Anda di halaman 1dari 2

1.

Salah satu contoh upacara kematian di Indonesia adalah upacara adat


Toraja di Sulawesi Selatan. Langkah-langkah pelaksanaan upacara
kematian ini meliputi:
• Persiapan: Keluarga mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk
upacara, seperti hewan kurban, pakaian adat, dan makanan.
• Pemotongan hewan kurban: Hewan kurban, seperti kerbau atau babi,
disembelih sebagai bagian dari upacara sebagai tanda penghormatan
kepada arwah yang meninggal.
• Pembersihan dan penyucian jenazah: Jenazah dimandikan dan dibersihkan
secara ritualistik sebelum dimakamkan.
• Pemakaman: Jenazah ditempatkan dalam peti mati yang dihiasi dengan
ukiran dan diarak menuju tempat pemakaman. Di sana, jenazah
dimakamkan dengan upacara adat yang melibatkan nyanyian, tarian, dan
doa.
Kaitannya dengan teori Hertz, upacara kematian ini dapat dikaitkan dengan
konsep "tabu" yang ditemukan dalam teori Hertz. Hertz berpendapat bahwa
kematian menciptakan tabu yang memisahkan dunia orang hidup dan dunia
orang mati. Dalam upacara adat Toraja, terdapat aturan-aturan dan tabu-tabu
yang harus diikuti oleh keluarga yang ditinggalkan untuk menghormati arwah yang
meninggal. Misalnya, ada larangan menggunakan pakaian berwarna cerah selama
masa berkabung. Hal ini mencerminkan pemisahan antara dunia orang hidup dan
dunia orang mati yang menjadi fokus teori Hertz.
2. Di lingkungan sekitar saya, yaitu di Jakarta, terdapat pola hubungan antar
kelompok yang beragam. Jakarta adalah kota metropolitan yang memiliki
beragam kelompok etnis, agama, dan budaya. Beberapa pola hubungan
antar kelompok yang terdapat di Jakarta adalah:
• Multikulturalisme: Jakarta adalah tempat tinggal bagi berbagai kelompok
etnis dan agama yang hidup berdampingan. Terdapat keragaman budaya,
bahasa, dan tradisi di antara kelompok-kelompok ini.
• Interaksi sosial: Warga Jakarta dari berbagai kelompok sering berinteraksi
dalam kehidupan sehari-hari, baik di tempat kerja, sekolah, atau tempat
umum. Hal ini menciptakan kesempatan untuk saling mengenal dan
memahami perbedaan antar kelompok.
• Toleransi: Meskipun terdapat perbedaan, Jakarta juga dikenal sebagai kota
yang toleran. Kelompok-kelompok berbeda sering berbagi ruang publik
dan menghormati keberagaman satu sama lain.
3. Dimensi yang terlihat pada hubungan antar kelompok di Jakarta adalah:
• Dimensi sosial: Hubungan antar kelompok di Jakarta mencerminkan
interaksi sosial yang kompleks. Warga Jakarta dari berbagai kelompok
etnis dan agama saling berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari, baik
dalam lingkup kerja, pendidikan, atau kegiatan sosial.
• Dimensi budaya: Jakarta adalah tempat di mana berbagai budaya bertemu
dan berbaur. Kelompok-kelompok etnis membawa tradisi, bahasa, dan
adat istiadat mereka sendiri, yang menciptakan kekayaan budaya yang
beragam di kota ini.
• Dimensi toleransi: Toleransi merupakan dimensi penting dalam hubungan
antar kelompok di Jakarta. Meskipun terdapat perbedaan, warga Jakarta
cenderung menghormati keberagaman dan berusaha hidup berdampingan
dengan damai.
Ini hanya beberapa dimensi yang terlihat dalam hubungan antar kelompok di
Jakarta, dan masih banyak aspek lain yang dapat diamati tergantung pada
konteks dan perspektif yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai