Anda di halaman 1dari 45

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JAMBI PASCASARJANA


PROGRAM STUDI KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

Bahan Kuliah
PENGANTAR ILMU KEPENDUDUKAN

Oleh

Prof. Dr. Ir. Suandi, M.Si


Program Studi Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Program Pascasarjana Universitas Jambi

Materi
EDUKASI GIZI SEIMBANG BAGI IBU DAN ANAK
UNTUK CEGAH STUNTING
▪ Anak adalah titipan yang Maha Kuasa kepada setiap orang tua yang
sudah diberi kepercayaan untuk menjaganya. Anak akan senantiasa
mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya.
▪ Masa anak-anak, lingkungan pertama yang mereka kenal yaitu
keluarga. Anak-anak belajar banyak dari apa yang dilakukan oleh
orang tuanya.
▪ Orang tua sangat berperan penting dalam pembentukan
kepribadian dan karakter anak. Pendidikan dalam keluarga akan
berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian dan
karakter anak termasuk stunting.
▪ Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah dan ukuran sel, organ maupun individu. Perkembangan
adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks.
▪ Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah faktor
genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan terdiri dari
lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal.
▪ Lingkungan prenatal salah satunya adalah faktor gizi ibu pada
waktu hamil, sedangkan lingkungan postnatal antara lain asupan
gizi yang diperoleh anak dan faktor psikososial (Soetjiningsih,
2014).
Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) RI Nomor 2 Tahun 2020,
tentang Standar Antropometri Anak melalui Pengukuran
Berat Badan (BB) pada Umur 0 tahun
Jenis Kelamin (kg)
No Kategori
Laki-laki Perempaun
01 Gizi Buruk (severely thinness) 2,5 2,4
02 Gizi Kurang (thinness)
2,9 2,8

03 Gizi Baik (normal) 3,3 3,2


04 Gizi Lebih (overweight)
3,9 3,7
05 Obesitas (obese)
4,4 4,2
Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) RI Nomor 2 Tahun 2020,
tentang Standar Antropometri Anak melalui Pengukuran
Panjang Badan (PB) pada Umur 0 tahun
Jenis Kelamin (cm)
No Kategori
Laki-laki Perempaun
01 Gizi Buruk (severely thinness) 46,1 45,4
02 Gizi Kurang (thinness)
48,0 47,3

03 Gizi Baik (normal) 49,9 49,1


04 Gizi Lebih (overweight)
51,8 51,0
05 Obesitas (obese)
53,7 52,9
Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) RI Nomor 2 Tahun 2020,
tentang Standar Antropometri Anak melalui Pengukuran
Standar Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Umur 0 tahun
Jenis Kelamin
No Kategori
Laki-laki Perempaun
01 Gizi Buruk (severely thinness) 11,1 11,1
02 Gizi Kurang (thinness)
12,2 12,2
03 Gizi Baik (normal)
13,4 13,3
04 Gizi Lebih (overweight)
14,8 14,6
05 Obesitas (obese)
16,3 16,1
▪ Perkembangan Kemampuan Gerak Kasar;

▪ Perkembangan Kemampuan Gerak Halus;

▪ Perkembangan Kemampuan Komunikasi Pasif;

▪ Perkembangan Kemampuan Komunikasi Aktif;

▪ Perkembangan Kecerdasan;

▪ Perkembangan Menolong Diri Sendiri;

▪ Perkembangan Tingkah Laku Sosial (Hurlock: S Atri, 2012).


▪ Stunting atau anak pendek digambarkan sebagai seorang
balita yang memiliki tinggi badan lebih rendah dari
balita seumurnya yang mengalami masalah pertumbuhan
dan gizi.
▪ Stunting pada awal masa anak-anak diketahui memiliki
tingkat kecerdasan, kemampuan motorik, dan integrasi
neurosensori yang lebih rendah.
▪ Stunting pada masa balita akan mempengaruhi kualitas
kehidupan di masa usia sekolah, remaja, bahkan dewasa.
Kemenkes, RI, 2018
▪ Faktor penyebab terhadap stunting:

▪ Tinggi badan ayah;

▪ Riwayat berat badan lahir rendah;

▪ Terbatasnya pemberian ASI eksklusif

▪ Riwayat gizi kurang;

▪ Kurangnya pemanfaatan posyandu dan perilaku higiene;

▪ Ketidaksesuaian dalam pemberian makanan pendamping


(kuantitas dan kualitas)(Unicef).
▪ Praktek pengasuhan yang kurang baik. Terbatasnya pengetahuan
ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan,
serta setelah ibu melahirkan;

▪ Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante


Natal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilan) Post Natal Care dan pembelajaran dini yang
berkualitas;

▪ Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan


bergizi. Harga makanan bergizi di Indonesia masih tergolong tinggi
(mahal);

▪ Kurangnya akses rumahtangga/keluarga ke air bersih dan


sanitasi.
▪ Edukasi gizi merupakan pendidikan kesehatan yang
dilakukan secara terencana untuk mengubah perilaku
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam bidang
kesehatan.
▪ Academic Nutrition and Dietetics (AND): Melatih kemampuan
ibu atau meningkatkan pengetahuan ibu dalam memilih
makanan, aktifitas fisik, dan perilaku yang berkaitan dengan
pemeliharaan atau perbaikan kesehatan.
▪ Edukasi gizi terhadap feeding practice ibu, dimana balita
stunting meliputi komponen pengetahuan, sikap, dan
perilaku.
▪ Intervensi Gizi kepada Ibu Hamil. Pemberian makanan
tambahan (PMT) pada ibu hamil untuk mengatasi:
▪ kekurangan energi dan protein kronis,
▪ kekurangan zat besi dan asam folat,
▪ kekurangan iodium,
▪ Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil serta
▪ melindungi ibu hamil dari Malaria.

▪ Intervensi Gizi kepada Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6


Bulan. Mendorong Inisiasi Menyusui Dini/IMD dan mendorong
pemberian ASI Eksklusif.
▪ Intervensi Gizi kepada Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23
bulan, meliputi:
▪ Mendorong penerusan pemberian ASI hingga anak/bayi berusia
23 bulan.
▪ Anak usia diatas 6 bulan didampingi oleh pemberian MP-ASI,
▪ menyediakan obat cacing,
▪ menyediakan suplementasi zink,
▪ melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan,
▪ memberikan perlindungan terhadap malaria,
▪ memberikan imunisasi lengkap, serta
▪ melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
▪ Selama kehamilan, ibu harus mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang;
▪ Ibu hamil melakukan pemeriksaan minimal 4 kali selama kehamilan;

▪ Memberikan stimulasi pada janin dalam kandungan;

▪ Ibu memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan dan MP-ASI sampai usia
2 tahun;
▪ Memperkenalkan makanan bergizi pada anak sesuai dengan usia; dan

▪ Memberikan stimulasi (rangsangan) kepada anak sesuai dengan


usianya dan memantau perkembangan anak dengan Kartu Kembang
Anak (KKA)
▪ Perhatian/dukungan ibu terhadap anak,

▪ Pemberian ASI atau makanan pendamping pada anak,

▪ Rangsangan psikososial terhadap anak,

▪ Persiapan dan penyimpanan makanan,

▪ Praktek kebersihan atau higiene dan sanitasi lingkungan,

▪ Perawatan balita dalam keadaan sakit.


▪ Pola Asuh Otoriter. Pola asuh ini cenderung memaksa dan
harus dituruti. Orang tua yang memiliki pola asuh jenis ini
selalu berusaha membentuk, mengendalikan, dan
mengevaluasi perilaku serta sikap anak.

▪ Pola Asuh Demokratis. Demokrasi merupakan proses dan


mekanisme sosial yang dinilai akan lebih mendatangkan
kebaikan bersama (orang tua-anak).

▪ Pola Asuh Pemirsif. Pola asuh ini lebih didominasi pada anak
dan bersifat sangat longgar dan memberikan kebebasan penuh
pada anak.
▪ Menyediakan dan memastikan akses terhadap air bersih.

▪ Menyediakan dan memastikan akses terhadap sanitasi.

▪ Melakukan fortifikasi bahan pangan.

▪ Menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan


Keluarga Berencana (KB).
▪ Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

▪ Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal).


▪ Memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua.

▪ Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universal.

▪ Memberikan pendidikan gizi masyarakat.

▪ Memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi,


serta gizi pada remaja.
▪ Menyediakan bantuan dan jaminan sosial bagi keluarga
miskin.
▪ Meningkatkan ketahanan pangan dan gizi.
1. Makanlah makanan yang beraneka ragam setiap hari;

2. Makanlah makanan yang mengandung cukup energi;

3. Untuk sumber energi, upayakan agar separuhnya berasal dari


makanan yang mengandung zat karbohidrat komplek;
4. Upayakan agar sumber energi dari minyak dan lemak tidak lebih
dari seperempat dari energi total yang anda butuhkan;
5. Menggunakan garam beryodium;

6. Makanlah banyak makanan yang kaya akan zat besi;


7. Bayi < 4 bln berikan hanya Air Susu Ibu;

8. Biasakan makan pagi setiap hari;

9. Minum air bersih dan sehat dalam jumlah yang cukup;

10. Berolah raga dengan cukup dan teratur;

11. Hindarilah minuman beralkohol, dan rokok;

12. Makanlah makanan yang bersih dan tidak tercemar;

13. Bacalah selalu label pada kemasan makanan.


YOUR BEST QUOTE THAT REFLECTS YOUR
APPROACH… “IT’S ONE SMALL STEP FOR MAN, ONE
GIANT LEAP FOR MANKIND.”

- Neil Armstrong

Anda mungkin juga menyukai