Anda di halaman 1dari 10

ISSN 2685-6581 (Online)

ISSN 1693-7449 (Cetak)


DOI : https://doi.org/10.35905/alishlah.v21i2.2630
Homepage : https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/alislah

| ARTIKEL Al-Ishlah, Volume 20 No. 2 Desember 2022

EFEKTIVITAS ICE BREAKING DALAM


MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PESERTA
DIDIK
HELMA
SUMARNI
Efektivitas Ice Breaking Dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Peserta Didik

ABSTRAK

Kebosanan dalam proses belajar mengajar sangat sering terjadi, terlebih pada anak usia
Sekolah Dasar, hal ini dapat dipahami sebab, usia mereka dalam masa bermain. Maka untuk
mengatasi kebosanan tersebut, guru perlu megetahui beberapa metode Ice Breaking. Tujuan
penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui penerapan ice breaking dan hubungannya dengan
pengembalian konsentrasi belajar siswa serta kendala yang dihadapi guru dalam penerapan ice
breaking. Jenis penelitian ini adalah studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis artikel. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) Ice Breaking dapat diterapkan pada semua mata pelajaran bahkan dalam
layanan bimbingan belajar siswa. Ice Breaking dapat dipadukan dengan metode pembelajaran seperti
metode joyfull learning atau teknik permainan lainnya (2) sebab setelah melakukan kegiatan tersebut,
konsentrasi belajar siswa menjadi baik dan dapat merangsang daya serap siswa, minat belajar,
perhatian belajar, hasil belajar serta dapat menumbuhkan semangat belajar siswa (3) Kendala yang
dihadapi antara lain guru kurang menguasai jenis-jenis ice breaking, kurang kreatif, dan arang adanya
pelatihan soft skill berbasis ice breaking
Al-Ishlah, Volume 20
20.No.
No.2,
2 Desember 2022

1. Pendahuluan

Menurut (Annisa Suaib,2021) Ice breaking dalam Bahasa inggris berarti memecah es. Ice
Breaking merupakan usaha yang dilakukan untuk menghidupkan atau mencairkan suasana,
seperti menghilangkan kejenuhan dan kebosanan yang dialami siswa di dalam proses
pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas guna mengangkat rasa bosan yang ada dan
mengembalikan semangat untuk belajar. Ice Breaking ini juga dapat digunakan di dalam
kantor.
Adapun model atau metode pembelajaran yang menjadi sistem interaksi edukasi guru
kepada siswa dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, guru atau pendidik harus
memperhatikan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan situasi siswa, maksud
dan tujuan dari materi pembelajaran, serta fasilitas yang ada, dan pendidik pun harus
melaksanakan dan memahami setiap metode atau model yang akan dijadikan pembelajaran.
Kejenuhan yang sering terjadi karna proses belajar mengajar yang dilakukan secara terus menerus
tetapi tidak membuahi hasil yang baik, sehingga situasi yang terjadi di dalam proses pembelajaran
bisa menyebabkan peserta didik mengalami kejenuhan dan rasa bosan karna merasa terbebani.
Adapun penyebab timbulnya rasa jenuh dalam belajar karena emosional, mental, dan kelelahan
fisik yang dialami oleh peserta didik karena menurunnya semangat belajar dan motivasi serta daya
minatnya yang rendah dalam belajar. Apabila hal itu terjadi maka akan berakibat pada prestasi
belajarnya.
Dalam hal ini diperlukan adanya konsentrasi. Konsentrasi merupakan suatu proses yang
dilakukan secara fokus pada objek atau bidang tertentu. Contohnya seperti ingin menggabungkan
suatu benda yang terpisah menggunakan tali atau alat yang lain. Dengan maksud dan tujuan untuk
melatih bagian lengan, mata serta otak dalam berfikir. Bagi siswa yang mengalami keterlambatan
dan gangguan dalam bidang perilaku, kognitif, dan interaksi sosial, konsentrasinya akan berkurang
terutama dalam pelajaran perhitungan, nah dengan memanfaatkan Meronce konsentrasi anak
seperti itu pada pelajaran perhitungan di SLBN akan mengalami peningkatan yang luar biasa
Adapun fakta mengenai ice breaking ini ialah dapat mengalihkan pembelajaran, mencairkan
suasana baik di dalam kelas maupun di dalam kantor guna untuk menghilangkan rasa jenuh dan
bosan yang sudah ada membelit di dalam peserta didik. Serta mengangkat jiwa semangat, rasa
senang dan bahagia, menjadikan suasana yang tadinya tegang menjadi santai.

Sri Hasnawati / Al-Ishlah Jurnal Pendidikan Page | 2


Islam
Al-Ishlah, Volume 20
20.No.
No.2,
2 Desember 2022

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas, rumusan masalah yang didapat adalah:
Apakah efektivitas icebreaking dalam meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik ini sudah di
terapkan?

B. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan di capai adalah:
Untuk mengetahui efektivitas Ice Breaking dalam meningkatkan konsentrasi belajar peserta
didik.

2. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Kajian yang dikenal dengan analisi
isi mengkaji informasi yang telah di tulis. Kajian Pustaka ini mendiskripsikan peristiwa yang
terjadi dalam bentuk kalimat, untuk melengkapi data kualitatif digunakan juga data kuantitaif yaitu
untuk mengukur efektivitas proses belajar mengajar dan mengukur tingkat minat siswa terhadap
penerapan ice breaking. Data kuantitaif berupa angka hasil lembar observasi efektivitas proses
belajar mengajar dan data kuisioner minat peserta didik, sedangkan data kualitatif merupakan
ungkapan yang menunjukkan tentang proses dan hasil belajar yang diperoleh siswa

3. Hasil dan Pembahasan


Ice breaking adalah suatu aktivitas yang dapat dilakukan untuk membuat suasana menjadi
"dingin dan beku". Ini biasa dilakukan dalam kegiatan belajar, rapat, atau bahkan dalam pelatihan
karyawan. Di sini, "dingin" atau "beku" merujuk pada perasaan yang terkumpul dan
membosankan. (sudah diterjemahkan). Untuk mencairkan suasana yang "dingin dan beku", ice
breaking adalah kegiatan yang biasanya dilakukan saat presentasi, rapat, atau juga sesi pelatihan
karyawan. Di sini, "dingin" atau "beku" berarti kondisi yang membuat Anda bosan dan lelah.
Kegiatan mencairkan es dikenal sebagai ice breaking. Anda ingin mengetahui apa saja?
Lihat penjelasan dan gagasan tentang ice breaking seru dalam artikel ini. Tak jarang kita menjadi
jenuh dan lelah setelah melakukan kegiatan yang membutuhkan fokus dan keseriusan. seperti saat
mengikuti seminar. Jika audiens hanya mendengarkan, mereka akan jenuh, terutama pada topik
seminar yang sangat serius. Untuk meningkatkan suasana, pembawa acara atau bahkan penyaji
sering melakukan ice breaking. Hal ini sering terjadi saat belajar, bekerja, atau menghadiri
rapat.Pada saat menjalankan suatu kegiatan yang dimana membutuhkan untuk fokus dan
keseriusan, maka tak jarang akan membuat kita menjadi bosan dan cepat lelah. Contohnya pada

Sri Hasnawati / Al-Ishlah Jurnal Pendidikan Page | 3


Islam
Al-Ishlah, Volume 20
20.No.
No.2,
2 Desember 2022

presentasi di kelas. Jika hanya untuk mendengarkan, apalagi saat topik presentasi sangat serius hal
ini akan menimbulkan rasa jenuh dan bosan pada peserta yang lain.

Kejenuhan siswa adalah hal yang normal dan terjadi selama proses belajar mengajar.
Hal ini masuk akal karena siswa masih dalam usia yang tepat untuk bermain. Oleh karena
itu, guru harus mempelajari metode pemecah es. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menentukan penggunaan Ice breaking, manfaatnya, dan hubungannya dengan minat peserta
didik. Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif. Data dikumpulkan melalui
teknik analisis melalui dokumentasi. Teknik ini melibatkan menganalisis beberapa artikel
jurnal atau tulisan individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengolahan es dapat
diterapkan pada semua mata pelajaran, termasuk pendidikan nonformal. Model pembelajaran
Realistik Setting Kooperatif (Resik) dan model pembelajaran lannya dapat digunakan
bersama-sama atau dikombinasikan.

Menurut Syam Mahfud, ice breaking adalah aktivitas kecil dalam suatu acara yang
bertujuan untuk membuat peserta mengenal satu sama lain dan merasa nyaman berada di
sekitarnya. Kegiatan ice breaking biasanya dipimpin oleh satu atau beberapa orang, dan semua
peserta harus mengikuti instruksi dari orang yang memimpin. Ice breaking adalah aktivitas
sentuhan yang dapat digunakan untuk memecahkan kebekuan, kekalutan, kejemuan, dan
kejenuhan dalam lingkungan. Setelah mencair, lingkungan dapat kembali ke kondisi yang lebih
baik. Sejalan dengan pendapat Sunarto, perlu ada jeda untuk memulihkan konsentrasi belajar
peserta didik saat mereka mengikuti bimbingan kelompok, karena rata-rata manusia hanya dapat
berkonsentrasi selama 15 menit dalam situasi monoton.

Franiska (2020) mengusulkan bahwa guru harus memulai pelajaran dengan mengajak
siswa bernyanyi. Ini akan menarik perhatian siswa dan menarik perhatian guru ke bagian lain kelas
saat mereka menjelaskan materi. Oleh karena itu, dapat membantu siwa bermain sendiri dan
berbicara dengan teman-temannya. Siswa menyanyikan yel-yel sebelum memberikan presentasi
mereka, yang menunjukkan semangat mereka. Pada akhirnya, suasana kelas menjadi lebih
menyenangkan, dan siswa sangat termotivasi untuk terus belajar.

Penggunaan Ice Breaking dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan daya serap,
konsentrasi, perhatian, dan hasil belajar siswa serta meningkatkan semangat belajar mereka.
Fauzan dan Aripin (2019), Harsyad (2016), Mahmudah (2019), dan Sulistiowati (2014)

Sri Hasnawati / Al-Ishlah Jurnal Pendidikan Page | 4


Islam
Al-Ishlah, Volume 20
20.No.
No.2,
2 Desember 2022

"Memecah es" adalah definisi bahasa untuk "memecah es." Sederhananya, istilah itu digunakan
untuk membuat suasana menjadi lebih tenang. Dalam kebanyakan kasus, ice breaking atau ice
breaker adalah permainan yang menyenangkan. Untuk sebuah pertemuan yang memiliki suasana
yang serius seperti proses belajar mengajar di kelas, pemecah es sangat penting.
Ice breaking dapat dilakukan di dalam kelas atau di luar kelas. Ini adalah cara untuk
membuat suasana lebih ceria, bahagia, dan tidak terlalu monoton. Mirip dengan bercanda,
bernyanyi, atau bermain teka-teki secara spontan. Selama kelas, beberapa dosen melakukan ice
breaking. Diberikan potongan-potongan puzzle yang berbeda sebagai bagian dari proses membelah
es. Untuk menyusun puzzle tersebut sehingga membentuk gambar yang utuh, kita harus bekerja
sama. Aktivitas ini dapat membangun kepercayaan satu sama lain dan mengajarkan tentang kerja
sama tim. Pecah es membangun hubungan sosial. Dengan melakukan aktivitas ice breaking, kita
cenderung lebih aktif dan terlibat dalam pembelajaran, dan pasti merasa lebih nyaman dan percaya
diri berbicara di depan teman sekelas. Selain itu, kegiatan ini membantu kita mengurangi
kecemasan atau kegugupan di kelas. Hal ini membantu kita belajar dengan lebih fokus.
Menurut Edward T. Hall, antropolog terkenal, melebur es adalah cara untuk mengurangi
jarak sosial dan budaya. Dia menekankan bahwa memahami perbedaan komunikasi dan
menggunakan metode pemecah kebekuan adalah penting untuk meningkatkan pemahaman dan
kerja sama. Selain dapat membangun kerja sama yang baik dalam kelompok, pemecah es juga
dapat membantu pembelajaran di kelas menjadi menyenangkan dan tidak terlalu tegang.Salah satu
cara untuk mengurangi kecanggungan sesama teman adalah dengan berpartisipasi dalam aktivitas
yang santai dan menyenangkan. Bermain ice breaking adalah salah satu contoh aktivitas ini.
Dalam situasi seperti ini, melakukan ice breaking dapat membantu mencairkan suasana, membuka
jalur komunikasi, dan memperkuat hubungan. Ice breaking sangat penting untuk memberikan
pengalaman dan humor baru karena orang cenderung lebih terbuka untuk berbagi, mendengarkan,
dan memahami satu sama lain ketika hambatan awal dihilangkan.Selain itu, kegiatan ini dapat
meningkatkan lingkungan yang lebih positif dan kooperatif, memungkinkan orang yang tidak
kenal satu sama lain untuk merasa lebih nyaman dan terlibat dalam proses pembelajaran atau kerja
sama.
Namun, cara melakukan ice breaking ini dapat berbeda-beda tergantung pada kelompok
atau individu yang melakukannya.Karena banyak orang mungkin tidak nyaman atau kewalahan
dengan bermain ice breaking, penting untuk memilih metode ice breaking yang sesuai dengan
kebutuhan dan konteks seseorang. Selain itu, penting untuk menghormati preferensi dan kebutuhan
setiap orang.

Sri Hasnawati / Al-Ishlah Jurnal Pendidikan Page | 5


Islam
Al-Ishlah, Volume 20
20.No.
No.2,
2 Desember 2022

Implementasi Ice Breaking dalam Pembelajaran: Penelitian dari sepuluh artikel ini menemukan
bahwa penggunaan ice breaking dalam pembelajaran menunjukkan hasil yang sangat baik. Hasil
penelitian diuraikan dalam tabel 2 berikut: Nama dan Tahun Hasil Penelitian (Kurniawati, 2016).
Ada korelasi antara minat siswa terhadap ice breaking sebanyak 72,2% dan konsentrasi siswa
dalam mengikuti layanan klasik sebanyak 71,1%. Skor perhatian siswa rata-rata meningkat
menjadi 71 di siklus I (kategori tinggi), dan menjadi 83 di siklus II (kategori sangat tinggi)
(Pertiwi, 2018). Perhatian siswa meningkat sebesar 13% di siklus I (77%) ke siklus II (90%), yang
membuat mereka termasuk dalam kategori sangat baik. Según Setyani (2018) Subjek penelitian
memiliki berbagai tingkat konsentrasi belajar. Subjek A mendapatkan skor 58,82 dan dianggap
memiliki tingkat konsentrasi sedang, sedangkan Subjek B mendapatkan skor 70,58.Sedangkan
subjek C mendapatkan skor 82,35 dan tergolong memiliki tingkat konsentrasi tinggi. (Fanani,
2010) Guru harus kreatif dan berani melakukan inovasi pembelajaran dengan melakukan sentuhan
aktivitas di luar rutinitas proses pembelajaran. Guru merencanakan dan merancang pembelajaran
dengan memperhatikan segala aspek teori pembelajaran yang berkaitan dengan strategi, Al-
Azkiya: Keberhasilan guru tidak dapat dijamin dengan perencanaan mengajar yang baik. Teknik
ice breaking efektif dan mampu meningkatkan konsentrasi siswa selama bimbingan kelompok.
(Faruqi, 2016) Memecah es dalam proses pembelajaran meningkatkan konsentrasi siswa (Nuryana
& Purwanto, 2010) Brain Gym adalah alat yang sangat baik untuk meningkatkan konsentrasi
siswa.
Berdasarkan Ice Breaking, metode Joyfull Learning dapat meningkatkan semangat siswa
SD dalam pembelajaran IPA. (Heryawan & Maulidina, n.d.) Yel-yel, permainan, dan gerak badan
adalah tiga jenis ice breaking yang digunakan. Yel-yel digunakan ketika suasana kelas menjadi
tidak nyaman. Game dan digunakan untuk meningkatkan konsentrasi otak anak sehingga siswa
terkonsentrasi pada materi. Ketika siswa merasa lesu setelah lama duduk dan mendengarkan
materi, gerakan badan dilakukan. Fransiska (2020) menyarankan untuk memulai pelajaran dengan
mengajak siswa bernyanyi. Ini akan menarik perhatian siswa dan membuat mereka memperhatikan
guru saat menjelaskan materi. Ini dapat mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan siswa untuk
bermain sendiri dan berbicara dengan temannya. Siswa juga menyanyikan yel-yel sebelum
mempresentasikan hasil diskusinya saat presentasi.
Pada akhirnya, suasana kelas menjadi lebih menyenangkan, dan siswa sangat termotivasi
untuk tetap terlibat (Adetya, Sakman, & Saefulloh, 2021; Agusriana, 2021; Luthfi, 2014). Oleh
karena itu, penerapan Ice Breaking dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan daya serap,
konsentrasi, perhatian, dan hasil belajar siswa serta meningkatkan semangat belajar mereka. Guru
menghadapi tantangan Beberapa tantangan yang ditemukan. Ini termasuk upaya guru untuk

Sri Hasnawati / Al-Ishlah Jurnal Pendidikan Page | 6


Islam
Al-Ishlah, Volume 20
20.No.
No.2,
2 Desember 2022

memotivasi dan menumbuhkan minat belajar siswa sebelum materi pelajaran diberikan. Selain itu,
guru tidak memberikan variasi dalam penyampaian materi seperti permainan atau stimulus yang
diberikan kepada siswa (Basyarudin, 2019; Kurniasih & Alarifin, 2014). Selain itu, konsentrasi
belajar sangat penting dalam matematika untuk memahami materi, serta untuk memahami konsep,
rumus, dan soal-soal yang diberikan. Apabila siswa tidak berkonsentrasi saat belajar, mereka akan
kesulitan mengerjakan soal, yang berdampak pada hasil belajar mereka (Aziz, 2019; Putri, 2020).
Selain itu, guru tidak memahami jenis ice breaking yang berbeda. Banyak jenis ice breaking,
termasuk tepuk tangan, yel-yel, komedi, permainan (games), bernyanyi, dan sebagainya. Beberapa
guru hanya dapat menerapkan ice breaking tepuk tangan dan bernyanyi tanpa variasi lainnya, yang
membuatnya sulit untuk menerapkan jenis ice breaking lainnya. Kurangnya inovasi dari guru.
Siswa jenuh apabila pelajaran diberikan tanpa variasi. Pembelajaran kreatif guru sangat membantu
menghidupkan suasana kelas. Kreativitas ini dapat digunakan untuk menggabungkan metode
pembelajaran dengan ice breaking, yang membuat pembelajaran lebih bervariasi dan bermakna.
Jarang ada pelatihan soft skill berbasis ice breaking.

4. Kesimpulan
Ice breaking dalam Bahasa inggris berarti memecah es. Ice Breaking merupakan usaha
yang dilakukan untuk menghidupkan atau mencairkan suasana, seperti menghilangkan
kejenuhan dan kebosanan yang dialami siswa di dalam proses pembelajaran yang dilakukan
di dalam kelas guna mengangkat rasa bosan yang ada dan mengembalikan semangat untuk
belajar. Ice Breaking ini juga dapat digunakan di dalam kantor.
Ice breaking adalah suatu aktivitas yang dapat dilakukan untuk membuat suasana menjadi
"dingin dan beku". Ini biasa dilakukan dalam kegiatan belajar, rapat, atau bahkan dalam pelatihan
karyawan. Di sini, "dingin" atau "beku" merujuk pada perasaan yang terkumpul dan
membosankan. (sudah diterjemahkan) Untuk mencairkan suasana yang "dingin dan beku", ice
breaking adalah kegiatan yang biasanya dilakukan saat presentasi, rapat, atau juga sesi pelatihan
karyawan. Di sini, "dingin" atau "beku" berarti kondisi yang membuat Anda bosan dan lelah.
Meskipun menggunakan ice breaking tampaknya sederhana, membutuhkan keterampilan,
kreativitas, dan pelatihan yang memadai agar guru dapat memasukkannya ke dalam suasana
pembelajaran di kelas. Jika guru tidak memiliki pengetahuan yang memadai, pembelajaran
menggunakan ice breaking hanya akan membuat suasana kelas semakin gaduh dan tidak
bermakna.

Sri Hasnawati / Al-Ishlah Jurnal Pendidikan Page | 7


Islam
Al-Ishlah, Volume 20
20.No.
No.2,
2 Desember 2022

5. Pernyataan Ucapan Terima Kasih (Acknowledgement)


Agar kajian pustaka ini bisa menjadi draft artikel yang berguna dan bermanfaat bagi
para setiap individu pembaca terutama penulis di masa yang akan datang sehingga artikel ini
dapat dijadikan bahan atau acuan bahan referensu pengajaran,. Akhir kata penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada setiap pihak yang terlibat dan turut membantu demi
adanya artikel ini.

Sri Hasnawati / Al-Ishlah Jurnal Pendidikan Page | 8


Islam
Al-Ishlah, Volume 20
20.No.
No.2,
2 Desember 2022

DAFTAR REFERENSI

https://blog.kejarcita.id/apa-itu-ice-breaking-di-kelas-dan-bagaimana-menerapkannya/#:~:text=Ice
%20breaking%20merupakan%20sebuah%20kegiatan,bisa%20disebut%20intermeso%20dalam
%20pembelajaran.

https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/azkiya/article/view/3309/1745

https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/view/41941

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/3232

https://www.google.com/search?
q=fakta+ice+breaking+dalam+pembelajaran&oq=&aqs=chrome.0.35i39i362l8.1567303719j0j
15&sourceid=chrome&ie=UTF-8

http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/3614/1/ANNISA%20SUAIB.pdf
http://repository.uinsu.ac.id/15969/
https://www.google.com/search?
q=ice+breaking&oq=ice+breaking&aqs=chrome..69i57j0i131i433i512j0i512l3j69i60l3.59
19j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://everpro.id/blog/ice-breaking-adalah/
http://repository.uinsu.ac.id/15969/

https://www.google.com/search?
q=arti+ice+breaking&oq=arti+ice+breaking&aqs=chrome..69i57j0i512l2j0i22i30l2j69i60l3.13
686j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.inews.id/news/nasional/7-contoh-ice-breaking-seru-untuk-mencairkan-
suasana-yuk-coba
https://www.kompasiana.com/rikarosaniasibarani8597/64737d3d4addee76967b0ba2/
penerapan-ice-breaking
https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/azkiya/article/view/3309/1745

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/3309-Article%20Text-10269-1-10-20211008.pdf

https://repository.uin-suska.ac.id/24769/1/GABUNG.pdf

Sri Hasnawati / Al-Ishlah Jurnal Pendidikan Page | 9


Islam
Al-Ishlah, Volume 20
20.No.
No.2,
2 Desember 2022

Sri Hasnawati / Al-Ishlah Jurnal Pendidikan Page | 10


Islam

Anda mungkin juga menyukai