Anda di halaman 1dari 9

No Absen : 12

Nama : Chindy EkaYulia Ningsih


Nim : 2101015051
Mata Kuliah : BK Sosial
Dosen Pengampu : Nurmawati M.Pd

Petunjuk Khusus:
1. File diunggah menggunakan pdf di link https://bit.ly/UJIANNURMAWATI
2. Pengumpulan berdasarkan urutan nama Presensi dengan format : (No Absen. Nama
Lengkap. NIM)

KASUS PERTAMA dan KEDUA


Perhatikan dalam menjawab, Jawaban Saudara pisahkan antara kasus 1 dan kasus 2
masing masing pertanyaan sama dalam kasus tersebut.

1. Bagaimana tanggapan saudara dengan kasus 1 dan 2 tersebut?


Kasus 1 Kasus 2
Tanggapan saya terkait kasus 1 yang Tanggapan saya terkait kasus 2 yang
dilakukan oleh perempuan berusia 19 dilakukan oleh Justin yang masih
tahun bernama Bunga. Dari kasus ini, berumur 19. Dari kasus ini, teknologi
kita melihat bahwa peranan orang tua dapat digarisbawahi menjadi salah satu
sangatlah penting apalagi seseorang yang faktor penyebab terjadinya seks bebas.
memasuki tahap remaja menuju dewasa Salah satunya adalahnya munculnya film
awal. Diumur yang masih 16 tahun dewasa yang menyebar kemudian dilihat
namun sudah sering menonton film porno oleh anak-anak. Maka dari kasus Justin
dan melihat majalah dewasa membuat ini, sangat wajar apabila sampai sekarang
Bunga melakukan hubungan seks Justin masih menjadi pekerja seks karena
pertama kali dengan pacarnya. Dari sini, seks yang pertama Justin lakukan
dapat dilihat bahwa pengenalan mengenai tepatnya pada kelas 6 SD. Sampai
seks education yang seharusnya diberikan akhinya Justin menjadi sangat kecanduan
terlebih dahulu oleh orang tua mungkin dalam seks bebas.
saja tidak terlaksana. Faktor yang
mempengaruhi hal tersebut tidak lain Saat ditanya, apakah Justin tidak takut
adalah lingkungan pertemanan dan terjangkit penyakit kelamin. Justin
pengaruh media social mulai dari video menjawab takut namun dikembalikan lagi
porno dan majalah dewasa. dengan kecanduannya. Hal ini yang saya
garis bawahi dikarenakan sudah
Selain itu, hal yang perlu saya tanggapi melakukan seks diumur yang dini tanpa
dari kasus ini adalah mengenai self pengenalan seks education. Membuat
control. Kemampuan seseorang untuk tahap eksplorasi yang seharusnya terjadi
mengatur diri dari setiap tindakan, emosi pada Justin malah menimbulkan fantasi-
dan perasaan seharusnya pada kasus yang fantasi liar yang terus menjerumus kearah
terjadi pada Bunga ini dapat digaris seks bebas. Maka dari sangat amat sulit
bawahi. Saya melihat dari tindakan untuk melepaskan hal tersebut walaupun
Bunga yang malah kebablasan menjadi dari Justin sendiri sudah mengingkan
pekerja seks. Sebagai seseorang yang kehidupan dimasa depannya lebih baik.
sedang masuk tahap remaja menuju
dewasa awal sudah bisa menentukan
mana yang baik dan buruk.

2. Apa faktor utama dalam kasus 1 dan 2 tersebut (kaitkan dengan potret dinamika
social) ?
 Kasus 1
1) Lingkungan
Pengaruh lingkungan sekitar Bunga terutama lingkungan pertemanan membuat
Bunga terjerumus kedalam pergaulan bebas yang menyebabkan Bunga
melakukan seks bebas. Selain itu, ajakan dari pacarnya dengan iming-iming
saling mencintai membuat Bunga buta mata dan rela melakukan seks untuk
pertama kalinya.
2) Keluarga
Kebebasan yang diberikan orang tua kepada Bunga membuatnya
menyalahgunakan hal tersebut. Padahal seperti yang kita tau bahwa
pertumbungan dan perkembangan anak tidak terlepas dari peranan dan
pengawasan oleh orang tuanya. pengenalan mengenai seks education yang
seharusnya dikenalkan terlebih dahulu oleh orang tua akan berdampak pada
perilaku seorang anak termasuk Bunga.

3) Berkembanya Teknologi
Film dewasa yang sudah ditonton oleh Bunga sejak usia 16 tahun melalui
kecanggihan handphone membuatnya terjerumus dalam seks bebas
4) Pergantian Trend dan Life Style
Bunga yang tidak mau tertingal update terbaru dari trend masa kini.
Membuatnya rela menjadi pekerja seks untuk mendapatkan uang lebih.
 Kasus 2
1) Berkembangnya Teknologi
Ini menjadi awal mula terjerumusnya Justin pada saat kelas 6 SD karena selalu
mempertontonkan film yang berbau porno terus menerus
2) Lingkungan
Karena ajakan pertama kalinya oleh seorang laki-laki kepada Justin untuk
melakukan hubungan seks. Membuatnya sampai sekarang mempunyai fantasi
liar sehingga kecandungan untuk berhubungan seks baik dengan perempuan
maupun laki-laki.
3. Menurut saudara, bagaimana dan apa persepsi social yang muncul dalam kasus 1 dan
2 tersebut ?
Persepsi Sosial Kasus 1 Persepsi Sosial Kasus 2
Persepsi social yang muncul dalam kasus Persepsi social yang muncul dalam kasus
yang dialami oleh Bunga. Masyarakat yang dialami oleh Justin. Masyarakat
sekitar akan memandang tabu atau tidak yang memandang kasus ini akan
wajar terhadap tindakan yang Bunga beranggapan bahwa ternyata tidak hanya
lakukan. Apalagi perilaku seks akan perempuan yang menjadi seorang PSK
dianggap masyakarat sebagai suatu hal (Pekerja Seks Komersil). Sama seperti
negative karena telah melanggar norma- kasus Bunga, masyarakat akan
norma yang berlaku dimasyarakat. memandang tabu atau tidak wajar dari
Selain itu, dari perilaku seks bebas yang kasus ini. Selain itu, persepsi social akan
dilakukan persepsi social yang menganggap bahwa perkembangan
menganggap bahwa orang tua yang tidak teknologi menjadi salah satu faktor dari
memberikan pengawasan terhadap perilaku seks tersebut. Apalagi
anaknya dengan tidak mengenalkan munculnya film porno dari ponsel yang
mengenai pentingnya seks educaton mungkin saja bisa ditonton oleh anak –
sehingga anaknya terjerumus kedalam anak dibawah umur. Besar kemungkinan
perilaku seks bebas Justin akan dijauhi oleh masyarakat
karena perilaku tersebut karena
memandang akan berpengaruh kepada
anaknya.

4. Menurut Saudara, apa yang salah dalam komunikasi social pada kasus 1 dan 2 ?
Melihat kasus 1 dan 2 dapat saya simpulkan bahwa komunikasi social yang salah
adalah dari keluarga terlebih dahulu. Kebebasan yang diberikan oleh orang tua
sering kali disalahgunakan oleh anaknya. Maka dari itu, orang tua berperan penting
untuk mengkomunikasikan kepada anaknya mengenai pendidikan seks. Dimana
pengenalan seks education pertama kali seharusnya diajarkan dari orang tua.
Sehingga ketika penyampaian pesan dari orang tua mengenai seks education anak
dapat mengcoding pesan tersebut sehingga mengetahui bahwa dirinya berharga dan
harus dijaga. Selanjutnya adalah kominikasi social yang terjadi di lingkungannya.
Bunga dan Justin yang sudah terjerumus kedalam seks bebas diakibatkan tidak dapat
mengcoding dengan baik dari perilaku baik dan buruk yang dilakukan oleh temannya.
Sehingga dengan mudahnya terhasut oleh mereka sampai menjadi pekerja seks.
5. Jika Saudara menjadi seorang Konselor, apa yang ingin anda lakukan : jelaskan
a. Attending
Pada attending di kasus tersebut, saya sebagai konselor akan memusatkan
perhatian kepada konseli. Konseli yang memiliki masalah seks bebas seperti
Bunga dan Justin biasanya akan sulit mengungkapkan perasaan ketika proses
konseling. Pertama, sebagai konselor pada awal sebelum memasuki proses
konseling saya akan menyapa dan menanyakan kabar konseli karena penting
bagi saya untuk membangun situasi yang menyenangkan terlebih dahulu agar
konseli bisa nyaman untuk bercerita pada saat proses konseling dimulai. Kedua,
ketika sudah masuk proses konseling. Tentunya konseli lebih banyak berbicara
dan konselor banyak memprogram pesan-pesan yang disampaikan dari konseli.
Maka dari itu, bahasa verbal maupun non verbal sangatlah dibutuhkan. Bahasa
verbal dari perkataan secara langsung yang diberikan oleh saya sebagai konselor
kepada konseli. Sedangkan, bahasa non verbal dengan saya memberikan
anggukan kepala, tersenyum dan mengekpresikan perasaan saya melalui mimik
muka sehingga ketika konseli bercerita merasa dihargai. Kontak mata dan gesture
yang diberikan oleh konseli mengandung banyak pesan maka dari itu konselor
juga harus dapat memperhatika gesture dan kontak mata agar mengetahui pesan
tersirat tersebut.
b. Empati
Bentuk empati yang saya berikan kepada konseli adalah dengan mendengarkan,
memahami dan merespon. Ketika saya sedang mendengarkan cerita dari konseli
saya berupaya untuk melalukan eye contact dengan konseli. Lalu, memahami
disini saya sebagai konselor dapat memberikan dorongan minimal dengan tujuan
agar konseli bisa kembali melanjutkan ceritanya. Namun dorongan minimal
seperti dengan anggukan kepala menjadi bentuk rasa empati saya sebagai
konselor kepada konseli. Selanjutnya adalah dengan merespon. Sebagai bentuk
empati kepada konseli saya dapat membeikan respon “saya mengerti dan
memahami dengan apa yang sedang kamu alami saat ini” dengan begitu konseli
akan merasa nyaman karena ada yang memahaminya. Bentuk empati lainnya
yang dapat saya berikan adalah sentuhan psikologis ketika konseli saat bercerita
dan menangis maka saya dapat memberikan sentuhan psikologis berupa
mengusap tangan konseli.
c. Pertanyaan Persepsi social dalam konseling (Anda membuat contoh pertanyaan-
pertanyaan konseling, minimal 15 pertanyaan pada tiap bagian)
1) Permukaan atas
1. Bagaimana kamu melihat dirimu sekarang?
2. Apa yang kamu sukai dari dirimu?
3. Apa yang kamu ketahui tentang arti pertemanan?
4. Bagaimana kamu melihat lingkungan pertemananmu?
Dalam pertemanan, apa saja hal sudah kamu lakukan bersama temen-
5.
teman?
6. Apa yang tau menenai pergaulan bebas?
7. Dampak apa yang kamu rasakan dari pergaulan bebas?
Apakah kamu mengetahui bahwa pergaulan bebas itu masuk berdampak
8.
negative?
9. Apa yang kamu ketahui mengenai seks?
10. Apakah kamu pernah mendapatkan seks education?
Bagaimana pandanganmu tentang seorang PSK (Pekerja Seks
11.
Komersial)?
12 Apa yang kamu rasakan setelah melakukan seks?
Apakah kamu tau bahwa seseorang yang melakukan seks bebas akan
13.
terjangkit penyakit kelamin?
14. Apa yang kamu ketahui mengenai pertemanan yang sehat?
15. Lingkungan pertemanan seperti apa yang kamu harapka?

2) Permukaan Bawah
1. Bisa dicerikan, bagaimana awal mula anda mengenal lingkungan
pertemanan tersebut?
2. Bagaimana anda merespon ajakan dari lingkungan anda kedalam hal
yang kurang baik?
3. Kapan anda merasa bahwa anda melangkah terlalu jauh kedalam
pergaulan bebas?
4. Sejak kapan kamu melakukan seks bebas?
5. Dampak apa yang kamu rasakan ketika melakukan seks bebas?
6. Apakah kamu pernah memiliki perasaan menyesal setelah melakukan
seks bebas?
7. Menurut kamu, selain faktor lingkungan apa yang membuatmu masuk
kedalam dunia seks?
8. Apakah kamu merasa tertekan ketika melakukan seks bebas demi
mendapatkan uang?
9. Apakah kamu berusaha untuk keluar dari dunia seks tersebut?
10. Upaya apa yang kamu lakukan untuk keluar dari dunia seks?
11. Bagaimana anda merespon lingkungan yang mengetahui bahwa anda
adalah salah satu pekerja seks?
12. Sebelumnya apa kamu sempat melakukan perubahan dalam diri kamu
untuk kembali kejalan yang lebih baik?
13. Perubahan apa yang terjadi pada dirimu?
14. Apakah kamu merasa harus selalu mengikuti life style yang terus
berkembang sehingga kamu rela melakukan pekerjaan seks untuk
mendapatkan uang?
15. Bagaimana perasaan anda setelah anda berhasil menceritakan
permasalahan anda kepada saya?
3) Hubungan social
1. Apa yang kamu ketahui mengenai hubungan social?
2. Sejauh mana hubungan social yang kamu jalani mempengaruhi dirimu?
3. Menurut kamu, apakah lingkungan pertemanan mu masuk kedalam
hubungan social yang baik?
4. Menurut kamu, hubungan social yang baik itu seperti apa?
5. Dampak apa yang kamu rasakan dari hubungan social yang kamu jalin
dilingkungan pertemananmu?
6. Menurut kamu, bagaimana hubungan social antara PSK (Pekerja Seks
Komersil)?
7. Tindakan apa yang kamu lakukan ketika terjerumus kedalam
lingkungan yang mengajak dirimu kedalam dunia seks?
8. Menurut kamu, seberapa penting ketika hubungan social yang kamu
jalin ternyata mempengaruhi life style mu?
9. Menurut kamu, faktor apa yang mempengaruhi PSK melakukan hal
tersebut demi memenuhi gaya hidup di lingkungannya?
10. Bagaimana cara kamu melihat mana lingkungan yang baik untuk dirimu
dan mana yang tidak baik untukmu?
11. Apakah kamu menjalin interaksi social dengan baik?
12 Dalam lingkungan pertemananmu, apakah kamu dihargai ketika
mengutarakan pendapat?
13. Menurut kamu, seberapa penting hubungan social mempengaruhi
dirimu sendiri?
14. Hubungan social bagaimana yang kamu inginkan?
15. Bagaimana cara kamu memilih dan mimilah teman?

4) Hubungan orangtua
1. Coba ceritakan bagaimana masa kecilmu?
2. Apakah kamu dekat dengan orang tuamu?
3. Bagaimana kamu memandang orang tuamu?
4. Apakah orang tuamu mengetahui kebiasaan yang sering kamu lakukan?
5. Apakah orang tua mu memberikan pengenalan terhadap seks education?
6. Untuk sekarang bagaimana hubungan dirimu denga kedua orang tuamu?
7. Menurut kamu, bagaimana jika orang tuamu tau kalau kamu terjerumus
kedalam pergaulan bebas?
8. Respon apa yang kamu harapkan ketika kamu sedang bercerita dengan
orang tuamu?
9. Menurut kamu, seberapa penting peranan seorang orang tua kepada
anak?
10. Ketika kamu melakukan seks bebas, apakah itu dipengaruhi oleh orang
tua mu?
11. Bagaimana perasaan anda, ketika orang tua anda menolak permintaan
atau keinginan anda?
12. Menurut kamu, bagaimana cara menjalin hubungan yang baik denga
orang tua?
13. Menurut kamu, prinsip apa yang harus orang tua terapkan terhadap anak
yang terjerumus kedalam pergaulan bebas?
14. Bagaimana peran orang tuamu didalam keluarga?
15. Apakah kamu menyanyangi kedua orang tuamu?

Anda mungkin juga menyukai