Lecture Note Kardiologi Edisi 4
Lecture Note Kardiologi Edisi 4
Kardiologi
HUON H. GRAY
KEITH D. DAWKINS
JOHN M. MORGAN
IAIN A- SIMPSON
Edisi Keempat
Pengamhilan Anamnesis
Kardiovaskular
penting dalam latihan klinis. Dengan tas fisik. Gejala ini berbeda dengan sesak
semakin meningl<atnya l<eterampilan se- napas pada ansietas di mana pernapasan
orang klinisi, proses di atas dapat dicapai sadar meningl<at mencapai hiperventilasi,
dalam wal<tu yang relatif pendek. Ber- dan gelala sesak napas ini memburuk
dasarkan pengalaman, informasi yang ber- pada wal<tu istirahat atau siruasi stres.
guna juga dapat diperoleh dari sumber Hiperventilasi luga menyebabkan gejala-
lain, seperti sikap pasien, tinglcah laku, gejala lain (banyal< di antaranya karena
emosi, dan palcaian. penurunan FCO, dan alkalosis), seperti
parastesi perioral dan perifer, penurunan
i.$Sl*hl uu#ffi kesadaran, nyeri tajam pada dada l<iri di
bawah payudara, dan pada lcasus ekstrem,
Karena l<erja jantung sangat berhubungan
tetani. Semakin parah lcelainan jantung
dengan alctivitas fisik, beberapa gejala yang mendasari, dispnu akan muncul pada
jantung memburuk saat aktivitas fisil< dan
al<tivitas yang lebih ringan dan akhirnya
perlu dicari secara spesifik. pada waktu istirahat. Lihat Bol<s 1.3
untul< penyebab dispnu.
Dispnu Dispnu karena penyal<it jantung ter-
Didefinisil<an sebagai pernapasan sadar jadi karena kongesti vena pulmonalis"
yang abnormal dan tidal< nyaman, mal<a Adanya tekanan pada atrium kiri akan
dispnu merupakan gejala umum dari menimbulkan tel<anan vena pulmonalis,
penyakit jantung dan penyal<it pernapasan yang normalnya berkisar 5 mmHg. Jika
dan paling terlihat menonjol pada alctivi- meningkat, seperti pada penyal<it katup
Gelala khusus
mitral dan aorta atau disfungsi ventrikel Btrks 1"4 Klasifikasi NYHA
kiri, vena pulmonalis akan teregang dan
Menjelaskan tingkat disabilitas akibat
dinding bronkus teriepit dan mengalami
dispnu karena penyakit iantung:
edema, menyebabkan batuk iritatif non- r Kelas 1-Pasien densan Penyakit
produktif dan mengi. Jika tekanan vena jantung tetapi tanpa dispnu selama
pulmonalis naik lebih laniut dan melebihi aktivitas normai
tekanan onkotik plasma (sekitar 25 o Kelas Z-Penyakit jantung dengan
mmHg), jaringan paru meniadi lebih kaku dispnu ringan/sedang dalam aktivitas
karena edema interstisial (peningl<atan normal
otot pernapasan untuk mengem-
l<eria . Kelas 3-Dispnu berat pada
bangkan paru dan timbul dispnu), aklvilas biasa
. Kelas 4-Settap aktivitas menyebab
transudat akan terl<umpul dalam alveoli
kan drspnu atau gejala gelala Pada
yang mengakibatkan edema paru. Jika
waktu istilahat
l<eadaan berlanjut, akan teriadi produksi
sputum yang berbuih, yang dapat ber-
warna kemerahan al<ibat pecahnya pem- Lihat Boks 1.4 untuk klasifilosi New York
buluh darah halus bronl<us yang mem- Heart Association (NYHA): merupakan
bawa darah ke dalam cairan edema. klasifikasi yang paling banyak digunakan
Dispnu jantung akan memburuk untuk menunlukl<an deralat disabilitas
dalam posisi berbaring telentang akibat dispnu karena penyakit jantung.
(ortopnu), dan dapat membangunkan
pasien pada dini hari (disertai keringat Nyeri dada
dan ansietas-dispnu nokurnal parokis-
Nyeri dada atau rasa tercekik yang di-
mal (paroxismal nocturnal dyspnoea)),
sebabkan oleh iskemia (angina), ,secara
dan akan berkurang jika duduk tegak atau
khas mempunyai karakteristil< tertentu:
berdiri. Aliran balil< vena sistemik lce
jantung kanan meningkat pada posisi rasa tidak nyaman di daerah retrosternal
sering angina adalah penyakit arteri akibat iskemia miokard. Lihat Boks 1.5
koroner, tapi dapat juga terjadi pada untu k klasifikasi Canadian Cardiouascular
arteri koroner normal dalam kondisi Society (CCS): klasifikasi yang paling
hipertrofi atau dilatasi ventrikel kiri berat banyak digunakan untuk menerangkan
di mana kebutuhan oksigen miokard derajat disabilitas yang disebabkan angina.
tinggi (lihat Bab 8). Angina yang terjadi Hampir setiap struktur dalam dada
waktu istirahat atau cepat memburuk di- dapat menyebabkan nyeri dada, tapi yang
sebut 'angina tak stabil' (unstable angina) lebih sering dicantumkan dalam Boks 1.6.
dan biasanya menunjukkan penyakit Umumnya anamnesis yang mendalam
koroner yang kritis. Nyeri angina yang akan memilah sebab-sebab tersebut.
berlangsung lebih dari tiga puluh menit Barangkali pemilahan yang paling sering
dan terutama disertai dengan berke- ditemukan adalah membedakan antara
ringat, mual, dan muntah, perlu dicurigai nyeri jantung dan spasme atau refluks
sebagai infark miokard. Nyeri seperti esofagus. Karakter nyeri akibat spasme
tusukan atau episode nyeri yang ber- esofagus mungkin tidak dapat dibedakan
langsung hanya beberapa detik menuniuk- dengan angina dan dapat disembuhkan
kan penyebab muskuloskeletal yang dengan vasodilator, seperti nitrat. Nyeri
dikenal sebagai "musculoskeletal pain". yang berasal dari esofagus berlangsung
Pasien biasanya lebih sering menyara- lebih lama dari episode angina, jarang
kan sesak napas pada waktu aktivitas berkaitan dengan aktivitas fisik, dan
daripada nyeri dada, tetapi jika didesak refluks esofagus akan memburuk jika
lebih rinci, seringkali keluhan tersebut
merupakan rasa berat di tengah dada
(angina) yang menyebabkan l<esulitan ffi*ke l.* Penyebab Nonmiokard pada
mengembangkan dada. Akan tetapi sesak Nyeri Dada
napas ini dapat juga berl<aitan dengan Akut
disfungsi ventrikel kiri yang terjadi pada . Spasme esofagus: amat mirip
'dengan
isl<emia miokard. Gejala lain yang dapat angina tetapi lebih lama dan
tidak terkait dengan aktivitas fisrk
berkaitan dengan iskemia miokard ter-
o Diseksi aorta torakalis: brasanya
masuk cegukan, kembung, mual, dan
dirasakan tnterskapular
pusing, dengan tetap terl<ait pada aktivitas r Pneumonia: Biasanya pleuritik
fisil<. Gejala yang terjadi di atas rahang tetapi nyeri dapat lebih difus
dan di bawah pusar .jarang merupakan r Pneumotoraks. Lokal, intens,
pleuritlk
r Emboli paru: nyeri pleuritlk dan lokal
i -------- atau rasa tldak nyaman tumpul sentral
I
berapa gangguan kardiovaskular, namun diri tegak atau lama berdiri, dengan stres
emosional. Serangan sering terjadi selama
semuanya berakhir pada berkurangnya
beberapa tahun
aliran darah ke otak. Anamnesis yang e Sindrom sinus karotis: sensitlvitas si-
teliti sering dapat menunjukkan penyebab nus karotis terhadap gerakan leher atau pai-
dasar tetapi ada sejumlah pasien yang pitasi menyebabkan terjadinya slimulasl
mengalami pusing sementara atau ePi- vagal, menyebabkan btadikardia dan hipo-
tensi
sode sinkop bukan karena sebab kardio-
r Iskemia miokard: jarang menyebab
vaskular dan neurologis. Lihat Boks 1.7 kan sinkop tanpa adanya penyakit jantung
untuk penyebab sinkop dan presinkop 'larn (seperti
stenosis aolta), kecuali iika
akibat kardiovasku lar. cabang arteri koroner mengalami stenosis
Sinkop karena lantung biasanya teriadi . Hipertensi pulmonal berat: blasanya
cepat, tanpa aura, dan biasanya tidak ber- pada aktivitas. Mekanisme sama dengan
hipertensi atau AS. Obstruksl menetap ter
kaitan dengan konvulsi atau inkontinensia.
hadap sirkulasi allran dalah
Kesembuhan secara khas berlangsung o Emboli paru akut: hanya jlka emboli
cepat (tidak seperti penyembuhan yang masif menimbulkan obstruksi strkulasi
lambat pada penyebab neurologis yanS o Sindrom curian subklavia (sub-
dapat menyebabkan kebingungan pasca- clavian steal syndrome): disebabkan
, srenosis atau oklusi arLel sLbklavia. Terjadl
sinkop), dan mungkin berkaitan dengan
vasodilatasi hebat karena pasokan darah
i bersamaan dengan gerakan lengan ipsilatetai
. Penyakit serebrovaskular: sering me-
kembali ke arteriol yang sudah mengalami nyebabkan serangan puslng (episode transien
dilatasi akibat akumulasi metabolit lokal. lskemik), dan terutama pada manula
Penurunan kesadaran bertahap lebih oMiksoma atrium: jarang. Mungkin bet-
mengarah pada sinkop vasodepresor atau hubungan sikap tubuh berdiri (postural). \,4e-
mmbulkan obstruksi intermiten katup mitral
hipotensi postural.
teratur, atau gabungan semua hal tesebut. gagal jantung kanan sebagai konsekuensi
o Kesadaran iantung berdebar keras hipertensi pulmonal, penyakit ventrikel
dapat menandakan isi sekuncup yang kanan, atau penyakit perikarditis
meningkat (misalnyaregurgitasi aofta atau konstriktiva.
mitral) atau . hanya menggambarkan r Edema karena obstruksi vena kava
peningkatan kesadaran seseorang ter- superior (biasanya disebabkan keganas-
hadap jantungnya. an), terbatas pada kepala, leher, dan
o Palpitasi cepat menun jukkan taki- lengan.
kardia. o Adanya riwayat edema periorbital
r Palpitasi tak teratur dapat cepat, khas untul< penyakit ginjal (sindrom
seperti pada fibrilasi atrium, atau lebih nefrotik dan nefritik).
lambat, seperti pada denyut ektopik. r Edema unilateral ekstremitas me-
o Dengan ektopik berarti pasien me- nunjukkan obstruksi vaskular atau limfatik
nyadari 'denyut ekstra' (ektopik) yang lokal, seperti pada pascatrombosis vena
prematur, jeda kompensasi sesudah dalam atau insufisiensi vena kronis karena
elctopik, yang memberi sensasi 'denyut varises vena.
hilang', atau denyut pascaektopik yang o Penyebab edema lain termasuk
l<eras dan dirasakan'lebih keras' karena, edema siklik yang terjadi perimenstrual
sebagai susulan, mempunyai isi sekuncup dan edema angioneurotik yang terjadi
yang lebih besar dari denyut sinus atau sebagai reaksi alergi terhadap stimuli,
ektopik sebelumnya. termasuk mal<anan laut.
Palpitasi yang berkaitan dengan nadi
pelan dapat disebabkan blok atrio- Letih
ventrikel atau penyal<it nodus sinus. Gejala ini nonspesifik tetapi seringteriadi
Palpitasi cepat biasanya mulai dan ber- pada penyakit jantung. lni dapat terladi
henti mendadak, dan disebabkan taki- karena curah jantung yang rendah atau
kardia atrium, nodus atrioventrikel atau ketidakmampuan meningkatkan curah
tal<ikardia ventrikel. Penghentian palpitasi jantung pada waktu aktivitas fisik. Terapi
bertahap lebih terkait dengan takikardia obat dapat menyebabkan keletihan, bail<
sinus. langsung seperti penyel<at B, atau tidak
langsung seperti akibat hipokalemia pada
Edema terapi diuretik.
Peningkatan tekanan jantung kanan akan
menambah tekanan vena sistemik di vena Sianosis
kava inferior dan superior, dan keadaan Walaupun merupakan tanda yang harus
ini paling berat pada bagian-bagian tubuh dicari pada pemeril<saan, pasien dapat
yang mengtantung, paling sering di kaki mengeluhkan adanya perubahan warna
dan pergelangan l<aki. Dapat juga di l<ulit dan membran mukosa menjadi
daerah sakral, bagi mereka yang terbaring kebiruan, sehingga sianosis sebagai
di tempat tidur. Edema terjadi bila tekan- tampilan gejala. Perubahan warna ke-
an onkotik plasma dilampaui oleh tekanan biruan ini terjadi karena meningkatnya
intravaskular, yang diperberat oleh hipo- hemoglobin terdeoksigenasi dalam darah
albuminemia. yang masuk jaringan. Sianosis dapat
o Peningkatan tekanan .iantung l<anan dibedakan menladi 'sentral' dan 'perifer',
dapat sekunder akibat penyakit jantung suatu istilah yang mengindikasil<an
l<iri (gagal ventrikel kiri, penyakit katup penyebab, bukan lokasi.
mitral atau aorta) atau dapat disebabkan o Sianosis sentral ditandai dengan
Anamnesis tambahan
7 Pendekatan umum
Perkenalkan diri Anda
Posisikan pasien
Yakinkan pasien merasa nyaman
Buat observhsi umum-dispnu, distres, struktur dan sifat tubuh
Pemeriksaan jantung
Inspeksi dinding dada depan Bentuk umum, skar
Palpasi prekordium lmpuls jantung, gelaran, denyut apeks
Auskultasi Bunyi jantung (S1, 52, bunyr tambahan)
Slstol (murmur)
Diastol (murmur)
Pemeriksaan dada
Inspeksi dinding dada belakang (punggung) Bentuk umum, skar
Palpasi Pengembangan paru
Perkusi Efusi pleura
Der napasan bronktal. 11^pi'as.
Auskultasi
Pemeriksaan abdomen
Raba Hati, 1impa, ginjal, aotta
Perkusl Asites
Auskultasr dising usus, bruit
Pemeriksaan tungkai
Den!'ut Keberadaan, keseiramaan femoro radial, brult
Edema
Jari-jemari Perdarahan splinter, jari tabuh
Tabel 2.1 Rangkuman ploses pemerlksaan. jantung (keteraturan). Rabalah siku untuk
memastikan erupsi xantomatosa, lihatlah
tangan ke bawah dan iemari diperiksa fosa antekubiti untuk mencari skar (bekas
untul< mencari jari tabuh (clubbing), per- kateterisasi iantung yang lalu) dan rabalah
darahan splinter, lesi Janeway, sianosis denyut nadi brakialis untuk memastil<an
perifer (lihat Bab l), atau xantoma (hi- keberadaan dan sifatnya. Pemeriksaan
perkolesterolemia) pada tendon eksten- tekanan darah merupakan bagian penting
sor. Perhatikan sisa-sisa warna "nil<otin" dalam pemeriksaan kardiovaskular dan
bekas perokok berat, dan karenanya perlu l<ehati-hatian untuk memastikan
terdapat kemungkinan penyakit Pem- bahwa bahan sfigmomanometer ter-
buluh darah koroner dan perifer. Rabalah l<embang di atas tekanan sistolik sebelum
kedua denyut nadi radialis untuk me- dikempiskan perlahan (lihat Bab 4).
mastikan keberadaannya, dan Sunakan dari l0 mmHg antara
Perbedaan lebih
salah satunya untuk menilai laju dan irama kedua lengan memberikan kecurigaan
t0 Bab 2: Sistem Kardiovaskular
Tengkorak Paget atau Penyakit Paget Gagal jantung dengan curah jantung
tulang panjang linggi
Wajah miopatik Miopati dan distrofi otot Berbagar jenis (distrofi miotonika,
ataksi Friedrlch, Duchenne, Becker,
facioskapulohumeral) berkaitan
denqan kardiomlopati
Tanda-tanda
trt]
6
:E
B0l
gE (a)
tr
.d
d
Pulsus alternans, terdiri atas gelom- nurunan ini >10 mmHg selama respirasi
bang denyut nadi yang silih berganti kuat tenang, maka dianggap abnormal dan bah-
dan lemah pada setiap denyut dan me- kan dapat diketahui dengan palpasi iika
rupakan tanda disfungsi ventrikel kiri lebih dari 25 mmHg. lni khas untuk tam-
berat. lntensitas bergantian dapat juga ponade perikard, diiumpai pada l<urang
didengar pada sfigmomanometer. Hal ini lebih 50% pasien dengan konstriksi
dapat diketahui secara klinis iika tekanan perikard dan juga pasien dengan kondisi
sistolik berbeda >20 mmHg antara tiap tekanan intratorakal yang bervariabi lebar
denyut dan paling mudah diketahui (asma, emfisema), atau iarang pada syok
dengan respirasi yang ditahan guna meng- h.ipovolemik, emboli paru, kehamilan, dan
hindarkan pengaruh siklus respirasi pada kegemukan berlebihan. Sebaliknya, pe-
isi sekuncup. ningkatan tekanan sistolik waktu inspirasi
Pulsus bigeminus disebabkan oleh dapat terjadi pada kardiomiopati obstruk-
denyut ektopik, biasanya ventrikel, teriadi tif hipertrofik.
sesudah setiap denyut sinus. Denyut Setelah palpasi karotis, perlu iuga di-
ektopik lebih lemah daripada denyutan auskultasi. Jika arteri >50% mengalami
sinus sebelumnya, dan teriadi sebelum stenosis, bunyi aliran darah yang me-
waktunya (berlawanan dengan pulsus lewati segmen stenotik pada sistol dapat
alternans di mana denyut yang lebih terdengar (bruit). Jika penyakit katup
lemah teriadi pada wal<tu denyut yang aorta juga ada, biasanya sulit membeda-
diharapkan). Denyut sinus sesudah kan murmur sistolik yang menialar dan
denyut ektopik dapat lebih kuat dari biasa stenosis arterial intrinsik, dan mungkin
karena aksentuasi pascaektopik (post- perlu pemindaian ultrasonografi karotis.
e cto p i c ac c e n tu ati o n).
Pulsus paradoksus merupakan eksa- Denyut vena jugulafis
gerasi fenomena yang normal. Tekanan Kedua vena jugularis interna terdapat
sistolik biasanya sedikit turun bersamaan lauh di dalam otot sternokleidomastoid.
dengan inspirasi karena efek tekanan Pembuluh jugularis interna kanan meng-
intratoraks negatif pada aorta dan pada alirkan darah langsung ke SVC sedangkan
isi sekuncup ventrikel kiri, tetapi jika pe- yang kiri pertama masuk ke vena ino-
t4 Bab 2: Sistem Kardiovaskular
Gerakan ke bawah
penulunan y
(a) Normal membedakannya dengan
denyut arleri
Gambar 2.3 Bentuk gelombang denyut vena bersamaan dengan efek kontraksi ven-
jugularis dalam hubungan dengan 51 dan 52. trikel kanan (sistol RV) yang cenderung
menarik cincin atrioventrikel kanan dan
hipertensi paru, stenosis trikuspid (TS). menutup katup trikuspid ke arah bawah.
Jika atrium kanan berkontraksi selagi Penurunan 'x'akan cepat dalam kondisi
katup trikuspid tertutup akan teriadi apa di mana gelombang 'a' meningkat ber-
yang disebut'gelombang meriam', timbul kaitan dengan pembesaran ventrikel
kadang-kadang pada disosiasi atrio- l<anan karena kelebihan beban volume,
ventrikel (blok lantung komplet). Ge- khas terladi pada defek septum atrium
lombang 'a' tidak didapatkan pada fibrilasi dan pirau kiri-ke-kanan yang bermakna.
atrium karena tidak ada kontraksi atrium Gelombang 'Y' yang menaik terjadi
yang terkoordinasi. Penurunan 'x' timbul bertepatan dengan paruh-kedua diastol
sebagai akibat relaksasi atrium kanan atrium, ketika atrium kanan lebih ter-
(diastol atrium) pada akhir kontraksinya distensi dengan darah vena. Selantutnya
t6 Bab 2: Sistem Kardiovasl<ular
diikuti penurunan 'y' yang bertepatan karinatum (dada merpati) dan kifo-
dengan terbukanya katup trikuspid dan skoliosis dapat berkaitan dengan sindrom
pengosongan pasif atrium kanan ke Marfan. Adanya skar sternotomi median
ventrikel kanan pada awal sistol atrium. menunjukkan adanya operasi jantung
lni teriadi setelah bunyi jantung kedua sebelumnya (operasi grafting katup atau
(S2). Berikutnya pada diastol, kontraksi pintas koroner) atau aorta asenden
atrium terjadi lagi (gelombang 'a') dan (aneurisma, diseksi aorta). Aneurisma
siklus itu berulang kembali. ventrikel atau aorta yang besar dapat
Pada inkompetensi katup trikuspid menyebabkan pulsasi yang terlihat, dan
ringan atau sedang, darah mengalami re- obstruki v. kaya superior atau inferior
gurgitasi ke atrium kanan sewaktu sistol dapat menghasilkan saluran kolateral vena
ventrikel (diastol atrium) dan menyebab- dinding dada yang terlihat jelas.
kan aksentuasi gelombang 'v'. Pada in-
kompetensi trikuspid berat, aksentuasi
Palpasi (lihat Tabel 2.3)
ini terjadi lebih awal pada diastol atrium
Dengan penggunaan radiografi toraks dan
menyebablcan gelombang 'c' yang dalam
pemeriksaan-pemeriksaan penunjang
keadaan normal tidak terlihat menjadi
pada jantung yang lebih khusus, perkusi
nyata, penurunan 'x' menghilang dan me-
prekordium menjadi jarang dilakukan.
nimbulkan apa yang disebut gelombang
Pertama, carilah posisi denyut apeks
'cv'. Penurunan ty' yang cepat merupa-
dengan ujung lari, l<emudian rabalah
kan tanda khas pada konstriksi perikard
dengan telapak tangan untuk menentu-
tetapi juga terjadi pada regurgitasi tri-
kan sifut denyut. Denyut apeks biasanya
kuspid dan kondisi yang berkaitan dengan
terdiri atas impuls ventrikel kiri, umum-
dilatasi dan disfungsi ventrikel kanan.
nya terletak sedikit di medial dan di atas
Penurunan lambat, khas pada stenosis
ruang interkostal ke lima di garis mid-
trikuspid.
klavikular. Seringkali denyutnya tidak
Denyut vena jugularis biasanya dapat
teraba pada posisi telentang, terutama
dibedakan dari pulsasi karotis berdasar-
pada manula, tapi lebih mudah dirasakan
kan bentuk gelombang ganda (jika dalam
jika pasien dimiringkan ke kiri. Denyut
irama sinus), kemampuan pemeril<sa
menghilangkan pulsasi vena dengan pene-
apeks terdiri atas gerakan ke depan
sesaat, diikuti gerakan ke dalam yang
kanan eksternal ringan-sedang, dan ada-
lebih lama. Pada hipertrofi ventrikel kiri
nya kenyataan bahwa tekanan vena dapat
sedang atau berat, dorongan keluar ini
terlihat berubah sesuai dengan fase-fase
menetap selama ejeksi (heave atau lift
siklus pernapasan dan posisi pasien.
ventrike / kiri), meskipun ini akan lebih
nyata iika ventrikel kiri mengalami dilatasi
Fgmg-rt ,.iin .'.,,, :',.; ',,,,,..,'1 atau aneurisma, di mana lft ini meluas di
atas daerah yang lebih lebar dan meng-
lnspeksi (lihat Tabel 2.3) geser ke lateral. lmpuls apikal akan ber-
Nilailah kecepatan pernapasan dan per- kurang jika volume sekuncup menurun.
hatikan deformasi toraks, sepefti pektus Pada stenosis mitral (MS) bermakna,
ekskavatum (sternum cekung), yang denyut apeks tersebut berbentuk sebagai
dapat menggeser apeks jantung ke kiri 'ketukan' (ketukan atau' tapping! disebab-
dan memberikan kesan palsu adanya kan aksentuasi penutupan katup mitral),
kardiomegali, atau menyebabkan murmur atau dapat berupa impuls ganda pada kar-
aliran ejeksi 'inosen' akibat kompresi diomiopati obstruktif hipertrofi k. Palpasi-
ringan alur keluar ventrikel kanan. Pektus lah pada sisi prekordial lainnya dengan
Pemeriksaan jantung t7
Tabel 2.3 Penemuan pada inspeksi dan praktik klinis, nilainya kurang. Sebelum
auskultasi prekordral. menjelaskan tanda-tanda yang ditemukan
d4lam penyakit iantung, akan bemanfaat
jika diielaskan siklus jantung normal dan
menggunakan bagian ulnar telapak tangan apa-apa yang terjadi.
dimaksudkan untuk mengetahui antara
lain heave parasternal kiri, hiperdinamika Sr'IrIus jant,.zng (lihat Gambar 2.4)
prekordial umum, atau pulsasi abnormal
Pengosorgan da-ah atrium ke ventrikel
pada daerah tertentu. Katup prostetik
dimulai k ,.ila karup atrioventrikel (mitral
mekanis jantung dapat menimbulkan
dan trikuspidi terbuka dan hampir se-
bunyi, sering dapat dirasakan dengan
panjang \ ';!<tu ini darah mengalir pasif
palpasi pada dinding dada.
dari atriu ,, melewati katup-katup. Fase
selanjutnya adalah kontraksi atrium aktif
Auskultasi (sistol atrium), ketika kurair,: lebih 20%
Auskultasi jantung merupakan keahlian dari akhir pengosorrgan atriitrri dan Peng-
yang paling sulit dipelajari mahasiswa dan isian ventrikel terakhir terjadi. Dalam
tidak ada cara-cara lain untuk mendalami- keadaan normal terbukanya katup atrio-
nya selain pengalaman. Semakin sering ventrikel pada pemeriksaan klinis tidak
dan banyak variasi kondisi-kondisi jantung dapat didengar.
yang didengarkan semakin mudah dan Pada akhir kontraksi atrium, atrium
piawai pemeriksa tersebut. Secara teo- mulai berelaksasi (diastol atrium), tekan-
retis pengetahuan ini penting tetapi tanpa an intra-atrium mulai turun dan tekanan
kemampuan menempatkannya dalam diastol ventrikel akan melebihi tekanan
t8 Bab 2: Sistem Kardiovaskular
atrium. Karena adanya perubahan dalam walau tidak ada stenosis. Segera setelah
besarnya gradien tekanan, katup atrio- katup aorta terbuka, isi sekuncup ventri-
ventrikel (AV) menutup. Penutupan l(el kiri (kurang lebih 45 ml/mz) segera
l<atup-katup AV ini akan menimbulkan dikeluarkan dan tekanan aorta meningkat
S I , yang terdiri atas komponen mitral hingga mencapai puncal< (sama dengan
(Ml) dan trikuspid (Tl) dan penutupan tel<anan darah sistolik, sekitar I l0-140
mitral terjadi sesaat sebelum trikuspid. mmHg).
Segera kemudian kontraksi ventrikel Saat ventrikel kiri mulai relaksasi,
dimulai (sistol ventrikel). tekanan ventrikel dan aorta turun dan
Sesaat sebelum dimulainya sistol katup aorta menutup, membentuk kom-
ventrikel kiri, tekanan ventrikel kiri ponen aorta (A2) dari bunyi jantung
rendah (5-10 mmHg), tetapi dengan kedua (S2). Sesaat kemudian komponen
cepat meningkat pada awal sistol sampai pulmonal (P2) menyusul. Diastol ventri-
melebihi tekanan diastolik aorta (kira- kel mulai pada 52 dan beberapa saat
kira 80 mmHg) dan pada saat itu katup kemudian tekanan diastol ventrikel, mes-
aorta terbuka. Fase yang pendek pada kipun turun, tetap lebih tinggi dari tekan-
awal sistol ini, ketika tekanan ventrikel an atrium. Waktu yang pendek ini, ketika
kiri naik tetapi katup aorra masih ter- katup atrioventrikel (mitral, trikuspid)
tutup, disebut'kontraksi isovolumik' dan katup ventrikuloarterial (aorta,
karena volume darah di ventrikel kiri pulmonal) tertutup, disebut relaksasi
tidak berubah. Pembukaan katup bikus- isovolumik sebab volume ventrikel tetap
pid, berlawanan dengan trikuspid normal, konstan. Prinsip ini juga berlaku untuk
akan menimbulkan bunyi 'klik eieksi' fungsi ventrikel kanan kecuali tekanan
Pemeriksaan jantung t9
Hal ini tidak selalu demikian dan barang- memperkeras bunyi dan murmur dari
kali cara yang lebih baik menjelaskannya katup aorta dan pulmonal, dan mungkin
berdasar lokasi anatomis pada dinding katup trikuspid, pasien sebaiknya miring
dada di mana murmur tertentu paling ke depan dan untuk katup mitral agar
baik terdengar, seperti sisi sternal kiri badan miring ke kiri. Pada setiap posisi,
bawah, sisi sternal kanan atas, atau apeks fase pernapasan (inspirasi atau ekspirasi)
jantung. Pendekatan demikian akan men- perlu dimanfaatkan untuk mendapatkan
dorong pemeriksa menetapkan sumber data yang maksimal. Setelah murmur
murmur berdasarkan sifatnya, bukan ber- ditemukan, perlu ditetapkan penyebaran-
dasar tanda atau letaknya di permukaan nya. Regurgitasi mitral dapat menyebar
yang tidak pasti. Dengan menempatkan ke belakang ke arah ketiak atau ke depan
pasien pada berbagai posisi (telentang, ke arah sternum bergantung pada daun
setengah duduk, membungkuk ke depan, katup yang rusak, dan stenosis aorta
atau dekubitus lateral) diharapkan me- umumnya menyebar ke arah sisi sternum
ningkatkan kemungkinan mendapatkan kanan atas dan karotis. Kaitan waktu ke-
data aukultasi sebanyak mungkin dan se- jadian dengan siklus jantung dapat dibantu
telah fase awal pembelajaran, pemeriksa dengan mengetahui Sl yang kira-kira ber-
akan menemukan pendekatan yang flek- tepatan dengan denyut karotis.
sibel, memilih posisi, dan menetapkan pe-
nyebaran murmur sehingga mampu me- Bunyi jantung (lihat Tabel 2.5 dan
ngenal asalnya. Pendekatan ini hanya akan Gambar 2.5)
diperoleh melalui latihan dalam praktik. Bunyi jantung adalah getaran dengan
berbagai intensitas (kekerasan), frekuensi
Memulai auskultasi (lihat Tabel 2.4) (tinggi nada) dan kualitas (warna suara).
Ketika melakukan auskultasi keadaan Sl menunjukkan mulainya sistol ventrikel
lingkungan sekitar harus tenang dan dan 52 menunjukkan mulainya diastol
mulailah dengan mendengarkan dengan ventrikel.
cepat di atas prekordium dengan meng- Sl: merupakan bunyi nada tinggi dari
gunakan diafragma dan corong, pasien komponen mitral dan trikuspid dan di-
dengan sikap setengah duduk (40"); hal sebabkan oleh pengencangan mendadak
ini akan memberikan kesan awal. Untuk dari otot papilaris katup tersebut. Paling
baik didengar pada bagian batas sternum
Tabel 2.4 Auskultasi murmur lantung. kiri bawah. M I dominan dan timbul tepat,
itvMR, regmrgitasi mitral; MS, stenosis mitral; PA, arteri pulmonalis; PR, regurqitasi puLmonal, PS,
stenosis pulmonal; TR Iegurgitasi trikuspid; TS, stenosis trikuspid.
L--,
Pemeriksaan iantung 2l
JL
lntensrtas Hipertensr slstemik (A2) Stenosis aorta atau pulmonal
Hipertensi paru (P2) dengan kaiup imobil
Pecah (sp/iltrng) Meningkat pada inspirasi dan Berkurang pada ekspirasr,
pada blok cabang serabut kanan hipertensl paru
Pemecahan tetap pada defek Pemecahan terbalik (reversed
septum atrium spJit) pada blok cabang
serabut krri, pacu lantung
ventrikel kanan
S3 Olang muda
Disfungsi ventrrkel
Manula
Fibrosrs atau hlpertrofi LV
LIJ:IT*1 i
1.2A
batas sternum kanan atas, sedang P2 kiri (LV) selama pengosongan diastolil<
paling keras pada batas sternum kiri atas. relatif rendah dalam ukuran absolut.
Masing-masingnya bersamaan dengan Karena itu, murmur diastolik dan opening
penutupan katup bersangkutan yang juga snap MS bernada rendah, terdengar pa-
bersamaan dengan takik dikrotik (dicrotic ling baik selama inspirasi menggunakan
notch) pada tekanan menurun pembuluh corong stetoskop yang diletakkan pada
besar bersangkutan (aorta atau pulmo- apeks dengan pasien dimiringkan,ke l<iri.
nal). Bunyi A2 dan P2 yang terpecah ter- Opening snap terjadi karena gerakan
dengar pada individu normal dan dapat membuka daun anterior katup mitral
lebih tinggi (inspirasi, blok cabang serabut yang berhenti mendadak pada awal
kanan), berl<urang (ekspirasi, hipertensi diastol dan katup yang tebal itu tidak
paru), tetap (defek septum atrium), atau dapat terbuka penuh. Timbul bunyi
dapat pindah ke arah yang berlawanan menggelegar yang diperkuat oleh pe-
(bunyi pecah terbalik - reversed splitting) ningkatan tekanan atrium kiri. Untul< ter-
di mana pemecahan bunyi berkurang jadinya opening snap, katup harus dapat
pada inspirasi (blok komplit cabang se- mempertahankan mobilitas, mobilitas ini
rabut kiri, pacu jantung ventrikel kanan). dapat menghilang ketika proses stenotik
Komponen bunyi kedua dapat hilang jika semakin berat. Semakin tinggi tekanan
katup yang bersangkutan tidak bergerak atrium kiri, semakin berat MS dan ter-
(stenosis aorta, stenosis pulmonal), atau jadinya opening snap lebih awal setelah
meningkat ((hipertensi sistemik (A2), bunyi lantung kedua. Jarak antara 52 dan
hipertensi paru (P2)) opening snap dapat digunakan sebagai
Bunyi awal diastolik terbanyak adalah indikator keparahan MS.
opening snap dari MS. Tekanan atrium Bunyi diastolik lain yang jarang dite-
kiri normalnya rendah (sekitar 5 mmHg) mukan antara lain 'ketukan (knock) perl-
dan bahkan pada MS berat hanya naik kard' (konstriksi perikard) dan 'tumor
menjadi l5-25 mmHg. Jika tekanan lebih plop' (mikoma atrium). Suatu bunyi awal
tinggi merupakan predisposisi terjadinya diastolik pembuka dapat didengar jika ada
edema paru. Jadi, bahkan pada MS berat katup prostesis mitral mekanis (bola dan
gradien tekanan atrium kiri dan ventrikel sangkar atau diskus miring).
Pemeriksaan jantung 23
Normal
W
Blok cabang pada sebagian besar
serabrlt kanan
kasus)
(d)
Ekspirasi
iW P2 akhir dan kuat (isr
sekuncup RV
menrngkat)
Perlambatan A2 dan
lnspirasl
-{|--ttffi1-- P2 menyebabkan
pemecahan tampak
nlenetap
{r-*F
Hlpertensr slstolik
P2 lebih keras dari A2
(s) Hipertensr
di daerah pulmonal
paru
dan dipancarkan ke
daerah milrai
Gambar 2.6 32 sepertr yang terdengar pada efek penghisapan) dan gradien tekanan
daerah pLllmonal. positif yang ada antara atrium dan
ventrikel. Pengisian cepat pada fase ini
berkaitan dengan bunyi ketiga (S3). Fase
Bunyi mid dan akhir diastolik bunyi kedua (diastasis) pendek dan kontri-
tambahan yang terjadi sesudah bunyi businya relatif tidak penting pada peng-
diastolik amat awal bertepatan dengan isian ventrikel. Fase ketiga bertepatan
tiga fase pengisian diastolik ventrikel. Fase dengan kontral<si atrium dan bila pengisi-
pertama disebut'pasif yaitu ketika an ventrikel terjadi cepat selama periode
ventrikel terisi akibat interaksi kompleks ini, maka bunyi keempat (S4) dapat
antara relaksasi ventrikel (menyebabkan terdentar.
74 Bab 2: Sistem Kardiovaskular
Keseluruhan bunyi tambahan diastolik Murmur (lihat Tabel 2.6 dan Gambar
ini paling baik didengar dengan diafragma 2.7)
stetoskop dan dapat berasal dari masing- Pendahuluan
masing ventrikel. Anal<-anak dan orang Murmur merupakan bunyi aliran darah
dewasa muda dapat mempunyai 53 dalam struktur vaskular, dan digolongkan
fisiologis tapi'bukan 54, dan pada manula menurut tujuh sifat sepefti pada Boks
54 dapat terjadi terutama setelah aktivitas 2. l. Sebagian murmur adalah inosen,
fisik. 53 pada orang dewasa biasanya l<arena turbulensi aliran, tetapi iika pa-
patologis (disfungsi ventril<el) dan 54
biasanya berkaitan dengan ventrikel
fibrotil< penyakit arteri l<oroner atau I I
i . Penyebaran.
't aIaL ke mana mu-mu- ,
Murmur Penyebab
Ejeksi (mid) srstolik AS, PS, HOCM, atau turbulensl ahran inosen
Holosistohk MR atau TR,VSD
Akhlr sistolik Prolaps MV
Srstoiik aiteilal Peningkatan aliran, belokan alteri atau turbulensi inosen,
arleriosklerosis, koarktasio aorta
Awal diastolik AR atau PR
Mrd-diasiolik MS atau TS, allran diastolik cepat
Akhir diastolik MS dalam irama sinus, murmul Austin Flint darl AR berat
Kontinyu Duktus arteriosus paten
Ruptur sinus Valsalva
Kolateral aortopulmonal
Fistula arteriovenosa
Anoma]l a. koroner
Malformasi arteliovenosa pulmonai
AR, regurgltasi aorta; AS, stenosts aorta, HOCM, kardlomiopatr obstruktif hipelttofik; MR, regurgitasi
mitral, MS, stenosis mitral; MV, katup mitral; PR, regulgitasi pulmonal; PS, stenosis pulmonal; TR,TB i
L____*__**.**,*_ --------t
Pemeril<saan jantung 25
I
t
I
.-J
'''
ii
(e)
ili_,i:+;"Tl;rl,i
Pengisian ventrlkel
n:ffi:
(mltral dan tnkusprd)
Gambar 2.7 Mlirmur dan hubungannya dien tel<anan relatif kecil, murmur ber-
dengan denyut tekanan darah. nada rendah dan paling mudah didengar
dengan corong stetosl<op. Contohnya
tologis biasanya terkait dengan adanya murmur diastolik stenosis mitral dan
gradien tekanan antarruang di mana stenosis trikuspid. Nada murmur terkait
da.rah mengalir l<e ruang tersebut atau stenosis pulmonal (sistolil<) atau regur-
pada pembuluh darah yang dituju. Jika gitasi (diastolik) akan bergantung pada
gradien tekanan besar, murmur akan ber- besar tel<anan ventrikel kanan dan a. pul-
nada tinggi dan paling jelas terdengar monalis.
dengan diafragma stetosl<op. Contohnya Suatu murmur akan menghilang jika
murmur sistolil< pada stenosis aorta, tekanan dalam kedua ruang telah sama
regurgitasi mitral dan defek septum dan aliran antara l<eduanya berhenti.
ventrikel, dan murmur diastolil< pada re- Misalnya, pada AR berat sejumlah besar
gurgitasi aorta (AR). Sebaliknya iil<a gra- darah akan berbalik dari aorta lce LV
26 Bab 2: Sistem Kardiovaskular
sejak katup aorta akan menutup (A2). situation) (yaitu aliran melewati katup
Pada mid diastol kombinasi dari aliran pulmonal pada pirau kiri-ke-kanan,
regurgitasi besar dan aliran ke depan me- demam, hamil, tirotoksikosis), atau
lalui katup mitral dapat meningkatkan murmur inosen (rnnocent flow murmur),
tekanan ventrikel sedemikian rupa yaitu murmur mid-sistolik yang vibratif,
sehingga sama dengan tekanan diastolik terutama pada pasien dengan diameter
aorta yang rendah (akibat AR). Pada titik anteroposterior dada yang kecil.
ini pengisian lanjutan LV berhenti dan Murmur holosistolik mulai pada awal
murmur regurgitasi aorta berhenti. sistol ventrikel (Sl) dan berakhir pada
Karena itu dalam situasi ini adanya atau segera setelah 52. Dengan kata lain
murmur diastolik pendek menunjukkan ini terjadi sepanjang sistol (bahasa Yunani
adanya penyakit katup yang berat. holos = seluruh). lstilah holosistolik lebih
Sebaliknya pada MS berat tekanan atrium banyak digunakan daripada pansistolil<
kiri akan tetap tinggi dibanding tekanan karena kata teral<hir menekankan pan-
ventrikel kiri selama sistol dan karena- intensitas (intensitas sama selama sistol),
nya akan terdengar murmur diastolik sedangkan murmur yang disebabkan
yang panjang. Di sini murmur diastolik regurgitasi mitral atau trikuspid atau
yang panjang, bul<an pendek, menunjuk- defek ventrikuloseptal adalah khas
kan adanya masalah katup yang berat. holosistolil<, tidak selalu pan-intensiras.
Menetapkan terjadinya murmur ber- Sesungguhnya murmur regurgitasi mitral
kaitan dengan siklus jantung merupakan hal yang paling sering disebut 'pansistolik',
penting dan merupalcan dasar klasifikasinya: kadang-kadang dapat terjadi terutama
O sistolik (mulai pada atau sesudah Sl pada awal sistol (MR berat), atau antara
dan berakhir pada atau sebelum 52 terlcait mid hingga alchir sistol tergantung pada
pada sisi asalnya. (ii) diastolik (mulai pada faktor-faktor yang ditentukan oleh
atau sesudah 52 dan beral<hir sebelum Sl prolapsnya daun katup, dan dalam kasus-
terkait pada sisi asalnya); atau (iii) kontinyu kasus ini bukan holosistolik atau pan-
(mulai pada sistol dan berlanjut tanpa henti intensitas.
sepanjang diastol). Gesekan perikard Murmur akhir sistolik mulai pada mid
termasuk di sini meskipun tidak seutuhnya sampai akhir sistol dan berakhir pada
sebagai murmur. atau segera sesudah 52. Contoh paling
khas adalah murmur prolaps katup mitral
Murmur sistolik yang sering mulai setelah klil< mid hingga
Murmur ejeki (mid) sistolik tidak mulai akhir sistolil<.
pada awal sistol ventrikel (Sl) karena Murmur sistolik arterial dapat terladi
kontraksi terjadi sebelum katup aorta pada arteri normal jika terdapat pening-
atau pulmonal (dinamakan katup semi- katan aliran atau pembuluh terpuntir,
lunaris) terbuka, di mana pada saat ter- atau dalam keadaan abnormal penyempit-
sebut tidak ada gerakan darah (fase an arteri. Biasanya berbentuk wajik dan
isovolumik sistol). Segera setelah katup sering terdengar kebetulan pada fosa
semilunaris terbuka, murmur secara per- supraklavikularis pada anak-anak dan
lahan meningkat intensitasnya dan dewasa muda, yang dapat lenyap dengan
kemudian menurun, berakhir tepat se- ekstensi bahu. Pada pasien lebih tua
belum A2 atau P2. Penyebabnya antara biasanya menandakan ateroskelorosis.
lain stenosis aora dan stenosis pulmonal, Koarktasio aorta menimbulkan murmur
obstruksi alur keluar ventrikel (yaitu sistolik yang dapat didengar di daerah
HOCM), situasi arus tingg;i (high flow i nterskap u laris.
Pemeriksaan paru 27
paniang diambil untuk bedah tandur alih Jari kaki perlu diperhatikan untuk me-
pintas arteri koroner (coronary arcery mastikan adanya jari tabuh dan per-
bypass graft, surgery). Sebab lainnya darahan sPlinter, yang keduanya sama-
termasuk efek gravitasi pada pasien yang sama berkaitan dengan kelainan iari
relatif tidak bergerak, vena varikosa, tangan yang bersangkutan.
hipoproteinemia, atau obstruksi limfatik.
Pencitraan
Pendahuluan
i ffi*kx 3"i Teknik Pencitraan Jantung
I
Radiografi toraks
Gambar 3.1 Radlografi toraks PA normal dengan Gambar 3.2 Radiografi toraks lateral normal
ilustrasi struktur bayangar jaltung. SVC, vena kava dengan ilustrasr struktur bayangan lantung. LA,
superior; RA, atnum kanan; LV, ventrikel k1n; LAA, atlium kiri; RV ventrtkel kanan.
apendiks atrrum kiti; PA, arterl pulmonalis; AO,
aorta.
LV) menyebabl<an gambaran yang lebih kalsifikasi katup mitral serta aorta, yang
besar dan bundar pada batas bawah kiri sulit terlihat pada radiografi toraks PA
jantung, namun bukti adanya pembesaran standar. Kalsifikasi katup dengan'mudah
ventrikel kiri mungkin tidak terlalu diidentifikasi pada pemeriksaan ekokar-
terlihat. Gambaran radiografi dari dilatasi diografi namun kalsifikasi perikard lebih
atrium kiri antara lain bayangan ganda sulit dinilai, dalam keadaan ini radiografi
pada batas jantung kanan, mengisi ruang- toraks lateral dapat sangat membantu
an dan kemudian membengkak pada pada beberapa kasus tercentu.
daerah di bawah arteri pulmonalis utama
karena pembesaran apendiks atrium kiri Lapangan paru
(left atrium appendagelLAA), serta pem- Tidak ada katup di antara vena pulmo-
besaran sudut karina pada bifurkasio nalis dan atrium kiri (/eft atriumlLA), se-
trakea. Dilatasi atrium kiri sering dikait- hingga peningkatan tekanan atrium kiri
kan dengan pembesaran arteri pulmonalis akan menyebabkan distensi vena pul-
utama karena hipertensi arteri pulmonalis monalis dan peningkatan tekanan kapiler
sekunder. Kombinasi ini menyebabl<an paru. Hal ini akan menyebabkan distensi
pelurusan batas iantung kiri, suatu tanda vena pada lobus atas paru dan selaniutnya
yang sering dikaitkan dengan penyakit menjadi edema paru (Gambar 3.3) (di-
katup jantung signifikan. kenali dari opasifikasi lapangan paru bila-
Pembesaran ventrikel kanan hanya teral difus), dan distensi limfe, yang di-
bisa dinilai dari radiografi toraks lateral sebut garis Kerley B. Didapatkan kardio-
di mana bayangan jantung lebih berhadap- megali dan mungkin terdapat efusi pleura
an penuh dengan sternum. Radiografi ringan.
toraks lateral juga berguna dalam meng- Edema paru juga dapat disebabkan
identifikasi adanya kalsifikasi perikard atau oleh penyebab nonjantung, seperti hipo-
32 Bab 3: Pencitraan
a ekokardiografi M-mode;
a el<ol<ardiografi dua-dimensi;
a ultrasonografi (ekokardiografi)
Doppler;
pemetaan aliran Doppler berwarna.
Ekokardiografi M-mode
Gelombang ultrasonografi al<an dipantul-
kan dari pertemuan jaringan manapun
dan sinyal pantulan ini dapat digunakan
untuk membentuk gambaran struktur
lantung. Jika digunakan gelombang tunggal
dari ultrasonografi pulsasi dan sinyal yang
Gambar 3.3 Radrografi toraks edema paru.
dipantulkan direkam pada kertas yang
bergerak, mal<a dapat direkonstruksi satu
albuminemia dan yang disebut sebagai citra dari satu saluran melalui jantung
sindrom 'syok paru' (distres pernapasan dari dinding dada ke struktur jantung
pada orang dewasa), atau gambarannya posterior seperti atrium kiri dan perikard
dapat serupa dengan kondisi lain seperci posterior yang terletak jauh dalam dada.
bronkopneumonia, fibrosis paru, atau Hal ini dikenal sebagai ekol<ardiografi M-
karsinomatosis limfangitis. Maka, edema mode dan, dengan menggerakkan trans-
paru pada radiografi toraks tidak selalu duser membentuk sudut pada berbagai
menandakan gagal jantung kiri, dan bila arah dari basis jantung menuju apeks,
disebabkan oleh penyebab jantung sering citra hasil ekokardiografi M-mode bisa
sulit ditentukan kelainan jantung yang didapatlcan setinggi katup aorta Uengan
mendasari dari radiografi polos. Gambar- LA di belakang, setinggi katup mitral, dan
an radiografi toralcs serial dapat berguna setinggi potongan ventrikel kanan dan
dalam mengawasi perkembangan penyakit kiri (Gambar 3.4). lnformasi struktural
dan keberhasilan intervensi terapeutik. ditampillcan selama beberapa waktu se-
hingga didapatkan beberapa sil<lus jantung
pada satu penelusuran. Ekokardiografi M-
mode telah digantikan oleh pencitraan
Diagnosis iantung noninvasif telah meng- dua-dimensi, namun tetap berguna untuk
alami revolusi sejak ditemukannya el<o- mengukur dimensi ruang jantung, rer-
kardiografi yang menghasillcan citra dua- utama untuk tuluan klinis pada akhir-
dimensi beresolusi tinggi dan pada waktu diastol dan pada puncak sistol. Penilaian
sebenarnya (real time) dari struktur fungsi ventrikel kiri yang cul<up akurat
jantung dan fungsi jantung. Tidak hanya didapatkan dari visualisasi miokard ven-
merupakan pemeriksaan yang tidak me- trikel dan dari perubahan dimensi ven-
nyebabkan nyeri, ekokardiografi juga trikel selama sistol.
dapat diulang sesering yang dibutuhkan
sehingga ideal bagi pemeriksaan serial Ekokardio g r af i du a- dime nsi
pada pasien dengan berbagai kelainan Keterbatasan ekokardiografi M-mode
jantung. Terdapat selumlah modalitas terlihat dengan cepat. Pencitraan dari
pencitraan berbeda yang digabungkan satu titil< dalam jantung jauh dari ideal,
untuk mendapatkan pemeriksaan ultra- kebanyakan karena abnormalitas struktur
sonografi jantung yang komprehensif: dan fungsi seringkali kompleks terutama
Ekol<ardiografi 33
IVS
'::rr'r
' i'i:ll
tr IV
: l,::,,
i,it;l
TVPW - --
Iriitii
,1, ril:
(a) ,:r,l,i" rii:iif,iii
Gambar 3.4
(a) Representasi
skematis ekokardiografi
M-mode setlnggl
ventrikel klri. (b) Cirra
klinrs pasien dengan
disfungsi ventrikel krri.
CW, dinding dada; FV
ventrikel kanan, IVS,
septlrm interventJtkel;
LV ventrikel kirr; LVPW,
dindrng postenor
ventrikel klrl.
pada penyakit jantung l<ongenital. Pen- struktur jantung dalam format dinamis
citraan lantung dua-dimensi bisa didapat- dan berguna untuk menilai fungsi miokard
kan dengan dua metode dasar. Pertama, global dan regional, dimensi ruang
sejumlah elemen ultrasonografi (sering- jantung, dan kelainan katup jantung. Citra
kali hingga 64 elemen individual) dapat struktur jantung yang didapat dengan
diakumulasikan dalam satu transduser. ekol<ardiografi memililci alcurasi tinggi,
Tiap elemen mentransmisikan pulsa ultra- serta bisa didapatl<an pula beberapa
sonografi secara sel<uensial sehingga informasi mengenai fungsi miokard dari
membentuk citra potongan melintang citra jantung pada beberapa titik siklus
lantung. Atau, kristal ultrasonografi jantung. Akan tetapi lebih sedikit infor-
secara mekanik disapukan melintasi masi yang didapatkan mengenai signifi-
jantung sehingga menghasilkan efek kansi fungsional penyakit katup jantung
serupa. Citra dua-dimensi yang dihasil- atau lesi jantung lcongenital.
kan (Gambar 3.5) dikonstrul<si dari satu
seri garis M-mode individual. lnformasi UIft asonognfi (Ekokardiografi)
didapatkan culcup cepat sehingga me- Doppler
mungkinkan konstrul<si 25 frame per Ultrasonografi Doppler merupakan
detik, sehingga menghasilkan citra real tel<nik ultrasonografi yang lebih maju yang
time. Citra ini memungkinkan penilaian memungkinkan evaluasi ultrasonografi
34 Bab 3: Pencitraan
tersebut bila aliran darah meniauh dari sonografi Doppler memiliki aplikasi l<linis
transduser. yang luas dalam diagnosis jantung
modern. Terutama penting dalam penilai-
Pemetaan alfuan Doppler berwatna an fungsi ventril<el, penyakit katup
Dengan menggunakan informasi Doppler jantung, dan penyakit lantung kongenital,
gelombang pulsasi terkode warna untuk yang memberil<an penilaian komprehensif
arah aliran dan lcecepatan darah, dan me- tentang struktur dan fungsi jantung. El<o-
nempatl<an tampilan ini di atas ekokar- l<ardiografi cenderung lebih berguna
diogram struktural dua-dimensi, bisa dalam menilai fungsi ventrikel, sementara
diperoleh citra komposit termasul< infor- teknik Doppler spektral lebih banyal<
masi strul<tural dan l<ecepatan, warna memberikan informasi l<uantitatif pada
merah menun.jukkan arah aliran darah pisien dengan penyakit katup jantung.
l<e arah transduser, yang semal<in me-
ningkat intensitas warnanya bila semakin Penilaian fungsi ventrikel
del<at. Sedangkan aliran darah yang men- Ekokardiografi dapat memberikan penilai-
iauhi transduser ditunlukkan oleh warna an kuantitatif fungsi ventrikel dengan
biru dengan intensitas yang semal<in akurat, bail< pada pasien dengan disfungsi
meningl<at. Semakin tinggi lcecepatan,
intensitas warna semakin meningkat.
Warna hijau ditambahkan bila ada kisaran
nilai kecepatan seperti yang ada pada iet
turbulen l<ecepatan tinggi yang berkaitan
dengan stenosis atau regurgitasi katup.
Kecepatan jet turbulen yang tinggi seperti
itu menghasilkan pola mosaik multiwarna
yang khas pada peta aliran berwarna dan
mudah dibedakan dari normal yang
warnanya biru atau merah akibat aliran
normal laminar (Gambar 3.7).
derajat obstruksi tidak jelas bila hanya mitral, terutama pada anak-anak. Regur-
didasarl<an pada pencitraan saia. Ultra- gitasi ini tidal< terdetel<si secara klinis
sonografi Doppler dapat memperl<irakan dan tidak memiliki arti l<linis, meskipun
derafat keparahan stenosis aorta (aortic hubungan regurgitasi 'fisiologis' ini dan
stenosis/As) dari peningkatan kecePatan penggunaan profilal<sis antibiotik untuk
melalui katup aorta yang stenotik. endokarditis tetap harus ciitegakkan. Saat
Gambar 3.9 mengilustrasikan gambaran ini, profilaksis antibiotik tidak direkomen-
ultrasonografi Doppler dari l<atup aorta dasikan untuk pasien-pasien ini. Baik
normal dan dari pasien dengan AS berat. regurgitasi mitral (Gambar 3.7 dan 3.10)
Seperti pada MS, persamaan Bernoulli dan aorta (aortic regurgitationl AR)
yang dimodifikasi dapat digunakan untuk (Gambar 3.6 dan 3.1 l) mudah terlihat
memperkirakan gradien tekanan melalui pada Doppler spektral dan pemetaan
katup aorta. Pemetaan aliran Doppler aliran Doppler berwarna. Bila mengguna-
berwarna tidal< terlalu memberil<an infor- kan pemetaan aliran Doppler berwarna,
masi tambahan yang berguna pada se- penting untuk tidak mengasumsikan
bagian besar pasien dengan AS. bahwa ukuran jet aliran berwarna secara
langsung mereflel<sikan derajat l<eparahan
Perkiraan tinggi (over estimation) ke- real time dengan informasi kecepatan
cepatan aliran lebih jarang teriadi, namun aliran dari ultrasonografi Doppler
gradien l<atup instantaneus yang didapat- spektral dan informasi kecepatan spasial
kan dengan ultrasonografi Doppler dari pemetaan aliran Doppler berwarna.
gelombang kontinyu dapat lebih tinggi Citra transesofageal lebih ielas di-
secara bermakna dibandingkan dengan bandingkan citra yang dihasilkan oleh
gradien yang didapatkan dengan mem- ekolcardiografi transtorasik karena
bandingl<an telcanan puncak setelah frekuensi transduser lebih tinggi serta
menarik kateter melalui katup (gradien fakta bahwa ultrasonografi tidak perlu
puncak-ke-puncak) pada kateterisasi menembus melalui struktur dinding dada.
jantung. Pengukuran yang dilakukan pada Citra terbaik didapatkan dari struktur
berbagai waktu dan/atau dalam keadaan yang terletal< dekat esofagus: LA, vena
fisiologis yang berbeda akan menghasilkan pulmonalis, katup mitral dan aorta, serta
nilai yang bervariasi bermakna. septum interatrial. Atrium kanan (right
atriumlRA) umumnya dapat terlihat
dengan bail< namun l<atup tril<uspid,
Ekokardiografi transesofageal ventrikel kanan, katup pulmonal, dan alur
(lihat Boks 3.2) keluar ventrikel kanan agak jauh dari eso-
fagus dan seringlcali terlihat lebih bail<
Ekokardiografi transesofageal (transeso- dengan pencitraan transtorasik. Teknik
phageal echocardiograph/TEE) meng- transesofageal sangat sensitif sehingga
atasi berbagai keterbatasan ekokardio- telcnik ini juga bisa mengidentifikasi aliran
grafi transtorasik, terutama masalah pe- darah yang sanSat pelan seperti efek
netrasi akustik melalui jaringan paru, kontras menyerupai asap (smoke-like
namun merupakan teknil< yang lebih in- appearance) dalam ruang lantung, paling
vasif. Prosedur ini, sama dengan endos- sering dalam LA, yang lebih dikenal
kopi, biasanya dilakukan dengan sedasi dengan istilah LASEC (left-atrial
intravena dan anestesia topikal faring spontaneous echo contrasr). Umumnya
lokal. Seperti ekokardiografi transtorasik penyebabnya adalah MS, meskipun hal
(tran sth o rac i c e ch o ca r d i o gra p hylTT E\, tersebut juga didapatkan pada dilatasi LA
pencitraan transesofageal menggabu ngkan sekunder karena disfungsi ventrikel kiri,
pencitraan struktur jantung dua-dimensi terutama pada kardiomiopati dilatasi.
40 Bab 3: Pencicraan
pirau. Teknik ini berguna pada pasien stres fisik atau farmakologik dengan pe-
dengan penyakit jantung kongenital atau nilaian ekokardiografi fungsi LV regional
stroke embolik, dan pada penyelam ko- dan menyeluruh. Ventrikel kiri dan kanan
mersial atau rekreasional dapat mem- dibagi menjadi l6 segmen dengan tiap
perlihatkan adanya foramen ovale paten segmen diberikan satu nilai berdasarkan
dengan mendeteksi adanya pirau kanan- adanya abnormalitas gerakan dinding, di
ke-kiri selama manuver Valsalva pada saat mana normal = l, hipokinesis = 2, aki-
penyuntikan kontras. nesis = 3, diskinesis = 4. lndeks skor
Sekarang, agen kontras baru yang gerakan dinding yang didapatkan dengan
dapat melewati sirkulasi pulmonal dan membagi total nilai dengan jumlah
memungkinkan opasifikasi struktur segmen memberikan penilaian semi-kuan-
jantung kiri dengan penyuntikan intravena titatif fungsi global ventril<el kiri. Segmen
telah menyebabkan digunakannya kembali individual diperil<sa saat istirahat dan se-
Kateterisasi iantung dan angiografi koroner 43
dinyatakan sebagai rasio aliran pulmonal Kelainan yang sefing dijumpai pada
terhadap aliran sistemik, yang disebut se- penelusuran tekanan jantung kanan
bagai rasio Qp : Qs. Rumus perhitungan Kelainan jantung kanan yang tersering
rasio Qp : Qs dari saturasi oksigen adalah ditemukan pada kateterisasi jantung
sebagai berikut: kanan orang dewasa adalah hipertensi
pulmonal. Biasanya hipertensi pulmonal
Saturasi ini sekunder karena kelainan jantung kiri,
Saturasi - campuran terutama penyakit katup jantung atau
Rasioarteri vena disfungsi ventrikel kiri. Hipertensi pul-
QP:Qs= monal luga sering dikaitkan dengan
Saturasi Saturasi
vena - arteri penyakit paru primer atau dengan em-
pulmonalis pulmonalis boli paru berat. Pada keadaan ini, bentuk
gelombang tidak berubah namun peng-
ukuran tekanan aktual meningkat. Pada
awdnya, tekanan sistolik PA dan ventrikel
Saturasi campuran vena merefl ekikan kanan meningkat namun lika ventrikel
saturasi oksigen pada sistem vena prok- kanan mulai gagal dengan afterload yang
simal terhadap titik pirau dan biasanya meningkat, maka tekanan diastol ven-
diperkirakan dari rerata dua sampel SVC tril<el kanan dan kemudian tekanan
dan satu sampel lVC. Sebagai contoh, atrium l<anan meningkat. Dilatasi
jika saturasi arteri sistemik sebesar 99%, ventrikel kanan dapat menyebabkan re-
saturasi campuran vena sebesar 69%, gurgitasi trikuspid fungsional dengan
saturasi vena pulmonalis sebesar 99%, gelombang 'v' besar pada penelusuran
dan saturasi PA sebesar 89%, rasio atrium kanan.
Qp : Qs adalah 3: l. Obstruksi aliran pada titik mana pun
Tekanan atrium kanan rendah (0-5 pada jantung kanan akan menyebabkan
mmHg), dan memiliki gelombang'a' dan perbedaan tekanan antara kedua sisi
'{v' yang berasal dari sistol atrium dan obstruksi. Misalnya, pada stenosis katup
pengisian atrium selama sistol ventrikel. pulmonal, tekanan sistol ventrikel kanan
Tekanan sistol ventrikel kanan biasanya akan lebih tinggi dibandingkan dengan
antara l5 dan 25 mmHg dan harus sama tekanan sistol PA, merefleksil<an suatu
dengan tekanan sistol pada PA, yaitu saat obstruksi pada tingkat l<atup pulmonal.
katup pulmonal terbuka. Tekanan diastol Namun, obstruksi jantung kanan jarang
di ventrikel kanan sama dengan tel<anan didapatkan pada orang dewasa. Obstruksi
atrium kanan, karena katup trikuspid ter- paling sering adalah stenosis katup pul-
buka dan ada keseimbangan tekanan monal residual sebagai konsekuensi dari
atrium dan ventrikel selama diastol. Te- stenosis katup pulmonal kongenital.
kanan diastol PA biasanya antara 5 dan Stenosis katup pulmonal dan/atau tri-
l5 mmHg, dan bila tidak ada penyakit kuspid akibat penyakit iantung reuma
paru sama dengan tekanan pulmonary atau sindrom l<arsinoid sangat iarang
capillary wedge. Karena tekanan pulmo- ditemukan.
nary capillary wedge merupakan peng-
ukuran tidak langsung dari tekanan Kateterisasi iantung kiri
atrium kiri, tekanan ini memiliki gelom- Tempat masuk ke sirkulasi sistemil< untuk
bang 'a' dan 'v'yang serupa dengan te- tujuan kateterisasi jantung l<iri dilakukan
kanan atrium kanan, dengan tekanan re- dari arteri femoralis atau arteri brakialis
rata antara 5 dan l0 mmHg. kanan, atau lebih umum dari arteri ra-
46 Bab 3: Pencitraan
dialis kanan atau arteri brakialis kiri. tasikan derajat keparahan (Gambar 3.15).
Kateterisasi jantung kiri merupakan satu Meskipun gradien tekanan sebesar 50
prosedur yang aman bila dilakukan oleh mmHg atau lebih merupakan indikasi AS
ahli yang berpengalaman, dengan tingkat bermakna, yang biasanya membutuhkan
kematian kurang dari 0,2%. Komplikasi intervensi bedah, interpretasi gradien
kateterisasi jantung l<iri serius lainnya tekanan dalam konteks fungsi ventrikel
seperti stroke, infark miokard, atau arit- kiri harus dilal<ukan dengan hati-hati,
mia maligna juga jarang ditemukan. karena pasien dengan AS berat dan fungsi
Kanulasi arteri femoralis biasanya ventrikel l<iri yang jelek mungkin tidak
dilakukan dari sisi kanan walaupun lika dapat menghasilkan gradien tekanan yang
pulsasi arteri femoralis kanan menghilang, tinggi. Kesalahan potensial ini dapat
kanulasi dapat dilakukan dari a. femoralis diatasi dengan menilai fungsi ventrikel lciri
kiri. Teknik ini serupa dengan yang di- dengan ekokardiografi, atau pada saat
jelaskan di atas untul< kateterasi jantung kateterisasi jantung kiri menggunakan
kanan, dengan pelapis arterial, biasanya angiografi ventrikel kiri. Selain itu, curah
berukuran 6 atau 7 French, dimasukkan jantung dapat diukur dan digabungkan
ke dalam afteri femoralis. Seperti pada dengan gradien tekanan aorta untul<
kateteresasi jantung kanan, pelapis di- mendapatkan penilaian area fungsional
lepaskan pada akhir prosedur dan hemo- katup aorta, dengan area seluas 0,8 cm2
stasis didapatl<an dengan kompresi atau kurang menandakan adanya AS ber-
langsung arteri femoralis di atas tempat makna. Gradien telcanan dapat dlukur
pungsi arteri, atau dengan penggunaan dalam LV sendiri sebagai akibat dari
alat penutup arteri femoralis perl<utan. hipertrofi, terutama pada pasien dengan
Jika dilakukan kompresi, l<ompresi diper- kardiomiopati hipertrofik. AS supra-
tahankan selama minimal l0 menit karena valvular jarang didapatkan, namun meng-
telcanan arteri femoralis yang relatif hasilkan gradien tekanan dalam aorta
tinggi, dan pasien diminta istirahat di asenden tepat di atas katup aorta, dan
tempat tidur minimal 6 jam setelah pro- koarktasio aorta juga dapat menghasilkan
sedur, bahkan biasanya selama semalam gradien tekanan yang biasanya berlokasi
bila digunal<an pelapis arterial yang ber- di distal arl<us aorta serta bagian atas
ukuran lebih besar. Kateterisasi lantung aorta torakalis desenden.
kiri melalui arteri bral<ialis membutuhkan
pengirisan arteri, dan langsung dijahit Curah jantung
pada al<hir prosedur.
Terdapat tiga metode utama dalam
Kateterisasi jantung l<iri biasanya me-
mengukur curah jantung pada kateterisasi
libatkan gabungan angiografi (aortografi jantung:
dan/atau angiografi ventrikel kiri) dan
I teknik dilusi-termodilusi dan dilusi
arteriografi koroner. Akses langsung pada
Pewarna;
sirkulasi arteri memungkinkan pengukur-
2 estimasi curah jantung Fick dan
an tekanan dalam aorta dan, bila kateter
3 curah iantung dengan angiografi.
dilewatkan secara retrograd melalui
Pada praktik klinis sehari-hari, curah
katup aorta, dapat mengukur tel<anan
jantung termodilusi atau Fick merupakan
ventril<el kiri. Dengan menggunakan me-
tode ini, tiap perbedaan tekanan sistolil< telcnik yang paling sering digunakan.
antara LA dan aorta menandal<an suatu
obstruksi aliran sebagai akibat AS, dengan Teknik dilusi
deralat perbedaan tekanan merepresen- Termodilusi mungkin merupal<an metode
Kateterisasi jantung dan angiografi koroner 47
AO
I 'l ti : : i
Gambar 3.15 Penelusuran tekanan darl ventrikel dengan perubahan suhu seperti pada
krri ke aorta pada stenosis aorta memperlihatkan teknil< termodilusi.
gradren tekanan melalur katup aolta.
Angiografi
Penyuntilcl<an kontras radio-opak lce
dalam sirl<ulasi memungl<inkan penilaian
dinamil< real tirne strul<tur kardiovaskular
dan hubungan aliran darah pada berbagai
lcondisi patofisiologis. Dua pemeriksaan
angiografi yang paling banyak dilakukan
pada kardiologi dewasa adalah angiografi
ventril<el kiri dan aortografi, keduanya
dilakul<an melalui kateterisasi jantung l<iri
seperti yang telah dijelaskan. Digunakan
kateter muiti lubang, biasanya dengan
desain prg-rail', untuk menyuntikkan
l<ontras dengan cepat tanpa menggeser
lcateter. Biasanya disuntil<kan antara 30
dan 50 mL selama 2 detil< pada kebanyal<-
an angiografi sirlculasi arteri sistemik.
sering terjadi. Fungsi segmen miokard aorta mungkin terlihat flap intima.
individual sering diklasifikasikan sebagai Namun, resolusi tinggi yang didapatkan
normal, hipokinetik, akinetik, atau dis- pada teknik pencitraan modern seperti
kinetik (aneurismal). Penilaian regional ini TEE, pemindaian CT, dan MRI telah
memungkinkan perbandingan abnorma- mengalahkan aortografi dalam keadaan
litas gerakan 'dinding dengan luas dan tersebut. Angiografi kontras yang volu-
distribusi penyakit jantung koroner, yang metrik tetap mempertahankan peran
dinilai pada arteriografi koroner. aortografi dalam kuantifikasi AR. Seperci
Selain pemeril<saan fungsi miokard angiografi ventrikel kiri dan regurgitasi
pada penyakit lantung koroner, angiografi mitral, aorcografi memungkinkan penilai-
ventrikel kiri dapat memberikan infor- an derajat keparahan regurgitasi melalui
masi mengenai abnormalitas otot primer, katup aorta. Walaupun banyak informasi
seperti kardiomiopati dilatasi di mana tentang derajat keparahan regurgitasi
terjadi dilatasi LV dengan fungsi umum yang didapatkan secara klinis dan dari
yang jelek meskipun tidak ada penyakit teknik pencitraan lain yang lebih tidak
jantung koroner, atau kardiomiopati invasif, namun aortografi tetap merupa-
hipertrofik di mana obliterasi ruanS ven- kan pemeriksaan konfirmatif dan
trikel kiri dapat terjadi selama kontralcsi diagnostik pada kasus yang meragukan
sistolik. atau sulit.
Angiografi ventrikel kiri juga berguna
dalam penilaian dan kuantifikasi regur- Angiografi paru
gitasi mitral. Penyuntikan kontras ke Pada kardiologi dewasa, angiografi paru
dalam LV dengan regurgitasi melalui hampir hanya digunakan untuk diagnosis
katup mitral selama sistolik akan me- emboli paru masif akut, meskipun bahkan
nyebabkan ruang atrium kiri opak dengan pada kasus ini teknik pencitraan ieperti
berbagai derajat, tergantung pada derajat pemindaian CT heliks secara perlahan
l<eparahan regurgitasi. Meskipun banyak mulai menggantikannya. Emboli paru
informasi mengenai deralat l<eparahan re- masif akut menandakan bahwa terdapat
gurgitasi mitral bisa didapatkan secara obstruksi parsial atau lengkap di satu atau
l<linis dan dariteknik pencitraan non- lebih cabang arteri pulmonalis utama.
invasif, angiografi ventrikel kiri masih Pemeriksaan ini dilakukan dengan meng-
tetap merupakan pemeriksaan konfi rmatif gunakan kateter multilubang'pig-tail' atau
yang penting. Meskipun terjadinya gam- NIH (National lnstitute of Health)
baran kubah (doming) dari katup aorta dengan penyuntikan kontras langsung ke
stenotik dapat terlihat selama angiografi dalam arteri pulmonalis utama dan
ventrikel lciri, bila berdiri sendiri hal ini cabangnya. Emboli yang relatif kecil dapat
tidak dapat digunakan untuk menentukan divisualisasikan pada cabang arteri pul-
derajat keparahan dan tidak pernah di- monalis perifer dengan tel<nik ini namun
gunakan sebagai penilaian kuantitatif yang hanya diindikasikan pada keadaan di mana
akurat mengenai deralat keparahan AS. hipoksia atau penurunan hemodinamik
membutuhkan intervensi dini. Meskipun
Aortografi emboli paru sering berkaitan dengan
Aortografi umumnya digunakan untuk trombus di vena pelvik, jarang ditemukan
penilaian patologi pangkal aorta atau AR. kesulitan dalam mengarahkan kateter
Keberadaan dan luas dilatasi pangkal dengan aman melalui pendekatan perku-
aorta dapat divisualisasi dengan akurat, tan vena femoralis atau menggeser trom-
dan pada pasien dengan dugaan diseksi bus lebih jauh dalam proses tersebut.
50 Bab 3: Pencitraan
Setelah mendorong kateter di vena kava diposisikan dalam ostium arteri koroner,
inferior, melalui RA, melewati katup tri- 5-l0 mL media kontras disuntikkan
kuspid, melalui ventrikel kanan lce dalam dengan tangan melalui kateter untuk
PA utama melewati katup pulmonal, mengopasifikasi arteri koroner dengan
dapat diukur secara langsung tekanan PA citra yang diperoleh sebagai putaran
dan disuntikkan 40-50 mL kontras. radiograf yang dapat direkam dan diputar
Angiografi ventrikel kanan dan paru kembali untuk analisis lebih lanjut. Be-
kadang digunakan dalam penilaian pe- berapa pandangan dari tiap arteri koro-
nyakit jantung kongenital dewasa ter- ner diperoleh dengan manuver kamera
utama bila rekonstruksi bedah alur keluar radiografi di sekitar pasien untuk men-
ventrikel kanan sebelumnya telah dilaku- dapatkan citra dari sudut yang berbeda.
kan. Selain itu, angiografi ventrikel kanan Hal ini memungkinkan penilaian perjalan-
luga diindikasikan pada pasien dengan an semua arteri koroner epikard mayor.
aritmia ventrikel di mana diduga displasia Derajat keparahan stenosis pembuluh
ventrilcel kanan merupakan substrat darah koroner dapat dinilai secara visual
aritmia, namun sekali lagi tel<nil< pencitra- oleh operator yang telah berpengalaman
an lain seperti MRI dan pemindaian CT atau dapat digunakan angiografi kuantitatif
sel<arang memberikan informasi serupa. untuk mendapatkan penilaian komputer
mengenai derajat keparahan lesi, di-
ii':.iliirtiifi bandingkan dengan segmen arteri nor-
mal. Derajat keparahan lesi koroner di-
Arteriografi l<oroner, meskipun invasif, desl<ripsikan sebagai persentase steno-
merupakan prosedur berisilco rendah sis, dengan >50% biasanya dikatakan
dengan risiko kematian dan stroke se- sebagai stenosis bermakna. Gambar 3.1 7
kitar 0,2% pada pasien elektif, meskipun memperlihatkan angiogram koroier dari
risiko ini meningkat pada pasien dengan arteri koroner kiri dan kanan normal.
iskemia miokard atau fungsi ventril<el kiri Segmen pertama arteri koroner kiri,
jelek pada saat prosedur, atau pasien cabang utama kiri, adalah cabang komunis
dengan penyakit katup berat. Prosedur yang muncul dari sinus aorta pada kuspis
ini biasanya dilakukan bersama l<atete- koroner kiri katup aorta dan segera ber-
risasi jantung kiri seperti yang telah di- cabang menjadi dua cabang utamanya,
jelaskan. Akses langsung ke sirkulasi arceri LAD dan arteri koroner sirkum-
arteri didapatkan di bawah pengaruh fleks kiri (LCx, left circumflex). LAD
anestesia lokal melalui pendekatan femo- menyilang bagian depan jantung pada
ralis fludkins) atau brakialis (Sones), yang sulkus interventrikel dan memasok se-
pertama lebih sering digunakan. Dengan bagian besar permukaan anterior iantung
adanya sistem pencitraan radiografi digi- dan sekitar dua pertiga septum inter-
tal beresolusi tinggi, ukuran kateter fe- ventrikel (interventricular septumllYS).
moral telah sangat berkurang sehingga LCx berjalan di aspek lateral kiri jantung
sekarang banyak dilakukan arteriografi pada sulkus atrioventrikel dan memasok
dengan kateter 6 atau bahkan 5 French. dinding lateral jantung dan biasanya me-
Kateter itu sendiri dibuat dari poliuretan rupakan yang terkecil dari tiga pembuluh
atau polietilen dan hanya digunakan se- darah koroner utama. RCA memiliki asal
kali, langsung dibuang, serta telah di- yang berbeda dari sinus pada kuspis
bentuk sebelumnya untuk memungkin- koroner kanan katup aorta. Pembuluh
kan intubasi yang lebih mudah di ostium darah ini berjalan pada sulkus atrio-
arteri koroner kiri dan kanan. Sesudah ventrikel di sisi kanan dan memasok per-
Arteriografi koroner 5t
(b)
Gambar 3.17 (a) Angrogram koroner krri normal Gambar 3.18 (a) Arteri koroner kanan normal
dan (b) arterr koroner kanan. dan (b) satu arteri dengan penyempitan berat dl
segmen proksrmal pembuluh darah.
Pemindaian CT
Gambar 3.19 MRI jantung satu pasien Pemindaian CT menggunakan radiasi
dengan kardiomiopati hipertrofik memperllhat pengion untuk mengkonstruksi pencitra-
kan ventnkel kiri (LV) pada potongan mehntang
dengan penebalan bermakna septum rnterven-
an penampang melintang jantung. Pe-
trlkel (WS). Perhatlkan bahwa darah dalam mindaian CT helikal ultra-cepat sekarang
ventrikel ditampilkan sebagai warna hitam, memberikan pencitraan resolusi tinggi
tanpa sinyal. jauh lebih cepat, pemindaian total dilaku-
kan dengan satu tahanan napas untuk
yang lebih rendah (Gambar 3.20). Kua- meminimalkan artefak pernapasan. Ada-
litas citra dapat dipengaruhi secara ter- nya kalsifikasi dideteksi lebih baik dengan
balik dengan adanya aritmia jantung ka- CT dibandingkan dengan MRI dan,
rena kebutuhan ECG-gating. Adanya klip contohnya, mungkin lebih berguna pada
vaskular di otak dan alat pacu jantung pasien dengan penyakit perikard dj mana
merupakan kontraindikasi absolut peme- dapat terjadi kalsifikasi tanpa banyak
riksaan MRl. Katup jantung prostetik, klip penebalan perikard atau efusi. Pemindaian
l<ardiovaskular, dan kawat sternal bukan CT luga dilakukan pada pasien di mana
kontraindikasi MRI namun dapat me- MRI dikontraindikasikan (lihat Boks 3.5).
inf"trarjf
j o Tumor dan massa parakardiak i
2 pencitraan infark;
3 pencitraan perfusi miokard; dan
4 tomografi emisi positron.
sampai tekanan sistolik 20 mmHg di atas Pada saat tersebut, beberapa mekanisme
titik di mana denyut nadi radialis meng- fisiologis kompensasi sekunder telah di-
hilang. Auskultasilah pada a. brakialis dan mulai sehingga kelainan dasar curah
kempiskan karet kurang lebih 2 mmHg jantung atau resistensi perifer tidak di-
per detik, catat titik pertama pulsasi yang ketahui dengan jelas. Pada hipertensi yang
terdengar (bunyi Korotkoff pertama) baru mulai curah jantung biasanya nor-
yang merupakan tekanan darah sistolik mal atau sedikit meningkat dan resistensi
dan titik di mana bunyi pulsasi menghilang perifer normal. Pada tahap hipertensi
(bunyi Korotkoff ke-5) yang sekarang lanjut, curah jantung cenderung menurun
secara universal diakui sebagai tekanan dan resistensi perifer meningkat. Adanya
diastolik, bukannya bunyi gemuruh hipertensi juga menyebabkan penebalan
(Korotkoff ke-4) yang digunakan dalam dinding arteri dan arteriol, mungkin se-
definisi lama. Ukurlah TD minimal 2 kali bagian diperantarai oleh faktor yang
dan pastikan tidak ada perbedaan antara dikenal sebagai pemicu hipertrofi vaskular
kedua lengan. Jika terdapat perbedaan, dan vasokonstriksi (insulin, katekolamin,
lengan yang mempunyai angl<a yang lebih angiotensin, hormon pertumbuhan), se-
tinggi digunakan sebagai patokan untuk hingga menjadi alasan sekunder mengapa
pengukuran yang berikutnya. Dalam terjadi kenaikan tekanan darah. Adanya
setiap kesempatan pengukuran TD harus mekanisme kompensasi yang kompleks
diusahakan 2 kali dengan jarak cukup ini dan konsekuensi sekunder dari hiper-
lama (paling sedikit 5- l0 menit). Kanulasi tensi yang sudah ada telah menyebabkan
intraarterial dapat digunakan untuk penelitian etiologinya semakin sulit dan
mengukurkan TD-nya secara langsung observasi ini terbuka untuk berbagai
tetapi jarang sekali dipakai kecuali dalam interpretasi. Kelihatannya terdapat kerja-
penelitian. Semua orang dewasa harus sama bermacam-macam faktor dan yang
mengukurkan TD-nya secara teratur mungkin berbeda antarindividu.
setidaknya setiap 5 tahun sampai umur Beberapa faktor yang pernah dikemu-
80 tahun. Jika hasilnya berada pada nilai kakan relevan terhadap mekanisme pe-
batas, pengukuran perlu dilakukan setiap nyebab hipertensi adalah sebagai berikut:
3- l2 bulan. Genetik. Dibanding orang kulit putih,
orang kulit hitam di negara barat lebih
:l
.r:l banyak menderita hipertensi, lebih tinggi
tingkat hipertensinya, dan lebih besar
Juga disebut hipertensi 'esensial' atau tingkat morbiditas maupun mortalitasnya,
'idiopatik' dan merupakan 95% dari sehingga diperkirakan ada kaitan hiper-
kasus-kasus hipertensi. Selama 75 tahun tensi dengan perbedaan genetik. Be-
terakhir telah banyak penelitian untuk berapa peneliti mengatakan terdapat ke-
mencari etiologinya. Tekanan darah me- lainan pada gen angiotensinogen tetapi
rupakan hasil curah jantung dan resistensi mekanismenya mungkin bersifat poli-
vaskular, sehingga tekanan darah mening- genik.
kat jika curah jantung meningkat, resis- Geografi dan lingkungan. Terdapat
tensi vaskular perifer bertambah, atau perbedaan tekanan darah yang nyata
keduanya. Meskipun mekanisme yang antara populasi kelompok daerah kurang
berhubungan dengan penyebab hipertensi makmur dengan daerah maju, seperti
melibatkan perubahan-perubahan ter- bangsa lndian Ameril<a Selatan yang te-
sebut, hipertensi sebagai kondisi klinis kanan darahnya rendah dan tidak banyak
biasanya diketahui beberapa tahun sete- meningkat sesuai dengan peftambahan
lah kecenderungan ke arah sana di mulai. usia dibanding masyarakat Barat.
Hipertensi primer 59
Janin. Faktor ini dapat memberikan berapa tahun silam, terutama pada pasien
pengaruh karena berat lahir rendah gemuk. lnsulin merupakan zat penekan
tampaknya merupakan predisposisi hiper- karena meningkatkan kadar katekolamin
tensi di kemudian hari, barangkali karena dan reabsorpsi natrium.
lebih sedikitnya jumlah nefron dan lebih Disfungsi sel endotel. Penderita hiper-
rendahnya kemampuan mengeluarkan tensi mengalami penurunan respons va-
natrium pada bayi dengan berat lahir sodilatasi terhadap nitrat oksida, dan en-
rendah. dotel mentandung vasodilatator seperti
kelamin Hipertensi lebih jarang
Jenis endotelin-|, meskipun kaitannya dengan
ditemukan pada perempuan pra-meno- hipertensi tidak jelas.
pause dibanding pria, yang menunjukkan
adanya pengaruh hormon. Riwayat penyakit
Natrium. Banyak bukti yang men-
Penderita hipertensi biasanya tidak me-
dukung peran natrium dalam terjadinya
nunjukkan gejala, kenaikan tekanan darah
hipertensi, barangkali karena ketidak-
mampuan mengeluarkan natrium secara
baru diketahui sewaktu pemeriksaan
skrining kesehatan, dengan tujuan masuk
efisien baik diturunkan atau didapat. Ada
kerja ataupun asuransi kesehatan. Gejala
yang berpendapat bahwa terdapat
hormon natriuretik (de Wardener) yang umum hipeftensi (sakit kepala, pusing,
menghambat aktivitas sel pompa natrium
tinitus, pingsan) hampir sama dengan ke-
(ATPase natrium-kalium) dan mempunyai banyakan orang normotensi. Adanya sakit
efek penekanan. Berdasarkan studi kepala ternyata tidak banyak berkorelasi
populasi, seperti Studi INTERSALT dengan tekanan darah. Kerusakan organ,
(1988) diperoleh korelasi antara asupan terutama jantung, otak, dan ginjal, ber-
natrium rerata dengan TD, dan penurun- kaitan dengan derajat keparahan, hiper-
an TD dapat diperoleh dengan me- tensi. Perubahan-perubahan utama or-
ngurangi konsumsi taram. gan yang terlihat termasuk seperti di
Sistern renin-angiotensln. Renin me- bawah ini.
micu produksi angiotensin (zat penekan) Jantung. Hipertrofi ventrikel kiri
dan aldosteron (yang memacu natrium menyebabkan peningkatan kekakuan
dan terjadinya retensi air sebagai akibat). dinding terhadap pengisian diastolik dan
Beberapa studi telah menunjukkan se- gelombang 'a' (sistol atrium) yang me-
bagian pasien hipertensi primer mem- nonjol pada ekol<ardiografi. Gagal ven-
punyai kadar renin yang meningkat, tetapi trikel kiri (disfungsi sistolik dan diastolik)
sebagian besar normal atau rendah, di- dapat teriadi, seringkali tanpa dilatasi
sebabkan efek homeostatik dan mekanis- ventrikel. Terapi dengan antihipertensi
me umpan balik karena l<elebihan beban terutama penghambat enzim peng-
volume dan peningkatan TD di mana konversi angiotensin (angiotensin con-
keduanya diharapkan akan menekan verting enzyme/ACE), telah terbukti
produksi renin. mengurangi hipertrofi ventrikel kiri jika
Hiperaktivitas simpatis. Dapat terlihat tekanan darah diturunkan. Penyakit
pada hipertensi umur muda. Katekolamin jantung koroner sering terjadi pada
akan memacu produksi renin, menyebab- hipertensi, dan bersama dengan disfungsi
kan konstriksi arteriol dan vena dan ventrikel kiri mungkin menyebabkan
meningkatkan curah jantung. tingginya angka kematian penyakit
Reslsfensi insulin/hiperinsulinemia. lantung. Risiko kejadian lantung (ke-
Kaitan hipertensi primer dengan resis- matian, infark miokard, gagal lantung,
tensi insulin telah diketahui sejak be- aritmia ventrikel) akan berkurang jika
60 Bab 4: Hipertensi
i intoleransl glukosa
I
I ventrlkel kiri
r hipertensi dipercepat (maligna) (lihat mereka dengan diastolik kurang dari 80-
di bawah dalam teks); 85 mmHg di mana risikonya cukup
. dugaan hipertensi sekunder (lihat di rendah. Di antara dua nilai ini, 85-95
bawah dalam teks); mmHg, hipertensi nilai batas (borderline)
e masalah terapi atau kegagalannya; dan hipercensi ringan masih akan melipat-
o keadaan khusus (misalnya kehamilan). gandakan risiko relatif l<ejadian-kejadian
merugikan di masa depan, meskipun fre-
lndikasi terapi kuensi kejadian-kejadian tersebut masih
Dari beberapa studi, telah jelas bahwa rendah secara absolut. Sekitar 60% pen-
morbiditas dan mortalitas yang berkaitan derita hipertensi termasuk dalam kate-
dengan hipertensi akan meningkat secara
gori ini, mencakup jumlah individu yang
progresif seiring peningkatan keparahan, sangat besar, dan masih diperdebatkan
dengan peningkatan sistolik setidaknya bagaimana strategi kesehatan populasi
memiliki risikb sama besar dengan pe- yang biayanya efisien untuk memberikan
ningkatan diastolik. Selain itu, manfaat terapi kepada semua orang.
paling besar didapatkan dengan menurun- Studi Framingham yang besar-besaran
kan TD pada pasien dengan tekanan dan data epidemiologi telah menunjukkan
darah tertinggi. Penelitian meta-analisis sejumlah fakor risiko independen yang
yang melibatl<an lebih dari 420.000 pasien menimbulkan penyakit vaskular dini (lihat
telah menuniukl<an hubungan yang Boks 4.3).
kontinyu dan independen antara tekanan Telah diperhitungkan bahwa seorang
darah dengan stroke dan penyakit jantung pria berusia 55 tahun dengan tekanan
koroner. Peningkatan tekanan diastolik darah sistolik 160 mmHg, mempunyai
> l0 mmHg dalam jangka panjang akan risiko masalah vaskular dalam l0 tahun
meningkatkan risiko stroke sebesar 56% mendatang sekitar l4%, sedangkan pria
dan penyakit jantung koroner sebesar yang sama dengan tekanan darah yang
37%. Saat tekanan diastolik naik di atas sama, tetapi memiliki semua faktor risiko
95-100 mmHg, risiko kejadian serebral dalam Boks 4.3 akan memiliki risiko 60%.
dan jantung di masa datang menjadi Semakin tinggi risiko keseluruhan se-
bermakna dan terapi obat-obatan harus harusnya semakin besar usaha untuk
diberikan jika perubahan gaya hidup tidal< menurunkan tekanan darah dan untuk
dapat memberikan kontrol yang memuas- pasien hipertensi ringan terapi sudah
kan. Terapi jelas tidak diperlukan bagi harus dipertimbangkan pada ambang
62 Bab 4: Hipertensi
proksimal arteri renalis dan paling sering dari tumor ini ganas, dan l0% adenoma
terjadi pada pasien usia lanjut, dan fibro- adrenal adalah bilateral. Feokromositoma
displasia yang terutama mempengaruhi dicurigai jika tekanan darah berfluktuasi
2i3 bagian distal, dijumpai paling sering tinggi, disertai takikardia, berkeringat,
pada individu muda, terutama perempu- atau edema paru karena gagal jantung.
an. Penurunarl pasokan darah ginjal akan Diagnosis dengan pengukuran metanefrin
memacu produksi renin ipsilateral dan total (metabolit katekolamin) pada urin
meningkatkan tekanan darah. Keadaan ini sewaktu atau 24 jam, meskipun kadar
perlu dicurigai jika hipertensi terjadi men- ini dapat dipengaruhi oleh obat-obat anti-
dadak, secara umum sukar diterapi tetapi hipertensi tertentu, terutama labetalol.
kembali normal dengan penghambat Jika metanefrin ekuivokal, ukurlah kadar
ACE, lika berat atau meningkat, dan jika norepinefrin (noradrenalin) plasma se-
bruit abdominal dapat didengar. telah diberikan satu dosis klonidin (peng-
Endokrin ( I %). Pertimbangkan a/do- hambat adrenergik). Setelah diagnosis
steronisme primer (sindrom Conn) iika ditegakkan, perlu usaha mencari tumor
terdapat hipokalemia bersama hipertensi. yang mengeluarkan sekresi dengan meng-
Tingginya kadar aldosteron dan renin gunakan CT, MR, atau pemindaian radio-
yang rendah akan mengakibatkan kelebih- isotop. Terapi yang optimal adalah
an (overload) natrium dan air. Biasanya reseksi tumor jika dimungkinkan.
disebabkan adenoma jinak soliter atau Koarktasio aorra (lihat Bab l5).
hiperplasia adrenal bilaterd. Diagnosis di- Paling sering mempengaruhi aorta pada
bantu dengan pemindaian tomografi atau distal dari arteri subklavia kiri dan
komputer (CT) atau pencitraan resonansi menimbulkan hipertensi pada lengan dan
magnetik (MR), dan terapinya adalah menurunkan tekanan di kaki, dengan
dengan reseksi tumor atau menggunakan denyut nadi arteri femoralis lemah atau
antagonis aldosteron, spironolakton. tidak ada. Vasokonstriksi arteri sistemik
Sindrom Cushing disebabkan oleh (apat terladi karena stimulasi sistem
hiperplasia adrenal bilateral yang disebab- renin-angiotensin (karena tekanan perfusi
kan oleh adenoma hipofisis yang meng- arteri renalis rendah) dan hiperaktivitas
hasilkan ACTH (adrenocorticotrophic simpatis. Diagnosis dengan pemindaian
hormone) pada dua pertiga kasus, dan CT atau MR daniatau aortografi kontras.
tumor adrenal primer pada sepertiga Hipertensi dapat menetap bahkan se-
kasus. Perlu dicurigai jika terdapat hiper- sudah reseksi bedah yang berhasil, ter-
tensi bersama dengan obesitas, kulit tipis, utama jika hipertensi telah terjadi lama
kelemahan otot, dan osteoporosis. Diag- sebelum operasi.
nosis diketahui dengan pemeriksaan kor- Kaitan dengan kehamilan. Hipertensi
tisol urin 24 jam dan tes supresi deksa- gestasional terjadi sampai l0% kehamilan
metason, dilanjutkan CT atau pemindai- pertama, lebih sering pada ibu muda, di-
an MR kelenjar hipofisis dan adrenal jika perkirakan karena aliran uteroplasental
kortisol abnormal. yang kurang baik dan umumnya terjadi
Hiperplasia adrenal kongenital me- pada trimester terakhir atau awal perio-
rupakan penyebab hipertensi pada anak de postpartum. Terdapat proteinuria, pe-
(jarang). ningkatan kadar urat serum, dan pada
Feokromositoma disebabkan oleh tu- kasus yang berat menyebabkan sindrom
mor sel kromafin asal neural yang men- pre-eklamsia. Kelahiran akan mengakhiri
sekresikan katekolamin, 90% berasal dari hipertensi. Kehamilan juga dapat mem-
kelenjar adrenal. Kurang lebih l0% terjadi perburuk hipertensi primer sebelumnya
di tempat lain dalam rantai simpatis, l0% dan variasi 'akut pada kronis' ini lebih
64 Bab 4: Hipertensi
sering terjadi pada ibu multipara usia dan mengalami dilatasi, menyebabkan
lanjut, dan biasanya telah tampak sebelum hiperperfusi serebral dan edema serebral
kehamilan berusia 20 minggu. Obat-obat (ensefalopati hipertensif), dengan gelala
antihipertensi sedapat mungkin dihindari sakit kepala, iritabilitas, dan gangguan ke-
selama kehamilan dan hipertensi diterapi sadaran. Jika tidak diterapi, hipertensi di-
dengan istirahat dan pengawasan janin, percepat ini akan mengakibatkan ke-
dengan persalinan bilamana perlu. rusakan ginjal yang progresif, hiperaldo-
Namun, jika penggunaan obat diperlukan, steronisme karena iskemia ginjal, anemia
digunakan metildopa dan labetalol sebagai hemolitik mikroangiopati, dan koagulasi
pilihan yang terbaik. intravaskular diseminata. Pada kasus
Akibat obat Penggunaan obat yang laniut seperti ini, tingkat mortalitas tinggi.
paling banyak berkaitan dengan hipertensi
adalah pil kontrasepsioral (OCP), dengan
5% perempuan mengalami hipertensi
dalam 5 tahun sejak mulai penggunaan.
Nilai tambah dari terapi
Perempuan usia lebih tua (>35 tahun)
lebih mudah terkena, begitu pula dengan Sejak lama penelitian telah dilakukan
perempuan yang pernah mengalami hi- untuk menilai manfaat terapi dan karena-
pertensi selama hamil. Pada 50% tekan- nya sebagian besar data yang ada ber-
an darah akan kembali normal dalam 3- kaitan dengan penggunaan obat antihi-
6 bulan sesudah penghentian pil. Tidak pertensi lama, terutama penyekat B (B-
blocker) dan diuretik. Meta-analisis dari
lelas apakah hipertensi ini disebabkan
oleh pil atau apakah penggunaan itu me- studi terapi besar menunjukkan 40% pe-
munculkan predisposisi yang selama ini nurunan stroke dan I 6% penurunan
tersembunyi. Penggunaan estrogen pasca- kasus jantung
menopause bersifat kardioprotektif dan
tidak meningkatkan tekanan darah. Obat Modifikasi gaya hidup
lain yang terkait dengan hipertensi terma- Semua pasien dan individu dengan
suk siklosporin, eritropoietin, dan kokain. riwayat keluarga hipertensi perlu di-
nasehati mengenai perubahan gaya hidup,
seperti menurunkan kegemukan, asupan
garam (total <5 g/hari), asupan lemak
jenuh dan alkohol (pria <2 I unit dan
Juga dikenal sebagai hipertensi maligna,
terjadi lika tekanan darah naik cepat se- perempuan < l4 unit per minggu), banyak
hingga diastolik di atas 130-140 mmHg. makan buah dan sayuran (setidaknya 7
Te{adi pada < I % pasien dengan hiper- porsi/hari), tidak merokok, dan berolah-
tensi primer, tetapi lebih sering pada raga teratur; semua ini terbukti dapat
kasus-kasus hipertensi sekunder, ter- merendahkan tekanan darah dan dapat
utama feokromositoma dan kondisi pe- menurunkan penggunaan obat-obatan.
nyebab gagal ginjal progresif cepat. Per- Bagi penderita hipertensi ringan atau nilai
darahan retina dan eksudat sering di- batas tanpa komplikasi, pengaruh per-
temukan disertai terjadinya edema papil. ubahan ini dapat dievaluasi dengan peng-
Pada awalnya pembuluh serebral me- awasan selama 4-6 bulan percama.
nyempit dengan peningkatan hipertensi
(autoregulasi) tetapi pada kasus-kasus Terapi obat
cepat, pembuluh darah akhirnya tidak Jika penggunaan obat dirasakan perlu,
tahan pada tekanan yang menaik cepat gunakan dosis awal paling rendah dan
Tatalaksana hipertensi 65
secara bertahap ditingkatkan, tergantung nurunkan kadar kalium serum dan cen-
respons terhadap terapi, dengan mem- derung meningkatkan glukosa, asam urat,
biarkan 4 minggu untuk melihat efek, insulin, kolesterol, dan kalsium darah.
kecuali jika penurunan tekanan darah itu Hampir 25% pria menderita impotensi
memanS amat diperlukan. UmumnYa, sebagai efek samping. Untuk terapi
obat diminurn pada waktu pagi hari, hipertensi gunakan tiazid kerja panjang,
bukan pada malam hari untuk meng- seperti hidroklorotiazid ( 12,5-50 mg/hari)
hindari eksaserbasi penurunan TD men- atau bendrofluazid (2,5-5,0 mg/hari),
dadak di pagi hari yang mungkin meru- barangkali dengan tambahan obat hemat
pakan fal<tor yang berkontribusi pada kalium seperti amilorid, kecuali jika peng-
tingginya insidensi kejadian kardiovaskular hambat ACE juga digunakan. lndapamid
antara iam 05.00-08.00 pagi. Banyak adalah diuretik sulfonamid dengan kerja
dokter masih cenderung meresepkan seperti tiazid tetapi dengan efek ringan
diuretik atau penyekat B sebagai terapi pada glukosa dan kolesterol. Tiazid me-
lini pertama karena berdasarl<an riset rupakan obat pilihan pertama pada
memberikan hasil yang mendukung. Pen- manula.
tingnya hipertensi sistolik amat ditekan-
kan walaupun sebenarnya sama penting- Penghamhat adrenergik
nya dengan tekanan darah diastolil< Obat-obat ini dapat bekerja sentral pada
sebagai prediktor risiko kardiovaskular. pusat vasomotor di batang otak, di peri-
Diuretik fer pada pelepasan katekolamin neuron,
atau menyekat reseptor o atau B, atau
Semua diuretik akan menurunkan tekan-
keduanya. Contoh dari masing-masing
an darah secara alcut dengan pengeluaran
obat diberikan pada Tabel 4. l, sedangkan
garam dan air, tetapi setelah 4-6 minggu
obat-obat dalam kurung sekarang jarang
l<eseimbangan kembali dan tel<anan darah
digunakan lagi. Pada otot polos vaskular,
kembali ke nilai asal. Namun, tiazid mem-
stimulasi alfa menyebabkan vasokonstriksi
punyai efek vasodilatasi langsung pada
dan stimulasi beta menyebabkan relak-
arteriol yang menyebabkan efek hipo-
sasi. Pada pusat vasomotor, arus simpatik
tensif berkelanjutan. Tiazid akan me-
dihambat oleh stimulasi alfa. Efel< sentral
Tabel 4.1 Obat-obatan penghambat adrenergrk. penyekat B kurang jelas.
*Penyekat
B dengan selektivitas yang lebih besar lerhadap reseptor B lantung
66 Bab 4: Hipertensi
Penyekat B digunakan secara luas dapat terkait dengan sindrom lupus jika
sebagai antihipertensi. Efektivitas semua digunakan dengan dosis tinggi dan minok-
obat ini hampir sama dalam menurunkan sidil biasanya menyebabkan hirsutisme.
tekanan darah tetapi sebagian ada yang
mempunyai selektivitas lebih besar ter- Antagonis kalsium
hadap reseptor B jantung (lihat Tabel Sekarang merupakan obat antihipertensi
4.1) dibanding obat lain yang tidak kardio- yang paling sering digunakan. Pilihan obat
selektif. Juga beberapa penyekat B mem- tergantung pada efek yang berbeda, pada
punyai aktivitas simpatomimetik intrinsik perlambatan denyut jantung (krono-
(lSA) (pindolol, oxprenolol, acebutalol tropisme negati|, mengurangi kontrak-
dan celiprolol), suatu sifat yang me- tilitas miokard (inotropisme negatifl dan
nyebabkan lebih sedikit penurunan kemampuan menyebabkan efek samping
denyut jantung, curah jantung, dan renin seperti muka merah, edema perifer, dan
untuk perubahan tekanan darah yang konstipasi. Contoh obat teftua terdapat
sama jika dibandingkan dengan penyekat pada Tabel 4.2,tetapi yang lain termasuk
B tanpa lSA. Penyekat B dapat mem- nisoldipin, nikardipin, amlodipin dan felo-
perberat bronkospasme, klaudikasio, dan dipin. Antagonis kalsium mempunyai efek
gagal jantung kongestif yang tidak diterapi samping ringan pada lipid dan glukosa.
dan relatif merupakan kontraindikasi Antagonis kalsium dihidropiridin (misal-
untuk keadaan tersebut. Gejala hipogli- nya nifedipin) mungkin merupakan obat
kemia pada diabetes mungkin tidak ter- pilihan kedua, setelah diuretik untuk
lihat dan lcontrol glukosa semakin jelek hipertensi manula.
karena gangguan sensitivitas insulin. Efek
samping dapat berupa kelelahan, insom- P engh amh at re nin- angiote nsin
nia, mimpi burul<, halusinasi, depresi, dan Penyekat reseptor adrenergik Yneng-
impotensi. Relatif tidak efektif pada hiper- hambat produksi renin ginial dari apara-
tensi manula. tus jukstaglomerulus dan mungkin me-
nyekat konversi substrat renin menjadi
Vasodilator langsung angiotensin. Namun, obat yang paling
Obat ini menurunkan tekanan darah banyak digunakan dari kelompok ini
dengan mengurangi resistensi vaskular untuk terapi hipertensi adalah peng-
perifer. Contoh kelompok obat ini adalah hambat ACE, seperti captopril, nelapril,
obat oral hidralazin, prazosin, dan minok- lisinopril, dan ramipril, dan yang paling
sidil, dan obat intravena diazoksid dan akhir dikembangkan penyekat reseptor
nitr oprusid. Semuanya cenderung me- angiotensin ll seperti losartan dan valsar-
nimbulkan takikardia reflektif, hidralazin tan. Angiotensin ll adalah vasokonstriktor
dan memacu produksi aldosteron, se-
Tabel 4.2 Efek relatif dari antaoonis kalsium. hingga menyekat produksinya (peng-
Nifedipin 0
Verapamil ++
Dlltiazem
Tatalaksana hipertensi 67
hambat ACE) atau terikat pada resePtor- kologis serta efek samping obat. Namun
nya (penyekat reseptor A ll), menurun- bila tidak ada obat yang benar-benar di-
kan resistensi vaskular perifer, dengan indikasikan atau dikontraindikasikan,
efek minimal atau tanpa efek terhadap diuretik tiazid harus dipilih karena
denyut iantung, curah jantunS, atau kelompok ini efektil menurunkan kom-
volume cairan tubuh. Penghambat ACE plikasi hipertensi jangka panjang, dapat
dapat menyebabkan hilangnya rasa Pe- ditoleransi dengan baik, dan harganya ter-
ngecapan, kulit merah, dan biasanya me- iangkau.
nyebabkan batuk kering iritatif, yang
mungkin disebabkan peningkatan kadar
Krisis hipertensi
bradikinin. Batuk dan efek samping lain-
nya tidak banyak terjadi pada penyekat Jika tekanan darah meningkat dalam be-
reseptor A ll. Penghambat ACE amat berapa hari sampai sekitar 180/120
berguna untuk nefropati diabetik, di mana mmHg, maka gagal ginjal dan ensefalopati
dilatasi arteriol eferen memperlambat hipertensif dapat terjadi. Penurunan
penurunan progresif fungsi ginial dan tekanan darah amat penting, tetapi di-
dapat mengurangi proteinuria. Juga dapat lakukan dengan terkontrol dan bertahap,
memperbaiki sensitivitas insulin dan tanpa karena jika penurunan terlalu cepat akan
efek pada lipid atau urat dalam serum. mengakibatkan penurunan perfusi
(underpertusion) otak dan ginjal. Obat
intravena seperti labetalol, diazoxid,
Pilihan obat
esmalol, nikardipin, dan natrium nitro-
Banyak pasien hipertensi memerlukan
prusida digunakan meskipun penggunaan
kombinasi obat untuk mendapatkan yang terakhir harus dibatasi untuk be-
kontrol tekanan darah yang kuat.
berapa hari karena risiko akumulasi tio-
Golongan-golongan obat umumnya mem-
sianat.
punyai efek tambahan pada tel<anan darah
jika diresepkan bersama, sehingga dosis
submaksimal dari kedua obat akan meng- Terapi obat tambahan
hasilkan respons tekanan darah yang lebih
Aspirin
besar. Pendekatan ini dapat berkaitan
dengan pengurangan efek samping di- Aspirin digunakan secara luas dalam
banding dosis maksimal obat tunggal. pencegahan sekunder penyakit kardio-
Kombinasi rasional dari golongan-golong- vaskular. Penelitian Hypertension
an obat termasuk: Optimal Treatment (HOT) pada pasien
o diuretik tiazid dan penyekat B; hipertensi, 75 mg aspirin mengurangi
o diuretik tiazid dan penghambat ACE; kejadian kardiovaskular mayor, tetapi
r penyekat B dan antagonis kalsium; bukan kejadian fatal, sebesar l5% namun
. antagonis kalsium dan penghambat dengan peningkatan perdarahan ber-
ACE; makna. Secara umum Brltlsh Hyperten-
r penghambat ACE dan penyekat cr; sion Society menganjurkan aspirin tidak
r penyekat cx dan antagonis kalsium. digunakan untuk profilaksis rutin, tetapi
digunakan untuk:
Setiap pasien hipertensi perlu per-
lakuan berbeda dalam menemukan pilihan . pencegahan primer pada pasien hiper-
terapi (lihat Tabel 4.3), pilihan ditetapkan tensi terkontrol <50 tahun yang mem-
tergantung faktor-faktor seperti usia, punyai bukti kerusakan organ target,
komorbiditas (misalnya diabetes, penyakit diabetes, atau risiko kardiovaskular l0
tahun sebesar > l5%:
lantung koroner, asma), dan profil farma-
68 Bab 4: Hipertensi
(!
d
(! o
ji-o o
6
c ii
':omqr
-i
-E --
FS
rd a;
o r>>_€
(6 =d6s
-X b b != q 6E
c dgP
'l(
E c tr
I - I >= ! i::P
d 3 E:Cs
4=
Cr
E;;o
<!
6;d i6
=
E EF EF E";
*ooooaY,c:!
B;6 ox a5
aJ
v "= }4A I40- frx
OC
@od
'l{
++
U) ooo
'ECC co
ooo
o,a,Q, @-o
iY !6 6 C G >baD
q - Or b d=!
d -==5n--
J( Io id
- d ;6 E' .g -r
3
6
!.^ .g
CH
oox o
o
d>
'==-g@q = o
gllPO#d=o)
h t! - =!o
4g xE E E! .cJ: E
d q
i d
o.lca!2r'i;CE.i;
s9 99. + Fdo
xxct
o
qt
M A MA I
=02q,o-.9!-oOOl U !G L V O O !qo tl
o
E.
o
d o
=!x
C6E o
o_ d>- a4
.go
c--
od
dn
'dl! a qiib) I
,14
u* a'ii c6 oi
c
A
*- co H
ai
Q)
6
F
c.:
t+,C
!50
.l -O O
L:
i -gH
lcl
a
O
odE E
u :Hts : !o
(! 9 !q 5tr
4w
@ .q
s 9.5 EgE G 'e! '.1:i
7 AAU_U
fi5 E# P 3'E OdcJ
Pdo
tr
na
.^o@
d
'd
@
6
F]
O c.:o s
.IJ
d
d
.a do! n
'co E o q.9-
(6 !s E ",tr9 O
+ =S
F=C
(6 Es Z Eao o
o
Eoo9
=Eq=E C\F -
E . P;€ ; E E€
(!
= EY- 5 *E :3 sFi -
m
(!
A Aui= s
F L o
ii;
a ai d o
do
-tr1 o d
5
g a-9rX 5 + + 5 ;6 .=
'}l
8 PET = * E g E,= P =E d
.a
d aaz o: 5 o
i
S,HR 6
b)
o
a.
qtr
r.1a
t) if <Fc 6
d 4O 'FO i
a^
d.= dt
i<o i<j5 Eca A
tr
xd!d
,^=
d
y
Eg: e?
trt d bo ly $
o Orl O) o aJ
o
6.= d d - 66+i
AO.U 0)
U o
Oi
o
tr.
!c
<d
o
oi <p <a tr €d
F{
Bacaan lebih lanlut 69
Zona H
Reaksi hipersensitif
. Logam berat lGrdiomiopati dilatasi
. Obat-obalan (terutama antrasiklin,
siklofosfamld, fluorourasil) Kardiomiopati dilatasi ditandai oleh di-
r Radiasi latasi ventrikel dan geiala dan tanda gagal
o Listrrk ventrikel. Umumnya penyebabnya'idio-
o Penolakan transplan patik', sehingga menyingkirkan disfungsi
74 Bab 5: Miokard
pun peningkatan denyut yang cepat '{me- dengan TTE konvensional, ekokardiografi
lompat' bisa didapatkan. Denyutan apeks transesofageal (TEE) atau pencitraan
mungkin dipertahankan sebagai fungsi resonansi magnetik (MRl) memberikan
hipertrofi ventrikel. konfirmasi diagnosis alternatif yang
berguna.
Pemeriksaan penunjang EKG dapat memperlihatkan sejumlah
Ekokardiografi transtorasik (TTE) me- abnormalitas-kompleks QRS lebar dan
rupakan pemeriksaan diagnostik utama berbentuk aneh, mungkin terdapat
(Gambar 5.3) yang paling banyak men- kriteria voltase untuk hipertrofi ventrikel
demonstrasikan hipertrofi septal asi- kiri, perubahan segmen ST-T yang me-
metrik pada LV, meskipun hipertrofi yang lebar, defek konduksi interventrikel dan
terbatas pada dinding apikal atau poste- AF-meskipun EKG normal pada sekitar
rior juga dapat terladi. Ultrasonografi 5 hingga 25% pasien. Pada pasien dengan
(ekokardiografi) Doppler dapat menilai HCM yang telah terkonfirmasi, peng-
derajat keparahan obstruksi alur keluar awasan EKG ambulatori (Holter) penting
ventrikel kiri, meskipun obstruksi yang karena adanya aritmia ventrikel ber-
paling bermakna biasanya timbul pada makna dapat timbul pada 25% dewasa
akhir sistol setelah sebagian besar ejeksi dan asimtomatik. Adanya aritmia ven-
ventrikel kiri telah terjadi. Timbul gerak- trikel bermakna dikaitkan dengan pe-
an anterior sistolik katup mitral yang ningkatan mortalitas.
lebih dikenal sebagai SAM (syscolic Kateterisasi jantung mungkin diperlu-
anterior motion), yaitu keadaan anterior kan, terutama pada pasien dengan nyeri
ujung daun katup mitral aposisi terhadap dada, untuk menentukan apakah terdapat
septum interventrikel, dan terjadi regur- penyakit jantung koroner yang terjadi
gitasi mitral dengan berbagai derajat secara bersamaan. Angiografi ventrikel
umum. Pada keluarga dengan HCM, kiri sering memperlihatkan obliterasi
diagnosis dapat ditegakkan pada skrining ruang ventrikel kiri selama sistol. Peng-
ekokardiografi dan, pada beberapa kasus, ukuran gradien pada alur keluar ventrikel
dapat diidentifikasi secara tidak sengala kiri dapat dilakukan, untuk mengkonfir-
pada pasien yang menjalani ekokardiografi masi derajat keparahan obstruksi alur
untuk alasan lain. Bila diagnosis tidak jelas keluar.
i
. Alkohol bersifat lcardiotoksil<, ter-
o Perikard (konstriksi atau efusi) I
utama bila dikonsumsi dalam jumlah
n Gagal jantung kanan (hipertensr paru) i besar.
o Aritmia mengurangi efisiensi jantung,
seperti yang teriadi bila kontral<si atrium
tetapi bila tidal< terlalu berat dapat hilang (fibrilasi atrium, AF) atau disosiasi
mempresipitasi gagal jantung pada orang- dari kontraksi ventrikel (blok jantung).
orang dengan penyal<it jantung dasar. Takikardia (ventrikel atau atrium) me-
Prevalensi faktor^ etiologi tergantung nurunkan walctu pengisian ventrikel, me-
dari populasi yang diteliti, penyakit ningl<atkan beban l<erja miol<ard dan
jantung lcoroner dan lripertensi merupa- l<ebutuhan ol<sigen menyebablcan iskemia
kan penyebab tersering pada masyaral<at miolcard, dan bila terjadi dalam waktu
Barat (>90% l<asus), sementara penyal<it larna, dapat menyebabl<an dilatasi ven-
l<atup jantung dan defisiensi nutrisi tril<el serta perburulcan fungsi ventrikel.
rnungkin lebih penting di negara ber- Aritmia sendiri merupakan l<onsekuensi
l<embang. Fal<tor risiko independen untul< gagal jantung yang umum terjadi, apapun
terjadinya gagal jantung serupa dengan etiologinya, dengan AF dilaporkan pada
falctor risiko pada penyakit jantung 20-30% l<asus gagal jantung. Aritmia
82 Bab 6: Gagal Jantung
Mekanisme adaptif
Tiap mekanisme kompensasi jantung
berikut memberikan manfaat hemo- r Aktrvasr sisten renin-angiotensin,
dinamik segera namun dengan konse- aldosteron
l<uensi merugikan dalam jangl<a panjang,
r Aktivasi srstem saraf simpatik
yang berperan dalam perkembangan gagal
e Peptida natriuretik, ADH, dan
endotelin
jantung kronis (Gambar 6. l). Misalnya, jo Mekanisme Frank-stariing
hipertrofi miokard meningkatkan massa I
Penrbahan
rl
neurohormonal
tttttt
fYtttl
I
Aktlvasi simpatik(katekolamin) |
(vagal)
Penunrnan tonus parasimpatik
|
Disfungsi baroreseptor I
Aktlvasi sistem renin anglotensln-aldosteron (angiotensin II aldosteron)l
Pelepasan peptida natriuretik (ANP, BNP) |
Gambar 6.1
Peningkatan hormon antidiuretik (vasopresin) Dlagram rni
|
Peningkatan endotehn memperlhatkan
I
Efek lain pada prostaglandln, bradikinin, nitrat okstda I
hubungan
antara fungsr
mlokard,
Efet neJoatnamik
ll I mekanisme
adaptlf yang
trmbul pada
Tonus vaskular (tekanan darah) gagal jantung
jantung)
Keseimbangan garam air (tekanan pengrsran
I
dan
Kontraktilitas miokard (inotroprsme)
I
I
konsekuensi
Denyut jantung hemodinamik
Curah lantung dari interaksi
tersebut.
Patofisiologi 83
untuk memudahkan dapat dianggap ter- Esk$ 6.4 Gambaran Klinis Gagal
jadi secara terpisah.
Jantung Kiri
dan pada beberapa kasus untuk meng- ffiok* S.7 Tatalaksana Gagal Jantung j
Klortalidon j
Manitol
:T:jiT'*:1'_1"'"-_ ___',
od, sekah sehari; bid, dua kall sehad; tid, tiga kali sehan Tabel 6.1 Dosis
penohambat ACE
Terapi obat 93
utama, meskipun azatioprin dan metil- pada pasien dengan gejala stabil dan
prednisolon mungkin juga dibutuhkan restriktif yang tidak cocok untuk men-
terutama selama masa pascaoperasi awal, lalani transplantasi jantung.
atau untuk terapi suatu episode penolak-
an. Untuk mengidentifikasi kemungkinan
timbulnya penolakan pada tahap awal,
semua pasien menjalani biopsi jantung Karena tegangan dinding meningkat
transvena teratur untuk penilaian histo- sebagai fungsi dari diameter ruang
logis. Komplil<asi lain transplantasi jantung jantung, beberapa ahli telah mencoba
adalah terjadinya penyakit jantung mengurangi ukuran ruang ventrikel kiri
koroner pada jantung yang ditransplan- pada pasien dengan dilatasi berat dengan
tasikan, dan komplikasi akibat terapi reseksi bedah pada bagian elips besar
imunosupresif seperti infeksi, gagal ginjal, dinding bebas ventrikel kiri dan pen-
diabetes tergantung insulin, keganasan
iahitan batas yang dekat dengan defek
(terutama limfoma), katarak, dan os- (operasi Battista). Tidak ada data jangka
teoporosis. panjang mengenai hasil operasi ini dan
sampai saat ini prosedur ini hanya di-
lakukan di sedikit tempat. Dikatakan
bahwa manfaat prognostik dan simto-
Karena kesulitan dalam mendapatkan matik prosedur ini analog dengan yang
jantung donor untuk transplantasi didapatkan dengan penghambat ACE,
jantung, telah dilakukan berbagai usaha namun ekstrapolasi ini tidak terbukti dan
untuk mengembangkan metode terapi mungkin terlalu disederhanakan.
alternatif seperti kardiomioplasti. Konsep
dari operasi ini adalah menggunakan otot
skelet latisimus dorsi untuk memberikan
otot tambahan bagi kontraksi jantung.
Satu lapisan latisimus dorsi dibungkus di Prinsip tatalaksana gagal jantung sisi kiri
sekitar ventrikel kiri dengan memindah- akut dengan onset mendadak serupa
kan otot melalui dada kiri pada pedikel dengan gagal jantung kronis. Namun, bila
arterinya. Satu pacu jantung digunakan jantung tetap berada dalam serangan akut
untul< memicu kontraksi otot skelet dan sistem kardiovaskular dan neurohor-
memperkuat kontraktilitas miokard. Ke- monal hanya memiliki sedikit waktu
sulitannya adalah otot skelet mudah lelah untul< beradaptasi dan memulai perubah-
dan tidak cocok untuk kontraksi repetitif an kompensasi. Maka pasien mentolerir
dalam jangka panjang. Namun, setelah 6 gagal jantung akut lebih buruk dibanding-
minggu, otot skelet dapat dikondisikan kan bila gangguan jantung terladi per-
agar bersifat seperti otot jantung dengan lahan-lahan. Radiografi toraks dapat
stimulasi elektrik repetitif. Selama masa
ini tidak terdapat penguatan fungsi
miokard bermakna. Pasien yang diper- Bsks 6.9 Penyebab Gagal Jantung
timbangkan akan sesuai untuk kardio- Kiri Akut
mioplasti harus cukup memiliki cadangan r Infark miokard
miokard untul< menjalani operasi jantung . lvlroKardrtrs
tanpa adanya tambahan manfaat pada o Arirmia berlanjul
masa pascaoperasi awal. Prosedur ini . Regurgitasl katup akut (mltral, aorta)
jarang dilakukan dan umumnya terbatas . VSD pascainfark
Bacaan lebih lanjut 97
Mortalitas rumah
sakir (%)
(PAr 1)
I Penghambat aktivatu plasminagen 2
Plasminogen-plasmin (PAr-2)
l.-'
v
0'z-antiplasmin
tein-protein ini menjelaskan perbedaan pasien dan bervariasi pada satu pasien
dosis individu heparin yang dibutuhkan dalam waktu yang berbeda. Kerjanya
untuk menghasilkan efek antitrombotik dipengaruhi oleh banyak obat, makanan,
serupa, dan'resistensi heparin' didapat- dan penyakit lain yang sedang diderita
kan pada pasien dengan penyakit pe- seperti gagal hati, gagal jantung, dan
radangan dan' keganasan. hipertiroidisme. Tes laboratorium yang
Farmakokinetik heparin tidak ter- digunakan untuk memonitor efeknya
fraksi sangat kompleks dan dosis (biasa- adalah waktu protrombin, saat ini telah
nya 24.000-36.000 iu/24 jam) harus distandardisasi menjadi rasio normalisasi
dimonitor, paling sering dengan waktu internasional (international normalized
tromboplastin parsial teraktivasi (acti- raf,o/lNR).
vate d pa rci al th ro m bo pl asti n ti m el aPTT). Pada awal terapi warfarin waktu pro-
Efek samping heparin yang paling umum trombin memanjang namun jalur intrinsik
dijumpai adalah perdarahan, yang lebih sementara masih belum terpengaruh. Hal
tinggi bila heparin tidak terfraksi diberi- ini adalah alasan mengapa dalam meng-
kan secara intermiten (14%) dibandinglon ubah terapi heparin menjadi warfarin,
dengan infus kontinyu (7%) atau subkutan heparin harus tetap dilanlutkan selama
(4%). Trompositopenia yang diindul<si minimal 24 iam setelah didapatkan INR
heparin terjadi pada 2,4% pasien yang yang adekuat. Dosis rumatan umum
mendapatkan dosis terapeutik. Beberapa adalah l-12 mg sehari sekali. Perdarahan
batasan penggunaan heparin tidak ter- merupakan efek samping paling umum
fraksi dapat diatasi dengan heparin berat terjadi dan dipengaruhi oleh faktor lain
molekul rendah (low molecular weighd seperti usia, hipertensi, pembedahan
LMW) (misalnya enoksaparin) yang lebih dalam waktu dekat, dan penyakit ke-
sedikit memiliki pengikatan protein, pe- ganasan. Secara rata-rata, risiko per-
nurunan bersihan plasma, lebih sedikit darahan tahunan keseluruhan adalah 6%
efek pada platelet, dan lebih sedikit dengan episode mayor dan fatal masing-
komplikasi perdarahan. Waktu paruh masing sebesar 2% dan 0,8%. Komplikasi
yang panjang dan respons antikoagulan yang jarang terjadi adalah nekrosis kulit
yang dapat diduga terhadap dosis yang yang diinduksi oleh kumarin, etiologinya
disesuaikan berat badan, memungkinkan tidak diketahui dan terjadi pada hari
pemberian subkutan satu atau dua kali ketiga hingga kedelapan setelah terapi
sehari tanpa pengawasan laboratorium. dimulai. Kumarin melintasi plasenta dan
Dosis enoksaparin yang biasa diberikan dapat bersifat teratogenik, terutama
untuk profilaksis trombosis vena dalam selama trimester percama kehamilan.
(deep venous thrombosislDVT) adalah
20-40 mg per hari, dan untuk anti- Penghambat platelet (lihat Boks 7. l)
koagulan yang lebih sempurna (misalnya
sebagai terapi DVT, angina tidak stabil)
o Dosis ideal aspirin pada penyakit
kardiovaskular tidak jelas namun dosis
adalah 0,75- 1,0 mg/kgi l2 jam.
antara I dan 2 mg/kg tiap hari meng-
hasilkan hambatan platelet sempurna.
Antiko4gulan oral Sediaan lepas-lambat berlapis enterik
War{arin dan obat-obat terkait kumarin memberikan lebih sedikit efek samping
menghambat produksi faktor pembekuan gastrointestinal.
tergantung vitamin K yang dibentul< oleh r Tiklopidin dan klopidogrel adalah
hati (ll, Vll, lX, X) dan protein C dan S. derivat tenopiridin yang merupakan bio-
lntensitas efek warfarin berbeda di antara prekursor, membutuhkan produksi
Obat trombolitik r0t
tromboksan
coli dan ragi. Tidal< sepefti heparin, yang
r Penghambatan oleh jalur aktivasi atau membutuhkan kofaktor endogen (anti-
giikoproteln IIb/Iila (tiklopldln, klopidogrel) trombin lll, l<ofaktor heparin ll), tidak
memasuki trombus dan tidak menurun-
kan deposisi platelet, hirudin aktif meng-
hambat trombin tanpa l<ofaktor, berpe-
paling tidak satu metabolit aktif in vivo. netrasi ke dalam trombus, menetralisasi
Klopidogrel kurang lebih enam kali lebih trombin yang teril<at pada fibrin, dan me-
aktif dibandingkan tiklopidin dalam meng- nurunkan deposisi platelet serta per-
hambat agregasi platelet manusia. Efek- kembangan trombus. Hirulog merupakan
tivitas tiklopidin telah terbukti dalam se- analog sintetis hirudin. Keduanya tidak
jumlah kasus klinis (penyakit isl<emia se-
memiliki antidot namun waktu paruhnya
rebral, penyakit iskemia jantung) namun sekitar 2 jam. Obat-obatan ini digunal<an
dapat menyebabl<an supresi sumsum dalam beberapa studi namun jarang
tulang (leukopenia, trombositopenia, dalam praktik klinis.
pansitopenia) pada selcitar l% pasien yang
diterapi, sehingga membutuhkan tes
darah secara teratur. Klopidogrel (75 mg
per hari) dikembangkan karena tidak
toksik terhadap sumsum tulang, namun
tidak banyak tersedia banyak data me- . Streptokinase merupakan protein
ngenai penggunaannya saat ini. nonenzim yang dihasilkan oleh beberapa
Pajanan terhadap reseptor gliko- strain streptokol<us hemolitik dan secara
protein llb/llla pada permukaan platelet tidak langsung menginaktivasi l<onversi
merupakan titik akhir semua jalur menuju plasminogen menjadi plasmin. Kebanyak-
agregasi. Rekombinan antibodi mono- an orang memilil<i antibodi terhadap
klonal abciximab merupakan penghambat streptokinase, karena adanya pajanan ter-
reseptor llb/llla spesifik pertama yang di- hadap streptokokus sebelumnya,
kembangkan, dan menurunkan tingkat sehingga harus diinfuskan dosis dalam
kematian serta titik akhir kardiovaskular jumlah yang cukup untuk mengatasi resis-
primer setelah angioplasti 'risiko tinggi' tensi ini. Titer antibodi meningkat dengan
sebanyak 35%, walaupun dengan kom- cepat beberapa hari setelah pemberian
plikasi perdarahan. Antibodi monoklonal streptokinase, sehingga dosis lebih lanlut
ini diberikan secara intravena. Peng- kurang efektif dan menghasilkan respons
hambat llb/llla sintetis (fradafiban, tiro- alergi jika diberikan dalam 4-6 bulan.
fiban, lamifiban) merupal<an antagonis o Anisoylated plasminogen-streptoki-
reseptor reversibel dan memiliki ke- nese activator complex (APSAC) di-
unggulan dibandingkan obat monoklonal kembangkan untul< mendapatkan efel<
karena memiliki durasi kerja yang lebih trombolitik yang lebih mudah diprediksi.
pendek (3 lam dibandingkan dengan 3 ASPAC membutuhl<an deasilasi in vivo
102 Bab 7: Trombosis pada Penyakit Kardiovaskular
perawatan yang sama atau dalam 6 bulan dan 75 mg tiap hari selama 2-4 minggu
kemudian. Yang harus ditekankan adalah pascaprosedur), dan dengan tingkat
pemberian obat trombolitik dini dan komplikasi perdarahan yang lebih rendah
bukannya pilihan obat yang akan diberi- secara bermakna.
kan. fupirin memberikan hasil trombo-
litik dengan keuntungan yang lebih besar, Penyakit koroner stabil (lihat Bab 8)
peningkatan penurunan risiko relatif
moftalitas menjadi 42% pada studi lSlS-
o Aspirin (75-300 mg) menurunkan
2. Sebagian besar data mendukung peng-
mortalitas sebesar l3%, tingkat re-infark
gunaan rutin heparin sebelum era trom- sebesar 3 I %, dan stroke nonfatal sebesar
42% setelah infark miokard akut.
bolitik, namun harus dipertimbangkan
pada pasien risiko tinggi yang mengalami
. Warfarin juga menurunkan frekuensi
komplikasi tersebut, namun tidak diguna-
infark luas (terutama anterior), pasien
kan secara rutin karena manfaatnya tidak
dengan fibrilasi atrium (AF), dan pasien
dengan gagal jantung kongestif. Heparin
lebih besar daripada aspirin, lebih tidak
nyaman digunakan, serta lebih mahal.
ajuvan meningkatkan keuntungan rt-PA.
penurunan tingkat infark miokard pada normal selama operasi, dan dimulai
pasien ini. Bila tidak ada faktor risiko kembali begitu hemostasis memuaskan.
lain, bioprostesis tidak memerlukan Pasien dengan katup prostetik yang
antikoagulan jangka panjang, meskipun mendapatkan antikoagulan dan meng-
beberapa menyarankan pemberian anti- alami stroke harus menjalani pemindaian
koagulan selama 3 bulan (lNR 2,0-3,0) CT atau MRI kepala. Jika stroke adalah
setelah pembedahan, masa di mana risiko stroke embolik dan berukuran me-
pembentukan trombus pada prostesis nengah, antikoagulasi harus diteruskan
lebih tinggi. kecuali sementara dikontraindikasikan
Pada pasien dengan katup prostetik oleh hipertensi sistemik berat, dan harus
yang membutuhkan antikoagulan, anti- dipertimbangkan penambahan obat anti-
koagulan tidak boleh dihentikan kecuali platelet lebih lanjut. Jika stroke adalah
benar-benar perlu. Bila pasien menjalani stroke hemoragik atau disebabkan infark
pembedahan nonjantung dan antiko- emboli besar, antikoagulan dihentikan
agulan dirasakan akan membahayakan, selama 5-7 hari.
warfarin dapat dihentikan selama 3-4 hari
sebelum pembedahan dilakukan dan di- Bacaan lebih lanjut
substitusi dengan heparin untuk mem-
Fuster V, Verstraete M. Haemostasis, throm-
pertahankan rasio aPTT sebesar 2,5-2,5
bosis, fibrinolysis and cardiovascular
kali lebih tinggi dari normal. Kemudian disease. ln: Braunwald E, ed. Heart
heparin dapat dihentikan 4-6 jam sebelum Dlsease. London: WB Saunders Co, 1997:
operasi, sehingga didapatkan koagulasi r 809-43,
Penyakit Jantung
Koroner
perokok (perokok pasif) memiliki pening- populasi yang diklasifikasikan sebagai obes
katan risiko sebesar 20-30% dibandingkan (indeks massa tubuh (body mass indexl
dengan orang yang tinggal dengan bukan BMI) >30 kg/m2) Ai lnggris telah me-
perokok. Risiko terjadinya PJK akibat ningkat secara progresif dalam 20 tahun
merokok berkaitan dengan dosis di mana terakhir. Sekitar 17% laki-laki dan 20%
orang yang nrerokok 20 batang rokok perempuan tergolong obes, dan sebanyak
atau lebih dalam sehari memiliki risiko 45% laki-laki serta 33% perempuan di-
sebesar dua hingga tiga kali lebih tinggi katakan memiliki berat badan lebih (over-
daripada populasi umum untuk meng- weight) (BMl 25-30 kg/rt).
alami kejadian koroner mayor.
Peran rokok dalam patogenesis PJK
Diabetes melitus
merupakan hal yang kompleks, di antara-
Penderita diabetes menderita PJK yang
nYa:
o timbulnya aterosklerosis;
lebih berat, lebih progresif, lebih
r peningkatan trombogenesis dan vaso-
kompleks, dan lebih difus dibandingkan
konstriksi (termasuk spasme arteri kelompok kontrol dengan usia yang
sesuai. Secara umum, penyakit jantung
koroner);
r peningkatan tekanan darah (TD) dan
koroner terjadi pada usia lebih muda
denyut iantung;
pada penderita diabetes dibandingkan
o provokasi aritmia jantung; pada penderita nondiabetik. Pada diabe-
o peningkatan kebutuhan oksigen tes tergantung insulin (IDDM), penyakit
miokard; koroner dini dapat dideteksi pada studi
. penurunan kapasitas pengangkutan populasi sejak dekade keempat, dan pada
oksigen.
usia 55 tahun hingga sepertiga pasien
meninggal karena komplikasi PJK; adanya
Risiko terladinya PJK akibat merokok
mikroalbuminemia atau nefropati diabetik
turun menjadi 50% setelah satu tahun
berhenti merokok, dan menjadi normal meningkatkan risiko PJK secara ber-
makna.
setelah 4 tahun berhenti.
Rokok juga merupakan faktor risiko
Risiko terjadinya PJK pada pasien
dengan NIDDM adalah dua hingga empat
utama dalam terjadinya:
o kanker paru; kali lebih tinggi daripada populasi umum
. obstruksi aliran panas kronis (bron- dan tampaknya tidak terkait dengan
kitis kronis dan emfisema); derajat keparahan atau durasi diabetes,
o penyakit vaskular serebral dan perifer;
mungkin karena adanya resistensi insulin
r aneurisma aorta abdominalis; dapat mendahului onset gejala klinis l5-
. angina berulang pascaprosedur revas-
25 tahun sebelumnya.
kularisasi koroner (tandur alih pintas Diabetes, meskipun merupakan
arteri koroner (coronary arcery faktor risiko independen untuk PJK, juga
bypass
graftinglCABG) dan angioplasti koroner). berkaitan dengan adanya abnormalitas
metabolisme lipid, obesitas, hipertensi
sistemik, dan peningkatan trombogenesis
Obesitas (peningkatan ringkat adhesi platelet dan
Terdapat saling keterkaitan antara berat peningkatan kadar fibrinogen). Hasil
badan, peningkatan tekanan darah, pe- CABG jangka panjang tidak terlalu baik
ningkatan kolesterol darah, diabetes me- pada penderita diabetes, dan pasien
litus tidak tergantung insulin (non-rnsulln- diabetik memiliki peningkatan mortalitas
dependent diabetes mel/ituslNIDDM), dini serta risiko stenosis berulang
dan tingkat aktivitas fisik rendah. Proporsi pascaangioplasti koroner.
I l0 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
Jenis kelamin dan hormon seks lnsidensi kematian dini akibat PJK pada
Morbiditas akibat PJK pada laki-laki dua orang Asia yang tinggal di lnggris lebih
tinggi dibandingkan dengan populasi lokal,
kali lebih besar dibandingkan pada
perempuan dan kondisi ini terjadi hampir
dan juga angka yang rendah pada ras
l0 tahun lebih dini pada laki-laki daripada Afro-Karibia.
perempuan. Estrogen endogen bersifat
protektif pada perempuan, namun setelah Geografi
menopause insidensi PJK meningkat Tingkat kematian akibat PJK lebih tinggi
dengan cepat dan sebanding dengan insi- di lrlandia Utara, Skotlandia, dan bagian
densi pada laki-laki. Perokok mengalami utara lnggris, dan dapat merefleksikan
menopause lebih dini daripada bukan pe- perbedaan diet, kemurnian air, merokok,
rokok. Gejala PJK pada perempuan dapat struktur sosio-ekonomi, dan kehidupan
atipikal: hal ini, bersama dengan bias urban.
jender, kesulitan dalam interpretasi pe-
meriksaan standar (misalnya tes latihan
Kelas sosial
treadmill) menyebabkan perempuan lebih
jarang diperiksa dibandingkan laki-laki. Perbedaan sosio-ekonomi pada morta-
Selain itu, manfaat prosedur revasku- litas PJK melebar, seperti tingkat ke-
larisasi lebih menguntungl<an pada laki- matian dini akibat PJK tiga kali lebih tinggi
laki dan berhubungan dengan tingkat pada pekerja kasar laki-laki terlatih di-
komplikasi perioperatif yang lebih tinggi bandingkan dengan kelompok pekerja
pada perempuan. kelas profesi (misalnya dokter,
Penggunaan kontrasepsi oral mening- pengacara). Selain itu, frekuensi istri
katkan risiko PJK sekitar tiga kali lipat pekerja kasar paling tidak dua kali lebih
tetapi beberapa bukti menuniukkan besar mengalami kematian dini akibat PJK
bahwa risiko dengan preparat generasi daripada istri pekerja nonmanual. Faktor
ketiga terbaru lebih rendah. Terdapat hu- risiko lain saling berkaitan, antara lain
bungan sinergis antara penggunaan diet, konsumsi rokok, obesitas, aktivitas,
kontrasepsi oral dan merokok, dengan dan lain-lain.
risiko relatif infark miokard lebih dari 20: l.
Kepribadian
Riwayat keluarga Stres, baik fisik maupun mental, merupa-
Riwayat keluarga PJK pada keluarga yang kan faktor risiko untuk PJK. Pada masa
langsung berhubungan darah yang ber- sekarang, lingkungan kerja telah menjadi
Patofisiologi I I I
meter lumen sebesar 30% saja sudah misalnya selama oklusi balon sebuah
dapat mengurangi aliran maksimal saat pembuluh darah dalam angioplasti
beraktivitas fisik. Pada praktik klinis, lesi koroner.
>50% pada arteriogram koroner dil<ata-
kan 'bermakna.'
F sura plak
Perubahan pola angina yang mendadak
Spasme arteri koroner dari stabil menjadi tidak stabil atau ter-
Perubahan tonus vaskular koroner me- ladinya infark miokard akut, biasanya ber-
lalui produksi nitrat oksida endogen hubungan dengan adanya fisura plak. Pada
dapat berperan banyak dalam salah satu titik dengan stres regangan tinggi
variasi 'ambang' angina antara satu pasien (misalnya pada batas akut arteri koroner
dengan pasien lain, dan pada satu hari kananl rigth coronary arrery (RCA)), dan
dengan hari lain. Banyak faktor me- seringkali dalam hubungannya dengan plak
modulasi tonus arteri koroner termasuk aterosklerosis minor, dinding arteri (lamina
hipoksia, katekolamin endogen, dan elastik internal) robek, dan konstituen
substansi vasoaktif, yang bisa dihasilkan trombogenik dinding arteri terpajan pada
dari platelet (misalnya serotonin, lumen (Gambar 8. l). Hal ini menyebab-
adenosin difosfat) atau dari endotel kan deposit platelet, pembentukan
(misalnya faktor relaksan endotel). trombus, dan penurunan aliran darah
koroner dengan cepat: maka satu lesi
minor dapat berkembang menjadi diseksi
Pembuluh darah kolateral
koroner dalam waktu beberapa menit
Adanya pembuluh darah kolateral mem- (Gambar 8.2a & b) dan terjadi oklusi
berikan rute alternatif perfusi miokard akut.
bila arteri koroner epikard mayor meng-
alami stenosis atau oklusi. Saluran ini
dorman dalam keadaan normal namun
dalam beberapa jam kolateral yang ada
mengalami dilatasi dan mengembangkan
karakteristik pembuluh darah matur. Angina stabil
Banyak faktor yang mempengaruhi Dengan diagnosis klinis nyeri dada dan
respons kolateral terhadap iskemia, gejala lainnya yang dicetuskan oleh
namun jelas bahwa aliran darah kolateral sejumlah stimulus (lihat di bawah), angina
dapat berkembang dengan sangat cepat, stabil hilang dengan istirahat atau peng-
hentian stimulus. Gejala dicetuskan oleh
iskemia miokard, biasanya muncul sebagai
akibat gangguan pasokan darah miokard
sebagai konsekuensi dari stenosis (baik
tetap atau dinamis) bermakna (>50%)
arteri koroner epikard. Pada angina stabil,
gelala bersifat reversibel dan tidak
progresif.
mungkin abnormal pada pasien dengan (paling sering pada sisi kiri), rahang, atau
sindrom X. leher, dan lebih jarang pada epigastrium.
Angina cenderung menyebar dari aksila
Angina v*ian Pfinzmetal ke arah bawah menuju bagian dalam
Dideskripsikan oleh Prinzmetal pada lengan dan bukannya ke arah aspek
tahun 1959, 'angina varian adalah gejala lateral lengan, yang lebih khas untuk nyeri
angina saat istirahat dan elevasi segmen muskoloskeletal yang berasal dari tulang
S-T pada elektrokardiogram (EKG) yang belakang servikal. Gejala sensorik pada
menandakan iskemia transmural. Keada- lengan (rasa baal, rasa berat, dan hilang-
an yanS tidak biasa ini tampaknya ber- nya fungsi) sering didapatkan.
hubungan dengan adanya tonus arteri Nyeri angina berlangsung cepat,
koroner yang bertambah, yang dengan kurang dari5 menit, dan biasanya di-
cepat hilang dengan pemberian nitro- provokasi oleh aktivitas fisik, emosi,
gliserin dan dapat diprovokasi oleh ase- makanan, ansietas, perubahan temperatur
tilkolin. Angina varian dapat terjadi pada sekitar, atau merokok. Aktivitas fisik
arteri koroner yang strukturnya normal, dengan menggunakan lengan (misalnya
pada penyakit arteri koroner campuran mencukur, menggosok gigi) tampaknya
'tetap', atau dalam keadaan stenosis sangat potensial dalam memprovokasi
oklusif koroner berat. angina. Toleransi aktivitas dapat ber-
kurang saat berjalan sesudah makan
Riwayat klinis (nyeri post-prandial) karena dibutuhkan
Mendapatkan riwayat klinis yang baik peningkatan curah iantung untuk pen-
pada pasien yang menderita angina cernaan. Yang khas dari nyeri dada angina
pektoris merupakan dasar penegakan adalah serangan hilang dengan istirahat,
diagnosis yang akurat mengenai kemung- penghilangan stimulus emosionil, atau
kinan PJK. Hal ini terutama penting dengan pemberian nitrat sublingual.
karena sulitnya menegakkan diagnosis Serangan yang lebih lama menandakan
dari pemeriksaan fisik karena sedikitnya adanya angina tidak stabil atau infark
tanda klinis. Tanda khasnya adalah adanya miokard yang mengancam. Pada
nyeri dada. perempuan, serangan dapat lebih atipikal,
terjadi saat istirahat atau pada malam
Nyeri dada hari, dengan, pada saat lain, toleransi
Banyak pasien memberikan deskripsi aktivitas normal. Angina saat berbaring
gejala yang mereka alami tanpa kata (angina dekubitus) terjadi sebagai akibat
'nyeri': 'rasa ketat', 'rasa berat', 'tekanan', peningkatan aliran balik vena dan curah
dan 'sakit' semua merupakan penielas jantung, dan nyeri malam hari lebih
sensasi yang sering berlokasi di garis umum terjadi selama fase REM tidur atau
tengah, pada regio retrosternal. Petunjuk berkaitan dengan mimpi. Beberapa pasien
nonverbal, misalnya tangan yang terkepal dapat melewati periode nyeri (second
atau terlapak tangan yang diletakkan wind phenomenon) l<arena penggunaan
dengan kuat pada dada, membantu se- pembuluh darah kolateral.
bagai tanda tambahan dalam diagnosis.
Nyeri yang terlokalisasi dengan baik, Sesak napas
nyeri superfisial, dan rasa tidak enak Ansietas, berkeringat, dan sesak napas
dinding dada yang terasa nyeri pada pe- dapat terjadi bersamaan dengan nyeri
rabaan bukan tanda khas iskemia mio- dada. Kadang, sesak napas tanpa nyeri
kard. Gejala dapat terlokalisasi di lengan dada dapat terjadi pada pasien dengan
Angina: sindrom klinis il5
Tanda fisik
Denyut nadi
Bila riwayat klinis pada pasien dengan Denyut nadi sering normal pada pasien
angina merupakan kunci diagnosis, mal<a
dengan angina stabil. Selama serangan
pemeriksaan fisik sering tidak memberi-
akut, takikardia atau aritmia transien
kan hasil apapun kecuali bila gejala terjadi
(misalnya fibrilasi atrium (AF), takikardia
sebagai akibat satu kondisi lain selain PJK
ventrikel) dapat terjadi. Takikardia saat
(Boks 8.3). Pemeriksaan pasien selama istirahat atau pulsus alternans dapat
satu episode nyeri dada dapat membantu
mengindikasikan disfungsi miokard
dalam menunjukl<an adanya bunyi jantung
iskemik berat sebagai akibat infark
tambahan transien (bunyi jantung ketiga
sebelumnya.
(S3) atau keempat (S4)) atau murmur
(misalnya sekunder karena regurgitasi Tekanan vena
mitral (MR)). Normal pada angina tanpa komplikasi
namun tel<anan vena dapat meningkat
Stigmata hiperlipidemia sebagai akibat infark miokard sebelum-
Arkus senilis kornea dapat bermakna nya-
pada pasien usia muda, namun dapat
merupakan temuan normal pada pasien Palpasi prekordial
berusia lebih dari 40 tahun dan belum Apeks yang mengalami diskinesia atau
pergeseran letak dapat merupakan tanda
&cks S"3 Penyakit yang Berkaitan infark miokard sebelumnya dengan di-
dengan Angina Pekoris latasi ventrikel atau adanya aneurisma
ventrikel l<iri, selain itu pemeriksaan pre-
o Penyakit jantung koroner aterosklerotil<
. kordium normal.
Spasme arleri koroner
. Arteritis koroner (mlsalnya SLE,
Kawasaki)
Auskultasi
r Ektasra arteri koroner Selama serangan angina, penurunan
. Stenosis aorta komplians ventrikel menyebabkan pe-
. Regurgitasi aorta ningkatan tekanan atrium kiri dengan 54
o Kardiomiopati hipertrofik yang dapat terdengar. Ejeksi ventrikel
. Hipertensi paru primer yang memanjang dapat menghasilkan pe-
r Stenosis pulmonal 0arang) misahan paradoksal (terbalik) bunyi
e Stenosis mitral (iarang) jantung kedua (S2). 53 tidak umum di-
il6 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
dapatkan pada pasien dengan angina (sindrom Tietze) jarang terjadi. Nyeri
kecuali telah ada kerusalcan miokard se- dada sisi kiri lebih sering dikeluhkan
belumnya. lskemi otot papilaris atau ab- mungkin karena kebanyakan pasien sadar
normalitas konfigurasi otot papilaris (yang bahwa jantung mereka berada di sisi kiri.
dapat transien) bisa menyebabkan mur- Penyakit tulang belakang servikal dapat
mur akhir sistolik akibat MR ringan. Yang menyebabkan nyeri di atas dada ante-
menarik adalah murmur mid-diastolik rior, aksila, dan lengan, namun biasanya
yang terdengar pada batas sternal kiri disertai dengan keterbatasan gerak,
dan di apeks al<ibat stenosis arteri temuan klinis adanya penurunan per-
koroner proksimal. gerakan, kelemahan otot, dan hilang atau
bertambahnya refleks pada ekstremitas
Bukti penyakit vaskular lain atas.
Pemeriksaan fisik pasien dengan penyakit Nyeri gastrointestinal dapat menye-
koroner harus meliputi pemeriksaan babl<an kesulitan jika timbul sebagai
pembuluh darah perifer dan ekstrakranial bagian gejala angina, dan nitrat sublingual
untuk mencari adanya bruit atau denyut dapat menghilangkan spasme esofageal.
nadi yang hilang. Pulsasi abdominal Hubungan antara patologi gastrointesti-
abnormal dari pembentukan aneurisma nal (misalnya hiatus hernia, gastritis, ul-
aorta juga bisa didapatkan. serasi peptik, penyakit kandung empedu,
dan kolik bilier) dengan memakan
tffi ii l**r
rnakanan tertentu, adanya dispepsia, dan
hilangnya rasa nyeri dengan antasid,
semua membantu mengarahkan diagno-
Setelah mendapatkan riwayat klinis yang
al<urat, jarang ada keraguan bahwa pasien
sis ke traktus gastrointestinal. Keter-
sediaan endoskopi dan tes motilitas eso-
menderita angina. Nyeri dan penyebaran
fagus dapat membantu mengl<onfirmasi
yang khas, hubungan waktu dengan al<ti-
diagnosis.
vitas fisil< atau faktor pemicu lain, dan
hilangnya gejala saat istirahat atau nitrat
sublingual sangat khas. Nyeri dinding dada
biasanya terlokalisasi dengan jelas, talam,
singl<at, jarang terletak di garis tengah,
dan mungl<in postural. Jenis nyeri ini juga Elekrokardiogram istirahat
berhubungan dengan ansietas, rasa EKG istirahat yang normal tidak menying-
pusing, rasa lelah, napas terdengar berat, kirkan diagnosis angina, meskipun ter-
dan hiperventilasi (astenia neurosirku- dapat bukti infark miokard yang telah
latori atau sindrom Da Costa). Nyeri ada sebelumnya (gelombang Q, inversi
dan pembengkakan kartilago kosta gelombang T, LBBB). Sebaliknya, adanya
abnormalitas segmen ST-T minor (re-
polarisasi) umum ditemukan pada ke-
&olts S.4 Diagnosis Banding Angina
banyakan populasi dan belum tentu me-
. Nyeri dinoing dada nandakan penyakit l<oroner. Sensitivitas
Sindrom Da CosLa EKG istirahat (bila dibandingkan dengan
Sindrom Tietze arteriografi koroner) sekitar 50% dan
r Pleuritls
spesifisitas sekitar 70%. Perubahan re-
e Emboli paru
versibel pada EKG dasar yang terjadi saat
. Penyaklt tulang belakang servikal
r Patologi gastrointestlnal
episode nyeri dada (pergeseran segmen
S-T, inversi gelombang T) merupakan
Pemeriksaan penunjang |7
* ' -*---*-' -* - *- *' *"i
&mus S-a Pemeriksaan Penunjang pada B#k$ #"6 lndikasi Tes Latihan i
: Angina Sabil r Penilaian toleransi aktrviias objektif
i o EKG istirahat r
'
I
Terdapat gelala yang membatasi
!i" .' Hadlooralr aktivltas (nyeri dada, lelah, sesak
. . Radrogra[i LoraKs
Loraks
,EiKG aktivir.as napas, dan lain-lain)
i'l
i r +Ekokardiogram i
r Evaluasi respons hemodinamik
I . + Pindaian radjonukljda terhadap latihan
i . + Arteriografi koroner
r Dokumentasi perubahan segmen
i
L_,-_,___-_._'_,-,_-. *-*_.-_*_**_''-*_-,-.,,.-i S T yang terjadi selama latihan atau
masa pemulihan
tanda penyakit oklusif koroner. Perubah-
r Evaluasi aritmia yang drinduksi latlhan
r Dokumentasi hasil prosedur bedah,
an EKG yang luas dikaitan dengan prog-
PCI, atau terapl medrs
nosis yang buruk karena berhubungan r Straiifikasl risiko pascainfark
dengan penyakit koroner yang berat dan miokard akut
difus. r Tuntunan rehabllltasl pascainfark
miokard akut
Radiografi toraks
. SLJatifikasi nsiko pad" pasien
dengan kardiomiopati hipertrofik
Radiografi toraks biasanya normal pada
pasien dengan angina. Pembesaran
jantung dan/atau peningkatan tekanan vena I
dapat menandakan adanya infark miokard Selks &.7 Kontraindikasi Tes Latihan
i
I 1,7 10 3
I 2,5 12 3
n 3,4 14 3
iV 4,2 16 3
V 5,0 18 3
VI 5,5 20 3
VI] 60 22 3
r 1,7 0 3
II 1.,7 5 3
il 1.,7 10 3
M 2,5 12 3
v 3,4 14 3
vt 4,2 16 3
vII 5,0 18 3 Tabel 8.1 Protokol ies
stres latlhan.
rium-latihan digunakan treadmill bukan- begitu pula dengan waktu yang diperlukan
nya sepeda ergometri sebagai stimulus untuk normalisasi.
latihan. Treadmill memiliki keunggulan Pada pasien dengan PJK, iskemia
karena berada di bawah pengawasan miokard direfleksil<an dengan depresi
supervisor bisa menghasilkan kadar segmen S-T, yang sering terlihat pada
aktivitas tercapai yang lebih tinggi. lead dengan gelombang R tertinggi
Latihan fi sik menghasilkan peningkatan (biasanya V5). Kriteria untuk depresi
kebutuhan oksigen miokard (MVO2), segmen S-T 'bermakna'
yang akan memprovokasi angina pada merepresentasikan kompromi antara
pasien dengan PJK bermakna. Selama sensitivitas dan spesifisitas (Gambar 8.3).
latihan dinamik, peningkatan MVO, ber- Sebagian besar mendefinisikan positif
kaitan secara linear dengan peningkatan sebagai depresi segmen planar
curah jantung yaitu terutama akibat pe- (horizontal) atau menurun > I mm yang
ningkatan denyut jantung. TD meningkat diukur 80 mdet setelah titik J (Gambar
selama latihan, dan terutama peningkatan 8.4). Perubahan morfologi gelombang T
TD sistolik. Kedua hal ini (denyut iantung dapat diprovokasi oleh pernapasan atau
puncak x TD sistolik puncak) berkorelasi perubahan postur dan tidak pasti
baik dengan MVO, puncak. EKG l2 lead menandakan iskemia miokard. Begitu
harus direkam selama latihan dan setelah pula, depresi titik J menyertai takikardia
penghentian tes pada interval hingga karena pemendekan interval regurgitasi
denyut jantung dan TD kembali ke pulmonal (pulmonary regu rgiutionlPR)
tingkat pretes. Perubahan EKG yang dan repolarisasi atrium. Aberansi yang
terjadi selama periode pemulihan (sesuai tergantung denyut merupakan indikator
dengan waktu hutang oksigen) merupa- iskemia yang tidak dapat diandalkan. Be-
kan indikator yang sensitif adanya PJK, berapa pasien memperlihatkan elevasi
Pemeriksaan penunjang I l9
+----->
Anqioqram neqatif Tingkat skrinlng 1 mm
Tingkat skrining 1,5
,o
mm
I
l
I
6
I
I Angiogram positif
[]
I
i' .
Depresi,,segl4gn, $-t Gambar 8.3 Hubungan
,
l'
t
: , ,t,
,i
antara sensittvitas dan
3
spesifisitas depresi segmen
il --;!d";;J
j
S-T pada tes latihan.
:"
,1
-"" - - '
i m*ks *.9 Alasan Penghentian Tes S$iqs #,'t Penyebab Hasil Tes Latihan
Latihan 'Positif Palsu'
o Timbulnya gejala (nyeri dada, sesak o Hipertensi sistemlk
napas, lelah) o Stenosis aorta
o Tekanan darah sistemtk turun r Kardiomiopati
o Insufisiensi slrkulasi perlfer r Prolaps katup mitral
(klaudikasio) r Preeksitasr
r Antmia berlanjut (misalnya . Hiperventrlasi
takrkardia ventrikel) . Hipoglikemla
e Blok jantung simtomatik o Hipokaiemia
. Kegagalan alat treadmill atau EKG o Digoksin
r Diagnosis pergeseran segmen S-T . Anemia
. Denyut jantung atau derajat latihan . Regurgitasl mitral
target tercapal . Regurgitasi aorta
o Peningkatan tekanan darah ekstrem !
L.*__,_
>2!0 mmHg)
L(rl.:?l'k
Pencitraan radionuklida tidak selalu di-
segmen S-T,'pseudonormalisasi' ge- perlukan dalam pemeriksaan rutin pasien
lombang T terbalik, atau peningkatan am- angina, namun dapat berguna pada
plitudo gelombang R, semuanya dapat di- kelompok teftentu (Boks8. l0). Pasien
provokasi oleh iskemia. menjalani latihan dengan protolcol
Alasan penghentian tes latihan di- standar dan radionuklida (misalnya 20lTl
cantumkan pada Boks 8.8. Sejumlah atau eemTc-sestamibi) yang disuntikkan
keadaan lain dapat menyebabkan per- ke dalam vena perifer, yang kemudian
ubahan repolarlsasi pada latihan (Boks diambil oleh miokard yang terperfusi.
8.e). Pasien kemudian dipindai menggunakan
kamera gamma dan satu seri pencitraan
tomografi (single photon emission com-
Skintigrafi radionu klida p ute d to m ographylSPECT) yang di rekam
I 20 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
liiil,ii
Gambar 8.4 (a) EKG 12 tead (lstlrahat) (b) EKG 12 lead (latihan) menunjukkan depresr segmen S'T
inferolateral.
ini kemudian dibandingkan dengan seri sibel dapat didemonstrasikan dan dilo-
kedua saat istirahat yang direkam dari kalisasi. Berikan perhatian pada detil
sudut yang sama (Gambar 8.5). Maka teknis dan interpretasilah citra dengan
area iskemia dan/atau infark yang rever- teliti, hati-hati pelaporan berlebih jika
Pemeriksaan penunjang l2t
i 'r Aspirin
i Penyekat B
Diet dan penurunan berat badan ! o Antagonis kalsium
Bukti bahwa penurunan berat badan per i . Nikorandil
i
I r t Terapl penurun lipid
se mempengaruhi penurunan risiko
124 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
rl
A A^^ ^G6^
=XOO@.-@*@
"'ooo\-N
'
x ,.
x- /- X * * X X x
9?^o:tso,oE'?o
*=-ccc
.^trOOOO
s@!oooo@
ON+-N
(! o@so@
tt oN@so@rN604 o-
(g 1 10-N- o@ =air-rr
ooo-oo--@
auaauuaqqaa
fJ
'=J!
=fit
.:? n
6 qo .9
=cGd -
c.:.:t:d
-.-^ c
e FI=
!-:v.Y
p .geg s d
9, 6s= ?Pp ? .a
@^:'Lr':oooo o
o Y-o ss SSSP S
cr
O
u5 @
N N
T
@ .-
.',i J+ J+ JO: E o
N
G
= O
a
d
d
o
6 o
p"
0 b.d ;
o E a.
?e co -j
bm.Y 6g o
o
o --A
dd-d
o
a
5 ocoo: EE OOcia< O
o
6
p.
E
o
d E[ !
J L A
t'
P6 ^€E .j
6i.-+!-62 g ! ho€ d
"q
o
2i ze 3 :fic
a
ib Rz E ; r!=E d
B, :o ir 0 "E ;.0
c(d
t')
.?.
J.= E; .=
.<i 3 -
€iE
F--U
d
t)
fr-.
(d
d Eg"-=E=H
t2s iE-tE 5€FE F€5
!ll>
d
d 5 qq3 H: €-8€ E id
2 c) rVtVA d.2 c)14 l4 14 u
ou
d- d
de
d a t1
d tr
9E
o..q d
d o d
17 p.
Q o !h o
d 'd E o]
'd 5 -o, N
(! €o .a 5g d
o a
o
@
6 q)
6 o o €
z @ @ *O
F
126 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
664666c6=oo
sNN@ONoi:No
x x x xl. x^ x x., x x
brt))bb*bo)-l)O
FFEEE'EEE'EE
O@OO-OOOO
@N.OxSN@@-
fi-6O@OrOo
___ d
6
-a
6<r@OorNO<$$
si <oojo--_+oN o
aqHaqQQqqa E
cd
'd g
a c
n^;d
5a 466 6
pt!-F=6-:
(udddcd H
6
H (u .!J (u d
-C-q3c?!;c^
.-o.-co9x-o.: a
q-q.-.-.- -Y"t)
6dod:oi l<
6cbjrr-<i]!F
O--O- d
OFULA;OL
ooxooooxo.g
cY ,:
Lbqbbb-5
OEO O
NOVOOO,^A
'_AONO@N:.1 $O
,-Nm-ON@
ol ol,^l
OOOOOOO'1 OO o
VN_N6$@N@N
d
a,
E
a
q
6 gsgs d
odQd
515 isblStiSb-bl5S
::c:c:ctrb: 6
oa *^qoFo:ooc:
a= ErtZE4Z&::Fc< 4
a
d
,ld !o
a
OJ: g
ic
dt 6
p.
E
!4u O
'd
5',
q
6 .j
d
.q
O
@
A1
o d
c)
.A
d
b)
o d
@
'o
!C
!o ;6
b)
t'l
e;3
OO
::5'a )@
Er
F>'-.E* 9ci-
3 ca
G -H-oq"i
19:o.dil=9tu
c !? o c.d o in _* a.= dJ o
(B .)oJqgoog-oa du O
2 @FL4F-mOF>mCA p.
9E c
O
p.
o
Jtr
(6
g E=-Eoo o
'd;iaE-9=6- o9
(g ;:c.dF9H:q9 cd
(6
*F3ps:a;iie
up.:di=--._ '. d o q
H g0)
2 <<mJ>ZOo.o-F *O
F{
Tatalaksana medis 127
om, tiap pagl; bid, dua kali sehari; tid, tiga kali sehari
;ffi
'tl
fl TC,: HDI* r,
.DIABiEYSS
1t0 10
l1€o
l?fl .6 170
6 rao fi,, t,16! 1m
F tr, ' ,sd
tsr
r 140 140 140
134 i3o 10 13n
'q0 irn lg
,1lt
:a 9101112 q 115, u.r $ .4t.6: t ,:t:.Sj,9 :t0 11 jA
mtfitL ;ufiil,l9,1l.,
usi*60t{hun Eufrr; {sta $0 lattff
.:,u0 i?td .,rrr,fatb
200 2ql ,1 ;tito
,ts
': iis
.i,
190
1m 1iq 1&
,- 1t0 1. 1) ;':;.lro
n, 160 1S Orm
: l5S
' tbo
'va 140 t,t r 1s
'$a x30 m
. 120
, .tg
110
, rl1b
l f ,i I .4 l 9rJ,,Si.e'rr1o il,la I A b,g.:tg g t0lit1,
. {6: {iDL ' l{9i::H}r
eurr*ipePtir* ,?1ft
t1l 210
, 20s
rrsft
,', tw rs0 im
' ,t80 ,iw
180
. , 1:tt ,@1,
17p
1&l
E r't* :190
E* ts . 15C
t4{ :140
140
l3! 13t
'40
I l2\3 12
!:10 11"0
g lt1f1!
a'
!C i HDI
r80 lE!
110 1tq, l.r, :' r?b
ff*o
E rst
,1Bo
ffi
ff
E"
,ro
tso
140 140
130 139
r.ffi"*'n
!2p 120
110 110
31,4 6 r? ,* rg .lKlill u
KimL: Tbiijt!l:'I.
(a)
Gambar 8.8 Grafik prediksl risiko koroner: (a) taki laki, (b) perempuan
I 30 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
(b)
o
-Ho
d@
oO d
F!
:40 so
E*=
G-a
o.69 a,
=E,E
ci
b
di6
@
o E
o
o o.
FeA
i1 Y) :l
a
o
d:o
a O
6
Io
6x.a
ohi d
-u=t1 d e
o
q E-6H€ d
'd
d
d
d
,! =Xo.iri
=;?, d 0.
;6!?6
oi39o
!
o
(d
d
odEo cd d
ctr*tr
ooxo c E
o
cd
trtr;ic
od:!d
a
d cd
(5 XX m X
d
*
c)
q
6
U)
i5+
;
F
h
+Z+++i
o
()
q
0)
o
M
dvt
dtr
EO tJ) o
trQ O-OO
O6OO
69 Fb
6 !'!b$*'
D
u
^d-dcd-o--G
rEOC-a@LOtr
UP
co
hi tr
CO
!3
dO :o
UB -3
-O cO
tr3
HO
tr br OE =8
OE cc6 Od oG
o
E
p.
(!5 3F= E_C
:t
d
o.
'69 O s g w Q .- -c6
Jo-m oor
=e E* C
iO Ab o c6
OY cii
VE :t< S* tr5 c
o
O
g
o E
trd a
d
o,o
oq SZ
e.* b
cd
o:/ q)
Ed tj
!(d
F
132 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
Lipid (% perubahan)
Kolesterol Trigliserida
Tabel 8"6 Perubahan lipid darah yang e penyakit pembuluh darah kecil difus;
diharapkan dengan terapl obai. o faktor lingkungan dan institusional,
termasuk pilihan pembedahan.
koroner perkutan selanjutnya. Jika pasien Komplikasi dini antara lain infark mio-
distabilisasi di rumah sakit dan dikirim kard perioperatif, perdarahan, stroke,
ke rumah terdapat kemungkinan besar infeksi luka, dan aritmia atrium. Setelah
rekurensi gejala atau serangan jantung pembedahan yang sukses, 75-90% pasien
mayor. bebas angina. Tandur alih vena mengalami
oklusi dengan laju 2-5% per tahun,
sementara patensi tandur alih arteri
Revaskularisasi koroner
torakalis interna kiri untuk LAD >95%
dalam l0 tahun (Gambar 8.9).
Tandur alih pintas afteri koroner
Pada kelompok pasien dengan ana-
(coronary aftety bypass gzftind tomi koroner risiko-tinggi, CABG mem-
Revaskularisasi bedah menggunakan perbaiki prognosis: termasuk pasien
CABG pertama kali dilakukan awal tahun dengan stenosis batang-utama kiri,
I 960-an dan sekarang merupakan salah penyakit tiga pembuluh darah, penyakit
satu prosedur pembedahan yang paling dua pembuluh darah termasuk stenosis
sering dilakukan. Di lnggris, dilakukan proksimal LAD, penyakit dua pembuluh
lebih dari 25.000 prosedur CABG selama darah, dan gangguan fungsi ventrikel.
tahun 1998. Selama bertahun-tahun vena
safena merupakan media donor tandur Angioplasti/stent koroner
alih, tetapi angka patensi media arterial
PTCA pertama kali dilakukan oleh
yang lebih baik (misalnya arteri torakalis
Andreas Gruentzig tahun I 977, dan pada
interna) menyebabkan banyak pasien me-
tahun 1990 jumlah prosedur PTCA di
nerima paling tidak satu tandur alih seluruh dunia melebihi jumlah operasi
arterial. Mortalitas perioperatif dini untuk
CABG. Data terbaru memperlihatkan
CABG elektif sekitar l-3%. Faktor risiko
bahwa tahun 1997 iumlah prosedur
kematian antara lain:
PTCA di seluruh dunia telah meningkat
r fungsi miokard yang jelek; hingga 1.210.000 dengan 50% dilakukan
r infark miokard sebelumnya; di AS, 3 I % di Eropa, 9% di Jepang, dan
o instabilitas hemodinamik; l0% di negara-negara lain. Di rumah
r usia lanjut; sakit-rumah sakit yang berpengalaman,
. PeremPuan; mortalitas dini sekitar l% tergantung
o diabetes melitus; pada campuran kasus, dan tingkat
Revaskularisasi l<oroner t33
ditemukannya stent intrakoroner ini me- llb/llla (misalnya Abciximab), yang telah
nurunkan insidensi penutupan mendadak terbukti menurunkan risiko kejadian
pembuluh darah, infark miokard akut, kardiak lanjut.
kematian mendadak, dan kebutuhan PTCA efektif dalam mengurangi atau
CABG darurat (Gambar 8.10). Kenyataan menghilangkan serangan angina pada
bahwa stent menurunkan insidensi re- pasien tertentu dengan lesi yang cocok
stenosis lanjut dibandingkan dengan untuk dilatasi balon. Saat ini, hanya ada
angioplasti balon sederhana menjadi sedikit bukti bahwa PTCA meningkatkan
semakin jelas setelah studi BENESTENT harapan hidup bila dibandingkan dengan
dan STRESS. Tahun 1997,600.000 stent terapi medis, dan mungkin morbiditas
diimplantasi di seluruh dunia, 57% di AS, dan mortalitas hampir sama dengan
30% di Eropa,5% di Jepang, dan 8% di CABG bila dibandingkan pada kelompok
negara lain. Penggunaan stent telah me- pasien yang sama. Studi awal yang mem-
ningkatkan penggunaan intervensi per- bandingkan PTCA dan CABG sebelum
kutan pada subset pasien lain termasuk pengenalan stent menunjukkan tingkat
pada penyakit multi-pembuluh darah, lesi pengulangan tindakan yang tinggi pada
panjang, dan tandur alih vena. Terapi anti- kelompok PTCA, dengan jumlah signi-
platelet pada pasien yang menjalani stent fikan pasien dengan gejala berulang yang
meliputi preterapi dengan aspirin dan membutuhkan pembedahan. Baru-baru
Klopidogrel, heparin periprosedural, dan ini, terdapat sejumlah studi yang mem-
Klopidogrel pascaprosedur selama I bandingkan penggunaan stent vs. CABG
bulan dan aspirin dosis rendah diterus- pada penyakit multi-pembuluh darah.
kan selamanya. Dengan rejimen antipla- Hingga hasil studi ini tersedia, PTCAJ
telet saat ini, trombosis stent dini teriadi stent cenderung dilakukan pada pasien
pada sekitar 0,5% pasien. Subkelompok pada ujung'sederhana' spektrum dengan
risiko tinggi (misalnya penderita diabetes, satu atau dua lesi, dan pasien dengan
pasien dengan pembuluh darah kecil penyakit tiga pembuluh darah diterapi
(diameter <3,0 mm), pasien yang dengan CABG. Dalam banyak hal, dua
menjalani intervensi multi-pembuluh teknik revaskularisasi ini harus dipandang
darah) sering diterapi dengan antagonis sebagai l<omplemen ketimbang sebagai
kompetitor. Perbandingan kedua teknik
ini diperlihatkan pada Tabel 8.7.
PMR/TMR
Saat ini sedang diteliti kegunaan revas-
kularisasi perkutan dan transmiokard
(percutaneous and transmyocardial
revas cu I arizafion IPM R/TM R])meng-
gunakan energi laser sebagai satu metode
untuk meningkatkan perfusi miokard
langsung dari ruang ventrikel kiri. Saluran
dengan diameter kecil, l-2 mm, dibuat
dengan menggunakan laser karbon
dioksida, baik dari epikard melalui ruang
ventrikel melalui torakotomi terbuka
Gambar 8.10 Stenosis proksrmal berat (anterior dinding dada kiri, atau baru-baru ini dari
desenden lc,ri), sebelum dan sesudah insersi stent. ruang ventrikel kiri ke miokard meng-
lnfark miokard akut t3s
Indikasi
Penyakit pembuluh darah iunggal diskret Penyakit mulii-pembuluh darah drfus
Penyakit multr pembuluh darah Pembuluh darah berkaliber kecil
Penyakit kompleks (misalnya brfurkasio) Lesr panjang
Oklusi total kronis Penyakit cabang utama kiri (+)
Penyakit cabang utama klrl (+) Pembedahan katup tambahan
PCI primer (IMA)
PCI penolong (IMA)
PCI penyelamatan (syok kardiogenik)
Ma.nfaat
Masa perawatan rumah sakit pendek Revaskularisasr lebih lengkap
Penghrndaran pembedahan mayor Penghliangan gejala yang baik
Lebih sedikit keladian serebral ? Perbaikan prognosis
Lebih sedikit infark periprosedural
Kerugian
Revaskularisasr kurang lengkap Masa perawatan rumah sakit lebih lama
Rekurensi gejala Peningkatan biaya awai
Prosedur lanjutan lebih banyak Komplikasi penprosedural
Tabel 8.7 Perbandrngan antara intervensi koroner rendah berdasarkan riwayat klinis, tes
perkutan (percutaneous corcnary intewentianlPcl)
latihan treadmill, dan arteriografi arteri.
dan tandur alih pintas arteri koroner (coronary
artery bypass grafting I CABG). Lebih lanjut, modifikasi agresif 'faktor
risiko bersama dengan terapi obat yang
efektif serta metode revasl(ularisasi yang
gunakan pendekatan arteri retrograd berhasil telah menurunl<an risiko dan
perkutan. Saat ini, penelitian yang dilaku- memperbaiki prognosis. Prognosis pada
kan terbatas pada pasien yang tidak dapat pasien per individu sulit diperl<irakan
menialani revaskularisasi konvensional namun bervariasi dengan mortalitas per
(CABG/PTCA). Didapatkan perbaikan tahun sebesar l-2% untuk penyakit pem-
gejala setelah prosedur pada mayoritas buluh darah tunggal, 3,5-7,5% untuk
pasien, dikonfirmasi secara obiektif penyakit tiga pembuluh darah, hingga l0-
dengan tes latihan. Data yang menuniuk- I 3% untuk penyakit arteri kiri utama.
kan prognostik masih kurang, dan hasil
studi DIRECT yang baru diterbitkan me-
nuniukkan bahwa revaskularisasi laser lnhrk miokard akut
tidak lebih baik dibandingkan plasebo
pada sebagian besar pasien. Epidemiologi
lnsidensi sesungguhnya dari infarl< mio-
Perialanan penyakit kard akut tidak diketahui namun sekitar
Dari literatur jelas bahwa prognosis 150.000 kematian akibat PJK terjadi di
pasien dengan angina stabil telah mem- lnggris tahun 1995. lnsidensi dan mor-
baik dengan berlalunya wal<tu. Sekarang talitas infark miokard akut membaik se-
pasien dapat dengan mudah diklasifikasi- iring waktu sebagai hasil dari usaha-usaha
kan ke dalam subset risiko tinggi dan yang ditargetkan pada pencegahan primer
I 36 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
utama timbul dari epigastrium, yang dapat Mungkin terdapat gangguan PernaPas-
menyebabkan kesulitan diagnostik. Pada an yang jelas dengan takipnu dan sesak
manula dan penderita diabetes, nyeri naPas.
mungkin hanya sedikit atau tidak ada Demam derajat sedang dengan suhu
sama sekali. kurang dari 38oC timbul l2-24 jam se-
lnfark mibkard akut teriadi setelah telah infark dan mungkin berguna untuk
aktivitas berat atau emosi ekstrem, jarang diagnosis jika pemeriksaan enzim jantung
pada puncak aktivitas. Hingga 50% pasien belum tersedia.
terbangun dari tidur karena nyeri dada
dan sekitar sepertiga pasien melaniutkan Denyut nadi dan TD
aktivitasnya meskipun mengalami nyeri Sinus takikardia ( 100- 12O/menit) terladi
dada. Saat ditanyakan, pasien mengakui pada sepertiga pasien; dengan analgesik
adanya gejala tidak jelas beberapa hari adekuat, denyut nadi biasanya melambat
atau minggu sebelum kejadian termasuk kecuali bila terdapat syok kardiogenik
malaise, lelah, atau nyeri dada tidak yans mengancam.
spesifik. Denyut jantung rendah mengindikasi-
kan sinus bradikardia atau blok iantung
Sesak napas sebagai sebagai komplikasi dari infark.
Sesak napas dapat disebabkan oleh pe- Peningkatan TD moderat disebabkan
ningkatan mendadak tekanan akhir oleh pelepasan katekolamin.
diastolik ventrikel kiri, mengindikasikan Hipotensi timbul sebagai akibat akti-
ancaman gagal ventrikel, dan kadang vitas berlebih vagus, dehidrasi, infark ven-
terjadi sebagai manifestasi satu-satunya trikel kanan, atau dapat merupakan tanda
infark miokard. syok kardiogenik.
Ansietas dapat menyebabkan hiper-
ventilasi. Pada infark tanpa gejala, sesak Pemeriksaan jantung
napas lanjut merupakan tanda disfungsi Palpasi prekordium dapat menunlukkan
ventrikel kiri bermakna. area dengan diskinesia, terutama pada
pasien yang mengalami infark anterior
Ge jala g astrointe stinal luas berlanjut.
Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan Bunyi jantung 54 sering didapatkan,
mual dan muntah dan dikatakan lebih namun mungkin transien. Banyak dis-
sering terjadi pada infark inferior. fungsi ventrikel kiri berat disertai oleh
Stimulasi diafragmatik pada infark in- 53, dan/atau sp/lt terbalik 52.
ferior juga dapat menyebabkan cegukan. Murmur akhir sistolik MR ringan
hilang timbul tergantung kondisi pem-
Gejala lain bebanan ventrikel.
Termasuk palpitasi, rasa pusing, atau Gesekan friksi perikard jarang ter-
sinkop dari aritmia ventrikel, dan gelala dengar hingga hari kedua atau ketiga, atau
akibat emboli arteri (misalnya stroke, lebih lama lagi (hingga 6 minggu) sebagai
iskemia ekstremitas). gambaran dari sindrom Dressler (lihat
hal.227).
Edema paru yang jelas didapatkan lanjut infark miokard: peningkatan kadar
sebagai komplikasi infark luas, biasanya dapat dideteksi dalam 24 iam, memuncak
anterior. dalam 3-6 hari dengan peningkatan yang
tetap dapat dideteksi selama 2 minggu.
Gambaran lain lsoenzimnya LDH, lebih spesifik namun
Bukti klinis hiperlipidemia, penyakit vas- penggunaan klinisnya telah dilampaui oleh
kular perifer, diabetes, dan retinopati pengukuran troponin (lihat di bawah).
hipertensif mungkin ditemukan. Pengukuran serial enzim jantung di-
ukur tiap hari selama 3 hari pertama:
Pemeriksaan penunjang (lihat Boks peningkatan bermakna didefinisikan
8.rs) sebagai dua kali batas tertinggi nilai
Enzim jantung laboratorium normal. Kurva waktu-
aktivitas pada berbagai enzim diperlihat-
Setelah kematian jaringan miokard, kon-
kan dalam Gambar 8. 12.
stituen sitoplasma sel miokard dilepaskan
ke dalam sirkulasi. Kreatin fosfokinase
(creatine phosphokinaselCPK) dapat di-
Troponin
deteksi 6-8 jam setelah infark miokard
Troponin (T&l) merupakan protein
dan memuncak dalam 24 jam serta regulator yang terletak dalam aparatus
kembali menjadi normal setelah 24 iam kontraktil miosit. Keduanya merupakan
selanjutnya. lsoenzim (CPK-MB) spesifik cedera sel miokard petanda spesifik dan
untuk otot iantung, namun juga dapat dapat diukur dengan alat tes di sisi
dilepaskan pada kardiomiositis, rrauma tempat tidur (bedslde). Troponin tam-
jantung, dan setelah syok yang melawan paknya meningkat baik pada infark
aliran langsung (direct currendDC). miokard akut dan pada beberapa pasien
Aspaftat amino transferase (AAT), suatu risiko tinggi dengan angina tidali stabil
enzim nonspesifik umumnya diperiksa bila kadar CPK tetap normal. Kriteria
sebagai bagian skrining biokimiawi, dapat diagnostik untuk infark miokard akut
dideteksi dalam l2 jam, memuncak pada baru-baru ini didefinisikan kembali ber-
36 jam, dan kembali ke normal setelah dasarkan pengukuran troponin (lihat Eur
4 hari. Kongesti hati, penyakit hati Heart J 2000; 2l: 1502-1513).
primer, dan emboli paru dapat menye-
babkan peningkatan AAT. Seperti CPK, Tes darah lain
AAT juga ditemukan pada otot skelet. Perubahan nonspesifik pada tes darah
Peningkatan enzim nonspesifik laktat rutin meliputi peningkatan jumlah sel
dehidrogenase (LDH) terjadi pada tahap darah putih setelah 48 jam, khasnya l0-
15.000, terutama sel-sel polimorfik, dan
peningkatan laju endah darah (LED)
serta protein reaktif-C (CRP) yang
1
me*<s S" 15 Pemeriksaan Penunjang j
memuncak dalam 4 hari dengan puncak
Akut
pada lnfark Miokard kedua sebagai gambaran sindrom
,ij . DPL LED, CRP
I
silitasi resolusi trombus apikal yang ter- dapat diandalkan. Normalisasi segmen S-
lihat pada ekokardiografi. Banyak data T bukan merupakan tanda patensi afteri,
mendukung penggunaan rutin heparin meskipun bila dikombinasikan dengan
sebelum ditemukannya trombolitik. He- hilangnya nyeri dada dan aritimia 'reper-
parin dapat diberikan dengan rute sub- fusi' (misalnya peningkatan irama idio-
kutan maupun intravena; heparin LMW ventrikel) sangat sugestif akan restorasi
cocok diberikan karena tidak membutuh- patensi arteri.
kan pengawasan rutin. Antikoagulasi
dengan heparin diikuti warfarin hanya di- Penyekat B
berikan pada pasien dengan infark mio- Obat-obatan penyekat B menurunkan
kard luas, syok kardiogenik, aneurisma denyut jantung, TD sistemik, dan curah
ventrikel kiri, atau aritmia atrium ber- jantung. Kerja jantung dan puncak 6p/6t
lanjut. Pada studi GUSTO-|, hasil klinis turun, sehingga terdapat penurunan ber-
terapi heparin setelah infark miokard makna MVO'. Pada sejumlah studi klinis,
sangat berkaitan dengan kadar anti- penyekat B terbukti menurunkan mor-
koagulan: kisaran optimal untuk waktu talitas semua penyebab, termasuk ke-
tromboplastin parsial teraktivasi (aPTT) matian mendadak dan infark nonfatal.
sebesar 50-70, antikoagulan yang lebih Manfaat absolut terutama jelas terlihat
agresif dihubungkan dengan peningkatan pada manula, diabetes melitus, disfungsi
risiko perdarahan. ventrikel kiri, dan instabilitas elektrik.
Penyekat B ditoleransi dengan sangat baik
Terapi trombolitik pada sebagian besar pasien. Meskipun
Mortalitas dini dan keluaran jangka terdapat penggunaan luas obat lain pasca-
panjang setelah infark miokard akut ber-
infark (misalnya aspirin, penghambat
hubungan dengan reperfusi dini dan ACE), terdapat bukti bahwa penyekat B
lengkap sebagaimana dinilai dengan aliran memberikan manfaat tambahan diban-
normal (TlMl-3) pada arteri target. d.ingkan obat lain. Kebanyakan manfaat
Pemberian obat-obatan trombolitik ini terlihat pada tahun pertama setelah
intravena cepat memperbaiki prognosis infark, namun kematian mendadak yang
pada sejumlah uji klinis (misalnya lSlS-3, tertunda berkurang dengan penggunaan
GISSI-2, GUSTO-I). Patensi arteri pada penyekat F, y"ng mengimplikasikan
90 menit setelah pemasangan infus bahwa penggunaan obat ini harus diterus-
tampaknya merupakan determinan utama kan dalam jangka panjang. Obat-obatan
keluaran jangka panjang: pembuluh darah penyekat B selektif sekali sehari (misalnya
paten mendukung perbaikan ketahanan atenolol 25-50 mg per hari) umum di-
hidup, fungsi ventrikel, dan insidensi berikan.
kematian mendadak yang tercunda. Se-
jumlah obat-obatan trombolitik cukup Nitrat
efektif (Tabel 8.8), dan meskipun t-PA Sebagian besar data mengenai efek meng-
terakselerasi lebih baik daripada strep- untungkan nitrat didapatkan dari era pre-
tokinase, penggunaan rutin t-PA tidak trombolitik. Nitrat biasanya digunakan
beralasan. untuk menghilangkan nyeri dada dan ter-
Semua pasien harus dipertimbangkan utama efektif bila dikombinasikan dengan
untuk mendapatkan terapi trombolitik heparin dalam tatalaksana pasien dengan
setelah infark miokard dengan kontra- angina tidak stabil atau angina pascainfark
indikasi relatif sedikit (Boks 8.17). Penting Nitrat merupakan dilator vena dan
untuk ditekankan bahwa penilaian klinis arteriol yang efektif sehingga dapat di-
(di samping tempat tidur) reperfusi tidak gunakan untuk mengontrol hipertensi
t44 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
Nama dagang
Reteplase Rapilysln 2 x 10 unrt IV selama <2 menit, L716,25 (1. pak, 20 unit)
terprsah 30 menit (gejala <12 jam)
Streptokinase Kabrklnase 1,5 juta unit IV selama 1 lam t81,18 (1,5 juta unit)
Ob at - ob at an anti afitmi a
#*ks Kontraindikasi
S" €? I
Lihat Bab 9.
Trombolisis
j
Absolut Magnesium
r Stroke hemoragik sebelumnya Lihat Bab 9.
(kapanpun)
o Stroke atau keladian serebrovaskulat
larnnya (dalam 1 tahun) Dukungan mekanik
. Neoplasmaintrakranial Lihat Bab 6.
o Perdarahan internal aktif
. Dugaan diseksi aorta Kardioversi DC
Lihat Bab 9.
Relatrf
r Hipertensi slstemik berat atau tidak
terkontrol (TD >180/110 mmHg) Pacu jantung endokard
o Riwayat kejadlan serebrovaskular Lihat Bab 9.
sebelumnya
r Sedang dalam penggunaan Angiopl asti / stent pr im er
antrkoagulan
Sejumlah studi klinis skala kecil telah
r Diatesis perdarahan yang diketahui
. Trauma mayor belum lama, termasuk menunjul<kan aliran TlMl-3 (yaitu nor-
cedera kepala (dalam 4 mrnggu) mal) pada pasien yang menjalani angio-
r Pembedahan mayor belum lama plasti primer, dengan atau tanpa stent,
(dalam 4 minggu) setelah infark miokard lebih baik bila
. Resusrtasi jantung paru lama dibandingkan dengan penggunaan se-
. Pungsi vaskular yang tidak dapat jumlah obat-obatan trombolitik. Patensi
dikompresi (terutama arteli) pembuluh darah, penyelamatan miokard,
. Perdarahan rnternal baru (dalam 4 reinfark, dan insidensi perdarahan
minggu)
serebral, lebih baik setelah angioplasti
r Pemberran streptokinase atau reakst
balon. Tidal< ada keraguan bahwa stra-
alergi terhadap streptokinase atau
anistreplase sebelumnya tegi intervensi primer membutuhkan
r Ulserasr peptrk aktif sumber daya yang banyak, termasul< tim
ir Kehamrlan yang berdedikasi dan berpengalaman,
ketersediaan laboratorium kateter 24
jam, dan mekanisme akses cepat untuk
pada pasien yang memiliki kontraindikasi memungkinkan intervensi secepat
pada pengobatan penyekat B. Kedua obat mungkin dari onset nyeri dada hingga
ini biasanya ditoleransi dengan baik tercapainya restorasi patensi arteri. Pen-
meskipun efek samping gagal jantung, dekatan ini hanya akan dapat diaplikasi-
hipotensi, atau blok jantung simtomatik kan pada sebagian kecil pasien di lnggris,
kadang dapat dilihat. dan tetap menjadi masalah dalam me-
nentukan yang mana yang akan men-
Diuretik dapatkan manfaat terbesar pada sistem
Lihat Bab 6. perawatan kesehatan dengan sumber
daya yang terbatas.
Vasodilator lain
Lihat Bab 6.
Komplikasi
Dukungan inotropik Aritmia
Lihat Bab 6. Lihat Bab 9.
146 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
khas (lihat Bab I 3) dan gesekan friksi di mana terladi pergerakan paradoksikal
yang terdengar yang berkaitan dengan (yaitu perluasan sistolik), sehingga me-
perubahan gelombang ST-T. Keadaan ini nurunkan fungsi ventrikel keseluruhan.
lebih sering terjadi setelah infark trans- Gejala nyeri dada berulang, sesak napas,
mural luas, namun tampaknya terjadi aritmia yang sulit ditangani, dan trombo-
lebih jarang sejak ditemukannya terapi emboli sistemik, khas didapatkan. Gam-
trombolitik. Gejala berespons cepat baran klinis antara lain dilatasi jantung,
terhadap terapi OAINS pada sebagian diskinesia apeks atau paradoksikal apeks,
besar pasien. 53, dan mungkin MR. Kasus kronis me-
Sindrom pascainfark miokard miliki gambaran khas pada radiografi
(sindrom Dressler) terdiri dari pleuro- toraks, seringkali dengan kalsifikasi dalam
perikarditis yang timbul 2-6 minggu dinding aneurisma (Gambar 8.18). Diag-
setelah infark miokard, bersama dengan nosis dapat dikonfirmasi dengan eko-
demam, peningkatan LED, CRP, dan sel kardiografi potongan melintang (yang
darah putih. Kondisi ini sepertinya me- sering mendemonstrasikan trombus
miliki dasar imunologis, dan dapat terjadi
tanpa perikarditis sebelumnya. Sejumlah
kecil pasien mengalami efusi perikard, dan
kadang dilaporkan tamponade atau
konstriksi perikard. Sindrom ini tidak
dapat dibedakan dengan sindrom pasca-
kardiotomi setelah prosedur pintas
kardiopulmonal. Gejala biasanya memberi
respons dengan cepat terhadap pem-
berian steroid oral langka pendek.
i
t50 Bab 8: Penyakit lantung Koroner
Arus natrium
Pertukaran Na Ca
---_
Iro,, (sensitif 4 AP)
t-.
IKr
I"u,
Gambar 9.1 (a) Hubungal antara gradren voltase terlalu cepat terhadap takiaritmia atrium
transmembran dan waktu menggambarkan
potensial aksi, komponen arus yang dlperllhatkan. (terutama fibrilasi atrium (AF)). Gelom-
Arus keluar berwatna abu abu, altran masuk, bang eksitasi kemudian keluar melalui
hitam. (b) Skema fase potensial aksi. sistem His-Purkinye, melewati serabut
konduksi kiri dan kanan sebelum me-
sifat intrinsik selular, katekolamin ekso- nyebar turun ke arah distal ke sistem
gen, dan tonus saraf otonom. Gelom- konduksi dan miokard ventrikel. Segera
bang eksitasi menyebar dari area SN ke sesudah muncul dari serabut utama, se-
atrium di sepanjang saluran konduksi rabut kiri terbagi menjadi fasikulus ante-
khusus. AVN kemudian teraktivasi rior dan posterior. Repolarisasi atrium
namun konduksi melalui AVN lambat dan ventrikel terorganisasi sedemikian
karena sifat konduksi dekrementalnya rupa sehingga area yang terdepolarisasi
yang khas (semakin besar frekuensi de- terlebih dahulu mengalami repolarisasi
polarisasi semakin lambat konduksi terakhir, suatu pengaturan yang dapat
melalui jaringan nodus AV). Hal ini me- menghindari reaktivasi miokard akibat
lindungi ventrikel dari laiu respons yang depolarisasi miokard di sekitarnya.
Aritmia r53
Fase 1
Fasrl<ulus
posterior
Gambar 9.2 Srstem
konduksi jantung.
P ,1 T
-l\lr_
I o 5 GelombangT
I F(+l
'<-+OHS#' '
Interval Segmen
PR ST 100 mm/s
Gambar 9.3 Komponen EKG. gelombang P, unipolar yang berorientasi pada bidang
depolarisasi atrium; ORS, depolarisasi ventrikei;
horizontal.
gelombang T, repolarisasi ventrikel.
Orientasi vektor lead ini diilustrasi-
kan pada Gambar 9.4. Boks 9.2 men-
definisikan enam lead dada. Abnormalitas
o Gelombang U (asalnya masih diper-
EKG yang disebabkan penyakit jantung
debatkan).
struktural didiskusikan pada bab yang
Ventrikel terdiri dari tiga massa otot: berkaitan dengan kelainan jantung
(i) septum interventrikel; (ii) ventrikel spesifik.
kanan (RV); dan (iii) ventrikel kiri (LV).
Bagian pertama massa ventrikel yang
EKG rerata-sinyal
mengalami depolarisasi adalah pada sisi
EKG rerata-sinyal menggunakan, analisis
kiri septum interventrikel dengan penye-
komputer rekaman EKG untuk meng-
baran aktivasi berikutnya dari kiri ke
identifikasi potensial akhir aktivitas elek-
kanan melalui septum. Kemudian teriadi
trik yang berkaitan dengan depolarisasi
depolarisasi simultan dari permukadn
miokard di daerah abnormalitas miokard,
subendokard menuiu permukaan epikard
yang dapat menjadi substrat untuk aritmia
baik pada massa otot ventrikel kanan
re-entri ventrikel.
dan kiri. Massa ventrikel kiri yang besar
menghasilkan voltase yang lebih besar
sehingga mendominasi defleksi QRS.
Gambaran tepat defleksi QRS normal di' ffi*ks 9.3. Segitiga Einthoven dan
tentukan oleh orientasi lead pencatat. Lead Dada
Tiap lead pencatat EKG memiliki kutub
Enam ]ead dada ditetapkan oleh
positif dan negatif. konvensr internasional:
. Lead standar l, ll, dan lll adalah 1 sela lga keempat pada kanan
bipolar dan berorientasi pada bidang bawah sternum
koronal. 2 sela iga yang sama pada batas
r Lead AVR, AVL, dan AVF ('A' untuk sternum klri
augmented karena diperlukan augmen- 3 pertengahan antara 2 dan 4
tasi instrumental karena potensial yang 4 sela iga keempat garls
mid klavrkularis
rendah pada ekstremitas) merupakan 5 ketingglan yang sama pada garis
aksilaris anterior
lead unipolar yang berorientasi pada
6 ketinggian yang sama pada garis
bidang koronal. mid-aksilaris
o Lead Vl hingga V6 merupakan lead i___-
!
I 55 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi
Gambar 9.4 Segltiga Einthoven: terdapat tiga lead ekstremitas bipolar 'standar' (I ilI) dan tlga lead
ekstremitas unipolar augmentasi (AVR, A\T', dan AVL).
Bradikardia 157
dari laju atrium. lmplantasi pacu iantung dan vasodepresi yang akan mengakibat-
profilaktik diindikasikan apapun status kan hipotensi arteri sistemik berat. Sinus
simtomatiknya, karena progresi menjadi bradikardia dapat merupakan temuan
blok jantung komplet dengan risiko irama normal pada individu yang sehat dan
denyut spontan ventrikel lambat atau tonus vagus yang meningkat. Latihan fisik
bahkan asistbl umum terjadi. berlebih dapat menyebabkan tonus vagus
berlebih dan satu kondisi yang dalam
Blok jantung derajat komplet (blok bahasa sehari-hari disebut sebagai
jantung deraiat tiga) 'jantung atlet' di mana pasien rentan
Terdapat kegagalan konduksi nodus terhadap aspek sindrom vasovagal.
atrioventrikel sehingga terdapat disosiasi
AV lengkap. Laju ventrikel selalu lebih Pemeriksaan penunjang untuk
lambat dibandingkan dengan laju atrium
bradikardia
(perhatikan bahwa disosiasi AV bukan
merupakan blok jantung komplet bila laju Stu di elek trofi siologi s
atrium lebih lambat daripada laju ven- Studi elektrofisiologis invasif dapat me-
trikel seperti yang dapat terjadi pada pe- nilai performa SN, AVN, dan sistem
ningkatan tonus vagus). konduksi. Kombinasi dari rekaman elek-
trogram dan teknik ekstrastimulasi me-
Sindrom vasovagal mungkinkan penilaian integritas fungsional
Terdapat hubungan kompleks antara nodus sinus dan atrioventrikel serta
denyut jantung dan tonus vasomotor sistem elektrik khusus.
untuk mempertahankan tekanan arteri
sistemik. Tonus otonom merupakan Pengawasan ambulatofi atau
determinan denyut jantung dan tonus
perekam yang diaktivasi pasien
vasomotor. Peningkatan tonus Episode bradikardia spontan karena
vagus
penyakit SN atau kegagalan konduksi AV
dapat memperlambat denyut iantung atau
dapat diidentifikasi dan harus dikorelasi-
menyebabkan vasodilatasi atau keduanya
dan masing*masing mekanisme tersebut kan dengan gejala pasien menggunakan
dapat menyebabkan penurunan tekanan catatan pasien.
arreri sistemik. Peningkatan tonus v4gus
mendadak dapat menyebabkan pe- Perekam implan
nurunan mendadak tekanan arteri dengan
Tersedia alat yang bisa diimplan, yang
penyebab utama bradikardia (karena merekam EKG secara kontinyu. Aktivasi
kardioinhibisi) atau vasodilaasi (karena alat ini menggunakan unit kontrol
genggam yang diaktivasi pasien, dan dapat
depresi tonus vasomotor). Peningkatan
tonus vagus dapat terjadi setelah stimulus
merekam EKG hingga 42 menit.
eksternal, misalnya yang terjadi pada
individu yang takut pada jarum atau me- lmplantasi pacu iantung dan terapi
lihat darah, atau dapat terjadi secara obat pada bradikardia
spontan, yang dinamakan sindrom vaso-
Terapi obat
vagal.
Terapi obat tidak cukup untuk meng-
Sindrom sinus karotis merupakan
hilangkan gejala penyakit SN simtomatik
penyakit serupa. Sensitivitas sinus karotis
atau penyakit konduksi jangka panjang,
terhadap tekanan mekanik merupakan
namun isoprenalin yang diberikan secara
penyebab peningkatan tonus, yang
parenteral atau sublingual bisa ber-
kemudian menyebabkan kardioinhibisi
manfaat dalam keadaan darurat. Bila
160 Bab 9: Pacu lantung dan Elel<trofisiologi
ilI tV
0, tidak ada 0, tldak ada 0, tidak ada 0, tidak ada 0, tidak ada
Tabel 9.1 Kode pacu jantung genenk BPEG/ switching'. Pada saat jantung dalam irama
NASPE
sinus, mode pacu jantung adalah sinkron
AV, namun mode otomatis berubah
menjadi pacu ventrikel ruang tunggal pada
Pacu jantung responsif terhadap denyut onset aritmia atrium.
jantung
Pacu jantung ini meningkatl<an laju pacu- Pacu jantung temporer
nya sebagai respons terhadap aktivitas Blok jantung komplet yang merupakan
fisik. Hal ini dicapai dengan alat yang komplikasi infark miokard dapat bersifat
menghasilkan arus sebagai respons ter- temporer dan dapat kembali normal ke
hadap vibrasi (misalnya kristal piezo- kondul<si AV hingga I -2 minggu
elektrik) atau dengan kerja akselero- kemudian. Jika pasien mengalami blok
meter yang meningkatkan laju pemacu jantung dan gangguan hemodinamik,
sebagai respons terhadap kejadian fisio- dapat digunakan pacu jantung temporer
logis yang dideteksi, seperti pemendekan RV (t RA) melalui lead pacu temporer
interval QT yang terjadi bersama pening- ke jantung kanan, dihubungkan ke ge-
l<atan tonus simpatik atau perubahan la.iu nerator pacu elcsternal yang dibawa
pernapasan. Kemampuan pemrotraman pasien sampai dilakukan implantasi pacu
hubungan antara peningkatan denyut jantung permanen atau terjadi pemulihan
jantung dan parameter aktivitas fisiologis konduksi AV.
yang'dideteksi', memungkinkan laju pacu
yang sesuai dengan kebutuhan fisiologis Pacu jantung untuk sindrom
individu. vasovagal
Ketika bradikardia akibat kardioinhibisi
Pacu jantung mode-switching merupakan komponen utama sindrom
Pasien yang menjalani ablasi nodus AV vasovagal, implantasi pacu jantung dapat
(lihat hal. 168) untuk fibrilasi/flutter berfungsi untuk menyembuhkan atau
atrium paroksismal mendapat manfaat menghilangkan gejala. Pacu jantung satu
dari implantasi pacu jantung 'mode- ruang dapat memperburuk sindrom
167 Bab 9: Pacu Janrung dan Elel<trofisiologi
sederhana yang cukup untuk meniamin di jaringan subkutan sedikit di bawah kla-
terapi bradikardia yang efektii namun hal vikula, agak medial untuk menghindari
ini mengacuhkan terapi optimal pada gangguan pada pergerakan lengan. Gene-
banyak pasien dan memajankan pasien rator pacu iantung kadang menghasilkan
pada komplikasi seperti sindrom pacu sedikit rasa tidak nyaman pada per-
lantung. Penggunaan pacu jantung ruang gerakan lengan ipsilateral dan begitu pula
tunggal untuk terapi kardioinhibisi pada dengan sebagian besar insersi pada
sindrom vasovagal dikontraindikasikan daerah prepektoral kiri, karena ke-
karena pacu Wl dapat memperburuk banyakan pasien menggunakan tangan
kondisi tersebut melalui mekanisme kanan. Aktivitas otot (lihat di bawah
refleks. untuk komplikasi) dapat mempengaruhi
Di lnggris penerimaan sistem pacu fungsi pacu lantung (mioinhibisi) meski-
jantung canggih agak terlambat dibanding- pun jarang sehingga penting untuk mem-
kan dengan negara-negara Eropa lain. perhatikan detil lokasi pacu jantung. Berat
Pilihan pacu jantung dirangkum dalam pacu jantung dapat mencapai 20 g. Lead
Boks 9.4. pacu jantung (elektroda) dimasukkan ke
dalam ruang lantung (RA dan/atau RV)
Pilihan elekftoda pemacu melalui vena-vena besar. Akses vena di-
Lead pacu jantung dan keluaran pemro- dapat dengan menggunakan teknik
graman pacu jantung bisa bipolar atau Seldinger melalui vena subl<lavia atau
unipolar. dengan melihat langsung melalui vena
o Lead unipolar memiliki elektroda sefalika. Pacu jantung ruang tunggal hanya
terminal dan menggunakan boks genera- membutuhkan satu kawat pemacu
tor pacu jantung sebagai kutub lain tunggal; sebagian besar pacu iantung
sirkuit. ruang ganda membutuhl<an dud kawat
r Elektroda bipolar mendeteksi aktivi- pemacu meskipun pada beberapa alat
tas elektril< dari sel yang mengalami terbaru baik elektroda pemacu atrium
depolarisasi yang terletak dekat dengan dan ventrikel diletakkan pada satu lead.
elektroda, yang membantu meminimalkan Di bawah pengawasan fluoroskopi, lead
deteksi tidal< tepat dari sinyal yang jauh. dimasukkan ke dalam ruang jantung dan
Konfigurasi ini memungkinkan kejadian diposisikan pada tempat anatomi yang
elektrik nonjantung dideteksi dengan memuaskan di mana pengetesan elek-
tidak tepat (misalnya lihat di bawah). troda memberikan paramater pemacuan
yang memuaskan. Pengetesan pacu
Implantasi pacu jantung jantung dilakukan pada saat implantasi
Hampir semua pacu jantung diimplantasi (Boks 9.5).
dalam satu kantung prepektoral di bawah Kawat pemacu dan konstruksi
pengaruh anestesia, seringkali dengan elektroda
sedasi tambahan. Dibuat satu ruang l<ecil Kawat difiksasi ke dalam trabekulasi RV
(moderator band) atau apendiks RA, baik
dengan kerja penambatan ujung (proyeksi
plastik terminal) atau dengan mekanisme
pemutaran terekstensi (lead fiksasi aktif)
pada ujung elektroda. Sebagian besar
elektroda terbuat dari titanium dengan
permukaan luar dari poliuretan. Ujung
elektroda terbuat dari metal namun
164 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi
I poJlmorfikltibrilasi ventnkel)
dengan konduksi yang lambat, sehingga l" i
L*''--*,- --*--i
periode refrakter (masa pemulihan eksi-
tabilitas setelah depolarisasi) lebih singkat jenis takikardia pada subbab berikutnya.
daripada waktu konduksi total di sekitar
Klasifikasi obat antiaritmia oleh Vaughan-
sirkuit re-entri. Dengan cara ini miokard
Williams (Tabel 9.2) merupakan dasar
kembali bisa mengalami depolarisasi pada
dari pendekatan klinis pemilihan obat
saat gelombang eksitasi sirkular me-
antiaritmia, meskipun klasifikasi ini tentu
nyelesaikan sirkuit. Sirkuit re-entri dapat
memiliki batasan-batasan dan baru-baru
merupakan mekanisme takikardia pada
ini diperbaiki oleh klasifikasi 'Sicilian Gam-
takikardia supraventrikel (su praventri cu -
bit' (Tabel 9.3). Dalam banyak keadaan,
lar tachycardialSVT) maupun ventrikel terapi obat antiaritmia merupakan terapi
(VT). 'sekunder atau aiuvan terapi ablatif atau
Takikardia dapat diklasifikasikan
terapi dengan alat.
sebagai SVT atau VT (Boks 9.6).
o SVT dapat mulai atau membutuhkan Teknik ablasi kateter
partisipasi di sirkuit re-entri jaringan
Prosedur kateterisasi jantung dapat
jantung di atas anulus AV.
menginduksi blok jantung total sebagai
o Aritmia ventrikel dimulai di miokard komplikasinya, sehingga mulai disukai
ventril<el dan pemeliharaan takikardia
prosedur ablatif yang efek destruktifnya
tidak membutuhkan keterlibatan jaringan
minimal. Prosedur ablasi merusak se-
konduksi di anulus AV.
bagian kecil daerah miokard, yang penting
dalam mekanisme aritmia, dengan meng-
Terapi takikardia gunakan pendekatan kateter endokard
Terapi termasuk terapi obat antiaritmia, perkutan. Jaringan target Penting untuk
terapi alat (pacu lantung antitakikardia, terjadinya aritmia atau bagian dari sistem
defibrilator implan) dan terapi ablasi konduksi.
kuratif (baik bedah maupun menggunakan o Kerusakan pada nodus AV dan sistem
teknik fulgurasi kateter). konduksi khusus menurunkan laju
respons ventrikel terhadap aktivitas
Terapi obat antiaritmia atrium atau, dalam kasus ablasi nodus
Penggunaan obat-obatan antiaritmia di- AV, menyebabkan blok jantung lengkap
diskusikan dalam kaitannya dengan tiap iatrogenik. Dibutuhkan implantasi pacu
t65 Bab 9: Pacu Jantung dan Elel<trofisiologi
I
--\
1)
,r/
/*)
.:
.i l-.^* I
SVT antidromik
ffi
:J....:...
SVT ortodromik
Gambar 9.6 Sirkuit re-entn mendemostrasikan lesi dengan menciptakan gradien voltase.
takrkardia antidromik dan ortodromik pada sindrom
Meskipun efektif, prosedur ini memiliki
Wolff-Parklnson White.
kerugian yang tidak dapat diterima:
. ukuran lesi besar, tidak terkontrol;
o disfungsi ventrikel lanjut l<arena baro-
jantung untuk mempertahankan laiu trauma akibat keiutan;
ventril<el yang adekuat, l<arena irama . rasa tidak nyaman karena prosedur
spontan ventrikel biasanya lambat atau sehingga harus digunakan anestesia
tidak ada. umum.
Prosedur awal menggunakan keiutan Sistem kejutan arus searah (DC syok)
elektrik tenaga tinggi yang dihantarl<an energi rendah menghasilkan lebih sedikit
pada daerah endokard untuk mengablasi barotrauma dan memiliki risiko kompli-
miokard. Sistem energi ini mengal<ibatkan l<asi lebih rendah, namun masih sulit
Tal<ikardia I 67
Prototipe
I Blokade B Propanolol
Konduksi abnormal
Re-entri tergantung pada saluran Na
3 Mekanisme lain
Tabel 9.3 Klasifikasi obat antiaritmia berdasarkan mekanisme kerla pada tingkat saluran ion
'Sicrhan Gambit'.
I 68 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi
untuk mentitrasi tingkat energi yang antara takikardia ini seluruhnya terletak
dibutuhkan sesuai ukuran lesi, dan pada pola aktivasi atrium yang direkam
teknik ini pun membutuhkan anestesia pada studi elektrofisiologis.
umum. Re-entri SN biasanya menghasilkan
Energi radiofrekuensi (RF) mem- takikardia sekitar 130 denyut per menit
butuhkan arus voltase rendah frekuensi dan memiliki gambaran diagnostik
tinggi untuk mengablasi miokard melalui berikut:
kateter dengan ujung mengandung elek- r diawali oleh pemacuan atrium atau
troda, yang dapat diarahkan. Lesi target ventrikel, dan dengan ekstrastimulus
diskret dan akurat bisa dicapai. Miokard atrium dan ventrikel prematur;
dirusak dengan kombinasi pemanasan o pola aktivasi atrium sama dengan
resistif dan kondul<tif. Energi ini sekarang irama sinus;
merupakan pilihan untuk prosedur ablasi o tidak dipengaruhi oleh manuver blok
kateter. nodus AV namun melambat sebagai
respons terhadap tonus vagal. Terapi
Implantasi alat untuk takikardia farmakologis biasanya gagal.'Modifikasi'
Pacu jantung antitakikardia mampu meng- SN atau ablasi dengan teknik kateter
hentikan SVT dan VT jenis tertentu. dapat menghilangkan sirkuit re-entri
Prosedur ablasi telah melampaui peng- sehingga menghentikan takikardia, namun
gunaan pacu iantung antitakikardia dalam kerusakan SN kemudian menyebabkan
terapi takikardia supraventrikel dan perlunya insersi pacu jantung. Prosedur
pemacuan antitakikardia, karena VT me- ini jarang dibutuhkan.
miliki risiko akselerasi takikardia, atau
bahkan induksi fibrilasi ventrikel. Maka, Takikardia re-entri intra-atrium
alat pacu jantung antitakikardia untuk melibatkan miokard atrium yang j4uh dari
pacu-penghentian VT biasanya dikom- SN. Takikardia ini:
binasi dengan kemampuan untuk meng-
o jarang diinduksi oleh ekstrastimulasi
hantarkan kejutan defi brilasi-defi brilator v'entrikel;
jantung implan otomatis (automatic im- o berkaitan dengan keterlambatan kon-
plantable cardiac defi brillatorl AICD). duksi intra-atrium (tidak seperti re-entri
SN), yang diperlukan untuk induksi re-
entri intra-atrium;
Takikardia supraventrikel
o pola aktivasi atrium berbeda dengan
Re-entri nodus sinus, rc-entri pola pada irama sinus;
intra-atrium, dan takikardia r biasanya lebih cepat dari re-entri SN
atrium ektopik (sekitar 140-240 denyut per menit);
Dengan pengecualian flutter atrium 'yang r kurans responsif terhadap manuver
biasa', semua ini merupakan takikardia vagal dibandingkan dengan re-entri SN.
yang jarang. Sirkuit re-entri intra-atrium Terapi farmakologis biasanya gagal
dapat terletak di mana pun pada atrium. meskipun verapamil dan adenosin kadang
Secara umum sirkuit dapat dibagi menjadi dapat berhasil menghentikan satu epi-
sirkuit yang menghasilkan pola depolari- sode takikardia. Teknik ablasi kateter
sasi atrium yang sangat dekat, dan kadang digunakan untuk menginterupsi re-entri
identik, dengan sirkuit yang dihasilkan namun pengalaman dengan teknik ini
oleh SN (re-entri SN) dan yang tidak terbatas.
(re-entri intra-atrium). Tidak jelas apakah
SN sendiri mampu berfungsi sebagai Takkardia atrium ektopik:
bagian dari sirkuit re-entri. Pembedaan o biasanya berkaitan dengan penyakit
Fibrilasi atrium 169
mengurangi laju respons ventrikel ter- kejutan dengan energi antara 50 dan 360
hadap AF tanpa interupsi komplet J. Tingkat energi tinggi (>300 J) sering
konduksi AV sehingga menghindari diperlukan untuk menghentikan AF.
kebutuhan pacu jantung permanen, Penggunaan digoksin bukan merupakan
namun pasien masih akan merasakan kontraindikasi kardioversi, meskipun
sensasi palpitasi karena denyut ventrikel dengan adanya toksisitas digoksin, ke-
iregular yang persisten. jutan DC dikatakan meningkatkan risiko
fibrilasi ventrikel. Karena risiko emboli-
Obat antiko4gulan dan obat
sasi, pasien diberikan antikoagulan se-
antiplatelet
lama 6 minggu sebelum kardioversi di-
AF menyebabkan atrium, terutama lakukan. Bahkan bila kardioversi berhasil
apendiks atrium kiri, rentan terhadap mengembalikan irama sinus, antikoa-
pembentukan trombus intra-atrium. gulan harus diteruskan selama 2 minggu
Trombus ini dapat menyebabkan ter- karena begitu'stunning' atrium meng-
jadinya embolisme, konsekuensi paling hilang bahkan pasien dengan irama sinus
berbahaya adalah kejadian serebro- rentan terhadap pembentukan trombus
vaskular (stroke). Risiko paling besar intra-atrium selama waktu ini. Defibri-
pada pasien dengan: lator implan endokard atrium yang dapat
r penyakit katup mitral; diaktivasi oleh pasien sedang dalam
r pembesaran LA atau penyakit jantung penilaian. Kardioversi internal dengan
struktural lainnya; dan menggunakan teknik melalui vena untuk
o riwayat adanya emboli sistemik, dia- meletakkan elektroda kateter defibrilasi
betes melitus, atau hipertensi sebelum- dalam RA atau sinus koronarius dan ge-
nya, dan pada pasien berusia lebih dari lombang keiut energi rendah, merupa-
65 tahun. kan alternatif terhadap kardioversi
Pada kelompok risiko tinggi ini, anti- eksternal. Penggunaannya dibatasi oleh
koagulan warfarin (lNR 2-4) menurunkan p,erlunya mendapatkan akses vaskular
risiko stroke lima kali. Pada kelompok dan peletakan elektroda intrakardiak,
pasien risiko rendah lainnya (AF parok- namun dapat dilakukan dalam pengaruh
sismal pada jantung dengan struktur sedasi tanpa anestesia umum dan
normal), terapi dengan aspirin saja sudah memiliki tingkat keberhasilan yang lebih
cukup. Ekokardiografi transesofageal tinggi pada pasien yang refrakter ter-
berperan dalam mengidentifikasi pasien hadap kardioversi eksternal.
dengan trombus intra-atrium, meskipun
perannya dalam membantu penatalaksa-
Ablasi fibrilasi atrium
naan pasien jika tidak terlihat adanya
trombus atrium belum jelas. Pembuatan skar linear pada miokard
atrium dengan pembedahan untuk men-
Kardioversi cegah terbentuknya sirkuit re-entri
Kejutan DC (DC syok) eksternal diguna- dengan membagi atrium menjadi be-
kan untuk mengkonversi AF persisten berapa kompartemen dapat menghilang-
menjadi irama sinus bila dipertimbangkan kan AF, dan terapi ini telah mapan namun
pasien akan tetap dalam irama sinus jarang digunakan karena morbiditas kon-
dalam jangka panjang, dengan atau tanpa komitan pasien. Teknik ablasi kateter
tambahan obat untuk menstabilkan fokus pemicu AF atau untuk menciptakan
atrium dan mengurangi kemungkinan lesi linear panjang untuk menyerupai
reversi ke AF. Kardioversi dilakukan di pembentukan kompartemen bedah
bawah anestesia umum dan diberikan sedang diteliti.
Takikardia re-entri atrioventrikel t7l
@^
-oX! -d
HE
.daoo
tr6d!
at E 3
v6-:
!de-H
g y_l Ht o
o c.! "'
dgdts
AE E€
i.l!
on* 6 o
E
OJFG
'a
a..yHo:
tl a. cn a2
- -3=E
E 3
+*o 5k
d
t ," ?''d e
N o U ;-!E
ir v 3._
E Fs3-8
x 6t
=
H
b 5r
66,i'-
€5
*9trH)
E E
o ,.;
E:
oo@t
_i:=i?
'-- o II
Ei s6 Bd 6EOQ
+vGE
i+'d€
:= 3 3
-!q,5
\z @ qb)
t:lcH'F
^ Q.a X
sdH*
;*€E
ti nE"*
tr -q4
EFHH
udlE
Tal<ikardia re-entri atrioventrikel 173
i
I A\q
i
i
i
i
1AW,
i
j
!
i
iew
l
j
I
jv1
I
.v2
:
iv3
i
:
tv4
r
i
j
i
I
iv5
I
:
ivo
I
i
I
I
I
(b)
Namun, bagian ventrikel yang mengalami hingga menyebabkan sirkuit re-entri tidak
pre-eksitasi ini menyebarkan gelombang dapat berlanjut. Maka, obat-obatan yang
eksitasi melalui miokard dengan konduksi memperlambat konduksi nodus AV atau
yang lambat, menimbulkan defleksi yang hubungan aksesorius (penyekat p, anta-
tidak jelas pada permulaan kompleks gonis kalsium, obat-obatan kelas l, atau
QRS (gelombang delta). Konduksi jalur amiodaron), dapat menurunkan laju ven-
selama takikardia dapat berasal dari trikel bila timbul takikardia paroksismal,
atrium ke ventrikel (AVRT antidromik) atau frekuensi serangan. Kebebasan
dengan konduksi retrograd melalui no- penuh dari takikardia paroksismal sulit
dus AV (Gambar 9.8). Hal ini tidak umum didapat dengan terapi obat. Ablasi ka-
terjadi dan menghasilkan takikardia teter jalur aksesorius sekarang merupa-
dengan kompleks lebar. Yang lebih umum kan terapi pilihan pada pasien simtomatik
terjadi, konduksi retrograd pada jalur dan memiliki tingkat keberhasilan yang
aksesorius dan anterograd melalui no- tinggi (sekitar 95%) dan morbiditas
dus AV, menghasilkan takikardia dengan terkait yang rendah.
kompleks sempit.
Beberapa pasien dapat memperlihat-
kan kedua jenis AVRT dan sekitar l0% Takikardia re-entri nodus
pasien dengan AVRT memiliki jalur atrioventrikel
multipel dengan mekanisme takikardia
Penyebab takikardia re-entri ini terdapat
yang kompleks. Sebagai tambahan ter-
sejal< lahir namun mungkin tidak me-
hadap takikardia re-entri, adanya jalur
nyebabkan takikardia simtomatik hingga
aksesorius merupakan predisposisi AF.
masa dewasa. Lebih sering terjadi pada
Hal ini mungkin disebabkan oleh kon-
perempuan muda dan merupakan taki-
duksi retrograd dari ventrikel ke atrium
kardia yang lebih umum terjadi dibanding-
selama masa rentan atrium. AF dapat
kan AVRT. Sirkuit re-entri ada dalam,
mengancam nyawa pada beberapa pasien
atau berhubungan dekat dengan nodus
dengan pre-eksitasi jika jalur aksesorius
AV dan jaringan terkait namun terbebas
memiliki karakteristil< konduksi antero-
dari ventrikel. Konduksi AV selama irama
grad cepat yang memungkinkan laju
sinus timbul melalui dua 'ialur' yang me-
respons ventrikel sangat cepat terhadap
miliki karakteristik konduksi yang berbeda:
AF (ventrikel kehilangan proteksinya dari
. satu'jalur' memiliki kecepatan
AY delay) dan kemudian dapat terjadi
konduksi lambat namun dengan masa
fibrilasi ventrikel. Meskipun tidak umum,
refrakter pendek;
ini merupakan mekanisme di mana terjadi
o 'jalur' lain memiliki konduksi yang
kematian mendadak pada pasien yang
lebih cepat namun masa refrakter yang
memiliki jalur aksesorius. Jalur Mahain
lebih panjang.
adalah hubungan tidak umum antara
Lokasi tepat dan karakter jaringan
jaringan nodus AV dan RV. Mekanisme
dari 'jalur-jalur' ini masih diperdebatkan
terjadinya takikardia serupa. Jalur akse-
dan sebagian sekunder akibat prosedur
sorius sering didapatkan pada anomali
ablasi kateter. Sirkuit re-entri meng-
Ebstein.
gunakan kedua konduksi lambat dan
cepat ini (Gambar 9.9). Didapatkan dua
Terapi jenis AVNRT: umum dan tidak umum.
Obat-obatan antiaritmia dapat digunakan Pada jenis umum (90%) konduksi
untuk memodifi kasi kemampuan konduk- retrograd melalui jalur cepat dan pada
si nodus AV atau jalur aksesorius se- sisanya sirkuit terbalik.
Takikardia re-entri nodus atrioventrikel 175
Fa..
do
Ftr
ox
!O
lj<
dbi
otr
6>=
oA
c;i
EE
e-
a'?
co
Od
@o
Ud
rd
fuU
6^
Fr6
-P
oc
co
oc
cntr
c!
@H
'd^
dtl
an
oE
d
.-t
>in -d
I
d<,
d
O tst)
OO
!.d
;6
tb
dd
d9
;d
as
*>
Ea
Od
-q
o9l
t
o-
i
{
s!E
E^U
t ! l-
j:
i
=ts4
do -
otE
osod6
Lga
(66Yi
.a ^6
ud.d
I 76 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi
fr
tl ,
111
AVR
AIT-
4vn
uI
\r2
rVS
V4
V5
r/6
!lRf! D
T{IS D
RV&
CSD. -ll
tit1ll
C$3;4
cs 5.6
I csl; e
1i
Ii CSF. *li
I
i
i, Ji j
i--*-:----
Gambar 9.9 Sirkuit re-entri pada takikardia re- dengan destruksi selektif sebagian nodus
entri nodus AV Panah menunjukkan karakter AV atau jaringan yang bersebelahan
aklivasi atrium yang srmultan (dai pola elektrogram
atrium) pada atrium kanan maupun kiri karena dengannya.
penyebaran aktivasi dari sirkurt re entri A\TtrRT di r Ablasi 'jalur lambat' mempeftahankan
nodus Av/trlgonum Koch. Perhatikan luga aberanst konduksi anterograd nodus AV normal.
cabang serabut kanan terkalt laju pada EKG per r Ablasi 'jalur cepat' menyebabkan
mukaan pada pasien lni.
pemanjangan interval PR yang merefleksi-
kan kerusakan kemampuan normal no-
Terapi dus AV.
Obat-obatan yang mempengaruhi Maka, ablasi jalur lambat merupakan
konduksi nodus AV dapat memodifikasi prosedur ablasi yang paling sering dilaku-
kemampuan konduksi sirkuit re-entri kan. Blok jantung komplet terjadi pada
(terutama antagonis kalsium, penyekat B, l% kasus dan membutuhkan pacu jantung
dan obat-obatan kelas l), namun sulit di- Permanen.
dapatkan kebebasan penuh dari taki-
kardia. Prosedur ablasi sekarang merupa- Kematian ianturE mendedak
kan terapi pilihan. Ablasi kateter jalur
lambat atau cepat (keduanya disebut Kematian jantung mendadak didefi nisikan
'modifikasi' nodus AV) bisa didapatkan sebagai kematian akibat penyebab jantung
Takikardia ventrikel 177
dalam I jam setelah onset gejala. Ke- kan risiko kematian jantung mendadak.
matian jantung mendadak merupakan pe- Bahkan uji klinis obat untuk menilai efek
nyebab utama mortalitas di dunia Barat, supresi aktivitas ektopik dengan obat-
bertanggung jawab terhadap 60.000 obatan kelas lc setelah infark miokard
kematian per tahun di lnggris. Meskipun menunjukkan peningkatan tingkat ke-
sebagian kerhatian ini terjadi setelah matian mendadak pada kelompok yang
infark miokard akut, beberapa meninggal 'berhasil' diterapi. Hal ini mungkin me-
karena aritmia primer yang tidak ber- refleksikan potensi proaritmia dari be-
hubungan dengan infark. Sebanyak dua berapa obat antiaritmia.
pertiga kematian jantung mendadak
mungkin disebabkan oleh aritmia ven-
Takikardia Yentrikel
trikel, penyebabnya adalah miokard yang
mengalami skar yang menghasilkan VT, VT monomorfik memiliki morfologi QRS
yang kemudian dapat memburuk menjadi yang konstan (Gambar 9. I 0) sedangkan
fibrilasi ventrikel. Stratifikasi risiko bagi VT polimorfik memiliki variasi kontinyu
mereka yang diperkirakan rentan ter- morfologi QRS. Takikardia kontinyu ber-
hadap aritmia ventrikel melibatkan peng- Ianjut selama minimal 30 detik dan taki-
awasan Holter, EKG rerata-sinyal, studi kardia nonkontinyu berhenti sendiri
elektrofisiologis, dan penilaian fungsi ven- dalam 30 detik. Diferensiasi EKG dari
trikel. EKG rerata-sinyal merupakan satu takikardia kompleks lebar lainnya di-
teknik yang melibatkan analisis komputer ilustrasikan pada Gambar 9. ll.
dari rekaman lead EKG permukaan untuk
mengidentifikasi depolarisasi pada bagian
Mekanisme
akhir QRS (potensial akhir) yang
dipertimbangkan merupakan indikasi Re-entri (lihat Gambar 9.6) di dalam dan
pelambatan konduksi miokard dan ada- di sekitar skar miokard merupakan me-
nya sumber aritmia. Semua pemeriksaan kanisme tersering rekurensi VT mono-
di atas memiliki sensitivitas dan morfik berlanjut. Namun perubahan
spesifisitas yang relatif rendah. Pasien metabolik akut berat pada miokard, ter-
yang selamat dari kematian jantung masuk yang disebabkan oleh iskemia akut,
mendadak memiliki prognosis buruk, dapat menyebabkan depolarisasi mem-
dengan mortalitas 2 tahun sebesar 30%. bran sel spontan. Maka, 'depolarisasi
Pasien ini harus diperiksa untuk akhir dini' disebabkan oleh abnormalitas
mengetahui adanya penyakit arteri aliran ionik selama fase repolarisasi yang
koroner dasar dan dipertimbangkan kemudian dapat menghasilkan VT poli-
untuk mendapat terapi dengan AICD. morfik.
c
od
-Oo
@ *^
t\ Y']!
-; o
o.xd
> E:
tr-d
_E
l=
=ao o
cl--l
o--o
--D-
6: >>
tr-io
-!!c
a64.9
2 P
gEEE
-T
c*
-
-EV6t
-E! -
'd*42
60g.d
Ntsdi
fi63R
-adE
HO;
E€!.)
;c9o
Takikardia ventrikel t79
Tidak
VT
_1 V
Pertanyaan ben-kut
Tidak
v
*/" Pertanyaan berikut
VT
Disosiasl atrioventrikel
*/
Tidak
V
/* Pertanyaan berikut
VT
Tidak
o as4
tsJE*
o# > c
o! !:i
o -i^-
{ Ef;.g
-€ 6
1
*sEP
ti
qtsoFI:
c TO -(9 -
I d:Yi nl
bEU ! o
o! i! F
EAda^
d=EF!
\ G F -'C'-
OE.-tsd
dc.-
i :560 g
.<-' + e -< s
gE=E 9
c
=c
) I <'d'i o
ti
=ilGoo
I O-*
-
t n) 4 ur -i
!tr.-!q
6t6E
l be n) ul
=
F o; o.-
i -; d * u
! Y d+
iil
f,)
.,'{
...i
,'l
li 8i
-l
I
I m*? E H
sHdE>
!-trV.^
db*--
6\OVO
s^-=
o > b=
esd6+
t!do-
o
sE#dE
tj ,tu o Y-
6;.F -P
.1
I
t€iqH
'l \
) =atcdY
tr-trmo
6agrE
'i ,d: qtr ii o 6
li
g
EOEEb
! 6I,E E I
O
oi ?,
d o -c
i=!u-u
ffi : i
,,;,,,,,..1t.,;, s 3 4d
il i:r
ii lLr"l
rijlii
1.,'
sl
ti:;:r,;l:lt:rli,
,r 'r l'pr
ua
tl(J
si
o
tr4,
r=c)d!
d n Eo
,;,'ji:ti:' :::l1. () H,Ag E
Takikardia ventrikel l8l
SN
o
O
J
is ,,'t
JL
w!
{N EJ
Ei
i=
J N,i
J
g,r
6,1
oi
Fqt $i
l@l
t(}1 sj
t82 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi
ini digunakan baik pada tempat pemacuan simtomatik. Pengawasan Holter pada
apikal ventrikel kanan dan alur keluar kelompok pasien yang terpilih bisa sama
ventrikel kanan. Beberapa protokol juga akurat dengan studi elektrofisiologis
menggunakan isoprenalin atau obat- dalam memprediksi efikasi obat-obatan
obatan proaritmia lainnya. Tujuan akhir antiaritmia.
studi adalah induksi aritmia ventrikel atau Amiodaron dapat memperbaiki prog-
penyelesaian protokol studi tanpa induksi nosis pada beberapa kelompok pasien
aritmia. tertentu (misalnya kardiomiopati hiper-
Namun, induksi VT polimorfik atau trofik) namun untuk sebagian besar
fibrilasi ventrikel dapat tidak spesifik dan pasien dengan aritmia ventrikel, tidak
tidak dapat diulangi. Maka relevansi jenis- memberikan manfaat prognostik meski-
jenis aritmia ini pada satu skenario klinis pun umum diresepkan secara empiris
tertentu sulit ditentukan. lnduksi VT pada praktik di lnggris. Data mengenai
monomorfik mengkonfirmasi adanya manfaat prognostik yang diberikan oleh
substrat untuk VT, baik apakah VT yang terapi amiodaron untuk semua substrat
diinduksi memiliki atau tidak memiliki penyakit yang menyebabkan aritmia ven-
morfologi QRS yang sama dengan taki- trikel kompleks dan tidak jelas. Namun,
kardia yang terdokumentasi secara klinis. industri obat-obatan aritmia secara
lnduksibilitas dapat digunakan sebagai umum dan amiodaron lebih khususnya
panduan supresi aritmia oleh obat-obatan tidak dapat mengklaim manfaat prog-
atau takikardia yang diinduksi dapat nostik sebagai indikasi terapi obat. Obat-
'dipetakan' untuk mengidentifikasi lokasi obatan kelas l, ll, dan lll (lihat Tabel 9.2)
sirkuit re-entri untuk ablasi kateter atau dapat digunakan untuk menurunkan
reseksi bedah. Pilihan terapi sebagian frekuensi palpitasi simtomatik.
akan ditentukan oleh penyakit dasar. Ke- Kegagalan terapi obat untuk, mem-
banyakan aritmia ventrikel merupakan perbaiki prognosis dengan desain pene-
konsekuensi dari skar miokard kom- litian yang teliti telah mendorong pen-
plikasi dari penyakit jantung koroner dan carian terapi lain. Sekarang termasuk
infark miokard. Obat-obatan antiaritmia teknik ablasi kateter, reseksi bedah
dan terapi alat dapat digunakan apapun susbtrat aritmia, dan implantasi AICD.
etiologi substrat aritmia, sementara Terapi obat antiaritmia masih memiliki
aplikasi terapi pembedahan dan ablasi peran sebagai ajuvan terhadap terapi-
terbatas. terapi tersebut.
Q@
PcE
cO
6
d
6A
s E€
*tr
CC
OC
rO
o!
a=
G
'a .c q)
o oo
E oC
? tD 1-
a
b -t7
t bg
.=d
N CE
O^
o
a E^
H
;&
* 6
c FrC
-QA
a)c
3tri
66
E@
o
o?i
d
Hg
b.
EO
u
t-
fr a)t
t
O
N
#6
ts;!
I!d
fc 6G
!T
gd
I do
€ !s
:t >
F:-qE
--
o>H
r50
A
=)
.
.
d
L
()
E-
,io
^-
@ra
d
I 86 Bab 9: Pacu Jancung dan Elel<trofisiologi
a
O
6
o,
o
]J
o
tl
a
E
e
6
'd
d
6
F
-a
6'
cq
cq
4
d
d
d
,
-a
d
o
@
b)
cd
.a
d
O
o
iis
o, bi
-s)
d@
'da
:c
tE
oE
UO
so
PE
4-
.dh
o,tr
!-
-P,
d-
rZ.
60
F:
o!
-=
-6
aH"
oc
!d
6i
Bacaan lebih lanjut 187
(1998). Resusitasi jantung paru (RJP) me- o Singkirkan semua obstruksi yang lelas
libatkan beberapa manuver yang paling dari mulut, termasuk gigi palsu yang
baik dipelajari dengan melihat demon- longgar namun tinggalkan satu yang pas
strasinya daripada dideskripsikan. Mereka dengan baik karena keberadaannya mem-
yang tidak familiar dengan teknik ini harus bantu pemberian bantuan udara per-
menghadiri kursus pelatihan yang sesuai. napasan ekspirasi (mulut ke mulut) lebih
mudah.
t
sirkulasi ,to ott'u]
,r/Nlt"it"n \
Ada sirkulasi Tidak ada sirkulasi
Teruskan pernapasan
t +
Pukulan prekordial dan mulai
bantuan kompresi dada
i
(100/menit dan rasio 15
i,,
kompresr : 2 napas)
i' (Kirim atau minta pertolongan secepat mungkin) Gambar 10.1 Algoritma
lr- r"r', l , lr bantuan hidup dasar.
190 Bab l0: Resusitasi Jantung Paru
obstruksi belum lepas, usahakan berikan bagian depan dada korban dengan tangan
ventilasi udara karena kehilangan ke- terkepal.
sadaran dapat menyebabkan relaksasi o Pukulan ini dapat mengubah VF/taki-
otot-otot di sekitar laring dan me- kardia ventrikel (VT) dini menjadi irama
mungkinkan udara lewat. sinus.
r Di rumah.sakit pertimbangkan kri-
kotirotomi bila obstruksi berlanjut. Kompresi dada
Kompresi dada sebelumnya dinamakan
Posisi pemulihan
'pemijatan dada', dengan keyakinan yang
o Jika pasien bernapas, dan kecuali jika salah bahwa kompresi dada menyebabkan
akan memperparah cedera, singkirkan ekspulsi darah jantung ke dalam arteri
benda-benda yang mengganggu (misalnya besar. Sekarang dipercaya bahwa hal ter-
kacamata) dan posisikan korban ke posisi sebut tidak terjadi karena ekokardiografi
pemulihan. memperlihatkan bahwa katup jantung
. Posisi ini membantu rnenjamin jalan mengalami regurgitasi selama henti
napas tetap terbuka dan menghindari jantung, dan karena batuk saja dapat
jatuhnya lidah ke belakang dan meng- menghasilkan sirkulasi yang memper-
obstruksi jalan napas. tahankan hidup. Teori '.pompa toraks'
o Posisi ini juga meminimalkan risiko saat ini menjelaskan bahwa kompresi
inhalasi isi lambung. dada, dengan meningkatkan tekanan
intratoraks, mendorong darah keluar dari
Bantuan udara pernapasan ekspirasi
toraks, dengan aliran berikutnya teriadi
('mulut-ke-mulut') karena vena besar dalam toraks kolaps
. Dengan korban berbaring rata pada karena kompresi sementara arteri tetap
permukaan yang keras, berikan l0 napas lebar. Mekipun dilakukan dengan opti-
per menit dari udara ekspirasi dengan mal, kompresi dada tidak mencapai lebih
kontak mulut-ke-mulut, memencet bagian dari 30% curah jantung normal.
lunak hidung korban untuk menjamin o Carilah lokasi setengah bawah
udara yang diberikan mengisi paru korban sternum, dengan jari-jari tangan saling
sehingga dinding dada bergerak naik mengunci, dan dengan menggunakan
turun sesuai napas. kedua telapak tangan, tekan sternum
. Bantuan pernapasan ini biasanya me- secara veftikal sedalam 4-5 cm.
merlukan volume tidal sekitar 400-600 r Rekomendasi terbaru adalah melaku-
mL pada orang dewasa. kan 100 kompresi dada per menit.
o Jika Anda merupakan penolong satu-
Sirkulasi
satunya, setelah I 5 kali kompresi dada,
r Lihat apakah ada pergerakan korban, berikan dua bantuan napas ekspirasi
termasuk menelan atau bernapas, dan efektif.
rabalah denyut karotis selama 5 detik r Jika terdapat dua atau lebih penolong,
sebelum menentukan ada atau tidaknya berikan lima kali kompresi tiap satu kali
denyutan. bantuan napas, hentikan kompresi saat
r Periksalah kembali denyut tiap l0 diberikan ventilasi.
napas selama resusitasi.
t rt*nlffi. ':,,i'r;-',:.,i'
Pukulan prekordial
o Jika tidak ada denyut yang teraba, Bila RJP dilakukan di rumah sakit, manu-
berikan pukulan keras mendadak pada ver BLS biasanya tumpang tindih dengan
Bantuan hidup lanjutan t9t
bantuan hidup lanlutan (advanced life o lntubasi hanya boleh dilakukan oleh
suppordALS). Tatalaksana ALS dapat orang yang kompeten, jika tidak akan
dibagi menjadi tiga tahap. menyebabkan kehilangan waktu vital dan
I Resusitasi pasien dengan mengem- peningkatan hipoksemia. Pada keadaan
balikan pasokan darah yang cukup ter- ini, pasien lebih baik mendapat ventilasi
oksigenasi kd organ vital dengan melaku- udara pernapasan efektif.
kan kompresi dada dan bantuan ventilasi r Jika dilakukan intubasi, ventilasi ade-
udara pernapasan. kuat kedua paru harus dikonfirmasi
2 Restorasi curah jantung spontan, dengan stetoskop.
biasanya dengan defibrilasi. o Selama henti jantung dan resusitasi,
3 Telaah kemungkinan penyebab henti terladi perubahan karakteristik paru
jantung dan pemeriksaan lebih laniut yang karena peningkatan ruang rugi dan edema
mungkin diperlukan (Boks l0.l). paru yang akan menurunkan komplians
Algoritma ALS diberikan pada Paru.
Gambar 10.2. . Oksigenasi merupakan tujuan primer
sehingga harus menggunakan oksigen
Ventilasi
inspirasi 100% (FiO2). COryang kembali
Prinsip untuk menjamin dan memper-
ke paru dibatasi selama periode awal
tahankan saluran napas dan ventilasi sama
henti jantung sehingga volume tidal se-
seperti BLS, namun pasien harus diintu-
besar 400-600 mL mencukupi. Volume
basi dengan tabung endotrakeal bila
menit yang adekuat juga penting untuk
mungkin.
membersihkan CO, dan mencegah asi-
r ldealnya dilakukan intubasi namun
dosis hiperkarbik, terutama setelah pem-
masker saluran napas laringeal (laringeal
berian CO2 yang menghasilkan penyangga
mask) merupakan alternatif yang dengan
seperti natrium bikarbonat.
mudah dapar digunakan.
I cAMP)
j Gangguan elektrolit/glukosa Petbarki gangguan dengan tepat
192 Bab l0: Resusitasi Jancung Paru
*
Pasang monlior deflbrilator
*
Nilailah ]rama/periksalah
denyut nadi
\T/VT
r
* Selama RJP
Defibrilasi 3x, Perbaikr kemungkinan penyebab
sesual kebutuhan Perlksalah posisi dan kontM pada elektroda
Coba/verifikasi: lalan napas, oksigenasi, akses i.v.
Benkan adrenalin (eplnefiin) 1 mg i.v. tiap 3 mentt
Periimbangkan: antraritmia, atropln, pacu jantung,
larutan penyangga asam-basa
Y
R.lP 1 menit
RJP 3 memt
(1 menit bila segera
sesudah defibrilasi)
r Pengambilan sampel darah arteri untuk prosedur lain seperti kanulasi vena
(femoralis atau radialis), untuk pengukur- sbntral.
an gas darah dan pH harus diawasi secara . Tanda terbaik dari restorasi aliran
periodik (tiap 5- l0 menit) dan elektrolit darah teroksigenasi ke jaringan adalah
serta glukosa plasma harus diukur. pergerakan spontan pasien, usaha napas,
dan ukuran pupil yang kecil (mesl<ipun
pupil yang mengalami dilatasi tidak selalu
Sirkulasi
berarti kegagalan lika telah diberikan
Bila henti jantung terladi di rumah sakit,
atropin dan katekolamin selama henti
banyak staf biasanya cepat datang ke jantung).
tempat kejadian sehingga lima kompresi o Bila BLS efektif telah dilakukan, beri-
dada harus diberikan untuk tiap satu kan perhatian pada terapi aritmia.
ekspansi paru.
. Orang pertama yang datang di tempat
Aritmia
kejadian harus memeriksa denyut nadi
dan bila tidak ada, melakukan pukulan Pada orang dewasa, aritmia primer ter-
prekordial di dada pasien. sering adalah VF atau W tanpa denyut,
. Kompresi dada dan ventilasi yang dan sebagian besar yang selamat berasal
efektif merupakan kunci untuk memak- dari kelompok ini.
simalkan kemungkinan resusitasi yang Tingkat ketahanan hidup sangat ter-
berhasil, implementasi yang efektif hanya gantung pada situasi klinis di mana terjadi
boleh diinterupsi dalam waktu singkat VFA/T. Misalnya, VF pada saat kateterisasi
Bantuan hidup lanjutan I 93
semua yanS ada menjauh dari pasien dan gunakan dan vasopresin secara eksperi-
tidak terdapat kontak dengan pasien, men telah terbukti memiliki efek yang baik
tempat tidur pasien, atau Peralatan. r Aktivitas vasokonstriksi alfa-adrener-
gik dari epinefrin menurunkan pengum-
pulan darah di sirkulasi perifer yang
terjadi selama vasoparalisis terinduksi
asidosis, dan mengarahkan kembali darah
Penghantaran obat
ke otak dan jantung.
Selama henti jantung banyak obat akan r Efek beta-adrenergik epinefrin me-
digunakan, meskipun tidak ada yang ter- ningkatkan aktivitas sinus, nodus A-V, dan
bukti memperbaiki tingkat keselamatan. aktivitas idioventrikel, serta memberikan
Pemberian melalui vena masih merupa- stimulasi inotropik.
kan rute pilihan meskipun keputusan r lsoprenalin, meskipun memiliki efek
untuk memasang akses vena sentral atau beta-adrenergik yang tidak terlawan, me-
memberi obat melalui kanula vena perifer miliki aktivitas serupa dengan epinefrin
tergantung pada pengalaman orang yang namun lebih menyebabkan vasodilatasi
memasang jalur vena dan kecepatan daripada vasokonstriksi.
PemasanSannya. o Hati-hati menggunakan agen simpato-
o lnsersi akses vena tidak boleh me- mimetik bila henti jantung merupakan
nunda defibrilasi atau menginterupsi BLS akibat dari penyalahgunaan pelarut,
dalam waktu lama. kokain, atau obat simpatomimetik.
o Jika obat diberil<an melalui rute vena
perifer, tiap penyuntikan harus diikuti
Obat-obatan antiaritmia
oleh 20 mL bolus larutan garam fisiologis
untuk mendorong obat lebih dekat ke Belum terdapat bukti yang lengkap yang
sirkulasi sentral. menyokong rekomendasi penggunaan
. Penghantaran obat intratrakeal me- obat-obat antiaritmia, walaupun banyak
rupakan pilihan lini kedua karena farma- pengalaman klinis mengenai penggunaan
kodinamik yang tidak terduga. Obat-obat lidokain. Efek lidokain pada ambang de-
yang dapat diberikan melalui rute ini fibrilasi iantung dan apakah secara klinis
antara lain epinefrin (adrenalin), lignokain bermanfaat selama resusitasi masih di-
(lidokain), dan atropin. Dosis yang di- perdebatkan. Penggunaan atropin (3,0 mg
gunakan dua hingga tiga kali dosis vena intravena) untuk bradiaritmia telah
standar dan obat dilarutkan dengan larut- banyak digunakan dan menghasilkan blok
an garam fisiologis hingga volume minimal vagal sempurna pada durasi normal usaha
l0 mL. Setelah memasukkan obat melalui resusitasi.
trakea, berikan lima kali ventilasi untuk
meningkatkan dispersi ke percabangan Larutan pen)tangga asam-b:ura
bronkial, yang akan membantu absorpsi.
Pada orang yang sebelumnya sehat,
Penghantaran obat intrakardiak hanya
analisis gas darah arteri tidak menunjuk-
boleh dilakukan oleh staf berpengalaman
kan asidosis cepat atau berat selama
pada situasi khusus.
henti iantung, bila dilakukan BLS yang
[epat. Hanya mengukur tensi gas arteri
Vasopresor dapat menyesatkan dan hanya memiliki
Obat yang paling sering digunakan dalam sedikit hubungan dengan lingkungan in-
henti jantung adalah epinefrin meskipun ternal miokard atau nilai intraselular
norepinefrin (noradrenalin) kadang di- serebral. Peran agen penyangga-paling
Terapi obat t9s
sadar dan gagal memberi respons ter- Efek antagonis kalsium dan kortiko-
hadap stimulus (tanpa sedasi atau obat steroid yang mungkin bermanfaat masih
pelumpuh) setelah resusitasi yang lama belum terbukti.
memiliki prognosis yang lebih buruk.
Selain kedua keadaan ekstrem ini, prog-
nosis jauh lebih tidak jelas, terutama pada
tahap dini setelah resusitasi. Secara The 1998 European Resuscitation Council
umum, dilakukan kebijakan 'lihat dan guidelines for adult single rescuer basic
tunggu' dan konsultasi neurologis se- life support. BMJ 1998; 3 l6: 1870- 1876.
belum menentukan prognosis. Kerusak- The 1998 European Resuscitation Council
an serebral setelah henti lantung dapat guidelines for adult life support. BM/
diminimalkan dengan memberi perhatian 1998;316: 1863-1869.
lebih pada pH, gas, dan elektrolit darah.
Penyakit Katup Jantung
Diagnosis Pencegahan
Diagnosis demam reuma kadang sulit Terdapat persetujuan umum bahwa pro-
ditegakkan. Kriteria Jones yang direvisi filaksis jangka panjang setelah serangan
(Tabel I l.l) berfungsi sebagai penuntun demam reuma akut menurunkan mor-
dan mengurangi kemungkinan over- talitas akhir dan kemungkinan infeksi ber-
diagnosis. Dibutuhkan dua kriteria ulang. Pada populasi di mana kepatuhan
mayor atau satu kriteria mayor dan dua berobat merupakan masalah, direko-
kriteria minor, dengan bukti infeksi mendasikan pemberian penisilin benzatin
streptokokus sebelumnya untuk me- intramuskular 1,2 iuta unit tiap 4 minggu,
negakkan diagnosis demam reuma. namun rejimen yang biasa diberikan
Namun, tidak ada manifestasi yang adalah penisilin G oral 0,25 juta unit dua
spesifik. Karena kriteria bersifat klinis, kali sehari. Untuk pasien yang alergi ter-
penting untuk melakukan pemeriksaan hadap penisilin, diberikan eritromisin 250
yang teliti dan berulang, terutama karena mg dua kali sehari. Profilaksis antibiotik
beberapa tanda (misalnya murmur harus diteruskan selama 5 tahun setelah
lantung) mungkin transien. demam reuma akut atau hingga usia 30
tahun (mana yang lebih lama).
kelebihan beban tekanan namun ventrikel tahun dan kurang dari 2 tahun pada
akhirnya menladi kaku dan nonkomplians. pasien dengan sesak napas. Kematian
Gangguan fungsi diastolik yang terjadi mendadak terjadi pada semua kelompok
meningkatkan konsumsi okigen miokard, umur namun paling sering pada pasien
memendekkan periode pengisian arteri yang simtomatik.
koroner diastolik, dan menurunkan
tekanan perfusi miokard, yang kemudian Tanda fisrk (lihat Boks I 1.2)
menyebabkan iskemia subendokard. Tanda fisik yang paling penting dari steno-
Penyakit katup aona 203
Gambar 11.4 Hlpertrofl ventrtkel ktrr dan sfrajn' menandakan penyempitan orifisium
pada pasren dengan stenosls aorIa.
katup.
Ekokardiografi Doppler terbukti
sangat berguna dalam menilai stenosis
aorta (lihat Bab 3). Perbedaan tel<anan
sistolik maksimum melalui l<atup (tekanan
puncak instan) dapat dihitung dari ke-
cepatan maksimum yang dideteksi oleh
Doppler sebagai gradien (mmHg) = 4v2
mdet-1. Perkiraan tidal< dapat dipercaya
pada pasien dengan curah iantung rendah.
Pada keadaan ini, gradien Doppler se-
besar 40-50 mmHg mungkin bermakna.
Kateterisasi jantung dilakukan ter-
utama pada pasien yang datang dengan
Gambar 11.5 Radiografi toraks pada stenosis nyeri dada untuk delineasi anatomi
aorta. koroner.
Regurgitasi aora
Patogenesis
Beberapa mekanisme dapat menyebab-
kan regurgitasi aorta, baik proses pe-
nyakit yang mempengaruhi kuspis katup
atau pangkal aorta.
Meskipun terdapat penurunan insi-
Gambar 11.7 Prostesis katup mekanik densi sifilis, regurgitasi aorta sebagzii kon-
sekuensi aortopati meningkat, sebanyak
sepeftiga pasien yang menjalani pem-
bedahan.
Regurgitasi aorta akut dapat disebab-
kan ruptur atau perforasi kuspis sekun-
der akibat infeksi, diseksi aorta, dan,
walaupun jarang, trauma dada tertutup.
Penyakit jaringan ikat (misalnya
sindrom Marfan) kadang juga menyebab-
kan regurgitasi aorta akut.
Penyebab regurgitasi aorta kronis di-
cantumkan pada Tabel I 1.2. Pada pe-
nyakit pangkal aofta, kuspis sendiri dapat
terlihat normal namun peningkatan dia-
meter pangkal menyebabkan hilangnya
Gambar 11.8 Katup jaringan (xenograft) tumpang-tindih (koaptasi) kuspis yang
normal, menghasilkan perkembangan jet
regurgitan sentral.
Derajat regurgitasi tergantung pada
dikurangi sebesar 50%atau lebih. Namun, area katup aorta, denyut jantung, dan
pada sebagian besar pasien, prosedur ini gradien tekanan diastolik antara ventrikel
tidak lebih hanya merupakan prosedur kiri dan aorta. Pada awal penyakit, ven-
paliatif dengan stenosis berulang terjadi trikel kiri mempertahankan keluaran
dalam 6- l8 bulan setelah dilatasi balon dengan hipertrofi namun akhirnya ke-
yang berhasil. Lebih lanjut, tampaknya lebihan beban diastolik menghasilkan
perjalanan alami stenosis aorta tanpa dilatasi ventrikel kiri yang diikuti oleh
terapi tidak dimodifikasi oleh valvuloplasti penurunan aliran ke depan (forward) dan
balon. Hasil yang mengecewakan dengan hipertensi vena pulmonalis. Perubahan
teknik ini tidak mengejutkan karena denyut iantung atau resistensi vaskular
penyebab reduksi aliran pada mayoritas sistemik dapat mempengaruhi fraksi
pasien adalah kalsifikasi kuspis katup dan regurgitan.
bukannya fusi komisura.
Dengan risiko operasi yang rendah Gejala (lihat Boks I 1.3)
dan hasil fungsional yang bagus pada Sama seperti regurgitasi mitral, regur-
penggantian katup aorta, valvuloplasti gitasi aorta dapat ditoleransi dengan baik.
aorta harus dibatasi pada pasien simto- Tatalaksana yang tepat dipersulit oleh
Penyakit katup aorra 207
Abnormalitas kuspis
Perforasi Endokarditis infektlf
Reduksi area Penyakit reuma
Spondilitis ankilosa reumatoid
aorta kronis. I
L_._*,-_.
I
nya setelah terjadi kerusakan ventrikel i m*iqs * t"4 Tanda Regurgiasi Aorta i
yang cukup besar dan tidak dapat di- 1o Tekanan denyut nadi lebar i
Disnnu nok.urnal I
L_-,_ _-_--,-*-" -___*__*-*-**_ --,-i gurgitasi aorta akut EKG dapat normal.
208 Bab I l: Penyakit Karup Jantung
l lut
)
lr-- jantung.
Tatalaksana medis
Lebih dari 50% pasien dengan regurgitasi
ir
i
S;1 S2 S1
aorta yang tidak diterapi hidup setelah
i
i
I l0 tahun, maka biasanya dilakukan terapi
konservatif. Pasien asimtomatik dengan
iol
il regurgitasi aorta ringan harus diperiksa
i.r,-*--.-
ulang setiap 6 atau I 2 bulan dengan eko-
Gambar 11.9 Temuan auskultasi pada regurgitasi Doppler serial. Adanya dilatasi ventrikel
aorta. (a) Murmur awal diastolik. (b) Murmur aliran kiri dengan atau tanpa penurunan fungsi
sistolik dan murmur mid diastoLik (Austin Fhnt). ventrikel mengindikasikan perlunya
pembedahan. Terapi diuretik dan vasodi-
lator (misalnya penghambat enzim peng-
Dilatasi ventrikel kiri dapat menyebabkan
konversi angiotensin (ACE)) dapat di-
pembesaran jantung progresif pada radio-
gunakan sebagai manuver holding. Karena
grafi toraks. Meskipun aorta asenden
lesi katup ini juga rentan terhadap endo-
umumnya prominen, etiologi lesi l<atup
karditis infektil higiene gigi harus baik dan
tidak dapat ditentukan. Pada ekokardio-
semua pasien diberikan antibiotik pada
grafi regurgitasi aorta akut, dimensi ven-
prosedur dental serta operasi minor.
trikel kiri normal, seringkali berkaitan
dengan hipertrofi ventrikel kiri ringan.
Kontraktilitas baik dan berlebihan. Bila Intervensi bedah
regurgitasi aorta dibiarkan tanpa dilatasi,
Mortalitas dini dan lanjut setelah peng-
akan terjadi dilatasi ventrikel kiri dengan
gantian l<atup aorta sama dengan hasil
penurunan progresif fungsi sistolik, me- penggantian katup pada stenosis aorta
nyebabkan tampilan ventrikel kiri yang
(lihat hal.205). Pada pembedahan
jantung, sekarang ini penggantian pangkal
serupa dengan kardiomiopati hipertrofi k.
Abnormalitas pangkal aorta (seperti pada aorta tidak lagi merupakan faktor risiko
sindrom Marfan) juga dapat terlihat pada mortalitas dini.
ekokardiografi.
Ekokardiografi Doppler, terutama Penyakit katup mitral
pemetaan aliran berwarna, sangat sensitif
dan dapat mendeteksi regurgitasi aorta Penyakit katup mitral reuma
derajat rendah serta memetakan arah jet
yang dapat memberikan informasi Patogenesis
tambahan mengenai deralat keparahan Stenosis mitral merupakan konsekuensi
lesi. Kebanyakan ahli bedah meminta lanjut tersering setelah karditis reuma.
pasien menjalani aortografi sebelum Periode laten selama 20 tahun antara
mempertimbangkan intervensi bedah. infeksi akut dan disfungsi katup simto-
Ekokardiografi transtorasik (TTE) kon- matik tidak jarang terjadi dengan pasien
vensional pada orang dewasa memper- datang pada dekade keempat atau kelima.
lihatkan bagian proksimal pangkal aorta Pada pasien dari Timur Jauh dan Amerika
pada pencitraan, sementara ekokardio- Selatan, penyakit katup berat dapat ter-
grafi transesofageal (TEE) dapat mem- iadi pada awal usia duapuluhan.
Penyakit katup mitral 209
r Sesak napas
!
51 keras
r Ortopnu I
l. Murmur mid-diastolik
. Dispnu nol<turnal l. + opening snap i
o + Palpitasi (fibrilasi atrlum) I
+ Edema paru
I
L: ___,__-.,_-._. _
I
l
2t0 Bab I l: Penyal<it Katup Jantung
32 OS
alternatif yang cocok selain pembedahan ruptur otot papilaris. Regurgitasi berat
pada pasien tertentu. Trombus atrium mendadak menghasilkan edema paru akut
kiri harus disingkirkan dengan TEE, re- dini dan syok kardiogenik; tanPa PenS-
gurgitasi mitral harus minimal, dan hasil gantian katup mitral segera, 75% pasien
dilatasi mitral lebih baik bila katup tidak meninggal dalam 24 iam. Tidak sePerti
mengalami kalsifikasi tanpa bukti adanya regurgitasi mitral kronis, di mana ter-
fusi dan pemendekan korda. Balon lnoue dapat cukup waktu untuk mekanisme di-
dimasukkan dengan anestesia dari vena latasi atrium lciri dan ventrikel kiri kom-
femoralis kanan dan melalui pendekatan pensasi untuk beradaptasi pada beban
transseptal dari atrium kanan ke atrium volume. Penyebab lain regurgitasi mitral
kiri; balon kemudian didilatasi secukupnya akut antara lain destruksi katup (perforasi
sehingga menyebabkan pemisahan komi- kuspis atau ruptur korda) karena endo-
sura yang mengalami fusi (Gambar I l.l2). karditis infektif, ruptur otot papilaris
Mortalitas dini rendah dengan angka parsial, dan ruptur korda spontan.
kurang dari l% dan morbiditas sebesar
2-4%. Pengalaman awal menuniukkan
Regurgitasi mitral nonreuma kronis
bahwa hasil valvuloplasti balon mitral
sama dengan valvulotomi mitral, bahkan
Patogenesis
pada manula.
Degenerasi miksomatosa katup mitral
mengakibatkan abnormalitas katup ber-
Penyakit katup mitral degeneratif
kisar dari prolaps kuspis deraiat ringan,
Regurgitasi mitral akut timbul pada 5% populasi, hingga 'katup
Dalam 14 hari setelah infark miokard floppy' karena elongasi atau ruptur korda
akut, 0,4-0,5% pasien meninggal karena menyebabkan regurgitasi mitral ber-
regurgitasi mitral akut sekunder akibat makna.
,'"'.._
i ffi**as F$.7 Gejala Regurgiasi
I
Mitral
j o Rasa le1ah
j r Sesak napas
j . Ortopnu
o Dispnu nokturnal
o Palpitasi (fibrilasi atrium) Gambar 11.13 Temuan auskuitasi nada
regurgitasi mltral nonreuma.
214 Bab I l: Penyakit Katup Jantung
o overeksitasi postural.
Karena luasnya gelala, dokter cen-
ruang progresif pada ekokardiografi,
derung menganggap geiala tidak memiliki
maka dipertimbangkan intervensi bedah.
dasar organik. Penting untuk melakukan
Fibrilasi atrium harus diterapi seperti
anamnesis yang teliti dan mengkonfir-
pada stenosis mitral (lihat hal. 2l l).
masikan diagnosis prolaps katup' mitral
lnsidensi tromboemboli sistemik rendah
dengan ekokardiografi . Bukti pre-eksitasi
pada regurgitasi mitral murni, namun
atau perubahan repolarisasi inferior yang
pada pasien dengan fibrilasi atrium dire-
bervariasi dapat ditemukan pada EKG
komendasikan terapi dengan warfarin.
istirahat dan respons latihan 'positif palsu'
Intervensi bedah tidak larang didapatkan. Ektopik atrium
Gejala progresif rasa lelah atau sesak dan ventrikel dapat didokumentasikan
napas, atau bukti dilatasi ventrikel kiri dengan pengawasan Holter.
pada ekokardiografi (bahkan bila tanpa Prinsip terapi adalah memberikan
gejala) mengindikasikan kebutuhan penjelasan teliti kepada pasien dan me-
intervensi bedah. Hasil jangka panlang nenangkan pasien. Penghindaran stimulasi
rekonstruksi katup mitral lebih baik (misalnya teh dan kopi) dapat membantu
dibandingkan dengan penggantian katup dan, pada beberapa pasien, penyekat B
dengan mortalitas dini serupa sebesar dosis rendah (misalnya atenolol 25 mg
0-2%. Hasil terutama bagus pada per- sehari sekali) dapat bermanfaat. Pe-
Pemeriksaan penunjang
i.:iiirii: l',r:, Fibrilasi atrium pada EKG umum
ditemukan dan radiografi toraks hampir
Lihat Bab I 8. selalu menunjukkan pembesaran jantung
dengan tambahan gambaran penyakit sisi
'kiri.
..'P,sn ' il' Ekokardiografi mendemonstrasikan
dilatasi ruang-ruant sisi kanan, sering ber-
Patogenesis dan etiologi sama dengan geral<an septum paradok-
Katup trikuspid terdiri dari tiga daun sikal. Penyakit organik katup (misalnya
katup dengan ukuran yang berbeda. vegetasi) bisa terlihat. Pemeriksaan
Anulus katup merupakan struktur Doppler memungkinkan penilaian semi-
dinamis yang berubah ukurannya selama kuantitatif derajat keparahan regurgitasi,
siklus jantung. Regurgitasi trikuspid bersama dengan kalkulasi tekanan sistolik
paling sering merupakan regurgitasi ventrikel kakan. Banyak subjek normal
'fungsional', yaitu katup bocor sebagai memiliki regurgitasi trikuspid ringan pada
akibat dilatasi ventrikel kanan sekunder pemetaan aliran berwarna.
terhadap kelebihan beban tekanan,
sebagai contoh, akibat penyakit katup Tatalaksana
mitral atau aorta, atau kor pulmonal. Regurgitasi trikuspid dapat ditoleransi
Penyebab regurgitasi trikuspid lain yang dengan baik. Tatalaksana masalah sisi kiri
jarang adalah infark ventrikel kanan, (misalnya penggantian katup mitral) tepat
endokarditis infektii trauma, karsinoid, dilakukan, yang biasanya menghasilkan pe-
atau demam reuma. Stenosis trikuspid nurunan tekanan ventrikel kanan sehingga
sangat jarang di Eropa dan Amerika Utara mengurangi derajat keparahan regurgitasi
dan hampir selalu dikaitkan dengan trikuspid. Mungkin diperlukan anuloplasti
penyakit katup mitral. trikuspid tambahan pada kasus berat.
216 Bab I l: Penyakit Katup Jantung
Kehamilan <1
Fraktur <1,
Tidak diketahui 64
Malaise umum, anoreksia, penurunan Gambaran klasik lain adalah jari tabuh
berat badan, sakit kepala, berkeringat, (Gambar 12.2), pembesaran limpa, dan
dan rigor selama 4-8 minggu seringkali hematuria.
dikatakan sebagai penyakit virus yang Banyak gambaran klinis ini mungkin
'berkepanjangan'. tidak ditemukan, sehingga terjadi keter-
Gejala'lain berhubungan dengan lambatan diagnosis pada banyak pasien.
tromboembolisme sistemik yang Perjalanan klinis pada pasien tua bisa
mengenai setiap pembuluh darah besar sangat tidak khas dan pasien tetap tidak
atau deposisi kompleks imun yang me- mengalami demam sepanjang penyakit-
nyebabkan cedera vaskular pada kulit, nya.
sendi, ginlal, dan sistem saraf pusat (SSP). Manifestasi jantung antara lain taki-
Destruksi jaringan katup dapat me- kardia yang berkaitan dengan demam dan
nimbulkan gejala yang diakibatkan oleh anemia, bersama dengan murmur baru
peningkatan tekanan vena pulmonal atau murmur yang berubah. Keterlibatan
misalnya sesak napas, ortopnu, atau katup mitral teriadi pada 30-45% pasien
dispnu nokturnal. Perburukan gejala dan katup aorta l5-25%. Tanda khas re-
dapat terjadi dengan cepat bila katup gurgitasi mitral dan aorta mungkin tidak
aorta terinfeksi. jelas karena onset destruksi laringan yang
cepat. Kadang, pasien datang dengan re-
Tanda fisik (lihat Boks 12.2) gurgitasi katup berat tanpa ada murmur
Tanda fisik umum antara lain astenia, yang dapat dideteksi. Murmur lain ber-
demam, dan anemia. kaitan dengan lesi jantung dasar (misalnya
Banyak manifestasi perifer dari PDA, VSD).
kondisi ini yang diakibatkan oleh deposit Pada l0-15% pasien dengan endo-
kompleks imun di kulit (misalnya petekie, karditis infektii gejala utama addlah kom-
perdarahan' splintey' subungual (Gambar
12. l), nodus Osler, bercak Roth, dan
lesi Janeway).
r Demam I
i
. Anemia I
r
I
Xlurmur jantung I
. Splenomegali
I
r Tromboembolisme I
plikasi neurologis dan SSP yang teriadi komplemen hemolitik (Ca, C4, CHs0)
pada l5-30% pasien selama perjalanan berkurang pada 30% pasien.
penyakitnya. Mortalitas pada kelompok Mikroskopi urin menuniukkan hema-
pasien ini dua kali pasien tanpa komplikasi turia mikroskopik (kristal sel darah
neurologis. Komplikasi SSP endokarditis merah) dan proteinuria pada minimal
infektif antara'lain abses serebral, an- 50% pasien.
eurisma mikotik, meningitis, serebritis, Ekokardiografi tetap merupakan pe-
dan perdarahan subaraknoid. meriksaan penunjang utama untuk diag-
nosis endokarditis infektif, pengawasan
Pemeriksaan penunjang terapi, dan saat penentuan pembedahan.
Lalu endap darah (LED) yang tinggi (50- Ekokardiografi memungkinkan peng-
100 mmijam) dan protein reaktif-C gambaran anatomi termasuk adanya re-
(CRP) khas ditemukan, bersama dengan gurgitasi katup, ruptur korda, perforasi
leukositosis ringan dan anemia normo- kuspid, vegetasi, pembentukan abses,
sitik normokromik. Anemia hemolitik hubungan abnormal (pirau), dan efek he-
atau trombositopenia luga dapat ditemu- modinamik keseluruhan pada fungsi
kan meskipun jarang. ventrikel. Ekokardiografi transtorasik
Bakteremia pada endokarditis infektif harus dilengkapi oleh pemeriksaan trans-
bersifat kontinyu, sehingga tidak diperlu- esofageal yang meningkatkan sensitivitas
kan pengambilan kultur darah tidak harus dan detil anatomi (lihat Bab 3). Hasil
pada saat yang bersamaan dengan puncak visualisasi vegetasi meningkat dari sekitar
demam. Selain itu, tidak ada manfaat dari 65% menjadi 95% dengan pendekatan
pengambilan darah arteri, darah vena transesofageal.
sentral, atau sumsum tulang untuk kultur.
Enam set kultur darah yang diambil dalam Terapi antibiotik
waktu 60 menit sudah cukup. Dibuat Terapi antibiotik harus disesuaikan
kultur aerobik dan anaerobik dan kultur dgngan organisme penyebab (jika di-
tambahan yang mengandung penisilinase, ketahui) (Tabel 12.3 dan 12.4). Secara
jika penisilin telah diberikan dalam 48 umum, digunakan kombinasi antibiotik
jam sebelumnya. intravena selama 4 minggu, dengan peng-
Harus ada kerja sama erat antara awasan kadar antibiotik terhadap orga-
klinisi dan departemen mikrobiologi nisme secara in vitro di laboratorium.
rumah sakit untuk tatalaksana oPtimal Untuk organisme yang sensitif sePerti
pasien dengan endokarditis. Ahli mikro- Streptococcus spp., diberikan penisilin G
biologi dapat memberikan saran menge- l2-18 juta unitl24 iam dalam dosis ter-
nai kultur, pilihan antibiotik, pengawasan bagi yang dikombinasikan dengan netil-
kadar antibiotik, dan respons organisme misin I mg/kg tiap 8 jam, untuk mem-
in vitro. Pada rumah sakit regional, ahli pertahankan konsentrasi < I pg/ml. Peng-
mikrobiologi juga akan berhubungan gunaan aminoglikosida dapat dihentikan
dengan rumah sakit rujukan dan meng- setelah 2 minggu. Vankpmisin 30 mg/kg
atur transfer organisme bila dibutuhkan. per 24 jam dalam 2 dosis direkomenda-
Pada kasus endokarditis infektif sikan untuk pasien yang alergi terhadap
dengan kultur positif, organisme akan antibiotik B laktam. Untuk Enterococci
diisolasi dari kultur darah pertama pada spp., ampisilin 12 gl24 iam dalam dosis
60-90% kasus dalam 48 iam. terbagi dikombinasikan dengan netilmisin
Kompleks imun yang bersirkulasi di- (dosis seperti di atas). Staphylococcus
dapatkan pada 80-95% pasien dan kadar spp. harus ditirapi dengan flukloksasilin
Endokarditisinfektif 223
I
I
._,*-_-*___**J
Tabel 12.3 Rekomendasi saat ini mengenal terapi antibiotik untuk endokardltis infektif
Streptokokus vividans Awal vankomlsrn 1 g i.v. selama 100 menit dua kali
Steptococcus anlis, mitis, sehari untuk 4/52
sanguis, mutans, salivailus (NB. monitor kadar dalam darah untuk mencapai kadar
puncak pascainfus sebesar 30 mg/L dan kadar terendah
sebesar 5-10 mg/L), atau
sfieptococcus bovis Teikoplanin 400 mg 1.v. tiap 12 iam untuk 3 dosts dar
dosls rumatan sebesar 400 mg per hari, ditambah
Netilmisin B0 mg Lv. dalam 2 dosis untuk 2/52
(NB. monitor kadar dalam darah)
Diadaptasi dart Working Party of the Biltish Society of Antjmicrobjal Chemothetapy. Antibiotic
I fieatment of streptococcal, enterococcal, and slaphylococcal endocarditis. Heart 1.998 79. 207 10.
'..-_.-...'
Pasien risiko khusus (seperti di atas) Vankomisin 1 g dengan hfus perlahan selarloa 1 jam,
(alergi terhadap penisilln) ditambah
Netihrisin 120 mg i.m. tepat sebeium nduksi
Tabel 12.6 Rekomendasr saat inr mengenai bedah harus dilakukan dini, sebelum ter-
rejimen profilaksis antibiotlk terhadap endokardltis
jadi gangguan ginjal, resistensi/toksisitas
infektif.
antibiotik, dan perluasan infeksi intra-
kardiak. Regurgitasi aorta terutama harus
r infeksi katup jantung prostetik; diterapi dengan penggantian katup se-
. regurgitasi katup aorta atau mitral belum terjadi perburukan hemodinamik.
yang bermakna secara hemodinamik; Pada endokarditis infektif, penggantian
o infeksi dengan Staphylococcus spp.; katup aorta berhubungan dengan mor-
o endokarditis jamur; talitas perioperatif sebesar 4-8%, peng-
r pirau; gantian katup mitral dengan mortalitas
o pembentukan abses; sebesar 5-10%, dan tingkat pembedahan
o blok atrioventrikel; kembali sebesar 5-10%. Terdapat bukti
. vegetasi besar (diameter >10 mm) bahwa penggantian katup menggunakan
Penentuan waktu pembedahan sangat katup jaringan lebih unggul daripada
penting dan tergantung pada penilaian katup prostetik pada keadaan infeksi aktif.
klinis, termasuk penilaian pasien secara Pasien yang dibedah dini segera setelah
keseluruhan. Secara umum, intervensi komplikasi serebral (abses, stroke trom-
226 Bab 12: Endokard
intervensi bedah. Demam yang meng- The British Society of Antimicrobial Che-
hilang dan kemudian timbul kembali motherapy telah membuat satu susunan
setelah 2-3 minggu biasanya menandakan penuntun yang berkaitan dengan peng-
reaksi terhadap antibiotik; demam dapat gunaan profilaksis antibiotik yang tepat
dihubungkan dengan peningkatan kedua pada pasien dengan risiko endokarditis
pada LED atau CRP. Baik suhu maupun infektif. Tabel 12.5 mencantumkan
penanda peradangan abnormal mengalami indikasi profilaksis antibiotik dan Tabel
normalisasi pada saat antibiotik di- 12.6 mencantumkan rejimen obat ter-
hentikan. baru.
Perikard
Anatomi dar fungsi, 227 Efusi perikard dan tamponade lantung, 230
Perrl<arditls akut, 227 Bacaar lebih lanjrt. 232
Penkarditis konstriktif, 229
STRIP IRAMA: 1I
25 mm/detik, 1 cm/mV
Perikarditis konstriktif 229
kanan dapat dilampaui oleh tekanan i o Tidak ada penurunan 'y' dan
kantung perikard. Gradien tekanan trans- j eksagerasi penurunar 'x' pada tekanan i
diadaptasi untuk jalannya kateter drainase kateter dalam sedasi. Penyuntikan agen
ke dalam ruang perikard dengan kawat sklerosing ke dalam ruang perikard
penuntun menggunakan pendekatan setelah drainase tidak banyak memiliki
subxifoid atau transtorasik. Efusi ber- nilai dalam mencegah reakumulasi.
ulang, seperti yang terjadi pada keterlibat-
an perikard pada tumor ganas, mungkin Bacaan lebih lanjut
membutuhkan pembuatan satu jendela
antara ruang perikard dan pleural atau Baue AE, ed. G/enn's Thoracic and Cardio-
abdominal, menggunakan pendekatan vascular Surgery. Appleton and Lange,
bedah formal dengan mini-torakotomi. Tsamford, Connecticut, 1996.
Laserasi kantung perikard oleh balon Grossman W, Baim DS, eds. Cardiac Cathe-
terization, Angiography, and lnteryention.
yang dikembangkan dalam kantung
London: Lea & Febiger, 1991.
perikard dan kemudian diavulsi ke dalam
Soler-Soler J, Permanyer-Miralda G, Sagrista-
ruang pleural telah diterima sebagai Sauleda ), eds. Pericardial Disease: New
alternatif terhadap pembedahan formal lnsights and Old Dilemmas. London:
dan dilakukan dalam laboratorium Kluwer Academic, 1990.
Tumor Jantung
Sarkoma
Tumor metastatik
Sarkoma:
o jarang terjadi di iantung; Metastasis jaringan kanker ke jantung
o timbul paling sering di atrium kanan; merupakan keluhan utama yang jarang
. umumnya datang dengan gelala yang pada penyakit keganasan namun kadang
berkaitan dengan obstruksi aliran vena. terjadi pada neoplasma, terutama:
Definisi jenis tumor bergantung pada r karsinoma bronkus;
komponen selular primer dan termasuk o karsinoma payudara;
angiosarkoma, fibrosarkoma, atau rab- r melanoma malignan;
domiosarkoma. Terapi bersifat paliatif. o leukemia;
Eksisi bedah dapat dicoba namun biasanya o limfoma.
terbatas karena luasnya kerusakan bedah
. Konsekuensi jantung tersering dari
yang akan terjadi.
penyakit metastasis adalah:
o aritmia (biasanya fibrilasi atrium atau
tt-,,,tr,.,.,
Arnlomi: .,:,'lt .;.,t,.,:rt' blok jantung);
r efusi perikard maligna (terbentuk
Rabdomioma: perlahan dan dapat mencapai volume
. merupakan tumor jantung tersering besar sebelum memberikan efek hemo-
pada bayi dan anak-anak; dinamik).
Penyakit Aorta
Fi*il.r.
*fl
I *9
*+F -,.d'"'
i ,'4iifl'
lrg _"!
i .. dtr .
';F.#
1
;
j
I
i
l
q,
Tipe A
,'i
.n
!
.:n
li i!
:l{ l1
i:i
!f
tn
4t!
jr*
*x
it!
f r"i
+i
f{
e4
Pemeriksaan penunjang
r Pemeriksaan laboratorium rutin
sering tidak membantu diagnosis. Krea-
tinin yang meningkat bisa disebabkan oleh
penyakit ginjal yang telah ada sebelumnya,
hipertensi kronis, juga timbul secara akut
karena iskemia ginjal sebagai konsekuensi
dari diseksi yang meluas ke dan me-
libatkan arteri ginjal.
o Radiografi toraks sering memperlihat-
kan pelebaran mediastinum, meskipun
lm portabel anteroposterior cenderung
fi
memperbesar dimensinya.
. Aortografi kontras merupakan peme- (b)
ril<saan penunjang pilihan namun sekarang
Gambar 15.2 Diseksi aorta tipe A: (a) Prndaian
telah dilampaui oleh teknik pencitraan CT; (b) Pindaian MRL Panah menunjukkan lumen
noninvasif. Aortografi koroner jarang di- 'palsu' pada aona torakalis asenden dan desenden.
238 Bab I 5: Penyakit Aorta
pasien untuk mendapatkan citra yang gangguan organ vital (misalnya ginlal,
bagus (pasien harus diam) dan akses usus), perdarahan, atau bukti diseksi
pasien sulit didapatkan pada saat diperlu- lanjutan. Terapi antihipertensi jangka
kan dukungan hemodinamik serta re- panjang diindikasikan untuk semua pasien.
susitasi.
kalis terkena atau di antara sl<apula bila gunakan tandur alih yang dapat diletakkan
aneurisma di aorta desenden. Gelala secara endovaskular untuk menstabilkan
dapat muncul setelah kompresi struktur dinding aorta.
di sekitarnya. Peregangan saraf laringeus Pasien dengan dilatasi pangkal aorta
rekuren pada aneurisma di arkus dapat >5 cm atau aorta torakalis di mana pun
menghasilkan suara serak. Seringkali tidak >6 cm asimtomatik harus dipertimbang-
ada tanda fisik, hanya ditemukan hiper- kan untuk menjalani pembedahan karena
tensi yang menyertai. Bila aorta desenden dapat terjadi ruptur.
terl<ena, dilatasi pangkal aorta dapat
menyebabkan regurgitasi aorta.
Sindrom Marhn
Teknik pencitraan Terdapat kelainan genetik jaringan ikat
Radiografi toraks polos dapat memasti- yang mungkin dominan autosomal namun
lcan diagnosis namun penilaian yang lebih tidak terekspresi secara sempurna. Per-
detil mengenai lokasi aneurisma, ukuran, jalanan alami abnormalitas jaringan ikat
dan keterlibatan cabang besar penting bervariasi begitu pula manifestasi feno-
dalam tatalaksana keadaan ini. Aortografi tipik. Kisaran gambaran klinis ini antara
kontras merupakan pemeriksaan penun- lain:
jang pilihan namun sekarang telah diganti- r abnormalitas skelet;
l<an oleh pemindaian MRI dan CT, yang r araknodaktili;
juga digunakan untuk pemeriksaan lanjut- . subluksasi lensa;
an setelah intervensi bedah. o penyakit katup aorta dan mitral;
o penyakit aorta.
Tatalaksana Kerentanan terhadap dilatasi aneuris-
Teknik bedah bervariasi termasuk peng- ma aorta, terutama pangkal aorta, dan
gantian pembuluh darah aorta dengan diseksi aorta merupakan gambaran utama
tandur alih sintetis. Pembedahan memiliki penyakit aorta. Dilatasi pangkal aorta
risiko mortalitas atau morbiditas pasca- harus diawasi dengan baik dan peng-
operasi yang tinggi. Tergantung pada gantian pangkal aorta dilakukan bila
lokasi aneurisma dan pengalaman ahli dilatasi berkembang lebih lanjut. Dimensi
bedah, mortalitas berkisar antara 57" pangkal aorta absolut mungkin bukan
hingga sekitar 50%, dengan risiko ter-
merupakan penuntun risiko ruptur yang
besar untuk aneurima pada arkus aorta. akurat, namun tegangan dinding propor-
Penyebab tersering morbiditas adalah sional terhadap diameter pembuluh darah
sekuele neurologis, terutama paraplegia
(Hukum Laplace). Sebagian besar klinisi
dan paraparesis bila aneurisma melibat-
akan merekomendasikan pembedahan bila
kan aorta torakalis desenden, kerusakan
diameter pangkal aorta melebihi 5 cm.
serebral pada aneurisma di arkus aorta,
dan gagal ginjal setelah perbaikan aorta
torakalis desenden atau aorta torakoab- .' : i,''.tt,,"t,,,,,t',".t,.,
dominalis. Ketahanan hidup l0 tahun
sekitar 40% dan mungkin diperlukan r Penyakit ini, meskipun jarang, terjadi
pembedahan kembali selama pemeriksaan di seluruh dunia.
lanjutan karena dilatasi aneurisma pada o Sering pada perempuan Oriental
lokasi anastomosis antara tandur alih muda (rasio laki-laki:perempuan l:9).
sintetis dan aorta asli. Kemajuan terbaru Etiologi tidak diketahui namun di-
menawarkan kemungkinan pendekatan hubungkan dengan penyakit jaringan ikat
bedah dan intervensi baru dengan meng- dan kelainan autoimun.
240 Bab l5: Penyakit Aorca
aneurisma palsu kronis. Bila didiagnosis, obstruksi (nyeri, pucat, paraestesia, tidak
perbaikan bedah harus segera dilakukan ada denyut nadi, paralisis, atau serebro-
kecuali bila dikontraindikasikan karena vaskular). Pada 25% kasus, emboli ter-
cedera pasien, terutama yang melibatkan letak pada bifurkasio aorta (emboli
kepala. pelana). Embolektomi biasanya dapat
dilakukan dengan menggunakan kateter
Fogarty. Kateter ini merupakan alat ber-
Emboli aorta
ulung balon yang dimasukkan ke dalam
Kebanyakan emboli aorta (90%) ter- arteri yang terkena, ujungnya dimasukkan
bentuk dalam jantung kiri, keadaan- di distal emboli dan balon dikembangkan
keadaan yang mendorong terjadinya sebelum menarik kateter, sehingga me-
emboli ini adalah infark miokard dengan lepaskan emboli dengan tarikan balon.
pembentukan trombus mural, gangguan Atau, pelepasan dengan melihat langsung
ventrikel berat atau aneurima ventrikel, diperlukan dan mungkin membutuhkan
fibrilasi atrium dengan penyakit jantung diseksi bedah luas, hal ini dikaitkan
struktural, atau katup jantung prostetik. dengan mortalitas pembedahan sebesar
Sisa lO%-nya berasal dari sumber yang l5-20%. Karena risiko emboli berulang,
tidak diketahui, paling tidak beberapa pasien harus mendapatkan antikoagulan
mungkin berasal dari aterom pada oral jangka panjang.
dinding aorta. Meskipun emboli yang
berasal dari aorta ini kemungkinan ber-
ukuran kecil, emboli ini dapat menyebab-
Bae ,,l*bih llan
kan stroke, terutama bila aorta telah Baue, AE, ed. G/enn's Thoracic and Cardio-
disilang dan diklem selama pembedahan. vascular Surgery, 6'h edn. Maidenhead:
Bila emboli besar tersangkut di aorta Appleton and Lange, I 996.
atau cabang besarnya, gambaran klinis Svensson LG, Crawford ES. Cadiovascular
adalah gejala iskemia mendadak yang . and Vascular Drseases of the Aorta.
mempengaruhi jaringan di distal lokasi London: WB Saunders Co, 1996.
Hipertensi Paru dan
Tromboemholi Paru
o l-triptofan;
. hipertensi portal;
Pendahuluan o kelainan jaringan ikat (sindrom kalsi-
Sirkulasi paru merupakan sistem berte- nosis, Raynaud, esofagus, sklerodaktili,
kanan rendah dengan tekanan arteri pul- teleangiektasia (CREST));
monalis rerata saat istirahat <20 mmHg. e infeksi HIV;
Tekanan akan lebih tinggi sementara pada r sindrom keracunan oli.
latihan atau di ketinggian namun bila PH sangat jarang dan dapat disebabkan
tekanan terus-menerus >20 mmHg oleh oklusi progresif vena pulmonalis,
dalam keadaan istirahat akan terjadi bukannya pada pembuluh arteri (penyakit
hipertensi paru rten si o nl veno-oklusif paru), yang tidak diketahui
Qtu I m o nary hype
PH). Bila respons arteriol sistemik ter- etiologinya.
hadap hipoksia adalah vasodilatasi, pem- . Penyebab PH sekunder antara lain:
buluh darah paru iustru mengalami vaso- o penyakit paru obstruktif kronis
konstriksi. Bila terjadi PH tanpa adanya (PPOK);
penyebab yang jelas, maka dinamakan o fibrosis paru;
'primer' atau idiopatik. Bila ditemukan o gagal napas karena abnormalitas
sebab yang jelas, PH disebut'sekunder'. dinding dada;
. apnu tidur (s/eep apnoea)i
Etiologi o penyakit tromboemboli paru kronis;
PH primer merupakan satu kondisi yang o penyakit jaringan ikat;
langka, terdapat pada perempuan mini- . .hidup di daerah tinggi:
mal dua kali lebih sering dibandingkan r penyakit jantung sisi kiri (misalnya
laki-laki dan biasanya terjadi pada dekade katup mitral, gagal ventrikel kiri kronis);
kedua dan ketiga. Etiologinya tidak di- o penyakit jantung kongenital dengan
ketahui namun faktor-faktor yang di- aliran darah paru tinggi kronis (defek
laporkan mempengaruhi antara lain: septum ventrikel (VSD), defek septum
o obat-obatan anoreksia (misalnya fen- atrium (ASD), duktus paten).
fluramin);
o kokain; Patotisiologi
o obat-obatan kemoterapi (misalnya Sirkulasi paru normal bereaksi terhadap
mitomisin C, bleomisin, siklofosfamid, peningkatan aliran darah yang berhubung-
karmustin); an dengan latihan fisik dengan cara
Hipertensi paru 243
vasodilatasi dan rekruitmen pembuluh lanjut, maka gejala akan meliputi gejala
darah yang tidak mengalami perfusi saat PH primer.
istirahat. Penurunan resistensi pembuluh Apapun etiologinya, tanda-tanda PH
darah paru (pulmonary vascular resis- adalah:
tancelPVR) memungkinkan ventrikel r peningkatan tekanan vena jugularis
kanan yang normal mengakomodasi per- flVP);
ubahan besar pada pengembalian vena r takikardia sinus atau AF;
(venous return) tanpa meningkatkan r tekanan darah sistemik normal atau
tekanannya. Peningkatan PVR mensti- rendah;
mulasi perkembangan hipertrofi ventrikel r sirkulasi perifer buruk (ekstremitas
kanan (RV) dan selama beberapa saat, dingin);
aliran darah paru normal dapat diper- o sianosis sentral dan/atau perifer;
tahankan dengan PH. Ventrikel kanan o bunyijantung ketiga/keempat RV (S3/
yang semakin mengalami hipertrofi mem- s4);
butuhkan aliran darah miokard yang lebih o komponen paru (P2) bunyi iantung
banyak yang tidak dapat dipenuhi oleh kedua terdengar keras;
pasokan l<oroner, sehingga mengakibat- . regurgitasi trikuspid;
kan iskemia miokard dan nyeri dada. r edema;
Seiring dengan perburukan PH maka r mungkin pembesaran hati dan asites.
ventrikel kanan mengalami dilatasi dan Jari tabuh dapat dilihat pada penyakit
gagal mempertahankan aliran paru paru kronis tertentu dan penyakit jantung
normal. Curah jantung turun dan to- kongenital sianotik, sementara tanda
leransi latihan memburuk dengan pro- tambahan spesifik untuk abnormalitas
gresif hingga muncul gejala saat istirahat. jantung dasar dapat ditemukan. Penting
PH lanjut, terutama jenis 'primer', dapat diingat bahwa pada PH lanjut karena pada
menyebabkan aritmia atrium (fibrilasi pirau kiri-ke-kanan yang lama (sindrom
atrium) dan aritmia ventrikel (takikardia .Eisenmenger), murmur jantung mungkin
ventrikel, fibrilasi ventrikel) dan pasien tidak ada karena ekualisasi tekanan paru
memiliki risiko kematian mendadak. dan sistemik. Hipoksemia sebagian dapat
Aliran darah paru yang lambat dan poli- membaik dengan inspirasi oksigen 100%
sitemia sekunder akibat hipoksemia me- (FO2), kecuali pada keadaan pencampur-
ningkatkan risiko trombosis paru in situ. an arteriovenosa (pirau jantung konge-
nital) di mana darah vena pulmonalis
Gamhann klinis telah teroksigenisasi secara maksimal.
Meskipun progresi PH primer sangat ber- Pada anak-anak, perbedaan respons ter-
variasi, pasien biasanya tidak menladi hadap peningkatan FiO, ini membantu
simtomatik hingga kondisi lanjut. Dispnu membedakan penyebab hipoksemia
sering terjadi, dan rasa tidak enak di dada jantung dari paru. Apnu tidur, karena
seperti angina yang terletak di sentral obstruksi nasofaring intermiten, terjadi
serta sinkop dapat timbul pada latihan. terutama pada individu obesitas, me-
Pasien mungkin menyadari sianosis nyebabkan dengkur dan kualitas tidur
jaringan. Sebaliknya, pasien dengan PH buruk. Hipoksemia nokturnal kronis
sekunder biasanya datang dengan gejala mengakibatkan dan dapat menyebabkan
berkaitan dengan etiologi dasar PH PH sekunder.
(misalnya penyakit paru, penyakit jantung
kongenital, trombosis vena, dan emboli Diagnosis
paru (pulmonary embolism). Jika PH telah Elektrokardiogram (Gambar I 6.l)
244 Bab l6: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru
pun sedikit sehingga kesimpulan yang kehamilan, terapi sulih hormon, dan
diambil tidak terlalu pasti. Namun, opini keadaan lain yang lebih jarang (misalnya
saat ini mendukung antikoagulasi dengan sindrom hiperviskositas, sindrom
warfarin pada pasien dengan PH primer nefrotik).
untuk mendapatkan INR sebesar 2,5-3,0. Beberapa pasien dengan EP memiliki
Tidak ada bukti bahwa antikoagulan abnormalitas pembekuan primer dasar
memberi manfaat pada pasien dengan PH yang memudahkan mereka mengalami
namun mungkin hal ini disebabkan karena hiperkoagulasi, seperti defek fibrinolisis,
penggunaan antikoagulan belum terlalu peningkatan kadar antibodi antifosfolipid,
banyak diteliti hingga sekarang. dan defisiensi kongenital antitrombin lll,
protein C, protein A, atau plasminggen.
r, iili;i,.l'.,..,,;,',:
Abnormalitas koagulasi ini jarang dan tes
,;t'.i.,
skrining rutin tidak efektif dari segi biaya,
Pendahuluan kecuali untuk pasien yang berusia kurang
Di AS, terdapat sekitar 600.000 kasus dari 50 tahun, pasien dengan riwayat
emboli paru (EP, pulmonary embolisml keluarga dengan tromboemboli, dan
PE) simtomatik tiap tahun, menyebabkan pasien dengan episode EP berulang
kematian 60.000 pasien dan memberi tanpa adanya penyebab yang jelas. Re-
kontribusi pada kematian 200.000 lainnya. sistensi terhadap protein C teraktivasi,
Di lnggris, sekitar 20.000 pasien yang disebabkan oleh mutasi gen faktor
meninggal tiap tahun di rumah /,akit V (mutasi Leiden), telah diidentifikasi.
karena EP dan sekitar 40.000 mengalami Resistensi ini dapat terjadi pada 5%
episode nonfatal. Tiap tahun sekitar I populasi, meningkatkan risiko trombosis
per 1000 populasi lnggris akan meng- sebesar 8- l0 kali pada kelompok ini,
alami EP, terutama selama atau segera dan ditemukan pada 20% pasien dengan
sesudah masa perawatan di rumah sakit; trombosis.
insidensi meningkat seiring penambahan
usia. Di rumah sakit umum akut, EP Patolisiologi
memberi kontribusi pada l% dari seluruh Efek klinis EP tergantung pada:
perawatan dan 15-20% kematian.
o deraiat obstruksi vaskular paru;
o pelepasan agen humoral vasoaktif dan
Etiologi bronkokonstriksi dari platelet teraktivasi
Trias klinis klasik yang merupakan pre- (misalnya serotonin, tromboksan A2);
disposisi tromboemboli paru dideskripsi- o penyakit kardiopulmonal sebelumnya;
kan oleh Rudolph Virchow tahun 1856, r usia dan kesehatan umum pasien.
yaitu: Afterload RV meningkat secara ber-
I trauma lokal pada dinding pembuluh makna bila lebih dari 25% sirkulasi paru
darah; mengalami obstruksi. Awalnya hal ini
2 hiperkoagulabilitas; mengakibatkan peningkatan tekanan RV,
3 stasis darah. kemudian diikuti oleh dilatasi RV dan
Sebagian besar pasien dengan EP me- regurgitasi trikuspid, dan dengan mulai
miliki kondisi klinis yang berkaitan dengan gagalnya ventrikel kanan, terjadi penurun-
faktor-faktor predisposisi ini, seperti an tekanan RV. Ventrikel kanan yang
trauma mayor, pembedahan dalam waktu normal tidak mampu meningkatkan
dekat sebelumnya, obesitas dan imo- tekanan arteri pulmonalis lebih banyak
bilitas, merokok, peningkatan usia, di atas 50-60 mmHg sebagai respons ter-
penyakit keganasan, pil kontrasepsi oral, hadap obstruksi mayor mendadak pada
Emboli paru (EP) 247
TD, tekaran darah; EKG, elektrokardiogram; J\F, tekanan vena lugmlaris; P2, suara pulmonai kedua
PA, arteri pulmonalis; EP, emboli paru; 33, bunyi lantung ketiga; 34, bunyi iartung keempat.
Tabel 16.1 Perbedaan khnis antara berbagai kanan. Bila terlihat foramen ovale Paten
presentasl EP atau ASD, berikan perhatian khusus pada
tatalaksana kemungkinan embolisme
paradoksikal dari sirkulasi vena ke
nyaman di dada saat aktivitas fisik dan sistemik.
temuan klinis yang didapatkan meruPa- Perubahan radiografi toraks. sering
kan akibat dari kelebihan beban tekanan nonspesifik. Dilatasi arteri pulmonal
RV. proksimal mayor, dan area oligemia paru
dapat menandakan adanya obstruksi
Pemefiksaan penuniang arteri mayor. Gambaran opak berbentuk
Elektrokardiografi mu ngkin memperlihat- baji di lapangan paru perifer karena infark
kan sinus takikardia atau normal pada paru, dengan atau tanpa efusi pleura kecil,
EP minor, namun memperlihatkan ab- dapat terjadi pada EP minor. Pada PH
normalitas khas pada sekitar 30% pasien tromboemboli kronis, rasio l<ardiotorasik
dengan EP masif. Abnormalitas ini antara dapat meningkat dan mungkin ada
lain pola S I, Q3, T3 (gelombang S di gambaran yang menandakan dilatasi RV,
lead l, gelombang q dan gelombang T oligemia berbercak, dan dilatasi arteri
terbalik di lead lll), blok cabang serabut pulmonalis utama. Bila diduga EP, radio-
kanan, p pulmonal, dan deviasi aksis ke grafi toraks normal pada pasien yang
kanan. Perubahan nonspesifik, antara lain mengalami sesak napas akut dan hipok-
sinus takikardia, AF, dan inversi Selom- semia meningkatkan kemungkinan diag-
bang T di lead anteroseptal (Vl-V3), nosis EP. Radiografi toraks sering lebih
didapatkan pada 80-90% kasus EP. membantu bila mengindikasikan diagno-
Ekokardiografi: bisa terlihat dilatasi sis alternatif (misalnya pneumonia
iantung kanan dan perkiraan tekanan RV lobaris).
mungkin dilakukan bila dideteksi regur- Pemindaian paru V/Q isotop radio-
gitasi trikuspid. Adanya disfungsi RV di- nuklida (Gambar 16.3): pindaian perfusi
kaitkan dengan keluaran yang buruk. normal menyingkirkan EP bermakna.
Kadang, trombus bisa dilihat di jantung Namun, per{usi abnormal timbul pada
Emboli paru (EP) 249
# "#.
'&#
keadaan lain selain EP, seperui penyakit Gambar 16.4 Angiogranr paru memperlihatkan
EP masif menempati sebagian besar arteri
paru kronis dan pneumonia, dan bila pe-
pulmonahs utama kanan.
nilaian ventilasi dibuat secar'a simultan,
bukti adanya ketidal<seimbangan V/Q
sangat meningkatkan kemungkinan EP se- membantu menentukan apakah terdapat
bagai penyebab penurunan perfusi. EP.
Pindaian radionuklida biasanya dilaporkan o-dimer: pada keadaan di mana ter-
sebagai kemungkinan EP rendah, sedang, bentuk trombus, proteolisis fibrin yang
atau tinggi. Bila sugestif EP, pemindaian dimediasi oleh plasmin melepaskan frag-
radionuklida cenderung untuk menilai- men o-dimer. Peningkatan kadar o-dimer
rendah derajat keparahan angiografi dan ditemukan pada 90% pasien dengan EP
gangguan hemodinamik EP. yang dibuktikan dengan pemindaian V/Q
Angiografi paru (Gambar 16.4): pasien paru. Peningkatan kadar ini walaupun
dengan pindaian perfusi isotop normal sensitif untuk EP, namun tidak spesifik.
sangat tidak mungkin mengalami EP. Kadar o-dimer juga meningkat hingga I
Diagnosis EP dianggap dapat ditegakkan minggu pascapembedahan, pada infark
pada pasien dengan indeks kecurigaan miokard, sepsis, dan penyakit sistemik
klinis EP tinggi dan pindaian isotop me- lain. Dalam kaitannya dengan penilaian
nunjukkan kemungkinan EP. Kedua klinis, o-dimer normal memiliki tingkat
kelompok pasien ini kadang-kadant mem- akurasi prediktif negatif sebesar 97%
butuhkan angiografi. Namun, bila indeks sehingga dapat berguna dalam menying-
l<ecurigaan l<linis sedang atau tinggi dan kirkan keberadaan trombosis vena.
pindaian isotop ekuivokal, angiografi
harus dipertimbangkan. Tatalaksana (Gambar 16.5)
Magnetic resonance imqgrng (MRl) Anamnesis gejala dan faktor risiko pasien
dan pemindaian CT, terutama CT spiral harus didapatkan dengan jelas. Dengan
(helilal) diperkuat kontras, semakin sedikit pengecualian, pasien yang diduga
banyak digunakan dan dapat mendeteksi mengalami EP harus mendapatkan pe-
emboli yang tidak diduga secara klinis. meriksaan radiografi toraks dan EKG dan
Pemindaian CT merupakan pemeriksaan dirujuk untuk pemindaian V/Q paru. Bila
pilihan pada pasien dengan dugaan EP indeks kecu rigaan l<l i nis ti nggi, antikoagu l-
yang juga memiliki penyakit paru se- an haru.9 dirnulai, tanpa menunggu hasil
belumnya karena memungkinkan penilai- pemeriksaan penun jang. Selain terapi
an penyakit paru tersebut, selain juga suporcif (misalnya analgesia dan oksigen),
250 Bab l6: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru
*
Pindaian V/O paru
f
Probabilitas menengah
*
Probabilltas tinggi
,l,T
Bukan EP
i ,1.
Terapi untuk EP
I
Terapi
EP minu akut anajqesia, oksigen, hepalin, warfarln
EP mayu akut koloid i.v. okslgen, heparin, (inotrop)
trombolisis (emblolektomi), warfarin
strategi yang beralasan adalah memberi- respons terhadap terapi. Jika pengawasan
kan 100 lU/lg heparin sebagai dosis awal, vena sentral tidak dapat dilakukan, oksi-
diikuti oleh infus 1000-2000 lU/iam. metri arteri transkutan dapat mem-
Risiko perdarahan lebih rendah dengan berikan penilaian resolusi. Jika mungkin,
infus heparin intravena kontinyu di- insersi infus arteri harus dihindari bila
bandingkan derigan dosis bolus intravena diberikan trombolisis.
intermiten. Heparin LMW dapat diguna- EP masif memiliki mortalitas dini yang
kan pada pasien dengan hemodinamik tinggi dan terapi segera harus dilakukan.
stabil ( I 50-200 mgi lg berat badan, sekali Kecuali dikontraindikasikan, berikan 1,5
sehari). Bila warfarin dimulai selama juta U streptokinase selama 2 iam,
trombosis aktif, kadar protein C dan dengan atau tanpa hidrokortison.(100
protein S turun, menghasilkan potensi mg), diikuti oleh streptokinase 100.000
trombogenik. Maka pemberian warfarin lU/iam i.v. selama 24-72 iam dan
oral harus diimbangi dengan heparin kemudian warfarin dan heparin, hingga
simultan i.v selama 4-5 hari. Antikoagulan didapatkan antikoagulasi oral yang
oral diberikan untuk mencapai INR se- adekuat. Di AS urokinase lebih dipilih
besar 2,5-3,0 dan biasanya dilanjutkan daripada streptokinase dan telah di-
selama 3-6 bulan, meskipun durasi ideal bandingkan dengan aktivator plasminogen
terapi tidak diketahui. Jika koagulopati jaringan (tPA). Studi-studi mengimplikasi-
primer diidentifikasi, terapi jangka paniang kan resolusi trombus paru yang lebih
dengan war"farin harus diteruskan. cepat dengan tPA i.v. 100 mg selama 2
jam dibandingkan dengan urokinase,
EP mayor akut namun efeknya serupa setelah 12-24 iam.
lnfus tPA arteri pulmonalis telah terbukti
Bila perlu, resusitasi harus dilakukan
tidak lebih baik daripada pemberian
sebelum pemeriksaan penuniang. Pasien
intravena.
didongakkan pada posisi dengan posisi
kepala di bawah, diberikan oksigen, dan
dipindahkan ke unit perawatan intensif PH tromboemboli kronis
(intensive care unitACU) atau unit Karena perjalanannya yang tidak jelas, PH
dependensi tinggi (high dependency unitJ tromboemboli kronis umumnya muncul
HDU) di mana dapat dilakukan peng- lanjut, pada tahap di mana hanya ada
awasan hemodinamik dan respirasi. sedikit alternatif dari tromboendarterek-
Akses vena sentral harus dimasukkan tomi paru atau transplantasi paru atau
untuk mengukur tekanan vena dan me- jantung-paru. Meskipun vasodilator telah
mungkinkan pemberian koloid intravena digunakan untuk terapi PH kronis, vaso-
dengan berhati-hati dan inotropik serta dilator tidak efektif jika kelainan primer
trombolitik. Jika direncanakan pemberian adalah oklusi arteri pulmonalis yang di-
terapi trombolitik, gunakan pendekatan sebabkan oleh trombus yang menetap,
jugular daripada infraklavikular. Bila akses meskipun dapat membantu rekruit
vena sentral didapatkan, pemasangan pembuluh darah paru sisanya. Oksigen
kateter arteri pulmonalis termodilusi domisilier dapat membantu mengurangi
harus dipertimbangkan karena memung- gejala.
kinkan pengukuran serial curah iantung
dan pengawasan tekanan arteri pulmo-
nalis serta saturasi oksigen vena campur-
an, yang membantu menilai laiu resolusi Jika diagnosis EP telah ditegakkan, hanya
obstruksi arteri pulmonalis sebagai sedikit yang bisa didapatkan dari peme-
Trombosis vena dalam 253
riksaan vena-vena dalam karena hampir trombosis vena proksimal namun kurang
semua pasien mengalami DVT, meskipun sensitif (80% pada pasien simtomatik dan
banyak yang tidak memberikan geiala. 40-50% pada pasien asimtomatik) dalam
Pada pemeriksaan otopsi pasien yang mendeteksi trombosis vena betis. Jika
meninggal karena EP, 83% mengalami hasilnya normal namun dugaan klinis
DW tungkai namun hanya 19% yang me- trombosis vena tinggi, tes harus diulang
nunjukkan gejala. Begitu pula, EP dapat setelah 3-5 hari. Pemeriksaan yang nor-
asimtomatik pada pasien dengan DVT. mal dan nilai o-dimer plasma normal
Pada studi terapi DVT tungkai proksimal, hampir selalu menyingkirkan trombosis.
40% pasien mengalami EP asimtomatik, Diagnosis trombosis vena berulang
diagnosis EP didasarkan pada pindaian seringkali sulit karena pemeriksaan dapat
V/Q abnormal. abnormal sebagai akibat dari episode
sebelumnya. Bila tidak ada penyebab
Pemeriksaan penunjang DVT yang jelas, keganasan yang ter-
Jika diagnosis EP kurang jelas, atau pe- sembunyi harus dicari, terutama bila
mindaian radionuklida paru atau angio- terjadi DVT berulang. Prosedur bedah
grafi paru tidak tersedia, pemeriksaan memiliki risiko DVT tertinggi termasuk
vena-vena dalam dapat membantu. Jika operasi pelvis, panggul, dan lutut; tanpa
kecurigaan klinis EP dan pemindaian paru profilaksis, 60-80% pasien ini mengalami
radionuklida ekuivokal, pemeriksaan DVT. Pasien yang menderita trauma
penunjang mengimplikasikan adanya DVT, mayor, infark miokard, stroke, dan ke-
terutama di proksimal betis, meng- lainan trombofilik juga memiliki risiko.
indikasikan perlunya antikoagulan. Sekitar Pada pasien-pasien ini, heparin subkutan
75% pasien yang datang dengan dugaan dosis rendah (5000 lU dua atau tiga kali
klinis DVT tidak mengalami DVT. Hanya sehari), stoking antiembolisme, dan kom-
50% pasien dengan DVT memperlihatkan presi tungkai pneumatik intermiten dapat
gejala klasik berupa betis yang mem- . bermanfaat. Penggunaan heparin sub-
bengkak dan nyeri tekan dengan tanda kutan perioperatif dapat mencegah 66%
Homan positif dan gejala-gelala ini dapat DVT, dan bermakna mengurangi EP fatal.
ada pada pasien tanpa DVT. Maka, iika Heparin LMW dapat bermanfaat dan
diduga DVT, diperlukan pemeriksaan digunakan sebagai profilaksis pada pasien
penunjang lebih lanjut. ortopedi.
Venografi kontras merupakan peme-
riksaan baku emas standar yang meniadi Terapi
titik sandar penilaian teknik pletismografi Antiko4gulan: terapi untuk DVT prok-
impedansi, pemindaian tungkai radio- simal adalah heparin intravena, mulanya
fibrinogen, dan Dupleks (penilaian aliran diberikan sebagai bolus dengan dosis
Doppler dikombinasikan dengan pe- 5000 lU dan dilanjutkan dengan infus
mindaian ultrasonografi) yang lebih baru. kontinyu minimal 30.000 lU/hari selama
Akurasinya dalam mendeteksi DVT ter- 4-7 hari. Dosis harus disesuaikan ber-
gantung pada pengalaman operator. dasarkan hasil tes laboratorium. Pasien
Ultzsonografi lebih tidak invasif dari- yang mendapatkan heparin dengan dosis
pada venografi dan lebih akurat daripada antikoagulasi subterapeutik dalam 24 iam
pletismografi impedansi. Oleh orang yang peftama mengalami l5 kali tingkat reku-
berpengalaman, dan dengan penggunaan rensi trombotik daripada pasien yang
Doppler dupleks berwarna, ultrasono- mendapatkan antikoagulan adekuat. Pem-
grafi vena femoralis, popliteal, dan betis berian heparin subkutan intermiten,
sangat sensitif (>90%) untuk mendeteksi 17.500 lU dua kali sehari, terutama
2s4 Bab 16: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru
dengan LMW, juga efektif dan me- geiala nyeri, pembengkakan, dan kadang
mungkinkan pasien keluar dari rumah ulserasi tungkai bawah. Sindrom ini
sakit lebih cepat. Tiga meta-analisis data terjadi pada lebih dari 50% pasien dengan
dari studi-studi yang membandingkan DVT proksimal dan pada sekitar 33%
LMW dengan heparin tidak terfraksi pasien dengan trombosis vena betis.
konvensional' mengimplikasikan bahwa Terapi DVT betis masih kontro-
heparin LMW lebih efektif dalam men- versial. Studi diagnostik mengimplikasi-
cegah rekurensi dan menyebabkan lebih kan bahwa hanya20% trombus vena betis
sedikit efek samping perdarahan. Sedikit meluas ke vena proksimal dalam 2
penurunan jumlah platelet umum terjadi minggu sejak pasien datang. Sisanya
pada tahap awal terapi heparin tidak ter- mungkin kecil dan mengalami resolusi
fraksi namun hanya3% pasien mengalami tanpa konsekuensi apapun. Satu studi
trombositopenia imun yang dimediasi mengimplikasikan bahwa tingkat mor-
oleh imunoglobulin G (lgc) yang dapat biditas lebih rendah pada pasien yang
berat dan harus diduga bila jumlah plate- mendapat antikoagulan untuk DVT betis
let di bawah 100.000/mm3 atau kurang dibandingkan dengan pasien yang tidak
dari 50% kadar terendah. Penggunaan he- mendapatkannya namun jumlah pasien
parin LMW menurunkan kejadian kom- yang diteliti sedikit. Jika antikoagulan tidak
plikasi ini secara bermakna. diberikan, ekstensi trombus di proksimal
Antikoagulasi oral dengan war{arin betis dapat dinilai dengan ultrasonografi.
harus segera dimulai, ditujukan agar
mendapatkan INR sebesar 2,5-3,0. Durasi
optimal terapi antikoagulan oral tidak
jelas. Hasil dari tiga studi acak mereko- American Thoracic Society. The diagnostic
mendasikan bahwa terapi diberikan approach to acute venous thromboem-
minimal 3 bulan dan mungkin selama 6 bolism. Am/ Respir Crit Care Med 1999:
bulan. Pasien dengan episode berulang 160: 1043-66,
harus mendapat warfarin jangka panjang. Arcosaoy S. Thrombolyric therapy for pul-
Perempuan hamil yang membutuhkan monary embolism. A comprehensive
antikoagulan harus diterapi dengan hepa- review of current evidence. Chest 1999;
rin tidak terfraksi atau LMW, yang tidak l15:1695-707.
melintasi plasenta dan aman untuk janin; British Thoracic Society. Suspected pulmo-
warfarin dapat menyebabkan perdarahan
nary embolism: a practical approach.
Thorax 1997;52 (suppl 4): Sl-S52.
janin dan potensial teratogenik. Heparin
Guidelines on diagnosis and management of
yang digunakan lebih dari 4 minggu dapat
acute pulmonary embolism. Task Force
menyebabkan osteoporosis. on Pulmonary Embolism, European So-
Obat-obatan trombolitik bisa meng- ciety of Cardiology. Eur Hearc J 2000:
hasilkan resolusi DVT yang lebih cepat 2l: l30l-1336.
daripada heparin namun tidak menurun- Hirsh J, Hoak J. Management of deep vein
kan rekurensi atau menurunkan gejala thrombosis and pulmonary embolism.
pascatrombosis dibandingkan dengan Circulation 1996; 93: l2l2-45.
antikoagulan standar. Sindrom pasca- Peacock AJ. Pulmonary Circulation: a Hand-
trombolisis, disebabkan oleh hiperrensi book for Clinicians. London: Chapman
vena karena inkompetensi katup vena and Hall, 1996.
dan obstruksi vena residu, merupakan Rubin LJ. Primary pulmonary hypertension.
komplikasi kronis DVT dan terdiri dari Chest 1993; 104: 236-50.
Kehamilan dan Jantung
o lelah
. penurunan toleransi latihan
Kehamilan dan waktu nifas berkaitan r dispnu
dengan sejumlah perubahan-perubahan . ortoPnu
kardiovaskular. Volume darah meningkat o pusing
sampai 50% dan lebih besar dari kenaikan . kadang-kadang sinkop
massa sel darah merah, sehingga terjadi Pada pemeriksaan diperoleh tanda-
pengenceran hemoglobin. Hematokrit tanda:
dapat turun sampai 35% dan kadar hemo- r takikardia
globin menjadi sekitar ll0-120 g/1. lsi o tekanan denyut lebar
sekuncup dan curah .jantung meningkat o edema perifer
sampai 30-50% tetapi biasanya paling o tekanan vena jugularis (JVP)
rendah dalam posisi supine karena kom- meningkat
presi vena kava oleh uterus hamil me- o impuls ventrikel kanan teraba
nyebabkan pengembalian vena berkurang. . bunyi jantung pertama (Sl) keras
Tekanan darah sistemik turun ke titil< o peningkatan pemecahan bunyi jantung
nadir pada trimester kedua karena va- kedua (S2)
sodilatasi tetapi kemudian meningkat . murmur aliran mid-sistolik.
sampai mendekati kelahiran dan terutama
Elektrokardiogram (EKG) dapat me-
karena adanya rangsangan nyeri dan rasa
nunjukkan deviasi aksis QRS dan per-
cemas waktu melahirkan. Tekanan
ubahan gelombang T, dan ekokardiografi
diastolik turun lebih besar dari sistolik
memperlihatkan peningl<atan dimensi
menyebabkan peningkatan tekanan
ventrikel kiri dan kanan, sedikit pening-
denyut nadi. Denyut jantung biasanya
katan ukuran atrium, regurgitasi fungsi-
meningkat l0-20 denyut per menit pada
onal mitral dan trikuspid ringan, dan
trimester akhir. Kelahiran per vaginam
sedikit efusi perikard.
menimbulkan stres hemodinamik seperti
seksio Caesaria dan bukanlah opsi yang
aman untuk perempuan dengan penyakit
jantung yang sudah ada sebelumnya.
Selama kehamilan normal, gejala- Pasien-pasien dengan penyakit iantung
gejala antara lain: nonsianotik umumnya dapat diberikan
256 Bab 17: Kehamilan dan Jantung
lF"dd ,
tepat untuk memisahkan lesi umum dan
tidak umum, dan apakah pasien sebelum-
Penyakit jantung kongenital jarang di- nya telah menjalani pembedahan. Dalam
temukan pada pasien dewasa namun fre- kategori ini, lesi dapat melibatkan baik
kuensinya berubah karena perbaikan ke- pirau ataupun obstruksi aliran darah, atau
tahanan hidup setelah pembedahan dan kombinasi keduanya.
kecenderungan yang lebih besar ke arah Lihat Boks 18. I untuk rangkuman lesi
pembedahan korektif daripada pem- umum dan Boks 18.2 untuk lesi tidak
bedahan paliatif pada awal kehidupan. umum dan kompleks.
Morbiditas dan mortalitas prosedur pem-
bedahan terbaru belum dapat dinilai hasil
jangka panjangnya dan perkembangan se-
lanjutnya penyakit kardiovaskular didapat
Lesi pirau
tambahan, seperti hipertensi sistemik,
penyakit iantung koroner, dan penyakit Pirau menandakan adanya hubungan
katup degeneratif, dapat lebih lanjut langsung antara jantung kiri, atau sirkuit
meningkatkan kompleksitas penyakit. arteri sistemik (darah teroksigenasi), dan
lnsidensi lesi jantung kongenital jantung kanan, atau sirkuit arteri pul-
sekitar 0,8% dari kelahiran hidup. Tidak monalis (darah terdeoksigenasi). Hubung-
semua pasien akan mencapai usia dewasa. an ini paling umum terjadi antara struktur
Selain itu, banyak lesi sederhana membaik sisi kiri dan struktur kanan pada level
pada saat pasien mencapai usia dewasa. yant sama dalam sirkulasi, misalnya
Sebagai contoh, defek septum ventrikel antara atrium (ASD), ventrikel (VSD),
(VSD) dapat menutup secara spontan atau pembuluh-pembuluh darah besar
atau duktus arteriosus paten (PDA) (hubungan aorto-pulmonal). Kadang,
dapat ditutup secara bedah atau dengan pirau terjadi antara level yang berbeda,
alat yang dimasukkan perkutan pada masa misalnya dari aorta ke atrium kanan atau
anak-anak, tanpa perlu pemeriksaan ventrikel (ruptur sinus Valsalva) atau
lanjutan jangka panjang. antara ventrikel kiri dan atrium kanan
Secara tradisional, lesi jantung (defek septum ventrikel membranosa
kongenital diklasifikasikan menurut ada Gerbode). Begitu pula, fistula arteri
atau tidaknya sianosis namun ini tidak koroner ke atrium kanan atau arteri
lagi membantu pada pasien dewasa. Lebih pulmonalis iuga dapat menjadi penyebab
Lesi umum 259
dapat dilihat aliran antara lapisan sep- sangat jarang pada orang dewasa, dan
tum atrium (Gambar 18. l)atau kontras meskipun dapat terjadi secara terpisah,
dilihat berjalan dari kanan-ke-kiri melalui lebih umum dilihat sebagai komponen
septum atrium yang seharusnya utuh atrium dalam satu spektrum defek
selama manuver Valsalva yang meningkat- septum atrioventrikel (defek saluran AV).
kan tekanan'atrium kanan. PFO juga
penting pada penyelam laut dalam karena Gambaran klinis
dekompresi yang cepat, sebagai akibat ASD dapat timbul pada hampir semua
naik ke permukaan terlalu cepat, meng- umur. Gejala seringkali minimal, baik
akibatkan pembentukan gelembung nitro- dispnu latihan ringan atau palpitasi karena
gen dalam darah vena, yang kemudian aritmia atrium. Anak-anak sering me-
masuk ke dalam sirkulasi sistemik dan laporkan bahwa mereka kurang mampu
menyebabkan sekuele neurologis. Pada berolahraga atau bermain dengan teman-
beberapa kasus, dibutuhkan penutupan temannya di sekolah.
defek dengan alat perkutan atau pem- Tanda-tanda klinis juga tidak jelas dan
bedahan (lihat di bawah). dibutuhkan pemeriksaan teliti. Bunyi
jantung kedua (S2) sangat terpecah dan
Defek septum afiium pemisahan kedua komponen (bunyi
Terdapat tiga tipe dasar ASD, diklasi- kedua aorta (A2)-bunyi kedua pulmonal
fikasikan menurut posisinya: (P2)) tidak bervariasi dengan respirasi.
I defek sekundum; Ventrikel kanan dapat dipalpasi dan biasa-
2 defek sinus venosus; dan nya terdapat murmur aliran sistolik
3 defek ostium primum. karena peningkatan aliran darah yang me-
Defek sekundum merupakan defek lewati katup pulmonal. ASD dapat di-
yang paling sering ditemukan dan paling kaitkan dengan prolaps katup mitral dan
baik teridentifikasi oleh ekokardiografi beberapa regurgitasi mitral.
serta jelas tervisualisasi dengan TEE . EKG mungkin memperlihatkan blok
(Gambar 18.2). Defek sinus venosus cabang serabut kanan (right bundle
dapat sulit dicitra dengan TTE konven- branch b/ocl<tRBBB) parsial atau komplet,
sional dan mungkin hanya bisa dilihat dan radiografi toraks memperlihatkan
dengan pencitraan transesofageal arteri pulmonalis dan pletora pulmonal
(Gambar 18.3). Defek ostium primum yang prominen akibat peningkatan aliran
ASD yang tidak dikoreksi sangat rendah dan ukuran pirau tergantung pada ukuran
sehingga profilaksis antibiotik tidak di- defek dan resistensi pembuluh darah
perlukan kecuali terdapat defek terkait paru. Defek yang besar menyebabkan
lainnya. dispnu dan gagal tumbuh dan membutuh-
kan intervensi bedah segera. Bila tidak
Anomali drainase vena pulmonalis diterapi, defek yang besar akan me-
Drainase satu atau lebih vena pulmonalis nyebabkan hipertensi paru berat dengan
secara langsung ke atrium kanan dapat volume pirau yang secara perlahan-lahan
terjadi sebagai abnormalitas tersendiri berkurang, dan akhirnya pembalikan pirau
atau berhubungan dengan ASD. Karena menjadi dari kanan-ke-kiri dengan timbul-
efek hemodinamiknya identik dengan nya sianosis. Defek kecil secara paradoks
yang diakibatkan oleh ASD, presentasi menyebabkan murmur pansistolik yang
dan gambaran klinisnya tidak dapat di- keras dan pirau kiri-ke-kanan yang kecil.
bedakan. TEE merupakan pemeriksaan Hipertensi paru tidak terjadi dan banyak
penunjang pilihan. Bila cukup untuk me- defek kecil menutup spontan selama
nyebabkan dilatasi jantung kanan, atau masa anak-anak.
bila berhubungan dengan ASD bermakna,
Gambaran klinis
vena yang abnormal dapat diarahkan
kembali ke atrium kiri pada saat Pem-
Diagnosis mungkin telah ditegakkan
selama masa anak-anak namun beberapa
bedahan.
orang dewasa akan datang dengan dispnu
Aneutisma septum afiium atau didiagnosis secara tidak sengaja
lni disebabkan oleh adanya jaringan sep- setelah pemeriksaan radiografi toraks
tum atrium yang berlebih dan diiden- atau pemeriksaan medis rutin. Kadang,
tifikasi sebagai tampilan aneurisma sep- presentasi pertama adalah dengan,endo-
tum yang mobil pada ekokardiografi. karditis infektif. Pada pemeriksaan,
Tidak terdapat pirau dan tidak diperlukan mungkin didapatkan murmur pansistolik
terapi. Namun, aneurisma septum atrium ydng keras pada batas sternal kiri bawah,
telah diidentifikasi sebagai kemungkinan sering bersama dengan getar yang teraba.
sumber emboli dari lantung dan pada Bunyi jantung normal kecuali terdapat
pasien yang datang dengan serangan hipertensi paru yang sedang berkembang
iskemia transien atau stroke emboli, ada- dengan P2 terdengar keras. Ventrikel
nya aneurisma septum atrium dapat kanan dapat teraba, menandakan VSD
mengindikasikan kebutuhan antikoagulan. bermakna secara hemodinamik.
EKG dan radiografi toraks mem-
Defek septum ventrikel berikan hasil yang normal pada defek
VSD dapat terjadi sebagai abnormalitas kecil namun bila abnormal pada pirau
tersendiri atau sebagai bagian dari besar, merefleksikan perkembangan
penyakit jantung kongenital yang lebih dilatasi ventrikel kanan dan hipertensi
kompleks. VSD dapat tunggal atau multi- paru. Ekokardiografi melokalisasi defek
pel, mengenai alur masuk, alur keluar, dan membantu menilai ukuran defek.
atau bagian muskular septum ventrikel Pengukuran kecepatan Doppler dapat
dan memiliki ukuran yang bervariasi dari membantu memperkirakan tekanan ar-
defek yang ukuran kecil hingga defek teri pulmonalis. Sekarang jarang dilaku-
dengan ukuran besar yang secara hemo- kan kateterisasi jantung kecuali terdapat
dinamik bermakna. VSD umumnya di- keraguan mengenai derajat keparahan
diagnosis pada masa anak-anak. Pada hipertensi paru atau adanya defek
awalnya pirau terutama dari kiri-ke-kanan kongenital terkait.
Lesi umum 263
kutan. Dibutuhkan profilaksis antibiotik dengar halus atau tidak ada. Bisa ditemu-
terhadap endokarditis infektif kecuali bila kan getar ventrikel kanan yang dapat
defek telah tertutup secara sempurna. teraba dan mungkin terdapat peningkatan
tekanan vena jugularis flVP) dengan
gelombang 'a' yang dominan.
Lesi obstrukif
EKG dapat menuniukkan hipertrofi
Stenosis aotta ventrikel kanan dan didapatkan ge-
Abnormalitas kongenital katup aorta lombang 'p' dengan puncak yang tinggi
sering didapatkan, lika termasuk katup dari dilatasi atrium kanan pada kasus
aorta bikuspid (dan bukannya trikuspid) berat. Radiografi toraks dapat mem-
yang terjadi pada 4% populasi. Hal ini perlihatkan dilatasi arteri pulmonalis
tidak berarti bahwa 4% populasi akan pascastenosis dan bukti dilatasi atrium
mengalami stenosis aorta karena banyak kanan. Abnormalitas ekokardiografi
di antara katup ini yang tetaP berfungsi antara lain:
adekuat sepanjang hidup. Namun, abnor- o penebalan dan restriksi pembukaan
malitas kongenital katup aorta menjadi katup pulmonal;
predisposisi untuk perkembangan steno- o hipercrofi ventrikel kanan;
sis aorta bermakna karena penebalan o dilatasi atrium kanan;
progresif katup, fusi, dan kalsifikasi kuspis. r dilatasi arteri pulmonalis pascasteno-
Presentasi klinis, diagnosis, dan tata- s is.
laksana dijelaskan lebih detil pada Bab
Pengukuran kecepatan ultrasonografi
I 0. Penetapan waktu pembedahan ter-
Doppler dapat memperkirakan gradien
utama didasarkan pada kombinasi gejala,
melewati katup pulmonal dan meng-
derajat keparahan anatomi stenosis aorta,
indikasikan deralat keparahan PS. Kadang,
dan efek pada ventrikel kiri. Semua pasien
diperlukan TEE untuk membedakan ste-
dengan stenosis aorta dengan tingkat
nosis katup pulmonal dari penyempitan
keparahan apapun disarankan mendapat-
infundibular alur keluar ventrikel kanan,
kan profilaksis antibiotik untuk endo-
satu pembedaan yang penting karena
karditis infektif.
mempengaruhi tatalaksana.
Stenosis pulmonal
Tatalaksana
Tidak seperti stenosis aorta, PS hampir
selalu merupakan kelainan kongenital dan Pada kasus stenosis katup murni atau
dapat merupakan bagian dari sindrom dominan, berkebalikan dengan penyem-
yang lebih umum (misalnya Noonan). pitan infundibular, seringkali obstruksi
Kadang, sindrom karsinoid dapat mem- dapat dihilangkan dengan dilatasi balon
pengaruhi katup pulmonal namun keter- perkutan katup pulmonal. Di sini, gradien
libatan reumatik hampir tidak pernah di- melalui katup dapat diukur secara
dapatkan di negara Barat. langsung dan efek dilatasi balon dinilai
baik dengan pengukuran gradien dan
Gambaran klinis angiografi. Pada katup yang sangat meng-
Pasien biasanya asimtomatik kecuali pada alami distorsi, atau bila terdapat steno-
PS berat. Kadang, dapat teriadi dispnu sis infundibular bermakna, mungkin
jika beraktivitas fisik, rasa pusing, atau diperlukan intervensi bedah untuk reseksi
sinkop. Murmur ejeksi sistolik yang ielas otot infundibular yang berlebihan.
pada batas sternum kiri atas akan ter- Valvotomi pulmonal bedah akan meng-
dengar, sering dikaitkan dengan klik eieksi hilangkan obstruksi katup dan dapat di-
sistolik. Komponen paru 52 dapat ter- lakukan pada saat yang sama. Disarankan
Lesi umum 265
4F3
-*,:
i
l.- :, ."**
Gambar 18.6 Diagram skematik TGA. (a) akibat dari inversi ventrikel sehingga
Hemodinamik. (b) Saturasi oksrgen dan tekanan
(dilingkari). Dari: Leatham et al. Lecture Nates on
ventrikel kanan terdapat di kiri, dialirkan
Cardiology, 3rd edn. Blackwell Scientific Publica dari atrium kiri dan mengalir ke aorta,
tions, 1991, Gambar 9.27. sehingga berfungsi sebagai ventrikel
sistemik. Ventrikel kiri berada di kanan,
Dengan masalah ini, perbaikan bedah terhubung dengan atrium kanan dan
TGA telah berubah dengan radikal pada arteri pulmonalis. Bila tidak ada abnor-
tahun-tahun belakangan dengan penge- malitas kongenital terkait lainnya, keadaan
nalan prosedur 'pemindahan arceri'. Hal ini dapat tidak terdiagnosis hingga dewasa
ini melibatkan transeksi aorta dan arteri karena pasien dapat asimtomatik.
pulmonalis dan memindahkannya kembali Namun, masalah dapat muncul pada de-
ke posisi anatomisnya. Juga dibutuhkan kade kedua, ketiga, atau bahkan keempat
reimplantasi arteri koroner ke aorta. dengan gagal ventrikel kanan progresif.
Prosedur ini merupakan pembedahan Hal ini terjadi karena ventrikel kanan
yang secara teknik menantang namun di morfologi (sistemik) mendapatkan
tantan ahli yang telah berpengalaman tekanan yang lebih tinggi daripada se-
hasilnya sangat baik dan komplikasi jangka harusnya dan akhirnya teriadi dekompen-
panjang yang berhubungan dengan peng- sasi. Selain itu, dapat terjadi regurgitasi
arahan kembali aliran darah pada tingkat bermakna katup atrioventrikel kiri (tri-
atrium dapat dihindari. kuspid), biasanya sebagai akibat dari di-
latasi fungsional anulus trikuspid akibat
gagal ventrikel kanan.
Transposisi terkorelsi secara Tatalaksana ditujukan pada terapi
kongenital gagal ventrikel kanan dengan diuretik dan
Transposisi terkoreksi timbul sebagai penghambat ACE, meskipun jika masalah
268 Bab 18: Penyakit Jantung Kongenital pada Pasien Dewasa
yang utama adalah regurgitasi katup, nyebabkan regurgitasi aorta atau ruptur
perbaikan bedah atau penggantian katup aneurisma. Ruptur aneurisma sinus
kadang diindikasikan. Karena teknik Valsalva dapat terjadi pada semua usia
bedah terus berkembang, pembedahan namun biasanya pada laki-laki muda
'pemindahan ganda' dapat dilakukan pada sebelum usia 30 tahun. Ruptur yang besar
masa anak-anak untuk mengarahkan dapat menyebabkan gangguan hemo-
kembali darah dari atrium kanan ke dinamik dramatis segera namun perforasi
ventrikel kanan, menghubungkan kembali kecil dapat asimtomatik dan hanya di-
ventrikel kanan ke arteri pulmonalis dan kenali dengan adanya murmur kontinyu
mengarahkan kembali sirkulasi sistemik pada batas sternum kiri. Direkomendasi-
untuk mengembalikan ventrikel kiri kan pembedahan bahkan untuk perforasi
anatomik pada sirkulasi sistemik. Hal ini yang relatif kecil karena risiko perburuk-
mencegah gagal ventrikel kanan di masa an dan endokarditis infektif.
datang.
Fistula arteri koroner
Atresia trikuspid dan ventrikel Fistula dari sirkulasi koroner biasanya
kanan tidak ada mengalir langsung ke atrium kanan, si-
Pada kondisi ini, darah yang mengalir nus koroner, atau arteri pulmonalis.
melalui ventrikel kanan hanya sedikit atau Arteri koroner yang terlihat biasanya
tidak ada sama sekali. Ventrikel kanan sangat terdilatasi dan terpuntir, karena
dapat tidak ada atau alur masuknya ter- aliran darah yang tingti. Meskipun iarang,
oklusi oleh kegagalan pembentukan katup dapat timbul sebagai murmur kontinyu
trikuspid secara normal (atresia trikus- atau dengan gejala iskemia miokard,
pid), yang kemudian mengakibatkan per- sebagai akibat dari fenomena curian
kembangan ruang ventrikel kanan men- koroner (coronary steal phenom'enon),
jadi rudimenter. Bila tidak ada PDA, ASD, di mana perfusi ke bagian miokard ber-
atau septostomi atrium iatrogenik, kon- kurang karena aliran berlebih ke sirkulasi
disi ini tidak memungkinkan kehidupan. fistula dengan resistensi rendah. Umum-
Pembedahan Fontan melibatkan nya diperlukan pembedahan iika gejala
anastamosis atrium kanan dengan arteri membatasi dan mengganggu.
pulmonalis kanan sebagai metode untuk
mengarahkan kembali darah vena Tetralogi Fallot
sistemik ke sirkulasi paru. Darah yang Keadaan ini merupakan lesi jantung
mengalir ke arteri pulmonalis sebagian kongenital sianotik tersering pada anak-
tergantung pada kontraksi atrium se- anak setelah pada bayi dan pada orang
hingga perkembangan aritmia atrium dewasa, meskipun sebagian besar kasus
dapat menyebabkan gangguan hemo- tetralogi Fallot pada orang dewasa telah
dinamik dramatis. Pembentukan trombus didiagnosis dan menjalani pembedahan
dan penyakit tromboemboli juga merupa- pada masa anak-anak. Morfologinya di-
kan komplikasi penting. perlihatkan pada Gambar 18.7. Terdapat
VSD subaorta besar, overriding aorta
Aneurisma sinus Valsalva sehingga dikaitkan dengan ventrikel kanan
Aneurisma sinus-sinus Valsalva pada dan kiri, obstruksi alur keluar ventrikel
pangkal aorta dapat tidak dikenali kecuali kanan, biasanya infundibular * obstruksi
dideteksi secara tidak sengaja dengan katup pulmonal, dan hipertrofi ventrikel
ekokardiografi. Masalah hanya muncul di kanan. Gelala dan derajat sianosis sangat
mana distrosi anulus katup aorta me- tergantung pada derajat keparahan obs-
Lesi tidak umum dan kompleks 269
kRp:
I
Gambar 18.7 Diagram skematik tetralogi Fa]]ot. terdisplasi ke arah apikal ke dalam ven-
(a) Pirau ventnkel kanan ke kid. (b) Saturasi oksigen
dan tekanan (dilingkari). Dari: Leatham et a.l.
trikel kanan, menghasilkan ruang ven-
Lecturc Nates on CardioJagy,3Id edn. Biackwell trikel kanan fungsional yang kecil. Bagian
Scientific Publicatrons, 1991, Gambar 9.23. ventrikel kanan di atas katup mengalami
'atrialisasi' dan berfungsi secara fungsional
sebagai atrium kanan. Anomali Ebstein
truksi alur keluar ventrikel kanan. Sir- sering dikaitkan dengan ASD, sehingga
kulasi paru 'dilindungi' oleh obstruksi ini siasnosis dapat teriadi karena pirau
dan hipertensi paru tidak berkembang. kanan-ke-kiri. Sindrom Wolff-Parkinson-
Hampir semua pasien disarankan untuk White tipe B juga merupakan abnorma-
menjalani koreksi bedah total setelah litas terkait. Bentuk yang ringan dapat
diagnosis ditegakkan, dengan penutupan asimtomatik, namun aritmia atrium, re-
VSD dan membebaskan obstruksi alur gurgitasi trikuspid, dan gagal ventrikel
keluar infundibular ventrikel kanan. Kasus kanan umum didapatkan pada orang
yang tidak dibedah jarang ditemukan pada dewasa yang datang dengan anomali
orang dewasa, karena hanya sekitar 6% Ebstein. Bentuk ringan mungkin tidak
pasien yang tidak menjalani pembedahan membutuhkan terapi apapun. Teknik
akan bertahan hidup setelah usia 30 pembedahan untuk reduksi atrium dan
tahun. Gagal ventrikel kanan dan/atau kiri rekonstruksi katup trikuspid yang mem-
akhirnya akan terjadi sehingga disaran- baik memungkinkan peningkatan inter-
kan koreksi bedah bahkan bila kasus vensi bedah yang berhasil pada kasus-
datang terlambat. kasus berat di masa anak-anak.
40
30
2A
i-"*-**"*"
mmas l$"3
i ffisks obat-obaan yang
lw"x Obat-obaan yang i
. Heparin i
Gambar 19.3 Amiloid jantung: (a) Pewarnaan . Trombolisis i
merah Congo. (b) Mikroskopi elektron. ..**-'-**---*': i
Pola penyakit jantung pada manula 775
mungkin karena kesulitan bergerak. Pada dikelirukan dengan nyeri yang timbul dari
kelompok usia ini, pemindaian perfusi saluran pencernaan atau emboli paru.
miokard menggunakan obat-obatan Sesak napas merupakan keluhan utama
farmakologis (misalnya adenosin) akibat disfungsi ventrikel kiri, atau epi-
mungkin dapat menolong. Kateterisasi sode gangguan kesadaran akibat aritmia
jantung mungkin dihubungkan dengan yang tidak diketahui setelah infark mio-
kesulitan teknik terkait dengan akses kard ringan. Perubahan ringan pada pe-
arteri, pemuntiran arteri, dan ekstasia rasaan, bingung, atau gejala konstitusional
arteri, dikombinasikan dengan bahaya juga ditemukan. Pada manula, perubahan
nefrotoksisitas akibat zat kontras karena elektrokardiografi k akibat infark miokard
fungsi ginjal yang terganggu. Terapi sering berupa S-T depresi bukan elevasi;
standar dengan antiangina harus selaniutnya, kadar enzim jantung rendah.
disesuaikan dengan perubahan yang Peningkatan usia merupakan determinan
terjadi pada metabolisme obat pada utama kematian, diperkuat oleh studi
manula. Hal ini antara lain: GISSI dan GUSTO (Gambar 19.4).
. gangguan absorpsi;
. penurunan massa tubuh tanpa lemak;
. gangguan metabolisme hati dan ginjah
Aritmia dan penyakit konduksi
. (lihat Bab 9)
gangguan pengil<atan protein;
. penurunan l<epadatan reseptor. Fibrilasi atrium merupakan aritmia yang
lntervensi koroner perkutan dan paling banyak terjadi pada manula dengan
tandur alih pintas arteri koroner (CABG) prevalensi l0% pada pasien usia 70 tahun,
merupal<an strategi efektif pada pasien meningkat menjadi 15% pada usia 80
tertentu (lihat di bawah). tahun. Meskipun terapi obat umumnya
Ditemukan sejumlah kesulitan untuk digunakan untuk kontrol lalu ,ventrikel,
menetapkan diagnosis pasti infark mio- setidaknya kardioversi arus searah (DC)
kard akut pada manula. Sampai 40% atau kimiawi biasanya berguna. Data studi
pasien tidak merasakan nyeri dada sama menunjukkan bahwa terdapat risiko
sekali dan sebagian kecil di antaranya tromboemboli bermakna pada manula
berupa nyeri yang tidak khas dan dapat yang dapat dikurangi dengan antikoagulan
i,,
| ,:'r
! r,
Ia
icd
l,6l
1-
iE,
15
i;rr
ir, ,
1 ,.''
|t,,",r
t,
Gambar 19.4 Mortalitas [:
l::,, ,
berdasarkan usra setelah l:l ,l t,ri';lirK40r 41*46. 46-50,,6X,--.t{fr56.60fi-6$r66-.0 i?t*T f,;$ ','r,8$..
infark miokard. i,ti,
276 Bab l9: Penyakit Jantung pada Manula
muda. Terdapat sedikit kenaikan iumlah mortalitas yang tertunda akan menurun,
stroke periprosedural dan disfungsi ginjal, sebagai akibat berkurangnya infark mio-
namun ini seharusnya tidak mengurangi kard, gagal lantung, dan stroke.
intervensi pasien yang cukup sesuai. Akhir-akhir ini perhatian terhadap
Banyak bentuk intervensi medis, ter- risiko stroke tromboembolik pada pasien
masuk trombolisis, penggunaan aspirin, fibrilasi atrium telah banyak memacu
penyekat B, dan penghambat ACE pada penggunaan antikoagulan, termasuk pada
pasien pascainfark miokard, yang efektif manula (lihat Bab I l). Pemasangan pacu
untuk manula. Demikian pula adanya jantung permanen merupakan tindakan
hipertensi sistemik bermakna (biasanya yang paling banyak digunakan pada
hipertensi sistolik) harus diterapi karena manula. (Gambar 19.6).
terdapat bukti bahwa morbiditas dan
Kardiologi, Hukum, dan
Pekerjaan
Kardiologl dan mengemudi, 278 Aspek medrko-legal: tanggung lawab dokter, 279
Kecelakaan 1alu lintas, 278 Sekolah lisensi mengemudl, 279
Legislasi berkaitan dengan mengemudi Penyakit kardiovaskular, 279
di Inggris, 278 Kardiologi dan peker;aan, 280
mengemudi. Pasien dengan kondisi medis barang ringan), dan pengemudi Kelompok
yang progresif dapat diberi surat izin ll (kendaraan barang berat muatan > 3,5
terbatas yang berlaku l, 2, atau 3 tahun. ton, bus, dan pengemudi pelatih). Kriteria
Setelah usia 70 tahun, lisensi biasanya untuk Kelompok ll lebih berat dibanding
diperbarui untuk 3 tahun sekali. Kasus- surat izin mengemudi biasa (Kelompok
kasus tertentu dipertimbangkan oleh tim r).
penasihat medis di DVLA dan ada hak
menuntut melalui pengadilan jika lisensi
Fenyakit kardiovaskular
ditolak atau dikembalikan.
Dalam kasus penyakit jantung, ke- Sejak edisi pertama Medical Aspects of
tidakmampuan yang biasa dituliskan Fitness to Drive: A Guide for Medical
yang mungkin merupakan hambatan Practitioners, terdapat kemudahan pe-
dalam mengemudi berkaitan dengan tunluk berkaitan dengan mengemudi dan
serangan mendadak rasa mau iatuh atau penyakit jantung, terutama pada bidang
pingsan akibat penyakit jantung yang penggantian katup, revaskularisasi (bedah
mendasari. pintas jantung (CABG) dan angioplasti
koroner transluminal perkutan (PTCA)),
Aspek mediko-legal: anggung dan pacu jantung permanen. Akhir-akhir
jawab doker ini pengemudi dengan implan defibrilator
dan pacu iantung antitakikardia telah
DVLA, bukan dokter, yang menetapkan dibolehkan mendapatkan surat izin
kemampuan seseorang untuk menge- mengemudi Kelompok l.
mudi. Meskipun dokter mungkin diminta Umumnya pengemudi Kelompok I
menyiapkan laporan untuk DVLA, pen- tidak boleh mengemudi I bulan setelah
dapat tentang kemampuan mengemudi keladian jantung (misalnya infafk miokard
tidak akan pernah diminta. akut, tandur alih pintas arteri koroner-
Dokter yang menyiapkan laporan lihat Boks 20.1) dan baru kemudian boleh
untuk perusahaan asuransi mobil harus meneruskan mengemudi tanpa mem-
menyadari bahwa ada kemungkinan dia beritahu DVLA selama tidak ada keiadian
menyatakan seseorang pantas untuk disabilitas. Pengemudi Kelompok ll harus
mengemudi dan selanjutnya terjadi ke- memberitahu DVLA setera setelah
celakaan, jika ternyata nasehat dokter di kejadian dan surat izin dapat ditahan
luar petunjuk nasional. Seorang dokter tergantung laporan dokter ahli jantung.
harus merahasiakan keadaan pasien tetapi Pemeriksaan penunjang dalam keadaan
kadang-kadang dokter mungkin merasa ini biasanya termasuk tes latihan treadmill
perlu untuk memberitahu DVLA lika terbatas-ge.jala maksimum menggunakan
pasien tetap terus mengemudi walaupun protokol Bruce ketika pasien tidak dalam
kondisi medisnya tidak memungkinkan pengobatan kardioaktif. Hasil yang
atau lisensinya dicabut. Dalam keadaan memuaskan diperoleh setelah selesai
ini, dokter pertama-tama harus menase- tahap lll protokol Bruce lengkap (9 menit
hati pasien sebelum memberitahu DVLA. latihan) tanpa ada gejala lantung, respons
hemodinamik yang sesuai, tidak terlihat
peningkatan segment S-T bermakna, dan
Sekolah lisensi pengemudi
tidak ada aritmia yang ditimbulkan latihan.
Di lnggris, terdapat perbedaan medis Kateterisasi jantung (arteriografi
antara pengemudi Kelompok I (sepeda koroner) tidak lagi diperlukan untuk
motor, mobil dan minibus, dan kendaraan perizinan kembali surat izin mengemudi
280 Bab 20: Kardiologi, Hukum, dan Pekerjaan
-O.@a
dao
o
E:=
r60 -TJ
A
;
.,oo d5
*cc Fl
i900
o
>N
o,@
g>
N
@ N
6
pbl
i" ;o
o
a- ib 6-r: d
o
-!€!@!@!@
NE NE N --
i:@ H+ CF
N s
@@@ Edo o
!6GO
tdtr d
66r
-Qo) Eb
i6t dat d t od 5E d
So-a-a
Eb E 5 ai - a
6G5Q=6=r .r d., o
ud d iIjci4 o o"
gE 7E :E =+r
qE E;EH co "q
-9 -E6 9o
=x :',x
,..-:=oi=i:=xs
9.o
:',i<
-5
Y'a
@col
o H oo {O -
6
.EEE n
l-s3
6
i7
EE
St
S 3 *s
a_ E *E'
B.
56-
s,Y;
o
o
'd
EE
Eg
;iE: fiE sJ 5l^
P3{
EF
o L_,>
d
r! 5 tr i 6s d
g:(u L*
G'd
E
)qc.Y fl
eE; Io5 c
O
o
se E=B ::: i' E.Aq
e3
riR ---t: 5E^
Hpx
;:ob
.r go
g
co
$q=l=
-*€:€
$= 3=;: g+* I=;E5 o;:
q={
'd
!=-!
:Y!
d Et, ! !
E€-=Ea4 " F..=E6 = E€ o
ei=?o 7,
g:EgE gE d:*dg=nEiEz==i
g?+E.-:,**3d5r5d Etg
^!>t4
p"
E
o
c-*E - c* : .- o .q
9c*Pt Px Px-tSsrEePtrFE
"65JEi€!gP5:PP
:6 EE=E =: :E E: :-*?34;EE;=
E< 3,eE_E g5 6< 5Hg
9Ci;
=d
H q<
a
o
3,< 3< .<l
-- cJ.<J
3< ,ql <a
:
c4.YiEJ c - tr
AgBaB se
-r odE
AAg-g-E-EgBg s F<t !
t
d
tt)
o
iE .- o E
>s O
6ffo o
o o 6 6*
Fq -< B<.R c
O .q1 €o* :J
(")
d
b
Eo
Ei 6.=
-e
CO
o-
>E F td.i F
i1
o
Ed
@(h
a
g
d)v
F.
6O
o pE*
EOG
^
OV
"-o< o
N
Y'S -E EA. -e
a) - ! q)
:]c a <e
--a) tq
< Eo F
(d
Penilaian untuk
Anestesia
(pemindaian)
CTR *a;'drerrfo *rarrc ratri*, ras io l<ard iotorasi k
CW efu*sr w;rff, dinding dada
x Daftar Singkatan
anestesia spinal 282 aritmia 81, 192, 234, 257, 283 bioprostesis 2 I I
gelombang sistolik'v' 215 implantasi pacu jantung I 59, I 63 kateter Fogarty 241
gelombang T 154 indapamid 65 kateter Swan-Ganz 47
gelombang U 155 indeks massa tubuh (BMl) 109 kateterisasi jantung 43
gelombang 'v' l5 infark miokard 4, 27 kateterisasi jantung kanan 44,
gesekan perikard 27, 228 ilnfark miokard akut 102, 135 245
ginjal 28, 60 international normalized ratio kateterisasi jantung kiri 45
gliseril trinitrat 93 (rNR) r00 katup aorta bikuspid 203
gradien potensial l5l intervensi koroner perkutan katup atrioventrikel 17, l8
t35. 275 katup floppy 212,213
H intubasi I 9 I katup jantung prostetik 105
HACEK 220,223 irama iregular 153 katup trikuspid 215
heparin 99, 102, 142,250, irbesartan 92 kecelakaan lalu lintas 278
252 iskemia miokard 4, 5, I I I kehamilan 255
heparin berat molekul rendah iskemia subendokard I ll kelainan gastrointestinal l4l
(LMW) r00, 2s0, 2s2 iskemia sunyi I l3 kelas sosial ll0
hepatomegali 85 iskemia tanpa gejala I l3 kelebihan beban tekanan 72
hibernasi miokard 84 iskemia transmural I l4 kelebihan beban volume 72
hidralazin 66, 93 isoprenalin 93, 194 kematian jantung mendadak I76
hidroklorotiazid 89 isosorbid 9 I kemerahan malar 10, I I
hiperadrenalisme l0 isosorbid dinitrat 93 kepribadiantipeA lll
lndeks 287
ketukan (knock) perikard 2i- lipoprotein densitas tinggi mutasi Leiden 246
kifoskoliosis l6 (HDL) r08
Killip 142 lisinopril 66, 92 N
klasifikasi Canadian Cardiovas- Loeffler 219 natrium 59
cular Society 4 losartan 66, 92 natrium bikarbonat 195
klasifi kasi fungsional gagal low molecular webht (LMVU natrium nitroprusida 92, 238
lantung 86 r00 nelapril 66
klasifikasi Killip 97 lupus eritematosus sistemik nicorandil I 28
klasifikasi New York Hean 8. 79 nifedipin 66, 93, 144
Association 3 nikardipin 66
klasifikasi 'Sicilian Gambit' 165 M nisoldipin 66
klasifikasi Stanford 235 Magnetic resonance imaging nitrat 123,125,143
klasifi kasi Vaughan-Williams (MRr) s2, 26s nitrat oksida 83
t67, t96 malformasi arteriovena nitroprusida 66, 9 I
tomografi emisi positron 56 trombosis vena dalam 28, 252 valvuloplasti mitral balon
tomografi komputer 56 trombus ventrikel 104 perkutan 256
tonus otonom 159 tropin 70 vankomisin 257
torakotomi eksplorasi 78 tropomiosin 70 vasodilator 9l
torsade de Pointes 186, 187 troponin I 38 vasodilator langsung 66
trandolapril 92 tubulus T 70 vasopresin 83
transeksi aorta 238 tumor mediastinum l4 vasopresor 194
transposisi arteri besar (TGA) rumor metastatik 234 vena jugularis 13, l6
266 tumor plop 22 vena pulmonalis 3
transposisi sederhana 267 tunika adventisia 235 venodilator 9l
transposisi terkoreksi secara tunika intima 235 venografi kontras 253
kongenital 267 tunika media 235 ventilasi I 9 I
Kardiologi
HUON H. GRAY
KEITH D. DAWKINS
JOHN M. MORGAN
IAIN A- SIMPSON
Edisi Keempat
Pengamhilan Anamnesis
Kardiovaskular
penting dalam latihan klinis. Dengan tas fisik. Gejala ini berbeda dengan sesak
semakin meningl<atnya l<eterampilan se- napas pada ansietas di mana pernapasan
orang klinisi, proses di atas dapat dicapai sadar meningl<at mencapai hiperventilasi,
dalam wal<tu yang relatif pendek. Ber- dan gelala sesak napas ini memburuk
dasarkan pengalaman, informasi yang ber- pada wal<tu istirahat atau siruasi stres.
guna juga dapat diperoleh dari sumber Hiperventilasi luga menyebabkan gejala-
lain, seperti sikap pasien, tinglcah laku, gejala lain (banyal< di antaranya karena
emosi, dan palcaian. penurunan FCO, dan alkalosis), seperti
parastesi perioral dan perifer, penurunan
i.$Sl*hl uu#ffi kesadaran, nyeri tajam pada dada l<iri di
bawah payudara, dan pada lcasus ekstrem,
Karena l<erja jantung sangat berhubungan
tetani. Semakin parah lcelainan jantung
dengan alctivitas fisik, beberapa gejala yang mendasari, dispnu akan muncul pada
jantung memburuk saat aktivitas fisil< dan
al<tivitas yang lebih ringan dan akhirnya
perlu dicari secara spesifik. pada waktu istirahat. Lihat Bol<s 1.3
untul< penyebab dispnu.
Dispnu Dispnu karena penyal<it jantung ter-
Didefinisil<an sebagai pernapasan sadar jadi karena kongesti vena pulmonalis"
yang abnormal dan tidal< nyaman, mal<a Adanya tekanan pada atrium kiri akan
dispnu merupakan gejala umum dari menimbulkan tel<anan vena pulmonalis,
penyakit jantung dan penyal<it pernapasan yang normalnya berkisar 5 mmHg. Jika
dan paling terlihat menonjol pada alctivi- meningkat, seperti pada penyal<it katup
Gelala khusus
mitral dan aorta atau disfungsi ventrikel Btrks 1"4 Klasifikasi NYHA
kiri, vena pulmonalis akan teregang dan
Menjelaskan tingkat disabilitas akibat
dinding bronkus teriepit dan mengalami
dispnu karena penyakit iantung:
edema, menyebabkan batuk iritatif non- r Kelas 1-Pasien densan Penyakit
produktif dan mengi. Jika tekanan vena jantung tetapi tanpa dispnu selama
pulmonalis naik lebih laniut dan melebihi aktivitas normai
tekanan onkotik plasma (sekitar 25 o Kelas Z-Penyakit jantung dengan
mmHg), jaringan paru meniadi lebih kaku dispnu ringan/sedang dalam aktivitas
karena edema interstisial (peningl<atan normal
otot pernapasan untuk mengem-
l<eria . Kelas 3-Dispnu berat pada
bangkan paru dan timbul dispnu), aklvilas biasa
. Kelas 4-Settap aktivitas menyebab
transudat akan terl<umpul dalam alveoli
kan drspnu atau gejala gelala Pada
yang mengakibatkan edema paru. Jika
waktu istilahat
l<eadaan berlanjut, akan teriadi produksi
sputum yang berbuih, yang dapat ber-
warna kemerahan al<ibat pecahnya pem- Lihat Boks 1.4 untuk klasifilosi New York
buluh darah halus bronl<us yang mem- Heart Association (NYHA): merupakan
bawa darah ke dalam cairan edema. klasifikasi yang paling banyak digunakan
Dispnu jantung akan memburuk untuk menunlukl<an deralat disabilitas
dalam posisi berbaring telentang akibat dispnu karena penyakit jantung.
(ortopnu), dan dapat membangunkan
pasien pada dini hari (disertai keringat Nyeri dada
dan ansietas-dispnu nokurnal parokis-
Nyeri dada atau rasa tercekik yang di-
mal (paroxismal nocturnal dyspnoea)),
sebabkan oleh iskemia (angina), ,secara
dan akan berkurang jika duduk tegak atau
khas mempunyai karakteristil< tertentu:
berdiri. Aliran balil< vena sistemik lce
jantung kanan meningkat pada posisi rasa tidak nyaman di daerah retrosternal
sering angina adalah penyakit arteri akibat iskemia miokard. Lihat Boks 1.5
koroner, tapi dapat juga terjadi pada untu k klasifikasi Canadian Cardiouascular
arteri koroner normal dalam kondisi Society (CCS): klasifikasi yang paling
hipertrofi atau dilatasi ventrikel kiri berat banyak digunakan untuk menerangkan
di mana kebutuhan oksigen miokard derajat disabilitas yang disebabkan angina.
tinggi (lihat Bab 8). Angina yang terjadi Hampir setiap struktur dalam dada
waktu istirahat atau cepat memburuk di- dapat menyebabkan nyeri dada, tapi yang
sebut 'angina tak stabil' (unstable angina) lebih sering dicantumkan dalam Boks 1.6.
dan biasanya menunjukkan penyakit Umumnya anamnesis yang mendalam
koroner yang kritis. Nyeri angina yang akan memilah sebab-sebab tersebut.
berlangsung lebih dari tiga puluh menit Barangkali pemilahan yang paling sering
dan terutama disertai dengan berke- ditemukan adalah membedakan antara
ringat, mual, dan muntah, perlu dicurigai nyeri jantung dan spasme atau refluks
sebagai infark miokard. Nyeri seperti esofagus. Karakter nyeri akibat spasme
tusukan atau episode nyeri yang ber- esofagus mungkin tidak dapat dibedakan
langsung hanya beberapa detik menuniuk- dengan angina dan dapat disembuhkan
kan penyebab muskuloskeletal yang dengan vasodilator, seperti nitrat. Nyeri
dikenal sebagai "musculoskeletal pain". yang berasal dari esofagus berlangsung
Pasien biasanya lebih sering menyara- lebih lama dari episode angina, jarang
kan sesak napas pada waktu aktivitas berkaitan dengan aktivitas fisik, dan
daripada nyeri dada, tetapi jika didesak refluks esofagus akan memburuk jika
lebih rinci, seringkali keluhan tersebut
merupakan rasa berat di tengah dada
(angina) yang menyebabkan l<esulitan ffi*ke l.* Penyebab Nonmiokard pada
mengembangkan dada. Akan tetapi sesak Nyeri Dada
napas ini dapat juga berl<aitan dengan Akut
disfungsi ventrikel kiri yang terjadi pada . Spasme esofagus: amat mirip
'dengan
isl<emia miokard. Gejala lain yang dapat angina tetapi lebih lama dan
tidak terkait dengan aktivitas fisrk
berkaitan dengan iskemia miokard ter-
o Diseksi aorta torakalis: brasanya
masuk cegukan, kembung, mual, dan
dirasakan tnterskapular
pusing, dengan tetap terl<ait pada aktivitas r Pneumonia: Biasanya pleuritik
fisil<. Gejala yang terjadi di atas rahang tetapi nyeri dapat lebih difus
dan di bawah pusar .jarang merupakan r Pneumotoraks. Lokal, intens,
pleuritlk
r Emboli paru: nyeri pleuritlk dan lokal
i -------- atau rasa tldak nyaman tumpul sentral
I
berapa gangguan kardiovaskular, namun diri tegak atau lama berdiri, dengan stres
emosional. Serangan sering terjadi selama
semuanya berakhir pada berkurangnya
beberapa tahun
aliran darah ke otak. Anamnesis yang e Sindrom sinus karotis: sensitlvitas si-
teliti sering dapat menunjukkan penyebab nus karotis terhadap gerakan leher atau pai-
dasar tetapi ada sejumlah pasien yang pitasi menyebabkan terjadinya slimulasl
mengalami pusing sementara atau ePi- vagal, menyebabkan btadikardia dan hipo-
tensi
sode sinkop bukan karena sebab kardio-
r Iskemia miokard: jarang menyebab
vaskular dan neurologis. Lihat Boks 1.7 kan sinkop tanpa adanya penyakit jantung
untuk penyebab sinkop dan presinkop 'larn (seperti
stenosis aolta), kecuali iika
akibat kardiovasku lar. cabang arteri koroner mengalami stenosis
Sinkop karena lantung biasanya teriadi . Hipertensi pulmonal berat: blasanya
cepat, tanpa aura, dan biasanya tidak ber- pada aktivitas. Mekanisme sama dengan
hipertensi atau AS. Obstruksl menetap ter
kaitan dengan konvulsi atau inkontinensia.
hadap sirkulasi allran dalah
Kesembuhan secara khas berlangsung o Emboli paru akut: hanya jlka emboli
cepat (tidak seperti penyembuhan yang masif menimbulkan obstruksi strkulasi
lambat pada penyebab neurologis yanS o Sindrom curian subklavia (sub-
dapat menyebabkan kebingungan pasca- clavian steal syndrome): disebabkan
, srenosis atau oklusi arLel sLbklavia. Terjadl
sinkop), dan mungkin berkaitan dengan
vasodilatasi hebat karena pasokan darah
i bersamaan dengan gerakan lengan ipsilatetai
. Penyakit serebrovaskular: sering me-
kembali ke arteriol yang sudah mengalami nyebabkan serangan puslng (episode transien
dilatasi akibat akumulasi metabolit lokal. lskemik), dan terutama pada manula
Penurunan kesadaran bertahap lebih oMiksoma atrium: jarang. Mungkin bet-
mengarah pada sinkop vasodepresor atau hubungan sikap tubuh berdiri (postural). \,4e-
mmbulkan obstruksi intermiten katup mitral
hipotensi postural.
teratur, atau gabungan semua hal tesebut. gagal jantung kanan sebagai konsekuensi
o Kesadaran iantung berdebar keras hipertensi pulmonal, penyakit ventrikel
dapat menandakan isi sekuncup yang kanan, atau penyakit perikarditis
meningkat (misalnyaregurgitasi aofta atau konstriktiva.
mitral) atau . hanya menggambarkan r Edema karena obstruksi vena kava
peningkatan kesadaran seseorang ter- superior (biasanya disebabkan keganas-
hadap jantungnya. an), terbatas pada kepala, leher, dan
o Palpitasi cepat menun jukkan taki- lengan.
kardia. o Adanya riwayat edema periorbital
r Palpitasi tak teratur dapat cepat, khas untul< penyakit ginjal (sindrom
seperti pada fibrilasi atrium, atau lebih nefrotik dan nefritik).
lambat, seperti pada denyut ektopik. r Edema unilateral ekstremitas me-
o Dengan ektopik berarti pasien me- nunjukkan obstruksi vaskular atau limfatik
nyadari 'denyut ekstra' (ektopik) yang lokal, seperti pada pascatrombosis vena
prematur, jeda kompensasi sesudah dalam atau insufisiensi vena kronis karena
elctopik, yang memberi sensasi 'denyut varises vena.
hilang', atau denyut pascaektopik yang o Penyebab edema lain termasuk
l<eras dan dirasakan'lebih keras' karena, edema siklik yang terjadi perimenstrual
sebagai susulan, mempunyai isi sekuncup dan edema angioneurotik yang terjadi
yang lebih besar dari denyut sinus atau sebagai reaksi alergi terhadap stimuli,
ektopik sebelumnya. termasuk mal<anan laut.
Palpitasi yang berkaitan dengan nadi
pelan dapat disebabkan blok atrio- Letih
ventrikel atau penyal<it nodus sinus. Gejala ini nonspesifik tetapi seringteriadi
Palpitasi cepat biasanya mulai dan ber- pada penyakit jantung. lni dapat terladi
henti mendadak, dan disebabkan taki- karena curah jantung yang rendah atau
kardia atrium, nodus atrioventrikel atau ketidakmampuan meningkatkan curah
tal<ikardia ventrikel. Penghentian palpitasi jantung pada waktu aktivitas fisik. Terapi
bertahap lebih terkait dengan takikardia obat dapat menyebabkan keletihan, bail<
sinus. langsung seperti penyel<at B, atau tidak
langsung seperti akibat hipokalemia pada
Edema terapi diuretik.
Peningkatan tekanan jantung kanan akan
menambah tekanan vena sistemik di vena Sianosis
kava inferior dan superior, dan keadaan Walaupun merupakan tanda yang harus
ini paling berat pada bagian-bagian tubuh dicari pada pemeril<saan, pasien dapat
yang mengtantung, paling sering di kaki mengeluhkan adanya perubahan warna
dan pergelangan l<aki. Dapat juga di l<ulit dan membran mukosa menjadi
daerah sakral, bagi mereka yang terbaring kebiruan, sehingga sianosis sebagai
di tempat tidur. Edema terjadi bila tekan- tampilan gejala. Perubahan warna ke-
an onkotik plasma dilampaui oleh tekanan biruan ini terjadi karena meningkatnya
intravaskular, yang diperberat oleh hipo- hemoglobin terdeoksigenasi dalam darah
albuminemia. yang masuk jaringan. Sianosis dapat
o Peningkatan tekanan .iantung l<anan dibedakan menladi 'sentral' dan 'perifer',
dapat sekunder akibat penyakit jantung suatu istilah yang mengindikasil<an
l<iri (gagal ventrikel kiri, penyakit katup penyebab, bukan lokasi.
mitral atau aorta) atau dapat disebabkan o Sianosis sentral ditandai dengan
Anamnesis tambahan
7 Pendekatan umum
Perkenalkan diri Anda
Posisikan pasien
Yakinkan pasien merasa nyaman
Buat observhsi umum-dispnu, distres, struktur dan sifat tubuh
Pemeriksaan jantung
Inspeksi dinding dada depan Bentuk umum, skar
Palpasi prekordium lmpuls jantung, gelaran, denyut apeks
Auskultasi Bunyi jantung (S1, 52, bunyr tambahan)
Slstol (murmur)
Diastol (murmur)
Pemeriksaan dada
Inspeksi dinding dada belakang (punggung) Bentuk umum, skar
Palpasi Pengembangan paru
Perkusi Efusi pleura
Der napasan bronktal. 11^pi'as.
Auskultasi
Pemeriksaan abdomen
Raba Hati, 1impa, ginjal, aotta
Perkusl Asites
Auskultasr dising usus, bruit
Pemeriksaan tungkai
Den!'ut Keberadaan, keseiramaan femoro radial, brult
Edema
Jari-jemari Perdarahan splinter, jari tabuh
Tabel 2.1 Rangkuman ploses pemerlksaan. jantung (keteraturan). Rabalah siku untuk
memastikan erupsi xantomatosa, lihatlah
tangan ke bawah dan iemari diperiksa fosa antekubiti untuk mencari skar (bekas
untul< mencari jari tabuh (clubbing), per- kateterisasi iantung yang lalu) dan rabalah
darahan splinter, lesi Janeway, sianosis denyut nadi brakialis untuk memastil<an
perifer (lihat Bab l), atau xantoma (hi- keberadaan dan sifatnya. Pemeriksaan
perkolesterolemia) pada tendon eksten- tekanan darah merupakan bagian penting
sor. Perhatikan sisa-sisa warna "nil<otin" dalam pemeriksaan kardiovaskular dan
bekas perokok berat, dan karenanya perlu l<ehati-hatian untuk memastikan
terdapat kemungkinan penyakit Pem- bahwa bahan sfigmomanometer ter-
buluh darah koroner dan perifer. Rabalah l<embang di atas tekanan sistolik sebelum
kedua denyut nadi radialis untuk me- dikempiskan perlahan (lihat Bab 4).
mastikan keberadaannya, dan Sunakan dari l0 mmHg antara
Perbedaan lebih
salah satunya untuk menilai laju dan irama kedua lengan memberikan kecurigaan
t0 Bab 2: Sistem Kardiovaskular
Tengkorak Paget atau Penyakit Paget Gagal jantung dengan curah jantung
tulang panjang linggi
Wajah miopatik Miopati dan distrofi otot Berbagar jenis (distrofi miotonika,
ataksi Friedrlch, Duchenne, Becker,
facioskapulohumeral) berkaitan
denqan kardiomlopati
Tanda-tanda
trt]
6
:E
B0l
gE (a)
tr
.d
d
Pulsus alternans, terdiri atas gelom- nurunan ini >10 mmHg selama respirasi
bang denyut nadi yang silih berganti kuat tenang, maka dianggap abnormal dan bah-
dan lemah pada setiap denyut dan me- kan dapat diketahui dengan palpasi iika
rupakan tanda disfungsi ventrikel kiri lebih dari 25 mmHg. lni khas untuk tam-
berat. lntensitas bergantian dapat juga ponade perikard, diiumpai pada l<urang
didengar pada sfigmomanometer. Hal ini lebih 50% pasien dengan konstriksi
dapat diketahui secara klinis iika tekanan perikard dan juga pasien dengan kondisi
sistolik berbeda >20 mmHg antara tiap tekanan intratorakal yang bervariabi lebar
denyut dan paling mudah diketahui (asma, emfisema), atau iarang pada syok
dengan respirasi yang ditahan guna meng- h.ipovolemik, emboli paru, kehamilan, dan
hindarkan pengaruh siklus respirasi pada kegemukan berlebihan. Sebaliknya, pe-
isi sekuncup. ningkatan tekanan sistolik waktu inspirasi
Pulsus bigeminus disebabkan oleh dapat terjadi pada kardiomiopati obstruk-
denyut ektopik, biasanya ventrikel, teriadi tif hipertrofik.
sesudah setiap denyut sinus. Denyut Setelah palpasi karotis, perlu iuga di-
ektopik lebih lemah daripada denyutan auskultasi. Jika arteri >50% mengalami
sinus sebelumnya, dan teriadi sebelum stenosis, bunyi aliran darah yang me-
waktunya (berlawanan dengan pulsus lewati segmen stenotik pada sistol dapat
alternans di mana denyut yang lebih terdengar (bruit). Jika penyakit katup
lemah teriadi pada wal<tu denyut yang aorta juga ada, biasanya sulit membeda-
diharapkan). Denyut sinus sesudah kan murmur sistolik yang menialar dan
denyut ektopik dapat lebih kuat dari biasa stenosis arterial intrinsik, dan mungkin
karena aksentuasi pascaektopik (post- perlu pemindaian ultrasonografi karotis.
e cto p i c ac c e n tu ati o n).
Pulsus paradoksus merupakan eksa- Denyut vena jugulafis
gerasi fenomena yang normal. Tekanan Kedua vena jugularis interna terdapat
sistolik biasanya sedikit turun bersamaan lauh di dalam otot sternokleidomastoid.
dengan inspirasi karena efek tekanan Pembuluh jugularis interna kanan meng-
intratoraks negatif pada aorta dan pada alirkan darah langsung ke SVC sedangkan
isi sekuncup ventrikel kiri, tetapi jika pe- yang kiri pertama masuk ke vena ino-
t4 Bab 2: Sistem Kardiovaskular
Gerakan ke bawah
penulunan y
(a) Normal membedakannya dengan
denyut arleri
Gambar 2.3 Bentuk gelombang denyut vena bersamaan dengan efek kontraksi ven-
jugularis dalam hubungan dengan 51 dan 52. trikel kanan (sistol RV) yang cenderung
menarik cincin atrioventrikel kanan dan
hipertensi paru, stenosis trikuspid (TS). menutup katup trikuspid ke arah bawah.
Jika atrium kanan berkontraksi selagi Penurunan 'x'akan cepat dalam kondisi
katup trikuspid tertutup akan teriadi apa di mana gelombang 'a' meningkat ber-
yang disebut'gelombang meriam', timbul kaitan dengan pembesaran ventrikel
kadang-kadang pada disosiasi atrio- l<anan karena kelebihan beban volume,
ventrikel (blok lantung komplet). Ge- khas terladi pada defek septum atrium
lombang 'a' tidak didapatkan pada fibrilasi dan pirau kiri-ke-kanan yang bermakna.
atrium karena tidak ada kontraksi atrium Gelombang 'Y' yang menaik terjadi
yang terkoordinasi. Penurunan 'x' timbul bertepatan dengan paruh-kedua diastol
sebagai akibat relaksasi atrium kanan atrium, ketika atrium kanan lebih ter-
(diastol atrium) pada akhir kontraksinya distensi dengan darah vena. Selantutnya
t6 Bab 2: Sistem Kardiovasl<ular
diikuti penurunan 'y' yang bertepatan karinatum (dada merpati) dan kifo-
dengan terbukanya katup trikuspid dan skoliosis dapat berkaitan dengan sindrom
pengosongan pasif atrium kanan ke Marfan. Adanya skar sternotomi median
ventrikel kanan pada awal sistol atrium. menunjukkan adanya operasi jantung
lni teriadi setelah bunyi jantung kedua sebelumnya (operasi grafting katup atau
(S2). Berikutnya pada diastol, kontraksi pintas koroner) atau aorta asenden
atrium terjadi lagi (gelombang 'a') dan (aneurisma, diseksi aorta). Aneurisma
siklus itu berulang kembali. ventrikel atau aorta yang besar dapat
Pada inkompetensi katup trikuspid menyebabkan pulsasi yang terlihat, dan
ringan atau sedang, darah mengalami re- obstruki v. kaya superior atau inferior
gurgitasi ke atrium kanan sewaktu sistol dapat menghasilkan saluran kolateral vena
ventrikel (diastol atrium) dan menyebab- dinding dada yang terlihat jelas.
kan aksentuasi gelombang 'v'. Pada in-
kompetensi trikuspid berat, aksentuasi
Palpasi (lihat Tabel 2.3)
ini terjadi lebih awal pada diastol atrium
Dengan penggunaan radiografi toraks dan
menyebablcan gelombang 'c' yang dalam
pemeriksaan-pemeriksaan penunjang
keadaan normal tidak terlihat menjadi
pada jantung yang lebih khusus, perkusi
nyata, penurunan 'x' menghilang dan me-
prekordium menjadi jarang dilakukan.
nimbulkan apa yang disebut gelombang
Pertama, carilah posisi denyut apeks
'cv'. Penurunan ty' yang cepat merupa-
dengan ujung lari, l<emudian rabalah
kan tanda khas pada konstriksi perikard
dengan telapak tangan untuk menentu-
tetapi juga terjadi pada regurgitasi tri-
kan sifut denyut. Denyut apeks biasanya
kuspid dan kondisi yang berkaitan dengan
terdiri atas impuls ventrikel kiri, umum-
dilatasi dan disfungsi ventrikel kanan.
nya terletak sedikit di medial dan di atas
Penurunan lambat, khas pada stenosis
ruang interkostal ke lima di garis mid-
trikuspid.
klavikular. Seringkali denyutnya tidak
Denyut vena jugularis biasanya dapat
teraba pada posisi telentang, terutama
dibedakan dari pulsasi karotis berdasar-
pada manula, tapi lebih mudah dirasakan
kan bentuk gelombang ganda (jika dalam
jika pasien dimiringkan ke kiri. Denyut
irama sinus), kemampuan pemeril<sa
menghilangkan pulsasi vena dengan pene-
apeks terdiri atas gerakan ke depan
sesaat, diikuti gerakan ke dalam yang
kanan eksternal ringan-sedang, dan ada-
lebih lama. Pada hipertrofi ventrikel kiri
nya kenyataan bahwa tekanan vena dapat
sedang atau berat, dorongan keluar ini
terlihat berubah sesuai dengan fase-fase
menetap selama ejeksi (heave atau lift
siklus pernapasan dan posisi pasien.
ventrike / kiri), meskipun ini akan lebih
nyata iika ventrikel kiri mengalami dilatasi
Fgmg-rt ,.iin .'.,,, :',.; ',,,,,..,'1 atau aneurisma, di mana lft ini meluas di
atas daerah yang lebih lebar dan meng-
lnspeksi (lihat Tabel 2.3) geser ke lateral. lmpuls apikal akan ber-
Nilailah kecepatan pernapasan dan per- kurang jika volume sekuncup menurun.
hatikan deformasi toraks, sepefti pektus Pada stenosis mitral (MS) bermakna,
ekskavatum (sternum cekung), yang denyut apeks tersebut berbentuk sebagai
dapat menggeser apeks jantung ke kiri 'ketukan' (ketukan atau' tapping! disebab-
dan memberikan kesan palsu adanya kan aksentuasi penutupan katup mitral),
kardiomegali, atau menyebabkan murmur atau dapat berupa impuls ganda pada kar-
aliran ejeksi 'inosen' akibat kompresi diomiopati obstruktif hipertrofi k. Palpasi-
ringan alur keluar ventrikel kanan. Pektus lah pada sisi prekordial lainnya dengan
Pemeriksaan jantung t7
Tabel 2.3 Penemuan pada inspeksi dan praktik klinis, nilainya kurang. Sebelum
auskultasi prekordral. menjelaskan tanda-tanda yang ditemukan
d4lam penyakit iantung, akan bemanfaat
jika diielaskan siklus jantung normal dan
menggunakan bagian ulnar telapak tangan apa-apa yang terjadi.
dimaksudkan untuk mengetahui antara
lain heave parasternal kiri, hiperdinamika Sr'IrIus jant,.zng (lihat Gambar 2.4)
prekordial umum, atau pulsasi abnormal
Pengosorgan da-ah atrium ke ventrikel
pada daerah tertentu. Katup prostetik
dimulai k ,.ila karup atrioventrikel (mitral
mekanis jantung dapat menimbulkan
dan trikuspidi terbuka dan hampir se-
bunyi, sering dapat dirasakan dengan
panjang \ ';!<tu ini darah mengalir pasif
palpasi pada dinding dada.
dari atriu ,, melewati katup-katup. Fase
selanjutnya adalah kontraksi atrium aktif
Auskultasi (sistol atrium), ketika kurair,: lebih 20%
Auskultasi jantung merupakan keahlian dari akhir pengosorrgan atriitrri dan Peng-
yang paling sulit dipelajari mahasiswa dan isian ventrikel terakhir terjadi. Dalam
tidak ada cara-cara lain untuk mendalami- keadaan normal terbukanya katup atrio-
nya selain pengalaman. Semakin sering ventrikel pada pemeriksaan klinis tidak
dan banyak variasi kondisi-kondisi jantung dapat didengar.
yang didengarkan semakin mudah dan Pada akhir kontraksi atrium, atrium
piawai pemeriksa tersebut. Secara teo- mulai berelaksasi (diastol atrium), tekan-
retis pengetahuan ini penting tetapi tanpa an intra-atrium mulai turun dan tekanan
kemampuan menempatkannya dalam diastol ventrikel akan melebihi tekanan
t8 Bab 2: Sistem Kardiovaskular
atrium. Karena adanya perubahan dalam walau tidak ada stenosis. Segera setelah
besarnya gradien tekanan, katup atrio- katup aorta terbuka, isi sekuncup ventri-
ventrikel (AV) menutup. Penutupan l(el kiri (kurang lebih 45 ml/mz) segera
l<atup-katup AV ini akan menimbulkan dikeluarkan dan tekanan aorta meningkat
S I , yang terdiri atas komponen mitral hingga mencapai puncal< (sama dengan
(Ml) dan trikuspid (Tl) dan penutupan tel<anan darah sistolik, sekitar I l0-140
mitral terjadi sesaat sebelum trikuspid. mmHg).
Segera kemudian kontraksi ventrikel Saat ventrikel kiri mulai relaksasi,
dimulai (sistol ventrikel). tekanan ventrikel dan aorta turun dan
Sesaat sebelum dimulainya sistol katup aorta menutup, membentuk kom-
ventrikel kiri, tekanan ventrikel kiri ponen aorta (A2) dari bunyi jantung
rendah (5-10 mmHg), tetapi dengan kedua (S2). Sesaat kemudian komponen
cepat meningkat pada awal sistol sampai pulmonal (P2) menyusul. Diastol ventri-
melebihi tekanan diastolik aorta (kira- kel mulai pada 52 dan beberapa saat
kira 80 mmHg) dan pada saat itu katup kemudian tekanan diastol ventrikel, mes-
aorta terbuka. Fase yang pendek pada kipun turun, tetap lebih tinggi dari tekan-
awal sistol ini, ketika tekanan ventrikel an atrium. Waktu yang pendek ini, ketika
kiri naik tetapi katup aorra masih ter- katup atrioventrikel (mitral, trikuspid)
tutup, disebut'kontraksi isovolumik' dan katup ventrikuloarterial (aorta,
karena volume darah di ventrikel kiri pulmonal) tertutup, disebut relaksasi
tidak berubah. Pembukaan katup bikus- isovolumik sebab volume ventrikel tetap
pid, berlawanan dengan trikuspid normal, konstan. Prinsip ini juga berlaku untuk
akan menimbulkan bunyi 'klik eieksi' fungsi ventrikel kanan kecuali tekanan
Pemeriksaan jantung t9
Hal ini tidak selalu demikian dan barang- memperkeras bunyi dan murmur dari
kali cara yang lebih baik menjelaskannya katup aorta dan pulmonal, dan mungkin
berdasar lokasi anatomis pada dinding katup trikuspid, pasien sebaiknya miring
dada di mana murmur tertentu paling ke depan dan untuk katup mitral agar
baik terdengar, seperti sisi sternal kiri badan miring ke kiri. Pada setiap posisi,
bawah, sisi sternal kanan atas, atau apeks fase pernapasan (inspirasi atau ekspirasi)
jantung. Pendekatan demikian akan men- perlu dimanfaatkan untuk mendapatkan
dorong pemeriksa menetapkan sumber data yang maksimal. Setelah murmur
murmur berdasarkan sifatnya, bukan ber- ditemukan, perlu ditetapkan penyebaran-
dasar tanda atau letaknya di permukaan nya. Regurgitasi mitral dapat menyebar
yang tidak pasti. Dengan menempatkan ke belakang ke arah ketiak atau ke depan
pasien pada berbagai posisi (telentang, ke arah sternum bergantung pada daun
setengah duduk, membungkuk ke depan, katup yang rusak, dan stenosis aorta
atau dekubitus lateral) diharapkan me- umumnya menyebar ke arah sisi sternum
ningkatkan kemungkinan mendapatkan kanan atas dan karotis. Kaitan waktu ke-
data aukultasi sebanyak mungkin dan se- jadian dengan siklus jantung dapat dibantu
telah fase awal pembelajaran, pemeriksa dengan mengetahui Sl yang kira-kira ber-
akan menemukan pendekatan yang flek- tepatan dengan denyut karotis.
sibel, memilih posisi, dan menetapkan pe-
nyebaran murmur sehingga mampu me- Bunyi jantung (lihat Tabel 2.5 dan
ngenal asalnya. Pendekatan ini hanya akan Gambar 2.5)
diperoleh melalui latihan dalam praktik. Bunyi jantung adalah getaran dengan
berbagai intensitas (kekerasan), frekuensi
Memulai auskultasi (lihat Tabel 2.4) (tinggi nada) dan kualitas (warna suara).
Ketika melakukan auskultasi keadaan Sl menunjukkan mulainya sistol ventrikel
lingkungan sekitar harus tenang dan dan 52 menunjukkan mulainya diastol
mulailah dengan mendengarkan dengan ventrikel.
cepat di atas prekordium dengan meng- Sl: merupakan bunyi nada tinggi dari
gunakan diafragma dan corong, pasien komponen mitral dan trikuspid dan di-
dengan sikap setengah duduk (40"); hal sebabkan oleh pengencangan mendadak
ini akan memberikan kesan awal. Untuk dari otot papilaris katup tersebut. Paling
baik didengar pada bagian batas sternum
Tabel 2.4 Auskultasi murmur lantung. kiri bawah. M I dominan dan timbul tepat,
itvMR, regmrgitasi mitral; MS, stenosis mitral; PA, arteri pulmonalis; PR, regurqitasi puLmonal, PS,
stenosis pulmonal; TR Iegurgitasi trikuspid; TS, stenosis trikuspid.
L--,
Pemeriksaan iantung 2l
JL
lntensrtas Hipertensr slstemik (A2) Stenosis aorta atau pulmonal
Hipertensi paru (P2) dengan kaiup imobil
Pecah (sp/iltrng) Meningkat pada inspirasi dan Berkurang pada ekspirasr,
pada blok cabang serabut kanan hipertensl paru
Pemecahan tetap pada defek Pemecahan terbalik (reversed
septum atrium spJit) pada blok cabang
serabut krri, pacu lantung
ventrikel kanan
S3 Olang muda
Disfungsi ventrrkel
Manula
Fibrosrs atau hlpertrofi LV
LIJ:IT*1 i
1.2A
batas sternum kanan atas, sedang P2 kiri (LV) selama pengosongan diastolil<
paling keras pada batas sternum kiri atas. relatif rendah dalam ukuran absolut.
Masing-masingnya bersamaan dengan Karena itu, murmur diastolik dan opening
penutupan katup bersangkutan yang juga snap MS bernada rendah, terdengar pa-
bersamaan dengan takik dikrotik (dicrotic ling baik selama inspirasi menggunakan
notch) pada tekanan menurun pembuluh corong stetoskop yang diletakkan pada
besar bersangkutan (aorta atau pulmo- apeks dengan pasien dimiringkan,ke l<iri.
nal). Bunyi A2 dan P2 yang terpecah ter- Opening snap terjadi karena gerakan
dengar pada individu normal dan dapat membuka daun anterior katup mitral
lebih tinggi (inspirasi, blok cabang serabut yang berhenti mendadak pada awal
kanan), berl<urang (ekspirasi, hipertensi diastol dan katup yang tebal itu tidak
paru), tetap (defek septum atrium), atau dapat terbuka penuh. Timbul bunyi
dapat pindah ke arah yang berlawanan menggelegar yang diperkuat oleh pe-
(bunyi pecah terbalik - reversed splitting) ningkatan tekanan atrium kiri. Untul< ter-
di mana pemecahan bunyi berkurang jadinya opening snap, katup harus dapat
pada inspirasi (blok komplit cabang se- mempertahankan mobilitas, mobilitas ini
rabut kiri, pacu jantung ventrikel kanan). dapat menghilang ketika proses stenotik
Komponen bunyi kedua dapat hilang jika semakin berat. Semakin tinggi tekanan
katup yang bersangkutan tidak bergerak atrium kiri, semakin berat MS dan ter-
(stenosis aorta, stenosis pulmonal), atau jadinya opening snap lebih awal setelah
meningkat ((hipertensi sistemik (A2), bunyi lantung kedua. Jarak antara 52 dan
hipertensi paru (P2)) opening snap dapat digunakan sebagai
Bunyi awal diastolik terbanyak adalah indikator keparahan MS.
opening snap dari MS. Tekanan atrium Bunyi diastolik lain yang jarang dite-
kiri normalnya rendah (sekitar 5 mmHg) mukan antara lain 'ketukan (knock) perl-
dan bahkan pada MS berat hanya naik kard' (konstriksi perikard) dan 'tumor
menjadi l5-25 mmHg. Jika tekanan lebih plop' (mikoma atrium). Suatu bunyi awal
tinggi merupakan predisposisi terjadinya diastolik pembuka dapat didengar jika ada
edema paru. Jadi, bahkan pada MS berat katup prostesis mitral mekanis (bola dan
gradien tekanan atrium kiri dan ventrikel sangkar atau diskus miring).
Pemeriksaan jantung 23
Normal
W
Blok cabang pada sebagian besar
serabrlt kanan
kasus)
(d)
Ekspirasi
iW P2 akhir dan kuat (isr
sekuncup RV
menrngkat)
Perlambatan A2 dan
lnspirasl
-{|--ttffi1-- P2 menyebabkan
pemecahan tampak
nlenetap
{r-*F
Hlpertensr slstolik
P2 lebih keras dari A2
(s) Hipertensr
di daerah pulmonal
paru
dan dipancarkan ke
daerah milrai
Gambar 2.6 32 sepertr yang terdengar pada efek penghisapan) dan gradien tekanan
daerah pLllmonal. positif yang ada antara atrium dan
ventrikel. Pengisian cepat pada fase ini
berkaitan dengan bunyi ketiga (S3). Fase
Bunyi mid dan akhir diastolik bunyi kedua (diastasis) pendek dan kontri-
tambahan yang terjadi sesudah bunyi businya relatif tidak penting pada peng-
diastolik amat awal bertepatan dengan isian ventrikel. Fase ketiga bertepatan
tiga fase pengisian diastolik ventrikel. Fase dengan kontral<si atrium dan bila pengisi-
pertama disebut'pasif yaitu ketika an ventrikel terjadi cepat selama periode
ventrikel terisi akibat interaksi kompleks ini, maka bunyi keempat (S4) dapat
antara relaksasi ventrikel (menyebabkan terdentar.
74 Bab 2: Sistem Kardiovaskular
Keseluruhan bunyi tambahan diastolik Murmur (lihat Tabel 2.6 dan Gambar
ini paling baik didengar dengan diafragma 2.7)
stetoskop dan dapat berasal dari masing- Pendahuluan
masing ventrikel. Anal<-anak dan orang Murmur merupakan bunyi aliran darah
dewasa muda dapat mempunyai 53 dalam struktur vaskular, dan digolongkan
fisiologis tapi'bukan 54, dan pada manula menurut tujuh sifat sepefti pada Boks
54 dapat terjadi terutama setelah aktivitas 2. l. Sebagian murmur adalah inosen,
fisik. 53 pada orang dewasa biasanya l<arena turbulensi aliran, tetapi iika pa-
patologis (disfungsi ventril<el) dan 54
biasanya berkaitan dengan ventrikel
fibrotil< penyakit arteri l<oroner atau I I
i . Penyebaran.
't aIaL ke mana mu-mu- ,
Murmur Penyebab
Ejeksi (mid) srstolik AS, PS, HOCM, atau turbulensl ahran inosen
Holosistohk MR atau TR,VSD
Akhlr sistolik Prolaps MV
Srstoiik aiteilal Peningkatan aliran, belokan alteri atau turbulensi inosen,
arleriosklerosis, koarktasio aorta
Awal diastolik AR atau PR
Mrd-diasiolik MS atau TS, allran diastolik cepat
Akhir diastolik MS dalam irama sinus, murmul Austin Flint darl AR berat
Kontinyu Duktus arteriosus paten
Ruptur sinus Valsalva
Kolateral aortopulmonal
Fistula arteriovenosa
Anoma]l a. koroner
Malformasi arteliovenosa pulmonai
AR, regurgltasi aorta; AS, stenosts aorta, HOCM, kardlomiopatr obstruktif hipelttofik; MR, regurgitasi
mitral, MS, stenosis mitral; MV, katup mitral; PR, regulgitasi pulmonal; PS, stenosis pulmonal; TR,TB i
L____*__**.**,*_ --------t
Pemeril<saan jantung 25
I
t
I
.-J
'''
ii
(e)
ili_,i:+;"Tl;rl,i
Pengisian ventrlkel
n:ffi:
(mltral dan tnkusprd)
Gambar 2.7 Mlirmur dan hubungannya dien tel<anan relatif kecil, murmur ber-
dengan denyut tekanan darah. nada rendah dan paling mudah didengar
dengan corong stetosl<op. Contohnya
tologis biasanya terkait dengan adanya murmur diastolik stenosis mitral dan
gradien tekanan antarruang di mana stenosis trikuspid. Nada murmur terkait
da.rah mengalir l<e ruang tersebut atau stenosis pulmonal (sistolil<) atau regur-
pada pembuluh darah yang dituju. Jika gitasi (diastolik) akan bergantung pada
gradien tekanan besar, murmur akan ber- besar tel<anan ventrikel kanan dan a. pul-
nada tinggi dan paling jelas terdengar monalis.
dengan diafragma stetosl<op. Contohnya Suatu murmur akan menghilang jika
murmur sistolil< pada stenosis aorta, tekanan dalam kedua ruang telah sama
regurgitasi mitral dan defek septum dan aliran antara l<eduanya berhenti.
ventrikel, dan murmur diastolil< pada re- Misalnya, pada AR berat sejumlah besar
gurgitasi aorta (AR). Sebaliknya iil<a gra- darah akan berbalik dari aorta lce LV
26 Bab 2: Sistem Kardiovaskular
sejak katup aorta akan menutup (A2). situation) (yaitu aliran melewati katup
Pada mid diastol kombinasi dari aliran pulmonal pada pirau kiri-ke-kanan,
regurgitasi besar dan aliran ke depan me- demam, hamil, tirotoksikosis), atau
lalui katup mitral dapat meningkatkan murmur inosen (rnnocent flow murmur),
tekanan ventrikel sedemikian rupa yaitu murmur mid-sistolik yang vibratif,
sehingga sama dengan tekanan diastolik terutama pada pasien dengan diameter
aorta yang rendah (akibat AR). Pada titik anteroposterior dada yang kecil.
ini pengisian lanjutan LV berhenti dan Murmur holosistolik mulai pada awal
murmur regurgitasi aorta berhenti. sistol ventrikel (Sl) dan berakhir pada
Karena itu dalam situasi ini adanya atau segera setelah 52. Dengan kata lain
murmur diastolik pendek menunjukkan ini terjadi sepanjang sistol (bahasa Yunani
adanya penyakit katup yang berat. holos = seluruh). lstilah holosistolik lebih
Sebaliknya pada MS berat tekanan atrium banyak digunakan daripada pansistolil<
kiri akan tetap tinggi dibanding tekanan karena kata teral<hir menekankan pan-
ventrikel kiri selama sistol dan karena- intensitas (intensitas sama selama sistol),
nya akan terdengar murmur diastolik sedangkan murmur yang disebabkan
yang panjang. Di sini murmur diastolik regurgitasi mitral atau trikuspid atau
yang panjang, bul<an pendek, menunjuk- defek ventrikuloseptal adalah khas
kan adanya masalah katup yang berat. holosistolil<, tidak selalu pan-intensiras.
Menetapkan terjadinya murmur ber- Sesungguhnya murmur regurgitasi mitral
kaitan dengan siklus jantung merupakan hal yang paling sering disebut 'pansistolik',
penting dan merupalcan dasar klasifikasinya: kadang-kadang dapat terjadi terutama
O sistolik (mulai pada atau sesudah Sl pada awal sistol (MR berat), atau antara
dan berakhir pada atau sebelum 52 terlcait mid hingga alchir sistol tergantung pada
pada sisi asalnya. (ii) diastolik (mulai pada faktor-faktor yang ditentukan oleh
atau sesudah 52 dan beral<hir sebelum Sl prolapsnya daun katup, dan dalam kasus-
terkait pada sisi asalnya); atau (iii) kontinyu kasus ini bukan holosistolik atau pan-
(mulai pada sistol dan berlanjut tanpa henti intensitas.
sepanjang diastol). Gesekan perikard Murmur akhir sistolik mulai pada mid
termasuk di sini meskipun tidak seutuhnya sampai akhir sistol dan berakhir pada
sebagai murmur. atau segera sesudah 52. Contoh paling
khas adalah murmur prolaps katup mitral
Murmur sistolik yang sering mulai setelah klil< mid hingga
Murmur ejeki (mid) sistolik tidak mulai akhir sistolil<.
pada awal sistol ventrikel (Sl) karena Murmur sistolik arterial dapat terladi
kontraksi terjadi sebelum katup aorta pada arteri normal jika terdapat pening-
atau pulmonal (dinamakan katup semi- katan aliran atau pembuluh terpuntir,
lunaris) terbuka, di mana pada saat ter- atau dalam keadaan abnormal penyempit-
sebut tidak ada gerakan darah (fase an arteri. Biasanya berbentuk wajik dan
isovolumik sistol). Segera setelah katup sering terdengar kebetulan pada fosa
semilunaris terbuka, murmur secara per- supraklavikularis pada anak-anak dan
lahan meningkat intensitasnya dan dewasa muda, yang dapat lenyap dengan
kemudian menurun, berakhir tepat se- ekstensi bahu. Pada pasien lebih tua
belum A2 atau P2. Penyebabnya antara biasanya menandakan ateroskelorosis.
lain stenosis aora dan stenosis pulmonal, Koarktasio aorta menimbulkan murmur
obstruksi alur keluar ventrikel (yaitu sistolik yang dapat didengar di daerah
HOCM), situasi arus tingg;i (high flow i nterskap u laris.
Pemeriksaan paru 27
paniang diambil untuk bedah tandur alih Jari kaki perlu diperhatikan untuk me-
pintas arteri koroner (coronary arcery mastikan adanya jari tabuh dan per-
bypass graft, surgery). Sebab lainnya darahan sPlinter, yang keduanya sama-
termasuk efek gravitasi pada pasien yang sama berkaitan dengan kelainan iari
relatif tidak bergerak, vena varikosa, tangan yang bersangkutan.
hipoproteinemia, atau obstruksi limfatik.
Pencitraan
Pendahuluan
i ffi*kx 3"i Teknik Pencitraan Jantung
I
Radiografi toraks
Gambar 3.1 Radlografi toraks PA normal dengan Gambar 3.2 Radiografi toraks lateral normal
ilustrasi struktur bayangar jaltung. SVC, vena kava dengan ilustrasr struktur bayangan lantung. LA,
superior; RA, atnum kanan; LV, ventrikel k1n; LAA, atlium kiri; RV ventrtkel kanan.
apendiks atrrum kiti; PA, arterl pulmonalis; AO,
aorta.
LV) menyebabl<an gambaran yang lebih kalsifikasi katup mitral serta aorta, yang
besar dan bundar pada batas bawah kiri sulit terlihat pada radiografi toraks PA
jantung, namun bukti adanya pembesaran standar. Kalsifikasi katup dengan'mudah
ventrikel kiri mungkin tidak terlalu diidentifikasi pada pemeriksaan ekokar-
terlihat. Gambaran radiografi dari dilatasi diografi namun kalsifikasi perikard lebih
atrium kiri antara lain bayangan ganda sulit dinilai, dalam keadaan ini radiografi
pada batas jantung kanan, mengisi ruang- toraks lateral dapat sangat membantu
an dan kemudian membengkak pada pada beberapa kasus tercentu.
daerah di bawah arteri pulmonalis utama
karena pembesaran apendiks atrium kiri Lapangan paru
(left atrium appendagelLAA), serta pem- Tidak ada katup di antara vena pulmo-
besaran sudut karina pada bifurkasio nalis dan atrium kiri (/eft atriumlLA), se-
trakea. Dilatasi atrium kiri sering dikait- hingga peningkatan tekanan atrium kiri
kan dengan pembesaran arteri pulmonalis akan menyebabkan distensi vena pul-
utama karena hipertensi arteri pulmonalis monalis dan peningkatan tekanan kapiler
sekunder. Kombinasi ini menyebabl<an paru. Hal ini akan menyebabkan distensi
pelurusan batas iantung kiri, suatu tanda vena pada lobus atas paru dan selaniutnya
yang sering dikaitkan dengan penyakit menjadi edema paru (Gambar 3.3) (di-
katup jantung signifikan. kenali dari opasifikasi lapangan paru bila-
Pembesaran ventrikel kanan hanya teral difus), dan distensi limfe, yang di-
bisa dinilai dari radiografi toraks lateral sebut garis Kerley B. Didapatkan kardio-
di mana bayangan jantung lebih berhadap- megali dan mungkin terdapat efusi pleura
an penuh dengan sternum. Radiografi ringan.
toraks lateral juga berguna dalam meng- Edema paru juga dapat disebabkan
identifikasi adanya kalsifikasi perikard atau oleh penyebab nonjantung, seperti hipo-
32 Bab 3: Pencitraan
a ekokardiografi M-mode;
a el<ol<ardiografi dua-dimensi;
a ultrasonografi (ekokardiografi)
Doppler;
pemetaan aliran Doppler berwarna.
Ekokardiografi M-mode
Gelombang ultrasonografi al<an dipantul-
kan dari pertemuan jaringan manapun
dan sinyal pantulan ini dapat digunakan
untuk membentuk gambaran struktur
lantung. Jika digunakan gelombang tunggal
dari ultrasonografi pulsasi dan sinyal yang
Gambar 3.3 Radrografi toraks edema paru.
dipantulkan direkam pada kertas yang
bergerak, mal<a dapat direkonstruksi satu
albuminemia dan yang disebut sebagai citra dari satu saluran melalui jantung
sindrom 'syok paru' (distres pernapasan dari dinding dada ke struktur jantung
pada orang dewasa), atau gambarannya posterior seperti atrium kiri dan perikard
dapat serupa dengan kondisi lain seperci posterior yang terletak jauh dalam dada.
bronkopneumonia, fibrosis paru, atau Hal ini dikenal sebagai ekol<ardiografi M-
karsinomatosis limfangitis. Maka, edema mode dan, dengan menggerakkan trans-
paru pada radiografi toraks tidak selalu duser membentuk sudut pada berbagai
menandakan gagal jantung kiri, dan bila arah dari basis jantung menuju apeks,
disebabkan oleh penyebab jantung sering citra hasil ekokardiografi M-mode bisa
sulit ditentukan kelainan jantung yang didapatlcan setinggi katup aorta Uengan
mendasari dari radiografi polos. Gambar- LA di belakang, setinggi katup mitral, dan
an radiografi toralcs serial dapat berguna setinggi potongan ventrikel kanan dan
dalam mengawasi perkembangan penyakit kiri (Gambar 3.4). lnformasi struktural
dan keberhasilan intervensi terapeutik. ditampillcan selama beberapa waktu se-
hingga didapatkan beberapa sil<lus jantung
pada satu penelusuran. Ekokardiografi M-
mode telah digantikan oleh pencitraan
Diagnosis iantung noninvasif telah meng- dua-dimensi, namun tetap berguna untuk
alami revolusi sejak ditemukannya el<o- mengukur dimensi ruang jantung, rer-
kardiografi yang menghasillcan citra dua- utama untuk tuluan klinis pada akhir-
dimensi beresolusi tinggi dan pada waktu diastol dan pada puncak sistol. Penilaian
sebenarnya (real time) dari struktur fungsi ventrikel kiri yang cul<up akurat
jantung dan fungsi jantung. Tidak hanya didapatkan dari visualisasi miokard ven-
merupakan pemeriksaan yang tidak me- trikel dan dari perubahan dimensi ven-
nyebabkan nyeri, ekokardiografi juga trikel selama sistol.
dapat diulang sesering yang dibutuhkan
sehingga ideal bagi pemeriksaan serial Ekokardio g r af i du a- dime nsi
pada pasien dengan berbagai kelainan Keterbatasan ekokardiografi M-mode
jantung. Terdapat selumlah modalitas terlihat dengan cepat. Pencitraan dari
pencitraan berbeda yang digabungkan satu titil< dalam jantung jauh dari ideal,
untuk mendapatkan pemeriksaan ultra- kebanyakan karena abnormalitas struktur
sonografi jantung yang komprehensif: dan fungsi seringkali kompleks terutama
Ekol<ardiografi 33
IVS
'::rr'r
' i'i:ll
tr IV
: l,::,,
i,it;l
TVPW - --
Iriitii
,1, ril:
(a) ,:r,l,i" rii:iif,iii
Gambar 3.4
(a) Representasi
skematis ekokardiografi
M-mode setlnggl
ventrikel klri. (b) Cirra
klinrs pasien dengan
disfungsi ventrikel krri.
CW, dinding dada; FV
ventrikel kanan, IVS,
septlrm interventJtkel;
LV ventrikel kirr; LVPW,
dindrng postenor
ventrikel klrl.
pada penyakit jantung l<ongenital. Pen- struktur jantung dalam format dinamis
citraan lantung dua-dimensi bisa didapat- dan berguna untuk menilai fungsi miokard
kan dengan dua metode dasar. Pertama, global dan regional, dimensi ruang
sejumlah elemen ultrasonografi (sering- jantung, dan kelainan katup jantung. Citra
kali hingga 64 elemen individual) dapat struktur jantung yang didapat dengan
diakumulasikan dalam satu transduser. ekol<ardiografi memililci alcurasi tinggi,
Tiap elemen mentransmisikan pulsa ultra- serta bisa didapatl<an pula beberapa
sonografi secara sel<uensial sehingga informasi mengenai fungsi miokard dari
membentuk citra potongan melintang citra jantung pada beberapa titik siklus
lantung. Atau, kristal ultrasonografi jantung. Akan tetapi lebih sedikit infor-
secara mekanik disapukan melintasi masi yang didapatkan mengenai signifi-
jantung sehingga menghasilkan efek kansi fungsional penyakit katup jantung
serupa. Citra dua-dimensi yang dihasil- atau lesi jantung lcongenital.
kan (Gambar 3.5) dikonstrul<si dari satu
seri garis M-mode individual. lnformasi UIft asonognfi (Ekokardiografi)
didapatkan culcup cepat sehingga me- Doppler
mungkinkan konstrul<si 25 frame per Ultrasonografi Doppler merupakan
detik, sehingga menghasilkan citra real tel<nik ultrasonografi yang lebih maju yang
time. Citra ini memungkinkan penilaian memungkinkan evaluasi ultrasonografi
34 Bab 3: Pencitraan
tersebut bila aliran darah meniauh dari sonografi Doppler memiliki aplikasi l<linis
transduser. yang luas dalam diagnosis jantung
modern. Terutama penting dalam penilai-
Pemetaan alfuan Doppler berwatna an fungsi ventril<el, penyakit katup
Dengan menggunakan informasi Doppler jantung, dan penyakit lantung kongenital,
gelombang pulsasi terkode warna untuk yang memberil<an penilaian komprehensif
arah aliran dan lcecepatan darah, dan me- tentang struktur dan fungsi jantung. El<o-
nempatl<an tampilan ini di atas ekokar- l<ardiografi cenderung lebih berguna
diogram struktural dua-dimensi, bisa dalam menilai fungsi ventrikel, sementara
diperoleh citra komposit termasul< infor- teknik Doppler spektral lebih banyal<
masi strul<tural dan l<ecepatan, warna memberikan informasi l<uantitatif pada
merah menun.jukkan arah aliran darah pisien dengan penyakit katup jantung.
l<e arah transduser, yang semal<in me-
ningkat intensitas warnanya bila semakin Penilaian fungsi ventrikel
del<at. Sedangkan aliran darah yang men- Ekokardiografi dapat memberikan penilai-
iauhi transduser ditunlukkan oleh warna an kuantitatif fungsi ventrikel dengan
biru dengan intensitas yang semal<in akurat, bail< pada pasien dengan disfungsi
meningl<at. Semakin tinggi lcecepatan,
intensitas warna semakin meningkat.
Warna hijau ditambahkan bila ada kisaran
nilai kecepatan seperti yang ada pada iet
turbulen l<ecepatan tinggi yang berkaitan
dengan stenosis atau regurgitasi katup.
Kecepatan jet turbulen yang tinggi seperti
itu menghasilkan pola mosaik multiwarna
yang khas pada peta aliran berwarna dan
mudah dibedakan dari normal yang
warnanya biru atau merah akibat aliran
normal laminar (Gambar 3.7).
derajat obstruksi tidak jelas bila hanya mitral, terutama pada anak-anak. Regur-
didasarl<an pada pencitraan saia. Ultra- gitasi ini tidal< terdetel<si secara klinis
sonografi Doppler dapat memperl<irakan dan tidak memiliki arti l<linis, meskipun
derafat keparahan stenosis aorta (aortic hubungan regurgitasi 'fisiologis' ini dan
stenosis/As) dari peningkatan kecePatan penggunaan profilal<sis antibiotik untuk
melalui katup aorta yang stenotik. endokarditis tetap harus ciitegakkan. Saat
Gambar 3.9 mengilustrasikan gambaran ini, profilaksis antibiotik tidak direkomen-
ultrasonografi Doppler dari l<atup aorta dasikan untuk pasien-pasien ini. Baik
normal dan dari pasien dengan AS berat. regurgitasi mitral (Gambar 3.7 dan 3.10)
Seperti pada MS, persamaan Bernoulli dan aorta (aortic regurgitationl AR)
yang dimodifikasi dapat digunakan untuk (Gambar 3.6 dan 3.1 l) mudah terlihat
memperkirakan gradien tekanan melalui pada Doppler spektral dan pemetaan
katup aorta. Pemetaan aliran Doppler aliran Doppler berwarna. Bila mengguna-
berwarna tidal< terlalu memberil<an infor- kan pemetaan aliran Doppler berwarna,
masi tambahan yang berguna pada se- penting untuk tidak mengasumsikan
bagian besar pasien dengan AS. bahwa ukuran jet aliran berwarna secara
langsung mereflel<sikan derajat l<eparahan
Perkiraan tinggi (over estimation) ke- real time dengan informasi kecepatan
cepatan aliran lebih jarang teriadi, namun aliran dari ultrasonografi Doppler
gradien l<atup instantaneus yang didapat- spektral dan informasi kecepatan spasial
kan dengan ultrasonografi Doppler dari pemetaan aliran Doppler berwarna.
gelombang kontinyu dapat lebih tinggi Citra transesofageal lebih ielas di-
secara bermakna dibandingkan dengan bandingkan citra yang dihasilkan oleh
gradien yang didapatkan dengan mem- ekolcardiografi transtorasik karena
bandingl<an telcanan puncak setelah frekuensi transduser lebih tinggi serta
menarik kateter melalui katup (gradien fakta bahwa ultrasonografi tidak perlu
puncak-ke-puncak) pada kateterisasi menembus melalui struktur dinding dada.
jantung. Pengukuran yang dilakukan pada Citra terbaik didapatkan dari struktur
berbagai waktu dan/atau dalam keadaan yang terletal< dekat esofagus: LA, vena
fisiologis yang berbeda akan menghasilkan pulmonalis, katup mitral dan aorta, serta
nilai yang bervariasi bermakna. septum interatrial. Atrium kanan (right
atriumlRA) umumnya dapat terlihat
dengan bail< namun l<atup tril<uspid,
Ekokardiografi transesofageal ventrikel kanan, katup pulmonal, dan alur
(lihat Boks 3.2) keluar ventrikel kanan agak jauh dari eso-
fagus dan seringlcali terlihat lebih bail<
Ekokardiografi transesofageal (transeso- dengan pencitraan transtorasik. Teknik
phageal echocardiograph/TEE) meng- transesofageal sangat sensitif sehingga
atasi berbagai keterbatasan ekokardio- telcnik ini juga bisa mengidentifikasi aliran
grafi transtorasik, terutama masalah pe- darah yang sanSat pelan seperti efek
netrasi akustik melalui jaringan paru, kontras menyerupai asap (smoke-like
namun merupakan teknil< yang lebih in- appearance) dalam ruang lantung, paling
vasif. Prosedur ini, sama dengan endos- sering dalam LA, yang lebih dikenal
kopi, biasanya dilakukan dengan sedasi dengan istilah LASEC (left-atrial
intravena dan anestesia topikal faring spontaneous echo contrasr). Umumnya
lokal. Seperti ekokardiografi transtorasik penyebabnya adalah MS, meskipun hal
(tran sth o rac i c e ch o ca r d i o gra p hylTT E\, tersebut juga didapatkan pada dilatasi LA
pencitraan transesofageal menggabu ngkan sekunder karena disfungsi ventrikel kiri,
pencitraan struktur jantung dua-dimensi terutama pada kardiomiopati dilatasi.
40 Bab 3: Pencicraan
pirau. Teknik ini berguna pada pasien stres fisik atau farmakologik dengan pe-
dengan penyakit jantung kongenital atau nilaian ekokardiografi fungsi LV regional
stroke embolik, dan pada penyelam ko- dan menyeluruh. Ventrikel kiri dan kanan
mersial atau rekreasional dapat mem- dibagi menjadi l6 segmen dengan tiap
perlihatkan adanya foramen ovale paten segmen diberikan satu nilai berdasarkan
dengan mendeteksi adanya pirau kanan- adanya abnormalitas gerakan dinding, di
ke-kiri selama manuver Valsalva pada saat mana normal = l, hipokinesis = 2, aki-
penyuntikan kontras. nesis = 3, diskinesis = 4. lndeks skor
Sekarang, agen kontras baru yang gerakan dinding yang didapatkan dengan
dapat melewati sirkulasi pulmonal dan membagi total nilai dengan jumlah
memungkinkan opasifikasi struktur segmen memberikan penilaian semi-kuan-
jantung kiri dengan penyuntikan intravena titatif fungsi global ventril<el kiri. Segmen
telah menyebabkan digunakannya kembali individual diperil<sa saat istirahat dan se-
Kateterisasi iantung dan angiografi koroner 43
dinyatakan sebagai rasio aliran pulmonal Kelainan yang sefing dijumpai pada
terhadap aliran sistemik, yang disebut se- penelusuran tekanan jantung kanan
bagai rasio Qp : Qs. Rumus perhitungan Kelainan jantung kanan yang tersering
rasio Qp : Qs dari saturasi oksigen adalah ditemukan pada kateterisasi jantung
sebagai berikut: kanan orang dewasa adalah hipertensi
pulmonal. Biasanya hipertensi pulmonal
Saturasi ini sekunder karena kelainan jantung kiri,
Saturasi - campuran terutama penyakit katup jantung atau
Rasioarteri vena disfungsi ventrikel kiri. Hipertensi pul-
QP:Qs= monal luga sering dikaitkan dengan
Saturasi Saturasi
vena - arteri penyakit paru primer atau dengan em-
pulmonalis pulmonalis boli paru berat. Pada keadaan ini, bentuk
gelombang tidak berubah namun peng-
ukuran tekanan aktual meningkat. Pada
awdnya, tekanan sistolik PA dan ventrikel
Saturasi campuran vena merefl ekikan kanan meningkat namun lika ventrikel
saturasi oksigen pada sistem vena prok- kanan mulai gagal dengan afterload yang
simal terhadap titik pirau dan biasanya meningkat, maka tekanan diastol ven-
diperkirakan dari rerata dua sampel SVC tril<el kanan dan kemudian tekanan
dan satu sampel lVC. Sebagai contoh, atrium l<anan meningkat. Dilatasi
jika saturasi arteri sistemik sebesar 99%, ventrikel kanan dapat menyebabkan re-
saturasi campuran vena sebesar 69%, gurgitasi trikuspid fungsional dengan
saturasi vena pulmonalis sebesar 99%, gelombang 'v' besar pada penelusuran
dan saturasi PA sebesar 89%, rasio atrium kanan.
Qp : Qs adalah 3: l. Obstruksi aliran pada titik mana pun
Tekanan atrium kanan rendah (0-5 pada jantung kanan akan menyebabkan
mmHg), dan memiliki gelombang'a' dan perbedaan tekanan antara kedua sisi
'{v' yang berasal dari sistol atrium dan obstruksi. Misalnya, pada stenosis katup
pengisian atrium selama sistol ventrikel. pulmonal, tekanan sistol ventrikel kanan
Tekanan sistol ventrikel kanan biasanya akan lebih tinggi dibandingkan dengan
antara l5 dan 25 mmHg dan harus sama tekanan sistol PA, merefleksil<an suatu
dengan tekanan sistol pada PA, yaitu saat obstruksi pada tingkat l<atup pulmonal.
katup pulmonal terbuka. Tekanan diastol Namun, obstruksi jantung kanan jarang
di ventrikel kanan sama dengan tel<anan didapatkan pada orang dewasa. Obstruksi
atrium kanan, karena katup trikuspid ter- paling sering adalah stenosis katup pul-
buka dan ada keseimbangan tekanan monal residual sebagai konsekuensi dari
atrium dan ventrikel selama diastol. Te- stenosis katup pulmonal kongenital.
kanan diastol PA biasanya antara 5 dan Stenosis katup pulmonal dan/atau tri-
l5 mmHg, dan bila tidak ada penyakit kuspid akibat penyakit iantung reuma
paru sama dengan tekanan pulmonary atau sindrom l<arsinoid sangat iarang
capillary wedge. Karena tekanan pulmo- ditemukan.
nary capillary wedge merupakan peng-
ukuran tidak langsung dari tekanan Kateterisasi iantung kiri
atrium kiri, tekanan ini memiliki gelom- Tempat masuk ke sirkulasi sistemil< untuk
bang 'a' dan 'v'yang serupa dengan te- tujuan kateterisasi jantung l<iri dilakukan
kanan atrium kanan, dengan tekanan re- dari arteri femoralis atau arteri brakialis
rata antara 5 dan l0 mmHg. kanan, atau lebih umum dari arteri ra-
46 Bab 3: Pencitraan
dialis kanan atau arteri brakialis kiri. tasikan derajat keparahan (Gambar 3.15).
Kateterisasi jantung kiri merupakan satu Meskipun gradien tekanan sebesar 50
prosedur yang aman bila dilakukan oleh mmHg atau lebih merupakan indikasi AS
ahli yang berpengalaman, dengan tingkat bermakna, yang biasanya membutuhkan
kematian kurang dari 0,2%. Komplikasi intervensi bedah, interpretasi gradien
kateterisasi jantung l<iri serius lainnya tekanan dalam konteks fungsi ventrikel
seperti stroke, infark miokard, atau arit- kiri harus dilal<ukan dengan hati-hati,
mia maligna juga jarang ditemukan. karena pasien dengan AS berat dan fungsi
Kanulasi arteri femoralis biasanya ventrikel l<iri yang jelek mungkin tidak
dilakukan dari sisi kanan walaupun lika dapat menghasilkan gradien tekanan yang
pulsasi arteri femoralis kanan menghilang, tinggi. Kesalahan potensial ini dapat
kanulasi dapat dilakukan dari a. femoralis diatasi dengan menilai fungsi ventrikel lciri
kiri. Teknik ini serupa dengan yang di- dengan ekokardiografi, atau pada saat
jelaskan di atas untul< kateterasi jantung kateterisasi jantung kiri menggunakan
kanan, dengan pelapis arterial, biasanya angiografi ventrikel kiri. Selain itu, curah
berukuran 6 atau 7 French, dimasukkan jantung dapat diukur dan digabungkan
ke dalam afteri femoralis. Seperti pada dengan gradien tekanan aorta untul<
kateteresasi jantung kanan, pelapis di- mendapatkan penilaian area fungsional
lepaskan pada akhir prosedur dan hemo- katup aorta, dengan area seluas 0,8 cm2
stasis didapatl<an dengan kompresi atau kurang menandakan adanya AS ber-
langsung arteri femoralis di atas tempat makna. Gradien telcanan dapat dlukur
pungsi arteri, atau dengan penggunaan dalam LV sendiri sebagai akibat dari
alat penutup arteri femoralis perl<utan. hipertrofi, terutama pada pasien dengan
Jika dilakukan kompresi, l<ompresi diper- kardiomiopati hipertrofik. AS supra-
tahankan selama minimal l0 menit karena valvular jarang didapatkan, namun meng-
telcanan arteri femoralis yang relatif hasilkan gradien tekanan dalam aorta
tinggi, dan pasien diminta istirahat di asenden tepat di atas katup aorta, dan
tempat tidur minimal 6 jam setelah pro- koarktasio aorta juga dapat menghasilkan
sedur, bahkan biasanya selama semalam gradien tekanan yang biasanya berlokasi
bila digunal<an pelapis arterial yang ber- di distal arl<us aorta serta bagian atas
ukuran lebih besar. Kateterisasi lantung aorta torakalis desenden.
kiri melalui arteri bral<ialis membutuhkan
pengirisan arteri, dan langsung dijahit Curah jantung
pada al<hir prosedur.
Terdapat tiga metode utama dalam
Kateterisasi jantung l<iri biasanya me-
mengukur curah jantung pada kateterisasi
libatkan gabungan angiografi (aortografi jantung:
dan/atau angiografi ventrikel kiri) dan
I teknik dilusi-termodilusi dan dilusi
arteriografi koroner. Akses langsung pada
Pewarna;
sirkulasi arteri memungkinkan pengukur-
2 estimasi curah jantung Fick dan
an tekanan dalam aorta dan, bila kateter
3 curah iantung dengan angiografi.
dilewatkan secara retrograd melalui
Pada praktik klinis sehari-hari, curah
katup aorta, dapat mengukur tel<anan
jantung termodilusi atau Fick merupakan
ventril<el kiri. Dengan menggunakan me-
tode ini, tiap perbedaan tekanan sistolil< telcnik yang paling sering digunakan.
antara LA dan aorta menandal<an suatu
obstruksi aliran sebagai akibat AS, dengan Teknik dilusi
deralat perbedaan tekanan merepresen- Termodilusi mungkin merupal<an metode
Kateterisasi jantung dan angiografi koroner 47
AO
I 'l ti : : i
Gambar 3.15 Penelusuran tekanan darl ventrikel dengan perubahan suhu seperti pada
krri ke aorta pada stenosis aorta memperlihatkan teknil< termodilusi.
gradren tekanan melalur katup aolta.
Angiografi
Penyuntilcl<an kontras radio-opak lce
dalam sirl<ulasi memungl<inkan penilaian
dinamil< real tirne strul<tur kardiovaskular
dan hubungan aliran darah pada berbagai
lcondisi patofisiologis. Dua pemeriksaan
angiografi yang paling banyak dilakukan
pada kardiologi dewasa adalah angiografi
ventril<el kiri dan aortografi, keduanya
dilakul<an melalui kateterisasi jantung l<iri
seperti yang telah dijelaskan. Digunakan
kateter muiti lubang, biasanya dengan
desain prg-rail', untuk menyuntikkan
l<ontras dengan cepat tanpa menggeser
lcateter. Biasanya disuntil<kan antara 30
dan 50 mL selama 2 detil< pada kebanyal<-
an angiografi sirlculasi arteri sistemik.
sering terjadi. Fungsi segmen miokard aorta mungkin terlihat flap intima.
individual sering diklasifikasikan sebagai Namun, resolusi tinggi yang didapatkan
normal, hipokinetik, akinetik, atau dis- pada teknik pencitraan modern seperti
kinetik (aneurismal). Penilaian regional ini TEE, pemindaian CT, dan MRI telah
memungkinkan perbandingan abnorma- mengalahkan aortografi dalam keadaan
litas gerakan 'dinding dengan luas dan tersebut. Angiografi kontras yang volu-
distribusi penyakit jantung koroner, yang metrik tetap mempertahankan peran
dinilai pada arteriografi koroner. aortografi dalam kuantifikasi AR. Seperci
Selain pemeril<saan fungsi miokard angiografi ventrikel kiri dan regurgitasi
pada penyakit lantung koroner, angiografi mitral, aorcografi memungkinkan penilai-
ventrikel kiri dapat memberikan infor- an derajat keparahan regurgitasi melalui
masi mengenai abnormalitas otot primer, katup aorta. Walaupun banyak informasi
seperti kardiomiopati dilatasi di mana tentang derajat keparahan regurgitasi
terjadi dilatasi LV dengan fungsi umum yang didapatkan secara klinis dan dari
yang jelek meskipun tidak ada penyakit teknik pencitraan lain yang lebih tidak
jantung koroner, atau kardiomiopati invasif, namun aortografi tetap merupa-
hipertrofik di mana obliterasi ruanS ven- kan pemeriksaan konfirmatif dan
trikel kiri dapat terjadi selama kontralcsi diagnostik pada kasus yang meragukan
sistolik. atau sulit.
Angiografi ventrikel kiri juga berguna
dalam penilaian dan kuantifikasi regur- Angiografi paru
gitasi mitral. Penyuntikan kontras ke Pada kardiologi dewasa, angiografi paru
dalam LV dengan regurgitasi melalui hampir hanya digunakan untuk diagnosis
katup mitral selama sistolik akan me- emboli paru masif akut, meskipun bahkan
nyebabkan ruang atrium kiri opak dengan pada kasus ini teknik pencitraan ieperti
berbagai derajat, tergantung pada derajat pemindaian CT heliks secara perlahan
l<eparahan regurgitasi. Meskipun banyak mulai menggantikannya. Emboli paru
informasi mengenai deralat l<eparahan re- masif akut menandakan bahwa terdapat
gurgitasi mitral bisa didapatkan secara obstruksi parsial atau lengkap di satu atau
l<linis dan dariteknik pencitraan non- lebih cabang arteri pulmonalis utama.
invasif, angiografi ventrikel kiri masih Pemeriksaan ini dilakukan dengan meng-
tetap merupakan pemeriksaan konfi rmatif gunakan kateter multilubang'pig-tail' atau
yang penting. Meskipun terjadinya gam- NIH (National lnstitute of Health)
baran kubah (doming) dari katup aorta dengan penyuntikan kontras langsung ke
stenotik dapat terlihat selama angiografi dalam arteri pulmonalis utama dan
ventrikel lciri, bila berdiri sendiri hal ini cabangnya. Emboli yang relatif kecil dapat
tidak dapat digunakan untuk menentukan divisualisasikan pada cabang arteri pul-
derajat keparahan dan tidak pernah di- monalis perifer dengan tel<nik ini namun
gunakan sebagai penilaian kuantitatif yang hanya diindikasikan pada keadaan di mana
akurat mengenai deralat keparahan AS. hipoksia atau penurunan hemodinamik
membutuhkan intervensi dini. Meskipun
Aortografi emboli paru sering berkaitan dengan
Aortografi umumnya digunakan untuk trombus di vena pelvik, jarang ditemukan
penilaian patologi pangkal aorta atau AR. kesulitan dalam mengarahkan kateter
Keberadaan dan luas dilatasi pangkal dengan aman melalui pendekatan perku-
aorta dapat divisualisasi dengan akurat, tan vena femoralis atau menggeser trom-
dan pada pasien dengan dugaan diseksi bus lebih jauh dalam proses tersebut.
50 Bab 3: Pencitraan
Setelah mendorong kateter di vena kava diposisikan dalam ostium arteri koroner,
inferior, melalui RA, melewati katup tri- 5-l0 mL media kontras disuntikkan
kuspid, melalui ventrikel kanan lce dalam dengan tangan melalui kateter untuk
PA utama melewati katup pulmonal, mengopasifikasi arteri koroner dengan
dapat diukur secara langsung tekanan PA citra yang diperoleh sebagai putaran
dan disuntikkan 40-50 mL kontras. radiograf yang dapat direkam dan diputar
Angiografi ventrikel kanan dan paru kembali untuk analisis lebih lanjut. Be-
kadang digunakan dalam penilaian pe- berapa pandangan dari tiap arteri koro-
nyakit jantung kongenital dewasa ter- ner diperoleh dengan manuver kamera
utama bila rekonstruksi bedah alur keluar radiografi di sekitar pasien untuk men-
ventrikel kanan sebelumnya telah dilaku- dapatkan citra dari sudut yang berbeda.
kan. Selain itu, angiografi ventrikel kanan Hal ini memungkinkan penilaian perjalan-
luga diindikasikan pada pasien dengan an semua arteri koroner epikard mayor.
aritmia ventrikel di mana diduga displasia Derajat keparahan stenosis pembuluh
ventrilcel kanan merupakan substrat darah koroner dapat dinilai secara visual
aritmia, namun sekali lagi tel<nil< pencitra- oleh operator yang telah berpengalaman
an lain seperti MRI dan pemindaian CT atau dapat digunakan angiografi kuantitatif
sel<arang memberikan informasi serupa. untuk mendapatkan penilaian komputer
mengenai derajat keparahan lesi, di-
ii':.iliirtiifi bandingkan dengan segmen arteri nor-
mal. Derajat keparahan lesi koroner di-
Arteriografi l<oroner, meskipun invasif, desl<ripsikan sebagai persentase steno-
merupakan prosedur berisilco rendah sis, dengan >50% biasanya dikatakan
dengan risiko kematian dan stroke se- sebagai stenosis bermakna. Gambar 3.1 7
kitar 0,2% pada pasien elektif, meskipun memperlihatkan angiogram koroier dari
risiko ini meningkat pada pasien dengan arteri koroner kiri dan kanan normal.
iskemia miokard atau fungsi ventril<el kiri Segmen pertama arteri koroner kiri,
jelek pada saat prosedur, atau pasien cabang utama kiri, adalah cabang komunis
dengan penyakit katup berat. Prosedur yang muncul dari sinus aorta pada kuspis
ini biasanya dilakukan bersama l<atete- koroner kiri katup aorta dan segera ber-
risasi jantung kiri seperti yang telah di- cabang menjadi dua cabang utamanya,
jelaskan. Akses langsung ke sirkulasi arceri LAD dan arteri koroner sirkum-
arteri didapatkan di bawah pengaruh fleks kiri (LCx, left circumflex). LAD
anestesia lokal melalui pendekatan femo- menyilang bagian depan jantung pada
ralis fludkins) atau brakialis (Sones), yang sulkus interventrikel dan memasok se-
pertama lebih sering digunakan. Dengan bagian besar permukaan anterior iantung
adanya sistem pencitraan radiografi digi- dan sekitar dua pertiga septum inter-
tal beresolusi tinggi, ukuran kateter fe- ventrikel (interventricular septumllYS).
moral telah sangat berkurang sehingga LCx berjalan di aspek lateral kiri jantung
sekarang banyak dilakukan arteriografi pada sulkus atrioventrikel dan memasok
dengan kateter 6 atau bahkan 5 French. dinding lateral jantung dan biasanya me-
Kateter itu sendiri dibuat dari poliuretan rupakan yang terkecil dari tiga pembuluh
atau polietilen dan hanya digunakan se- darah koroner utama. RCA memiliki asal
kali, langsung dibuang, serta telah di- yang berbeda dari sinus pada kuspis
bentuk sebelumnya untuk memungkin- koroner kanan katup aorta. Pembuluh
kan intubasi yang lebih mudah di ostium darah ini berjalan pada sulkus atrio-
arteri koroner kiri dan kanan. Sesudah ventrikel di sisi kanan dan memasok per-
Arteriografi koroner 5t
(b)
Gambar 3.17 (a) Angrogram koroner krri normal Gambar 3.18 (a) Arteri koroner kanan normal
dan (b) arterr koroner kanan. dan (b) satu arteri dengan penyempitan berat dl
segmen proksrmal pembuluh darah.
Pemindaian CT
Gambar 3.19 MRI jantung satu pasien Pemindaian CT menggunakan radiasi
dengan kardiomiopati hipertrofik memperllhat pengion untuk mengkonstruksi pencitra-
kan ventnkel kiri (LV) pada potongan mehntang
dengan penebalan bermakna septum rnterven-
an penampang melintang jantung. Pe-
trlkel (WS). Perhatlkan bahwa darah dalam mindaian CT helikal ultra-cepat sekarang
ventrikel ditampilkan sebagai warna hitam, memberikan pencitraan resolusi tinggi
tanpa sinyal. jauh lebih cepat, pemindaian total dilaku-
kan dengan satu tahanan napas untuk
yang lebih rendah (Gambar 3.20). Kua- meminimalkan artefak pernapasan. Ada-
litas citra dapat dipengaruhi secara ter- nya kalsifikasi dideteksi lebih baik dengan
balik dengan adanya aritmia jantung ka- CT dibandingkan dengan MRI dan,
rena kebutuhan ECG-gating. Adanya klip contohnya, mungkin lebih berguna pada
vaskular di otak dan alat pacu jantung pasien dengan penyakit perikard dj mana
merupakan kontraindikasi absolut peme- dapat terjadi kalsifikasi tanpa banyak
riksaan MRl. Katup jantung prostetik, klip penebalan perikard atau efusi. Pemindaian
l<ardiovaskular, dan kawat sternal bukan CT luga dilakukan pada pasien di mana
kontraindikasi MRI namun dapat me- MRI dikontraindikasikan (lihat Boks 3.5).
inf"trarjf
j o Tumor dan massa parakardiak i
2 pencitraan infark;
3 pencitraan perfusi miokard; dan
4 tomografi emisi positron.
sampai tekanan sistolik 20 mmHg di atas Pada saat tersebut, beberapa mekanisme
titik di mana denyut nadi radialis meng- fisiologis kompensasi sekunder telah di-
hilang. Auskultasilah pada a. brakialis dan mulai sehingga kelainan dasar curah
kempiskan karet kurang lebih 2 mmHg jantung atau resistensi perifer tidak di-
per detik, catat titik pertama pulsasi yang ketahui dengan jelas. Pada hipertensi yang
terdengar (bunyi Korotkoff pertama) baru mulai curah jantung biasanya nor-
yang merupakan tekanan darah sistolik mal atau sedikit meningkat dan resistensi
dan titik di mana bunyi pulsasi menghilang perifer normal. Pada tahap hipertensi
(bunyi Korotkoff ke-5) yang sekarang lanjut, curah jantung cenderung menurun
secara universal diakui sebagai tekanan dan resistensi perifer meningkat. Adanya
diastolik, bukannya bunyi gemuruh hipertensi juga menyebabkan penebalan
(Korotkoff ke-4) yang digunakan dalam dinding arteri dan arteriol, mungkin se-
definisi lama. Ukurlah TD minimal 2 kali bagian diperantarai oleh faktor yang
dan pastikan tidak ada perbedaan antara dikenal sebagai pemicu hipertrofi vaskular
kedua lengan. Jika terdapat perbedaan, dan vasokonstriksi (insulin, katekolamin,
lengan yang mempunyai angl<a yang lebih angiotensin, hormon pertumbuhan), se-
tinggi digunakan sebagai patokan untuk hingga menjadi alasan sekunder mengapa
pengukuran yang berikutnya. Dalam terjadi kenaikan tekanan darah. Adanya
setiap kesempatan pengukuran TD harus mekanisme kompensasi yang kompleks
diusahakan 2 kali dengan jarak cukup ini dan konsekuensi sekunder dari hiper-
lama (paling sedikit 5- l0 menit). Kanulasi tensi yang sudah ada telah menyebabkan
intraarterial dapat digunakan untuk penelitian etiologinya semakin sulit dan
mengukurkan TD-nya secara langsung observasi ini terbuka untuk berbagai
tetapi jarang sekali dipakai kecuali dalam interpretasi. Kelihatannya terdapat kerja-
penelitian. Semua orang dewasa harus sama bermacam-macam faktor dan yang
mengukurkan TD-nya secara teratur mungkin berbeda antarindividu.
setidaknya setiap 5 tahun sampai umur Beberapa faktor yang pernah dikemu-
80 tahun. Jika hasilnya berada pada nilai kakan relevan terhadap mekanisme pe-
batas, pengukuran perlu dilakukan setiap nyebab hipertensi adalah sebagai berikut:
3- l2 bulan. Genetik. Dibanding orang kulit putih,
orang kulit hitam di negara barat lebih
:l
.r:l banyak menderita hipertensi, lebih tinggi
tingkat hipertensinya, dan lebih besar
Juga disebut hipertensi 'esensial' atau tingkat morbiditas maupun mortalitasnya,
'idiopatik' dan merupakan 95% dari sehingga diperkirakan ada kaitan hiper-
kasus-kasus hipertensi. Selama 75 tahun tensi dengan perbedaan genetik. Be-
terakhir telah banyak penelitian untuk berapa peneliti mengatakan terdapat ke-
mencari etiologinya. Tekanan darah me- lainan pada gen angiotensinogen tetapi
rupakan hasil curah jantung dan resistensi mekanismenya mungkin bersifat poli-
vaskular, sehingga tekanan darah mening- genik.
kat jika curah jantung meningkat, resis- Geografi dan lingkungan. Terdapat
tensi vaskular perifer bertambah, atau perbedaan tekanan darah yang nyata
keduanya. Meskipun mekanisme yang antara populasi kelompok daerah kurang
berhubungan dengan penyebab hipertensi makmur dengan daerah maju, seperti
melibatkan perubahan-perubahan ter- bangsa lndian Ameril<a Selatan yang te-
sebut, hipertensi sebagai kondisi klinis kanan darahnya rendah dan tidak banyak
biasanya diketahui beberapa tahun sete- meningkat sesuai dengan peftambahan
lah kecenderungan ke arah sana di mulai. usia dibanding masyarakat Barat.
Hipertensi primer 59
Janin. Faktor ini dapat memberikan berapa tahun silam, terutama pada pasien
pengaruh karena berat lahir rendah gemuk. lnsulin merupakan zat penekan
tampaknya merupakan predisposisi hiper- karena meningkatkan kadar katekolamin
tensi di kemudian hari, barangkali karena dan reabsorpsi natrium.
lebih sedikitnya jumlah nefron dan lebih Disfungsi sel endotel. Penderita hiper-
rendahnya kemampuan mengeluarkan tensi mengalami penurunan respons va-
natrium pada bayi dengan berat lahir sodilatasi terhadap nitrat oksida, dan en-
rendah. dotel mentandung vasodilatator seperti
kelamin Hipertensi lebih jarang
Jenis endotelin-|, meskipun kaitannya dengan
ditemukan pada perempuan pra-meno- hipertensi tidak jelas.
pause dibanding pria, yang menunjukkan
adanya pengaruh hormon. Riwayat penyakit
Natrium. Banyak bukti yang men-
Penderita hipertensi biasanya tidak me-
dukung peran natrium dalam terjadinya
nunjukkan gejala, kenaikan tekanan darah
hipertensi, barangkali karena ketidak-
mampuan mengeluarkan natrium secara
baru diketahui sewaktu pemeriksaan
skrining kesehatan, dengan tujuan masuk
efisien baik diturunkan atau didapat. Ada
kerja ataupun asuransi kesehatan. Gejala
yang berpendapat bahwa terdapat
hormon natriuretik (de Wardener) yang umum hipeftensi (sakit kepala, pusing,
menghambat aktivitas sel pompa natrium
tinitus, pingsan) hampir sama dengan ke-
(ATPase natrium-kalium) dan mempunyai banyakan orang normotensi. Adanya sakit
efek penekanan. Berdasarkan studi kepala ternyata tidak banyak berkorelasi
populasi, seperti Studi INTERSALT dengan tekanan darah. Kerusakan organ,
(1988) diperoleh korelasi antara asupan terutama jantung, otak, dan ginjal, ber-
natrium rerata dengan TD, dan penurun- kaitan dengan derajat keparahan, hiper-
an TD dapat diperoleh dengan me- tensi. Perubahan-perubahan utama or-
ngurangi konsumsi taram. gan yang terlihat termasuk seperti di
Sistern renin-angiotensln. Renin me- bawah ini.
micu produksi angiotensin (zat penekan) Jantung. Hipertrofi ventrikel kiri
dan aldosteron (yang memacu natrium menyebabkan peningkatan kekakuan
dan terjadinya retensi air sebagai akibat). dinding terhadap pengisian diastolik dan
Beberapa studi telah menunjukkan se- gelombang 'a' (sistol atrium) yang me-
bagian pasien hipertensi primer mem- nonjol pada ekol<ardiografi. Gagal ven-
punyai kadar renin yang meningkat, tetapi trikel kiri (disfungsi sistolik dan diastolik)
sebagian besar normal atau rendah, di- dapat teriadi, seringkali tanpa dilatasi
sebabkan efek homeostatik dan mekanis- ventrikel. Terapi dengan antihipertensi
me umpan balik karena l<elebihan beban terutama penghambat enzim peng-
volume dan peningkatan TD di mana konversi angiotensin (angiotensin con-
keduanya diharapkan akan menekan verting enzyme/ACE), telah terbukti
produksi renin. mengurangi hipertrofi ventrikel kiri jika
Hiperaktivitas simpatis. Dapat terlihat tekanan darah diturunkan. Penyakit
pada hipertensi umur muda. Katekolamin jantung koroner sering terjadi pada
akan memacu produksi renin, menyebab- hipertensi, dan bersama dengan disfungsi
kan konstriksi arteriol dan vena dan ventrikel kiri mungkin menyebabkan
meningkatkan curah jantung. tingginya angka kematian penyakit
Reslsfensi insulin/hiperinsulinemia. lantung. Risiko kejadian lantung (ke-
Kaitan hipertensi primer dengan resis- matian, infark miokard, gagal lantung,
tensi insulin telah diketahui sejak be- aritmia ventrikel) akan berkurang jika
60 Bab 4: Hipertensi
i intoleransl glukosa
I
I ventrlkel kiri
r hipertensi dipercepat (maligna) (lihat mereka dengan diastolik kurang dari 80-
di bawah dalam teks); 85 mmHg di mana risikonya cukup
. dugaan hipertensi sekunder (lihat di rendah. Di antara dua nilai ini, 85-95
bawah dalam teks); mmHg, hipertensi nilai batas (borderline)
e masalah terapi atau kegagalannya; dan hipercensi ringan masih akan melipat-
o keadaan khusus (misalnya kehamilan). gandakan risiko relatif l<ejadian-kejadian
merugikan di masa depan, meskipun fre-
lndikasi terapi kuensi kejadian-kejadian tersebut masih
Dari beberapa studi, telah jelas bahwa rendah secara absolut. Sekitar 60% pen-
morbiditas dan mortalitas yang berkaitan derita hipertensi termasuk dalam kate-
dengan hipertensi akan meningkat secara
gori ini, mencakup jumlah individu yang
progresif seiring peningkatan keparahan, sangat besar, dan masih diperdebatkan
dengan peningkatan sistolik setidaknya bagaimana strategi kesehatan populasi
memiliki risikb sama besar dengan pe- yang biayanya efisien untuk memberikan
ningkatan diastolik. Selain itu, manfaat terapi kepada semua orang.
paling besar didapatkan dengan menurun- Studi Framingham yang besar-besaran
kan TD pada pasien dengan tekanan dan data epidemiologi telah menunjukkan
darah tertinggi. Penelitian meta-analisis sejumlah fakor risiko independen yang
yang melibatl<an lebih dari 420.000 pasien menimbulkan penyakit vaskular dini (lihat
telah menuniukl<an hubungan yang Boks 4.3).
kontinyu dan independen antara tekanan Telah diperhitungkan bahwa seorang
darah dengan stroke dan penyakit jantung pria berusia 55 tahun dengan tekanan
koroner. Peningkatan tekanan diastolik darah sistolik 160 mmHg, mempunyai
> l0 mmHg dalam jangka panjang akan risiko masalah vaskular dalam l0 tahun
meningkatkan risiko stroke sebesar 56% mendatang sekitar l4%, sedangkan pria
dan penyakit jantung koroner sebesar yang sama dengan tekanan darah yang
37%. Saat tekanan diastolik naik di atas sama, tetapi memiliki semua faktor risiko
95-100 mmHg, risiko kejadian serebral dalam Boks 4.3 akan memiliki risiko 60%.
dan jantung di masa datang menjadi Semakin tinggi risiko keseluruhan se-
bermakna dan terapi obat-obatan harus harusnya semakin besar usaha untuk
diberikan jika perubahan gaya hidup tidal< menurunkan tekanan darah dan untuk
dapat memberikan kontrol yang memuas- pasien hipertensi ringan terapi sudah
kan. Terapi jelas tidak diperlukan bagi harus dipertimbangkan pada ambang
62 Bab 4: Hipertensi
proksimal arteri renalis dan paling sering dari tumor ini ganas, dan l0% adenoma
terjadi pada pasien usia lanjut, dan fibro- adrenal adalah bilateral. Feokromositoma
displasia yang terutama mempengaruhi dicurigai jika tekanan darah berfluktuasi
2i3 bagian distal, dijumpai paling sering tinggi, disertai takikardia, berkeringat,
pada individu muda, terutama perempu- atau edema paru karena gagal jantung.
an. Penurunarl pasokan darah ginjal akan Diagnosis dengan pengukuran metanefrin
memacu produksi renin ipsilateral dan total (metabolit katekolamin) pada urin
meningkatkan tekanan darah. Keadaan ini sewaktu atau 24 jam, meskipun kadar
perlu dicurigai jika hipertensi terjadi men- ini dapat dipengaruhi oleh obat-obat anti-
dadak, secara umum sukar diterapi tetapi hipertensi tertentu, terutama labetalol.
kembali normal dengan penghambat Jika metanefrin ekuivokal, ukurlah kadar
ACE, lika berat atau meningkat, dan jika norepinefrin (noradrenalin) plasma se-
bruit abdominal dapat didengar. telah diberikan satu dosis klonidin (peng-
Endokrin ( I %). Pertimbangkan a/do- hambat adrenergik). Setelah diagnosis
steronisme primer (sindrom Conn) iika ditegakkan, perlu usaha mencari tumor
terdapat hipokalemia bersama hipertensi. yang mengeluarkan sekresi dengan meng-
Tingginya kadar aldosteron dan renin gunakan CT, MR, atau pemindaian radio-
yang rendah akan mengakibatkan kelebih- isotop. Terapi yang optimal adalah
an (overload) natrium dan air. Biasanya reseksi tumor jika dimungkinkan.
disebabkan adenoma jinak soliter atau Koarktasio aorra (lihat Bab l5).
hiperplasia adrenal bilaterd. Diagnosis di- Paling sering mempengaruhi aorta pada
bantu dengan pemindaian tomografi atau distal dari arteri subklavia kiri dan
komputer (CT) atau pencitraan resonansi menimbulkan hipertensi pada lengan dan
magnetik (MR), dan terapinya adalah menurunkan tekanan di kaki, dengan
dengan reseksi tumor atau menggunakan denyut nadi arteri femoralis lemah atau
antagonis aldosteron, spironolakton. tidak ada. Vasokonstriksi arteri sistemik
Sindrom Cushing disebabkan oleh (apat terladi karena stimulasi sistem
hiperplasia adrenal bilateral yang disebab- renin-angiotensin (karena tekanan perfusi
kan oleh adenoma hipofisis yang meng- arteri renalis rendah) dan hiperaktivitas
hasilkan ACTH (adrenocorticotrophic simpatis. Diagnosis dengan pemindaian
hormone) pada dua pertiga kasus, dan CT atau MR daniatau aortografi kontras.
tumor adrenal primer pada sepertiga Hipertensi dapat menetap bahkan se-
kasus. Perlu dicurigai jika terdapat hiper- sudah reseksi bedah yang berhasil, ter-
tensi bersama dengan obesitas, kulit tipis, utama jika hipertensi telah terjadi lama
kelemahan otot, dan osteoporosis. Diag- sebelum operasi.
nosis diketahui dengan pemeriksaan kor- Kaitan dengan kehamilan. Hipertensi
tisol urin 24 jam dan tes supresi deksa- gestasional terjadi sampai l0% kehamilan
metason, dilanjutkan CT atau pemindai- pertama, lebih sering pada ibu muda, di-
an MR kelenjar hipofisis dan adrenal jika perkirakan karena aliran uteroplasental
kortisol abnormal. yang kurang baik dan umumnya terjadi
Hiperplasia adrenal kongenital me- pada trimester terakhir atau awal perio-
rupakan penyebab hipertensi pada anak de postpartum. Terdapat proteinuria, pe-
(jarang). ningkatan kadar urat serum, dan pada
Feokromositoma disebabkan oleh tu- kasus yang berat menyebabkan sindrom
mor sel kromafin asal neural yang men- pre-eklamsia. Kelahiran akan mengakhiri
sekresikan katekolamin, 90% berasal dari hipertensi. Kehamilan juga dapat mem-
kelenjar adrenal. Kurang lebih l0% terjadi perburuk hipertensi primer sebelumnya
di tempat lain dalam rantai simpatis, l0% dan variasi 'akut pada kronis' ini lebih
64 Bab 4: Hipertensi
sering terjadi pada ibu multipara usia dan mengalami dilatasi, menyebabkan
lanjut, dan biasanya telah tampak sebelum hiperperfusi serebral dan edema serebral
kehamilan berusia 20 minggu. Obat-obat (ensefalopati hipertensif), dengan gelala
antihipertensi sedapat mungkin dihindari sakit kepala, iritabilitas, dan gangguan ke-
selama kehamilan dan hipertensi diterapi sadaran. Jika tidak diterapi, hipertensi di-
dengan istirahat dan pengawasan janin, percepat ini akan mengakibatkan ke-
dengan persalinan bilamana perlu. rusakan ginjal yang progresif, hiperaldo-
Namun, jika penggunaan obat diperlukan, steronisme karena iskemia ginjal, anemia
digunakan metildopa dan labetalol sebagai hemolitik mikroangiopati, dan koagulasi
pilihan yang terbaik. intravaskular diseminata. Pada kasus
Akibat obat Penggunaan obat yang laniut seperti ini, tingkat mortalitas tinggi.
paling banyak berkaitan dengan hipertensi
adalah pil kontrasepsioral (OCP), dengan
5% perempuan mengalami hipertensi
dalam 5 tahun sejak mulai penggunaan.
Nilai tambah dari terapi
Perempuan usia lebih tua (>35 tahun)
lebih mudah terkena, begitu pula dengan Sejak lama penelitian telah dilakukan
perempuan yang pernah mengalami hi- untuk menilai manfaat terapi dan karena-
pertensi selama hamil. Pada 50% tekan- nya sebagian besar data yang ada ber-
an darah akan kembali normal dalam 3- kaitan dengan penggunaan obat antihi-
6 bulan sesudah penghentian pil. Tidak pertensi lama, terutama penyekat B (B-
blocker) dan diuretik. Meta-analisis dari
lelas apakah hipertensi ini disebabkan
oleh pil atau apakah penggunaan itu me- studi terapi besar menunjukkan 40% pe-
munculkan predisposisi yang selama ini nurunan stroke dan I 6% penurunan
tersembunyi. Penggunaan estrogen pasca- kasus jantung
menopause bersifat kardioprotektif dan
tidak meningkatkan tekanan darah. Obat Modifikasi gaya hidup
lain yang terkait dengan hipertensi terma- Semua pasien dan individu dengan
suk siklosporin, eritropoietin, dan kokain. riwayat keluarga hipertensi perlu di-
nasehati mengenai perubahan gaya hidup,
seperti menurunkan kegemukan, asupan
garam (total <5 g/hari), asupan lemak
jenuh dan alkohol (pria <2 I unit dan
Juga dikenal sebagai hipertensi maligna,
terjadi lika tekanan darah naik cepat se- perempuan < l4 unit per minggu), banyak
hingga diastolik di atas 130-140 mmHg. makan buah dan sayuran (setidaknya 7
Te{adi pada < I % pasien dengan hiper- porsi/hari), tidak merokok, dan berolah-
tensi primer, tetapi lebih sering pada raga teratur; semua ini terbukti dapat
kasus-kasus hipertensi sekunder, ter- merendahkan tekanan darah dan dapat
utama feokromositoma dan kondisi pe- menurunkan penggunaan obat-obatan.
nyebab gagal ginjal progresif cepat. Per- Bagi penderita hipertensi ringan atau nilai
darahan retina dan eksudat sering di- batas tanpa komplikasi, pengaruh per-
temukan disertai terjadinya edema papil. ubahan ini dapat dievaluasi dengan peng-
Pada awalnya pembuluh serebral me- awasan selama 4-6 bulan percama.
nyempit dengan peningkatan hipertensi
(autoregulasi) tetapi pada kasus-kasus Terapi obat
cepat, pembuluh darah akhirnya tidak Jika penggunaan obat dirasakan perlu,
tahan pada tekanan yang menaik cepat gunakan dosis awal paling rendah dan
Tatalaksana hipertensi 65
secara bertahap ditingkatkan, tergantung nurunkan kadar kalium serum dan cen-
respons terhadap terapi, dengan mem- derung meningkatkan glukosa, asam urat,
biarkan 4 minggu untuk melihat efek, insulin, kolesterol, dan kalsium darah.
kecuali jika penurunan tekanan darah itu Hampir 25% pria menderita impotensi
memanS amat diperlukan. UmumnYa, sebagai efek samping. Untuk terapi
obat diminurn pada waktu pagi hari, hipertensi gunakan tiazid kerja panjang,
bukan pada malam hari untuk meng- seperti hidroklorotiazid ( 12,5-50 mg/hari)
hindari eksaserbasi penurunan TD men- atau bendrofluazid (2,5-5,0 mg/hari),
dadak di pagi hari yang mungkin meru- barangkali dengan tambahan obat hemat
pakan fal<tor yang berkontribusi pada kalium seperti amilorid, kecuali jika peng-
tingginya insidensi kejadian kardiovaskular hambat ACE juga digunakan. lndapamid
antara iam 05.00-08.00 pagi. Banyak adalah diuretik sulfonamid dengan kerja
dokter masih cenderung meresepkan seperti tiazid tetapi dengan efek ringan
diuretik atau penyekat B sebagai terapi pada glukosa dan kolesterol. Tiazid me-
lini pertama karena berdasarl<an riset rupakan obat pilihan pertama pada
memberikan hasil yang mendukung. Pen- manula.
tingnya hipertensi sistolik amat ditekan-
kan walaupun sebenarnya sama penting- Penghamhat adrenergik
nya dengan tekanan darah diastolil< Obat-obat ini dapat bekerja sentral pada
sebagai prediktor risiko kardiovaskular. pusat vasomotor di batang otak, di peri-
Diuretik fer pada pelepasan katekolamin neuron,
atau menyekat reseptor o atau B, atau
Semua diuretik akan menurunkan tekan-
keduanya. Contoh dari masing-masing
an darah secara alcut dengan pengeluaran
obat diberikan pada Tabel 4. l, sedangkan
garam dan air, tetapi setelah 4-6 minggu
obat-obat dalam kurung sekarang jarang
l<eseimbangan kembali dan tel<anan darah
digunakan lagi. Pada otot polos vaskular,
kembali ke nilai asal. Namun, tiazid mem-
stimulasi alfa menyebabkan vasokonstriksi
punyai efek vasodilatasi langsung pada
dan stimulasi beta menyebabkan relak-
arteriol yang menyebabkan efek hipo-
sasi. Pada pusat vasomotor, arus simpatik
tensif berkelanjutan. Tiazid akan me-
dihambat oleh stimulasi alfa. Efel< sentral
Tabel 4.1 Obat-obatan penghambat adrenergrk. penyekat B kurang jelas.
*Penyekat
B dengan selektivitas yang lebih besar lerhadap reseptor B lantung
66 Bab 4: Hipertensi
Penyekat B digunakan secara luas dapat terkait dengan sindrom lupus jika
sebagai antihipertensi. Efektivitas semua digunakan dengan dosis tinggi dan minok-
obat ini hampir sama dalam menurunkan sidil biasanya menyebabkan hirsutisme.
tekanan darah tetapi sebagian ada yang
mempunyai selektivitas lebih besar ter- Antagonis kalsium
hadap reseptor B jantung (lihat Tabel Sekarang merupakan obat antihipertensi
4.1) dibanding obat lain yang tidak kardio- yang paling sering digunakan. Pilihan obat
selektif. Juga beberapa penyekat B mem- tergantung pada efek yang berbeda, pada
punyai aktivitas simpatomimetik intrinsik perlambatan denyut jantung (krono-
(lSA) (pindolol, oxprenolol, acebutalol tropisme negati|, mengurangi kontrak-
dan celiprolol), suatu sifat yang me- tilitas miokard (inotropisme negatifl dan
nyebabkan lebih sedikit penurunan kemampuan menyebabkan efek samping
denyut jantung, curah jantung, dan renin seperti muka merah, edema perifer, dan
untuk perubahan tekanan darah yang konstipasi. Contoh obat teftua terdapat
sama jika dibandingkan dengan penyekat pada Tabel 4.2,tetapi yang lain termasuk
B tanpa lSA. Penyekat B dapat mem- nisoldipin, nikardipin, amlodipin dan felo-
perberat bronkospasme, klaudikasio, dan dipin. Antagonis kalsium mempunyai efek
gagal jantung kongestif yang tidak diterapi samping ringan pada lipid dan glukosa.
dan relatif merupakan kontraindikasi Antagonis kalsium dihidropiridin (misal-
untuk keadaan tersebut. Gejala hipogli- nya nifedipin) mungkin merupakan obat
kemia pada diabetes mungkin tidak ter- pilihan kedua, setelah diuretik untuk
lihat dan lcontrol glukosa semakin jelek hipertensi manula.
karena gangguan sensitivitas insulin. Efek
samping dapat berupa kelelahan, insom- P engh amh at re nin- angiote nsin
nia, mimpi burul<, halusinasi, depresi, dan Penyekat reseptor adrenergik Yneng-
impotensi. Relatif tidak efektif pada hiper- hambat produksi renin ginial dari apara-
tensi manula. tus jukstaglomerulus dan mungkin me-
nyekat konversi substrat renin menjadi
Vasodilator langsung angiotensin. Namun, obat yang paling
Obat ini menurunkan tekanan darah banyak digunakan dari kelompok ini
dengan mengurangi resistensi vaskular untuk terapi hipertensi adalah peng-
perifer. Contoh kelompok obat ini adalah hambat ACE, seperti captopril, nelapril,
obat oral hidralazin, prazosin, dan minok- lisinopril, dan ramipril, dan yang paling
sidil, dan obat intravena diazoksid dan akhir dikembangkan penyekat reseptor
nitr oprusid. Semuanya cenderung me- angiotensin ll seperti losartan dan valsar-
nimbulkan takikardia reflektif, hidralazin tan. Angiotensin ll adalah vasokonstriktor
dan memacu produksi aldosteron, se-
Tabel 4.2 Efek relatif dari antaoonis kalsium. hingga menyekat produksinya (peng-
Nifedipin 0
Verapamil ++
Dlltiazem
Tatalaksana hipertensi 67
hambat ACE) atau terikat pada resePtor- kologis serta efek samping obat. Namun
nya (penyekat reseptor A ll), menurun- bila tidak ada obat yang benar-benar di-
kan resistensi vaskular perifer, dengan indikasikan atau dikontraindikasikan,
efek minimal atau tanpa efek terhadap diuretik tiazid harus dipilih karena
denyut iantung, curah jantunS, atau kelompok ini efektil menurunkan kom-
volume cairan tubuh. Penghambat ACE plikasi hipertensi jangka panjang, dapat
dapat menyebabkan hilangnya rasa Pe- ditoleransi dengan baik, dan harganya ter-
ngecapan, kulit merah, dan biasanya me- iangkau.
nyebabkan batuk kering iritatif, yang
mungkin disebabkan peningkatan kadar
Krisis hipertensi
bradikinin. Batuk dan efek samping lain-
nya tidak banyak terjadi pada penyekat Jika tekanan darah meningkat dalam be-
reseptor A ll. Penghambat ACE amat berapa hari sampai sekitar 180/120
berguna untuk nefropati diabetik, di mana mmHg, maka gagal ginjal dan ensefalopati
dilatasi arteriol eferen memperlambat hipertensif dapat terjadi. Penurunan
penurunan progresif fungsi ginial dan tekanan darah amat penting, tetapi di-
dapat mengurangi proteinuria. Juga dapat lakukan dengan terkontrol dan bertahap,
memperbaiki sensitivitas insulin dan tanpa karena jika penurunan terlalu cepat akan
efek pada lipid atau urat dalam serum. mengakibatkan penurunan perfusi
(underpertusion) otak dan ginjal. Obat
intravena seperti labetalol, diazoxid,
Pilihan obat
esmalol, nikardipin, dan natrium nitro-
Banyak pasien hipertensi memerlukan
prusida digunakan meskipun penggunaan
kombinasi obat untuk mendapatkan yang terakhir harus dibatasi untuk be-
kontrol tekanan darah yang kuat.
berapa hari karena risiko akumulasi tio-
Golongan-golongan obat umumnya mem-
sianat.
punyai efek tambahan pada tel<anan darah
jika diresepkan bersama, sehingga dosis
submaksimal dari kedua obat akan meng- Terapi obat tambahan
hasilkan respons tekanan darah yang lebih
Aspirin
besar. Pendekatan ini dapat berkaitan
dengan pengurangan efek samping di- Aspirin digunakan secara luas dalam
banding dosis maksimal obat tunggal. pencegahan sekunder penyakit kardio-
Kombinasi rasional dari golongan-golong- vaskular. Penelitian Hypertension
an obat termasuk: Optimal Treatment (HOT) pada pasien
o diuretik tiazid dan penyekat B; hipertensi, 75 mg aspirin mengurangi
o diuretik tiazid dan penghambat ACE; kejadian kardiovaskular mayor, tetapi
r penyekat B dan antagonis kalsium; bukan kejadian fatal, sebesar l5% namun
. antagonis kalsium dan penghambat dengan peningkatan perdarahan ber-
ACE; makna. Secara umum Brltlsh Hyperten-
r penghambat ACE dan penyekat cr; sion Society menganjurkan aspirin tidak
r penyekat cx dan antagonis kalsium. digunakan untuk profilaksis rutin, tetapi
digunakan untuk:
Setiap pasien hipertensi perlu per-
lakuan berbeda dalam menemukan pilihan . pencegahan primer pada pasien hiper-
terapi (lihat Tabel 4.3), pilihan ditetapkan tensi terkontrol <50 tahun yang mem-
tergantung faktor-faktor seperti usia, punyai bukti kerusakan organ target,
komorbiditas (misalnya diabetes, penyakit diabetes, atau risiko kardiovaskular l0
tahun sebesar > l5%:
lantung koroner, asma), dan profil farma-
68 Bab 4: Hipertensi
(!
d
(! o
ji-o o
6
c ii
':omqr
-i
-E --
FS
rd a;
o r>>_€
(6 =d6s
-X b b != q 6E
c dgP
'l(
E c tr
I - I >= ! i::P
d 3 E:Cs
4=
Cr
E;;o
<!
6;d i6
=
E EF EF E";
*ooooaY,c:!
B;6 ox a5
aJ
v "= }4A I40- frx
OC
@od
'l{
++
U) ooo
'ECC co
ooo
o,a,Q, @-o
iY !6 6 C G >baD
q - Or b d=!
d -==5n--
J( Io id
- d ;6 E' .g -r
3
6
!.^ .g
CH
oox o
o
d>
'==-g@q = o
gllPO#d=o)
h t! - =!o
4g xE E E! .cJ: E
d q
i d
o.lca!2r'i;CE.i;
s9 99. + Fdo
xxct
o
qt
M A MA I
=02q,o-.9!-oOOl U !G L V O O !qo tl
o
E.
o
d o
=!x
C6E o
o_ d>- a4
.go
c--
od
dn
'dl! a qiib) I
,14
u* a'ii c6 oi
c
A
*- co H
ai
Q)
6
F
c.:
t+,C
!50
.l -O O
L:
i -gH
lcl
a
O
odE E
u :Hts : !o
(! 9 !q 5tr
4w
@ .q
s 9.5 EgE G 'e! '.1:i
7 AAU_U
fi5 E# P 3'E OdcJ
Pdo
tr
na
.^o@
d
'd
@
6
F]
O c.:o s
.IJ
d
d
.a do! n
'co E o q.9-
(6 !s E ",tr9 O
+ =S
F=C
(6 Es Z Eao o
o
Eoo9
=Eq=E C\F -
E . P;€ ; E E€
(!
= EY- 5 *E :3 sFi -
m
(!
A Aui= s
F L o
ii;
a ai d o
do
-tr1 o d
5
g a-9rX 5 + + 5 ;6 .=
'}l
8 PET = * E g E,= P =E d
.a
d aaz o: 5 o
i
S,HR 6
b)
o
a.
qtr
r.1a
t) if <Fc 6
d 4O 'FO i
a^
d.= dt
i<o i<j5 Eca A
tr
xd!d
,^=
d
y
Eg: e?
trt d bo ly $
o Orl O) o aJ
o
6.= d d - 66+i
AO.U 0)
U o
Oi
o
tr.
!c
<d
o
oi <p <a tr €d
F{
Bacaan lebih lanlut 69
Zona H
Reaksi hipersensitif
. Logam berat lGrdiomiopati dilatasi
. Obat-obalan (terutama antrasiklin,
siklofosfamld, fluorourasil) Kardiomiopati dilatasi ditandai oleh di-
r Radiasi latasi ventrikel dan geiala dan tanda gagal
o Listrrk ventrikel. Umumnya penyebabnya'idio-
o Penolakan transplan patik', sehingga menyingkirkan disfungsi
74 Bab 5: Miokard
pun peningkatan denyut yang cepat '{me- dengan TTE konvensional, ekokardiografi
lompat' bisa didapatkan. Denyutan apeks transesofageal (TEE) atau pencitraan
mungkin dipertahankan sebagai fungsi resonansi magnetik (MRl) memberikan
hipertrofi ventrikel. konfirmasi diagnosis alternatif yang
berguna.
Pemeriksaan penunjang EKG dapat memperlihatkan sejumlah
Ekokardiografi transtorasik (TTE) me- abnormalitas-kompleks QRS lebar dan
rupakan pemeriksaan diagnostik utama berbentuk aneh, mungkin terdapat
(Gambar 5.3) yang paling banyak men- kriteria voltase untuk hipertrofi ventrikel
demonstrasikan hipertrofi septal asi- kiri, perubahan segmen ST-T yang me-
metrik pada LV, meskipun hipertrofi yang lebar, defek konduksi interventrikel dan
terbatas pada dinding apikal atau poste- AF-meskipun EKG normal pada sekitar
rior juga dapat terladi. Ultrasonografi 5 hingga 25% pasien. Pada pasien dengan
(ekokardiografi) Doppler dapat menilai HCM yang telah terkonfirmasi, peng-
derajat keparahan obstruksi alur keluar awasan EKG ambulatori (Holter) penting
ventrikel kiri, meskipun obstruksi yang karena adanya aritmia ventrikel ber-
paling bermakna biasanya timbul pada makna dapat timbul pada 25% dewasa
akhir sistol setelah sebagian besar ejeksi dan asimtomatik. Adanya aritmia ven-
ventrikel kiri telah terjadi. Timbul gerak- trikel bermakna dikaitkan dengan pe-
an anterior sistolik katup mitral yang ningkatan mortalitas.
lebih dikenal sebagai SAM (syscolic Kateterisasi jantung mungkin diperlu-
anterior motion), yaitu keadaan anterior kan, terutama pada pasien dengan nyeri
ujung daun katup mitral aposisi terhadap dada, untuk menentukan apakah terdapat
septum interventrikel, dan terjadi regur- penyakit jantung koroner yang terjadi
gitasi mitral dengan berbagai derajat secara bersamaan. Angiografi ventrikel
umum. Pada keluarga dengan HCM, kiri sering memperlihatkan obliterasi
diagnosis dapat ditegakkan pada skrining ruang ventrikel kiri selama sistol. Peng-
ekokardiografi dan, pada beberapa kasus, ukuran gradien pada alur keluar ventrikel
dapat diidentifikasi secara tidak sengala kiri dapat dilakukan, untuk mengkonfir-
pada pasien yang menjalani ekokardiografi masi derajat keparahan obstruksi alur
untuk alasan lain. Bila diagnosis tidak jelas keluar.
i
. Alkohol bersifat lcardiotoksil<, ter-
o Perikard (konstriksi atau efusi) I
utama bila dikonsumsi dalam jumlah
n Gagal jantung kanan (hipertensr paru) i besar.
o Aritmia mengurangi efisiensi jantung,
seperti yang teriadi bila kontral<si atrium
tetapi bila tidal< terlalu berat dapat hilang (fibrilasi atrium, AF) atau disosiasi
mempresipitasi gagal jantung pada orang- dari kontraksi ventrikel (blok jantung).
orang dengan penyal<it jantung dasar. Takikardia (ventrikel atau atrium) me-
Prevalensi faktor^ etiologi tergantung nurunkan walctu pengisian ventrikel, me-
dari populasi yang diteliti, penyakit ningl<atkan beban l<erja miol<ard dan
jantung lcoroner dan lripertensi merupa- l<ebutuhan ol<sigen menyebablcan iskemia
kan penyebab tersering pada masyaral<at miolcard, dan bila terjadi dalam waktu
Barat (>90% l<asus), sementara penyal<it larna, dapat menyebabl<an dilatasi ven-
l<atup jantung dan defisiensi nutrisi tril<el serta perburulcan fungsi ventrikel.
rnungkin lebih penting di negara ber- Aritmia sendiri merupakan l<onsekuensi
l<embang. Fal<tor risiko independen untul< gagal jantung yang umum terjadi, apapun
terjadinya gagal jantung serupa dengan etiologinya, dengan AF dilaporkan pada
falctor risiko pada penyakit jantung 20-30% l<asus gagal jantung. Aritmia
82 Bab 6: Gagal Jantung
Mekanisme adaptif
Tiap mekanisme kompensasi jantung
berikut memberikan manfaat hemo- r Aktrvasr sisten renin-angiotensin,
dinamik segera namun dengan konse- aldosteron
l<uensi merugikan dalam jangl<a panjang,
r Aktivasi srstem saraf simpatik
yang berperan dalam perkembangan gagal
e Peptida natriuretik, ADH, dan
endotelin
jantung kronis (Gambar 6. l). Misalnya, jo Mekanisme Frank-stariing
hipertrofi miokard meningkatkan massa I
Penrbahan
rl
neurohormonal
tttttt
fYtttl
I
Aktlvasi simpatik(katekolamin) |
(vagal)
Penunrnan tonus parasimpatik
|
Disfungsi baroreseptor I
Aktlvasi sistem renin anglotensln-aldosteron (angiotensin II aldosteron)l
Pelepasan peptida natriuretik (ANP, BNP) |
Gambar 6.1
Peningkatan hormon antidiuretik (vasopresin) Dlagram rni
|
Peningkatan endotehn memperlhatkan
I
Efek lain pada prostaglandln, bradikinin, nitrat okstda I
hubungan
antara fungsr
mlokard,
Efet neJoatnamik
ll I mekanisme
adaptlf yang
trmbul pada
Tonus vaskular (tekanan darah) gagal jantung
jantung)
Keseimbangan garam air (tekanan pengrsran
I
dan
Kontraktilitas miokard (inotroprsme)
I
I
konsekuensi
Denyut jantung hemodinamik
Curah lantung dari interaksi
tersebut.
Patofisiologi 83
untuk memudahkan dapat dianggap ter- Esk$ 6.4 Gambaran Klinis Gagal
jadi secara terpisah.
Jantung Kiri
dan pada beberapa kasus untuk meng- ffiok* S.7 Tatalaksana Gagal Jantung j
Klortalidon j
Manitol
:T:jiT'*:1'_1"'"-_ ___',
od, sekah sehari; bid, dua kall sehad; tid, tiga kali sehan Tabel 6.1 Dosis
penohambat ACE
Terapi obat 93
utama, meskipun azatioprin dan metil- pada pasien dengan gejala stabil dan
prednisolon mungkin juga dibutuhkan restriktif yang tidak cocok untuk men-
terutama selama masa pascaoperasi awal, lalani transplantasi jantung.
atau untuk terapi suatu episode penolak-
an. Untuk mengidentifikasi kemungkinan
timbulnya penolakan pada tahap awal,
semua pasien menjalani biopsi jantung Karena tegangan dinding meningkat
transvena teratur untuk penilaian histo- sebagai fungsi dari diameter ruang
logis. Komplil<asi lain transplantasi jantung jantung, beberapa ahli telah mencoba
adalah terjadinya penyakit jantung mengurangi ukuran ruang ventrikel kiri
koroner pada jantung yang ditransplan- pada pasien dengan dilatasi berat dengan
tasikan, dan komplikasi akibat terapi reseksi bedah pada bagian elips besar
imunosupresif seperti infeksi, gagal ginjal, dinding bebas ventrikel kiri dan pen-
diabetes tergantung insulin, keganasan
iahitan batas yang dekat dengan defek
(terutama limfoma), katarak, dan os- (operasi Battista). Tidak ada data jangka
teoporosis. panjang mengenai hasil operasi ini dan
sampai saat ini prosedur ini hanya di-
lakukan di sedikit tempat. Dikatakan
bahwa manfaat prognostik dan simto-
Karena kesulitan dalam mendapatkan matik prosedur ini analog dengan yang
jantung donor untuk transplantasi didapatkan dengan penghambat ACE,
jantung, telah dilakukan berbagai usaha namun ekstrapolasi ini tidak terbukti dan
untuk mengembangkan metode terapi mungkin terlalu disederhanakan.
alternatif seperti kardiomioplasti. Konsep
dari operasi ini adalah menggunakan otot
skelet latisimus dorsi untuk memberikan
otot tambahan bagi kontraksi jantung.
Satu lapisan latisimus dorsi dibungkus di Prinsip tatalaksana gagal jantung sisi kiri
sekitar ventrikel kiri dengan memindah- akut dengan onset mendadak serupa
kan otot melalui dada kiri pada pedikel dengan gagal jantung kronis. Namun, bila
arterinya. Satu pacu jantung digunakan jantung tetap berada dalam serangan akut
untul< memicu kontraksi otot skelet dan sistem kardiovaskular dan neurohor-
memperkuat kontraktilitas miokard. Ke- monal hanya memiliki sedikit waktu
sulitannya adalah otot skelet mudah lelah untul< beradaptasi dan memulai perubah-
dan tidak cocok untuk kontraksi repetitif an kompensasi. Maka pasien mentolerir
dalam jangka panjang. Namun, setelah 6 gagal jantung akut lebih buruk dibanding-
minggu, otot skelet dapat dikondisikan kan bila gangguan jantung terladi per-
agar bersifat seperti otot jantung dengan lahan-lahan. Radiografi toraks dapat
stimulasi elektrik repetitif. Selama masa
ini tidak terdapat penguatan fungsi
miokard bermakna. Pasien yang diper- Bsks 6.9 Penyebab Gagal Jantung
timbangkan akan sesuai untuk kardio- Kiri Akut
mioplasti harus cukup memiliki cadangan r Infark miokard
miokard untul< menjalani operasi jantung . lvlroKardrtrs
tanpa adanya tambahan manfaat pada o Arirmia berlanjul
masa pascaoperasi awal. Prosedur ini . Regurgitasl katup akut (mltral, aorta)
jarang dilakukan dan umumnya terbatas . VSD pascainfark
Bacaan lebih lanjut 97
Mortalitas rumah
sakir (%)
(PAr 1)
I Penghambat aktivatu plasminagen 2
Plasminogen-plasmin (PAr-2)
l.-'
v
0'z-antiplasmin
tein-protein ini menjelaskan perbedaan pasien dan bervariasi pada satu pasien
dosis individu heparin yang dibutuhkan dalam waktu yang berbeda. Kerjanya
untuk menghasilkan efek antitrombotik dipengaruhi oleh banyak obat, makanan,
serupa, dan'resistensi heparin' didapat- dan penyakit lain yang sedang diderita
kan pada pasien dengan penyakit pe- seperti gagal hati, gagal jantung, dan
radangan dan' keganasan. hipertiroidisme. Tes laboratorium yang
Farmakokinetik heparin tidak ter- digunakan untuk memonitor efeknya
fraksi sangat kompleks dan dosis (biasa- adalah waktu protrombin, saat ini telah
nya 24.000-36.000 iu/24 jam) harus distandardisasi menjadi rasio normalisasi
dimonitor, paling sering dengan waktu internasional (international normalized
tromboplastin parsial teraktivasi (acti- raf,o/lNR).
vate d pa rci al th ro m bo pl asti n ti m el aPTT). Pada awal terapi warfarin waktu pro-
Efek samping heparin yang paling umum trombin memanjang namun jalur intrinsik
dijumpai adalah perdarahan, yang lebih sementara masih belum terpengaruh. Hal
tinggi bila heparin tidak terfraksi diberi- ini adalah alasan mengapa dalam meng-
kan secara intermiten (14%) dibandinglon ubah terapi heparin menjadi warfarin,
dengan infus kontinyu (7%) atau subkutan heparin harus tetap dilanlutkan selama
(4%). Trompositopenia yang diindul<si minimal 24 iam setelah didapatkan INR
heparin terjadi pada 2,4% pasien yang yang adekuat. Dosis rumatan umum
mendapatkan dosis terapeutik. Beberapa adalah l-12 mg sehari sekali. Perdarahan
batasan penggunaan heparin tidak ter- merupakan efek samping paling umum
fraksi dapat diatasi dengan heparin berat terjadi dan dipengaruhi oleh faktor lain
molekul rendah (low molecular weighd seperti usia, hipertensi, pembedahan
LMW) (misalnya enoksaparin) yang lebih dalam waktu dekat, dan penyakit ke-
sedikit memiliki pengikatan protein, pe- ganasan. Secara rata-rata, risiko per-
nurunan bersihan plasma, lebih sedikit darahan tahunan keseluruhan adalah 6%
efek pada platelet, dan lebih sedikit dengan episode mayor dan fatal masing-
komplikasi perdarahan. Waktu paruh masing sebesar 2% dan 0,8%. Komplikasi
yang panjang dan respons antikoagulan yang jarang terjadi adalah nekrosis kulit
yang dapat diduga terhadap dosis yang yang diinduksi oleh kumarin, etiologinya
disesuaikan berat badan, memungkinkan tidak diketahui dan terjadi pada hari
pemberian subkutan satu atau dua kali ketiga hingga kedelapan setelah terapi
sehari tanpa pengawasan laboratorium. dimulai. Kumarin melintasi plasenta dan
Dosis enoksaparin yang biasa diberikan dapat bersifat teratogenik, terutama
untuk profilaksis trombosis vena dalam selama trimester percama kehamilan.
(deep venous thrombosislDVT) adalah
20-40 mg per hari, dan untuk anti- Penghambat platelet (lihat Boks 7. l)
koagulan yang lebih sempurna (misalnya
sebagai terapi DVT, angina tidak stabil)
o Dosis ideal aspirin pada penyakit
kardiovaskular tidak jelas namun dosis
adalah 0,75- 1,0 mg/kgi l2 jam.
antara I dan 2 mg/kg tiap hari meng-
hasilkan hambatan platelet sempurna.
Antiko4gulan oral Sediaan lepas-lambat berlapis enterik
War{arin dan obat-obat terkait kumarin memberikan lebih sedikit efek samping
menghambat produksi faktor pembekuan gastrointestinal.
tergantung vitamin K yang dibentul< oleh r Tiklopidin dan klopidogrel adalah
hati (ll, Vll, lX, X) dan protein C dan S. derivat tenopiridin yang merupakan bio-
lntensitas efek warfarin berbeda di antara prekursor, membutuhkan produksi
Obat trombolitik r0t
tromboksan
coli dan ragi. Tidal< sepefti heparin, yang
r Penghambatan oleh jalur aktivasi atau membutuhkan kofaktor endogen (anti-
giikoproteln IIb/Iila (tiklopldln, klopidogrel) trombin lll, l<ofaktor heparin ll), tidak
memasuki trombus dan tidak menurun-
kan deposisi platelet, hirudin aktif meng-
hambat trombin tanpa l<ofaktor, berpe-
paling tidak satu metabolit aktif in vivo. netrasi ke dalam trombus, menetralisasi
Klopidogrel kurang lebih enam kali lebih trombin yang teril<at pada fibrin, dan me-
aktif dibandingkan tiklopidin dalam meng- nurunkan deposisi platelet serta per-
hambat agregasi platelet manusia. Efek- kembangan trombus. Hirulog merupakan
tivitas tiklopidin telah terbukti dalam se- analog sintetis hirudin. Keduanya tidak
jumlah kasus klinis (penyakit isl<emia se-
memiliki antidot namun waktu paruhnya
rebral, penyakit iskemia jantung) namun sekitar 2 jam. Obat-obatan ini digunal<an
dapat menyebabl<an supresi sumsum dalam beberapa studi namun jarang
tulang (leukopenia, trombositopenia, dalam praktik klinis.
pansitopenia) pada selcitar l% pasien yang
diterapi, sehingga membutuhkan tes
darah secara teratur. Klopidogrel (75 mg
per hari) dikembangkan karena tidak
toksik terhadap sumsum tulang, namun
tidak banyak tersedia banyak data me- . Streptokinase merupakan protein
ngenai penggunaannya saat ini. nonenzim yang dihasilkan oleh beberapa
Pajanan terhadap reseptor gliko- strain streptokol<us hemolitik dan secara
protein llb/llla pada permukaan platelet tidak langsung menginaktivasi l<onversi
merupakan titik akhir semua jalur menuju plasminogen menjadi plasmin. Kebanyak-
agregasi. Rekombinan antibodi mono- an orang memilil<i antibodi terhadap
klonal abciximab merupakan penghambat streptokinase, karena adanya pajanan ter-
reseptor llb/llla spesifik pertama yang di- hadap streptokokus sebelumnya,
kembangkan, dan menurunkan tingkat sehingga harus diinfuskan dosis dalam
kematian serta titik akhir kardiovaskular jumlah yang cukup untuk mengatasi resis-
primer setelah angioplasti 'risiko tinggi' tensi ini. Titer antibodi meningkat dengan
sebanyak 35%, walaupun dengan kom- cepat beberapa hari setelah pemberian
plikasi perdarahan. Antibodi monoklonal streptokinase, sehingga dosis lebih lanlut
ini diberikan secara intravena. Peng- kurang efektif dan menghasilkan respons
hambat llb/llla sintetis (fradafiban, tiro- alergi jika diberikan dalam 4-6 bulan.
fiban, lamifiban) merupal<an antagonis o Anisoylated plasminogen-streptoki-
reseptor reversibel dan memiliki ke- nese activator complex (APSAC) di-
unggulan dibandingkan obat monoklonal kembangkan untul< mendapatkan efel<
karena memiliki durasi kerja yang lebih trombolitik yang lebih mudah diprediksi.
pendek (3 lam dibandingkan dengan 3 ASPAC membutuhl<an deasilasi in vivo
102 Bab 7: Trombosis pada Penyakit Kardiovaskular
perawatan yang sama atau dalam 6 bulan dan 75 mg tiap hari selama 2-4 minggu
kemudian. Yang harus ditekankan adalah pascaprosedur), dan dengan tingkat
pemberian obat trombolitik dini dan komplikasi perdarahan yang lebih rendah
bukannya pilihan obat yang akan diberi- secara bermakna.
kan. fupirin memberikan hasil trombo-
litik dengan keuntungan yang lebih besar, Penyakit koroner stabil (lihat Bab 8)
peningkatan penurunan risiko relatif
moftalitas menjadi 42% pada studi lSlS-
o Aspirin (75-300 mg) menurunkan
2. Sebagian besar data mendukung peng-
mortalitas sebesar l3%, tingkat re-infark
gunaan rutin heparin sebelum era trom- sebesar 3 I %, dan stroke nonfatal sebesar
42% setelah infark miokard akut.
bolitik, namun harus dipertimbangkan
pada pasien risiko tinggi yang mengalami
. Warfarin juga menurunkan frekuensi
komplikasi tersebut, namun tidak diguna-
infark luas (terutama anterior), pasien
kan secara rutin karena manfaatnya tidak
dengan fibrilasi atrium (AF), dan pasien
dengan gagal jantung kongestif. Heparin
lebih besar daripada aspirin, lebih tidak
nyaman digunakan, serta lebih mahal.
ajuvan meningkatkan keuntungan rt-PA.
penurunan tingkat infark miokard pada normal selama operasi, dan dimulai
pasien ini. Bila tidak ada faktor risiko kembali begitu hemostasis memuaskan.
lain, bioprostesis tidak memerlukan Pasien dengan katup prostetik yang
antikoagulan jangka panjang, meskipun mendapatkan antikoagulan dan meng-
beberapa menyarankan pemberian anti- alami stroke harus menjalani pemindaian
koagulan selama 3 bulan (lNR 2,0-3,0) CT atau MRI kepala. Jika stroke adalah
setelah pembedahan, masa di mana risiko stroke embolik dan berukuran me-
pembentukan trombus pada prostesis nengah, antikoagulasi harus diteruskan
lebih tinggi. kecuali sementara dikontraindikasikan
Pada pasien dengan katup prostetik oleh hipertensi sistemik berat, dan harus
yang membutuhkan antikoagulan, anti- dipertimbangkan penambahan obat anti-
koagulan tidak boleh dihentikan kecuali platelet lebih lanjut. Jika stroke adalah
benar-benar perlu. Bila pasien menjalani stroke hemoragik atau disebabkan infark
pembedahan nonjantung dan antiko- emboli besar, antikoagulan dihentikan
agulan dirasakan akan membahayakan, selama 5-7 hari.
warfarin dapat dihentikan selama 3-4 hari
sebelum pembedahan dilakukan dan di- Bacaan lebih lanjut
substitusi dengan heparin untuk mem-
Fuster V, Verstraete M. Haemostasis, throm-
pertahankan rasio aPTT sebesar 2,5-2,5
bosis, fibrinolysis and cardiovascular
kali lebih tinggi dari normal. Kemudian disease. ln: Braunwald E, ed. Heart
heparin dapat dihentikan 4-6 jam sebelum Dlsease. London: WB Saunders Co, 1997:
operasi, sehingga didapatkan koagulasi r 809-43,
Penyakit Jantung
Koroner
perokok (perokok pasif) memiliki pening- populasi yang diklasifikasikan sebagai obes
katan risiko sebesar 20-30% dibandingkan (indeks massa tubuh (body mass indexl
dengan orang yang tinggal dengan bukan BMI) >30 kg/m2) Ai lnggris telah me-
perokok. Risiko terjadinya PJK akibat ningkat secara progresif dalam 20 tahun
merokok berkaitan dengan dosis di mana terakhir. Sekitar 17% laki-laki dan 20%
orang yang nrerokok 20 batang rokok perempuan tergolong obes, dan sebanyak
atau lebih dalam sehari memiliki risiko 45% laki-laki serta 33% perempuan di-
sebesar dua hingga tiga kali lebih tinggi katakan memiliki berat badan lebih (over-
daripada populasi umum untuk meng- weight) (BMl 25-30 kg/rt).
alami kejadian koroner mayor.
Peran rokok dalam patogenesis PJK
Diabetes melitus
merupakan hal yang kompleks, di antara-
Penderita diabetes menderita PJK yang
nYa:
o timbulnya aterosklerosis;
lebih berat, lebih progresif, lebih
r peningkatan trombogenesis dan vaso-
kompleks, dan lebih difus dibandingkan
konstriksi (termasuk spasme arteri kelompok kontrol dengan usia yang
sesuai. Secara umum, penyakit jantung
koroner);
r peningkatan tekanan darah (TD) dan
koroner terjadi pada usia lebih muda
denyut iantung;
pada penderita diabetes dibandingkan
o provokasi aritmia jantung; pada penderita nondiabetik. Pada diabe-
o peningkatan kebutuhan oksigen tes tergantung insulin (IDDM), penyakit
miokard; koroner dini dapat dideteksi pada studi
. penurunan kapasitas pengangkutan populasi sejak dekade keempat, dan pada
oksigen.
usia 55 tahun hingga sepertiga pasien
meninggal karena komplikasi PJK; adanya
Risiko terladinya PJK akibat merokok
mikroalbuminemia atau nefropati diabetik
turun menjadi 50% setelah satu tahun
berhenti merokok, dan menjadi normal meningkatkan risiko PJK secara ber-
makna.
setelah 4 tahun berhenti.
Rokok juga merupakan faktor risiko
Risiko terjadinya PJK pada pasien
dengan NIDDM adalah dua hingga empat
utama dalam terjadinya:
o kanker paru; kali lebih tinggi daripada populasi umum
. obstruksi aliran panas kronis (bron- dan tampaknya tidak terkait dengan
kitis kronis dan emfisema); derajat keparahan atau durasi diabetes,
o penyakit vaskular serebral dan perifer;
mungkin karena adanya resistensi insulin
r aneurisma aorta abdominalis; dapat mendahului onset gejala klinis l5-
. angina berulang pascaprosedur revas-
25 tahun sebelumnya.
kularisasi koroner (tandur alih pintas Diabetes, meskipun merupakan
arteri koroner (coronary arcery faktor risiko independen untuk PJK, juga
bypass
graftinglCABG) dan angioplasti koroner). berkaitan dengan adanya abnormalitas
metabolisme lipid, obesitas, hipertensi
sistemik, dan peningkatan trombogenesis
Obesitas (peningkatan ringkat adhesi platelet dan
Terdapat saling keterkaitan antara berat peningkatan kadar fibrinogen). Hasil
badan, peningkatan tekanan darah, pe- CABG jangka panjang tidak terlalu baik
ningkatan kolesterol darah, diabetes me- pada penderita diabetes, dan pasien
litus tidak tergantung insulin (non-rnsulln- diabetik memiliki peningkatan mortalitas
dependent diabetes mel/ituslNIDDM), dini serta risiko stenosis berulang
dan tingkat aktivitas fisik rendah. Proporsi pascaangioplasti koroner.
I l0 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
Jenis kelamin dan hormon seks lnsidensi kematian dini akibat PJK pada
Morbiditas akibat PJK pada laki-laki dua orang Asia yang tinggal di lnggris lebih
tinggi dibandingkan dengan populasi lokal,
kali lebih besar dibandingkan pada
perempuan dan kondisi ini terjadi hampir
dan juga angka yang rendah pada ras
l0 tahun lebih dini pada laki-laki daripada Afro-Karibia.
perempuan. Estrogen endogen bersifat
protektif pada perempuan, namun setelah Geografi
menopause insidensi PJK meningkat Tingkat kematian akibat PJK lebih tinggi
dengan cepat dan sebanding dengan insi- di lrlandia Utara, Skotlandia, dan bagian
densi pada laki-laki. Perokok mengalami utara lnggris, dan dapat merefleksikan
menopause lebih dini daripada bukan pe- perbedaan diet, kemurnian air, merokok,
rokok. Gejala PJK pada perempuan dapat struktur sosio-ekonomi, dan kehidupan
atipikal: hal ini, bersama dengan bias urban.
jender, kesulitan dalam interpretasi pe-
meriksaan standar (misalnya tes latihan
Kelas sosial
treadmill) menyebabkan perempuan lebih
jarang diperiksa dibandingkan laki-laki. Perbedaan sosio-ekonomi pada morta-
Selain itu, manfaat prosedur revasku- litas PJK melebar, seperti tingkat ke-
larisasi lebih menguntungl<an pada laki- matian dini akibat PJK tiga kali lebih tinggi
laki dan berhubungan dengan tingkat pada pekerja kasar laki-laki terlatih di-
komplikasi perioperatif yang lebih tinggi bandingkan dengan kelompok pekerja
pada perempuan. kelas profesi (misalnya dokter,
Penggunaan kontrasepsi oral mening- pengacara). Selain itu, frekuensi istri
katkan risiko PJK sekitar tiga kali lipat pekerja kasar paling tidak dua kali lebih
tetapi beberapa bukti menuniukkan besar mengalami kematian dini akibat PJK
bahwa risiko dengan preparat generasi daripada istri pekerja nonmanual. Faktor
ketiga terbaru lebih rendah. Terdapat hu- risiko lain saling berkaitan, antara lain
bungan sinergis antara penggunaan diet, konsumsi rokok, obesitas, aktivitas,
kontrasepsi oral dan merokok, dengan dan lain-lain.
risiko relatif infark miokard lebih dari 20: l.
Kepribadian
Riwayat keluarga Stres, baik fisik maupun mental, merupa-
Riwayat keluarga PJK pada keluarga yang kan faktor risiko untuk PJK. Pada masa
langsung berhubungan darah yang ber- sekarang, lingkungan kerja telah menjadi
Patofisiologi I I I
meter lumen sebesar 30% saja sudah misalnya selama oklusi balon sebuah
dapat mengurangi aliran maksimal saat pembuluh darah dalam angioplasti
beraktivitas fisik. Pada praktik klinis, lesi koroner.
>50% pada arteriogram koroner dil<ata-
kan 'bermakna.'
F sura plak
Perubahan pola angina yang mendadak
Spasme arteri koroner dari stabil menjadi tidak stabil atau ter-
Perubahan tonus vaskular koroner me- ladinya infark miokard akut, biasanya ber-
lalui produksi nitrat oksida endogen hubungan dengan adanya fisura plak. Pada
dapat berperan banyak dalam salah satu titik dengan stres regangan tinggi
variasi 'ambang' angina antara satu pasien (misalnya pada batas akut arteri koroner
dengan pasien lain, dan pada satu hari kananl rigth coronary arrery (RCA)), dan
dengan hari lain. Banyak faktor me- seringkali dalam hubungannya dengan plak
modulasi tonus arteri koroner termasuk aterosklerosis minor, dinding arteri (lamina
hipoksia, katekolamin endogen, dan elastik internal) robek, dan konstituen
substansi vasoaktif, yang bisa dihasilkan trombogenik dinding arteri terpajan pada
dari platelet (misalnya serotonin, lumen (Gambar 8. l). Hal ini menyebab-
adenosin difosfat) atau dari endotel kan deposit platelet, pembentukan
(misalnya faktor relaksan endotel). trombus, dan penurunan aliran darah
koroner dengan cepat: maka satu lesi
minor dapat berkembang menjadi diseksi
Pembuluh darah kolateral
koroner dalam waktu beberapa menit
Adanya pembuluh darah kolateral mem- (Gambar 8.2a & b) dan terjadi oklusi
berikan rute alternatif perfusi miokard akut.
bila arteri koroner epikard mayor meng-
alami stenosis atau oklusi. Saluran ini
dorman dalam keadaan normal namun
dalam beberapa jam kolateral yang ada
mengalami dilatasi dan mengembangkan
karakteristik pembuluh darah matur. Angina stabil
Banyak faktor yang mempengaruhi Dengan diagnosis klinis nyeri dada dan
respons kolateral terhadap iskemia, gejala lainnya yang dicetuskan oleh
namun jelas bahwa aliran darah kolateral sejumlah stimulus (lihat di bawah), angina
dapat berkembang dengan sangat cepat, stabil hilang dengan istirahat atau peng-
hentian stimulus. Gejala dicetuskan oleh
iskemia miokard, biasanya muncul sebagai
akibat gangguan pasokan darah miokard
sebagai konsekuensi dari stenosis (baik
tetap atau dinamis) bermakna (>50%)
arteri koroner epikard. Pada angina stabil,
gelala bersifat reversibel dan tidak
progresif.
mungkin abnormal pada pasien dengan (paling sering pada sisi kiri), rahang, atau
sindrom X. leher, dan lebih jarang pada epigastrium.
Angina cenderung menyebar dari aksila
Angina v*ian Pfinzmetal ke arah bawah menuju bagian dalam
Dideskripsikan oleh Prinzmetal pada lengan dan bukannya ke arah aspek
tahun 1959, 'angina varian adalah gejala lateral lengan, yang lebih khas untuk nyeri
angina saat istirahat dan elevasi segmen muskoloskeletal yang berasal dari tulang
S-T pada elektrokardiogram (EKG) yang belakang servikal. Gejala sensorik pada
menandakan iskemia transmural. Keada- lengan (rasa baal, rasa berat, dan hilang-
an yanS tidak biasa ini tampaknya ber- nya fungsi) sering didapatkan.
hubungan dengan adanya tonus arteri Nyeri angina berlangsung cepat,
koroner yang bertambah, yang dengan kurang dari5 menit, dan biasanya di-
cepat hilang dengan pemberian nitro- provokasi oleh aktivitas fisik, emosi,
gliserin dan dapat diprovokasi oleh ase- makanan, ansietas, perubahan temperatur
tilkolin. Angina varian dapat terjadi pada sekitar, atau merokok. Aktivitas fisik
arteri koroner yang strukturnya normal, dengan menggunakan lengan (misalnya
pada penyakit arteri koroner campuran mencukur, menggosok gigi) tampaknya
'tetap', atau dalam keadaan stenosis sangat potensial dalam memprovokasi
oklusif koroner berat. angina. Toleransi aktivitas dapat ber-
kurang saat berjalan sesudah makan
Riwayat klinis (nyeri post-prandial) karena dibutuhkan
Mendapatkan riwayat klinis yang baik peningkatan curah iantung untuk pen-
pada pasien yang menderita angina cernaan. Yang khas dari nyeri dada angina
pektoris merupakan dasar penegakan adalah serangan hilang dengan istirahat,
diagnosis yang akurat mengenai kemung- penghilangan stimulus emosionil, atau
kinan PJK. Hal ini terutama penting dengan pemberian nitrat sublingual.
karena sulitnya menegakkan diagnosis Serangan yang lebih lama menandakan
dari pemeriksaan fisik karena sedikitnya adanya angina tidak stabil atau infark
tanda klinis. Tanda khasnya adalah adanya miokard yang mengancam. Pada
nyeri dada. perempuan, serangan dapat lebih atipikal,
terjadi saat istirahat atau pada malam
Nyeri dada hari, dengan, pada saat lain, toleransi
Banyak pasien memberikan deskripsi aktivitas normal. Angina saat berbaring
gejala yang mereka alami tanpa kata (angina dekubitus) terjadi sebagai akibat
'nyeri': 'rasa ketat', 'rasa berat', 'tekanan', peningkatan aliran balik vena dan curah
dan 'sakit' semua merupakan penielas jantung, dan nyeri malam hari lebih
sensasi yang sering berlokasi di garis umum terjadi selama fase REM tidur atau
tengah, pada regio retrosternal. Petunjuk berkaitan dengan mimpi. Beberapa pasien
nonverbal, misalnya tangan yang terkepal dapat melewati periode nyeri (second
atau terlapak tangan yang diletakkan wind phenomenon) l<arena penggunaan
dengan kuat pada dada, membantu se- pembuluh darah kolateral.
bagai tanda tambahan dalam diagnosis.
Nyeri yang terlokalisasi dengan baik, Sesak napas
nyeri superfisial, dan rasa tidak enak Ansietas, berkeringat, dan sesak napas
dinding dada yang terasa nyeri pada pe- dapat terjadi bersamaan dengan nyeri
rabaan bukan tanda khas iskemia mio- dada. Kadang, sesak napas tanpa nyeri
kard. Gejala dapat terlokalisasi di lengan dada dapat terjadi pada pasien dengan
Angina: sindrom klinis il5
Tanda fisik
Denyut nadi
Bila riwayat klinis pada pasien dengan Denyut nadi sering normal pada pasien
angina merupakan kunci diagnosis, mal<a
dengan angina stabil. Selama serangan
pemeriksaan fisik sering tidak memberi-
akut, takikardia atau aritmia transien
kan hasil apapun kecuali bila gejala terjadi
(misalnya fibrilasi atrium (AF), takikardia
sebagai akibat satu kondisi lain selain PJK
ventrikel) dapat terjadi. Takikardia saat
(Boks 8.3). Pemeriksaan pasien selama istirahat atau pulsus alternans dapat
satu episode nyeri dada dapat membantu
mengindikasikan disfungsi miokard
dalam menunjukl<an adanya bunyi jantung
iskemik berat sebagai akibat infark
tambahan transien (bunyi jantung ketiga
sebelumnya.
(S3) atau keempat (S4)) atau murmur
(misalnya sekunder karena regurgitasi Tekanan vena
mitral (MR)). Normal pada angina tanpa komplikasi
namun tel<anan vena dapat meningkat
Stigmata hiperlipidemia sebagai akibat infark miokard sebelum-
Arkus senilis kornea dapat bermakna nya-
pada pasien usia muda, namun dapat
merupakan temuan normal pada pasien Palpasi prekordial
berusia lebih dari 40 tahun dan belum Apeks yang mengalami diskinesia atau
pergeseran letak dapat merupakan tanda
&cks S"3 Penyakit yang Berkaitan infark miokard sebelumnya dengan di-
dengan Angina Pekoris latasi ventrikel atau adanya aneurisma
ventrikel l<iri, selain itu pemeriksaan pre-
o Penyakit jantung koroner aterosklerotil<
. kordium normal.
Spasme arleri koroner
. Arteritis koroner (mlsalnya SLE,
Kawasaki)
Auskultasi
r Ektasra arteri koroner Selama serangan angina, penurunan
. Stenosis aorta komplians ventrikel menyebabkan pe-
. Regurgitasi aorta ningkatan tekanan atrium kiri dengan 54
o Kardiomiopati hipertrofik yang dapat terdengar. Ejeksi ventrikel
. Hipertensi paru primer yang memanjang dapat menghasilkan pe-
r Stenosis pulmonal 0arang) misahan paradoksal (terbalik) bunyi
e Stenosis mitral (iarang) jantung kedua (S2). 53 tidak umum di-
il6 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
dapatkan pada pasien dengan angina (sindrom Tietze) jarang terjadi. Nyeri
kecuali telah ada kerusalcan miokard se- dada sisi kiri lebih sering dikeluhkan
belumnya. lskemi otot papilaris atau ab- mungkin karena kebanyakan pasien sadar
normalitas konfigurasi otot papilaris (yang bahwa jantung mereka berada di sisi kiri.
dapat transien) bisa menyebabkan mur- Penyakit tulang belakang servikal dapat
mur akhir sistolik akibat MR ringan. Yang menyebabkan nyeri di atas dada ante-
menarik adalah murmur mid-diastolik rior, aksila, dan lengan, namun biasanya
yang terdengar pada batas sternal kiri disertai dengan keterbatasan gerak,
dan di apeks al<ibat stenosis arteri temuan klinis adanya penurunan per-
koroner proksimal. gerakan, kelemahan otot, dan hilang atau
bertambahnya refleks pada ekstremitas
Bukti penyakit vaskular lain atas.
Pemeriksaan fisik pasien dengan penyakit Nyeri gastrointestinal dapat menye-
koroner harus meliputi pemeriksaan babl<an kesulitan jika timbul sebagai
pembuluh darah perifer dan ekstrakranial bagian gejala angina, dan nitrat sublingual
untuk mencari adanya bruit atau denyut dapat menghilangkan spasme esofageal.
nadi yang hilang. Pulsasi abdominal Hubungan antara patologi gastrointesti-
abnormal dari pembentukan aneurisma nal (misalnya hiatus hernia, gastritis, ul-
aorta juga bisa didapatkan. serasi peptik, penyakit kandung empedu,
dan kolik bilier) dengan memakan
tffi ii l**r
rnakanan tertentu, adanya dispepsia, dan
hilangnya rasa nyeri dengan antasid,
semua membantu mengarahkan diagno-
Setelah mendapatkan riwayat klinis yang
al<urat, jarang ada keraguan bahwa pasien
sis ke traktus gastrointestinal. Keter-
sediaan endoskopi dan tes motilitas eso-
menderita angina. Nyeri dan penyebaran
fagus dapat membantu mengl<onfirmasi
yang khas, hubungan waktu dengan al<ti-
diagnosis.
vitas fisil< atau faktor pemicu lain, dan
hilangnya gejala saat istirahat atau nitrat
sublingual sangat khas. Nyeri dinding dada
biasanya terlokalisasi dengan jelas, talam,
singl<at, jarang terletak di garis tengah,
dan mungl<in postural. Jenis nyeri ini juga Elekrokardiogram istirahat
berhubungan dengan ansietas, rasa EKG istirahat yang normal tidak menying-
pusing, rasa lelah, napas terdengar berat, kirkan diagnosis angina, meskipun ter-
dan hiperventilasi (astenia neurosirku- dapat bukti infark miokard yang telah
latori atau sindrom Da Costa). Nyeri ada sebelumnya (gelombang Q, inversi
dan pembengkakan kartilago kosta gelombang T, LBBB). Sebaliknya, adanya
abnormalitas segmen ST-T minor (re-
polarisasi) umum ditemukan pada ke-
&olts S.4 Diagnosis Banding Angina
banyakan populasi dan belum tentu me-
. Nyeri dinoing dada nandakan penyakit l<oroner. Sensitivitas
Sindrom Da CosLa EKG istirahat (bila dibandingkan dengan
Sindrom Tietze arteriografi koroner) sekitar 50% dan
r Pleuritls
spesifisitas sekitar 70%. Perubahan re-
e Emboli paru
versibel pada EKG dasar yang terjadi saat
. Penyaklt tulang belakang servikal
r Patologi gastrointestlnal
episode nyeri dada (pergeseran segmen
S-T, inversi gelombang T) merupakan
Pemeriksaan penunjang |7
* ' -*---*-' -* - *- *' *"i
&mus S-a Pemeriksaan Penunjang pada B#k$ #"6 lndikasi Tes Latihan i
: Angina Sabil r Penilaian toleransi aktrviias objektif
i o EKG istirahat r
'
I
Terdapat gelala yang membatasi
!i" .' Hadlooralr aktivltas (nyeri dada, lelah, sesak
. . Radrogra[i LoraKs
Loraks
,EiKG aktivir.as napas, dan lain-lain)
i'l
i r +Ekokardiogram i
r Evaluasi respons hemodinamik
I . + Pindaian radjonukljda terhadap latihan
i . + Arteriografi koroner
r Dokumentasi perubahan segmen
i
L_,-_,___-_._'_,-,_-. *-*_.-_*_**_''-*_-,-.,,.-i S T yang terjadi selama latihan atau
masa pemulihan
tanda penyakit oklusif koroner. Perubah-
r Evaluasi aritmia yang drinduksi latlhan
r Dokumentasi hasil prosedur bedah,
an EKG yang luas dikaitan dengan prog-
PCI, atau terapl medrs
nosis yang buruk karena berhubungan r Straiifikasl risiko pascainfark
dengan penyakit koroner yang berat dan miokard akut
difus. r Tuntunan rehabllltasl pascainfark
miokard akut
Radiografi toraks
. SLJatifikasi nsiko pad" pasien
dengan kardiomiopati hipertrofik
Radiografi toraks biasanya normal pada
pasien dengan angina. Pembesaran
jantung dan/atau peningkatan tekanan vena I
dapat menandakan adanya infark miokard Selks &.7 Kontraindikasi Tes Latihan
i
I 1,7 10 3
I 2,5 12 3
n 3,4 14 3
iV 4,2 16 3
V 5,0 18 3
VI 5,5 20 3
VI] 60 22 3
r 1,7 0 3
II 1.,7 5 3
il 1.,7 10 3
M 2,5 12 3
v 3,4 14 3
vt 4,2 16 3
vII 5,0 18 3 Tabel 8.1 Protokol ies
stres latlhan.
rium-latihan digunakan treadmill bukan- begitu pula dengan waktu yang diperlukan
nya sepeda ergometri sebagai stimulus untuk normalisasi.
latihan. Treadmill memiliki keunggulan Pada pasien dengan PJK, iskemia
karena berada di bawah pengawasan miokard direfleksil<an dengan depresi
supervisor bisa menghasilkan kadar segmen S-T, yang sering terlihat pada
aktivitas tercapai yang lebih tinggi. lead dengan gelombang R tertinggi
Latihan fi sik menghasilkan peningkatan (biasanya V5). Kriteria untuk depresi
kebutuhan oksigen miokard (MVO2), segmen S-T 'bermakna'
yang akan memprovokasi angina pada merepresentasikan kompromi antara
pasien dengan PJK bermakna. Selama sensitivitas dan spesifisitas (Gambar 8.3).
latihan dinamik, peningkatan MVO, ber- Sebagian besar mendefinisikan positif
kaitan secara linear dengan peningkatan sebagai depresi segmen planar
curah jantung yaitu terutama akibat pe- (horizontal) atau menurun > I mm yang
ningkatan denyut jantung. TD meningkat diukur 80 mdet setelah titik J (Gambar
selama latihan, dan terutama peningkatan 8.4). Perubahan morfologi gelombang T
TD sistolik. Kedua hal ini (denyut iantung dapat diprovokasi oleh pernapasan atau
puncak x TD sistolik puncak) berkorelasi perubahan postur dan tidak pasti
baik dengan MVO, puncak. EKG l2 lead menandakan iskemia miokard. Begitu
harus direkam selama latihan dan setelah pula, depresi titik J menyertai takikardia
penghentian tes pada interval hingga karena pemendekan interval regurgitasi
denyut jantung dan TD kembali ke pulmonal (pulmonary regu rgiutionlPR)
tingkat pretes. Perubahan EKG yang dan repolarisasi atrium. Aberansi yang
terjadi selama periode pemulihan (sesuai tergantung denyut merupakan indikator
dengan waktu hutang oksigen) merupa- iskemia yang tidak dapat diandalkan. Be-
kan indikator yang sensitif adanya PJK, berapa pasien memperlihatkan elevasi
Pemeriksaan penunjang I l9
+----->
Anqioqram neqatif Tingkat skrinlng 1 mm
Tingkat skrining 1,5
,o
mm
I
l
I
6
I
I Angiogram positif
[]
I
i' .
Depresi,,segl4gn, $-t Gambar 8.3 Hubungan
,
l'
t
: , ,t,
,i
antara sensittvitas dan
3
spesifisitas depresi segmen
il --;!d";;J
j
S-T pada tes latihan.
:"
,1
-"" - - '
i m*ks *.9 Alasan Penghentian Tes S$iqs #,'t Penyebab Hasil Tes Latihan
Latihan 'Positif Palsu'
o Timbulnya gejala (nyeri dada, sesak o Hipertensi sistemlk
napas, lelah) o Stenosis aorta
o Tekanan darah sistemtk turun r Kardiomiopati
o Insufisiensi slrkulasi perlfer r Prolaps katup mitral
(klaudikasio) r Preeksitasr
r Antmia berlanjut (misalnya . Hiperventrlasi
takrkardia ventrikel) . Hipoglikemla
e Blok jantung simtomatik o Hipokaiemia
. Kegagalan alat treadmill atau EKG o Digoksin
r Diagnosis pergeseran segmen S-T . Anemia
. Denyut jantung atau derajat latihan . Regurgitasl mitral
target tercapal . Regurgitasi aorta
o Peningkatan tekanan darah ekstrem !
L.*__,_
>2!0 mmHg)
L(rl.:?l'k
Pencitraan radionuklida tidak selalu di-
segmen S-T,'pseudonormalisasi' ge- perlukan dalam pemeriksaan rutin pasien
lombang T terbalik, atau peningkatan am- angina, namun dapat berguna pada
plitudo gelombang R, semuanya dapat di- kelompok teftentu (Boks8. l0). Pasien
provokasi oleh iskemia. menjalani latihan dengan protolcol
Alasan penghentian tes latihan di- standar dan radionuklida (misalnya 20lTl
cantumkan pada Boks 8.8. Sejumlah atau eemTc-sestamibi) yang disuntikkan
keadaan lain dapat menyebabkan per- ke dalam vena perifer, yang kemudian
ubahan repolarlsasi pada latihan (Boks diambil oleh miokard yang terperfusi.
8.e). Pasien kemudian dipindai menggunakan
kamera gamma dan satu seri pencitraan
tomografi (single photon emission com-
Skintigrafi radionu klida p ute d to m ographylSPECT) yang di rekam
I 20 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
liiil,ii
Gambar 8.4 (a) EKG 12 tead (lstlrahat) (b) EKG 12 lead (latihan) menunjukkan depresr segmen S'T
inferolateral.
ini kemudian dibandingkan dengan seri sibel dapat didemonstrasikan dan dilo-
kedua saat istirahat yang direkam dari kalisasi. Berikan perhatian pada detil
sudut yang sama (Gambar 8.5). Maka teknis dan interpretasilah citra dengan
area iskemia dan/atau infark yang rever- teliti, hati-hati pelaporan berlebih jika
Pemeriksaan penunjang l2t
i 'r Aspirin
i Penyekat B
Diet dan penurunan berat badan ! o Antagonis kalsium
Bukti bahwa penurunan berat badan per i . Nikorandil
i
I r t Terapl penurun lipid
se mempengaruhi penurunan risiko
124 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
rl
A A^^ ^G6^
=XOO@.-@*@
"'ooo\-N
'
x ,.
x- /- X * * X X x
9?^o:tso,oE'?o
*=-ccc
.^trOOOO
s@!oooo@
ON+-N
(! o@so@
tt oN@so@rN604 o-
(g 1 10-N- o@ =air-rr
ooo-oo--@
auaauuaqqaa
fJ
'=J!
=fit
.:? n
6 qo .9
=cGd -
c.:.:t:d
-.-^ c
e FI=
!-:v.Y
p .geg s d
9, 6s= ?Pp ? .a
@^:'Lr':oooo o
o Y-o ss SSSP S
cr
O
u5 @
N N
T
@ .-
.',i J+ J+ JO: E o
N
G
= O
a
d
d
o
6 o
p"
0 b.d ;
o E a.
?e co -j
bm.Y 6g o
o
o --A
dd-d
o
a
5 ocoo: EE OOcia< O
o
6
p.
E
o
d E[ !
J L A
t'
P6 ^€E .j
6i.-+!-62 g ! ho€ d
"q
o
2i ze 3 :fic
a
ib Rz E ; r!=E d
B, :o ir 0 "E ;.0
c(d
t')
.?.
J.= E; .=
.<i 3 -
€iE
F--U
d
t)
fr-.
(d
d Eg"-=E=H
t2s iE-tE 5€FE F€5
!ll>
d
d 5 qq3 H: €-8€ E id
2 c) rVtVA d.2 c)14 l4 14 u
ou
d- d
de
d a t1
d tr
9E
o..q d
d o d
17 p.
Q o !h o
d 'd E o]
'd 5 -o, N
(! €o .a 5g d
o a
o
@
6 q)
6 o o €
z @ @ *O
F
126 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
664666c6=oo
sNN@ONoi:No
x x x xl. x^ x x., x x
brt))bb*bo)-l)O
FFEEE'EEE'EE
O@OO-OOOO
@N.OxSN@@-
fi-6O@OrOo
___ d
6
-a
6<r@OorNO<$$
si <oojo--_+oN o
aqHaqQQqqa E
cd
'd g
a c
n^;d
5a 466 6
pt!-F=6-:
(udddcd H
6
H (u .!J (u d
-C-q3c?!;c^
.-o.-co9x-o.: a
q-q.-.-.- -Y"t)
6dod:oi l<
6cbjrr-<i]!F
O--O- d
OFULA;OL
ooxooooxo.g
cY ,:
Lbqbbb-5
OEO O
NOVOOO,^A
'_AONO@N:.1 $O
,-Nm-ON@
ol ol,^l
OOOOOOO'1 OO o
VN_N6$@N@N
d
a,
E
a
q
6 gsgs d
odQd
515 isblStiSb-bl5S
::c:c:ctrb: 6
oa *^qoFo:ooc:
a= ErtZE4Z&::Fc< 4
a
d
,ld !o
a
OJ: g
ic
dt 6
p.
E
!4u O
'd
5',
q
6 .j
d
.q
O
@
A1
o d
c)
.A
d
b)
o d
@
'o
!C
!o ;6
b)
t'l
e;3
OO
::5'a )@
Er
F>'-.E* 9ci-
3 ca
G -H-oq"i
19:o.dil=9tu
c !? o c.d o in _* a.= dJ o
(B .)oJqgoog-oa du O
2 @FL4F-mOF>mCA p.
9E c
O
p.
o
Jtr
(6
g E=-Eoo o
'd;iaE-9=6- o9
(g ;:c.dF9H:q9 cd
(6
*F3ps:a;iie
up.:di=--._ '. d o q
H g0)
2 <<mJ>ZOo.o-F *O
F{
Tatalaksana medis 127
om, tiap pagl; bid, dua kali sehari; tid, tiga kali sehari
;ffi
'tl
fl TC,: HDI* r,
.DIABiEYSS
1t0 10
l1€o
l?fl .6 170
6 rao fi,, t,16! 1m
F tr, ' ,sd
tsr
r 140 140 140
134 i3o 10 13n
'q0 irn lg
,1lt
:a 9101112 q 115, u.r $ .4t.6: t ,:t:.Sj,9 :t0 11 jA
mtfitL ;ufiil,l9,1l.,
usi*60t{hun Eufrr; {sta $0 lattff
.:,u0 i?td .,rrr,fatb
200 2ql ,1 ;tito
,ts
': iis
.i,
190
1m 1iq 1&
,- 1t0 1. 1) ;':;.lro
n, 160 1S Orm
: l5S
' tbo
'va 140 t,t r 1s
'$a x30 m
. 120
, .tg
110
, rl1b
l f ,i I .4 l 9rJ,,Si.e'rr1o il,la I A b,g.:tg g t0lit1,
. {6: {iDL ' l{9i::H}r
eurr*ipePtir* ,?1ft
t1l 210
, 20s
rrsft
,', tw rs0 im
' ,t80 ,iw
180
. , 1:tt ,@1,
17p
1&l
E r't* :190
E* ts . 15C
t4{ :140
140
l3! 13t
'40
I l2\3 12
!:10 11"0
g lt1f1!
a'
!C i HDI
r80 lE!
110 1tq, l.r, :' r?b
ff*o
E rst
,1Bo
ffi
ff
E"
,ro
tso
140 140
130 139
r.ffi"*'n
!2p 120
110 110
31,4 6 r? ,* rg .lKlill u
KimL: Tbiijt!l:'I.
(a)
Gambar 8.8 Grafik prediksl risiko koroner: (a) taki laki, (b) perempuan
I 30 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
(b)
o
-Ho
d@
oO d
F!
:40 so
E*=
G-a
o.69 a,
=E,E
ci
b
di6
@
o E
o
o o.
FeA
i1 Y) :l
a
o
d:o
a O
6
Io
6x.a
ohi d
-u=t1 d e
o
q E-6H€ d
'd
d
d
d
,! =Xo.iri
=;?, d 0.
;6!?6
oi39o
!
o
(d
d
odEo cd d
ctr*tr
ooxo c E
o
cd
trtr;ic
od:!d
a
d cd
(5 XX m X
d
*
c)
q
6
U)
i5+
;
F
h
+Z+++i
o
()
q
0)
o
M
dvt
dtr
EO tJ) o
trQ O-OO
O6OO
69 Fb
6 !'!b$*'
D
u
^d-dcd-o--G
rEOC-a@LOtr
UP
co
hi tr
CO
!3
dO :o
UB -3
-O cO
tr3
HO
tr br OE =8
OE cc6 Od oG
o
E
p.
(!5 3F= E_C
:t
d
o.
'69 O s g w Q .- -c6
Jo-m oor
=e E* C
iO Ab o c6
OY cii
VE :t< S* tr5 c
o
O
g
o E
trd a
d
o,o
oq SZ
e.* b
cd
o:/ q)
Ed tj
!(d
F
132 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
Lipid (% perubahan)
Kolesterol Trigliserida
Tabel 8"6 Perubahan lipid darah yang e penyakit pembuluh darah kecil difus;
diharapkan dengan terapl obai. o faktor lingkungan dan institusional,
termasuk pilihan pembedahan.
koroner perkutan selanjutnya. Jika pasien Komplikasi dini antara lain infark mio-
distabilisasi di rumah sakit dan dikirim kard perioperatif, perdarahan, stroke,
ke rumah terdapat kemungkinan besar infeksi luka, dan aritmia atrium. Setelah
rekurensi gejala atau serangan jantung pembedahan yang sukses, 75-90% pasien
mayor. bebas angina. Tandur alih vena mengalami
oklusi dengan laju 2-5% per tahun,
sementara patensi tandur alih arteri
Revaskularisasi koroner
torakalis interna kiri untuk LAD >95%
dalam l0 tahun (Gambar 8.9).
Tandur alih pintas afteri koroner
Pada kelompok pasien dengan ana-
(coronary aftety bypass gzftind tomi koroner risiko-tinggi, CABG mem-
Revaskularisasi bedah menggunakan perbaiki prognosis: termasuk pasien
CABG pertama kali dilakukan awal tahun dengan stenosis batang-utama kiri,
I 960-an dan sekarang merupakan salah penyakit tiga pembuluh darah, penyakit
satu prosedur pembedahan yang paling dua pembuluh darah termasuk stenosis
sering dilakukan. Di lnggris, dilakukan proksimal LAD, penyakit dua pembuluh
lebih dari 25.000 prosedur CABG selama darah, dan gangguan fungsi ventrikel.
tahun 1998. Selama bertahun-tahun vena
safena merupakan media donor tandur Angioplasti/stent koroner
alih, tetapi angka patensi media arterial
PTCA pertama kali dilakukan oleh
yang lebih baik (misalnya arteri torakalis
Andreas Gruentzig tahun I 977, dan pada
interna) menyebabkan banyak pasien me-
tahun 1990 jumlah prosedur PTCA di
nerima paling tidak satu tandur alih seluruh dunia melebihi jumlah operasi
arterial. Mortalitas perioperatif dini untuk
CABG. Data terbaru memperlihatkan
CABG elektif sekitar l-3%. Faktor risiko
bahwa tahun 1997 iumlah prosedur
kematian antara lain:
PTCA di seluruh dunia telah meningkat
r fungsi miokard yang jelek; hingga 1.210.000 dengan 50% dilakukan
r infark miokard sebelumnya; di AS, 3 I % di Eropa, 9% di Jepang, dan
o instabilitas hemodinamik; l0% di negara-negara lain. Di rumah
r usia lanjut; sakit-rumah sakit yang berpengalaman,
. PeremPuan; mortalitas dini sekitar l% tergantung
o diabetes melitus; pada campuran kasus, dan tingkat
Revaskularisasi l<oroner t33
ditemukannya stent intrakoroner ini me- llb/llla (misalnya Abciximab), yang telah
nurunkan insidensi penutupan mendadak terbukti menurunkan risiko kejadian
pembuluh darah, infark miokard akut, kardiak lanjut.
kematian mendadak, dan kebutuhan PTCA efektif dalam mengurangi atau
CABG darurat (Gambar 8.10). Kenyataan menghilangkan serangan angina pada
bahwa stent menurunkan insidensi re- pasien tertentu dengan lesi yang cocok
stenosis lanjut dibandingkan dengan untuk dilatasi balon. Saat ini, hanya ada
angioplasti balon sederhana menjadi sedikit bukti bahwa PTCA meningkatkan
semakin jelas setelah studi BENESTENT harapan hidup bila dibandingkan dengan
dan STRESS. Tahun 1997,600.000 stent terapi medis, dan mungkin morbiditas
diimplantasi di seluruh dunia, 57% di AS, dan mortalitas hampir sama dengan
30% di Eropa,5% di Jepang, dan 8% di CABG bila dibandingkan pada kelompok
negara lain. Penggunaan stent telah me- pasien yang sama. Studi awal yang mem-
ningkatkan penggunaan intervensi per- bandingkan PTCA dan CABG sebelum
kutan pada subset pasien lain termasuk pengenalan stent menunjukkan tingkat
pada penyakit multi-pembuluh darah, lesi pengulangan tindakan yang tinggi pada
panjang, dan tandur alih vena. Terapi anti- kelompok PTCA, dengan jumlah signi-
platelet pada pasien yang menjalani stent fikan pasien dengan gejala berulang yang
meliputi preterapi dengan aspirin dan membutuhkan pembedahan. Baru-baru
Klopidogrel, heparin periprosedural, dan ini, terdapat sejumlah studi yang mem-
Klopidogrel pascaprosedur selama I bandingkan penggunaan stent vs. CABG
bulan dan aspirin dosis rendah diterus- pada penyakit multi-pembuluh darah.
kan selamanya. Dengan rejimen antipla- Hingga hasil studi ini tersedia, PTCAJ
telet saat ini, trombosis stent dini teriadi stent cenderung dilakukan pada pasien
pada sekitar 0,5% pasien. Subkelompok pada ujung'sederhana' spektrum dengan
risiko tinggi (misalnya penderita diabetes, satu atau dua lesi, dan pasien dengan
pasien dengan pembuluh darah kecil penyakit tiga pembuluh darah diterapi
(diameter <3,0 mm), pasien yang dengan CABG. Dalam banyak hal, dua
menjalani intervensi multi-pembuluh teknik revaskularisasi ini harus dipandang
darah) sering diterapi dengan antagonis sebagai l<omplemen ketimbang sebagai
kompetitor. Perbandingan kedua teknik
ini diperlihatkan pada Tabel 8.7.
PMR/TMR
Saat ini sedang diteliti kegunaan revas-
kularisasi perkutan dan transmiokard
(percutaneous and transmyocardial
revas cu I arizafion IPM R/TM R])meng-
gunakan energi laser sebagai satu metode
untuk meningkatkan perfusi miokard
langsung dari ruang ventrikel kiri. Saluran
dengan diameter kecil, l-2 mm, dibuat
dengan menggunakan laser karbon
dioksida, baik dari epikard melalui ruang
ventrikel melalui torakotomi terbuka
Gambar 8.10 Stenosis proksrmal berat (anterior dinding dada kiri, atau baru-baru ini dari
desenden lc,ri), sebelum dan sesudah insersi stent. ruang ventrikel kiri ke miokard meng-
lnfark miokard akut t3s
Indikasi
Penyakit pembuluh darah iunggal diskret Penyakit mulii-pembuluh darah drfus
Penyakit multr pembuluh darah Pembuluh darah berkaliber kecil
Penyakit kompleks (misalnya brfurkasio) Lesr panjang
Oklusi total kronis Penyakit cabang utama kiri (+)
Penyakit cabang utama klrl (+) Pembedahan katup tambahan
PCI primer (IMA)
PCI penolong (IMA)
PCI penyelamatan (syok kardiogenik)
Ma.nfaat
Masa perawatan rumah sakit pendek Revaskularisasr lebih lengkap
Penghrndaran pembedahan mayor Penghliangan gejala yang baik
Lebih sedikit keladian serebral ? Perbaikan prognosis
Lebih sedikit infark periprosedural
Kerugian
Revaskularisasr kurang lengkap Masa perawatan rumah sakit lebih lama
Rekurensi gejala Peningkatan biaya awai
Prosedur lanjutan lebih banyak Komplikasi penprosedural
Tabel 8.7 Perbandrngan antara intervensi koroner rendah berdasarkan riwayat klinis, tes
perkutan (percutaneous corcnary intewentianlPcl)
latihan treadmill, dan arteriografi arteri.
dan tandur alih pintas arteri koroner (coronary
artery bypass grafting I CABG). Lebih lanjut, modifikasi agresif 'faktor
risiko bersama dengan terapi obat yang
efektif serta metode revasl(ularisasi yang
gunakan pendekatan arteri retrograd berhasil telah menurunl<an risiko dan
perkutan. Saat ini, penelitian yang dilaku- memperbaiki prognosis. Prognosis pada
kan terbatas pada pasien yang tidak dapat pasien per individu sulit diperl<irakan
menialani revaskularisasi konvensional namun bervariasi dengan mortalitas per
(CABG/PTCA). Didapatkan perbaikan tahun sebesar l-2% untuk penyakit pem-
gejala setelah prosedur pada mayoritas buluh darah tunggal, 3,5-7,5% untuk
pasien, dikonfirmasi secara obiektif penyakit tiga pembuluh darah, hingga l0-
dengan tes latihan. Data yang menuniuk- I 3% untuk penyakit arteri kiri utama.
kan prognostik masih kurang, dan hasil
studi DIRECT yang baru diterbitkan me-
nuniukkan bahwa revaskularisasi laser lnhrk miokard akut
tidak lebih baik dibandingkan plasebo
pada sebagian besar pasien. Epidemiologi
lnsidensi sesungguhnya dari infarl< mio-
Perialanan penyakit kard akut tidak diketahui namun sekitar
Dari literatur jelas bahwa prognosis 150.000 kematian akibat PJK terjadi di
pasien dengan angina stabil telah mem- lnggris tahun 1995. lnsidensi dan mor-
baik dengan berlalunya wal<tu. Sekarang talitas infark miokard akut membaik se-
pasien dapat dengan mudah diklasifikasi- iring waktu sebagai hasil dari usaha-usaha
kan ke dalam subset risiko tinggi dan yang ditargetkan pada pencegahan primer
I 36 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
utama timbul dari epigastrium, yang dapat Mungkin terdapat gangguan PernaPas-
menyebabkan kesulitan diagnostik. Pada an yang jelas dengan takipnu dan sesak
manula dan penderita diabetes, nyeri naPas.
mungkin hanya sedikit atau tidak ada Demam derajat sedang dengan suhu
sama sekali. kurang dari 38oC timbul l2-24 jam se-
lnfark mibkard akut teriadi setelah telah infark dan mungkin berguna untuk
aktivitas berat atau emosi ekstrem, jarang diagnosis jika pemeriksaan enzim jantung
pada puncak aktivitas. Hingga 50% pasien belum tersedia.
terbangun dari tidur karena nyeri dada
dan sekitar sepertiga pasien melaniutkan Denyut nadi dan TD
aktivitasnya meskipun mengalami nyeri Sinus takikardia ( 100- 12O/menit) terladi
dada. Saat ditanyakan, pasien mengakui pada sepertiga pasien; dengan analgesik
adanya gejala tidak jelas beberapa hari adekuat, denyut nadi biasanya melambat
atau minggu sebelum kejadian termasuk kecuali bila terdapat syok kardiogenik
malaise, lelah, atau nyeri dada tidak yans mengancam.
spesifik. Denyut jantung rendah mengindikasi-
kan sinus bradikardia atau blok iantung
Sesak napas sebagai sebagai komplikasi dari infark.
Sesak napas dapat disebabkan oleh pe- Peningkatan TD moderat disebabkan
ningkatan mendadak tekanan akhir oleh pelepasan katekolamin.
diastolik ventrikel kiri, mengindikasikan Hipotensi timbul sebagai akibat akti-
ancaman gagal ventrikel, dan kadang vitas berlebih vagus, dehidrasi, infark ven-
terjadi sebagai manifestasi satu-satunya trikel kanan, atau dapat merupakan tanda
infark miokard. syok kardiogenik.
Ansietas dapat menyebabkan hiper-
ventilasi. Pada infark tanpa gejala, sesak Pemeriksaan jantung
napas lanjut merupakan tanda disfungsi Palpasi prekordium dapat menunlukkan
ventrikel kiri bermakna. area dengan diskinesia, terutama pada
pasien yang mengalami infark anterior
Ge jala g astrointe stinal luas berlanjut.
Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan Bunyi jantung 54 sering didapatkan,
mual dan muntah dan dikatakan lebih namun mungkin transien. Banyak dis-
sering terjadi pada infark inferior. fungsi ventrikel kiri berat disertai oleh
Stimulasi diafragmatik pada infark in- 53, dan/atau sp/lt terbalik 52.
ferior juga dapat menyebabkan cegukan. Murmur akhir sistolik MR ringan
hilang timbul tergantung kondisi pem-
Gejala lain bebanan ventrikel.
Termasuk palpitasi, rasa pusing, atau Gesekan friksi perikard jarang ter-
sinkop dari aritmia ventrikel, dan gelala dengar hingga hari kedua atau ketiga, atau
akibat emboli arteri (misalnya stroke, lebih lama lagi (hingga 6 minggu) sebagai
iskemia ekstremitas). gambaran dari sindrom Dressler (lihat
hal.227).
Edema paru yang jelas didapatkan lanjut infark miokard: peningkatan kadar
sebagai komplikasi infark luas, biasanya dapat dideteksi dalam 24 iam, memuncak
anterior. dalam 3-6 hari dengan peningkatan yang
tetap dapat dideteksi selama 2 minggu.
Gambaran lain lsoenzimnya LDH, lebih spesifik namun
Bukti klinis hiperlipidemia, penyakit vas- penggunaan klinisnya telah dilampaui oleh
kular perifer, diabetes, dan retinopati pengukuran troponin (lihat di bawah).
hipertensif mungkin ditemukan. Pengukuran serial enzim jantung di-
ukur tiap hari selama 3 hari pertama:
Pemeriksaan penunjang (lihat Boks peningkatan bermakna didefinisikan
8.rs) sebagai dua kali batas tertinggi nilai
Enzim jantung laboratorium normal. Kurva waktu-
aktivitas pada berbagai enzim diperlihat-
Setelah kematian jaringan miokard, kon-
kan dalam Gambar 8. 12.
stituen sitoplasma sel miokard dilepaskan
ke dalam sirkulasi. Kreatin fosfokinase
(creatine phosphokinaselCPK) dapat di-
Troponin
deteksi 6-8 jam setelah infark miokard
Troponin (T&l) merupakan protein
dan memuncak dalam 24 jam serta regulator yang terletak dalam aparatus
kembali menjadi normal setelah 24 iam kontraktil miosit. Keduanya merupakan
selanjutnya. lsoenzim (CPK-MB) spesifik cedera sel miokard petanda spesifik dan
untuk otot iantung, namun juga dapat dapat diukur dengan alat tes di sisi
dilepaskan pada kardiomiositis, rrauma tempat tidur (bedslde). Troponin tam-
jantung, dan setelah syok yang melawan paknya meningkat baik pada infark
aliran langsung (direct currendDC). miokard akut dan pada beberapa pasien
Aspaftat amino transferase (AAT), suatu risiko tinggi dengan angina tidali stabil
enzim nonspesifik umumnya diperiksa bila kadar CPK tetap normal. Kriteria
sebagai bagian skrining biokimiawi, dapat diagnostik untuk infark miokard akut
dideteksi dalam l2 jam, memuncak pada baru-baru ini didefinisikan kembali ber-
36 jam, dan kembali ke normal setelah dasarkan pengukuran troponin (lihat Eur
4 hari. Kongesti hati, penyakit hati Heart J 2000; 2l: 1502-1513).
primer, dan emboli paru dapat menye-
babkan peningkatan AAT. Seperti CPK, Tes darah lain
AAT juga ditemukan pada otot skelet. Perubahan nonspesifik pada tes darah
Peningkatan enzim nonspesifik laktat rutin meliputi peningkatan jumlah sel
dehidrogenase (LDH) terjadi pada tahap darah putih setelah 48 jam, khasnya l0-
15.000, terutama sel-sel polimorfik, dan
peningkatan laju endah darah (LED)
serta protein reaktif-C (CRP) yang
1
me*<s S" 15 Pemeriksaan Penunjang j
memuncak dalam 4 hari dengan puncak
Akut
pada lnfark Miokard kedua sebagai gambaran sindrom
,ij . DPL LED, CRP
I
silitasi resolusi trombus apikal yang ter- dapat diandalkan. Normalisasi segmen S-
lihat pada ekokardiografi. Banyak data T bukan merupakan tanda patensi afteri,
mendukung penggunaan rutin heparin meskipun bila dikombinasikan dengan
sebelum ditemukannya trombolitik. He- hilangnya nyeri dada dan aritimia 'reper-
parin dapat diberikan dengan rute sub- fusi' (misalnya peningkatan irama idio-
kutan maupun intravena; heparin LMW ventrikel) sangat sugestif akan restorasi
cocok diberikan karena tidak membutuh- patensi arteri.
kan pengawasan rutin. Antikoagulasi
dengan heparin diikuti warfarin hanya di- Penyekat B
berikan pada pasien dengan infark mio- Obat-obatan penyekat B menurunkan
kard luas, syok kardiogenik, aneurisma denyut jantung, TD sistemik, dan curah
ventrikel kiri, atau aritmia atrium ber- jantung. Kerja jantung dan puncak 6p/6t
lanjut. Pada studi GUSTO-|, hasil klinis turun, sehingga terdapat penurunan ber-
terapi heparin setelah infark miokard makna MVO'. Pada sejumlah studi klinis,
sangat berkaitan dengan kadar anti- penyekat B terbukti menurunkan mor-
koagulan: kisaran optimal untuk waktu talitas semua penyebab, termasuk ke-
tromboplastin parsial teraktivasi (aPTT) matian mendadak dan infark nonfatal.
sebesar 50-70, antikoagulan yang lebih Manfaat absolut terutama jelas terlihat
agresif dihubungkan dengan peningkatan pada manula, diabetes melitus, disfungsi
risiko perdarahan. ventrikel kiri, dan instabilitas elektrik.
Penyekat B ditoleransi dengan sangat baik
Terapi trombolitik pada sebagian besar pasien. Meskipun
Mortalitas dini dan keluaran jangka terdapat penggunaan luas obat lain pasca-
panjang setelah infark miokard akut ber-
infark (misalnya aspirin, penghambat
hubungan dengan reperfusi dini dan ACE), terdapat bukti bahwa penyekat B
lengkap sebagaimana dinilai dengan aliran memberikan manfaat tambahan diban-
normal (TlMl-3) pada arteri target. d.ingkan obat lain. Kebanyakan manfaat
Pemberian obat-obatan trombolitik ini terlihat pada tahun pertama setelah
intravena cepat memperbaiki prognosis infark, namun kematian mendadak yang
pada sejumlah uji klinis (misalnya lSlS-3, tertunda berkurang dengan penggunaan
GISSI-2, GUSTO-I). Patensi arteri pada penyekat F, y"ng mengimplikasikan
90 menit setelah pemasangan infus bahwa penggunaan obat ini harus diterus-
tampaknya merupakan determinan utama kan dalam jangka panjang. Obat-obatan
keluaran jangka panjang: pembuluh darah penyekat B selektif sekali sehari (misalnya
paten mendukung perbaikan ketahanan atenolol 25-50 mg per hari) umum di-
hidup, fungsi ventrikel, dan insidensi berikan.
kematian mendadak yang tercunda. Se-
jumlah obat-obatan trombolitik cukup Nitrat
efektif (Tabel 8.8), dan meskipun t-PA Sebagian besar data mengenai efek meng-
terakselerasi lebih baik daripada strep- untungkan nitrat didapatkan dari era pre-
tokinase, penggunaan rutin t-PA tidak trombolitik. Nitrat biasanya digunakan
beralasan. untuk menghilangkan nyeri dada dan ter-
Semua pasien harus dipertimbangkan utama efektif bila dikombinasikan dengan
untuk mendapatkan terapi trombolitik heparin dalam tatalaksana pasien dengan
setelah infark miokard dengan kontra- angina tidak stabil atau angina pascainfark
indikasi relatif sedikit (Boks 8.17). Penting Nitrat merupakan dilator vena dan
untuk ditekankan bahwa penilaian klinis arteriol yang efektif sehingga dapat di-
(di samping tempat tidur) reperfusi tidak gunakan untuk mengontrol hipertensi
t44 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
Nama dagang
Reteplase Rapilysln 2 x 10 unrt IV selama <2 menit, L716,25 (1. pak, 20 unit)
terprsah 30 menit (gejala <12 jam)
Streptokinase Kabrklnase 1,5 juta unit IV selama 1 lam t81,18 (1,5 juta unit)
Ob at - ob at an anti afitmi a
#*ks Kontraindikasi
S" €? I
Lihat Bab 9.
Trombolisis
j
Absolut Magnesium
r Stroke hemoragik sebelumnya Lihat Bab 9.
(kapanpun)
o Stroke atau keladian serebrovaskulat
larnnya (dalam 1 tahun) Dukungan mekanik
. Neoplasmaintrakranial Lihat Bab 6.
o Perdarahan internal aktif
. Dugaan diseksi aorta Kardioversi DC
Lihat Bab 9.
Relatrf
r Hipertensi slstemik berat atau tidak
terkontrol (TD >180/110 mmHg) Pacu jantung endokard
o Riwayat kejadlan serebrovaskular Lihat Bab 9.
sebelumnya
r Sedang dalam penggunaan Angiopl asti / stent pr im er
antrkoagulan
Sejumlah studi klinis skala kecil telah
r Diatesis perdarahan yang diketahui
. Trauma mayor belum lama, termasuk menunjul<kan aliran TlMl-3 (yaitu nor-
cedera kepala (dalam 4 mrnggu) mal) pada pasien yang menjalani angio-
r Pembedahan mayor belum lama plasti primer, dengan atau tanpa stent,
(dalam 4 minggu) setelah infark miokard lebih baik bila
. Resusrtasi jantung paru lama dibandingkan dengan penggunaan se-
. Pungsi vaskular yang tidak dapat jumlah obat-obatan trombolitik. Patensi
dikompresi (terutama arteli) pembuluh darah, penyelamatan miokard,
. Perdarahan rnternal baru (dalam 4 reinfark, dan insidensi perdarahan
minggu)
serebral, lebih baik setelah angioplasti
r Pemberran streptokinase atau reakst
balon. Tidal< ada keraguan bahwa stra-
alergi terhadap streptokinase atau
anistreplase sebelumnya tegi intervensi primer membutuhkan
r Ulserasr peptrk aktif sumber daya yang banyak, termasul< tim
ir Kehamrlan yang berdedikasi dan berpengalaman,
ketersediaan laboratorium kateter 24
jam, dan mekanisme akses cepat untuk
pada pasien yang memiliki kontraindikasi memungkinkan intervensi secepat
pada pengobatan penyekat B. Kedua obat mungkin dari onset nyeri dada hingga
ini biasanya ditoleransi dengan baik tercapainya restorasi patensi arteri. Pen-
meskipun efek samping gagal jantung, dekatan ini hanya akan dapat diaplikasi-
hipotensi, atau blok jantung simtomatik kan pada sebagian kecil pasien di lnggris,
kadang dapat dilihat. dan tetap menjadi masalah dalam me-
nentukan yang mana yang akan men-
Diuretik dapatkan manfaat terbesar pada sistem
Lihat Bab 6. perawatan kesehatan dengan sumber
daya yang terbatas.
Vasodilator lain
Lihat Bab 6.
Komplikasi
Dukungan inotropik Aritmia
Lihat Bab 6. Lihat Bab 9.
146 Bab 8: Penyakit Jantung Koroner
khas (lihat Bab I 3) dan gesekan friksi di mana terladi pergerakan paradoksikal
yang terdengar yang berkaitan dengan (yaitu perluasan sistolik), sehingga me-
perubahan gelombang ST-T. Keadaan ini nurunkan fungsi ventrikel keseluruhan.
lebih sering terjadi setelah infark trans- Gejala nyeri dada berulang, sesak napas,
mural luas, namun tampaknya terjadi aritmia yang sulit ditangani, dan trombo-
lebih jarang sejak ditemukannya terapi emboli sistemik, khas didapatkan. Gam-
trombolitik. Gejala berespons cepat baran klinis antara lain dilatasi jantung,
terhadap terapi OAINS pada sebagian diskinesia apeks atau paradoksikal apeks,
besar pasien. 53, dan mungkin MR. Kasus kronis me-
Sindrom pascainfark miokard miliki gambaran khas pada radiografi
(sindrom Dressler) terdiri dari pleuro- toraks, seringkali dengan kalsifikasi dalam
perikarditis yang timbul 2-6 minggu dinding aneurisma (Gambar 8.18). Diag-
setelah infark miokard, bersama dengan nosis dapat dikonfirmasi dengan eko-
demam, peningkatan LED, CRP, dan sel kardiografi potongan melintang (yang
darah putih. Kondisi ini sepertinya me- sering mendemonstrasikan trombus
miliki dasar imunologis, dan dapat terjadi
tanpa perikarditis sebelumnya. Sejumlah
kecil pasien mengalami efusi perikard, dan
kadang dilaporkan tamponade atau
konstriksi perikard. Sindrom ini tidak
dapat dibedakan dengan sindrom pasca-
kardiotomi setelah prosedur pintas
kardiopulmonal. Gejala biasanya memberi
respons dengan cepat terhadap pem-
berian steroid oral langka pendek.
i
t50 Bab 8: Penyakit lantung Koroner
Arus natrium
Pertukaran Na Ca
---_
Iro,, (sensitif 4 AP)
t-.
IKr
I"u,
Gambar 9.1 (a) Hubungal antara gradren voltase terlalu cepat terhadap takiaritmia atrium
transmembran dan waktu menggambarkan
potensial aksi, komponen arus yang dlperllhatkan. (terutama fibrilasi atrium (AF)). Gelom-
Arus keluar berwatna abu abu, altran masuk, bang eksitasi kemudian keluar melalui
hitam. (b) Skema fase potensial aksi. sistem His-Purkinye, melewati serabut
konduksi kiri dan kanan sebelum me-
sifat intrinsik selular, katekolamin ekso- nyebar turun ke arah distal ke sistem
gen, dan tonus saraf otonom. Gelom- konduksi dan miokard ventrikel. Segera
bang eksitasi menyebar dari area SN ke sesudah muncul dari serabut utama, se-
atrium di sepanjang saluran konduksi rabut kiri terbagi menjadi fasikulus ante-
khusus. AVN kemudian teraktivasi rior dan posterior. Repolarisasi atrium
namun konduksi melalui AVN lambat dan ventrikel terorganisasi sedemikian
karena sifat konduksi dekrementalnya rupa sehingga area yang terdepolarisasi
yang khas (semakin besar frekuensi de- terlebih dahulu mengalami repolarisasi
polarisasi semakin lambat konduksi terakhir, suatu pengaturan yang dapat
melalui jaringan nodus AV). Hal ini me- menghindari reaktivasi miokard akibat
lindungi ventrikel dari laiu respons yang depolarisasi miokard di sekitarnya.
Aritmia r53
Fase 1
Fasrl<ulus
posterior
Gambar 9.2 Srstem
konduksi jantung.
P ,1 T
-l\lr_
I o 5 GelombangT
I F(+l
'<-+OHS#' '
Interval Segmen
PR ST 100 mm/s
Gambar 9.3 Komponen EKG. gelombang P, unipolar yang berorientasi pada bidang
depolarisasi atrium; ORS, depolarisasi ventrikei;
horizontal.
gelombang T, repolarisasi ventrikel.
Orientasi vektor lead ini diilustrasi-
kan pada Gambar 9.4. Boks 9.2 men-
definisikan enam lead dada. Abnormalitas
o Gelombang U (asalnya masih diper-
EKG yang disebabkan penyakit jantung
debatkan).
struktural didiskusikan pada bab yang
Ventrikel terdiri dari tiga massa otot: berkaitan dengan kelainan jantung
(i) septum interventrikel; (ii) ventrikel spesifik.
kanan (RV); dan (iii) ventrikel kiri (LV).
Bagian pertama massa ventrikel yang
EKG rerata-sinyal
mengalami depolarisasi adalah pada sisi
EKG rerata-sinyal menggunakan, analisis
kiri septum interventrikel dengan penye-
komputer rekaman EKG untuk meng-
baran aktivasi berikutnya dari kiri ke
identifikasi potensial akhir aktivitas elek-
kanan melalui septum. Kemudian teriadi
trik yang berkaitan dengan depolarisasi
depolarisasi simultan dari permukadn
miokard di daerah abnormalitas miokard,
subendokard menuiu permukaan epikard
yang dapat menjadi substrat untuk aritmia
baik pada massa otot ventrikel kanan
re-entri ventrikel.
dan kiri. Massa ventrikel kiri yang besar
menghasilkan voltase yang lebih besar
sehingga mendominasi defleksi QRS.
Gambaran tepat defleksi QRS normal di' ffi*ks 9.3. Segitiga Einthoven dan
tentukan oleh orientasi lead pencatat. Lead Dada
Tiap lead pencatat EKG memiliki kutub
Enam ]ead dada ditetapkan oleh
positif dan negatif. konvensr internasional:
. Lead standar l, ll, dan lll adalah 1 sela lga keempat pada kanan
bipolar dan berorientasi pada bidang bawah sternum
koronal. 2 sela iga yang sama pada batas
r Lead AVR, AVL, dan AVF ('A' untuk sternum klri
augmented karena diperlukan augmen- 3 pertengahan antara 2 dan 4
tasi instrumental karena potensial yang 4 sela iga keempat garls
mid klavrkularis
rendah pada ekstremitas) merupakan 5 ketingglan yang sama pada garis
aksilaris anterior
lead unipolar yang berorientasi pada
6 ketinggian yang sama pada garis
bidang koronal. mid-aksilaris
o Lead Vl hingga V6 merupakan lead i___-
!
I 55 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi
Gambar 9.4 Segltiga Einthoven: terdapat tiga lead ekstremitas bipolar 'standar' (I ilI) dan tlga lead
ekstremitas unipolar augmentasi (AVR, A\T', dan AVL).
Bradikardia 157
dari laju atrium. lmplantasi pacu iantung dan vasodepresi yang akan mengakibat-
profilaktik diindikasikan apapun status kan hipotensi arteri sistemik berat. Sinus
simtomatiknya, karena progresi menjadi bradikardia dapat merupakan temuan
blok jantung komplet dengan risiko irama normal pada individu yang sehat dan
denyut spontan ventrikel lambat atau tonus vagus yang meningkat. Latihan fisik
bahkan asistbl umum terjadi. berlebih dapat menyebabkan tonus vagus
berlebih dan satu kondisi yang dalam
Blok jantung derajat komplet (blok bahasa sehari-hari disebut sebagai
jantung deraiat tiga) 'jantung atlet' di mana pasien rentan
Terdapat kegagalan konduksi nodus terhadap aspek sindrom vasovagal.
atrioventrikel sehingga terdapat disosiasi
AV lengkap. Laju ventrikel selalu lebih Pemeriksaan penunjang untuk
lambat dibandingkan dengan laju atrium
bradikardia
(perhatikan bahwa disosiasi AV bukan
merupakan blok jantung komplet bila laju Stu di elek trofi siologi s
atrium lebih lambat daripada laju ven- Studi elektrofisiologis invasif dapat me-
trikel seperti yang dapat terjadi pada pe- nilai performa SN, AVN, dan sistem
ningkatan tonus vagus). konduksi. Kombinasi dari rekaman elek-
trogram dan teknik ekstrastimulasi me-
Sindrom vasovagal mungkinkan penilaian integritas fungsional
Terdapat hubungan kompleks antara nodus sinus dan atrioventrikel serta
denyut jantung dan tonus vasomotor sistem elektrik khusus.
untuk mempertahankan tekanan arteri
sistemik. Tonus otonom merupakan Pengawasan ambulatofi atau
determinan denyut jantung dan tonus
perekam yang diaktivasi pasien
vasomotor. Peningkatan tonus Episode bradikardia spontan karena
vagus
penyakit SN atau kegagalan konduksi AV
dapat memperlambat denyut iantung atau
dapat diidentifikasi dan harus dikorelasi-
menyebabkan vasodilatasi atau keduanya
dan masing*masing mekanisme tersebut kan dengan gejala pasien menggunakan
dapat menyebabkan penurunan tekanan catatan pasien.
arreri sistemik. Peningkatan tonus v4gus
mendadak dapat menyebabkan pe- Perekam implan
nurunan mendadak tekanan arteri dengan
Tersedia alat yang bisa diimplan, yang
penyebab utama bradikardia (karena merekam EKG secara kontinyu. Aktivasi
kardioinhibisi) atau vasodilaasi (karena alat ini menggunakan unit kontrol
genggam yang diaktivasi pasien, dan dapat
depresi tonus vasomotor). Peningkatan
tonus vagus dapat terjadi setelah stimulus
merekam EKG hingga 42 menit.
eksternal, misalnya yang terjadi pada
individu yang takut pada jarum atau me- lmplantasi pacu iantung dan terapi
lihat darah, atau dapat terjadi secara obat pada bradikardia
spontan, yang dinamakan sindrom vaso-
Terapi obat
vagal.
Terapi obat tidak cukup untuk meng-
Sindrom sinus karotis merupakan
hilangkan gejala penyakit SN simtomatik
penyakit serupa. Sensitivitas sinus karotis
atau penyakit konduksi jangka panjang,
terhadap tekanan mekanik merupakan
namun isoprenalin yang diberikan secara
penyebab peningkatan tonus, yang
parenteral atau sublingual bisa ber-
kemudian menyebabkan kardioinhibisi
manfaat dalam keadaan darurat. Bila
160 Bab 9: Pacu lantung dan Elel<trofisiologi
ilI tV
0, tidak ada 0, tldak ada 0, tidak ada 0, tidak ada 0, tidak ada
Tabel 9.1 Kode pacu jantung genenk BPEG/ switching'. Pada saat jantung dalam irama
NASPE
sinus, mode pacu jantung adalah sinkron
AV, namun mode otomatis berubah
menjadi pacu ventrikel ruang tunggal pada
Pacu jantung responsif terhadap denyut onset aritmia atrium.
jantung
Pacu jantung ini meningkatl<an laju pacu- Pacu jantung temporer
nya sebagai respons terhadap aktivitas Blok jantung komplet yang merupakan
fisik. Hal ini dicapai dengan alat yang komplikasi infark miokard dapat bersifat
menghasilkan arus sebagai respons ter- temporer dan dapat kembali normal ke
hadap vibrasi (misalnya kristal piezo- kondul<si AV hingga I -2 minggu
elektrik) atau dengan kerja akselero- kemudian. Jika pasien mengalami blok
meter yang meningkatkan laju pemacu jantung dan gangguan hemodinamik,
sebagai respons terhadap kejadian fisio- dapat digunakan pacu jantung temporer
logis yang dideteksi, seperti pemendekan RV (t RA) melalui lead pacu temporer
interval QT yang terjadi bersama pening- ke jantung kanan, dihubungkan ke ge-
l<atan tonus simpatik atau perubahan la.iu nerator pacu elcsternal yang dibawa
pernapasan. Kemampuan pemrotraman pasien sampai dilakukan implantasi pacu
hubungan antara peningkatan denyut jantung permanen atau terjadi pemulihan
jantung dan parameter aktivitas fisiologis konduksi AV.
yang'dideteksi', memungkinkan laju pacu
yang sesuai dengan kebutuhan fisiologis Pacu jantung untuk sindrom
individu. vasovagal
Ketika bradikardia akibat kardioinhibisi
Pacu jantung mode-switching merupakan komponen utama sindrom
Pasien yang menjalani ablasi nodus AV vasovagal, implantasi pacu jantung dapat
(lihat hal. 168) untuk fibrilasi/flutter berfungsi untuk menyembuhkan atau
atrium paroksismal mendapat manfaat menghilangkan gejala. Pacu jantung satu
dari implantasi pacu jantung 'mode- ruang dapat memperburuk sindrom
167 Bab 9: Pacu Janrung dan Elel<trofisiologi
sederhana yang cukup untuk meniamin di jaringan subkutan sedikit di bawah kla-
terapi bradikardia yang efektii namun hal vikula, agak medial untuk menghindari
ini mengacuhkan terapi optimal pada gangguan pada pergerakan lengan. Gene-
banyak pasien dan memajankan pasien rator pacu iantung kadang menghasilkan
pada komplikasi seperti sindrom pacu sedikit rasa tidak nyaman pada per-
lantung. Penggunaan pacu jantung ruang gerakan lengan ipsilateral dan begitu pula
tunggal untuk terapi kardioinhibisi pada dengan sebagian besar insersi pada
sindrom vasovagal dikontraindikasikan daerah prepektoral kiri, karena ke-
karena pacu Wl dapat memperburuk banyakan pasien menggunakan tangan
kondisi tersebut melalui mekanisme kanan. Aktivitas otot (lihat di bawah
refleks. untuk komplikasi) dapat mempengaruhi
Di lnggris penerimaan sistem pacu fungsi pacu lantung (mioinhibisi) meski-
jantung canggih agak terlambat dibanding- pun jarang sehingga penting untuk mem-
kan dengan negara-negara Eropa lain. perhatikan detil lokasi pacu jantung. Berat
Pilihan pacu jantung dirangkum dalam pacu jantung dapat mencapai 20 g. Lead
Boks 9.4. pacu jantung (elektroda) dimasukkan ke
dalam ruang lantung (RA dan/atau RV)
Pilihan elekftoda pemacu melalui vena-vena besar. Akses vena di-
Lead pacu jantung dan keluaran pemro- dapat dengan menggunakan teknik
graman pacu jantung bisa bipolar atau Seldinger melalui vena subl<lavia atau
unipolar. dengan melihat langsung melalui vena
o Lead unipolar memiliki elektroda sefalika. Pacu jantung ruang tunggal hanya
terminal dan menggunakan boks genera- membutuhkan satu kawat pemacu
tor pacu jantung sebagai kutub lain tunggal; sebagian besar pacu iantung
sirkuit. ruang ganda membutuhl<an dud kawat
r Elektroda bipolar mendeteksi aktivi- pemacu meskipun pada beberapa alat
tas elektril< dari sel yang mengalami terbaru baik elektroda pemacu atrium
depolarisasi yang terletak dekat dengan dan ventrikel diletakkan pada satu lead.
elektroda, yang membantu meminimalkan Di bawah pengawasan fluoroskopi, lead
deteksi tidal< tepat dari sinyal yang jauh. dimasukkan ke dalam ruang jantung dan
Konfigurasi ini memungkinkan kejadian diposisikan pada tempat anatomi yang
elektrik nonjantung dideteksi dengan memuaskan di mana pengetesan elek-
tidak tepat (misalnya lihat di bawah). troda memberikan paramater pemacuan
yang memuaskan. Pengetesan pacu
Implantasi pacu jantung jantung dilakukan pada saat implantasi
Hampir semua pacu jantung diimplantasi (Boks 9.5).
dalam satu kantung prepektoral di bawah Kawat pemacu dan konstruksi
pengaruh anestesia, seringkali dengan elektroda
sedasi tambahan. Dibuat satu ruang l<ecil Kawat difiksasi ke dalam trabekulasi RV
(moderator band) atau apendiks RA, baik
dengan kerja penambatan ujung (proyeksi
plastik terminal) atau dengan mekanisme
pemutaran terekstensi (lead fiksasi aktif)
pada ujung elektroda. Sebagian besar
elektroda terbuat dari titanium dengan
permukaan luar dari poliuretan. Ujung
elektroda terbuat dari metal namun
164 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi
I poJlmorfikltibrilasi ventnkel)
dengan konduksi yang lambat, sehingga l" i
L*''--*,- --*--i
periode refrakter (masa pemulihan eksi-
tabilitas setelah depolarisasi) lebih singkat jenis takikardia pada subbab berikutnya.
daripada waktu konduksi total di sekitar
Klasifikasi obat antiaritmia oleh Vaughan-
sirkuit re-entri. Dengan cara ini miokard
Williams (Tabel 9.2) merupakan dasar
kembali bisa mengalami depolarisasi pada
dari pendekatan klinis pemilihan obat
saat gelombang eksitasi sirkular me-
antiaritmia, meskipun klasifikasi ini tentu
nyelesaikan sirkuit. Sirkuit re-entri dapat
memiliki batasan-batasan dan baru-baru
merupakan mekanisme takikardia pada
ini diperbaiki oleh klasifikasi 'Sicilian Gam-
takikardia supraventrikel (su praventri cu -
bit' (Tabel 9.3). Dalam banyak keadaan,
lar tachycardialSVT) maupun ventrikel terapi obat antiaritmia merupakan terapi
(VT). 'sekunder atau aiuvan terapi ablatif atau
Takikardia dapat diklasifikasikan
terapi dengan alat.
sebagai SVT atau VT (Boks 9.6).
o SVT dapat mulai atau membutuhkan Teknik ablasi kateter
partisipasi di sirkuit re-entri jaringan
Prosedur kateterisasi jantung dapat
jantung di atas anulus AV.
menginduksi blok jantung total sebagai
o Aritmia ventrikel dimulai di miokard komplikasinya, sehingga mulai disukai
ventril<el dan pemeliharaan takikardia
prosedur ablatif yang efek destruktifnya
tidak membutuhkan keterlibatan jaringan
minimal. Prosedur ablasi merusak se-
konduksi di anulus AV.
bagian kecil daerah miokard, yang penting
dalam mekanisme aritmia, dengan meng-
Terapi takikardia gunakan pendekatan kateter endokard
Terapi termasuk terapi obat antiaritmia, perkutan. Jaringan target Penting untuk
terapi alat (pacu lantung antitakikardia, terjadinya aritmia atau bagian dari sistem
defibrilator implan) dan terapi ablasi konduksi.
kuratif (baik bedah maupun menggunakan o Kerusakan pada nodus AV dan sistem
teknik fulgurasi kateter). konduksi khusus menurunkan laju
respons ventrikel terhadap aktivitas
Terapi obat antiaritmia atrium atau, dalam kasus ablasi nodus
Penggunaan obat-obatan antiaritmia di- AV, menyebabkan blok jantung lengkap
diskusikan dalam kaitannya dengan tiap iatrogenik. Dibutuhkan implantasi pacu
t65 Bab 9: Pacu Jantung dan Elel<trofisiologi
I
--\
1)
,r/
/*)
.:
.i l-.^* I
SVT antidromik
ffi
:J....:...
SVT ortodromik
Gambar 9.6 Sirkuit re-entn mendemostrasikan lesi dengan menciptakan gradien voltase.
takrkardia antidromik dan ortodromik pada sindrom
Meskipun efektif, prosedur ini memiliki
Wolff-Parklnson White.
kerugian yang tidak dapat diterima:
. ukuran lesi besar, tidak terkontrol;
o disfungsi ventrikel lanjut l<arena baro-
jantung untuk mempertahankan laiu trauma akibat keiutan;
ventril<el yang adekuat, l<arena irama . rasa tidak nyaman karena prosedur
spontan ventrikel biasanya lambat atau sehingga harus digunakan anestesia
tidak ada. umum.
Prosedur awal menggunakan keiutan Sistem kejutan arus searah (DC syok)
elektrik tenaga tinggi yang dihantarl<an energi rendah menghasilkan lebih sedikit
pada daerah endokard untuk mengablasi barotrauma dan memiliki risiko kompli-
miokard. Sistem energi ini mengal<ibatkan l<asi lebih rendah, namun masih sulit
Tal<ikardia I 67
Prototipe
I Blokade B Propanolol
Konduksi abnormal
Re-entri tergantung pada saluran Na
3 Mekanisme lain
Tabel 9.3 Klasifikasi obat antiaritmia berdasarkan mekanisme kerla pada tingkat saluran ion
'Sicrhan Gambit'.
I 68 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi
untuk mentitrasi tingkat energi yang antara takikardia ini seluruhnya terletak
dibutuhkan sesuai ukuran lesi, dan pada pola aktivasi atrium yang direkam
teknik ini pun membutuhkan anestesia pada studi elektrofisiologis.
umum. Re-entri SN biasanya menghasilkan
Energi radiofrekuensi (RF) mem- takikardia sekitar 130 denyut per menit
butuhkan arus voltase rendah frekuensi dan memiliki gambaran diagnostik
tinggi untuk mengablasi miokard melalui berikut:
kateter dengan ujung mengandung elek- r diawali oleh pemacuan atrium atau
troda, yang dapat diarahkan. Lesi target ventrikel, dan dengan ekstrastimulus
diskret dan akurat bisa dicapai. Miokard atrium dan ventrikel prematur;
dirusak dengan kombinasi pemanasan o pola aktivasi atrium sama dengan
resistif dan kondul<tif. Energi ini sekarang irama sinus;
merupakan pilihan untuk prosedur ablasi o tidak dipengaruhi oleh manuver blok
kateter. nodus AV namun melambat sebagai
respons terhadap tonus vagal. Terapi
Implantasi alat untuk takikardia farmakologis biasanya gagal.'Modifikasi'
Pacu jantung antitakikardia mampu meng- SN atau ablasi dengan teknik kateter
hentikan SVT dan VT jenis tertentu. dapat menghilangkan sirkuit re-entri
Prosedur ablasi telah melampaui peng- sehingga menghentikan takikardia, namun
gunaan pacu iantung antitakikardia dalam kerusakan SN kemudian menyebabkan
terapi takikardia supraventrikel dan perlunya insersi pacu jantung. Prosedur
pemacuan antitakikardia, karena VT me- ini jarang dibutuhkan.
miliki risiko akselerasi takikardia, atau
bahkan induksi fibrilasi ventrikel. Maka, Takikardia re-entri intra-atrium
alat pacu jantung antitakikardia untuk melibatkan miokard atrium yang j4uh dari
pacu-penghentian VT biasanya dikom- SN. Takikardia ini:
binasi dengan kemampuan untuk meng-
o jarang diinduksi oleh ekstrastimulasi
hantarkan kejutan defi brilasi-defi brilator v'entrikel;
jantung implan otomatis (automatic im- o berkaitan dengan keterlambatan kon-
plantable cardiac defi brillatorl AICD). duksi intra-atrium (tidak seperti re-entri
SN), yang diperlukan untuk induksi re-
entri intra-atrium;
Takikardia supraventrikel
o pola aktivasi atrium berbeda dengan
Re-entri nodus sinus, rc-entri pola pada irama sinus;
intra-atrium, dan takikardia r biasanya lebih cepat dari re-entri SN
atrium ektopik (sekitar 140-240 denyut per menit);
Dengan pengecualian flutter atrium 'yang r kurans responsif terhadap manuver
biasa', semua ini merupakan takikardia vagal dibandingkan dengan re-entri SN.
yang jarang. Sirkuit re-entri intra-atrium Terapi farmakologis biasanya gagal
dapat terletak di mana pun pada atrium. meskipun verapamil dan adenosin kadang
Secara umum sirkuit dapat dibagi menjadi dapat berhasil menghentikan satu epi-
sirkuit yang menghasilkan pola depolari- sode takikardia. Teknik ablasi kateter
sasi atrium yang sangat dekat, dan kadang digunakan untuk menginterupsi re-entri
identik, dengan sirkuit yang dihasilkan namun pengalaman dengan teknik ini
oleh SN (re-entri SN) dan yang tidak terbatas.
(re-entri intra-atrium). Tidak jelas apakah
SN sendiri mampu berfungsi sebagai Takkardia atrium ektopik:
bagian dari sirkuit re-entri. Pembedaan o biasanya berkaitan dengan penyakit
Fibrilasi atrium 169
mengurangi laju respons ventrikel ter- kejutan dengan energi antara 50 dan 360
hadap AF tanpa interupsi komplet J. Tingkat energi tinggi (>300 J) sering
konduksi AV sehingga menghindari diperlukan untuk menghentikan AF.
kebutuhan pacu jantung permanen, Penggunaan digoksin bukan merupakan
namun pasien masih akan merasakan kontraindikasi kardioversi, meskipun
sensasi palpitasi karena denyut ventrikel dengan adanya toksisitas digoksin, ke-
iregular yang persisten. jutan DC dikatakan meningkatkan risiko
fibrilasi ventrikel. Karena risiko emboli-
Obat antiko4gulan dan obat
sasi, pasien diberikan antikoagulan se-
antiplatelet
lama 6 minggu sebelum kardioversi di-
AF menyebabkan atrium, terutama lakukan. Bahkan bila kardioversi berhasil
apendiks atrium kiri, rentan terhadap mengembalikan irama sinus, antikoa-
pembentukan trombus intra-atrium. gulan harus diteruskan selama 2 minggu
Trombus ini dapat menyebabkan ter- karena begitu'stunning' atrium meng-
jadinya embolisme, konsekuensi paling hilang bahkan pasien dengan irama sinus
berbahaya adalah kejadian serebro- rentan terhadap pembentukan trombus
vaskular (stroke). Risiko paling besar intra-atrium selama waktu ini. Defibri-
pada pasien dengan: lator implan endokard atrium yang dapat
r penyakit katup mitral; diaktivasi oleh pasien sedang dalam
r pembesaran LA atau penyakit jantung penilaian. Kardioversi internal dengan
struktural lainnya; dan menggunakan teknik melalui vena untuk
o riwayat adanya emboli sistemik, dia- meletakkan elektroda kateter defibrilasi
betes melitus, atau hipertensi sebelum- dalam RA atau sinus koronarius dan ge-
nya, dan pada pasien berusia lebih dari lombang keiut energi rendah, merupa-
65 tahun. kan alternatif terhadap kardioversi
Pada kelompok risiko tinggi ini, anti- eksternal. Penggunaannya dibatasi oleh
koagulan warfarin (lNR 2-4) menurunkan p,erlunya mendapatkan akses vaskular
risiko stroke lima kali. Pada kelompok dan peletakan elektroda intrakardiak,
pasien risiko rendah lainnya (AF parok- namun dapat dilakukan dalam pengaruh
sismal pada jantung dengan struktur sedasi tanpa anestesia umum dan
normal), terapi dengan aspirin saja sudah memiliki tingkat keberhasilan yang lebih
cukup. Ekokardiografi transesofageal tinggi pada pasien yang refrakter ter-
berperan dalam mengidentifikasi pasien hadap kardioversi eksternal.
dengan trombus intra-atrium, meskipun
perannya dalam membantu penatalaksa-
Ablasi fibrilasi atrium
naan pasien jika tidak terlihat adanya
trombus atrium belum jelas. Pembuatan skar linear pada miokard
atrium dengan pembedahan untuk men-
Kardioversi cegah terbentuknya sirkuit re-entri
Kejutan DC (DC syok) eksternal diguna- dengan membagi atrium menjadi be-
kan untuk mengkonversi AF persisten berapa kompartemen dapat menghilang-
menjadi irama sinus bila dipertimbangkan kan AF, dan terapi ini telah mapan namun
pasien akan tetap dalam irama sinus jarang digunakan karena morbiditas kon-
dalam jangka panjang, dengan atau tanpa komitan pasien. Teknik ablasi kateter
tambahan obat untuk menstabilkan fokus pemicu AF atau untuk menciptakan
atrium dan mengurangi kemungkinan lesi linear panjang untuk menyerupai
reversi ke AF. Kardioversi dilakukan di pembentukan kompartemen bedah
bawah anestesia umum dan diberikan sedang diteliti.
Takikardia re-entri atrioventrikel t7l
@^
-oX! -d
HE
.daoo
tr6d!
at E 3
v6-:
!de-H
g y_l Ht o
o c.! "'
dgdts
AE E€
i.l!
on* 6 o
E
OJFG
'a
a..yHo:
tl a. cn a2
- -3=E
E 3
+*o 5k
d
t ," ?''d e
N o U ;-!E
ir v 3._
E Fs3-8
x 6t
=
H
b 5r
66,i'-
€5
*9trH)
E E
o ,.;
E:
oo@t
_i:=i?
'-- o II
Ei s6 Bd 6EOQ
+vGE
i+'d€
:= 3 3
-!q,5
\z @ qb)
t:lcH'F
^ Q.a X
sdH*
;*€E
ti nE"*
tr -q4
EFHH
udlE
Tal<ikardia re-entri atrioventrikel 173
i
I A\q
i
i
i
i
1AW,
i
j
!
i
iew
l
j
I
jv1
I
.v2
:
iv3
i
:
tv4
r
i
j
i
I
iv5
I
:
ivo
I
i
I
I
I
(b)
Namun, bagian ventrikel yang mengalami hingga menyebabkan sirkuit re-entri tidak
pre-eksitasi ini menyebarkan gelombang dapat berlanjut. Maka, obat-obatan yang
eksitasi melalui miokard dengan konduksi memperlambat konduksi nodus AV atau
yang lambat, menimbulkan defleksi yang hubungan aksesorius (penyekat p, anta-
tidak jelas pada permulaan kompleks gonis kalsium, obat-obatan kelas l, atau
QRS (gelombang delta). Konduksi jalur amiodaron), dapat menurunkan laju ven-
selama takikardia dapat berasal dari trikel bila timbul takikardia paroksismal,
atrium ke ventrikel (AVRT antidromik) atau frekuensi serangan. Kebebasan
dengan konduksi retrograd melalui no- penuh dari takikardia paroksismal sulit
dus AV (Gambar 9.8). Hal ini tidak umum didapat dengan terapi obat. Ablasi ka-
terjadi dan menghasilkan takikardia teter jalur aksesorius sekarang merupa-
dengan kompleks lebar. Yang lebih umum kan terapi pilihan pada pasien simtomatik
terjadi, konduksi retrograd pada jalur dan memiliki tingkat keberhasilan yang
aksesorius dan anterograd melalui no- tinggi (sekitar 95%) dan morbiditas
dus AV, menghasilkan takikardia dengan terkait yang rendah.
kompleks sempit.
Beberapa pasien dapat memperlihat-
kan kedua jenis AVRT dan sekitar l0% Takikardia re-entri nodus
pasien dengan AVRT memiliki jalur atrioventrikel
multipel dengan mekanisme takikardia
Penyebab takikardia re-entri ini terdapat
yang kompleks. Sebagai tambahan ter-
sejal< lahir namun mungkin tidak me-
hadap takikardia re-entri, adanya jalur
nyebabkan takikardia simtomatik hingga
aksesorius merupakan predisposisi AF.
masa dewasa. Lebih sering terjadi pada
Hal ini mungkin disebabkan oleh kon-
perempuan muda dan merupakan taki-
duksi retrograd dari ventrikel ke atrium
kardia yang lebih umum terjadi dibanding-
selama masa rentan atrium. AF dapat
kan AVRT. Sirkuit re-entri ada dalam,
mengancam nyawa pada beberapa pasien
atau berhubungan dekat dengan nodus
dengan pre-eksitasi jika jalur aksesorius
AV dan jaringan terkait namun terbebas
memiliki karakteristil< konduksi antero-
dari ventrikel. Konduksi AV selama irama
grad cepat yang memungkinkan laju
sinus timbul melalui dua 'ialur' yang me-
respons ventrikel sangat cepat terhadap
miliki karakteristik konduksi yang berbeda:
AF (ventrikel kehilangan proteksinya dari
. satu'jalur' memiliki kecepatan
AY delay) dan kemudian dapat terjadi
konduksi lambat namun dengan masa
fibrilasi ventrikel. Meskipun tidak umum,
refrakter pendek;
ini merupakan mekanisme di mana terjadi
o 'jalur' lain memiliki konduksi yang
kematian mendadak pada pasien yang
lebih cepat namun masa refrakter yang
memiliki jalur aksesorius. Jalur Mahain
lebih panjang.
adalah hubungan tidak umum antara
Lokasi tepat dan karakter jaringan
jaringan nodus AV dan RV. Mekanisme
dari 'jalur-jalur' ini masih diperdebatkan
terjadinya takikardia serupa. Jalur akse-
dan sebagian sekunder akibat prosedur
sorius sering didapatkan pada anomali
ablasi kateter. Sirkuit re-entri meng-
Ebstein.
gunakan kedua konduksi lambat dan
cepat ini (Gambar 9.9). Didapatkan dua
Terapi jenis AVNRT: umum dan tidak umum.
Obat-obatan antiaritmia dapat digunakan Pada jenis umum (90%) konduksi
untuk memodifi kasi kemampuan konduk- retrograd melalui jalur cepat dan pada
si nodus AV atau jalur aksesorius se- sisanya sirkuit terbalik.
Takikardia re-entri nodus atrioventrikel 175
Fa..
do
Ftr
ox
!O
lj<
dbi
otr
6>=
oA
c;i
EE
e-
a'?
co
Od
@o
Ud
rd
fuU
6^
Fr6
-P
oc
co
oc
cntr
c!
@H
'd^
dtl
an
oE
d
.-t
>in -d
I
d<,
d
O tst)
OO
!.d
;6
tb
dd
d9
;d
as
*>
Ea
Od
-q
o9l
t
o-
i
{
s!E
E^U
t ! l-
j:
i
=ts4
do -
otE
osod6
Lga
(66Yi
.a ^6
ud.d
I 76 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi
fr
tl ,
111
AVR
AIT-
4vn
uI
\r2
rVS
V4
V5
r/6
!lRf! D
T{IS D
RV&
CSD. -ll
tit1ll
C$3;4
cs 5.6
I csl; e
1i
Ii CSF. *li
I
i
i, Ji j
i--*-:----
Gambar 9.9 Sirkuit re-entri pada takikardia re- dengan destruksi selektif sebagian nodus
entri nodus AV Panah menunjukkan karakter AV atau jaringan yang bersebelahan
aklivasi atrium yang srmultan (dai pola elektrogram
atrium) pada atrium kanan maupun kiri karena dengannya.
penyebaran aktivasi dari sirkurt re entri A\TtrRT di r Ablasi 'jalur lambat' mempeftahankan
nodus Av/trlgonum Koch. Perhatikan luga aberanst konduksi anterograd nodus AV normal.
cabang serabut kanan terkalt laju pada EKG per r Ablasi 'jalur cepat' menyebabkan
mukaan pada pasien lni.
pemanjangan interval PR yang merefleksi-
kan kerusakan kemampuan normal no-
Terapi dus AV.
Obat-obatan yang mempengaruhi Maka, ablasi jalur lambat merupakan
konduksi nodus AV dapat memodifikasi prosedur ablasi yang paling sering dilaku-
kemampuan konduksi sirkuit re-entri kan. Blok jantung komplet terjadi pada
(terutama antagonis kalsium, penyekat B, l% kasus dan membutuhkan pacu jantung
dan obat-obatan kelas l), namun sulit di- Permanen.
dapatkan kebebasan penuh dari taki-
kardia. Prosedur ablasi sekarang merupa- Kematian ianturE mendedak
kan terapi pilihan. Ablasi kateter jalur
lambat atau cepat (keduanya disebut Kematian jantung mendadak didefi nisikan
'modifikasi' nodus AV) bisa didapatkan sebagai kematian akibat penyebab jantung
Takikardia ventrikel 177
dalam I jam setelah onset gejala. Ke- kan risiko kematian jantung mendadak.
matian jantung mendadak merupakan pe- Bahkan uji klinis obat untuk menilai efek
nyebab utama mortalitas di dunia Barat, supresi aktivitas ektopik dengan obat-
bertanggung jawab terhadap 60.000 obatan kelas lc setelah infark miokard
kematian per tahun di lnggris. Meskipun menunjukkan peningkatan tingkat ke-
sebagian kerhatian ini terjadi setelah matian mendadak pada kelompok yang
infark miokard akut, beberapa meninggal 'berhasil' diterapi. Hal ini mungkin me-
karena aritmia primer yang tidak ber- refleksikan potensi proaritmia dari be-
hubungan dengan infark. Sebanyak dua berapa obat antiaritmia.
pertiga kematian jantung mendadak
mungkin disebabkan oleh aritmia ven-
Takikardia Yentrikel
trikel, penyebabnya adalah miokard yang
mengalami skar yang menghasilkan VT, VT monomorfik memiliki morfologi QRS
yang kemudian dapat memburuk menjadi yang konstan (Gambar 9. I 0) sedangkan
fibrilasi ventrikel. Stratifikasi risiko bagi VT polimorfik memiliki variasi kontinyu
mereka yang diperkirakan rentan ter- morfologi QRS. Takikardia kontinyu ber-
hadap aritmia ventrikel melibatkan peng- Ianjut selama minimal 30 detik dan taki-
awasan Holter, EKG rerata-sinyal, studi kardia nonkontinyu berhenti sendiri
elektrofisiologis, dan penilaian fungsi ven- dalam 30 detik. Diferensiasi EKG dari
trikel. EKG rerata-sinyal merupakan satu takikardia kompleks lebar lainnya di-
teknik yang melibatkan analisis komputer ilustrasikan pada Gambar 9. ll.
dari rekaman lead EKG permukaan untuk
mengidentifikasi depolarisasi pada bagian
Mekanisme
akhir QRS (potensial akhir) yang
dipertimbangkan merupakan indikasi Re-entri (lihat Gambar 9.6) di dalam dan
pelambatan konduksi miokard dan ada- di sekitar skar miokard merupakan me-
nya sumber aritmia. Semua pemeriksaan kanisme tersering rekurensi VT mono-
di atas memiliki sensitivitas dan morfik berlanjut. Namun perubahan
spesifisitas yang relatif rendah. Pasien metabolik akut berat pada miokard, ter-
yang selamat dari kematian jantung masuk yang disebabkan oleh iskemia akut,
mendadak memiliki prognosis buruk, dapat menyebabkan depolarisasi mem-
dengan mortalitas 2 tahun sebesar 30%. bran sel spontan. Maka, 'depolarisasi
Pasien ini harus diperiksa untuk akhir dini' disebabkan oleh abnormalitas
mengetahui adanya penyakit arteri aliran ionik selama fase repolarisasi yang
koroner dasar dan dipertimbangkan kemudian dapat menghasilkan VT poli-
untuk mendapat terapi dengan AICD. morfik.
c
od
-Oo
@ *^
t\ Y']!
-; o
o.xd
> E:
tr-d
_E
l=
=ao o
cl--l
o--o
--D-
6: >>
tr-io
-!!c
a64.9
2 P
gEEE
-T
c*
-
-EV6t
-E! -
'd*42
60g.d
Ntsdi
fi63R
-adE
HO;
E€!.)
;c9o
Takikardia ventrikel t79
Tidak
VT
_1 V
Pertanyaan ben-kut
Tidak
v
*/" Pertanyaan berikut
VT
Disosiasl atrioventrikel
*/
Tidak
V
/* Pertanyaan berikut
VT
Tidak
o as4
tsJE*
o# > c
o! !:i
o -i^-
{ Ef;.g
-€ 6
1
*sEP
ti
qtsoFI:
c TO -(9 -
I d:Yi nl
bEU ! o
o! i! F
EAda^
d=EF!
\ G F -'C'-
OE.-tsd
dc.-
i :560 g
.<-' + e -< s
gE=E 9
c
=c
) I <'d'i o
ti
=ilGoo
I O-*
-
t n) 4 ur -i
!tr.-!q
6t6E
l be n) ul
=
F o; o.-
i -; d * u
! Y d+
iil
f,)
.,'{
...i
,'l
li 8i
-l
I
I m*? E H
sHdE>
!-trV.^
db*--
6\OVO
s^-=
o > b=
esd6+
t!do-
o
sE#dE
tj ,tu o Y-
6;.F -P
.1
I
t€iqH
'l \
) =atcdY
tr-trmo
6agrE
'i ,d: qtr ii o 6
li
g
EOEEb
! 6I,E E I
O
oi ?,
d o -c
i=!u-u
ffi : i
,,;,,,,,..1t.,;, s 3 4d
il i:r
ii lLr"l
rijlii
1.,'
sl
ti:;:r,;l:lt:rli,
,r 'r l'pr
ua
tl(J
si
o
tr4,
r=c)d!
d n Eo
,;,'ji:ti:' :::l1. () H,Ag E
Takikardia ventrikel l8l
SN
o
O
J
is ,,'t
JL
w!
{N EJ
Ei
i=
J N,i
J
g,r
6,1
oi
Fqt $i
l@l
t(}1 sj
t82 Bab 9: Pacu Jantung dan Elektrofisiologi
ini digunakan baik pada tempat pemacuan simtomatik. Pengawasan Holter pada
apikal ventrikel kanan dan alur keluar kelompok pasien yang terpilih bisa sama
ventrikel kanan. Beberapa protokol juga akurat dengan studi elektrofisiologis
menggunakan isoprenalin atau obat- dalam memprediksi efikasi obat-obatan
obatan proaritmia lainnya. Tujuan akhir antiaritmia.
studi adalah induksi aritmia ventrikel atau Amiodaron dapat memperbaiki prog-
penyelesaian protokol studi tanpa induksi nosis pada beberapa kelompok pasien
aritmia. tertentu (misalnya kardiomiopati hiper-
Namun, induksi VT polimorfik atau trofik) namun untuk sebagian besar
fibrilasi ventrikel dapat tidak spesifik dan pasien dengan aritmia ventrikel, tidak
tidak dapat diulangi. Maka relevansi jenis- memberikan manfaat prognostik meski-
jenis aritmia ini pada satu skenario klinis pun umum diresepkan secara empiris
tertentu sulit ditentukan. lnduksi VT pada praktik di lnggris. Data mengenai
monomorfik mengkonfirmasi adanya manfaat prognostik yang diberikan oleh
substrat untuk VT, baik apakah VT yang terapi amiodaron untuk semua substrat
diinduksi memiliki atau tidak memiliki penyakit yang menyebabkan aritmia ven-
morfologi QRS yang sama dengan taki- trikel kompleks dan tidak jelas. Namun,
kardia yang terdokumentasi secara klinis. industri obat-obatan aritmia secara
lnduksibilitas dapat digunakan sebagai umum dan amiodaron lebih khususnya
panduan supresi aritmia oleh obat-obatan tidak dapat mengklaim manfaat prog-
atau takikardia yang diinduksi dapat nostik sebagai indikasi terapi obat. Obat-
'dipetakan' untuk mengidentifikasi lokasi obatan kelas l, ll, dan lll (lihat Tabel 9.2)
sirkuit re-entri untuk ablasi kateter atau dapat digunakan untuk menurunkan
reseksi bedah. Pilihan terapi sebagian frekuensi palpitasi simtomatik.
akan ditentukan oleh penyakit dasar. Ke- Kegagalan terapi obat untuk, mem-
banyakan aritmia ventrikel merupakan perbaiki prognosis dengan desain pene-
konsekuensi dari skar miokard kom- litian yang teliti telah mendorong pen-
plikasi dari penyakit jantung koroner dan carian terapi lain. Sekarang termasuk
infark miokard. Obat-obatan antiaritmia teknik ablasi kateter, reseksi bedah
dan terapi alat dapat digunakan apapun susbtrat aritmia, dan implantasi AICD.
etiologi substrat aritmia, sementara Terapi obat antiaritmia masih memiliki
aplikasi terapi pembedahan dan ablasi peran sebagai ajuvan terhadap terapi-
terbatas. terapi tersebut.
Q@
PcE
cO
6
d
6A
s E€
*tr
CC
OC
rO
o!
a=
G
'a .c q)
o oo
E oC
? tD 1-
a
b -t7
t bg
.=d
N CE
O^
o
a E^
H
;&
* 6
c FrC
-QA
a)c
3tri
66
E@
o
o?i
d
Hg
b.
EO
u
t-
fr a)t
t
O
N
#6
ts;!
I!d
fc 6G
!T
gd
I do
€ !s
:t >
F:-qE
--
o>H
r50
A
=)
.
.
d
L
()
E-
,io
^-
@ra
d
I 86 Bab 9: Pacu Jancung dan Elel<trofisiologi
a
O
6
o,
o
]J
o
tl
a
E
e
6
'd
d
6
F
-a
6'
cq
cq
4
d
d
d
,
-a
d
o
@
b)
cd
.a
d
O
o
iis
o, bi
-s)
d@
'da
:c
tE
oE
UO
so
PE
4-
.dh
o,tr
!-
-P,
d-
rZ.
60
F:
o!
-=
-6
aH"
oc
!d
6i
Bacaan lebih lanjut 187
(1998). Resusitasi jantung paru (RJP) me- o Singkirkan semua obstruksi yang lelas
libatkan beberapa manuver yang paling dari mulut, termasuk gigi palsu yang
baik dipelajari dengan melihat demon- longgar namun tinggalkan satu yang pas
strasinya daripada dideskripsikan. Mereka dengan baik karena keberadaannya mem-
yang tidak familiar dengan teknik ini harus bantu pemberian bantuan udara per-
menghadiri kursus pelatihan yang sesuai. napasan ekspirasi (mulut ke mulut) lebih
mudah.
t
sirkulasi ,to ott'u]
,r/Nlt"it"n \
Ada sirkulasi Tidak ada sirkulasi
Teruskan pernapasan
t +
Pukulan prekordial dan mulai
bantuan kompresi dada
i
(100/menit dan rasio 15
i,,
kompresr : 2 napas)
i' (Kirim atau minta pertolongan secepat mungkin) Gambar 10.1 Algoritma
lr- r"r', l , lr bantuan hidup dasar.
190 Bab l0: Resusitasi Jantung Paru
obstruksi belum lepas, usahakan berikan bagian depan dada korban dengan tangan
ventilasi udara karena kehilangan ke- terkepal.
sadaran dapat menyebabkan relaksasi o Pukulan ini dapat mengubah VF/taki-
otot-otot di sekitar laring dan me- kardia ventrikel (VT) dini menjadi irama
mungkinkan udara lewat. sinus.
r Di rumah.sakit pertimbangkan kri-
kotirotomi bila obstruksi berlanjut. Kompresi dada
Kompresi dada sebelumnya dinamakan
Posisi pemulihan
'pemijatan dada', dengan keyakinan yang
o Jika pasien bernapas, dan kecuali jika salah bahwa kompresi dada menyebabkan
akan memperparah cedera, singkirkan ekspulsi darah jantung ke dalam arteri
benda-benda yang mengganggu (misalnya besar. Sekarang dipercaya bahwa hal ter-
kacamata) dan posisikan korban ke posisi sebut tidak terjadi karena ekokardiografi
pemulihan. memperlihatkan bahwa katup jantung
. Posisi ini membantu rnenjamin jalan mengalami regurgitasi selama henti
napas tetap terbuka dan menghindari jantung, dan karena batuk saja dapat
jatuhnya lidah ke belakang dan meng- menghasilkan sirkulasi yang memper-
obstruksi jalan napas. tahankan hidup. Teori '.pompa toraks'
o Posisi ini juga meminimalkan risiko saat ini menjelaskan bahwa kompresi
inhalasi isi lambung. dada, dengan meningkatkan tekanan
intratoraks, mendorong darah keluar dari
Bantuan udara pernapasan ekspirasi
toraks, dengan aliran berikutnya teriadi
('mulut-ke-mulut') karena vena besar dalam toraks kolaps
. Dengan korban berbaring rata pada karena kompresi sementara arteri tetap
permukaan yang keras, berikan l0 napas lebar. Mekipun dilakukan dengan opti-
per menit dari udara ekspirasi dengan mal, kompresi dada tidak mencapai lebih
kontak mulut-ke-mulut, memencet bagian dari 30% curah jantung normal.
lunak hidung korban untuk menjamin o Carilah lokasi setengah bawah
udara yang diberikan mengisi paru korban sternum, dengan jari-jari tangan saling
sehingga dinding dada bergerak naik mengunci, dan dengan menggunakan
turun sesuai napas. kedua telapak tangan, tekan sternum
. Bantuan pernapasan ini biasanya me- secara veftikal sedalam 4-5 cm.
merlukan volume tidal sekitar 400-600 r Rekomendasi terbaru adalah melaku-
mL pada orang dewasa. kan 100 kompresi dada per menit.
o Jika Anda merupakan penolong satu-
Sirkulasi
satunya, setelah I 5 kali kompresi dada,
r Lihat apakah ada pergerakan korban, berikan dua bantuan napas ekspirasi
termasuk menelan atau bernapas, dan efektif.
rabalah denyut karotis selama 5 detik r Jika terdapat dua atau lebih penolong,
sebelum menentukan ada atau tidaknya berikan lima kali kompresi tiap satu kali
denyutan. bantuan napas, hentikan kompresi saat
r Periksalah kembali denyut tiap l0 diberikan ventilasi.
napas selama resusitasi.
t rt*nlffi. ':,,i'r;-',:.,i'
Pukulan prekordial
o Jika tidak ada denyut yang teraba, Bila RJP dilakukan di rumah sakit, manu-
berikan pukulan keras mendadak pada ver BLS biasanya tumpang tindih dengan
Bantuan hidup lanjutan t9t
bantuan hidup lanlutan (advanced life o lntubasi hanya boleh dilakukan oleh
suppordALS). Tatalaksana ALS dapat orang yang kompeten, jika tidak akan
dibagi menjadi tiga tahap. menyebabkan kehilangan waktu vital dan
I Resusitasi pasien dengan mengem- peningkatan hipoksemia. Pada keadaan
balikan pasokan darah yang cukup ter- ini, pasien lebih baik mendapat ventilasi
oksigenasi kd organ vital dengan melaku- udara pernapasan efektif.
kan kompresi dada dan bantuan ventilasi r Jika dilakukan intubasi, ventilasi ade-
udara pernapasan. kuat kedua paru harus dikonfirmasi
2 Restorasi curah jantung spontan, dengan stetoskop.
biasanya dengan defibrilasi. o Selama henti jantung dan resusitasi,
3 Telaah kemungkinan penyebab henti terladi perubahan karakteristik paru
jantung dan pemeriksaan lebih laniut yang karena peningkatan ruang rugi dan edema
mungkin diperlukan (Boks l0.l). paru yang akan menurunkan komplians
Algoritma ALS diberikan pada Paru.
Gambar 10.2. . Oksigenasi merupakan tujuan primer
sehingga harus menggunakan oksigen
Ventilasi
inspirasi 100% (FiO2). COryang kembali
Prinsip untuk menjamin dan memper-
ke paru dibatasi selama periode awal
tahankan saluran napas dan ventilasi sama
henti jantung sehingga volume tidal se-
seperti BLS, namun pasien harus diintu-
besar 400-600 mL mencukupi. Volume
basi dengan tabung endotrakeal bila
menit yang adekuat juga penting untuk
mungkin.
membersihkan CO, dan mencegah asi-
r ldealnya dilakukan intubasi namun
dosis hiperkarbik, terutama setelah pem-
masker saluran napas laringeal (laringeal
berian CO2 yang menghasilkan penyangga
mask) merupakan alternatif yang dengan
seperti natrium bikarbonat.
mudah dapar digunakan.
I cAMP)
j Gangguan elektrolit/glukosa Petbarki gangguan dengan tepat
192 Bab l0: Resusitasi Jancung Paru
*
Pasang monlior deflbrilator
*
Nilailah ]rama/periksalah
denyut nadi
\T/VT
r
* Selama RJP
Defibrilasi 3x, Perbaikr kemungkinan penyebab
sesual kebutuhan Perlksalah posisi dan kontM pada elektroda
Coba/verifikasi: lalan napas, oksigenasi, akses i.v.
Benkan adrenalin (eplnefiin) 1 mg i.v. tiap 3 mentt
Periimbangkan: antraritmia, atropln, pacu jantung,
larutan penyangga asam-basa
Y
R.lP 1 menit
RJP 3 memt
(1 menit bila segera
sesudah defibrilasi)
r Pengambilan sampel darah arteri untuk prosedur lain seperti kanulasi vena
(femoralis atau radialis), untuk pengukur- sbntral.
an gas darah dan pH harus diawasi secara . Tanda terbaik dari restorasi aliran
periodik (tiap 5- l0 menit) dan elektrolit darah teroksigenasi ke jaringan adalah
serta glukosa plasma harus diukur. pergerakan spontan pasien, usaha napas,
dan ukuran pupil yang kecil (mesl<ipun
pupil yang mengalami dilatasi tidak selalu
Sirkulasi
berarti kegagalan lika telah diberikan
Bila henti jantung terladi di rumah sakit,
atropin dan katekolamin selama henti
banyak staf biasanya cepat datang ke jantung).
tempat kejadian sehingga lima kompresi o Bila BLS efektif telah dilakukan, beri-
dada harus diberikan untuk tiap satu kan perhatian pada terapi aritmia.
ekspansi paru.
. Orang pertama yang datang di tempat
Aritmia
kejadian harus memeriksa denyut nadi
dan bila tidak ada, melakukan pukulan Pada orang dewasa, aritmia primer ter-
prekordial di dada pasien. sering adalah VF atau W tanpa denyut,
. Kompresi dada dan ventilasi yang dan sebagian besar yang selamat berasal
efektif merupakan kunci untuk memak- dari kelompok ini.
simalkan kemungkinan resusitasi yang Tingkat ketahanan hidup sangat ter-
berhasil, implementasi yang efektif hanya gantung pada situasi klinis di mana terjadi
boleh diinterupsi dalam waktu singkat VFA/T. Misalnya, VF pada saat kateterisasi
Bantuan hidup lanjutan I 93
semua yanS ada menjauh dari pasien dan gunakan dan vasopresin secara eksperi-
tidak terdapat kontak dengan pasien, men telah terbukti memiliki efek yang baik
tempat tidur pasien, atau Peralatan. r Aktivitas vasokonstriksi alfa-adrener-
gik dari epinefrin menurunkan pengum-
pulan darah di sirkulasi perifer yang
terjadi selama vasoparalisis terinduksi
asidosis, dan mengarahkan kembali darah
Penghantaran obat
ke otak dan jantung.
Selama henti jantung banyak obat akan r Efek beta-adrenergik epinefrin me-
digunakan, meskipun tidak ada yang ter- ningkatkan aktivitas sinus, nodus A-V, dan
bukti memperbaiki tingkat keselamatan. aktivitas idioventrikel, serta memberikan
Pemberian melalui vena masih merupa- stimulasi inotropik.
kan rute pilihan meskipun keputusan r lsoprenalin, meskipun memiliki efek
untuk memasang akses vena sentral atau beta-adrenergik yang tidak terlawan, me-
memberi obat melalui kanula vena perifer miliki aktivitas serupa dengan epinefrin
tergantung pada pengalaman orang yang namun lebih menyebabkan vasodilatasi
memasang jalur vena dan kecepatan daripada vasokonstriksi.
PemasanSannya. o Hati-hati menggunakan agen simpato-
o lnsersi akses vena tidak boleh me- mimetik bila henti jantung merupakan
nunda defibrilasi atau menginterupsi BLS akibat dari penyalahgunaan pelarut,
dalam waktu lama. kokain, atau obat simpatomimetik.
o Jika obat diberil<an melalui rute vena
perifer, tiap penyuntikan harus diikuti
Obat-obatan antiaritmia
oleh 20 mL bolus larutan garam fisiologis
untuk mendorong obat lebih dekat ke Belum terdapat bukti yang lengkap yang
sirkulasi sentral. menyokong rekomendasi penggunaan
. Penghantaran obat intratrakeal me- obat-obat antiaritmia, walaupun banyak
rupakan pilihan lini kedua karena farma- pengalaman klinis mengenai penggunaan
kodinamik yang tidak terduga. Obat-obat lidokain. Efek lidokain pada ambang de-
yang dapat diberikan melalui rute ini fibrilasi iantung dan apakah secara klinis
antara lain epinefrin (adrenalin), lignokain bermanfaat selama resusitasi masih di-
(lidokain), dan atropin. Dosis yang di- perdebatkan. Penggunaan atropin (3,0 mg
gunakan dua hingga tiga kali dosis vena intravena) untuk bradiaritmia telah
standar dan obat dilarutkan dengan larut- banyak digunakan dan menghasilkan blok
an garam fisiologis hingga volume minimal vagal sempurna pada durasi normal usaha
l0 mL. Setelah memasukkan obat melalui resusitasi.
trakea, berikan lima kali ventilasi untuk
meningkatkan dispersi ke percabangan Larutan pen)tangga asam-b:ura
bronkial, yang akan membantu absorpsi.
Pada orang yang sebelumnya sehat,
Penghantaran obat intrakardiak hanya
analisis gas darah arteri tidak menunjuk-
boleh dilakukan oleh staf berpengalaman
kan asidosis cepat atau berat selama
pada situasi khusus.
henti iantung, bila dilakukan BLS yang
[epat. Hanya mengukur tensi gas arteri
Vasopresor dapat menyesatkan dan hanya memiliki
Obat yang paling sering digunakan dalam sedikit hubungan dengan lingkungan in-
henti jantung adalah epinefrin meskipun ternal miokard atau nilai intraselular
norepinefrin (noradrenalin) kadang di- serebral. Peran agen penyangga-paling
Terapi obat t9s
sadar dan gagal memberi respons ter- Efek antagonis kalsium dan kortiko-
hadap stimulus (tanpa sedasi atau obat steroid yang mungkin bermanfaat masih
pelumpuh) setelah resusitasi yang lama belum terbukti.
memiliki prognosis yang lebih buruk.
Selain kedua keadaan ekstrem ini, prog-
nosis jauh lebih tidak jelas, terutama pada
tahap dini setelah resusitasi. Secara The 1998 European Resuscitation Council
umum, dilakukan kebijakan 'lihat dan guidelines for adult single rescuer basic
tunggu' dan konsultasi neurologis se- life support. BMJ 1998; 3 l6: 1870- 1876.
belum menentukan prognosis. Kerusak- The 1998 European Resuscitation Council
an serebral setelah henti lantung dapat guidelines for adult life support. BM/
diminimalkan dengan memberi perhatian 1998;316: 1863-1869.
lebih pada pH, gas, dan elektrolit darah.
Penyakit Katup Jantung
Diagnosis Pencegahan
Diagnosis demam reuma kadang sulit Terdapat persetujuan umum bahwa pro-
ditegakkan. Kriteria Jones yang direvisi filaksis jangka panjang setelah serangan
(Tabel I l.l) berfungsi sebagai penuntun demam reuma akut menurunkan mor-
dan mengurangi kemungkinan over- talitas akhir dan kemungkinan infeksi ber-
diagnosis. Dibutuhkan dua kriteria ulang. Pada populasi di mana kepatuhan
mayor atau satu kriteria mayor dan dua berobat merupakan masalah, direko-
kriteria minor, dengan bukti infeksi mendasikan pemberian penisilin benzatin
streptokokus sebelumnya untuk me- intramuskular 1,2 iuta unit tiap 4 minggu,
negakkan diagnosis demam reuma. namun rejimen yang biasa diberikan
Namun, tidak ada manifestasi yang adalah penisilin G oral 0,25 juta unit dua
spesifik. Karena kriteria bersifat klinis, kali sehari. Untuk pasien yang alergi ter-
penting untuk melakukan pemeriksaan hadap penisilin, diberikan eritromisin 250
yang teliti dan berulang, terutama karena mg dua kali sehari. Profilaksis antibiotik
beberapa tanda (misalnya murmur harus diteruskan selama 5 tahun setelah
lantung) mungkin transien. demam reuma akut atau hingga usia 30
tahun (mana yang lebih lama).
kelebihan beban tekanan namun ventrikel tahun dan kurang dari 2 tahun pada
akhirnya menladi kaku dan nonkomplians. pasien dengan sesak napas. Kematian
Gangguan fungsi diastolik yang terjadi mendadak terjadi pada semua kelompok
meningkatkan konsumsi okigen miokard, umur namun paling sering pada pasien
memendekkan periode pengisian arteri yang simtomatik.
koroner diastolik, dan menurunkan
tekanan perfusi miokard, yang kemudian Tanda fisrk (lihat Boks I 1.2)
menyebabkan iskemia subendokard. Tanda fisik yang paling penting dari steno-
Penyakit katup aona 203
Gambar 11.4 Hlpertrofl ventrtkel ktrr dan sfrajn' menandakan penyempitan orifisium
pada pasren dengan stenosls aorIa.
katup.
Ekokardiografi Doppler terbukti
sangat berguna dalam menilai stenosis
aorta (lihat Bab 3). Perbedaan tel<anan
sistolik maksimum melalui l<atup (tekanan
puncak instan) dapat dihitung dari ke-
cepatan maksimum yang dideteksi oleh
Doppler sebagai gradien (mmHg) = 4v2
mdet-1. Perkiraan tidal< dapat dipercaya
pada pasien dengan curah iantung rendah.
Pada keadaan ini, gradien Doppler se-
besar 40-50 mmHg mungkin bermakna.
Kateterisasi jantung dilakukan ter-
utama pada pasien yang datang dengan
Gambar 11.5 Radiografi toraks pada stenosis nyeri dada untuk delineasi anatomi
aorta. koroner.
Regurgitasi aora
Patogenesis
Beberapa mekanisme dapat menyebab-
kan regurgitasi aorta, baik proses pe-
nyakit yang mempengaruhi kuspis katup
atau pangkal aorta.
Meskipun terdapat penurunan insi-
Gambar 11.7 Prostesis katup mekanik densi sifilis, regurgitasi aorta sebagzii kon-
sekuensi aortopati meningkat, sebanyak
sepeftiga pasien yang menjalani pem-
bedahan.
Regurgitasi aorta akut dapat disebab-
kan ruptur atau perforasi kuspis sekun-
der akibat infeksi, diseksi aorta, dan,
walaupun jarang, trauma dada tertutup.
Penyakit jaringan ikat (misalnya
sindrom Marfan) kadang juga menyebab-
kan regurgitasi aorta akut.
Penyebab regurgitasi aorta kronis di-
cantumkan pada Tabel I 1.2. Pada pe-
nyakit pangkal aofta, kuspis sendiri dapat
terlihat normal namun peningkatan dia-
meter pangkal menyebabkan hilangnya
Gambar 11.8 Katup jaringan (xenograft) tumpang-tindih (koaptasi) kuspis yang
normal, menghasilkan perkembangan jet
regurgitan sentral.
Derajat regurgitasi tergantung pada
dikurangi sebesar 50%atau lebih. Namun, area katup aorta, denyut jantung, dan
pada sebagian besar pasien, prosedur ini gradien tekanan diastolik antara ventrikel
tidak lebih hanya merupakan prosedur kiri dan aorta. Pada awal penyakit, ven-
paliatif dengan stenosis berulang terjadi trikel kiri mempertahankan keluaran
dalam 6- l8 bulan setelah dilatasi balon dengan hipertrofi namun akhirnya ke-
yang berhasil. Lebih lanjut, tampaknya lebihan beban diastolik menghasilkan
perjalanan alami stenosis aorta tanpa dilatasi ventrikel kiri yang diikuti oleh
terapi tidak dimodifikasi oleh valvuloplasti penurunan aliran ke depan (forward) dan
balon. Hasil yang mengecewakan dengan hipertensi vena pulmonalis. Perubahan
teknik ini tidak mengejutkan karena denyut iantung atau resistensi vaskular
penyebab reduksi aliran pada mayoritas sistemik dapat mempengaruhi fraksi
pasien adalah kalsifikasi kuspis katup dan regurgitan.
bukannya fusi komisura.
Dengan risiko operasi yang rendah Gejala (lihat Boks I 1.3)
dan hasil fungsional yang bagus pada Sama seperti regurgitasi mitral, regur-
penggantian katup aorta, valvuloplasti gitasi aorta dapat ditoleransi dengan baik.
aorta harus dibatasi pada pasien simto- Tatalaksana yang tepat dipersulit oleh
Penyakit katup aorra 207
Abnormalitas kuspis
Perforasi Endokarditis infektlf
Reduksi area Penyakit reuma
Spondilitis ankilosa reumatoid
aorta kronis. I
L_._*,-_.
I
nya setelah terjadi kerusakan ventrikel i m*iqs * t"4 Tanda Regurgiasi Aorta i
yang cukup besar dan tidak dapat di- 1o Tekanan denyut nadi lebar i
Disnnu nok.urnal I
L_-,_ _-_--,-*-" -___*__*-*-**_ --,-i gurgitasi aorta akut EKG dapat normal.
208 Bab I l: Penyakit Karup Jantung
l lut
)
lr-- jantung.
Tatalaksana medis
Lebih dari 50% pasien dengan regurgitasi
ir
i
S;1 S2 S1
aorta yang tidak diterapi hidup setelah
i
i
I l0 tahun, maka biasanya dilakukan terapi
konservatif. Pasien asimtomatik dengan
iol
il regurgitasi aorta ringan harus diperiksa
i.r,-*--.-
ulang setiap 6 atau I 2 bulan dengan eko-
Gambar 11.9 Temuan auskultasi pada regurgitasi Doppler serial. Adanya dilatasi ventrikel
aorta. (a) Murmur awal diastolik. (b) Murmur aliran kiri dengan atau tanpa penurunan fungsi
sistolik dan murmur mid diastoLik (Austin Fhnt). ventrikel mengindikasikan perlunya
pembedahan. Terapi diuretik dan vasodi-
lator (misalnya penghambat enzim peng-
Dilatasi ventrikel kiri dapat menyebabkan
konversi angiotensin (ACE)) dapat di-
pembesaran jantung progresif pada radio-
gunakan sebagai manuver holding. Karena
grafi toraks. Meskipun aorta asenden
lesi katup ini juga rentan terhadap endo-
umumnya prominen, etiologi lesi l<atup
karditis infektil higiene gigi harus baik dan
tidak dapat ditentukan. Pada ekokardio-
semua pasien diberikan antibiotik pada
grafi regurgitasi aorta akut, dimensi ven-
prosedur dental serta operasi minor.
trikel kiri normal, seringkali berkaitan
dengan hipertrofi ventrikel kiri ringan.
Kontraktilitas baik dan berlebihan. Bila Intervensi bedah
regurgitasi aorta dibiarkan tanpa dilatasi,
Mortalitas dini dan lanjut setelah peng-
akan terjadi dilatasi ventrikel kiri dengan
gantian l<atup aorta sama dengan hasil
penurunan progresif fungsi sistolik, me- penggantian katup pada stenosis aorta
nyebabkan tampilan ventrikel kiri yang
(lihat hal.205). Pada pembedahan
jantung, sekarang ini penggantian pangkal
serupa dengan kardiomiopati hipertrofi k.
Abnormalitas pangkal aorta (seperti pada aorta tidak lagi merupakan faktor risiko
sindrom Marfan) juga dapat terlihat pada mortalitas dini.
ekokardiografi.
Ekokardiografi Doppler, terutama Penyakit katup mitral
pemetaan aliran berwarna, sangat sensitif
dan dapat mendeteksi regurgitasi aorta Penyakit katup mitral reuma
derajat rendah serta memetakan arah jet
yang dapat memberikan informasi Patogenesis
tambahan mengenai deralat keparahan Stenosis mitral merupakan konsekuensi
lesi. Kebanyakan ahli bedah meminta lanjut tersering setelah karditis reuma.
pasien menjalani aortografi sebelum Periode laten selama 20 tahun antara
mempertimbangkan intervensi bedah. infeksi akut dan disfungsi katup simto-
Ekokardiografi transtorasik (TTE) kon- matik tidak jarang terjadi dengan pasien
vensional pada orang dewasa memper- datang pada dekade keempat atau kelima.
lihatkan bagian proksimal pangkal aorta Pada pasien dari Timur Jauh dan Amerika
pada pencitraan, sementara ekokardio- Selatan, penyakit katup berat dapat ter-
grafi transesofageal (TEE) dapat mem- iadi pada awal usia duapuluhan.
Penyakit katup mitral 209
r Sesak napas
!
51 keras
r Ortopnu I
l. Murmur mid-diastolik
. Dispnu nol<turnal l. + opening snap i
o + Palpitasi (fibrilasi atrlum) I
+ Edema paru
I
L: ___,__-.,_-._. _
I
l
2t0 Bab I l: Penyal<it Katup Jantung
32 OS
alternatif yang cocok selain pembedahan ruptur otot papilaris. Regurgitasi berat
pada pasien tertentu. Trombus atrium mendadak menghasilkan edema paru akut
kiri harus disingkirkan dengan TEE, re- dini dan syok kardiogenik; tanPa PenS-
gurgitasi mitral harus minimal, dan hasil gantian katup mitral segera, 75% pasien
dilatasi mitral lebih baik bila katup tidak meninggal dalam 24 iam. Tidak sePerti
mengalami kalsifikasi tanpa bukti adanya regurgitasi mitral kronis, di mana ter-
fusi dan pemendekan korda. Balon lnoue dapat cukup waktu untuk mekanisme di-
dimasukkan dengan anestesia dari vena latasi atrium lciri dan ventrikel kiri kom-
femoralis kanan dan melalui pendekatan pensasi untuk beradaptasi pada beban
transseptal dari atrium kanan ke atrium volume. Penyebab lain regurgitasi mitral
kiri; balon kemudian didilatasi secukupnya akut antara lain destruksi katup (perforasi
sehingga menyebabkan pemisahan komi- kuspis atau ruptur korda) karena endo-
sura yang mengalami fusi (Gambar I l.l2). karditis infektif, ruptur otot papilaris
Mortalitas dini rendah dengan angka parsial, dan ruptur korda spontan.
kurang dari l% dan morbiditas sebesar
2-4%. Pengalaman awal menuniukkan
Regurgitasi mitral nonreuma kronis
bahwa hasil valvuloplasti balon mitral
sama dengan valvulotomi mitral, bahkan
Patogenesis
pada manula.
Degenerasi miksomatosa katup mitral
mengakibatkan abnormalitas katup ber-
Penyakit katup mitral degeneratif
kisar dari prolaps kuspis deraiat ringan,
Regurgitasi mitral akut timbul pada 5% populasi, hingga 'katup
Dalam 14 hari setelah infark miokard floppy' karena elongasi atau ruptur korda
akut, 0,4-0,5% pasien meninggal karena menyebabkan regurgitasi mitral ber-
regurgitasi mitral akut sekunder akibat makna.
,'"'.._
i ffi**as F$.7 Gejala Regurgiasi
I
Mitral
j o Rasa le1ah
j r Sesak napas
j . Ortopnu
o Dispnu nokturnal
o Palpitasi (fibrilasi atrium) Gambar 11.13 Temuan auskuitasi nada
regurgitasi mltral nonreuma.
214 Bab I l: Penyakit Katup Jantung
o overeksitasi postural.
Karena luasnya gelala, dokter cen-
ruang progresif pada ekokardiografi,
derung menganggap geiala tidak memiliki
maka dipertimbangkan intervensi bedah.
dasar organik. Penting untuk melakukan
Fibrilasi atrium harus diterapi seperti
anamnesis yang teliti dan mengkonfir-
pada stenosis mitral (lihat hal. 2l l).
masikan diagnosis prolaps katup' mitral
lnsidensi tromboemboli sistemik rendah
dengan ekokardiografi . Bukti pre-eksitasi
pada regurgitasi mitral murni, namun
atau perubahan repolarisasi inferior yang
pada pasien dengan fibrilasi atrium dire-
bervariasi dapat ditemukan pada EKG
komendasikan terapi dengan warfarin.
istirahat dan respons latihan 'positif palsu'
Intervensi bedah tidak larang didapatkan. Ektopik atrium
Gejala progresif rasa lelah atau sesak dan ventrikel dapat didokumentasikan
napas, atau bukti dilatasi ventrikel kiri dengan pengawasan Holter.
pada ekokardiografi (bahkan bila tanpa Prinsip terapi adalah memberikan
gejala) mengindikasikan kebutuhan penjelasan teliti kepada pasien dan me-
intervensi bedah. Hasil jangka panlang nenangkan pasien. Penghindaran stimulasi
rekonstruksi katup mitral lebih baik (misalnya teh dan kopi) dapat membantu
dibandingkan dengan penggantian katup dan, pada beberapa pasien, penyekat B
dengan mortalitas dini serupa sebesar dosis rendah (misalnya atenolol 25 mg
0-2%. Hasil terutama bagus pada per- sehari sekali) dapat bermanfaat. Pe-
Pemeriksaan penunjang
i.:iiirii: l',r:, Fibrilasi atrium pada EKG umum
ditemukan dan radiografi toraks hampir
Lihat Bab I 8. selalu menunjukkan pembesaran jantung
dengan tambahan gambaran penyakit sisi
'kiri.
..'P,sn ' il' Ekokardiografi mendemonstrasikan
dilatasi ruang-ruant sisi kanan, sering ber-
Patogenesis dan etiologi sama dengan geral<an septum paradok-
Katup trikuspid terdiri dari tiga daun sikal. Penyakit organik katup (misalnya
katup dengan ukuran yang berbeda. vegetasi) bisa terlihat. Pemeriksaan
Anulus katup merupakan struktur Doppler memungkinkan penilaian semi-
dinamis yang berubah ukurannya selama kuantitatif derajat keparahan regurgitasi,
siklus jantung. Regurgitasi trikuspid bersama dengan kalkulasi tekanan sistolik
paling sering merupakan regurgitasi ventrikel kakan. Banyak subjek normal
'fungsional', yaitu katup bocor sebagai memiliki regurgitasi trikuspid ringan pada
akibat dilatasi ventrikel kanan sekunder pemetaan aliran berwarna.
terhadap kelebihan beban tekanan,
sebagai contoh, akibat penyakit katup Tatalaksana
mitral atau aorta, atau kor pulmonal. Regurgitasi trikuspid dapat ditoleransi
Penyebab regurgitasi trikuspid lain yang dengan baik. Tatalaksana masalah sisi kiri
jarang adalah infark ventrikel kanan, (misalnya penggantian katup mitral) tepat
endokarditis infektii trauma, karsinoid, dilakukan, yang biasanya menghasilkan pe-
atau demam reuma. Stenosis trikuspid nurunan tekanan ventrikel kanan sehingga
sangat jarang di Eropa dan Amerika Utara mengurangi derajat keparahan regurgitasi
dan hampir selalu dikaitkan dengan trikuspid. Mungkin diperlukan anuloplasti
penyakit katup mitral. trikuspid tambahan pada kasus berat.
216 Bab I l: Penyakit Katup Jantung
Kehamilan <1
Fraktur <1,
Tidak diketahui 64
Malaise umum, anoreksia, penurunan Gambaran klasik lain adalah jari tabuh
berat badan, sakit kepala, berkeringat, (Gambar 12.2), pembesaran limpa, dan
dan rigor selama 4-8 minggu seringkali hematuria.
dikatakan sebagai penyakit virus yang Banyak gambaran klinis ini mungkin
'berkepanjangan'. tidak ditemukan, sehingga terjadi keter-
Gejala'lain berhubungan dengan lambatan diagnosis pada banyak pasien.
tromboembolisme sistemik yang Perjalanan klinis pada pasien tua bisa
mengenai setiap pembuluh darah besar sangat tidak khas dan pasien tetap tidak
atau deposisi kompleks imun yang me- mengalami demam sepanjang penyakit-
nyebabkan cedera vaskular pada kulit, nya.
sendi, ginlal, dan sistem saraf pusat (SSP). Manifestasi jantung antara lain taki-
Destruksi jaringan katup dapat me- kardia yang berkaitan dengan demam dan
nimbulkan gejala yang diakibatkan oleh anemia, bersama dengan murmur baru
peningkatan tekanan vena pulmonal atau murmur yang berubah. Keterlibatan
misalnya sesak napas, ortopnu, atau katup mitral teriadi pada 30-45% pasien
dispnu nokturnal. Perburukan gejala dan katup aorta l5-25%. Tanda khas re-
dapat terjadi dengan cepat bila katup gurgitasi mitral dan aorta mungkin tidak
aorta terinfeksi. jelas karena onset destruksi laringan yang
cepat. Kadang, pasien datang dengan re-
Tanda fisik (lihat Boks 12.2) gurgitasi katup berat tanpa ada murmur
Tanda fisik umum antara lain astenia, yang dapat dideteksi. Murmur lain ber-
demam, dan anemia. kaitan dengan lesi jantung dasar (misalnya
Banyak manifestasi perifer dari PDA, VSD).
kondisi ini yang diakibatkan oleh deposit Pada l0-15% pasien dengan endo-
kompleks imun di kulit (misalnya petekie, karditis infektii gejala utama addlah kom-
perdarahan' splintey' subungual (Gambar
12. l), nodus Osler, bercak Roth, dan
lesi Janeway).
r Demam I
i
. Anemia I
r
I
Xlurmur jantung I
. Splenomegali
I
r Tromboembolisme I
plikasi neurologis dan SSP yang teriadi komplemen hemolitik (Ca, C4, CHs0)
pada l5-30% pasien selama perjalanan berkurang pada 30% pasien.
penyakitnya. Mortalitas pada kelompok Mikroskopi urin menuniukkan hema-
pasien ini dua kali pasien tanpa komplikasi turia mikroskopik (kristal sel darah
neurologis. Komplikasi SSP endokarditis merah) dan proteinuria pada minimal
infektif antara'lain abses serebral, an- 50% pasien.
eurisma mikotik, meningitis, serebritis, Ekokardiografi tetap merupakan pe-
dan perdarahan subaraknoid. meriksaan penunjang utama untuk diag-
nosis endokarditis infektif, pengawasan
Pemeriksaan penunjang terapi, dan saat penentuan pembedahan.
Lalu endap darah (LED) yang tinggi (50- Ekokardiografi memungkinkan peng-
100 mmijam) dan protein reaktif-C gambaran anatomi termasuk adanya re-
(CRP) khas ditemukan, bersama dengan gurgitasi katup, ruptur korda, perforasi
leukositosis ringan dan anemia normo- kuspid, vegetasi, pembentukan abses,
sitik normokromik. Anemia hemolitik hubungan abnormal (pirau), dan efek he-
atau trombositopenia luga dapat ditemu- modinamik keseluruhan pada fungsi
kan meskipun jarang. ventrikel. Ekokardiografi transtorasik
Bakteremia pada endokarditis infektif harus dilengkapi oleh pemeriksaan trans-
bersifat kontinyu, sehingga tidak diperlu- esofageal yang meningkatkan sensitivitas
kan pengambilan kultur darah tidak harus dan detil anatomi (lihat Bab 3). Hasil
pada saat yang bersamaan dengan puncak visualisasi vegetasi meningkat dari sekitar
demam. Selain itu, tidak ada manfaat dari 65% menjadi 95% dengan pendekatan
pengambilan darah arteri, darah vena transesofageal.
sentral, atau sumsum tulang untuk kultur.
Enam set kultur darah yang diambil dalam Terapi antibiotik
waktu 60 menit sudah cukup. Dibuat Terapi antibiotik harus disesuaikan
kultur aerobik dan anaerobik dan kultur dgngan organisme penyebab (jika di-
tambahan yang mengandung penisilinase, ketahui) (Tabel 12.3 dan 12.4). Secara
jika penisilin telah diberikan dalam 48 umum, digunakan kombinasi antibiotik
jam sebelumnya. intravena selama 4 minggu, dengan peng-
Harus ada kerja sama erat antara awasan kadar antibiotik terhadap orga-
klinisi dan departemen mikrobiologi nisme secara in vitro di laboratorium.
rumah sakit untuk tatalaksana oPtimal Untuk organisme yang sensitif sePerti
pasien dengan endokarditis. Ahli mikro- Streptococcus spp., diberikan penisilin G
biologi dapat memberikan saran menge- l2-18 juta unitl24 iam dalam dosis ter-
nai kultur, pilihan antibiotik, pengawasan bagi yang dikombinasikan dengan netil-
kadar antibiotik, dan respons organisme misin I mg/kg tiap 8 jam, untuk mem-
in vitro. Pada rumah sakit regional, ahli pertahankan konsentrasi < I pg/ml. Peng-
mikrobiologi juga akan berhubungan gunaan aminoglikosida dapat dihentikan
dengan rumah sakit rujukan dan meng- setelah 2 minggu. Vankpmisin 30 mg/kg
atur transfer organisme bila dibutuhkan. per 24 jam dalam 2 dosis direkomenda-
Pada kasus endokarditis infektif sikan untuk pasien yang alergi terhadap
dengan kultur positif, organisme akan antibiotik B laktam. Untuk Enterococci
diisolasi dari kultur darah pertama pada spp., ampisilin 12 gl24 iam dalam dosis
60-90% kasus dalam 48 iam. terbagi dikombinasikan dengan netilmisin
Kompleks imun yang bersirkulasi di- (dosis seperti di atas). Staphylococcus
dapatkan pada 80-95% pasien dan kadar spp. harus ditirapi dengan flukloksasilin
Endokarditisinfektif 223
I
I
._,*-_-*___**J
Tabel 12.3 Rekomendasi saat ini mengenal terapi antibiotik untuk endokardltis infektif
Streptokokus vividans Awal vankomlsrn 1 g i.v. selama 100 menit dua kali
Steptococcus anlis, mitis, sehari untuk 4/52
sanguis, mutans, salivailus (NB. monitor kadar dalam darah untuk mencapai kadar
puncak pascainfus sebesar 30 mg/L dan kadar terendah
sebesar 5-10 mg/L), atau
sfieptococcus bovis Teikoplanin 400 mg 1.v. tiap 12 iam untuk 3 dosts dar
dosls rumatan sebesar 400 mg per hari, ditambah
Netilmisin B0 mg Lv. dalam 2 dosis untuk 2/52
(NB. monitor kadar dalam darah)
Diadaptasi dart Working Party of the Biltish Society of Antjmicrobjal Chemothetapy. Antibiotic
I fieatment of streptococcal, enterococcal, and slaphylococcal endocarditis. Heart 1.998 79. 207 10.
'..-_.-...'
Pasien risiko khusus (seperti di atas) Vankomisin 1 g dengan hfus perlahan selarloa 1 jam,
(alergi terhadap penisilln) ditambah
Netihrisin 120 mg i.m. tepat sebeium nduksi
Tabel 12.6 Rekomendasr saat inr mengenai bedah harus dilakukan dini, sebelum ter-
rejimen profilaksis antibiotlk terhadap endokardltis
jadi gangguan ginjal, resistensi/toksisitas
infektif.
antibiotik, dan perluasan infeksi intra-
kardiak. Regurgitasi aorta terutama harus
r infeksi katup jantung prostetik; diterapi dengan penggantian katup se-
. regurgitasi katup aorta atau mitral belum terjadi perburukan hemodinamik.
yang bermakna secara hemodinamik; Pada endokarditis infektif, penggantian
o infeksi dengan Staphylococcus spp.; katup aorta berhubungan dengan mor-
o endokarditis jamur; talitas perioperatif sebesar 4-8%, peng-
r pirau; gantian katup mitral dengan mortalitas
o pembentukan abses; sebesar 5-10%, dan tingkat pembedahan
o blok atrioventrikel; kembali sebesar 5-10%. Terdapat bukti
. vegetasi besar (diameter >10 mm) bahwa penggantian katup menggunakan
Penentuan waktu pembedahan sangat katup jaringan lebih unggul daripada
penting dan tergantung pada penilaian katup prostetik pada keadaan infeksi aktif.
klinis, termasuk penilaian pasien secara Pasien yang dibedah dini segera setelah
keseluruhan. Secara umum, intervensi komplikasi serebral (abses, stroke trom-
226 Bab 12: Endokard
intervensi bedah. Demam yang meng- The British Society of Antimicrobial Che-
hilang dan kemudian timbul kembali motherapy telah membuat satu susunan
setelah 2-3 minggu biasanya menandakan penuntun yang berkaitan dengan peng-
reaksi terhadap antibiotik; demam dapat gunaan profilaksis antibiotik yang tepat
dihubungkan dengan peningkatan kedua pada pasien dengan risiko endokarditis
pada LED atau CRP. Baik suhu maupun infektif. Tabel 12.5 mencantumkan
penanda peradangan abnormal mengalami indikasi profilaksis antibiotik dan Tabel
normalisasi pada saat antibiotik di- 12.6 mencantumkan rejimen obat ter-
hentikan. baru.
Perikard
Anatomi dar fungsi, 227 Efusi perikard dan tamponade lantung, 230
Perrl<arditls akut, 227 Bacaar lebih lanjrt. 232
Penkarditis konstriktif, 229
STRIP IRAMA: 1I
25 mm/detik, 1 cm/mV
Perikarditis konstriktif 229
kanan dapat dilampaui oleh tekanan i o Tidak ada penurunan 'y' dan
kantung perikard. Gradien tekanan trans- j eksagerasi penurunar 'x' pada tekanan i
diadaptasi untuk jalannya kateter drainase kateter dalam sedasi. Penyuntikan agen
ke dalam ruang perikard dengan kawat sklerosing ke dalam ruang perikard
penuntun menggunakan pendekatan setelah drainase tidak banyak memiliki
subxifoid atau transtorasik. Efusi ber- nilai dalam mencegah reakumulasi.
ulang, seperti yang terjadi pada keterlibat-
an perikard pada tumor ganas, mungkin Bacaan lebih lanjut
membutuhkan pembuatan satu jendela
antara ruang perikard dan pleural atau Baue AE, ed. G/enn's Thoracic and Cardio-
abdominal, menggunakan pendekatan vascular Surgery. Appleton and Lange,
bedah formal dengan mini-torakotomi. Tsamford, Connecticut, 1996.
Laserasi kantung perikard oleh balon Grossman W, Baim DS, eds. Cardiac Cathe-
terization, Angiography, and lnteryention.
yang dikembangkan dalam kantung
London: Lea & Febiger, 1991.
perikard dan kemudian diavulsi ke dalam
Soler-Soler J, Permanyer-Miralda G, Sagrista-
ruang pleural telah diterima sebagai Sauleda ), eds. Pericardial Disease: New
alternatif terhadap pembedahan formal lnsights and Old Dilemmas. London:
dan dilakukan dalam laboratorium Kluwer Academic, 1990.
Tumor Jantung
Sarkoma
Tumor metastatik
Sarkoma:
o jarang terjadi di iantung; Metastasis jaringan kanker ke jantung
o timbul paling sering di atrium kanan; merupakan keluhan utama yang jarang
. umumnya datang dengan gelala yang pada penyakit keganasan namun kadang
berkaitan dengan obstruksi aliran vena. terjadi pada neoplasma, terutama:
Definisi jenis tumor bergantung pada r karsinoma bronkus;
komponen selular primer dan termasuk o karsinoma payudara;
angiosarkoma, fibrosarkoma, atau rab- r melanoma malignan;
domiosarkoma. Terapi bersifat paliatif. o leukemia;
Eksisi bedah dapat dicoba namun biasanya o limfoma.
terbatas karena luasnya kerusakan bedah
. Konsekuensi jantung tersering dari
yang akan terjadi.
penyakit metastasis adalah:
o aritmia (biasanya fibrilasi atrium atau
tt-,,,tr,.,.,
Arnlomi: .,:,'lt .;.,t,.,:rt' blok jantung);
r efusi perikard maligna (terbentuk
Rabdomioma: perlahan dan dapat mencapai volume
. merupakan tumor jantung tersering besar sebelum memberikan efek hemo-
pada bayi dan anak-anak; dinamik).
Penyakit Aorta
Fi*il.r.
*fl
I *9
*+F -,.d'"'
i ,'4iifl'
lrg _"!
i .. dtr .
';F.#
1
;
j
I
i
l
q,
Tipe A
,'i
.n
!
.:n
li i!
:l{ l1
i:i
!f
tn
4t!
jr*
*x
it!
f r"i
+i
f{
e4
Pemeriksaan penunjang
r Pemeriksaan laboratorium rutin
sering tidak membantu diagnosis. Krea-
tinin yang meningkat bisa disebabkan oleh
penyakit ginjal yang telah ada sebelumnya,
hipertensi kronis, juga timbul secara akut
karena iskemia ginjal sebagai konsekuensi
dari diseksi yang meluas ke dan me-
libatkan arteri ginjal.
o Radiografi toraks sering memperlihat-
kan pelebaran mediastinum, meskipun
lm portabel anteroposterior cenderung
fi
memperbesar dimensinya.
. Aortografi kontras merupakan peme- (b)
ril<saan penunjang pilihan namun sekarang
Gambar 15.2 Diseksi aorta tipe A: (a) Prndaian
telah dilampaui oleh teknik pencitraan CT; (b) Pindaian MRL Panah menunjukkan lumen
noninvasif. Aortografi koroner jarang di- 'palsu' pada aona torakalis asenden dan desenden.
238 Bab I 5: Penyakit Aorta
pasien untuk mendapatkan citra yang gangguan organ vital (misalnya ginlal,
bagus (pasien harus diam) dan akses usus), perdarahan, atau bukti diseksi
pasien sulit didapatkan pada saat diperlu- lanjutan. Terapi antihipertensi jangka
kan dukungan hemodinamik serta re- panjang diindikasikan untuk semua pasien.
susitasi.
kalis terkena atau di antara sl<apula bila gunakan tandur alih yang dapat diletakkan
aneurisma di aorta desenden. Gelala secara endovaskular untuk menstabilkan
dapat muncul setelah kompresi struktur dinding aorta.
di sekitarnya. Peregangan saraf laringeus Pasien dengan dilatasi pangkal aorta
rekuren pada aneurisma di arkus dapat >5 cm atau aorta torakalis di mana pun
menghasilkan suara serak. Seringkali tidak >6 cm asimtomatik harus dipertimbang-
ada tanda fisik, hanya ditemukan hiper- kan untuk menjalani pembedahan karena
tensi yang menyertai. Bila aorta desenden dapat terjadi ruptur.
terl<ena, dilatasi pangkal aorta dapat
menyebabkan regurgitasi aorta.
Sindrom Marhn
Teknik pencitraan Terdapat kelainan genetik jaringan ikat
Radiografi toraks polos dapat memasti- yang mungkin dominan autosomal namun
lcan diagnosis namun penilaian yang lebih tidak terekspresi secara sempurna. Per-
detil mengenai lokasi aneurisma, ukuran, jalanan alami abnormalitas jaringan ikat
dan keterlibatan cabang besar penting bervariasi begitu pula manifestasi feno-
dalam tatalaksana keadaan ini. Aortografi tipik. Kisaran gambaran klinis ini antara
kontras merupakan pemeriksaan penun- lain:
jang pilihan namun sekarang telah diganti- r abnormalitas skelet;
l<an oleh pemindaian MRI dan CT, yang r araknodaktili;
juga digunakan untuk pemeriksaan lanjut- . subluksasi lensa;
an setelah intervensi bedah. o penyakit katup aorta dan mitral;
o penyakit aorta.
Tatalaksana Kerentanan terhadap dilatasi aneuris-
Teknik bedah bervariasi termasuk peng- ma aorta, terutama pangkal aorta, dan
gantian pembuluh darah aorta dengan diseksi aorta merupakan gambaran utama
tandur alih sintetis. Pembedahan memiliki penyakit aorta. Dilatasi pangkal aorta
risiko mortalitas atau morbiditas pasca- harus diawasi dengan baik dan peng-
operasi yang tinggi. Tergantung pada gantian pangkal aorta dilakukan bila
lokasi aneurisma dan pengalaman ahli dilatasi berkembang lebih lanjut. Dimensi
bedah, mortalitas berkisar antara 57" pangkal aorta absolut mungkin bukan
hingga sekitar 50%, dengan risiko ter-
merupakan penuntun risiko ruptur yang
besar untuk aneurima pada arkus aorta. akurat, namun tegangan dinding propor-
Penyebab tersering morbiditas adalah sional terhadap diameter pembuluh darah
sekuele neurologis, terutama paraplegia
(Hukum Laplace). Sebagian besar klinisi
dan paraparesis bila aneurisma melibat-
akan merekomendasikan pembedahan bila
kan aorta torakalis desenden, kerusakan
diameter pangkal aorta melebihi 5 cm.
serebral pada aneurisma di arkus aorta,
dan gagal ginjal setelah perbaikan aorta
torakalis desenden atau aorta torakoab- .' : i,''.tt,,"t,,,,,t',".t,.,
dominalis. Ketahanan hidup l0 tahun
sekitar 40% dan mungkin diperlukan r Penyakit ini, meskipun jarang, terjadi
pembedahan kembali selama pemeriksaan di seluruh dunia.
lanjutan karena dilatasi aneurisma pada o Sering pada perempuan Oriental
lokasi anastomosis antara tandur alih muda (rasio laki-laki:perempuan l:9).
sintetis dan aorta asli. Kemajuan terbaru Etiologi tidak diketahui namun di-
menawarkan kemungkinan pendekatan hubungkan dengan penyakit jaringan ikat
bedah dan intervensi baru dengan meng- dan kelainan autoimun.
240 Bab l5: Penyakit Aorca
aneurisma palsu kronis. Bila didiagnosis, obstruksi (nyeri, pucat, paraestesia, tidak
perbaikan bedah harus segera dilakukan ada denyut nadi, paralisis, atau serebro-
kecuali bila dikontraindikasikan karena vaskular). Pada 25% kasus, emboli ter-
cedera pasien, terutama yang melibatkan letak pada bifurkasio aorta (emboli
kepala. pelana). Embolektomi biasanya dapat
dilakukan dengan menggunakan kateter
Fogarty. Kateter ini merupakan alat ber-
Emboli aorta
ulung balon yang dimasukkan ke dalam
Kebanyakan emboli aorta (90%) ter- arteri yang terkena, ujungnya dimasukkan
bentuk dalam jantung kiri, keadaan- di distal emboli dan balon dikembangkan
keadaan yang mendorong terjadinya sebelum menarik kateter, sehingga me-
emboli ini adalah infark miokard dengan lepaskan emboli dengan tarikan balon.
pembentukan trombus mural, gangguan Atau, pelepasan dengan melihat langsung
ventrikel berat atau aneurima ventrikel, diperlukan dan mungkin membutuhkan
fibrilasi atrium dengan penyakit jantung diseksi bedah luas, hal ini dikaitkan
struktural, atau katup jantung prostetik. dengan mortalitas pembedahan sebesar
Sisa lO%-nya berasal dari sumber yang l5-20%. Karena risiko emboli berulang,
tidak diketahui, paling tidak beberapa pasien harus mendapatkan antikoagulan
mungkin berasal dari aterom pada oral jangka panjang.
dinding aorta. Meskipun emboli yang
berasal dari aorta ini kemungkinan ber-
ukuran kecil, emboli ini dapat menyebab-
Bae ,,l*bih llan
kan stroke, terutama bila aorta telah Baue, AE, ed. G/enn's Thoracic and Cardio-
disilang dan diklem selama pembedahan. vascular Surgery, 6'h edn. Maidenhead:
Bila emboli besar tersangkut di aorta Appleton and Lange, I 996.
atau cabang besarnya, gambaran klinis Svensson LG, Crawford ES. Cadiovascular
adalah gejala iskemia mendadak yang . and Vascular Drseases of the Aorta.
mempengaruhi jaringan di distal lokasi London: WB Saunders Co, 1996.
Hipertensi Paru dan
Tromboemholi Paru
o l-triptofan;
. hipertensi portal;
Pendahuluan o kelainan jaringan ikat (sindrom kalsi-
Sirkulasi paru merupakan sistem berte- nosis, Raynaud, esofagus, sklerodaktili,
kanan rendah dengan tekanan arteri pul- teleangiektasia (CREST));
monalis rerata saat istirahat <20 mmHg. e infeksi HIV;
Tekanan akan lebih tinggi sementara pada r sindrom keracunan oli.
latihan atau di ketinggian namun bila PH sangat jarang dan dapat disebabkan
tekanan terus-menerus >20 mmHg oleh oklusi progresif vena pulmonalis,
dalam keadaan istirahat akan terjadi bukannya pada pembuluh arteri (penyakit
hipertensi paru rten si o nl veno-oklusif paru), yang tidak diketahui
Qtu I m o nary hype
PH). Bila respons arteriol sistemik ter- etiologinya.
hadap hipoksia adalah vasodilatasi, pem- . Penyebab PH sekunder antara lain:
buluh darah paru iustru mengalami vaso- o penyakit paru obstruktif kronis
konstriksi. Bila terjadi PH tanpa adanya (PPOK);
penyebab yang jelas, maka dinamakan o fibrosis paru;
'primer' atau idiopatik. Bila ditemukan o gagal napas karena abnormalitas
sebab yang jelas, PH disebut'sekunder'. dinding dada;
. apnu tidur (s/eep apnoea)i
Etiologi o penyakit tromboemboli paru kronis;
PH primer merupakan satu kondisi yang o penyakit jaringan ikat;
langka, terdapat pada perempuan mini- . .hidup di daerah tinggi:
mal dua kali lebih sering dibandingkan r penyakit jantung sisi kiri (misalnya
laki-laki dan biasanya terjadi pada dekade katup mitral, gagal ventrikel kiri kronis);
kedua dan ketiga. Etiologinya tidak di- o penyakit jantung kongenital dengan
ketahui namun faktor-faktor yang di- aliran darah paru tinggi kronis (defek
laporkan mempengaruhi antara lain: septum ventrikel (VSD), defek septum
o obat-obatan anoreksia (misalnya fen- atrium (ASD), duktus paten).
fluramin);
o kokain; Patotisiologi
o obat-obatan kemoterapi (misalnya Sirkulasi paru normal bereaksi terhadap
mitomisin C, bleomisin, siklofosfamid, peningkatan aliran darah yang berhubung-
karmustin); an dengan latihan fisik dengan cara
Hipertensi paru 243
vasodilatasi dan rekruitmen pembuluh lanjut, maka gejala akan meliputi gejala
darah yang tidak mengalami perfusi saat PH primer.
istirahat. Penurunan resistensi pembuluh Apapun etiologinya, tanda-tanda PH
darah paru (pulmonary vascular resis- adalah:
tancelPVR) memungkinkan ventrikel r peningkatan tekanan vena jugularis
kanan yang normal mengakomodasi per- flVP);
ubahan besar pada pengembalian vena r takikardia sinus atau AF;
(venous return) tanpa meningkatkan r tekanan darah sistemik normal atau
tekanannya. Peningkatan PVR mensti- rendah;
mulasi perkembangan hipertrofi ventrikel r sirkulasi perifer buruk (ekstremitas
kanan (RV) dan selama beberapa saat, dingin);
aliran darah paru normal dapat diper- o sianosis sentral dan/atau perifer;
tahankan dengan PH. Ventrikel kanan o bunyijantung ketiga/keempat RV (S3/
yang semakin mengalami hipertrofi mem- s4);
butuhkan aliran darah miokard yang lebih o komponen paru (P2) bunyi iantung
banyak yang tidak dapat dipenuhi oleh kedua terdengar keras;
pasokan l<oroner, sehingga mengakibat- . regurgitasi trikuspid;
kan iskemia miokard dan nyeri dada. r edema;
Seiring dengan perburukan PH maka r mungkin pembesaran hati dan asites.
ventrikel kanan mengalami dilatasi dan Jari tabuh dapat dilihat pada penyakit
gagal mempertahankan aliran paru paru kronis tertentu dan penyakit jantung
normal. Curah jantung turun dan to- kongenital sianotik, sementara tanda
leransi latihan memburuk dengan pro- tambahan spesifik untuk abnormalitas
gresif hingga muncul gejala saat istirahat. jantung dasar dapat ditemukan. Penting
PH lanjut, terutama jenis 'primer', dapat diingat bahwa pada PH lanjut karena pada
menyebabkan aritmia atrium (fibrilasi pirau kiri-ke-kanan yang lama (sindrom
atrium) dan aritmia ventrikel (takikardia .Eisenmenger), murmur jantung mungkin
ventrikel, fibrilasi ventrikel) dan pasien tidak ada karena ekualisasi tekanan paru
memiliki risiko kematian mendadak. dan sistemik. Hipoksemia sebagian dapat
Aliran darah paru yang lambat dan poli- membaik dengan inspirasi oksigen 100%
sitemia sekunder akibat hipoksemia me- (FO2), kecuali pada keadaan pencampur-
ningkatkan risiko trombosis paru in situ. an arteriovenosa (pirau jantung konge-
nital) di mana darah vena pulmonalis
Gamhann klinis telah teroksigenisasi secara maksimal.
Meskipun progresi PH primer sangat ber- Pada anak-anak, perbedaan respons ter-
variasi, pasien biasanya tidak menladi hadap peningkatan FiO, ini membantu
simtomatik hingga kondisi lanjut. Dispnu membedakan penyebab hipoksemia
sering terjadi, dan rasa tidak enak di dada jantung dari paru. Apnu tidur, karena
seperti angina yang terletak di sentral obstruksi nasofaring intermiten, terjadi
serta sinkop dapat timbul pada latihan. terutama pada individu obesitas, me-
Pasien mungkin menyadari sianosis nyebabkan dengkur dan kualitas tidur
jaringan. Sebaliknya, pasien dengan PH buruk. Hipoksemia nokturnal kronis
sekunder biasanya datang dengan gejala mengakibatkan dan dapat menyebabkan
berkaitan dengan etiologi dasar PH PH sekunder.
(misalnya penyakit paru, penyakit jantung
kongenital, trombosis vena, dan emboli Diagnosis
paru (pulmonary embolism). Jika PH telah Elektrokardiogram (Gambar I 6.l)
244 Bab l6: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru
pun sedikit sehingga kesimpulan yang kehamilan, terapi sulih hormon, dan
diambil tidak terlalu pasti. Namun, opini keadaan lain yang lebih jarang (misalnya
saat ini mendukung antikoagulasi dengan sindrom hiperviskositas, sindrom
warfarin pada pasien dengan PH primer nefrotik).
untuk mendapatkan INR sebesar 2,5-3,0. Beberapa pasien dengan EP memiliki
Tidak ada bukti bahwa antikoagulan abnormalitas pembekuan primer dasar
memberi manfaat pada pasien dengan PH yang memudahkan mereka mengalami
namun mungkin hal ini disebabkan karena hiperkoagulasi, seperti defek fibrinolisis,
penggunaan antikoagulan belum terlalu peningkatan kadar antibodi antifosfolipid,
banyak diteliti hingga sekarang. dan defisiensi kongenital antitrombin lll,
protein C, protein A, atau plasminggen.
r, iili;i,.l'.,..,,;,',:
Abnormalitas koagulasi ini jarang dan tes
,;t'.i.,
skrining rutin tidak efektif dari segi biaya,
Pendahuluan kecuali untuk pasien yang berusia kurang
Di AS, terdapat sekitar 600.000 kasus dari 50 tahun, pasien dengan riwayat
emboli paru (EP, pulmonary embolisml keluarga dengan tromboemboli, dan
PE) simtomatik tiap tahun, menyebabkan pasien dengan episode EP berulang
kematian 60.000 pasien dan memberi tanpa adanya penyebab yang jelas. Re-
kontribusi pada kematian 200.000 lainnya. sistensi terhadap protein C teraktivasi,
Di lnggris, sekitar 20.000 pasien yang disebabkan oleh mutasi gen faktor
meninggal tiap tahun di rumah /,akit V (mutasi Leiden), telah diidentifikasi.
karena EP dan sekitar 40.000 mengalami Resistensi ini dapat terjadi pada 5%
episode nonfatal. Tiap tahun sekitar I populasi, meningkatkan risiko trombosis
per 1000 populasi lnggris akan meng- sebesar 8- l0 kali pada kelompok ini,
alami EP, terutama selama atau segera dan ditemukan pada 20% pasien dengan
sesudah masa perawatan di rumah sakit; trombosis.
insidensi meningkat seiring penambahan
usia. Di rumah sakit umum akut, EP Patolisiologi
memberi kontribusi pada l% dari seluruh Efek klinis EP tergantung pada:
perawatan dan 15-20% kematian.
o deraiat obstruksi vaskular paru;
o pelepasan agen humoral vasoaktif dan
Etiologi bronkokonstriksi dari platelet teraktivasi
Trias klinis klasik yang merupakan pre- (misalnya serotonin, tromboksan A2);
disposisi tromboemboli paru dideskripsi- o penyakit kardiopulmonal sebelumnya;
kan oleh Rudolph Virchow tahun 1856, r usia dan kesehatan umum pasien.
yaitu: Afterload RV meningkat secara ber-
I trauma lokal pada dinding pembuluh makna bila lebih dari 25% sirkulasi paru
darah; mengalami obstruksi. Awalnya hal ini
2 hiperkoagulabilitas; mengakibatkan peningkatan tekanan RV,
3 stasis darah. kemudian diikuti oleh dilatasi RV dan
Sebagian besar pasien dengan EP me- regurgitasi trikuspid, dan dengan mulai
miliki kondisi klinis yang berkaitan dengan gagalnya ventrikel kanan, terjadi penurun-
faktor-faktor predisposisi ini, seperti an tekanan RV. Ventrikel kanan yang
trauma mayor, pembedahan dalam waktu normal tidak mampu meningkatkan
dekat sebelumnya, obesitas dan imo- tekanan arteri pulmonalis lebih banyak
bilitas, merokok, peningkatan usia, di atas 50-60 mmHg sebagai respons ter-
penyakit keganasan, pil kontrasepsi oral, hadap obstruksi mayor mendadak pada
Emboli paru (EP) 247
TD, tekaran darah; EKG, elektrokardiogram; J\F, tekanan vena lugmlaris; P2, suara pulmonai kedua
PA, arteri pulmonalis; EP, emboli paru; 33, bunyi lantung ketiga; 34, bunyi iartung keempat.
Tabel 16.1 Perbedaan khnis antara berbagai kanan. Bila terlihat foramen ovale Paten
presentasl EP atau ASD, berikan perhatian khusus pada
tatalaksana kemungkinan embolisme
paradoksikal dari sirkulasi vena ke
nyaman di dada saat aktivitas fisik dan sistemik.
temuan klinis yang didapatkan meruPa- Perubahan radiografi toraks. sering
kan akibat dari kelebihan beban tekanan nonspesifik. Dilatasi arteri pulmonal
RV. proksimal mayor, dan area oligemia paru
dapat menandakan adanya obstruksi
Pemefiksaan penuniang arteri mayor. Gambaran opak berbentuk
Elektrokardiografi mu ngkin memperlihat- baji di lapangan paru perifer karena infark
kan sinus takikardia atau normal pada paru, dengan atau tanpa efusi pleura kecil,
EP minor, namun memperlihatkan ab- dapat terjadi pada EP minor. Pada PH
normalitas khas pada sekitar 30% pasien tromboemboli kronis, rasio l<ardiotorasik
dengan EP masif. Abnormalitas ini antara dapat meningkat dan mungkin ada
lain pola S I, Q3, T3 (gelombang S di gambaran yang menandakan dilatasi RV,
lead l, gelombang q dan gelombang T oligemia berbercak, dan dilatasi arteri
terbalik di lead lll), blok cabang serabut pulmonalis utama. Bila diduga EP, radio-
kanan, p pulmonal, dan deviasi aksis ke grafi toraks normal pada pasien yang
kanan. Perubahan nonspesifik, antara lain mengalami sesak napas akut dan hipok-
sinus takikardia, AF, dan inversi Selom- semia meningkatkan kemungkinan diag-
bang T di lead anteroseptal (Vl-V3), nosis EP. Radiografi toraks sering lebih
didapatkan pada 80-90% kasus EP. membantu bila mengindikasikan diagno-
Ekokardiografi: bisa terlihat dilatasi sis alternatif (misalnya pneumonia
iantung kanan dan perkiraan tekanan RV lobaris).
mungkin dilakukan bila dideteksi regur- Pemindaian paru V/Q isotop radio-
gitasi trikuspid. Adanya disfungsi RV di- nuklida (Gambar 16.3): pindaian perfusi
kaitkan dengan keluaran yang buruk. normal menyingkirkan EP bermakna.
Kadang, trombus bisa dilihat di jantung Namun, per{usi abnormal timbul pada
Emboli paru (EP) 249
# "#.
'&#
keadaan lain selain EP, seperui penyakit Gambar 16.4 Angiogranr paru memperlihatkan
EP masif menempati sebagian besar arteri
paru kronis dan pneumonia, dan bila pe-
pulmonahs utama kanan.
nilaian ventilasi dibuat secar'a simultan,
bukti adanya ketidal<seimbangan V/Q
sangat meningkatkan kemungkinan EP se- membantu menentukan apakah terdapat
bagai penyebab penurunan perfusi. EP.
Pindaian radionuklida biasanya dilaporkan o-dimer: pada keadaan di mana ter-
sebagai kemungkinan EP rendah, sedang, bentuk trombus, proteolisis fibrin yang
atau tinggi. Bila sugestif EP, pemindaian dimediasi oleh plasmin melepaskan frag-
radionuklida cenderung untuk menilai- men o-dimer. Peningkatan kadar o-dimer
rendah derajat keparahan angiografi dan ditemukan pada 90% pasien dengan EP
gangguan hemodinamik EP. yang dibuktikan dengan pemindaian V/Q
Angiografi paru (Gambar 16.4): pasien paru. Peningkatan kadar ini walaupun
dengan pindaian perfusi isotop normal sensitif untuk EP, namun tidak spesifik.
sangat tidak mungkin mengalami EP. Kadar o-dimer juga meningkat hingga I
Diagnosis EP dianggap dapat ditegakkan minggu pascapembedahan, pada infark
pada pasien dengan indeks kecurigaan miokard, sepsis, dan penyakit sistemik
klinis EP tinggi dan pindaian isotop me- lain. Dalam kaitannya dengan penilaian
nunjukkan kemungkinan EP. Kedua klinis, o-dimer normal memiliki tingkat
kelompok pasien ini kadang-kadant mem- akurasi prediktif negatif sebesar 97%
butuhkan angiografi. Namun, bila indeks sehingga dapat berguna dalam menying-
l<ecurigaan l<linis sedang atau tinggi dan kirkan keberadaan trombosis vena.
pindaian isotop ekuivokal, angiografi
harus dipertimbangkan. Tatalaksana (Gambar 16.5)
Magnetic resonance imqgrng (MRl) Anamnesis gejala dan faktor risiko pasien
dan pemindaian CT, terutama CT spiral harus didapatkan dengan jelas. Dengan
(helilal) diperkuat kontras, semakin sedikit pengecualian, pasien yang diduga
banyak digunakan dan dapat mendeteksi mengalami EP harus mendapatkan pe-
emboli yang tidak diduga secara klinis. meriksaan radiografi toraks dan EKG dan
Pemindaian CT merupakan pemeriksaan dirujuk untuk pemindaian V/Q paru. Bila
pilihan pada pasien dengan dugaan EP indeks kecu rigaan l<l i nis ti nggi, antikoagu l-
yang juga memiliki penyakit paru se- an haru.9 dirnulai, tanpa menunggu hasil
belumnya karena memungkinkan penilai- pemeriksaan penun jang. Selain terapi
an penyakit paru tersebut, selain juga suporcif (misalnya analgesia dan oksigen),
250 Bab l6: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru
*
Pindaian V/O paru
f
Probabilitas menengah
*
Probabilltas tinggi
,l,T
Bukan EP
i ,1.
Terapi untuk EP
I
Terapi
EP minu akut anajqesia, oksigen, hepalin, warfarln
EP mayu akut koloid i.v. okslgen, heparin, (inotrop)
trombolisis (emblolektomi), warfarin
strategi yang beralasan adalah memberi- respons terhadap terapi. Jika pengawasan
kan 100 lU/lg heparin sebagai dosis awal, vena sentral tidak dapat dilakukan, oksi-
diikuti oleh infus 1000-2000 lU/iam. metri arteri transkutan dapat mem-
Risiko perdarahan lebih rendah dengan berikan penilaian resolusi. Jika mungkin,
infus heparin intravena kontinyu di- insersi infus arteri harus dihindari bila
bandingkan derigan dosis bolus intravena diberikan trombolisis.
intermiten. Heparin LMW dapat diguna- EP masif memiliki mortalitas dini yang
kan pada pasien dengan hemodinamik tinggi dan terapi segera harus dilakukan.
stabil ( I 50-200 mgi lg berat badan, sekali Kecuali dikontraindikasikan, berikan 1,5
sehari). Bila warfarin dimulai selama juta U streptokinase selama 2 iam,
trombosis aktif, kadar protein C dan dengan atau tanpa hidrokortison.(100
protein S turun, menghasilkan potensi mg), diikuti oleh streptokinase 100.000
trombogenik. Maka pemberian warfarin lU/iam i.v. selama 24-72 iam dan
oral harus diimbangi dengan heparin kemudian warfarin dan heparin, hingga
simultan i.v selama 4-5 hari. Antikoagulan didapatkan antikoagulasi oral yang
oral diberikan untuk mencapai INR se- adekuat. Di AS urokinase lebih dipilih
besar 2,5-3,0 dan biasanya dilanjutkan daripada streptokinase dan telah di-
selama 3-6 bulan, meskipun durasi ideal bandingkan dengan aktivator plasminogen
terapi tidak diketahui. Jika koagulopati jaringan (tPA). Studi-studi mengimplikasi-
primer diidentifikasi, terapi jangka paniang kan resolusi trombus paru yang lebih
dengan war"farin harus diteruskan. cepat dengan tPA i.v. 100 mg selama 2
jam dibandingkan dengan urokinase,
EP mayor akut namun efeknya serupa setelah 12-24 iam.
lnfus tPA arteri pulmonalis telah terbukti
Bila perlu, resusitasi harus dilakukan
tidak lebih baik daripada pemberian
sebelum pemeriksaan penuniang. Pasien
intravena.
didongakkan pada posisi dengan posisi
kepala di bawah, diberikan oksigen, dan
dipindahkan ke unit perawatan intensif PH tromboemboli kronis
(intensive care unitACU) atau unit Karena perjalanannya yang tidak jelas, PH
dependensi tinggi (high dependency unitJ tromboemboli kronis umumnya muncul
HDU) di mana dapat dilakukan peng- lanjut, pada tahap di mana hanya ada
awasan hemodinamik dan respirasi. sedikit alternatif dari tromboendarterek-
Akses vena sentral harus dimasukkan tomi paru atau transplantasi paru atau
untuk mengukur tekanan vena dan me- jantung-paru. Meskipun vasodilator telah
mungkinkan pemberian koloid intravena digunakan untuk terapi PH kronis, vaso-
dengan berhati-hati dan inotropik serta dilator tidak efektif jika kelainan primer
trombolitik. Jika direncanakan pemberian adalah oklusi arteri pulmonalis yang di-
terapi trombolitik, gunakan pendekatan sebabkan oleh trombus yang menetap,
jugular daripada infraklavikular. Bila akses meskipun dapat membantu rekruit
vena sentral didapatkan, pemasangan pembuluh darah paru sisanya. Oksigen
kateter arteri pulmonalis termodilusi domisilier dapat membantu mengurangi
harus dipertimbangkan karena memung- gejala.
kinkan pengukuran serial curah iantung
dan pengawasan tekanan arteri pulmo-
nalis serta saturasi oksigen vena campur-
an, yang membantu menilai laiu resolusi Jika diagnosis EP telah ditegakkan, hanya
obstruksi arteri pulmonalis sebagai sedikit yang bisa didapatkan dari peme-
Trombosis vena dalam 253
riksaan vena-vena dalam karena hampir trombosis vena proksimal namun kurang
semua pasien mengalami DVT, meskipun sensitif (80% pada pasien simtomatik dan
banyak yang tidak memberikan geiala. 40-50% pada pasien asimtomatik) dalam
Pada pemeriksaan otopsi pasien yang mendeteksi trombosis vena betis. Jika
meninggal karena EP, 83% mengalami hasilnya normal namun dugaan klinis
DW tungkai namun hanya 19% yang me- trombosis vena tinggi, tes harus diulang
nunjukkan gejala. Begitu pula, EP dapat setelah 3-5 hari. Pemeriksaan yang nor-
asimtomatik pada pasien dengan DVT. mal dan nilai o-dimer plasma normal
Pada studi terapi DVT tungkai proksimal, hampir selalu menyingkirkan trombosis.
40% pasien mengalami EP asimtomatik, Diagnosis trombosis vena berulang
diagnosis EP didasarkan pada pindaian seringkali sulit karena pemeriksaan dapat
V/Q abnormal. abnormal sebagai akibat dari episode
sebelumnya. Bila tidak ada penyebab
Pemeriksaan penunjang DVT yang jelas, keganasan yang ter-
Jika diagnosis EP kurang jelas, atau pe- sembunyi harus dicari, terutama bila
mindaian radionuklida paru atau angio- terjadi DVT berulang. Prosedur bedah
grafi paru tidak tersedia, pemeriksaan memiliki risiko DVT tertinggi termasuk
vena-vena dalam dapat membantu. Jika operasi pelvis, panggul, dan lutut; tanpa
kecurigaan klinis EP dan pemindaian paru profilaksis, 60-80% pasien ini mengalami
radionuklida ekuivokal, pemeriksaan DVT. Pasien yang menderita trauma
penunjang mengimplikasikan adanya DVT, mayor, infark miokard, stroke, dan ke-
terutama di proksimal betis, meng- lainan trombofilik juga memiliki risiko.
indikasikan perlunya antikoagulan. Sekitar Pada pasien-pasien ini, heparin subkutan
75% pasien yang datang dengan dugaan dosis rendah (5000 lU dua atau tiga kali
klinis DVT tidak mengalami DVT. Hanya sehari), stoking antiembolisme, dan kom-
50% pasien dengan DVT memperlihatkan presi tungkai pneumatik intermiten dapat
gejala klasik berupa betis yang mem- . bermanfaat. Penggunaan heparin sub-
bengkak dan nyeri tekan dengan tanda kutan perioperatif dapat mencegah 66%
Homan positif dan gejala-gelala ini dapat DVT, dan bermakna mengurangi EP fatal.
ada pada pasien tanpa DVT. Maka, iika Heparin LMW dapat bermanfaat dan
diduga DVT, diperlukan pemeriksaan digunakan sebagai profilaksis pada pasien
penunjang lebih lanjut. ortopedi.
Venografi kontras merupakan peme-
riksaan baku emas standar yang meniadi Terapi
titik sandar penilaian teknik pletismografi Antiko4gulan: terapi untuk DVT prok-
impedansi, pemindaian tungkai radio- simal adalah heparin intravena, mulanya
fibrinogen, dan Dupleks (penilaian aliran diberikan sebagai bolus dengan dosis
Doppler dikombinasikan dengan pe- 5000 lU dan dilanjutkan dengan infus
mindaian ultrasonografi) yang lebih baru. kontinyu minimal 30.000 lU/hari selama
Akurasinya dalam mendeteksi DVT ter- 4-7 hari. Dosis harus disesuaikan ber-
gantung pada pengalaman operator. dasarkan hasil tes laboratorium. Pasien
Ultzsonografi lebih tidak invasif dari- yang mendapatkan heparin dengan dosis
pada venografi dan lebih akurat daripada antikoagulasi subterapeutik dalam 24 iam
pletismografi impedansi. Oleh orang yang peftama mengalami l5 kali tingkat reku-
berpengalaman, dan dengan penggunaan rensi trombotik daripada pasien yang
Doppler dupleks berwarna, ultrasono- mendapatkan antikoagulan adekuat. Pem-
grafi vena femoralis, popliteal, dan betis berian heparin subkutan intermiten,
sangat sensitif (>90%) untuk mendeteksi 17.500 lU dua kali sehari, terutama
2s4 Bab 16: Hipertensi Paru dan Tromboemboli Paru
dengan LMW, juga efektif dan me- geiala nyeri, pembengkakan, dan kadang
mungkinkan pasien keluar dari rumah ulserasi tungkai bawah. Sindrom ini
sakit lebih cepat. Tiga meta-analisis data terjadi pada lebih dari 50% pasien dengan
dari studi-studi yang membandingkan DVT proksimal dan pada sekitar 33%
LMW dengan heparin tidak terfraksi pasien dengan trombosis vena betis.
konvensional' mengimplikasikan bahwa Terapi DVT betis masih kontro-
heparin LMW lebih efektif dalam men- versial. Studi diagnostik mengimplikasi-
cegah rekurensi dan menyebabkan lebih kan bahwa hanya20% trombus vena betis
sedikit efek samping perdarahan. Sedikit meluas ke vena proksimal dalam 2
penurunan jumlah platelet umum terjadi minggu sejak pasien datang. Sisanya
pada tahap awal terapi heparin tidak ter- mungkin kecil dan mengalami resolusi
fraksi namun hanya3% pasien mengalami tanpa konsekuensi apapun. Satu studi
trombositopenia imun yang dimediasi mengimplikasikan bahwa tingkat mor-
oleh imunoglobulin G (lgc) yang dapat biditas lebih rendah pada pasien yang
berat dan harus diduga bila jumlah plate- mendapat antikoagulan untuk DVT betis
let di bawah 100.000/mm3 atau kurang dibandingkan dengan pasien yang tidak
dari 50% kadar terendah. Penggunaan he- mendapatkannya namun jumlah pasien
parin LMW menurunkan kejadian kom- yang diteliti sedikit. Jika antikoagulan tidak
plikasi ini secara bermakna. diberikan, ekstensi trombus di proksimal
Antikoagulasi oral dengan war{arin betis dapat dinilai dengan ultrasonografi.
harus segera dimulai, ditujukan agar
mendapatkan INR sebesar 2,5-3,0. Durasi
optimal terapi antikoagulan oral tidak
jelas. Hasil dari tiga studi acak mereko- American Thoracic Society. The diagnostic
mendasikan bahwa terapi diberikan approach to acute venous thromboem-
minimal 3 bulan dan mungkin selama 6 bolism. Am/ Respir Crit Care Med 1999:
bulan. Pasien dengan episode berulang 160: 1043-66,
harus mendapat warfarin jangka panjang. Arcosaoy S. Thrombolyric therapy for pul-
Perempuan hamil yang membutuhkan monary embolism. A comprehensive
antikoagulan harus diterapi dengan hepa- review of current evidence. Chest 1999;
rin tidak terfraksi atau LMW, yang tidak l15:1695-707.
melintasi plasenta dan aman untuk janin; British Thoracic Society. Suspected pulmo-
warfarin dapat menyebabkan perdarahan
nary embolism: a practical approach.
Thorax 1997;52 (suppl 4): Sl-S52.
janin dan potensial teratogenik. Heparin
Guidelines on diagnosis and management of
yang digunakan lebih dari 4 minggu dapat
acute pulmonary embolism. Task Force
menyebabkan osteoporosis. on Pulmonary Embolism, European So-
Obat-obatan trombolitik bisa meng- ciety of Cardiology. Eur Hearc J 2000:
hasilkan resolusi DVT yang lebih cepat 2l: l30l-1336.
daripada heparin namun tidak menurun- Hirsh J, Hoak J. Management of deep vein
kan rekurensi atau menurunkan gejala thrombosis and pulmonary embolism.
pascatrombosis dibandingkan dengan Circulation 1996; 93: l2l2-45.
antikoagulan standar. Sindrom pasca- Peacock AJ. Pulmonary Circulation: a Hand-
trombolisis, disebabkan oleh hiperrensi book for Clinicians. London: Chapman
vena karena inkompetensi katup vena and Hall, 1996.
dan obstruksi vena residu, merupakan Rubin LJ. Primary pulmonary hypertension.
komplikasi kronis DVT dan terdiri dari Chest 1993; 104: 236-50.
Kehamilan dan Jantung
o lelah
. penurunan toleransi latihan
Kehamilan dan waktu nifas berkaitan r dispnu
dengan sejumlah perubahan-perubahan . ortoPnu
kardiovaskular. Volume darah meningkat o pusing
sampai 50% dan lebih besar dari kenaikan . kadang-kadang sinkop
massa sel darah merah, sehingga terjadi Pada pemeriksaan diperoleh tanda-
pengenceran hemoglobin. Hematokrit tanda:
dapat turun sampai 35% dan kadar hemo- r takikardia
globin menjadi sekitar ll0-120 g/1. lsi o tekanan denyut lebar
sekuncup dan curah .jantung meningkat o edema perifer
sampai 30-50% tetapi biasanya paling o tekanan vena jugularis (JVP)
rendah dalam posisi supine karena kom- meningkat
presi vena kava oleh uterus hamil me- o impuls ventrikel kanan teraba
nyebabkan pengembalian vena berkurang. . bunyi jantung pertama (Sl) keras
Tekanan darah sistemik turun ke titil< o peningkatan pemecahan bunyi jantung
nadir pada trimester kedua karena va- kedua (S2)
sodilatasi tetapi kemudian meningkat . murmur aliran mid-sistolik.
sampai mendekati kelahiran dan terutama
Elektrokardiogram (EKG) dapat me-
karena adanya rangsangan nyeri dan rasa
nunjukkan deviasi aksis QRS dan per-
cemas waktu melahirkan. Tekanan
ubahan gelombang T, dan ekokardiografi
diastolik turun lebih besar dari sistolik
memperlihatkan peningl<atan dimensi
menyebabkan peningkatan tekanan
ventrikel kiri dan kanan, sedikit pening-
denyut nadi. Denyut jantung biasanya
katan ukuran atrium, regurgitasi fungsi-
meningkat l0-20 denyut per menit pada
onal mitral dan trikuspid ringan, dan
trimester akhir. Kelahiran per vaginam
sedikit efusi perikard.
menimbulkan stres hemodinamik seperti
seksio Caesaria dan bukanlah opsi yang
aman untuk perempuan dengan penyakit
jantung yang sudah ada sebelumnya.
Selama kehamilan normal, gejala- Pasien-pasien dengan penyakit iantung
gejala antara lain: nonsianotik umumnya dapat diberikan
256 Bab 17: Kehamilan dan Jantung
lF"dd ,
tepat untuk memisahkan lesi umum dan
tidak umum, dan apakah pasien sebelum-
Penyakit jantung kongenital jarang di- nya telah menjalani pembedahan. Dalam
temukan pada pasien dewasa namun fre- kategori ini, lesi dapat melibatkan baik
kuensinya berubah karena perbaikan ke- pirau ataupun obstruksi aliran darah, atau
tahanan hidup setelah pembedahan dan kombinasi keduanya.
kecenderungan yang lebih besar ke arah Lihat Boks 18. I untuk rangkuman lesi
pembedahan korektif daripada pem- umum dan Boks 18.2 untuk lesi tidak
bedahan paliatif pada awal kehidupan. umum dan kompleks.
Morbiditas dan mortalitas prosedur pem-
bedahan terbaru belum dapat dinilai hasil
jangka panjangnya dan perkembangan se-
lanjutnya penyakit kardiovaskular didapat
Lesi pirau
tambahan, seperti hipertensi sistemik,
penyakit iantung koroner, dan penyakit Pirau menandakan adanya hubungan
katup degeneratif, dapat lebih lanjut langsung antara jantung kiri, atau sirkuit
meningkatkan kompleksitas penyakit. arteri sistemik (darah teroksigenasi), dan
lnsidensi lesi jantung kongenital jantung kanan, atau sirkuit arteri pul-
sekitar 0,8% dari kelahiran hidup. Tidak monalis (darah terdeoksigenasi). Hubung-
semua pasien akan mencapai usia dewasa. an ini paling umum terjadi antara struktur
Selain itu, banyak lesi sederhana membaik sisi kiri dan struktur kanan pada level
pada saat pasien mencapai usia dewasa. yant sama dalam sirkulasi, misalnya
Sebagai contoh, defek septum ventrikel antara atrium (ASD), ventrikel (VSD),
(VSD) dapat menutup secara spontan atau pembuluh-pembuluh darah besar
atau duktus arteriosus paten (PDA) (hubungan aorto-pulmonal). Kadang,
dapat ditutup secara bedah atau dengan pirau terjadi antara level yang berbeda,
alat yang dimasukkan perkutan pada masa misalnya dari aorta ke atrium kanan atau
anak-anak, tanpa perlu pemeriksaan ventrikel (ruptur sinus Valsalva) atau
lanjutan jangka panjang. antara ventrikel kiri dan atrium kanan
Secara tradisional, lesi jantung (defek septum ventrikel membranosa
kongenital diklasifikasikan menurut ada Gerbode). Begitu pula, fistula arteri
atau tidaknya sianosis namun ini tidak koroner ke atrium kanan atau arteri
lagi membantu pada pasien dewasa. Lebih pulmonalis iuga dapat menjadi penyebab
Lesi umum 259
dapat dilihat aliran antara lapisan sep- sangat jarang pada orang dewasa, dan
tum atrium (Gambar 18. l)atau kontras meskipun dapat terjadi secara terpisah,
dilihat berjalan dari kanan-ke-kiri melalui lebih umum dilihat sebagai komponen
septum atrium yang seharusnya utuh atrium dalam satu spektrum defek
selama manuver Valsalva yang meningkat- septum atrioventrikel (defek saluran AV).
kan tekanan'atrium kanan. PFO juga
penting pada penyelam laut dalam karena Gambaran klinis
dekompresi yang cepat, sebagai akibat ASD dapat timbul pada hampir semua
naik ke permukaan terlalu cepat, meng- umur. Gejala seringkali minimal, baik
akibatkan pembentukan gelembung nitro- dispnu latihan ringan atau palpitasi karena
gen dalam darah vena, yang kemudian aritmia atrium. Anak-anak sering me-
masuk ke dalam sirkulasi sistemik dan laporkan bahwa mereka kurang mampu
menyebabkan sekuele neurologis. Pada berolahraga atau bermain dengan teman-
beberapa kasus, dibutuhkan penutupan temannya di sekolah.
defek dengan alat perkutan atau pem- Tanda-tanda klinis juga tidak jelas dan
bedahan (lihat di bawah). dibutuhkan pemeriksaan teliti. Bunyi
jantung kedua (S2) sangat terpecah dan
Defek septum afiium pemisahan kedua komponen (bunyi
Terdapat tiga tipe dasar ASD, diklasi- kedua aorta (A2)-bunyi kedua pulmonal
fikasikan menurut posisinya: (P2)) tidak bervariasi dengan respirasi.
I defek sekundum; Ventrikel kanan dapat dipalpasi dan biasa-
2 defek sinus venosus; dan nya terdapat murmur aliran sistolik
3 defek ostium primum. karena peningkatan aliran darah yang me-
Defek sekundum merupakan defek lewati katup pulmonal. ASD dapat di-
yang paling sering ditemukan dan paling kaitkan dengan prolaps katup mitral dan
baik teridentifikasi oleh ekokardiografi beberapa regurgitasi mitral.
serta jelas tervisualisasi dengan TEE . EKG mungkin memperlihatkan blok
(Gambar 18.2). Defek sinus venosus cabang serabut kanan (right bundle
dapat sulit dicitra dengan TTE konven- branch b/ocl<tRBBB) parsial atau komplet,
sional dan mungkin hanya bisa dilihat dan radiografi toraks memperlihatkan
dengan pencitraan transesofageal arteri pulmonalis dan pletora pulmonal
(Gambar 18.3). Defek ostium primum yang prominen akibat peningkatan aliran
ASD yang tidak dikoreksi sangat rendah dan ukuran pirau tergantung pada ukuran
sehingga profilaksis antibiotik tidak di- defek dan resistensi pembuluh darah
perlukan kecuali terdapat defek terkait paru. Defek yang besar menyebabkan
lainnya. dispnu dan gagal tumbuh dan membutuh-
kan intervensi bedah segera. Bila tidak
Anomali drainase vena pulmonalis diterapi, defek yang besar akan me-
Drainase satu atau lebih vena pulmonalis nyebabkan hipertensi paru berat dengan
secara langsung ke atrium kanan dapat volume pirau yang secara perlahan-lahan
terjadi sebagai abnormalitas tersendiri berkurang, dan akhirnya pembalikan pirau
atau berhubungan dengan ASD. Karena menjadi dari kanan-ke-kiri dengan timbul-
efek hemodinamiknya identik dengan nya sianosis. Defek kecil secara paradoks
yang diakibatkan oleh ASD, presentasi menyebabkan murmur pansistolik yang
dan gambaran klinisnya tidak dapat di- keras dan pirau kiri-ke-kanan yang kecil.
bedakan. TEE merupakan pemeriksaan Hipertensi paru tidak terjadi dan banyak
penunjang pilihan. Bila cukup untuk me- defek kecil menutup spontan selama
nyebabkan dilatasi jantung kanan, atau masa anak-anak.
bila berhubungan dengan ASD bermakna,
Gambaran klinis
vena yang abnormal dapat diarahkan
kembali ke atrium kiri pada saat Pem-
Diagnosis mungkin telah ditegakkan
selama masa anak-anak namun beberapa
bedahan.
orang dewasa akan datang dengan dispnu
Aneutisma septum afiium atau didiagnosis secara tidak sengaja
lni disebabkan oleh adanya jaringan sep- setelah pemeriksaan radiografi toraks
tum atrium yang berlebih dan diiden- atau pemeriksaan medis rutin. Kadang,
tifikasi sebagai tampilan aneurisma sep- presentasi pertama adalah dengan,endo-
tum yang mobil pada ekokardiografi. karditis infektif. Pada pemeriksaan,
Tidak terdapat pirau dan tidak diperlukan mungkin didapatkan murmur pansistolik
terapi. Namun, aneurisma septum atrium ydng keras pada batas sternal kiri bawah,
telah diidentifikasi sebagai kemungkinan sering bersama dengan getar yang teraba.
sumber emboli dari lantung dan pada Bunyi jantung normal kecuali terdapat
pasien yang datang dengan serangan hipertensi paru yang sedang berkembang
iskemia transien atau stroke emboli, ada- dengan P2 terdengar keras. Ventrikel
nya aneurisma septum atrium dapat kanan dapat teraba, menandakan VSD
mengindikasikan kebutuhan antikoagulan. bermakna secara hemodinamik.
EKG dan radiografi toraks mem-
Defek septum ventrikel berikan hasil yang normal pada defek
VSD dapat terjadi sebagai abnormalitas kecil namun bila abnormal pada pirau
tersendiri atau sebagai bagian dari besar, merefleksikan perkembangan
penyakit jantung kongenital yang lebih dilatasi ventrikel kanan dan hipertensi
kompleks. VSD dapat tunggal atau multi- paru. Ekokardiografi melokalisasi defek
pel, mengenai alur masuk, alur keluar, dan membantu menilai ukuran defek.
atau bagian muskular septum ventrikel Pengukuran kecepatan Doppler dapat
dan memiliki ukuran yang bervariasi dari membantu memperkirakan tekanan ar-
defek yang ukuran kecil hingga defek teri pulmonalis. Sekarang jarang dilaku-
dengan ukuran besar yang secara hemo- kan kateterisasi jantung kecuali terdapat
dinamik bermakna. VSD umumnya di- keraguan mengenai derajat keparahan
diagnosis pada masa anak-anak. Pada hipertensi paru atau adanya defek
awalnya pirau terutama dari kiri-ke-kanan kongenital terkait.
Lesi umum 263
kutan. Dibutuhkan profilaksis antibiotik dengar halus atau tidak ada. Bisa ditemu-
terhadap endokarditis infektif kecuali bila kan getar ventrikel kanan yang dapat
defek telah tertutup secara sempurna. teraba dan mungkin terdapat peningkatan
tekanan vena jugularis flVP) dengan
gelombang 'a' yang dominan.
Lesi obstrukif
EKG dapat menuniukkan hipertrofi
Stenosis aotta ventrikel kanan dan didapatkan ge-
Abnormalitas kongenital katup aorta lombang 'p' dengan puncak yang tinggi
sering didapatkan, lika termasuk katup dari dilatasi atrium kanan pada kasus
aorta bikuspid (dan bukannya trikuspid) berat. Radiografi toraks dapat mem-
yang terjadi pada 4% populasi. Hal ini perlihatkan dilatasi arteri pulmonalis
tidak berarti bahwa 4% populasi akan pascastenosis dan bukti dilatasi atrium
mengalami stenosis aorta karena banyak kanan. Abnormalitas ekokardiografi
di antara katup ini yang tetaP berfungsi antara lain:
adekuat sepanjang hidup. Namun, abnor- o penebalan dan restriksi pembukaan
malitas kongenital katup aorta menjadi katup pulmonal;
predisposisi untuk perkembangan steno- o hipercrofi ventrikel kanan;
sis aorta bermakna karena penebalan o dilatasi atrium kanan;
progresif katup, fusi, dan kalsifikasi kuspis. r dilatasi arteri pulmonalis pascasteno-
Presentasi klinis, diagnosis, dan tata- s is.
laksana dijelaskan lebih detil pada Bab
Pengukuran kecepatan ultrasonografi
I 0. Penetapan waktu pembedahan ter-
Doppler dapat memperkirakan gradien
utama didasarkan pada kombinasi gejala,
melewati katup pulmonal dan meng-
derajat keparahan anatomi stenosis aorta,
indikasikan deralat keparahan PS. Kadang,
dan efek pada ventrikel kiri. Semua pasien
diperlukan TEE untuk membedakan ste-
dengan stenosis aorta dengan tingkat
nosis katup pulmonal dari penyempitan
keparahan apapun disarankan mendapat-
infundibular alur keluar ventrikel kanan,
kan profilaksis antibiotik untuk endo-
satu pembedaan yang penting karena
karditis infektif.
mempengaruhi tatalaksana.
Stenosis pulmonal
Tatalaksana
Tidak seperti stenosis aorta, PS hampir
selalu merupakan kelainan kongenital dan Pada kasus stenosis katup murni atau
dapat merupakan bagian dari sindrom dominan, berkebalikan dengan penyem-
yang lebih umum (misalnya Noonan). pitan infundibular, seringkali obstruksi
Kadang, sindrom karsinoid dapat mem- dapat dihilangkan dengan dilatasi balon
pengaruhi katup pulmonal namun keter- perkutan katup pulmonal. Di sini, gradien
libatan reumatik hampir tidak pernah di- melalui katup dapat diukur secara
dapatkan di negara Barat. langsung dan efek dilatasi balon dinilai
baik dengan pengukuran gradien dan
Gambaran klinis angiografi. Pada katup yang sangat meng-
Pasien biasanya asimtomatik kecuali pada alami distorsi, atau bila terdapat steno-
PS berat. Kadang, dapat teriadi dispnu sis infundibular bermakna, mungkin
jika beraktivitas fisik, rasa pusing, atau diperlukan intervensi bedah untuk reseksi
sinkop. Murmur ejeksi sistolik yang ielas otot infundibular yang berlebihan.
pada batas sternum kiri atas akan ter- Valvotomi pulmonal bedah akan meng-
dengar, sering dikaitkan dengan klik eieksi hilangkan obstruksi katup dan dapat di-
sistolik. Komponen paru 52 dapat ter- lakukan pada saat yang sama. Disarankan
Lesi umum 265
4F3
-*,:
i
l.- :, ."**
Gambar 18.6 Diagram skematik TGA. (a) akibat dari inversi ventrikel sehingga
Hemodinamik. (b) Saturasi oksrgen dan tekanan
(dilingkari). Dari: Leatham et al. Lecture Nates on
ventrikel kanan terdapat di kiri, dialirkan
Cardiology, 3rd edn. Blackwell Scientific Publica dari atrium kiri dan mengalir ke aorta,
tions, 1991, Gambar 9.27. sehingga berfungsi sebagai ventrikel
sistemik. Ventrikel kiri berada di kanan,
Dengan masalah ini, perbaikan bedah terhubung dengan atrium kanan dan
TGA telah berubah dengan radikal pada arteri pulmonalis. Bila tidak ada abnor-
tahun-tahun belakangan dengan penge- malitas kongenital terkait lainnya, keadaan
nalan prosedur 'pemindahan arceri'. Hal ini dapat tidak terdiagnosis hingga dewasa
ini melibatkan transeksi aorta dan arteri karena pasien dapat asimtomatik.
pulmonalis dan memindahkannya kembali Namun, masalah dapat muncul pada de-
ke posisi anatomisnya. Juga dibutuhkan kade kedua, ketiga, atau bahkan keempat
reimplantasi arteri koroner ke aorta. dengan gagal ventrikel kanan progresif.
Prosedur ini merupakan pembedahan Hal ini terjadi karena ventrikel kanan
yang secara teknik menantang namun di morfologi (sistemik) mendapatkan
tantan ahli yang telah berpengalaman tekanan yang lebih tinggi daripada se-
hasilnya sangat baik dan komplikasi jangka harusnya dan akhirnya teriadi dekompen-
panjang yang berhubungan dengan peng- sasi. Selain itu, dapat terjadi regurgitasi
arahan kembali aliran darah pada tingkat bermakna katup atrioventrikel kiri (tri-
atrium dapat dihindari. kuspid), biasanya sebagai akibat dari di-
latasi fungsional anulus trikuspid akibat
gagal ventrikel kanan.
Transposisi terkorelsi secara Tatalaksana ditujukan pada terapi
kongenital gagal ventrikel kanan dengan diuretik dan
Transposisi terkoreksi timbul sebagai penghambat ACE, meskipun jika masalah
268 Bab 18: Penyakit Jantung Kongenital pada Pasien Dewasa
yang utama adalah regurgitasi katup, nyebabkan regurgitasi aorta atau ruptur
perbaikan bedah atau penggantian katup aneurisma. Ruptur aneurisma sinus
kadang diindikasikan. Karena teknik Valsalva dapat terjadi pada semua usia
bedah terus berkembang, pembedahan namun biasanya pada laki-laki muda
'pemindahan ganda' dapat dilakukan pada sebelum usia 30 tahun. Ruptur yang besar
masa anak-anak untuk mengarahkan dapat menyebabkan gangguan hemo-
kembali darah dari atrium kanan ke dinamik dramatis segera namun perforasi
ventrikel kanan, menghubungkan kembali kecil dapat asimtomatik dan hanya di-
ventrikel kanan ke arteri pulmonalis dan kenali dengan adanya murmur kontinyu
mengarahkan kembali sirkulasi sistemik pada batas sternum kiri. Direkomendasi-
untuk mengembalikan ventrikel kiri kan pembedahan bahkan untuk perforasi
anatomik pada sirkulasi sistemik. Hal ini yang relatif kecil karena risiko perburuk-
mencegah gagal ventrikel kanan di masa an dan endokarditis infektif.
datang.
Fistula arteri koroner
Atresia trikuspid dan ventrikel Fistula dari sirkulasi koroner biasanya
kanan tidak ada mengalir langsung ke atrium kanan, si-
Pada kondisi ini, darah yang mengalir nus koroner, atau arteri pulmonalis.
melalui ventrikel kanan hanya sedikit atau Arteri koroner yang terlihat biasanya
tidak ada sama sekali. Ventrikel kanan sangat terdilatasi dan terpuntir, karena
dapat tidak ada atau alur masuknya ter- aliran darah yang tingti. Meskipun iarang,
oklusi oleh kegagalan pembentukan katup dapat timbul sebagai murmur kontinyu
trikuspid secara normal (atresia trikus- atau dengan gejala iskemia miokard,
pid), yang kemudian mengakibatkan per- sebagai akibat dari fenomena curian
kembangan ruang ventrikel kanan men- koroner (coronary steal phenom'enon),
jadi rudimenter. Bila tidak ada PDA, ASD, di mana perfusi ke bagian miokard ber-
atau septostomi atrium iatrogenik, kon- kurang karena aliran berlebih ke sirkulasi
disi ini tidak memungkinkan kehidupan. fistula dengan resistensi rendah. Umum-
Pembedahan Fontan melibatkan nya diperlukan pembedahan iika gejala
anastamosis atrium kanan dengan arteri membatasi dan mengganggu.
pulmonalis kanan sebagai metode untuk
mengarahkan kembali darah vena Tetralogi Fallot
sistemik ke sirkulasi paru. Darah yang Keadaan ini merupakan lesi jantung
mengalir ke arteri pulmonalis sebagian kongenital sianotik tersering pada anak-
tergantung pada kontraksi atrium se- anak setelah pada bayi dan pada orang
hingga perkembangan aritmia atrium dewasa, meskipun sebagian besar kasus
dapat menyebabkan gangguan hemo- tetralogi Fallot pada orang dewasa telah
dinamik dramatis. Pembentukan trombus didiagnosis dan menjalani pembedahan
dan penyakit tromboemboli juga merupa- pada masa anak-anak. Morfologinya di-
kan komplikasi penting. perlihatkan pada Gambar 18.7. Terdapat
VSD subaorta besar, overriding aorta
Aneurisma sinus Valsalva sehingga dikaitkan dengan ventrikel kanan
Aneurisma sinus-sinus Valsalva pada dan kiri, obstruksi alur keluar ventrikel
pangkal aorta dapat tidak dikenali kecuali kanan, biasanya infundibular * obstruksi
dideteksi secara tidak sengaja dengan katup pulmonal, dan hipertrofi ventrikel
ekokardiografi. Masalah hanya muncul di kanan. Gelala dan derajat sianosis sangat
mana distrosi anulus katup aorta me- tergantung pada derajat keparahan obs-
Lesi tidak umum dan kompleks 269
kRp:
I
Gambar 18.7 Diagram skematik tetralogi Fa]]ot. terdisplasi ke arah apikal ke dalam ven-
(a) Pirau ventnkel kanan ke kid. (b) Saturasi oksigen
dan tekanan (dilingkari). Dari: Leatham et a.l.
trikel kanan, menghasilkan ruang ven-
Lecturc Nates on CardioJagy,3Id edn. Biackwell trikel kanan fungsional yang kecil. Bagian
Scientific Publicatrons, 1991, Gambar 9.23. ventrikel kanan di atas katup mengalami
'atrialisasi' dan berfungsi secara fungsional
sebagai atrium kanan. Anomali Ebstein
truksi alur keluar ventrikel kanan. Sir- sering dikaitkan dengan ASD, sehingga
kulasi paru 'dilindungi' oleh obstruksi ini siasnosis dapat teriadi karena pirau
dan hipertensi paru tidak berkembang. kanan-ke-kiri. Sindrom Wolff-Parkinson-
Hampir semua pasien disarankan untuk White tipe B juga merupakan abnorma-
menjalani koreksi bedah total setelah litas terkait. Bentuk yang ringan dapat
diagnosis ditegakkan, dengan penutupan asimtomatik, namun aritmia atrium, re-
VSD dan membebaskan obstruksi alur gurgitasi trikuspid, dan gagal ventrikel
keluar infundibular ventrikel kanan. Kasus kanan umum didapatkan pada orang
yang tidak dibedah jarang ditemukan pada dewasa yang datang dengan anomali
orang dewasa, karena hanya sekitar 6% Ebstein. Bentuk ringan mungkin tidak
pasien yang tidak menjalani pembedahan membutuhkan terapi apapun. Teknik
akan bertahan hidup setelah usia 30 pembedahan untuk reduksi atrium dan
tahun. Gagal ventrikel kanan dan/atau kiri rekonstruksi katup trikuspid yang mem-
akhirnya akan terjadi sehingga disaran- baik memungkinkan peningkatan inter-
kan koreksi bedah bahkan bila kasus vensi bedah yang berhasil pada kasus-
datang terlambat. kasus berat di masa anak-anak.
40
30
2A
i-"*-**"*"
mmas l$"3
i ffisks obat-obaan yang
lw"x Obat-obaan yang i
. Heparin i
Gambar 19.3 Amiloid jantung: (a) Pewarnaan . Trombolisis i
merah Congo. (b) Mikroskopi elektron. ..**-'-**---*': i
Pola penyakit jantung pada manula 775
mungkin karena kesulitan bergerak. Pada dikelirukan dengan nyeri yang timbul dari
kelompok usia ini, pemindaian perfusi saluran pencernaan atau emboli paru.
miokard menggunakan obat-obatan Sesak napas merupakan keluhan utama
farmakologis (misalnya adenosin) akibat disfungsi ventrikel kiri, atau epi-
mungkin dapat menolong. Kateterisasi sode gangguan kesadaran akibat aritmia
jantung mungkin dihubungkan dengan yang tidak diketahui setelah infark mio-
kesulitan teknik terkait dengan akses kard ringan. Perubahan ringan pada pe-
arteri, pemuntiran arteri, dan ekstasia rasaan, bingung, atau gejala konstitusional
arteri, dikombinasikan dengan bahaya juga ditemukan. Pada manula, perubahan
nefrotoksisitas akibat zat kontras karena elektrokardiografi k akibat infark miokard
fungsi ginjal yang terganggu. Terapi sering berupa S-T depresi bukan elevasi;
standar dengan antiangina harus selaniutnya, kadar enzim jantung rendah.
disesuaikan dengan perubahan yang Peningkatan usia merupakan determinan
terjadi pada metabolisme obat pada utama kematian, diperkuat oleh studi
manula. Hal ini antara lain: GISSI dan GUSTO (Gambar 19.4).
. gangguan absorpsi;
. penurunan massa tubuh tanpa lemak;
. gangguan metabolisme hati dan ginjah
Aritmia dan penyakit konduksi
. (lihat Bab 9)
gangguan pengil<atan protein;
. penurunan l<epadatan reseptor. Fibrilasi atrium merupakan aritmia yang
lntervensi koroner perkutan dan paling banyak terjadi pada manula dengan
tandur alih pintas arteri koroner (CABG) prevalensi l0% pada pasien usia 70 tahun,
merupal<an strategi efektif pada pasien meningkat menjadi 15% pada usia 80
tertentu (lihat di bawah). tahun. Meskipun terapi obat umumnya
Ditemukan sejumlah kesulitan untuk digunakan untuk kontrol lalu ,ventrikel,
menetapkan diagnosis pasti infark mio- setidaknya kardioversi arus searah (DC)
kard akut pada manula. Sampai 40% atau kimiawi biasanya berguna. Data studi
pasien tidak merasakan nyeri dada sama menunjukkan bahwa terdapat risiko
sekali dan sebagian kecil di antaranya tromboemboli bermakna pada manula
berupa nyeri yang tidak khas dan dapat yang dapat dikurangi dengan antikoagulan
i,,
| ,:'r
! r,
Ia
icd
l,6l
1-
iE,
15
i;rr
ir, ,
1 ,.''
|t,,",r
t,
Gambar 19.4 Mortalitas [:
l::,, ,
berdasarkan usra setelah l:l ,l t,ri';lirK40r 41*46. 46-50,,6X,--.t{fr56.60fi-6$r66-.0 i?t*T f,;$ ','r,8$..
infark miokard. i,ti,
276 Bab l9: Penyakit Jantung pada Manula
muda. Terdapat sedikit kenaikan iumlah mortalitas yang tertunda akan menurun,
stroke periprosedural dan disfungsi ginjal, sebagai akibat berkurangnya infark mio-
namun ini seharusnya tidak mengurangi kard, gagal lantung, dan stroke.
intervensi pasien yang cukup sesuai. Akhir-akhir ini perhatian terhadap
Banyak bentuk intervensi medis, ter- risiko stroke tromboembolik pada pasien
masuk trombolisis, penggunaan aspirin, fibrilasi atrium telah banyak memacu
penyekat B, dan penghambat ACE pada penggunaan antikoagulan, termasuk pada
pasien pascainfark miokard, yang efektif manula (lihat Bab I l). Pemasangan pacu
untuk manula. Demikian pula adanya jantung permanen merupakan tindakan
hipertensi sistemik bermakna (biasanya yang paling banyak digunakan pada
hipertensi sistolik) harus diterapi karena manula. (Gambar 19.6).
terdapat bukti bahwa morbiditas dan
Kardiologi, Hukum, dan
Pekerjaan
Kardiologl dan mengemudi, 278 Aspek medrko-legal: tanggung lawab dokter, 279
Kecelakaan 1alu lintas, 278 Sekolah lisensi mengemudl, 279
Legislasi berkaitan dengan mengemudi Penyakit kardiovaskular, 279
di Inggris, 278 Kardiologi dan peker;aan, 280
mengemudi. Pasien dengan kondisi medis barang ringan), dan pengemudi Kelompok
yang progresif dapat diberi surat izin ll (kendaraan barang berat muatan > 3,5
terbatas yang berlaku l, 2, atau 3 tahun. ton, bus, dan pengemudi pelatih). Kriteria
Setelah usia 70 tahun, lisensi biasanya untuk Kelompok ll lebih berat dibanding
diperbarui untuk 3 tahun sekali. Kasus- surat izin mengemudi biasa (Kelompok
kasus tertentu dipertimbangkan oleh tim r).
penasihat medis di DVLA dan ada hak
menuntut melalui pengadilan jika lisensi
Fenyakit kardiovaskular
ditolak atau dikembalikan.
Dalam kasus penyakit jantung, ke- Sejak edisi pertama Medical Aspects of
tidakmampuan yang biasa dituliskan Fitness to Drive: A Guide for Medical
yang mungkin merupakan hambatan Practitioners, terdapat kemudahan pe-
dalam mengemudi berkaitan dengan tunluk berkaitan dengan mengemudi dan
serangan mendadak rasa mau iatuh atau penyakit jantung, terutama pada bidang
pingsan akibat penyakit jantung yang penggantian katup, revaskularisasi (bedah
mendasari. pintas jantung (CABG) dan angioplasti
koroner transluminal perkutan (PTCA)),
Aspek mediko-legal: anggung dan pacu jantung permanen. Akhir-akhir
jawab doker ini pengemudi dengan implan defibrilator
dan pacu iantung antitakikardia telah
DVLA, bukan dokter, yang menetapkan dibolehkan mendapatkan surat izin
kemampuan seseorang untuk menge- mengemudi Kelompok l.
mudi. Meskipun dokter mungkin diminta Umumnya pengemudi Kelompok I
menyiapkan laporan untuk DVLA, pen- tidak boleh mengemudi I bulan setelah
dapat tentang kemampuan mengemudi keladian jantung (misalnya infafk miokard
tidak akan pernah diminta. akut, tandur alih pintas arteri koroner-
Dokter yang menyiapkan laporan lihat Boks 20.1) dan baru kemudian boleh
untuk perusahaan asuransi mobil harus meneruskan mengemudi tanpa mem-
menyadari bahwa ada kemungkinan dia beritahu DVLA selama tidak ada keiadian
menyatakan seseorang pantas untuk disabilitas. Pengemudi Kelompok ll harus
mengemudi dan selanjutnya terjadi ke- memberitahu DVLA setera setelah
celakaan, jika ternyata nasehat dokter di kejadian dan surat izin dapat ditahan
luar petunjuk nasional. Seorang dokter tergantung laporan dokter ahli jantung.
harus merahasiakan keadaan pasien tetapi Pemeriksaan penunjang dalam keadaan
kadang-kadang dokter mungkin merasa ini biasanya termasuk tes latihan treadmill
perlu untuk memberitahu DVLA lika terbatas-ge.jala maksimum menggunakan
pasien tetap terus mengemudi walaupun protokol Bruce ketika pasien tidak dalam
kondisi medisnya tidak memungkinkan pengobatan kardioaktif. Hasil yang
atau lisensinya dicabut. Dalam keadaan memuaskan diperoleh setelah selesai
ini, dokter pertama-tama harus menase- tahap lll protokol Bruce lengkap (9 menit
hati pasien sebelum memberitahu DVLA. latihan) tanpa ada gejala lantung, respons
hemodinamik yang sesuai, tidak terlihat
peningkatan segment S-T bermakna, dan
Sekolah lisensi pengemudi
tidak ada aritmia yang ditimbulkan latihan.
Di lnggris, terdapat perbedaan medis Kateterisasi jantung (arteriografi
antara pengemudi Kelompok I (sepeda koroner) tidak lagi diperlukan untuk
motor, mobil dan minibus, dan kendaraan perizinan kembali surat izin mengemudi
280 Bab 20: Kardiologi, Hukum, dan Pekerjaan
-O.@a
dao
o
E:=
r60 -TJ
A
;
.,oo d5
*cc Fl
i900
o
>N
o,@
g>
N
@ N
6
pbl
i" ;o
o
a- ib 6-r: d
o
-!€!@!@!@
NE NE N --
i:@ H+ CF
N s
@@@ Edo o
!6GO
tdtr d
66r
-Qo) Eb
i6t dat d t od 5E d
So-a-a
Eb E 5 ai - a
6G5Q=6=r .r d., o
ud d iIjci4 o o"
gE 7E :E =+r
qE E;EH co "q
-9 -E6 9o
=x :',x
,..-:=oi=i:=xs
9.o
:',i<
-5
Y'a
@col
o H oo {O -
6
.EEE n
l-s3
6
i7
EE
St
S 3 *s
a_ E *E'
B.
56-
s,Y;
o
o
'd
EE
Eg
;iE: fiE sJ 5l^
P3{
EF
o L_,>
d
r! 5 tr i 6s d
g:(u L*
G'd
E
)qc.Y fl
eE; Io5 c
O
o
se E=B ::: i' E.Aq
e3
riR ---t: 5E^
Hpx
;:ob
.r go
g
co
$q=l=
-*€:€
$= 3=;: g+* I=;E5 o;:
q={
'd
!=-!
:Y!
d Et, ! !
E€-=Ea4 " F..=E6 = E€ o
ei=?o 7,
g:EgE gE d:*dg=nEiEz==i
g?+E.-:,**3d5r5d Etg
^!>t4
p"
E
o
c-*E - c* : .- o .q
9c*Pt Px Px-tSsrEePtrFE
"65JEi€!gP5:PP
:6 EE=E =: :E E: :-*?34;EE;=
E< 3,eE_E g5 6< 5Hg
9Ci;
=d
H q<
a
o
3,< 3< .<l
-- cJ.<J
3< ,ql <a
:
c4.YiEJ c - tr
AgBaB se
-r odE
AAg-g-E-EgBg s F<t !
t
d
tt)
o
iE .- o E
>s O
6ffo o
o o 6 6*
Fq -< B<.R c
O .q1 €o* :J
(")
d
b
Eo
Ei 6.=
-e
CO
o-
>E F td.i F
i1
o
Ed
@(h
a
g
d)v
F.
6O
o pE*
EOG
^
OV
"-o< o
N
Y'S -E EA. -e
a) - ! q)
:]c a <e
--a) tq
< Eo F
(d
Penilaian untuk
Anestesia
(pemindaian)
CTR *a;'drerrfo *rarrc ratri*, ras io l<ard iotorasi k
CW efu*sr w;rff, dinding dada
x Daftar Singkatan
anestesia spinal 282 aritmia 81, 192, 234, 257, 283 bioprostesis 2 I I
gelombang sistolik'v' 215 implantasi pacu jantung I 59, I 63 kateter Fogarty 241
gelombang T 154 indapamid 65 kateter Swan-Ganz 47
gelombang U 155 indeks massa tubuh (BMl) 109 kateterisasi jantung 43
gelombang 'v' l5 infark miokard 4, 27 kateterisasi jantung kanan 44,
gesekan perikard 27, 228 ilnfark miokard akut 102, 135 245
ginjal 28, 60 international normalized ratio kateterisasi jantung kiri 45
gliseril trinitrat 93 (rNR) r00 katup aorta bikuspid 203
gradien potensial l5l intervensi koroner perkutan katup atrioventrikel 17, l8
t35. 275 katup floppy 212,213
H intubasi I 9 I katup jantung prostetik 105
HACEK 220,223 irama iregular 153 katup trikuspid 215
heparin 99, 102, 142,250, irbesartan 92 kecelakaan lalu lintas 278
252 iskemia miokard 4, 5, I I I kehamilan 255
heparin berat molekul rendah iskemia subendokard I ll kelainan gastrointestinal l4l
(LMW) r00, 2s0, 2s2 iskemia sunyi I l3 kelas sosial ll0
hepatomegali 85 iskemia tanpa gejala I l3 kelebihan beban tekanan 72
hibernasi miokard 84 iskemia transmural I l4 kelebihan beban volume 72
hidralazin 66, 93 isoprenalin 93, 194 kematian jantung mendadak I76
hidroklorotiazid 89 isosorbid 9 I kemerahan malar 10, I I
hiperadrenalisme l0 isosorbid dinitrat 93 kepribadiantipeA lll
lndeks 287
ketukan (knock) perikard 2i- lipoprotein densitas tinggi mutasi Leiden 246
kifoskoliosis l6 (HDL) r08
Killip 142 lisinopril 66, 92 N
klasifikasi Canadian Cardiovas- Loeffler 219 natrium 59
cular Society 4 losartan 66, 92 natrium bikarbonat 195
klasifi kasi fungsional gagal low molecular webht (LMVU natrium nitroprusida 92, 238
lantung 86 r00 nelapril 66
klasifikasi Killip 97 lupus eritematosus sistemik nicorandil I 28
klasifikasi New York Hean 8. 79 nifedipin 66, 93, 144
Association 3 nikardipin 66
klasifikasi 'Sicilian Gambit' 165 M nisoldipin 66
klasifikasi Stanford 235 Magnetic resonance imaging nitrat 123,125,143
klasifi kasi Vaughan-Williams (MRr) s2, 26s nitrat oksida 83
t67, t96 malformasi arteriovena nitroprusida 66, 9 I
tomografi emisi positron 56 trombosis vena dalam 28, 252 valvuloplasti mitral balon
tomografi komputer 56 trombus ventrikel 104 perkutan 256
tonus otonom 159 tropin 70 vankomisin 257
torakotomi eksplorasi 78 tropomiosin 70 vasodilator 9l
torsade de Pointes 186, 187 troponin I 38 vasodilator langsung 66
trandolapril 92 tubulus T 70 vasopresin 83
transeksi aorta 238 tumor mediastinum l4 vasopresor 194
transposisi arteri besar (TGA) rumor metastatik 234 vena jugularis 13, l6
266 tumor plop 22 vena pulmonalis 3
transposisi sederhana 267 tunika adventisia 235 venodilator 9l
transposisi terkoreksi secara tunika intima 235 venografi kontras 253
kongenital 267 tunika media 235 ventilasi I 9 I