sukarelawan VSO
2006
Pendahuluan
Selama dua tahun lebih berkerja sama dengan petugas lapangan dari Yayasan Kesehatan untuk
Semua/Health for All (YKS/HfA) di Kapubaten Flores Timur, saya melihat bahwa mereka
belum banyak memiliki pengalaman memberikan pelatihan partisipatif kepada masyarakat
maupun para kader Posyandu tentang kesehatan umum.
Pengalaman tersebut lalu menginspirasi saya untuk membuat buku panduan sederhana ini agar
memudahkan mereka dalam melakukan pendampingan kepada masyarakat, setelah saya tidak
lagi bersama mereka dalam menjalankan program kesehatan partisipatif. Saya berharap, kiranya
dengan keberadaan buku ini, dapat digunakan sebagai panduan dalam memberikan pelathian
kepada masyarakat dampingan.
Buku ini berisi dua bab dimana Bab I berisi pertemuan bersama masyarakat di wilayah
dampingan dan Bab II berisi mengenai berbagai pelatihan tentang kesehatan baik bersama
masyarakat maupun Kader Posyandu.
Meskipun buku ini secara khusus dipersembahkan untuk para petugas lapangan YKS/HfA,
namun siapa saja, terutama para petugas lapangan bisa menggunakan buku ini sebagai panduan
dalam pelaksanaan tugas-tugas di lapangan bersama masyarakat.
Akhir kata saya mengucapkan selamat kepada siapa saja yang menggunakan buku ini sebagai
panduan dalam memberikan pelatihan kepada masyarakat.
Petra Vermeulen
Tenaga VSO
Larantuka
Januari 2006
Daftar Isi
• Pendahuluan
V. Pertemuan E: Diare
Tujuan permainan:
⇒ Menunjukan kepada peserta bawah kelompok yang punya kuasa untuk
memecahkan maslah-maslah mereka, jauh lebih berhasil daripada bila diperintahkan oleh
orang dari luar
⇒ Membuat kelompok
Prosedur :
• Pilih satu peserta untuk bertindak sebagai pegelola. Dia harus meninggalkan kamar saat
fasilitator memberi instruksi kepada kelompok lain.
• Minta peserta didalam kelompok untuk berpegangan tangan di dalam lingkaran.
Mereka diminta membuat simpul-simpul dalam kelompok tersebut. Pada saat
membuat simpul, tangan peserta tidak boleh lepas satu dengan yang lainnya.
• Fasilitator meminta kepada orang yang telah ditunjuk menjadi pengelola (orang
yang ada di luar ruangan) untuk menguraikan simpul yang dibuat peserta lainnya
dalam kelompok. Selama menguraikan simpul itu, peserta dilarang untuk
menunjuk/mengajari pengelolah bagiamana menguraikan simpul, Pengelola hanya
menggunakan suara untuk memerintah. Waktu untuk menguraikan simpul yang ada
hanya 1 menit .
• Biasanya untuk pertama kali, pegelola tidak bisa untuk menyelesaikan simpul-
simpul yang ada. Karena itu minta peserta lainnya untuk membantu
mennguraikannya. Setelah permainan diskusi dengan kelompok.
Catatan : Sebelum menjelaskan, fasilitator terlebih dahulu meminta pendapat dari peserta
makna permainan tersebut.
♦ Mengupulkan informasi tentang LSM-LSM lain yang dulu berkerja di desa. Bicarakan sama
dengan masyarakat apakah program yang dijalankan oleh LSM-LSM sebelumnya berhasil
atau tidak.
♦ Permainan 2: bongkar/pasang
Mekanisme permainan: Membagi peserta menjadi beberapa kelompok kecil.
Procedure:
Peraturan permainan:
• Peserta mencari potongan yang cocok dan membuat satu gambaran yang benar.
• Jika masyarakat membuat kelompok kecil, mereka akan mendiskusikan masalah-
masalah yang ada di dalam desa/dusun mereka. Mereka akan menulis masalah itu di flap.
• Setiap kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi.
• Setelah itu mereka membuat 1 kelompok lagi dan mereka akan membuat tujuan
kesehatan untuk 2 tahun ke depan. Pakai system SMART.
S specific khusus
R relevant bersangkut-paut
⇒ Di dalam 2 tahun angka balita yang menderita kurang gizi menurun sampai 35 %.
♦ Evaluasi. Setiap peserta menulis di dalam kretas kecil perasaan tentang pertemuan ini. Dan
apakah tujuan tercapai?
♦ Penutup
Pertemuan B: Kesehatan Lingkungan
Tujuan umum:
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan lingkungan.
Mendorong partisipasi masyarakat bersama menjaga kesehatan lingkungan.
Tujuan permainan:
Menjelaskan kepada masyarakat bahwa pikiran mereka kadang-kadang satu arah. Mereka susah
berpikir ke arah lain.
Material : botol
Waktu : 15 menit
Prosedure:
Fasilitator minta beberapa orang secara sukarela memerankan permainan ini.
Letakan botol (dihadapan peserta/ditengah-tengah peserta bila mereka duduk melingkar) dalam
ruangan.
Sukarelawan diminta berdiri dengan jarak dua langkah dari botol.
Fasilitator meminta relawan itu mengambil botol dengan syarat maju satu langkah dan satu
langkah mundur.
Biasanya mereka tidak tahu cara untuk mengambil botol itu.
Untuk ambil botol mereka harus maju satu langkah dan putar badan dan mundur satu langkah.
Tujuan:
Masyarakat mendiskusikan apa kebiasaan baik dan kurang baik. Ada kesadaraan
masyarakat tentang kesehatan lingkungan.
Fasilitator memberikan beberapa flash cards, dengan gambar yang baik dan kurang baik.
Masyarakat mendiskusikan mengapa gambar itu baik, dan kenapa gambar itu kurang baik.
Permainan bangunan
Contoh:
Keliling lapangan
Tujuan:
Masyarakat bisa melihat langsung masalah di lapangan.
Contoh, masyarakat bisa diajak melihat genangan air dan minta mereka mencari solusi untuk
mengatasinya.
Penutup.
Informasi Extra
Sanitasi
Jagalah keberishan tempat air/sumur/tap. Kalau perlu memakai pagar. Jangan buang air besar/
kecil dekat air tap/sumur.
Bakar sampah yang bisa dibakar. Mengubur sampah yang tidak bisa di bakar di tempat khusus.
Membuat WC dan kamar mandi.
Pertemuan C: Kebun Gizi
Tujuan umum:
⇒ Kelompok kebun gizi (ibu Balita) mengerti kepentingan membangun kebun gizi.
⇒ Kelompok memilih satu cara untuk membuat kebun gizi (bisa 1 kebun dan dikerjakan
bersama atau masing-masing).
⇒ Kelompok mengalami dan menganalisa beberapa elemen-elemen untuk kerja sama. Mereka
bisa melihat kelakuan masing-masing di dalam group.
⇒ Ada keberlanjutan kebun gizi
⇒ Ada jadwal kerja.
Perkenalan
Fasilitator meminta peserta memperkenalkan diri. Peserta yang disebelah kanan, diminta
memperkenalkan orang yang berada di sebalah kirinya. Orang yang diperkenalkan harus
menyebutkan apa yang dia suka dari ibu yang memperkenalkan dirinya, dan mengapa demikian.
Begitu seterusnya.
Fasilitator minta peserta untuk sebutkan alasan untuk membuat kebun gizi dan menulis alasan itu
di dalam flap.
♦ Permainan 1
Tujuan:
⇒ Permainan ini menjelaskan bahwa setiap peserta punya tujuan sendiri untuk membuat kebun
gizi tapi juga ada tujuan bersama.
Biasanya, karena pojok yang dituju peserta itu berbeda satu sama lain, maka setiap mereka tidak
dapat mewujudkan niatnya untuk menuju pojok yang diinginkan. Hal ini karena akan terjadi
tarik menarik antar peserta. Fasilitator minta peserta untuk berpikir tentang solusi apa yang bisa
dilakukan agar semua peserta bisa menuju pojok yang mereka pilih.
Solusi: pergi dengan semua peserta dari pojok ke pojok supaya setiap peserta temukan pojok
yang di pilih (tujuan sendiri) tapi juga kelompok menemukan satu tujuan.
Tujuan:
⇒ Membangun perasaan kerja sama dan kreatifitas kelompok
Fasilitator membuat dua kelompok, dan setiap kelompok diberikan 5 amplop dengan potongan
kertas di dalamnya. Minta peserta menyusun kembali potongan kertas dalam amplopnya dengan
membentuk 5 kotak persegi empat yang sama ukuran.
• Peserta diberikan waktu untuk membuat 5 persegi empat.
• Peraturan: mereka tidak boleh berbicara.
• Kalau bisa ada satu orang yang observasi ke kelompok kerja.
Setelah permainan ini, kelompok diminta membuat keputusan, apakah mereka perlu membuat
kebun gizi bersama dalam satu kelompok/ dilakukan masing-masing.
Tergantung keputusan peserta mereka akan membuat rencana kerja dan pilih tempat kebun gizi.
♦ Kebun masing-masing:
Mereka bisa membuat jadwal kerja masing-masing.
♦ Keberlanjutan
Fasilitator menjelaskan bahwa kebun ini ada untuk memperbaiki status gizi Balita. Jadi
kepentingan Balita untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dari hasil kebun gizi adalah yang utama.
Untuk keberlanjutan kebun gizi, maka 20 % dari hasil kebun gizi dijual untuk bisa membeli
bibit baru.
♦ Evaluasi
Lihat ke kekuatan dan kelemahan kelompok yang ditulis pada awal pertemuan . Apakah
kelemahan dari kelompok bisa teratasi setelah pertemuan ini atau belum. Minta pendapat Peserta
mereka perlu apa untuk mengatasi kelemahan.
♦ Penutup
N.B paku dan bibit untuk tanam pertama kali dikasih oleh YKS. Setelah itu sayur-sayuran harus
dijual untuk keberlanjutan kebun.
Pertemuan A: Penimbangan
Tujuan permainan:
⇒ Peserta dapat mengindentifikasikan kesalahan-kesalahan dalam melakukan
penimbangan sebagaimana terdapat dalam gambar.
Tujuan pelatihan:
⇒ Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Ibu Kader saat menimbang Balita.
♦ Diskusi:
Fasilitator mengajukan pertanyaan kepada peserta tentang mengapa, Ibu Bayi/Balita harus
datang ke Posyandu? Siapa yang menyimpan KMS? Apakah Ibu
Bayi/Balita menerima penyuluhan tentang perkembangan anaknnya?
Apakah peserta (kader) memiliki pengelaman memberikan penyluhan
kepada Ibu-ibu Bayi/Balita? Bagaimana cara mereka memberikan
penyuluhan kepada ibu-ibu Bayi/Balita yang punya anak kurang gizi.
Apakah mereka melakukan dalam kelompok atau dilakukan secara
individual? Semua jawaban agar didiskusikan bersama.
Tujuan pelatihan:
⇒ Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Ibu Kader saat menulis hasil
timbangan di KMS.
Fasilitator memberikan beberapa contoh kesalahan yang dilakukan peserta saat mengisi KMS.
Tujuan umum: Meningkatkan pengetahuan Kader Posyandu/ Ibu Balita tentang makanan
yang diperlukan oleh anak Balita, makanan bergizi dan makanan lengkap.
♦ Kita mulai pelatihan ini dengan minum kopi/teh dengan snak yang bergizi untuk Balita.
Snak dibawa oleh fasilitator.
Tujuan permainan:
⇒ Menjelaskan kenapa ilmu gizi penting.
Contoh: pertanyaan 1: Yang mana lebih gemuk dan sehat? Kader/Ibu Balita harus sebutkan yang
anak gizi baik.
Tujuan permainan:
Meningkatkan pengetahuan Kader Posyandu/Ibu Balita tentang mengapa
beberapa macam makanan penting untuk dimakan. Ada kandungan apa di
dalam macam makanan itu (mineral, vitamin, dll)
Pakai kartu makanan dan setiap peserta harus memberikan kartu di poster. Kartu yang mana ada
tenaga, pembangun atau pengatur. Contoh: nasi harus ditaroh kelompok tenaga.
Fasilitator menjelaskan kepada Kader Posyandu kenapa makanan dari 3 kelompok penting sekali
pakai beberapa contoh.
Contoh:
♦ Ibu biasanya masak pakai 3 batu. Ibu bisa masak dengan 2. Itu tidak bisa. Ini sama dengan
makan. Kalau hanya makan dari 2 kelompok itu berarti makanan kurang sehat dan lengkap.
Tujuan permainan :
⇒ Meningkatkan pengetahuan tentang kegunaan makanan lengkap dan sehat.
Tujuan:
⇒ Peserta melakukan praktek masak untuk melihat apa makanan sehat dan lengkap.
Pertemuan C: Malaria
Tujuan Umum: Kader Posyandu belajar tentang penyakit malaria dan memberdayakan
kader Posyandu belajar untuk membuat program pencegahan malaria di
desa mereka.
Gejala-gejala Gejala-gejala
Nyamuk:
Nyamuk:
• Ada dari pagi sampai sore. Khususnya jam
• Ada dari sore sampai pagi. Khususnya 4-5 sore.
jam 5 sore sampai pagi.
Tidak perlu obat
Jangan memberikan asprine.
Perlu obat khusus.
Kalau ada pendarahan hebat pergi
Perlu pemeriksaan darah di RS atau ke rumah sakit.
Puskesmas sebelum mengobati.
Kenapa pengawasan malaria penting?
• Orang meninggal dari malaria khususnya Balita (dari 6 bulan sampai 5 tahun)
(selalu terdapat = endemic) Sampai 6 bulan bayi punya kekebalan (= immunity) dari Ibu.
Setelah 6 bulan kekebalan akan turun. Seteleah 5 tahun kekebalan naik lagi.
• Berbahaya untuk Ibu hamil karena malaria berbahaya untuk bayi belum lahir.
1. Cara pengawasan malaria di tingkat masyarakat.
• Malaria disebabkan oleh nyamuk (vektor) suntik Plasmodium (parasit)di dalam
tubuh. Untuk mengurangi malaria kedua vektor dan parasit perlu dicegah .Dan kontak
antara vektor dan manusia juga perlu dicegah.
Penyakit malaria disebabkan oleh suatu parasit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Parasit
malaria disebut plasmodium, dan ada empat spesies plasmodium penyebab malaria pada
manusia, yaitu:
Di Indonesia, kebanyakan kasus malaria disebabkan oleh P.falciparum (kadang disebut malaria
tropika) dan P.vivax (disebut malaria vivax). Malaria yang disebabkan oleh dua spesies
plasmodium tersebut mempunyai gejala-gejala yang mirip, tetapi ada beberapa perbedaan
penting. Seorang penderita dapat dihinggapi lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian
disebut infeksi campuran.
• Satu nyamuk yang baru mengigit seorang penderita malaria TIDAK DAPAT menulari
orang lain secara langsung, karena parasit harus mengalami beberapa tahapan hidup di
dalam nyamuk tersebut lebih dahulu.
• Seorang yang baru digigit oleh nyamuk yang mengandung parasit malaria TIDAK
menderita malaria secara langsung, karena parasit harus mengalami beberapa tahapan
hidup lebih dahulu.
• Seorang yang baru digigit oleh nyamuk yang mengandung parasit malaria TIDAK
DAPAT menulari parasit (melalui nyamuk) ke orang lain secara langsung, karena parasit
harus mengalami beberapa tahapan hidup lebih dahulu.
WAKTU TERJADINYA INFEKSI PERTAMA KALI, SAMPAI TIMBULNYA GEJALA PENYAKIT (DAN
DAPAT MENULARI KE NYAMUK LAIN) SEKITAR 7-14 HARI (P.FALCIPARUM DAN P.VIVAX)
TETAPI PERIODE INI DITENTUKAN OLEH BEBERAPA FAKTOR.
Suatu perbedaan penting di antar P.vivax dan P.falciparum adalah pada P.vivax, sebagian parasit membentuk hipnozoit dalam hati
(atau parasit yang “tidur” selama periode tertentu) sehingga mengakibatkan relaps jangka panjang yaitu kembalinya penyakit stelah
tampak mereda dan rekurens (kalau parasit tidak diobati secara benar).
Material: lihat buku dari Pedoman untuk Guru, pelajaran Posyandu Anak Sekolah,
Kabupaten Kutai Barat, Kaltim atau di box dengan permainan. Fotokopy
sandiwara dengan topeng ada di dalam box.
Waktu:30 menit
Tujuan Khusus:
⇒ Kader Posyandu mengidentifikasikan masalah malaria yang ada di desa mereka.
⇒ Kader Posyandu membuat program pencegahan malaria di desa mereka.
♦ Evaluasi. Ibu mengisi formulir evaluasi pelatihan dan ada Rencana Tidak Lanjut
♦ Penutup.
Pertemuan E: Diare
Tujuan umum: Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menjelaskan :
1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Tanda-tanda Dehidrasi
4. Proses penularan Diare
5. Bahaya Diare dan cara pencegahannya
6. Bagaimana cara memberikan pertolongan pertama
7. Bisa membuat Oralit dan LGG
Perkenalan
Material : kertas kecil
Waktu : 15 menit
Prosedure :
• Setiap peserta dibagikan selembar kartu nama (kertas kosong) dan meminta
peserta menuliskan nama lengkap, dan salah satu tugas sebagai kader kesehatan,
serta pekerjaannya sehari-hari di rumah, Setelah ditulis, kartu nama dikumpulkan
kembali dan diacak dalam satu wadah untuk kemudian dibagikan kembali kepada
peserta dengan cara mengambil sendiri-sendiri. Setelah masing-masing mendapatkan
kartu nama (yang bukan miliknya sendiri) mereka diminta untuk mencari si pemilik
kartu nama itu. Setelah itu, masing-masing dipanggil ke depan untuk saling
memperkenalkan di hadapan peserta lainnya.
Tujuan perkenalan :
1. Terciptanya keakraban antara sesama peserta
2. Mengungkap diri orang lain ternyata tidak begitu mudah karena harus menjaga perasaan
orang yang diperkenalkan.
3. Komunikasi antar peserta menjadi lebih lancar.
♦ Permainan 1:
Tujuan:
⇒ Meningkatkan pengetahuan tentang materi diare.
Pertanyaan 1: Kalau seorang menderita diare, berapa kali dia buang air besar dalam sehari?
Jawaban 1 dari kartu: lebih dari 3x
Pertanyaan dari fasilitator: bagaimana bentuk kotorannya?
Pengertian Diare:
Diare oleh sebagian besar orang/masyarakat disebut dengan “muntaber” (Muntah berak).
Sebenarnya yang dimaksudkan diare adalah berak yang lebih sering dari biasanya (3x lebih
cepat atau lebih sehari) berbentuk encer dan dapat berupa air saja, kadang-kadang diserta
muntah, panas dll.
Pertanyaan 2: Apa penyebab-penyebab Diare?
Jawaban 2 dari kartu: kuman di dalam perut, makanan basi dan makanan beracun, tidak tahan
terhadap jenis makanan tertentu.
Penyebab Diare:
♦ Karena peradangan usus seperti, bakteri-bakteri (kolera, disentri), virus. (90% kasus diare)
♦ Karena keracunan makan/minuman, karena tidak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya
anak-anak yang tidak tahan terhadap susu yang mengandung lemak/laktosa, seperti yang
dijumpai pada susu kaleng.
Fasilitator menjelaskan:
Bahaya Diare:
Akibat dari diare adalah kurangnya cairan tubuh dan garam-garam yang sangat berguna bagi
kelangsungan hidup manusia. Makin lama seseorang terkena diare, semakin banyak dan cepat
pula tubuhnya kehilangan cairan. Akibatnya dapat menimbulkan kematian. Dalam istilah
kedokteran kehilangan cairan disebut dengan dehidrasi. Masalah lain yang sering menyertai
diare dan dapat memperburuk keadaan berupa , mual, muntah dan kadang-kadang demam pada
anak gizi buruk. (untuk membantu memberikan pemahaman kepada peserta, fasilitator
memberikan analogi seperti pada tanaman yang disiram dan tidak disiram)
(Fasilitator setelah menjelaskan item di atas, dapat menunjukan gambar tanaman yang disiram
dan tidak disiram)
Tanda-tanda dehidrasi:
Ada tiga tingkatan dehidrasi, setiap tingkat tergantung dari banyak dan lemahnya orang itu
menderita diare/menceret.
1. Tidak dehidrasi
2. Dehidrasi tidak berat
3. Dehidrasi berat
Pada dehidrasi berat, secara umum gejalahnya adalah :
1. Tingkat kesadaran menurun
2. Rasa haus
3. Mulut kering
4. Denyutan nadi bertambah cepat
5. Ubun-ubun menjadi cekung
6. Mata cekung
7. Jumlah air kencing berkurang
8. Kekeyalan kulit berkurang
Umur Julah Oralit yang diberikan setiap BAB Total jumlah Oralit yang
(buang air Besar) diberikan dalam sehari
< 2th 50-100 cc (1/4-1/2 gelas) 500 cc
2-10 tahun 100-200 cc (1/2-1 glas) 1000 cc
10 thn ke atas Sebanyak yang diinginkan 2000 cc
♦ Evaluasi. Setiap peserta menulis, formulir evaluasi dengan pertanyaan untuk dievaluasi dari
fasilitator.
♦ Penutup
Pertemuan D: ISPA
Tujuan Umum: Kader Posyandu belajar tentang penyakit ISPA dan memberdayakan kader
Posyandu belajar untuk membuat program pencegahan ISPA di desa
mereka.
♦ Penjelasan ISPA.
Tujuan:
⇒ Kader Posyandu memahami & mengerti tentang penyakit ISPA.
Pertanyaan:
• Virus
• Bakteri
• Non pnemonia: batuk pilek biasa. Biasanya batuk pilik ada virus. Tidak ada obat untuk
menyembuhkan penyakit itu. Bisa diberikan paracetamol kalau ada demam. Obat tradisional:
istirahat, minum banyak air atau air hangat dengan jeruk nipis dengan madu atau kecap
manis. Bisa sembuh sendiri dalam 3-5 hari tergantung daya tahan tubuh orang. Tidak ada
gejala peningkatan frekwensi dan tidak ada tarikan dinding dada.
• Pnemonia: Batuk Pilek disertai napas cepat. Biasanya ada bakteri, Perlu diobati di
Pustu/Puskesmas dengan antibiotica.
• Pnemonia berat: Batuk Pilek disertai napas cepat dan tarikan dinding dada. Perlu diobati di
Pustu/Puskesmas dengan antibiotica. Gejala-gejala lain: bibir atau kulit membiru, Lubang
hidung kembang kempis pada waktu bernafas, nafas berbunyi seperti mengorok dan menciut-
ciut dan anak tampak gelisah. Anak ini perlu dibawa ke Pusekesmas/ RSU untuk diberikan
obat, infus dan oksigen dll.
d. Apa gejala-gejala ISPA?
Batuk, Demam, Sesak nafas, nafas cepat dan tarikan dinding dada.
• Gizi buruk
• Tidak mau minum/ menetek
• Kejang-kejang
• Panas sangat tinggi
• Kesadaran menurun
• Stridor (ngorok waktu tenang)
Ketika anak bernafas dinding dada tertarik ke dalam (tulang rusuk menonjol) dan pada saat
bernapas hidung selalu kembang kempis.
Tujuan permainan:
⇒ Ibu Kader bisa hitung nafas orang yang tenang dan baru habis berolah raga.
Material : jam
Waktu : 20-30 menit
Prosedure :
• Fasilitator membagi Kader menjadi kelompok yang beranggota 2-3 orang.
• Pertama-tama fasilitator menjelaskan bahwa diperlukan data tentang berapa
tarikan nafas Ibu dalam keadaan berbaring selama satu menit, tetapi hanya dibutuhkan 1
menit (60 detik) saja untuk menghitung..
• Masing-masing kelompok diminta untuk memilih 1 orang untuk berbaring di
bangku. Satu orang akan menghitung nafasnya dengan suara pelan (disarankan agar
dapat menghitung dengan tangan diletakan diatas perut). Setiap kali perut naik dihitung,
jangan dihitung saat perut turun sementara anggota kelompok yang lain mengawasi
• Sambil memegang jam tangan fasilitator akan memberi aba-aba untuk saat mulai
dan saat berhenti. Demikian hal ini dilakukan sebanyak 3 kali secara bergiliran.
Setelah itu minta salah seorang Ibu untuk membuat 30 x jongkok dan berbaring lagi untuk
dihitung nafasnya.
Pertanyaan setelah permainan:
• Ada perbedaan di dalam frekuensi sebelum dan setelah jongkok.
• Kenapa? Alasan apa?
♦ Permainan batu/ayunan
Tujuan permainan:
⇒ Ibu Kader bisa lihat perbedaan nafas bayi, orang dewasa dan bayi yang menderita ISPA
Membuat bola kertas dan mempraktekkan nafas cepat dan normal dengan menggunakan bola
kretas dan menjelas kan maksud dan tiupan bola tersebut. Instruksi untuk membuat bola kretas
ada di dalam buku: Pedoman untuk Guru, pelajaran Posyandu Anak Sekolah, Kabupaten Kutai
Barat, Kaltim. Halaman 129 dan 130
Pencegahan ISPA:
• Kalau masak, anak di luar dapur. Memperbaiki ventilasi di dapur.
• Bapak dilarang merokok di dalam rumah, lebih baik berhenti atau merokok di luar.
• Makan teratur. (banyak buah-buahan dan sayur-sayuran)
• Membersihkan hidung.
• Membersikan lingkungan.
• Menghindari penularan dari penderita lain
• Imunisasi lengkap
♦ Evaluasi. Ibu mengisi formulir evaluasi pelatihan dan ada rencana tidak lanjut
♦ Penutup
Pertemuan E: Diare
Tujuan umum: Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menjelaskan :
8. Pengertian Diare
9. Penyebab Diare
10. Tanda-tanda Dehidrasi
11. Proses penularan Diare
12. Bahaya Diare dan cara pencegahannya
13. Bagaimana cara memberikan pertolongan pertama
14. Bisa membuat Oralit dan LGG
Perkenalan
Material : kertas kecil
Waktu : 15 menit
Prosedure :
• Setiap peserta dibagikan selembar kartu nama (kertas kosong) dan meminta
peserta menuliskan nama lengkap, dan salah satu tugas sebagai kader kesehatan,
serta pekerjaannya sehari-hari di rumah, Setelah ditulis, kartu nama dikumpulkan
kembali dan diacak dalam satu wadah untuk kemudian dibagikan kembali kepada
peserta dengan cara mengambil sendiri-sendiri. Setelah masing-masing mendapatkan
kartu nama (yang bukan miliknya sendiri) mereka diminta untuk mencari si pemilik
kartu nama itu. Setelah itu, masing-masing dipanggil ke depan untuk saling
memperkenalkan di hadapan peserta lainnya.
Tujuan perkenalan :
4. Terciptanya keakraban antara sesama peserta
5. Mengungkap diri orang lain ternyata tidak begitu mudah karena harus menjaga perasaan
orang yang diperkenalkan.
6. Komunikasi antar peserta menjadi lebih lancar.
♦ Permainan 1:
Tujuan:
⇒ Meningkatkan pengetahuan tentang materi diare.
Pertanyaan 1: Kalau seorang menderita diare, berapa kali dia buang air besar dalam sehari?
Jawaban 1 dari kartu: lebih dari 3x
Pertanyaan dari fasilitator: bagaimana bentuk kotorannya?
Pengertian Diare:
Diare oleh sebagian besar orang/masyarakat disebut dengan “muntaber” (Muntah berak).
Sebenarnya yang dimaksudkan diare adalah berak yang lebih sering dari biasanya (3x lebih
cepat atau lebih sehari) berbentuk encer dan dapat berupa air saja, kadang-kadang diserta
muntah, panas dll.
Pertanyaan 2: Apa penyebab-penyebab Diare?
Jawaban 2 dari kartu: kuman di dalam perut, makanan basi dan makanan beracun, tidak tahan
terhadap jenis makanan tertentu.
Penyebab Diare:
♦ Karena peradangan usus seperti, bakteri-bakteri (kolera, disentri), virus. (90% kasus diare)
♦ Karena keracunan makan/minuman, karena tidak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya
anak-anak yang tidak tahan terhadap susu yang mengandung lemak/laktosa, seperti yang
dijumpai pada susu kaleng.
Fasilitator menjelaskan:
Bahaya Diare:
Akibat dari diare adalah kurangnya cairan tubuh dan garam-garam yang sangat berguna bagi
kelangsungan hidup manusia. Makin lama seseorang terkena diare, semakin banyak dan cepat
pula tubuhnya kehilangan cairan. Akibatnya dapat menimbulkan kematian. Dalam istilah
kedokteran kehilangan cairan disebut dengan dehidrasi. Masalah lain yang sering menyertai
diare dan dapat memperburuk keadaan berupa , mual, muntah dan kadang-kadang demam pada
anak gizi buruk. (untuk membantu memberikan pemahaman kepada peserta, fasilitator
memberikan analogi seperti pada tanaman yang disiram dan tidak disiram)
(Fasilitator setelah menjelaskan item di atas, dapat menunjukan gambar tanaman yang disiram
dan tidak disiram)
Tanda-tanda dehidrasi:
Ada tiga tingkatan dehidrasi, setiap tingkat tergantung dari banyak dan lemahnya orang itu
menderita diare/menceret.
4. Tidak dehidrasi
5. Dehidrasi tidak berat
6. Dehidrasi berat
Pada dehidrasi berat, secara umum gejalahnya adalah :
9. Tingkat kesadaran menurun
10. Rasa haus
11. Mulut kering
12. Denyutan nadi bertambah cepat
13. Ubun-ubun menjadi cekung
14. Mata cekung
15. Jumlah air kencing berkurang
16. Kekeyalan kulit berkurang
Umur Julah Oralit yang diberikan setiap BAB Total jumlah Oralit yang
(buang air Besar) diberikan dalam sehari
< 2th 50-100 cc (1/4-1/2 gelas) 500 cc
2-10 tahun 100-200 cc (1/2-1 glas) 1000 cc
10 thn ke atas Sebanyak yang diinginkan 2000 cc
♦ Evaluasi. Setiap peserta menulis, formulir evaluasi dengan pertanyaan untuk dievaluasi dari
fasilitator.
♦ Penutup
Pertemuan F: Penyuluhan Partisipatif I
Tujuan umum: Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Kader dalam memberikan
penyuluhan gizi kepada Ibu Balita.
♦ Setiap anggota kader diminta mempresentasikan satu materi (beri waktu 2 menit ). Contoh:
vitamin A, ISPA, Malaria dll. (Ini di dalam surat undangan sudah diminta setiap anggota
Posyandu untuk menyiapkan presentasi ini)
Anggota lain observasi presentasi dan setelah semua presentasi, ada diskusi tentang apa yang
baik, apa masih kurang, pakai cara apa untuk presentasi. (Methode: sekolah atau partisipasi).
Minta peserta untuk sebutkan contoh methode partisipasi. Apakah mereka sudah melakukan
atau sudah mengetahuinya:
Contoh:
• Lagu
• Tanya/jawab
• Demonstrasi
• Diskusi
• Permainan peran
• Brainstorming (menyebutkan)
• Permainan
• Keliling lapangan
• Studi Kasus
• Simulasi
• Pemainan perkenalan
♦ Permainan 1: Komunikasi
Tujuan permainan:
⇒ Untuk memperlihatkan bahwa untuk memberi informasi hanya dengan omong-omong sangat
susah dimengerti.
⇒ Membandingkan kommunikasi satu arah dan dua arah.
♦ Permainan 2: Mendengarkan.
Tujuan permianan:
⇒ Memgambarkan kesulitan mendengarkan dengan penuh perhatian di dalam pelatihan yang
sederhana.
Hasil permaian:
a. 4
b. 5
c. 9
d. 8
e. 9
f. 19
g. 10
h. 8
i. 8
j. 3
k. 12
l. 4-7-8
m. 19
Penjelasan tentang buku penjajakan status gizi Balita. Mendiskusikan keuntungan buku itu.
Buku ini untuk Ibu Kader menulis masalah gizi setiap Balita yang kurang gizi atau gizi buruk.
Supaya Kader bisa memberi penyuluhan kepada Ibu Balita masing-masing.
Tujuan pelatihan:
⇒ Meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran tentang menu balita yang sehat.
Tujuan pelatihan:
⇒ Kader dapat memberi penyuluhan gizi yang baik dan benar kepada Ibu Balita dan
meningkatkan kepercayaan Kader untuk memberikan penyuluhan itu.
♦ Evaluasi
♦ Pembukaan. Fasilitator menjelaskan tujuan kepada Ibu Kader. Fasilitator minta ibu Kader
mengulangi materi pertemuan bulan lalu.
♦ Evaluasi kegiatan bulan lalu oleh fasilitator. Waktu Kader kasih penyuluhan kepada Ibu
Balita mereka langsung “memvonis” seperti :
⇒ Terlalu langsung (ibu salah, Bapak harus berhenti rokok)
⇒ Kurang dengar ke ibu balita
⇒ Sebutkan solusi (tanpa tanya)
♦ Permainan lipat.
Tujuan permainan:
⇒ Mempertunjukkan bahwa instruksi yang sederhana dan gampang, bisa salah ditafsirkan oleh
peserta, terlebih pada kata-kata yang berarti ganda (punya dua arti) peserta tidak boleh
menanyakan penjelasan lebih detil.
♦ Permainan asosiasi
Tujuan permainan:
⇒ Menekankan bahwa asosiasi adalah cara untuk belajar .
♦ Evaluasi
♦ Fasilitator bertanya kepada Ibu kader : Apa yang kamu pikir bila mendengar kata deteksi
dini tumbuh kembang anak?
Ibu Kader menyebutkan pikiran dan fasilitator menulis pikiran di dalam flap.
Fasilitator menjelaskan bahwa pentingnya kita melihat pertumbuhan anak yakni untuk melihat
lebih awal pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara fisik maupun mental. Deteksi
dini berarti ; pemeriksaan lebih dini terhadap perkembangan anak. Contoh: bila anak pada
umur sekian tahun, diukur kepalanya, dan ternyata pertumbuhan kepalanya itu ternyata lebih
besar/lebih kecil dari rata-rata anak lain seusianya maka harus segera dirujuk ke dokter untuk
diperiksa. Itu bisa penyakit hydrosepalus kalau kepala besar atau microsepalus kalau kepala
kecil. Penyakit itu berpengaruh pada perkembangan anak Balita. Kalau deteksi lebih awal berarti
anak bisa dibantu dengan operasi dan bisa memiliki peluang hidup yang lama. Bila tidak
demikian anak berpeluang mengalami disfabel. Jadi anak dipantau mulai dari umur,
4,8,12,18,24,36,48 dan 60 bulan. Disini kita bisa melihat sejauh mana aktifitas anak sesuai
dengan usianya.
♦ Fasilitator minta Ibu Kader untuk menyebutkan (kalau mereka tahu) 5 tahapan
perkembangan anak.
Tujuan:
⇒ Kader belajar dan bisa mengidentifikasikan perkembangan Balita
Material : Gambaran bolak-balik dari Yayasan Surya Kanti dan buku deteksi dini.
Waktu : 30-45 menit
Prosudure :
• Setelah menjelaskan lima tahapan perkembangan anak, fasilitator kemudian
megambil gambar tahapan perkembangan anak dan menjelaskan kepada peserta
mengenai perkembangan anak sesuai tahapan usianya sebagaimana terdapat dalam
gambar dimaksud.
Tujuan:
⇒ Ibu Kader punya kemampuan untuk mengukur lingkar kepala Balita
dengan teliti.
Setiap Balita harus diukur lingkar kepala setiap 0-3-6 dan 12 bulan kalau ukuran sesuai gambar.
Kalau hasil tidak baik ( terlalu besar atau kecil) kepala harus diukur setiap bulan dan anak itu
harus dirujuk ke Puskesmas atau RSU.
Tujuan:
⇒ Ibu Kader belajar lebih banyak tentang tahapan berkembangan anak.
♦ Penutup
Pertemuan H: Ujian dan Evaluasi
Tujuan umum:
⇒ Melihat perkembangan pengtahuan angota kader.
⇒ Angota membuat rencana tindak lanjut program kesehatan.
Setiap peserta diberi kretas dengan pertanyaan ujian. Peserta diberi 1 jam untuk mengerjakan
soal ujian.
Tujuan:
⇒ Ibu Kader mampu untuk membuat rencana tindak lanjut kesehatan tahun berikutnya.
Format:
♦ Evaluasi
♦ Penutup
NAMA:
Ujian Kesehatan
•
•
•
•
•
• air
• berbahaya
• lemah
• berkurang
• LGG
• ASI
• kekurangan
• Minum air bersih yang baik adalah air yang dibiarkan diatas………. menit setelah
mendidih:
a) 20 menit
b) 2 menit
c) 10 menit
d) 8 menit
6. Menulislah cerita tentang penyakit malaria dengan mengunakan kata-kata di bawah ini:
menular kelambu
panas gejala-gejala
pencegahan nyamuk
obat Puskesmas
darah pemeriksaan
7. Apa artinya ISPA.
9. Kalau memeriksa perkembangan Balita, kita memeriksa 5 bidang. Sebutlah kelima bidang
itu?
•
•
•
•
•
11. Kalau orang menderita pilek atau flu ada obat tradisional yang bisa dikasih. Seperti apa obat
dimaksud?
Ibu Kader
Ibu Min datang di Posyandu dengan membawa kartu KMS. setelah menimbang anaknya, berat
badan anak itu turun hingga 0,6 ons. Apakah kamu mau bertanya kepada Ibu Min? Setelah
diskusi dengan Ibu Min, apakah kamu menasehati Ibu Min?
Ibu Kader
Ibu Maria datang di Posyandu dengan Novi. Berumur 3 tahun. Berat Badan Novi turun bulan ini.
Apa yang akan kamu tanyakan kepada Ibu Novi? Setelah diskusi dengan Ibu Maria, apakah
kamu menasehati Ibu Maria?
Ibu Kader
Nona Elisabeth (12 tahun ) datang bersama adiknya yang bernama Eman di Posyandu. Selama
3 bulan terakhir barat badan Eman turun setiap kali datang menimbang di Posyandu.
Apakah kamu mau tahu ada hal-hal tertentu dari nona Elisabeth soal Eman? Dan setelah diskusi
apakah kamu menasehati Nona Elisabeth?
1. Ibu Kader
Ibu Eta datang di Posyandu dengan Ursula (berumur 2 tahun). Selama dua bulan terakhir, berat
badan Ursula terus menurun. Apakah kamu mau bertanya kepada Ibu Eta? Dan setelah diskusi,
apakah kamu menasehati Ibu Eta?
2. Ibu Kader
Ibu Nes datang di rumah kamu untuk minta nasehat tentang anaknya yang berumur 6 bulan.
Apakah kamu mau menanyakan sesuatu kepada Ibu Nes? Dan setelah itu apakah kamu juga
menasehati Ibu Nes?