1. Input: Proses dimulai dengan penerimaan informasi dari lingkungan, baik melalui
panca indera (seperti penglihatan, pendengaran, dan sentuhan) atau melalui
informasi yang diterima dari dalam diri sendiri.
2. Proses mental: Informasi yang diterima oleh individu kemudian diproses dalam
pikiran mereka. Ini mencakup sejumlah proses seperti perhatian, pengenalan pola,
pemahaman, penyimpanan dalam memori, dan pengambilan keputusan.
3. Output: Hasil dari proses tersebut adalah tindakan atau respon yang dihasilkan
oleh individu. Respon ini dapat berupa tindakan fisik atau pemikiran lebih lanjut.
Tokoh yang menjadi perintis MMAB adalah Goodman, Smith, Shuy dan Nutall.
Pandangan mereka diilhami dari teori psikolinguistik, yaitu pandangan tentang
adanya interaksi antara pikiran dan bahasa. Goodman dan Nutall menggambarkan
bahwa membaca merupakan kegiatan psycholinguistic quessing game (permainan
menebak dalam psycholinguistik). Maksudnya adalah bahwa membaca merupakan
proses yang mencakup penggunaan isyarat kebahasaan yang dipilih dari masukan
yang diperoleh melalui persepsi pembaca.
1. Pihak guru lebih lebih aktif di dalam proses pembelajaran sedangkan murid
cenderung lebih pasif.
2. kurang cocok atau kurang serasi untuk membentuk keterampilan cenderung
membuat peserta didik kurang kreatif, materi yang disampaikan hanya
mengandalkan ingatan guru, kemungkinan adanya materi pelajaran yang
kurang sempurna diterima oleh peserta didik.
3. Para guru mengalami kesulitan dalam mengukur pemahaman siswa sejauh
mana pemahaman mereka akan materi yang telah dipaparkan oleh guru.
1. Suasana kelas menjadi lebih hidup dan juga menjadi lebih bersemangat
2. Hasil dari diskusi dapat dipahami langsung oleh para peserta didik,karena
mereka secara aktif mengikuti perdebatan mengenai masalah yang telah
dipaparkan di dalam diskusi tersebut.
3. Membangun hubungan sosial yang baik di antara para peserta didik dimana
mereka dituntut dan diajarkan untuk saling menghargai pendapat dan
pemikiran orang lain, bertoleransi dengan sesama, dan juga menuntut
mereka untuk berpikir secara kritis dan juga sistematis.
1. Adanya beberapa peserta didik yang masih kurang berpartisipasi aktif dalam
metode diskusi tersebut dan juga bisa menimbulkan sikap acuh tak acuh
pada diri peserta didik dan juga tidak ikut bertanggung jawab terhadap hasil
dari diskusi tersebut.
2. Sulit memperkirakan hasil yang akan dicapai, karena pada metode diskusi
biasanya cenderung memakan waktu yang cukup panjang.
3. Para peserta didik terkadang cenderung kesulitan mengeluarkan ide-ide dan
pemikiran mereka secara ilmiah.
Teknik Belajar SQ3R adalah metode pembelajaran dengan membaca secara intensif
dan rasional dengan prosedur yang sangat sistematik dan bersifat praktik. Metode
ini diperkenalkan oleh guru besar psikologi dari Ohio State University, Prof. Francis
P. Robinson pada tahun 1941.
Daftar Pustaka
Marista, Dhelfi, Padi Utomo, A. T. (2021). Analisis Teks Rekon (Recount) Di Surat
Kabar. Jurnal Ilmiah KORPUS, 5(2), 227–234.
https://doi.org/10.33369/jik.v5i2.14741
https://campus.quipper.com/kampuspedia/teknik-belajar-sq3r