Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 1

NAMA : ESI NUR ILLAHI


NIM : 856466956
MATA KULIAH :PAUD4306 PERKEMBANGAN DAN KONSEP DASAR
PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI

Menurut Megawangi et.al. (2004) dalam bukunya “Pendidikan yang patut dan menyenangkan:
penerapan teori developmentally appropriate practices (DAP)”, cara proses belajar yang sesuai
untuk anak usia dini adalah sebagai berikut:

1. Proses belajar harus menyenangkan


2. Memberikan pengalaman yang relevan dan bermakna
3. Melibatkan seluruh aspek indra manusia (dapat dilihat, dirasa, didengar, dan dipegang)
4. Memberikan pengalaman unik dan menantang
5. Melibatkan peran aktif fisik
6. Memberikan hubungan antara pendidik dengan anak yang menyenangkan dan dapat
dipercaya.

Berikan contoh penerapan teori Developmentally Appropiate Practice (DAP) dalam pengajaran
LITERASI MEMBACA di kelas anda!

JAWABAN:

Penerapan teori Developmentally Appropriate Practice (DAP) dalam pengajaran LITERASI


MEMBACA di kelas dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

1. Membaca buku yang menarik minat dan sesuai dengan perkembangan AUD seperti,
membaca buku-buku yang memiliki cerita yang relevan dan bermakna bagi mereka.
Contohnya, jika anak-anak tertarik dengan hewan, buku tentang binatang atau cerita
dengan tokoh hewan akan lebih menarik bagi mereka. Begitu juga jika anak menyukai
tumbuh-tumbuhan, maka guru bisa bercerita dengan menggunakan nama-nama tumbuhan
agar anak-anak berkembang sesuai harapan kita dalam literasi membaca di kelas.

2. Membaca dengan Interaksi: Disini guru dapat membacakan buku dengan interaksi yang
aktif dengan anak-anak. Contohnya, guru mengajukan pertanyaan, menggambarkan
ilustrasi, dan mendorong diskusi tentang cerita yang sedang dibaca. Hal ini akan
membantu anak-anak memahami dan mengaitkan cerita dengan pengalaman mereka
sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pembelajaran Berbasis Proyek: Guru dapat merancang proyek literasi di mana anak-anak
dapat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan membaca. Contohnya, anak-anak dapat
membuat buku sendiri dengan menggambar dan menulis cerita mereka sendiri. Anak-
anak bisa berimajinasi untuk membuat macam-macam gambar yang merek inginkan,
setelah itu mereka akan menceritakan kembali gambar yang mereka buat. Hal ini akan
memberikan pengalaman belajar yang menantang dan bermakna bagi mereka.

4. Menggunakan Media Multisensori: Menggunakan media yang melibatkan seluruh indera


manusia, seperti gambar, suara, video, dan sentuhan, akan membantu memperkuat
pemahaman dan keterampilan membaca anak-anak. contohnya, guru dapat menggunakan
flashcard dengan gambar dan kata-kata yang relevan untuk membantu anak-anak
mengasosiasikan huruf dengan bunyi dan makna.

5. Keterlibatan Fisik: Guru dapat melibatkan gerakan fisik dalam pembelajaran membaca
untuk membantu anak-anak yang kinestetik dalam belajar. Contohnya, Guru dapat
mengajak anak-anak untuk melakukan gerakan sederhana atau tarian yang terkait
dengan cerita yang sedang dibaca, atau menggunakan manipulatif seperti blok huruf
untuk membantu mereka membangun kata-kata.

6. Hubungan Guru dan anak yang Positif: Guru perlu membangun hubungan yang
harmonis, menyenangkan dan dapat dipercaya dengan anak-anak. Hal ini akan
menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman di mana anak-anak merasa
dihargai dan termotivasi untuk belajar membaca. Contohnya, saat bercerita guru
menggunakan bahasa yang sopan, tidak membandingkan anak, segera merespon jika anak
bertanya atau bercerita tentang sesuatu, memberikan kesempatan kepada semua anak
untuk berkomunikasi dengan cara unik yang mereka miliki, tidak membuata anak setres,
membangkitkan rasa percaya diri anak, dan selalu memotivasi anak dalam belajar
membaca, sehingga anak-anak akan bersemangat dalam belajar membaca,
mengembangkan minat dan bakat membaca mereka, serta memperkuat keterampilan
dalam membaca sesuai dengan perkembangan mereka..

Anda mungkin juga menyukai