Anda di halaman 1dari 10

YAYASAN SASMITA JAYA

UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1
Nama : Isnaini Azzahra
NIM : 211010201484
Mata Kuliah : Hukum Antar Tata Hukum
R. Kelas : V. 758/CS

1. Istilah mengenai Hukum perselisihan bermacam – macam, yaitu “ conflict of laws “, “


Hukum Pertikaian “ dan “ Hukum Antar Tata Hukum “. Hukum Perselisihan (conflict of
laws) di Indonesia lebih dikenal dengan dengan istilah Hukum Antar Tata Hukum
(HATAH). Suatu istilah inventie subyektif yang telah diterima secara umum, terdiri dari
bagian intern dan extern[5] Istilah Hukum Antar Tata Hukum ( HATAH ) mengikuti istilah
“ Integral Law “ dari Alf Ross.[6]Atau “ Interrechtsordenrecht “ dari Logemann,[7] “
tussenrechts – ordening “ dari Resink. Hukum Perselisihan adalah perselisihan antara
hukum dengan hukum.[8] Menurut Soediman Kartohadiprodjo, perselisihan itu pun hanya
dapat terjadi karena adanya dua sistem hukum atau lebih yang berlainan yang dapat
menguasai suatu peristiwa hukum tertentu. Sementara kedua sistem hukum atau lebih yang
berlainan tersebut memiliki kedudukan yang sama tinggi serta memiliki peluang sama
untuk satu peristiwa hukum tertentu.

Menurut Soediman Kartohadiprodjo, Hukum Perselisihan (Hukum Antar Tata Hukum) merupakan
keseluruhan ( asas ) dan kaidah yang menentukan hukum manakah atau hukum apakah yang akan
berlaku apabila dalam suatu peristiwa hukum terpaut lebih dari satu sistem hukum.

Berdasarkan pengertian ini, berikut interaksi antara berbagai cabang hukum terkait dengan
konsep ini

HATAH (Hukum Antar Tata Hukum) Intern

Hukum Perdata Internasional ( HPI ). HPI disebut sebagai “ conflict law “ yang
mengandung ciri adanya unsur asing ( foreign element ) dalam hubungan hukum,
sedangkan dalam Hukum Perselisihan (Hukum Antar Tata Hukum) tidak ada unsur asing.
HPI adalah bagian dari Hukum Perselisihan (Hukum Antar Tata Hukum) dalam arti makro
karena HPI merupakan bagian dari hukum nasional.

HATAH (Hukum Antar Tata Hukum) Intern

HATAH Intern disebut juga sebagai Hukum Perselisihan (Hukum Antar Tata Hukum)
dalam arti mikro, yaitu :

“ keseluruhan kaidah yang menunjukkan stelsel hukum manakah yang akan berlaku atau
apakah yang merupakan hukum apabila suatu hubungan hukum atau peristiwa hukum antar
sesama warga negara di dalam satu Negara. “

Perbedaan stelsel hukum yang berlaku bagi masing – masing warga Negara dalam satu

Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1
Negara dan muncul menjadi persoalan hukum perselisihan hanya mungkin terjadi karena
faktor – faktor :

Berbeda golongan penduduk ( Hukum Antar Golongan )

Hukum Antar Golongan adalah keseluruhan peraturan dan keputusan hukum yang
menunjukkan hukum manakah yang berlaku atau apakah yang merupakan hukum, jika
hubungan – hubungan dan peristiwa – peristiwa antar warga Negara dalam suatu Negara,
satu tempat dan satu waktu tertentu memperlihatkan titik – titik pertalian dengan stelsel dan
kaidah hukum yang berbeda dalam lingkungan kuasa pribadi dan soal – soal.

HAG timbul oleh suatu peraturan colonial, i.c. “ Wet op de Staats inrichting van Ned. Indie
“ atau “ Indische Staats Regeling “ ( IS ). S. 1855-2 jo. 1, yang merupakan lanjutan dari
pada “ Reglement op het beleid der Reegering van Ned. Indie “ ( RR ) dan yang dalam
Pasal 163 dan 131 telah membedakan golongan penduduk Indonesia ( Nederland Indie )
dalam tiga golongan, yaitu :

a. Golongan Eropa dan yang dipersamakan ( orang Jepang ), Tunduk pada Hukum Eropa.

b. Golongan Timur Asing. Untuk Timur Asing Cina tunduk pada Hukum Perdata Eropa,
kecuali masalah adopsi dan kongsi. Untuk Timur Asing bukan Cina tunduk pada hukum
adat mereka.

c. Golongan Bumi Putera ( Indonesia Asli ), tunduk pada hukum adat. Dalam S. 1933 No.
49 pernyataan berlaku beberapa ketentuan dari buku kedua WvK ( Hukum Dagang )
terhadap orang – orang Indonesia mulai 1 April 1933.

Karena adanya penggolongan rakyat (pembagian dalam bevolkingsgroepen) berdasarkan


ketentuan dalam pasal 163 dan 131 I.S), maka timbullah persoalan-persoalan tentang
hukum yang harus dipakai jika orang dari golongan rakyat yang satu mengadakan
hubungan dengan orang dari golongan-golongan rakyat yang lain.

Perbedaan waktu berlakunya hukum ( Hukum Antar Waktu )

HAW adalah seluruh kaidah hukum yang menentukan hukum manakah dan hukum apakah
yang berlaku, apabila dalam suatu peristiwa hukum terpaut dau sistem hukum yang
berlainan dalam satu Negara namun berbeda waktu berlakunya.

Titik Pertautan

Titik pertautan adalah bertemunya dua kaidah atau dua sistem hukum yang pada mulanya
terpisah dan berbeda, Disebabkan berbagai factor, dua atau lebih kaidah atau sistem hukum
bertemu pada satu titik singgung.[13] Fungsi titik pertauta adalah sebagai metoda dalam
rangka menelusuri indikator – indikator untuk dapat menentukan apakah suatu hubungan

Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1
hukum diantara subjek – subjek hukum dapat digolongkan sebagai hukum perselisihan.
Titik pertautan dibedakan menjadi dua, yaitu titik pertautan primer dan titik pertautan
sekunder.

1. Titik Pertautan Primer ( Titik Taut Pembeda )

Titik Taut Primer menurut Gouwgioksiong adalah hal – hal yang merupakan tanda akan
adanya persoalan Hukum Antar Golongan.[14] Menurut Prof. Eman Suparman, Titik
Taut Primer merupakan indikator pembeda berupa faktor – faktor dan/ keadaan –
keadaan yang menunjukkan bahwa suatu hubungan hukum merupakan hubungan hukum
dalam konteks Hukum Perselisihan.

2. Titik Pertautan Sekunder ( Titik Taut Penentu )

Titik taut sekunder menurut Dr. Sunarjati Hartono, S.H. adalah fakta – fakta yang
menentukan hukum manakah yang harus berlaku.[15] Menurut Prof. Dr. S. Gautama,
S.H. adalah factor – factor dan keadaan – keadaan yang menentukan berlakunya suatu
sistem Hukum tertentu. Jadi, Titik Taut Sekunder adalah indicator – indicator yang
menentukan hukum yang berlaku bagi peristiwa hukum dalam konteks Hukum
Perselisihan.

2. Konflik hukum adalah situasi di mana dua atau lebih hukum atau peraturan hukum
bertentangan satu sama lain, atau ketika dua atau lebih norma hukum tidak dapat
diterapkan bersama-sama dalam suatu konteks tertentu. Konflik semacam ini dapat
terjadi dalam sistem hukum, dan ada beberapa alasan mengapa konflik hukum dapat
muncul:

1. Kontradiksi antara hukum


Konflik hukum dapat terjadi ketika ada dua atau lebih peraturan hukum yang
bertentangan. Misalnya, satu undang-undang dapat mengizinkan suatu tindakan
sementara undang-undang lain melarangnya.

2. Kesenjangan dalam hukum


Terkadang, hukum tidak cukup jelas atau spesifik dalam mengatur suatu situasi
tertentu, sehingga dapat menyebabkan konflik dalam interpretasi dan
penerapannya.

3. Hierarki hukum
Konflik hukum dapat timbul karena perbedaan dalam hierarki hukum. Misalnya,
dalam banyak negara, konstitusi dianggap sebagai hukum tertinggi, dan hukum

Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1
yang bertentangan dengan konstitusi dapat memicu konflik hukum.

4. Perbedaan yurisdiksi
Konflik hukum juga dapat terjadi ketika hukum berbeda berlaku di berbagai
yurisdiksi. Ketika dua yurisdiksi berbeda memiliki peraturan hukum yang
berlawanan, situasi konflik hukum dapat muncul, terutama dalam kasus hukum
internasional.

5. Perubahan hukum
Konflik hukum dapat timbul ketika hukum mengalami perubahan. Jika ada
perubahan dalam peraturan hukum yang tidak konsisten dengan hukum
sebelumnya, konflik hukum bisa muncul antara hukum lama dan yang baru.

Penyelesaian konflik hukum biasanya melibatkan proses hukum, termasuk pengujian


di pengadilan, interpretasi hukum oleh ahli hukum, atau bahkan revisi peraturan
hukum yang bertentangan. Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik hukum dapat
mencari keadilan melalui proses hukum, dan pengadilan akan berusaha untuk
memutuskan mana yang hukumnya lebih kuat atau sesuai dalam situasi tertentu.

3. Pendekatan perselisihan dalam penyelesaian konflik hukum merujuk pada cara-cara


yang digunakan untuk menyelesaikan perselisihan atau perbedaan pendapat antara
pihak-pihak yang terlibat dalam suatu konflik hukum. Pendekatan ini bisa mencakup
penggunaan mediasi, arbitrase, negosiasi, atau melalui sistem peradilan.

Pentingnya mencari kesepakatan dalam penyelesaian konflik meskipun terdapat


perbedaan pendapat adalah sebagai berikut:
1. Efisiensi: Penyelesaian konflik melalui kesepakatan seringkali lebih cepat daripada
melalui proses peradilan yang panjang, yang bisa menghemat waktu dan biaya.

2. Hubungan yang Baik: Menemukan kesepakatan dapat membantu menjaga hubungan


baik antara pihak yang terlibat dalam konflik. Ini terutama penting dalam konflik di
antara pihak-pihak yang berhubungan secara berkelanjutan, seperti bisnis atau
hubungan keluarga.

3. Kontrol: Dalam penyelesaian melalui kesepakatan, pihak yang terlibat memiliki


lebih banyak kendali atas hasilnya daripada keputusan yang diambil oleh seorang
hakim. Ini bisa menghasilkan solusi yang lebih memuaskan bagi semua pihak.

4. Biaya yang Lebih Rendah: Proses hukum seringkali mahal. Dengan mencapai
kesepakatan, biaya yang dikeluarkan untuk pengacara, biaya peradilan, dan lain-lain

Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1
bisa dihindari atau diminimalkan.

5. Beragam Solusi: Mencari kesepakatan dapat membuka jalan bagi berbagai solusi
yang mungkin tidak tersedia melalui proses peradilan, memungkinkan pihak-pihak
untuk lebih kreatif dalam menyelesaikan konflik.

Pendekatan perselisihan dalam penyelesaian konflik hukum memberikan alternatif


yang lebih fleksibel dan dapat membantu meminimalkan dampak negatif dari konflik,
sehingga seringkali merupakan pilihan yang bijak dalam menyelesaikan perselisihan.

4. Perbedaan pertama antara hukum internasional dan hukum nasional adalah pada
basis hukum yang menjadi dasar pembentukannya. Hukum internasional lahir dari
kesepakatan para negara dalam bentuk perjanjian internasional, sedangkan hukum
nasional merupakan produk dari proses legislasi, yaitu pembentukan dan penetapan
undang-undang oleh badan legislatif di dalam suatu negara.

Perbedaan selanjutnya terletak pada ruang lingkup yang diatur oleh masing-masing
hukum. Hukum internasional, seperti namanya, mengatur hubungan antarnegara dan
subjek hukum internasional lainnya. Sementara itu, hukum nasional mengatur
hubungan antara pemerintah dengan rakyat serta hubungan antarindividu di dalam
suatu negara.

Sanksi terhadap pelanggaran hukum internasional dan hukum nasional juga berbeda.
Pelanggar hukum internasional akan dikenai sanksi secara internasional, seperti
embargo ekonomi, pengurangan bantuan dari dunia internasional, atau pengadilan
internasional. Sedangkan pelanggar hukum nasional akan dikenai sanksi sesuai
dengan hukum nasional yang telah ditetapkan, seperti pidana, denda, atau tindakan
administratif.

Karakteristik juga menjadi perbedaan penting antara hukum internasional dan hukum
nasional. Hukum internasional bersifat universal, berlaku untuk semua negara di
dunia dan ditujukan untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Sementara itu,
hukum nasional bersifat berdaulat, mengikuti perkembangan masyarakat, agama,
dan budaya suatu negara.

Prosedur penegakan hukum dalam hukum internasional dan hukum nasional juga
berbeda. Hukum internasional membutuhkan persetujuan dan keterlibatan banyak
negara dan organisasi internasional untuk menyelesaikan suatu perkara. Sementara

Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1
itu, hukum nasional mempunyai sistem pengadilan dan tindakan penegakan hukum
yang lebih terpusat dan diatur oleh pemerintah.

Penyelesaian konflik juga menjadi perbedaan antara hukum internasional dan hukum
nasional. Konflik dalam hubungan internasional dapat diselesaikan melalui dialog
atau upaya mediasi oleh pihak ketiga. Namun, dalam hukum nasional, konflik harus
diselesaikan oleh pengadilan atau lembaga yang berwenang menyelesaikan perkara
hukum.

Perbedaan terakhir antara hukum internasional dan hukum nasional adalah tingkat
kebebasan di dalam kedua sistem hukum tersebut. Hukum internasional cenderung
mengikat negara untuk mengikuti peraturan dan keputusan yang telah disepakati
bersama oleh banyak negara. Sementara itu, hukum nasional cenderung memberikan
keleluasaan lebih pada negara dalam memilih dan menentukan peraturan yang sesuai
dengan kepentingannya.

Diperlukan adanya hukum internasional dan hukum nasional untuk menjaga


perdamaian dan keamanan dunia serta menjamin keadilan dan perlindungan bagi
seluruh masyarakat dunia. Hukum internasional dan hukum nasional juga digunakan
sebagai alat pengatur hubungan antarnegara dan hubungan antarindividu yang lebih
adil dan teratur.

5. tantangan dalam penegakan hukum di Indonesia. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Undang-undang
Ya, Undang-undang yang seharusnya menjalankan fungsi sebagai dasar penegakan
hukum di Indonesia justru menjadi salah satu hal yang menimbulkan tantangan di dalam
implementasi penegakan hukum. Hal ini disebabkan oleh fakta yang menunjukkan
adanya Undang-undang yang menggunakan kata-kata yang multiinterpretasi atau
multitafsir. Sebagai contoh adalah Undang-undang No. 9 Tahun 1960 pasal 8 ayat (1)
yang menyatakan bahwa pemerintah akan membantu pengobatan dan perawatan untuk
warga negara yang sedang sakit supaya warga negara tersebut menanggung biaya
pengobatan dan perawatan seringan-ringannya.

Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1

Sekilas peraturan tersebut menunjukkan keterlibatan negara terkait dengan kesehatan


masyarakatnya. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa tidak ada definisi yang jelas untuk
“biaya yang seringan-ringannya”. Hal seperti ini tentu saja menjadi penyebab munculnya
kesulitan dalam mempraktekan Undang-undang tersebut. Tantangan dalam penegakan
hukum di Indonesia ini harus dipandang serius oleh para perancang Undang-undang
sebagai bentuk dukungan terhadap penegakan hukum di Indonesia.

2. Aparat Penegak Hukum


Ada begitu banyak lembaga penegak hukum yang terlibat dan harus bersedia bekerja
sama untuk menegakkan hukum. Para aparat tersebut di antaranya adalah hakim, polisi,
jaksa, dan para sipir. Masing-masing tentu saja memiliki fungsi dan tugas nya masing-
masing dan, seperti yang sudah disebutkan di atas, harus bersedia untuk menjalin kerja
sama dengan satu tujuan yaitu menegakkan hukum di Indonesia. Sayangnya, pihak-pihak
tersebut, yang tanggung jawabnya sudah diatur oleh pemerintah, justru juga ditemukan
melakukan pelanggaran terhadap hukum.
Kita tentu tidak asing mendengar kasus-kasus mengenai hakim yang tersangkut kasus
korupsi dan hal ini tentunya diatur dalam undang-undang tentang korupsi. Hal ini
menjadi bukti bahwa masih ada aparat-aparat yang tidak berintegritas dan tidak
berkomitmen terhadap tugasnya yang menduduki posisi-posisi yang seharusnya bisa
diandalkan dalam melakukan penegakan hukum di Indonesia. Adanya tantangan dalam
penegakan hukum di Indonesia yang disebabkan oleh para aparat hukum adalah sesuatu
hal yang ironis. Harus ada perbaikan, salah satunya dalam sistem perekrutan para aparat
tersebut.

3. Fasilitas
Kita dapat melihat dan mengalami bagaimana zaman sudah semakin berkembang. Ada
begitu banyak kegiatan yang dimudahkan dengan adanya sistem yang baik. Sistem dalam
hal ini tentu saja sistem yang sudah termodernisasi dan memanfaatkan internet.
Sayangnya dalam hal penegakan hukum, sampai saat ini belum tersedia sarana yang
mengandalkan teknologi terkini. Padahal dengan adanya sarana tersebut, pelaksanaan
penegakan hukum akan sangat terbantu.

Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1

Salah contohnya adalah dalam hal memantau kejahatan atau tindakan pelanggaran
hukum yang dilakukan melalui penggunaan internet. Perlunya penggunaan teknologi
yang canggih adalah sesuatu hal yang tidak bisa disangkal karena dengan perkembangan
yang terus terjadi, penegak hukum dan semua pihak yang terkait harus bersedia
beradaptasi untuk memperbaharui fasilitas atau sarana yang mereka gunakan supaya
bersama-sama dapat menghadapi tantangan dalam penegakan hukum di Indonesia.

4. Masyarakat
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat beragam. Ada begitu banyak ragam
budaya, tradisi, dan kepercayaan di tengah-tengah masyarakat. Selain hal-hal tersebut,
ada juga faktor lain yang membedakan antar anggota masyarakat, yaitu pendidikan.
Masyarakat kalangan menengah ke atas adalah mereka yang menerima pendidikan layak
guna pentingnya pendidikan bagi manusia untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari.
Hal ini bertolak belakang dengan kalangan menengah ke bawah yang umumnya tidak
mendapatkan pendidikan sampai jenjang yang tinggi dan tidak mendapatkan cukup
paparan dari sumber informasi yang valid.
Dengan adanya keterbatasan pengetahuan dan informasi membuat adanya perbedaan
perilaku terhadap peraturan. Masyarakat yang berpendidikan lebih memiliki
kecenderungan untuk menaati peraturan daripada masyarakat yang tidak memperoleh
pendidikan. Jika tidak ada kesadaran akan pentingnya masyarakat yang tertib dan taat
hukum maka akan timbul kasus-kasus pelanggaran hukum. Pencegahan untuk mengatasi
hal ini tentunya bisa dilakukan, salah satunya dengan pemberian penyuluhan oleh aparat
hukum yang menjadi tujuan pendidikan kewarganegaraan.

5. Budaya
Budaya yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat menunjukkan nilai-nilai yang
mereka percayai. Mereka akan melaksanakan hal-hal yang mereka anggap baik dan
menghindari hal-hal yang mereka anggap buruk. Namun sayangnya ada budaya yang
dalam implementasinya sering kali menimbulkan masalah, yaitu budaya kompromi.
Kompromi dilakukan terhadap pelanggaran hukum yang dianggap “pelanggaran kecil”

Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1

namun sesuatu hal yang terus-menerus dilakukan akan membentuk kebiasaan yang
kemudian berkembang menjadi budaya.

Sama seperti budaya suap yang masih terus terjadi. Contoh yang paling sering ditemui
adalah pengendara kendaraan bermotor yang memberikan suap kepada polisi lalu lintas
sebagai “ganti” tidak dikenakan tilang. Ini adalah kasus yang sudah sangat sering terjadi
dan merupakan salah satu tantangan dalam penegakan hukum di Indonesia yang harus
ditangani dengan serius. Berkompromi terhadap pelanggaran hukum adalah sesuatu hal
yang jelas tidak boleh dilakukan.

6. Stagnansi
World Justice Project (WJP) tahun 2019 menunjukkan nilai penegakan Indonesia tidak
berubah sejak tahun 2004. Dari skala 0-1, Indonesia konsisten di angka 0,52. Tiga hal
yang harus diperbaiki dan dikembangkan adalah dalam hal keadilan sosial, ketertiban dan
keamanan, serta keterbukaan pemerintah. Stagnansi ini adalah salah satu bukti kondisi
penegakan hukum di Indonesia dan harus menjadi motivasi untuk perbaikan di bidang
tersebut.

Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM S-1

Kampus 1, Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Kampus 2, Jl. Raya Puspitek No. 11, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15316
Kampus 3, Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
.021 74709855 . 021 7412566, helpdesk.unpam.ac.id
E. admin@unpam.ac.id, | www.unpam.ac.id www.unpam.ac.id

Anda mungkin juga menyukai