Anda di halaman 1dari 13

Nama : Desva Yuda Fandriyansyah, S.

Pd
Kelas : PJOK UnSri.
No. UKG : 201699764208.
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi serta
Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan.
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani
2. Penilaian Dan evaluasi Dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
3. Program Remedial dan Pengayaan Dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
4. Perencanaan, Pelaksanaan Pelaporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Dan Penyusunan Artikel
Ilmiah.
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep Judul Kegiatan Belajar (KB) 1.
(istilah dan definisi) Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani
di modul ini
1. Tes berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti
sebuah piringan atau jambangan dari tanah liat. Tes
dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan atau
tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan
untuk memperoleh informasi tentang trait (sifat)
atau atribut pendidikan atau psikologik yang setiap
butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai
jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.
2. Arikunto dan Jabar (2004) bahwa pengukuran
adalah kegiatan membandingkan suatu hal dengan
satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi
kuantitatif.
3. Tujuan pengukuran kesegaran jasmani adalah:
a) Menentukan status.
b) Klasifikasi.
c) Diagnosa dan bimbingan.
d) Motivasi , Achievment score/nilai dalam
keolahragaan dapat menjadi perangsang bagi
anak untuk berlatih lebih giat.
e) Perbaikan mengajar Mengajar, testing dan
evaluasi adalah suatu bagian dari pengajaran
mempunyai tempat yang tepat dalam program
pengajaran.
4. Tujuan tes dalam pembelajaran adalah
menyediakan informasi yang akurat mengenai
tingkat pencapaian dalam proses pembelajaran,
sehingga dapat diambil keputusan menganai tindak
lanjut apa yang harus dilakukan terhadap peserta
didik.
5. Fungsi Tes
a) Tes Formatif , Digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan yg memerlukan
perbaikan agar pembelajaran menjadi lebih baik.
Tes formatif umumnya mengacu pada suatu
kriteria sehingga sering disebut Tes Acuan
Nama : Desva Yuda Fandriyansyah, S.Pd
Kelas : PJOK UnSri.
No. UKG : 201699764208.
Kriteria (Criterion Referenced Test).
b) Tes Penempatan (Placement Test) Maksud tes ini
adalah untuk menempatkan peserta didik sesuai
tingkat pengetahuan yang dicapai atau dimiliki.
Tes ini disebut juga Tes Acuan Norma (Norm
Referenced Test) karena mengacu pada morma
tertentu.
c) Tes Diagnostik (Diagnostic Test) Tujuannya
untuk memperoleh informasi bagian-bagian
tertentu dari suatu pokok bahasan yang belum
dikuasai oleh peserta didik. Atas dasar informasi
tersebut maka dapat diupayakan perbaikan
(remedial) oleh guru.
d) Tes Sumatif (Summative Test), Test ini bertujuan
untuk memberikan nilai yang menjadi dasar
untuk mengambil keputusan apakah siswa
dapat dinyatakan lulus atau tidak.
e) Tes Seleksi, Tes ini berujuan untuk memilih
atau menyaring peserta didik yang memiliki
prestasi yang cukup tinggi
6. Prinsip tes menurut Gronlund dan Linn (1990)
menetapkan beberapa prinsip dasar dalam
pengukuran prestasi belajar, antara lain
a) Tes harus mengukur hasil belajar yang telah
dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan
intruksional.
b) Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang
representatif dari hasil belajar dan dari materi
yang dicakup oleh program instruksional atau
pengajaran.
c) Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe
yang paling cocok guna mengukur hasil belajar
yang diinginkan.
d) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa
agar sesuai dengan tujuan penggunaan
hasilnya.
e) Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan
setinggi munkin dan hasil ukurnya harus
ditafsirkan dengan hati-hati.
f) Tes prestasi dapat digunakan (bermanfaat)
untuk meningkatkan belajar para anak didik.
7. Pengukuran bertujuan untuk memandingkan
sesuatu dengan satu ukuran yang serupa.
8. Pengukuran berfungsi untuk mendapatkan hasil
perbandingan atau nilai yang diperoleh ketika
pengukuran tersebut selesai dilakukan.
9. Adapun prinsip-prinsip pengukuran adalah:
 Menentukan objek dan kegunaan pengukuran.
 Teknik pengukuran yang dipilih berdasarkan
kegunaan pengukuran.
 Penilaian yang komprehensip memerlukan
gabungan macam-macam teknik pengukuran.
10. Tes kebugaran jasmani adalah suatu instrument
Nama : Desva Yuda Fandriyansyah, S.Pd
Kelas : PJOK UnSri.
No. UKG : 201699764208.
yang untuk mendapatkan suatu informasi tentang
digunakan untuk mendapatkan suatu informasi
tentang tingkat derajat kebugaran jasmani siswa.
11. Tingkat kebugaran dipengaruhi oleh kebugaran
energi (energy fitness) dan kebugaran otot
(muscular fitness). Kebugaran energy meliputi
sistem energy aerobik dan anaerobik, sedangkan
kebugaran otot meliputi komponen dasar
biomotorik, yaitu kekuatan, kecepatan, ketahanan,
kelentukan dan koordinasi (Sukadiyanto, 2011).
12. Kebugaran jasmani yang dipengaruhi oleh
komponen biomotor guna mendukung
terbentuknya kemampuan fisik (physical abilities)
terwujud dalam suatu aktivitas gerak jasmani
seperti berjalan, berlari, melompat, melempar yang
merupakan wujud dari kemampuan fisik.
13. Komponen – komponen Kebugaran Jasmani :
a) Kekuatan (Strenght). Kekuatan adalah
kemampuan dalam mempergunakan otot untuk
menerima beban sewaktu bekerja. Kekuatan
otot dapat diraih dari latihan dengan beban
berat dan frekuensi sedikit.
b) Dayatahan cardiovaskuler (Endurance). Daya
tahan adalah kemampuan seseorang dalam
memakai organ tubuhnya seperti jantung dan
paru-paru secara efektif dan efisien dalam
melakukan aktivitasnya.
c) Daya tahan otot (Muscular Power). Daya otot
disebut juga daya ledak otot (explosive power)
adalah kemampuan seseorang dalam
menggunakan kekuatan maksimum yang
dikerahkan dalam waktu sesingkat-singkatnya.
d) Kecepatan (Speed). Kecepatan merupakan
kemampuan seseorang dalam melakukan
gerakan berkesinambungan dalam waktu se
singkatsingkatnya.
e) Kelentukan (Flexibility). Daya lentur melihat
pada efektivitas tubuh manusia dalam
menyesuaikan diri dengan gerakan atau
aktivitas yang mengandalkan kelenturan tubuh.
f) Kelincahan (Agility). Kelincahan merupakan
kemampuan seseorang dalam menyesuaikan
diri dengan posisi-posisi tubuh seperti dari
depan kebelakang, atau dari kiri kekanan.
g) Koordinasi (Coordination). Koordinasi merupakan
kemampuan seseorang dalam menyatukan
gerakan tubuh berbeda kedalam satu gerakan
yang efektif.
h) Keseimbangan (Balance). Keseimbangan
merupakan kemampuan untuk mengendalikan
organ dan syaraf otot sehingga bisa
mengendalikan gerakan tubuh dengan baik.
i) Ketepatan (Accuracy). Ketepatan adalah
Nama : Desva Yuda Fandriyansyah, S.Pd
Kelas : PJOK UnSri.
No. UKG : 201699764208.
kemampuan dalam mengendalikan gerakan
sesuai dengan sasaran.
j) Kecepatan Reaksi (Reaction). Reaksi merupakan
kemampuan seseorang dalam menanggapi
rangsangan atau stimulus yang diberikan orang
lain.
14. Kriteria pemilihan tes, pengukuran, penilaian dan
evaluasi Kriteria Tes.
a) Validitas (Ketepatan); Pengertian validitas
adalah aspek kecermatan pengukuran.
b) Reliabilitas; Reliabilitas mempunyai beberapa
nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan,
keajegan, kestabilan, konsistensi, dan lain
sebagainya.
c) Objektivitas; Suatu tes dikatakan obyektif jika
tes tersebut diajukan kepada beberapa penilai,
tetapi memberikan skor yang sama, untuk
disiapkan kunci jawaban (scorring key).
d) Memiliki daya pembeda(discrimination power);
e) Tes yang dikatakan baik apabila mampu
membedakan anak yang pandai dan anak yang
bodoh.
f) Mencakup ruang lingkup (scope) yang sangat
luas dan menyeluruh; Tes yang baik harus
memiliki komphre hensiveenes, ini akan
menyisihkan siswa yang berspekulasi dalam
menempuh tes.
g) Praktis; mencakup :
 Mudah dipakai/ diperiksa.
 Hemat biaya.
 Mudah di administrasikan.
 Tidak menyulitkan guru dan sekolah.
15. Kriteria pengukuran.
a) Pengukuran harus jelas parameternya.
b) Memiliki sasaran yang terukur.
c) Mudah dipahami cara pengkurannya.
d) Dapat diukur setiap waktu dan simple.
16. Tes kebugaran jasmani mempunyai fungsi sebagai
berikut:
 Berguna untuk mengukur kemampuan fisik
seseorang.
 Hasilnya berguna untuk acuan seseorang
meningkatkan kebugaran jasmaninya.
 Berguna untuk mengukur kemampuan
seseorang dalam hal jasmaninya.
 Untuk mengetahui perkembangan kebugaran
jasmani seseorang.
 Sebagai bahan untuk memberikan bimbingan
dalam meningkatkan kebugaran jasmaninya.
Sebagai bahan masukan dan memberikan nilai
pelajaran pendidikan jasmani.
17. Instrumen tes usia 13-15 tahun Putra / Putri
 Lari 50 meter / Lari 50 meter
Nama : Desva Yuda Fandriyansyah, S.Pd
Kelas : PJOK UnSri.
No. UKG : 201699764208.
 Gantung angkat tubuh (pull up) selama 60
detik / Gantung siku tekuk (tahan pull up)
selama 60 detik.
 Baring duduk (sit up) selama 60 detik
 Loncat tegak (vertical jump)
 Lari 1000 meter / lari 800 meter
18. Instrumen tes usia 16-19 tahun Putra Putri
 Lari 60 meter / Lari 50 meter
 Gantung angkat tubuh (pull up) selama 60
detik / Gantung siku tekuk (tahan pull up)
selama 60 detik .
 Baring duduk (sit up) selama 60 detik.
 Loncat tegak (vertical jump).
 Lari1200 meter lari1000 meter
19. Langkah-langkah Pembuatan Tes dalam
Pendidikan Jasmani.
 Menentukan Tujuan dibuat tes.
 Identifikasi Kemampuan yang Akan diukur.
 Memilih butir tes gerak.
 Fasilitas dan Peralatan.
 Tentukan Kesahihan instruemen tes.
 Tentukan Keterandalan instrument tes.
 Menentukan Norma yang Dipakai.
 Membuat blanko tes.

Judul Kegiatan Belajar (KB)2.


Penilaian Dan Evaluasi Dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

1. Penilaian adalah suatu proses pengumpulan


informasi secara menyeluruh yang dilakukan
secara terus menerus untuk mengetahui
kemampuan atau keberhasilan siswa dalam
pembelajaran dengan menilai kinerja siswa baik
kinerja secara individu maupun dalam kegiatan
kelompok.
2. Penilaian pencapaian kompetensi peserta didik
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara berimbang
sehingga dapat digunakan untuk menentukan
posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar
yang telah ditetapkan.
3. Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan
penilaian kompetensi sikap melalui observasi
(pengamatan secara langsung), penilaian diri
(siswa menilai diri sendiri baik kelebihn dan
kekurangan ), penilaian “teman sejawat”(peer
evaluation) oleh peserta didik dan jurnal ( catatan
Pendidik di dalam dan luar kelas).
4. Penilaian Kompetensi Pengetahuan Pendidik
menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis,
tes lisan, dan penugasan.
Nama : Desva Yuda Fandriyansyah, S.Pd
Kelas : PJOK UnSri.
No. UKG : 201699764208.
 Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda,
isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian
dilengkapi pedoman penskoran.
 Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
 Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah
dan/atau projek yang dikerjakan secara individu
atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas’
5. Penilaian keterampilan Pendidik menilai
kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja,
yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu
dengan menggunakan tes praktik, projek, dan
penilaian portofolio.
 Tes praktik adalah penilaian yang menuntut
respon berupa keterampilan.
 Projek adalah tugas-tugas berupa kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan
secara tertulis maupun lisan.
 Penilaian portofolio adalah penilaian berupa
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam
bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif
untukmengetahui minat, perkembangan,
prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik.
6. Penilaian diartikan sebagai proses menentukan
nilai atau objek menurut Nana Sudjana (1991),
Sedangkan menurut istilah evaluasi merupakan
suatu proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
7. Manfaat Penilaian Penilaian Otentik memiliki
beberapa manfaat bagi guru dalam melaksanakan
Penilaian hasil belajar terhadap peserta didik.
8. Manfaat khusus bagi guru penilaian otentik
dinyatakan oleh Komalasari (2013) yaitu :
a) Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi
selama dan setelah proses pembelajaran
berlangsung.
b) Memberikan umpan balik bagi peserta didik
agar menegetahui kekuatan dan kelemahannya
dalam proses pencapaian kompetensi.
c) Memantau kemajuan dan mendignosis kesulitan
belajar yang dialami peserta didik sehingga
dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
d) Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki
metode, pendekatan, dan sumber belajar yang
digunakan.
e) Memberikan alternatif Penilaian kepada guru.
Guru dapat menggunakan berbagai macam
teknik dalam melakukan Penilaian terhadap
peserta didik.
f) Memberikan informasi kepada orang tua dan
Nama : Desva Yuda Fandriyansyah, S.Pd
Kelas : PJOK UnSri.
No. UKG : 201699764208.
komite sekolah tentang efektivitas pendidikann
g) Memberikan umpan balik bagi pengambil
kebijakan dalam mempertimbangkan konsep
penilaian kelas yang digunakan.
9. Manfaat Evaluasi bagi Guru Bagi guru evaluasi
merupakan hal yang sangat penting dilakukan,
sebab dengan adanya kegiatan tersebut sangat
memudahkan guru untuk dapat mengetahui siswa
manakah yang menguasai pelajaran dan siswa
mana pula yang belum.
10. Manfaat Evaluasi bagi Siswa Bagi siswa evaluasi
yang dilakukan akan bermanfaat untuk mengukur
pencapaian keberhasilannya dalam mengikuti
pelajaran yang telah diberikan oleh guru.
11. Kegunaan evaluasi pendidikan di antara kegunaan
yang dapat dipetik dari kegiatan evaluasi dalam
bidang pendidikan adalah:
(a). Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna
memperoleh informasi tentang hasil-hasil yang
telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program
pemdidikan,
(b). terbukanya kemungkinan untuk dapat
diketahuinya relevansi antara program pendidikan
yang telah dirumuskan, dengan tujuan yang
hendak dicapai,
(c). terbukanya kemungkinan untuk dapat
dilakukannya usaha perbaikan, penyesuaian dan
penyempurnaan program pendidikan yang
dipandang lebih berdaya dan berhasil, sehingga
tujuan yang dicita-citakan, akan dapat dicapai
dengan hasil yang sebaik-baiknya.
12. Ada dua macam evaluasi pembelajaran yang
digunakan guru dalam satu semester yaitu
menggunakan evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif.
 Evaluasi formatif adalah evaluasi yang
dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu
pokok bahasan atau topik, dan untuk
mengukur sejauh mana siswa telah menguasai
bahan pelajaran, setelah mengikuti suatu proses
pembelajaran yang telah berjalan sebagaimana
yang direncanakan.
 Evaluasi sumatif adalah tes yang dilaksanakan
setelah memberikan keseluruhan materi
pelajaran pada akhir semester, setelah
diadakannya beberapa tes formatif.
13. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan
panduan dalam penggunaan penilaian portofolio
disekolah adalah sebagai berikut:
a) Karya asli peserta didik.
b) Saling percaya antara pendidik dan peserta
didik.
c) Keserasian bersama antara pendidik dan
Nama : Desva Yuda Fandriyansyah, S.Pd
Kelas : PJOK UnSri.
No. UKG : 201699764208.
peserta didik.
d) Milik bersama antara peserta didik dan
pendidik.
e) Kepuasan pada diri peserta didik.
f) Kesesuaian dengan kompetensi dalam
kurikulum.
g) Penilaian proses dan hasil.
h) Penilaian yang tidak terpisahkan dari proses
pembelajaran.
i) Bentuk portofolio :
i. File folder yang bias digunakan untuk
menyimpan barbagai hasil karya terkait
dengan produk seni (gambar, kerajinan
tangan, dan sebagainya).
ii. Album berisi foto, video, audio, dll.

Kegiatan Belajar (KB) 3


Program Remedial dan Pengayaan dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani.

1. Manfaat dari hasil evaluasi pembelajaran akan


dijadikan sebagai tindak lanjut berbagai pihak:
a) Bagi peserta didik yang memerlukan remedial.
Remedial diberikan bagi siswa yang belum
mencapai kriteria ketuntasan minal dalam
pembelelajaran PJOK.
b) Bagi peserta didik yang memerlukan pengayaan.
Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang
kemampuan belajarnya lebih cepat dari peserta
didik yang lain.
c) Bagi guru.Guru PJOK dapat memanfaatkan
hasil evaluasi untuk perbaikan pembelajaran.
d) Bagi Kepala Sekolah. Hasil penilaian dapat
digunakan Kepala sekolah untuk menilai kinerja
guru dan tingkat keberhasilan siswa.
2. Permendikbud No 22 tahun 2016 menegaskan
setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran
serta penilaian proses pembelajaran untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas
ketercapaian kompetensi lulusan.
3. Permendikbud No 22 tahun 2016 menegaskan
proses pembelajaran diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Satuan pendidikan
melakukan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Nama : Desva Yuda Fandriyansyah, S.Pd
Kelas : PJOK UnSri.
No. UKG : 201699764208.
4. Bentuk - bentuk kesulitan belajar.
a) Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada
peserta didik yang kurang perhatian saat
mengikuti pembelajaran. Misalnya pada saat
proses pembelajaran peserta didik kurang fokus
pada materi gerak yang diajarkan oleh guru.
b) Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta
didik yang mengalami gangguan belajar yang
berasal dari luar diri peserta didik, misalnya
faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan.
c) Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta
didik yang mengalami ketunaan pada diri
mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra¸tuna
daksa,dsb.
5. Prinsip Pembelajaran Remedial.
a) Adaptif, pembelajaran remedial harus
mengakomodasi perbedaan individual peserta
didik.
b) Interaktif, Pembelajaran remedial hendaknya
memungkinkan peserta didik untuk secara
intensif berinteraksi dengan pendidik dan
sumber belajar yang tersedia.
c) Fleksibilitas, artinya dalam metode
pembelajaran dan penilaian dalam pembelajaran
remedial perlu digunakan berbagai metode
mengajar dan metode penilaian yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik.
d) Pemberian umpan balik sesegera mungkin.
Umpan balik berupa informasi yang diberikan
kepada peserta didik mengenai kemajuan
belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin.
e) Kesinambungan dan ketersediaan dalam
pemberian Pelayanan. Program pembelajaran
reguler dengan pembelajaran remedial
merupakan satu kesatuan, dengan demikian
program pembelajaran reguler dengan remedial
harus berkesinambungan.
6. Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis
kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat
(prasyarat pengetahuan, prasyaratketerampilan),
tesdiagnostik, wawancara, pengamatan, dsb.
a) Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk
mengetahui prasyarat pengetahuan dan
prasyarat keterampilan.
b) Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui
kesulitan peserta didik dalam menguasai
kompetensi tertentu yaitu baca,tulis,berhitung.
c) Wawancara dilakukan dengan mengadakan
interaksi lisan dengan peserta didik.
d) Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan
melihat secara cermat perilaku belajar peserta
didik.
Nama : Desva Yuda Fandriyansyah, S.Pd
Kelas : PJOK UnSri.
No. UKG : 201699764208.
7. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran remedial.
a) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode
dan media yang berbeda.
b) Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya
bimbingan perorangan.
c) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.
Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill)
untuk membantu menguasai kompetensi yanh
ditetapkan.
d) Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah
teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar
lebih.
8. Materi dan waktu pelaksanaan program remedial.
a) Program remedial diberikan hanya pada KD
atau indicator yang belum tuntas.
b) Program remedial dilaksanakan setelah
mengikuti tes/ulangan KD tertentu atau
sejumlah KD dalam satu kesatuan.
9. Teknik pelaksanaan penugasan/pembelajaran
remedial.
a) Penugasan individu diakhiri dengan tes
(lisan/tertulis) bila jumlah peserta didik yang
mengikuti remedial maksimal 20%.
b) Penugasan kelompok diakhiri dengan tes
individual (lisan/tertulis) bila jumlah peserta
didik yang mengikuti remedi lebih dari 20%
tetapi kurang dari 50%. Pembelajaran ulang
diakhiri dengan tes individual (tertulis) bila
jumlah peserta didik yang mengikuti remedi
lebih dari 50 %.
10. Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan
kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan
lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi
untuk membantu mereka mencapai kapasitas
optimal dalam belajarnya.
11. Jenis Program Pengayaan.
a) Kegiatan eksploratori Kegiatan eksploratori
adalah jenis pembelajaran pengayaan yang
bersifat umum yang dirancang untuk disajikan
kepada peserta didik Sajian dimaksud berupa
peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dsb,
yang secara regular tidak tercakup dalam
kurikulum.
b) Kegiatan proses, Keterampilan proses adalah
jenis pembelajaran pengayaan yang diperlukan
oleh peserta didik agar berhasil dalam
melakukan pendalaman dan investigasi
terhadap topik yang diminati dalam bentuk
pembelajaran mandiri.
c) Pemecahan masalah, Pemecahan masalah
adalah jenis pembelajaran yang diberikan
kepada peserta didik yang memiliki kemampuan
belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah
Nama : Desva Yuda Fandriyansyah, S.Pd
Kelas : PJOK UnSri.
No. UKG : 201699764208.
nyata dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah atau pendekatan
investigatif/ penelitian ilmiah.
d) Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan. Agar
pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu
ditempuh langkah-langkah sistematis, yaitu
pertama mengidentifikasi kelebihan kemampuan
belajar peserta didik, dan kedua memberikan
perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan.
12. Bentuk-bentuk Pelaksanaan Pembelajaran
Pengayaan adalah:
a) Belajar mandiri, berarti siswa akan belajar
sendiri tentang suatu materi.
b) Belajar kelompok, berarti siswa berkelompok
dan diberikan materi yang sama untuk
dipelajari pada waktu yang sama.
c) Pembelajaran berbasis tema, berarti siswa
mempelajari hubungan antar berbagai materi
atau disiplin ilmu yang telah dipadukan dalam
sebuah tema sesuai kurikulum.
d) Pemadatan kurikulum, berarti siswa
mempelajari materi atau kompetensi yang belum
diketahuinya.

Kegiatan Belajar (KB) 4


Perencanaan, Pelaksanaan, Pelaporan, Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dalam Pembelajaran Pendidikan
Jasmani dan Penyusunan Artikel Ilmiah.

1. Classroom Action Research (CAR) adalah action


research yang dilaksanakan oleh guru di dalam
kelas.
2. PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara
sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan
yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai
peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan
sampai penilaian terhadap tindakan nyata di
dalam kelas yang berupa kegiatan belajar
mengajar, untuk memperbaiki kondisi
pembelajaran yang dilakukan.
3. Komponen dalam sebuah kelas diantaranya adalah
siswa, guru, materi pelajaran, peralatan, hasil
pembelajaran, lingkungan dan pengelolaan
pembelajaran serta lain sebagainya.
4. Keempat langkah utama dalam PTK yaitu
merencanakan, tindakan, mengamati, dan
refleksi merupakan satu siklus dan dalam PTK
siklus selalu berulang.
a) Perencanaan adalah mengembangkan rencana
tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan
apa yang telah terjadi.
b) Pelaksanaan tindakan yaitu proses pembelajaran
menggunakan metode demontrasi dan
Nama : Desva Yuda Fandriyansyah, S.Pd
Kelas : PJOK UnSri.
No. UKG : 201699764208.
penugasan yang meliputi langkah-langkah
sebagai berikut:
i. Kegiatan awal.
ii. Kegiatan inti.
iii. Kegiatan akhir.
c) Selama pelaksanaan tindakan tugas peneliti
adalah mengobservasi semua kegiatan yang
dilakukan selama pembelajaran berlangsung.
i. Observasi Peer (pengamatan sejawat).
Observasi Peer adalah observasi terhadap
pengajaran seseorang oleh orang lain.
ii. Observasi Terstruktur. Pelaksanaan
observasi terstruktur dilakukan peneliti
dengan cara bertanya kepada siswa.
d) Tahap refleksi merupakan tahap kegiatan untuk
menganalisa, interprestasi dan penjelasan
terhadap semua informasi yang diperoleh selama
pelaksanaan tindakan. Informasi yang berhasil
didokumentasikan, kemudian dianalisa dan
dibandingkan dengan data awal.
5. Tahap validasi PTK melalui empat tahapan yang
terdiri dari:
a) Triangulasi maksudnya adalah rumusan
hipotesa tersebut divalidasi berdasarkan tiga
sudut pandang yaitu peneliti, siswa, teman
sejawat.
b) Member check yaitu mengecek kebenaran
dan kesahihan data temuan penelitian
dengan melakukan diskusi antara peneliti
dan mitra peneliti pada setiap akhir tindakan
pembelajaran.
c) Audit trail yaitu mengecek kebenaran hasil
penelitian dengan mengkomfirmasikan pada
bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan
mencek kesahihan pada sumber data hasil
member check.
d) Expert opinion adalah pengecekan terakhir
terhadap kesahihan temuan penelitian
dengan para pembimbing penelitian ini.
6. Artikel ilmiah umumnya adalah laporan hasil
penelitian yang ditulis dan dipublikasikan dalam
seminar maupun dalam jurnal ilmiah.

2 Daftar materi yang 1. ….


sulit dipahami di 2. …
modul ini
3 Daftar materi yang 1. Perbedaan antara Penilaian dan Evaluasi dalam
sering mengalami Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
miskonsepsi Kesehatan. Penilaian dan evaluasi adalah dua
komponen penting dalam proses belajar mengajar.
Kedua kata memiliki signifikan khusus dalam
konteks pendidikan, dan meskipun banyak orang
cenderung menggunakan istilah tersebut secara
Nama : Desva Yuda Fandriyansyah, S.Pd
Kelas : PJOK UnSri.
No. UKG : 201699764208.
bergantian, ada perbedaan jelas antara keduanya.
Penilaian adalah proses menyelidiki apa dan
bagaimana siswa belajar dalam kaitannya dengan
tujuan pembelajaran yang dikecualikan.
Mengevaluasi melibatkan membuat penilaian
tentang kualitas belajar siswa dan bekerja. Ini
adalah perbedaan utama antara penilaian dan
evaluasi.(Hal 39 Penilaina dan Evalusi)
2.

Anda mungkin juga menyukai