Anda di halaman 1dari 10

PEMBUATAN KERIS

DI KRATON YOGYAKARTA

OLEH : KRT KUSUMONEGORO


PAMETRI WIJI YOGYAKARTA
Pendahuluan.
Keris adalah senjata tikam tradisional nusantara yang
berasal dari Jawa dan memiliki ciri :
 Bentuk bilah asimetris,
 Bilah lurus maupun luk/bergelombang dengan kedua sisi
yang tajam serta ujung yang runcing.
 Bilah keris selalu membentuk sudut tertentu terhadap
pangkal bilahnya
 Memiliki “Ganja”
Fungsi Keris
Dalam Budaya Kraton Mataram Islam

 Sebagai Pusaka Kerajaan (Regalia) /alat legitimasi kekuasaan.


 Sebagai Senjata / Alat Membela Diri.
 Sebagai Penanda Status Sosial/Kedudukan
 Sebagai Tanda Jasa/Anugrah Yang Diberikan Oleh Raja.
 Sebagai Kelengkapan Busana.
 Sebagai Cindera Mata / “Duta Budaya”.
Pembuatan Keris Dari Masa Ke Masa

 Masa Pra-Islam
 Jaman Singasari : dalam kitab Pararaton diceritakan Ken Arok memesan keris kepada
Empu Gandring di Desa Lulumbang. Kisah ini sudah sangat terkenal.
 Jaman Majapahit : Kisah Empu Supa Mandrangi (Pangeran Sedayu) mencari pusaka
Majapahit Kyahi Jalak Sumelang Gandring (versi lain : Kyahi Sengkelat) yang hilang.

 Masa Kerajaan Islam


 Kerajaan Demak : Empu Jaka Supa (Putra Empu Supa/Pangeran Sedayu) membuat keris
Kyai Crubuk pesanan Sunan Kalijaga, Kyai Sabuk Inten pusaka Demak.
 Kerajaan Pajang : Empu Umyang (Jaka Supa)
 Kerajaan Mataram : Sultan Agung memerintahkan untuk mengumpulkan empu-empu di
tanah Jawa untuk membuat berbagai senjata yang digunakan untuk keperluan perang.
Kumpulan empu-empu ini dikenal dengan istilah Empu Pakelun.
Pembuatan Keris di Kraton Yogyakarta

 Besalen (bengkel) Pembuatan keris di Kraton Yogyakarta


selalu berada di dalam lingkungan Beteng Kraton
Yogyakarta.

 Dibuat oleh sekelompok pande besi yang berstatus abdi


dalem dan bekerja bersama-sama di bawah seorang
pimpinan/Lurah Pande.

 Raja memberi perintah kepada para empu untuk bekerja


melalui orang kepercayaan raja, yang disebut “Jejeneng
Empu”.
Pembuatan Keris di Kraton Yogyakarta

 Masa Pemerintahan HB 1 : Besalen berada di Pulo Gedong


kompleks Taman Sari dengan salah satu empunya adalah Empu
Supojoyo.

 Masa Pemerintahan HB 5 : Besalen berada di Sri Manganti. Di masa


itu, yang dipercaya menjadi Jejeneng Empu adalah penasehat
politik raja, KRT Riyokusumo, dengan Lurah Pande Supawana dan
Lurah Pande Mangkudahana.

 Masa Pemerintahan HB 7 dan 8 : Besalen berada di Tamanan,


dengan Jejeneng Empu RW Prawiradahana dan KRT Prawiradipura,
sedangkan empu yang tercatat namanya diantaranya adalah
Empu Tarunadahana.
Seorang Abdi Dalem Pande sedang menempa dibantu Panjak
Ciri Gaya Bentuk (Tangguh) Keris
buatan Kraton Yogyakarta
 Tangguh Yogyakarta HB 1 : memiliki ciri gaya Mataram, yang dicampur
gaya Pajajaran, dengan bilah yang lebar dan blumbangan yang lebar
pula, sehingga terkesan wingit dan gagah.
 Tangguh Yogyakarta HB 5 : memiliki ciri gaya Mataram, yang dicampur
gaya Majapahit, sehingga bilah terkesan langsing, wingit, gesit-prigel.
 Tangguh Yogyakarta HB 7 : memiliki ciri gaya Mataram yang dicampur gaya
Tuban, bilahnya tebal dan cukup lebar serasi, terkesan gagah berwibawa.
 Tangguh Yogyakarta HB 8 : memiliki ciri gaya Mataram yang hampir mirip
dengan tangguh HB 7, hanya saja bilah sedikit lebih ramping dan panjang
agak kurang sedikit serta condongnya bilah agak lebih tegak.
Lurah Pande memberikan petunjuk Proses Finishing Bilah Keris
kepada seorang pande bawahannya.
Kesimpulan
 Pembuatan keris di lingkungan Kraton Yogyakarta selalu dilakukan di
dalam lingkungan benteng Kraton Yogyakarta.
 Keris dibuat oleh para abdi dalem pande secara kolektif dibawah
pimpinan Lurah Pande.
 Jejeneng Empu adalah orang kepercayaan raja yang dipercaya
untuk menyampaikan pesanan dan kehendak raja, mengarahkan
proses pembuatan serta memeriksa proses dan hasil pembuatan keris
dan tosan aji lainnya sehingga dapat sesuai dengan kehendak raja.
 Proses dan kualitas keris yang dibuat bermacam-macam, tergantung
dari tujuan pembuatan keris itu sendiri.
 Gaya bentuk keris/tosan aji buatan Yogyakarta mengambil bentuk
gaya/tangguh Mataram dengan bentuk ricikan yang telah ada,
namun dikombinasikan dengan gaya lain sesuai dengan kehendak
raja

Anda mungkin juga menyukai