Anda di halaman 1dari 7

Draft Alur Pelatihan Feminist Participatory Action Research

Data-Driven Inclusive

I. Opening Remark (about activity and target days 1 and 2): Perkenalan dan Tujuan
Pelatihan
Tujuan :
1. Peserta memahami maksud dan tujuan pelatihan fasilitator FPAR sebagai pendekatan dalam
Data Driven Inclusion (Inklusi Berbasis Data);
2. Peserta saling mengenal dan menjalani proses pelatihan;
3. Peserta sepakat untuk berpartisipasi aktif dalam proses pelatihan.

A. Perkenalan
Metode : Opening circle!
Fasilitator :
Alat : Plano, spidol warna-warni
Waktu : 20 menit
Proses :
 Fasilitator memberikan kertas dan alat tulis (spidol kecil) pada peserta, dan meminta peserta
menggambar (berikan secara bertahap):
1) Hal yang disyukuri saat hari ini
2) Impian 5 tahun ke depan atas diri sendiri/pribadi
3) Impian 5 tahun ke depan mengenai penanganan kebencanaan

 Setelah selesai, fasilitator meminta peserta secara berpasangan menceritakan gambar yang
dibuatnya, dan setelah 2 menit berganti pasangan (dilakukan antara 3-5 kali pergantian).
 Fasilitator meminta peserta yang memiliki gambar yang mirip untuk membentuk kelompok.
 Setiap peserta memindahkan gambar pribadi ke dalam gambar kelompok, dan peserta lain
yang memiliki gambar sama dapat menambahkan detil dalam gambar tersebut. Dilakukan
hingga semua gambar selesai dipindahkan
 Setiap kelompok membuat lagu untuk memperkenalkan: gambar serta nama-nama anggota
kelompoknya.

B. Penyampaian Harapan, serta Tujuan


Metode : Presentasi
Fasilitator :
Alat : Plano, Metaplan, Spidol besar, Spidol kecil warna-warni, post-it
Waktu : 10 menit
Proses :

 Fasilitator meminta peserta menyampaikan harapan atas pelatihan selama pelatihan dengan
cara menggambar,
 menjelaskan maksud dan tujuan pelatihan secara keseluruhan, kemudian membuka sesi tanya
jawab dan diskusi untuk peserta mengenai maksud dan tujuan kegiatan pelatihan.
 Fasilitator membandingkan tujuan pelatihan dengan impian peserta.

II. Membangun Pemahaman tentang Inklusifitas


Tujuan :
1. Peserta memahami data yang Inklusif
2. Peserta menyepakati indicator data yang Inklusif
Metode : Menggambar dan Diskusi
Fasilitator :
Alat : Plano, Metaplan, Spidol besar, Spidol kecil warna-warni, post-it (minimal 4 warna
berbeda)
Waktu : 75 menit

Proses
 Fasilitator membagikan 3 – 5 kertas post it (warna cerah) pada setiap peserta, dan meminta
peserta untuk menggambarkan (berikan secara bertahap):
a. Hal yang paling disukai sebagai Perempuan/Laki-laki (disesuaikan dengan jenis kelamin)
b. Hal yang paling tidak disukai sebagai Perempuan/Laki-laki

 Fasilitator meminta peserta untuk berkelompok sesuai jenis kelamin, dan membagikan
gambarnya dan menempelkannya dalam Berlian Inklusi.
 Peserta peserta menceritakan salah satu gambarnya, dan menanyakan pada peserta lainnya
apakah ada gambar yang sama. Jika ada, maka gambar tersebut disatukan, dan yang
gambarnya paling jelas ditaruh di atasnya. Dilakukan secara bergantian hingga semua peserta
sudah menyampaikan gambarnya.
 Peserta memilih 3-5 hal yang: Apa yang harus Ada/Diupayakan agar Perempuan/Laki-laki
bisa berpartisipasi aktif; dan Apa yang harus dihapuskan/dikurangi agar Perempuan/Laki-laki
berpartisipasi aktif?
 Membuat Berlian Inklusi Induk untuk dengan menggabungkan berlian laki-laki dan
perempuan. Dengan cara berbagi secara bergantian dan menyepakati mana yang bisa menjadi
kesepakatan bersama, atau hanya milik perempuan/laki-laki.
 Peserta menyepakati indicator bersama mengenai inklusifitas.

Catatan untuk penyandang disabilitas, perlu menggabungkan pengalaman sebagai


perempuan/laki-laki disabilitas.

III. Pemetaan Risiko Wilayah


Tujuan
1. Memeriksa akses dan kontrol Anak, Perempuan, Penyandang Disabilitas, dan Lansia pada
gambar mengenai data dan pengambilan keputusan kebencanaan.
2. Mengidentifikasi siapa yang biasanya menjadi sumber data, di mana data diambil, dan siapa
pemilik dan pengelola data untuk pengambilan keputusan.
3. Peserta mampu melihat dan menjelaskan tentang relasi kuasa yang terjadi berkaitan dengan
situasi yang dialami Anak, Perempuan, Penyandang Disabilitas, dan Lansia serta data,
khususnya dalam Kebencanaan.

Metode : Diskusi Kelompok: Pemetaan Sumber Data (kapasitas), Pemilik dan Pengelola
Data
mengenai Kebencanaan di Desa.
Fasilitator :
Alat : Plano, Metaplan, Spidol besar, Spidol kecil warna-warni, post-it
Waktu : 60 menit

Proses
1. Fasilitator menjelaskan tujuan sesi ini (lihat penjelasan di atas)
2. Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok
3. Fasilitator meminta kelompok untuk menggambar peta desanya/desanya yang mencakup:
a) Mengidentifikasi individu/institusi yang menjadi sumber data desa dalam kebencanaan
b) Aktivitas-aktivitas sosial
c) Ancaman bencana
d) Kerentanan
e) Kapasitas dalam memberikan data/informasi
4. Fasilitator meminta peserta untuk memeriksa situasi riil yang ada dan menjawab pertanyaan
kunci berikut:
a. Apakah Anak, Perempuan, Penyandang Disabilitas, dan Lansia bisa memberikan data dan
informasi dalam komunitas? Dalam hal apa?
b. Apakah Anak, Perempuan, Penyandang Disabilitas, dan Lansia bisa memengakses dan
memanfaatkan data yang ada di desa?
c. Apakah Anak, Perempuan, Penyandang Disabilitas, dan Lansia bisa turut menggunakan
data untuk pengambilan keputusan dalam hal kebencanaan?
5. Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan dan merumuskan kesimpulan bersama
yang memperlihatkan situasi dan dampak yang timbul akibat persoalan yang berhasil digali.
a. Jika Anak, Perempuan, Penyandang Disabilitas, dan Lansia bisa terlibat apa manfaat yang
didapatkan.
b. Apa alasan Anak, Perempuan, Penyandang Disabilitas, dan Lansia bisa tidak terlibat
dalam aktivitas tersebut?
c. Apa akibat/dampak yang ditimbulkan ketika Anak, Perempuan, Penyandang Disabilitas,
dan Lansia bisa tidak terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial tersebut?
6. Fasilitator bersama peserta mendiskusikan:
a. Apakah metode ini bisa digunakan untuk mengenali persoalan Anak, Perempuan,
Penyandang Disabilitas, dan Lansia bisa dalam komunitas?
b. Apakah ada kesulitan untuk menggunakannya?

IV. Identifikasi Persoalan Data, Situasi Ideal dan cita – cita perubahan
Tujuan :
1. Peserta memahami tentang persoalan Kebencanaan yang Inklusif, dan mengidentifikasi
situasi ideal sebagai cita-cita perubahan
2. Peserta mampu merumuskan masalah Anak, Perempuan, Penyandang Disabilitas dan Lansia
serta Kebencanaan yang Inklusif di setiap desa
3. Peserta mampu memfasilitasi untuk merumuskan visi perubahan yang diinginkan Anak,
Perempuan, Penyandang Disabilitas, dan Lansia untuk mengatasi persoalan kebencanaan
berbasis data yang Inklusif.
Metode : Diskusi Kelompok
Fasilitator :
Alat : Plano, Metaplan, Spidol besar, Spidol kecil warna-warni, post-it
Waktu : 60 menit

Proses

1. Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok per desa/padukuhan/kampung untuk


melakukan diskusi kelompok dengan dua pertanyaan:
a. Apa persoalan Anak, Perempuan, Penyandang Disabilitas, dan Lansia yang terjadi di
tingkat komunitas berkaitan dengan kebencanaan?
b. Apa perubahan yang diinginkan Anak, Perempuan, Penyandang Disabilitas, dan Lansia
untuk menyelesaikan persoalan tersebut di masing-masing komunitas?
2. Setiap kelompok melihat kembali rumusan jawaban dari sesi sebelumnya mendiskusikan
situasi dan persoalan yang dihadapi Anak, Perempuan, Penyandang Disabilitas, dan Lansia
berkaitan dengan pendataan tentang kebencanaan di komunitasnya
3. Setiap kelompok mendiskusikan rumusan perubahan apa yang ingin dicapai Anak,
Perempuan, Penyandang Disabilitas, dan Lansia untuk mengatasi persoalan dalam pendataan
mengenai kebencanaan di tingkat komunitas
4. Fasilitator bersama peserta mendiskusikan
a. Apakah metode ini bisa digunakan untuk mengenali persoalan Anak, Perempuan,
Penyandang Disabilitas, dan Lansia dalam komunitas?
b. Apakah ada kesulitan untuk menggunakannya? Jika ada, bagaimana agar lebih mudah
bagi kelompok Anak, Perempuan, Penyandang Disabilitas, dan Lansia?

V. Evaluasi
Tujuan:
1. Peserta mengidentifikasi hal-hal yang sudah berjalan baik dan perlu diperbaiki dari proses
hari pertama
2. Peserta dan fasilitator menyepakati perbaikan untuk keesokan hari

Metode :
Fasilitator :
Alat : Plano, Metaplan, Spidol besar, Spidol kecil warna-warni, post-it
Waktu : Menit

VI. Review
Tujuan:
1. Peserta mengingat materi yang paling berkesan dari sessi-sessi sebelumnya

Metode :
Fasilitator :
Alat : Plano, Metaplan, Spidol besar, Spidol kecil warna-warni, post-it
Waktu : 60 Menit

VII. Peta Aktor Pendataan


Tujuan:
a. Peserta mampu mengidentifikasi faktor yang menjadi tantangan bagi Anak, Perempuan,
Penyandang Disabilitas, dan Lansia dalam memberikan data dan informasi mengenai
kebencanaan?
b. Peserta mampu mengidentifikasi pihak-pihak yang memiliki penghambat dan pendukung
Kebencanaan berbasis Data yang Inklusif di desa
c. Peserta mampu menganalisis kuasa/pengaruh dari setiap aktor yang diidentifikasi sebagai
penghambat atau pendukung, serta menyusun tindak lanjutnya.

Metode : Diskusi Kelompok per Desa/Padukuhan/Kampung


Fasilitator :
Alat : Plano, Metaplan, Spidol besar, Spidol kecil warna-warni, post-it
Waktu : 60 menit

Proses:
1. Fasilitator memperkenalkan metode power mapping sebagai pengantar, dan mengajak peserta
memilih salah satu tujuan perubahan yang sudah ditetapkan.
2. Peserta akan menganalisis situasi masing-masing dengan menuliskan di atas metaplan siapa
(bisa saja orang, komunitas, perusahaan, pemerintah, dll) atau cara pandang (moderen,
konservatif, dll), jenis dukungan apa yang sangat berpengaruh untuk mencapai tujuan
perubahan dan sejauh mana siapa pengaruh tersebut bisa mendukung atau malah bisa
menghalangi keinginan untuk mencapai perubahan tersebut.
3. Peserta dibagi dalam kelompok berdasarkan desa/padukuhan/kampung untuk mempraktekkan
power mapping dengan mengidentifikasi situasi apa dan pihak-pihak yang akan menghalangi
atau mendukung visi perubahan tersebut.

4. Fasilitator mengajukan pertanyaan: Untuk mendukung perubahan yang diinginkan, siapa


aktor yang paling:
a. Sangat berpengaruh dan Sangat Menolak?
b. Untuk mendukung perubahan yang diinginkan, apa faktor yang paling berpengaruh
c. dan sangat tidak mendukung (menolak)?
d. Setiap kelompok kemudian menjelaskan dalam pleno mengenai hasil pemetaanya.

Kuadran Aktor Langkah Perubahan


Sangat berpengaruh dan
sangat menolak
Sangat tidak/sedikit
berpengaruh dan sangat
mendukung
Sangat tidak/sedikit
berpengaruh dan sangat
menolak
VIII. Identifikasi Target, Tantangan dan Peluang (menuju kondisi yang diharapkan) –
SMART
Tujuan:
1. Peserta dapat memfasilitasi diskusi untuk membangun strategi dalam mencapai visi
perubahan yang diinginkan oleh Anak, Perempuan, Penyandang Disabilitas, dan Lansia dalam
kebencanaan berbasis data inklusif.
2. Kondisi apa yang perlu dicapai supaya aktor dan faktor yang telah didiskusikan mendukung
perubahan yang diinginkan.

Metode : Diskusi Kelompok per Desa/Padukuhan/Kampung


Fasilitator :
Alat : Plano, Metaplan, Spidol besar, Spidol kecil warna-warni, post-it
Waktu : 60 Menit

Proses:
a. Fasilitator memperkenalkan teori perubahan yaitu metode yang menjelaskan bagaimana
intervensi atau serangkaian intervensi terkait penanganan bencana berbasis data yang inklusif
yang diinginkan dengan dasar analisis sebab-akibat yang dilakukan.
b. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok (sebaiknya setiap kelompok yang sama dengan
yang melakukan peta kuasa) dan meminta setiap kelompok merujuk kembali pada gambar
peta kuasa yang mereka buat sebelumnya dan merumuskan kembali perubahan yang dimaui
dan faktor-faktor yang bisa mendukung atau menghalangi pencapaiannya.
c. Kelompok kemudian mendiskusikan mengenai kondisi ideal seperti apa yang harus terjadi
sehingga mereka bisa menghadapi hambatan yang ada dan memanfaatkan dukungan yang ada
(catatan: bukan kegiatan yang didiskusikan, tetapi outcomes: Kondisi apa yang perlu dicapai
supaya aktor dan faktor yang telah didiskusikan mendukung perubahan yang diinginkan).
d. Fasilitator menjelaskan Outcomes yang diinginkan perlu menggunakan prinsip SMART
(Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Tangible)
e. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
f. Fasilitator memberikan waktu kepada peserta untuk berdiskusi mengenai manfaat dan
kesulitan yang ada dalam menerapkan metode ini.

IX. Peta Jalan Pemberdayaan


Tujuan:
1. Peserta memahami pentingnya dan hal apa yang masuk dalam Peta Jalan Pemberdayaan
untuk mencapai perubahan
2. Peserta mampu mengenali apa saja yang harus dilakukan dengan memperhatikan teori
perubahan sehingga kondisi perubahan yang diinginkan tersebut bisa tercapai.
3. Peserta dapat membuat Peta Jalan Pemberdayaan

Metode : Diskusi Kelompok per Desa/Padukuhan/Kampung


Fasilitator :
Alat : Plano, Metaplan, Spidol besar, Spidol kecil warna-warni, post-it
Waktu : 120 Menit

Proses
1. Fasilitator menugaskan peserta untuk melihat kembali gambar peta kuasa dan teori perubahan
yang telah didiskusikan sebelumnya.
2. Setiap kelompok melakukan mendiskusikan mengenai kegiatan apa saja yang perlu dilakukan
sehingga bisa mencapai perubahan yang diinginkan, juga dengan memperhitungkan
waktunya.
3. Fasilitator meminta setiap kelompok merumuskan hasil-hasil diskusinya menjadi sebuah
rencana kerja, yaitu:(a) apa persoalan Anak, Perempuan, Penyandang Disabilitas, dan Lansia
yang ada di setiap desa/padukuhan/kampung dalam konteks kebencanaanan; (b) perubahan
apa yang diinginkan sehingga Anak, Perempuan, Penyandang Disabilitas, dan Lansia bisa
hidup dalam kondisi ideal yang diinginkan; (C ) apa/siapa yang sangat berpengaruh untuk
menghambat atau membantu untuk mencapai perubahan tersebut (peta kuasa), (d) kondisi
seperti apa yang harusnya terjadi sehingga perubahan bisa tercapai (teori perubahan) dan
kegiatan apa yang perlu dilakukan sehingga perubahan yang diinginkan itu bisa tercapai.
4. Fasilitator memberikan masukan terhadap setiap presentasi teori perubahan yang disampaikan
oleh setiap desa/padukuhan/kampung.

X. Rangkuman

XI. Penjadwalan

XII. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai