atrium, biasanya
atrium, pola flutter atrium 'gigi gergaji' pada katup trikuspid/ismus vena kava
yang khas terlihat pada lead standar in- inferior. Alternatif lainnya adalah ablasi
ferior dan lead augmentasi (ll, lll, dan nodus AV, seperti untuk AF, dengan
aVF) pada EKG (Gambar 9.7a). Sirkuit implantasi pacu jantung.
re-entri melibatkan ismus jaringan pada
RA bawah antara ostium sinus koro-
narius dan daun katup septal katup tri- ,
-
Ta{<il€iidiat errff i.f,tl.ior n#i$bk,
kuspid. Flutter atrium lain (10%) dikata-
Hubungan AV aksesorius merupakan
kan sebagai 'tidak umum' dan digunakan
serabut otot yang menghubungkan mio-
lead dengan orientasi berbeda yang tidak
kard atrium dan ventrikel melah-li anulus
memberikan tampilan EKG gigi gergaji.
'Takikardia insisional' merupakan AV. Meskipun hubungan ini berkembang
selama embriogenesis dan telah ada selak
sirkuit re-entri atrium makro yang ber-
lahir, takikardia paroksismal dapat tidak
putar di sekitar jaringan skar akibat pem-
muncul hingga masa anak-anak lanjut,
bedahan pada atrium, dan sesuai untuk
masa remaja, atau bahkan masa dewasa.
terapi ablasi. Manifestasi tersering adalah
Meskipun ada pada sel<itar I dari 3000
flutter atrium pada pasien dengan
penyakit jantung kongenital setelah pem-
individu, perkiraan sangat bervariasi
karena proporsi (10-95%) dari individu
bedahan paliatif.
tersebut yang akan mengalami AVRT
Flutter atrium biasanya paroksismal
namun dapat menjadi 'persisten'. Bila hal
simtomatik. Jalur yang mampu meng-
konduksikan secara anterograd (atrium
ke ventrikel) biasanya nyata pada EKG
permukaan (pre-eksitasi) (Gambar 9.7b).
S$ks LY Klasifikasi Flutter Atrium
Re-entri Makro Satu bagian massa ventrikel tereksitasi
oleh gelombang eksitasi yang melewati
o Flutter atrium tipikal:
jalur aksesorius. Bagian massa ventrikel
Flutter atrium ltptkad counterclock-
wjse (berlawanan arah jarum jam); ini mengalami depolarisasi dini relatif ter-
Flutter atrium tipikal ciockwise hadap sisa massa ventrikel lainnya yang
(searah jarum jam) terdepolarisasi melalui sistem konduksi
r Fhttter atnum ash normal, karena tidak seperti nodus AV
i. skar takikarclia atrium re-entri pada yang memiliki AV delay, tidak ada keter-
i pembedahan lambatan konduksi pada lalur aksesorius.
172 Bab 9: Pacu Jantung dan Elel<trofisiologi

@^
-oX! -d
HE
.daoo
tr6d!
at E 3
v6-:
!de-H

g y_l Ht o
o c.! "'
dgdts
AE E€
i.l!
on* 6 o
E
OJFG
'a
a..yHo:
tl a. cn a2
- -3=E
E 3
+*o 5k
d
t ," ?''d e
N o U ;-!E
ir v 3._
E Fs3-8
x 6t
=
H
b 5r
66,i'-
€5
*9trH)
E E
o ,.;
E:
oo@t
_i:=i?
'-- o II

Ei s6 Bd 6EOQ
+vGE

i+'d€
:= 3 3

-!q,5
\z @ qb)
t:lcH'F
^ Q.a X
sdH*
;*€E
ti nE"*
tr -q4
EFHH
udlE
Tal<ikardia re-entri atrioventrikel 173

i
I A\q
i
i
i
i
1AW,
i
j
!
i

iew
l
j

I
jv1
I

.v2
:

iv3
i
:

tv4
r
i
j

i
I

iv5
I
:

ivo
I

i
I
I
I

(b)

Gambar 9.7 lanjutan


174 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

Namun, bagian ventrikel yang mengalami hingga menyebabkan sirkuit re-entri tidak
pre-eksitasi ini menyebarkan gelombang dapat berlanjut. Maka, obat-obatan yang
eksitasi melalui miokard dengan konduksi memperlambat konduksi nodus AV atau
yang lambat, menimbulkan defleksi yang hubungan aksesorius (penyekat p, anta-
tidak jelas pada permulaan kompleks gonis kalsium, obat-obatan kelas l, atau
QRS (gelombang delta). Konduksi jalur amiodaron), dapat menurunkan laju ven-
selama takikardia dapat berasal dari trikel bila timbul takikardia paroksismal,
atrium ke ventrikel (AVRT antidromik) atau frekuensi serangan. Kebebasan
dengan konduksi retrograd melalui no- penuh dari takikardia paroksismal sulit
dus AV (Gambar 9.8). Hal ini tidak umum didapat dengan terapi obat. Ablasi ka-
terjadi dan menghasilkan takikardia teter jalur aksesorius sekarang merupa-
dengan kompleks lebar. Yang lebih umum kan terapi pilihan pada pasien simtomatik
terjadi, konduksi retrograd pada jalur dan memiliki tingkat keberhasilan yang
aksesorius dan anterograd melalui no- tinggi (sekitar 95%) dan morbiditas
dus AV, menghasilkan takikardia dengan terkait yang rendah.
kompleks sempit.
Beberapa pasien dapat memperlihat-
kan kedua jenis AVRT dan sekitar l0% Takikardia re-entri nodus
pasien dengan AVRT memiliki jalur atrioventrikel
multipel dengan mekanisme takikardia
Penyebab takikardia re-entri ini terdapat
yang kompleks. Sebagai tambahan ter-
sejal< lahir namun mungkin tidak me-
hadap takikardia re-entri, adanya jalur
nyebabkan takikardia simtomatik hingga
aksesorius merupakan predisposisi AF.
masa dewasa. Lebih sering terjadi pada
Hal ini mungkin disebabkan oleh kon-
perempuan muda dan merupakan taki-
duksi retrograd dari ventrikel ke atrium
kardia yang lebih umum terjadi dibanding-
selama masa rentan atrium. AF dapat
kan AVRT. Sirkuit re-entri ada dalam,
mengancam nyawa pada beberapa pasien
atau berhubungan dekat dengan nodus
dengan pre-eksitasi jika jalur aksesorius
AV dan jaringan terkait namun terbebas
memiliki karakteristil< konduksi antero-
dari ventrikel. Konduksi AV selama irama
grad cepat yang memungkinkan laju
sinus timbul melalui dua 'ialur' yang me-
respons ventrikel sangat cepat terhadap
miliki karakteristik konduksi yang berbeda:
AF (ventrikel kehilangan proteksinya dari
. satu'jalur' memiliki kecepatan
AY delay) dan kemudian dapat terjadi
konduksi lambat namun dengan masa
fibrilasi ventrikel. Meskipun tidak umum,
refrakter pendek;
ini merupakan mekanisme di mana terjadi
o 'jalur' lain memiliki konduksi yang
kematian mendadak pada pasien yang
lebih cepat namun masa refrakter yang
memiliki jalur aksesorius. Jalur Mahain
lebih panjang.
adalah hubungan tidak umum antara
Lokasi tepat dan karakter jaringan
jaringan nodus AV dan RV. Mekanisme
dari 'jalur-jalur' ini masih diperdebatkan
terjadinya takikardia serupa. Jalur akse-
dan sebagian sekunder akibat prosedur
sorius sering didapatkan pada anomali
ablasi kateter. Sirkuit re-entri meng-
Ebstein.
gunakan kedua konduksi lambat dan
cepat ini (Gambar 9.9). Didapatkan dua
Terapi jenis AVNRT: umum dan tidak umum.
Obat-obatan antiaritmia dapat digunakan Pada jenis umum (90%) konduksi
untuk memodifi kasi kemampuan konduk- retrograd melalui jalur cepat dan pada
si nodus AV atau jalur aksesorius se- sisanya sirkuit terbalik.
Takikardia re-entri nodus atrioventrikel 175

Fa..
do
Ftr
ox
!O
lj<
dbi
otr
6>=
oA
c;i

EE
e-
a'?
co
Od
@o
Ud
rd
fuU
6^
Fr6
-P
oc
co
oc
cntr
c!
@H
'd^
dtl
an
oE
d
.-t
>in -d
I
d<,
d

O tst)
OO
!.d

;6
tb
dd
d9
;d

as
*>
Ea
Od
-q
o9l
t
o-
i
{
s!E
E^U
t ! l-
j:
i
=ts4
do -

otE
osod6
Lga
(66Yi
.a ^6
ud.d
I 76 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

fr
tl ,

111

AVR
AIT-
4vn

uI
\r2
rVS

V4
V5

r/6

!lRf! D
T{IS D

RV&
CSD. -ll
tit1ll
C$3;4
cs 5.6

I csl; e
1i
Ii CSF. *li
I

i
i, Ji j
i--*-:----

Gambar 9.9 Sirkuit re-entri pada takikardia re- dengan destruksi selektif sebagian nodus
entri nodus AV Panah menunjukkan karakter AV atau jaringan yang bersebelahan
aklivasi atrium yang srmultan (dai pola elektrogram
atrium) pada atrium kanan maupun kiri karena dengannya.
penyebaran aktivasi dari sirkurt re entri A\TtrRT di r Ablasi 'jalur lambat' mempeftahankan
nodus Av/trlgonum Koch. Perhatikan luga aberanst konduksi anterograd nodus AV normal.
cabang serabut kanan terkalt laju pada EKG per r Ablasi 'jalur cepat' menyebabkan
mukaan pada pasien lni.
pemanjangan interval PR yang merefleksi-
kan kerusakan kemampuan normal no-
Terapi dus AV.
Obat-obatan yang mempengaruhi Maka, ablasi jalur lambat merupakan
konduksi nodus AV dapat memodifikasi prosedur ablasi yang paling sering dilaku-
kemampuan konduksi sirkuit re-entri kan. Blok jantung komplet terjadi pada
(terutama antagonis kalsium, penyekat B, l% kasus dan membutuhkan pacu jantung
dan obat-obatan kelas l), namun sulit di- Permanen.
dapatkan kebebasan penuh dari taki-
kardia. Prosedur ablasi sekarang merupa- Kematian ianturE mendedak
kan terapi pilihan. Ablasi kateter jalur
lambat atau cepat (keduanya disebut Kematian jantung mendadak didefi nisikan
'modifikasi' nodus AV) bisa didapatkan sebagai kematian akibat penyebab jantung
Takikardia ventrikel 177

dalam I jam setelah onset gejala. Ke- kan risiko kematian jantung mendadak.
matian jantung mendadak merupakan pe- Bahkan uji klinis obat untuk menilai efek
nyebab utama mortalitas di dunia Barat, supresi aktivitas ektopik dengan obat-
bertanggung jawab terhadap 60.000 obatan kelas lc setelah infark miokard
kematian per tahun di lnggris. Meskipun menunjukkan peningkatan tingkat ke-
sebagian kerhatian ini terjadi setelah matian mendadak pada kelompok yang
infark miokard akut, beberapa meninggal 'berhasil' diterapi. Hal ini mungkin me-
karena aritmia primer yang tidak ber- refleksikan potensi proaritmia dari be-
hubungan dengan infark. Sebanyak dua berapa obat antiaritmia.
pertiga kematian jantung mendadak
mungkin disebabkan oleh aritmia ven-
Takikardia Yentrikel
trikel, penyebabnya adalah miokard yang
mengalami skar yang menghasilkan VT, VT monomorfik memiliki morfologi QRS
yang kemudian dapat memburuk menjadi yang konstan (Gambar 9. I 0) sedangkan
fibrilasi ventrikel. Stratifikasi risiko bagi VT polimorfik memiliki variasi kontinyu
mereka yang diperkirakan rentan ter- morfologi QRS. Takikardia kontinyu ber-
hadap aritmia ventrikel melibatkan peng- Ianjut selama minimal 30 detik dan taki-
awasan Holter, EKG rerata-sinyal, studi kardia nonkontinyu berhenti sendiri
elektrofisiologis, dan penilaian fungsi ven- dalam 30 detik. Diferensiasi EKG dari
trikel. EKG rerata-sinyal merupakan satu takikardia kompleks lebar lainnya di-
teknik yang melibatkan analisis komputer ilustrasikan pada Gambar 9. ll.
dari rekaman lead EKG permukaan untuk
mengidentifikasi depolarisasi pada bagian
Mekanisme
akhir QRS (potensial akhir) yang
dipertimbangkan merupakan indikasi Re-entri (lihat Gambar 9.6) di dalam dan
pelambatan konduksi miokard dan ada- di sekitar skar miokard merupakan me-
nya sumber aritmia. Semua pemeriksaan kanisme tersering rekurensi VT mono-
di atas memiliki sensitivitas dan morfik berlanjut. Namun perubahan
spesifisitas yang relatif rendah. Pasien metabolik akut berat pada miokard, ter-
yang selamat dari kematian jantung masuk yang disebabkan oleh iskemia akut,
mendadak memiliki prognosis buruk, dapat menyebabkan depolarisasi mem-
dengan mortalitas 2 tahun sebesar 30%. bran sel spontan. Maka, 'depolarisasi
Pasien ini harus diperiksa untuk akhir dini' disebabkan oleh abnormalitas
mengetahui adanya penyakit arteri aliran ionik selama fase repolarisasi yang
koroner dasar dan dipertimbangkan kemudian dapat menghasilkan VT poli-
untuk mendapat terapi dengan AICD. morfik.

Studi elekrofisiologis VT (Gambar


Ektopik ventrikel e.t2)
Meskipun merupakan fenomena yang 'Protokol induksi' elektrofisiologis
umum dan sebagian besar jinak, aktivitas standar telah terbukti dapat memulai VT
ektopik ventrikel yang sering dapat pada pasien yang memiliki substrat arit-
menandakan adanya penyakit jantung mia yang dibutuhkan. Namun, karakter
struktural dasar. Tidak ada bukti bahwa reproduksibilitas, sensitivitas, dan spesi-
supresi aktivitas ektopik ventrikel dengan fisitas studi ekstrastimulasi ventrikel
terapi obat antiaritmia memperbaiki paling baik ditemukan pada pasien dengan
prognosis penyakit dasar atau menurun- aritmia ventrikel sebagai komplikasi pe-
178 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

c
od
-Oo
@ *^
t\ Y']!
-; o

o.xd

> E:
tr-d

_E

l=
=ao o
cl--l

o--o
--D-
6: >>
tr-io
-!!c

a64.9
2 P
gEEE
-T
c*
-
-EV6t
-E! -
'd*42

60g.d
Ntsdi

fi63R
-adE

HO;

E€!.)
;c9o
Takikardia ventrikel t79

Tidak ada kompleks RS pada semua lead prekordial

Tidak

VT
_1 V
Pertanyaan ben-kut

Interval R-S > 160 mdet pada satu lead prekordial

Tidak
v
*/" Pertanyaan berikut

VT

Disosiasl atrioventrikel

*/
Tidak
V
/* Pertanyaan berikut
VT

Kliteria morfologi untuk VT ada pada


lead prekordial V1 2 dan V6

Tidak

SVT dengan konduksi aberan


: i :ril i,":, ,

Gambar 9.11 Diagnosis EKG untuk VT.


an ekstrastimulus prematur tunggal se-
telah tiap drive train. lnterval antara
nyembuhan infark miokard. Peran 'pro- denyut terakhir drive train dan ekstra-
tokol induksi' dalam menilai prognosis stimulus prematur berkurang dalam
atau efikasi simtomatik obat-obatan atau tahapan kecil (biasanya l0 mdet) hingga
terapi lain pada kardiomiopati dilatasi, ekstrastimulus gagal menghasilkan satu
aritmogenik atau hipertrofi belum jelas. kompleks QRS, menandakan kegagalan
Protokol induksi tipikal menggunakan menangkap miokard ventrikel lokal.
pacu jantung ventrikel konstan pada Ekstrastimulus kedua, dan kemudian ke-
apeks ventrikel kanan dengan laju pacuan tiga, diberikan dan kemudian proses di-
100 denyut per menit selama tujuh ulangi pada laju pacuan yang lebih cepat
denyut (drive train), dengan penghantar- (biasanya 150 denyut per menit). Skema
I 80 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

o as4
tsJE*
o# > c
o! !:i
o -i^-
{ Ef;.g
-€ 6
1
*sEP

ti
qtsoFI:
c TO -(9 -
I d:Yi nl
bEU ! o
o! i! F
EAda^
d=EF!

\ G F -'C'-
OE.-tsd
dc.-
i :560 g
.<-' + e -< s
gE=E 9
c
=c
) I <'d'i o

ti
=ilGoo
I O-*
-
t n) 4 ur -i
!tr.-!q
6t6E
l be n) ul
=
F o; o.-

i -; d * u
! Y d+

''l ,-\ J 9?dg-


Y' d a)O O
'" !
,1 daa?

iil
f,)
.,'{
...i
,'l
li 8i
-l
I
I m*? E H
sHdE>
!-trV.^
db*--

6\OVO
s^-=
o > b=
esd6+
t!do-
o

sE#dE
tj ,tu o Y-
6;.F -P
.1
I
t€iqH
'l \
) =atcdY
tr-trmo
6agrE
'i ,d: qtr ii o 6

li
g
EOEEb
! 6I,E E I
O
oi ?,
d o -c
i=!u-u

ffi : i
,,;,,,,,..1t.,;, s 3 4d
il i:r
ii lLr"l
rijlii
1.,'
sl
ti:;:r,;l:lt:rli,
,r 'r l'pr
ua
tl(J
si
o
tr4,
r=c)d!
d n Eo
,;,'ji:ti:' :::l1. () H,Ag E
Takikardia ventrikel l8l

SN

o
O
J

is ,,'t
JL
w!
{N EJ
Ei
i=
J N,i
J
g,r
6,1
oi
Fqt $i
l@l
t(}1 sj
t82 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

ini digunakan baik pada tempat pemacuan simtomatik. Pengawasan Holter pada
apikal ventrikel kanan dan alur keluar kelompok pasien yang terpilih bisa sama
ventrikel kanan. Beberapa protokol juga akurat dengan studi elektrofisiologis
menggunakan isoprenalin atau obat- dalam memprediksi efikasi obat-obatan
obatan proaritmia lainnya. Tujuan akhir antiaritmia.
studi adalah induksi aritmia ventrikel atau Amiodaron dapat memperbaiki prog-
penyelesaian protokol studi tanpa induksi nosis pada beberapa kelompok pasien
aritmia. tertentu (misalnya kardiomiopati hiper-
Namun, induksi VT polimorfik atau trofik) namun untuk sebagian besar
fibrilasi ventrikel dapat tidak spesifik dan pasien dengan aritmia ventrikel, tidak
tidak dapat diulangi. Maka relevansi jenis- memberikan manfaat prognostik meski-
jenis aritmia ini pada satu skenario klinis pun umum diresepkan secara empiris
tertentu sulit ditentukan. lnduksi VT pada praktik di lnggris. Data mengenai
monomorfik mengkonfirmasi adanya manfaat prognostik yang diberikan oleh
substrat untuk VT, baik apakah VT yang terapi amiodaron untuk semua substrat
diinduksi memiliki atau tidak memiliki penyakit yang menyebabkan aritmia ven-
morfologi QRS yang sama dengan taki- trikel kompleks dan tidak jelas. Namun,
kardia yang terdokumentasi secara klinis. industri obat-obatan aritmia secara
lnduksibilitas dapat digunakan sebagai umum dan amiodaron lebih khususnya
panduan supresi aritmia oleh obat-obatan tidak dapat mengklaim manfaat prog-
atau takikardia yang diinduksi dapat nostik sebagai indikasi terapi obat. Obat-
'dipetakan' untuk mengidentifikasi lokasi obatan kelas l, ll, dan lll (lihat Tabel 9.2)
sirkuit re-entri untuk ablasi kateter atau dapat digunakan untuk menurunkan
reseksi bedah. Pilihan terapi sebagian frekuensi palpitasi simtomatik.
akan ditentukan oleh penyakit dasar. Ke- Kegagalan terapi obat untuk, mem-
banyakan aritmia ventrikel merupakan perbaiki prognosis dengan desain pene-
konsekuensi dari skar miokard kom- litian yang teliti telah mendorong pen-
plikasi dari penyakit jantung koroner dan carian terapi lain. Sekarang termasuk
infark miokard. Obat-obatan antiaritmia teknik ablasi kateter, reseksi bedah
dan terapi alat dapat digunakan apapun susbtrat aritmia, dan implantasi AICD.
etiologi substrat aritmia, sementara Terapi obat antiaritmia masih memiliki
aplikasi terapi pembedahan dan ablasi peran sebagai ajuvan terhadap terapi-
terbatas. terapi tersebut.

Terapi obat Terapi AICD


Terapi obat untuk VT merupakan area AICD diciptakan oleh Dr. M. Mirowski
dengan opini yang dengan cepat berubah, di AS, dengan implan pertama dilakukan
namun praktik standar adalah untuk me- pada manusia tahun 1982. AICD me-
lakukan studi elektrofisiologis dasar pada rupakan alat canggih yang mampu men-
pasien yang diketahui menderita VT deteksi dan menghentikan VT atau
monomorfik atau dugaan kuat aritmia. fibrilasi. Alat ini mampu untuk memacu-
Perbaikan prognosis ditunjukkan dari hentikan W (Gambar 9.13), mengkardio-
hilangnya sifat induksibilitas setelah di- versi VT, atau defibrilasi pada fibrilasi
terapi dengan obat-obatan antiaritmatia ventrikel. Terapi ini menawarkan terapi
tertentu dibandingkan dengan terapi obat bertingkat dan pendeteksian aritmia
empiris yang dituntun klinis atau tanpa canggih yang dapat diprogram. Alat
terapi, dan penurunan frekuensi palpitasi generasi pertama membutuhkan peletak-
Takil<ardiaventril<el 183

Q@
PcE
cO
6
d
6A
s E€
*tr
CC
OC
rO
o!
a=
G
'a .c q)
o oo
E oC
? tD 1-
a
b -t7
t bg
.=d
N CE
O^
o
a E^
H
;&
* 6
c FrC

-QA
a)c

3tri
66

E@
o
o?i
d
Hg
b.
EO
u
t-
fr a)t
t
O
N
#6
ts;!
I!d
fc 6G
!T
gd
I do
€ !s

:t >
F:-qE
--
o>H
r50

* ,"- I *', € ": l ,' ,,, ,g $:,,$ 'S: . E


trah o
=-
184 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi

an bagian elektroda defibrilator epikard 30% tingkat keberhasilan primer pada


dengan torakotomi namun inovasi ter- pasien dengan penyakit jantung koroner)
baru memungkinkan peletakan endokard dalam ablasi substrat aritmia ventrikel
elektroda pengeiut dengan cara yang karena sistem ablasi menghasilkan lesi
analog dengan implantasi alat pacu yang seringkali terlalu dangkal untuk
jantung. Selain itu, alat ini awalnya di- menginterupsi sirkuit re-entri. Namun,
implan di kantung abdominal dengan terapi ini berkembang dengan cepat dan
elektroda yang ditembuskan secara sub- kemungkinan teknik ablasi akan lebih
kutan dari tempat masuk di vena (biasa- banyak dilakukan di masa depan, dibantu
nya subklavia), sementara alat sekarang oleh perkembangan cepat teknologi
cukup kecil untuk memungkinkan implan- dalam teknik pemetaan dan penciptaan
tasi subkutan prepektoral. lnovasi antara lesi.
lain kombinasi berbagai fungsi pacu
jantung untuk bradikardia dalam unit
AICD dan meningkatkan kemampuan Aritmia ventrikel lain
telemetri.
Fibrilasi ventrikel
Pembedahan aritmia VF mengkomplikasi iskemia atau infark
miokard akut (merefleksikan instabilitas
Penghilangan jaringan skar dengan pem-
elektrik yang disebabkan oleh ketidakse-
bedahan bersama dengan insisi endo-
imbangan biokimiawi pada miokard). VT
miokard yang lebih dalam atau aplikasi
monomorfik dan polimorfik dapat mem-
krioprobe untuk menginterupsi sirkuit
buruk menjadi fibrilasi ventrikel yang me-
re-entri dapat menghasilkan penyembuh-
nyebabkan kematian. Namun, di luar
an VT akibat penyembuhan infark
konteks iskemia miokard akut, VF lebih
miokard. Pendekatan ini membutuhkan
jarang terjadi dibandingkan dengan VT
pembedahan jantung terbuka dan di-
sebagai kejadian primer. VF kemungkinan
kaitkan dengan morbiditas dan mortalitas
merupakan aritmia dasar pada mayoritas
bermakna, dan risiko yang menyebabkan
pasien dengan kematian jantung men-
gangguan lebih lanjut fungsi ventrikel.
dadak.
Maka, untuk meniadi kandidat terapi ini
pasien harus memiliki fungsi ventrikel
yang masih baik dan VT harus dapat me- Takikardia alur keluar ventrikel kanan
mungkinkan teknik pemetaan yang mem- Substrat aritmia terletak pada alur keluar
buat elektrofisiolog dapat memandu pen- ventrikel kanan dan mungkin merupakan
dekatan bedah. Pasien dengan VT sirkuit re-entri terlokalisasi. Biasanya
multipel, yang memiliki toleransi hemo- tidak didapatkan penyakit jantung struk-
dinamik buruk, dan dengan gangguan tural yang jelas pada pemeriksaan penun-
fungsi ventrikel berat tidak sesuai untuk jang. Takikardia ini merupakan aritmia
terapi pembedahan. Hanya sebagian kecil jinak dan sesuai untuk ablasi kateter.
pasien dengan VT akan sesuai menjalani
intervensi bedah dan sebagian besar akan Takikardia fasikular
mengalami penyakit jantung koroner.
Kondisi ini mengkomplikasi beberapa
penyakit jantung kongenital dan penyakit
Ablasi kateter VT jantung koroner. Relatif merupakan
Teknologi baru hanya menawarkan ke- bentuk linak W dan sesuai untuk ablasi
berhasilan yang terbatas (saat ini sekitar kateter. Substratnya mungkin sirkuit re-
Aritmia ventrikel lain 185

A
=)
.
.
d
L
()
E-
,io
^-
@ra

d
I 86 Bab 9: Pacu Jancung dan Elel<trofisiologi

a
O

6
o,
o
]J
o
tl
a
E
e
6
'd
d

6
F
-a

6'
cq
cq
4
d
d
d

,
-a
d
o
@
b)
cd
.a
d
O
o

iis
o, bi
-s)
d@
'da
:c
tE

oE
UO
so
PE
4-
.dh
o,tr
!-
-P,

d-

rZ.
60
F:
o!
-=
-6
aH"
oc
!d

6i
Bacaan lebih lanjut 187

entri mikro yang melibatkan hemifasiku- pemanjangan interval QT pada irama


lus posterior kiri, menghasilkan konfigu- sinus dan dikaitkan dengan mekanisme
rasi EKG permukaan yang khas selama repolarisasi abnormal. Mekanisme tepat
takikardia pada mor{ologi cabang serabut aritmia masih belum jelas. Sindrom ini
kanan dan aksis superior (Gambar 9.14a). dapat merupakan komponen dari
sindrom herediter yang dikaitkan dengan
ketulian (Romano-Ward) namun dapat
Takikardia re-entri cabang serabut
mempersulit penggunaan obat-obatan
Takikardia ini disebabkan oleh sirkuit re- antiaritmia yang memperpanjang re-
entri yang melibatkan jaringan serabut polarisasi miokard (kerja Kelas lll).
konduksi sebagai bagian dari sirkuit re-
entri. Ablasi kateter kaki cabang serabut
sirkuit dapat menghilangkan aritmia. Bacaan lebih lanjut

Bendia DG, Benson DW, eds. Cardiac Pre-


Torsade de pointes excitation Syndromes: Origins, Evaluation,
and Treatmenc. Dordrecht: Kluwer Aca-
Sindrom AT panjang demic Publishers, 1986.
Dorongan simpatik dan variasi irama Ellenbogen KA, Kay GN, Wilkoff BL, eds.
jantung merupakan presipitan takikardia Clinical Cardiac Pacing and Defibrillation.
torsade de pointes pada pasien dengan London: WB Saunders Co, 2000.
abnormalitas transpor ionik membran Josephson VE. Clinical Cardiac Electrophysi-
ology: Techniques and Interpretation, 2nd
yang diperkirakan merupakan dasar dari
edn. London: Lea & Febiger, 1993.
sindrom QT panjang. Karakteristik Zipes DP, Jalife, eds. Cardiac Electrophysio-
gambaran EKG jenis VT polimorfik ini logy: from Celt to Bedside, 3'd edn. Lon-
(Gambar 9.14b) dihubungkan dengan don: WB Saunders Co, 1999.
Resusitasi
Jantung Paru

Pendahuluan, 1BB Tatalaksana arltmia, 196


Bantuan hidup dasar, 189 Durasl resusltasi, 197
Bantuan hidup lanjutan, 190 Resusitasr yang berhasil, 198
Terapi obat, 194 Bacaan lebih lanjut, 199

darah akut untuk organ vital secara


akurat. Hal ini paling sering disebabkan
Henti jantung atau sirkulasi dapat teriadi oleh aktivitas lantung yang tidak efektif
pada berbagai keadaan. Pasien dapat ber- atau menghilang tiba-tiba akibat iskemia
ada di rumah sakit atau di luar rumah miokard akut. Selain itu luga bisa terjadi
sakit, mungkin ada petugas medis terlatih setelah obstruksi mayor aliran darah
ataupun tidak di tempat keiadian, dan sirkulasi sentral (misalnya emboli paru
fasilitas yang tersedia berkisar dari tidak masif akut) atau dalam konteks obstruksi
ada hingga ketersediaan pintas kardio- yang lebih kronis (misalnya stenosis
pulmonal. Suatu pendekatan resusitasi jantung, penyakit vaskular paru). Yang
harus cukup fleksibel untuk semua per- lebih jarang, pasokan darah ke organ vital
bedaan situasi tersebut. Dari semua ke- tetap namun oksigenasi tidak memadai,
matian akibat infark miokard, 60% seperti yang dapat terjadi pada obstruk-
(60.000/tahun) terjadi sebelum pasien si saluran napas mayor mendadak.
mencapai rumah sakit dan kebanyakan Namun, segera sesudah onset oksigenasi
akibat aritmia yang dapat dikoreksi. Dua yang tidak adekuat, jantung sendiri men-
intervensi yang jelas terbukti memper- jadi tidak efektif dan henti sirkulasi
baiki harapan hidup setelah henti iantung terjadi.
adalah bantuan hidup dasar (basic life Ketika seseorang mengalami kolaps,
supportlBlS) dan defibrilasi: ini men- atau'panggilan henti lantung' disebarkan
dukung perlunya meyakinkan sebanyak di rumah sakit, belum tentu henti jantung
mungkin masyarakat untuk mempelaiari telah terjadi. Pasien mungkin tidak sadar
teknik BLS dan menyebarkan lebih karena berbagai sebab, misalnya trauma
banyak defibrilator. Keberhasilan ber- kepala, kejadian serebrovaskular, over-
tahan hidup dari henti jantung paling dosis obat, atau pingsan biasa. Penting
besar bila: untuk mempertimbangkan hipoglikemia
o ada yang menyaksikan kejadian; sebagai penyebab potensial hilangnya ke-
r ada yang segera memulai resusitasi; sadaran karena keadaan ini dengan
o aritmia berupa fibrilasi ventrikel (VF); mudah diterapi. Sisa bab ini terutama
o defibrilasi dilakukan secepat mungkin. membahas mengenai tatalaksana henti
Pentingnya resusitasi timbul karena jantung, dan didasarkan pada rekomen-
tidak cukupnya/tidak adekuatnya pasokan dasi dari European Resuscitation Council
Bantuan hidup dasar t89

(1998). Resusitasi jantung paru (RJP) me- o Singkirkan semua obstruksi yang lelas
libatkan beberapa manuver yang paling dari mulut, termasuk gigi palsu yang
baik dipelajari dengan melihat demon- longgar namun tinggalkan satu yang pas
strasinya daripada dideskripsikan. Mereka dengan baik karena keberadaannya mem-
yang tidak familiar dengan teknik ini harus bantu pemberian bantuan udara per-
menghadiri kursus pelatihan yang sesuai. napasan ekspirasi (mulut ke mulut) lebih
mudah.

: , o Lihatlah pergerakan dada, dengarkan,


Bantuan hiftp, dasar- "' dan rasakan udara pernapasan dengan
pipi Anda.
BLS merujuk pada pemeliharaan jalan
napas dan bantuan pernapasan serta
o Amati selama l0 detik sebelum me-
mutuskan tidak ada pernapasan-jika tidak
sirkulasi tanpa peralatan (selain alat salur-
ada, berikan dua pernapasan bantuan
an napas sederhana atau pelindung
efektif.
protektif). Algoritma yang mendeskrip'
sikan urutan kejadian dalam BLS diper-
lihatkan pada Gambar 10. l. Tersedak
o Singkirkan semua obstruksi yang jelas
dan bila perlu pukul individu di punggung
Jalan napas dan pernapasan lima kali.
r Bukalah jalan napas dengan men- o Jika tidak berhasil pertimbangkan
dongakkan kepala ke arah belakang dan manuver'hentakan abdomen'.
mengangkat dagu. o Jika subjek menjadi tidak sadar dan

Nilailah respons (quncanq dan tellak)


I
v
Bukalah jalan napas (dongakkan kepala, angkat dagu)
Jika paslen bernapas letakkan pasien dalam posisi pemulLhan
I
v
Periksalah pernapasan (lihat, dengarkan, rasakan)
Jlka tidak bernapas (tidak ada trauma), mungkin perlu dtletakkan
terlentang di atas permukaan yang rata
I
v
Berikan pernapasan (2 pernapasan ekspirasi efektrf)

t
sirkulasi ,to ott'u]

,r/Nlt"it"n \
Ada sirkulasi Tidak ada sirkulasi

Teruskan pernapasan
t +
Pukulan prekordial dan mulai
bantuan kompresi dada
i
(100/menit dan rasio 15
i,,
kompresr : 2 napas)
i' (Kirim atau minta pertolongan secepat mungkin) Gambar 10.1 Algoritma
lr- r"r', l , lr bantuan hidup dasar.
190 Bab l0: Resusitasi Jantung Paru

obstruksi belum lepas, usahakan berikan bagian depan dada korban dengan tangan
ventilasi udara karena kehilangan ke- terkepal.
sadaran dapat menyebabkan relaksasi o Pukulan ini dapat mengubah VF/taki-
otot-otot di sekitar laring dan me- kardia ventrikel (VT) dini menjadi irama
mungkinkan udara lewat. sinus.
r Di rumah.sakit pertimbangkan kri-
kotirotomi bila obstruksi berlanjut. Kompresi dada
Kompresi dada sebelumnya dinamakan
Posisi pemulihan
'pemijatan dada', dengan keyakinan yang
o Jika pasien bernapas, dan kecuali jika salah bahwa kompresi dada menyebabkan
akan memperparah cedera, singkirkan ekspulsi darah jantung ke dalam arteri
benda-benda yang mengganggu (misalnya besar. Sekarang dipercaya bahwa hal ter-
kacamata) dan posisikan korban ke posisi sebut tidak terjadi karena ekokardiografi
pemulihan. memperlihatkan bahwa katup jantung
. Posisi ini membantu rnenjamin jalan mengalami regurgitasi selama henti
napas tetap terbuka dan menghindari jantung, dan karena batuk saja dapat
jatuhnya lidah ke belakang dan meng- menghasilkan sirkulasi yang memper-
obstruksi jalan napas. tahankan hidup. Teori '.pompa toraks'
o Posisi ini juga meminimalkan risiko saat ini menjelaskan bahwa kompresi
inhalasi isi lambung. dada, dengan meningkatkan tekanan
intratoraks, mendorong darah keluar dari
Bantuan udara pernapasan ekspirasi
toraks, dengan aliran berikutnya teriadi
('mulut-ke-mulut') karena vena besar dalam toraks kolaps
. Dengan korban berbaring rata pada karena kompresi sementara arteri tetap
permukaan yang keras, berikan l0 napas lebar. Mekipun dilakukan dengan opti-
per menit dari udara ekspirasi dengan mal, kompresi dada tidak mencapai lebih
kontak mulut-ke-mulut, memencet bagian dari 30% curah jantung normal.
lunak hidung korban untuk menjamin o Carilah lokasi setengah bawah
udara yang diberikan mengisi paru korban sternum, dengan jari-jari tangan saling
sehingga dinding dada bergerak naik mengunci, dan dengan menggunakan
turun sesuai napas. kedua telapak tangan, tekan sternum
. Bantuan pernapasan ini biasanya me- secara veftikal sedalam 4-5 cm.
merlukan volume tidal sekitar 400-600 r Rekomendasi terbaru adalah melaku-
mL pada orang dewasa. kan 100 kompresi dada per menit.
o Jika Anda merupakan penolong satu-
Sirkulasi
satunya, setelah I 5 kali kompresi dada,
r Lihat apakah ada pergerakan korban, berikan dua bantuan napas ekspirasi
termasuk menelan atau bernapas, dan efektif.
rabalah denyut karotis selama 5 detik r Jika terdapat dua atau lebih penolong,
sebelum menentukan ada atau tidaknya berikan lima kali kompresi tiap satu kali
denyutan. bantuan napas, hentikan kompresi saat
r Periksalah kembali denyut tiap l0 diberikan ventilasi.
napas selama resusitasi.
t rt*nlffi. ':,,i'r;-',:.,i'
Pukulan prekordial
o Jika tidak ada denyut yang teraba, Bila RJP dilakukan di rumah sakit, manu-
berikan pukulan keras mendadak pada ver BLS biasanya tumpang tindih dengan
Bantuan hidup lanjutan t9t

bantuan hidup lanlutan (advanced life o lntubasi hanya boleh dilakukan oleh
suppordALS). Tatalaksana ALS dapat orang yang kompeten, jika tidak akan
dibagi menjadi tiga tahap. menyebabkan kehilangan waktu vital dan
I Resusitasi pasien dengan mengem- peningkatan hipoksemia. Pada keadaan
balikan pasokan darah yang cukup ter- ini, pasien lebih baik mendapat ventilasi
oksigenasi kd organ vital dengan melaku- udara pernapasan efektif.
kan kompresi dada dan bantuan ventilasi r Jika dilakukan intubasi, ventilasi ade-
udara pernapasan. kuat kedua paru harus dikonfirmasi
2 Restorasi curah jantung spontan, dengan stetoskop.
biasanya dengan defibrilasi. o Selama henti jantung dan resusitasi,
3 Telaah kemungkinan penyebab henti terladi perubahan karakteristik paru
jantung dan pemeriksaan lebih laniut yang karena peningkatan ruang rugi dan edema
mungkin diperlukan (Boks l0.l). paru yang akan menurunkan komplians
Algoritma ALS diberikan pada Paru.
Gambar 10.2. . Oksigenasi merupakan tujuan primer
sehingga harus menggunakan oksigen
Ventilasi
inspirasi 100% (FiO2). COryang kembali
Prinsip untuk menjamin dan memper-
ke paru dibatasi selama periode awal
tahankan saluran napas dan ventilasi sama
henti jantung sehingga volume tidal se-
seperti BLS, namun pasien harus diintu-
besar 400-600 mL mencukupi. Volume
basi dengan tabung endotrakeal bila
menit yang adekuat juga penting untuk
mungkin.
membersihkan CO, dan mencegah asi-
r ldealnya dilakukan intubasi namun
dosis hiperkarbik, terutama setelah pem-
masker saluran napas laringeal (laringeal
berian CO2 yang menghasilkan penyangga
mask) merupakan alternatif yang dengan
seperti natrium bikarbonat.
mudah dapar digunakan.

I &nks {S. ! Telaah Kemungkinan Penyebab

Kemungkinan penyebab Tindakan


henti jantung/sirkulasi
Infark mlokard akut ? Tromboiisis
Penyakit katup berat ? Pembedahan segera
Drseksi aorta ? Rujuk ke unit kardiotoraks
Tamponade Perikardiosentesis
Emboli paru masif akut ? Trombolisis atau embolektomi
Pneumotoraks Drainase dada
Obstruksi saluran napas ? Bronkod i lator/bronkoskopi
Perdarahan Transfusi darah, carilah sumber perdarahan
Kejadran serebrovaskular ? Rujuk ke unit bedah saraf
Syok septik ? Vasokonstrrktor/antlbiotik
Syok anafilaktik Adrenalin (epinefrin)/steroid
Krisis Addison Kortikosteroid
Toksisitas obat (mlsalnya penyekar B) ? AntidoL/l.ingkal"kan ekskresi
(aminofilin atau giukagon tingkatkan
I

I cAMP)
j Gangguan elektrolit/glukosa Petbarki gangguan dengan tepat
192 Bab l0: Resusitasi Jancung Paru

Algontma BLS (jika drpellukan)

Pukulan prekordral (jtka diperlukan)

*
Pasang monlior deflbrilator

*
Nilailah ]rama/periksalah
denyut nadi
\T/VT

r
* Selama RJP
Defibrilasi 3x, Perbaikr kemungkinan penyebab
sesual kebutuhan Perlksalah posisi dan kontM pada elektroda
Coba/verifikasi: lalan napas, oksigenasi, akses i.v.
Benkan adrenalin (eplnefiin) 1 mg i.v. tiap 3 mentt
Periimbangkan: antraritmia, atropln, pacu jantung,
larutan penyangga asam-basa
Y
R.lP 1 menit
RJP 3 memt
(1 menit bila segera
sesudah defibrilasi)

Gambar 10.2 Algoritma bantuan hidup lanjutan

r Pengambilan sampel darah arteri untuk prosedur lain seperti kanulasi vena
(femoralis atau radialis), untuk pengukur- sbntral.
an gas darah dan pH harus diawasi secara . Tanda terbaik dari restorasi aliran
periodik (tiap 5- l0 menit) dan elektrolit darah teroksigenasi ke jaringan adalah
serta glukosa plasma harus diukur. pergerakan spontan pasien, usaha napas,
dan ukuran pupil yang kecil (mesl<ipun
pupil yang mengalami dilatasi tidak selalu
Sirkulasi
berarti kegagalan lika telah diberikan
Bila henti jantung terladi di rumah sakit,
atropin dan katekolamin selama henti
banyak staf biasanya cepat datang ke jantung).
tempat kejadian sehingga lima kompresi o Bila BLS efektif telah dilakukan, beri-
dada harus diberikan untuk tiap satu kan perhatian pada terapi aritmia.
ekspansi paru.
. Orang pertama yang datang di tempat
Aritmia
kejadian harus memeriksa denyut nadi
dan bila tidak ada, melakukan pukulan Pada orang dewasa, aritmia primer ter-
prekordial di dada pasien. sering adalah VF atau W tanpa denyut,
. Kompresi dada dan ventilasi yang dan sebagian besar yang selamat berasal
efektif merupakan kunci untuk memak- dari kelompok ini.
simalkan kemungkinan resusitasi yang Tingkat ketahanan hidup sangat ter-
berhasil, implementasi yang efektif hanya gantung pada situasi klinis di mana terjadi
boleh diinterupsi dalam waktu singkat VFA/T. Misalnya, VF pada saat kateterisasi
Bantuan hidup lanjutan I 93

iantung pasien risiko rendah dapat diatasi overdosis obat.


dengan sukses dan cepat pada hampir Lakukan pemeriksaan EKG sesegera
semua kasus karena defibrilasi segera. mungkin.
Sebaliknya, resusitasi yang sukses sering o Bantalan defibrilator seringkali ber-
tidak berhasil kapan pun dilakukan jika fungsi sebagai elektroda pengawasan,
telah terdapat disfungsi ventrikel kiri. namun lead ekstremitas standar harus
Maka tingkat ketahanan hidup harus di- digunakan untuk perekaman kontinyu.
interpretasi sesuai konteks keadaan klinis. r ldealnya, elektroda standar harus
Prospek ketahanan hidup pada VF/ ditempelkan pada monitor defibrilator
VT menghilant tiap 5% keterlambatan sehingga kardioversi tersinkronisasi dapat
defibrilasi, bahkan bila telah dilakukan BLS dilakukan bila perlu (misalnya pada
yang benar. Semakin lama terjadi aritmia takikardia ventril<elA/T).
ventrikel akan semakin memburuk kare- o Jika terdapat keraguan, kardioverter
na peningkatan iskemi miokard dan se- harus diubah menjadi moda tidak tersin-
makin sulit aritmia dikardioversi. Defibri- kronisasi, karena kegagalan dalam men-
lator segera meningkatkan ketahanan deteksi gelombang R pada EKG dapat
hidup. mencegah kardioversi dan menyebabkan
Disosiasi elektromekanik (electrome- keterlambatan.
chanical dissociationlEMD) merupakan o Penting untuk diingat bahwa garis
suatu terminologi yang digunakan untuk lurus pada monitor dapat disebabkan pe-
menyatakan tidak adanya aktivitas me- masangan alat atau koneksi yang salah,
kanik atau aktivitas yang tidak dapat di- bukannya asistol.
deteksi meskipun didapatkan gelombang Ketika defibrilasi diindikasikan,
kontinyu terkoordinasi pada elektro- urutannya sebagai berikut:
kardiogram (EKG). o 200 Joule (J), diikuti 200 J kemudian
o Hal ini biasanya disebabkan oleh 350J diberikan dengan urutan yang cepat
terapi obat, hipovolemia, atau masalah jika yang pertama tidak berhasih
mekanik seperti tamponade jantung, . tiap defibrilasi berikutnya harus meng-
emboli paru masif, obstruksi intrakardiak hantarkan energi sebesar 360 J. Terdapat
(tumor atau trombus), atau ruptur bukti bahwa cedera miokard lebih besar
miokard. pada energi yang lebih besar, namun
r Juga dapat terjadi setelah infark dalam konteks resusitasi hal ini tidak ter-
miokard, terutama pada dinding bawah. lalu penting dibandingkan dengan penting-
Mekanismenya tidak jelas namun asidosis nya melal<ukan kardioversi;
intraselular dan efek otonom diduga o hanya sebagian kecil energi listrik yang
memiliki peran dalam hal ini. dihantarkan melewati miokard selama
Asistol dan EMD merupakan aritmia defibrilasi transtoraks. Energi ini dapat
yang tidak umum terjadi pada henti jan- dimaksimalkan dengan peletakan bantalan
tung di luar rumah sakit (<10%) namun yang benar (tepat di bawah klavikula
terjadi pada hingga 25% henti jantung di kanan dan tepat di lateral apeks jantung),
rumah sakit. Asistol dan EMD memiliki dengan menjamin kontak erat dengan
prognosis yang jauh lebih buruk diban- dada, dan penggunaan koplan seperti alas
dingkan VFA/T, dengan tingkat ketahanan elektroda antara bantalan dan dinding
hidup <5% bila aritmia terjadi akibat dada untuk memperbaiki kontak elektrik.
penyakit jantung. Tingkat ketahanan Jika tidak berhasil, dapat dicoba posisi
hidup lebih baik bila henti jantung ter- bantalan di anteroposterior;
jadi akibat tenggelam, hipotermia, atau o bila melakukan defibrilasi, yakinkan
194 Bab l0: Resusitasi Jantung Paru

semua yanS ada menjauh dari pasien dan gunakan dan vasopresin secara eksperi-
tidak terdapat kontak dengan pasien, men telah terbukti memiliki efek yang baik
tempat tidur pasien, atau Peralatan. r Aktivitas vasokonstriksi alfa-adrener-
gik dari epinefrin menurunkan pengum-
pulan darah di sirkulasi perifer yang
terjadi selama vasoparalisis terinduksi
asidosis, dan mengarahkan kembali darah
Penghantaran obat
ke otak dan jantung.
Selama henti jantung banyak obat akan r Efek beta-adrenergik epinefrin me-
digunakan, meskipun tidak ada yang ter- ningkatkan aktivitas sinus, nodus A-V, dan
bukti memperbaiki tingkat keselamatan. aktivitas idioventrikel, serta memberikan
Pemberian melalui vena masih merupa- stimulasi inotropik.
kan rute pilihan meskipun keputusan r lsoprenalin, meskipun memiliki efek
untuk memasang akses vena sentral atau beta-adrenergik yang tidak terlawan, me-
memberi obat melalui kanula vena perifer miliki aktivitas serupa dengan epinefrin
tergantung pada pengalaman orang yang namun lebih menyebabkan vasodilatasi
memasang jalur vena dan kecepatan daripada vasokonstriksi.
PemasanSannya. o Hati-hati menggunakan agen simpato-
o lnsersi akses vena tidak boleh me- mimetik bila henti jantung merupakan
nunda defibrilasi atau menginterupsi BLS akibat dari penyalahgunaan pelarut,
dalam waktu lama. kokain, atau obat simpatomimetik.
o Jika obat diberil<an melalui rute vena
perifer, tiap penyuntikan harus diikuti
Obat-obatan antiaritmia
oleh 20 mL bolus larutan garam fisiologis
untuk mendorong obat lebih dekat ke Belum terdapat bukti yang lengkap yang
sirkulasi sentral. menyokong rekomendasi penggunaan
. Penghantaran obat intratrakeal me- obat-obat antiaritmia, walaupun banyak
rupakan pilihan lini kedua karena farma- pengalaman klinis mengenai penggunaan
kodinamik yang tidak terduga. Obat-obat lidokain. Efek lidokain pada ambang de-
yang dapat diberikan melalui rute ini fibrilasi iantung dan apakah secara klinis
antara lain epinefrin (adrenalin), lignokain bermanfaat selama resusitasi masih di-
(lidokain), dan atropin. Dosis yang di- perdebatkan. Penggunaan atropin (3,0 mg
gunakan dua hingga tiga kali dosis vena intravena) untuk bradiaritmia telah
standar dan obat dilarutkan dengan larut- banyak digunakan dan menghasilkan blok
an garam fisiologis hingga volume minimal vagal sempurna pada durasi normal usaha
l0 mL. Setelah memasukkan obat melalui resusitasi.
trakea, berikan lima kali ventilasi untuk
meningkatkan dispersi ke percabangan Larutan pen)tangga asam-b:ura
bronkial, yang akan membantu absorpsi.
Pada orang yang sebelumnya sehat,
Penghantaran obat intrakardiak hanya
analisis gas darah arteri tidak menunjuk-
boleh dilakukan oleh staf berpengalaman
kan asidosis cepat atau berat selama
pada situasi khusus.
henti iantung, bila dilakukan BLS yang
[epat. Hanya mengukur tensi gas arteri
Vasopresor dapat menyesatkan dan hanya memiliki
Obat yang paling sering digunakan dalam sedikit hubungan dengan lingkungan in-
henti jantung adalah epinefrin meskipun ternal miokard atau nilai intraselular
norepinefrin (noradrenalin) kadang di- serebral. Peran agen penyangga-paling
Terapi obat t9s

Epinefrin (adrenalin) 1mg 1-20 pg/menlt


Aminofilin 5 mg/kg selama 20 menit
Armodaron 5 mg/kg 10-20 mg/kg/hari
Atropin 0,6-3,0 mg
Bretilium tosilat 200 400 mg 1-2 mg/menit
Kalsium klorida (10%) 5-10 mL
Digoksin 0,5 mg 0,5 1,0 mg/hari
Disopiramid 50-150 mg 0,4-1,0 mg/kg/jaur
Dobutamin 2,5-10,0 pg/kg/menit
Dopamin 1-20 pLg/kg/men1t
Flekainid 100 150 mg 0,15-0,25 mg/kg/jarr
Glukagon 2,5-7,5 mg/kg/jam
Gliseril trinitrat 100-200 pg/menit
Isoprenalin 1-2 mg 1-10 pg/menii
Isosorbrd dinitrat 1-10 mg/1am
Labetalol 50-200 mg 15-50 mg/1am
Lidokain (lignokain) 100 200 mg 1-4 mg/menit
Metoksamin 5-10 mg
Metoprolol 1-15 mg
Meksiletin 50-250 ms 0,5 2,0 mg/kg/jam
Natrium bikarbonat (8,4%) 50 mL atau lebih sesuai pH
Natrium nilroprustda 10-300 pg/menit
Noreplnefrin (noradrenalin) 100 200 ps 1-20 ll,q/menit
Ouabain 0,25-1,0 mg
Fenilefrin 100-500 ps 1-20 pg/menit
Fenitoin 50-500 mg 400 600 mg/hari
Prokainamid 50-200 mg 2-6 mg/menit
Propanolol 1-10 mg
Salbutamol 250 pg 3-20 trrg/menit
Streptokinase 1,5 juta unit seiama 1 jam
Verapamil 5-15 mg

dan harus d*elaah u'1ans kemudian


*::::'::::_T::1:'ir:i::T:i::1::1T:"T:ma ,l i

Tabel 10.1 Obat obatan kardiovaskular.

umum 8,4% natrium bikarbonat-masih r Sekarang disarankan untuk memberi


belum jelas, dan l<ebanyakan bul<ti yang penyangga hanya jika terladi asidosis
tidak mendul<ung penggunaan larutan berat (pH afteri <7,1 dan kelebihan basa
penyangga dihasilkan dari penelitian (base excess) <-10) atau pada situasi
dengan menggunakan natrium bikarbonat teftentu seperti henti jantung berkaitan
dari hewan; ekstrapolasi pada situasi dengan hiperkalemia atau setelah over-
henti jantung manusia sulit dilakukan. dosis antidepresan trisiklik.
Konsekuensi beban natrium selanjutnya o Berikan 50 mL NaHCO, 8,4% 1= 59
dapat berbahaya, dan obat bisa menjadi mmol) dan periksalah kembali pH arteri,
tidak aktif (misalnya dopamin dan kate- berikan lagi bila perlu.
kolamin) atau terpresipitasi (misalnya
kalsium klorida dan kalsium glukonat) bila Kalsium intravena
diberikan melalui jalur intravena yang Selama bertahun-tahun, kalsium intravena
sama dengan natrium bikarbonat. diberikan bersama epinefrin pada henti
196 Bab l0: Resusitasi Jantung Paru

jantung, namun sekarang timbul opini . Setelah pemberian kejutan, monitor


bahwa pemberian tersebut dikontra- EKG sering memperlihatkan garis lurus
indikasikan. isoelektrik selama beberapa detik, iadi
o Kadar ion kalsium serum normal atau tunggu beberapa saat sebelum menilai
meningkat selama henti jantung, dan efeknya.
setelah pembei^ian kalsium dapat mening- Lebih dari 80% pasien yang selamat
kat hingga kadar toksik. mengalami kardioversi VF pada satu dari
r Beberapa studi acak, meskiPun ter- tiga pemberian kejutan percama.
buka pada kritik, memperlihatkan tidak r Jika aritmia tetap berlanjut, maka
ada manfaat tambahan kalsium dibanding- identifikasi dan koreksi semua faktor re-
kan garam fisiologis. versibel (hipoksemia, hiperkalemia, asi-
o Namun, kalsium tambahan mungkin dosis berat) dan berikan epinefrin secara
bersifat protektif terhadap aritmia bila intravena (l rng =I mL dari larutan
terdapat hiperkalemia, dan harus diper- l:1000 atau l0 mL dari larutan l:10.000)
timbangkan bila pasien menerima trans- tiap 2-3 menit selama teriadi VF/VT
fusi darah sebelumnya (kalsium dapat untuk memperbaiki perfusi koroner dan
dikelasi oleh sitrat pada darah simpanan), serebral.
atau bila pasien telah mendapat antagonis o Lanjutkan kompresi dada selama I

kalsium dosis tinggi. menit, kemudian coba defibrilasi lagi


r Walaupun begitu, karena pasien hingga berhasil atau usaha resusitasi gagal.
sering mengalami hiperkalemia selama o Setelah dua atau tiga kali siklus satu
henti jantung dan terapi obat sebelumnya menit gagal, pertimbangkan untuk mem-
tidak diketahui, indikasi kalsium intravena beri obat antiaritmia seperti lidokain
masih belum jelas. (lignokain) (100 mg i.v.)
o Bila diberikan, kalsium klorida (5-10 Tidak ada bukti konklusif bahwh suatu
mL larutan l0%) lebih dipilih daripada obat dapat menghilangkan VF, bahkan bila
kalsium glukonat karena kadar darah si.rkulasi dipertahankan dengan BLS. Bre-
pada kalsium terionisasi lebih dapat tilium tosilat, merupakan alternatif lido-
diperkirakan. kain dan secara eksperimen terbukti me-
miliki sifat antifibrilasi yang baik, namun
Hiperkalemia memerlukan 20-30 menit untuk men-
Hiperkalemia paling baik dikoreksi capai efek maksimumnya. Obat lain ter-
dengan mendapatkan sirkulasi dan masuk fenitoin dan disopiramid. Semua
oksigenasi laringan yang adekuat, namun obat antiaritmia memiliki potensi efek
bila berat membutuhkan insulin (10 lU samping yang tidak diinginkan, seperti
i.v.) dan glukosa ( l0 g i.v. = 20 mL larutan inotropik negatif. Kita sebaiknya memilih
50%), diikuti dengan pengukuran teratur beberapa obat dari kelas yang berbeda
pH plasma, kalium, dan glukosa. (klasifikasi Vaughan-Williams) dan kita
seharusnya familiar dengan reiimen dosis
serta farmakologinya, serta lebih memilih
menggunakan obat yang sudah mapan
Fibrilasi ventrikel sampai produk baru terbukti lebih baik.
o Defibrilasi (200 J) harus dilakukan Meskipun penggunaan amiodaron
secepat mungkin. semakin populer, bioavailabilitas dan
o Jika defibrilasi tidak berhasil, berikan onset kerianya tidak dapat diprediksi dan
energi lanjutan sebesar 200 J, kemudian waktu-paruhnya panjang. Pada henti
360 J bila VF masih terladi. lantung, hampir tidak mungkin untuk
Durasi resusitasi 197

memprediksikan keberhasilan obat apa- peralatan monitor harus diperiksa, dan


pun pada pasien individual serta terdapat dicoba lead EKG yang berbeda untuk
kecenderungan ke arah polifarmasi meyakinkan asistol tersebut sebenarnya
sebagai usaha terakhir. bukan VF halus. Jika asistol dikonfirmasi,
Setelah kardioversi berhasil, sering harus diberikan atropin (3 mg i.v.) untuk
terjadi ektopik ventrikel atau berlaniut menghilangkan depresi kolinergik yang
menjadi takikardia ventrikel yant me- secara eksperimen terjadi setelah infark
rupakan indikasi untuk menggunakan miokard.
infus lidokain (l-4 mg/menit). Manfaat r Kemudian dilanlutkan dengan epi-
praktik ini belum terbukti dan peng- nefrin (l mg i.v.) tiap 3 menit.
gunaan rutin infus lidokain setelah kardio- Pacu jantung yang dilakukan segera
versi yang berhasil tanpa adanya aritmia setelah onset asistol pada pasien dengan
tidak diindikasikan. penyakit nodus atau penyakit jaringan
konduksi dominan biasanya sangat ber-
Takikardia ventrikel tanpa denyut hasil, namun lebih mengecewakan pada
tatalaksana asistol pada pasien dengan
Tatalaksana VT tanpa denyut sama
penyakit miokard.
dengan VF. Namun, tipe VT tertentu, r Aliran transvena diarahkan atau kawat
terutama varietas yang lebih lambat, pacu jantung temporer lain dapat di-
memberikan curah jantung yang lebih masukkan tanpa penuntun, namun
baik dibandingkan dengan yang dihasilkan seringkali gagal menangkap karena
oleh kompresi dada. peletakan yang tidak tepat atau skar
r Jika salah satu dari irama ini ter- miokard.
bentuk, mungkin lebih baik menunggu r Usaha pacu jantung ventrikel via eso-
selama beberapa saat untuk perbaikan fagus biasanya tidak berhasil.
oksigenasi jaringan dan asidosis, yang o Sekarang, pacu jantung eksternal dari
kemudian akan memperbaiki tingkat bantalan elektronik kulit terbukti efektif
kemungkinan keberhasilan defibrilasi lebih
untuk pacu jantung temporer elektif,
lanjut. namun hasilnya tidak terlalu bagus bila
o Penting untuk tidak terobsesi pada dilakukan selama resusitasi.
monitor EKG dan mengacuhkan efek o Pada bradikardia persisten, bila
aritmia pada sirkulasi pasien. lrama VT atropin yang dilanjutkan dengan pem-
mana yang menghasilkan curah iantung berian isoprenalin gagal meningkatkan
yang cukup baik dan mana yang tidak denyut jantung, maka harus diper-
tergantung pada berbagai faktor, seperti timbangkan pemasangan pacu iantung
lajunya, keadaan miokard dasar, terapi temPorer.
obat konkomitan, elektrolit plasma, pH,
dan gas darah.
Disosiasi elektromekanik
Tatalaksana ditujukan pada koreksi pe-
Asistol
nyebab yang diidentifikasi dan pemberian
Asistol dapat terjadi sebagai gangguan intravena epinefrin. Vasokonstriktor lain,
irama primer, terutama bila ada penyakit seperti norepinefrin, bisa digunakan
miokard, obat antiaritmia termasuk sebagai usaha terakhir.
penyekat p, hipoksia, dan gangguan elek-
trolit, namun juga bisa merupakan hasil
akhir dari VF yang berlanjut.
o Jika diduga asistol, hubungan dengan Tidak ada peraturan yang tegas dan cepat
r98 Bab l0: Resusitasi Jantung Paru

mengenai durasi usaha resusitasi karena ',:Resu$bsi',ygng berhasit :'''',,.' i

situasi individual dapat sangat berbeda.


o Selama ini, pupil yang mengalami di- Kecuali dipertimbangkan secara spesifik,
latasi adalah indikator kerusakan serebral tahap telaah setelah usaha resusitasi yang
namun dapat juga disebabkan kadar berhasil dapat dilakukan dalam suasana
katekolamin endogen yang tinggi atau gembira yang cenderung timbul. Setelah
penyuntikan eksogen, terapi atropin, atau curah jantung spontan adekuat tercapai,
iskemia bilik anterior mata sehingga tidal< perlakuan terapeutik segera diputuskan,
selalu menandakan prognosis buruk. kemungkinan penyebab henti jantung,
o Sebelum menghentikan usaha re- tatalaksananya, dan pemeriksaan lain
susitasi, orang yang memimpin tata- harus dipikirkan. Pemeriksaan penunlang
laksana henti jantung harus merasa puas pada Boks 10.2 dapat membantu.
dengan usahanya, sejauh mungkin, dengan
kemungkinan penyebab henti jantung i

diketahui dan tidak ada indikasi terapi &*ks t*.e


I m*ru l*"?' Pemerikaan
eer Penunjang
lanjutan spesifik. i Pascaresusitasi
o Bila tidak ada indikasi jelas untuk
I

r Radiografi toraks: carllah tanda-


menghentikan usaha resusitasi lebih awal, tanda pneumotoraks, aspirasi, efusi
seperti penyakit terminal, lanjutkan usaha perlkard, posisi tabung endotrakeal dan
resusitasi selama kurang lebih 30 menit, nasogastrik, akses vena sentral, dan
yang terbukti telah menyediakan oksi- kawat pacu jantung
genasi jaringan yang adekuat (yaitu pH r EKG: carrlah tanda tanda infark
dan gas darah memuaskan). Jika masih mjokard, embol1 paru, gangguan irama.
penyakit konduksl
belum ada aktivitas jantung spontan
setelah 30 menit, resusitasi lebih lanjut ir Ekokardiogram: carrlah tanda,tanda
tamponade, disfungsl ventrlkel kiri,
sangat tidak bermanfaat. I
r Pengecualian hal tersebut adalah henti j penvakit katup
jantung yang berkaitan dengan tenggelam,
r
i pH dan gas arteri: konfirmasr
yang baik
hipotermia, dan overdosis obat tertentu, I oksiUenasi
i o
Elektrolit: carilah hlperkalemia,
di mana survival dapat terjadi bahkan I

I hipokalemia, qaqal ginjal


setelah masa resusitasi yang lama.
o Tanpa oksigenasi adekuat, kerusakan
i . Glukosa: canlah tanda
i hipogrikemia. hjporgl1k.rn u
otak ireversibel dimulai setelah 3 menit . Hitung darah lengkap: catilatr
dan usaha resusitasi yang berhasil setelah ;
tanda tanda perdarahan
I
lebih dari l0 menit l<emungkinan besar
menderita cacat.
Penuntun durasi RJP yang paling Penilaian neurologis
membantu adalah dokter atau perawat Penilaian neurologis setelah usaha re-
senior yang mengetahui pasien, serca susitasi yang berhasil kadang sulit di-
catatan lcasus yang informatif. Usaha lakukan. Hipoksia menyebabkan edema
resusitasi yang lelas tidak sesuai berkaitan serebral, yang diperburuk oleh hiper-
dengan usia pasien atau kondisi medis kapnia, karena ventilasi yang tidak ade-
dasar yang tidak hanya menyebabkan kuat atau pelepasan lokal karbon dioksida
frustasi bagi tim RJP namun luga potensial setelah pemberian bikarbonat. Pasien
berbahaya untuk pasien serta dapat me- yang sadar penuh dan komunikatif setelah
nyebabkan kesedihan mental pada henti jantung singkat memiliki prognosis
keluarga pasien. yang baik, sementara pasien yang tidak
Bacaan lebih lanjut r99

sadar dan gagal memberi respons ter- Efek antagonis kalsium dan kortiko-
hadap stimulus (tanpa sedasi atau obat steroid yang mungkin bermanfaat masih
pelumpuh) setelah resusitasi yang lama belum terbukti.
memiliki prognosis yang lebih buruk.
Selain kedua keadaan ekstrem ini, prog-
nosis jauh lebih tidak jelas, terutama pada
tahap dini setelah resusitasi. Secara The 1998 European Resuscitation Council
umum, dilakukan kebijakan 'lihat dan guidelines for adult single rescuer basic
tunggu' dan konsultasi neurologis se- life support. BMJ 1998; 3 l6: 1870- 1876.
belum menentukan prognosis. Kerusak- The 1998 European Resuscitation Council
an serebral setelah henti lantung dapat guidelines for adult life support. BM/
diminimalkan dengan memberi perhatian 1998;316: 1863-1869.
lebih pada pH, gas, dan elektrolit darah.
Penyakit Katup Jantung

Patogenesis penyakit katup jantung, 200 Endokarditls lnfektif, 215


Demam reuma, 200 Penyakit katup pulmonal, 215
Penyakit katup aorta, 201 Penyakjt kalup lr kuspro. 2 r
Penyakit katup mitral, 208 Murmur lnosen, 216

Utara selama beberapa dekade terakhir,


terutama disebabkan oleh perbaikan
Di Eropa dan Amerika Utara, penyakit kondisi sosio-ekonomi serta pengenalan
katup degeneratif sekarang lebih sering dan penggunaan antibiotik secara luas.
ditemukan daripada penyakit katup Namun, di seluruh dunia, terdapat l5-
jantung yang terjadi akibat infeksi (misal- 20 juta kasus baru demam reuma per
nya demam reuma, sifilis). Pada beberapa tahun, dan di negara-negara berkembang
pasien mungkin terdapat kelainan katup insidensi demam reuma sekitar 25-50%
kongenital dasar (misalnya katup aorta perawatan penyakit jantung di rumah
bikuspid) atau abnormalitas jaringan ikat sakit. Terdapat bukti peningkatan
(misalnya prolaps katup mitral). Dengan insidensi demam reuma pada populasi
peningkatan usia populasi, kalsifikasi kelas menengah di Eropa dan AS.
'senillis' katup normal (misalnya stenosis Demam reuma akut merupakan satu
aorta kalsifikasi) yang timbul pada dekade penyakit pada masa anak-anak dengan
ketuluh dan kedelapan merupakan insidensi puncak antara usia 5 dan I I
indikasi penggantian katup yang sering tahun; 207" kasus dapat terjadi pada
didapatkan. lntervensi bedah telah orang dewasa.
memodifikasi perjalanan'alami' penyakit
katup jantung. Sementara komponen Patogenesis
miokard penyakit katup jantung, sampai Patogenesis demam reuma berkaitan
saat ini, merupakan penyebab utama dengan respons imunologis terhadap an-
mortalitas, perbaikan atau penggantian tigen membran sel streptokokus grup A
dini katup pada pasien risiko rendah telah Lancefield. Sejumlah faktor dapat mem-
menghasilkan preservasi fungsi miokard pengaruhi suseptibilitas terhadap ke-
dengan tingkat ketahanan hidup jangka rusakan jantung, antara lain:
panjang yang lebih baik. . usia;
o kondisi sosio-ekonomi;
. etnis;
o faktor genetik;
lnsidensi o iklim.
Insidensi demam reuma telah sangat Demam reuma menyerang seluruh
berkurang di Eropa Barat dan Amerika lapisan jantung (pankarditis) dengan satu
Penyakit katup aorta 20t

lesi patognomonik, badan Aschoff, yang Terapi


merupakan komponen massa sel, Terapi bertujuan untuk eradikasi strep-
kolagen yang berubah, dan jaringan ikat tokokus, mengontrol rasa nyeri, dan
di subendokard yang menyembuh dan mengurangi proses peradangan. Selain itu,
membentuk skar fibrosa. Organ lain pasien mungkin membutuhkan terapi
yang dapat terkena demam reuma gagal jantung dan manifestasi nonjantung
antara lain kulit, sendi, paru, dan sistem akibat infeksi ini (misalnya korea) serta
saraf pusat. komplikasi lain.

Diagnosis Pencegahan
Diagnosis demam reuma kadang sulit Terdapat persetujuan umum bahwa pro-
ditegakkan. Kriteria Jones yang direvisi filaksis jangka panjang setelah serangan
(Tabel I l.l) berfungsi sebagai penuntun demam reuma akut menurunkan mor-
dan mengurangi kemungkinan over- talitas akhir dan kemungkinan infeksi ber-
diagnosis. Dibutuhkan dua kriteria ulang. Pada populasi di mana kepatuhan
mayor atau satu kriteria mayor dan dua berobat merupakan masalah, direko-
kriteria minor, dengan bukti infeksi mendasikan pemberian penisilin benzatin
streptokokus sebelumnya untuk me- intramuskular 1,2 iuta unit tiap 4 minggu,
negakkan diagnosis demam reuma. namun rejimen yang biasa diberikan
Namun, tidak ada manifestasi yang adalah penisilin G oral 0,25 juta unit dua
spesifik. Karena kriteria bersifat klinis, kali sehari. Untuk pasien yang alergi ter-
penting untuk melakukan pemeriksaan hadap penisilin, diberikan eritromisin 250
yang teliti dan berulang, terutama karena mg dua kali sehari. Profilaksis antibiotik
beberapa tanda (misalnya murmur harus diteruskan selama 5 tahun setelah
lantung) mungkin transien. demam reuma akut atau hingga usia 30
tahun (mana yang lebih lama).

Follow-up iangka paniang


Dengan terapi yang tepat, mortalitas l0
tahun telah berkurang dari 25% menjadi
I % dibandingkan dengan era sebelum

Karditis antibiotik ditemukan. Selain itu, dapat di-


Poliartritis harapkan lebih dari 90% akan memiliki
Korea Sydenham jantung normal pada follow-up l0 tahun.
Eritema marglnatum
Nodul subkutan
Penyakk katup aora
Manifestasi minat
Demam
Artralgra Stenosis aorta
Demam reuma sebelumnya (atau penyakit Patogenesis
jantung reuma)
Peningkatan reaklan fase akut (LED, CRP)
Katup aorta normal terdiri dari tiga
Pemarlangan interval PR kuspis semilunaris berukuran sama
dengan area potongan melintang sebesar

CRP, protein reaktif C, LED, laju endap I


3-4 cm2. Obstruksi (stenosis) pada
1 daralr tingkat katup dapat kongenital atau di-
L--,*_*,- ___._l dapat. Katup aorta bikuspid merupakan
Tabel 11.1 Kntena Jones yang direvrsi untuk di salah satu kelainan kongenital tersering
agnosis demam reuma. (insidensi 0,9-2,5%) dengan dominansi
202 Bab I l: Penyakit Karup Jantung

laki-laki (4:l). Pola stenosis aorta didapat


pada orang dewasa berubah karena
prevalensi demam reuma yang turun
disertai oleh peningkatan usia populasi.
Stenosis aorta merupakan konsekuensi
demam reuma yang tidak umum terladi
di lnggris (2% kasus) dan pada kasus ini
katup mitral seringkali ikut terlibat.
Kalsifikasi sekunder katup aorta
bikuspid kongenital (Gambar ll.l) dan
degenerasi primer katup normal
(Gambar I 1.2) merupakan sebagian besar
kasus penyakit stenosis katup aorta de-
wasa. Hanya 40% pasien usia menengah Gambar 11.1 Katup aorta bikuspid
dengan stenosis aorta memiliki katup
bikuspid, namun jenis stenosis aorta ini
menyumbang 70-80% kasus pada manula.
Kalsifikasi pertama terjadi pada tepi bebas
kuspis dan berkembang ke arah basis.
Sekitar 50% pasien dengan katup aorta
bikuspid akan mengalami stenosis aorta
bermakna di kemudian hari.
Pada kalsifikasi 'senilis' katup normal,
kalsium mengendap pertama kali di ba-
sis katup dan berkembang hingga me-
libatkan tepi bebas. Kalsifikasi 'senillis'
jarang mengalami ulserasi atau embolisasi
namun cukup untuk menyebabkan mur-
mur sistolik aorta, yant dilaporkan terjadi
pada 65% subjek normal pada dekade Gambar 11.2 Katup aorta senil (trikuspid).
kesembilan.
Stenosis aorta pada orang dewasa
berkembang perlahan. Restriksi orifisium Geiala (lihat Boks I l. l)
menghasilkan resistensi aliran keluar Sebagian besar pasien asimtomatik
ventrikel kiri dan penurunan mobilitas sampai area katup aorta berkurang hingga
kuspis. Seiring dengan peningkatan gra- menjadi 1,0- 1,5 cm2. Nyeri dada, sinkop,
dien aliran keluar, curah lantung di- dan sesak napas merupakan trias gejala
augmentasi oleh hipertrofi kompensasi klasik; begitu gejala telah timbul, prog-
ventrikel kiri. Fungsi sistolik dipertahan- nosis buruk. Harapan hidup pasien
kan meskipun terdapat peningkatan dengan nyeri dada atau sinkop adalah 3

kelebihan beban tekanan namun ventrikel tahun dan kurang dari 2 tahun pada
akhirnya menladi kaku dan nonkomplians. pasien dengan sesak napas. Kematian
Gangguan fungsi diastolik yang terjadi mendadak terjadi pada semua kelompok
meningkatkan konsumsi okigen miokard, umur namun paling sering pada pasien
memendekkan periode pengisian arteri yang simtomatik.
koroner diastolik, dan menurunkan
tekanan perfusi miokard, yang kemudian Tanda fisrk (lihat Boks I 1.2)
menyebabkan iskemia subendokard. Tanda fisik yang paling penting dari steno-
Penyakit katup aona 203

sis aorta adalah karakter denyut, paling


baik dinilai dengan palpasi arteri karotis
(atau brakialis). Denyut karotis memiliki
tekanan denyut yang kecil dengan pe-
ningkatan perlahan yang disebabkan oleh
ejeksi yang memanjang. Takik yang dapat
dipalpasi (anakrotik) selain getar sistolik
Gambar 11.3 Temuan auskultasi pada stenosis
hampir selalu menandakan stenosis aorta aorta.
berat.
Pada pasien tua, penurunan elastisitas
pasien dengan stenosis aorta kritis tidak
arteri perifer dapat menutupi abnor-
memiliki murmur karena aliran maju yang
malitas denyut bila lesi berat. Kalsifikasi
rendah, sehingga diagnosis dapat dengan
dan rigiditas katup aorta menurunkan in-
mudah terlewat. Banyak pasien dengan
tensitas bunyi jantung kedua aorta (A2),
stenosis aorta (dengan etiologi apapun)
dan peningkatan tekanan atrium kiri me-
juga mengalami regurgitasi aorta yang
nyebabkan bunyi jantung keempat (S4).
seringkali ringan.
Karena katup kaku, klik ejeksi sistolik,
sangat umum pada anak-anak, jarang
terdengar pada manula.
Pemeriksaan penunjang
Meskipun 70-80% pasien dengan srenosis
Murmur stenosis aofta kresendo-de-
aorca memiliki elektrokardiogram (EKG)
kresendo yang khas ('ejeksi') dimulai
yang abnormal, EKG normal tidal< me-
setelah bunyi iantung pertama (Sl) dan
nyingkirkan kemungkinan penting steno-
berakhir sebelum bunyi jantung kedua
(S2) (Gambar I 1.3). Baik intensitas mau-
sis aorta. Hipertrofi ventrikel kiri dengan
pun panjang murmur tidak terkait dengan
kriteria voltase dapat dihubungkan
derajat keparahan lesi katup. Kadang, dengan pola yang disebut'strain'
(Gambar I 1.4); inversi gelombang T saja
merupakan temuan yang tidak dapat di-
percaya pada manula.
i H.k- il;
Gejala Stenosis Aorta i
Pada stenosis aorta tanpa komplikasi,
ukuran jantung normal pada radiografi
. Nyeri dada
o Sinkop eksersional toraks namun didapatkan dilatasi pasca-
e Sesak napas stenosis pada aorta desenden pada 80%
r Perdarahan gastrolntestinal dapat pasien (Gambar I 1.5). Kalsifikasi katup
tlmbul pada pasien dengan stenosis aorta sering terlihat pada radiografi
aofia berkaitan dengan angiodisplasia toraks lateral (Gambar I I .6) tanpa
kolon gradien bermakna; sebaliknya, stenosis
r Komplikasi lain termasuk aofta tanpa kalsifikasi katup sangat jarang
endokarditls infektif, serangan iskemia pada manula.
tlansien (amaurosis fugaks klasrk) dan
Ekokardiografi M-mode dan potongan
stroke
melintang merupakan pemeriksaan yang
berguna dalam menilai akibat stenosis
i-"-*--* aorta, seperti hipertrofi dinding ventrikel
i ffisks { i"? Tanda Stenosis Aorta
kiri dengan penurunan volume ventrikel
r Volume denyut nadi kecil dan gangguan fungsi diastolik. Gerakan
o Peningkatan perlahan daun katup yang terbatas pada pencitraan
i o 52 tunggal i
dapat menandakan stenosis aorta atau
| . Murmur ejeksi (+ klik ejeksi)
aliran maju yang rendah sekunder akibat
204 Bab I l: Penyakit Katup Jantung

Gambar 11.4 Hlpertrofl ventrtkel ktrr dan sfrajn' menandakan penyempitan orifisium
pada pasren dengan stenosls aorIa.
katup.
Ekokardiografi Doppler terbukti
sangat berguna dalam menilai stenosis
aorta (lihat Bab 3). Perbedaan tel<anan
sistolik maksimum melalui l<atup (tekanan
puncak instan) dapat dihitung dari ke-
cepatan maksimum yang dideteksi oleh
Doppler sebagai gradien (mmHg) = 4v2
mdet-1. Perkiraan tidal< dapat dipercaya
pada pasien dengan curah iantung rendah.
Pada keadaan ini, gradien Doppler se-
besar 40-50 mmHg mungkin bermakna.
Kateterisasi jantung dilakukan ter-
utama pada pasien yang datang dengan
Gambar 11.5 Radiografi toraks pada stenosis nyeri dada untuk delineasi anatomi
aorta. koroner.

gangguan fungsi ventrikel. Eko multipel Diagnosis banding


dapat timbul dari katup pada pasien Bentuk obstruksi alur l<eluar lain, ter-
dengan kalsifikasi katup dan tidak selalu utama kardiomiopati obstruktif hipertro-
Penyakit katup aorta 205

jantung, gradien katup absolut tidak harus


menentukan kebutuhan intervensi bedah;
namun gradien puncak instan pada
Doppler sebesar 70 mmHg atau lebih
(ekuivalen dengan gradien kateterisasi
puncak-ke-puncak sebesar 50 mmHg)
biasanya menandakan perlunya pem-
bedahan. Jika fungsi ventrikel telah
menurun, nilai gradien puncak instan yang
lebih rendah sudah cukup bermakna
untuk perlunya pembedahan.

Penggantian katup aorta


Prostesis mekanik (6aik disk tilting
maupun jenis bola dan rangka) sesuai
untuk sebagian besar pasien (Gambar
I 1.7). Katup biologis (porcine xenograft"
Gambar 11.6 Radiografi toraks (1atera1) pada
stenosls aorta.
homograft, atau perikard) (Gambar I 1.8)
dapat ditanam pada perempuan usia
reproduksi atau manula (>70 tahun), di
fik, dapat menyerupai stenosis aorta. mana penggunaan antikoagulan mungkin
Ekokardiografi dan pemeriksaan Doppler tidak diinginkan. Mortalitas dini peng-
biasanya dapat menegakkan diagnosis, gantian katup aorta sekarang kurang dari
walaupun adanya pola asimetrik hiper- 5%. Faktor risiko tambahan termasuk
trofi pada beberapa pasien dengan steno- status fungsional preoperatif dan
sis katup aorta menandakan adanya peningkatan usia, meskipun usia bukan
tumpang tindih antara stenosis aorta .merupakan faktor risiko kuat pada
dengan kardiomiopati hipertrofi k. rumah sakit yang telah berpengalaman.
CABG yang dilakukan bersamaan tidak
Tatalaksana meningkatkan mortalitas di rumah sakit
Terapi medis hanya sedikit membantu dan bahkan menurunkan risiko dini.
begitu pasien menunjukkan gejala. Steno- Perubahan gejala dan tingkat ketahanan
sis aorta merupakan masalah mekanik lanjut sangat bagus dan lebih baik pada
dan baik diuretik maupun vasodilator pasien yang dilal<ukan penggantian katup
dapat menurunkan preload atau after- mitral. Tingkat ketahanan hidup lima
load yang secara efektif mengurangi tahun sebesar 70-90% dan ketahanan
fungsi ventrikel kiri atau meningkatkan hidup l0 tahun sebesar 70-75% sangat
gradien. khas untuk kasus-kasus yang dilaporkan.
Pasien asimtomatik dengan stenosis
aorta harus diperiksa tiap 6 atau l2 bulan Valvuloplasti aorta halon
dengan menggunakan elektrokardiografi Terdapat peningkatan ketertarikan pada
serial dan eko-Doppler. Bila pasien dilatasi dengan balon untuk katup aorta
menjadi simtomatik, rujukan bedah tepat terutama pada pasien tua dengan stenosis
dilakukan. Masalah yang lebih sulit adalah aorta. Penelitian yang telah dipublikasi
tatalaksana pasien yang tetap asimtomatik mengatakan bahwa prosedur ini memiliki
dengan gradien aorta bermakna. Karena risiko rendah (<5%) dengan perbaikan
gradien aorta tergantung pada curah gejala, terutama bila gradien dapat
206 Bab I l: Penyakit Katup Janrung

matik dengan kondisi mengancam nyawa


Iain seperti karsinoma.

Regurgitasi aora
Patogenesis
Beberapa mekanisme dapat menyebab-
kan regurgitasi aorta, baik proses pe-
nyakit yang mempengaruhi kuspis katup
atau pangkal aorta.
Meskipun terdapat penurunan insi-
Gambar 11.7 Prostesis katup mekanik densi sifilis, regurgitasi aorta sebagzii kon-
sekuensi aortopati meningkat, sebanyak
sepeftiga pasien yang menjalani pem-
bedahan.
Regurgitasi aorta akut dapat disebab-
kan ruptur atau perforasi kuspis sekun-
der akibat infeksi, diseksi aorta, dan,
walaupun jarang, trauma dada tertutup.
Penyakit jaringan ikat (misalnya
sindrom Marfan) kadang juga menyebab-
kan regurgitasi aorta akut.
Penyebab regurgitasi aorta kronis di-
cantumkan pada Tabel I 1.2. Pada pe-
nyakit pangkal aofta, kuspis sendiri dapat
terlihat normal namun peningkatan dia-
meter pangkal menyebabkan hilangnya
Gambar 11.8 Katup jaringan (xenograft) tumpang-tindih (koaptasi) kuspis yang
normal, menghasilkan perkembangan jet
regurgitan sentral.
Derajat regurgitasi tergantung pada
dikurangi sebesar 50%atau lebih. Namun, area katup aorta, denyut jantung, dan
pada sebagian besar pasien, prosedur ini gradien tekanan diastolik antara ventrikel
tidak lebih hanya merupakan prosedur kiri dan aorta. Pada awal penyakit, ven-
paliatif dengan stenosis berulang terjadi trikel kiri mempertahankan keluaran
dalam 6- l8 bulan setelah dilatasi balon dengan hipertrofi namun akhirnya ke-
yang berhasil. Lebih lanjut, tampaknya lebihan beban diastolik menghasilkan
perjalanan alami stenosis aorta tanpa dilatasi ventrikel kiri yang diikuti oleh
terapi tidak dimodifikasi oleh valvuloplasti penurunan aliran ke depan (forward) dan
balon. Hasil yang mengecewakan dengan hipertensi vena pulmonalis. Perubahan
teknik ini tidak mengejutkan karena denyut iantung atau resistensi vaskular
penyebab reduksi aliran pada mayoritas sistemik dapat mempengaruhi fraksi
pasien adalah kalsifikasi kuspis katup dan regurgitan.
bukannya fusi komisura.
Dengan risiko operasi yang rendah Gejala (lihat Boks I 1.3)
dan hasil fungsional yang bagus pada Sama seperti regurgitasi mitral, regur-
penggantian katup aorta, valvuloplasti gitasi aorta dapat ditoleransi dengan baik.
aorta harus dibatasi pada pasien simto- Tatalaksana yang tepat dipersulit oleh
Penyakit katup aorra 207

Abnormalitas kuspis
Perforasi Endokarditis infektlf
Reduksi area Penyakit reuma
Spondilitis ankilosa reumatoid

Penyakit pangkal aorta


Distorsi pangkai Spondilitis ankrlosa reumatold
Sifilis
Uretritis nonspesifik
Aortitis nonspesifik
Dilatasi pangkal Sifilis
Sindrom Marfan
Sindrom Ehlers Danlos i
Tabel 11.2 Penyebab regurgitasl I
Pseudoxantoma elastikum
I

aorta kronis. I
L_._*,-_.
I

timbulnya geiala pada tahap lanlut, biasa- :

nya setelah terjadi kerusakan ventrikel i m*iqs * t"4 Tanda Regurgiasi Aorta i

yang cukup besar dan tidak dapat di- 1o Tekanan denyut nadi lebar i

kembalikan dengan intervensi bedah. . Apeks hiperdinamik


Restriksi toleransi latihan akibat sesak Ir Murmur awal diasrol'k i

napas dan rasa lelah diikuti oleh ortopnu


dan edema paru sebagai akibat dari
i: ":'::::":'i:T'"1. -- i

hipertensi vena pulmonalis.


dimulai segera sesudah A2 dan terdengar
Tanda fisilr (lihat Boks I 1.4)
pada batas sternal kiri dan basis; panjang
Pemeriksaan dapat memperlihatkan
murmur, daripada derajat kekerasan
bahwa regurgitasi aorta timbul sebagai
suara, berkaitan dengan derajat ke-
bagian dari kelainan sistemik (misalnya
parahan. Murmur aliran sistolik tambahan
artritis reumatoid, spondilitis ankilosa,
sering dapat didengar dan tidak selalu
dan sindrom Marfan). Pada regurgitasi
menandakan stenosis aorta tambahan.
aorta akut, bisa juga ditemukan gambaran
Bagitu pula dengan murmur aliran mid-
diseksi aorta atau endokarditis.
diastolik (murmur Austin-Flint) dapat
Tekanan nadi yang lebar dan aliran
terdengar bila regurgitasi aorta berat
diastolik yang cepat menyebabkan be-
(Gambar I 1.9). Semua tanda ini dapat
berapa tanda fisik, yang direfleksikan pada
tidak ada pada regurgitasi aorta akut
denyut apel<s yang aktif, hiperdinamik,
karena penyamaan tel<anan akhir-diastolik
dan seringkali bergeser ke lateral. Yang
ventrikel kiri dan tekanan diastolik aorta.
l<has, murmur awal diastolik nada tinggi
Pada situasi ini, pasien terlihat sesak dan
tidak sehat dengan sinus takikardia
-__ -___--r_*-_ _- -'_ --i
namun jantung terdengar pelan.
i ffio,cs I e.3 Gejala Regurgitasi Aorta '
Pemeriksaan penunjang
I
ll
o Kelelahan
EKG jarang normal pada regurgitasi aorta
1
l'l
r Sesak naoas
Ir Ortopnu
kronis dan sering menunjukkan per-
Io ubahan repolarisasi bermakna. Pada re-
I

Disnnu nok.urnal I

L_-,_ _-_--,-*-" -___*__*-*-**_ --,-i gurgitasi aorta akut EKG dapat normal.
208 Bab I l: Penyakit Karup Jantung

visualisasi seluruh aorta. MRI juga dapat


i
memberi informasi yang berguna bagi ahli
i, S bedah untuk menghindari kateterisasi
I

l lut
)
lr-- jantung.

Tatalaksana medis
Lebih dari 50% pasien dengan regurgitasi
ir
i
S;1 S2 S1
aorta yang tidak diterapi hidup setelah
i
i
I l0 tahun, maka biasanya dilakukan terapi
konservatif. Pasien asimtomatik dengan
iol
il regurgitasi aorta ringan harus diperiksa
i.r,-*--.-
ulang setiap 6 atau I 2 bulan dengan eko-
Gambar 11.9 Temuan auskultasi pada regurgitasi Doppler serial. Adanya dilatasi ventrikel
aorta. (a) Murmur awal diastolik. (b) Murmur aliran kiri dengan atau tanpa penurunan fungsi
sistolik dan murmur mid diastoLik (Austin Fhnt). ventrikel mengindikasikan perlunya
pembedahan. Terapi diuretik dan vasodi-
lator (misalnya penghambat enzim peng-
Dilatasi ventrikel kiri dapat menyebabkan
konversi angiotensin (ACE)) dapat di-
pembesaran jantung progresif pada radio-
gunakan sebagai manuver holding. Karena
grafi toraks. Meskipun aorta asenden
lesi katup ini juga rentan terhadap endo-
umumnya prominen, etiologi lesi l<atup
karditis infektil higiene gigi harus baik dan
tidak dapat ditentukan. Pada ekokardio-
semua pasien diberikan antibiotik pada
grafi regurgitasi aorta akut, dimensi ven-
prosedur dental serta operasi minor.
trikel kiri normal, seringkali berkaitan
dengan hipertrofi ventrikel kiri ringan.
Kontraktilitas baik dan berlebihan. Bila Intervensi bedah
regurgitasi aorta dibiarkan tanpa dilatasi,
Mortalitas dini dan lanjut setelah peng-
akan terjadi dilatasi ventrikel kiri dengan
gantian l<atup aorta sama dengan hasil
penurunan progresif fungsi sistolik, me- penggantian katup pada stenosis aorta
nyebabkan tampilan ventrikel kiri yang
(lihat hal.205). Pada pembedahan
jantung, sekarang ini penggantian pangkal
serupa dengan kardiomiopati hipertrofi k.
Abnormalitas pangkal aorta (seperti pada aorta tidak lagi merupakan faktor risiko
sindrom Marfan) juga dapat terlihat pada mortalitas dini.
ekokardiografi.
Ekokardiografi Doppler, terutama Penyakit katup mitral
pemetaan aliran berwarna, sangat sensitif
dan dapat mendeteksi regurgitasi aorta Penyakit katup mitral reuma
derajat rendah serta memetakan arah jet
yang dapat memberikan informasi Patogenesis
tambahan mengenai deralat keparahan Stenosis mitral merupakan konsekuensi
lesi. Kebanyakan ahli bedah meminta lanjut tersering setelah karditis reuma.
pasien menjalani aortografi sebelum Periode laten selama 20 tahun antara
mempertimbangkan intervensi bedah. infeksi akut dan disfungsi katup simto-
Ekokardiografi transtorasik (TTE) kon- matik tidak jarang terjadi dengan pasien
vensional pada orang dewasa memper- datang pada dekade keempat atau kelima.
lihatkan bagian proksimal pangkal aorta Pada pasien dari Timur Jauh dan Amerika
pada pencitraan, sementara ekokardio- Selatan, penyakit katup berat dapat ter-
grafi transesofageal (TEE) dapat mem- iadi pada awal usia duapuluhan.
Penyakit katup mitral 209

Abnormalitas patologis stenosis mi- pasien, terutama pasien dengan stenosis


tral antara lain fusi komisura, skar fib- mitral berat, tekanan arteri pulmonalis
rosa, dan obliterasi arsitektur katup yang meningkat secara tidak proporsional,
normalnya berlapis sebagai akibat dari yang disebut sebagai hipertensi paru re-
penyembuhan valvulitis dan fibrosis su- aktif. Gejala gagal jantung kanan mungkin
perimposed.'Jembatan fi brosa progresif mendominasi pada pasien ini (lihat hal.
melalui komisura katup dapat menghasil- 2rs).
kan deformitas 'mulut ikan' yang kaku
sehingga menyebabkan orifisium kaku, Tanda fisik (lihat Boks I 1.6)
yang mengalami stenosis dan regurgitasi. Tanda fisik terpenting yang seringkali di-
Daun katup menjadi terkalsifikasi dan abaikan pada stenosis mitral adalah ak-
korda tendinae menebal, mengalami fusi, sentuasi Sl. Tegangan mendadak pada
serta memendek. daun katup mitral karena aparatus sub-
valvar daun katup mitral dan penghentian
Gejala (lihat Boks I 1.5) mendadak pergerakan ke bawah katup
Gambaran klinis stenosis mitral ditentu- mitral menyebabkan opening snap nada
kan oleh tekanan atrium kiri, curah tinggi pada awal diastol, 40- 120 mdet
jantung, dan resistensi vaskular paru. setelah 52 (Gambar I l.l0). Jika katup
Dengan peningkatan tekanan atrium kiri, masih mobil, interval antara 52 dan
komplians paru berkurang sehingga opening snap bervariasi terbalik de.ngan
pasien menjadi lebih sesak. Awalnya, tekanan atrium kiri rerata. Murmur
sesak napas hanya terjadi bila denyut rumbling diastolik nada rendah klasik
jantung meningkat, contohnya selama sering terlokalisasi di apeks atau aksila;
latihan, stres, dan demam. Bila derajat durasinya pendek bila lesi katup ringan.
keparahan lesi meningkat pasien menjadi Durasi, dan bukan kerasnya rhurmur,
ortopnu. Sebelum onset dispnu parok- berkaitan dengan derajat l<eparahan lesi.
sismal, batuk nokturnal mungkin merupa- . Fasies mitral biasanya merupakan
kan satu-satunya gelala peningkatan tanda stenosis mitral lama yang berkaitan
tekanan atrium kiri. Saat ini, hemoptisis dengan hipertensi paru. Gambaran fisik
jarang ditemukan. Palpitasi karena fibrilasi lain termasuk tanda edema paru (ronki
atrium menjadi lebih sering terjadi seiring paru basal), bersama dengan retensi
penambahan usia;80% pasien yang ber- cairan, kongesti hepar, dan regurgitasi
usia di atas 50 tahun memiliki komplikasi trikuspid.
ini.
Tekanan arteri pulmonalis meningkat Pemeriksaan penunjang
paralel dengan peningkatan tekanan Pada sebagian besar pasien, penyakit
atrium kiri, pada sebagian besar pasien katup mitral dapat dinilai dengan adekuat
menjadi lebih tinggi l0-12 mmHg dari secara noninvasif namun kadang diperlu-
tekanan atrium kiri. Pada beberapa kan kateterisasi jantung dan pemeriksaan

ffieks ! l.S Gejala Stenosis Mitral "_^*--_.*-*---i


r Rasa lelah
&*ks *i"6 Tanda Stenosis Mitral i

r Sesak napas
!

51 keras
r Ortopnu I
l. Murmur mid-diastolik
. Dispnu nol<turnal l. + opening snap i
o + Palpitasi (fibrilasi atrlum) I

+ Edema paru
I
L: ___,__-.,_-._. _
I
l
2t0 Bab I l: Penyal<it Katup Jantung

32 OS

Gambar 11.10 Temuan auskultasr pada stenosls


mitral.

hemodinamik. Gambaran stenosis mitral


pada EKG tidak spesifik; jika pasien
memiliki irama sinus, gelombang P bifasik Gambar 11.11 Radiografi toraks (PA) pada steno-
yang lebar didapatkan pada 90% pasien s1s mitral.
dengan stenosis mitral. Morfologi gelom-
bang P berkaitan dengan dilatasi atrium
kiri dan bukannya hipertrofi. rior juga mengalami tethering dan ber-
Pada stenosis mitral murni, ukuran gerak ke anterior (bukan ke posterior)
jantung pada radiografi toraks normal selama diastol. Dimensi atrium kiri me-
kecuali hipertensi paru yang lama telah ningkat dan kadang dapat dilihat trombus
menyebabkan dilatasi ruang sisi kanan. pada apendik atrium kiri. TEE lebih dapat
Atrium kiri membesar secara selektif, dipercaya untuk identifikasi trombus
menyebabkan dilatasi pada bronkus intrakavitas. Drop tekanan pad4 katup
utama kiri, yang mungkin lebih mudah mitral dengan Doppler gelombang
dilihat pada film penetrasi (Gambar kontinyu berhubungan baik dengan
I I .l l). Pada manula, kalsifikasi katup giadien hemodinamik yang diukur dengan
mitral (terlihat pada pandangan lateral) kateterisasi jantung, namun sebagai peng-
harus dibedakan dari kalsifikasi anulus ukuran gradien langsung, gradien Dop-
mitral. Bila tekanan atrium kiri meningkat, pler sangat tergantung pada denyut
terdapat distensi vena pulmonalis diikuti lantung. Waktu-paruh tekanan merupa-
oleh diversi darah lobus atas dan tanda kan indeks derajat keparahan stenosis
radiografi edema interstisial dan alveo- mitral yang lebih reliabel (lihat Bab 3).
lar. Penilaian invasif dengan kateterisasi
Ekokardiografi dikombinasikan jantung terbatas untuk subgrup pasien
dengan pemeriksaan Doppler merupakan tertentu, misalnya, untuk menggambar-
pemeriksaan penunjang tunggal yang kan anatomi koroner, dan tidak lagi
paling berguna pada pasien dengan merupakan keharusan sebelum pem-
penyakit katup mitral. Ekokardiografi bedahan katup mitral.
dapat dengan baik menentukan apakah
prosedur konservatif (misalnya valvotomi Tatalaksana medis
atau perbaikan katup) cocok dilakukan. Tujuan dari terapi medis pada stenosis
Baik ekokardiografi M-mode maupun mitral adalah mengontrol denyut ventrikel,
ekokardiografi potongan melintang me- menurunkan tekanan atrium kiri, dan
nuniukkan penebalan katup dan penurun- mencegah tromboemboli sistemik.
an laju penutupan mid-diastolik pada Onset fibrilasi atrium, yang biasanya
daun katup anterior. Daun katup poste- timbul pada dekade keenam, sering
Penyakit katup mitral 2l I

dikaitkan dengan perburukan gejala yang belumnya, di mana risiko antikoagulan


cepat. Digoksin merupakan obat pilihan mungkin melampaui potensi manfaat.
dengan dosis yang cukup untuk mem-
pertahankan denyut ventrikel istirahat Pembedahan katup mitral
antara 60 dan 70 denyut per menit, Bila pasien tetap mengalami keterbatasan
biasanya 0, I 25-0,25 mg/hari tergantung fisik bermakna walaupun diberikan terapi
pada usia, berat badan, dan fungsi ginjal. diuretik dan kontrol denyut ventrikel,
Meskipun efektif pada saat istirahat, di- harus dipertimbangkan intervensi bedah
goksin sering mengecewakan dalam atau valvuloplasti balon. Kadang, pasien
mengontrol denyut ventrikel selama akti- dengan tromboemboli berulang, meski-
vitas. Toksisitas dapat timbul jika pasien pun telah diberikan antikoagulan adekuat,
mengalami hipokalemia. Kesulitan membutuhkan operasi. Namun, harus
mengontrol denyut mungkin mem- diingat bahwa hasil pembedahan katup
butuhkan tambahan penyekat B dosis mitral jangka panjang lebih jelek di-
kecil (misalnya atenolol 25 mg sekali bandingkan dengan hasil penggantian
sehari) atau antagonis kalsium (misalnya katup aorta, terutama karena perburukan
verapamil 40 mg dua kali sehari). Obat gejala terjadi perlahan pada penyakit
alternatif antara lain penyekat B saja atau katup mitral.
amiodaron. Prosedur konservatif pada katup
Kardioversi elektrik atau kimia jarang mitral mungkin dilakukan pada sebagian
mengembalikan irama sinus jangka kecil pasien. Biasanya pasien yang berusia
panjang pada pasien dengan stenosis muda, memiliki irama sinus, dan tanpa
mitral bermakna. bukti keterlibatan aparatus subvalvar oleh
Retensi cairan memberi respons baik proses reumatik pada ekokardiografi.
terhadap terapi diuretik, akan tetapi, Sebagian besar pasien yang dipertimbang-
edema paru timbul sebagai konsekuensi kan menjalani valvotomi mitral terbuka
obstruksi anatomik dan terapi diuretik sesuai untuk valvuloplasti balon mitral
berlebih bisa menyebabkan hipovolemia, (lihat di bawah).
hipokalemia, dan azotemia prerenal. Penggantian katup mitral dengan
Diuretik loop dosis besar harus dihindari prostesis mekanik biasanya tepat, karena
pada pemberian tiazid atau diuretik pasien akan membutuhkan antikoagulan
kombinasi. pada semua kasus fibrilasi atrium. Katup
Pada pasien dengan fibrilasi atrium prostesis jaringan (bioprostesis) dapat di-
karena penyakit katup mitral reuma, pertimbangkan untuk pasien yang sangat
terdapat peningkatan risiko stroke akibat tua atau perempuan usia reproduksi di
tromboemboli sistemik sebesar l5-20 mana antikoagulasi bisa menjadi masalah.
kali, tertinggi pada onset fibrilasi atrium. Mortalitas dini penggantian katup mitral
Pasien dengan stenosis mitral bermakna, sebesar 6-8% dengan mortalitas lanjut
terutama jika terdapat pembesaran yang berkaitan dengan katup sebesar 3-
atrium kiri yang terlihat dengan eko- 5% per tahun, angka ini tidak berhu-
kardiografi , membutuhkan antikoagulasi bungan dengan jenis katup. Komplikasi
dengan warfarin yang bertujuan untuk tromboemboli dengan katup mekanik
mempertahankan international normal- terjadi dengan laju 3-5% per pasien-rahun
ized ratio (lNR) antara 2,0 dan 2,5. Pe- follow up.
ngecualian untuk pasien berusia lebih dari
70 tahun, yang datang untuk pertama Valvuloplasti halon mitral
kali tanpa riwayat tromboemboli se- Dilatasi balon katup mitral merupakan
212 Bab I l: Penyal<it Katup Jantung

alternatif yang cocok selain pembedahan ruptur otot papilaris. Regurgitasi berat
pada pasien tertentu. Trombus atrium mendadak menghasilkan edema paru akut
kiri harus disingkirkan dengan TEE, re- dini dan syok kardiogenik; tanPa PenS-
gurgitasi mitral harus minimal, dan hasil gantian katup mitral segera, 75% pasien
dilatasi mitral lebih baik bila katup tidak meninggal dalam 24 iam. Tidak sePerti
mengalami kalsifikasi tanpa bukti adanya regurgitasi mitral kronis, di mana ter-
fusi dan pemendekan korda. Balon lnoue dapat cukup waktu untuk mekanisme di-
dimasukkan dengan anestesia dari vena latasi atrium lciri dan ventrikel kiri kom-
femoralis kanan dan melalui pendekatan pensasi untuk beradaptasi pada beban
transseptal dari atrium kanan ke atrium volume. Penyebab lain regurgitasi mitral
kiri; balon kemudian didilatasi secukupnya akut antara lain destruksi katup (perforasi
sehingga menyebabkan pemisahan komi- kuspis atau ruptur korda) karena endo-
sura yang mengalami fusi (Gambar I l.l2). karditis infektif, ruptur otot papilaris
Mortalitas dini rendah dengan angka parsial, dan ruptur korda spontan.
kurang dari l% dan morbiditas sebesar
2-4%. Pengalaman awal menuniukkan
Regurgitasi mitral nonreuma kronis
bahwa hasil valvuloplasti balon mitral
sama dengan valvulotomi mitral, bahkan
Patogenesis
pada manula.
Degenerasi miksomatosa katup mitral
mengakibatkan abnormalitas katup ber-
Penyakit katup mitral degeneratif
kisar dari prolaps kuspis deraiat ringan,
Regurgitasi mitral akut timbul pada 5% populasi, hingga 'katup
Dalam 14 hari setelah infark miokard floppy' karena elongasi atau ruptur korda
akut, 0,4-0,5% pasien meninggal karena menyebabkan regurgitasi mitral ber-
regurgitasi mitral akut sekunder akibat makna.

Gambar 11.12 Vahuloplasti


balon mitral.
Penyakit katup mitral 213

Geiala (lihat Boks I 1.7)


Banyak pasien tetap asimtomatik hingga
timbulnya onset mendadak dari rasa Apeks hlperdlnamrk
lelah, sesak napas, dan palpitasi yang + Getar sistohk
timbul sebagai denyut jantung hiper- Murmur pansistolik
)1ik
i

dinamik, ekstrasistol, atau fibrilasi atrium.


+ K|k sistolik i
i

Tanda fisik (lihat Boks I 1.8)


berhubungan dengan inversi gelombang
Denyut dan tekanan vena tampaknya
T.
normal pada regurgitasi mitral murni,
Pada regurgitasi mitral sedang hingga
kecuali bila ada hipertensi paru sekunder.
berat, terdapat bukti dilatasi atrium kiri
Palpasi prekordium merupakan pemerik-
dan ventrikel kiri pada radiografi toraks.
saan yang penting dalam menilai derajat
Pembesaran atrium kiri dapat mencapai
keparahan regurgitasi mitral. Jika ringan,
proporsi aneurisma. Kongesti vena pul-
impuls prekordial tenang namun, seiring
monalis dan edema interstisial timbul
dengan perburukan derajat keparahan
pada akhir perjalanan penyakit.
regurgitasi mitral, apeks jantung menjadi
Pemeriksaan eko-Doppler serial telah
hiperdinamik dan tergeser ke lateral,
menggantikan radiografi dalam pemerik-
seringkali disertai getar sistolik.
saan laniutan pasien dengan regurgitasi
Regurgitasi mitral derajat ringan
mitral. Prolaps satu atau kedua daun
karena prolaps katup mitral ditandai oleh
katup dapat terlihat begitu pula dengan
murmur akhir sistolik tenang, berkaitan
jaringan kuspis redundan yang khas dari
dengan satu atau lebih klik sistolik. Ketika
katup 'floppf. Selain itu dapat dilihat
regurgitasi mitral menjadi lebih berat,
ruptur korda meskipun mungkin sulit
durasi murmur memaniang, menutupi
membedakan antara vegetasi dan mar-
bunyi 52 dan klik sistolik (Gambar I l.l3).
gin kuspis tergulung yang didapatkan pada
Lokasi murmur, khasnya pada apeks,
ruptur korda parsial. Pada penyakit yang
mungkin tidak dapat dipercaya karena
ringan, dimensi ventrikel kiri dan atrium
jet yang mengarah ke anterior dapat
kiri normal namun dengan peningkatan
terdengar pada basis dan menyebar ke
derajat keparahan regu rgitasi, pergerakan
leher.
ventrikel kiri dan septal menjadi lebih
kuac akhirnya ventrikel kiri mengalami
Pemeriksaan penunjang
dilatasi dengan penurunan fungsi sistolik.
EKG mungkin normal pada regurgitasi
Ultrasonografi (ekokardiograafi)
mitral ringan hingga sedang. Seiring
Doppler merupakan metode akurat dan
dengan pembesaran atrium kiri, gelom-
bang P menjadi bifasik. Kemudian, saat
atrium kiri mengalami dilatasi ke ante-
rior, voltase menjadi prominen, sering

,'"'.._
i ffi**as F$.7 Gejala Regurgiasi
I
Mitral
j o Rasa le1ah
j r Sesak napas
j . Ortopnu
o Dispnu nokturnal
o Palpitasi (fibrilasi atrium) Gambar 11.13 Temuan auskuitasi nada
regurgitasi mltral nonreuma.
214 Bab I l: Penyakit Katup Jantung

sensitif dalam mendeteksi regurgitasi iskemia atau infark miokard membentuk


mitral. Baik arah dan besar iet regurgitan kelompok risiko tinggi, dengan mor-
dapat dipetakan dengan teknik aliran ber- talitas dini sebesar 10-20% yang me-
warna, sehingga memungkinkan penilai- refleksikan gangguan fungsi ventrikel
an semi kuantitatif deraiat keparahan lesi pada pasien ini.
(lihat Bab 3). '
Penilaian hemodinamik biasanya hanya Sindrom prolaps katup mitral
diperlukan sebelum pembedahan katup Prolaps katup mitral, yang merupakan
mitral, bila diperlukan kateterisasi jantung varian normal terladi pada 5-10% popu-
untuk mendokumentasi anatomi koroner. lasi, dapat dihubungkan dengan spektrum
gejala jantung dan noniantung yang luas.
Tatalaksana medis
Antara lain:
Pasien dengan regurgitasi mitral ringan
mungkin hanya membutuhkan profi laksis
. nyeri dada;
antibiotik (lihat hal. 225). Seiring dengan
o palpitasi;
perburukan derajat keparahan penyakit,
e ansietas;
diuretik atau vasodilator ringan (misal-
r rasa lelah;
nya penghambat enzim pengkonversi
. letargi;
angiotensin (ACE)) sama efektif. Hanya
o' ketidakmampuan berkonsentrasi;
bila pengobatan ini gagal menghilangkan
o intoleransi latihan;
gejala, atau bila terdapat bukti dilatasi
.

o overeksitasi postural.
Karena luasnya gelala, dokter cen-
ruang progresif pada ekokardiografi,
derung menganggap geiala tidak memiliki
maka dipertimbangkan intervensi bedah.
dasar organik. Penting untuk melakukan
Fibrilasi atrium harus diterapi seperti
anamnesis yang teliti dan mengkonfir-
pada stenosis mitral (lihat hal. 2l l).
masikan diagnosis prolaps katup' mitral
lnsidensi tromboemboli sistemik rendah
dengan ekokardiografi . Bukti pre-eksitasi
pada regurgitasi mitral murni, namun
atau perubahan repolarisasi inferior yang
pada pasien dengan fibrilasi atrium dire-
bervariasi dapat ditemukan pada EKG
komendasikan terapi dengan warfarin.
istirahat dan respons latihan 'positif palsu'
Intervensi bedah tidak larang didapatkan. Ektopik atrium
Gejala progresif rasa lelah atau sesak dan ventrikel dapat didokumentasikan
napas, atau bukti dilatasi ventrikel kiri dengan pengawasan Holter.
pada ekokardiografi (bahkan bila tanpa Prinsip terapi adalah memberikan
gejala) mengindikasikan kebutuhan penjelasan teliti kepada pasien dan me-
intervensi bedah. Hasil jangka panlang nenangkan pasien. Penghindaran stimulasi
rekonstruksi katup mitral lebih baik (misalnya teh dan kopi) dapat membantu
dibandingkan dengan penggantian katup dan, pada beberapa pasien, penyekat B
dengan mortalitas dini serupa sebesar dosis rendah (misalnya atenolol 25 mg
0-2%. Hasil terutama bagus pada per- sehari sekali) dapat bermanfaat. Pe-

baikan prolaps daun katup posterior. meriksaan penunjang biasanya berhenti


Reseksi kuspis sering dikombinasi dengan sebelum tes invasif kecuali terdapat
pemendekan korda, diperkuat dengan kecurigaan bahwa terdapat penyakit
beberapa jenis anuloplasti. Komplikasi lantung koroner tambahan.
lanjut yang berhubungan dengan trombo-
embolisme atau antikoagulan dihindari Kalsifikasi anulus mitral
dengan perbaikan katup. Pasien dengan lni merupakan satu kondisi pada manula
regurgitasi mitral sebagai akibat dari di mana kalsium didepositkan di anulus
Penyakit katup trikuspid 215

mitral dan kadang menyebar sehingga Gejala


melibatkan jaringan konduksi dan me- Pada sebagian besar pasien, gejala sisi
nyebabkan blok jantung, atau ke daun kiri mendominasi (sesak napas, orropnu,
katup mitral sendiri dan menyebabkan dispnu nokturnal). Pasien dapat mengeluh
regurgitasi mitral. Perempuan lebih sering adanya pulsasi di leher yang terlihat
terkena dibhndingkan laki-laki dan ter- akibat peningkatan tekanan vena, retensi
dapat hubungan dengan hiperkalsemia, cairan (pembengkakan abdomen dan
diabetes melitus, dan hipertensi sistemik. ekstremitas bawah), nyeri kuadran kanan
Gejala tidak umum meskipun kalsifikasi atas (kongesti hepar), anoreksia, dan pe-
dapat menjadi sumber tromboembolisme nurunan berat badan.
atau menjadi substrat endokarditis
infektif. Diagnosis dapat dikonfirmasi Tanda fisik
dengan ekokardiografi atau pada radio- Tekanan vena yang meningkat dengan
grafi toraks lateral, anulus yang meng- gelombang sistolik 'v' yang jelas khas di-
alami kalsifikasi terlihat sebagai bayangan temukan, bersama dengan murmur pan-
berbentuk J lengkung atau U (lihat sistolik. Lokalisasi murmur dan pening-
Gambar 19.5). katan intensitas dengan inspirasi mungkin
tidak bermanfaat dalam praktik klinis.
Kemudian, pulsasi hepatik dapat terjadi
'Endbleefditis'i ',,':-.,:'',,.,it'r., pada akhir perjalanan penyakit yang me-
refl eksikan beratnya regurgitasi.
Lihat Bab I 2.

Pemeriksaan penunjang
i.:iiirii: l',r:, Fibrilasi atrium pada EKG umum
ditemukan dan radiografi toraks hampir
Lihat Bab I 8. selalu menunjukkan pembesaran jantung
dengan tambahan gambaran penyakit sisi
'kiri.
..'P,sn ' il' Ekokardiografi mendemonstrasikan
dilatasi ruang-ruant sisi kanan, sering ber-
Patogenesis dan etiologi sama dengan geral<an septum paradok-
Katup trikuspid terdiri dari tiga daun sikal. Penyakit organik katup (misalnya
katup dengan ukuran yang berbeda. vegetasi) bisa terlihat. Pemeriksaan
Anulus katup merupakan struktur Doppler memungkinkan penilaian semi-
dinamis yang berubah ukurannya selama kuantitatif derajat keparahan regurgitasi,
siklus jantung. Regurgitasi trikuspid bersama dengan kalkulasi tekanan sistolik
paling sering merupakan regurgitasi ventrikel kakan. Banyak subjek normal
'fungsional', yaitu katup bocor sebagai memiliki regurgitasi trikuspid ringan pada
akibat dilatasi ventrikel kanan sekunder pemetaan aliran berwarna.
terhadap kelebihan beban tekanan,
sebagai contoh, akibat penyakit katup Tatalaksana
mitral atau aorta, atau kor pulmonal. Regurgitasi trikuspid dapat ditoleransi
Penyebab regurgitasi trikuspid lain yang dengan baik. Tatalaksana masalah sisi kiri
jarang adalah infark ventrikel kanan, (misalnya penggantian katup mitral) tepat
endokarditis infektii trauma, karsinoid, dilakukan, yang biasanya menghasilkan pe-
atau demam reuma. Stenosis trikuspid nurunan tekanan ventrikel kanan sehingga
sangat jarang di Eropa dan Amerika Utara mengurangi derajat keparahan regurgitasi
dan hampir selalu dikaitkan dengan trikuspid. Mungkin diperlukan anuloplasti
penyakit katup mitral. trikuspid tambahan pada kasus berat.
216 Bab I l: Penyakit Katup Jantung

Penggantian katup trikuspid jarang di- normal. Murmur kresendo-dekresendo


lakukan saat ini karena masalah trom- ('ejeksi') khas yang terlokalisasi dengan
bosis katup. Pada pasien dengan endo- baik dapat didengar pada batas sternal
karditis infektil mungkin diperlukan pen- kiri dan dapat diperkeras oleh keadaan
dekatan konservatif (misalnya debride- yang meningkatkan curah iantung (misal-
men katup ddn/atau anuloplasti) untuk nya anemia, demam, kehamilan). Murmur
mengembalikan kompetensi katup. ini dipikirkan timbul akibat turbulensi
pada alur keluar ventrikel kanan. Diag-
nosis biasanya dengan pada pemeriksaan
U i.fitr1"..,i",.1l.6 klinis saja; jika perlu, ekokardiografi dan
,'n
pemeriksaan Doppler dapat mengkon-
Murmur mid-sistolik inosen pendek atau firmasi tidak adanya penyakit lantung
fisiologis dapat didengar padaS% populasi struktural.
Endokard

Fungsi dan patofisiologi, 217 Penyakit endomiokard eosinofillk, 218


Karsinoid, 217 Fibroelastosis endokard, 219
Sindrom karsinold, 218 Endokarditis lnfektif, 219
Karsrnoid lantung, 218 Profilaksls antibiotik, 226
Fibrosls endomiokard, 218

trombus, selain menurunkan kemungkin-


an deposit dan multiplikasi mikro-
Endokard merupakan lapisan tipis yang organisme yang menyebabkan endo-
meliputi seluruh permukaan dalam karditis infektif.
jantung. Struktur dan ketebalan endokard Penebalan endokard terlokalisasi
bervariasi dari satu ruang ke ruang lain dapat disebabkan oleh ketidalcteraturan
dan dari satu regio ke regio lain dalam hemodinamik katup jantung: lesi 'jet'
satu ruang. Endokard lebih tebal pada dapat dilihat sebagai akibat daii regur-
atrium dibandingkan dengan ventrikel dan gitasi aorta atau mitral, dan lesi friksi
lebih tebal pada ruang sisi kiri daripada .ventrikel dapat terjadi pada prolaps katup
sisi kanan. Endokard berkembang dengan mitral atau pada pasien dengan kardio-
baik pada alur keluar ventrikel kiri, mem- miopati obstruktif hipertrofik karena
bentuk lima lapisan yang jelas: (i) lapisan pergerakan anterior sistolik katup mi-
endokard; (ii) jaringan ikat dalam; (iii) tral.
jaringan elastik; (iv) otot polos; (v) lapisan
jaringan ikat luar. Ketebalan total endo-
kard pada saluran keluar ventrikel kiri
adalah 200 pm, namun juga ada yang Patologi
setebal 50 pm pada regio lain di daerah Tumor karsinoid berasal dari jaringan
ini. Endokard tertebal ditemukan pada krista saraf (sel Kulchitsky). Paling umum,
atrium kiri di mana tebalnya mencapai sel tumor primer timbul di usus halus,
900 pm. Dengan peningkatan usia, ke- terutama ileum terminal dan usus buntu,
tebalan endokard meningkat dan men- meskipun tumor karsinoid juga didapat-
jadi lebih opak karena proliferasi elastin kan di bronkus, duktus pankreatikus, ova-
dan kolagen. rium, testis, rektum, dan lambung. Tu-
Jaringan ikat endokard bersambungan mor karsinoid yang timbul di usus buntu
dengan interstisium miokard dan daun biasanya tetap terlokalisasi; penyebaran
katup. lntegritas endokard penting karena tumor ke kelenjar getah bening regional
merupakan alat untuk menurunkan de- atau hepar dapat mengakibatkan sindrom
posisi platelet dan pembentukan karsinoid.
218 Bab 12: Endokard

Sindrom karsinoid bila drainase vena dari tumor memintas


hepar (misalnya tumor bronkus dan
Gejala sindrom karsinoid hanya teriadi ovarium). Deposit jaringan fibrosa pada
bila tumor primer bermetastasis ke katup pulmonal mengakibatkan stenosis
kelenjar getah bening regional atau hati. yang lebih dominan, meskipun kadang
Gejala klasik adalah kulit memerah timbul regurgitasi tambahan. Penempelan
(flushing) yang terutama teriadi pada daun katup trikuspid pada septum
wajah, kepala, dan leher, namun juga da- ventrikel mengakibatkan regurgitasi
pat berkembang l<e seluruh batang tubuh. trikuspid, deposit fibrosa plak pada daun
Gambaran lain termasuk bronko- katup posterior dan septal dapat me-
konstriksi, penurunan berat badan, diare nyebabkan stenosis trikuspid. Patogenesis
berat, dan nyeri abdomen. Tumor kar- plak karsinoid tidak jelas. Debridemen
sinoid memetabolisme asam amino trip- bedah katup yang terkena atau Peng-
tofan dan menghasilkan amin vasoaktif gantian katup kadang diperlukan walau
5-hidroksitriptamin (serotonin) yang di- iarang teriadi.
perkirakan bertanggung iawab untuk
sebagian besar gambaran klinis sindrom
ini. Ekskresi urin dari asam asetat 5- tfiibi.6}i$t'afldb .",'-ii.t,',..,,'
hidroksiindol (5-HIAA) merupakan
Fibrosis endomiokard (endomyocardial
penanda keadaan ini, namun kadar meta-
fibrosislEYlF) merupakan satu kondisi
bolit yang tinggi juga dapat timbul akibat
yang paling sering ditemukan di daerah
ingesti makanan yang mengandung banyak
5-hidroksitriptamin (5-HT) (misalnya tropis dengan laporan sporadik dari iklim
yang lebih sedang.
pisang, nenas, dan kacang walnut). Jika
Penebalan dan fibrosis progrgsif en-
mungkin, harus dilakukan konfirmasi
dokard mempengaruhi ventrikel kiri atau,
histologis dengan biopsi baik pada tu-
lebih sering, kedua ventrikel mengakibat-
mor primer maupun sekunder. Terapi
antara lain pengontrolan diare (misalnya
kan hemodinamik yang tidak dapat
dibedakan dengan kardiomiopati restriktif
kodein fosfat, difenoksilat), bersama
bersama dengan regurgitasi katup atrio-
dengan pemberian antagonis 5-HT
(siproheptadin, metisergid) dan penyekat ventrikel.
Obliterasi apikal kedua ventrikel oleh
B (misalnya fenoksibenzamin) untuk trombus dapat menghasilkan emboli
geiala flushing. Prognosis bervariasi.
sistemik atau paru. Eosinofilia sedang me-
Banyak tumor tumbuh dengan pelan dan
bermetastasis lanjut.
nandakan hubungan dengan penyakit
endomiokard eosinofilik (lihat di bawah)
namun bisa saja hanya infeksi parasit
Karsinoid jantung konkomitan yang ditemukan di daerah
tropis. Terapi terdiri dari diuretik,
Pada penyakit iantung karsinoid terdapat dengan perbaikan atau penggantian katup
penebalan seperti plak fokal atau difus mitral atau trikuspid, serta reseksi
pada endokard, yang hampir selalu ter- endokard pada pasien tementu.
batas pada jantung kanan.
lnaktivasi 5-HT oleh paru meruPa-
kan salah satu penyebab mengapa iantung ,. *pkii.''e*Uomomrc' eotinofilik.,'
sisi kiri tidak terkena.
Keterlibatan iantung hanya didapatkan Satu kondisi yang berkembang dengan
pada pasien dengan gangguan hepar atau cepat, pertama kali dideskripsikan oleh
Endokarditisinfektif 219

Loeffler, di mana endomiokarditis eosi- pakan penyakit yang menyerang orang


nofilik dikaitkan dengan gangguan siste- dewasa muda namun sekarang usia rerata
mik seper-ti anoreksia, penurunan berat yang terkena adalah 50-60 tahun, dengan
badan, batuk, dan mengi. laki-laki lebih banyak terkena dibanding-
Tidak seperti EMF, keadaan ini lebih kan perempuan (2:l). Sekitar 300 kasus
sering diteinukan di daerah beriklim baru dilaporkan per tahun di lnggris dan
sedang. Wales. Fal<tor-faktor yang menyebabkan
Terdapat tiga tahap pada kondisi ini: perubahan pola penyakit ini antara lain
(i) tahap nekrotik dini; (ii) tahap trom- penggunaan antibiotik yang luas dan dini,
bosis; dan (iii) tahap fibrosis. Tahap peningkatan jumlah pasien yang menjalani
fibrosis secara patologis tidak dapat pembedahan jantung, dan peningkatan
dibedal<an dari histologi EMF. Biopsi penyalahgunaan obat intravena. Hanya
endomiol<ard mungkin dapat menegakkan ada sedikit bukti untuk menyokong pen-
diagnosis pada tahap nel<rotik dini, me- dapat bahwa prognosis membaik, dengan
nunjulcl<an kombinasi nekrosis miokard tingkat fatalitas keseluruhan sel<itar 30%.
dan infiltrasi eosinofilik. Secara khas, Penggunaan antibiotik luas dan tidak sis-
eosinofil darah perifer mengalami degra- tematik telah menyebabkan peningkatan
nulasi dengan konsep bahwa protein yang frekuensi endokarditis kultur negatif, yang
dikandung dalam granula dilepasl<an dan dihubungkan dengan prognosis yang lebih
kardiotoksik. Terapi awal dengan steroid burul<.
dan obat imunosupresif dapat menurun- Meskipun beberapa bentuk endo-
kan kadar eosinofil dalam sirkulasi yang karditis lebih virulen dibandingkan yang
akan menyebabkan resolusi miokarditis. lain, terapi antibiotik telah memodifikasi
Kadang beberapa pasien membutuhkan perjalanan klinis penyakit hingga suatu
penggantian katup atrioventrikel (AV) titik di mana terminologi 'akut' dan 'sub-
atau reseksi endokard. akut' tidal< lagi dapat diaplikasikan. Ter-
.minologi 'infektif lebih dipilih dibanding-
Fibroelastosis endokard kan 'bakterial' untuk bentuk bakterial
(misalnya marantik pada keganasan lanjut,
Suatu kondisi pada masa bayi dan kanak- Libman-Sachs pada lupus sistemik) yang
kanak dengan etiologi yang tidak jelas, kadang dapat ditemukan.
ditandal oleh penebalan endokard oleh
bahan putih homogen berkilat dan biasa-
Tempat masuk (Portal of entry)
nya melibatkan atrium kiri dan ventrikel.
Mikroorganisme memasuki aliran darah
Keadaan hemodinamik serupa dengan
melalui beberapa rute (Tabel I 2. l),
yang ditemukan pada kardiomiopati
meskipun cara masuk hanya dapat
dilatasi dengan gangguan fungsi sistolik,
ditentukan pada sepertiga pasien. Kurang
meskipun kadang beberapa pasien datang
dari l5% pasien memiliki riwayat peng-
dengan defek restriktif. Diagnosis banding
obatan gigi sebelumnya.
antara lain penyakit penyimpanan (misal-
nya Pompe), kardiomiopati dilatasi idio-
Patogenesis
patik, EMF, dan anomali arteri koroner.
Kerusakan endotel timbul sebagai akibat
Prognosis penyakit ini buruk.
turbulensi (misalnya katup aorta bikuspid,
rtndokrnAigt,n i'.,i,.-r,',,,'-'::.',r,. stenosis katup pulmonal, prolaps katup
mitral) dan juga dapat berhubungan
Gambaran klinis dengan titik tegangan tinggi (misalnya
Di masa lalu, endokarditis infektif meru- defek septum ventrikel (VSD), duktus
220 Bab I 2: Endokard

Pengobatan gigl <15


Traktus genitourmarius 4 Streptococcus spp. 60
Gasfiointestina-l 4 Staphylococcus spp. 20
Pernapasan 3 Orqanisme usus
Kulit 3 (misalnya Strep. faecalis) 15
Pembedahan laniungr 3
Pembedahan vaskular 3
Penyalahgunaan obat 1

Kehamilan <1
Fraktur <1,

Tidak diketahui 64

Tabel 12.1 Endokarditis rnfektif: tempat masuk.

Tabel 72.2 Organisme umum penyebab


endokarditis infektif.
arteriosus paten (PDA), koarktasio aorta,
kardiomiopati hipertrofik). Area cedera
endotel menjadi fokus untuk pembentuk- intravena terinfeksi oleh Staphylococcus
an agregasi platelet-fibrin di mana satu spp. pada 50% kasus, Pseudomonas spp.
fokus kecil bakteri yang bersirkulasi ter- pada l5%, dan jamur (seringkali Candida
lebak di dalamnya dan bermultiplikasi. spp.) pada 5%.Pada pasien dengan katup
Bakteremia transien menyulitkan, misal- iantung prostetik dini, infeksi oleh Staphy-
nya, prosedur bedah dan kemudian me- lococcus spp. merupakan sebagian besar
nyebabkan destruksi jaringan, emboli kasus.
septik, dan deposisi kompleks imun; tiga ' Endokarditis kultur negatif paling
mekanisme kerusakan jaringan pada sering terjadi (>60% kasus) sebagai akibat
pasien dengan endokarditis infektif. terapi antibiotik sebelumnya. Penyebab
lain ialah organisme anaerobik (misalnya
Organisme Bacteroides spp.) atau organisme sulit
Hanya dengan pengetahuan mengenai lainnya (misalnya Brucella spp.), endo-
organisme yang bertanggung iawab untuk karditis nonbakterial (misalnya Coxiella
endokarditis infektif maka terapi anti- burnetii atau demam 'Q'), infeksi jamur
biotik yang sesuai dapat dilakukan. Hal (misalnya Candida, Aspergillus spp.), atau
ini terutama penting bila terapi harus di- endokarditis noninfektif (trombosis).
mulai segera karena perburukan hemo- Endokarditis pada pasien H|V-seropositif
dinamik, sebelum organisme penyebab biasanya berhubungan dengan penyalah-
dapat diisolasi. Tabel 12.2 mencantumkan gunaan obat intravena atau infeksi kateter
organisme yang umum menyebabkan vena yang terpasang lama sehingga pada
endokarditis infekif. Spektrum organisme kebanyakan pasien disebabkan oleh
dapat berbeda pada beberapa subgrup Staphylococcus spp.
pasien. Belakangan ini kelompok
organisme HACEK (Haemophilus, Acti- Gejala (lihat Boks 12. l)
nobacillus, Cardiobacterium, Eikenella, Endokarditis infektif merupakan diagno-
Kingella spp.) semakin meningkat sebagai sis yang seringkali terlewat karena per-
penyebab infeksi. Penyalah-guna obat jalanan alami penyakit yang tersembunyi.
Endokarditis infektif 221

Malaise umum, anoreksia, penurunan Gambaran klasik lain adalah jari tabuh
berat badan, sakit kepala, berkeringat, (Gambar 12.2), pembesaran limpa, dan
dan rigor selama 4-8 minggu seringkali hematuria.
dikatakan sebagai penyakit virus yang Banyak gambaran klinis ini mungkin
'berkepanjangan'. tidak ditemukan, sehingga terjadi keter-
Gejala'lain berhubungan dengan lambatan diagnosis pada banyak pasien.
tromboembolisme sistemik yang Perjalanan klinis pada pasien tua bisa
mengenai setiap pembuluh darah besar sangat tidak khas dan pasien tetap tidak
atau deposisi kompleks imun yang me- mengalami demam sepanjang penyakit-
nyebabkan cedera vaskular pada kulit, nya.
sendi, ginlal, dan sistem saraf pusat (SSP). Manifestasi jantung antara lain taki-
Destruksi jaringan katup dapat me- kardia yang berkaitan dengan demam dan
nimbulkan gejala yang diakibatkan oleh anemia, bersama dengan murmur baru
peningkatan tekanan vena pulmonal atau murmur yang berubah. Keterlibatan
misalnya sesak napas, ortopnu, atau katup mitral teriadi pada 30-45% pasien
dispnu nokturnal. Perburukan gejala dan katup aorta l5-25%. Tanda khas re-
dapat terjadi dengan cepat bila katup gurgitasi mitral dan aorta mungkin tidak
aorta terinfeksi. jelas karena onset destruksi laringan yang
cepat. Kadang, pasien datang dengan re-
Tanda fisik (lihat Boks 12.2) gurgitasi katup berat tanpa ada murmur
Tanda fisik umum antara lain astenia, yang dapat dideteksi. Murmur lain ber-
demam, dan anemia. kaitan dengan lesi jantung dasar (misalnya
Banyak manifestasi perifer dari PDA, VSD).
kondisi ini yang diakibatkan oleh deposit Pada l0-15% pasien dengan endo-
kompleks imun di kulit (misalnya petekie, karditis infektii gejala utama addlah kom-
perdarahan' splintey' subungual (Gambar
12. l), nodus Osler, bercak Roth, dan
lesi Janeway).

i** " ---


j m*Us l?. $ Geiala Endokarditis lnfektif
o Malaise
o Anoreksia
r Penurunan berat badan
r Berkeringat
. Rigor
Gambar 12.1 Perdarahan spiinret

**ks {?"}. Tanda Endokarditis lnfektif I

r Demam I

i
. Anemia I

o Jari tabuh (belakangan) l

r
I

Xlurmur jantung I

. Splenomegali
I

o Deposit kompleks imun I

r Tromboembolisme I

Gambar 12.2 Jari tabuh


--_.*_l
222 Bab 12: Endokard

plikasi neurologis dan SSP yang teriadi komplemen hemolitik (Ca, C4, CHs0)
pada l5-30% pasien selama perjalanan berkurang pada 30% pasien.
penyakitnya. Mortalitas pada kelompok Mikroskopi urin menuniukkan hema-
pasien ini dua kali pasien tanpa komplikasi turia mikroskopik (kristal sel darah
neurologis. Komplikasi SSP endokarditis merah) dan proteinuria pada minimal
infektif antara'lain abses serebral, an- 50% pasien.
eurisma mikotik, meningitis, serebritis, Ekokardiografi tetap merupakan pe-
dan perdarahan subaraknoid. meriksaan penunjang utama untuk diag-
nosis endokarditis infektif, pengawasan
Pemeriksaan penunjang terapi, dan saat penentuan pembedahan.
Lalu endap darah (LED) yang tinggi (50- Ekokardiografi memungkinkan peng-
100 mmijam) dan protein reaktif-C gambaran anatomi termasuk adanya re-
(CRP) khas ditemukan, bersama dengan gurgitasi katup, ruptur korda, perforasi
leukositosis ringan dan anemia normo- kuspid, vegetasi, pembentukan abses,
sitik normokromik. Anemia hemolitik hubungan abnormal (pirau), dan efek he-
atau trombositopenia luga dapat ditemu- modinamik keseluruhan pada fungsi
kan meskipun jarang. ventrikel. Ekokardiografi transtorasik
Bakteremia pada endokarditis infektif harus dilengkapi oleh pemeriksaan trans-
bersifat kontinyu, sehingga tidak diperlu- esofageal yang meningkatkan sensitivitas
kan pengambilan kultur darah tidak harus dan detil anatomi (lihat Bab 3). Hasil

pada saat yang bersamaan dengan puncak visualisasi vegetasi meningkat dari sekitar
demam. Selain itu, tidak ada manfaat dari 65% menjadi 95% dengan pendekatan
pengambilan darah arteri, darah vena transesofageal.
sentral, atau sumsum tulang untuk kultur.
Enam set kultur darah yang diambil dalam Terapi antibiotik
waktu 60 menit sudah cukup. Dibuat Terapi antibiotik harus disesuaikan
kultur aerobik dan anaerobik dan kultur dgngan organisme penyebab (jika di-
tambahan yang mengandung penisilinase, ketahui) (Tabel 12.3 dan 12.4). Secara
jika penisilin telah diberikan dalam 48 umum, digunakan kombinasi antibiotik
jam sebelumnya. intravena selama 4 minggu, dengan peng-
Harus ada kerja sama erat antara awasan kadar antibiotik terhadap orga-
klinisi dan departemen mikrobiologi nisme secara in vitro di laboratorium.
rumah sakit untuk tatalaksana oPtimal Untuk organisme yang sensitif sePerti
pasien dengan endokarditis. Ahli mikro- Streptococcus spp., diberikan penisilin G
biologi dapat memberikan saran menge- l2-18 juta unitl24 iam dalam dosis ter-
nai kultur, pilihan antibiotik, pengawasan bagi yang dikombinasikan dengan netil-
kadar antibiotik, dan respons organisme misin I mg/kg tiap 8 jam, untuk mem-
in vitro. Pada rumah sakit regional, ahli pertahankan konsentrasi < I pg/ml. Peng-
mikrobiologi juga akan berhubungan gunaan aminoglikosida dapat dihentikan
dengan rumah sakit rujukan dan meng- setelah 2 minggu. Vankpmisin 30 mg/kg
atur transfer organisme bila dibutuhkan. per 24 jam dalam 2 dosis direkomenda-
Pada kasus endokarditis infektif sikan untuk pasien yang alergi terhadap
dengan kultur positif, organisme akan antibiotik B laktam. Untuk Enterococci
diisolasi dari kultur darah pertama pada spp., ampisilin 12 gl24 iam dalam dosis
60-90% kasus dalam 48 iam. terbagi dikombinasikan dengan netilmisin
Kompleks imun yang bersirkulasi di- (dosis seperti di atas). Staphylococcus
dapatkan pada 80-95% pasien dan kadar spp. harus ditirapi dengan flukloksasilin
Endokarditisinfektif 223

Organisme Reiimen antibiotik

Streptokokus viridans Sangat sensitif terhadap penisilin (MIC <0,1 mg/L)


Streptocbccus oralis, mjtis, Benzilpenisilin 7,1 g per harl i.v. dalam 6 dosis ierbagl
sangur's, mutans, saljvaius untuk 2/52, ditambah
Netilmisin B0 mg i.v dalam 2 dosis
(NB. monitor kadar dalam darah)

Penurunan sensitivitas terhadap penisilin (MIC >100 mg/L)


Benzilpenisilin 7,2 g per hari i.v. dalam 6 dosts terbagi
unruk 4/52 ditambah
Netihnisin B0 mg i.v. dalam 2 dosis untuk 4/b2
(NB. monltor kadar dalam darah)

Strcptococcus bovis Seperti di atas


Enterokokus Organisme sensitif terhadap netilmisin atau resisten
Entero coc cus fae cali s, tingkat rendah (MIC <100 mg/L)
faecium Ampisilin atau amoksisilin 12 g p$ hari i.v. dalam 6 ctosis ierbagi
unruk 4/52, ditambah
Netilmisin B0 mg i.v. dalam 2 dosis untuk 4/52
(NB. monitor kadar dalam darah)

Sangat resisten terhadap netilmisin (MIC >2000 mgil)


Ampisilin atau amoksisilln 12 g per hari i.v. dalam 6 dosis ierbagi
untuk 6/52, ditambah
Streptomisin (jlka strain sensitif)

Stafilokokus Sensitif terhadap penisilin


St aphyloc o c cus aureus, Benzllpenisilin 7,2 g per hari i.v. dalam 6 dosis terbagi untuk
laqdunensis 4/52, ditambah
Netilmisin 80-120 mq i.v. dalam 3 dosis untuk 1/b2
(NB. monitor kadar dalam darah)

Resisten terhadap penisilin, sensitif terhadap metisilin


Flukloksasi 12 g i.v. dalam 6 dosis terbagi untuk 4/S2, ditambah
Netilmisin 80-120 mg i.v. dalam 3 dosis unruk 1/b2
(NB. monitor kadar dalam darah)

Resisten terhadap penisilin dan metisilin


Vankomisin awalnya 1 g i.v. selama 100 menit dua kali sehari
untuk 4/52 (NB. monitor kadar dalam darah untuk
mendapatkan kadar puncak pascarnfus sebesar 30 mg/L dan
kadar yang dtpertahankan sebesar 5-10 mg/L), clitambah
Netilmisin B0 120 mg i.v. dalam 3 dosls untuk 1/52
(NB. monitor kadar dalam darah)
i

I
I

._,*-_-*___**J
Tabel 12.3 Rekomendasi saat ini mengenal terapi antibiotik untuk endokardltis infektif

2 g tiap 4 jam yang dikombinasikan vankomisin (dosis seperci di atas). Pada


dengan netilmisin (dosis seperti di atas). bahan prostetik (misalnya katup jantung),
Staphylococcus spp. yang resisren ter- direkomendasil<an kombinasi netilmisin,
hadap metisilin harus diterapi dengan vankomisin, dan rifampisin 300 mg per
724 Bab l2: Endokard

Streptokokus vividans Awal vankomlsrn 1 g i.v. selama 100 menit dua kali
Steptococcus anlis, mitis, sehari untuk 4/52
sanguis, mutans, salivailus (NB. monitor kadar dalam darah untuk mencapai kadar
puncak pascainfus sebesar 30 mg/L dan kadar terendah
sebesar 5-10 mg/L), atau

sfieptococcus bovis Teikoplanin 400 mg 1.v. tiap 12 iam untuk 3 dosts dar
dosls rumatan sebesar 400 mg per hari, ditambah
Netilmisin B0 mg Lv. dalam 2 dosis untuk 2/52
(NB. monitor kadar dalam darah)

Enterokokus Awal vankomisin 1 g i.v. selama 100 menit dua kali


Enterocaccus faecahs, sehari untuk 4/52
faecium (NB. monitor kadar daiam darah untuk mencapai kadar
puncak pascarnfus sebesar 30 mg/L dan kadar terendah
sebesar 5-10 mg/L), ditambah
Netilmisin 80 mg i.v. dalam 2 dosis untuk 4/52
(NB. monitor kadar dalam darah)

Stafilokokus Awal vankomisin 1 g i.v. selama 100 menit dua kali


Staphylococcus aueus, sehari untuk 4/52
lagrdurelsrs (NB. monitor kadar dalam darah untuk mencapai kadar
puncak pascatnfus sebesar 30 mgil dan kadar terendah
sebesar 5 10 mg/L), ditambah
Netihnisin B0 120 mg i.v. dalam 3 dosis untuk 1/52
(NB. monitor kadar dalam darah)

Diadaptasi dart Working Party of the Biltish Society of Antjmicrobjal Chemothetapy. Antibiotic
I fieatment of streptococcal, enterococcal, and slaphylococcal endocarditis. Heart 1.998 79. 207 10.
'..-_.-...'

Tabel 12.4 Reiimen terapi untuk orang dewasa


Vang alergl terhadap penisllin.
Pengobatan gigi
oral. Organisme HACEK paling baik Ekstraksi, pembersihan karang gigi, atau
penyakit periodontal (terapi gigi memiliki
diterapi dengan kombinasi sefotaksim 2
kecenclerungan melusak batas gusi)
g i.v. sekali sehari, bersama dengan
ampisilin l2 El24 jam dalam dosis terbagi Pembedahan atau instrument asi
saluran napas atas
dan netilmisin (dosis seperti di atas).
Bronkoskopi, larrngoskopt
Endokarditis kultur negatif harus diterapi
Pembedahan atau instrumentasi genitowinaila
dengan kombinasi ampisilin, flukloksasilin,
Sistoskopi, prostatektomi
dan netilmisin (dosis seperti di atas).
Prosedur obstetri dan ginekalogi
Dosis antibiotik di atas dengan asumsi
Persalinan, bedah Caesar, histerektomi, D & C
fungsi hati dan ginial normal. Dosis dapat
dikurangi pada manula dan menurut Pros e dur g astrointe stin al
Endoskopi gastrointestinal bagtan atas,
massa tubuh tanpa lemak. kolonoskopi

Intervensi bedah D & C. drlatasi dan kuretase


lntervensi bedah harus dipertimbangkan
pada kelompok pasien risiko tinggi. Risiko
tinggi termasuk: Tabel 12.5 Indikasi profilaksis antibiotik
Endokarditisinfektif 225

Organisme Rejimen antibiotik

Pengobatan,gigl Amoksisilin 3 g dosis tunggal oral 1 jam sebelum terapr


Prosedur pada saiuran napas atas
Pengobatan gigi (alergi terhadap penisilin) Erltromisin stearat 1,5 g per oral 1-2 jam sebelum ierapi,
ditambah
Prosedur pada saluran napas atas Eritromisin stearat 0,5 g per oral 6 jam kemudran, atau
(alergl terhadap penisilin) Klindamisin 600 mg dosis tunggal oral 1 jam sebelum
terapl

Pasien risiko khusus Amoksisilin 1 g 1.m. tepat sebelum induksi, ditambah


1 Pasien dengan katup prostetik Netrlmisin 120 mg i.m. tepat sebelum induksr,
yang menjalani anestesia Lunum kemudian
2 Pasien yang akan menlalani Amoksisilin 0,5 g per oral 6 jam kemudan
anestesia umum dan alergi terhadap
penisilin atau mendapatkan penisilln
bulan sebelumnya
3 Pasren yang sebelumnya mengalami
endokarditis infellif
4 Paslen yang menjalani prosedur
genitourmaria
5 Pasien yang menjalani prosedur
obstetri dan ginekologi
6 Pasien yang menlalani prosedur
gastrolntestinal

Pasien risiko khusus (seperti di atas) Vankomisin 1 g dengan hfus perlahan selarloa 1 jam,
(alergi terhadap penisilln) ditambah
Netihrisin 120 mg i.m. tepat sebeium nduksi

i * NB. Turunkan dosis secara proporsional pada anak anak


I

Tabel 12.6 Rekomendasr saat inr mengenai bedah harus dilakukan dini, sebelum ter-
rejimen profilaksis antibiotlk terhadap endokardltis
jadi gangguan ginjal, resistensi/toksisitas
infektif.
antibiotik, dan perluasan infeksi intra-
kardiak. Regurgitasi aorta terutama harus
r infeksi katup jantung prostetik; diterapi dengan penggantian katup se-
. regurgitasi katup aorta atau mitral belum terjadi perburukan hemodinamik.
yang bermakna secara hemodinamik; Pada endokarditis infektif, penggantian
o infeksi dengan Staphylococcus spp.; katup aorta berhubungan dengan mor-
o endokarditis jamur; talitas perioperatif sebesar 4-8%, peng-
r pirau; gantian katup mitral dengan mortalitas
o pembentukan abses; sebesar 5-10%, dan tingkat pembedahan
o blok atrioventrikel; kembali sebesar 5-10%. Terdapat bukti
. vegetasi besar (diameter >10 mm) bahwa penggantian katup menggunakan
Penentuan waktu pembedahan sangat katup jaringan lebih unggul daripada
penting dan tergantung pada penilaian katup prostetik pada keadaan infeksi aktif.
klinis, termasuk penilaian pasien secara Pasien yang dibedah dini segera setelah
keseluruhan. Secara umum, intervensi komplikasi serebral (abses, stroke trom-
226 Bab 12: Endokard

boemboli, serebritis) memiliki prognosis Hanya sedikit bukti yang menunjuk-


buruk. kan prognosis endokarditis infektif telah
membaik selama 25 tahun terakhir,
Prognosis dengan mortalitas keseluruhan sebesar
Pada sebagian besar pasien, demam dan I 5-30% pada kasus yang dilaporkan.

gejala konstitusional menghilang dalam Prognosis sampingan dikaitkan dengan


waktu I minggu setelah dimulainya terapi Staphylococcus spp., Enferococcus spp.
antibiotik. Demam yang menetap lebih dan endokarditis infektif kultur negatif.
dari 2 minggu menandakan resistensi atau Faktor bermakna lainnya adalah pening-
rejimen antibiotik yang tidak sesuai, de- katan usia, gangguan ginjal, keterlibatan
posisi kompleks imun yang sedang ber- katup aorta, dan komplikasi serebral.
langsung, atau sepsis fokal. Demam per-
sisten dikaitkan dengan prognosis yang
buruk dan dapat merupakan indikasi
tffib $k""'' :r': :,rr'i.i'

intervensi bedah. Demam yang meng- The British Society of Antimicrobial Che-
hilang dan kemudian timbul kembali motherapy telah membuat satu susunan
setelah 2-3 minggu biasanya menandakan penuntun yang berkaitan dengan peng-
reaksi terhadap antibiotik; demam dapat gunaan profilaksis antibiotik yang tepat
dihubungkan dengan peningkatan kedua pada pasien dengan risiko endokarditis
pada LED atau CRP. Baik suhu maupun infektif. Tabel 12.5 mencantumkan
penanda peradangan abnormal mengalami indikasi profilaksis antibiotik dan Tabel
normalisasi pada saat antibiotik di- 12.6 mencantumkan rejimen obat ter-
hentikan. baru.
Perikard

Anatomi dar fungsi, 227 Efusi perikard dan tamponade lantung, 230
Perrl<arditls akut, 227 Bacaar lebih lanjrt. 232
Penkarditis konstriktif, 229

an) tidak mempengaruhi fungsi jantung


secara bermakna.
Kantung perikard mengelilingi jantung di
mediastinum. Perikard juga mengelilingi:
r pangkal aorta;
. arteri pulmonalis utama;
o asal vena pulmonalis dan vena kava.
Tunika adventisia pembuluh darah o ldiopatik
menempel pada perikard dan ligamennya o lnfeksi virus (terutama Coksackie)
memanjang hingga sternum, kolumna o lnfeksi bakteri (terutama tuberku-
vertebra, dan diafragma, juga menempel . losis)
pada jantung selama perubahan posisi o lnfark miokard
tubuh. r Penyakit autoimun (lupus eritema-
Perikard terdiri dari lapisan viseral tosus sistemik (systemic lupus erythe-
dan parietal. Perikard viseral merupakan matosuslSLE), reumatoid, sklerosis
membran serosa, menempel pada per- sistemik)
mukaan jantung dan terdiri dari satu o Uremia
lapisan sel mesotelial. Lapisan tersebut r Neoplasia
berbalik sendiri sehingga melapisi per- . Trauma.
mukaan dalam perikard parietal, yang Proses autoimun dapat dipicu oleh
merupakan jaringan fibrosa yang terbuat pajanan antigen jantung pada sistem imun,
dari serat kolagen dan elastin. Selapis dan juga bisa terjadi setelah pembedahan
tipis cairan disekresikan ke dalam ruang- jantung (sindrom pascakardiotomi) atau
an antara kedua lapisan perikard, me- infark miokard (sindrom Dressler).
minyaki permukaan epikard jantung,
memfasilitasi gerakan dalam kantung peri- Gambaran klinis
kard, dan mengurangi friksi dengan organ
di sekitarnya. Perlekatan perikard dapat Gejala
menahan iantung selama perubahan posisi I Nyeri prekordial kiri:
tubuh. Hilangnya perikard (kongenital o persisten;
atau setelah dibuang dengan pembedah- o biasanya posisional (hilang dengan
728 Bab I 3: Perikard

duduk condong ke depan dan diper- Pemeriksaan penuniang


buruk dengan berbaring telentang); Elektrokardiogram (EKG) dapat mem-
r biasanya tajam dan menyebar ke perlihatkan perubahan karakteristik seg-
leher atau bahu. men ST yang mengalami elevasi konveks
2 Dispnu (sering merupakan konse- pada semua lead (Gambar l3.l). Bila
kuensi dari napas pendek atau menanda- tidak ada efusi perikard bermakna maka
kan perkembangan efusi perikard). radiografi toraks dan ekokardiogram
3 Gambaran peradangan sistemik tidak membantu. Penyebab dasar dapat
(seperti demam, malaise, dan artralgia). diketahui dengan virologi atau skrining
autoimun. Titer ASTO meningkat pada
Tanda fisik demam reuma dan aglutinin dingin pada
o Mungkin tidak ada infeksi mikoplasma. Tes fungsi tiroid
o Auskultasi 'gesekan perikard' (nada harus dilakukan untuk menyingkirkan
tinggi, bunyi garukan) dengan komponen hipotiroidisme dan dilakukan estimasi
yang dapat terdengar sepanjang siklus fungsi ginjal (perikarditis uremik). Jika ter-
iantung, intensitas bervariasi dengan dapat riwayat pembedahan jantung atau
posisi, seringkali pendek. infark miokard tidak lama sebelumnya,
Gambaran klinis tamponade jantung dapat dideteksi antibodi spesifik jantung.
dapat terlihat bila efusi perikard mening- Aspirasi cairan perikard, dalam jumlah
katkan tekanan intraperikard secara ber- yang cukup, kadang dapat dilakukan untuk
makna. mendiagnosis etiologi bakterial atau
fungal.

Gambar 13.1 EKG pada penkardrtis akut.

STRIP IRAMA: 1I
25 mm/detik, 1 cm/mV
Perikarditis konstriktif 229

Tatalaksana o Tuberkulosis (perikarditis akut tanpa


Terapi ditujukan pada kondisi yang men- gelala dengan progresi menjadi
dasari dan untuk mengontrol gejala. konstriksi)
Respons terhadap obat antiinflamasi
o Penyebab autoimun perikarditis akut
nonsteroid biasanya dramatis. Penyakit dan sklerosis sistemik
biasanya menghilang dalam waktu 7-14
o Penyakit keganasan (infiltrasi ganas

hari, meskipun pada sebagian kecil dapat atau radioterapi)


diikuti oleh perikarditis kronis atau peri-
karditis berulang. Jika nyeri tidak dapat Gambaran klinis
dikontrol dengan cepat, pertimbangkan I Gelala-gelala penyakit dasar.
terapi steroid. 2 Gejala-gejala peningkatan pengisian
atrium kanan dan kiri yang mengakibat-
Komplikasi kan gejala:
Perdarahan ke dalam kantung perikard . rasa tidak nyaman abdomen (dengan
dapat terjadi, terutama pada pasien yang pembesaran hati dan usus);
mendapatkan terapi antikoagulan. Epi- o sakit kepala;
sode perdarahan akut dapat berkembang o dispnu;
menjadi tamponade perikard, perikarditis . penurunan toleransi latihan.
konstriktif, atau perikarditis kronis Tekanan vena dapat meningkat di atas
(relaps). Perikarditis relaps dapat timbul rahang, dan kecuali pasien diperiksa
dalam hitungan bulan atau tahun dan sambil duduk, tanda klinis ini dapat
mungkin membutuhkan terapi steroid terlewat. Terdapat pengisian diastolik
jangka panjang atau imunosupresif. fase awal yang cepat diikuti oleh peng-
akhiran yang mendadak karena, ketidak-
Perikarditis konstriktif mampuan ruang jantung untuk berdilatasi
.lebih lanjut, menghasilkan penurunan 'x'
Patofisiologi dan 'y' dan tanda Kussmaul positif ketika
memeriksa tekanan vena jugularis. Dapat
Perikarditis lconstriktif biasanya dimulai
didengar ketukan perikard diastolik
dengan satu episode perikarditis akut.
(suara pengisian), yang timbul lebih dini
Penebalan fibrotik pada kantung perikard
daripada bunyi jantung ketiga (S3).
mengganggu pengisian ruang jantung
selama diastol. Kalsifil<asi atau fibrosis
perikard dapat membatasi pengisian dias-
tolik yang secara mendadak berakhir Smks l$.l Temuan Klinis pada
selama awal diastol pada volume yang Perikarditis Konstriktif
dibatasi oleh perikard nonkomplians. o Penurunan cepat
Gangguan pengisian diastolik menyebab- lekanan vena
kan penurunan curah jantung dengan r Tanda Kussmaul positif
tekanan diastolik yang tinggi, dan biasanya . Ketukan perikard
sama pada keempat ruang jantung.

ftiologi Pemeriksaan penunjang


r ldiopatik (mungkin setelah satu epi- Radiografi toraks dapat normal namun
sode perikarditis akut yang tidak ter- kalsifikasi perikard atau peningkatan
deteksi) ukuran jantung dapat terlihat. Perubahan
230 Bab I 3: Perikard

EKG tidak spesifik, termasuk fibrilasi monalis (pulmonary capillary wedge).


atrium, kompleks voltase rendah, dan ab- lnfus larutan garam fisiologis intravena
normalitas gelombang ST-T. Ekokardio- mungkin diperlukan untuk men-
grafi dapat menunjukkan fungsi diastolik demonstrasikan gambaran hemodinamik
abnormal. Visualisasi perikard yang tersebut.
menebal tidak dapat diandalkan. Pe-
mindaian CT biasanya merupakan alat Tatalaksana
terbaik dalam pencitraan perikard, namun
Tanpa reseksi bedah perikard, mayoritas
MRI merupakan alternatif yang baik serta
pasien simtomatik akan mengalami per-
mungkin dapat memperlihatkan fungsi
jantung dengan lebih baik. burukan progresif. Reseksi bedah peri-
Pada kateterisasi jantung perekaman
kard merupakan prosedur mayor dan
seringkali sulit. Terapi alternatif paliatif
tekanan intrakavitas simultan selama
jukkan keseimbangan dengan diuretik tidak dapat bertahan
diastol menun
lama.
tekanan dalam keempat ruang jantung.
Terdapat penurunan cepat 'x' dan 'y'
pada gelombang atrium kanan, dan peng- Efusi perikard dan tamponade
isian diastolik ventrikel dapat memper- jantung
lihatkan tanda 'square root' (Gambar
13.2). Mungkin ditemukan elevasi ringan Etiologi
tekanan arteri pulmonalis dan vena pul- Efusi perikard dapat terjadi sebagai
respons terhadap peradangan perikard
parietal. Bila calran efusi berakumulasi
Gambar 13.2 Tanda square root pada perrkarditis di bawah tekanan (karena volume yang
konstriktif.
Efusi perikard dan tamponade jantung 23 I

banyak atau perikard yang tidak dapat


terdistensi, atau keduanya), tekanan Eorss i3.? Temuan Klinis pada ,

diastolik atrium kanan dan ventrikel Tamponade Jantung


I

kanan dapat dilampaui oleh tekanan i o Tidak ada penurunan 'y' dan
kantung perikard. Gradien tekanan trans- j eksagerasi penurunar 'x' pada tekanan i

mural menurun menjadi nol dan timbul i vena i

tamponade, menyebabkan: ili r Bunvi iantuno oelan


. penurunan pengisian diastolik; I r Pulsus paradoksus i

. penurunan isi sekuncup; L __***.__* ***_ ____i

. penurunan curah iantung;


. gangguan pengembalian vena.
Pemeriksaan penunjang
Seringkali efusi perikard tidak tampak r Radiografi toraks mungkin mem-
secara klinis, namun seiring dengan pem-
perlihatkan peningkatan ukuran jantung
besarannya, timbul tamponade jantung.
bila cairan perikard >250 mL, seringkali
Gejala muncul bila volume efusi besar
memberikan tampilan iantung yang agak
atau volume yang lebih sedikit ber- globular.
akumulasi dengan cepat, tanpa adanya o EKG mungkin menunjukkan gambar-
waktu untuk terladinya distensi kantung
an perikarditis, atau bila efusi besar, bisa
perikard, atau bila perikard abnormal dan
terjadi alternansi elektrik QRS (karena
tidak dapat mengalami distensi. Kantung perubahan denyut-ke-denyut pengisian
perikard normal mengandung l5-30 mL ventrikel kanan dan kiri) dan voltase
cairan. Dapat terjadi efusi hingga 2 L kecil.
tanpa gambaran hemodinamik tampo- r Ekokardiografimemperlihatkan
nade jika akumulasi efusi bertahap, kolaps diastolik ventrikel kanan dan
namun cairan sebanyak 250 mL yang ber- atrium kanan pada awal tamponade.
akumulasi dengan cepat dapat memberi- Tidak adanya efusi menyingkirkan diag-
kan konsekuensi hemodinamik. Setelah 'nosis
namun efusi perikard posterior ter-
pembedahan jantung, mungkin didapatkan lokulasi dapat sulit dicitra pada eko-
darah dan bekuan darah dalam ruang kardiografi transtorasik, terutama pada
perikard. Efek osmotik bekuan darah pasien pascaoperasi.
dapat menyebabkan pengisian cepat . Kateterisasi jantung tidak banyak ber-
kantung perikard. peran, meskipun dapat menentukan
kuantitas gangguan hemodinamik. Jika
Gambaran klinis diagnosis efusi dibuat berdasarkan
Efusi sedang, terutama bila kronis, bisa temuan ekokardiografi dan ada gambaran
tidak memberikan tanda, namun seiring klinis tamponade maka dibutuhkan peri-
dengan akumulasi volume, pasien akan kardiosentesis.
menjadi sesak napas, mengalami penurun-
an toleransi latihan, dan mungkin me- Tatalaksana
nyadari adanya pembesaran vena leher. Perikardiosentesis (pengambilan cairan
Tekanan arteri sistemik turun, tekanan perikard) menghilangkan gangguan hemo-
vena meningkat, penurunan !' meng- dinamik. Perikardiosentesis biasanya di-
hilang dan penurunan Y mengalami eksa- lakukan dengan teknik perkutan, satu
gerasi. Bunyi jantung pelan, laju pernapas- jarum dimasukkan ke ruang perikard di
an dan denyut nadi meningkat, dan dapat bawah pengawasan fluoroskopik atau
ditemukan pulsus paradoksus. ultrasonografi, dan teknik Seldinger,
232 Bab I 3: Perikard

diadaptasi untuk jalannya kateter drainase kateter dalam sedasi. Penyuntikan agen
ke dalam ruang perikard dengan kawat sklerosing ke dalam ruang perikard
penuntun menggunakan pendekatan setelah drainase tidak banyak memiliki
subxifoid atau transtorasik. Efusi ber- nilai dalam mencegah reakumulasi.
ulang, seperti yang terjadi pada keterlibat-
an perikard pada tumor ganas, mungkin Bacaan lebih lanjut
membutuhkan pembuatan satu jendela
antara ruang perikard dan pleural atau Baue AE, ed. G/enn's Thoracic and Cardio-
abdominal, menggunakan pendekatan vascular Surgery. Appleton and Lange,
bedah formal dengan mini-torakotomi. Tsamford, Connecticut, 1996.
Laserasi kantung perikard oleh balon Grossman W, Baim DS, eds. Cardiac Cathe-
terization, Angiography, and lnteryention.
yang dikembangkan dalam kantung
London: Lea & Febiger, 1991.
perikard dan kemudian diavulsi ke dalam
Soler-Soler J, Permanyer-Miralda G, Sagrista-
ruang pleural telah diterima sebagai Sauleda ), eds. Pericardial Disease: New
alternatif terhadap pembedahan formal lnsights and Old Dilemmas. London:
dan dilakukan dalam laboratorium Kluwer Academic, 1990.
Tumor Jantung

Miksoma, 233 Rabdomioma, 234


Sarkoma, 234 Tumor metastatik. 234

,MikSOme ,,:,,. ',::l,,,,1:1t


i : ,.. .
., snap pada katup mitral yang mengalami
stenosis (patognomonik);
Miksoma merupakan tumor yang biasa- o pemisahan bunyi jantung pertama
nya terlihat sebagai massa intrakardiak (st);
berpedunkel, batangnya seringkali muncul . aksentuasi komponen pulmonal bunyi
dari septum atrium (miksoma atrium). jantung kedua;
Miksoma adalah: . menemani murmur aliran mit.ral
o bentuk tumor jantung yang paling (biasanya murmur diastolik namun juga
umum namun jarang ganas; murmur sistolik regurgitan).
r paling sering ditemukan dalam atrium Murmur atrium kanan dapat menye-
kiri (sekitar 90% kasus), kemudian atrium ' rupai stenosis katup trikuspid sementara
kanan dan ventrikel, namun jarang miksoma ventrikel dapat menghambat
terdapat pada lebih dari satu ruang; aliran keluar darah dari ventrikel. Mik-
r asalnya neoplastik namun asal sel yang soma sangat jarang berkembang sangat
sesungguhnya masih belum terdefinisi; besar sampai menempati seluruh ruang
. secara histologis merupakan stroma jantung.
mukoid dengan sel berbentuk stelata dan Konsekuensi embolisasi tumor
nukleus polimorfik; umumnya jelas (kejadian serebrovaskular,
. lebih sering pada keluarga dekat oklusi aliran arteri ke ekstremitas). Patut
individu yang terkena. dicatat kemungkinan hipertensi paru,
Miksoma dapat secara langsung mem- yang merupakan komplikasi dari obs-
pengaruhi aliran darah melalui ruang truksi susunan arteri pulmonalis. Gejala
jantung dan menimbulkan gejala akibat sistemik antara lain artralgia, anemia,
gangguan hemodinamik (tergantung pada demam, gejala konstitusional, dan pe-
ruang jantung yang terlibat). Bila massa nurunan berat badan. Peningkatan laju
tumor berada di atrium kiri, massa tu- endap darah (LED) sering didapatkan
mor dapat menyebabkan gelala klinis yang namun LED yang normal tidak menying-
menyerupai stenosis mitral. Pada peme- kirkan diagnosis. Jika ditemukan bersama
riksaan klinis, gambaran auskultasi antara murmur jantung, gejala klinis ini dapat
lain: menandakan diagnosis banding endokar-
r 'plop tumor', analog dengan opening ditis bakterial.
234 Bab 14: Tumor Jantung

Ekokardiografi merupakan pemeriksa- o berasal dari jaringan embrionik


an penunjang pilihan. Miksoma biasanya iantung;
terlihat pada pendekatan transtorasik e ditemukan sama banyak pada kedua
namun citra yang lebih baik didapatkan ventrikel, dan hampir semua multipel;
dengan ekokardiografi transesofageal. o ditemukan di kedua atrium (sekitar
lntervensi bedah segera harus dilakukan. 30%);
Eksisi bedah membuang pedikel tumor . sangat berkaitan dengan sklerosis
dan jaringan sekitar di sekelilingnya. Pem- tuberosa (sindrom familial ditandai oleh
bedahan biasanya kuratif namun disaran- hamartoma berbagai organ, epilepsi,
kan untuk melakukan pemeriksaan jangka gangguan mental, dan adenoma sebasea).
panjang karena mungkin terjadi rekurensi Meskipun jinak, tatalaksana bedah
lanjut. mungkin membutuhkan reseksi yang
cukup luas.

Sarkoma
Tumor metastatik
Sarkoma:
o jarang terjadi di iantung; Metastasis jaringan kanker ke jantung
o timbul paling sering di atrium kanan; merupakan keluhan utama yang jarang
. umumnya datang dengan gelala yang pada penyakit keganasan namun kadang
berkaitan dengan obstruksi aliran vena. terjadi pada neoplasma, terutama:
Definisi jenis tumor bergantung pada r karsinoma bronkus;
komponen selular primer dan termasuk o karsinoma payudara;
angiosarkoma, fibrosarkoma, atau rab- r melanoma malignan;
domiosarkoma. Terapi bersifat paliatif. o leukemia;
Eksisi bedah dapat dicoba namun biasanya o limfoma.
terbatas karena luasnya kerusakan bedah
. Konsekuensi jantung tersering dari
yang akan terjadi.
penyakit metastasis adalah:
o aritmia (biasanya fibrilasi atrium atau
tt-,,,tr,.,.,
Arnlomi: .,:,'lt .;.,t,.,:rt' blok jantung);
r efusi perikard maligna (terbentuk
Rabdomioma: perlahan dan dapat mencapai volume
. merupakan tumor jantung tersering besar sebelum memberikan efek hemo-
pada bayi dan anak-anak; dinamik).
Penyakit Aorta

Pendahuiuan, 235 Artentis sel raksasa, 240


Diseksi aorta akut, 235 Aortitis sifilis, 240
Aneurisma aorta, 238 Cedera traumatlk aofia, 240
Sindrom Marfan, 239 Emboli aorta, 241
Aortitis Takayasu, 239 Bacaan lebih laljut, 241

,ft661i61g[6il.it'.,. inominata, karotis kiri, dan subklavia kiri).


Di mediastinum superior aorta berputar
Aorta merupakan arteri utama yang 180" dari arah kranial menjadi kaudal,
menghubungkan jantung dengan sistem pada arah anteroposterior dan sedikit
vaskular sistemik. Dindingnya memiliki ke kiri. Aorta torakalis desenden berjalan
tiga lapisan: ke kaudal pada mediastinum posterior
I tunika intima (lapisan tipis sel dari arkus aorta, dan menjadi aorta ab-
endotel); dominalis pada diafragma.
2 tunika media (jaringan elastik ber-
lamina yang tersusun secara spiral);
3 tunika adventisia (terutama terdiri
atas kolagen namun juga mengandung Diseksi aorta akut merupakan kelainan
pembuluh darah adventisia dan limfe). yang membahayakan dan sering me-
Pada tunika media jaringan elastik do- nyebabkan kematian mendadak. Robekan
minan dengan sedikit otot polos sehingga pada tunika intima aorta memungkinkan
tenaga kontraktil tersimpan pada dinding aorta mengalami diseksi atau tercarik
aorta ketika sistol berkembang dan ber- pada lapisan subintimanya. Proses ini
kurang ketika diastol. Dengan cara ini, dapat diawali oleh perdarahan spontan
aorta memainkan peranan pentint dalam pada satu area dinding aorca diikuti oleh
mempertahankan tenaga sirkulasi dias- robekan tunika intima, atau robekan
tolik. Terdapat struktur sensorik selular dapat disebabkan tenaga regangan dari
khusus pada aorta asenden dan arkus dalam lumen aorta.
aorta yang berperan dalam regulasi resis-
tensi vaskular sistemik melalui pusat
vasomotor sentral dan nervus vagus. Klasifikasi
Pangkal aorta memiliki diameter Klasifikasi Stanford (Gambar l5.l) mem-
sekitar 3 cm dan memberikan cabang bagi diseksi menladi:
sinus-sinus koroner dekat anulus aorta. r tipe A (melibatkan aorta asenden);
Juga memberikan cabang aorta asenden . tipe B (tidak melibatkan aorta
yang kemudian menjadi arkus aorta dan asenden).
memberikan cabang brakiosefalika (arteri Prognosis dan tatalaksana berhubung-
236 Bab 15: Penyakit Aorta

Fi*il.r.
*fl
I *9
*+F -,.d'"'
i ,'4iifl'
lrg _"!
i .. dtr .

';F.#
1

;
j
I
i
l
q,

Tipe A

,'i
.n
!
.:n
li i!
:l{ l1
i:i
!f
tn
4t!
jr*
*x
it!
f r"i

+i
f{
e4

Gambar 15.1 Klasifikasi


Stanford tentang diseksi
aorta. Tipe A melibatkan
fipe B
aorta asenden, tipe B hanya
.l- .,,.. ...::. melibatkan aorta desenden.

an dengan keterlibatan aorta asenden aorta karena adanya keterlibatan jaringan


pada diseksi, dan untuk alasan ini, penulis ikat. Kadang, diseksi terjadi setelah
merekomendasikan penttunaan klasifikasi disrupsi plak ateromatosa atau arteritis
sederhana ini. aorta.

Etiologi Gambaran klinis


Terdapat kelemahan tunika media aorta Pasien terbanyak adalah laki-laki (66%)
dengan kerusakan jaringan elastik dan pada dekade keenam dan ketujuh. Gejala
kolagen (degenerasi kistik). Degenerasi berupa:
yang berkaitan dengan usia, mungkin . nyeri berat mendadak (seperti di-
dipercepat oleh hipercensi, merupakan robek, lokasi interskapular atau di dada
proses paling sering, namun sindrom depan);
Marfan, Ehlers-Danlos, dan Noonan juga . mual;
dapat menimbulkan komplikasi diseksi r muntah;
Diseksi aorta akut 237

o diaforesis; lakukan bila diagnosis diseksi aorta telah


. sinkop. ditegakkan karena hasilnya tidak akan
Diseksi yang melibatkan arteri koro- mempengaruhi tatalaksana.
ner dapat menyebabkan iskemia miokard, . Ekokardiografi transtorasik dapat
dan bila diseksi ruptur ke dalam perikard memperlihatkan pangkal aorta abnormal
terjadi tamponade akut. atau adanya flap intima. Definisi citra
sangat bagus dan risiko diagnosis positif
Temuan tisik palsu atau negatif palsu sangat rendah
o Pada pemeriksaan, hipertensi sering dan dapat dibandingkan dengan citra
ditemukan tanpa tamponade. angiografi. Ekokardiografi transtorasik
r Denyut nadi hilang atau melemah memiliki keuntungan karena relatif non-
sering ditemukan (terutama di kepala, invasif dan dapat dilakukan dalam ruang
leher, dan pembuluh darah lengan). Re- operasi bila dirasakan perlu dilakukan
gurgitasi aorta iuga umum didapatkan pembedahan segera.
(menandakan bahwa diseksi tipe A telah o Pada kondisi yang tidak terlalu
terjadi dengan dilatasi pangkal aorta atau ekstrem, pencitraan MRI atau pemindaian
disrupsi anulus aorta menyebabkan re- CT (Gambar 15.2) mungkin merupakan
gurgitasi aorta (AR), meskipun diseksi pemeriksaan penunjang pilihan dan dapat
tipe A dapat terjadi tanpa AR. Jika AR memperlihatkan titik masuk dan keluar
berat, bisa terjadi gagal ventrikel kiri. diseksi. Kekurangannya adalah MRI dan
. Efusi pleura dapat menandakan ruptur pemindaian CT membutuhkan kerja sama
ke dalam ruang pleura.
Kadang, diseksi aorta akut tidak di-
kenali, dan jika pasien selamat, diagnosis
baru ditegakkan beberapa tahun
kemudian karena AR yang semakin berat
atau didapatkan secara tidak sengaja pada
pemeriksaan radiografi toral<s atau pe-
meriksaan penuniang lain.

Pemeriksaan penunjang
r Pemeriksaan laboratorium rutin
sering tidak membantu diagnosis. Krea-
tinin yang meningkat bisa disebabkan oleh
penyakit ginjal yang telah ada sebelumnya,
hipertensi kronis, juga timbul secara akut
karena iskemia ginjal sebagai konsekuensi
dari diseksi yang meluas ke dan me-
libatkan arteri ginjal.
o Radiografi toraks sering memperlihat-
kan pelebaran mediastinum, meskipun
lm portabel anteroposterior cenderung
fi
memperbesar dimensinya.
. Aortografi kontras merupakan peme- (b)
ril<saan penunjang pilihan namun sekarang
Gambar 15.2 Diseksi aorta tipe A: (a) Prndaian
telah dilampaui oleh teknik pencitraan CT; (b) Pindaian MRL Panah menunjukkan lumen
noninvasif. Aortografi koroner jarang di- 'palsu' pada aona torakalis asenden dan desenden.
238 Bab I 5: Penyakit Aorta

pasien untuk mendapatkan citra yang gangguan organ vital (misalnya ginlal,
bagus (pasien harus diam) dan akses usus), perdarahan, atau bukti diseksi
pasien sulit didapatkan pada saat diperlu- lanjutan. Terapi antihipertensi jangka
kan dukungan hemodinamik serta re- panjang diindikasikan untuk semua pasien.
susitasi.

Tatalaksana Aneurisma aorta


o Pasien harus diberikan analgesia Aneurisma'sebenarnya' merupakan
dalam dosis cukup. dilatasi aorta terlokalisasi di mana dinding
. Hipertensi harus dikontrol dengan aneurisma memiliki semua lapisan nor-
ketat. mal dinding aorta. Aneurima 'palsu' me-
Resepkan: rupakan satu kandungan ruptur, dengan
o kombinasi penyekat B untuk me- dinding aneurisma terdiri dari tunika
nurunkan tekanan darah dan mengurangi adventisia dan jaringan fibrosa periaorta.
laju peningkatan kecepatan aliran aofta- Aneurisma dapat disebabl<an oleh trauma
dV/dT; atau (transeksi aorta) atau diseksi kronis.
o penyekat B dan u labetalol atau vaso- Degenerasi aorta aterosklerosis merupa-
dilator seperti prazosin, hidralazin, dan kan penyebab tersering aneurisma aorta
beberapa antagonis kalsium; torakalis. Dilatasi pangkal aorta ter-
. atau obat yang bekerja secara sentral, lokalisasi juga sering terjadi dan meskipun
metildopa. sering idiopatik, berlawanan dengan yang
Natrium nitroprusida intravena sering disebabkan oleh sindrom yang sudah
digunakan sebagai pengobatan jangka diketahui seperti Marfan, diperkirakan di-
pendek. Hindari penghambat enzim akibatkan oleh abnormalitas jaringan ikat
pengkonversi angiotensin (ACE) l<arena tunika media. Aortitis sekarang' jarang
adanya kemungkinan perluasan diseksi menyebabkan pembentukan aneurisma di
hingga melibatkan arteri ginjal. negara-negara maju karena penurunan
prevalensi sifilis namun dapat dihubung-
Tatalaksana bedah kan dengan penyakit reumatoid, penyakit
Tatalaksana bedah untuk diseksi tipe A Reiter, dan arteritis sel raksasa.
dikaitkan dengan perbaikan ketahanan Aneurisma aorta membesar perlahan-
hidup dan harus dilakukan sebagai pro- lahan dan kemudian mengalami ruptur.
sedur darurat karena mortalitas tinggi Semakin besar aneurisma, semakin besar
dalam 24 jam pertama sejak diagnosis. pula risiko ruptur. Lokasi tersering
Selumlah prosedur bedah dapat dilaku- aneurisma adalah aorta asenden (45%),
lcan, termasuk penggantian katup aorta, aorta torakalis desenden (35%), arkus
penggantian pangkal aorta dengan reim- aorta (10%), dan torakoabdominalis
plantasi koroner, dan rekonstruksi aorta (10%).
menggunakan lapisan pembungkus atau
tandur alih pengganti. Bila diperlukan Gambaran klinis
pembedahan aorta torakalis, kerusakan Pasien dengan aneurisma sebenarnya
pembuluh darah spina kordalis dapat sering asimtomatik. Bila timbul gejala,
mengakibatkan kerusakan neurologis dan nyeri merupakan manifestasi tersering
bahkan paraparesis. Untuk pasien di dan dapat akut atau kronis. Letak nyeri
mana terapi medis merupakan pilihan tergantung pada lokasi aneurisma namun
pertama, pembedahan mungkin diperlu- seringkali prekordial dan dapat menye-
kan bila terdapat komplikasi seperti bar ke leher dan rahang bila aorta tora-
Aortitis Takayasu 239

kalis terkena atau di antara sl<apula bila gunakan tandur alih yang dapat diletakkan
aneurisma di aorta desenden. Gelala secara endovaskular untuk menstabilkan
dapat muncul setelah kompresi struktur dinding aorta.
di sekitarnya. Peregangan saraf laringeus Pasien dengan dilatasi pangkal aorta
rekuren pada aneurisma di arkus dapat >5 cm atau aorta torakalis di mana pun
menghasilkan suara serak. Seringkali tidak >6 cm asimtomatik harus dipertimbang-
ada tanda fisik, hanya ditemukan hiper- kan untuk menjalani pembedahan karena
tensi yang menyertai. Bila aorta desenden dapat terjadi ruptur.
terl<ena, dilatasi pangkal aorta dapat
menyebabkan regurgitasi aorta.
Sindrom Marhn
Teknik pencitraan Terdapat kelainan genetik jaringan ikat
Radiografi toraks polos dapat memasti- yang mungkin dominan autosomal namun
lcan diagnosis namun penilaian yang lebih tidak terekspresi secara sempurna. Per-
detil mengenai lokasi aneurisma, ukuran, jalanan alami abnormalitas jaringan ikat
dan keterlibatan cabang besar penting bervariasi begitu pula manifestasi feno-
dalam tatalaksana keadaan ini. Aortografi tipik. Kisaran gambaran klinis ini antara
kontras merupakan pemeriksaan penun- lain:
jang pilihan namun sekarang telah diganti- r abnormalitas skelet;
l<an oleh pemindaian MRI dan CT, yang r araknodaktili;
juga digunakan untuk pemeriksaan lanjut- . subluksasi lensa;
an setelah intervensi bedah. o penyakit katup aorta dan mitral;
o penyakit aorta.
Tatalaksana Kerentanan terhadap dilatasi aneuris-
Teknik bedah bervariasi termasuk peng- ma aorta, terutama pangkal aorta, dan
gantian pembuluh darah aorta dengan diseksi aorta merupakan gambaran utama
tandur alih sintetis. Pembedahan memiliki penyakit aorta. Dilatasi pangkal aorta
risiko mortalitas atau morbiditas pasca- harus diawasi dengan baik dan peng-
operasi yang tinggi. Tergantung pada gantian pangkal aorta dilakukan bila
lokasi aneurisma dan pengalaman ahli dilatasi berkembang lebih lanjut. Dimensi
bedah, mortalitas berkisar antara 57" pangkal aorta absolut mungkin bukan
hingga sekitar 50%, dengan risiko ter-
merupakan penuntun risiko ruptur yang
besar untuk aneurima pada arkus aorta. akurat, namun tegangan dinding propor-
Penyebab tersering morbiditas adalah sional terhadap diameter pembuluh darah
sekuele neurologis, terutama paraplegia
(Hukum Laplace). Sebagian besar klinisi
dan paraparesis bila aneurisma melibat-
akan merekomendasikan pembedahan bila
kan aorta torakalis desenden, kerusakan
diameter pangkal aorta melebihi 5 cm.
serebral pada aneurisma di arkus aorta,
dan gagal ginjal setelah perbaikan aorta
torakalis desenden atau aorta torakoab- .' : i,''.tt,,"t,,,,,t',".t,.,
dominalis. Ketahanan hidup l0 tahun
sekitar 40% dan mungkin diperlukan r Penyakit ini, meskipun jarang, terjadi
pembedahan kembali selama pemeriksaan di seluruh dunia.
lanjutan karena dilatasi aneurisma pada o Sering pada perempuan Oriental
lokasi anastomosis antara tandur alih muda (rasio laki-laki:perempuan l:9).
sintetis dan aorta asli. Kemajuan terbaru Etiologi tidak diketahui namun di-
menawarkan kemungkinan pendekatan hubungkan dengan penyakit jaringan ikat
bedah dan intervensi baru dengan meng- dan kelainan autoimun.
240 Bab l5: Penyakit Aorca

Gambaran histologis aorta adalah: Aprffs sifilis


o proliferasi tunika intima yang ber-
makna; Sifilis sekarang jarang menjadi penyebab
o fibrosis; aortitis. lnfeksi spirokaeta pada tunika
o degenerasi serat elastin pada tunika media arteri, biasanya selama fase kedua
media; infeksi sifilis, memicu proses peradangan
o infiltrasi sel bundar; kronis. Hal ini menyebabkan kelemahan
o penebalan tunika intima dan adven- aorta dan destruksi komponen muskular
tisia; dan elastik dinding aorta, serta dilatasi
r destruksi vasa vasora. aneurisma, paling sering pada aorta
Pada akhirnya, proses ini mengakibat- asenden. Khasnya, tunika intima yang me-
kan perubahan obliteratif aorta dan lapisinya menebal dan memiliki tampilan
cabang-cabangnya dengan pembentukan rigi 'tree bark'. Geiala dan tanda disebab-
aneurisma, stenosis arteri, dan dilatasi kan aneurima aorta. Tes serologi sifilis
pascastenosis. Penyakit ini dapat diklasi- harus dilakukan secara rutin pada pasien
fikasikan menurut pola keterlibatan aorta. dengan dilatasi aorta asenden, dan bila
Presentasi awal sering pada masa remaja, positif, diindikasikan pemberian antibiotik
dan pada sebagian besar pasien, gambaran (biasanya benzilpenisilin). Tidak ada bukti

penyakit sistemik dengan malaise, bahwa ini membalik atau menghentikan


demam, artralgia, keringat malam, dan progresi penyakit aorta. lndikasi inter-
vensi bedah, baik reseksi aneurisma yang
nyeri pleuritik dapat menandai onsetnya.
melebar atau untuk regurgitasi aorta, me-
Komplikasi keadaan ini berkaitan dengan
rupakan terapi untuk aneurisma aorta
konsekuensi dari gangguan pasokan darah
lain.
arteri ke organ vital yang dapat disertai
oleh hipertensi sistemil<. Terapi diarahkan
pada etiologinya, yaitu penekanan sistem Ce*ra :treumatik,aorta'
imun dengan steroid dan imunosupresan.
serta terapi simtomatil< pada komplikasi Ruptur aorta dapat terjadi pada trauma
arteri yang timbul. deselerasi, biasanya akibat trauma dada.
Diagnosis biasanya diduga dari hasil
pemeriksaan penunjang yang dilakukan
,ftgri*S **nO,r,:,:,;:,,.,rl:.1.:rii..i untuk cedera pasien. Pelebaran medias-
tinum dan distorsi aorta dapat terlihat
Penyakit ini merupakan arteritis yang ter- pada radiografi toraks. Jika terdapat
utama timbul pada dekade keenam atau dugaan diagnosis, aortografi torasik me-
lebih. Penyebabnya tidak diketahui namun rupakan pemeriksaan penunjang pilihan
penyakit ini terutama melibatlcan arteri untuk memperlihatkan transeksi ruptur
berukuran sedang. Aorta dan cabang- aorta. Lokasi tersering transeksi aorta
cabang utamanya dapat terlibat pada se- adalah pada titik perlekatannya dengan
bagian kecil kasus. Khasnya, terdapat ligamentum arteriosum, sisa dari duktus
infiltrasi granulomatosa tunika media arteriosus, dan biasanya tepat di distal
arteri dan seringkali terdapat pula infiltrat asal arteri subklavia kiri. Sering terjadi
sel radang eosinofil. Aorta yang menjadi kematian segera pada cedera akibat per-
lemah kadang dapat mengakibatkan pem- darahan masif, namun beberapa pasien
bentukan aneurisma. Pasien mungkin selamat karena supresi ruptur oleh tunika
mengalami demam, malaise, dan sakit adventisia aorta. Bila tidak terdiagnosis,
kepala. hal ini akan menyebabkan pembentukan
Bacaan lebih lanjut 24|.

aneurisma palsu kronis. Bila didiagnosis, obstruksi (nyeri, pucat, paraestesia, tidak
perbaikan bedah harus segera dilakukan ada denyut nadi, paralisis, atau serebro-
kecuali bila dikontraindikasikan karena vaskular). Pada 25% kasus, emboli ter-
cedera pasien, terutama yang melibatkan letak pada bifurkasio aorta (emboli
kepala. pelana). Embolektomi biasanya dapat
dilakukan dengan menggunakan kateter
Fogarty. Kateter ini merupakan alat ber-
Emboli aorta
ulung balon yang dimasukkan ke dalam
Kebanyakan emboli aorta (90%) ter- arteri yang terkena, ujungnya dimasukkan
bentuk dalam jantung kiri, keadaan- di distal emboli dan balon dikembangkan
keadaan yang mendorong terjadinya sebelum menarik kateter, sehingga me-
emboli ini adalah infark miokard dengan lepaskan emboli dengan tarikan balon.
pembentukan trombus mural, gangguan Atau, pelepasan dengan melihat langsung
ventrikel berat atau aneurima ventrikel, diperlukan dan mungkin membutuhkan
fibrilasi atrium dengan penyakit jantung diseksi bedah luas, hal ini dikaitkan
struktural, atau katup jantung prostetik. dengan mortalitas pembedahan sebesar
Sisa lO%-nya berasal dari sumber yang l5-20%. Karena risiko emboli berulang,
tidak diketahui, paling tidak beberapa pasien harus mendapatkan antikoagulan
mungkin berasal dari aterom pada oral jangka panjang.
dinding aorta. Meskipun emboli yang
berasal dari aorta ini kemungkinan ber-
ukuran kecil, emboli ini dapat menyebab-
Bae ,,l*bih llan

kan stroke, terutama bila aorta telah Baue, AE, ed. G/enn's Thoracic and Cardio-
disilang dan diklem selama pembedahan. vascular Surgery, 6'h edn. Maidenhead:
Bila emboli besar tersangkut di aorta Appleton and Lange, I 996.
atau cabang besarnya, gambaran klinis Svensson LG, Crawford ES. Cadiovascular
adalah gejala iskemia mendadak yang . and Vascular Drseases of the Aorta.
mempengaruhi jaringan di distal lokasi London: WB Saunders Co, 1996.
Hipertensi Paru dan
Tromboemholi Paru

Hipertensi parLt,, 242 Trombosis vena da1am, 252


Emboli paru, 246 Bacaan lebih lanlfi, 254

o l-triptofan;
. hipertensi portal;
Pendahuluan o kelainan jaringan ikat (sindrom kalsi-
Sirkulasi paru merupakan sistem berte- nosis, Raynaud, esofagus, sklerodaktili,
kanan rendah dengan tekanan arteri pul- teleangiektasia (CREST));
monalis rerata saat istirahat <20 mmHg. e infeksi HIV;
Tekanan akan lebih tinggi sementara pada r sindrom keracunan oli.
latihan atau di ketinggian namun bila PH sangat jarang dan dapat disebabkan
tekanan terus-menerus >20 mmHg oleh oklusi progresif vena pulmonalis,
dalam keadaan istirahat akan terjadi bukannya pada pembuluh arteri (penyakit
hipertensi paru rten si o nl veno-oklusif paru), yang tidak diketahui
Qtu I m o nary hype
PH). Bila respons arteriol sistemik ter- etiologinya.
hadap hipoksia adalah vasodilatasi, pem- . Penyebab PH sekunder antara lain:
buluh darah paru iustru mengalami vaso- o penyakit paru obstruktif kronis
konstriksi. Bila terjadi PH tanpa adanya (PPOK);
penyebab yang jelas, maka dinamakan o fibrosis paru;
'primer' atau idiopatik. Bila ditemukan o gagal napas karena abnormalitas
sebab yang jelas, PH disebut'sekunder'. dinding dada;
. apnu tidur (s/eep apnoea)i
Etiologi o penyakit tromboemboli paru kronis;
PH primer merupakan satu kondisi yang o penyakit jaringan ikat;
langka, terdapat pada perempuan mini- . .hidup di daerah tinggi:
mal dua kali lebih sering dibandingkan r penyakit jantung sisi kiri (misalnya
laki-laki dan biasanya terjadi pada dekade katup mitral, gagal ventrikel kiri kronis);
kedua dan ketiga. Etiologinya tidak di- o penyakit jantung kongenital dengan
ketahui namun faktor-faktor yang di- aliran darah paru tinggi kronis (defek
laporkan mempengaruhi antara lain: septum ventrikel (VSD), defek septum
o obat-obatan anoreksia (misalnya fen- atrium (ASD), duktus paten).
fluramin);
o kokain; Patotisiologi
o obat-obatan kemoterapi (misalnya Sirkulasi paru normal bereaksi terhadap
mitomisin C, bleomisin, siklofosfamid, peningkatan aliran darah yang berhubung-
karmustin); an dengan latihan fisik dengan cara
Hipertensi paru 243

vasodilatasi dan rekruitmen pembuluh lanjut, maka gejala akan meliputi gejala
darah yang tidak mengalami perfusi saat PH primer.
istirahat. Penurunan resistensi pembuluh Apapun etiologinya, tanda-tanda PH
darah paru (pulmonary vascular resis- adalah:
tancelPVR) memungkinkan ventrikel r peningkatan tekanan vena jugularis
kanan yang normal mengakomodasi per- flVP);
ubahan besar pada pengembalian vena r takikardia sinus atau AF;
(venous return) tanpa meningkatkan r tekanan darah sistemik normal atau
tekanannya. Peningkatan PVR mensti- rendah;
mulasi perkembangan hipertrofi ventrikel r sirkulasi perifer buruk (ekstremitas
kanan (RV) dan selama beberapa saat, dingin);
aliran darah paru normal dapat diper- o sianosis sentral dan/atau perifer;
tahankan dengan PH. Ventrikel kanan o bunyijantung ketiga/keempat RV (S3/
yang semakin mengalami hipertrofi mem- s4);
butuhkan aliran darah miokard yang lebih o komponen paru (P2) bunyi iantung
banyak yang tidak dapat dipenuhi oleh kedua terdengar keras;
pasokan l<oroner, sehingga mengakibat- . regurgitasi trikuspid;
kan iskemia miokard dan nyeri dada. r edema;
Seiring dengan perburukan PH maka r mungkin pembesaran hati dan asites.
ventrikel kanan mengalami dilatasi dan Jari tabuh dapat dilihat pada penyakit
gagal mempertahankan aliran paru paru kronis tertentu dan penyakit jantung
normal. Curah jantung turun dan to- kongenital sianotik, sementara tanda
leransi latihan memburuk dengan pro- tambahan spesifik untuk abnormalitas
gresif hingga muncul gejala saat istirahat. jantung dasar dapat ditemukan. Penting
PH lanjut, terutama jenis 'primer', dapat diingat bahwa pada PH lanjut karena pada
menyebabkan aritmia atrium (fibrilasi pirau kiri-ke-kanan yang lama (sindrom
atrium) dan aritmia ventrikel (takikardia .Eisenmenger), murmur jantung mungkin
ventrikel, fibrilasi ventrikel) dan pasien tidak ada karena ekualisasi tekanan paru
memiliki risiko kematian mendadak. dan sistemik. Hipoksemia sebagian dapat
Aliran darah paru yang lambat dan poli- membaik dengan inspirasi oksigen 100%
sitemia sekunder akibat hipoksemia me- (FO2), kecuali pada keadaan pencampur-
ningkatkan risiko trombosis paru in situ. an arteriovenosa (pirau jantung konge-
nital) di mana darah vena pulmonalis
Gamhann klinis telah teroksigenisasi secara maksimal.
Meskipun progresi PH primer sangat ber- Pada anak-anak, perbedaan respons ter-
variasi, pasien biasanya tidak menladi hadap peningkatan FiO, ini membantu
simtomatik hingga kondisi lanjut. Dispnu membedakan penyebab hipoksemia
sering terjadi, dan rasa tidak enak di dada jantung dari paru. Apnu tidur, karena
seperti angina yang terletak di sentral obstruksi nasofaring intermiten, terjadi
serta sinkop dapat timbul pada latihan. terutama pada individu obesitas, me-
Pasien mungkin menyadari sianosis nyebabkan dengkur dan kualitas tidur
jaringan. Sebaliknya, pasien dengan PH buruk. Hipoksemia nokturnal kronis
sekunder biasanya datang dengan gejala mengakibatkan dan dapat menyebabkan
berkaitan dengan etiologi dasar PH PH sekunder.
(misalnya penyakit paru, penyakit jantung
kongenital, trombosis vena, dan emboli Diagnosis
paru (pulmonary embolism). Jika PH telah Elektrokardiogram (Gambar I 6.l)
244 Bab l6: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru

Garnbar 16.1 EKG dari pasren dengan PH kronis


memperlihatkan gelombalg p pulmonal, hipertlofl
RV dengan pola sfrarn, dan deviasi aksis ke kanan.

mungkin memperlihatkan deviasi aksis ke


kanan, hipertrofi atrium kanan atau RV
namun seringkali tidak signifikan. Adanya
dada emfisema (barrel chesr) pada pe-
nyakit paru kronis mengurangi voltase
elektrik pada elektrokardiogram (EKG)
dan dapat menutupi tanda-tanda hiper-
trofi.
Pada radiografi toraks (Gambar 16.2)
bisa ditemukan dilatasi arteri pulmonalis
Gambar 16.2 Radiografi toraks pada pasien
utama pada semua penyebab PH, bukti dengan PH kronis memperlihatkan pembesaran
penyakit paru dasar, atau defek perfusi arteri pulmonalls utama.
paru berbercak (PH tromboemboli
kronis).
Tes fungsi paru akan menunjukkan paru dasar. Kapasitas difusi karbon
kelainan pada pasien dengan penyakit monoksida sangat rendah bila ada PH.
Hipertensi paru 245

Pemindaian ventilasi-perfusi (V/Q) gejala. Tidak ada bukti bahwa suplemen-


paru mungkin memperlihatkan emboli tasi oksigen mengubah prognosis.
paru (perfusi berbercak). Pada PH primer, terapi bersifat paliatif
Pemindaian tomografi terkompute- karena tidak ada terapi yang menunjuk-
risasi (CT), terutama CT spiral (helikal) kan perbaikan prognosis dengan
yang lebih modern, semakin banyak di- meyakinkan selain transplantasi paru atau
gunakan untuk mencitra arteri pulmonalis paru-jantung. Obat vasodilator, terutama
dan mencari bukti penyakit parenkim antagonis kalsium nifedipin, telah diguna-
paru dasar. Abnormalitas jantung kan untuk memperbaiki gejala dan
kongenital juga dapat terlihat. mungkin diperlukan dalam dosis tinggi.
Ekokardiografi mem perl i hatkan Terapi vasodilator harus dilakukan
penyakit jantung dasar (kongenital atau dengan hati-hati dan di bawah pengawas-
didapat) dan tingkat tekanan arteri pul- an medis karena bila PVR meningkat
monalis dapat diperkirakan dari kalkulasi bermakna obat vasodilator dapat menye-
tekanan sistolik RV puncak yang dapat babkan vasodilatasi sistemik namun tidak
dibuat jika regurgitasi trikuspid dapat di- vasodilatasi paru, sehingga mengakibatkan
deteksi. penurunan bermakna tekanan darah
Kateterisasi jantung kanan dapat di- sistemik jika peningkatan curah jantung
lakukan untuk mengkonfi rmasi diagnosis kompensasi tidak dapat dihasilkan karena
PH, menilai derajat keparahan dan PVR yang tetap. Respons simtomatik atau
respons vasodilatasi terhadap obat atau hemodinamik yang baik dari penggunaan
oksigen inspirasi konsentrasi tinggi, dan vasodilator menandakan bahwa pem-
arteriografi pulmonal juga dapat mem- buluh darah paru masih mampu melaku-
perlihatkan bukti penyakit tromboemboli. kan sedikit vasodilatasi dan dapat meng-
identifikasi pasien pada proses penyakit
Terapi tahap dini daripada pasien dengan PVR
Untuk penyebab sekunder PH, terapi . yang sudah menetap.
harus ditujukan pada etiologi dasar. Vasodilatasi jangka panjang dengan
Penyakit paru memberikan respons ter- epoprostenol (prostasiklin) intravena
hadap steroid, bronkodilator, oksigen digunakan sementara pasien menunggu
domisilier, antibiotik, dan defek jantung transplantasi. Terapi ini mahal namun
didapat dapat dikoreksi dengan pem- terbukti membantu mempertahankan
bedahan atau diperbaiki dengan sejumlah stabilitas pasien. Terapi bedah untuk PH
medikamentosa. PH karena PPOK dapat primer terdiri dari berbagai lenis pro-
berkembang perlahan (3 mmHg per sedur, misalnya transplantasi paru tunggal
tahun) namun mengimplikasikan prog- atau ganda, dengan atau tanpa transplan-
nosis yang buruk. Apnu tidur dapat mem- tasi jantung, dan untuk PH tromboemboli
beri respons pada suplementasi oksigen kronis termasuk disobliterasi arteri
dan tekanan saluran napas positif pulmonal proksimal dengan trombo-
kontinyu (continuous positive airway endarterektomi. Hasil dari semua
pressurelCPAP) melalui masker wajah prosedur pembedahan ini meyakinkan
yang melekat dengan erat. namun seleksi kasus sangat penting.
Oksigen merupakan vasodilator paru Hanya ada sedikit data bahwa anti-
poten, dan untuk semua penyebab PH, koagulan oral dapat memperbaiki ke-
pemberian oksigen domisiliar suplemen- tahanan hidup pada PH primer namun,
ter baik dengan
menggunakan silinder gas karena kondisi ini jarang, lumlah pasien
atau pemekat udara, dapat memperbaiki yang diteliti pada studi klinis terapi apa-
246 Bab l6: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru

pun sedikit sehingga kesimpulan yang kehamilan, terapi sulih hormon, dan
diambil tidak terlalu pasti. Namun, opini keadaan lain yang lebih jarang (misalnya
saat ini mendukung antikoagulasi dengan sindrom hiperviskositas, sindrom
warfarin pada pasien dengan PH primer nefrotik).
untuk mendapatkan INR sebesar 2,5-3,0. Beberapa pasien dengan EP memiliki
Tidak ada bukti bahwa antikoagulan abnormalitas pembekuan primer dasar
memberi manfaat pada pasien dengan PH yang memudahkan mereka mengalami
namun mungkin hal ini disebabkan karena hiperkoagulasi, seperti defek fibrinolisis,
penggunaan antikoagulan belum terlalu peningkatan kadar antibodi antifosfolipid,
banyak diteliti hingga sekarang. dan defisiensi kongenital antitrombin lll,
protein C, protein A, atau plasminggen.
r, iili;i,.l'.,..,,;,',:
Abnormalitas koagulasi ini jarang dan tes
,;t'.i.,
skrining rutin tidak efektif dari segi biaya,
Pendahuluan kecuali untuk pasien yang berusia kurang
Di AS, terdapat sekitar 600.000 kasus dari 50 tahun, pasien dengan riwayat
emboli paru (EP, pulmonary embolisml keluarga dengan tromboemboli, dan
PE) simtomatik tiap tahun, menyebabkan pasien dengan episode EP berulang
kematian 60.000 pasien dan memberi tanpa adanya penyebab yang jelas. Re-
kontribusi pada kematian 200.000 lainnya. sistensi terhadap protein C teraktivasi,
Di lnggris, sekitar 20.000 pasien yang disebabkan oleh mutasi gen faktor
meninggal tiap tahun di rumah /,akit V (mutasi Leiden), telah diidentifikasi.
karena EP dan sekitar 40.000 mengalami Resistensi ini dapat terjadi pada 5%
episode nonfatal. Tiap tahun sekitar I populasi, meningkatkan risiko trombosis
per 1000 populasi lnggris akan meng- sebesar 8- l0 kali pada kelompok ini,
alami EP, terutama selama atau segera dan ditemukan pada 20% pasien dengan
sesudah masa perawatan di rumah sakit; trombosis.
insidensi meningkat seiring penambahan
usia. Di rumah sakit umum akut, EP Patolisiologi
memberi kontribusi pada l% dari seluruh Efek klinis EP tergantung pada:
perawatan dan 15-20% kematian.
o deraiat obstruksi vaskular paru;
o pelepasan agen humoral vasoaktif dan
Etiologi bronkokonstriksi dari platelet teraktivasi
Trias klinis klasik yang merupakan pre- (misalnya serotonin, tromboksan A2);
disposisi tromboemboli paru dideskripsi- o penyakit kardiopulmonal sebelumnya;
kan oleh Rudolph Virchow tahun 1856, r usia dan kesehatan umum pasien.
yaitu: Afterload RV meningkat secara ber-
I trauma lokal pada dinding pembuluh makna bila lebih dari 25% sirkulasi paru
darah; mengalami obstruksi. Awalnya hal ini
2 hiperkoagulabilitas; mengakibatkan peningkatan tekanan RV,
3 stasis darah. kemudian diikuti oleh dilatasi RV dan
Sebagian besar pasien dengan EP me- regurgitasi trikuspid, dan dengan mulai
miliki kondisi klinis yang berkaitan dengan gagalnya ventrikel kanan, terjadi penurun-
faktor-faktor predisposisi ini, seperti an tekanan RV. Ventrikel kanan yang
trauma mayor, pembedahan dalam waktu normal tidak mampu meningkatkan
dekat sebelumnya, obesitas dan imo- tekanan arteri pulmonalis lebih banyak
bilitas, merokok, peningkatan usia, di atas 50-60 mmHg sebagai respons ter-
penyakit keganasan, pil kontrasepsi oral, hadap obstruksi mayor mendadak pada
Emboli paru (EP) 247

sirkulasi paru, sementara pada trombo-


emboli kronis atau PH primer tekanan j #*ics 16.I Diagnosis Banding EP

RV dapat meningkat secara bertahap o lnfark miokard


hingga tingkat suprasistemik (> 100 r Pneumonia
mmHg). Kombinasi dari penurunan aliran r Asma
darah paru dan pergeseran septum inter- o Pneumotoraks
ventrikel ke ruang ventrikel kiri akibat o Edema paru akut
ventrikel kanan yang mengalami dilatasi,
o Diseksi aorta
o Pleuritis
menurunkan pengisian ventrikel kiri. o Fraktur iqa
Maka, dispnu pada pasien dengan obs- . Nyerimuskuloskeletal
truksi berat akut sirkulasi paru dapat di- r Penyakit jantung kanan atau kiri
kurangi dengan manuver yang meningkat- r Kor pulmonal
kan aliran balik vena sistemik dan preload
ventrikel kiri, seperti berbaring datar,
mendongak dengan kepala ke bawah, dan
akibat hemodinamik embolus; namun,
infus koloid intravena. Hal ini berlawanan
banyal< emboli yang berukuran lebih l<ecil
dengan dispnu pada pasien dengan gagal
tidak dapat dideteksi secara klinis.
ventrikel kiri, yang gelalanya berkurang EP minor akut merupakan akibat dari
dengan manuver yang menurunkan obstruksi arteri pulmonalis kecil distal,
preload ventrikel kiri, seperti duduk sering mengakibatkan infark parenkim
tegak dan terapi diuretik. paru. Bila timbul gejala, dapat berupa
takipnu, nyeri dada pleuritik, dan hemop-
Gambaran klinis tisis. Biasanya tidak ada gangguan hemo-
Perbedaan klinis antara berbagai presen- dinamik dan pemeriksaan klin[s sering
tasiEP diberikan pada Tabel 16. l. Diag- normal namun bisa didapatkan takikardia,
nosis banding EP luas dan termasuk gesekan pleural, dan demam ringan.
keadaan ansietas minor hingga penyakit ' EP mayor akut disebabkan oleh
yang mengancam nyawa (Boks 16. l). obstruksi bermakna pada arteri pul-
Banyak pasien dengan EP memiliki monalis proksimal dan biasanya me-
penyakit konkomitan atau sedang dalam nyebabkan dispnu berat, nyeri dada
masa penyembuhan dari prosedur bedah sentral tumpul, takikardia, irama derap,
yang mempersulit interpretasi temuan peningkatan tekanan vena, dan takipnu.
fisik. Sebagai contoh, vena-vena kaki yang Bila obstruksi afteri pulmonalis men-
digunakan untuk pembedahan pintas dadak dan berat, dapat terjadi sinkop
koroner mengakibatkan pembengkakan atau kematian.
dan rasa nyeri pada kaki yang dioperasi, PH tromboemboli kronis jarang, ter-
merupakan gambaran yang kompatibel jadi pada sekitar 0,1% pasien yang
dengan trombosis, bahkan bila tidak ada berhasil selamat dari EP akut. Biasanya
trombosis vena dalam (deep venous muncul dengan dispnu yang memiliki
thrombosislDVT). Pasien pembedahan onset bertahap, dengan atau tanpa
jantung seringkali mengalami dispnu dan riwayat trombosis vena atau emboli paru
mengalami nyeri dada pascapembedahan, sebelumnya. PH tromboemboli kronis
sehingga membuat diagnosis EP lebih merupakan hasil dari obstruksi arteri
sulit. pulmonalis yang bertambah secara kronis,
EP menyebabkan berbagai derajat disebabkan oleh emboli yang tidak meng-
gangguan hemodinamik. Klasifikasi klinis hilang atau emboli berulang, atau
telah diajukan untuk mendeskripsikan trombosis in situ. Dapat timbul rasa tidak
248 Bab l6: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru

EP akut minol EP akut mayor EP kronis

Dispnu Ringan Berat Kronis, progreslf


Nyeri dada Pleuritik Akut, tumpul, senffal Eksersional, tumpul, sentral
Takikardia Ringan Biasanya bermakna Bervariasi
Tekanan darah Normal Rendah Normal hirrgga lanjut
Sianosis Tidak Umum Umum
Edema Tidak Tidak akut Umum
.]VP Normal Meningkat Meningkat
Bunyi jantung Normal S3 S3, 54, P2+
Radiografi toraks Sering normal Biasanya abnormal Abnormal
EKG Biasanya normal Biasanya abnormal Abnormal
TD sistolik PA Normal 30 50 mmHg >70 mmHg

TD, tekaran darah; EKG, elektrokardiogram; J\F, tekanan vena lugmlaris; P2, suara pulmonai kedua
PA, arteri pulmonalis; EP, emboli paru; 33, bunyi lantung ketiga; 34, bunyi iartung keempat.

Tabel 16.1 Perbedaan khnis antara berbagai kanan. Bila terlihat foramen ovale Paten
presentasl EP atau ASD, berikan perhatian khusus pada
tatalaksana kemungkinan embolisme
paradoksikal dari sirkulasi vena ke
nyaman di dada saat aktivitas fisik dan sistemik.
temuan klinis yang didapatkan meruPa- Perubahan radiografi toraks. sering
kan akibat dari kelebihan beban tekanan nonspesifik. Dilatasi arteri pulmonal
RV. proksimal mayor, dan area oligemia paru
dapat menandakan adanya obstruksi
Pemefiksaan penuniang arteri mayor. Gambaran opak berbentuk
Elektrokardiografi mu ngkin memperlihat- baji di lapangan paru perifer karena infark
kan sinus takikardia atau normal pada paru, dengan atau tanpa efusi pleura kecil,
EP minor, namun memperlihatkan ab- dapat terjadi pada EP minor. Pada PH
normalitas khas pada sekitar 30% pasien tromboemboli kronis, rasio l<ardiotorasik
dengan EP masif. Abnormalitas ini antara dapat meningkat dan mungkin ada
lain pola S I, Q3, T3 (gelombang S di gambaran yang menandakan dilatasi RV,
lead l, gelombang q dan gelombang T oligemia berbercak, dan dilatasi arteri
terbalik di lead lll), blok cabang serabut pulmonalis utama. Bila diduga EP, radio-
kanan, p pulmonal, dan deviasi aksis ke grafi toraks normal pada pasien yang
kanan. Perubahan nonspesifik, antara lain mengalami sesak napas akut dan hipok-
sinus takikardia, AF, dan inversi Selom- semia meningkatkan kemungkinan diag-
bang T di lead anteroseptal (Vl-V3), nosis EP. Radiografi toraks sering lebih
didapatkan pada 80-90% kasus EP. membantu bila mengindikasikan diagno-
Ekokardiografi: bisa terlihat dilatasi sis alternatif (misalnya pneumonia
iantung kanan dan perkiraan tekanan RV lobaris).
mungkin dilakukan bila dideteksi regur- Pemindaian paru V/Q isotop radio-
gitasi trikuspid. Adanya disfungsi RV di- nuklida (Gambar 16.3): pindaian perfusi
kaitkan dengan keluaran yang buruk. normal menyingkirkan EP bermakna.
Kadang, trombus bisa dilihat di jantung Namun, per{usi abnormal timbul pada
Emboli paru (EP) 249

# "#.
'&#

Gambar 16.3 Prndalan radronuklida V/O paru


memperlihatkan ventilasi normal (PV) namun
terdapat defek perfusl berbercak (PO) karena EP.

keadaan lain selain EP, seperui penyakit Gambar 16.4 Angiogranr paru memperlihatkan
EP masif menempati sebagian besar arteri
paru kronis dan pneumonia, dan bila pe-
pulmonahs utama kanan.
nilaian ventilasi dibuat secar'a simultan,
bukti adanya ketidal<seimbangan V/Q
sangat meningkatkan kemungkinan EP se- membantu menentukan apakah terdapat
bagai penyebab penurunan perfusi. EP.
Pindaian radionuklida biasanya dilaporkan o-dimer: pada keadaan di mana ter-
sebagai kemungkinan EP rendah, sedang, bentuk trombus, proteolisis fibrin yang
atau tinggi. Bila sugestif EP, pemindaian dimediasi oleh plasmin melepaskan frag-
radionuklida cenderung untuk menilai- men o-dimer. Peningkatan kadar o-dimer
rendah derajat keparahan angiografi dan ditemukan pada 90% pasien dengan EP
gangguan hemodinamik EP. yang dibuktikan dengan pemindaian V/Q
Angiografi paru (Gambar 16.4): pasien paru. Peningkatan kadar ini walaupun
dengan pindaian perfusi isotop normal sensitif untuk EP, namun tidak spesifik.
sangat tidak mungkin mengalami EP. Kadar o-dimer juga meningkat hingga I
Diagnosis EP dianggap dapat ditegakkan minggu pascapembedahan, pada infark
pada pasien dengan indeks kecurigaan miokard, sepsis, dan penyakit sistemik
klinis EP tinggi dan pindaian isotop me- lain. Dalam kaitannya dengan penilaian
nunjukkan kemungkinan EP. Kedua klinis, o-dimer normal memiliki tingkat
kelompok pasien ini kadang-kadant mem- akurasi prediktif negatif sebesar 97%
butuhkan angiografi. Namun, bila indeks sehingga dapat berguna dalam menying-
l<ecurigaan l<linis sedang atau tinggi dan kirkan keberadaan trombosis vena.
pindaian isotop ekuivokal, angiografi
harus dipertimbangkan. Tatalaksana (Gambar 16.5)
Magnetic resonance imqgrng (MRl) Anamnesis gejala dan faktor risiko pasien
dan pemindaian CT, terutama CT spiral harus didapatkan dengan jelas. Dengan
(helilal) diperkuat kontras, semakin sedikit pengecualian, pasien yang diduga
banyak digunakan dan dapat mendeteksi mengalami EP harus mendapatkan pe-
emboli yang tidak diduga secara klinis. meriksaan radiografi toraks dan EKG dan
Pemindaian CT merupakan pemeriksaan dirujuk untuk pemindaian V/Q paru. Bila
pilihan pada pasien dengan dugaan EP indeks kecu rigaan l<l i nis ti nggi, antikoagu l-
yang juga memiliki penyakit paru se- an haru.9 dirnulai, tanpa menunggu hasil
belumnya karena memungkinkan penilai- pemeriksaan penun jang. Selain terapi
an penyakit paru tersebut, selain juga suporcif (misalnya analgesia dan oksigen),
250 Bab l6: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru

r:, .rii , : ,r: ,:1 I r:fi i i :, :

Penilaian klin$, radlosraft toraks, dan EKG

*
Pindaian V/O paru
f
Probabilitas menengah
*
Probabilltas tinggi

Kecurigaan kiinis Kecurigaan klinis


rendah tlnggi

lr Plndalan CT atau angiogram balu

,l,T
Bukan EP
i ,1.

Terapi untuk EP

I
Terapi
EP minu akut anajqesia, oksigen, hepalin, warfarln
EP mayu akut koloid i.v. okslgen, heparin, (inotrop)
trombolisis (emblolektomi), warfarin

Gambar 16.5 Aigoritma tatalaksana untuk


dugaan EP akut. (aPTT). Heparin berat molekul lendah
(LMW) setidaknya memiliki efektivitas
yang sama dengan heparin tidak terfraksi
tiga pilihan terapi segera untuk EP adalah dalam tatalaksana pasien EP dengan
antikoagulasi dengan heparin, terapi hemodinamik stabil dan kurang meng-
trombolitik, dan embolektomi paru. alami pengikatan daripada heparin tidak
Antikoagulasi: heparin mempercepat ter{ral<si, sehingga tidak terjad i resistensi.
kerja antitrombin lll dan mencegah de- Waktu-paruhnya juga lebih panjang,
posit fibrin lebih lanjut, sehingga me- respons dosis lebih dapat diprediksi dan
mungkinkan sistem fibrinolitik tubuh me- lebih sedikit menyebabkan efek samping
lisiskan klot yang ada. Terdapat kecen- perdarahan. Satu studi acak membanding-
derungan untuk kurang melakukan anti- kan heparin dengan plasebo dalam
koagulasi pada pasien. Pasien dengan tatalaksana EP; studi tersebut menyimpul-
DVT dan EP mungkin membutuhkan kan bahwa heparin tidak menurunkan
lebih banyak heparin tidak terfraksi untuk mortalitas segera EP namun mungl<in me-
mencapai antikoagulasi yang adekuat di- nurunkan kematian yang disebabkan oleh
bandingkan dengan pasien tanpa emboli selanjutnya. Untuk pasien dengan
trombosis aktil karena adanya konsen- gangguan hemodinamik bermakna yang
trasi faktor Vll dalam plasma dan pro- disebabkan oleh EP, heparin harus di-
tein pengikat heparin yang tinggi. Bila di- pandang sebagai terapi ajuvan dan bukan-
perlukan dosis tinggi, pengawasan kadar nya terapi tunggal.
heparin plasma lebih disarankan daripada Trombolisis: studi-studi klinis
waktu tromboplastin parsial teraktivasi terkontrol yang membandingkan obat-
Emboli paru (EP) 25 I

obatan trombolitik dengan heparin telah kard, memiliki mortalitas tinggi.


menyimpulkan bahwa emboli paru hilang Emboli paru masif akut kadang dapat
lebih cepat dengan terapi trombolitik. didisrupsi dengan sukses menggunakan
Studi-studi tersebut juga menunjukkan kateter yang dimasukkan ke dalam arteri
bahwa mortalitas cenderung lebih rendah pulmonalis. Klot dapat terfragmentasi
pada paslen yang diterapi dengan sebagian dan memperbaiki aliran darah
trombolisis dibandingkan dengan heparin. paru, dan fragmen yang lebih kecil
Namun, populasi sampel kecil dan kemudian dapat memberi respons
hasilnya tidak bermakna secara statistik. dengan cepat terhadap trombolisis.
Diupayakan resolusi EP yang lebih cepat Prosedur pada vena kava inferior
karena gangguan hemodinamik yang ber- (lVC): ketika EP telah terjadi,.trombus
kepanjangan akan membahayakan pasien residual hampir selalu ada pada vena
dan, jika terjadi emboli lebih lanlut, dalam, seperti yang ditemukan pada
emboli tersebut akan memiliki efek he- otopsi pada lebih dari 90% kasus. Usaha
modinamik yang lebih sedikit jika emboli untuk mencegah emboli lebih lanjut telah
sebelumnya sebagian telah mengalami dibuat dengan interupsi bedah atau
lisis. Trombolisis harus dipertimbangkan aplikasi IVC; namun, insersi perkutan alat-
pada pasien dengan EP mayor yang meng- alat seperti filter dan payung @mbrella)
alami sinkop, hipotensi, atau hipoksemia lebih umum dilakukan. Teknik ini kurang
berat. Manfaat kedua dari trombolisis luas digunakan di lnggris daripada negara
adalah bahwa trombus vena iliofemoral Eropa lain dan AS. Tingkat rekurensi EP
yang potensial berbahaya dapat dilisiskan, dengan rejimen terapi yang tidak me-
meskipun hal ini dapat menyebabkan pe- libatkan alat-alat ini sangat rendah (sekitar
lepasan trombus dari dinding pembuluh 5%), dan iarang teriadi pasien yang men-
darah, mengakibatkan EP lebih lanjut. dapat terapi meninggal akibdt emboli
Tidak ada bukti bahwa terapi trombolitik lebih lanjut setelah l<eluar dari rumah
menghasilkan perbaikan aliran darah paru . sakit atau penyakitnya berl<embang men-
jangka panjang yang lebih baik dibanding- jadi PH tromboemboli kronis. Untuk
kan dengan terapi heparin. pasien dengan risiko tinggi emboli lebih
Embolektomi paru: beberapa pasien laniut, atau pada pasien dengan emboli
dengan gantguan hemodinamik berat berulang meskipun telah mendapat anti-
mungkin tidak dapat diselamatkan oleh koagulasi yang adekuat, filter IVC
terapi trombolisis yang membutuhkan mungkin bermanfaat. Pada fase akut EP
waktu l-2 jam untuk bekerja. Selain itu, masif, tiap prosedur pada IVC yang me-
trombolisis juga' dikontraindikasikan pada nurunkan aliran balik vena potensial ber-
beberapa pasien, dan lainnya memburuk bahaya.
meskipun diberikan trombolitik. Untuk
sebagian kecil pasien dengan EP masif
EP minor akut
yang masuk ke dalam kelompok ini, em-
bolektomi paru mungkin dapat me- Pasien dengan gangguan hemodinamik
nyelamatkan jiwa. Jika dipertimbangkan harus diberikan analgesia, oksigen, dan
dilakukan embolektomi, harus dilakukan heparin; kombinasi ini lebih baik di-
angiografi Paru untuk memperlihatkan bandingkan pemberian antikoagulan saja.
lokasi dan luas obstruksi arteri pulmo- Dosis antikoagulan yang dibutuhkan
nalis dan, yang terpenting, untuk me- harus mencukupi untuk mengontrol
yakinkan diagnosis telah tepat. Pasien aPTT tetap dalam kisaran 2,5-3,0 kali nilai
yang salah menjalani embolektomi bedah kontrol. Pemberian antikoagulan oral
untuk diagnosis lain, seperti infark mio- biasanya dilakukan secara simultan. Satu
752 Bab l6: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru

strategi yang beralasan adalah memberi- respons terhadap terapi. Jika pengawasan
kan 100 lU/lg heparin sebagai dosis awal, vena sentral tidak dapat dilakukan, oksi-
diikuti oleh infus 1000-2000 lU/iam. metri arteri transkutan dapat mem-
Risiko perdarahan lebih rendah dengan berikan penilaian resolusi. Jika mungkin,
infus heparin intravena kontinyu di- insersi infus arteri harus dihindari bila
bandingkan derigan dosis bolus intravena diberikan trombolisis.
intermiten. Heparin LMW dapat diguna- EP masif memiliki mortalitas dini yang
kan pada pasien dengan hemodinamik tinggi dan terapi segera harus dilakukan.
stabil ( I 50-200 mgi lg berat badan, sekali Kecuali dikontraindikasikan, berikan 1,5
sehari). Bila warfarin dimulai selama juta U streptokinase selama 2 iam,
trombosis aktif, kadar protein C dan dengan atau tanpa hidrokortison.(100
protein S turun, menghasilkan potensi mg), diikuti oleh streptokinase 100.000
trombogenik. Maka pemberian warfarin lU/iam i.v. selama 24-72 iam dan
oral harus diimbangi dengan heparin kemudian warfarin dan heparin, hingga
simultan i.v selama 4-5 hari. Antikoagulan didapatkan antikoagulasi oral yang
oral diberikan untuk mencapai INR se- adekuat. Di AS urokinase lebih dipilih
besar 2,5-3,0 dan biasanya dilanjutkan daripada streptokinase dan telah di-
selama 3-6 bulan, meskipun durasi ideal bandingkan dengan aktivator plasminogen
terapi tidak diketahui. Jika koagulopati jaringan (tPA). Studi-studi mengimplikasi-
primer diidentifikasi, terapi jangka paniang kan resolusi trombus paru yang lebih
dengan war"farin harus diteruskan. cepat dengan tPA i.v. 100 mg selama 2
jam dibandingkan dengan urokinase,
EP mayor akut namun efeknya serupa setelah 12-24 iam.
lnfus tPA arteri pulmonalis telah terbukti
Bila perlu, resusitasi harus dilakukan
tidak lebih baik daripada pemberian
sebelum pemeriksaan penuniang. Pasien
intravena.
didongakkan pada posisi dengan posisi
kepala di bawah, diberikan oksigen, dan
dipindahkan ke unit perawatan intensif PH tromboemboli kronis
(intensive care unitACU) atau unit Karena perjalanannya yang tidak jelas, PH
dependensi tinggi (high dependency unitJ tromboemboli kronis umumnya muncul
HDU) di mana dapat dilakukan peng- lanjut, pada tahap di mana hanya ada
awasan hemodinamik dan respirasi. sedikit alternatif dari tromboendarterek-
Akses vena sentral harus dimasukkan tomi paru atau transplantasi paru atau
untuk mengukur tekanan vena dan me- jantung-paru. Meskipun vasodilator telah
mungkinkan pemberian koloid intravena digunakan untuk terapi PH kronis, vaso-
dengan berhati-hati dan inotropik serta dilator tidak efektif jika kelainan primer
trombolitik. Jika direncanakan pemberian adalah oklusi arteri pulmonalis yang di-
terapi trombolitik, gunakan pendekatan sebabkan oleh trombus yang menetap,
jugular daripada infraklavikular. Bila akses meskipun dapat membantu rekruit
vena sentral didapatkan, pemasangan pembuluh darah paru sisanya. Oksigen
kateter arteri pulmonalis termodilusi domisilier dapat membantu mengurangi
harus dipertimbangkan karena memung- gejala.
kinkan pengukuran serial curah iantung
dan pengawasan tekanan arteri pulmo-
nalis serta saturasi oksigen vena campur-
an, yang membantu menilai laiu resolusi Jika diagnosis EP telah ditegakkan, hanya
obstruksi arteri pulmonalis sebagai sedikit yang bisa didapatkan dari peme-
Trombosis vena dalam 253

riksaan vena-vena dalam karena hampir trombosis vena proksimal namun kurang
semua pasien mengalami DVT, meskipun sensitif (80% pada pasien simtomatik dan
banyak yang tidak memberikan geiala. 40-50% pada pasien asimtomatik) dalam
Pada pemeriksaan otopsi pasien yang mendeteksi trombosis vena betis. Jika
meninggal karena EP, 83% mengalami hasilnya normal namun dugaan klinis
DW tungkai namun hanya 19% yang me- trombosis vena tinggi, tes harus diulang
nunjukkan gejala. Begitu pula, EP dapat setelah 3-5 hari. Pemeriksaan yang nor-
asimtomatik pada pasien dengan DVT. mal dan nilai o-dimer plasma normal
Pada studi terapi DVT tungkai proksimal, hampir selalu menyingkirkan trombosis.
40% pasien mengalami EP asimtomatik, Diagnosis trombosis vena berulang
diagnosis EP didasarkan pada pindaian seringkali sulit karena pemeriksaan dapat
V/Q abnormal. abnormal sebagai akibat dari episode
sebelumnya. Bila tidak ada penyebab
Pemeriksaan penunjang DVT yang jelas, keganasan yang ter-
Jika diagnosis EP kurang jelas, atau pe- sembunyi harus dicari, terutama bila
mindaian radionuklida paru atau angio- terjadi DVT berulang. Prosedur bedah
grafi paru tidak tersedia, pemeriksaan memiliki risiko DVT tertinggi termasuk
vena-vena dalam dapat membantu. Jika operasi pelvis, panggul, dan lutut; tanpa
kecurigaan klinis EP dan pemindaian paru profilaksis, 60-80% pasien ini mengalami
radionuklida ekuivokal, pemeriksaan DVT. Pasien yang menderita trauma
penunjang mengimplikasikan adanya DVT, mayor, infark miokard, stroke, dan ke-
terutama di proksimal betis, meng- lainan trombofilik juga memiliki risiko.
indikasikan perlunya antikoagulan. Sekitar Pada pasien-pasien ini, heparin subkutan
75% pasien yang datang dengan dugaan dosis rendah (5000 lU dua atau tiga kali
klinis DVT tidak mengalami DVT. Hanya sehari), stoking antiembolisme, dan kom-
50% pasien dengan DVT memperlihatkan presi tungkai pneumatik intermiten dapat
gejala klasik berupa betis yang mem- . bermanfaat. Penggunaan heparin sub-
bengkak dan nyeri tekan dengan tanda kutan perioperatif dapat mencegah 66%
Homan positif dan gejala-gelala ini dapat DVT, dan bermakna mengurangi EP fatal.
ada pada pasien tanpa DVT. Maka, iika Heparin LMW dapat bermanfaat dan
diduga DVT, diperlukan pemeriksaan digunakan sebagai profilaksis pada pasien
penunjang lebih lanjut. ortopedi.
Venografi kontras merupakan peme-
riksaan baku emas standar yang meniadi Terapi
titik sandar penilaian teknik pletismografi Antiko4gulan: terapi untuk DVT prok-
impedansi, pemindaian tungkai radio- simal adalah heparin intravena, mulanya
fibrinogen, dan Dupleks (penilaian aliran diberikan sebagai bolus dengan dosis
Doppler dikombinasikan dengan pe- 5000 lU dan dilanjutkan dengan infus
mindaian ultrasonografi) yang lebih baru. kontinyu minimal 30.000 lU/hari selama
Akurasinya dalam mendeteksi DVT ter- 4-7 hari. Dosis harus disesuaikan ber-
gantung pada pengalaman operator. dasarkan hasil tes laboratorium. Pasien
Ultzsonografi lebih tidak invasif dari- yang mendapatkan heparin dengan dosis
pada venografi dan lebih akurat daripada antikoagulasi subterapeutik dalam 24 iam
pletismografi impedansi. Oleh orang yang peftama mengalami l5 kali tingkat reku-
berpengalaman, dan dengan penggunaan rensi trombotik daripada pasien yang
Doppler dupleks berwarna, ultrasono- mendapatkan antikoagulan adekuat. Pem-
grafi vena femoralis, popliteal, dan betis berian heparin subkutan intermiten,
sangat sensitif (>90%) untuk mendeteksi 17.500 lU dua kali sehari, terutama
2s4 Bab 16: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru

dengan LMW, juga efektif dan me- geiala nyeri, pembengkakan, dan kadang
mungkinkan pasien keluar dari rumah ulserasi tungkai bawah. Sindrom ini
sakit lebih cepat. Tiga meta-analisis data terjadi pada lebih dari 50% pasien dengan
dari studi-studi yang membandingkan DVT proksimal dan pada sekitar 33%
LMW dengan heparin tidak terfraksi pasien dengan trombosis vena betis.
konvensional' mengimplikasikan bahwa Terapi DVT betis masih kontro-
heparin LMW lebih efektif dalam men- versial. Studi diagnostik mengimplikasi-
cegah rekurensi dan menyebabkan lebih kan bahwa hanya20% trombus vena betis
sedikit efek samping perdarahan. Sedikit meluas ke vena proksimal dalam 2
penurunan jumlah platelet umum terjadi minggu sejak pasien datang. Sisanya
pada tahap awal terapi heparin tidak ter- mungkin kecil dan mengalami resolusi
fraksi namun hanya3% pasien mengalami tanpa konsekuensi apapun. Satu studi
trombositopenia imun yang dimediasi mengimplikasikan bahwa tingkat mor-
oleh imunoglobulin G (lgc) yang dapat biditas lebih rendah pada pasien yang
berat dan harus diduga bila jumlah plate- mendapat antikoagulan untuk DVT betis
let di bawah 100.000/mm3 atau kurang dibandingkan dengan pasien yang tidak
dari 50% kadar terendah. Penggunaan he- mendapatkannya namun jumlah pasien
parin LMW menurunkan kejadian kom- yang diteliti sedikit. Jika antikoagulan tidak
plikasi ini secara bermakna. diberikan, ekstensi trombus di proksimal
Antikoagulasi oral dengan war{arin betis dapat dinilai dengan ultrasonografi.
harus segera dimulai, ditujukan agar
mendapatkan INR sebesar 2,5-3,0. Durasi
optimal terapi antikoagulan oral tidak
jelas. Hasil dari tiga studi acak mereko- American Thoracic Society. The diagnostic
mendasikan bahwa terapi diberikan approach to acute venous thromboem-
minimal 3 bulan dan mungkin selama 6 bolism. Am/ Respir Crit Care Med 1999:
bulan. Pasien dengan episode berulang 160: 1043-66,
harus mendapat warfarin jangka panjang. Arcosaoy S. Thrombolyric therapy for pul-
Perempuan hamil yang membutuhkan monary embolism. A comprehensive
antikoagulan harus diterapi dengan hepa- review of current evidence. Chest 1999;
rin tidak terfraksi atau LMW, yang tidak l15:1695-707.
melintasi plasenta dan aman untuk janin; British Thoracic Society. Suspected pulmo-
warfarin dapat menyebabkan perdarahan
nary embolism: a practical approach.
Thorax 1997;52 (suppl 4): Sl-S52.
janin dan potensial teratogenik. Heparin
Guidelines on diagnosis and management of
yang digunakan lebih dari 4 minggu dapat
acute pulmonary embolism. Task Force
menyebabkan osteoporosis. on Pulmonary Embolism, European So-
Obat-obatan trombolitik bisa meng- ciety of Cardiology. Eur Hearc J 2000:
hasilkan resolusi DVT yang lebih cepat 2l: l30l-1336.
daripada heparin namun tidak menurun- Hirsh J, Hoak J. Management of deep vein
kan rekurensi atau menurunkan gejala thrombosis and pulmonary embolism.
pascatrombosis dibandingkan dengan Circulation 1996; 93: l2l2-45.
antikoagulan standar. Sindrom pasca- Peacock AJ. Pulmonary Circulation: a Hand-
trombolisis, disebabkan oleh hiperrensi book for Clinicians. London: Chapman
vena karena inkompetensi katup vena and Hall, 1996.
dan obstruksi vena residu, merupakan Rubin LJ. Primary pulmonary hypertension.
komplikasi kronis DVT dan terdiri dari Chest 1993; 104: 236-50.
Kehamilan dan Jantung

Kehamilan normal, 255 Kardiomlopati, 256


Penyakit jantung kongenital, 255 Hipertensi, 257
Hipertensi paru primer, 256 Aritmia, 257
Penyakit lantung reuma, 256 Profilaksis antibiotik pada kehamilan, 257

o lelah
. penurunan toleransi latihan
Kehamilan dan waktu nifas berkaitan r dispnu
dengan sejumlah perubahan-perubahan . ortoPnu
kardiovaskular. Volume darah meningkat o pusing
sampai 50% dan lebih besar dari kenaikan . kadang-kadang sinkop
massa sel darah merah, sehingga terjadi Pada pemeriksaan diperoleh tanda-
pengenceran hemoglobin. Hematokrit tanda:
dapat turun sampai 35% dan kadar hemo- r takikardia
globin menjadi sekitar ll0-120 g/1. lsi o tekanan denyut lebar
sekuncup dan curah .jantung meningkat o edema perifer
sampai 30-50% tetapi biasanya paling o tekanan vena jugularis (JVP)
rendah dalam posisi supine karena kom- meningkat
presi vena kava oleh uterus hamil me- o impuls ventrikel kanan teraba
nyebabkan pengembalian vena berkurang. . bunyi jantung pertama (Sl) keras
Tekanan darah sistemik turun ke titil< o peningkatan pemecahan bunyi jantung
nadir pada trimester kedua karena va- kedua (S2)
sodilatasi tetapi kemudian meningkat . murmur aliran mid-sistolik.
sampai mendekati kelahiran dan terutama
Elektrokardiogram (EKG) dapat me-
karena adanya rangsangan nyeri dan rasa
nunjukkan deviasi aksis QRS dan per-
cemas waktu melahirkan. Tekanan
ubahan gelombang T, dan ekokardiografi
diastolik turun lebih besar dari sistolik
memperlihatkan peningl<atan dimensi
menyebabkan peningkatan tekanan
ventrikel kiri dan kanan, sedikit pening-
denyut nadi. Denyut jantung biasanya
katan ukuran atrium, regurgitasi fungsi-
meningkat l0-20 denyut per menit pada
onal mitral dan trikuspid ringan, dan
trimester akhir. Kelahiran per vaginam
sedikit efusi perikard.
menimbulkan stres hemodinamik seperti
seksio Caesaria dan bukanlah opsi yang
aman untuk perempuan dengan penyakit
jantung yang sudah ada sebelumnya.
Selama kehamilan normal, gejala- Pasien-pasien dengan penyakit iantung
gejala antara lain: nonsianotik umumnya dapat diberikan
256 Bab 17: Kehamilan dan Jantung

pelayanan kesehatan sampai melahirkan :..a:ata.l .r:


dengan sukses meskipun perubahan-per-
ubahan hemodinamik biasanya memberi- Keberhasilan kehamilan tergantung pada
kan perburukan gejala-gejala. Keluaran keadaan dan parahnya penyakit katup.
yang tidak baik dapat diramalkan pada Lesi yang paling banyak ialah stenosis
penyakit iantung sianotik, yakni penderita mitral (MS), dengan efek hemodinamik-
hipertensi paru berat dan pasien dengan nya akan lebih jelek jika terjadi peningkat-
gejala-gejala yang cukup parah sebelum an volume darah. Pasien dapat diharapkan
hamil. Tindakan induksi elektif tepat pada melahirkan per vaginam kecuali MS berat
waktu janin sudah sempurna dan dengan (luas katup < I cm2). Anestesia epidural
menggunakan pengawasan hemodinamik lebih baik karena vasodilatasi yang terjadi
dan layanan medis khusus akan mem- dan adanya penurunan tekanan atrium
perbaiki keluaran. Seksio Caesaria harus kiri dan arteri pulmonal. Pada MS berat
dipertimbangkan pada hampir semua dengan perburukan hemodinamik, telah
wanita dengan kelainan jantung kongenital
dilaporkan juga keberhasilan tindakan
bedah valvotomi tertutup dan valvulo-
apapun selain kelainan jantung kongenital
plasti mitral balon perkutan. Perlu per-
sederhana (misalnya defek septum
hatian untuk memperkecil paparan radiasi
atrium/ASD). Perlunya antibiotik untuk
bagi ibu hamil dan jika prosedur dengan
profilaksis masih dipersoalkan, tetapi
radiasi diperlukan, perlu ditangguhkan
banyak yang merasa bahwa risiko pem-
sedapat mungkin sampai akhir kehamilan.
berian antibiotik ini begitu kecil dibanding
Pembedahan katup mitral terbuka (valvo-
konsekuensi endokarditis yang mungkin
tomi atau penggantian) mengandung
terjadi dan amat berbahaya, dengan risiko pada ibu atau ianin. Pasien dengan
pengecualian ASD sekunder, semua
regurgitasi mitral atau aorta dan pasien
pasien penyakit jantung kongenital harus
dengan penyakit lain kecuali stenosis
diberi profi laksis antibiotik. aorta berat, dapat mentoleransi ke-
hamilan dengan baik. Umumnya untuk
penderita penyakit katup dianjurkan
pemberian profilaksis antibiotik, pada
persalinan vaginal ataupun seksio.
Penyakit ini penyebab mortalitas yang Antikoagulan oral berpotensi teratogenik
tinggi selama hamil (40%), yang idealnya dan tatalaksana pasien hamil yang
harus dihindarkan atau dipertimbangkan memerlukan antikoagulan untuk katup
untul< terminasi. Karena kontrasepsi oral asli atau prostetik perlu melibatkan
mungkin merupakan faktor penyebab, spesialis kardiologi dan hematologi.
maka sterilisasi dengan ligasi tuba me-
rupakan metode yang lebih baik untuk
pembatasan kelahiran. Jika kehamilan
harus diteruskan dengan alasan apapun, Sebagian besar pasien dengan kardiomio-
terapi yang diberikan sama seperti untuk pati hipertrofik (HCM) dapat ditata
kondisi dasar dengan induksi kelahiran laksana selama hamil dengan baik, meski-
per vaginam. Jika dipertimbangkan seksio, pun beberapa gejala cenderung ber-
maka jenis anestesia yang mungkin dapat tambah buruk dan risiko aritmia ventrikel
menyebabkan hipotensi hebat (ino- meningkat. Terapi yang diberikan sama
tropisme negatif, vasodilatasi sistemik) seperti pada perempuan tidak hamil
harus diperhatikan. dengan kondisi ini, yaitu menghindari
Profilaksis antibiotik pada kehamilan 257

obat yang mungkin teratogenik atau


memperburuk hemodinamik janin. Risiko
''fi tiidi .,8$,
gi',,,,,,;,,,,,:.', ..,

endokarditis meningkat pada HCM, Kehamilan berkaitan dengan peningkatan


terutama tipe obstruktif dan umumnya insidensi aritmia dengan atau tanpa
dianjurl<an profilaksis antibiotik pada penyakit lantung yang sudah ada sebelum-
waktu mdlahirkan. Kardiomiopati nya. Pada perempuan sehat, ektopik ven-
peripartum merupakan kasus yang iarang trikel atau atrium dapat terjadi. Palpitasi,
dilumpai, dengan sebab yang tidak di- pusing, dan bahkan pingsan dapat teriadi
ketahui, dengan angka kejadian l: I 0.000 selama kehamilan normal dan ini larang
kehamilan, tertinggi di Afrika (sampai berkaitan dengan aritmia yang tercatat.
l%). lnsidensi lebih besar pada kehamilan Flutrer dan fibrilasi atrium jarang, tetapi
kembar, usia ibu di atas 30 tahun, dan takikardia re-entri biasanya mengeksa-
multipara. Keadaan menyebabkan ini serbasi kehamilan. Obat antiaritmia se-
kardiomiopati dilatasi (DCM) yang dapat dapat mungkin dihindarkan meskipun
menjadi berat dan mengancam nyawa, digoksin, kuinidin, lidokain (lignokain),
dengan gejala bermula pada trimester dan adenosin dianggap aman. Kardioversi
terakhir, kadang-kadang tidak diketahui arus searah (DC) dapat dikerjakan jika
dan berlanjut sampai tahap akhir aritmia berlangsung lama atau hemo-
kehamilan normal. Jadi, diagnosis baru dinamik buruk.
dapat ditegakkan setelah melahirkan.
Terapi yang diberikan sama seperti pada
Profi laksis antibiotik dalam
pasien gagal jantung, hidralazin sebagai .t:,
.,159ftffifCh,:,r;-:,,',,r,r::
-,
:,,.,,,,.,.1r. .
r.,1.,
.r
i,,r",,
vasodilator yang aman selama kehamilan.
Beberapa pasien sedemikian parah r Ampisilin i.v. atau i.m. 2,0 g dengan
sehingga perlu transplantasi jantung, gentamisin 1,5 mgikg (tidak >80 mg) 30
meskipun umumnya dapat sembuh dalam menit sebelum tindakan/partus, dengan
beberapa tingkatan yang sulit diramalkan amoksisilin 1,5 g per oral 6 jam kemudian
pada waktu bayi dilahirkan. Kehamilan atau i.v. 8 jam l<emudian.
selanjutnya seharusnya dilarang karena r Untuk yang alergi terhadap penisilin,
l<ondisi ini dapat berulang. gunakan vankomisin i.v. 1,0 g selama I
jam dengan gentamisin i.m. 1,5 mgi kg
i (bukan >80 mg) I jam sebelum tindakan
I::,lrltpeffi ',,.,'i .,,,
it, ..'.,, i,t .',
il+,,,' dan diulangi 8 jam kemudian.
Lihat Bab 4. . Untuk pasien risiko rendah 3,0 g
amoksisilin per oral I jam sebelum
tindakan dan I,5 g 6 jam sesudahnya,
sudah cukup.
Penyakit Jantung
Kongenital pada Pasien
Dewasa

Pendahuluan, 258 Lesi tidak umum dan kompleks, 266


Lesi umum, 258

lF"dd ,
tepat untuk memisahkan lesi umum dan
tidak umum, dan apakah pasien sebelum-
Penyakit jantung kongenital jarang di- nya telah menjalani pembedahan. Dalam
temukan pada pasien dewasa namun fre- kategori ini, lesi dapat melibatkan baik
kuensinya berubah karena perbaikan ke- pirau ataupun obstruksi aliran darah, atau
tahanan hidup setelah pembedahan dan kombinasi keduanya.
kecenderungan yang lebih besar ke arah Lihat Boks 18. I untuk rangkuman lesi
pembedahan korektif daripada pem- umum dan Boks 18.2 untuk lesi tidak
bedahan paliatif pada awal kehidupan. umum dan kompleks.
Morbiditas dan mortalitas prosedur pem-
bedahan terbaru belum dapat dinilai hasil
jangka panjangnya dan perkembangan se-
lanjutnya penyakit kardiovaskular didapat
Lesi pirau
tambahan, seperti hipertensi sistemik,
penyakit iantung koroner, dan penyakit Pirau menandakan adanya hubungan
katup degeneratif, dapat lebih lanjut langsung antara jantung kiri, atau sirkuit
meningkatkan kompleksitas penyakit. arteri sistemik (darah teroksigenasi), dan
lnsidensi lesi jantung kongenital jantung kanan, atau sirkuit arteri pul-
sekitar 0,8% dari kelahiran hidup. Tidak monalis (darah terdeoksigenasi). Hubung-
semua pasien akan mencapai usia dewasa. an ini paling umum terjadi antara struktur
Selain itu, banyak lesi sederhana membaik sisi kiri dan struktur kanan pada level
pada saat pasien mencapai usia dewasa. yant sama dalam sirkulasi, misalnya
Sebagai contoh, defek septum ventrikel antara atrium (ASD), ventrikel (VSD),
(VSD) dapat menutup secara spontan atau pembuluh-pembuluh darah besar
atau duktus arteriosus paten (PDA) (hubungan aorto-pulmonal). Kadang,
dapat ditutup secara bedah atau dengan pirau terjadi antara level yang berbeda,
alat yang dimasukkan perkutan pada masa misalnya dari aorta ke atrium kanan atau
anak-anak, tanpa perlu pemeriksaan ventrikel (ruptur sinus Valsalva) atau
lanjutan jangka panjang. antara ventrikel kiri dan atrium kanan
Secara tradisional, lesi jantung (defek septum ventrikel membranosa
kongenital diklasifikasikan menurut ada Gerbode). Begitu pula, fistula arteri
atau tidaknya sianosis namun ini tidak koroner ke atrium kanan atau arteri
lagi membantu pada pasien dewasa. Lebih pulmonalis iuga dapat menjadi penyebab
Lesi umum 259

i ubahan bermakna pada jantung kanan,


ffiq:$es iS"B Lesi Umum
peningkatan aliran darah paru yang ber-
Pirau langsung kronis akan menyebabkan pe-
o Foramen ovale paten (PFO) ningkatan hipertensi paru, dan, akhirnya,
r ASD dan aneurisma
pirau akan membalik dan menjadi
r Anomali drarnase vena pulmonalls
dominan 'kanan-ke-kiri'. Hal ini meng-
o VSD
r Duktus arteriosus paten (persisten) akibatkan sianosis karena jumlah darah
terdesaturasi bermakna yang memintas
Lesi obstruktit paru dan memasuki sirkulasi sistemik.
. Stenosis pulmonal (PS) Pada titik ini, hipertensi paru menjadi
r Stenosis aorta ireversibel dan terjadi sindrom Eisen-
o Koarktasio aorta menger. Terminologi kompleks Eisen-
menger umumnya digunakan untuk
Lain-Iain
pembalikan pirau sebagai akibat dari VSD
o Sindrom Marfan
besar karena hal ini merupakan kondisi
t--*---"-- -"'.----'--- asli yang dideskripsikan. Begitu sindrom
.

, ffisns t8"? Lesi Tidak Umum Eisenmenger ter.jadi, intervensi bedah


dan
i Kompleks
I
untuk menutup defek bukan merupakan
i
terapi yang tepat dan akan menyebabkan
r Transposrsi arteri besar (TGA) perburukan hipertensi paru, gagal jantung
r Transposisiterkoreksi kanan, dan kematian.
o Atresia trikuspid/ventrlkel kanan tidak
Komplilcasi utama defek jantung
ada
o Aneutisma sinus Vaisalva kongenital adalah:
o Fistula arteri koroner r hipertensi paru;
r Tetra]ogi Fallot . endokarditis infel<tif;
o Anomali Ebstein r gagal iantung;
. Eisenmenger dan kompllkasi slanosrs .. sianosis sentral;
r Displasia ventnkel kanan o aritmia atrium dan ventrikel;
r gagal jantung kanan;
hubungan antara sirkuit sistemik dan . regurgitasi katup.
pulmonal.
Pada awalnya, darah cenderung me- Foramen ovale paten
nsalir terutama dari iantung kiri ke Foramen ovale paten (PFO) sebenarnya
jantung kanan l<arena perbedaan tekanan, tidak sepenuhnya merupakan abnorma-
meskipun mungkin terdapat sejumlah litas kongenital namun merupakan satu
kecil aliran dua arah pada banyak kasus. variasi normal yang terdapat pada 25%
Pirau'kiri-ke-kanan' ini meningkatkan populasi dewasa. PFO diduga pada pasien
aliran darah paru sehingga lebih banyak muda dengan stroke emboli karena em-
darah mengalir di sekitar paru dibanding- bolisasi paradoksal trombus dari vena-
kan dengan sirkuit sistemik. Rasio aliran vena pelvis atau tungkai dapat terjadi me-
darah antara kedua sirkuit (normalnya lewati hubungan interatrial, ke dalam
l:l)
dapat diukur pada kateterisasi jantung kiri dan kemudian ke otak. Tidak
jantung (lihat Bab 3) dengan rasio paru ada tanda klinis dan elektrokardiografi
terhadap sistemik (Qp:Qs) sebesar 2: I (EKG), radiografi toraks, serta ekokar-
umumnya dianggap memiliki kebermakna- diografi transtorasik (TTE) normal. Di-
an hemodinamik. Bila tidak dikoreksi, agnosis biasanya ditegakkan dengan eko-
pirau sebesar ini akan menyebabkan per- kardiografi transesofageal (TEE) di mana
260 Bab l8: Penyal<it lantung Kongenital pada Pasien Dewasa

dapat dilihat aliran antara lapisan sep- sangat jarang pada orang dewasa, dan
tum atrium (Gambar 18. l)atau kontras meskipun dapat terjadi secara terpisah,
dilihat berjalan dari kanan-ke-kiri melalui lebih umum dilihat sebagai komponen
septum atrium yang seharusnya utuh atrium dalam satu spektrum defek
selama manuver Valsalva yang meningkat- septum atrioventrikel (defek saluran AV).
kan tekanan'atrium kanan. PFO juga
penting pada penyelam laut dalam karena Gambaran klinis
dekompresi yang cepat, sebagai akibat ASD dapat timbul pada hampir semua
naik ke permukaan terlalu cepat, meng- umur. Gejala seringkali minimal, baik
akibatkan pembentukan gelembung nitro- dispnu latihan ringan atau palpitasi karena
gen dalam darah vena, yang kemudian aritmia atrium. Anak-anak sering me-
masuk ke dalam sirkulasi sistemik dan laporkan bahwa mereka kurang mampu
menyebabkan sekuele neurologis. Pada berolahraga atau bermain dengan teman-
beberapa kasus, dibutuhkan penutupan temannya di sekolah.
defek dengan alat perkutan atau pem- Tanda-tanda klinis juga tidak jelas dan
bedahan (lihat di bawah). dibutuhkan pemeriksaan teliti. Bunyi
jantung kedua (S2) sangat terpecah dan
Defek septum afiium pemisahan kedua komponen (bunyi
Terdapat tiga tipe dasar ASD, diklasi- kedua aorta (A2)-bunyi kedua pulmonal
fikasikan menurut posisinya: (P2)) tidak bervariasi dengan respirasi.
I defek sekundum; Ventrikel kanan dapat dipalpasi dan biasa-
2 defek sinus venosus; dan nya terdapat murmur aliran sistolik
3 defek ostium primum. karena peningkatan aliran darah yang me-
Defek sekundum merupakan defek lewati katup pulmonal. ASD dapat di-
yang paling sering ditemukan dan paling kaitkan dengan prolaps katup mitral dan
baik teridentifikasi oleh ekokardiografi beberapa regurgitasi mitral.
serta jelas tervisualisasi dengan TEE . EKG mungkin memperlihatkan blok
(Gambar 18.2). Defek sinus venosus cabang serabut kanan (right bundle
dapat sulit dicitra dengan TTE konven- branch b/ocl<tRBBB) parsial atau komplet,
sional dan mungkin hanya bisa dilihat dan radiografi toraks memperlihatkan
dengan pencitraan transesofageal arteri pulmonalis dan pletora pulmonal
(Gambar 18.3). Defek ostium primum yang prominen akibat peningkatan aliran

Gambar 18.1 Ekokardiogram


transesofageal pada pasien
dengan PFO. Perhatikan
warna merah antara lapisan-
lapisan septum atrium.
Lesi umum 261

Gambar 18.2 Ekokardiogram


transesofageal pada pasien
dengan ASD sekundum
tipikal, mendemonstrasikan
satu lubang besar antara
atrium kui (LA) dan atrium
kanan (RA) pada bagian
tengah septum atrium.

Gambar 18.3 Ekokardioglafi


transesofageal darr ASD sinus
v-anoslts

darah paru. Ekokardiografi, terutama sesuai, biasanya pada defek sekundum


transesofage, mendemonstrasikan posisi berukuran menengah.
defek dan dilatasi jantung kanan. Katete- Setelah keberhasilan pembedahan
risasi jantung sekarang jarang dilakukan atau penutupan dengan alat, komplikasi
untuk ASD sederhana. langka panjang jarang terladi dan ter-
utama ditentukan oleh ukuran pirau kiri-
Tatalaksana ke-kanan sebelum pembedahan serta
Defek kecil yang tidak cukup besar untuk lama intervensi. Semakin besar pirau dan
menyebabkan dilatasi bermakna jantung semakin lama saat penutupan defek, maka
kanan mungkin tidak membutuhkan semakin besar kemungkinan dilatasi
intervensi. Biasanya direkomendasikan jantung kanan bermakna dan hipertensi
bahwa defek yang lebih besar ditutup paru. Masalah jangka panjang yang paling
kecuali pada pasien berusia tua. Pem- sering terjadi adalah timbulnya aritmia
bedahan memiliki morbiditas dan mor- atrium, terutama fibrilasi atrium, yang
talitas rendah namun penutupan dengan mungkin membutuhkan pengobatan
alat yang dimasukkan perkutan sekarang antiaritmia dan/atau antikoagulasi jangka
merupakan alternatif pada pasien yang panjang. Risiko endokarditis infektif pada
262 Bab l8: Penyakit Jantung Kongenital pada Pasien Dewasa

ASD yang tidak dikoreksi sangat rendah dan ukuran pirau tergantung pada ukuran
sehingga profilaksis antibiotik tidak di- defek dan resistensi pembuluh darah
perlukan kecuali terdapat defek terkait paru. Defek yang besar menyebabkan
lainnya. dispnu dan gagal tumbuh dan membutuh-
kan intervensi bedah segera. Bila tidak
Anomali drainase vena pulmonalis diterapi, defek yang besar akan me-
Drainase satu atau lebih vena pulmonalis nyebabkan hipertensi paru berat dengan
secara langsung ke atrium kanan dapat volume pirau yang secara perlahan-lahan
terjadi sebagai abnormalitas tersendiri berkurang, dan akhirnya pembalikan pirau
atau berhubungan dengan ASD. Karena menjadi dari kanan-ke-kiri dengan timbul-
efek hemodinamiknya identik dengan nya sianosis. Defek kecil secara paradoks
yang diakibatkan oleh ASD, presentasi menyebabkan murmur pansistolik yang
dan gambaran klinisnya tidak dapat di- keras dan pirau kiri-ke-kanan yang kecil.
bedakan. TEE merupakan pemeriksaan Hipertensi paru tidak terjadi dan banyak
penunjang pilihan. Bila cukup untuk me- defek kecil menutup spontan selama
nyebabkan dilatasi jantung kanan, atau masa anak-anak.
bila berhubungan dengan ASD bermakna,
Gambaran klinis
vena yang abnormal dapat diarahkan
kembali ke atrium kiri pada saat Pem-
Diagnosis mungkin telah ditegakkan
selama masa anak-anak namun beberapa
bedahan.
orang dewasa akan datang dengan dispnu
Aneutisma septum afiium atau didiagnosis secara tidak sengaja
lni disebabkan oleh adanya jaringan sep- setelah pemeriksaan radiografi toraks
tum atrium yang berlebih dan diiden- atau pemeriksaan medis rutin. Kadang,
tifikasi sebagai tampilan aneurisma sep- presentasi pertama adalah dengan,endo-
tum yang mobil pada ekokardiografi. karditis infektif. Pada pemeriksaan,
Tidak terdapat pirau dan tidak diperlukan mungkin didapatkan murmur pansistolik
terapi. Namun, aneurisma septum atrium ydng keras pada batas sternal kiri bawah,
telah diidentifikasi sebagai kemungkinan sering bersama dengan getar yang teraba.
sumber emboli dari lantung dan pada Bunyi jantung normal kecuali terdapat
pasien yang datang dengan serangan hipertensi paru yang sedang berkembang
iskemia transien atau stroke emboli, ada- dengan P2 terdengar keras. Ventrikel
nya aneurisma septum atrium dapat kanan dapat teraba, menandakan VSD
mengindikasikan kebutuhan antikoagulan. bermakna secara hemodinamik.
EKG dan radiografi toraks mem-
Defek septum ventrikel berikan hasil yang normal pada defek
VSD dapat terjadi sebagai abnormalitas kecil namun bila abnormal pada pirau
tersendiri atau sebagai bagian dari besar, merefleksikan perkembangan
penyakit jantung kongenital yang lebih dilatasi ventrikel kanan dan hipertensi
kompleks. VSD dapat tunggal atau multi- paru. Ekokardiografi melokalisasi defek
pel, mengenai alur masuk, alur keluar, dan membantu menilai ukuran defek.
atau bagian muskular septum ventrikel Pengukuran kecepatan Doppler dapat
dan memiliki ukuran yang bervariasi dari membantu memperkirakan tekanan ar-
defek yang ukuran kecil hingga defek teri pulmonalis. Sekarang jarang dilaku-
dengan ukuran besar yang secara hemo- kan kateterisasi jantung kecuali terdapat
dinamik bermakna. VSD umumnya di- keraguan mengenai derajat keparahan
diagnosis pada masa anak-anak. Pada hipertensi paru atau adanya defek
awalnya pirau terutama dari kiri-ke-kanan kongenital terkait.
Lesi umum 263

Tatalaksana oksigenasi sebelum intervensi bedah


Tidak seperti ASD, penutupan dengan korektif. Duktus besar biasanya dikenali
alat perkutan belum terbukti bermanfaat pada masa anak-anak dan ditutup baik
secara klinis dan membutuhkan penutup- dengan pembedahan atau pemasangan
an bedah langsung. Pembedahan dilaku- alat perkutan. PDA kecil ditutup untuk
kan untuk'defek besar, pasien dengan menghilangkan risiko endokarditis
ganSguan hemodinamik bermakna dengan infektif.
bukti hipertensi paru, atau pada pasien
yang sebelumnya mengalami endokarditis Gambaran klinis
infektif dengan VSD kecil. Kadang, defek Bila PDA dideteksi pada masa dewasa,
yang terletak tepat di bawah katup aorca pasien biasanya asimtomatik. Murmur
(defek subarterial) dapat mempengaruhi kontinyu dapat didengar pada batas ster-
dukungan terhadap katup dan menyebab- num kiri atas, 52 biasanya normal namun
kan regurgitasi aorta progresif, yang dapat terjadi pemecahan tunggal atau
dapat membutuhkan intervensi bedah. terbalik. EKG biasanya normal, radiografi
Semua pasien dengan VSD harus disaran- toraks dapat memperlihatkan dilatasi
kan mendapatkan profilaksis antibiotik arceri pulmonalis dan pletora paru, begitu
untuk endokarditis infektif. pula dengan dilatasi atrium kiri dan
ventrikel kiri pada kasus dengan pirau
Duktus attefiosus paten kiri-ke-kanan bermakna. Ekokardiografi
Duktus arteriosus menghubungkan aorta mendemonstrasikan dilatasi atrium kiri
dengan arteri pulmonalis utama dan dan kadang dilatasi ventrikel kiri pada
biasanya menutup segera sesudah lahir. pirau yang bermakna dan aliran duktil
Duktus arteriosus paten merupakan mudah divisualisasikan dengan ultraso-
abnormalitas kongenital yang umum nografi (ekokardiografi) Doppler dan
terjadi pada anak-anak namun jarang pemetaan aliran berwarna Doppler dalam
terjadi untuk pertama kali pada orang . arteri pulmonalis (Gambar 18.4).
dewasa. Pada penyakit jantung kongenital
kompleks, adanya duktus yang persisten Tatalaksana
dapat bernilai dalam memungkinkan Penutupan PDA dapat dilakukan baik
darah mengalir dalam jumlah yang cukup dengan pembedahan maupun dengan
ke sirkulasi paru untuk mempertahankan menggunakan alat yang dimasukkan per-

Gambar 18.4 Citra peta


ahran berwarna Doppler dari
arteri pul'nonalis utama
mendemonstraslkan aliran
turbulen dengan kecepatan
tinggi dari duktus arteriosus
palen.
264 Bab lg: Penyakit Jantung Kongenital pada Pasien Dewasa

kutan. Dibutuhkan profilaksis antibiotik dengar halus atau tidak ada. Bisa ditemu-
terhadap endokarditis infektif kecuali bila kan getar ventrikel kanan yang dapat
defek telah tertutup secara sempurna. teraba dan mungkin terdapat peningkatan
tekanan vena jugularis flVP) dengan
gelombang 'a' yang dominan.
Lesi obstrukif
EKG dapat menuniukkan hipertrofi
Stenosis aotta ventrikel kanan dan didapatkan ge-
Abnormalitas kongenital katup aorta lombang 'p' dengan puncak yang tinggi
sering didapatkan, lika termasuk katup dari dilatasi atrium kanan pada kasus
aorta bikuspid (dan bukannya trikuspid) berat. Radiografi toraks dapat mem-
yang terjadi pada 4% populasi. Hal ini perlihatkan dilatasi arteri pulmonalis
tidak berarti bahwa 4% populasi akan pascastenosis dan bukti dilatasi atrium
mengalami stenosis aorta karena banyak kanan. Abnormalitas ekokardiografi
di antara katup ini yang tetaP berfungsi antara lain:
adekuat sepanjang hidup. Namun, abnor- o penebalan dan restriksi pembukaan
malitas kongenital katup aorta menjadi katup pulmonal;
predisposisi untuk perkembangan steno- o hipercrofi ventrikel kanan;
sis aorta bermakna karena penebalan o dilatasi atrium kanan;
progresif katup, fusi, dan kalsifikasi kuspis. r dilatasi arteri pulmonalis pascasteno-
Presentasi klinis, diagnosis, dan tata- s is.
laksana dijelaskan lebih detil pada Bab
Pengukuran kecepatan ultrasonografi
I 0. Penetapan waktu pembedahan ter-
Doppler dapat memperkirakan gradien
utama didasarkan pada kombinasi gejala,
melewati katup pulmonal dan meng-
derajat keparahan anatomi stenosis aorta,
indikasikan deralat keparahan PS. Kadang,
dan efek pada ventrikel kiri. Semua pasien
diperlukan TEE untuk membedakan ste-
dengan stenosis aorta dengan tingkat
nosis katup pulmonal dari penyempitan
keparahan apapun disarankan mendapat-
infundibular alur keluar ventrikel kanan,
kan profilaksis antibiotik untuk endo-
satu pembedaan yang penting karena
karditis infektif.
mempengaruhi tatalaksana.
Stenosis pulmonal
Tatalaksana
Tidak seperti stenosis aorta, PS hampir
selalu merupakan kelainan kongenital dan Pada kasus stenosis katup murni atau
dapat merupakan bagian dari sindrom dominan, berkebalikan dengan penyem-
yang lebih umum (misalnya Noonan). pitan infundibular, seringkali obstruksi
Kadang, sindrom karsinoid dapat mem- dapat dihilangkan dengan dilatasi balon
pengaruhi katup pulmonal namun keter- perkutan katup pulmonal. Di sini, gradien
libatan reumatik hampir tidak pernah di- melalui katup dapat diukur secara
dapatkan di negara Barat. langsung dan efek dilatasi balon dinilai
baik dengan pengukuran gradien dan
Gambaran klinis angiografi. Pada katup yang sangat meng-
Pasien biasanya asimtomatik kecuali pada alami distorsi, atau bila terdapat steno-
PS berat. Kadang, dapat teriadi dispnu sis infundibular bermakna, mungkin
jika beraktivitas fisik, rasa pusing, atau diperlukan intervensi bedah untuk reseksi
sinkop. Murmur ejeksi sistolik yang ielas otot infundibular yang berlebihan.
pada batas sternum kiri atas akan ter- Valvotomi pulmonal bedah akan meng-
dengar, sering dikaitkan dengan klik eieksi hilangkan obstruksi katup dan dapat di-
sistolik. Komponen paru 52 dapat ter- lakukan pada saat yang sama. Disarankan
Lesi umum 265

pemeriksaan lanjutan jangka panlang pada stenosis. Ekokardiografi dapat me-


pasien dengan valvotomi bedah atau nunjukkan hipertrofi ventrikel kiri dan
valvuloplasti sebelumnya. Bisa didapatkan katup aorta ,.bikuspid dalam jantung.
regurgitasi pulmonal dan jika progresif Visualisasi kohrktasio seringkali sulit pada
dapat menyebabkan dilatasi atau gagal orang dewasa. Peningkatan kecepatan
ventrikel kenan. ldentifikasi dini memung- pada aorta desenden dapat menandakan
kinkan pemberian penghambat enzim adanya koarktasio namun secara ber-
pengkonversi angiotensin (ACE) untuk makna dapat menilai-rendah derajat ke-
mengurangi beban ventrikel kanan namun parahan anatomi lesi sebenarnya jika
kadang diperlukan reintervensi dengan terdapat aliran darah kolateral yang ter-
perbaikan bedah. Restenosis dapat terjadi bentuk dengan baik. Pencitraan resonansi
dan harus dilakukan penilaian ekokardio- magnetik (magnetic resonance imaging
grafi tahunan atau dua-tahunan. Pasien MRI) merupakan pemeriksaan penunjang
dengan PS harus mendapatkan profilaksis pilihan (Gambar 18.5) dan telah mengu-
antibiotik untuk endokarditis infektif. rangi kebutuhan kateterisasi jantung. Tes
latihan dapat membantu pasien dengan
Koarktasio aotta penyempitan sedang dan tekanan darah
Pada orang dewasa dengan koarktasio istirahat normal di mana respons hiper-
yang terdiagnosis sebelumnya, segmen tensif terhadap latihan menandakan
aorta yang menyempit hampir selalu perlunya perbaikan koarktasio.
terdapat pada bagian atas aorta torakalis
desenden, tepat di distal asal arteri sub- Tatalaksana
klavia kiri. Jarang simtomatik dan biasanya Koarktasio dapat ditatalaksana dengan
terjadi pada orang dewasa muda karena dilatasi balon atau pembedahan. Pening-
adanya hipertensi paru atau murmur katan risiko berkembangnya lneurisma
ejeksi sistolik. Seringkali dikaitkan dengan aorta pada tempat dilatasi balon telah
katup aorta bikuspid kongenital. . menyebabkan banyak rumah sakit
menyarankan perbaikan bedah untuk
Gambaran klinis koarktasio pada awal aorta, sedangkan
Gambaran klinis termasuk:
o denyut nadi femoralis lemah;
r keterlambatan radiofemoral;
r hipertensi sistemik (lihat Bab 4);
. murmur ejeksi sistolik di atas pre-
kordium kiri dan di atas sela iga ketiga
atau keempat di posterior.
Murmur sistolik dari stenosis aorta
bikuspid terkait dapat didengar.
EKG dapat menunjukkan hipertrofi
ventrikel kiri. Radiografi toraks dapat
memperlihatkan takik iga pada bagian
bawah iga karena erosi akibat arteri
interkostalis yang membesar yang me-
nyediakan aliran kolateral. Dilatasi pasca-
stenosis pada aorta desenden bagian atas
dapat menyebabkan 3 tanda dengan '3'
Gambar 18.5 MRI pada pasien dengan koarktasio
terdiri dari buku aorta dan dilatasi pasca- aorta.
266 Bab 18: Penyakit Jantung Kongenital pada Pasien Dewasa

dilatasi balon untuk pasien yang meng- Transposisi arteri besar


alami rekoarktasio lanjut. Disarankan (tmnsposition of the great
perbaikan dini koarktasio bermakna. arteriedfGA\
Beberapa pasien dengan hipertensi akan
TGA merupakan abnormalitas kongenital
tetap hipertensif setelah pembedahan,
di mana arteri-arceri besar mengalami
bahkan lika tekanan darah dan respons
transposisi, mengakibatkan aliran darah
tekanan-darah terhadap latihan kembali
teroksigenasi mengalir dari ventrikel kiri
normal setelah intervensi, pasien dengan
ke arteri pulmonalis, kembali ke ventrikel
koarktasio lebih mungkin mengalami
kiri melalui paru (Gambar 18.6). Aliran
hipertensi sistemik di masa datang,
darah vena terdeoksigenisasi dari ven-
dengan risiko jangka panjang yang
trikel kanan mengalir ke dalam dorta,
terkait.
melalui sirkulasi sistemik dan kembali ke
Rekoarktasio aorta dapat terjadi
jantung kanan. Bila tidak ada defek terkait
setelah operasi yang berhasil. Jika aliran
lain seperti ASD atau VSD, ketahanan
kolateral telah signifikan, tanda-tanda
hidup pada jam-jam dan hari-hari awal
klinis dari rekoarktasio dapat minimal,
setelah kelahiran tergantung pada aliran
sehingga direkomendasikan untuk me-
melalui duktus arteriosus, yang dapat di-
lakukan pencitraan serial pada lokasi
pertahankan tetap terbuka dengan infus
koarktasio dengan ekokardiografi atau
prostasiklin.
MRI.
Dibutuhkan intervensi neonatal se-
gera. Septostomi atrium balon pada kate-
Kondisi kongenital umum lainnp terisasi jantung menciptakan ASD iatro-
Sindrom Mafian genik yang memungkinkan pencampuran
darah teroksigenasi dan terdeoksigenisasi
Sindrom Marfan merupakan kondisi
pada tingkat atrium. Tindakan ini meru-
dominan autosomal yang melibatkan
pakan tindakan sementara sebelum inter-
mutasi gen fibrilin pada kromosom 15.
vensi bedah definitif. Banyak pasien yang
Mutasi ini menyebabkan kelainan multi-
mencapai usia dewasa menjalani pembe-
sistem termasuk abnormalitas muskulo-
dahan Mustard atau Senning. Kedua pem-
skeletal dan okular namun manifestasi
bedahan ini memperbaiki arah sirkulasi
jantung sangat penting karena merupa-
sistemik dan vena pada tingkat atrium.
kan penyebab umum kematian pada 'Baffle' atrium dihasilkan dari perikard
pasien dengan sindrom Marfan. Dilatasi untuk mengarahkan darah vena sistemik
pangkal aorta (lihat Bab l2) merupakan terdeoksigenisasi melalui katup mitral ke
predisposisi diseksi aorta akut. Prolaps ventrikel kiri dan kemudian ke afteri
katup mitral juga dikaitkan dengan pulmonalis yang posisinya salah. Begitu
sindrom Marfan dan kadang dibutuhkan pula, darah vena pulmonalis teroksi-
perbaikan atau penggantian katup mitral genisasi diarahkan kembali melalui katup
jika regurgitasi berat. trikuspid ke dalam ventrikel kanan dan
kemudian ke aorta asenden yang meng-
alami transposisi. lni akan mengembalikan
sirkulasi 'normal' namun dengan mor-
Terdapat sejumlah lesi kongenital lain fologi ventrikel kanan harus menghasilkan
yang tidak umum yang dapat mencaPai tekanan darah sistemik. Gagal ventrikel
usia dewasa tanpa intervensi bedah pada kanan, regurgitasi trikuspid fungsional,
masa anak-anak dan membutuhkan aritmia atrium, dan obstruksi atau de-
perhatian. hisensi parsial baffle atrium dapat terjadi.
Lesi tidak umum dan kompleks 267

4F3

-*,:

i
l.- :, ."**

Gambar 18.6 Diagram skematik TGA. (a) akibat dari inversi ventrikel sehingga
Hemodinamik. (b) Saturasi oksrgen dan tekanan
(dilingkari). Dari: Leatham et al. Lecture Nates on
ventrikel kanan terdapat di kiri, dialirkan
Cardiology, 3rd edn. Blackwell Scientific Publica dari atrium kiri dan mengalir ke aorta,
tions, 1991, Gambar 9.27. sehingga berfungsi sebagai ventrikel
sistemik. Ventrikel kiri berada di kanan,
Dengan masalah ini, perbaikan bedah terhubung dengan atrium kanan dan
TGA telah berubah dengan radikal pada arteri pulmonalis. Bila tidak ada abnor-
tahun-tahun belakangan dengan penge- malitas kongenital terkait lainnya, keadaan
nalan prosedur 'pemindahan arceri'. Hal ini dapat tidak terdiagnosis hingga dewasa
ini melibatkan transeksi aorta dan arteri karena pasien dapat asimtomatik.
pulmonalis dan memindahkannya kembali Namun, masalah dapat muncul pada de-
ke posisi anatomisnya. Juga dibutuhkan kade kedua, ketiga, atau bahkan keempat
reimplantasi arteri koroner ke aorta. dengan gagal ventrikel kanan progresif.
Prosedur ini merupakan pembedahan Hal ini terjadi karena ventrikel kanan
yang secara teknik menantang namun di morfologi (sistemik) mendapatkan
tantan ahli yang telah berpengalaman tekanan yang lebih tinggi daripada se-
hasilnya sangat baik dan komplikasi jangka harusnya dan akhirnya teriadi dekompen-
panjang yang berhubungan dengan peng- sasi. Selain itu, dapat terjadi regurgitasi
arahan kembali aliran darah pada tingkat bermakna katup atrioventrikel kiri (tri-
atrium dapat dihindari. kuspid), biasanya sebagai akibat dari di-
latasi fungsional anulus trikuspid akibat
gagal ventrikel kanan.
Transposisi terkorelsi secara Tatalaksana ditujukan pada terapi
kongenital gagal ventrikel kanan dengan diuretik dan
Transposisi terkoreksi timbul sebagai penghambat ACE, meskipun jika masalah
268 Bab 18: Penyakit Jantung Kongenital pada Pasien Dewasa

yang utama adalah regurgitasi katup, nyebabkan regurgitasi aorta atau ruptur
perbaikan bedah atau penggantian katup aneurisma. Ruptur aneurisma sinus
kadang diindikasikan. Karena teknik Valsalva dapat terjadi pada semua usia
bedah terus berkembang, pembedahan namun biasanya pada laki-laki muda
'pemindahan ganda' dapat dilakukan pada sebelum usia 30 tahun. Ruptur yang besar
masa anak-anak untuk mengarahkan dapat menyebabkan gangguan hemo-
kembali darah dari atrium kanan ke dinamik dramatis segera namun perforasi
ventrikel kanan, menghubungkan kembali kecil dapat asimtomatik dan hanya di-
ventrikel kanan ke arteri pulmonalis dan kenali dengan adanya murmur kontinyu
mengarahkan kembali sirkulasi sistemik pada batas sternum kiri. Direkomendasi-
untuk mengembalikan ventrikel kiri kan pembedahan bahkan untuk perforasi
anatomik pada sirkulasi sistemik. Hal ini yang relatif kecil karena risiko perburuk-
mencegah gagal ventrikel kanan di masa an dan endokarditis infektif.
datang.
Fistula arteri koroner
Atresia trikuspid dan ventrikel Fistula dari sirkulasi koroner biasanya
kanan tidak ada mengalir langsung ke atrium kanan, si-
Pada kondisi ini, darah yang mengalir nus koroner, atau arteri pulmonalis.
melalui ventrikel kanan hanya sedikit atau Arteri koroner yang terlihat biasanya
tidak ada sama sekali. Ventrikel kanan sangat terdilatasi dan terpuntir, karena
dapat tidak ada atau alur masuknya ter- aliran darah yang tingti. Meskipun iarang,
oklusi oleh kegagalan pembentukan katup dapat timbul sebagai murmur kontinyu
trikuspid secara normal (atresia trikus- atau dengan gejala iskemia miokard,
pid), yang kemudian mengakibatkan per- sebagai akibat dari fenomena curian
kembangan ruang ventrikel kanan men- koroner (coronary steal phenom'enon),
jadi rudimenter. Bila tidak ada PDA, ASD, di mana perfusi ke bagian miokard ber-
atau septostomi atrium iatrogenik, kon- kurang karena aliran berlebih ke sirkulasi
disi ini tidak memungkinkan kehidupan. fistula dengan resistensi rendah. Umum-
Pembedahan Fontan melibatkan nya diperlukan pembedahan iika gejala
anastamosis atrium kanan dengan arteri membatasi dan mengganggu.
pulmonalis kanan sebagai metode untuk
mengarahkan kembali darah vena Tetralogi Fallot
sistemik ke sirkulasi paru. Darah yang Keadaan ini merupakan lesi jantung
mengalir ke arteri pulmonalis sebagian kongenital sianotik tersering pada anak-
tergantung pada kontraksi atrium se- anak setelah pada bayi dan pada orang
hingga perkembangan aritmia atrium dewasa, meskipun sebagian besar kasus
dapat menyebabkan gangguan hemo- tetralogi Fallot pada orang dewasa telah
dinamik dramatis. Pembentukan trombus didiagnosis dan menjalani pembedahan
dan penyakit tromboemboli juga merupa- pada masa anak-anak. Morfologinya di-
kan komplikasi penting. perlihatkan pada Gambar 18.7. Terdapat
VSD subaorta besar, overriding aorta
Aneurisma sinus Valsalva sehingga dikaitkan dengan ventrikel kanan
Aneurisma sinus-sinus Valsalva pada dan kiri, obstruksi alur keluar ventrikel
pangkal aorta dapat tidak dikenali kecuali kanan, biasanya infundibular * obstruksi
dideteksi secara tidak sengaja dengan katup pulmonal, dan hipertrofi ventrikel
ekokardiografi. Masalah hanya muncul di kanan. Gelala dan derajat sianosis sangat
mana distrosi anulus katup aorta me- tergantung pada derajat keparahan obs-
Lesi tidak umum dan kompleks 269

kRp:
I

Gambar 18.7 Diagram skematik tetralogi Fa]]ot. terdisplasi ke arah apikal ke dalam ven-
(a) Pirau ventnkel kanan ke kid. (b) Saturasi oksigen
dan tekanan (dilingkari). Dari: Leatham et a.l.
trikel kanan, menghasilkan ruang ven-
Lecturc Nates on CardioJagy,3Id edn. Biackwell trikel kanan fungsional yang kecil. Bagian
Scientific Publicatrons, 1991, Gambar 9.23. ventrikel kanan di atas katup mengalami
'atrialisasi' dan berfungsi secara fungsional
sebagai atrium kanan. Anomali Ebstein
truksi alur keluar ventrikel kanan. Sir- sering dikaitkan dengan ASD, sehingga
kulasi paru 'dilindungi' oleh obstruksi ini siasnosis dapat teriadi karena pirau
dan hipertensi paru tidak berkembang. kanan-ke-kiri. Sindrom Wolff-Parkinson-
Hampir semua pasien disarankan untuk White tipe B juga merupakan abnorma-
menjalani koreksi bedah total setelah litas terkait. Bentuk yang ringan dapat
diagnosis ditegakkan, dengan penutupan asimtomatik, namun aritmia atrium, re-
VSD dan membebaskan obstruksi alur gurgitasi trikuspid, dan gagal ventrikel
keluar infundibular ventrikel kanan. Kasus kanan umum didapatkan pada orang
yang tidak dibedah jarang ditemukan pada dewasa yang datang dengan anomali
orang dewasa, karena hanya sekitar 6% Ebstein. Bentuk ringan mungkin tidak
pasien yang tidak menjalani pembedahan membutuhkan terapi apapun. Teknik
akan bertahan hidup setelah usia 30 pembedahan untuk reduksi atrium dan
tahun. Gagal ventrikel kanan dan/atau kiri rekonstruksi katup trikuspid yang mem-
akhirnya akan terjadi sehingga disaran- baik memungkinkan peningkatan inter-
kan koreksi bedah bahkan bila kasus vensi bedah yang berhasil pada kasus-
datang terlambat. kasus berat di masa anak-anak.

Anomali Ebstein Sindrom Eisenmenger


Katup trikuspid mengalami elongasi dan Pasien dengan defek kongenital yang tidak
displasi dengan orifisium katup trikuspid dikoreksi dengan pirau kiri-ke-kanan yang
270 Bab lg: Penyakit lantunq Kongenital pada Pasien Dewasa

besar akhirnya akan mengalami hipertensi plikasi sindrom Eisenmenger termasuk:


paru berat ireversibel dan pembalikan o kematian mendadak;
pirau dari kanan-ke-kiri dengan konse- o polisitemia;
kuensi perkembangan sianosis sentral. r trombosis;
Pada tahap ini, koreksi bedah tidak ber-
manfaat dan berbahaya. Satu-satunya
o abses serebral;
pembedahan korektif potensial adalah
r gagal jantung kanan;
transplantasi jantung dan paru. Kom- r hemoptisis berat.
Penyakit Jantung
pada Manula

Perubahan demografi, 271 Pola penyakit jantung pada manuJa,272


Penuaan jantung normal, 271 Intervensi pada pasien manula,276

Perubehan derno , '' "


terjadi alamiah sebagai bagian dari proses
penuaan dengan penyakit yang biasa
Dengan pertumbuhan penduduk nol di didapat pada usia lanjut. Penyakit degene-
lnggris, proporsi pasien manula me- ratif jaringan penyambung dan kalsifikasi
ningkat cepat dalam tahun-tahun yang katup aorta trikuspid yang berstruktur
akan datang. Pasien di atas usia 65 tahun normal merupakan hal normal yang me-
pada tahun 2003 diperkirakan akan ber- nyertai proses penuaan; amiloid jantung
tambah dua kali lipat akibat peningkatan dan kalsifikasi anulus mitral merupakan
harapan hidup (Gambar 19. l). Peningkat- contohnya, sedangkan penyakit jantung
an kelompok penduduk ini paling besar koroner bukan. Gagal jantung karena
dibanding kelompok lain sehingga, kardiomiopati dilatasi dikenal sebagai hal
dibarengi dengan peningkatan harapan yang umum terjadi pada manula, pre-
hidup, akan menjadi beban utama dan valensinya meningkat dari l% pada
beban yang semakin meningkat dalam dekade kelima menjadi l0% pada pasien
pelayanan kesehatan. Terdapat kesulitan di atas usia 80 tahun.
dalam mencapai kelompok pasien ini
secara efektif, karena kurangnya data
Penuaan jantung normal (lihat
studi yang berkaitan dengan manula, juga
kesulitan untuk membuktikan manfaat Boks l9.l)
dalam hal perbaikan harapan hidup, ke- Mekanisme penuaan belum banyak di-
tahanan hidup kejadian jantung, dan lain- ketahui; tidak ada satu hipotesis pun yang
lain; yang penting untuk pasien usia 80- memuaskan untuk menerangkan per-
tahunan adalah kualitas hidup, bukan ubahan-perubahan yang terjadi. Faktor-
panjangnya umur.
faktor penting yang berpengaruh ter-
Tren penuaan di lnggris, Eropa, dan masuk:
Ameril<a Utara tidak tergambar pada
populasi lain yang harapan hidupnya
r pengaruh genetik;
mungkin jelek. Selanjutnya, di negara-
r faktor eksternal (misalnya pajanan
negara dengan angka kelahiran amat pada radiasi ionisasi, racun, diet);
rendah (misalnya Jepang) proporsi pasien r mutasi;
manula mungkin lebih dramatis. r hormon;
Untuk mengerti penyakit pada usia r faktor-faktorautoimun;
lanjut, perlu dibedakan kondisi yang o kematian sel terprogram (apoptosis).
272 Bab l9: Penyakic Jantung pada Manula

*- t at<i lahr (65 74 tahun)


-l- Laki-Laki (75 tahun dan lebih)
50
{ Pe'erpuar (6\ /4'ahu-)
Perempuan (75 tahun dan lebih)

40

30

2A

Gambar 19.1 Angka


kematian berdasar jenls
1S61 , ,1S7X ii981 1g9t 2001 2011 kelamrn dan usia di Inggris

!l jaringan konduksi mungkin berhubungan


I m*As !S"i Penuaan Kardiovaskular I
dengan hilangnya sel pacu jantung pada
Normal nodus sinoatrium (SA).
o Arteri (dilatasl, pembengkakan) Perubahan patofi siologis termasuk:
. Ruang jantung (ukuran tuang o hilangnya elastisitas aorta;
ventrlkel berkurang, perubahan bentuk o tekanan darah sistolik meningkat;
dan komplians atrium kui, dilatasi . regurgitasi katup ringan;
atrium)
r Janngan konduksi (fibtosis selabut
o abnormalitas konduksi intrakardiak.
dan nodus, sel pacu lantung SA
menghilang)
r Miokard (hiperLrofi, fibrosis, fula lpeny-akit iantung pada
akumulasr kolagen)
. Katup (kalsifikasi, infiitrasl lemak, manuh
i elongasi dan ruptur korda)
Meskipun pemerintah memfokuskan
L____,_
perlunya revaskularisasi, peningkatan
umur populasi dihasilkan oleh tindakan
Terdapat sejumlah perubahan-per- penggantian katup, yang merupakan pro-
ubahan struktural yang dapat dianggap porsi prosedur pembedahan yang ber-
bukan patologik tetapi sebagai bagian dari makna dan semakin meningkat. (Gambar
proses penuaan alamiah. Peningkatan 19.2). Degenerasi 'senil' dari katup aorta
massa jantung karena hipertrofi ventrikel (trikuspid) yang secara anatomi normal
berkaitan dengan reduksi volume ruang menladi bertambah penting pada populasi
ventrikel. Perubahan-perubahan ini meng- tua, seperti pengapuran hebat pada
akibatkan peningkatan kekakuan ventrikel stenosis aorta yang sekarang dialami l-
sehingga tidak elastis lagi. Secara mikro- 3% manula. Regurgitasi akibat aortopati
skopik terlihat bukti hipertrofi miosit, degeratif sekarang menjadi penyebab
kerusakan miosit, dan peningkatan paling banyak regurgitasi aorta pada
deposit fibrosis dan kolagen. Kalsium di- populasi tua. Demikian iuga, pada po-
deposit pada daun katup dan di tempat pulasi manula lnggris, regurgitasi mitral
lain (misalnya anulus), dan fibrosis sebagai konsekuensi katup'floppy' lebih
Pola penyakit lantung pada manula 773

Gambar 19.2 Usia dan


mortalitas awa] dari CABG
(tandur alih pintas arteri
koroner) dan operasi
penggantian katup.

sering terjadi daripada penyakit katup Kardiomiopati hipertrofi k (lihat


mitral reuma. Bab 5)
Satu subgrup pasien dengan kardio-
Hipertensi sistemik (lihat Bab 4) miopati hipertrofik (HCM) merupakan
Tekanan darah bertambah sesuai usia. bagian dalam kelompok usia lanjut ini.
Namun jelas bahwa sejumlah besar Gejala dan tandanya sama dengan pasien
pasien manula memiliki peningkatan muda, meskipun hipertrofi,ventrikel
tekanan darah patologis yang berkaitan kurang jelas, kematian mendadak jarang
dengan mortalitas kardiovaskular dan dan prognosis lebih baik. Perempuan
terapi yang berhasil terbukti bermanfaat ' lebih banyak jumlahnya dan banyak yang
untuk mereka. Pada beberapa kasus yang menderita hipertensi. Pilihan terapi sama
dilaporkan, 30-70% orang usia 65 tahun dengan pasien muda.
atau lebih memiliki kenaikan tekanan
darah cukup bermakna (sistolik > 160
Gagal jantung (lihat Bab 6)
mmHg, diastolik >90 mmHg). Dalam
terapi hipertensi manula, tujuannya Gagal jantung kongestif merupakan pe-
adalah rejimen obat yang sederhana, nyebab akut paling banyak perawatan
dapat ditolerir, dan terjangkau. Peng- manula di rumah sakit. Gejala khas be-
obatan sekali sehari tanpa efek samping rupa sesal< napas, ortopnu, dispnu
postural mungkin termasuk penyekat B nokturnal, dan retensi cairan dapat tidak
dosis rendah, penghambat ACE selektif, terjadi; namun ada keluhan lelah, ano-
atau antagonis kalsium kerja panlang. reksia, dan penurunan berat badan se-
Bahkan terapi pada hipertensi sistolik hingga membuat diagnosis sukar. Pre-
terisolasi telah menunjukkan penurunan valensi gagal jantung meningkat dari l%
mortalitas kardiovaskular (infark mio- pada pasien muda menjadi l0% pada
kard) dan serebrovaskular (stroke). Ada- pasien usia 80 tahun atau lebih. Disfungsi
nya hipertrofi ventrikel kiri pada eko- ventrikel (baik diastolik ataupun sistolik)
kardiografi merupakan faktor risiko tam- sering tidak terdeteksi pada manula, se-
bahan dan dapat mengindikasikan perlu- hingga terapi menjadi kurang memadai;
nya intervensi. hal ini tidak dapat dimaafkan karena eko-
274 Bab l9: Penyakit Jantung pada Manula

kardiografi banyak tersedia. Sebagian Pengalaman dengan penyekat B dosis


besar pasien dengan gagal jantung mem- rendah semakin meningkat.
punyai kardiomiopati dilatasi atau PJK
ringan. Stenosis aorta yang tidak di- Penyakit jantung koroner (lihat
ketahui dengan tanda-tanda klinis yang Bab 8)
minimal memerlukan kewaspadaan.
PJK menyebabkan kematian pada kurang
Kardiomiopati restriktif sebagai akibat
lebih sepertiga manula. Presentasi tidak
infiltrasi amiloid (Gambar 19.3) biasanya
khas pada kelompok umur ini, disertai
diketahui dengan pembuktian ekokardio-
juga dengan kesulitan pembuktian terapi
gram. Gejala gagal jantung berkaitan
yang efektif, menyebabkan PJK menjadi
dengan konduksi yang abnormal. Ami-
penyebab kematian utama pasien-pasien
loidosis jantung tidak dapat diterapi dan
ini. Observasi ini cukup mengecewakan
50% pasien meninggal dalam 6 bulan.
karena berbagai terapi (termasuk aspirin,
Pasien manula dengan gagal jantung
penyekat B, penghambat ACE, dan trom-
dapat mengalami perbaikan secara dra-
bolisis) sebenarnya cukup cukup efektif
matis bila diterapi meskipun dalam prog-
pada manula dibanding pasien yang usia-
nosis perbaikan itu lebih sukar didefinisi-
nya lebih muda (lihat Boks 19.2).
kan. Penggunaan diuretik, penghambat
Angina pada manula sering atipikal,
ACE, dan penghambat ACE selektif
dengan nyeri dada ringan dan lebih sering
secara hati-hati adalah pokok terapi.
sulit bernapas, dan gelala nonspesifik
Digoksin sebaiknya dihindarkan kecuali
seperti lelah dan penurunan kesadaran
pada pasien dengan fibrilasi atrium.
(somnolensi). Morbiditas dan mortalitas
sama pada pasien dengan gejala yang khas
ataupun tidak khas. Demikian pula, EKG
hanya memperlihatkan perubahan re-
polarisasi 'nonspesifik' atau blok cabang
serabut kiri (LBBB). Penting diketahui
adanya perubahan prevalensi PJK pada
perempuan tua yang sama seringnya
dengan laki-laki. Komorbiditas termasuk
diabetes, hipertiroid, anemia, hipertensi
sistemik, dan stenosis aorta yang tak
terdeteksi yang semuanya memberikan
kontribusi pada terjadinya iskemia mio-
kard. Pemeriksaan penunjang rutin
seperti tes latihan treadmill tidak

i-"*-**"*"
mmas l$"3
i ffisks obat-obaan yang
lw"x Obat-obaan yang i

i Kurang Digunakan pada Manula


Manula i
Pascainfark Miokard i
I
i
o Asplrln i
o Penghambat ACE i
. Penyekat B j

. Heparin i
Gambar 19.3 Amiloid jantung: (a) Pewarnaan . Trombolisis i
merah Congo. (b) Mikroskopi elektron. ..**-'-**---*': i
Pola penyakit jantung pada manula 775

mungkin karena kesulitan bergerak. Pada dikelirukan dengan nyeri yang timbul dari
kelompok usia ini, pemindaian perfusi saluran pencernaan atau emboli paru.
miokard menggunakan obat-obatan Sesak napas merupakan keluhan utama
farmakologis (misalnya adenosin) akibat disfungsi ventrikel kiri, atau epi-
mungkin dapat menolong. Kateterisasi sode gangguan kesadaran akibat aritmia
jantung mungkin dihubungkan dengan yang tidak diketahui setelah infark mio-
kesulitan teknik terkait dengan akses kard ringan. Perubahan ringan pada pe-
arteri, pemuntiran arteri, dan ekstasia rasaan, bingung, atau gejala konstitusional
arteri, dikombinasikan dengan bahaya juga ditemukan. Pada manula, perubahan
nefrotoksisitas akibat zat kontras karena elektrokardiografi k akibat infark miokard
fungsi ginjal yang terganggu. Terapi sering berupa S-T depresi bukan elevasi;
standar dengan antiangina harus selaniutnya, kadar enzim jantung rendah.
disesuaikan dengan perubahan yang Peningkatan usia merupakan determinan
terjadi pada metabolisme obat pada utama kematian, diperkuat oleh studi
manula. Hal ini antara lain: GISSI dan GUSTO (Gambar 19.4).
. gangguan absorpsi;
. penurunan massa tubuh tanpa lemak;
. gangguan metabolisme hati dan ginjah
Aritmia dan penyakit konduksi
. (lihat Bab 9)
gangguan pengil<atan protein;
. penurunan l<epadatan reseptor. Fibrilasi atrium merupakan aritmia yang
lntervensi koroner perkutan dan paling banyak terjadi pada manula dengan
tandur alih pintas arteri koroner (CABG) prevalensi l0% pada pasien usia 70 tahun,
merupal<an strategi efektif pada pasien meningkat menjadi 15% pada usia 80
tertentu (lihat di bawah). tahun. Meskipun terapi obat umumnya
Ditemukan sejumlah kesulitan untuk digunakan untuk kontrol lalu ,ventrikel,
menetapkan diagnosis pasti infark mio- setidaknya kardioversi arus searah (DC)
kard akut pada manula. Sampai 40% atau kimiawi biasanya berguna. Data studi
pasien tidak merasakan nyeri dada sama menunjukkan bahwa terdapat risiko
sekali dan sebagian kecil di antaranya tromboemboli bermakna pada manula
berupa nyeri yang tidak khas dan dapat yang dapat dikurangi dengan antikoagulan

i,,
| ,:'r
! r,
Ia
icd
l,6l
1-
iE,
15
i;rr
ir, ,

1 ,.''
|t,,",r
t,
Gambar 19.4 Mortalitas [:

l::,, ,
berdasarkan usra setelah l:l ,l t,ri';lirK40r 41*46. 46-50,,6X,--.t{fr56.60fi-6$r66-.0 i?t*T f,;$ ','r,8$..
infark miokard. i,ti,
276 Bab l9: Penyakit Jantung pada Manula

warfarin dosis rendah (target rasio nor-


malisasi internasional (lNR) 2,0-2,5).
Pasien dengan kontraindikasi penggunaan
antikoagulan, sebagai alternatif dapat di-
berikan aspirin walaupun kurang efektif.
Peran obat antiplatelet yang lebih kuat
sebagai alternatif (misalnya klopidogrel)
belum jelas.
Pemasangan pacu jantung permanen
merupakan prosedur yang paling eko-
nomis, dan harus diberikan kepada semua
pasien dengan blok atrioventrikel derajat
3, atau penyakit SA simtomatik. Golong-
an terakhir mungkin memerlukan medi-
kamentosa antiaritmia untuk terapi
aritmia atrium konkomitan.

Penyakit katup jantung (lihat Bab I l)


Murmur sistolik sering terjadi pada
manula dan tidak selalu menunlukkan
Gambar 19.5 Kalsifikasi anulus mltral
patologi yang penting. Murmur ejeksi (radLografi toraks lateral).
sistolik terjadi karena penebalan atau
sklerosis katup aorta dan murmur akhir
sistolik berkaitan dengan regurgitasi
atau dengan ekokardiografi, kalsifikasi
mitral ringan sekunder karena elongasi
anulus mitral dapat dikaitkan dengan
korda, ruptur, atau geometri otot papi-
regurgitasi mitral ringan dan dapat men-
laris yang abnormal. Semakin bertambah
jadi penyebab tromboembolisme meski-
umur populasi, kalsifikasi katup aorta
pun jarang.
yang strukturnya normal menladi pe-
nyebab terbanyak stenosis aorta yang
hemodinamik bermakna. Kalsifikasi katup
bikuspid kongenital biasanya terdapat
pada pasien usia 60-an, sedangkan kal- Penyakit iantung pada manula masih saja
sifikasi katup dengan struktur normal kurang diteliti dan kurang diterapi. Tidak
terjadi pada pasien usia 70 tahun atau dapat dihindarkan bahwa peningkatan
lebih. Terapi medis tidak banyak me- beban finansial dalam terapi populasi
nolong. Penggantian katup, biasanya manula menjadi target pelayanan kesehat-
dengan menggunakan katup biologis, di- an, seiring dengan kenaikan umur rerata
siapkan untuk pasien dengan gejala-gejala populasi. Umur biologis, bukan krono-
(sesak napas, nyeri dada, atau sinkop). logis, merupakan determinan utama pe-
Mortalitas perioperatif pada pasien nilaian keberhasilan setelah intervensi,
khusus berkisar 3-8% pada populasi ini. bersama dengan adanya komorbiditas
Stroke merupakan komplikasi utama dan preprosedural. Untuk pasien-pasien ter-
ditakuti, dapat terjadi pada 5- I 0% pasien. tentu, hasil tindakan yang biasa dikerja-
Kalsifikasi anulus mitral biasanya asim- kan, termasuk CABG, angioplasti
tomatik tetapi mudah diketahui dengan koroner, dan penggantian katup, sedikit
radiografi toraks lateral (Gambar 19.5) berbeda dengan populasi yang lebih
lntervensi pada pasien manula 277

Gambar 19.6 Pacu jantung


permanen: usia saat
pemasangan rmplan pacu
jantung.

muda. Terdapat sedikit kenaikan iumlah mortalitas yang tertunda akan menurun,
stroke periprosedural dan disfungsi ginjal, sebagai akibat berkurangnya infark mio-
namun ini seharusnya tidak mengurangi kard, gagal lantung, dan stroke.
intervensi pasien yang cukup sesuai. Akhir-akhir ini perhatian terhadap
Banyak bentuk intervensi medis, ter- risiko stroke tromboembolik pada pasien
masuk trombolisis, penggunaan aspirin, fibrilasi atrium telah banyak memacu
penyekat B, dan penghambat ACE pada penggunaan antikoagulan, termasuk pada
pasien pascainfark miokard, yang efektif manula (lihat Bab I l). Pemasangan pacu
untuk manula. Demikian pula adanya jantung permanen merupakan tindakan
hipertensi sistemik bermakna (biasanya yang paling banyak digunakan pada
hipertensi sistolik) harus diterapi karena manula. (Gambar 19.6).
terdapat bukti bahwa morbiditas dan
Kardiologi, Hukum, dan
Pekerjaan

Kardiologl dan mengemudi, 278 Aspek medrko-legal: tanggung lawab dokter, 279
Kecelakaan 1alu lintas, 278 Sekolah lisensi mengemudl, 279
Legislasi berkaitan dengan mengemudi Penyakit kardiovaskular, 279
di Inggris, 278 Kardiologi dan peker;aan, 280

Kardiologi dan mengemudi dara berusia lanjut pada tahun-tahun


terakhir: jumlah pengemudi pria di atas
Pengaruh penyakit berkaitan dengan usia 65 tahun naik 200% antara tahun
syarat legal untuk mengendarai kendara- 1965 dan 1985, dan jumlah pengemudi
an bermotor di lnggris ditetapkan dalam perempuan dalam kelompok usia yang
buku Medical Aspects of Fitness to Drive: sama dalam periode yang sama naik
A Guide for Medical Practitioners (di- sampai 600%. Perempuan di atas usia 74
terbitkan oleh The Medical Commission tahun merupakan kelompok terbanyak
on Accident Prevention). Edisi terakhir mengalami l<ecelakaan.
(ke-5, tahun I 995) telah dipengaruhi oleh
adanya lisensi mengemudi dari Uni Eropa.
At a Glance Guide to the Current Medi- Legislasi berkaian dengan
cal Standards of Fitness to Drive telah mengemudi di lnggris
diperbarui (Maret 2001), dan dapat di-
Sekretaris Negara untuk Transportasi
peroleh dari Driver and Vehicle Licen-
(The Secretary of State for Transporc)
sing Agency (DVLA) (The Medical
mempunyai tanggung jawab hukum untuk
Advisor, Drivers Medical UnlA DVLA,
perizinan surat izin mengemudi, yang di-
Longview Road, Morriston, Swansea
berikan oleh DVLA di Swansea. Merupa-
SA99 lTU. Juga dapat menghubungi
kan tanggung jawab pemohon untul<
dmu.dvla@gtnet.gov.u k).
menjelaskan semua kondisi medis yang
dapat berpengaruh pada kemampuan
Kecelakaan lalu lintas mengemudi secara aman. Sekiranya
pemegang SIM mengalami kondisi yang
Kondisi medis jarang menjadi penyebab mempengaruhi keamanan berkendaraan,
kecelakaan kendaraan bermotor, dengan ini merupakan tanggung jawabnya untuk
jumlah kira-kira I perawatan rumah sakit memberitahukan pada petugas lisensi.
dari 250 kecelakaan yang serius. Dari Merupakan isu pokok di lnggris di mana
jumlah ini, yang paling banyak (39%) surat izin mengemudi dapat berlaku tanpa
terjadi berkaitan dengan epilepsi grand diperbarui mulai usia l7-70 tahun.
mal, sedangkan kondisi jantung hanya Sekretaris Negara dapat meminta laporan
menyumbang l0% kecelakaan termasuk medis dari dokter atau memaksa pasien
kolaps di dalam kendaraan. Terdapat tertentu melakukan pemeriksaan medis
kenaikan dramatis dalam jumlah pengen- jika ada keraguan atas kemampuannya
Penyakitkardiovasl<ular 279

mengemudi. Pasien dengan kondisi medis barang ringan), dan pengemudi Kelompok
yang progresif dapat diberi surat izin ll (kendaraan barang berat muatan > 3,5
terbatas yang berlaku l, 2, atau 3 tahun. ton, bus, dan pengemudi pelatih). Kriteria
Setelah usia 70 tahun, lisensi biasanya untuk Kelompok ll lebih berat dibanding
diperbarui untuk 3 tahun sekali. Kasus- surat izin mengemudi biasa (Kelompok
kasus tertentu dipertimbangkan oleh tim r).
penasihat medis di DVLA dan ada hak
menuntut melalui pengadilan jika lisensi
Fenyakit kardiovaskular
ditolak atau dikembalikan.
Dalam kasus penyakit jantung, ke- Sejak edisi pertama Medical Aspects of
tidakmampuan yang biasa dituliskan Fitness to Drive: A Guide for Medical
yang mungkin merupakan hambatan Practitioners, terdapat kemudahan pe-
dalam mengemudi berkaitan dengan tunluk berkaitan dengan mengemudi dan
serangan mendadak rasa mau iatuh atau penyakit jantung, terutama pada bidang
pingsan akibat penyakit jantung yang penggantian katup, revaskularisasi (bedah
mendasari. pintas jantung (CABG) dan angioplasti
koroner transluminal perkutan (PTCA)),
Aspek mediko-legal: anggung dan pacu jantung permanen. Akhir-akhir
jawab doker ini pengemudi dengan implan defibrilator
dan pacu iantung antitakikardia telah
DVLA, bukan dokter, yang menetapkan dibolehkan mendapatkan surat izin
kemampuan seseorang untuk menge- mengemudi Kelompok l.
mudi. Meskipun dokter mungkin diminta Umumnya pengemudi Kelompok I
menyiapkan laporan untuk DVLA, pen- tidak boleh mengemudi I bulan setelah
dapat tentang kemampuan mengemudi keladian jantung (misalnya infafk miokard
tidak akan pernah diminta. akut, tandur alih pintas arteri koroner-
Dokter yang menyiapkan laporan lihat Boks 20.1) dan baru kemudian boleh
untuk perusahaan asuransi mobil harus meneruskan mengemudi tanpa mem-
menyadari bahwa ada kemungkinan dia beritahu DVLA selama tidak ada keiadian
menyatakan seseorang pantas untuk disabilitas. Pengemudi Kelompok ll harus
mengemudi dan selanjutnya terjadi ke- memberitahu DVLA setera setelah
celakaan, jika ternyata nasehat dokter di kejadian dan surat izin dapat ditahan
luar petunjuk nasional. Seorang dokter tergantung laporan dokter ahli jantung.
harus merahasiakan keadaan pasien tetapi Pemeriksaan penunjang dalam keadaan
kadang-kadang dokter mungkin merasa ini biasanya termasuk tes latihan treadmill
perlu untuk memberitahu DVLA lika terbatas-ge.jala maksimum menggunakan
pasien tetap terus mengemudi walaupun protokol Bruce ketika pasien tidak dalam
kondisi medisnya tidak memungkinkan pengobatan kardioaktif. Hasil yang
atau lisensinya dicabut. Dalam keadaan memuaskan diperoleh setelah selesai
ini, dokter pertama-tama harus menase- tahap lll protokol Bruce lengkap (9 menit
hati pasien sebelum memberitahu DVLA. latihan) tanpa ada gejala lantung, respons
hemodinamik yang sesuai, tidak terlihat
peningkatan segment S-T bermakna, dan
Sekolah lisensi pengemudi
tidak ada aritmia yang ditimbulkan latihan.
Di lnggris, terdapat perbedaan medis Kateterisasi jantung (arteriografi
antara pengemudi Kelompok I (sepeda koroner) tidak lagi diperlukan untuk
motor, mobil dan minibus, dan kendaraan perizinan kembali surat izin mengemudi
280 Bab 20: Kardiologi, Hukum, dan Pekerjaan

Kelompok ll kecuali dalam keadaan apakah izin dapat diberikan, ditangguhkan,


khusus. atau ditolak, atau dalam beberapa kasus,
Petunjuk untuk pemegang surat izin diterbitkan dengan batasan tertentu.
mengemudi dengan penyakit kardio- Petunjuk detil dikeluarkan oleh CAA
vaskular diperlihatkan pada Tabel 20. l. untuk kondisi jantung yang paling sering
ditemukan.

Kardiologi dan pekeriaan


Pekerjaan lain
Pilot dan menerbangkan pesawat Sejumlah pekerjaan lain harus memenuhi
Di lnggris, tanggung lawab sertifikasi standar medis terkait dengan penyakit
untuk pilot dan pengatur lalu lintas udara jantung. Dalam hal ini termasuk polisi,
terletak pada Civil Aviation Authority pemadam kebakaran, pengemudi taksi,
(CAA) (Safety Regulation Group, Medi- pelaut, masinis kereta, pekerla di tambang
cal Department, Aviation House, minyak lepas pantai, dan penyelam. Biasa-
Gatwick Airport South, West Sussex, nya terdapat afiliasi antara petugas medis
RH6 OYR. Juga pada caa.aeromed- dengan kelompok tertentu yang me-
sect@srg.caa.co.uk). Masalah lantung merlukan syarat-syarat teftentu yang di-
pada pilot cenderung diatur per individu. butuhkan untuk tetap bekerja, atau untuk
Pemeril<saan awal untuk pilot komersil menyandang lisensi tertentu.
(Kelas I dan ll) biasanya dilakukan oleh
departemen medis CAA, sedangkan i Solqs **" I
t
evaluasi pilot swasta (Kelas lll) merupa- I

Pengemudr mobrl yang menderjta hal.hal


kan tanggung jawab dokter umum yang
ditunjuk dengan pendidikan bidang medis I berftut Lidak dapat mengemudi untuk salr-'
I brlan:
penerbangan (Authorized Medical Exa-
I . Infark miokard akut
miners (AME)). Panel penasihat medis I

. Pembedahan jantung (CABG, peng


(Medical Advisory Panel) merupakan I
I qantian katup)
arbiter akhir proses pembuat keputusan l__,_
Kardiologi dan pekerjaan 28r

-O.@a
dao
o
E:=
r60 -TJ
A
;
.,oo d5
*cc Fl
i900
o
>N
o,@
g>
N
@ N
6
pbl
i" ;o
o
a- ib 6-r: d
o
-!€!@!@!@
NE NE N --
i:@ H+ CF
N s
@@@ Edo o
!6GO
tdtr d
66r
-Qo) Eb
i6t dat d t od 5E d
So-a-a
Eb E 5 ai - a
6G5Q=6=r .r d., o
ud d iIjci4 o o"
gE 7E :E =+r
qE E;EH co "q
-9 -E6 9o
=x :',x
,..-:=oi=i:=xs
9.o
:',i<
-5
Y'a
@col
o H oo {O -
6

;-Y- o.- o o 'd


O.-O.o 6 d
ildo -o.-d -c :=
6
i:qa: cd..! ds
J.C 5)c
qfiatro9 .d .h.i
N! P N ! N : N
tr:=ilr:1:=-4-.f=-4::=
= !lo
or q,u2d= !r?-; "q?! oii
a-a-
o d =
E
,,v,-v o O
fO:iOdXoo;oEU, diddb)
c a: tr o.: tr p.: tr o.c tl)
d
O
dY
,ooci!_i-rJrhtE
=o.=d-.=G-.=dd oeoE -G
c qY ;,Y-FE.-t E
g e P- 2iEg E€ Ed F ia;i
"c"ir - =a
d'd
EE9*d6=Edsdo
o.Yl " @ !1. - d.Yi- o.! o
vOvP
G 46 o .a
cd
-o
at
Fa.:o.:o.:oo
Fcd t-cl t-ct-
869
FcdEi
E
o =oo)
dc( EE6
.. c
h ?aQo

.EEE n
l-s3
6
i7

EE
St
S 3 *s
a_ E *E'
B.
56-
s,Y;
o
o
'd

EE
Eg
;iE: fiE sJ 5l^
P3{
EF
o L_,>
d

r! 5 tr i 6s d
g:(u L*
G'd
E
)qc.Y fl
eE; Io5 c
O
o
se E=B ::: i' E.Aq
e3
riR ---t: 5E^
Hpx
;:ob
.r go
g
co

$q=l=
-*€:€
$= 3=;: g+* I=;E5 o;:
q={
'd

s-jE= :5 E€r* 3=!=:€XgY * d


Es0:q ;a
=r: 5F;E .9=;#=;Egp
E.=69
;EAE=E.9f,; H'S
r]I;
..6 A
'd

!=-!
:Y!
d Et, ! !
E€-=Ea4 " F..=E6 = E€ o
ei=?o 7,
g:EgE gE d:*dg=nEiEz==i
g?+E.-:,**3d5r5d Etg
^!>t4
p"
E
o
c-*E - c* : .- o .q
9c*Pt Px Px-tSsrEePtrFE
"65JEi€!gP5:PP
:6 EE=E =: :E E: :-*?34;EE;=
E< 3,eE_E g5 6< 5Hg
9Ci;
=d

H q<
a
o
3,< 3< .<l
-- cJ.<J
3< ,ql <a
:
c4.YiEJ c - tr
AgBaB se
-r odE

AAg-g-E-EgBg s F<t !
t
d
tt)
o
iE .- o E
>s O
6ffo o
o o 6 6*
Fq -< B<.R c
O .q1 €o* :J
(")
d
b
Eo
Ei 6.=
-e
CO
o-
>E F td.i F
i1
o
Ed
@(h
a
g
d)v
F.
6O
o pE*
EOG
^

OV
"-o< o
N
Y'S -E EA. -e
a) - ! q)
:]c a <e
--a) tq
< Eo F
(d
Penilaian untuk
Anestesia

Pendahuluan, 282 Penanda khusus nsiko anestesia, 282


Penilaian pasren dengan penyakit jantung, 282

PendChuluan ,i , Penihian pasienr deng4r1,,peny*it


jamung
Penyakit jantung dapat menjadi kontra-
indikasi relatif atau absolut terhadap Pendekatan berikut rutin dikerjakan
anestesia umum. Perubahan hemo- untuk pasien penyakit iantung yang sudah
dinamik selama anestesia dapat me- diketahui sebelum anestesia:
nimbulkan gangtuan sirkulasi karena o penilaian anamnesis;
mengubah kemampuan jantung memper- o pemeriksaan klinis;
tahankan sirkulasi tersebut. Obat-obatan r hematologi dan biokimiawi dasar
anestesia juga dapat memberikan efek (terutama hemoglobin, K*, dan kadar
supresi langsung pada miokard. Dengan urea);
demikian, kehilangan darah dan perubah- o .analisls gas darah;
an pada volume sirkulasi, gangguan hemo- r radiografi toraks;
dinamik yang terkait dengan ventilasi r elektrokardiogram (EKG);
mekanik, dan fungsi miokard yang ter- o ekokardiogram (untuk penyakit
tekan, semuanya akan menimbulkan jantung struktural yang dicurigai arau yang
bahaya pada anestesia. Aritmia jantung sudah pasti).
dapat muncul akibat fenomena yang se-
rupa. Namun, penggunaan obat-obatan Penanda khusus risiko anestesia
yang dapat mengubah resistensi vaskular
sistemik atau paru, sifat inotropi miokard, Gangguan fungsi ventrikel
dan denyut jantung, akan memberikan Penyakit ventrikel kiri akan membahaya-
peluang kepada ahli anestesia untuk kan kemampuan sirkulasi selama pem-
mengatasi seluruh atau sebagian perubah- bedahan atau pascabedah dan dapat me-
an tersebut. Namun demikian, pem- rupakan penanda risiko aritmia yang ber-
berian anestesia kepada pasien penyakit bahaya (khususnya aritmia ventrikel).
jantung akan selalu mengandung risiko Anestesia spinal atau regional memberi-
tambahan. Pertimbangan atas peningkat- kan sedikit keuntungan karena hemo-
an risiko ini harus diseimbangkan dengan dinamik sirkulasi hanya sedikit dipenga-
risiko pasien lika tidak diberi tindakan ruhi oleh anestesia (akibat interferensi
atau dioperasi dengan anestesia spinal dengan refleks autonom) dibandingkan
atau lokal. anestesia umum.
Penanda khusus risiko anestesia 283

Hipertensi paru Aritmia ventrikel


Obstruksi sirkulasi paru (penyebab hiper- Terjadinya aritmia ventrikel selama anes-
tensi paru) memerlukan pasien tetap tesia dapat mengakibatkan gangguan
mempunyai volume yang cukup. Pe- sirkulasi berat tetapi umumnya menanda-
ngurangan volume akan menimbulkan kan adanya penyakit jantung struktural
turunnya'curah jantung pada waktu dasar.
induksi anestesia.
Aritmia supraventrikel
Penyakit katup jantung Keadaan ini jarang menjadi ancaman
Penyakit katup jantung dalam bentuk apa- penting untuk anestesia sepanjang tidak
pun mengandung risiko besar. Kasus ada penyakit jantung struktural. Sebagian
stenosis aorta baik sedang maupun berat, besar takikardia re-entri atrioventrikel
meskipun pasien asimtomatik, merupa- selama anestesia dapat dicegah dengan
kan faktor risiko utama. Perubahan penggunaan bolus adenosin intravena.
hemodinamik atau irama dapat menim- Fibrilasi atrium merupakan risiko umum
bulkan ketidakseimbangan sirkulasi anestesia dan memerlukan tatalaksana
koroner, menyebabkan kolaps curah konvensional.
jantung atau aritmia ventrikel akibat
iskemia miokard. Stenosis mitral, dengan
Penyakit konduki atrioventrikel
pengaruhnya pada sirkulasi paru, dapat
Tidak jarang diminta pemasangan semen-
menyebabkan hipotensi sistemik atau
edema paru yang mengacaukan para- tara alat pacu jantung selama periode
operasi atau perioperatif pada pasien
meter sirkulasi.
dengan berbagai deralat penyakit kon-
duksi. Pada umumnya, adanyi kelainan
Kardiomiopati hipertrofik dan penyakit konduksi sudah cukup menjadi
restriktif alasan pemasangan sementara pacu
Untuk mempertahankan curah jantung jantung, karena anestesia umum biasa-
diperlukan tekanan pengisian diastolik nya mengizinkan alat pacu berdasarkan
yang tinggi karena kelemahan ventrikel. prognosis, meskipun pada pasien yang
Volume yang mendadak turun dengan asimtomatik (lihat Bab l4). Akan tetapi,
gangguan pengisian ventrikel dapat me- obat anestesia mempunyai efek kardio-
nyebabkan kolaps hemodinamik diikuti aktif penting dan dapat memacu atau
aritmia. Perlu dijaga agar pasien tersebut memperberat penyakit konduksi ter-
aman dalam sirkulasi intravaskular. tentu.

Aritmia Penyakit nodus sinus


Riwayat adanya aritmia jantung merupa- Pasien hanya memerlukan alat pacu
kan tanda peringatan yang penting. jantung jika ada gelala-gejala (pusing, pre-
sinkop atau sinkop) dan tidak perlu
tindakan penlagaan khusus.
Daftar Singkatan

ACE ;i,rgimr**si|r-s*:r; u*rfritg # rlzy ft't #, enzi m pengkonversi angiotensi n


ACTH -a dren*eq:i'rf c* rr*p hic * #r'.rt*rts, h o rm on ad re n o ko rti kotro p i k

ADH ei*{i*r.sri* ii*r"n:**e, ho rmon antid u reti k


;:r: i

ADP ad*s*sir"r* d;p&*spfra**, adenosin difosfat


AF -:rn*l fifurrli*ri*g, fi brilasi atrium
AICD 'artt*matie' #npla$l-':fu1* ierdir:,rer.f*t- defi#rjfj,tr*:n defibrilator
kardioversi implan otomatis
ALS *dva***# lif* s*pp*rr, bantuan hidup laniutan
ANP afr-icJ *al*ur**lc p*p*ls'*, peptida natriuretik atrium
APSAC a*isi:yi":r*d pla.r;rtinr:g*n-grre***J<rn*se arfivar*l c*:*ipl*x, kompleks
pengaktivasi plasminogen-streptokinase yang tidak terisolasi
aPTT acrivai*# ;:arrr*l rft r*:rcs*:p[lsl:n fi*r*, waktu tromboplastin parsial
teraktivasi
AR a*rrrr- r*g*rgi**ri**, regurgitasi aorta
AS **rfr( si*nsrsis, stenosis aorta
ASD ;:rr"i*i s*pr;*l defe*;, defek septum atrium
ASO mrr{r.sfxfirf{'flsirt-#, antistreptolisin-o
AV ;?tri{i'r€r?tr"ir#far, atrioventrikel
AVN arnsvsmrri*uiar **#e, nodus atrioventrikel
BLS fuas;r /ife ${ipp#rt, bantuan hidup dasar
BMI **dy n;*s.e ;r'rd*x, indeks massa tubuh (lMT)
BNP b,,xrn l'l;l*-ir.rr**ir pepride, peptida natriuretik otak
CAA f,iril,4. rrinrio*,4ur,/:*:riry
CABG c#ii:fiaf# arre:y Crtrpass gi'afr, tandur alih pintas arteri koroner
cAMP *;.elrr; .:#*neisin* nt*n*pfu osp$;:**, adenosi n monofosfat siklik
ccs #ans#i*rl f*rriipvxser#*r Seici*ty
CCMAT c***rer*i*eklrrise n"racrm r€-eftfrafff ;t*t.yaf mrJr;rc*rdia, tal<ikardia atrium
re-entri makro berlawanan arah jarum jam
CPAP **nrfn*cus F#sifiv# airway pi-ess#r*, tekanan .ialan napas positif
kontinyu
CPK tri-e#fir?€ p,il*sp&*lci*ase, kreatin fosfokinase
CRP #-re,reilv* pr-*reir:, Protein reaktif-C
CT r#,"$pi;f #i-rr*d t* m *grap h y {scanrii*g}, tomografi terkom Puterisas i

(pemindaian)
CTR *a;'drerrfo *rarrc ratri*, ras io l<ard iotorasi k
CW efu*sr w;rff, dinding dada
x Daftar Singkatan

D& C dilati*n and e*ri-*fag'e, dilatasi dan kuretase


DC directr cur"i-enr, arus searah
DIC dissernrnaredrnrreyasc*/ar coagulation,koagulasiintravaskular
diseminata
DVT deep venoe;s rilr*mb*sis, trombosis vena dalam
EDRF *ndatkelium derived relaxlng facrcr, faktor relaksasi dari endotelium
EKG elektrokardiogram, electrr-*eardiogram{ECS)
EMD elecfr'$rnerfianiral diss*ciarion, disosiasi elektromekanik
EMF end*myacardialfbrosrs,fibrosisendomiokard
EP emboli paru, p*lrnonary embolrsm {Pfi}
FTT Fibrinalytic Therapy lrialisrs
GFR glon"terular filtration rare, laju filtrasi glomerulus
HBD hydroxybutyrar* dehy#roger:ase, hidroksibutirat dehidrogenase
HCM hypertraphitc*rde*rmyoparhy,kardiomiopatihipertrofik
HDL hrgh densiry lipaproiein, lipoprotein densitas tinggi
HIV htuman immun*de$cienty virus, virus imunodefisiensi manusia
HOCM hypertrophic ofisrr#erive cardioinyopar&y kardiomiopati obstruktif
hipertrofik
HOT fdyperrer:sf*n #prinraf lrearrnenr {sre;cy}, Terapi Optimal Hipertensi
(studi)
INR internati*nal n*rmalizedrfrfis, rasio normalisasi internasional
ICS rnteirosfal spac€, ruang sela iga
ISA rnrrinsic sympathfrrnirrl*ria activity, aktivitas simpatomimetik intrinsik
lSlS lrct*rnatianal Sr*dy o{ fn{arst Suryiv*l Studi lnternasional tentang
Ketahanan Hidup pada lnfark
IVC inferrpr yefifr c*yir, vena kava inferior
IVS interv*ntriculan sepfu*r, septum interventrikel
JVP lugular ye$o{rs pr€ssur"e, tekanan vena jugularis
LA /eff arri*rn, atrium kiri
LAA lek atria! apBendage, apendiks atrium kiri
LAD /efr anrerior dese*ndrng, anterior desenden kiri
LBBB f*ft bundle branch */*ck, blok cabang serabut kiri
L Cx f*fl* erreunrfex, sirkumfleks kiri
LDH facra*e d*fuyd;'ogenase, laktatdehidrogenase
LDL l*w densiry *poprorern, lipoprotein densitas rendah
LED laju endap darah, *ryrhr-r:cyre sedirn€nra#on r"arc {[SR)
LMW /erw n':ol*c*lar werghr, berat molekul rendah
LV feft ycnrncl*, ventrikel kiri
LVEDP lek v*ntricuiar snd-#,asrolrr pr€ss{:re, tekanan akhir-diastolik ventrikel
kiri
LVH leff venrric*lar hyp*rtrr:phy, hipertrofi ventrikel kiri
LVOTO f*ft ventrirular aut{law rreef o&sfru;cfi*n, obstruksi alur keluar
ventrikel kiri
LVPW le{t ventrirular prsrericr wa{ dinding posterior ventrikel kiri
MlBl rnerfioxy-iso&uty! isonitrile. metoksi-isobutil isonitril
MIC mlnimum inhibit*ry concerrarion, konsentrasi inhibisi minimal
MMD minimal rnyoeardial damage, kerusakan miokard minimal
Daftar Singkatan xi

MRI fftagneti€ resonance irnaging, Pencitraan resonansi magnetik


MR mitra! regurgirarfon, regurgitasi mitral
MS rnifral sfenosis, stenosis mitral
MV rnitral valve, katup mitral
MVA mirral valve area, area katup mitral
NIDDM non-insuJin-dependenr diaberes n,eflitus, diabetes melitus tidak
tergantung insulin
NIH Fdational fnsfie$res *f Fleafrh
NYHA Sdew York Heart Assaciation
OCP oral confraceptive pilf, pil kontrasepsi oral
PA posteriar-anteru'or, postero-anterior
PA pulmanary arr.ery, arteri pulmonalis
PAF plarefee ac#vating facror, faktor pengaktivasi Platelet
PAI p/asrninogen aetivator inhibitot",penghambataktivatorplasminogen
PDA patefit ducrus arrerf*sus, duktus arteriosus paten
PDA poscerior descendlng artery, arteri desenden Posterior
PET poslfron emtssi*n t*wograpky, tomografi emisi positron
PFO pat€tlr foranren cvafe, foramen ovale Paten
PH pulmonary hyperrension, hipertensi pulmonal
PJK penyakit jantung koroner, tora{tary h*arr disease iCHn}
PND par*xysma! nacturna! dyspn*ea, dispnu nokturnal paroksismal
PPOK penyakit paru obstruktif kronis, chronic clhsffl.icrive pulmanary dtsease
{coFD}
PR pulmonaty regurgita$*n, regurgitasi pulmonal
PS pulrn*nary srenosis, stenosis pulmonal
PTCA perc#f,aneous transluminal caranaty angi*plasty,angioplasti koroner
transluminal perkutan
PVR pufinonary vascr.rlar resisfance, resistensi vaskular pulmonal
RA righr atrium, atrium kanan
RAA renrn-angiorensin-a/dosferone, renin-angiotensin-aldosteron
RBBB rigl'rt bundle &ranc$ bJsc&, blok cabang serabut kanan
RCA righr, caranary artery, arteri koroner kanan
RJP resusitasi jantung paru, cardiopufm*nary rescusrrrarfon {CPR.}
rt-PA recornbttranf ri$sue-fyp€ pfasminogen acffvafsr, aktivator plasminogen
tipe-laringan rekombinan
RV rlght v*ntride, ventrikel kanan
RVG radior:ucJide v*nerice;lograpft5 ventrikulografi radionuklida
SA sincafrial, sinoatrium
SLE sysrernlc iup*s erythemarssus, lupus eritematosus sistemil<
SN sinlts nsde, nodus sinus
SPECT single phorcn *nirssron ccmpuf€d t*m*graphy, CT emisi foton tunggal
SVC superior vena fftya, vena kava superior
TD tekanan darah, blosd pressure {SP)
TGA frnnspositr*,n of r&e greae arferies, transPosisi arteri besar
TIA transienf lscfiaernic atcack, serangan iskemik transien
tPA rissue plasrninoS'efl arfivfifor, aktivator plasminogen iaringan
TEE fransesophagealechacardi*graBhsekokardiografi transesofageal
xii Dafcar Singkatan

TR l:r-ir:i;.rpi#,.,.,:.Ll"i;i-g:{..Ji:r;:;r, regurgitasi trikuspid


TS lr'rr:r;:l:'lr,f ti:i:r:t*.i,,s, stenosis trikuspid
TSH terapi sulih hormon, iii,:i':i:it::j{;: ,,''.:,f,Jr;ilr":i::,::i,,i llir:rr,;:::-r' ii'iir,l:
TTE :r';iilj!i;,.ii.]:':?!.:ir: t':::h:,tt:::t-i:t.s:ti';l#i.,14 ekOkardiOgrafi tfanStOrasik
VAD'0";*ir'ji:'r.i'.ii',r.'':.:iitif C{:y'j{:rj, alat bantu ventrikel
VF r'*nr;-i*-iij.:r' i.'ri:rii:'i;ri*'r:, fibrilasi ventrikel
VSD vr:r':iiir'-"i.;i,lr ie,:;.rt;l ci*,il*g defek septum ventrikel
VT u#.?i,'r:i"r.rjii i:,'i{:it'r.,::;nril-,,x, takikardia ventrikel
Indeks

Simbol angioplasti 103, 132, 145 (AAr) r38


99mTc-pirofosfat l4 I angioplasti koroner transluminal aspirin 67, 100, 102, 103,
perkutan 89, 132, 134 t23, t42
A angiosarkoma 234 ascenia neurosirkulatori I l6
a.femoralis 12, 28 anisoylated plasminogen- ataksia Friedreich 79
ablasi I 65 streptoki nase activato r atenolol 2 l4
ablasi fibrilasi 170 atrium complex (APSAC) l0l ateroma aorta 40
ablasi 'jalur cepat' 176 anomali drainase vena aterosklerosis 28, 62
ablasi 'jalur lambat' 176 pulmonalis 262 ATPase natrium-kalium 59
ablasi kateter VT 184 anomali Ebstein 174,269 atresia paru 27
abnormalitas fungsi otonom 158 antagonis 5-HT 218 atresia trikuspid 268
adrenalin 93 antagonis aldosteron 89 auskultasi I 9
AF nonvalvular 104 antagonis kalsium 66,93, 127 AV delay 160
afterload 7l antagonis reseptor angiotensin azatioprin 96
akromegali 10, 78 9t,92
aksentuasi pascaektopik I 3 antiaritmia 94, 165, 167, 194 B
aktin 70 antibodi monoklonal l0l 'baffle'atrium 266
alat bantu ventrikel 95 antikoagulan 94, 142, 170, 253 balon lnoue 212
alat perekam implan 157 antikoagulan oral 100, 256 balon Swan-Ganz 44
aldosteronisme primer 63 antikoagulasi 250 bantuan hidup dasar (BLS)
alfa-adrenergik I 94 antiplatelet 142, 170 t88, t89
aliran balik vena l4 antitrombotik 99 bantuan hidup laniutan (ALS)
amiloidosis 77 anuloplasti trikuspid 215 t90, t92
amilorid 65, 90 anulus aorta 215, 235 bantuan udara pernapasan
amiodaron 94, 182, 196 aorta 235 ekspirasi I 90
amlodipin 66, 93 aorta torakalis desenden 235 bayangan jantung 30
amoksisilin 257 aortitis 238 bedah pintas arteri koroner 29
ampisilin 257 aortitis sifilis 240 bedah valvotomi teftutup 256
amrinon 93 aortitis Takayasu 239 bendrofluazid 89
analgesik 142 aortografi 49 bendroflumetiazid 89
anamnesis I aortopati degeratif 272 Bernoulli 36
anamnesis tambahan 7 apeks I l5 beta-adrenergik I 94
anemia I I apnu tidur 243 bintik Roth I I

anestesia spinal 282 aritmia 81, 192, 234, 257, 283 bioprostesis 2 I I

aneurima'palsu' 238 aritmia supraventrikel 283 biopsi endomiokard 52


aneurisma aorta 238 aritmia transien I 15 biopsi miokard 78
aneurisma'sebenarnya' 238 aritmia ventrikel 165, 283 bisoprolol 94
aneurisma septum atrium 262 arkus kornea 10, I I blok atrioventrikel 6
aneurisma sinus Valsalva 268 arkus senilis kornea I l5 blok cabang serabut kanan
aneurisma ventrikel l6 arteriografi koroner 50, l2l, (RBBB) rs8
aneurisma ventrikel kiri 148 t23, t49 blok cabang serabut kiri
angina 3 arteritis sel raksasa 238, 240 (LBBB) rs8
angina dekubitus I 14 arcritis reumatoid 79 blok lantung 5, 158
angina pektoris I ll, l15 asam asetat S-hidroksiindol (5- blok tri-fasikular I 58
angina stabil l12, l17 H|AA) 2r8 bradikardia 153,157
angina tidak stabil 4, 102, l12 asistol 193, 197 bretilium tosilat 196
angina varian Prinzmetal I 14 asites 28, 85 British Hypertension Society 67
angiografi 48 asma l3 bruit ll, l3
angioid streaks I I aspartat amino transferase bruit sistolik 28
lndeks 285

bumetanid 89 diabetes melitus 109 EKG permukaan 154


bunyi awal diastolik 22 diastasis 23 EKG rerata-sinyal 155
bunyi awal sistolik 2l diastol atrium 17 ekokardiografi 32, 33, 23 I, 245
bunyi jantung 20 diastolik26 ekokardiografi dua-dimensi 32
bunyi keempat 23 diazoksid 66 ekokardiografi kontras 42
bunyi ketiga 23 dicrotic notch 72 ekokardiografi M-mode 32
bunyi pecah terbalik 22 diet 108,123 ekokardiografi stres 42, l2l
bunyi sumasi 24 digoksin 90, 2l I ekokardiografi tiga-dimensi 43
dihidropiridin 144 ekokardiografi transesofageal
c dilatasi atrium kiri 3 I 39, 208
CABG 29,89, t33, t35 dilatasi ventrikel kiri 72 ekokardiografi transtorasik
candesartan 92 dilator arteri 9l 39, 208
captopril 66, 91,92 diltiazem 93, 127 ektopik atrium 214
cardiac care unit l4l dip-and-plateau 78 ektopik ventrikel 177
carvedilol 94 direct current (DC) 138,257 elektroda bipolar 163
Canadian Cardiovascular diseksi aorta 41, l4l elektrofisiologis 159, 177
Soclety (CCS) 4 diseksi aorta akut 235 elekcrokardiografi serial 205
Chlamydia pneumoniae lll disfungsi miokard diastolik 83 elektrokardiogram 228, 243,
cilazapril 92 disfungsi sel endotel 59 255
cincin Kayser-Fleischer 10, I I disfungsi ventrikel 273 embolektomi 241
Coxsackie 73 diskinesia I I5 embolektomi paru 250, 25 I

CREST 242 lensa 10. I I


dislokasi emboli aorca 241
CT helikal ultra-cepat 52 dismorfik I I emboli paru (EP\ 54, 147,
CT spiral 245 dismorfisme l0 246
curah jantung 46 disopiramid 196 emboli paru akut 5, l4l,247,
cushingoid 10, I I disosiasi elektromekanik 251--252
(EMD) te3, 197 emboli paru masif akut 49
D dispnu 2, 3, 85, 228 emfisema l3
o-dimer 249 dispnu nokturnal paroksismal emisi foton tunggal 56
de Wardener 59 3, 85 enalapril 92
defek ostium primum 260 distrofi Becker 79 endokard 217
defek sekundum 260 distrofi Erbt limb girdle 79 endokarditis bakterial 233
defek septum atrium 81, 260 distrofi fasioskapulohumeral 79 endokarditis infektif I 0, I l,
defek septum ventrikel 25, distrofi miotonika 79 219,220
146, 258,262 distrofi otot I 0 endokrin 63
defek sinus venosus 260 distrofi otot Duchenne 79 endomiokard eosinofilik 218
defek ventrikuloseptal 26 diuretik 64, 65, 89 endotelin 83
defibrilasi 188, 193, 196 dobutamin 93 endotelium vaskular 83, 98
defibrilator implan 89 dopamin 93 energi radiofrekuensi I 68
defi brilator jantung implan
Doppler 33 enoksaparin 100
otomatis (AICD) 168, drainase perikard 73 enoksimon 93
r82 drive train 179 enzim Jantung I 38, I 39
defi brilator kardioverter duktus arteriosus paten 27, epinefrin 93
implan otomatis 94 263 esofagus 242
deformitas 'mulut ikan' 209 estrogen endogen I l0
degenerasi kistik 236 E
F
degenerasi'senil' 272 edema 6
demam reuma 200 edema interstisial 3 faktor relaksasi dari
denyut apeks I 6 edema paru 3, 3 1, 1 38 endotelium 83
denyut ekstra 6 edema perifer 28, 85 faktor risiko I 08
denyut femoralis 28 edema periorbital 6 faktor von Willebrand 98
denyut nadi 12, I 15 edema unilateral 6 fasies mitral 209
denyut nadi bisferiens 12 efek supresi 282 felodipin 66, 93
denyut nadi dikrotik l2 efusi perikard 230 fenomena curian koroner 268
denyut nadi karotis I I efusi pleura 28, 237 fenomena Raynaud 7
denyut perifer 28 Ehlers-Danlos 236 feokromositoma 63
denyut vena Jugularis I 3 ejeksi ventrikel I 15 fibrilasi atrium 15, I 15, 159,
depolarisasi I 5 I EKG 230, 23 I 2t0,2t4,2s7,275
destruksi katup 212 EKG ambulatori 157 fibrilasi ventrikel 184, 196
286 lndeks

fibrin I 02 hiperaktivitas simpatis 59 I


fibrinolisis 99 hiperinsulinemia 59 jalan napas 189
fibrinolitik 144 hiperkalemia 196 jalur intrinsik 98
fibrodisplasia 63 hiperkoagulasi 246 falur Mahain 174
fibroelastosis endokard 219 hiperkolesterolemia 9, I I jari tabuh 9, 10, 29,243
fibrosarkoma 234 hiperlipidemia 10, 108, ll5 Judkins 50
fibrosis endomiokard 218 hiperplasia adrenal kongenital
fistula arteri koroner 268 63 K
fistula arteriovenosa 27 hipertensi 58-64, 91, 257 kalsifikasi anulus mitral 210,
fisuraplak I 12, 136 hipertensi arteri pulmonalis 3 I 2t4, 276
flutter 257 hipertensi paru 5, 6, 14, 15, kalsifikasi katup 3 I
flutter atrium 17l, 172 45, 54, 233, 242-256, 283 kalsifikasi katup mitral 210
flutter umum l7l hipertensi sistemik I l0 kalsium intravena 195
follow-up pacu jantung 164 hipertensif I I kalsium klorida 196
foramen ovale paten 259 hipertiroidisme l0 kanulasi arteri femoralis 46
fraksi ejeksi 48, 55 hipertrofi konsentrik 72 kanulasi vena femoralis 44
Frank-Starling 71,83 hipertrofi miokard 72 kardiologi nuklir 54
Fredickson I 3 I hipercrofi septal 12 kardiomegali 87
furosemid 89 hipertrofi ventrikel kanan 14 kardiomiopati 256
hipertrofi ventrikel kiri 59 kardiomiopati dilatasi 73, 105
G hiperventilasi 2 kardiomiopati hipertrofik 75,
gagal ginjal akut 60 hipervolemia l4 t62, 256, 273, 283
gagal jantung 80,81, 162,273 hipoksemia nokturnal kronis kardiomiopati iskemik 74
gagal jantung berat 12 143 kardiomiopati membran
gagal jantung kanan 14,28, hipotensi 137 subaorta I I

85, 85 hipotensi postural 5 kardiomiopati obstruktif


gagal jantung kiri 85 hipotiroidisme 10, 78 hipertrofik I l, l3
gagal jantung kiri akut 96 hirudin l0l, 102 kardiomiopati peripartum 257
gagal jantung kongestif 273 hirulog l0 I kardiomiopati restriktil 77, 27 4
galop 24 hormon antidiuretik 83, 89 kardiomioplasti 96
gangguan kesadaran l15 hormon natriuretik 59 kardioversi 104,170
garis Kerley B 3l hubungan aorto-pulmonal 258 kardioversi arus searah 91,
gaya hidup 123 hukum Laplace 72, 239 257. 275
gejala gastrointestinal l'37 hypertension optimal treat- kardioversi elektrik 2l I

gelombang'a' 14 ment (HOr) 67 karditis reumatik 208


gelombang 'c' 14 karsinoid 217
gelombang 'cv' l6 I karsinoid jantung 218
gelombang meriam l5 idiopatik l0 karsinoma bronkus l0
gelombang P 154 ikterik I I katarak 10, I I

gelombang sistolik'v' 215 implantasi pacu jantung I 59, I 63 kateter Fogarty 241
gelombang T 154 indapamid 65 kateter Swan-Ganz 47
gelombang U 155 indeks massa tubuh (BMl) 109 kateterisasi jantung 43
gelombang 'v' l5 infark miokard 4, 27 kateterisasi jantung kanan 44,
gesekan perikard 27, 228 ilnfark miokard akut 102, 135 245
ginjal 28, 60 international normalized ratio kateterisasi jantung kiri 45
gliseril trinitrat 93 (rNR) r00 katup aorta bikuspid 203
gradien potensial l5l intervensi koroner perkutan katup atrioventrikel 17, l8
t35. 275 katup floppy 212,213
H intubasi I 9 I katup jantung prostetik 105
HACEK 220,223 irama iregular 153 katup trikuspid 215
heparin 99, 102, 142,250, irbesartan 92 kecelakaan lalu lintas 278
252 iskemia miokard 4, 5, I I I kehamilan 255
heparin berat molekul rendah iskemia subendokard I ll kelainan gastrointestinal l4l
(LMW) r00, 2s0, 2s2 iskemia sunyi I l3 kelas sosial ll0
hepatomegali 85 iskemia tanpa gejala I l3 kelebihan beban tekanan 72
hibernasi miokard 84 iskemia transmural I l4 kelebihan beban volume 72
hidralazin 66, 93 isoprenalin 93, 194 kematian jantung mendadak I76
hidroklorotiazid 89 isosorbid 9 I kemerahan malar 10, I I
hiperadrenalisme l0 isosorbid dinitrat 93 kepribadiantipeA lll
lndeks 287

ketukan (knock) perikard 2i- lipoprotein densitas tinggi mutasi Leiden 246
kifoskoliosis l6 (HDL) r08
Killip 142 lisinopril 66, 92 N
klasifikasi Canadian Cardiovas- Loeffler 219 natrium 59
cular Society 4 losartan 66, 92 natrium bikarbonat 195
klasifi kasi fungsional gagal low molecular webht (LMVU natrium nitroprusida 92, 238
lantung 86 r00 nelapril 66
klasifikasi Killip 97 lupus eritematosus sistemik nicorandil I 28
klasifikasi New York Hean 8. 79 nifedipin 66, 93, 144
Association 3 nikardipin 66
klasifikasi 'Sicilian Gambit' 165 M nisoldipin 66
klasifikasi Stanford 235 Magnetic resonance imaging nitrat 123,125,143
klasifi kasi Vaughan-Williams (MRr) s2, 26s nitrat oksida 83
t67, t96 malformasi arteriovena nitroprusida 66, 9 I

klaudikasio 7 pulmonalis 7, 27 nodus atrioventrikel 6, l5l


klik ejeksi 18, 2l manitol 90 nodus sinus 15l
klik mitral 2l manula 271 Noonan 236,264
klopidogrel 100, l0l, 123 manuver holding 208 noradrenalin (norepinefrin)
klorotiazid 89 manuver Valsalva 12, 19, 260 92. 93
koagulasi 98 masker saluran napas laringeal nutrisi 88
koarktasio aorra 26,28, 63,265 t9t nyeri angina I 14
kolesterol 108 mefrusid 89 nyeri dada 3, I 14, 136
kompresi dada 190 merokok 88, 108, 123 nyeri dinding dada I 16, l4l
konstriksi perikard 22 metastasis 234 nyeri gastrointestinal I l6
konsumsi oksigen miokard 72 methemoglobinemia 7 nyeri post-prandial I 14
konterpulsasi balon aorta 95 metilprednisolon 96 nyeri prekordial 227
kontinyu 26 metisergid 2 l8
kontraksi isovolumik l8 metolazon 89 o
kontraksi miokard 70 metoprolol 94 obat hemat kalium 65
kontraktilitas 72 mikroalbuminuria 60 obat untuk hipertensi 68
Korotkoff 58 miksoma 233 obat-obatan kardiovaskular 195
kreatin fosfokinase (CPK) I 38 miksoma atrium 5, 22, 233 obat-obatan trombolitik 254
krisis hipertensi 67 milrinon 93 obesitas 109
kriteria Jones 20 I mini-torakotomi 232 obstruksi alur keluar ventrikel
kriteria mayor 201 minoksidil 66 26
kriteria minor 201 miokarditis 72 obstruksi alur keluar ventrikel
kuadrupel 24 miopati l0 kiri 5
kumarin 100 miopatik l0 obstruksitetap lll
miosin 70 obstruksi vena kava 6, l6
L miosit 70 oksigenasi I 9 I

labetalol 238 monitor Holter 157 opening snap 22


laktat dehidrogenase 138 mononitrat kerja panjang 124 operasi Battista 96
larutan penyangga asam-basa murmur 20, 24, I 15 ortopnu 3
t94 murmur jantung l9 ovetweight 109
latihan isometrik l9 murmur atrium kanan 233
LDH I38 murmur Austin-Flint 27, 207 P
lead dada 155 murmur diastolik 25, 27 pacu atrium multi-tempat 162
lead unipolar 163 murmur ejeksi sistolik 264,276 pacu jantung 89, 160-162,197
laju endapan darah (LED) 233 murmur Graham Steell 27 pacu-terminasi VT 183
left ventricular heave 16 murmur holosistolik 26 palpasi karotis I 3
lesi Janeway 9, l0 murmur inosen 26 palpasi prekordial I 15, 213
lesi obstrul<tif 259, 264 murmur kontinyu 27 palpitasi 5, 74, 153
lesi pirau 258 murmur kresendo-dekresendo pangkal aorta 235
letih 6 2t6 pankarditis 200
Iift 16 murmur mid-diastolik 27, I l6 pansistolik 26
lipid 108 murmur mid-sistolik inosen 2 l6 paraparesis 239
lipoprotein 108 murmur rumbling diastolik 209 paraplegia 239
lipoprotein densitas rendah murmur sistolik 25, 26, 276 pektus ekskavatum l6
(LDL) r08 murmur stenosis aorta 203 pektus karinatum l6
288 lndeks

pembedahan aritmia 184 penyakit Paget l0 pukulan prekordial 190


pembedahan Fontan 268 penyakit parenkim ginial 62 pulmonary capillary wedge
pembedahan katup mitral 4l penyakit paru supuratif l0 44,74
pembedahan Mustard atau penyakit perikard 14,54 pulsasi karotis 16
Senning 266 penyakit Reiter 238 pulsus alternans I 3, 74, 85
pembekuan darah II I penyakit renovaskular 62 pulsus anakrotik I I
pembesaran ventrikel kanan 3l penyakit reumatoid 238 pulsus bigeminus 13
pembesaran ventrikel kiri 30 penyakit serebrovaskular 5 pulsus Corrigan 12
pembuluh darah kolateral penyakit SN 158 pulsus paradoksus 13
I 12, 136 penyakit vaskular perifer 28 pupil Argyll Robertson I I

pemetaan aliran Doppler penyakit veno-oklusif paru 242


berwarna 35 penyakit ventrikel kanan 6 a
pemindahan arteri 267 penyakit Wilson l0 QRS 154
pemindahan ganda 268 penyekat P 64, 66,94, 124, quinapril 92
pemindaian CT 52, 53, 230, 126, 143,214
249 penyekat reseptor angiotensin R
pemindaian MRI 239 ll 66 rabdomioma 234
pemindaian ventilasi-pedusi (V/ penyekat saluran kalsium 144 rabdomiosarkoma 234
Q) paru 245 peptida natriuretik 83 radiografi toraks 30
pencitraan infark miokard 55 perdarahan splinter 10, 29 ramipril 66, 92
pencitraan kumpulan darah 55 perekam implan 159 Raynaud 242
pencitraan perfusi miokard 56 perekam yang diaktivasi oleh re-entri intra-atrium 168
pencitraan stres radionuklida pasien 157 re-entri nodus sinus 168
l2l perikard 227 recombinant tissue-type
pengawasan Holter 182 perikard parietal 227 plasminogen activator (ra-
penghambat ACE 59, 66, 91, perikard viseral 227 PA) 102
92, 128, 144,214,767 perikardiosentesis 231 regurgitasi aort^ 12,25,206,
penghambat adrenergik 65 perikarditis 147 237
penghambat aktivator perikarditis akut 141,227 regurgitasi aorta kronis 207
plasminogen I I I perikarditis konstriktif 229 regurgitasi 'fungsional' 215
penghambat fosfodiesterase 93 perikarditis relaps 229 regurgitasi katup 37
penghambat llb/llla sintetis l0l perikarditis viral 27 regurgiusi micral 25, 26
penghambat platelet 100 perindropil 92 regurgitasi mitral akut 146,212
penghambat renin-angiotensin perlambatan radio-femoral 28 regurgitasi mitral nonreumatik
66 pernapasan 189 kronis 212
pengukuran tekanan darah 57 pijat sinus karotis 157 regurgitasi pulmonal 27
penilaian neurologis 198 pil l<ontrasepsi oral 64 regurgitasi trikuspid 215
peningkatan tonus vagus 159 pirau jantung kongenital 243 reimplantasi koroner 238
penuaan kardiovaskular 272 pirau kanan-ke-kiri 7 relaksasi isovolumik 18
penurunan berat badan 123 pirau kiri-ke-kanan 44,259 relaksasi miokard 70
penyakit aorta 54 plasebo 250 remodeling miokard 84
penyakit Chagas 73 platelet 98 renin-angiotensin-aldosteron 82
penyakit gastrointestinal l0 pletismografi impedansi 253 repolarisasi l5l
penyakit jantung koroner 59, plop tumor 233 resistensi insulin 59
107,274 pompa toraks 190 restriksi ventrikel kanan 14
penyakit jantung reuma 256 posisi pemulihan I 90 resusitasi jantung paru (RJP) 89 I

penyakit jantung sianotik l0 potensial al<si 152 retinopati 60


penyakit katup jantung 276, prazosin 66, 91, 93 retinopati diabetik I I

283 preload 7 I revaskularisasi 149


penyakit katup mitral 8 presinkop 5, I 15, 153 revaskularisasi koroner 132
penyakit katup mitral reumatik Prinzmetal ll4 risiko anestesia 282
208 prosedur pada vena kava Romano-Ward 187
penyakit konduksi inferior 251 ronki 137
atrioventrikel 283 prostesis mekanik 205 rubela kongenital l0
penyakit koroner stabil 103 proteinuria 60, 63 Rudolph Virchow 246
penyakit nodus atrioventrikel protokol Bruce 117,279 ruptur aorta 240
158 protokol induksi 177 ruptur dinding-bebas 147
penyakit nodus sinus 6, 58, I protrombinase 99 ruptur otot papilaris parsial 2 2 I

283 pseudoxantoma elastikum I I ruptur sinus Valsalva 258


lndeks 289

S sirkuit arteri sistemik 258 takikardia re-entri intra-atrium


Sl 20 sirkuit re-entri 165 168
52 2l sirkulasi 190, 192 takikardia re-entri nodus
saluran konduksi atrium l5l sistem ekstrinsik 98 atrioventrikel 174
saluran konduksi khusus 152 sistem His-Purkinyel5l, 152 takikardia supraventrikel (SVT)
sarkoma 234 sistem keiutan arus searah 166 165, 168
sarkomer 7Q sistem konduksi l5l takikardia ventrikel (W) 6,
saturasi oksigen arteri 7 sistem renin-angiotensin 59 ll5, 177
second wind phenomenon ll4 sistem saraf simpatik 83 takikardia ventrikel
segitiga Einthoven 155, 156 sistol atrium l7 monomorfik 178
seksio Caesaria 256 sistol ventrikel 18 takikardia ventrikel tanPa
sekuele neurologis 239 sistolik 26 denyut 197
sel Kulchitsky 217 situasi arus tinggi 26 takikardia yang disebabkan
sel pompa natrium 59 sklera biru I I pacu jantung 164
septostomi atrium balon 266 sklerodaktili 242 tamponade jantung 12, 231
serangan iskemik transien 40, sklerosis sistemik 79 tamponade perikard 13
60 sklerosis tuberosa 234 tanda Becker 12
sesak napas ll4, 137 Sones 50 tanda Duroziez 12
sianosis 6 spasmearteri koroner I 12, 136 tanda Homan 253
sianosis perifer 7,9, l0 spironolakton 90 tanda Kussmaul 14
sianosis sentral 6, 10, I I square root 78 tanda Mueller 12
sifilis ll, 240 statin 69 tanda Quincke 12
siklosporin A 95 stenosisaorta 5,25,26,36,72, tanda'square root 230
siklus jantung 17 201,203,264,274,283 tanda Traube 12
sindrom Conn 63 stenosis mitral 10, 16, 25, 36, tandur alih pintas arteri
sindrom curian subklavia 5 208, 209, 283 koroner (CABG) 29,89,
sindrom Cushing 63 stenosis pulmonal 26,264 132, 135
sindrom Da Costa 5, l16 stenosis trikuspid 15,25,215 tanduralih pintas koroner 103
sindrom Down 8, l0 stent koroner 103 tekanan atrium kiri 22
sindrom Dressler 138,148,227 stent primer 145 tekanan darah (TD) 57
sindrom Eisenmenger 243, stigmata hiperlipidemia I 15 tekanan darah sistemik I 15
259,269,270 streptokinase l0l, 102 tekanan saluran napas positif
sindrom kalsinosis 242 streptokokus kelompok A kontinyu (CPAP) 245
sindrom karsinoid 217,218 Lancefield .200 tekanan vena I 15
sindrom Marfan 8, 10, I l, stroke 60, 86 tekanan vena lugularis 14, 85,
236,239,266 stunning miokard 84 264
sindrom Noonan l0 syok hipovolemik 12 tekanan vena pulmonalis 2, 3
sindrom pacu jantung 164 syok kardiogenik 97 teknetium-99m 56
sindrom pascainfark miokard teknik dilusi 46
147, 148 T teknik Judkins l2l
sindrom pascakardiotomi 227 tabel Sheffield 128 teknik Seldinger 44, 231
sindrom pascatrombolisis 254 takiaritmia 5 teleangiektasia 242
sindrom prolaps katup mitral takik dikrotik I l, 22 tengkorak Paget l0
214 takikardia I 15, 153, 164-169 terapi sulih hormon (TSH)
sindrom QT panjang 187 takikardia alur keluar ventrikel 128
sindrom sinus karotis 5, 159 kanan 184 termodilusi 46
sindrom'syok paru' 32 takikardia atrium 6 tersedak 189
sindrom Tietze I 16, l4l takikardia atrium ektopik 168 tes fungsi paru 244
sindrom Turner l0 takikardia atrium re-entri tes latihan 255
sindrom vasovagal 5, 159 makro berlawanan arah tes latihan treadmill ll7
sindrom Wolff-Parkinson- jarum jam l7l tes pemiringan mela 157
White 166, 269 takikardia fasikular 184, 185 tes stres latihan fisik 157
sindrom X I 13 takikardia insisional l7l tetralogi Fallot 268,269
sinkop 5, I I 5, I 53 takikardia ortodromik I 75 thalium-20l 56
sinkop vasodepresor 5 takikardia otomatis 165 The New York Heart
sinus aorta Valsalva 27 takikardia re-entri Assocciation (NYHA) 3,86
sinus node l5l atrioventrikel l7l thrill ll
sinus takikardia 85, 137, 164 takikardia re-entri cabang tiazid 65
sirkuit arteri pulmonalis 258 serabut 187 tiklopidin 100
290 lndeks

tirotoksik l0 trombosis koroner I 36 valvuloplasti balon mitral 2l I

tomografi emisi positron 56 trombosis vena dalam 28, 252 valvuloplasti mitral balon
tomografi komputer 56 trombus ventrikel 104 perkutan 256
tonus otonom 159 tropin 70 vankomisin 257
torakotomi eksplorasi 78 tropomiosin 70 vasodilator 9l
torsade de Pointes 186, 187 troponin I 38 vasodilator langsung 66
trandolapril 92 tubulus T 70 vasopresin 83
transeksi aorta 238 tumor mediastinum l4 vasopresor 194
transposisi arteri besar (TGA) rumor metastatik 234 vena jugularis 13, l6
266 tumor plop 22 vena pulmonalis 3
transposisi sederhana 267 tunika adventisia 235 venodilator 9l
transposisi terkoreksi secara tunika intima 235 venografi kontras 253
kongenital 267 tunika media 235 ventilasi I 9 I

trauma lokal l0 verapamil 93


triamteren 90 U
trigliserida I 08 ultrasonografi (ekokardiografi ) w
tripanosomiasis 73 Doppler 76
tripel 24 urokinase 102
waktu tromboplastin parsial
trombin 99
teraktivasi (aPTT) 100
tromboemboli 85 V waktu-paruh tekanan mitral 36
tromboemboli sistemik 147 vaksinasi 88 warfarin 94, 100, 103
tromboendarterektomi 245 water hammer 12
valsartan 66, 92
tromboendarterektomi paru valvotomi 265
252 valvotomi mitral terbuka 2l I X
trombolisis 250 valvuloplasti 265 xantelasma ll, l15
trombolitik l0l , I 02, 143 valvuloplasti aorta balon 205 xantoma 9

Anda mungkin juga menyukai