Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Fachrizky Pradana

Nim : 40040123650114
Dosen Pengampu : Dr. Eng. Vita Paramita,S.T,M.M.,M.Eng.
Prodi : Teknologi Rekayasa Kimia Industri

PERKEMBANGAN MIKROORGANISME

Sejarah penggunaan mikroorganisme


Proses fermentasi tradisional telah dilakukan selama ribuan tahun, tetapi baru dalam 150 tahun
terakhir ilmuwan mulai memahami dasar ilmiah di balik proses ini. Louis Pasteur adalah salah
satu tokoh utama dalam mempelajari fermentasi, menghubungkan aktivitas mikroba dengan
produksi alkohol dalam bir dan anggur. Dia juga mengenali risiko organisme merusak produk
fermentasi dan memperkenalkan proses pasteurisasi untuk mengawetkan makanan dan minuman.
Kemudian, Hansen di Denmark mengembangkan kultur ragi murni untuk pertama kalinya pada
tahun 1883, yang menjadi terobosan penting dalam industri bir. Pada awal abad ke-20, proses
fermentasi lainnya, seperti pembuatan asam sitrat dan fermentasi aseton-butanol, diperkenalkan.
Perkembangan terbesar terjadi setelah Perang Dunia II dengan produksi antibiotik penisilin.
Kemajuan lebih baru termasuk produksi antibodi monoklonal dan rekayasa genetika, yang
memungkinkan transfer gen pada mikroorganisme untuk meningkatkan produk dan layanan
fermentasi. Proses fermentasi telah menjadi metode ekonomis untuk memproduksi berbagai
macam produk dan layanan, dengan mikroorganisme menjadi sumber yang berharga.
Pengembangan proses fermentasi membutuhkan kontribusi dari berbagai disiplin ilmu, seperti
biokimia, genetika, dan teknik kimia.

1. Fase pertumbuhan mikroorganisme


Pertumbuhan mikroba dapat didefinisikan sebagai peningkatan komponen seluler, seperti
perluasan dan pembelahan sel. Namun, pertumbuhan juga dapat terjadi tanpa pembelahan sel
dalam kondisi tertentu, seperti ketika sel mensintesis senyawa penyimpanan. Pertumbuhan
mikroba dapat dimodelkan menggunakan persamaan diferensial, namun pertumbuhan agregat
sel heterogen lebih kompleks dan memerlukan pendekatan yang berbeda. Model pertumbuhan
yang dipelajari adalah pertumbuhan bakteri dengan pembelahan biner dalam lingkungan kultur
suspensi homogen. Waktu generasi adalah waktu yang dibutuhkan populasi mikroba untuk
berlipat ganda, namun pertumbuhan asinkron dan pertumbuhan sinkron juga dapat terjadi.
Fermentasi mikroba dalam media cair dapat dilakukan secara batch, batch atau kontinyu. Pada
sistem kontinyu, media baru ditambahkan secara terus menerus, sedangkan pada sistem
persisten, media baru ditambahkan secara terus menerus namun volumenya tetap.
Fase pertumbuhan mikroorganisme terdiri dari lima tahap, yaitu fase adaptasi, fase perttumbuhan
awal, fase logaritmik, dan fase stasioner, fase kematian
1.Pada fase adaptasi,
Pada tahap ini mikroorganisme sedang beradaptasi dengan lingkungan baru mereka. Mereka
mulai mengubah metabolisme mereka dan menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar.
2.Fase pertumbuhan awal
Pada tahap ini mikroorganisme masih hidup tetapi tidak mengalami pertumbuhan yang
signifikan. Mereka mulai berkembang biak.dengan kecepatan rendah setelah melewati fase
adaptasi
3.Fase logaritmik atau fase pertumbuhan eksponensial.
Pada tahap ini, mikroorganisme berkembang biak dengan cepat dan jumlah populasi mereka
meningkat secara eksponensial. Hal ini menyebabkan mikroba membutuhan energi yang lebih
besar
4.Fase stasioner.
Pada tahap ini, jumlah mikroorganisme yang baru terbentuk seimbang dan mengalami
perubahan ukuran yang disebabkan karena kurangnya nutrisi. Pada kondisi ini sel lebih tahan
terhadap perubahan kondisi
5.Fase kematian
Pada fase tahap ini terjadi penurunan jumlah sel secara signifikan dan Sel kehilangan kemampuan
untuk reproduksi beberapa memproduksi endospore
Pengelompokan Mikrobia
• Berdasarkan kinerjanya
• Berdasarkan kebutuhan oksigen
• Berdasarkan ketahanan zat penghambat
• Berdasarkan media dan nutrisi
Berdasarkan kinerjanya
1. Mikroorganisme yang menghasilkan perubahan yang dikehendaki
2. Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit
3. Mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan atau perubahan-perubahan yang
dikehendaki dalam bahan makanan tidak
Berdasarkan kebutuhan oksigennya :
1. Obligat anaerob mutlak tidak membutuhkan oksigenFakultatif anaerob dapat hidup
dengan atau tanpa oksigen
2. Mikro aerob dapat hidup pada kadar oksigen rendah
3. Obligat aerob mutlak memerlukan oksigen karena merupakan satu-satunya aseptor
hydrogen
Berdasaarkan ketahanan zat penghambat
1. Bersifat asidurik yaitu dapat tumbuh subur dan berkembang biak dalam suasana asam
2. Bersifat osmodurik yaitu bisa bertahan hidup pada konsentrasi gula tinggi.
3. Bersifat halofilik yang berarti dapat tumbuh secara optimal di lingkungan dengan
konsentrasi garam tinggi
Berdasarkan media dan nutrisi
1. Nutrisi : autotroph,heterotroph,fotoautotrof, kemoautotrof
2. Media : alam, semi sintetik, medium sintetik
Pengaruh pH terhadap Pertumbuhan

• True acidophiles: pH 1–5,5


• Neutrophiles (MO scr umum): pH 5–9
• Alkalophiles (Bacillus, Micrococcus): pH 8,5–11,5
• Fungi: pH 4–6 • Bakteri: pH 6,5 – 7,5
• Khamir: pH 4 – 5 (2,5 – 8,5 masih tumbuh)
• Kapang: pH 5 – 7 (3 – 8,5)
2. Gram positif dan negatif
Perbedaan dan persamaan antara bakteri Gram-positif dan Gram-negatif adalah sebagai berikut:
Perbedaan Utama:
1. Respon warna : Perbedaan utama antara kedua jenis bakteri ini adalah dalam respons
terhadap pewarnaan Gram. Bakteri Gram-positif akan tampak ungu atau biru pada
pewarnaan Gram karena mereka memiliki dinding sel yang lebih tebal yang menahan
kristal violet (warna pewarnaan utama). Di sisi lain, bakteri Gram-negatif akan tampak
merah atau pink karena memiliki dinding sel yang lebih tipis dan lebih banyak lapisan
lipid yang dapat melarutkan pewarnaan.
2. Struktur Dinding Sel: Bakteri Gram-positif memiliki dinding sel yang sangat tebal yang
terdiri dari peptidoglikan yang kaya akan asam amino, sedangkan bakteri Gram-negatif
memiliki dinding sel yang lebih tipis yang terdiri dari peptidoglikan yang lebih sedikit
dan lapisan lipopolisakarida (LPS) yang melapisi dinding sel mereka.
3. Asam Lipopolisakarida (LPS): Hanya bakteri Gram-negatif yang memiliki LPS dalam
dinding sel mereka. LPS adalah molekul kompleks yang terlibat dalam respons imun dan
seringkali menjadi faktor virulensi yang penting.
4. Kekuatan Respon Antibiotik: Bakteri Gram-positif cenderung lebih mudah dihancurkan
oleh antibiotik karena dinding sel mereka yang tebal memungkinkan antibiotik
menembus dengan lebih mudah. Bakteri Gram-negatif lebih tahan terhadap antibiotik
karena memiliki dinding sel yang lebih tipis dan lapisan lipid tambahan yang bisa
membuat antibiotik sulit menembus.
Persamaan Utama:
1. Memiliki Sel Bakteri: Keduanya adalah jenis bakteri yang memiliki sel bakteri dengan
dinding sel yang melindungi materi genetik mereka.
2. Memiliki Ribosom dan DNA: Keduanya memiliki ribosom dan materi genetik DNA yang
dikelilingi oleh membran sel.
3. Menghasilkan Berbagai Jenis Bakteri. Baik bakteri Gram-positif maupun Gram-negatif
dapat termasuk dalam berbagai jenis bakteri yang memiliki karakteristik dan perilaku
yang berbeda-beda.
4. Dapat Menyebabkan Penyakit: Baik bakteri Gram-positif maupun Gram-negatif dapat
menjadi patogen dan menyebabkan penyakit pada manusia dan organisme lainnya.
Daftar pustaka
file:///E:/BACKUP%20C%20AGUSTUS%202023/Downloads/PertumbuhanSel%20(2).pdf
https://4lfonsina.files.wordpress.com/2012/11/industrial-microbiology-an-introduction-
0632053070-wiley.pdf

Anda mungkin juga menyukai