Anda di halaman 1dari 9

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : DIANA SARASWATI
Asal Institusi : SMA NEGERI 2 BONDOWOSO
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-
penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk
berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang
relevan dengan topik masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah
tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait
masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka
mengenai penyebab masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai
referensi untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki
keahlian atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk
mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih mendalam
tentang penyebab masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk
membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih
mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda


dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk
menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik.
Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan
tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

N Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
o diidentifikasi
1. a. Masalah motivasi 1.1 KAJIAN LITERATUR HASIL KAJIAN LITERATUR :
: Keinginan untuk 1.1.1 Motivasi belajar menurut Motivasi belajar mengarah pada kegiatan
belajar rendah Sadirman (2018:75) adalah keseluruhan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki
daya penggerak di dalam diri siswa yang oleh subjek belajar bisa tercapai tercapai.
menimbulkan kegiatan belajar, yang Pada literature lain motivasi belajar ada
menjamin kegiatan kelangsungan dari pada faktor intern dan ekstern.
kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujan yang HASIL KAJIAN WAWANCARA :
dikendaki oleh subjek belajar itu dapat faktor yang mempengaruhi motivasi
tercapai.1 belajar siswa adalah factor internal
yaitu dalam diri siswa itu sendiri serta
1.1.2 Faktor yang mempengaruhi factor eksternal, serta support orang tua.
motivasi belajar siswa dapat berasal dari Narasumber lainnya menyebutkan
diri siswa dan lingkungan siswa. Menurut bahwa pemberian apresiasi kepada
Erwin Widiasworo (2015) faktor intern peserta didik juga menjadi faktor
yaitu: 1) Sifat, kebiasaan dan kecerdasan, penentu motivasi peserta didik.
2) kondisi fisik dan psikologis. Faktor
ekstern yaitu : 1) guru, 2) lingkungan KESIMPULAN :
belajar, 3) sarana dan prasarana dan 4) Setelah dilakukan analisis mengenai
orang tua2 faktor yang memengaruhi motivasi
belajar, rendahnya motivasi belajar pada
1.1 HASIL WAWANCARA peserta didik karena :
Menurut Merinda Penny (2023) 1. Faktor guru. Cara mengajar guru
faktor yang mempengaruhi motivasi yang membosankan.
belajar siswa adalah factor internal 2. Faktor guru. Sistem
yaitu dalam diri siswa itu sendiri serta penghargaan yang kurang jika murid
factor eksternal, support orang tua, mencapai kemampuan
lingkungan pertemanan dan kondisi yang maksimal
rumah dan sekolah yang kurang 3. Faktor Lingkungan belajar yang
nyaman. kurang kondusif
Kartika Tan Kamaril (2023) 4. Faktor sifat. Beberapa karakter
menyebutkan bahwa secara umum siswa cenderung malas belajar
faktor yang mempengaruhi motivasi meskipun dengan penerapan model
belajar pada peserta didik adalah pembelajaran yang menarik
kondisi siswa yang masih malas 5. Faktor orang tua. Orang tua
belajar. Tidak ada reward ketika jarang melakukan pengawasan dan
peserta didik melakukan pencapaian pembimbingan terhadap proses
sesuatu yang positif. belajar anak

2. a. Materi HOTS 1.1 KAJIAN LITERATUR HASIL KAJIAN LITERATUR :


(High Order 1.1.1 (Rina Rosdiana, dkk. 2022) Beberapa upaya yang dapat dilakukan
Thinking Skills) : Sekolah sebagai pelaksana teknis oleh sekolah antara lain: a)
Kurangnya pembelajaran dan penilaian meningkatkan pemahaman guru tentang
pemahaman HOTS merupakan salah satu pembelajaran dan penilaian yang
dalam bentuk pelayanan mutu mengukur keterampilan berpikir tingkat
penyususnan soal pendidikan. Dalam konteks tinggi (Higher Order Thinking

1
Sardiman. (2018). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2
Erwin Widiasworo, Masalah-masalah Peserta Didik dalam Kelas dan Solusinya (Yogyakarta: Araska, 2017), 20-21.
HOTS pelaksanaan penilaian hasil Skills/HOTS), b) meningkatkan
belajar, sekolah menyiapkan keterampilan guru untuk menyusun
bahan-bahan dalam bentuk soal- instrumen penilaian terkait dengan
soal yang memuat soal-soal penyiapan bahan penilaian hasil belajar
HOTS. Langkah yang dapat
dilakukan oleh sekolah antara HASIL KAJIAN WAWANCARA :
lain: a) meningkatkan Paradigma pengajaran yang digunakan
pemahaman guru tentang guru masih yang lama sehingga
pembelajaran dan penilaian yang kemauan untuk eksplor paradigm baru
mengukur keterampilan berpikir masih enggan karena tidak ada tuntutan
tingkat tinggi (Higher Order yang mengharuskan sehingga guru
Thinking Skills/HOTS), b) kesulitan menentukan penilaian HOTS
meningkatkan keterampilan guru seperti apa.
untuk menyusun instrumen
penilaian terkait dengan KESIMPULAN :
penyiapan bahan penilaian hasil Berdasarkan hasil analisis permasalahan
belajar pada soal berbasis HOTS, penerapan
penilaian berbasis HOTS belum
1.2 HASIL WAWANCARA maksimal karena :
Dewi Kartika Sari (2023) 1. Guru menggunakan sistem evaluasi
menyampaikan faktor kesulitan dengan soal-soal yang pada
penilaian berbasis HOTS adalah : dasarnya menguji kemampuan
1. model ngajar masih suka kognitif tingkat rendah.
menggunakan paradigma lama. 2. Guru kesulitan dalam menentukan
2. khawatir banyak yang nggak bisa konten penilaian berbasis HOTS
ngerjakan
3. kurang strategi mengajar, metode
mengajar,
4. model pembelajaran dan bahan
ajar yg kompleksitasnya kurang
ber-variasi
3. Literasi 1.1 KAJIAN LITERATUR HASIL KAJIAN LITERATUR :
Numerasi : Peserta 1.1.1 Indikator minat baca yaitu Beberapa aspek yang dapat digunakan
didik kesulitan frekuensi dan kuantitas membaca serta untuk mengetahui tingkat minat baca
untuk kualitas sumber bacaan (Dalman, 2014). seseorang yaitu, 1) kesenangan
3
Sedangkan menurut Maharani et al., membaca; 2) kesadaran akan manfaat
menginterpretasik
(2017) ada empat aspek yang dapat membaca; 3) frekuensi membaca; dan 4)
an bentuk symbol, digunakan untuk mengetahui tingkat jumlah buku yang pernah dibaca.
grafik, dan tabel. minat baca seseorang yaitu, 1) kesenangan Rendahnya kemampuan numerasi siswa
membaca; 2) kesadaran akan manfaat disebabkan karena siswa indonesia
membaca; 3) frekuensi membaca; dan 4) kurang dalam mengerjakan soal-soal
jumlah buku yang pernah dibaca.4 dan juga disebabkan karena tidak
Rendahnya kemampuan numerasi siswa semua guru mengetahui tentang soal-
disebabkan karena siswa indonesia soal model PISA dan menggunakan
kurang dalam mengerjakan soal-soal soal tersebut dalam pembelajaran
dan juga disebabkan karena tidak
semua guru matematika disekolah HASIL KAJIAN WAWANCARA :
mengetahui tentang soal-soal Pembelajaran di sekolah yang kurang

3
Dalman. (2014). Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

4
Maharani, O. D., Laksono, K., & Sukartiningsih, W. (2017). Minat Baca Anak-Anak di Kampoeng
Baca Kabupaten Jember. Jurnal Review Pendidikan Dasar
matematika model PISA dan mengaplikasikan model pembelajaran yg
menggunakan soal tersebut dalam berintergrasi dengan kemampuan literasi
pembelajaran(Sari et al., 2022).5 dan numerasi, sedangkan asesmen yg
digunakan kebanyakan udah berbasis
1.3 HASIL WAWANCARA AKM. Jadi antara proses pembelajaran
1.3.1 Hasil wawancara rekan guru dan teknik asesmen tidak sinkron
Vevina Dyahsi dan Mailullah Ely (2023)
menyebutkan faktor rendahnya minat KESIMPULAN :
baca siswa adalah Berdasarkan analisis aspek tingkat
1. Pembelajaran di sekolah yang minat baca seseorang, rendahnya minat
kurang mengaplikasikan model baca pada peserta didik karena :
pembelajaran yg berintergrasi dengan 1. Peserta didik kurang senang
kemampuan literasi dan numerasi, membaca terutama pada jenis teks
sedangkan asesmen yg digunakan yang membosankan
kebanyakan udah berbasis AKM. Jadi 2. Guru kurang memberikan contoh
antara proses pembelajaran dan teknik dalam kegemaran membaca
asesmen ga sinkron. 3. Kurangnya kesadaran peserta didik
2. Kalo diliat-liat di jaman akan manfaat membaca
digitalisasi ini, dengan segala 4. Peserta didik jarang membaca
kemudahan akses di internet, segala terutama buku pelajaran
bentuk informasi tuh udah ada. Dari 5. Gaya belajar siswa audio visual
yang sifatnya umum sampe yg rinci 6. Peserta didik cenderung
sekali. Dibandingkan dengan jaman memperoleh informasi yang mudah
dulu, keterbatasan informasi bikin kita melalui gadget
jadi harus nge-push diri buat nyari
sumber referensi sebanyak mungkin.
Bahkan kalo masih belum ketemu
sumber yg diharapkan, kita akhirnya
maksa otak kita buat nalar sendiri kan?
Nah, jaman sekarang tuh beda. Segala
informasi tuh ada, tersedia, dan bisa
diakses dengan sangat mudah. Dari yg
sifatnya umum bahkan informasi trivia
juga ada penjelasannya. Jadi anak-
anak jaman sekarang cenderung cuma
jadi pembaca pasif. Bahkan ga perlu
baca. Mereka cuma perlu dengerin
penjelasan orang lewat konten-konten
visual kayak utube, ig, TikTok.
Menurut saya, itu yg bikin
kemampuan bernalar mereka kurang
terasah. Karena mereka ga dibiasakan
untuk jadi pembaca aktif sedini
mungkin.
4. a. Pemanfaatan 1.1 KAJIAN LITERATUR HASIL KAJIAN LITERATUR :
teknologi dalam 1.1.1 Menurut (Jamun, 2016) Penerapan teknologi di dalam kegiatan
pembelajaran : Penerapan teknologi di dalam kegiatan pembelajaran ditandai dengan hadirnya
Guru kurang pembelajaran ditandai dengan hadirnya e-learning yang dengan semua variasi
aktif dalam e-learning yang dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi
penggunaan tingkatannya telah memfasilitasi perubahan dalam pembelajaran
teknologi dalam perubahan dalam pembelajaran yang yang disampaikan melalui semua media

5ari, M. Z., Fitriyani, Y., & Amalia, D. (2020). Analisis Bahan Ajar Keragaman Suku Bangsa dan Budaya dalam
Implementasi Karakter Toleransi di Sekolah Dasar. Jurnal Kependidikan : Jurnal Hasil Pendidikan Dan Kajian
Kepustakaan Di Bidang Pendidikan Pengajaran Dan Pembelajaran, 6(3), 382–396.
pembelajaran disampaikan melalui semua media pembelajaran.
elektronik seperti: audio/video, TV Dampak negatif yang akan
interaktif, compact disc (CD), dan ditimbulkan oleh perkembangan
internet 6 IPTEK dalam proses pendidikan :
banyaknya web seperti brainly dan chat
1.1.2 Dampak negatif yang akan gpt yang mengakibatkan guru menjadi
ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK tersingkirkan , seringnya mengakses
dalam proses pendidikan, (Sudibyo, web terlarang. Kecanduan scrolling
2011:182) antara lain: media sosial, cyber bullying dll.
1. E-learning yang dapat
menyebabkan pengalihfungsian guru HASIL KAJIAN WAWANCARA :
dan mengakibatkan guru jadi Faktor kodrat zaman yaitu zaman saat
tersingkirkan ini teknologi berkembang semakin pesat,
2. Seringnya mengakses internet teknologi mampu menembus jarak. hal
dikhawairkan siswa/mahasiswa ini berdampak pada siswa cenderung
bukannya benar-benar memanfaatkan memperoleh info dengan cara instan
teknologi informasi dengan yakni melalui internet.
optimal,tetapimalah mengakseshal-
halyang tidak baik, seperti KESIMPULAN :
pornografi, game online Berdasarkan analisis mengenai
3. Pelajar atau juga mahasiswa faktor dan dampak negatif dari
menjadi pecandu dari keberadaan perkembangan teknologi khususnya
dunia maya secara berlebihan. dalam bidang pendidikan, dampak
4. Peserta didik bisa terkena yang akan terjadi jika guru tidak
information overload mengawasi atau tidak membatasi
5. Tindakan kriminal (Cyber Crime). penggunaan teknologi pada proses
pembelajaran maka akan terjadi hal-hal
6. Menimbulkan sikap yang
apatis7 berikut :
1. Guru sebagai salah satu sumber
1.2 HASIL WAWANCARA pengetahuan peserta didik akan
Oki Feri J (2023) menyebutkan faktor digantikan oleh teknologi
penyebab siswa menyalahgunakan 2. Peserta didik cenderung bergantung
kebebasan penggunaan teknologi pada teknologi (internet) dalam
sebagai sumber referensi dalam proses proses pembelajaran
pembelajaran adalah 3. Peserta didik
1. Merasa bosan dengan proses menyalahgunakan pemanfaatan
pembelajaran , karena kurang teknologi dalam proses
menarik pembelajaran
2. Faktor kodrat zaman yaitu zaman saat 4. Peserta didik akan terpengaruh
ini teknologi berkembang semakin informasi- informasi yang belum
pesat, teknologi mampu menembus tentu benar
jarak. hal ini berdampak pada siswa 5. Guru dan peserta didik
cenderung memperoleh info dengan cenderungacuh terhadap lingkungan
cara instan yakni melalui internet. sekitar
hal itu membuat murid cenderung
malas untuk membaca buku sebagi Faktor yang mempengaruhi peserta
sumber referensi pembelajaran didik terlalu mengandalkan gadget

6
Jamun, Yohannes Maryono. 2016. “Desain Aplikasi Pembelajaran Peta NTT Berbasis Multimedia”. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan Missio, Vol. 8, No. 1: 144–150 Munir. 2008. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Bandung : CV.
Alfabeta.
7
Sudibyo, Lies. 2011. “Peranan dan Dampak Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia”. Jurnal
WIDYATAMA Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Vol. 20, No.2: 175-185.
3. Kemampuan literasi rendah dalam proses pembelajaran adalah :
dan ingin kemudahan 1. Proses pembelajaran tidak
4. Konten yang ditawarkan berbagai menarik
platform membuat siswa 2. Pengaruh kemajuan zaman yang
kecanduan untuk terus membuka serba canggih
dan menonton seluruh konten video 3. Peserta didik cenderung
/ foto di ig atau tiktok mengandalkan jawaban instan
5. Anak-anak terlalu mengandalkan
jawaban yang instan dan malas membaca
5. a. Interaksi dengan 1.1 KAJIAN LITERATUR HASIL KAJIAN LITERATUR :
orang tua siswa : 1.1.1 Menurut Slameto (2003:54) telah Hubungan kooperatif antara orang tua
Komunikasi menunjukkan bahwa ada faktor yang dan guru sangat penting, dan jika tidak
orang tua dan dapat mempengaruhi hasil belajar dilakukan, itu akan berdampak pada
guru yang masih peserta didik, yaitu faktor internal penurunan kualitas pengajaran dan
terbatas terkait dan eksternal. Faktor internal, pembelajaran dan dapat mengurangi
proses termasuk: (1) faktor fisik termasuk kualitas pendidikan.
pembelajaran faktor kesehatan dan cacat fisik; (2)
faktor fisiologis termasuk minat, HASIL KAJIAN WAWANCARA :
bakat, kecerdasan, perhatian, Faktor yang mempengaruhi adalah
kematangan, motif dan disiplin; (3) kesibukan orang tua serta orang tidak
Faktor kelelahan terdiri dari paham kesulitan-kesulitan yang dialami
kelelahan mental dan fisik. Faktor oleh siswa
eksternal, termasuk: (1) keluarga,
faktor ini mencakup bagaimana KESIMPULAN :
orang tua membesarkan, suasana di Berdasarkan pengamatan mengenai
rumah, pemahaman orang tua, faktor keberhasilan belajar pada siswa,
kondisi ekonomi keluarga dan beberapa faktor yang memengaruhi
konteks budaya; (2) sekolah, adalah :
termasuk metode pengajaran, 1. Keluarga. Pada faktor ini, orang tua
hubungan peserta didik-guru, terlalu sibuk bekerja dan tidak
kurikulum, disiplin peserta didik, memiliki waktu untuk
status bangunan dan pekerjaan berkomunikasi dengan sekolah.
rumah; (3) Kegiatan komunitas 2. Hubungan antara guru dan orang
terdiri dari mitra sosial, bentuk tua yang kurang kooperatif karena
kehidupan komunitas, aktivitas orang tua tidak dapat dihubungi
peserta didik di komunitas dan 3. Dampak dari komunikasi guru dan
media.8 orang tua yang kurang baik adalah :
1.1.2 Norlena (2005: 39) hubungan a. Hasil pembelajaran kurang
kooperatif antara orang tua dan maksimal
guru sangat penting, dan jika tidak b. Kurang bisa
dilakukan, itu akan berdampak memberikan motivasi pada
pada penurunan kualitas siswa menghambat proses
pengajaran dan pembelajaran dan pembelajaran
dapat mengurangi kualitas
pendidikan.9

1.2 HASIL WAWANCARA


Hasil wawancara rekan guru BK Rudi
Susanto (2023) memaparkan bahwa
faktor dan dampak komunikasi orang
tua dan guru yang masih terbatas terkait

8
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
9
Norlena, I. (2005). Kerjasama Orang Tua dan Sekolah dalam Pembinaan Anak. Tarbiyah Islamiyah, 39-60.
proses pembelajaran adalah :
1. Faktor yang mempengaruhi
adalah waktu dan kesempatan
untuk saling berkomunikasi
antara guru dan orangtua, orang
tua susah ditemui kendala
keterbatasan waktu kerja atau
tidak dapat di hubungi.
2. Dampak bagi proses
pembelajaran adalah hasil
pembelajaran kurang maksimal
karena orangtua kurang paham
kesulitan-kesulitan siswa saat
mengikuti pembelajaran sehingga
kurang bisa memberikan
dukungan dan motivasi,
menghambat proses pembelajaran
pada anak didik yang sedang
mengalami permasalahan baik
intern maupun ekstern.
6. a. Menggunakan 1.1 KAJIAN LITERATUR HASIL KAJIAN LITERATUR :
model-model Arends (1997) menyebutkan Istilah
pembelajaran model pembelajaran mengarah pada
inovatif : Guru pendekatan tertentu terhadap instruksi HASIL KAJIAN WAWANCRA :
kurang aktif dalam yang terdiri dari tujuan, sintaks (pola Kurangnya bahan referensi guru
menerapkan urutan atau alur), lingkungan, dan membuat model pembelajaran yang
model-model sistem pengelolaan secara digunakan terbatas
pembelajaran keseluruhannya. Instruksi yang
inovatif dimaksud adalah segala ketentuan yang KESIMPULAN :
dimaksudkan untuk dikerjakan, dalam Setelah dilakukan analisis mengenai
hal ini adalah siswa. Menurut Arends, faktor dan dampak guru belum
mengoptimalkan model dan media
seperangkat instruksi ini perlu
pembelajara inovatif yaitu karena
memenuhi berbagai komponen agar
adanya :
dapat menjadi kesatuan model
1. Guru kurang memiliki waktu
pembelajaran yang utuh dan berfungsi untuk merancang pembelajran
dengan baik untuk siswa. yang inovatif.
2. Guru kurang memahami
1.1 HASIL WAWANCARA karakteristik dari jenis-jenis
Suci Handayani (2023) menyebutkan pembelajaran inovatif.
factor penyebab penerapan model dan
3. Guru cenderung merasa nyaman
media belajar yang kurang inovatif menggunakan pembelajaran
adalah guru kurang banyak membaca klasik.
referensi jurnal / PTK. Dampak dari
4. Peserta didik kurang tertarik dalam
penerapan pembelajaran yang kurang
proses pembelajaran
inofatif adalah kurang motivasi dalam
belajar, murid menganngap
pembelajaran itu bersifat abstrak ( tidak
kontekstual)
7. Metode pembelajaran 1.2 KAJIAN LITERATUR HASIL KAJIAN LITERATUR :
: Penerapan 1.2.1 Menurut Nana Sudjana (2005: Metode merupakan sebuah cara yang
metode 76), Metode pembelajaran ialah digunakan guru mata pelajaran dalam
pembelajaran yang cara yang dipergunakan guru menyampaikan materi ajar kepada
kurang beragam dalam mengadakan hubungan siswanya.
dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran. Yang HASIL KAJIAN WAWANCRA :
dimaksud disini bahwa metode Kurangnya motivasi guru dalam
merupakan sebuah cara yang mengupgrade metode.
digunakan guru mata pelajaran
dalam menyampaikan materi ajar KESIMPULAN :
kepada siswanya. Metode Setelah dilakukan analisis mengenai
pembelajaran tersebuat harus penerapan metode pembelajaran
disesuaikan dengan kebutuhan yang kurang beragam dapat ditarik
dan pokok bahasan yang benang merah adalah dari pendidik
10
diajarkan. itu sendiri, kurang update tentang
metode baru yang inovatif dan
1.2.2 MENURUT JOICE AND WEIL menarik untuk peserta didik
(1990) ada banyak cara untuk
belajar, sehingga dibutuhkan
metode pembelajaran yang
11
berbeda pula.

1.3 HASIL WAWANCARA


Helmi Sintowati (2023) menjelaskan
bahwa Penerapan metode
pembelajaran yang kurang
beragam ada beberapa factor :
1.kurangnya motivasi untuk
mengupgrade metode pembelajaran
yg variatif serta penerapannya di
kelas.
2. Faktor karakteristik konten materi.
Misal materi matematika, berdasarkan
hasil observasi kepada beberapa
siswa, mengatakan jika pembelajaran
matematik siswa lebih paham jika
dijelaskan langsung di papan
tulis/metode ceramah dan tanya
jawab. Sehingga guru cenderung
monoton menggunakan metode
ceramah ttsb sesuai karakteristik
materi dan peserta didik.

3. Karena Meninjau efektivitas waktu


dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai, sehingga berdasarkan
pengalaman dalam KBM guru akan
menggunakan metode pembelajaran
tsb.

10
Sudjana, N. 2005. Dasar-Dasar Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
11
Joice, B and weil, M. 1990. Models of teaching. New jersey : Prentice Hal Publish

Anda mungkin juga menyukai