Anda di halaman 1dari 3

TITA FALISHA NOVIAR

XI-4

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh para teman teman yang saya cintai Alhamdulillah
kita dapat hadir di kelas ini dalam keadaan sehat wal’afiat Insya Allah, puji serta syukur marilah kita
panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu A’laihi
Wassalam. Teman-teman izin kan saya untuk menyampaikan dakwah kali ini. Saya yakin teman
teman semua pasti sudah tidak asing dengan tema dan cerita dakwah ini, maka demikian saya
mohon agar teman teman dapat menyimak dan mengambil kesimpulannya dengan sebaik mungkin,
semoga kita semua selalu dalam lindungan karunia nikmat dan ridho Allah Subhanahu Wata’ala

Qabil dan Habil adalah dua anak Nabi Adam yang kisah perseteruannya terkenal hingga saat ini. Atas
bisikan iblis, Qabil akhirnya membunuh Habil karena iri hati.

Adam dan Hawa diturunkan di bumi setelah diusir dari surga karena melanggar larangan memakan
buah khuldi. Mereka menjalani kehidupan di tempat yang baru dan mulai beranak pinak.

Hawa melahirkan dua pasang anak kembar laki-laki dan perempuan yang diberi nama Qabil, Iqlima,
Habil, dan Labuda. Qabil merupakan saudara kembar Iqlima, sementara Habil merupakan saudara
kembar Labuda. Adapun kisah yang paling terkenal adalah antara Qabil dan Habil.

Dikutip dari buku Kisah Para Nabi Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi sejak Nabi Adam
Alaihissalam hingga Nabi Isa Alaihissalam oleh Ibnu Katsir, As-Sadi menceritakan dari Abu Malik dan
Abu Shalih, dari Ibnu Abbas, dari Muhrrah, dari Ibnu Mas’ud, dari sebagian sahabat Nabi bahwa
setelah mereka berempat sudah baligh, Allah memerintahkan Adam untuk mengawinkan anak-
anaknya yang tidak sekandung. Qabil dinikahkan dengan Labuda dan Habil dinikahkan dengan Iqlima.

Akan tetapi, karena paras yang Labuda yang tidak secantik Iqlima, Qabil merasa dengki karena Habil
dapat menikahi saudari kembarnya. Ia bahkan mendapat bisikan dari iblis untuk membunuh Habil.

Dikarenakan tidak mau mengalah dan penuh rasa iri hati, Nabi Adam yang tidak ingin melanggar
anjuran dari Allah pun memerintahkan kedua putranya untuk berkurban agar dapat mengambil
pilihan terbaik.

Habil dan Keimanannya

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Ibnu Umar, putra Adam yang bernama Qabil mempunyai ladang
pertanian. Sedangkan Habil mempunyai peternakan kambing. Mereka berdua pun menyerahkan
kurbannya berdasarkan perintah Allah.
Habil mengurbankan hewan ternaknya yang paling gemuk, sementara Qabil mengurbankan tanaman
hasil pertaniannya dengan kualitas paling rendah.

Kala itu, Allah SWT mengirimkan api sebagai petunjuk dan tanda bahwa Ia telah menerima kurban
dari kedua putra Adam. Api itu menyambar kurban dari Habil.

Ketetapan Allah ini membuat Qabil tersulut amarah dan berkata kepada Habil, “Sungguh aku benar-
benar akan membunuhmu hingga engkau jadi menikahi saudara perempuan kembaranku.”

Habil pun menjawab, “Sesungguhnya, Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang
bertakwa.”

Tidak berhenti sampai di situ, ketika Habil menerima ancaman pembunuhan dari saudaranya, ia
berkata tidak akan balas membunuh Qabil. Hal ini diabadikan dalam Al-Quran surat Al-Ma’idah Ayat
28:

‫َلِئۢن َبَس طَت ِإَلَّى َيَدَك ِلَتْقُتَلِنى َم ٓا َأَن۠ا ِبَباِس ٍط َيِدَى ِإَلْيَك َأِلْقُتَلَك ۖ ِإِّنٓى َأَخاُف ٱَهَّلل َر َّب ٱْلَٰع َلِم يَن‬

Arab-Latin: La`im basatta ilayya yadaka litaqtulanī mā ana bibāsiṭiy yadiya ilaika li`aqtulak, innī
akhāfullāha rabbal-‘ālamīn

Artinya: “Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-
kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut
kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam”.

Hal ini menunjukkan bahwa Habil tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi ia lebih
memilih untuk diam karena keimanannya. Ia merasa takut kepada Sang Pencipta apabila ia turut
melakukan kerusakan di muka bumi. Habil mengajarkan kepada manusia bahwa barangsiapa yang
bertakwa maka ia akan mulia di sisi Allah.

Qabil Membunuh Habil

Kisah Qabil dan Habil ini sebagaimana yang tercantum dalam Alquran surat Al-Maidah: 27-31. Qabil
yang gelap mata pun mengukuhkan diri untuk membunuh Habil.
Sebagian ulama menyebutkan bahwa Qabil memanggul jenazah Habil selama satu tahun setelah ia
membunuh saudaranya tersebut. Sebagian ulama lainnya menyebutkan seratus tahun, sampai
akhirnya Allah mengutus dua ekor burung gagak yang bertarung sehingga salah satunya mati.

Dengan keadaan yang sama, burung gagak yang masih hidup menggali tanah dan memasukkan
bangkai burung gagak yang telah mati ke dalamnya.

Ketika itu, Qabil yang menyaksikan pergulatan kedua burung gagak tersebut segera meniru apa yang
telah dilakukan mereka.

(Qabil berkata): “Duhai celaka aku. Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini lalu
aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Qabil kemudian menguburkan jenazah Habil.

Larangan Membunuh Sesama

Berdasarkan peristiwa pembunuhan pertama yang terjadi di muka bumi, Allah kemudian
menurunkan firman tentang larangan saling membunuh. Tercatat dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah
ayat 32:

‫ِم ْن َاْج ِل ٰذ ِلَك ۛ َكَتْبَنا َع ٰل ى َبِنْٓي ِاْس َر ۤا ِء ْيَل َاَّنٗه َم ْن َقَتَل َنْفًس ۢا ِبَغْيِر َنْفٍس َاْو َفَس اٍد ِفى اَاْلْر ِض َفَك َاَّنَم ا َقَتَل الَّناَس َجِم ْيًع ۗا َوَم ْن َاْح َياَها َفَك َاَّنَم ٓا َاْح َيا‬
‫الَّناَس َجِم ْيًعاۗ َو َلَقْد َج ۤا َء ْتُهْم ُرُس ُلَنا ِباْلَبِّيٰن ِت ُثَّم ِاَّن َك ِثْيًرا ِّم ْنُهْم َبْع َد ٰذ ِلَك ِفى اَاْلْر ِض َلُم ْس ِرُفْو َن‬

Artinya: Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang
membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau
karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia).
Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara
kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka
dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara
mereka setelah itu melampaui batas di bumi.

Kisah Qabil dan Habil ini menjelaskan betapa dengki dan rasa iri hati (hasad) dapat membuat hati
manusia keruh. Alhasil Qabil menuruti bisikan iblis untuk membunuh saudara kandungnya sendiri
hanya karena kurban Habil diterima oleh Allah dan Habil mendapatkan Iqlima sebagai istrinya. Sifat
tercela inilah yang pada kemudian hari membuat manusia terpecah belah dan saling memusuhi.

Semoga Allah SWT melindungi kita semua dari sifat hasad ini.

Anda mungkin juga menyukai