PKBM Pelita Ilmu (Kel 7)
PKBM Pelita Ilmu (Kel 7)
Oleh :
KELOMPOK 7
Meyla Astrina 2105110887
Khairunnisa Latiffah H 2105111980
Rani Margaretha 2105112575
Ulva Nurvajria 2105111535
Dosen Pengampu :
Dra. Dafetta Fitrilinda, M.Pd
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya masyarakat yang belajar di PKBM adalah maysrakat yang tidak
mampu atau tidak dapat bergabung dilembaga khusus. PKBM ini masih dibawah
pengawasan dan bimbingan dinas Pendidikan aksara. PKBM ini bisa berupa tingkat
dusun, desa, maupun kecamatan. Program yang diselenggarakan dalam PKBM ini
sangat beragam dan juga tak terbatas tapi harus sesuai dengan kondisi atau potensi
kebutuhan belajar masyarakat yang programnya harus bermakna dan bermanfaat.
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional mengakui
bahwa PKBM adalah satuan pendidikan non formal yang sifatnya sama seperti
pendidikan formal.
1.1 Umum
Pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) adalah suatu wadah berbagai
kegiatan pembelajaran masyarakat diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk
mengerakkan pembangunan dibidang social, ekonomi, dan budaya. Kehadiran PKBM ini
merupakan untuk memperluas kesempatan warga masyarakat, khususnya yang tidak
mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental yang diperlukan
untuk mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah. Pusat kegiatan belajar
masyarakat ini pada dasarnya merupakan tempat dimana orang-orang atau masyarakat
dapat mengikuti program kegiatan belajar. PKBM ini mendorong masyarakat agar
belajar secara mandiri melalui penguatan pemberdayaan pendidikan. Kegiatan diPKBM
ini tergantung pada kebutuhan masyarakat sekitarnya, sehingga menjadi sarana bagi
masyarakat untuk mengembangkan segala potensi kemampuan yang dimiliki, supaya
mampu memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
1.4 Sistimatika
JUDUL
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum
1.2 Tujuan dan Sasaran
1.3 Landasan hukum
1.4 Sistimatika
1.5 Pemikiran Strategi
BAB II SITUASI DAN POSISI STRATEGIS
2.1 Situasi Lingkungan Eksternal
a. Peluang
b. Ancaman
2.2 Situasi lingkunan Internal
a. Kekuatan
b. Kelemahan
2.3 Posisi Strategis
BAB III STRATEGI PENGELOLAAN ISU-ISU
3.1 Eksternal
3.2 Internal
BAB IV VISI,MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS
4.1 Visi
4.2 Misi
4.3 Arah Kebijakan
a. Umum
b. Khusus
4.4 Prioritas Program
BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PKBM PELITA ILMU
5.1 Gambaran Umum Pendidikan Masyarakat
5.2 Gambaran Umum Ekonomi Masyarakat
5.3 Gambaran Umum Partisipasi Masyarakat
BAB VI ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
6.1 Bidang Humas
a. Umum
b. Permasalahan
c. Arah Kebijakan
d. Program
6.2 Bidang Sarana Prasarana
a. Umum
b. Permasalahan
c. Kebijakan
d. Program
6.3 Bidang Kurikulum
a. Umum
b. Permasalahan
c. Kebijakan
d. Program
6.4 Program Pemberdayaan Perempuan
a. Umum
b. Permasalahan
c. Kebijakan
d. Program
6.5 Bidang Pelatihan
a. Umum
b. Permasalahan
c. Kebijakan
d. Program
BAB VII SKENARIO DAN INDIKATOR TINDAK LANJUT
7.1 Skenario tindakan program
7.2 Indikator keberhasilan masing-masing program
7.3 Strategi tindak lanjut masing-masing program
BAB VII PENUTUP
LAMPIRAN MATRIK INDIKASI PROGRAM
a. Bidang Humas
b. Bidang Sarana Prasarana
c. Bidang Kurikulum
d. Program yang diprioritaskan
1.5 Pemikiran Strategi
Di Perumahan Mutiara Panam Regency, Jl. Garuda Sakti I, Simpang Baru,
Tampan, Pekanbaru. Belum ada PKBM yang didirikan disekitar sana, padahal melihat
potensi masyarakat sekitar, sekiranya PKBM akan dapat membantu masyarakat sekitar
baik dalam hal pendidikan ataupun ekonomi, karena masyarakat disana mayorits
bekerja sebagai wirausaha dan wiraswasta. Masyarakat sekitar rata-rata pendidikannya
adalah tamatan SMP, SMA, dan S1, adapun yang tamatan kuliah hanya sebagai IRT,
maka PKBM hadir untuk membantu kehidupan masyarakat agar lebih baik, tidak hanya
untuk dewasa, tetapi juga bagi anak-anak mereka.
BAB II
SITUASI DAN POSISI STRATEGIS
B. Ancaman
Beberapa ancaman dari eksternal adalah :
1. Sudah banyaknya PKBM yang didirikan disekitaran kelurahan Simpang Baru
2. Sulitnya mendapatkan bantuan dana dari pemerintah karena banyaknya
persaingan ditingkat kota.
3. Ada beberapa masyarakatnya yang memiliki latar belakang pendidikan yang
rendah
3.2 Internal
Pengembangan program didalam ruang lingkup PKBM itu sendiri ialah dengan
melakukan evaluasi. Setelah melakukan evaluasi, Sehingga terlihat tampak kekurangan
dan kelebihan didalam program PKBM. Setelah kekurangan didalam program ini terlihat,
maka diantara tutor, pengelola, serta seluruh kalangan masyarakat dikelurahan
Simpang Baru yang terlibat didalam pengurusan PKBM akan berkerja sama untuk
merancang strategi baru agar kekurangan dalam program yang dijalankan dapat
diperbaiki sehingga dapat berkembang secara terus menerus kearah yang lebih baik.
Untuk mengembangkan PKBM sebagai salah satuan isu isu dari internal adalah
pengembangan PKBM berkait juga dengan pengembangan kelompok-kelompok belajar
yang sudah ada di dalam PKBM itu sendiri, oleh karena itu tantangan penting yang
dihadapi oleh PKBM adalah bagaimana mengembangkan kelompok-kelompok belajar itu
yang mengarah pada meningkatnya kinerja kelompok belajar yang ditandai dengan (1)
meningkatnya partisipasi warga belajar, (2) terjadinya proses demokrasi dalam
kehidupan kelompok, (3) meningkatnya kesetaraan kedudukan pada semua pemangku
kepentingan yang memungkinkan terjadinya proses pembebasan pada warga belajar
dan (4) meningkatnya derajat kehidupan warga belajar dari kelompok masyarakat yang
terpinggirkan menjadi kelompok masyarakat yang memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang dapat meningkatkan derajat kehidupannya.
BAB IV
4.1 Visi
Merangkul dan melayani masyarakat yang mampu bersaing dalam dunia usaha.
4.2 Misi
Adapun misi dari PKBM Pelita Ilmu adalah
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui layanan pelatihan.
2. Menwujudkan masyarakat khususnya perempuan yang mampu bersaing
dalam dunia usaha melalui layanan pemberdayaaan perempuan.
3. Membantu menciptakan masyarakat yang berkualitas.
B. Permasalahan
Berbagai macam permasalahan atau kendala pada humas
Pertama, pola koordinasi bagian Humas dengan bagian lain tidak terjalin dengan
baik. Hal ini akan menyebabkan tidak adanya kesatuan antara program Humas dengan
program bagian lain di lingkungan. Seharusnya program yang ada di Humas harus
saling mendukung dengan program yang ada di bagian lain tersebut. Jadi apabila
masyarakat ingin mendapatkan informasi tentang kebijakan pemerintah maka bagian
Humaslah yang akan memberikan informasi tersebut.
Kedua, kedudukan Humas dalam suatu kelembagaan atau pelatihan yang belum
berarti. Humas oleh sebagian pemerintahan daerah belum dianggap sebagai bagian
yang sangat berperanan penting. Humas hanya dianggap sebagai pelengkap dalam
sebuah struktur organisasi pemerintah.
Ketiga, SDM Humas yang tidak profesional atau penempatannya tidak sesuai
kompetensinya. Bagian Humas tak mungkin dapat melaksanakan tugas dengan baik
jika SDM-nya tidak dibenahi.
Keempat, kurangnya dukungan sarana dan prasarana di bidang Humas. Dukungan
infrastruktur sangat dibutuhkan oleh Humas agar Humas tidak ketinggalan teknologi
dan informasi. Dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan penyebaran informasi
yang begitu cepat disertai dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai
untuk mendukung kinerja Humas.
Kelima, terbatasnya akses dan kewenangan Humas itu sendiri. Peran Humas sering
susah bergerak, tidak bisa mengembangkan kreasi sendiri, tidak bisa membuat
terobosan-terobosan baru guna memperkuat fungsi dan peranan Humas.
Keenam, kurangnya komitmen dari pimpinan organisasi. Fungsi Humas tak
mungkin dapat berjalan dengan baik, jika tidak ada komitmen dari pimpinan untuk
memberikan ruang gerak bagi Humas untuk bekerja.
C. Arah Kebijakan
1. Membangun hubungan harmonis antara program pelatihan dan masyarakat
setempat
2. Memberi informasi bahwa kehadiran humas ini untuk membina martabat dalam
pandangan masyarakatat, gunanya untuk memperoleh pengertian, kepercayaan,
dan suatu dukungan dari masyarakat
3. Memposisikan humas sebagai penghubung PKBM ini dengan masyarakat
4. Menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan dalam Humas
D. Program
1. Melakukan sosialisasi dari program pelatihan ke masyarakat setempat
2. Menyebarluaskan informasi PKBM ini melalui poster, spanduk dan media sosial
3. Mengajak pegawai bagian humas kedalam pelatihan tentang humas guna
memperoleh pengetahuan tentang humas.
4. Mengadakan infrakstruktur humas agar tidak ketertinggalan teknologi dan
informasi
6.2 Bida ng Sarana dan Prasarana
A. Umum
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarana adalah segala sesuatu
yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan
prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dan sebagainya). Perbedaan tersebut,
sesuai den gan lingkup dan penggunaannya.
Berikut fungsi utama sarana dan prasarana:
Menciptakan kenyamanan
Menciptakan kepuasan
Mempercepat proses kerja
Memudahkan proses kerja
Meningkatkan produktivitas
Hasil lebih berkualitas
B. Permasalahan
Terdapat permasalahan ataupun hambatan-hambatan dalam pelaksanaan
administrasi sarana dan prasarana yaitu masalah dana, keterbatasan jumlah dan
keahlian yang dimiliki pelaksana dalam pemeliharaan sarana dan prasarana dalam
Pelatihan sehingga pelaksana tidak menindak tegas terhadap pengguna yang tidak
mematuhi tata tertib.
C. Kebijakan
Kebijakan yang akan dilaksanankan dalam bidang sarana dan prasarana ini yaitu
sebagai berikut: Menyediakan serta melengkapi sarana dan prasarana yang
dibutuhkan, dengan cara mencari donatur atau bantuan agar mendapatkan dana untuk
membantu membangun sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan warga
belajar.
D. PROGRAM
Membangun prasarana dalam PKBM Pelita ilmu
Menyediakan fasilitas- fasilitas dari program kegiatan dengan proses belajar
mengajar agar dapat berjalan dengan tertib dan lancar.
Mengupayakan kepada seluruh warga belajar akan pentingnya kesadaran diri
untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan masyarakat.
Membuat laporan pelaksanaan dalam pengadaan sarana dan prasarana.
B. Permasalahan
Begitu banyak masalah-masalah kurikulum dan pembelajaran yang dialami
Indonesia. Masalah-masalah ini turut andil dalam dampaknya terhadap pembelajaran
Berikut ini adalah beberapa masalah kurikulum yang ditemui:
Pada fasilitator: fasilitator kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum
disebabkan beberapa hal yaitu kurang waktu, kekurangsesuaian pendapat, baik
dengan sesama fasilitator maupun kepala pelatihan
Dari masyarakat: untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan
masyarakat, baik dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik
terhadap sistem pelatihan ataupun kurikulum yang sedang berjalan. Masyarakat
adalah sumber input dari pelatihan.
Masalah biaya: untuk pengembangan kurikulum apalagi untuk kegiatan
eksperimen baik metode isi atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya
yang sering tidak sedikit.
Kepala pelatihan: dalam hal ini seharusnya kepala pelatihan mempunyai latar
belakang mendalam tentang teori dan praktek kurikulum. Kepala pelatihan
merupakan peranan yang penting dalam pengembangn kurikulum.
Untuk mencapai tujuan dari pengembangan kurikulum, para pengembangan perlu
memahami berbagai masalah dalam pengembangan kurikulum. Ada berbagai masalah
dalam pengembangan kurikulum. Masalah-masalah yang dikaji dalam pelatihan ini
mencakup masalah baik secara khusus (para fasilitator, masyarakat, kepala pelatihan,
biaya) maupun secara umum.
C. Kebijakan
Kebijakan yang dilakukan dibidang kurikulum adalah melakukan program yang
dilakukan tentang pengembangan kurikulum. Agar para pengembangan perlu
memahami berbagai masalah dalam lembaga pengembangan kurikulum.
D. Program
1. Membuat sosialisasi tentang pengembangan kurilkulum pada tutor PKBM Pelita
Ilmu
2. Mengajak masyarakat warga belajar ikut serta dalam kegiatan perencanaan
program.
3. Fasilitator menyusun rancana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
kurikulum dan kebutuhan warga belajar.
4. Membangun kompetensi warga belajar sesuai dengan apa yang dibutuhkan
kedepanya.
6.4 Program Pemberdayaan Perempuan
A. Umum
Salah satu program yang dibuat dan dilakukan dalam mengupayakan pemberdayaan
masyarakat adalah program pemberdayaan perempuan. Hal ini penting karena juga
sebagai upaya untuk meningkatkan peran perempuan dalam perkembangan
masyarakat tak terkecuali masyarakat desa. Oleh karena itulah, program ini patut
diperhatikan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sejak disahkannya untuk mengembangkan daerahnya sesuai dengan faktor internal
yang dimiliki desa. Salah satu caranya adalah dengan adanya kejelasan status dan
kepastian hukum atas Desa pada sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang
menjadi wujud dari keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia termasuk untuk melestarikan
dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat desa agar tidak semakin
kehilangan jati dirinya yang juga merupakan jati diri bangsa.
Harapan lainnya juga ada pada dorongan untuk bergerak dan juga berpartisipasi
dalam pengembangan potensi dan aset desa untuk kesejahteraan bersama.
B. Permasalahan
Permasalahan pemberdayaan perempuan ini biasanya terletak pada pendidikan
yang dimana kebanyakan perempuan tamatan SMP-SMA saja sehingga banyak
perempuan yang tidak memiliki perkejaan dan menjadikan mereka hanya sebatas ibu
rumah tangga saja. Hal ini tentu tidak dapat ditangani sendiri oleh Kementerian
Pemberdayaan Perempuan. Partisipasi masyarakat pada pencegahan dan penanganan
masalah sangat dibutuhkan dengan melakukan kerja bersama (bersinergi), sehingga
pencegahan dan penanganan masalah dapat dilakukan dengan cepat, efektif, dan
efisien.
C. Kebijakan
Adapun kebijakannya yaitu membangun kompetensi kaum perempuan agar dapat
mengembangkan bakat dan minatnya melalui PKBM ini. Dan juga Peningkatan Advokasi
dan sosialisasi tentang keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan.
D. Program
Program pemberdayaan perempuan
1. Meningkatkan kesadaran gender melalui sosialisasi dan pengajaran
2. Memberikan keterampilan, untuk peningkatan kesejahteraan melalaui pelatihan-
pelatihan.
3. Meningkatkan jumlah perempuan dalam kegiatan ekonomi atau bidang
ketenagakerjaan.
B. Permasalahan
Terdapat Permasalahan yang terjadi di dalam pelatihan:
1. Program pelatihan yang sukar atau sulit dimengerti Kesalahan yang sering
dilakukan dalam program pelatihan adalah, gaya bahasa, dan program pelatihan
yang sukar dimengerti.
2. Selalu menggunakan Trainer / pelatih yang sama
C. Kebijakan
1. Untuk mengatasi masalah tersebut, kebijakannya yaitu mencari pihak trainer
yang mampu memberikan materi secara baik dan menarik, sehingga membuat
para peserta paham padaa materi yang disampaikan.
2. kebijakan yang diambil yaitu dengan memakai metode pelatihan yang berbeda,
dan sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh pihak peserta itu
sendiri.
D. Program
1. Memberikan program pelatihan Tataboga untuk mengenal diri sendiri, berpikir,
serta warga belajar dapat mengembangkan dan mengasah kemampuan yang
ada didaloam dirinya.
2. Memberikan materi tentang pelatihan tataboga pembelajaran.
3. Mempersiapkan peserta didik secara akademik, sosial dan emosional.
BAB VII
SKENARIO DAN INDIKATOR TINDAK LANJUT
A. Hubungan Masyarakat
Indikator dari keberhasilan hubungan masyarakat ini dapat dilihat dari segi
kepahaman para anggota humas mengenai tugas dan tanggung jawabnya dalam PKBM
ini serta hubungannya dengan masyarakat setempat dapat terjalin dengan baik,
maupun kecamatan pemerintah yang mengetahui keberadaan PKBM Pelita Ilmu di
kawasan Perumahan Mutiara Panam Regency terletak di Kelurahan Simpang Baru,
Tampan, Pekanbaru.
B. Sarana dan Prasarana
Dalam sarana dan prasarana ini indikator keberhasilannya dapat juga dilihat dari
sudah terpenuhinya semua fasilitas atau infrastruktur yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran, proses pengajaran, dan terpenuhi juga sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam pembangunan PKBM ini.
C. Kurikulum
Indikator keberhasilan dari kurikulum ditandai dengan fasilitator mampu
mengajarkan kepada peserta didik dengan struktur kurikulum yang sudah ditetapkan
serta juga mampu untuk mengembangkan atau menganalisis kurikulum yang sudah
ditetapakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun masyarakat.
D. Program Pemberdayaan Perempuan
Dalam program pemberdayaan perempuan ini indikator keberhasilan berupa
peserta didik dapat bertambahnya wawasan dan pengalaman dalam program ini
sehingga menciptakan potensi unggulan lokal yang dapat dikembangkan oleh peserta
didik dengan cara mampu membuka usaha produktif yang mudah dipasarkan.
E. Program Pelatihan
Indikator keberhasilan dalam program pelatihan ini dilihat dari setelah lulus dari
PKBM peserta didik memperoleh bekal pengetahuan umum dan keterampilan sehingga
peserta didik dapat mengimplementasikan apa yang sudah di pelajari dalam proses
pembelajaran di PKBM Pelita Ilmu, dan dapat melihat peluang atau potensi ekonomi
yang ad a di masyarakat sekitarnya.
7.3 Strategi Tindak Lanjut Masing-masing Program
A. Jangka Pendek
1. Hubungan Masyarakat
3. Kurikulum
Dalam kurikulum ini fasilitator harus menyusun program pembelajaran mulai dari
pembelajaran harian, pembelajaran semester, dan rancangan pembelajaran tahunan,
serta juga membuat rancangan evaluasi atau penilaian keberhasilan faslitator dalam
proses pembelajaran.
B. Jangka Menengah
1. Hubungan Masyarakat
Setelah melihat perkembangan PKBM, maka akan ada penambahan anggota
humas dengan kebutuhan yang diperlukan nantinya dan memberikan pendanaan
pengelolaan humas agar membuat kinerja anggota humas berjalan dengan baik.
2. Sarana dan Prasarana
Pengelolaan sarana dan prasarana yang baik dengan cara menyimpan dan memelihara
alat-alat dalam proses pembelajaran, kemudian juga membuat laporan atau
memperbarui sarana dan prasarana yang masih bagus atau sudah tidak layak lagi.
3. Kurikulum
Lebih meningkatkan fasilitator dalam melihat dan menganalisa kurikulum agar mampu
menyusun program-program baru, menyusun program perbaikan dan pengayaan, serta
tutor mampu membuat penilaian terhadap proses belajar peserta didik.
C. Jangka Panjang
1) Hubungan Masyarakat
Mengadakan kerjasama antar beberapa humas dari PKBM lain agar menambah
relasi dari PKBM Pelita Ilmu ini dapat dikenal oleh humas dan PKBM lain yang berada
disetiap daerahnya.
2) Sarana dan Prasarana
Mencari jejaring kemitraan/donatur agar infrastruktur dari PKBM Pelita Ilmu ini
tetap berjalan dengan baik.
3) Kurikulum
Fasilitator mengevaluasi kurikulum setiap semesternya atau pun sekali setahun
agar dapat mengikuti perkembangan kurikulum dan masyarakatnya.
5) Program Pelatihan
8.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan, yaitu :
1. Diharapkan PKBM ini dapat membantu untuk menciptakan kreativitas yang dapat
menjadikan warga belajar termotivasi untuk belajar secara aktif guna mencapai
prestasi belajar sesuai dengan yang diharapkan.
2. Diharapkan kepada pihak pemerintahan, desa/kelurahan selaku pemangku
kebijakan untuk meningkatkan peran serta dalam memberikan dukungan dan
bantuan terhadap seluruh PKBM yang ada di pekanbaru ini.
3. Dalam menyusun rancangan program PKBM harus sesuai dengan kebutuhan
belajar masyarakat agar PKBM ini berguna untuk masyarakat yang
membutuhkan.