Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

PELAYANAN ICU

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR
Jl. RumahSakitNo. 5, Telp. (0265) 741032 Fax (0265) 744730
KodePos 46322 – Kota Banjar

DAFTAR ISI

i
PANDUAN PELAYANAN INTENSIF CARE UNIT
DAFTAR ISI................................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................ 1
C. Manfaat...................................................................................................... 1
D. Sasaran....................................................................................................... 2
E. Dasar Hukum............................................................................................. 2

BAB II RUANG LINGKUP........................................................................................ 3

BAB III TATA LAKSANA......................................................................................... 4

A. Pengertian.................................................................................................. 4
B. Pemberian Informasi Kepada Pasien / Keluarga....................................... 4
C. Kriteria Pasien Masuk Berdasarkan Diagnosis.......................................... 4
D. Kriteria Pasien Masuk Berdasarkan Parameter Objektif........................... 6
E. Kriteria Prioritas Pasien Masuk................................................................. 7
F. Kriteria Pasien Keluar................................................................................ 9

BAB IV DAFTAR PENYUSUN KRITERIA.............................................................. 10

BAB V DOKUMENTASI............................................................................................ 11

BAB VI DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ruang rawat intensif( ICU ) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri
dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus pula, yang ditujukan untuk
observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau
penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa. Ruang-
ruang tersebut menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana sertaperalatan khusus
untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik,
perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut.
Pada unit perawatan tersebut, perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan
melibatkan berbagai tenaga profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja
sama dalam tim. Pengembangan tim multidisiplin yang kuat sangat penting dalam
meningkatkan keselamatan pasien. Selain itu dukungan sarana, prasarana serta peralatan
juga diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan.
BLUD RSU Kota Banjar sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan harus
dapat memberikan pelayanan rawat intensif profesional dan berkualitas dengan
mengedepankan mutu dan keselamatan pasien. Oleh karena itu, mengingat diperlukannya
tenaga-tenaga khusus serta terbatasnya saranadan prasarana, maka perlu dibuat suatu
panduan yang mengatur kriteria pasien yang masuk dan keluar ruang rawat intensif
( ICU ) agar penggunaannya menjadi lebih efisien.

B. Tujuan
Meningkatkan efisiensi penggunaan ruang rawat intensif ( ICU ) BLUD RSU Kota
Banjar.

C. Manfaat
Menjadi acuan dalam penerimaan dan pemindahan pasien di ruang ICU BLUD RSU Kota
Banjar.

D. Sasaran
1. Intensif Care Unit
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Hemodialisa
6. Instalasi Bedah Sentral

1
E. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia No 36 / 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia No 44 / 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-UndangRepublik Indonesia No 29 / 2004 tentangPraktekKedokteran
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1778 / 2010 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 834 / 2010 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan High Care Unit (HCU) di Rumah Sakit

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Pasien rawat inap dengan kriteria pasien masuk dan keluar ICU ( Intensive Care Unit )

BAB III

3
TATA LAKSANA
PELAYANAN ICU

A. PENGERTIAN
Ruang Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu unit yang merupakan bagian dari
unit pelayanan di BLUD RSU Kota Banjar. Ruang lingkup pelayanannya meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam
nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari;
2. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan
penatalaksanaan spesifik problema dasar;
3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang
ditimbulkan oleh penyakit atau iatrogenik;
4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat tergantung pada
alat/mesin dan orang lain.

B. PEMBERIAN INFORMASI KEPADA PASIEN / KELUARGA


Sebelum pasien dimasukkan ke ICU, pasien dan/atau keluarganya harus mendapatkan
penjelasan secara lengkap mengenai dasar pertimbangan mengapa pasien harus
mendapatkan perawatan di ICU, serta tindakan kedokteran yang mungkin akan dilakukan
selama pasien dirawat di ICU. Penjelasan tersebut diberikan oleh DPJP atau asisten DPJP
yang bertugas. Atas penjelasan tersebut pasien dan/atau keluarganya dapatmenerima atau
menolak untuk dirawat di ICU. Persetujuan atau penolakan dinyatakan
denganmenandatangani formulir informed consent.

C. KRITERIA PASIEN MASUK BERDASARKAN DIAGNOSIS


1. Sistem Kardiovaskuler
a. Infark Miokard Akut dengan komplikasi
b. Syok Kardiogenik
c. Aritmia kompleks yang membutuhkan monitoring ketat dan intervensi
d. Gagal jantung kongestif dengan gagal napas dan/atau membutuhkan support
hemodinamik
e. Hipertensi emergensi
f. Angina tidak stabil, terutama dengan disritmia, hemodinamik tidak stabil, atau
nyeri dada menetap
g. S/P cardiac arrest
h. Tamponade jantung atau konstriksi dengan hemodinamik tidak stabil
i. Diseksi aneurisma aorta

4
j. Blokade jantung komplit

2. Sistem Pernapasan
a. Gagal napas akut yang membutuhkan bantuan ventilator
b. Emboli paru dengan hemodinamik tidak stabil
c. Pasien dalam perawatan Intermediate Care Unit yang mengalami perburukan
fungsi pernapasan
d. Membutuhkan perawat/ perawatan pernapasan yang tidak tersedia di unit
perawatan yang lebih rendah tingkatnya misalnya Intermediate Care Unit
e. Hemoptisis masif
f. Gagal napas dengan ancaman intubasi
3. Penyakit Neurologis
a. Stroke akut dengan penurunan kesadaran
b. Koma: metabolik, toksik, atau anoksia
c. Perdarahan intracranial dengan potensi herniasi
d. Perdarahan subarachnoid akut
e. Meningitis dengan penurunan kesadaran atau gangguan pernapasan
f. Penyakit sistem saraf pusat atau neuromuskuler dengan penurunan fungsi
neurologis atau pernapasan (misalnya: Myastenia Gravis, Syndroma Guillaine-
Barre)
g. Status epileptikus
h. Mati batang otak atau berpotensi mati batang otak yang direncanakan untuk
dirawat secara agresif untuk keperluan donor organ
i. Vasospasme cerebral
j. Cedera Kepala Berat
4. Overdosis obat atau keracunan obat
a. Keracunan obat dengan hemodinamik tidak stabil
b. Keracunan obat dengan penurunan kesadaran signifikan dengan ketidakmampuan
proteksi jalan napas
c. Kejang setelah keracunan obat
5. Penyakit Gastrointestinal
a. Perdarahan gastrointestinal yang mengancam nyawa termasuk hipotensi, angina,
perdarahan yang masih berlangsung, atau dengan penyakit komorbid
b. Gagal hati fulminan
c. Pankreatitis berat
d. Perforasi esophagus dengan atau tanpa mediastinitis

6. Endokrin

5
a. Ketoasidosis diabetikum dengan komplikasi hemodinamik tidak stabil,
penurunan kesadaran, pernapasan tidak adekuat atau asidosis berat
b. Badai tiroid atau koma miksedema dengan hemodinamik tidak stabil
c. Kondisi hiperosmolar dengan koma dan/atau hemodinamik tidak stabil
d. Penyakit endokrin lain seperti krisis adrenal dengan hemodinamik tidak stabil
e. Hiperkalsemia berat dengan penurunan kesadaran, membutuhkan monitoring
hemodinamik
f. Hipo atau hipernatremia dengan kejang, penurunan kesadaran
g. Hipo atau hipermagnesemia dengan hemodinamik terganggu atau disritmia
h. Hipo atau hiperkalemia dengan disritmia atau kelemahan otot
i. Hipofosfatemia dengan kelemahan otot
7. Bedah
a. Pasien pasca operasi yang membutuhkan monitoring hemodinamik/ bantuan
ventilator atau perawatan yang ekstensif
8. Lain-lain
a. Syok sepsis dengan hemodinamik tidak stabil
b. Monitoring ketat hemodinamik
c. Trauma faktor lingkungan (petir, tenggelam, hipo/ hipertermia)
d. Terapi baru/ dalam percobaan dengan potensi terjadi komplikasi
e. Kondisi klinis lain yang memerlukan perawatan setingkat ICU

D. KRITERIA PASIEN MASUK BERDASARKAN PARAMETER OBJEKTIF


1. Tanda vital
a. Nadi < 40 atau > 150 kali/menit
b. Tekanan darah sistolik arteri< 80 mmHg atau 20 mmHg dibawah tekanan darah
pasien sehari-hari
c. Mean arterial pressure< 60 mmHg
d. Tekanan darah diastolik arteri> 120 mmHg
e. Frekuensi napas > 35 kali/menit
2. Nilai laboratorium
a. Natrium serum < 110 mEq/L atau > 170 mEq/L
b. Kalium serum < 2.0 mEq/L atau > 7.0 mEq/L
c. PaO2 < 50 mmHg
d. pH < 7.1 atau > 7.7
e. Glukosa serum > 800 mg/dl
f. Kalsium serum > 15 mg/dl
g. Kadar toksik obat atau bahan kimia lain dengan gangguan hemodinamik dan
neurologis

6
3. Radiografi/Ultrasonografi/Tomografi
a. Perdarahan vaskular otak, kontusio atau perdarahan subarachnoid dengan
penurunan kesadaran atau tanda defisit neurologis fokal
b. Ruptur organ dalam, kandung kemih, hepar, varises esophagus atau uterus
dengan hemodinamik tidak stabil
c. Diseksi aneurisma aorta
4. Elektrokardiogram
a. Infark miokard dengan aritmia kompleks, hemodinamik tidak stabil atau gagal
jantung kongestif
b. Ventrikel takikardi menetap atau fibrilasi
c. Blokade jantung komplit dengan hemodinamik tidak stabil
5. Pemeriksaan Fisik (onset akut)
a. Pupil anisokor pada pasien tidak sadar
b. Luka bakar > 10% BSA
c. Anuria
d. Obstruksi jalan napas
e. Koma
f. Kejang berlanjut
g. Sianosis
h. Tamponade jantung
(Sumber: Guideline for ICU Admission, Discharge and Triage. Society Of Critical Care
Medicine, 1999)
E. KRITERIA PRIORITAS PASIEN MASUK
a. Pasien prioritas 1 (satu)
Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan tertitrasi, seperti:
dukungan/bantuan ventilasi dan alat bantu suportif organ/sistem yang lain, infus obat-
obat vasoaktif kontinyu, obat anti aritmia kontinyu, pengobatan kontinyu tertitrasi,
misalnyapasca bedah kardiotorasik, pasien sepsis berat,gangguan keseimbangan asam
basa dan elektrolit yang mengancam nyawa.
Terapi pada pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidak mempunyai batas.
b. Pasien prioritas 2 (dua)
Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ICU, sebab sangat berisiko
bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemantauan intensif
menggunakan pulmonary arterial catheter. Contoh pasien seperti ini antara lain
mereka yang menderita penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat atau
yang telah mengalami pembedahan major. Terapi pada pasien prioritas 2 tidak
mempunyai batas, karena kondisi mediknya senantiasa berubah.
c. Pasien prioritas 3 (tiga)

7
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan
sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara sendirian atau
kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini
sangat kecil. Contoh pasien ini antara lain pasien dengan keganasan metastatik disertai
penyulit infeksi, pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien penyakit
jantung, penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan
pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha
terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru.
d. Pengecualian
Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan Kepala Instalasi Rawat Intensif,
indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa dikecualikan, dengan catatan
bahwa pasien-pasien golongan demikian sewaktu-waktu harus bisa dikeluarkan dari
ICU agar fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien prioritas 1,
2, 3 (satu, dua, tiga). Pasien yang tergolong demikian antara lain:
1) Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan hidup yang
agresif dan hanya demi “perawatan yang aman” saja. Ini tidak menyingkirkan
pasien dengan perintah “DNR (Do Not Resuscitate)”. Sebenarnya pasien-pasien
ini mungkin mendapat manfaat dari tunjangan canggih yang tersedia di ICU untuk
meningkatkan kemungkinan survivalnya.
2) Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
3) Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien-pasien seperti itu
dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi organ hanya untuk kepentingan
donor organ.

B. KRITERIA PASIEN KELUAR


Pasien yang sudah stabil dan tidak membutuhkan pemantauan yang ketat dapat
dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh DPJP pasien dan Dokter
Penanggung jawab ruang ICU .
Dengan kriteria:
1. Prioritas pasien dipindahkan berdasarkan pertimbangan dokter DPJP pasien dan
dokter penanggung jawab ICU yang merawat pasien yang secara klinis :
a. Haemodinamik stabil ( tekanan darah dan nadi normal ) tanpa obat vasoaktif.
b. Tidak memerlukan bantuan nafas/ventilasi mekanis.
c. Temperatur normal.
2. Indikasi lain :
a. Permintaan pasien / keluarga
b. Pindah ke rumah sakit lain
c. Dinyatakan meninggal.

8
BAB IV
DAFTAR PENYUSUN KRITERIA

PENYUSUN KRITERIA ICU


 Komite Medis BLUD RSU Kota Banjar

9
 Dokter Penanggung Jawab ICU
 Tim ICU BLUD RSU Kota Banjar

10
BAB V
DOKUMENTASI

Panduan ini merupakan acuan dalam penyelenggaraan pelayanan ruang rawat intensif
di BLUD RSU Kota Banjar. Dengan adanya panduan ini diharapkan penggunaan ruang rawat
intensif di BLUD RSU Kota Banjar dapat menjadi lebih efektif dan efisien.
Untuk pasien kritis yang akan masuk ke ruang ICU sesuai dengan kriteria masuk ICU
dengan menggunakan form kriteria masuk ICU dan pasien yang keluar dari ICU dengan
kondisi stabil dapat menggunakan form kriteria keluar ICU dan diketahui oleh DPJP ICU )

11

Anda mungkin juga menyukai