Laporan KP RAFIE ALBAIHAQI R

PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK SEBAGAI PELAKSANA
PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG

LABORATORIUM TERPADU MULTI
MATRA ISI SURAKARTA
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Kerja Praktik Ini Dibuat dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktik di Program Studi D-III Teknik Sipil
Politeknik Negeri Banyuwangi
Oleh:
RAFIE ALBAIHAQI RAMADHAN
NIM. 362122401115
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III

JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2023
---Halaman Ini Sengaja Dikosongkan---
2
MATRA ISI SURAKARTA
Kerja Praktik Ini Dibuat dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktik di Program Studi D-III Teknik Sipil
Politeknik Negeri Banyuwangi
Oleh:
NIM. 362122401115
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III

JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2023
i
ii
HALAMAN PENGESAHAN

MATRA ISI SURAKARTA
Oleh :
NIM. 362122401115
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing

Pada tanggal : ………....................
Pembimbing Lapangan, Dosen Pembimbing Kerja Praktik,
I Wayan Adi Pratama,S.Tr.SPL Enes Ariyanto Sandi, S.T., M.M

Site Manajer NIPPPK. 197108272021211002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil, Ketua Program Studi D3-Teknik Sipil,
Ir. Wahyu Naris Wari, S.T., M.T. I Ketut Hendra Wiryasuta S.T., M. T.
NIP. 198612312019032016 NIP. 199202022019031027
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, yang telah
memberikan taufiq dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kerja Praktik ini dengan baik dan tanpa halangan suatu apapun. Tujuan
utama kerja praktik ini adalah untuk memantapkan teori dan praktik yang telah
dipelajari dikampus dan dapat diselesaikan dan diaplikasikan di lapangan. Tidak
lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan ini yaitu :
1. Kedua orang tua penulis yang senantiasa memberikan doa dan dukungan
secara moril dan materil sehingga proposal dapat terselesaikan.
2. M. Shofi'ul Amin, S.T., M.T. Selaku Direktur Politeknik Negeri
Banyuwangi.
3. Ir. Wahyu Naris Wari, S.T., M.T. Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Banyuwangi.
4. I Ketut Hendra Wiryasuta, M.T. Selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Sipil
Politeknik Negeri Banyuwangi.
5. Eva Olivia Hutasoit, S.T., M.T. Selaku Koordinator Kerja Praktik Program
Studi Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi,
6. Enes Ariyanto Sandi, S.T., M.T. Selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktik,
7. PT. WIDYA SATRIA selaku perusahaan tempat pelaksanaan Kerja Praktik.
Penulis menyadari terdapat berbagai kekurangan dalam penulisan laporan

ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan dan menjadikan laporan ini menjadi lebih
baik. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya.
Banyuwangi, Oktober 2023
Penulis
v
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................2
1.3 Batasan Masalah .............................................................................................2
1.4 Tujuan Kerja Praktik.......................................................................................2
1.5 Manfaat Kerja Praktik.....................................................................................2
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................3
2.1 Sejarah Perusahaan .........................................................................................3
2.2 Visi dan Misi Perusahaan ...............................................................................5
2.3 Struktur Organisasi .........................................................................................5
2.4 Tugas dan Wewenang Personil Proyek ..........................................................7
2.5 Data Pembimbing Lapangan.........................................................................22
BAB 3 METODE PELAKSANAAN ................................................................23
3.1 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik ...............................................................23
3.2 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik .............................................................23
3.3 Tugas dan Kewajiban Peserta Kerja Praktik ..............................................24
3.4 Jadwal Pelaksanaan .....................................................................................24
BAB IV HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK .................................29
4.1 Informasi Singkat Tempat Kerja Praktik ...................................................29
4.2 Hasil Kerja Praktik .......................................................................................29
4.3 Hambatan dan Solusi ....................................................................................59
vii
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 61
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 61
5.2 Saran ..................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 63
LAMPIRAN………………………………………………………………………
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo PT. WIDYA SATRIA ………………………………. 3

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. WIDYA SATRIA…………….… 6
Gambar 2.3 Tim Terpadu PT. WIDYA SATRIA ……………………… 7
Gambar 2.4 Pembimbing Lapangan ………….………………………… 22
Gambar 3.1 Lokasi Proyek ………………………………………….… 23
Gambar 4.1 Tampak Atas Pondasi F1……………….………………… 29
Gambar 4.2 Tampak Atas Pondasi F2…………...…………………….. 30
Gambar 4.3 Tampak Atas Pondasi F3………...……………………….. 30
Gambar 4.4 Detail Pondasi F1………………….………………………. 31
Gambar 4.7 Denah Pondasi Footplat………………………………………… 32
Gambar 4.8 Flowchart Pekerjaan Pondasi …………………………..….. 33
Gambar 4.9 Tes Slump Pengecoran Pondasi …………………………..….. 35
Gambar 4.10 Denah Kolom dan Balok Sloof …………………..………. 36
Gambar 4.11 Denah Kolom dan Balok Ring …………………..………. 37
Gambar 4.12 Detail Kolom K1 ………………………………………….. 37
Gambar 4.13 Detail Kolom K1a ……………………………….……….. 38
Gambar 4.16 Detail Balok Sloof S1 ………………….………………….. 39
Gambar 4.17 Detail Balok Sloof S2 ………………….………………….. 40
Gambar 4.18 Detail Balok Ring B1…………………………………….. 40
Gambar 4.25 Detail Balok Ring B10……………………………..…….. 44
ix
Gambar 4.26 Flowchart Pekerjaan Kolom dan Balok……………………. 44
Gambar 4.27 Penembakan Titik ………………………….………………. 45
Gambar 4.28 Pembesian Balok……………………………………………. 46
Gambar 4.29 Pemasangan Perancah ………………………………………. 47
Gambar 4.30 Pemasangan Bekisting Balok ………………………………. 48
Gambar 4.31 Pengecoran Balok…………………………..…………..…… 48
Gambar 4.32 Pembongkaran Bekisting Kolom…………..……………….. 49
Gambar 4.33 Denah Pelat Lantai 1……………………………..…………. 50
Gambar 4.34 Detail Pelat Lantai 1…………………………….…………... 50
Gambar 4.35 Flowchart Pekerjaan Pelat Lantai ……………….…………. 50
Gambar 4.36 Pengecoran Pelat………………….…………………………. 53
Gambar 4.37 Denah Tangga Tipe A Lantai 1…………….………………..
Gambar 4.38 Detail Pelat Lantai 1…………………………………………. 54
Gambar 4.39 Flowchart Pekerjaan Tangga …………..……………………. 55
Gambar 4.40 Pemasangan Bekisting Tangga……………………………… 56
Gambar 4.41 Pembesian Tangga…………………………………………… 57
Gambar 4.42 Pengecoran Tangga………………………………………….. 58
Gambar 4.43 Kolom Yang Mengalami Segregasi………………………… 59
Gambar 4.44 Pekerja Tidak Menggunakan K3…………………………… 60
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan……………………………………………. 25

Tabel 3.2 Uraian Jadwal Pelaksanaan……………………………………. 26
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Administratif

a) Surat Permohonan Kerja Praktik dari Lembaga
b) Surat Balasan Penerimaan Kerja Praktik dari Perusahaan
c) Surat Pengantar Kerja Praktik
d) Surat Keterangan Selesai Kerja Praktik
e) Kartu Kendali Kerja Praktik
f) Laporan Harian Kerja Praktik
Lampiran 2: Data Pendukung Proyek
a) Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
b) Gambar Kerja (Shop Drawing)
xiii
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di era masa kini banyak sekali proyek pembangunan gedung-gedung di
dalam kampus atau universitas untuk menambah ruang kelas. Penambahan ruang kelas
dilakukan untuk menambah sarana dan prasarana, serta melengkapi fasilitas bagi
mahasiswa. Dalam perwujudan pembangunan gedung tersebut terdapat suatu masalah
penting yaitu bagaimana proyek tersebut dapat terwujud atau terlaksana dengan
baik hingga selesai. Suatu pelaksanaan proyek pembangunan konstruksi gedung
yang tidak mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku akan banyak
menimbulkan masalah. Oleh karena itu perlu dibuat suatu perencanaan yang
matang agar proyek tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
Dalam membuat suatu perencanaan yang matang diperlukan tenaga
kerja yang terampil dibidangnya. Salah satu cara untuk memperoleh tenaga kerja
yang terampil dibidangnya maka perlu dilakukan kerja praktik bagi para mahasiswa
yang merupakan calon-calon penerus pembangunan bangsa. Kerja praktik
dilakukan untuk membandingkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan yang
ada di lapangan. Kerja praktik merupakan langkah awal untuk memasuki dunia kerja
yang sebenarnya. Dengan bimbingan pembimbing lapangan mahasiswa dapat
menambah pengetahuan dan kemampuan melalui pengamatan dalam proyek.
Dalam kerja praktik yang dilakukan pada proyek pembangunan Gedung
Laboratorium Terpadu Multi Matra Isi Surakarta posisi yang diambil adalah
sebagai pelaksana. Dikarenakan peran pelaksana sangat penting untuk membantu
kelancaran progres pembangun proyek dan tenaga pelaksana sangat dibutuhkan
dalam proyek ini. Pelaksana dalam proyek pembangunan Gedung Laboratorium
Terpadu Multi Matra Isi Surakarta memiliki tugas untuk melaksanaan tahapan dan
metode pelaksanaan dengan tetap memastikan tercapainya target konstruksi sesuai
jadwal rencana dengan selalu memperhatikan persyaratan teknis dan K3.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil topik bahasan “Pelaksanaan Kerja
Praktik Sebagai Pelaksana Proyek Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu
Multi Matra ISI Surakarta”.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat diambil rumusan masalah,
bagaimana pelaksanaan sebagai pelaksana pada proyek Pembangunan Gedung
Laboratorium Terpadu Multi Matra ISI Surakarta?
1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang dibahas dalam laporan kerja praktik ini
yaitu:
1. Membahas pekerjaan struktur bawah (pondasi dan balok sloof).
2. Membahas pekerjaan struktur atas (kolom di lantai 1, balok ring lantai 1,
pelat lantai 1, tangga lantai 1).
1.4 Tujuan Kerja Praktik

Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktik adalah untuk mengetahui
pelaksanaan sebagai pelaksana pada proyek Pembangunan Gedung Laboratorium
Terpadu Multi Matra ISI Surakarta
1.5 Manfaat Kerja Praktik

Adapaun manfaat yang di dapat dari kerja praktik sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan melihat secara langsung metode atau
teknis pelaksanaan proyek konstruksi.
2. Mahasiswa mampu menerapkan ilmu baik teori maupun praktik yang
telah didapat dari kampus untuk kemudian di aplikasikan di proyek.
3. Mahasiswa mampu mengetahui tugas dan tanggung jawab seorang
pelaksana lapangan pada proyek konstruksi.
4. Memberikan wawasan terhadap kondisi nyata suasana kerja di
proyekdan dapat membiasakan diri ber adaptasi dengan dunia proyek.
2
BAB 2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
Gambar 2 1 Logo PT. WIDYA SATRIA

(Sumber: Data PT. WIDYA SATRIA)
PT. WIDYA SATRIA adalah wujud Perusahaan Jasa Konstruksi yang

dibangun dari hasil kerja keras, kesungguhkan dan ketekunan. PT. WIDYA
SATRIA didirikan pada tanggal 1 Desember 1983 Di Surabaya, dengan basis
operasional di Wilayah Indonesia. Dalam jangka menengah dan jangka Panjang
diharapkan dapat memperluas basis operasionalnya ke regional maupun
internasional. Dengan mengimplementasikan Sistem Managemen Mutu,
SMK3, Managemen Lingkungan dan Managemen Anti Penyuapan, PT. WIDYA
SATRIA memiliki komitmen untuk menjalankan proses bisnis dengan
berprinsip kepada kebijakan mutu PT. WIDYA SATRIA, yaitu: “TANGGUH
& DAPAT DIPERCAYA” yang bermakna: Profesional, Kreatif, Mandiri dan
Pantang Menyerah. Serta Jujur, Cerdas, Komit, Konsisten dan Adil.Dengan
landasan tersebut PT. WIDYA SATRIA akan selalu berusaha memberikan Jasa
Konstruksi yang memenuhi harapan pelanggan dan pihak – pihak terkait, melalui
mekanisme peningkatan berkelanjutan untuk mencapai sasaran mutu yang
telahditetapkan.
Proyek Gedung yang telah dikerjakan oleh PT. WIDYA SATRIA ini
diantaranya sebagai berikut:
1. Pembangunan Ruang Intensif Terpadu (Ruang Operasi,
3
Ruang ICU, Ruang IRD) RSU Dr. Saiful Anwar Malang
2. Pembangunan Gedung Asrama Diklat 2 (Dua) Lantai di
BadanPendidikan dan Pelatihan
3. Pembangunan Gedung SDN 023 Tarakan
4. Pembangunan Gedung Dinas Pertanian dan Kesehatan Kab. Gresik
5. Pembangunan Gedung D IV Mitra Spesialis
6. Pembangunan Pengembangan dan Renovasi Kantor Gubernur
7. Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi, Jawa Timur
8. Pekerjaan Struktur dan ME Pembangunan Gedung Operasional
PabrikTuban.
9. Pengembangan Kampus BP2IP Surabaya Tahap IV
10. Pembangunan Gedung Kantor BNN
Keberhasilan dalam mengerjakan beberapa proyek tersebut,
mendorong perusahaan untuk terus mengembangkan kemampuan secara
mandiri sebagai perusahaan multidisiplin profesional. PT. WIDYA SATRIA
yang terletak di Jl. Ketintang Permai Blok BB – 20, Surabaya, Jawa Timur ini
sedang mengerjakan proyek pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi Matra
ISI Surakarta yang dimulai pada tanggal 28 April 2023 dengan nilai kontrak
proyek tersebut sebesar Rp 54.814.096.000,00.
Adapun bidang pelayanan dari PT. WIDYA SATRIA, yaitu:
1. Bangunan Gedung
a. Konstruksi gedung pendidikan.
b. Konstruksi gedung kesehatan.
c. Konstruksi gedung hunian.
d. Konstruksi gedung perkantoran.
e. Konstruksi gedung tempat hiburan dan olahraga.
2. Bangunan Sipil
a. Konstruksi bangunan sipil jalan.
b. Konstruksi bangunan sipil fasilitas olahraga.
c. Konstruksi bangunan sipil pengolahan air bersih.
d. Konstruksi bangunan sipil prasarana dan sarana sistem pengolahan
limbah padat, cair, dan gas.
4
e. Konstruksi bangunan prasarana sumber daya air.
f. Konstruksi jaringan irigasi dan drainase.
g. Konstruksi bangunan sipil jembatan jalan layang, flyover dan
underpass.
2.2 Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi
a. Memberikan Jasa Konstruksi yang memenuhi harapan konsumen
dan pihak – pihak terkait.
b. Meningkatkan proses bisnis yang melalui mekanisme peningkatan
berkelanjutan.
c. Mencapai sasaran mutu yang telah ditetapkan disetiap proses bisnis
inti dan melakukan evaluasi secara periodik.
2. Misi
a. Memberikan Jasa dalam Bidang Konstruksi secara professional
dan estetik.
b. Peningkatan Kinerja (Efisiensi dan Efektisitas) Perusahaan dalam
rangka peningkatan benefit dan value bagi konsumen dan
stakeholder.
2.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi salah satu sistem yang digunakan untuk
mendefinisikan hieraki dalam sebuah oerganisasi dengan tujuan menetapkan cara
sebuah organisasi dapat beroperasi, dan membantu organisasi tersebut dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi berfungsi untuk
menjelaskan jalur hubungan diantara anggotanya. Supaya penyelesaian
pekerjaan lebih efektif.
Struktur organisasi sangat penting dalam sebuah perusahaan untuk
memudahkan pembagian tugas guna memberikan batasan-batasan dalam
lingkup pekerjaan. Organisasi yang dimaksud secara sederhana dapat diartikan
sebagai suatu kesatuan yang merupakan suatu wadah atau sarana untuk
mencapai tujuan atau sasaran organisasi dengan memiliki banyak faktor yang
5
melandasi diantaranya kuantitas dan kualitas anggota, hubungan kerja, spesialis
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan spesialisasi anggota masing-
masing.
Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu kumpulan beberapa
individu yang saling bekerja sama sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya
serta berhubungan baik untuk mencapai tujuan yang sudah telah ditetapkan.
Fungsi utama dari organisasi ini adalah sebagai sarana mencapai tujuan
bersama, mengatur tentang hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas.
Struktur organisasi perusahaan dari PT. WIDYA SATRIA dapat dilihat pada
Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. WIDYA SATRIA

Setiap proyek besar yang dikerjakan oleh suatu perusahaan pasti

memiliki struktur organisasi proyek yang jelas. Hal ini bertujuan agar
pengerjaan proyek dapat lebih tertata dengan pembagian tugas dan wewenang
yang terorganisir. Pengelompokan tugas dan wewenang juga menjadi hal yang
penting dengan disesuaikan pada posisi setiap individu. Hal ini bertujuan untuk
menghindari tumpang tindih wewenang serta keracuan tugas di setiap bagian
organisasinya. Berikut ini adalah Tim Terpadu Proyek Pembagunan Gedung
Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta.
6
Gambar 2.3 Tim Terpadu PT. WIDYA SATRIA
2.4 Tugas dan Wewenang Personil Proyek

Tugas dan wewenang tersebut bertujuan untuk mengontrol serta
mengelola sumber daya manusia agar sistematis, sehingga perusahaan dapat
beroperasi dengan baik dan sesuai pada visi serta misinya. Pembagian tugas dan
wewenang diberikansesuai dengan jabatan atau posisinya didalam struktur
organisasi persusahaan tersebut. Tugas dan wewenang masing-masing posisi
yang ada di Struktur Organisasi Proyek PT. WIDYA SATRIA pada
Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta sebagai
berikut:
1. Direktur Utama
Direktur utama mempunya tugas mengoordinasikan, mengawasi serta
7
memimpin manajemen perseorangan dan memastikan semua kegiatan uasaha
perseorangan dijalankan sesuai dengan visi, misi, dan nilai perseorangan
(manner 2010). Adapun wewenang seorang yang menjabat sebagai direktur
perusahaan memiliki tugas sebagai berikut:
1. Mengelola bisnis dan menyusun strategi bisnis untuk kemajuan
perusahaan.
2. Melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan di perusahaan
sehingga seluruh kinerja karyawan bisa ditingkatkan atau
dipertahankan.
3. Menentukan dan memilih staf – staf yang membantu dalam
perusahaan.
4. Menyetujui anggaran belanja perusahaan
5. Mengirim laporan secara rutin ke para pemegang saham.
6. Melakukan pengadaan rapat dengan semua jajaran pada
perusahaan tersebut.
7. Menerapkan visi misi perusahaan.
2. Direktur Teknik
Direktur Teknik mempunyai tugas mengatur, memimpin, mengawasi,
mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan – kegiatan dibagian Perencanaan
Teknik, Bagian Produksi dan Bagian Distribusi (handoko, 2003). Wewenang
dan Tugas Direktur Teknik, yaitu:
1. Merumuskan perencanaan serta mengendalikan program – program
di bagian perencanaan Teknik, bagian produksi dan bagian distribusi.
2. Merumuskan kebijaksanaan dan mengendalikan proyel – proyek fisik
bidang Teknik yang ditandatangani perusahaan.
3. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan evaluasi sesuai bidang
tugas.
4. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh direktur utama
sesuai dengan bidangtugasnya.
3. Direktur Administrasi dan Keuangan
Direktur Administrasi dan keuangan mempunyai tugas mengarahkan
kebijakan terkait pengelohan keuangan, aset dan admininstrasi (selfiaya, 2018).
8
Adapun wewenang menjadi Direktur Admininstras dan Keuangan mempunyai
tugas sebagai berikut:
1. Mengarahkan rumusan kebijakan dalam pengelolahan keuangan,
aset, K3LH dan administrasipersonil.
2. Mengendallikan agar seluruh unit usaha dan wilayah kerja
perusahaan mematuhi rencana anggaran yang telah disetujui.
3. Mengelola ketersediaan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
kegiatan oprasional daninvertasi.
4. Mengoptimalkan persediaan material.
5. Menetapkan Langkah – Langkah untuk mengurangi dan
menanggulangi berbagai jenis risiko finansial perusahaan.
4. Operasional
Staff operasional adalah memastikan bahwa operasional kantor
berjalan dengan lancar, staff operasional akan bertanggung jawab untuk
mematikan sarana dan prasarana kantor yang mengalami kerusakan agar bisa
segera diperbaiki. Berikut tugas dari operasional di proyek pembangunan Gedung
Lab. Terpadu Multi Marta ISI Surakarta sebagaiberikut:
1. Membuat anggaran untukproyek.
2. Membuat laporan untuk COO.
3. Memeriksa setiap prosesperusahaan.
4. Merancang kebijakan baru.
5. Menyelesaikan analisisdata.
6. Melacak inventaris.
7. Membuat hubungan interaksi perusahaan dengan pemangku
kepentingan eksternal.
8. Merekrut staf baru
9. Mendukung pelatihan dan pengembangan proyel perusahaan
5. Teknik
Seorang Teknik memperlajari tentang proses dan cara merancang
mensupervisi pembangunan infrastruktur. Berikut tugas dari seorang Teknik di PT.
WIDYA SATRIA sebagai berikut:
1. Membuat perencaaan kegiatan operasional Engginerering.
9
2. Merecankan sasaran dan program kerja engineering (memahami
dokumen kontrak, shopdrawing, as built drawing, approval
engineering.
3. Mengatur kegiatan operasional engineering.
4. Membantu mengkoordinasikan penetapan sistem atau teknologi
kontruksi baru yang akandiimplementasikan.
5. Melakukan koordinasi dengan site manager dan MEP terkait
pekerjaan engineering dengan persetujuan Atasan.
6. Melakukan koordinasi dengan pihak eksternal (pemilik proyek/
wakil, konsultan)
7. Menkoordinir rekaman pasif dan laporan akhhir proyek untuk
diserahkan ke kantor pusat sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
8. Melaksanakan isi dokumen kontrak kerja dalam lingkup tugas dan
tanggungjawabnya.
9. Mengendalikan pembuatan shop drawing meliputi struktural,
arsitektur dan landscape sesuai dengan jadwal
10. Mengantisipasi setiap masalah yang timbul selama proses kegiatan
engineering berlangsung terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
6. Keuangan dan umum
Staf keuangan bertugas pengawasan kredit, pembayaran tagihan
hingga pembelian aset. Berikut tugas seorang keuangan di PT WIDYA
SATRIA sebagai berikut:
1. Menyusun rencana anggaran dan biaya (RAB) untuk setiap kegiatan.
2. Bertanggungjawab terhadap pengelolahan pengadaan, dan
pembayaran.
3. Mengelola tim administrasi dan keuangan agar dapat mendukung
berjalannya kegiatan.
4. Memastikan proses administrasi berjalan sesuai SOP.
5. Bekerjasama dengan tim keseluruhan proyek dan pihak eksternal.
6. Membuat laporan keuangan dan laporan pajak yang dibutuhkan
proyek.
10
7. Berkoordinasi dengan tim audit (internal/eksternal) dalam penyiapan
dokumen, memberikan keterangan dan menindaklanjuti temuan
audit.
8. Bertanggung jawab terhadap kegiatan pengelolahan dana yang
diantaranya pencatatan, penerimaan, pengeluaran dan pelaporan.
7. Admininstrasi Pemasaran
Admin marketing bertanggung jawab untuk merencanakan dan
melaksanakan srategi pemasaran untuk menjangkau pelanggan baru dengan
anggaran yang efisien. Berikut tugas seorang administrasi pemasaran di PT.
WIDYA SATRIA sebagai berikut:
1. Mengurus data penjualan.
2. Mengecek ualng hasil input data.
3. Membuat laporan akhir bulan berupa faktur penjualan dan tagihan
4. Melakukan kegiatan administrasi dan pengarsipan.
5. Mengelola databasecustomer
6. Promosi dan direct mailpelanggan.
7. Melakukan proses penjualan
8. Estimasi
Estimator atau perencanaan biaya, memiliki tugas dan tanggungjawab
untuk memperkiran biaya proyek konstruksi yang direncanakan dalam hal
tenaga kerja, peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Berikut tugas seorang
estimator di PT. WIDYA SATRIA sebagai berikut:
1. Menganalisis pekerjaan.
2. Menetapkan proses produksi.
3. Memilih alat dan bahan sesuai spesifikasi pekerjaan
4. Menetapkan spesifikasi pekerjaan harga bahan.
5. Menetapkan harga pokok pokok.
6. Memberikan alternatif harga kepada pimpinan.
7. Melakukan perhitungan MTO (material take off) dan Bill of Quantity
(BOQ) untuk kepeluan proyek.
8. Membantu membuat surat penawaran atau dokumen proposal lain
untuk keperluan terder.
11
9. Melakukan pengadministrasian dokumen – dokumen berkaitan
dengan hasil estimasi proyek yang sudah dikerjaan dalam jangka
waktu yang sudah dikerjaan dalam jangka waktu tertentu sesuai
dengan keetentua yang berlaku sebagai dokumen arsip jika suatu saat
nanti diperlukan.
9. Logistic
Staf logistic melakukan distribusi produk dan memastikan sampai ke
tangan konsumen dengan benar. Melakukan penyimpanan item atau stock
barang yang masuk maupun keluar dari Gudang. Berikut tugas seorang Logistik di
PT. WIDYA SATRIA sebagai berikut:
1. Menyediakan barang yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek.
2. Menentukan dan mengelola lokasi penyimpanan.
3. Mencatat barang yang keluar masuk dari tempat penyimpanan
4. Membuat label pada setiapbarang
5. Membuat dan Menyusun berita acara dan berbagai dokumen terkait.
6. Memastikan distribusi barang berjalan dengan baik.
7. Mengelola tempatpenyimpanan.
8. Menentukan sistem logistic suatu perusahaan.
9. Melaksanakan serta mengendalikan proses penyimpanan barang.
10. Mendistribusikan produk sampai ke tangan konsumen.
11. Melayani dan memberikan informasi terkait data inventaris gudang
10. Manager Proyek
Manager proyek adalah seorang memegang peran penting dalam
perencanaan, eksekusi pengawasan, pengendalian, dan juga penutupan proyek.
Berikut tugas sebagai seorang manager proyek di PT. WIDYA SATRIA
sebagai berikut:
1. Membuat proyek diawali dengan pemeriksaan kelayakan, Menyusun
anggaran, tim sukses, hingga pengolahan sumber daya.
2. Melaksanakan berbagai perencanaan yang meliputi penetepana
tujuan utama proyek dilaksanakan.
3. Melakukan penjadwalan tugas agar target yang dibutuhkan.
4. Mengindetifikasi serta mengelola resiko untuk memastikan proyek
12
berjalan tepat waktu.
5. Membuat laporan terkait proyek yang dilaksanakan kepada
manajemen perusahaan dan klien secara teratur.
6. Merencanakan proyek sesuai tujuan perusahaan.
7. Mengarahkan tim untuk mencapai tujuan bersama.
11. Keuangan
Seorang keuangan mempelajari bagaimana cara mengetahui berbisnis
individu, meningkatkan organisani, mengalokasi, menggunakan sumber daya
moneter dengan sejalannya waktu, dan juga menghitung resikodalam menjalankan
proyeknya. Berikut tugas sebagai seorang keuangan proyek di PT. WIDYA
1. Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja diproyek untuk pegawai
bulanan sampai dengan pekerja harian dengan spesialisasi keahlian
masing masing sesuai posisi organisasi proyek yang dibutuhkan.
2. Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan
pergudangan,laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang dan lain.
3. Membuat dan melakukan verifikasi bukti bukti pekerjaan yang akan
dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek.
4. Melayani tamu tamu intern perusahaan maupun ekstern dan
melakukan tugas umum.
5. Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpejakan
serta retribusi.
6. Mengisi data data kepegawaian, pelaksanaa, asuransi tenaga kerja,
menyimpan data data kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji
serta tunjangan karyawan.
7. Mencatat aktiva proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas, alat alat
proyek dan jenisnya.
12. Umum/Personalia
Seorang personalia merupakan bagian yang spesialis mengatur atau
mengelola sumber daya manusia dalam perusahaan termasuk proses
penerimaan pegawai. Berikut tugas sebagai personalita proyek di PT. WIDYA
13
1. Mengelola absensi dan daftar hadir karyawan, pinjaman karyawan,
mencatat cuti, dan filingdokumen.
2. Melakukan sosialisasi dan koordinasi.
3. Menyiapkan perjanjian kerja dengan karyawan baru
4. Penerimaan tenaga kerja koordinasi dengan labour supply.
5. Menyiapkan internal letter dan outgoing letter.
6. Memperbarui/update dan record data.
13. Peralatan
Seorang penyedia peralatan adalah proses suatu organisasi
memperoleh barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan internal dan eksternal
organisasi. Berikut tugas penyedia jasa proyek di PT. WIDYA SATRIA
sebagai berikut:
1. Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan daerah.
2. Pengoordinasian perumusan kebijakan daerah.
3. Pengoordinasian pelaksanaan tugas perangkatan daerah.
4. Pelaksanaan dan pemantauan evaluasi dibidang pengelolaan
pengadaan barang dan jasa, pengelolaan layanan pengadaan secara
elektronik, pembinaan pengadaan barang dan jasa.
Berikut Tugas dan Wewenang Tim Terpadu Proyek Pembagunan
Gedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta, antara lain:
1. Penanggung Jawab Proyek
Menurut PUPR Republik Indonesia No. 10 Tahun 2021 Tentang
PedomanSistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, Penanggung Jawab adalah
orang yang diberi tugas dan kewenangan oleh Unit Kerja Pelaksana 12 Kegiatan
untuk mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan, mengambil
keputusan, dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran anggaran, serta bertanggung jawab atas keseluruhan aspek
konstruksi proyek yang ditangani.
2. Asisten Penanggung Jawab Proyek
Tugas dan wewenang dari Asisten Penanggung Jawab Proyek
berdasarkan proyek Gedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta adalah
membantu tugas dari Penanggung Jawab Proyek dalam pengendalian
14
konstruksi. evaluasi serta menerima tugas dan kewenangan pekerjaan yang
dilimpahkan sebagian atau keseluruhan oleh Penanggung Jawab Proyek.
3. Team Leader
Tanggung jawab team leader adalah memilih anggota tim dengan
keahlian yang dibutuhkan untuk mencapai goal tertentu membuat dan
mengimplementasikannya dilapangan. Berikut beberapa tugas dan wewenang
Team Leader dalam proyek Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi Matra
ISI Surakarta adalah sebagai berikut:
1. Membuat penjadwalan kegiatan suatu pekerjaan di proyek
PembangunanGedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta.
2. Memantau proses kerja yang dilakukan oleh anggota timnya.
3. Melakukan koordinasi dengan anggota timnya untuk membentuk
tim yang solid dan mencapai suatu target yang telah ditentukan
sebelumnya.
4. Mengkoordinir seluruh anggota timnya sesuai job position.
5. Membimbing dan mengarahkan anggota timnya.
6. Melakukan pemeriksaan dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan.
7. Melakukan presentasi dengan Perusahaan Pusat terkait proyek atau
pekerjaan yang akan atau sudah dilaksanakan pada proyek
Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta.
4. Finance
Staf finance adalah orang yang menangani keuangan perusahaan yang
mencatat kondisi finansial perusahaan. Berikut tugas dari Finance pada proyek
Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta adalah sebagai
berikut:
1. Bekerja sama dengan Team Leader dan Penanggung Jawab Proyek
untuk merencanakan serta memprediksikan beberapa aspek dalam
proyek Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI
Surakarta, termasuk perencanaan umum keuangan proyek dari
Tim Terpadu.
2. Menjalankan dan mengoperasikan perputaran keuangan proyek
se-efisien dan se-efektif mungkin dengan menjalin kerja sama
15
dengan vendor lain.
3. Mengambil keputusan penting dalam berbagai pembiayaan dan
semua hal yang terkait dengan keputusan tersebut dalam proyek
Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta.
4. Menghubungkan keuangan proyek dengan Keuangan Perusahaan
Pusat, di mana proyek dapat memperoleh dana.
5. Logistic
Staf logistic melakukan distribusi produk dan memastikan sampai ke
barang yang masuk maupun keluar dari Gudang. Berikut tugas dari Logistic
pada proyek Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta
adalah sebagai berikut:
1. Mencari tahu semua kebutuhan Tim Terpadu pada Proyek Gedung
Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta.
2. Mengecek peralatan dankebutuhan tim.
3. Melaporkan kelebihan dan kekurangan kebutuhan kepada Team
Leader.
4. Mendata dan mencatat semua alat yang berupa pinjaman, sewa,
dan beli.
5. Menjaga semua peralatan dan dapat bekerja sama dengan Site
Manager dan Pelaksana Proyek.
6. Mengirim barang ke tempat proyek.
6. Architect
Seorang arsitek adalah seorang professional yang bertugas untuk
merencanakan dan merancang desain bangunan. Berikut tugas arsitek di proyek
Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta adalah:
1. Membuat desain bangunan dan gambar yang rinci dan detail.
2. Memilih material yang akan digunakan.
3. Mengembangkan rancanganbangunan.
4. Menghubungkan profesional konstruksi terkait kelayakan proyek
potensial.
5. Merencanakan pembangunan dan dampak lingkungan.
16
7. Cost Control
Cost control adalah seorang yang membuat standart perencanaan,
menyediakan sistem informasi, hingga mengevaluasi pelaksanaan. Berikut
tugas dan wewenang dari Cost Control dalam proyek Pembangunan
PembangunanGedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta yaitu:
1. Memastikan setiap kebijakan dan prosedur Cost Control Proyek
telah diterapkan dengan baik.
2. Melakukan pemeriksaan dan memastikan setiap data transaksi
sudah benar.
3. Melakukan perbandingan setiap data dan melakukan
pemeriksanaan secara berkala dan berulang.
4. Melakukan koordinasi dengan Finance dan bagian
pembelian/penyewaan untuk mendapatkan informasi terkait
aktivitas pembelian/penyewaan, harga barang yang dibeli/disewa,
dan penerimaan barang.
5. Membuat laporan biaya, laporan bulanan, dan persediaan seluruh
batang yang ada.
8. Structure
Ahli struktur adalah merencanakan gambar dan perhitungan lainnya
yang diperlukan untuk pembangunan pada proyek Pembangunan Gedung Lab.
Terpadu Multi Matra ISI Surakarta seorang struktur memiliki tugas dan
tanggung jawab yaitu:
1. Menjalankan tugas yang diberikan oleh Team Leader.
2. Menganalisa struktur yang sudahdiberikan oleh pihak Konsultan.
3. Membuat perhitungan struktur untuk dikerjakan oleh mandor.
9. Drafter
Drafter adalah seorang yang membuat rancangan gambar tiga dimensi
dari sebuah konsep. Pada proyek Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi
Matra ISI Surakarta seorang drafter memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu:
1. Membuat shop drawing yang siap dilaksanakan dengan
dikoordinasi oleh pelaksana.
2. Menyiapkan gambar dari revisi desain dan detail desain yang
17
dibutuhkan untuk kegiatan pelaksanaan di lapangan.
3. Memeriksa gambar agar sesuai dengan Bill of Quantity.
4. Membuat gambar hasil pelaksanaan pekerjaan/as built drawing
sebagai laporan hasil pelaksanaan kepada pemilik proyek/owner.
10. Site Manager
Site Manager merupakan wakil dari pimpinan tertinggi suatu proyek
yang dituntut untuk bisa memahami dan menguasai rencana kerja proyek secara
keseluruhan dan mendetail. Di samping itu, site manager juga dituntut memiliki
keterampilan manajemen serta mampu menguasai seluruh sumber daya
manusia yang dibebankan kepadanya secara efisien dan produktif. Berikut ini
tugas utama Site Manager di proyek Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi
Matra ISI Surakarta antara lain adalah:
1. Menguasai detail kontrak dan spesifikasi teknis kontrak.
2. Menyusun Rencana Mutu Proyek termasuk jadwal serta metode
kerja.
3. Mengindentifikasikan dan menyelesaikan masalah yang timbul
selama proses kegiatan konstruksi di proyek.
4. Menyusun Rencana Anggaran Pelaksana (RAP) berdasarkan
RAB awal dan mempresentasikan pada Direksi hingga diperoleh
persetujuan.
5. Mengawasi Operasional seharihari.
6. Melakukan inspeksi keselamatan.
7. Menemukan solusi untuk masalah proyek.
11. Pelaksana Proyek
Seorang pelaksanaan proyek adalah mempersiapkan pelaksanaan
proyek dengan sebaik – baiknya dari saat proyek dimulai sampai dengan proyek
selesai, dari hal – hal kecil sampai hal – hal yang besar. Berikut tugas Pelaksana
Proyek dalam proyek Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI
Surakarta, yaitu:
1. Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman
dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan.
2. Menyusun kembali metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal
18
pelaksanaan pekerjaan bersama Site Manager.
3. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai dengan
waktu, mutu, dan biaya yang telah ditetapkan.
4. Mengadakan program kerja mingguan dan pengarahan kegiatan
harian.
5. Mengadakan evaluasi, membuat laporan harian dan hasil
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
12. Tim Surveyor
Tanggung jawab tim surveyor melakukan survei dan pemetaan lahan
untuk keperluan konstruksi, seperti pembangunan Gedung. Membuat laporan
dari hasil survei kemudian disampaikan kepada pemilik atau inverstor property
baru. Berikut tugas tim surveyor pengukuran di lapangan adalah:
1. Mengadakan pengukuran di lapangan untuk menentukan titik as-
as bangunan proyek yang akan dikerjakan.
2. Mengumpulkan semua data pekerjaan pengukuran yang
dilaksanakan di lapangan dan bertanggung jawab atas ketelitian
yang didapat.
3. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai
dengan gambar rencana.
4. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke pelaksana
proyek.
13. Site Logistic
Site logistic melakukan distribusi produk dan memastikan sampai ke
barang yang masuk maupun keluar dari Gudang. Berikut tugas dan wewenang dari
Site Logistic dalam proyek Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi Matra
ISI Surakarta adalah sebagai berikut:
1. Melakukan survei terkait dengan jumlah dan harga material dari
beberapa supplier toko material yang akan dijadikan sebagai
acuan dalam memilih harga material dan dapat memenuhi
spesifikasi yang dibutuhkan.
2. Melakukan pengelolaan gudang yang dilakukan dengan cara
19
mengatur lokasi tempat penyimpanan material agar dapat dengan
mudah dicari bila dibutuhkan karena tertata rapi.
3. Membeli barang dan peralatan hasil survei yang sudah dilakukan
sebelumnya.
4. Membuat catatankeluar-masuknya barang.
5. Mengontrol ketersediaanbarang.
6. Melakukan koordinasi kepada Pelaksana Proyek terkait jenis,
jumlah, jadwal, dan alatyang dibutuhkan.
14. Quantity Surveyor
Quantity Surveyor merupakan posisi pekerjaan yang mencakup
keahlian dalam perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi, dan
administrasi kontrak. Tugas Quantity Surveyor dalam proyek Pembangunan
Gedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta antara lain sebagai berikut :
1. Memahami terkait volume, harga satuan, dan tata cara
pembayaran yang dijelasakan dalam dokumen lelang atau
dokumen kontrak.
2. Melakukan survey lapangan awal sebelum dilakukan pekerjaan
3. Membuat Bill of Quantity sesuai dengan gambar kerja, data teknik
lapangan, dan spesifikasi teknis yang digunakan pada pekerjaan
proyek konstruksi Gedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI
Surakarta.
4. Melakukan evaluasi atas kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan
di lapangan seperti, bahan, alat, tenaga, dan dana yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan.
5. Mengevaluasi jadwal pekerjaan agar tidak terjadi keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan.
15. Quality Control
Quality Control merupakan salah satu bagian dari manajemen produksi
yang mempunyai peran dan aturan hukum tertentu dalam pengkontrolan pada
proses pengemasan hingga mengeluarkan produk-produk tersebut untuk
dipasarkan dengan menjamin kualitas dan kuantitas produk perusahaan tersebut.
Tugas Quality Control dalam proyek Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi
20
Matra ISI Surakarta adalah:
1. Menguji produk baik dari segi kualitas dan kuantitas selama
proses produksi, yaitu mulai dari pemilihan bahan baku,
pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi hingga hasil
akhir produksi untuk memperoleh standar kualitas yang
diperlukan.
2. Berwewenang untuk menerima atau menolak produk yang akan
dipasarkan.
3. Meminta produk yang cacat ditarik kembali untuk perbaikan, bila
ditemukan pada hasil pekerjaan.
16. Pekerja Structure
Ahli struktur adalah merencanakan gambar dan perhitungan yang
diperlukan untuk pembangunan. Pekerja Struktur memiliki tugas dalam proyek
Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan kegiatan konstruksi struktur.
2. Mengatur kegiatan konstruksi struktur.
3. Melaksanakan kegiatan konstruksi struktur.
17. Pekerja Arsitektur
Seorang arsitek adalah seorang professional yang bertugas untuk
merencanakan dan merancang desain bangunan. Pekerja Arsitektur memiliki tugas
dalam proyek Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta
sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan kegiatan konstruksi arsitektur.
2. Mengatur kegiatan konstruksi arsitektur.
3. Melaksanakan kegiatan konstruksi arsitektur.
18. Pekerja MEP (Mechanical, Electrical, & Plumbing)
Pekerja MEP (Mechanical, Electrical, & Plumbing) memiliki tugas
dan wewenang dalam proyek Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi Matra
ISI Surakarta sebagai berikut :
1. Membuat perencanaan kegiatan operasional MEP Proyek.
2. Mengatur kegiatan operasional MEP Proyek.
3. Melaksanakan kegiatan operasional MEP Proyek.
21
2.5 Data Pembimbing Lapangan
Pembimbing lapangan adalah seseorang yang ditunjuk oleh
perusahaan untuk membimbing mahasiswa dalam melaksanakan PKL/KP.
Berikut merupakan data pembimbing lapangan selama Kerja Praktik:
Nama : Bapak Aji
Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 13 April 1990
Jabatan : Project Manager
No. Telp 081226810288
Gambar 2.4 Pembimbing Lapangan
22
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik

Kerja Praktik akan dilaksanaka selambat – lambatnya tanggal 26 Juni
– 26Agustus 2023 dalam kurun waktu 450 jam atau sekitar 8 Minggu dimulai
sejak akhir semester 4 dan berakhir awal semester 5.
3.2 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik

Pelaksanaan Kerja Praktik ini bertempat pada:
Nama PT : PT. WIDYA SATRIA
Kantor PT : Jl. Ketintang Permai Blok BB– 20,
Surabaya, Jawa Timur
Nama Proyek : Pembangunan Gedung Lab. Terpadu
Multi Matra ISI Surakarta
Alamat Pembangunan : Jl. Ki Hajar Dewantara No. 19 Kentingan
Jebres Surakarta Jateng – Surakarta
Pembimbing Lapangan : Bapak Aji
Kontak : 081226810288
Gambar 3.1 Lokasi Proyek

(Sumber: Google Maps Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik, 2023)
23
3.3 Tugas dan Kewajiban Peserta Kerja Praktik
Menurut Pedoman Kerja Praktik Program Studi Diploma III Teknik Sipil
Tahun 2022 menjelaskan tentang tugas – tugas peserta Kerja Praktik sebagai
Pelaksana Proyek antara lain:
1. Ikut serta dalam inspeksi secara rutin pada setiap paket-paket pekerjaan
dalam melakukan monitoring kondisi.
2. Paham terhadap spesifikasi, dan metode pelaksanaan setiap jenis
pekerjaan yang disesuaikan pada kondisi dilapangan.
3. Metode pengukuran volume pekerjaan yang benar sesuai dengan pasal-
pasal dalam Dokumen Kontrak tentang cara pengukuran dan opname.
4. Ikut serta dalam melakukan pemantauan atas prestasi kontraktor, dan
membuat saran serta penanggulangan, dan perbaikan.
Kewajiban adalah sebuah tindakan yang harus dikerjakan oleh seseorang.
Setiap tindakan yang dikerjakan tersebut merupakan bentuk dari penuh rasa
tanggung jawab dari permasalahan yang sedang terjadi, baik itu secara hukum atau
moral. Kewajiban peserta kerja praktik yang harus diperhatikan dan dilakukan
secara seksama antara lain sebagai berikut.
1. Memahami dan melaksanakan fungsi tugas-tugas Pelaksana, serta
melengkapi bukti kegiatan setiap pelaksanaan kegiatan.
2. Mematuhi segala aturan yang berlaku di lokasi kerja praktik.
3. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh pihak perusahaan.
4. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik almamater.
5. Menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia proyek dan industri.
6. Membina kerjasama antar sesama kerja praktik dan dengan karyawan lain
di perusahaan tempat kerja praktik.
7. Mematuhi segala aturan yang berlaku di lokasi kerja praktik.
8. Melaksanakan tugas – tugas yang diberikan oleh PT. WIDYA SATRIA.
9. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik almamater.
3.4 Jadwal Pelaksanaan

Kerja praktik dilaksanakan pada akhir semester 4 sampai awal semester 5
dengan waktu 450 jam yang sudah dibuat dalam Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan.
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembekalan Kerja Praktik
2 Survei Lokasi Kerja Praktik
3 Pendaftaran Kerja Praktik
4 Penyusunan Proposal Kerja Praktik
5 Konsultasi Proposal
6 Pelaksanaan Kerja Praktik
7 Penyusunan Laporan Kerja Praktik
8 Seminar Kerja Praktik
Keterangan :
= Waktu Pelaksanaan
25
Tabel 3.2 Uraian Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan Keterangan
Dilaksanakan pada minggu ke-3 bulan
Februari oleh koordinator KP dan minggu
ke-2 bulan Mei oleh Kaprodi D-III Teknik
1 Pembekalan Kerja Praktik
Sipil membahas tentang pelaksanaan kerja
praktik dan jobdesk peserta KP di dalam
proyek.
Dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan
Februari sampai pada minggu ke-4 bulan
Mei dengan mahasiswa melakukan
observasi dan survei lokasi kerja praktik
2 Survei Lokasi Kerja Praktik yang sesuai dengan ketentuan pada
Pedoman Pelaksanaan Kerja Praktik (KP)
Program Studi D-III Teknik Sipil, Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri
Banyuwangi Tahun 2023.
Dilaksanakan pada minggu ke-2 di bulan
Maret sampai terakhir pada minggu ke-3
3 Pendaftaran Kerja Praktik bulan Juni, sesuai dengan jadwal
gelombang kerja praktik yang
telah ditentukan.
Dilaksanakan pada minggu ke-1 hingga
minggu ke-4 bulan Juni yang mana
Penyusunan Proposal Kerja penyusunan proposal kerja praktik.
4
Praktik sekaligus dengan konsultasi asistensi
proposal pada dosen pembimbing kerja
praktik.
Dilaksanakan pada minggu ke-1 hingga
Konsultasi Laporan Kerja minggu ke-4 bulan Juni dengan kegiatan
5
Praktik konsultasi asistensi proposal dan tempat
KP pada Dosen Pembimbing kerja praktik.
26
No Kegiatan Keterangan
Pelaksanaan Kerja Pelaksanaan kerja praktik dilaksanakan pada
6
Praktik tanggal 26 Juni hingga 25 Agustus 2023.
Penyusunan laporan hasil kerja praktik di bulan
Penyusunan Laporan
7 Juli minggu ke-1 sampai bulan Agustus minggu
Hasil Kerja Praktik
ke-4.
Seminar (pelaporan dan ujian) kerja praktik
8 Seminar Kerja Praktik
dilaksanakan pada September minggu ke-1.
27
28
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
4.1 Informasi Singkat Tempat Kerja Praktik

Kerja praktik ini dilakukan pada pembangunan proyek Gedung
Laboratorium Terpadu Multi Matra Isi Surakarta ini yaitu ikut serta dalam
melaksanakan tugas sebagai Pelaksana yang ada di lokasi proyek, kerja praktik ini
dilaksanakan mulai tanggal 4 Juli 2023 sampai dengan 25 Agustus 2023, untuk
durasi pelaksanaan kerja praktik adalah 450 jam.
4.2 Hasil Kerja Praktik

Adapun pelaksanaan kerja praktik pada proyek Pembangunan Gedung
Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta meliputi:
4.2.1 Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi
Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban
menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya dan sebagai penahan seluruh beban
yang berada di atasnya dan gaya – gaya dari luar. Pada proyek Pembangunan
Gedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta tipe pondasi yang digunakan
adalah pondasi footplat dengan kedalaman 2,85 m dibawah muka tanah. Pondasi
footplat yang digunakan pada proyek Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi
Matra ISI Surakarta ada 3 tipe pondasi footplat dengan dimensi berbeda, yaitu: tipe
F1 2,5 x 2,5 m, tipe F2 3 x 3 m, dan tipe F3 2,8 x 2,8 m. Mutu beton yang digunakan
untuk pondasi adalah f'c 25 Mpa. Adapun tipe pondasi footplat yang digunakan
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.1 Tampak Atas Pondasi F1

(Sumber: Data Proyek, 2023)
29
Pada pondasi footplat tipe F1 yang memiliki dimensi 2,5 x 2,5 m dipasang
besi tulangan D13 dengan jarak 130 mm untuk tulangan atas dan besi tulangan D19
dengan jarak 100 mm untuk tulangan bawah.

Pada pondasi footplat tipe F2 yang memiliki dimensi 3 x 3 m dipasang


Pada pondasi footplat tipe F3 yang memiliki dimensi 2,8 x 2,8 m dipasang
30
Gambar 4.4 Detail Pondasi F1
Pada pondasi footplat tipe F1 yang memiliki dimensi 2,8 x 2,8 x 0,8 m
terletak pada kedalaman 2,85 m dibawah muka tanah.

Pada pondasi footplat tipe F2 yang memiliki dimensi 3 x 3 x 0,8 m terletak

pada kedalaman 2,85 m dibawah muka tanah.
31
Pada pondasi footplat tipe F yang memiliki dimensi 2,8 x 2,8 x 0,8 m
terletak pada kedalaman 2,85 m dibawah muka tanah.
Gambar 4.7 Denah Pondasi Footplat

Letak pondasi footplat pada proyek Pembangunan Gedung Lab. Terpadu
Multi Matra ISI Surakarta dapat dilihat pada Gambar 4.7.
32
Adapun tahapan pekerjaan pada pekerjaan pondasi adalah sebagai berikut:
Gambar 4. 8 Flowchart Pekerjaan Pondasi
4.2.1.1 Pekerjaan Galian Tanah Pondasi

Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi yaitu:
1) Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati
serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
2) Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah
padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5
kg/cm2.
3) Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5
kg/ cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai
kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5
kg/ cm2.
4) Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari
ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya.
5) Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari
pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.
6) Setelah dilakukan pengalian maka bagian dasar pondasi diurug pasir
dengan ketebalan 10 cm lalu di atasnya dibuat lantai kerja setebal 10
cm menggunakan bahan semen, pasir, dan kerikil dengan
33
perbandingan 1 :3 :5 menggunakan alat bantu timba sebagai takaran
dan cangkul untuk meratakan lantai kerja.
4.2.1.2 Pekerjaan Penulangan
Perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek
agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat
berjalan lebih cepat. Tahap-tahap pekerjaan penulangan pondasi, yaitu:
1) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat
diketahui dari ukuran pondasi.
2) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi
tersebut.
3) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat
pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.
4) Setelah merakit tulangan pondasi maka untuk pemasangan tulangan
dilakukan dengan cara manual.
5) Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan
tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
6) Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan
dasar tanah.
7) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat
langsung melakukan pengecoran.
4.2.1.3 Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang
digunakan untuk mencetak beton yang akan dicor, di dalamnya atau diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting, yaitu:
1) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu
membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus
memenuhi persaratan tertentu.
2) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang
akan dicor.
3) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar
tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
34
4) Papan-papan disambung dengan klem paku diantara papan secara
berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
4.2.1.4 Pekerjaan Pengecoran
Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi, yaitu:
1) Membersihkan area kerja yang akan dilakukan pengecoran. Area kerja
dibersihkan dari debu dan sampah untuk menjaga kualitas beton dan
mempermudah pekerjaan.
2) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, seperti: cek
fungsi dari vibrator, membasahi bucket cor dengan air,
mempersiapkan cetakan untuk benda uji (silinder beton),
mempersiapkan kerucut abraham untuk uji slump, mengecek kondisi
dan keadaan beton readymix.
3) Setelah beton ready mix datang ke lokasi proyek, dilakukan
pemeriksaan slump test dan pembuatan benda uji tekan. Nilai slump
yang didapatkan sebesar 10 cm atau sudah sesuai ketentuan yaitu
antara 8-12 cm untuk segala beton yang digunakan (Hasil dari mutu
beton).
Gambar 4. 9 Tes Slump Pengecoran Pondasi
4) Readymix concrete dituangkan langsung disalurkan ke area pondasi yang

akan dicor menggunakan alat bantu bucket cor. Lalu area tersebut diisi
beton hingga batas yang ditentukan dan tulangan tertutup sempurna.
5) Kemudian dilakukan pemadatan campuran beton menggunakan alat
vibrator. Selanjutnya dilakukan perataan menggunakan ruskam.
35
4.2.2 Pelaksanaan Pekerjaan Kolom dan Balok
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur. Fungsi kolom
adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Sedangkan balok
adalah elemen struktur yang berfungsi menyalurkan beban ke kolom. Balok
merupakan bagian dari struktur inti bangunan selain kolom dan pondasi. Sehingga
pengecorannya harus dilakukan dengan baik. Pada proyek Pembangunan Gedung
Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta pada lantai 1 menggunakan 4 tipe kolom,
2 tipe balok sloof, dan 8 tipe balok ring dengan dimensi berbeda, yaitu: tipe kolom
K1 - 500 x 700 mm, tipe kolom K1a - 500 x 700 mm, tipe kolom K2 - 650 x 650
mm, tipe kolom K3 - 400 x 400 mm, tipe balok sloof S1 - 300 x 600 mm, tipe sloof
S2 - 250 x 400 mm, tipe balok B1 - 350 x 700 mm, tipe balok B2 - 300 x 500 mm,
tipe balok B3 - 350 x 600 mm, tipe balok B4 - 250 x 300 mm, tipe balok B7 - 450
x 800 mm, tipe balok B8 - 300 x 500 mm, tipe balok B9 - 250 x 400 mm, tipe balok
B10 - 250 x 400 mm. Sedangkan Mutu beton yang digunakan untuk kolom dan
balok adalah f'c 22,5 Mpa. Adapun tipe kolom dan balok yang digunakan dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.10 Denah Kolom dan Balok Sloof

36
Gambar 4.11 Denah Kolom dan Balok Ring Lantai 1
Pada kolom K1 yang memiliki dimensi 500 x 700 mm menggunakan

tulangan utama 30D22 di daerah tumpuan maupun di daerah lapangan, tulangan
sengkang menggunakan 2D10-100 di daerah tumpuan dan 2D10-130 di daerah
lapangan. Mutu beton yang digunakan yaiu f’c 22,5 Mpa.
Gambar 4.12 Detail Kolom K1

37
Pada kolom K1-a yang memiliki dimensi 500 x 700 mm menggunakan
sengkang menggunakan 2,5D10-100 di daerah tumpuan dan 2D10-130 di daerah
Gambar 4.13 Detail Kolom K1a


sengkang menggunakan 2D10-100 di daerah tumpuan dan 2D10-130 di daerah

38
sengkang menggunakan D10-100 di daerah tumpuan dan D10-150 di daerah

Pada balok sloof S1 yang memiliki dimensi 300 x 600 mm menggunakan

tulangan atas 8D22 di daerah tumpuan dan 4D22 di daerah lapangan, tulangan
bawah 4D22 di daerah tumpuan dan 6D22 di daerah lapangan, tulangan sengkang
menggunakan D10-100 di daerah tumpuan dan D10-150 di daerah lapangan,
tulangan pinggang menggunakan 2D10 di daerah tumpuan maupun di daerah
Gambar 4.16 Detail Balok Sloof S1

Pada balok sloof S2 yang memiliki dimensi 250 x 400 mm menggunakan

tulangan atas 5D16 di daerah tumpuan maupun di daerah lapangan, tulangan bawah
5D16 di daerah tumpuan maupun di daerah lapangan, tulangan sengkang
39
Gambar 4.17 Detail Balok Sloof S2

Pada balok ring B1 yang memiliki dimensi 350 x 700 mm menggunakan

tulangan atas 7D22 di daerah tumpuan dan 4 D22 di daerah lapangan, tulangan
menggunakan 1,5D10-100 di daerah tumpuan dan 1,5D10-150 di daerah lapangan,
Gambar 4.18 Detail Balok Ring B1


tulangan atas 5D22 di daerah tumpuan dan 3 D22 di daerah lapangan, tulangan
40




41




tulangan atas 4D19 di daerah tumpuan, tulangan bawah 3D19 di daerah tumpuan,
tulangan sengkang menggunakan 1,5D10-90 di daerah tumpuan, tulangan pinggang
42
menggunakan 2D10 di daerah tumpuan maupun di daerah lapangan. Mutu beton
yang digunakan yaiu f’c 22,5 Mpa.


tulangan atas 4D19 di daerah tumpuan, tulangan bawah 2D19 di daerah tumpuan,
tulangan sengkang menggunakan 1,5D10-90 di daerah tumpuan, tulangan pinggang
menggunakan 2D10 di daerah tumpuan maupun di daerah lapangan. Mutu beton
yang digunakan yaiu f’c 22,5 Mpa.

tulangan atas 3D16 di daerah tumpuan maupun di daerah lapangan, tulangan bawah
3D16 di daerah tumpuan maupun di daerah lapangan, tulangan sengkang
43
Adapun tahapan pekerjaan pada pekerjaan kolom dan balok adalah

sebagai berikut:
Gambar 4. 26 Flowchart Pekerjaan Kolom dan Balok
4.2.2.1 Pekerjaan Marking

Pekerjaan marking dilaksanakan oleh 4 orang pekerja, marking bertujuan
untuk menentukan titik kolom menggunakan koordinat dengan cara melakukan
44
stake out beberapa titik yang terhubung menjadi garis bantu as grid. Adapun
beberapa metode pelaksanaan marking as kolom dan balok adalah sebagai berikut:
1) Area kerja dibersihkan dari sampah, debu atau air agar cat semprot
dapatterlihatdengan jelas.
2) Alat ukut total station diikat pada BM1 dan BM2 yang telah dibuat
diawalpembangunan kemudian total station didirikan di titik BM2.
3) Total station membidik prisma yang dipasang pada salah satu as
grid Gedung untuk memindahkan as grid di lantai basemen ke lantai 1.
4) Total station membidik BM2 untuk mengikat titiknya.
5) Setelah terikat, diberi tanda dengan paku yang dicat semprot
6) Posisi kolom dan balok ditentukan dengan melakukan offset dari as grid
tersebut.
Gambar 4. 27 Penembakan Titik
4.2.2.2 Pekerjaan Pembesian

Pekerjaan pembesian dilaksanakan 4-5 orang. Untuk mendapatkan kolom
dan balo struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh miring atapun goyang saat
pengecoran, oleh karena itu pemasangan pipa support dinilai sangat penting.
Adapun tahapan pekerjaan pembesian di lapangan adalah sebagai berikut :
1) Fabrikasi tulangan utama untuk sambungan eksisting kolom
berdasarkan dimensi yang telah direncanakan.
2) Proses pembuatan tulang sengkang.
3) Pengangkutan besi tulangan ke atas lantai 1 untuk mempermudah
perakitan.
4) Penyambungan dan perakitan tulangan utama dan sengkang dilakukan
45
langsung pada titik kolom. Sambungan stek kolom dengan tulangan
utama menggunakan kawat bendrat.
5) Jika pembesian kolom sudah selesai maka dilanjukan dengan
memotong besi tulangan sesuai ukuran untuk tulangan balok. Besi
tulangan diukur menggunakan meteran terlebih dahulu lalu ditandai
dengan kapur sesuai ukuran dan dipotong menggunakan bar cutter.
6) Membengkokkan besi tulangan sengkang sesuai gambar kerja. Besi
tulangan yang sudah dipotong dibengkokkan menggunakan bar
bender.
7) Merakit tulangan balok. Perakitan balok harus sesuai dengan acuan
dan gambar kerja yang ada. Tulangan dirakit menggunakan bantuan
alat tang dan kawat bendrat.
Gambar 4. 28 Pembesian Balok
4.2.2.3 Pekerjaan Pemasangan Perancah

Pemasangan perancah diawali dengan membidik elevasi matang sesuai
dengan gambar rencana. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pemasangan
perancah. Adapun pekerjaan pemasangan perancah ini adalah sebagai berikut:
1) Pemasangan jack base bagian bawah sebagai dasar scaffolding.
2) Pemasangan main frame, merupakan komponen utama terdiri dari
berbagai macam tipe ukuran, yang berfungsi untuk mengatur
ketinggian dan lebar scaffolding yang akan dirangkai sesuai dengan
kebutuhan bangunan.
3) Pemasangan cross brace, merupakan bagian dari kelengkapan
scaffolding pipa yang saling bersilangan yang dihubungkan bagian
46
tengahnya digunakan sebagai pengikat antara masing-masing main
frame sehingga main frame dapat berdiri tegak.
4) Pemasangan joint pin, penghubung yang dimasukan kedalam
mainframe yang berfungsi menghubungkan main frame dan leader.
5) Pemasangan leader, bagian dari frame yang berfungsi sebagai
penambah ketinggian jika mengalami kekurangan.
6) Pemasangan u-head, yang berfungsi sebagai penyangga gelagar pada
pekerjaan bekisting balok. U-head dapat diatur seperti jack base sesuai
dengan ketinggian bangunan.
Gambar 4. 29 Pemasangan Perancah

Bahan yang digunakan pada bekisting kolomdan balok yaitu
menggunakan bekisting 2 kali pemakaian dengan bahan yang digunakan kayu kelas
3, balok kayu kelas 2, paku biasa ukuran 5-12 cm, minyak bekisting dan plywood
tebal9 mm. pekerjaan ini dikerjakan oleh 4 orang pekerja. Adapun pekerjaan
bekisting kolom dan balok adalah sebgai berikut:
1) Bekisting kolom dan balok difabrikasi sesuai dengan ukuran yang
telah terdesain. Kemudian sebelum dipasangkan bekisting di lapisi
dengan minyak atau oli.
2) Memasang papan bekisting kolom dan balok dengan tegak dan
diperkuat oleh pengikat tie road dan penyangga bekisting push full.
3) Besi sabuk pengikat dipasang pada sisi bekisting.
4) Memeriksa ketegakan begisting dengan penyesuaian adjuster
menggunakan bantuan benang dengan pemberat (unting-unting).
47
Gambar 4. 30 Pemasangan Bekisting Balok
4.2.2.5 Pekerjaaan Pengecoran

Pekerjaan pengecoran dilakukan setelah bekisting dipasang sesuai titik
lokasi dan ketegakanya. Pada proyek ini untuk pengecoran kolom menggunakan
metode ts bucket. Pekerjaan dilakukan oleh 8 orang pekerja. Kolom dicor
menggunakan ready mix concrete. Adapun tahapan dari pengecoran kolom dan
balok adalah sebgai berikut:
1) Slump test dilakukan sebelum melakukan pengecoran untuk
mengetahui nilai kelecakan suatu beton segar.
2) Pembuatan benda uji silinder untuk mendapatkan sample nilai kuat
tekanbetonyang digunakan.
3) Kemudian beton dituang dari mini mixer kedalam bucket.
4) Mulai melakukan pengecoran.
5) Setelah beton dikeluarkan dari bucket, langkah selanjutnya adalah
meratakan beton dengan menggunakan concrete vibrator.
Gambar 4. 31 Pengecoran Balok
48
4.2.2.6 Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran ini dikerjakan oleh 5 orang pekerja. Pekerjaan
pembongkaran bekisting kolom dan balok dilakukan apabila beton telah cukup
umur yakni selama kurang lebih 24 jam atau telah mencapai setting time. Beton
dikatakan cukup umur ialah jika beton mampu menahan berat sendiri dan beban
dari luar. Bekisting yang sudah dibongkar dibersihkan dan disimpan pada tempat
terlindungi untuk digunakan pada pengecoran kolom dan balok serupa
selanjutnya. Adapun tahapan dalam pekerjaan pembongkaran bekisting adalah
sebagai berikut:
1) Stek penahan bekisting (pipe support) dan sabuk pengikat bekisting
dilepas.
2) Bekisting dilepas dari beton dengan hati-hati agar tidak merusak
permukaan beton.
Gambar 4. 32 Pembongkaran Bekisting Kolom
4.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan Pelat Lantai

Pelat lantai adalah lantai yang tidak langsung terletak di atas tanah.
Dengan kata lain, pelat lantai merupakan tingkat pembatas antara lantai bawah
dengan lantai di atasnya. Dalam pembuatannya, plat lantai disokong oleh balok-
balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Pada proyek Pembangunan
Gedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI Surakarta pada lantai 1 menggunakan pelat
tipe A0 dengan tebal pelat 12 cm dan menggunakan besi tulangan Wiremesh M8-
150. Sedangkan Mutu beton yang digunakan untuk pelat lantai adalah f'c 22,5 Mpa.
Adapun detail pelat lantai dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
49
Gambar 4. 33 Denah Pelat Lantai 1
Gambar 4. 34 Detail Pelat Lantai 1

Gambar 4. 35 Flowchart Pekerjaan Pelat Lantai
50
4.2.3.1 Pemasangan Perancah
Pemasangan perancah diawali dengan membidik elevasi matang sesuai
dengan gambar rencana. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pemasangan
perancah. Adapun pekerjaan pemasangan perancah adalah sebagai berikut:
1) Pemasangan jack base bagian bawah sebagai dasar scaffolding.
2) Pemasangan main frame, merupakan komponen utama terdiri dari
berbagai macam tipe ukuran, yang berfungsi untuk mengatur
ketinggian dan lebar scaffolding yang akan dirangkai sesuai dengan
kebutuhan bangunan.
3) Pemasangan cross brace, merupakan bagian dari kelengkapan
scaffolding pipa yang saling bersilangan yang dihubungkan bagian
tengahnya digunakan sebagai pengikat antara masing-masing main
frame sehingga main frame dapat berdiri tegak.
4) Pemasangan joint pin, penghubung yang dimasukan kedalam
mainframe yang berfungsi menghubungkan main frame dan leader.
5) Pemasangan leader, bagian dari frame yang berfungsi sebagai
penambah ketinggian jika mengalami kekurangan.
6) Pemasangan u-head, yang berfungsi sebagai penyangga gelagar pada
pekerjaan bekisting pelat. U-head dapat diatur seperti jack base sesuai
dengan ketinggian bangunan.
Pada pekerjaan bekisting plat lantai ini mengggunakan jenis multyplek film
face yang bisa digunakan 2 kali pemakaian, tetapi untuk pinggiran multiplek
menggunakan kayu kelas 2 dan kayu kelas 3, alasan kenapa pinggiran multiplek
menggunakan kayu merupakan untuk menghemat biaya dan waktu. Karena
nantinya yang akan dilepas hanya multiplek nya saja. pada pekerjaan bekisting pelat
lantai ini membutuhkan jumlah tenaga 6 orang. Adapun tahapan pekerjaan
bekisting adalah sebagai berikut:
1) Memasang bekisting pelat lantai (untuk 2 x pakai), jangan lupa beton
decking atau beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton decking ini
untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses
pengecoran.
51
2) Selanjutnya pemotongan multiplek sesuai dengan dimensi pelat.
Sambungan antara multiplek tidak boleh ada celah supaya tidak
terjadinya beton keropos akibat kebocoran semen.
3) Setelah pemotongan selesai dan sesuai dengan ukuran, selanjutnya
adalah
4) Memaku multiplek menggunakan paku baja agar posisi papan kuat dan
tidak bergeser dari lokasi yang direncanakan.
Sesudah pekerjaan bekisting pelat lantai selesai dikerjakan, maka
dilanjutkan dengan pekerjaan pembesian yaitu dengan memasang besi tulangan
pelat lantai. Pemasangan wiremesh dilaksanakan oleh 5 orang, Untuk plat lantai nya
menggunakan double wiremesh M8. Adapun tahapan pekerjaan pembesian pelat
adalah sebagai berikut :
1) Wiremesh diangkut ke atas area kerja pelat lantai 1.
2) Double wiremesh M8 dipasang diatas papan bekisting
3) Beton decking dan tulangan cakar ayam diletakkan diantara wiremesh
untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses
pengecoran.
Pelaksanaan pengecoran plat lantai 1 menggunakan beton ready mix dari
dengan mutu beton fc’ 22,5 Mpa, alat dan bahan yang digunakan seperti vibrator
concrete, ruskam, dan untuk pekerjaan pengecoran pelat lantai ini membutuhkan 5-
6 orang pekerja. Adapun tahapan pengecoran pelat lantai sebagai berikut:
2) Sebelum adukan beton dituang ke pelat lantai, dilakukan pengambilan
benda uji dan test slump. Jika tidak memenuhi syarat maka tidak
dibolehkan untuk dilakukan pengecoran atau membuat campuran baru.
3) Setelah nilai slump nya memenuhi syarat beton, kemudian dituang ke
concrete pump, kemudian concrete pump menuangkan beton ke lokasi
pengecoran.
52
4) Setelah beton dituang ke pelat lantai, beton dipadatkan menggunakan
vibrator concrete.
5) Kemudian dilanjutkan tahap finishing pengecoran dengan meratakan
permukaan cor beton yang telah tertuang. Dalam perataan ini alat yang
digunakan adalah roskam yang terbuat dari kayu.
Gambar 4. 36 Pengecoran Pelat

Pembongkaran ini dilakukan ketika cor pada sloof sudah kering,
pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati agar kualitas beton tidak
rusak. Pembongkaran ini dikerjakan oleh 5 orang pekerja. Pekerjaan pembongkaran
bekisting pelat dilakukan apabila beton telah cukup umur yakni selama kurang
lebih 24 jam atau telah mencapai setting time. Beton dikatakan cukup umur ialah
jika beton mampu menahan berat sendiri dan beban dari luar. Bekisting yang sudah
dibongkar dibersihkan dan disimpan pada tempat terlindungi untuk digunakan
pada pengecoran kolom dan balok serupa selanjutnya. Adapun tahapan dalam
pekerjaan pembongkaran bekisting adalah sebagai berikut:
1) Stek penahan bekisting dan sabuk pengikat bekistingdilepas.
2) Bekisting dilepas dari beton dengan hati-hati agar tidak merusak
permukaan beton.
4.2.4 Pelaksanaan Pekerjaan Tangga

Tangga adalah struktur konstruksi yang dirancang untuk menghubungi
dua tingkat vertikal dalam jarak tertentu. Singkatnya tangga adalah struktur
penghubung antar lantai. Fungsi tangga tentunya sebagai jalan naik dan turun antar
53
tingkat lantai. Pada proyek Pembangunan Gedung Lab. Terpadu Multi Matra ISI
Surakarta pada lantai 1 menggunakan tangga tipe A dengan luasan area 8 x 4 m.
Sedangkan Mutu beton yang digunakan untuk pelat lantai adalah f'c 22,5 Mpa.
Adapun detail tangga tipe A pada lantai 1 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4. 37 Denah Tangga Tipe A Lantai 1

Gambar 4. 38 Detail Pelat Lantai 1

54
Gambar 4. 39 Flowchart Pekerjaan Tangga
4.2.4.1 Pekerjaan Marking dan Pemasangan Perancah

Pekerjaan marking dan pemasangan perancah dilaksanakan oleh 2 orang
pekerja dan 2 surveyor. Perancah digunakan sebagai penyangga atau alat bantu
dalam pembangunan konstruksi. Alat dan bahan yang digunakan dalam pekerjaan
ini, antara lain: scaffolding 1 set, kunci pas, benang, lot, paku, spidol, hollow, pipe
support dan palu. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan marking dan pemasangan
perancah adalah sebagai berikut:
1) Memberi tanda atau marking elevasi pinjaman pada kolom dan pelat.
Marking ini dijadikan acuan dalam menentukan elevasi tangga.
2) Menarik benang untuk membantu membuat kemiringan tangga.
Kemiringan tangga dibuat dengan cara menarik benang ditarik
kemudian dipaku pada elevasi acuan kemiringan yang telah ditandai
yaitu 45˚ pada kolom sebagai tanda kemiringan permukaan multiplek
pelat tangga.
3) Memasang hollow secara horizontal pada bagian bordes, kemudian di
atasnya diberi tambahan hollow lagi sesuai elevasi yang sudah diberi
benang hingga membentuk rangka dengan jarak antar hollow 20 cm.
55
4) Memasang pipe support dengan posisi menopang di bawahnya untuk
perkuatan rangka bordes menggunakan.
5) Memasang hollow memanjang pada pelat pertama dan kedua dengan
kemiringan dan elevasi sesuai dengan benang yang telah dipasang.
6) Memasang hollow horizontal di bawahnya dengan jarak antar hollow
diagonal adalah 20 cm dan diberi kemudian ditopang oleh perkuatan
hollow.
Pekerjaan pemasangan bekisting dilakukan oleh 2 orang pekerja. Alat dan
bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, antara lain: multiplek, meteran, gergaji,
cutting wheel, paku, palu, kayu balok 8/12, kaso dan beton decking. Adapun metode
pelaksanaan pekerjaan bekisting adalah sebagai berikut:
1) Memasang multiplek pada rangka pelat diagonal sesuai elevasi yang
sudah dimarking.
2) Memasang multiplek pada pelat bordes tangga.
3) Memasang multiplek pada tepi badan tangga, kemudian bagian
dalamnya dimarking bentuk anak tangga yaitu lebar 30 cm dan tinggi
17 cm tiap anak tangga sebagai acuan pembesian nanti.
4) Memasang beton decking pada bagian bawah dan samping tangga.
Pemasangan beton decking dilakukan agar selimut beton yang didapat
pada tangga seragam semua yaitu 3 cm. Pemasangan beton decking
pada tangga dibantu dengan alat tang.
5) Memasang kayu balok 8/12 sebagai trap pembatas anak tangga dan
trap diberi perkuatan kaso secara memanjang setelah dilakukan
pembesian tangga.
Gambar 4. 40 Pemasangan Bekisting Tangga
56
Pekerjaan pembesian tangga dilaksanakan oleh 2 orang pekerja. Proses
perakitan tulangan tangga dilakukan di lantai 6. Alat dan bahan yang digunakan
dalam pekerjaan ini, antara lain: BJTS berdiameter D10, kapur, meteran, bar cutter,
gambar kerja, tang, dan kawat bendrat. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan
pembesian adalah sebagai berikut:
1) Memotong besi tulangan sesuai ukuran dalam gambar kerja. Besi
tulangan diukur menggunakan meteran terlebih dahulu lalu ditandai
dengan kapur sesuai ukuran. Setelah itu dipotong menggunakan alat
bar cutter.
2) Merakit tulangan tangga. Perakitan tangga harus sesuai dengan acuan
dan gambar kerja yang ada.
Gambar 4. 41 Pembesian Tangga

Pekerjaan pengecoran dilakukan oleh 10 orang pekerja, 2 orang surveyor
dan 1 orang operator tower crane. Alat dan bahan yang digunakan dalam pekerjaan
ini, antara lain: tower crane, meteran, vibrator, bucket cor, air, cangkul, ruskam
cetakan benda uji (silinder beton), pelat, perojok, kerucut abraham, semen, adonan
beton ready mix dan air. Adapun metode pelaksanaan tangga kebakaran lantai 6
adalah sebagai berikut:
2) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, seperti: cek
57
fungsi dari vibrator, membasahi bucket cor dengan air,
mempersiapkan cetakan untuk benda uji (silinder beton),
mempersiapkan kerucut abraham untuk uji slump, mengecek kondisi
dan keadaan beton readymix.
3) Melakukan pengambilan sampel beton readymix untuk uji slump dan
pembuatan benda uji (silinder beton). Uji slump dilakukan dilakukan
menggunakan beton yang dimasukkan ke dalam kerucut abraham dan
dilakukan perojokan setiap 1/3 bagian sebanyak 25 kali. Nilai uji
slump yang disyaratkan adalah 10 ± 2 cm apabila nilai uji slump lebih
atau kurang dari persyaratan maka tidak dapat dilakukan pengecoran
dan pengecoran harus ditunda. Benda uji (silinder beton) yang dibuat
adalah 3 sampel, cara pembuatannya yaitu dengan memasukkan beton
ke dalam cetakan dan dilakukan perojokan setiap 1/3 bagian sebanyak
25 kali. Setelah itu beton didiamkan selama 1 hari atau hingga beton
mengeras dan silinder beton bisa di lepas dari cetakan. Setelah dilepas
dari cetakan silinder beton di rendam dalam bak berisi air untuk
menjaga kelembapannya.
4) Menuangkan beton readymix ke dalam bucket cor dengan kapasitas
0,87 m3. Beton readymix dituangkan dalam bucket cor sampai bucket
cor hampir terisi penuh. Setelah itu salah satu pekerja yang bertugas
naik di sebelah bucket cor.
5) Meratakan dan menghaluskan adonan beton readymix yang sudah
dihampar ke dalam area kerja menggunakan ruskam.
Gambar 4. 42 Pengecoran Tangga
58
Pekerjaan pembongkaran bekisting dilakukan oleh 1 orang. Alat dan bahan
yang digunakan dalam pekerjaan ini, antara lain: tang, linggis, dan palu. Adapun
metode pelaksanaan pekerjaan pembongkaran bekisting tangga adalah sebagai
berikut:
1) Mencabut paku yang berada pada bekisting. Semua paku yang berada
pada bekisting tangga harus dicabut agar tidak membahayakan.
2) Melepas bekisting bagian trap terlebih dahulu kemudian bekisting tepi
tangga. Bekisting bagian trap atau anak tangga dibuka terlebih dahulu
untuk memudahkan pelepasan bekising bagian sampng.
3) Menurunkan dan merapikan bekisting pada tempatnya. Bekisting yang
sudah dilepas harus dibersihkan dan dirapikan menurut jenisnya.
4) Melepas bekisting ketika beton berumur ± 28 hari, untuk bekisting
pelat diagonal dan bordes.
4.3 Hambatan dan Solusi

Berikut adalah hambatan dan solusi yang terjadi pada proyek
Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu Multi Matra Isi Surakarta:
1. Kolom Mengalami Segregasi
Pada saat pembongkaran bekisting kolom didapati ada beberapa bagian
kolom yang mengalami segregasi. Diduga hal ini terjadi karena vibrasi nya kurang
merata dan mengakibatkan beton tersebut keropos. Solusinya adalah bagian beton
yang keropos segera langsung ditindak lanjuti dengan dilakukanya grouting.
Gambar 4. 43 Kolom Yang Mengalami Segregasi
59
2. K3 Yang Tidak Digunakan
K3 sangatlah penting dikarenakan salah satu cara meminimalisir
kecelakaan pada saat pekerjaan berlangsung, namun banyak pekerja yang
mengabaikan atas penggunaan K3 ini dengan berbagai alasan. Karena banyak
pekerja yang mengabaikan keselamatan mereka dengan tidak menggunakan K3
dengan lengkap, maka harus dilakukan teguran bahkan peringatan yang tegas
dikarenakan bisa membahayakan keselamatan pekerja.
Gambar 4. 44 Pekerja Tidak Menggunakan K3
60
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan sebagai pelaksana pada proyek
Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu Multi Matra ISI Surakarta
didapatkan seorang pelaksana harus mengerti dan menguasai metode yang
digunakan dalam pembangunan proyek.
1. Metode pelaksanaan pekerjaan pondasi, balok sloof, kolom di lantai 1,
balok ring lantai 1, pelat lantai 1, tangga lantai 1 pada proyek
Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu Multi Matra ISI Surakarta:
a. Pelaksanaan pekerjaan pondasi dimulai dari pekerjaan penggalian
tanah pondasi, penulangan pondasi, pekerjaan bekisting, dan diakhiri
pengecoran.
b. Pelaksanaan pekerjaan kolom dan balok dimulai dari pekerjaan
marking, pekerjaan pemasangan perancah, pekerjaan pembesian,
pekerjaan bekisting, dan diakhiri pembongkaran bekisting.
c. Pelaksanaan pekerjaan pelat lantai dimulai dari pekerjaan
pemasangan perancah, pekerajaan bekisting, pekerjaan pembesian,
dan diakhiri pembongkaran bekisting.
d. Pelaksanaan pekerjaan tangga dimulai dari pekerjaan marking dan
perancah, pekerjaan bekisting, pekerjaan pembesian, pekerjaan
pengecoran, dan pembongkaran bekisting.
2. Permasalahan yang timbul dan solusi dalam proyek Pembangunan
Gedung Laboratorium Terpadu Multi Matra ISI Surakarta:
a. Segregasi kolom karena vibrasi nya kurang merata. Solusinya bagian
beton yang keropos segera langsung ditindak lanjuti dengan
dilakukanya grouting.
b. Banyak pekerja yang mengabaikan penggunaan K3. Solusinya
pekerja yang mengabaikan penggunaan K3 diberi teguran bahkan
peringatan yang tegas dikarenakan bisa membahayakan keselamatan
pekerja
61
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disimpulkan pada pelaksanaan pekerjaan proyek
Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu Multi Matra Isi Surakarta antara
lain:
1. Bagi Program Studi D-III Teknik Sipil:
a. Untuk sosialisasi pelaksanaan kerja praktik berikutnya sebaiknya
dilakukan dengan time line, prosedur, dan jobdesk dari peserta kerja
praktik yang lebih jelas supaya peserta kerja praktik dapat
memahami betul bagaimana time line, prosedur, dan jobdesknya
masing-masing.
2. Bagi Peserta Kerja Praktik:
a. Sebelum melaksanakan kerja praktik sebaiknya peserta kerja praktik
meningkatkan skill-skill yang telah didapat dalam bangku
perkuliahan agar pada saat melaksanakan kerja praktik peserta kerja
praktik dapat melakukan tugas yang diberikan oleh pihak proyek
dengan baik.
b. Dalam melaksanakan kerja praktik sebaiknya peserta kerja praktik
lebih berkonsentrasi terhadap jobdesknya masing-masing agar pada
saat di lapangan peserta kerja praktik tidak bingung dengan apa
kegiatan yang ingin dilakukan.
c. Pada saat melaksanakan kerja praktik sebaiknya peserta kerja
praktik juga memikirkan topik bahasan PA yang akan diambil
melalui permasalahan yang didapat di lapangan agar pada saat
kembali ke kampus mahasiswa sudah memiliki topik bahasan PA
ang akan diambil.
3. Bagi Proyek:
a. Pada proses pelaksanaan pekerjaan sebaiknya di awasi dengan baik
supaya tidak ada kesalahan dalam metode pelaksanaannya
b. Keselamatan kerja lebih diperhatikan lagi karena resiko
kecelakaan kerja semakin meningkat.
62
DAFTAR PUSTAKA
Andarupm. Pembangunan Gedung Laboratorium ISI Surakarta PT. WIDYA

SATRIA. (2023). Diakses pada Selasa, 8 Juni 2023.
Tim Jurusan Teknik Sipil. (2022). Pedoman Pelaksanaan Kerja Praktik (KP).
Program Studi Diploma-III Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik
Negeri Banyuwangi : Banyuwangi.
Dika, D. (2022). Pelaksanaan Kerja Praktik Sebagai Pelaksana Lapangan Pada
Proyek Pembangunan Sekolah Smp Negeri 61 Surabaya Oleh PT. Diandra
Putra. Laporan Kerja Praktik.
Mifta, A. (2022). Pelaksanaan Kerja Praktik Sebagai Pelaksana Proyek
Pembangunan Gedung Kuliah Unugiri Bojonegoro PT. Multi Yasa
Group. Laporan kerja praktik.
63
64

Laporan KP RAFIE ALBAIHAQI R

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Laporan KP RAFIE ALBAIHAQI R

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK SEBAGAI PELAKSANA

PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing

Pembimbing Lapangan, Dosen Pembimbing Kerja Praktik,

I Wayan Adi Pratama,S.Tr.SPL Enes Ariyanto Sandi, S.T., M.M

Ketua Jurusan Teknik Sipil, Ketua Program Studi D3-Teknik Sipil,

7. PT. WIDYA SATRIA selaku perusahaan tempat pelaksanaan Kerja Praktik.

Penulis menyadari terdapat berbagai kekurangan dalam penulisan laporan

Banyuwangi, Oktober 2023

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

Gambar 2.1 Logo PT. WIDYA SATRIA ………………………………. 3

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan……………………………………………. 25

Lampiran 1: Data Administratif

1.1 Latar Belakang

1.3 Batasan Masalah

1.4 Tujuan Kerja Praktik

1.5 Manfaat Kerja Praktik

2.1 Sejarah Perusahaan

Gambar 2 1 Logo PT. WIDYA SATRIA

PT. WIDYA SATRIA adalah wujud Perusahaan Jasa Konstruksi yang

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

2.3 Struktur Organisasi

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. WIDYA SATRIA

Setiap proyek besar yang dikerjakan oleh suatu perusahaan pasti

2.4 Tugas dan Wewenang Personil Proyek

Gambar 2.4 Pembimbing Lapangan

3.1 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik

3.2 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik

Gambar 3.1 Lokasi Proyek

3.4 Jadwal Pelaksanaan

4.1 Informasi Singkat Tempat Kerja Praktik

4.2 Hasil Kerja Praktik

Gambar 4.1 Tampak Atas Pondasi F1

Gambar 4.2 Tampak Atas Pondasi F2

Pada pondasi footplat tipe F2 yang memiliki dimensi 3 x 3 m dipasang

Gambar 4.3 Tampak Atas Pondasi F3

Gambar 4.5 Detail Pondasi F2

Pada pondasi footplat tipe F2 yang memiliki dimensi 3 x 3 x 0,8 m terletak

Gambar 4.7 Denah Pondasi Footplat

Gambar 4. 8 Flowchart Pekerjaan Pondasi

4.2.1.1 Pekerjaan Galian Tanah Pondasi

Gambar 4. 9 Tes Slump Pengecoran Pondasi

4) Readymix concrete dituangkan langsung disalurkan ke area pondasi yang

Gambar 4.10 Denah Kolom dan Balok Sloof

Pada kolom K1 yang memiliki dimensi 500 x 700 mm menggunakan

Gambar 4.12 Detail Kolom K1

Gambar 4.13 Detail Kolom K1a

Pada kolom K2 yang memiliki dimensi 650 x 650 mm menggunakan

Gambar 4.14 Detail Kolom K2

Gambar 4.15 Detail Kolom K3

Pada balok sloof S1 yang memiliki dimensi 300 x 600 mm menggunakan

Gambar 4.16 Detail Balok Sloof S1

Pada balok sloof S2 yang memiliki dimensi 250 x 400 mm menggunakan

Gambar 4.17 Detail Balok Sloof S2

Pada balok ring B1 yang memiliki dimensi 350 x 700 mm menggunakan

Gambar 4.18 Detail Balok Ring B1

Pada balok ring B2 yang memiliki dimensi 300 x 500 mm menggunakan

Gambar 4.19 Detail Balok Ring B2