2208056090
PENDIDIKAN MATEMATIKA
2023
A. Definisi Strategi
Strategi merupakan segala usaha untuk menerapkan dan mengelola berbagai
metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi dalam
kaitannya dengan pembelajaran matematika merupakan siasat atau kiat yang sengaja
direncanakan oleh pendidik mengenai segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan
pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuanya berupa hasil belajar bisa tercapai
dengan normal (Suherman, et al, 2003).
Strategi yang dilakukan oleh pendidik matematika sebelum melakukan
pembelajaran matematika di kelas, biasanya dibuat secara tertulis, mulai dari
kurikulum program semester, program tahunan, sampai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
Strategi yang dilakukan oleh pendidik matematika sebelum melakukan pembelajaran
matematika di kelas, biasanya dibuat secara tertulis, mulai dari kurikulum program
semester, program tahunan, sampai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Untuk memahami strategi pembelajaran matematika, Anda dapat pahami dahulu
empat unsur-unsur stategi berikut ini.
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (output) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera
masyarakat yang me- merlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan ditempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika unsur-unsur strategi di atas diterapkan dalam konteks pembelajaran
matematika, maka keempat unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran matematika yakni
perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran matematika
yang dipandang paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran matematika.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria
dan ukuran baku keberhasilan.
Jadi strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu. Ada dua hal yang patut
dicermati dari pengertian tersebut. Pertama, strategi meupakan rencana tindakan
termasuk peng. gunaaan metode, model, pendekatan dan pemanfaatan berbagai sumber
daya dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada
proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua strategi disusun
untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari semua keputusan penyusunan
strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah-langkah
pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan
dalam upaya pencapai- an tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menetapkan strategi, perlu
dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah
rohnya dalam implementasi suatu strategi.
B. Definisi Belajar Mengajar
Setiap aktivitas manusia tentunya mempunyai nilai. Nilai inilah yang membentuk
kepribadian manusia untuk menemukan sikap dan prinsip hidup. Manusia sampai
pada titik tersebut apabila ia belajar, karena setiap aktivitas manusia merupakan
proses pem- belajaran. Hudojo (1988) menyebutkan bahwa belajar merupakan
kegiatan bagi setiap orang untuk mendapatkan keterampilan agar tingkah lakunya bisa
berkembang. Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan kegemaran, dan sikap orang itu
terbentuk, dimodifikasi dan berkembang. Karena itu seseorang dikatakan belajar, bila
dapat diasumsikan dari seseorang itu menjadi suatu proses kegiatan yang
mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu memang
dapat diamati dan berlaku dalam waktu yang relatif lama. Perubahan tingkah laku
dalam waktu yang relatif lama itu disertai usaha sehingga orang itu dari tidak mampu
untuk melakukan sesuatu menjadi mampu melakukannya. Tanpa usaha, walaupun
terjadi perubahan tingkah laku, bukanlah belajar. Kegiatan dan usaha untuk mencapai
perubahan tingkah laku itu merupakan proses belajar, sedangkan perubahan tingkah
laku itu sendiri merupakan hasil belajar.
Gates menyatakan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan-perubahan
tingkah laku yang saling berhubungan dengan usaha-usaha yang berulang-ulang dan
yang bersangkutan agar supaya dapat tercapai kefektifannya. Gilliland (1935)
mendefinisikan belajar sebagai beberapa modifikasi pada tingkah laku seseorang
sebagai akibat dari pengalamannya yang bertahan dalam waktu tertentu pada yang
bersangkutan. Begitu juga Ernes R Hilgard (1956) mengatakan bahwa seseorang dapat
dikatakan belajar apabila dapat melakukan sesuatu dengan cara latihan-latihan
sehingga yang bersangkutan menjadi berubah.
Jadi belajar mengajar merupakan proses transformasi ilmu pengetahuan dari
pendidik kepada peserta didik melalui pende- katan, metode, model, dan sumber
belajar yang valid dan terukur. Belajar mengajar juga dapat diartikan sebagai proses
pembela- jaran oleh calon pendidik agar ia menjadi tenaga pendidik yang profesional di
bidangnya masing-masing. Maksudnya, bahwa calon pendidik hendaknya banyak
belajar mengajar agar kelak menjadi pendidik yang dapat membawa peserta didiknya
menjadi manusia yang berguna dan mampu berdaya saing dengan masyarakat dan
Lingkungan sekitarnya.
C. Definisi Matematika
Secara etimologi matematika berasal dari bahasa Inggris, mathematics, artinya ilmu
hitung. Ahli matematika disebut mat- hematician. Matematika sangat erat kaitannya
dengan ide, gagasan yang terstruktur, simbol-simbol abstrak. Hudojo (1988)
mengatakan bahwa hakikat matematika berkenaan dengan ide- ide, struktur-struktur
dan hubungan yang diatur menurut urutan yang logis. Selanjutnya simbol-simbol
formal diperlukan untuk membantu memanipulasi aturan-aturan yang beroperasi
dalam struktur-struktur. Matematika merupakan sarana berpikir, artinya matematika
ditempatkan sebagai wadah untuk berpikir dalam mengembangkan ide baik dari hal-
hal yang konkret maupun ke hal-hal yang sederhana. Jadi berdasarkan etimologi,
matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Hal ini
dimaksudkan bukan berarti ilmu lain tidak diperoleh melalui penalaran, akan tetapi
dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (Suherman, et al.,
2003).
Matematika merupakan alat berpikir yang digunakan untuk memberikan
pemahaman yang terstruktur, logis, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan.
Menjadi matematikawan itu tidak mudah karena semua pemikiran harus dapat
dipertanggungjawabkan, baik itu secara ilmiah, etika maupun moral. Oleh karena itu,
belajar matematika sama halnya kita belajar tentang moral seba- gai manusia yang
bertanggung jawab atas ilmu matematikanya.
D. Pengertian Strategi Belajar Mengajar Matematika
Definisi strategi belajar mengajar menurut para ahli di antaranya:
1. Dick dan Carey mengatakan strategi belajar mengajar adalah komponen-komponen
dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran dan partisipasi
peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan
selanjutnya.
2. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa strategi belajar mengajar adalah cara-cara yang
dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran
tertentu.
3. J.R. David mengatakan bahwa strategi belajar mengajar ada- lah perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Mengadopsi definisi-definisi di atas dalam pembelajaran matematika, berarti
strategi belajar mengajar matematika adalah upaya pendidik dalam mengorganisasi
baik dalam merencanakan berupa penggunaan pendekatan, metode, model dan
sumber daya pembelajaran yang berdasarkan karakteristik peserta didik maupun
dalam mengembangkan, menilai, dan merevisi material pembelajaran matematika yang
sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika yang efektif.
Strategi sebagai garis besar haluan dalam mencapai sasaran yang ditentukan
menjadi pola-pola umum kegiatan pendidik dan peserta didik dalam proses belajar
mengajar maematika. Strategi dasar setiap usaha meliputi empat masalah sebagai
berikut.
a. Pengidentifikasian dan penetapan spesifiakasi dan kualifikasi hasil yang harus
dicapai dan menjadi sasaran.
b. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang efektif dan efesien untuk
mencapai sasaran.
c. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai
akhir
d. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur dan ukuran baku yang akan digunakan
untuk menilai keberhasilan atas usaha yang dilakukan. Dalam konteks
pembelajaran, keempat strategi dasar
E. Komponen Belajar Mengajar Matematika
Pada Kamus Bahasa Indonesia, komponen adalah bagian dari keseluruhan.
Sedangkan belajar mengajar adalah perubahan yang bertahan lama dalam sikap,
perilaku dan kapasitas berprilaku dengan cara tertentu, yang dihasilkan dari praktik
atau bentuk-bentuk pengalaman lainnya. Kegiatan belajar mengajar disusun agar dapat
memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses fisik dan mental peserta
didik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan pendidik, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Berbagai defenisi berdasarkan para ahli yang menyatakan strategi belajar mengajar
matematika dengan berbagai istilah dan pengertian yang berbeda, perbedaan tersebut
sebenarnya hanya terletak pada aksentuasinya saja. Misalnya, Gasong (2018)
mengatakan bahwa strategi belajar-mengajar merupakan tindakan pendidik
melaksanakan rencana mengajar, pendidik harus menguasai apa yang akan
disampaikan. Selanjutnya, Sudjana (dalam Trinova, 2013) menambahkan bahwa
strategi mengajar ini dibagi tiga tahapan: tahapan pra instruksional, tahap
instruksional, dan tahap evaluasi. Pada tahap prainstruksional, misalnya pendidik
menanyakan kehadiran peserta didik, bertanya tentang materi lalu ini semua sebagai
upaya melakukan apersepsi, kemudian tahapan kedua pendidik menjelaskan tujuan,
menuliskan pokok-pokok materi sesuai tujuan ini dimaksudkan untuk menekankan
focus pada tujuan yang diharapkan (learning outcome), dan tahap evaluasi pendidik
berusaha mengetahui sejauh mana peserta didik memahami pada materi yang
dijelaskan pada tahapan instruksional dan termasuk sebagai feedback terhadap
pelaksanaan seluruh kegiatan instruksional.
Suatu proses pembelajaran dapat berjalan efektif jika seluruh komponen yang
berpengaruh saling mendukung, yaitu: a) peserta didik, b) kurikulum, c) pendidik, d)
metode, e) sarana dan prasarana serta f) lingkungan
Seorang pendidik harus bisa mengelola komponen- komponen lainnya. Karena
seorang pendidik dituntut untuk merencanakan pengajaran, karena dengan adanya
perencanaan pembelajaran komponen lainnya itu bisa dikelola dengan baik. Susanto
(2016) menyebutkan bahwa terdapat lima komponen dalam belajar matematika, yaitu:
a. Bertanya
Proses belajar mengajar matematika harus dimulai dengan sebuah pertanyaan
pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi
kesempatan untuk bertanya, guru menyampaikan pertanyaan inti yang harus
diselesaikan oleh siswa. Siswa diarahkan untuk mampu mengevaluasi, mensintesis dan
menganalisis jawaban dari pertanyaan yang tidak dapat ditemukan di dalam buku teks,
melainkan harus dibuat atau dikonstruksi
b. Keaktifan Peserta Didik
Keaktifan siswa merupakan kegiatan yang harus diwujudkan dalam belajar
mengajar matematika, guru berperan sebagai fasilitator mengarahkan siswa agar aktif
dan telibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar, serta dilatih untuk mampu
menciptakan suatu gagasan atau produk yang menjadi indikator pemahaman konsep
siswa melakukan sebuah investigasi.
c. Kerja Sama
Kegiatan belajar mengajar matematika membutuh peer tutoring dalam kegiatan
diskusi kelompok. Siswa diharuskan mampu mengkomunikasikan berbagai gagasan
ataupun solusi dari permasalahan yang diberikan oleh pendidik melalui kerja sama
tim, peserta didik bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang
diajukan guru dapat muncul dalamberbagai bentuk dan mungkin saja semua jawaban
benar.
d. Untuk Kerja
Dalam menjawab permasalahan yang diberikan oleh pendidik, peserta didik akan
membuat solusi yang digambarkan melalui pengetahuannya mengenai permasalahan
yang sedang dipecahkan. Bentuk-bentuk solusi tersebut dapat berupa slide presentasi,
grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui presentasi ini pendidik melakukan
evaluasi.