P
E
R
I
K
L
A
N
A
N
YATNO
KARYADI,
M.Sn.
PRODI
TELEVISI
DAN
FILM
FSRD-ISI
PADANGPANJANG
PENGANTAR
PERIKLANAN
PENDAHULUAN
1
1.
PENGERTIAN
IKLAN
Otto
Klepper
(1986),
seorang
ahli
periklanan
Amerika,
merunut
asal
muasal
istilah
advertising.
Dalam
bukunya
Advertising
Procedur,
dituliskan
bahwa
istilah
advertising
berasal
dari
bahasa
latin
ad-‐vere
yang
berarti
mengoperkan
gagasan
kepada
pihak
lain.
Pengertian
ini
seperti
pengertian
komunikasi
dalam
ilmu
komunikasi.
Salah
satu
pengertian
komunikasi
adalah
mengoper
pesan
kepada
pihak
lain,
baik
lisan
atau
melalui
media.
Istilah
iklan
sering
dinamakan
dengan
istilah
yang
berbeda-‐beda.
Di
Amerika
sebagaimana
di
Inggris
disebut
dengan
advertising.
Dalam
bahasa
Perancis
iklan
disebut
reclamare
yang
berarti
meneriakkan
secara
berulang.
Bangsa
Belanda
menyebutnya
dengan
advertentie.
Bangsa
latin
menyebut
advertere
yang
berarti
lari
menuju
ke
depan.
Sedangkan
bangsa
Arab
menyebut
dengan
i’lan.
Dalam
ilmu
bahasa,
banyak
kata
yang
merupakan
serapan
dari
bahasa
asing.
Sepertinya
istilah
dalam
bahasa
Arab
ini
merupakan
pengertian
terdekat
untuk
iklan.
Secara
fonologi
kata
i’lan
dalam
bahasa
Arab
kemudian
diucapkan
sebagai
iklan.
Beberapa
pandangan
tentang
iklan
dikemukakan
oleh
Dun
dan
Barban
(1978)
yang
menuliskan
bahwa
iklan
merupakan
komunikasi
non
personal
yang
disampaikan
lewat
media
dengan
membayar
ruang
yang
dipakai
untuk
menyampaikan
pesan
yang
bersifat
membujuk
(persuatif)
kepada
konsumen,
oleh
perusahaan,
lembaga,
maupun
pribadi
yang
memiliki
kepentingan.
Klepper
(1986)
mengungkapkan,
iklan
berasal
dari
bahasa
Latin,
advere
yang
berarti
mengoperkan
pikiran
dan
gagasan
kepada
pihak
lain.
Wright
(1978)
sebagaimana
dikutib
Alo
Liliweri
(1992)
juga
menuliskan
bahwa
iklan
juga
merupakan
penyampaian
pesan
sebagaimana
kegiatan
komuniksasi.
Iklan
merupakan
proses
komunikasi
yang
mempunyai
kekuatan
sangat
penting
sebagai
alat
pemasaran
yang
membantu
menjual
barang,
memberikan
layanan,
serta
gagasan
atau
ide-‐ide
melalui
saluran
tertentu
dalam
bentuk
informasi
yang
persuatif.
Koniq
sebagaimana
ditulis
Kellner
(1990),
mengartikan
iklan
sebagai
informasi
yang
up
to
date
kepada
konsumen
mengenai
komoditi
dan
dorongan
kebutuhan
tertentu
dengan
tujuan
untuk
menjaga
tingkat
produksi.
2
Kotler
(1991),
mengartikan
iklan
sebagai
bentuk
penyajian
non
personal,
promosi
ide-‐ide,
promosi
barang/jasa
yang
dilakukan
oleh
sponsor
tertentu
yang
dibayar.
Komunikator
melakukannya
dengan
membayar
kepada
pemilik
media.
The
American
Marketing
Association
(AMA)
menyebutkan
bahwa
iklan
merupakan
bentuk
pembayaran
terhadap
proses
penyampaian
dan
pengenalan
ide-‐ide,
gagasan,
dan
layanan
yang
besifat
non
personal
atas
tanggungan
sponsor
tertentu
(Liliweri,
1989).
Masyarakat
Periklanan
Indonesia
(MPI)
mengartikan
iklan
sebagai
segala
bentuk
pesan
tentang
produk
atau
jasa
yang
disampaikan
melalui
media
dan
ditujukan
kepada
sebagian
atau
semua
masyarakat
.
Sementara
istilah
periklanan
diartikan
sebagai
keseluruhan
proses
yang
meliputi
prersiapan,
perencanaan,
pelaksanaan
dan
pengawasan
penyampaian
iklan
(Riyanto,
2001).
Prinsip
dasar
Periklanan
1. Adanya
pesan
tertentu.
2. Dilakukan
oleh
komunikator.
sponsor
3. Dilakukan
dengan
cara
non
personal.
4. Disampaikan
untuk
khalayak
tertentu.
5. Pesan
disampaikan
dengan
cara
membayar.
6. Penyampaian
pesan
mengharapkan
dampak
tertentu.
Tanpa
pesan
iklan
tak
akan
terwujud.
Bila
di
media
cetak,
ia
hanya
ruang
kosong
tanpa
tulisan
gambar
atau
bentuk
apapun;
bila
di
media
radio,
tidak
terdengar
suara
apapun;
bila
di
televisi,
tidak
terlihat
gambar
dan
terdengar
suara
apa
pun,
maka
ia
tidak
dapat
disebut
sebagai
iklan.
Pesan
yang
disampaikan
dapat
berupa
pesan
verbal
dan
pesan
non
verbal.
Pesan
verbal
adalah
pesan
yang
disampaikan
baik
secara
lisan
maupun
berupa
tulisan.
Dalam
pesan
verbal
ia
merupakan
rangkaian
kata-‐kata
yang
tersusun
atas
vokal
dan
konsonan
yang
membentuk
suatu
makna.
Pesan
verbal
lisan
dapat
disampaikan
melalui
media
audio
atau
audio-‐visual,
sementara
pesan
verbal
tulisan
dapat
disampaikan
melalui
media
cetak
dan
audio-‐visual.
3
Semua
pesan
yang
bukan
pesan
verbal
adalah
pesan
non
verbal.
Sepanjang
ia
mengandung
arti,
ia
dapat
disebut
sebuah
pesan
komunikasi.
Orang
awam
menyebutnya
dengan
bahasa
non
verbal.
Pesan
non
verbal
dapat
berupa
pesan
non
verbal
auditif
dan
pesan
non
verbal
non
visual.
Pesan
non
verbal
visual
khususnya
adalah
yang
diterima
melalui
indera
mata.
Tanpa
kemampuan
melihat,
pesan
ini
tidak
dapat
tersampaikan
dengan
baik.
Pesan
non
verbal
visual
terdiri
dari:
(1).
Kinestik.
Pesan
non
verbal
visual
kinestis
berupa
gerakan
gerakan
tubuh/badan.
Dapat
pula
berupa
gerakan
dari
sebagian
atau
seluruh
tubuh.
Dapat
pula
oleh
benda-‐benda
yang
digerakkan
oleh
pelaku
komunikasi.
Contoh:
lambaian
tangan,
gelengan/anggukan,
kedipan,
cibiran
dan
lain-‐lain.
(2).
Proksemik.
Pesan
non
verbal
visual
proksemik
berbentuk
jarak
fisik
yang
dilakukankomunikator
dan
komunikan.
Dalam
psikologi
komunikasi,
jarak
komunikator
dan
komunikan
bukan
jarak
yang
tanpa
makna,
melainkan
bermakna
tertentu,
yaitu
jarak
sosial,
jarak
personal
dan
jarak
intim.
Yang
disebut
dengan
jarak
sosial
kurang
lebih
minimal
sejauh
satu
setengah
meter.
Jarak
personal
kira-‐kira
sepanjang
jangkauan
ujung
tangan,
sedang
jarak
intim
adalah
jarak
dalam
rengkuhan.
Pesan
non
verbal
proksemik
ini
tidak
berlaku
pada
situasi
khusus
seperti
dalam
kondisi
berdesakan
saat
menonton
konser,
pasar
malam,
stadion,
dalam
antrian,
di
pasar,
pertokoan
dan
sebagainya.
(3).
Auditif.
Pesan
non
verbal
auditif
hanya
dapat
diterima
melalui
indera
pendengaran.
Tanpa
kemampuan
mendengar
yang
baik,
pesan
non
verbal
auditif
tidak
dapat
diterima.
Bentuk
pesan
non
verbal
auditif
adalah
paralinguistik.
Bentuknya
berupa
penekanan
kata-‐kata
sehingga
dapat
memiliki
makna
yang
berbeda.
Misalnya
pada
kata
pergi:
Pergi.
(menginformasikan);
Pergi?
(bertanya);
Pergi!
(mengusir);
Pergi?!
(menyelidik).
Pesan
non
verbal
non
visual.
Pesan
ini
dapat
diterima
indera
perasa
(kulit
atau
pengecap)
dan
indera
penciuman
(hidung).
Misalnya:
usapan,
rabaan,
pukulan.
Sedang
penciuman
(olkfasi)
berhubungan
dengan
memaknai
bau-‐bauan
tertentu.
4
Dilakukan
oleh
komunikator.
Pesan
dalam
iklan
ada
karena
dibuat
oleh
komunikator.
Bila
tidak
ada
komunikator
maka
tidak
akan
ada
pesan
iklan.
Sehingga,
ciri
iklan
adalah
adanya
pesan
yang
dibuat
dan
disampaikan
oleh
komunikator
(sponsor)
secara
jelas.
Komunikator
dalam
iklan
adalah
perorangan
kelompok
masyarakat,
lembaga,
organisasi
atau
bahkan
negara.
(2).
Media
lini
bawah
(bellow
the
line);
berupa
poster,
leaflet,
spanduk,
baliho,
balon
udara,
direct
mail,
point
of
purchase
(pop),
sisi
luar/dalam
kemasan
produk,
halte
bis,
bus
panel,
flyers,
dan
sebagainya.
Ciri-‐ciri
media
lini
bawah:
5
Disampaikan
untuk
khalayak
tertentu.
6
2.
SEJARAH
IKLAN
Sebagai
sebuah
pesan
yang
disampaikan
oleh
komunikator,
secara
prinsip,
sebenarnya
iklan
telah
dilakukan
sejak
5000
tahun
Sebelum
Masehi.
1. Perjalanan Awal
Barangkali
tidak
kita
sadari,
bahwa
ternyata
iklan
sebenarnya
merupakan
praktek
penyampaian
pesan
yang
sudah
lama
dilakukan
manusia.
Diyakini
beriklan
telah
dilakukan
manusia
sejak
5000
tahun
Sebelum
Masehi.
Pada
jaman
Neolitikum,
orang
diperkirakan
telah
melakukan
kegiatan
beriklan.
Mengapa?
Iklan
pada
prinsipnya
adalah
upaya
penyampaian
pesan
dari
komunikator
kepada
komunikan.
Karena
merupakan
bentuk
penyampaian
pesan
dari
komunikator
pada
komunikan,
maka
aktivitas
tersebut,
sama
dengan
kegiatan
komunikasi.
Jadi
secara
prinsip
aktivitas
iklan
adalah
aktivitas
komunikasi.
Menurut
Jack
Angel
(1980),
bentuk
iklan
paling
awal
adalah
disampaikan
melalui
komunikasi
lisan.
Penyampaian
pesan
dari
komunikator
pada
komunikan
dalam
bentuk
personal
dilakukan
secara
tatap
muka
melalui
mulut
ke
mulut
(word
of
mouth).
Praktek
ini
oleh
para
ahli
sejarah
periklanan
disebut
sebagai
bentuk
mentransfer
pesan.
Bentuk
kegiatan
iklan
ini
terjadi
pada
jaman
peradaban
Batu
Muda,
kira-‐kira
5000
tahun
Sebelum
Masehi.
Saat
itu
manusia
saling
menukar
barang
yang
mereka
miliki
dengan
saling
berkomunikasi
melalui
komunikasi
lisan.
Bahasa
yang
disampaikan
masih
sangat
sederhana
dan
cenderung
tidak
tersruktur
dengan
baik
dan
efektif.
Bahkan,
karena
belum
banyak
terjadi
kesepakatan
dalam
melambangkan
sebuah
konsep
dan
ide
dalam
sebentuk
kata-‐kata,
pesan
ahirnya
banyak
disampaikan
dengan
bantuan
bentuk
komunikasi
non
verbal
visual
melalui
gerak
tubuh
(gestural).
Pesan
yang
disampikan
sangat
sederhana.
Visualisasi
pesan
menjadi
ikut
berperan
dan
sangat
dibutuhkan.
Artinya,
masyarakat
lebih
mudah
menyampaikan
pesan
bilamana
benda
yang
dipercakapkan
ada
di
depan
mata.
Sebaliknya,
bilamana
obyek
yang
diperbincangkan
tidak
terlihat
secara
bersama,
maka
kesulitan
komunikasi
akan
terjadi.
Dengan
demikian,
iklan
yang
mereka
lakukan
umumnya
membutuhkan
kehadiran
barang.
Pada
masa
Yunani
kuno,
praktik
periklanan
lisan
masih
banyak
dilakukan
oleh
para
penjaja
barang
(salesman)
yang
berteriak-‐teriak
keliling
kota.
Praktek
7
periklanan
semacam
ini
mendapat
tempat
karena
kebanyakan
masyarakat,
sekalipun
kelas
atas,
banyak
yang
tidak
mampu
baca
tulis.
Mereka
akan
lebih
mengerti
simbol-‐simbol
visual
bukan
tertulis
dan
komunikasi
verbal.
Di
kota
Athena
misalnya,
para
penjaja
tersebut
menawarkan
produk
kosmetik
Aesclyptos
yang
sangat
terkenal.
Dalam
menawarkan
kosmetiknya,
para
penjual
menkomunikasikannya
melalui
nyanyian
semacam
puisi.
Bentuk
nyanyian
itu
mereka
gunakan
untuk
memikat
calon
konsumen.
Salah
satu
contoh
dari
syair
puisi
yang
disampaikan
adalah
seperti
contoh
di
bawah
ini
(Dunn
and
Barban,
1978);
“For
eyes
that
are
shining,
for
cheeks
like
the
dawn,
For
beauty
that
last
after
girl
hood
is
gone,
For
prices
at
reason,
the
woman
who
knows,
will
buy
her
cosmetic
of
Aesclyptos.”
Bila
syair
ini
diterjemahkan
secara
bebas
artinya
kurang
lebih:
“Demi
mata
yang
bersinar,
demi
pipi
bagaikan
fajar,
Demi
kecantikan
yang
‘kan
sirna
sesudah
masa
remaja
purna,
Demi
harga
sebagai
alasannya,
kaum
wanita
yang
mengerti,
akan
mebeli
kosmetik
Aesclyptos.”
Ketika
manusia
mulai
mengenal
tulisan,
praktek
beriklan
sebagaimana
era
sekarang
mulai
dilakukan.
Pada
zaman
ini,
bentuk
iklan
bergerak
maju
menggunakan
sarana
media
tulis.
Saat
itu
media
iklan
yang
paling
banyak
digunakan
adalah
media
yang
disediakan
oleh
alam
seperti
batu,
tanah
liat,
daun
papyrus
atau
kulit
binatang.
Sekalipus
telah
mengenal
tulisan,
namun
kegiatan
yang
disampaikan
melalui
komunikasi
lisan
tidak
serta
merta
berhenti.
Penyampaian
pesan
iklan
melalui
komunikasi
lisan
terus
dilakukan.
Ketika
papyrus
digunakan
sebagai
kertas
tulis,
media
ini
juga
dipakai
untuk
menulis
pesan-‐pesan
iklan.
Dari
penggalian
reruntuhan
kota
Herculaneum
dan
kota
tua
Pompey
dekat
Roma,
ditemukan
adanya
iklan
“lost
and
found”
(cari
dan
temukan)
yang
ditulis
di
atas
papyrus.
Iklan-‐iklan
yang
ditempel
di
dinding–dinding
kota
tersebut
berisikan
informasi
budak-‐budak
yang
melarikan
diri.
Selain
itu,
iklan
ini
juga
memuat
pesan
tentang
pertarungan
para
gladiator.
Papyrus
tersebut
ditulis
dengan
menggunakan
pena
yang
terbuat
dari
alang-‐alang.
Di
kota
Pompey
iklan-‐
iklan
juga
dibuat
oleh
para
politisi
dalam
bentuk
grafitti
sebagai
propaganda
guna
8
menarik
masyarakat
agar
memilih
dirinya
pada
saat
pemilihan
umum.
Iklan
yang
sama
juga
banyak
dijumpai
di
Yunani.
Pada
jaman
Romawi
kuno,
iklan
juga
digunakan
dalam
bentuk
stempel
batu.
Stempel
tersebut
banyak
digunakan
oleh
para
dukun
untuk
menjajakan
ramuan
obat-‐obatan
yang
mereka
buat.
Setempel
seperti
ini
juga
sering
di-‐capkan
pada
punggung
budak
belian
(Ratna
Novianti,
2002).
Dari
sisa-‐sisa
peninggalan
sejarah,
stempel
batu
tersebut
hingga
kini
ada
yang
masih
terlihat
dan
ditemukan
di
Inggris,
yang
tertera
sebagai
cap
milik
T.
Vindiaius
Arioverstus.
Stempel
tersebut
berisi
pesan
yang
berbunyi
“Obat
paling
mujarab
dan
tidak
terkalahkan.”
Obat
yang
dijajakan
tersebut
dijual
dengan
merk
Chloron,
budak
belian
hijau
(Phil
Astrid
Susanto,
1989).
Sementara
itu,
praktek
penyampaian
pesan
melalui
tulisan
juga
terjadi
di
beberapa
peradaban,
misalnya
Mesir,
Yunani
dan
Romawi.
Di
Mesir
penyampaian
pesan
dilakukan
antara
lain
menggunakan
pahatan
batu
yang
ditatahkan
pada
dinding-‐
dinding
piramid.
Masyarakat
mengetahui
berbagai
informasi
tentang
raja
dan
kekuasaannya
juga
melalui
dinding-‐dinding
piramid
tersebut.
Gambaran
tersebut
menyimpulkan
penyebaran
pesan
telah
dikenal
baik
pada
masyarakat
masa
itu.
9
Pesan
iklan
juga
ditemukan
dalam
bentuk
petunjuk
yang
digunakan
untuk
memberi
identitas
toko.
Pada
era
Julius
Caesar
di
awal
abad
pertengahan,
iklan
semacam
ini
banyak
digunakan
oleh
pemilik-‐pemilik
toko.
Tanda
yang
digunakan
sebagai
identitas
toko
tersebut
menggunakan
simbol-‐simbol
sederhana
yang
memungkinkan
khalayak
segera
mengenali
toko
tersebut.
Menurut
beberapa
literatur,
praktek
periklanan
di
jaman
Romawi
dinilai
lebih
maju
dibanding
yang
dilakukan
bangsa
Mesopotamia,
Babylonia
dan
Mesir.
Selain
karena
pesan
ditulis
pada
dinding
kota
yang
banyak
dilalui
oleh
masyarakat,
mereka
juga
memperhatikan
aspek
kecepatan
dan
aktualitas
pesan.
Informasi
baru
segera
ditulis
untuk
menggantikan
informasi
lama,
sehingga
mutu
informasi
menjadi
sangat
baik.
Bentuk
keistimewaan
lain
yang
dilakukan
oleh
bangsa
Romawi
yaitu
bahwa
dalam
menyampaikan
pesan,
mereka
mulai
mengarahkan
pesan
dan
produk
pada
segmen
pasar
yang
jelas
karena
segmentasi
itu
telah
direncanakan
sebelumnya.
Konsumen
mulai
dipersuasi
untuk
dimunculkan
motivasinya
segera
mendapatkan
barang
yang
ditawarkan.
Penyampaian
pesan
yang
terjadi
pada
jaman
Mezopotamia
sebagaimana
dilakukan
oleh
sales
promotion
yang
pada
intinya
mengantar
barang
secara
langsung
kepada
konsumen
mulai
ditinggalkan.
Sebaliknya,
melalui
sisitem
periklanan,
konsumen
dihantarkan
pada
barang-‐barang
setelah
dipersuasi
dengan
informasi
mengenai
barang
tersebut.
Bila
dikaji
lebih
lanjut,
iklan
sebagai
sebuah
prinsip
penyampaian
pesan,
juga
dilakukan
oleh
nenek
moyang
kita
sejak
lama,
yaitu
di
masa
kerajaan–kerajaan
kuno.
Bentuk
iklan
tersebut
dapat
dijumpai
khususnya
pada
berbagai
prasasti
yang
dibuat
oleh
para
raja.
Sebagaimana
diketahui,
umumnya
prasasti
adalah
upaya
dokumentasi
yang
dilakukan
oleh
kerajaan
tentang
berbagai
hal.
Tidak
jarang
dokumentasi
tersebut
merupakan
pesan
yang
sengaja
dirancang
sedemikian
rupa
untuk
membangun
citra
kebesaran
raja.
Artinya,
isi
pesan
belum
tentu
sesuai
dengan
kenyataan,
melainkan
sudah
dilakukan
rekayasa
semata-‐mata
untuk
menggambarkan
citra
baik.
10
Perkembangan
periklanan
sepertinya
semakin
mendapat
daya
dorong,
ketika
Johannes
Gutenberg
dari
Mainz
Jerman,
menemukan
mesin
cetak
hand
press
pertama
pada
tahun
1455.
Dalam
sejarahnya,
awal
penemuan
Gutenberg
tidak
terlalu
diperhatikan
orang,
sampai
akhirnya
digunakan
oleh
para
misionaris
gereja
dan
para
penulis
lepas.
Masyarakat
luas
tidak
ada
yang
menggunakan
cetak
cara
Gutenberg
untuk
menyampaikan
pesan
periklanan.
Media
periklanan
yang
utama
tetap
dilakukan
melalui
tanda
toko
dan
komunikasi
dari
mulut
ke
mulut,
kemudian
menjadi
populer
dan
tersebar
luas
di
Eropa
Barat.
Yang
dianggap
sebagai
iklan
pertama
dalam
sejarah
yang
dicetak
di
atas
media
kertas
adalah
iklan
yang
menawarkan
buku-‐buku
doa
agama
Kristen,
pada
tahun
1472
di
Inggris.
Iklan
tersebut
dicetak
dalam
bentuk
poster.
Tokoh
yang
berperan
dalam
pencetakan
pesan-‐pesan
yang
berkait
dengan
agama
Kristen
tersebut
adalah
seorang
pendeta
bernama
William
Caxton.
Selain
membuat
iklan
buku-‐buku
agama,
Caxton
juga
mencetak
aturan-‐aturan
gereja
yang
ditempel
di
pintu-‐pintu
gereja.
Perkembangan
iklan
setelah
era
Gutenberg
ternyata
cukup
dipengaruhi
oleh
surat
kabar.
Dalam
waktu
yang
relatif
cepat,
iklan
dan
surat
kabar
bergabung
dan
saling
bersinergi.
Tahun
1622,
di
Inggris
muncul
suratkabar
pertama.
Suratkabar
yang
dinamai
The
Weekly
News
tersebut
terbit
secara
teratur
seminggu
sekali.
The
Weekly
News
didirikan
oleh
Nicholas
Bourne
dan
Thomas
Archer.
Tiga
tahun
kemudian,
Weekly
News
mulai
terbit
secara
harian.
Pada
tahun
1650
The
Weekly
News
mulai
menyertakan
iklan.
Awalnya,
iklan
yang
di
pasang
bersifat
terselubung,
karena
masih
belum
dikenal
cara-‐cara
yang
yang
lebih
profesional
dalam
penanganannya.
Barang-‐barang
yang
ditawarkan
umumnya
barang
kebutuhan
pribadi
dan
keluarga
semacam
makanan
ringan,
obat-‐obatan,
dan
perumahan.
Banyaknya
iklan
obat-‐obatan
karena
di
Inggris
saat
itu
tengah
berjangkit
banyak
penyakit
yang
menyebabkan
puluhan
ribu
orang
meninggal
dunia.
Perkembangan
iklan
makin
meningkat
ketika
masa
revolusi
industri
terjadi.
Iklan
cetak
berkembang
lebih
cepat
di
Inggris
ketika
Richard
Steele
menerbitkan
suratkabar
bertajuk
Tatler
pada
tahun
1709.
Tahun
1711
Richard
Steele
bersama
Joseph
Addison
menerbitkan
suratkabar
Spectators.
Spektator
didominasi
oleh
iklan-‐
iklan
produk
minuman
seperti
teh,
kopi
dan
coklat;
iklan
real
estate,
buku,
mainan
anak,
obat-‐obatan,
iklan
personal:
pernikahan,
kematian,
mutasi
pekerjaan;
serta
iklan
lowongan
pekerjaan.
Kedua
adalah
adanya
adanya
kecepatan
pembangunan
11
infra
struktur
seperti
jaringan
kereta
api,
jalan
raya
dan
lalu
lintas
perairan
sehingga
semakin
mempermudah
distribusi
produk
industri
dan
penyebaran
media
periklanan.
Pada
akhir
abad-‐19,
bisnis
Amerika
mengalami
kemajuan.
Hal
ini
mendorong
para
pebisnis
melakukan
inovasi-‐inovasi
baru,
di
antaranya
membuat
pasar
swalayan.
Sebenarnya
konsep
department
store
bukan
asli
Amerika,
namun
awalnya
muncul
di
Perancis.
Pasar
swalayan
adalah
tempat
belanja
berbagai
barang
apa
saja,
namun
disediakan
di
bawah
satu
atap
tanpa
harus
keluar
masuk
berbagai
toko,
dimana
seluruh
keluarga
dapat
menikmati.
Atas
munculnya
bentuk
pasar
swalayan
ini,
kebutuhan
akan
iklan
toko
secara
besar-‐besaran
juga
muncul
menggunakan
surat
kabar,
majalah
dan
direct
mail,
misalnya
Montgomery
Ward
di
kota
Chicago.
12
Menuju
Era
Modern
Pada
awal
abad-‐19
perkembangan
periklanan
makin
cepat.
Terlebih
ketika
industri
mulai
memasuki
pasar
global.
Periklanan
akhirnya
menjadi
bisnis
tersendiri
yang
menghasilkan
keuntungan
jutaan
dollar.
Ia
juga
menjadi
salah
satu
bidang
pekerjaan
yang
cukup
menjanjikan.
Pekerja
iklan,
tidak
saja
membutuhkan
kemampuan
orang
untuk
menyusun
kata-‐kata,
namun
juga
memerlukan
banyak
orang
dengan
beragam
keahlian
dan
penguasaan
bidang
ilmu.
Dunia
periklanan
modern
juga
tidak
hanya
terjadi
di
Amerika
dan
Eropa.
Perkembangan
juga
terjadi
di
perbagai
belahan
dunia
di
negara
lain.
Kemajuan
dunia
iklan
juga
banyak
dipengaruhi
oleh
kemampuan
teknik
cetak,
khususnya
cetak
warna.
Dalam
penyusunan
pesan
iklan,
pada
tahun
1930-‐an,
teknik
penggunaan
unsur
salesmanship
mulai
digunakan.
Dalam
teknik
tersebut,
iklan
menjadi
lebih
memiliki
daya
jual.
Iklan
tidak
lagi
berkesan
kaku,
namun
seperti
seorang
salesman
yang
menghadapi
calon
konsumen.
Selain
itu,
sejalan
dengan
perkembangan
dunia
media
film,
iklan
juga
melibatkan
bintang
film
terkenal
sehingga
membangun
citra
di
tengah
masyarakat
bahwa
para
bintang
itu
juga
menggunakan
produk
sebagaimana
diiklankan.
Rupanya,
teknik
identifikasi
dalam
dunia
periklanan
mulai
diterapkan.
Perkembangan
bisnis
di
dunia
periklanan
yang
sangat
pesat
tersebut
bahkan
telah
mampu
memberikan
sumbangan
pajak
yang
besar
bagi
Amerika.
Sebelum
Perang
Sipil,
periklanan
tumbuh
dengan
pesat.
Keadaan
tersebut
memunculkan
pelaku-‐
pelaku
bisnis
iklan
yang
pada
akhirnya
menjadai
agen
periklanan.
Beberapa
yang
sangat
sukses
misalnya
George
Rowell
dan
Francis
Wayland
Ayer.
Tercatat
dalam
sejarah,
George
Rowell
merupakan
orang
yang
sangat
berhasil
dalam
dunia
iklan
Amerika
saat
itu.
Ia
mampu
menjadi
agen
iklan
yang
mengendalikan
lebih
dari
100
suratkabar.
Sementara
Francis
Wayland
Ayer,
agen
iklan
besar
lainnya,
terkenal
karena
mempelopori
untuk
mengadakan
riset
terlebih
dulu
sebelum
membuat
sebuah
iklan.
Masa
kejayaan
agen
iklan
perorangan
mulai
redup
ketika
The
American
Newspaper
Publisher
Association
memutuskan
untuk
mengakhiri
praktek
agen
iklan
perorangan.
Keputusan
itu
dilakukan
karena
pada
akhirnya,
agen
iklan
perorangan
mulai
memperlihatkan
praktek–praktek
yang
mendominasi
pemilik
media
tidak
menyenangkan
dan
tidak
etis,
sehingga
merugikan
pemasang
iklan
suratkabar.
13
Asosiasi
suratkabar
kemudian
memutuskan
untuk
membayar
dengan
sistem
komisi
atas
iklan
yang
dimuat.
Perkembangan
iklan
sempat
terpukul
akibat
Perang
Dunia
II.
Ketika
itu,
resesi
ekonomi
melanda
dunia,
sehingga
membuat
banyak
pengusaha
bangkrut
dan
gulung
tikar.
Ribuan
pabrik
tutup.
Akibatnya,
bisnis
pemasangan
iklan
merosot
tajam.
Tidak
pelak
keadaan
itu
membuat
banyak
biro
iklan
menutup
usahanya.
Kepercayaan
terhadap
iklan
media
cetak
mulai
berkurang.
Ketika
era
radio
tengah
menikmati
kejayaan,
pada
tahun
1930-‐an
lahir
media
baru:
televisi.
Televisi
yang
muncul
pada
tahun
1941
merupakan
media
ekspansi
yang
paling
besar.
Setelah
Perang
Dunia
II,
iklan
bermedia
televisi
berkembang
dengan
cepat
dan
terus
memantapkan
diri
sebagai
media
periklanan
terbesar.
Karena
sifatnya
yang
mampu
menghadirkan
suara
sekaligus
gambar
gerak,
media
ini
banyak
diminati
pengiklan.
Pada
tahun
1948
iklan
televisi
pertama
dipelopori
oleh
J.
Walter
Thompson
mulai
ditayangkan.
Juga
dalam
bentuk
iklan
terselubung.
Baru
pada
akhirnya
iklan
televisi
bersifat
terbuka.
Pengaruh
iklan
televisi
makin
meningkat
dibanding
media
cetak
ketika
pada
tahun
1955
mulai
dikenalkan
televisi
warna.
14
Pada
akhir
tahun
1940-‐an
dan
awal
1950-‐an,
konsumen
berusaha
menaikkan
status
sosialnya
melalui
konsumsi
barang-‐barang
modern.
Pada
tahun-‐tahun
inilah
iklan
mengalami
masa
keemasan.
Pada
era
ini,
kreatif
iklan
berfokus
pada
penonjolan
keistimewaan
produk
yang
secara
implisit
menunjukkan
pada
penerimaan
sosial,
gaya,
kemewahan
dan
kesuksesan.
Akhir
tahun
1980-‐an,
iklan
masuk
dalam
era
post-‐industrial.
Era
ini
dimulai
ketika
masyarakat
menyadari
akan
lingkungan
hidup
dan
munculnya
ketakutan
akan
ketergantungan
dengan
sumber
daya
alam.
Ketika
itu
terjadi
kekurangan
energi
yang
akut.
Pada
saat
itu
iklan
justru
digunakan
untuk
mendorong
masyarakat
agar
mengurangi
konsumsi.
Ketika
pasokan
energi
listrik
mengalami
penurunan,
melalui
iklan
masyarakat
didorong
agar
mengurangi
pemakaian
listrik,
memakai
ulang
alat-‐
alat
listrik
yang
masih
bisa
digunakan.
Produk-‐produk
yang
mengklaim
diri
sebagai
“ramah
lingkungan”
mulai
diiklankan.
Perusahaan-‐perusahaan
gencar
mengkampanyekan
diri
sebagai
perusahaan
yang
sadar
lingkungan.
Pada
tahun-‐
tahun
ini,
perusahaan
yang
dipandang
mempunyai
kesadaran
terhadap
lingkungan,
dinilai
sebagai
perusahaan
yang
lebih
baik
sehingga
pada
gilirannya
lebih
diterima
dan
disukai
oleh
masyarakat,
karena
pada
tahun-‐tahun
ini,
dalam
dunia
pemasaran
cenderung
mendorong
masyarakat
untuk
mengurangi
konsumsi.
Maka
dalam
dekade
ini
muncul
istilah
demarketing.
15
yang
akan
membeli
produk
yang
diproduksinya.
Dengan
kata
lain,
iklan
djadikan
sebagai
sarana
untuk
pengkondisian
khalayak
sasaran
iklan
agar
siap
menerima
produk
yang
dihasilkan.
Iklan
akhirnya
banyak
menyampaikan
kekurangan-‐
kekurangan
baru
dalam
diri
konsumen.
Berbagai
kekurangan
itu,
direkayasa
sedemikian
rupa
nantinya
dipenuhi
oleh
pabrikan.
Dengan
kata
lain
pabrikan
melalui
produk
yang
dihasilkannya,
dikonstuksikan
sebagai
jawaban
atau
solusi
atas
kekurangan
yang
dimunculkan
tersebut.
Akhirnya,
iklan
menjadi
alat
yang
dipergunakan
untuk
merekayasa
khalayak
agar
melakukan
perubahan
dalam
dirinya.
Iklan
menggeser
sikap
dan
perilaku
tradisional
seperti
hemat
dan
sederhana
ke
arah
sikap
hidup
yang
hedonis,
yang
mengutamakan
belanja
dan
konsumerisme.
Iklan
mendorong
tumbuhnya
permintaan
di
tengah
masyarakat.
Selain
itu,
iklan
juga
mendorong
khalayak
untuk
mengubah
banyak
hal,
seperti
kebiasaan
dalam
mengkonsumsi
produk,
pola
belanja,
rumah
tangga
maupun
nilai-‐nilai
lainnya.
Iklan
memberikan
justifikasi
kepada
konsumen
agar
tidak
sayang
membelanjakan
banyak
uang.
Belanja
bukan
lagi
sesuatu
yang
perlu
dibatasi,
namun
perlu
didorong
dan
diekspresikan
semaksimal
mungkin.
16
3.
JENIS-‐JENIS
IKLAN
Menurut
Bittner
(1986),
ada
2
jenis
iklan
yaitu
iklan
standar
dan
iklan
layanan
masyarakat.
Iklan
standar
adalah
iklan
yang
ditata
secara
khusus
untuk
keperluan
memperkenalkan
barang,
jasa
serta
pelayanan
untuk
konsumen
melalui
media
periklanan.
Tujuan
iklan
standar
adalah
merangsang
motif
dan
minat
para
pembeli
dan
pemakai.
Dengan
kata
lain
iklan
standar
memiliki
tujuan
untuk
mendapatkan
keuntungan-‐keuntungan
ekonomi.
Umumnya,
iklan
standar
ditangani
oleh
perusahaan
periklanan
profesional.
Pesan
dalam
iklan
standar
disusun
secara
mantab
baik
dalam
kata-‐kata,
kalimat,
pemilihan
gambar,
warna,
tempat
pemasangan
atau
media
agar
mampu
menjangkau
khalayak
sasaran
tertentu,
sampai
menyebarkan
pada
waktu
yang
sesuai.
Seluruhnya
ditangani
oleh
orang-‐orang
profesional.
Iklan
standar
terikat
kode
etik
tertentu,
yang
penegakannya
dilakukan
oleh
orang-‐orang
yang
bekerja
dalam
iklan
itu
sendiri.
Dalam
sebutan
lain,
tampaknya
istilah
iklan
standar
sebagaimana
disebut
Bitter,
dapat
disebut
dengan
iklan
komersil.
Kategori
ke-‐2
menurut
Bitter
adalah
iklan
layanan
masyarakat,
yaitu
iklan
yang
bersifat
non
profit.
Disebut
iklan
non
profit
dalam
hal
ini
bukan
diartikan
tidak
mencari
keuntungan
apapun,
sebab
iklan
layanan
masyarakat
juga
berupaya
mencari
keuntungan,
namun
keuntungan
yang
dituju
bersifat
keuntungan
sosial,
bukan
keuntungan
komersial
secara
langsung.
Keuntungan
yang
diharapkan
dari
iklan
layanan
masyarakat
adalah
berusaha
mendapatkan
atau
membentuk
citra
baik
di
tengah
masyarakat.
Jadi,
esensi
yang
membedakan
iklan
standar
dan
iklan
layanan
masyarakat
adalah
terletak
pada
tujuan
keuntungan
yang
diraih
dan
diharapkan.
Bila
iklan
standar
bertujuan
mencari
keuntungan
ekonomi,
maka
iklan
layanan
masyarakat
bertujuan
mendapat
citra
baik
di
masyarakat.
Bila
ditelusur,
sebenarnya
tujuan
mendapatkan
citra
baik
tersebut
juga
tidak
lepas
dari
konteks
pencarian
keuntungan
ekonomi.
Sebab,
dengan
citra
baik
yang
diperoleh
sebuah
perusahaan,
maka
diharapakan
khalayak
memberi
preferensi
khusus
secara
lebih
tinggi
dibanding
perusahaan
lain
yang
tidak
memiliki
citra
baik.
Dengan
preferensi
tersebut,
maka
dimungkinkan
konsumen
lebih
memilih
produk-‐produk
yang
dihasilkan
oleh
perusahaan
yang
bercitra
baik.
Dewasa
ini
target
akhir
yang
ingin
dibentuk
dari
iklan
layanan
masyarakat
dilakukan
oleh
pemilik
produk.
Itulah
sebabnya,
banyak
perusahaan
komersial
yang
mengalokasikan
dana
bagi
pembuatan
iklan
layanan
masyarakat.
Bila
iklan
layanan
masyarakat
dilakukan
oleh
instansi
publik
semacam
departemen
serta
lembaga
sosial,
maka
keuntungan
yang
diharapakan
juga
sama,
yaitu
mendapatkan
citra
baik.
Dengan
citra
baik
maka
keberadaan
institusi
akan
diterima
oleh
masyarakat.
Hal
17
tersebut
pada
gilirannya
memungkinkan
program
yang
dilakukan
lembaga
disambut
dan
didukung
oleh
masyarakat.
Maka,
keberhasilan
kegiatan
program
lebih
mudah
diraih.
Umumnya,
iklan
layanan
masyarakat
dari
departemen
atau
lembaga
bertujuan
memberi
informasi,
penerangan
serta
pendidikan
pada
masyarakat
dalam
mengajak
masyarakat
berpartisipasi
dan
bersikap
positif
terhadap
pesan
yang
disampaikan.
Alo
Liliweri
(1992),
membuat
pembagian
iklan
dalam
dua
kelompok
besar,
yaitu
secara
umum
dan
khusus.
Iklan
umum
meliputi
iklan
tanggungjawab
sosial,
iklan
bantahan,
iklan
pembelaan,
iklan
perbaikan
dan
iklan
keluarga.
Sedangkan
iklan
secara
khusus
dibagi
dalam
kategori,
yaitu
berdasarkan
sasaran
psikogafis;
berdasar
khalayak
geografis;
berdasar
penggunaan
media;
dan
berdasar
fungsi
atau
tujuan
iklan.
Berikut
keterangan
selengkapnya:
18
Iklan
ini
memiliki
ciri
khas,
yaitu
menempatkan
komunikator,
bisa
perorangan
atau
lembaga,
sebagai
pihak
yang
teraniaya
dan
dirugikan
pihak
lain.
Tujuan
yang
ingin
dicapai
iklan
bantahan
antara
lain;
mengeliminasi
atau
meniadakan
isu
yang
tidak
benar
dan
tidak
menguntungkan,
sekaligus
meluruskan
atau
membelokkan
isu
tersebut
pada
porsi
yang
benar
sesuai
yang
dimaksud
perusahaan;
mendapatkan
perhatian
piblik
terhadap
isu
yang
yang
dihadapi
perusahaan;
membangun
simpati
terhadap
perusahaan;
serta
membangun
opini
publik
bahwa
perusahaan
berada
pada
posisi
yang
benar.
Iklan
bantahan
bisa
juga
berkait
dengan
masalah
hukum,
baik
pidana
maupun
perdata.
Oleh
karena
itu,
iklan
ini
biasanya
dilakukan
oleh
pihak-‐pihak
yang
sedang
bersengketa
atau
berperkara
atau
berperkara
di
pengadilan.
Oleh
karena
itu,
iklan
bantahan
sering
dibuat
sebagai
reaksi
atas
isu,
berita
atau
iklan
yang
telah
disampaikan
oleh
pihak
lain
sebelumnya.
Apabila
bantahan
dilakukan
oleh
seorang
atau
perusahaan
yang
disampaikan
dalam
iklan
bantahan
berkait
dan
menyinggung
pihak
lain
yang
jelas
keberadaannya,
biasanya
menimbulkan
permasalahan
hukum
lebih
lanjut.
Sebab,
pihak
yang
disinggung
tersebut
apabila
tidak
menerima
pesan
iklan
tersebut,
akan
ganti
menuntut
perusahaan
sebagai
perbuatan
tidak
menyenangkan,
berupa
pencemaran
nama
baik.
Bila
demikian
halnya,
maka
hal
tersebut
akan
memasukkan
pengiklan
pada
sebuah
konflik
terbuka
berupa
perang
iklan.
Tentu
saja
hal
ini
akan
berdampak
buruk
bagi
penanganan
isu
selanjutnya.
3. Iklan
pembelaan
Hampir
sama
dengan
iklan
bantahan;
bila
iklan
bantahan
si
pengiklan
berada
pada
posisi
membantah,
maka
pada
iklan
pembelaan,
komunikator
justru
berada
dalam
posisi
membela
komunikator.
Pokok
materi
yang
diajukan
untuk
membela
keberadaan
dapat
berupa
suatu
barang,
jasa,
ide,
gagasan
tertentu
dari
pengajuan
atau
klaim
pihak
lain.
Iklan
ini
merupakan
lawan
dari
iklan
bantahan.
Tujuan
yang
dikehendaki
dari
iklan
ini
adalah
memperoleh
simpati
dari
khalayak
bahwa
perusahaan
berada
dalam
posisi
yang
benar.
Iklan
ini
sering
dilakukan
oleh
pengacara
atau
biro
hukum
yang
membela
klien.
Iklan
jenis
ini
dicontohkan
pada
iklan-‐iklan
tentang
hak
paten.
4. Iklan
Perbaikan
Iklan
perbaikan
yaitu
iklan
untuk
memperbaiki
pesan-‐pesan
tentang
suatu
hal
yang
terlanjur
salah
dan
disebarluaskan
melalui
media.
Dalam
istilah
lain,
iklan
19
ini
dapat
disebut
pula
sebagai
iklan
ralat
atau
iklan
pembetulan.
Iklan
ini
biasa
dilakukan
oleh
media
untuk
meralat
kesalahan,
atau
dilakukan
oleh
panitia
/organisasi
penyelenggara
kegiatan
yang
terlanjur
mengumumkan
berbagai
hal
tentang
acara
tersebut,
namun
dirubah
dengan
informasi
lain
sebagai
perbaikan.
Iklan
ini
bertujuan
meralat
informasi
yang
salah,
sehingga
publik
tetap
mendapatkan
informasi
yang
benar.
Sisi
negatif
iklan
perbaikan
adalah
dengan
menyampaikan
iklan
perbaikan,
terkesan
bahwa
pengiklan
tidak
cermat
dalam
perencanaan
sesuatu.
Bisa-‐bisa,
kredibilitas
pengiklan
turun.
Oleh
kareana
itu,
dalam
iklan
ini
biasanya
disertai
dengan
permintaan
maaf,
supaya
publik
maklum.
Selain
itu,
khalayak
yang
tidak
memberikan
perhatian
terhadap
hal
yang
diiklankan,
akan
menjadi
tergugah
perhatiannya
pada
masalah
yang
diiklankan.
Kemungkinan
khalayak
justru
akan
berupaya
mencari
tahu
informasi
awal
yang
salah.
Agar
publik
tidak
bertanya-‐tanya
dengan
informasi
awal
yang
salah,
biasanya
iklan
perbaikan
disertai
pula
dengan
bagian
salah
yang
disampaikan
sebelumnya.
Sepanjang
tidak
berkepentingan
dengannya,
mungkin
tidak
terlalu
peduli
pada
pesan
awal
maupun
perbaikannya.
5. Iklan
Keluarga
Iklan
keluarga
adalah
iklan
dimana
isi
pesannya
merupakan
sebuah
pemberitahuan
dari
pengiklan
tentang
terjadinya
suatu
peristiwa
kekeluargaan
kepada
keluarga
lainnya.
Termasuk
dalam
iklan
ini
misalnya
iklan
tentang
kematian,
pernikahan,
perceraian,
pemutusan
hubungan,
wisuda,
kelahiran
bayi,
dan
sebagainya.
Iklan
keluarga
biasanya
lebih
banyak
berbentuk
iklan
kolom
dan
display,
dan
umumnya
tidak
banyak
berisi
ilustrasi
gambar,
namun
hanya
mengandalkan
pada
pesan
tertulis.
Kalaupun
menggunakan
ilustrasi
kebanyakan
berupa
foto
dan
tampil
dalam
warna
hitam-‐putih.
Iklan
keluarga
banyak
dilakuakan
masyarakat
untuk
menyatakan
sikap
tertentu
kepada
publik.
Iklan
dukacita
untuk
menyatakan
perasaan
duka
yang
mendalam
dari
keluarga
atas
kematian
anggota
keluarga;
iklan
pernikahan
digunakan
untuk
menyatakan
bahwa
keluarga
sangat
gembira
atas
pernikahan
salah
satu
anggota
keluarganya.
20
B. PEMBAGIAN
IKLAN
SECARA
KHUSUS
Alo
Liliweri
dalam
pembagian
iklan
secara
khusus
mendasarkan
pada
pembagian
sebagaimana
ditulis
Bovee
(1986).
Iklan
dibagi
dalam
beberapa
kategori
yaitu
berdasar
sasaran
psikografis,
khalayak
geografis,
penggunaan
media
dan
fungsi
serta
tujuan
iklan.
Iklan
yang
didasarkan
pada
khalayak
geografis
dibagi
dalam;
iklan
internasional,
nasional,
regional,
dan
iklan
lokal.
Pembagian
wilayah
ini
cenderung
mengikuti
wilayah
administratif.
Iklan
internasional
yaitu
iklan
yang
bertujuan
menjangkau
khalayak
dalam
wilayah
negara-‐negara.
Apabila
hanya
dalam
satu
negara
saja,
maka
akan
disebut
dengan
iklan
nasional.
Sementara
iklan
disebut
dengan
iklan
regional
bila
sasaran
berada
dalam
wilayah
regional.
Sedang
jenis
iklan
lokal
yaitu
iklan
yang
menjangkau
wilayah
desa
atau
kota
tertentu
saja.
Iklan
dibagi
dalam
kategori
penggunaan
media.
Dalam
kategori
ini
dibagi
dalam
jenis
iklan
media
cetak
dan
iklan
media
elektronik.
Pembagian
iklan
berdasarkan
fungsi
dan
tujuan
iklan,
terdiri
dari
iklan
produk
dan
iklan
non
produk;
iklan
komersial
dan
non
komersial;
iklan
berdampak
langsung
dan
tidak
langsung.
Iklan
produk
adalah
iklan
yang
berisi
pesan
tentang
barang,
sementara
iklan
bukan
produk
berisi
informasi
dan
pesan
tentang
jasa.
Iklan
komersial
adalah
iklan
yang
bertujuan
mengharap
keuntungan,
sementara
iklan
non
komersial
adalah
iklan
yang
tidak
mengharap
keuntungan
finansial
melainkan
keuntungan
sosial.
Iklan
berdampak
langsung
adalah
iklan
yang
menghendaki
efek
segera.
Sebaliknya
iklan
yang
bukan
langsung
adalah
iklan
yang
memberikan
gambaran
tentang
suatu
informasi
yang
membentuk
sikap
khalayak
supaya
lebih
“familier”.
Pembagian
Bovee
tersebut
dianggap
kurang
jelas,
sebab
menggabungkan
kategori
yang
berbeda
untuk
disandingkan
dalam
satu
pembagian.
Disamping
tidak
jelas,
pembagian
tersebut
juga
kabur
dan
belum
merangkum
keseluruhan
jenis
iklan
yang
berkembang
di
masyarakat.
Berikut
adalah
uraian
tentang
pembagian
dan
penjelasan
pemetaan
jenis
iklan
seperti
dituliskan
Rendra
Widyatama
(2007)
dalam
Pengantar
Periklanan;
1. Berdasarkan
Media
Yang
Digunakan
Secara
umum
pembagian
menurut
praktisi
periklanan,
iklan
dikelompokkan
dalam
dua
kategori
besar,
yaitu
above
the
line
dan
bellow
the
line.
Iklan
media
21
above
the
line
adalah
media
yang
bersifat
massa.
Massa
yang
dimaksud
adalah
bahwa
khalayak
sasaran
berjumlah
besar,
antara
satu
sama
lain
tidak
saling
kenal
dan
menerpa
iklan
secara
serempak.
Beberapa
media
yang
termasuk
kategori
above
the
line
yaitu:
surat
kabar,
majalah,
televisi,
film,
radio
dan
media
interaktif
internet.
Sementara
itu,
iklan
bellow
the
line
adalah
iklan
yang
yang
menggunakan
media
khusus.
Media
khusus
yang
termasuk
bellow
the
line
diantaranya;
leaflet,
poster,
spanduk,
baliho,
bus
panel,
bus
stop,
point
of
purchase,
stiker,
shop
sign,
flayers,
hanging
display,
dan
sebagainya.
Dalam
perkembangannya,
media
iklan
bellow
the
line
cenderung
berkembang
lebih
variatif
dibanding
media
above
the
line.
Media
baru
yang
bersifat
massa
cenderung
tidak
mengalami
pertambahan.
Perubahan
terakhir
yang
terjadi
adalah
munculnya
media
interaktif
internet.
Internet
adalah
sebuah
sistem
jaringan,
dimana
jutaan
komputer
di
berbagai
belahan
dunia
dapat
dikoneksi
satu
dengan
yang
lainnya,
sehingga
tiap
pengguna
komputer
yang
terpisah
sangat
berjauhan
dapat
saling
berkomunikasi
antara
satu
dengan
yang
lain.
Sementara
itu,
untuk
media
yang
termasuk
kategori
bellow
the
line,
di
dunia
periklanan,
pengiklan
cenderung
melakukan
inovasi-‐inovasi
baru
untuk
mencari
media
alternatif
sebagai
tempat
penyampaian
pesan
iklan.
Bahkan
pada
kategori
media
bellow
the
line,
terjadi
perubahan
paradigma
yang
cukup
mendasar.
Para
pengiklan
tidak
lagi
memandang
tempat
di
mana
pesan
dipasang.
Mereka
tidak
lagi
merisaukan
dimana
merek
produk
dipasang,
yang
penting
adalah
dimana
posisi
merek
mereka
berada
dalam
benak
khalayak.
Iklan
lantai
(floor
advertism)
misalnya,
dahulu
para
pemilik
merek
cenderung
enggan
bahkan
menampik
pemasangan
merek
di
lantai
swalayan
maupun
mall.
Pemasangan
merek
di
lantai
dianggap
sebagai
penghinaan
dan
penurunan
harga
diri.
Sebab,
nama
merek
diinjak-‐injak
oleh
kaki
pembeli.
Awalnya
para
pemilik
merek
sangat
menentang
pemasangan
nama
merk
di
lantai.
Namun
kini
pandangan
tersebut
cenderung
berubah.
Mereka
berpendapat,
tujuan
pemasangan
iklan
adalah
untuk
menjadikan
mereknya
lekat
diingat
masyarakat.
Bahkan,
akan
lebih
baik
bila
merek
mereka
berhasil
menjadi
first
recalling
product,
yaitu
menjadi
merek
pertama
yang
disebut
begitu
kategori
produk
ditanyakan.
Dimanapun
nama
merek
dituliskan,
yang
penting
adalah
posisi
merek
tersebut
dalam
benak
khlayak.
Sekalipun
dipasang
di
rak-‐rak
yang
strategis
dan
dijangkau
pandangan
mata
pengunjung,
namun
bila
22
tidak
berhasil
membenamkan
nama
merek
dalam
benak
halayak,
maka
percuma
saja.
Konsumen
mungin
tidak
akan
memutuskan
produk
tersebut
untuk
akhirnya
dijadiakan
sebagai
pilihan.
Lebih
baik
dipasang
di
lantai
namun
berhasil
mempengaruhi
khalayak
membeli
produk
yang
diiklankan.
Yang
perlu
diusahakan
pengiklan
adalah
bagaimana
membuat
iklan
powerfull
dan
persuative
daripada
merisaukan
dimana
letak
iklan
dipasang.
Dengan
demikian,
iklan
media
bellow
the
line
pada
ahirnya
jauh
berkembang
variasinya.
Selain
kategori
umum
pembagian
media
juga
dapat
dibagi
secara
khusus
berdasar
jenis
media
yang
dipakai.
Tiap
media
memiliki
ciri
khas.
Berdasarkan
media
yang
digunakan
iklan
dapat
dibagi
dalam
beberapa
jenis
berikut:
a. Iklan
Cetak
Yaitu
iklan
yang
dibuat
dan
dipasang
dengan
menggunakan
teknik
cetak,
baik
dengan
teknologi
sederhana
maupun
dengan
teknologi
tinggi.
Berbagai
teknik
cetak
yang
ada
misalnya
letterpress,
photolithography,
photogravure,
sablon
inkjet
atau
laser.
Media
yang
digunakan
dalam
teknik
cetak
tersebut
sangat
beragam
mulai
dari
kertas,
plat
metal,
kulit,
plastik,
kaca,
kain,
dan
sebagainya.
Iklan
yang
dibuat
dengan
menggunakan
teknik
cetak
ini
pada
akhirnya
lebih
populer
disebut
dengan
nama
sesuai
dengan
bentuk
dari
format
media
cetak.
Beberapa
bentuk
iklan
cetak
yaitu
iklan
cetak
suratkabar,
iklan
cetak
majalah,
iklan
cetak
tabloit,
iklan
cetak
baliho,
iklan
cetak
poster,
iklan
cetak
leaflet,
iklan
cetak
spanduk,
iklan
cetak
flyers,
iklan
cetak
kemasan
produk,
iklan
cetak
stiker,
iklan
cetak
balon
udara,
iklan
cetak
bus
panel
dan
sebagainya.
Berdasarkan
luas
space
yang
dipakai,
khusus
untuk
media
cetak
suratkabar,
majalah
maupun
tabloid,
dalam
media
ini
dikenal
tiga
bentuk
iklan.
Ketiga
bentuk
iklan
tersebut
disusun
berdasarkan
space
luas
milimeter
yang
digunakan,
yaitu:
i. Iklan Baris
Iklan
baris
sering
pula
disebut
dengan
berbagai
istilah
yang
umumnya
disamakan
dengan
dengan
nama
kolom
atau
rubrik
yang
digunakan
oleh
media
yang
bersangkutan.
Beberapa
penamaan
iklan
ini
antara
lain
iklan
mini,
iklan
kecik
atau
iklan
larik.
Sekalipun
berbeda
nama,
iklan
baris
23
menampilkan
kesamaan
yaitu
menampilkan
pesan
iklan
yang
ditulis
per
baris,
dimana
pembayaran
dilakukan
secara
per
baris
pula.
Iklan
ini
dibuat
dimana
pesan
hanya
terdiri
dari
beberapa
baris
kata/kalimat.
Biasanya
iklan
baris
tidak
lebih
3-‐4
baris
dengan
luas
tidak
lebih
dari
satu
kolom.
Yang
diiklankan
dalam
iklan
baris
sangat
beragam
meliputi
barang,
misalnya
menawarkan
motor,
mobil,
rumah,
komputer,
HP;
iklan
jasa
yang
menawarkan
kursus,
bimbingan
tes,
les,
reparasi,
ucapan
syukur,
ucapan
selamat,
dan
sebagainya.
Iklan
baris
umumnya
dipasang
oleh
perorangan,
toko,
organisasi
dan
bisnis
sederhana.
Ini
dimaklumi,
karena
iklan
baris
tidak
membutuhkan
biaya
yang
besar
sebagaimana
iklan
kolom
atau
display.
Karena
sangat
beragam,
oleh
pengelola
media
iklan
baris
tersebut
dibuat
dalam
kategori-‐kategori
khusus.
Biasanya
kategori
yang
digunakan
berdasar
isi
pesan,
yaitu
kelompok
barang,
jasa
dan
pesan
yang
diiklankan,
juga
tempat
atau
kota
dimana
barang
tersebut
ditawarkan.
Media
yang
membagi
iklan
dalam
kategori
tempat/kota
biasanya
dilakukan
oleh
penerbitan
yang
berskala
luas,
paling
tidak
beredar
dalam
wilayah
seluas
propinsi.
Karena
keterbatasannya,
iklan
baris
tidak
menggunakan
ilustrasi.
Bahkan
pengiklan
menggunakan
berbagai
singkatan
yang
dipandang
masing
cukup
dimengerti
agar
pesan
yang
tertuang
dapat
menampung
seluruh
maksud
yang
dikehendaki.
Bahasa
yang
digunakan
dalam
iklan
baris
umumnya
singkat,
penuh
makna
dan
menggunakan
singkatan
khas
sesuai
produk
yang
diiklankan;
misalnya
BU
(butuh
uang),
cpt
(cepat),
mls
(mulus),
bd
klg
(bodi
kaleng),
pw
wnd
(power
window),
TP
(tanpa
perantara),
strtgs
(strategis),
grs
(garasi),
dlm
(dalam),
kom
(komputer),
an
(atas
nama),
bimbel
(bimbingan
belajar)
dan
sebagainya.
Selain
itu
iklan
baris
juga
menggunakan
kata
sehari-‐hari
yang
penuh
makna,
bombastis,
lucu
atau
aneh
seperti;
mesin
jos
(kondisi
mesin
motor/mobil
yang
diiklankan
sangat
baik),
bodi
kinclong
(kondisi
cat
kendaraan
yang
diiklankan
sangat
baik,
tidak
ada
goresan).
24
ii.
Iklan
Kolom
Ada
pula
iklan
yang
memiliki
space
terbatas,
namun
dikenakan
biaya
pemasangan
lebih
mahal
dibanding
iklan
baris.
Iklan
kolom,
memiliki
lebar
satu
kolom,
namun
lebih
tinggi
dari
iklan
baris.
Tinggi
iklan
disesuaikan
oleh
pengiklan
dengan
pesan
yang
akan
disampaikan.
Karena
memiliki
space
yang
lebih
luas,
maka
selain
pesan
verbal
pada
iklan
ini
dimungkinkan
pula
pesan
non
verbal
sebagai
ilustrasi
berupa
gambar,
simbol,
lambang
atau
tanda
visual.
Gambar
atau
tanda
visual
yang
digunakan
dalam
iklan
kolom
tidak
terlalu
bervariasi
dan
juga
terbatas.
Pesan
yang
disampaikan
iklan
kolom
sangat
beragam,
baik
dilakukan
oleh
individu
maupun
organisasi.
Isi
pesan
yang
banyak
menggunakan
iklan
kolom
misalnya
ucapan
selamat,
dukacita,
menawarkan
barang/jasa,
panggilan
terhadap
sseorang,
lelang;
peringatan
dagang,
paten;
pemberitahuan,
permintaan
maaf,
pindah
alamat;
undangan
terbuka
atau
lowongan
kerja.
Sekalipun
memiliki
space
lebih
luas,
iklan
kolom
masih
sering
juga
menggunakan
singkatan-‐singkatan
seperti
pada
iklan
baris.
iii.
Iklan
Avertorial
Iklan
advertorial
mempunyai
ukuran
yang
lebih
luas
sebagaimana
ukuran
iklan
display,
hanya
saja
teknik
penyampaian
pesan
diarahkan
pada
bentuk
berita
dengan
naskah
panjang
(copy
heavy).
Pada
awalnya
iklan
ini
dibuat
sebagai
keinginan
para
pemasang
iklan
agar
pesan
yang
dibuat
tidak
berkesan
seperti
sebuah
iklan
namun
lebih
berkesan
sebagai
sebuah
berita
sebagaimana
berita
suratkabar
atau
majalah
pada
umumnya.
Dalam
tatakrama
periklanan
Indonesia,
sebuh
pesan
iklan
yang
menggunakan
teknik
advertorial
harus
diberi
keterangan
tulisan
“advertorial”
atau
“iklan”
untuk
membedakannya
dengan
berita.
Luas
space
yang
digunakan
iklan
advertorial
tidak
menentu,
bergantung
pemasang
iklan
yang
disesuaikan
dengan
ketersediaan
space
dan
besarnya
dana
pengiklan.
Isi
pesan
advertorial
sangat
beragam,
antara
lain
layanan
pengobatan
(alternatif),
kesehatan,
jasa
penyelenggaraan
even,
wisata,
institusional
advertising
dan
sebagainya.
Sering
pula
25
lembaga
negara
ikut
menggunakan
advertorial
untuk
menyampaikan
pesan.
Biasanya
berisi
tentang
pariwisata,
perkembangan
daerah,
potensi
alam,
kesadaran
berpartisipasi
dalam
pembangunan,
pendidikan,
kesetiakawanan
sosial,
ketertiban/sadar
hukum
dan
sebagainya.
iv.
Iklan
Display
Iklan
display
memiliki
ukuran
lebih
luas
dibanding
iklan
kolom.
Karenanya,
iklan
ini
mampu
men-‐display
(memperlihatkan)
ilustrasi
berupa
gambar
baik
foto
maupun
grafis
dalam
ukuran
besar,
disamping
pesan
berbentuk
verbal
tertulis.
Karena
space
yang
cukup
luas,
iklan
display
dapat
menampung
copy
(naskah)
yang
panjang
sebagaimana
iklan
copy
heavy
(iklan
yang
didominasi
oleh
pesan
verbal
tertulis).
Umumnya,
ukuran
luas
iklan
display
disediakan
oleh
pengelola
media.
Pemasang
iklan
tinggal
memilih
luas
yang
dikehendaki
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
besarnya
alokasi
dana.
Ukuran
standar
tersebut
memudahkan
pengaturan
dari
pihak
pengelola
media
berkait
dengan
biaya
yang
harus
ditanggung
oleh
pengiklan.
Namun,
tidak
menutup
kemungkinan
pengiklan
meminta
luas
space
iklan
secara
khusus.
Artinya
luas
display
iklan
tidak
sama
dengan
standar
yang
ditetapkan
pengelola
media.
Bentuk
luas
display
juga
beragam.
Ada
yang
berbentuk
persegi
empat,
persegi
empat
kecil
memanjang
horisontal/vertikal,
dan
lainnya.
Mengingat
ukurannya
yang
cukup
luas,
maka
biaya
pemasangan
iklan
display
cukup
mahal,
apalagi
bila
pada
koran/majalah
yang
berskala
nasional.
Isi
pesan
iklan
display
beraneka
ragam.
Umumnya
digunakan
untuk
bisnis
atau
organisasi;
penjualan
barang/jasa,
ucapan
selamat,
pemberitahuan,
peringatan
dagang,
permintaan
maaf
dan
sebagainya.
Pemasangnya
dapat
merupakan
pribadi,
keluarga,
organisasi
atau,
perusahaan.
26
b. Iklan
Elektronik
Disebut
iklan
elektronik,
karena
media
yang
digunakan
untuk
menyampaikan
pesan
adalah
media
yang
berbasis
perangkat
elektronik.
Terdapat
4
jenis,
yaitu:
i. Iklan
radio
Iklan
radio
memiliki
karakteristik
yaitu
hanya
dapat
didengarkan
(melalui
radio)
suara
saja.
Suara
dalam
iklan
yang
dimaksud
dapat
merupakan
satu
atau
paduan
dari
voice
(kata-‐kata),
musik
dan
sound
effect
(efek
suara).
Voice
adalah
kata-‐kata
yang
diucapkan
(manusia)
dan
mengandung
arti.
Voice
merupakan
suara
yang
diatur,
semacam
bertutur-‐-‐monolog
maupun
dialog
(bercakap).
Musik
adalah
perpaduan
bunyi-‐bunyian
yang
teratur
dalam
ritme
tertentu
dan
harmonis
sehingga
didengar
dengan
baik,
dengan
ataupun
tanpa
syair
lagu
yang
didendangkan
oleh
penyanyi.
Sedang
sound
effect
adalah
tiruan
bunyi
alam
baik
beraturan
maupun
tidak
beraturan,
seperti;
suara
halilintar,
langkah
kaki,
jengkerik,
katak,
kicau
burung
benturan
pedang,
desing
peluru,
bom
dan
lainnya.
Iklan
radio
dikategorikan
dalam:
• Ad
lib
Iklan
ini
disampaikan
oleh
penyiar
secara
langsung,
berupa
siaran
kata.
Umumnya
dilakukan
dengan
gaya
penyampaian
bebas
dan
personal.
Artinya,
disampaikan
secara
live,
bukan
rekaman.
Ad-‐lib
dilakukan
oleh
penyiar
di
sela-‐sela
ia
melakukan
siaran,
baik
mengantar
acara
musik,
dialog
atau
acara
lainnya.
Sekalipun
dilakukan
secara
langsung,
tanpa
dilakukan
rekaman
sebelumnya,
untuk
mempermudah
penyampaian
dapat
dibuat
naskah
terlebih
dahulu.
Naskah
biasanya
berbentuk
pokok
pesan,
atau
berupa
kalimat
lengkap
sehingga
penyiar
tinggal
membacakannya
saja.
Durasi
ad
lib
bergantung
kepada
pengaturan
pengelola
radio
itu
sendiri,
namun
biasanya
tidak
lebih
dari
60
detik.
Isi
pesan
ad
lib
bervariasi
pula,
mulai
dari
menawarkan
produk
dan
jasa,
even:
pameran,
seminar,
pertunjukan;
dukacita,
27
kehilangan
barang,
dan
sebagainya.
Agar
tampil
menarik,
ad
lib
biasanya
disesuaikan
dengan
topik
atau
acara
yang
sedang
berlangsung.
• Spot
Spot
disampaikan
dengan
teknik
perekaman
sebelumnya,
sehingga
memerlukan
naskah
lengkap.
Iklan
spot
radio
dapat
berupa
paduan
voice;
monolog
atau
dialog,
musik
dan
sound
effect.
Umumnya,
durasi
untuk
menyiarkan
sebuah
spot
berkisar
antara
15
sampai
dengan
60
detik.
Namun
kebanyakan
berdurasi
30
detik.
Lamanya
durasi
tersebut
membedakan
biaya
yang
dikenakan.
Besarnya
biaya
dalam
satuan
durasi
tertentu
ini
ditetapkan
oleh
pengelola
radio.
Sebagaimana
ad-‐lib,
iklan
spot
menyampaikan
pesan
produk,
jasa
atau
even.
Spot
diproduksi
dalam
dua
cara.
Pertama,
dibuat
oleh
pengiklan,
dengan
bantuan
agen
periklanan.
Pembuatan
melalui
bantuan
studio
rekaman
dalam
proses
pembuatan
dan
penggandaan.
Penggandaan
dapat
direkam
di
atas
pita
kaset,
keping
CD,
atau
data
file
komputer.
Stasiun
radio
tinggal
mengudarakannya.
Cara
ini
biasanya
digunakan
untuk
iklan
spot
berskala
nasional.
Kedua,
iklan
dibuat
oleh
pengelola
radio
itu
sendiri.
Biasanya
iklan
dibuat
berdasar
pesanan
pengiklan
lokal.
Yaitu
pengiklan
yang
memiliki
target
pasar
lokal,
misalnya
sebuah
toko,
swalayan,
agen
bahan
bangunan,
panitia
seminar,
bioskop
dan
lainnya.
Menyiarkan
iklan
spot
oleh
pengelola
radio
tersebut
tentu
dikenakan
biaya
serta
pembuatannya,
yang
harganya
bisa
berbeda,
sesuai
ketetapan
pengelola.
• Sponsor
Program
Sponsor
program
adalah
pemberian
waktu
khusus
kepada
sponsor
untuk
menyampaikan
pesan
dengan
cara
membiayai
sebuah
program
acara
radio.
Sponsor
program
memiliki
karakter
khas,
dimana
keseluruhan
acara
yang
disponsori
tersebut
seakan
dimiliki
oleh
sponsor.
Sponsor
28
leluasa
menyampaikan
pesan-‐pesan
iklannya.
Jenis
acaranya
bisa
beragam
berupa
acara
musik,
kuis,
talkshow,
berita
dan
sebagainya.
ii. Iklan
Televisi
Televisi
merupakan
kategori
media
above
the
line.
Sesuai
karakternya,
iklan
televisi
mengandung
unsur
suara,
gambar
dan
gerak.
Oleh
karenanya,
pesan
yang
ditampilkan
sangat
menarik
perhatian
dan
impresif.
Iklan
televisi
yang
berbentuk
spot
lebih
sering
disebut
dengan
istilah
klip
iklan.
Saat
ini
bentuk
iklan
televisi
cukup
bervariasi.
Dahulu,
kecenderungan
iklan
televisi
berupa
klip
iklan.
Kini
dikembangkan
potensi
periklanan
televisi
yang
baru
dengan
running
text,
super-‐impossed,
announcer
background,
blocking
program,
dan
benda-‐benda
properti
yang
tersorot
kamera
digunakan
sebagai
iklan.
Berdasarkan
bentuknya,
iklan
televisi
dikelompokkan
menjadi:
• Live
action
Live
action
adalah
klip
iklan
yang
melibatkan
unsur
gambar,
suara
dan
gerak
secara
bersama.
Gambar
yang
diperlihatkan
beragam,
meliputi
cuplikan
kehidupan,
tempat-‐tempat
dan
segala
yang
berkait
dengannya.
Live
action
yang
paling
diperlihatkan
adalah
cuplikan
kehidupan
sehari-‐hari,
seperti
mencuci
piring,
memasak,
menderita
sakit,
mengendarai
mobil
dan
sebagainya,
maka
klip
iklan
ini
terasa
lebih
“natural”.
• Animation
Iklan
animasi
merupakan
iklan
yang
dibangun
berdasar
gambar
animasi
baik
dua
dimensi
maupun
3D,
yang
dikerjakan
secara
manual
maupun
dengan
teknik
komputer.
Gambar-‐gambar
dibuat
dan
diurutkan
sedemikian
rupa
sehingga
memberi
kesan
gerak
yang
hidup.
Dalam
teknik
animasi
untuk
menghasilkan
gerak
normal
diperlukan
25
frame
gambar
untuk
durasi
satu
detik.
Teknik
animasi
dalam
periklanan
sangat
membantu
penyampaian
pesan
menjadi
29
menarik
dan
dramatik.
Dengan
teknik
animasi,
dapat
ditampilkan
secara
berbeda
dengan
realistik
empirik,
sehingga
dapat
memvisualisasikan
pesan
sangat
bebas
dan
tidak
terbatas.
• Stop
action
Iklan
stop
action
biasanya
merupakan
paduan
antara
teknik
live
action,
gambar
kehidupan
sehari-‐hari,
dengan
teknik
animasi,
untuk
memberi
efek
dramatik
iklan,
sehingga
ilustrasi
yang
rumit
tergambarkan
dengan
baik
dan
menarik.
Kebanyakan
teknik
stop
action
diterapkan
pada
produk
makanan,
minuman,
obat-‐obatan
atau
suplemen.
• Still
Iklan
televisi
yang
disampaikan
dengan
tidak
menampilkan
unsur
gambar
gerak,
melainkan
gambar
diam
(beku).
Gambar
beku
tersebut
diperoleh
dari
pemotretan
fotografi,
lukisan,
gambar,
baik
yang
dikerjakan
secara
manual
maupun
dengan
teknik
komputer.
Jenis
ini
sering
disebut
dengan
slide
show.
Karena
yang
diperlihatkan
tidak
menampilkan
unsur
gerak,
iklan
ini
kurang
menarik
perhatian.
Karenanya,
iklan
ini
diperkuat
dengan
suara,
narasi
atau
musik
yang
menarik
perhatian.
• Music
Iklan
televisi
yang
disampaikan
melalui
musik
sebagai
media
penyampaian
pesan.
Artinya,
pesan
dikemas
dalam
sebuah
musik
atau
lagu
sebagai
kekuatan
utama
pesan
iklan.
Musik
bukan
sekedar
ilustrasi
pesan
iklan.
Musik
digunakan
sebagai
unsur
dominan,
namun
visualisasi
tetap
digarap
untuk
menampilkan
kuatnya
pesan.
• Superimposed
Superimposed
adalah
bentuk
iklan
televisi
dalam
bentuk
gambar
iklan
yang
dimunculkan
dalam
gambar
lain
pada
sebuah
program
televisi.
Gambar
biasanya
ditampilkan
pada
sisi
kiri
atas
atau
bawah;
sisi
kanan
atas
atau
bawah
layar.
Durasi
iklan
superimposed
umumnya
berkisar
5
hingga
10
30
detik.
Penampilan
superimposed
ini
dibuat
semenarik
mungkin,
misalnya
dengan
teknik
animasi.
• Sponsor
Program
Sponsor
program
adalah
bentuk
iklan
televisi
dimana
pihak
pengiklan
membiayai
program
acara
tertentu
dan
sebagai
imbalannya,
ia
dapat
menyampaikan
pesan
iklan
lebih
mendominasi.
Sponsor
program
dapat
dilakukan
dengan
cara
blocking
time,
yaitu
sponsor
membeli
waktu
siaran
televisi
selama
durasi
tertentu,
dimana
waktu
yang
telah
dibelinya
digunakan
untuk
menyampaikan
pesan-‐pesan
iklan.
Karena
waktu
siaran
telah
dibeli
sponsor,
umumnya
sponsor
memiliki
waktu
relatif
lama.
Agar
tidak
membosankan,
acara
yang
telah
dipesan
tersebut
dikemas
dengan
perpaduan
berbagai
hiburan
atau
informasi-‐
informasi
yang
menarik.
Acara
televisi
yang
digunakan
dalam
iklan
sponsor
program
dapat
berupa
kuis,
olahraga,
atau
musik.
Contoh:
Gebyar
BCA,
Kuis
LG
Prima,
Telkomania,
Britama
Untung
Beliung,
Super
Liga
(Liga
Djarum
Super),
dll.
• Running
Text
Iklan
televisi
running
text
adalah
bentuk
iklan
televisi
dengan
teknik
memperlihatkan
teks
muncul
perlahan
dari
kanan
ke
kiri
layar.
Biasanya
ditempatkan
pada
posisi
bawah
dari
layar
sehingga
tidak
terlalu
menggangu
tayangan
yang
berlangsung.
(Running
text
muncul
berkebalikan
arah
bila
teks
menggunakan
bahasa
Arab).
• Backdrop
Backdrop
adalah
bentuk
iklan
televisi
dimana
pesan
iklan
diperlihatkan
pada
latar
belakang
yang
digunakan.
Backdrop
dapat
berupa
gambar
still
atau
klip
iklan.
Gambar
still
dapat
ditempatkan
pada
latar
panggung
acara
hiburan.
Klip
iklan
sering
ditampilkan
dalam
plasma
tv;
latar
belakang
pada
program
news,
dan
dapat
diperlihatkan
sebagai
announcer
backdrop
yang
diatur
secara
videografis
menjadi
latar
belakang
penyiar/reporter.
31
• Caption
Caption
merupakan
bentuk
iklan
televisi
menyerupai
teknik
superimposed,
dimana
iklan,
yang
biasanya
berupa
image
atau
teks
still
muncul
di
bagian
bawah
layar.
Biasanya
merupakan
property
endorsment,
misalnya
untuk
menerangkan
bahwa
presenter
mengenakan
produk
tertentu,
seperti:
Jas
by
Invio,
Wig
by
Scarlet,
Tata
Rias
Sari
Ayu,
dan
sebagainya.
• Credit
Tittle
Iklan
yang
diperlihatkan
pada
akhir
sebuah
program
televisi.
Biasanya
berupa
gambar-‐gambar
still
logo-‐logo
produk.
Sponsor
ini
diperlihatkan
bersama
kredit
titel
(pemangku
gelar/kerabat
kerja
pendukung
program
televisi).
Durasinya
berkisar
2-‐5
detik
atau
bila
termasuk
dalam
roll
up
kredit
titel
sesuai
dengan
kecepatan
roll
up-‐nya.
• Ad
lib
Iklan
televisi
dimana
pesan
disampaikan
dan
diucapkan
penyiar
secara
langsung,
baik
diantara
program
satu
dengan
yang
lainnya,
maupun
oleh
pembawa
acara
berita,
infotainment,
kuis
atau
sponsor
program.
• Property
Endorsment
Properti
dapat
digunakan
sebagai
media
iklan.
Biasanya
merupakan
iklan
tidak
langsung
(soft
campaign).
Bisa
ditempatkan
pada
properti
siaran,
pakaian
yang
dikenakan
pengisi
acara,
kendaraan,
peralatan
makan-‐minum,
perkakas
dapur,
mikropon,
make-‐up,
dan
sebagainya.
Property
endorsment
bisa
diperkuat
dengan
running
text,
ad
lib,
superimposed
atau
caption.
• Promo
Ad
Promo
Ad
adalah
iklan
yang
dipergunakan
oleh
pengelola
stasiun
televisi
untuk
mempromosikan
acara-‐acaranya.
Harapannya
pemirsa
tertarik
menonton
acara
yang
akan
ditayangkan,
sehingga
program
tersebut
mendapatkan
jumlah
pemirsa
yang
banyak.
Ini
berguna
untuk
32
meningkatkan
rating,
dan
pada
gilirannya
mengundang
pengiklan
memasang
pesan
iklan
pada
mata
acara
tersebut.
2. Berdasarkan
Tujuan
Dalam
kategori
ini,
secara
umum
iklan
dibagi
dalam
dua
jenis
yaitu
iklan
komersial
dan
iklan
non
komersial;
a. Iklan
Komersial
Sering
pula
disebut
dengan
iklan
bisnis.
Sebagaimana
namanya,
iklan
komersial/iklan
bisnis
bertujuan
mendapatkan
keuntungan
ekonomi,
utamanya
peningkatan
penjaualan.
Produk
yang
ditawarkan
berupa
barang,
jasa,
ide,
keanggotaan
organisasi,
dan
sebagainya.
Iklan
komersial
dibagi
dalam
tiga
jenis,
yaitu:
iklan
untuk
konsumen,
iklan
untuk
bisnis
dan
iklan
untuk
profesional.
Perbedaan
mendasarnya
ada
pada
sasaran
yang
dituju.
Namun,
tetap
dimaksudkan
untuk
mendapatkan
keuntungan.
Iklan
konsumen
dimaksudkan
untuk
mendapatkan
keuntungan
bisnis,
dimana
pesan
iklan
ditujukan
kepada
konsumen
akhir,
yaitu
pengguna
terakhir
sebuah
produk.
Pembeli
produk
dimana
produk
tersebut
akan
digunakannya
sendiri.
Ibu
rumah
tangga
adalah
pengguna
akhir
produk
minyak
goreng,
mentega,
sabun
cuci,
sabun
mandi,
produk
kecantikan,
pembalut
wanita,
pakaian
dan
sebagainya.
Anak
sekolah
adalah
pengguna
akhir
produk
alat
tulis,
sepatu,
tas
sekolah,
seragam,
buku-‐buku,
dan
sebagainya.
Bayi
adalah
pengguna
akhir
popok
sekali
pakai/pampers,
bedak,
minyak
telon,
mainan
dan
sebagainya.
Iklan
bisnis
adalah
iklan
yang
disampaikan
dengan
maksud
mendapatkan
keuntungan
ekonomi
dimana
sasaran
pesan
ditujukan
untuk
seseorang
atau
lembaga
yang
akan
mengolah
dan
atau
menjual
produk
yang
diiklankan
kepada
konsumen
akhir.
Toko
yang
menjual
kembali
barang-‐barang
yang
diiklankan
adalah
contoh
pelaku
bisnis.
Atau
pabrik
yang
akan
yang
akan
mengolah
menjadi
produk
baru,
untuk
dijual
kepada
pasar.
Iklan
profesional
adalah
iklan
yang
dimaksudkan
untuk
mendapatkan
keuntungan
bisnis
dimana
sasaran
iklan
adalah
segmen
khusus
yang
disebut
profesional.
Kaum
profesional
adalah
kelompok
yang
memiliki
pekerjaan
khusus
dan
spesifik,
ia
dibayar
karena
keahlian
khususnya
tersebut,
misalnya
para
dokter,
manajer,
pilot,
pelaut,
guru,
dan
sebagainya.
33
b. Iklan
Layanan
Masyarakat
Iklan
layanan
masyarakat
adalah
iklan
yang
digunakan
untuk
menyampaikan
informasi,
mempersuasi
atau
mendidik
khalayak
dimana
tujuan
akhir
bukan
untuk
mendapatkan
keuntungan
ekonomi,
melainkan
keuntungan
sosial.
Keuntungan
sosial
yang
dimaksud
adalah
penambahan
pengetahuan,
kesadaran
sikap
dan
perubahan
perilaku
masyarakat
terhadap
masalah
tertentu,
serta
mendapatkan
citra
baik
di
mata
masyarakat.
Secara
normatif,
bertambahnya
pengetahuan,
dimilikinya
kesadaran
dan
perubahan
sikap/perilaku
tersebut
sangat
penting
bagi
kualitas
kehidupan
masyarakat
itu
sendiri.
Sebab,
masyarakat
akan
terbangun
dan
digiring
pada
situasi
dan
keadaan
yang
baik.
Umumnya,
materi
pesan
yang
disampaikan
berupa
informasi
publik
untuk
melakukan
kebaikan
normatif,
misalnya
anjuran
tertib
lalu-‐lintas,
budaya
antri,
kebersihan
lingkungan,
hemat
listrik,
hemat
air,
memat
BBM,
kelestarian
lingkungan,
perlindungan
satwa
liar,
cinta
kebudayaan
lokal,
kesetiakawanan
sosial,
demokrasi,
anti
kekerasan,
sportivitas,
perilaku
seks
sehat,
gerakan
orang
tua
asuh,
peduli
kemiskinan,
gerakan
konsumsi
bahan
makanan
organik,
dan
sebagainya.
Keuntungan
citra
baik
bagi
pengiklan
misalnya
adalah
program
kerja
institusi
terbantu,
visi
misi
lembaga
dapat
terwujud,
dan
memiliki
citra
baik
di
masyarakat.
Masyarakat
mendukung
dan
membantu
mewujudkannya
dalam
bentuk
peran
aktif.
Misalnya,
gerakan
hemat
energi
listrik
oleh
PLN,
dengan
perilaku
hemat
listrik
maka
beban
kebutuhan
listrik
yang
tinggi
dapat
terpenuhi.
Penggunaan
menjadi
efisien,
sehingga
ada
jaminan
keberlangsungan
pasokan
daya.
3. Berdasarkan
Bidang
Isi
Pesan
Berdasar
bidang
isi
pesan
iklan
dibedakan
menjadi
beberapa
sub
kategori,
yaitu:
a. Iklan
Politik
Iklan
politik
adalah
iklan
yang
besangkut
dengan
kehidupan
politik,
misalnya
tentang
partai
politik,
demokrasi,
pemilihan
pejabat
pemerintahan,
pemilihan
anggota
legislatif,
dewan
pertimbangan
daerah
serta
kekuasaan
negara.
Muatan
pesan
iklan
ini
terutama
untuk
membentuk
citra
baik
organisasi
politik
maupun
individu,
serta
mengajak
publik
mendukung
organisasi
politik
maupun
politisi
pembuat
iklan.
34
b. Iklan
Pendidikan
Iklan
pendidikan
berisikan
tentang
hal-‐hal
yang
berkat
dengan
dunia
pendidikan.
Misalnya,
penerimaan
mahasiswa/siswa
baru,
pemberian
beasisiwa,
kursus,
wisuda,
dan
sebagainya.
Tujuan
iklan
ini
adalah
untuk
mendapatkan
citra
baik
bagi
lembaga
pendidikan
dan
institusi
pendidikan.
Umumnya,
iklan
pendidikan
dilakukan
oleh
perguruan
tinggi,
pesantren,
lembaga
kursus,
bimbingan
belajar,
playgroup,
taman
kanak-‐kanak
dan
sekolah-‐sekolah.
c. Iklan
Kesehatan
Iklan
kesehatan
adalah
iklan
yang
berisi
tentang
hal-‐hal
yang
berkait
dengan
masalah
kesehatan.
Misalnya
tentang
pengobatan,
rumah
sakit
dan
teknologi
kesehatan.
Iklan
kesehatan
disampaikan
oleh
perorangan,
perusahaan
atau
rumah
sakit.
Dewasa
ini,
di
Indonesia,
rumah
sakit
baik
milik
pemerintah
maupun
swasta
serta
orang-‐orang
yang
bergerak
dalam
bidang
penyembuhan
non
alternatif
seperti
dokter,
mantri
kesehatan
dan
bidan,
tidak
diperbolehkan
mengiklankan
diri,
khususnya
melalui
media
above
the
line.
Iklan
kesehatan
biasanya
hanya
berupa
informasi,
bukan
persuasi.
Informasi
pun
sangat
terbatas
pada
ucapan
selamat
ulang
tahun
atas
rumah
sakit,
misalnya.
Informasi
yang
mengarah
pada
bujukan
untuk
berobat
tidak
diperbolehkan.
Papan
penunjuk
praktek
juga
telah
ditentukan
formatnya,
yang
membedakan
hanyalah
ukurannya.
Itu
pun
telah
diatur
ukuran
maksimalnya.
d. Iklan
Kecantikan
dan
Perawatan
Tubuh
Iklan
kecantikan
dan
perawatan
tubuh
berisi
tentang
hal-‐hal
yang
berkait
dengan
masalah
kecantikan
dan
perawatannya,
seperti
kosmetika,
pemutih
kulit,
perawatan
rambut,
perawatan
gigi,
peramping
badan,
perhiasan,
makanan,
minuman,
dan
obat-‐obatan
yang
dimaksudkan
untuk
memperindah
sebagian
atau
seluruh
tubuh.
e. Iklan
Pariwisata
Iklan
pariwisata
adalah
iklan
yang
berisikan
pesan
tentang
hal-‐hal
yang
berkait
dengan
pariwisata.
Misalnya
ekspose
keindahan
alam
wilayah
tertentu,
tempat
pariwista,
perjalanan
wisata,
kuliner
khas
dan
sebagainya.
Iklan
ini
biasanya
disampaikan
oleh
biro
perjalanan
wisata,
taman
rekreasi,
35
hotel,
kementrian
pariwisata,
dan
pihak-‐pihak
yang
berkepentingan
dengan
pariwisata.
f. Iklan
Hiburan
Iklan
hiburan
yaitu
iklan
yang
berisi
tentang
hal-‐hal
yang
berkait
dengan
dunia
hiburan
atau
untuk
tujuan
hiburan.
Misalnya
pertunjukan;
sirkus,
film,
drama,
konser,
program
hiburan
di
televisi,
dan
sebagainya.
Iklan
ini
biasanya
dilakukan
oleh
pengelola
pertunjukan,
gedung
pertunjukan,
event
organizer,
taman
hiburan
dan
sebaginya.
g. Iklan
Olagraga
Iklan
olahraga
adalah
iklan
yang
berisi
tentang
even
olahraga
baik
yang
massal
maupun
perorangan.
Misalnya;
sepak
bola,
soft
ball,
golf,
billiard,
catur,
menembak,
panahan,
bridge,
bulu
tangkis
dan
sebagainya.
Iklan
ini
biasanya
dilakukan
oleh
penyelenggara
yang
memberi
sponsorship
pada
kegiatan
olahraga
atau
oleh
penyelenggara
even
olah
raga.
h. Iklan
Hukum
Iklan
hukum
adalah
iklan
yang
berisi
tentang
hal
berkait
dengan
masalah
hukum
dan
dibuat
untuk
tujuan
hukum.
Misalnya;
iklan
bantahan,
peringatan
akan
hak
cipta,
pemanggilan
dan
sebagainya.
Iklan
ini
dilakukan
oleh
para
praktisi
dan
institusi
hukum
seperti
penasehat
hukum,
notaris,
pengadilan,
kepolisian,
dan
sebagainya.
Bila
dilakukan
oleh
masyarakat,
biasanya
berisi
tentang
sengketa
hukum,
somasi,
bantahan,
peringatan
dagang
dan
sebagainya.
Iklan
ini
menitikberatkan
pada
pesan
hukum,
sehingga
tidak
menggunakan
ilustrasi
sebagai
upaya
menarik
perhatian.
Dominasi
pesan
terdapat
pada
pesan
tertulis.
Bahasa
yang
digunakan
adalah
bahasa
hukum,
bukan
seperti
bahasa
iklan
pada
umumnya,
sehingga
penulis
naskah
iklan
ini
biasanya
dilakukan
oleh
ahli
hukum
(advokad
atau
pengacara).
i. Iklan
Lowongan
Pekerjaan/Recruitment
Iklan
ini
lebih
mementingkan
isi
pesan
daripada
wujud
iklannya.
Umumnya
tidak
banyak
menggunakan
ilustrasi,
namun
didominasi
oleh
naskah.
Namun,
bukan
berarti
tidak
melibatkan
unsur
ilustrasi.
Ilustrasi
memiliki
fungsi
ganda,
yaitu
menarik
perhatian
mempersuasi
dan
sebagai
gambaran/refleksi
dari
organisasi
yang
membutuhkan
tenaga
kerja
baru.
Misalnya
untuk
rekruitmen
tentara
dengan
ilustrasi
gambar
prajurit,
alat
36
tempur,
bendera
dan
sebagainya
untuk
membangkitkan
semangat
nasionalisme.
j. Iklan
Dukacita
Iklan
yang
berisi
tentang
hal-‐hal
yang
berkait
dengan
kedukaan,
musibah,
atau
kesedihan
yang
mendalam.
Iklan
ini
biasanya
digunakan
untuk
menunjukkan
perasaan
duka
yang
mendalam
atas
kematian
seseorang.
Di
masyarakat,
etnis
Cina
merupakan
pihak
yang
paling
sering
menggunakan
iklan
ini.
k. Iklan
Perkawinan
Iklan
perkawinan
adalah
iklan
yang
berisi
tentang
hal-‐hal
yang
berkait
dengan
perihal
perkawinan.
Misalnya;
pemberitahuan
telah
menikah,
pesta
perkawinan,
tawaran
paket
pernikahan,
dan
sebagainya.
Iklan
ini
dilakukan
oleh
keluarga,
event
organizer,
salon
foto,
pengelola
hotel
atau
gedung
pertemuan.
Biasanya
pemasangan
iklan
ini
dilakukan
dalam
sebuah
paket
bersama
jasa
penyelenggara
pesta
perkawinan,
pengelola
gedung,
fotografi
dan
sebagainya.
l. Iklan
Makanan
dan
Minuman
Iklan
ini
berkait
dengan
perihal
makanan
dan
minuman,
seperti
iklan
roti,
mie
instan,
buah,
air
minum
kemasan,
teh,
kopi,
cokelat,
permen,
dan
sebagainya.
m. Iklan
Otomotif
Berisi
tentang
hal
yang
berkait
dengan
masalah
otomotif,
seperti
sepeda
motor,
mesin,
ban
kendaraan,
busi,
bengkel,
servis,
salon
mobil,
dan
sebagainya.
n. Iklan
Lingkungan
Hidup
Iklan
yang
berisi
tentang
hal
yang
berkait
dengan
lingkungan
dan
alam.
Misalnya;
kelestarian
hutan,
pencegahan
pencemaran
lingkungan,
pemakaian
air
tanah,
dan
sebagainya.
Saat
ini
iklan
lingkungan
hidup
banyak
dilakukan
oleh
lembaga
swadaya
masyarakat,
departemen,
serta
perusahaan
swasta
yang
tidak
berkait
langsung
dengan
lingkungan
hidup
sekalipun,
sebagai
sebuah
bentuk
kepedulian.
Tujuannya
adalah
membangun
citra
positif
di
masyarakat.
37
o. Iklan
Media
Iklan
media
adalah
iklan
tentang
media
itu
sendiri.
Munculnya
iklan
ini
dikarenakan
persaingan
media
yang
semakin
ketat.
Media
akhirnya
perlu
untuk
mengiklankan
diri.
Tujuannya
adalah
agar
artikel
atau
isi
acaranya
diketahui
khalayak.
Target
pengiklan
ini
adalah
masyarakat
dan
juga
calon
pengiklan.
4. Berdasarkan
Komunikatornya
Iklan
dikategorikan
berdasar
komunikatornya
atau
pihak
yang
menyampaikan
pesan
iklan.
Terbagi
dalam
tiga
jenis
yaitu:
iklan
personal,
iklan
keluarga
dan
iklan
institusi.
a. Iklan
Personal
Iklan
personal
adalah
iklan
yang
komunikatornya
berasal
dari
perorangan
sebagai
pribadi.
Isi
pesan
dalam
iklan
personal
antara
lain;
barang/jasa,
ucapan
selamat,
pernyataan
dukacita,
wisuda
dan
sebagainya.
b. Iklan
Keluarga
Iklan
ini
disampaikan
oleh
keluarga,
dan
berisi
pesan-‐pesan
tentang
ucapan
selamat,
peryataan
dukacita,
atau
ucapan
terima
kasih.
Umumnya
iklan
ini
dipasang
dalam
bentuk
iklan
cetak.
c. Iklan
Institusi
Iklan
yang
disampaikan
oleh
komunikator
yang
berupa
lembaga,
badan,
perusahaan,
organisasi,
baik
yang
bersifat
komersial
maupun
organisasi
pemerintahan,
departemen,
lembaga
swadaya
masyarakat
dan
sebagainya.
Tujuan
iklan
institusi
ada
dua
macam;
yaitu
tujuan
komersial
untuk
mendapatkan
keuntungan,
dan
tujuan
non
komersial
untuk
mendapat
keuntungan
sosial
berupa
citra
baik.
5. Berdasarkan
Wujud
Produk
Yang
Diiklankan
Terbagi
dalam
tiga
wujud
yaitu
barang,
jasa
dan
iklan
barang-‐jasa.
a. Iklan
Barang
Iklan
dimana
produk
yang
ditawarkan
berupa
barang
nyata,
terlihat
atau
berwujud.
Produk
berupa
barang
yang
tahan
lama
seperti
kendaraan,
pakaian,
peralatan
dan
sebagainya;
ataupun
barang
yang
tidak
tahan
lama
seperti
makanan
dan
minuman;
barang
konsumsi
dan
barang
idustri.
Barang
38
konsumsi
dapat
berupa
kebutuhan
sehari-‐hari,
misalnya
yang
bersifat
pokok,
impulsive,
maupun
darurat.
Barang
kebutuhan
pokok
dibeli
secara
tetap
dan
keberadaannya
sangat
dibutuhkan
seperti
beras,
kecap,
pasta
gigi,
sabun
dan
sebagainya.
Barang
impulsive
adalah
barang
yang
dibeli
tanpa
rencana
sebelumnya
maupun
tanpa
meneliti
dengan
cermat
dan
spontan,
misalnya
permen
karet,
coklat,
rokok
dan
sebagainya.
Barang
darurat
adalah
barang
yang
digunakan
dalam
situasi
khusus,
seperti
payung
atau
jas
hujan
di
saat
musim
hujan.
Barang
produksi
meliputi
barang
bahan
baku
serta
suku
cadang,
barang
modal
dan
perbekalan.
b. Iklan
Jasa
Merupakan
iklan
dimana
pesan
yang
disampaikan
berisi
informasi
dan
tawaran
tentang
pelayanan
jasa
tertentu.
Misalnya;
jasa
pendidikan,
wisata,
perbankan,
penanaman
investasi,
hiburan,
angkutan
dan
pengantaran
barang,
konsultasi
bisnis,
penelitian
dan
sebagainya.
Bentuk
iklan
jasa
beraneka
ragam,
di
media
cetak
iklan
jasa
dapat
berbentuk
iklan
baris,
iklan
kolom,
iklan
display,
maupun
advertorial.
Pada
media
radio
atau
televisi
semua
bentuk
dapat
digunakan
untuk
menyampaikan
iklan
jasa.
c. Iklan
Barang-‐Jasa
Iklan
yang
menawarkan
produk
barang
dan
jasa
sekaligus.
Misalnya;
iklan
yang
menawarkan
komputer,
yang
juga
menawarkan
jasa
servis
dan
pelatihan
program
bagi
pembeli.
6. Berdasarkan
Khalayak
Sasaran
Iklan
Menurut
sasaran
yang
hendak
dituju,
dibagi
dalam
tiga
jenis
iklan
yaitu;
a. Iklan
untuk
Pengguna
Akhir
Ditujukan
bagi
pengguna
akhir
dari
produk
yang
bersangkutan.
b. Iklan
untuk
Distributor/Pengecer
Ditujukan
untuk
pedagang/toko/pengecer
yang
bermaksud
menjual
kembali
untuk
mendapatkan
keuntungan.
Biasanya
dilakukan
oleh
pabrik
(produsen)
kepada
toko
kulakan/grosir.
Umumnya
diiklankan
melalui
media
bellow
the
line
melalui
booklet,
brosur,
leaflet,
karena
berisi
banyak
detail.
Penekanannya
terdapat
pada
harga
yang
murah
dan
kemudahan
pembayaran.
39
c. Iklan
untuk
Pabrik
Iklan
yang
ditujukan
kepada
pabrik,
badan,
lembaga,
organisasi,
dimana
produk
yang
ditawarkan
dimaksudkan
untuk
dijadikan
barang
modal/bahan
mentah
untuk
diproduksi
kembali
menjadi
produk
barang
lain.
Misalnya;
iklan
oleh
pabrik
baja
untuk
industri
mesin,
diesel,
pembangkit
listrik
dan
sebagainya.
7. Berdasarkan
Wilayah
Cakupan
Sasarannya
Berdasarkan
wilayah
cakupan
sasarannya
cenderung
mengikuti
pembagian
wilayah
administratif
negara
dan
coverage
media.
Pembagiannya
terdiri
dari:
a. Iklan
Lokal
Cakupan
sasaran
yang
dituju
meliputi
wilayah
lokal,
semisal
desa,
kota
atau
kabupaten
tertentu.
b. Iklan
Regional
Cakupan
khalayak
sasaran
yang
dituju
meliputi
wilayah
regional
misalnya
provinsi.
c. Iklan
Nasional
Iklan
yang
target
cakupan
konsumennya
berada
dalam
suatu
wilayah
negara.
Biasanya
dilakukan
oleh
perusahaan
dengan
pemasaran
skala
nasional.
d. Iklan
Internasional
Iklan
yang
membidik
sasaran
menjangkau
trans-‐-‐nasional
pada
lebih
dari
satu
negara.
Biasanya
dilakukan
oleh
perusahaan
yang
memiliki
jaringan
internasional,
penerbangan,
kargo,
Misal:
Toyota,
Apple,
Honda,
LG,
Coca-‐
cola,
Pepsi,
Ford,
Hilton
Hotel
dan
sebagainya.
Model
visualisasi
biasanya
sama,
sedangkan
yang
membedakan
biasanya
pada
bahasanya.
8. Berdasar
Fungsinya.
Berdasarkan
fungsinya,
iklan
dikelompokkan
dalam
iklan
informasi,
iklan
persuasi,
iklan
mendidik,
dan
iklan
huburan/parodi.
a. Iklan
Informasi
Iklan
informasi
menitikberatkan
pada
pemberian
informasi
dibanding
fungsi-‐
fungsi
lain.
Termasuk
di
dalamnya,
misalnya
iklan
kemasan
obat;
petunjuk
40
aturan
pakai,
cara
merakit
peralatan,
informasi
wisata
tentang
keindahan
alam,
pendaftaran
mahasisiwa
baru,
dan
sebagainya.
Mengingat
fungsinya,
maka
isi
pesannya
cenderung
lengkap,
sehingga
sering
disebut
dengan
one
stop
information.
b. Iklan
Persuasi
Iklan
persuasi
adalah
iklan
yang
dalam
isi
pesannya
menitikberatkan
pada
upaya
mempengaruhi
khalayak
melakukan
sesuatu,
sebagaimana
dikehendaki
komunikator.
Maka,
bahasa
yang
digunakan
dirancang
sedemikian
rupa
yang
mampu
membujuk
khalayak.
c. Iklan
Mendidik
Iklan
mendidik
adalah
iklan
yang
dalam
isi
pesannya
mentikberatkan
pada
tujuan
mendidik
khlayak,
agar
mengerti
atau
mempunyai
pengetahuan
tertentu
dan
mampu
melakukan
sesuatu.
Iklan
informasi
biasanya
berisi
pesan
mendidik
pula.
d. Iklan
Hiburan/Parodi
Iklan
parodi
adalah
iklan
yang
dibuat
untuk
keperluan
hiburan
semata.
Tujuan
pesan
iklan
ini
pada
kemampuan
untuk
menghibur.
Biasanya,
dilakukan
untuk
memeriahkan
acara-‐acara,
seperti
festival
periklanan
itu
sendiri.
Sering
ditampilkan
dalam
bentuk
plesetan
dari
iklan
yang
telah
beredar
di
masyarakat,
baik
audio
maupun
visual.
9. Berdasar
Teknik
Pendekatan
Penyampaian
Pesan
Rancangan
iklan
yang
baik
tidak
otomatis
berhasil
memperoleh
tujuan
sebagaimana
dikehendaki
sesuai
rencana.
Selain
memenuhi
unsur-‐unsur
dalam
iklan,
juga
diperhatikan
bagaimana
teknik
pendekatan
penyampaian
pesan
yang
digunakan.
Maksudnya,
bagaimana
cara
menyampaikan
seluruh
iklan
kepada
audience.
Berikut
adalah
teknik
pendekatan
dalam
penyampaian
pesan
iklan;
a. Teknik
Pendekatan
Rational
Appeals;
Rational
Appeals
merupakan
teknik
menyampaikan
pesan
dengan
menggunakan
dasar
rasional
atau
pemikiran.
Artinya,
dalam
penyampaian
pesan,
pengiklan
mengedepankan
pertimbangan
rasional/kemasuk-‐akalan
dibanding
pertimbangan
yang
lainnya.
Pengiklan
mengajak
khalayak
menggunakan
akal
sehat
dibanding
emosi
dan
norma-‐norma.
Segala
penyampaian
pesan
memainkan
“logika”.
Misalnya,
konsep-‐konsep
41
tentang
keawetan,
kehandalan,
tahan
lama,
kekuatan,
ketepatan
ukuran
dan
sebagainya,
cenderung
dipertimbangkan
dalam
dialektika
logika.
Dalam
pendekatan
logika,
sangat
bergantung
dari
kemampuan
seseorang
menggunakan
daya
pikirnya.
Apabila
komunikan
memiliki
penalaran
yang
tinggi,
maka
teknik
penyampaian
pesan
rasional
yang
rumit
pun
masih
akan
tetap
dapat
dimengerti.
Namun
manakala
pesan
tersebut
disampaikan
pada
khalayak
yang
kurang
mampu
menggunakan
daya
nalarnya,
pesan
iklan
tersebut
akan
sulit
dicerna.
b. Teknik
Pendekatan
Emotional
Appeals;
Emotional
appeals
relatif
lebih
subyektif
dibanding
pemakaian
logika.
Setiap
orang
bisa
berbeda-‐beda
antara
satu
dengan
yang
lainnya.
Nilai
preferensi
(tentang
suka
atau
tidak
suka),
nilai
seni,
keindahan,
kecantikan,
prestis,
gaya
hidup,
ungkapan
emosi
(kegembiraan,
ketakutan,
kesedihan,
kemarahan),
termasuk
dalam
emotional
appeals.
c. Teknik
Pendekatan
Normatif;
Pendekatan
normatif
atau
etik
adalah
teknik
penyampaian
menggunakan
nilai-‐nilai
norma.
Nilai-‐nilai
normatif
relatif
lebih
luas
cakupannya.
Tidak
semua
kelompok
masyarakat
memiliki
standar
normatif
yang
sama.
Perbedaan
standar
normatif
sering
disebabkan
karena
standar
normatif
berkait
dengan
budaya
masyarakat.
Budaya
yang
berbeda
dapat
memiliki
standar
normatif
yang
berbeda
pula.
Sehingga,
dalam
lingkup
geografis
dalam
satu
negara
sekalipun,
bisa
terdapat
beberapa
standar
norma.
Standar
norma
tersebut
dapat
saling
menunjang,
namun
bisa
juga
justru
saling
bertentangan.
Sebuah
nilai
normatif
yang
etis
diyakini
oleh
sekelompok
masyarakat,
justru
dapat
dianggap
sebagai
tidak
etis
menurut
kelompok
masyarakat
yang
lain.
Misalnya;
mengiklankan
abon
daging
sapi,
sekalipun
dengan
dengan
label
“halal”,
pada
masyarakat
muslim
dibanding
iklan
yang
sama
pada
masyarakat
Hindu.
(Disarikan
dari:
Rendra
Widiatama,
2007,
Pengantar
Periklanan,
Yogyakarta:
Pustaka
Book
Publisher)
42
4.
FUNGSI
IKLAN
1. Fungsi
Pemasaran
Membantu
pemasaran/penjualan.
2. Fungsi
Komunikasi
Menyampaikan
pesan
dari
komunikator
kepada
khalayak.
3. Fungsi
Pendidikan
Alat
bantu
mendidik
khalayak
mengenai
sesuatu,
mengetahui
dan
mampu
melaksanakannya.
4. Fungsi
Ekonomi
Mampu
menjadi
penggerak
ekonomi
agar
kegiatan
ekonomi
tetap
berjalan.
5. Fungsi
Sosial
Mampu
menghasilkan
dampak
sosial
psikologis
yang
besar.
Rotzoil (1986)
1. Precitipation
Mempercepat
perubahan
kondisi
dari
tidak
biasa
mengambil
keputusan
menjadi
biasa
mengambil
keputusan
dengan
segera.
2. Persuation
Membangkitkan
keinginan
sesuai
pesan.
3. Reinforcement
Meneguhkan
sikap,
meneguhkan
keputusan
yang
telah
diambil.
4. Remender
Mengingatkan
dan
semakin
meneguhkan
produk.
Memperkuat
loyalitas
akan
produk.
Dendy Sudiana:
1. Mengenalkan
Produk
2. Membangkitkan
kesadaran
akan
merek
(brand
awareness)
3. Membangun
citra
merk
(brand
images)
43
4. Membangun
citra
perusahaan
(corporate
images)
5. Membujuk
untuk
membeli
6. Memberi
informasi
1. Memberikan
informasi
Iklan
memberi
informasi
yang
berharga
bagi
masyarakat:
pengenalan
produk,
cara
penggunaan,
manfaat
tambahan,
perkembangan
produk,
dimana/kapan
dapat
dibeli.
2. Mempersuasi
khalayak
Membujuk
agar
mengikuti
apa
yang
disarankan.
Bujukan
mencoba,
bujukan
membeli,
memakai,
mengkonsumsi,
mempertahankan
minat,
beralih
ke
produk
lain,
menumbuhkah
keyakinan.
3. Mendidik/mengajarkan
Mengajarkan
cara
pemakaian,
perakitan,
pemasangan,
penggunaan
produk.
4. Memberi
hiburan
Menghadirkan
upaya
menghindarkan
kebosanan.
44
5.
PENGANTAR
STUDI
PERIKLANAN
TELEVISI
Iklan
bukan
merupakan
bentuk
komunikasi,
tetapi
merupakan
cara
menggunakan
berbagai
bentuk
komunikasi
untuk
mencapai
efek.
Berbagai
bentuk
komunikasi
visual
sering
digunakan
dalam
iklan.
Iklan
merupakan
type
produk
yang
jelas-‐jelas
mendukung
nilai-‐nilai
komersial.
Pendapatan
yang
dihasilkan
dari
iklan
menyokong
operasional
dari
media
televisi.
Iklan
dapat
melejitkan
penjualan
berbagai
produk
ketika
iklan
tersebut
tayang,
dan
penjualan
merosot
beberapa
waktu
setelah
tidak
ada
iklan.
Iklan
tidak
akan
ragu-‐ragu
dalam
mencoba
membujuk
kita
untuk
memberikan
suatu
efek
kepada
kita.
Iklan
adalah
komunikasi
yang
sangat
disengaja.
Maksud-‐maksudnya
jelas.
Kebanyakan
komunikasi
iklan
dikonstruksi
dengan
sangat
baik
(dan
efektif).
Orang-‐orang
yang
menciptakannya
menginvestasikan
waktu
yang
banyak,
-‐-‐dan
juga
uang,
untuk
mengetahui
bagaimana
pesan-‐pesan
dipresentasikan
dengan
cara
yang
terbaik
untuk
memiliki
efek.
Iklan
mendapatkan
bayaran
untuk
melakukan
proses
persuasif
seperti
dalam
program
televisi.
45
TUJUAN
IKLAN
Iklan
dapat
dikategorisasi
berdasarkan
tujuan-‐tujuannya.
Iklan
tidak
sekadar
untuk
menjual
berbagai
objek.
Pemerintah
pun
kini
termasuk
pembelanja
iklan
dengan
berbagai
tujuan,
-‐-‐
mulai
dari
memperingatkan
publik
tentang
berbagai
bahaya
AIDS
sampai
menciptakan
kesan-‐kesan
menguntungkan
dalam
pemakaian
listrik.
Juga
tentang
perusahaan
pengelola
minyak
di
tanah
air,
pendidikan,
lapangan
pekerjaan,
kesehatan
dan
lingkungan
hidup.
Dalam
lingkungan
yang
murni
komersial,
para
pemasang
iklan
memiliki
tujuan-‐tujuan
antara
lain:
• Menciptakan
kesadaran
tentang
produk
atau
jasa
yang
bersangkutan
• Meyakinkan
pelanggan
yang
ada
tentang
kualitas
produk
• Meyakinkan
unit
perdagangan
dan
penjualan
• Meraih
pangsa
pasar
yang
lebih
besar
• Mempertahankan
pangsa
pasar
yang
sudah
ada
terhadap
kompetisi
IKLAN
SEBAGAI
KOMUNIKASI
Iklan
memberikan
kita
miniatur
dari
model
proses
dasar
komunikasi.
Iklan
memiliki
tiga
macam
sumber,
yaitu
organisasinya,
lembaga
konsultasi
kreatif
(yang
membuat
iklan),
dan
media
televisi
yang
memproyeksikan
pesan-‐pesan
tersebut.
Iklan
diciptakan
karena
kebutuhan-‐kebutuhan
komersial.
Iklan
dikodekan
untuk
media-‐media
yang
spesifik,
-‐-‐
televisi
misalnya.
Iklan
menggunakan
berbagai
media
atau
saluran
komunikasi
yang
jelas
dan
pasti.
Iklan
mengandung
berbagai
pesan
yang
informatif
dan
mengandung
nilai
tertentu.
Pesan-‐pesan
tersebut
dipresentasikan
sehingga
menarik
bagi
audience.
Makna-‐makna
pesan
tersebut
didekodekan
oleh
audience.
Audience
didefinisikan
dengan
cermat
(ditargetkan)
sebagai
penerima
komunikasi.
Terdapat
umpan
balik,
terutama
lewat
pembelian
produk
atau
jasa.
Secara
keseluruhan,
iklan
adalah
subjek
penting
dalam
studi
media
televisi
karena
iklan
dapat
membantu
memahami
tentang
makna-‐makna,
nilai,
ideologi
dan
budaya.
TEKNIK
PERSUASI
IKLAN
Iklan
pada
dasarnya
merupakan
persuasi,
dan
dengan
demikian
cara
komunikasi
iklan
dibentuk
untuk
membujuk
audience.
Teknik
yang
dideskripsikan
muncul
dari
semua
bentuk
komunikasi
yang
menggunakan
persuasi.
Iklan
mencoba
membujuk
seseorang
untuk
melakukan
sesuatu
setiap
hari.
Berbagai
teknik
untuk
percakapan,
interaksi
dan
lain-‐lain
pada
hakikatnya
mengandung
bujukan.
Ketika
kata-‐kata
tergabung
dalam
sebuah
iklan,
orang-‐orang
cenderung
tidak
berpikiran
negatif
dengan
maksud-‐maksud
tertentu.
• Repetisi:
Orang-‐orang
cenderung
mempercayai
pesan
yang
diulang-‐ulang.
Mereka
mempercaya
pesan-‐pesan
tadi,
karena
itulah
timbul
kebiasaan
untuk
mengulang
berbagai
nama
merk
dagang
produknya
atau
frase-‐frase
menarik
dalam
iklan-‐iklan.
• Imbalan:
Iklan
biasanya
menawarkan
berbagai
imbalan
dengan
berbagai
cara.
Tawaran
gratis
adalah
imbalan
yang
paling
jelas.
Imbalan
tersebut
sering
bersifat
psikologis
daripada
material.
Misalnya:
-‐-‐isteri
Anda
cerdas
karena
berhemat
lima
ratus
rupiah
untuk
sekali
mencuci
dengan
Rinso.
• Hukuman:
Kebalikan
dari
imbalan
adalah
(secara
implisit)
terancam
hukuman,
bila
Anda
tidak
menggunakan
produk
tertentu.
Misalnya
-‐-‐“jangan
lewatkan
kesempatan
46
sekali
seumur
hidup
ini!”
Apakah
Anda
tidak
akan
menyesal
bila
Anda
tidak
membeli
produk
tertentu?
• Persetujuan
akan
nilai-‐nilai:
Komunikasi
yang
menawarkan
berbagai
pesan,
sehingga
anda
merasa
harus
membeli
produk
tertentu.
Misalnya
–“dengan
membeli
Aqua
kemasan
satu
liter,
Anda
telah
menyumbangkan
dua
ratus
rupiah
untuk
pembangunan
sarana
air
bersih
di
Indonesia
timur..”
• Identifikasi
dan
imitasi:
Teknik
ini
memanfaatkan
status
sumber.
Dalam
hal
ini
iklan
menggunakan
personalitas
yang
dikagumi
audience.
Sehingga
audience
merasa
harus
meniru
menggunakan
produk
yang
sama
dengan
yang
digunakannya.
Misalnya
–Dian
Sastro
dan
sabun
mandi
Lux.
• Identitas
Kelompok:
Orang
memiliki
kebutuhan
untuk
menjadi
bagian
dari
kelompok-‐kelompok.
Hal
ini
memberi
mereka
status,
rasa
aman,
perasaan
berguna
dan
memiliki
tempat.
Misalnya:
-‐-‐-‐Marlboro
Aventure,
untuk
Anda
yang
berjiwa
petualang.
-‐-‐Orang
pintar
minum
Tolak
Angin.
• Imitasi
dan
Kecemburuan:
Iklan
menawatkan
sesuatu
seperti
hidup
yang
didambakan.
Dengan
demikian
audience
merasa
harus
menjalani
kehidupan
yang
lebih
baik.
Misalnya:
-‐-‐ATM
BCA
untuk
kenyamanan
hidup
Anda.
–Perumahan
Agung
Sedayu
Grup,
untuk
Anda
yang
menginginkan
gaya
hidup
One
Stop
Living.
• Kebutuhan:
Menimbulkan
ketertarikan
terhadap
kebutuhan
mendasar
yang
kita
miliki,
dan
yang
memotivasi
terhadap
kebutuhan.
Kebutuhan
terhadap
kepercayaan
diri,
dan
kontak
sosial.
Misalnya:
-‐-‐pria-‐pria
di
bar
untuk
iklan
bir,
yang
mengisyaratkan
kebutuhan
akan
perayaan
kesuksesan
mereka.
Iklan
di
televisi
dalam
teknik
persuasinya
biasanya
menampilkan
(gabungan)
banyak
teknik
sekaligus,
dalam
durasi
antara
15-‐30
detik.
Rancangan
iklan
yang
baik
tidak
otomatis
berhasil
memperoleh
tujuan
sebagaimana
dikehendaki
sesuai
rencana.
Selain
memenuhi
unsur-‐unsur
dalam
iklan,
juga
diperhatikan
bagaimana
teknik
pendekatan
penyampaian
pesan
yang
digunakan.
Maksudnya,
bagaimana
cara
menyampaikan
seluruh
iklan
kepada
audience.
Berikut
adalah
teknik
pendekatan
dalam
penyampaian
pesan
iklan;
47
ketepatan
ukuran
dan
sebagainya,
cenderung
dipertimbangkan
dalam
dialektika
logika.
b. Teknik
Pendekatan
Emotional
Appeals;
Emotional
appeals
relatif
lebih
subyektif
dibanding
pemakaian
logika.
Setiap
orang
bisa
berbeda-‐beda
antara
satu
dengan
yang
lainnya.
Nilai
preferensi
(tentang
suka
atau
tidak
suka),
nilai
seni,
keindahan,
kecantikan,
prestis,
gaya
hidup,
ungkapan
emosi
(kegembiraan,
ketakutan,
kesedihan,
kemarahan),
termasuk
dalam
emotional
appeals.
c. Teknik
Pendekatan
Normatif;
Standar
norma
tersebut
dapat
saling
menunjang,
namun
bisa
juga
justru
saling
bertentangan.
Sebuah
nilai
normatif
yang
etis
diyakini
oleh
sekelompok
masyarakat,
justru
dapat
dianggap
sebagai
tidak
etis
menurut
kelompok
masyarakat
yang
lain.
Misalnya;
mengiklankan
abon
daging
sapi,
sekalipun
dengan
dengan
label
“halal”,
pada
masyarakat
muslim
dibanding
iklan
yang
sama
pada
masyarakat
Hindu.
48
ANALISIS
VISUAL
Analisis
visual
terhadap
gambar-‐gambar
iklan
televisi
akan
memperjelas
bahwa
gambar-‐
gambar
tersebut
menjual
banyak
nilai
lain
di
samping
produknya.
Beberapa
konsep
yang
digunakan
dalam
analisis
visual
antara
lain:
Analisis
visual
penting
ketika
iklan
sebagai
bentuk
penggunaan
komunikasi.
Analisis
visual
mengungkap
makna-‐makna
yang
mungkin
ada
dalam
materi
dan
bagaimana
makna-‐makna
tersebut
bisa
ada
di
sana.
Iklan
memberi
pesuasi
dapat
berupa
suatu
informasi.
Bagaimana
berbagai
informasi
umum
bekerja
melakukan
persuasi-‐persuasi
dalam
iklan.
-‐-‐o0o-‐-‐
49
KUTIPAN
TAHUN 2008
Menimbang :
Mengingat :
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
50
BAB
I
Pasal 1
BAB
II
Tanggungjawab
Pasal 2
BAB III
Pasal 3
Sebelum
disiarkan,
setiap
materi
iklan
televisi
harus
diserahkan
dulu
untuk
disensor
Lembaga
Sensor
Film.
BAB IV
Pasal 4
2. Apabila
terdapat
ketentuan
yang
berbeda
dalam
Etika
Pariwara
dengan
Pedoman
Iklan
bagi
lembaga
Penyiaran
ini
maka
lembaga
penyiaran
harus
mengacu
pada
pedoman
ini.
51
BAB V
Pengidentifikasian Iklan
Pasal 5
BAB VI
Pasal 6
Lembaga
penyiaran
dilarang
menyiarkan
iklan
yang
mempromosikan
produk
dan/atau
jasa
berikut
ini:
a. Minuman
Keras
b. Obat-‐obatan
terlarang
c. Jasa
pelayanan
seksual
d. Alat
Bantu
seks
e. Judi
BAB VII
Pasal 7
Untuk
melindungi
khalayak
anak-‐anak
dan
remaja,
iklan
yang
tergolong
dalam
ketegori
berikut
ini
hanya
dapat
disiarkan
pada
pukul
22.00
sampai
pukul
05.00
a. Iklan
produk
atau
jasa
yang
ditujukan
pada
khalayak
dewasa,
seperti
obat-‐
obatan
untuk
meningkatkan
kemampuan
seks
b. Iklan
pakaian
dalam
yang
menampilkan
visualiasi
pakaian
dalam
c. Iklan
kondom
dan
alat
pencegah
kehamilan
lain
52
d. Iklan
pengobatan
alternatif
yang
memiliki
izin
resmi
e. Iklan
produk
media
yang
ditujukan
pada
khalayak
dewasa,
seperti
iklan
film
yang
menurut
penilaian
LSF
diperuntukkan
bagi
penonton
dewasa,
iklan
majalah
dan
tabloid
yang
ditujukan
pada
pembaca
dewasa
f. Iklan
yang
merupakan
promosi
program
lembaga
penyiaran
yang
ditujukan
atau
hanya
boleh
disaksikan/didengar
khalayak
dewasa
g. Iklan
alat
pembesar
payudara
dan
alat
vital
BAB VIII
Pasal 8
Demi
melindungi
industri
periklanan
nasional,
materi
iklan
harus
secara
maksimal
memanfaatkan
segala
sumber
daya
yang
tersedia
di
dalam
negeri.
Untuk
itu
harus
memenuhi
syarat-‐syarat
sebagai
berikut:
1. Tidak
boleh
bertentangan
dengan
idiom
ataupun
nilai-‐nilai
ideologis
dan
sosial
budaya
bangsa
2. Tidak
menimbulkan
persepsi
yang
bertentangan
dengan
Etika
Pariwara
Indonesia.
3. Menggunakan
latar
belakang
yang
dapat
dikenali
mengandung
unsur
keindonesiaan.
Latar
belakang
ini
dapat
terungkap
dalam
wujud
lokasi,
pementasan
(setting),
busana,
dekorasi,
atau
properti,
serta
secara
audio
&
visual
4. Menggunakan
pemeran
WNI
atau
yang
tampilannya
dapat
dikenali
sebagai
tipikal
orang
Indonesia.
5. Persyaratan
sebagaimana
tercantum
pada
2
item
di
atas
tidak
berlaku
jika
produk
yang
diiklankan
dipasarkan
secara
internasional.
BAB IX
Persentase Iklan
Pasal 9
Lembaga
penyiaran
memuat
siaran
iklan
maksimal
20%
dari
keseluruhan
jam
siar
dalam
satu
hari.
Pasal 10
Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengumuman
Peratauran
KPI
ini
dengan
penempatannya
dalam
berita
negara
Republik
Indonesia.
53
Ditetapkan
di
Jakarta
3. Iklan
terselubung
yang
sering
muncul
dalam
program
talkshow,
variety
show,
pertandingan
olah
raga,
infotainment,
baik
yang
dibawakan
oleh
pembawa
acara
maupun
yang
ditampilkan
di
layar.
4. Iklan
yang
ditayangkan
lebih
dari
30
detik.
5. Presentase
tampilan
program
yang
tidak
seimbang
dengan
tampilan
iklan,
dari
segi
durasi
dan
layout/tampilan
pada
layar
6. Iklan
dalam
bentuk
running
text
54
6.
PENGANTAR
PERIKLANAN
TELEVISI
Sejarah
Periklanan
di
Televisi
Iklan
televisi
pertama
kali
muncul
di
Amerika
saat
Bulova
Watch
Company
membayar
9
$
kepada
New
York
City
NBC,
untuk
memutarkan
spot
berdurasi
20
detik
sebelum
penayangan
pertandingan
baseball
antara
Brooklin
Dodger
melawan
Philadelpia
Phillies
pada
1
Juli
1941.
Iklan
Televisi
berupa
iklan
sponsorship
dimulai
pada
tahun
1947.
Iklan
televisi
memperbaiki
keterbatasan
dari
penyiaran
radio
dan
kebekuan
karakter
dari
iklan
cetak.
Iklan
televisi
menjadikan
jangkauan
penyiaran
lebih
luas
dan
membuat
karakter
menjadi
hidup.
Iklan
TV
mulai
menonjol
sejak
Juni
1948
di
stasiun
televisi
CBS
berupa
iklan
sponsorsip
dari
Lincoln-‐
Mercury
pada
acara
The
Ed
Sullivan
Show
dan
menjadi
salah
satu
acara
yang
penayangannya
paling
panjang
dan
serial
yang
paling
sukses.
"The
Ed
Sullivan
Show"
memacu
kemajuan
skor
dari
karir
bisnis
pertunjukan.
Dalam
tahun
1971,
933
sponsor
membawa
acara
TV,
meningkat
515
%
dibandingkan
tahun
1947.
Departemen
Perdagangan
Amerika
Serikat
melaporkan
kekuatan
penjualan
pada
televisi
pada
bulan
Mei
1949
bahwa
TV
merupakan
kombinasi
dari
gambar
bergerak,
suara
dan
kesegaran
menghasilkan
suatu
dampak
yang
memperluas
TV
sebagai
media
periklanan
ke
dalam
bidang
permintaan
penjualan
perseorangan.
Pada
masa
lalu,
sponsor
memproduksi
dan
mengendalikan
acara
sebagai
cara
mereka.
Peningkatan
sejumlah
program
menjadikan
stasiun
televisi
memberi
lisensi
kepada
jaringan
televisi.
Dengan
kata
lain
serangkaian
program
dikontrakkan
ke
jaringan,
bukan
ke
sponsor,
seperti
sebelumnya.
Sepanjang
1960-‐an,
televisi
jaringan
memperluas
kekuatan
mereka.
Kira-‐Kira
320
setasiun
komersial
baru
mengudara.
Seperti
dilaporkan
oleh
Nielson,
rumah
tangga
melihat
program
acara
semakin
banyak
setiap
tahun.
Tahun
1972,
TV
yang
di-‐set
Rumah
tangga
Amerika
rata-‐rata
lebih
dari
enam
jam
tiap
hari.
Hal-‐hal
baru
dari
TV
telah
menghilang,
dan
menyaksikan
TV
telah
menjadi
kebiasaan
nasional
(Heighton
and
Cunningham,
1984).
Di
1977,
iklan
TV
memperoleh
pendapatan
kotor
meningkat
menjadi
75
milyar
dolar
Amerika
yang
merupakan
20%
dari
semua
iklan
Amerika
Serikat"
(Sejarah
dari
Film&
Televisi).
1970-‐
an
ketika
TV
masuk
pada
kualitas
programnya,
pemasang
iklan
menginvestasikan
suatu
proporsi
yang
lebih
besar
dan
lebih
besar
dari
anggaran
mereka
di
TV,
sebagian
disebabkan
bisnis
membaik,
tetapi
juga
oleh
karena
terus
meningkatnya
biaya
pemasangan
dan
biaya
produksi
iklan.
55
MERANCANG
IKLAN
TELEVISI
Periklanan
adalah
penggunaan
media
berbayar
oleh
seorang
penjual
untuk
mengkomunikasikan
informasi
persuasif
tentang
produk
(ide,
barang,
jasa)
ataupun
organisasi
merupakan
alat
promosi
yang
kuat.
Di
perusahaan
kecil,
iklan
ditangani
oleh
seseorang
di
departemen
pemasaran
atau
penjualan,
yang
bekerjasama
dengan
biro
iklan.
Sedangkan
di
perusahaan
besar
sering
membentuk
departemen
periklanan
sendiri.
Merancang
Iklan
Televisi
mencakup
:
•
Menetapkan
Audien
Sasaran
•
Menetapkan
Sasaran
dan
Anggaran
Iklan
Televisi
•
Mencari
keunggulan
Produk
atau
keunggulan
program
yang
dipasarkan
•
Merancang
Ide
(penjualan)
utama
sebagai
tema
kampanye
(strategi
kreatif)
•
Merancang
Daya
Tarik
Pesan
Iklan
•
Merancang
Gaya
dalam
mengeksekusi
pesan
iklan
•
Merancang
Kata,
Logo,
dan
Simbol
•
Merancang
Naskah
dan
Storyboard
•
Memproduksi
Iklan
Televisi.
•
Mengevaluasi
Iklan
televisi
dan
Memilih
Media
Identifikasi
Audien
Sasaran
Identifikasi
audien
sasaran
adalah
melakukan
identifikasi
pada
komunikan
yang
ingin
dibidik
atau
dengan
kata
lain
melakukan
segmentasi
pasar
dan
pembidikan
pasar.
Dapat
dilakukan
tiga
model
pendekatan
kepada
pasar;
Pemasaran
masal
adalah
keputusan
untuk
memproduksi
secara
masal
dan
mendistribusikan
secara
masal
satu
produk
dan
berusaha
memikat
segala
jenis
pembeli.
Pemasaran
beragam
satu
produk
dan
berusaha
memikat
segala
jenis
pembeli.
Pemasaran
beragam
produk
adalah
keputusan
untuk
memproduksi
dua
atau
lebih
penawaran
pasar
(produk)
yang
berbeda
dalam
model
"feature",
mutu,
ukuran
dan
sebagainya
dan
dirancang
untuk
menyediakan
keragaman
bagi
pasar
serta
untuk
membedakan
produk
penjual
dari
produk
pesaingnya.
56
Pemasaran
target
adalah
keputusan
untuk
membedakan
berbagai
kelompok
pembeli
yang
membentuk
pasar
dan
mengembangkan
bauran
produk
dan
pemasaran
yang
sesuai
untuk
masing-‐masing
pasar
sasaran.
Para
penjual
masa
kini
sedang
beralih
dari
pemasaran
masal
dan
diferensiasi
produk
ke
arah
pemasaran
target
karena
yang
terakhir
ini
lebih
membantu
dalam
mengenali
peluang-‐
peluang
pasar
dan
pemasaran
yang
efektif.
Seperti
telah
dikemukakan
di
awal
tadi,
salah
satu
keuntungan
utama
periklanan
lewat
televisi
adalah
kemampuannya
dalam
membangun
citra.
Iklan
televisi
mempunyai
cakupan,
jangakauan
dan
repetisi
yang
tinggi.
Iklan
televisi
dapat
menampilkan
pesan
multi-‐media
(suara,
gambar
dan
animasi)
yang
dapat
mempertajam
ingatan.
Biaya
iklan
televisi
per
tampil,
relatif
lebih
murah
daripada
iklan
di
majalah
atau
koran.
Langkah-‐langkah
pokok
dalam
pemasaran
target
adalah
segmentasi
pasar,
pembidikan
pasar
dan
penentuan
posisi
produk.
Segmentasi
pasar
adalah
tindakan
membagi-‐bagi
pasar
ke
dalam
kelompok-‐kelompok
pembeli
yang
berbeda
yang
meungkin
menghargai
variable
untuk
mendapatkan
mana
yang
mengungkapkan
peluang
segmentasi
terbaik.
Segmentasi
pasar
pertama
kali
diperkenalkan
oleh
Alfred
P.
Sloan.
Ketika
Ford
menguasai
pasar
kelas
atas,
Sloan
memasarkan
mobil
produksi
General
Motor
untuk
kelas
menengah
dengan
slogan
“mobil
untuk
segala
dompet
dan
segala
tujuan”.
Untuk
pemasaran
produk
konsumen,
variabel
segmentasi
utama
adalah
geografi,
demografi,
psikografi,
perilaku
dan
manfaat.
1.
Segmentasi
Geografis
Segmentasi
geografi
merupakan
pembagian
pasar
menjadi
unit-‐unit
geografis
yang
berbeda,
misalnya
wilayah
daerah,
negara
bagian,
propinsi,
negara,
kota,
dan
kepulauan.
Coca-‐Cola
memasarkan
produk
minuman
dengan
merk
tertentu
hanya
dijual
di
Jepang,
yaitu
Sokembicha
(nonkarbonat,
ginseng
dan
teh),
Lactia
(milk
fermentasi),
Aquarius
minuman
untuk
para
atlit,
Georgia
(minuman
kopi
berkualitas)
dan
Qoo
(minuman
juice).
Sony
menjual
produk
yang
dijual
hanya
di
Jepang
saja,
dan
petunjuk
pengoperasiannya
berbahasa
jepang
pula,
karena
konsumen
Jepang
mempunyai
selera
yang
tak
pernah
terpuaskan
pelaralatan
elektronik,
seperti
video
games,
alat
penerjemah
saku
dan
barang-‐barang
serupa.
Sony
merupakan
perusahaan
musik,
elektronik,
TV,
game
dan
film.
57
Di
Indonesia,
indomie
dari
Indofood
membuat
varian
mie
instan
dengan
beraneka
rasa
yang
bersifat
kuliner
kedaerahan
seperti
soto
medan,
sate
madura,
ayam
bumbu
bali
dan
sebagainya.
2.
Segmentasi
Demografis
Segmentasi
demografi
adalah
pasar
dikelompokkan
berdasarkan
variabel-‐variabel
seperti
pendapatan,
jenis
kelamin,
tingkat
pendidikan,
jumlah
penduduk,
usia,
tingkat
kemakmuran
keluarga,
siklus
hidup
keluarga,
pekerjaan,
agama,
ras,
generasi,
kewarganegaraan
dan
kelas
sosial.
Iklan-‐iklan
mobil
membidik
pasar
berpendapatan
tinggi,
sedang
iklan
sepeda
motor
membidik
sasaran
menengah.
Perusahaan
L’Oreal
dari
Perancis
membidik
sasarannya
pada
jenis
kelamin
wanita
dengan
semboyan
“Passion
for
Beauty”.
Herbal
Essences
dari
Procter
&
Gamble,
juga
membidik
pasar
kaum
wanita
khusus
yang
usianya
antara
16-‐35
tahun.
Sebaliknya
Marlboro
dari
Philip
Morris
melakukan
segmentasi
pasar
laki-‐laki,
dengan
iklan
televisi
koboi
Marlboro
yang
membantu
menciptakan
salah
satu
merek
dagang
yang
paling
sukses
dan
bertahan
lama
di
seluruh
dunia.
Dancow
melakukan
segmentasi
pasar
anak-‐anak.
Coca-‐Cola
dan
MTV
membidik
pasar
berdasarkan
usia,
yaitu
remaja,
dengan
usia
15
sampai
21
tahun.
3.
Segmentasi
Psikografis
Segmentasi
psikografi
mengelompokkan
pasar
dalam
variable
gaya
hidup,
nilai
dan
kepribadian.
Gaya
hidup
ditunjukkan
oleh
orang-‐orang
menonjol
dari
pada
kelas
sosial.
Minat
terhadap
suatu
produk
dipengaruhi
oleh
gaya
hidup,
maka
barang
yang
dibeli
oleh
orang-‐orang
tersebut
untuk
menunjukkan
gaya
hidupnya.
Perusahaan
yang
memproduksi
mobil,
kosmetik,
rokok,
pakaian,
minuman
dan
perabot
rumah
tangga
selalu
mencari
peluang
dalam
segmentasi
gaya
hidup.
Segmen
pasar
orang
yang
lebih
muda,
lebih
mempunyai
jiwa
entrepreneur
yang
sedang
berkembang.
Express.
American
Express
melakukan
segmentasi
pasar
dengan
gaya
hidup
modern.
Stanford
Research
Institute
(SRI)
membuat
sebuah
model
yang
disebut
VALS
(Value
and
LyfestyleS)
dan
disempurnakan
menjadi
VALS2,
yang
mangkombinasikan
faktor
58
demografi
dan
gaya
hidup.
VALS2
mengelompokkan
nilai
dan
gaya
hidup
menjadi
delapan
kelompok,
yaitu
fulfiller,
believer,
achiever,
striever,
experiencer,
maker,
strugler
dan
actualizer;
Fulfiller
adalah
mereka
yang
rata-‐rata
usianya
48
tahun,
matang,
bertanggungjawab,
mempunyai
pendidikan
profesional
yang
baik
dan
merupakan
konsumen
yang
berorientasi
pada
nilai.
Believer
adalah
mereka
yang
usia
rata-‐ratanya
58
tahun,
konservatif
dan
konsumen
yang
dapat
diprediksi
yang
menyukai
merek
yang
telah
mapan.
Achiever
adalah
mereka
yang
usia
rata-‐ratanya
36
tahun,
sukses,
berorientasi
pada
pekerjaan
yang
memuaskan
pekerjaan
dan
keluarga
mereka.
Striever
adalah
mereka
yang
usia
rata-‐ratanya
34
tahun
serupa
dengan
Achiever,
tetapi
sumber
ekonomi,
sosial
dan
psikologisnya
lebih
rendah.
Maker
adalah
mereka
yang
usia
rata-‐ratanya
30
tahun,
praktisi,
merupakan
konsumen
yang
berfokus
pada
keluarga,
pekerjaan
dan
rekresi
fisik.
Strugler
adalah
mereka
yang
usia
rata-‐ratanya
61
tahun,
pendapat
rendah
dan
sumberdaya
terbatas
yang
merupakan
konsumen
yang
berorientasi
pada
dirinya
sendiri.
Actualizer
adalah
mereka
yang
usia
rata-‐ratanya
43
tahun,
pendapatan
paling
tinggi,
kebanggan
dirinya
sangat
kuat,
sumberdaya
berlimpah.
Segmentasi
psikografis
yang
lain
adalah
menggunakan
kepribadian.
Perusahaan
membuat
produk
dengan
kepribadian
merek
sesuai
dengan
kepribadian
konsumen.
Calon
pembeli
Chevrolets
bercirikan
kepribadian
konservatif,
hemat,
memperhatikan
harga
diri,
kurang
maskulin,
dan
berusaha
untuk
tidak
menjadi
ekstrim,
sedangkan
pembeli
Ford
mempunyai
ciri
independen,
spontas,
maskulin,
tanggap
terhadap
perubahan,
dan
percaya
diri.
4.
Segmentasi
Perilaku
Segmentasi
perilaku
membagi
kelompok
berdasarkan
status
pemakai,
kejadian,
tingkat
penggunaan,
status
kesetiaan,
tahap
kesiapan
pembeli,
sikap.
Pasar
dapat
dikelompokkan
menjadi
bukan
pemakai,
bekas
pemakai,
pemakai
potensial,
pemakai
pertama
kali
dan
pemakai
tetap
dari
suatu
produk.
59
5.
Segmentasi
Manfaat
Segmentasi
manfaat
mengklasifikasikan
pasar
berdasarkan
atribut
(nilai)
atau
manfaat
yang
terkandung
dalam
suatu
produk.
Konsumen
akan
mencari
produk
yang
menyediakan
manfaat
khusus
untuk
memuaskan
kebutuhannya.
Konsumen
membeli
jam,
pertimbangan
yang
dipakai
mungkin
ketepatan,
ketahanan
terhadap
air,
gaya,
atau
manfaat
lain
yang
khusus.
Sedangkan
pada
pasta
gigi
beberapa
konsumen
menginginkan
fluoride
(Crest,
Colgate),
kesegaran
bernafas
(Close-‐Up,
Aqua-‐Fresh),
manfaat
anti
gigi
berlubang
(Crest),
mengurangi
plak
gigi
(Viadent)
dan
membuat
gigi
putih
(Den-‐Mat).
Dancow
menonjolkan
manfaat
kesempurnaan
pertumbuhan
anak
yang
minum
susu
dengan
yang
tidak
dalam
ikon
visualisasi
sederhana
namun
menggoda,
yaitu
membandingkan
anak
yang
minum
susu
Dancow
dan
anak
yang
tidak
minum
susu
Dancow.
Anak
yang
minum
susu
Dancow
lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
anak
yang
tidak
minum
susu
Dancow.
Sedangkan
Nutrima
memilih
menonjolkan
manfaat
dari
rasa.
Karena
rasanya
enak,
maka
seorang
anak
bisa
melakukan
mogok
minum
susu
lain.
Pengelompokan
Iklan
Televisi
Televisi
merupakan
kategori
media
above
the
line.
Sesuai
karakternya,
iklan
televisi
mengandung
unsur
suara,
gambar
dan
gerak.
Oleh
karenanya,
pesan
yang
ditampilkan
sangat
menarik
perhatian
dan
impresif.
Iklan
televisi
yang
berbentuk
spot
lebih
sering
disebut
dengan
istilah
klip
iklan.
Saat
ini
bentuk
iklan
televisi
cukup
bervariasi.
Dahulu,
kecenderungan
iklan
televisi
berupa
klip
iklan.
Kini
dikembangkan
potensi
periklanan
televisi
yang
baru
dengan
running
text,
super-‐impossed,
announcer
background,
blocking
program,
dan
benda-‐benda
properti
yang
tersorot
kamera
digunakan
sebagai
iklan.
• Live action
Live
action
adalah
klip
iklan
yang
melibatkan
unsur
gambar,
suara
dan
gerak
secara
bersama.
Gambar
yang
diperlihatkan
beragam,
meliputi
cuplikan
kehidupan
(slice
of
life)
di
tempat-‐tempat
dan
segala
hal
yang
berkait
dengannya.
Live
action
yang
paling
diperlihatkan
adalah
cuplikan
kehidupan
sehari-‐hari,
seperti
ibu-‐ibu
mencuci
60
piring,
memasak,
orang
menderita
sakit,
mengendarai
mobil
dan
sebagainya,
maka
klip
iklan
ini
terasa
lebih
“natural”.
• Animation
Iklan
animasi
merupakan
iklan
yang
dibangun
berdasar
gambar
animasi
baik
dua
dimensi
maupun
3D,
yang
dikerjakan
secara
manual
maupun
dengan
teknik
komputer.
• Stop
action
Iklan
stop
action
biasanya
merupakan
paduan
antara
teknik
live
action,
gambar
kehidupan
sehari-‐hari,
dengan
teknik
animasi,
untuk
memberi
efek
dramatik
iklan,
sehingga
ilustrasi
yang
rumit
tergambarkan
dengan
baik
dan
menarik.
Kebanyakan
teknik
stop
action
diterapkan
pada
produk
makanan,
minuman,
obat-‐obatan
atau
suplemen.
• Still/Gambar
diam
Iklan
televisi
yang
disampaikan
dengan
tidak
menampilkan
unsur
gambar
gerak,
melainkan
gambar
diam
(beku).
Gambar
beku
tersebut
diperoleh
dari
pemotretan
fotografi,
lukisan,
gambar,
baik
yang
dikerjakan
secara
manual
maupun
dengan
teknik
komputer.
Jenis
ini
sering
disebut
dengan
slide
show.
Karena
yang
diperlihatkan
tidak
menampilkan
unsur
gerak,
iklan
ini
biasanya
dianggap
kurang
menarik
perhatian.
Karenanya,
iklan
ini
diperkuat
dengan
suara,
narasi
atau
musik
yang
menarik
perhatian.
• Music
Iklan
televisi
yang
disampaikan
melalui
musik
sebagai
media
penyampaian
pesan.
Artinya,
pesan
dikemas
dalam
sebuah
musik
atau
lagu
sebagai
kekuatan
utama
pesan
iklan.
Musik
bukan
sekedar
ilustrasi
pesan
iklan.
Musik
digunakan
sebagai
61
unsur
dominan,
namun
visualisasi
tetap
digarap
untuk
menampilkan
kuatnya
pesan.
• Superimposed
Superimposed
adalah
bentuk
iklan
televisi
dalam
bentuk
gambar
iklan
yang
dimunculkan
dalam
gambar
lain
pada
sebuah
program
televisi.
Gambar
biasanya
ditampilkan
pada
sisi
kiri
atas
atau
bawah;
sisi
kanan
atas
atau
bawah
layar.
Durasi
iklan
superimposed
umumnya
berkisar
5
hingga
10
detik.
Penampilan
superimposed
ini
dibuat
semenarik
mungkin,
misalnya
dengan
teknik
animasi.
• Sponsor Program
Sponsor
program
adalah
bentuk
iklan
televisi
dimana
pihak
pengiklan
membiayai
program
acara
tertentu
dan
sebagai
imbalannya,
ia
dapat
menyampaikan
pesan
iklan
lebih
mendominasi.
Sponsor
program
dapat
dilakukan
dengan
cara
blocking
time,
yaitu
sponsor
membeli
waktu
siaran
televisi
selama
durasi
tertentu,
dimana
waktu
yang
telah
dibelinya
digunakan
untuk
menyampaikan
pesan-‐pesan
iklan.
Karena
waktu
siaran
telah
dibeli
sponsor,
umumnya
sponsor
memiliki
waktu
relatif
lama.
Agar
tidak
membosankan,
acara
yang
telah
dipesan
tersebut
dikemas
dengan
perpaduan
berbagai
hiburan
atau
informasi-‐informasi
yang
menarik.
Acara
televisi
yang
digunakan
dalam
iklan
sponsor
program
dapat
berupa
kuis,
olahraga,
atau
musik.
Contoh:
Gebyar
BCA,
Kuis
LG
Prima,
Telkomania,
Britama
Untung
Beliung,
Super
Liga
(Liga
Djarum
Super),
dll.
• Running Text
Iklan
televisi
running
text
adalah
bentuk
iklan
televisi
dengan
teknik
memperlihatkan
teks
muncul
perlahan
dari
kanan
ke
kiri
layar.
Biasanya
ditempatkan
pada
posisi
bawah
dari
layar
sehingga
tidak
terlalu
menggangu
tayangan
yang
berlangsung.
(Running
text
muncul
berkebalikan
arah
bila
teks
menggunakan
bahasa
Arab).
• Backdrop
Backdrop
adalah
bentuk
iklan
televisi
dimana
pesan
iklan
diperlihatkan
pada
latar
belakang
yang
digunakan.
Backdrop
dapat
berupa
gambar
still
atau
klip
iklan.
Gambar
still
dapat
ditempatkan
pada
latar
panggung
acara
hiburan.
Klip
iklan
sering
ditampilkan
dalam
plasma
tv;
latar
belakang
pada
program
news,
dan
62
dapat
diperlihatkan
sebagai
announcer
backdrop
yang
diatur
secara
videografis
menjadi
latar
belakang
penyiar/reporter.
• Caption
• Credit Tittle
Iklan
yang
diperlihatkan
pada
akhir
sebuah
program
televisi.
Biasanya
berupa
gambar-‐gambar
still
logo-‐logo
produk.
Sponsor
ini
diperlihatkan
bersama
kredit
titel
(pemangku
gelar/kerabat
kerja
pendukung
program
televisi).
Durasinya
berkisar
2-‐5
detik
atau
bila
termasuk
dalam
roll
up
kredit
titel
sesuai
dengan
kecepatan
roll
up-‐nya.
• Ad lib
Iklan
televisi
dimana
pesan
disampaikan
dan
diucapkan
penyiar
secara
langsung,
baik
diantara
program
satu
dengan
yang
lainnya,
maupun
oleh
pembawa
acara
berita,
infotainment,
kuis
atau
sponsor
program.
• Property Endorsment
Properti
dapat
digunakan
sebagai
media
iklan.
Biasanya
merupakan
iklan
tidak
langsung
(soft
campaign).
Bisa
ditempatkan
pada
properti
siaran,
pakaian
yang
dikenakan
pengisi
acara,
kendaraan,
peralatan
makan-‐minum,
perkakas
dapur,
mikropon,
make-‐up,
dan
sebagainya.
Property
endorsment
bisa
diperkuat
dengan
running
text,
ad
lib,
superimposed
atau
caption.
• Promo Ad
Promo
Ad
adalah
iklan
yang
dipergunakan
oleh
pengelola
stasiun
televisi
untuk
mempromosikan
acara-‐acaranya.
Harapannya
pemirsa
tertarik
menonton
acara
yang
akan
ditayangkan,
sehingga
program
tersebut
mendapatkan
jumlah
pemirsa
yang
banyak.
Ini
berguna
untuk
meningkatkan
rating,
dan
pada
gilirannya
mengundang
pengiklan
memasang
pesan
iklan
pada
mata
acara
tersebut.
63
• Iklan
Interaktif
Iklan
interaktif
bisa
menggunakan
berbagai
pilihan
media.
Bisa
internet,
sms
(mobile
access),
sampai
iklan
televisi
interaktif,
dimana
di
dalamnya
bisa
memanfaatkan
juga
internet,
sms
(mobile
access).
Iklan
interaktif
jika
dikemas
dengan
baik
akan
dengan
sangat
mudah
meningkatkan
kontak
personal
dan
langsung
dengan
konsumen,
sehingga
proses
pengambilan
keputusan
oleh
konsumen
pun
bisa
lebih
mudah
dipersuasi.
Efektivitas
penyampaian
pesan
ditentukan
beberapa
hal,
yakni
strategi
pesan,
pelaksanaan
pesan,
tone
dan
format
pesan.
Strategi Pesan:
64
Pelaksanaan
Pesan
1. Potongan
kehidupan
(slice
of
life).
Gaya
ini
menunjukkan
satu
atau
lebih
orang
khas
yang
menggunakan
produk
dalam
situasi
normal.
2. Gaya
hidup
(life
style).
Gaya
ini
menunjukkan
kecocokan
sebuah
produk
dengan
gaya
hidup
tertentu.
3. Fantasi/khayal.
Gaya
ini
menciptakan
fantasi
di
sekitar
produk
atau
kegunaannya.
4. Suasana
hati
(mood)
atau
citra
(image).
Menciptakan
gambaran
tentang
suasana
hati
tertentu
atau
gambaran
sekitar
produk.
5. Musikal
(musical).
Gaya
ini
menunjukkan
satu
orang
atau
lebih,
tokoh,
orang
atau
kartun
yang
menyanyikan
lagu
tentang
produk
tersebut.
(iklan
soziz
versi
Dedy
Mizwar
dkk,
dengan
lagu
Cucak
Rowo)
6. Simbol
kepribadian
(personality
symbol).
Gaya
ini
menciptakan
tokoh
yang
mewakili
produk.
7. Keahlian
tehnis
(technical
espertise).
Gaya
ini
menunjukkan
keahlian
perusahaan
dalam
menghasilkan
produk,
misal
dengan
mesin
canggih,
presisi
dan
akurat,
bersih
dan
lain-‐lain,
atau
tentang
kredibilitas
perusahaan.
8. Bukti
ilmiah
(scientific
evidence).
Gaya
ini
menampilkan
keilmiahan,
hasil
survei
atau
buku
ilmiah
tentang
keunggulan
produk.
9. Bukti
atau
dukungan
testimonial.
Gaya
ini
menampilkan
sumber,
ahli,
tokoh
yang
sangat
dapat
dipercaya
dan
disukai,
yang
mendukung
produk
tersebut.
Tone
Iklan
yang
dibuat
harus
menggunakan
kata-‐kata
yang
mudah
dan
terutama
harus
menarik
perhatian.
Riset
menunjukkan,
konsumen
cenderung
mudah
mengingat
sebuah
produk
hanya
karena
tone
iklannya
yang
menarik.
Format
Unsur
format
berdampak
besar
pada
kualitas
penayangan
iklan.
Perubahan
kecil
pada
format
design
iklan
misalnya,
bisa
melahirkan
dampak
sangat
besar.
Beberapa
hal
yang
harus
dilihat
dalam
penentuan
format
iklan
adalah;
1. Ilustrasi (illustration), harus cukup kuat agar bisa menarik perhatian audience.
65
2. Judul
iklan
(headline)
harus
secara
efektif
menarik
orang
yang
tepat
sehingga
bersedia
membaca
teksnya.
3. Teks
(copy),
bagian
utama
tulisan
iklan,
harus
sederhana
tetapi
kuat
dan
meyakinkan.
Strategi
pemasangan
iklan
meliputi
dua
unsur
utama
yakni
menciptakan
pesan
iklan,
dan
memilih
media
tempat
memasang
iklan.
Strategi
pemasangan
iklan
perlu
difahami
dan
diterapkan
dengan
baik,
karena
biaya
iklan
nyatanya
memang
sangat
tinggi.
Sehingga
jangan
sampai
biaya
besar
tidak
mencapai
hasil
yang
diharapkan.
Pesan
iklan
yang
efektif
menentukan
efektif
tidaknya
iklan
tersebut
diluncurkan
dan
menapat
tanggapan
memuaskan
dari
audience.
Kenyataan
menunjukkan,
sebagian
besar
penonton
televisi
misalnya,
memutuskan
mengganti
saluran
saat
iklan
ditayangkan.
Sehingga
pemasar
perlu
jeli
memilih
dan
menentukan
pesan
iklan
yang
disampaikan.
Iklan
yang
disajikan
harus
merupakan
suguhan
“imajinatif,
interaktif,
menghibur
dan
bermanfaat”.
Iklan
yang
dibutuhkan
saat
ini
adalah
iklan
yang
tidak
melulu
menjual,
tapi
juga
menghibur.
Perencana
pesan
iklan
harus
memahami
jangkauan,
frekuensi
dan
dampak
masing-‐
masing
media
utama
sebelum
memutuskan
memilih
media
mana
yang
akan
digunakan.
Faktor
yang
perlu
dipertimbangkan
dalam
memilih
media,
yakni:
-‐-‐
kebiasaan
media
pelanggan
sasaran
-‐-‐
sifat
produk
yang
relevan
dengan
media
yang
dipilih
-‐-‐
jenis
pesan
(pesan
dengan
jenis
berbeda
sering
memerlukan
media
berbeda
pula)
-‐-‐
biaya*
66
Menentukan
Media
(Stasiun
Televisi),
meliputi
empat
langkah
utama
yakni:
1.
Menentukankan
jangkauan,
frekuensi
dan
dampak.
-‐-‐
Jangkauan
(reach),
ukuran
presentase
orang-‐orang
di
pasar
sasaran
yang
terpapar
pada
kampanye
iklan
selama
periode
waktu
tertentu.
-‐-‐
Frekuensi
(frequency),
ukuran
mengenai
seberapa
sering
rata-‐rata
orang
di
pasar
akan
terterpa
oleh
pesan
tersebut.
-‐-‐
Dampak
media,
nilai
kualitatif
terpaan
pesan
melalui
medium
tertentu.
2.
Menentukan
media
(stasiun
televisi)
utama
3.
Memilih
media
(stasiun
televisi)
pendukung
4.
Menentukan
waktu
tayang
pada
media,
(pagi,
siang,sore,
bulan,
musim)
Merancang
Produksi
Naskah
dan
Storyboard
Naskah
produksi
Iklan
Televisi
berformat
keterangan
durasi,
visual
dan
audio.
Durasi
menjelaskan
berapa
lama
visual
tampil
Visual
menjelaskan
tampilan
visual
dalam
ukuran
frame
tertentu.
Audio
menjelaskan
tampilan
suara
meliputi
dialog,
monolog,
musik,
lagu
dan
sound
effect.
Story
Board;
dalam
produksi
iklan
pembuatan
story
board/papan
cerita
mutlak
diwajibkan.
Story
board
mencitrakan
keterangan
visual
dalam
naskah
iklan
menurut
tampilan
efektif
yang
dirancang
agar
dimengerti
para
pengkonsep
sendiri
(kreatif),
klien,
produser,
dan
kerabat
kerja
produksi.
Hal
ini
mengingat
akurasi
terhadap
iklan
yang
hanya
berdurasi
15
detik
atau
kelipatannya.
Story
board
memudahkan
proses
pembuatan
gambar
film/video
dalam
proses
produksi
(syuting
atau
pengerjaan
animasi).
Produksi
Iklan
Televisi
Proses
membendakan
konsep
visual,
membuat
gambar
film/video
(picturization)
67
Post
Produksi
Mengevaluasi
Iklan
televisi
dan
Menentukan
Media
penyampaian
pesan.
Materi
iklan
televisi
yang
sudah
jadi
biasanya
memiliki
keterangan
tentang
informasi
teknis
di
depan
klip
iklan
tersebut;
misalnya;
Tittle
:
Air
Version
:
Wudhu
Duration
:
30’
Client
:
PT.
Sampoerna
Tbk.
Agency
:
PT.
Patcy
Communication
Prod
House
:
Patcy
Komunika
Language
:
Indonesia
Date
:
1
Januari
2009
Remark
:
Ramadhan-‐Idul
Fitri
2009
68
BAHAN
BACAAN:
Lowe, Bret William. 2003, Clever Advertising, Jakarta: Elex Media Komputindo.
Ye, Hendy. 2009, Belajar Membuat Iklan Sukses, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sumber lain:
69
inprotected.com