Anda di halaman 1dari 11

BAB 5

PERAN PELAJAR, MAHASISWA DAN


PEMUDA
DALAM PERUBAHAN POLITIK DAN
KETATANEGARAAN INDONESIA

Capaian pembelajaran

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa


ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Tujuan pembelajaran

3.7 Mengevaluasi peran pelajar, mahasiswa, dan pemuda dalam perubahan politik dan ketatanegaraan Indonesia

4.7 Menulis sejarah tentang peran pelajar, mahasiswa, dan pemuda dalam perubahan politik dan ketatanegaraan
Indonesia
PETA KONSEP

PERAN PELAJAR, MAHASISWA DAN PEMUDA


DALAM PERUBAHAN POLITIK DAN
KETATANEGARAAN INDONESIA

PERAN PELAJAR
PERAN PEMUDA GERAKAN
DAN PEMUDA
SETELAH MAHASISWA DAN
PADA MASA
KEMERDEKAAN PEMUDA YANG
KOLONIAL
INDONESIA MEMPENGARUHI
BELANDA
PERUBAHAN
POLITIK DAN
KETATANEGARAAN
 DINAMIKA INDONESIA
PERGERAKAN
PEMUDA TAHUN 1908-
1928
 PERANAN PEMUDA
DALAM INTEGRASI
BANGSA
 PERAN MAHASISWA
DAN PEMUDA DALAM
LAHIRNYA ORDE
BARU
 PERAN MAHASISWA
DAN PEMUDA DALAM
LAHIRNYA
REFORMASI
 PERUBAHAN
KETATANEGARAAN
INDONESIA SETELAH
REFORMASI
KEGIATAN BELAJAR I:
PERAN PELAJAR DAN
PEMUDA
PADA MASA KOLONIAL

A. DINAMIKA PERGERAKAN PEMUDA TAHUN


1908-1928
Latar belakang yang dilakukan pemuda dalam pergerakan nasional disebabkan karena
melihat kegagalan dari golongan tua dalam melawan penjajahan Belanda pada abad 19. Perlawanan
yang dilakukan menimbulkan kerugian yang besar bagi rakyat Indonesia seperti adanya krisis
ekonomi dan banyaknya korban akibat peperangan. melihat hal peristiwa pada masa sebelumnya, para
pejuang bangsa khususnya pemuda berusaha memperbaiki keadaan Indonesia. Pemuda berupaya
melakukan aksi-aksi yang bersifat modern, contohnya seperti oraganisasi yang dipelopori oleh
pemuda yaitu Budi Utomo.
Rakyat Indonesia semakin sadar terhadap pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia.
Banyak berdiri suatu forum komunikasi antara tokoh-tokoh tua dan tokoh muda, maka dalam
perkembangannya melahirkan suatu konsep pemikiran untuk mewujudkan suatu organisasi yang
bersifat nasional sebagai sarana untuk dapat memfasilitasi potensi-potensi pemuda yang berkembang
pada masa pergerakan nasional. Dibuktikan dengan berdirinya Budi Utomo yang merupakan
dorongan dan propaganda dari dokter Wahidin Sudirohusodo. Dokter Wahidin Sudirohusodo adalah
inspirator bagi pembentukan organisasi modern pertama di Jawa.

Gambar 1. Pengurus Budi Utomo


(Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/)

Mengikuti jejak dari Budi Utomo, pemuda-pemuda dari daerah-daerah yang datang ke
Batavia ikut merasakan pentingnya hidup bersama dalam suatu perhimpunan, berdiri suatu organisasi
Jong Java (JJ-1916), Jong Sumateranen Bond (JSB-1917), Jong Celebes (1918), Jong Minahasa
(1918), Sekar Roekoen (SR-1919), Jong Batak Bond (JBB-1925), Jong Islamieten Bond (JIB-1925)
dan sebagainya (Yayasan gedung-gedung bersejarah, 1974:35). Organisasi-organisasi yang
berdasarkan kedaerahan akan membentuk suatu perkumpulan yang lebih besar berdasarkan
kebangsaan (nasional) yaitu Indonesia Muda yang merupakan transisi bagi persatuan pemuda antar
daerah.
Menjelang tahun 1928 cita-cita persatuan telah menguasai suasana politik pergerakan
nasional Indonesia, rasa satu bangsa dimiliki oleh kaum pergerakan. kongres pemuda II pada 28
oktober 1928 yang melahirkan suatu peristiwa yang sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan
nasional Indonesia. Peristiwa itu dikenal dengan peristiwa Sumpah Pemuda yang dicetuskan oleh
golongan pemuda, dimana dalam peristiwa tersebut memperoleh kesepakatan bersama yaitu
adanyasatu tanah air, satu bahasa, dan satu bangsa (Suhartono, 1994:99).
Melalui peristiwa sumpah pemuda, secara terus menerus rakyat Indonesia mengobarkan
semangat persatuan untuk melawan pemerintahan kolonial Belanda. Ide persatuan menciptakan suatu
kesadaran nasional bagi pemuda Indonesia untuk terus berperan dalam kegiatan organisasi-organisasi
pemuda pada masa pergerakan nasional.Dinamika pergerakan pemuda selamamasa pergerakan
nasional dalamperkembangannya mengalami pasang surut. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang
aspek pendidikan, politik, sosial budaya, dan sosial ekonomi.

PERAN PEMUDA SETELAH KEMERDEKAAN


B.
INDONESIA
Fakta sejarah menyatakan bahwa di dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia tidak
terlepas dari peranan para pemuda, manifestasi itu bisa dibuktikan dari gerakan pemudanya yang
kemudian membentuk organisasi-organisasi pemuda, yang pada akhirnya organisasi-organisasi
tersebut memberikan gambaran tentang eksistensi para pemuda di dalam mempertahankan serta
mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
Gerakan pemuda pasca Proklamasi Kemerdekaan didirikan di Menteng 31, Jakarta. Gerakan
ini dinamakan sebagai pusat Komite Van Aksi yang bermarkas di Menteng 31 Pimpinannya terdiri
dari: Sukarni, M. Nitimihardjo, Adam Malik, Wikana, Chaerul Saleh, Pandu Wigana, Kusnaeini,
Darwis, Johar Nur, Arminanto dan Hanafi (Malik, 1984:41).Munculnya kelompok ini, dikarenakan
tidak puas dengan pembentukkan BKR atau Badan Keamanan Rakyat yang dibentuk oleh Presiden
Sukarno pada tanggal 23 Agustus 1945 dan usul mereka mengenai hal pembentukkan Tentara
Nasional ditolak oleh Presiden Sukarno dan Wakilnya Moh. Hatta (Sagimun, 1989:332-333). Oleh
karena itu, kelompok ini mendirikan Gerakan tersendiri.
Disamping Komite Van Aksi ini, juga didirikan Barisan Pemudanya yang dinamakan API
(Angkatan Pemuda Indonesia). API adalah organisasi pemuda yang pertama kali dibentuk setelah
Proklamasi 17 Agustus 1945 dengan Wikana sebagai ketua dan anggota-anggota pimpinannya yang
lain yaitu: Chairul Saleh, D.N. Aidit, A.M. Hanafi dan Chalid Rasyidi.
Dalam usaha mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan,Komite Van Aksi mempunyai
suatu program yang berisi :
a. Negara Kesatuan Republik Indonesia telah berdiri tanggal 17 Agustus 1945 dan Rakyat
telah merdeka, bebas dari Pemerintahan bangsa Asing.
b. Semua kekuasaan harus di tangan Negara dan Bangsa Indonesia.
c. Jepang sudah kalah, dan tidak ada hak untuk menjalankan kekuasaan lagi di atas bumi
Indonesia.
d. Rakyat Indonesia harus merebut senjata dari tangan Jepang.
e. Segala perusahaan (kantor-kantor pabrik, tambang, kebon dan lain-lain) harus direbut
dan dikuasai oleh Rakyat Indonesia (terutama kaum buruh) dari tangan Jepang.
Dengan keadaan dan susunan revolusi yang mulai bergelora ketika itu, maka dengan cepat
di mana-mana terasa sambutan seluruh rakyat terhadap Menara API yang bergelora di Menteng 31.
Untuk merealisasikan program tersebut, kemudian yang dilakukan para pemuda dalam merebut
kekuasaan yang pertama-tama ialah, merebut alat-pengangkutan, Mobil dan Kereta Api. Diawali
dengan seorang dari organisasi API yaitu Chaerul Saleh pencetus pertama sekaligus memberikan
contoh sebuah mobil di Gambir Timur 9 dihidupkan mesinnya dan dilarikan. Contoh pemimpin yang
revolusioner inilah yang diikuti oleh pemuda-pemuda lain dan kemudian oleh seluruh rakyatsendiri,
sehingga hampir seluruh mobil jatuh di tangan Pemerintah dan Rakyat Indonesia.
Sebuah organisasi pemuda yang berideologikan agama pun muncul seperti Gerakan Pemuda
Islam Indonesia pada tanggal 2 Oktober 1945 di Jakarta, dengan Harsono sebagai Ketuanya yang
pertama. Tujuan dari Gerakan ini adalah membela agama Islam dan menentukan perjuangan Pemuda
Islam Indonesia untuk mempertahankan serta menyempurnakan Negara Republik Indonesia yang
berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Kemudian pada tanggal 10 November 1945 di Yogyakarta diselenggarakannya Kongres
Pemuda Indonesia yang pertama dalam alam Indonesia. Berdasarkan kongres tersebut, organisasi-
organisasi yang muncul adalah Gerpri (Gerakan Pemuda Republik Indonesia) Yogya, API (Angkatan
Pemuda Indonesia) Jakarta, PRI (Pamuda Republik Indonesia) Surabaya, AMRI (Angkatan Muda
Republik Indonesia) Semarang, AMKA (Angkatan Muda Kereta Api), AMLG (Angkatan Muda Pos
Telegrap dan Telpon), dan G.P.I.I. (Gerakan Pemuda Islam Indonesia).
Didirikannya organisasi-organisasi pemuda tersebut ialah untuk menghimpun potensi
pemuda yang akan merealisasi isi Proklamasi khususnya untuk merealisasi apa yang tercantum dalam
naskah proklamasi ”Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan
dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.” Dengan eksistensi pemudalah
satu-satunya kekuatan yang sanggup dan dalam dalam bulan- bulan Agustus, September, Oktober,
November 1945 telah membuktikan kesanggupan itu dengan merealisasi pemindahan kekuasaan
secara fisik dan nyata.

Ayoo berlatih ..................

1. Jelaskan latar belakang yang dilakukan pemuda dalam pergerakan nasional!

…………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………….

2. Mengapa pendidikan pada masa kebijakan politik etis menjadi penyebab timbulnya gerakan
pemuda? Jelaskan pendapat Anda!

…………………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………………..
3. Mengapa gerakan pemuda pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang didirikan di Menteng
31 Jakarta dinamakan Komite Van Aksi? Jelaskan jawaban Anda!

…………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………….....

4. Jelaskan latar belakang dibentuknya Komite Van Aksi!

…………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………….

5. Mengapa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 menjadi momentum yang sangat
penting bagi Indonesia? Jelaskan pendapat Anda!

…………………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………………..

KEGIATAN BELAJAR 2:
Gerakan mahasiswa dan pemuda yang
mempengaruhi perubahan politik dan
ketatanegaraan Indonesia

C. Gerakan mahasiswa dan pemuda pada masa Orde Baru


sampai masa Reformasi

Keberadaan mahasiswa di tanah air, terutama sejak awal abad ke-20, dilihat tidak saja dari
segi eksistensi mereka sebagai sebuah kelas sosial terpelajar yang akan mengisi peran-peran strategis
dalam masyarakat. Tetapi, lebih dari itu mereka telah terlibat aktif dalam gerakan perubahan jauh
sebelum Indonesia merdeka. Sebagai anak bangsa yang secara sosial mendapat kesempatan lebih
dibandingkan dengan saudaranya yang lain, mahasiswa kemudian menjadi penggerak utama dalam
banyak dimensi perubahan sosial politik di tanah air pada masanya. Aktivitas mahasiswa yang
merambah wilayah yang lebih luas dari sekedar belajar di perguruan tinggi inilah yang kemudian
populer dengan sebutan “Gerakan Mahasiswa”.
Pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan dan ikut mendirikan
Orde Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan '66. Gerakan ini berhasil membangun
kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang didalangi oleh PKI
(Partai Komunis Indonesia). Setelah Orde Lama berakhir, aktivis Angkatan '66 pun mendapat hadiah
yaitu dengan banyak yang duduk di kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabibet pemerintahan Orde
Baru. Pada masa ini ada seorang aktivis yang tidak peduli mau dimusuhi atau didekati yang penting
pandangan idealisnya terhadap bangsa, dia adalah Soe Hok Gie. Tokoh ini menjadi panutan
mahasiswa.

ASAL ANDA TAHU

Pada 21 Mei 1998 menjadi momentum penting dari sejarah sosial politik di
Indonesia. Presiden Soeharto yang berkuasa lebih dari 30 tahun menjadi karakter
tunggal, symbol pemersatu kekuatan militer, serta pemegang kekuasaan birokrasi dan
korporasi, dapat dilengserkan oleh kekuatan sosial yang dimotori oleh para mahasiswa.
Lengsernya Presiden Soeharto didahului oleh gelombang aksi protes dan keresahan
sosial yang menyebar ke seluruh Indonesia.Gelombang aksi protes yang dimotori oleh
mahasiswa ini dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya krisis multidimentional yang
bermuara pada krisis kepercayaan pada pemerintahan yang telah berkuasa sangat lama.

Keterpurukan perekonomian Indonesia pada masa akhir Orde Baru didorong oleh adanya
krisis di dunia perbankan nasional. Pemerintah Indonesia saat itu telah melikuidasi 16 bank swasta
dan pada 1997 melakukan pengawasan terhadap 40 bank bermasalah melalui Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN). Pemerintah juga telah mengeluarkan Kredir Likuiditas Bank Indonesia
(KLBI) agar bank-bank bermasalah itu dapat keluar dari kondisi krisis. Sayangnya, kredit yang
diberikan banyak dimanipulasi sehingga bank-bank bermasalah tersebut tidak dapat mengembalikan
pinjamannya. Akibatnya, beban keuangan yang ditanggung pemerintah semakin membengkak.
Kondisi ini berdampak pada berkurangnya kepercayaan dunia internasional terhadap kondisi politik
dan ekonomi di Indonesia. Pemerintahan Presiden Soeharto dinilai tidak mampu memecahkan
masalah ekonomi dan politik yang terus bergulir.

Sementara gerak pemuda dan mahasiswa semakin keras menyuarakan agenda reformasi,
pemerintah menerapkan kebijakan yang sangat reaktif, yaitu mencabut subsidi BBM yang
diumumkan pada 4 Mei 1998. Suasana yang penuh ketidakpastian ini menggoyahkan stabilitas
politik. Suara rakyat yang didukung para mahasiswa, semakin gencar meminta Presiden Soeharto
turun dari jabatannya. Puncaknya, ketika aparat keamanan mulai menembaki kampus Trisakti pada 12
Mei 1998. Saat itu sedang berlangsung aksi demonstrasi anti-pemerintah yang berlangsung dengan
penuh semangat. Peristiwa penembakan ini mengakibatkan tewasnya empat mahasiswa Trisakti, yaitu
Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Heri Hartanto, dan Hendriawan Sie. Penembakan ini kemudian
memicu aksi demonstrasi yang lebih besar lagi. Mahasiswa mulai turun ke jalan, dan dengan cepat
berkembang hingga ke luar Jakarta, seperti di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sambil terus
meneriakkan tuntutan Reformasi.
Aksi demonstrasi kemudian disusul dengan kerusuhan massal yang berlangsung dari 13-15
Mei 1998. Aktivitas ini dengan cepat merambat ke kota-kota besar, seperti Solo, Surabaya,
Yogyakarta, Lampung, dan Palembang. Kerusuhan diwarnai dengan tindakan anarkis seperti
penjarahan dan pembakaran took-toko, penyerangan pos polisi, serta pusat-pusat perdagangan yang
mengakibatkan kegiatan ekonomi lumpuh total. Kerusuhan kemudian berkembang menjadi kerusuhan
etnis dengan sasaran utama etnis Tionghoa. Banyak yang menjadi korban, tidak saja dalam bentuk
moril, tetapi juga materiel. Hal yang lebih mengherankan adalah ketika kerusuhan terjadi tidak ada
tindakan pencegahan yang serius dari aparat keamanan sehingga kerusuhan menjadi sangat anarkis.
Selanjutnya para mahasiswa berhasil menduduki gedung DPR/MPR pada 18 Mei 1998.
Mereka terus menyerukan agar Presiden Soeharto segera turun dari jabatannya. Dua minggu setelah
peristiwa di kampus Trisakti pada 21 Mei 1998, Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari
jabatannya selaku Presiden RI ke-2. Ia kemudian menyerahkan jabatannya kepada Wakil Presiden
B.J. Habibie. Sekali lagi kekuatan perjuangan mahasiswa yang murni dapat menumbangkan rezim
otoriter dan mengubah sistem ketatanegaraan di Indonesia.

Gambar 2. Demonstrasi Mahasiswa Menuntut Agenda Reformasi


(Sumber: https://m.cnnindonesia.com/nasional/20180520212528-20-299827/hari-ini-20-tahun-silam-saat-
soeharto-bertekuk-lutut)

Pergantian masa dari Orde baru ke reformasi 1998, setelah 32 tahun lamanya merupakan
masa yang sangat dinanti oleh rakyat Indonesia. Kebebasan berpendapat yang selama Ini tidak
didapatkan di era Orde baru akhirnya bisa dirasakan.Era Reformasi (Era Pasca Orde Baru) di
Indonesia dimulai pada pertengahan 1998, tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada
21 Mei 1998 dan digantikan wakil presiden BJ Habibie. Sejak orde reformasi mahasiswa kembali
bebas mengekspresikan dirinya sebagai agen kontrol dan agen perubahan tatanan demokrasi.
Indonesia sebagai Negara demokrasi masih dianggap gagal karena terlalu prosedural dan pengaruh
uang masih sangat kuat di dalam kultur politik. Sehingga berpolitik dianggap sebagai tempat untuk
mencari uang.
 Pergerakan Mahasiswa Pasca Reformasi
Kemerdekaan telah diraih, perubahan telah terjadi. Dimanakah pemuda-pemuda Indonesia
setelah kemerdekaan? mereka tetap ada dalam titik kritis dengan pemerintahan yang baru saja
terbentuk. Masukan-masukan kritis diberikan para pemuda kepada Soekarno dan Hatta untuk
melanjutkan nasib bangsa Ini. Pemuda-pemuda generasi tua seperti Soekarno, Hatta, Amir Syarifudin
dan lainnya masuk dalam tubuh pemerintahan baru untuk meneruskan perjuangan pemuda Indonesia,
demi terciptanya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan beradab. Gerakan mora (moral
movement) yang disematkan kepada gerakan mahasiswa pasca reformasi menjadi salah satu istilah
yang sangat sakral sekali.
Sakral karena berbicara tentang moral, berarti berbicara tentang suara hati yang senantiasa
merefleksikan kebenaran universal, menolak segala bentuk pelanggaran HAM, penindasan,
kesewenang-wenangan, kedzaliman dan otoriterianisme kekuasaan.
Perpaduan antara gerakan moral dan gerakan politik nilai ini yang menjadikan gerakan
mahasiswa sebagai gerakan yang murni (genuine), unik, luas, lintas sektoral, antikekerasan dan
kontrol sosial yang teramat sulit dikooptasi oleh kepentingan politik kekuasaan Pasca reformasi,
tokoh-tokoh reformasi bersaing lewat dunia politik untuk menjadi pemimpin bangsa ini. Dan beberapa
tokoh reformasi, seperti Megawati Soekarnoputri dan Gus Dur berhasil menjadi Presiden Republaik
Indonesia (Gus Dur Presiden RI ke-4 & Megawati Soekarnoputri Presiden Ri ke-5), sedangkan Amin
Rais menjadi ketua MPR RI pada tahun 1999.
Gerakan mahasiswa dan tokoh-tokoh mahasiswa berupaya untuk terus mewujudkan
reformasi di Indonesia. Beberapa keberhasilan proses reformasi yakni Pemilu 1999 yang diikuti oleh
banyak partai, kebebasan pers dan media, kebebasan umat beragama (Konghuchu) masuk menjadi
salah satu agama di Indonesia), pemisahan POLRI dan TNI, TNI kembali ke barak, reformasi POLRI
(polisi sipil), upaya penumpasan KKN dan banyak UU direvisi menjadi pro-rakyat. Proses menuju
cita-cita reformasi terus berlanjut hingga kepemimpinan presiden saat ini, dan belum tuntas.
Era reformasi mahasiswa mengambil peran sangat besar, sejak awal terjadinya perubahan,
hingga pengawalan terhadap perubahan dalam masyarakat akibat reformasi. Gerakan mahasiswa
masih tetap berpikir kritis dan memberikan pernyataan sikap terhadap kinerja pemerintah, serta
kebijakan-kebijakan. Saat ini peran mahasiswa untuk terus mengawal reformasi masih
berjalan.Mahasiswa Sebagai Tokoh Intelektual Masyarakat. Dalam kehidupan berdemokrasi,
masyarakat memiliki hak penuh untuk berpartisipasi terhadap proses pembuatan kebijakan publik.
Mulai memilih pemimpin hingga mengkritisi kebijakan yang dibuatnya. Namun kesadaran untuk turut
berpartisipasi dalam proses politik ini masih lemah di kalangan yang tidak berpendidikan.
Sudah tercatat dalam sejarah, bahwa kaum intelektual adalah mereka yang ada di garda
terdepan dalam membela rakyat. Pemimpin-pemimpin awal di era kemerdekaan adalah kaum
intelektual, pendobrak ketika penguasa mulai tidak berpihak pada rakyat adalah kaum intelektual.
Karena kaum intelektual adalah mereka yang hidup dalam gagasan-gagasan, dan pengabdian kepada
rakyat adalah pengamalannya. Terkhusus mahasiswa, kiprahnya pun tak diragukan lagi, ketika
demokrasi terpimpin sudah mulai tak berpihak pada rakyat, pada 1966 orde lama berhasil
digulingkan. Dan pada 1998 ketika orde baru pun sudah tak memihak pada rakyat, mahasiswa
kembali mendobrak dan menjadi pelopor dalam penggulingannya, hingga lahirlah reformasi.

Tuntutan reformasi melalui perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


1945 telah mengakibatkan terjadinya perubahan dan sistem ketata negaraan Indonesia. Salah satu
perubahan tersebut terjadi pada kelembagaan negara dengan bertambahnya lembaga Dewan
Perwakilan Daerah (selanjutnya disebut DPD). Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 1945 yang
dilaksanakan pada tahun 2001 dalam Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia, secara yuridis sebagai dasar kehadiran lembaga baru dalam sistem ketatanegaraan di
Indonesia yaitu Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang diatur dalam Pasal 22C dan Pasal
22D. Sebagai tindaklanjut dari Pasal 22C dan Pasal 22D Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, pengaturan dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
DPD diatur dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

RANGKUMAN KB 2

Kebangkitan gerakan pemuda/mahasiswa telah menghentikan penyelewengan-


penyelewengan pemerintah terhadap UUD 1945 dan Pancasila, dan mengubah
tatanan ketatanegaraan dari Demokrasi Terpimpin ke Orde Baru, dan Orde
Baru ke era Reformasi. Sebagai generasi muda bangsa harus tetap
mengembangkan nasionalisme, yakni rela berkorban, cinta tanah air, dan
bangsa sebagai bangsa Indonesia.

Ayoo Berlatih ...................................

1. Pemuda dan mahasiswa Indonesia terlibat dan ikut serta dalam perjuangan mendirikan
Orde Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan 66. Jelaskan latar belakang
penamaan tersebut!

…………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………….

2. Mengapa Soe Hok Gie menjadi panutan mahasiswa pada masa Orde Baru? Jelaskan
pendapat Anda!

…………………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………………..
3. Jelaskan latar belakang terjadinya krisis mahasiswa Indonesia setelah Reformasi 1998!

…………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………….....

4. Analisislah pergerakan mahasiswa pasca Reformasi!

…………………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………………..

5. Tuntutan Reformasi melalui perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia 1945 telah mengakibatkan terjadinya perubahan dan sistem ketatanegaraan
Indonesia. Jelaskan maksud pernyataan tersebut!

…………………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………………..

Anda mungkin juga menyukai