Anda di halaman 1dari 10

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa: ARNELI PARIDAH, S.Pd
Asal Institusi:SMPN 31 KAUR
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-
penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk
berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
• Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
• Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang
relevan dengan topik masalah.
• Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah
tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
• Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait
masalah yang diidentifikasi.
• Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka
mengenai penyebab masalah tersebut.
• Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi
untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
• Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian
atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
• Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan
wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab
masalah.
• Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
• Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk
membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih
mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda


dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis
dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya,
langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat
untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi


telah masalah penyebab masalah
diidentifikasi

1 Rendahnya Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan


motivasi belajar analisis terhadap hasil
1. Pratama (2021) menyatakan
peserta didik pada kajian literatur dan
faktor luar yang bisa
materi memaknai hasil wawancara, serta
mempengaruhi motivasi
peraturan dikonfirmasi melalui
belajar peserta didik antara
perundang- observasi/pengamatan
lainkualitas pengajaran,
undangan dapat diketahui bahwa
lingkungan belajar, sarana
motivasi belajar
belajar, dan alat pendukung
peserta didik yang
pembelajaran.
rendah disebabkan
2. Annisa Puthree (2021)
oleh:
menyatakan bahwa motivasi
1. Guru belum
belajar siswa rendah
menggunakan
disebabkan oleh factor
metode
internal dan eksternal siswa.
pembelajaran
Faktor internal siswa
inovatif yang sesuai.
meliputi kejenuhan, minat
2. Fasilitas sekolah
belajar, Kesehatan fisik, dan
yang belum
mental. Sedangkan factor
memadai.
eksternal siswa adalah
3. Orangtua belum
keadaan keluarga,
berperan dalam
lingkungan di rumah, dan
pemberian motivasi
sarana dan prasarana.
kepada peserta
Hasil Wawancara didik
4. Kurangnya minat
1. Kepala Sekolah (Ujang dan keinginan
Alpian,S.Pd). senin 20 peserta didik untuk
November 2023 belajar
Motivasi belajar dipengaruhi 5. Kurangnya rasa
oleh kondisi internal dan ingin tahu peserta
eksternal. Kondisi internal didik
yaitu latar belakang 6. Kurangnya
keluarga, kondisi kesehatan, kemampuan dasar
kemampuan peserta didik peserta didik
mengenali potensi dirinya. 7. Kondisi Kesehatan
Sedangkan kondisi eksternal 8. Latar belakang
keluarga
yaitu lingkungan belajar dan
suasana pembelajaran.
2. Teman Sejawat (Yeni Puji
Lestari,S.Pd). Senin, 20
November 2023
Motivasi belajar rendah
disebabkan oleh kurangnya
kemampuan dasar peserta
didik, kurangnya kemauan
belajar, sikap belajar yang
belum terbentuk, serta
kurangnya pengawasan dari
orangtua

2 Peserta didik Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan


memiliki tingkat analisis terhadap hasil
1. Hasyda dan Djenawa (2020)
pemahaman yang kajian literatur dan
menyatakan bahwa literasi
rendah pada hasil wawancara, serta
tidak hanya seputar
bacaan khususnya dikonfirmasi melalui
kebahasaan saja, tetapi
tentang peraturan observasi/pengamatan
pemahaman literasi telah
perundang- dapat diketahui bahwa
bertransformasi luas pada
undangan. kemampuan literasi
disiplin-disiplin ilmu yang
peserta didik yang
lain. Untuk itu sangatlah
rendah disebabkan
penting meningkatkan
oleh:
kemampuan literasi peserta
1. Kurangnya
didik. Salah satu faktor yang
kemampuan
dapat mempengaruhi
pemahaman bacaan
kemampuan literasi peserta
peserta didik.
didik adalah kualitas guru
2. Salahnya konsep
2. Asratul Hasanah (2021)
guru dalam
menyatakan bahwa factor memahami literasi
internal yang melatar
3. Kurangnya minat
belakangi kemampuan baca
baca peserta didik
siswa adalah kurangnya 4. Guru belum
minat siswa dalam belajar merancang
membaca permulaan. pembelajaran yang
Sedangkan factor mengaktifkan
eksternalnya yaitu peserta didik
kurangnya perhatian dan 5. Kurangnya
bimbingan dari orang tua di
kemampuan
rumah peserta didik dalam
mengolah informasi
Hasil Wawancara

1. Kepala Sekolah (Ujang


Alpian,S.Pd). senin 20
November 2023
Kemampuan literasi
dipengaruhi oleh minat baca
dan konsep guru dalam
memberikan pemahaman
literasi kepada peserta didik
2. Teman Sejawat (Yeni Puji
Lestari,S.Pd). Senin, 20
November 2023
Masih ada peserta didik yang
kemampuan literasinya
berada pada tingkatan perlu
intervensi khusus.
Indikatornya yaitu
kelancaran membaca,
ketahanan peserta didik
dalam membaca teks,
pemahaman peserta didik
terhadap isi bacaan

3 Guru dan orang Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan


tua peserta didik analisis terhadap
1. Mirzon Daheri (2019)
kurang kajian
menyatakan bahwa relasi
komunikatif dalam literatur dan
hanya sebatas saling
mengomunikasikan wawancara, penyebab
menghormati peran masing-
masalah-masalah hubungan komunikasi
masing. Belum ada Upaya
pembelajaran yang antar guru dan orang
membangun relasi yang
dihadapi peserta tua peserta didik
saling menguatkan untuk
didik. terkait pembelajaran
mencapai tujuan
masih kurang adalah :
Pendidikan. Bahkan
1. Perbedaan pola
komunikasi antara
pikir yang dianut
keduanya masih jauh dari
orang tua dengan
harapan.efeknya seringkali
guru
terjadi miskonsepsi antar
2. Tidak semua orang
keduanya.
tua "standby" di
2. Admelia, M., dkk. (2021)
rumah.
menyatakan bahwa
3. Tidak semua orang
keterlibatan orang tua
tua memiliki HP
dalam Pendidikan anak
hanya sebatas menanggung yang
keperluan materi saja. memudahkan
Kesibukan pekerjaan yang guru untuk
dialami orang tua dari siswa berkomunikasi
yang menyebabkan 4. Orang tua siswa
kurangnya keterlibatan tidak begitu peduli
orang tua dalam dengan anaknya di
mendampingi anak belajar, sekolah
sehingga siswa seringkali 5. Sekolah dan guru
terlambat dalam jarang
mengumpulkan tugas yang mengundang
sudah diberikan oleh guru. orang tua siswa

Hasil Wawancara

1. Kepala Sekolah (Ujang


Alpian,S.Pd). senin 20
November 2023
• Perbedaan pola pikir
yang dianut orang tua
dengan guru.
• Tidak semua orang tua
"standby" di rumah,
seperti contohnya di
lingkungan sekolah saya
banyak orang tua yang
merantau, sehingga anak
ditinggal dirumah hanya
dengan kakek/ nenek
yang sudah "sepuh".
• Tidak semua orang tua
memiliki HP yang
memudahkan guru
untuk berkomunikasi
2. Guru Penggerak (Michi
Purna Irawan, S.Pd). Senin,
20 November 2023
• Penyebab Kurangnya
hubungan komunikasi
guru dan wali murid
dikarenakan kurang
maksimalnya
pemanfaatan komite
sekolah sebagai
penghubung Sekolah
dengan wali murid serta
Grup WA guru dan wali
murid untuk
berkomunikasi

4 Guru belum Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan


mengoptimalkan analisis terhadap hasil
1. Ulya dan Rahayu (2019)
penerapan model kajian literatur dan
menyatakan bahwa salah
pembelajaran hasil wawancara, serta
satu penyebab guru belum
inovatif dikonfirmasi melalui
mampu menyusun skenario
berdasarkan observasi/pengamatan
pembelajaran inovatif yang
karakteristik dapat diketahui bahwa
menyenangkan bagi peserta
materi. guru belum
didik adalah karena
menggunakan model
kurangnya pengetahuan
pembelajaran yang
guru mengenai model-model
inovatif disebabkan
pembelajaran yang inovatif,
oleh:
Ada juga guru yang sudah
1. Kurangnya
memiliki pengetahun
kedisiplinan guru
mengenai pembelajaran
dalam menyiapkan
inovatif namun terkendala
strategi
pada saat
pembelajaran
mengimplementasikannya
2. Guru terlalu
2. Koesnandar, A. (2020)
nyaman
menyatakan bahwa beberapa menggunakan
kondisi penyebab guru pembelajaran
belum maksimal konvensional
mengimplementasikan (berpusat pada
model-model pembelajaran guru)
inovatif antara lain adalah: 3. Kurangnya
(1) kurangnya dukungan
pengetahuan guru
sarana dan prasarana, (2)
terkait model-model
kurangnya contoh-contoh pembelajaran yang
pembelajaran inovatif yang inovatif
sesuai kondisi masing- 4. Guru kesulitan
masing, (3) kurangnya memilih model
pelatihan dan bimbingan, pembelajaran
dan (4) lemahnya inovatif yang sesuai
pemahaman mereka
5. Background dan
terhadap konsep model generasi guru yang
berbeda-beda
pembelajaran inovatifitu 6. Kurangnya
sendiri pengetahuan guru
terkait penggunaan
Hasil Wawancara
teknologi
1. Kepala Sekolah (Ujang 7. Fasilitas dan sarana
Alpian,S.Pd). senin 20 belajar yang belum
November 2023 memadai
Adanya guru-guru yang
terkendala dalam
menggunakan pembelajaran
inovatif disebabkan oleh
kurangnya pemahaman
guru, kurangnya
kedisiplinan guru dalam
merancang pembelajaran,
sudah nyaman dengan
pembelajaran konvensional
2. Guru Penggerak (Michi
Purna Irawan, S.Pd). Senin,
20 November 2023
Penyebab Guru belum
optimal menerapkan model
pembelajaran inovatif adalah
background dan generasi
pendidik yang berbeda-beda,
kurangnya pemahaman guru
terkait penggunaan teknologi

5 Kurangnya Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan


kemampuan siswa analisis terhadap hasil
1. Wulandari dan Ahmad (2020)
dalam berpikir kajian literatur dan
menyatakan bahwa
kritis hasil wawancara, serta
penyebab rendahnya
dikonfirmasi melalui
kemampuan berpikir kritis
observasi/pengamatan
peserta didik adalah
dapat diketahui bahwa
penggunaan model
kurangnya
pembelajaran yang kurang
kemampuan berpikir
tepat dalam proses kegiatan
kritis peserta didik
belajar mengajar.
disebabkan oleh:
2. Winoto dan Prasetyo (2020)
1. Guru belum
menyatakan bahwa proses memfasilitasi
pembelajaran yang masih peserta didik
dilakukan secara
konvesional akan cenderung untuk bepikir
membuat peserta didik kritis.
menjadi pasif sehingga 2. Guru masih
peserta didik kurang kreatif menggunakan
dan tidak mampu pembelajaran
berkompetisi. Pembentukan berpusat pada
nalar atau logika dan guru
keterampilan dapat 3. Peserta didik
ditumbuhkan dengan belum terlibat aktif
adanya pembelajaran yang dalam
mengarahkan peserta didik pembelajaran
untuk berpikir kritis, maka 4. Kurangnya
guru perlu merancang kemampuan
strategi pembelajaran yang pemecahan
efektif masalah peserta
didik
Hasil Wawancara
5. Model
1. Kepala Sekolah (Ujang pembelajaran yang
Alpian,S.Pd). senin 20 digunakan guru
November 2023 masih belum tepat
Sebenarnya peserta didik dan sesuai.
sudah memiliki kemampuan 6. Kondisi fisik dan
berpikir kritis hanya saja kecemasan peserta
guru terkadang kurang didik
memfasilitasi peserta didik 7. Motivasi belajar
untuk berpikir kritis peserta didik yang
2. Pakar (Pengawas Sekolah) masih rendah.
Penyebabnya adalah 8. Belum
pembelajaran daring yang menggunakan
berlangsung sekitar 2 tahun pembelajaran dan
mempengaruhi daya nalar soal-soal HOTS
anak.

6 Kurangnya Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan


penggunaan media analisis terhadap hasil
1. Hartami, Y., & Kaltsum, H. U
pembelajaran yang kajian literatur dan
(2020) menyatakan bahwa
menarik dan hasil wawancara, serta
kendala dalam pemanfaatan
berbasis teknologi dikonfirmasi melalui
TIK dalam pembelajaran
observasi/pengamatan
abad 21 di Sekolah Dasar
dapat diketahui bahwa
adalah (1) kurangnya
kurangnya
kompetensi guru dalam
penggunaan media
mengintegrasikan teknologi
pembelajaran yang
dalam pembelajaran; (2) menarik dan berbasis
tidak semua guru kelas teknologi disebabkan
memiliki kemampuan dalam oleh:
Bahasa pemrograman; (3) 1. Guru belum
persepsi guru yang memiliki
menganggap penggunaan perlengkapan TIK
TIK tidak memiliki manfaat 2. Kurangnya
(4) jumlah media berbasis motivasi guru
TIK yang masih kurang; (5) dalam
fasilitas IT kurang memadai; memanfaatkan TIK
(6) daerah pedesaan untuk
menggunakan perangkat pembelajaran
multimedia bekas yang
memiliki spesifikasi lama
serta tertinggal dari
perkembangan TIK saat ini.
2. Akbar, A., & Noviani, N.
(2019) menyatakan bahwa
pemanfaatan TIK dalam
Bidang Pendidikan memiliki
beberapa kendala-kendala,
diantaranya: Kurangnya
pengadaan infrastruktur TIK
di berbagai daerah, Masih
digunakannya perangkat
teknologi bekas, dan
mahalnya biaya pengadaan
dan penggunaan fasilitas
TIK

Hasil Wawancara

Kepala Sekolah (Ujang


Alpian,S.Pd). senin 20
November 2023

1. Guru tidak mendapatkan


pelatihan dalam
pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran
2. Keterbatasan sarana
prasarana teknologi di
Sekolah.
Teman Sejawat (Yeni Puji
Lestari,S.Pd). Senin, 20
November 2023

Guru belum menguasai


penggunaan alat TIK dalam
pembelajaran di kelas

Anda mungkin juga menyukai