“STRATEGI PENGEMBANGAN
FUNGSI TERMINAL PENUMPANG TIPE B
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA”
DISUSUN OLEH:
NURAYU YUSUF S
E1A1 22 118
ABSTRACT
Development of the Tembalang region, both on Banyumanik or Tembalang Sub-district,
is grow rapidly. Therefor, evaluation is needed to determine performance of Prof. Soedato, SH,
Street by calculating degree of saturation that based on traffic survey. Then, evaluation of
existing condition of public transportation at present, in term of route performance, facilities and
infrastructure. Then conducted a questionnaire and interview survey in people who lived around
of Prof. Soedarto, SH. street by random sampling to know how about people behaviour on trip
and opinion. Variable used are facilities and infrastructure condition, level of ease, operational
system, trip pattern, desired criteria for public transportation. From that result, designed suitable
feeder system for Prof. Soedarto, SH. Street. Evaluation result show that segment Setiabudi
intersection – Undip Gas Station intersection has degree saturation value ≥ 0,75, so that its
necessary treatment. Feeder system which designed is pedestrian track that would be connected
with feeder transport or bus rapid transit, The main dan branch of new routes of transportation,
which pass through Prof. Soedarto, SH. Street, it’s accordance with Perda no. 14 tahun 2011
tentang RTRW Kota Semarang.
Keywords: feeder system, traffic jam, road performance, sustainable
1
Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012
2
Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012
3
Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012
arah ruas jalan Prof. Soedarto, SH, Tembalang
1579 1,12
Undip 1407
Pagi arah dari Persimpangan SPBU – Bundaran Tugu
Ngesr 1669 1,19
Jl.Prof. ep 1407
Undip masih memiliki nilai kurang dari
Soedarto,SH II Arah
1445 1,03
0,75. Hal ini berarti jalan tersebut masih
Undip 1407
(Persimpangan
Sian
Arah mampu melayani volume kendaraan yang
g
Tirtoagung- Ngesr 1915 1,36 melintas
Persimpangan ep 1407
SPBU) Arah Pada jalan Prof. Soedarto, SH,
1580 1,12
Sor
Undip
Arah
1407
Tembalang ruas Persimpangan Setiabudi –
e
Ngesr 2068 1,47 Persimpangan SPBU Undip adalah kondisi
ep 1407
arah dimana jalan sudah tidak mampu melayai
1430 0,47
Undip 3041 volume lalu lintas. Hal ini disebabkan oleh
Pagi arah
Ngesr 1468 0,48 beberapa hal, antara lain:
Jl.Prof.Soedart
ep
Arah
3041
Kondisi jalan yang sempit sedangkan jumlah
o,SH III 1483 0,49
(Persimpangan Sian
Undip 3041 volume yang besar
Arah
SPBU – g
Ngesr 1678 0,55 Penggunaan badan jalan untuk lahan parkir.
Persimpangan
Sirajudin)
ep
Arah
3041
Penggunaan jalur pedestrian sebagai lahan
1654 0,54
Sor
Undip 3041 pedagang kaki lima.
Arah
e
Ngesr 1975 0,65 Tingginya penggunaan kendaraan pribadi
ep 3041 yang berasal dari wilayah perumahan baik
arah
1210 0,42 dari wilayah perumahan elit ataupun
Undip 2854
Pagi arah
Ngesr 723 0,25
perumahan penduduk biasa.
Jl.Prof.Soedart
ep 2854 Tingginya aktivitas yang terjadi di kawasan
Arah
o,SH III 867 0,30 tembalang, dimana melewati jalan Prof.
Undip 2854
(Persimpangan Sian
Arah Soedarto, SH. Kawasan tembalang menjadi
Sirajudin – g
Ngesr 1000 0,35
Bundaran
Tugu)
ep 2854 wilayah bangkitan dan tarikan, dimana
Arah
Undip 2854
461 0,16 terdapat kawasan pendidikan (Kampus
Sor
e
Arah Universitas DIponegoro, SD Al – Azhar,
Ngesr 773 0,27
ep 2854 SMP 27, dll), kawasan tempat tinggal
(Graha Estetika, Srondol Bumi Indah, dll),
Berdasarkan hasil survey LHR pada kawasan perdagangan (ruko, dan kafe –
Tabel 1 dapat diketahui bahwa jalan Prof. kafe).
Soedarto, SH, pada tabel tersebut dapat Padahal ruas jalan tersebut termasuk
dilihat derajat kejenuhan ruas jalan dari dalam kelas jalan kolektor (rencana fungsi
Persimpangan Setiabudi – Persimpangan jaringan jalan di kota Semarang menurut
SPBU Undip nilai derajat kejenuhan ≥ 0,75, RTRW kota Semarang tahun 2011 Peraturan
bahkan ada yang telah melewati nilai 1. Hal Daerah Kota Semarang No 14 tahun 2011).
ini menandakan bahwa ruas jalan tersebut Jalan kolektor sekunder adalah jalan yang
sudah tidah nyaman atau bahkan tidak dapat menghubungkan kawasan sekunder kedua
lagi memfasilitasi volume kendaraan yang dengan kawasan sekunder kedua atau
melintas. Sedangkan nilai derajat kejenuhan menghubungkan kawasan sekunder kedua
4
Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012
5
Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012
umum. Selama menggunakan akses jalan mengetahui jenisnya akan tetapi mayoritas
Prof. Soedarto, SH Tembalang responden diantar mereka mengaku jarang
berpendapat kondisi lalu lintas di jalan Prof. menggunakannya untuk mobilitas sehari-
Soedarto, SH Tembalang saat ini telah hari meskipun menurut penilaian mereka
macet yang terjadi pada titik-titik tertentu kondisi sarana transportasi umum yang ada
dimana pada titik-titik tersebut terdapat cukup baik. Penilaian yang berbeda mereka
pertemuan antara kendaraan yang melintasi lontarkan terhadap kondisi prasarana yang
jalan Prof. Soedarto, SH dengan kendaraan mereka anggap kondisinya saat ini masih
yang berasal dari simpang yang menuju dinilai kurang baik. Menurut responden
jalan utama Prof. Soedarto, SH Tembalang. kondisi prasarana jalan yang terjadi
Dengan kondisi lalu lintas yang macet, kerusakan di beberapa tempat bisa
responden merasa tidak nyaman dalam mengganggu kenyamanan berkendara.
berkendara sebab kemacatan yang terjadi Responden juga menilai kondisi trotoar di
akan berakibat pada lamanya waktu tempuh jalan Prof. Soedarto, SH Tembalang telah di
dan kenyamanan dalam berkendara. salah gunakan yang seharusnya untuk
Kondisi trayek eksisting yang ada memfasilitasi pejalan kaki tetapi kenyataan
juga belum mendukung transportasi umum yang ada di lapangan digunakan sebagai
yang nyaman, seperti pada angkutan utama tempat berjualan pedagang kaki lima. Untuk
yang ada memiliki jumlah armada yang mengatasi kemacetan yang terjadi responden
sedikit, sehingga jeda antar angkutan di tawari solusi berupa sistem feeder yang
menjadi lama, sedangkan angkutan ranting akan diterapkan di rute akses jalan Prof.
yang ada memiliki kualitas yang kurang Soedarto, SH. Sistem feeder yang
baik, seperti : ketidakpastian rute karena rute ditawarkan antara lain berupa jalur pejalan
ditentukan oleh supir, kemudian waktu kaki yang bebas pedagang kaki lima dan
mengambil penumpang yang lama. Seperti jalur khusus bagi pengguna sepeda sehingga
ditunjukan dalam gambar berikut : pengguna sepeda akan merasa nyaman
ketika melintasi jalan Prof. Soedarto,SH
karena kondisi jalan yang tidak padat lagi
akibat penggunaan sistem feeder yang
optimal. Jalur pejalan kaki dan jalur khusus
bagi sepeda mendapat dukungan yang positf
dari responden, hal ini terlihat dengan
keinginan responden menggunakan solusi
sistem feeder tersebut. Gambaran responden
tersebut dan jalur pejalan kaki yang
diinginkan sebagai feeder terlihat pada
Gambar 3. Trayek angkutan ranting eksisiting
gambar di bawah ini :
Mengenai sarana transportasi umum
yang saat ini beroperasi di jalan Prof.
Soedarto, SH Tembalang mayoritas
responden yang di wawancarai ternyata
6
Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012
7
Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012
Gambar 8. Trayek angkutan feeder Gambar 11. Gambaran halte feeder ideal yang
diinginkan responden
9
Jurnal Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Juni 2012
10