Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang
mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah
panjang gelombang 0,751.000 m atau pada bilangan gelombang 13.00010 cm -1.
Metode ini banyak digunakan pada laboratorium analisis industri dan laboratorium riset
karena dapat memberikan informasi yang berguna untuk analisis kualitatif dan kuantitatif,
serta membantu penerapan rumus bangun suatu senyawa.
Konsep radiasi inframerah diajukan pertama kali oleh Sir Wiliam Hershel (tahun
1800) melalui percobaannya mendespersikan radiasi matular dengan prisma.Ternyata
pada daerah sesudah sinar merah menunjukkan adanya kenaikan temperature tertinggi
yang berarti pada daerah X radiasi tersebut banyak kalori(energy tinggi).Daerah spectrum
tersebut selanjutnya disebut inframerah(IR diseberang atau diluar merah).
A. Prinsip dasar Spektroskopi IR
Jika senyawa organik dikenai sinar infra-merah yang mempunyai frekwensi
tertentu (bilangan gelombang 500 -4000 Cm-1), sehingga beberapa frekwensi tersebut
diserap oleh senyawa tersebut. Berapa banyak frekwensi tertentu yang melewati senyawa
tersebut diukur sebagai 'persentasi transmitasi' (percentage transmittance). Persentasi
transmitasi dengan nilai 100 berarti semua frekwensi dapat melewati senyawa tersebut
tanpa diserap sama sekali. Transmitasi sebesar 5% mempunyai arti bahwa hampir semua
frekwensi tersebut diserap oleh senyawa itu.
Kedudukan pita serapan dapat dinyatakan dalam satuan frekuensi, V (det-1 atau hz)
atau panjang gelombang (mikrometer) atau bilangan gelombang v (cm-1 ). Radiasi inframerah
digolongkan lagi atas 4 daerah, sepeti table :
No. Daerah inframerah Rentang panjangRentang V (cm-1) Rentang Frekuensi
gelombang (m) v (Hz)
1. Dekat 0.78 2.5 13.000 4.000 3.8 1.2 (10-14)
2.. Pertengahan 7.5 50 4000 5000 1.2 0.06 (10 -14)
3. Jauh 50 - 1000 200 - 10 6.0 0.3 (10-14)
4. Terpakai untuk analisis2.5 15 4000 670 1.2 0.2 (10-14)
insrumental
Interaksi radiasi IR dengan molekul
Radiasi IR yang dipakai untuk analisis instrumental adalah radiasi IR yang
rentang bilangan gelombangnya (V ) antara 4000 hingga 670 cm-1.
Radiasi IR tersebut terbagi lagi atas dua daerah ,yaitu :
Daerah gugus fungsi pada rentang (V ) antara 4000 hingga600 cm-1
Daerah sidik jari pada rentang V antara 1600 hingga 670 cm-1
B. Transisi yang menghasilkan absorpsi Infra merah
Vibrasi Regangan (Streching)
Dalam vibrasi ini, atom bergerak terus sepanjang ikatan yang menghubungkannya
sehingga akan terjadi perubahan jarak antara keduanya, walaupun sudut ikatan tidak
berubah. Vibrasi regangan ada dua macam, yaitu:
a) Regangan Simetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu bidang
datar.
b) Regangan Asimetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih
dalam satu bidang datar
D. Instrumentasi Spektrofotometer IR
Bagian pokok dari spektrofotometer inframerah adalah sumber cahaya inframerah
monokromator dan detector. Cahaya dari sumber dilewatkan melalui cuplikan, dipecah
menjadi frekuensi-frekuensi individunya dalam monokromator dan intensitas relative dan
frekuensi individu diukur oleh detector.
Instrumentasi spektrofotometer IR susunannya hampir sama dengan
spektrofotometer UV-VIS. Perbedaannya adalah sampel berhadapan langsung dengan
sumber radiasi.
Secara singkat :
Ket :
SR = Sumber radiasi
SK = Sampel kopartemen
M = Monokromator
D = Detektor
A = Amplifier/penguat
VD = Visual display /meter
E. Cara Penanganan Instrument IR
Berikut cara penanganan yang disederhanakan terhadap alat inframerah dan
diagram double beam(berkas rangkap). Spektrofotometer IR sbb :
Fluoresensi adalah proses pemancaran radiasi cahaya oleh suatu materi setelah
tereksitasi oleh berkas cahaya berenergi tinggi. Emisi cahaya terjadi karena proses
absorbsi cahaya oleh atom yang mengakibatkan keadaan atom tereksitasi. Keadaan atom
yang tereksitasi akan kembali keadaan semula dengan melepaskan energi yang berupa
cahaya (de-eksitasi). Fluoresensi merupakan proses perpindahan tingkat energi dari
keadaan atom tereksitasi (S1 atau S2) menuju ke keadaan stabil (ground states). Proses
fluoresensi berlangsung kurang lebih 1 nano detik sedangkan proses fosforesensi
berlangung lebih lama, sekitar 1 sampai dengan 1000 mili detik.
Teknik analisis spektrofluorometri adalah termasuk salah satu tenik analisis
instrumental disamping teknik kromatografi dan elektroanalisis kimia. Teknik tersebut
memanfaatkan fenomena interaksi materi dengan gelombang elektromagnetik seperti
sinar-x, ultraviolet, cahaya tampak dan inframerah. Fenomena interaksi bersifat spesifik
baik absorpsi maupun emisi. Interaksi tersebut menghasilkan signal-signal yang disadap
sebagai alat analisis kualitatif dan kuantitatif. Contoh teknik spektroflourometri absorpsi
adalah UV/VIS, inframerah (FT-IR) dan absorpsi atom (AAS). Sedang contoh
spektrofluorometri emisi adalah spektrofluorometri nyala dan inductively coupled plasma
(ICP), yang merupakan alat ampuh dalam analisis logam. Masih banyak teknik lain yang
didasarkan pada hamburan atau difraksi cahaya seperti turbidimetri dan sinar-x.
A. Prinsip Dasar Spektroskopi Flourmetri
Prinsip-prinsip umum dapat diilustrasikan dengan diagram Jablonski (Veberg,
2006), seperti yang ditunjukkan pada Gambar di bawah. Menurut diagram Jablonski
energi emisi lebih rendah dibandingkandengan eksitasi. Ini berarti bahwa emisi
fluoresensi yang lebih tinggi terjadi padapanjang gelombang dari penyerapan (eksitasi).
Perbedaan antara eksitasi dan panjanggelombang emisi dikenal sebagai pergeseran Stoke.
Langkah pertama (i) adalah eksitasi, di mana cahaya diserap oleh molekul,yang
ditransfer ke keadaan tereksitasi secara elektronik yang berarti bahwa sebuahelektron
bergerak dari keadaan dasar singlet, S0, ke keadaan singlet tereksitasiS1. Inidiikuti
dengan relaksasi getaran atau konversi internal (ii), dimana molekul inimengalami
transisi dari elektronik atas ke yang lebih rendahS 1, tanpa radiasiapapun. Akhirnya,
emisi terjadi (iii), biasanya 10 - 8 detik setelah eksitasi, ketika kembali elektron
kekeadaan dasar lebih stabil, S0, memancarkan cahaya pada panjanggelombang yang
sesuaidengan perbedaan energi antara kedua negara elektronik.
Dalam molekul, masing-masing kondisi elektronik memiliki beberapa
kondisibagian getaran terkait. Dalam keadaan dasar, hampir semua molekul
menempatitingkat vibrasi terendah. Dengan eksitasi dengan sinar UV atau terlihat,
adalahmungkin untuk mempromosikan molekul yang tertarik ke salah satu tingkat
getaranbeberapa tingkat tereksitasi secara elektronik yang diberikan. Ini berarti bahwa
emisifluoresensi tidak hanya terjadi pada satu panjang gelombang tunggal,
melainkanmelalui distribusi panjang gelombang yang sesuai untuk transisi vibrasi
beberapasebagai komponen dari transisi elektronik tunggal. Inilah sebabnya mengapa
eksitasidan spektrum emisi diperoleh untuk menggambarkan secara rinci
karakteristik molekul fluoresensi
1. Luminesensi.
Yaitu emisi fotons dari keadaan tereksitasi elektronik. Terdapat dua tipe luminesensi
antara lain : a. Relaksasi dari keadaan eksitasi singlet excited. b. Relaksasi dari keadaan
eksitasi triplet.
2. Keadaan singlet dan triplet stated.
Yaitu keadaan dasar dua elektron perorbital.
Keadaan eksitasi singlet : elektron pada orbital tinggi memiliki arah spin berlawanan
relative terhadap elektron dalam orbital lebih rendah.
Keadaan eksitasi triplet : elektron valence tereksitasi secara spontan berbalik arah
spinnya. Proses ini disebut intersystem crossing. Elektron dalam kedua orbital sekarang
memiliki arah spin yang sama.
3. Jenis emisi
Diman fluoresensi kembali dari keadaan eksitasi singlet ke keadaan dasar, tidak
memerlukan perubahan arah spin. Fosforesensi yaitu kembali dari keadaan eksitasi triplet
ke keadaan dasar, elektron perlu perubahan arah spin. Laju emisi fluoresensi beberapa
tingkat lebih cepat dari pada fosforesensi.
Proses fluorosensi dalam keadaan tereksitasi, elektron akan di promosikan
ke orbital anti-bonding menjadikan atom dalam ikatan kurang kuat terikat sehingga
bergeser ke kanan kurva energi potensial S1 akibatnya elektron terpromosikan ke level
energi vibrational eksitasi S1 lebih tinggi dari pada level vibrational dalam keadaan dasar.
Deteksi vibrational berlangsung lewat tabrakan intermolekul pada skala waktu 10-12s
(lebih cepat dari pada proses fluoresensi).
B. Absorbsi
Ketika suatu atom atau molekul mengabsorbsi energi cahaya sebesar hA maka
elektron-elektron pada kondisi dasar (ground sate) S0akan berpindah ke tingkat energi
yang lebih tinggi ke tinggat S1 atau S2. Waktu yang dibutuhkan untuk proses tersebut
kurang dari 1piko detik.
Atom akan mengalami konversi internal atau relaksasi pada kondisi S1 dalam
waktu yang sangat singkat sekitar 10-1ns, kemudian atom tersebut akan melepaskan
sejumlah energi sebesar hfyang berupa cahaya. Karenanya energi atom semakin lama
semakin berkurang dan akan kembali menuju ke tingkat energi dasar S0 untuk mencapai
keadaan suhu yang setimbang (thermally equilibrium). Emisi fluoresensi dalam bentuk
spektrum yang lebar terjadi akibat perpindahan tingkat energi S1 menuju ke sub-tingkat
energi S0 yang berbeda-beda yang menunjukan tingkat keadaan energi dasar vibrasi atom
0, 1, dan 2 berdasarkan prinsip Frank-Condon.
C. Instrumen
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, I. 2003 Analisis Fenol Dalam Sampel Air Menggunakan Spektrofotometri Derivatif. Logika,
Vol. 9(10). Jakarta.
Fatimah, syamsul dkk, 2009. Pengaruh Uranium Terhadap Analisis Thorium Menggunakan
Spektrofotometer Uv-Vis. Seminar Nasional V Sdm Teknologi Nuklir . Yogyakarta
Hendayana, S. Kadarohman, A. Sumarna, A. dan Supriatna, A. 1994 . Kimia Analitik Instrumen, edisi
ke-1. IKIP Press. Semarang.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Alih bahasa: Saptorahardjo. Universitas
Indonesia Press. Jakarta
Pavia, D. L., Lampman, G. M., Kriz, G.S., dan Vyvyan, J. R. 2009. Introduction to Spectroscopi.
Sauders College: Philladelphia.
Santoni, A. 2009. Elusidasi Struktur Senyawa Metabolit Sekunder Kulit Batang Surian (Toona
sinensis) Meliaceae dan Uji Aktivitas Insektisida. Disertasi. Program Pascasarjana
Universitas Andalas: Padang.
Sitorus, M. 2009. Spektroskopi Elusidasi Struktur Molekul Organik. Graha Ilmu: Yogyakarta.
http://andriyanto507.blogspot.com/2013/12/makalah-spektrofotometri-uv-vis-infra.html (di
akses pada hari, Minggu 8 Juni 2014)
https://wanibesak.wordpress.com/tag/prinsip-kerja-spektrofotometer/ (di akses pada hari, minggu, 8
Juni 2014)
http://www.x3-prima.com/2009/08/analisis-spektrofluorometri.html (diakses pada hari, Minggu, 8
Juni 2014)
http://wocono.wordpress.com/2013/03/04/spektrofotometri-uv-vis/ (diakses pada hari, minggu, 8 juni
2014)