Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

IMPLIKASI BUDAYA WALIMATUL ‘URS DALAM TUTURAN


BAHASA ARAB

DOSEN PENGAMPU:

Idrus Muchsin Bin Agil, M.Pd.I

Disusun oleh:

Citra Indah S. (15150051)

M. Daud Abdul J. (16150062)

Himmatul Adzimah (16150065)

A. Tibbil Qulub (16150098)

Nailiyyatul Ulumiyah (16150115)

Dzurrotun Nafisah (16150120)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT. yang telah
melimpahkan beribu-ribu nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
Makalah Tsaqafah Arabiyyah.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita


Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam kepada umatnya yang
penuh dengan ilmu pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di
dunia maupun di akhirat kelak.

Suatu kebahagiaan bagi kami karena telah menyelesaikan Makalah Tsaqafah


Arabiyyah Yang Berjudul “Implikasi Budaya Walimatul ‘Urys Dalam Tuturan
Bahasa Arab”.Penyusunan Makalah ini merupakan suatu pembelajaran yang
sangat bermanfaat. Kami sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses
penyusunan makalah, karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Makalah
ini dapat terselesaikan tentulah karena beberapa pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah. Untuk itu penulis sampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, utamanya kepada yang
terhormat:

1. Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag. Selaku Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang
2. Idrus Muchsin Bin Agil, M.Pd.I Selaku Dosen Pengampu yang telah
berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan makalah.
3. Sahabat-sahabat yang telah memberikan motivasi dan dukungan terhadap
terselesaikannya makalah.

Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah............................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Walimatul ‘Ursy ............................................................ 3


B. Konsep Walimatul ‘Ursy Masyarakat Arab ................................... 5
C. Perayaan Yang Digelar Masyarakat Arab Sebelum Acara
Walimatul ‘Urs .................................................................................. 7
D. Percakapan Bahasa Arab Tentang Walimatul ‘Ursy .................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 10
B. Saran .................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat Arab, sebagaimana umumnya, memiliki sistem kehidupan
sosial yang unik, yang membedakan dengan masyarakat lainnya. Sistem
perkawinan, kekeluargaan dan kebiasaan setempat sangat sulit ditemukan di
daerah lain yang, misalnya, secara geografis memiliki kesamaan. Masyarakat
Arab sesungguhnya merupakan masyarakat yang memiliki banyak sisi positif
dan kelebihan seperti sifat dermawan, pemberani, setia, ramah, sederhana,
pandai bersyair dan memiliki ingatan yang kuat. Akan tetapi kemerosotan
moral, kejahatan, kemusyrikan, ketidak adilan dan fanatisme suku mampu
menenggelamkan kearifan lokal pada masyarakat ini.
Dalam masalah perkawinan, Islam telah berbicara banyak, dimulai
bagaimana cara mencari kriteria bakal calon pendamping hidup hingga
bagaimana memperlakukannya dikala resmi menjadi sang penyejuk hati. Islam
memiliki tuntunannya, begitu pula Islam mengajarkan bagaimana mewujudkan
sebuah pesta pernikahan yang meriah, namun tetap mendapat berkah dan tidak
melanggar tuntunan Rasulullah SAW, demikian halnya dengan pernikahan
yang sederhana namun tetap penuh pesona
Islam mensyari’atkan untuk mengumumkan sebuah pernikahan yang
disebut dengan Walimatul ‘Ursy. Hal itu bertujuan untuk membedakan dengan
pernikahan rahasia yang dilarang keberadaannya oleh Islam. Selain itu,
pengumuman tersebut juga bertujuan untuk menampakkan kebahagiaan
terhadap sesuatu yang dihalalkan oleh Allah SWT kepada seorang mukmin,
sebab dalam pernikahan dorongan nafsu birahi menjadi halal hukumnya. Dan
dalam ikatan itu juga, akan tertepis semua prasangka negatif dari pihak lain.
Tidak akan ada yang curiga, seorang laki-laki berjalan berduaan dengan
seorang wanita.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Walimatul ‘Ursy?
2. Bagaimana Konsep Walimatul ‘Ursy pada masyarakat Arab?
3. Apa Saja Perayaan Yang Digelar Masyarakat Arab Sebelum Acara
Walimatul ‘Urs?
4. Bagaimana bentuk percakapan bahasa Arab dalam Walimatul ‘Urs?
C. Tujuan
1. Mengetahui Apa Yang Dimaksud Walimatul ‘Urs
2. Mengetahui Konsep Walimatul ‘Urs Pada masyarakat Arab
3. Untuk mengetahui Perayaan yang digelar Sebelum Walimatul ‘Urs
Masyarakat Arab
4. Mengetahui Bentuk Ungkapan Dan Percakapan Bahasa Arab Dalam
Walimatul ‘Urs

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Walimatul ‘Urs

Walimah berasal dari bahsa Arab (‫ )الوليمة‬yang artinya Al-Jam’u yaitu


berkumpul, sebab antara suami dan istri berkumpul, bahkan sanak saudara,
kerabat, dan para tetangga. Dalam kitab Ianahtut atholibin Walimah juga
berasal dari bahasa Arab (‫ )الولم‬yang artinya adalah makanan pengantin,
maksudnya adalah makanan yang disediakan khusus dalam acara pesta
perkawinan, atau juga bisa diartikan sebagai makanan untuk para tamu
undangan atau yang lainnya.1

Dalam kehidupan sehari- hari kata walimah sering diartikan sebagai


pertemuan (jamuan) formal yang diadakan untuk menerima tamu, baik itu
dalam pernikahan maupun pertemuan lainya. Secara Epistimologi menurut
Ahmad Al- Khoiyumi Walimah mempunyai arti

‫اسم لكل طعام يتخد لجمع‬


Artinya : Nama Setiap Makanan untuk kumpul- kumpul,

Sedangkan dari segi terminologi berarti Seluruh bentuk perayaan yang


melibatkan orang banyak. Sedangkan walimah dalam pengertian khusus
disebut walimatul ‘urs, mengandung pengertian peresmian pernikahan yang
tujuannya untuk memberitahu khalayak ramai bahwa kedua mempelai telah
resmi menjadi suami istri, sekaligus sebagai rasa syukur keluarga kedua belah
pihak atas berlangsungnya pernikahan tersebut. Menurut Imam Syafi’i, bahwa
walimah terjadi pada setiap dakwah (perayaan dengan mengundang seseorang)
yang dilaksanakan dalam rangka untuk memperoleh kebahagiaan yang baru.
Yang paling mashur menurut pendapat yang mutlak, bahwa pelaksanaan
walimah hanya dikenal dalam sebuah pernikahan. Menurut Sayyid Sabiq,
walimah diambil dari kata al-walmu dan mempunyai makna makanan yang
dikhususkan dalam sebuah pesta pernikahan. Dalam kamus hukum, walimah

1
Dewiratri Nur Ilmi, Walimatul ‘Urs, (Malang : 2015), hal. 2.

3
adalah makanan pesta perkawinan atau tiap-tiap makanan yang dibuat untuk
undangan atau lainnya undangan. Berbeda dengan ungkapannya Zakariya al-
Anshari, bahwa walimah terjadi atas setiap makanan yang dilaksanakan untuk
mendapatkan kebahagiaan yang baru dari pesta pernikahan dan kepemilikan,
atau selain dari keduanya. Tentang kemashuran pelaksanaan walimah bagi
pesta pernikahan sama dengan apa yang telah diungkapkan oleh Syafi’i.

Sedangkan Walimatul ‘ursy terdapat dalam literatur Arab yang secara arti
kata berarti jamuan yang khusus untuk perkawinan dan tidak digunakan untuk
perhelatan di luar perkawinan. Sebagian ulama menggunakan kata walimah itu
untuk setiap jamuan makan, untuk setiap kesempatan mendapatkan
kesenangan, hanya penggunaannya untuk kesempatan perkawinan lebih
banyak. Walimah nikah atau Walimatul Urs adalah perayaaan pengantin
sebagai ungkapan rasa syukur atas pernikahannya, Setelah Imlak, Jadi, pada
dasarnya walimah nikah merupakan suatu pengumuman pernikahan pada
masyarakat tentang telah resminya sepasang pengantin menjadi sepasang
suami- istri baru. Walimah diadakan ketika acara akad nikah berlangsung, atau
sesudahnya, atau ketika hari perkawinan (mencampuri istrinya) atau
sesudahnya. Bisa juga diadakan tergantung adat dan kebiasaan yang berlaku
dalam masyarakat. Sehubungan dengan walimah, adat kebiasaan masing-
masing daerah dapat dipertahankan bahkan dilestarikan sepanjang tidak
menyalahi prinsip ajaran Islam. Dan apabila adat kebiasaan yang berhubungan
dengan walimah tersebut bertentangan dengan syariat Islam, setuju atau tidak,
harus ditinggalkan. Resepsi pernikahan tidak mesti mewah cukup dengan
mengundang tetangga, kawan, dan kerabat, untuk makan bersama, sekalipun
tidak memakai daging atau lainnya. Sebab bila tidak di undang akan menyakiti
hati mereka.2

B. Konsep Walimatul ‘Urs

2
https://www.academia.edu/19516597/Revisi_Walimatul_ursy diakses pada tanggal 19 Maret
2019 pukul 20:54

4
Walimah yang dianjurkan Islam adalah bentuk upacara yang tidak
berlebih-lebihan dalam segala halnya. Dalam walimah dianjurkan pada pihak
yang berhajat untuk mengadakan makanan guna disajikan pada tamu yang
menghadiri walimah. Namun demikan, semua itu harus disesuaikan dengan
kemampuan kedua belah pihak Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai
anjuran untuk melakukan walimah walaupun hanya dengan seekor
kambing. Sebagaimana potongan haditsnya berbunyi

‫أ َ ْو ِل ْم َولَ ْو ِبشَاة‬
Artinya: Adakan walimah, meski hanya dengan satu kambing
Islam telah mensyari’atkan kepada kita semua untuk mengumumkan
sebuah pernikahan. Hal itu bertujuan untuk membedakan dengan pernikahan
rahasia yang dilarang keberadaannya oleh Islam. Selain itu, pengumuman
tersebut juga bertujuan untuk menampakkan kebahagiaan terhadap sesuatu
yang dihalalkan oleh Allah SWT kepada seorang mukmin, sebab dalam
pernikahan dorongan nafsu birahi menjadi halal hukumnya. Dan dalam ikatan
itu juga, akan tertepis semua prasangka negatif dari pihak lain. Tidak akan ada
yang curiga, seorang laki-laki berjalan berduaan dengan seorang wanita. Hal
yang mungkin terjadi jika tidak diikat dengan tali pernikahan adalah bisa
menyebarkan fitnah yang sangat besar. Itulah sebabnya Allah SWT
memerintahkan kepada umat Islam untuk menyiarkan akad nikah atau
mengadakan suatu walimah, bahkan Rasulullah SAW juga berwasiat kepada
umatnya untuk mengumumkan acara walimatul ’urs pada khalayak.3
At-Tirmidzi telah meriwayatkan sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:
[14]4

‫سى‬ َ ‫ أ َ ْحبَرنَا ِع ْي‬. َ‫ َحدَّثَنَا يَ ِزيْد بْن هَار ْون‬. ‫َحدَّثَنَا أ َ ْح َمد بْن َمنِيْع‬
‫ قَا َل‬: ‫ت‬ ْ َ‫شةَ قَال‬ َ ِ‫ َع ْن َعائ‬، ‫اري َع ِن اْلقَا ِس ِم ب ِْن م َح َّم ِد‬
ِ ‫ص‬َ ‫بْن َميْم ْو ِن أْأل َ ْن‬

3
http://referensiagama.blogspot.com/2011/01/bangsa-arab-sebelum-datangnya-islam-dan.html
diakses pada tanggal 19 Maret 2019 pukul 20:57

5
‫اج ِد‬
ِ ‫س‬ ْ ‫سلَّ َم أ َ ْع ِلن ْوا َهذَا النِ َكا َح َو‬
َ ‫اج َعل ْوه ِفى اْل َم‬ َ ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫َرس ْول هللا‬
ِ ‫َواض ِْرب ْوا َعلَ ْي ِه بِالدف ْو‬
) ‫ف ( رواه الترمذى‬
Artinya: ” Ahmad bin Mani’ telah menceritakan pada kami, Yazid bin
Harun telah menceritakan pada kami, Isa bin Maimun al-Anshori telah
mengkhabarkan dari Qosim bin Muhammad, dari Aisyah berkata: Rasulullah
SAW bersabda: umumkanlah pernikahan ini!Rayakanlah di dalam masjid. Dan
pukullah alat musik rebana untuk memeriahkan (acara)nya.” (H.R. At-
Tirmudzi)
Adanya perintah Nabi, baik dalam arti sunnah atau wajib, mengadakan
walimah mengandung arti sunnah mengundang khalayak ramai untuk
menghadiri pesta itu dan memberi makanan hadirin yang datang. Jumhur
ulama berpendapat, bahwa walimah merupakan suatu hal yang sunnah dan
bukan wajib sedangkan menurut ulama’ Zhahiriyah adalah wajib bagi setiap
orang yang melangsungkan perkawinan untuk mengadakan Walimatul ‘usry.
Ibnu Taimiyah pernah ditanya tentang walimatul ‘ursy. Beliau
menjawab, “ Segala puji bagi Allah. Kalau walimatul ‘ursy hukumnya adalah
sunah, dan diperintahkan menurut kesepakatan ulama. Bahkan sebagian
mereka ada yang mewajibkan, karena menyangkut tentang pemberitahuan
nikah dan perayaannya, serta membedakan antara pernikahan dan perzinahan.
sedangkan pendapat dikalangan Syafi’iyah adalah sunnah muakkad. Oleh
karena itu, menurut pendapat ulama, menghadiri hajat pernikahan adalah wajib
hukumnya jika orang yang bersangkutan ada kesempatan dan tidak ada
halangan.
Sedangkan hukum menghadiri undangan, Jumhur ulama penganut Imam
Asy-Syafi’i dan Imam Hambali secara jelas menyatakan bahwa mengahadiri
undangan ke walimatul ‘ursy adalah fardu ‘ain. Adapun sebagian dari penganut
keduanya ini berpendapat bahwa menghadiri undangan tersebut adalah sunnah.
Sedangkan dalil hadis yang sudah disebutkan di atas menunjukkan adanya
hukum wajib menghadiri undangan. Apalagi setelah adanya pernyataan secara
jelas bahwa orang yang tidak mau menghadiri undangan telah berbuat maksiat
kepada Allah SWTdan Rasul-Nya SAW.

6
C. Perayaan Sebelum Perkawinan
Selain walimatul ‘urs ada beberapa perayaan yang dilaksanakan oleh
pengantin, seperti:
1. Malam Henna
Malam Henna adalah waktu untuk menyiapkan segala kebutuhan
pernikahan. Malam Henna juga merupakan pesta kecil-kecilan keluarga
kedua calon mempelai .Inti dari tradisi ini adalah tangan kedua mempelai
akan diberi henna yang akan mempercantik tangan calon pengantin.
Biasanya yang menghadiri pesta malam henna atau malam pacar adalah
seluruhnya wanita dan anak –anak kecil yang masih berumur sekitar 5
tahunan, karena didalam pesta ini nantinya seluruh wanita sebelum
memasuki gedung akan berpenampilan rapi dan tetutup, mereka memakai
abaya.Ketika mereka semua sudah masuk ke dalam gedung pesta maka
mereka semua akan membuka baju abaya mereka dan berpenampilan
sangat sexy sekali dan mereka semua berjoged heboh bersama pengantin
perempuan . Setelah mereka puas berjoged maka mereka akan memakai
baju abaya mereka lagi dengan rapid an tertutup.
2. Malam Sahra
Merupakan pesta bujang di malam hari untuk para relasi dan teman
dari mempelai pria. Diadakan di halaman rumah atau jalanan depan rumah
mempelai pria.Terdapat penampilan grup musik dan tarian-tarian Wanita
tidak diperkenankan untuk mengikuti acara ini .
D. Ungkapan Dan Percakapan Bahasa Arab Dalam Walimatul ‘Urs
1. Ungkapan/Do’a

‫ مبروك الزواج وربنا يديم السعاده بينكما‬.1


‫ اللهم اجعل لكما في هذا الزواج السعادة وأن يرزقكم بالبنين‬.2
‫والبنات الصالحين والصالحات وان يبارك لكما في زواجكما‬
‫ويديم لكم السعادة مدي الحياة‬

7
‫ اللهم اجعل لكما في هذا الزواج السعاده وان يرزقكم بالبنين‬.3
‫والبنات الصالحين والصالحات وان يبارك لكما في زواجكما‬
‫ويديم لكم السعاده مدي الحياه وفستانك جميل جدا وانتي ايضا‬
‫جميله وميكياجك روعه‬

2. Percakapan

َ‫اء َواْلبَنِيْن‬
ِ َ‫بالرف‬
َّ : ‫الضيف‬ .1

(Bir-rafa' wal-baniin)
Semoga menjadi pasangan yang harmonis dan berketurunan shalih-
shalihah

‫ ش ْك ًرا َل َك‬:‫العروس‬
(Syukran lak)
Terimakasih

‫ار َك هللا فِي َْك ش ْك ًرا لَ َكا‬


َ َ‫ ب‬: ‫العروس‬
(Baarakallaahu fiika syukran lak)
Semoga Allah memberikan berkah kepadamu, terimkasih

َ
ٍ‫خيْر‬ ‫اح ِب ِه َو َج َم َع ِب ْينَك َما ِف ْي‬
ِ ‫ص‬َ ‫احد ِم ْنك َما فِ ْي‬
ِ ‫ار َك هللا ِلك ِل َو‬
َ َ‫ب‬
: ‫الضيف‬
(Baarakallaahu likulli waahidin minkumaa fii shaahibihi wa jama'a
bainakuma fii khairin)
Semoga Allah senantiasa memberkati kalian dan selalu mendapatkan
kebaikan

‫ار َك هللا ِفي َْك َولَ َك ِمنِ ْي الش ْكر‬


َ ‫ َب‬: ‫العروس‬

8
‫)‪(Baarakallaahu fiika walaka minnii asy-syukru‬‬
‫‪Terimakasih‬‬

‫‪ = .2‬كيف يستطيع أن يجتمع بها؟‬


‫‪ +‬نصادف في الحافلة إذا نذهب إلى الجامعة للتعلم‪ .‬وفي ذالك‬
‫الوقت أسأل إليها نمرة أبيها‪ ,‬ثم بعد األسبوع أقابل أبيها للخطبة‬
‫= ماشاءهللا‪ ,‬بارك هللا‬
‫‪ +‬الحمد هلل قد قبلت في هذه العائلة‪ .‬أبيها و أمها شخصان صالحان‪.‬‬

‫‪BAB III‬‬
‫‪PENUTUP‬‬
‫‪A. Kesimpulan‬‬

‫‪9‬‬
Walimah nikah atau Walimatul Urs adalah perayaaan pengantin
sebagai ungkapan rasa syukur atas pernikahannya, Setelah Imlak, Jadi,
pada dasarnya walimah nikah merupakan suatu pengumuman pernikahan
pada masyarakat tentang telah resminya sepasang pengantin menjadi
sepasang suami- istri baru. Walimah diadakan ketika acara akad nikah
berlangsung, atau sesudahnya, atau ketika hari perkawinan (mencampuri
istrinya) atau sesudahnya. Bisa juga diadakan tergantung adat dan
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Sehubungan dengan walimah,
adat kebiasaan masing-masing daerah dapat dipertahankan bahkan
dilestarikan sepanjang tidak menyalahi prinsip ajaran Islam.
B. Saran
1. Bagi pembaca diharapkan lebih menguasai dan memahami isi dan hal-
hal yang berkaitan dalam makalah ini.
2. Agar lebih memanfaatkan waktu untuk membaca dan belajar.
3. Bila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini mohon kritik dan
saran yang bersifat membangun dan menjadikan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

https://santrikafi.blogspot.com/2018/05/devinisi-walimah-al-ursy-dalam-
kajian.html?m=1 diakses pada tanggal 19 Maret 2019 pukul 20:46

10
https://www.academia.edu/19516597/Revisi_Walimatul_ursy diakses pada
tanggal 19 Maret 2019 pukul 20:54

http://referensiagama.blogspot.com/2011/01/bangsa-arab-sebelum-datangnya-
islam-dan.html diakses pada tanggal 19 Maret 2019 pukul 20:57

Dewiratri Nur Ilmi. 2015. Walimatul ‘Urs. Makalah.

11

Anda mungkin juga menyukai