Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : AMIRUDIN

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 856742233

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4405/Materi dan Pembelajaran IPS SD

Kode/Nama UPBJJ : 18/PALEMBANG

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1). Tentu, berikut adalah uraian secara kronologis mengenai lima tonggak
penting dalam perkembangan Social Studies sebagai mata pelajaran di Amerika
Serikat:

a. Awal Abad ke-19: Pendidikan Moral dan Kewarganegaraan


Pada awal abad ke-19, pendidikan di Amerika fokus pada moralitas dan
kewarganegaraan. Dalam konteks ini, mata pelajaran seperti sejarah dan
geografi dimasukkan ke dalam kurikulum untuk membantu pembentukan
karakter dan kewarganegaraan yang kuat.

b. Perang Saudara Amerika (1861-1865): Perkembangan Pendidikan


Kewarganegaraan
Selama Perang Saudara Amerika, pentingnya memahami sejarah dan
pemerintahan menjadi sangat jelas. Inilah saat di mana pendidikan
kewarganegaraan menjadi lebih terfokus dalam mata pelajaran Social Studies.

c. Akhir Abad ke-19: Pengenalan Kewarganegaraan Global


Pada akhir abad ke-19, Amerika Serikat mulai mengakui pentingnya pemahaman
tentang kewarganegaraan global. Ini membuka jalan bagi pengenalan mata
pelajaran seperti studi wilayah dan hubungan internasional.

d. Era Perang Dunia I dan II: Fokus pada Pemahaman Dunia


Perang Dunia I dan II mempertegas pentingnya memahami dunia di luar Amerika
Serikat. Selama periode ini, mata pelajaran Social Studies melibatkan lebih
banyak studi tentang konflik global dan geopolitik.

e. Era Hak Sipil dan Perkembangan Multikulturalisme


Dalam tahun 1950-an dan 1960-an, gerakan hak sipil dan meningkatnya
keragaman populasi Amerika Serikat membawa perubahan besar dalam
kurikulum Social Studies. Materi pelajaran ini menjadi lebih inklusif dan berfokus
pada peningkatan pemahaman terhadap beragam budaya dan sejarah di
Amerika Serikat.

Perkembangan Social Studies di Amerika Serikat mencerminkan evolusi kebutuhan pendidikan


untuk memahami sejarah, kewarganegaraan, dan dunia yang berubah seiring berjalannya waktu.
Hal ini telah berperan penting dalam membentuk nasionalisme dan solidaritas dalam masyarakat
yang beragam di negara ini.
a
2). Fritjof Capra adalah seorang fisikawan dan penulis yang terkenal dengan pandangan-
pandangannya tentang paradigma berfikir dalam menghadapi berbagai krisis. Terdapat empat
pandangan Capra yang relevan dalam konteks menghadapi krisis, termasuk pandemi Covid-19, baik
di Indonesia maupun secara global:

> Pandangan Ekosistemik: Capra menekankan pentingnya memandang krisis sebagai bagian dari
ekosistem yang kompleks. Dalam konteks Covid-19, ini mengacu pada pemahaman bahwa
kesehatan manusia sangat terkait dengan kesehatan lingkungan. Upaya pengendalian pandemi
harus mempertimbangkan dampak terhadap ekosistem secara lebih luas.

> Paradigma Keterhubungan: Capra menekankan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini saling
terhubung. Dalam menghadapi krisis seperti pandemi, pandangan ini mengajarkan kita untuk
memahami bahwa tindakan satu negara atau individu dapat berdampak pada yang lain. Kerja sama
dan koordinasi antarnegara menjadi sangat penting.

> Pendekatan Berkelanjutan: Capra mengusulkan pendekatan yang berkelanjutan, yang mencakup
keberlanjutan ekologis, sosial, dan ekonomi. Dalam menghadapi krisis, termasuk pandemi, kita
perlu berfokus pada solusi jangka panjang yang tidak merugikan generasi mendatang.

> Pemahaman Holistik: Pandangan holistik Capra mendorong kita untuk memahami krisis dalam
konteks yang lebih luas, termasuk aspek sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan. Dalam
menghadapi Covid-19, hal ini berarti mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi dari tindakan
pengendalian serta memahami peran budaya dalam penerimaan langkah-langkah kesehatan.

Pandangan-pandangan ini membantu menciptakan paradigma berfikir yang lebih komprehensif dan
berkelanjutan dalam menghadapi berbagai krisis, termasuk pandemi seperti Covid-19, baik di
Indonesia maupun secara global.

3) Pendekatan environmentalisme dalam geografi telah menjadi isu yang semakin relevan seiring
dengan dampak negatif penggunaan pupuk dan pestisida pada tanaman terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia. Ada beberapa argumentasi yang mendukung relevansi pendekatan ini:

> Pencemaran Lingkungan:


Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat mencemari tanah dan air, mengancam ekosistem dan
kualitas air. Dr. Rachel Carson, seorang ahli biologi, dalam bukunya "Silent Spring" (1962),
mengungkapkan dampak negatif pestisida terhadap lingkungan, seperti penurunan populasi burung
dan serangga.
> Kesehatan Manusia:
Pestisida yang terdapat dalam hasil panen dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia. Ini
mencakup risiko keracunan kronis dan masalah kesehatan jangka panjang. Dr. Philip Landrigan,
seorang ahli kesehatan masyarakat, telah menyoroti keterkaitan antara pestisida dan masalah
kesehatan.

> Kehilangan Keanekaragaman Hayati:


Pendekatan environmentalisme menekankan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati.
Penggunaan pestisida yang tidak terkendali dapat mengancam keberlanjutan ekosistem dan
keanekaragaman hayati. Argumentasi ini sejalan dengan pemikiran para ahli ekologi seperti E.O.
Wilson.

> Pendekatan Berkelanjutan:


Environmentalisme mendorong kita untuk mengadopsi praktik pertanian yang lebih berkelanjutan,
seperti pertanian organik atau agroekologi. Ini sejalan dengan pandangan pakar pertanian
berkelanjutan seperti Dr. Miguel Altieri.

Dengan berbagai dampak negatif yang terkait dengan penggunaan pupuk dan pestisida pada
tanaman, pendekatan environmentalisme dalam geografi tetap relevan. Hal ini memungkinkan kita
untuk memahami dampak lingkungan dan kesehatan dari kebijakan pertanian dan mendorong
solusi yang lebih berkelanjutan.

4) Pengertian Kebudayaan Secara Umum:


Kebudayaan adalah keseluruhan cara hidup, nilai, norma, keyakinan, praktik, bahasa, dan warisan
yang dibagikan oleh suatu kelompok manusia. Ini mencakup segala aspek yang membentuk
identitas dan tata nilai suatu masyarakat, termasuk cara berpakaian, makanan, agama, seni,
pendidikan, dan interaksi sosial.
Hubungan Antara Kondisi Alam atau Letak Geografis dengan Kebudayaan Manusia:

1. Jared Diamond (Guns, Germs, and Steel):


Jared Diamond menyoroti peran penting kondisi alam dan letak geografis dalam pembentukan
kebudayaan. Dia mengemukakan bahwa perbedaan dalam ketersediaan tanaman liar dan hewan
domestik dapat menghasilkan perbedaan dalam pertanian, teknologi, dan perkembangan
masyarakat. Misalnya, daerah dengan tanaman dan hewan yang cocok untuk domestikasi
cenderung memiliki masyarakat agraris yang lebih maju.

2. Ellen Churchill Semple (Geografi Antropologi):


Ellen Churchill Semple adalah seorang ahli geografi antropologi yang menekankan hubungan
antara geografi fisik dan kebudayaan. Dia mengamati bahwa faktor geografis, seperti iklim,
topografi, dan akses ke sumber daya alam, memengaruhi cara manusia beradaptasi dan
mengembangkan budaya mereka. Misalnya, masyarakat di daerah beriklim dingin cenderung
memiliki budaya yang berbeda dalam hal pemilihan pakaian dan perumahan.

3. Carl O. Sauer (Geografi Budaya):


Carl O. Sauer adalah seorang ahli geografi budaya yang menekankan pentingnya "landscape" atau
lanskap dalam membentuk kebudayaan manusia. Dia berpendapat bahwa manusia memodifikasi
lanskap sesuai dengan kebutuhan mereka, dan lanskap tersebut membentuk identitas budaya.
Contohnya adalah pembentukan pertanian berdasarkan tata letak geografis dan penggunaan lahan.

Kesimpulannya, faktor kondisi alam dan letak geografis memainkan peran kunci dalam membentuk
kebudayaan manusia. Masyarakat yang tinggal di berbagai lingkungan geografis akan
mengembangkan kebiasaan, praktik, dan nilai-nilai yang sesuai dengan tantangan dan peluang yang
ada di lingkungan mereka.

5) Dalam masyarakat, terdapat berbagai jenis pengelompokan yang mencerminkan keberagaman


tujuan, karakteristik, dan struktur organisasi. Berikut adalah empat jenis pengelompokan yang
umum terjadi:

1. Keluarga:
- Karakteristik: Keluarga adalah kelompok terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari anggota
keluarga yang saling terkait oleh ikatan darah, pernikahan, atau adopsi. Keluarga memiliki peran
penting dalam memberikan dukungan sosial, pendidikan, dan perlindungan kepada anggotanya.

2. Organisasi Non-Pemerintah (LSM):


- Karakteristik: LSM adalah kelompok-kelompok masyarakat yang terdiri dari individu atau
organisasi yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan tertentu, seperti tujuan sosial,
kemanusiaan, atau lingkungan. LSM sering memiliki struktur organisasi yang terdefinisi dan
seringkali berfungsi sebagai agen perubahan sosial.

3. Kelompok Keagamaan:
- Karakteristik: Kelompok keagamaan adalah kelompok berdasarkan keyakinan keagamaan yang
bersama-sama mengikuti ajaran agama tertentu. Mereka dapat berkumpul untuk beribadah,
pendidikan keagamaan, dan aktivitas sosial yang sesuai dengan ajaran agama mereka. Struktur dan
hierarki kelompok ini bervariasi berdasarkan agama yang dianut.

4. Klub Sosial atau Hobi:


- Karakteristik: Kelompok-kelompok ini dibentuk oleh individu yang memiliki minat atau hobi yang
sama, seperti klub olahraga, klub buku, atau kelompok seni. Mereka berkumpul untuk berbagi
minat bersama, belajar, dan berpartisipasi dalam aktivitas yang mereka nikmati. Struktur organisasi
klub ini bisa sangat longgar atau formal tergantung pada tujuan mereka.

Penting untuk dicatat bahwa pengelompokan dalam masyarakat dapat sangat beragam dan
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan minat anggotanya. Setiap jenis kelompok memiliki peran
dan dampaknya sendiri dalam membentuk struktur sosial masyarakat.
6) Berbagai jenis masyarakat, seperti masyarakat kota, pedesaan, industri, atau pesisir, memiliki
karakteristik yang berbeda sesuai dengan lingkungan dan aktivitas ekonomi mereka. Berikut adalah
tiga karakteristik umum yang digeneralisasikan oleh para ahli untuk berbagai jenis masyarakat:

1. Karakteristik Geografis:
- Masyarakat kota umumnya memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, infrastruktur perkotaan
yang kompleks, dan akses yang lebih mudah ke layanan dan fasilitas publik.
- Masyarakat pedesaan cenderung memiliki populasi yang lebih tersebar, dengan lingkungan yang
lebih alami dan seringkali berfokus pada pertanian, peternakan, atau pekerjaan berbasis sumber
daya alam.
- Masyarakat pesisir seringkali bergantung pada sumber daya laut, memiliki hubungan erat dengan
lautan, dan mungkin terpengaruh oleh faktor-faktor seperti pasang surut dan cuaca laut.

2. Karakteristik Ekonomi:
- Masyarakat industri biasanya memiliki sektor ekonomi yang didominasi oleh produksi dan
manufaktur, dengan keragaman pekerjaan yang lebih besar.
- Masyarakat pertanian atau pedesaan mungkin lebih bergantung pada pertanian dan peternakan
sebagai mata pencaharian utama.
- Masyarakat perdagangan seringkali memiliki aktivitas ekonomi yang berfokus pada perdagangan
dan komersial.

3. Karakteristik Sosial dan Kultural:


- Masyarakat kota seringkali lebih beragam dalam hal budaya, etnisitas, dan agama, serta memiliki
akses lebih besar ke hiburan, pendidikan, dan pekerjaan berbasis teknologi.
- Masyarakat pedesaan dapat memiliki norma sosial yang lebih tradisional dan mungkin lebih
mendalam dalam nilai-nilai lokal dan budaya tradisional.
- Masyarakat pesisir seringkali memiliki ikatan kuat dengan tradisi maritim dan mungkin memiliki
budaya yang sangat terkait dengan laut.

Penting untuk diingat bahwa karakteristik masyarakat bisa sangat bervariasi dan kadang-kadang
sulit untuk digeneralisasikan sepenuhnya. Seiring berjalannya waktu dan perubahan lingkungan,
karakteristik masyarakat pun dapat berubah.

Anda mungkin juga menyukai