WALIMATU AL-URS
Disusun Oleh :
Luthpia Az-Zahrah
NIM : 021.016.0408
1
Adapun kadar mengadakan walimatu al-urs rasulullah tidak mencontohkan untuk berlebihan
ketika mengadakannya, bahkan ketika beliau mengadakan walimatu al-urs ketika
pernikahannya dengan shafiyyah, beliau mengadakannya cukup dengan gandum dan kurma. 4
Pada sebuah riwayat hadits yang berbunyi,
) َاْو َلْم َلْو ِبَش اٍة ( متفق عليه: قال رسول هللا صلي هللا عليه و سلم لعبد الرحمن
“ maka telah berkata rasululah shalallahu ‘alaihi wassalam kepada ‘abdurrahman :
adakanlah walimah walawpun hanya dengan satu kambing”5
Pada hadits tersebut terdapat kata ”bisyattin” yang bermakna bukanlah pembatasan
melainkan hanya batas minimal yang pantas bagi seorang yang mampu dalam mengadakan
walimatu al-urs, hadits ini merupakan juga hadits yang menganjurkan untuk mengadakan
walimtu al-urs walawpun hanya dengan seekor kambing.6
Menurut seorang qodhi bernam ‘iyadh, ulama bersepakat bahwasannya tidak ada
kadar maksimal hidangan dalam walimatu al-urs, adapun kadar minimalnya dengan satu ekor
kambing, karena ini bertujuan untuk mempermudah untuk mengadakan walimatu al-urs, dan
lebih baiknya lagi dalam menentukan kadar hidangan makanan walimatu al-urs hendaknya
melihat kemampuan suami untuk mengadakan walimatu al-urs.7
4
Abi Hamid Muhammmad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghozali, Al-Wasith fii Al-Madzhab,
(Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2001), Jilid 3, hal. 221
5
Al-imam Asy-Syaukani, Nail Al-Author, (Kairo: Dar Al-Hadits, 2005), Jiliid 6, hal. 564
6
ibid
7
ibid
8
Al-Khothib Asy-Syirbini, Al-Iqna’, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2011), Jilid 6, hal 273
2
tetangga dekat di sekitar rumah dan tidak menkhususkan mengunadang orang orang kaya. 9
Bagi tamu undangan hukumnya fardhu ‘ain untuk memenuhi undaangan, yang bermakna
tidak gugur kewajibannya kecuali ia telah menunaikannya sendiri kewajiban tersebut. Wajib
menghadiri walimatu al-urs tersebut apabila memenuhi beberapa syarat berikut ini, yang
mana apabiala ada salah satu syarat yang tidak terpenuhi, maka gugurlah kewajiban tersebut.
Adapun syarat wajibnya ialah;
VII. Penutup
9
Muhammad Az-Zuhayli, Al-Mu’tamad fi Al-Fikih Asy-Syafi’i,( Damaskus : Dar Al-Qalam, 2021), Juz
4 hal. 77
10
ibid
11
ibid
12
Syamsuddin Muhammad bin Ahmad Al-Khothib Asy-Syirbini Al-Mishri, Mughni Al-Muhtaj,( Beirut
: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2014,) Jilid 3, hal. 300
13
ibid
14
Muhammad Az-Zuhayli, Al-Mu’tamad........., hal.79
3
Alhamdulialh telah selesai penulis pada sedikit pembahasan tentang walimatu
al-urs diatas, adapun makalah ini bertujuan untuk menjadi pengetahuan untuk
pembaca maupun penulis sendiri. Semoga adanya makalah ini mampu digunakan
sebagaimana fungsinya dan digunakan dengan sebaik-baiknya, adapun berkenaan
dengan keslahan-kesalahan yang mungkin pembaca dapatkan pada makalah ini
penulis mohon maaf dan meminta do’a agar kesalahan tersebut mampu dibenahi agar
makalah i i menjadi lebih baik, wallahu a’lamu bishawab.
4
DAFTAR PUSTAKA
Damasyqi , Imam Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad Al-Husaini Ad-, Kifayah Al-
Akhyar fi Haali Ghoyati Al-Ikhtishor, Jakarta: Dar Al-kitab Al-Islamiyah, 2004.
Ghozali, Abi Hamid Muhammmad bin Muhammad bin Muhammad Al-, Al-Wasith fii Al-
Madzhab, Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2001.
Khon, Musthofa Al-, dkk., Al-Fikih Al-Manhaji ‘ala Madzhab al-Imam Asy-Syafi’i,
Damaskus : Dar Al-Qalam, 1992.
Mishri, Syamsuddin Muhammad bin Ahmad Al-Khothib Asy-Syirbini Al-, Al-Mughni Al-
Muhtaj, Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2014.
Nawawi, Az-Zakariya Muhyiddin Yahya bin Syarof An-, Roudhoh Ath-Tholibin, Kairo:
Syirkatu Al-Quds, 2017.