Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ASESMEN DAN PELAKSANAAN

MODIFIKASI PERILAKU

“Penerapan Teknik Self-Management Untuk Mengurangi


Kebiasaan Merokok yang Berlebihan”

Disusun Oleh
Zidan Naufal Januarta - 202110230311306
Adam Bintang Kalvila - 202110230311314
Modifikasi Perilaku Kelas F

Dosen Pengampu: Erinda Dwimagistri S., S.Psi., M.Si


Instruktur/ Asisten Laboratorium: Ageta Nestri Gondhowati

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2023
A. Latar Belakang
Perilaku merokok adalah perilaku yang marak dilakukan oleh kaum pria
bahkan ada juga kaum wanita yang melakukannya. Perilaku merokok bahkan
sudah menjadi kebiasaan oleh cukup banyak orang walaupun orang-orang yang
merokok sudah tau tentang bahaya perilaku merokok. Rokok adalah salah satu
produk konsumsi yang paling umum di seluruh dunia. Meskipun banyak yang
menikmati rokok, sangat penting bagi kita untuk memahami bahwa rokok bukan
hanya sebuah kebiasaan yang merugikan kesehatan individu, tetapi juga memiliki
dampak yang serius terhadap lingkungan tempat kita hidup. Mahsyar (2020)
mengatakan bahwa dalam pengabdian masyarakat ini, kami akan membahas
dengan lebih mendalam mengenai bahaya rokok dan dampaknya terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan (dalam Musfirah et al., 2023). Merokok atau
menghisap tembakau merupakan suatu hal yang kini banyak dijumpai terutama di
indonesia. Banyak motif seseorang untuk melakukan perilaku atau kebiasaan
merokok. Salah satu contoh motif seseorang morokok yaitu karena seseorang
merasa stres, cemas atau depresi. Feldner et al., (2007) berpendapat bahwa
merokok tidak hanya dikaitkan dengan penyakit fisik, tetapi juga dengan berbagai
gangguan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan stres pasca
trauma (dalam Ga Eun Kim, M.-h. K.-J, 2023).
Bahaya merokok tidak hanya dirasakan oleh pelaku merokok itu sendiri
melainkan dapat merugikan orang-orang di sekitarnya yang tidak merokok namun
terpapar asap rokok dari pelaku merokok tersebut. Tidak jarang orang terjangkit
penyakit yang disebabkan oleh kandungan rokok yang berbahaya bahkan dapat
merenggut nyawa seseorang. Rokok telah diidentifikasi sebagai penyebab utama
berbagai penyakit mematikan, termasuk kanker, penyakit paru-paru, dan penyakit
jantung. Suiraoka (2012) mengatakan bahwa nikotin, zat adiktif dalam rokok,
membuat pengguna merasa tergantung pada produk tembakau ini, sehingga sulit
bagi banyak individu untuk berhenti merokok (dalam Musfirah et al., 2023).
Meskipun sudah tertera jelas dalam bungkus rokok mengenai bahan-bahan dan
kandungan rokok tersebut, tetap saja banyak orang yang menghiraukan hal
tersebut dan tetap menghisap rokok. Akibatnya, banyak orang terus menderita
penyakit yang dapat dicegah ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat
bahwa lebih dari 8 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat rokok, dan lebih
dari 7 juta di antaranya adalah korban asap rokok pasif.
Perilaku merokok tidak hanya berdampak bagi kesehatan saja, perilaku
merokok juga dapat mencemarkan lingkungan sekitar yaitu dengan bungkusnya
menjadi sampah dan puntungan rokok juga dapat mencemarkan lingkungan.
Puntung rokok ini mengandung bahan plastik dan bahan kimia berbahaya, dan
mereka dapat mencemari lingkungan dan mengancam satwa liar. Nalle & Asih
(2022) juga mngatakan bahwa bahaya rokok dan dampaknya tidak mengenal batas
negara. Ini adalah masalah global yang memerlukan perhatian dan tindakan dari
seluruh dunia (dalam Musfirah et al., 2023). Terdapat banyak upaya pemerintah
untuk menangani hal tersebut. Meskipun perilaku merokok adalah pilihan setiap
orang, tentu perilaku ini berdampak bagi kesehatan penduduk dan kelestarian
lingkungannya. Faktor lain dari seseorang sulit berhenti merokok adalah seseorang
sudah memiliki mindset jika rokok termasuk dalam kebutukan primer.

B. Metode Asesmen (Font TNR 14 Bold)


1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan
yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang
mewancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara untuk menggali
informasi lebih dalam dengan melakukan sesi tanya jawab.
2. Observasi Systematic
Menurut Ni’matuzzahroh dan Prasetyaningrum (2018) observasi systematic
biasanya disebut juga observasi terstruktur yaitu observasi dimana terdapat
kerangka yang memuat faktor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor
yang diamati. Disebut systematic disini karena lebih menekankan pada segi
frekuensi dan interval waktu tertentu (misalnya setiap 10 menit).
3. Teknik Pencatatan
Teknik pencatatan data yang digunakan pada penelitian ini adalah behaviour
checklist. Behaviour checklist ialah salah satu metode yang mampu
memberikan keterangan mengenai muncul atau tidaknya perilaku yang di
observasi dengan memberikan tanda checklist jika perilaku yang diobservasi
muncul.

No Hari/ Tanggal Durasi Waktu Tempat Metode Asesmen

1. Rabu, 25 30 Menit Kos subjek Wawancara terstruktur


Oktober 2023

2. Kamis, 26 60 Menit Kos subjek Observasi dengan metode


Oktober 2023 pencatatan behavior
checklist

3. Jum’at, 27 60 Menit Warung Kopi Observasi dengan metode


Oktober 2023 Sengkaling pencatatan behavior
checklist

4. Sabtu, 28 60 Menit Kos subjek Observasi dengan metode


Oktober 2023 pencatatan behavior
checklist

C. Hasil Asesmen (Font TNR 14 Bold)


Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan selama 4 hari,
didapatkan hasil bahwa subjek memiliki kecanduan rokok yang berlebihan. Subjek
mulai merokok sejak kelas 6 SD dari yang awal hanya ingin mencoba sekarang
menjadi kecanduan.
Saat praktikan melakukan wawancara, subjek menjelaskan bahwa merokok bisa
membuat subjek tenang dan setelah melakukannya subjek merasa senang. Subjek
juga menjelaskan bahwa dengan merokok yang berlebihan ia merasa bahwa hal
tersebut dapat membuat keuangan subjek menjadi lebih boros.
Sedangkan hasil observasi systematic yang telah dilakukan, subjek tidak bisa
mengontrol dirinya merokok pada saat lagi berkumpul di suatu warung kopi bahkan
jika lagi sendiri. Subjek merasa bingung apa yang harus dilakukan selain merokok.
Subjek pada saat mengerjakan tugas juga harus merokok karena menurutnya dapat
meningkatkan konsentrasi dan fokus.
Dengan teknik pencatatan behaviour checklist dari observasi yang sudah
dilakukan, subjek menunjukkan perilaku menghisap rokok sebanyak 10 batang dalam
sehari. Intensitasnya jika subjek tidak banyak pekerjaan maka semakin sering pula
subjek untuk merokok dan pada saat merokok subjek perlu waktu 30 menit lagi untuk
menyalakan rokok kembali.
Berdasarkan gradik diatas, pada hari ke-1 subjek menghisap rokok sebanyak 10
batang dalam sehari. Selanjutnya pada hari ke-2, subjek menghisap rokok sebanyak
11 batang dalam sehari. Sedangkan pada hari- 3, subjek menghabiskan rokok
sebanyak 8 batang dalam sehari. Lalu pada hari terakhir, subjek menghisap rokok
sebanyak 5 batang dalam sehari.

D. Analisis Hasil Asesmen (Font TNR 14 Bold)


Dari hasil assesment yang telah didapatkan, dapat diketahui bahwa subjek
menunjukkan perilaku merokok sebanyak 10-11 batang dalam sehari. Akan tetapi,
jumlah batang rokok yang dihisapnya tidak selalu sama, tergantung seberapa banyak
aktivitas yang dilakukan oleh subjek. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka
subjek tidak terlalu banyak merokok, tetapi jika tidak banyak aktivitas atau kegiatan
yang dilakukan maka subjek lebih sering merokok. Subjek juga sering merokok pada
malam hari, karena subjek tidak banyak melakukan aktivitas atau kegiatan pada
malam hari.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dapat dianalisis menggunakan teori behavioral
yang dikemukakan oleh B.F Skinner yaitu operant conditioning. Menurut Arifin &
Humaedah (2021) operant conditioning yang dikemukakan oleh Skinner merupakan
sebuah proses belajar dengan mengendalikan semua respon yang muncul agar
cenderung mengulang respon-respon yang diikuti oleh penguatan. Sedangkan
Cormier (1985) berpendapat bahwa teknik ini digunakan untuk membantu subjek
dalam membuat perubahan dengan cara menumbuhkan kemampuan mereka untuk
memodifikasi aspek-aspek lingkungan dan memanipulasikan atau
mengadministrasikan sendiri konsekuensi-konsekuensi yang diinginkan. Terdapat
tiga varian dalam teknik ini yakni pantauan diri (self-monitoring) dengan cara
mencatat sendiri tingkah laku tertentu seperti pikiran, tingkah laku, dan tindakan
tentang dirinya dan interaksinya dengan peristiwa lingkungan. Berikutnya ada
pengendalian stimulus (stimulus control) yaitu pengendalian perilaku sebelum dan
sesudah diberikan stimulus. Lalu yang terakhir, ada penghargaan diri (self-reward)
yaitu pemberian penghargaan baik materi maupun non materi apabila mencapai
tujuan yang diinginkan. Dengan menggunakan pendekatan ini, subjek dapat
mengendalikan perilaku merokok yang berlebihan dalam sehari.
Hasil assesment yang sudah didapatkan tersebut jika dijelaskan menggunakan
ABC, maka peristiwa Ketika subjek merokok yang berlebihan merupakan antecedent.
Subjek menghabiskan rokok sekitar 10 batang rokok atau lebih per harinya
merupakan behaviour. Kemudian, saat subjek tidak bisa mengontrol saat merokok
merupakan consequences.

Sesi Antecedent Behaviour Consequences

Sebelum Modifikasi Subjek berkumpul Subjek menghabiskan Subjek tidak dapat


Perilaku dengan teman yang rokok sekitar 10 mengontrol saat
juga kecanduan batang atau lebih merokok
merokok perharinya
Daftar Pustaka

Arifin, Z., & Humaedah, H. (2021). Application of Theory Operant Conditioning B.F
Skinner’s in PAI Learning: Penerapan Teori Operant Conditioning B.F
Skinner Dalam Pembelajaran PAI. Journal of contemporary Islamic
Education, 1(2), 101-110. https://doi.org/10.25217/cie.vli2.1602
Musfirah Ahmad, D. M. (2023). Building Awareness about the Dangers of Smoking
and Its Impact on the Environment. Journal community service, 156.
Ga Eun Kim, M.-h. K.-J. (2022). The effects of smoking habit change on the risk of
depression–Analysis of data from the Korean National Health Insurance
Service. Journal of Affective Disorders, 294.
Nalle, S., & Asih, J. L. (2022). Efektifitas Alat Peraga Bahaya Rokok Dari Barang
Bekas Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Media Edukasi Dan
Pembelajaran, 1(1), 45–53.
Ni’matuzzahroh, and Susanti Prasetyaningrum. Observasi: Teori Dan Aplikasi Dalam
Psikologi. Malang: UMM Press, 2018.
Cormier, V. F. (1985). Some problems with S, SKS and ScS observations and
implications for the structure of the base of the mantle and the outer
core. Journal of Geophysics, 57(1), 14-22.
Lampiran
 Informed consent
 Lembar pencatatan
 Guideline interview dan observasi
Guideline Wawancara
Aspek Interviewer Interviewee
Fungsi 1. Apa yang membuat anda merokok?
merokok 2. Apa perasaan anda ketika sedang merokok?
3. Bagaimana perasaan anda setelah merokok

Intesitas 1. Ketika sedang merokok anda bisa menghabiskan


Merokok berapa batang dalam sehari?
2. Apakah memang setiap hari anda selalu
menghabiskan berapa batang rokok dalam jumlah
yang sama ?
3. Ketika anda selesai menghabiskan 1 batang rokok,
berapa menit lagi anda untuk merokok lagi?
Tempat 1. Dimana anda biasanya merokok? Ditempat umum
Merokok ataukah dirumah/kos?
Waktu 1. Waktu yang paling sering anda lakukan untuk
Merokok merokok pada waktu kapan?
2. Apakah anda memiliki waktu yang favorit untuk
merokok?

Guideline Observasi
No. Aspek Perilaku yang di Muncul
observasi Tidak muncul
Hari ke- 1 Hari ke- 2 Hari ke- 3 Hari ke- 4

1. Fungsi Subjek merasa lebih


merokok tenang pada saat
merokok. Subjek
merasa lebih tenang
pada saat merokok.
Subjek merasa jika
menghisap rokok
dapat mengurangi
stress.
Subjek akan
mendapatkan ide
pada saat merokok.
2. Intensitas Subjek
Merokok menghabiskan rokok
sekitar 10 batang atau
lebih perharinya.
3. Tempat Subjek merokok di
Merokok tempat umum atau
publik.
4. Waktu Subjek merokok pada
Merokok saat di rumah dan
ketika sedang
berkumpul dengan
teman di luar rumah

Anda mungkin juga menyukai