Anda di halaman 1dari 4

NAMA KELOMPOK 2

Anil Usyamah

Bagus santoso

Bagus trimulyo

Diky alfarizi

12 - [2766] - Abdul Aziz bin Abdullah meriwayatkan kepada kami, mengatakan: Sulaiman bin
Bilal meriwayatkan kepadaku, atas wewenang Thawr bin Zayd Al-Madani, atas wewenang Abu
Al-Ghaits, atas wewenang Abu Hurairah, (2) Berdasarkan wewenang Nabi, damai dan berkah
besertanya, dia berkata: “Hindarilah tujuh bencana.” Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, dan
apakah mereka itu? Beliau bersabda: “Menyekutukan orang lain dengan Allah, ilmu sihir, dan
membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan cara yang adil. Dan memakan riba, dan
memakan uang

Anak yatim, dan kembali pada hari Maret, dan memfitnah wanita-wanita yang suci, beriman, dan
lalai

Penjelasan hadis Gharib:

Hal-hal yang merusak, dan dikatakan: Atau dosa-dosanya memeliharanya, artinya mereka
memenjarakannya.

Hari pawai adalah hari pertemuan dalam perang melawan musuh; Karena mereka merangkak:
yaitu, mereka maju ke arah mereka.

melempar dengan kekuatan.

wanita suci: wanita suci dalam bahasa Arab: larangan, jadi wanita itu suci

Oleh Islam; Karena Islam melindunginya dari perbuatan-perbuatan yang haram, dan dilindungi
oleh kesucian dan kesopanan dari perbuatan-perbuatan yang dicela.Yang dimaksud adalah
wanita yang suci dan merdeka.
Wanita yang lalai” adalah metafora untuk wanita yang tidak bersalah. Karena orang yang tidak
bersalah tidak mengetahui perzinahan yang dilakukannya.

Kajian advokasi hadis:

Ada hikmah dan manfaat dalam hadis ini, antara lain :

1 - Di antara topik seruan tersebut: Peringatan terhadap tujuh hal yang merusak.

2- Pentingnya menanyakan kepada yang diundang tentang apa yang tidak dia mengerti.

Salah satu metode advokasi: intimidasi.

4 - Di antara cara-cara advokasi: menyebutkan jumlahnya secara umum kemudian secara rinci.

Pembelajaran dan manfaat advokasi tersebut dibahas secara rinci sebagai berikut:

Pertama, diantara topik seruan tersebut: peringatan terhadap tujuh hal yang merusak

Salah satu topik penting dalam seruan tersebut adalah memperingatkan manusia terhadap dosa-
dosa besar, terutama dosa-dosa besar yang membinasakan seorang muslim, kejahatan terbesar
dan paling keji: kemusyrikan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena menggagalkan pekerjaan
dan menyebabkan pelakunya tetap abadi di Neraka jika dia meninggal di atasnya, sesuai dengan
firman Yang Maha Kuasa: “Sesungguhnya siapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Tuhan,
maka Allah haramkan baginya surga, dan perlindungannya adalah Neraka, dan neraka.” orang
yang zalim tidak mempunyai penolong.” Batasi, tapi kumpulkan Setiap dosa yang
mengakibatkan siksa di dunia ini, atau ancaman api neraka, atau laknat, atau amarah, atau siksa,
atau pengingkaran iman, atau sejenisnya, termasuk dosa besar. dan dosa besar dan hukumannya
yang paling berat adalah tujuh dosa mematikan. disebutkan dalam hadis ini.

Khatib harus memperingatkan manusia terhadap dosa, besar dan kecil, tetapi perhatikan

Minat yang besar untuk memperingatkan dan menegur ketujuh kejahatan ini.

Kedua: Pentingnya menanyakan kepada yang diundang tentang apa yang belum ia pahami

Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang dipanggil untuk sukses adalah orang yang bertanya
tentang sesuatu yang dia bingung dan tidak mengerti. Karena para sahabat bertanya kepada Nabi
SAW ketika beliau bersabda: “Hindarilah tujuh dosa mematikan,” dan mereka berkata: “Dan
apakah dosa-dosa itu?” Nabi Muhammad SAW menjelaskan kepada mereka apa yang
membingungkan mereka.

Hendaknya orang yang diajak bertanya tentang segala sesuatu yang membingungkan,
sebagaimana firman Tuhan Yang Maha Esa: (Maka bertanyalah kepada orang-orang Pengingat
jika kamu tidak mengetahuinya) (1), dan ini menegaskan pentingnya bertanya tentang apa yang
membingungkan.

Metode advokasi yang ketiga: intimidasi

Tidak ada keraguan bahwa metode intimidasi membuat takut orang yang diundang dan
memperingatkannya tentang segala sesuatu yang akan merugikannya di dunia dan di akhirat, dan
terlihat dalam hadis ini bahwa Nabi Muhammad SAW menggunakan metode ini. dalam
sabdanya: “Hindarilah tujuh musibah.” Kata-kata ini menakuti orang yang diundang dari apa
yang akan membinasakan dan mencelakakannya. Oleh karena itu hendaknya khatib
menggunakan cara ini kepada jamaah yang diundang dan menjelaskan kepada mereka bahwa
tersebarnya hal-hal yang merusak tersebut di masyarakat merupakan salah satu penyebab
kehancuran, kesesatan, penyimpangan, pembubaran, dan perselisihan dengan (3)

Metode advokasi yang keempat: menyebutkan angka secara umum kemudian secara rinci

Cara menyebutkan angka secara umum dan kemudian secara rinci adalah penting dalam
berdakwah kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan hal ini terlihat dalam hadits ini dalam sabda
beliau, shalawat dan salam: “Hindarilah tujuh musibah.” Beliau menjelaskannya secara rinci.
terlebih dahulu baru dijelaskan apa yang indah, dan diketahui bahwa bercerita secara umum
memberikan pengetahuan kepada jiwa akan maksud dari apa yang disebutkan, kemudian tetap
bersemangat.Untuk mengetahui maknanya, itu akan lebih efektif.

Dalam jiwa dan lebih besar manfaatnya.

Khatib harus menggunakan cara menyebutkan nomor secara umum kemudian secara rinci
dalam dakwahnya. Karena jika ia melakukan hal itu, ia akan menarik pikiran orang-orang yang
diundang ceramahnya, sehingga mereka dapat mengetahui hasil bilangan dan tafsirnya. Jika yang
diundang mendengar sabdanya, semoga Allah merahmatinya dan memberinya kedamaian:
Empat hal, jika itu ada pada dirimu, maka tak perlu kau bayar apa yang kau lewatkan di dunia
ini. . . Kemudian dia akan memperhatikan dan menunggu keempatnya disebutkan. Dengan
keinginan dan kerinduan. . . Memelihara sifat dapat dipercaya, kejujuran dalam ucapan, budi
pekerti yang baik, dan kesucian akhlak” (1), dan mungkin saja angka umum yang ambigu
menunjukkan penghormatan dan keagungan. Hal ini menunjukkan pentingnya khatib
menyebutkan angka secara umum kemudian merinci metode dakwahnya, dan Tuhan Yang Maha
Esa Maha Mengetahui.

Anda mungkin juga menyukai