Anda di halaman 1dari 53

1

1
2

1. Istilah dan Definisi


Plambing:
Segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pemasangan
pipa dengan peralatannya di dalam bangunan gedung yang mencakup air
hujan, air limbah, dan air minum yang dihubungkan dengan sistem kota
atau sistem lain yang dibenarkan.

Sistem plambing:
Jaringan perpipaan meliputi penyediaan air minum, penanganan air
limbah, bangunan penunjang, perpipaan distribusi, dan drainase,
termasuk semua sambungan, alat-alat dan perlengkapannya yang
terpasang di dalam persil dan bangunan gedung, dan pemanas air dan
ventilasi untuk tujuan yang sama.

2
3

1. Istilah dan definisi.


Air buangan.
semua cairan yang dibuang, tidak termasuk air hujan.

Air buangan industri.


buangan dari proses industri yang tidak mengandung kotoran manusia.

Air kotor.
semua air yang bercampur dengan kotoran-kotoran dapur, kamar
mandi, kloset dan peralatan-peralatan pembuangan lainnya.

3
4

1. Istilah dan definisi.


Air kotoran.
air limbah yang hanya mengandung kotoran manusia.

Air limbah.
semua jenis air buangan yang mengandung kotoran manusia, binatang
atau tumbuh-tumbuhan.

Air minum.
air yang dibenarkan untuk diminum, dimasak, dan keperluan rumah tangga
lainnya, yang sesuai dengan SNI 01-0220-1987 tentang “ Air minum” (ICS
.13.06.20).

4
5

1. Istilah dan Definisi.


Air penutup.
air yang berfungsi sebagai penutup dan penahan bau, yang terdapat
dalam perangkap alat plambing.

Air penutup dalam.


air penutup yang mempunyai kedalaman sekurang-kurangnya 10 cm;

Alat plambing.
penampung yang terpasang pada sistem plambing yang dapat
menerima air minum atau air buangan dan mengalirkannya ke saluran
pembuangan sistem plambing tersebut.

5
6

2. Fungsi dan Jenis Peralatan Plambing


Fungsi peralatan plambing adalah:
1. Untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki
dengan tekanan yang cukup.
2. Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari
bagian penting lainnya.

Jenis peralatan plambing meliputi:


1. Peralatan untuk penyediaan air bersih/air minum
2. Peralatan untuk penyediaan air panas
3. Peralatan untuk pembuangan dan vent
4. Peralatan saniter (plumbing fixtures)

6
7

3. Notasi gambar plambing


8

3. Notasi gambar plambing


9

4. Penyedia Air Bersih


A. Kebutuhan air bersih menurut jumlah orang

Jumlah kebutuhan air dalam sehari dapat dihitung menggunakan


persamaan sebagai berikut :

QT  J P . J K
dimana,
QT : Jumlah kebutuhan air dalam sehari (liter/hari)
JP : Jumlah penduduk (Orang)
JK : kebutuhan air per orang per hari (liter/orang/hari ),
dari tabel berikut:
10

4. Penyedia Air Bersih


A. Kebutuhan air bersih menurut jumlah orang

10
11

4. Penyedia Air Bersih


A. Kebutuhan air bersih menurut jumlah orang

11
12

4. Penyedia Air Bersih


A. Kebutuhan air bersih menurut jumlah orang

12
13

4. Penyedia Air Bersih


A. Kebutuhan air bersih menurut jumlah orang
Jika jangka waktu pemakaian air rata-rata dalam sehari adalah T jam,
maka pemakaian air rata-rata per-jam dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut :
QT
Qh 
T
Dimana :
Qh = Pemakaian air rata-rata per-jam (m3/jam)
QT = Pemakaian air rata-rata per hari (m3)
T = Jangka waktu pemakaian air (jam)
14

4. Penyedia Air Bersih


A. Kebutuhan air bersih menurut jumlah orang
Pemakaian air pada jam puncak dinyatakan dengan persamaan berikut:

Q h  max  C 1 . Q h
Dimana harga konstanta C1 berkisar antara 1.5 – 2.

Sedangkan pemakaian air pada menit puncak dinyatakan dalam


persamaan berikut :
Q
Q m  max  C 2 h
60
Dimana harga konstanta C2 berkisar antara 3.0 – 4.0
15

4. Penyedia Air Bersih


A. Kebutuhan air bersih menurut jumlah orang
Contoh perhitungan:
• Jumlah penghuni : 1200 orang
• Pemakaian air : 100 liter/orang/hari (dari tabel)
Pemakaian air total dalam sehari
QT  1200 ( orang )  100 ( liter/oran g/hari )
 120000 ( liter/hari )  120 ( m 3 /hari )
Pemakaian air per-jam, asumsi pemakaian air selama 8 jam dalam
sehari:
120 ( m 3 /hari )
Qh   15 ( m 3 /jam )
8( jam/hari )
16

4. Penyedia Air Bersih


A. Kebutuhan air bersih menurut jumlah orang

Contoh perhitungan:

Pemakaian air pada jam puncak (C1=2):

Q h  max  2  15 ( m 3 /jam )  30 ( m 3 /jam )

Pemakaian air pada menit puncak (C2=3):

15 ( m 3 /jam )
Q m  max  3  0,75 ( m 3 /menit )
60 ( menit/jam )
17

4. Penyedia Air Bersih


B. Kebutuhan air bersih menurut Unit Beban Alat Plambing (UBAP)
18

4. Penyedia Air Bersih


B. Kebutuhan air bersih menurut Unit Beban Alat Plambing (UBAP)
19

4. Penyedia Air Bersih


B. Kebutuhan air bersih menurut Unit Beban Alat Plambing (UBAP)
20

4. Penyedia Air Bersih


B. Kebutuhan air bersih menurut Unit Beban Alat Plambing (UBAP)
Tabel 5 - Unit Beban Katup Gelontor (Flushometer)
Kategori Alat Plambing: Kloset Dengan Katup Gelontor
Jumlah Katup Nilai Beban Setiap Katup Gelontor
Nilai Komulatif Beban Katup
Gelontor Untuk Setiap Penambahan Jumlah
Gelontor Untuk Kloset (UBAP)
(Flushometer Valve) Katup Gelontor (UBAP)
1 40 40
2 30 70
3 20 90
4 15 105
5 10 115
6 10 125
7 10 135
8 10 145
9 10 155
10 10 165
Dst. Dst. Dst.
21

4. Penyedia Air Bersih


B. Kebutuhan air bersih menurut Unit Beban Alat Plambing (UBAP)

Tabel 5 - Lanjutan
Kategori Alat Plambing: Urinal Dengan Katup Gelontor
Jumlah Katup Nilai Beban Setiap Katup Gelontor
Nilai Komulatif Beban Katup
Gelontor Untuk Setiap Penambahan Jumlah
Gelontor Untuk Urinal (UBAP)
(Flushometer Valve) Katup Gelontor (UBAP)
1 20 20
2 15 35
3 10 45
4 8 53
5 5 58
6 5 63
7 5 68
8 5 73
9 5 78
10 5 83
Dst. Dst. Dst.
22

4. Penyedia Air Bersih


B. Kebutuhan air bersih menurut Unit Beban Alat Plambing (UBAP)
Contoh metoda perhitungan untuk unit alat plambing dengan flushometer
23

4. Penyedia Air Bersih


B. Kebutuhan air bersih menurut Unit Beban Alat Plambing (UBAP)

Grafik kebutuhan air menurut unit beban alat plambing


24

4. Penyedia Air Bersih


B. Kebutuhan air bersih menurut Unit Beban Alat Plambing (UBAP)

Kebutuhan air menurut unit beban alat plambing


25

4. Penyedia Air Bersih


B. Kebutuhan air bersih menurut Unit Beban Alat Plambing (UBAP)

Kebutuhan air menurut unit beban alat plambing


26

5. Penentuan Ukuran Pipa Air Bersih.


Ukuran pipa jaringan air minum harus memenuhi ketentuan sbb:
a) Tentukan tekanan yang tersedia pada meter air;
b) Tambahkan atau kurangi tekanan dengan melihat perubahan elevasi. Untuk
perubahan tekanan sebesar ½ psi (0,35 m) adalah untuk setiap perubahan
perbedaan tinggi sebesar 0,305 m antara tinggi air di meteran air dengan
tinggi air yang keluar di gedung
c) Pilih “rentang tekanan” yang diinginkan pada tabel berikut;
d) Pilih “panjang pipa” sesuai dengan yang dibutuhkan;
e) Tentukan “nilai UBAP” sama atau melebihi jumlah unit perlengkapan
plambing yang dibutuhkan;
f) Setelah mendapatkan butir e), maka jumlah UBAP yang tepat dapat
digunakan untuk menentukan panjang pipa, diameter pipa, dan meter air.
27

5. Penentuan Ukuran Pipa Air Bersih.


28

5. Penentuan Ukuran Pipa Air Bersih.


29

5. Penentuan Ukuran Pipa Air Bersih.


30

6. Tekanan Air.
 Sistem distribusi air minum harus direncanakan
berdasarkan tekanan minimum 100 kPa atau 10 m kolom
air.
 Tekanan minimum pada setiap saat di titik aliran keluar unit
alat plambing adalah 0,50 kg/cm2 atau 5 m kolom air.
 Tekanan pada katup penggelontor langsung sekurang-
kurangnya 1 kg/cm2.
 Pada perlengkapan lain yang mensyaratkan tekanan lebih
besar, tekanan minimum harus sebesar tekanan yang
diperlukan agar perlengkapan tersebut dapat bekerja
dengan baik.
31

6. Tekanan Air.
 Bila tekanan dalam jaringan distribusi air minum kota tidak
dapat memenuhi persyaratan tekanan minimum di titik
pengaliran keluar, maka harus dipasang suatu tangki
penyediaan air yang direncanakan dan ditempatkan untuk
dapat memberikan tekanan minimum yang disyaratkan.
 Tangki tersebut dapat berupa tangki bertekanan atau
tangki gravitasi atau pompa booster yang memberikan
tekanan sesuai dengan yang diperlukan.
32

6. Tekanan Air.
 Bila tekanan air lebih dari 5 kg/cm2 atau 50 m kolom air
harus dilengkapi katup pelepas tekan atau kran yang
menutup sendiri, atau dipasang suatu tabung udara atau
alat mekanis yang dibenarkan untuk mencegah bahaya
akibat tekanan, pukulan air dan suara dalam pipa yang
tidak dikehendaki.
33

7. Pengujian Hidrostatik.
• Sistem penyediaan air bersih harus dibuktikan rapat air dengan
mengadakan suatu pengujian hidrostatik dengan menggunakan air
bersih.
• Pengujian hidrostatik sekurang-kurangnya harus menggunakan 2 kali
tekanan kerja maksimum pada sebagian dan seluruh pipa yang telah
dipasang dengan jangka waktu selama 30 menit tanpa ada kebocoran
atau penurunan tekanan uji.
• Pengujian semacam itu harus dilakukan sebelum seluruh pipa
ditimbun atau ditutup.
34

8. Penumpuan dan pemasangan


pipa di atas tanah.
• Pipa dengan sambungan ulir yang dipasang mendatar : 4 meter;
• Pipa dengan sambungan ulir dipasang tegak : selang satu tingkat
dan sedemikian rupa sehingga dasar pipa tegak air minum bebas
dari beban;
• Pipa tembaga yang dipasang mendatar : 3 meter, untuk pipa
berukuran 50 mm atau lebih, 2 meter untuk pipa berukuran kurang
dari 50 mm;
• Pipa tembaga yang dipasang tegak : satu tingkat dan dipasang
sedemikian rupa, sehingga dasar pipa tegak air minum bebas dari
beban.
35

9. Tangki Penyimpan Air


Tangki Bawah dan Tangki Atas
36

9. Tangki Penyimpan Air


Tangki Bawah dan Tangki Atas
37

9. Tangki Penyimpan Air


Tangki Tekan (Hidrophor)
38

9. Tangki Penyimpan Air


Tangki Bawah
Kapasitas tangki yang hanya digunakan untuk menampung air bersih:
V R  Q d  Q sT
Kapasitas tangki yang digunakan untuk menampung air bersih dan air
pemadam kebakaran:
V R  Q d  Q sT  V F
Dimana :
Qd = Jumlah kebutuhan air per hari (m3/hari)
Qs = Kapasitas pipa PAM (m3/jam)
T = Pemakaian air per hari (jam/hari)
VR = Volume tangki air bersih (m3)
VF = Volume air pemadam kebakaran (m3)
39

9. Tangki Penyimpan Air


Tangki Atas
Kapasitas tangki atas harus cukup untuk menampung air dalam jangka
waktu pemakaian air pada jam puncak tersebut yaitu sekitar 30 menit.

Kapasitas pompa pengisi untuk memenuhi kebutuhan air adalah diambil


sama dengan kapasitas air pada jam puncak yaitu :

Q PU  Q h  max
Dimana :
QPU = Kapasitas pompa pengisi (m3/menit)
Qh-max = Kebutuhan jam puncak (m3/menit)
40

9. Tangki Penyimpan Air


Tangki Atas
Kapasitas efektif tangki atas dapat dihitung dengan persamaan berikut :

VE = (QP – Qh-max) TP +QPU  TPU


Dimana :
VE = Kapasitas efektif tangki (m3)
QP = Kebutuhan puncak (m3/menit)
Qh-max = Kebutuhan jam puncak (m3/menit)
QPU = Kapasitas pompa pengisi (m3/menit)
TP = Jangka waktu kebutuhan puncak (menit)
TPU = Jangka waktu pengisian pompa (menit)
= (10 – 15 menit)
41

9. Tangki Penyimpan Air


Tangki Tekan (Hidrophor)

Sistem tangki tekan ini dipilih karena beberapa alasan, yaitu :


 Dapat memberikan tekanan konstan pada sistem dan sistem pompa
yang menaikkan air ke tangki tekan bekerja secara otomatis dengan
cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan
timbulnya kerusakan-kerusakan pompa yang biasanya dijalankan
dan dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka air terendah dan
tertinggi.
 Sistem tangki tekan ini peralatanya sangatlah sederhana
dibandingkan dengan sistem yang lainnya.
42

9. Tangki Penyimpan Air


Tangki Tekan (Hidrophor)
Kapasitas tangki tekan dihitung berdasarkan hukum Boyle, yang menyatakan untuk gas
pada temperatur konstan, hasil perkalian tekanan dengan volume adalah konstan.
Perbandingan volume air dalam tangki tekan (%) diberikan pada tabel berikut:
43

9. Tangki Penyimpan Air


Tangki Tekan (Hidrophor)
Tekanan awal adalah tekan dalam tangki kosong sedangkan
tekanan akhir adalah tekanan pada waktu pompa telah
berhenti. Sehingga diperoleh prosentase isi air dalam tangki
tekan yang berfungsi untuk menentukan perbandingan volume
efektif tangki tekan. Setelah perbandingan volume efektif dapat
diketahui, maka volume tangki tekan dapat ditentukan sebagai
berikut :
Q
VTT  m  max
PVE

dimana, V TT = Volume tangki tekan (liter)


PVE = Perbandingan Volume Efektif (%)
44

10. Penyedia Air Panas


45

10. Penyedia Air Panas


46

10. Penyedia Air Panas


47

10. Penyedia Air Panas

47
48

10. Penyedia Air Panas


49

10. Penyedia Air Panas


50

10. Penyedia Air Panas


51

10. Penyedia Air Panas


52

CONTOH Denah dan Isometrik


Pemipaan Air Bersih
53

Daftar Pustaka
1. Noerbambang, Soufyan M. dan Morimura, Takeo: Perancangan dan
Pemeliharaan Sistem PLAMBING; PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1991.
2. SNI 19-6786-2002 Spesifikasi Simbol Gambar Sistem Penyediaan Air dan
Sistem Drainase.
3. SNI 03-6481 Sistem Plambing.
4. SNI 03-7065 Tata cara perencanaan sistem Plumbing.
5. SNI 06-6373-2000 Tata Cara Pemilihan dan Pemasangan Ven Pada Sistem
Plambing .
6. SNI 6773:2008 Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air.
7. SNI 6774-2008 Tata cara perencanaan unit paket Instalasi Pengolahan Air.
8. SNI 8153-2015 Sistem Plambing Pada Bangunan Gedung

53

Anda mungkin juga menyukai