Anda di halaman 1dari 14

Yunita Latifah, Pembinaan Keagamaan Siswa SMP

PEMBINAAN KEAGAMAAN SISWA SMP


DI PONDOK PESANTREN DAARUT TAUHIID BANDUNG
Yunita Latifah,*
Agus Fakhruddin, Edi Suresman

Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam


Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia
*Email : yunita.latifah@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan kenakalan remaja yang semakin komplek. Sekolah
yang dianggap dapat membantu mengatasi masalah-masalah sosial tersebut pada kenyataannya hanya
sebatas menggugurkan kewajiban. Dengan mengangkat topik mengenai pembinaan keagamaan siswa
pada sekolah berasrama, diharapkan para orangtua tidak lagi memandang sebelah mata mengenai
pendidikan di asrama atau pesantren, karena pada kenyataannya pendidikan asrama atau pesantren
sangat membantu memperbaiki akhlak peserta didik, serta membantu menambah pengetahuan
keagamaan tanpa mengesampingkan prestasi akademik mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah guna
mengetahui secara lebih rinci mengenai: perencanaan program pembinaan keagamaan siswa di asrama
SMP Daarut Tauhiid Bandung, pelaksanaan program pembinaan keagamaan siswa di asrama SMP
Daarut Tauhiid Bandung dan yang terakhir, hasil program pembinaan keagamaan siswa di SMP
Daarut Tauhiid Bandung. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah
dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi dokumen. Perencanaan dari program
tersebut direncanakan berdasarkan visi, misi dan tujuan sekolah, yang dilakukan oleh pihak-pihak
asrama antara lain mudaris-mudarisah, kepala pengasuhan dan juga kepala sekolah, dimana dalam
perencanaan tersebut terdapat tiga program kerja keagamaan yang dicanangkan, antara lain program
tahfidz, kajian islam dan mufrodat. Dalam pelaksanaannya ketiga program kerja tersebut dilakukan
diluar jam sekolah yakni di pagi hari dan sore setelah melaksanakan kegiatan di sekolah. Kegiatan
tersebut diawasi oleh mudaris masing-masing yang dibantu oleh bina siswa sebagai kesiswaan di
lingkungan asrama. Selain itu evaluasi belajar juga dilaksanakan dalam bentuk tes lisan dan tes
perbuatan dengan waktu pelaksanaan setiap hari untuk tes perbuatan dan setiap satu semester sekali
untuk tes lisan.

Kata Kunci : Pembinaan Keagamaan, Asrama, Daarut Tauhiid

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 2, (2015) | 137


Yunita Latifah, Pembinaan Keagamaan Siswa SMP

PENDAHULUAN

Pendidikan menjadi sorotan utama Asrama yang merupakan bagian dari


dalam penyelesaian masalah remaja yang pesantren ini menjadi sebagai lembaga
terjadi, hal ini sesuai dengan arti pendidikan non-formal yang dapat
pendidikan dalam pasal 1 ayat 1 undang- mencetak peserta didik menjadi manusia
undang Republik Indonesia No. 20 Tahun yang berakhlak mulia serta memiliki
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, intelektual yang tinggi. Asrama merupakan
yang berbunyi, sebuah lingkungan pendidikan yang dibina
“Pendidikan adalah usaha sadar dan sesuai dengan tujuannya dalam membantu
terencana untuk mewujudkan suasana perkembangan kepribadian anak. Cara-
belajar dan proses pembelajaran agar cara pendidikan serta alat-alat pendidikan
peserta didik secara aktif mengembangkan dalam asrama tersebut berbeda-beda sesuai
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan dengan kepentingan dan tujuannya, namun
spiritual keagamaan, pengendalian diri, senantiasa mewujudkan suasana
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, “kehidupan keluarga” dengan rasa kasih
serta keterampilan yang diperlukan sayang serta kehidupan keagamaan dapat
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” diwujudkan secara wajar. Selain itu
Dari pengertian pendidikan tersebut pengalaman bergaul dengan teman sebaya
sudah sangat jelas bahwa pendidikan di asrama juga dapat memajukan dan
seharusnya mampu membawa perubahan memperkembangkan hidup bermasyarakat
bagi pesera didik baik dalam keagamaan, antar sesama. Sehingga pengalaman sosial
kecerdasan hidup bersosial bahkan yang demikian itu dapat menegakkan
kecerdasan intelektual. Namun keteraturan dan kemandirian sehingga
kenyataannya pendidikan di sekolah saja mempermudah terwujudnya penguasaan
tidak membuat remaja sebagai peserta diri (Daradjat, 2006, hlm. 68-69).
didik menyadari esensi dari pendidikan Fungsi dalam pembinaan dapat
yang ditempuh selama ini. dilakukan melalui dua pendekatan,
Namun demikian, ketidak sesuaian pendekatan langsung dan pendekatan tidak
antara teori dan kenyataan ini membuat langsung.
resah masyarakat. Pendidikan yang a. Pendekatan Langsung
seharusnya dapat dijadikan dasar Pembinaan langsung terjadi apabila antara
berperilaku sesuai dengan norma yang ada pihak pembina dan pihak yang dibina
di masyarakat hanya sebatas teori tanpa terjadi tatap muka secara langsung.
praktik yang nyata. Selain itu kebanyakan Pembinaan langsung ini dapat dilakukan
dari remaja melaksanakan pendidikan dalam kegiatan-kegiatan diskusi, rapat-
hanya sebatas pergi ke sekolah dan rapat, tanya jawab, kunjungan lapangan,
kemudian pulang ke rumah saja, kunjungan rumah, dan lain sebagainya
sedangkan dalam praktik kehidupan (Sudjana, 2010, hlm. 218).
sehari-hari tidak sejalan dengan ilmu yang b. Pendekatan Tidak Langsung
diperoleh di sekolah. Sehingga banyak Pendekatan tidak langsung ini terjadi
remaja yang berprilaku tidak sesuai apabila pembina melakukan upaya
dengan nilai dan norma agama serta norma pembinaan dengan pihak yang dibina
hukum yang berlaku. Pendidikan dari melalui media masa seperti melalui
orang tua yang tidak mencerminkan sikap petunjuk tertulis, korespondensi,
- sikap keagamaan dapat menjadikan anak penyebaran buletin, serta media elektronik
bersikap sesuai dengan pendidikan atau seperti radio, kaset dan internet (Sudjana,
sikap yang dicontohkan oleh orang tuanya 2010, hlm. 218).
tersebut. A’la (dalam Mujahidin, 2012) juga
mengemukakan karakteristik system

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 2, (2015) | 138


Yunita Latifah, Pembinaan Keagamaan Siswa SMP

pendidikan Boarding School, diantaranya pekerjaan yang akan dilakukan, agar


adalah : bentuk dan tahapan pelaksanaannya
a. Dari segi sosial, sistem boarding berjalan sesuai dengan garis yang telah
school mengisolasi anak didik ditentukan dengan jelas, baik sasaran
dari lingkungan sosial yang heterogen maupun sarananya ('Isa, 1994, hlm. 15).
yang cenderung buruk. Di lingkungan b. Pengorganisasian
sekolah dan asrama dikonstruksi suatu Longenecher (dalam Sudjana, 2010, hlm.
lingkungan sosial yang relatif homogen 101) mengemukakan bahwa
yakni teman sebaya dan para guru pengorganisasian sebagai aktivitas
pembimbing. Homogen dalam tujuan menetapkan antara hubungan manusia dan
yakni menuntut ilmu sebagai sarana kegiatan yang dilakukan dalam mencapai
mengejar cita-cita. tujuan. Kegiatan pengorganisasian tersebut
b. Dari segi ekonomi, boarding school berkaitan dengan upaya melibatkan orang-
memberikan layanan yang paripurna orang ke dalam kelompok, dan upaya
sehingga menuntut biaya yang cukup melakukan pembagian kerja diantara
tinggi. Oleh karena itu anak didik akan anggota kelompok, hal tersebut bertujuan
benar-benar terlayani dengan baik melalui guna melaksanakan kegiatan yang telah
berbagai layanan dan fasilitas. direncanakan dalam mencapai tujuan yang
c. Dari segi semangat religiusitas, telah ditetapkan sebelumnya.
boarding school menjanjikan pendidikan c. Penggerakan
yang seimbang antara kebutuhan jasmani Penggerakan dalam dunia manajemen
dan ruhani, intelektual dan spiritual. adalah penempatan semua annggota serta
Diharapkan akan lahir peserta didik yang sebuah kelompok agar bekerja secara sadar
tangguh secara keduniaan dengan ilmu dan dalam mencapai tujuan organisasi yang
teknologi, serta siap secara iman dan amal telah ditetapkan agar berjalan sesuai
saleh. dengan rencana (Ramayulis, 2012, hlm.
Dalam suatu kegiatan yang baik 382).
haruslah memiliki manajemen yang baik d. Pengawasan
pula. Manajemen merupakan terjemahan Pengawan merupakan suatu kegiatan
langsung dari kata management yang mengawasi atau melakukan pengawasan
artinya pengelolaan, ketatalaksanaan, atau terhadap pelaksanaan program kegiatan
tata pimpinan (Ramayulis, 2012, hlm. yang telah direncanakan sebelumnya, guna
371). Sedangkan manajemen menurut menjamin kegiatan tersebut berjalan sesuai
Fattah, (2011, hlm. 1) bahwa manajemen dengan rencana yang ditetapkan
diartikan sebagai proses merencana, (Ramayulis, 2012, hlm. 383).
mengorganisasi, memimpin dan e. Evaluasi
mengendalikan upaya organisasi dengan Siswanto (2010, hlm. 101) mengemukakan
segala aspeknya agar tujuan organisasi bahwa evaluasi dirancang guna
tercapai secara efektif dan efesien. memberikan informasi mengenai hasil
Dari penjelasan-penjelasan di atas karya orang yang dinilai dan orang yang
mengenai pengertian dari manajemen, menilai. Secara umum evaluasi ini
sudah dijelaskan bahwa dalam suatu memiliki tujuan antara lain untuk
manajemen terdapat beberapa fungsi. mencapai kesimpulan yang dapat
Fungsi-fungsi manajemen tersebut antara memberikan pertimbangan mengenai hasil
lain: karya tersebut serta untuk
mengembangkan karya tersebut melalui
program.
a. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu pemikiran yang
mantap. Kajian khusus terhadap suatu

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 2, (2015) | 139


Yunita Latifah, Pembinaan Keagamaan Siswa SMP

METODE Teknik pengumpulan data bila dilihat


dari setting-nya, data dapat dikumpulkan
Desain penelitian berdasarkan pada setting alamiah seperti pada
penelitian yang akan peneliti lakukan laboratorium, di sekolah, di rumah, di jalan
adalah dengan menggunakan desain case dan lain lain. Sedangkan bila dilihat dari
study sebagai desain penelitian. Hal sumber datanya maka pengumpulan data
tersebut karena penelitian yang dilakukan dapat menggunakan sumber primer
oleh peneliti merupakan penelitian yang (sumber data langsung memeberikan data
menggambarkan suatu keadaan yang ada. kepada pengumpul data), dan sumber
Selain itu data yang diperoleh bersumber skunder (sumber yang tidak langsung
dari laporan hasil pengamatan serta memberikan data kepada pengumpul data).
keterangan dari orang-orang yang tahu Selanjutnya bila dilihat dari segi cara,
mengenai indikator yang diteliti oleh maka teknik pengumpulan data dapat
peneliti. dilakukan dengan cara observasi
Sedangkan pendekatan penelitian (pengamatan), interview (wawancara),
yang digunakan peneliti adalah pendekatan kuesioner (angket), dokumentasi dan
kualitatif. Dimana dalam pendekatan gabungan dari keempatnya (Sugiyono,
kualitatif ini data hasil penelitian lebih 2013, hlm. 308-309).
berkenaan dengan interprestasi terhadap Dalam penelitian ini peneliti
data yang telah ditemukan di lapangan. menggunakan ketiga teknik yang telah
Selain itu dalam pendekatan kualitatif ini, dipaparkan oleh Sugiyono tersebut.
peneliti sebagai instrumen kunci, dan Adapun teknik tersebut antara lain teknik
teknik pengumpulan data yang dilaukan observasi yang peneliti gunakan untuk
dengan trianggulasi (gabungan) melihat bagaimana kegiatan keagamaan di
(Sugiyono, 2013, hlm. 13-15). asrama SMP Daarut Tauhiid tersebut.
Partisipan penelitian adalah orang Selanjutnya teknik wawancara peneliti
yang mengambil bagian dalam proses gunakan sebagai satu teknik untuk
penelitian, atau orang yang berpartisispasi mengetahui secara lebih mendalam
dalam penelitian. Partisipan dalam mengenai perencanaan, pelaksanaan serta
penelitian ini adalah Kepala Sekolah SMP hasil yang didapatkan dalam program
Boarding School Daarut Tauhiid, Wakil pembinaan keagamaan tersebut. Dan yang
Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP terakhir dengan menggunakan teknik studi
Boarding School Daarut Tauhiid, Wali dokumen dimana dalam teknik ini peneliti
Kelas, Kepala Asrama Putri SMP Daarut mengumpulkan data dokumen yang
Tauhiid, serta Siswa SMP Daarut Tauhiid. mendukung dalam penelitian yang
Sedangkan Penelitian ini berlangsung di berkaitan dengan kegiatan keagamaan di
lingkungan asrama SMP Daarut Tauhiid asrama tersebut.
Bandung, yang terletak di Jl. Geger Dalam kegiatan ini peneliti melakukan
Kalong Girang komp Setiabudi Indah kav kegiatan studi pendahuluan, dimana
25-26 Bandung. peneliti melihat situasi sosial yang terjadi
Teknik pengumpulan data merupakan di lingkungan asrama, serta melakukan
langkah yang paling utama dalam suatu wawancara kepada wakil kepala sekolah
penelitian. Tanpa mengetahui teknik bidang kurikulum mengenai kegiatan-
pengumpulan data maka peneliti tidak kegiatan keagamaa yang telah
akan mendapatkan data yang memenuhi dilaksanakan di asrama tersebut.
standar data yang ditetapkan. Kemudian setelah mendapatkan data
Pengumpulan data ini dapat dilakukan peniliti melakukan reduksi data, display
dalam berbagai setting, berbagai sumber data, dan conclusion drawing.
dan berbagai cara(Sugiyono, 2013, hlm.
308).

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 2, (2015) | 140


Yunita Latifah, Pembinaan Keagamaan Siswa SMP

HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mewujudkan tujuan-tujuan dari


asrama tersebut, maka pihak sekolah dan
1. Perencanaan Program Pembinaan asrama melakukan perencanaan program-
Keagamaan Siswa di Asrama SMP Daarut program kerja keagamaan bagi siswa
Tauhiid Bandung selama di asrama. Adapun program
Dalam profil SMP Daarut Tauhiid keagamaan yang telah direncanakan oleh
dijelaskan bahwa SMP Daarut Tauhiid pihak asrama antara lain program alaqa,
Bandung ini merupakan lembaga kajian islām dan mufradāt. Perencanaan
pendidikan formal di bawah naungan program keagamaan tersebut dilaksnakan
Pondok Pesantren Daarut Tauhiid dalam waktu satu bulan kerja, hal tersebut
Bandung. SMP Daarut Tauhiid ini dilaksanakan oleh kepala sekolah, kepala
merupakan salah satu strategi pengasuhan putra dan putri, dan juga
pengembangan pendidikan dan dakwah mudarris-mudarrisah (WKPi, WM1,
yang diusung oleh Pesantren Daarut WM2, WB).
Tauhiid dengan sistem pendidikan Sudjana (2010, hlm. 55) juga
boarding. Dalam sistem pendidikan mengemukakan mengenai arti dari
boarding ini SMP Daarut Tauhiid perencanaan, bahwa perencanaan
memberikan fasilitas asrama kepada siswa merupakan proses yang sistematis dalam
dan juga mudarrisah guna pengambilan keputusan mengenai tindakan
mengembangkan potensi yang ada dalam yang akan dilakukan pada waktu yang
dirinya baik berupa keagamaan maupun akan datang. perencanaan dilaksanaan
akademik (Dok1).. dengan menggunakan prinsip-prinsip
Hal tersebut dikarekanan dalam sistem tertentu, yang antara lain adalah proses
pendidikan boarding ini dapat merancang pengambilan keputusan, penggunaan
program pendidikan yang komperhensif pengetahuan dan teknik secara ilmiah,
holistic melalui program pendidikan serta tindakakn atau kegiatan yang
keagamaan, pengembangan akademik dan terorganisasi.
kecakapan hidup life skill,bahkan Sedangkan Fattah, (2011, hlm. 49)
pembelajarannya tidak hanya dalam mengemukakan lebih rinci mengenai
tataran teoritis namun juga implementasi perencanaan. Perencanaan merupakan
baik dalam konteks belajar ilmu maupun tindakan menetapkan trelebih dahulu
belajar mengenai kehidupan (Dok1). sesuatu yang akan dikerjakan, bagaimana
Tujuan asrama SMP Daarut Tauhiid mengerjakannya, apa yang harus
secara umum berdasarkan hasil wawancara dikerjakan, dam siapa yang akan
antara lain yakni: 1) membekali peserta mengerjakannya. Perencanaan juga
didik dengan nilai-nilai tauhid dan nilai- merupakan suatu jembatan antara
nilai luhur islām lainnya, agar mampu kesenjangan antara keadaan masa sekarang
berbuat yang terbaik sehingga mampu dengan keadaan yang diharapkan terjadi di
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, masa yang akan datang.
2) mempersiapkan lulusan yang Dalam perencanaan terdapat beberapa
berkualitas, cerdas, kreatif, dan siap proses yang dilakukan oleh pihak
menghadapi tantangan kedepan serta perencana, menurut Sa'ud (2005, hlm. 50-
memberikan pondasi pembentukan 226) proses tersebut antara lain: 1)
manusia seutuhnya, 3) membentuk peseta Mendefinisikan Permasalahan
didik yang memiliki karakter baik dan kuat Perencanaan, 2) Analisis Bidang Telaahan
(Dok1). Tujuan dari asrama tersebut Permasalahan Pendidikan, 3)
sejalan dengan tujuan dari SMP Daarut Mengkonsepsikan dan Merancang
Tauhiid itu sendiri, sehingga antara tujuan Rencana, 4) Mengevaluasi Rencana-
dan visi misi yang dibentuk saling Rencana, 5) Menspesifikasikan Rencana,
berkaitan (WKPi). 5) Mengimplementasikan Rencana, 6)

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 2, (2015) | 141


Yunita Latifah, Pembinaan Keagamaan Siswa SMP

Memantau Pelakasanaan Rencana dan solusi dengan mengusung progra kerja


Umpan Balik bagi Perencanaan. baru untuk asrama, yang kemudian
Dari beberapa pendapat ahli tersebut disampaikan kepada kepala pengasuhan
yang menggambarkan mengenai kegiatan dan selanjutnya disampaikan kepada pihak
perencanaan yang dilakukan oleh pihak sekolah dan didiskusikan kembali dengan
sekolah maupun asrama SMP Daarut kepala sekolah dan pihak yang terlibat
tauhiid ini berjalan secara terstrukur, tersebut di atas (WKPi, WM1, WM2,
teratur dan sistematis. dimana setiap WB).
anggota ornganisasi menempati Hal tersebut sejalan dengan pendapat
kedudukannya masing-masing dan Sa'ud (2005, hlm. 50-226) mengenai
melaksanakan kewajibannya masing- proses yang harus dilakukan oleh pihak
masing sebagai pelaku organisasi. Selain perencana, dimana proses tersebut
itu koordinasi antar anggota organisasi pun meliputi: 1) Mendefinisikan permasalahan
berjalan dengan baik. perencanaan, 2) Analisis bidang telaahan
Sesuai dengan teori yang permasalahan pendidikan, 3)
dikemukakan oleh Siswanto(2010, hlm. Mengkonsepsikan dan merancang rencana,
73) mengenai ciri dari suatu organisasi. 4) Mengevaluasi rencana-rencana, 5)
Bahwa beliau mengemukakan ciri utama Menspesifikasikan rencana, 5)
dalam suatu organisasi adalah dengan Mengimplementasikan rencana, 6)
adanya sekelompok orang yang Memantau pelakasanaan rencana dan
menggabungkan diri dalam suatu ikatan umpan balik bagi perencanaan.
aturan dan norma yang berlaku dalam Hasil wawancara yang telah dilakukan
organisasi tersebut, dan menjalankan tugas dengan pihak asrama tersebut
organisasinya dengan tanggung jawab menunjukkan keselarasan antara praktik
penuh sesuai dengan kebijakan yang telah dengan teori yang dikemukakan oleh
ditetapkan. Ciri yang kedua dalam suatu ma’ud mengenai prosedur yang dilakukan
organisasi adalah terdapat sekelompok oleh perencana, meskipun pada praktiknya
orang yang melakukan hubungan timbal tidak semua prosedur dijalankan namun
balik, saling berinteraksi serta saling secara garis besar perencanaan terlaksana
memberi dan menerima dan juga saling dengan cukup baik, dalam hal ini pihak
bekerja sama dalam mewujudkan tujuan asrama hanya melakukan definisi terhadap
yang telah ditetapkan. Ciri ketiga dari masalah kemudian mengkonsep rencana
suatu organisasi adalah adanya yang akan dilakukan dan
sekelompok orang diarahkan pada satu mengimplementasikan rencana tersebut
titik tertentu, yakni tujuan bersama dan dalam pelaksanaan program.
keinginan untuk mewujudkan tujuan 2. Pelaksanaan Program Pembinaan
tersebut. Keagamaan Siswa di Asrama SMP Daarut
Selanjutnya dalam proses penyusunan Tauhiid Bandung
program kerja keagamaan di asrama SMP a. Program Pembinaan Keagamaan
Daarut Tauhiid ini melibatkan beberapa Pelaksanaan program pembinaan
pihak antara lain: Kepala Sekolah, Wakil keagamaan di asrama ini dilakukan
Kepala bidang Kurikulum, Kepala bersama dengan mudarrisah masing-
Pengasuhan Putra dan Putri, Mudarris dan masing, dimana setiap mudarrisah
Mudarrisah. Perencanaan program tersebut membimbing dan mengarahkan siswa
diawali dengan adanya permasalahan- sesuai dengan tujuan yang telah
permasalahan yang muncul baik di sekolah ditetapkan. Pada kegiatan alaqa,
atau di asrama yang berkaitan dengan mudarrisah membimbing siswa untuk
keagamaan, dengan adanya masalah melakukan hafalan ayat suci Al-Qurãn
tersebut maka mudarris dan mudarrisah sesuai dengan target yang telah ditetapkan
melakukan rapat guna membicarakan oleh pihak asrama, yakni 22 ayat perbulan,

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 2, (2015) | 142


Yunita Latifah, Pembinaan Keagamaan Siswa SMP

serta membimbing siswa untuk dalam beberapa program keagamaan yang


mengulang-ulang hafalan yang sudah dicanangkan sebagaimana yang telah
dimiliki pada sore harinya, sedangkan ditetapkan dalam perencanaan program
dalam kegiatan kajian islām mudarrisah kerja, antara lain program alaqa, program
hanya mengawasi setiap siswa kajian islām dan program mufradāt,
bimbingannya selama ustadz memberikan pelaksanaan program kerja tersebut
materi. Selain itu dalam kegaiatan dilakukan dengan cara tatap muka
pembinaan keagamaan siswa di asrama langsung antara siswa dengan mudari
SMP Daarut Tauhiid ini, mudarris mudarrisah atau ustadz yang bersangkutan.
mudarrisah bertugas sebagai pembimbing Sehingga terjadinya komunikasi dua arah
siswa dalam proses pelaksanaan program secara langsung yang dapat memudahkan
keagamaan di asrama. Dalam hal ini siswa menerima bimbingan dan
pembimbing bertanggung jawab atas pengarahan mengenai program-program
prestasi keagamaan siswa dan memotivasi keagamaan tersebut. Hal tersbut dapat
siswa agar dapat mencapai tujuan yang memudahkan dua pihak, yakni pihak
diharapkan (OVHq) (WB, WM2, WKPi, penerima ilmu (siswa) dalam menerima
WKPa, WS). ilmu yang disampaikan oleh pendidik, dan
Sesuai dengan teori yang juga pihak penyalur ilmu (pendidik) yang
dikemukakan oleh Sudjana (2010, hlm. dapat denagn mudah melakukan
218), bahwa dalam suatu pembinaan pembinaan sekaligus mengawasi
terdapat dua pendekatan yang digunakan, berjalannya kegiatan dengan baik.
yang pertama pendekatan langsung dan Selain itu proses motivasi juga
yang kedua pendekatan tidak langsung. dilakukan oleh mudarrisah kepada setiap
Pembinaan dengan langsung terjadi siswanya. Hal tersebut dilakukan guna
apabila antara pihak pembina dan pihak memberikan dorongan kepada masing-
yang dibina terjadi tatap muka secara masing siswa dalam melaksanakan
langsung. Sedangkan Pendekatan tidak kegiatan keagamaan baik ibadah fardhu
langsung ini terjadi apabila pembina ataupun sunnah. Sehingga setiap siswa
melakukan upaya pembinaan dengan pihak dapat mendekatkan diri dengan Tuhannya
yang dibina melalui media masa seperti serta mencapai tujuan yang telah
melalui petunjuk tertulis, korespondensi, ditetapkan oleh asrama maupun sekolah.
penyebaran buletin, serta media elektronik pemberian motivasi ini tidak dijadwlkan
seperti radio, kaset dan internet (Sudjana, secara khusus, karena kegiatan ini dapat
2010, hlm. 218). dilakukan kapan saja oleh pihak terkait
Pendekatan secara langsung ini apabila telah terjadi komunikasi dua arah,
bertujuan untuk mengetahui kesesuaian sehingga kegiatannya sangat fleksibel.
pelaksanaan program dengan rencana yang Sejalan dengan hal tersebut, Sudjana
telah ditetapkan, guna mengidentifikasi (2010, hlm. 140) mengemukakan bahwa
masalah, penyimpangan atau hambatan motivating merupakan upaya pimpinan
yang mungkin terjadi. Selain itu untuk menggerakkan atau memotivasi
pendekatan ini juga dilaksanakan guna seseorang atau kelompok orang yang
menentukan upaya yang akan dilakukan dipimpin untuk melaksanakan tugas-tugas
dalam proses perbaikan kegiatan, organisasi yang diberikan kepadanya
memecahkan masalah, atau mengatasi sesuai dengan rencana dalam mecapai
hambatan (Sudjana, 2010, hlm. 219). tujuan organisasi.
Berdasarkan teori tersebut di atas, Sejalan dengan hal tersebut, Hersey
maka pelaksanaan program pembinaan dan Blanchard mengemukakan makna dari
keagamaan yang dilaksanakan di asrama motivating yakni suatu kegiatan untuk
SMP Daarut Tauhiid menggunakan menumbuhkan dorongan-dorongan pada
pendekatan langsung. Hal ini dikarenakan diri seseorang atau kelompok orang dalam

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 2, (2015) | 143


Yunita Latifah, Pembinaan Keagamaan Siswa SMP

melaksanakan kegitan-kegiatan dalam pembelajaran siswa dalam melaksanakan


mencapai tujuan yang telah ditetapkan kegiatan keagamaan, terutama dalam
(Sudjana, 2010, hlm. 141). menghafalkan ayat suci Al-Qurãn.
Sedangkan penggerakan dalam Di dalam asrama, kegiatan kegiatan
manajemen sistem pendidikan islām yang dilakukan sebagaimana yang telah
adalah dorongan kepada orang lain yang disebutkan di atas antara lain adalah
didasari oleh prinsip-prinsip religius, pemberian materi yang dilakukan
sehingga orang tersebut mau mudarris-mudarrisah kepada siswa adalah
melaksanakan tugasnya dengan materi seputar ta’lim muta’alim, sirah
bersungguh-sungguh dan niat karena Allāh nabawiyah, kajian muslimah, ādīṡ arbain
(Ramayulis, 2012, hlm. 382-383). dan ta āsīn, materi ini diberikan ketika
b. Fasilitas dalam Pelaksaan Program pelaksaan kegiatan kajian islām yang diisi
Pembinaan Keagamaan oleh ustadz yang bersangkutan, kemudian
Adapun fasilitas yang diberikan oleh pelaksaan alaqa yang diisi dengan
pihak asrama sebagai penunjang proses kegaiatan menghafal ayat Al-Qurãn atau
pembinaan keagamaan siswa di asrama mengulang kembali hafalan yang sudah
SMP Daarut Tauhiid ini antara lain hanya dimiliki kepada mudarrisah masing-
tempat dan infokus. Tempat yang biasa masing (WB, WM1, WM2, WKPi,
digunakan dalam pelaksaan program WKPa).
keagamaan tersebut antara lain di aula Hal tersebut di atas sesuai dengan
asrama (arofah), di kelas dan juga di pengertian dari asrama itu sendiri. Asrama
gasibu-gasibu sekitar asrama. (WB, WM1, sering disebut juga sebagai Zawiyah yang
WM2, WKPi, WKPa). merupakan tempat berlangsungnya
Selain itu Muslimin, (2008) pengajian-pengajian yang mempelajari dan
mengemukakan bahwa yang menjadi membahas dalil-dalil naqliyah dan aqliyah
keunggulan dari sekolah berbasis asrama yang berkaitan dengan aspek agama, serta
atau boarding school selain program digunakan para kaum sufi sebagai tempat
pendidikan yang baik, guru yang untuk halaqah berdzikir dan tafakur untuk
berkualitas, lingkungan yang kondusif, merenungkan keagungan Allāh. Zawiyah
siswa yang heterogen, jaminan keamanan atau asrama atau pondok ini merupakan
serta jaminan kualitas, adalah fasilitas tempat beberapa tasawuf mengajarkan
yang lengkap. Dengan adanya fasilitas ajarannya kepada masyarakat yang
yang lengkap, siswa dapat belajar dengan berminat (Nata, 2010, hlm. 202).
nyaman dan baik, sehingga hasil yang Dari penjelasan di atas maka dapat
didapatkan memuaskan. Fasilitas yang disimpulkan bahwa kegiatan pembinaan
lengkap ini disediakan oleh pihak sekolah keagamaan di asrama SMP Daarut Tauhiid
dari mulai fasilitas di kelas, di lingkungan ini telah sesuai dengan apa yang
sekolah, hingga di asrama. dikemukakan oleh ahli, bahwa kedudukan
Sehingga dari hasil analisis lapangan asrama sebagai suatu tempat
serta teori yang dikemukakan oleh ahli melaksanakan proses belajar dan
tersebut bahwa kegiatan keagamaan di pembelajaran, selain itu juga sebagai suatu
asrama lebih terorganisir jika tempat untuk mendekatkan diri kepada
dibandingkan dengan pembinaan Allāh sebagai pemilik ilmu. Hal tersebut
keagamaan di lingkungan masyarakat, tersermin dari kegiatan yang dilaksanakan
selain itu dengan adanya pendidikan dari mulai kegiatan kajian yang dapat
asrama ini siswa juga dapat belajar untuk menambah wawasan keagamaan, dan juga
bersosialisasi dengan teman sebaya dari kegiatan alaqa yang digunakan untuk
berbagai kalangan. Fasilitas serta menghafalkan ayat sci Al-Qurãn guna
lingkungan yang kondusif juga sangat mendekatkan diri dengan Allāh.
mempengaruhi proses belajar dan

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 2, (2015) | 144


Yunita Latifah, Pembinaan Keagamaan Siswa SMP

c. Pengawasan Program Pembinaan kegiatan keagamaan ini hasil pengawasan


Keagamaan tersebut kemudian akan dilaporkan kepada
Selain itu dalam menentukan atasan, yakni kepala pengasuhan putra dan
keberhasilan pelaksanaan program putri, serta kepala sekolah.
keagamaan siswa di asrama SMP Daarut Selain untuk mengetahui ketercapaian
Tauhiid Bandung ini diperlukan adanya pelaksanaan dengan perencanaan yang
proses pengawasan. Pengawasan dalam telah ditetapkan. Pengawasan ini juga
pelaksanaan program pembinaan bertujuan untuk mengawasi siswa selama
keagamaan di asrama SMP Daarut Tauhiid kegiatan berlangsung.
ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian Dalam pelaksanaan kegiatan
antara pelaksanaan dengan tujuan yang pembinaan keagaman ini, pihak asrama
telah ditetapkan dalam perencanaan. memberikan peraturan-peraturan atau tata
Dalam pengawasan ini yang bertugas tertib yang harus ditaati oleh siswa.
sebagai pengawas antara lain tim bina Peraturan tersebut meliputi peraturan di
siswa (BINSIS) yang bertugas untuk dalam kamar asrama, kamar mandi,
mengawasi siswa selama kegiatan serta berpakaian dan berpenampilan, kebersihan
memberikan sanksi kepada siswa yang dan kesehatan badan, kebersihan dan
melanggar. Kemudian seluruh mudarrisah kerapihan pakaian, aturan makan dan
yang dapat membantu mengawasi siswa minum, aturan beribadah hingga barang-
selama proses pelaksanaan keagamaan di barang yang tidak diperbolehkan di asrama
asrama. Setelah itu mereka melaporkan (Dok2).
hasil pengawasan mereka kepada kepala Ada beberapa kebijakan yang
pengasuhan yang selanjutnya akan diterapkan dalam kegiatan di asrama
disampaikan kepada kepala sekolah (WB, termasuk kegiatan keagamaan siswa,
WM1, WKPi, WKPa). antara lain, siswa wajib hadir saat kegiatan
Pengawan merupakan suatu kegiatan asrama baik kegiatan keagaman maupun
mengawasi atau melakukan pengawasan non keagamaan, dan apabila siswa tidak
terhadap pelaksanaan program kegiatan melakukan kegiatan sesuai dengan aturan
yang telah direncanakan sebelumnya, guna yang telah ditetapkan, maka siswa
menjamin kegiatan tersebut berjalan sesuai diberikan sanksi. Dalam pemberian
dengan rencana yang ditetapkan hukuman ini bergantung jenis pelanggaran
(Ramayulis, 2012, hlm. 383). yang dilakukan, apabila pelanggaran yang
Pengawasan ini ditujukan untuk dilakukan merupakan pelanggaran ringan
mengetahui kecocokan atau ketepatan seperti maka hukuman yang diberikan
kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan adalah push up, shit up dan berdiri hingga
yang telah ditetapkan, selain itu waktu yang ditentukan. Apabila
pengawasan ini dimaksudkan untuk pelanggaran yang dilakukan merupakan
memperbaiki kegiatan yang menyimpang pelanggaran sedang seperti, maka
dari rencana sebelumnya yang kemudian hukuman yang diberikan adalah
mengupayakan agar tujuan dapat dicapai membersihkan kamar mandi,
seefektid dan seefesien mungkin (Sudjana, membersihkan lingkungan asrama,
2010, hlm. 205). membaca Al-Qurãn 1 Juz dan menulis Al-
Sesuai dengan teori yang Qurãn sebanyak 4 halaman. Sedangkan
dikemukakan oleh dua orang ahli di atas apabila pelanggaran yang dilakukan
mengenai pengawasan, bahwa pengawasan merupakan pelanggaran berat maka
dalam pelaksanaan program pembinaan hukuman yang diberikan adalah dengan
keagamaan di asrama SMP Daarut Tauhiid memangkas habis rambut kepala (laki-
ini bertujuan guna mengetahui laki), memakai mukena selama satu bulan
ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan (perempuan) (Dok2).
dalam perencanaan. Dalam pelaksanaan

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 2, (2015) | 145


Yunita Latifah, Pembinaan Keagamaan Siswa SMP

Pengawasan yang dilakukan oleh bina kegiatan keberagamaan selama di asrama.


siswa, dimana bina siswa tersebut bertugas Sehingga hal tersebut dapat menjadi acuan
untuk mengawasi siswa selama kegiatan dalam peningkatan mutu di kegiatan-
serta memberikan sanksi kepada siswa kegiatan yang akan dilaksanakan
yang melanggar. Hal tersebut berarti dikemudian hari. Dalam melaksanakan
bahwa pengawasan yang dilakukan oleh evaluasi tersebut ada beberapa bentuk
pihak asrama terhadap kegiatan yang yang dilakukan yakni secara lisan dan
dilaksanakan telah sesuai dengan teori perbuatan. Dimana tes lisan dilakukan
yang dikemukakan oleh Sudjana dan dengan cara memberikan pertanyaan
Ramayulis, sehingga dalam hal ini secara langsung kepada siswa dan
pengawasan terlaksana dengan baik dan membutuhkan jawaban secara lisan sesuai
sesuai dengan teori tersebut yakni antara dengan kemampuan yang dimiliki,
lain: pengawasan merupakan kegiatan sedangkan dalam tes perbuatan mudarris-
untuk memonitoring pelaksanaan kegiatan, mudarrisah menilai perkembangan ibadah
dimana pelaksanaan tersebut sesuai yang dilakukan oleh setiap santri.
dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam Hal tersebut diatas sejalan dengan
perencanaan, serta memperbaiki Arifin Z. (2009, hlm. 124-150), yang
penyimpangan yang mungkin terjadi mengemukakan bahwa jika dilihat dari
selama proses pelaksanaan pembinaan bentuk jawaban peserta didik, maka tes
keagamaan tersebut. atau evaluasi dapat dibagi menjadi tiga
3. Hasil dari Program Pembinaan jenis. Jenis-jenis tersebut antara lain: tes
Keagamaan Siswa di Asrama SMP Daarut tilis, tes lisan dan tes tulisan. Dimana tes
Tauhiid Bandung tulis merupakan tes yang dilakukan dengan
Evaluasi yang diberikan oleh pihak memberikan beberapa pertanyaan dan
asrama kepada siswa sebagai alat ukur membutuhkan jawaban secara tertulis
keberhasilan pembinaan keagamaan antara berdasarkan kemmapuan siswa yang
lain dengan bentuk lisan dan perbuatan. bersangkutan, baik secar singkat ataupun
Evaluasi dalam bentuk lisan ini dilakukan secara rinci dan jelas. Sedangkan tes lisan
dengan cara, siswa diberikan pertanyaan- merupakan tes yang dilakukan secara lisan
pertanyaan seputar doa sehari hari, hafalan dengan memberikan pertanyaan-
dan ta āsīn Al-Qurãn. Sedangkan evaluasi pertanyaan kepada setiap siswa dan
perbuatan dilakukan dengan melihat membutuhkan jawaban secara lisan sesuai
pelaksaan ibadah sehari-hari yang dengan kemampuan peserta didik dalam
dilaksanakan oleh siswa dan diawasi oleh menjawab, dimana dalam hal ini peserta
mudarris dan mudarrisah masing-masing didik harus mengungkapkan jawaban
(WB, WM2, WKPi, WKPa, WS). dalam bahasanya sendiri. sedngkan yang
Sejalan dengan hal tersebut Siswanto terakhir adalah tes perbuatan, tes ini
(2010, hlm. 101) mengemukakan bahwa merupakan tes yang dilakukan dengan
evaluasi dirancang guna mencapai memperhatikan tindakan atau perbuatan
kesimpulan yang dapat memberikan dari siswa itu sendiri, tes perbuatan ini bisa
pertimbangan mengenai hasil karya juga dilakukan dalam kegiatan-kegiatan
tersebut serta untuk mengembangkan praktik keagamaan yang membutuhkan
karya tersebut melalui program. pengamatan secara mendalam terhadap
Sehingga dapat disimpulkan dalam hal maing-masing siswa.
ini kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh Pelaksanaan evaluasi pembelajaran
pihak asrama jika dilihat dari tujuan sesuai keagamaan di asrama SMP DT dilakukan
dengan teori yang dikemukakan oleh secara terjadwal oleh pihak asrama, dalam
Siswanto, yakni guna mengetahui sejauh pelaksanaan evaluasi ini dilakukan dalam
mana [restasi belajar siswa atau kurun waktu satu semester sekali, meliputi
kemampuan siswa dalam menjalankan hafalan ayat-ayat Al-Qurãn yang telah

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 2, (2015) | 146


Yunita Latifah, Pembinaan Keagamaan Siswa SMP

dihafalkan oleh siswa, do’a-do’a harian, lembaga, atau digunakan untuk


dan ta āsīn yang dinilai dari tata cara mendapatkan beasiswa. Evaluasi
membaca ayat Al-Qurãn yang telah dilakukan guna melihat hasil yang
dihafalkan tersebut. Sedangkan dalam diperoleh peserta didik, dari hasil tersebut
penilaian evaluasi perbuatan dilakukan pendidik akan mengetahui kelemahan
setiap hari oleh mudarrisah masing-masing peserta didiknya seta sebab-sebab
dengan melihat perkembangan ibadah kelemahan tersebut. Selanjutnya evaluasi
siswa melalui buku mutaba’ah yaumiyah juga ditujukan guna melakukan
pyang telah diberikan oleh pihak pesantren pengelompokan peserta didik sesuai
kepada masing-masing siswa (WB, WM2, dengan kemampuan atau hasil penilaian
WKPi, WKPa, WS). yang telah diperoleh. Dan yang terakhir
Dalam pelaksanaan evaluasi evaluasi bertujuan guna mengetahui sejauh
pembelajaran keagamaan di asrama SMP mana keberhasilan dari program yang telah
Daarut Tauhiid ini dilakukan dalam kurun dilakukan.
waktu satu semester sekali, meliputi Sehingga dalam hal ini dapat ditarik
hafalan, do’a-do’a dan juga ta āsīn Al- kesimpulan bahwa evaluasi yang
Qurãn. Namun dalam penilaian evaluasi dilakukan oleh asrama SMP Daarut
perbuatan dilakukan setiap hari oleh Tauhiid ini selain bertujuan untuk
mudarrisah masing-masing dengan melihat mengetahui sejauh mana keberhasilan
perkembangan ibadah siswa melalui buku program yang dijalankan peserta didik
mutaba’ah yaumiyah yang telah diberikan selama di asrama, namun juga evaluasi ini
oleh pihak pesantren kepada masing- bertujuan guna mengetahui perkembangan
masing siswa (WB, WM2, WKPi, WKPa, yang dirasakan oleh peserta didik selama
WS). mengikuti kegiatan keberagamaan di
Kegatan keagamaan yang telah asrama SMP Daarut Tauhiid ini.
dilakukan oleh siswa tersebut membawa Perkembangan yang dirasakan oleh peserta
banyak perubahan. Perubahan yang didik sesuai dengan program yang telah
dirasakan oleh sisiwa adalah Kegiatan dilaksanakan oleh pihak pesantren adalah
keagamaan yang telah diikuti oleh siswa bertambahnya kemampuan membaca Al-
selama di asrama SMP Daarut Tauhiid ini Qurãn dari setiap siswa, bertambahnya
sedikit banyak membawa perubahan jumlah hafalan yang dimiliki oleh setiap
kepada siswa, baik perubahan akhlak siswa dan kegiatan beribadah siswa
maupun perubahan prestasi keagamaan. menjadi lebih baik dan teratur karena
Perubahan akhlak ini ditunjukkan oleh pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan
siswa dalam hal berperilaku terhadap oleh mudarris-mudarrisah selama di
mudarris, teman sebaya bahkan kepada asrama.
orangtua di rumah. Sedangkan perubahan Dari beberapa penjelasan diatas,
prestasi keagamaan ini ditunjukkan dari pendidikan asrama pada kenyataan dapat
kemampuan siswa dalam membaca Al- membawa pengaruh positif dalam diri
Qurãn, menghafal Al-Qurãn dan siswa, baik dalam kegiatan atau perbuatan
pengetahuan keagamaan yang bertambah sehari-hari maupun dalam kemampuan
dari sebelum memasuki asrama (WB, atau pengetauan agamanya. Hal tersebut
WM2, WKPi, WKPa, WS). dikarenakan dalam suatu lingkungan
Hal tersebut sesuai dengan tujuan dan asrama siswa selain mendapatkan ilmu
fungsi pelaksanaan evaluasi, menurut berua teori namun juga berupa praktik dan
Arikunto (2003, hlm. 10-11). Tujuan dan pembiasaan yang dilakukan selama
funsi tersebut antara lain: berfungsi untuk kegiatan di asrama tersebut berlangsung.
menseleksi peserta didik atau memberikan Selain itu lingkungan yang kondusif dan
penilaian terhadapnya, guna memilih positif juga menjadikan kegiatan yang
peserta didik yang dapat diterima disuatu dilakukn oleh siswa menjadi terarah dan

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 2, (2015) | 147


Yunita Latifah, Pembinaan Keagamaan Siswa SMP

berjalan sesuai dengan yang diharapkan. boarding school menjanjikan pendidikan


Karena lingkungan merupakan salah satu yang seimbang antara kebutuhan jasmani
faktor yang dapat membantu membentuk dan ruhani, intelektual dan spiritual.
kepribadian siswa. Diharapkan akan lahir peserta didik yang
Pendidikan di asrama juga dapat tangguh secara keduniaan dengan ilmu dan
menjaga anak dari pengaruh lingkungan teknologi, serta siap secara iman dan amal
yang buruk, dan menumbuh kembangkan saleh.
anak dalam lingkungan yang baik dalam
pengawasan guru sebagai pembimbing KESIMPULAN
serta teman-teman yang dapat membantu
menumbuhkan semangat dalam Adanya perencanaan program
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. pembinaan keagamaan ini bertujuan untuk
Jika dilihat dari segi ekonomi pendidikan mendukung visi dan misi dari sekolah
asrama ini memerlukan biaya yang lebih yang bersangkutan, sehingga visi dan misi
tinggi dari sekolah-sekolah reguler hal tersebut berjalan sesuai dengan yang
tersebut karena fasilitas yag diberikan serta diharapkan. Dalam merencanakan suatu
lingkungan yang digunakan lebih baik dari program pihak yang terlibat adalah kepala
sekolah-sekolah pada umumnya. Selain itu sekolah, kepala asrama dan juga mudaris
juga kegiatan keberagamaan siswa lebih mudarisah. Perencanaan yang dilakukan
baik dan terarah jika dibandingkan dengan pihak-pihak tersebut menghasilkan
sekolah pada umumnya. Karena di sekolah beberapa program kerja dan tiga program
berasrama ini siswa melaksnakan kegiatan kerja diantaranya adalah program
asrama mulai dini hari hingga malam hari keagamaan, yang antara lain: program
dengan bimbingan yang maksimal bukan āfiẓ, kajian islām dan mufradāt.
hanya dari segi pendidikan formal namun Setelah merencanakan program, maka
juga dari segi keagamaannya. Dalam selanjtnya adalah melaksanakan program
pendidikan asrama ini siswa lebih bisa yang telah direncanakan bersama tersebut.
mengembangkan potensi yang ada pada Dalam pelaksanaannya ketiga program
dirinya dengan bimbingan dari guru atau keagamaan tersebut dilaksanakan diluar
mudarris-mudarrisah yang berada di jam sekolah. sebagian kegiatan
asrama selama kurun waktu 24 jam. dilaksanakan di pagi hari sebelum sisiwa
Sebagaimana yang diungkapkan oleh berangkat ke sekolah dan sebagian lainnya
A’la (dalam Mujahidin, 2012) bahwa dilaksanakan setelah pulang sekolah
karakteristik system pendidikan Boarding hingga menjelang tidur. Kegiatan tersebut
School, diantaranya adalah: Sistem diikuti oleh seluruh siswa, mudaris
boarding school mengisolasi anak didik mudarisah dan juga ustadz, yang diawasi
dari lingkungan sosial yang heterogen langsung oleh bina siswa sebagai
yang cenderung buruk. Di lingkungan kesiswaan baik di sekolah ataupun di
sekolah dan asrama dikonstruksi suatu asrama. Kegiatan tersebut meliputi
lingkungan sosial yang relatif homogen kegiatan alaqa pagi dan sore hari,
yakni teman sebaya dan para guru kegiatan kajian islām dan kegiatan
pembimbing. Homogen dalam tujuan mufradāt. Dalam kegiatan alaqa pagi,
yakni menuntut ilmu sebagai sarana siswa dituntut dengan menghafalkan
mengejar cita-cita. Dari segi ekonomi, minimal 3 ayat perhari atau 22 ayat selama
boarding school memberikan layanan yang satu bulan kepada mudari-mudarisah
paripurna sehingga menuntut biaya yang masing-masing, sedangkan pada kegiatan
cukup tinggi. Oleh karena itu anak didik alaqa sore siswa dituntut untuk
akan benar-benar terlayani dengan baik mengulang kembali hafala yan telah
melalui berbagai layanan dan fasilitas. dimiliki kepada mudaris-mudarisahnya
Selanjutnya dari segi semangat religiusitas, tersebut. Sedangkan dalam kegiata kajian

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 2, (2015) | 148


Yunita Latifah, Pembinaan Keagamaan Siswa SMP

islām dilaksanakan setiap selesai sholat Arifin. (1982). Pedoman Pelaksanaan


maghrib berjama’ah dengan materi yang Bimbingan dan Penyuluhan Agama .
telah ditetapkan yakni seputar sirah Jakarta: Golden Terayon.
nabawiyah ādīṡ arbain, ta’li muta’alim Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran.
dan kajian ta āsīn. Dan yang terakhir Bandung: Remaja Rosdakarya.
mufradāt yang dilakukan satu minggu dua Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar
kali dengan memberikan pengetahuan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
mengenai kosa kata dalam bahasa inggris, Aksara.
indonesia dan arab, yang selanjutnya akan Arikunto, S. (2004). Dasar-Dasar
dihafalkan oleh setiap siswa. Namun pada Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.
pelaksaannya program kajian dan mufradāt Basrowi, S. (2008). Memahami Penelitian
belum berjalan dengan teratur, dan lebih Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
menekankan program āfiẓ sebagai Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif.
program unggulan dari asrama SMP Jakarta: Kencana.
Daarut Tauhiid tersebut. Creswell, J. W. (2013). Research Design.
Untuk menentukan hasil pembinaan Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
keagamaan siswa, pihak asrama Daradjat, Z. (2006). Ilmu Pendidikan
melakukan evaluasi pembelajaran yang Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
dilakukan setiap hari dan setiap satu Departemen Pendidikan Nasional. (2008).
semester. Jenis evaluasi yang diberikan Kamus Besar Bahasa Indonesia
berupa, tes lisan dan tes perbuatan. Dari Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia
pelaksanaan evaluasi tersebut pihak Pustaka Utama.
asrama dapat mengetahui perubahan Enung Rukiati, Fenti Hikmawati. (2006).
prestasi keagamaan ataupun perilaku siswa Sejarah Pendidikan Islam Di
tersebut. Selama mengikuti program Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
pembinaan keagamaan tersebut sebagian Fathoni, A. (2006). Metodologi Penelitian
besar siswa menunjukkan perubahan yang & Teknik Penyusunan Skripsi.
positif jika dibandingkan dengan sebelum Jakarta: Rineka Cipta.
melaksanakan kegiatan keagamaan Fattah, N. (2011). Landasan Manajemen
tersebut. Perubahan tersebut berupa Pendidikan . Bandung: Remaja
meningkatnya semangat beribadah, Rosdakarya.
kemampuan membaca Al-Qurãn dan 'Isa, K. M. (1994). Manajemen Pendidikan
menghafal Al-Qurãn. Sebagian besar dari Islam. Jakarta: Fikahati Aneska.
mereka memiliki hafalan Al-Qurãn yang Mujahidin. (2012, Juli 7). MUJAbgs.
telah mencapai target yang telah Diambil kembali dari
ditentukan oleh asrama yakni sebanyak MUJAbgs58.blogspot.com:
minimal 22 ayat dalam setiap bulannya. http://MUJAbgs58.blogspot.com
Musfiqon. (2012). Panduan Lengkap
Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
REFERENSI Muslimin, S. (2008, September 8).
Problem dan Solusi Pendidikan
.......... (2002). Al-Qur'an in word. (T. D. Sekolah Berasrama (Boarding
RI, Penerj.) Jakarta: CV Darus School).
Sunnaħ. Nasution. (2009). Metode Research.
Aat Syafaat, dkk. (2008). Peranan Jakarta: Bumi Aksara.
Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam.
Rajawali. Jakarta: Kencana.
Aries, E. F. (2011). Asesmen dan Evaluasi. Patilima, H. (2011). Metode Penelitian
Malang: Aditya Media Publishing. Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 2, (2015) | 149


Yunita Latifah, Pembinaan Keagamaan Siswa SMP

Ramayulis. (2012). Ilmu Pendidikan Islam.


Jakarta: Kalam Mulia.
Riduwan. (2012). Belajar Mudah
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Setyosari, P. (2012). Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana.
Siswanto. (2010). Pengantar Manajemen.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sudarsono. (2008). Kenakalan Remaja.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. (2010). Manajemen Program
Pendidikan untuk Pendidikan
Nonformal dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Bandung:
Falah Prodution.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kulaitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Udin Syaefudin Sa'ud, Abin Syamsuddin
Makmun. (2005). Perencanaan
Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 2, (2015) | 150

Anda mungkin juga menyukai