UTS Hukum Antar Tata Hukum - Isnaini Azzahra 211010201484
UTS Hukum Antar Tata Hukum - Isnaini Azzahra 211010201484
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1
Nama : Isnaini Azzahra
NIM : 211010201484
Mata Kuliah : Hukum Antar Tata Hukum
R. Kelas : V. 758/CS
Menurut Soediman Kartohadiprodjo, Hukum Perselisihan (Hukum Antar Tata Hukum) merupakan
keseluruhan ( asas ) dan kaidah yang menentukan hukum manakah atau hukum apakah yang akan
berlaku apabila dalam suatu peristiwa hukum terpaut lebih dari satu sistem hukum.
Berdasarkan pengertian ini, berikut interaksi antara berbagai cabang hukum terkait dengan
konsep ini
Hukum Perdata Internasional ( HPI ). HPI disebut sebagai “ conflict law “ yang
mengandung ciri adanya unsur asing ( foreign element ) dalam hubungan hukum,
sedangkan dalam Hukum Perselisihan (Hukum Antar Tata Hukum) tidak ada unsur asing.
HPI adalah bagian dari Hukum Perselisihan (Hukum Antar Tata Hukum) dalam arti makro
karena HPI merupakan bagian dari hukum nasional.
HATAH Intern disebut juga sebagai Hukum Perselisihan (Hukum Antar Tata Hukum)
dalam arti mikro, yaitu :
“ keseluruhan kaidah yang menunjukkan stelsel hukum manakah yang akan berlaku atau
apakah yang merupakan hukum apabila suatu hubungan hukum atau peristiwa hukum antar
sesama warga negara di dalam satu Negara. “
Perbedaan stelsel hukum yang berlaku bagi masing – masing warga Negara dalam satu
Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1
Negara dan muncul menjadi persoalan hukum perselisihan hanya mungkin terjadi karena
faktor – faktor :
Hukum Antar Golongan adalah keseluruhan peraturan dan keputusan hukum yang
menunjukkan hukum manakah yang berlaku atau apakah yang merupakan hukum, jika
hubungan – hubungan dan peristiwa – peristiwa antar warga Negara dalam suatu Negara,
satu tempat dan satu waktu tertentu memperlihatkan titik – titik pertalian dengan stelsel dan
kaidah hukum yang berbeda dalam lingkungan kuasa pribadi dan soal – soal.
HAG timbul oleh suatu peraturan colonial, i.c. “ Wet op de Staats inrichting van Ned. Indie
“ atau “ Indische Staats Regeling “ ( IS ). S. 1855-2 jo. 1, yang merupakan lanjutan dari
pada “ Reglement op het beleid der Reegering van Ned. Indie “ ( RR ) dan yang dalam
Pasal 163 dan 131 telah membedakan golongan penduduk Indonesia ( Nederland Indie )
dalam tiga golongan, yaitu :
a. Golongan Eropa dan yang dipersamakan ( orang Jepang ), Tunduk pada Hukum Eropa.
b. Golongan Timur Asing. Untuk Timur Asing Cina tunduk pada Hukum Perdata Eropa,
kecuali masalah adopsi dan kongsi. Untuk Timur Asing bukan Cina tunduk pada hukum
adat mereka.
c. Golongan Bumi Putera ( Indonesia Asli ), tunduk pada hukum adat. Dalam S. 1933 No.
49 pernyataan berlaku beberapa ketentuan dari buku kedua WvK ( Hukum Dagang )
terhadap orang – orang Indonesia mulai 1 April 1933.
HAW adalah seluruh kaidah hukum yang menentukan hukum manakah dan hukum apakah
yang berlaku, apabila dalam suatu peristiwa hukum terpaut dau sistem hukum yang
berlainan dalam satu Negara namun berbeda waktu berlakunya.
Titik Pertautan
Titik pertautan adalah bertemunya dua kaidah atau dua sistem hukum yang pada mulanya
terpisah dan berbeda, Disebabkan berbagai factor, dua atau lebih kaidah atau sistem hukum
bertemu pada satu titik singgung.[13] Fungsi titik pertauta adalah sebagai metoda dalam
rangka menelusuri indikator – indikator untuk dapat menentukan apakah suatu hubungan
Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1
hukum diantara subjek – subjek hukum dapat digolongkan sebagai hukum perselisihan.
Titik pertautan dibedakan menjadi dua, yaitu titik pertautan primer dan titik pertautan
sekunder.
Titik Taut Primer menurut Gouwgioksiong adalah hal – hal yang merupakan tanda akan
adanya persoalan Hukum Antar Golongan.[14] Menurut Prof. Eman Suparman, Titik
Taut Primer merupakan indikator pembeda berupa faktor – faktor dan/ keadaan –
keadaan yang menunjukkan bahwa suatu hubungan hukum merupakan hubungan hukum
dalam konteks Hukum Perselisihan.
Titik taut sekunder menurut Dr. Sunarjati Hartono, S.H. adalah fakta – fakta yang
menentukan hukum manakah yang harus berlaku.[15] Menurut Prof. Dr. S. Gautama,
S.H. adalah factor – factor dan keadaan – keadaan yang menentukan berlakunya suatu
sistem Hukum tertentu. Jadi, Titik Taut Sekunder adalah indicator – indicator yang
menentukan hukum yang berlaku bagi peristiwa hukum dalam konteks Hukum
Perselisihan.
2. Konflik hukum adalah situasi di mana dua atau lebih hukum atau peraturan hukum
bertentangan satu sama lain, atau ketika dua atau lebih norma hukum tidak dapat
diterapkan bersama-sama dalam suatu konteks tertentu. Konflik semacam ini dapat
terjadi dalam sistem hukum, dan ada beberapa alasan mengapa konflik hukum dapat
muncul:
3. Hierarki hukum
Konflik hukum dapat timbul karena perbedaan dalam hierarki hukum. Misalnya,
dalam banyak negara, konstitusi dianggap sebagai hukum tertinggi, dan hukum
Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1
yang bertentangan dengan konstitusi dapat memicu konflik hukum.
4. Perbedaan yurisdiksi
Konflik hukum juga dapat terjadi ketika hukum berbeda berlaku di berbagai
yurisdiksi. Ketika dua yurisdiksi berbeda memiliki peraturan hukum yang
berlawanan, situasi konflik hukum dapat muncul, terutama dalam kasus hukum
internasional.
5. Perubahan hukum
Konflik hukum dapat timbul ketika hukum mengalami perubahan. Jika ada
perubahan dalam peraturan hukum yang tidak konsisten dengan hukum
sebelumnya, konflik hukum bisa muncul antara hukum lama dan yang baru.
4. Biaya yang Lebih Rendah: Proses hukum seringkali mahal. Dengan mencapai
kesepakatan, biaya yang dikeluarkan untuk pengacara, biaya peradilan, dan lain-lain
Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1
bisa dihindari atau diminimalkan.
5. Beragam Solusi: Mencari kesepakatan dapat membuka jalan bagi berbagai solusi
yang mungkin tidak tersedia melalui proses peradilan, memungkinkan pihak-pihak
untuk lebih kreatif dalam menyelesaikan konflik.
4. Perbedaan pertama antara hukum internasional dan hukum nasional adalah pada
basis hukum yang menjadi dasar pembentukannya. Hukum internasional lahir dari
kesepakatan para negara dalam bentuk perjanjian internasional, sedangkan hukum
nasional merupakan produk dari proses legislasi, yaitu pembentukan dan penetapan
undang-undang oleh badan legislatif di dalam suatu negara.
Perbedaan selanjutnya terletak pada ruang lingkup yang diatur oleh masing-masing
hukum. Hukum internasional, seperti namanya, mengatur hubungan antarnegara dan
subjek hukum internasional lainnya. Sementara itu, hukum nasional mengatur
hubungan antara pemerintah dengan rakyat serta hubungan antarindividu di dalam
suatu negara.
Sanksi terhadap pelanggaran hukum internasional dan hukum nasional juga berbeda.
Pelanggar hukum internasional akan dikenai sanksi secara internasional, seperti
embargo ekonomi, pengurangan bantuan dari dunia internasional, atau pengadilan
internasional. Sedangkan pelanggar hukum nasional akan dikenai sanksi sesuai
dengan hukum nasional yang telah ditetapkan, seperti pidana, denda, atau tindakan
administratif.
Karakteristik juga menjadi perbedaan penting antara hukum internasional dan hukum
nasional. Hukum internasional bersifat universal, berlaku untuk semua negara di
dunia dan ditujukan untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Sementara itu,
hukum nasional bersifat berdaulat, mengikuti perkembangan masyarakat, agama,
dan budaya suatu negara.
Prosedur penegakan hukum dalam hukum internasional dan hukum nasional juga
berbeda. Hukum internasional membutuhkan persetujuan dan keterlibatan banyak
negara dan organisasi internasional untuk menyelesaikan suatu perkara. Sementara
Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1
itu, hukum nasional mempunyai sistem pengadilan dan tindakan penegakan hukum
yang lebih terpusat dan diatur oleh pemerintah.
Penyelesaian konflik juga menjadi perbedaan antara hukum internasional dan hukum
nasional. Konflik dalam hubungan internasional dapat diselesaikan melalui dialog
atau upaya mediasi oleh pihak ketiga. Namun, dalam hukum nasional, konflik harus
diselesaikan oleh pengadilan atau lembaga yang berwenang menyelesaikan perkara
hukum.
Perbedaan terakhir antara hukum internasional dan hukum nasional adalah tingkat
kebebasan di dalam kedua sistem hukum tersebut. Hukum internasional cenderung
mengikat negara untuk mengikuti peraturan dan keputusan yang telah disepakati
bersama oleh banyak negara. Sementara itu, hukum nasional cenderung memberikan
keleluasaan lebih pada negara dalam memilih dan menentukan peraturan yang sesuai
dengan kepentingannya.
1. Undang-undang
Ya, Undang-undang yang seharusnya menjalankan fungsi sebagai dasar penegakan
hukum di Indonesia justru menjadi salah satu hal yang menimbulkan tantangan di dalam
implementasi penegakan hukum. Hal ini disebabkan oleh fakta yang menunjukkan
adanya Undang-undang yang menggunakan kata-kata yang multiinterpretasi atau
multitafsir. Sebagai contoh adalah Undang-undang No. 9 Tahun 1960 pasal 8 ayat (1)
yang menyatakan bahwa pemerintah akan membantu pengobatan dan perawatan untuk
warga negara yang sedang sakit supaya warga negara tersebut menanggung biaya
pengobatan dan perawatan seringan-ringannya.
Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1
3. Fasilitas
Kita dapat melihat dan mengalami bagaimana zaman sudah semakin berkembang. Ada
begitu banyak kegiatan yang dimudahkan dengan adanya sistem yang baik. Sistem dalam
hal ini tentu saja sistem yang sudah termodernisasi dan memanfaatkan internet.
Sayangnya dalam hal penegakan hukum, sampai saat ini belum tersedia sarana yang
mengandalkan teknologi terkini. Padahal dengan adanya sarana tersebut, pelaksanaan
penegakan hukum akan sangat terbantu.
Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1
Salah contohnya adalah dalam hal memantau kejahatan atau tindakan pelanggaran
hukum yang dilakukan melalui penggunaan internet. Perlunya penggunaan teknologi
yang canggih adalah sesuatu hal yang tidak bisa disangkal karena dengan perkembangan
yang terus terjadi, penegak hukum dan semua pihak yang terkait harus bersedia
beradaptasi untuk memperbaharui fasilitas atau sarana yang mereka gunakan supaya
bersama-sama dapat menghadapi tantangan dalam penegakan hukum di Indonesia.
4. Masyarakat
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat beragam. Ada begitu banyak ragam
budaya, tradisi, dan kepercayaan di tengah-tengah masyarakat. Selain hal-hal tersebut,
ada juga faktor lain yang membedakan antar anggota masyarakat, yaitu pendidikan.
Masyarakat kalangan menengah ke atas adalah mereka yang menerima pendidikan layak
guna pentingnya pendidikan bagi manusia untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari.
Hal ini bertolak belakang dengan kalangan menengah ke bawah yang umumnya tidak
mendapatkan pendidikan sampai jenjang yang tinggi dan tidak mendapatkan cukup
paparan dari sumber informasi yang valid.
Dengan adanya keterbatasan pengetahuan dan informasi membuat adanya perbedaan
perilaku terhadap peraturan. Masyarakat yang berpendidikan lebih memiliki
kecenderungan untuk menaati peraturan daripada masyarakat yang tidak memperoleh
pendidikan. Jika tidak ada kesadaran akan pentingnya masyarakat yang tertib dan taat
hukum maka akan timbul kasus-kasus pelanggaran hukum. Pencegahan untuk mengatasi
hal ini tentunya bisa dilakukan, salah satunya dengan pemberian penyuluhan oleh aparat
hukum yang menjadi tujuan pendidikan kewarganegaraan.
5. Budaya
Budaya yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat menunjukkan nilai-nilai yang
mereka percayai. Mereka akan melaksanakan hal-hal yang mereka anggap baik dan
menghindari hal-hal yang mereka anggap buruk. Namun sayangnya ada budaya yang
dalam implementasinya sering kali menimbulkan masalah, yaitu budaya kompromi.
Kompromi dilakukan terhadap pelanggaran hukum yang dianggap “pelanggaran kecil”
Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1
namun sesuatu hal yang terus-menerus dilakukan akan membentuk kebiasaan yang
kemudian berkembang menjadi budaya.
Sama seperti budaya suap yang masih terus terjadi. Contoh yang paling sering ditemui
adalah pengendara kendaraan bermotor yang memberikan suap kepada polisi lalu lintas
sebagai “ganti” tidak dikenakan tilang. Ini adalah kasus yang sudah sangat sering terjadi
dan merupakan salah satu tantangan dalam penegakan hukum di Indonesia yang harus
ditangani dengan serius. Berkompromi terhadap pelanggaran hukum adalah sesuatu hal
yang jelas tidak boleh dilakukan.
6. Stagnansi
World Justice Project (WJP) tahun 2019 menunjukkan nilai penegakan Indonesia tidak
berubah sejak tahun 2004. Dari skala 0-1, Indonesia konsisten di angka 0,52. Tiga hal
yang harus diperbaiki dan dikembangkan adalah dalam hal keadilan sosial, ketertiban dan
keamanan, serta keterbukaan pemerintah. Stagnansi ini adalah salah satu bukti kondisi
penegakan hukum di Indonesia dan harus menjadi motivasi untuk perbaikan di bidang
tersebut.
Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1
Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id