Peran United Nations High Commissioner For Refugees Dalam Upaya Repatriasi Etnis Muslim Rohingya
Peran United Nations High Commissioner For Refugees Dalam Upaya Repatriasi Etnis Muslim Rohingya
PENELTIAN
Peneliti
Disetujui Pembimbing
Cimahi, Mei 2022
NIM : 6211181022
Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah skripsi ini bukan merupakan
hasil plagiariarisme, menjiplak, meniru, dan menyadur hasil karya orang lain,
melainkan merupakan hasil karya asli atau original penulis. Naskah skripsi ini
bukan hasil karya yang dibuatkan oleh orang lain, melainkan hasil karya penulis
sendiri dan merupakan hasil kerja otak dan pikiran murni dari penulis. Demikian
pernyataan ini saya buat dengan sadar, tanpa paksaan, sesuai dengan kenyataan
yang sesungguhnya dan sebenar-benarnya. Apabila dikemudian hari terdapat
pihak-pihak ditengah masyarakat akademik yang mempersoalkan naskah skripsi
saya, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan aturan
akademik dan etika ilmiah yang berlaku di lingkungan perguruan tinggi.
ii
LEMBAR PERNYTAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Dengan hak bebas royalti eksekutif ini, Universitas Jendral Achmad Yani berhak
menyimpan, mengalih media, mengolah dalam bentuk perrangkaian data, distribusikan
dan mempublikasikannya di internet atau di media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin selama tetap menyantumkan nama penulis sebagi hak cipta.
Segala bentuk tuntuan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya
ilmiah menjadi tanggung jawab pemilik.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis limpah curahkan ke hadirat Allah Swt., atas
berkat, rahmat, dan nikmat-Nyalah usulan penelitian yang berjudul “Peran United
Nations High Commisioner for Refugee dalam upaya repatriasi etnis Muslim
Adapun maksud dari penyusunan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat ujian Sidang Skripsi pada Prodi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI).
motivasi, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun
materil. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
atas bantuan yang telah diberikan sehingga peniliti dapat menyelesaikan usulan
penelitian ini. Semoga atas segala kebaikan ini, Allah Swt memberikan pahala
kebaikan berlipat.
penulisan usulan penelitian ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak
Peneliti
iv
GLOSARIUM
v
DAFTAR ISI
vi
1.7 Asumsi...............................................................................................................
1.8 Alur Pemikiran..................................................................................................
1.9 Metode Penelitian...............................................................................................
1.9.1 Tipe Penelitian.........................................................................................
1.9.2 Instrumen Penelitian................................................................................
1.9.2.1 Alat rekam (Gawai)........................................................................
1.9.2.2 Media Informasi / Internet.............................................................
1.9.3 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................
1.9.4 Teknik Analisis Data................................................................................
1.9.4.1 Reduksi Data.........................................................................................
1.9.4.2 Koleksi Data..........................................................................................
1.9.5 Pengujian Keabsahan Data.......................................................................
1.9.5.1 Triangulasi.....................................................................................
1.9.5.2 Penggunaan Bahan Referensi.........................................................
1.9.6 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................
1.9.6.1 Lokasi Penelitian............................................................................
1.9.6.2 Waktu Penelitian............................................................................
1.10 Sistematika Penulisan...............................................................................
BAB II REPATRIASI ETNIS MUSLIM ROHINGYA..................................... 40
2.1 Permasalahan Pengungsi Global ...........................................................40
2.1.1 Sejarah Etnis Muslim Rohingya ....................................................41
2.1.2 Perlakuan Diskriminatif terhadap Etnis Rohingya ........................43
2.2 Repatriasi Etnis Rohingya 1970 dan 1990 ............................................48
2.3.1 Kondisi Bangladesh Sebagai Host Country....................................53
2.3.2 Kondisi Myanmar sebagai negara asal...........................................57
BAB III MISI KEMANUSIAAN UNITED NATIONS HIGH
COMMISSIONER FOR REFUGEES..............................................60
3.1 United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).............60
3.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi UNHCR ............................................61
3.3 Konvensi 1951 dan Protokol 1967 ......................................................67
3.4 Voluntary Repatriation .......................................................................70
vii
3.5 Program UNHCR dalam Upaya Repatriasi Etnis Rohingya ...........74
3.6 MoU Pemerintah Myanmar, UNHCR dan UNDP............................76
BAB IV ANALISIS KEGAGALAN UNITED NATIONS HIGH
COMMISSIONER FOR REFUGEES DALAM UPAYA
REPATRIASI ETNIS MUSLIM ROHINGYA DARI
BANGLADESH KE MYANMAR 2019.......................................78
4.1 Peran UNHCR Sebagai Organisasi Internasional..............................78
4.1.1 Peran UNHCR Sebagai Aktor.................................................78
4.1.1.1 UNHCR sebagai Aktor Independen............................79
4.1.1.2 Memegang Prinsip Voluntary Repatriation ...............81
4.1.1.3 Bekerjasama dengan Organisasi Internasional............88
4.1.2 Peran UNHCR Sebagai Instrumen..........................................92
4.1.2.1 Food Security and Shelter aid ....................................92
4.1.2.2 Pengumpulan dan Assessment Data Etnis Rohingya..96
4.1.3 Peran UNHCR Sebagai Arena.................................................99
4.1.3.1 Global Compact on Refugee......................................100
4.1.3.2 Global Refugee Forum ............................................103
4.2 Analisis kegagalan UNHCR ............................................................104
4.2.1 Kegagalan UNHCR Sebagai Aktor........................................105
4.2.1.1 Berkoordinasi Dengan Aktor Lain.............................105
4.2.1.2 Menekan Upaya Voluntary Repatriation...................107
4.2.2 Kegagalan UNHCR Sebagai Instrimen .................................110
4.2.2.1 Keterbatasan etnis Rohingya......................................110
4.2.2.2 Penyalahgunaan Data Etnis Rohingya........................112
4.2.3 Kegagalan UNHCR Sebagai Arena ......................................114
4.2.3.1 Hambatan Bantuan Komunitas Internasional............115
BAB V PENUTUP..........................................................................................118
5.1 Kesimpulan ......................................................................................118
viii
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................120
LAMPIRAN..................................................................................................124
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Kesediaan etnis Rohingya untuk Repatriasi …………………………………93
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahun 2012 terjadi sebuah konflik dengan skala besar di Rakhine
etnis Budha Arakan dengan Muslim Rohingya. Perseteruan dua etnis tersebut
dimulai sejak awal Juni yang diwarnai oleh banyaknya aksi kekerasan dan
ketidakadilan bagi salah satu pihak. Konflik ini bermula ketika etnis Rohingya
seorang wanita dari etnis Budha Arakan pada 28 Mei. Insiden tersebut
Buntut dari aksi unjuk rasa tersebut menyebakan terbunuhnya sepuluh orang
pendemo yang menjadi pemicu konflik etnis di Rakhine State menjadi konflik
1
UNOCHA, 2 Juni 2012, OCHA situation report no.3,
https://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/OCHA%20Situation%20Report
%20No_3_MM_Rakhine_120628.pdf, dikutip secara daring Hal.1
2
menertibkan konflik yang terjadi di Rakhine State, para aparat militer negara
melakukan tindakan abuse of power. Para tentara menyalahi aturan yang ada
karena dasar keberpihakan terhadap salah satu etnis yaitu Budha Arakan.
formal tersebut, etnis Muslim Rohingya tidak dianggap sebagai warga negara
sebagai warga negara dan bahkan Muslim Rohingya dianggap sebagai imigan
gelap.3 Hal tersebut didasarkan pada aturan yang menyatakan bahwa etnis yang
diakui sebagai bagian dari warga negara sah secara resmi harus berada di
masyarakat menjadi sulit untuk diakses mulai dari kebutuhan pangan, papan,
2
Human Right Watch, 22 April 2013, “All You Can Do Is Pray” ,
https://www.hrw.org/report/2013/04/22/all-you-can-do-pray/crimes-against-humanity-and-ethnic-
cleansing-rohingya-muslims diakses melalui daring pada 10 November 2021
3
Aung Tun Tun, 14 Mei 2014, An Introduction to Citizenship Card Under Myanmar Citizenship
Law.38, hal.273-278
3
etnis rohigya, tingkat kejahatan yang terjadi dan kurangnya perhatian medis
dengan daya pengobatan yang buruk. Kondisi yang dialami oleh warga etnis
yang ditandai dengan adanya sebuah perselisihan, hal ini disebabkan oleh
puncak penyerangan tersebut yaitu pos keamanan militer Myanmar pada 2017.
6.700 etnis Rohingya, termasuk dengan 730 anak dibawah umur menjadi
Operation” dalam usaha penertiban dan juga terror terhadap warga etnis
Rohingya.
4
BBC News, “Myanmar Rohingya : What you need to know about the Crisis” . diakses melalui
daring https://www.bbc.com/news/world-asia-41566561 diakses pada 28 Oktober 2021
4
Gambar 1.1
Penduduk Rohingya di Myanmar setelah konflik 2017
pada Agustus 2017 dalam tiga bulan pertama setelah bulan Agustus
setelah konflik tersebut tinggal 120.000 orang Rohingya yang tetap menjadi
yang dibuat oleh UNHRC pada 2017 sebagai respon dari kekerasan yang
menjadikan tidak ada hasil yang meyakinkan dan juga bagaimana dunia
melalui dampak yang terjadi yaitu adanya exodus besar-besaran yang terjadi
besar baru yang mengkaitkan pihak lain yaitu negara-negara yang menjadi
tempat tujuan pengungsi ini singgah, dalam konflik ini pengungsi Rohingya
juga atas persetujuan bersama diantara kedua negara tersebut dalam solusi
Repitrasi dilakukan demi menjadikan solusi dari krisis yang terjadi tersebut,
7
Ibid. Human Right Watch
6
Organization (INGO).
UNHCR memiliki tujuan utama yaitu melindungi hak dan kesejahteraan para
permanen dan juga mencari solusi atas penderitaan yang dialami pengungsi.
Pemerintah Myanmar untuk bekerja sama dengan UNHCR dan UNDP untuk
mencari solusi bagi populasi Etnis Rohingya, sesuai dengan rekomendasi dari
yang mendukung mata pencaharian dan kohesi sosial akan bermanfaat bagi
semua masyarakat. Hal ini juga akan memungkinkan UNHCR untuk akhirnya
tempat asal mereka, membantu mereka membuat keputusan yang tepat jika
kondisinya tepat bagi mereka untuk kembali dengan aman. MoU juga akan
Namun dua upaya repatriasi, pada November 2018 dan Agustus 2019,
berakhir tanpa satu pun pengungsi yang telah dibersihkan kembali setuju
kekerasan berulang terhadap Etnis Rohingya dan yang terus dihadapi oleh
Rakhine.
Pada April 2018 Bangladesh dan UNHCR menandatangani MoU lain yang
pengungsi dari Negara Bagian Rakhine yang ingin kembali secara sukarela,
aman dan bermartabat ke rumah tangga mereka sendiri dan tempat tinggal asli
mereka atau ke tempat yang aman dan nyaman yang terdekat dengannya
bantuannya kepada para migran yang kembali di Hla Phoe Pusat transit
utamanya dengan effort pemerintahan yang secara politik dilihat jelas yaitu
negara yang terlalu penuh dengan penduduk 160 juta jiwa di ruang yang
12
Myanmar Ministry of Labour. (2018). Immigration and Population of the Government of the
Republic of the Union of Myanmar and UNDP and UNHCR.
13
Ibid.Jason Beaubien, 2019
10
penduduk Buddha Rakhine dan warga Etnis Rohingya itu sendiri, penduduk
kekerasan yang terjadi pada daerah yang sama atau konflik yang sama akan
penderitaan yang sama terulang Kembali, hal ini menunjukan bahwa kurang
14
Uddin Nasir, “Ongoing Rohingya repartiation efforts are doomed to failure”. Diakses secara
daring https://www.aljazeera.com/opinions/2018/11/22/ongoing-rohingya-repatriation-efforts-are-
doomed-to-failure , diakses pada 7 Desember 2021
15
Ibid, Uddin Nasir
11
pada Peran United Nations High Commissioner for Refugees dalam upaya
Myanmar (Rakhine).
2019 ?
16
Tanipparti Nikita, November 2019. The Ruse Repatriation : why the current effort to repartriate
the Rohingya back to Myanmar will fail diakses melalui daring
https://ksr.hkspublications.org/2019/11/12/the-ruse-of-repatriation-why-the-current-efforts-to-
repatriate-the-rohingya-back-to-myanmar-will-fail/, diakses pada 7 Desember 2021
12
literatur yang membahas mengenai topik yang relevan atau berkaitan dengan
pandang, metodologi, teori dan focus literatur itu sendiri. Tunjauan Pustaka
tersebut.
yang baru, ethnic cleansing, konfik internal sebuah negara dan juga
17
Syeda Rozana. (2019). “Finding Durable Solution to Bangladesh Rohingya refugee problem:
Policies, Prospect and Politics” dikutip melalui Jurnal Asian Journal of Comparative Politics. Hal.
1–16
13
18
Mallick, Abdullah Hossain (2020). Rohingya Refugee Repatriation from Bangladesh: A Far
Cry from Reality. Journal of Asian Security and International Affair. hal.202–226.
15
Relations .202119
19
Estriani Heavy,2021. Rohingya Refugees in Banglades : The Search for Durable Solution ?.
Airlangga Conference on International Realtions. Hal.363-368
16
Jurnal ini juga berfous kepada solusi yang yang bisa diambil
Myanmar
akan dibawakam, peneliti menggunakan hal ini sebagai alat analisis yang
sebuah hal yang penting dalam bagian dunia politik internasional yang
dimana pada penelitian ini aktor institusi yang akan dibawakan adalah
berjalan.21
Rohingya tersebut.
21
Loc.cit, Archer Clive. Hal. 111
22
ibid, Archer Clive. Hal.68-79
21
diplomasi antara negara dan bukan melalui forum yang disediakan oleh
berlaku sebagai sebuah aktor yang terpisah dari suatu negara karena
kali yaitu tahun 1991 dan 2017 dimana hal tersebut dilakukan untuk
pergerakan UNHCR.
23
Ashraf, A. (2021). Humanitarianism, National Security, and the Rohingya Refugee Policy of
Bangladesh. jurnal Strategic Analysis. Hal.184
24
UNHCR. (2010).Statute of the Office of the United Nations High Commissioner for Refugees.
Diakses melalui daring, https://www.unhcr.org/protection/basic/3b66c39e1/statute-office-united-
nations-high-commissioner-refugees.html , diakses pada 21 Desember 2021
25
Estriani Heavy,2021. Rohingya Refugees in Banglades : The Search for Durable Solution ?.
Airlangga Conference on International Realtions. Hal.366
23
memiliki sebuah tujuan atau fungsi utama yaitu untuk melindungi seorang
sedikit terpaksa untuk Kembali ke negara asalnya yang masih belum stabil
26
Andersen-Rodgers, D., & Crawford, K. F. Human security: Theory and action. (Rowman &
Littlefield: Lanham. 2018) .Hal. 4
27
Roland Paris. Human Securiy.. Dalam Christohper W. Hughes and Lai Yew Meng. “Security
Studies: A Reader”. 2011. Routledge Taylor & Francis Group: London and New York. Hal 71-72
28
Ghoshal A. (2020), “Refugees and Human Security : Study of the Rohingya Refugees Crisis”
Impact Journal. Hal.3
24
pengungsi.29
untuk dapat Kembali ke negara asalnya dengan keadaan layak hidup atau
asalnya merupakan sebuah hak yang dimiliki dan juga seorang pengungsi
29
Moretti, Sebastien (2020). Between refugee protection and migration management: the quest for
coordination between UNHCR and IOM in the Asia-Pacific region. Third World Quarterly
Journal. Hal.12
30
IOM. Glosary on Migration:2nd edition. Hukum migrasi internasional (Switzerland,2019). Hal.
85
31
UNHCR.2008. Voluntary Repatriation. diakses melalui daring,
https://www.unhcr.org/voluntary-repatriation-49c3646cfe.html . diakses pada 3 Januari 2022
25
juga sejahtera.
UNHCR menawarkan bantuan kepada para pengungsi yang ingin kembali secara
sukarela dan kepada orang lain yang membutuhkan dukungan untuk kembali ke
negara asal mereka. Ini termasuk dukungan administratif, logistik, keuangan dan
32
ILO, (2001). Crisis Response: Rapid Needs Assessment Manual. Handbook for repartriation
and integration Activities. Hal.9
26
juga pada negara host seperti Bangladesh yang kewalahan dalam menangani
permasalahan tersebut dengan situasi dan kondisi negara yang kurang stabil.
33
UNHCR,(1980). “Executive Committee of the High Commissioner’s Programme”, Dikutip pada
General Conclusion on International Protection No. 29
https://www.refworld.org/docid/3ae68c6818.html Diakses melalui daring pada 21 Februari 2022
34
UNHCR (1992). “Discussion Note on Protection Aspects of Voluntary Repatriation” diakses
melalui daring http://www.refworld.org/docid/3ae68cd314.html. Diakses pada 21 Februari 2022
27
batas negara dengan tujuan melarikan diri atau menyelamatkan diri dari
dalam penentuannya.
35
Alexander B, Loescher G,.Refugees in International Relations.. (Oxford University Press2010.)
hal.2
36
Estriani Heavy,2021. Rohingya Refugees in Banglades : The Search for Durable Solution ?.
Airlangga Conference on International Realtions. Hal.363
37
Elsam, 2014. Perlindungan Pengungsi Menurut Hukum Internasional. Jurnal Lembaga studi
dan administrasi negara. Hal. 3
28
tersebut.
pelasanaanya.
Terkait dengan kasus pengungsi dari Bangladesh bisa dilihat bahwa yang
1.7 Asumsi
Pemerintah Myanmar
memberlakukan state of
emergency
Peran UNHCR sebagai Arena Peran UNHCR sebagai Aktor Peran UNHCR sebagai
UNHCR mengadakan UN UNHCR berjalan dengan Instrumen
General Assembly dengan hasil landasan konvensi 1951 dan UNHCR membantu
membuat draft resolusi Global Protokol 1967 mengenai Myanmar dan Bangladesh
Compact on Refugee dan pengungsi, memegang dalam menangani
Global Refugee Forum Tangguh prinsip non- pemulangan pengungsi
refoulement dan voluntary dengan melakukan MoU
31
diteliti berdasarkan observasi data dan masuk akal. Melalui metode penelitian
kualitatif ini peneliti membahas dan menganalisis Peran United Nations High
umum menuju kepada yang khusus, dan memperoleh data berdasarkan fakta-
39
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Elfabeta.
32
telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti pendahulu, lalu oleh peneliti data
40
Lisa A. Baglione. Writing a Research Paper in Political Science : A Practical Guide to Inquiry,
Structure, and Methods. CQ Press and Sage Publications: Los Angeles hlm. 156-163.
33
faktual.41
41
Sandu Siyoto. Ali Sodik. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.
2015. Hlm. 67.
34
antara lain:
agar mendapatkan data yang akurat dan sesuai dengan penelitian yang
sedang dilakukan.
literatur seperti media cetak, surat kabar, artikel, jurnal, dan laporan
Uji keabsahan data adalah upaya memperoleh data yang sesuai dan
1.9.5.1 Triangulasi
4. Analisis data
7. Pelaksanaan Penelitian
8. Sidang Skirpsi
BAB I Pendahuluan
Refugees
dunia.
Ke Myanmar 2019
BAB II
Sekitar 79,5 juta orang yang mengungsi secara paksa di seluruh dunia pada
prospek yang semakin berkurang bagi para pengungsi dalam hal harapan
1,5 juta pengungsi dapat kembali ke rumah setiap tahun. Selama dekade
terakhir jumlah itu telah turun menjadi sekitar 385.000, yang berarti bahwa
42
United Nations. “Peace, Dignity and equality on a Healthy Planet: Global Issues Refugees”
dikutip melalui daring https://www.un.org/en/global-issues/refugees dikutip pada 25 Februari 2022
40
melarikan diri dari penganiayaan akibat situasi yang berbeda di negara asal
hak asasi manusia kelompok atau individu atau bencana alam atau buatan
perdagangan manusia.
dari ras Indo-Arya di Rakhine yang dikenal juga sebagai daerah Arakan
Arakan ditaklukkan oleh tentara Burma atau pada saat ini Myanmar,
saat itu perselisihan tak pernah terjadi antara Muslim Rohingya dan
warga asli Arakan. Pada tahun 1825 Arakan ditaklukkan oleh Inggris
terambil oleh para imigran tersebut, warga Rohingya yang sudah lama
44
Economist. (2017). “Myanmars Muslim Minority Have Been Attacked Impunity Stripped Vote
and Driven”. Diakses melalui daring, https://www.economist.com/news/asia/21654124-
myanmars-muslimminority-have-been-attacked-impunity-stripped-vote-and-driven diakses pada
25 Februari 2022
45
Economist. (2017). “The Most Persecuted People On Earth”. Diakses melalui daring
https://www.economist.com/asia/2015/06/13/the-most-persecuted-peopleon-earth. Diakses pada
25 Februari 2022
46
Minority Rights Group International,(2017). “World Directory of Minorities and Indigenous
Peoples - Myanmar/Burma : Muslims and Rohingya” dikutip melalui daring
https://www.refworld.org/publisher,MRGI,,,49749cdcc,0.html . diakses pada 25 Februari 2022
42
Myanmar atau Burma ditaklukan oleh Inggris pada tahun 1824, dan
memerintah Burma sebagai bagian dari British India.47 Muslim lain dari
atas bantuan mereka dalam Perang Dunia II, akan tetapi hal tersebut
47
Blakemore E.(2019). “Who are the Rohingya people ?” diakses melalui daring
https://www.nationalgeographic.com/culture/article/rohingya-people . Diakses pada 25 Februari
2022
48
Ibid. Blakemore E
43
Rakhine “dihilangkan”.
Gambar 2.1
Exodus Etnis Rohingya tahun 2012
konflik sendiri terjadi akibat banyak faktor yakni dari geografis etnis,
tahun 2015 dan 2017 banyak dari etnis Rohingya yang berhamburan
paksa.50
49
Aung Tun Tun, (2014), “An Introduction to Citizenship Card Under Myanmar Citizenship
Law.38”, hal.273-278
50
Mohajan Kumar. (2018). “History of Rakhine State and the Origin of the Rohingya Muslim”
,Hal.32
45
mereka akan diberi surat ijin yang hanya berlaku selama 45 hari
51
Freedom House. (2018). “Myanmar muslim minority the plight of the Rohingya” diakses melalui
daring https://freedomhouse.org/article/myanmars-muslim-minority-plight-rohingya diakses pada
26 Februari 2022
52
McPherson P.(2015). “No vote, no candidates: Myanmar muslim barred from their own
election” diakses melalui daring https://www.theguardian.com/world/2015/nov/03/no-vote-no-
candidates-myanmars-muslims-barred-from-their-own-election diakses pada 26 Februari 2022
53
Burma Legislative. (1940). “Burma: Act VII of 1940, Registration of Foreigners Act” diakses
melalui daring https://www.refworld.org/docid/3ae6b4f118.html diakses pada 26 Februari 2022
46
permanen.
ibu hamil dan menyusui, nutrisi untuk balita, dan obat-obatan untuk
di sekolah pun tiap kelas diisi oleh 90 anak per kelasnya. Di dalam
54
Joarder T.(2020). “A record review on the health Status of Rohingya Refugees in Bangladesh”
diakses secara daring https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7489778/ diakses pada 26
Februari 2022
47
dasar dari
sekolah
Gambar 2.2
Permintaan Hak untuk Etnis Rohingya
tersebut. Etnis muslim Rohingya pada saat itu tidak ingin Kembali ke
56
Dock, K. (2020). “Breaking a Cycle of Exodus : Past failures to protect Rohingya refugees
should shape future solutions” . Dikutip pada laporan international order and conflict . Hal.12
57
Ibid. Dock, K. Hal.13
49
dampak negative dalam arus masuk etnis Rohingya terhadap populasinya dan
untuk waktu yang lama.59 Dengan pengungsi etnis Rohingya yang enggan
itu, terjadi konfrontasi serta sentiment antara etnis Rohingya dengan Pejabat
58
Ibid. Dock, K. Hal.13
59
Daniel ,S. (2020). “A Voice in their Future: The Need to Empower Rohingya Refugees in
Bangladesh”dalam jurnal Refugees International. Hal.9
60
Riaz, A. (2017). “report on the 1978-79 Bangladesh Relief operation” diakses melalui daring
http://kathakata.com/report-1978-79-bangladesh-refugee-relief-operation/#fn-2538-1 . diakses
pada 26 Februari 2022
61
UNHCR. (1978). “Memorandum of Understanding on repatriation operation” diakses melalui
daring http://adlib-ras.unhcr.org/ais5/Details/archive/110003512 diakses pada 26 Februari 2022
50
tersebut karena terdesaknya negara dan hal tersebut akan memakan waktu.
Rohingya.
62
Ibid.UNHCR
63
Loc.cit. Riaz, A.
64
Tonkin D. (2016). “A critique of “The Slow Burning Genocide of Myanmar’s Rohingya” dikutip
pada Jurnal Universitas Washington. Hal.4
51
pengungsi. Mengirim sinyal yang kuat, agensi menarik diri dari proses
dengan cepat adalah salah satu faktor terbesar tantangan yang dihadapi
pengungsi sebelum terlibat dengan agensi. Selain itu, operasi itu tidak
keadaan ini, UNHCR tidak memiliki kendali atas operasi. Bahkan setelah
tetapi yang terjadi UNHCR sebenarnya tidak hadir dalam proses tersebut. 66
repatriasi dan banyak lagi membantah keterlibatan apa pun dengan agensi.
relevansi, tuduhan yang diulangi oleh beberapa pejabat hari ini. Pada
65
Dock, K. (2020). “Breaking a Cycle of Exodus : Past failures to protect Rohingya refugees
should shape future solutions” . Dikutip pada laporan international order and conflict . Hal.15
66
Ibid. Dock K. Hal.15
53
bebas dan bahwa kondisi di Myanmar belum kondusif untuk Repatriasi yang
aman, bermartabat, dan berkelanjutan. Namun krisis terbaru kurang dari tiga
tahun, dan karena kelelahan menampung lebih dari satu juta pengungsi
semakin dalam, ada kemungkinan bahwa seperti di masa lalu, upaya solusi
cepat akan menjadi lebih putus asa. Oleh karena itu penting untuk memeriksa
masa lalu untuk memastikan bahwa siklus repatriasi prematur dan beresiko
repatriation yang dilakukan oleh negara, exodus Kembali terjadi dan menjadi
sebuah permasalahan yang mempunyai siklus dan berlarut jika hal tersebut
terjadi Kembali.
internasional dan juga hak akan status hukum sama seperti warga
negara lain dari host country. Varian utama antara dua konsep demikian
perbedaan dalam hal hak yang dimiliki yaitu pengungsi menikmati hak
67
UNHCR. (2017). “A guide to international refugee protection and building state asylum
systems”. Diakses melalui daring https://www.unhcr.org/3d4aba564.pdf diakses pada 26 Februari
2022
54
Pengungsi 1951 dan semua protocol, oleh karena itu, sebagian besar
pengungsi
68
Venugopal, G. (2018). “Asia refugee policy analysis” diakses melalui daring
http://xchange.org/asia-refugeepolicy-analysis/ diakses pada 26 Februari 2022
55
Gambar 2.3
Rekap Tindakan Kriminal pengungsi pada camp
Banyaknya dari Rohingya terlibat dalam kegiatan criminal, hal ini bisa
yang harus bertahan hidup kemudian melakukan pekerjaan apa pun dan
69
Gunawan Yordan.(2020). “The Analysis of Non-Refoulment Principle Towards Rohingya
Refugees in Bangladeshi” dikutip melalui Jurnal Lamlaj universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin. Hal. 21
70
Ibid.Gunawan Yordan. Hal.22
56
memancing di sungai.
memiliki hampir tiga kali lipat dengan penduduk lokal kalah jumlah
terkena dampak negatif oleh arus masuk massal orang dan kebutuhan
kontrak untuk peluang kerja dengan gaji yang lebih baik dengan
71
IFPRI/BIDS,(2018). Economic Activities of the Forcibly Displaced Rohingya Population – An
Analysis of Business Enterprises in Southeastern Bangladesh, September 2018
72
USAID,(2018). “Rapid education and risk analysis” UNHCR-WFP Final JAM Report. Hal.12
57
73
IFPRI/BIDS.(2018). “Economic Activities of the Forcibly Displaced Rohingya Population”.
Dikutip melaui daring, https://www.ifpri.org/publication/refugees-who-mean-business-economic-
activities-and-around-rohingya-settlements .pada 15 April 2022
74
Ibid. IFPRI/BIDS
58
perdamaian yang lebih luas dan akan sangat bergantung pada dukungan
pemantau hak asasi dan jurnalis dari daerah konflik dan menolak akses
menjadi tantangan.
77
Human Right Watch.(2019). “Myanmar Events of 2019” diakses melalui daring
https://www.hrw.org/world-report/2020/country-chapters/myanmar-burma diakses pada 1 Maret
2022
78
Ibid. Human Right Watch
79
Loc.cit.UNHCR
60
BAB III
di seluruh negara.
Gambar 3.1
Lambang UNHCR
juga diatur oleh Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC). UNHCR dibentuk
pada tahun 1950 untuk mengatasi krisis pengungsi itu, dari Perang Dunia II.
kerja badan tersebut, yang awalnya berfokus pada orang Eropa yang
pada tahun 2015, UNHCR telah membantu lebih dari 50 juta pengungsi di
seluruh dunia.
hal tersebut bisa dilihat pada program bantuan lain yang memiliki
tersebut dengan adanya tiga opsi pemecahan masalah yaitu dengan :83
82
UNHCR. (1950). “Statute of the Office of the United Nations High Commissioner for Refugees”
General Assembly resolution 319 A, Chapter 1. Hal.8
83
UNHCR. (2003). “Framework for Durable Soultions for Refugees and Person of Concern”
dikutip melalui Core Group on Durable Solution. Hal.6
63
negara dalam
2. Local Integration
3. Resettlement
suaka lainnya.
yang berada di negara lain dan juga untuk membantu host country dalam
menangani permasalahan pengungsi tersebut, hal ini juga bisa dilihat dengan
84
UNHCR. (2007). “Advisory Opinion on the Extraterritorial Application of Non-Refoulement
Obligations under the 1951 Convention relating to the Status of Refugees and its 1967 Protocol”
diakses melalui Non-Refoulment and the scope of its application. Hal.2
65
internasional. Prinsip ini juga dikukuhkan oleh PBB dalam deklarasi suaka
territorial 1967.
Gambar 3.2
Cakupan Larangan Non-Refoulement
pada bidang hukum
85
Riyanto Sigit. (2010). “ Prinsip Non-Refoulement dan Relevansinya dalam Sistem Hukum
Internasional” diakses melalui Jurnal Mimbar Hukum Volume 22, Nomor 3. Hal.3-5
66
internasional.
juga bermartabat.
perbatasan negara.
67
tersebut harus berlandaskan alasan yang jelas dan tidak ada solusi
86
Lok-Sang Ho.(2012). “Foundations of Communications Policy” dikutip melalui Jurnal
Routledge Taylor Francis Group. Hal.13
68
bagi Bangladesh. Di sisi lain, Bangladesh tidak bisa menutup mata bahwa
berada di luar negaranya sendiri dan tidak dapat kembali ke rumah karena
mereka akan beresiko di sana, dan negara mereka tidak dapat atau tidak mau
kebebasan atau integritas fisik yang timbul dari konflik bersenjata, kekacauan
publik yang serius, atau situasi kekerasan yang berbeda. Resiko lainnya
mungkin berasal dari kelaparan, konflik bersenjata, bencana alam atau buatan
87
Gunawan Yordan.(2020). “The Analysis of Non-Refoulment Principle Towards Rohingya
Refugees in Bangladeshi” dikutip melalui Jurnal Lamlaj universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin. Hal. 19
69
temporal dan geografis. Ini diperlukan dalam konteks historis arus pengungsi
88
UNHCR.(2017).”Person In Need of International Protection” diakses melalui daring
https://www.refworld.org/docid/596787734.html diakses pada 27 Februari 2022
70
sosial
oleh Negara
negara yang tidak meratifikasi Konvensi 1951 dan protocol 1967 adalah
beberapa cara yang berbeda, salah satunya adalah selama beberapa dekade
89
Ibid.UNHCR
71
90
Ibid.UNHCR
91
UNHCR. (2007). “Advisory Opinion on the Extraterritorial Application of Non-Refoulement
Obligations under the 1951 Convention relating to the Status of Refugees and its 1967 Protocol”
diakses melalui Non-Refoulment and the scope of its application. Hal.3
72
Peran dan tanggung jawab UNHCR berkaitan dengan repatriasi sukarela telah
1. Return in safety
2. Return in Dignity
mencakup bahwa mereka dapat Kembali tanpa syarat dan jika mereka
hak mereka.
1951 yang berkaitan dengan Status Pengungsi maupun Protokol 1967. Tidak
adanya kerangka kerja suaka nasional membuat pengungsi dan pencari suaka
terbatas untuk solusi yang tahan lama. UNHCR terus melakukan advokasi
Mencari solusi jangka dekat dan jauh semakin mendesak, dengan begitu
setiap tahunnya UNHCR memiliki misi dalam mencari durable solution, salah
para pengungsi Etnis Rohingya menjadi bebas dan terinformasi dengan baik
Myanmar :97
kunjungan lapangan
95
UNHCR.(2019). “ Update on UNHCR operation in Asia and the Pacific” diakses melalui daring
https://www.unhcr.org/5c7ff52b4.pdf diakses pada 1 Maret 2022
96
Ibid.UNHCR
97
UNHCR.(2018). “Memorandum Of Understanding: Arangement on returned displaced person”
diakses melalui daring
https://progressivevoicemyanmar.org/wp-content/uploads/2018/05/382854287-The-MOU-
between-Myanmar-Government-and-UNDP-and-UNHCR.pdf diakses pada 1 Maret 2022
76
bersama
Pengungsi, Filippo Grandi, dan Menteri Luar Negeri Bangladesh, Md. Shahidul
dengan standar internasional. Salah satu langkah yang dapat segera diambil oleh
akses penuh dan tanpa hambatan ke tempat asal pengungsi di Rakhine State,
informasi kepada pengungsi tentang kondisi di tempat tersebut. asal, serta untuk
BAB IV
98
UNHCR.(2018).”Bangladesh and UNHCR agree on voluntary returns framework for
when refugees decide conditions are right” diakses melalui daring
https://www.unhcr.org/news/press/2018/4/5ad061d54/bangladesh-unhcr-agree-voluntary-
returns-framework-refugees-decide-conditions.html diakses pada 1 Maret 2022
77
Myanmar 2019
diatur oleh pihak lain, dengan kata lain UNHCR bergerak tanpa diatur oleh
repatriation.
tanggap darurat, UNHCR meminta dana awal 83,7 juta USD untuk
99
David F.(2001).”UNHCR: Mandate the Politics of being non-political” diakses melalui jurnal
Universitas Nebraska no.33. Hal.4
100
Ibid. David F
101
Faruque Taufiq.(2020). “Rohingya Refugee Crisis in Bangladesh: The Case of UNHCR
Response” diakses melalui jurnal Hubungan internasional Universitas Dhaka vol.9. Hal. 35
80
kemanusiaan lainnya.
102
Ibid. Faruque Taufiq. Hal.36
81
dipulangkan.
103
UNHCR.(2018). “Bangladesh and UNHCR agree on Voluntary returns framework for when
refugees decide conditions are right” dikutip melalui daring
https://www.unhcr.org/news/press/2018/4/5ad061d54/bangladesh-unhcr-agree-voluntary-returns-
framework-refugees-decide-conditions.html . dikutip pada 12 April 2022
104
UNHCR.(2018).”Joint Bangladesh/UNHCR Verivication of Rohingya Refugees get underway”
dikutip melalui daring https://www.unhcr.org/news/briefing/2018/7/5b3f2794ae/joint-
bangladeshunhcr-verification-rohingya-refugees-gets-underway.html . dikutip pada 15 April 2022
82
Gambar 3.3
Identitas Pengungsi
105
Ibid. UNHCR
83
layanan.106
dan bisnis yang dibakar militer.108 Hal ini menunjukan adanya dua
rencana repatriasi.
Myanmar. Sejauh ini, tidak satu pun dari pengungsi etnis Rohingya
108
Ibid. Human Right Watch
109
UNHCR.(2019). “UNHCR Statement on Voluntary Repatriation to Myanmar” diakses melalui
daring https://www.google.com/search?client=opera-gx&q=translate&sourceid=opera&ie=UTF-
8&oe=UTF-8 . diakses pada 15 April 2022
110
Ibid. UNHCR
85
secara acak atau tidak semua kelompok umur dapat diwakili dalam
Tabel 1.1
111
Human Right Watch.(2019).”UN Shared rohingnya data without informed consent” diakses
melalui daring https://www.hrw.org/news/2021/06/15/un-shared-rohingya-data-without-informed-
consent diakses pada 15 April 2022
86
maupun dengan rencana yang akan datang pada saat situasi atau
Tabel 1.1
Kesediaan etnis Rohingya untuk Repatriasi113
Secara keseluruhan, 97,5% dari populasi Rohingya akan
beragama, serta hak dan martabat mereka pulih atas kekerasan yang
112
Xchange.(2019). “Repatriation Survey” diakses melalui daring
http://xchange.org/wp-content/uploads/Repatriation-Survey-04.pdf . Hal.21
113
Ibid. Xchange.Hal.33
87
Rakhine.115
kota besar dan kecil. UNHCR dan UNDP dapat mencakup kegiatan-
dini, yaitu untuk mengatasi efek negatif dari arus masuk pengungsi
konflik dan untuk mendorong fase awal dan lancar dari bantuan
kemanusiaan.117
116
UNHCR.(1997).”Memoranda Of Understanding” diakses melalui daring
https://www.unhcr.org/excom/standcom/3ae68d068/memoranda-understanding.html diakses pada
15 April 2022
117
Ibid.UNHCR
89
tiga jalur desa di Negara Bagian Rakhine Myanmar. 120 Tim UNHCR
118
UNDP.(2019). “Independent Country Programme Evaluation Bangladesh” dikutip dari Jurnal
Laporan ICPE. Hal. 27
119
Ibid.UNDP. Hal.28
120
UNHCR. (2019). “UNHCR-UNDP Complete First Assessment in Myanmar Northen Rakhine”
diakses melalui daring https://www.unhcr.org/ph/14522-unhcr-and-undp-complete-first-
assessments-in-myanmars-northern-rakhine.html .diakses https://www.unhcr.org/ph/14522-
unhcr-and-undp-complete-first-assessments-in-myanmars-northern-rakhine.html . diakses pada 16
April 2022
90
memiliki akses yang lebih dapat diprediksi dan lebih luas serta
tujuan dari anggota dari organisasi tersebut maupun dalam bentuk kerjasama
dan Myanmar.
121
Ibid. UNHCR
91
UNHCR, yaitu:
Myanmar”122
122
Kementrian luarnegeri Bangladesh.(2018). “ The Arrangement On Return Of Displaced
Persons From Rakhine State” dikutip secara daring
https://www.icc-cpi.int/sites/default/files/RelatedRecords/CR2019_06133.PDF . Hal.3
92
Gambar 3.4
Bantuan Makanan UNHCR-WFP123
bawah 5 tahun, orang dengan cacat, sakit kronis, lanjut usia, ibu
keragaman makanan.125
123
UNHCR.(2019). “UNHCR-WFP Joint Assessment Mission (JAM) 2019” diakses melalui
laporan tahunan UNHCR 2019. Hal.15
124
Ibid. UNHCR
125
Ibid. UNHCR
93
hujan dan topan. Setiap tahun, hujan dan angin yang tak henti-
pemukiman.
Gambar 3.5
Program Shelter aid UNHCR 126
126
UNHCR.(2019).”UNHCR Intensifies Sheltering Assistance for Refugee” diakses melalui daring
https://www.unhcr.org/ph/16193-nobody-left-outside-unhcr-intensifies-sheltering-assistance-for-
refugees.html diakses pada 17 April 2022
94
Gambar 3.6
Peta Populasi Kamp UNHCR di Bangladesh127
potongan bambu yang lebih tipis), terpal dan tool kit yang
tahan air terhadap hujan monsun.128 Hingga saat ini, UNHCR telah
127
Realifweb.(2019).”Refugees Population by Location” diakses melalui daring
https://reliefweb.int/map/bangladesh/rohingya-refugee-responsebangladesh-refugee-population-
location-april-30-2020 . Diakses pada 17 April 2022
128
LOC.cit. UNHCR
129
Op.Cit. Realifweb
95
mulai pada Agustus 2017 dan setelah itu dan juga bagi etnis
130
Ibid.Hal.2
131
VOA. (2019). “Stateless Rohingya Refugees in Bangladesh Receive Identity Documents for
First Time” diakses melalui daring https://www.voanews.com/east-asia/stateless-
rohingyarefugees-bangladesh-receive-identity-documents-first-time . Diakses pada 17 April 2022
96
pulang ke Myanmar.
tanggal lahir dan jenis kelamin. Kartu biometrik yang diuji sebagai
132
Rahman Mahbubur.(2019).” Future of Rohingyas: Dignified Return to Myanmar or Restoring
Their Rights or Both” dikutip dari Indonesian Journal of southeast Asian Studies. Hal. 153
97
bantuan kemanusiaan.135
133
Op.Cit. VOA
134
Burt Chris.(2019). “Biometric Programme for displaced Rohingya complete first phase”
diakses melalui daring https://www.biometricupdate.com/201711/biometric-id-program-for-
displaced-rohingya-completes-first-phase diakses pada 18 April 2022
135
Ibid. Burt Chris
98
wadah atau Forum tempat dimana adanya kerjasama yang dilakukan antara
merupakan salah satu bagian dari PBB, hal ini menjadikan General
assembly yang dilakukan oleh PBB bisa berdasarkan mandate yang dimiliki
oleh UNHCR.
136
UNHCR.(2018). “The Global Compact on Refugee” dikutip melalui UNHCR Quick Guide.
Hal.2
100
137
UNHCR.(2018). “ A Comprehensive Refugee Response Framework” diakses secara daring
https://www.unhcr.org/59032f154.org diases pada 17 April 2022
138
Ibid.UNHCR
101
139
Ibid.UNHCR
102
Gambar 3.8
Logo Global Compact on Refugee
140
UNHCR.(2019). “Global Refugee Forum” diakses melalui daring
https://globalcompactrefugees.org/article/global-refugee-forum diakses pada 21 April 2022
103
Thailand.
dibagi menjadi tiga bagian, dimana UNHCR sendiri memiliki tiga peran
yang dijalankannya.
141
Op.cit.Interaction. Hal.5
104
tersebut.142
142
Anne Koch (2019) “The Politics and Discourse of Migrant Return: The Role of UNHCR and IOM
in the Governance of Return”, dikutip melalui Journal of Ethnic and Migration Studies. Hal.34
105
143
Ibid. Anne Koch
144
Faruque Taufiq.(2020). “Rohingya Refugee Crisis in Bangladesh: The Case of UNHCR
Response” diakses melalui jurnal Hubungan internasional Universitas Dhaka vol.9. Hal. 37
106
kemanusiaan.
145
Human Right Watch.(2019).”Myanmar/Bangladesh: Halt Rohingya Returns” diakses melalui
daring https://www.hrw.org/news/2019/08/20/myanmar/bangladesh-halt-rohingya-returns
Diakses pada 15 April 2022
107
terus terbaru.147
146
Ibid Human Right Watch
147
Ibid.Human right Watch
108
148
Dock, K. (2020). “Breaking a Cycle of Exodus : Past failures to protect Rohingya refugees
should shape future solutions” . Dikutip pada laporan international order and conflict . Hal.32
109
149
Kamruzzaman M.(2021).”UN Failure to put pressure on Myanmar cause delay in Rohingya
repatriation: experts” diakses secara daring https://www.aa.com.tr/en/asia-pacific/uns-failure-
to-put-pressure-on-myanmar-cause-delay-in-rohingya-repatriation-experts/2395329 diakses
pada 15 April 2022
110
kemanusiaan.151
152
Ibid. Sakib Najmus
153
Holloway K.(2019). “Three ways Humanitarians can support the Rohingya in Bangladesh, two
years On” diakses melalui daring https://odi.org/en/insights/three-ways-humanitarians-can-
support-the-rohingya-in-bangladesh-two-years-on/ diakses pada 21 April 2022
112
154
Human Right Watch.(2019).”UN Shared rohingnya data without informed consent” diakses
melalui daring https://www.hrw.org/news/2021/06/15/un-shared-rohingya-data-without-informed-
consent diakses pada 15 April 2022
155
Ibid.Human Right watch
156
Ibid. Human Right Watch
113
terkait.157
Rohingya.
Bangladesh.159
159
Hargrave Karen.(2020). “The Rohingya Response in Bangladesh and The Global Compact On
Refugee” dikutup melalui Jurnal HPG Working paper . Hal.18
115
Bangladesh.161
160
Ibid. Hargrave Karen. Hal.19
161
Interaction.(2019). “Toward equitable and Predictable Responsibility Sharing” dikutip melalui
daring https://www.interaction.org/wp-content/uploads/2021/04/GRF-Pledge-Report-04-19-21.
Diakses pada 21 April 2022
162
Asia Sentinel.(2019).”How the UN Compact on Refugee Can Address the Rohingya Crisis”
diakses melalui daring https://www.asiasentinel.com/p/un-compact-refugees-address-rohingya-
crisis?s=r diakses pada 21 April 2022
116
menjalankan GCR .
163
Ibid.Asia Sentinel
117
pembahasan repatriasi.
164
Faye, M.(2021) “A forced migration from Myanmar to Bangladesh and beyond: humanitarian
response to Rohingya refugee crisis” dikutip melalui Jurnal Humanitarian Action vol.6. hal.13
118
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Myanmar.
keadaan yang belum siap dan memenuhi repatriasi yang aman. Selain di
ketidak terbukaan negara terhadap ruang lingkup internasional, hal ini salah
dan Global Refugee Forum dengan baik pada host country dan negara asal
repatriasi.
5.2 Saran
120
Berdasarkan hasil penelitian skripsi peran united nations high commissioner for
refugees dalam upaya repatriasi etnis muslim Rohingya dari bangladesh ke
myanmar 2019 , terdapat beberapa saran sebagai berikut;
2. Dalam penelitian ini, peneliti hanya terfokus pada upaya UNHCR dalam
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Andersen-Rodgers, D., & Crawford, K. F. Human security: Theory and action.
(Rowman & Littlefield: Lanham. 2018) .Hal. 4
Alexander B, Loescher G,.Refugees in International Relations.. (Oxford
University Press: London., 2010.) hal.2
Archer Clive. “International Organization 3rd edition” (Routledge :
London.2001)
Elsam, 2014. Perlindungan Pengungsi Menurut Hukum Internasional. Jurnal
Lembaga studi dan administrasi negara. Hal. 3
IOM. Glosary on Migration:2nd edition. Hukum migrasi internasional
(Switzerland,2019). Hal. 85
Jackson and Sorenson. “Pengantar Studi Hubungan Internasional teori dan
pendekatan edisi ke 5th” (Pustaka pelajar: Jakarta, 2009) hal.112-113
Lisa A. Baglione. Writing a Research Paper in Political Science : A Practical
Guide to Inquiry, Structure, and Methods. (CQ Press and Sage
Publications: Los Angeles.2019) hal. 156-163.
Roland Paris. Human Securiy.. Dalam Christohper W. Hughes and Lai Yew
Meng. “Security Studies: A Reader”. 2011. Routledge Taylor & Francis
Group: London and New York. Hal 71-72
Sandu Siyoto. Ali Sodik. Dasar Metodologi Penelitian. (Yogyakarta: Literasi
Media Publishing. 2015) Hal. 67.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Elfabeta :
Bandung. 2007). Hal.27
122
JURNAL
INTERNET
BBC News. (2020) “Myanmar Rohingya : What you need to know about
theaaCrisis”.aadiaksesaamelaluiaadaring
https://www.bbc.com/news/world-asia-41566561 diakses pada 28 Oktober
2021
Tanipparti Nikita, November (2019). “The Ruse Repatriation : why the current
effort to repartriate the Rohingya back to Myanmar will
fail”aa.diaksesaamelaluiaadaring
https://ksr.hkspublications.org/2019/11/12/the-ruse-of-repatriation-why-
the-current-efforts-to-repatriate-the-rohingya-back-to-myanmar-will-fail/,
124
UNHCR, (2018). “UNHCR and UNDP agree on text of MoU with Myanmar to
support the creation of conditions for the return of
RohingyaaaRefugees”aadiaksesamelaluiaadaring
https://www.unhcr.org/news/press/2018/5/5b0fff7b4/unhcr-undp-agree-
text-mou-myanmar-support-creation-conditions-return-rohingya.html
diakses pada 20 Desember 2021
LAMPIRAN