Anda di halaman 1dari 44

Program Kesehatan

Yayasan Kesehatan untuk Semua

kepada masyarakat Flores Timur

Buku Panduan Petugas Lapangan

dibuat oleh Petra Vermeulen

sukarelawan VSO

2006
Pendahuluan

Selama dua tahun lebih berkerja sama dengan petugas lapangan dari Yayasan Kesehatan untuk
Semua/Health for All (YKS/HfA) di Kapubaten Flores Timur, saya melihat bahwa mereka
belum banyak memiliki pengalaman memberikan pelatihan partisipatif kepada masyarakat
maupun para kader Posyandu tentang kesehatan umum.

Pengalaman tersebut lalu menginspirasi saya untuk membuat buku panduan sederhana ini agar
memudahkan mereka dalam melakukan pendampingan kepada masyarakat, setelah saya tidak
lagi bersama mereka dalam menjalankan program kesehatan partisipatif. Saya berharap, kiranya
dengan keberadaan buku ini, dapat digunakan sebagai panduan dalam memberikan pelathian
kepada masyarakat dampingan.

Buku ini berisi dua bab dimana Bab I berisi pertemuan bersama masyarakat di wilayah
dampingan dan Bab II berisi mengenai berbagai pelatihan tentang kesehatan baik bersama
masyarakat maupun Kader Posyandu.

Meskipun buku ini secara khusus dipersembahkan untuk para petugas lapangan YKS/HfA,
namun siapa saja, terutama para petugas lapangan bisa menggunakan buku ini sebagai panduan
dalam pelaksanaan tugas-tugas di lapangan bersama masyarakat.

Akhir kata saya mengucapkan selamat kepada siapa saja yang menggunakan buku ini sebagai
panduan dalam memberikan pelatihan kepada masyarakat.

Petra Vermeulen
Tenaga VSO
Larantuka
Januari 2006
Daftar Isi

• Pendahuluan

Pertemuan khusus dengan masyarakat


I. Pertemuan A: Assesment

II. Pertemuan B: Kesehatan Lingkungan

III. Pertemuan C: Kebun Gizi

Pertemuan dengan masyarakat atau Kader Posyandu


I. Pertemuan A: Penimbangan

II. Pertemuan B: Makanan Bergizi

III. Pertemuan C: Malaria

IV. Pertemuan D: ISPA

V. Pertemuan E: Diare

VI. Pertemuan F: Penyuluhan Partisipatif I

VII. Pertemuan F: Penyuluhan Partisipatif II

VIII. Pertemuan G: Deteksi Dini

IX. Pertemuan H: Ujian dan Evaluasi


Pertemuan A: Assesment

Tujuan umum: Masyarakat dapat mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang ada


di dalam desa/dusun mereka.

♦ Pembukaan. Fasiliator menjelaskan kepada peserta tujuan kegiatan hari itu.


♦ Perkenalan: Setiap peserta menulis nama di dalam stiker.

♦ Permainan 1: Masalah simpul

Tujuan permainan:
⇒ Menunjukan kepada peserta bawah kelompok yang punya kuasa untuk
memecahkan maslah-maslah mereka, jauh lebih berhasil daripada bila diperintahkan oleh
orang dari luar
⇒ Membuat kelompok

Material : tidak perlu


Waktu : 10-15 menit

Prosedur :
• Pilih satu peserta untuk bertindak sebagai pegelola. Dia harus meninggalkan kamar saat
fasilitator memberi instruksi kepada kelompok lain.
• Minta peserta didalam kelompok untuk berpegangan tangan di dalam lingkaran.
Mereka diminta membuat simpul-simpul dalam kelompok tersebut. Pada saat
membuat simpul, tangan peserta tidak boleh lepas satu dengan yang lainnya.
• Fasilitator meminta kepada orang yang telah ditunjuk menjadi pengelola (orang
yang ada di luar ruangan) untuk menguraikan simpul yang dibuat peserta lainnya
dalam kelompok. Selama menguraikan simpul itu, peserta dilarang untuk
menunjuk/mengajari pengelolah bagiamana menguraikan simpul, Pengelola hanya
menggunakan suara untuk memerintah. Waktu untuk menguraikan simpul yang ada
hanya 1 menit .
• Biasanya untuk pertama kali, pegelola tidak bisa untuk menyelesaikan simpul-
simpul yang ada. Karena itu minta peserta lainnya untuk membantu
mennguraikannya. Setelah permainan diskusi dengan kelompok.

Di dalam diskusi fasilitator menjelaskan:


1. Permainan ini mau memberi gambaran kepada kita tentang tugas orang dari luar dan orang
dari desa.
2. Juga mau mengatakan kepada kita tentang keevektipan dari orang di luar yang mengelolah
program lebih sulit.
3. Permainan ini juga menggambarkan bahwa dalam menjalankan program perlu ada kerja
sama di dalam masyarakat.

Catatan : Sebelum menjelaskan, fasilitator terlebih dahulu meminta pendapat dari peserta
makna permainan tersebut.

♦ Mengupulkan informasi tentang LSM-LSM lain yang dulu berkerja di desa. Bicarakan sama
dengan masyarakat apakah program yang dijalankan oleh LSM-LSM sebelumnya berhasil
atau tidak.

• Apakah Program itu mengacu kepada kebutuhan masyarakat?


• Apakah dalam menjalankan program LSM bersangkutan melibatkan masyarakat?

♦ Permainan 2: bongkar/pasang
Mekanisme permainan: Membagi peserta menjadi beberapa kelompok kecil.

Material : bongkar pasang


Waktu : 10 menit

Procedure:
Peraturan permainan:

1. Tidak boleh berbicara


2. Tidak boleh ambil potongan teman lain.
3. Boleh memberi potongan tapi yang diberi tidak boleh menolak.

• Peserta mencari potongan yang cocok dan membuat satu gambaran yang benar.
• Jika masyarakat membuat kelompok kecil, mereka akan mendiskusikan masalah-
masalah yang ada di dalam desa/dusun mereka. Mereka akan menulis masalah itu di flap.
• Setiap kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi.
• Setelah itu mereka membuat 1 kelompok lagi dan mereka akan membuat tujuan
kesehatan untuk 2 tahun ke depan. Pakai system SMART.

S specific khusus

M measureable bisa diukur

A attainable bisa dicapai

R relevant bersangkut-paut

T time bound batas waktu

Kasih contoh tujuan yang SMART:

⇒ Di dalam 2 tahun angka balita yang menderita kurang gizi menurun sampai 35 %.

Specific : untuk anak Balita


Measureable : turun 35 % (data Posyandu)
Attainable : contoh: sekarang ada 40% balita yang menderita kurang gizi ke 35 %
bisa dicapai
Relevant : ada banyak Balita kurang gizi
Time bound : dalam masa 2 tahun

Contoh recana kerja lanjut (RKL)

Masalah Kegiatan Tujuan Dana


Kesehatan ♦ Di dalam kelompok yang sudah ♦ Di dalam 1 ½ tahun 15 ♦ Swadaya
Lingkungan ada membuat lumbang wc. % keluarga punya ♦ Dana
♦ Membeli bahan-bahan untuk wc/kamar mandi bersih
memperbaiki wc/kamar mandi dan sehat
♦ Survey wc/kamar mandi

♦ Evaluasi. Setiap peserta menulis di dalam kretas kecil perasaan tentang pertemuan ini. Dan
apakah tujuan tercapai?
♦ Penutup
Pertemuan B: Kesehatan Lingkungan
Tujuan umum:
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan lingkungan.
Mendorong partisipasi masyarakat bersama menjaga kesehatan lingkungan.

Pembukaan: Fasilitator menjelaskan tujuan pertemuan. Setiap peserta menulis nama


panggilan di atas stiker dan tempel di baju.

Permainan 1: permainan botol.

Tujuan permainan:
Menjelaskan kepada masyarakat bahwa pikiran mereka kadang-kadang satu arah. Mereka susah
berpikir ke arah lain.

Material : botol
Waktu : 15 menit
Prosedure:
Fasilitator minta beberapa orang secara sukarela memerankan permainan ini.
Letakan botol (dihadapan peserta/ditengah-tengah peserta bila mereka duduk melingkar) dalam
ruangan.
Sukarelawan diminta berdiri dengan jarak dua langkah dari botol.
Fasilitator meminta relawan itu mengambil botol dengan syarat maju satu langkah dan satu
langkah mundur.
Biasanya mereka tidak tahu cara untuk mengambil botol itu.
Untuk ambil botol mereka harus maju satu langkah dan putar badan dan mundur satu langkah.

Setelah permainan ada diskusi tentang kebiasaan masyarakat dan perubahnya


(partisipasi dari peserta).
Point-point penting yang perlu didiskusikan:
Mengapa mereka (masyarakat) susah merubah kebiasaan?
Tanyakan apakah masyarakat siap untuk merubah kebiasaan? Kalau tidak, kenapa?
Kenapa masyarakat harus merubah berberapa kebiasaan? Itu bisa atau tidak? Perlu apa
untuk merubah kebiasaan?

Harapan dan kekwuatiran masyarakat untuk pertemuan ini.

Material : Post-it 2 warna, flap,spidol


Waktu : 20-30 menit
Procedure :
Setiap peserta dibagi dua kretas kecil ( kalau bisa dua warna)
Setiap peserta menulis satu harapan (satu warna) dan satu kekhawatiran (warna lain) di
kretas.
Fasilitator mengumpulkan harapan dan kekhawatiran dan tempel di flap. (bisa
menggabungkan ide yang sama).

Permainan 2: Flashcard game.

Tujuan:
Masyarakat mendiskusikan apa kebiasaan baik dan kurang baik. Ada kesadaraan
masyarakat tentang kesehatan lingkungan.

Material : gambaran kesehatan lingkungan


Waktu : 30-45 menit
Procedure:
Semua peserta duduk di dalam lingkaran.

Fasilitator memberikan beberapa flash cards, dengan gambar yang baik dan kurang baik.
Masyarakat mendiskusikan mengapa gambar itu baik, dan kenapa gambar itu kurang baik.

Permainan bangunan

Mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan di desa/dusun

Material : flap, spidol


Waktu : 20-30 menit
Procedure :
Bagi masyarakat di dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok mengidentifikasi masalah yang
punya fokus kesehatan lingkungan dan yang ada di dalam desa/dusun mereka. Mereka menulis
masalah di dalam flap.
Setelah itu, setiap kelompok diminta mempresentasikan masalah masing-masing ke kelompok
lain.
Diskusi tentang: bagaimana masyarakat bisa melakukan untuk menyelesaikan masalah ini.
Membuat program kesling dengan jadwal kegiatan.

Contoh:

Masalah Tujuan Kegiatan Tangung jawab


Membersihkan Agar lingkungan Gotong royong setiap Setiap dusun sendiri
Lingkungan yang kelihatan lebih bersih minggu sekali
kotor di dusun

Keliling lapangan

Tujuan:
Masyarakat bisa melihat langsung masalah di lapangan.

Contoh, masyarakat bisa diajak melihat genangan air dan minta mereka mencari solusi untuk
mengatasinya.

Menulis surat (evaluasi)

Material : Kretas, spidol


Waktu : 15 menit
Prosedure :
Setiap peserta menulis surat kecil kepada diri sendiri dengan satu hal mereka akan melakaukan
di rumah untuk memperbaiki kesehatan lingkungan.
Surat dikumpul dan dibawa ke kantor YKS. Setelah 6 bulan kalau ada pertemuan evaluasi surat
akan dibagi lagi kepada peserta dan peserta harus evaluasi kegiatan mereka.

Penutup.

Informasi Extra

Garis Pedoman dasar kebersihan.

Ilmu kesehatan (hygiene)


Selalau mencucui tangaga dengan sabun. Pagi, setelah buang air besar/kecil, sebelum makan.
Mandi 2 atau 3 kali sehari.
Memakai sepatu
Menyikat gigi 2 kali sehari

Kebersihan di sikitar rumah


Jangan masukkan binatang (babi, ayam ) di rumah atau di tempat dimana anak biasa bermain.
Jangan biarkan anak-anak dijilat oleh anjing atau duduk di tempat tidur.
Bersihkan selalu kotoran anak bila ia WC di semberang tempat. Ajarkan anak untuk membuang
hajat di dalam WC.
Seperei dan kasur perlu dijemur selalu untuk mematikan/mencegah adanya kutu busuk. Bila ada
kutu busuk cucilah seperei dan kain dengan air panas.
Jangan meludah (spit) di lantai. Tutup selalu mulut dengan saputangan pada saat batuk atau
bersin (sneeze)
Bersihkan selalu rumah tingga secara rutin.

Keberisihan makanan dan minuman


Air yang dijerang, harus dibiarkan 10 menit setelah mendidih. Bila tidak ada cukup kayu untuk
memasak air, isilah air pada botol aqua dan jemur selama 2 jam dengan keadaan botol pada
bagian dasar dicat hitam.
Lindungi makanan dari lalat dan nyamuk.
Memberishkan buah-buah/makanan yang diangkat dari lantai.
Masak/goreng/bakar daging/ikan dengan baik (sampai benar-benar masak).
Ayam memiliki banyak kuman. Untuk itulah cuci tanggan selalu setelah memasak daging ayam.
Jangan makan makanan yang sudah berbau (smell).
Orang yang menderita TB harus makan terpisah (separately) dari orang lain. Mencuci
piring/sendok yang dipergunakan penderita dengan air panas setelah makan.

Mengurus kesehatan anak-anak


Anak yang sakit harus ditidurkan terpisah dari orang lain.
Vaksinasi
Memakai kain/saputangan kalau ada batuk atau bersin.
Sering mandi/ potong kuku (nails) dan mengganti baju yang sudah kotor.
Kalau anak punya penyakit menular harus segera diobati.
Makan makanan sehat dan cukup.

Sanitasi
Jagalah keberishan tempat air/sumur/tap. Kalau perlu memakai pagar. Jangan buang air besar/
kecil dekat air tap/sumur.
Bakar sampah yang bisa dibakar. Mengubur sampah yang tidak bisa di bakar di tempat khusus.
Membuat WC dan kamar mandi.
Pertemuan C: Kebun Gizi

Tujuan umum:
⇒ Kelompok kebun gizi (ibu Balita) mengerti kepentingan membangun kebun gizi.
⇒ Kelompok memilih satu cara untuk membuat kebun gizi (bisa 1 kebun dan dikerjakan
bersama atau masing-masing).
⇒ Kelompok mengalami dan menganalisa beberapa elemen-elemen untuk kerja sama. Mereka
bisa melihat kelakuan masing-masing di dalam group.
⇒ Ada keberlanjutan kebun gizi
⇒ Ada jadwal kerja.

Perkenalan

Fasilitator meminta peserta memperkenalkan diri. Peserta yang disebelah kanan, diminta
memperkenalkan orang yang berada di sebalah kirinya. Orang yang diperkenalkan harus
menyebutkan apa yang dia suka dari ibu yang memperkenalkan dirinya, dan mengapa demikian.
Begitu seterusnya.

♦ Tujuan membuat kebun gizi.

Fasilitator minta peserta untuk sebutkan alasan untuk membuat kebun gizi dan menulis alasan itu
di dalam flap.

♦ Permainan 1

Tujuan:
⇒ Permainan ini menjelaskan bahwa setiap peserta punya tujuan sendiri untuk membuat kebun
gizi tapi juga ada tujuan bersama.

Material : tidak perlu


Waktu : 10-15 menit
Procedure :
• Peserta di minta untuk membuat lingkaran dan saling berpegangan tangan.
Fasilitator meminta setiap peserta untuk berpikir, ke pojok mana dia harus tuju. Pojok
pilihan merupakan rahasia masing-masing peserta. Setelah semua peserta sudah
menentukan pojok mana yang mereka tuju , fasilitator meminta agar peserta secara
serempak menuju pojok yang telah ditentukan sendiri-sendiri secara bersamaan
dengan tangan tetap saling berpegangan.

Biasanya, karena pojok yang dituju peserta itu berbeda satu sama lain, maka setiap mereka tidak
dapat mewujudkan niatnya untuk menuju pojok yang diinginkan. Hal ini karena akan terjadi
tarik menarik antar peserta. Fasilitator minta peserta untuk berpikir tentang solusi apa yang bisa
dilakukan agar semua peserta bisa menuju pojok yang mereka pilih.

Solusi: pergi dengan semua peserta dari pojok ke pojok supaya setiap peserta temukan pojok
yang di pilih (tujuan sendiri) tapi juga kelompok menemukan satu tujuan.

♦ Kekuatan dan kelemahan kelompok

Material : flap, spidol


Waktu : 15 menit
Procedure :
• Kelompok dibagi di dalam 2-4 kelompok kecil (tergantung banyaknya peserta ).
Setiap kelompok dikasih kertas flap dengan spidol dan mereka dikasih waktu untuk
menulis kekuatan dan kelemahan mereka bila membuat kebun gizi.
• Setelah itu satu orang dari setiap kelompok mempresentasikan hasilnya kepada
kelompok lain.

♦ Permainan 2: Menyusun Kertas Persegi

Tujuan:
⇒ Membangun perasaan kerja sama dan kreatifitas kelompok

Material : permainan persegi


Waktu : 20 menit
Procedure :

Fasilitator membuat dua kelompok, dan setiap kelompok diberikan 5 amplop dengan potongan
kertas di dalamnya. Minta peserta menyusun kembali potongan kertas dalam amplopnya dengan
membentuk 5 kotak persegi empat yang sama ukuran.
• Peserta diberikan waktu untuk membuat 5 persegi empat.
• Peraturan: mereka tidak boleh berbicara.
• Kalau bisa ada satu orang yang observasi ke kelompok kerja.

Setelah permainan, fasilitator menanyakan kepada peserta:

• Kelompok mana yang menang? Kenapa mereka menang?


• Apakah peserta kerja sama atau tidak? Apa yang terjadi bila kerja sama kelopok lebih baik?
• Bagaimana peran di dalam kelompok? Setiap peserta ikut atau tidak?
• Siapa merasa fustrasi? Kenapa?
• Siapa melanggar peraturan?
• Apa yang dilihat oleh orang yang melakukan observasi?

Setelah permainan ini, kelompok diminta membuat keputusan, apakah mereka perlu membuat
kebun gizi bersama dalam satu kelompok/ dilakukan masing-masing.

Tergantung keputusan peserta mereka akan membuat rencana kerja dan pilih tempat kebun gizi.

♦ Kebun Gizi dan kerja sama:

Material : kretas, spidol


Waktu : 30-45 menit
Procedure :
• Pilih tempat yang dekat air dan punya cukup matahari (biasanya 6 jam sehari) dan
tanah subur.
• Membuat jadwal kerja:
 Siapkan kayu dan bambu untuk membuat pagar (ini penting untuk melindungi
tanaman dari binatang liar)
 Membuat bedeng, cangkul, ambil batu dan akar dari tanah, dll
 Campur tanah dengan pupuk organik( kotoran dari hewan, semua bisa babi,
kambing, ayam)
 Pilih bibit. Sayur-sayaran yang cocok untuk ditanam di daerah mereka.
 Pilih ketua kelompok
 Membuat jadwal siram dan kerja kebun.

♦ Kebun masing-masing:
Mereka bisa membuat jadwal kerja masing-masing.

♦ Keberlanjutan

Fasilitator menjelaskan bahwa kebun ini ada untuk memperbaiki status gizi Balita. Jadi
kepentingan Balita untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dari hasil kebun gizi adalah yang utama.
Untuk keberlanjutan kebun gizi, maka 20 % dari hasil kebun gizi dijual untuk bisa membeli
bibit baru.

♦ Evaluasi

Lihat ke kekuatan dan kelemahan kelompok yang ditulis pada awal pertemuan . Apakah
kelemahan dari kelompok bisa teratasi setelah pertemuan ini atau belum. Minta pendapat Peserta
mereka perlu apa untuk mengatasi kelemahan.

♦ Penutup

N.B paku dan bibit untuk tanam pertama kali dikasih oleh YKS. Setelah itu sayur-sayuran harus
dijual untuk keberlanjutan kebun.
Pertemuan A: Penimbangan

Tujuan umum: Meningkatkan kemampuan dan keterampilan Kader agar mampu


melakukan penimbangan bayi/balita secara baik dan benar.

♦ Pembukaan. Fasilitator menjelaskan kepada peserta tujuan kegiatan hari itu.

♦ Perkenalan: Setiap peserta menulis nama panggilan di dalam stiker.

1. Brain storm session.

Kenapa gizi penting?


Fasilitator meminta kepada peserta, apa yang mereka pikirkan mengapa gizi itu penting dan apa
akibatnya bila seorang anak mengalami gizi kurang. (Fasilitator membawa kartu berwarna dan
menulis setiap jawaban dari peserta dalam satu kartu.)

♦ Permainan 1: Gambar dengan 5 kesalahan

Tujuan permainan:
⇒ Peserta dapat mengindentifikasikan kesalahan-kesalahan dalam melakukan
penimbangan sebagaimana terdapat dalam gambar.

Material : gambar proses penimbangan dengan lima kesalahan


Waktu : 10-15 menit
Prosedure :
Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok (tergantung banyaknya peserta yang hadir).
Setiap kelompok diberikan gambar orang yang sedang melakukan penimbangan. Dalam gambar
itu terdapat 5 kesalahan yang dilakukan pada saat penimbangan. Peserta diminta mencari
kesalahan apa saja yang dilakukan saat melakukan penimbangan bayi/balita seperti yang
termuat dalam gambar.

♦ Pelatihan 1: Cara menimbang Balita dengan baik.

Tujuan pelatihan:
⇒ Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Ibu Kader saat menimbang Balita.

Material : dacing, sarong biasa atau sarong celana, anak Balita


Waktu : 30-45 menit
Prosedure :
• Membuat beberapa kelompok kecil (3 orang) tergantung jumlah peserta. (contoh:
kalau ada 10 orang, bisa membuat 3 kelompok kecil)
• Setiap kelompok kecil menimbang 1 Balita yang sama (jangan ganti Balita) dan
hasil itu ditulis dalam kertas. Kelompok lain tidak boleh lihat dan tunggu di ruangan lain.
Sarung timbangan harus selalu diganti pada saat setiap kelompok melakukan
penimbangan.
• Setelah semua kelompok mendapat giliran praktek menimbang Balita, hasilnya
akan didiskusikan bersama.

Fasilitator mengajukan pertanyaan kepada peserta:


• Apa kesalahan yang mereka lakukan pada saat menimbang (setiap kelompok
diberikan kesempatan untuk menjawabnya)
• Mengapa mereka membuat kesalahan itu?
• Baigamana cara untuk memperbaiki kesalahan itu?
Berdasarkan pengalaman lapangan, kesalahan yang sering terjadi adalah:
• Tidak menetralkan (tera) kembali dacing yang digunakan setiap kali mengganti
sarung timbangan.
• Bayi/Balita yang ditimbang masih dibiarkan mengenakan topi, sepatu, kain dll
• Tidak membaca hasil penimbangan dengan teliti.

♦ Diskusi:
Fasilitator mengajukan pertanyaan kepada peserta tentang mengapa, Ibu Bayi/Balita harus
datang ke Posyandu? Siapa yang menyimpan KMS? Apakah Ibu
Bayi/Balita menerima penyuluhan tentang perkembangan anaknnya?
Apakah peserta (kader) memiliki pengelaman memberikan penyluhan
kepada Ibu-ibu Bayi/Balita? Bagaimana cara mereka memberikan
penyuluhan kepada ibu-ibu Bayi/Balita yang punya anak kurang gizi.
Apakah mereka melakukan dalam kelompok atau dilakukan secara
individual? Semua jawaban agar didiskusikan bersama.

♦ Pelatihan 2: Cara menulis hasil timbangan di KMS dengan baik.

Tujuan pelatihan:
⇒ Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Ibu Kader saat menulis hasil
timbangan di KMS.

Material : kasus KMS, Kopy of KMS, spidol


Waktu : 20-30 menit
Procedure :
• Peserta dibagi menjadi 3 kelompok (tergantung peserta yang hadir).
• Peserta disodorkan hasil timbangan bayi/balita yang sudah mereka lakukan.
• Minta peserta menulis hasil timbangan itu ke dalam KMS.
• Setelah itu minta peserta bersama-sama mendiskusikan, apakah ada kesalahan
yang dilakukan saat menulis hasil timbangan di KMS.

Fasilitator memberikan beberapa contoh kesalahan yang dilakukan peserta saat mengisi KMS.

Fasilitator menanyakan ke pada peserta:


• Apa kesalahan yang telah dilakukan?
• Kenapa Kader membuat kesalahan itu?
• Baigamana cara untuk memperbaiki kesalahan itu?

Berdasarkan pengalaman lapangan, kesalahan yang sering terjadi adalah:


• Lupa menulis 1 bulan, kalau balita tidak datang satu bulan.
• Kalau balik kertas dari bulan 36 ke 37, Kader lupa ulangi bulan 36 mereka
langsung menulis hasil bulan 37.
• Tanggal lahir tidak sesuai dengan bulan di KMS. Contoh bayi lahir tanggal 30
April. Tapi Ibu datang di Posyandu tanggal 7 Mei. Kader langsung menulis umur bayi itu
1 bulan padahal dia baru lahir dan harus mulai dengan 0 bulan daripada 1 bulan.
• Kader biasanya tidak melihat hasil dari bulan sebelumnya. Di dalam 1 bulan
Balita bisa naik 0,5 kilo (kecuali bayi baru lahir, mereka bisa naik 1 kilo sebulan) kalau
satu balita naik 1 kilo, ini berarti mungkin ada keselahan timbang dan anak itu harus
ditimbang ulang.

♦ Evaluasi. Peserta mengisi format evaluasi.


♦ Penutup
Pertemuan B: Makanan Bergizi
Pelatihan ini bisa diberikan kepada Kader Posyandu tapi juga kepada Ibu Balita.

Tujuan umum: Meningkatkan pengetahuan Kader Posyandu/ Ibu Balita tentang makanan
yang diperlukan oleh anak Balita, makanan bergizi dan makanan lengkap.

♦ Kita mulai pelatihan ini dengan minum kopi/teh dengan snak yang bergizi untuk Balita.
Snak dibawa oleh fasilitator.

Fasilitator menjelaskan snak apa yang bergizi dan kurang bergizi.

Yang bergizi: kue, pisang goreng, ubi goreng, kerupuk, buah-buahan.


Yang kurang bergizi: gula-gula, sarimi.

Permainan KURANG GIZI, GIZI BAIK

Tujuan permainan:
⇒ Menjelaskan kenapa ilmu gizi penting.

Material : Gambaran gizi baik, gizi kurang


Waktu : 10 menit
Procedure :
• Kelompok dikasih dua gambar. Satu gambar anak kurang gizi, satu gambar anak
gizi baik.
• Fasilitator membaca 8 pertanyaan, masing-masing pertanyaan harus diberi oleh
Ibu Kader/Ibu Balita di gambar yang baik.

Contoh: pertanyaan 1: Yang mana lebih gemuk dan sehat? Kader/Ibu Balita harus sebutkan yang
anak gizi baik.

Permainan FOOD PAIRS

Tujuan permainan:
Meningkatkan pengetahuan Kader Posyandu/Ibu Balita tentang mengapa
beberapa macam makanan penting untuk dimakan. Ada kandungan apa di
dalam macam makanan itu (mineral, vitamin, dll)

Material : Permainan pasangan makanan


Waktu : 30-45 menit
Procedure :
• Kocok kartu dan simpan kartu di atas meja atau di lantai dengan gambar anak di
atas.
• Setiap peserta bisa balik tiga kartu, kalau 2 kartu punya gambar sama (contoh:
dua foto dengan gambar ayam) peserta bisa ambil dua kartu itu dan fasilitator membaca
pesen tentang gambar itu. Kalau gambar tidak sama foto harus bolak-balik lagi dengan
gambar anak ke atas.
• Foto di balik ke peserta terus-menurus sampai tidak ada foto lagi.
• Peserta yang punya pasangan foto lebih banyak menang dan dapat hadiah
(makanan yang bergizi)
Setelah permainan ini peserta mengumpulkan kartu dalam 3 kelompok (pakai poster Triguna
Makanan)

Pakai kartu makanan dan setiap peserta harus memberikan kartu di poster. Kartu yang mana ada
tenaga, pembangun atau pengatur. Contoh: nasi harus ditaroh kelompok tenaga.

Fasilitator menjelaskan kepada Kader Posyandu kenapa makanan dari 3 kelompok penting sekali
pakai beberapa contoh.

Contoh:
♦ Ibu biasanya masak pakai 3 batu. Ibu bisa masak dengan 2. Itu tidak bisa. Ini sama dengan
makan. Kalau hanya makan dari 2 kelompok itu berarti makanan kurang sehat dan lengkap.

Permainan: MAKANAN LENGKAP

Tujuan permainan :
⇒ Meningkatkan pengetahuan tentang kegunaan makanan lengkap dan sehat.

Material : Kartu makanan lengkap, kacang tanah atau batu.


Waktu : 30 menit
Prosedure :
• Permainan ini seperti bingo.
• Setiap peserta dikasih gambar dengan makanan lengkap.
• Setiap peserta dikasih 6 batu/daun (lihat apa yang ada di desa).
• Fasilitator perintah satu sayur/snak dll dan peserta punya itu di dalam gambar
mereka taro batu/daun di gambar itu. (AWAS: semua peserta punya gambar nasi dan
minyak jadi kartu itu harus diperintah lebih awal).
• Kalau ada satu peserta yang punya semua gambar penuh, ia harus teriak: makanan lengkap
• Dan dikasih hadiah (makanan bergizi)

♦ Buka diskusi dengan minta pertanyaan dari peserta

♦ Masak dan Makan bersama, makanan lengkap.

Tujuan:
⇒ Peserta melakukan praktek masak untuk melihat apa makanan sehat dan lengkap.
Pertemuan C: Malaria
Tujuan Umum: Kader Posyandu belajar tentang penyakit malaria dan memberdayakan
kader Posyandu belajar untuk membuat program pencegahan malaria di
desa mereka.

♦ Pembukaan: Fasilitator menjelaskan tujuan pelatiahan ini kepada peserta.

♦ Tujuan Khusus: Menguji pengetahuan Kader tentang malaria

Material : flap, spidol


Waktu : 30-45 menit
Prosedure :
• Peserta duduk di dalam lingkaran. Setiap peserta bertanya kepada peserta di
samping kanan pertanyaan tentang malaria.

Hal-hal yang dibicarakan adalah:

Malaria Demam berdarah

Gejala-gejala Gejala-gejala

• 3 tingkatan: • Tiba-tiba demam tinggi. Tubuh/kepala


1. dimulai dengan dingin dan tenggorokan sakit.
sering kepala sakit. Menggigil 15 min • Orang merasa lemah,sakit sekali.
sampai 1 jam. • Setelah 3-4 hari pasien sudah merasa
2. Dingin diikuti dengan demam lebih baik untuk beberapa jam sampai 2
40◦ atau lebih. Orang merasa lemah, hari.
kulitnya kemerahan dan mengigau. • Sakit kembali untuk 1-2 hari sering
Demam beberapa jam sampai dengan bintik-bintik di tangan dan kaki.
beberapa hari. • Kadang-kadang ada pendarahan di kulit.
3. Akhirnya keringat dan demam
menurun. Dia merasa lemah tetapi
lebih baik.
• Malaria menyebabkan demam setiap 2
atau 3 hari tapi permulaan bisa ada
demam setiap hari.
• Malaria kronis sering menyebabkan limpa
besar dan kekurangan darah.

Nyamuk:
Nyamuk:
• Ada dari pagi sampai sore. Khususnya jam
• Ada dari sore sampai pagi. Khususnya 4-5 sore.
jam 5 sore sampai pagi.
Tidak perlu obat
Jangan memberikan asprine.
Perlu obat khusus.
Kalau ada pendarahan hebat pergi
Perlu pemeriksaan darah di RS atau ke rumah sakit.
Puskesmas sebelum mengobati.
Kenapa pengawasan malaria penting?
• Orang meninggal dari malaria khususnya Balita (dari 6 bulan sampai 5 tahun)
(selalu terdapat = endemic) Sampai 6 bulan bayi punya kekebalan (= immunity) dari Ibu.

Setelah 6 bulan kekebalan akan turun. Seteleah 5 tahun kekebalan naik lagi.

• Berbahaya untuk Ibu hamil karena malaria berbahaya untuk bayi belum lahir.
1. Cara pengawasan malaria di tingkat masyarakat.
• Malaria disebabkan oleh nyamuk (vektor) suntik Plasmodium (parasit)di dalam
tubuh. Untuk mengurangi malaria kedua vektor dan parasit perlu dicegah .Dan kontak
antara vektor dan manusia juga perlu dicegah.

Cara untuk pengawasan vektor.


amuk bisa berkembang di dalam air yang kurang seperti air di dalam kaleng, ban mobil dll.
Mengurangi tempat berkembang.
• Membersihkan lingkungan dari kaleng, kulit kelapa, dan membuanya di lumbang.
• Tutup sumur dan bak mandi.
• Mengeringkan lingkungan sikitar kran.
• Membersihkan bak mandi seminggu sekali.
• Bakar atau kubur sampah langsung.
Mengbunuh jentik-jentik nyamuk.
• Memakai ikan yang makan jentik-jentik.
• Isi minyak petroleum di atas air.
Membunuh nyamuk dewasa.
• Menyemprot rumah-rumah.

Cara untuk pengawasan parasit.


• Mengobati malaria secepat mungkin.
• Mengobati Ibu hamil.

Cara pencegahan hubungan manusia-nyamuk.


• Memakai kelambu yang dioles dengan permethrin setiap 6 bulan.
• Memakai baju legan panjang, Celana panjang dan , kaus kaki. Mandi sebelum
gelap. Nyamuk suka kaki yang kotor.
• Memakai obat nyamuk.
• Pakai kawat Kasa untuk pele jendela atau pintu.

Spesies plasmodium (parasit malaria)

Penyakit malaria disebabkan oleh suatu parasit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Parasit
malaria disebut plasmodium, dan ada empat spesies plasmodium penyebab malaria pada
manusia, yaitu:

• Plasmodium falciparum (P.falciparum)


• Plasmodum vivax (P.vivax)
• Plasmodium ovale (P.ovale)
• Plasmodium malariae (P.malariae)

Di Indonesia, kebanyakan kasus malaria disebabkan oleh P.falciparum (kadang disebut malaria
tropika) dan P.vivax (disebut malaria vivax). Malaria yang disebabkan oleh dua spesies
plasmodium tersebut mempunyai gejala-gejala yang mirip, tetapi ada beberapa perbedaan
penting. Seorang penderita dapat dihinggapi lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian
disebut infeksi campuran.
• Satu nyamuk yang baru mengigit seorang penderita malaria TIDAK DAPAT menulari
orang lain secara langsung, karena parasit harus mengalami beberapa tahapan hidup di
dalam nyamuk tersebut lebih dahulu.

• Seorang yang baru digigit oleh nyamuk yang mengandung parasit malaria TIDAK
menderita malaria secara langsung, karena parasit harus mengalami beberapa tahapan
hidup lebih dahulu.

• Seorang yang baru digigit oleh nyamuk yang mengandung parasit malaria TIDAK
DAPAT menulari parasit (melalui nyamuk) ke orang lain secara langsung, karena parasit
harus mengalami beberapa tahapan hidup lebih dahulu.

WAKTU TERJADINYA INFEKSI PERTAMA KALI, SAMPAI TIMBULNYA GEJALA PENYAKIT (DAN
DAPAT MENULARI KE NYAMUK LAIN) SEKITAR 7-14 HARI (P.FALCIPARUM DAN P.VIVAX)
TETAPI PERIODE INI DITENTUKAN OLEH BEBERAPA FAKTOR.

Malaria vivax dapat tahan ...

Suatu perbedaan penting di antar P.vivax dan P.falciparum adalah pada P.vivax, sebagian parasit membentuk hipnozoit dalam hati
(atau parasit yang “tidur” selama periode tertentu) sehingga mengakibatkan relaps jangka panjang yaitu kembalinya penyakit stelah
tampak mereda dan rekurens (kalau parasit tidak diobati secara benar).

♦ Sandiwara: Nyamuk yang Menyeramkan

Material: lihat buku dari Pedoman untuk Guru, pelajaran Posyandu Anak Sekolah,
Kabupaten Kutai Barat, Kaltim atau di box dengan permainan. Fotokopy
sandiwara dengan topeng ada di dalam box.
Waktu:30 menit

♦ Mengidentifikasikan masalah malaria dan membuat program pencegahan malaria

Tujuan Khusus:
⇒ Kader Posyandu mengidentifikasikan masalah malaria yang ada di desa mereka.
⇒ Kader Posyandu membuat program pencegahan malaria di desa mereka.

Material : flap, spidol


Waktu : 30 menit
Prosedure :
• Fasilitator menulis sama dengan Kader masalah-masalah di dalam flap.
• Kader Posyandu membuat program pencegahan malaria.

Masalah Kegiatan Tempat Tanggung Jawab Waktu


No

♦ Evaluasi. Ibu mengisi formulir evaluasi pelatihan dan ada Rencana Tidak Lanjut

♦ Penutup.
Pertemuan E: Diare
Tujuan umum: Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menjelaskan :
1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Tanda-tanda Dehidrasi
4. Proses penularan Diare
5. Bahaya Diare dan cara pencegahannya
6. Bagaimana cara memberikan pertolongan pertama
7. Bisa membuat Oralit dan LGG

Perkenalan
Material : kertas kecil
Waktu : 15 menit
Prosedure :
• Setiap peserta dibagikan selembar kartu nama (kertas kosong) dan meminta
peserta menuliskan nama lengkap, dan salah satu tugas sebagai kader kesehatan,
serta pekerjaannya sehari-hari di rumah, Setelah ditulis, kartu nama dikumpulkan
kembali dan diacak dalam satu wadah untuk kemudian dibagikan kembali kepada
peserta dengan cara mengambil sendiri-sendiri. Setelah masing-masing mendapatkan
kartu nama (yang bukan miliknya sendiri) mereka diminta untuk mencari si pemilik
kartu nama itu. Setelah itu, masing-masing dipanggil ke depan untuk saling
memperkenalkan di hadapan peserta lainnya.

Tujuan perkenalan :
1. Terciptanya keakraban antara sesama peserta
2. Mengungkap diri orang lain ternyata tidak begitu mudah karena harus menjaga perasaan
orang yang diperkenalkan.
3. Komunikasi antar peserta menjadi lebih lancar.

♦ Permainan 1:

Tujuan:
⇒ Meningkatkan pengetahuan tentang materi diare.

Material : kartu dengan pertanyaan diare, kartu jawaban.


Waktu :30-45 menit
Prosedure :
• Kader Posyandu di bagi kretas kecil dengan jawaban-jawaban yang baik dan yang
salah dari 4 pertanyaan.
• Fasilitator memberi mereka satu pertanyaan dan kader Posyandu harus mencari
jawaban yang baik untuk pertanyaan itu.

Pertanyaan 1: Kalau seorang menderita diare, berapa kali dia buang air besar dalam sehari?
Jawaban 1 dari kartu: lebih dari 3x
Pertanyaan dari fasilitator: bagaimana bentuk kotorannya?

Pengertian Diare:
Diare oleh sebagian besar orang/masyarakat disebut dengan “muntaber” (Muntah berak).
Sebenarnya yang dimaksudkan diare adalah berak yang lebih sering dari biasanya (3x lebih
cepat atau lebih sehari) berbentuk encer dan dapat berupa air saja, kadang-kadang diserta
muntah, panas dll.
Pertanyaan 2: Apa penyebab-penyebab Diare?
Jawaban 2 dari kartu: kuman di dalam perut, makanan basi dan makanan beracun, tidak tahan
terhadap jenis makanan tertentu.

Penyebab Diare:
♦ Karena peradangan usus seperti, bakteri-bakteri (kolera, disentri), virus. (90% kasus diare)
♦ Karena keracunan makan/minuman, karena tidak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya
anak-anak yang tidak tahan terhadap susu yang mengandung lemak/laktosa, seperti yang
dijumpai pada susu kaleng.

Fasilitator: menjelaskan perbedaan bakerti dan virus.

Pertanyaan 3: Bagaimana cara kita tertular Diare?


Jawaban 3 dari kartu:
⇒ Makanan terbuka
⇒ Ambil makanan dengan tangan kotor
⇒ Air kotor
⇒ Tidak cuci tangan setelah buang air besar
⇒ Makan dari lantai
⇒ Tidak pakai wc atau kamar kecil
⇒ Kuku panjang
⇒ Mandi pakai air saja
⇒ Lingkungan kotor dan kurang bersih
⇒ Kurang gizi

Fasilitator menjelaskan:

Proses penularan Diare:


1. Kotoran yang mengandung kuman penyebab diare
2. Buang kotoran di sembarang tempat
3. Kuman pada kotoran dapat langsung ditularkan apabila melekat pada tangan, kemudian
masuk ke mulut/dipakai untuk memegang makanan
4. Melalui air yang sudah tercemar kuman.

Pertanyaan 4: Apa cara untuk mencegah diare?


Jawaban 4 dari kartu:
⇒ Makanan harus selalu di tutup
⇒ Cuci tangan dengan sabun sebelum makan
⇒ Mandi pakai sabun
⇒ Air di biarkan 10 menit setelah mendidih
⇒ Jangan makan makanan dari lantai
⇒ Lingkungan yang sehat dan bersih
⇒ Kuku harus dipotong dan bersih
⇒ Gizi baik
⇒ Kebersihan alat-alat rumah tangga
⇒ Buang air besar dan kecil di wc

♦ Fasilitator menjelaskan dehidrasi ( pakai poster-poster)

Bahaya Diare:

Akibat dari diare adalah kurangnya cairan tubuh dan garam-garam yang sangat berguna bagi
kelangsungan hidup manusia. Makin lama seseorang terkena diare, semakin banyak dan cepat
pula tubuhnya kehilangan cairan. Akibatnya dapat menimbulkan kematian. Dalam istilah
kedokteran kehilangan cairan disebut dengan dehidrasi. Masalah lain yang sering menyertai
diare dan dapat memperburuk keadaan berupa , mual, muntah dan kadang-kadang demam pada
anak gizi buruk. (untuk membantu memberikan pemahaman kepada peserta, fasilitator
memberikan analogi seperti pada tanaman yang disiram dan tidak disiram)

(Fasilitator setelah menjelaskan item di atas, dapat menunjukan gambar tanaman yang disiram
dan tidak disiram)

Tanda-tanda dehidrasi:
Ada tiga tingkatan dehidrasi, setiap tingkat tergantung dari banyak dan lemahnya orang itu
menderita diare/menceret.
1. Tidak dehidrasi
2. Dehidrasi tidak berat
3. Dehidrasi berat
Pada dehidrasi berat, secara umum gejalahnya adalah :
1. Tingkat kesadaran menurun
2. Rasa haus
3. Mulut kering
4. Denyutan nadi bertambah cepat
5. Ubun-ubun menjadi cekung
6. Mata cekung
7. Jumlah air kencing berkurang
8. Kekeyalan kulit berkurang

♦ Praktek membuat LGG

Material : gelas, gula, garam, sendok teh


Waktu : 15-20 menit

Cara memberikan pertolongan pertama


Mengganti cairan yang hilang dari tubuh sesegera mungkin yaitu dengan ORALIT/Larutan gula
garam (LGG), lanjutkan ASI atau makan. Tingkatan yang diberikan berdasarkan tingkat
dehidrasi yang terjadi yaitu :
Pada diare tahap dehidrasi pengobatan di rumah. Pada dehidrasi tak berat dan dehidrasi berat,
harus segera dikirim ke puskesmas untuk memperoleh penanganan lebih lanjut.

Umur Julah Oralit yang diberikan setiap BAB Total jumlah Oralit yang
(buang air Besar) diberikan dalam sehari
< 2th 50-100 cc (1/4-1/2 gelas) 500 cc
2-10 tahun 100-200 cc (1/2-1 glas) 1000 cc
10 thn ke atas Sebanyak yang diinginkan 2000 cc

Cara membuat Oralit + LGG dapat dilihat poster (YKS bawa)

♦ Evaluasi. Setiap peserta menulis, formulir evaluasi dengan pertanyaan untuk dievaluasi dari
fasilitator.

♦ Penutup
Pertemuan D: ISPA
Tujuan Umum: Kader Posyandu belajar tentang penyakit ISPA dan memberdayakan kader
Posyandu belajar untuk membuat program pencegahan ISPA di desa
mereka.

♦ Pembukaan: Fasilitator menjelaskan tujuan pelatiahan kepada peserta.

♦ Penjelasan ISPA.

• Kader Posyandu menjawab beberapa pertanyaan tentang penyakit ISPA.


Pertanyaan dan jawabaan ditulis di flap.

Tujuan:
⇒ Kader Posyandu memahami & mengerti tentang penyakit ISPA.

Material : flap, spidol


Waktu : 30-45 menit
Procedure :
• Fasilitator meminta peserta menjawab beberapa pertanyaan di bawa ini dan
meminta mereka menulis jawaban di flap

Pertanyaan:

a. Apa Penyebab Penyakit ISPA?

• Virus
• Bakteri

Faslitator menjelaskan perbedaan bakteri dan virus.


Bakteri bisa diobati, virus tidak bisa diobati.

b. Apa itu ISPA?

• Infeksi Saluran Pernafasan Akut

c. Sebutkan beberapa Jenis ISPA yang anda ketahui? sebutkan?

• Non pnemonia: batuk pilek biasa. Biasanya batuk pilik ada virus. Tidak ada obat untuk
menyembuhkan penyakit itu. Bisa diberikan paracetamol kalau ada demam. Obat tradisional:
istirahat, minum banyak air atau air hangat dengan jeruk nipis dengan madu atau kecap
manis. Bisa sembuh sendiri dalam 3-5 hari tergantung daya tahan tubuh orang. Tidak ada
gejala peningkatan frekwensi dan tidak ada tarikan dinding dada.
• Pnemonia: Batuk Pilek disertai napas cepat. Biasanya ada bakteri, Perlu diobati di
Pustu/Puskesmas dengan antibiotica.
• Pnemonia berat: Batuk Pilek disertai napas cepat dan tarikan dinding dada. Perlu diobati di
Pustu/Puskesmas dengan antibiotica. Gejala-gejala lain: bibir atau kulit membiru, Lubang
hidung kembang kempis pada waktu bernafas, nafas berbunyi seperti mengorok dan menciut-
ciut dan anak tampak gelisah. Anak ini perlu dibawa ke Pusekesmas/ RSU untuk diberikan
obat, infus dan oksigen dll.
d. Apa gejala-gejala ISPA?

Batuk, Demam, Sesak nafas, nafas cepat dan tarikan dinding dada.

e. Sebutkan, 6 tanda/gejala penyakit ISPA?

• Gizi buruk
• Tidak mau minum/ menetek
• Kejang-kejang
• Panas sangat tinggi
• Kesadaran menurun
• Stridor (ngorok waktu tenang)

f. Bagaimana tanda-tanda sesak nafas?

Ketika anak bernafas dinding dada tertarik ke dalam (tulang rusuk menonjol) dan pada saat
bernapas hidung selalu kembang kempis.

g. Bagaimana frekwensi napas normal sesuai usia?

Usia Frekuensi normal

< 2 bulan 55-60 kali/menit


2 bulan s/d 11 bulan 45-55 kali/menit
1 tahun s/d 5 tahun 40-45 kali/menit
> 5 tahun 20-40 kali/menit

♦ Permainan hitung nafas (waktu tenang dan setelah olah raga.)

Tujuan permainan:
⇒ Ibu Kader bisa hitung nafas orang yang tenang dan baru habis berolah raga.

Material : jam
Waktu : 20-30 menit
Prosedure :
• Fasilitator membagi Kader menjadi kelompok yang beranggota 2-3 orang.
• Pertama-tama fasilitator menjelaskan bahwa diperlukan data tentang berapa
tarikan nafas Ibu dalam keadaan berbaring selama satu menit, tetapi hanya dibutuhkan 1
menit (60 detik) saja untuk menghitung..
• Masing-masing kelompok diminta untuk memilih 1 orang untuk berbaring di
bangku. Satu orang akan menghitung nafasnya dengan suara pelan (disarankan agar
dapat menghitung dengan tangan diletakan diatas perut). Setiap kali perut naik dihitung,
jangan dihitung saat perut turun sementara anggota kelompok yang lain mengawasi
• Sambil memegang jam tangan fasilitator akan memberi aba-aba untuk saat mulai
dan saat berhenti. Demikian hal ini dilakukan sebanyak 3 kali secara bergiliran.

Setelah itu minta salah seorang Ibu untuk membuat 30 x jongkok dan berbaring lagi untuk
dihitung nafasnya.
Pertanyaan setelah permainan:
• Ada perbedaan di dalam frekuensi sebelum dan setelah jongkok.
• Kenapa? Alasan apa?

♦ Permainan batu/ayunan

Tujuan permainan:
⇒ Ibu Kader bisa lihat perbedaan nafas bayi, orang dewasa dan bayi yang menderita ISPA

Material : ayunan (ada di box YKS)


Waktu : 25 menit
Prosedure :
• Fasilitator membuat 3 ayunan dari tali yang ujungnya diikat dengan batu. Masing-
masing tali panjangnya 2 meter, 1 meter dan 35 cm. Kemundian ketiga tali tersebut
diayunkan secara bersamaan. Ibu Kader melihat tali mana yang lebih cepat beruyun.
• Bayi yang menderita napas cepat akan mengikuti ayunan tali yang pendek (35
cm), sedangkan bayi yang normal atau sehat pernapasannya akan seperti ayunan tali yang
berukuran 1 meter. Akhirnya melalui demonstrasi ini dapat digambarkan dan
dibandingkan tarikan nafas: bayi yang menderita napas cepat, bayi yang normal dan
orang dewasa yang normal. Ibu Kader sebaiknya diminta mencoba bernapas mengikuti
ayunan setiap kali.

♦ Lihat poster ISPA.

♦ Menyanyi Lagu ISPA

♦ Membuat bola kertas

Membuat bola kertas dan mempraktekkan nafas cepat dan normal dengan menggunakan bola
kretas dan menjelas kan maksud dan tiupan bola tersebut. Instruksi untuk membuat bola kretas
ada di dalam buku: Pedoman untuk Guru, pelajaran Posyandu Anak Sekolah, Kabupaten Kutai
Barat, Kaltim. Halaman 129 dan 130

Tujuan Bola kertas:


⇒ Untuk menggambarkan kerja paru-paru dan saat bola kempes, menujukkan keadaan paru-
paru manusia jika mengalami sesak napas.

♦ Diskusi tentang cara untuk mencegah penyakit ISPA.

Material : flap, spidol


Waktu : 20 menit
Prosedure :
• Fasilitator minta Ibu Kader untuk sebutkan pencegahan ISPA dan menulis itu di
atas flap.

Pencegahan ISPA:
• Kalau masak, anak di luar dapur. Memperbaiki ventilasi di dapur.
• Bapak dilarang merokok di dalam rumah, lebih baik berhenti atau merokok di luar.
• Makan teratur. (banyak buah-buahan dan sayur-sayuran)
• Membersihkan hidung.
• Membersikan lingkungan.
• Menghindari penularan dari penderita lain
• Imunisasi lengkap

♦ Kader Posyandu mengidentifikasi masalah ISPA yang ada di desa mereka.


Fasilitator menulis sama dengan Kader masalah-masalah di dalam flap.

♦ Kader Posyandu membuat program pencegahan ISPA di desa mereka.

Material : flap, spidol


Waktu : 30 menit
Prosedure :
• Fasilitator menulis sama dengan Kader masalah-masalah di dalam flap.
• Kader Posyandu membuat program pencegahan malaria.

Masalah Kegiatan Tempat Tanggung Jawab Waktu


No

♦ Evaluasi. Ibu mengisi formulir evaluasi pelatihan dan ada rencana tidak lanjut

♦ Penutup
Pertemuan E: Diare
Tujuan umum: Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menjelaskan :
8. Pengertian Diare
9. Penyebab Diare
10. Tanda-tanda Dehidrasi
11. Proses penularan Diare
12. Bahaya Diare dan cara pencegahannya
13. Bagaimana cara memberikan pertolongan pertama
14. Bisa membuat Oralit dan LGG

Perkenalan
Material : kertas kecil
Waktu : 15 menit
Prosedure :
• Setiap peserta dibagikan selembar kartu nama (kertas kosong) dan meminta
peserta menuliskan nama lengkap, dan salah satu tugas sebagai kader kesehatan,
serta pekerjaannya sehari-hari di rumah, Setelah ditulis, kartu nama dikumpulkan
kembali dan diacak dalam satu wadah untuk kemudian dibagikan kembali kepada
peserta dengan cara mengambil sendiri-sendiri. Setelah masing-masing mendapatkan
kartu nama (yang bukan miliknya sendiri) mereka diminta untuk mencari si pemilik
kartu nama itu. Setelah itu, masing-masing dipanggil ke depan untuk saling
memperkenalkan di hadapan peserta lainnya.

Tujuan perkenalan :
4. Terciptanya keakraban antara sesama peserta
5. Mengungkap diri orang lain ternyata tidak begitu mudah karena harus menjaga perasaan
orang yang diperkenalkan.
6. Komunikasi antar peserta menjadi lebih lancar.

♦ Permainan 1:

Tujuan:
⇒ Meningkatkan pengetahuan tentang materi diare.

Material : kartu dengan pertanyaan diare, kartu jawaban.


Waktu :30-45 menit
Prosedure :
• Kader Posyandu di bagi kretas kecil dengan jawaban-jawaban yang baik dan yang
salah dari 4 pertanyaan.
• Fasilitator memberi mereka satu pertanyaan dan kader Posyandu harus mencari
jawaban yang baik untuk pertanyaan itu.

Pertanyaan 1: Kalau seorang menderita diare, berapa kali dia buang air besar dalam sehari?
Jawaban 1 dari kartu: lebih dari 3x
Pertanyaan dari fasilitator: bagaimana bentuk kotorannya?

Pengertian Diare:
Diare oleh sebagian besar orang/masyarakat disebut dengan “muntaber” (Muntah berak).
Sebenarnya yang dimaksudkan diare adalah berak yang lebih sering dari biasanya (3x lebih
cepat atau lebih sehari) berbentuk encer dan dapat berupa air saja, kadang-kadang diserta
muntah, panas dll.
Pertanyaan 2: Apa penyebab-penyebab Diare?
Jawaban 2 dari kartu: kuman di dalam perut, makanan basi dan makanan beracun, tidak tahan
terhadap jenis makanan tertentu.

Penyebab Diare:
♦ Karena peradangan usus seperti, bakteri-bakteri (kolera, disentri), virus. (90% kasus diare)
♦ Karena keracunan makan/minuman, karena tidak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya
anak-anak yang tidak tahan terhadap susu yang mengandung lemak/laktosa, seperti yang
dijumpai pada susu kaleng.

Fasilitator: menjelaskan perbedaan bakerti dan virus.

Pertanyaan 3: Bagaimana cara kita tertular Diare?


Jawaban 3 dari kartu:
⇒ Makanan terbuka
⇒ Ambil makanan dengan tangan kotor
⇒ Air kotor
⇒ Tidak cuci tangan setelah buang air besar
⇒ Makan dari lantai
⇒ Tidak pakai wc atau kamar kecil
⇒ Kuku panjang
⇒ Mandi pakai air saja
⇒ Lingkungan kotor dan kurang bersih
⇒ Kurang gizi

Fasilitator menjelaskan:

Proses penularan Diare:


5. Kotoran yang mengandung kuman penyebab diare
6. Buang kotoran di sembarang tempat
7. Kuman pada kotoran dapat langsung ditularkan apabila melekat pada tangan, kemudian
masuk ke mulut/dipakai untuk memegang makanan
8. Melalui air yang sudah tercemar kuman.

Pertanyaan 4: Apa cara untuk mencegah diare?


Jawaban 4 dari kartu:
⇒ Makanan harus selalu di tutup
⇒ Cuci tangan dengan sabun sebelum makan
⇒ Mandi pakai sabun
⇒ Air di biarkan 10 menit setelah mendidih
⇒ Jangan makan makanan dari lantai
⇒ Lingkungan yang sehat dan bersih
⇒ Kuku harus dipotong dan bersih
⇒ Gizi baik
⇒ Kebersihan alat-alat rumah tangga
⇒ Buang air besar dan kecil di wc

♦ Fasilitator menjelaskan dehidrasi ( pakai poster-poster)

Bahaya Diare:

Akibat dari diare adalah kurangnya cairan tubuh dan garam-garam yang sangat berguna bagi
kelangsungan hidup manusia. Makin lama seseorang terkena diare, semakin banyak dan cepat
pula tubuhnya kehilangan cairan. Akibatnya dapat menimbulkan kematian. Dalam istilah
kedokteran kehilangan cairan disebut dengan dehidrasi. Masalah lain yang sering menyertai
diare dan dapat memperburuk keadaan berupa , mual, muntah dan kadang-kadang demam pada
anak gizi buruk. (untuk membantu memberikan pemahaman kepada peserta, fasilitator
memberikan analogi seperti pada tanaman yang disiram dan tidak disiram)

(Fasilitator setelah menjelaskan item di atas, dapat menunjukan gambar tanaman yang disiram
dan tidak disiram)

Tanda-tanda dehidrasi:
Ada tiga tingkatan dehidrasi, setiap tingkat tergantung dari banyak dan lemahnya orang itu
menderita diare/menceret.
4. Tidak dehidrasi
5. Dehidrasi tidak berat
6. Dehidrasi berat
Pada dehidrasi berat, secara umum gejalahnya adalah :
9. Tingkat kesadaran menurun
10. Rasa haus
11. Mulut kering
12. Denyutan nadi bertambah cepat
13. Ubun-ubun menjadi cekung
14. Mata cekung
15. Jumlah air kencing berkurang
16. Kekeyalan kulit berkurang

♦ Praktek membuat LGG

Material : gelas, gula, garam, sendok teh


Waktu : 15-20 menit

Cara memberikan pertolongan pertama


Mengganti cairan yang hilang dari tubuh sesegera mungkin yaitu dengan ORALIT/Larutan gula
garam (LGG), lanjutkan ASI atau makan. Tingkatan yang diberikan berdasarkan tingkat
dehidrasi yang terjadi yaitu :
Pada diare tahap dehidrasi pengobatan di rumah. Pada dehidrasi tak berat dan dehidrasi berat,
harus segera dikirim ke puskesmas untuk memperoleh penanganan lebih lanjut.

Umur Julah Oralit yang diberikan setiap BAB Total jumlah Oralit yang
(buang air Besar) diberikan dalam sehari
< 2th 50-100 cc (1/4-1/2 gelas) 500 cc
2-10 tahun 100-200 cc (1/2-1 glas) 1000 cc
10 thn ke atas Sebanyak yang diinginkan 2000 cc

Cara membuat Oralit + LGG dapat dilihat poster (YKS bawa)

♦ Evaluasi. Setiap peserta menulis, formulir evaluasi dengan pertanyaan untuk dievaluasi dari
fasilitator.

♦ Penutup
Pertemuan F: Penyuluhan Partisipatif I
Tujuan umum: Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Kader dalam memberikan
penyuluhan gizi kepada Ibu Balita.

♦ Pembukaan. Fasilitator menjelaskan tujuan kepada peserta (Ibu Kader).

♦ Setiap anggota kader diminta mempresentasikan satu materi (beri waktu 2 menit ). Contoh:
vitamin A, ISPA, Malaria dll. (Ini di dalam surat undangan sudah diminta setiap anggota
Posyandu untuk menyiapkan presentasi ini)
Anggota lain observasi presentasi dan setelah semua presentasi, ada diskusi tentang apa yang
baik, apa masih kurang, pakai cara apa untuk presentasi. (Methode: sekolah atau partisipasi).

♦ Fasilitator menjelaskan perbedaan methode lama dan partisipasi.

Pertanyaan awal kepada peserta:


Siapa sudah mendengar tentang methode partisipasi?
Siapa tahu maksud methode ini?
Siapa sudah pakai methode partisipasi pada saat memberikan penyuluhan kepada Ibu Balita?

Pelatihan Non Partisipatif Pelatihan Partisipatif


Kerugian: Kerugian:
Tidak membawa perubahan Ada nya perbedaan: pendapat, pandangan,
pemahaman
Tidak memberi keuntungan Butuh banyak waktu, tenaga, biaya,
pikiran
Kakuh/pasif Pakai dengan kelompok kecil
Tidak dapat merubah prilaku
Tidak interaktif
Tidak belajar
Keuntungan: Keuntungan:
Dapat membawa perubahan Saling mengenal
Saling melengkapi Saling kerja sama, saling melengkapi
Sedikit membutuhkan biaya/tenaga Merasa lebih dihargai
Bisa pakai dengan kelompok besar (100-200 Dapat mengukur kemampuan diri untuk
orang) membawa suatu perubahan ke arah yang baik
Tidak butuh waktu

Kalau orang dewasa mempelajari hal-hal baru maka :

10 % dari mereka tahu dengan cara baca


20 % dari mereka tahu dengan cara dengar
30 % dari mereka tahu dengan cara melihat
50 % dari mereka tahu dengan cara melihat dan mendengar
70 % dari mereka menjelaskan diri sendiri
90 % dari mereka tahu karena menjelaskan pada diri sendiri dan melakukannya.

Minta peserta untuk sebutkan contoh methode partisipasi. Apakah mereka sudah melakukan
atau sudah mengetahuinya:
Contoh:
• Lagu
• Tanya/jawab
• Demonstrasi
• Diskusi
• Permainan peran
• Brainstorming (menyebutkan)
• Permainan
• Keliling lapangan
• Studi Kasus
• Simulasi
• Pemainan perkenalan

♦ Permainan 1: Komunikasi

Tujuan permainan:
⇒ Untuk memperlihatkan bahwa untuk memberi informasi hanya dengan omong-omong sangat
susah dimengerti.
⇒ Membandingkan kommunikasi satu arah dan dua arah.

Material : dua gambar, kertas untuk membuat gambar, spidol


Waktu : 15-20 menit
Prosudure :
• Peserta duduk dengan membelakangi fasilitator.
• Setiap peserta dikasih kretas untuk membuat gambar.
• Fasilitator punya gambar. Peserta tidak boleh melihat gambar itu.
• Fasilitator menjelaskan gambar kepada peserta hanya dengan memberi instruksi
yang verbal. Peserta diminta menggambar seperti yang diinstruksikan oleh fasilitator.
Peserta tidak diperkenankan menanyakan penjelasan, mereka harus mengambar dengan
diam.
• Kalau sudah selesai, fasilitator ambil gambar ke 2. Gambar ini sama dengan
gambar pertama tapi peserta tidak tahu itu.
• Peserta dikasih kretas lagi dan ulangi permainan tapi kali ini mereka bisa minta
penjelasan kepada fasilitator.
• Setelah itu bandingkan gambar yang mereka gambar pertama dan gambar yang
mereka gambar kedua dengan gambar asli.

Pertanyaan setelah permainan:


• Gambar mana (pertama/kedua) yang lebih gampang dilakukan? Mengapa?
• Kapan peserta mulai keliru membuat gambar?
• Apa yang membuat mereka merasa lebih gampang ?

♦ Permainan 2: Mendengarkan.

Tujuan permianan:
⇒ Memgambarkan kesulitan mendengarkan dengan penuh perhatian di dalam pelatihan yang
sederhana.

Material : kretas, spidol


Waktu : 15 menit
Prosedure :
• Setiap peserta dikasih kretas dan memulis nomor 1-10.
• Mereka harus mendengar dengan teliti dan tidak menulis jawaban di dalam kertas
• Fasilitator membaca perhitungan dengan suara biasa dan kecepatan biasa.
a. Mulai dengan 8, dobelkan angka ini , tambah 4 bagi dengan 5
b. Mulai dengan 11 kurangi 3, tambah 4, tambah 3, bagi dengan 3
c. Mulai dengan 15 tambah 10 bagi dengan 5 dibagi dengan 6, tambah 6, bagi
dengan 4
d. Dari nomor 4 ditambah 13, tambah 5, bagi dengan 2, kurangi 3
e. Dari nomor 2 kurang dari 9 tambah 6, tambah 5, dibagi 2, bagi dengan 4
f. Tambah 6 dengan 12, kurangi 9, tambah 10, kurangi 13, tambah 13
g. Tambah 4 dengan 5, tambah 6, tambah 7, tambah 9, tambah 9, bagi dengan 4,
h. Kurangi 6 dari 11, tambah 5, bagi dengan 5 , tambah 15 kurang 10, tambah 1
i. Dari nomor 6 tambah 6, tambah 3, bagi dengan 5, tambah dengan 4 , tambah 1
j. Ambil kwadrat dari 36, tambah 5, tambah 14, bagi dengan 5, tambah 3, bagi
dengan 4
k. Dari nomor 5 tambah 6, kurangi 3, tambah 2, tambah 3, tambah 9, bagi 2
l. Dari seri nomor ini 4-7-8-6-9-12, 3 nomor yang pertama adalah.
m. Dari seri nomor ini 4-6-9-9-7-6-3 jumlah dari 3 nomor pertama adalah

Hasil permaian:
a. 4
b. 5
c. 9
d. 8
e. 9
f. 19
g. 10
h. 8
i. 8
j. 3
k. 12
l. 4-7-8
m. 19

Pertanyaan setelah permainan:


• Siapa yang berhenti mendengar instruksi, waktu mulai merasa bingung
• Apakah Ibu/bapak melihat orang lain berhenti mendengarkan, saat memberi penyhuluhan?
Kira-kira alasan mereka apa untuk berhenti mendengar?
• Ibu/Bapak bisa melakukan apa supaya orang masih mendengar dan tidak berhenti
mendengarkan.

♦ Pelatihan 1: Buku penjajakan

Penjelasan tentang buku penjajakan status gizi Balita. Mendiskusikan keuntungan buku itu.
Buku ini untuk Ibu Kader menulis masalah gizi setiap Balita yang kurang gizi atau gizi buruk.
Supaya Kader bisa memberi penyuluhan kepada Ibu Balita masing-masing.

♦ Pelatihan 2: Menu Balita

Tujuan pelatihan:
⇒ Meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran tentang menu balita yang sehat.

Material : 5 contoh menu Balita


Waktu : 15-20 menit
Prosudure :
• Ibu Kader dikasih 5 contoh dari penjajakan status gizi Balita. Mereka akan
mendiskusikan manfaat dan masalah di dalam menu contoh itu. Setiap contoh akan
didiskusikan bersama fasilitator.

♦ Pelatihan 3: Permain peran.

Tujuan pelatihan:
⇒ Kader dapat memberi penyuluhan gizi yang baik dan benar kepada Ibu Balita dan
meningkatkan kepercayaan Kader untuk memberikan penyuluhan itu.

Material : kartu dengan peran


Waktu : 30-45 menit
Prosedure :
• Setiap Ibu kader diberikan kertas kecil dengan peran. Seorang Kader berperan
sebagai Ibu Kader, dan salah satu peserta berperan sebagai Ibu Balita atau peran lain.
• Setelah setiap permainan, fasilitator dan peserta mendiskusikan apa yang baik dan
apa yang tidak/kurang baik.
1. Fasilitator meminta kader yang bermain mengemukakan perasaannya saat
memerankan permainan. Apa baik, dan apakah ada hal yang dilupa (masalah, dll)
2. Kemudian Fasilitator meminta kepada semua kader untuk mengemukakan
pendapatnya terhadap peran yang dimainkan, apa yang baik, apa ada hal yang dilupakan,
(maslah apa ada, dll).

♦ Evaluasi

Fasilitator tanya peserta dan mereka menulis jawaban di kertas:


1. Apa saja yang kamu pelajari hari ini?
2. Apakah yang dipelajari hari ini bisa dipakai saat kegiatan di Posyandu berikut?
3. Pelatihan ini cukup untuk kasih penyuluhan kepada Ibu Balita?
4. Apakah sudah semakin banyak contoh untuk Ibu Kader dalam memberikan
penyuluhan.
5. Kader sudah bisa lebih percaya diri untuk memberikan penyuluhan?

Pertemuan F: Penyuluhan Partisipatif II


Tujuan umum: Meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan kepercayaan Kader untuk
memberi penyuluhan kepada Ibu Balita/masayarkat tentang gizi dan
kesehatan umum.

♦ Pembukaan. Fasilitator menjelaskan tujuan kepada Ibu Kader. Fasilitator minta ibu Kader
mengulangi materi pertemuan bulan lalu.

♦ Evaluasi kegiatan bulan lalu oleh fasilitator. Waktu Kader kasih penyuluhan kepada Ibu
Balita mereka langsung “memvonis” seperti :
⇒ Terlalu langsung (ibu salah, Bapak harus berhenti rokok)
⇒ Kurang dengar ke ibu balita
⇒ Sebutkan solusi (tanpa tanya)

♦ Permainan lipat.

Tujuan permainan:
⇒ Mempertunjukkan bahwa instruksi yang sederhana dan gampang, bisa salah ditafsirkan oleh
peserta, terlebih pada kata-kata yang berarti ganda (punya dua arti) peserta tidak boleh
menanyakan penjelasan lebih detil.

Material : kretas empat persegi


Waktu : 15 menit
Procedure :
• 4 Peserta diminta tutup mata dan selama permainan ini diminta tidak boleh
bertanya.
• Lipat kertas di dalam setengah dan robek pojok kanan di bawa kertas.
• Lipat kertas di dalam setengah lagi dan robek pojok kiri di atas kertas.
• Lipat kertas di dalam setengah lagi dan robek pojok di bawa kiri.
• Buka kertas dan memperlihatkan hasilnya ke peserta lain.

Pertanyaan ke peserta setelah permainan:


1. Kata apa yang bisa ditafsirkan di dalam dua arti?
2. Baigaimana untuk memberi instuksi yang lebih jelas supaya mereduksikan kata dengan dua-
arti?
3. Bagaimana kita bisa mendorong orang untuk minta penjelasan kalau mereka tidak mengerti
beberapa hal?

♦ Permainan asosiasi

Tujuan permainan:
⇒ Menekankan bahwa asosiasi adalah cara untuk belajar .

Material : gambar dengan sistem baru (di dalam box)


Waktu : 15 menit
Prosedure :
• Beritahukan kepada peserta, mereka akan belajar sistem baru untuk menghitung
dari 1 ke 10.
• Bagi peserta di dalam 2 atau 4 kelompok (tergantung berapa besar kelompok) dan
beri kan mereka instruksi.
• Kasih kelompok A kertas dengan sistem baru untuk hitung dan mereka punya
batas waktu untuk belajar sistem ini.
• Kasih kelompok B kertas dengan sistem baru untuk hitung dan mereka juga punya
batas waktu untuk belajar sistem ini.
• Kasih setiap kelompok 2 minit untuk belajar sistem baru, setelah itu minta kertas
dengan sistem baru kembali dan menguji mereka. Mereka harus tulis code baru di kertas
yang dibaca oleh fasilitator.
• Kumpul hasil uijan dan membandingkan dua kelompok. Kasih peserta dua kertas
dengan sistem baru.

Petanyaan ke peserta setelah permainan:


• Siapa menang? Dan kenapa mereka menang?

♦ Setiap Ibu kader dikasih kesempatan untuk mendemonstrasikan cara memberikan


penyuluhan kepada peserta lain.

Contoh: malaria, diare, ISPA, kesling, Gizi, Vit A.


Cara untuk memberikan penyuluhan:
⇒ Pertanyaan
⇒ Lagu
⇒ Contoh kasus
⇒ Dll
⇒ Pakai alat peraga.

♦ Evaluasi

Fasilitator tanya kepada peserta dan peserta tulis di kertas jawaban:


1. Apa yang kamu pelajari hari ini?
2. Yang dipelajari hari ini bisa dipakai untuk penyuluhan setiap kali Posyandu?
3. Ibu Kader punya cukup kercayaan untuk memberikan penyuluhan?
Gambaran permainan asosiasi
Pertemuan G: Deteksi Dini
Tujuan umum: Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kader tentang deteksi dini
tumbuh kembang anak.

♦ Pembukaan. Fasiliator menjelaskan kepada peserta tujuan kegiatan hari itu.

♦ Fasilitator bertanya kepada Ibu kader : Apa yang kamu pikir bila mendengar kata deteksi
dini tumbuh kembang anak?

Ibu Kader menyebutkan pikiran dan fasilitator menulis pikiran di dalam flap.

♦ Penjelasan tentang Deteksi dini

Fasilitator menjelaskan bahwa pentingnya kita melihat pertumbuhan anak yakni untuk melihat
lebih awal pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara fisik maupun mental. Deteksi
dini berarti ; pemeriksaan lebih dini terhadap perkembangan anak. Contoh: bila anak pada
umur sekian tahun, diukur kepalanya, dan ternyata pertumbuhan kepalanya itu ternyata lebih
besar/lebih kecil dari rata-rata anak lain seusianya maka harus segera dirujuk ke dokter untuk
diperiksa. Itu bisa penyakit hydrosepalus kalau kepala besar atau microsepalus kalau kepala
kecil. Penyakit itu berpengaruh pada perkembangan anak Balita. Kalau deteksi lebih awal berarti
anak bisa dibantu dengan operasi dan bisa memiliki peluang hidup yang lama. Bila tidak
demikian anak berpeluang mengalami disfabel. Jadi anak dipantau mulai dari umur,
4,8,12,18,24,36,48 dan 60 bulan. Disini kita bisa melihat sejauh mana aktifitas anak sesuai
dengan usianya.

♦ Fasilitator minta Ibu Kader untuk menyebutkan (kalau mereka tahu) 5 tahapan
perkembangan anak.

Jadi ada lima tahapan perkembangan anak yaitu :


• Gerakan kasar
• Gerakan halus
• Pengamatan
• Berbicara
• Bersosialisasi

♦ Lima Tahapan Perkembangan Balita

Tujuan:
⇒ Kader belajar dan bisa mengidentifikasikan perkembangan Balita

Material : Gambaran bolak-balik dari Yayasan Surya Kanti dan buku deteksi dini.
Waktu : 30-45 menit
Prosudure :
• Setelah menjelaskan lima tahapan perkembangan anak, fasilitator kemudian
megambil gambar tahapan perkembangan anak dan menjelaskan kepada peserta
mengenai perkembangan anak sesuai tahapan usianya sebagaimana terdapat dalam
gambar dimaksud.

♦ Mengukur lingkaran kepala Bayi.

Tujuan:
⇒ Ibu Kader punya kemampuan untuk mengukur lingkar kepala Balita
dengan teliti.

Material : gambar lingkar kepal, meter


Waktu : 15-20 menit
Prosudure :
• Mendemonstrasikan contoh melihat perkembangan kepala anak dengan mengukur lingkar
kepala anak-anak yang hadir pada waktu itu. Pakai gambar lingkar kepala Balita.

Setiap Balita harus diukur lingkar kepala setiap 0-3-6 dan 12 bulan kalau ukuran sesuai gambar.
Kalau hasil tidak baik ( terlalu besar atau kecil) kepala harus diukur setiap bulan dan anak itu
harus dirujuk ke Puskesmas atau RSU.

♦ Permainan kartu dari Yayasan Surya Kanti.

Tujuan:
⇒ Ibu Kader belajar lebih banyak tentang tahapan berkembangan anak.

Material : kartu untuk permainan


Waktu : sampai selesai
Procedure :
• Masing-masing peserta dibagikan kartu dan setiap peserta harus mengumpulkan secara
berurutan 5 tahapan perkembangan anak itu sampai genap di tangan. Antara peserta bisa
saling meminta kartu yang dia butuhkan untuk menggenapi kartu yang ada di tangannya.
Peserta yang lebih dahulu mendapat kelima kartu tahapan perkembangan anak secara
berurutan akan keluar sebagai juara.

♦ Evaluasi. Ibu mengisi formulir evaluasi pelatihan.

♦ Penutup
Pertemuan H: Ujian dan Evaluasi

Tujuan umum:
⇒ Melihat perkembangan pengtahuan angota kader.
⇒ Angota membuat rencana tindak lanjut program kesehatan.

♦ Pembukaan. Fasilitator menjelaskan tujuan pertemuan hari itu.

♦ Ujian tentang pelatihan yang diberi setelah pelatihan.

Setiap peserta diberi kretas dengan pertanyaan ujian. Peserta diberi 1 jam untuk mengerjakan
soal ujian.

♦ Komposisi gizi Nasi dan Kacang tanah.

Material : gambar nasi/kacang tanah, post-it kecil


Waktu : 20-30 menit
Prosudure :
• Peserta diberi gambar dengan komposisi gizi nasi dan kacang tanah.
• Setiap peserta dikasih post-it dengan nama nasi dan kacang tanah.
• Peserta tempel post-it di gambar yang sesuai mereka pikir adalah gambar nasi atau
kacang tanah
• Setelah itu ada diskusi dengan peserta tentang hasil.

♦ Rencana tindak lanjut

Tujuan:
⇒ Ibu Kader mampu untuk membuat rencana tindak lanjut kesehatan tahun berikutnya.

Material : format RTL


Waktu : 45-60 menit
Prosudure :
• Fasilitator minta Kader Posyandu untuk menyebutkan semua pelatihan yang
dilakukan tahun terakhir. (malaria, Ispa, Obat tradisional, penyuluhan partisipatif,
kesehatan lingkungan, gizi, deteksi dini, diare)
• Setiap kelompok Kader Posyandu berkumpul di satu tempat.
• Setiap kelompok diberi format untuk membuat RTL.
• Setiap kelompok membuat program kesehatan baru untuk tahun berikutnya.

Format:

No Kegiatan Tujuan Tempat Tanggung Jawab Waktu


1
2

♦ Evaluasi

♦ Penutup
NAMA:

Ujian Kesehatan

1. Lingkaranlah benar atau salah.

• Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh lalat. Benar


Salah
• Diare adalah penyakit berbahaya. Benar
Salah
• Salah satu penyebab dehidrasi adalah banyak keringat keluar. Benar
Salah
• Buang air besar di semberang tempat adalah perilaku yang baik. Benar
Salah
• Ispa adalah penyakit usus. Benar
Salah

2. Sebutkan 5 perilaku hidup sehat yang paling baik.





3. Isi kata-kata di dalam teks.

• air
• berbahaya
• lemah
• berkurang
• LGG
• ASI
• kekurangan

Dehidrasi adalah akibat dari …………………….air dari beberapa macam penyakit.


Dehidrasi adalah penyakit yang sangat …………..
Tanda-tanda dehidrasi adalah mata cekung, air mata berkurang, air kencing……………..,
mulut kering, tubuh ………, ubun-ubun cekung dan kulit tidak kenyal.
Pencegahan dehidrasi: pemberian ……….. dan …………… Minum …………lebih banyak
daripada biasa. Makan makanan yang bergizi.

4. Menulis bagaimana cara untuk membuat LGG.

Bahan-bahan apa yang perlu dibutuhkan:


• Gula


Cara untuk membuat LGG:


5. Lingkarlah salah satu jawaban yang benar dari pertanyaan dibawa ini:

• Satu tanda-tanda Ispa adalah:


a) Sesak napas
b) Gatal
c) Luka

• Minum air bersih yang baik adalah air yang dibiarkan diatas………. menit setelah
mendidih:
a) 20 menit
b) 2 menit
c) 10 menit
d) 8 menit

• Napas normal untuk anak-anak di atas 5 tahun adalah:


a) 40-45 kali per menit
b) 45-55 kali per menit
c) 20-40 kali per menit
d) 55-60 kali per menit

• Makanan lengkap adalah makanan:


a) Dari kelompok tenaga
b) Dari kelompok pembangun
c) Dari kelompok pengatur
d) Dari kelompok tenaga, pembangun, pengatur

• Vit A adalah vitamin yang baik untuk:


a) tumbuh
b) mata
c) telinga
d) usus

6. Menulislah cerita tentang penyakit malaria dengan mengunakan kata-kata di bawah ini:

menular kelambu
panas gejala-gejala
pencegahan nyamuk
obat Puskesmas
darah pemeriksaan
7. Apa artinya ISPA.

8. Kenapa penting mengukur lingaran kepala bayi?

9. Kalau memeriksa perkembangan Balita, kita memeriksa 5 bidang. Sebutlah kelima bidang
itu?




10. Apa perbedaan bacteri dan virus?

11. Kalau orang menderita pilek atau flu ada obat tradisional yang bisa dikasih. Seperti apa obat
dimaksud?
Ibu Kader
Ibu Min datang di Posyandu dengan membawa kartu KMS. setelah menimbang anaknya, berat
badan anak itu turun hingga 0,6 ons. Apakah kamu mau bertanya kepada Ibu Min? Setelah
diskusi dengan Ibu Min, apakah kamu menasehati Ibu Min?

1.a Ibu Min


Ibu Min datang di Posyandu dengan anaknya. Kepada ibu kader ia memberitahukan bahwa
anaknya selalu dikasih uang sebesar Rp 1000, oleh neneknya untuk membeli gula-gula . Karena
itu, sebelum makan siang dan makan malam, anaknya terlebih dahulu makan gula-gula.
Akibatnya, pada saat makan ia tidak mau makan dan kalaupun makan tidak terlalu banyak.
Kepada ibu kader, Ibu Min mengatakan ia khawatir akan kesehatan anaknya.

Ibu Kader
Ibu Maria datang di Posyandu dengan Novi. Berumur 3 tahun. Berat Badan Novi turun bulan ini.
Apa yang akan kamu tanyakan kepada Ibu Novi? Setelah diskusi dengan Ibu Maria, apakah
kamu menasehati Ibu Maria?

2.a Ibu Maria


Ibu Maria datang di Posyandu. Barat badan Novi turun bulan ini, karena dia menderita diare
selama 4 hari terakhir. Meski sedikit, Novi masih makan pagi, siang dan malam. Dia jarang
minum. Novi tidak punya demam. Ibu Maria mengaku dia tidak tahu darimana diare itu datang.
Ia hanya menjelaskan bahwa Novi sering bermain dengan pasir.

Ibu Kader
Nona Elisabeth (12 tahun ) datang bersama adiknya yang bernama Eman di Posyandu. Selama
3 bulan terakhir barat badan Eman turun setiap kali datang menimbang di Posyandu.
Apakah kamu mau tahu ada hal-hal tertentu dari nona Elisabeth soal Eman? Dan setelah diskusi
apakah kamu menasehati Nona Elisabeth?

3.a. Nona Elisabeth


Ibu dari Nona Elisabet setiap harinya sibuk bekerja di kebun. Karena itu, ia harus mengurusi
adiknya. Ibunya juga tidak memasak makanan sebelum ke kebun. Karena itu, setiap hari Eman
harus mengkonsumsi mie rebus. Dan saat ini Eman tidak suka lagi makan sarimi karena sudah
bosan. Selain itu, ia juga bertambah nakal. Pada saat jam makan ia mulai ogah dan tidak mau
makan lagi. Yang ia lakukan cuma bermain dan terus bermain dengan teman-teman. Akibatnya,
Nona Elisabeth furstrasi mengurusi adiknya.

1. Ibu Kader

Ibu Eta datang di Posyandu dengan Ursula (berumur 2 tahun). Selama dua bulan terakhir, berat
badan Ursula terus menurun. Apakah kamu mau bertanya kepada Ibu Eta? Dan setelah diskusi,
apakah kamu menasehati Ibu Eta?

4.a. Ibu Eta


Tiga bulan belakangan, Ursula tidak mau makan sayur dan ikan. Karena itu, Ursula hanya
dikasih pisang dan minum teh setiap pagi. Sedangkan untuk makan siang, ibunya memberikan
biscuit dan teh. Dan untuk makan malam hanya dikasih nasi kosong. Sementaranya saat ini
ibunya hamil 4 bulan, dan tidak bisa memberikan ASI lagi kepada Ursula.

2. Ibu Kader

Ibu Nes datang di rumah kamu untuk minta nasehat tentang anaknya yang berumur 6 bulan.
Apakah kamu mau menanyakan sesuatu kepada Ibu Nes? Dan setelah itu apakah kamu juga
menasehati Ibu Nes?

5.a. Ibu Nes


Dua minggu lalu anaknya diberikan immunisasi polio, hep B, dan campak. Setelah itu anaknya
sedikit demam, gelisah, terus menangis, bahkan tidak mau makan. Ia hanya minum ASI dan
itupun cuma sedikit. Apakah kamu khawatir tentang anaknya? Apalagi ibu bidan tidak sedang
ditempat dan Posyandu masih lama.

Anda mungkin juga menyukai