Anda di halaman 1dari 6

MATERI POKOK 4

PEMANGKU KEPENTINGAN SEKTOR


LINGKUNGAN (TERMASUK SATWA LIAR) DALAM
PENDEKATAN ONE HEALTH
Pendahuluan
Mengulang kembali bahwa pendekatan one health melibatkan kesehatan manusia,
hewan, dan lingkungan/ekosistem yang bersifat saling ketergantungan satu sama lain.
Contoh nyata saat ini adanya kejadian pandemi Covid-19, dimana satwa liar mulai
disorot dikarenakan dugaan bahwa penularan Corona Virus (Sars-Cov) berawal dari
kelelawar, sebelum menjadi virus yang mudah menular pada manusia ke manusia.
Selain itu sudah terjadi penularan dari manusia ke hewan termasuk satwa liar.
Di Indonesia, pemangku kepentingan sektor lingkungan juga meliputi satwa liar,
dimana kewenangannya menempel pada sektor lingkungan hidup dan kehutanan.
Untuk itu pemangku kepentingan dari sektor lingkungan (termasuk satwa liar) yang
terlibat dalam pendekatan One Health, penting untuk diketahui.

Indikator Hasil Belajar


Menjelaskan pemangku kepentingan sektor lingkungan (termasuk satwa liar) dalam
pendekatan One Health
Uraian Materi Pokok 4

Salah satu pemangku kepentingan dalam pendekatan One Health ialah sektor
kesehatan lingkungan (termasuk satwa liar). Agar kita mengetahui dan
memahami materi ini, mari kita belajar bersama. Yuk, kita mulai pelajari ya!

4.1. Sektor Lingkungan (termasuk Satwa Liar)


One health merupakan pendekatan berdasarkan konsep dimana kesehatan
manusia, hewan, dan lingkungan/ekosistem bersifat saling ketergantungan
satu sama lain melalui kolaborasi antar disiplin terkait dalam pencegahan dan
pengendalian penyakit, kesehatan ekosistem, serta kemunculan pathogen
baru dan agen zoonotik yang menyebabkan kesakitan bahkan kematian di
masyarakat serta berdampak pada pertumbuhan sosioekonomi. Sektor
lingkungan erat kaitannya lingkungan hidup dan kehutanan, dimana satwa liar
termasuk di dalamnya.
Undang-undang No. 41 Tahun 2014, mendefinisikan satwa liar yaitu semua
binatang yang hidup di darat, air, dan/atau udara yang masih mempunyai sifat
liar, baik yang hidup bebas maupun yang dipelihara oleh manusia.
Kewenangan pengelolaan satwa liar, merupakan tugas pokok dan fungsi yang
diamanahkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Namun
kaitannya dengan kesehatan satwa liar dalam hal penyakit pada satwa liar
terutama penyakit yang termasuk dalam daftar penyakit hewan yang wajib
dilaporkan ke Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE), berkoordinasi dengan
Kementerian Pertanian selaku focal point.

4.2. Pemangku kepentingan sektor lingkungan (termasuk satwa liar)


Pemangku kepentingan dari sektor lingkungan, tidak terbatas hanya kesehatan
lingkungan/ekosistem saja, namun juga mencakup kehutanan dan satwa liar,
dimana terdiri dari:
1. Pemerintah
● Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, termasuk Unit
Pelaksana Teknis, seperti B/BKSDA, Taman Nasional, dll
● Dinas yang membidangi Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi
● Dinas yang membidangi Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kabupaten/Kota
● Otoritas Veteriner
● Kebun Binatang dibawah Dinas yang membidangi Lingkungan Hidup
dan Kehutanan

1. Non Pemerintah
● Kebun Binatang Mandiri
● Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)
● Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Aquatik dan Hewan Eksotik
Indonesia (ASLIQEWAN)
● Penangkaran Primata (untuk diperjualbelikan/Captive Breeding)
● Kebun Binatang Swasta
● Komunitas Pencinta Satwa Liar
● Penangkaran Satwa Liar (untuk rehabilitasi/konservasi)

2. Individu
● Dokter hewan
● Paramedik Veteriner
● Pemilik satwa liar peliharaan
● Polisi Hutan
SEKARANG SAYA TAHU

● Pengelolaan satwa liar, merupakan tugas pokok dan fungsi yang


diamanahkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
● Pemangku kepentingan dalam pendekatan one health dari sektor
lingkungan (termasuk satwa liar), dapat berasal dari Pemerintah, Non
Pemerintah maupun Individu.

Anda mungkin juga menyukai