Konsep dan pengertian investasi asing langsung, sebenarnya masih belum ada acuan
yang baku, namun dari beberapa literatur yang ada, itu dapat dipakai sebagai rujukan konsep
dan pengertian investasi asing langsung tersebut. Adapun yang dimaksud dengan istilah
investasi asing langsung tersebut, menurut beberapa pakar ekonomi adalah sebagai berikut.
Menurut Krugman (1999: 204), yang dimaksud dengan istilah investasi asing langsung
adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau
memperluas perusahaannya di negara lain. Oleh karena itu tidak hanya terjadi pemindahan
sumber daya, tetapi juga terjadi pemberlakuan kontrol terhadap perusahaan di luar negeri.
Menurut Salvatore (1997: 469), investasi asing langsung meliputi investasi ke dalam
macam barang modal, pembelian tanah untuk keperluan produksi, pembelanjaan berbagai
peralatan inventaris dan sebagainya. Keberadaan aset-aset ini, biasanya diikuti dengan
penyelenggaraan fungsi-fungsi manajemen dan pihak investor sendiri (pemilik aset) tetap
Menurut Noor (2007: 437), investasi asing langsung adalah investasi pada aset atau
Misalnya investasi perkebunan, perikanan, pabrik, toko dan jenis usaha lainnya. Pada
umumnya, dalam pembicaraan sehari-hari jenis investasi ini disebut juga investasi pada aset
riil, atau investasi yang jelas wujudnya, mudah dilihat, dan diukur dampaknya terhadap
masyarakat secara keseluruhan. Investasi seperti ini, pada dasarnya bersifat jangka menengah
atau panjang dan bertujuan hanya untuk memperoleh keuntungan atau laba.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal, yang
dimaksud dengan istilah FDI/PMA (Penanaman Modal Asing) adalah kegiatan menanam
modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang
Sedangkan menurut Griffing dan Pustai (2009: 169), para ahli statistik pemerintah
Amerika Serikat, dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan istilah investasi asing langsung
adalah suatu kepemilikan atas penguasaan 10 persen suara atau lebih dari saham suatu
perusahaan atau saham ekuivalennya dalam suatu bisnis yang bukan perseroan terbatas.
Dengan demikian dari beberapa konsep dan pengertian yang telah disebutkan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan istilah investasi asing langsung
adalah salah satu bentuk investasi asing, yang bersifat jangka menengah atau panjang, yang
dilakukan oleh investor asing baik mengunakan modal asing sepenuhnya maupun
berpatungan dengan investor domestik (joint venture). Hal tersebut tidak hanya berbentuk
pengeluaran aset finansial saja (kepemilikan saham 10 persen atau lebih), tetapi juga
berbentuk pengeluaran aset riil (kepemilikan modal-modal tetap), yang disertai dengan
adanya kontrol langsung dari pemilik aset atau investor atau induk perusahaan di negara
Bila dilihat dari motif dan tujuannya, sebenarnya investasi asing langsung dapat
secara horizontal akan memproduksi barang yang sama di beberapa negara. Investasi
asing langsung jenis ini memiliki motivasi untuk mencari pasar yang baru.
Keuntungan dari investasi asing langsung jenis ini adalah efisiensi di dalam biaya
transportasi, karena tempat produksi yang ada menjadi lebih dekat dengan konsumen.
Menurut Kurniati et al (2007: 16), investasi asing langsung yang dilakukan secara
produksi yang rendah, kemudian hasil produksi di negara tersebut akan disalurkan
Selanjutnya, bila dilihat dari bentuk pendiriannya, investasi asing langsung dapat
1) FDI Greenfield
Adalah investasi dalam bentuk pendirian unit-unit produksi baru dimana modal asing
sepenuhnya dimiliki oleh perusahaan atau investor asing di negara penerima investasi
tersebut.
2) FDI Merger
Adalah investasi dalam bentuk pembelian aset riil dengan jalan untuk pengendalian
andil kepemilikan sepenuhnya dari suatu perusahaan yang berada di negara penerima
investasi tersebut.
3) FDI Akuisisi
Adalah investasi dalam bentuk pembelian aset finansial 10 persen atau lebih dari
investasi tersebut.
4) FDI Joint Venture
Adalah investasi dalam bentuk pendirian unit-unit produksi baru dimana modal asing,
tidak hanya dimiliki oleh investor asing, tetapi juga dimiliki investor domestik di
Sebagian besar argumen yang mendukung investasi asing langsung adalah berasal dari
investasi asing langsung adalah sesuatu yang sangat positif, karena hal tersebut mengisi
kekurangan tabungan yang dapat dihimpun dari dalam negeri, menambah cadangan devisa,
perekonomian di negara penerima investasi asing langsung tersebut. Semua manfaat yang
akan dibuahkan oleh investasi asing langsung tersebut, adalah sangat penting, dikarenakan
semua itu merupakan faktor-faktor kunci yang dibutuhkan untuk mencapai target
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi bagi negara yang berkelanjutan (Todaro dan Smith,
2006: 266).
Hal pertama yang paling sering disebut-sebut sebagai sumbangan positif investasi
jumlah aktual tabungan domestik yang dapat dimobilisasikan. Terkadang, diketahui bahwa
setiap negara memiliki kemampuan yang amat terbatas untuk mencapai target investasi yang
diharapkan. Hal tersebut dikarenakan tabungan domestik yang biasanya digunakan sebagai
salah satu sumber pembiayaan pembangunan, acapkali tidak memadai untuk skala investasi
yang dibutuhkan. Maka dari itu, kehadiran investasi asing langsung dapat digunakan untuk
mengatasi persoalan yang berkaitan erat dengan kesenjangan dari tabungan dan investasi
Sementara itu, sumbangan positif kedua yang dapat diberikan oleh investasi asing
langsung tersebut, adalah peranannya dalam mengisi kesenjangan antara target jumlah devisa
yang dibutuhkan dan hasil-hasil aktual devisa dari ekspor ditambah dengan bantuan luar
negeri neto. Jadi, apabila investasi asing langsung diperkenankan hadir di negara
bersangkutan, maka hal ini tidak hanya dapat menghilangkan sebagian atau seluruh defisit
yang terdapat dalam neraca pembayaran, tetapi juga dapat menghilangkan defisit dalam
jangka panjang, apabila pemilik modal atau perusahaan asing tersebut dimungkinkan untuk
hadir di negara yang bersangkutan guna menghasilkan devisa atau alat-alat pembayaran luar
Selanjutnya, sumbangan positif ketiga yang didapatkan dari investasi asing langsung
tersebut, adalah peranannya dalam mengisi kesenjangan antara target penerimaan pajak
pemerintah dan jumlah pajak aktual yang dapat dikumpulkan. Bahwa dengan memungut
pemerintah dari negara-negara tujuan investasi asing langsung tersebut, pada akhirnya akan
Terakhir, sumbangan positif keempat yang dapat diberikan oleh investasi asing
pemikiran neoklasik tradisional akan diisi sebagian ataupun seluruhnya oleh perusahaan-
sumber-sumber finansial saja dan/atau pabrik-pabrik baru saja kepada negara-negara tujuan
investasi asing langsung tersebut, akan tetapi juga dapat menyediakan berbagai sumberdaya-
sumberdaya yang dapat dibutuhkan bagi proses pembangunan secara keseluruhan, termasuk
produksi, yang kemudian dapat dialihkan kepada mitra-mitra usaha di dalam negeri melalui
perusahaan asing tersebut juga berguna untuk mendidik para manajer lokal, agar mereka
negeri, mencari alternatif pasokan sumber daya dan memperluas jaringan-jaringan pemasaran
sampai ketingkat internasional. Selain itu, perusahaan-perusahaan asing tersebut, juga akan
membawa pengetahuan baru dan teknologi yang paling canggih, mengenai proses produksi
tujuan investasi asing langsung tersebut. Transfer pengetahuan dan teknologi tersebut akan
sangat berguna dan produktif bagi negara-negara penerima investasi asing langsung tersebut.
dunia yang terbesar di Asia Tenggara dan terbesar di Asia ke enam setelah Tiongkok, Jepang,
India, Rusia dan Korea Selatan. Ekonomi negara ini menempatkan Indonesia sebagai
kekuatan ekonomi terbesar ke-16 dunia yang artinya Indonesia juga merupakan anggota G-
20. Perkembangan Ekonomi Indonesia saat ini sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi
Indonesia di 2019 gagal melebihi atau bahkan menyamai pertumbuhan ekonomi di 2018.
Ekonomi Indonesia di tahun 2018 sempat mengalami pertumbuhan sebesar 5,17 persen lebih
tinggi dibanding capaian tahun 2017 yang hanya 5,07persen. Namun, akibat covid-19,
perekonomian, pendidikan dan lain-lain. Akibat adanya pandemi covid-19 ini perekonomian
Indonesia merupakan salah satu negara ASEAN yang paling berpengaruh dan
berperan aktif dalam mendorong pembentukan berbagai forum kerjasama ekonomin regional.
Keterlibatan Indonesia dalam berbagai forum kerjasama ekonomi regional telah membawa
konsekuensi yang luas bagi Indonesia, termasuk untuk membangun komitmen di kalangan
elit nasional dalam menempuh kebijakan liberalisasi ekonomi. Liberalisasi ekonomi telah
menjadi sarana bagi Indonesia dalam menyikapi globalisasi ekonomi. Serangkaian kebijakan
ekonomi yang ditempuh Indonesia sejak pertengahan 190-an semakin mengintegrasi ekonomi
Indonesia ke dalam sistem ekonomi global yang lebih luas. Namun, Indonesia tidak mampu
menghadapi dampak dari integrasi ekonomi Indonesia ke dalam sistem ekonomi global.
Integrasi ekonomi global itu tidak hanya memicu peningkatan arus barang dan jasa, tetapi
juga mendorong proses internasionalisasi kapital. Seiring dengan ekonomi Indonesia yang
pelembagaan ekonomi yang baru, yaitu pengelolaan ekonomi yang lebih transparan seiring
ekonominya ke dalam sistem ekonomi yang lebih luas itu tidak diikuti oleh perubahan politik
activities) serta mewujudkan pengelolaan ekonomi yang transparan. Perubahan politik yang
dramatis sejak 1998 masih belum mampu menertibkan perburuan rente yang berpotensi
berubah. Kebijakan otonomi daerah yang di harapkan mendorong perubahan politik serta
melemahkan daya saing ekonomi Indonesia. Perubahan politik untuk memperkuat demokrasi
sangat diperlukan dalam menghadapi globalisasi ekonomi seiring dengan liberalisasi ekonomi
dimana antar individu, antar kelompok kelompok , dan antar negara kelompok, dan antar
negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas Negara. Ahmad Suparman sebagaimana dikutip oleh Priyono menyatakan
Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari
setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Dalam memandang globalisasi
Priyono berpendapat bahwa globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar
definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya.
Dasarnya, globalisasi ada yang menganggapnya sebagai suatu proses social, alamiah
dan sejarah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama
lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan koeksistensi dengan
mennyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Bahkan pada aspek
dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi tanpa memandang batas
hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Akibatnya ketika globalisasi ekonomi benar-
benar terjadi, batas-batas suatu negara menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional
pihak lain globalisasi juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar
domestik.
menunjukkan keterkaitan antar manusia di seluruh dunia. Perubahan dalam Konstantin ruang
dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan
pergerakan massa semacam turisme memungkinkan pelaku ekonomi merasakan banyak hal
(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita
dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang
melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
multinasional, inflasi regional dan lain-lain. Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa
transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman
baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa
sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa
terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan
ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker
menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial. Globalisasi ekonomi
menimbulkan masalah-masalah yang bersifat global pula. Masalah globalisasi dalam tatanan
dampak pada kedua sisi ini pun dapat berupa dampak positif dan dampak negatif seperti
yang kita ketahui. Globalisasi dapat mengubah pola perilaku pelaku ekonomi dalam proses
produksi di satu pihak dan perubahan structural ekonomi serta kebijakan ekonomi pemerintah
Perubahan dalam proses produksi antara lain dapat meliputi efisiensi dan intensifikasi
penggunaan faktor produksi yang nantinya bisa berpengaruh positif maupun negatif, dan
perdagangkan , serta berkembangnya industry nasional yang kompetitif tapi dalam hal ini
bisa merusak kenyamanan publik. Sedangkan perubahan structural yang mungkin terjadi
dapat meliputi perubahan dalam sektor ekonomi dan orientasi sektor tradisional kepada sector
ekonomi modern, yang mana nantinya pasar pasar tradisional serasa sudah tertinggalkan oleh
masyarakat itu sendiri. Memang Perkembangan ini membawa implikasi pada perubahan
kebijakan ekonomi tapi dalam perubahan kebijakan itu pelaku ekonomi haruslah sudah
mempunyai kemampuan untuk mengikuti globalisasi perekonomian saat ini. Dan dibawah ini