Anda di halaman 1dari 35

BAB IV

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN, HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya PKBM Cemerlang

Pusat Kegiatan Belajar Masyrakat (PKBM) Cemerlang didirikan

oleh Bapak Saepul, S.Pd.I pada tahun 2009 dengan akta notaris No.

01/2009. Warga sekitar Cemerlang dengan senang hati menyambut adanya

PKBM. Program yang dibuka yaitu program pendidikan keaksaraan dasar,

pendidikan keaksaran usaha mandiri, dan program paket A setara dengan

SD, paket B setara dengan SMP, paket C setara dengan SMA serta TBM

(Taman Bacaan Masyarakat), masyarakat sangat antusias mengikuti

program yang ada di PKBM tersebut, sehingga ketua PKBM

mengembangkan dengan membuka program pelatihan keterampilan.

Lembaga PKBM ini didirikan dengan maksud untuk berpartisipasi

turut aktif dan kreatif dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa,

khususnya masyarakat di Desa Pabuaran. Selain itu PKBM Cemerlang

didirikan untuk memberikan pelayanan pendidikan dijalur non formal

kepada mereka yang tidak tertampung dijalur sekolah formal. Pada awal

berdirinya PKBM Cemerlang berkedudukan di Desa Pabuaran, Kecamatan

Kemang, Kabupaten Bogor, tetapi setelah proses pembelajaran

berlangsung dan tempat pembelajaran yang kurang kondusif akhirnya

pemerintah memberikan gedung baru untuk proses pembelajaran PKBM.


2. Letak Geografis

Pusat Kegiatan Belajar Masyrakat (PKBM) Cemerlang terletak di

daerah yang strategis dan mudah dijangkau, karena berada di Jl. Kemang-

Bogor, Desa Pabuaran, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Secara

geografis Kecamatan Kemang terletak di wilayah Kabupaten Bogor yang

terdiri dari 40 kecamatan. Selain itu PKBM Cemerlang berada pada posisi

yang strategis karena berada di tengah masyarakat.

3. Visi dan Misi Lembaga

a. Visi

“Terwujudnya masyarakat yang berpendidikan, berprestasi,

bermanfaat bagi nusa dan bangsa, berjiwa mandiri, taqwa, berbudaya

di lingkungan wilayah kecamatan Banguntapan dan sekitarnya”

b. Misi

1) Meningkatkan prestasi belajar

2) Pembentukan sikap mandiri

3) Meningkatkan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa

4) Pengupayaan pelestarian kebudayaan yang arif dan bijaksana

4. Tujuan, Sasaran, dan Hasil yang akan dicapai

Tujuan, sasaran, dan hasil yang akan dicapai oleh PKBM Cemerlang

merupakan penjabaran dan upaya realisasi dari visi dan misi yang dapat

diukur yaitu warga belajar yang:

a. Unggul dalam perolehan nilai Ujian Nasional.

b. Unggul dalam persaingan masuk ke jenjang pendidikan yang lebih


tinggi.

c. Meyakini, memahami, dan mampu menjalankan ajaran agama yang

diyakini dalam kehidupan sehari-hari.

d. Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk senantiasa

berkarya dan memanfaatkan sumber daya berasal dari lingkungan

secara efektif dan bertanggung jawab.

e. Mampu berfikir secara logis, kritis, kreatif, inovatif dalam

memecahkan masalah serta mampu menjalin komunikasi kepada

semua pihak melalui berbagai media.

f. Menyenangi dan menghargai seni.

g. Mampu menjalankan pola hidup yang bersih, bugar, dan sehat.

h. Berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan

bangga terhadap bangsa dan tanah air.

5. Identitas Lembaga PKBM Cemerlang

1. Nama Lembaga : PKBM CEMERLANG


2. Ketua Pengelola : Solichah, M.Li
3. Alamat Lembaga : Kp. Pasir Naga, Desa Pabuaran, Kec. Kemang
4. Hp/Email : 0817468902/ pkbmCemerlang@gmail.com
5. Tahun Berdiri : 2009
6. Ijin Operasional : Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal
003/PKBM/2015
7. Akta Notaris : Neneng, SH No. 01 Tahun 2009

6. Program PKBM Cemerlang

Program yang diselenggarakan oleh PKBM Cemerlang adalah:

a. Program Pendidikan Keaksaraan Dasar (PKD)

Tujuan pembelajaran keaksaraan dasar adalah untuk


memberikan kemampuan keaksaraan bagi penduduk berusia 15 tahun

ke atas yang berkeaksaraan rendah atau melek aksara parsial dan

cenderung buta aksara agar memiliki kemampuan membaca, menulis,

berhitung, mendengarkan dan berbicara untuk mengkomunikasikan

teks lisan dan tulis dengan menggunakan aksara dan angka dalam

Bahasa Indonesia.

b. Program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM)

Tujuan pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) adalah

untuk melatih kemampuan dan keterampilan dasar usaha yang

dilatihkan melalui pembelajaran produktif dan keterampilan

bermatapencaharian yang dapat meningkatkan keaksaraan dan

penghasilan peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok

sebagai salah satu upaya penguatan keaksaraan sekaligus pengentasan

kemiskinan.

c. Program Pendidikan Kesetaraan Paket A

Tujuan pembelajaran paket A adalah untuk membantu

masyarakat yang tidak berkesempatan mendapat pendidikan di jalur

sekolah dan putus SD untuk meningkatkan kemampuan diri sehingga

memiliki pengetahuan dan kemampuan setara dengan lulusan SD

untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.

d. Program Pendidikan Kesetaraan Paket B

Tujuan pembelajaran paket B adalah untuk membantu

masyarakat yang tidak berkesempatan mendapat pendidikan di jalur


sekolah dan putus SMP untuk meningkatkan kemampuan diri

sehingga memiliki pengetahuan dan kemampuan setara dengan

lulusan SMP untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.

e. Program Pendidikan Kesetaraan Paket C

Tujuan pembelajaran paket C adalah untuk membantu

masyarakat yang tidak berkesempatan mendapat pendidikan di jalur

sekolah dan putus SMA untuk meningkatkan kemampuan diri

sehingga memiliki pengetahuan dan kemampuan setara dengan

lulusan SMA untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya dan

atau ketrampilan yang memadai untuk mandiri dan siap kerja.

f. Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM)

Tujuan dari Taman Bacaan Masyarakat (TBM) untuk

membudayakan kegemaran membaca masyarakat yang menyediakan

bahan bacaan, berupa: buku, majalah, tabloid, koran, komik, dan

bahan multi media lain, yang dilengkapi dengan adanya ruangan untuk

membaca, diskusi, bedah buku, menulis, dan kegiatan-kegiatan sejenis

lainnya, dan didukung oleh pengelola yang berperan sebagai

motivator.

7. Susunan Pengurus dan Struktur Organisasi

Uraian tugas pengurus PKBM Cemerlang:

a. Ketua

1) Sebagai koordinator atau penanggungjawab program di lembaga

2) Melaporkan setiap program kegiatan yang diselenggarakan di


lembaga

3) Melakukan pembinaan ke kelompok-kelompok secara berkala

4) Melakukan identifikasi sasaran program (calon peserta didik dan

tutor)

5) Memberi motivasi terhadap tutor maupun peserta didik

b. Sekretaris

1) Menyusun rencana program kegiatan

2) Menyiapkan data dan perlengkapan yang diperlukan

3) Bersama ketua menyusun laporan akhir kegiatan.

4) Bersama ketua melakukan monitoring dan evaluasi

c. Bendahara

1) Menyusun laporan keuangan

2) Mengelola keuangan yang terkait dengan kegiatan lembaga

3) Melaporkan secara tertulis setiap pengeluaran kepada atasan baik

di lembaga maupun kepada dinas terkait

4) Membukukan setiap kegiatan yang menggunakan dana lembaga.

d. Penanggungjawab Program

1) Melaksanakan program

2) Bertanggungjawab atas keberhasilan program

3) Melaporkan kegiatan atau program secara berkala

Susunan kepengurusan PKBM Cemerlang adalah sebagai berikut:


Tabel 4.1
Susunan Pengurus PKBM Cemerlang
Jabatan Nama Pendidikan
Ketua Saepul, S.Pd.I S1
Sekretaris Endang Reno Hastuti, S.Kom S1
Bendahara Syamsudin S1
Keaksaraan Umi Novianti, S.St S1
Paket A G. Zainudi, S.Pd S1
Paket B Wiwiek Afifah, M.Pd S2
Paket C Drs. Jumarudin S1
Kemitraan Sujendro Nugroho, S.Pd S1

8. Data Pendidik PKBM Cemerlang

Pendidik atau tutor di PKBM Cemerlang jumlahnya sudah cukup

untuk mengajar, memberikan ilmu kepada warga belajar yang ada di

PKBM Cemerlang khususnya dalam program pendidikan kesetaraan.

Berikut data pendidik untuk semua mata pelajaran di PKBM Cemerlang.

Data Pendidik PKBM Cemerlang (terlampir)

9. Warga Belajar PKBM Cemerlang

Warga belajar program pendidikan kesetaraan PKBM Cemerlang

terdiri dari program paket B (setara SMP) dan paket C (setara SMA).

Mereka berasal dari berbagai kondisi pendidikan yang berbeda-beda,

seperti dropout dan putus sekolah. Semua kondisi tersebut disatukan dalam

sebuah kelompok belajar pendidikan kesetaraan atau kejar paket. Warga

belajar pendidikan kesetaraan di PKBM Cemerlang keseluruhan berjumlah

91 orang, dengan jumlah warga belajar Paket B sebanyak 37 dan Paket C

sebanyak 54 orang. Berikut data warga belajar pendidikan kesetaraan di

PKBM Cemerlang tahun ajaran 2020/2021. (terlampir)


10. Kemitraan atau kerjasama PKBM Cemerlang

Kerjasama PKBM Cemerlang meliputi:

a. Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor

b. SKB Kabupaten Bogor

Kemitraan dengan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dalam bentuk

pembinaan teknis program-program pendidikan non formal yang ada

di PKBM serta pelaksanaan program SKB.

c. PKBM se-Kabupaten Bogor dan pihak lain yang memiliki sudut

pandang sama dalam dunia pendidikan non formal.

d. PKK Desa Pabuaran

Kerjasama dalam rangka menjalin kemitraan dengan organisasi PKK

Desa Pabuaran yang meliputi pelatihan memasak dan pembuatan

hiasan dari bahan bekas.

e. Sumber Dana

Sumber dana yang didapat dari PKBM Cemerlang adalah

dengan pengajuan proposal program kegiatan pada dinas pendidikan,

yang sebelumnya dibentuk oleh pengelola dan tutor. Dana yang

didapatkan baik itu dari APBN maupun APBD dikembangkan untuk

pelaksanaan program yang telah dirancang, serta juga adanya dana

secara swadaya dari PKBM. Selain itu program kesetaraan sumber

dana penyelenggaraannya diambil dari swadana masyarakat, sebagai

bentuk biaya untuk ujian.


11. Sejarah Singkat Usaha Kelompok Mandiri Kripik Pisang

Seiring dengan perkembangan zaman, banyak sekali pabrik-pabrik

yang berdiri di Desa Pabuaran Kecamatan Kemang baik dari pabrik

Makanan-makanan ringan, pabrik penampungan pakan ternak, dan lain-lain.

Melihat mayoritas masyarakat Desa Pabuaran yang menjadi propesi

Buruh yang lelakinya atau suami dalam rumah tangga sedangkan yang

perempuan atau istri pada menganggur di rumah sebab itulah timbul

pemikiran untuk merangkul dan memberdayakan perempuan-perempuan

dalam pengembangan kemampuan dan kemandirian di Desa Pabuaran yang

di gagas oleh PKBM Cemerlang yang memiliki keahlian dalam bidan

keterampilan tersebut, sehingga terciptalah sebuah komunitas Usaha

Kelompok Mandiri yang di Support oleh kepala Desa, masyarakat setempat,

tokoh-tokoh masyarakat setempat dan lain-lain.

12. Struktur Anggota Usaha Kelompok Kripik Pisang

Struktur anggota kepengurusan dalam usaha kelompok mandiri

pengrajin kripik pisang ada 18 orang anggota yang terdiri dari 3

kelompok. Adapun susunan struktur jabatan yang lain sebagai berikut;

Pembina : Pengelola PKBM Cemerlang)

Ketua : Sumayya

Sekretaris : Tita

Bendahara : Lidia
13. Visi Dan Misi Usaha Kelompok Mandiri kripik pisang

a. Visi

Peningkatan kesejahteraan, pengembangan dan kemandirian

anggota kelompok pengrajin kripik pisang.

b. Misi

Meningkatkan kemandirian anggota kelompok pengrajin kripik,

dengan dilandasi oleh semangat rasa persaudaraan antar anggota

kelompok, didalam segenap potensi diri dan alam sekitar kita dengan

konsep berwawasan lingkungan dalam mencapai kesejahteraan

bersama.

14. Tujuan Kegiatan Usaha Kelompok Mandiri

a. Tujuan Usaha Kelompok Madiri Kripik Pisang

Tujuan dari usaha kelompok mandiri adalah memberdayakan

perempuan-perempuan untuk meningkatkan nilai keterampilan dan

membangun kemandirian dalam hidup untuk mencukupi dan

membantu kebutuhan dalam rumah tangga tanpa harus bersandar

kepada seorang suami dalam hal ekonomi. Dan juga untuk

membangun dan menjalin silaturahmi sesama tetangga dalam hal

kegiatan positif.

Pada hakekatnya, pemberdayaan merupakan suatu kegiatan yang

lebih menekankan proses, tanpa bermaksud menafikan hasil dari

pemberdayaan itu sendiri. Dalam kaitannya dengan proses, maka

partisipasi atau keterlibatan perempuan/ibu-ibu rumah tangga dalam


setiap tahapan pemberdayaan mutlak diperlukan. Berdasarkan hasil

observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti,

didapatkan data bahwa proses yang dilakukan oleh fasilitator/pelopor

pemberdayaan perempuan melalui usaha kelompok mandiri pengrajin

kripik pisang terlepas dari masalah kemiskinan maupun kesengsaraan

adalah menggunakan tahap-tahap pemberdayaan sebagaimana yang

menjadi landasan teori dalam melaksanakan penelitian. Adapun

tahapan pemberdayaan perempuan untuk mengembangkan

keterampilan hidup dan kemandirian adalah sebagai berikut :

B. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan program

a. Tahap persiapan

1) Rekrutmen anggota

Dalam merekrut anggota kelompok yang peratama kali

dilakukan adalah tahap dimana dilakukan sosialisasi terhadap

perempuan/ibu-ibu rumah tangga agar mereka mengerti bahwa

kegiatan pemberdayaan ini penting bagi peningkatan kualitas hidup

mereka, dan dilakukan secara mandiri. Maksudnya tahap dimana

perempuan/ibu-ibu rumah tangga ini diberikan wawasan,

pengetahuan tentang program keterampilan atau pendidikan

kecakapan hidup. Wawasan dan pengetahuan yang diberikan

kepada perempuan-perempuan yaitu tentang ilmu keterampilan

hidup dan proses dalam mengikuti keterampilan hidup.


Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh ibu

Sumayya, salah satu ketua kelompok usaha keripik pisang beliau

menuturkan bahwa :

Mengajak ibu-ibu untuk ikut program usaha dari PKBM ini


tidak mudah, karena banyak ibu-ibu yang pesimis duluan sebelum
mencoba, banyak yang bilang usaha ini gak akan maju, usaha kecil
yang penghasilannya tidak akan seberapa. Untuk itu diperlukan
kerja keras untuk bisa menyadarkan dan mengubah pola pikir ibu-
ibu. Perlahan alhamdulillah saya bisa mengajak beberapa ibu-ibu
untuk ikut pelatihan pembuatan keripik pisang di PKBM
Cemerlang.

Usaha keras Ibu Sumayya membuahkan hasil, beberapa Ibu-

ibu rumah tangga tertarik dengan penyampaian Ibu Sumayya, hal

ini dikarenakan Ibu Sumayya sudah pernah membuat kelompok

usaha tersebut. Hingga akhirnya mereka mau ikut pelatihan di

PKBM Cemerlang.

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Ibu

Nunung, salah satu anggota kelompok, beliau mengatakan bahwa :

Awalnya kami mengira kegiatan ini Cuma membuang waktu,


dan kurang manfaatnya. Namun setelah dijelaskan oleh bu
Sumayya, saya mulai tertarik dan akhirnya saya ikut pelatihan
tersebut, di tempat pelatihan itu di PKBM Cemerlang, saya
diajarkan cara membuat keripik pisang dengan berbagai varian
rasa, dan diajarkan bagaimana cara memproduksi dan memasarkan
product tersebut.

Dari apa yang disampaikan oleh bu nunung dapat

disimpulkan bahwa pada awalnya ibu-ibu tidak tertarik dengan

kegiatan usaha keripik pisang, tapi berkat kerja keras ibu Sumayya

dan ketua pengelola PKBM Cemerlang akhirnya mereka mau

mencoba dan mengikuti pelatihannya di KBM Cemerlang.


Dari data yang penulis terima dari pengelola PKBM terdapat

18 orang binaan yang terbagi dalam 3 kelompok usaha, yaitu dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2
Anggota Kelompok Binaan Usaha Keripik Pisang PKBM
Cemerlang

No Nama Anggota Nama Kelompok Usia (tahun )


1 Tita Melati 30
2 Reni Melati 35
3 Ida Melati 36
4 Ani Melati 40
5 Indri Melati 29
6 Wati Melati 34
7 Pini Melati 41
8 Lidia Melati 30
9 Eming Melati 36
10 Ira Melati 37
11 Desi Kenanga 36
12 Yeyet Kenanga 29
13 Aisyah Kenanga 40
14 Pupun Kenanga 32
15 Nunung Kenanga 44
16 Usum Kenanga 40
17 Siti Kenanga 39
18 Ana Kenanga 46
19 Nasroh Kenanga 40
20 Bairoh Kenanga 42
21 Nuriah Kenanga 48
22 Fatimah Mawar 40
23 Aan Mawar 44
24 Sutiawati Mawar 36
25 Sanah Mawar 48
26 Tinah Mawar 36
27 Rosmanah Mawar 40
28 Uun Mawar 43
29 Misni Mawar 48
30 Saini Mawar 36
Setelah tahap rekrutmen, kemudian peserta binaan diberikan

pelatihan, yaitu tahap pengkapasitasan adalah tahap dimana

perempuan/ibu-ibu binaan usaha kelompok mandiri pengrajin kripik

pisang perlu diberdayakan kecakapan dalam mengelolanya,

dilakukan setelah perempuan binaan diberikan motivasi oleh

fasilitator dan bersungguh-sungguh akan mengikuti program

keterampilan dalam mengembangkan keterampilan dalam hidupnya

menjadi lebih mandiri. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan

oleh pengelola PKBM Bapak Saepul, beliau mengatakan bahwa :

Dalam memberikan pemberdayaan diperlukan pelatihan yang


cukup, hal ini dilakukan agar para anggota binaan memiliki
kemampuan yang cukup memadai dan juga skill dalam membuat
keripik pisang dengan berbagai macam variasn rasa. Dan juga
diajarkan bagaimana cara mengelola usaha dalam kelompok,
membagi tugas dan pembagian dari hasil keuntungan, usaha ini
membutuhkan keterampilan khusus seperti ketelitian dalam
pemilihan pisang yang baik, pengupasan, pengirisan pisang sehingga
menghasilkan irisan-irisan yang tipis, penggorengan dan
pengemasan. Jadi keterampilan tenaga kerja dalam usaha keripik
pisang ini sudah tidak diragukan lagi.

Tahapan pelatihan yang dilakukan oleh PKBM Cemerlang

adalah melalui bimbingan sosial, motivasi dan keterampilan.

Berdasarkan wawancara penulis dengan ketua pengelola PKBM

beliau menuturkan bahwa:

PKBM ini dibuat masyarakat yang tujuannya untuk kebaikan


masyarakat, Alhamdulillah banyak manfaat yang bisa diambil
melalui PKBM, beberapa program pemerintah tersalurkan melalui
PKBM, salah satunya yaitu binaan atau pelatihan usaha mandiri
keripik pisang untuk ibu-ibu rumah tangga, yang saya pikir ibu-ibu
memiliki waktu lenggang yang bisa mereka manfaatkan untuk
membantu para suami dalam memenuhi keperluan rumah tangga.
Adapun pelatihan ini kita lakukan secara berkala, materi yang
disampaikan juga berkaitan dengan usaha yang akan digeluti, kita
siapkan pelatih khusus yang memang punya kompetensi
dibidangnya. Kita atur juga jadwal yang tepat agar ibu-ibu rumah
tangga ini tetap melakukan kewajiban rumah tangganya.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan

bahwa pengelola PKBM Cemerlang sudah maksimal memberikan

pembekalan kepada ibu-ibu binaan usaha keripik pisang yaitu

PKBM sudah memberikan pelatihan secara berkala, memberikan

pelatihan sesuai dengan jenis usahanya, narasumber atau pelatih

yang memiliki pengalaman dan kompetensi dibidangnya.

2) Identifikasi kebutuhan product

Pada tahapan ini perempuan/ibu-ibu diberi kesempatan atau

otoritas untuk menggunakan pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan yang telah mereka miliki, dalam hal ini mereka

diberikan wewenang untuk mempraktekan ilmu keterampilannya

agar bisa dipasarkan dan layak untuk dipasarkan dan bisa bersaing

dengan produk-produk yang sejenis dengannya.

Yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi product

yang dibutuhkan, sebagaimana yang dikatakan oleh Tita, salah

satu anggota kelompok yang mengatakan bahwa :

Setelah kita dibina melalui pelatihan di PKBM Cemerlang,


kita diminta mempraktekannya, modal awal diberikan oleh PKBM
Cemerlang, lalu kami mengidentifikasi bahan-bahan yang
dibutuhkan diantaranya, pisang yang berkualitas, bumbu,
peralatan dan lain sebagainya.

Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan keripik pisang

adalah :
a) Bahan Baku

Akses bahan baku sangat diperlukan bagi kelangsungan

produksi setiap usaha. Bahan baku utama yang sangat dibutuhkan

dalam usaha ini adalah buah pisang. Jenis pisang yang digunakan

usaha ini yaitu jenis pisang Kepok Banggala. Pisang Kepok

Banggala memiliki ciri-ciri buahnya berukuran relatif besar,

warnanya kuning, dan rasanya manis. Pemilihan jenis pisang ini

dikarenakan sifat dari pisang tersebut cocok digunakan sebagai

bahan baku pembuatan keripik pisang. Warna dasar pisang Kepok

Banggala yang asli berwarna kuning tersebut menyebabkan hasil

keripik pisang yang diperoleh setelah proses penggorengan menjadi

bagus.

b) Bahan Penolong

Minyak goreng, mentega, garam dan penyedap merupakan

bahan penolong utama yang diperlukan. Penggunaan mentega

memberikan warna kuningan yang alami dan rasa yang gurih pada

produk keripik pisang. Terkait dengan bahan-bahan yang

dipergunakan dalam proses pembuatan keripik pisang “PKBM

Cemerlang”,

c) Bahan Bakar

Pada awanya usaha kecil keripik pisang “PKBM Cemerlang”

menggunakan bahan bakar kayu, namun karena mulai susah mencari

kayu bakar, usaha ini menggunakan kompor gas elpiji. Pada awalnya
penggunaan kompor gas elpiji tidak memberikan hasil yang sesuai

dengan yang diinginkan yaitu produk keripik pisang yang dihasilkan

tidak sebagus hasil yang dihasilkan pada saat penggunaan kompor

minyak tanah.

Hal ini karena panas dari kompor gas elpiji tidak merata seperti

pada penggunaan kompor minyak tanah. Namun dengan keuletan

pemilik usaha dalam menjalankan usahanya, akhirnya saat ini dapat

diusahakan sehingga kompor gas elpiji dapat memberikan hasil

seperti yang diinginkan.

d) Pengemasan

Kemasan produk keripik pisang menggunakan plastik. Plastik

yang digunakan berukuran ½ kg. Plastik tersebut didapat dari toko

langganan dipasar. Dalam kemasan terdapat label yang masih

sederhana bentuknya. Pada kemasan hanya tercantum merek dagang

usaha kecil keripik pisang “PKBM Cemerlang”, alamat dan logo

PKBM.

Pada kemasan tersebut belum tercantum logo halal, izin dari

Departemen Kesehatan dan kandungan gizi keripik pisang. Usaha

kecil keripik pisang “PKBM Cemerlang” sangat mengutamakan

kebersihan dalam kegiatan produksi karena hal ini sangat erat

kaitannya dengan kualitas keripik pisang. Kebersihan dalam proses

produksi yang terjaga dengan baik membuat kualitas rasa dan gizi

yang terkandung dalam keripik pisang tetap terjaga.


Keripik pisang memiliki daya tahan produk yang lama yaitu

satu bulan. Kualitas produk yang cukup baik, rasa yang enak,

kandungan gizi yang tinggi, tidak menggunakan bahan kimia dan

daya tahan produk yang lama merupakan kekuatan bagi usaha untuk

mempertahankan pelanggannya.

b. Tahap Pelaksanaan Program

1. Proses pembuatan keripik pisang

Proses produksi keripik pisang pada usaha kecil ini

menghabiskan waktu yang cukup lama dalam satu kali produksinya

yaitu sekitar 8-9 jam. Hal ini dikarena dalam proses pembuatan

keripik pisang ini dibutuhkan perendaman buah pisang yang akan

digunakan.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Nunung,

“Dalam proses produksi membutuhkan waktu yang cukup


lama, karena kita harus rendam dulu pisangnya, kalau tidak direndam
dulu nanti hasilnya tidak bagus”.

Dalam proses pembuatan keripik pisang ini hal yang diutamakan

adalah kebersihan dan kelayakan untuk dikonsumai dari dari produk

yang dihasilkan. Dimana keripik pisang yang dihasilkan tidak

menggunakan bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan, seperti

bahan-bahan pengawet dan pewarna.

Dalam proses produksi keripik pisang dibutuhkan peralatan-


peralatan diantaranya : 1) Baskom, yaitu untuk menampung buah

pisang saat prendaman, 2) Pisau, untuk pengupasan atau pemisahan

buah pisang dari kulitnya, 3) Penggorengan (wajan) beserta

perangkatnya, 4) Kompor, baik kompor minyak tanah maupun

kompor gas elpiji, 5) Saringan, untuk meniriskan keripik pisang yang

sudah matang, 6) Tampah (nyiru), tempat meletakkan keripik pisang

yang sudah matang, 7) Ember plastik, untuk menampung sampah kulit

dan bagian pisang yang tidak terpakai, dan 8) Kantong plastik

(sebagai pembungkus), serta 9) mesin press, yaitu untuk menutup

plastik kemasan keripik pisang.

Adapun beberapa tahap yang perlu dilakukan secara umum

dalam proses pembuatan keripik pisang, meliputi:

a) Sortasi dan pengupasan

Buah pisang dipilih sesuai kriteria, yaitu

1) Pisang mentah yang sudah tua Buah pisang yang sudah tua

akan memberikan rasa manis dan warna kuning yang menarik

pada produk keripik pisang yang dihasilkan, selain itu buah

pisang mentah yang sudah tua akan memudah memberikan

hasil irisan yang lebih banyak sehingga produk keripik pisang

yang dihasilkan lebih banyak.

2) Berukuran cukup besar dan seragam, hal ini diperlukan agar

ukuran dari keripik pisang yang dihasilkan relatif seragam,

sehingga penampilan produk yang dihasilkan menjadi menarik.


Proses sortasi dilakukan sendiri oleh pemilik, bahkan sampai

pada penebangan pohon pisangnya. Hal ini dilakukan karena

penjual bahan baku pisang kepok umumnya tidak mengetahui

kriteria yang sesuai untuk pembuatan keripik pisang yang

dibutuhkan oleh usaha ini.

3) Selanjutnya pisang tersebut dikupas kulitnya sebagai tanda

tahap awal dari proses produksi dilakukan.

b) Perendaman Buah

Pisang direndam dalam air kurang lebih sekitar 1 jam.

Tujuannya untuk menghilangkan getah pada buah pisang yang baru

dipetik. Jika tidak dilakukan perendaman maka hasil produk

keripik pisang yang dihasilkan akan berwarna hitam sehingga

menjadi tidak menarik untuk dijual.

c) Pengirisan Proses pengirisan dilakukan dengan menggunakan alat

iris yang masih cukup sederhana. Iris pisang tipis-tipis ± 1-2 mm

secara memanjang.

d) Penggorengan Buah pisang yang telah selesai diiris harus segera

digoreng, paling lambat 10 menit setelah diiris untuk mencegah

pembusukan. Proses penggorengan dilakukan dalam minyak yang

sangat panas, yaitu bersuhu 1700C.

Minyak harus banyak, sehingga semua bahan tercelup, dengan

komposisi setiap satu kilogram pisang membutuhkan sedikitnya tiga

liter minyak goreng. Selama proses penggorengan, dilakukan


pengadukan secara perlahan. Proses penggorengan dilakukan hingga

keripik cukup kering dan garing. Proses penggorengan tersebut

dilakukan sedikit demi sedikit agar tidak melengket satu dengan yang

lainnya. Dalam satu kali proses penggorengan dilakukan selama ± 3

menit, tergantung pada banyak sedikitnya pisang yang digoreng.

e) Penirisan

Setelah keripik berubah warna dari kuning menjadi kuning

kecoklatan, keripik diangkat dengan saringan agar minyaknya dapat

turun. Saringan yang digunakan dalam usaha ini terbuat dari bahan

bambu.

f) Pengemasan dan penimbangan berat isi Keripik pisang yang telah

ditiriskan dan sudah tidak panas dimasukkan ke dalam kantong

plastik, kemudian ditimbang dengan berat 200 gram. Selanjutnya di

press dan siap dipasarkan.

2. Kendala pembuatan keripik pisang

Setiap usaha pasti memiliki tantangan dan kendala masing-

masing, baik dari segi produksi maupun pemasaran, dalam produksi

keripik pisang kendala yang ditemui adalah sulitnya mendapatkan

persediaan bahan baku pisang yang benar-benar berkualitas bagus.

Perediannya yang kurang stabil juga membuat harga bahan baku

tersebut cendrung naik turun, sehingga harus pintar-pintar

menyiasatinya tanpa harus menaikan harga jual produk ke pasaran.

Hal ini selaras dengan penyampaian Ibu Pini:


“kendala kita itu adalah bahan baku, susah nyari pisang yang
bagus, karena memang tidak semua pisang bisa dibikin keripik,
dipasaran pisang tersebut memang ada, tapi itu harganya tinggi kalau
lagi susah dipasaran. Disini untuk mensiasati saya minta suami saya
menanam pisang itu.

Berdasarkan wawancara tersebut bahwa kendala dalam

produksi keripik pisang adalah pada bahan baku, yaitu pisang yang

berkualitas bagu, dan solusi yang sudah dilakukan yaitu mereka

meminta suami mereka menanam pisang di perkebunan yang mereka

miliki.

3. Kendala pemasaran keripik pisang

Setelah keripik pisang berhasil diproduksi, tentunya yang harus

dipikirkan juga adalah masalah pemasaran. Pemasaran adalah yang

bagus akan membuat produksi semakin meningkat, implikasinya

adalah keuntungan akan semakin bertambah. Harapan kadang tidak

sesuai dengan kenyataan, dalam pemasaran keripik pisang memiliki

beberapa kendala, hal ini disampaikan oleh Bapak Saepul, Ketua

pengelola PKBM;

Dalam peranannya, PKBM Cemerlang tidak pernah


mininggalkan binaannya begitu saja, kita ada pendampingan sampai
pada pemasaran, kita selalu ajak diskusi dan mencari solusi agar tiap
masalah atau kendala yang dihadapi dapat diselesaikan, kita berikan
pengawasan dan juga sanksi bagi anggota binaan yang tidak serius
menggeluti usaha ini. Dan kendala pemasaran yang kita alami adalah
daya beli masyarakat berkurang, banyak cemilan lain yang jadi daya
tarik masyarakat. Dalam pemasaran kita sudah menjajaki warung-
warung kecil, kita sudah bawa juga ke kantin-kantin sekolah.

Aspek pemasaran berhubungan dengan bauran pemasaran yang


meliputi analisis terhadap produk, harga, distibusi dan promosi dari

produk keripik pisang. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu-ibu

anggota kelompok usaha kecil keripik pisang “PKBM Cemerlang”

dan pengelola PKBM Cemerlang, strategi pemasaran yang dilakukan

yaitu melalui penawaran barang yang berkualitas tinggi. Strategi

pelayanan yaitu dengan cara membina hubungan baik dengan

distributor dan konsumen melalui peningkatan pelayanan kepada

distributor dan konsumen, yaitu dengan cara memberi jaminan berupa

pengembalian barang kembali atau penggantian terhadap barang yang

diterima dalam keadaan rusak baik kemasan maupun isi.

Berdasarkan strategi ini diharapkan mampu meningkatkan

pangsa pasar yang akhirnya akan meningkatkan angka penjualan

produk. Usaha kecil keripik pisang memproduksi keripik pisang

dengan ukuran 200 gram rasa yang ditawarkan adalah rasa pisang

alami dan asin.

c. Evaluasi Program

Usaka kecil keripik pisang sudah memproduksi keripik pisang sejak

tahun 2017. Modal pengalaman yang cukup yaitu hampir 3 tahun menjadi

kekuatan bagi usaha ini. Pengalaman tersebut dirasakan oleh Ibu Ani

sebagai anggota usaha yang terlibat langsung dalam pengolahan produksi

keripik pisang, sehingga beliau dapat mengenal baik keunggulan dan

kelemahan usahanya.

Pada proses produksi, usaha kecil ini dalam memproduksi keripik


pisang menggunakan peralatan yang masih sedarhana. Hal ini dapat dilihat

dari peralatan yang digunakan dalam proses produksi diantaranya alat

pengiris pisang yang digunakan masih sangat sederhana yaitu berupa alat

iris yang biasa digunakan di rumah tangga untuk pada umumnya; wajan

besar untuk menggoreng; serokan untuk menyaring minyak goreng pada

keripik pisang yang telah masak; kompor gas.

Dalam kaitannya dengan evaluasi usaha, ini dilakukan oleh PKBM

Cemerlang, pencatatan buku keuangan akan dilaporkan dan dijadikan

evaluasi untuk kedepan diantaranya adalah ketercapaian target pembuatan

keripik pisang, kepuasan pelanggan, dan kinerja anggota. Berdasarkan

wawancara penulis dengan ketua pengelola, beliau mengatakan bahwa:

Selama kurun waktu 3 tahun terakhir, produksi keripik pisang oleh


kelompok PKBM Cemrlang berjalan dengan baik, semua pemasukan dan
pengeluaran tercatat dengan baik, keuangan sangat transparan, dan bagi
hasil sesuai dengan pekerjaan, semua pesanan pun terpenuhi, dan
pelayanan kepada pelanggan sudah cukup baik.

Pernyataan Ketua pengelola PKBM diperkuat oleh tanggapan

masyarakat pelanggan keripik pisang, Ibu Een:

Saya senang dengan rasa keripik pisang PKBM Cemerlang, rasanya


enak, yang jualnya juga ramah-ramah, saya suka beli langsung di tempat
pembuatan, dan selalu dikasih tambahan, kitapun bisa mencoba terlebih
dahulu sebelum membeli keripik pisang.

Berdasarkan wawancara dan observasi langsung yang penulis

lakukan, penulis menyimpulkan bahwa kegiatan evaluasi sudah berjalan

dengan baik, evaluasi yang dilakukan yaitu berkaitan dengan pencapaian

target produksi keripik pisang, kinerja anggota kelompok, pembagaian


hasil kerja dan kepuasan pelanggan.

d. Dampak

1) Dampak positif

Adanya usaha mandiri keripik pisang PKBM Cemerlang

berdampak positif terhadap ibu-ibu rumah tangga sekitar. Hal ini

diungkapkan oleh Ibu Ani selaku anggota kelompok usaha :

”Yang jelas dampaknya pasti ada, dimana dampak secara


langsung menambah perekonomian saya selaku anggota kelompok
usaha ini dan juga menambah perekonomian untuk anggota yang lain
juga dan juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi mereka yang belum
mempunyai pekerjaan dan juga dampak positifnya juga berpengaruh
kepada pemerintahan kan membantu program pemerintahan untuk
menuntaskan kemiskinan.”

Hal ini senada dengan paparan Ibu Pupun selaku anggota usaha

keripik pisang PKBM Cemerlang, yang menyatakan:

“Dampak pada masyarakat sekitar banyak tenaga kerja yang


ditampung sehingga mengurangi pengangguran. Anggotanya kan
mengambil dari masyarakat sekitar sini, terutama ibu-ibu, kita jadi
punya pemasukan tambahan untuk biaya sekolah anak-anak.

Hal tersebut juga diperkuat Ibu Eming selaku anggota kelompok

yang menyatakan: “Iya bu, ya lumayan bu bisa menambah penghasilan

dekat rumah”

Jadi dari beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa

secara umum adanya faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pada

usaha keripik pisang PKBM Cemerlang berdampak positif, adanya

ketersediaan lapangan usaha dan untuk membantu perekonomian ibu-

ibu rmah tangga serta membantu pemerintah mengurangi angka

kemiskinan.
2) Dampak negatif

Selain dampak positif adapula dampak negatif yang dapat

menimbulkan masalah pada sebuah usaha. Namun halnya dalam faktor-

faktor yang mempengaruhi produksi di usaha keripik PKBM

Cemerlang dampak negatif tidak berpengaruh bagi anggota kelompok

dan warga sekitar, sehingga lingkungan tetap terjaga dengan baik.

Hal ini diungkapkan oleh Ibu Tita selaku anggota kelompo usaha

keripik pisang PKBM Cemerlang yang menyatakan:

“Dampak negatifnya lebih kearah tidak ada ya bu, karena untuk


pengelolan limbah sudah ada penanganannya sendiri dari, seperti untuk
limbah kulit dari keripik buah sendiri diambil oleh masyarakat sekitar
untuk pakan ternak, sedangakan untuk sisa minyak goreng yang sudah
layak pakai diambil warga sekitar untuk bahan bakar memasak.”

Hal ini senada dengan paparan Ibu Yeyet selaku anggota kelompok

yang menyatakan: “Kalau untuk dampak negatif ke lingkungan

sepertinya tidak ada, karena sisa dari produksi keripik buah seperti kulit

pisang kulit nangka itu diambil masyarakat disini termasuk saya bu, itu

untuk pakan ternak warga disini.”

Hal ini diperkuat dengan paparan Ibu Siti selaku warga masyarakat

sekitar usaha keripik PKBM Cemerlang yang menyatakan: ”Untuk

dampak negatif tidak ada mbak, sisa dari produksinya bisa di

manfaatkan oleh warga sekitar kulit buah buat pakan ternak untuk bekas

minyak goreng saya mengambil untuk bahan bakar masak. Disekitar

usahanya pun tidak saya jumpai limbah sisa produksinya.”

Jadi dari beberapa paparan diatas dapat di simpulkan bahwa dalam


usaha kelompok keripik pisang dampak negatifnya relatif rendah baik

bagi anggota kelompok maupun lingkungan tempat produksi keripik

pisang PKBM Cemerlang.

2. Partisipasi

Usaha kecil keripik pisang “PKBM Cemerlang” merupakan usaha

yang dalam pengelolaan usahanya bersifat kelompok. Dimana para

pekerjanya berasal dari anggota kelompok PKBM, sehingga keharmonisan

diantara anggota kelompok selalu terjaga.

Dalam usaha keripik pisang ini, semua anggota kelompok

bertanggungjawab terhadap setiap keputusan yang diambil dan berwenang

untuk menetapkan kebijakan seluruh aktivitas usaha keripik pisang, mulai

dari hal-hal yang berhubungan dengan pemasok, proses produksi hingga

pengemasan produk.

Semua aktivitas dalam usaha keripik pisang harus ditangani oleh

anggota dan pembina PKBM, seperti keputusan untuk memproduksi atau

tidak memproduksi terletak pada pemilik usaha keripik pisang tersebut.

Kondisi jumlah tenaga kerja yang relatif sedikit menyebabkan peran ganda

akan dilakukan oleh seorang pekerja.

Hal ini senada dengan pernyataan Ibu Lidia, salah satu anggota

kelompok PKBM Cemerlang; “Hampir semua anggota kelompok terlibat

aktif dalam proses produksi, kita kerja bareng-bareng, dan untuk pemasaran

itu yang bisa bawa motor aja.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh ibu Wati ;


Kerja dong, semua harus kerja Kan berkelompok, kalau gak mau kerja
mending keluar aja, kan nanti kita dapat hasil dari kerja kita. Setahu saya
semua anggota selalu masuk setiap hari, kita bekerja sesuai jadwal.

Dari hasil observasi dengan melihat daftar kehadiran dan beberapa

pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi anggota

cukup tinggi, mereka bekerja sama dengan baik.

3. Kondisi tingkat kesejahteraan

a. Sebelum mengikuti kelompok usaha keripik pisang

Sebagian besar Desa Pabuaran penduduknya bermata pencaharian

sebagai buruh dipabrik dan istri di rumah menjaga rumah dan anak-

anaknya, Suami mereka pergi pagi dari rumah untuk bekerja di pabrik

dan pulang sore kerumah, begitu padat kegiatan suami mereka yang

bekerja menjadi buruh pabrik sedangkan istri di rumah banyak sekali

waktu luang dan potensi buat ibu-ibu di rumah yang bisa digunakan

waktu tersebut untuk membantu suaminya pemasukan tiap bulannya

dengan kegiatan banyak hal yang bisa mendatangkan uang tambahan.

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Ibu Indri,

Dulu banyak waktu yang tidak bisa saya manfaatkan, selesai


masak dan rapi-rapi rumah biasanya saya kumpul dengan tetangga, lalu
ngobrol yang gak jelas, sampai pada waktunya saya harus masak lagi di
rumah. Saya hanya mengandalkan suami untuk biaya hidup sehari-hari,
saya pikir bisa makan sehari-hari saja sudah cukup. Tapi saya juga
bingung ketika ada anak sakit, dan yang lainnya saya gak punya
tabungan.

Ibu wati juga menuturkan demikian, “saya bingung, uang yang

dikasih suami hanya cukup untuk biaya makan saja, anak pengen jajanpun

harus saya perhitungkan, bingung, pengennya kerja, tapi bingung kerja


apa, disisi lain saya harus mengurus rumah tangga.

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan, tingkat

kesejahteraan ekonomi warga pabuaran memang terbilang masih rendah,

gaji suami mereka hanya cukup untuk biaya makan sehari-hari saja.

Sedangkan para isteri di rumah juga kebingungan harus bagaimana.

b. Sesudah mengikuti program usaha keripik pisang PKBM Cemerlang

Pemberdayaan perempuan dapat dilakukan melalui pemenuhan

kebutuhan praktis, yaitu dengan pendidikan, kesehatan, ekonomi baik

perempuan maupun laki-laki. Dalam penelitian ini ditekankan kepada

perempuan dalam hal pengembangan keterampilan hidup dan kemandirian

sehingga pada ujungnya membantu ekonomi keluarga.

Setelah mengikuti program usaha mandiri keripik pisang PKBM

Cemerlang, warga masyarakat Desa Pabuaran khususnya ibu-ibu yang

tergabung dalam kelompok binaan PKBM Cemerlang merasakan dampak

positifnya, mereka merasa terbantu, dengan hasil penjualan keripik pisang

mereka bisa menabung, dan membeli peralatan atau keperluan yang

mereka butuhkan.

Seperti apa yang disampaikan oleh Ibu Reni, “Alhamdulillah,

dengan ikut kegiatan PKBM saya bisa menabung, dan bisa membeli

keperluan rumah tangga, jajan anakpun alhamdulillah ada.

Berdasarkan wawancara penulis, dapat disimpulkan bahwa warga

binaan usaha mandiri keripik pisang mendapatkan dampak yang positif

terhadap kesejahteraan hidup mereka. Pemasukan dari uang hasil jualan


keripik pisang dapat mereka tabung. Dan keperluan dasar rumah tangga

dapat mereka beli tanpa harus menunggu uang gajian suami merek

Hasil penelitian yang dilakukan, menunjukan bahwa proses

pemberdayaan yang ada di usaha kelompok mandiri keripik pisang

tersebut bersifat edukatif. Pemberdayaan dilakukan dengan pemberian

pelatihan keterampilan, pengerahan dan pengawasan dengan didukung

berbagai fasilitas yang ada. Banyak manfaat yang diterima oleh

perempuan/ibu-ibu rumah tangga adalah :

1. Mereka dapat meningkatkan kualitas penghidupan mereka sehari-hari

tanpa harus membebankan oleh kepala rumah tangga mereka yaitu

suami.

2. Terjalinnya ikatan silaturahmi antar tetangga sehingga kita lebih

dalam mengenal masyarakat sekitar melalui kegiatan pelatihan

keterampilan tersebut.

3. Yang gak kalah penting dari dua penjelasan di atas ialah mengurangi

pengangguran masyarakat desa Pabuaran terutama ibu-ibu rumah

tangga yang lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah.

C. Pembahasan Hasil penelitian

1. Pelaksanaan Program

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 308), pelaksanaan berasal

dari kata laksana yang artinya menjalankan atau melakukan suatu kegiatan.

Sedangkan Joan L. Herman yang dikutip oleh Farida (2008: 9) mengemukakan

definisi program sebagai, “segala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang


dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh.”

Lebih lengkap lagi, Hasibuan (2006: 72) juga mengungkapkan bahwa

program adalah, suatu jenis rencana yang jelas dan konkret karena di dalamnya

sudah tercantum sasaran, kebijaksanaan, prosedur, anggaran, dan waktu

pelaksanaan yang telah ditetapkan.

Usaha keripik pisang PKBM Cemerlang dari awal berdirinya sudah

memiliki perencanaan program, perencanaan tersebut disusun oleh pengelola

PKBM Cemerlang dan anggota kelompok usaha, perencanaan tersebut meliputi

; tahap persiapan, tahap pelaksanaan program, evaluasi program dan dampak

yang timbul.

a. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan, langkah awal yang dilakukan oleh PKBM

Cemerlang adalah tahap rekrutmen anggota, kemudian tahap pelatihan,

identifikasi bahan baku, dan persiapan proses pemasaran.

Pada tahap rekrutmen, yang jadi sasaran anggota adalah ibu-ibu

rumah tangga, awal mula mereka masih belum mau untuk ikut, namun

dengan pendekatan persuasif akhirnya mereka mau bergabung dan

mengikuti pelatihan. Ada 18 anggota yang mengikuti binaan usaha keripik

pisang.

Pada tahap pelatihan, mereka diberikan pembekalan dasar oleh

pelatih yang berpengalaman, mereka diajarkan dalam mengidentifikasi

bahan pokok, proses pembuatan hingga pemasaran, mereka juga diajarkan

cara pembukuan dalam kelompok usaha, diberikan motivasi dan


bimbingan serta pengawasan oleh PKBM Cemerlang.

b. Tahap pelaksanaan program

Pada tahap pelaksanaan program, PKBM Cemerlang memberikan

modal awal kepada kelompok usaha mandiri, dan masing-masing

kelompok menjalankan usahanya. Adapun beberapa tahap yang perlu

dilakukan secara umum dalam proses pembuatan keripik pisang, meliputi:

a. Sortasi dan pengupasan

b. Perendaman Buah

c. Pengirisan Proses

d. Penggorengan

e. Penirisan

f. Pengemasan dan penimbangan.

Dalam proses pembuatannya kelompok usaha keripik pisang

mengalami kendala dalam produksinya yaitu kesulitan dalam mencari

pisang yang berkualitas bagus, namun mereka mencari solusinya dengan

cara menanam pohon pisang dipekarangan rumah atau dikebun yang

mereka miliki.

Kendala dalam proses pemasarannya yaitu, daya beli masyarakat

mulai berkurang dikarenakan kebanyakan orang mencari makanan cemilan

di toko-toko swalayan.

c. Evaluasi program

Dalam proses berjalannya, usaha keripik pisang selalu melakukan

evaluasi setiap bulannya, evaluasi tersebut berkaitan dengan ketercapaian


target produksi, kinerja anggota kelompok, pembagian hasil dan kepuasan

pelanggan. Hasil dari evaluasi tersebut dijadikan koreksi untuk usaha

keripik pisang PKBM Cemerlang agar lebih maju lagi.

d. Dampak

Usaha keripik pisang PKBM memiliki dampak yang cukup baik

untuk meningkatkan perekonomian warga, khususnya ibu-ibu rumah

tangga yang tergolong anggota, dampak positif yang mereka terima adalah

bertambahnya pemasukan keuangan keluarga, mereka dapat memenuhi

kebutuhan rumah tangga, seperti membeli keperluan dasar rumah tangga

dan membiayai anak-anak mereka sekolah.

Adapun dampak negatifnya cenderung tidak ada, karena sampah

produksi kulit pisang dapat digunakan warga sebagai pakan ternak.

2. Partisipasi

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris participate yang artinya

mengikutsertakan, ikut mengambil bagian (Willie Wijaya, 2004:208).

Pengertian yang sederhana tentang partisipasi dikemukakan oleh Fasli Djalal

dan Dedi Supriadi (2001: 201- 202), dimana partisipasi dapat juga berarti

bahwa pembuat keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat ikut

terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan,

bahan dan jasa. Partisipasi juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah

mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan

memecahkan masalahnya.

H.A.R. Tilaar (2009:287) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai


wujud dari keinginan untuk mengembangkan demokrasi melalui proses

desentralisasi dimana diupayakan antara lain perlunya perencanaan dari

bawah (button-up) dengan mengikutsertakan masyarakat dalam proses

perencanaan dan pembangunan masyarakatnya.

Dalam kaitannya dengan partisipasi anggota usaha keripik pisang dalam

menjalankan kegiatan usahanya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara

dengan semua anggota, dapat disimpulkan bahwa semua anggota kelompok

usaha keripik pisang PKBM Cemerlang sudah berperan aktif sesuai dengan

pembagian kerjanya masing-masing.

3. Kondisi kesejahteraan anggota

Konsep kesejahteraan dikembangkan menjadi lebih luas dibandingan

sekedar mengukur aspek pendapatan nominal. Kesejahteraan adalah standard

living, wellbeing, welfare, dan quality of life.

Brudeseth (2015:31) menyatakan kesejahteraan sebagai kualitas

kepuasan hidup yang bertujuan untuk mengukur posisi anggota masyarakat

dalam membangun keseimbangan hidup mencakup antara lain, (a)

kesejahteraan materi, (b) kesejahteraan bermasyarakat, (c) kesejahteraan

emosi, (d) keamanan. Kajian organisasi ekonomi dalam keluarga

menggunakan permintaan terhadap barang strategis sebagai indikator

kesejahteraan.

Ukuran lainnya kesejahteraan adalah proporsi pengeluaran untuk

pangan. Kesejahteraan merupakan pencerminan dari kualitas hidup manusia

(quality of human life), yaitu suatu keadaan ketika terpenuhinya kebutuhan


dasar serta terealisasikannya nilai-nilai hidup. Istilah kesehatan sosial

keluarga dan kesejahteraan sosial keluarga bagi keluarga yang dapat

melahirkan individu dengan pertumbuhan dan perkembangan yang baik.

Dalam kaitannya dengan tingkat kesejahteraan anggota kelompok usaha

keripik pisang, sebelum dan setelahnya bergabung dengan kelompok usaha

ini banyak mengalami perubahan. Sebelumnya mereka kesulitan memberli

perlengkapan rumah tangga atau membiayai sekolah karena pendatan suami

mereka rendah, setelah ikut usaha keripik pisang mereka mendapatkan

penghasilan tambahan yang dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga,

diantaranya untuk biaya sekolah anak-anak mereka.

Anda mungkin juga menyukai