Anda di halaman 1dari 4

MEMBANGUN KESADARAN TRANSFORMASI LITERER

(Reuni UKM Kesenian 2022)

Selamat sore kawan-kawan dulur-dulur semuanya, selamat menyambut datangnya Idul Fitri.
Menyambut hari kemenangan dan merayakannya bersama keluarga. Semoga suasana ghiroh Romadlon
dan menjelang Lebaran tahun ini ikut membawa dampak positif terhadap persiapan dan kesiapan team
panitia Reuni UKM 2022.

Reuni UKM Kesenian tahun ini kita mengemban tema “Membangun Kesadaran Transformasi
Literer”. Secara sederhana dapat diartikan sebagai kesadaran untuk menyampaikan transformasi secara
tertulis dari generasi paling old ke generasi paling new. Kita lakukan shifting metode dari “metode
jarene” ke “metode literer”. Maksudnya “metode jarene” yaitu “UKM Kesenian jarene Cak iku jarene
Mbak kae” dan seterusnya. Untuk itu kita perlu melakukan profiling terhadap UKM Kesenian secara
literer. Paling tidak dengan tranformasi literer, kita menjadi mudah menyampaikan transformasi dari
generasi ke generasi. Dengan demikian sudah tidak lagi jarena si A dan si B, tapi akan menjadi jarene
“Hasil Pertemuan Reuni UKM Kesenian 2022” (yang akan kita buat secara literer).

Tapi ingat, transformasi literer (dalam bentuk tertulis) hanya perangkat tehnis untuk
memudahkan metode didaktis-nya. Jangan meninggalkan budaya tutur “bertemu, tegur sapa dan
bercerita” tentang UKM Kesenian. Budaya tutur itu tetap penting untuk menjaga kesadaran dialektika /
budaya diskusi.

Sebenarnya gagasan untuk membuat buku tentang UKM Kesenian ini sudah ada sejak dulu.
Mungkin karena kesibukan dan situasi yang kurang pas, gagasan ini belum tereksekusi. Semoga pada
momen reuni UKM Kesenian 2022, gagasan ini bisa di konkretkan. Amin.

Mengapa pilihannya literer (tertulis) ?

Karena selama ini kalo kita bicara tentang UKM kesenian (sejarahnya dan product knowledge-
nya), mekanisme transformasi kita hanya dengan budaya tutur. Generasi terdahulu bercerita /
ndongeng ke generasi berikutnya. Dan seterusnya itu terjadi. Sehingga mungkin ada bagian-bagian
dongeng yang mungkin lepas / ilang. Semacam ada lompatan-lompatan dan tidak runtut. Inilah yang
menyebabkan kecurigaan kita tentang : ahistoris, disorientasi dan degradasi. Apa benar demikian ?
itulah kenapa kita kumpulkan ALB dari lintas generasi untuk bicara mengenai situasi yang kita alami.

Mengapa pilihan momennya Reuni UKM Kesenian ?

Karena pada momen reuni nantinya akan muncul banyak kepala (berusaha semaksimal mungkin
lintas generasi). Dengan demikian kita bisa lebih obyektif menilai diri kita. Meskipun tidak akan
menghasilkan kesepahaman yang benar-benar bulat, paling tidak mendekati bulat walaupun agak benjo-
benjo sedikit, it’s OK lah. Yang penting tidak kotak, apalagi kerucut. Sekedar mendekati kesepahaman
bulat, itu cukup bagus. Sehingga nantinya pertemuan reuni ini muara akhirnya adalah product
knowledge tentang UKM dalam bentuk tertulis. Jadi, sudah tidak lagi, ada cerita UKM kata si A, kata si B
kata si C dan seterusnya. Yang ada adalah UKM Kesenian menurut hasil musyawarah reuni ALB tahun
2022, yang telah dibukukan secara tertulis. Jadi jelas, hadirnya transformasi literer ini untuk
menyamakan persepsi dan frekuensi tentang UKM Kesenian.

Apa saja isi / konten dari Transformasi Literer 2022 ?

Beberapa muatan yang akan kita bahas pada reuni 2022 ini antara lain ;
1. UKM Knowledge (1-Sejarah, 2-Prinsip dan Karakter, 3-Bentuk)
2. Hubungan / Peran ALB terhadap UKM Kesenian
3. Rekomendasi ALB untuk UKM Kesenian (ini kalo ada dan bilamana perlu)

Jangan khawatir bahwa Transformasi Literer ini akan menjadi semacam kitab suci yang akan
selamanya menjadi pedoman kita. Tentu saja tidak. UKM Kesenian akan terus berkembang mengurai
bersama masa-nya. Kawan-kawan ALB bisa saja memperbaharui (Transformasi Literer edisi 2022) pada
edisi pertemuan musyawarah ALB selanjutnya. Sehingga dari edisi ke edisi akan mengalami
perkembangan sesuai situasi yang sedang dihadapi. Dan itu bagus.

Ada harapan saya untuk generasi ALB selanjutnya : Choir, Kikik, Dayat, Ibnu, Yeyen, Della dan
seterusnya yang tidak bisa saya sebutkan 1/1, akan menginisiasi pertemuan ALB-ALB Lintas Generasi
selanjutnya. Meminjam istilah Cak Lamong, jadikan even ini semacam konggres ALB. Wow, keren saya
sepakat saja asal intinya tiga hal :

1. Menjadikan ALB makin rukun dan solid (ingat, tujuan reuni ALB makin rukun, bukan sebaliknya)

2. Menjadikan ALB sadar posisi dan perannya terhadap UKM Kesenian

3. Menjadikan ALB makin Kontributif untuk UKM Kesenian (ALB bisa menjadi nara sumber
workshop, nara sumber seminar, sarasehan, diskusi dll)

Bahkan saya pribadi punya harapan besar terhadap Paguyuban ALB UKM Kesenian ini mampu berbicara
di tingkat yang lebih luas (baca ; tingkat jember bahkan nasional). Misal suatu saat ALB dan UKM
Kesenian bikin even Seminar Kebudayaan dengan pembicara dari ALB-ALB kita. Kan bisa ? Kalo kita ada
kemauan. Maka, jadikan ALB adalah bagian dari kekuatan UKM Kesenian untuk bisa berbicara di level
nasional. Kita punya beberapa nama antara lain :

1. Eko Suwargono (Budayawan)


2. Cak Isnadi (Akademisi, Pemerhati Budaya)
3. Cak Sulung (Akademisi, Pemerhati Budaya)
4. Cak Ndut (Pemerhati Budaya)
5. Cak Farhan (Penggiat Seni Rupa / Mural)
6. Mas Acing (Penggiat Seni Rupa)
7. Lik Wuwul (Pemerhati Seni Tradisi, Musisi dan Jurnalis)
8. Mas Setan (Pemerhati Budaya Jember)
9. Mas Lang-Lang (Pemerhati Budaya)
10. Mas Genjur (Musisi, Pemerhati Musik)
11. Mas Halim Bahris (sastrawan dan Penulis)
12. Cak Baus (Sastrawan dan Penyair)
13. Mbak Susi (Penyair, Motivator)
14. Mbak Neni (Penggiat Handcraft)
15. Mbak Mia (Penggiat Musik)
16. Mas Heru (Penulis dan Jurnalis)
17. Firman Blues (Penggiat Musik dan Pemerhati Musik Jember)
18. Mamok (Pemerhati Musik, Peneliti Sejarah Musik)
19. Mas Hari Momo (Budayawan, Pemerhati Budaya Banyuwangi)
20. Mas Ibnu (Penggiat Videografi Sinematografi)
21. Mbak Pipit / Puspitasari (Penggiat Teater)

Dan saya yakin masih banyak nama-nama kawan-kawan kita yang tidak bisa saya sebutkan semuanya.
Itu adalah bagian dari kekuatan UKM Kesenian. Manfaatkan kekuatan itu dengan baik misal dalam even
workshop, seminar, sarasehan dan lain-lain.

Demikianlah kawan-kawan sekelumit cerita yang melatarbelakangi pilihan tema kita tahun ini
“Membangun Kesadaran Transformasi Literer”. Jadi, momen reuni tidak saja semata-mata ngumpul-
ngumpul saja, tapi juga ada semacam output untuk ALB dan UKM Kesenian. Harapan saya dan kita
semua, akan ada reuni-reuni lagi ke depannya dengan tema-tema lain yang lebih up to date sesuai
dengan situasi di masa yang akan datang. Semoga ALB UKM Kesenian makin rukun solid.

Ikan tengiri tak pernah tenggelam


Dia sedang mesra dengan ikan patin
Dari hati yang paling dalam,
Akhir kata, mohon maaf laih dan batin.

Ngawi, 1 Mei 2022


Salam Ndemad
(Mandor Bangunan)

Anda mungkin juga menyukai