Anda di halaman 1dari 14

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA

Dosen Pengampu: Dyan Falasifa Tsani,M.Pd

CORNELIA DEFFI SAPUTRI

2208056090

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2023
A. Definisi Strategi
Strategi merupakan segala usaha untuk menerapkan dan mengelola berbagai
metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi dalam
kaitannya dengan pembelajaran matematika merupakan siasat atau kiat yang sengaja
direncanakan oleh pendidik mengenai segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan
pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuanya berupa hasil belajar bisa tercapai
dengan normal (Suherman, et al, 2003).
Strategi yang dilakukan oleh pendidik matematika sebelum melakukan
pembelajaran matematika di kelas, biasanya dibuat secara tertulis, mulai dari
kurikulum program semester, program tahunan, sampai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
Strategi yang dilakukan oleh pendidik matematika sebelum melakukan pembelajaran
matematika di kelas, biasanya dibuat secara tertulis, mulai dari kurikulum program
semester, program tahunan, sampai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Untuk memahami strategi pembelajaran matematika, Anda dapat pahami dahulu
empat unsur-unsur stategi berikut ini.
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (output) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera
masyarakat yang me- merlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan ditempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika unsur-unsur strategi di atas diterapkan dalam konteks pembelajaran
matematika, maka keempat unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran matematika yakni
perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran matematika
yang dipandang paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran matematika.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria
dan ukuran baku keberhasilan.
Jadi strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu. Ada dua hal yang patut
dicermati dari pengertian tersebut. Pertama, strategi meupakan rencana tindakan
termasuk peng. gunaaan metode, model, pendekatan dan pemanfaatan berbagai sumber
daya dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada
proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua strategi disusun
untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari semua keputusan penyusunan
strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah-langkah
pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan
dalam upaya pencapai- an tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menetapkan strategi, perlu
dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah
rohnya dalam implementasi suatu strategi.
B. Definisi Belajar Mengajar
Setiap aktivitas manusia tentunya mempunyai nilai. Nilai inilah yang membentuk
kepribadian manusia untuk menemukan sikap dan prinsip hidup. Manusia sampai
pada titik tersebut apabila ia belajar, karena setiap aktivitas manusia merupakan
proses pem- belajaran. Hudojo (1988) menyebutkan bahwa belajar merupakan
kegiatan bagi setiap orang untuk mendapatkan keterampilan agar tingkah lakunya bisa
berkembang. Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan kegemaran, dan sikap orang itu
terbentuk, dimodifikasi dan berkembang. Karena itu seseorang dikatakan belajar, bila
dapat diasumsikan dari seseorang itu menjadi suatu proses kegiatan yang
mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu memang
dapat diamati dan berlaku dalam waktu yang relatif lama. Perubahan tingkah laku
dalam waktu yang relatif lama itu disertai usaha sehingga orang itu dari tidak mampu
untuk melakukan sesuatu menjadi mampu melakukannya. Tanpa usaha, walaupun
terjadi perubahan tingkah laku, bukanlah belajar. Kegiatan dan usaha untuk mencapai
perubahan tingkah laku itu merupakan proses belajar, sedangkan perubahan tingkah
laku itu sendiri merupakan hasil belajar.
Gates menyatakan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan-perubahan
tingkah laku yang saling berhubungan dengan usaha-usaha yang berulang-ulang dan
yang bersangkutan agar supaya dapat tercapai kefektifannya. Gilliland (1935)
mendefinisikan belajar sebagai beberapa modifikasi pada tingkah laku seseorang
sebagai akibat dari pengalamannya yang bertahan dalam waktu tertentu pada yang
bersangkutan. Begitu juga Ernes R Hilgard (1956) mengatakan bahwa seseorang dapat
dikatakan belajar apabila dapat melakukan sesuatu dengan cara latihan-latihan
sehingga yang bersangkutan menjadi berubah.
Jadi belajar mengajar merupakan proses transformasi ilmu pengetahuan dari
pendidik kepada peserta didik melalui pende- katan, metode, model, dan sumber
belajar yang valid dan terukur. Belajar mengajar juga dapat diartikan sebagai proses
pembela- jaran oleh calon pendidik agar ia menjadi tenaga pendidik yang profesional di
bidangnya masing-masing. Maksudnya, bahwa calon pendidik hendaknya banyak
belajar mengajar agar kelak menjadi pendidik yang dapat membawa peserta didiknya
menjadi manusia yang berguna dan mampu berdaya saing dengan masyarakat dan
Lingkungan sekitarnya.
C. Definisi Matematika
Secara etimologi matematika berasal dari bahasa Inggris, mathematics, artinya ilmu
hitung. Ahli matematika disebut mat- hematician. Matematika sangat erat kaitannya
dengan ide, gagasan yang terstruktur, simbol-simbol abstrak. Hudojo (1988)
mengatakan bahwa hakikat matematika berkenaan dengan ide- ide, struktur-struktur
dan hubungan yang diatur menurut urutan yang logis. Selanjutnya simbol-simbol
formal diperlukan untuk membantu memanipulasi aturan-aturan yang beroperasi
dalam struktur-struktur. Matematika merupakan sarana berpikir, artinya matematika
ditempatkan sebagai wadah untuk berpikir dalam mengembangkan ide baik dari hal-
hal yang konkret maupun ke hal-hal yang sederhana. Jadi berdasarkan etimologi,
matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Hal ini
dimaksudkan bukan berarti ilmu lain tidak diperoleh melalui penalaran, akan tetapi
dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (Suherman, et al.,
2003).
Matematika merupakan alat berpikir yang digunakan untuk memberikan
pemahaman yang terstruktur, logis, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan.
Menjadi matematikawan itu tidak mudah karena semua pemikiran harus dapat
dipertanggungjawabkan, baik itu secara ilmiah, etika maupun moral. Oleh karena itu,
belajar matematika sama halnya kita belajar tentang moral seba- gai manusia yang
bertanggung jawab atas ilmu matematikanya.
D. Pengertian Strategi Belajar Mengajar Matematika
Definisi strategi belajar mengajar menurut para ahli di antaranya:
1. Dick dan Carey mengatakan strategi belajar mengajar adalah komponen-komponen
dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran dan partisipasi
peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan
selanjutnya.
2. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa strategi belajar mengajar adalah cara-cara yang
dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran
tertentu.
3. J.R. David mengatakan bahwa strategi belajar mengajar ada- lah perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Mengadopsi definisi-definisi di atas dalam pembelajaran matematika, berarti
strategi belajar mengajar matematika adalah upaya pendidik dalam mengorganisasi
baik dalam merencanakan berupa penggunaan pendekatan, metode, model dan
sumber daya pembelajaran yang berdasarkan karakteristik peserta didik maupun
dalam mengembangkan, menilai, dan merevisi material pembelajaran matematika yang
sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika yang efektif.

Dalam realitasnya strategi belajar mengajar matematika terdapat lima klasifikasi,


yaitu:
1. Stategi belajar mengajar matematika langsung, yaitu pembelajaran matematika
banyak diarahkan oleh pendidik. Bahan pelajaran disajikan dalam bentuk jadi dan
peserta didik ditun- tut untuk menguasai bahan tersebut. Pembelajaran langsung
biasanya bersifat deduktif.
2. Strategi belajar mengajar matematika tak langsung, yaitu pembelajaran matematika
berpusat pada siswa. Adapun pendidik bertindak sebagai fasilitator saja.
Pembelajaran tak lang- sung biasanya bersifat induktif.
3. Strategi belajar mengajar matematika interaktif, yaitu pembelajaran matematika
menekankan pada diskusi dan sharing antara peserta didik. Diskusi dan sharing
memberikan kesepatan kepada peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan,
pengalaman, pendekatan, pegetahuan pendidik atau teman sebaya serta untuk
membangun cara berpikir dan merasakan.
4. Strategi belajar mengajar matematika empirik, yaitu pembel ajaran matematika
berpusat pada peserta didik dan berbasis aktivitas.
5. Strategi belajar mengajar matematika mandiri, yaitu pembeajaran matematika
bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri.
Jadi, berdasarkan uraian di atas, makna strategi belajar mengajar matematika
sesungguhnya bertumpu pada dua hal yaitu pendidik dan peserta didik. Di mana
pendidik dan peserta didik tersebut diberikan kesempatan untuk melakukan proses
kegiatan belajar matematika yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidik
dan peserta didik.
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh seorang
instruktur atau pendidik dalamproses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi
yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni:
1. Strategi pengorganisasian pembelajaran
Pengorganisasian pembelajaran merupakan hal penting dalam proses belajar
mengajar matematika terutama dalammenyusun rancangan kegiatan (alur kegiatan
pembelajaran) dengan memadukan sebuah keterampilan mengelola strategi
pengorganisasian pembelajaraan yang terpadu, seperti waktu yang menjadi tolak ukur
keterlaksanaan proses belajar mengajar dan pencapaian tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Siti (2018) menyatakan bahwa perlu pengorganisasian informasi
pembelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik atau disebut struktural
strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta,
konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan.

2. Strategi penyampaian pembelajaran


Penyampaiam isi pembelajaran menjadi salah satu komponen dalam melaksanakan
metode proses pembelajaran. Hal ini bertujuan agar isi dan informasi pembelajaran
tersampaikan dengan baik kepada pembelajar sehingga pemahaman konsep peserta
didik menjadi baik. Menurut Widoyoko (2009) penyampaian materi yang bagus
menjadi salah satu aspek kepuasaan peserta didik dalam belajar, didukung oleh Halim
(2012) yang menyatakan bahwa cara penyampaian isi pembelajaran mempengaruhi
pemahaman peserta didik dalam belajar.
3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran merupakan proses menata atau merancang keterlibatan
peserta didik dengan metode yang dipilih. Menurut Peniati (2012) bahwa dalam
merancang metode yang dipilih dalam proses belajar mengajar, perlu
mencermati/mendasari analisis karakteristik peserta didik tersebut. Maka dari itu,
perlu penerapan metode yang tepat didasari karakateristik peserta didik agar metode
yang diterapkan efektif dan efesien. Strategi pengelolaan pembelajaran berkaitan
dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi
penyampaian mana yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada 3
klasifikasi penting dalamstrategi pengelolaan pembelajaran, yaitu penjadwalan,
pembuatan catatan kemajuan belajar peserta didik, dan motivasi.
Strategi belajar mengajar matematika memiliki konsep sebagai berikut:
a. merangkum spesifikasi dan kualifikasi perubahan sikap peserta didik,
b. menetapkan pendekatan yan tepat terhadap masalah belajar mengajar matematika
peserta didik, memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar matematika,
serta
c. menetapkan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar matematika.

Strategi sebagai garis besar haluan dalam mencapai sasaran yang ditentukan
menjadi pola-pola umum kegiatan pendidik dan peserta didik dalam proses belajar
mengajar maematika. Strategi dasar setiap usaha meliputi empat masalah sebagai
berikut.
a. Pengidentifikasian dan penetapan spesifiakasi dan kualifikasi hasil yang harus
dicapai dan menjadi sasaran.
b. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang efektif dan efesien untuk
mencapai sasaran.
c. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai
akhir
d. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur dan ukuran baku yang akan digunakan
untuk menilai keberhasilan atas usaha yang dilakukan. Dalam konteks
pembelajaran, keempat strategi dasar
E. Komponen Belajar Mengajar Matematika
Pada Kamus Bahasa Indonesia, komponen adalah bagian dari keseluruhan.
Sedangkan belajar mengajar adalah perubahan yang bertahan lama dalam sikap,
perilaku dan kapasitas berprilaku dengan cara tertentu, yang dihasilkan dari praktik
atau bentuk-bentuk pengalaman lainnya. Kegiatan belajar mengajar disusun agar dapat
memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses fisik dan mental peserta
didik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan pendidik, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Berbagai defenisi berdasarkan para ahli yang menyatakan strategi belajar mengajar
matematika dengan berbagai istilah dan pengertian yang berbeda, perbedaan tersebut
sebenarnya hanya terletak pada aksentuasinya saja. Misalnya, Gasong (2018)
mengatakan bahwa strategi belajar-mengajar merupakan tindakan pendidik
melaksanakan rencana mengajar, pendidik harus menguasai apa yang akan
disampaikan. Selanjutnya, Sudjana (dalam Trinova, 2013) menambahkan bahwa
strategi mengajar ini dibagi tiga tahapan: tahapan pra instruksional, tahap
instruksional, dan tahap evaluasi. Pada tahap prainstruksional, misalnya pendidik
menanyakan kehadiran peserta didik, bertanya tentang materi lalu ini semua sebagai
upaya melakukan apersepsi, kemudian tahapan kedua pendidik menjelaskan tujuan,
menuliskan pokok-pokok materi sesuai tujuan ini dimaksudkan untuk menekankan
focus pada tujuan yang diharapkan (learning outcome), dan tahap evaluasi pendidik
berusaha mengetahui sejauh mana peserta didik memahami pada materi yang
dijelaskan pada tahapan instruksional dan termasuk sebagai feedback terhadap
pelaksanaan seluruh kegiatan instruksional.
Suatu proses pembelajaran dapat berjalan efektif jika seluruh komponen yang
berpengaruh saling mendukung, yaitu: a) peserta didik, b) kurikulum, c) pendidik, d)
metode, e) sarana dan prasarana serta f) lingkungan
Seorang pendidik harus bisa mengelola komponen- komponen lainnya. Karena
seorang pendidik dituntut untuk merencanakan pengajaran, karena dengan adanya
perencanaan pembelajaran komponen lainnya itu bisa dikelola dengan baik. Susanto
(2016) menyebutkan bahwa terdapat lima komponen dalam belajar matematika, yaitu:
a. Bertanya
Proses belajar mengajar matematika harus dimulai dengan sebuah pertanyaan
pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi
kesempatan untuk bertanya, guru menyampaikan pertanyaan inti yang harus
diselesaikan oleh siswa. Siswa diarahkan untuk mampu mengevaluasi, mensintesis dan
menganalisis jawaban dari pertanyaan yang tidak dapat ditemukan di dalam buku teks,
melainkan harus dibuat atau dikonstruksi
b. Keaktifan Peserta Didik
Keaktifan siswa merupakan kegiatan yang harus diwujudkan dalam belajar
mengajar matematika, guru berperan sebagai fasilitator mengarahkan siswa agar aktif
dan telibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar, serta dilatih untuk mampu
menciptakan suatu gagasan atau produk yang menjadi indikator pemahaman konsep
siswa melakukan sebuah investigasi.
c. Kerja Sama
Kegiatan belajar mengajar matematika membutuh peer tutoring dalam kegiatan
diskusi kelompok. Siswa diharuskan mampu mengkomunikasikan berbagai gagasan
ataupun solusi dari permasalahan yang diberikan oleh pendidik melalui kerja sama
tim, peserta didik bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang
diajukan guru dapat muncul dalamberbagai bentuk dan mungkin saja semua jawaban
benar.
d. Untuk Kerja
Dalam menjawab permasalahan yang diberikan oleh pendidik, peserta didik akan
membuat solusi yang digambarkan melalui pengetahuannya mengenai permasalahan
yang sedang dipecahkan. Bentuk-bentuk solusi tersebut dapat berupa slide presentasi,
grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui presentasi ini pendidik melakukan
evaluasi.

e. Sumber yang Bervariasi


Belajar matematika membutuhkan banyak sumber dan referensi agar pemahaman
konsep peserta didik menjadi kuat, sumber bisa berupa buku text, video pembelajaran,
poster, wawancara dengan ahli dan lain-lain
F. Tugas Dan Fungsi Pendidik
Menurut Sukendar (2013) mengemukakan bahwa fungsi dan tugas pendidik ada
dua, yaitu, 1) transfer ilmu kepada peserta didik seperti kepandaian, kecakapan dan
pengalaman- pengalaman, dan 2) membentuk sikap moral peserta didik menjadi lebih
baik.
Seorang pendidik baru dikatakan sempurna jika fungsinya sebagai pendidik dan
juga berfungsi sebagai pembimbing. Dalam hal ini pembimbing yang memiliki sarana
dan serangkaian usaha dalam memajukan pendidikan.
Sanjaya (2009) menambahkan tugas mendidik lebih menekankan pada
pembentukan jiwa, karakter, dan kepribadian berdasarkan nilai-nilai. Tugas mengajar
lebih menekankan pada pengembangan kemampuan penalaran. Pendidik adalah
pribadi yang mengagungkan akhlak peserta didiknya. Pendidik merupakan pribadi
penuh cinta terhadap anak-anaknya (peserta didiknya). Hidup dan matinya
pembelajaran bergantung sepenuhnya kepada pendidik. Pendidik merupakan
pembangkit listrik kehidupan peserta didik dimasa depan. Pendidik merupakan
pemimpin bagi murid-muridnya. Pendidik adalah pelayan bagi murid- muridnya.
Pendidik adalah orang terdepan dalam memberi contoh sekaligus juga memberi
motivasi atau dorongan
G. Metode Belajar Mengajar Matematika
1. Metode Proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari
suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga
pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Penggunaan metode ini bertolak
dari anggapan bahwa pemecahan masalah tidak akan tuntas bila tidak ditinjau dari
berbagai segi. Dengan kata lain, pemecahan setiap masalah perlu melibatkan peserta
didik, bukan hanya melibatkan berbagai mata pelajaran atau bidang studi saja,
melainkan hendaknya melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitan dan
sumbangannya bagi pemecahan masalah tersebut, sehingga setiap masalah dapat
dipecahkan secara keseluruhan yang berarti
2. Metode Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara transfer informasi di mana peserta
didik melakukan percobaan dan terlibat langsung serta membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini peserta
didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri melalui
suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan
demikian, peserta didik dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang
dialaminya itu.
3. Metode Tugas dan Resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana pendidik
memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Namun,
pengerjaan tugas yang diberikan oleh pendidik dapat dilakukan di dalamkelas, di
halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di rumah peserta didik, atau di
mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan
pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang
tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas
waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya pendidik gunakan untuk
mengatasinya.
4. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara transfer informasi pelajaran, di mana peserta didik
dihadapkan kepada suatu permasalahan yang dapat berupa pernyataan atau hal yang
bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Diskusi merupakan
teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang pendidik di sekolah. Di dalam
diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana interaksi antara dua atau lebih
individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan
masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar
saja.
5. Metode Ekspositori
Metode ini merupakan metode yang mengutamakan transfer informasi
pengetahuan secara verbal agar peserta didik dapat menguasai konsep materi
pelajaran secara optimal. Metode ini dikenal dengan pembelajaran langsung (direct
instruction). Yang menekankan pada proses bertutur dan menemukan materi yang
diberikan, maka sering juga dinamakan istilah metode chalk and talk. Metode ini
menerapkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pendidik (teacher centered
learning). Pendidik menyampaikan materi secara terstruktur agar ilmu tersampaikan
dengan efektif, karena metode ini berfokus kepada adalah kemampuan akademik siswa
(academic achievement student).
6. Metode Demontrasi
Metode demontrasi merupakan metode pembelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukan kepada peserta didik suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan
penjelasan lisan. Proses transfer informasi kepada peserta didik akan lebih real dan
dapat dibayangkan peserta didik, sehingga pemahaman terbentuk dengan baik, peserta
didik langsung dapat mengamati apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.
7. Metode Problem Solving
Metode problem solving disebut metode pemecahan masalah merupakan metode
belajar sekaligus metode yang mampu melatih kemampuan berpikir peserta didik,
metode ini dapat dikombinasikan dengan metode lain agar tujuan pembelajaran
tercapai, mulai dari mengumpulkan data sampai kepada penarikan kesimpulan.
8. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan metode pembelajaran dengan menyajikan pelajaran
dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab peserta didik, namun bisa juga
pertanyaan muncul dari peserta didik yang harus dijawab pendidik. Metode tanya
jawab adalah yang tertua dan banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik di
lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.
9. Metode Latihan
Metode latihan dikenal dengan sebutan metode training merupakan metode
mengajar yang menanamkan kebiasaan- kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk
memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga
digunakan untuk melatih ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan ketrampilan
peserta didik.
10. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena
sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara
pendidik dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Cara mengajar dengan
ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik belajar perkuliahan, merupakan suatu
cara mengajar yang digunakan untuk persoalan serta masalah secara lisan
DAFTAR PUSAKA
Johar, Rahman; Hanum, Latifah. 2016. Strategi Belajar Mengajar.
Yogyakarta:Deepublish.
Ovan. 2022. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta:Kencana.
Rahma, Arif Aulia. 2018. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Banda Aceh: Syiah
Kuala University press.
Theis, Roseli. 2015. PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN STRATEGI BELAJAR
MENGAJAR MATEMATIKA (SBMM) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA JPMIPA
FKIP UNJA TA 2012/2013.

Anda mungkin juga menyukai