Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIFITAS PROGRAM ENGLISH VIBES UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN SANTRI DALAM BERBAHASA INGGRIS DI PONDOK


PESANTREN SALAF DAAR AL ZAHRA BABAKAN CIWARINGIN
CIREBON

Aliyatus Sholikah
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
email; aliyatussholiah82@gmail.com

Septi Gumiandari
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
email; septigumiandari@gmail.com

Abstrak
Pondok pesantren Daar al-Zahra adalah lembaga keagamaan yang memiliki
maksud utama yaitu mencetak santri yang unggul dan kematangan proessional
melalui proses pendidikan integrative dan komprehensif tanpa meninggalkan
tradisi salafiyah. Program English Vibes tidak hanya sekadar suatu pendekatan pe
mbelajaran, melainkan suatu sistem yang bertujuan mengembangkan keberanian s
antri dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Artikel ini bertujuan:
satu, untuk mendeskripsikan pelaksanaan program english vibes dalam meningkat
kan kemampuan berbahasa inggris santri di pondok pesantren Daar al-Zahra, dua,
untuk mendeskripsikan efektivitas program english vibes dalam meningkatkan ke
mampuan berbahasa inggris santri di pondok Daar al-Zahra, tiga, untuk mendeskri
psikan faktor pendukung dan hambatan dalam pelaksanaan program english vibes
dalam meningkatkan kemampuan berbahasa inggris santri di pondok pesantren Da
ar al-Zahra. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan jumlah informan 6 orang. Metode pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara dan observasi non partisipasi. Hasil penelitian menunjukan
bahwa program english vibes dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris
santri ditandai dengan santri mulai menunjukkan perbaikan dalam kebiasaan
bertanya dan menjawab pertanyaan, dengan peningkatan vocabbulary,
kemampuan menjawab pertanyaan dengan lebih cepat dan perubahan juga terlihat
dalam tingkat kepercayaan diri para santri.
Kata Kunci: Efektifitas, Program English vibes, Santri
Pendahuluan
Pondok pesantren merupakan tempat bagi santri dalam menimbah ilmu
baik tentang ilmu agama, ilmu sosial maupun ilmu menjadi manusia haqiqih.
Menurut Nurcholis Madjid dalam buku yang ditulis oleh M. Hadi Purnomo,
secara historis pesantren tidak hanya identik dengan makna keIslaman tetapi juga
mengandung makna keaslian (indigenous) Indonesia (Purnomo, 2017, hal. 1).
Pendapat lain mengatakan bahwa pondok pesantren sebagai lembaga tidak hanya
identik dengan makna ke-Islaman saja, tetapi mengandung makna keaslian
Indonesia (Haryanto R, 2017, hal. 16). Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa
pondok pesantren ialah tempat untuk menimbah ilmu agama juga mengandung
makna tentang keaslian Indonesia.

Tedapat 2 (dua) metode dalam pembelajaran yang ada pada pondok


pesantren yaitu salaf dan modern. Pesantren salaf menurut Hamruni adalah
pesantren yang dikhususkan untuk menyediakan pelayanan pembelajaran
menggunakan buku-buku Islam klasik yang sering disebut kitab kuning sebagai
inti pendidikan (Shulhan, 2021, hal. 300). Salafiah adalah tipe Pesantren yang
hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam atau kitab-kitab klasik yang ditulis
oleh ulama-ulama terdahulu. (Jamaludin Opic, 2021, hal. 89). Pondok pesanten
salaf merupakan tempat untuk menimbah ilmu dengan pembelajaran
menggunakan kitab kuning yang ditulis karang oleh ulama-ulama terdahulu.

Komponen terpenting yang harus ada didalam pondok pesantren ialah


santri. Santri adalah seseorang yang mendalami agama melalui kitab-kitab dengan
mengikuti guru atau kyai (Gufron A H, 2019). Menurut pendapat lain santri
merupakan elemen penting dalam suatu lembaga pesantren. Menurut adat
pesantren, terdapat 2 macam santri (peserta didik): a) Santri mukim yaitu
peserta didik yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam
kelompok pesantren. b) Santri kalong yaitu peserta didik yang berasal dari
desa-desa disekeliling pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam
pesantren (Fitriyah et al., 2018). Dapat ditarik kesimpulan bahwa santri ialah
komponen penting didalam pondok pesantren, santri dibagi menjadi dua kategori
yaitu santri mukim dan santri kalong.

Menurut Sari Penguasaan bahasa Inggris yang baik memberi kesempatan


untuk dapat mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi dari negara lain yang
lebih maju (Agung et al., 2023). Kemampuan santri dalam berbahasa Inggris
menjadi komponen yang penting di era modern. Sebagai agen of change santri
harus memiliki skill berbahasa Inggris yang bagus karena santri sekarang bukan
hanya memiliki mimpi untuk berdakwah pada masyarakat muslim dinegara
sendiri sajah namun dapat berdakwah pada masyarakat muslim diseluruh dunia.

Pondok pesantren Daar al-Zahra adalah lembaga keagamaan yang


memiliki maksud utama yaitu menetak santri yang unggul, yang memiliki
kemantapan aqidah dan kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, komitmen dan
kemampuan dakwah yang tinggi, keluasan ilmu, ketajaman analisis dan
kematangan proessional melalui proses pendidikan integrative dan komprehensif
tanpa meninggalkan tradisi salafiyah. Pondok pesantren Daar al-Zahra adalah
salah satu pondok pesantren yang dalam pembelajaran menggunakan metode
salaf yaitu program untuk mengkaji kitab-kitab terdahulu, selain itu dipondok
pesantren Daar al-Zahra dalam mempelajari al-Qur’an yaitu menggunakan
program metode qira’ati dan progam sanad ai-Qur’an, dalam mempelajari
pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren Daar al-Zahra yaitu menggunakan
program metode amtsilati, pada pembelajaran tahfidzul Qur’an di pondok
pesantren Daar al-Zahra yaitu menggunakan program tahfidz, selain itu juga
pengembangan bahasa inggris dan arab di pondok pesantren Daar al-Zahra
menggunakan program bahasa metode Pare.

Beberapa penelitian terdahulu juga menjadi acuan penulis dalam penelitian


ini. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh (Pratiwi et al., 2022)yang
berjudul “Penerapan Metode Bercerita untuk Meningkatkan Kemampuan
Berbahasa Anak-anak Kelas V SDN Benerkulon”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh atau tidaknya metode bercerita terhadap kemampuan
berbahasa anak-anak kelas V SDN Benerkulon. Hasil dari penerepan metode
bercerita memberi pengaruh terhadap kemampuan berbahasa anak-anak kelas V
SDN Benerkulon. Pengaruh tersebut sebagian besar bersifat positif yaitu
peningkatan kemampuan berbahasa anak-anak kelas V.

Begitupula penelitian yang dilakukan oleh (Farid Muhammad et al.,2022)


yang berjudul “Program English Area: Upaya Meningkatkan Kemampuan
Berbahasa Inggris Siswa SMK”. Metode kegiatan yakni kualitatif dengan
pengamatan/observasi, tes, perencanaan, dan pelaksanaan. Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan berbahasa Inggris guna
menumbuhkan minat belajar siswa dalam berbahasa Inggris. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa para siswa sebenarnya memiliki kemampuan dan antusias
dalam belajar berbahasa Inggris namun kemampuan tersebut tidak di asah
dikarenakan kurangnya percaya diri.

Artikel lain yang ditulis (Marzuki et al., 2021) yang berjudul


“Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Siswa Melalui Metode
Cerita Bebas dengan Media Kartu Bergambar”. Metode yang digunakan adalah
metode Cerita Bebas dengan media kartu bergambar. Tujuan penelitian adalah
untuk mengatasi masalah siswa terkait dengan rendahnya kemampuan mereka
berbicara dalam Bahasa Inggris pada kelas IX A SMPN 17 Kep. Masaloka Raya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I terdapat 18 siswa (66,67%)
yang nilai kemampuan berbicaranya setara atau diatas KKM dan ada 9 siswa
(33,33%) yang nilainya dibawah KKM. Karena hasil tersebut belum memenuhi
kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu minimal 85% siswa memiliki
nilai setara atau diatas KKM, maka penelitian tetap dilanjutkan pada siklus
berikutnya dengan terlebih dahulu merevisi beberapa langkah pembelajaran yang
dianggap belum terlalu maksimal. Hasil pada Siklus II menunjukkan bahwa ada
26 siswa (96,30%) memiliki nilai setara atau diatas KKM dan ada 1 siswa
(3,70%) yang nilainya masih dibawah KKM. Dengan terpenuhinya target
keberhasilan yang telah ditetapkan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
metode Cerita Bebas dengan media kartu bergambar berhasil meningkatkan
kemampuan berbicara siswa Kelas IX A pada SMPN 17 Kp. Masaloka Raya.
Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, terdapat persamaan dan
perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Persamaan penelitian
(Pratiwi et al., 2022) dengan penelitian ini adalah keduanya membahas Tujuan
Peningkatan Kemampuan Berbahasa: Keduanya memiliki tujuan untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa, baik pada anak-anak kelas V SDN
Benerkulon maupun santri di Pondok Pesantren Daar al-Zahra. dan Penggunaan
Metode Pembelajaran: Keduanya menerapkan suatu metode pembelajaran untuk
mencapai tujuan peningkatan kemampuan berbahasa. Penelitian Nurwidia Eka
Pratiwi et al., menggunakan metode bercerita, sementara Pondok Pesantren Daar
al-Zahra menggunakan metode English Vibes. Perbedaan penelitian berbedanya
tempat penelitian. Persamaan penelitian ini dengan penelitian (Farid Muhammad
et al., 2022) adalah sama-sama bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam
berbahasa Inggris. Perbedaan penelitian berbedanya tempat penelitian. Adapun
persamaan penelitian ini dengan penelitian (Marzuki et al., 2021) adalah sama-
sama bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam berbahasa Inggris.
Perbedaan penelitian berbedanya tempat penelitian.

Tujuan penulisan artikel ini adalah 1) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan


program english vibes dalam meningkatkan kemampuan berbahasa inggris santri
di pondok pesantren Daar al-Zahra, 2) Untuk mendeskripsikan efektivitas progra
m english vibes dalam meningkatkan kemampuan berbahasa inggris santri di pond
ok Daar al-Zahra, 3) Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan hambatan dala
m pelaksanaan program english vibes dalam meningkatkan kemampuan berbahasa
inggris santri di pondok pesantren Daar al-Zahra.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
kualitatif. Menurut Creswell metode kualitatif merupakan penelitian untuk menge
ksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau kelompok oran
g dianggap berasal dari masalah social atau kemanusiaan. Lanjut Creswell, menjel
askan bahwa proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya penting, seperti men
gajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang
spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-te
ma yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan makna data (Kusumastuti
Adhi, 2019). Sumber data pada penelitian ini ada dua yaitu data priemer dan data
sekunder, dimana tutor bahasa inggris di pondok pesantrean daar Al-zahra sebagai
data priemer dan referensi dari buku, jurnal, serta artikel sebagai data sekunder.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara (Indrawan Rully, 2017)
dan obserrvasi non partisipasi. Adapun jumlah informan dalam penelitian ini yaitu
1) Putri Ardenia Novita Lestari, 2) Risma Indriani, 3) Qorina Musfiroh Al Riyadh,
4) Ananda ania Putri, 5) Nafi’ah Khairiyah dan, 6) Isfatul Hidayah.

Hasil dan pembahasan


Program english vibes tidak hanya sekadar suatu pendekatan pembelajaran,
melainkan suatu sistem yang bertujuan mengembangkan keberanian santri dalam
berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Progam ini dirancang untuk melatih
santri agar tidak hanya mahir dalam bertanya, tetapi juga percaya diri dalam mem
praktikkan bahasa Inggris baik ketika berinteraksi dengan teman-teman sejawat, t
utor, maupun guru mereka. Melalui pendekatan ini, diharapkan santri dapat mengi
ntegrasikan kemampuan berbahasa Inggris secara lebih aktif dalam berbagai aspek
kehidupan sehari-hari di pondok pesantren.

1. Pelaksanaan program english vibes di pondok pesantren Daar al-Zahra


Pelaksanaan program english vibes di pondok pesantren Daar al-Zahra memili
ki 2 (dua) kali pertemuan yaitu:
a. Pertemuan pertama merupakan persiapan.
Pada pertemuan persiapan ini tutor memberikan topik pembahasan kepada
santri dengan 4 – 6 pertanyaan dan pada setiap pertanyaan santri harus me
mpersiapkan 5 – 6 kalimat untuk dilevel pertamanya.
b. Pertemuan kedua merupakan praktik.
Pada pertemuan praktik ini santri diharuskan untuk mempraktikkan bahas
a inggris dengan bertanya dan menjawab pertanyaan. Sistematika pada pe
rtemuan ini santri bertanya minimal kepada 5 teman dan 1 tutor atau guru
nya setelah selesai bertanya dan mendapatkan jawaban santri diharuskan
meminta tanda tangan dari teman dan tutor atau guru yang telah menjawa
b dengan tujuan agar adanya bukti santri telah menyelesaikan pertemuan i
ni.
Pada pelaksanaan program english vibes ini santri tidak independen namun sa
ntrri didamingi oleh tutor untuk membantu santri dalam membernarkan pron
unciation, grammer dan menerjemahkan vocabbulary yang belum dimiliki sa
ntri.
2. Efektivitas program english vibes dalam meningkatkan kemampuan ber
bahasa inggris santri di pondok Daar al-Zahra.
Program English Vibes di Pondok Pesantren Daar al-Zahra telah berjalan
selama 2 bulan. Pada bulan pertama, para santri mengalami kebingungan
dalam cara menjawab pertanyaan dan bagaimana melibatkan diri dalam
program ini. Namun, seiring berjalannya waktu, terjadi kemajuan yang
signifikan. Santri mulai menunjukkan perbaikan dalam kebiasaan bertanya
dan menjawab pertanyaan, dengan peningkatan vocabbulary dan kemampuan
menjawab pertanyaan dengan lebih cepat.
Perubahan juga terlihat dalam tingkat kepercayaan diri para santri. Pada bulan
pertama, mereka cenderung berbicara dengan rendah, terbatah-batah, malu,
dan enggan menjawab pertanyaan. Namun, pada bulan kedua, santri mulai
aktif, nada bicara mereka menjadi lebih lancar, dan mereka tidak lagi merasa
malu dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris.
Hal ini menunjukkan bahwa keefektifan program english vibes di Pondok Da
ar al-Zahra dapat tercapai melalui peran krusial santri dan tutor yang tinggal d
i lingkungan pesantren. Tutor memiliki tanggung jawab penting dalam memb
erikan pengawasan maksimal, mengingatkan, dan membenarkan setiap intera
ksi berbahasa Inggris. Program ini dianggap berhasil karena berhasil meningk
atkan vocabbulary, memperbaiki pronunciation dan grammer, serta meningk
atkan tingkat kepercayaan diri santri dalam berbicara bahasa Inggris.
3. faktor pendukung dan hambatan dalam pelaksanaan program english vi
bes dalam meningkatkan kemampuan berbahasa inggris santri di pondo
k pesantren Daar al-Zahra.
a. Faktor pendukung
1) Dari tutor yaitu menyediakan topik pembahasan yang menarik dan rel
evan. Hal ini memberikan kesempatan bagi santri untuk memperluas
Vocabbulary mereka dan meningkatkan pemahaman terhadap konteks
penggunaan bahasa Inggris dalam berbagai situasi.
2) Dari Fasilitas dan Lingkungan Pembelajaran
Memiliki fasilitas yang mendukung, seperti ruang belajar yang nyama
n dan dilengkapi dengan teknologi pembelajaran, dapat membantu me
maksimalkan program English Vibes. Selain itu, memiliki lingkungan
belajar yang ramah dan terfokus pada penggunaan bahasa Inggris dapa
t meningkatkan partisipasi dan kepercayaan diri siswa dalam berkomu
nikasi dalam bahasa tersebut.
3) Dari pengasuh dan guru
Pengasuh dan guru pondok pesantren dapat menjadi faktor pendukung
yang sangat penting dalam membantu dengan memahami pentingnya
program, mengatur sumber daya, dan berkomunikasi secara terbuka u
ntuk memastikan program berjalan dengan baik.
b. Faktor penghambat
Program English Vibes memiliki potensi yang luar biasa, tetapi ada beber
apa hambatan yang harus ditemukan dan diatasi. Berikut beberapa faktor
penghambat yang dihadapi santri:
1) Jadwal harian yang padat di pondok pesantren
keterbatasan waktu untuk belajar adalah salah satu tantangan yang mu
ngkin dihadapi oleh santri.
2) Tidak fokus dalam satu aktifitas
Ketidakfokusan dalam satu aktivitas merupakan tantangan yang dihad
api oleh santri di pondok pesantren dalam mengembangkan kemampu
an berbahasa Inggris. Banyaknya kegiatan yang harus diikuti, seperti n
gaji al-Qur'an, ngaji kitab, ngaji sentral, dan sekolah formal, menjadi f
aktor penghambat yang dapat mengurangi konsentrasi santri dalam fo
kus pada satu hal tertentu.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, pelaksanaan program english vibes di pondok
pesantren Daar al-Zahra memiliki dua pertemuan, yakni pertemuan persiapan dan
pertemuan praktik. Pada pertemuan persiapan, tutor memberikan topik
pembahasan dan pertanyaan kepada santri untuk disiapkan. Sedangkan pada
pertemuan praktik, santri diminta mempraktikkan bahasa Inggris dengan bertanya
dan menjawab pertanyaan kepada teman, tutor, atau guru. Sistematika pertemuan
ini melibatkan interaksi dengan minimal 5 teman dan 1 tutor atau guru, diikuti
dengan meminta tanda tangan sebagai bukti penyelesaian pertemuan.
Efektivitas program terlihat dari kemajuan signifikan dalam dua bulan
pelaksanaan. Pada awalnya, santri mengalami kebingungan dan rendahnya
kepercayaan diri dalam berkomunikasi bahasa Inggris, tetapi pada bulan kedua,
terjadi perubahan positif. Santri mulai aktif, lancar, dan lebih percaya diri dalam
berbicara bahasa Inggris.
Faktor pendukung dalam pelaksanaan program melibatkan tutor yang
menyediakan topik pembahasan menarik, fasilitas dan lingkungan pembelajaran
yang mendukung, serta dukungan pengasuh dan guru pondok pesantren. Namun,
terdapat faktor penghambat seperti jadwal harian yang padat dan ketidakfokusan
dalam satu aktivitas, yang dapat mengurangi konsentrasi santri. Dalam mengatasi
faktor penghambat, perlu dilakukan perencanaan matang, pembinaan manajemen
waktu, evaluasi beban aktivitas, komunikasi terbuka dengan pihak terkait, dan
peningkatan kesadaran diri. Dengan memperhatikan faktor pendukung dan
mengatasi hambatan, diharapkan program English Vibes dapat terus
meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris santri di Pondok Pesantren Daar al-
Zahra.

Daftar Pustaka

Agung, I. G. A. M., Skolastika, I. M. P., Damayanti, N. L. P. T., Wisanta, N. L. P.


T. D., & Adri, P. (2023). Peningkatan Kosakata Bahasa Inggris Melalui Gam
es Bagi Siswa SMA Negeri 1 Penebel. Madani : Indonesian Journal Of Civil
Society, Vol. 5, No.

Farid Muhammad, Amanda, T. A., Akbarullah Andi Raihanah, Lil Alamin Rahma
tan, & Renaldi. (2022). Program English Area: Upaya Meningkatkan Kemam
puan Bahasa Inggris Siswa SMK. Journal Lepa-Lepa Open, 2(5), 1291–1299.

Fitriyah, W., Wahid, A. H., & Muali, C. (2018). Eksistensi Pesantren dalam Pemb
entukan Kepribadian Santri. 160.

Gufron A H. (2019). Santri dan Nasionalisme. Vol. 1(1):, 42.

Haryanto R. (2017). Pembedayaan Santri Pondok Pesantren Musthafawiyah di er


a globalisasi. Vol .9, No, 16.

Indrawan Rully, Y. P. (2017). Metodologi Penelitian. PT Revika Aditama.

Jamaludin Opic. (2021). Peran Pesantren Salafi dalam Peningkatan Kualitas Akhl
ak Santri. Iktisaf, Volume 3, 89.

Kusumastuti Adhi, K. M. A. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. Lembaga Pendi


dikan Sukarno Pressindo (LPSP).

Marzuki, Samnia, & Ratna. (2021). Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa


Inggris Siswa Melalui Metode Cerita Bebas dengan Media Kartu Bergambar.
Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran, 2(2), 95–105.

Pratiwi, N. E., Nimah, A., & Dewi, Kurniasih Septiana Nursiwi, N. (2022). Jurnal
Bina Desa Penerapan Metode Bercerita untuk Meningkatkan Kemampuan Pe
ndahuluan. Jurnal Bina Desa, 4(1), 96–105.

Purnomo, H. (2017). Manaemen Pendidikan Pondok Pesantren. Biklung Pustaka


Utama.

Shulhan. (2021). Transformasi Modernisasi Pesantren Salaf. Jurnal Perspektif, Vo


l. 14, N, 300.

Anda mungkin juga menyukai