A DI KEURAHAN
ANDUONOHU KECAMATAN POASIA KABUPATEN/ KOTA KENDARI
Disusun oleh:
Kelompok 3
Anam Ayesha Barata P00313021003 DIV Gizi
Murtazah Faranida Ariza P00313023087 DIV Gizi
Asri Apriani P00331021003 DIII Gizi
Althin Fakhiratunnisa P00341021003 DIII Teknologi Laboratorium Medis
An’Am Kana’Ah P00341021053 DIII Teknologi Laboratorium Medis
Alda Amir P00320021003 DIII Keperawatan
Alda Aulia P00320021052 DIII Keperawatan
Alfianus Ferediko Bata P00320021100 DIII Keperawatan
Anggriani Hunalapa P00320021148 DIII Keperawatan Buton
Annisa P00324022002 DIII Kebidanan
Sitti Hajar Arum Pratiwi B P00324021113 DIII Kebidanan
Darnila Eka Futri Bachtiar P00324022048 DIII Kebidanan
Ananda Irianti Rahma Abdullah P00324022141 DIII Kebidanan
Sri Ananda P00341021045 DIII Teknologi Laboratorium Medis
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah serta
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tentang “LAPORAN FIELD TRIP DENGAN
PENDEKATAN IPE-CP PADA KELUARGA” dengan baik.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi besar, Nabi Muhammad
SAW yang telah menjadi guru terbaik dan menjadi suri tauladan bagi umat Islam di seluruh dunia ini.
Laporan ini kami susun untuk memenuhi syarat penilaian pada tugas kelompok ‘Interprofesional
Education’, dan kami harap laporan ini dapat bermanfaat, baik bagi kami sendiri maupun orang lain.
Dalam menyusun laporan ini pula, kami berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan sumber-
sumber dan informasi, baik buku-buku maupun lewat jurnal ataupun artikel-artikel kesehatan yang
terpercaya. Dan kami ucapkan banyak terimakasih untuk bapak dosen kami, Bapak Dr. La Banudin. SST,.
M. Kes. atas pengajaran dan bimbingan yang telah diberikan kepada kami dan dalam menyelesaikan tugas
laporan ini.
Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan, berkenaan dengan
pembuatan laporan ini agar bisa menjadi lebih baik lagi. Atas perhatiannya, kami ucapkan banyak
terimakasih.
KELOMPOK 3
INTERPROFESSIONAL EDUCATION ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................................................ i
KATA PENANTAR ........................................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 2
B. Tujuan............................................................................................................................................... 3
C. Manfaat ............................................................................................................................................ 4
BAB II KONSEP DASAR TEORITIS KELUARGA.............................................................................................. 5
BAB III HASIL KEGIATAN ........................................................................................................................... 12
A. Pengkajian ...................................................................................................................................... 13
B. Diagnosa Keluarga/Individu ............................................................................................................ 22
C. Intervensi ........................................................................................................................................ 23
D. Implementasi Evaluasi .................................................................................................................... 24
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 28
A. Pelaksanaan Kegiatan ..................................................................................................................... 28
B. Faktor Penghambat dan Pendukung Kegiatan ................................................................................ 28
C. Rencana Tindak Lanjut (RTL)........................................................................................................... 28
D. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................... 30
LAMPIRAN ................................................................................................................................................ 31
A. Latar belakang
World Health Organization (1988) menciptakan suatu Pembentukan karakter
kolaborasi Dalam bentuk pendidikan formal Yaitu berupa interprofessional
Education. Interprofessional Education (IPE) merupakan Proses pembelajaran antara
Berbagai mahasiswa atau tenaga Kesehatan dengan berbagai latar Belakang
pendidikan yang Berinteraksi dan berkolaborasi saling mempelajari serta
mengapresiasi peran dari masing-masing profesi Kesehatan Untuk menghasilkan dan
Menyediahkan pelayanan Kesehatan yang promotif, Preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Kuliah lapangan atau field trip adalah suatu kegiatan kunjungan ke objek
Tertentu diluar lingkungan kampus, yang bertujuan untuk mencapai tujuan
Intruksional tertentu (Sumaatmadja, 1984). Mahasiswa diajak melihat langsung Objek
yang akan dipelajari, mengembangkan pemikiran dan merangsang karena mahasiswa
menyaksikan dan membuktikan sendiri fenomena Alam yang terjadi. Melalui
penggalian sumber belajar yang ada dilingkungan, Secara tidak langsung dosen telah
mendekatkan mahasiswa dengan lingkungan. Kegiatan pembelajaran seperti ini
termasuk cara mencerdaskan, mendewasakan, Dan membebaskan mahasiswa dalam
mengembangkan pemikiran mahasiswa (Learning to think), menambah pengalaman
mengajar (Learning by expirience), Menimbulkan rasa peduli (Learning to care), dan
rasa tanggung jawab terhadap Masyarakat sekitarnya (Learning to live together)
(Onah, 2008).
Kesehatan menurut World Health Organization (WHO) didefisinikan sebagai
Suatu keadaan sejahtera secara fisik, mental dan bukan hanya sekedar tidak Memiliki
penyakit (Elsevier, 2009). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 36
tahun 2009, kesehatan merupakan keadaan sehat, baik secara fisik, Mental, spiritual
maupun sosial untuk hidup produktif secara sosial maupun Ekonomi. Kesehatan
merupakan hal yang sangat pentin kaitannya dengan Produktivitas seseorang. Pada
hakikatnya, setiap manusia membutuhkan kehidupan Yang sehat untuk menunjang
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 1
keberlangsungan hidupnya (Sulistiarini & Hargono, 2018).
Kesehatan terdiri dari kesehatan individu, kesehatan keluarga dan Kesehatan
masyarakat. Khusus kesehatan keluarga, WHO menyatakan bahwa Kesehatan
keluarga mengandung arti sebagai lembaga sosial primer dalam Promosi kesehatan
dan kesejahteraan keluarga. Dalam kesehatan keluarga, keluarga Merupakan kunci
utama bagi kesehatan serta perilaku sehat sakit, oleh karena itu Keluarga terlibat
langsung dalam mengambil keputusan dan terapeutik pada setiap Tahap sehat-sakit
anggota keluarga (Setiadi, 2008 dalam Sulistiarini & Hargono,2018).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama Dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-Masing
yang merupakan bagian dari keluarga ( friedman, 2010). Menurut bailon Yang di kutip
Efendi, F & Makhfudli (2009)menjelaskan keluarga adalah dua atau Lebih individu
yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan Darah, perkawinan
atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, Mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan satu Budaya.
Kedekatan emosional ialah sebagai bentuk perilaku yang ditunjukan oleh
Individu dalam mencapai kedekatan dengan individu lain dalam menjaga kesehatan
Keluarga (Friedman, Bowden, & Jones, 2014). Kedekatan emosional juga dapat
Diartikan sebagai rasa dekat, rasa nyaman serta adanya hubungan emosional antara
Individu dan keluarganya (Rahmasari, 2012). Untuk mencapai kedekatan emosional
Yang efektif dalam keluarga diperlukan berbagai dukungan dalam keluarga.
Masalah kesehatan juga dapat muncul pada tahap sesuai perkembangan
Keluarga, salah satunya anemia pada ibu hamil. Anemia merupakan gangguan yang
di akibatkan kurangnya zat besi dalam tubuh. Anemia di anggap sebagai masalah
kesehatan masyarakat yang berpengaruh pada pertumbuhan anak, permenopause
dan wanita hamil. Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar
dindunia yang hampir mempengaruhi setengah dari wanita terutama bagi kelompok
ibu hamil. Menurut WHO, prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh asia sebesar
48,2%. Sedangkan di Indonesia, kejadian anemia pada ibu hamil masih tinggi.
Menurut data Riskesdas pada tahun 2013 jumlah ibu hamil yang mengalami anemia
31,1% yang mengalami peningkatan pada taun 2018 menjadi 48,9%, anemia pada ibu
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 2
hamil berdasarkan umur 15-24 tahun berjumlah 84,6%, umur 25-34 tahun berjumlah
33,7% umur 36-44 tahun berjumlah 28% (Riskesdas, 2019).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Susianty & Hendra Yulita (2017) di
kelurahan Poasia, diperoleh hasil bahwa ibu hamil yang mengalami anemia
berdasarkan usia kehamilan berisiko tetapi anemia sebanyak 66,66%, usia kehamilan
berisiko tetapi tidak anemia sebanyak 22,22%, usia kehamilan tidak berisiko tetapi
anemia sebanyak 33,33%, usia kehamilan tidak berisiko tetapi tidak anemia sebanyak
77,77% dan ibu hamil yang mengalami anemia berdasarkan paritas berisiko teapi
anemia sebanyak 88,88%, paritas berisiko tetapi anemia sebanyak 11,11%, paritas
tidak berisiko tetapi tidak anemia sebanyak 51,11%.
Ibu hamil dapat mengalami anemia karena kebutuhan zat besi selama hamil
meningkat untuk pertumbuhan janin. Anemia kehamilan dapat dicegah apabila
seorang ibu mempunyai asupan nutrisi yang cukup sebelum hamil sehingga
mempunyai cadangan zat besi di dalam tubuh (Yuanita, 2020). Dampak risiko ibu
hamil dengan anemia yaitu kelelahan, pucat, takikardia, toleransi olahraga yang
buruk dan kinerja kerja yang kurang optimal. Selain itu kondisi ini dapat menyebabkan
peningkatakan kebutuhan transfusi darah, preeklamsia, solusio plasenta, gagal
jantung dan kematian (Susiloningtyas, dkk 2021).
Berdasarkan uraian di atas kelompok kami tertarik untuk melakukan field trip
terhadap keluarga binaan yang memiliki faktor resiko terhadap penyakit degeneratif
dalam hal ini kunjungan keluarga binaan dilakukan pada ibu hamil
B. Tujuan
Penulisan laporan ini bertujuan untuk:
1. Memberikan pengalaman secara langsung pada mahasiswa dalam proses
pembelajaranlapangan dengan pendekatan interprofessional education.
2. Meningkatkan keterampilan dalam melakukan asuhan secara langsung
kepadamasyarakat dengan pendekatan kolaborasi interprofesi.
3. Memberikan pemahaman tentang peran dan fungsi calon tenaga kesehatan
dalampemberian pelayanan kesehatan secara kolaborasi
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 3
4. Mendiskripsikan hasil pengkajian masalah Kesehatan Ny. A dengan anemia pada
ibu hamil di kelurahan Wundumbatu Jalan Kedondong
5. Mendiskripsikan diagnosa individu Ny. A dengan anemia pada ibu hamil di
kelurahan Wundumbatu Jalan Kedondong
6. Mendiskripsikan rencana tindakan/ intervensi pada pengelolaan Manajemen
kesehatan Ny. A dengan anemia pada ibu hamil di kelurahan Wundumbatu Jalan
Kedondong
7. Mendiskripsikan Implementasi Evaluasi pada pengelolaan manajemen
Kesehatan Ny. A dengan anemia pada ibu hamil di kelurahan Wundumbatu Jalan
Kedondong
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang sudah diperoleh di saat perkuliahan
padakeluarga binaan.
2. Mahasiswa dapat bekerja sama dengan berbagai bidang profesi, dalam rangka
mengatasi masalah kesehatan dan/ atau meningkatkan kesehatan keluarga
binaan.Dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan
dan termotivasiuntuk bertindak sesuai dengan perilaku hidup bersih dan sehat
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 4
BAB II
KONSEP DASAR TEORITIS KELUARGA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga secara universal didefinisikan bagaikan landasan dasar unit Social
ekonomi terkecil dari seluruh institusi dalam warga. Keluarga Terdiri dari dua
ataupun lebih orang yang memiliki ikata interpersonal,Ikatan darah, ikatan
pernikahan, serta adopsi (Bakri, 2017: 10).
2. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tradisional (Bakri, 2017: 16). Sebagai berikut:
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga inti ialah keluarga kecil dalam satu rumah. Dalam
Keseharian,anggota keluarga inti ini hidup bersama serta saling Melindungi.
Mereka merupakan bapak, ibu, dan kanak- kanak.
b. Keluarga Besar (extended family)
Keluarga besar merupakan gabungan dari beberapa keluarga inti
Yang bersumbu dari satu keluarga inti. Satu keluarga memiliki Beberapa
anak, lalu anak-anak-nya menikah dan memiliki anak, dan Kemudian
menikah lagi dan memiliki anak pula. Anggota keluarga Besar terdiri dari
kakek, nenek, paman, tante, keponakan, saudara Sepupu, cucu, cicit, dan lain
sebagainya.
c. Keluarga Dyat (Pasangan inti)
Pasangan inti adalah sepasang suami istri yang baru menikah.
Mereka telah membina rumah tangga tetapi belum dikaruniai anak atau
keduanya bersepakat untuk tidak memiliki anak lebih dulu. Akan tetapi jika
dikemudian hari memiliki anak, maka status tipe Keluarga ini menjadi
keluarga inti.
d. Keluarga Single Parent
Single parent adalah kondisi seseorang tidak memiliki pasangan lagi.
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 5
Hal ini bisa disebabkan oleh perceraian atau meninggal dunia. Akan tetapi,
single parent mensyaratkan adanya anak, baik anak kandung maupun anak
angkat. Jika ia sendirian maka tidak bisa dikatakan sebagai keluarga meski
sebelumnya pernah membina rumah tangga.
e. Keluarga Single Adult
Keluarga single adult yaitu pasangan yang mengambil jarak atau
berpisah sementara waktu untuk kebutuhan tertentu, misalnya bekerja atau
kuliah. Seseorang yang berada jauh dari keluarga ini kemudian tinggal di
rumah kontrakan atau indekost. Orang dewasa Inilah yang kemudian
disebut sebagai single adult. Meski ia telah Memiliki pasangan di suatu
tempat namun ia terhitung single di Tempat lain. Tipe Keluarga Modern
(Nontradisional) (Bakri, 2017: 18).
The Unmarriedteenage Mother
The Unmarriedteenage Mother adalah kehidupan seorang ibu bersama
anaknya tanpa pernikahan
Reconstituded Nuclear
Sebuah keluarga yang tadinya berpisah, kemudian kembali
Membentuk keluarga inti melalui perkawinan kembali. Mereka tinggal
serta hidup bersama anak-anaknya, baik anak dari Pernikahan
sebelumnya, maupun hasil dari perkawinan baru.
The Stepparent Family
Keluarga The Stepparent Family adalah seorang anak diadopsi oleh
Sepasang suami-istri, baik yang sudah memiliki anak maupun Belum.
Kehidupan anak dengan orantua tirinya inilah yang Dimaksud dengan the
stepparent family.
Commune Famiy
Keluarga ini berada di dalam penampungan atau memang memiliki
Kesempatan bersama untuk hidup satu atap titik. Hal ini bisa
Berlangsung dalam waktu yang singkat, sampai dengan waktu yang Lama.
Mereka tidak memiliki hubungan darah namun memutuskan Hidup
bersama dalam satu rumah, satu fasilitas, dan pengalaman yang sama.
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 6
3. Struktur Keluarg
Menurut Friedman, dalam Bakri, (2017: 20-25). Menjelaskan bahwa
Struktur dalam keluarga terbagi menjadi empat, antara lain
a. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi yang dibangun akan menentukan kedekatan antara
Anggota keluarga. Pola komunikasi ini bisa menjadi salah satu Ukuran
kebahagiaan sebuah keluarga. Di dalam keluarga ada Interaksi yang
berfungsi memiliki karakterisitik terbuka, jujur,Berpikiran positif, dan
selalu berupaya menyelesaikan konflik keluarga.
Komunikasi berkualitas antara pembicara dan pendengar (Stimulus-
respons). Sedangkan pola komunikasi yang tidak Berfungsi dengan baik
akan menyebabkan berbagai persoalan.Karakteristik pola komunikasi
keluarga tidak berfungsi seperti: Fokus pembicaraan hanya pada satu
orang, tidak ada diskusi di Dalam rumah, seluruh anggota keluarga hanya
menyetujui atau Terpaksa, hilangnya empati dalam keluarga karena
masing-masing Anggota keluarga tidak bisa menyatakan pendapatnya
sehingga Keluarga menjadi tertutup.
b. Struktur Peran
Struktur peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan
Sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Bapak berperan sebagai
Kepala rumah tangga, ibu berperan sebagai wilayah domestik, anak Dan
lain sebagainya memiliki peran masing-masing dan diharapkan Saling
mengerti dan mendukung. Peran informal dijalankan dalam Kondisi
tertentu atau sudah menjadi kesepakatan antara anggota Keluarga.
Misalnya seorang suami memperbolehkan istrinya Bekerja di luar rumah,
begitu pula sebaliknya suami juga tidak Segan mengerjakan membantu
istri mengurus rumah.
c. Struktur Kekuatan
Menggambarkan adanya kekuasaan atau kekuatan dalam sebuah
Keluarga yang digunakan untuk mengendalikan dan memengaruhi
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 7
Anggota keluarga. Kekuasaan ini terdapat pada individu di dalam
keluarga untuk mengubah perilaku anggota keluarganya ke arah Positif,
baik dari sisi perilaku maupun kesehatan
d. Nilai-Nilai Dalam Kehidupan Keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap, dan kepercayaan yang
Mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya.
4. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman, dalam Bakri, (2017: 31). Mengelompokkan
fungsi Pokok keluarga sebagai berikut;
a. Fungsi Reproduktif Keluarga
Fungsi reproduktif keluarga adalah Sebuah peradaban dimulai dari
Rumah, yaitu dari hubungan suami-istri terkait pola reproduksi. Sehingga
adanya fungsi ini ialah untuk mempertahankan generasi Dan menjaga
kelangsungan keluarga.
b. Fungsi Sosial Keluarga
Fungsi yang mengembangkan dan melatih anak untuk hidup
Bersosial sebelum meninggalkan rumah dan berhubungan dengan Orang
lain. Dalam hal ini, anggota keluarga belajar disiplin, normanorma,
budaya, dan perilaku melalui interaksi dengan anggota Keluarganya
sendiri.
c. Fungsi Afektif Keluarga
Fungsi ini hanya bisa diperoleh dalam kelarga, tidak dari pihak Luar.
Maka komponen yang diperlukan dalam melaksanakan fungsi Afektif
yaitu mendukung, menghormati, dan saling asuh. Intinya, antara anggota
keluarga satu dengan anggota yang lain Berhubungan baik secara dekat,
dengan cara inilah, seorang Anggota keluarga merasa mendapatkan
perhatian, kasih saying, Dihormati, kehangatan dan lain sebagainya.
Pengalaman di dalam Keluarga ini akan mampu membentuk
perkembangan individu dan Psikologis anggota keluarga.
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 8
d. Fungsi Ekonomi Keluarga
Faktor ekonomi menjadi hal penting dalam sebuah keluarga. Kondisi
ekonomi yang stabil akan mampu menjamin kebutuhan Anggota
keluarga sehingga mampu menjalankan peran dan Fungsinya dengan
baik. Terutama dalam hal kebutuhan pokok, Paling tidak kebutuhan ini
harus terpenuhi. Fungsi ekonomi Keluarga meliputi keputusan rumah
tangga, pengelolaan keuangan Pilihan asuransi, jumlah uang yang
digunakan, perencanaan Pension, dan tabungan. Kemampuan keluarga
untuk memiliki Penghasilan yag baik dan mengelola finansialnya dengan
bijak Merupakan factor kritis untuk mencapai kesejahteraan ekonomi.
e. Fungsi Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan perawat primer bagi anggotanya. Untuk itu,
Fungsi ini penting ada untuk mempertahankan keadaan kesehatan
Anggota keluarga agar tetao memiliki produktivitas tinggi.
5. Perkembangan Keluarga
Menurut Duval Viadion & Betan, dalam Bakri, (2017: 43). Membagi
Keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Barganning Family)
Keluarga baru dimulai ketika dua individu membentuk keluarga
Melalui perkawinan. Pada tahap ini, pasangan baru memiliki tugas Untuk
perkembangan untuk membina hubungan intim yang Memuaskan di
dalam keluarga, membuat berbagai kesempatan Untuk mencapai tujuan
bersama, termasuk dalam hal Merencanakan anak, persiapan menjadi
orangtua, dan mencari Pengetahuan Prenatal care.
b. Keluarga dengan Anak Pertama 30 Bulan (Child Bearing)
Tahap keluarga dengan anak pertama ialah masa transisi
pasangan Suami istri yang dimulai sejak anak pertama lahir sampai
berusia Kurang dari 30 bulan. Pada masa ini sering timbul konflik yang
Dipicu kecemburuan pasangan akan perhatian yang lebih ditujukan
Kepada anggota keluarga baru. Adapun tugas perkembangan pada Tahap
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 9
ini yaitu kesadaran akan perlunya beradaptasi dengan Perubahan
anggota keluarga, mempertahankan keharmonisan Pasangan suami istri,
berbagai peran dan tanggung jawab, juga Mempersiapkan biaya untuk
anak.
c. Keluarga dengan Anak Prasekolah
Tahap ini berlangsung sejak anak pertama berusia 2,5 tahun
hingga 5 tahun. Adapun tugas perkembangan yang mesti dilakukan ialah
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, membantu anak Bersosialisasi
dengan lingkungan, cermat, membagi tanggung Jawab,
mempertahankan hubungan keluarga, serta mampu Membagi waktu
untuk diri sendiri, pasangan, dan anak.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6-13 tahun)
Tahap ini berlangsung sejak anak pertama menginjak sekolah
dasar Sampai memasuki awal masa remaja. Dalam hal ini, sosialisasi Anak
semakin melebar. Tidak hanya di lingkungan rumah Melainkan juga di
sekolah dan lingkungan yang lebih luas lagi. Tugas perkembanganny
adalah anak harus sudah diperhatikan Minat dan bakatnya sehingga
orangtua bisa mengarahkan dengan Tepat, membekali anak dengan
berbagai kegiatan kretaif agar Motoriknya berkembang dengan baik, dan
memperhatikan anak Dengan risiko pernagruh teman serta sekolahnya.
6. Dukungan Keluarga
Dukungan Keluarga adalah suatu bentuk perilaku melayani tindakan
Penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan
Informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan Dukungan
emosional (Friedman, dalam Setiadi, dalam Bisnu et al, 2017).
a. Dukungan Informasional
Keluarga berfungsi sebagai pemberi informasi, dimana Keluarga
menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, Informasi yang dapat
digunakan mengungkapkan suatu masalah. Aspek-aspek dalam
dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, Petunjuk dan pemberian
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 10
informasi (Friedman, 2013).
b. Dukungan Penilaian
Keluarga bertindak membimbing dan menengahi Pemevahan masalah,
sebagai sumber dan validator identitas Anggota keluarganya diantaranya
memberikan support, Penghargaan, dan perhatian (Friedman, 2013).
c. Dukungan Instrumental
Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit, dalam hal
kebutuhan keuangan, makan, minum, dan Istirahat (Friedman, 2013).
d. Dukungan Emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk Istirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan terhadap Emosi. Aspek
dukungan emosional meliputi dukungan yang Diwujudkan dalam bentuk
afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, Mendengarkan dan didengarkan.
Dukungan emosional Melibatkan ekspresi empati, perhatian, dan
pemberian semangat, Kehangatan pribadi, cinta, atau bantuan
emosional (Friedman, 2013).
7. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan (Setiadi, dalam Bisnu et al, 2017).
a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga
Yang sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat Meningkatkan
kesehatan
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
Lingkungan setempat.
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 11
BAB III
HASIL KEGIATAN
1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Tn. A Bahasa sehari-hari Indonesia
Alamat Rumah & Telp Jl. Kedondong, Jarak yankes terdekat 2 Kilometer
081344531121
Agama & Suku Islam, Makassar Alat Transportasi Motor
DATA ANGGOTA KELUARGA
Status Gizi Status
Hub Pendidikan Pekerjaan
No Nama Umur JK Suku (TB, BB, TTV (TD, N, S, P) Imunisasi IMT
dgn KK Terakhir Saat Ini
Lila) Dasar
TD : 120/80 mmHg
Kepala TB : 157 cm N : 85x/menit 25,1
1. Tn. A 33 Tahun L Makassar SMA Wirausaha
Keluarga BB : 62 Kg S : 36oC (Overweight)
RR : 20x/menit
2. Ny. A Istri 25 Tahun P Tolaki S1 Wirausaha TB : 157 cm TD : 130/90 mmHg TT1 Normal
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 12
BB :53 Kg N : 95x/menit
LLA :26 Cm S : 36,5oC
RR :20x/menit
LANJUTAN
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 13
2. DATA PENUNJANG KELUARGA
Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 14
Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Ya/ Tidak
Menggunakan jamban sehat :
Ya/ Tidak
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 15
3. DATA RESIKO MASALAH KESEHATAN
Jenis Disabilitas Penyakit Stroke
Tuna Daksa Ya ada ……………….
Tuna netra Tidak ada masalah
Tuna Wicara Tidak Tahu
Rungu wicara
Tuna Grahit Penyakit Lupus (Autoimun)
Gangguan Jiwa Ya ada ……………….
Sehat Tidak ada masalah
Tidak Tahu
Pemeriksaan Laboratorium
Gula Darah sewaktu : 120 mg/dl Penyakit Diabetes
HB : 10 mg/dl Ya ada ……………….
Kolesterol : 167 mg/dl Tidak ada masalah
Lingkar Perut : 76 cm Tidak Tahu
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 16
Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Penyakit Kanker Tidak Tahu
Ya ada
Tidak ada masalah Fungsi Penglihatan : Fungsi perabaan :
Tidak Tahu Buram Kesemutan pada …….............
Tak bisa melihat Kebas pada ..........................…
PPOK Alat bantu …........ Disorientasi Varises
Ya ada Visus baik Halusinasi Disartria
Tidak ada masalah Amnesia Paralisis
Tidak Tahu Refleks patologis ……
Fungsi pendengaran : Kejang : sifat …….. lama ..……
Thalasemia Kurang jelas frekwensi ....................................
Ya ada Tuli tidak ada masalah
Tidak ada masalah Alat bantu
Tidak Tahu Tinnitus
tidak ada masalah
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 17
4. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT
Nama Individu yang sakit : Ny. A
Sumber Dana Kesehatan : BPJS Kesehatan
Keadaan Umum Riwayat kesehatan masa lalu
Kesadaran : Composmentis a. Penyakit yang pernah di derita : tidak ada
GCS : 15 b. Riwayat alergi : tidak ada
TD : 130/90 mm/Hg c. Riwayat kecelakaan : klien mengatakan pernah kecelakaan (SMP)
RR : 28 x/ menit d. Riwayat dirawat di rumah sakit : Klien mengatakan perna dirawat di RS
S : 360C e. Riwayat pemakaian obat : Vitamin (Fe)
N : 90 x/ menit
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM KLINIK: (Kimia klinik/ imunoserologi/ hematologi/ bakteriologi/ parasitology)
Gula Darah sewaktu : 120 mg/dl
HB : 10 mg/dl
Kolesterol : 167 mg/dl
Status kesehatan saat ini Pengkajian/pemeriksaan fisik Head To Toe
a. Keluhan utama : (observasi,pengukuran, auskultasi, perkusi, dan
Pusing dan mudah lelah palpasi)
b. Gejala yang dirasakan klien : a. Keadaan Umum : Klien nampak pucat dan lemas
Klien mengatakan mudah lelah b. BB/TB : 53kg/157 cm
c. Rambut : Bersih
c. Faktor pencetus : d. Mata : nampak kongjungtiva
Sering begadang, Kurang istirahat, e. Telinga : Bersih
kelelahan. f. Mulut, gigi & bibir : Bersih
g. Dada : tidak ada edema
d. Upaya mengatasi keluhan : h. Abdomen : pembesaran perut normal
i. Kulit : Bersih
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 18
j. Ekstremitas atas : berfungsi dengan baik
k. Ekstremitas bawah : berfungsi dengan baik
TD : 130/90 mm/Hg
RR : 28 x/ menit
S : 360C
N : 90 x/ menit
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 19
5. MASALAH KESEHATAN SPESIFIK
A. KELUARGA BERENCANA
1. Apakah Bapak/ibu ikut KB :
( ) Ya, Sebutkan :.................................................... (√) Tidak
2. Alasan menggunakan jenis KB yang dipakai :
.........................................................
3. Dimana mendapatkan pelayanan KB tersebut :
.......................................................
4. Apakah ada keluhan selama menggunakan jenis KB tersebut :
( ) Ya, Sebutkan .......................................................... ( ) Tidak
5. Apakah ibu tahu efek samping penggunaan jenis KB tersebut dan
perawatannya:
( ) Ya, sebutkan............................................................ ( ) Tidak
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 20
B. KESEHATAN IBU HAMIL, POST PARTUM, DAN MENYUSUI
1. IBU HAMIL:
a) Berapa usia ibu hamil : 25 Tahun
b) Status Gravida : G 1 P 0 A 0
(4) Hb : 10 gr/dl
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 21
B. DIAGNOSA KELUARGA/INDIVIDU
1. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH KELUARGA BINAAN (BAILON DAN MAGLAYA,
1978)
ANEMIA
No Kriteria Nilai Bobot Hasil
1. Sifat masalah :
3
Skala : Tidak/kurang sehat/aktual Ancaman
2
kesejahteraan/resikoKeadaan 1 0,6
1
sejahtera/potensial
3. 3
Potensial masalah untuk dicegah
2 1 0,6
Skala : Tinggi
1
Cukup
Rendah
4.
Menonjol masalah 2
1 2
Skala : Masalah berat, harus segera ditangani 1
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 0
Masalah tidak dirasakan
5,2
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 22
kelelahan yang mengakibatkan anemia, serta konseling terkait imunisasi TT dan
kunjungan berikutnya bagi ibu.
b. Jurusan Keperawatan
a) Keletihan berhubungan dengan anemia
b) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
c. Jurusan gizi
a) NC 2.2 perubahan nilai laboratorium Terkait zat gizi khusus, berkaitan dengan
penyakit anemia, ditandai dengan hasil data biokimia Hb yaitu = 10 mg/dl.
b) NB 1.4 kurangnya kemampuan memonitoring diri sendiri, berkaitan dengan
kurangnya kemampuan untuk mengontrol diri terkait makanan yang akan
dimakan, Ditandai dengan kebiasaan makan yang kurang baik yaitu makan tidak
teratur, suka makan junkfood serta kurang mengkonsumsi buah.
d. Jurusan TLM
Defisiensi zat besi ditandai dengan nilai Hemoglobin dibawah nilai normal yaitu 9
mg/dl (nilai rujukan Hb pada perempuan : 12-14 mg/dl).
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 23
c. Profesi Gizi
Level Keluarga:
1.
2.
Level Individu
1. Edukasi nutrisi yang baik bagi ibu
hamil
2. Memberi saran terkait makanan
yang baik untuk memenuhi zat gizi
khususnya zat besi, asam folat, dan
protein
d. Profesi TLM
Level Keluarga:
1.
2.
Level Individu
1. Konsumsi tablet tambah darah
2.
D. IMPLEMENTASI EVALUASI
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 24
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 25
C. RENCANA KERJA (PLANNING OF ACTION -POA) KELURAHAN WUNDUMBATU KECAMATAN POASIA KAB/ KOTA KENDARI
TAHUN 2023
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 26
4. Ibu hami
Agar ibu hamil memahami Meningkatnya
memahami tentang Kamis 11 aktivitas fisik pengetahuan ibu hamil
Rumah Kelompok
Edukasi aktivitas fisik dan keperawatan september narasumber Ny. A dan pola - terkait aktivitas fisik
3 IPE
pola istirahat yang 2023 istirahat yang dan pola istirahat
cukup cukup selama yangg cukup.
kehamilan.
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 27
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Pada saat pelaksanaan kegiatan field trip (kamis 7 september 2023) dilakukan
pada tingkat keluarga pada narasumber ibu hamil. Data yang dikumpulkan berupa
data primer dan sekunder dengan menggunakan questioner. Pada awal kunjungan,
kami menjelaskan maksud dan tujuan, yaitu dalam rangka melakukan kegiatan tim
meliputi pengkajian, intervensi dan monitoring evaluasi. Untuk profesi Kebidanan
melakukan pemeriksaan fisik (LILA,TFU,HPHT dan UK) untuk mengetahui
perkembangan janin dan memprediksi kelahiran bayi. Profesi Gizi,melakukan
pengkajian (TB,BB,dan pola makan selama kehamilan) untuk mengetahui konsumsi
makanan ibu selama kehamilan. Profesi perawat,melakukam pemeriksaan TTV
(TD,N,P,S) pada ibu hamil, untuk mengetahui kedaan fisik pada ibu hamil tersebut.
Profesi TLM,melakukan pemeriksaan (Glukosa darah,Hemoglobin darah dan
kolesterol darah) untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah,hemoglobin darah
dan kolesterol darah.
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 28
11 september 2023 Melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
TTV ( TB,TD,S,N,dan P). Serta memberikan
Keperawatan
edukasi tentang aktivitas fisiki dan pola
istirahat yang cukup.
11 september 2023 Melakukan pemeriksaan glukosa
darah,hemoglobin daran dan kolesterol
darah. Serta memberikan edukasi mengenai TLM
upaya untuk mengembalikan kadar
hemoglobin dan kolesterol dalam darah klien.
11 september 2023 Melakukan edukasi tentang nutrisi yang baik bagi
ibu hamil serta memberi saran mengenai
makanan yang baik untuk memenuhi zat besi Gizi
Karena sesuai hasil pengkajian data
hemoglobin daran klien rendah.
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 29
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Anisatuh., Andriani, Marryana. 2017. Tingkat kecukupan energi protein pada ibu
hamil
Trimester pertamadan kejadian kekurangan energy kronis. Media gizi Indonesia.
Hardiyansyah, Riyadi, H. and Napitupula V (2016) ‘ kecukupan, energy, protein, lemak dan
Karbohidrat’. Research Gate publication.”
INTERPROFESSIONAL EDUCATION 30
LAMPIRAN
SATUAN ACARA KONSELING (SAK)
Pokok Bahasan : Pentingnya pola makan dan pola istirahat bagi Ibu Hamil
Sub Pokok Bahasan : Nutrisi Ibu dan pola istirahat selama kehamilan
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum :
Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu hamil dan
keluarga tentang nutrisi dan pola istirahat dalam kehamilan. Sehingga, para
ibu dapat mengerti dan memahami tentang berbagai kebutuhan zat gizi dan
istirahat yang sangat penting bagi ibu hamil. Dan untuk memotivasi diri dan
keluarga, dan dalam mencukupi kebutuhan gizi dan istirahat yang sangat
dibutuhkan.
C. Metode Edukasi :
1. Konseling
2. Tanya jawab
D. Media Penyuluhan :
1. Leaflet
2. Brosur
F. Pelaksanaan Kegiatan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Peserta
1. 3 menit Pembukaan a. Memberi salam perkenalan a. Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengerakan dan
cakupan materi memperhatikan
g. Asam Folat
Asam folat sangat dibutuhkan oleh ibu hamil karena akan
membantu perkembangan embrio dan juga mencegah terjadinya
cacat otak dan tulang belakang. Dampak yang terjadi Apabila
kekurangan asam folat adalah akan mengakibatkan kelahiran
prematur sehingga berat badan bayi lahir begitu rendah begitu pula
dengan pertumbuhan janinnya. Oleh karena itu, gizi ibu hamil asam
folat yang dibutuhkan sekitar 600 mg dan ini bisa anda dapatkan
dengan mengkonsumsi kacang-kacangan, buncis, brokoli, ragi,
sayuran berwarna hijau, jus jeruk dan roti gandum.
h. Yodium
Yodium dapat diperoleh dari air minum dan sumber bahan
makanan laut. Kekurangan yodium pada ibu hamil akan
mengakibatkan janin mengalami hipotiroid yang selanjutnya
berkembang menjadi kretinisme. Kerusakan saraf sebagai akibat dari
hipotiroid dapat menyebabkan retardasi mental. Kekurangan yodium
juga dapat mengakibatkan bayi lahir meninggal, aborsi, serta
meningkatkan kematian bayi dan perinatal Koreksi yodium
hendaknya sebelum atau selama 3 bulan pertama kehamilan
Kebutuhan Yodium dapat dipenuhi dengan mengonsumsi garam
beryodium serta konsumsi bahan makanan yang bersumber dari laut.
i. Kalsium
Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya,
udang, dan sarden, Kalsium dibutuhkan oleh ibu hamil untuk
membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi serta
mengantarkan sinyal saraf, kontraksi otot dan sekresi hormon.
Kalsium juga sangat baik untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain
untuk tulang, kalsium juga dibutuhkan untuk mencegah preeklamsia
atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan
kejang pada ibu, prematurias, bahkan kematian. Diperlukan 1000 mg
kalsium setiap harinya untuk kebutuhan gizi ibu hamil. Kekurangan
kalsium saat hamil akan berdampak pada ibunya, karena kalsium
yang dibutuhkan oleh bayi terambil atau diserap dari tulang ibu.
j. Serat
Kebutuhan serat bagi ibu hamil juga harus diperhatikan,
karena selain memberikan rasa kenyang lebih lama, serta juga
dibutuhkan untuk memperlancar sistem pencernaan sehingga dapat
mencegah sembelit. Serat dapat diperoleh dari sayuran, buah-
buahan, serealia atau padi-padian, kacang-kacangan, gandum, beras,
dan olahannya (Kasdu, 2006).
k. Zat besi
Untuk pembentukan darah. Dapat diperoleh dari: Bahan
makanan hewan seperi telur, hati, daging. Bahan makanan nabati
kacang-kacangan seperti: kacang tanah, kacang kedelai, sayuran
hijau seperti bayam, daun singkong, kangkung.
l. Cairan
Air merupakan bagian tubuh yang terbesar. Hampir 4 dari
berat tubuh adalah air. Tubuh menggunakan air untuk beberapa
fungsi. Air adalah pelarut semua hasil pencernaan, pembawa zat-zat
kotoran dari sel-sel ke ginjal. Air juga menolong mengatur suhu
tubuh. Seseorang memerlukan sekitar 6-8 gelas air dalam sehari.
Sedangkan Ibu hamil, dianjurkan minum 2 liter per hari.
m. Mineral
Mineral dibutuhkan untuk pembentukkan darah dan tulang,
keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi system
pembuluh darah jantung dan lain-lain, mineral berfungsi sebagai ko-
enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti
memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan. Ada 15
macam mineral yang diperlukan tubuh seperti kalsium, ferrum,
yodium, mangan, chlorine, fosfor, belerang, seng, kalium, sodium,
dst. Makan yang mengandung mineral diantaranya adalah susu, hati,
kuning telur, sayur-sayuran yang berwarna hijau, daging, dan ikan.
3. Manfaat Nutrisi Dan Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil
Memenuhi kebutuhan bagi ibu dan bayi dalam kandungannya selama
masa kehamilan.
Membantu proses pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
kandungan.
Sebagai sumber tenaga bagi ibu dan janinnya.
Mengurangi komplikasi dan resiko pada ibu hamil seperti halnya
perdarahan post partum. 5. Mencegah terjadinya berat badan lahir
rendah (BBLR) dan berat badan lahir sangat rendah pada janin.
Menghindari dan mencegah terjadinya infeksi pada waktu
persalinan.
Vitamin C
Vitamin A Dapat meningkatkan daya tahan
Untuk perkembangan psikomotor dan tubuh terhadap infeksi. Dapat
penglihatan anak. Sumber vitamin A : diperoleh dari buah–buahan yang
Bahan hewani : Minyak ikan, kuning berwarna kuning seperti : jeruk,
telur; Bahan nabati : Wortel dan wortel, sayur-sayuran.
sayuran daun seperti bayam, kangkung.
Buah–buahan yang berwarna merah
seperti tomat dan papaya.
Vitamin D
Kekurangan vitamin D pada ibu hamil akan
mengakibatkan gangguan metabolisme
kalsium pada ibu dan janin. Gangguan
dapat berupa hipokalsemi, tetapi pada
bayi baru lahir, dan osteomalasia pada
ibu. Sumber vitamin D yang utama adalah
Vitamin B12 sinar matahari.
Vitamin B12 bersama dengan asam folat berperan
dalam sintesis DNA dan memudahkan pertumbuhan
sel. Vitamin ini juga penting untuk keberfungsian
sel sumsum tulang, sistem persarafan, dan saluran
cerna. Bahan makanan sumber vitamin B12 adalah
hati, telur, ikan, kerang, daging, unggas, susu, dan
keju.
KELOMPOK 3 IPE
Penuhi Nutrisi Ibu Hamil
Asam Folat Asam folat sangat dibutuhkan oleh ibu hamil karena akan
membantu perkembangan embrio dan juga mencegah
terjadinya cacat otak dan tulang belakang. Oleh karena
itu, gizi ibu hamil asam folat yang dibutuhkan sekitar 600
mg dan ini bisa anda dapatkan dengan mengkonsumsi
kacang-kacangan, buncis, brokoli, ragi, sayuran berwarna
hijau, jus jeruk dan roti gandum.
Kalsium
Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya, udang, dan sarden. Kalsium dibutuhkan
oleh ibu hamil untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi serta mengantarkan
sinyal saraf, kontraksi otot dan sekresi hormon. Kalsium juga sangat baik untuk menguatkan
tulang dan gigi. Selain untuk tulang, kalsium juga dibutuhkan untuk mencegah preeklamsia atau
tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan kejang pada ibu, prematurias,
bahkan kematian. Diperlukan 1000 mg kalsium setiap harinya untuk kebutuhan gizi ibu hamil.
Kekurangan kalsium saat hamil akan berdampak pada ibunya, karena kalsium yang dibutuhkan
oleh bayi terambil atau diserap dari tulang ibu.
Cairan
Air merupakan bagian tubuh yang terbesar. Hampir ¾ dari
berat tubuh adalah air. Tubuh menggunakan air untuk
beberapa fungsi. Air adalah pelarut semua hasil pencernaan,
pembawa zat–zat kotoran dari sel–sel ke ginjal. Air juga
menolong mengatur suhu tubuh. Seseorang memerlukan
sekitar 6–8 gelas air dalam sehari. Sedangkan Ibu hamil,
dianjurkan minum 2 liter per hari
KELOMPOK 3 IPE
Makan
Lebih
Banyak dari
Biasanya
KELOMPOK 3 IPE
PERTEMUAN PERTAMA
KUNJUNGAN PERTAMA
EDUKASI (PERAWAT)
EDUKASI (BIDAN)
OFFLINE
ONLINE