Contoh Penyusunan Skala - Pembuatan Aitem Dan Pilihan Respon
Contoh Penyusunan Skala - Pembuatan Aitem Dan Pilihan Respon
2. Persepsi kontrol perilaku, yaitu persepsi individu tentang seberapa besar ia dapat mengontrol perilakunya.
3. Kognisi tentang hasil, yaitu persepsi individu tentang konsekuensi positif dan negatif dari perilakunya.
Berdasarkan landasan teoritis TPB, intensi mencontek mahasiswa dapat didefinisikan sebagai konstruk unidimensi yang terdiri dari tiga aspek,
yaitu norma subjektif, persepsi kontrol diri, dan sikap terhadap perilaku.
1. Norma subjektif adalah keyakinan seseorang bahwa orang-orang yang penting baginya akan menyetujui atau tidak menyetujui perilaku
tertentu. Dalam konteks mencontek, norma subjektif dapat diukur dengan menggunakan aitem-aitem yang menanyakan tentang persepsi
mahasiswa tentang persepsi orang-orang penting dalam hidupnya terhadap mencontek. Contoh aitem untuk mengukur norma subjektif
mencontek:
a. Saya pikir orang tua saya akan menyetujui jika saya mencontek.
b. Saya pikir teman-teman saya akan menyetujui jika saya mencontek.
c. Saya pikir dosen saya akan menyetujui jika saya mencontek.
2. Persepsi kontrol diri adalah keyakinan seseorang bahwa dia mampu atau tidak mampu melakukan perilaku tertentu. Dalam konteks
mencontek, persepsi kontrol diri dapat diukur dengan menggunakan aitem-aitem yang menanyakan tentang persepsi mahasiswa tentang
kemampuannya untuk mencontek.
Contoh aitem untuk mengukur persepsi kontrol diri mencontek:
a. Saya yakin saya bisa mencontek dengan sukses.
b. Saya yakin saya bisa menghindari ketahuan saat mencontek.
c. Saya yakin saya bisa mencontek tanpa merasa bersalah.
3. Sikap terhadap perilaku adalah penilaian seseorang terhadap perilaku tertentu. Dalam konteks mencontek, sikap terhadap perilaku
dapat diukur dengan menggunakan aitem-aitem yang menanyakan tentang persepsi mahasiswa tentang mencontek. Contoh aitem untuk
mengukur sikap terhadap perilaku mencontek:
a. Saya pikir mencontek adalah perilaku yang tidak etis.
b. Saya pikir mencontek adalah perilaku yang tidak jujur.
c. Saya pikir mencontek adalah perilaku yang merugikan orang lain.
Penelitian-penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi intensi mencontek, seperti norma
subjektif, persepsi kontrol diri, dan sikap terhadap perilaku. Norma subjektif adalah keyakinan seseorang bahwa orang-orang yang penting
baginya akan menyetujui atau tidak menyetujui perilaku tertentu. Persepsi kontrol diri adalah keyakinan seseorang bahwa dia mampu atau tidak
mampu melakukan perilaku tertentu. Sikap terhadap perilaku adalah penilaian seseorang terhadap perilaku tertentu.
Definisi
Konstruk Dimensi Aspek Perilaku penanda Aitem Favourable Aitem Unfavourable
teori
Persepsi 1. Individu yang 1. Saya percaya bahwa saya 1. Saya percaya bahwa meskipun
kontrol percaya bahwa dapat mencontek tanpa saya dapat mencontek pada
perilaku mereka pandai tertangkap. akhirnya suatu saat pasti bisa
mencontek mencontek, tertangkap.
mungkin akan 2. Saya percaya bahwa saya 2. Saya percaya bahwa saya sulit
lebih cenderung dapat mengendalikan mengendalikan perilaku
untuk perilaku mencontek saya mencontek saya sendiri.
mencontek. sendiri.
2. Individu yang
merasa tertekan
untuk
mendapatkan
nilai yang baik,
mungkin akan
lebih cenderung
untuk
mencontek.
2. Individu yang
percaya bahwa
mencontek akan
membantu
mereka untuk
lulus ujian,
mungkin akan
lebih cenderung
untuk
mencontek.
Definisi
Konstruk Dimensi Aspek Perilaku penanda Persentase
teori
Intensi Unidimensi, yaitu Persepsi norma 1. Individu yang melihat teman-teman mereka 20%
mencontek intensi mencontek subjektif mencontek, mungkin akan lebih cenderung untuk
mencontek mencontek sendiri.
TPB
2. Individu yang berasal dari budaya yang menganggap
mencontek sebagai hal yang umum, mungkin akan
lebih cenderung untuk mencontek sendiri.
Intensi Unidimensi, yaitu Persepsi norma 1. Individu yang percaya bahwa mereka pandai 20%
mencontek intensi mencontek subjektif mencontek, mungkin akan lebih cenderung untuk
mencontek mencontek.
TPB
2. Individu yang merasa tertekan untuk mendapatkan
nilai yang baik, mungkin akan lebih cenderung untuk
mencontek.
Intensi Unidimensi, yaitu Persepsi kontrol 1. Individu yang percaya bahwa mereka akan 20%
mencontek intensi mencontek perilaku mencontek mendapatkan nilai yang lebih baik jika mereka
mencontek, mungkin akan lebih cenderung untuk
TPB mencontek.
Intensi Unidimensi, yaitu Kognisi tentang 1. Individu yang melihat teman-teman mereka 20%
mencontek intensi mencontek hasil negatif mencontek, mungkin akan lebih cenderung untuk
mencontek mencontek sendiri.
TPB
2. Individu yang berasal dari budaya yang menganggap
mencontek sebagai hal yang umum, mungkin akan
lebih cenderung untuk mencontek sendiri.
Total 100%
F. Pemilihan Rentang Respon Skala
Item-item skala intensi mencontek pada mahasiswa ini dirancang untuk digunakan dalam tujuan mengukur perilaku penanda mencontek. Aitem-
aitem skala tersebut harus dijawab dengan menggunakan skala Likert, dari rentang respon 1 (sangat tidak sesuai) hingga 5 (sangat sesuai).
Skala Likert digunakan untuk mengukur persepsi, sikap, atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena
sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Skala intensi mencontek pada mahasiswa ini terdiri dari serangkaian
pernyataan yang dijawab oleh responden dengan menggunakan skala numerik, biasanya dari 1 (sangat tidak sesuai) hingga 5 (sangat sesuai).
Dalam konteks mengukur perilaku penanda mencontek, skala Likert memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1. Mudah digunakan dan dipahami oleh responden. Responden hanya perlu memberikan penilaian numerik pada setiap pernyataan.
2. Mampu mengukur intensitas persepsi, sikap, atau pendapat responden. Responden dapat memberikan penilaian yang lebih akurat
tentang intensitas persepsi, sikap, atau pendapat mereka dengan menggunakan skala numerik.
3. Mampu menghasilkan data yang dapat dianalisis secara statistik. Data dari skala Likert dapat dianalisis menggunakan berbagai
metode statistik, seperti analisis regresi dan analisis korelasi.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa skala Likert dengan rentang 1 (sangat tidak sesuai) hingga 5 (sangat sesuai) digunakan untuk
mengukur perilaku penanda mencontek:
1. Rentang skala ini cukup luas untuk mengukur intensitas berbagai perilaku penanda. Misalnya, untuk mengukur persepsi norma
subjektif mencontek, responden dapat memberikan penilaian dari 1 (sangat tidak setuju) jika mereka percaya bahwa mencontek adalah
hal yang sangat tidak umum dilakukan orang lain, hingga 5 (sangat setuju) jika mereka percaya bahwa mencontek adalah hal yang sangat
umum dilakukan orang lain.
2. Rentang skala ini mudah dipahami oleh responden. Responden dapat dengan mudah memahami apa yang dimaksud dengan setiap
titik pada skala.
3. Rentang skala ini dapat menghasilkan data yang dapat dianalisis secara statistik. Data dari skala Likert dengan rentang 1 (sangat
tidak sesuai) hingga 5 (sangat sesuai) dapat dianalisis menggunakan berbagai metode statistik, seperti analisis regresi dan analisis
korelasi.
Daftar pustaka
Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50(2), 179-211.
Ajzen, I., & Fishbein, M. (1980). Understanding attitudes and predicting social behavior. Englewood Cliffs, Prentice-Hall.
Arikunto, S. (2010). Manajemen pendidikan. Rineka Cipta.
Banas, J. R., & colleagues. (2010). The theory of planned behavior and cheating among college students. Journal of Applied Social
Psychology, 40(11), 2766-2780.
Doddy Hartanto. (2012). Menyontek: Masalah, faktor, dan solusi. Gramedia.
Nugroho, A. W. (2016). Menyontek: Problematika dan solusi. Deepublish.
Samiroh, S., & Muslimin, M. (2015). Perilaku menyontek siswa: Faktor-faktor yang mempengaruhi dan upaya pencegahannya. Jurnal
Pendidikan UNS, 2(1), 1-10.
Syah, M. (2010). Psikologi pendidikan. Remaja Rosdakarya.
Wibowo, A. (2016). Mengatasi perilaku menyontek pada siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 6(1), 1-10.