Kasus Narkoba, Kakek 70 Tahun Dihukum Mati
Kasus Narkoba, Kakek 70 Tahun Dihukum Mati
"Terdakwa adalah orang baik selama ini," ujar kuasa hukumnya, Eparia
dan Tengku Fitra Yupina.
Kasus bermula saat kakek Isnardi bersama sopir Ali berangkat dari
Babalan menuju Kota Tebing Tinggi dengan Daihatsu Grand Max yang
di dalamnya ada paket ban berisi sabu pada 25 Agustus 2019. Dari
mana ban itu? Adi yang menitipkan.
Saat kakek Isnardi dan Ali melintas di Jalan Megawati, Binjai Timur,
Kota Binjai, anggota kepolisian Ditresnarkoba Polda Sumut
menghentikan laju kendaraan dan dilakukan penggeledahan. Kakek
Isnardi dan Ali tidak berkutik. Keduanya kemudian diadili secara
terpisah.
Pada 23 Maret 2020, kakek Isnardi dihukum mati oleh PN Binjai. Duduk
sebagai ketua majelis, Dedy, dengan anggota Aida Novita dan Tri
Syahriawani Saragih. Hukuman mati ini dikuatkan oleh Pengadilan
Tinggi (PT) Medan pada 20 Mei 2020.
"Terpidana yang saat ini telah berumur 74 tahun tentu dalam menjalani
masa pemidanaan di Lembaga Pemasyarakatan akan menghadapi
masa-masa sulit dengan berbagai macam penyakit dan penderitaan
fisik dan psikis yang bisa dialami terpidana dan tentu akan
memperburuk kondisi kesehatannya di lembaga pemasyarakatan," ujar
majelis dengan suara bulat
jakarta -
Kakek Isnardi dihukum mati karena mengedarkan 70 kg sabu.
Hukuman ini sesuai dengan tuntutan jaksa. Kakek Isnardi memelas
agar hukumannya diringankan karena sudah renta. Bagaimana
kasusnya?
14 Agustus 2019
Sekitar pukul 09.00 WIB, Kakek Isnardi sedang duduk-duduk di
rumahnya di Dusun Pasar Lebar, Desa Securai Utama, Babalan.
Langkat, Sumut. Kakek Isnardi menerima telepon dari Adi dan
mengajak bergabung mengedarkan sabu. Kakek Isnardi diberi tugas
mencari kendaraan untuk membawa sabu seberat 70 kg. Kakek Isnardi
menyanggupi.
Sekitar pukul 11.00 WIB, Adi ke rumah Kakek Isnardi dan menyerahkan
uang Rp 1,1 juta untuk membeli ban bekas. Ban itu akan digunakan
untuk menyimpan sabu.
15 Agustus 2019
Kakek Isnardi dan Adi ke Pangkalan Brandan membeli ban bekas tiga
buah seharga Rp 900 ribu.
24 Agustus 2019
Sekitar pukul 09.00 WIB, Adi menyerahkan Rp 3 juta untuk uang
menyewa mobil yang akan digunakan ban berisi sabu. Mereka
kemudian memasukkan sabu ke ban bekas.
31 Agustus 2019
Kakek Isnardi mulai meringkuk di sel tahanan. Adapun Adi hingga kini
masih buron.
Jakarta -
Kakek Isnardi dihukum mati karena mengedarkan 70 kg sabu.
Hukuman ini sesuai dengan tuntutan jaksa. Kakek Isnardi memelas
agar hukumannya diringankan karena sudah renta. Bagaimana
kasusnya?
14 Agustus 2019
Sekitar pukul 09.00 WIB, Kakek Isnardi sedang duduk-duduk di
rumahnya di Dusun Pasar Lebar, Desa Securai Utama, Babalan.
Langkat, Sumut. Kakek Isnardi menerima telepon dari Adi dan
mengajak bergabung mengedarkan sabu. Kakek Isnardi diberi tugas
mencari kendaraan untuk membawa sabu seberat 70 kg. Kakek Isnardi
menyanggupi.
Sekitar pukul 11.00 WIB, Adi ke rumah Kakek Isnardi dan menyerahkan
uang Rp 1,1 juta untuk membeli ban bekas. Ban itu akan digunakan
untuk menyimpan sabu.
15 Agustus 2019
Kakek Isnardi dan Adi ke Pangkalan Brandan membeli ban bekas tiga
buah seharga Rp 900 ribu.
24 Agustus 2019
Sekitar pukul 09.00 WIB, Adi menyerahkan Rp 3 juta untuk uang
menyewa mobil yang akan digunakan ban berisi sabu. Mereka
kemudian memasukkan sabu ke ban bekas.
31 Agustus 2019
Kakek Isnardi mulai meringkuk di sel tahanan. Adapun Adi hingga kini
masih buron.