1
2
Sistem plambing:
Jaringan perpipaan meliputi penyediaan air minum, penanganan air
limbah, bangunan penunjang, perpipaan distribusi, dan drainase,
termasuk semua sambungan, alat-alat dan perlengkapannya yang
terpasang di dalam persil dan bangunan gedung, dan pemanas air dan
ventilasi untuk tujuan yang sama.
2
3
Air kotor.
semua air yang bercampur dengan kotoran-kotoran dapur, kamar
mandi, kloset dan peralatan-peralatan pembuangan lainnya.
3
4
Air limbah.
semua jenis air buangan yang mengandung kotoran manusia, binatang
atau tumbuh-tumbuhan.
Air minum.
air yang dibenarkan untuk diminum, dimasak, dan keperluan rumah tangga
lainnya, yang sesuai dengan SNI 01-0220-1987 tentang “ Air minum” (ICS
.13.06.20).
4
5
Alat plambing.
penampung yang terpasang pada sistem plambing yang dapat
menerima air minum atau air buangan dan mengalirkannya ke saluran
pembuangan sistem plambing tersebut.
5
6
6
7
QT J P . J K
dimana,
QT : Jumlah kebutuhan air dalam sehari (liter/hari)
JP : Jumlah penduduk (Orang)
JK : kebutuhan air per orang per hari (liter/orang/hari ),
dari tabel berikut:
10
10
11
11
12
12
13
Q h max C 1 . Q h
Dimana harga konstanta C1 berkisar antara 1.5 – 2.
Contoh perhitungan:
15 ( m 3 /jam )
Q m max 3 0,75 ( m 3 /menit )
60 ( menit/jam )
17
Tabel 5 - Lanjutan
Kategori Alat Plambing: Urinal Dengan Katup Gelontor
Jumlah Katup Nilai Beban Setiap Katup Gelontor
Nilai Komulatif Beban Katup
Gelontor Untuk Setiap Penambahan Jumlah
Gelontor Untuk Urinal (UBAP)
(Flushometer Valve) Katup Gelontor (UBAP)
1 20 20
2 15 35
3 10 45
4 8 53
5 5 58
6 5 63
7 5 68
8 5 73
9 5 78
10 5 83
Dst. Dst. Dst.
22
6. Tekanan Air.
Sistem distribusi air minum harus direncanakan
berdasarkan tekanan minimum 100 kPa atau 10 m kolom
air.
Tekanan minimum pada setiap saat di titik aliran keluar unit
alat plambing adalah 0,50 kg/cm2 atau 5 m kolom air.
Tekanan pada katup penggelontor langsung sekurang-
kurangnya 1 kg/cm2.
Pada perlengkapan lain yang mensyaratkan tekanan lebih
besar, tekanan minimum harus sebesar tekanan yang
diperlukan agar perlengkapan tersebut dapat bekerja
dengan baik.
31
6. Tekanan Air.
Bila tekanan dalam jaringan distribusi air minum kota tidak
dapat memenuhi persyaratan tekanan minimum di titik
pengaliran keluar, maka harus dipasang suatu tangki
penyediaan air yang direncanakan dan ditempatkan untuk
dapat memberikan tekanan minimum yang disyaratkan.
Tangki tersebut dapat berupa tangki bertekanan atau
tangki gravitasi atau pompa booster yang memberikan
tekanan sesuai dengan yang diperlukan.
32
6. Tekanan Air.
Bila tekanan air lebih dari 5 kg/cm2 atau 50 m kolom air
harus dilengkapi katup pelepas tekan atau kran yang
menutup sendiri, atau dipasang suatu tabung udara atau
alat mekanis yang dibenarkan untuk mencegah bahaya
akibat tekanan, pukulan air dan suara dalam pipa yang
tidak dikehendaki.
33
7. Pengujian Hidrostatik.
• Sistem penyediaan air bersih harus dibuktikan rapat air dengan
mengadakan suatu pengujian hidrostatik dengan menggunakan air
bersih.
• Pengujian hidrostatik sekurang-kurangnya harus menggunakan 2 kali
tekanan kerja maksimum pada sebagian dan seluruh pipa yang telah
dipasang dengan jangka waktu selama 30 menit tanpa ada kebocoran
atau penurunan tekanan uji.
• Pengujian semacam itu harus dilakukan sebelum seluruh pipa
ditimbun atau ditutup.
34
Q PU Q h max
Dimana :
QPU = Kapasitas pompa pengisi (m3/menit)
Qh-max = Kebutuhan jam puncak (m3/menit)
40
47
48
Daftar Pustaka
1. Noerbambang, Soufyan M. dan Morimura, Takeo: Perancangan dan
Pemeliharaan Sistem PLAMBING; PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1991.
2. SNI 19-6786-2002 Spesifikasi Simbol Gambar Sistem Penyediaan Air dan
Sistem Drainase.
3. SNI 03-6481 Sistem Plambing.
4. SNI 03-7065 Tata cara perencanaan sistem Plumbing.
5. SNI 06-6373-2000 Tata Cara Pemilihan dan Pemasangan Ven Pada Sistem
Plambing .
6. SNI 6773:2008 Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air.
7. SNI 6774-2008 Tata cara perencanaan unit paket Instalasi Pengolahan Air.
8. SNI 8153-2015 Sistem Plambing Pada Bangunan Gedung
53