Anda di halaman 1dari 1

RANGKUMAN VIDEO

“GANJIL GENAP UNTUK MOTOR, SOLUSI ATAU MASALAH BARU”


Video tersebut membicarakan pelaksanaan kebijakan ganjil-genap bagi sepeda motor di Jakarta serta
dampak yang mungkin muncul. Menurut Jenderal Sigit, Kepala Polisi Jakarta, sebagian besar polusi
udara di Jakarta disebabkan oleh emisi dari kendaraan bermotor (67%), kegiatan industri manufaktur
(26,8%), dan pembakaran sampah. Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah telah mengambil
berbagai tindakan, termasuk pembatasan kendaraan dengan sistem ganjil-genap untuk mobil, transisi
ke kendaraan listrik, pemeriksaan emisi, dan peningkatan tarif parkir.

Usulan terbaru yang tengah dipertimbangkan adalah memperluas kebijakan ganjil-genap ke sepeda
motor. Penggunaan sepeda motor di Jakarta mencapai tingkat yang sangat tinggi, yakni mencakup
sebanyak 73,92% dari total jumlah kendaraan pada tahun 2017. Tingkat kemacetan lalu lintas
meningkat hingga mencapai 71% pada tahun 2022, dan ini merupakan masalah utama yang perlu
diatasi. Diskusi ini berkisar pada apakah ekspansi kebijakan ganjil-genap ke sepeda motor dapat
mengurangi kemacetan atau hanya akan mengalihkannya. Seorang narasumber, Bapak Joko, seorang
akademisi dan pakar di bidang transportasi, mengkritik peran kepolisian dalam menegakkan
kebijakan semacam ini dan menyarankan bahwa fokus seharusnya ditempatkan pada peningkatan
sistem transportasi publik seperti bus dan kereta komuter sebagai alternatif yang lebih efisien
daripada kendaraan pribadi.

Narasumber juga menyoroti pentingnya memiliki infrastruktur pejalan kaki yang terawat dengan
baik dan layanan transportasi publik yang ekonomis di sekitar wilayah tempat tinggal. Dia
memberikan ilustrasi dengan merujuk pada contoh dari negara-negara lain seperti Tiongkok dan
Prancis, di mana sistem transportasi publik yang efisien telah secara nyata mengurangi
ketergantungan pada kendaraan pribadi.

Diskusi ini menekankan permasalahan dan batasan kebijakan ganjil-genap untuk sepeda motor, yang
mungkin tidak memiliki efektivitas dalam mengatasi inti permasalahan kemacetan lalu lintas dan
polusi udara. Sebaliknya, dibutuhkan pendekatan yang komprehensif untuk meningkatkan sistem
transportasi publik, infrastruktur, dan perencanaan perkotaan dengan tujuan menyediakan alternatif
yang memadai bagi penggunaan kendaraan pribadi. Bapak Joko juga memberikan saran untuk
menggandakan Upah Minimum Regional (UMR) bagi para pengemudi transportasi publik guna
memastikan bahwa mereka memiliki pendapatan yang stabil, yang pada gilirannya dapat mendorong
penggunaan transportasi publik. Keseluruhan pembicaraan ini menyoroti pentingnya pendekatan
holistik dalam mengatasi permasalahan kemacetan lalu lintas dan polusi udara di Jakarta dan
sekitarnya, daripada hanya mengandalkan kebijakan ganjil-genap.

Tasya Mayfa Alita Nugraeni – 22.B1.0067

Anda mungkin juga menyukai