PERATURAN ORGANISASI
NO 2 TAHUN 2013
TENTANG
TATA CARA PENYELENGGARAAN PERMUSYAWARATAN ORGANISASI
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI TENTANG TATA CARA
PENYELENGGARAAN PERMUSYAWARATAN ORGANISASI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Organisasi ini yang dimaksud dengan:
(1) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama adalah organisasi profesional yang berfungsi
membantu melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama pada kelompok sarjana
dan kaum intelektual yang didirikan pada tanggl 19 November 1999.
(2) Peraturan Dasar Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama, yang selanjutnya disebut
PD ISNU, adalah peraturan yang mengatur tentang maksud, asas, prinsip
perjuangan, sifat dan fungsi berdirinya Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama, yang
disusun dan ditetapkan dalam Kongres I Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama di
Lamongan, tahun 2012.
(3) Peraturan Rumah Tangga Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama, yang selanjutnya
disebut PRT ISNU, adalah peraturan yang mengatur tentang sistem manajemen
keorganisasain Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama, yang disusun dan ditetapkan
Pengurus Pusat
Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama 53
BAB II
PERMUSYAWARATAN
DI LINGKUNGAN IKATAN SARJANA NAHDLATUL ULAMA
Pasal 2
(1) Permusyawaratan adalah suatu pertemuan yang dapat membuat keputusan
dan ketetapan organisasi yang diikuti oleh struktur organisasi di bawahnya.
(2) Permusyawaratan di lingkungan ISNU meliputi permusyawaratan tingkat
nasional dan permusyawaratan tingkat daerah
Pasal 3
Permusyawaratan tingkat nasional yang dimaksud pada pasal 2 terdiri dari:
(1) Kongres
(2) Kongres Luar Biasa
(3) Musyawarah Kerja Nasional
Pasal 4
Permusyawaratan tingkat daerah yang dimaksud pada pasal 2 terdiri dari:
(1) Konferensi Wilayah
(2) Musyawarah Kerja Wilayah
(3) Konferensi Cabang/Konferensi Cabang Istimewa.
(4) Musyawarah Kerja Cabang/Musyawarah Kerja Cabang Istimewa.
(5) Konferensi Perwakilan Cabang
(6) Musyawarah Kerja Perwakilan Cabang.
BAB III
PENYELENGGARAAN KONGRES
Pasal 5
(1) Pengurus Pusat menyusun dan mengesahkan Susunan Panitia Penyelenggara
Kongres selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum masa khidmat berakhir.
(2) Panitia Penyelenggara Kongres menyusun rancangan materi kongres untuk
didistribusikan kepada Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang ISNU
(3) Undangan dan Rancangan Materi Kongres sudah diterima oleh Pengurus
Wilayah dan Pengurus Cabang selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum
penyelenggaraan Kongres
Pengurus Pusat
54 Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama
Pasal 6
(1) Kongres dihadiri oleh:
a. Pengurus Pusat;
b. Pengurus Wilayah;
c. Pengurus Cabang/Pengurus Cabang Istimewa.
(2) Pengurus Pusat harus menunjukkan identitas yang sah guna menghadiri
Kongres
(3) Pengurus Wilayah dianggap sah sebagai peserta Kongres dengan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Menunjukkan copy Surat Keputusan PP ISNU tentang Penetapan
Kepengurusan yang masih berlaku.
b. Menyerahkan surat mandat asli dari Pengurus Wilayah
c. Menyerahkan daftar riwayat hidup peserta Kongres
(4) Pengurus Cabang dianggap sah sebagai peserta Kongres dengan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Menunjukkan copy Surat Keputusan Surat Keputusan PP ISNU tentang
Penetapan Kepengurusan
b. Menyerahkan surat mandat asli dari Pengurus Cabang
c. Menyerahkan daftar riwayat hidup peserta Kongres
(5) Pengurus Cabang Istimewa dianggap sah sebagai peserta Kongres dengan
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Menunjukkan copy Surat Keputusan Surat Keputusan PP ISNU tentang
Penetapan Kepengurusan
b. Menyerahkan surat mandat asli dari Pengurus Cabang Istimewa
c. Menyerahkan daftar riwayat hidup peserta Kongres
Pasal 7
(1) Peserta Kongres disahkan oleh Panitia Penyelenggara
(2) Dalam hal terjadi perselisihan pengesahan peserta, keputusan pengesahan
peserta diambil alih oleh panitia pengarah kongres dan/atau Pengurus Pusat
ISNU
Pasal 8
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Kongres diatur dalam Peraturan
Tata Tertib Kongres
BAB IV
PENYELENGGARAAN KONGRES LUAR BIASA
Pasal 9
(1) Pengurus Pusat menyusun dan mengesahkan Susunan Panitia Penyelenggara
Pengurus Pusat
Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama 55
Pasal 10
(1) Kongres Luar Biasa dihadiri oleh:
a. Pengurus Pusat;
b. Pengurus Wilayah;
c. Pengurus Cabang/Pengurus Cabang Istimewa.
(2) Pengurus Pusat harus menunjukkan identitas yang sah guna menghadiri
Kongres
(3) Pengurus Wilayah dianggap sah sebagai peserta Kongres Luar Biasa dengan
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Menunjukkan copy Surat Keputusan PP ISNU tentang Penetapan
Kepengurusan
b. Menyerahkan surat mandat asli dari Pengurus Wilayah
c. Menyerahkan daftar riwayat hidup peserta Kongres Luar Biasa
(4) Pengurus Cabang dianggap sah sebagai peserta Kongres Luar Biasa dengan
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Menunjukkan copy Surat Keputusan Surat Keputusan PP ISNU tentang
Penetapan Kepengurusan
b. Menyerahkan surat mandat asli dari Pengurus Cabang
c. Menyerahkan daftar riwayat hidup peserta Kongres Luar Biasa
(5) Pengurus Cabang Istimewa dianggap sah sebagai peserta Kongres Luar Biasa
dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Menunjukkan copy Surat Keputusan Surat Keputusan PP ISNU tentang
Penetapan Kepengurusan
b. Menyerahkan surat mandat asli dari Pengurus Cabang Istimewa
c. Menyerahkan daftar riwayat hidup peserta Kongres Luar Biasa
Pasal 11
(1) Peserta Kongres Luar Biasa disahkan oleh Panitia Penyelenggara
(2) Dalam hal terjadi perselisihan pengesahan peserta, keputusan pengesahan
peserta diambil alih oleh panitia pengarah Kongres Luar Biasa dan/atau
Pengurus Pusat ISNU
Pengurus Pusat
56 Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama
Pasal 12
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Kongres Luar Biasa diatur dalam
Peraturan Tata Tertib Kongres Luar Biasa
BAB V
PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH KERJA NASIONAL
Pasal 13
(1) Pengurus Pusat menyusun dan mengesahkan Susunan Panitia Penyelenggara
Musyawarah Kerja Nasional selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum
penyelenggaraan Musyawarah Kerja Nasional.
(2) Panitia Penyelenggara Musyawarah Kerja Nasional menyusun rancangan
materi Musyawarah Kerja Nasional untuk didistribusikan kepada peserta
Musyawarah Kerja Nasional
(3) Undangan dan Rancangan Materi Musyawarah Kerja Nasional sudah diterima
oleh Pengurus Wilayah selambat-lambatnya 15 (Lima belas) hari sebelum
penyelenggaraan Musyawarah Kerja Nasional
Pasal 14
(1) Musyawarah Kerja Nasional dihadiri oleh:
a. Pengurus Pusat;
b. Pengurus Wilayah;
(2) Pengurus Pusat harus menunjukkan identitas yang sah guna menghadiri
Musyawarah Kerja Nasional
(3) Pengurus Wilayah dianggap sah sebagai peserta Musyawarah Kerja Nasional
dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Menunjukkan copy Surat Keputusan PP ISNU tentang Penetapan
Kepengurusan
b. Menyerahkan surat mandat asli dari Pengurus Wilayah
c. Menyerahkan daftar riwayat hidup peserta Musyawarah Kerja Nasional
Pasal 15
(1) Peserta Musyawarah Kerja Nasional disahkan oleh Panitia Penyelenggara
(2) Dalam hal terjadi perselisihan pengesahan peserta, keputusan pengesahan
peserta diambil alih oleh panitia pengarah Musyawarah Kerja Nasional dan/
atau Pengurus Pusat ISNU
Pasal 16
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Musyawarah Kerja Nasional
diatur dalam Peraturan Tata Tertib Musyawarah Kerja Nasional
Pengurus Pusat
Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama 57
BAB VI
PENYELENGGARAAN KONFERENSI WILAYAH
Pasal 17
(1) Pengurus Wilayah menyusun dan mengesahkan Susunan Panitia
Penyelenggara Konferensi WIlayah selambat-lambatnya 4 (empat) bulan
sebelum penyelenggaraan Konferensi WIlayah.
(2) Pengurus Wilayah mengirimkan surat permohonan izin penyelenggaraan
Konferensi Wilayah kepada Pengurus Pusat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
sebelum penyelenggaraan Konferensi Wilayah
(3) Pengurus Pusat mengirimkan surat pengesahan izin penyelenggaraan
Konferensi Wilayah selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum
penyelenggaraan Konferensi Wilayah, kecuali terdapat pertimbangan lain
(4) Panitia Penyelenggara Konferensi WIlayah menyusun rancangan materi
Konferensi WIlayah untuk didistribusikan kepada peserta Konferensi Wilayah
(5) Undangan dan Rancangan Materi Konferensi Wilayah sudah diterima oleh
Pengurus Pusat dan Pengurus Cabang selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sebelum penyelenggaraan Konferensi Wilayah
Pasal 18
(1) Konferensi Wilayah dihadiri oleh:
a. Utusan Pengurus Pusat;
b. Pengurus Wilayah;
c. Pengurus Cabang
(2) Utusan Pengurus Pusat harus menunjukkan surat mandat dari Pengurus Pusat
dan identitas yang sah untuk menghadiri Konferensi Wilayah
(3) Pengurus Wilayah harus menunjukkan identitas yang sah guna menghadiri
Konferensi Wilayah
(4) Pengurus Cabang dianggap sah sebagai peserta Konferensi Wilayah dengan
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Menunjukkan copy Surat Keputusan PP ISNU tentang Penetapan
Kepengurusan
b. Menyerahkan surat mandat asli dari Pengurus Cabang
c. Menyerahkan daftar riwayat hidup peserta Konferensi Wilayah
Pasal 19
(1) Peserta Konferensi Wilayah disahkan oleh Panitia Penyelenggara
(2) Dalam hal terjadi perselisihan pengesahan peserta, keputusan pengesahan
peserta diambil alih oleh panitia pengarah Konferensi Wilayah dan/atau
Pengurus Wilayah ISNU
Pengurus Pusat
58 Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama
Pasal 20
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Konferensi Wilayah diatur dalam
Peraturan Tata Tertib Konferensi Wilayah
BAB VII
PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH KERJA WILAYAH
Pasal 21
(1) Pengurus Wilayah menyusun dan mengesahkan Susunan Panitia
Penyelenggara Musyawarah Kerja Wilayah selambat-lambatnya 2 (dua) bulan
sebelum penyelenggaraan Musyawarah Kerja Wilayah.
(2) Pengurus Wilayah mengirimkan surat pemberitahuan penyelenggaraan
Musyawarah Kerja Wilayah kepada Pengurus Pusat selambat-lambatnya 1
(satu) bulan sebelum penyelenggaraan Musyawarah Kerja Wilayah
(3) Panitia Penyelenggara Musyawarah Kerja Wilayah menyusun rancangan materi
Musyawarah Kerja Wilayah untuk didistribusikan kepada peserta Musyawarah
Kerja Wilayah
(4) Undangan dan Rancangan Materi Musyawarah Kerja Wilayah sudah diterima
oleh Pengurus Pusat dan Pengurus Cabang selambat-lambatnya 15 (lima
belas) hari sebelum penyelenggaraan Musyawarah Kerja Wilayah
Pasal 22
(1) Musyawarah Kerja Wilayah dihadiri oleh:
a. Utusan Pengurus Pusat;
b. Pengurus Wilayah;
c. Pengurus Cabang
(2) Utusan Pengurus Pusat harus menunjukkan surat mandat dari Pengurus Pusat
dan identitas yang sah untuk menghadiri Musyawarah Kerja Wilayah
(3) Pengurus Wilayah harus menunjukkan identitas yang sah guna menghadiri
Musyawarah Kerja Wilayah
(4) Pengurus Cabang dianggap sah sebagai peserta Musyawarah Kerja Wilayah
dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
c. Menunjukkan copy Surat Keputusan PP ISNU tentang Penetapan
Kepengurusan
d. Menyerahkan surat mandat asli dari Pengurus Cabang
e. Menyerahkan daftar riwayat hidup peserta Musyawarah Kerja Wilayah
Pasal 23
(1) Peserta Musyawarah Kerja Wilayah disahkan oleh Panitia Penyelenggara
(2) Dalamhalterjadiperselisihanpengesahanpeserta,keputusanpengesahanpesertadiambil
alih oleh panitia pengarah Musyawarah Kerja Wilayah dan/atau Pengurus Wilayah ISNU
Pengurus Pusat
Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama 59
Pasal 24
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Musyawarah Kerja Wilayah diatur
dalam Peraturan Tata Tertib Musyawarah Kerja Wilayah
BAB VIII
PENYELENGGARAAN
KONFERENSI CABANG/KONFERENSI CABANG ISTIMEWA
Pasal 25
(1) Pengurus Cabang/Pengurus Cabang Istimewa menyusun dan mengesahkan
Susunan Panitia Penyelenggara Konferensi Cabang/Konferensi Cabang
Istimewa selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sebelum penyelenggaraan
Konferensi Cabang/Konferensi Cabang Istimewa.
(2) Pengurus Cabang/Pengurus Cabang Istimewa mengirimkan surat permohonan
izin penyelenggaraan Konferensi Cabang/Konferensi Cabang Istimewa kepada
Pengurus Pusat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum penyelenggaraan
Konferensi Cabang/Konferensi Cabang Istimewa
(3) Pengurus Pusat mengirimkan surat pengesahan izin penyelenggaraan
Konferensi Cabang/Konferensi Cabang Istimewa selambat-lambatnya 2 (dua)
bulan sebelum penyelenggaraan Konferensi Cabang/Konferensi Cabang
Istimewa, kecuali terdapat pertimbangan lain
(4) Panitia Penyelenggara Konferensi Cabang/Konferensi Cabang Istimewa
menyusun rancangan materi Konferensi Cabang/Konferensi Cabang Istimewa
untuk didistribusikan kepada peserta Konferensi Cabang/Konferensi Cabang
Istimewa
(5) Undangan dan Rancangan Materi Konferensi Cabang/Konferensi Cabang
Istimewa sudah diterima oleh Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah dan Pengurus
Wakil Cabang selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum penyelenggaraan
Konferensi Wilayah
Pasal 26
(1) Konferensi Cabang/Konferensi Cabang Istimewa dihadiri oleh:
a. Utusan Pengurus Pusat;
b. Utusan Pengurus Wilayah;
c. Pengurus Cabang/Pengurus Cabang Istimewa
d. Pengurus Wakil Cabang
(2) Utusan Pengurus Pusat harus menunjukkan surat mandat dari Pengurus Pusat
dan identitas yang sah untuk menghadiri Konferensi Cabang/Konferensi
Cabang Istimewa
(3) Utusan Pengurus Wilayah harus menunjukkan surat mandat dari Pengurus
Wialayah dan identitas yang sah untuk menghadiri Konferensi Cabang/
Pengurus Pusat
60 Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama
Pasal 27
(1) Peserta Konferensi Cabang/Konferensi Cabang Istimewa disahkan oleh
Panitia Penyelenggara
(2) Dalam hal terjadi perselisihan pengesahan peserta, keputusan pengesahan
peserta diambil alih oleh panitia pengarah Konferensi Cabang/Konferensi
Cabang Istimewa dan/atau Pengurus Cabang/Pengurus Cabang Istimewa
ISNU
Pasal 28
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Konferensi Cabang/Konferensi
Cabang Istimewa diatur dalam Peraturan Tata Tertib Konferensi Cabang/Konferensi
Cabang Istimewa
BAB IX
PENYELENGGARAAN
MUSYAWARAH KERJA CABANG/MUSYAWARAH KERJA CABANG ISTIMEWA
Pasal 29
(1) Pengurus Cabang/Pengurus Cabang Istimewa menyusun dan mengesahkan
Susunan Panitia Penyelenggara Musyawarah Kerja Cabang/Musyawarah Kerja
Cabang Istimewa selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum
penyelenggaraan Musyawarah Kerja Cabang/Musyawarah Kerja Cabang
Istimewa.
(2) Pengurus Cabang/Pengurus Cabang Istimewa mengirimkan surat
pemberitahuan penyelenggaraan Musyawarah Kerja Cabang/Musyawarah
Kerja Cabang Istimewa kepada Pengurus Pusat selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan sebelum penyelenggaraan Musyawarah Kerja Cabang/Musyawarah
Kerja Cabang Istimewa
(3) Panitia Penyelenggara Musyawarah Kerja Cabang/Musyawarah Kerja Cabang
Istimewa Wilayah menyusun rancangan materi Musyawarah Kerja Cabang/
Pengurus Pusat
Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama 61
Pasal 30
(1) Musyawarah Kerja Cabang/Musyawarah Kerja Cabang Istimewa dihadiri oleh:
a. Utusan Pengurus Wilayah;
b. Pengurus Wakil Cabang
(2) Utusan Pengurus Wilayah harus menunjukkan surat mandat dari Pengurus
Wilayah dan identitas yang sah untuk menghadiri Musyawarah Kerja Cabang/
Musyawarah Kerja Cabang Istimewa
(3) Pengurus Cabang harus menunjukkan identitas yang sah guna menghadiri
Musyawarah Kerja Cabang/Musyawarah Kerja Cabang Istimewa
(4) Pengurus Wakil Cabang dianggap sah sebagai peserta Musyawarah Kerja
Cabang/Musyawarah Kerja Cabang Istimewa dengan memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Menunjukkan copy Surat Keputusan PW ISNU tentang Penetapan
Kepengurusan
b. Menyerahkan surat mandat asli dari Pengurus Wakil Cabang
c. Menyerahkan daftar riwayat hidup peserta Musyawarah Kerja Cabang/
Musyawarah Kerja Cabang Istimewa
Pasal 31
(1) Peserta Musyawarah Kerja Cabang/Musyawarah Kerja Cabang Istimewa
disahkan oleh Panitia Penyelenggara
(2) Dalam hal terjadi perselisihan pengesahan peserta, keputusan pengesahan
peserta diambil alih oleh panitia pengarah Musyawarah Kerja Cabang/
Musyawarah Kerja Cabang Istimewa dan/atau Pengurus Cabang/Pengurus
Cabang Istimewa ISNU
Pasal 32
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Musyawarah Kerja Cabang/
Musyawarah Kerja Cabang Istimewa diatur dalam Peraturan Tata Tertib Musyawarah
Kerja Cabang/Musyawarah Kerja Cabang Istimewa
Pengurus Pusat
62 Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama
BAB X
PENYELENGGARAAN KONFERENSI WAKIL CABANG
Pasal 33
(1) Pengurus Wakil Cabang menyusun dan mengesahkan Susunan Panitia
Penyelenggara Konferensi Wakil Cabang selambat-lambatnya 2 (dua) bulan
sebelum penyelenggaraan Konferensi Wakil Cabang.
(2) Pengurus Wakil Cabang mengirimkan surat permohonan izin penyelenggaraan
Konferensi Wakil Cabang kepada Pengurus Wilayah selambat-lambatnya 45
(empat puluh lima) hari sebelum penyelenggaraan Konferensi Wakil Cabang
(3) Pengurus Wilayah mengirimkan surat pengesahan izin penyelenggaraan
Konferensi Wakil Cabang selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum
penyelenggaraan Konferensi Wakil Cabang, kecuali terdapat pertimbangan
lain
(4) Panitia Penyelenggara Konferensi Wakil Cabang menyusun rancangan materi
Konferensi Wakil Cabang untuk didistribusikan kepada peserta Konferensi
Wakil Cabang
(5) Undangan dan Rancangan Materi Konferensi Wakil Cabang sudah diterima
oleh Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang selambat-lambatnya 15 (lima
belas) hari sebelum penyelenggaraan Konferensi Wakil Cabang
Pasal 34
(1) Konferensi Wakil Cabang dihadiri oleh:
a. Utusan Pengurus Wilayah;
b. Utusan Pengurus Cabang
c. Pengurus Wakil Cabang
d. Anggota ISNU
(2) Utusan Pengurus Wilayah harus menunjukkan surat mandat dari Pengurus
Wialayah dan identitas yang sah untuk menghadiri Konferensi Wakil Cabang
(3) Utusan Pengurus Cabang harus menunjukkan identitas yang sah untuk
menghadiri Konferensi Wakil Cabang
(4) Pengurus Wakil Cabang dianggap sah sebagai peserta Konferensi Wakil
Cabang dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Menunjukkan copy Surat Keputusan PW ISNU tentang Penetapan
Kepengurusan
b. Menyerahkan daftar riwayat hidup peserta Konferensi Cabang/
Konferensi Cabang Istimewa
(5) Anggota ISNU dianggap sah sebagai peserta Konferensi Wakil Cabang dengan
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Menunjukkan Kartu Tanda Anggota ISNU
b. Menyerahkan daftar riwayat hidup peserta Konferensi Cabang/
Konferensi Cabang Istimewa
Pengurus Pusat
Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama 63
Pasal 35
(1) Peserta Konferensi Wakil Cabang disahkan oleh Panitia Penyelenggara
(2) Dalam hal terjadi perselisihan pengesahan peserta, keputusan pengesahan
peserta diambil alih oleh panitia pengarah Konferensi Wakil Cabang dan/atau
Pengurus Wakil Cabang ISNU
Pasal 36
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Konferensi Wakil Cabang diatur
dalam Peraturan Tata Tertib Konferensi Wakil Cabang
BAB XI
PENYELENGGARAAN
MUSYAWARAH KERJA WAKIL CABANG
Pasal 37
(1) Pengurus Wakil Cabang menyusun dan mengesahkan Susunan Panitia
Penyelenggara Musyawarah Kerja Wakil Cabang selambat-lambatnya 45
(empat puluh lima) hari sebelum penyelenggaraan Musyawarah Kerja Wakil
Cabang.
(2) Pengurus Wakil Cabang mengirimkan surat pemberitahuan penyelenggaraan
Musyawarah Kerja Wakil Cabang.kepada Pengurus Pusat selambat-lambatnya
1 (satu) bulan sebelum penyelenggaraan Musyawarah Kerja Wakil Cabang.
(3) Panitia Penyelenggara Musyawarah Kerja Wakil Cabang menyusun rancangan
materi Musyawarah Kerja Wakil Cabang untuk didistribusikan kepada peserta
Musyawarah Kerja Wakil Cabang
(4) Undangan dan Rancangan Materi Musyawarah Kerja Wakil Cabang sudah
diterima oleh Pengurus Wilayah, Pengurus Wakil Cabang, dan Anggota ISNU
selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum penyelenggaraan
Musyawarah Kerja Wakil Cabang
Pasal 38
(1) Musyawarah Kerja Wakil Cabang dihadiri oleh:
a. Utusan Pengurus Cabang;
b. Pengurus Wakil Cabang
c. Anggota ISNU
(2) Utusan Pengurus Cabang harus menunjukkan surat mandat dari Pengurus
Cabang dan identitas yang sah untuk menghadiri Musyawarah Kerja Wakil
Cabang
(3) Pengurus Wakil Cabang harus menunjukkan identitas yang sah guna
menghadiri Musyawarah Kerja Wakil Cabang
Pengurus Pusat
64 Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama
(4) Anggota ISNU dianggap sah sebagai peserta Musyawarah Kerja Wakil Cabang
dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Menunjukkan Kartu Tanda Anggota ISNU
b. Menyerahkan daftar riwayat hidup peserta Musyawarah Kerja Wakil
Cabang
Pasal 39
(1) Peserta Musyawarah Kerja Wakil Cabang disahkan oleh Panitia Penyelenggara
(2) Dalam hal terjadi perselisihan pengesahan peserta, keputusan pengesahan
peserta diambil alih oleh panitia pengarah Musyawarah Kerja Wakil Cabang
dan/atau Pengurus Wakil Cabang ISNU
Pasal 40
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Musyawarah Kerja Wakil Cabang
diatur dalam Peraturan Tata Tertib Musyawarah Kerja Wakil Cabang
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 41
Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan organisasi ini akan diatur kemudian
oleh Pengurus Pusat ISNU
Pasal 42
Peraturan Organisasi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Depok
Pada tanggal : 14 September 2013
Pengurus Pusat
Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama 65
Pengurus Pusat
66 Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama