Anda di halaman 1dari 2

1. Terdapat beberapa teori pendekatan pada ritual keagamaan.

Teori-teori tersebut memiliki


pandangan yang berbeda dalam mengkaji ritual keagamaan. Hertz merupakan salah satu tokoh
antropolog Prancis yang mengkaji permasalahan menyangkut asas religi yang berpangkal dari
upacara kematian. Berikan contoh salah satu upacara kematian yang ada di Indonesia dan
jelaskan secara ringkas langkah-langkah pelaksanaan (prosesi) upacara kematian tersebut serta
kaitkan dengan teori Hertz.

2. Setiap kelompok memiliki kriteria atau persamaan ciri. Manusia sebagai makhluk sosial
cenderung ingin hidup berkelompok dan hubungan antar kelompok diwarnai dengan identitas
kelompok dan kesadaran kelompok yang diikuti dengan tuntutan keadilan dan kesetaraan dalam
kehidupan bermasyarakat, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial maupun budaya. Jelaskan
pola hubungan antar kelompok yang terdapat di lingkungan sekitar Anda (sebutkan nama
daerahnya) dan berikan data atau fakta yang mendukung jawaban Anda!

3. Berdasarkan jawaban pada nomor 2, jelaskan dimensi apa saja yang terlihat pada hubungan
antar kelompok di lingkungan tersebut

Jawaban

1. . Contoh upacara kematian di Indonesia yang dapat dikaitkan dengan teori Hertz adalah upacara
kematian suku Toraja di Sulawesi Selatan. Prosesi upacara kematian Toraja melibatkan beberapa langkah,
antara lain:

1. Persiapan Mayat: Mayat dijaga dalam rumah keluarga selama beberapa hari setelah meninggal,
memberikan waktu bagi anggota keluarga untuk berkumpul.

2. Pemotongan Rambut: Sebelum penguburan, rambut mayat dipotong sebagai simbol pemutusan ikatan
dengan dunia ini.

3. Upacara Penguburan: Mayat ditempatkan dalam peti mati dan diarak ke makam keluarga. Proses
penguburan melibatkan penyembelihan kerbau sebagai persembahan.

4. Perayaan Adat: Setelah penguburan, keluarga menyelenggarakan perayaan adat, termasuk tarian dan
musik tradisional, sebagai bentuk penghormatan terhadap roh yang meninggal.

Dalam teori Hertz, upacara kematian ini mencerminkan konsep "persatuan melalui pengorbanan."
Pengorbanan kerbau sebagai persembahan adalah bentuk ritual kolektif yang memperkuat ikatan sosial di
antara anggota masyarakat Toraja. Hertz berpendapat bahwa pengorbanan dalam ritual kematian
memperkuat solidaritas sosial dan meningkatkan kesadaran kelompok.

2. Dalam lingkungan sekitar saya, di Jakarta, terdapat pola hubungan antar kelompok yang mencerminkan
keberagaman masyarakat Indonesia. Meskipun Jakarta sebagai ibu kota menampung beragam kelompok
etnis dan budaya, namun terdapat pola hubungan yang umumnya harmonis. Contohnya, pada perayaan
hari raya keagamaan, warga saling menghormati dan berkunjung ke rumah tetangga tanpa memandang
perbedaan latar belakang.

Selain itu, keberagaman juga terlihat dalam kegiatan ekonomi dan budaya. Pasar tradisional di berbagai
daerah Jakarta menjadi tempat berinteraksi antar kelompok masyarakat yang beragam. Pada acara budaya
atau festival, masyarakat Jakarta cenderung terlibat secara aktif, menghadiri dan mendukung kegiatan
yang mencerminkan keanekaragaman budaya.
Data atau fakta mendukung pola hubungan yang positif ini dapat ditemukan dalam statistik keberagaman
penduduk Jakarta, terutama pada tingkat partisipasi dalam kegiatan bersama dan kurangnya konflik antar
kelompok. Meskipun tentu masih ada tantangan tertentu, namun secara keseluruhan, pola hubungan
antar kelompok di lingkungan Jakarta menggambarkan upaya untuk membangun kerukunan dan
kebersamaan di tengah keberagaman.

3. Dimensi yang terlihat pada hubungan antar kelompok di lingkungan Jakarta mencakup:

1. Keragaman Etnis dan Budaya: Jakarta sebagai ibu kota memiliki populasi yang sangat beragam etnis dan
budaya. Dimensi ini tercermin dalam keberagaman acara perayaan, kuliner, dan tradisi di berbagai
kelompok masyarakat.

2. Kerukunan dan Toleransi: Hubungan antar kelompok di Jakarta menunjukkan dimensi kerukunan dan
toleransi. Pada perayaan hari raya keagamaan, warga saling menghormati dan memahami perbedaan
agama tanpa adanya konflik yang signifikan.

3. Partisipasi Bersama dalam Kegiatan Sosial: Masyarakat Jakarta berpartisipasi bersama dalam kegiatan
sosial dan budaya, seperti festival, pameran seni, dan acara keagamaan. Ini mencerminkan dimensi
kebersamaan dan partisipasi aktif dalam memahami dan menghargai keberagaman.

4. Interaksi di Ruang Publik: Pasar tradisional dan pusat-pusat perbelanjaan menjadi ruang di mana
interaksi antar kelompok sering terjadi. Dimensi ini menunjukkan bahwa ruang publik menjadi tempat
bertemunya berbagai kelompok masyarakat.

5. Keterlibatan dalam Inisiatif Komunitas: Terdapat banyak inisiatif dan kegiatan yang melibatkan berbagai
kelompok masyarakat, seperti program sosial, kegiatan lingkungan, dan gotong royong. Ini mencerminkan
dimensi kepedulian dan keterlibatan dalam membangun komunitas yang inklusif.

Secara keseluruhan, dimensi-dimensi ini menunjukkan bahwa hubungan antar kelompok di lingkungan
Jakarta didasarkan pada prinsip inklusivitas, keberagaman, dan keterlibatan aktif dalam memperkuat
kerukunan sosial.

Anda mungkin juga menyukai