Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

“ Rencana Mempersiapkan Lahan Terdampak Material Piroklastik


Gunung Api ”

COVER

Disusun oleh

1. Arman Dwi Sofyan (205040200113011)


2. Melina Zulma Oktavera (225040200113014)
3. Evi Jubaidah (225040201113006)
4. Sonia Trisna Sari (225040201113014)
5. Yessy Dinda Nuraini (225040201113022)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KEDIRI
2023

i
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3. Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
2.1. Dampak letusan gunung kelud terhadap lahan-lahan pertanian ........................ 3
2.2. Penurunan produksi pada tanaman tomat ........................................................ 3
2.3. Indikasi yang menyebabkan penurunan pada tanaman tomat, cabai dan sayuran
...................................................................................................................... 3
2.4. Perencanaan dan strategi persiapan lahan ........................................................ 5
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 6
3.1. Kesimpulan .................................................................................................... 6
3.2. Saran .............................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Gunung merupakan suatu permukaan tanah yang letak ketinggiannya lebih
tinggi daripada permukaan tanah disekitarnya. Terdapat dua jenis gunung
berdasarkan keaktifannya yaitu gunung aktif dan gunung tidak aktif. Gunung aktif
menunjukkan aktivitas vulkanis dengan intensitas yang lebih tinggi dibandingkan
gunung tidak aktif. Hal ini menyebabkan gunung aktif lebih berpotensi untuk
terjadi erupsi. Ketika erupsi gunung akan mengeluarkan lava, abu vulkanis, pasir,
kerikil, dan batu, serta gas. Material tersebut dikeluarkan secara eksplosif oleh
gunung berapi aktif.
Salah satu gunung berapi aktif di Indonesia adalah gunung Kelud. Gunung
Kelud terletak di wilayah perbatasan antara Kabupaten Kediri dan Kabupaten
Blitar di Provinsi Jawa Timur. Gunung Kelud pernah mengalami erupsi sebanyak
7 kali dimulai dari tahun 1901 sampai letusan terakhir pada tahun 2014. Letusan
dengan dampak terbesar terjadi pada tahun 1919 dengan menelan korban sebanyak
5.000 orang serta merusak desa, lahan pertanian dan kematian hewan ternak
(Imaniyah, et al., 2020). Hal ini mengakibatkan keterpurukan masyarakat dari
berbagai sisi. Terlebih lagi kebanyakan masyarakat di kaki gunung kelud bekerja
sebagai seorang petani (Azzahro’ & Permata, 2023).
Dengan dampak-dampak tersebut maka diperlukan adanya upaya
pemulihan wilayah yang terdampak erupsi. Untuk melakukan pemulihan
diperlukan pengetahuan yang intensif mengenai dampak dari erupsi gunung
berapi. Ketika sudah diketahui dampak erupsi maka dapat ditentukan cara
pemulihan wilayah terdampak terutama pada aspek tanah. Hal ini karena tanah
merupakan sebuah media berkembang dan bertumbuhnya makhluk hidup terutama
tanaman. Dengan tanah yang telah diolah sehingga menjadi lahan yang ideal untuk
bertani, maka pertanian di daerah gunung Kelud dapat memulihkan perekonomian
masyarakat di daerah gunung kelud. Dengan begitu kesejahteraan akan tercapai.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
• Apa dampak letusan gunung Kelud terhadap lahan-lahan pertanian ?
• Bagaimana penurunan produksi pada tanaman tomat, cabai dan sayuran
akibat letusan gunung Kelud ?
• Apa indikasi yang menyebabkan penurunan pada tanaman tomat, cabai
dan sayuran ?

1
• Bagaimana perencanaan dan strategi persiapan lahan yang harus
dilakukan ?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
• Untuk mengetahui dampak letusan gunung Kelud terhadap lahan-lahan
pertanian
• Untuk mengetahui penurunan produksi pada tanaman tomat, cabai dan
sayuran akibat dampak letusan gunung Kelud
• Untuk mengetahui indikasi yang menyebabkan terjadinya penurunan
produksi pada tanaman tomat cabai dan sayuran
• Untuk mengetahui perencanaan dan strategi persiapan lahan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Dampak letusan gunung kelud terhadap lahan-lahan pertanian


Gunung berapi di Indonesia ketika meletus akan berdampak pada rusaknya
pemukiman, infrastruktur, dan menelan banyak korban jiwa. Selain itu, juga
merusak lahan dan tanaman pertanian. Material-material yang dikeluarkan oleh
gunung berapi ketika erupsi seperti pasir dan bahan piroklastik yang memiliki sifat
sementasi mengakibatkan suatu lahan akan sulit untuk dijadikan lahan pertanian
baru. Salah satu tanah yang terbentuk dari bahan piroklastik yaitu tanah vulkanik,
dimana dalam ilmu tanah, tanah vulkanik ini disebut juga dengan tanah andosol
(Sukarman, et al., 2020). Pada erupsi gunung kelud tahun 2014, menyebabkan
banyak kerugian baik berupa materil maupun non material. Erupsi gunung kelud
juga berdampak pada kerusakan bangunan, sistem pengairan, jalan, pasar
tradisional, serta merusak sawah dan ladang milik petani di daerah tersebut
(Imaniyah, R., et al., 2020). Erupsi gunung kelud juga mengakibatkan jatuhnya
bahan vulkanik seperti abu, pasir, dan kerikil yang menutupi lahan pertanian. Hal
tersebut, mengakibatkan turunya produksi pertanian, hingga dapat menyebabkan
petani gagal panen. Adapun dampak positif letusan gunung terhadap lahan
pertanian, ialah pada masa yang akan datang abu vulkanik yang jatuh ke tanah
ataupun lahan-lahan tersebut dapat berperan dalam memperbaiki kondisi tanah,
sehingga tanah ataupun lahan pertanian menjadi subur.
2.2. Penurunan produksi pada tanaman tomat
Dampak negatif akibat dari letusan gunung sendiri mengakibatkan para
petani dan buruh tani kehilangan mata pencahariannya. Seperti yang terjadi pada
erupsi gunung kelud 2014, bahan berupa abu vulkanik yang jatuh ke lahan
pertanian menyebabkan beberapa tanaman seperti padi, palawija, dan
hortikultura tertutupi abu vulkanik (Imaniyah, R., et al., 2020). Lahar dingin yang
dikeluarkan dari erupsi gunung tersebut menyebabkan kerusakan secara fisik
bagi tanaman. Kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh erupsi gunung pada
lahan pertanian dan tanaman tersebut menyebabkan penurunan produksi pada
berbagai jenis tanaman, seperti tomat, cabai, dan sayuran lainnya. Sehingga,
akibat dari penurunan produksi tersebut menimbulkan masalah ekonomi bagi
petani maupun masyarakat.
2.3. Indikasi yang menyebabkan penurunan pada tanaman tomat, cabai dan
sayuran
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa erupsi gunung kelud telah merusak lahan
pertanian. Hal ini tentu berdampak pada penurunan produksi tanaman di area

3
bencana terutama lahan tomat, cabai dan sayuran. Sebagai akibat dari erupsi
tersebut ada beberapa indikasi yang menyebabkan produksi tanaman menurun.
Masyarakat yang terdampak bencana cenderung merubah mata pencahariannya.
Menurut Imaniyah R. et al (2020) letusan gunung kelud mengakibatkan tanah yang
terdampak letusan tertutupi oleh material vulkanik sehingga banyak masyarakat di
kawasan bencana gunung kelud melakukan perubahan mata pencaharian dari
semulanya bertani menjadi penambang. Kerusakan akibat material vulkanik
menyebabkan petani gagal 0panen. Abu vulkanik adalah materi yang memiliki
distribusi paling luas, dan dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada
berbagai jenis tanaman, termasuk hortikultura, tanaman pangan, tanaman tahunan,
lahan pertanian, lingkungan pertanian, dan perikanan (Saragih and Ruth, 2020).
Tanah menjadi hal yang sangat penting dalam kegiatan budidaya pertanian.
Tanaman akan tumbuh dengan baik jika berada pada tanah yang memiliki kualitas
baik. Beberapa hal yang mungkin menjadi indikasi penurunan produktivitas
tanaman tomat, cabai dan sayuran dari segi budidaya pertanian adalah sifat fisik,
sifat kimia dan sifat biologi tanah. Menurut Erikson et al (2021) sifat fisik, sifat
kimia dan sifat biologi dalam tanah merupakan tolak ukur kualitas tanah.
• Sifat fisik tanah
Kondisi fisik tanah turut berperan signifikan dalam menentukan
karakteristik tanah, terutama dalam mendukung pertumbuhan tanaman dan
kapasitas penahanan air tanah (Herniti, 2018). Saragih and Ruth, (2020)
menyebutkan tanah yang terkena abu vulkanik akan mempengaruhi respirasi
mikroorganisme tanah, karena semakin tebalnya abu membuat tanah menjadi
padat dan dapat mengganggu aerasi tanah serta mengurangi daerah resapan air.
• Sifat kimia tanah
Sifat kimia tanah menjadi hal yang tak kalah penting. Herniti (2018)
menyebutkan beberapa sifat kimia diantaranya pH tanah, karbon tanah,
nitrogen, dan C/N fosfat yang tersedia di tanah. Akibat letusan pH tanah
menjadi masam karena banyak mengandung unsur Al dalam bentuk AlO3. Abu
vulkanik juga mengandung berbagai logam berbahaya seperti Timbal
(Plumbum), Cadmium, dan Chromium (Saragih and Ruth, 2020).
• Sifat biologi tanah
Indeks silase tanah biologis mengacu pada keberadaan komponen biologis di
dalam tanah, seperti bahan organik dan mikroorganisme lainnya. Yang termasuk
dalam unsur penyusun bahan organik adalah tanah warna, keseimbangan panas,
konsistensi, kerapatan partikel, kerapatan isi, sumberhara, pemantap agregat,
sifat-sifat udara, dan aktivitas organisme tanah.

4
2.4. Perencanaan dan strategi persiapan lahan
Lahan yang tertutupi abu vulkanik akan mengalami penurunan kualitas tanah
seperti tanah yang mengeras, pH yang masam dan bahan organik yang menurun.
Perencanaan dan strategi yang mungkin bisa dilakukan adalah pengaliran air ke
lahan pertanian sebagai pencuci zat racun yang dibawa oleh abu vulkanik,
pemberian pupuk KCl sebagai penetral tanah masam dan penambahan bahan
organik sebagai bahan pembenah tanah seperti pupuk kompos. Diketahui bahwa
pemberian bahan organik ke dalam tanah akan memperbaiki sifat fisik dan kimia
tanah. Secara otomatis juga akan memperbaiki sifat biologi tanah. Perlakukan
pasca tanah erupsi dengan mucuna bracteata memperbaiki perubahan sifat fisik
tanah terutama pada variabel pengamatan kepadatan tanah, agregat tanah, dan
kadar kapasitas lapang udara (Saragih and Fauzul, 2020).
Selain itu akibat erupsi juga akan menurunkan daerah resapan air. Oleh karena
itu perlu dengan cepat membuat daerah resapan air. Hal yang paling mungkin
adalah penanaman bibit baru di lahan pemerintah serta penambahan pupuk kompos
dan NPK untuk penyediaan unsur hara dengan segera.

5
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Letusan gunung kelud pada tahun 2014 berdampak pada segala aspek
kehidupan, salah satunya adalah pada sektor pertanian. Banyak kerusakan yang
terjadi karena erupsi gunung pada lahan pertanian, sehingga merusak tanaman dan
menyebabkan penurunan produksi pada berbagai jenis tanaman, seperti tomat,
cabai, dan sayuran lainnya. Dampak lebih lanjut dari erupsi gunung berapi ini
adalah terjadi masalah ekonomi bagi petani maupun masyarakat.
Perubahan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah dapat menjadi indikasi
penurunan produktivitas tanaman tomat, cabai, dan sayuran. Perubahan sifat fisik
tanah dapat berupa peningkatan kepadatan tanah yang mengganggu aerasi tanah.
Perubahan sifat kimia tanah dapat berupa peningkatan keasaman tanah karena
kandungan Al yang tinggi. Perubahan sifat biologi tanah dapat berupa gangguan
respirasi mikroorganisme tanah.
Solusi/strategi yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan lahan terdampak
erupsi gunung berapi adalah pengaliran air ke lahan pertanian sebagai pencuci zat
racun yang dibawa oleh abu vulkanik, pemberian pupuk KCl sebagai penetral
tanah masam dan penambahan bahan organik sebagai bahan pembenah tanah
seperti pupuk kompos.
3.2. Saran
Sebagai mahasiswa pertanian, sudah seharusnya berperan aktif dalam
penyusunan rencana persiapan lahan terdampak material piroklastik dengan
memberikan masukan-masukan dari sisi agronomi. Dengan memberikan
masukan-masukan tersebut, mahasiswa pertanian dapat turut berkontribusi dalam
membantu masyarakat untuk memulihkan kehidupannya setelah bencana. Selain
memberikan masukan, mahasiswa pertanian juga perlu melakukan praktik
lapangan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dan membantu
masyarakat secara langsung.

6
DAFTAR PUSTAKA

Azzahro’, T. & Permata, V. A., 2023. Analisis Pengaruh Aktivitas Gunung Kelud
Terhadap Karakter dan Jenis Tanah dalam Sektor Pertanian. Jurnal Penelitian
Geografi, 11(2), pp. 169-176.
Imaniyah, R., Rachmansyah, A. & H. R. 2020. Dampak Erupsi Kelud 2014 Terhadap
Petani Pemilik Lahan pada Pemilihan Pekerjaan dan Usaha Tani. Jurnal
Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA), 4(2), pp. 298-309.
Saragih, C. L. & Fauzul A. (2020). Aplikasi Kompos Mucuna Brachteata sebagai
Upaya Reklamasi Lahan Terhadap Sifat Fisika dan Kimia Tanah Pasca Erupsi
Di Kabupaten Karo, Jurnal Agroteknosains. (6)1: 88-100.
Saragih, C. L. & Ruth, D. H. (2020). Analisis Logam Berat Pb, Cu dan Mn Akibat Abu
Vulkanik terhadap Pencemaran Tanah dan Air Di Kabupaten Karo, Jurnal
Agroteknosains. 4(2): 63-72.
Sukarman, A. Dariah., & Suratman. 2020. Tanah Vulkanik di Lahan Kering Berlereng
dan Potensinya untuk Pertanian di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 39 (1):
21-34.
Swardana, A., Tjahjono, B. & Barus, B., 2017. Studi Geomorfologi Kabupaten Kediri
dan Pemetaan Bahaya dan Resiko Aliran Lahar Gunung Api Kelud. Buletin
Tanah dan Lahan, 1(1), pp. 8-16.

iii

Anda mungkin juga menyukai