Anda di halaman 1dari 13

MODEL MODEL ICE

BREAKING
Ai Watinah 15210206
Nenden Nurpratiwi 15210211
Neng Lina Yulyana 15210207
Windaningsih 15210212
Pengertian Ice Breaking

Menurut Alaena 2014 (sunarto, 2012:2) Ice breaking merupakan “permainan
atau kegiatan yang berfungsi untuk mengubah suasana kebekuan dalam kelompok.
Sedangkan menurut Adi Soenarno (2005:1) Ice breaking adalah “peralihan situasi dari
yang membosankan, membuat mengantuk, menjenuhkan, dan tegang menjadi rileks,
bersemangat, tidak membuat mengantuk, serta ada perhatian dan ada rasa senang
untuk mendengarkan atau melihat orang yang berbicara di depan kelas atau ruangan
pertemuan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, Ice breaking dapat diartikan sebagai
pemecah situasi kebekuan pikiran atau fisik siswa. Ice breaking juga dimaksudkan
untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme.
Hal ini Ice breaking adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
(fun) serta serius tapi santai dan bisa menjadi alat yang tepat untuk memfasilitasi
kesuksesan sebuah acara termasuk dalam proses pembelajaran. Sehingga ice breaking
di sini dimanfaatkan untuk menyegarkan suasana belajar, menghilangkan kejenuhan,
rasa kantuk yang memang sangat mudah menyerang orang-orang dewasa.

Kunci dari kesuksesan ice breaker adalah
mengkhususkan kegiatan ini untuk menunjang agenda yang ada
dan mencairkan suasana. Ada beberapa hal yang menyebabkan
Ice breaking perlu diberikan kepada peserta,yaitu :
1. Overload penuh pikiran lain (pekerjaan lain, beban lain)
sehingga tidak receptive.
2. Beku atau blank (menunggu dan melihat situasi).
3. Ingin liburan/refreshing.
4. Adanya hambatan belajar pada orang dewasa, rasa takut
salah,takut kelihatan bodoh, malu jika terlalu kelihatan
bersemangat, dll.
Syarat-Syarat Ice Breaking

a) Ice Breaking dilakukan dalam waktu yang singkat,
makin singkat lebih baik
b) Ice Breaking diikuti oleh seluruh siswa, hindari Ice
Breaking yang meliputi beberapa siswa saja.
c) Guru dapat menjelaskan secara singkat Teaching-
Point atau maksud Ice Breaking dalam waktu yang
tidak lama.
d) Apabila target sudah terpenuhi (siswa tidak tegang,
siswa sudah senang) artinya siswa sudah siap untuk
kembali menerima pelajaran.
Macam-macam Ice Breaking

a). Ice breaking jenis Tepuk Tangan
b). Ice breaking Audio Visual
Menurut Rohani (1997: 97-98) Audio Visual yaitu
media instruksional modern yang sesuai dengan
perkembangan zaman, (kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi), meliputi media yang dapat dilihat dan di dengar.
Contoh : Pemutaran video motivasi.
c). Ice Breaking dengan Musik

Musik merupakan media yang sangat efektif
dalam mengembalikan gelombang otak untuk kembali
ke zona Alfa. Banyak penelitian yang menyatakan
pengaruh musik dan kekuatan otak. Berikut beberapa
pendapat ahli mengenai hubungan musik dan otak:
1. Musik dapat meningkatkan Serotonin dalam Otak
2. Musik dapat mengaktifkan Holistic-Brain (duet
otak kiri dan kanan)
3. Musik dapat meningkatkan kemampuan Kognitif
anak
d). Ice Breaking Jenis Brain Gym
(Senam Otak)

Senam otak atau Brain Gym adalah serangkaian latihan
yang berbasis gerakan tubuh yang sederhana. Gerakan ini
dibuat untuk merangsang otak kiri dan otak kanan,
meringankan dan merelaksasi bagian belakang dan bagian
depan otak,serta merangsang system yang terkait
dengan perasaan dan emosional, yakni otak tengah serta otak
besar (dimensi pemusatan). Contoh dari Brain gym adalah:
1. Gerakan Sakelar Otak
2. Gerakan Silang
3. Tombol Bumi
4. Tombol Imbang
5. Kait Relaksasi
e). Ice Breaking Warmer

Warmer atau pemanasan adalah mengulang
materi yang sebelumnya diajarkan oleh guru. Basainya
warmer baik dilakukan pada pertemuan kedua sebuah
materi. Selain warmer, juga sering digunakan istilah
review, feedback, dan tijau ulang. Pengulangan atau
reharseal adalah aktivitas yang membuat informasi
yang masuk kedalam jangka panjang. Contoh ice
breaking warmer adalah seperti:
1. Games pertanyaan
2. Penilaian diri
f). Ice Breaking Pre-teach
Pre-Teach adalah aktivitas yang harus dilakuakn sebelum
aktivitas inti pembelajaran. Biasanya, jika tidak dilakukan pre-teach,


proses belajar akan menjadi terganggu.

g). Scene Setting


Scene Setting adalah aktivitas yang paling dekat dengan strategi
pembelajaran. Salah satu model Scene Setting , seperti yang telah
dipaparkan oleh Bobbi Deporter dalam bukunya Quantum Teaching
adalah AMBAK, berarti apa manfaatnya bagiku. Scene Setting adalah
aktivitas yang dilakukan guru atau siswa untuk membangung konsep
awal pembelajaran.
Fungsi Scene Setting adalah sebagai berikut :
• Membangun konsep pembelajaran yang akan diberikan
• Pemberian pengalaman belajar sebelum masuk ke materi inti
• Sebagai Pereduksi Instruksi
• Sebagai Pembangkit minat siswa dan rasa penasaran terhadap
pembelajaran.
Menurut Alaena 2014 (sunarto, 2012: 107) Teknik penerapan ice breaking
dalam pembelajaran dibagi atas 2 cara :
a). Teknik spontan dalam situasi pembelajaran
Ice breaking digunakan secara spontan dalam proses pembelajaran biasanya
digunakan karena situasi pembelajaran biasanya digunakan tanpa rencana tetapi
lebih banyak digunakan karena situasi pembelajaran yang ada pada saat itu butuh
penyemangat agar pembelajaran dapat focus kembali. Ice breaking yang demikian
bisa digunakan kapan saja melihat dituasi dan kondisi yang terjadi pada saat
pembelajaran berlangsung.
b). Teknik direncanakan dalam situasi pembelajaran
Ice breaking yang baik dan efektif membantu proses pembelajaran adalah ice
breaking yang direncanakan dan dimasukan dalam rencana pembelajaran. “Ice
breaking yang direncanakan dan dimasukan dalam renacana pembelajaran dapat
mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Kelemahan dan Kelebihan Ice
Breaking

Dan ternyata ice breaking juga memiliki kelebihan dan
kelemahan seperti berikut:
Kelebihan Ice breaking
a). Membuat waktu panjang terasa cepat.
b). Membawa dampak menyenangkan dalam pembelajaran.
c). Dapat digunakan secara sepontan atau terkonsep.
d). Membuat suasana kompak dan menyatu.

Kelemahan ice breaking: Penerapan disesuaikan dengan kondisi


ditempat masing-masing.
Kesimpulan
Ice Breaker menjadi cukup penting, karena jika tidak diperhatikan akan
berujung pada gagalnya forum tersebut. Kegagalan tersebut dapat kita
sebutkan sebagai berikut; materi tidak dapat dipahami, antipasi terhadap
pembicara, penolakan terhadap setiap ide, seluruh program menjadi sia-
sia.


Memperhatikan begitu strategisnya Ice Breaker dalam sebuah proses KBM
atau pelatihan, diperlukan suatu strategi untuk menghilangkan kejenuhan
dan menarik perhatian peserta kepada pembicara dan materi yang
disampaikan. Jika pembicara bisa “menghipnotis” peserta ke arah
pembicara serta dikondisikan untuk agar menjadi tak jenuh, maka akan
terasa bahwa acara yang berlangsung dalam beberapa jam menjadi tidak
membosankan.
Setiap peserta mempunyai alasan dan motivasi sendiri dalam mengikuti
pelatihan.Ada yang ingin menguasai bidang tertentu, ada yang ingin
mempertajam ketrampilan, ada yang sekedar berkumpul bersama teman,
dan ada yang mempunyai alasan keterpaksaan. Semua alasan tersebut
berdampak terhadap cara menanggapi pembicara dan merespon setiap
aktivitas dalam pelatihan.
Peserta yang memang bersemangat untuk mendapatkan ilmu tambahan
akan terus antusias sampai acara berakhir. Di sisi lain. Ada peserta yang
melamun sambil menulis atau menggambar di nota pelatihan, ada yang
bercerita dengan peserta lain, serta ada juga yang diam dan tegang tetapi
mengantuk. Seribu macam gaya dan ekspresi tersebut perlu dijadikan satu
macam gaya saja. Semua peserta ditargetkan untuk mengarahkan
Sekian

dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai