Kelompok :5
SHIFT A - 2021
Kelompok 5
II. Prinsip
2.1 Spektrofotometri IR
Spektrofotometri infrared (IR) merupakan salah satu metode pengukuran yang
digunakan untuk mendeteksi struktur molekul suatu senyawa melalui identifikasi
gugus fungsi penyusun senyawa, dimana spektrum yang dihasilkan berupa grafik
yang menunjukkan transmitan yang bervariasi pada setiap frekuensi radiasi
inframerah (Ismail dan Kanitha, 2020).
2.2 Absorbansi
Absorbansi merupakan rasio intensitas sinar yang diserap dengan intensitas
sinar datang. Nilai absorbansi bergantung pada jumlah molekul yang ada pada sampel
(Neldawati et al, 2013).
690-900 Kuat
(Christian, 1994).
Asam salisilat merupakan suatu senyawa dengan rumus kimia C7H6O3 yang
memiliki efek keratolitik, antiinflamasi, analgesik, dan lain sebagainya (Sulistyaningrum,
2013). Berikut gugus fungsi dan karakteristik pita dari senyawa asam salisilat :
5.2 Bahan
a. Asam salisilat
b. Glibenklamid
c. Gliklazid
d. Kalium bromid
V. Prosedur
Ditimbang 2 mg glibenklamid dan 198 mg serbuk KBr, serta 200 mg serbuk KBr.
Setelah itu, dihaluskan serbuk KBr. Ditambahkan glibenklamid ke dalam serbuk KBr
yang sudah halus dan dispersi hingga homogen. Kemudian, dicetak campuran hingga
menjadi pellet. Dicetak pula serbuk KBr sebanyak 200 mg sebagai blanko. Lalu,
dilakukan analisis pellet menggunakan spektroskopi inframerah pada bilangan
gelombang 4000-400 cm-1
5. Mencetak pula serbuk KBr sebanyak 200 Telah dicetak pula serbuk KBr
mg sebagai blanko sebanyak 200 mg sebagai blanko
Blanko KBr :
Glibenklamid :
VII. Perhitungan
-
VIII. Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui spektrum serapan inframerah dari
senyawa glibenklamid, asam salisilat, dan gliklazid. Spektrum serapan inframerah dapat
dilihat menggunakan spektrofotometri inframerah. Spektrofotometri inframerah adalah
salah satu metode pengukuran yang digunakan untuk mendeteksi struktur molekul suatu
senyawa melalui identifikasi gugus fungsi penyusun senyawa, dimana spektrum yang
dihasilkan berupa grafik yang menunjukkan transmitan yang bervariasi pada setiap
frekuensi radiasi inframerah (Ismail dan Kanitha, 2020).
Sinar inframerah dapat membuat ikatan kimia dalam molekul lebih bervariasi atau
berpindah ke tingkat energi vibrasi yang lebih tinggi. Untuk dapat mengabsorpsi sinar IR,
molekul harus mempunyai perubahan momen dipol pada saat bervibrasi. Terdapat dua
jenis vibrasi molekul, yaitu vibrasi tekuk (bending) dan vibrasi ulur (stretching).
Sampel yang digunakan pada praktikum kali ini adalah gliklazid, glibenklamid,
dan asam salisilat yang pengerjaannya dibagi kedalam 6 kelompok. Kelompok kami
mendapatkan sampel glibenklamid. Berikut merupakan struktur dari glibenklamid.
(NCBI, 2022).
Glibenklamid merupakan obat diabetes oral yang umumnya berupa sediaan oral
dalam bentuk tablet dengan bahan tunggal maupun bahan campuran. Analisis
glibenklamid dalam sediaan farmasi sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara,
baik dengan HPLC, HPTLC, ataupun dengan spektrofotometri itu sendiri. Apabila dilihat
dari struktur kimianya, gugus fungsi yang terdapat dalam glibenklamid yaitu, C-O, C=C,
C=O, C-Cl, N-H, C-N, S=O, dan C-H.
Sampel yang digunakan pada praktikum kali ini berwujud padat sehingga dalam
preparasi sampel harus dibuat pellet. Sampel yang telah berbentuk pallet harus kering dan
tidak mengandung air karena air mengandung gugus O-H yang akan terbaca pada alat
kemudian dapat membuat bias hasil analisis.
Dalam praktikum kali ini, yang digunakan sebagai blanko adalah KBr murni. KBr
disini juga berfungsi sebagai monokromator pada pembuatan pellet. Selain KBr, dapat
juga digunakan NaCl atau garam organik lain yang berfungsi sebagai monokromator.
Pada prosedur, sampel yang digunakan hanya 2 mg dan KBr yang digunakan sebanyak
198 mg. Semakin sedikit massa sampel yang digunakan, maka semakin besar
frekuensinya, jadi pembacaan spektrum pada spektrofotometri IR juga lebih mudah
diamati.
Pada saat penimbangan KBr, harus dilakukan dengan berhati-hati karena KBr
bersifat higroskopis atau mudah menyerap molekul air yang berada di udara. Ketika
sudah selesai dilakukan penimbangan, sampel bisa disimpan di desikator terlebih dahulu,
atau dilipat dengan kertas perkamen seperti melipat pulveres. Setelah itu, KBr harus
dihaluskan terlebih dahulu lalu dihomogenkan dengan analit, setelah itu dicetak menjadi
pellet dengan bantuan alat pencetak pelet dan di pompa dengan tekanan 60 selama 5
menit. Setelah menjadi pellet, kemudian dianalisis pada spektrofotometri IR.
Hitam : Glibenklamid
Biru : Saccharin
Merah : Glibenklamid -saccharin
(Budiman et al., 2018).
Terdapat sedikit beberapa perbedaan antara spektrum yang kami dapatkan dengan
spektrum pada literatur. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan perbandingan KBr
dengan analit yang digunakan untuk membuat pellet. Dimana pada saat pengujian, analit
yang digunakan yaitu sebanyak 2 mg dengan KBr 198 mg. Sedangkan pada literatur
digunakan 1 mg analit dan 250 mg KBr.
IX. Kesimpulan
Telah diketahui spektrum serapan inframerah dari senyawa glibenklamid.
Didapatkan hasil spektrum yang umumnya sesuai dengan rentang panjang gelombang
pada literatur dan karakteristik pita serta intensitas dari senyawa glibenklamid.
DAFTAR PUSTAKA
Akash, M. S. H., Rehman, K., Chen, S. 2013. Role of Inflammatory Mechanisms Inpathogenesis
of Type 2 Diabetes Mellitus. Journal Cell Biochem. Vol. 114(1) : 525- 531.
Amrillah, M., Roslan, R., dan Jaka, F. 2015. Aktivitas Tabir Surya Daun Miana (Coleus
atropurpureus L. Bent) Secara In Vitro. Jurnal Sains dan Kesehatan. Vol. 1(1) : 4
Budiman, A., Megantara, S., Raraswati, P., dan Qoriah, T., 2018. Solid Dosage Form
Development Of Glibenclamide With Increasing The Solubility and Dissolution Rate
Using Cocrystallization. International Journal of Applied Pharmaceutics. Vol. 10(184) :
181-186.
Christian, G. D. 1994. Analytical Chemistry Ed. 5th. New York : John Wiley & Sons Inc. Hal.
71-105.
Fessenden, R. J., dan Fessenden, J. S. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga. Hal
78-81.
Gandjar, I. G., dan Rahman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Hal. 89-90.
Harmita, H. 2006. Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi. Jakarta : Departemen
Farmasi FMIPA Universitas Indonesia. Hal. 37-62.
Ismail, F. dan Kanitha, D. 2020. Identifikasi dan Penetapan Kadar Pentoxifylline dalam Sediaan
Tablet Secara Spektrofotometri Fourier Transform Infrared (FT-IR) Dan Spektrofotometri
UV-Visible. Jurnal Farmagazine. Vol. 7(2) : 7-13.
National Center for Biotechnology Information. 2022. PubChem Compound Summary for CID
3488, Glyburide. Tersedia secara online di
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Glyburide. [Diakses pada 6 Oktober 2022].
National Center for Biotechnology Information. 2022. PubChem Compound Summary
Gliclazide. Tersedia secara online di
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Gliclazide. [Diakses pada 29 September
2022].
Ndana, M., Grace, J. J., Baba, F. H., dan Mohammed, U. M. 2013. Fourier Transform Infrared
Spectrophotometric Analysis of Functional Groups in Biodiesel Produced From Oils Of
Ricinus Communis, Hevea Brasiliensis an Jatropha Cureas Seeds. International Journal
of Science Environment and Technology. Vol 2(6) : 1116-1121.
Neldawati, N., Ratnawulan, R., dan Gusnedi, G. 2013. Analisis Nilai Absorbansi dalam
Penentuan Kadar Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat. Journal Pillar of
Physics. Vol. 2(1): 76-83.
Sjahfirdi, L., Aldi, N., Maheswati, M., dan Astuti, P. 2015. Aplikasi Fourier Transform Infrared
(FTIR) dan Pengamatan Pembengkakan Genital Pada Spesies Primata Lutung Jawa
(Trachypithecus auratus) Untuk Mendeteksi Masa Subur. Jurnal Kedokteran Hewan.
Vol. 9(2) : 156 - 160.
Yudhapratama, E., et al. 2010. Penentuan Keberadaan Zat Aditif Pada Plastik Kemasan Melalui
Perlakuan Pemanasan Pada Spektrometer IR. Bandung : UPI. Hal. 58-64.