Anda di halaman 1dari 4

PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN KESEHATAN MENGENAI

PENYAKIT ULKUS PEPTIKUM DAN GERD (Gastroeshophageal Reflux Disease) DI


PUSKESMAS KECAMATAN TANJUNG PRIOK JAKARTA UTARA

Shellen Glorya Kakisina, Dita Kusuma Wardani, Kevin Yosua Pakpahan, Freisy Cindi Claudia
Korompis, Rilis Simamora, Boy Eric Cantona Hutabarat, Devi Andri Ariyani, Novanda Satria
Nugraha, Wulan Hasanah, Sofie Nabila, Fazlicha Syaradila, Ananda Tri Utami, Jeckson Ayhuan,
Melisa Natalia Popang, Nur Hasanah.

Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, Indonesia


Jl. Sunter Permai Raya, RT.11/RW.6. Sunter Agung, Kec. Tj. Priok, Kota Jakarta Utara, Daerah
Khusus Ibukota 14350

Abstrak
PENDAHULUAN
Ulkus peptikum adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya kerusakan pada
lapisan mukosa, submukosa hingga lapisan otot bagian saluran pencernaan yang biasanya
terjadi di lambung dan bagian duodenum proksimal. Tanda dan gejala umum ulkus peptikum
meliputi nyeri epigastrik, kembung, perut terasa penuh dan mual dan muntah (Talia F
dkk,2020). Tujuan dari terapi ulkus peptikum untuk menghilangkan nyeri tukak, mengobati
ulkus, mencegah kekambuhan dan mengurangi komplikasi yang berkaitan dengan tukak. Obat-
obatan yang digunakan pada terapi tukak peptik yaitu golongan H2 Reseptor Antagonist, PPI,
sitoprotektor, antimuskarinik dan antibiotik.
Pada penderita ulkus dengan H. pylori positif, tujuan terapi adalah mengatasi mikroba
dan menyembuhkan penyakit dengan obat yang efektif (Sukandar dkk., 2013). Prevalensi
infeksi Helicobacter pylori (H. pylori) sangat bervariasi antar negara maupun kelompok
populasi dalam satu negara. Hasil studi klinis di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi H.
pylori pada pasien dengan ulkus peptikum adalah 90-100%, dan pada pasien dispepsia non-
ulseratif, prevalensi H. pylori menjadi 20-40%. Dalam studi multicenter di 5 kota besar di
Indonesia pada tahun 2003-2004, ditemukan bahwa prevalensi tertinggi di Yogyakarta
(30,6%), dan terendah di Jakarta (8%) (Marcellus dkk., 2014). Pengobatan tukak dengan
terinfeksi H. pylori regimen individual harus diseleksi berdasarkan efikasi, toleransi, interaksi
obat yang potensial, resistensi antibiotik, biaya dan kepatuhan pasien. Terapi pengobatan ulkus
peptikum yang disertai infeksi bakteri H. pylori harus dikombinasi dengan menggunakan
antibiotik. Antibiotik yang sering digunakan 4 untuk regimen obat yang digunakan untuk
eradikasi H. pylori klaritromisin, amoksilin dan tetrasiklin (Dragon, 2010).
Penyakit pencernaan di mana asam lambung naik ke esophagus sehingga menciptakan
gejala klinis dan dapat menurunkan kualitas hidup seseorang disebut GERD. Pola makan,
genetik, NSAID (Nonsteroidal AntiInflammatory Drugs), merokok, obesitas, faktor perusak
lambung dan faktor pelindung lambung merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan
GERD. Sekresi bikarbonat, sekresi mukus, regenerasi epitel dan aliran darah mukosa
merupakan faktor pelindung lambung. Faktor perusak lambung terdiri dari HCl lambung dan
zat yang dapat menyebabkan GERD. Masalah GERD disebabkan oleh kurangnya
keseimbangan faktor pelindung dan faktor perusak pada organ lambung menyebabkan masalah
GERD. Diharapkan dengan menghindari faktor berbahaya seperti kopi, NSAID dan makanan
pedas, GERD tidak terulang kembali. (Ndraha dkk., 2016)
Dari hasil penelitian Rahman A.A., Maulidina, W., dan Kosasih D., (2018)
menunjukan bahwa pasien GERD paling tinggi ditemukan pada perempuan (66,3%) dengan
usia rata-rata 41-60 tahun (44,2%) dan persentase pasien tidak memiliki riwayat penyakit
berisiko sebesar 82,6%. Lansoprazol merupakan obat GERD terbanyak yang diberikan
(37,9%) dengan dosis 30 mg/hari (37,9%). Lama pemberian pada terapi awal rata-rata selama
1-14 hari (62,6%) dan banyak diberikan sebelum makan, hal ini di dasarkan pada aturan pakai
obat pada terapi farmakologi GERD (Rahman,2018).

Tujuan rancangan ini adalah untuk masyarakat ini adalah untuk memberikan pemahaman
terkait pencegahan dan pola hidup yang lebih sehat tentang penyakit ulkus peptikum dan gerd
serta edukasi untuk kalangan masyarakat di Puskesmas kecamatan tanjung priok jakarta utara.

METODE
Rancangan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah berupa penyuluhan yang
ditargetkan untuk kalangan masyarakat di Puskesmas dengan memberikan informasi dan edukasi
untuk meningkatkan pemahaman terkait pencegahan dan pola hidup yang lebih sehat tentang
penyakit ulkus peptikum dan gerd.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam satu periode waktu yaitu pada hari Rabu, 08 November
2023 pukul 10.00-12.00 WIB. Rangkayan kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan
diPuskesmas Kecamatan Tanjung Priok secara langsung oleh kelompok kepada masyarakat.
Pemaparan Secara Presentasi & Brosur kepada masyarakat diberikan secara Pretest yang akan
dilakukan secara bersamaan dan setelah penyuluhan materi selesai diberikan secara post test
untuk melihat perbandingan pengetahuan masyarakat terhadap Ulkus Pemptikum dan Gerd
sebelum dan sesudah penyampaian materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai