2. Program Layanan
Layanan yang di berikan di Klinik Tumbuh Kembang Anak Al-Insan
diantaranya:
a. Skrining Tumbuh Kembang Anak
b. Fisioterapi
c. Sensori Integrasi
d. Terapi Okupasi
e. Terapi Wicara
f. Adaptive Group & Training
g. Group Therapy
h. Terapi Remedial
Adapun pasien atau klien yang ditangani diantaranya:
a. Autisme
b. Celebral palsy
c. Keterlambatan bicara
d. AHDH/Hiperaktif
e. Down Syndrome
f. Gangguan Perilaku
g. Gangguan Konsentrasi
h. Kesulitan belajar
3. Pelayanan yang diberikan
a. Skrining Tumbuh Kembang
b. Fisioterapi
c. Sensori Integrasi
d. Terapi Okupasi
e. Terapi Wicara
f. Adaptive Group & Training
g. Group Therapy
h. Terapi Remedial
4. Fasilitas Ruang dan Prasarana
a. Ruang dan prasarana private Terapi Tumbuh Kembang
b. Ruang Konsultasi
c. Tempat Tunggu bagi orang tua
d. Tempat Parkir
e. Kamar mandi
f. Ruang serba guna
g. Kran air di depan klinik
5. Media Terapi
a. Puzzle balok
b. Kartu edukasi
c. Bola mainan
d. Tangga bermain
e. Kursi kecil
f. Alat meronce
g. Bola besar
6. Struktural
Pimpinan:
Sandi Mulya, A.Md.OT., S.K.M., M.Tr.T.
Marajun
Esy Dwi Putrianti, Anisa Nurjanah,
Ferdinan,A.Md.Kep.
A.Md.OT.,S.K.M A.Md.Kes.
,S.K.M
a. Observasi
Menurut Cartwright dan Cartwright Mendefinisikan observasi
sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati, serta
merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.
Tujuan diadakannya observasi untuk mendeskripsikan perilaku objek
sehingga dapat dipahami serta bisa mengetahui frekuensi suatu
kejadian. (Murdiyanto, 2020)
Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan
gambaran realistik perilaku atau kejadian, menjawab pertanyaan,
membantu dalam memahami perilaku manusia, serta bahan evaluasi
yaitu sebagai bentuk pengukuran atas aspek tertentu sebagai bentuk
umpan balik.
Jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi
pasif yaitu Peneliti datang ditempat kegiatan, namun tidak terlibat
dengan kegiatan yang sedang diamati (Sugiyono, 2022:299). Peneliti
hanya mengamati kegiatan terapi okupasi yang dilaksanakan di Klinik
Tumbuh Kembang Anak Al-Insan dalam menangani anak dengan
gangguan pemusatan perhatian/ hiperktivitas.
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara
1. Terkait Anak yang diamati
No Kriteria Indikator Ada Tidak
1 Tidak bisa diam Berlarian secara berlebihan
saat duduk
Sering memanjat
Sering melompat
Menggerak-gerakan tangan
Sering bertingkah seenaknya
Menggosok-gosokan tangan dimata
Menggosok-gosokan tangan dikepala
Menggosok-gosokan tangan di pipi
Menggosok-gosokan tangan dibadan
2 Perhatian anak/ Menunjuk hal yang tidak berhubungan
vestibular dengan tugas
Melihat-lihat sekeliling ruangan
Memandang sesuatu dalam jangka
waktu yang lama
Mudah terganggu dengan stimulus
yang datang dari luar
Tidak memperhatikan ketika diajak
berbicara
3 Impulsive Cepat bosan
Sering mengganggu orang lain
Sering berbicara berlebihan
Melontarkan jawaban terhadap
pertanyaan sebelum selesai ditanyakan
Sulit menunggu giliran
4 Perkembangan Anak dapat mengucapkan benda yang
bahasa dan bicara diinginkan/ yang ditunjukan
Dapat diajak berkomunikasi
Anak dapat menyebutkan nama benda
disekitar
Anak dapat menirukan bacaan yang
diinstruksikan
5 Sikap menentang Sering berbantahan dengan orang
dewasa
Menolak untuk patuh terhadap perintah
Emosi mudah meledak, sulit
diperkirakan
Sering berkelahi
Mudah tersinggung
6 Aspek sosial Tidak mengetahui bagaimana caranya
berteman
Tampaknya seperti tidak diterima oleh
kelompok
Malu dan menarik diri
Cepat kehilangan teman
Takut pada situasi baru, dan mudah
menangis
b. Wawancara
Menurut Esterberg dalam buku Sugiyono (2022). Wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar infromasi dan ide
melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu. Sedangkan menurut Lincoln & Guba
(Murdiyanto, 2020) wawancara dinyatakan sebagai suatu percakapan
yang bertujuan untuk memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang
tentang orang, kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi,
pengakuan, kerisauan dan sebagainya.
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif
bersifat mendalam (in-depth interview) yaitu proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara, dimana pewawancara terlibat dalam kehidupan sosial
yang relatif lama.(Rahmat, 2009) Wawancara ini dilakukan secara
mendalam yakni penulis melakukan serangkaian pertanyaan terfokus
kepada terapis/ psikolog anak, serta orang tua anak. Wawancara ini
dilakukan untuk memperoleh informasi dari terapis okupasi yang
menangani anak dengan ADHD.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Wawancara
No Variabel Sub Variabel Indikator
1 Terapi Okupasi Pelaksanaan Mengetahui tata cara
(Sujarwanto, 2005) Identifikasi pemberian asesment
Mengetahui Proses
awal diberikannya
terapi
Pemberian diagnosis
Pelaksanaaan Program Treatment untuk
1. Sensori Integrasi membantu sensori
motorik pada anak
Melatih kemampuan
motorik halus anak
Melatih kemampuan
motorik kasar anak
2. Terapi Perilaku Treatment untuk
mengembangkan
kemampuan sosial
anak
Melatih kemandirian
pada anak
Mengembangkan
kemampuan
interpersonal pada
anak
Evaluasi Memberikan
evaluasi dan tindak
lanjut terkait
pelaksanaan
program terapi
okupasi.
Pemberian
sosialisasi kepada
orang tua anak, dan
pekerjaan rumah
yang harus
dilaksanakan.
2 Gangguan 1. Innatentive Mengetahui
Pemusataan perubahan
Perhatian dan konsentrasi dan
Hiperaktivitas fokus perhatian
(DSM-5 TM, 2013) anak.
Anak sudah mulai
mengikuti perintah
dari terapis
2. Hiperaktivitas Mengetahui
perkembangan
hiperaktif anak
Anak sudah mulai
duduk tenang
3. Impulsivitas Mengetahui
perubahan tingkat
impulsif anak
Anak tidak
mengganggu orang
lain
Anak sudah mulai
bisa diajak berbicara
c. Dokumentasi
Menurut Gottschalk (Murdiyanto, 2020) mengartikan bahwa
dokumentasi yaitu proses pembuktian yang didasarkan atas jenis
sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau
arkeologi. Sedangkan menurut Sugiyono (2022). Dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berupa tulisan, gambar, arsip lembaga atau karya-karya monumental
dari seseorang, Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto,
gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Dengan adanya studi dokumentasi menjadi salah satu
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Hasil
penelitian ini akan lebih dapat dipercaya jika disertakan adanya
dokumentasi. (Imam Gunawan, 2015:176). Dokumentasi yang
digunakan yaitu berupa buku catatan, arsip lembaga, kamera, perekam
suara, serta buku evaluasi klien dalam melakukan terapi.