Anda di halaman 1dari 18

Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Uji Tekan adalah suatu alat uji mekanik yang berguna untuk mengukur dan
mengetahui kekuatan benda terhadap gaya tekan. Uji tekan ini memiliki
kinerja yang bagus dan berkualitas untuk mengetahui kekuatan benda. (Jurnal
sipil statik november 2014)
Uji tekan ini memiliki alat canggih, berat dan bertenaga kuat serta kualitas
dan kinerja yang menjanjikan untuk penggunaan alat uji tekan tersebut. Sebesar
apapun benda yang akan diuji tekannya dengan alat uji tekan ini kita bisa
mengetahui kekuatan suatu benda tersebut.

Lazuardi Abdillah 2010017211001


Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

1.2 Tujuan Praktikum

1. Fenomena yang terjadi pada uji tekan


2. Pengaruh tekan dengan tingkat bervariasi terhadap kekerasan alumunium

Lazuardi Abdillah 2010017211001


Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Dasar
Kuat tekan adalah karakteristik mekanik utama dari beton yang dapat
diketahui melalui penelitian uji tekan di laboratorium terhadap benda uji. Baik
dalam silinder dalam bentuk standar ataupun silinder dalam bentuk kubus.
(Ruddy Tenda, November 2014)
Faktor penyebab keruntuhan yang tidak kalah pentingnya adalah quality
control terhadap pelaksanaan pekerjaan. Salah satu aspek yang paling penting
adalah dalam menentukan kekuatan beton. Kekuatan menjadi tinjauan yang
penting karena dalam setiap desain dan perencanaan membutuhkan data
kekuatan dari material. (Ruddy Tenda, November 2014)
Sebab itu pengujian di laboratorium diperlukan agar dapat menentukan
seberapa besar kekuatan yang mampu dipikul benda uji tersebut. Pembebanan
dapat disesuaikan dengan berbagai kondisi, jenis beban, maupun kecepatan
beban. Selain itu skala benda uji di laboratorium juga memperbaharui hasil
pengujian. (Ruddy Tenda, November 2014)
Beton adalah bahan bangunan yang terdiri dari campuran agregat kasar,
agregat halus, semen, air dan bahan tambahan lainnya. Bahan-bahan dasar
pembentuk beton tersedia dan mudah diperoleh.
Keuntungan pemakaian beton sebagai bahan bangunan antara lain:
• Bahan ini dapat dibentuk sesuai dengan keinginan perencana di lokasi
pekerjaan.
• Bahan-bahan pembentuk relatif tersedia dan pembuatan beton dapat
dilakukan oleh para pekerja. (Ruddy Tenda, November 2014)
Kemudian Bazant menarik kesimpulan dan sebuah teori yaitu size-effect
law yang menghubungkan LEFM ( mekanika keruntuhan elastic linier ) dan
kriteria kekuatan seperti pada gambar berikut.

Lazuardi Abdillah 2010017211001


Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

Gambar 2.1 Hubungan antara kriteria kekuatan dan LEFM (sumber :


Bazzant,1984)
Sifat beton pada umumnya lebih baik jika kuat tekannya lebih tinggi, dengan
demikian untuk meninjau mutu beton biasanya secara umum hanya ditinjau kuat
tekanya saja (Tjokrodimuljo, 2001). Secara umum tidak ditentukan batasan nilai
kuat tekan untuk membedakan beton mutu tinggi dengan mutu normal.
(Tjokrodimuijo,2001)
Secara umum didapat bahwa semakin bertambahnya ukuran benda uji
menyebabkan turunnya nilai kuat tekan beton dan memunculkan variasi nilai
pengujian. Inilah yang dinamakan dengan size effect atau pengaruh ukuran, yang
menyatakan bahwa bertambahnya diameter benda uji mengakibatkan besarnya
kekuatan beton semakin berkurang. (Ruddy Tenda,dkk November 2014)
Beton terdiri dari beberapa fungsi dari bahan material yang terdiri dari air,
bahan semen, agregat halus, agregat kasar serta zat aditif. Agregat adalah
material yang di ambil dari alam yang mempunyai variasi dalam gradasi dan
mutu kekuatan, karena agregat adalah material dalam beton, maka agregat yang
dipakai harus sesuai dengan persyaratan yang sudah ada dalam suatu peraturan
pembuatan komposisi campuran beton. Untuk mendapatkan beton rencana yang
diinginkan, material yang biasa dipakai adalah agregat kasar atau kerikil dan
agregat halus atau pasir, agregat tersebut fungsinya sebagai bahan pengisi dan
semen yang fungsinya sebagai pengikat.(Nurul Rochmah,dkk, Desember 2019)

Lazuardi Abdillah 2010017211001


Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

Gambar 2.2 Pengujian kuat tekan beton silinder


Beton merupakan salah satu bahan konstruksi bangunan yang sangat penting
dan paling dominan digunakan pada struktur bangunan. Salah satu komposisi
dalam campuran beton adalah semen. Dalam campuran beton, semen bereaksi
dengan air sehingga bisa merekatkan kerikil dan pasir. Tetapi beton ternyata
memiliki kelemahan terhadap gaya tarik. Salah satu upaya untuk meningkatkan
kuat tarik beton dilakukan dengan menambahkan serat, sehingga menjadi suatu
bahan komposit yaitu beton dan serat. (Nadia,April 2016)
Beton serat mempunyai keunggulan meningkatkan ketahanan beton
terhadap abrasi dan impact, Salah satu komposisi dalam campuran beton adalah
semen. Dalam campuran beton, semen bereaksi dengan air sehingga bisa
merekatkan kerikil dan pasir. meningkatkan kekuatan tekan, lentur, tarik Pohon
kelapa sudah sejak lama digunakan sebagai bahan konstruksi oleh masyarakat
berbagai daerah di Indonesia. (Nadia,April 2016)
Semen merupakan bahan campuran berfungsi sebagai bahan pengisi mineral
yang dapat mencegah. Salah satu komposisi dalam campuran beton adalah
semen. Dalam campuran beton, semen bereaksi dengan air sehingga bisa
merekatkan kerikil dan pasir. Perubahan-perubahan volume betondan
memperbaiki keawetan beton yang dihasilkan. Semen dibagi menjadi dua yaitu:
• Semen non Hidrolik tidak dapat mengeras didalam air.
• Semen Hidrolik, merupakan semen yang dapat meengeras didalam air.

Lazuardi Abdillah 2010017211001


Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

Gambar 2.3 Teknik Pengujian kuat tekan beton


Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi semen,
membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton.
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran beton atau mortar. (Bazzant,z 2019)
Batu Bata Merah adalah suatu unsur bangunan yang diperuntukkan
pembuatan konstruksi bangunan dan yang dibuat dari tanah dengan atau tanpa
campuranbahan-bahan lain, dibakar cukup tinggi, hingga tidak dapat hancur lagi
bila direndam dalam air. (Bazzant,z 2019)
Mutu beton sangat dipengaruhi oleh komposisi campuran dari material serta
kualitas dari masing-masing material pembentuk beton tersebut.Beton dengan
kadar air yang rendah akan menghasilkan mutu beton yang lebih tinggi namun
akan sulit dalam proses pengecorannya (low workability), sedangkan beton
dengan kadar air yang tinggi akan menghasilkan beton dengan mutu yang lebih
rendah, tetapi lebih mudah dalam proses pengecorannya. (Bazzant,z 2019)
Pada pengecoran seperti pada bendungan, penggunaan ukuran agregat yang
besar maka memerlukan benda uji dengan diameter lebih besar pula untuk
mempertahankan rasio diameter agregat untuk melakukan wet seiving untuk
memisahkan agregat berukuran besar. (Mulyono,T 2021)
Berdasarkan beberapa teori dan penelitian yang ada, secara umum didapat
bahwa semakin bertambahnya ukuran benda uji menyebabkan turunnya nilai
kuat tekan beton dan memunculkan variasi nilai hasil pengujian. Inilah yang
dinamakan dengan size effect atau pengaruh ukuran, yang menyatakan bahwa

Lazuardi Abdillah 2010017211001


Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

bertambahnya diameter benda uji mengakibatkan besarnya kekuatan beton


semakin berkurang.(Mulyono,T 2021)
Teori tersebut menyatakan bahwa kemungkinan terjadinya faktor penyebab
berkurangnya kekuatan beton seperti bleeding (naiknya air), segregasi
(pemisahan) dan terjadinya cacat pada agregat meningkat pada saat ukuran
benda uji bertambah, mengakibatkan peluang adanya bagian terlemah dari
spesimen meningkat. (Mulyono,T 2021)
Beton mutu tinggi sebagai material pembentuk elemen struktur sudah
merupakan sebuah teknik keharusan dan tidak dapat diindari terutama untuk
daerah-dareah yang memiliki tingkat resiko kegempaan tinggi seperti sulawesi
utara. (Ferguson,2018)
Salah satu keunggulan beton mutu tinggi dibandingkan dengan beton mutu
normal adalah dimensi elemen strukturnya menjadi lebih ramping. (Ferguson
,2018)
Pengujian di laboratorium haruslah sesuai dengan standar yang
mencerminkan kekuatan beton yang sebenarnya, misalnya pengujian kuat tarik,
pengujian modulus elastisitas dan pengujian kuat tekan. Hasil nilai kuat tekan
berdasarkan pengujian dengan benda uji kubus maupun silinder dapat dihitung
dan menghasilkan nilai yang berbeda. (Ruddy Tenda, November 2014)

Lazuardi Abdillah 2010017211001


Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Gambar Alat Uji

Gambar 3.1 Alat Uji Tekan


Keterangan :
1. Penekan
2. Tombol on/off
3. Plat penahan
4. Kepala silang bawah

Lazuardi Abdillah 2010017211001


Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

3.2 Alat Dan Bahan


A. Jangka sorong

Gambar 3.2 Jangka sorong

B. Spesimen

Gambar 3.3 Spesimen

Lazuardi Abdillah 2010017211001


Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

C. Mesin Uji

Gambar 3.4 Alat Uji

D. Stop Watch

Gambar 3.5 Stopwatch

Lazuardi Abdillah 2010017211001


Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

3.3 Parameter
V = H. r².t
ΔV = V₁-Vₐ

Lazuardi Abdillah 2010017211001


Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

3.4 Prosedur Percobaan


1. Spesimen disipakan, salah satu spesimen dibagi 3 sehingga dapat 4 spesimen.
2. Ukur panjang dan diameter spesimen
3. untuk h&d 3/2 diberi 20% dan 30%
4. Peralatan disiapkan skema alat
5. setelah uji tekan, spesimen dipotong untuk tiap tingkat deformasi dibagian
tengahnya, amplas pada spesimen yang akan diuji kekerasannya dan bagian
tersebut dihaluskan pada mesin poles.

Lazuardi Abdillah 2010017211001


Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Tabel Data

No. T₁(mm) T₂(mm) D₁(mm) D₂(mm) V Waktu


1 21,3mm 15mm 10 13 mm/ 6.30

Lazuardi Abdillah 2010017211001


Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

4.2 Analisa Data


V₀ = π. r². T
= 3,14 . 5,2 . 2,13
= 3,14 . 25 . 2,13
= 1672,05
V₁ = π. r². T
= 3,14 . 6,5² . 15
= 3,14 . 42,25 . 15
= 1989,9
ΔV = Vt-V₀
= 1,989,9 – 1,672,05
= 317,92

Lazuardi Abdillah 2010017211001


Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

4.4 Analisa Grafik


Dari grafik pengujian pada spesimen, dapat diamati bahwa ketika benda
uji/spesimen diberi penekanan akan mengalami perubahan bentuk dimensi
diakibatkan ukuran diameter yang lebih besar dari pada tinggi spesimen.
Fenomena ini dapat dikatakan fenomena barreling, dimana ketika gaya
pemakanan bertambah maka dimensi akan bertambah seiring gaya penekanan
yang diberikan.

Lazuardi Abdillah 2010017211001


Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

4.5 Spesimen setelah pengujian.

Gambar 4.1 Spesimen setelah pengujian

Lazuardi Abdillah 2010017211001


Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
• Pada spesimen yang telah diamati bahwa ketika benda uji diberikan
penekanan akan mengalami bentuk perubahan dimensi.
• Nilai kekuatan tekan yang akan melonjak pada awal proses penekanan
yang kemudian diikuti kenaikan nilai tekan dan regangan yang konstan,
hingga mencapai deformasi dan perubahan.

5.2 Saran
• Dalam praktikum setidaknya mengedepankan keselamatan alat dan diri
sendiri
• Ikutilah setiap arahan yang diberikan oleh setiap asisten yang ada

Lazuardi Abdillah 2010017211001


Laboratorium Material Teknik & Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Bung Hatta

DAFTAR PUSTAKA
Tjokrodimulyo,k.1996.Teknologi Beton. Nafiri : Yogyakarta.
Bazzant,z,.p.,(1984). Size effect in blunt Fracture: Jurnal of Engineering
Mechanis, 199, 1828-1844.
Dipohusodo,I 1994. Struktur beton bertulang, PT. Gramedia Pustaka Umum,
Jakarta.
Ferguson P,M., 1991. Dasar-Dasar beton Bertulang versi SI. Erlangga
Mulyono,T. (2007). Teknologi Beton Yogyakerta: Andi.

Lazuardi Abdillah 2010017211001

Anda mungkin juga menyukai