Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM VII

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


(AKBK 3525)

“KAPASITAS PARU-PARU”

Disusun Oleh:
Nabella Putri Rama Safitri
(2110119120018)
Kelompok I B

Asisten Dosen:
Muhammad Iqbal Trinajah
Zuhrah Intan Safitri

Dosen Pengampu:
Drs. H. Kaspul, M.Si.
Dra. Hj. Aulia Ajizah, M.Kes.
Riya Irianti, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER
2023
PRAKTIKUM VII

Topik : Kapasitas Paru-Paru


Tujuan : Untuk mengetahui
A. Kapasitas udara respirasi biasa
B. Kapasitas udara suplementer
C. Kapasitas udara vital paru-paru
Hari/ tanggal : Jum’at/ 03 November 2023
Tempat : Laboratorium Biologi Umum PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Alat dokumentasi
2. Alat tulis
3. Baki/nampan
4. Buku penuntun
5. Ember besar volume 10 atau 20 liter
6. Gelas kimia 500ml
7. Jerigen volume 5 liter
8. Selang plastik 5/8 inci
9. Spidol permanen
B. Bahan
1. Air keran
2. Mahasiswa Praktikan kelas B

II. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengisi gelas kimia sebanyak 500 ml dan memasukkan air ke jerigen,
kemudian memberi tanda pada jerigen menggunakan spidol permanent
setiap skala 500 ml sampai air di jerigen berada pada garis bertanda
5000 ml atau 5 liter.
3. Mengisi ember dengan air keran hingga dirasa jerigen dapat tenggelam
ke dasar ember.
4. Membalikkan jerigen yang sudah berisi air dengan cepat, lalu
memasukkan jerigen ke dalam ember besar yang sudah terisi air.
5. Membuka tutup jerigen dan memasukkan salah satu ujung selang
plastik melalui mulut jerigen, kemudian mencatat posisi (skala) awal air
pada jerigen.
6. Menarik napas secara normal (biasa) melalui hidung. Selanjutnya,
memasukkan selang ke mulut dan menghembuskan napas melalui
mulut secara normal. Memperhatikan dengan cermat dan mencatat
perubahan volume air.
7. Menarik napas secara normal melalui hidung, lalu menghembuskannya.
Selanjutnya, memasukkan selang ke mulut dan menghembuskan napas
sekuat-kuatnya melalui mulut sampai udara dalam paru-paru habis.
Memperhatikan dengan cermat dan mencatat perubahan volume air.
8. Menarik napas semaksimal mungkin melalui hidung, lalu memasukkan
selang ke mulut dan menghembuskan napas sampai udara dalam paru-
paru habis. Memperhatikan dengan cermat dan mencatat perubahan
volume air.
9. Mencatat hasil pengamatan dan mendokumentasikan.

I. TEORI DASAR
Bernapas adalah proses menghirup udara yang mengandung oksigen
dan mengeluarkan karbon dioksida dari paru-paru. Organ-organ
pernapasan yang dimilki oleh manusia meliputi semua struktur yang
menghubungkan udara dari dan ke paru- paru. Organ tersebut antara lain:
a. Hidung
Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung dan ujung
rongga hidung. Rongga hidung banyak memiliki kapiler darah dan
selalu lembab dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh mukosa. Di
dalam hidung udara disaring dari benda- benda asing yang tidak
berupa gas agar tidak masuk ke paru-paru.
b. Faring
Faring merupakan ruang di belakang rongga hidung yang
merupakan jalan masuknya udara dari rongga hidung. Pada ruang
tersebut terdapat kleb (epiglotis) yang berfungsi mengatur pergantian
perjalanan udara pernapasan dan makanan.
c. Laring
Laring pangkal batang tenggorokan/kotak suara. Laring terdiri
atas tulang rawan yaitu jakun, epiglotis, tulang rawan penutup dan
tulang rawan.
d. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan pita yang tersusun
atas otot polos dan tulang rawan yang berbentuk huruf "C" pada jarak
yang sangat teratur. Dinding trakea tersusun atas tiga lapisan jaringan
epitel yang dapat menghasilkan lendir yang berguna untuk menangkap
dan mengembalikan benda-benda asing kehulu saluran pernapasan
sebelum masuk ke paru-paru bersama udara pernapasan (Kaspul,
2023).
e. Bronkus
Merupakan batang cabang tenggorokan yang jumlahnya
sepasang, yang satu menuju ke paru-paru kiri dan yang satunya
menuju ke paru-paru kanan. Dinding bronkus terdiri atas lapisan
jaringan ikat, lapisan jaringan epitel, otot polos dan cincin tulang
rawan. Kedudukan bronkus yang menuju ke kiri lebih mendatar
daripada ke kanan. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-
paru kanan lebih mudah terserang penyakit (Kaspul, 2023).
f. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih
tipis. Bronkeolus bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih halus
(Kaspul, 2023).
g. Alveolus
Saluran akhir dari saluran pernapasan yang berupa gelembung-
gelembung udara. Dinding alveolus sangat tipis setebal selapis sel,
lembab dan berdekatan dengan kapiler-kapiler darah. Adanya alveolus
memungkinkan terjadinya luasnya daerah permukaan yang berperan
penting dalam pertukaran gas. Pada bagian alveolus inilah terjadi
pertukaran gas-gas O2 dari udara bebas ke sel-sel darah sedangkan
pertukaran CO2 dari sel-sel tubuh ke udara bebas (Kaspul, 2023).
h. Paru-paru
Paru-paru terletak dalam rongga dada dibatasi oleh otot dada dan
tulang rusuk, pada bagian bawah dibatasi oleh otot diafragma yang
kuat. Paru-paru merupakan himpunan dari bronkiolus, saccus alveoris
dan alveolus. Antara selaput dan paru-paru terdapat cairan limfa yang
berfungsi untuk melindungi paru-paru pada saat mengembang dan
mengempis. Mengembang dan mengempisnya paru-paru disebabkan
karena adanya perubahan tekanan rongga dada. Paru-paru kanan
berlobus tiga dan bronkus kanan bercabang tiga. Paru-paru kiri
berlobus dua dan bronkus kiri bercabang dua serta posisinya
mendatar. Paru-paru dibungkus oleh lapisan pleura yang berfungsi
menghindari gesekan saat bernafas (Kaspul, 2023).
Paru-paru berada dalam kantung jaringan pengikat yang tipis,
pleura. Selaput yang menyelaputi paru langsung disebut visceral
pleura (pleura dalam), sedangkan yang menyelaputi rongga dada
sebelah ke tulang rusuk disebut parietal pleura (pleura luar). Rongga
antara kedua selaput ini berupa sebuah kantung disebut rongga pleura,
berisi cairan tubuh. Rongga dada dipisahkan dari rongga perut oleh
diafragma. Pada rongga dada terdapat jantung dan paru bersama
tenggorok, rongkongan dan pembuluh darah. Diafragma itu selain
mengandung penerusan selaput dalam rongga tubuh juga mengandung
otot lurik. Pada bagian tengah terdiri dari jaringan pengikat dan di
pinggiran dan yang melekatkannya ke dinding tubuh berotot (Kaspul,
2023).

2. Mekanisme pernapasan manusia :


Pernapasan pada manusia dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Pernapasan dada
Pada pernapasan dada otot yang berperan penting adalah otot
antar tulang rusuk. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua
yaitu otot tulang rusuk luar yang berfungsi menurunkan atau
mengembalikan tulang rusuk ke posisi semula. Bila otot tulang antar
rusuk luar berkontraksi maka tulang rusuk akan terangkat sehingga
volume dada bertambah besar. Bertambah besarnya akan
menyebabkan tekanan dalam rongga dada lebih kecil daripada tekanan
luar rongga dada. Karena tekanan udara kecil pada rongga dada
menyebabkan aliran udara mengalir dari luar tubuh dan masuk ke
dalam tubuh, proses ini disebut proses 'inspirasi, sedangkan pada
proses ekspirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam, tulang rusuk
kembali ke posisi semula dan menyebabkan tekanan udara di dalam
tubuh meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam
rongga dada dan aliran udara terdorong ke luar tubuh, proses ini
disebut "ekspirasi" (Kaspul, 2023).
b. Pernapasan perut
Pada pernapasan ini otot yang berperan aktif adalah otot
diafragma dan otot dinding rongga perut. Bila otot diafragma
berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal ini menyebabkan
volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanan udaranya
semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan
mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke
paruparu (inspirasi). Bila otot diafragma bereaksi dan otot dinding
perut berkontraksi, isi rongga perut akan mendesak ke diafragma
sehingga diafragma cekung ke arah rongga dada. Sehingga volume
rongg dada mengecil dan tekanannya meningkat. Meningkatnya
tekanan rongga dada menyebabkan isi rongga paru-paru terdesak ke
luar dan terjadilah proses ekspresi (Kaspul, 2023).

3. Volume udara pernapasan


Secara garis besar volume udara pernapasan dapat dibedakan menjadi 6
yaitu :
a. Volume tidal (tidal volume)
Volume udara pernapasan (inspirasi) biasa, yang besarnya 500
ce atau 500 ml.
b. Volume cadangan inspirasi/udara komplementer
Volume udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal
setelah bernafas (inspirasi) biasa, yang besarnya 1500 cc atau 1500 ml.
c. Volume cadangan ekspirasi/udara suplementer
Volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal
setelah mengeluarkan nafas (ekspirasi) biasa, yang besarnya 1500 cc
atau 1500 ml.
d. Volume sisa/residu
Volume udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah
mengeluarkan nafas (ekspirasi) maksimal, yang besarnya 1000 cc atau
1000 ml.
e. Kapasitas vital (vital cavasity)
Volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin
setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, yang besarnya
3500 cc atau 3500 ml. Jadi, kapasitas vital = V tidal + V cadangan
inspirasi + V cadangan ekspirasi
f. Volume total paru-paru (total lung volume)
Volume udara yang dapat ditampung paru-paru semaksimal
mungkin, yang besarnya 4500 cc atau 4500 ml. Volume dan kapasitas
seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 persen lebih kecil
daripada pria dan lebih besar lagi pada orang yang atletis dan bertubuh
besar daripada orang yang bertubuh kecil.
Metode sederhana untuk mempelajari ventilasi paru adalah
dengan mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru-paru,
suatu proses yang disebut spirometer. Spirometer ini terdiri dari sebuah
drum yang di balikkan di atas bak air dan drum tersebut diimbangi
oleh suatu beban. Dalam drum terdapat gas untuk bernapas, biasanya
udara atau oksigen dan sebuah pipa yang menghubungkan mulut
dengan ruang gas. Apabila seseorang bernapas dari dan ke dalam ruang
ini, drum akan naik turun dan terjadi perekaman yang sesuai di atas
gulungan kertas yang berputar (Kaspul, 2023).
4. Frekuensi pernapasan
Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pengendali di otak,
sedangkan aktifitas saraf pernapasan dirangsang oleh stimulus dari
karbondioksida (CO2). Pada umumnya manusia mampu bernapas 15 - 18
kali tiap menitnya. Cepat atau lambatnya bernapas dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
a. Faktor umur
Semakin bertambah usia seseorang, maka semakin rendah
frekuensi pernapasannya.
b. Jenis kelamin
Laki-laki umumnya bernapas lebih pelan daripada perempuan
ini dikarenakan volume paru-paru laki-laki lebih besar daripada
perempuan. Namun kadar O2 yang dibutuhkan oleh laki-laki lebih
besar daripada perempuan, itu karena pada umumnya laki-laki lebih
banyak bergerak daripada perempuan.
c. Suhu tubuh
Hal ini berhubungan dengan proses metabolisme tubuh,
semakin tinggi suhu tubuhnya semakin tinggi pula frekuensi
pernapasannya.
d. Posisi tubuh
Pada saat berdiri frekuensi pernapasan lebih besar, karena
energi yang digunakan untuk menopang tubuh lebih banyak. Pada
posisi duduk, frekuensi pernapasan lebih menurun, karena energi
yang digunakan untuk menyangga tubuh merata oleh tubuh.
e. Kegiatan tubuh
Orang yang banyak melakukan kegiatan frekuensi
pernapasannya akan meningkat karena akan lebih banyak
memerlukan energi. Jika dibandingkan dengan orang yang
melakukan sedikit kegiatan, jelas frekuensi pernapasannya akan
lebih rendah karena lebih sedikit memerlukan energi. Setelah bekerja
berat seperti berlari atau olahraga, maka laju pernapasan akan lebih
cepat. Pada saat menghembuskan nafas sejumlah CO2 dilepaskan
(Kaspul, 2023).
II. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
1. Perempuan
Kapasitas (ml)
Berat Udara
Udara
No Nama Badan Udara Vital
Respirasi
(kg) Suplamenter Paru-
Biasa
Paru
1. Aulia Irmayanti 66 300 ml 800 ml 1300 ml

Noor Fithri
2. 45 300 ml 900 ml 1200 ml
Agustina

Khayatun
3. 46 300 ml 800 ml 1000 ml
Khasanah

Nabella Putri
4. 41 200 ml 500 ml 1200 ml
Rama Safitri

Aida Dwi Agnes


5. 40 1000 ml 1400 ml 1000 ml
Andriani

6. Upik Ambarwati 46 1000 ml 1600 ml 1500 ml

7. Nur Azizah 46 500 ml 1000 ml 500 ml

Salma Nida
8. 52 1000 ml 1500 ml 800 ml
Ulanhar

9. Saajidah 42 500 ml 1500 ml 2000 ml

Sri Ayu
10. 67 510 ml 900 ml 1700 ml
Wahyuni

Yuliana
11. 52 500 ml 1000 ml 1500 ml
Norrahma Sari

Meiliana
12. 53 1000 ml 2000 ml 2500 ml
Widyanor

Pramesti Diah
13. Sulistya 50 400 ml 1000 ml 2100 ml
Maharani
14. Rany Masriana 40 1000 ml 1000 ml 2000 ml
Pandiangan

15. Elya Agustina 43 400 ml 750 ml 1000 ml

16. Khairunnisa 43 1000 ml 1500 ml 2100 ml

Nisvie Nur
17. 45 400 ml 1000 ml 2200 ml
Salsabilla

18. Sulistiani 41 500 ml 1500 ml 2000 ml

Dhiya Abidah
19. 59 500 ml 1500 ml 2000 ml
Luthfiyana

Rudiah
20. 46 1000 ml 1500 ml 2300 ml
Damayanti

21. Putri Wulandari 54 700 ml 1500 ml 1500 ml

22. Yulina Safitri 44 900 ml 1000 ml 1.500 ml

23. Yuli 65 250 1000 3800

Novita
24. 55 250 2000 4300
Rahmayanti

Rif'atul
25. 38 450 1000 2500
Mahmudah

26. Marniyanti 44 300 1000 3700

2. Laki-laki
Kapasitas (ml)
Berat Udara
Udara
No Nama Badan Udara Vital
Respirasi
(kg) Suplamenter Paru-
Biasa
Paru
M. Nazhief
1. 72 400 1700 3000
Ramadhan
2. 44 300 1700 3000
Muhammad
Ilham
Setiyawan

B. Foto Pengamatan
1. Mengukur berat badan
(Sumber : Dok. Kel. I B, 2023)
3. Mengukur kapasitas udara
suplementer

(Sumber : Dok. Kel. I B, 2023)

2. Mengukur kapasitas udara tidal (Sumber : Dok. Kel. I B, 2023)

4. Mengukur kapasitas udara vital

(Sumber : Dok. Kel. I B, 2023)

III. ANALISIS DATA


IV. KESIMPULAN
V. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai